View
23
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
MANAJEMEN BMT (BAITUL MAL WAT TAMWIL) AGAM MADANI
DALAM MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT MISKIN DI
NAGARI PANAMPUANG KECAMATAN AMPEK ANGKEK
KABUPATEN AGAM PROVINSI SUMATERA BARAT
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan
Memenuhi Syarat-syarat dalam Mencapai
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh :
DESI PURNAMA SARI
NIM. 14.13.1.004
Program Studi : Manajemen Dakwah
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
T.A 2018
Nomor : Istimewa Medan, 05 Juni 2018
Lamp. : - Kepada Yth.
Hal : Skripsi Bapak Dekan Fakultas Dakwah
A.n. Desi Purnama Sari dan Komunikasi UIN-SU
Di-
Medan
Assalamu’alaikum wr. Wb
Setelah membaca, meneliti dan memberikan saran-saran seperlunya untuk
memperbaiki dan kesempurnaan skripsi mahasiswa a.n. Desi Purnama Sari, yang
berjudul: “Manajemen BMT Agam Madani Dalam Meningkatkan Ekonomi
Masyarakat Miskin di Nagari Panampuang Kecamatan Ampek Angkek Kabupaten
Agam”, kami berpendapat bahwa skripsi ini sudah dapat diterima untuk melengkapi
syarat-syarat mencapai gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos) pada Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Sumatera Utara, Medan.
Mudah-mudahan dalam waktu dekat, saudara tersebut dapat dipanggil untuk
mempertanggungjawabkan skripsinya dalam sidang Munaqasyah Fakultas Dakwah
dan Komunikasi UIN Sumatera Utara.
Demikianlah untuk dimaklumi dan atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Wassalam.
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Supardi, M. Ag. Muktarruddin, MA.
NIP. 19551112 198103 1 002 NIP. 19730514 199803 1 002
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Desi Purnama Sari
Nim : 14.13.1.004
Program Studi : Manajemen Dakwah
Judul Skripsi : Manajemen BMT Agam Madani Dalam Meningkatkan
Ekonomi Masyarakat Msikin di Nagari Panampuang
Kecamatan Ampek Angkek Kabupaten Agam.
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya serahkan ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, kecuali kutipan-kutipan dari ringkasan-ringkasan
yang semuanya telah saya jelaskan sumbernya. Apabila dikemudian hari terbukti atau
dapat dibuktikan skripsi ini hasil plagiat, maka gelar dan ijazah yang diberikan oleh
Universitas batal saya terima.
Medan, 05 Juni 2018
Yang membuat pernyataan
Desi Purnama Sari
NIM: 14.13.1.004
ABSTRAKSI
Nama : Desi Purnama Sari
Nim : 14.13.1.004
Fakultas : Dakwah Dan Komunikasi
Tempat/ T. L : Lubuk Hijau, 13 November 1995
Judul : Manajemen BMT Agam Madani Dalam Meningkatkan Ekonomi
Masyarakat Miskin Di Nagari Panampuang Kecamatan Ampek
Angkek Kabupaten Agam.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana manajemen yang
dipraktekkan dalam pengelolaan serta pengawasan dalam setiap pelaksanaan kegiatan
BMT Agam Madani. Dengan berdirinya BMT tersebut apakah dapat meningkatkan
ekonomi masyarakat miskin dan membantu masayarakat bawah. Bagaimana cara
BMT Agam Madani untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam
pembiayaan.
Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
mengumpulkan data secara langsung melalui wawancara dengan bapak Wali Nagari
Zulhendra, S. HI. Kepada manajer BMT Agam Madani ibu Hidayati Awalia, SE.
Kepada ibu Wike Lestari, SE sebagai marketing dan pembukuan serta nasabah yaitu
bapak Afrizal, ibu Fitri Norawati dan kepada ibu Yasmi. Dan observasi yang
dilakukan peneliti dengan melihat langsung kelokasi yaitu di kantor BMT dan ke
tempat usaha-usaha nasabah. Dokumentasi yaitu penelitian data yang diambil dari
berupa buku-buku, foto dan laporan-laporan yang berkaitan dengan BMT Agam
Madani Kec. Ampek Angkek Kab. Agam.
Hasil penelitian ini adalah bahwa kurang mempraktekkan manajemen dalam
pengelolaan dan pengurus serta pengawasan dalam pelaksanaan kegiatan BMT Agam
Madani kurang efektif. Hal tersebut dapat dilihat dengan tidak tercapainya anggaran
dasar yang sudah direncanakan dalam RAT baik itu pendapatan, pembiayaan serta
SHUnya walaupun selalu terjadi peningkatan dalam setiap tahunnya dan
permasalahan yang terjadi dalam pembayaran pengkreditan. Dengan berdirinya BMT
Agam Madani dapat membantu ekonomi masyarakat miskin dan usaha mikro dengan
memberikan penyaluran pembiayaan kepada masyarakat sehingga dapat
mengembangkan usaha mereka lebih produktif dan lebih maju lagi serta dapat
memperbaiki ekonomi mereka lebih baik dari pada sebelumya.
KATA PENGANTAR
الرحي مالرح ناللمبس
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Manajemen BMT Agam Madani Dalam Meningkatkan Ekonomi Masyarakat Msikin
di Nagari Panampuang Kecamatan Ampek Angkek Kabupaten Agam”. Salawat
beriring salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa dari zaman
jahiliyah ke zaman yang penuh pegetahuan seperti pada saan ini. Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT karena selalu
memberikan kelancaran atas pembuatan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini penulis sagat menyadari bahwa skripsi ini masih
banyak kekurangan. Namun, berkat usaha dan bantuan dari beragai pihak dan ridho
Allah SWT, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan, walaupun masih jauh dari
kesempurnaan. Ucapan terima kasih ananda ucapkan kepada Ayahanda Khairuddin
dan Ibunda Ermita Nasution yang telah memberikan dorongan moril, materil,
semangat, dan spiritual. Terima kasih yang sebesar-besarnya atas perhatian dan kasih
sayang yang kalian berikan kepada penulis, dan telah membesarkan ananda dengan
penuh cinta dan kasih sayang, jasa-jasa kalian tidak akan bisa terbalas walau dengan
apapun juga.
Ucapan terima kasih jugapenulis ucapkan kepada pihak-pihak yang turut
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini baik secara langsung maupun secara tidak
langsung yaitu:
1. Bapak Prof. Dr. Saidurrahman, M.Ag selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara Medan yang telah memberikan kesempatan bagi penulis
dalam mengikuti dan menjalankan pendidikan perkuliahan ini sampai
menyandang gelar sarjana.
2. Bapak Dr. Soiman, MA sebagai Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan.
3. Bapak Hasnun Jauhari Ritonga, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen
Dakwah (MD), Ibu Khatibah, MA selaku Sekretaris Jurusan Manajemen
Dakwah (MD).
4. Bapak Dr. Supardi, M.Ag. Selaku Pembimbing I yang telah banyak
memberikan bimbingan kepada penulis dari awal sampai selesainya skripsi
ini. Bapak Muktarruddin, MA. sebagai Pembimbing II yang telah banyak
memberikan saran dan kritik serta pengarahan dan bimbingan kepada penulis
dari awal sampai selesainya skripsi ini.
5. Kepada kakak saya Rezi Susanti, adek saya Muhammad Rafi, Sri Banun dan
Nurkholilah beserta keluarga dan famili semuanya.
6. Kepada Amru Hidayat Hasibuan yang sudah memberikan motivasi dan
semangat.
7. Kepada kawan-kawan satu kos pada kakak Aisyah, kakak Afrida, adek Yanti,
Maimunah, Hilda, Ulfi, Dwi, Nuri, Paida dan semuanya.
8. Kepada kawan-kawan kelas MD-A sejabat dan seperjuangan dalam menuntut
ilmu.
Medan, 10 Mei 2017
Penulis Skripsi
Desi Purnama Sari
NIM : 14.13.1.004
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................v
DAFTAR TABEL........................................................................................ .viii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 6
C. Batasan Istilah ..................................................................................... 7
D. Tujuan Penelitian ................................................................................ 8
E. Kegunaan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORITIS ................................................................ 13
A. Pengertian Manajemen ....................................................................... 13
1. Pelaksanaan .................................................................................. 11
2. pengawasan .................................................................................. 12
B. Pengertian BMT (Baitul Mal wat Tamwil) ........................................ 15
1. SistemKerjaDalamPengelolaan BMT .......................................... 18
2. Sumber Daya Manusia dan Strategi Dalam
Pelaksanaanya di BMT ...................................................................... 21
3. Prosedur Pendirian Serta Kegiatan Usaha BMT
(Baitul Mal wa Tamwil) ..................................................................... 23
4. Pengembangan BMT (Baitul Mal wa Tamwil) ............................ 29
5. Sasaran, Strategi dan Program Kerja BMT .................................. 30
6. Pengertian dan Sistem Ekonomi Islam ....................................... 32
7. Perbedaan Ekonomi Islam Dengan Konvensional ....................... 34
C. Pengertian Masyarakat Miskin ........................................................... 35
D. PenelitianRelavan ............................................................................... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 40
A. Jenis Penelitian ................................................................................... 40
B. Informan Penelitian ............................................................................ 40
C. Lokasi Penelitian ................................................................................ 41
D. Sumber Data ....................................................................................... 41
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 42
F. Teknik Analisis Data .......................................................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................... 44
A. Sekilas Gambaran Profil BMT Agam Madani ................................... 44
B. Pelaksanaan Kegiatan Manajemen BMT Agam Madani ................... 45
a. Pelaksanaan Kegiatan Manajemen BMT Agam Madani Dalam
Bidang Organisasi ........................................................................ 45
b. Pelaksanaan Kegiatan Manajemen BMT Agam Madani Dalam
Bidang Keuangan ......................................................................... 50
c. Pelaksanaan Kegiatan Manajemen BMT Agam Madani Dalam
Bidang Usaha-Usaha BMT .......................................................... 53
C. Rekapitulasi Perhitungan Hasil Usaha BMT Agam Madani ............. 62
a. Pendapatan ................................................................................... 62
b. Pembiayaan .................................................................................. 63
D. Pengawasan di Dalam Pelaksanaan Kegiatan BMT Agam Madani .. 69
E. Hambatan Dan Solusi Permasalahan BMT Agam Madani ................ 73
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 80
A. Kesimpulan ........................................................................................ 80
B. Saran ................................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 83
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
A. TABEL l : SUMBER DANA/ MODAL ........................................................ 50
B. TABEL ll : REKAPITULASI SITUASI PEMBIAYAAN ............................ 52
C. TABEL lll : REKAP NOMINATIF SIMPANAN BMT AGAM MADANI
PER DESEMBER 2014, 2015 DAN 2016 .................................................... ...54
D. TABEL lV : JUMLAH SHU (SISA HASIL USAHA)/ LABA BMT AGAM
MADANI YANG DIPEROLEH PER 31 DESEMBER 2014, 2015 DAN 2016
........................................................................................................................ ...55
E. TABEL V : DAFTAR-DAFTAR SIMPANAN BMT AGAM MADANI
NAGARI PANAMPUANG PER 31 DESEMBER 2016 .............................. ...56
F. TABEL Vl: LAPORAN USAHA-USAHA ANGGOTA BMT AGAM
MADANI NAGARI PANAMPUANG PADA BULAN 31 DESEMBER 2016
........................................................................................................................ ...61
G. TABEL Vll : PERHITUNGAN HASIL USAHA BMT AGAM MADANI
(PERBANDINGAN TAHUN 2014, 2015 DAN 2016 .................................... 62
H. TABEL Vlll : REKAPITULASI BEBAN - BEBAN OPERASIOANAL DAN
PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA PER 31 DESEMBER TAHUN 2014,
2015 DAN 2016 BMT AGAM MADANI ........................................................ 64
I. TABEL lX : DAFTAR PEMBIAYAAN BMT AGAM MADANI PER
DESEMBER 2016 ............................................................................................. 65
J. TABEL X : DAFTAR-DAFTAR PEMBIAYAAN YANG BERMASALAH
BMT AGAM MADANI NAGARI PANAMPUANG TAHUN 2015-2016..... 76
DAFTAR WAWANCARA
BMT AGAM MADANI NAGARI PANAMPUANG
1. Seperti apakah gambaran profil BMT Agam Madani ?
2. Apa sajakah kegiatan BMT di dalam bidang organisasi, bidang keuagan, dan
di bidang usaha-usaha BMT Agam Madani ?
3. Berapakah pendapatan BMT Agam Madani pada tahun 2014, 2015 dan 2016
setiap per tahunnya ?
4. Berapakah pengeluaran (biaya-biaya) BMT Agam Madani pada tahun 2014,
2015 dan 2016 setiap per tahunnya ?
5. Apakah ada pengawasan yang di lakukan dalam setiap pelaksanaan kegiatan
BMT Agam Madani ?
6. Apa sajakah hambatan-hambatan serta apa solusi permasalahan yang
dilakukan oleh pengelola BMT Agam Madani dalam meningkatkan ekonomi
masyarakat miskin ?
DAFTAR WAWANCARA NASABAH ATAU ANGGOTA
1. Apakah dengan berdirinya BMT Agam Madani Nagari Panampuang dapat
membantu atau meningkatkan kehidupan ekonomi bapak/ ibu ?
2. Apakah BMT Agam Madani Nagari Panampuang dalam menyelesaikan
pengkreditan atau penunggakan dalam pembayaran mencicil pembiayaan
dengan cara yang syariah ?
3. Bagaimana sistem kerja pihak BMT Agam Madani Nagari Panampuang
dalam pelayanan nasabah ?
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam masyarakat banyak kita ketahui bahwa kondisi ekonomi masih
dikatakan lemah. Banyak masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dengan melakukan
berbagai cara tanpa memikirkan halal dan haramnya. Islam memandang masalah
ekonomi dengan memberikan perlindungan hak kepemilikan
individu, sedangkan untuk kepentingan masyarakat didukung dan diperkuat, dengan
tetap menjaga keseimbangan kepentingan publik dan individu serta
menjaga moralitas. Islam juga menganjurkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan
tersebut haruslah sesuai dengan syariat Islam.
Islam agama tauhid melarang dari segala hal-hal yang membahayakan bagi
agama dan kehidupan mereka di dunia.1 Dengan demikian Islam agama yang sarat
akan manfaat dan maslahat baik bagi individu maupun sosial karena Islam
mengajarkan untuk memberikan manfaat dan maslahat kepada sesama manusia
maupun sesama ciptaan Allah.
1 Ash-shiddieqy,Tengku Mahmud Hasbi, Sejarah & Pengantar Ilmu Tauhid/Kalam,
(Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2009), hlm. 31
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari
hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari
bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu
menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa
Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (Al- Baqarah: 267).
BMT (Baitul Mal wat Tamwil) salah satu model lembaga keuangan syari‟ah
yang paling sederhana yang saat ini sering muncul ditengah-tengah masyarakat. BMT
berbasis syari‟ah jadi terhindar yang namanya riba Tetapi kemunculan Baitul Mal wat
Tamwil (BTM) kadang-kadang tidak didukung dengan SDM (Sumber Daya
Manusia) atau kurang bagus manajemennya sehingga tidak jarang BMT yang
tenggelam atau tidak berjalan lagi karena ditinggal pengelola atau pengelolanya tidak
amanah dan profesional.
Sabda Rasulullah SAW yang melarang tentang riba yaitu:
بن هسعىد عن أبيه حون بن عبد للا اج أنبأنا شريل عن سواك عن عبد الر ثنا حج عن النبي حد
با وهىمله وشاهديه وماتبه قال و آمل الر عليه وسلن قال لعن للا قال ها ظهر في قىم صلى للا
عز وجل نا إل أحلىا بأنفسهن عقاب للا با والز الر
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Hajjaj telah memberitakan kepada kami
Syarik dari Simak dari Abdurrahman bin Abdullah bin Mas‟ud dari ayahnya
dari Nabi shallallahu „alaihi wasallam, beliau bersabda: “Allah melaknat
pemakan riba, yang memberi makan, para saksi dan penulisnya.” Ia berkata;
Beliau juga bersabda: “Tidaklah nampak pada suatu kaum riba dan perzinaan
melainkan mereka telah menghalalkan bagi mereka mendapatkan siksa Allah
Azza wa Jalla.” ( Ahmad – 3618)
Kecamatan Ampek Angkek merupakan salah satu yang ada di kota
Bukittinggi. Kecamatan ini terdiri dari tujuh nagari (desa), mayoritas muslim dan
memiliki profesi yang beraneka ragam. Adapaun tujuh nagari tersebut adalah, Nagari
Panampuang, Nagari Lambah, Nagari Biaro Gadang, Nagari Balai Gurah, Nagari
Batu Taba, Nagari Pasia dan Nagari Ampang Gadang
Berdasarkan pernyataan diatas mengenai gambaran masyarakat di Kecamatan
Ampek Angkek, yang merupakan manyoritas muslim dan beraneka ragam profesi
yang mereka jalani didalam kehidupannya. Ada yang berprofesi sebagai tani, buruh,
wirasuwasta, guru, pedagang kecil-kecilan dan sebagainya. Namun masyarakat
daerah tersebut lebih banyak berprofesi sebagai pedagang dan petani.
Di daerah Kecamatan Nagari Ampek Angkek Kabupaten Agam sebelum
adanya BMT Agam Madani, masyarakat di daerah tersebut melakukan peminjaman
uang di PT. BPR (Lumbuang Pitih Nagari Bank Perkreditan Rakyat) peminjaman
uang dilakukan dengan adanya jaminan, LKMA (Lembaga Keuangan Mikro Agraris)
lembaga ini dipergunakan khusus untuk tani saja. Kemudian UMK (Usaha Mikro
Kecil) semuanya berbasis konvensional yang mempunyai jaminan dan bunga,
sehingga sulit untuk dijangkau oleh masyarakat bawah. Selain hal tersebut tidak
sedikit pula rentenir yang memanfaatkan masyarakat yang lagi membuthkan uang
walaupun mempunyai bunga yang tinggi dan memiliki waktu yang singkat dalam
membayarnya. (Pengurus/Pengelola BMT Agam Madani, Hidayati Awalia, SE).
Pada tahun 2008-2009, Bupati Kabupaten Agam, membuat program dalam
mengentaskan kemiskinan dengan mendirikan lembaga yang berbasis sayri‟ah yaitu
BMT (Baitul Mal wat Tamwil). Diseluruh Nagari Kabupaten Agam dibentuk BMT
dengan modal awalnya berjumlah Rp 300.000.000 juta dari dana hibah PEMDA
(Pemerintah Daerah) Kabupaten Agam sampai sekarang tetap aktif dan berjalan
dengan baik bahkan lembaga tersebut mendapatkan keuntungan pertahun berjumlah
Rp 85.000.000 juta. (Wali Nagari, Zulhendra, S. HI).
Pada awal berdirinya BMT Agam Madani (Baitul Mal wat Tamwil) jumlah
nasabah sekitar 217 orang setiap tahunnya selalu meningkat hingga saat ini jumlah
anggota 1.990 orang karena pengurus dan pengelola BMT tetap memberikan
informasi ke pada masyarakat sehingga setiap tahunnya selalu meningkat hingga saat
ini sedangkan pendiri BMT tersebut berjumlah 63 orang.
Pengurus dan pengelola BMT melakukan beberapa cara untuk
mengenalkannya kepada masyarakat salah satunya dengan melalui mesjid-mesjid,
brosur dan informasi melalui kantor-kantor Jorong (kepala dusun), sehingga BMT
tersebut mulai dikenali masyarakat, sampai saat ini banyak masyarakat yang
melakukan simpan pinjam di BMT Agam Madani (Baitul Mal wat Tamwil) di Nagari
Panampuang Kec. Ampek Angkek, Kab. Agam. Salah satu penyebab banyak
masyarakat melakukan simpan pinjam di BMT karena sistemnya berbasis syari‟ah,
programnya lebeih cenderung kepada keagamaan, aman dan tanpa diragukan untuk
menyimpan uang karena BMT tersebut sudah lama tetap aktif.
Penelitian yang akan saya bahas dari tahun 2014, 2015, 2016 sesuai dengan
data pendapatan dari tahun 2014 berjumlah Rp. 163.796.261,03, pembiayaan beban
operasional Rp. 87.437.567,38 dan SHUnya Rp. 76.358.894,35. Pada tahun 2015
pendapatan berjumlah Rp 174.811.526,15, biaya beban-beban operasioanal berjumlah
Rp. 91.269.967,77 dan SHUnya Rp. 83.514.559,77. Sedangkan pada tahun 2016
pendapatan berjumlah Rp. 177.636.670,90, biaya beban operasioanal berjumlah Rp.
92.475.935,29, dan jumlah SHUnya yang dihasilkan berjumlah Rp. 85.160.735,61.
Dari penjelasan di atas bahwa BMT Agam Madani dari tahun 2014 sampai
2016 dapat dikatakan meningkat dari pada tahun sebelumnya baik dari segi anggota
dan keuangannya, namun dari segi rencana anggaran yang telah ditetapkan
sebelumnya tidak tercapai, karena banyak nasabah yang tidak membayar kreditan
atau cicilan hutang.
Salah satu penyebab sulitnya untuk membayar cicilan adalah banyak
masyarakat yang beranggapan atau persepsi mereka tentang BMT setelah melakukan
peminjaman uang kemudian membuka usaha kecil sehingga ekonomi mereka jauh
lebih baik sebelumnya, mereka beranggapan bahwa uang yang dipinjamkan itu adalah
hak mereka yaitu hak orang-orang miskin mendapat bantuan dari pemerintah.
Walaupun tercantum data keuangan pertahun selalu meningkat bahwa hal
tersebut merupakan perhitungan dari seluruh keuangan baik itu hutang nasabah
maupun yang cash. Dari perhitungan tersebut lebih banyak hutang nasabah dari pada
yang cash. Cara yang dilakukan pengurus BMT melakukan pemaksaan untuk
membujuk nasabah supaya mau mencicil hutangnya tetapi, paksaan yang dilakukan
tidak secara kekerasan. selain dari hal tersebut banyak juga anggota yang melakukan
peminjaman dengan membayar cicilan sesuai dengan harga pasar (Penanggung Jawab
BMT dan Wali Nagari, Zulhendra S. HI)
Berdasarkan latar belakang di atas membuat penulis tertarik dan terkesan
untuk membicarakan dan meneliti mengenai BMT (Baitul Maal wa Tamwil). Dengan
Judul: “MANAJEMEN BAITUL MAAL WAT TAMWIL AGAM MADANI
DALAM MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT MISKIN DI
NAGARI PANAMPUANG KECAMATAN AMPEK ANGKEK KABUPATEN
AGAM PROPINSI SUMATERA BARAT “.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan BMT Agam Madani dalam meningkatkan
ekonomi masyarakat miskin di Nagari Panampuang Kecamatan Ampek
Angkek Kabupaten Agam?
2. Apa sajakah bentuk-bentuk pengawasan dalam pelaksanaan kegiatan BMT
Agam Madani dalam meningkatkan ekonomi masyarakat miskin di Nagari
Panampuang Kecamatan Ampek Angkek Kabupaten Agam?
C. Batasan Istilah
Adapaun batasan istilah dalam penelitian ini adalah:
1. Manajemen merupakan satu atau lebih manejer yang secara individu maupun
bersama-sama menyusun dan mencapai tujuan organisasi dengan melakukan
fungsi-fungsi manajemen yang terkait, dalam penelitian ini yang dibahas
tentang penggerakan dan pengawasannya (actuating dan controling) terhadap
material uang dan orang.
2. Baitul Maal wa Tamwil (BMT) adalah lembaga ekonomi masyarakat yang
bertujuan untuk mendudukung kegiatan usaha ekonomi rakyat bawah dan
kecil, yang tidak mencari keuntungan serta dijalankan dengan berdasarkan
syariah. BMT berintikan dua kegiatan usaha yang mencakup baitul mal dan
baitul tamwil.
3. Kemiskinan dalam pengertian konvensional merupakan permasalahan yang
dihadapi oleh masyarakat yaitu pendapatan suatu komunitas yang berada
dibawah suatu garis kemiskinan tertentu serta ketidakmampuan seseorang
dalam memenuhi kebutuhan konsumsi dan meningkatkan kualitas hidupnya.
oleh karena itu sering sekali upaya pengentasan kemiskinan hanya bertumpu
pada upaya peningkatan pendapatan komunitas tersebut.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kegiatan BMT Agam Madani
dalam meningkatkan ekonomi masyarakat miskin di Nagari Panampuang
Kecamatan Ampek Angkek Kabupaten Agam
2. Untuk mengetahui Apa sajakah bentuk-bentuk pengawasan dalam
pelaksanaan kegiatan BMT Agam Madani dalam meningkatkan ekonomi
masyarakat miskin di Nagari Panampuang Kecamatan Ampek Angkek
Kabupaten Agam
E. Kegunaan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna bagi:
1. Sebagai bahan masukan dan penambah wawasan serta pengetahuan bagi
pihak yang terkait khususnya kepala Nagari (kepala desa), pendiri BMT
(Baitul Mal wat Tamwil) dan tokoh agama serta seluruh masyarakat
2. Sebagai bahan masukan untuk penelitian berikutnya yang berkaitan dengan
Manajemen BMT (Baitul Mal wat Tamwil).
3. Sebagai bahan masukan atau dapat sebagai contoh oleh lembaga lainnya untuk
meningkatkan dan mengembangkan suatu lembaga atau organisasi.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Manajemen
Secara etimologi kata manjemen berasal dari bahasa Inggris management
berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan dan pengelolaan. Pengelolaan diartikan sebagai
suatu pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan
serangkaian kerja dalam mencapai tujuan tertentu.2 Pengertian manajemen secara
terminologi banyak pendapat para ahli salah satunya yaitu Mery Parker Follet
mendefinisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk mencapai tujuan tidak
melakukan kegiatan dengan sendiri tetapi bersama orang-orang lain. 3Dalam bahasa
Arab, istilah manjemen diartika sebagai an-nizam atau tanzim, yang merupakan suatu
tempat untuk menyimpan segala sesuatu dan penempatan segala sesuatu pada
tempatnya. Manjemen dibutuhkan oleh semua organisasi atau suatu perusahaan dan
lembaga karena tanpa manajemen semua usaha akan sia-sia dalam pencapaian tujuan
akan lebih sulit.
Tugas pertama manajemen adalah mendefenisikan hasil apa dan kinerja yang
diberikan organisasi melalui orang-orang yang bekerja. Tugas khusus manajemen
2Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, KBBI, Edisis ketiga.(Jakarta: Balai Putaka, 1990),
hlm.535 3Melayu, S.P Hasibuan, Manajemen Dasar Pengertian Dan Masalah (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2004), hlm. 1
untuk mengorganisir sumber daya dari organisasi bagi pencapain hasil diluar
organisasi.4
Adapun kegiatan-kegiatan manajemen berupa dari fungsi-fungsi manajemen
tersebut dengan melakukan kegiatan secara berangkai, bertahap, berkelanjutan dan
saling mendukung satu sama lain. Jika dikaitkan dengan Pengembangan Sumber
Daya Manusia, maka organisasi atau lembaga dakwah yang menggunakan prinsip-
prinsip tersebut akan mencapai hasil yang maksimal. Karena secara elementer
organisasi itu tidak bekerja atau tidak digerakkan sendiri, tetapi ada orang-orang yang
bertanggung jawab terhadap hal tersebut. Dengan demikian sebuah organisasi atau
lembaga dakwah membutuhkan manajemen untuk mengatur, dan menjalankan
aktivitas sesuai dengan tujuan-tujuannya dan melakukan kerja sama untuk mencapai
tujuan tersebut.5
Menurut George R. Terry pada dasarnya fungsi manajemen terbagi kepada
empat macam, yaitu: planning, organizing, actuating, dan controlling. Pembahasan
dalam penelitian ini dibatasi yaitu actuating dan controlling (penggerakan dan
pengawasan).
1. Pelaksanaan (Actuating)
Untuk melaksanakan secara fisik pengelolaan sebagai akibat langkah-
langkah planning dan organizing, maka seorang manajer perlu mengambil urusan
mengelola selalu membutuhkan dalam rangka tugas yang dilaksanakan oleh
4Susmaini, Muhammad Rifai, Teori Manajemen (Bandung: Cipta Pustaka Media, 2007) hlm.
17 5 Munir Muhammad, Manajemen Dakwah, (Jakarta: PT. Pemadamedia, 2006)hlm. 94
anggota-anggota kelompok. Pengelolaan yang dilaksanakan tentu sesuai dengan
rencana kerja yang ditetapkan.
Yang dimaksud dengan pelaksanaan adalah suatu proses untuk memastikan
bahwa aktivitas sesuai dengan perencanaan. Pelaksanaan merupakan inti dari
manajemen. Karena dalam proses ini semua aktivitas untuk meningkatkan ekonomi
masyarakat dapat terlaksana dengan baik.
Dalam pelaksanaan ini pimpinan mengerakkan semua elemen organisasi
untuk melakukan aktivitas-aktivitas Sumber Daya Manusia yang direncanakan, dan
dari sinilah aksi semua rencana pengembangan ekonomi masyarakat akan terealisir,
dimana fungsi manajemen akan bersentuhan secara langsung dengan para pelaku
Sumber Daya Manusia. Hal yang sangat penting untuk memiliki sistem informasi
adalah sumber daya manusia (SISDM) guna memberikan informasi yang akurat dan
tepat pada waktunya untuk perencanaan sumber daya manusia. Selanjutnya dari sini
juga memproses perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian atau penelitian
akan berfungsi secara efektif.6
Pelaksanaan dikaitkan dengan lembaga BMT (Baitul Mal wat Tamwil)
sangat penting karena setelah melakukan perencanaan kemudian pengorganisasian
semuanya akan terwujud dan dapat mencapai tujuan yang ditetapkan dengan
melakukan pelaksanaan program-program kerja yang sudah direncanakan
sebelumnya.
6 Kadarisman, M, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta:PT. Grafindo,
2012), hlm. 5
2. Pengawasan (controlling)
Bahwa seorang manajer atau pemimpin (ketua) dalam pengurusan
pengelolaan suatu lembaga khususnya BMT Agam Madani selalu ingin mengetahuai
sesudah sampai dimana rencana itu dilaksanakan? harus dipantau kembali atau
diawasi. Sebagaimana tindak lanjut suatu keputusan yang sudah diambilnya
kemudian, apakah ada kemajuan atau tidak? Bila ada penghambatan, sampai dimana
hambatannya? Itu semua harus diketahui oleh seorang manajer, fungsi ini dinamakan
controlling.
Fungsi pengawasan pada dasarnya mencakup empat unsur yaitu:
1. Penetapan standar pelaksana.
2. Penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan.
3. Pengukuran pelaksanaan nyata dan membandingkannya dengan standar yang
telah ditetapkan.
4. Pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan
menyimpang dari standar.7
Demikian beberapa fungsi dari manajemen yang harus menjadi dasar dan
pedoman bagi pengelolaan atau manajemen BMT didalam merealisasikan program-
program kerja yang telah ditetapkan dalam meningkatkan ekonomi Islam merupakan
suatu hal yang harus mendapatkan perhatian penyelenggaranya program dalam
meningkatkan ekonomi masyarakat muslim khususnya di Nagari Panampuang, dapat
dikatakan berjalan baik dan lancar. Manakala apa yang menjadi tujuan benar-benar
7 Handoko, T Hani, Manajemen Edisi 2, (Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta, 2003) hlm. 26
dapat tercapai dan dalam mencapainya dikeluarkan pengorbanan. Baik itu dari segi
biaya, tenaga sebelumnya, efektifitas dan efesiensi dalam meningkatkan ekonomi
masyarakat waktu dan sebagainya.
Dengan adanya perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan, walaupun yang dibahas pelaksaan dan pengawasan saja maka untuk
meningkatkan ekonomi masyarakat dengan melalui lembaga BMT (Baitul Mal wat
Tamwil) dapat berjalan lebih lancar dan terarah. Karena semua pengelolaan sudah
terlebih dahulu dipertimbangkan sesuai dengan kemampuan yang ada karena
dilembaga tersebut dalam pengurusannya atau orang-orang yang mengurusnya
mempunyai Sumber Daya Manusia yang bagus dan pilihan dari Bupati Agam
(Bukittinggi). Sehingga pola perencanaan dan manajemen BMT yang tergolong
manajemen modren, mampu bersaing dengan lembaga-lembaga lainya.
Manajemen mempunyai minat yang sangat besar akan kenaikan efektifitas
organisasi dalam lingkungan yang berubah yang menyebabkannya dapat mencapai
hasil terbaik yang diperoleh dari sumber-sumber daya yang dimiliki dan dapat
memuaskan kebutuhan yang menjadi tujuan terciptanya organisasi. Manajemen
berdasarkan sasaran sebagai suatu pendekatan yang semakin populer mempunyai
kemampuan untuk menyajikan rangka dasar agar dapat menangani banyak masalah
yang berkaitan dengan efektifitas organisasi atau lembaga.
Urgensi atau manfaat yang dapat ditarik dari kajian manajemen adalah:8
Untuk mengetahui proses manajemen yang perlu ditempuh agar tujuan organisasi
dapat tercapai. Proses manajemen, sebagai kesatuan rangkaian kegiatan fungsi-
fungsi manajemen, tercipta oleh sejumlah kegiatan yang bekerja saling berhubungan
dan saling mempengaruhi dengan cara bekerja sama.
Dengan mempelajari manajemen, harus mengetahui unsur-unsur manajemen
untuk diperlukan mencapai tujuan organisasi. Unsur manajemen,yaitu, manusia
(man), uang (money), bahan baku (materials), peralatan (mechines), metode
(methods), pasar (market), sebagai bagian-bagian dari suatu keseluruhan yang
menjadi penentu pencapaian usaha (kualitas, kuantitas dan kemampuan kerja
samanya) setelah sasaran selesai dirumuskan.
B. Pengertian BMT (Baitul Mal wat Tamwil) Serta Fungsinya
Baitul Mal wat Tamwil (BMT) adalah dari kata Balai Usaha Mandiri Terpadu
atau Baitul Mal wat Tamwil yaitu Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang
beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syari‟ah. Menurut Sudarsono, BMT adalah
suatu lembaga keuangan yang memiliki dua fungsi yaitu:
1. Baitul al-Maal ialah: lembaga yang mengarahkan kepada usaha-usaha
penyimpanan dan penyaluran dana yang non profit seperti halnya zakat,
infaq, dan sadaqah.
8 Winardi, Teori Organisasi & pengorganisasian (Bandung: PT. Raja Grafindo, 2011), hlm.
197
2. Bait at-Tamwil ialah lembaga yang mengarahkan kepada usaha pengumpulan
dana dan penyaluran dana.9
Dengan demikian, keberadaan BMT dapat dipandang memiliki dua fungsi
utama, yaitu sebagai media penyalur pendayagunaan harta ibadah seperti zakat,
infaq, sadaqah dan wakaf, serta dapat pula berfungsi sebagai institusi yang bergerak
dibidang investasi yang bersipat produktif sebagaimana layaknya bank syari‟ah.
Pada fungsi kedua ini dapat dipahami bahwa selain berfungsi sebagai lembaga
keuangan, BMT juga berfungsi sebagai lembaga ekonomi. Sebagai lembaga
keuangan BMT bertugas untuk menghimpun dana dari masyarakat (anggota BMT)
yang mempercayakan dananya disimpan di BMT dan menyalurkan dana kepada
masyarakat (anggota BMT) yang diberikan pinjaman oleh BMT. Sedangkan sebagai
lembaga ekonomi, BMT berhak untuk melakukan kegitan ekonomi, seperti
mengelola kegiatan perdagangan, industri dan pertanian.
Untuk mengelola suatu BMT (Baitul Mal wat Tamwil) dibutuhkan beberapa
pengelola yang bertugas sebagai berikut:10
1. Manajer umum, bertugas mengkoordinir manajer keuangan, manajer
pembiayaan, manajer administrasi dan kasir.
2. Manajer keuangan bertugas untuk mengatur, mengeluarkan, menyiapkan
laporan, menerima setoran keuangan BMT.
9http//www. Heri Sudarsono. BMT.com/16/11/2016.15.00 wib. html
10 Azhari, Akmal, Ekonomi & Bank Syari’ah Belajar Dari Pengalaman Sumatera Utara,
(Medan: IAIN Press, 2002), hlm. 286-287
3. Manejer pembiayaan bertugas menilai kelayakan usaha anggota pembiayaan,
merekomendasikan persetujuan atau penolakan permohonan pembiayaan
anggota BMT. Manajer ini bisa merangkap sebagai marketing pemasaran.
4. Manajer administrasi bertugas untuk menyiapkan semua urusan administrasi
di BMT.
5. Kasir bertugas untuk menerima setoran anggota serta mengeluarkan uang
yang telah diotorisasi oleh manajer.
Dalam mengelola dana ZIS, BMT tidak mendapatkan keuntungan finansial,
karena hasil zakat tidak boleh dibisniskan. BMT juga sebagai Baitul Tamwil
(pengumpulan dana) adalah lembaga keuangan ummat Islam yang uasha pokoknya
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpan atau tabungan dan
menyalurkannya lewat pembiayaan usaha-usaha masyarakat yang produktif dan
menguntungkan sesuai dengan sistem ekonomi syari‟ah. Selain unit simpan pinjam,
BMT juga bisa secara langsung bergerak dibidang usaha sektor riel, seperti toko
serba ada, peternakan, perikanan dan lain-lain sebagainya.
Peranan BMT atau sasarannya terdiri dari berbagai aspek kehidupan yaitu:
bidang sosial, dan ekonomi. BMT sebagai Baitul Tamwil adalah lembaga dakwah
yang bertujuan unutk mendukung kegiatan usaha ekonomi mikro rakyat bawah dan
kecil, yang dijalankan berdasarkan syari‟at Islam. Teori Mikroekonomi dapat
diartikan sebagai satu bidang studi dalam ilmu ekonomi yang menganalisis
mengenai bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Berarti
untuk meningkatkan ekonomi dengan melakukan kegiatan usaha-usaha kecil-
kecilan.11
Dalam pengelolaan BMT untuk mencapai tujuan yaitu kesejahteraan
masyarakat haruslah manejemen tersebut berkaitan dan bersinggungan dengan SDM
(Sumber Daya Manusia). Adapun kegiatan manajemen tersebut yang harus di
laksanakan serta perlunya pengawasan dalam pengelolaan BMT tersebut adalah:
1. Sistem Kerja Dalam Pengelolaan BMT
Sistem kerja merupakan serangkaian dari beberapa pekerjaan yang berbeda
kemudian dipadukan untuk menghasilkan suatu benda atau jasa yang menghaslikan
pelanggan atau keuntungan perusahaan/organisasi. Sistem kerja melibatkan banyak
faktor manusianya dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bagus dan adanya
keterkaitan pola kerja manusia dengan alat, sehingga pekerjaan sesuai dengan
prosedur atau tahapan kerja yang sudah tetap dan didokumentasikan untuk dapat
menghasilkan suatu sistem kerja yang konsisten dan dapat menghasilkan hasil kerja
yang berkualitas.
Secara umum sistem kerja profil BMT (Baitul Mal wat Tamwil) dapat
dirangkum sebagai berikut:12
11
Sadono, Sukirno, Mikro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga, (Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2009), hlm. 21 12
Andri, Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group, 2009), hlm. 452
a. Tujuan BMT
Tujuan BMT yaitu meningkatkan kualitas usaha ekonomi untuk
kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta untuk
medukung kegiatan usaha-usaha ekonomi rakyat bawah atau kecil yang berdasarkan
syari‟at Islam yaitu sesuai dengan al-Qura‟an dan al-Hadits.
b. Sifat BMT
BMT (Baitul Mal wat Tamwil) yaitu memiliki usaha yang bersipat mandiri,
ditumbuh kembangkan dengan swadaya dan dikelola secara profesional serta
berorientasi untuk kesejahteraan anggota dan masyarakat lingkupnya.
c. Fungsi BMT
Dengan adanya lembaga BMT ditengah-tengah masyarakat maka ada
beberapa fungsi BMT tersebut diantaranya:
1) Mengidentifikasi, mengorganisir, mendorong dan mengembangkan potensi
serta kemampuan ekonomi anggota, kelompok usaha anggota muamalah dan
kerjanya.
2) Mempertinggi kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) anggota supaya
menjadi lebih profesional dan Islami sehingga semakin utuh dan tangguh
menghadapi tantangan global.
3) Menggalang dan mengorganisir potensi masyarakat dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya.
d. Prinsip-prinsip utama BMT
Adapun prisip-prinsip BMT (Baitul Mal wat Tamwil) yaitu:
Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Dengan
mengimplementasikan prinsip-prinsip syari‟ah dan muamalah Islam didalam
kehidupan yang nyata.
1) Keterpaduan dimana nilai-nilai spritual berfungsi mengarahkan dan
menggerakkan etika dan moral yang adil dan berakhlak mulia.
2) Kekeluargaan, kebersamaan, kemandirian, profesionalisme.
3) Istiqomah yaitu konsisten, kontinius atau berkelanjutan tanpa henti dan tanpa
pernah putus asa, setelah mencapai suatu tahap, terus maju ketahap
berikutnya dan hanya kepada Allah yang berharap.
e. Ciri-ciri utama BMT
1) Berorientasi bisnis, mencari laba bersama meningkatkan pemanfaatan
ekonomi paling banyak untuk anggota dan lingkungannya.
2) Bukan lembaga sosial tetapi dapat dimanfaatkan untuk mengefektifkan
penggunaan zakat, infaq, sadaqah bagi kesejahteraan orang banyak.
3) Milik bersama masyarakat kecil dan bawah dari lingkungan BMT itu sendiri,
bukan milik seseorang atau orang dari luar masyarakat itu.
4) Ditumbuhkan dari bawah berlandaskan peran serta masyarakat disekitarnya.
f. Kelayakan pendirian BMT
1) Karena adanya praktek rentenir yang mengarah kepada perbuatan riba.
2) Ada potensi usaha kecil yang dapat dikembangkan untuk penuntasan
kemiskinan.
3) Rancangan keuangan diketahui: adanya modal dana yang dipersiapkan
menutup biaya tiga bulan, adanya jumlah untuk yang merasa memilih dan
bertanggung jawab atas kelancaran dari BMT tersebut.
Berdasarkan uraian-uraian diatas dapat dikatakan bahwa tata kerja BMT
harus dirumuskan secara sederhana sehingga mudah untuk didirikan dan ditangani
oleh para nasabah yang sebagian besar berpendidikan rendah. Aturan dan
mekanisme kerjanya dibuat dengan efesien dan efektif sehingga memudahkan
nasabah untuk memanfaatkan fasilitasnya.13
2. Sumber Daya Manusia Dan Strategi Dalam Pelaksanaanya Di BMT
Sesuai dengan salah satu unsur-unsur manajemen adalah man (manusia)
yaitu menciptakan SDM yang bagus segingga dapat dinyatakan majunya suatu
organisasi apabila SDMnya bagus. Bahwa tidak ada organisasi yang bergerak dalam
keadaan terisolasi, artinya tidak ada organisasi yang boleh mengambil sikap yang
tidak peduli terhadap apa yang terjadi dalam lingkungan dimana ia bergerak.
Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu faktor penentu efektifitas
bagi organisasi. Seperti yang dikatakan Mary Parker Follet SDM adalah suatu seni
untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk
melaksanakan perbagai pekerjaan yang diperlukan, atau dengan kata lain tidak
melakukan pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Dapat dikatakan bahwa manajer untuk
13
Ibid, hlm. 453-457.
mencapai tujuan-tujaun organisasi melalui pengaturan orang lain untuk
melaksanakan berbagai pekerjaan tidak dilakukan hanya sendiri saja.14
Manajemen sumber daya manusia menjadi aktivitas untuk mengerjakan dan
menarik, agar berkembang, memotivasi dan memelihara suatu kekuatan pekerja
yang dilakukan atau diselenggarakan didalam organisasi.
Dengan demikian dapat didefenisikan bahwa Manajemen Sumber Daya
Manusia (MSDM) adalah penentuan dan pelaksanaan berbagai aktifitas tidak
dikerjakan secara sendiri-sendiri tetapi dengan cara bersama, dalam kebijakan dan
program yang diarahkan pada upaya untuk meningkatkan mutu tenaga kerja yang
dimiliki melalui upaya mengajak, mengembangkan, memotivasi dan memelihara.
Dalam konteks BMT, maka kebijakan Sumber Daya Manusia (SDM) adalah
perangkat manajerial yang ditujukan untuk:
a. Memperoleh keyakinan bahwa proses manajemen sumber daya manusia pada
BMT telah berjalan sesuai dengan rencana.
b. Memperoleh keyakinan efektifitas efesiensi pelaksanaan proses manajemen
sumber daya manusia yang dilakukan BMT.
c. Mendorong terlaksananya komunikasi, koordinasi dan kontrol atas proses
manajemen Sumber Daya Manusia (SDM).
Dalam pelaksanaan strategi Sumber Daya Manusia (SDM) dibagi menjadi
tiga langkah strategi dalam pelaksanaan, yaitu:15
14 Humancapitaljournal.com/pengertian-sumber-daya-manusia/2/desember/2016.15:25.wib
1) Strategi Prasewa SDM, meliputi aktifitas:
a. Perencanaan SDM
b. Rekrutmen
c. Seleksi
d. Orientasi dan penempatan.
2) Strategi mempertahankan. Memelihara, mengembangkan dan memotivasi,
meliputi aktifitas:
a. Pelatihan dan pengembangan
b. Konpensasi (upah)
c. Penilaian kinerja
d. Promosi atau jabatan dan golongan.
3) Strategi keutuhan hubungan kerja, meliputi aktifitas:
a. Pemberian sanksi dan skorsing
b. Pemecatan dan pensiun dini
c. Pengunduran diri.
3. Prosedur Pendirian Serta Kegiatan Usaha BMT (Bitul Mal wat Tamwil)
Baitul Mal wat Tamwil (BMT) merupakan lembaga ekonomi atau lembaga
keuangan syari‟ah nonperbankkan yang sifatnya informal. Disebut bersipat informal
karena lembaga keuangan ini didirikan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)
yang berbeda dengan lembaga keuangan perbankkan dan lembaga keuangan lainya.
15
https://nonkshe.wordpress.com/2012/03/13/pinbuk-lembaga-keuangan-
islam/2/12/2016/17:17.wib.
BMT dapat didirikan dan dikembangkan dengan suatu proses legalitas
hukum yang bertahap. Awalnya dapat dimulai sebagai kelompok swadaya
masyarakat dengan mendapatkan sertifikat operasi atau kemitraan dari PINBUK
(Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil) dan jika telah dapat mencapai nilai aset maka
masuklah kedalam badan hukum koperasi.
Penggunaan badan hukum kelompok swadaya masyarakat dan koperasi
untuk BMT disebabakan karena BMT tidak termasuk kepada lembaga keuangan
formal yang dijelaskan dalam UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankkan, yang
dapat dioperasikan untuk menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Menururt
aturan yang berlaku, pihak yang berhak menyalurkan dan menghimpun dana
masyarakat adalah bank umum dan bank pengkreditan rakyat, baik dioperasikan
dengan cara konvensional maupun dengan prinsip bagi hasil.16
Sebelum mendirikan BMT terlebih dahulu harus memperhatikan mengenai
lokasi atau tempat usaha BMT. Sebaiknya berlokasi ditempat kegiatan-kegiatan
ekonomi para anggotanya berlangsung, baik anggota penyimpanan dana, maupun
pengembang usaha atau pengguna dana. Untuk mendirikan BMT terdapat beberapa
tahapan yang harus dilalui diantaranya sebagai berikut:
a. Perlu ada motivator yang telah mengetahui BMT. Motivator dapat
menjelaskan kepada anggota tentang BMT dan perannya untuk mengangkat
harkat dan martabat masyarakat/rakyat. Jika dukungan cukup ada maka perlu
16
Usmani, Rachmad, Aspek-Aspek Hukum Perbankan Islam di Indonesia, (Bandung: PT.
Citra Aditya Bakti, 2002), hlm. 53-57
berkonsultasi dengan tokoh-tokoh masyarakat setempat yang berpengaruh
baik yang formal maupun yang informal.
b. Diantara motivator Panitia Penyiapan Pendiri BMT (P3B) dapat dilakukan
dilokasi jama‟ah mesjid, pesantren, desa miskin, kelurahan, kecamatan, atau
lainnya. Jika dalam satu kecamatan terdapat beberapa P3B, maka P3B
kecamatan menjadi koordinator P3B yang ada.
c. P3B mencari modal awal atau modal perangsang sebesar Rp 10.000.000,-
sampai dengan 30.000.000,- BMT memulai operasi dengan syarat modal itu.
Modal awal ini dapat berasal dari perorangan, lembaga, yayasan, BAZIS,
PEMDA, dan sumber lainnya.
d. P3B bisa juga mencari modal-modal pendiri (Simpanan Pokok Khusus/SPK
semacam saham) dari sekitar 20-44 orang di kawasan tersebut untuk
mendapatkan dana urunan.
e. Jika calon pemodal-pemodal pendiri telah ada, maka dipilih pengurus tiga
orang maksimal atau 5 orang yang akan mewakili pendiri dalam
mengarahkan kebijakan BMT. Pengurus mewakili para pemilik modal BMT.
f. P3B atau pengurus jika telah ada mencari dan memilih calon pengelola BMT
g. Mempersiapkan legalitas hukum untuk usaha sebagai berikut:
1) KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) dengan mengirim surat ke
PINBUK.
2) Koperasi Simpan Pinjam (KSP) yang berbasis syari‟ah atau Koperasi
Serba Usaha (KSU), unit syari‟ah dengan menghubungi kepala kantor
atau dinas badan koperasi dan pembinaan pengusaha kecil di ibu kota
Kabupaten kota.
h. Melatih calon pengelola dan pengurus BMT dengan PINBUK yang terdekat.
i. Melaksanakan persiapan-persiapkan sarana kantor dan berkas administrasi
yang diperlukan.
j. Kemudan melaksanakan bisnis operasi BMT.
Setelah BMT berdiri maka perlu diperhatikan bahwa struktur organisasi
BMT yang paling sederhana harus terdiri dari badan pendiri, badan pengurus,
anggota BMT, dan badan pengelola. Hubungan antara keempat ini struktur ini dapat
dilihat pada sekma berikut:
Skema Hubungan Empat Struktur Organisasi BMT
Berdasarkan skema diatas, maka dapat dijelaskan bahwa badan pendiri
adalah orang-orang yang mendirikan BMT dan mempunyai hak dengan seluas-
luasnya untuk menentukan arah dan kebijakan BMT.
Badan Pediri Badan Pengawas
Anggota BMT
Pengelola BMT
Badan pengawas BMT adalah orang yang berwewenang dalam menetapkan
kebijakan operasional BMT yaitu memilih badan pengelola, menelaah dan
memeriksa pembukuan BMT, dan memberikan saran kepada badan pengelola
berkenaan dengan operasional BMT.
Anggota BMT adalah orang-orang yang secara resmi mendaftarkan diri
sebagai anggota BMT dan dinyatakan diterima oleh badan pengelola. Selain hak
untuk mendapatkan keuntungan atau kerugian yang diperoleh BMT, anggota juga
memiliki hak untuk memilih dan dipilih sebagai anggota badan pengawas.
Badan pengelola adalah sebuah badan yang mengelola BMT serta dipilih dari
dan oleh anggota badan pengawas (badan pendiri dan perwakilan anggota).
Baitul Mal wat Tamwil merupakan lembaga keuangan mikro syari‟ah.
Sebagai lembaga keuangan BMT harus menjalankan kegiatan-kegaiatan untuk
menghimpun dana dan menyalurkannya. Dalam operasionalnya, BMT dapat
menjalankan berbagai jenis kegaiatan uasaha, baik yang berhubungan dengan
keuangan maupun non-keuangan. Adapun jenis-jenis kegiatan BMT diantaranya:
1. Setelah mendapatkan modal awal berupa simpanan pokok khusus simpanan
pokok, dan simpanan wajib sebagai modal dasar BMT, selanjutnya BMT
mengembangkan dana dalam bentuk aneka simpanan sukarela (semacam
tabungan umum) dengan berasaskan akad mudarabah (bentuk kerja sama
antara dua atau lebih pihak dimana pemilik modal mempercayakan sejumlah
modal kepada pengelola) dari anggota berbentuk, simpanan biasa, simpanan
pendidikan, simpanan haji, simpanan umrah, simpanan qurban, simpanan
akikah, simpanan idul fitri dan lain-lain.
Dengan akad wadi’ah (titipan nasabah yang harus dijaga dan dikembalikan
setiap saat nasabah yang bersangkutan menghendakinya) titipan yang tidak berbagi
hasil, diantaranya:
a. simpanan titipan dana zakat, infaq dan sadaqah untuk disampaikan
kepada yang berhak.
b. Simpanan giro yang sewaktu-waktu dapat diambil oleh penyimpan.
2. Kegiatan pembiayaan atau kredit usaha kecil bawah (mikro), antara lain
dapat berbentuk:
a. Pembiayaan mudarabah, yaitu pembiayaan total dengan menggunakan
mekanisme bagi hasil.
b. Pembiayaan musyarakah (bentuk umum dari usaha bagi hasil dimana
dua orang atau lebih menyumbangkan pembiayaan dan manajemen
usaha, dengan proporsi bisa sama atau tidak) yaitu pembiayaan bersama
dengan menggunakan mekanisme bagi hasil.
c. Pembiayaan murabahah (perjanjian jual beli dan keuntungan yang
disepakati), yaitu pemilikan suatu barang tertentu yang dibayar pada saat
jatuh tempo.
d. Pembiayaan bai’bitsaman ajil (jual beli dengan harga tangguh), yaitu
pemilikan suatu barang tertentu dengan mekanisme pembayaran cicilan.
e. Pembiayaan qard al-hasan (pinjaman dana tanpa imbalan dengan hanya
mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam
waktu tertentu) yaitu pinjaman tanpa adanya tambahan pengembalian
kecuali sebatas biaya administrasi.
Selain dari kegiatan yang berhubungan dengan keuangan diatas, BMT dapat
juga mengembangkan usaha dibidang sektor riil. Untuk mendukung kegiatan sektor
riil anggota BMT terdapat dua jenis kegiatan yang sangat mendasar perlu untuk
dikembangkan oleh BMT yaitu:
Pertama, mengumpulkan informasi dan sumber informasi tentang berbagai
jenis kegiatan produktif unggulan untuk mendukung usaha kecil dan kelompok
usaha anggota didaerah itu. Kedua, adalah kegiatan mendapatkan informasi harga
dan melembagakan kegiatan pemasaran yang efektif sehingga produk-produk hasil
usaha anggota dan kelompok usaha dapat dijual dengan hargaa layak dan memenuhi
jerih payah seluruh anggota keluarga yang bekerja untuk kegiatan tersebut.17
4. Pengembangan BMT (Baitul Mal wat Tamwil)
Sebagai salah satu lembaga keuangan syari‟ah, BMT dipercaya lebih
mempunyai peluang untuk berkembang dibanding dengan lembaga keuangan lain
yang beroperasi secara konvensional karena sebagai hal-hal berikut:
1) Lembaga keuangan syari‟ah dijalankan dengan prinsip keadilan, wajar dan
rasional, dimana keuntungan yang diberikan kepada nasabah penyimpan
17
www.bankkalsel.co.id/index.php/produk-dan-layanan/pembiayaan/al-qardhal-hasan.
Diakses pada tanggal 29/11/2016. 11:10. Wib.
adalah benar berasal dari keuntungan penggunaan dana oleh para pengusaha
lembaga keuangan syari‟ah.
2) Lembaga keuangan syari‟ah mempunyai misi yang sejalan dengan program
pemerintah, yaitu pemberdayaan ekonomi rakyat, sehingga berpeluang
menjalin kerja sama yang saling bermanfaat dalam upaya pencapaian tujuan
masing-masing, untuk BMT mempunyai peluang untuk mengembangkan
kemitraan.
3) Sepanjang nasabah peminjam dan nasabah pengguna dana taat atas sistem
bagi hasil dan juga tidak memberi beban bunga tinggi seperti halnya seperti
sistem konvensional.
Dengan demikian, BMT dapat dipahami memiliki cukup peluang besar
dalam ikut berperan mengembangkan ekonomi yang berbasis pada ekonomi
kerakyataan dibanding dengan lembaga keuangan konvensional. Hal ini disebabkan
karena BMT ditegakkan atau didirikan atas dasar prinsip syari‟ah yang lebih
memberikan ketenangan baik bagi para pemilik dana maupun para pengguna dana.18
Namun, harus diakui bahwa pengembangan BMT masih dibutuhkan kerja
keras serta rekomendasi yang harus dilakukan dalam rangka pengembangan BMT.
5. Sasaran, Strategi dan Program Kerja BMT
a. Sasaran Dalam Pengelolaan BMT
1) Sasaran Sosial
18
Andri, Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syari’ah, hlm. 466-467
Maksudnya adalah setiap kegiatan yang terkait dengan manajemen sumber
daya manusia ini haruslah dapat memberikan keutungan bagi masyarakat, organisasi
atau perusahaan dengan demikian semua aktifitas, kebijakan dan prgram-program
kepegawaian yang dibuat tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat
serta dengan adanya BMT dapat memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat
dengan tujuan untuk menghindari pengangguran yang lebih banyak.
2) Sasaran Organisasional
Maksudnya adalah setiap kegiatan yang dilakukan harus dapat memberikan
kontribusi bagi pencapaian tujuan organisasi, karena itu program-program
kepegawaian haru ditujukan untuk meningkatkan produktifitas organisasi.
3) Sasaran Fungsional
Maksudnya adalah setiap hal yang dilakukan harus mengusahakan adanya
kesesuaian antara kegiatan, kemampuan sumber daya manusia dengan kegiatan
bisnis dan perubahan-perubahannya. Karena itu pengelolaan sumber daya manusia
yang dimiliki dengan pengetahuan yang luas dapat mengetahui keadaan pasar baik
mengenai lingkungan internal bisnis, strategi bisnis dan lingkungan luar agar dapat
melakukan program-program kepegawaian sesuai dengan tujuan organisasi.
4) Sasaran Personal
Maksudnya adalah kegiatan yang dilakukan harus dapat membantu karyawan
untuk mencapai tujuan-tujuan pribadinya. Bila hal ini tidak dapat dilakukan, maka
akan dapat mengakibatkan rendahnya kepuasan pekerjaan karyawan, yang
implikasinya akan memunculkan permasalahan bagi perusahaan dikemudian hari.19
PINBUK sebagai lembaga inkubator berupaya menginkubasi pengusaha-
pengusaha kecil mikro yang lemah dibidang manajemen usaha, dengan menumbuh
kembangkan BMT dan pembinaan SDM pada usaha sektor rill, sehingga dapat
berkembang wajar dan mampu bersaing dipasar untuk mempertahankan
keberadaannya. Dengan hal tersebut dapat mengurangi pengangguran serta
meningkatkan SDM yang terlatih, mahir dan cerdas dalam mengelola BMT.
6. Pengertian dan Sistem Ekonomi Islam
Menurut M. Umer Chapra, ekonomi Islam adalah sebuah pengetahuan yang
membahas upaya mewujudkan kebahagiaan manusia melalui alokasi dan distribusi
sumber daya yang terbatas yang berada dalam koridor yang mengacu kepada
pengajaran Islam tanpa memberikan kebebasan individu atau tanpa perilaku makro
ekonomi yang berkesinambungan dan tanpa ketikseimbangan lingkungan.20
Dengan demikian ekonomi Islam adalah ilmu yang memepelajari
pengetahuan sosial serta permasalahan ekonomi rakyat yang diilhami dari nilai-nilai
Islam. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dapat dilakukan dengan cara syari‟ah
Islam atau sesuai dengan hukum al-Qur‟an dan as-Sunnah.
19
digilib.uin-suska.ac.id./15101/1/1220310009-bab-i-v-daftar-pustaka.pdf. Diakses pada
tanggal 2/12/2016. 17:24. Wib. 20
Ardiyani,Komala, dkk, Ekonomi Syari’ah Konsep, Praktek % Penguatan Kelembagaanya,
(Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2002), hlm. 34
Ekonomi islam dapat dikatakan dengan ekonomi syari‟ah yang membahas
tentang pengelolaan harta benda menurut perspektif Islam. Ekonomi dalam Islam
harus mampu memberikan kesempatan pada seluas-luasnya kepada setiap pelaku
usaha. Ekonomi syaria‟ah menekankan sistem bagi hasil dengan empat sifat yaitu,
Kesatuan (unitiy), Keseimbangan (equilibrium), Kebebasan (free will),
Tanggungjawab (responsibility).21
Sistem ekonomi Islam bebas dari bunga atau riba, sebab riba merupakan
pemerasan kepada orang yang terdesak oleh kebutuhan. Pentingnya mendirikan
lembaga-lembaga yang berbasis syari‟ah ditengah-tengah masyarakat untuk
menghindari riba tersebut yang sering dilakukan dan dipraktekkan rentenir. Salah
satu lembaga yang berbasis syari‟ah yaitu koperasi dan BMT. Dalam Islam riba
sangat dilarang secara tegas dalam al-Qur‟an yaitu:
.....
“Artinya: orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
penyakit gila[175]. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka
berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah
telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba....(QS. Al-Baqarah: 2 : 275)
21
Al Arif, M. Nur Rianto, Teori Makroekonomi Islam, (Bandung: Alvabeta, 2010), hlm. 34
7. Perbedaan Ekonomi Islam Dengan Konvensional
Adapun perbedaan ekonomi Islam yang berbasis syari‟ah dengan
konvensional yaitu dapat dilihat dari segi sumber dan tujuan kehidupan dan konsep
bunga.
a. Sumber keuangan dan tujuan kehidupan
Ekonomi Islam berasaskan pada al-Qur‟an dan as-Sunnah. Perkara-perkara
asas muamalah dijelaskan didalamnya dalam bentuk perintah dan larangan. Perintah
dan larangan tersebut bertujuan untuk membangun keseimbangan rohani dan
jasmani manusia berdasarkan tauhid.
Sedangkan ekonomi konvensional lahir berdasarkan pemikiran manusia yang
bisa berubah berdasarkan waktu, sehingga tidak bersifat kekal dan selalu
membutuhkan perubahan-perubahan, bahkan terkadang mengabaikan aspek etika
dan moral, tergantung untuk kepentingan apa dan siapa.
Tujuan yang tidak sama tersebut melahirkan implikasi yang berbeda.
Menurut pakar ekonomi Islam, ekonomi Islam bertujuan untuk mencapai al-Falah
didunia dan akhirat, artinya untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat
dilakukan dengan cara yang berdasarkan al-Qur‟an dan as-Sunnah. Sedangkan
ekonomi konvensional mencoba menyelesaikan menyelesaikan masalah yang timbul
tanpa ada pertimbangan mengenai soal ketuhanan dan keakhiratan, akan tetapi lebih
mengutamakan untuk kemudahan dan kepuasan manusia didunia saja.
b. Konsep Bunga
Sistem ekonomi Islam bebas dari bunga (riba) karena riba merupakan
pemerasan kepada orang yang terdesak atau kebutuhan. Islam sangat mencela
penggunaan modal yang mengandung riba. Dengan alasan inilah, modal menduduki
peranan penting dalam ekonomi Islam.
Dari perbedaan diatas dapat kita nilai bahwa ekonomi Islam dapat
mengantisipasi krisis ekonomi. Dapat dilakukan dengan cara yaitu : pertama
menghapuskan sistem bunga dari segala transaksi keuangan yang ada dala suatu
sistem. Kedua, dalam kebijakan fiskal, aktifitas yang dilakukan harus mendukung
aktivitas riil dan ketentuan jenis serta tingkat pajak yang melindungi aktivitas riil.
Ketiga, dalam kebijakan moneter, yaitu pasar keuangan baik pasar uang dan pasar
modal harus dijalankan sesuai dengan sistem ekonomi Islam.
BMT merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ekonomi dengan
memakai prinsip ekonomi Islam dengan sistem bagi hasil. Dengan berdirinya BMT
didaerah-daerah dapat mengatasi kemiskinan dan pengangguran.
C. Pengertian Masyarakat Miskin
Kemiskinan dalam pengertian konvensional pada umumnya pendapatan
suatu komunitas yang berada dibawah suatu garis kemiskinan tertentu. Oleh karena
itu sering sekali upaya pengentasan kemiskinan hanya bertumpu kepada upaya
peningkatan pendapatan komunitas tersebut. Pada umumnya pendekatan
permasalahan kemiskinan dari segi pendapatan saja tidak mampu memecahkan
permasalahan kominitas. Karena permasalahan kemiskinan komunitas bukan hanya
masalah ekonomi meliputi berbagai masalah lainya.
Menurut Max-Neef et al ada enam macam kemiskinan yang di tanggung
komunitas, yaitu:
1. Kemiskinan sub-sistensi penghasilan rendah, jam kerja panjang, perumahan
buruk, fasilitas air bersih mahal.
2. Kemiskinan perlindungan, lingkungan buruk, (sarana pembuangan sampah,
polusi), kondisi kerja buruk, tidak ada jaminan atas hak pemilikan tanah.
3. Kemiskinan pemahaman, kualitas pendidikan formal buruk, terbatasnya
akses atau informasi, kurang mampu dalam mengupayakan perubahan.
4. Kemiskinan partisipasi, tidak ada akses dan kontrol atas proses pengambilan
keputusan yang menyangkut nasib diri dan komunitas.
5. Kemiskinan identitas, terbatasnya perbauran antar kelompok sosial.
6. Kemiskinan kebebasan, stres, rasa tidak berdaya, tidak aman baik ditingkat
pribadi maupun komunitas.22
Dengan mengenai apa itu kemiskinan amat beragam. Beberapa pengertian
kemiskinan sebagai ketikmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan
konsumsi dasar dan meningkatkan kualitas hidupnya. Seseorang dikategorikan
miskin apabila tidak mampu memenuhi standar minimum kebutuhan pokoknya agar
dapat hidup secara layak, inilah yang disebut sebagai kemiskinan konsumsi.
22
Al-Arif M Nur Rianto, Teori Makro Ekonomi Islam, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 227
Kemiskinan bukan hanya terkait terhadap aspek konsumsi saja atau material
dasar, tetapi kemiskinan juga terkait erat dengan berbagai dimensi lain kehidupan
manusia, misalnya kesehatan, pendidikan, jaminan masa depan dan peranan sosial.
Oscar Lewis, memaknai kemiskinan sebagai ketidak sanggupan seseorang
untuk dapat memenuhi dan memuaskan keperluan-keperluan dasar materialnya.
Dengan maksudnya kemiskinan adalah ketidak cukupan seseorang untuk bisa
memenuhi kebutuhan-kebutuhan primernya, seperti pangan, sandang, dan
ekonominya. Dengan kata lain sumber daya material yang ada pada dirinya hanya
dapat dipakai untuk keperluan langsung konsumsi sehari-hari, karena orang miskin
tidak dapat menabung apalagi investasi.
Dalam sudut pandangan Islam, kemiskinan terbagi menjadi tiga tingkatan,
yaitu:
1. Miskin Iman
Yang dimaksud dengan miskin Iman adalah orang yang jiwanya tidak ada
kontak atau hubungan dengan Allah, jika ada hanya tipis yaitu hanya ingat pada
Allah saat susah saja.
2. Miskin Ilmu
Salah satu penyebab kesusahan adalah karena miskin ilmu, bagaimana orang
lain hidup, dengan membangun ekonomi, teknologi dan lain-lain apabila miskin
ilmu. Saat ini etos kerja ummat muslim sangat rendah karena enggan untuk mengkaji
ilmu-ilmu agama padahal wahyu yang pertama kali di turunkan Allah yaitu
membaca dengan arti lain kewajiban untuk menuntut ilmu.
3. Miskin Harta
Islam memandang orang miskin ataupun fakir harus dibantu yaitu terlepas
dari bebanya. Miskin yaitu orang yang sudah bekerja tetapi belum bisa atau belum
mencukupi kebutuhan hidupnya. Permasalahan kemiskinan dapat menyebabkan
lemahnya iman yaitu dapat melakukan kejahatan untuk memenuhi kebutuhannya.
Dengan hal demikianlah Islam memandang pentingnya untuk menyelesaikan
kemiskinan.
Hubungan penyebab kemiskianan yang terjadi dimasyarakat di karenakan,
penyebab individual yaitu melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan,
atau kemampuan dari simikin, penyebab keluarga yaitu yang menghubungkan
kemiskinan dengan pendidkan, penyebab sub-budaya yaitu yang menghubungkan
kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, di pelajari atau dijalankan dalam
lingkungan sekitar, penyebab agensi yaitu, sebagai akibat dari melihat aksi orang
lain termasuk pemerintah dan ekonimi, dan penyebab struktural yang memberikan
alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari stuktural.23
Islam untuk mengentaskan masalah kemiskinan yaitu untuk membantu atau
melepaskan beban orang miskin dengan menerima ZIS (Zakat, Infaq, Shadaqah) dari
orang-orang yang kaya. Begitu juga dengan peran BMT (Baitul Mal wat Tamwil)
yang berbasis syari‟ah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan memperbaiki
23
Ibid, hlm. 231-233
ekonomi masyarakat miskin atau masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tidak
bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.
D. Penelitian Yang Relavan
Untuk mendukung penelitian ini penulis mengambil beberapa penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya antar lain:
1. Muhammad Muchlis : Manajemen BMT Amanah Ray Dalam Menjalankan
Produk Simpan Pinjam Berasaskan Bagi Hasil Mudhorobah Di Pasar Petisah
Kota Medan. Dari penelitian yang dilakukan bahwa BMT AMANAH Ray
menggunakan sistem jemput bola atau kata lain pemasaran produknya harus
diberikan langsung kepada nasabah yang ada dipasara petisah kota Medan.
2. Maisyarah : Peranan BMT (Bitul Maal wa Tamwil) KPRI (Koperasi
Persatuan Republik Indonesia Mekar Jaya) Dalam Mengembangkan
Ekonomi Masyarakat Muslim di Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli
Serdang. Dari penelitian yang dilakukan bahwa BMT dapat mengembangkan
ekonomi masyarakat muslim dengan cara meminjamkan modal kepada
masyarakat usaha kecil dan memberikan pembiayaan-pembiayaan. Denngan
pemberian pembiayaan ini, agar dapat mengembangkan usaha riil mereka
yang lebih produktif dan maju dari pada sebelum mendapatkan pembiayaan
BMT. Selain itu BMT juga memberikan penyuluhan-penyuluhan, menjalin
hubungan kerja sama, meningkatkan kualitas SDM, konsultasi usaha,
memberikan dana dan motivasi, ini semua diberikan oleh BMT semata-mata
agar perkembangan usahanya bisa berkembang dengan baik.
Berdasarkan hasil penelitian diatas, peneliti melakukan penelitian sesuai
judul yaitu Manajemen BMT Agam Madani Dalam Meningkatkan Ekonomi
Masyarakat Miskin. Jadi yang saya teliti adalah tentang manajemen dan cara atau
sistem kerja, pelaksanaan kegiatan-kegiatan BMT dan pengawasan dalam kegiatan
tersebut (manajemen) serta, apakah dengan hadirnya BMT di daerah tersebut dapat
meningkatkan ekonomi masayarakat muslim menjadi lebih baik dan sejahtera dari
pada sebelumnya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Penelitian kualitatif adalah beberapa peneliti mengumpulkan data melalui
wawancara dan pengamatan. Menurut Bodgan dan Taylor, metode kualitatif
didefenisikan sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa data-data
tertulis atau lisan dari orang yang dapat diamati. Penelitian kualitatif berupaya
menggambarkan fenomena sosial secara utuh.24
Penelitian ini adalah kualitatif dengan 1. menggunakan metode deskriptif.
Tujuannya adalah untuk memberikan uraian yang seluas-luasnya tentang tema yang
dibahas sehingga para pembaca memperoleh tambahan informasi.25
Oleh karena itu,
pentingnya penelitian manajemen BMT (Baitul Mal wat Tamwil) dalam
meningkatkan ekonomi masyarakat muslim yang dilakukan dengan pendekatan
deskriftif dengan mengamati secara langsung sehingga dapat menemukan masalah
yang terjadi di masyarakat.
B. Informan Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi informan terdiri dari pengurus BMT
(Bitul Mal wat Tamwil) Agam Madani di Nagari Panampuang Kecamatan Ampek
24
Basrowi dan Suwandi, Memehamai Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008),
hlm. 21 25
Strauss, Anselm, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: PT. Pustaka pelajar,
2003), hlm. 4
Angkek Kabupaten Agam, ketua BMT, pengelola dan pengurus BMT, dan Wali
Nagari setempat serta masyarakat yang bersangkutan.
Dengan adanya informan tersebut bertujuan untuk mengetahui bagaimana
sistem manajemen dalam pelaksanaan BMT serta dapat mengetahui apakah dengan
hadirnya BMT dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi dikantor BMT (Baitul Mal wat Tamwil) Agam
Madani di Jl. Simpang Koto Baru KM 2 pakan kaluang Nagari Panampuang
Kecamatan Ampek Angkek Kabupaten Agam.
D. Sumber Data
Data-data dalam penelitian ini diperoleh dari dua sumber yaitu:
1. Data primer yaitu data yang diperoleh dari informan yang telah ditetapkan,
data yang diperoleh langsung dari pengurus dan pengelola BMT Agam
Madani yaitu:
a. Wali nagari Panampuang : Zulhendra, S.HI.
b. Pengurus dan pengelola : Hidayati Awalia, SE.
c. Pembukuan BMT Agam Madani : SE. Wike Lestari.
d. Nasabah/ Anggota BMT :
1. Afrizal,
2. Fitri Norawati,
3. Yasmi.
2. Data sekunder, adalah data-data tambahan yang diperoleh dari dokumentasi,
internet dan buku-buku yang sesuai dengan masalah penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1. Wawancara
Menurut Moleong wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan
pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan
tersebut. 26
Dalam hal ini peneliti melakukan serangkaian tanya jawab dengan Wali
Nagari dan pengurus pengelola BMT serta beberapa orang anggota/ nasabah untuk
mendapatkan informasi tentang sistem kerja manajemen dalam meningkatkan dan
pengembangan BMT.
2. Observasi
Yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian yaitu
kantor BMT Agam Madani serta langsung kelokasi tempat usaha-usaha anggota
dengan melihat fakta yang sesuai di lapangan tersebut, melihat secara langsung dari
dekat tentang keberadaan pengurus BMT, serta mengamati kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dan meningkatkan serta memperbaiki usaha dan ekonomi masyarakat
miskin agar terpenuhi dan lebih baik lagi.
26
J. Lexy, Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Ramaja Rosda Karya,
1990), hlm. 135
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang berhubungan dengan
materi baik dalam bentuk laporan, surat-surat resmi maupun catatan harian dan
sebagainya. Berkenaan dengan penelitian yang dilakukan berbagai macam
dokumentasi yang kami gunakan diantaranya: buku-buku, foto-foto dan surat-surat,
serta hal-hal yang berkaitan dengan BMT.
Hal ini bertujuan agar dokumentasi tersebut diharapkan dapat memberi
uraian dan wujud dalam meningkatkan ekonomi masyarakat miskin dengan melalui
BMT (Baitul Mal wat Tamwil).
F. Teknik Analisis Data
Setelah data dari lapangan terkumpul dengan menggunkan beberapa metode
di atas, maka peneliti mengelola menganlisa data tersebut dengan menggunakan
analisis deskriptif, yaitu analisis data dilakukan dengan mendata dan menelaah
secara sistematis semua data yang diperoleh. Tujuan analisa di dalam penelitian ini
adalah menyempitkan dan membatasi penemuan-penemuan hingga menjadi data
yang teratur, serta tersusun dan lebih menjadi berarti.
Setelah semua sumber data tersedia dan dibaca serta dipelajari, langkah
penelitian berikutnya adalah mereduksi data yaitu membatasi dan memilih yang
benar-benar penting dan diperlukan serta menyisihkan data yang dianggap tidak
perlu kemudian barulah menulis data, yaitu menyusun dan menyajikan data dalam
bentuk uraian singkat dan disusun secara beraturan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Sekilas Gambaran Profil BMT Agam Madani
1. Monografi BMT Agam Madani Nagari Panampuang
Pada tanggal 21 Februari 2017 samapi 20 Maret 2017, peneliti langsung terjun ke
lapangan dan melihat secara langsung kondisi masyarakat di Nagari Panampuang,
Kec. Ampek Angkek, Kab. Agam. BMT Agam Madani merupakan program
pemerintah Kabupaten Agam dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi
masyarakat miskin atau masyarakat mikro menengah kebawah. Program ini telah di
mulai sejak tahun 2009 sampai sekarang.
BMT Agam Madani berlokasi di, Jl. Biaro Saro Jorong Surau Lauik Kanagarian
Panampuang Kecamatan Ampek Angkek Kabupaten Agam. Saat ini dikelola oleh
dua orang pengelola yang direkrut langsung oleh pemerintah Kabupaten Agam
dengan dimodali 15 hari pelatihan kerjasama dengan PINBUK pusat Jakarta.
Lembaga ini didirikan oleh 63 pendiri dengan nominal Rp. 38.500.000,00- dengan
harga per lembar saham Rp. 250.000,-. Pada bulan Maret 2009 Pemda Kab. Agam
menitipkan dana sebesar Rp. 300.000.000,00-. Jumlah anggota pada awal tahun
2014 : 212 orang, pada tahun 2015 : 238 orang dan pada tahun 2016 : 252 orang.
Hingga jumlah anggota dari awal tahun 2009 selalu meningkat sampai sekarang
berjumlah 1.990 orang perhitungannya sesuai dengan putaran peminjaman yang
dilakukan nasabah.
2. Visi dan Misi BMT Agam Madani Nagari Panampuang
Adapun visi dan misi dari BMT Agam Madani Nagari Panampuang
a. Visi
Visi BMT Agam Madani menjadi koperasi jasa keuangan syariah yang amanah,
sehat dan tangguh dalam memperdayakan rumah tangga miskin, usaha kecil dan
menengah. Memakmurkan kehidupan anggota pada khususnya dan ummat manusia
pada umumnya, serta mengharapkan ridha Allah SWT.
b. Misi
1) Meningkatkan akses permodalan bagi anggota dan calon anggota
2) Menanamkan kesadaran untuk hidup hemat dan bersahaja bagi masyarakat
khususnya anggota
3) Meningkatkan produktivitas ekonomi masyarakat dari rumah tangga miskin
menjadi usaha mikro, usaha kecil menjadi usaha menengah.27
B. Pelaksanaan Kegiatan Manajemen BMT Agam Madani
1. Dalam Bidang Organisasi
a. Struktur BMT Agam Madani Nagari Panampuang
Pengurus dan pengawas BMT Agam Madani Nagari Panampuang dalam rapat
pendiri yang dilaksanakan pada tanggal 14 Januari 2014 s/d 2018 yang mendapat
kepercayaan untuk mengurus dan mengelola BMT Agam Madani dengan susunan
sebagai berikut:
Struktur Organisasi BMT Agam Madani Nagari Panampuang
27
Laporan pengurus dan pengawas BMT Agam Madani Nagari Panampuang Periode 2015-2016.
b. RAT (Rapat Anggota Tahunan)
RAT (Rapat Anggota Tahunan) adalah forum tertinggi dalam organisasi BMT Agam
Madani Nagari Panampuang yang mempunyai kewenangan yang tidak diserahkan
kepada pengurus maupun pengawas oleh undang-undang ini atau anggaran dasar.
Adapaun tugasnya adalah:
1) Mengangkat dan memberhentikan anggota pengurus dan pengawas
Rapat Anggota Pendiri
(RAT)
Penanggung Jawab
Wali Nagari
Pengurus
1. Ketua: Drs. Suhaimi
2. Sekretaris: Lamsiah, S.Pd, SD
3. Bendahara: Pitra Ledi, S.Pd, SD
4. Anggota: Zulhendra
Pengawas
1. Hj. Elly Darwin
2. Surya Efitrimen,
S. Pt, MH
Manager
Hidayati Awalia, SE
Marketing
Wike Lestari, SE
Pembukuan/ Adm
Wike Lestari, SE
Pembiayaan
Hidayati Awalia, SE Teller
Rika Lestari, SE
2) Menetapkan kebijakan umum BMT
3) Mengesahkan program BMT
4) Penetapan keputusan mengenai dan penggabungan dan pembubaran koperasi.
c. Pengawas
Mewakili RAT dalam melakukan pengawasan terhadap kerja pengurus serta
memberikan nasehat baik diminta maupunn tidak kepada pengurus demi kelancaran
kemajuan organisasi BMT.
Adapun tugas pengawas adalah
1) Mengawasi kegiatan usaha BMT agar tidak menyimpang dari syariat Islam
dan melakukan pengawasan terhadap kerja pengurus dengan pegangan pada
kebijakan umum dari RAT.
2) Memberikan masukan dan nasehat kepada pengurus dalam rangka
operasional BMT.
3) Melaporkan hasil pengawasan setiap tahunnya melalui Rapat Anggota
Tahunan (RAT).
d. Pengurus
Pengurus menerima RAT, untuk memastikan berjalan atau tidaknya BMT dan
membuat kebijakan umum serta melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan BMT
sehingga semuanya di harapkan pelaksanaannya sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
Adapun tugas pengurus adalah:
1) Merumuskan dan menyusun kebijakan umum BMT serta merumuskan
kebijakan operasional yang merupakan penjabaran dari kebijakan umum yang
telah ditetapkan oleh RAT.
2) Melakukan pengawasan kegiatan dalam bentuk dan melakukan pengawasan
terhadap tugas manager serta memberikan persetujuan pembiayaan untuk
suatu jumlah tertentu.
3) Memberikan rekomendasi produk-produk yang akan ditawarkan kepada
anggota supaya sesuai dengan etika norma yang disepakati.
e. Pengelola
1. Manajer
Adapun tugas manajer:
a) Bertanggungjawab atas perencanaan, koordinasi dan pengarahan dari semua
aktifitas operasi BMT untuk mencapai sasaran dan tujuan yang sudah
ditetapkan.
b) Bertanggungjawab terhadap hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan
produk, pemasaran dan penerapan dari sistem manajemen, administrasi,
kepegawaian, keuangan dan akuntabilitas keuangan pada pengurus.
c) Bertanggungjawab untuk operasi yang menguntungkan dalam rangka
kebijaksnaan, sasaran-sasaran dan anggaran-anggaran yang dibuat bersama
staf manajemen.
2. Teller
Adapun tugas Teller:
a) Menerima/ menghitung uang dan membuat bukti penerimaan.
b) Melakukan pembayaran sesuai perintah manager.
c) Melayani dan membayar pengambilan tabungan.
d) Membuat buku kas harian dan setiap akhir jam kerja menghitung uang yang
ada dan meminta pemeriksaan dari manager.
3. Pembiayaan
Melakukan kegiatan pelayanan kepada peminjaman serta melakukan pembinaan agar
pembiayaan yang diberikan tidak macet.
Adapun tugas pembiayaan
a) Melayani dan menerima nasabah yang akan melakukan pembiayaan
b) Menerima permohonan pembiayaan dari nasabah serta mempersiapkannya.
c) Melakukan analisa secara menyeluruh terhadap kelayakan usaha calon
nasabah sebelum diberikana pembiayaan.
4. Pembukuan
Pembukuan bertugas untuk membukukan segala aktivitas yang terjadi setiap harinya
dan kemudian membuat laporan yang dibutuhkan.
5. Marketing
Tugas marketing yaitu:
a) Melayani, menerima tamu (calon nasabah atau nasabah) secara aktif yang
memerlukan pelayanan jasa perbankan
b) Memelihara dan membina hubungan baik dengan pihak nasabah serta
interen unit kerja yang ada di bawah serta di lingkungan perusahaan
c) Melakukan minotoring, evaluasi, review dan supervisi dan terhadap
pelaksanaan tugas dan fungsi bidang marketing pada unit atau bagian yang
ada di bawah supervisinya.28
2. Dalam bidang keuangan
1. Sumber Dana (menghimpun dana manajemen Funding)
TABEL l
SUMBER DANA/ MODAL 29
Sumber dana atau modal yang ada di BMT dari masyarakat dikelola dengan
baik dan dikembangkan dengan cara menyalurkan dana tersebut kemasyarakat dari
tahun 2014, 2015 dan 2016 selalu meningkat. Dalam hal ini, biasa disebut sebagai
manajemen Funding (penghimpun dana) merupakan usaha BMT Agam Madani
dalam menghimpun dana.
28
Laporan Pengurus dan Pengawas, BMT Agam Madani Nagari Panampuang, periode 2015-2016. 29
Laporan Kondisi Keuangan, BMT Agam Madani Nagari Panampuang, per Desember 2014-2016.
URAIAN 31 Desember 2014 31 Desember 2015 31 Desember
2016
Total Asset 901.506.341,41 953.031.161,34 1.003.965.406,56 MODAL
Modal Sendiri 113.400.000,00 138.380,000,00 164.750.000,00
Modal (PEMDA) 300.000.000,00 300.000.000,00 300.000.000,00
Penyertaan
PINBUK
5.000.000,00 5.000.000,00 4.500.000,00
Simpanan
Masyarakat
255.871.791,14 234.076.990,68 250.918.374,31
Jumlah
pembiayaan
Kembali
800.348.983,35 172.995.000,00 123.100.000,00
Laba (SHU) 76.358.693,65 83.541.558,38 85.160.735,61
Modal dari dalam (anggota pendiri) merupakan modal yang berasal dari
simpanan anggota pendiri yang berbentuk simpanan pokok khusus (SIMPOKUS),
simpanan wajib dan simpanan sukarela. Dalam hal ini upaya penambahan modal
mengajak anggota pendiri untuk menyimpan melalui simpanan berjangka / deposito
dan simpanan haji dan umrah akan tetapi tidak ada tempat penitipan zakat hanya
BMT saja yang setiap tahunnya mengelurkan zakatnya.
Modal dari luar anggota BMT yaitu dari pernyataan modal awal PEMDA Rp.
300.000.000,00, kemudian pernyataan dari PINBUK Rp. 4.500.000 (dalam bentuk
sofware) dan hibah Pokja Rp. 3.000.000 (dalam bentuk komputer).30
Dengan demikian perbandingan total asset BMT Agam Madani setiap tahunnya
selalu meningkat.
2. Penyaluran Dana (manajemen Lending)
Penyaluran dana merupakan salah satu usaha dari BMT Agam Madani dalam
membantu masyarakat yang mempunyai keahlian tetapi kekurangan modal atau bisa
dikatakan masyarakat yang miskin. penyaluran dana biasa dikatakan sebagai
manejemen Lending. Jumlah pembiayaan dana yang sudah disalurkan kepada
masyarakat miskin atau kurang mampu adalah dapat dilihat dalam tebel yang
dijelaskan dibawah ini:
30
Hidayati Awalia, Manajer BMT Agam Madani Nagari Panampuang, Wawancara Pribadi,
Panampuang 23 Februari 2017.
TABEL ll
REKAPITULASI SITUASI PEMBIAYAAN31
TAHUN Jumlah
pembiayaan
Persentasi
2014 Rp 1.354.017.500,00 85,3 %
2015 Rp 1.351.900.000,00 85,1 %
2016 Rp 1.449.889.000,00 98,5 %
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa jumlah dana yang disalurkan tidak stabil lebih
tinggi pembiayaan pada tahun 2014 dari pada tahun 2015 kemudian naik lagi pada
tahun 2016. BMT Agam Madani setiap tahun selalu menyalurkan pembiayaan
kepada masyarakat sehingga minat masyarakat dalam melakukan pembiayaan juga
meningkat.
Dari tabel diatas juga dapat dilihat bahwa pengelolaan BMT juga semakin
baik, sehingga BMT Agam Madani dapat meningkatkan jumlah pembiayaannya.
Dengan meningkatnya jumlah pembiayaan yang disalurkan dapat pula meningkat
keuntungan yang diperoleh oleh BMT dan meningkatkan SHUnya.
3. Peran dan Fungsi manajemen penghimpun dana dan penyaluran dana
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan manajer BMT Agam Madani
Nagari Panampuang peran dan fungsinya adalah sebagai berikut:
a) Mengajak masayarakat untuk hidup hemat
b) Mengajak masyarakat untuk menyisakan sebagian pendapatannya untuk untuk
disimpan.32
31
Laporan Kondisi Keuangan, BMT Agam Madani Nagari Panampuang, per Desember 2014-2016.
Dengan adanya masyarakat atau nasabah yang menabung dapat meningkatkan modal
BMT dan BMT dapat mencairkan permohonan pembiayaan yang diajukan nasabah.
Sedangkan peran dan fungsi penyaluran dana adalah sebagai berikut:
a) Untuk memberantas kemiskinan
b) Bisa atau dapat mencipatakan dan membuka lapangan kerja
c) Dapat membantu untuk mengembangkan ke ahlian yang dimiliki masyarakat yang
kekurangan dana.
Dengan menggunakan manajemen lending dan funding maka BMT dapat
menyalurkan dana kemasyarakat dengan baik sehingga bisa terbantu, dan BMT juga
dapat meningkatkan keuntungannya.
3. Dalam Bidang Usaha-Usaha
Sebagaimana lembaga keuangan lainnya baik itu bank atau lembaga mikro produk
yang ditawarkan serta usaha tidaklah jauh berbeda. Produk yang dirawarkan di BMT
Agam Madani Panampuang berupa Produk Simpanan dan Pembiayaan.
1. Jenis-jenis produk simpanan/ tabungan
a) Tabungan Mandiri Sejahtera (Tamara)
TAMARA merupakan sarana investasi sesuai dengan syariah dan dapat melakukan
penyetoran dan penarikan secara tunai setiap waktu.
b) Tabungan Pendidikan (Tadika)
TADIKA merupakan tabungan khusus yang digunakan untuk mempersiapkan biaya
pendidikan anak dan pengambilannya dilakukan pada ajaran tahun baru.
32
Ibid.
c) Tabungan Idul Fitri (Taduri)
TADURI merupakan tabungan khusus yang diperuntukkan untuk memenuhi
kebutuhan idul fitri dan dapat diambil menjelang idul fitri.
d) Tabungan Qurban (Taqurba)
TAQURBA merupakan tabungan yang dikhususkan untuk masyarakat yang hendak
melaksanakan qurban pada hrai raya idul adha.
e) Tabungan Haji
Tabungan haji adalah tabungan yang dikhususkan bagi anggota yang ingin
menggunakan ibadah haji.
f) Tabungan Berjangka (Tajaka/ Deposito)
Tabungan berjangka/ deposito merupakan pilihan investasi nasabah yang berjangka.
Jangka waktu yang disepakati yaitu 3, 6, 12 bulanan yang ditunjukkan bagi nasabah
yang ingin berinvestasi sesuai.33
Dari penjelasan diatas produk-produk atau usaha BMT Agam Madani yaitu bahwa
penyimpanan masyarakat selalu meningkat dari tahun sebelumnya berarti dapat
dikatakan bahwa masyarakat sangat mempercayakan uang mereka kepada pihak
BMT Agam Madani Nagari Panampuang untuk tempat penyimpanan atau tabungan
di BMT tersebut. Salah satu penyebab banyak masyarakat yang menyimpankan uang
mereka adalah karena BMT Agam Madani berbasis syariah. Hal tersebut dapat
dilihat didalam tabel berikut ini:
33
Wike Lestari, Pembukuan BMT Agam Madani Nagari Panampuang, Wawancara Pribadi,
Panampuang 24 Februari 2017.
TABEL lll
REKAP NOMINATIF SIMPANAN BMT AGAM MADANI PER DESEMBER
2014, 2015 DAN 2016.34
Tahun Jumlah Rekening Jumlah Saldo (Simpanan)
2014 906 Rp. 277.868.791,14
2015 913 Rp. 296.956.490,67
2016 949 Rp. 319.055.642,73
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa penyimpanan masyarakat selalu meningkat dari
tahun sebelumnya berarti dapat dikatakan bahwa masyarakat sangat mempercayakan
uang mereka kepada pihak BMT Agam Madani Nagari Panampaung untuk tempat
penyimpanan atau tabungan di BMT tersebut. Dengan demikian dapat pula
meningkatkan SHUnya (Sisa Hasil Usaha) seperti didalam tabel berikut ini:
TABEL lV
JUMLAH SHU (SISA HASIL USAHA)/ LABA BMT AGAM MADANI YANG
DIPEROLEH PER 31 DESEMBER 2014, 2015 DAN 201635
Tahun SHU (Sisa Hasil Usaha) / Laba
2014 Rp. 76.358.693,65
2015 Rp. 83.541.558,38
2016 Rp. 85.160.735,61
Dengan meningkatnya jumlah nasabah dalam melakukan simpanan di BMT tersebut
begitu juga dengan pembiayaan yang di salurkan BMT Agam Madani kepada 34
Laporan Kondisi Keuangan, BMT Agam Madani Nagari Panampuang, Per Desember 2014-2016. 35
Laporan Kondisi Keuangan BMT Agam Madani Nagari Panampuang, Per Desember 2014-2016.
nasabah yang yang melakukan peminjaman kembali begitu juga dengan calon
nasabah atau calon anggota BMT yang masih dalam proses pembiayaan.
Simpanan atau tabungan merupakan salah satu produk-produk BMT Agam Madani
sebagai pendukung dalam meningkatkan SHU atau keuntungan BMT seperti daftar-
daftar simpanan yang secara terperinci di dalam tabel berikut:
TABEL V
DAFTAR-DAFTAR SIMPANAN BMT AGAM MADANI NAGARI
PANAMPUANG PER 31 DESEMBER 2016.36
Kode Keterangan Jum. Rekening Jumlah Saldo
120 Simpanan Pokok 63 6.300.000,00
121 Simpanan Wajib 63 72.862.000,00
122 Simpoksus 0 0,00
220 Simpanan Tamara 502 115.526.588,62
221 Simpanan Tadika 97 24.303.265,34
222 Simpanan Taduri 0 0,00
223 Simpanan Tahajud 0 0,00
224 Simpanan Taqurba 1 17.403,89
225 Simpanan Umrah 16 9.681.588,90
420 Simp. wajib pem. 179 74.805.666,54
421 SARAS 28 15.559.129,44
JUMLAH 949 319.055.642,73
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa produk simpanan Tamara mempunyai nasabah
paling banyak. Karena simpanan Tamara adalah simpanan umum yang bisa diambil
kapan saja.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan manajer BMT Agam Madani dalam
mengelola dana tabungan atau simpanan:
36
Laporan Kondisi Keuangan, BMT Agam Madani Nagari Panampuang, Per Desember 2016.
1. Simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan simpoksus
Semua pendiri mempunyai simpanan pokok, wajib dan simpoksus. Simpanan pokok
adalah simpanan yang dibayar oleh pendiri waktu pertama menjadi anggota BMT
dan semua simpanan pokok pendiri sama. Simpanan wajib adalah simpanan yang
harus dibayar setiap bulan oleh semua pendiri jumlah semuanya juga sama karena
simpanan wajib ditetapkan dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT).
Simpoksus (simpanan pokok khusus) adalah saham yang dimiliki oleh para pendiri,
di mana saham ini bisa berbeda, tergantung pada keinginan para pendiri dalam
meningkatkan sahamnya.
BMT tidak memberikan bagi hasil untuk simpanan pokok, wajib, simpoksus
melainkan pihak BMT memberikan SHU tahunan. Untuk simpoksus SHUnya tidak
sama, tergantung kepada saham yang dimiliki oleh para pendiri.37
2. Simpanan Tamara, Tadika, Tahajud, Umrah dan Saras
Merupakan tabungan dari nasabah, pihak BMT memberikan bagi hasil 5% untuk
semua tabungan. Pada produk simpanan anggota mendapat bagi hasil yang besarnya
tergantung kepada: besar saldo rata-rata harian tabungan, besar saldo rata-rata
seluruh simpanan yang ada, besar pendapatan yang di peroleh BMT dan bagi hasil
(Nisbah) yang disepakati BMT dan anggota.
3. Simpanan wajib pembiayaan
37
Hidayati Awalia, Manajer BMT Agam Madani Nagari Panampung, Wawancara Pribadi,
Panampuang 27 Februari 2017.
Merupakan simpanan dari nasabah yang melakukan pembiayaan. Berdasarkan hasil
wawancara penulis dengan manajer BMT:
“Simpanan wajib pembiayaan merupakan ketentuan dari BMT bagi nasabah yang
melakukan pembiayaan. Untuk simpanan wajib pembiayaan BMT tidak memberikan
bagi hasil. Kegunaan simpanan wajib pembiayaan adalah sebagai jaminan atas
pinjaman nasabah yang berbentuk simpanan dan dapat diambil setelah pinjaman
selesai atau untuk membayar cicilan terakhir pembiayaannya, dan juga untuk
menambah modal BMT”38
Pembukaan rekening simpanan pada BMT Agam Madani Nagari Panampuang sama
juga dengan Bank umum lainnya seperti:
a) Nasabah datang ke BMT
b) Menyerahkan foto copy KTP
c) Dan mengisi permohonan pembukaan rekening.
2. Jenis-jenis produk pembiayaan
a) Pembiayaan Mudharabah
Mudharabah yaitu pembiayaan untuk kegiatan usaha produktif anggota yang
keseluruhan modalnya dibiayai BMT, sedangkan nasabah berupaya mengelola dana
tersebut untuk mengembangkan usahanya, selanjutnya pembagian bagi hasil di
tentukan sesuai dengan kesepakatan. Dengan demikian semua pembiayaan untuk
38
Hidayati Awalia, Manajer BMT Agam Madani Nagari Panampuang, Wawancara Pribadi,
Panampuang 1 Maret 2017.
modal usaha semuanya di tanggung oleh pihak BMT sedangkan nasabah hanya
mengelola usaha tersebut suapaya usahanya berkembang.
b) Pembiayaan Musyarakah
Musyarakah yaitu pembiayaan usaha produktif anggota yang modalnya dibiayai
bersama antara BMT dan anggota dengan porsi modal dan bagi hasil sesuai dengan
kesepakatan.
c) Pembiayaan Murabahah
Murabahah yaitu pembiayaan dengan sistem jual-beli dimana BMT membeli barang
dan menjualnya untuk angggota yang perlu sarana usaha atau suatu barang namun
belum ada uang dengan harga dan pembayaran jatuh tempo yang disepakati.
d) Pembiayaan Bai’ Bitsaman ‘Ajil (BBA)
Bai’ Bitsaman Ajil yaitu pembiayaan bagi anggota yang membutuhkan sarana/usaha
barang. BMT membelikan dan menjualnya kepada yang bersangkutan dengan harga
dan angsuran yang disepakati.
e) Pembiayaan Al-Qardh
Al-Qardh yaitu pinjaman kebaikan untuk anggota yang benar-benar tidak mampu
namun ingin berusaha tanpa dikenakan bagi hasil atau margin. Berdasarkan tujuan
penggunaannya adalah. Dengan demikian peminjaman tersebut harus betul-betul
tidak mampu. Pihak BMT melakukan pembiayaan kepada nasabah tersebut untuk
buka usaha tanpa bagi hasil hanya berkewajiban untuk mencicil peminjaman.
a. Pembiayaan Produksi
Adalah pembiayaan yang digunakan untuk kebutuhan usaha. Pembiayaan produktif
terbagi lagi dalam dua jenis, yaitu:
1. Pembiayaan Investasi adalah pembiayaan yang digunakan untuk
mengadakan sarana/ alat produksi.
2. Pembiayaan modal kerja merupakan pembiayaan yang digunakan untuk
pengadaan bahan baku.
Hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan nasabah yang menjual kue keliling
kampung kepada ibu Yasmi yaitu:
“ Bahwa uang yang dipinjam ke BMT tidak ada dilakukan pembagian hasil kepada
pihak BMT akan tetapi hanya mencicil per bulan saja pembiyaan yang di pinjam,
setelah lunas boleh melakukan peminjaman kembali dengan syarat-syarat tertentu”.39
b. Pembiayaan Konsumtif
Adalah pembiayaan yang digunakan untuk pembelian barang untuk dikonsumsi
bukan kebutuhan usaha.
Berdasarkan sektor usaha yang dibiayai adalah:
1. Perdagangan,
2. perindustrian,
3. pertanian, peternakan dan, jasa.
Berdasarkan jangka waktu
39 Yasmi, Nasabah/anggota BMT Agam Madani Nagari Panampuang, Wawancara Pribadi,
Panampuang 3 Maret 2017.
1) Jangka pendek, yaitu pembiayaan dengan jangka waktu kurang dari satu
tahun.
2) Jangka menengah, yaitu pembiayaan dengan jangka waktu satu tahun.
3) Jangka panjang, yaitu pembiayaan dengan jangka waktu lebih dari satu
tahun40
Dalam kegiatan operasionalnya, pembiayaan yang diberikan BMT tidak jauh berbeda
dengan lembaga keuangan lain. Begitu juga di BMT Agam Madani Nagari
Panampuang. Usaha-usaha anggota BMT sebagai berikut:
TABEL Vl
LAPORAN USAHA-USAHA ANGGOTA BMT AGAM MADANI NAGARI
PANAMPUANG PADA BULAN 31 DESEMBER 201641
Usaha-Usaha Anggota 31 Desember 2016
Jumlah Bidang Pertanian 72 orang
Jumlah Bidang Peternakan 30 orang
Jumlah Bidang Perdagangan 74 orang
Jumlah Bidang Komunikasi 24 orang
Jumlah Bidang perumahan dan perabot 21 orang
Jumlah Anggota 221 orang
Pembiayaan yang disalurkan atau dipinjamkan kepada masyarakat untuk membuka
suatu usaha kemudian dikelola usaha tersebut dengan cara bekerja sama dengan
40
Wike Lestari, Pembukuan BMT Agam Madani Nagari Panampuang, Wawancara Pribadi, 3 Maret
2017. 41
Laporan Pengurus dan Pengawas, BMT Agam Madani Nagari Panampuang, Periode 2017.
piihak BMT. Wawancara yang dilakukan penulis bahwa pembiayaan yang dilakukan
ada jaminan yaitu:
“Pembiayaan yang di pinjam anggota (pemutaran peminjaman) atau masyarakat ke
BMT apabila tidak lebih dari jumlah Rp. 3.000.000,00 maka pihak BMT tidak ada
meminta jaminan. Apabila anggota meminjam lebih dari tiga juta maka pihak BMT
Agam Madani meminta jaminan berupa surat tanah, surat rumah BPKB kendaraan
dan lain-lain”.42
Dengan demikian dapat disimpilkan bahwa peminjama di atas tiga juta pihak BMT
meminta jaminan akan tetapi nasabah yang melakukan peminjaman tidak sampai tiga
juta maka tidak ada jaminan.
C. Rekapitulasi Perhitungan Hasil Usaha BMT Agam Madani
Pada bagian ini akan dijelaskan pembahasan umum dan analisis manajemen tentang
hasil usaha atau perkembangan operasional dan peningkatan serta perbandingan
pendapatan BMT Agam Madani pada tahun 2014, 2015 dan 2016.
1) Pendapatan
Realisasi pendapatan sampai dengan akhir tahun 2016 mencapai Rp. 177.636.670,90,
meningkat dibandingkan pada tahun 2015 Rp. 174.811.526,15, meningkat
dibandingkan pada tahun 2014 Rp. 163.796.261,03. Peningkatan pendapatan ini
dipengaruhi oleh meningkatnya pendapatan operasional.
42
Hidayati Awalia, Manajer BMT Agam Madani Nagari Panampuang, Wawancara Pribadi,
Panampuang 6 Maret 2017.
Pendapatan BMT Agam Madani setiap tahunnya selalu meningkat atau lebih baik
dari tahun sebelumnya. Begitu juga dengan SHUnya selalu meningkat dari tahun
sebelunya walaupun tidak mencapai anggaran dasar yang direncanakan dalam Rapat
Anggaran Tahunan (RAT). Dapat dilihat perbandingannya dibawah ini:
TABEL Vll
PERHITUNGAN HASIL USAHA BMT AGAM MADANI (PERBANDINGAN
TAHUN 2014, 2015 DAN 2016).43
Perkiraan 31 Desember 2014 31 Desember 2015 31 Desember 2016
SHU 76.358.693,65 83.541.558,38 85.160.735,61
PENDAPATAN
Basil/Margin
Pembiayaan
128.137.742,55 139.406.566,98 142.065.896,64
Administrasi
Pembiayaan
23.069.900,00 23.139.500,00 23.873.099,96
Penjualan matrai 370.500,00 184.000,00 258.000,00
Adm. Simpanan
dari Bank
12.218.118,48 10.000,00 10.000,00
Jasa Rekening
PLN
0,00 12.071.459,17 11.429.674,30
JUMLAH 163.796.261,03 174.811.526,15 177.636.670,90
Dengan demikian pendapatan dan SHU setiap tahunnya selalu terjadi peningkatan
dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya akan tetapi tidak mencapai anggaran
dasar yang sudah direncanakan sebelumnya hasil dalam RAT (Rapat Anggaran
Tahunan) yang tercantum sebegai berikut:
a. Anggaran pendapatan pada tahun 2016 direncanakan sebesar Rp.
209.733.900,00 yang dapat dicapai sebesar Rp. 177.636.670,90
43
Laporan Kondisi Keuangan BMT Agam Madani Nagari Panampuang Per Desember 2014-2016.
b. Anggaran pendapatan pada tahun 2015 direncanakan sebesar Rp.
183.796.263,03 yang tercapai sebesar Rp. 174.811.526,15
c. Anggaran pendapatan pada tahun 2014 direncanakan sebesar Rp.
163.839.843,45 yang tercapai sebesar Rp. 163.796.261,03.44
Dilihat dari anggaran dasar pendapatan realisasi setiap tahunnya tidak ada
tercapai walaupun SHUnya selalu meningkat setiap tahunnya.
2) Pembiayaan
Biaya-biaya atau beban-beban operasional yang dikeluarkan setiap per tahunnya
selalu meningkat sesuai dengan meningkatnya harga kebutuhan masyarakat. Pada
tahun 2014 biaya yang dikelurkan berjumlah Rp. 87.437.567,38 sedangkan pada
tahun 2015 meningkat dengan jumlah Rp. 91.269.967,77 pada tahun 2016 jumlah
biaya yang dikeluarkan Rp. 92.475.935,29.
Biaya-biaya yang dimaksud adalah bukan biaya yang disalurkan kepada nasabah
akan tetapi biaya operasional BMT Agam Madani tersebut yang wajib dikelurkan
setiap tahunnya. Biaya tersebut berupa kebutuhan organisasi dan kelancaran
pelaksanaan kegiatan BMT salah satunya gaji pengurus dan pengelola serta peralatan
yang dibutuhkan. Biaya-biaya tersebut dijelaskan di dalam tabel dibawah ini: 45
44
Laporan Pengurus dan Pengawas BMT Agam Madani Nagari Panampuang Per Desember Periode
2014-2016. 45 Laporan Pengurus dan Pengawas BMT Agam Madani Nagari Panampuang Per Desember Periode
2014-2016.
TABEL Vlll
REKAPITULASI BEBAN - BEBAN OPERASIOANAL DAN
PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA PER 31 DESEMBER TAHUN 2014, 2015
DAN 2016 BMT AGAM MADANI46
BEBAN
OPERASIONAL
31 Desember 2014 31 Desember 2015 31 Desember 2016
Basil tabungan
masyarakat
8.178.316,30 7.273.746,92 5.252.044,99
Pinjaman pihak
ketiga
1.155,566,30 0,00 0,00
Gaji Pengelolah 34.800.000,00 38.640.000,00 43.400.000,00
Insentif pengurus
& Pengawas
7.382.000,00 7.830.000,00 7.675.000,00
Transport 4.090.500,00 3.692.500,00 4.376.000,00
Konsumsi 3.225.000,00 4.797.000,00 5.928.000,00
Pajak tabungan 0,00 51.850,35 0,00
perbaikan alat
kantor
2.140.000,00 1.092.000,00 876.000,00
THR 5.500.000,00 5.375.000,00 5.999.000,00
Pakaian dinas 1.000.000,00 1.145.000,00 1.200.000,00
Penyusutan/
penghapusan
8.440.846,00 7.850.926,33 3.797.016,00
Barang & jasa 5.877.712,00 4.173.185,00 4.175.200,00
Pengelolaan Rek. 0,00 7.968.259,17 7.477.174,30
Supporting IT
USSI
0,00 0,00 450.000,00
Biaya RAT 2.500.000,00 2.000.000,00 2.000.000,00
JUMLAH (Pem.
Operasional)
87.437.567,38 91.269.967,77 92.475.935,29
Dengan penjelasan dalam tabel tersebut menurut saya manjemen pembiayaan
operasional seimbang dengan hasil pendapatan dengan pengeluaran karena setiap
tahunnya pembiayaan yang dikelurkan selalu meningkat dari tahun-tahun
46 Laporan Kondisi Keuangan, BMT Agam Madani Nagari Panampuang, Per Desember Periode 2014-
2016.
sebelumnya. Biaya operasional lebih efektif jika mengalami penurunan sedangkan
pendapatan selalu meningkat setiap tahunnya.
Dalam kegiatan operasionalnya, pembiayaan yang diberikan BMT tidak jauh berbeda
dengan lembaga keuangan lain. Begitu juga di BMT Agam Madani Nagari
Panampuang.
Pembiayaan yang disalurkan kepada nasabah pihak BMT memakai akad yang
disetujui oleh nasabah sesuai apa yang dipilinya. Dalam BMT Agam Madani akad
yang sering digunakan oleh nasabah dijelaskan di dalam tabel di bawah ini:
TABEL IX
DAFTAR PEMBIAYAAN BMT AGAM MADANI PER DESEMBER 201647
Keterangan Jumlah Orang Jumalah Saldo
Pembiayaan Bai’Bitsamaan’ Ajil 238 Rp. 874.398.933,74
Jumlah Pembiayaan Al- Qard 38 Rp. 23.640.000,00
Jumlah Pembiayaan Murabahah 0 Rp. 0,00
JUMLAH 276 Rp. 898.038.933,74
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa BMT Agam Madani Nagari Panampuang
dalam menyalurkan pembiayaan lebih banyak menggunakan akad Bai’ Bitsaman Ajil
(BBA) dengan prinsip jual beli. Setelah itu yang paling banyak digunakan yaitu akad
Al- Qardh yaitu masayarakat yang memang betul-betul kurang mampu, kemudian
akad murabahah dengan sistem nasabah beli barang ke BMT.
1) Akad Bai’ Bitsaman Ajil (BBA)
47 Laporan Kondisi Keuangan, BMT Agam Madani Nagari Panampuang, Per Desember Periode 2016.
Akad ini yaitu pembiayaan bagi anggota yang membutuhkan sarana/ usaha barang.
BMT membelikan dan menjualnya kepada yang bersangkutan dengan harga dan
angsuran yang disepakati.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan manajer BMT Agam Madani dalam
mengelola pembiayaan Bai’Bitsaman Ajil pihak BMT mempunyai ketentuan
1. Pembiayaan disalurkan tertinggi Rp. 15.000.000,-
2. Pembiayaan terendah Rp. 500.000,-
3. Untuk pembiayaan dibawah satu juta bisa tidak memakai jaminan
4. Untuk pembiayaan diatas satu juta memakai jaminana, jaminan tersebut
disesuaikan dengan pembiayaan yang diminta oleh nasabah.
Untuk pembagian bagi hasil ditentukan pada saat tanda tangan akad, persentasenya
bisa 50:50 atau 60:40 dari keuntungan.48
2) Akad Murabahah
Akad murabahah yaitu pembiayaan dengan sistem jual beli dimana BMT membeli
barang dan menjualnya untuk anggota yang perlu sarana usaha atau suatu barang
namun belum ada uang dengan harga dan pembayaran jatuh tempo yang disepakati.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan manajer BMT yaitu:
“Dalam akad murabahah BMT langsung membelikan barang yang dibutuhkan
nasabah kepada pemasok, kemudian BMT bekerjasama dengan pemasok untuk
mengantarkan barang tersebut kerumah nasabah, untuk margin keuntungan pihak
48 Hidayati Awalia, Manajer BMT Agam Madani Nagari Panampuang, Wawancara Pribadi,
Panampuang 8 Maret 2017.
BMT menentukan berdasarkan berapa biaya dibutuhkan dalam pembelian barang
tersebut dan ditambah dengan biaya administrasi.”49
3) Akad Al-Qardh
Akad Al-qardh yaitu pinjaman kebajikan untuk anggota yang benar-benar tidak
mampu namun ingin berupa tanpa dikenakan bagi hasil.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan manajer BMT Agam Madani Nagari
Panampuang, dana al-qardh bersumber dari.:
1. Dana yang dititipkan Pemda
2. Dana zakat
BMT Agam Madani Nagari Panampuang menyalurkan dana al-qardh pada rumah
tangga miskin dalam jangka waktu 12 bulan dengan ketentuan:
(a) Mengajukan permohonan pembiayaan
(b) Disetujui oleh niniak mamak nasabah yang bersangkutan.50
Manajemen pembiayaan pada BMT Agam Madani Nagari Panampuang, yaitu:
1. Nasabah datang ke BTM mengajukan permohonan pembiayaan.
2. Nasabah melengkapi persyaratan pembiayaan.
3. BMT melakukan survey dengan mencari tahu sifat dan karakter nasabah,
dengan bertanya kepada tetangga atau kepada jorong tempat nasabah tinggal.
4. Berdasarkan hasil survey, di adakan rapat komite pembiayaan untuk
memutuskan plafon pembiayaannya.
49
Hidayati Awalia, Manajer BMT Agam Madani Nagari Panampuang, Wawancara Pribadi,
Panampuang 10 Maret 2017. 50
Ibid.
5. Setelah pembiayaan disetujui, sebelum pencairan dilakukan nasabah
meminta rekomendasi wali nagari.
6. Nasabah menandatangani akad, selanjutnya dilakukan pencairan dana sesuai
dengan plafon yang disetujui oleh komite pembiayaan.
Syarat-syarat pengajuan pembiayaan pada BMT Agam Madani Nagari Panampuang,
yaitu:
1. Foto copy KTP Suami dan Istri
2. Foto copy KK
3. Foto copy Surat Nikah
4. Pas foto 3x4 Suami dan Istri
5. Surat persetujuan dari ninik mamak/ Ahli Waris diketahui oleh Wali
Jorong yang bersangkutan
6. Surat Rekomendasi dari Wali Nagari
7. Jaminan beserta foto copynya.51
Setelah syarat-syarat pengajuan permohonan pembiayaan dipenuhi oleh nasabah,
maka pihak BMT Agam Madani Nagari Panampuang akan mengadakan rapat
dengan pengurus dan pengawas. Dan dari hasil rapat tersebut dapat di putuskan
apakah permohonan pembiayaan nasabah tersebut akan disetujui atau tidak dan juga
memutuskan berapa pembiayaan yang disetujui. Sebelum pembiyaan dilakukan
51
Hidayati Awalia, Manajer BMT Agam Madani Nagari Panampuang, Wawancara Pribadi,
Panampuang 13 Maret 2017.
pihak Wali Jorong mengantar surat rokomendasi kepada Wali Nagari. Setelah
disetujui Wali Nagari maka nasabah ber hak menerima pembiyaan tersebut.
Dengan melakukan peminjaman kepada BMT Agam Madani dapat meningkatkan
kehidupan ekonomi masyarakat lebih baik lagi. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil
wawancara yang penulis lakukan dengan seorang bapak tukang kayu. Yang saya
wawancarai adalah istrinya yaitu ibu Fitri Norawati.
„Pada awalnya sebelum mengetahui BMT mereka meminjam uang kepada seorang
rentenir yang mempunyai bunga yang tinggi. Setiap bulannya mereka hanya fokus
kepada pembayaran bunga. Setelah mereka melakukan peminjaman kepada BMT
Agam Madani maka mereka mendapatkan penambahan modal untuk buka usaha
kayu yang lebih baik lagi, beberapa bulan kemudian dapat melunasi hutang kepada
rentenir tersebut dan bahkan dapat membangun rumah yang layak.”52
D. Pengawasan Di Dalam Pelaksanaan Kegiatan BMT Agam Madani
Dalam struktur organisasi BMT Agam Madani orang yang bertanggungjawab
sebagai badan pengawas yaitu Dra. Hj. Eli Darwin dan Surya Efitrimen, S. Pt, MH.
Mereka berdua secara khusus bertugas untuk mengawasi perjalanan BMT Agam
Madani mulai dari pelaksanaan kegiatan pembiayaan, pendapatan, penyusunan
Rencana Anggota Tahunan (RAT) termasuk berjalan atau tidaknya organisasi BMT
itu sendiri merupakan tugas dari pengawasan. Mewakili RAT dalam melakukan
pengawasan terhadap kerja pengurus serta memberikan nasehat baik diminta maupun
tidak kepada pengurus demi kelancaran kemajuan organisasi BMT Agam Madani.
52 Fitri Norawati, Nasabah/anggota BMT Agam Madani Nagari Panampuang, Wawancara Pribadi,
Panampuang 17 Maret 2017.
Adapun tugas pengawas adalah
4) Mengawasi kegiatan usaha BMT agar tidak menyimpang dari syariat Islam
dan melakukan pengawasan terhadap kerja pengurus dengan pegangan pada
kebijakan umum dari RAT.
5) Memberikan masukan dan nasehat kepada pengurus dalam rangka
operasional BMT.
6) Melaporkan hasil pengawasan setiap tahunnya melalui Rapat Anggota
Tahunan (RAT).
Pengawasan yang dilakukan oleh petugas tidak aktif, seperti hasil wawancara yang
saya lakukan kepada manajer BMT yaitu:
“Pengawas ditugaskan datang sekali dalam satu bulan untuk memeriksa
memantau cara kerja pengurus dan pengelola BMT Agam Madani memeriksa
pembukuan bulanan, tanya jawab dengan pengelola tentang perkembangan BMT
dan memberikan nasehat dan masukan kepada pengelola akan tetapi mereka lebih
aktif atau datang ke kantor BMT hanya pada saat rapat anggota tahunan (RAT)
saja”.53
Dengan demikian pengawasan yang telah ditugaskan untuk mengawasi cara kerja
atau pengelola BMT Agam Madani kurang aktif karena mereka ditugaskan datang ke
53
Zulhendra, Wali Nagari sebagai pengawas BMT Agam Madani Nagari Panampuang, Wawancara
Pribadi, Panampuang 14 Maret 2017.
kantor BMT untuk memeriksa perkembangannya dalam satu kali sebulan tetapi
mereka jarang datang hanya pada saat Rapat Anggota Tahunan (RAT).
Dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan dalam rapat pengurus dan komite
pembiayaan pengawas datang. Tugas mereka pada saat rapat tersebut adalah melihat
dan memeriksa pembukuan tahunan BMT Agam Madani serta melakukan tanya
jawab dengan pengelola dan pengurus tentang perkembangan BMT baik dalam segi
permodalan, pembiayaan yang sudah di salurkan, pendapatan, Sisa Hasil Usaha
(SHU) serta konflik atau kendala-kendala yang menghambat perkembangan BMT.
Pengawas juga bertugas untuk memberikan nasehat serta masukan-masukan yang
baik kepada pengurus dan pengelola BMT Agam Madani Nagari Panampuang
supaya BMT tersebut lebih baik dan lebih meningkat serta memberikan pelayanan
yang lebih baik lagi kepada masyarakat miskin dari tahun sebelumnya.
Wali Jorong bertugas sebagai pengantar surat permohonan dari nasabah yang
melakukan pembiayaan. Untuk mendapatkan pembiayaan tersebut harus ada
rekomendasi dari Wali Nagari. Dengan demikian Wali Jorong tidak terlibat langsung
dalam pengawasan karena hanya sebagai pengantar surat, akan tetapi Wali Nagari
secara tidak langsung sudah dikatakan sebagai pengawas karena sebelum melakukan
persetujuan Wali Nagari tersebut sudah memeriksa nasabah terlebih dahulu sebelum
melakukan pembiayaan atau menjadi anggota BMT Agam Madani.
Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan BMT Agam Madani Nagari Panampuang baik
dalam semua kegaiatan dalam bidang organisasi, keuangan dan semua yang
berkaitan dengan kegiatan BMT selalu di lakukan adanya pengawasan supaya dalam
pelaksanaan kegaiatan tersebut dapat berjalan dengan baik.
Pengawasan yang dilakukan walaupun pengawasan tersebut dapat dikatakan kurang
aktif akan tetapi pengurus dan pengelola BMT Agam Madani baik itu Wali Nagari
sebegai rekomendasi sebelum pembiayaan dan juga Camat, Ninik Mamak secara
tidak langsung mereka juga mempunyai tanggungjawab yang besar dalam
pengawasan pelaksanaan kegiatan serta perkembangan BMT Agam Madani Nagari
Panampuang Kec. Ampek Angkek Kab. Agam.
E. Hambatan dan Solusi Permasalahan BMT Agam Madani
Pembiayaan yang bermasalah di BMT Agam Madani Panampuang kebanyakan
pembiayaan untuk RTM (Rumah Tangga Miskin) proses penyaluran pembiayaan
kurang berlakunya penerapan 5C menyebabkan masih ada pembiayaan yang
bermasalah, dan hanya melalui layak tidaknya berupa surat dari Ninik Mamak dan
Wali Nagari maka pembiayaan yang diajukan langsung diproses oleh pihak BMT.
Pembiayaan yang bermasalah tersebut adalah tidak lancar dalam pembayaran cicilan
atau kredit yang sudah di pinjam nasabah.
Kearifan lokal (setempat) yaitu yang dilakukan oleh BMT Agam Madani
Panampuang dalam penyelesaian pembiayaan bermasalah dengan melalui
musyawarah terlebih dahulu untuk menyelesaikan masalah-masalah pihak yang
berperan.54
54
Hidayati Awalia, Manajer BMT Agam Madani Nagari Panampuang, Wawancara Pribadi,
Panampuang 15 Maret 2017.
Penyelesaian pembiayaan bermasalah di BMT Agam Madani Panampuang terdiri
dari:
1. Silaturrahmi
Dalam Islam silaturrahim dianjurkan oleh Rasul SAW begitu juga di BMT yaitu
berkunjung ke keluarga, tetangga maupun orang baru dikenal agar kekeluargaan
terjalin melalui silaturahmi. Langkah-langkah yang dilakukan BMT Agam Madani
Panampuang melaui silaturahmi yaitu:
a. Melihat kedaan ekonomi nasabah tersebut yaitu dengan melihat nasabah itu
benar-benar dalam keadaan ekonomi yang menurun.
b. Mengetahui dana dari pembiayaan yang dilakukan BMT digunakan buat
sesuai dengan akad di awal atau buat keperluan pribadi.
c. Memberitahukan bahwa pembiayaan yang dilakukan telah melewati tanggal
yang dijanjikan di awal akad.
Dari langkah yang dilakukan oleh BMT dalam menyelesaikan pembiayaan
bermasalah, nasabah hanya membayar pembiayaan buat satu kali angsuran.
2. Pendekatan Emosional
Ekonomi adalah perubahan yang terjadi dari seseorang berupa nafsu, perasaan,
pikiran setiap keadaan seseorang yang hebat dan meluap. Jadi pendekatan emosional
adalah memahami yang terjadi dari diri seseorang agar nafsu, perasaan, pikiran
supaya bisa mengenali diri seseorang.
Langkah yang dilakukan oleh BMT Agam Madani Panampuang yaitu:
a. BMT menyampaikan ke nasabah agar pembiayaan yang dilakukan nasabah
telah melewati jadwal yang di awal akad agar diangsur atau dilunasi.
b. Memberikan nasehat kepada nasabah bahwa pembiayaan yang dilakukan
tidak diangsur atau dilunasi akan berdampak buruk buat nasabah sendiri di
mata lembaga keuangan lainnya atau sama masyarkat sekitar lingkungan.
Dari langkah ini tidak mendapatkan hasil yang diinginkan, nasabah memberi janji
akan membayar sebagian dari pembiayaan yang masih belum dibayarkan.
3. Surat peringatan 1, 2, 3 (perpanjang waktu) dari BMT
Adalah berupa teguran yang secara tertulis karena terjadi kesalahan dalam perjanjian
awal suapaya yang menerima surat mematuhi kembali perjanjian awal. Langkah
yang dilakukan oleh BMT Agam Madani Panampuang yaitu:
a. Pihak BMT Agam Madani Panampuang memeberi surat pemberitahuan
kepada pihak Nagari bahwa ada nasabah yang bermasalah yang dilakukan
masyarakat sekalian memberitahukan kepada Wali Nagari bahwa pihak
BMT akan memberi surat peringatan kepada nasabah tersebut.
b. Pihak BMT membuat Surat Peringatan kepada nasabah terus tebusan
Surat Peringatan diberikan ke Wali Jorong dan Wali Nagari.
Dari langkah diatas nasabah membayarkan sebagian atau melunasi pembiayaan.
Cara hal tersebut tidak dapat dikatakan aktif karena walaupun sudah dilakukan hal
yang demikian tetap saja ada nasabah yang menunggak dalam pembayaran
pengkreditan.55
4. Pendekatan (kearifan lokal) dengan hubungan keluarga, dan seperangkat adat
(ninik mamak).
Adalah merupakan gagasan-gagasan atau nilai-nilai, pandangan-pandangan setempat
(lokal) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik yang tertanam dan
diikuti oleh anggota masyarakatnya.
Langkah memlalui pendekatan kearifan lokal (Ninik Mamak) yaitu:
a. Ninik Mamak memberikan nasehat kepada nasabah (Kamanakan) agar
pembiayaan dilunasi.
b. Wali Jorong memberikan nasehat kepada nasabah agar pembiayaan
dilunasi, agar nasabah tersebut tidak ada masalah lain apabila pembiayaan
tidak dibayar akan diberi sanksi dari Nagari. Sanksi berupa susah untuk
mengurus keperluan seperti data diri (KTP, Kartu Keluarga) dan lain-lain.
Dari langkah ini pembiayaan yang dilunasi oleh pihak nasabah ada.
5. Sangsi dari Wali Nagari (Camat)
Bisa berupa hukuman karena telah terjadi pelanggaran yang terus menerus walaupun
telah mendapatkan surat peringatan.
Langkah dilakukan oleh Wali Nagari/ Camat yaitu :
a. Wali Nagari memanggil pihak nasabah untuk memberikan nasehat agar
nasabah melunasi pembiayaan, dan memberikan penjelasan kepada
55
Ibid.
nasabah apabila pembiayaan tidak dibayarkan maka akan mendapatkan
sanksi berupa tidak bisa mengurus semua keperluan ke Nagari
b. Kecamatan memanggil nasabah yang belum melunasi pembiayaan dan di
proses lebih lanjut.
Hal tersebut ada juga nasabah yang mau membayar tunggakan namun hanya sedikit
dan beberapa kali saja.
TABEL X
DAFTAR-DAFTAR PEMBIAYAAN YANG BERMASALAH BMT AGAM
MADANI NAGARI PANAMPUANG TAHUN 2015-201656
NO Nama
Nasabah
Pembiayaan Jumlah
Pembiayaan
Bermasalah
Jenis Usaha
1 A Rp 6.000.000 Rp 1.750.000 Dagang
2 B Rp 6.000.000 Rp 1.450.000 Dagang
3 C Rp 2.000.000 Rp 1.000.000 Dagang
4 D Rp 2.500.000 Rp 1.000.000 Dagang
5 E Rp 6.000.000 Rp 5.140.000 Jilbab
6 F Rp 6.000.000 Rp 5.140.000 Ayam dan Beras
7 G Rp 6.000.000 Rp 3.205.000 Petani
8 H Rp 2.500.000 Rp 400.000 Petani
9 I Rp 6.000.000 Rp 4.200.000 Ternak Itik
10 J Rp 2.500.000 Rp 1.454.000 Dagang
11 K Rp 3.000.000 Rp 2.430.000 Bordir
Wawancara yang dilakukan penulis kepada manajer BMT Agam Madani ada
beberapa nasabah yang mendapat masalah sesuai dengan daftar pembiayaan yang
56
Laporan Pengurus dan Pengawas BMT Agam Madani Nagari Panampuang Periode 2015-2016.
dijelaskan dalam tabel di atas. Nama-nama nasabah yang pembiayaan bermasalah
tidak bisa dimasukkan di dalam tabel dan diganti dengan inisial.
Daftar nama-nama nasabah yang bermasalah dalam pembiayaan tersebut dapat
diselesaikan dengan cara kearifan lokal (setempat) yaitu dengan melakukan:
1. Pihak BMT Agam Madani dengan ke pihak Wali Jorong
Dengan adanya pembiayaan bermasalah pihak BMT memberikan surat ke nasabah
berupa surat peringatan 1, 2, 3 kali supaya bisa pembiayaanya agar cepat
dilunasinya.
Dengan adanya pembiayaan yang bermasalah di BMT Agam Madani maka dari
pihak BMT juga memberikan surat pemberitahuan beserta surat tebusan yang telah
dikirim ke nasabah yang mengalami pembiayaan yang bermasalah agar bisa di
selesaikan pembiayaanya dengan baik tanpa ada yang perlu disakiti.
2. Wali Jorong ke Ninik Mamak (pemangku adat)
Setelah dapat surat dari pihak BMT berupa surat pemberitahuan dan tebusan, maka
Wali Jorong memberikan surat dari pihak BMT ke pada Ninik Mamak. Agar Ninik
Mamak bisa menemui kamanakan (nasabah BMT) supaya pembiayaan yang
bermasalah tersebut bisa dilunasi secepatnya.
Setelah surat dari BMT sampai di Ninik Mamak, maka mereka mencari
solusinya atau jalan keluar dengan cara memanggil nasabah ke kantor Wali Jorong
buat menyelesaikan pembiayaan bermasalah tersebut.
3. Ninik Mamak ke Kamanakan (nasabah BMT)
Setelah mendapatkan surat dari Wali Jorong (kepala desa) secara pribadi Ninik
Mamak menemui nasabah. Ninik Mamak memberikan masukan atau saran kepada
nasabah sambil bersilaturrahim supaya segala pembiayaan yang bermasalah di BMT
agar bisa secepatnya dibayar.
Hasil wawancara penulis dengan nasabah yaitu bapak Afrizal yang pernah
mengalami penunggkan dalam pembiayaan salah satu solusi yang diberikan kepada
pihak BMT kepada nasabah yang bermasalah yaitu:
“Dengan memberikan pinjaman kembali kemudian pihak BMT membantu nasabah
untuk membuka suatu usaha dengan cara dibimbing secara khusus oleh BMT.
Peminjaman tersebut separohnya wajib untuk menutupi hutang-hutang yang tinggal
kemudian dicicil setiap bulan sesuai tarif yang disepakati pembiayaan yang dipinjam
nasbah agar uang tersebut dapat dipakai oleh masyarakat lainnya yang lagi sama-
sama membutuhkan”.57
Pada awal peminjaman bapak Afrizal membuka usaha ayam potong akan tetapi
bangkrut dan tidak bisa melunasi hutang kepada BMT. Cara penyelesaiannya
dilakukan dengan peminjaman atau memberikan pembiayaan kembali kepada
nasabah. Solusi tersebut sudah disepakati dari musyawarah ninik mamak, Wali
Nagari dan pihak BMT serta nasabah itu sendiri.
Jadi penyelesain permasalahan dapat dilakukan dengan cara syariah Islam dan
sangat berbeda dengan Bank lainnya dilakukan dengan penyitaan barang yang sudah
dijaminkan sebelum pembiayaan.
57
Afrizal , Nasabah/anggota BMT Agam Madani Nagari Panampuang, Wawancara Pribadi,
Panampuang 17 Maret 2017.
Wawancara yang penulis lakukan dengan manajer BMT adalah Penyebab terjadinya
permasalahan pembiayaan dikarenakan beberapa faktor yaitu:
a. Faktor ekonomi
b. Banyak masyarakat beranggapan uang yang dipinjamkan kepada nasabah
bahwa uang tersebut bantuan dari pemerintah untuk masyarakat miskin
sehingga mereka tidak peduli untuk mencicilnya.
c. Kemanakan (nasabah) kurang menghormati Ninik Mamak
Dengan demikian permasalahan yang terjadi di BMT kebanyakan pembiayaan untuk
RTM (Rumah Tangga Miskin). Pihak BMT Agam Madani dalam proses penyaluran
pembiayaan kurang berlakunya penerapan prinsip 5C yaitu Character (kepribadian),
Capacity (kemampuan), Capital (kondisi aset atau kekayaan), Collateral (cara
nasabah dalam mengembalikan uang), Condition (kondisi perekonomian
Negara/daerah).
Dengan menerapkan hal tersebut dengan baik dan betul-betul melakukan
pemeriksaan sebelum melakukan pembiayaan bagi nasabah maka pihak BMT harus
melakukan 5C untuk menghindari terjadinya permasalahan pembiayaan. Dengan
mempraktekkan 5C sebelum melakukan pembiayaan maka dapat mengatasi atau
menghindari sebelum terjadinya permasalahan pembiayaan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan demikian menurut kesimpulan penulis, pihak pengurus dan
pengelola BMT Agam Madani Nagari Panampuang kurang mempraktekkan
manajemen serta pengawasan juga dapat dikatakan kurang aktif. Hal tersebut dapat
dilihat dari segi bidang usaha dan sistem kerja BMT Agam Madani manajemennya
kurang baik dengan ditandai anggaran dasar yang sudah direncanakan sebelumnya
baik SHU, pendapatan, pembiayaan didalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) tidak
tercapai.
Selain dari hal tersebut dapat juga dilihat dengan timbulnya permasalahan
dalam bidang pembiayaan masih banyak anggota pendiri yang kurang disiplin
membayar kewajiban simpanan wajib serta pembayaran angsuran sehingga terjadi
penunggakan. Begitu juga dengan nasabah yang menunggak dalam angsuran
walaupun sudah dikirim surat peringatan sampai ke tingkat Nagari dan sudah juga
melakukan pendekatan namun, masih saja terjadi penunggakan. Sedangkan dalam
bidang permodalan BMT Agam Madani masih perlu tambahan modal untuk
pembiayaan yang disalurkan kepada masyarakat miskin yang membutuhkan.
Namun, dengan berdirinya BMT yang ada di Nagari Panampuang sangat
membantu masayarakat miskin dan menengah untuk memperbaiki ekonomi dan
meningkatkan kelayakan hidup dengan membuka usaha yang bermodalkan dari
pembiayaan yang disalurkan BMT Agam Madani.
Dilihat dari total pembiayaan yang telah disalurkan kemasyarakat BMT Agam
Madani Nagari Panampuang pada tahun 2014 Rp. 1.354.017.500.00 tahun 2015 Rp.
1.351.900.000,00 sedangkan pembiayaan yang disalurkan pada tahun 2016 Rp.
1.449.889.000,00.
Dilihat dari total asset BMT Agam Madani saat ini telah mencapai 1 M yaitu
sebesar Rp. 1.003.965.406,56 pada tahun 2016 pada tahun 2015 Rp. 953.031.161,34
sedangkan pada tahun 2014 total asset yang dimiliki Rp. 901.506.341,41. Setiap
tahunnya selalu meningkat
Dilihat dari total Pendapatan tidak tercapai dari anggaran dasar yang sudah
direncanakan dalam rapat RAT yaitu pada tahun 2016 direncanakan sebesar Rp.
209.733.900,00 yang dapat dicapai sebesar Rp. 177.636.670,90 anggaran pendapatan
pada tahun 2015 direncanakan sebesar Rp. 183.796.263,03 yang tercapai sebesar Rp.
174.811.526,15 anggaran pendapatan pada tahun 2014 direncanakan sebesar Rp.
163.839.843,45 yang tercapai sebesar Rp. 163.796.261,03.
Dengan meningkatnya asset, pendapatan dan juga penyimpanan anggota dan
masyarakat serta pembiayaan yang disalurkan kepada masyarakat. Maka dapat pula
meningkatkan SHU (Sisa Hasil Uasaha) BMT Agam Madani Nagari Panamapuang
sebesar Rp. 85.160.735,61 2016, pada tahun 2015 Rp. 83.541.558,38, pada tahun
2014 Rp. 76.358.693,65. Walaupun anggarannya tidak tercapai namun dibandingkan
dari tahun sebelumya terjadi peningkatan.
B. Saran
Adapun saranya ialah:
1. Kepada Ninik Mamak sebagai pemangku adat dan juga Wali Nagari serta Wali
jorong lebih tegas lagi dan bijaksana dalam menyelesaiakan masalah
pembiayaan sehingga nasabah dapat menghormati dan menghargai orang-
orang yang bertanggungjawab atas BMT tersebut terutama kepada pemangku
adat.
2. Pendiri BMT Agam Madani Nagari Panampuang agar memperbaiki, dan
mengembangkan BMT menjadi lebih baik dan meningkat lagi dari pada
sebelumnya.
3. Pengurus dan pengawas BMT Agam Madani harus mempraktekkan
manajemen dengan lebih serius lagi supaya BMT tersebut dapat termenej
dengan baik dan dapat mencapai anggaran yang sudah direncanakan.
4. Memperbaiki kantor BMT Agam Madani lebih baik lagi.
5. Kepada peneliti berikutnya, sebagai wawasan, pengetahuan, agar peneliti
berikutnya lebih mendalami mengenai BMT Agam Madani menjadi lebih
baik, dari pada peneliti sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ash-shiddieqy, Tengku Mahmud Hasbi, 2009, Sejarah & Pengantar
IlmuTauhid/Kalam, Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, KBBI, 1990, Edisi Tiga, Jakarta: Balai
Pustaka
Melayu, S.P Hasibuan, 2004, Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah,
Jakarta: PT. Bumi Aksara
Susmaini, Muhammad Rifai, 2007, Teori Manajemen, Bandung: Cipta Pustaka
Media
Munir, Muhammad, 2006, Manajemen Dakwah, Jakarta: PT. Pemada Media
Kadarisman, M, 2012, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia,
Jakarta: PT. Grafindo
Handoko, T Hani, 2003, Manajemen Edisi 2, Yogyakarta: BPPE-Yogyakarta
Winardi, 2011, Teori Organisasi & Pengorganisasian, Bandung: PT. Raja
Grafindo
Azhari, Akmal, 2002, Ekonomi & Bank Syariah Bealajar Dari
PengalamanSumatera Utara, Medan: IAIN Press
Sadono, Sukirno, 2009, Mikro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Tiga, Jakarta:
Raja Grafindo Persada
Andi, Soemitra, 2009, Bank & Lembaga Keuangan Syari’ah, Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group
Usmani, Rachmat, 2002, Aspek-Aspek Hukum Perbankan Islam diIndonesia,
Bandung: PT. Citra Aditya Bakta
Ardiyani, Komala, dkk, Ekonomi Syari’ah Praktek %
PenguatanKelembagaanya, Semarang: Pustaka Rizki Putra
Al-Arif, M. Nur Rianto, 2010, Teori Makroekonomi Islam, Bandung: Alvabeta
Basrowi dan Suwandi, 2008, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rineka
Cipta
Strauss, Anselm, 2003, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: PT.
Pustaka Pelajar
J. Lexy. Moleong, 1990, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Ramaja
Rosda Karya
Al-Arif, M. Nur Rianto, 2010, Teori Makro Ekonomi Islam, Bandung: Alfabeta
http//www. Heri Sudarsono.BMT.com/16/11/2016. 15:00 wib
Humancapitaljournal.com/pengertian sumber daya manusia/2/12/2016. 15:25wib
https://nonkshe.wordpress.com/2012/03/13/pinbuk-lembaga-keuangan-
islam/2/12/2016 17:17 wib
www.bankkalsel.co.id/index.php/produk-dan-layanan/pembiayaan/al-qardhal-
hasan.29/11/2016. 11:10 wib
digilib.uin-suska.ac.id/15101/1/1220310009-bab-i-v-daftar.pustaka.pdf.
12/12/2016. 17:24 wib
Laporan Pengurus dan Pengawas BMT Agam Madani Nagari Panampuang Per
Desember Periode 2014-2016
Hidayati Awalia, Manajer BMT Agam Madani Nagari Panampuang, Wawancara
Pribadi.
Laporan Kondisi Keuangan, BMT Agam Madani Nagari Panampuang, per
Desember 2014-2016
Wike Lestari, Pembukuan BMT Agam Madani Nagari Panampuang, Wawancara
Pribadi.
Afrizal, Nasabah/anggota BMT Agam Madani Nagari Panampuang, Wawancara
Pribadi.
Zulhendra, Wali Nagari sebagai pengawas BMT Agam Madani Nagari
Panampuang,Wawancara Pribadi.
Fitri Norawati, Nasabah/ anggota BMT Agam Madani Nagari Panampuang,
Wawancara Pribadi.
Yasmi, Nasabah/ anggota BMT Agam Madani Nagari Panampuang, Wawancara
Pribadi.
Recommended