View
34
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Pemahaman Pengajar Majelis Taklim tentang
Amar Ma’rûf Nahî Munkar di Desa Tamansari Kecamatan
Rumpin Kabupaten Bogor
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Serjana Agama (S.Ag)
Oleh:
Indah Fauziah
Nim: 11140340000153
PROGRAM STUDI AL-QURAN DAN TAFISR
FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019
Pemahaman Pengajar Majelis Taklim Tentang Amar Ma’rûf Nahî
Munkar di Desa Tamansari Kec. Rumpin Kab. Bogor
Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin
Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh :
Indah fauziah
NIM. 11140340000153
Di bawah bimbingan
Kusmana, Ph.D
NIP. 196504241995031001
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440H/2019 M
i
ABSTRAK
Indah Fauziah, (NIM: 11140340000153)
“Pemahaman Pengajar Majelis Taklim Tentang Amar Ma’rûf Nahî Munkar
di Desa Tamansari Kec. Rumpin Kab. Bogor.”
Kajian skripsi ini membahas tentang pemahaman pengajar majelis taklim di
Desa Tamansari Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mencapai tiga hal yaitu Pertama, pemahaman pengajar Majelis
Taklim Desa Tamanasari terhadap pengertian umum mengenai amar ma’rûf nahî
munkar, Kedua, pandangan pengajar majelis taklim dalam memahami ayat-ayat
al-Qur’an dan hadis mengenai amar ma’rûf nahî munkar, ketiga, ialah penerapan
ruang lingkup amar ma’rûf nahî munkar pada masyarakat Desa Tamanasari.
Penelitian dalam tulisan ini menggunakan metode kualitatif yang
dideskriptifkan dengan menggunakan tehnik pertanyaan, wawancara data-data
tersebut dikumpulkan dalam bentuk observasi wawancara dan dokumentasi serta
rangkuman hasil penelitian secara sistematis sekaligus menarik kesimpulan.
Hasil penelitian Skripsi ini menunjukan bahwa pemahaman pengajar
majelis taklim di Desa Tamansari mengenai amar ma’rûf nahî munkar
menunjukan 3 temuan Pertama, dari 15 pengajar, yang memasuki kategori masih
lemah dalam mengetahui ayat-ayat al-Qur’an, bedasarkan hasil penelitian yang
penulis temukan hanya 3 pengajar dan 12 pengajar lainnya tidak tahu sama sekali.
Kedua, tidak semua pengajar memahami secara global mengenai isi kandungan
ayat mengenai makna dari ayat-ayat amar ma’rûf, karena dilatar belakangi oleh
kurangnya pendidikan yang kurang luas baik dari agama dan umumnya. Ketiga,
adapun mengenai penerapan ruang lingkup amar ma’rûf nahî munkar pada
masyarakat Desa Tamansari bedasarkan hasil observasi yang penulis temukan
ialah respon masyarakat kurang baik, dalam menerapkan amar ma’rûf nahî
munkar khususnya dalam pengajian di Majelis Taklim Desa Tamansari.
Kata Kunci: Pemahaman, Amar Ma’rûf Nahî Munkar, Pengajar, Majelis Taklim.
iv
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
Swt, yang telah memberikan berbagai nikmat, kesempatan serta kekuatan,
sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam
semoga tercurah limpahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad Saw.
Penelitian skripsi yang penulis yaitu “Pemahaman Pengajar Majelis
Taklim Tentang Amar Ma’rûf Nahî Munkar di Desa Tamansari Kec.
Rumpin Kab. Bogor. Penulisan ini merupakan salah satu tugas akhir yang
menjadi syarat kelulusan memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S-1) pada
fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam
penyusunan skripsi ini, peneliti telah mengarahkan segala kemampuan
sehingga selesailah penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari, dalam skripsi ini masih jauh sempurna baik dalam
segi tulisanya bentuk dan isinya. Namun berkat bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, alhamdulilah skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan mendukung penulis untuk menyelesaikan tugas skiripsi ini,
maka pengghargaan yang setingi-tingginya dan ucapan terimakasih yang
sebesar- besarnya kepada:
1. Kepada Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc.,
M.A., selaku rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Kepada Dr. Yusuf Rahman M.A selaku Dekan Fakultas Ushuluddin
yang membawa Fakultas Ushuluddin menjadi fakultas yang terbaik.
3. Kepada Dr. Eva Nugraha M.A selaku ketua Program Studi Ilmu al-
Qur’an dan Tafsir. Dan selaku sekretaris Program Studi Ilmu al-
Qur’an dan Tafsir, Fahrizal Mahdi. Lc. MIRKH.
4. Kepada Dr. M Isa H.A Salam, M.Ag. selaku dosen penasihat
Akademik yang selalu memberikan masukan dan arahan dari awal
vi
perkuliahan hingga proses pemilihan akhir judul skripsi ini
berlangsung.
5. Kusmana, Ph.D selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu
memberikan masukan dan arahan dan memacu semangat penulis,
sehingga dapat terselesaikan penulisan skripsi ini.
6. Para pengajar majelis taklim di Desa Tamansari, yang telah
meluangkan waktu dan memberikan informasi, dan kajian yang di
arahkan sehingga penulis dapat mewawancarai mengenai penelitian
penulisan skripsi.
7. Terima kasih kepada kepala Desa Tamansari yang telah memberikan
data untuk penelitian dan mengizinkan penelitian,
dan terima kasih, kepada para masyarakat Desa Tamansari yang
telah memberikan keterangan dan meluangkan waktu untuk penulis
dalam pencarian data-data yang diperlukan, serta kepada para jamaah
majelis taklim di Desa Tamansari Kec. Rumpin Kab. Bogor, yang
telah memberikan informasi-informasi kepada penulis dalam proses
wawancara dan observasi.
8. Segenap dosen Program Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, penulis
mengucapkan terima kasih karena telah sabar dan ikhlas mendidik
serta banyak memberikan berbagai macam ilmu kepada penulis.
9. Pustakawan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat dan pustakawan
perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan pinjaman buku-buku dan refernsi-referensi yang di
arahkan sebagai acuan peneliti dalam menyusun skripsi.
10. Kepada kedua orang tua dan keluarga penulis, yaitu ayah tercinta,
Bapak Abdul Halim (A.lm) yang telah memberikan dukungan dan
doa dan kepada ibu tersayang Ibu Subaikah, yang telah memberikan
dukungan yang penuh dan semangat serta kerja keras yang tak pernah
henti untuk menyelesaikan tugasnya sebagai seorang ibu sekaligus
ayah sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi ini berkat
dukungan dan doanya. kepada kaka penulis Wardatul Aulia, Nur
Aisyah, Hasan Faqihuddin, berkat dukungan dan semangat yang
vii
penuh baik berupa moral, material, dan doa terutama untuk orang tua
yang telah membesarkan dan mendidik, sehingga penulis dapat
melanjutkan pendidikan kejenjang perkuliahan sampai lulus.
11. Terima kasih kepada kawan-kawan yang senantiasa memotivasi dan
memberi dukungan dan menemani dalam pengerjaan skripsi penulis,
Siti Maymunah, Mulqi Yagiasa, Tantri Setyo Ningrum, widad Ali,
Ratna Farihat, Dwi Nurul, yang telah memberikan motivasi dan
meluagkan waktu dan memberikan semangat kepada penulis.
12. Terima kasih kepada teman-teman mengajar di SD An-Najah Tatu,
Leli, Intan, Feni dan lain-lain. yang telah memberikan dukungan dan
motivasi dan semangat kepada penulis.
13. Seluruh kawan-kawan di Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir angkatan
2014, yang telah memberikan dorongan dan saran, serta semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yang
tidak bisa disebutkan satu persatu.
Harapan penulis apa yang telah teliti dan penulis tulis dapat bermanfaat
bagi semua kalangan. Semoga segala kebaikan-kebaikan yang telah di berikan
kepada penulis mendapat balasan dan limpahan rahmat dari Allah Swt. Aamiin.
ix
PEDOMAN TRANSLITERASI
Penulisan skripsi ini berpedoman pada transliterasi dari Keputusan SK
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor: 507 Tahun 2017.
1. Padanan Aksara
Berikut adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara latin:
Huruf Arab Huruf Latin Keterangan
Tidak Dilambangkan ا
B Be ب
T Te ت
ts te dan es ث
J Je ج
ẖ h dengan garis di bawah ح
Kh ka dan ha خ
D De د
Dz de dan zet ذ
R Er ر
Z Zet ز
s Es س
sy es dan ye ش
s es dengan garis di bawah ص
x
ḏ de dengan garis di bawah ض
ṯ te dengan garis di bawah ط
ẕ zet dengan garis di bawah ظ
ʻ koma terbalik di atas hadap ع
kanan
gh ge dan ha غ
f Ef ف
q Ki ق
k Ka ك
l El ل
m Em م
n En ن
w We و
h Ha ه
Apostrof ˋ ء
y Ye ي
2. Vokal
Vokal dalam bahasa Arab seperti vokal dalam bahasa Indonesia, terdiri
dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vocal
tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya
sebagai berikut:
xi
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
ـ A Fatẖah
ـ I Kasrah
ـ U Ḏammah
Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai
berikut:
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
ai a dan i ـ ي
وـ au a dan u
3. Vokal Panjang
Ketentuan alih aksara vokal panjang (mad), yang dalam bahasa Arab
dilambangkan harakat dan huruf, yaitu:
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal
Latin
Keterangan
â a dengan topi di ىا
atas
î i dengan topi di ىي
atas
xii
ىوû u dengan topi di
atas
4. Kata Sandang
Kata sandang yang dalam system aksara Arab dilambangkan dengan
huruf, yaitu dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf syamsiyah
maupun huruf qomariyah. Contoh: al-rijâl bukan ar-rijâl, al-diwân, bukan ad-
diwân.
5. Syaddah (Tasydīd)
Syaddah atau tasydīd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan sebuah tanda ( ), dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf,
yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal
ini tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setalah kata
sandang yang diikuti oleh hurf-huruf syamsiyah. Misalnya, kata رورة tidak الض
ditulis “ad-darûrah” melainkan “al-ḏarūrah”, demikian seterusnya.
6. Ta Marbûṯah
Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûtah terdapat pada kata
yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat
contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku jika ta marbûtah tersebut diikuti
oleh kata sifat (na’t) (lihat contoh 2). Namun, jika huruf ta matbûtah tersebut
diikuti kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/
(lihat contoh 3).
No Kata Arab Alih Aksara
xiii
Ṯarîqah طريقة 1
Al-jâmi’ah al-islâmiyah الجامعة اإلسالمية 2
Waẖdat al-wujûd وحدة الوجود 3
7. Huruf Kapital
Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam
aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang
berlaku dalam Ejaan Bahasa Indonesia (EBI), antara lain untuk menuliskan
permulaan kalimt, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain.
Penting diperhatikan, jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang
ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal
atau kata sandangnya (Contoh: Abû Hâmid al-Ghazâlî bukan Abû Hamîd Al-
Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-Kindi).
Beberapa ketentuan lain dalam EBI sebetulnya juga dapat diterapkan
dalam alih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring (Italic)
atau cetak tebal (bold). Jika menurut EYD, judul buku itu ditulis dengan cetak
miring, maka demikian halnya dalam alihaksaranya. Demikian seterusnya.
Berkaitan dengan penulisana nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal
dari dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meskipun akar
katanya berasal dari bahasa Arab. Misalnya, ditulis Abdussamad al-Palimbani,
tidak ‘Abd al-Samad al-Palimbânî; Nuruddin al-Raniri, tidak Nûr al-Dîn al-Rânîrî.
8. Cara Penulisan Kata
Setiap kata, baik kata kerja (fi’il), kata benda (ism), maupun huruf (harf)
xiv
ditulis secara terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara atas kalimat-
kalimat dalam bahasa Arab, dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan di
atas:
Kata Arab Alih Aksara
dzahaba al-ustâdzu ذهب األستاذ
tsabata al-ajru ثبت ألجر
العصريةالحركة al-ẖarakah al-‘asriyyah
asyhadu an lâ ilâha illâ Allâh شهد أن ال إله إال هللا
الح Maulânâ Malik al-Sâlih موالنا ملك الص
Penulisan nama orang harus sesuai dengan tulisan nama diri mereka.
Nama orang berbahasa Arab tetapi bukan asli orang Arab tidak pelru
dialihaksarakan. Contoh: Nurcholish Madjid, bukan Nûr Khâlis Majîd, Mohamad
Roem, bukan Muẖammad Rûm, Fazlur Rahman, bukan Fadl al-Raẖmân.
xvii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii
PENGESAHAN PANITIA PENGUJI ............................................................ iii
ABSTRAK ......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
PEDOMAN TRANLITASI ............................................................................. xi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... xvii
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 4
C. Rumusan dan Pembatasan Masala .............................................. 4
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 5
E. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 6
F. Metodologi Penelitan .................................................................... 7
G. Sistematika Penulisan ................................................................... 10
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DOKTRIN AMAR MA’RÛF
NAHÎ MUNKAR DALAM LITERATUR TAFSIR
A. Pengertian Amar Ma’rûf Nahî Munkar....................................... 12
B. Ayat-ayat Amar Ma’rûf Nahî Munkar Dalam
Al-Qur’an.................................................................................... 15
C. Penafsiran Ulama Tentang Ayat-ayat Amar Ma’rûf
Nahî Munkar................................................................................ 20
BAB III PROFIL KP. SUKAMANAH DESA TAMANSARI
KECAMATAN. RUMPIN KAB. BOGOR
A. Sejarah Singkat Desa Tamansari Kec Rumpin, Kab
Bogor .......................................................................................... 45
B. Letak Georafis Desa Tamansari Kec, Rumpin
Kab. Bogor .................................................................................. 46
C. Pendidikan Masyarakat dan Pengajar Majelis Taklim
xviii
di Desa Tamansari Kec Rumpin, Kab.Bogor ............................... 51
D. Data Majelis Taklim Desa Tamansari Kec. Rumpin
Kab. Bogor ................................................................................... 55
E. Kebergamaan Masyarakat Desa Tamansari Kecamatan Rumpin
Kab.Bogor..................................................................................... 57
F. Deskripsi pengajar dan Nama Majelis Taklim Desa Tamansari
Kecamatan Rumpin Kabupaten bogor ......................................... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Pengetahuan Pengajar Desa Tamansari Mengenai Dalil Al-Qur’an
Mengenai Ayat-ayat Amar Ma’rûf Nahî Munkar ........................... 67
B. Pemahaman Pengajar Seputar Landasan Amar Ma’rûf Nahî Munkar
di Desa Tamansari ........................................................................... 69
C. Pemahaman Pengajar di Desa Tamansari Mengenai Ayat-ayat yang
Menganjurkan Amar Ma’rûf Nahî Munkar .................................. 75
D. Pentingnya Amar Ma’rûf Nahî Munkar Dalam
Masyarakat...................................................................................... 82
E. Ruang Lingkup Penerapan Amar Ma’rûf Nahî Munkar Pada
Masyarakat Desa Tamansari ......................................................... 84
BAB V PENUTUP DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................... 88
B. Saran .............................................................................................. 89
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagian besar masyarakat di muka Bumi ini beragama Islam, dengan
beragam Suku dan Budaya perbedaan dan persamaan pendapat terkadang menjadi
suatu masalah yang besar di kalangan masyarakat terutama agama Islam. Islam
ialah agama Rahmatal Lil‘Âlamîn persoalan-persoalan yang terjadi di tengah-
tengah masyarakat yang awam sering terjadi akibat perbedaan pendapat hal ini
akan menjadi suatu problematika bagi kemajuan umat Islam dan generasi-genersi
tokoh Islami yang terus mensyi’arkan penegakan hukum syari’at yang telah di
tentukan al-Qur’an dan hadîs. Al-Qur’an merupakan kitab suci, bagi kaum
muslimin yang lengkap dan komprenshif, kitab yang dijamin oleh Allah dan
senantiasa dipelihara sampai akhir nanti.1
Fungsi al-Qur’an ialah memberikan petunjuk, dan memberikan jalan keluar
terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi oleh setiap kaum muslimin yang
hidup di muka bumi ini, namun hal tersebut tidak dapat terlaksana tanpa membaca
dan memahaminya, bahkan setiap pribadi muslim wajib meyakini bahwa al-
Qur’an akan membawa kepada kebahagian, baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Keharusan itu dapat dipahami, karena memegang teguh ajaran al-Qur’an
merupakan sumber keberhasilan dan kemenangan. Manusia dituntut untuk
mengetahui dan mendalami serta mengaplikasikan segala isi kandungan yang
terdapat di dalam al-Qur’an. 2
Di antara ajaran yang dipesankan dalam al-Qur’an yaitu amar ma’rûf nahî
munkar agama Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan penegakan
ma’rûf nahî munkar, kewajiban menegakan amar ma’rûf nahî munkar hal yang
sangat penting dan tidak bisa ditawar bagi siapa saja yang mempunyai kekuatan
dan kemampuan melakukannya, karena merupakan pilar dari ahlak yang mulia
dan agung. 3
1 M.Quraish Shihab, Lentera Al-Qur’an Kisah dan Hikmah Kehidupan (Bandung: Mizan
Pustaka, 2008), h.23. 2 Murtdha Muthahhari, Membangun Genrasi Qur’ani (Pejaten Jakarta: Citra 1 Juni, 20012),
h.6. 3 Ibn Taimiyyah, Etika Beramar Ma’rûf Nahî Munkar (Jakarta: Gema Insani, 2001), h.15.
2
Pada zaman yang sangat moderen ini jumlah populasi masyarakat awam
semakin meningkat dan banyak, masyarakat mayoritas Islam memerlukan kajian-
kajian Islami mengenai hukum syari’at yang baik dan benar, atau sering dikenal
yaitu amar ma’rûf nahî munkar yaitu menyeru kepada kebaikan dan mencegah
kepada kemungkaran, seseorang yang memahami ilmu agama Islam dikalangan
masyarakat, dijuluki oleh masyarakat sebagai pengajar atau ustadz dan ustadzah,
kyai dan lain-lain. Masyarakat mengenal tokoh tersebut sebagai seseorang yang
memahami mengenai ajaran-ajaran dan ahli dalam agama Islam apabila sebagai
seorang pengajar belum memahami atau mendalami betul tentang penegakan
hukum syari’at yang telah di tentukan oleh al-Qur’an, hadîs Nabi serta ijma’ulama
yang telah ditentukan, akan mengakibatkan suatu problematika bagi masyarakat
khususnya bagi masyarakat awam karena semakin banyaknya tokoh Islam akan
semakin banyak pula problematika yang terjadi di tengah-tengah masyarakat,
dikarenakan terdapat perbedaan pendapat yang tidak sesuai dengan ketentuan dan
tuntunan syari’at Islam yang telah di tentukan.
Desa Tamansari Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor tempat yang akan
penulis teliti, setelah penulis observasi dalam melaksanakan pengajiannya di
majelis taklim jumlah majelis taklimnnya banyak dan jarak yang dekat,
pengajarnya menggunakan waktu dan hari yang sama serta pembahasan pengajian
yang sama yang berbeda hanya pengajar saja, sehingga penulis tertarik untuk
mengambil penelitian di desa tersebut, dengan menganalisa seputar pemahaman
pengajar majelis taklim Desa Tamansari mengenai amar ma’rûf nahî munkar jika
difahami lebih mendalam amar ma’rûf nahî munkar tidak hanya berkaitan dengan
al-Qur’an, hadîs, tafsîr, dan ijma’ulama tetapi berkaitan dengan kehidupan sehari-
sehari terutama dalam masyarakat muslim, selain shalat, zakat, tidak hanya yang
menyangkut dengan hal-hal yang berkaitan dengan pokok-pokok agama saja
ataupun ideologi, amar ma’rûf nahî munkar berkaitan dengan kehidupan sosial,
politik, budaya, dan penegkan hukum syariat, dan dakwah, peran seorang pengajar
sangat dibutuhkan bagi seluruh masyarakat terutama masyarakat muslim 4 . Ia
adalah seorang al-mua’lim atau sering disebut dengan ustadzah yang mempunyai
4 Hamûd Bin Ahmad Ar-Ruhaili, Rambu-Rambu Dakwah 7 Kaidah Emas Amar Ma’rûf Nahî
Munkar, cet ke-2 (Solo: At-Tibyan, 2015), h.25.
3
tugas sebagai seorang sosok yang membangun aspek spiritualitas manusia sosok
ustadzah dianggap sebagai pengajar agama yang memiliki tugas sebagai fasilitator
umat atau masyarakat dengan pengembangan potensi dasar dan kemampuannya
secara optimal melalui, pengajian majelis taklim, dan kegitan-kegiatan privat
mengaji dan lain sebagainya.5
Dalam al-Qur’an, terdapat beberapa ayat-ayat yang memerintahkan dan
kewajiban menegakan amar ma’rûf nahî munkar , terdapat perbedaan pendapat
terwujudnya sekelompok orang yang berkewajiban menegakan di kalangan kaum
muslimin tentang perintah Allah ini. Kalaupun terjadi saling perbedaan pendapat,
hanya dalam bentuk penerapan dan pelaksanaannya saja. Hal tersebut terjadi
dikarenakan banyak orang yang dianugerahi ilmu walaupun sedikit, atau banyak
yang masih menduga, namun belum bisa menegakan, mengamalkan dan
memberikan ajaran yang belum tentu benar hanya sekedar mengenal dan
mengetahui suatu urusan yang harus diubah, dan tidak memikirkan akibatnya. 6
Maka penulis tertarik mengkaji penelitian tentang pemahaman pengajar
majelis taklim di Desa Tamansari mengenai ayat-ayat dan hadis yang
menganjurkan dan menegakan amar ma’rûf nahî munkar . Penulis beralasan
bahwa kajian amar ma’rûf nahî munkar tidak hanya dikaji dalam study library
saja melainkan masalah yang terjadi pada kehidupan sehari-hari contohnya desa
yang penulis teliti dari banyaknya jumlah majelis taklim dan waktu
pelaksanaannya sama dan pendapat yang berbeda mengenai pembahsan yang
dikaji oelh pengajarnya, maka disini sama-sama menegakan kebaikan tetapi ketika
sama-sama menegakan kebaikan para pengajarnya berantusias menginginkan
jumalah jama’ah yang banyak dan mempunyai rasa yang kurang harmonis
terhadap pengajian yang lainnya sehingga menimbulkan masalah bagaimana
pengajar majelis taklim dalam memahami ayat-ayat yang mengajurkan
menegakan hukum syari’at, oleh karena itu penelitian ini menekankan pada
pemahaman pengajarnya dalam memahami ayat-ayat yang menganjurkan dan
menegakan amar ma’rûf nahî munkar.
5 Hamud, Rambu-Rambu Dakwah 7 Kaidah Emas Amar Ma’ruf Nahi Mûnkar, h.16. 6 Ahmad Amin, “Etika Ilmu Ahlak” (Universitas Jakarta: PT Karya, 1995 ) h.25.
4
B. Identifikasi Masalah
Dari beberapa uraian yang dikemukakan pada latar belakang masalah dapat
diidentifikasi masalah jika diidentifikasi maka masalah yang muncul diatas
bahwa telah ada sejumlah skripsi yang membahas tentang amar ma’rûf nahî
munkar dalam beberapa kitab literatur tafsîr maupun hadîs, kesimpulan dari
beberapa skripsi yang lain berkesimpulan mengenai amar ma’rûf nahî munkar
ayat dengan satu dengan yang lainnya dan penafsiran mengenai ama ma’rûf nahî
munkar pada pendapat para ulama maka masalah yang muncul ialah:
1. bagaimana pemahaman pengajar majelis taklim Desa Tamansari
seputar landasan umum tentang ma’rûf nahî munkar ?
2. bagaimana pengetahuan pengajar majelis taklim Desa Tamansari
mengenai ayat-ayat al-Qur’an dan hadis tentang ma’rûf nahî munkar
3. Bagaimana pemahaman pengajar mengenai ayat-ayat yang
menganjurkan ma’rûf nahî munkar ?
4. Bagaimana penerapan ruang lingkup ma’rûf nahî munkar kepada
majelis taklim Desa Tamansari ?
C. Rumusan Masalah dan Pembatasan Masalah
Bedasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka
penulis membatasinya agar pembahasan dalam skiripsi ini terarah adapun
pembatasan masalah dalam skripsi ini penulis hanya meneiliti pengajar majelis
taklim, jama’ah majelis taklim, masyarakat Desa Tamansari dan penulis hanya
menguraikan beberapa ayat yang berkaitan dengan amar ma’rûf nahî munkar
seperti yang terdapat dalam Âli ‘Imrân 104 dan 110 dan al-Naḥl 90 dan 125.
dan penulis hanya memfokuskan kepada Pengetahuan dan pemahaman para
pengajar majelis taklim pengetahuan dapat diartikan secara luas sebagai segala
seseatu yang dapat diketahui, hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap objek tertentu, 7 sedangkan pemahaman
merupakan kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan,
7 Suriasumantri, Filsafat Ilmu. Sebuah Pengantar Populer ( Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan), h.
5
menerjemahkan atau menyatakan seseatu dengan caranya sendiri tentang
pengetahuan yang pernah diterima.8
Adapun perumusan masalah dalam skiripsi ini penulis mengambil poin
ke-3 yaitu bagaimana pemahaman pengajar majelis taklim di Desa Tamansari
mengenai ayat-ayat yang menganjurkan ma’rûf nahî munkar ?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
a) Mengetahui sejauh mana pengetahuan pengajar majelis taklim
mengenai ayat-ayat yang berkaitan dengan amar ma’rûf nahî
munkar di Desa Tamasari Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor.
b) Mengetahui sejauh mana pemahaman pengajar majelis taklim
mengenai urgensi pemahaman pegajar tentang amar ma’rûf nahî
munkar di Desa Tamasari Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor.
c) Mengetahui bagaimana pengaruh pemahaman pengajar tentang
amar ma’rûf nahî munkar diaplikasikan kepada kajian surat Âli
‘Imrân 104 dan 110 dalam praktik terhadap diri sendiri maupun
berdakwah kepada para jamaah Majelis Taklim di Desa
Tamansari.
2. Manfaat
a) Melatih berfikir dalam meniliti dan menganalisa persoalan-
persoalan di dalam al-Qur’an, dengan memulai penelitian
langsung pada objek yang dikaji, sehingga ilmu yang selama ini
dipelajari dapat diaplikasikan.
b) Sebagai salah satu referensi bagi umat Islam dan para mubaglih
dalam mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan agama
khususnya dalam bidang agama. Timbulnya kesadaran para
pengajar dalam mensyi’arkan dan menegakan dakwah kepada
masyarakat Desa Tamansari Kecamatan Rumpin Kabupaten
` 8 http://belajarpendidikanpkn.blogspot.com/2017/07/pengertian-
pemahaman.html diakses pada tanggal 25 Oktober 2019.
6
Bogor agar lebih menegakan kebaikan dan mencegah keburukan
dalam kehidupan sehari-hari.
E. Tinjauan Pustaka
Bedasarkan penulusuran yang penulis lakukan, penulis tidak menemukan
skripsi mengenai pemahaman pengajar majelis taklim tentang amar ma’rûf
nahî munkar di Desa Tamansari Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor,
mengenai refernsi dan buku-buku yang penulis telusuri pembahasan yang
berkaitan dengan tema tersebut terdapat beberapa buku yang penulis
cantumkan dalam penelitian ini diantaranya yaitu dalam sebuah penelitian yang
berkaitan dengan al-Qur’an terhadap masyarakat muslim, buku pertama yang
penulis sebagai referensi dan telaah pustaka adalah buku yang di tulis oleh DR.
H. Abdul Mustaqîm dengan judul buku metode penelitian al-Qur’an dan
Hadîs.9 Buku ini berkaitan dengan kajian Living Qur’an dan hadis Buku ini
terbagi dalam beberapa Bab penulis hanya fokus pada metode Living Qur’an,
penelitian Living Qur’an dan beberapa contoh riset Living Qur’an serta
pentingnya kajian Living Qur’an tawaran dan metodologi yang dapat
diaplikasikan untuk penelitian. Melalui penelusuran kepustakaan di beberapa
tempat, penulis mendapati beberapa karya tulis lainnya yang membahas
tentang amar ma’rûf nahî munkar prespektif ulama tafsîr tapi dalam tulisan
skripsi yang penulis sajikan penulis ingin menelusuri pemahaman amar ma’rûf
nahî munkar di kalangan ustadzah namun sebagai tinjauan pustaka maka dapat
dijadikan sebagai kajian pustaka seperti:
1. Konsep ma’rûf nahî munkar telaah atas tafsir sosial Front Pembela
Islam (FPI) (kajian atas Q.S Ali Imran 104 dan 110). Skripsi S1 Fakultas
Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2007. Skripsi tersebut menjelaskan tafsir sosial
Front Pembela Islam (FPI) tentang ma’rûf nahî munkar yang diaplikasi
pada Q.S. Al-Imran:104 dan 110.
9 Abdul Mustaqîm, Metode Penelitian Al-Qur’an dan Hadis (Yogyakarta:
Penerbit Idea Pres, 2017), h.103.
7
2. Ma’rûf nahî munkar dalam presfektif jam’ah tabligh dan Sayyid Quthb.
Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadis Universitas Islam
Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009. Skripsi tersebut menjelaskan
tentang penafsiran Sayyid Quthb tentang dakwah kepada jama’ah.
3. Konsep amar ma'ruf nahi mûnkar dalam perspektif Hadis, Skripsi S1
Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadis, Universitas Islam Negri
Hidaytullah Jakarta, 2012. Skripsi tersebut menjelaskan tentang hadis-
hadis ma’rûf nahî munkar.
Dengan demikian, penulusuran penulisan skripsi diatas, penulis
berkesimpulan bahwa tema yang diangkat dalam skripsi ini berbeda dengan yang
lain. Adapun yang membedakan skripsi ini dengan skripsi yang telah penulis
cantumkan diatas, yaitu dalam skripsi ini penulis menguraikan pemahaman
pengajar majelis taklim di Desa Tamansari tentang amar ma’rûf nahî munkar
baik dalam al-Qur’an dan hadis serta penasfsiran ulama tafsîr dan penerapan
ruang lingkup amar ma’rûf nahî munkar pada masyarakat Desa Tamansari
Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor.
F. Metodologi Penelitan
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian skripsi ini yaitu metode kualitatif
yang bersifat deskriptif, sehingga menghasilkan data deskriptif berupa tertulis
maupun lisan dari responden yang dipandang sebagai pendekatan yang tepat.
Dengan kata lain penelitian deskriptif peniliti berusaha mendeskripsikan peristiwa
atau kejadian yang menjadi pusat perhatian dengan memusatkan perhatian kepada
masalah-masalah sebagaimana adanya saat penelitian dilaksanakan, hasil
penelitian yang kemudian hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis
untuk diambil kesimpulannya.10
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitan skripsi ini adalah peneliatan kualitatif adalah penelitian
lapangan (Field reseach) pendekatan atau penulusuran untuk mengeskplorasi dan
10 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah
(Jakarta, Kecana, 2011), h. 34-35
8
memahami suatu gejala yang sentral. 11 Adapun sumbernya yaitu buku-buku,
ensiklopedia, kamus yang berkaitan dengan penulis bahas.
3. Analisis Data
Menurut Sugiyono (2013) analis data merupakan suatu proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan data dengan memilih mana yang paling penting dan
membuat kesimpulan agar dapat difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.12
Adapun proses langkahnya seperti bagan di bawah ini:
Terdapat 4 tahap yang dilakukan dalam penelitian ini data. Tahap 1 proses
pengumpulan data yaitu mengumpulkan seluruh catatan lapangan bedasarkan
pertanyaan yang dilakukan, mengenai informasi pembahasan yang akan dibahas
dengan cara yag sistematis dan mengevaluasi hasil dari data yang ditemukan.
Tahap 2 reduksi data proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada penyerderhaan,
pengabstrakan dan tranformasi data kasar yang muncul dari data lapangan. Tahap
3 penyajian data kegiatan dalam pembuatan hasil laporan penilitan yang telah
dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan agar dapat
mudah memahami data yang disajikan untuk melakukan penilaian dan
perbandingan dan lain-lain yang ketiga reduksi data proses pemilihan, pemusatan,
penyerderhaan dan tranformasi data kasar yang muncul dari data lapangan. Tahap
11 Mustaqîm, Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsîr, h.111 12 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta,
2009), h. 103-106
pengumpulan Data
penyajian Data
kesimpulan
gambaran
atau
verivikasi
Reduksi Data
9
4 penarikan hasil kesimpulan setelah melakukan tahap pengolahan data
selanjutnya menarik kesimpulan yang dituliskan mencakup informasi penting
dalam penelitian secara garis besar.
Dalam penelitian ini penulis menganaisa data yang diperoleh dengan cara
deskriftif kualitatif, yaitu analisi yang menggambarkan keadaan atau fenomena
dan memperoleh kesimpulan.13 Dengan demikian, maka dalam peneltian ini data
yang diperoleh di lapangan baik melalui wawancara dan dokumentasi yang
digambarkan atau disajikan dalam bentuk kata-kata atau kalimat, bukan dalam
bentuk angka-angka sebagaimana dalam penelitan statistik.
4. subjek dan Objek Peneltain
Subjek penelitian merupakan sumber data utama sebagai informan untuk
mendeskripsiskan peran dalam penelitian, maka subjek dalam penelitian kajian ini
adalah pengajar Majelis Taklim Desa Tamansari Kecamatan Rumpin, Kabupaten
Bogor. Sebagai responden yang di wawancarai dalam penelitian untuk
mendapatkan informasi yang lebih mendalam di Desa Tamansari Kecamatan
Rumpin, Kabupaten Bogor.
5. Tehnik Pengumpulan data
Untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan penelitina ini penulis
menggunkaan beberapa tehnik yaitu:
a) Observasi
Observasi merupakan pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan
perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh indera. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan observasi terstruktur yaitu observasi yang
dipersiapkan tentang apa yang akan diobservasi berupa rambu-rambu pengamatan
meskipun sederhana dan berkembang di lapangan. Observasi dalam penelitian
mengamati secara langsung mengenai kondisi umum di Desa Tamansari. Tehnik
ini penulis gunakan sebagai bentuk gambaran umum dan bentuk konkrit.14
b) Wawancara
Wawanacara adalah tehnik dalam memporoleh data atau informasi secara
langsung kepada informan atau responden mengenai keterangan-keterangan
13 Mustaqîm, Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir, h.137.
14 Mustaqîm, Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir, h.112.
10
kepada suatu objek pertama yang menjadi pertanyaan yang di ajukan15dan yang
di wawancarai dalam skripsi ini ialah pengajar majelis taklim, Kepala Desa
Tamansari, masyarakat Desa Tamansari dan jamaah majelis taklim untuk
memperkuat argumentasi dan jawaban responden maka dalam wawancara ini
penulis mengajukan beberapa pertanyaan yang sesuai dengan yang penulis akan
teliti.
c) dokumentasi
dokumentasi merupakan tehnik pengumpulan data yang menghimpun
dan menganalisis dokumen-dokumen baik dalam tertulis maupun
gambar, dan hal-hal yang berupa catatan, buku, nilai, agenda dan lain-
lain. Data yang bersumber pada penulisan penelitian ini mengenai
sejarah dan perkembangan Desa Tamansari, adapun sumber data lainnya
yang diperoleh dari para petugas Desa Tamansari Kecamatan Rumpin
Kabupaten Bogor.
d) Tehnik Penulisa
Adapaun teknik penulisan yang digunakan dalam skripsi ini mengacu
kepada “Pedoman Penulisan Skripsi” yang di terbitkan oleh Ushuluddin
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017.
G. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari lima bab dan masing-masing bab terdiri dari sub-sub
bab, adapun sistematika bab-bab tersebut adalah sebagai berikut:
Bab pertama, berisi tentang pendahuluan, yaitu terdiri dari latar belakang
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
tinjauan pustaka, metodologi penelitian, yang terdiri dari lokasi dan waktu
Penelitian, populasi, sampel, metode pengumpulan data, tekhnik analisis data, dan
Sistematika penulisan.
Bab kedua, membahas tinjauan umum, tentang doktrin amar ma’rûf nahî
munkar dalam literatur tafsîr. bagaimana para mufasir tafsîr ulama terhadap ayat-
ayat amar ma’rûf nahî munkar.
15 Artikel https://tepenr06.wordpress.com/2011/10/30/teknik-pengumpulan-data/ di akses
7 agustus 2019.
11
Bab ketiga, menyajikan gambaran umum lokasi penelitian, profil Desa
Tamansari kecamatan Rumpin, Kab. Bogor yang terdiri dari: sejarah berdirinya,
lokasi, data mata pencharian, data nama Majelis Taklim dan deskrifis data
pengajar Majelis Taklim Desa Tamansari
Bab keempat, membahas pemahaman pengajar majelis taklim tentang amar
ma’rûf nahî munkar dan tentang pengetahuan pengajar mengenai ayat-ayat amar
ma’rûf nahî munkar serta pemahaman pengajar mengenai ayat-ayat yang
menganjurkan amar ma’rûf nahî munkar. Pemahaman pengajar terkait hadis dan
penerapan amar ma’rûf nahî munkar di Desa Tamansari kecamatan umpin Kab.
Bogor.
Bab kelima, membahas mengenai kesimpulan penelitian skripsi mengenai
pemahaman pengajar majelis taklim tentang amar ma’rûf nahî munkar di Desa
Tamansari pada Bab terakhir ini penulis menjawab hasil dari penelitan yang telah
di telusuri dan di teliti serta saran-saran.
12
BAB II
AMAR MA’RÛF NAHÎ MUNKAR
A. Pengertian Amar Ma’rûf Nahî Munkar
Kata amar ma’rûf nahî munkar berasal dari bahasa Arab yaitu al-amr bi-
l-ma’rûf wa-n-nahy’ani-l-munkar yang artinya, menyuruh (orang lain) atau
kalimat perintah untuk menunjukan kepada perbuatan kebaikan dan larangan.1
Dengan demikian, ialah perintah dalam melaksanaankan perbuatan yang baik
dan larangan mengerjakan perbuatan yang keji.2
Pada hakikatnya amar ma’rûf nahî munkar terdapat empat panggalan kata
yang apabila dipisahkan satu sama lain mengandung pengertian sebagai
berikut: امر: (amr), apabila apabila (mûnkar) :منكر dan (nahî) :هنى ( ma'rûf) معروف
ke-empat kata tersebut digabungkan, artinya menyuruh yang baik dan
melarang yang buruk dari pengertian tersebut, amar ma’rûf nahî munkar
merupakan rangkaian kalimat, yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain,
karena kalimat tersebut istilah yang dipakai dalam al-Qur’an, sesuai dari sudut
mana para ilmuan memahaminya.3 dengan demikian kalimat yang seringkali
didengar oleh masyarakat indonesia sesuai dengan kalimat asalnya. Karena
berasal dari bahasa arab maka untuk mengetahui maknanya maka ditelaah
secara perkatanya sebagai berikut:
1. Al-ma’rûf
Menurut bahasa, pengertian al-ma’rûf segala hal yang dianggap baik oleh
manusia baik dalam melaksanakan maupun dalam pengamalanya dan tidak
diingkari, adapun secara istilah bermakna memerintahkan atau menyuruh
kepada kebaikan, semua perkara yang diketahui, diperintahkan, dan dipuji oleh
pelakunya sesaui dengan syari’at. 4 Sedangkan menurut Ibn Taimiyyah al-
1 Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-munawwir (Surabaya: Pustaka
Progresif,1984), h.998. 2 Yazid Bin Abdul Qadir Jawas, Amar Ma’rûf Nahî Munkar Menurut Sunnah
Wal-Jamaah (Jawa Barat: Pustaka Khazanah Waid, 2017), h.5. 3 Khairul Umam, A.Ahyar Aminuddin, Ushûl Fikih II (Bandung: Pustaka
Setia, 1998), h.97.
4 Yazid, Amar Ma’rûf Nahî Munkar Menurut Sunnah Wal Jama’ah, h.17.
13
ma’rûf nama setiap perbuatan yang dipandang baik menurut syara’ dan ada
sebagaian yang berpendapat bahwa al-ma’rûf nama yang mencakup setiap
perbuatan yang dikenal sebagai suatu keta’atan dan pendekatan diri kepada
Allah dan berbuat baik kepada manusia. 5 Oleh karena itu seseorang yang
melakukan amar ma’rûf nahî munkar harus mengerti betul terhadap perkara
yang akan Ia tindaki, agar tidak salah dan keliru dalam bertindak. Maka hemat
penulis disini ingin menguraikan definisi dan makna al-ma’rûf dan al-munkar
dalam al-Qur’an, hadîs dan kitab tafsîr. Seperti ketika menafsirkan kata al-
ma’rûf pada surah Âli -Imrân Ayat 104:
هون عن المنكر وأولئك ي ويمرون بلمعروف وي ن ولتكن منكم أمة يدعون إل ال
هم المفلحون
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan ummat yang
mengajak kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan
mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung."6
Maksud dari ayat tersebut ialah hendaknya ada segolongan manusia yang
bangkit dalam menjalankan perintah Allah yaitu, berjuang dijalan dakwah
kepada kebaikan dan menyuruh mengerjakan perbuatan yang ma’rûf dan
mencegah perbuatan yang munkar.7 Hal demikian didasarkan pada pandangan
bahwa pada setiap orang terdapat kehendak dalam melaksanakan tugas
tersebut, dan mendekatkan caranya dengan penuh ketaatan, sehingga jika
mereka melihat kesalahan segera mereka kembali kejalan yang benar setiap
orang yang melaksanakan tugas berdakwah tersebut memiliki syarat-syarat
diantaranya yaitu beriman, berdakwah dengan kebenaran, menselaraskan
antara ucapan lisan dengan amal nyata, meningkatkan nilai-nilai keIslaman,
dan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas berdakwah. Sehingga
5 Ibn Taimiyyah, Etika Beramar Ma’ruf Nahi Munkar, Penerj. Abû Fahmi
(Jakarta: Gema Insani Press, 1995), 3-4. 6 Depertermen Agama RI, Al-Qur’an, Tajwid dan Terjemah (Jakarta: PT Pena
Pundi Aksara, 2002), h.130. 7 Āli imrân, artikel Jurnal Hikmah Dakwah Dan Perubahan Soial, Vol VI, No
1 Januari 2012, h.271.
14
seorang pendakwah tersebut dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan
menjadi contoh suri tauladan bagi para jamaahnya.8
2. Definisi Al-Munkar
Menurut bahasa, pengertian al-munkar yaitu suatu perkara yang dianggap
jelek oleh manusia, sedangkan nahî munkar artinya mencegah atau menahan
kemungkaran, makna nahî secara etimologis yaitu larangan. Sedangkan nahî
munkar secara terminologis ialah segala hal yang dianggap buruk dan
bertentangan dengan syariat, jika pengertian keduanya digabungkan menurut
etimologis maka makna tersebut yaitu suatu perbuatan larangan yang di benci
atau perbuatan melanggar peraturan.9
Menurut Ibn Taimiyyah amar ma’rûf nahî munkar merupakan tuntunan
yang diturunkan Allah, dan disamapikan Rasul-rasulnya, dan bagian dari
syariat Islam. sedangkan pengertian dari nahî munkar menurut Ibn
Taimiyyahyaitu mengharamkan segala bentuk kekejian, sedangkan amar
ma’rûf berati menghalalkan semua yang baik.10Hakikat amar ma’rûf nahî
munkar tedapat pada empat panggalan kata yang apabila dipisahkan satu sama
lain mengandung pengertian sebagai terminilogi Islam yang memiliki
pengertian tertentu yang mencakup segala apa yang dibebankan pada umat
Islam dalam berdakwah pada agama Allah secara kompreshif meliputi akidah,
ibadah, sistem kehidupan, prinsip-prinsip politik dan etika. Pada hakikatnya
amar ma’rûf nahî munkar merupakan bagian dari upaya dalam menegakan
agama dan kemaslahatan di tengah-tengah umat, secara spesifik amar ma’rûf
nahî munkar ditekankan dalam mengantisipasi maupun menghilangkan
kemungkaran, dengan tujuan utamanya yaitu menjauhkan setiap hal negatif di
tengah masyarakat tanpa menimbulkan dampak negatif yang lebih besar,
menerapkan amar ma’rûf mungkin mudah dalam batas tertentu namun hal
8 Abû al-Fidâ Ismail Ibnu Katsîr, Tafsir Al-Qur’an Al-azhîm, jilid ke-1 (Beirut:
Dar al-Jayl), h.368. 9 Salmân Bin al-‘Audah, Urgensi Amar Ma’rûf Nahî Munkar, di terj. uzma’
azmi (Solo: Pustaka Mantiq), h.13. 10 Ibn Taimiyyah, Etika Beramar Ma’rûf Nahî Munkar, h.5.
15
tersebut akan sangat sulit apabila udah terkait dengan konteks bermasyarakat
dan bernegara.11
B. Ayat-ayat Amar ma’rûf nahî munkar Dalam Al-Qur’an
Di dalam al-Qur’an, istilah amar ma’rûf nahî munkar yaitu ya’murȗna-bi
al-ma’rûf way-an haw-na-a ‘an-il- munkar kalimat berulang yang disebut
secara utuh, artinya tidak dipisahkan antara amar ma’rûf nahî munkar dan
istilah itu berulang berulang sebanyak 9 kali, di dalam 5 surah yang berbeda
yaitu perintah amar ma’rûf disebutkan dalam beberapa surah di dalam al-
Qur’an, 12 dalam tulisan ini penulis hanya mencantumkan ayat-ayat yang
menganjurkan beramar ma’rûf nahî munkar dengan menemukan kata ma’rûf,
iḥsan ,ya’murûna dan khoîr yang penulis temukan didalam kamus al-Qur’an,13
dan penulis mencantumkan priode atau masa turunya ayat-ayat, terbagi dalam
dua:
1. Periode Makkah (Mk)
2. Periode Madaniyah (Md) di antaranya sebagai berikut:
Md Mk Potongan ayat dan nama surah Terjemaha ayat
Makna معر
Al-A’râf 157 الذي م ي ال النب الرسول ي تبعون الذين
واإلجنيل ة الت ورا ف عندهم مكتوب يدونه هاهم بلمعروف يمرهم منكر ال عن وي ن
البائث هم علي وير م الطي بات لم ويل هم ويضع كانت الت والغالل إصرهم عن ونصروه وعزروه به ءامنوا فالذين عليهم
“Yaitu) orang-orang yang mengikut
Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya)
mereka dapati tertulis di dalam Taurat
dan Injil yang ada di sisi mereka, yang
menyuruh mereka mengerjakan yang
ma'ruf dan melarang mereka
mengerjakan dari mengerjakan yang
mungka dan menghalalkan bagi mereka
segala yang baik dan dan
mengharamkan bagi mereka segala
yang buruk dan membuang dari mereka
beban-beban dan belenggu-belengggu
11 Salih bin 'Abdullah Darwisy, Konsep Amar Ma'rûf Nahî Munkar dan
Realisasinya di Dunia Modern, Terj. dari M. Abdul Ghoffar (Jakarta: Pedoman
Ilmu Jaya, 1996), h. 88. 12 M.dawam Rahardjo, Ensiklopedi Al-Qur’an (Jakarta: Paramadina), h.64. 13 Muhammad Fû’âd Abdul Baqî, Mu’jam al-Mukhfahras li-Alfâdz Al-Qur’an
karim (Beirut: Dar:Al-fikr,1987), h.256-278.
16
هم أولئك معه أنزل الذي الن ور وات ب عواوف المفلحون
yang ada pada mereka. Maka orang-
orang yang beriman kepadanya.
memuliakannya, menolongnya dan
mengikuti cahaya yang terang yang
diturunkan kepadanya (Al Quran),
mereka itulah orang-orang yang
beruntung.”14
Luqmân 17
ي ب ن أقم الصالة وأمر ب لمعروف وانه عن لك المنكر واصب على ما أصابك إن ذ
من عزم المور
“Wahai anakku! laksanakanlah shalat
dan serulah manusia berbuat makruf
dan cegahlah dari yang mungkar dan
bersabarlah terhadap apa yang
menimpamu, sesungguhnya yang
demikan itu termasuk perkara yang
penting”15
al-Nisâ 114
ر ف كثي م ن جنواهم إال من أمر الخي بصدقة أو معروف أوإصالح ب ي الناس
ومن ي فعل ذلك ابتغآء مرضات هللا فسوف ن ؤتيه أجرا عظيما
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan
bisikan-bisikan mereka, kecuali
bisikan-bisikan dari orang yang
menyuruh (manusia) memberi sedekah,
atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan
perdamaian di antara manusia. Dan
barangsiapa yang berbuat demikian
karena mencari keridhaan Allah, maka
kelak Kami memberi kepadanya pahala
yang besar.”16
Âli ’Imrân 104
ولتكن منكم أمة يدعون إل الي ويمرون هون ع ن هون بلمعروف وي ن ب لمعروف وي ن
المنكر وأولئك هم المفلحون
“Dan hendaklah ada di antara kamu
segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang
ma'ruf dan mencegah dari yang
munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung.”17
Âli Imrân 110
ر أمة أخرجت للناس تمرون كنتم خي هون عن المنكر وت ؤمنون ب لمعروف وت ن
“Kamu adalah umat yang terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari
yang munkar, dan beriman kepada
Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman,
tentulah itu lebih baik bagi mereka, di
antara mereka ada yang beriman, dan
14 M.Quriash Shihab, Tafsir Al-Misbah (Jakarta, Lentera hati) Vol.3 h.219. 15 M.dawam Rahardjo, Ensiklopedi Al-Qur’an, h.632.
16 Fahd Abdul Aziz, al-Qur’an dan Terjemah (Jakarta: 1967), h.291. 17 Hamka, Tafsir Al-Azhar jilid 2 (Jakarta: Gema Insani, 2015), h.25.
17
را ل بهلل ولوءامن م أهل الكتاب لكان خي هم المؤمنون وأكث رهم الفاسقون م ن
kebanyakan mereka adalah orang-
orang yang fasik.”18
Âli ’Imrân 114
يم ر و خ وم ال ي ل لل وا ون ب ن ؤم رون ير ك ن م ل ن ا ون ع ه ن روف وي ع م ل بن ك م ئ ول رات وأ ون ف الي ارع س وي
الي الص
“Mereka beriman kepada Allah dan
hari penghabisan, mereka menyuruh
kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari
yang munkar dan bersegera kepada
(mengerjakan) pelbagai kebajikan;
mereka itu termasuk orang-orang yang
saleh.”19
al-Nisâ 114
ر ف كثي م ن جنواهم إال من أمر بصدق ة الخي أو معروف أوإصالح ب ي الناس ومن ي فعل ا ذلك ابتغآء مرضات هللا فسوف ن ؤتيه أجر
عظيم
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan
bisikan-bisikan mereka, kecuali
bisikan-bisikan dari orang yang
menyuruh (manusia) memberi sedekah,
atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan
perdamaian di antara manusia. Dan
barangsiapa yang berbuat demikian
karena mencari keridhaan Allah, maka
kelak Kami memberi kepadanya pahala
yang besar.”20
al-Taubah 112
التآئبون العابدون الامدون السائحون الراكعون الساجدون المرون بلمعرو ف
والناهون عن المنكر والافظون لدود هللا وبش ر المؤمني
“Mereka itu adalah orang-orang yang
bertaubat, yang beribadat, yang
memuji, yang melawat, yang ruku', yang
sujud, yang menyuruh berbuat ma'ruf
dan mencegah berbuat munkar dan
yang memelihara hukum-hukum Allah.
Dan gembirakanlah orang-orang
mukmin itu.”21
al-Ḥâjj 41
الذين إن مكناهم ف الرض أقاموا الصالة وآت وا الزكاة وأمروا ب لم عروف ون هوا عن المنكر ولل عاقبة المور
“Yaitu orang-orang yang jika kamu
beri kedudukan di bumi, mereka
melaksanakan shalat, menunaikan
zakat, dan menyurh berbuat yang
makruf dan mencegah dari yang
mungkar, dan kepada Allah-lah kembali
segala urusan”22
18 Hamka, Tafsir Al-Azhar jilid 2, h.26. 19 Hamka, Tafsir Al-Azhar jilid 2, h.30.
20 M.dawam Rahardjo, Ensiklopedi Al-Qur’an, h.630 21 Fahd Abdul Aziz, al-Qur’an dan Terjemah, h.290 22 Muhammad Nasib Ar-Rifa’i, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Kastir, jilid V,
terj DR. Abdullah bin Abdurrahman bin Ishak Alu Syaikh, h.540.
18
يمرونMakna
“Orang-orang munafik laki-laki dan
perempuan. sebagian dengan sebagian
yang lain adalah sama, mereka
menyuruh membuat yang munkar dan
melarang berbuat yang ma'ruf dan
mereka menggenggamkan tangannya.
Mereka telah lupa kepada Allah, maka
Allah melupakan mereka.
Sesungguhnya orang-orang munafik itu
adalah orang-orang yang fasik.”
al-Taubah 67
المنافقون والمنافقات ب عضهم م ن ب عض هون عن المعروف يمرون بلمنكر وي ن
وي قبضون أيدي هم نسوا هللا ف نسي هم إن ٧٦المنافقي هم الفاسقون
al-Taubah 71
والمؤمنون والمؤمنات ب عضهم أوليآء ب عض هون عن المنكر يمرون بلمعروف وي ن
هللا يطيعون و الزكاة وي ؤتون الصالة ويقيمون عزيز هللا إن هللا سي رحهم أوالئك ورسوله ٦٧حكيم
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki
dan perempuan, sebahagian mereka
(adalah) menjadi penolong bagi
sebahagian yang lain. Mereka
menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf,
mencegah dari yang munkar,
mendirikan shalat, menunaikan zakat
dan mereka taat pada Allah dan Rasul-
Nya. Mereka itu akan diberi rahmat
oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
j Makna إلحسان
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu)
berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan
Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia
memberi pengajaran kepadamu agar
kamu dapat mengambil pelajaran.“23
al-Naḥl 90
إن هللا يمر بلعدل وا إلحس ان هى عن الفحشآء وإيتآئ ذي القرب وي ن ٠٩والمنكر والب غي يعظكم لعلكم تذكرون
al-Naḥl 125
ادع إل سبيل رب ك بلكمة والموعظة السنة وجادلم بلت هي أحسن إن ر بك
هو أعلم بن ضل عن سبيله وهو أعلم بلمهتدين
“Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah
mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang
lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah
yang lebih mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk.”24
23 Zaini Dahlan, Uii al-Qur’an dan Terjemah, Pt Diana Bhakti, h.484. 24 Zaini Dahlan, Uii al-Qur’an dan Terjemah, h.501.
19
al-Kahfi 30
الات وا الص ل م وا وع ن ين آم ن الذ إن ر م ج ع أ ي ض ن ال ن ن إ س ح ال ع أ م
Sesunggunya mereka yang beriman dan
beramal saleh, tentulah Kami tidak
akan menyia-nyiakan pahala orang-
orang yang mengerjakan amalan(nya)
dengan yang baik.25.
Al-Qaṣas 77
رة خ ار ال ك الل الد ا آت يم غ ف ت ب ا ا ي ن ن الد ك م ب ي ص س ن ن وال ت
ن و س ح ك و أ ي ل إ ن الل س ح ا أ م ال كن الل ال اد ف الرض إ س ف ل غ ا ب ت
ين د س ف م ل يب ا
“Dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan
janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi
dan berbuat baiklah (kepada orang
lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat
kerusakan.”26
al-Nisâ 59
وا يع ط وا أ ن ين آم ا الذ ي ه لل ا ي أر ول الم ول وأ وا الرس يع ط م م وأ ك ن
رد وه ء ف ي م ف ش ت ازع ن ن ت إ فن ؤم م ت ت ن ن ك ول إ ل الل والرس ون إ
ر خ وم ال ي ل لل وا ك خ ب ل ر ذ ين و س ح تويال أ
Hai orang-orang yang beriman,
taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian
jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada
Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.27
Makna ر ي خ
25 Zaini Dahlan, Uii al-Qur’an dan Terjemah, h.725. 26 Zaini Dahlan, Uii al-Qur’an dan Terjemah, h.385.
27 Fahd Abdul Aziz, al-Qur’an dan Terjemah, h.129.
20
al-Nisâ 114
ال م م إ واه ن جن ي م ث ر ف ك ي ن ال خح ال ص و إ روف أ ع و م ة أ ق د ص ر ب م أ
ي الناس ك ب ل ل ذ ع ف ن ي ومي ؤت وف ن س ات الل ف رض اء م غ ت ب ه ا
ا يم ظ را ع ج أ
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan
bisikan-bisikan mereka, kecuali
bisikan-bisikan dari orang yang
menyuruh (manusia) memberi sedekah,
atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan
perdamaian di antara manusia. Dan
barangsiapa yang berbuat demikian
karena mencari keridhaan Allah, maka
kelak Kami memberi kepadanya pahala
yang besar.”28
Al-Bayyinah 7
الات وا الص ل م وا وع ن ين آم ن الذ إبية ل ر ا ي م خ ك ه ئ ول أ
Kami telah menjadikan mereka itu
sebagai pemimpin-pemimpin yang
memberi petunjuk dengan perintah
Kami dan telah Kami wahyukan
kepada, mereka mengerjakan
kebajikan, mendirikan sembahyang,
menunaikan zakat, dan hanya kepada
Kamilah mereka selalu menyembah,29
Keterangan tentang kewajiban beramar ma’rûf nahî munkar selain bedasarkan
ijma’ (kesepakatan) seluruh umat serta penilaian akal sehat, dapat diketahui dari
sejumlah ayat-ayat al-Qur’an dan hadis- hadis Nabi Saw dan ucapan para ulama.
Di dalam skripsi ini, Penulis hanya akan membahas dan menganalisa surah Âli-
Imrân 104, 110 dan surah Al-Nahl 90 dan 125 sebagai berikut:
C. Penafsîran Ulama tentang Ayat-ayat Amar Ma’rûf Nahî Munkar
1. Penafsîran Surah Âli ’Imrân 104
a. Ayat dan Terjemah
هون عن المنكر وأولئ ي ويمرون بلمعروف وي ن ك ولتكن منكم أمة يدعون إل ال
هم المفلحون
“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma’ruf dan mencegah dari
yang mûnkar, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”30
28 Fahd Abdul Aziz, al-Qur’an dan Terjemah, h.141. 29 Hamka, Juz Amma Tafsir Al-Azhar (Jakarta: Gema Insani, 2015), h.188.
30 Muhammad Nasib Ar-Rifa’î, Ringkasan Tafsîr Ibn Katsîr, jilid 1, h. 139.
21
b. Kata Kunci
berarti umat, kata ini digunakan untuk menunjukan kepada semua : أمة
kelompok yang dihimpun oleh seseatu, seperti agama yang
sama, waktu atau tempat yang sama, baik dihimpun secara paksa ataupun
kehendak mereka sendiri31 ي seseatu yang di dalamnya terkandung kebaikan bagi seluruh umat :خ
manusia, mengenai masalah agama dan duniawi. Nilai universal yang diajarkan
oleh al-Qur’an dan sunnah menurut Hamka, sebagian ahli tafsir mengatakan
yang dimaksud al-khâri yang berarti kebaikan, di dalam ayat ini adalah Islam
yaitu: memupuk kepercayaan dan iman kepada Allah. Sedangkan kata معروف
diartikan segala kebaikan menurut pandangan umum suatu masyarakat yang
sejalan dengan al-khâir.32
seseatu yang di pandang buruk oleh masyarakat dan bertentangan dengan :منكر
nilai-nilai Ilahi.33
Asbabun Nuzûl Âli ’Imrân 104
Pada suatu waktu Abdillah bin Yahya meletakan ibadah Haji bersama
dengan Mu’awiyyah bin Abî Sopyan, ketika sampai di kota Makkah dan
melakukan shalat dzuhur Mu’awiyyah menegaskan bahwa Rasulullah Saw
telah bersabda:
“sesungguhnya orang-orang Yahudi dan Nasrani berpecah belah dalam
urusan agama mereka menjadi 73 golongan dan hanya satu yang masuk
syurga.”
Yaitu para pengikut Ahlu Sunnah Wal-Jama’ah pada akhir zaman nanti
akan lahir ditengah-tegah umatku beberapa golongan orang yang suka ikut-
ikutan sebagaimana anjing mengikuti tuannya, sehingga keringat dan tenaga
31 Hamka, Tafsîr Al-Azhar Juz II (Singapura: Pustaka Nasional PTE, 1999),
h.25.
32 M. Quraish Shihab,Tafsîr Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian al-
Qur’an, vol. 2 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 175. 33 Ahmad Suanrto, Hadis Amar Ma'rûf dan Nahî Munkar: terj. Makna Pegon
Jawa dan Terjemah Indonesia (Al Miftah, 2012), h.6.
22
mereka terkuras tanpa memabawa hasil. Demi Allah, wahai orang-orang Arab,
sekiranya kamu tidak mau mematuhi ajaran yang dibawa oleh Nabimu SAW
tentu tidak ada seorang pun didunia ini yang akan mengikutinya. Sehubungan
dengan sabda Rasulullah SAW bersabda: bahwasanya Allah SWT menurunkan
ayat ke 104 dan 105 memerintahkan untuk mengajak ummat manusia kearah
kebaaikan dengan amar ma’rûf nahî munkar serta menciptakan persatuan dan
kesatuan.34
c. Penafsîran Surah Âli ’Imrân 104 Menurut Al-Ṭabarî
Abu Ja’far berkata makna dari ولتكن منكم أمة “sekelompok umat mengajak
orang lain kepada kebaikan” yaitu, Islam dan syariat yang Allah tetapkan
untuk hamba-hambanya. Ungkapan menyeruh” ma’rûf maknanya adalah“ معروف
memerintahkan yang ma’ruf. Dengan ungkapan lain memerintahkan manusia
untuk mengikuti Nabi Muhammad Saw dan Agama yang dibawahnya dari
Allah. ungkapan منكر “mencegah kepada yang munkar” maknanya adalah
melarang manusia dari kufur kepada Allah Swt serta mendustakan Nabi
Muhammad Saw beserta segala yang dibawahnya, dengan jihad tanganya
hingga mereka tunduk, ungkapan أولئك هم ٱلمفلحون “merekalah orang-orang
yang beruntung”maknanya adalah orang-orang yang sukses di sisi Allah Swt,
yang kekal dalam surga dan kenikamatanya.35
d. Penafsîran Surah Âl ’Imrân 104 Menurut Ibn Katsîr
Allah Ta’ala berfirman ولتكن منكم أمة “dan hendaklah ada di antara kamu
segolongan umat” artinya umat yang berdiri tegak untuk melaksanakan
perintah Allah, berdakwah kepada kebaikan, dan menyuruh kepada yang
ma’rûf dan mencegah yang mûnkar, وأولئك هم ٱلمفلحون “merekalah orang-
orang yang beruntung”. Adh- Dhak berkata, mereka yaitu orang-orang khusus
dari kalangan sahabat dan orang-orang khusus dari kalangan perawi, yaitu
34 A.Mudja Mahali, Asbabun Nuzul Studi Pemahaman Al-Fatihah-Al-Nisâ, cet.
1 Juli 1989, h.197. 35 Abû Ja’far Muhammad bin Jarîr Al-Ṭabarî, Tafsir Al-Ṭabarî. Vol 16. Cet. 1
April 2009, Pustaka Azzam, h. 388-339.
23
orang-orang yang berjihad dijalan Allah Swt dan para ulama. Maksud dari ayat
ini adalah hendaknya ada sekelompok orang yang berhadapan dengan urusan
ini, meskipun hal ini wajib ada pada setiap individu dari umat ini sesuai dengan
kemampuanya, sebagaimana terdapat dalam keterangan tetap di dalam Sḥahîh
Muslim dari Abû Hurairah Ia berkata, Rasulullah SAW bersabda:
“barang siapa diantara kamu melihat kemungkaran maka hendaknya
ia merubah dengan tanganaya, jika tidak mampu dengan tanganya maka
dengan lisanya, jika tidak mampu dengan lisanya maka dengan hatinya, dan
yang demikian itu adalah selmah-lemahnya di dalam suatu riwayat dan
setelah itu tidak ada iman meskipun hanya seberat biji sawi.”36
e. Penafsiran Surah Âli ’Imrân 104 Al-Azhar
Kata ma’rûf diambil dari kata urûf, yang artinya dikenal, atau dapat
dimengerti maupun dipahami serta dapat diterima oleh masyarakat. Sedangkan
mûnkar yaitu segala hal yang di benci, yang tidak disenangi, yang ditolak oleh
masyarakat karena tidak pantas dan tidak selayaknya dilakukan oleh manusia.
Agama menuntun manusia dengan memperkenalkan amar ma’rûf nahî munkar
dikarenakan, perkara yang tidak terpisah dari pendapat yang umum, jika ada
yang berbuat ma’rûf maka masyarakat akan menyetujuinya, membenarkannya,
bahkan memujinya. Dan jika ada yang berbuat kemungkaran maka masyarakat
akan menolaknya, membencinya, tidak menyukainya, maka dari hal tersebut
semakin tinggi kecerdasan beragama. Hamka mengemukakan bahwa ayat ini
memiliki 2 aspek yang penting, yang pertama أمة “umatun’’ yang berarti umat.
Hendaklah ada diantara kamu suatu ummat. Kedua yaitu kata
yad’ûna’’yang artinya melancarkan menjalankan seruan, kalimat-kalimat“يدعون
tersebut Ia menegaskan untuk berdakwah, dari ayat disini dapat di pahami
bahwa kewajiban segolongan orang yang bekerja keras untuk menggerakan
seseorang kepada menjadi yang ma’rûf dan menjauhi yang munkar, agar
masyarakat tersebut bertambah tinggi nilainya, menyampaikan ajakan kepada
yang ma’rûf dan menjauhi yang munkar itulah yang dinamakan dakwah,
36 Muhammad Nasib Ar-Rifa’î, Ringkasan Tafsir Tafsir Ibn Katsîr juz 1. h. 106-
107.
24
dengan adanya umat yang berdakwah agama akan menjadi tambah bernilai,
berkembang dan akan maju hidupnya, tidak menjadi seolah-olah mati.
ع ت رسول هللا صلى هللا عليهعن أب سعيد الدري رضي هللا عنه قال : س وسلم ي قول
ه بيده، فإن ل يستطع فبلسانه، فإن ل يستطع بقلبه وذلك أضع ف : من رأى منكم منكرا ف لي غي
اإليان
‘’barang siapa diantara kalian yang melihat seseatu yang munkar,
hendaklah ia mengubahya dengan tanganya, jika tidak sanggup (dengan
tangannya), hendaklah ia mengubahnya dengan lidahnnya, jika dia tidak
sanggup (dengan lidahnya) hendaklah mengubahnya dengan hatinya.
dan yang demikian itu adalah selemah-lemahnya iman.”37
Dalam tafsîr Al-Azhar, Hamka menjelaskan maksud hadîs tersebut ialah
meletakan kepada kewajiban dengan menegur melalui tangan sebagai
kewajiban tingkat pertama. Menegur dengan lidah sebagai kewajiban tingkat
kedua, dan menegur dengan hati adalah yang paling bawah dan disebut sebagai
iman yang paling lemah. Selanjutnya ayat “hendaklah ada di antara kamu
segolongan umat menyeru kepada kebajkan.”
Dapat dipahami dengan jelas bahwa persoalan yang akan dihadapi oleh
umat pemegang yaitu penegakan dakwah, pertama dakwah di kalangan
umatnya sendiri, yang kedua dakwah keluar kalangan umat Islam, sehingga
menurut Hamka, dalam menyampaikan dakwah terbagi menjadi dua yaitu
umum dan khusus, dalam bidang umum termasuk menjelaskan kemurnian
agama keluar, (propoganda) pertama bersiafat mengajak orang lain supaya
ikut, turut, memahami hikmat ajaran Islam.38
f. Penafasîran Surah Âli ’Imrân 104 Menurut M.Quraish Shihab
M.Quraish shihab dalam tafsirnaya menjalaskan bahwa kata م نكم
“minkum” pada ayat ini, ada sebagaian ulama memahaminya dalam arti
‘’sebagaian’’ dengan demikian, perintah berdakwah dalam ayat ini tertuju
pada semua orang, ayat ini dipandang memiliki dua aspek yang penting
pertama perintah kepada seluruh umat untuk membentuk satu kelompok
37 Hamka, Tafsîr Al-Azhar Jilid 2. Op.Cit. h. 25. 38 Hamka, Tafsîr Al-Azhar Jilid 2. Op.Cit. h. 26.
25
khusus yang bertugas melakukan dakwah, yang kedua adalah perintah kepada
satu kelompok untuk berdakwah, mengajak kepada kebajikan dan berbuat yang
ma’rûf serta mencegah kepada kemungkaran. Dan menurutnya, ada pendapat
ulama yang memfungsikan kata م نكم“minkum’’artinya penjelasan sehingga ayat
ini dipahami sebagai perintah kepada setiap muslim untuk melaksanakan tugas
dakwah masing-masing kemapuannya. Namun karena kebutuhan masyarakat
sekarang ini mengenai informasi yang benar di tengah arus informasi, bahkan
informasi sangat penting dengan sajian yang baru memimbungkan, semua itu
menuntut adanaya sebuah kelompok khusus yang mengenai dakwah dan
membendung informasi yang menyesatkan, oleh karena itu lebih tepat
memahami kata م نكم “minkum” pada ayat ini dalam arti “sebagaian kamu”
tanpa menutup kewajiaban setiap muslim untuk saling mengingatkan. 39
M.Quraish Shihab dalam tafsîrannya menejelaskan bahwa, dalam ayat
ini ditemukan dua kata yang berbeda dalam rangka perintah dakwah. Pertama,
مرون yadûna yakni “mengajak” dan yang kedua adalah يدعون yamurûna yaitu ي
“memerintahkan” dengan mengutip pendapat Sayyid Quṭb mengemukakan
ayat ini berkaitan dengan dua hal, “mengajak” dikaitkan dengan al-khaîr
sedangkan “memerintahkan” jika berkaitan dengan dengan perintah melakukan
di kaitkan dengan al-ma’rûf, dan jika perintah untuk tidak melakukan maka
dikaitkan dengan al-munkar.
Lalu M.Quraish Shihab menegaskan perlu diingat yang diperintahkan
dalam ayat ini, bahwa hal mengajak dikaitakan dengan خي al-khaîr
’’kebaikan’’ sedangkan memerintahkan jika berkaitan dengan perintah
melakukan, dikaitkan dengan al-ma’rûf dan jika perintah itu tidak lakukan
maka dikaitkan dengan al-mûnkar. Hal ini berarti mufassir tersebut
mempersamakan kandunagan خي al-khaîr dengan al-ma’rûf. M. Quraish
Shihab beranggapan tidak ada dua kata yang berbeda walaupaun sama akar
katanya, kecuali mengandung perbedaan makna, tanpa mendiskusikan perlu
39 M. Quraish Shihab, Tafsîr Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-
Qur’an, jilid 2. Op, Cit, h.173.
26
tidaknya ada kekuasaan yang menyuruh kepada kebaikan atau mencega kepada
kemungkaran.
Selanjutnya menurut M.Quraish Shihab al-Qur’an mengisyaratkan kedua
nilai itu dalam ayat ini dengan kata al-khaîr atau kebijkan dan al-ma’rûf, خي
Al-khaîr adalah nilai universal, yang diajarkan oleh al-Qur’an dan sunnah,
sedangkan al-ma’rûf adalah sesuatu yang baik menurut pandangan umum suatu
masyarakat, selama sejalan dengan خي khaîr. Adapaun al-mûnkar ialah suatu
yang dinilai buruk oleh masyarakat serat bertentangan dengan nilai-nilai Ilahi,
oleh sebab itu ayat ini menekankan perlunya mengajak kepada kebaikan,
memerintahkan yang ma’rûf dan mencegah munkar. Dalam Tafsir Al-Misbah,
Ia menyebutkan bahwa setidaknya ada dua hal yang berkaitan dengan surah
Âli Imrân 104 ini, tidak boleh dijelaskan, tetapi disampaikan secara persuasif
dalam bentuk ajakan yang baik seperti yang dicerminkan surah al-Naḥl 125:
ادع إل سبيل رب ك بلكمة والموعظة السنة وجادلم بلت هي أحسن إن ربك هو أعلم بن ضل عن سبيله وهو أعلم بلمهتدين
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk.”40
Dapat diperhatikan بٱلت billatî: dengan cara yang baik bukan sekadar
baik dan setelah mengajak, maka siapa yang akan beriman silahkan beriman
dan siapa yang kufur silahkan kufur pula, masing-masing mempertanggung
jawabkan pilihannya sendiri. Kedua, adalah al-ma’rûf yang merupakan
kesepakatan umum masyarakat, sewajarnya diperintahkan al-munkar
seharusnya dicegah, baik yang memerintahkan dan mencegah itu yeng
memiliki kekuasaan atau tidak. Dan tegasya, perlu dicatat bahwa konsep
ma’rûf hanya membuka pintu sebagai perkembangan positif masyarakat
bukan perkembangan neagatifnya.41
40 Fahd Abdul Aziz, al-Qur’an dan Terjemah, h.128. 41 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-
Qur’an, jilid 2. Op, Cit, h.175-176.
27
2. Penafsiran Surah Âli ’Imrân 110
a. Ayat dan Terjemah
هون عن المنكر وت ؤمنون بهلل ول ر أمة أخرجت للناس تمرون بلمعروف وت ن وءامن أهل كنتم خي
را هم المؤمنون وأكث رهم الفاسقون الكتاب لكان خي ٧٧٩لم م ن
“Kamu adalah sebaik-baiknya umat yang dilahirkan untuk
kepentingan manusia, kamu menyuruh kepentingan manusia, kamu menyuruh
mengerjakanyang ma’ruf (yang baik menurut sya’ra dan akal) dan mencegah
yang munkar dan beriman kepada Allah, dan sekiranya kaum ahli kitab itu
beriman (yang sebenarnya) tentulah demikian, sangat baik bagi mereka.
diantara mereka ada juga beriman sedang sebagaian besar diantara mereka
itu fasik.”42
b. Kata Kunci
Menurut M.Quriash Shihab kata tersebut digunakan dalam memahami
sebagai kata kerja yang sempurna. Kaana tammah sehingga diartikan wujud.
Ada juga yang memahaminya dalam arti kata kerja yang tidak sempurna kaana
naqish sehingga mengandung arti makna yang wujudnya seseatu pada masa
lampau tanpa diketahui kapan itu terjadi tidak juga mengandung isyarat bahwa
ia tidak pernah atau suatu ketika akan tiada.43 Sedangkan kata أخرجت memiliki
arti dikeluarkan, di lahirkan.44
c. Munasabah Surah Âli ’Imrân 110
Pada ayat yang lalu yaitu surah Âli-mrân 106-107 diterangkan bahwa pada
hari kiamat nanti, ada dua golongan manusia yang amat berlainan nasibnya
yaitu dengan muka putih berseri-seri dan yang bermuka hitam muram, yang
pertama adalah wajah kaum mukminin, sedangkan yang kedua ialah wajah
kaum kafir dan munafikin, di dalam ayat ini disebutkan bahwa orang-orang
yang beriman adalah sebaik-baiknya umat di dunia, karena mereka selalu
berpegang teguh pada agama Allah SWT.45
42 Muhammad Nasib Ar-Rifa’î, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsîr, jilid 1, h. 140. 43 M. Quraish Shihab, Tafsîr Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-
Qur’an, Jilid 2. Op, Cit, h.185. 44 Hamka, Tafsîr Al-Azhar Juz II, h. 127. 45 Depertermen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jilid 2. Op.Cit,h.20.
28
d. Penafsîran Surah Âli ’Imrân 110 Menurut al-Ṭabarî
Abû Ja’far berkata para ulama berbeda pendapat tentang sosok yang di
maksud dalam firman Allah. ر أمة أخرجت kamu adalah umat yang terbaik“ للناس كنتم خي
yang dilahirkan untuk manusia” Pertama sebagian ulama berpendapat bahwa yg
dimaksud dalam ayat ini ialah orang-orang yang hijrah bersama Nabi dari Makkah ke
Madinah secara khusus dari kalangan sahabat. Ke-dua yang di maksud dalam ayat ini
yaitu kalian sebaik-baiknya umat yang dilahirkan untuk manusia jika kalian semua
menunaikan syarat-syarat yang telah Allah tetapkan jadi, penafsiran ayat tersebut
adalah kalian, sebaik-baiknya umat yang memerintahkan manusia kepada yang ma’rûf
dan melarang manusia dari yang munkar. Dan beriman kepada Allah yang dilahirkan
untuk manusia pada zaman kalian. Ke-tiga berpendapat bahwa yang dinamakan
ma’ruf umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, karena mereka merupakan
umat paling banyak menjawab panggilan Islam. Ke-empat yang dinamakan umat
terbaik adalah karena mereka benar-benar umat terbaik yang dikeluarkan untuk
manusia.46Firman Allah بٱلمعروف “menyuruh kepada yang ma'ruf’” maknanya adalah
memerintahkan untuk beriman kepada Allah Swt dan Rasul serta menunaikan
Hukumnya.47 Kalimat هون عن ٱلمنكر dan mencegah dari yang mûnkar” maknanya“وت ن
adalah melarang dari menyutukan Allah, melarang mendustakan Rasulnya, dan
melarang perintah Allah. Kata al-ma’rûf asal makna yaitu suatu yang dikenal baik
ketika ditunaikan, sama sekali bukan perkara yang dianggap buruk dikalangan
mukminin ketaatan yang di namakan ma’rûf karena perkara tersebut dikenal
dikalangan mukminin dan mereka tidak mengingkarinya. Sedangkan al-munkar
perkara yang diingkari oleh Allah Swt dan dipandang buruk oleh orang-orang
beriman, oleh karena itu kemaksiatan, keburukan kepada Allah dinamakan munkar
karena kaum mukmin mengingkari dan menganggap buruk.
Firman وت ؤمنون بٱلل “dan beriman kepada Allah’’ maksudnya adalah kalian
membenarkan Allah Swt, mengikhlaskan serta beribadah hanya kepada Allah. Al-
Ṭabari berkata jika seseorang bertanya bagaimana dikatakan ر أمة أخرجت للناس كنتم خي
dengan penafsiran bahwa umat ini adalah sebaik-baiknya umat, dibandingkan kaum-
kaum yang terdahulu, padahal secara susunan bahasa kalimat ر أمة أخرجت للناس كنتم خي
ditunjukan kepada suatu kaum yang dahulunya paling baik, lalu berubah? Maka
46 Al-Ṭabarî, Tafsir Al-Ṭabarî. Vol 16, Op, Cit, h. 723. 47 Al-Ṭabarî, Tafsîr Al-Ṭabarî. Vol 16, Op, Cit, h. 725.
29
dijawab makna kalimat tersebut jelas berbeda dengan yang anda fahami karena
maknanya adalah ر أمة kalian adalah sebak-baiknya”(antum khoiro ummat) انتم خي
umat”seperti yang difahami dari firman Allah Swt, Q.s al-Anfal 26
أن تم قليل مستضعفون ف الرض تافون أن ي تخطفكم الناس فآواكم واذكروا إذ
وأيدكم بنصره ورزقكم من الطي بات لعلكم تشكرون
“Dan ingatlah, ketika kamu (para muhajirin) masih (berjumlah)
sedikit, lagi tertindas di bumi (mekah), dan takut orang-orang mekah,
akan menculik kamu, maka dia memberi kamu tempat menetap (madinah)
dan dijadikannya kamu kuat dengan pertolongan-Nya dan diberi-Nya
kamu rezeki yang baik agar kamu bersyukur”48
Jadi adany pada ungkapan tersebut dan membacanya (kaana) كان
memiliki makna yang sama karena makna kalimat tersebut sangat dikenal.
Demikian pula jika seseorang mengkatan كنتم adalah lafadz كنة (kanatan )
maka maknanya adalah kalian diciptakan dalam keadaan sebaik-baiknya
umat.49
e. Penafsîran Menurut Ibnu Katsîr Âli ’Imrân 110
Allah Ta’ala memberitahukan mengenai umat Nabi Muhammad Saw
bahwa mereka adalah sebaik-baiknya umat ر kamu adalah ’‘ أمة أخرجت للناس كنتم خي
umat yang terbaik’’ Imam Al-Bukĥarî meriwayatkan dari Abû Hurairah
mengenai ayat tersebut Ia memaknainya dengan kalian adalah sebaik-baiknya
manusia untuk manusia lain. Karena itu Allah berfirman هون عن مرون بٱلمعروف وت ن ت
menyuruh kepada yang ma’rûf, dan mencegah dari yang munkar.” Imam“ ٱلمنكر
Ahmad meriwayatkan Durrah binti Abû Lahab, ia berkata ada seseorang
menghadap Nabi Saw, ketika itu beliau berada dimimbar itu lalu orang itu
berkata:
“Ya Rasulullah, siapakah manusia terbaik itu? Beliau bersabda:
Sebaik-baiknya manusia adlaah yang paling hafal al-Qur’an, paling
bertakwa kepada Allah, paling giat menyuruh berbuat ma’ruf dan paling
48 Depertermen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jilid 2,Op.Cit, h.160. 49 Al-Ṭabarî, Tafsîr Al-Ṭabarî, Op, Cit, h.338-339.
30
gencar mencegah kemungkaran dan paling rajin bersilaturahmi
diantara mereka (HR. Ahmad).”
Menurut Ibn Katsîr mengemukakan bahwa ayat ini bersifat umum,
mencakup seluruh umat pada setiap generasi bedasarkan tingkatanya. Dan
sebaik-baiknya generasi mereka adalah sahabat dan Rasulullah Saw. Kemudian
setelah mereka, lalu generasi berikutnya.50
f. penafsiran Menurut Hamka Âli ’Imrân 110
Pada ayat yang lalu telah diperintahkan dengan nyata dan ditegaskan
hendaknya dikalangan jamaah Islamiyah diadakan ummat yang khsusus
menyeruh kepada kebaikan yaitu iman, menyeruh berbuat yang ma’rûf dan
melarang yang munkar, ayat ini menegaskan hasil usaha yang nyata dan
konkrirt, yaitu kamu menjadi sebaik-baiknya ummat yang dikeluarkan antara
manusia didunia ini, dijelaskan sekali lagi bahwa kamu mencapai derajat yang
demikian tinggi, sebaik-baiknya ummat, karena ketika kamu memenuhi syarat
yaitu: amar ma’rûf nahi munkar, iman kepada Allah ketiga ini menjadi sebab,
kamu disebutkan yang sebaik-baiknya ummat. Jika yang ketiga tidak ada
niscaya kamu bukanlah sebaik-baiknya ummat bahkan menjadi seburuk-
buruknya ummat. Ummat Muhammad akan tetap menjadi sebaik-baiknya umat
apabila seseorang tersebut, mempunyai tiga sifat keutamaan itu, berani
menyuruh berbuat ma’rûf berani melarang perbuatan yang mûnkar dan percaya
kepada Allah.
Ayat selanjutnya yaitu “sekiranya ahli kitab beriman tentulah itu lebih
baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman,” maksudnya ialah
membuka pintu bagi ahlu kitab Yahudi dan Nasrani bahwa mereka pun akan
mencapai kebaikan bila mereka memegang tiga pokok tersebut. Tidak
terhalang bagi ahlul-kitab kan mencapai derajat sebaik-baiknya ummat yang
dikeluarkan anatara manusia, jika mereka menyuruh berbuat berbuat ma’rûf
dan mencegah yang munkar dan percaya kepada Allah walaupun mereka bukan
Islam. Selama amar ma’rûf nahî munkar masih ada selama itu pula Islam masih
50 Muhammad Nasib Ar-Rifa’î, Ringkasan Tafsîr Ibnu Katsîr, jilid 1, h. 108-
110.
31
tetap hidup dan memberikan hidup. Selama itu pula ummat Islam menjaid
sebaik-baiknya ummat yang dikeluarkan antara manusia.
Ayat disini mengemukakan bahwasanya satu peringatan Allah yang
wajib diperhatikan dengan sesama. Disini Allah memberikan jaminan, bahwa
selama kamu mengadakan dakwah kepada kebajikan selama masih berani
beramar ma’rûf nahî munkar, maka segala gangguan yang datangkan oleh ahlul
kitab sekali-kali tidak membahayakan bagimu kecualinya hanya sedikit. Oleh
sebab itu peringatan yang dikemukakan Tuhan didalam ayat-ayat ini dapatlah
kita jadikan pedoman untuk mengokohkan semangat Islam dengan meneruskan
berdakwah terus-menerus berani menegakan kebenaran.51
g. Penafasiran Menurut M.Quraish Shihab Âli ’Imrân 110
Di dalam Tafsir Al-Misbah M.Quraish Shihab menjelaskan, pada ayat
sebelumnya menjelaskan ayat 104 tentang kewajiban berdakwah atas umat
Islam, kini dijelaskan bahwa kewajiban dan tuntutan itu pada hakikatnya lahir
dari kedudukan umat ini sebagai sebaik-baiknya umat, inilah yang
membedakan dengan ahli kitab yang justru mengambil sikap yang bertolak
belakang, secara bahasa M.Quraish Shihab menempatakan kata كنتم kuntum
yang digunkan dalam ayat ini sebagian yang lain memahaminya sebagai kata
kerja yang sempurna, sedangkan kata ini digunkaan untuk menunjukan semua
kelompok, seperti agama yang sama, waktu, atau tempat yang sama, baik
dihimpun secara paksa atauapun kehendak mereka sendiri.Lafal أمة ummah
menyatukan mahluk hidup yang terdiri dari manusia dan hewan, yang meliputi
berbagai jenis diantaramya jenis, bangsa, suku agama, ideologi, waktu, tempat
dan sebagai lainnya, sesungguhnya kata ini memiliki berbagai macam arti
diantaranya mengandung arahan waktu jalan yang jelas gaya dan cara hidup.
Jadi sebaik-baiknya umat adalah mereka yang berusaha dengan keras menuju
kepada jalan yang bermanfaat dan berusaha untuk menjadi lebih baik.
Walaupun Ia harus menggunakan gaya dan tatacara sendiri dalam merubah
kehidupannya menjadi lebih baik. Dilihat dari segi sosoilogisnya أمة ummah
adalah himpunan manusia seluruh anggotanya bersama-sama menuju kejalan
51 Hamka, Tafsir Al-Azhar, vol 12, h.279.
32
yang jelas dan mereka saling bergotong royong, dan hal ini menunjukan
bahawa dalam hidup bermasyarakat tidak hanya saling mengingatkan untuk
berbuat kebijkan dan mecegah kemungkaran, tetapi juga diperlukan adanya
himpunan yang saling mendukung, bahu membahu satu sama lain untuk
membentuk masyarakat yang baik sesuai dengan nilai-nilai Ilahi.
3. Penafsiran Surah al-Naḥl 90
a. Ayat dan Terjemah
هى عن الفحشاء والمنكر و حسان وإيتاء ذي القرب وي ن يمر بلعدل واإل الب غي إن الل
تذكرون يعظكم لعلكم
“Sesungguhnya Allah menyeruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebaikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang kamu dari
perbuatan keji, munkar dan permusuhan. Dia memberi pengajaran
kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”52
b. Kata Kunci
-perbuatan yang haram dilakukan seseorang dengan terang منكر
terangan.53 منكر yang diingkari oleh akal, berupa dorongan-dorangan
kekuatan.54 منكر segala hal yang dianggap jelek oleh syara dan tabiat yang
benar.55
c. Munasabah
Dalam surah al-Naḥl ayat 90 memiliki munasabah korelasi ayat dengan
ayat sebelumnya yaitu ayat ke-89. Ayat 89 menjelaskan keutamaan al-Qur’an
dan menjelaskan makna al-Qur’an, pada surah al-Naḥl 90 menjelaskan
sekelumit rincian yang menjelaskan kesimpulan petunjuk al-Qur’an yang
terdapat dalam ayat 89. Sedangkan dalam surah al-Naḥl 90 menjelaskan
52 M.Dawam Rahardjo, Ensklopedia Al-Qur’an Tafsîr Sosial Bedasarkan
Konsep -Konsep Kunci, cet ke-1 (Jakarta: Paramadina1996), h. 637. 53 Kastîr, Tafsîr Ibnu Kastîr, jilid II, terj DR. Abdullah bin Abdurrahman bin
Ishak Alu Syaikh, h.156. 54 Al-Maraghî, Tafsîr Al-Maraghî, terj. Anshori Umar, dkk, cet, ke- 2 Juz 14
(Semarang: Karya Toha Putra), h.240. 55 M. Quraish Shihab, Tafsîr Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Seserasian Al-
Qur’an Jilid 7, h.322.
33
tentang perintah dan larangan Allah Swt, sementara surah al-Naḥl 91
melanjutkan sebagaimana yang di pahami dari konteksnya kandungan ayat ini
mengenai perintah Allah agar manusia melaksanakan apa yang telah
diperintahkan jauhilah apa yang dilarang serta tepatilah perjanjian Allah
apabila kamu berarti.56
d. Penafsîran Surah al-Naḥl 90 Menurut Al-Ṭabari
Al-Ṭabari mengemukakan bahwasanya maksud surah al-Naḥl 90 ialah,
“sesungguhnya Allah telah memerintahkan berbuat adil di dalam kitab yang
diturunkan-Nya kepada Nabi Muhammad Saw.” Diantara keadilanya yaitu
mengakui siapa yang menganugrahkan nikmatnya kepada kita, mensyukuri
karunianya. Sedangkan firmanya “dan berbuat kebajikan’’ kebajikan yang
diperintahkan Allah berbuat adil, seperti sabar kepada Allah dalam menaati
perintahnya, dalam kondisi susah maupun mudah, berat maupun ringan, yaitu
menjalankan berbagai kewajibanya, selanjutnya firmanya: “memeberi kepada
kaum kerabat” maksudnya adalah, memberi kaum kerabat hak yang telah
diwajibkan Allah kepadamu karena hubungan kekerabatan.
Firmanya “dan Allah melarang dari perbuatan keji”, maksudnya ialah
segala perbuatan yang buruk, dan firmanya “dan permusuhan” maksud lafaz
disini ialah kesombongan dan kezhaliman, seperti dalam riwayat berikut ini:
Al-Mutsana dan Alî Daûd menceritakan kepadaku, keduanya berkata:
Abdullah bin Shalih mencritakan kepada kami, Ia berkata: Muawiyyah
menceritakan kepadaku dari Âli, dari Ibn Abbas, tentang firman Allah, “dan
permusuhan’’Ia berkata maksudnya adalah kesombongan dan kezhaliman
makna melewati kadar dan batas dari segala seseatu.57
e. Penafsîran Menurut Ibn Katsîr Surah al-Naḥl 90
Allah Ta’ala memerintahkan hamba-hambanya untuk berbuat adil, yakni
mengambil sikap tengah dan penuh keseimabangan, serta menganjurkan
berbuat kebaikan, kesaksian. Sufyan bin Unayah mengatakan: Adil disini ialah
sikap sama dalam melaksanakan amal kepada Allah, baik amal yang dilakukan
secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan.
56 Hamka, Tafsîr Al-Azhar, Juz VI, h.90. 57 Al-Ṭabari, Tafsîr Al-Ṭabarî. Vol 6, Op, Cit, h. 281-282.
34
Ihsan ialah seseorang yang batinnya lebih baik dari pada zhahirnya, dan al-
fahsyâ dan al-munkar ialah, seseorang yang zhahirnya itu lebih baik dari pada
batinya. Firman Allah Taala “dan memberi kepada kaum kerabat” maksudnya,
dia memerintahkan untuk menyambung silaturahim, Firmanya “dan Allah
melarang dari perbuatan keji dan munkar “kata fawaahisy berati berbagai
perbuatan yang diharamkan. Sedangkan munkar bearti perbuatan haram yang
tampak dilakukan seseorang, sedangkan al-baghyu berarti permusuhan
terhadap umat manusia. Firmanya “dia memberi pengajaran kepadamu” yakni
dia menyuruh kalian berbuat kebaikan dan melarang kalian berbuat keburukan
“supaya kamu dapat mengambil pelajaran. Sedangkan al-bagyu berarti
permusushan terhadap umat manusia seperti dalam firmanya “dia memberi
pengajaran” yakni dia menyuruh kalian berbuat kebaikan dan melarang kalian
berbuat keburukan, “supaya kamu dapat mengambil pelajaran.”58
f. Penafsîran Menurut Hamka Surah al-Naḥl 90
Hamka mengemukakan dalam tafsiranya bahwasanya di dalam ayat ini,
Allah memerintahkan berlaku adil dan berbuat ihsan dan memberi kepada
keluarga yang dekat. Hamka mengemukakan bahwasanya ada 3 poin penting
yang diperintahkan dalam ayat ini. Pertama: jalan adil lawan dari adil ialah
dzhalim, yaitu memungkiri kebenaran karena hendak mencari tau keuntungan
sendiri. Kedua: iḥsan atau kebaikan ihsan yang di maksud disini ailah berbuat
baik kepada sesama mahluk Ketiga: melarang yang keji, yang di benci, di
aniyaya. Inilah tiga larangan Allah oleh orang-orang beriman.59
g. Penafasiran Menurut M.Quraish Shihab Surah al-Naḥl 90
Kata ٱلفحشاء keji adalah nama bagi segala perbuatan atau ucapan, bahkan
keyakinan yang dinilai buruk oleh jiwa dan akal yang sehat serta
mengakibatkan dampak buruk bukan saja bagi pelakunya tetapi juga bagi
lingkungannya. selanjutnya kata ر منك munkar, kemungkaran dari segi bahasa
yaitu suatu yang tidak dikenal sehingga diingkari, itu sebabnya ia dihadapkan
dengan kata al-ma’rûf yang dikenal kata munkar lebih luas jangkauanya
58 Ibnu Katsîr, Tafsir Ibnu Katsîr, di Terj. M. Abdul Ghofar, Jilid 5, h.96-98, 59 Hamka, Tafîir Al-Azhar, vol 12, h.280
35
pengertinanya dari kata mâshiyat atau kedurhakaan. Mûnkar berkaitan dengan
pelanggaran terhadap Allah, baik dalam bentuk pelanggaran ibadah perintah
non ibadah, dan ada juga yang berkaitan dengan manusia dan lingkungan.
M.Quraish Shihab mengemukakan bahwasanya al-mûnkar ialah suatu
yang dikenal buruk oleh suatu masyarakat serta bertentangan dengan nilai-nilai
Ilahi. Sedangkan kata بغي penganiyaan terambil dari kata bagha yang berati
meminta atau menuntut, kemudian maknanya menyempit sehingga pada
umumnya, digunakan dalam arti menuntut pihak lain tanpa hak dan dengan
cara aniyaya atau tidak wajar kata tersebut mencakup segala pelanggaran hak
dalam bidang interaksi social, kejahatan al-baghî pun sebenarnya telah dicakup
oleh keduanya hal yang dilarang sebelumnya, tetapi disini ditekankan karena
kejahatan secara sadar dan sering kali dilanggar, dorongan emosi untuk
membalas bahkan keinginan menggebu untuk menegakan kebencian yang
meluap kepada kemunkaran, firman Allah لعلكم تذكرون menjadi penutup ayat ini
dapat dipahami sebagai isyarat bahwa tuntunan-tuntunan agama melekat pada
nurani setiap orang, dan selalu didambakan wujudnya, karena itu nilai-nilai
universal pelanggrannya dapat mengahncurkan kemanusiaan. Demikian ayat-
ayat diatas menyimpulakan nilai-nilai yang sangat mengangungkan.60
4. penafsiran surah al-Naḥl 125
a. Ayat dan Terjemah Surah al-Naḥl 125
هي أحسن إن ربك هو والموعظة السنة وجادلم بلت ادع إل سبيل رب ك بلكمة
أعلم بن ضل عن سبيله وهو أعلم بلمهتدين
“Serulah (manusia) kepadajalan Tuhan-mu dengan Hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik,
sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebihmenegtahui orang-orang yang
mendapat petunjuk”.61
b. Kata Kunci Surah al-Naḥl 125
60 M. Quraish Shihab, Tafsîr Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-
Qur’an, jilid 7, h.323-324. 61 Kementrian Agama Ri, Al-Qur’an dan Terjemahnya h.421.
36
berasal dari kata yang berarti menyeru, memanggil, mengajak berati ادع
dalam arti kepada yang mendoa. Maksud dari kata ini adalah ajakan atau seruan
yang dipeintahkan kepada Nabi Muhammad Saw dari Allah, untuk mengajak
umat kejalan yang ditunjukan oleh Allah Swt, yakni ajaran Islam kata ini
adalah ajakan atau seruan yang di perintahkan kepada Nabi Muhammad Saw
dari Allah, untuk mengajak umat kejalan yang ditunjukan oleh Allah Swt,
yakni ajaran Islam.62
maksudnya adalah perkataan (dengan pelajaran yang baik) :والموعظة السنة
yang mengandung nasihat-nasihat yang baik, di rasakan oleh pendengarnya
maupun dan menjadi kebaikan pada dirinya bedasarkan pemanfaaatan yang
dilakukan oleh yang menedengar tersebut.63
c. Munasabah Surah al-Naḥl 125
Dalam ayat sebelumnya, Allah menerangkan tentang Nabi Ibrahim As.
Sebagai pemimpin yang memiliki sifat-sifat mulia, penganut agama tauhid dan
penegak ketauhidan. Setelah Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad
untuk mengikuti ajaran Nabi Ibrahim, lalu Allah menerangkan suatu hal yang
harus diikuti oleh Nabi Muhammad, yaitu menyeru manusia kepada Agama
Allah dengan tiga cara tersebut: Hikmah, Mauîdhah Ḥasanah dan Mujadalah
cara yang terbaik seruan kepada agama dan syari’at Allah tersebut dilakukan
dengan lemah lembut. Ayat ini sebagai penjelas bagi ayat sebelumnya, yaitu
supaya mengikuti seruan Nabi Ibrahim yang dimaksud mengikuti seruan
Ibrahim ialah menetapi agama Islam. Karena agama Islam didasarkan pada
ajaran-ajaran yang lurus sebagaimana ajaran Ibrahim dengan demikian maka
ketika Rasulullah menyeru manusia untuk memeluk Islam yaitu berati beliau
juga menyeru untuk mengikuti ajaran Ibrahim. Allah memerintahkan untuk
berbuat adil, tepat dalam memberi siksa atau sangsi. Seimbang memenuhi hak
dan kewajiban, karena terkadang seruan itu juga menimbulkan kebencian bagi
62 Muhammad Yunus, Kamus Arab- Indonesia (Jakarta: PT Hidakarya Agung,
1990), h. 127. 63 M. Quraish Shihab, Tafsîr Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-
Qur’an, jilid ke 8-9 h. 386.
37
orang lain, memunculkan pertikaian dan peperangan, maka Allah berfirman
dalam surah al-Naḥl 126 sebagai berikut:
تم به ولئن صب رت ل تم ف عاقبوا بثل ما عوقب ر للصابرين و خ وإن عاق ب ي
“Dan jika kamu membalas, maka balasalah dengan (balasan) yang sama
dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu, tetapi jika kamu bersabar,
sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang yang sabar.” 64
Maksudnya adalah, kaum muslimin diperintahkan untuk memberi sangsi
kepada orang-orang yang berbuat salah sesuai dengan kadar kesalahanya tanpa
menambah atau mengurangi dan memberi sangsi yang lebih dan nilai
kesalahanya adalah perbuatan zḥalim yang tidak disukai Allah. Selanjutnya
surah al-Naḥl 126 Allah Swt, menegaskan kepada kaum muslimin yang akan
mewarisi perjuangan Nabi Muhmmad Saw dalam menyebutkan agama Islam
tentang bagiamana sikap yang harus menjadi pegangan mereka jika mereka
mengahadapi permusuhan. Pedoman yang diberikan Allah pada ayat yang lalu
ialah pedoman dalam menyeru dengan lisan. Seruan berjalan tenang dan damai
tetapi jika seruan itu mendapat tantangan yang keras, misalanya berupa siksaan
atau pembunuhan, maka Islam menetapkan sikap tegas menghadapi keadaan
tersebut. Adapun cara yang diberikan Allah dalam ayat ini adalah:
a. Membalas dengan balasan setimpal atau seseuai dengan penganiyayan,
yang telah diterima, tidaklah dibenarkan oleh agama yang melakukan
pembalasan atau hukuman melebihi dengan apa yang telah ia terima,
karena tindakan tersebut merupakan kezhaliman.
b. Menerima tindakan permusuhan atau penganiyaan tersebut dengan hati
yang sabar dan memaafkan kesalahan itu bilamana sikap sabar dan sifat
pemaaf itu dapat memberikan pengaruh yang baik.65
d. Penafsîran Surah al-Naḥl 125 Menurut al-Ṭabarî
Al-Ṭabari mengemukakan makna ayat tersebut adalah Allah berfirman
kepada Nabi Muhammad Saw, “serulah wahai Muhammad’’orang kepada
mereka Tuhanmu mengutusmu dan mengajaknya dan menaati Allah. إل سبيل
64 Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya h.422 65 Depertermen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jilid 2. Op.Cit, h.125-128.
38
kepada jalan Tuhanmu” adalah kepada syariāt tuhanmu yang ditetapkanya bagi“ رب ك
mahluknya yaitu بٱلكمة “dengan hikmah”adalah dengan wahyu Allah yang
disampaikannya kepadamu, dan dengan kitabnya yang diturunkan kepadamu وٱلموعظة
dan pelajaran yang baik” maksudnya adalah dengan pelajaran yang baik, yang“ ٱلحسنة
dijadikan Allah sebagai argument terhadap mereka di dalam kitabnya, dan
peningkatan mereka di dalam wahyunya seperti argumen yang disebutkan Allah
kepada mereka dalam surah ini. Serta nikmat-nikmat yang diingatkan Allah kepada
mereka didalamnya. دلموج “dan bantahlah mereka dengan cara yang baik”maknanya
adalah dengan bantahan yang lebih baik dari selainnya, yaitu dengan memafkan
tindakan mereka tanpa menodai kehormatanya dan janganlah menantang Allah dalam
menjalankan kewajibanmu untuk menyampaikan risalah Tuhanmu kepada mereka إن
Tuhanmu adalah yang lebih baik mengetahui tentang“ ربك هو أعلم بن ضل عن سبيله
siapa yang tersesat dari jalan petunjuk-Nya” maknanya ialah Allah berfirman kepada
Nabi Muhammad Saw yang menyimpang dari jalan yang lurus dari kalangan orang-
orang yang berselisih dan orang-orang yang menantang Allah.66
e. Penafsîran Menurut Ibn Katsîr Surah al-Naḥl 125
Allah Ta’ala berfirman seraya memerintahkan Rasulnya, Muhammad
Saw, agar menyeru umat manusia dengan penuh Hikmah, Ibnu Jarir
mengatakan apa yang telah diturukan kepada beliau berupa al-Qur’an dan As-
Sunnah serta pengajaran yang baik, yang di dalamnya berwujud larangan dan
berbagai peristiwa yang disebutkan agar mereka waspada terhadap siksaan
Allah Ta’la. Firmanya دلم بٱلت هي أحسن و serta berdebatlah dengan mereka“ ج
dengan cara yang baik’’ yakni barang siapa yang membutuhkan dialog dan
tukar pikiran, maka hendaklah dilakukan dengan cara yang baik, lemah lembut,
serta tutur kata yang baik. Firman Allah Ta’ala ( ربك هو أعلم بن ضل عن سبيلهۦإن
“Sesungguhnya Tuhanmu adalah yang lebih baik mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan petunjuk-Nya” maksudnya ialah dia, mengetahui siapa
yang sengsara dan siapa yang bahagia. Hal itu telah dia tetapkan di sisinya dan
66 Al-Ṭabarî, Tafsîr At-Ṭabarî, vol 7, h. 321
39
telah usai pemutusanya, serulah mereka kepada Allah Ta’ala, janganlah kamu
bersedih hati atas kesesatan orang-orang diantara mereka, sebab hidayah itu
bukanlah urusanmu. Tugasmu hanyalah memberi peringatan dan
menyampaikan risalah, dan penghitungannya adalah tugas kami.67
f. penafsîran Menurut Hamka Surah al-Naḥl 125
Menurut Hamka dalam ayat ini Allah menerangkan tentang metode
dalam berdakwah, karena dakwah merupakan suatu kewajiban yang
dibebankan oleh agama dan pemeluknya. Dalam Islam menegakan berdakwah
hukumnya wajib bagi setiap individu umat Islam, untuk saling mengingatkan
dan mengajak sesamnya dalam menegakan kebenaran dan kesabaran. Untuk
mencapai target yang diharapkan dalam berdakwah, tentunya setiap individu
umat Islam harus mengetahui dan faham betul metode-metode yang harus
digunakan dalam berdakwah metode-metode ini telah dijabarkan dalam surah
al-Naḥl 125.
Hamka menjelaskan bahwa ayat diatas mengandung ajaran kepada Rasul
Saw. Tentang cara melancarkan dakwah atau seruan terhadap manusia agar
mereka berjalan diatas jalan Allah (sabilillah) dalam sirathal mustaqim, atau
ad-dinul haq. Agama yang benar, menurut Hamka didalam melakukan
dakwah, hendaklah memakai tiga macam cara atau metode Pertama, hikmah
(kebijaksanaan) hikmah menurut bahasa adalah menemptkan seseatu pada
tempatnya. Hal ini merupakan arti kata hikmah secara etimmologi. Tetapi ada
juga lafaz hikmah dalam al-Qur’an yang berarti sunnah Nabawiyyah menurut
Hamka, dakwah dengan hikmah yaitu dengan cara yang bijaksana, akal budi
yang mulia, yang lapang dada dan hati yang bersih menarik perhatian orang
kepada agama, atau kepada kepercayaan terhadap Tuhan. Menurut Hamka
hikmah adalah inti yang lebih halus dari filsafat. Menurutnya filasafat hanya
dapat difahamkan oleh orang-orang yang telah terlatih fikirannya dan tinggi
pendapat logiknya. Sedangkan hikmah dapat menarik orang yang belum maju
kecerdasanya dan tidak dapat di bantah oleh orang yang belum maju
kecerdasanya dan tidak dapat di bantah oleh orang yang lebih pintar.
Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan mulut, melainkan termasuk
67 Ibnu Katsîr, Tafsîr Ibnu Katsîr, di Terj M. Abdul Ghofar, jilid 5, h. 121.
40
dengan tindakan dan sikap hidup. Penegasan Hamka ini, terkait adanya
anggappan orang yang mengartikan hikmah dengan filsafat Kedua, al-
mauîzhatul ḥasanah. mauîzhah secara bahasa artinya nasihat, adapun secara
istilah ialah nasihat yang efisien dan dakwah yang memuaskan, sehingga
pendengar merasa bahwa apa yang disamapiakn seorang pendaakwah itu
merupakan suatu yang dibutuhkanya, dan bermanfaat baginya.68 Menurut
Hamka mauîzhatul hasanah artinya pengajaran yang baik, atau pesan-pesan
yang baik, yang disamapaikan sebagai nasihat. Menurutnya termasuk kategori
mauîzhatul ḥasanah yaitu pendidikan ayah bunda dalam rumah tangga kepada
anak-anaknya, sehingga menjadi kehidupan mereka pula, pendidikan dan
pengajaran dalam perguran-perguran. Jika kita melihat penjelasan Hamka jelas
sekali bahwa mauîzhatul ḥasanah memiliki cakupan yang luas, sekali bukan
hanya digunakan ketika menyampaikan dakwah di masyarakat umum, tetapi
lingkungan keluarga, kampus dan lain sebagainya69 ketiga, adalah jadilhum
billati hiya aḥsan (bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik) kata
jadilhum berati terambil dari kata jidal yang bermakna diskusi bukti-bukti yang
tidak dapat mematahkan alasan atau dalih mitra diskusi dan menjadikanya
tidak dapat bertahan, baik yang di paparkan itu diterima oleh semua orang
maupun oleh mitra bicara.
Hamka mengemukakan bahwasanya jika perbantahan dan pertengkaran
fikiran, terjadi di zaman kita ini disebut polemik, ayat ini menyeruh agar dalam
hal yang demikian, kalau sudah tidak dapat diselasaikan dengan baik, pilihan
jalan yang sebaik-baiknya ialah memperbedakan pokok soal yang tengah
dibicarakan dengan perasaan benci atau sayang kepada pribadi orang yang
tengah dibicaraka berbantah. Misalnya yang masih kufur, belum mengerti
ajaran Islam, lalu dengan sesuka hatinya, didasarkan dan diajak kepada jalan
fikiran yang benar, sehingga dia menerima, tetapi kalau terlebih dahulu hatinya
kesakitan, karena cara membantah yang salah, akan enggan menerima
kebenaran, meskipun hati kecilnya mengakui, karena hatinya disakitkan.
68 Hamka, Tafsîr Al-Azhar, vol 12, cet 1983, h.314. 69 M.Quraish Shihab, Tafsîr Al-Misbah: Pesan, dan, Kesan Dan Keserasian Al-
Qur’an. Vol, 6, h.775.
41
Perdebatan yang baik ialah perdebatan yang mengahambat timbulnya
sifat manusia yang negative seperti sombong, tinggi hati, dan berusaha
mempertahankan harga diri karena sifat-sifat tersebut sangat tercela, ketiga
pokok metode berdakwah diatas, menurut Hamka sangat diperlukan disegala
zaman. Sebab dakwahnya atau ajakan dan seruan membawa umat manusia
kepada jalan yang benar. Sekali-kali bukanlah propaganda, meskipun
propaganda itusendiri kadang-kadang menjadi bagian dari alat dakwah.
g. penafasiran Menurut M.Quraish Shihab Surah Al-Naḥl 125
Ayat ini menyatakan wahai Nabi Muhammad, serulah, yakni, lanjutkan
ushamu untuk menyeru semua yang engkau sanggup seru kepada jalan yang
ditunjukan Tuhanmu, yakini ajaran Islam dengan hikmah dan pengajaran yang
baik dan bantahlah mereka, yakni siapapun yang menolak atau meragikan
ajaran Islam dengan cara yang baik. Itulah tiga cara berdakwah yang
hendaknya engkau tempuh menghadapi manusia yang beraneka ragam
peringkat dan kecenderungannya: Jangan hiraukan ceemohan, atau tuduhan-
tuduhan tidak berdasar kaum musyrikin dan serahkan urusanmu dan urusan
mereka pada Allah karena sesungguhnya Tuhanmu yang selalu memimbing
dan berbuat baik kepadamu dialah sendiri yang lebih mengetahui dari siapaun
yang menduga tahu tentang siapa yang bejat jiwanya sehingga tersesat dari
jalannya dan dialah saja juga yang lebih mengetahui orang-orang yang sehat
jiwanya sehingga mendpatkan petunjuk.
Ayat ini dipahami oleh sementara ulama sebagai menjelaskan tiga
macam metode dakwah yang harus disesauikan dengan sasaran dakwah.
Terhadap cendikiwan yang memiliki pengetahuan tinggi diperintahkan
menyampikan dakwah dengan hikmah, yakni berdialog dengan kata-kata bijak
sesaui dengan tingkat kepandaian mereka. Terhadap kaum awam,
diperintahkan untuk menerapkan mauîzhah yakni memberikan nasihat dan
perumpamaan yang menyentuh jiwa seasui dengan tarap pengetahuan mereka
yang sederhana. Sedangkan terhadap ahl al-kitab dan penganut agama-agama
yang diperintahkan adalah jiddal/perdebatan dengan cara yang terbaik yaitu
dengan logika dan retorika yang halus, lepas dari kekerasan dan umpatan.
42
Kata (حكمة) hikmah, antara lain berarti yang paling uatama dari segala
pengetahuan maupun perbuatan. Ia adalah pengetahuan atau tindakan yang
bebas dari keslaahan atau kekeliruan, hikmah juga diartikan sebagai seseatu
yang bila digunakan atau diperhatikan akan mendatangkan kemaslahatan dan
kemudahan yang besar atau lebih besar, serta menghalangi terjadinya mudharat
atau kesulitan yang besar atau lebih besar, serta menghalangi terjadinya
kesulitan yang besar atau lebih besar. Makna ini dari kata hikmah, yang berarti
kendali, karena kendali mengahalangi hewan atau kendaraan mengarah kea rah
yang tidak diinginkan, atau menjadi liar, memilih perbuatan yang terbaik dan
sesuai adalah perwujudan dari hikmah. Memilih yang terbaik sesuai dari dua
hal yang buruk pun dinamai hikmah, dan pelakunya dinamai (hakim)
bijaksana. Siapa yang tepat dalam penilainnya dan dalam peraturannnya, dialah
yang wajar menyandang sifat ini atau dengan kata lain dia yang hakim.70
Thahir Ibn Āsyur menggaris bawahi bahwa hikmah adalah nama
himpunan segala ucapan atau penegtahuan yang mengarah kepada perbaikan
keadaan dan kepercayaan manusia secara bersinambung. Thabathabaî
mengutip Al-Raghib Al-Asfahani yakni menyatakan secara singkat bahwa
hikmah adalah sesaetu yang mengena kebenaran berdasar ilmu dan akal.
Dengan demikian, menurut Thabathaba’î hikmah adalah argumen yang
mengahsilakan kebenaran yang tidak diragukan, tidak mengandung kelemahan
tidak juga keburukan. Kata موعظة وٱل wal mau’îẓḥah terambil dari kata عظ و
wa’aẓa yang berarti nasihat. mau’îẓḥah adalah uraian yang menyentuh hati
yang mengatur kepada kebaikan. Demikian dikemukakan oleh banyak ulama.
Sedangkan kata دلم jidâl yang bermaknaجدال jâdilhum terambil dari kata ج
diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau diskusi dan
menjadikanya tidak dapat bertahan, baik yang dipaparkan iu diterim aleh
semua orang maupun hanya oleh mitra bicara.
Dari uraian di atas, bahwa mau’îẓḥah hendaknya disamapaikan dengan
ḥasanah atau baik, sedang perintah disifati dengan kata aḥsan yang beda
70 M. Quraish Shihab, Tafsîr Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-
Qur’an, jilid 7, h.391.
43
dengan hikmah yang tidak disifati oleh satu sifat pun. Keduanya berbeda
dengan hikmah yang tidak disifati oleh satu sifatpun ini berati bahwa
mau’îẓḥah ada yang baik dan ada yang tidak baik, sedangkan jiddâl ada tiga
macam yang baik dan yang buruk. Hikmah tidak perlu disifati karena dari
maknanya telah diketahui bahwa suatu yang mengena kebenaran bedasar ilmu
dan akal seperti yang ditulis oleh Al-Raghib, atau seperti tulis Ibn Âsyur yaitu
segala ucapan atau pengetahuan yang mengarah kepada perbaikan keadaan dan
kepercayaan manusia bersinambung disisi lain, Hakim yang dilukiskan
maknanya oleh Al-Biqaî seperti yang dinukil diatas, dan ini tentusaja akan
disamapiakn setepat mungkin, sehingga tanpa menyifatinya dengan satu
sifatpun. Otomatis dari namnya dan sifat penyandanganya dapat diketahui
bahwa penyampainya pastilah dalam bentuk yang sesuai.71
Adapun mau’îẓḥah maknanya ialah menenangkan hati sasaran bila
ucapan yang disampaikan itu diserati dengan pengamalan dan keteladanan dari
yang menyampaikanya, disinilah yang bersifat hasanah, kalu tidak Ia adalah
yang buruk yang seharusnya dihindari. Di sisilain, karena mau’îẓḥah biasanya
bertujuan mencegah sasaran dari seseatu yang kurang baik, dan hal ini dapat
mengundang emosi baik dari yang menyampaikannya lebih-lebih yang
menerimanya, maka mau’îẓḥah adalah perlu untuk mengingatkan kebaikan.
Sedangkan jiddal terdiri dari tiga macam yang buruk adalah yang disampaikan
dengan kasar yang mengundang kemarahan lawan serta yang menggunkan
dalil-dalil yang tidak benar, yang baik ialah yang disampaikan dengan sopan
serta menggunakan dalil walau hanya diakui oleh lawan, tetapi yang terbaik
adalah yang disampaikan dengan baik disertai dengan argumen yang benar dan
membungakam lawan. Penyebutan metode itu sungguh serasi. Ia dimulai
dengan hikmah yang dapat disampaikan tanpa syarat. Disusul dengan
mau’îẓḥah dengan syarat khasnah, karena memang ia hanya terdiri dari macam.
Yang ketiga ialah jiddâl yang terdiri dari tiga macam buruk, baik dan terbaik,
sedang dianjurkan adalah yang terbaik. Tidak dapat dipungkiri bahwa al-
Qur’an demikian juag cara berdakwah Nabi Muhammad saw, mengandung
71 M. Quraish Shihab, Tafsîr Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-
Qur’an, jlid 7, h.392.
44
ketiga metode diatas. Hal ini dapat diterapakn kepada siapapun sesuai dengan
kondisi sasaran. Telah ditemukan bahwa sementara ulama membagi ketiga
metode ini sesuai dengan tingkat kecerdasan sasaran dakwah. Yakni
cendikiwan, yang memiliki kemampuan berfikir yang tinggi diajak dengan
hikamh, adapun orang awam yang belum mencapai tingkat kesempurnaan akal,
tidak juga telah terjerumus dalam kebejatan moral, maka mereka disentuh
dengan mau’îẓḥah.72
72 M. Quraish Shihab, Tafsîr Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-
Qur’an, jilid 7, h. 393.
45
BAB III
GAMBARAN UMUM DESA TAMANSARI
KECAMATAN RUMPIN KABUPATEN BOGOR
A. SejarahSingkat Desa Tamansari Kec Rumpin, Kab Bogor
Menurut penduduk setempat, pada zaman dahulu di Desa Tamansari
terdapat tempat yang indah dan dipenuhi dengan bunga-bunga yang bagus,
dan terdapat sungai yang mengalir bersih dan airnya jernih dengan suasana
sejuk dengan kondisi damai, tenang, dan nyaman dan desa ini masih asri,
sejuk, penduduk setempat pada zaman dahulu memberi tempat ini sebagai
taman.Kemudian kedua kata tersebut digabungkanmenjadi Tamansarikarena
dahulunya Tamansari adalah tempat yang indah dan nyaman. Menurut catatan
sejarah Desa Tamansari terdapat seorang pangeran yang bernama pangeran
Temanggung dan pangeran Senopati yang menjadi sumberpenguasa wilayah.1
Pada masamenjabat sebagai pangeran di Desa Tamansari para pangeran-
pangeran tersebut menyebarkan agama Islam di tengah-tengah masyarakat
dan Ia mendirikan beberapa bangunan seperti, taman, panggung, pesantren,
mushola, dan taman. Fungsinya untuk menyebarkan agamaIslam karena
bedasarkan dari sejarah yang Ia ketahui pada zaman dahulu Desa Tamansari
pernah menjadi para singgahannya para penjajah Jepang dan Belanda.2Nama
Desa ini di juluki sebagai Desa Tamansari karena terdapat taman-taman yang
indah dan masih asri masyarakat menjuluki desa ini sebagai Desa Tamansari
karena terbentuk atas rasa kekaguman dan perjuangan yang dirasakan oleh
para pangeran-pangeran terdahulu yang telah mendirikan tempat
perkumpulan masyarakat di taman-taman yang telah didirikan oleh para
pangerandan pangeran-pangeran tersebut pertama kalinya menyebarkan
agama Islamdi Desa Tamansari kepada penduduknya sehingga rasa
kekaguman masyarakat desa setempat sangat tinggi dengan alasan Ia telah
1 Wawancara bersama Nyai Fatma, seseorang yang dipercaya oleh penduduk Desa
Tamansari sebagai sumber dalam sejarah desa menurut sekertaris desa Nyai Fatma merupakan
sosok yang hidup di zaman pangeran maka nyai fatmah sumber dari sejarah Desa Tamansari
berdiri, Wawancara pada tanggal 29 September 2019. 2 Wawancara bersama Bapak Zaenul Huda, selaku skertaris Desa Tamansari pada tanggal
29 September 2019.
46
mendirikan dan mengembangkan sekaligus menyebarkan agama Islam di
Desa Tamansari.
Bedasarkan sejarahnya penduduk desa ini pernah disinggahi oleh orang-
orang Jepang dan Belanda, bedasarkan sejarahnya pada zaman dahulu
masyarkat desa ini yang beragama Islam masih sedikit ahirnya Pangeran
Temanggung membangun masjid yang bernama Masjid At-Timiyah dan
membuat taman sebagai tempat musyawarah perkumpulan masyarakat,
tempat hiburan masyarakat dan juga menjadi tempat peristirahatan pangeran
serta tempat berdakwahnya dalam menyebarkan agama Islam, sehingga
banyak santri dan Kyai yang singgah di desa ini dan mendirikan pondok
pesantren. 3
3.1 Gambar Masjid pertama yang didirakan di Desa Tamansari Masjid
At-Timyyah
Desa Tamansari Kecamatan Rumpin kabupaten Bogor memiliki luas
wilayah seluas 478 Ha (hektar) samapai dengan 997 Ha (hektar). Yang
terbagi menjadi 5 kampung diantaranya ialah: kampung Temanggungan,
Sanapati, Panagan, Sukamanahdan KebonKalapa. 4
B. Letak Georafis Desa Tamansari Kec, Rumpin Kab Bogor
Secara Geografis Desa Tamansari, terletak di wilayah Kecamatan
Rumpin Bogor, antara 6004-70083 Lintang Selatan dan 107°-108 022 Bujur
Timur.Wilayah Desa Tamansari memilik luas ±478 ha, dengan luas wilayah
3 Wawancara dengan Agus Basuki selaku penduduk Desa Tamansari, pada tanggal 30
September 2019. 4 LKPJ (LaporanKeterangan Pertanggung Jawaban Desa Tamansari Kec.Rumpin Kab.
Bogor) h.4.
47
997 hektar, diatas permukaan laut12 m.Dan tinggi curah hujan 40mmyang
terbagi dalam 5 dusun 12 Rukun Warga (RW) dan 35 Rukun.5
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sukamulya.
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Suka Sari.
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kertajaya.
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Gunung sindur.
3.2 Gambar Letak 1Geografis Desa Tamansari
Dilihat dari geografisnya, Desa Tamansari terletak sebagai daerah
penggunungan dengan ketinggian tempat 600(MPDL),dan curah hujanrata-
rata pertahun sebesar 300 M dan suhu rat-rata berkisar antara 22-27 C°secara
administratif Desa Taman Sari, dalam wilayah Kecamatan Rumpin,
kabupaten Bogor terletak di bagian Barat, desa ini merupakan salah satu desa
yang berpotensi, di dukung oleh kondisi yang cukup baik, walaupun terkenal
dengan desa yang berdebu, dan banyak di penuhi lumbur jika hujan
datang.Mayoritas masyarakat Desa Tamansari Kecamatan Rumpin Kabupaten
Bogor menjadi buruh, petani, supir truk, pedagang, tukang ojeg dan lain-lain.
Untuk lebih jelas, penulis akan menjelaskan melalui tabel di bawah ini:6
5 LKPJ (LaporanKeterangan Pertanggung Jawaban Desa Tamansari Kec.Rumpin Kab.
Bogor ) h.6. 6 LKPJ (Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Desa Tamansari Kec.Rumpin Kab.
Bogor) h.7.
48
Tabel 3.3 Keadaan Mata Pencaharian Penduduk Desa Tamansari
No. Mata Pencaharian Jumlah
(Orang)
Persentase
(Jumlah
Penduduk)
1. Petani 1.245 70 %
2. Pedagang 426 2,4 %
3. Pegawai Negri 15 1 %
4. TNI/Polri - 0 %
5. Pensiunan 76 5,6 %
6. Pegawai swasta 982 6,5 %
7. Buruh Pabrik 348 2,3 %
8. Pengrajin 8 0,5 %
9. Tukang Bangunan 152 1, 13 %
10. Penjahit 12 0,8 %
11. Tukang Las 22 1,4 %
12. Tukang Ojeg 152 1,13 %
13. Bengkel 18 1,2 %
14. Supir angkutan 27 1,8 %
15. Tukang nyikup 73 4,8 %
JUMLAH 100 %
Perbatasan wilayah Desa Tamansari, yaitu disebelah Timur berbatasan
oleh sungai cisadane yang sekaligus menjadi batas dengan Desa Gunung
Sindurdi sebelah selatan berbatasan denganDesa Sukasari.
Tabel 3.4 Perbatasan Cisadane
49
Di sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sukamulya, dan disebelah
Barat berbatasan dengan Kertajaya sebelah Utara berbatasan dengan Desa
Sukamulya. Jarak tempuh menuju ibu kota Kecamatan Rumpin 35 Km, jika
ditempuh menggunakan kendaraan roda dua menghabiskan waktu kurang lebih
1,5pukul atau dengan berjalan kaki 4 pukul. Sedangkan Jarak dari Desa
Tamansari menuju PEMDA Kab. Bogor yaitu sekitar 45Km, dan menghabiskan
waktu 2 pukul jika ditempuh dengan keadaan bermotor. Dengan jumlah
penduduk 13.051 orang, dengan jumlah laki-laki sebanyak 7,078 orang dan
perempuan sebanyak5.973 orang, dengan jumlah kepala keluarga sebanyak
3.596 (KK). Untuk luas wilayah Desa Tamansari menurut penggunaa lahan
dengan total wilayah 997 hektar, diatas permukaan laut 12M. Luas
pemukiman512 Ha, persawahan 35, luas ladang/perkebunan 280 Ha, luas jalan
8,5Ha, pemakaman kuburan 4Ha (hektar). 7Untuk lebih jelas, penulis akan
menjelaskanmelalui tabel di bawah ini:
Tabel 3.5 Luas Wilayah Desa Tamansari
1. Perumahan/pemukiman 512 Hektar
2. Sawah/Empang 35 Hektar
3. Ladang/Huma 280 Hektar
4. Jalan 8,4 Hektar
5. Pemakaman/kuburan 4 Hektar
6. Perkantoran 07 Hektar
7. Lapangan Olahraga 6,8 Hektar
8. Tanah/ Bangunan
Pendidikan
1,4 Hektar
9. Tanah/Bangunan
keperibadatan
1,2 Hektar
7 LKPJ ((Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Desa Tamansari Kec.Rumpin
Kab. Bogor) h.9.
50
Struktur Kependudukan
Jumlah penduduk bisa menjadi modal yang besar sebagai pembangunan
sekaligus menjadi beban pembangunan, menurut jumlah penduduk Desa
Tamansari sebanyak 13.051jiwa, laki-laki sebanyak: 7.078 dan jumlah wanita
sebanyak: 5.973 dengan jumlah kepala keluarga 3.596. Agar dapat menjadi
dasar pembangunan maka penduduk yang besar disertai kualitas SDM yang
tinggi. Berkaitan dengan kependudukan, aspek yang penting antara lain
perkembangan jumlah penduduk, dan kepadatan dan persebaran serta
sturkturnya bedasarkan umur. 8
Tabel 3.6 Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur danJenis kelamin
88
LKPJ ((Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Desa Tamansari Kec.Rumpin
Kab. Bogor) h.10.
Kelompok Umur Jumlah Jiwa Jumlah
Laki-laki Perempuan
0-4 525 416 941
5-9 546 420 966
10-14 459 412 871
15-19 658 437 1.095
20-24 556 436 992
25-29 431 403 834
30-34 434 420 854
35-39 455 418 873
40-44 381 253 634
45-49 383 400 636
50-54 447 431 874
55-59 433 431 864
60-64 463 430 893
65-69 457 411 868
70- keatas 432 434 882
JUMLAH 7.079 6.974 13.034
51
Bedasarkan struktur umur, penduduk Desa Tamansari tergolong usia
muda. Indikasi tersebut terdapat dari rasio penduduk usia kelompok umur 0-4
tahun dan 5-9 tahun, hal ini merupakan yang terbanyak masing-masing
jumlahnya adalah 416 jiwa sampai 966 jiwa, kemudian disusul kelompok 20-
24 dan 25-29 yaitu masing-masing jumlahnya 992 dan 834. Rasio jenis
kelamin penduduk Desa Tamansari menunjukan bahwa laki-laki lebih banyak
dari pada perempuan, Untuk lebih jelas, penulis akan menjelaskan melalui
tabel di bawah ini:9
C. Pendidikan Masyarakat dan Pengajar Majelis Taklim di Desa
Tamansari KecRumpin, Kab.Bogor
Pendidikan ialah usaha yang dilakukan oleh pendidik melalui bimbingan dan
pengajaran,hal ini merupakan suatu yang sangat penting dalam memajukan
tingkat kesejahteraan dalam segala bidang, dengan tingkat pendidikan yang tinggi
maka akan membuka tingkat kecerdasan, sehingga tingkat kecerdasantersebut
akan mendorong tumbuhnya keterampilan, atau generasi yang baru sebagai
penerus bangsa. Kewirausahaan yang mendorong munculnya potensi baru dapat
membantu program yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk membuka
lapangan kerja baru guna mengatasi penggangguran. Pendidikan pada dasarnya
akan mempertajam sitematika pola pikir seseorang, selain itu seseorang akan
mendapatkan informasi yang lebih maju serta akan memajukan dunia pendidikan.
PendudukDesa Tamansari dalam hal pendidikan kurangnya berminat untuk
melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dikarenakan masalah ekonomi,dan
mayoritas penduduk disana memilih untuk pesantren salafi dengan jumlahsekitar
75% orang,dari pada sekolah karena rendahnya ekonomi para masyrakat sehingga
memilih pesantren, mayoritas penduduk Desa Tamansari hanya lulusan SD, SMP
dan SMK bahkan ada yang putus sekolah.10
Penulis menguraikan peta sekolah dari
SMK sampai Paud agar penelitan ini lebih sistematis dan terarah Untuk lebih
jelas, penulis akan menguraikan melalui tabel di bawah ini:
9LKPJ ((Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Desa Tamansari Kec.Rumpin Kab.
Bogor)h.11. 10
LKPJ ((Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Desa Tamansari Kec.Rumpin Kab.
Bogor) h.13.
52
3.7 Gambar Peta sekolah Desa Tamansari
3.8 SD Tamansari 3.9 Paud Al-Mubarok
4.1 Gambar sekolah Mi, Mts. Smk Tamansari
53
Tabel 4.2 Presentase dari Jumlah Pendidikan Penduduk
Bedasarkan data tersebut menunjukan bahwa di Desa Tamansari kecamatan,
Rumpin Kab.Bogor. kebanyakan penduduk yang tidak sekolah dan putus
sekolah yaitu sebesar 30%dikarenakan sebagian memilih untuk pesantren
dengan biaya yang rendah di bandingkan dengan sekolah formal. Maka disini
penulis cantumkan data Pesantren untuk memperjelas dan memperinci
sebagai berikut:
1. Pondok Pesantren Assyafiyah
pondok pesantren putra dan putri yang memiliki jumlah santri sekitar
45 santri.
4.3 Gambar Peta Pondok Pesantren Assiyyah
No Tingkat Pendidikan Persentase%
1. Tamat SD 41%
2. Tidak tamat SD 2%
3. Tamat SLTA 26%
4. Hanya Pesantren 30%
5. TAMAT SLTP 27%
6. D2 3%
7. S1 1%
54
4.4 Gambar Pondok Pesantren Putri As-Syafiyyah
4.5 Gambar Pondok Pesantren Putra As-Syafiyyah
2. Ponpes Attimiyah, pondok pesantren khsus wanita dengan jumlah
santriawti sebnayak 30 santriwati
4.6 Gambar Peta Pondok Pesantren At-Timiyyah
55
4.7 Gambar Pondok Pesantren Putri At-Timiyyah
3. Pondok Pesantren Darul Ibtida, pondok pesantern khusus santri putra
dengan jumlah 15
4.8 Gambar Peta Pondok Pesantren Darul Ibtida
4.9 Gambar Pondok Pesantren Darul Ibtida
56
4. Pondok Pesantren Assurur, dengan jumlah santri 12 santri laki-laki.
5.1 Gambar Peta Lokasi Pondok Pesantren Assurur
5.2 Gambar Pondok Pesantren Assurur
5. Pondok Pesantren Mathlaul Sobriyah, memiliki santri sebanyak 45
santri 25 santriwati dan 20 santri laki-laki.
5.3 Peta Lokasi Pondok Pesantren Mathlalul sobriyah
57
5.4 Gambar Pondok Pesantren Mathlalul sobriyah
D. Kebergamaan Masyarakat Desa Tamansari Kecamatan Rumpin
Kab.Bogor
Agama adalah kepercayaan pribadi antara seseorang dengan Tuhan yang
diyakininya agama merupakan sistem yang mengatur tata keimanan
(kepercayaan) dan keperibadatan kepada Tuhan yang Maha Kuasa serta tata
kaidah yang berhubungan dengan perilaku, sifat, dan watak manusia di
lingkungan.11
Agama di Desa Tamansari dikenal sebagai suatu yang
mengarahkan untuk berperilaku baik dan bijaksana terhadap berbagai agama
disekitarnya, khususnya bagi masyarakat yang memeluk agama Islam,
meskipun masyarakat di Desa Tamanasri tidak semuanya memeluk agama
Islam, tetapi keberagamaan di Desa ini tidak menimbulkan suatu perselisihan
atau pertengkaran tentang statsus agama yang di percayainya,apalagi di Desa
Tamansari sudah mengenal pengajian majelis taklim sudah jauh lama.
Dengan masuknya majelis taklim di desa ini, kegiatan-kegiatan keagamaan
semakin membaik dan meningkat, adapun kegiatan keagamaan masyarakat di
Desa Tamansari yang sampai sekarang masih berjalan diantaranya yaitu:
a. Peringatan Hari besar Islam
b. Maulid Nabi Muhammad
c. Isra Mi’raj
d. Menyambut bulan suci bulan ramadhan
e. Pengajian bulanan dan mingguan bersama ustdz- dan ustadzah
11
Faisal Ismail, Islam yang Produktif, cet.1 Oktober2017 (Yogyakarta, Penerbit: IRCiSO)
h.15.
58
Dengan adanya suatu pengajian atau kajian Islami di tengah-tengah Desa
Tamansari merupakan suatu anugrah, karena hal tersebut sangat bermanfaat
bagi masyarakat Desa Tamansari, sebelum adanya pengajian majelis taklim,
mayoritas masyarakat desa tidak begitu memperhatikan tentang ajaran hukum
syariat Islam, di Desa Tamansari terdapat beberapa pesantren putra dan putri
serta yayasan salafiyah, dan banyak kyai dan ustadz dan ustadzah yang
disinggahinya, sehingga terdapat beberapa majelis taklim dan pengajian.
Untuk mendeskripsikan keyakian dalam beragama penulis menelusuri data
penduduk dalam beragama sebagai berikut:12
Tabel 5.5 Jumlah Penduduk Bedasarkan Agama
E. Deskripsi pengajar dan Nama Majelis Taklim Desa Tamansari
Kecamatan Rumpin Kabupaten bogor
Secara etiminologi kata majelis taklim berasal dari bahasa arab,
yaitumajelis dan taklim sedangkan kata majelis berasal dari kata jalasa,
yajlisu, julisan, yang berarti duduk atau rapat. Sedangkan kata taklim
mengandung pengertian yang berbeda-beda. Menurut Eefendi Zarkasy Ia
mengemukakan bahwasanya majelis taklimbagian dari model dakwah sebagai
forum belajar untuk mencapai tingkat pengetahuan seputar kajian
keagamaan.13
Sedangkan menurut Syamsudin Abbasmengemukakan
pendapatnya, Ia mengartikan majelis taklimsebagai lembaga pendidikan non
12
LKPJ ((Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Desa Tamansari Kec.Rumpin Kab.
Bogor) h.13. 13
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/9849/5/BAB%20II.pdf h. 14-15 diakses pada
tanggal 10 Maret 2019 pukul 13.00
1. Islam 12.867 Orang
2. Katolik - Orang
3. Protestan 11 Orang
4. Budha - Orang
5. Hindu - Orang
6. Konghucu 156 Orang
59
formal Islam yang memiliki kurikulum tersendiri, dan diselenggarakan
dengan waktu yang teratur dan diikuti dengan jamaah yang cukup banyak.
Dari beberapa pengertian diatas, majelis taklimdapat diartikan sebagai
semua kegiatan komunitas muslim yang berkaitan dengan masalah
pendidikan dan pengajaran agama Islam, tanpa dibatasi oleh tempat dan
waktu dalam penyelenggaraanya serta jumlah jamaahnya, maupun jenis
kelaminnya baik itu wanita ataupun pria,anak-anak, remaja atau orang dewasa
danlansia dan status sosial jamaahnya.14
Bedasarkan hasil observasi yang penulis cantumkan mengenai majelis
taklim penulis mangambil kesimpulan bahwasanyamajelis taklimmerupakan
pengajian atau pengkajian tentang keislaman, yang diselenggarakan di waktu
telah di tentukan dan tidak terbatas dengan jumlah jamaahnya. Dan dapat
diartikan sebagai perkumpulan komunitas muslim secara khusus dengan
menyelengerakan suatu pendidikan dan pengajian yang bertujuan untuk
meningkatkan kemajuan seputar ilmu pengetahuan kajian Islami dan
keterampilan jamaah agar dapat menerus perjuangan-perjuangan para
generasi Islam, sehingga menjadikan manusia sebagai insan kamil yakni
manusia yang sempurna dimata Allah SWT.
Majelis taklimdi Desa Tamansari terdiri dari 10majelis taklimyang akan
penulis teliti, dari beberapa pengajar serta banyaknya jamaah, perkembangan
majelis taklimdi Desa Tamansari semakin meningkat dengan jumlah
penduduk yang banyak rata-rata penduduk di Desa Tamansari beragaama
Islam, namun jumlah penduduk yang banyak bukan berati beberapa penduduk
yang beragama Islam mengerti tentang kajian Islam. Maka fungsi majelis
taklimbagi masyarakat sangat berperan sentral karena dengan adanya kajian
Islami di tengah masyarakat pada pembinaan dan peningkatan kualitas yang
sesuai dengan tuntunan agama, dapat memberantas kebodohan ditengah-
tengah masyarakat yang awam, disamping itu dapat menyadarkan masyarakat
yang awam dalam memahami suatu masalah penting tentang hukum syariat
Islam yang harus dikaji sehingga seseorang tersebut dapat mengamalkannya
14
Feriandi, Peran Majelis Taklim Dalam Meningkatkan Pemahamaan Keagamaan Study
Terhadap Majelis Taklim Nurul Hidayah ( Jurnal Skripsi UIN Raden Fatah Palembang 2017),
h.23.
60
pada dirinya sendiri ataupun lingkungan sesuai dengan kaidah Islam dan
syariat hukum Islam yang telah ditentukan, maka peran motivator, pembina,
atau guru sangat penting bagi kehidupan sehari-sehari.Berikut data majelis
taklimdi Desa Tamansari dan pelaksan kegiatanya sebagai berikut:15
1. Majelis Taklim Assurur
5.6 Gambar Peta Lokasi Majelis Taklim Assurur
5.7 Gambar Pengajar dan Jama'ah Majelis Taklim Assurur
Pelaksaan pengajian majelis taklim diselenggrakan pada hari Rabu pukul
08.00 pagi sampai 10.00 siang adapun pengajarnya yaitu ustadzah Mm,
Pp, dan Qh, ustadzah Mm bertugas sebagai pembaca yasin dan tahlil,
ustazah Qh sebagai pembaca diba, shalawatan dan ustadzah Pp sebagai
pendakwah memberi ceramah atau siraman rohani kepada para jamaah,
adapun jumlah jamaah Majelis Taklim Assurur bedasarkan wawancara
yang penulis lakukan yaitu sekitar 38 jamaah.16
15
Wawancara Pribadi bersama Ustadzah Mariam, pupu, dan Qoyah, selaku pengajar di
Desa Tamansari, Pada Tanggal 10Mei 2019.
16
Wawancara Pribadi bersama Ustadzah Fatma,Nur Subaikah,selaku pengajar di Desa
Tamansari, Pada Tanggal 22 Maret 2019.
61
2. Majelis Taklim Nurul Iman,
5.8 Peta Lokasi Majelis Taklim Nurul Iman
5.9 Gambar Pengajar dan Jama'ah Majelis Taklim Nurul Iman
Pelaksanaan pengajianya di adakan pada hari Sabtu pukul 4 sore sampai
setegah 6sore, adapun para pengejar yang bertugas yaitu ustadzah Fa, dan
Nh, ustadzah Fatma merupakan pemilik majelis taklim ang bertugas
sebagai pembaca yasin dan tahlil sedangkan ustdzah Nh bertugas sebagai
pemberi nasihat-nasihat sebagai penceramah kepada para jamaah majelis
taklim, adapun jumlah jamaah bedasarkan yang penulis observasi di
Majelis Taklim Nurul Iman yaitu sekitar 15 jamaah.
3. Majelis Taklim Darussalam
6.1 Gambar Peta Lokasi Majelis Taklim Darussalam
62
6.2 Gambar Pengajar dan Jama'ah Majelis Taklim Darussalam
Pelaksanaan pengajianya di adakan pada hari Sabtu pukul 4 sore sampai
setegah 5 sore, yang bertugas mengajar pada majelis taklim ini yaitu
ustadzah Mh, pengajian ini khusus untuk pembacaan yasinan dan tahlilan,
adapun jumlah jamaah majelis taklimnya bedasarkan observasi penulis
sekitar 28 jamaah.17
4. Majelis Taklim Mathlalul Sobriyah
6.3 Gambar Peta Lokasi Majelis Taklim Sobriyah
6.4 Gambar Pengaajr dan Jama'ah Majelis Taklim Sobriyah
Pelaksanaan pengajianya di selenggarakan pada hari Minggu pukul 10.00
pagi sampai 12. siang pengajian bulan ini di laksanakan oleh ustadzah LL
pengajian bulanan ini membahas kitab kasyifatussjah dan di selenggarakan
17
Wawancara Pribadi bersama Ustadzah Murdiah, selaku pengajar di Desa
Tamansari, pada tanggal 25 April,2019
63
khusus bagi para jamaah wanita, adapun jumlah jamaah majelis taklim
bedasarkan wawancara penulis 56 jamaah yang mengaji.18
5. Majelis Taklim Assyafiiyyah,
6.5 Gambar Peta Lokasi Majelis Taklim Assyafiyyah
6.6 Gambar Pengajar dan Jama'ah Majelis Taklim Assyafiyyah
Pelaksanaan pengajianya di adakan pada hari Jumat pukul 08. pagi sampai
jam 11 siang, yang bertugas sebagai pengajarnya yaitu ustadzah Umi Yh
dan Mm adapun tugas ustzah Mm sebagai pembaca tahlil dan ustadzah
umi Yh sebagai pembaca kitab kuning yaitu safinatunnajah dan sekaligus
ceramah, umi Yh sebagai pendiri Majelis Taklim Assayfiiyyah memiliki
jumlah jamah sebanyak 38 jamaah.19
18
Wawancara Pribadi bersama UstadzahLeli, selaku pengajar di Desa Tamansari, pada
tanggal 18 April,2019.
19
Wawancara Pribadi bersama Ustadzah Umi Yayah 23 April, selaku pengajar di Desa
Tamansari, pada tanggal 25 Maret 2019.
64
6. Majelis Taklim Al-Mubtadi
6.7 Gambar Peta Lokasi Majelis Taklim Al-Mubtadi
Pelaksaan pengajianya di selenggerakan pada hari Jumat pukul 08 pagi
sampai 10 siang dan yang bertugas sebagai mengajarnya yaitu ustadzah As
dan Pu ustadzah As sebagai pembaca yasin dan Ustadzah Pu bertugas
pemberi tausiyah, adapun jumlah jamaah yang mengaji pada majelis
taklim tersebut yaitu 15 jamaah.20
7. Majelis Taklim Madinnatunnjah
6.8 Gambar Peta Lokasi Majelis Taklim Madinatunnjah
6.9 Gambar Pengajar dan Jama'ah Peta Majelis Taklim Madinatunnjah
20
Wawancara Pribadi bersama Ustadzah Pupu dan Aas, selaku pengajar di Desa
Tamansari, pada tanggal 20 April 2019.
65
Pelaksanaan pengajianya diadakan sebulan sekali pada hari rabu pukul 09
pagi sampai 12 siang, pengajar yang bertugas yaitu ustadzah Nh, LL, dan
Pu ustazah Nh sebagai pemvaca kitab uqudulujein dan meberi tausiyah,
ustadzah LL sebagai pembaca kitab kasyifatussajah dan ustazah PP
sebagai pembaca yasin dan tahlil, adapaun jumlah jamaah sekitar 80 han
jamaah.21
8. Majelis Taklim Wahdatunnisa,
7.1 Gambar Peta Majelis Taklim Wahdatunnisa
7.2 Para Jam'ah Peta Majelis Taklim Wahdatunnisa
Pengajian bulanan yang di selenggarakan pada hari Minggu pukul 10.
siang sampai 12.siang yang bertugas sebagai pengajarnya yaitu Umi Yh
dan MM, QH, MH pengajian ini khusu bagi para jamah wanita dan yang
bertausiyah Umi yh, pembaca rawatib ustadzah Mm, pembaca yasin Mh,
pembaca shalawat QH, adapun jumlah jamaah sekitar 65 jamaah.22
21
Wawancara Pribadi bersama Ustazah Nur, Leli, dan pupu, selaku pengajar di Desa
Tamansari, pada tanggal 15 Mei. 22
Wawancara Pribadi bersama ustzah Qoyah dan mamah, selaku pengajar di Desa
Tamansari, pada tanggal 28 Mei 2019.
66
9. Majelis Taklim Al-Hidayah
7.3 Gambar Peta Lokasi Majelis Taklim Al-Hidayah
7.4 Gambar Pengaajr dan Jam'ah Majelis Taklim Al-Hidayah
Pengajian mingguan pada malam Minggu pukul pukul 08.malam samapi
10 malam yang bertugas ustadz Fn, AP, Dt pengajian khusus bagi kaum
pria jumlah jamaah 36 jamaah.23
23
Wawancara Pribadi bersama Ustadz Abi Asep, Faqih, dan Dayat, selaku pengajar di
Desa Tamansari, pada tanggal 25 Maret 2019.
67
67
BAB IV
PEMAHAMAN PENGAJAR TENTANGAMAR MA’RÛF
NAHÎ MUNKAR
Dalam Sub ini Penulis memaparkan hasil wawancara pengetahuan dan
pemahaman pengajar majelis taklim mengenai amar ma‟rûf nahî munkardi
Desa Tamansari, dengan melakukan wawancara dan observasi langsung
kepada para pengajar bedasarkan kompetensi sebagai berikut: pengetahuan
pengajar mengenai dalil al-Qur‟an mengenai ayat-ayatamar ma‟rûf nahî
munkar, pemahaman pengajar seputar landasanamar ma‟rûf nahî munkar,
pemahaman pengajar mengenai ayat-ayat al-Qur‟an yang menganjurkan
menegakanamar ma‟rûf nahî munkar .Pada sub ini tersusun dari beberapa
tahapan. Tujuannya agar dapat memberikan penjelasan yang lebih sistematis
dan terarah, dengan paparan sebagaimana berikut :
A. Pengetahuan Pengajar Desa Tamansari Mengenai Dalil Al-Qur’an
Mengenai Ayat-ayat Amar Ma’rûf Nahî Munkar
Pengetahuan merupakan hasil dari rasa keingintahuan melalui proses dari
suatu objek tertentu, dengan kata lain knowledge adalah hasil pengindraan
manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek.1 Dalam penelitian ini
penulis mewawancarai mengenai pengetahuan ayat-ayat amar ma‟rûf nahî
munkar rata-rata bedarkan hasil observasi yang penulis lakukan tidak
mengetahui tentang ayat-ayatamar ma‟rûf nahî munkar. Para pengajar hanya
mengajarkan bacaan al-Qur‟an tidak mengungkapkan makna yang terkait di
dalam al-Qur‟an. Penulis menyajikan tabel di bawah ini, Data tersebut
menunjukan bahwa pengetahuan tentang ayat-ayat amar ma‟rûf nahî munkar
terdapat 2 kompetensi sebagai berikut masih lemah dan tidak tahu sama sekali
untuk memperjelas sebagai barikut:
1https://id.m.wikepedia.org/wiki/pengetahuan diakses pada tangggal 1November 2019
68
Tabel 7.5 Pengetahuan Pengajar Tentang Ayat-ayat Amar Ma’rûf Nahî
Munkar
No. Kompetensi Jumlah Pengajar
1. Masih Lemah 3
2. Tidak Tahu sama sekali 12
Dari sekian jumlah pengajar berjumlah 15 responden, yang masih
lemah mengetahui bahwa ayat tersebut tentang amar ma‟rûf nahî munkar
hanya 3 pengajar yang berlatang belakang pendidikan sampai S1 dan lulusan
pesantren, dan 12 lainnya tidak tahu sama sekali, denganberargumen mereka
hanya fokus mengajarkan kitab fikih bukan al-Qur‟an. Bedasarkan
wawancara yang penulis telusuri kepada 3 pengajar yang memasuki kategori
masih lemah para pengajar tersebut mengungkapkan, dengan kesimpulan
yang sama bahwasanya
“saya hanya bisa menerjemahkan saja bukan untuk menghafal
bahkan menafsirkankan dan alasan lainya ialah karena mereka hanya
fokus kepada ratiban, kitab fikih dan pengajian zikiran saja.”2
Dari sekian jumlah dan seluruh ayat dan surat dalam al-Qur‟an
mengenai ayat-ayatamar ma‟rûf nahî munkar, pengajar Majelis Taklimdi
Desa Tamansari yang termasuk ategori masih lemah dalam mengetahui ayat-
ayat yang menganjurkan amar ma‟rûf nahî munkar menjawab hanya tiga
surat yaitu surah Âli ‟Imrân 104 dan 110 dan al-Naḥl 125, dan dari 13
pengajar yang termasuk dalam kategori tidak tahu sama sekali, bedasarkan
hasil observasi langsung dengan jawaban yang hampir sama para pengajar
mengungkapkan,
“bahwa untuk mengaji tafsir dikalangan masyarakat itu tidak
usah, karena susah juga terus ga penting-penting banget mendingan
fikih aja karena tafsir mah pusing tidak tau juga kaya gimananya
bukan bidangnya kita. Orang-orang mau bergabung ke majelis-majelis
2Wawancara bersama 3 pengajar yaitu Ustadzah Leli, Umi Yayah, dan Ustadz
Faqihudin pada tangal 10 Mei 2019.
69
taklim aja sudah syukur kan dari pada engga sama sekali, dan
ngajinya difokuskan sama kitab fikih saja karena pembahasan
kitabnya lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari. Kalau kita mah
bukan ahli dalam tau ayat atau terjemahan kita cuman ngajarin yang
saya bisa saja soalnya masyarakatnya juga awam jadi diajarin yang
gampang aja dulu.”3
B. Pemahaman Pengajar Seputar Landasan Amar ma’rûf nahî munkar di
Desa Tamansari
Sub ini menguraikan bagaimana pemahaman pengajar terhadap
definisiamar ma‟rûf nahî munkar secara umum. Pemahaman ialah
kemampuan seseorang dalam mengartikan,menafsirkan, menerjemahkan atau
menyatakan seseatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah
diterima,4 pemahaman bersal dari kata faham yang artinya mengerti benar
dalam suatu perkara.5Bedasarkan uraian diatas, dapat di simpulkan bahwa
pemahaman adalah sebuah kemampuan yang dimiliki oelh seseorang dalam
dalam mengartikan, menganalisa,menafsirkan, menerjemahkan atau
menyimpulkan pemahamannya dengan caranya sendiri. Dalam penelitian ini
penulis menyajikan data mengenai pemahaman para pengajar Majelis Taklim
di Desa Tamansari tujunya untuk melihat sejauh mana pemahaman pengajar
dalam memahami ayat-ayat yang menganjurkan dan menegakan amar ma‟rûf
nahî munkar sehinggadapat dipahami dan diterima terutama kepada jamaah
pengajian dikalangan masyarakat. Pada sub ini penulis menganalisa hasil
wawancara dan observasi kepada pengajar Majelis Taklim di Desa Tamansari
kecamatanRumpin kabupaten Bogor.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis telusuri mengenai
pemahaman pengajar tentang amaramar ma‟rûf nahî munkar , pada tabel
4.7di bab sebelumnya, terdapat 2 pengajar yang berpendidikan sarjana, dan
11 orang lainya berpendidikan sampai SD, dan pesantren. Untuk mengetahaui
3 Wawancara pribadi dengan para pengajar yang tidak menjawab pertanyaan
mengenai pengetahuan ayat-ayat amar ma‟rûf nahî munkar, di Desa Tamansari,
diantaranya yaitu: Abi Acep, Aas, Acih, Fatma, Dayat, Murdiah, Mariam, Nur, Sobah,
Pupu, dan Qoyah. 4Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan(Jakrta: Pt Grafindo Persada,
1196), h.50. 5Depeertermen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka, 2005), h.811.
70
sejauhmana latar belakang pendidikan pengajar penulis melakukan
wawancara kepada Kepala Desa Tamansari.
Ia mengungkapkanbahwa “masyarakat di Desa Tamansari
dilatar belakangi oleh kurang minatnya bersekolah karena tingkat
ekonomi yang rendah.Di Desa Tamansari dominan para pekerjaanya
lebih mendekatkan pada wiraswasta, dan banyak dari mereka
pesantren di bandingkan pendidikan umum. Walaupun untuk saat ini
ada beberapa dari sebagian remaja muda yang melanjutkan ke jenjang
pendidikan keilmuan perguruan tinggi, itupun hanya kepada keluarga
yang mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan.6
Dilihat dari sejarahnya Desa Tamansari, pada zaman dahulu termasuk
desa yang penuh dengan pesantren, maka informan yang penulis wawancarai
latar belakang pendidikannya dari pesantren bahkan ada yang sama sekali
tidak sekolah dan pesantern, penulis melakukanwawancara kepada beberapa
jamahmajelis taklim dengan jawaban yang hampir sama yaitu:
“yang dianggap, digelari, atau dikatakan seorang pengajar atau
guru Islam ustdz-ustadzah ialah seseorang yang bisa membaca kitab
kuning, dan berani berpidato di tengah-tengah masyarakat”.7
Maka pada pembahasan ini penulis menyajikan tabel tentang
pemahaman pengajar dan hasil wawancara tersebutpenulis korelasikan
pendapat pengajar dengan pendapat ulama tafsir.Terdapat 2 kompetensi
tentang pemahaman amar ma‟rûf nahî munkar yaitu sebagai berikut:
perbuatan baik dan buruk dan perintah mengerjakan perbuatan baik dan
mencegah perbuatan buruk untuk memperinci dan memperjelas bedasarkah
hitungan responden, yang sama dan yang terbanyak sebagai berikut :
Tabel 7.6 Pemahaman Pengajar Majelis Taklim Tentang Amar Ma’rûf
Nahî Munkar di Desa Tamansari
No. Kompetensi Jumlah
Pengajar
1. perbuatan baik dan buruk
6 Wawancara pribadi dengan bapak Hazmi selaku, Kepala Desa Tamansari,
pada tanggal 21 Maret 2019. 7 Wawancara Bersama Jamah Majelis Taklim di Desa Tamansari, Pada
Tanggal 15 Maret 2019.
71
12
2. Perintah mengerjakan perbuatan baik dan
mencegah perbuatan buruk
3
Bedasarkan data pada tabel diatas dihitung atas jawaban yang paling
banyak bahwa amar ma‟rûf nahî munkar perbuatan baik dan buruk dan
jawaban pengajar lainyaamar ma‟rûf nahî munkar perintah mengerjakan
perbuatan baik dan mencegah perbuatan buruksebagai untuk memperjelas
pemahaman pemahaman pengajar amar sebagai berikut yaitu:
1. Amar Ma’rûf Nahî Munkar sebagai perbuatan baik dan buruk
Amar ma‟rûfdapat diartikan sebagai perbuatan yang dipandang baik
menurut akal atau agama, yaitu segala perbuatan yang baik yang di syariatkan
oleh agama. Segala perbuatan yang dikenal sebagai bentuk ketaatan dan
pendekatan kepada Allah dan berbuat baik kepada manusia.8
Dalam kaitan ini, bedasarkan keteranganrespondenustadzah
MH9“mengungkapkan bahwa amar ma‟rûf merupakan segala bentuk
kebaikan dan keburukan.”Hal serupa dikatakan oleh ustadzah MM10
bahwa “amar ma‟rûf nahî munkar adalah segala perbuatan manusia
yang mendekatkan kepada perilaku manusia yang baik dan buruk.”
Sedangkan pendapat ustadzah Umi YH11
mengenai “amar ma‟rûf
nahî munkar merupakan segala perbuatan atau tingkah laku manusia
yang menunjukan segala perbuatan yang menunjukan kepada
kebaikan. Perbuatan amar ma‟rûf nahî munkar tidak perlu didakwah
kepada masyarakat cukup dari diri terutama kepada hati nurani kita,
kalau hati nurani masih jelek maka akan sulit menerima kebodohan
tersebut.”
8 Abdullah bin Abdul Abdulu Hamid Al-Atsarî, Intisari Aqidah Ahlu
Sunnah Wal Jamaah, Penerj: Farid bin Muhammad Bathaty. Cet II. h.11. 9 Wawancara pribadi dengan Ustadzah Mamah, selaku pengajar TPQ
(Taman Pendidikan al-Qur‟an) di Desa Tamansari, pada tanggal 14 Maret
2019. 10
Wawancara pribadi dengan ustadzah Mariam, selaku pengajar dan
ketua Majelis Taklim As-Surur Desa Tamansari, pada tanggal 3 Maret 2019. 11
Wawancara pribadi dengan ustadzah Umi Yayah, selaku pengajar
dan ketua Majelis Taklim Wahdatunnnisa Desa Tamansari, pada tanggal 17
Maret 2019.
72
Hal serupa dikatakan oleh usdtaz Abi AP12
“amar ma‟rûf nahî
munkar merupakan segala perbuatan tingkah laku manusia yang baik
dan yang buruk, dan berbuat baik kepada sesama manusia tidak harus
berdakwah cukup dari hati,untuk apa berdakwah tetapi hatinya masih
jelek perbuatanya masih jelek.”
Selanjutnya dari 7 ustadzah lainya seperti, ustadzah NH, ustadzah
AS, ustadzah MH, ustadzah AH, ustadzah UM, dan ustadzah QH
mengatakan bahwa amar ma‟rûf nahî munkar adalah berbuat baik
dan berbuat buruk. 13
Dan hal serupa dikatakaleh ustadz DT14
bahwasannya pengajar
tersebut mengatakan “amar ma‟rûf nahî munkar adalah, perbuatan
baik dan buruk seseorang, perbuatan kita sebagai manusia dari
tingkah laku manusia harus dilaksankan dan perbuatan baik kita
terletak pada hati nurani dulu yang dibenerin.”
Hal serupa diungkapkan olehustadzah NH15
mengungkapkan
bahwa “al-ma‟ruf ialah kebaikan dan al-munkar keburukan sedangkan
secara global amar ma‟rûf nahî munkar merupakan suatu perbuatan
baik.”
Pemahaman para pengajar tersebut menyurupai, seperti yang dikutip
dalam tafsîr Al-Misbah.16
M.Quraish Shihab mengungkapkan kata al-ma‟rûf adalah suatu yang
baik menurut pandangan umum suatu masyarakat, selama sejalan dengan
khaîr, adapun al-munkar ialah suatu yang dinilai buruk oleh masyarakatخير
serta bertentangan serat bertentangan dengan nilai-nilai Ilahi.
2. Amar Ma’rûf Nahî Munkar perintah mengerjakan perbuatan baik dan
buruk mencegah perbuatan buruk
Menegakan amar ma‟rûf nahî munkar merupakan kewajiban seluruh
umat. Hal ini disebut dengan fardhu kifayah yaitu, apabila segolongan dari
12
Wawancara pribadi dengan Ustadz Abi Acep, selaku pengajar al-Qur‟an di
Desa Tamansari, pada tanggal 21 Maret 2019. 13
Wawancara pribadi bersama Sobariah, Uum, Murdiyah, Aas, Qoyah, Acih,
dengan jawaban yang sama, pada tanggal 14 -18 Mei 2019. 14
Wawancara pribadi dengan ustadz Dayat, selaku pengajar di Desa
Tamansari, pada tanggal 25 Maret 2019. 15
Wawancara pribadi dengan ustadzah Nur subaikah, selaku pengajar dan
ketua majelis taklim Madinatunnajah Al-basyriah, pada tanggal 22 April 2019. 16
M. Quraish Shihab, Tafsîr Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-
Qur‟an, Jilid 7, h.391.
73
umat melaksanakannya, gugurlah kewajiban dari yang lainnya. Seluruh umat
dikenai kewajiban tersebut, tetapi jika segolongan umat ada yang
melaksanakanya, maka terlaksanalah kewajiban tersebut dari yang lainnya.
Ketika para fuqaha (ulama fikih) menetapkan dakwah adalah fardhu kifayah,
sebagaian orang menyangka, mereka boleh tidak melaksanakanya kewajiban
berdakwah. Sejatinya semua orang Islam tetap mendapatkan beban kewajiban
tersebut, karena maksud dari fardhukifayahnya ialahpelaksanaanya dan
penerapanya menghendaki pentingnya realisai suatu yang diperintahkan.
Apabila mereka berada dalam kesesatan, mengikut hawa nafsu, senang dalam
kedurhakaan dan terjerumus dalam kesalahan, maka semua orang Islam akan
mendapatkan beban kewajiban tersebut.17
Seperti halnya beberapa penafsiran
mengenai ayat-ayat amar ma‟rûf nahî munkar yang terdapat dalam surah Âli
„Imrân104 dan 110, dapat diberi kesimpulan bahwasanya pelaksanaan amar
ma‟rûf nahî munkar dalam kehidupan sehari-hari terutama dikalangan
masyarakat awam, dan hukum menegakan fardhu kifayah wajib dilakukan
oleh umat Islam.18
Pelaksanaanamar ma‟rûf nahî munkar tidak hanya dalam ruang lingkup
umat muslim saja tetapi dikalangan non mulsim. Artinya dalam
menegakanamar ma‟rûf nahî munkar tidak sebatas untuk ummat Islam saja
akan tetapi manyeluruh. Dalam sub ini ada 3 pendapat pengajar terkaitamar
ma‟rûf nahî munkar merupakan bentuk berdakwah kepadamasyarakat. Untuk
memperjelas pendapat para pengajar seperti berikut:
1) bedasarkan keterangan responden ustadz FN19
mengemukakan
bahwasanya
“kita sebagai manusia harus melihat asal kata amar ma‟rûf nahî
munkar terlebih dahulu. Menurutnya al-amr‟ bil ma‟rûf berasal dari
kata al‟amar yaitu perintah,sedangkan al-ma‟rûf yaitu kebaikan jika
kalimat tersebut digabungkan akan menjadikalimat perintahuntuk
kebaikan. Sedangkan asal kata wannhy-al-munkar ialah berasal dari
kata wannahîyaitu melarang dan al-munkar yaitu kejelekan. Jadi amar
17
Ibn Taimiyyah, Menuju Umat Amar Ma‟rûf Nahî Mûnkar, h. 3-4. 18
Husain bin Audah Al-awayisyah, Bagaimana Menerapkan Hukum Allah,
Darusunnah, Cet.1 Oktober 2009 h. 19. 19
Wawancara pribadi dengan ustadz faqihudin, selaku Guru al-Qur‟an di Desa
Tamansari, pada tanggal 4 April, 20019.
74
ma‟rûf nahî munkarialah segala perbuatan yang baik dan buruk. Jika
kita melihat pengertian amar ma‟rûf nahî munkar secaraumum yang
berarti mengajak berarti kitasebagai umat harus mengajak kepada
kebaikan, dan mencegah kepada kemunkaran.”
Pemahaman pengajar tersebut, seperti yang dikemukan dalam tafsȋr Al-
Ṭabari memaknai kata روف مع sebagai menyuruh ma‟rûf, yaitu memerintahkan
yang ma‟rûf. Dengan ungkapan lain, memerintahkan manusia untuk
mengikuti Nabi Muhammad Saw dan Agama yang dibawanya dari
Allah.Sedangkan kata منكعع ٱل mencegah kepada yang munkar maknanya
adalah melarang manusia dari kufur kepada Allah Swt serta mendustakan
Nabi Muhammad Saw beserta segala yang dibawahnya, dengan jihad
tanganya hingga mereka tunduk.20
2) Seperti halnya yang dikatakan oleh ustadzah PU21
bahwa“amar artinya menyuruh manusia melakukan kebaikan dan
mencegah dari kemungkaran. Jadi amar ini kaliamat perintah, yaitu
perintah untuk manusia untuk melakukan kebaikan dengan menyuruh
berbuat baik.”
Pemahaman pengajar ini hampir mendekati pemahaman dari pendapat
ulama tafsir yaitu Hamka dalam tafsir Al-Azhar yang mengungkapkan kata
ma‟rûf sebagai menyeruh kepada kebaikan yaitu dengan iman, dan al-mûnkar
melarang dari kemungkaran.22
3) menurut ustadzah LI23
“amar ma‟rûf nahî munkar merupakan kalimat perintah yang
ditunjukan untuk semua manusia, yaitu mengajak kepada kabaikan dan
mencegah kepada keburukan.”
20
Abû Ja‟far Muhammad Ibn Jarîr Al-Ṭabari, Tafsîr Al-Ṭabari, Vol 16, Cet. 1
April 2009, Pustaka Azzam, h. 388. 21
Wawancara pribadi dengan Ustadzah Pupu, selaku pengajar di Majelis
Taklim Madinatunnajah di Desa Tamansari, pada tanggal 8 April 2019. 22Hamka, Tasir Al-Azhar Jilid 2(Jakarta: Pustaka Panjimas) Op.Cit. h.
25. 23
Wawancara pribadi dengan ustadzah Leli, selaku pengajar di majelis taklim
Madinatunnajah di Desa Tamansari, pada tanggal 15 April 2019.
75
Pemahaman pengajar tersebut, lebih mendekatkan kepada pemahaman
ulama tafsir yaitu Ibnu Katsirkata ma‟rûf difahami sebagai menyuruh24
kepada yang ma'rûf, dan mencegah dari yang mûnkar.
C. Pemahaman Pengajar di Desa Tamansari Mengenai Ayat-ayat Al-
Qur’anyang Menganjurkan Menegakan Amar Ma’rûf Nahî Munkar
Bedasarkan penelusuran penulis melakukan observasi kepada para
ustadz-ustadzah di Desa Tamansari mengenai pemahaman pengajar
mengenai anjuran menegakanamar ma‟rûf nahî munkar . Dari 15 pengajar di
Desa Tamansari hanya 2 pengajar yang berpendidikan di jenjang S1 dan
ustadz tersebut, digelari oleh masyarakat tersebut sebagai Guru mengaji al-
Qur‟an, dan 13 orang lainnya hanya berpendidikan sampai SD dan pesantren,
karena latar belakang pendidikan informan sangat berpengaruh terhadap
pemahaman tentang anjuran amar ma‟rûf nahî munkar dan sejauhaman dalam
mengartikan makna amar ma‟rûf nahî munkardan berkesimpulan tentang
ayat-ayatamar ma‟rûf nahî munkar, serta memahami makna amar ma‟rûf
nahî munkar yang harus diterapkan terutama dikalangan masyarakat, berikut
penulis sajikan tabel pemahaman tentang anjuran menegakanamar ma‟rûf
nahî munkar , dari hasil data yang penulis temukan ada 3 kategori tentang
pemahaman anjuran menegakanamar ma‟rûf nahî munkar : paham, dan hanya
tau terjemahan tidak paham. Berikut adalah hasil klafikasi yang penulis
lakukan tentang anjuran menegakanamar ma‟rûf nahî munkar dalam al-
Qur‟an.
7.7 Pemahaman Pengajar Tentang Isi Ayat-ayat Amar ma’rûf nahî
munkar
No Komptensi Jumlah Responden
1. Paham 4
2. Sebagian Ayat 2
3. Tidak Faham 9
24
Dr Abdullah Bin Muhammad Bin Isḥaq, Tafsir Ibnu Katsîr, di Terj. M.
Abdul Ghofar, Jilid 5, cet 1. Pustaka Imam Syafî, h. 95.
76
Dari 15 responden yang mampu memahami isi teks ayat-ayat al-Qur‟an
tentang amar ma‟rûf nahî munkar di Desa Tamansari, hanya 4 yaitu FN, LI,
NH, FU, responden dan bedasarkan hasil wawancara dilatar belakangi oleh
pendidikan S1 dan pesantren, selanjutnya dalam sub ini penulis akan
mengkorelasi pemahaman pengajar majelis taklim Desa Tamansari dan
Pemahaman ulama tafsir terhadap ayat-ayat amar ma‟rûf nahî munkar . Untuk
melihat sejauhmana pemahaman pengajar majelis taklim.
1.) Ustadz Fn25
pengajar tersebut mengungkapkan “bahwasanya bedasarkan
pemahaman yang saya ketahui mengenai surat Āli-imrān 104 ayat
tersebut tentang menegakan amar ma‟rûf nahî munkar kepada orang
yang awam walaupun pada dasarnya manusia belum pantas
mendakwahkan, namun ketika kita sebagai umat yang lebih faham
tentang perkara di bandingkan orang awam yang lainnya maka lebih
baik, karena ketika menegakanamar ma‟rûf nahî munkar di tengah -
tengah ummat yang awam maka gugurlah kewajiban kita sebagai
manusia manfaat dari menegakan dakwah di tengah masyarakat awam
ialah agar setiap generasi umat Islam semakin meningkat dan tidak
tersesat dalam kebodohan.”
Pemahaman pengajar tersebut, lebih mendekatkan kepada pemahaman
ulama tafsȋr yaitu Ḥamka dalam tafsiranya Hamka menegaskan ayat tersebut
berisi tentang berdakwah, ayat di sini dapat dipahami bahwa kewajiban
segolongan orang yang bekerja keras untuk menggerakan seseorang kepada
menjadi yang ma‟rûf dan menjauhi yang munkar, agar masyarakat tersebut
bertambah tinggi nilainya, menyampaikan ajakan kepada yang ma‟rûf dan
menjauhi yang munkar itulah yang dinamakan dakwah, dengan adanya umat
yang berdakwah agama akan menjadi tambah bernilai, berkembang dan maju
akan hidup, tidak menjadi seolah-olah mati.26
Selanjutnya pemahaman FN pada surah al-Naḥl 125 “ayat tersebut
tentang berdakwah dengan cara baik, melaksanakan amar ma‟rûf nahî
munkar terlebih dahulu dilakukan kepada hati nurani, keluarga orang-
orang disekitar kita, namun bukan berati ketika kita melihat di sekitar
kita melakukan perbuatan yang dilarang Allah kita hanya berdiam diri
maka yang kita lakukan ia mengingatkannya dengan siraman rohani
dengan mauîdzah ḥasanah dengan kebaikan.”
25
Wawancara pribadi bersama ustadz Faqihudin tanggal 16 April 2019. 26
Hamka, Tasir Al-Azhar jilid 2(Jakarta: Pustaka panjimas) Op.Cit. h. 25.
77
Pemahaman pengajar FN tersebut, lebih mendekatkan kepada
pemahaman ulama tafsir yaitu Hamka dalam tafsir bahwasanya
mengungkapkan dalam ayat ini Allah menerangkan bagaimana metode dalam
berdakwah, karena dakwah merupakan suatu kewajiban yang dibebankan oleh
agama dan pemeluknya.. Hamka menjelaskan bahwa ayat diatas mengandung
ajaran kepada Rasul Saw. Tentang cara melancarkan dakwah atau seruan
terhadap manusia agar mereka berjalan diatas jalan Allah (sabilillah) dalam
sirathal mustaqim, atau ad-dinul haq.27
2) PemahamanUstadzah LI bahwasanya mengungkapkan kesimpulan dari
surat Âli imrân 104 ialah memiliki 4 poin penting dalam
melaksanakanamar ma‟rûf nahî munkar 28
yang
“pertamakepada diri sendiri maksud dari kepada diri sendiri yaitu
dengan melakukan dan memberikan contoh yang baik, melakukan
intropeksi kepada diri sendiri sebelum kepada orang lain, seperti Firman
Allah :
ياأيعهاالذينآمنوالمتعقولونمالتعفعلون
Pengajar mengemukakan pada tafsir Al-karimir Rahmân h.51
karangan Syȋkh As‟âdi ayat tersebut menujukan tercela karena
seseorang meniggalkan dua kewajiaban yaitu, memerintahkan
(mendakwahi) orang lain dan mengajak kepada diri sendirinya. Kalau
seseorang ingin menyamapaikan suatu ilmu atau mendakwahkanya,
sedangkan diri sendiri belum mengamalkanyaakan sulit karena syarat
beramar ma‟rûf nahî munkar hendaknya seseorang yang beramar
ma‟rûf nahî munkar itu sudah mengamalkan apa yang di dakwahkan,
kalau belum mengamalkan maka ia tidak boleh beramar ma‟rûf nahî
munkar seperti Firman Allah: “Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian,
sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu
membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir."
Kedua, yaitu amar ma‟rûf terhadap keluarga ustadzah tersebut
mengungkapkapkan seperti dalam ayat Allah mengungkapkan:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia
27
Hamka, Tafsir Al-Azhar, vol 12, h.279. 28
Wawancara pribadi dengan Ustadzah Leli, selaku pengajar di majelis taklim
Madinatunnajah di Desa Tamansari, pada tanggal 15 April 2019.
78
dan batu penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkah-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yag diperintahakan.”
Yang ketiga, ayat itu tentang berdakwah dan mendidik orang itu
dimulai dari keluarga ,meskipun ayat itu menunjukan tentang kaum
pria yaitu ayah. Ketika melakukan suatu kebaikan sebelum kita
mendakwahnya telebih dahulu kepada keluarga kita karena Nabi
bersabda sebesar-besarnya dosa Ia telah membodohkan keluarganya
sendiri. Mengajak orang lain untuk melakukanamar ma‟rûf nahî
munkar berdakwah memberi contoh yang baik, dengan perilaku yang
baik merupakan suatu contoh kepada masyarakat yang awam seperti
dalam al-Qur‟an dan hadis.
“Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka
baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan
barangsiapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka
tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah
mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang
dahulu mereka kerjakan”.
Keempat, mengajak orang awam yang tidak faham tentang hukum
yang Allah baik dari al-Qur‟an, hadis, ijma‟ ulama dan lain-lain. Hal
ini merupakan tugas semua orang mukmin, maka kewajiban
berdakwah di tengah-tengah masyarakat itu sangat penting agar
masyarakat awam tidak tersesat kepada jalan yang tidak benar.”
Pemahaman pengajar LI tersebut, lebih mendekatkan kepada
pemahaman ulama tafsir yaitu Al-Ṭabari dalam ayat tersebut menjelaskan
tentang mengajak orang lain kepada kebaikan yaitu berdakwah, ungkapan
روف مع بعلل menyuruh ma‟rûf maknanya adalah memerintahkan manusia
untuk mengikuti Nabi Muhammad SAW dan agama yang dibawahinya dari
Allah. Ungkapan منكع ٱل “mencegah kepada yang munkar maknanya adalah
melarang manusia dari kufur kepada Allah Swt serta mendustakan Nabi
Muhammad Saw beesrta segala yang di bawahnya, dengan jihad tanganya
hingga mereka tunduk.29
Selanjutnya pengajar LI tersebut, menjelaskan surah Âli ‟Imrân 110
ayat tersebut mengungkapkan
29
Abu Ja‟far Muhammad Ibn Jarîr Al-Ṭabarî, Tafsîr Al-Ṭabarî, Vol 16, h. 725.
79
“Tentang seseorang yang telah menegakan amar ma‟rûf nahî
munkardi tengah-tengah masyarakat yang awam maka seseorang
tersebut disebut dengan umat terbaik karena umat yang memahami
ajaran-ajaran Islam.”
Pemahaman pengajar LI, seperti yang dijelaskan oleh Hamka dalam
tafsȋr Al-azhar, Hamka mengemukakan bahwa ayat ini menegaskan tentang
hasil usaha yang konkrit kepada para pendakwah penegak hukum Allah, akan
menjadi sebaik-baiknya umat manusia yang dikeluarkan antara manusia di
dunia ini, dan akan mencapai derajat yang paling tinggi karena telah
memenuhi syarat diantaranya ialah poin penting dalam ayat ini yaituamar
ma‟rûf nahî munkar, iman kepada Allah SWT dan yang terakhir ialah
menjadi sebaik-baiknya umat yang di maksud sebaik-baik umat disini yaitu
selama seseorang tersebut mempunyai tiga sifat uatama yaitu berani
menyuruh berbuat ma‟rûf berani melarang perbuatan yang munkar dan
percaya kepada Allah SWT.
Selanjutnya pengajar LL memahami surahal-Naḥl 125 ayat
tersebut “menegaskantentang bagaimana cara berdakwah atau tatacara
berdakwah, berdakwahlah dengan baik dan berdebat dengan cara yang
baik.”
Pemahaman pengajar tersebut, lebih mendekatkan kepada pemahaman
ulama tafsir yaitu Hamka dalam tafsir Al-azhar hamka menerangkan ayat
tersebut tentang metode dalam berdakwah, adapun metode-metode tersebut
ialah dengan hikmah (kebijaksanaan)mau „îzḥatul ḥasanah dengan nasehat,
dan yang terkahir ialah dengan jadilhum billati ḥiya aḥsan yang artinya
berdebatlah dengan cara yang baik.30
3) Pendapat ustadzah NH31
surah Âli ‟Imrân 104 itu berisi tentang
Mendakwahkan kepada orang lain, dakwah merupakan bendera para
Nabi-nabi terdahulu terhadap orang-orang shaleh. Jalan dakwah
adalah jalan yang dilewati para Nabi dalam mengembangkan amanah
risalah yang wajib disampaikan kepada ummat. Allah SWT berfirman:
30
Hamka, Tafsir Al-Azhar, Vol 12, h.280 31
Wawancara Pribadi dengan Ustadzah Nur Subaikah, Selaku Pengajar dan
Ketua Majelis Taklim Madinatunnajah Al-Basyriah, pada tanggal 22 April 2019.
80
“jalan agamaku, aku dan orang-orang yang mengikutiku
mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata Maha suci
Allah, dan tiada termasuk orang-orang musyrik.”
Sebagaimana Nabi SAW, menyampaikan risalah Allah
turunkanlah beliau kepada beliau, beliau juga memerintahkan umatnya
menyampaiknanya apa yang mereka terima darinya walaupun hanya
satu ayat seperti sabdanya:
Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat
“Maksudnya adalah walau hanya satu ayat, hendaknya setiap
orang yang mendengarnya bersegera menyampaikan ilmu yang dia
terima walaupun sedikit, agar semua ilmu yang datang dari Nabi SAW
terus bersambung. Jika satu ayat tersebut bisa menjadi manfaat bagi
orang lain maka itu lebih berharga di bandingkan dengan dunia dan
seisinya.”
Pemahaman pengajar tersebut, lebih mendekatkan kepada pemahaman
ulama tafsir yaitu M.Quraish Shihab dalam tafsiranya menjelaskan ayat
tersebut mengenai perintah berdakwah dalam ayat ini tertuju pada semua
orang, ayat ini dipandang memiliki dua aspek yang penting pertama perintah
kepada seluruh umat untuk membentuk satu kelompok khusus yang bertugas
melakukan dakwah, yang kedua adalah perintah kepada satu kelompok untuk
berdakwah, mengajak kepada kebajikan dan berbuat yang ma‟rūf serta
mencegah kepada kemungkaran.
Selanjutnya pemahaman pengajar LI terhadap surahal-Naḥl 125
ayat ini “menggambarkan peristiwa dimana seseorang kyai, ustazah,
ulama atau pengajar agama ketika berdakwah memberikan nasihat yang
baik dengan mauizotul khasanah.”
Setelah penulis melakukan penulusuran di dalam kitab tafsir seperti
Al-Ṭabari, Ibn Katsîr, Hamka, dan M.Qurish Shihab penjelasan para pakar
tafsir tersebut menjelaskan tentang metode dalam berdakwah yaitu dengan
hikmah (kebijaksanaan), mauîzhatul ḥasanah dengan nasihat, dan yang
terkahir ialah dengan jadilhum billati hiya ahsan yag artinya berdebatlah
dengan cara yang baik, sedangakan pengajar tersebut hanya menyebutkan
dengan nasihat dan saja dan ayat tersebut difahami sebagai peristiwa.
81
4) Ustadzah PU32
surahÂli-Imrân 104 menerangkan tentang “berdakwah
kewajiban menegakan amar ma‟rûf nahî munkar harus dilakukan
karena jika tidak dilakukan maka siapa kedepannya yang akan
meneruskan generasi islam seterusnya intinya kita sebagai umat Islam
harus menegakan dakwah ditengah-tengah masyarakat selagi kita
mampu dan sering berintropeksi diri dan bermunasabah.”
Pemahaman pengajar tersebut, lebih mendekatkan kepada pemahaman
ulama tafsȋr Ibn Katsîr umat yang berdiri tegak untuk melaksanakan perintah
Allah, berdakwah kepada kebaikan, dan menyuruh kepada yang ma‟rûf dan
mencegah yang mUnkar.33
Selanjutnya responden yang memahami sebagian
ayat-ayatamar ma‟rûf nahî munkar , terdapat 2 yaitu DT dan MM responden
yaitu sebagai berikut:
Pertama ustadz DT34
mengartikan surah Āli-imrân 104 sebagai
“harus berdakwah dan surat ali-imran110 bahwasanya seseorang yang
beruntung diakhirat kelak karena telah mendakwahkan ilmunya.”
Kedua stadzah MM35
surat Al-nahl 125 tentang“ketika berdakwah
harus dengan cara yang baik tidak saling menyindir satu sama lain.”
Selanjutnya Dari sekian banyaknya responden dengan kategori tidak
paham terdapat 9 yaitu AS, Ah, fa, Mh, mm, Mh, Ns, Umi Yh, Qh, pengajar di
Desa Tamansari yang tidak paham maksud dari ayat-ayat amar ma‟rūf nahi
munkar yaitu dengan alasan pengajar rata-rata pengajar tersebut,
Menjawab „‟kami bukan penfasir‟‟ atau „‟penerjemah‟‟ kami hanya
orang yang di percaya oleh masyarakat Desa Tamansari untuk bertugas
sebagai Guru ngaji, dan memberikan nasehat-nasehat saja. Dan pengajian
di Desa Tamansari ini hanya mendekatkan kepada kitab Fiqih dan rawatib
pembacaan yasin dan tahlil saja tidak ada mendalami kajian lainnya. 36
32
Wawancara Pribadi Dengan Ustadzah Pupu, Selaku Pengajar di Majelis
Taklim Madinatnnajah di Desa Tamansari, pada tanggal 8 April 2019. 33
Abdullah Bin Muhammad Abdurahman Bin Ishaq, Tafsir Ibn Katsîr, Di Ter
M. Abdul Ghofar, Jilid 2, Cet. 1, Pustaka Imam Syafi‟I, h.107. 34
Wawancara Pribadi bersama Ustadz Dayat, selaku pengajar di Desa
Tamansari, pada tanggal 16 April, 2019, pukul 08.00. 35
Wawancara Pribadi bersama Ustadzah Mariam, selaku pengajar di Desa
Tamansari, pada tanggal 15 Mei 2019, pukul 16.00.
36
Wawancara pribadi bersama pengajar yang termasuk kategori tidak faham
mengenai ayat-ayat amar ma‟ruf nahi munkar yaitu Aas, Acih, Fatma, Murdiah, Qoyah,
Umi yayah, Nur sobariah, Mariam, Mamah.
82
Selanjutnya penulis melakukan wawancara dengan pengajar tersebut
lalu bagaimana ketika ustadz dan ustadzah memberikan siraman rohani atau
mengaji bersama sama dengan masyarakat Desa Tamansari dan mendapatkan
referensi dari mana untuk di sampaikan lagi kepada jamaah. Sebagian pengajar
tersebut menjawab pertanyaan dan jawaban yang sama, ada yang menjawab
yaitu ustadzah di Desa Tamansari,
“Saya hanya mengajarkan bacaan al-Qur‟an seperti yasinan dan
lainnya tapi tidak mendalami pengajian yang lainnya dan jika saya
ceramah saya mendapatkan ilmunya yang saya dengar dari media sosial,
atau televisi, dan lain-lain saja karena jaman sekarang banyak kajian
Islami di dalam media elektronik.”
Dan pengajar lainnya ketika penulis mempertanyakan hal diatas hanya
menjawab dengan senyuman, dan tidak tau apa..
D. Pentingnya Amar Ma’rûf NahîMunkarDalam Masyarakat
Islam merupakan agama yang mengajarkan manusia untuk mencapai
kebaikan dalam beragama hingga sampai kepada Ridha Allah, namun untuk
menjadi yang baik tidak selamanya di fahami secara benar oleh penganutnya,
sehingga tidak jarang jika ajaran tersebut menjadi seseatu yang jauh dari apa
yang dikehendaki oleh agama itu sendiri. Hal ini juga terjadi dalam praktik
amar ma‟rûf nahî munkar mengajak kepada kebaikan dan mencegah
kemungkaran merupakan ciri utama masyarakat muslim, banyak sekali praktik-
praktik kekerasan, caci makian, serta persoalan-persoalan tentang ketentuan
hukum Syariat yang dilakukan oleh perorangan maupun kelompok dengan
mengataas namakan agama, tindakan tersebut di pahami oleh pengnutnya
sebagai bentuk amar ma‟rûf nahî munkar bahkan cara-cara tersebut di yakini
sebagai cara yang paling tinggi dalam pelaksanaan amar ma‟rûf tersebut37
Al-Qur‟an telah memaparkan ayat-ayat yang berisi tentang sifat-sifat orang
yang beriman dengan benar, dan menjelaskan risalah dalam kehidupan kita di
muka Bumi ini sebagai manusia, dalam kehidupan kita sehari-hari banyak
ditemui orang-orang yang menyerukan kebaikan dan melarang berbuat
37
Hasan Suadi, ArtikelJurnal Konsep Amar Ma‟rûf Nahî Munkar h.2.
83
kemungkaran.38
Amar ma‟rûf nahî munkar termasuk kewajiban terpenting
dalam masyarakat muslim, selain shalat dan zakat, terutama di waktu umat
Islam berkuasa di muka Bumi ini, tidak hanya menyangkut hal-hal yang
berkaitan dengan pokok-pokok agama saja ataupun ideologi, amar ma‟rûf nahî
munkar berkaitan dengan kehidupn sosial, pilitik, budaya, maupun hukum.
Contoh-Nya saja ketika seseorang tokoh Agama yang berperan di tengah-
tengah masyarakat sebagai panutan, sebagai pengajar, sering disebut ustadz-
ustadzah yang berusaha untuk membenarkan atau meluruskan perkara hukum
yang telah di tentukan oleh syariat, yang datang di tengah-tengah masyarakat
yang awam, maka pendakwah atau ustadz-ustadzah tersebut berperan di
tengah-tengah masyarakat untuk melakukan amar ma‟rûfuntuk mencegah
kemungkaran.39
Adapun kriteria amar ma‟rûf nahî munkar uga dapat dikaitakn
dengan tujuan pembumian syari‟at Islam yaitu:
a. Hifdz al-din (menjaga agama).
b. Hifdz Aql (menjaga akal).
c. Hifz al-nasl atau al-irdh (menjaga kehormatan).
d. Hifz nafs (menjaga jiwa).
e. Hifz al mal ( menjaga harta benda).
Amar ma‟rûf nahî munkar merupakan perbuatan yang agung dan pantas
untuk mendapat perhatian, karena amar ma‟rûf dapat menciptakan
kemaslahatan dan keselamatan bagi umat, dengan mengabaikannya dapat
menimbulkan bahaya dan kerusakan yang besar yakni hilangnya kemuliaan
dan munculnya kehinaan. Untuk itu, penulis berkesimpulan bahwa penting
beramar ma‟rûf nahî munkar di tengah-tengah masyarakat sebagaimana yang
di ketahui, bahwasanya Allah meciptakan manusia di muka Bumi ini agar
manusia senantiasa tunduk akan segala perintahnya,dan sejak awal Allah telah
menggariskan misi utamanya yaitu Dzikra Al-dar (menjadikan ahirat sebagai
tujuan dan menjadi perantara yang menghubungkanya) bahwa perbuatan utama
seseorang yang beriman adalah berdakwah di jalan Allah dan menyeru kepada
38Muhammad Ali al-Hisyami, Amar Ma‟rûf Nahî MunkarDalam Masyarakat
Muslim, Islam Haous, 2009-1430 h.3. 39
Rustam Effendi, Jurnal SkripsiAmar Ma‟rûf Nahî MunkarPada Masyarakat
h.36.
84
segenap manusia untuk mengingat kehidupan Akhirat, ketika seseorang itu
meniatkan hidupnya didunia untuk kehidupan di akhirat. Niscaya seluruh
perilakunya terkontrol dengan rambu-rambu syari‟at. Dengan adanya amar
ma‟ruf di tengah-tengah masyarakat merupakan hal yang baik terutama bagi
para pendakwah, penerus generasi Islam untuk memberikan nasihat,
memberikan pelajaran yang baik dan sebagai sari tauladan kepada sesama
Muslim, dengan memberikanpelajaran-pelajaran yang baik dan bijaksana.40
E. Ruang Lingkup Penerapan Amar Ma’rûf Nahî munkar Pada
Masyarakat Desa Tamansari
Amar ma‟rûf nahî munkar merupakan bagian dari menerapkan dan
menegakan kebaikan dan mencegah kemunkaran di kehidupan masyarakat
untuk menjadi lebih baik sesaui dengan syariatnya. Prinsip amar ma‟rûf nahî
munkar mengajarkan kepada setiap muslim untuk menjadi pribadi yang saleh,
maka sebelum kita menerapkan amar ma‟rûf nahî munkar sebaiknya kita dapat
mengetahui tahapan-tahapnya serta ruang lingkupnya, karen hal ini adalah
bagian dari kaidah penerapanamar ma‟rûf nahî munkar. Penulis melakukan
observasi di Desa Tamansari kecamatan, Rumpin kabupaten.Bogor dengan
melihat penerapan amar ma‟rûf nahî munkar pada masyaraat desa tamansari
terutama pada pegajian-pengajian majelis taklim, selanjutnya penulis
melakukan wawancara kepada beberapa jamaah majelis taklim dan masyarakat
Desa Tamansari untuk mengetahui sejauhmana informasi mengenai penerapan
dan penegakan dalam bermarma‟rûf nahî mUnkar.41
“Dalam menerapkanamar ma‟rûf nahî munkar , masyarakat
mengungkapkan bahwa penegakan amar ma‟rufdari segi ibadah dari
yang fardhu hingga sunnah masih kurang baik,”
hal yang serupa dikatakan oleh jama‟ah42
tabligh bahwa “dalam
menegakan amar ma‟ruf berati harus saling berkerja sama satu dengan
lainya dan harus saling mengekan kebaikan dengan baik.”
40
Rustam Effendi, Jurnal Skripsi Amar Marûf nahî Munkar Pada Masyarakat
h.38 41
Wawancara bersama Jamaah Majelis Taklim Wahdatunnisa pada tanggl 5
Mei 2019 42
Wawancara bersama Jamaah Majelis Taklim Madinatunnajah yaitu pada
tanggal 30 April 2019.
85
Hal serupa di lontarkan oleh beberapa jamaah dalam
“pengalamanya bahwa dalam menegakan amar ma‟rûf nahî munkar di
Desa Tamansari menurutnya, terksesan kurang peduli satu sama lain,
saling mengikuti hawa nafsu nya sendiri untuk menegakanya seperti
dalam berdakwah, jadi kurang nya memperhatikan amar ma‟rûf nahî
munkar disekiling kita.”43
Sementara itu hal serupa dikatakan oleh ustadzah Umi YH Ia
mengatakan bahwa memang amar ma‟rûf nahî munkar ditengah
masyarakat itu sangat bagus, dan baik, tetapi jangan sampai semuanya
turun melaksanakanya cukup orang-orang yang benar-benar mengetahui
agama saja, tidak usah seseorang yg dipercaaya oleh masyarakat lalu
menegakan dakwah, sehingga masyarakat fokus kepada satu guru saja. 44
Selanjutnya penulis melakukan wawancara dengan menyakan kepada
beberapa jama‟ah majelis taklim bagaimana respon anda terhadap adanya
pengajian di Desa Tamansari, langsung kepada beberapa jama‟ah majelis
taklim yang terdapat di Desa Tamanasari bahwasanya jamaah mengutarakan
pendapatnya45
“Adanya pengajian ditengah-tengah masyarakat itu hal yang baaik
namun kami sangat mengeluh dengan adanya pengjian setiap hari
dengan jarak yang tidak terlalu jauh, dan harinya sama dan kajianya
juga sama.”
Responden selanjutnya dari jamaah46
merasa tidak enak hati jika
tidak mengahdiri pengajian tersebut kepada pengajian majelis taklim
lainnya, responden tersebut menginginkan dalam melaksanakan
pengajian atau kajian dakwah atau yang dikeal dengan menegaakn
hukum syari‟at itu semiggu sekali dan dipandu dengan 1 ustdzah saja,
tidak harus banyak majelis taklim.
Dan penulis melakukan wawancara kepada beberapamasyarakatDesa
Tamansari, pararesponden tersebut mengungkapkan47
43
Wawancara bersama Jamaah Majelis Taklim Asusurur Mei 2019. 44
Wawancara bersama Umi yayah selaku pengajar di Desa Tamansari tanggal
7 April 2019. 45
Wawancara bersama Jamaah Majelis Taklim Matlaul Sobriah pada tanggal
19 Mei 2019. 46
Wawancara bersama Jamaah Majelis Taklim Asyfiah pada tanggal 26 Mei
2019. 47
wawancara bersama-sama dengan Jamaah Majelis Taklim Darussalam, 25
April 2019.
86
“Semua majelis taklim lebih baik diadakan sebulan sekali jadi tidak
terlalu bentrok waktunya, hanya saja jamaah mengeluh ketika
banyaknya pengajian yang harus dihadiri namun kajian yang sama”
Selanjutnya observasi pengajian harian kepada majelis taklim Asurur,
Nurul Iman, Darussalam, Asyfi‟ah, dan Assurur bahwa beberapajamaah
“Mengungkapkan seharusnya tidak ada pengajian dari hari yang sama
dan waktu yang sama terkadang ngajinya juga sama, walaupun
pendapatnya berbeda-beda karena akan merugikan masayarakat yang
awam walaupun menegakan hukum Allah itu sangat baik tetaapi jika
banyak juga kami bingung menerapkannya apalagi beda-beda
pendapat.”
Selanjutnya pendapat masyarakat tentang penerapanamar ma‟rûf
nahî munkar di Desa Tamansari
“Adanya penegakan hukum ditengah-tengah masyarakat kurang
baik jika dilakukan dengan banyaknya pengajian karena masih orang
awam takut terjerumus kepada yang belum pasti, seharusnya para
pengajar memberikan penegakan yang baik contoh yang baik kepada
masyarakat dengan menggabungkan satu majelis taklim menjadi satu
minggusekali.”48
Selanjutnya penulis melakukan wawancaara langsung selama beruang-
ulang kali kepada pengajar pengajartentang banyaknya majelis taklim dan
tentang kondisi waktunya, rata-rata pengajar menjawab:
“Pengajian majelis taklim adalah organisasi yang dibuat jadi baik,
jadi semakin banyak guru semakin bertamabah ilmunya.”
Bedasaran hasil observasi yang penulis lakukan bahwa dalam menegakan
atau melaksanakan bahkan menerapkan amar ma‟rûf nahî munkar mempunyai
fungsi dan peranan penting di masyarakat, maka dalam kondisi bagaimanapun
penegakan kebenaran sangat dibutuhkan sebagai bagian dari pencerahan dan
penyuluhan masyarakat. Seperti dakwah merupakan syiar tindakan dan upaya
untuk menyampaikan berbagai hal kepada masyarakat seperti hukum-hukum
syariat, kaidah maupaun ahalak dalam kehidupan sehari-hari, dalam pelaksanan
amar ma‟rûf nahî munkar khusunya di bidang dakwah, kepala Desa
Tamanasari:
48
Wawancara bersama masyarakat Desa Tamansari pada tanggal 3 Juni 2019.
87
"Mengungkapakan bahwa pelaksaanya dalam berdakwah atau
pengajian-pengajian yang dilakukan oleh beragai majelis taklimsangat
baik. Walaupun beberapa masyarakat dan Jamaah majelis taklim di Desa
Tamansari mengeluh mengenai waktu pengajian yang berdekatan dan
pemahaman perbedaan pendapat yang berbeda antara sesama pengajar
jadi bedasarkan yang saya amati bahwa dalam penerapannya dalam
menegakan dakwah sih sudah hanya saja dalam segi penerapan saja.”49
49
Wawancara Pribadi bersama Kepala Desa Tamansari Bapak Hazmi, 31 Juli 21019.
88
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bedasarkan pembahasan dari bab sebelumnya, penulis menemukan
temuan bahwasanya pemahaman pengajarmajelis taklimdi Desa Tamansari
dalam memahami amar ma’rûf nahî munkar terdapat 2 kategori yaitu
perbuatan baik dan buruk dan perintah melaksanakan perbuatan baik dan
mencegah perbuatan buruk. Dari empat ulama tafsîr yang penulis cantumkan
dalam skripsi ini, baik ulama tafsir klasik maupun moderen, IbnKatsîr, Âl-
Ṭabari, Hamka dan M.Quraish Shihab memahami amar ma’rûf nahî
munkarsebagai perintah mengerjakan yang baik dan mencegah perbuatan
buruk. Dari 15 pengajar yang terdapat di Desa Tamansari, tidak semua
pengajar mengetahui ayat-ayat tentang amar ma’rûf nahî munkarhanya 3
pengajar dan 12 pengajar yang lainnya tidak mengetahuinya, adapun
pemahamahan pengajar dalam memahami ayat-ayat yang amar ma’rûf nahî
munkarhanya 4 pengajar dan hanya 2 pengajar yang memahami sebagaian
ayat dan 9 pengajar lainya tidak mengetahui sama sekali. Data tersebut
menunjukan para pengajar di Desa Tamansari kecamatan Rumpin, Kab.
Bogor tidak semua memahami amar ma’rûf nahî mûnkar, baik dari segi
pengertiannya yang umum sampai memahami isi teks yang menganjurkan
amar ma’rûf nahî munkar, hal tersebut di latar belakangi oleh pendidikan
yang rendah dan ilmu pengetahuan yang kurang luas dan hanya
mengandalkan media elektronik sebagai bentuk kajian yang akan di
sampaikan atau di dakwahkan kepada masyarakat DesaTamansari.
89
B. Saran
Setelah penulis menyelesaikan penelitian ini, penulis sangat
menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kata cukup apalagi sempurna.
Sehingga penulis yakin bahwa penelitian ini tidak dapat dikatakan telah
selesai. Masih banyak yang harus dikaji dalam penelitian ini. Perlu adanya
kajian khusus tentang dampak masyarakat awam ketika pengajarnya tidak
memahami kajian yang akan dibahas terutama mengenai isi ayat-ayat al-
Qur’an terutama dalam menegakan amar ma’rûf nahî munkar di tengah-
tengah masyarakat awam sebagai bentuk dakwah, penelitian ini masih perlu
dilakukan di tempat lain sebagai pembuktian. Mengingat data yang penulis
peroleh pada penelitian ini sangat terbatas sehingga penulis rasa harus
dilakukan observasi yang lebih mendalam untukpenelitian selanjutnya.
126
90
DAFTAR PUSTAKA
‘Abdullah bin abdul Abdulu Hamid Al-Atsari , Intisari Aqidah Ahlu sunah Wal
Jama’ah, Penerj: Farid bin Muhammad Bathaty. Cet II.
Ad-Dimasyqi, Al-Hafiz ‘Imamuddin Abû Fida ‘Ismail bin Katsîr al-Qurasyi.
Tafsîr al-Qur’an al-Azhim, Beirut: Dâr at-Turats al’Arabi, Jilid 2.
Tafsîr al-Qur’an al-Azhîm, Beirut: Dâr at-Turats al’Arabi, Jilid 6.
A. Mudjab Mahali, Asbabun Nuzul: Studi Pendalaman Al-Qur’an, Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2002.
A.J. Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfâẓ al-hadîṡ an-Nabawî’an al-
Kutub al-Sittah wa ‘an Musnad al-Dârimî, wa Muwaṭṭa’ al-Malîk wa
Musnad Aḥmad bin Hanbal, Istanbul, Dâr al-Da’wah, 1986. Juz v (Beirut:
Dar al-Kutub al-Alamiyah, t.th).
Abû Ja’far Muhammad Bin Jarîr Ṭabarî, Tafsîr Al-Ṭabari, jilid ke-6, Cet. 1
April 2009, Pustaka Azzam.
Tafsîr Al-Ṭabari, Pustaka Azzam. Jilid ke-16.
Âli ‘Imran, Jurnal Hikmah Dakwah Dan Perubahan soial, vol, VI, no. 1
Januari 2012.
Al-Ghazalî, Percikan Ihya Ulumuddin Rahasia Amar Ma’rûf Nahî Munkar,
diahli bahasakan oleh Muhammad Al-Baqîr diterbitkan oleh: Mizan
Cet.1 Desember 2004).
A.W. Munawwir, Kamus Al-MunawwirArab Indonesia TerlengkapSurabaya:
Pustaka Progresif, 2002.
Baqi, Abdul , Muhammad Fuad, Mu’jam Al-Mufharas Lil Al-Fadzi al-Qur’an
al-Karîm, Beirut: Dar al-Fikr, 1987.
CD Mausu’ah Al-Hadîs Maktabah Al-Fiyah Li Al-Sunnah Al-Nabawiyyah.
Choiruddin Hadhiri, Ahlak dan Adab Islami Menuju Pribadi Muslim Ideal, PT
BIP, Dr. Hamud Bin Ahmad Ar-ruhaili, Rambu-Rambu Dakwah 7
kaidah emas Amar Ma’ruf Nahi Mûnkar,At-Tibyan jl. Kahar
Muzakir 1 Semanggi Solo Jakarta 2005.
Depertermen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an, Tajwid dan Terjemah,
Jakarta:PT Pena Pundi Aksara, 2002.
Dr. Hamud Bin Ahmad Ar-ruhaili, Rambu-Rambu Dakwah 7 kaidah emas
Amar Ma’rûf Nahî Munkar, At-Tibyan jl. Kahar muzakir 1
Semanggi Solo 2015.
HAMKA (Haji Abdul Malik Karim Amrullah), Tafsir Al-Azhar Juz II
(Singapura: Pustaka Nasional PTE, 1999.
Tafsîr Al-Azhar, Pustaka Nasional PTE, Juz IV
Tafsîr Al-Azhar, Pustaka Nasional PTE, Juz VI
91
Tafsîr Al-Azhar, Pustaka Nasional PTE, Juz XII
http://file.upi.edu/Direktori/KD-CIBIRU/132312854-
Jenuri/Pendidikan%20Agama%20Islam/Amar%20Maruf%20Nahi%2
0Mungkar%20dan%20Jihad.pptxdiakses pada tanggal 22 mei 2019.
https://www.google.com/maps/place/Taman+Sari,+Kec.+Rumpin,+Bogor,+Jawa+Bar
at/@-
6.3959646,106.6104003,14z/data=!3m1!4b1!4m5!3m4!1s0x2e69e152c30e7
57d:0x11365c0660cf3a1e!8m2!3d-6.403046!4d106.6232359diakses pada
tanggal 6 Maret 2019.
Husain Bin Audah Al-Awayisah, Bagaimana Menerapkan Hukum Allah,
Penerjemah Yum Rhoni Askosentra, Lc. Darusunnah Cet. 1 2009.
Ibn Taimiyyah, Etika Beramar Ma’rûf Nahî Munkar, terj. Al-amru bil Ma’ruf
wan Nahyu Anil Munkar, Oleh Abu Fahmi Jakarta: Gema Insani Pres,
1990.
Ibrihim Eldeeb, Be a Living Qur’ân Petunjuk Praktis Penerapan Ayat-ayat Al-
Qur’an Dalam Kehidupan Sehari-hari, Lentera Hati, Ciputat
Tangerang 2009.
Iin Dwi Astuti, dkk, Editor Rosmaria, SS,,m,si, (Buku seri laporan kkn uin
2017 Syarif Hidayatullah Jakarta: Tamansari Desa Pengabdian
tentang kisah 16 mahasiswa mengabdi dalam 32 hari).
Jurnal Hasan Su’adi , jurnal Konsep Amar maruf Nahi Mûnkar .
Jurnal Muhammad Ali al-Hisyami, amar ma’ruf Nahi Mûnkar Dalam
Masyarakat Muslim, Islam Haous, 2009-1430 .
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi dan
KaryaIlmiah
Kastîr, Ibn, Tafsîr Ibn Kastîr, jilid II, terj DR. Abdullah bin Abdurrahman bin
Ishak alu Syaikh. Jakarta, ustaka Imam Syafii, 2006
.Kastîr, Ibn, Tafsîr Ibn Kastîr, jilid V, Jakarta, pustaka Imam Syafi’î
Khairul Umam, A. Ahyar Aminuddin, Ushul Fikih II Bandung: Pustaka Setia,
1998.
Keterangan Pertanggung Jawaban Desa Tamansari Kecamatan. Rumpin Kab.
Bogor (LKPJ).
Husain Bin Audah Al-Awayisah, Bagaimana Menerapkan Hukum Allah,
Penerjemah Yum Rhoni Askosentra, Lc. Darusunnah Ce. 1 2009.
Mustaqîm, Abdul “Metode Penelitian Living Qur’an” : Model Penelitian,
Kualitatif. Dalam Sahiro Syamsuddin. (ed). Metode Penelitian Living
Qur’an dan Hadis. Yogyakarta: TH-Press. 2007
M. Dawam Rahardjo, Ensiklopedi al-Qur’an, Cet. 1 September, (Jakarta:
paramadina) .
92
Muhammad ujaj Al-Khatib, Ushul al-Hadîs pok-pokok ilmu Hadîs,
(Beirut: Al-Fikr 1989).
Muhammad Yunus, Kamus Arab- Indonesia, (Jakarta: PT Hidakarya Agung
Neti Hidayati, Jurnal Skripsi Implementasi amar ma’ruf nahi munkar dalam
kehidupan sosial, Lampung 2018.
Rustam Efendi, Jurnal Skripsi Amar ma’rûf Pada Masyarakat, Aceh 2108.
Sunarto, Ahmad, Hadis Amar Ma'ruf dan Nahi Munkar: Terjemah Makna
Pegon Jawa jdan Terjemah Indonesia, Al Miftah, 2012.
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Mishbah (Pesan, Kesan dan Keserasian al-
Qur’an) Vol. 1 (Jakarta: Lentera Hati, 2002).
Tafsîr Al- misbah , Lentera Hati, Vol. 2.
Tafsîr Al-Mishbah, Lentara Hati, Vol 3.
Tafsîr Al-Mishbah, Lentera Hati, Vol 6.
Tafsîr Al-Mishbah, Lentera Hati, Vol 7.
Tafsîr Al-Mishbah, Lentera Hati, Vol 8.
Salih bin 'Abdullah Darwisy, Konsep amar ma'ruf nahi mûnkar dan
Realisasinya di Dunia Modern, Ter. dari M. Abdul Ghoffar, (Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 1996)
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung:
Alfabeta, 2009
Quṭb Sayyid, Tafsir Fî Ẕilâl Al-Qur’an Di Bawah Naungan Al-Qur’an
Penerjemah: As’ad Yasin Dkk, (Jakarta: Gema Insani, 2008).
Sayyid, Tafsir Fî Ẕilâl Al-Qur’an Di Bawah Naungan Al-Qur’an Penerjemah:
As’ad Yasin Dkk, (Jakarta: Gema Insani, 2008), Jilid 2.
Sayyid, Tafsir Fî Ẕilâl Al-Qur’an Di Bawah Naungan Al-Qur’an Penerjemah:
As’ad Yasin Dkk, (Jakarta: Gema Insani, 2008), Jilid XII.
Wawancara pribadi kepada seluruh pengajar di Desa Tamansari, pada tanggal
12 April 2019.
Wawancara pribadi dengan bapak Hazmi selaku, Kepala Desa Tamansari, pada
tanggal 21 Maret 2019.
Wawancara bersama kepada beberapa Jamaah majelis taklim di Desa
Tamansari, pada tanggal 15 Maret 2019.
Wawancara pribadi dengan ustadzah Mamah, selaku pengajar TPQ (taman
pendidikan al-Qurān) di Desa Tamansari, pada tanggal 14 Maret 2019.
93
Wawancara pribadi dengan ustadzah Mariam, selaku pengajar dan ketua
Majelis Taklim As-Surur di Desa Tamansari, pada tanggal 3 Maret 2019.
Wawancara pribadi dengan ustadzah Umi Yayah, selaku pengajar dan ketua
majelis taklim Wahdatunnnisa di Desa Tamansari, pada tanggal 17 Maret
2019.
Wawancara pribadi dengan ustadz Abi Acep, selaku pengajar al-Qur’an di
Desa Tamansari, pada tanggal 21 Maret 2019.
Wawancara pribadi pengajar dengan Sobariah, Uum, Murdiyah, Aas, Qoyah,
tanggal 14 -18 Mei 2019.
Wawancara pribadi dengan ustadz Dayat, selaku pengajar di Desa Tamansari,
pada tanggal 25 Maret 2019.
Wawancara pribadi dengan ustadzah Nur subaikah, selaku pengajar dan ketua
majelis taklim Madinatunnajah Al-Basyriah, pada tanggal 22 April 2019.
Wawancara pribadi dengan ustadz Faqihudin, selaku guru mengaji al-Qur’an di
Desa Tamansari, pada tanggal 4 April, 2019.
Wawancara pribadi dengan ustadzah Pupu, selaku pengajar di majelis taklim
Madinatnnajah di Desa Tamansari, pada tanggal 8 April 2019.
Wawancara bersama ibu-ibu pengajian yaitu ibu ita dan ibu uum pada tanggal
30 April 2019.
Wawan Susetya, Membedah Kpribadian Kekasih Allah Karakter Iman, Ibadah,
dan perilakunya , Penerbit: PT. Alex Media Kompotindo, Jakarta 2015.
Yazid Bin Abdul Qadir Jawas, Amar Ma’ruf Nahi Mûnkar, Menurut Sunnah
Wal-jama’ah, Jawa Barat: Pustaka Khazanah Wa’id, 2017.
94
Panduan Wawancara
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS USHULUDDIN
PEMAHAMAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR MENURUT PENGAJAR (USTADZ –USTADZAH DIDESA TAMANSARI KEC.RUMPIN KAB.BOGOR
TujuanPenelitian skiripsi ini bertujuan untuk mencapai kepada pemahaman dan pengetahuan pengajar,pertama pengetahuan pengajar tentang amar ma’ruf nahi munkar kedua pemahaman pengajarmengenai ayat yang menganjurkan amar ma’ruf nahi munkar.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahananda.
IDENTITAS RESPONDEN
1. NAMA: Ustdaz Ap
2. UMUR: 46 Tahun
3. JENIS KELAMIN: Laki-laki
4. PENDIDIKAN TERAKHIR: SMP dan Mesantren 2 Tahun
5. NAMA MAJELIS TA’LIM: Assurur
6. KAJIAN YANG di Kaji: Pengajar Khusus Mengaji al-Qur’an di Kalangan Remaja Desa Tamansari
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan dengan pengetahuan dan pemahan ustz/ust
Peniliti: apa pengertian amar ma’ruf nahi Munkar?
Jawaban Responden: “sebagai perbuatan baik dan buruk”
Penilit :jelaskan apa alasan anda mengungkapkan bahwa amar ma’ruf sebagai hal tersebu?
Jawaban Responden: “karena amar ma’ruf nahi munkar segala hal yang berkaitan dengan tingkah laku manusiabaik yang baik dan buruk.”
Peniliti :Apakah ada dalil al-qur’an yang menganjurkan untuk ber amar makruf nahi munkar? jika ada sebutkan ayatdan surah apa?
Jawaban Responden: “hanya tersenyum, dan berkata “saya hanya mengajarkan al-Qur’an yang saya mampu dansaya tahu saja tidak mendalami.”
Peniliti: Apakah ayat ini mengenai amar ma’ruf nahi munkar?
ئك ة یدعون إلى ٱلخیر ویأمرون بٱلمعروف وینھون عن ٱلمنكر وأول نكم أم ھم ٱلمفلحون ولتكن م
Jawaban: “ya maksud saya ini ayatnya hanya saya tidak hafal ayatnya, saya bukan penghafal Qur’an”Surat apa dan ayat berapakah ini?Jawaban: tidak tahu ya, soalnya cuman ngajarin aja
Peniliti: Apa pendapat pemahaman anda mengenai Terjemahan ayat ini?“ dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepadayang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.(Ali-Imran 104)”
Jawaban Responden: ayat ini menjelaskan tentang anjuran menegakan amar ma’ruf nahi munkar tapi amar ma’rufnahi munkar tidak perlu di dakwahkan kepada masyarkat dulu kalau diri senidiri belum bener.Peniliti: Apakah contoh –contoh amar ma’ruf nahi munkar yang anda ketahui?
Jawaban Responden: contohnya “ya harus berbuat yang baik-baik”
Peniliti: Bagaimana anda menerapkan amar makruf nahi munkar kepada jama’ah ?
Jawaban Responden: ya terapin aja semampunya kita sebisanya kita aja
Peniliti:Bentuk-bentuk amar ma’ruf nahi munkar apa sajakah yang anda terapkan kepada jama’ah dan masyarakat?
Jawaban Responden : bentuknya ya saya ngajarin Qur’an sama mayarakat itukan bentuk yak.
Peniliti: selain dari pada itu ?
Jawaban Responden :Ya ngelakuin yang baik-baik aja
Peniliti: ngelakuin yang baik itu seperti apa? Dan berikan contohnnya? Tadi bapak bilang berbuat yang baik ajacontoh nya seperti apa?
Jawaban responden : contohnya dalam hidup ngelakuin yang baik-baik aja kaya saya mengajarkan kepadamasyrakat dan nagsih tau ke masyarakat suruh ngaji kaya gitu intinya.
Peniliti Apakah amar ma’ruf nahi munkar bisa dijadikan sebagai media dalam dakwah kenapa dan alasanya?
Jawaban responden : bisa si tapi tergantung kitanya, kalau kita bersikap baik dan bijak bisa kalau kita bersikap adahati yang g nurani mending g usah dakwah aja
Peniliti:Bagaimana konsep yang anda terapkan untuk beramar ma’ruf nahi munkar ?
Jawaban responden: saya selalau bilang sama murid saya di pengajian ikutin cara saya
peniliti: baik pak, maksudnya apakah ada tingkat-tingkatanya gitu misalnya di mulai dari mana dulu..
jawaban responden: oh g ada
peniliti: bagaimana anda mendapatkan informasi yang anda miliki mengenai ceramah yang anda sampaikan ketikaberdakwah?
Jawaban: saya kan mondok ya dulu ya bisa lah dikit-dikit mah ngajarin yak bacaan al-Qur’an..
Peniliti : sepengetahuan saya ustadz setiap jumat memberikan khutbah ya lalu informasinya atau pembelajaran yangakan di samapaikan itu dapaet dari mana?
Jawaban Respondne: kaan banyak ada dari buku-buku khutbah sama Tv aja
Peniliti: apa alasan anda memilih media tersebut?
Jawaban Responden: Ya biar kita tahu bahwa mengaji itu g harus lewat guru juga di media juga bisa
Penilti: Apakah bisa yakin atau akurat itu infonya
Jawaban Responden: Bisa kan saya liat d tv yang ceramah kaya mamah dedeh ustsz tans tv dll jadi mereka kanmenurut saya jg ya wawasannya luas jadi bisa saya sampaikan lagi sama jamaah
Panduan Wawancara
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS USHULUDDIN
PEMAHAMAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR MENURUT PENGAJAR (USTADZ –USTADZAH DIDESA TAMANSARI KEC.RUMPIN KAB.BOGOR
TujuanPenelitian skiripsi ini bertujuan untuk mencapai kepada pemahaman dan pengetahuan pengajar,pertama pengetahuan pengajar tentang amar ma’ruf nahi munkar kedua pemahaman pengajarmengenai ayat yang menganjurkan amar ma’ruf nahi munkar.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahananda.
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. NAMA: Ustdazah Ah
2. UMUR: 36 Tahun
3. JENIS KELAMIN: Perempuan
4. PENDIDIKAN TERAKHIR: SMA dan Pesantren
5. NAMA MAJELIS TA’LIM: Al-Mubtadi
6. KAJIAN YANG di Kaji: pembaca kitab dan memberikan siraman rohani di Desa Tamansari
7. Waktu dan Hari Pelaksanaan: Jumat, Pukul 08.00 Pagi- 10.siang
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahan anda.
Pertanyaan wawancara:
Pniliti: apa pengertian amar ma’ruf nahi Munkar?
Jawaban Responden: “tingkah laku manusia tentang baik dan buruk”
Peniliti jelaskan apa alasan anda mengungkapkan bahwa amar ma’ruf sebagai hal tersebu?
Jawaban Responden: “ perbuataan yang baik”
Peniliti :Apakah dalil al-Qur’an yang menganjurkan untuk ber amar makruf nahi munkar? Jika ada surah dan ayatberapakah?
Jawaban Responden: “hanya tersenyum, dan berkata “saya hanya mengajarkan yasin aja"
Peniliti:Apakah ayat ini mengenai amar ma’ruf nahi munkar?
ئك ة یدعون إلى ٱلخیر ویأمرون بٱلمعروف وینھون عن ٱلمنكر وأول نكم أم ھم ٱلمفلحون ولتكن م
Jawaban: “ ga tau ya, saya ga ngafalin
Peniliti: tapi ibu surah yasin hafal kan?
Jawaban Responden: ia dikit aja tapi
Peniliti: tapi faham tidak buk tujuan membecaa dan mengajarkan surah yasin?
JawabanResponden:biar orang-orang pada baca
Peniliti:Surat apa dan ayat berapakah ini?
Jawaban Responden: tidak tahu ya,
Penilit:Apa pendapat pemahaman anda mengenai Terjemahan ayat ini?dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yangma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.(Ali-Imran 104)
Jawaban Responden: engga tahu
Peniliti :Apakah contoh –contoh amar ma’ruf nahi munkar yang anda ketahui?
Jawaban Responden: contohnya “ya harus berbuat yang baik-baik”
Peniliti:Bagaimana anda menerapkan amar makruf nahi munkar kepada jama’ah ?
Jawaban Responden: ya terapin aja semampunya kita sebisanya kita aja
Peniliti :Bentuk-bentuk amar ma’ruf nahi munkar apa sajakah yang anda terapkan kepada jama’ah dan masyarakat?
Jawaban Responden: bentuknya ya saya ngajarin Qur’an sama mayarakat itukan bentuk yak.
Peniliti: selain dari pada itu ?
Jawaban Responden:Ya ngelakuin yang baik-baik aja
Peniliti: ngelakuin yang baik itu seperti apa? Dan berikan contohnnya? Tadi ibu bilang berbuat yang baik aja contohnya seperti apa?
Jawaban Responden: contohnya dalam hidup ngelakuin yang baik-baik aja kaya saya mengajarkan kepadamasyrakat dan nagsih tau ke masyarakat suruh ngaji kaya gitu intinya.
Peniliti:Apakah amar ma’ruf nahi munkar bisa dijadikan sebagai media dalam dakwah kenapa dan alasanya?
Jawaban Respondn: bisa,
peniliti Bagaimana konsep yang anda terapkan untuk beramar ma’ruf nahi munkar ?
Jawaban Responden : ga ada
Peniliti: baik pak, maksudnya apakah ada tingkat-tingkatanya gitu misalnya di mulai dari mana dulu..
Jawaban Responden: oh g ada
Peniliti: bagaimana anda mendapatkan informasi yang anda miliki mengenai ceramah yang anda sampaikan ketikaberdakwah?
Jawaban Responden: alhamdulilah punya ilmu ngajarin baca yasin ya dikit-dikit juga kebetulan saya jg kan d suruhsama masyarkat yak untuk ngajarin yasin jadi ya udah.
Peniliti: ibu bisa baca yasiin belajar dari mana?
Jawaban Respondne:dulu waktu SD mah ya walaupun g mondok ya sekolah madrasah belajar dari situ aja
Peniliti:apa alasan anda memilih media tersebut?
Jawaban Responden: Ya walaupun ngaji dikit-dikit jg harus sama gurunya yak
Peniliti: Apakah bisa yakin atau akurat itu infonya
Jawaban Responden: Bisa.
Panduan Wawancara
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS USHULUDDIN
PEMAHAMAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR MENURUT PENGAJAR (USTADZ –USTADZAH DIDESA TAMANSARI KEC.RUMPIN KAB.BOGOR
TujuanPenelitian skiripsi ini bertujuan untuk mencapai kepada pemahaman dan pengetahuan pengajar,pertama pengetahuan pengajar tentang amar ma’ruf nahi munkar kedua pemahaman pengajarmengenai ayat yang menganjurkan amar ma’ruf nahi munkar.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahananda.
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. NAMA: Ustdazah As
2. UMUR: 35 Tahun
3. JENIS KELAMIN: Perempuan
4. PENDIDIKAN TERAKHIR: SMA dan Pesantren
5. NAMA MAJELIS TA’LIM: Al-Mubtadi
6. KAJIAN YANG di Kaji: pembaca yasinan dan diba di Desa Tamansari
7. Waktu dan Hari Pelaksanaan: Jumat, Pukul 08.00 Pagi- 10.siang
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahan anda.
Pertanyaan wawancara:
Pniliti: apa pengertian amar ma’ruf nahi Munkar?
Jawaban Responden: “tingkah laku manusia tentang baik dan buruk”
Peniliti jelaskan apa alasan anda mengungkapkan bahwa amar ma’ruf sebagai hal tersebu?
Jawaban Responden: “ perbuataan yang baik”
Peniliti :Apakah dalil al-Qur’an yang menganjurkan untuk ber amar makruf nahi munkar? Jika ada surah dan ayatberapakah?
Jawaban Responden: “hanya tersenyum, dan berkata “saya hanya mengajarkan yasin aja"
Peniliti:Apakah ayat ini mengenai amar ma’ruf nahi munkar?
ئك ة یدعون إلى ٱلخیر ویأمرون بٱلمعروف وینھون عن ٱلمنكر وأول نكم أم ھم ٱلمفلحون ولتكن م
Jawaban: “ ga tau ya, saya ga ngafalin
Peniliti: tapi ibu surah yasin hafal kan?
Jawaban Responden: ia dikit aja tapi
Peniliti: tapi faham tidak buk tujuan membecaa dan mengajarkan surah yasin?
JawabanResponden:biar orang-orang pada baca
Peniliti:Surat apa dan ayat berapakah ini?
Jawaban Responden: tidak tahu ya,
Penilit:Apa pendapat pemahaman anda mengenai Terjemahan ayat ini?dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yangma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.(Ali-Imran 104)
Jawaban Responden: engga tahu
Peniliti :Apakah contoh –contoh amar ma’ruf nahi munkar yang anda ketahui?
Jawaban Responden: contohnya “ya harus berbuat yang baik-baik”
Peniliti:Bagaimana anda menerapkan amar makruf nahi munkar kepada jama’ah ?
Jawaban Responden: ya terapin aja semampunya kita sebisanya kita aja
Peniliti :Bentuk-bentuk amar ma’ruf nahi munkar apa sajakah yang anda terapkan kepada jama’ah dan masyarakat?
Jawaban Responden: bentuknya ya saya ngajarin Qur’an sama mayarakat itukan bentuk yak.
Peniliti: selain dari pada itu ?
Jawaban Responden:Ya ngelakuin yang baik-baik aja
Peniliti: ngelakuin yang baik itu seperti apa? Dan berikan contohnnya? Tadi ibu bilang berbuat yang baik aja contohnya seperti apa?
Jawaban Responden: contohnya dalam hidup ngelakuin yang baik-baik aja kaya saya mengajarkan kepadamasyrakat dan nagsih tau ke masyarakat suruh ngaji kaya gitu intinya.
Peniliti:Apakah amar ma’ruf nahi munkar bisa dijadikan sebagai media dalam dakwah kenapa dan alasanya?
Jawaban Respondn: bisa,
peniliti Bagaimana konsep yang anda terapkan untuk beramar ma’ruf nahi munkar ?
Jawaban Responden : ga ada
Peniliti: baik pak, maksudnya apakah ada tingkat-tingkatanya gitu misalnya di mulai dari mana dulu..
Jawaban Responden: oh g ada
Peniliti: bagaimana anda mendapatkan informasi yang anda miliki mengenai ceramah yang anda sampaikan ketikaberdakwah?
Jawaban Responden: alhamdulilah punya ilmu ngajarin baca yasin ya dikit-dikit juga kebetulan saya jg kan d suruhsama masyarkat yak untuk ngajarin yasin jadi ya udah.
Peniliti: ibu bisa baca yasiin belajar dari mana?
Jawaban Respondne:dulu waktu SD mah ya walaupun g mondok ya sekolah madrasah belajar dari situ aja
Peniliti:apa alasan anda memilih media tersebut?
Jawaban Responden: Ya walaupun ngaji dikit-dikit jg harus sama gurunya yak
Peniliti: Apakah bisa yakin atau akurat itu infonya
Jawaban Responden: Bisa.
Panduan Wawancara
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS USHULUDDIN
PEMAHAMAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR MENURUT PENGAJAR (USTADZ –USTADZAH DIDESA TAMANSARI KEC.RUMPIN KAB.BOGOR
TujuanPenelitian skiripsi ini bertujuan untuk mencapai kepada pemahaman dan pengetahuan pengajar,pertama pengetahuan pengajar tentang amar ma’ruf nahi munkar kedua pemahaman pengajarmengenai ayat yang menganjurkan amar ma’ruf nahi munkar.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahananda.
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. NAMA: Ustdaz DT
2. UMUR: 36 Tahun
3. JENIS KELAMIN: Laki-laki
4. PENDIDIKAN TERAKHIR: SMAdan Pesantren
5. NAMA MAJELIS TA’LIM: Assurur
6. KAJIAN YANG di Kaji: penceramah memberikan siraman rohani bagi masyarakat pemuda di DesaTamansari
7. Waktu dan Hari Pelaksanaan: malam minggu , Pukul 08.00 Malam- 10 Malam
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahan anda.
Pertanyaan wawancara:
Peniliti:Apa pengertian amar ma’ruf nahi Munkar?
Jawaban Responden: “perbuatan baik dan buruk seseorang”Peniliti:jelaskan apa alasan anda mengungkapkan bahwa amar ma’ruf sebagai hal tersebu?
Jawaban Responden :” perbuatan kita sebagai manusia dari tingkah laku manusia harus dilaksankan dan perbuatanbaik kita terletak pada hati nurani dulu yang dibenerin”
Peniliti: Apakah dalil al-Qur’an yang menganjurkan untuk ber amar makruf nahi munkar? Jika ada surah dan ayatberapakah?
Jawaban: ‘’ada’’ tapi g tau bukan penghafal qur’an
Peniliti: Apakah ayat ini mengenai amar ma’ruf nahi munkar?
ئك ة یدعون إلى ٱلخیر ویأمرون بٱلمعروف وینھون عن ٱلمنكر وأول نكم أم ھم ٱلمفلحون ولتكن م
Jawaban Responden : “ ya”
Peniliti: Surat apa dan ayat berapakah ini?
Jawaban Responden : “gat tau juga”
Peniliti:Apa pendapat pemahaman anda mengenai Terjemahan ayat ini?dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepadayang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.(Ali-Imran 104)
Jawaban Responden: “harus berdakwah dan surat ali-imran110 bahwasanya seseorang yang beruntung diakhiratkelak karena telah mendakwahkan ilmunya.”
Peniliti:Apakah contoh –contoh amar ma’ruf nahi munkar yang anda ketahui?
Jawaban Responden: contohnya “ya harus melakukan contoh yang baik-baik”
Peniliti:Bagaimana anda menerapkan amar makruf nahi munkar kepada jama’ah ?
Jawaban Responden: “ya terapin aja semampunya kita sebisanya kita aja”
Peniliti: Bentuk-bentuk amar ma’ruf nahi munkar apa sajakah yang anda terapkan kepada jama’ah dan masyarakat?
Jawaban Responden: bentuknya ya saya ngajarin menegakan dakwah di tengah-tengah masyarkat awam.
Peniliti :Apakah amar ma’ruf nahi munkar bisa dijadikan sebagai media dalam dakwah kenapa dan alasanya?
Jawaban Responden:” bisa, karena amar ma’ruf merupakan sebagian dari penegakn hukum yitu dakwah”
Bagaimana konsep yang anda terapkan untuk beramar ma’ruf nahi munkar ?
Jawaban: “ya mengajak orang lain agar berbuat baik”
peneliti: baik pak, maksudnya apakah ada tingkat-tingkatanya gitu misalnya di mulai dari mana dulu..
Jawaban responden: “diri sendiri, keluarga, baru deh orang lain”
Peniliti :bagaimana anda mendapatkan informasi yang anda miliki mengenai ceramah yang anda sampaikan ketikaberdakwah?
Jawaban Responden:” alhamdulilah punya ilmu dari pesanten dikit-dikit juga kebetulan saya jg kan d suruh samamasyarkat yak untuk mensyiarkan gitu jadi ya udah.”
Peniliti: Dari mana anda mendapatkan ilmu yang dimilikli refereensinya?
Jawaban responden: “Dari kitab yang saya pelajari sama google aja kan zaman canggih”
Peneliti: Apakah bisa yakin atau akurat itu infonya? Dan jelaskan alasanya
Jawaban responden: “Bisa,” asalkan sesaui aja sama syariat islam”
Panduan Wawancara
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS USHULUDDIN
PEMAHAMAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR MENURUT PENGAJAR (USTADZ –USTADZAH DIDESA TAMANSARI KEC.RUMPIN KAB.BOGOR
TujuanPenelitian skiripsi ini bertujuan untuk mencapai kepada pemahaman dan pengetahuan pengajar,pertama pengetahuan pengajar tentang amar ma’ruf nahi munkar kedua pemahaman pengajarmengenai ayat yang menganjurkan amar ma’ruf nahi munkar.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahananda.
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. NAMA: Ustdazah Fatma
2. UMUR: 80 Tahun
3. JENIS KELAMIN: Perempuan
4. PENDIDIKAN TERAKHIR: SD dan Pesantren
5. NAMA MAJELIS TA’LIM: Nurul Iman
6. KAJIAN YANG di Kaji: Pengajar Pembaca yasinan di Desa Tamansari
7. Waktu dan Hari Pelaksanaan: Sabtu, Pukul 04.00 Sore- setegah 5sore
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahan anda.
Peniliti: apa pengertian amar ma’ruf nahi Munkar?
Jawaban Responden: “baik dan buruk”
Peniliti :jelaskan apa alasan anda mengungkapkan bahwa amar ma’ruf sebagai hal tersebu?
Jawaban Responden: “ perbuataan yang baik aja”
Peniliti :Apakah dalil al-Qur’an yang menganjurkan untuk ber amar makruf nahi munkar? Jika ada surah dan ayatberapakah?
Jawaban Responden: “hanya tersenyum, dan berkata “saya hanya mengajarkan yasin aja"
Peniliti: Apakah ayat ini mengenai amar ma’ruf nahi munkar?
ة نكم أم ئك ھم ٱلمفلحون ولتكن م یدعون إلى ٱلخیر ویأمرون بٱلمعروف وینھون عن ٱلمنكر وأول
Jawaban Respnden: “ ga tau ya, saya ga ngafalin
Peniliti: tapi ibu surah yasin hafal kan?
JawabanResponden : ia dikit aja tapi
Peniliti: tapi faham tidak buk tujuan membecaa dan mengajarkan surah yasin?
Jawaban Responden :biar orang-orang pada baca
Peniliti :Surat apa dan ayat berapakah ini?
Jawaban Responden: tidak tahu ya,
Peniliti:Apa pendapat pemahaman anda mengenai Terjemahan ayat ini?dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yangma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.(Ali-Imran 104)Jawaban Responden :engga tahu deh,
Peniliti :Ayat dan surat apakah ini?Jawaban Responden : GA tau jg
دلھم بٱلتي ھي أحسن إن ربك ھ و أعلم بمن ضل عن سبیلھۦ وھو أعلم ٱدع إلى سبیل ربك بٱلحكمة وٱلموعظة ٱلحسنة وج١٢٥بٱلمھتدین
iArtinya:
Ajaklah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah kebijaksanaan danpelajaran yang baik serta berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. SesungguhnyaTuhanmu adalah yang lebih baik mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan petunjuk-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (Q.S An-Nahl125)(
Peniliti :Apakah anda mengetahui terjemahan ayat ini:Jawaban Responden: engga jugaPeniliti: Apakah contoh –contoh amar ma’ruf nahi munkar yang anda ketahui?
Jawaban Responden: contohnya “ya harus berbuat yang baik-baik”
Peniliti: Bagaimana anda menerapkan amar makruf nahi munkar kepada jama’ah ?
Jawaban Responden: ya terapin aja semampunya kita sebisanya kita aja
Peniliti: Bentuk-bentuk amar ma’ruf nahi munkar apa sajakah yang anda terapkan kepada jama’ah dan masyarakat?
JawabanResponden: bentuknya ya saya ngajarin Qur’an sama mayarakat itukan bentuk yak.
Peniliti: selain dari pada itu ?
Jawaban responden:Ya ngelakuin yang baik-baik aja
Penilti: ngelakuin yang baik itu seperti apa? Dan berikan contohnnya? Tadi ibu bilang berbuat yang baik aja contohnya seperti apa?
Jawaban Responden: contohnya dalam hidup ngelakuin yang baik-baik aja kaya saya mengajarkan kepadamasyrakat dan nagsih tau ke masyarakat suruh ngaji kaya gitu intinya.
Peniliti:Apakah amar ma’ruf nahi munkar bisa dijadikan sebagai media dalam dakwah kenapa dan alasanya?
JawabanResponden: bisa,
Peniliti:Bagaimana konsep yang anda terapkan untuk beramar ma’ruf nahi munkar ?
Jawaban Responden: ga ada
Peniliti: baik pak, maksudnya apakah ada tingkat-tingkatanya gitu misalnya di mulai dari mana dulu..
Jawaban Responden: oh g ada
Peniliti :bagaimana anda mendapatkan informasi yang anda miliki mengenai ceramah yang anda sampaikan ketikaberdakwah?
Jawaban Responden: alhamdulilah punya ilmu ngajarin baca yasin ya dikit-dikit juga kebetulan saya jg kan d suruhsama masyarkat yak untuk ngajarin yasin jadi ya udah.
Peniliti: ibu bisa baca yasiin belajar dari mana?
JawabanResponden:dulu waktu SD mah ya walaupun g mondok ya sekolah madrasah belajar dari situ aja
Peniliti: apa alasan anda memilih media tersebut?
Jawaban responden: Ya walaupun ngaji dikit-dikit jg harus sama gurunya yak
Peniliti: Apakah bisa yakin atau akurat itu infonya
Jawaban Responden: Bisa.
Panduan Wawancara
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS USHULUDDIN
PEMAHAMAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR MENURUT PENGAJAR (USTADZ –USTADZAH DIDESA TAMANSARI KEC.RUMPIN KAB.BOGOR
TujuanPenelitian skiripsi ini bertujuan untuk mencapai kepada pemahaman dan pengetahuan pengajar,pertama pengetahuan pengajar tentang amar ma’ruf nahi munkar kedua pemahaman pengajarmengenai ayat yang menganjurkan amar ma’ruf nahi munkar.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahananda.
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. NAMA: Ustdaz Fn
2. UMUR: 27 Tahun
3. JENIS KELAMIN: Laki-laki
4. PENDIDIKAN TERAKHIR: S1 dan Pesantren
5. NAMA MAJELIS TA’LIM: Assurur
6. KAJIAN YANG di Kaji: pengajar bacaan khusus al-Qur’an dan tajwid di Desa Tamansari
7. Waktu dan Hari Pelaksanaan: malam minggu , Pukul 08.00 Malam- 10 Malam
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahan anda.
Pertanyaan wawancara:
Peniliti:Apa pengertian amar ma’ruf nahi Munkar?
Jawaban Responden: “kita sebagai manusia harus melihat asal kata amar ma’ruf nahi mûnkar terlebih dahulu.Menurutnya al-amr’ bil ma’ruf berasal dari kata al’amar yaitu perintah, sedangkan al-ma’ruf yaitu kebaikan jikakalimat tersebut digabungkan akan menjadi kalimat perintah untuk kebaikan. Sedangkan asal kata wannhy-al-mûnkar ialah berasal dari kata wannahy yaitu melarang dan al-mûnkar yaitu kejelekan. Jadi amar ma’ruf nahimûnkar ialah segala perbuatan yang baik dan buruk. Jika kita melihat pengertian amar ma’ruf nahi mûnkar secaraumum yang berarti mengajak berarti kita sebagai umat harus mengajak kepada kebaikan, dan mencegah kepadakemunkaran”Peniliti: jelaskan apa alasan anda mengungkapkan bahwa amar ma’ruf sebagai hal tersebu?
Jawaban Responden: “ kalimat perintah untuk menyeru atau menegakan amar ma’ruf nahi munkar”
Peniliti :Apakah dalil al-Qur’an yang menganjurkan untuk ber amar makruf nahi munkar? Jika ada surah dan ayatberapakah?
Jawaban Responden : ‘’ada’’ surah Ali-imran 104 dan A-Nahl 125 110”
Peniliti : sebukan ayat dan terjemahanya
ئك ة یدعون إلى ٱلخیر ویأمرون بٱلمعروف وینھون عن ٱلمنكر وأول نكم أم ھم ٱلمفلحون ولتكن م
Jawaban Responden surah Ali imran 104
hendaklah ada di antara kamu sebagian umat yang menegakan kepada kebajikan, menyuruh kepadayang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.(Ali-Imran 104)
Peniliti: Apa pendapat pemahaman anda mengenai Terjemahan ayat ini?
Jawaban Responden : ayat tersebut tentang menegakan amar ma’ruf nahi mûnkar kepada orang yang awamwalaupun pada dasarnya manusia belum pantas mendakwahkan, namun ketika kita sebagai umat yang lebihfaham tentang perkara di bandingkan orang awam yang lainnya maka lebih baik, karena ketika menegakan amarma’ruf nahi mûnkar di tengah -tengah ummat yang awam maka gugurlah kewajiban kita sebagai manusia manfaatdari menegakan dakwah di tengah masyarakat awam ialah agar setiap generasi umat Islam semakin meningkat dantidak tersesat dalam kebodohan.”
Al-Nahl 125 :
بالمھتدین ھو أعلم بمن ضل عن سبیلھ وھو أعلم ادع إلى سبیل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة وجادلھم بالتي ھي أحسن إن ربك
Sedangkan pada surah Al-Nahl 125, “ayat tersebut tentang berdakwah dengan cara baik, melaksanakanamar ma’ruf nahi mûnkar terlebih dahulu dilakukan kepada hati nurani, keluarga orang-orang disekitarkita, namun bukan berati ketika kita melihat di sekitar kita melakukan perbuatan yang dilarang Allah kitahanya berdiam diri maka yang kita lakukan ia mengingatkannya dengan siraman rohani dengan mauidzahhasanah dengan kebaikan.”
Peniliti: Apakah contoh –contoh amar ma’ruf nahi munkar yang anda ketahui?
Jawaban Responden : contohnya “ya harus melakukan contoh perilaku yang baik-baik”
Peniliti:Bagaimana anda menerapkan amar makruf nahi munkar kepada jama’ah ?
Jawaban: “menerapkan sesaui dengan kaidah-kaidah yang telah diterapkan oleh syariat contohnya melakukanperbuatan yang baik dulu terhadap diri sendiri setelah sama keluarga baru kita bisa mendakwahkanya”
Peniliti: Bentuk-bentuk amar ma’ruf nahi munkar apa sajakah yang anda terapkan kepada jama’ah dan masyarakat?
JawabanResponden : bentuknya kita selalu memberi contoh suri auladan yg baik bagi para jamaah dan melakukansikap yang baik.
Peniliti: Apakah amar ma’ruf nahi munkar bisa dijadikan sebagai media dalam dakwah kenapa dan alasanya?
Jawaban responden :” bisa, karena amar ma’ruf merupakan sebagian dari penegakan penegakan hukum yitu denganmendakwahkanya”
Peniliti:Bagaimana konsep yang anda terapkan untuk beramar ma’ruf nahi munkar ?
Jawaban Responden: “ya mengajak orang lain agar berbuat baik”
Peneliti: baik pak, maksudnya apakah ada tingkat-tingkatanya gitu misalnya di mulai dari mana dulu..
Jawaban Responden: “diri sendiri, keluarga, baru deh orang lain”
Peniliti: bagaimana anda mendapatkan informasi yang anda miliki mengenai ceramah yang anda sampaikan ketikaberdakwah?
Jawaban Responden::” alhamdulilah punya ilmu dari pesanten dikit-dikit juga kebetulan saya jg kan d dipercayamenjadi pengajar jadi saya terapkan.”
Peniliti: Dari mana anda mendapatkan ilmu yang dimilikli referensinya?
Jawaban Responden: “Dari kitab sama sama ikut kajian para ustadz lainya juga ”
Peniliti: Apakah bisa yakin atau akurat itu infonya? Dan jelaskan alasanya
Jawaban Responden:“Bisa,” asalkan sesaui aja sama syariat islam”
Panduan Wawancara
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS USHULUDDIN
PEMAHAMAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR MENURUT PENGAJAR (USTADZ –USTADZAH DIDESA TAMANSARI KEC.RUMPIN KAB.BOGOR
TujuanPenelitian skiripsi ini bertujuan untuk mencapai kepada pemahaman dan pengetahuan pengajar,pertama pengetahuan pengajar tentang amar ma’ruf nahi munkar kedua pemahaman pengajarmengenai ayat yang menganjurkan amar ma’ruf nahi munkar.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahananda.
IDENTITAS RESPONDEN
1. NAMA: Ustdaz ah Li
2. UMUR: 40 Tahun
3. JENIS KELAMIN: Perempuan
4. PENDIDIKAN TERAKHIR: SD dan Pesantren
5. NAMA MAJELIS TA’LIM: Mathlaul Sobriyah
6. KAJIAN YANG di Kaji: pengajar baca kitab kuning kasyifatussajah dan memberikan tausiyah kepadajamaah di Desa Tamansari
7. Waktu dan Hari Pelaksanaan: Minggu , Pukul 10.00 pagi -12 siang
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahan anda.
Peniliti: Apa pengertian amar ma’ruf nahi Munkar?
Jawaban Responden: “perintah yang ditunjukan untuk semua manusia, yaitu mengajak kepada kabaikan danmencegah kepada keburukan.”Peniliti:jelaskan apa alasan anda mengungkapkan bahwa amar ma’ruf sebagai hal tersebu?
Jawaban Responden: “ kalimat perintah untuk menyeru kepada perbuatan beramar ma’ruf nahi munkar”
Peniliti:Apakah dalil al-Qur’an yang menganjurkan untuk ber amar makruf nahi munkar? Jika ada surah dan ayatberapakah?
Jawaban Responden: ‘’ada’’ surah Ali-imran 104 sama 110 dan A-Nahl 125 110
Peneliti: bisa sebutkan ayatnya
ئك ة یدعون إلى ٱلخیر ویأمرون بٱلمعروف وینھون عن ٱلمنكر وأول نكم أم ھم ٱلمفلحون ولتكن م
Jawaban Responden: “ ya”
Surat apa dan ayat berapakah ini?Peneliti:
Jawaban Responden: g tau juga
Peniliti: Apa pendapat pemahaman anda mengenai Terjemahan ayat ini?Jawaban Peniliti: g bisa sayaPeneliti: apakah maksud ayat tersebut?Jawaban Responden:
“pertama kepada diri sendiri maksud dari kepada diri sendiri yaitu dengan melakukan dan memberikancontoh yang baik, melakukan intropeksi kepada diri sendiri sebelum kepada orang lain, seperti FirmanAllah :
فعلونيا أيـها الذين آمنوا لم تـقولون ما ال تـ
Contohnya pada tafsir Al-karimir Rahmān h.51 karangan Syaikh As’ādi ayat tersebutmenujukan tercela karena seseorang meniggalkan dua kewajiaban yaitu, memerintahkan(mendakwahi) orang lain dan mengajak kepada diri sendirinya. Kalau seseorang inginmenyamapaikan suatu ilmu atau mendakwahkanya, sedangkan diri sendiri belum mengamalkanyaakan sulit karena syarat beramar ma’ruf nahi mûnkar hendaknya seseorang yang beramar ma’ruf nahimûnkar itu sudah mengamalkan apa yang di dakwahkan, kalau belum mengamalkan maka ia tidakboleh beramar ma’ruf nahi mûnkar seperti Firman Allah:
“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri
(kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir.”(pengajar tidak menyebutkan ayat, nama surah, dan ayat ke berapa).
Yang kedua yaitu amar ma’ruf terhadap keluarga ustadzah tersebut mengungkapkapkan sepertidalam ayat Allah mengungkapkan:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yangbahan bakarnya adalah manusia dan batu penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidakmendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkah-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakanapa yag diperintahakan.” (pengajar tidak menyebutkan nama surat dan ayat serta ayat ke berapa).
Yang ketiga ayat itu tentang berdakwah dan mendidik orang itu dimulai dari keluarga ,meskipunayat itu menunjukan tentang kaum pria yaitu ayah. Ketika melakukan suatu kebaikan sebelum kitamendakwahnya telebih dahulu kepada keluarga kita karena Nabi bersabda sebesar-besarnya dosa iatelah membodohkan keluarganya sendiri. Mengajak orang lain untuk melakukan amar ma’ruf nahimûnkar berdakwah memberi contoh yang baik, dengan perilaku yang baik merupakan suatu contohkepada masyarakat yang awam seperti dalam al-Qur’an dan hadis.
“Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebihbaik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, makatidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan(seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan”. (pengajar tidak menyebutkan surat, ayat, danayat ke berapa).
Keempat mengajak orang awam yang tidak faham tentang hukum yang Allah baik dari al-Qur’an, hadis, ijma’ ulama dan lain-lain. Hal ini merupakan tugas semua orang mukmin, makakewajiban berdakwah di tengah-tengah masyarakat itu sangat penting agar masyarakat awam tidaktersesat kepada jalan yang tidak benar.”
Peneliti: bagaimana dengan surah Ali-imran 110? Sebutkan ayat dan terjemahannnya
Jawaban Responden: saya g hafal ayatnya, saya bukan pnghafal, tapi menurut saya “Tentang seseorang yang telahmenegakan amar ma’ruf nahi mûnkar di tengah-tengah masyarakat yang awam maka seseorang tersebut disebutdengan umat terbaik karena umat yang memahami ajaran-ajaran Islam.”
Peneliti: bagaimana dengan surah Al-Nahl 125 ? sebutkan ayat dan terjemahJawaban Responden: saya g hafal intinya ayat itu tentang “menegaskan tentang bagaimana cara berdakwah atautatacara berdakwah, berdakwahlah dengan baik dan berdebat dengan cara yang baik.”Peniliti:Apakah contoh –contoh amar ma’ruf nahi munkar yang anda ketahui?
Jawaban Responden: contohnya “ya harus menegakan perbuatan yang baik-baik”
Peniliti :Bagaimana anda menerapkan amar makruf nahi munkar kepada jama’ah ?
Jawaban Responden: “menerapkan sesaui dengan kaidah-kaidah yang telah diterapkan oleh syariat contohnyamelakukan perbuatan yang baik dulu terhadap diri sendiri setelah sama keluarga baru kita bisa mendakwahkanya”
Peniliti:Bentuk-bentuk amar ma’ruf nahi munkar apa sajakah yang anda terapkan kepada jama’ah dan masyarakat?
Jawaban Responden: bentuknya kita selalu memberi contoh suri auladan yg baik bagi para jamaah dan melakukansikap yang baik.
Peniliti:Apakah amar ma’ruf nahi munkar bisa dijadikan sebagai media dalam dakwah kenapa dan alasanya?
Jawaban Responden:” bisa, karena amar ma’ruf merupakan sebagian dari penegakan penegakan hukum yitu denganmendakwahkanya”
Peniliti Bagaimana konsep yang anda terapkan untuk beramar ma’ruf nahi munkar ?
Jawaban Responden : “ya mengajak orang lain agar berbuat baik”
Peniliti: baik pak, maksudnya apakah ada tingkat-tingkatanya gitu misalnya di mulai dari mana dulu..
Jawaban Responden: “diri sendiri, keluarga, baru deh orang lain”
Peniliti: Bagaimana anda mendapatkan informasi yang anda miliki mengenai ceramah yang anda sampaikan ketikaberdakwah?
Jawaban Responden:” alhamdulilah punya ilmu dari pesanten dikit-dikit juga kebetulan saya jg kan d dipercayamenjadi pengajar jadi saya terapkan.”
Peniliti:Dari mana anda mendapatkan ilmu yang dimilikli refereensinya?
Jawaban Responden: “Dari kitab, dan saya pesanten selama 12 tahun di tasik husus kitab jadi alhhamdullilahtinggal ngamalin aja ilmu yang saya punya sama sama ikut kajian para ustadz lainya juga ”
Panduan Wawancara
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS USHULUDDIN
PEMAHAMAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR MENURUT PENGAJAR (USTADZ –USTADZAH DIDESA TAMANSARI KEC.RUMPIN KAB.BOGOR
TujuanPenelitian skiripsi ini bertujuan untuk mencapai kepada pemahaman dan pengetahuan pengajar,pertama pengetahuan pengajar tentang amar ma’ruf nahi munkar kedua pemahaman pengajarmengenai ayat yang menganjurkan amar ma’ruf nahi munkar.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahananda.
IDENTITAS RESPONDEN
1. NAMA: Ustdaz ah Mh
2. UMUR: 38 Tahun
3. JENIS KELAMIN: Perempuan
4. PENDIDIKAN TERAKHIR: S1 dan Pesantren
5. NAMA MAJELIS TA’LIM: Assurur
6. KAJIAN YANG di Kaji: pembaca kitab safinatunnajah
7. Waktu dan Hari Pelaksanaan: Rabu, Pukul 08-00 pagi -10siang
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahan anda.
Pertanyaan wawancara:
Peneliti :Apa pengertian amar ma’ruf nahi Munkar?
Jawaban Responden: “berbuat baik.”Peneliti :jelaskan apa alasan anda mengungkapkan bahwa amar ma’ruf sebagai hal tersebu?
Jawaban Responden: “ menegakan kebenaran”
Peniliti: Apakah dalil al-Qur’an yang menganjurkan untuk ber amar makruf nahi munkar? Jika ada surah dan ayatberapakah?
Jawaban Responden: ‘’ada’’ tapi g tau surahnya
Peneliti: bisa sebutkan ayatnya dan terjemahnya
Jawaban Responden: “ g bisa”kan bukan penghafal
Peniliti: Apa pendapat pemahaman anda mengenai ayat ini?Jawaban Responden: “harus berdakwahPenliti: Apakah contoh –contoh amar ma’ruf nahi munkar yang anda ketahui?
Jawaban Responden: contohnya “ya harus menegakan perbuatan yang baik-baik”
Peniliti:Bagaimana anda menerapkan amar makruf nahi munkar kepada jama’ah ?
Jawaban Responden: “menerapkan sesaui dengan kaidah-kaidah baru kita bisa mendakwahkanya”
Peniliti: Bentuk-bentuk amar ma’ruf nahi munkar apa sajakah yang anda terapkan kepada jama’ah dan masyarakat?
Jawaban Responden: bentuknya kita selalu memberi contoh suri tauladan yg baik bagi para jamaah dan melakukansikap yang baik.
Peniliti: Apakah amar ma’ruf nahi munkar bisa dijadikan sebagai media dalam dakwah kenapa dan alasanya?
Jawaban Responden:” bisa, karena amar ma’ruf merupakan sebagian dari penegakan penegakan hukum”
Peniliti: Bagaimana konsep yang anda terapkan untuk beramar ma’ruf nahi munkar ?
Jawaban Responden: “ya mengajak orang lain agar berbuat baik”
Peneliti: maksudnya apakah ada tingkat-tingkatanya gitu misalnya di mulai dari mana dulu..
Jawaban Responden: “diri sendiri, keluarga baru di dakwahkan, jangan berdakwah dulu kalu diri senidir belumbener masih nyindir-nyindir jangan jadi seorang pengajar kalu kaya gitu”
Peniliti: bagaimana anda mendapatkan informasi yang anda miliki mengenai ceramah yang anda sampaikan ketikaberdakwah?
Jawaban Responden:” alhamdulilah punya ilmu dari pesanten dikit-dikit juga kebetulan saya jg kan d dipercayamenjadi pengajar jadi saya terapkan.”
Peniliti Dari mana anda mendapatkan ilmu yang dimilikli refereensinya?
Jawaban Responden: “Dari kitab, sama dari ceramah-ceramah orang aja”
Panduan Wawancara
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS USHULUDDIN
PEMAHAMAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR MENURUT PENGAJAR (USTADZ –USTADZAH DIDESA TAMANSARI KEC.RUMPIN KAB.BOGOR
TujuanPenelitian skiripsi ini bertujuan untuk mencapai kepada pemahaman dan pengetahuan pengajar,pertama pengetahuan pengajar tentang amar ma’ruf nahi munkar kedua pemahaman pengajarmengenai ayat yang menganjurkan amar ma’ruf nahi munkar.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahananda.
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. NAMA: Ustdazah Mh
2. UMUR: 76 Tahun
3. JENIS KELAMIN: Perempuan
4. PENDIDIKAN TERAKHIR: Pesantren
5. NAMA MAJELIS TA’LIM: Darussalam
6. KAJIAN YANG di Kaji: Pengajar Pembaca yasinan di Desa Tamansari
7. Waktu dan Hari Pelaksanaan: Sabtu, Pukul 04.00 Sore- setegah 5sore
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahan anda.
A. Pertanyaan wawancara:
1. apa pengertian amar ma’ruf nahi Munkar?
Jawaban: “perbuatan baik dan buruk”
2. jelaskan apa alasan anda mengungkapkan bahwa amar ma’ruf sebagai hal tersebu?
Jawaban: “segala perbuataan yang baik aja”
3. Apakah dalil al-Qur’an yang menganjurkan untuk ber amar makruf nahi munkar? Jika ada surah dan ayatberapakah?
Jawaban: “hanya tersenyum, dan berkata “saya hanya mengajarkan yasin aja"
4. Apakah ayat ini mengenai amar ma’ruf nahi munkar?
ئك ة یدعون إلى ٱلخیر ویأمرون بٱلمعروف وینھون عن ٱلمنكر وأول نكم أم ھم ٱلمفلحون ولتكن م
Jawaban: “ ga tau ya, saya ga ngafalin
Penulis: tapi ibu surah yasin hafal kan?
Jawaban: ia dikit aja tapi
Penulis tapi faham tidak buk tujuan membecaa dan mengajarkan surah yasin?
Jawaban:biar orang-orang pada baca
Surat apa dan ayat berapakah ini?
Jawaban: tidak tahu ya,
Apa pendapat pemahaman anda mengenai Terjemahan ayat ini?dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yangma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.(Ali-Imran 104)
Jawaban: engga tahu deh,
Ayat dan surat apakah ini?Jawaban: g tau jg
دلھم بٱلتي ھي أحسن إن ربك ھ و أعلم بمن ضل عن سبیلھۦ وھو أعلم ٱدع إلى سبیل ربك بٱلحكمة وٱلموعظة ٱلحسنة وج١٢٥بٱلمھتدین
iArtinya:
Ajaklah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah kebijaksanaan danpelajaran yang baik serta berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. SesungguhnyaTuhanmu adalah yang lebih baik mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan petunjuk-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (Q.S An-Nahl125)(
Apakah anda mengetahui terjemahan ayat ini:Jawaban:engga juga
5. Apakah contoh –contoh amar ma’ruf nahi munkar yang anda ketahui?
Jawaban: contohnya “ya harus berbuat yang baik-baik”
6. Bagaimana anda menerapkan amar makruf nahi munkar kepada jama’ah ?
Jawaban: ya terapin aja semampunya kita sebisanya kita aja
7. Bentuk-bentuk amar ma’ruf nahi munkar apa sajakah yang anda terapkan kepada jama’ah dan masyarakat?
Jawaban: bentuknya ya saya ngajarin Qur’an sama mayarakat itukan bentuk yak.
Penulis: selain dari pada itu ?
Ya ngelakuin yang baik-baik aja
Penulis: ngelakuin yang baik itu seperti apa? Dan berikan contohnnya? Tadi ibu bilang berbuat yang baikaja contoh nya seperti apa?
Jawaban: contohnya dalam hidup ngelakuin yang baik-baik aja kaya saya mengajarkan kepada masyrakatdan nagsih tau ke masyarakat suruh ngaji kaya gitu intinya.
8. Apakah amar ma’ruf nahi munkar bisa dijadikan sebagai media dalam dakwah kenapa dan alasanya?
Jawaban: bisa asalakan jangan bersikap salinng iri aja kalau mau ceramah mah
Bagaimana konsep yang anda terapkan untuk beramar ma’ruf nahi munkar ?
Jawaban: ga ada
Penulis: baik pak, maksudnya apakah ada tingkat-tingkatanya gitu misalnya di mulai dari mana dulu..
Jawaban: oh g ada
9. bagaimana anda mendapatkan informasi yang anda miliki mengenai ceramah yang anda sampaikan ketikaberdakwah?
Jawaban: alhamdulilah punya ilmu ngajarin baca yasin ya dikit-dikit juga kebetulan saya jg kan d suruhsama masyarkat yak untuk ngajarin yasin jadi ya udah.
Penulis: ibu bisa baca yasiin belajar dari mana?
Jawaban:dulu waktu SD mah ya walaupun g mondok ya sekolah madrasah belajar dari situ aja
10. apa alasan anda memilih media tersebut?
Jawaban? Ya walaupun ngaji dikit-dikit jg harus sama gurunya yak
Penulis: Apakah bisa yakin atau akurat itu infonya
Jawaban? Bisa.
Panduan Wawancara
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS USHULUDDIN
PEMAHAMAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR MENURUT PENGAJAR (USTADZ –USTADZAH DIDESA TAMANSARI KEC.RUMPIN KAB.BOGOR
TujuanPenelitian skiripsi ini bertujuan untuk mencapai kepada pemahaman dan pengetahuan pengajar,pertama pengetahuan pengajar tentang amar ma’ruf nahi munkar kedua pemahaman pengajarmengenai ayat yang menganjurkan amar ma’ruf nahi munkar.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahananda.
IDENTITAS RESPONDEN
1. NAMA: Ustdaz Mm
2. UMUR: 50 Tahun
3. JENIS KELAMIN: Perempuan
4. PENDIDIKAN TERAKHIR: SD dan Pesantren
5. NAMA MAJELIS TA’LIM: Asyafiiyah
6. KAJIAN YANG di Kaji: mengaji yasinan kepada jamaah
7. Waktu dan Hari Pelaksanaan: Jumat, Pukul 08-00 pagi -11 siang
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahan anda.
Pertanyaan wawancara:
Peneliti :Apa pengertian amar ma’ruf nahi Munkar?
Jawaban Responden: “berbuat baik.”Peneliti :jelaskan apa alasan anda mengungkapkan bahwa amar ma’ruf sebagai hal tersebu?
Jawaban Responden: “ menegakan kebenaran”
Peniliti: Apakah dalil al-Qur’an yang menganjurkan untuk ber amar makruf nahi munkar? Jika ada surah dan ayatberapakah?
Jawaban Responden: ‘’ada’’ tapi g tau surahnya
Peneliti: bisa sebutkan ayatnya dan terjemahnya
Jawaban Responden: “ g bisa”kan bukan penghafal
Peniliti: Apa pendapat pemahaman anda mengenai ayat ini?Jawaban Responden: “harus berdakwah dan surat ali-imran110 bahwasanya seseorang yang beruntung diakhiratkelak karena telah mendakwahkan ilmunya.”Penliti: Apakah contoh –contoh amar ma’ruf nahi munkar yang anda ketahui?
Jawaban Responden: contohnya “ya harus menegakan perbuatan yang baik-baik”
Peniliti:Bagaimana anda menerapkan amar makruf nahi munkar kepada jama’ah ?
Jawaban Responden: “menerapkan sesaui dengan kaidah-kaidah baru kita bisa mendakwahkanya”
Peniliti: Bentuk-bentuk amar ma’ruf nahi munkar apa sajakah yang anda terapkan kepada jama’ah dan masyarakat?
Jawaban Responden: bentuknya kita selalu memberi contoh suri tauladan yg baik bagi para jamaah dan melakukansikap yang baik.
Peniliti: Apakah amar ma’ruf nahi munkar bisa dijadikan sebagai media dalam dakwah kenapa dan alasanya?
Jawaban Responden:” bisa, karena amar ma’ruf merupakan sebagian dari penegakan penegakan hukum”
Peniliti: Bagaimana konsep yang anda terapkan untuk beramar ma’ruf nahi munkar ?
Jawaban Responden: “ya mengajak orang lain agar berbuat baik”
Peneliti: maksudnya apakah ada tingkat-tingkatanya gitu misalnya di mulai dari mana dulu..
Jawaban Responden: “diri sendiri, keluarga baru di dakwahkan
Peniliti: bagaimana anda mendapatkan informasi yang anda miliki mengenai ceramah yang anda sampaikan ketikaberdakwah?
Jawaban Responden:” alhamdulilah punya ilmu dari pesanten dikit-dikit juga kebetulan saya jg kan d dipercayamenjadi pengajar jadi saya terapkan.”
Peniliti Dari mana anda mendapatkan ilmu yang dimilikli refereensinya?
Jawaban Responden: “Dari kitab, sama dari ceramah-ceramah orang aja”
Panduan Wawancara
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS USHULUDDIN
PEMAHAMAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR MENURUT PENGAJAR (USTADZ –USTADZAH DIDESA TAMANSARI KEC.RUMPIN KAB.BOGOR
TujuanPenelitian skiripsi ini bertujuan untuk mencapai kepada pemahaman dan pengetahuan pengajar,pertama pengetahuan pengajar tentang amar ma’ruf nahi munkar kedua pemahaman pengajarmengenai ayat yang menganjurkan amar ma’ruf nahi munkar.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahananda.
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. NAMA: Ustdaz ah Nh
2. UMUR: 52 Tahun
3. JENIS KELAMIN: Perempuan
4. PENDIDIKAN TERAKHIR: SD dan Pesantren
5. NAMA MAJELIS TA’LIM: Madinatunnajah
6. KAJIAN YANG di Kaji: pengajar baca kitab kuning Uqudulujein dan memberikan tausiyah kepadajamaah di Desa Tamansari
7. Waktu dan Hari Pelaksanaan: Rabu , Pukul 09-00 pagi -11 siang
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahan anda.
Pertanyaan wawancara:
Peniliti:Apa pengertian amar ma’ruf nahi Munkar?
Jawaban Responden: “berbuat baik dan buruk’’Peniliti:jelaskan apa alasan anda mengungkapkan bahwa amar ma’ruf sebagai hal tersebu?
Jawaban Responden: “ kalimat perbuatan beramar ma’ruf nahi munkar”
Peniliti:Apakah dalil al-Qur’an yang menganjurkan untuk ber amar makruf nahi munkar? Jika ada surah dan ayatberapakah?
Jawaban Responden: ‘’ada’’ surah Ali-imran 104
Peneliti: bisa sebutkan ayatnya
Jawaban Responden: “ g bisa”kan bukan penghafal
Surat apa dan ayat berapakah ini?Peneliti:
Jawaban Responden: Ali-imran 104
Peniliti: Apa pendapat pemahaman anda mengenai Terjemahan ayat ini?Jawaban Responden: Surah Āli-imrān 104 itu berisi tentang Mendakwahkan kepada orang lain, dakwah merupakan
bendera para Nabi-nabi terdahulu terhadap orang-orang shaleh. Jalan dakwah adalah jalan yang dilewati para Nabidalam mengembangkan amanah risalah yang wajib disampaikan kepada ummat. Allah SWT berfirman:
“jalan agamaku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah denganhujjah yang nyata Maha suci Allah, dan tiada termasuk orang-orang musyrik.” (Pengajar tidakmenyebutkan ayat dan nama surat terta ayat keberapa ).
Sebagaimana Nabi SAW, menyampaikan risalah Allah turunkanlah beliau kepada beliau, beliaujuga memerintahkan umatnya menyampaiknanya apa yang mereka terima darinya walaupun hanyasatu ayat seperti sabdanya:
Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat (pengajar tidak menyebutkan teks hadis dan hadisriwayatnya).
“Maksudnya adalah walau hanya satu ayat, hendaknya setiap orang yang mendengarnya bersegeramenyampaikan ilmu yang dia terima walaupun sedikit, agar semua ilmu yang datang dari Nabi SAWterus bersambung. Jika satu ayat tersebut bisa menjadi manfaat bagi orang lain maka itu lebih berharga dibandingkan dengan dunia dan seisinya.”
Peniliti: Apakah contoh –contoh amar ma’ruf nahi munkar yang anda ketahui?
Jawaban Responden: contohnya “ya harus menegakan perbuatan yang baik-baik”
Peniliti:Bagaimana anda menerapkan amar makruf nahi munkar kepada jama’ah ?
Jawaban Responden: “menerapkan sesaui dengan kaidah-kaidah yang telah diterapkan oleh syariat contohnyamelakukan perbuatan yang baik dulu terhadap diri sendiri setelah sama keluarga baru kita bisa mendakwahkanya”
Peniliti: Bentuk-bentuk amar ma’ruf nahi munkar apa sajakah yang anda terapkan kepada jama’ah dan masyarakat?
Jawaban Responden: bentuknya kita selalu memberi contoh suri auladan yg baik bagi para jamaah dan melakukansikap yang baik.
Peniliti: Apakah amar ma’ruf nahi munkar bisa dijadikan sebagai media dalam dakwah kenapa dan alasanya?
JawabanResponden:” bisa, karena amar ma’ruf merupakan sebagian dari penegakan penegakan hukum yitu denganmendakwahkanya”
Peniliti: Bagaimana konsep yang anda terapkan untuk beramar ma’ruf nahi munkar ?
Jawaban Responden: “ya mengajak orang lain agar berbuat baik”
Peniliti: baik pak, maksudnya apakah ada tingkat-tingkatanya gitu misalnya di mulai dari mana dulu..
Jawaban Responden: “diri sendiri, keluarga, baru deh orang lain”
Peniliti: bagaimana anda mendapatkan informasi yang anda miliki mengenai ceramah yang anda sampaikan ketikaberdakwah?
Jawaban Responden:” alhamdulilah punya ilmu dari pesanten dikit-dikit juga kebetulan saya jg kan d dipercayamenjadi pengajar jadi saya terapkan.”
Peniliti Dari mana anda mendapatkan ilmu yang dimilikli refereensinya?
Jawaban Responden: Dari kitab, sama dari ceramah-ceramah di youtube aja”
Panduan Wawancara
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS USHULUDDIN
PEMAHAMAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR MENURUT PENGAJAR (USTADZ –USTADZAH DIDESA TAMANSARI KEC.RUMPIN KAB.BOGOR
TujuanPenelitian skiripsi ini bertujuan untuk mencapai kepada pemahaman dan pengetahuan pengajar,pertama pengetahuan pengajar tentang amar ma’ruf nahi munkar kedua pemahaman pengajarmengenai ayat yang menganjurkan amar ma’ruf nahi munkar.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahananda.
IDENTITAS RESPONDEN
1. NAMA: Ustdaz ah Ns
2. UMUR: 40 Tahun
3. JENIS KELAMIN: Perempuan
4. PENDIDIKAN TERAKHIR: SMA dan Pesantren
5. NAMA MAJELIS TA’LIM: Madinatunnajah
6. KAJIAN YANG di Kaji: mengaji yasinan kepada jamaah
7. Waktu dan Hari Pelaksanaan: Rabu , Pukul 08-00 pagi -11 siang
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahan anda.
Pertanyaan wawancara:
Peneliti :Apa pengertian amar ma’ruf nahi Munkar?
Jawaban Responden: “berbuat baik.”Peneliti :jelaskan apa alasan anda mengungkapkan bahwa amar ma’ruf sebagai hal tersebu?
Jawaban Responden: “ menegakan kebenaran”
Peniliti: Apakah dalil al-Qur’an yang menganjurkan untuk ber amar makruf nahi munkar? Jika ada surah dan ayatberapakah?
Jawaban Responden: ‘’ada’’ tapi g tau surahnya
Peneliti: bisa sebutkan ayatnya dan terjemahnya
Jawaban Responden: “ g bisa”kan bukan penghafal
Peniliti: Apa pendapat pemahaman anda mengenai ayat ini?Jawaban Responden: surah Āli-Imrān 104 menerangkan tentang “berdakwah kewajiban menegakan amar ma’rufnahi mûnkar.”Penliti: Apakah contoh –contoh amar ma’ruf nahi munkar yang anda ketahui?
Jawaban Responden: contohnya “ya harus menegakan perbuatan yang baik-baik”
Peniliti:Bagaimana anda menerapkan amar makruf nahi munkar kepada jama’ah ?
Jawaban Responden: “menerapkan sesaui dengan kaidah-kaidah baru kita bisa mendakwahkanya”
Peniliti: Bentuk-bentuk amar ma’ruf nahi munkar apa sajakah yang anda terapkan kepada jama’ah dan masyarakat?
Jawaban Responden: bentuknya kita selalu memberi contoh suri tauladan yg baik bagi para jamaah dan melakukansikap yang baik.
Peniliti: Apakah amar ma’ruf nahi munkar bisa dijadikan sebagai media dalam dakwah kenapa dan alasanya?
Jawaban Responden:” bisa, karena amar ma’ruf merupakan sebagian dari penegakan penegakan hukum”
Peniliti: Bagaimana konsep yang anda terapkan untuk beramar ma’ruf nahi munkar ?
Jawaban Responden: “ya mengajak orang lain agar berbuat baik”
Peneliti: maksudnya apakah ada tingkat-tingkatanya gitu misalnya di mulai dari mana dulu..
Jawaban Responden: “diri sendiri,”
Peniliti: bagaimana anda mendapatkan informasi yang anda miliki mengenai ceramah yang anda sampaikan ketikaberdakwah?
Jawaban Responden:” alhamdulilah punya ilmu dari pesanten dikit-dikit juga kebetulan saya jg kan d dipercayamenjadi pengajar jadi saya terapkan.”
Peniliti Dari mana anda mendapatkan ilmu yang dimilikli refereensinya?
Jawaban Responden: “Dari kitab, sama dari ceramah-ceramah orang aja”
Panduan Wawancara
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS USHULUDDIN
PEMAHAMAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR MENURUT PENGAJAR (USTADZ –USTADZAH DIDESA TAMANSARI KEC.RUMPIN KAB.BOGOR
TujuanPenelitian skiripsi ini bertujuan untuk mencapai kepada pemahaman dan pengetahuan pengajar,pertama pengetahuan pengajar tentang amar ma’ruf nahi munkar kedua pemahaman pengajarmengenai ayat yang menganjurkan amar ma’ruf nahi munkar.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahananda.
IDENTITAS RESPONDEN
1. NAMA: Ustdaz ah Pu
2. UMUR: 36 Tahun
3. JENIS KELAMIN: Perempuan
4. PENDIDIKAN TERAKHIR: SD dan Pesantren
5. NAMA MAJELIS TA’LIM: Assurur
6. KAJIAN YANG di Kaji: memberikan tausiyah kepada jamaah di Desa Tamansari
7. Waktu dan Hari Pelaksanaan: Rabu , Pukul 08-00 pagi -11 siang
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahan anda.
Pertanyaan wawancara:
Peneliti :Apa pengertian amar ma’ruf nahi Munkar?
Jawaban Responden: “amar artinya menyuruh manusia melakukan kebaikan dan mencegah dari kemungkaran.Jadi amar ini kaliamat perintah, yaitu perintah untuk manusia untuk melakukan kebaikan dengan menyuruhberbuat baik.”Peneliti :jelaskan apa alasan anda mengungkapkan bahwa amar ma’ruf sebagai hal tersebu?
Jawaban Responden: “ kalimat perintah untuk menegakan amar ma’ruf nahi munkar”
Peniliti: Apakah dalil al-Qur’an yang menganjurkan untuk ber amar makruf nahi munkar? Jika ada surah dan ayatberapakah?
Jawaban Responden: ‘’ada’’ surah Ali-imran 104
Peneliti: bisa sebutkan ayatnya dan terjemahnya
Jawaban Responden: “ g bisa”kan bukan penghafal
Peniliti: Apa pendapat pemahaman anda mengenai ayat ini?Jawaban Responden: surah Āli-Imrān 104 menerangkan tentang “berdakwah kewajiban menegakan amar ma’rufnahi mûnkar harus dilakukan karena jika tidak dilakukan maka siapa kedepannya yang akan meneruskan generasiislam seterusnya intinya kita sebagai umat Islam harus menegakan dakwah ditengah-tengah masyarakat selagi kitamampu dan sering berintropeksi diri dan bermunasabah.”Penliti: Apakah contoh –contoh amar ma’ruf nahi munkar yang anda ketahui?
Jawaban Responden: contohnya “ya harus menegakan perbuatan yang baik-baik”
Peniliti:Bagaimana anda menerapkan amar makruf nahi munkar kepada jama’ah ?
Jawaban Responden: “menerapkan sesaui dengan kaidah-kaidah yang telah diterapkan oleh syariat contohnyamelakukan perbuatan yang baik dulu terhadap diri sendiri setelah sama keluarga baru kita bisa mendakwahkanya”
Peniliti: Bentuk-bentuk amar ma’ruf nahi munkar apa sajakah yang anda terapkan kepada jama’ah dan masyarakat?
Jawaban Responden: bentuknya kita selalu memberi contoh suri auladan yg baik bagi para jamaah dan melakukansikap yang baik.
Peniliti: Apakah amar ma’ruf nahi munkar bisa dijadikan sebagai media dalam dakwah kenapa dan alasanya?
Jawaban Responden:” bisa, karena amar ma’ruf merupakan sebagian dari penegakan penegakan hukum”
Peniliti: Bagaimana konsep yang anda terapkan untuk beramar ma’ruf nahi munkar ?
Jawaban Responden: “ya mengajak orang lain agar berbuat baik”
Peneliti: maksudnya apakah ada tingkat-tingkatanya gitu misalnya di mulai dari mana dulu..
Jawaban Responden: “diri sendiri, keluarga, baru deh orang lain”
Peniliti: bagaimana anda mendapatkan informasi yang anda miliki mengenai ceramah yang anda sampaikan ketikaberdakwah?
Jawaban Responden:” alhamdulilah punya ilmu dari pesanten dikit-dikit juga kebetulan saya jg kan d dipercayamenjadi pengajar jadi saya terapkan.”
Peniliti Dari mana anda mendapatkan ilmu yang dimilikli refereensinya?
Jawaban Responden: “Dari kitab, sama dari ceramah-ceramah orang aja”
Panduan Wawancara
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS USHULUDDIN
PEMAHAMAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR MENURUT PENGAJAR (USTADZ –USTADZAH DIDESA TAMANSARI KEC.RUMPIN KAB.BOGOR
TujuanPenelitian skiripsi ini bertujuan untuk mencapai kepada pemahaman dan pengetahuan pengajar,pertama pengetahuan pengajar tentang amar ma’ruf nahi munkar kedua pemahaman pengajarmengenai ayat yang menganjurkan amar ma’ruf nahi munkar.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahananda.
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. NAMA: Ustdazah Qh
2. UMUR: 58Tahun
3. JENIS KELAMIN: Perempuan
4. PENDIDIKAN TERAKHIR: Pesantren
5. NAMA MAJELIS TA’LIM: Assurur
6. KAJIAN YANG di Kaji: Pengajar Pembaca yasinan di Desa Tamansari
7. Waktu dan Hari Pelaksanaan: Rabu, Pukul 08.00 Sore- setegah 5sore
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahan anda.
A. Pertanyaan wawancara:
1. apa pengertian amar ma’ruf nahi Munkar?
Jawaban: “perbuatan baik dan buruk”
2. jelaskan apa alasan anda mengungkapkan bahwa amar ma’ruf sebagai hal tersebu?
Jawaban: “segala perbuataan yang baik aja”
3. Apakah dalil al-Qur’an yang menganjurkan untuk ber amar makruf nahi munkar? Jika ada surah dan ayatberapakah?
Jawaban: “hanya tersenyum, dan berkata “saya hanya mengajarkan yasin aja"
4. Apakah ayat ini mengenai amar ma’ruf nahi munkar?
ئك ة یدعون إلى ٱلخیر ویأمرون بٱلمعروف وینھون عن ٱلمنكر وأول نكم أم ھم ٱلمفلحون ولتكن م
Jawaban: “ ga tau ya, saya ga ngafalin
Penulis: tapi ibu surah yasin hafal kan?
Jawaban: ia dikit aja tapi
Penulis tapi faham tidak buk tujuan membecaa dan mengajarkan surah yasin?
Jawaban:biar orang-orang pada baca
Surat apa dan ayat berapakah ini?
Jawaban: tidak tahu ya,
Apa pendapat pemahaman anda mengenai Terjemahan ayat ini?dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yangma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.(Ali-Imran 104)
Jawaban: engga tahu deh,
Ayat dan surat apakah ini?Jawaban: g tau jg
دلھم بٱلتي ھي أحسن إن ربك ھ و أعلم بمن ضل عن سبیلھۦ وھو أعلم ٱدع إلى سبیل ربك بٱلحكمة وٱلموعظة ٱلحسنة وج١٢٥بٱلمھتدین
iArtinya:
Ajaklah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah kebijaksanaan danpelajaran yang baik serta berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. SesungguhnyaTuhanmu adalah yang lebih baik mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan petunjuk-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (Q.S An-Nahl125)(
Apakah anda mengetahui terjemahan ayat ini:Jawaban:engga juga
5. Apakah contoh –contoh amar ma’ruf nahi munkar yang anda ketahui?
Jawaban: contohnya “ya harus berbuat yang baik-baik”
6. Bagaimana anda menerapkan amar makruf nahi munkar kepada jama’ah ?
Jawaban: ya terapin aja semampunya kita sebisanya kita aja
7. Bentuk-bentuk amar ma’ruf nahi munkar apa sajakah yang anda terapkan kepada jama’ah dan masyarakat?
Jawaban: bentuknya ya saya ngajarin Qur’an sama mayarakat itukan bentuk yak.
Penulis: selain dari pada itu ?
Ya ngelakuin yang baik-baik aja
Penulis: ngelakuin yang baik itu seperti apa? Dan berikan contohnnya? Tadi ibu bilang berbuat yang baikaja contoh nya seperti apa?
Jawaban: contohnya dalam hidup ngelakuin yang baik-baik aja kaya saya mengajarkan kepada masyrakatdan nagsih tau ke masyarakat suruh ngaji kaya gitu intinya.
8. Apakah amar ma’ruf nahi munkar bisa dijadikan sebagai media dalam dakwah kenapa dan alasanya?
Jawaban: bisa asalakan jangan bersikap salinng iri aja kalau mau ceramah mah
Bagaimana konsep yang anda terapkan untuk beramar ma’ruf nahi munkar ?
Jawaban: ga ada
Penulis: baik pak, maksudnya apakah ada tingkat-tingkatanya gitu misalnya di mulai dari mana dulu..
Jawaban: oh g ada
9. bagaimana anda mendapatkan informasi yang anda miliki mengenai ceramah yang anda sampaikan ketikaberdakwah?
Jawaban: alhamdulilah punya ilmu ngajarin baca yasin ya dikit-dikit juga kebetulan saya jg kan d suruhsama masyarkat yak untuk ngajarin yasin jadi ya udah.
Penulis: ibu bisa baca yasiin belajar dari mana?
Jawaban:dulu waktu SD mah ya walaupun g mondok ya sekolah madrasah belajar dari situ aja
10. apa alasan anda memilih media tersebut?
Jawaban? Ya walaupun ngaji dikit-dikit jg harus sama gurunya yak
Penulis: Apakah bisa yakin atau akurat itu infonya
Jawaban? Bisa.
Panduan Wawancara
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS USHULUDDIN
PEMAHAMAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR MENURUT PENGAJAR (USTADZ –USTADZAH DIDESA TAMANSARI KEC.RUMPIN KAB.BOGOR
TujuanPenelitian skiripsi ini bertujuan untuk mencapai kepada pemahaman dan pengetahuan pengajar,pertama pengetahuan pengajar tentang amar ma’ruf nahi munkar kedua pemahaman pengajarmengenai ayat yang menganjurkan amar ma’ruf nahi munkar.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahananda.
IDENTITAS RESPONDEN
1. NAMA: Ustdaz ah umi Yh
2. UMUR: 65 Tahun
3. JENIS KELAMIN: Perempuan
4. PENDIDIKAN TERAKHIR: SD dan Pesantren
5. NAMA MAJELIS TA’LIM: Asyafiiyah
6. KAJIAN YANG di Kaji: pembaca kitab safinatunnajah
7. Waktu dan Hari Pelaksanaan: Jumat, Pukul 08-00 pagi -11 siang
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya sesaui dengan pengetahuan dan pemahan anda.
Pertanyaan wawancara:
Peneliti :Apa pengertian amar ma’ruf nahi Munkar?
Jawaban Responden: “berbuat baik.”Peneliti :jelaskan apa alasan anda mengungkapkan bahwa amar ma’ruf sebagai hal tersebu?
Jawaban Responden: “ menegakan kebenaran”
Peniliti: Apakah dalil al-Qur’an yang menganjurkan untuk ber amar makruf nahi munkar? Jika ada surah dan ayatberapakah?
Jawaban Responden: ‘’ada’’ tapi g tau surahnya
Peneliti: bisa sebutkan ayatnya dan terjemahnya
Jawaban Responden: “ g bisa”kan bukan penghafal
Peniliti: Apa pendapat pemahaman anda mengenai ayat ini?Jawaban Responden: “harus berdakwahPenliti: Apakah contoh –contoh amar ma’ruf nahi munkar yang anda ketahui?
Jawaban Responden: contohnya “ya harus menegakan perbuatan yang baik-baik”
Peniliti:Bagaimana anda menerapkan amar makruf nahi munkar kepada jama’ah ?
Jawaban Responden: “menerapkan sesaui dengan kaidah-kaidah baru kita bisa mendakwahkanya”
Peniliti: Bentuk-bentuk amar ma’ruf nahi munkar apa sajakah yang anda terapkan kepada jama’ah dan masyarakat?
Jawaban Responden: bentuknya kita selalu memberi contoh suri tauladan yg baik bagi para jamaah dan melakukansikap yang baik.
Peniliti: Apakah amar ma’ruf nahi munkar bisa dijadikan sebagai media dalam dakwah kenapa dan alasanya?
Jawaban Responden:” bisa, karena amar ma’ruf merupakan sebagian dari penegakan penegakan hukum”
Peniliti: Bagaimana konsep yang anda terapkan untuk beramar ma’ruf nahi munkar ?
Jawaban Responden: “ya mengajak orang lain agar berbuat baik”
Peneliti: maksudnya apakah ada tingkat-tingkatanya gitu misalnya di mulai dari mana dulu..
Jawaban Responden: “diri sendiri, keluarga baru di dakwahkan, jangan berdakwah dulu kalu diri senidir belumbener masih nyindir-nyindir jangan jadi seorang pengajar kalu kaya gitu”
Peniliti: bagaimana anda mendapatkan informasi yang anda miliki mengenai ceramah yang anda sampaikan ketikaberdakwah?
Jawaban Responden:” alhamdulilah punya ilmu dari pesanten dikit-dikit juga kebetulan saya jg kan d dipercayamenjadi pengajar jadi saya terapkan.”
Peniliti Dari mana anda mendapatkan ilmu yang dimilikli refereensinya?
Jawaban Responden: “Dari kitab, sama dari ceramah-ceramah orang aja”
Recommended