Obat Obat Mata

Preview:

DESCRIPTION

Obat Obat Mata

Citation preview

OBAT-OBAT MATA YANG BIASA DIPAKAI

BAGIAN FARMAKOLOGI DAN TERAPI

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

2011

Golongan obat yang biasa digunakan pada penyakit mata

Anestetika Midriatika Sikloplegika Obat glaukoma Kortikosteroid NSAID Antiinfeksi

Anestetika topikal

Berguna untuk prosedur diagnostik dan terapetik :

(spt : tonometri, pengangkatan benda asing , jahitan)

Yang sering dipakai : proparakain, tetracaine, benoxinate

Larutan cocaine 1-4% Anestetik topikal JANGAN DIRESEPKAN

untuk pemakaian di rumah , karena pemakaian lama komplikasi pada kornea

Anestetika topikal

Proparacaine hydrochloride Sediaan : larutan 5%. Ada sediaan

kombinasi dengan fluoresein Dosis :1 tetes, diulang bila perlu Mulai kerja 20 menit. Lama kerja :10-15

menit Iritasi plg ringan dibanding obat anestesi

topikal lainnya.

Anestetika topikal

Tetracaine hydrochloride Sediaan : larutan 0,5%, salep 0,5% Dosis :1 tetes, diulang bila perlu Mulai kerja : 1 menit, lama kerja 15-20

menit Agak nyeri saat ditetes.

Anestetika topikal

Benoxinate hydrochloride Sediaan : larutan 0,4% Dosis :1 tetes, diulang bila perlu Mulai kerja : 1-2 menit, lama kerja 10-15

menit

Anestetika topikal

Anestetika lokal untuk suntikan

Yang umum dipakai lidocaine, procaine, mepivacaine

Sangat aman bila dipakai hati-hati, tapi Hati-Hati potensi toksik sistemik

Penambahan hialuronidase memudahkan penyebaran anestetik dan mempercepat mulai kerjanya sampai 1 menit

sering dipakai pd penyuntikan retrobulbar ekstraksi katarak

Anestetika lokal untuk suntikan

Lidocaine Hydrochloride (Xylocaine) Mulai kerja cepat, efek 1-2 jam Paling banyak dipakai 2x lebih poten dibanding procaine Larutan 1% tanpa epinefrin aman dipakai sampai30ml Dosis maksimal yang aman 4,5mg/kg tanpa

epinefrin, 7mg/kg dengan epinefrin Anestesi bedah katarak penyuntikan

intracamera, larutan lidocaine 1% tanpa pengawet

Anestetika lokal untuk suntikan

sediaan dosis

Procaine Hydrochloride

1%, 2%, 10% 50ml, dosis max. aman 10mg/kg

Mepivacaine Hydrochloride

1%, 1,5%, 2%, 3% 20ml (larutan 1 atau 2%)

Bupivacaine Hydrochloride

0,25%, 0,5%, 0,75% Dosis aman max dewasa 250mg dgn epinefrin, 200mg tanpa epinefrin

Etidocaine Hydrochloride

1%, 1,5% Dosis aman max 4mg/kg tanpa epinefrin, 5,5mg/kg tanpa epinefrin

Anestetika lokal untuk suntikan

Midriatika dan Sikloplegika

kegunaan : melebarkan pupil untuk keperluan

oftalmologi Melumpuhkan otot akomodasi Melebarkan pupil dan melumpuhkan otot

akomodasi pada uveitis mencegah sinekia, nyeri, fotofobia

Hati-hati penggunaan pada sudut COA sempit glaukoma sudut sempit

Midriatika dan Sikloplegika

Midriatika

Phenylephrine Hydrochloride Sediaan larutan 2,5%, 10% 1 tetes dan diulang 5-10menit Mulai kerja 30menit dan lama kerja 2-3

jam Larutan 10% JANGAN digunakan pada bayi

baru lahir, pasien jantung, yang sedang minum reserpin, guanetidin, antidepresan trisiklik karena lebih peka terhadap efek vasopresor

Midriatika (simpatomimetik)

Sikloplegika

sediaan dosis

Atropin sulfat larutan0,5-3%, salep 0,5%, 1%

Refraksi anak : 1tetes 0,25-0,5% 2xsehari

Salep 0,5-1cm 2xsehari

Scopolamine Hydrobromide

Larutan 0,25% 1 tetes , 2 atau 3x sehari

Homatropine Hydrochloride

Larutan 2%, 5% Untuk refraksi 1 tetes, diulang 2-3x ,interval 10-

15menit

Sikloplegika (parasimpatolitik)

sediaan dosis

Cyclopentolate Hydrochloride

Larutan 0,5%, 1%, 2%

Untuk Refraksi : 1tetes,diulang

setelah 10menit

Tropicamide Larutan 0,5%, 1% 1 tetes larutan 1%2 atau 3x , interval 5

menit

Cyclopentolate Hydrochloride-Phenylepherine Hydrochloride

Larutan 0,2% Cyclopentolate HCl

dan 1%Phenylepherine

HCl

1 tetes, setiap 5-10menit untuk 2 atau

3 dosis

Sikloplegika (parasimpatolitik)

Obat glaukoma

Obat glaukoma

Konsentrasi dan frekuensi penetesan individual

Gunakan dosis terkecil yang efektif untuk pengendalian tekanan intraokuler mencegah kerusakan N.Optikus

Semua parasimpatomimetik : me ↓ tekanan intraokuler dengan me↑ pengaliran keluar aquous humor melalui anyaman trabekula

Antikolinergik (parasimpatomimetik) kerja langsung

sediaan dosis

Pilocarpine Hydrochloride & Nitrate

larutan 0,25%, 0,5-6%, 8%, 10%, gel 4%

1tetes, max 6xsehari

Carbachol, topikal

larutan 0,75%, 1,5%, 2,25%, 3%

1 tetes, 3-4xsehari

Kurang absorpsi melalui kornea, dipakai bila pilocarpine tidak efektif

Antikolinesterase kerja tak langsung

sediaan dosis

Physostigmine Salysilat & Sulfate

larutan 0,25% salep 0,25%

1 tetes, 3-4xsehariHati-hati penggunaan lama, jarang dipakai karena banyak efek samping

Echothiophate Iodide Larutan 0,03%, 0,06%, 0,125%, 0,25%

1 tetes, 2xsehariHati-hati toksisitas sistemik

Demecarium Bromide larutan 0,125% , 0,25%

1 tetes, 3-4xsehari

Obat Adrenergik (simpatomimetik) non spesifik Epinefrin pada glaukoma Duration of action : lama (12-72 jam) Tidak menyebabkan miosis Efek samping : alergi lokal, sakit kepala,

palpitasi jantung Mekanisme kerja : meningkatkan

pengeluaran aquous humor

Adrenergik (simpatomimetik) non spesifik

Epinefrin pada glaukoma Dosis 1 tetes, 2xsehari Sediaan : epinefrin borat 0,5%, 1%, 2% ;

epinefrin hydrochloride 0,5%, 1%, 2% ; dipivefrin hydrochloride 0,1%

Obat adrenergik simpatomimetik relatif spesifik α-2

sediaan dosis

Apraclonidine Hydrochloride

Larutan 0,5%, 1%

1 tetes larutan 1% sebelun terapi laser, 1tetes larutan 0,5% 2-3xsehari

pengobatan tambahan glaukoma

Brimonidine Tartrate

Larutan 0,15% 1tetes larutan 2-3xsehari

Agonis adrenergik alfa 2, mempunyai efek minimum pada frekuensi jantung, tekanan darah

Obat penyekat adrenergik β (simpatolitik)

sediaan dosis

Timolol Maleat Larutan 0,25%, 0,5%Gel 0,25%, 0,5%

1 tetes larutan 1-2xsehari; 1tetes gel 1xsehari

Indikasi glaukoma sudut terbuka, glaukoma afakik, glaukoma sekunderTidak mempengaruhi ukuran pupil/ketajaman penglihatan

Betaxolol Hydrochloride

Larutan 0,25%, 0,5%

1tetes larutan 1-2xsehari

Selektivitas relatif terhadap beta-1, mengurangi efek samping pulmoner

Obat penyekat adrenergik β (simpatolitik)

sediaan dosis

Levobunolol Hydrochloride

Larutan 0,25%, 0,5%

1 tetes larutan 1-2x sehari

Penyekat β1,β2 non selektif

Metipranolol Hydrochloride

Larutan 0,3% 1tetes larutan 1-2x sehari

Penyekat β1,β2 non selektif

Carteolol Hydrochloride

Larutan 1% 1tetes larutan 1-2x sehari

Penyekat beta non selektif

Efek samping TIMOLOL

Konsentrasi obat yang cukup dalam plasma efek hambatan adrenoseptor sistemik

Jika sistem pengaliran lakrimal berfungsi 80% tetes mata timolol diserap mukosa hidung sistem pembuluh darah

Idealnya penderita glaukoma yang akan diterapi penyekat beta harus diketahui dulu riwayat kardio-pulmoner

Penghambat Anhidrase Karbonat diberikan per Oral

Mekanisme kerja : pada corpus karbonat mengurangi sekresi aquos

Efek max stlh 2 jam (oral), durasi max 4-6jam

Efek samping : deplesi kalium, diare, dermatitis fatique, asidosis

Jarang dipakai sejak ada timolol.

sediaan dosis

Acetazolamide Oral Tablet 125mg, 250mg

Parenteral 500mg

125mg, 250mg2-4xsehari, jangan lebih 1g /24jam

Methazolamide Tablet 25mg, 50mg 50-100mg, 2-3xsehari

Dichlorphenamide Tablet 50mg Dosis awal 100-200mg, diikuti 100mg tiap 12 jam

Penghambat Anhidrase Karbonat diberikan per Oral

sediaan dosis

Dorzolamide Hydrochloride

Larutan 2% 1 tetes 2-4x sehari, efek samping : reaksi alergi, rasa terbakar

Brinzolamide opthalmic suspensi

Suspensi 1% 1 tetes2-4xsehari

Penghambat Anhidrase Karbonat diberikan topikal

Analog Prostaglandin

Menurunkan tekanan intraokuler dengan meningkatkan aliran keluar aquous humor, terutama melalui jalur uveosklera

Toksisitas : peningkatan pigmentasi coklat pada iris, sensasi benda asing, konjungtiva hiperemis, terkadang dapat memperburuk peradangan mata

Analog Prostaglandin

sediaan dosis

Latanoprost Larutan 0,005% 1 tetes sehari

Travoprost Larutan 0,004% 1 tetes sehari

Bimatopros t Larutan 0,03% 1 tetes sehari

Unoprostone Isopropyl

Larutan 0,15% 2 tetes sehari

Preparat topikal kombinasi

Sediaan ini ditujukan untuk me↑ kepatuhan pasien

Contoh : Latanoprost 0,005% dan Timolol 0,5% Dorzolamide 2% dan Timolol 0,5% Brimonidine 0,5% dan Timolol 0,5%

Obat osmotik

M engurangi tekanan intraokuler dengan membuat plasma hipertonik terhadap aquos humor

Biasanya untuk penanganan glaukoma akut tertutup, atau untuk tindakan paska bedah

Dosis rata-rata 1,5% Contoh : Gliserin, Isosorbide, Mannitol,

Urea

Kortikosteroid

Kortikosteroid topikal

Indikasi : radang di segmen anterior bola mata (konjungtivitis alergika, uveitis, episkleritis,dll)

Lama pengobatan tergantung lesi Perhatian : efek samping : eksaserbasi

keratitis herpes simpleks, keratitis jamur Efek samping topikal < sistemik Contoh : salep hidrokortison 0,5%, 0,125%,

1% ; suspensi deksametason natrium fosfat 0,1% ; salep 0,05%

Campuran kortikosteroid & obat antiinfeksi

Indikasi radang-infeksi, contoh : keratitis marginal akibat infeksi, blefarokonjungtivitis

Tidak boleh digunakan untuk blefaritis, konjungtivitis yang tidak diketahui penyebabnya.

NSAID

NSAID

Indometasin 75mg/hr, flurbiprofen 150mg/hr atau ibuprofen 600mg/hr terapi lini I skleritis

Mekanisme kerja : menghalangi sintesis prostaglandin melalui penghambatan siklooksigenase

Obat lain yang dipakai pada konjungtivitis alergika Kromolin sodium Ketotifen fumarat Lodoxamide trometamin Nedokromil Sodium Olapadin hidroklorid Levocabastin hidroklorid Vasokontriktor & dekongestan

Anti-infeksi

Larutan & salep Antibiotik Topikal Untuk infeksi mata luar ( konjungtivitis

bakteri, hordeolum, ulkus kornea bakterial)

Yang biasa dipakai Basitrasin Neomisin Polimiksin Eritromisin Tetrasiklin Gentamisin Tobramisin

Basitrasin Tersedia dalam bentuk kombinasi dengan

polimiksin B Sensitif terhadap organisme gram positif Tidak dipakai sistemik (nefrotoksik)

Eritromisin Salep 0,5% efektif untuk konjungtivitis

stafilokokus Bisa utk profilaksis oftalmia neonatorum

Neomisin Polimiksin B

Larutan & salep Antibiotik Topikal

Neomisin Tersedia dalam bentuk kombinasi Sediaan salep atau larutan Indikasi ulkus kornea Sensitif gram + dan -

Polimiksin B Tersedia dalam bentuk kombinasi Sediaan salep, suspensi Sensitif gram -

Larutan & salep Antibiotik Topikal

Sediaan topikal antibiotik sistemik

Tetrasiklin Gentamisin Tobramisin Kloramfenikol Ciprofloxacin

Gatifloxacin Moxifloksasin Norfloksasin Ofloxacin

Sulfonamide

Umum dipakai untuk konjungtivitis bakterial (sulfacetamide sodium dan sulfisoxazole)

Keunggulan : Sensitif thd gram + dan – Relati murah Alerginitas rendah Pemakaian jangka panjang, tidak disertai

komplikasi infeksi jamur sekunder

Anti-jamur topikal

Natamycin Sediaan suspensi 5% Dosis : 1 tetes setiap 1-2 jam Efektif terhadap bentuk filamen dan ragi obat awal pilihan ulkus kornea mikotik

Obat antivirus

Idoxuridine (larutan, salep) Vidarabine (salep) Trifluridine (larutan) Acyclovir Ganciclovir (implan intravitreal)

retinitis cytomegalovirus

Pengganti air mata & agen pelumas Metilselulosa, Alkohol polyvinyl, gelatin

Formula air mata buatan, pelumas oftalmik, larutan lensa kontak, larutan lensa gonioskopik

Terutama terapi keratokonjungtivitis

Vasokonstriktor & Dekongestan Bahan aktifnya efedrin 0,123%,

naphazolin 0,012-0,1%, phenylephrine 0,12% atau tetrahidrozolin 0,05-0,15%

Menyebabkan vasokontriksi pembuluh superfisial konjungtiva dan meredakan kemerahan

Juga tersedia kombinasi dengan antihistamin

Agen pengering kornea

Mengurangi edema kornea Sediaan : larutan, salep dosis 1 tetes larutan atau ¼ inci

paanjang salep untuk menjernihkan kornea, diulang setiap 3-4 jam

Cara mengurangi efek samping sistemik Cegah kelebihan dosis

Gunakan dosis atau konsentrasi terendah yang masih berefek terapetik

Metode pemberian obat yang benar Hanya perlu 1 tetes obat setiap dosis,

karena volume yang dapat ditahan saccus conjunctivalis

< 1 tetes.

Recommended