View
2.574
Download
299
Category
Preview:
DESCRIPTION
makalah proses pembuatan gula kelompok 3 - teknik kimia D3
Citation preview
TUGAS
( Proses pembuatan GULA pasir dari tebu)
KELOMPOK IV :
MARDIANA MANDONG (33112021)
NIRWANA R (33112022)
SARMILAWATI (33112023)
NASRULLAH MAIMUNG (33112024)
MUNAWAR MARDIN (33112025)
RESKY HANDAYANI (33112028)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt karena atas berkah dan rahmatnya yang
telah dilimpahkan kepada kita semua sehingga Makalah Gambar Teknik ini dapat
diselesaikan dengan sebaik mungkin.
Dalam Makalah ini kita membahas tentang Gula. Gula merupakan salah satu kebutuhan
yang penting bagi kita, karena hampir setiap hari kita tidak pernah terlepas dari
mengkonsumsi gula. Tetapi banyak sekali dari kita yang tidak mengetahui dari apakah bahan
baku gula serta bagaimanakah proses pembuatan gula. Proses yang digunakan adalah proses
sulfitasi alkalis yang menghasilkan gula jenis SHS IA.
Kami berharap dalam makalah ini dapat menambah wawasan pembaca, khususnya para
mahasiswa, tentang pengertian dan tahap-tahap dalam proses pembuatan gula. Untuk itu kami
menerima segala bentuk kritikan dan perbaikan, saran-saran dan kritikan yang bersifat
membangun dari para pembaca dan pemakai makalah ini, sangat kami harapkan. Mudah-
mudahan, Allah SWT memberikan pahala yang berlipat ganda atas segala bantuannya.
Besar harapan kami agar Makalah ini dapat digunakan atau dimanfaatkan sebaik
mungkin sebagai bahan pembelajaran yang nantinya dapat diterapkan dalam lingkungan
masyarakat.
Makassar, 19 November 2013
Penulis,
Kelompok IV
DAFTAR ISI
Makalah Gambar Teknik “Proses Pembuatan Gula Pasir dari Tebu”
KATA PENGANTAR...........................................................................................……….…..i
DAFTAR ISI........................................................................................................…………..ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang………….………….………….………….………….….………….........1
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGENALAN TANAMAN
TEBU.............................................................................2
1. Morfologi Tanaman Tebu................................................................................2
2. Varietas Tebu yang Baik untuk Bahan Baku Gula.........................................3
B. PROSES
PENGOLAHAN..............................................................................................3
Tahapan – tahapan pembuatan gula
1. Pemerahan Nira (ekstrasi)...............................................................................5
2. Pemurnian.......................................................................................................6
3. Penguaupan (evaporasi).................................................................................7
4. Kristalisasi.......................................................................................................8
5. Pemisahan keristal...........................................................................................8
6. Pengeringan.....................................................................................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................................11
B. Saran...........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................iii
LAMPIRAN..........................................................................................................................iv
Makalah Gambar Teknik “Proses Pembuatan Gula Pasir dari Tebu”
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dari waktu ke waktu permintaan masyarakat akan gula terus meningkat. Hal ini
disebabkan perkembangan penduduk dan semakin maraknya industri yang menggunakan
bahan baku gula. Meningkatnya konsumsi masyarakat akan gula hendaknya disertai dengan
meningkatnya produksi gula.
Barbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan produksi gula. Salah satu
caranya adalah dengan menggunakan mesin-mesin dalam proses pembuatan gula. Dengan
adanya mesin-mesin ini pembuatan gula tidak lagi dilakukan secara tradisional.
Seiring dengan semakin berkembangnya mesin-mesin pembuat gula, maka produksi
gula pun semakin meningkat. Produksi gula dewasa ini jauh lebih baik dilihat dari segi
kualitas maupun kuantitas bila dibandingkan dengan produksi gula pada waktu sebelum
adanya mekanisasi.
Proses pembuatan gula yang dilakukan secara tradisional tidak efektif dan efisien.
Pabrik – pabrik gula tradisional hanya mampu memproduksi gula dalam skala kecil. Selain
itu gula yang dihasilkan berkualitas rendah, karena gula yang dibuat secara tradisional
berwarna merah kecoklatan atau kuning. Hal ini menyebabkan masyarakat enggan
mengkonsumsi gula tersebut, sehingga distribusi gula jenis ini terbatas pada masyarakat
pedesaan sekitar pabrik gula tradisional.
Apa yang dialami pabrik gula tradisional tentunya tidak dialami oleh pabrik-pabrik
gula modern yang telah menggunakan mesin-mesin dalam proses pembuatan gula mampu
memperoleh gula dalam skala besar, selain itu mutu gula yang dihasilkan lebih baik. Gula
yang dihasilkan merupakan gula SHS ( Superieure Hoofd Suiker) yang berwarna putih.
Pernah kah anda membayangkan bagaimana membuat gula dari Tebu ?? lain hal nya
dengan beras atau jagung atau bahan pokok lain. Proses pembuatan gula dari tebu
memerlukan beberapa tahapan dan proses kimia serta mekanis. Kalau beras yang kita makan
hanya dilakukan proses penggilingan dari gabah menjadi beras beda dengan pembuatan gula
dari tebu yang harus dilakukan dalam skala pabrik.
Makalah Gambar Teknik “Proses Pembuatan Gula Pasir dari Tebu”
BAB II
PEMBAHASAN
Gula merupakan salah satu bahan makanan pokok di Indonesia. Rata – rata manusia di
Indonesia mengkonsumsi gula sebanyak 12 – 15 kg per tahun. Dengan semakin
bertambahnya jumlah penduduk, tentu kebutuhan akan gula akan semakin meningkat pula. Di
Indonesia gula kristal yang konsumsi sehari – hari didominasi oleh gula tebu. Gula kristal ini
dibuat dan diproses dari tanaman tebu. Bagi penduduk di daerah pedesaan Jawa tentu sudah
sangat kenal dengan Tebu ini. Tanaman ini merupakan jenis tanaman semusim yang dipanen
atau ditebang satu tahun sekali.
Gula merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi kita, karena hampir setiap hari
kita tidak pernah terlepas dari mengkonsumsi gula. Tetapi banyak sekali dari kita yang tidak
mengetahui dari apakah bahan baku gula serta bagaimanakah proses pembuatan gula. Disini
peneliti ingin membahas tentang proses pembuatan gula pasir dari tebu.
Proses yang digunakan adalah proses sulfitasi alkalis yang menghasilkan gula jenis SHS IA.
Pengolahan tebu menjadi Kristal melalui beberapa stasiun. Di pembahasan akan dibahas
secara lebih jelas kegiatan dari masing-masing stasiun dan proses dari awal sampai akhirnya
menjadi gula yang siap untuk kita konsumsi.
A. PENGENALAN TANAMAN TEBU
1. Morfologi Tanaman Tebu
Sebelum kita membahas mengenai penggunaan mesin-mesin pembuat gula, ada baiknya bila
kita mengulas sedikit mengenai bahan dasar pembuatan gula yaitu tebu. Nama tebu hanya
terkenal di Indonesia. Dilingkungan internasional tanaman ini lebih dikenal dengan nama
ilmiahnya Saccharum officinarum L. Jenis ini termasuk dalam famili Gramineae atau
kelompok rumput-rumputan. Secara morfologi tanaman tebu dapat dibagi menjadi beberapa
bagian yaitu batang, daun, akar, dan bunga. Masing-masing bagian memiliki ciri-ciri tertentu.
Ciri-ciri Batang :
o Tumbuh tegak, sosoknnya tinggi kurus dan tidak bercabang.
o Tinggi mencapai 3,5 meter.
o Memiliki ruas dengan panjang ruas 10,30 cm.
o Kulit batang keras berwarna hijau, kuning, ungu, merah tua atau kombinasinya.
Ciri-ciri Daun :
o Merupakan daun tidak lengkap
Makalah Gambar Teknik “Proses Pembuatan Gula Pasir dari Tebu”
o Daun berpangkal pada buku batang dengan kedudukan yang berseling
o Pelepah memeluk batang, semakin keatas semakin menyempit, terdapat bulu-bulu
daun dan telinga daun.
o Pertulangan daun sejajar
o Helaian daun berbentuk garis dengan ujung meruncing, bagian tepi bergerigi dan
permukaan daun kasar.
Ciri-ciri Akar :
o Akar serabut
o Panjang mencapai 1 Meter
Ciri-ciri Bunga :
o Merupakan bunga majemuk
o Panjang bunga majemuk 70-90 cm
o Setiap bunga mempunyai 3 daun kelopak, 1 daun mahkota, 3 banang sari dan
2 kepala putik
2. Varietas Tebu yang Baik untuk Bahan Baku Gula
Varietas tebu sangat banyak jumlahnya, tetapi tidak semua unggul. Yang dimaksud variatas
unggul adalah varietas yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Tingkat produktivitas gula yang tinggi. Produktivitas dapat diukur dari bobot atau
rendaman yang tinggi;
2. Tingkat produktivitas (daya produk) yang stabil;
3. Kemampuan yang tinggi untuk di kepras; dan
4. Teloransi yang tinggi terhadap hama dan penyakit;
Varietas tebu yang baik untuk bahan baku gula adalah Varietas tebu yang termasuk kedalam
kriteria Varietas yang sudah mencapai masa tebu layak giling. Yang dimaskud tebu layak
giling adalah :
1. Tebu yang ditebang pada tingkat pemasakan optimal.
2. Kadar kotoran (tebu mati, pucuk, pelepah tanah, dll) maksimal 2%
3. Jangka waktu sejak tebang sampai giling tidak lebih dari 36 jam. Berdasarkan ciri-ciri
tebu diatas maka pada umumnya pabrik gula di Indonesia memakai tebu Varietas Ps
dari pasuruan dan Bz dari Brazil.
B. PROSES PENGOLAHAN
Tebu dipanen setelah cukup masak, dalam arti kadar gula (sakarosa) maksimal dan
kadar gula pecahan (monosakarida) minimal. Untuk itu dilakukan analisa pendahuluan untuk
Makalah Gambar Teknik “Proses Pembuatan Gula Pasir dari Tebu”
mengetahui faktor pemasakan, koefisien daya tahan, dll. Ini dilakukan kira-kira 1,5 bulan
sebelum penggilingan.
Setelah tebu dipanen dan diangkat ke pabrik selanjutnya dilakukan pengolahan gula putih.
Pengolahan tebu menjadi gula putih dilakukan di pabrik dengan menggunakan peralatan yang
sebagain besar bekerja secara otomatis.
Tahap-tahap dalam Pembuatan Gula Pasir
Makalah Gambar Teknik “Proses Pembuatan Gula Pasir dari Tebu”
Pembuatan gula putih di pabrik gula mengalami beberapa tahapan pengolahan, yaitu
pemerahan nira, pemurian, penguapan, kristalisasi, pemisahan kristal, dan pengeringan :
1. Pemerahan Nira (Ekstrasi)
Tebu setelah ditebang, dikirim ke stasiun gilingan untuk dipisahkan antara bagian padat
(ampas) dengan cairannya yang mengandung gula (nira mentah). Nira inilah yang
mengandung gula dan akan di proses lebih lanjut di pemurnian. Ampas yang dihasilkan pada
proses pemerahan ini digunakan untuk berbagai macam keperluan. Kegunaan utama dari
ampas adalah sebagai bahan bakar ketel (boiler) dan apabila berlebih bisa digunakan sebagai
bahan partikel board, furfural, xylitol dan produk lain.
Alat penggiling tebu yang digunakan di pabrik gula berupa suatu rangkaian alat yang
terdiri dari alat pengerja pendahuluan (Voorbewer keras) yang dirangkaikan dengan alat
giling dari logam. Alat pengerja pendahuluan terdiri dari Unigator Mark IV dan Cane knife
yang berfungsi sebagai pemotong dan pencacah tebu. Setelah tebu mengalami pencacahan
dilakukan pemerahan nira untuk memerah nira digunakan 5 buah gilingan, masing-masing
terdiri dari 3 rol dengan ukuran 36”X64”.
2. Pemurnian Nira
Makalah Gambar Teknik “Proses Pembuatan Gula Pasir dari Tebu”
Setelah tebu diperah dan diperoleh “nira mentah” (raw juice), lalu dimurnikan. Dalam
nira mentah mengandung gula, terdiri dari sukrosa, gula invert (glukosa+fruktosa) ; zat
bukan gula, terdiri dari atom-atom (Ca,Fe,Mg,Al) yang terikat pada asam-asam, asam organik
dan an organik, zat warna, lilin, asam-asam kieselgur yang mudah mengikat besi, aluminium,
dan sebagainya. Pada proses pemurnian zat-zat bukan gula akan dipisahkan dengan zat yang
mengandung gula.
Proses pemurnian ini dapat dilakukan secara fisis maupun kimiawi. Secara fisis dengan
cara penyaringan sedangkan secara kimia melalui pemanasan, pemberian bahan pengendap.
Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk proses pemurnian gula yaitu cara defekasi,
sulfitasi dan carbonatasi. Pada umumnya pabrik gula di indonesia memakai cara sulfitasi.
Cara sulfitasi menghemat biaya produksi, bahkan pemurnian mudah di dapat dan gula yang
dihasilkan adalah gula putih atau SHS (Superieure Hoofd Sumber). Proses ini menggunakan
tabung defekator, alat pengendap dan saringan Rotary Vacuum Filter dan bahan
pemurniannya adalah kapur tohor dan gas sulfit dari hasil pembakaran.
Mula-mula nira mentah ditimbang, dipanaskan, direaksikan dengan susu kapur dalam
defekator, kemudian diberi gas SO2 dalam peti sulfitasi, dipanaskan dan diendapkan dalam
alat pengendap. Pada saat ini sebagian besar pabrik gula di Indonesia menggunakan proses
sulfitasi dalam memurnikan nira. Pada proses sulfitasi nira mentah terlebih dahulu
dipanaskan melalui heat exchanger sehingga suhunya naik menjadi 700 C. Kemudian nira
dialirkan kedalam defekator dicampur dengan susu kapur. Fungsi dari susu kapur ini adalah
untuk membentuk inti endapan sehingga dapat mengadsorp bahan bukan gula yang terdapat
dalam nira dan terbentuk endapan yang lebih besar. Pada proses defekasi ini dilakukan secara
bertahap ( 3 kali ) sehingga diperoleh pH akhir sekitar 8.5 – 10. Reaksi antara kapur dan
phospat yang terdapat dalam nira :
CaCO3 CaO + CO2
CaO + H2O Ca(OH)2 + 15.9 Kcal
Ca(OH)2 Ca2+ + 2 OH-
3Ca2+ + 2PO43- Ca3(PO4)2
Setelah itu nira akan dialirkan kedalam sulfitator, dan direaksikan dengan gas SO2.
Reaksi antara nira dan gas SO2 akan membentuk endapan CaSO3, yang berfungsi untuk
memperkuat endapan yang telah terjadi sehingga tidak mudah terpecah, pH akhir dari reaksi
ini adalah 7.
Tahap akhir dari proses pemurnian nira dialirkan ke bejana pengendap (clarifier)
sehingga diperoleh nira jernih dan bagian yang terendapkan adalah nira kotor. Nira jernih
Makalah Gambar Teknik “Proses Pembuatan Gula Pasir dari Tebu”
dialirkan ke proses selanjutnya (stasiun Penguapan), sedangkan nira kotor diolah dengan
Rotery Vaccum Filter menghasilkan nira tapis dan blotong.
3. Penguapan Nira (Evaporasi)
Nira jernih masih banyak mengandung uap air. Untuk menghilangkan kadar air
dilakukan penguapan (evaporasi). Dipabrik gula penguapan dilakukan dengan menggunakan
beberapa evaporator dengan sistem multiple effect yang disusun secara interchangeable agar
dapat dibersihkan bergantian. Evaporator biasanya terdiri dari 4-5 bejana yang bekerja dari
satu bejana sebagai uap pemanas bejana berikutnya. Total luas bidang pemanas 5990m2 vo.
Dalam bejana Nomor 1 nira diuapkan dengan menggunakan bahan pemanas uap bekas
secara tidak langsung. Uap bekas ini terdapat dalam sisi ruang uap dan nira yang diuapkan
terdapat dalam pipa-pipa nira dari tombol uap. Dari sini, uap bekas yang mengembun
dikeluarkan dengan kondespot. dalam bejana nomor 2, nira dari bejana nomor 1 diuapkan
dengan menggunakan uap nira dari bejana penguapan nomor 1. Kemudian uap nira yang
Makalah Gambar Teknik “Proses Pembuatan Gula Pasir dari Tebu”
mengembun dikeluarkan dengan Michaelispot. Di dalam bejana nomor 3, nira yang berasal
dari bejana nomor 2 diuapkan dengan menggunakan uap nira dari bejana nomor 2. Demikian
seterusnya, sampai pada bejana terakhir merupakan nira kental yang berwarna gelap dengan
kepekatan sekitar 60 brik. Nira kental ini diberi gas SO2 sebagai belancing dan siap
dikristalkan. Sedangkan uap yang dihasilkan dibuang ke kondensor sentral dengan perantara
pompa vakum.
4. Kristalisasi
Nira kental dari sari stasiun penguapan ini diuapkan lagi dalam suatu pan vakum, yaitu
tempat dimana nira pekat hasil penguapan dipanaskan terus-menerus sampai mencapai
kondisi lewat jenuh, sehingga timbul kristal gula.
Sistem yang dipakai yaitu ACD, dimana gula A dan C sebagai produk,dan gula D
dipakai sebagai bibit (seed), serta sebagian lagi dilebur untuk dimasak kembali. Pemanasan
menggunakan uap dengan tekanan dibawah atmosfir dengan vakum sebesar 65 cmHg,
sehingga suhu didihnya 650c. Jadi kadar gula (sakarosa) tidak rusak akibat terkena suhu yang
tinggi. Hasil masakan merupakan campuran kristal gula dan larutan (Stroop). Sebelum
dipisahkan di putaran gula, lebih dulu didinginkan pada palung pendinginan (kultrog).
5. Pemisahan Kristal Gula
Pemisahan kristal dilakukan dengan menggunakan saringan yang bekerja dengan
gaya memutar (sentrifugal). Alat ini bertugas memisahkan gula terdiri dari :
3 buah broadbent 48” X 30”untuk gula masakan A.
4 buah bactch sangerhousen 48” X 28” untuk masakan C.
2 buah western stated CCS untuk D awal.
Makalah Gambar Teknik “Proses Pembuatan Gula Pasir dari Tebu”
6 buah batch sangerhousen 48” X 28” untuk gula SHS.
3 buah BNA 850 K untuk gula D.
Dalam tingkatan pengkristalan, pemisahan gula dari tetesnya terjadi pada tingkat C. Pada
tingkat ini terjadi poses separasi (pemisahan). Mekanismenya menggunakan gaya sentrifugal.
Dengan adanya sistem ini, tetes dan gula terpisah selanjutnya pada tingkat D dihasilkan gula
melasse (kristal gula) dan melasse (tetes gula).
6. Pengeringan Kristal Gula
Air yang dikandung kristal gula hasil sentrifugasi masih cukup tinggi, kira-kira 20% .
Gula yang mengandung air akan mudah rusak dibandingkan gula kering, untuk menjaga agar
tidak rusak selama penyimpanan, gula tersebut harus dikeringkan terlebih dahulu.
pengeringan dapat dilakukan dengan cara alami atau dengan memakai udara panas kira-kira
800c. Pengeringan gula secara alami dilakukan dengan melewatkan SHS pada talang goyang
yang panjang. Dengan melalui talang ini gula diharapkan dapat kering dan dingin. Proses
pengeringan dengan cara ini membutuhkan ruang yang lebih luas dibandingkan cara
pemanasan. Karena itu, pabrik-pabrik gula menggunakan cara pemanasan. Cara ini bekerja
atas dasar prinsip aliran berlawanan dengan aliran udara panas.
Sumber Tenaga Penggerakan Mesin Pembuat Gula
Tenaga yang menggerakan mesin-mesin pembuat gula selain berasal dari pembangkit
listrik juga berasal dari pembangkit tenaga uap. Sebagai penghasil tenaga digunakan 5 buah
ketel pipa air Niew mark 16 ton/jam masing-masing 440 m2vo dengan tekanan kerja 15
kg/cm2 dan satu buah ketel cheng-cheng kapasitas 40 ton/jam. Uap yang dihasilkan dipakai
untuk menggerakan turbin generator dan mesin uap. Uap bekasnya dipakai untuk
memanaskan dan menguapkan nira dalam panci mengguapkan dan memanaskan gula.
Bahan bakar pembangkit tenaga uap adalah ampas tebu yang berasal dari proses
pemerahan nira. Ampas tebu yang di hasilkan dari proses pemerahan nira tersebut sekitar
30% tebu. Ampas tebu mengandung kalori sekitar 18000 kca/kg dan kekurangannya di
tambah BBM (F,O).
Kelebihan dan Kekurangan Produksi Gula Menggunakan Mesin Manual
Produksi gula menggunakan mesin manual hasilnya cukup memuaskan, gula yang
diproduksi pun adalah gula putih atau SHS (Superieure Hoofd Suiker). Selain itu produksi
gula menggunakan mesin manual lebih menghemat energi, karena bahan bakarnya berasal
dari ampas tebu. Tetapi produksi gula menggunakan mesin manual juga memiliki kekurangan
yaitu, tingkat produksi gula belum mampu mengimbangi tingkat konsumsi masyarakat,
Makalah Gambar Teknik “Proses Pembuatan Gula Pasir dari Tebu”
karena produksi gula menggunakan mesin manual lebih sedikit dari pada produksi gula
menggunakan mesin yang berteknologi canggih.
BAB III
P E N U T U P
Makalah Gambar Teknik “Proses Pembuatan Gula Pasir dari Tebu”
A. Kesimpulan
Produksi gula diupayakan terus meningkat baik dari segi kualitas maupum kuantitas,
penggunaan mesin-mesin (mekanisasi) merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
produksi gula. Meskipun mesin-mesin yang digunakan bukan mesin berteknologi canggih.
Pada umumnya mesin-mesin yang digunakan oleh pabrik-pabrik gula di Indonesia
pengoprasiannya dilakukan oleh manusia. Mesin-Mesin tersebut bekerja secara manual tidak
secara komputerisasi.
Pembuatan gula terdiri dari beberapa tahapan dan setiap tahap menggunakan mesin-
mesin tersendiri. Adapun tahapan-tahapan pembuatan gula itu adalah :
1. Tahapan pemerahan nira (ekstraksi);
2. Tahapan pemurnian nira;
3. Tahapan penguapan nira;
4. Tahapan kristalisasi;
5. Tahapan pemisahan kristal; dan
6. Tahapan pengeringan.
Mesin-mesin yang digunakan dalam tahapan-tahapan pembuatan gula di atas digerakan
oleh tenaga yang berasal dari pembangkit listrik dan pembangkit tenaga uap. Sedangkan
bahan bakar untuk pembangkitan tenaga uap itu sendiri berupa ampas tebu yang dihasilkan
dari proses pemerahan nira. Produksi gula menggunakan mesin manual lebih menghemat
energi dibandingkan dengan produksi gula menggunakan mesin yang berteknologi canggih.
Kekurangan produksi gula menggunakan mesin manual adalah tingkat produksi gula belum
mampu mengimbangi tingkat konsumsi masyarakat.
B. Saran
Penggunaan mesin-mesin pembuat gula (mekanisasi) memang telah mampu
meningkatkan produksi gula, tetapi hasilnya belum cukup memuaskan. Tingkat produksi gula
belum mampu mengimbangi tingkat konsumsi masyarakat karena itu, uapnya untuk
meningkatkan produksi gula dalam negeri masih harus diupayakan. Kalau selama ini mesin-
mesin yang digunakan di pabrik gula masih bersifat manual (tidak berteknologi canggih),
mungkin untuk masa yang akan datang mesin-mesin yang digunakan harus lebih canggih.
Dengan mesin-mesin berteknologi tinggi (canggih ) produksi gula akan lebih meningkat, baik
dari segi kualitas maupun kuantitas dibanding dengan produksi gula saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Makalah Gambar Teknik “Proses Pembuatan Gula Pasir dari Tebu”
Anonim.2007.PT.MADUBARU.Yogyakarta:Padokan.
http://putrandaputranda.blogspot .
http://teknologietanol.blogspot.
indonetwork.co.id.
Nurlaela,Ela.Marlina,dkk.1998.makalah.Sukaresmi.
http://www.Suclose.com
http://www.risvank.com
LAMPIRAN
Daftar Istilah :
Bleaching : Pemutih
Makalah Gambar Teknik “Proses Pembuatan Gula Pasir dari Tebu”
Carbonatasi : Cara pemurnian nira dengan menggunakan
CO2 sebagai bahan pemurni.
Defekasi : Cara pemurnian nira dengan menggunakan kapur sebagai bahan
pemurni
Nira : Cairan tebu
Stroop : Campuran larutan dan kristal gula
Sulfitasi : Cara pemurnian nira dengan menggunakan gas sulfit sebagai bahan
pemurni
Makalah Gambar Teknik “Proses Pembuatan Gula Pasir dari Tebu”
Recommended