Necrotizing Skleritis

Preview:

DESCRIPTION

case Necrotizing Skleritis

Citation preview

Skenario

• IDENTITAS PENDERITA– Nama : Ny. S– Usia : 40 tahun – Jenis kelamin : Perempuan– Alamat : Depok– Pendidikan : SMP– Pekerjaan : Ibu RT– Status Perkawinan : Menikah– Suku : Jawa– Tanggal periksa : 27 Juni 2013

Anamnesis

• Keluhan Utama : mata merah disertai nyeri• Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke Poliklinik Mata dengan keluhan mata kanan dan kiri merah sejak 3 hari SMRS. Keluhan disertai dengan adanya rasa nyeri pada kedua mata. Keluhan nyeri makin terasa saat menggerakan bola mata. Mata sebelah kanan tampak seperti ada benjolan berwarna hitam dan adanya penurunan tajam penglihatan.

Kedua bola mata sering mengeluarkan air mata. Pasien juga mengeluh terasa silau ketika melihat cahaya. Keluhan disertai adanya nyeri meyebar ke dahi, alis dan dagu sehingga pasien sering mengeluhkan sulit tidur.

Pasien menyangkal adanya nyeri di badan, nyeri di punggung, suka muncul ruam merah di wajah, asam urat dan riwayat batuk lama. Pasien juga menyangkal adanya riwayat terbentur pada mata atau sering menggosok mata.

• Riwayat Penyakit Dahulu :Pasien pernah menderita penyakit yang

sama seperti ini sekitar 20 tahun yang lalu tapi tidak sampai penurunan tajam penglihatan

• Riwayat Penyakit Keluarga :Tidak terdapat anggota keluarga dengan

riwayat penyakit yang sama dengan pasien.Anak pasien terkena sakit TB

• Riwayat Pengobatan :Menggunakan obat tetes mata lamanya.

PEMERIKSAAN

• Kesadaran: Compos mentis (GCS 15)• Tanda Vital– Tensi : 120/70mmHg–Nadi : 80x/menit–Pernafasan : 20x/menit– Suhu : 36,5oc

STATUS OFTALMOLOGIS

DIAGNOSIS

• Diagnosis Kerja: –Necrotizing anterior scleritis OD dan

Uveoscleritis OS• Diagnosis Banding: – Episcleritis –Konjungtivitis

PENATALAKSANAAN

• Medikamentosa • KIE

PROGNOSIS

• Ad Vitam : dubia ad bonam• Ad Functionam : dubia ad malam• Ad Sanactionam : dubia ad malam

SCLERITIS

Definisi

• Peradangan pada sklera berupa gangguan granulomatosa kronik yang ditandai oleh destruksi kolagen, sebukan sel, dan kelainan vaskular yang mengisyaratkan adanya vaskulitis.

Epidemiologi

• USA: 6 per 10.000 populasi.• 94%: skleritis anterior• 6%: skleritis posterior• Usia rata-rata 52 tahun• Wanita : pria = 1,6 : 1

Etiologi

• Autoimun (48%)–Rheumatoid arthritis– Systemic lupus erythematosus–Ankylosing spondylitis–Wegener’s granulomatosis

• Infeksi dan Granulomatosa (7%)– Tuberkulosis– Sifilis

• Lain-lain (2%)–Atopi– Sekunder

• Idiopatik

Klasifikasi

• Diffuse anterior scleritis. Ditandai dengan peradangan yang meluas pada seluruh permukaan sklera. Merupakan skleritis yang paling umum terjadi.

• Nodular anterior scleritis. Ditandai dengan adanya satu atau lebih nodul radang yang eritem, tidak dapat digerakkan, dan nyeri pada sklera anterior. Sekitar 20% kasus berkembang menjadi skleritis nekrosis.

• Necrotizing anterior scleritis with inflammation. Biasa mengikuti penyakit sistemik seperti rheumatoid arthtitis. Nyeri sangat berat dan kerusakan pada sklera terlihat jelas.

• Necrotizing anterior scleritis without inflammation. Biasa terjadi pada pasien yang sudah lama menderita rheumatoid arthritis. Diakibatkan oleh pembentukan nodul rematoid dan absennya gejala.

• Skleritis posterior. Jarang terjadi dan ditandai dengan adanya nyeri tekan bulbus okuli dan proptosis. Terdapat perataan dan penebalan lapisan posterior mata, dan edema retrobulbar. Dapat dijumpai penglepasan retina eksudatif, edema makular, dan papiledema.

Patogenesis

• Hipersensitivitas tipe III

• Hipersensitivitas tipe IV

• Pada sklera

• Matrix Metalloproteinases

Gejala Klinik

• Mata merah • Rasa nyeri• Mata berair• Fotofobia• Spasme• Penurunan ketajaman penglihatan

Diagnosis

• Anamnesis• Pemeriksaan Fisik dan Oftalmologi–Pemeriksaan tajam penglihatan–Pemeriksaan umum –Pemeriksaan sklera–Pemeriksaan slit – lamp–Pemeriksaan skleritis posterior

Pemeriksaan Penunjang

• Darah lengkap dan laju endap darah• Faktor rheumatoid• Antibodi antinuklear serum (ANA)• Antineutrophil cytoplasmic antibodies (ANCA)• PPD (mantoux test), rontgen toraks• Serum FTA-ABS, VDRL• Serum asam urat

• B-Scan Ultrasonography

Diagnosa Banding

• Episkleritis–Reaksi radang jaringan ikat vaskular yang

terletak antara konjungtiva dan permukaan sklera

• Pembuluh darah episklera ini dapat mengecil bila diberi fenilefrin 2,5% topikal.

• Sedangkan pada skleritis, melebarnya pembuluh darah sklera tidak dapat mengecil bila diberi fenilefrin 2,5% topikal

Penatalaksanaan

• Diffuse scleritis atau nodular scleritis– NSAIDs– kortikosteroid oral– imunosupresif – imunomodulator • Necrotizing scleritis– kortikosteroid – imunomodulator – Operasi

• Scleral patch graft

Komplikasi

• Makular edema

• Perforasi dari sklera • Skleromalasia

Prognosis

• Quo ad vitam : dubia ad bonam• Quo ad functionam : dubia ad malam• Quo ad sanationam : dubia ad malam