View
108
Download
4
Category
Preview:
Citation preview
1. SEBELUM MENGENAL HEWAN SEBAGAI ALAT ANGKUTAN
2. SETELAH MENGENAL HEWAN SEBAGAI ALAT ANGKUTAN Manusia sudah mengenal konstruksi jalan.
* Bentuk jalan bertangga – tangga sudah dibuat lebih mendatar.
* Batu – batu yang ditempatkan jarang – jarang ditempat yang jelek sudah dibuat lebih kerap.
3. SETELAH MENGENAL KENDARAAN BERODA
KONSTRUKSI1. Jalan Tanah : adalah jalan yang bahan
perkerasannya tanah, yang didapat dari meratakan muka tanah, apakah itu diperlukan penggalian atau timbunan.
Timbunan :
Jalur LL
Sal. Pembuang
Antara 10 – 20 m
Tanggul
3 – 5 %
Galian :
2. Jalan Kerikila.
Jalur LL
3 – 5 %
Muka Tanah
Berm
Batu Kerikil
4 – 6 cm
BermBatu Kerikil
Batu pinggir batu kali 10/15
3. Jalan Batu Pecah
a.
4. JALAN SISTEM TELFORDBahan dasar untuk lapisan cengkam yang dipakai adalah batu kali
Pasir Kasar Batu Pecah 6/7
Batu Kerikil (Permulaan)
Batu Pinggir
Batu Kali / Pecah
b.
4 – 8 cm
Pasir Aspal → lap. aus
Batu Kali 5 / 7
Batu Kali 15 / 20 – 25 / 30
Pasir Urug 10 – 20 cm
P
Prinsip : Desak mendesak
Batu Pinggir
Batu Kali
10 / 15 – 15 / 25
5. JALAN SISTEM MAC. ADAM
Batu Pecah
Prinsip : Tumpang Tindih
5. JALAN PENETRASI
2 / 3
15 / 20
Pasir Urug
3 / 5
7. JALAN BUTAS
Aspal Beton
15 / 20
Pasir Urug
8. JALAN ASPAL BETON
15 / 20
Pasir Urug
Aspal BetonAspal Lama5 / 7
Pembuatan Jalan : Jalan Baru Peningkatan Jalan / Highway Betterment
Konstruksi saat ini yang banyak kita pakai dengan urutan sebagai berikut :
1. Badan Jalan2. Sub. Base Course3. Base Course4. a. Asphalt Concrete
b. TBST
Pekerjaan yang akan kita kerjakan :1. REKONSTRUKSI
Melaksanakan kons. yang dikehendaki, adakalanya dari Embankment atau hanya dari Sub Grade Preparation saja.
2. RE-SURFACE: Pekerjaan penambahan sub base saja, baik lebar maupun tebalnya.
3. OVERLAY : Pada umumnya kita menambah lapisan aspal ( AC ) langsung diatas aspal/ jalan lama.
Ilmu tentang konstruksi jalan raya dapat dibedakan menjadi 3 bagian :
1. Perhitungan tebal perkerasan2. Konstruksi perkerasan3. Perencanaan geometrik
Perkembangan cara perhitungan tebal perkerasan dapat dibagi
3 bagian :1. Menitik beratkan pada pengalaman dilapangan2. Menitik beratkan pada teori dan analisa3. Mengembangkan rumus teoritis tsb. Dengan percobaan –
percobaan yang intensif di lab.
RUMUS EMPIRIS :
1. Berdasarkan Klas Jalan dan Keadaan Tanah Dasar h = k1 . P
dimana : h = tebal perkerasan ( cm )P = klas jalan ( ton ) ( ESAL )k1= suatu koeffisien ( cm/ton ) tergantung tanah dasarnya.
Tabel 1. Klas Jalan di Indonesia yang Masih Berlaku
No.Klas Jalan Tek. Gandar Tunggal
1.2.3.4.5.6.
Klas IKlas IIKlas IIIKlas IIIaKlas IVKlas VI
7 ton5 ton
3,5 ton2,75 ton
2 ton1,5 ton
Tabel 2. Nilai Koefisien k
No. Koef.Tanah Dasar Jenis Tanah Dasar Nilai k1
1 Tanah Bagus * Tanah Pasir Berkerikil 2,5 (cm/ton)
* Tanah Pasir Berbatu
2 Tanah Baik * Tanah Pasir 5 (cm/ton)
3 Tanah Sedang * Tanah Liat/ Silt 7,5 (cm/ton)
4 Tanah Jelek * Tanah Liat Mengandung Organik 10 (cm/ton)
Contoh : Hitung tebal perkerasan jalan kelas I di tanah baik. h = k1 . P = 5 x 7 = 35 cm.
2. Berdasarkan Jumlah Tonase Kendaraan yang Lewat dan Keadaan Tanah Dasar.
h = k2. ∑P
dimana : h = tebal perkerasan ( cm ) ∑P = P1 + P2 + P3 + ......
= jumlah tonase kend. Yg lewat. k2 = suatu koef. ( cm/ 100 ton )
Tabel 3. Nilai k2 dan Tebal Minimum
No.
Klasifikasi Tanah Dasar
Nilai k2 Tebal Minimum Perkerasan
1.2.3.4.
BagusBaik
SedangJelek
1 cm/100 t2,5 cm/100 t3 cm/100 t4 cm/100 t
10 cm20 cm30 cm40 cm
PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN DENGAN METHODE TANPA BAHAN PENGIKAT
( UNBOUND METHODE )
σα = (σtnh ) σα = tek.dari atas akibat muatan kend. σtnhtnh = Daya dukung tanah dasar yang
diijinkan.
Pada konstruksi perkerasan yang konvensionalada 3 lapisan :1. Lapisan teratas ( surface ) dibuat dari beton aspal
( AC )2. Lapisan tengah ( base ) dibuat dari batu pecah
kualitas baik.3. Lapisan bawah ( sub base ) dibuat dari batu pecah
kualitas sedang atau
PW = ½ P
t
r = h
h 45o
h = tebal perkerasanP = tekanan gandar ( statis ) maksimumW = ½ P = tekanan roda statist = kekuatan tanah dasar = koef. Keamanan untuk kejut dan untuk getaran karena lalu lintas.P dinamis = .P = 1,25 – 4 ( tergantung lalu lintasnya)
HUKUM KESEIMBANGAN :Gaya muatan atas karena W harus sama dengan gaya dukung dari tanah dasar karena t.
W = luas daerah tekanan x t½ P = r2 x t
= . h2 . tjadi : h = ( statis )......1.
h = ( dinamis ) ........ 1a
t
P
.2
t
P
.2
.
Hubungan antara CBR, E ( modulus Elastisitas ) dari tanah dan t.
Rumus umum : t = . EMenurut Yeuffroy’s, = 0,008Menurut Heukolom, E = ± 110 CBR ( % )Menurut Darmon, E = ± 100 CBR ( % )Untuk tanah diambil E = 100 CBRSehingga didapat : t = . E
= 0,008 x 100 CBR t = 0,8 CBR
Harga t ini dimasukkan ke rumus 1a :
h = = =
SISTIM CBR
t
P
..2
.CBR
P
8,0.2
.
CBR
P
..6,1
.
Harga koef. Kejut menurut Asphalt Institute :a = 4 : lalu lintas sangat padatb = 3,085 : lalu lintas padatc = 2,170 : lalu lintas sedangd = 1,25 : lalu lintas jarang
Bila koef. Tersebut dimasukkan rumus 1a, maka :
Ha = 28 ; Hc = 20 ;
Hb = 25 ; Hd = 16 ;
CBR
P
CBR
P
CBR
P
CBR
P
Jalan lingkar selatan direncanakan untuk jalan klas II dengan muatan gandar maksimum 14,0 ton dengan lalu lintas padat. CBR tanah liat / pasir laut yang dipadatkan untuk tanah dasar diambil 5 %.
H = 25 = 25 = 41,8 42 cm
CONTOH SOAL
CBR
P5
14
4 Surface (Stabilitas Marshall 1500)8 Binder (Stabilitas Marshall 800)20 Base CBR 80 %10 Sub. Base CBR 20 %
Gambar Rencana Konstruksi :
Menurut Kerkhoven dan Darmon : * Pada muatan titik tidak berulang : t = . E
* Pada muatan titik berulang n kali : t
=
Bila dimasukkan ke rumus 1 : h =Akibat muatan berulang :
h =
h = .........1b
n
E
log7,01
.
FAKTOR LALU LINTAS
t
P
.2
n
EP
log7,01
.2
E
Pn
.2
)log7,01(
dari 1a: h =
h =
Dari 1a dan 1b dapat dibandingkan bahwa : = 1 + 0,7 log nlalu : t = . E = 0,008 . E = 0,8 CBRdimasukkan ke rumus 1b :
h =
h =
t
P
.2
.
E
P
..2
.
CBR
Pn
.8,0.2
)log7,01(
CBR
nP )log7,01(14
P = Pmaks., kalau dijadikan Po ( tonase klas jalan ), maka :
P = 2Po → h = 14
h = 20
CBR
nPo )log7,01(2
CBR
nPo )log7,01(
Bila dicocokkan dengan nilai yang dulu : = 1 + 0,7 log n
No. Kod
e
Klasifikasi Lalu lintas
Nilai n maks.
yg sekarang (=1+0,7log
n )
yang dulu
abcd
LL sangat PadatLL padat
LL sedangLL jarang
10.0001.00010010
3,83,12,41,7
43,0852,1701,25
Menghitung Tebal Lapisan – Lapisan D1, D2, D3
htd = tinggi konst. Sampai sub grade
htd = tinggi konst. Sampai sub base
htd = tinggi konst. Sampai base
Rumus – Rumus :
a. hb = D1 =
b. hsb = D2 =
c. htd = D3 =
CBRbase
nPo )log7,01(20
CBRsubbase
nPo )log7,01(20
eCBRsubgrad
nPo )log7,01(20
Bila faktor – faktor regional diperhitungkan, maka faktor LL ( n ) diganti dengan no, dimana :
no = . . n
= faktor keadaan drainase setempat
= faktor curah hujan setempat
n = LL ekivalen rencana
no = LL ekivalen yang diperhitungkan.
Nilai Ekivalen Tebal Lapisan ( a )
RUMUS ANALITIS DENGAN BAHAN PENGIKAT( BOUND METHOD )
45o
I II
D1
D2
D3
Jadi sesungguhnya, h = D1 tg α1 + D2 tg α2 + D3 tg α3
Bila h = heq, maka : tg α1 = a1
tg α2 = a2
tg α3 = a3
Sehingga : heq = a1D1 + a2D2 + a3D3
heq =
CBR
nPo )log7,01(20
Beberapa Contoh Kombinasi Konstruksi :a. Kombinasi : - D1 = Surface dari aspal beton klas A - D2 = Base dari batu pecah dengan CBR 80 - D3 = Sub base dari sirtu dengan CBR 30 Rumus : heq = 2 D1 + D2 + 0,75 D3
b. Kombinasi : - D1 = Surface dari aspal beton klas B - D2 = Base dari batu pecah dengan CBR 80 - D3 = Sub base dari sirtu dengan CBR 30 Rumus : heq = 1,5 D1 + D2 = 0,75 D3
c. Kombinasi : - D1 = Surface dari aspal beton klas C - D2 = Base dari batu pecah dengan CBR 80 - D3 = Sub base dari sirtu dengan CBR 30 Rumus : heq = D1 + D2 + 0,75 D3
Lamanya air tertahan didalam konstruksi perkerasan/ tanah dasar sangat dipengaruhi :
a. Keadaan drainase.b. Lamanya atau banyaknya curah hujan didaerah tsb.
c. Sifat tanah menahan air.
Rumus umum : heq =
no = u. . . n
heq =
FAKTOR REGIONAL
CBR
nPo )log7,01(20
CBR
nuPo )...log7,01(20
heq = a1D1 + a2D2 + a3D3
dimana :no = LL ekivalen yang diperhitungkanu = UR ( tahun ) = faktor keadaan drainase lingkungan = faktor curah hujan dan P.I bahan/ tanah dasarn = LL ekivalen yang direncanakan
No. Klasifikasi Air Tanah Jenis Tanah
1.2.3.4.
BagusBaik
SedangJelek
DalamDalamTinggiTinggi
Berbutir kasarBerbutir halusBerbutir kasarBerbutir halus
1,0 – 1,51,5 – 2,52,5 – 3,53,5 – 5,0
Tabel 4. Faktor Drainase ( )
Tabel 5. Faktor Curah Hujan ( )
No. PI 10 PI = 10 - 20 PI = 20 - 30
1.2.3.
JarangSedangBanyak
=1,25-1,75=1,75-2,50=2,50-4,00
=2,00-2,50=2,50-4,00=4,00-7,00
=2,50-3,00=3,00-6,00=6,00-12,5
Tabel 6. Faktor Lalu Lintas
No.Klasifikasi Kepadatan
LL
LER ( n ) D1+D2 min
( cm )
D1 min
( cm )
1234
Sangat PadatPadat
SedangJarang
> 1000100– 1.00010 – 100
1 - 10
252015
12,5
9 -107 – 87 – 84 – 5
Jenis Tanah
Curah Hujan
MACAM – MACAM PERKERASAN
1. Flexible Pavement2. Rigid Pavement3. Composite Pavement
1. FLEXIBLE PAVEMENTBahan perkerasan terdiri dari : Bahan ikat ( aspal ), batu.Umumnya terdiri dari 3 lapis atau lebih.
TEBAL PERKERASANBASE COARSE
SUB BASE COARSE
SURFACE COARSE
SUB GRADE
P TON
2. RIGID PAVEMENT Bahan perkerasan terdiri dari : Bahan ikat ( PC ), batu.
Base Coarse
Tebal Slab Beton
Joint Joint
Sub Grade
3. COMPOSITE PAVEMENT
Merupakan kombinasi antara Rigid dan Flexible Pavement.
Flexible
Rigid
Perencanaan Perkerasan, Meliputi : a. Structural Pavement Design
Yaitu menentukan tebal dari pavement dan komponennya. Misal : Tebal flexible pavement dan perinciannya untuk ketebalan surface, base dan sub base.
b. Paving Mixture Design Yaitu menentukan jenis dan kualitas bahan yang digunakan beserta bagian-bagiannya.Misal : kualitas beton, perbandingan campuran antara semen, pasir dan kerikil.
ASPAL Macam-macam aspal :a. Aspal alam, terdapat di alam, misalnya : - Lake Asphalt : Trinidad, Bermuda - Rock Asphalt : P. Butonb. Aspal Buatan, diperoleh dari distilasi minyak tanah mentah. Ada 2 macam : * Aspal keras ( asphalt cement – AC )
* Aspal cair ( cutback asphalt ) termasuk juga aspal emulsi.
ASPAL KERAS ( AC ) Ada beberapa jenis aspal keras, missal : AC.40-50; AC.50-60; AC.60-80 dll.
BAHAN PERKERASAN
Syarat umum AC :* AC berasal dari hasil minyak bumi* Kadar parafin dalam aspal tidak melebihi 2 %* Tidak mengandung air dan tidak berbusa jika dipanaskan sampai 175o C.
ASPAL CAIRDibuat dengan mencampur AC dan hasil penyulingan minyak
mentah.AC + gasoline → RCAC + kerosen → MCAC + diesel oil → SC
2. BATU PECAH ( AGREGATE ) Terdiri atas agregat alam maupun buatAgregat dapat dinyatakan dengan mengukur butiran. Untuk mengetahui butiran, dikenal beberapa ukuran saringan :
1 ¼” no.8 – 2,36 mm no.80 – 0,177 mm 1” no.10 – 2,00 mm no.100 – 0,150 mm ¾” no.30 – 0,60 mm no.120 – 0,120 mm ½” no.40 – 0,42 mm no.140 – 0,105 mm no. 4 – 4,76 mm no.60 – 0,25 mm no.200 – 0,074 mm
Macam – macam agregat berdasarkan ukuran butirannya :* Agregat Kasar, butiran yang tinggal diatas 4.
* Agregat Halus, butiran yang terletak 4 - 200* Agregat Pengisi, butiran yang lolos 200.
Pada pekerjaan jalan, penggunaan agregat biasanya ditunjukkan dengan menuliskan gradasi dari agregat yang akan digunakan.
Contoh : agregat untuk base coarse dituliskan gradasinya sbb :
Saringan 1 ½ “ 1 “ ½ “ No. 4 No. 200
% butiran lolos 100 75 - 95 35 - 65 30 - 40 0 - 7
Contoh pencampuran beberapa agregat dengan gradasi yang berbeda sebagai berikut :* Agregat A dan B dengan gradasi yang berbeda harus dicampur sehingga mendapatkan campuran yang memenuhi limit spesifikasi C.
% Lolos
A B C
2”1 ½ “¾ “no.4
no.10no.200
1001006525153
100958550407
10090 –10065 – 8030 – 4020 – 35
0 – 5
Penyelesaian :1. Gradasi agregat A digambarkan pada sisi kiri.2. Gradasi agregat B digambarkan pada sisi kanan.3. Titik pada gradasi A dan B yang mempunyai butiran/
ayakan yg sama saling dihubungkan.4. Gambarkan pada garis – garis hubung tersebut batas –
batas gradasi agregat C untuk nomor ayakan yang sama.5. Tentukan daerah/ garis yang masuk dalam batasan tersebut
dan dengan demikian akan didapat perbandingan campuran A dan B yang memenuhi gradasi agregat C.
Analisa Saringan untuk 3 Fraksi
% Saringan No. ¾” 3/8” No.4 No.8 No.30 No.50 No.200
LOLOS
Limit Spesifikasi 95/100 65/85 40/75 25/60 15/30 10/20 3/11
Agg. Fraksi I 90 40 25 10 2,5 1,0 0,5
Agg. Fraksi II 98 94 70 35 10 5 2
Agg. Fraksi III 100 97 90 75 40 25 15
Saringan No. ¾” 3/8” No.4 No.8 No.30 No.50 No.200
Agg. Fraksi I ( 23,33 )
20,99 9,33 5,83 2,333 0,583 0,233 0,117
Agg. Fraksi II ( 11,67 )
11,44 10,97 8,17 4,085 1,167 0,584 0,233
Agg. Fraksi III ( 65 % )
65 63,05 58,50 48,75 26,00 16,25 9,75
Limit Spesifikasi 95/100 65/85 40/75 25/60 15/30 10/20 3/11
Campuran 97,43 83,35 72,50 55,17 27,75 17,06 10,10
1. Rencanakan : Tebal perkerasan untuk jalan 2 jalur 2 arah, data lalu lintas tahun 2005 seperti dibawah ini, dengan umur rencana : a. 10 tahun b. 15 tahun.2. Data – Data : * Kendaraan ringan 2 ton ( 1 + 1 ) = 3500 kend. * Bus 8 ton ( 3 + 5 ) = 1750 kend. * Truk 2 as 13 ton ( 5 + 8 ) = 450 kend. * Truk 3 as 20 ton ( 6 + 7.7 ) = 120 kend. * Truk 5 as 30 ton ( 6 + 7.7 + 5 + 5 ) = 80 kend.
LHR2005 = 5.900 kend/hr/2 jalur
Jalan akan dibuka tahun 2008 ( awal umur rencana ) dengan i = 4 %, perkembangan lalu lintas ( i ) = untuk 10 th = 6% dan untuk 15 th = 5%.CBR tanah dasar = 3,4 % ; IP = 2,0 ; FR = 1,0Bahan – Bahan Perkerasan :
→ Asbuton ( MS. 744 ) → Batu Pecah ( CBR 100 )
→ Sirtu ( CBR 60 )
LALU LINTAS TINGGI
3. Penyelesaian : LHR pada tahun 2008 ( awal UR ) dengan rumus ( 1 + i )n
Kend. Ringan 2 t = 3937 kend. Bus 8 t= 1968 kend. Truk 2 as 13 t
= 506 kend. Truk 3 as 20 t= 135 kend. Truk 5 as 30 t
= 90 kend.
LHR pada tahun ke 10* Kend. Ringan 2 t = 7051 kend.* Bus 8 t = 3525 kend.* Truk 2 as 13 t = 906 kend.* Truk 3 as 20 t = 241 kend.* Truk 5 as 30 t = 161 kend.
LHR pada tahun ke 15* Kend. Ringan 2 t = 8185 kend.* Bus 8 t = 4091 kend.* Truk 2 as 13 t = 1052 kend.* Truk 3 as 20 t = 282 kend.* Truk 5 as 30 t = 187 kend.
Setelah dihitung, angka ekivalen ( E ) masing-masing kend. sbb :
* Kend. Ringan 2 t = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004* Bus 8 t = 0,0183 + 0,1410 = 0,1593* Truk 2 as 13 t = 0,1410 + 0,9238 = 1,0648* Truk 3 as 20 t = 0,2923 + 0,7452 = 1,0375* Truk 5 as 30 t = 1,0375 + 2 (0,1410) =
1,3195
MENGHITUNG LEP :* Kend. Ringan 2 t = 0,50 x 3937 x 0,0004 = 0,7874* Bus 8 t = 0,50 x 1968 x 0,1593 = 156,75* Truk 2 as 13 t = 0,50 x 506 x 1,0648 = 268,39* Truk 3 as 20 t = 0,50 x 135 x 1,0375 = 70,03* Truk 5 as 30 t = 0,50 x 90 x 1,3195 = 59,38
LEP = 556,34
MENGHITUNG LEA 10 TAHUN :* Kend. Ringan 2 t = 0,50 x 7051 x 0,0004 = 1,4102* Bus 8 t = 0,50 x 3525 x 0,1593 = 280,77* Truk 2 as 13 t = 0,50 x 906 x 1,0648 = 482,35* Truk 3 as 20 t = 0,50 x 241 x 1,0375 = 125,02* Truk 5 as 30 t = 0,50 x 161 x 1,3195 = 106,22
LEA10 = 995,77
MENGHITUNG LEA 15 TAHUN :* Kend. Ringan 2 t = 0,50 x 8185 x 0,0004 = 1,637* Bus 8 t = 0,50 x 4091 x 0,1593 = 325,85* Truk 2 as 13 t = 0,50 x 1052 x 1,0648 = 560,08* Truk 3 as 20 t = 0,50 x 280 x 1,0375 = 145,25* Truk 5 as 30 t = 0,50 x 187 x 1,3195 = 123,37
LEA15 = 1156,19
MENGHITUNG LET :LET10 = ½ ( LEP + LEA10 ) = ½ ( 556,34 + 995,77 )
= 776,06LET15 = ½ ( LEP + LEA15 ) = ½ ( 556,34 + 1156,19 )
= 1284,41
MENGHITUNG LER :LER10 = LET10 x UR/10 = 776,06 x 10/10 = 776,06LER15 = LET15 x UR/10 = 1284,41 x 15/10 = 1926,62
MENCARI ITP :CBR tanah dasar = 3,4 % ; DDT = 4 ; IP = 2,0 : FR = 1,0LER10 = 776,06 → ITP10 = 10 ( IP0 = 3,9 – 3,5 )LER15 = 1926,62 → ITP15 = 11 ( IP0 = 3,9 – 3,5 )
MENETAPKAN TEBAL PERKERASAN* UR = 10 TAHUN ITP = a1D1 + a2D2 + a3D3
10 = 0,35D1 + 0,14. 20 + 0,12. 1010 = 0,35D1 + 4
D1 = 17,14 17,5 cm
* UR = 15 TAHUN ITP = a1D1 + a2D2 + a3D3
11 = 0,35D1 + 0,14. 20 + 0,12. 1011 = 0,35D1 + 4
D1 = 20 cm
1. Rencanakan :Tebal perkerasan untuk jalan 2 jalur, data-data lalu lintastahun 2005 seperti dibawah ini, dan umur rencana : ( 5 + 5 )Jalan dibuka tahun 2008 ( i selama pelaksanaan = 3,2 %per tahun ) FR = 1,0 dan data CBR tanah dasar = 3,4 %.2. Data – Data Lalu Lintas :* Kendaraan ringan 2 ton ( 1 + 1 ) = 4785* Bus 8 ton ( 3 + 5 ) = 2580* Truk 2 as 13 ton ( 5 + 8 ) = 1875* Truk 3 as 20 ton ( 6 + 7.7 ) = 925* Truk 5 as 30 ton ( 6 + 7.7 + 5 + 5 ) = 70
LHR 2005 = 10.225 kend/hr/2
jurusanPerkembangan Lalu Lintas ( i ) = 3,8 %Bahan – Bahan Perkerasan :
* Laston ( MS.590 )* Batu Pecah Klas A* Sirtu Klas B
PERENCANAAN KONSTRUKSI BERTAHAP
* PENYELESAIAN :LHR pada tahun 2008 ( awal umur rencana ) : i = 3,2 %Rumus : LHR ( 1 + i ) n* Kendaraan ringan 2 ton ( 1 + 1 ) = 5259,2* Bus 8 ton ( 3 + 5 ) = 2835,6* Truk 2 as 13 ton ( 5 + 8 ) = 2060,8* Truk 3 as 20 ton ( 6 + 7.7 ) = 1016,6* Truk 5 as 30 ton ( 6 + 7.7 + 5 + 5 ) = 76,9
LHR pada tahun ke 5, 10 ( Akhir Umur Rencana ) : i = 3,8 %
5 tahun 10 tahun* Kendaraan ringan 2 ton = 6337,3 7636,9* Bus 8 ton = 3417,0 4117,4* Truk 2 as 13 ton = 2483,2 2992,3* Truk 3 as 20 ton = 1225,0 1476,2* Truk 5 as 30 ton = 92,7 111,7
Angka Ekivalen ( E )* Kendaraan ringan 2 ton = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004* Bus 8 ton = 0,0183 + 0,1410 = 0,1593 * Truk 2 as 13 ton = 0,1410 + 0,9238 = 1,0648* Truk 3 as 20 ton = 0,2923 + 0,7452 = 1,0375* Truk 5 as 30 ton = 1,0372 +2(0,1410) = 1,3195
Menghitung LEP : Rumus C x LHR x E* Kendaraan ringan 2 ton = 0,50 x 5259,2 x 0,0004 = 0,0518* Bus 8 ton = 0,50 x 2835,6 x 0,1593 = 225,9* Truk 2 as 13 ton = 0,50 x 2060,8 x 1,0648 = 1097,1* Truk 3 as 20 ton = 0,50 x 1016,0 x 1,0375 = 527,4
* Truk 5 as 30 ton = 0,50 x 76,9 x 1,3195 = 50,8
LEP = 1901,25
Menghitung LEA : Rumus C x LHR x E- 5 Tahun* Kendaraan ringan 2 ton = 0,50 x 6337,3 x 0,0004 = 1,2674* Bus 8 ton = 0,50 x 3417,0 x 0,1593 = 272,16* Truk 2 as 13 ton = 0,50 x 2483,2 x 1,0648 = 1322,1* Truk 3 as 20 ton = 0,50 x 1225,0 x 1,0375 = 635,51* Truk 5 as 30 ton = 0,50 x 92,7 x 1,3195 = 61,165
LEA5 = 2292,21- 10 Tahun* Kendaraan ringan 2 ton = 0,50 x 7636.9 x 0,0004 = 1.5274* Bus 8 ton = 0,50 x 4117.4 x 0,1593 = 327,9* Truk 2 as 13 ton = 0,50 x 2992.3 x 1,0648 = 1593.1* Truk 3 as 20 ton = 0,50 x 1476.3 x 1,0375 = 765.8* Truk 5 as 30 ton = 0,50 x 111.7 x 1,3195 = 73.7
LEA10= 2762,02
Menghitung LETLET5 = ½ ( LEP + LEA5 ) = ½ ( 1901,25 + 2292,21 ) = 2096,73 LET10 = ½ ( LEA5 + LEA10 )
= ½ ( 2292,21 + 2762,12 ) = 2527,17
Menghitung LER :LER5 = LET5 x UR/10 = 2096,73 x 5/10 = 1048,37
LER10 = LET10 x UR/10 = 2527,17 x 10/10 = 2527,17
Mencari ITP :CBR = 3,4 ; DDT = 4 ; IP = 2,0 ; FR = 1,0 ; IP0 = 3,9 – 3,51,67 LER5 =1750,78 ITP5 =2,5 LER10 = 6317,93 ITP10 =
Menetapkan Tebal Perkerasan :* UR = ( 5 + 5 ) tahun ITP5 = a1D1 + a2D2 + a3D3
= 0,35 D1 + 0,13 . 20 + 0,11 . 10 = 0,35 D1 + 3,70,35 D1 = D1 = ITP10 = a1D1 + a2D2 + a3D3 = 0,35 D1 + 0,13 . 20 + 0,11 . 10 = 0,35 D1 + 3,70,35 D1 = D1 = Susunan Perkerasan 5 Tahun
Laston MS 590 =Batu Pecah Klas A = 20 cmSirtu Klas B = 10 cm
Susunan Perkerasan 10 TahunLaston MS 590 =Batu Pecah Klas A = 20 cmSirtu Klas B = 10 cm
1. RencanakanTebal lapisan tambahan lama 2 jalur, data lalu lintas tahun
2000 seperti di bawah ini, dan umur rencana adalah :a. 5 tahun b. 10 tahun
Susunan perkerasan jalan lama :* Asbuton ( MS 744 ) = 10,5 cm* Batu Pecah ( CBR 100 ) = 20 cm* Sirtu ( CBR 50 ) = 10 cm
Hasil penilaian kondisi jalan menunjukkan bahwa pada lapis permukaan Asbuton terlihat crack sedang, beberapa deformasi pada jalur roda akibat jumlah lalu lintas yang melebihi perkiraan semula. FR = 1,0
PELAPISAN TAMBAHAN
2. Data – data :* Kendaraan ringan 2 ton ( 1 + 1 ) = 2000 kendaraan* Bus 8 ton ( 3 + 5 ) = 600 kendaraan* Truk 2 as 13 ton ( 5 + 8 ) = 100 kendaraan* Truk 3 as 20 ton ( 6 + 7.7 ) = 60 kendaraan* Truk 5 as 30 ton ( 6 + 7.7 + 5 + 5 )= 20 kendaraan
LHR2000 = 2780 kend./ hari/ 2 jurusan
* Perkembangan lalu lintas ( i ) :untuk 5 tahun = 8 %untuk 15 tahun = 6 %
* Bahan lapis tambahan Asbuton ( MS 744 )
3. Penyelesaian
LHR pada tahun ke 5, rumus ( 1 + i )n :* Kendaraan ringan 2 ton = 2938,6 kendaraan* Bus 8 ton = 881,6 kendaraan* Truk 2 as 13 ton = 146,9 kendaraan* Truk 3 as 20 ton = 88,2 kendaraan* Truk 5 as 30 ton = 29,4 kendaraan
LHR pada tahun ke 15, ( akhir umur rencana ), rumus ( 1 + 1 )n :* Kendaraan ringan 2 ton = 4793,1 kendaraan* Bus 8 ton = 1437,9 kendaraan* Truk 2 as 13 ton = 239,7 kendaraan* Truk 3 as 20 ton = 143,8 kendaraan* Truk 5 as 30 ton = 47,9 kendaraan
Setelah dihitung angka ekivalen ( E ) masing – masing kendaraan sebagai berikut :* Kendaraan ringan 2 ton ( 1 + 1 ) = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004* Bus 8 ton ( 3 + 5 ) = 0,0183 + 0,1410 = 0,1593* Truk 2 as 13 ton ( 5 + 8 ) = 0,1410 + 0,9238 = 1,0648* Truk 3 as 20 ton ( 6 + 7.7 ) = 0,2923 + 0,7452 = 1,0375* Truk 5 as 30 ton ( 6 + 7.7 ) + 5 + 5 = 1,0375 + 2 (1,3195) = 1,3195
Menghitung LEP :* Kendaraan ringan 2 ton = 0,50 x 2000 x 0,0004 = 0,400* Bus 8 ton = 0,50 x 600 x 0,1593 = 47,790* Truk 2 as 13 ton = 0,50 x 100 x 1,0648 = 53,240* Truk 3 as 20 ton = 0,50 x 60 x 1,0375 = 31,125* Truk 5 as 30 ton = 0,50 x 20 x 1,3195 = 13,194
LEP = 145,759
Menghitung LEA : 5 Tahun
* Kendaraan ringan 2 ton = 0,50 x 2938,6 x 0,0004 = 0,588* Bus 8 ton = 0,50 x 881,6 x 0,1593 = 70,219* Truk 2 as 13 ton = 0,50 x 146,9 x 1,0648 = 78,210* Truk 3 as 20 ton = 0,50 x 88,2 x 1,0375 = 45,754* Truk 5 as 30 ton = 0,50 x 29,4 x 1,3195 = 19,395
LEA5 = 145,759 15 Tahun
* Kendaraan ringan 2 ton = 0,50 x 4793,1 x 0,0004 = 0,959* Bus 8 ton = 0,50 x 1437,9 x 0,1593 = 114,529* Truk 2 as 13 ton = 0,50 x 239,7 x 1,0648 = 127,616* Truk 3 as 20 ton = 0,50 x 143,8 x 1,0375 = 74,596* Truk 5 as 30 ton = 0,50 x 47,9 x 1,3195 = 31,600
LEA15 = 349,300
Menghitung LET :LET5 = ½ ( LEP + LEA5 ) = ½ ( 145,749 + 214,166 )
= 180LET15 = ½ ( LEP + LEA15 ) = ½ ( 145,749 + 249,300 )
= 248
Menghitung LER :LER5 = LET5 x UR / 10 = 180 x 5 / 10 = 90
LER15 = LET15 x UR / 10 = 248 x 10 / 10 = 372
Mencari ITP :CBR tanah dasar = 3,4 % ; DDT = 4IP = 2,0FR = 1,0LER5 = 90 ITP5 = 7,1 ( IP0 = 3,9 – 3,5 )
LER15 = 372 ITP15 = 8,8 ( IP0 = 3,9 – 3,5 )
Menetapkan tebal lapis tambahan : Kekuatan tebal lapis tambahan :Asbuton ( MS 744 ) 10,5 cm = 60 % x 10,5 x 0,35 = 2,2Batu Pecah ( CBR 100 ) 20 cm= 100 % x 20 x 0,14 = 2,8Sirtu ( CBR 50 ) 10 cm = 100 % x 10 x 0,12 = 1,2
ITP ada = 6,2
UR = 5 tahunITP = ITP5 - ITP ada = 7,1 – 6,2 = 0,9
0,9 = 0,35 . D1
D1 = 2,6 = 3 cm Asbuton ( MS 744 )
UR = 15 tahunITP = ITP5 - ITP ada = 8,8 – 6,2 = 2,6
2,6 = 0,35 . D1
D1 = 7,4 ≈ 7,5 cm Asbuton ( MS 744 )
Tabel 8.1 Nilai Kondisi Perkerasan Jalan1.Lapis Permukaan
• Umumnya tidak crack, hanya sedikit deformasi pada jalur roda.
• Terlihat crack halus, sedikit deformasi pada jalur roda namun masih tetap stabil.
• Crack sedang, beberapa deformasi pada jalur roda, pada dasarnya masih menunjukkan kestabilan.
• Crack banyak, demikian juga deformasi pada jalur roda, menunjukkan gejala ketidakstabilan.
90 % - 100 %
70 % - 90 %
50 % - 70 %
30 % - 70 %
2. Lapis Pondasi
a. Pondasi aspal beton atau penetrasi macadam• Umumnya tidak crack• Terlihat crack halus, namun masih stabil• Crack sedang, pada dasarnya masih
menunjukkan kestabilan• Crack banyak, menunjukkan gejala
ketidakstabilan
b. Stabilisasi tanah dengan semen atau kapur :• Plastisitas Index ( PI ) ≤ 10
c. Pondasi makadam atau batu pecah :• Plastisitas Index ( PI ) ≤ 6
90 % - 100 %
70 % - 90 %
50 % - 70 %
30 % - 50 %
70 % - 100 %
60 % - 100 %
3. Lapis Pondasi Bawah
• Plastisitas Index ( IP ) ≤ 6
• Plastisitas Index ( IP ) ≤ 10
90 % - 100 %
70 % - 100 %
ANGKA EKIVALENBEBAN SATU SUMBU ANGKA EKIVALEN
Kg Lbs SUMBU TUNGGAL SUMBU GANDA
1000 2.025 0.0002 -
2000 4.409 0.0036 0.0003
3000 6.614 0.0183 0.0016
4000 8.818 0.0577 0.0050
5000 11.023 0.1410 0.0121
6000 13.228 0.2923 0.0251
7000 15.432 0.5415 0.0466
8000 17.637 0.9238 0.0794
8160 18.000 1.0000 0.0860
9000 19.841 1.4798 0.1273
10.000 22.046 2.2555 0.1940
11.000 24.251 3.3022 0.2840
12.000 26.455 4.6670 0.4022
13.000 28.660 6.4419 0.5540
14.000 30.864 8.6647 0.7452
15.000 33.069 11.4194 0.9820
16.000 32.276 14.7815 1.2712
Recommended