Meningitis

Preview:

Citation preview

MENINGITISDewi Sri Juliana (2010730128)Rio Oktabyantoro (2010730 )

MENINGITIS PURULENTA

Radang selaput otak (araknoidea dan piamater) yang

menimbulkan eksudasi berupa pus,

disebabkan oleh kuman nonspesifik dan

nonvirus.

Pneumococcus, Haemophilus

influenza, Staphylococcus, Streptococcus, E.

coli, Meningococcus, dan Salmonella.

MENINGITIS PURULENTA

• Kejadian tertinggi pada umur 2 bulan – 2 tahun

• Pada anak distrofik, yang daya tahan tubuhnya rendah

PATOGENESISFaringotonsilitis,

pneumonia, bronkopneumonia,

endokarditis

Kuman secara hematogen sampai

ke selaput otak

Meningitis purulenta

PATOLOGI ANATOMIS

Tampak serbukan sel radang akut yang terdiri dari sel polimorfonuklear yang memenuhi rongga

subaraknoidea disertai pelebaran pembuluh darah setempat yang mengandung jenis kuman

penyebab.

GEJALA KLINIS

Infeksi akut

• Lesu, mudah terangsang, panas, muntah, anoreksia, sakit kepala.

TIK yang meninggi

• Muntah, nyeri kepala, moaning cry, kesadaran menurun, kejang, ubun-ubun besar menonjol dan tegang, kelainan serebral, Crack pot sign, Cheyne Stokes, hipertensi, Chocked disc.

Rangsangan meningeal

• Kaku kuduk, rigiditas umum, kernig dan Brudzinsky I&II positif, sebelumnya sakit di daerah leher dan punggung.

DIAGNOSIS• Ditentukan atas dasar gejala klinis dan hasil

pemeriksaan mikroskopik likuor serebrospinalis.• Reaksi nonne dan pandy umumnya positif kuat.

Efusi subdural, empiema subdural, ventrikulitis, abses

serebri, sekuele neurologis berua paresis atau paralisis sampai

deserebrasi, hidrosefalus akibat sumbatan pada jalannya atau resorbsi atau produksi likuor

serebrospinalis yang berlebihan.

KOMPLIKASI

PENGOBATAN• Bila anak masuk dalam status konvulsivus,

diberikan diazepam 0,5mg/kgBB/kali intravena dapat diulang 15 menit kemudian jika kejang belum berhenti. Setelah kejang diatasi berikan fenobarbital 75mg. Pengobatan rumat diberikan fenobarbital dengan dosis 8-10mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis, hari berikutnya dgn dosis 4-5mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis.

• Berikan ampicilin intravena sebanyak 400mg/kgBB/hari dibagi dalam 6 dosis + kloramfenikol 100mg/kgBB/hari intravena dibagi dalam 4 dosis.

PROGNOSIS

Mortalitas tergantung pada virulensi kuman penyebab, daya tahan tubuh penderita, terlambat atau cepatnya mendapat pengobatan yang tepat dan pada cara pengobatan dan perawatan yang

diberikan.

MENINGITIS TUBERKULOSA

Radang selaput otak akibat komplikasi

tuberkulosis primer.

Angka kejadian tertinggi dijumpai

pada anak terutama bayi dan anak kecil dengan kekebalan

alamiah yang masih rendah.

MENINGITIS TUBERKULOSA

PATOGENESISTuberkulosis

primer

Pembentukan tuberkel pada

permukaan otak, sumsum tulang

belakang

Tuberkel pecah ke dalam rongga

araknoid

Meningitis tuberkulosa

PATOLOGI

Pada pemeriksaan histologis, meningitis tuberkulosa ternyata merupakan meningo-encephalitis. Peradangan ditemukan sebagian besar pada dasar otak, terutama pada batang otak tempat terdapat eksudat dan tuberkel.

GEJALA KLINISStadium

prodormal• Iritasi selaput

otak, mulai perlahan-lahan tanpa panas/ringan, mudah terangsang, apatis, tidur terganggu, nyeri kepala, anoreksia, obstipasi, dan muntah.

Stadium transisi

• Kejang, gejala stad prodormal > berat, kaku kuduk, opistotonus, refleks tendon menjadi > tinggi, ubun-ubun menonjol, strabismus & nistagmus, suhu > tinggi, kesadaran menurun stupor.

Stadium terminal

• Kelumpuhan-kelumpuhan, koma > dalam, pupil melebar & tidak bereaksi sama sekali, nadi & napas tidak teratur, hiperpireksia, anak meninggal tanpa kesadarannya pulih kembali.

LABORATORIUM Likuor serebrospinalis berwarna jernih, opalesen,

atau kekuning-kuningan. Tekanan dan jumlah sel meninggi dan terutama

terdiri dari limfosit. Kadar protein meninggi, namun kadar glukosa dan

klorida total menurun.

DIAGNOSIS• Diagnosis pasti bila ditemukan kuman

tuberkulosis dalam cairan otak.• Uji tuberkulin (+), kelainan radiologis pada foto

toraks, dan terdapat sumber infeksi dalam keluarga menyokong diagnosis.

Cacat neurologis berupa paresis, paralisis, sampai deserebrasi, hidrosefalus akibat sumbatan,

resorbsi berkurang atau produksi belebihan dari likuor

serebrospinalis. Dapat menjadi tuli atau buta.

KOMPLIKASI

PENGOBATAN• Pemberian kombinasi obat anti-tuberkulosis dan

ditambah dengan kortikosteroid, pengobatan simtomatik jika kejang, koreksi dehidrasi akibat masukan makanan yang kurang atau muntah-muntah dan fisioterapi. Dipakai kombinasi Streptomisin (30-50 mg/kgBB/hari selama 3 bln), PAS dan INH (diteruskan minimal sampai 2 tahun).

• Kortikosteroid berupa prednison dengan dosis 2-3 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis selama 2-4 minggu, kemudian diturunkan 1 mg/kgBB/hari setiap 1-2 minggu.

PROGNOSIS

Dengan obat-obat anti tuberkulosis, mortalitas dapat diturunkan walaupun masih tinggi, yaitu

berkisar 10-50%.

MENINGITIS VIRUS (MENINGITIS NON-PURULENTA, MENINGITIS ASEPTIK)

Suatu sindrom infeksi virus susunan saraf pusat yang

akut dengan gejala rangsang meningea,

pleiositosis dalam likuor serebrospinalis dengan diferensiasi terutama limfosit, perjalanan

penyakit tidak lama dan selflimited tanpa

komplikasi.

Enterovirus, echovirus, mumps, virus herpes

simpleks, varisela, herpes zoster,

arbovirus, virus limfositik

koriomeningitis, virus hepatitis, dan adenovirus.

MENINGITIS VIRUS

• Sering dijumpai pada anak. • Di negara tropis dan subtropis tidak tergantung

iklim, namun di negara beriklim dingin pada musim panas dan musim gugur.

PATOGENESISEnterovirus

berkembang biak pada traktus digestivus

Menjalar ke kelenjar getah bening regional

Hematogen viremia

Meningitis virus

GEJALA KLINIS• Permulaan penyakit berlangsung mendadak.

Panas dan nyeri kepala yang mendadak disertai dengan kaku kuduk, nyeri tenggorok, nausea, muntah, kesadaran menurun, nyeri pada kuduk dan punggug, fotofobia, parestesia, mialgia.

• Mudah terangsang dan menjadi gelisah, gejala kejang jarang terlihat. Bila penyebabnya echovirus atau Coxsackie maka disertai ruam dengan panas yang hilang setelah 4-5 hari.

• Tanda Kernig dan Brudzinsky (+), likuor serebrospinalis berwarna jernih.

DIAGNOSIS

Diagnosis biasanya dibuat berdasarkan gejala klinis, kelainan likuor serebrospinalis dan perjalanan

penyakit yang self limited.

PENGOBATAN

Istirahat dan pengobatan simtomatis. Likuor serebrospinalis yang dikeluarkan untuk keperluan diagnosis dapat mengurangi gejala nyeri kepala.

PROGNOSIS

Penyakit ini self limited dan penyembuhan sempurna dijumpai setelah 3-4 hari pada kasus ringan dan setelah 7-14 hari pada keadaan yang

berat.

REFERENSI• Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 2.