Membudayakan Padi Organik -...

Preview:

Citation preview

Pikiran. Rakyat

Membudayakan Padi OrganikOleh IWAN SETIAWAN

G RAFIK pengarusuta-, maan padi organik, ba-

. ik yang dikembangkandengan metode SRI (System ofRice Intensification), PTf (Pe-ngelolaan Tanaman Terpadu)m~upun dengan metode lain-nya, terus meningkat di Indone-sia. Selain karena mampu men-dongkrak produktivitas padihingga 6-9 ton per hektare --bahkan dengan metode SRI adayang mencapai produktivitashingga 10-11 ton per hektare,padi organikjuga lebih dihargaioleh pasar.

Secara ekologis, budi dayapadi organik lebih rarnah terha-dap lingkungan. Peneliti di In-stitut Pertanian Bogor (IPB)dan di Balai Penelitian Padi(Balitpa) membuktikan bahwapadi organik, termasuk metodeSRI, lebih ramah terhadap ling-kungan, karena selain tanpa in-put anorganik (kimiawi) jugahemat air, sehingga emisi gasmetana (CH4) dan karbon diok-sida (C02) yang dihasilkanjauhlebih rendah dibandingkan de-ngan nietode konvensional(anorganik). CH4 dan C02 me-rupakan dua gas kontributorpemanasan global.

Secara sosial ekonomj, per-mintaan terhadap padi organik,baik dari pasar domestik mau-pun ekspor sangat tinggi dan di-prediksi akan terus meningkatseiring dengan menguatnya trenGikatidak dikatakan kesadaran)dan kampanye gaya hidup se-hat. Persoalannya, permintaanpasar yang tinggi belum dapatdipenuhi para petani padi orga-nik. Penyebabnya, selain pro-duksidan skala usaha petani pa-di organik masih sempit, jugamasih sedikitnya petani padiyang mengembangkan padi or-ganik. Pertanyaannya, kenapabudi daya padi organik yangmenguntungkan dan prospektiftersebut lambat diadopsi petani?

Secara statistik, penyebaran,luas tanam, luas pan en, danjumlah petani padi organik diIndonesia, khususnya di JawaBarat, terus meningkat. Na-

. mun, peningkatan tersebut ber-jalan lamban dan bersifat se-mentara. Pergerakannya masihberbau projek pemerintah (per-contohan), promosi oleh per-usahaan sarana produksi (se-perti penjual pupuk atau pesti-sida organik), penyadaran orehlembaga swadaya atau masya-rakat pegiat pertanian ramahl~gkungan, dan~oba-coba para

petani.Hasil penelitian penulis, baik

melalui survei maupun diskusiterfokus dengan para pelaku pa-di organik di Jawa Barat, ham-pir di semua kabupaten/kotapadi organik telah diujicobakan,bahkan di beberapa kabupaten(seperti Tasikmalaya dan Garut)telah mengarah ke pengem-bangan. Secara kelembagaan,telah pula dijajaki sertifikasiproduk padi organik sebagaiprasyarat untuk menembus pa-sar ekspor. Namun, terungkappula bahwa di beberapa kabu-paten pengembangan padi or-ganikjustru mengalami pelam-batan dan penurunan. Bahkan,para petani yang telah mencobadan menerapkan padi organikkembali ke metode konvensio-nal. Ketidakkonsistenan, lemah-nya partisipasi, dan lambatnyaadopsi sebagian besar petanipadi terhadap padi organik di-sebabkan oleh banyak faktor.

Pertama, secara sosial budayapara petani padi sangat keter-gantungan terhadap metodekonvensional, sehingga budaya-nya menjadi instan, eksploitatif,efisiensi-maksimalis, dan indus-trial. Lebih celaka, ketergan-tungan ini sudah mengalami re-generasi.

Kedua, secara kelembagaan,pengembangan padi organikbelum mendapat dukungan dankomitmen yang penuh dan kon-sisten dari pelaku kebijakan, ba-ik di pusat maupun di daerah(kabupaten/kota). Sosialisasi-nya, baik melalui penyuluhan,pendampingan maupun mediakomunikasi massa~ pun tidaksegencar pengenalan met odekORvensional.

Ketiga, secara teknis pengem-bangan padi organikjuga belumdidukung penyediaan pupukatau pestisida organik yang me-madai dan menjamin perminta-an massal. Ini penting karenafaktanya, akses sebagian besarpetani (yang tidak lagi berbuda-ya beternak) terhadap saranaproduksi organik, baik pupukorganik maupun pestisida orga-nik, masih lemah.

Keempat, secara tekno'-eko-nomi, teknik budi daya padi or-ganik (terutama pada metodeSRI) bukan saja dipandang ru-mit (tidak praktis dan menyitabanyak waktu) tetapi juga di-anggap lebih mahal daripadametode konvensional, terutamapada fase awal dan pemupukan.

Berangkat dari faktor-faktor- .'.

--tadi, untuk membudayakan pa- .di organik diperlukan sejumlahupaya. Pertama, peningkatankesadaran dan partisipasi parapetani hingga benar-benar me-nerapkan budi daya padi orga-nik membutuhkan pendekatanyang konvergen, area penyadar-annya harus pula menyentuhseluruh pelaku pertanian dankonsumen (masyarakat luas)sehingga tumbuh semacam do-rangan, kepedulian, coping, danperlindungan eksternal terha-dap petani padi organik. Secarasosial budaya, membudayakanpadi organik bukan sekadar re-konstruksi budaya tani padi, te-tapi bersifat kompleks me-nyangkut rekonstruksi modalsosial.

Kedua, perlu dikembangkaninovasi teknologi tepat guna ba-

. gi pengolahan dan peningkatankepraktisan pupuk dan pestisi-da organik, baik dalam skala ke-cil (untuk kelompok tani) mau-pun skala besar (untuk industri)sehingga keduanya bukan sajaterakses tetapi juga praktis (he-mat tempat dan mudah diguna-kan) oleh para petani. Para pe-tani dan masyarakat harus pulamemahami konsepsidan di-mensi pupukjpestisida organiksecara luas, agar tidak bias pu-puk kandang atau pupuk kom-pos, di samping kembali meng-galakkan budaya beternak.

Ketiga, mengingat kebutuhanuntuk pengembangan padi or-ganik secara massal akan mem-butuhkan input organik yangbesar, sudah saatnya dikem-bangkan' industri pupuk danpestisida organik, baik oleh ma-syarakat, kelompok, koperasi,pemerintah maupun swasta,tentu perlu dibangun mekanis-me kontrol yang efektif agarkompetisi tidak menumbuh-kembangkan perilaku menyim-pang (devian behaviour), se-perti kenakalan produsen pu-puk atau pestisida organik.

Keempat, mengingat keter-gantungan terhadap teknik ta-nam konvensional masih sangattinggi, maka penyadaran danpengembangan padi organik se-baiknya dilakukan dengan pen-dekatan yang lebih beragamdan fleksibel (memberi kebe-basan pilihan kepada para peta-ni untuk menggunakan dan be-rinoyasi dalam teknik tanam),tentu dengan disertai apresiasikelebihan dan kekurangan darisetiap teknik tanam.

Kelima, secara kelembagaan,bagi penyebaran dan pengem-bangan padi organik diperlukanjejaring kelembagaan pend\!-- - --

o Senin o Selasa . Rabu O/(amis o Jumat o Sabtu o Minggu1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

17 18 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 36 31

OJan OPrb C, Mar OApr OMei 0Jun (lJu/ .Ags OSep OO/.t ONov ODes

kung yang jelas dan terakses,sehingga para petani memung-kinkan menepi ke jejaring terse-but. Jejaring yang dimaksudmeliputi jejaring informasi daninovasi, jejaring sosial, jejaringpasar, jejaring distribusi, jeja-ring sarana produksi, danjeja-ring advokasi. Jejaring hams di-bangun secara terintegrasi daripusat sampai ke tingkat petani.Jejaring penting untuk me-ngontrol agar mekanisme berja-Ian adil bagi semua pelaku, baikke petani, pelaku lainnya mau-pun ke konsumen. Sebagai con-toh, harga padi organik yangtinggi, baik di pasar domestikmaupun pasar ekspor, harus di-rasakan pula oleh para petanipadi organik,jangan terakumu-lasi pada satu pelaku. Jejaringjuga perlu untuk mengontrolkualitas keorganikan (memini-maltsasi kecurangan produsen)dan mengeliminasi perilaku pe-nyimpangan sepanjang rantaidistribusi (seperti pencampurandan sebagainya).

Keenam, secara tekno-ekolo-gis, padi organik (terutama de-ngan metode SRI) lebih hematair dan adaptif terhadap keke-ringan sehingga memungkinkandikembangkan dalam kondisiminim air. Hasil penelitian Fa-perta Unpad mengungkapkan;lahan sawah yang dipupuk orga-nik (pada kasus SRI) temyata Ie-bih tahan menyimpan air, se-hingga tidak cepat pecahataumengering dibandingkan de-ngan yang menggunakan pupukanorganik. Selain itu, pada mu-sim kemarau terik pun me-mungkinkan untuk dikembang-kan, tentu dengan perhitunganstok air, banman sistem peng-airan springkel atau irigasi pan-tek.

Ketujuh, secara politik perludibangun komitmen pada se-tiap generasi pemerintahan(terutama di daerah otonom)untuk mengawal konsistensi pe-nerapan dan pengembanganpadi organik. Membangun ke-sadaran para petani dan masya-rakat akan pentingnya pertani-an ramah lingkungan memangpenting, tetapi tanpa disertai in-tervensi (baca: rekayasa sosial)dari para pelaku kebijakan, per-jalanannya tetap akan pincang.Intervensi tentu hams diduduk-kan dalam kerangka dinamikadan keberlanjutan, sehinggamenghasilkanfeed back berupakedewasaan berpikir, keberda-yaan, dan kemandirian.

Catatan akhirPeluang pasar padi organik-~-~ .....---

yang besar (terutama pasar do-mestik) sudah seharusnya di-optimalkan, agar tidak kembalidirebut produk'impor. Upayamembesut kuantitas padi orga-nik harus pula disertai dengankomitmen untuk menjaga danmeningkatkan kualitas dankontinuitasnya, sehingga pro-duk tersertifikasi sesuai standarpasar intemasional. Jika kitamencermati klausul sertifikasiintemasional, kualitas padi or-ganik yang bagus itu hanyaakan tercapai apabila semuahal yang terkait dengan padiorganik terbebas dari konta-minan kimiawi, termasuk airuntuk pengairannya. Artinya,itu akan terciptajika padi orga-nik sudah menjadi budaya parapetani.

Oleh karena itu, pengem-bangan padi organik harus di-dudukkan dalam kerangka pe-mahaman yang berkelanjutan,baik menyangkut rekonstruksiteknologi budi daya, rekon-struksi modal sosial, pemberda-yaan petani, ketahanan dan ke-daulatan pangan, maupun re-konstruksi keseimbangan eko-sistem. Pertanian ramah ling-kungan harus menjadi keha-rusan, bukan pilihan (opsi). Inipenting dikedepankan meng-ingat sekarang ini pengembang-an padi organik cenderung dila-tarbelakangi iming-iming hargatinggi dan bantuan sarana pro-duksi. Oleh karena itu, munculkekhawatiran, jangan-jangankalau h~ga padi organik turunhingga setara harga padi kon-vensional, para petani padi or-ganik akan kembali ke metodekonvensional. Faktanya, kekha-watiran itu benar-benar terjadi,termasuk di Jawa Barat.

Membudayakan padi organikdalam tatanan mapan modemi-tas tentu bukan hal yang mu-dah. Uu hanya akan tercapaiapabila kita mampu memutusrantai siklus, dengan memulaimenanamkan pertanian ramahlingkungan (seperti padi orga-nik) menjadi warn a pola pikir(mind set) masyarakat, sehing-ga perlahan namun pasti ma-syarakat memahami persoalan,serta menumbuhkan kesadaranakan arti keberlanjutan dan ma-sa depan (regenerasi). ltu lebihbaik, daripada harus menang-gung risiko dari efek homeosta-tis (penyesuaian) alam yang se-makin membesar.***

Penulis, dosen FakultasPertanian Unpad dan Sekreta-ris- Puslit Dinamika Pemba-ngunan (PDP) Lemlit Unpad.

Recommended