View
13
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PELATIHAN DASAR
CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN II
AKTUALISASI DAN HABITUASI
OPTIMALISASI DETEKSI DINI RISIKO TINGGI
PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS LANSOT
DISUSUN OLEH :
NAMA : RIZKI LESTARI WIDIA LARASATI, Amd.Keb
NIP PESERTA : 19931113 201903 2 012
NAMA COACH : EDMIE GERUNGAN, SH, S.Psi, MH
NAMA MENTOR : dr. AGUSTIN MANTOW
ANGKATAN : I
KELOMPOK : IV
PEMERINTAH KOTA TOMOHON
BEKERJASAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA
2020
i
LEMBAR PERSETUJUAN EVALUASI PELAKSANAAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMERINTAH
PROVINSI SULAWESI UTARA GOLONGAN II ANGKATAN I
NAMA : RIZKI LESTARI WIDIA LARASATI, Amd.Keb
NIP : 19931113 201903 2 012
INTANSI JABATAN : PUSKESMAS LANSOT
NDH :
JUDUL AKTUALISASI
OPTIMALISASI DETEKSI DINI RISIKO TINGGI
PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS LANSOT
DISETUJUI UNTUK DISAMPAIKAN PADA EVALUASI PELAKSANAAN
AKTUALISASI PELATIHAN DASAR GOLONGAN II ANGKATAN II
BADAN PENEGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI SULAWESI UTARA
TOMOHON, APRIL 2020
MENYETUJUI
COACH MENTOR
EDMIE GERUNGAN, SH, S.Psi, MH dr. AGUSTIN MANTOW
NIP. 19900514 200902 2 003 NIP. 19740808 200212 2 003
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan
Hasil Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi terhadap Nilai-Nilai Dasar ASN.
Keberhasilan rancangan aktualisasi ini tidak terlepas dari bantuan dan
dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini saya
menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah melancarkan segala aktivitas dan kegiatan ini.
2. Bapak Dr. PAULUS TAMAKA, M.Si selaku Kepala Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Utara.
3. Bapak dan Ibu panitia pelatihan dasar dari BKPSDMD Kota Tomohon.
4. Ibu dr.Agustin Mantow selaku Kepala Puskesmas Lansot Kota Tomohon dan
selaku Mentor yang telah memberikan masukan, bimbingan dan motivasi.
5. Ibu EDMIE G.M. GERUNGAN. S.H,S.Psi,MH selaku Coach yang telah
memberikan bimbingan, masukan/saran dan motivasi.
6. Bapak Dr. drh. FREDRICK ROTINSULU selaku Penguji yang telah Menguji
serta memberikan masukan, bimbingan dan motivasi.
7. Instruktur dan seluruh Widyaiswara di BPSDMD Provinsi Sulawesi Utara.
8. Seluruh Staf Pegawai yang ada di Puskesmas Lansot Kota Tomohon.
9. Seluruh keluarga dan teman-teman yang telah membantu, dan tak lupa untuk
Suami Tercinta HERU SAPTARYO, S.H., M.Kn yang selalu mendukung dan
memotivasi.
iii
Karena keterbatasan pengetahuan yang saya miliki, saya menyadari masih
banyak kekurangan dari laporan ini. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan laporan
ini untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan yang diharapkan.
Tomohon, April 2020
Penulis
RIZKI LESTARI WIDIA LARASATI, Amd.Keb.
NIP 19931113 201903 2 012
iv
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN …..…………………………………….. i
KATA PENGANTAR ….…………………………………………... ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………... iv
DAFTAR TABEL …………………………………………………... vi
DAFTAR GAMBAR …..…………………………………………… vii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………... 1
1.1 Latar Belakang …...…………………….......…………………... 1
1.2 Tujuan Aktualisasi ….............….……………….……………… 4
1.3 Ruang Lingkup …………………………......…...……………... 4
BAB II DESKRIPSI LOKUS ……………………………………… 5
2.1 Sejarah Singkat Lokus…………..…………………………..….. 5
2.2 Visi, Misi,Tata Nilai dan Moto Lokus …………………………. 5
2.3 Tugas dan Fungsi Lokus…………………………..................… 6
2.4 Uraian Tugas ……………………………………………………. 7
2.5 Struktur Organisasi Puskesmas Lansot Kota Tomohon …….… 10
BAB III URAIAN RENCANA AKTUALISASI DAN ……………
NILAI- NILAI DASAR …………………………………………….. 11
3.1 Keterkaitan Nilai Dasar dengan Isu ……………………….……... 11
3.2 Jadwal Implementasi …………...…..………………………......... 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN SETIAP KEGIATAN …... 23
4.1 Capaian Kegiatan …………………………………….................... 23
4.2 Deskripsi Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ………………………….. 26
v
4.2.1 Kegiatan 1 ………………………………………………… 26
4.2.2 Kegiatan 2 ………………………………………………… 27
4.2.3 Kegiatan 3 ………………………………………………… 28
4.2.4 Kegiatan 4 ………………………………………………… 29
4.2.5 Kegiatan 5 ………………………………………………… 30
4.2.6 Kegiatan 6 ………………………………………………… 31
4.2.7 Kegiatan 7 ………………………………………………… 32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………… 34
5.1 Kesimpulan ……………………………………………………….. 34
5.2 Saran …………………………………………………………….... 35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Rancangan Kegiatan Aktualisasi ………………………… 11
Tabel 3.2 : Jadwal Implementasi ……………………………….……. 20
Tabel 4.1 : Capaian Kegiatan ……………….……………………….. 23
Tabel 4.2.1 : Catatan kegiatan 1 ……………….…………………….. 26
Tabel 4.2.2 : Catatan kegiatan 2 …………………………………….. 27
Tabel 4.2.3 : Catatan kegiatan 3 ……………………………………... 28
Tabel 4.2.4 : Catatan kegiatan 4 …………………………….……….. 29
Tabel 4.2.5 : Catatan kegiatan 5 ……………………….…………….. 30
Tabel 4.2.6 : Catatan kegiatan 6 ……………………….…………….. 31
Tabel 4.2.7 : Catatan kegiatan 7 ……………………….…………….. 32
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar I : Struktur organisasi Puskesmas Lansot Kota Tomohon ….. 10
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) masih menjadi masalah yang serius di
Indonesia. Angka Kematian Ibu merupakan salah satu indikator untuk
melihat keberhasilan upaya kesehatan ibu. Selain untuk menilai program
kesehatan ibu, indikator ini juga mampu menilai derajat kesehatan
masyarakat, karena sensitifnya terhadap perbaikan pelayanan kesehatan,
baik dari sisi aksesbilitas maupun kualitas.
AKI di Indonesia menempati urutan tertinggi di ASEAN yaitu 307
per 100.000 kelahiran hidup, artinya lebih dari 18.000 ibu tiap tahun atau
dua ibu tiap jam meninggal oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan dan nifas. Upaya penurunan AKI difokuskan pada penyebab
langsung kematian ibu yaitu perdarahan 28%, eklamsi 24%, infeksi 11%,
komplikasi purpurium 8%, partus macet 5%, abortus 5%, trauma obstetrik
5%, emboli 3%, dan lain-lain. Target Sustainable Development Goal’s
(SDG’S) tahun 2030 AKI menurun menjadi 70/100.000 kelahiran hidup.
Pada Tahun 2018 Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Sulawesi Utara
terdapat 49 kasus. Di Kota Tomohon Angka tahun 2019 Ibu terdapat 3
kasus. Di Puskesmas Lansot Tahun 2019 terdapat 1 kematian Ibu yaitu di
Kelurahan Kampung Jawa.
2
Pengelolaan program KIA betujuan memantapkan dan meningkatkan
jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien.
Pemantapan pelayanan KIA dewasa ini diutamakan pada kegiatan pokok di
mana salah satunya adalah peningkatan deteksi dini resiko dan komplikasi
kebidanan oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat. Deteksi dini
kehamilan dengan faktor risiko adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menemukan ibu hamil yang yang diduga mempunyai risiko dan komplikasi
kebidanan. Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal, tetapi
tetap mempunyai risiko untuk terjadinya komplikasi. Untuk itu deteksi dini
oleh tenaga kesehatan dan masyarakat tentang adanya faktor risiko dan
komplikasi, serta penanganan yang adekuat sedini mungkin, merupakan
kunci keberhasilan dalam penurunan angka kematian ibu dan bayi yang
dilahirkannya (Depkes, 2003).
Beberapa pendekatan faktor risiko untuk mencegah kematian
maternal sudah dikembangkan di Indonesia salah satunya adalah dengan
Skor Poedji Rochjati. Kartu Skor Poedji Rochjati atau yang biasanya
disingkat dengan KSPR biasanya digunakan untuk menentukan tingkat
risiko pada ibu hamil. KSPR dibuat oleh Poedji Rochjati dan pertama kali
digunakan pada tahun 1992-1993. KSPR telah disusun dengan format yang
sederhana agar memudahkan kerja tenaga kesehatan untuk melakukan
skrining terhadap ibu hamil berdasarkan kartu ini.
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri
Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) yang
bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai
3
Pemeritah dengan Perjnjian Kerja (P3K) diangkat oleh pejabat Pembina
kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintah atau
diserahi tugas Negara lainnya dan digaju berdasarkan peraturan perundang-
undangan. Kondisi ideal tata perilaku Aparatur Sipil Negara (ASN) diatur
secara detail dalam Pasal 3 Undang- Undang Aparatur Sipil Negara (ASN)
No. 5 Tahun 2014, Yaitu bertingkah laku sesuai dengan nilai dasar, berkode
etik, komitmen, integritas, tanggung jawab pada peleyana publik,
berkompeten, dan profesionalis dalam bertugas.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) berfungsi sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik, dan perekat bangsa. Untuk menjalankan ketiga
fungsi tersebut maka perlu adanya penanaman nilai- nilai dasar ASN
berupa ANEKA, yaitu :
1. Akuntabillitas
2. Nasionalisme
3. Etika Publik
4. Komitmen Mutu
5. Anti Korupsi
Penerapan nilai- nilai dasar ASN ini dilakukan oleh CPNS di Unit
Pelaksana Teknis (UPT) masing- masing. Dalam hal ini adalah Puskesmas
Lansot yang merupakan salah satu Puskesmas yang berada di Kota
Tomohon. Deteksi dini risiko tinggi pada ibu hamil sudah dilakukan di
Puskesmas Lansot, namun belum optimal. Dengan adanya Skor Puji
Rochjati di setiap Rekam Medis (RM) ibu hamil akan memudahkan tenaga
kesehatan untuk mendeteksi dini risiko tinggi pada ibu hamil.
4
1.2 Tujuan Aktualisasi
a. Memahami dan memaknai nilai-nilai dasar profesi yang meliputi
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi (ANEKA) yang akan dituangka dalam kegiatan aktualisasi.
b. Penulis dapat mengimplementasikan nilai-nilai ANEKA dan
memberikan kontribusi kepada organisasi melalui kegiatan ini.
c. Kesehatan ibu hamil dan bayi dalam kandungannya lebih terpantau
dengan adanya deteksi dini risiko tinggi ini.
d. Sebagai salah satu persyaatan untuk lulus Latihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil.
1.3 Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup atau batasan dalam tahap aktualisasi ini adalah :
a. Nilai-nilai dasar PNS terbatas pada lima nilai dasar yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi.
b. Kegiatan yang akan dilakukan adalah kegiatan yang sesuai dengan isu
untuk rancangan aktualisasi yang telah dibuat sebanyak 7 kegiatan.
c. Waktu pelaksanaan dibatasi hanya selama masa off-campus 30 hari
yaitu dari tanggal 2 Maret 2020 – 4 April 2020 dalam proses habituasi
di unit kerja yang telah ditetapkan.
d. Kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan di Puskesmas Lansot Kota
Tomohon.
5
BAB II
DESKRIPSI LOKUS
2.1 Sejarah Singkat Lokus
Puskesmas Lansot merupakan Puskesmas pertama di Kota Tomohon.
Puskesmas lansot berada di Kecamatan Tomohon Selatan, yang
dimekarkan dari Kabupaten Minahasa melalui Perda Kabupaten Minahasa
No. 15 Tahun 2001 tanggal 11 November 2001 tentang pemekaran. Pada
tahun 2009 mengalami pemekaran 5 kecamatan, yaitu Tomohon Utara,
Tengah, Selatan, Timur, dan Barat. Puskesmas Lansot merupakan salah
satu Puskesmas di Tomohon Selatan, berjarak sekitar 35 km dari Kota
Manado. Puskesmas Lansot berdiri sejak tahun 1974 dan merupakan
Puskesmas pertama di Kota Tomohon di atas tanah yang dihibahkan
kecamatan sampai pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 lokasi Puskesmas
Lansot berpindah ke lingkungan VII Kelurahan Lansot Kecamatan
Tomohon Selatan hingga saat ini. Puskesmas Lansot memiliki 7 wilayah
kerja dengan 51 lingkungan kerja. 7 Kelurahan yang dimaksud adalah
Kelurahan Lahendong, Kmpung Jawa, Tumatangtang, Tumatangtang I,
Lansot, Pinaras dan Walian.
2.2 Visi, Misi, Tata Nilai, dan Moto Lokus
a. Visi :
"MENJADI PUSAT PELAYANAN DASAR YANG BERMUTU,
MANDIRI, DAN TERJANGKAU OLEH SELURUH MASYARAKAT”
6
b. Misi :
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu,
manusiawi serta terjangkau oleh seluruh masyarakat.
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan
upaya promotif dan preventif.
3. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan.
4. Meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan.
5. Menjalin kemitraan dengan semua pihak terkait dalam pelayanan
kesehatan dan pembangunan kesehatan masyarakat.
c. Tata Nilai :
PRIMA = Profesional, Ramah, Inisiatif/Inovatif, Malu, Akuntabel.
d. Moto :
Melayani dengan tulus dan penuh kasih.
2.3 Tugas dan Fungsi Lokus
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 43 tahun
2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Puskesmas mempunyai tugas
dan fungsi sebagai berikut :
a. Tugas
1. Melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
7
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
2. Puskesmas mengintegrasikan program yang dilaksanakannya
dengan pendekatan keluarga.
3. Puskesmas mengintegrasikan program untuk meningkatkan
jangkauan sasaran dan mendekatkan akses pelayanan kesehatan di
wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.
b. Fungsi
1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya.
2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
2.4 Uraian Tugas
1. Mempersiapkan pelayanan kebidanan.
2. Melaksanakan anamnesa klien/pasien pada kasus fisiologis tanpa
masalah.
3. Melaksanakan anamnesa klien/pasien pada kasus patologis kegawat
daruratan kebidanan.
4. Melaksanakan pemeriksaan fisik klien/pasien pada kasus fisiologis
tanpa masalah.
5. Melaksanakan pemeriksaan fisik klien/pasien pada kasus patologis
kegawat daruratan kebidanan.
6. Pengambilan / penyediaan bahan laboratorium dengan melakukan
pengambilan sediaan / bahan laboratorium dengan melakukan
pengambilan darah tepi.
8
7. Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana : melakukan
pemeriksaan Hb.
8. Membuat diagnosa kebidanan sesuai dengan hasil pengkajian pada
kasus fisiologis tanpa masalah.
9. Membuat diagnosa kebidanan sesuai dengan hasil pengkajian pada
kasus patologis kegawat daruratan kebidanan.
10. Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain pada kasus fisiologis
tanpa masalah.
11. Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain pada kasus patologis
kegawat daruratan kebidanan.
12. Menyusun rencana operasional asuhan kebidanan pada kasus fisiologis
tanpa masalah.
13. Menyusun rencana operasional asuhan kebidanan pada kasus patologis
kegawat daruratan kebidanan.
14. Melakukan persiapan pelayanan asuhan kebidanan pada klien/pasien
dengan kasus fisiologis tanpa masalah.
15. Melakukan persiapan pelayanan asuhan kebidanan pada klien/pasien
dengan kasus patologis kegawat daruratan kebidanan.
16. Mempersiapakn alat dan obat pada kasus fisiologis tanpa masalah.
17. Mempersiapakn alat dan obat pada kasus patologis kegawat daruratan
kebidanan.
18. Melaksanakan asuhan kebidanan pada klien/pasien pada kasus
fisiologis tanpa masalah : kesehatan reproduksi remaja dan menopause,
klimaterium, bayi, anak dan KB AKDR.
9
19. Melakukan asuhan kebidanan pada klien/pasien kasus fisiologis
bermasalah pada ibu hamil, ibu nifas, bayi baru lahir, KB sederhana
hormonal oral dan suntik.
20. Melaksanakan asuhan kebidanan pada klien/pasien pada kasus
patologis kegawat daruratan kebidanan.
21. Melakukan konseling pada klien/pasien pada kasus patologis kegawat
daruratan kebidanan.
22. Melakukan rujukan klien/pasien pada kasus fisiologis.
23. Melakukan rujukan klien/pasien pada kasus patologis kegawat
daruratan kebidanan.
24. Melakukan evaluasi klien/pasien pada kasus fisiologis tanpa masalah.
25. Melakukan evaluasi klien/pasien pada kasus patologis kegawat
daruratan kebidanan.
26. Melakukan dokumentasi klien/pasien pada kasus fisiologis tanpa
masalah.
27. Melakukan dokumentasi klien/pasien pada kasus patologis kegawat
daruratan kebidanan.
28. Melakukan tugas jaga/shift di tempat.
29. Melakukan tugas jaga/shift on call.
30. Melaksanakan asuhan kebidanan pada individu di keluarga.
31. Melakukan dan mencatat deteksi risiko tinggi kebidanan.
32. Melaksanakan kegiatan penggalian penggerakan dan peran serta
masyarakat dalam maslalah kebidanan tingkat desa/ kecamatan.
10
2.5 Struktur Organisasi Puskesmas Lansot Kota Tomohon
11
BAB III
URAIAN RENCANA AKTUALISASI DAN NILAI- NILAI DASAR
3.1 Keterkaitan Nilai Dasar dengan Isu
Unit Kerja : PUSKESMAS LANSOT
Identifikasi Isu : DETEKSI DINI RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL
Isu yang diangkat : Belum optimalnya deteksi dini risiko tinggi pada ibu hamil di Puskesmas
Lansot Kota Tomohon
Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi deteksi dini risiko tinggi pada ibu hamil di Puskesmas Lansot
Kota Tomohon
No Kegiatan Tahap
Kegiatan
Output/Hasil
Kegiatan
Keterkaitan Substansi
Mata Pelatihan
Kontribusi Terhadap
Visi Misi Organisasi
Penguatan Nilai - Nilai
Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Melakukan
pertemuan
dengan
Pimpinan
Puskesmas
Lansot untuk
- Menghadap
pimpinan
Puskesmas Lansot
- Memohon izin atas
pelaksanaan
kegiatan
- Dokumentasi
- Lembar Surat
Persetujuan
- Notulen
- Akuntabilitas
Mendiskusikan
rencana kegiatan
dengan atasan terlebih
dahulu supaya ada
transparansi dari kita
Meningkatkan
profesionalisme sumber
daya manusia dalam
melaksanakan
pelayanan kesehatan
Menghadap atasan harus
ramah agar terciptanya
hubungan yang baik.
12
menyampaikan
dan memohon
Izin perihal
pelaksanaan
kegiatan.
- Meminta saran dan
masukan dari
pimpinan terkait
rencana kegiatan
sebagai ASN karena
menyangkut
kepentingan bersama.
- Nasionalisme
Penyampaian rencana
kegiatan kepada
atasan tidak boleh
memaksakan
kehendak kita
- Etika Publik
Penyampaian rencana
kegiatan kepada
atasan harus sopan
serta dan dengan
penuh hormat
- Komitmen Mutu
Rencana kegiatan
yang disampaikan
haruslah kegiatan
yang berorientasi
mutu, dan dapat
mengefektifkan
pelayanan.
2. Membuat Kartu
Skor Poedji
Rochjati
(KSPR)
- Cetak/perbanyak
KSPR
- Setiap pasien ibu
hamil yang datang
- KSPR tersedia
- Dokumentasi
- Lembar Hasil
Pemantauan
- Akuntabilitas
Dengan membuat
KSPR dapat
memudahkan bidan-
Mewujudkan pelayanan
Bermutu
Inovatif: Komitmen untuk
selalu berinovasi demi
pelayanan yang bermutu
dan berorientasi kepada
13
berkunjung ke
puskesmas lansot
di screening
menggunakan
KSPR
Deteksi Dini
Risiko Tinggi
pada Ibu Hamil
bidan menentukan ibu
hamil yang berisiko
tinggi sehingga
adanya kejelasan dan
tidak beda-beda
persepsi lagi.
- Etika Publik
Membuat KSPR
secara professional
dan kita sebagai
tenaga kesehatan
harus menjaga rahasia
dari KSPR yang sudah
di isi.
- Komitemen mutu
Tersedianya KSPR
membuat pelayanan
lebih efektif.
kepuasan pelanggan
3. Pemetaan Ibu
Hamil
- Meminta peta di
Kecamatan
Tomohon Selatan
- Membuat peta ibu
hamil di
percetakan
- Membeli alat dan
bahan untuk
penempelan stiker
- Peta Ibu hamil
- Dokumentasi
berupa foto dan
video
- Akuntabilitas
Dengan adanya peta
ibu hamil dapat
memudahkan bidan
kelurahan untuk
mengetahui jumlah
ibu hamil yang
berisiko ringan,tinggi,
dan sangat tinggi
Mewujudkan pelayanan
Bermutu
Inovatif: Komitmen untuk
selalu berinovasi demi
pelayanan yang bermutu
dan berorientasi kepada
kepuasan pelanggan
14
di peta ibu hamil
- Membuat peta ibu
hamil
- Menempelkan peta
ibu hamil di
dinding KIA
- Membuat da
menempelkan
stiker warna
merah,kuning,
hijau di peta ibu
hamil sesuai
dengan identifikasi
hasil Skor Poedji
Rochjati
sehingga adanya
kejelasan target.
- Nasionalisme
Membuat peta ibu
hamil dengan penuh
tanggung jawab untuk
kepentingan publik
- Etika Publik
Membuat peta ibu
hamil secara cermat
agar tidak ada
kesalahan dalam
meletakkan stiker ibu
hamil yg berisiko
tinggi di peta ibu
hamil
- Komitmen Mutu
Pembuatan peta ibu
hamil adalah bentuk
inovasi dari pelayanan
dan dengan adanya
peta ibu hamil akan
meningkatkan
efektivitas pelayanan
pasien
15
4. Sosialisasi ke
staf Puskesmas
Lansot
- Membuat
undangan
sosialisasi
- Mengumpulkan
petugas
- Menjelaskan cara
pengisian Kartu
skor puji rokhiyati
dan cara
penempelan stiker
di peta ibu hamil
- Menjelaskan jika
ada ditemukan ibu
hamil yang
berisiko tinggi
maka harus
berkolaborasi
dengan tenaga
kesehatan lain
yang terkait, dan
melakukan
pemantauan
bersama.
- Undangan
sosialisasi,
- Materi, dan
- daftar hadir
sosialiasasi ke
petugas
- dokumentasi
- Akuntabilitas
Dengan kerja sama
dengan petugas
semakin mendekatkan
pada kejelasan target
yaitu tercapainya
penurunan atau tidak
adanya lagi angka
kematian ibu.
- Nasionalisme
Kegiatan sosialisasi
menunjukkan adanya
kerjasama antara
petugas
- Etika Publik
Penyampaian
sosialisasi harus
dengan bahasa yang
sopann dan tetap
hormat antar sesama
petugas jadi tidak
terkesan memerintah
- Komitmen Mutu
Kegiatan sosialisasi
dengan sesama
petugas menciptakan
inovasi yang harus
Menjalin kemitraan
dengan semua pihak
yang terkait dalam
pelayanan kesehatan
dan pembangunan
kesehatan masyarakat
Melakukan sosialisasi
harus ramah agar
terciptanya kerja sama
yang baik.
16
berorientasi mutu
untuk kemajuan
pelayanan
- Anti korupsi
Sosialisasi cara
pengisian kartu skor
puji rokhiyati dan
menempelkan stiker di
peta ibu hamil
merupakan satu
bentuk rasa peduli
ASN/ petugas kepada
pasien agar tidak
terjadi lagi kasus
kematian ibu.
5. Melakukan
kolaborasi
dengan tenaga
kesehatan lain
jika ditemukan
ibu hamil risiko
tinggi
- Konsultasi ke
pemegang program
gizi jika ditemukan
kasus ibu hamil
KEK,anemia,dll
(rujukan jika
diperlukan)
- Konsultasi ke
pemegang program
kesehatan
lingkungan jika
ditemukan ibu
- Notulen Hasil
Kolaborasi
- Dokumentasi
- Akuntabilitas
Dengan adanya
partisipasi dari
berbagai tenaga
kesehatan akan lebih
memudahkan untuk
tercapainya pelayanan
berkualitas pada ibu
hamil
- Etika Publik
Diagnosa yang cermat
dari tenaga kesehatan
Meningkatkan
profesionalisme sumber
daya manusia dalam
melaksanakan
pelayanan kesehatan
Menghasilkan ASN yang
profesional
17
hamil yang
menderita penyakit
TBC (rujukan jika
diperlukan)
- Konsultasi dengan
Ahli Teknologi
Laboratorium
Medik (ATLM)
untuk melakukan
pengecekkan darah
lengkap seperti:
hemoglobin, sifilis,
malaria. (rujukan
jika diperlukan)
- Konsultasi dengan
dokter jika
ditemukan ibu
hamil resiko tinggi
untuk penanganan
dan pengobatan.
(rujukan jika
diperlukan)
yang professional
dapat menentukan
penanganan yang
berkualitas pada
pasien
- Komitmen Mutu
Kolaborasi dengan
berbagai tenaga
kesehatan agar
pelayanan lebih
bermutu
- Anti korupsi
Setiap tenaga
kesehatan harus berani
mengambil tindakan
meski berisiko jika
ditemukan ibu hamil
yang berisiko tinggi
6. Melakukan
Pemantauan Ibu
Hamil Risiko
Tinggi by
Phone
- Melakukan
pemantauan by
phone pada ibu
hamil yang
ditemukan berisiko
- Dokumentasi
atau screenshoot
hasil
pemantauan by
phone pada ibu
- Akuntabilitas
Melakukan
pemantauan pada ibu
hamil risiko tinggi by
phone
Meningkatkan
pembinaan peran serta
masyarakat dalam
bidang kesehatan
Saat melakukan
pemantauan by phone kita
harus ramah dan
membudayakan rasa malu
pada ibu hamil.
18
tinggi untuk
mengontrol
kondisinya sampai
melahirkan
- Menjawab setiap
keluhan dan
pertanyaan ibu
hamil risiko tinggi
- Memberi
edukasi/konseling
melalui
whatshapp/SMS
sesuai dengan
keluhan ibu hamil
risiko tinggi
hamil risiko
tinggi
mengerjakannya harus
dengan penuh
tanggung jawab
- Nasionalisme
Sebagai ASN kita
harus rela berkorban
untuk menyisihkan
waktu dan memantau
terus perkembangan
ibu dan janin sampai
dia melahirkan.
- Etika Publik
Saat melakukan
pemantauan ibu hamil
risko tinggi by phone,
kita harus bersikap
sopan dan hormat
kepada ibu hamil.
- Komitmen Mutu
Pemantauan by phone
perlu dilakukan agar
kondisi pasien
terkontrol dan
pelayanan kita
bermutu.
19
7. Evaluasi
Kegiatan
- Membuat testimoni
dari Bidan, Ahli
Gizi, Kepala
Puskesmas Lansot,
dan salah 1 ibu
hamil yang
berisiko tinggi
tentang kegiatan
yang sudah
dilakukan.
- Testimoni
berupa video
- Akuntabilitas
Meningkatkan
partisipatif berbagai
pihak untuk
mengevaluasi kegiatan
yang dilaksanakan.
- Nasionalisme
Kegiatan evaluasi
dilaksanakan sebagai
bentuk tanggung
jawab terhadap
keseluruhan
pelaksanaan
kegiatan/tugas.
- Komitmen Mutu
Evaluasi dilakukan
untuk melihat tingkat
efektivitas dan
efisiensi kegiatan
adanya peningkatan
atau tidak.
Menjadi pusat
pelayanan kesehatan
dasar yang bermutu
Evaluasi harus dilakukan
secara professional d an
akuntabel
Tabel 3.1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi
20
3.2 Jadwal Implementasi
Nama Peserta : RIZKI LESTARI WIDIA LARASATI, Amd.Keb.
Instansi : Puskesmas Lansot
Judul : Optimalisasi Deteksi Dini Risiko Tinggi pada Ibu Hamil di Puskesmas Lansot
Tempat Aktualisasi : Puskesmas Lansot Kota Tomohon
No Isu/Kegiatan Nilai Dasar Tanggal Pelaksanaan Output
1 Melakukan pertemuan
dengan Pimpinan
Puskesmas Lansot untuk
menyampaikan dan
memohon izin perihal
pelaksanaan kegiatan.
- Akuntabilitas
Transparan.
- Nasionalisme
Tidak Boleh Memaksakan
Kehendak
- Etika Publik
Sopan dan Hormat
- Komitmen Mutu
Berorientasi Mutu, Untuk
Efektif
2 Maret 2020
- Dokumentasi
- Lembar Surat Persetujuan
- Notulen
2 Membuat Kartu Skor
Poedji Rochjati
- Akuntabilitas
Adanya Kejelasan
- Etika Publik
Profesional, Menjaga
Rahasia
- Komitemen mutu
Efektif
3 Maret 2020
- Kartu Skor Poedji Rochjati tersedia
- Dokumentasi
- Lembar Hasil Pemantauan Deteksi Dini
Risiko Tinggi pada Ibu Hamil
3 Membuat Pemetaan Ibu - Akuntabilitas 4 Maret 2020 - Peta Ibu Hamil
21
Hamil Adanya Kejelasan Target
- Nasionalisme
Penuh Tanggung Jawab,
Kepentingan Publik
- Etika Publik
Cermat
- Komitmen Mutu
Inovasi dan Efektif
- Dokumentasi berupa foto dan video
4 Sosialisasi ke staf
Puskesmas Lansot
- Akuntabilitas
Kejelasan Target
- Nasionalisme
Kerjasama
- Etika Publik
Sopan dan Hormat
- Komitmen Mutu
Berorientasi Mutu
- Anti korupsi
Peduli
16 Maret 2020 - Undangan sosialisasi,
- Materi, dan
- Daftar hadir sosialiasasi ke petugas
- Dokumentasi
5 Melakukan kolaborasi
dengan lintas program jika
ditemukan ibu hamil risiko
tinggi
- Akuntabilitas
Partisipasi
- Etika Publik
Cermat, Professional
- Komitmen Mutu
Bermutu
- Anti korupsi
Berani
17 Maret 2020 - Notulen Hasil Kolaborasi
- Dokumentasi
22
6 Melakukan Pemantauan
pada Bumil Risiko Tinggi
by phone
- Akuntabilitas
Tanggung jawab
- Nasionalisme
Rela Berkorban
- Etika Publik
Sopan dan Hormat
- Komitmen Mutu
Pelayanan Kita Bermutu.
18 Maret 2020 - Dokumentasi / Screenshoot hasil
pemantauan ibu hamil risiko tinggi
7 Evaluasi Kegiatan - Akuntabilitas
Partisipatif
- Nasionalisme
Tanggung jawab
- Komitmen Mutu
Efektivitas dan Efisiensi
27 Maret 2020 Testimoni dari petugas dan salah 1 pasien
berupa video
Tabel 3.2 Jadwal Implementasi
23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN SETIAP KEGIATAN
4.1 Capaian Kegiatan
Kegiatan aktualisasi yang telah dirancang pada seminar sebelumnya dapat dilaksanakan dengan baik dan 7 (tujuh)
kegiatan dapat dilaksanakan sesuai rencana, meskipun ada 1 kegiatan yang harus diubah dikarenakan tidak
memungkinkannya dilakukan saat terjadinya pandemi Covid-19. Kegiatan aktualisasi dilaksanakan selama 30 hari
bertempat di Puskesmas Lansot Kota Tomohon.
No Kegiatan Waktu
Pelaksanaan Output Nilai Dasar Keterangan
1. Melakukan pertemuan dengan Pimpinan
Puskesmas Lansot untuk menyampaikan
dan memohon Izin perihal pelaksanaan
kegiatan.
2 Maret 2020 - Dokumentasi
- Lembar Surat
Persetujuan
- Notulen
- Akuntabilitas
- Nasionalisme
- Etika Publik
- Komitmen
Mutu
Terlaksana
2. Membuat Kartu Skor Poedji Rochjati
(KSPR)
3 Maret 2020 - Kartu Skor
Poedji Rochjati
tersedia
- Akuntabilitas
- Etika Publik
- Komitmen
Terlaksana
24
- Dokumentasi
- Lembar Hasil
Pemantauan
Deteksi Dini
Risiko Tinggi
pada Ibu Hamil
Mutu
3. Membuat pemetaan ibu hamil 4-9 Maret 2020 - Peta Ibu Hamil
- Dokumentasi
berupa foto dan
video
- Akuntabilitas
- Nasionalisme
- Etika Publik
- Komitmen
Mutu
Terlaksana
4. Sosialisasi ke Staff Puskesmas Lansot 12 Maret 2020 - Undangan
sosialisasi,
- Materi, dan
- Daftar hadir
sosialiasasi ke
petugas
- dokumentasi
- Akuntabilitas
- Nasionalisme
- Etika Publik
- Komitmen
Mutu
- Anti Korupsi
Terlaksana
5. Melakukan kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain jika ditemukan Ibu Hamil
Risiko Tinggi
16 Maret 2020 - Notulen Hasil
Kolaborasi
- Dokumentasi
- Akuntabilitas
- Etika Publik
- Komitmen
Mutu
- Anti Korupsi
Terlaksana
6. Melakukan Pemantauan pada Bumil Risiko 23 Maret 2020 - Dokumentasi/
Screenshoot
- Akuntabilitas Terlaksana
25
Tinggi dan Sangat Tinggi by phone hasil
pemantauan ibu
hamil risiko
tinggi
- Nasionalisme
- Etika Publik
- Komitmen
Mutu
7. Evaluasi Kegiatan 26-28 Maret
2020
Testimoni dari
petugas dan salah
1 pasien berupa
video
- Akuntabilitas
- Nasionalisme
- Komitmen
Mutu
Terlaksana
Tabel 4.1.1. Capaian Kegiatan
26
4.2 Deskripsi Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar
Daftar kegiatan masa aktualisasi ±30 hari dilaksanakan pada 2 Maret 2020 -
4 April 2020, di Puskesmas Lansot Kota Tomohon, sebagai berikut :
Tabel 4.2.1 Kegiatan 1
Kegiatan Konsultasi dengan pimpinan terkait
Tanggal
Pelaksanaan 2 Maret 2020
Nilai Dasar
- Akuntabilitas (Transparan)
- Nasionalisme (Tidak Memaksakan Kehendak)
- Etika Publik (Sopan dan Hormat)
- Komitmen Mutu (Berorientasi Mutu, Efektif)
Bukti Kegiatan
Dokumentasi
Lembar Surat Persetujuan
Notulen
Deskripsi Kegiatan Keterkaitan dengan Nilai Dasar ASN :
Kegiatan aktualisasi saya, diawali dengan melakukan pertemuan dengan
Kepala Puskesmas Lansot Kota Tomohon pada tanggal 2 Maret 2020
sekitar pukul 14.00 WITA. Pertemuan dengan pimpinan dilakukan
dalam rangka menyampaikan rencana kegiatan yang akan saya
laksanakan dan memohon persetujuan. Saat bertemu dan berdiskusi
dengan pimpinan, saya menyampaikan semua hal tentang kegiatan
secara transparan. Selama berdiskusi saya saya menunjukkan sikap
sopan dan hormat kepada pimpinan, salah satunya dengan tidak
memaksakan kehendak saat memberikan ide. Pimpinan lalu
memberikan persetujuan dan dukungan penuh, karena menurut beliau
kegiatan ini sangat bermutu dan sangat mengefektifkan pelayanan.
Setelah memperoleh persetujuan dari pimpinan, agar kegiatan ini
bermutu dan efektif maka saya melakukan koordinasi dengan Bidan
Koordinator secara sopan dan hormat. Saya menyampaikan semua hal
tentang kegiatan yang akan saya lakukan secara transparan.
Analisis Dampak:
- Akuntabilitas
Transparansi, jika tidak dilakukan maka pimpinan tidak akan
memahami dengan tepat dan detail kegiatan aktualisasi yang akan
dilakukan, serta akan menimbulkan kesalahpahaman juga.
- Nasionalisme
Tidak memaksakan kehendak, jika tidak dilakukan atau dalam hal ini
jika kita memaksakan kehendak kita kepada pimpinan maka kita
27
dianggap tidak menghormati dan menghargai pimpinan yang dapat
menyebabkan pimpinan menolak pelaksanaan kegiatan aktualisasi yang
akan dilakukan.
- Etika Publik
Dalam melakukan konsultasi dengan pimpinan, jika kita tidak hormat
dan tidak sopan terhadap pimpinan maka pimpinan pasti akan merasa
tersinggung dan menilai perilaku kita tidak sesuai sebagai seorang
ASN.
- Komitmen Mutu
Berorientasi mutu dan efektif, jika tidak dilakukan pada kegiatan ini
maka akan sia-sia dan tidak mendapatkan dampak yang optimal pada
pasien, petugas kesehatan yang lain dan institusi (Puskesmas).
Tabel 4.2.2. Kegiatan 2
Kegiatan Membuat Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR)
Tanggal
Pelaksanaan 3 Maret 2020
Nilai Dasar
- Akuntabilitas (Adanya Kejelasan)
- Etika Publik (Profesional, Menjaga Rahasia)
- Komitemen Mutu (Efektif)
Bukti Kegiatan
Format Skor Poedji Rochjati tersedia
Dokumentasi
Lembar Hasil Pemantauan Deteksi Dini Risiko
Tinggi pada Ibu Hamil
Deskripsi Kegiatan Keterkaitan dengan Nilai Dasar ASN :
Setelah mendapatkan persetujuan dari Kepala Puskesmas dan Bidan
Koordinator untuk melakukan kegiatan aktualisasi, maka saya langsung
membuat kegiatan ke 2 yaitu membuatKartu Skor Poedji Rochjati (KSPR)
dengan Profesional. Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR) ini sendiri
nantinya akan diberikan pada Rekam Medis (RM) masing-masing ibu
hamil, dan untuk menjaga privacy pasien maka sebagai petugas kesehatan
kita harus menjaga rahasia isi rekam medis terutama hasil Skor Poedji
Rochjati, kecuali untuk kepentingan dengan sesama profesi dan
kepentingan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain. Kartu Skor Poedji
Rochjati (KSPR) juga sangat efektif dalam membantu memudahkan bidan
yang berdinas di ruang KIA untuk mendeteksi dini risiko tinggi pada ibu
hamil sehingga tercipta adanya kejelasan bagi sesama bidan untuk
menentukan ibu hamil ini berisiko ringan, tinggi, atau sangat tinggi.
Analisis Dampak:
- Akuntabilitas
28
Adanya kejelasan, jika tidak diterapkan maka mendeteksi dini risiko
tinggi pada ibu hamil menjadi tidak terarah dan tidak optimal.
- Etika Publik
Profesional, jika tidak diterapkan maka kita akan melaksanakan
kegiatan ini dengan asal-asal. Menjaga rahasia, jika tidak diterapkan
maka isi dari rekam medis yang di dalamnya juga ada Kartu Skor
Poedji Rochjati (KSPR) dapat dilihat oleh siapapun dan ini
mengakibatkan privacy pasien akan terganggu.
- Komitemen mutu
Efektif, jika tidak diterapkan maka bidan-bidan dalam mendeteksi dini
risiko tinggi pada ibu hamil akan kesulitan.
Tabel 4.2.3. Kegiatan 3
Kegiatan Membuat pemetaan ibu hamil
Tanggal
Pelaksanaan 4-9 Maret 2020
Nilai Dasar
- Akuntabilitas (Adanya Kejelasan Target)
- Nasionalisme (Penuh Tanggung Jawab,
Kepentingan Publik)
- Etika Publik (Cermat)
- Komitmen Mutu (Inovasi dan Efektif)
Bukti Kegiatan Peta Ibu Hamil
Dokumentasi berupa foto dan video
Deskripsi Kegiatan Keterkaitan dengan Nilai Dasar ASN :
Setelah membuat Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR), kegiatan saya
selanjutnya adalah membuat peta ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Lansot dengan penuh tanggung jawab untuk kepentingan publik.
Kemudian di dalam peta akan ditempelkan stiker berwarna hijau untuk ibu
hamil yang berisiko ringan, kuning untuk ibu hamil yang berisiko tinggi,
dan merah yang berisio sangat tinggi. Penempelan stiker tersebut
berdasarkan hasil deteksi dini pada ibu hamil menggunakan Kartu Skor
Poedji Rochjati (KSPR) sehingga adanya kejelasan target di wilayah
mana ibu hamil yang memiiki risiko tersebut. Deteksi dini risikio tinggi
pada ibu hamil dan penempelan stiker harus cermat agar tidak salah dalam
melakukan intervensi nantinya. Peta ibu hamil yang ditempel stiker seperti
ini merupakan inovasi pertama di puskesmas kami dan tentunya sangat
efektif membantu bidan-bidan penanggung jawab kelurahan dalam
memprioritaskan ibu hamil yang akan mendapatkan pengawasan lebih.
Analisis Dampak:
- Akuntabilitas
29
Adanya kejelasan target, jika tidak diterapkan bidan-bidan
penanggung jawab kelurahan akan kesulitan dalam menentukan mana
ibu hamil yan lebih prioritas untuk ditangani dan diawasi.
- Nasionalisme
tanpa Tanggung jawab, tugas yang dilaksanakan akan terbengkalai.
Kepentingan publik, jika tidak dilakukan maka tingkat kepuasan
pelanggan dalam hal ini ibu hamil akan berkurang bahkan dapat
membahayakan kepada ibu hamil.
- Etika Publik
Cermat, jika tidak dilakukan maka akan fatal untuk ibu hamil.
- Komitmen Mutu
Tanpa Inovasi saya tidak akan bisa membuat kegiatan ini dan kegiatan
ini juga sudah sangat efektif untuk membantu bidan-bidan lainnya
dalam mengawasi ibu hamil di wilayah kerjanya.
Tabel 4.2.4. Kegiatan 4
Kegiatan Sosialisasi ke staf Puskesmas Lansot
Tanggal
Pelaksanaan 12 Maret 2020
Nilai Dasar
- Akuntabilitas (Kejelasan Target)
- Nasionalisme (Kerjasama)
- Etika Publik (Sopan dan Hormat)
- Komitmen Mutu (Berorientasi Mutu)
- Anti Korupsi (Peduli)
Bukti Kegiatan
Undangan sosialisasi,
Materi, dan
Daftar hadir sosialiasasi ke petugas
Dokumentasi
Deskripsi Kegiatan Keterkaitan dengan Nilai Dasar ASN :
Setelah membuat pemetaan ibu hamil, kegiatan selanjutnya adalah
mensosialisasikan seluruh kegiatan saya kepada staff yang ada di
Puskesmas Lansot. Sosialisasi tidak hanya dilakukan pada bidan namun
tenaga kesehatan lainnya juga dikarenakan kedepannya akan dilakukan
kolaborasi atau kerja sama dengan tenaga kesehatan yang terkait jika ada
ibu hamil yang berisiko tinggi dan sangat tinggi. Hal ini akan
memudahkan kejelasan target untuk menangani ibu hamil yang berisiko
tinggi dan sangat tinggi. Sosialisasi kepada staff di Puskesmas Lansot
dilakukan dengan sopan dan hormat karena rata-rata staff Puskesmas
Lansot usianya lebih tua dari saya. Sosialisasi ini dilakukan agar kegiatan
ini lebih bermutu karena demi kepedulian kita terhadap ibu hamil.
Analisis Dampak:
30
- Akuntabilitas
Kejelasan target, jika tidak dilakukan maka hasil yang kita inginkan
dari kegiatan ini tidak akan tercapai. Dan berharap kegitan aktualisasi
ini akan tetap berlanjut setelahnya.
- Nasionalisme
Adanya kerjasama dapat membuat kegiatan ini lebih optimal dan
lpenanganannya lebih tepat sasaran.
- Etika Publik
Jika sosialisasi tidak dilaksanakan dengan sopan dan hormat, maka
staff puskesmas yang mengikuti sosialisasi tidak akan mendengarkan
dan mengikuti kegiatan ini dengan baik.
- Komitmen Mutu
Berorientasi Mutu, jika tidak dilakukan maka kegiatan yang berjalan
nilai mutu nya akan berkurang.
- Anti korupsi
Sosialisasi kepada staff Puskesmas Lansot juga merupakan bentuk
Peduli kita terhadap Angka Kematian Ibu dan juga ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Lansot tentunya.
Tabel 4.2.5. Kegiatan 5
Kegiatan Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain
jika ditemukan ibu hamil risiko tinggi
Tanggal
Pelaksanaan 16 Maret 2020
Nilai Dasar
- Akuntabilitas (Partisipasi)
- Etika Publik (Cermat, Professional)
- Komitmen Mutu (Bermutu)
- Anti Korupsi (Berani)
Bukti Kegiatan Notulen hasil kolaborasi
Dokumentasi
Deskripsi Kegiatan Keterkaitan dengan Nilai Dasar ASN :
Setelah melakukan sosialisasi, kegiatan selanjutnya adalah kolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain jika ditemukan ibu hamil yang berisiko
tinggi dan sangat tinggi. Partisipasi dari berbagai tenaga kesehatan sangat
diperlukan agar penanganan lebih tepat sasaran. Dalam menentukan ibu
hamil yang berisiko tinggi dan sangat tinggi haruslah cermat agar tidak
salah saat memberikan penanganan, maka dari itu diperlukan kinerja dan
tenaga yang profesional. Kolaborasi ini juga menghasilkan penanganan
kepada ibu hamil yang bermutu karena sesuai dengan keluhan serta
resikonya. Dalam melakukan kolaborasi juga harus berani mengambil
31
resiko meski banyak halangan dan rintangan.
Analisis Dampak:
- Akuntabilitas
Jika tidak adanya Partisipasi dari tenaga kesehatan lain maka
penanganan pada ibu hamil berisiko tinggi dan sangat tinggi tidak akan
optimal.
- Etika Publik
Cermat, jika tidak dilakukan maka hasilnya tidak akan tepat sasaran.
Begitupun dengan professional, jika tidak dilakukan maka penanganan
pada ibu hamil berisiko tinggi dan sangat tinggi tidak optimal.
- Komitmen Mutu
Bermutu, jika tidak dilakukan ibu hamil tidak akan mendapatkan
kepuasan dalam pelayanan.
- Anti korupsi
Diperlukan sikap berani dalam melakukan kolaborasi dan menangani
pasien ibu hamil berisiko tinggi dan sangat tinggi demi kesehatan serta
keselamatan ibu dan bayi yang dikandungnya.
Tabel 4.2.6. Kegiatan 6
Kegiatan Melakukan Pemantauan pada bumil risiko tinggi dan
sangat tinggi by phone
Tanggal
Pelaksanaan 23 Maret 2020
Nilai Dasar
- Akuntabilitas (Tanggung Jawab)
- Nasionalisme (Rela Berkorban)
- Etika Publik (Sopan dan Hormat)
- Komitmen Mutu (Pelayanan Kita Bermutu)
Bukti Kegiatan Dokumentasi/Screenshoot hasil pemantauan ibu
hamil risiko tinggi
Deskripsi Kegiatan Keterkaitan dengan Nilai Dasar ASN :
Setelah melakukan kolaborasi dengan petugas kesehatan lainnya, maka
kegiatan selanjutnya adalah melakukan pemantauan pada bumil risiko
tinggi dan sangat tinggi by phone. Melakukan kegiatan ini harus penuh
tanggung jawab serta rela berkorban, karena kegiatan ini berlanjut
hingga ibu hamil melahirkan. Ketika menghubungi ibu hamil by phone
harus memegang teguh sikap sopan dan hormat agar ibu hamil merasa
dihargai dan memiliki rasa kepercayaan terhadap kita. Pemantauan ini
berlanjut hingga ibu hamil melahirkan sehingga hasilnya bermutu, dalam
artian melahirkan dengan lancer dan keadaan ibu dan bayi juga sehat dan
selamat.
32
Analisis Dampak:
- Akuntabilitas
Tanggung jawab, jika tidak dilakukan maka kesehatan ibu dan bayi
tidak akan terpantau dengan baik.
- Nasionalisme
Sikap rela berkorban harus kita terapkan, jika tidak maka dalam
melakukan pekerjaan kita tidak akan ikhlas dan selalu mengeluh.
- Etika Publik
Sopan dan hormat, harus kita lakukan agar ibu hamil merasa nyaman
dengan pelayanan kita, dan timbul rasa percaya terhadap apa yang kita
selalu berikan.
- Komitmen Mutu
Jika pelayanan kita tidak bermutu, maka kesehatan dan keselamatan
ibu dan janin akan terancam.
Tabel 4.2.7. Kegiatan 7
Kegiatan Evaluasi kegiatan
Tanggal
Pelaksanaan 26-28 Maret 2020
Nilai Dasar
- Akuntabilitas (Partisipatif)
- Nasionalisme (Tanggung Jawab)
- Komitmen Mutu (Efektivitas dan Efisiensi)
Bukti Kegiatan Testimoni dari petugas dan salah 1 pasien berupa
video
Deskripsi Kegiatan Keterkaitan dengan Nilai Dasar ASN :
Setelah melakukan pemantauan pada bumil risiko tinggi dan sangat tinggi
by phone, maka kegiatan selanjutnya adalah evaluasi kegiatan. Disini juga
dibutuhkan partisipatif dari petugas lainnya untuk menilai kegiatan ini
dari awal hingga akhir. Kegiatan evaluasi ini juga merupakan bentuk
tanggung jawab penulis terhadap kegiatan yang dilakukan. Evaluasi ini
juga melihat apakah kegiatan yang dilakukan berdampak secara
efektivitas dan efisiensinya.
Analisis Dampak:
- Akuntabilitas
Jika tidak ada partisipatif dari petugas lainnya maka kegiatan evaluasi
ini tidak ada gunanya. Karena penilaian tidak bisa dilakukan sendiri.
- Nasionalisme
Tanggung jawab, jika tidak dilakukan maka semua kegiatan yang
dilakukan akan sia-sia dan tidak aka nada dampaknya.
- Komitmen Mutu
33
efektivitas dan efisiensi, jika tidak dilakukan maka berdampak tidak
hemat, tidak tepat guna dan tidak tepat sasaran.
34
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari Pembahasan di atas, maka penulis menarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Kegiatan aktualisasi dan habituasi yang disusun oleh penulis
dilaksanakan di Puskesmas Lansot Kota Tomohon dimulai dari tanggal
2 Maret 2020 sampai dengan 4 April 2020 dimaksudkan agar
terlaksananya Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara dan optimalisasi
deteksi dini risiko tinggi pada ibu hamil dapat tercapai.
2. Kegiatan-Kegiatan Aktualisasi yang telah dirancang dan dilaksanakan
adalah :
a. Melakukan pertemuan dengan Pimpinan Puskesmas Lansot untuk
menyampaikan dan memohon Izin perihal pelaksanaan kegiatan.
b. Membuat Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR).
c. Membuat pemetaan ibu hamil.
d. Sosialisasi ke staf Puskesmas Lansot.
e. Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain jika
ditemukan ibu hamil risiko tinggi.
f. Melakukan Pemantauan pada bumil risiko tinggi dan sangat tinggi
by phone.
g. Evaluasi Kegiatan.
3. Tercapainya pelaksanaan dari seluruh kegiatan Aktualisasi dan Habituasi
berdampak positif bagi kesehatan ibu dan bayi yang dikandungnya dan
35
juga sebagai pembelajaran bagi Penulis untuk menerapkan Nilai-Nilai
Dasar ASN yaitu ANEKA (Akuntabel, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, Anti Korupsi).
5.2 Saran
Berdasarkan proses pembelajaran dari awal mengikuti Diklat Latihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II, Angkatan I Tahun 2020 hingga
penyusunan laporan aktualisasi ini, penulis memberikan saran sebagai
berikut :
1. Perlu adanya Buku Panduan Pembuatan dan Penyusunan Laporan
Aktualisasi bagi Peserta sehingga adanya satu model Laporan yang
sama bagi seluruh peserta Latsar CPNS di Badan Diklat Daerah
Propinsi Sulawesi Utara.
2. Kegiatan aktualisasi yang telah dilakukan pada satuan kerja masing-
masing ini supaya terus didukung dan dilaksanakan berkesinambungan,
sehingga tidak hanya sebagai bagian dari Pelatihan Dasar CPNS saja,
melainkan memberikan manfaat kepada satuan kerja dimana CPNS
bertugas saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Nuraisya W. 2018. Deteksi Risiko Tinggi Kehamilan pada Pelayanan ANC
Terpadu di Puskesmas Bendo. Kediri. Jurnal Kesehatan Andalas.
Deprtemen Kesehatan RI, 2003. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat
Kesehatan Ibu dan Anak . Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat Direktorat Kesehatan Keluarga.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 97 Tahun 2014 tentang
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, dan Masa
Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta
Pelayanan Kesehatan Seksual. Jakarta.
Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
LAMPIRAN
LAMPIRAN KEGIATAN 1
KONSULTASI DENGAN PIMPINAN TERKAIT
Konsultasi dengan Kepala Puskesmas Lansot
Konsultasi dengan Bidan Koordinator
LAMPIRAN KEGIATAN 2
MEMBUAT KARTU SKOR POEDJI ROCHJATI
Membuat Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR)
Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR)
Melakukan deteksi dini risiko tinggi pada ibu hamil
LAMPIRAN KEGIATAN 3
PEMETAAN IBU HAMIL
Meminta Peta Kecamatan Tomohon Selatan
di Kantor Kecamatan Tomohon Selatan
Kondisi ruangan KIA sebelum ditempel peta ibu hamil
Kondisi Ruang KIA Setelah di Tempel Peta Ibu Hamil
Menempelkan stiker pada peta ibu hamil
LAMPIRAN KEGIATAN 4
SOSIALISASI KEPADA STAF PUSKESMAS LANSOT
Membuat Undangan Sosialisasi
Melakukan Sosialisasi Kepada Staff Puskesmas Lansot
LAMPIRAN KEGIATAN 5
KOLABORASI DENGAN TENAGA KESEHATAN LAIN
Kolaborasi dengan Ahli Gizi
Kolaborasi dengan Dokter Umum
LAMPIRAN KEGIATAN 6
PEMANTAUAN IBU HAMIL RISIKO TINGGI BY PHONE
LAMPIRAN KEGIATAN 7
EVALUASI KEGIATAN
Video Testimoni dari Kepala Puskesmas Lansot
Video Testimoni dari Ahli Gizi Puskesmas Lansot
Video Testimoni dari Bidan Puskesmas Lansot
Video Testimoni dari Pasien Ibu Hamil Risiko Sangat Tinggi
- LEMBARAN PERSETUJUAN KONSULTASI DENGAN KEPALA
PUSKESMAS
- NOTULEN KONSULTASI DENGAN KEPALA PUSKESMAS
- LEMBAR HASIL PEMANTAUAN IBU HAMIL
- UNDANGAN SOSIALISASI
- MATERI SOSIALISASI
PEMERINTAH KOTA TOMOHON
DINAS KESEHATAN DAERAH PUSKESMAS LANSOT
Alamat: Kelurahan Lansot Kecamatan Tomohon Selatan T O M O H O N
Kode Pos : 95431
MATERI SOSIALISASI
1. Menjelaskan cara pengisian Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR), Setiap ibu hamil
yang berkunjung di Puskesmas Lansot wajib di screening menggunakan KSPR.
Setiap ibu hamil akan mendapatkan skor 2 karna setiap ibu hamil dianggap berisiko.
Kemudian bidan dapat melanjutkan mengisi KSPR setelah melakukan anamnesis
dan melakukan pemeriksaan. Kemudian bidan menentukan apakah kehamilan
tersebut berisiko ringan (KRR), kehamilan berisiko tinggi (KRT), atau kehamilan
berisiko sangat tinggi (KRST). Bidan menentukan kategori tersebut berdasarkan
total skor yaitu: KRR=2, KRT= 6-10, KRST= ≥12.
2. Setelah melakukan pengisian Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR), lubangi kertas
dan isi kertas di paling belakang Rekam Medis (RM) ibu hamil.
3. Kemudian menjelaskan cara penempelan stiker pada peta ibu hamil. Setiap ibu
hamil yang pertama kali berkunjung akan dibuatkan stiker bulat, dan ditempelkan
berdasarkan kelurahan ibu hamil tinggal. Warna stiker yang ditempelkan yaitu
berdasarkan hasil Skor Poedji Rochjati. Kriteria warna stiker yaitu: KRR=Hijau,
KRT=Kuning, KRST=Merah
4. Menjelaskan kepada seluruh staff Puskesmas, apabila saat screening ditemukan ibu
hamil yang berisiko tinggi dan sangat tinggi maka akan dilakukan kolaborasi
dengan tenaga kesehatan terkait sesuai dengan permasalahan ibu hamil tersebut.
5. Menjelaskan bahwa setiap ibu hamil yang berisiko tinggi dan sangat tinggi, akan
selalu dipantau kesehatannya melalui SMS/WhatsApp/Telpon, jika memungkinkan
juga dapat dilakukan home visit oleh Bidan Penanggung Jawab Kelurahan.
- DAFTAR HADIR SOSIALISASI
- NOTULEN HASIL SOSIALISASI
- NOTULEN HASIL KOLABORASI
- JADWAL KONSULTASI MENTOR
- JADWAL KONSULTASI COACH
JADWAL KONSULTASI DENGAN COACH
Nama Peserta : RIZKI LESTARI WIDIA LARASATI, Amd.Keb.
Instansi : Puskesmas Lansot Kota Tomohon
Judul : Optimalisasi Deteksi Dini Risiko Tinggi pada Ibu Hamil di Puskesmas Lansot Kota Tomohon
Tempat Aktualisasi : Puskesmas Lansot Kota Tomohon
No Tanggal Isu/Kegiatan Output Media komunikasi Paraf Coach
1 2 Maret 2020 Konsultasi rencana pelaksanaan. Mendapat petunjuk dalam melakukan
konsultasi dengan atasan. HP/Telepon
2 16 Maret 2020 Menyampaikan hasil kegiatan dan konsultasi Mendapatkan arahan dan petunjuk dalam
melaksanakan kegiatan aktualisasi HP/Telepon
3 18 Maret 2020 Menyampaikan saran dari mentor
Menyetujui saran dari mentor dan
memberikan arahan untuk kegiatan
selanjutnya
HP/Telepon
4 24 Maret 2020 Melaporkan perkembangan kegiatan dan
menyampaikan persiapan selanjutnya Mendapat arahan HP/Telepon
5 25 Maret 2020 Menyampaikan hasil kegiatan dan meminta
arahan untuk kegiatan evaluasi Mendapat arahan HP/Telepon
6 27 Maret 2020 Melaporkan hasil kegiatan serta meminta
petunjuk selanjutnya Mendapat arahan HP/Telepon
- LEMBAR HASIL KONSULTASI
- SURAT PERNYATAAN
Recommended