View
272
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
8/3/2019 MAKALA biocomp
1/26
MAKALA
INNATE IMMUNITY REACTION TRIGGERED BY THE INTERACTION BETWEEN
BLOOD AND BIOMATERIAL SURFACE
OLEH :
Yohana Maria Penga
NIM : 080917045
Program Studi Teknobiomedik
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga
2011/2012
8/3/2019 MAKALA biocomp
2/26
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam perkembangan dunia kedokteran saat ini, telah ditemukan berbagai jenis
material implan yang dapat digunakan sebagai material medis (biomaterial). Material-
material ini ada yang berasal dari alam maupun disintesis oleh manusia. Adanya material ini
sangat membantu para medis karena bisa diaplikasikan sebagai material implan, untuk
restorasi di bidang kedokteran gigi, material pada alat-alat medis, sebagai drug delivery dan
aplikasi lainnya. Untuk menjadi material medis, suatu bahan atau material harus memenuhi
beberapa syarat, dan salah satu syarat penting yang harus dimiliki oleh suatu material medis
adalah biocompatibilitas. Biocompatibilitas merupakan kemampuan biomaterial atau alat-alat
medis untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan respon tubuh pada
Saat ini biomaterial yang digunakan sudah sangat bervariasi dan hampir sebagian
besar biomaterial tersebut berkontak langsung dengan darah baik secara permanen maupun
sementara. Kontak antara biomaterial dengan sistem pertahanan tubuh di dalam darah dapat
menimbulkan efek samping
Dalam makala ini, penulis akan membahas khusus tentang interaksi antara material
dengan darah. Dalam interaksi antara material dengan darah, yang juga harus diperhatikan
adalah biocompatibilitas material yang digunakan oleh karena itu perlu ada penilaian
biocompatibilitas. Penilaian biocompatibilitas merupakan pengukuran besar dan lamanya
perubahan yang merugikan bagi mekanisme homeostatis (keseimbangan), yang ditentukan
oleh respon tubuh. Tujuan dari penilaian biocompatibilitas ini adalah untuk menilai apakah
biomaterial atau alat-alat medis mempunyai potensi membahayakan tubuh atau tidak. Adapun3 respon utama yang harus diperhatikan dalam penilaian biocompatibilitas adalah inflamasi,
penyembuhan luka, dan reaksi imunologi atau imunotoksitas. Pada makala ini juga, penulis
memfokuskan pada inflamasi (innate immunity).
1.2 tujuan
tujuan dari penulisan makala ini adalah untuk dapat mendeskripsikan tentang reaksi imun
bawaan yang dipicu oleh interaksi antar darah dengan permukaan biomaterial
8/3/2019 MAKALA biocomp
3/26
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Darah (Blood)
2.1.1 Definisi dan fungsi
Darah dalam dunia medis dikenal dengan kata hemo atau hemato yang berasal dari
bahasa yunani. Darah merupakan gabungan dari cairan, sel-sel dan partikel yang menyerupai
sel, yangmengalir dalam arteri, kapiler dan vena; yangmengirimkan oksigen dan zat-zat gizi
ke jaringan dan membawa karbon dioksida danhasil limbah lainnya.
Darah manusia adalah cairanjaringan tubuh yang Fungsi utamanya adalah :
mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh.
menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi,
mengangkut zat-zat sisa metabolisme dan zat-zat yang mengandung berbagai bahan
penyusun sistem imun yang bertujuan untuk mempertahankan tubuh dari berbagai
penyakit.
Mengedarkan hormon-hormon dari sistem endokrin.
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai
merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh
hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk
heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam
pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen
melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena
pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta.
Darah mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut
pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava
superior dan vena cava inferior.
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jaringan_tubuh&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_imunhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_endokrinhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jaringan_tubuh&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_imunhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_endokrin8/3/2019 MAKALA biocomp
4/26
2.1.1 Komponen darah
Plasma darah
Plasma darah merupakan komponen terbesar pada darah. Jumlahnya lebih dari
separuh bagian dari darah. Sebagian besar plasma mengandung garam-garam terlarut
dan protein Protein utama dalam plasma adalah albumin.Protein lainnya adalah
antibodi (imunoglobulin) dan protein pembekuan. Plasma juga mengandung hormon-
hormon, elektrolit,lemak, gula, mineral danvitamin.
Fungsi plasma darah adalah :
o menyalurkan sel-sel darah
o plasma juga merupakan cadangan air untuk tubuh
o mencegah mengkerutnya dan tersumbatnya pembuluh darah
o membantu mempertahankan tekanan darah dan sirkulasi ke seluruh
tubuh.
o Fungsi Penting : antibodi dalam plasma melindungi tubuh melawan
bahan-bahan asing (misalnya virus, bakteri, jamur dan sel-sel kanker).
o Selain menyalurkan hormon dan mengatur efeknya, plasma juga
mendinginkan dan menghangatkan tubuh sesuai dengan kebutuhan.
Plasma terdiridari:
o Air. terdapat 91-92% air dalam plasma yang diabsorbsi dari instestinal.
Fungsinya adalah sebagai media transport dan keseimbangan volume.
o Organik
Komponen organik pada plasma merupakan komponen yang terdiri dari
protein yang 5 % terbentuk di hati. Protein ini terdiri dari: albumin 50-60%,
globulin 38%, dan fibrinogen 7%.
Albumin
8/3/2019 MAKALA biocomp
5/26
mempunyai peranan untuk mempertahankan volume darah =
tekosmotik koloid, pH, kesimbangan elektrolit serta transport ion-ion
logam, asam lemak, steroid, hormon, dan obat.
Globulin
dibentuk di jaringan limfoid. Mempunyai peranan untuk pembentukan
antibodi dan protrombin. Globulin terdiri dari:
o alfa dan beta (faktor pembeku, prekusor inaktif )
o Gama (antibodi)
Fibrinogen
Pada saat diperlukan, fibrinogen dapat berubah menjadi fibrin. Pada
kondisi trauma pembuluh darah, fibrin membentuk jaring-jaring untuk
menangkap platelet dan membentuk sumbatan pada daerah luka.
Protein lainnya (C-reactive protein).
Komponen Darah
Sel darah.
o Sel dmerah (Eritrosit)
Gambar sel darah merah
8/3/2019 MAKALA biocomp
6/26
Sel darah merah atau yang juga disebut sebagai eritrosit berasal dari
Bahasa Yunani, yaitu erythros berarti merah dan kytos yang berarti
selubung/sel. Sel darah merah meliputi 45% dari volume darah yaitu
berkisar antara 4,8-5,4 juta/ml. Sel darah merah tidak memiliki inti dan
bentuknya bikonkaf (cekung pada kedua sisinya). Fungsi utama sel darah
merah adalah transport dan pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida
yang dilakukan oleh hemoglobin. Hemoglobin akan mengambil oksigen
dari paru-paru dan oksigen akan dilepaskan saat eritrosit melewati
pembuluh kapiler. Warna merah sel darah merah sendiri berasal dari warna
hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi. Sel darah merah
berumur sangat pendek, yaitu hanya 120 hari. Pada manusia, sel darah
merah dibuat di sumsum tulang belakang, lalu membentuk kepingan
bikonkaf. Di dalam sel darah merah tidak terdapat nukleus.
o Sel darah putih (Leukosit)
Gambar sel darah putih
Sel darah putih merupakan sel darah yang jumlahnya 1% dari volume
darah, yaitu 5.000-10.000 /ml. Fungsi utama sel darah putih adalah untuk
membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari
sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti,
dapat bergerak secara amoeboid, dan dapat menembus dinding kapiler
(diapedesis). Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat
dengan organ atau jaringan tertentu, mereka bekerja secara independenseperti organisme sel tunggal. Leukosit mampu bergerak secara bebas dan
8/3/2019 MAKALA biocomp
7/26
berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau
mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak bisa membelah diri
atau bereproduksi dengan cara mereka sendiri, melainkan mereka adalah
produk dari sel punca hematopoietic pluripotent yang ada pada sumsum
tulang. Leukosit turunan meliputi: sel NK, sel biang, eosinofil, basofil, dan
fagosit termasuk makrofaga, neutrofil, dan sel dendritik.
o Keping darah (Trombosit)
Keping darah atau trombosit (en:platelet, thrombocyte) adalah sel anuclear
nulliploid (tidak mempunyai nukleus pada DNA-nya), dengan bentuk tak
beraturan dan ukuran diameter 2-3 m yang merupakan fragmentasi dari
megakariosit. Keping darah tersirkulasi dalam darah dan terlibat dalam
mekanisme hemostasis tingkat sel dalam proses pembekuan darah dengan
membentuk darah beku. Rasio plasma keping darah normal berkisar antara
200.000-300.000 keping/mm. Nilai dibawah rentang tersebut dapat
menyebabkan pendarahan, sedangkan nilai di atas rentang yang sama
dapat meningkatkan risiko trombosis. Trombosit memiliki bentuk yang
tidak teratur, tidak berwarna, tidak berinti, berukuran lebih kecil dari
eritrosit dan leukosit, dan mudah pecah bila tersentuh benda kasar. Pada
saat pembekuan darah, trombosit akan saling menggumpal dan agregasi di
tempat trauma, untuk menutup luka.
2.2 Biomaterial
2.2.1 biocompatibilitas
Istilah biocompatibility mengarah pada kemampuan suatu material untuk tampil
dengan respon hostyang sesuai pada aplikasi spesifik. Kebanyakan biomaterial muncul pada
kontak dengan darah, secara kontinyu dan sepanjang implantasi. Akibatnya, biomaterial akan
terlindung dan diidentifikasi oleh molekul-molekul pengenal dari sistem kaskade yang
berbeda. C1q, mannose binding lectin (MBL), dan properdin dari sistem komplemen; FXII
dan high molecular weight kininogen (HMWK) dari sistem aktivasi kontak, dan FVII dan TF
dari sistem koagulasi.
8/3/2019 MAKALA biocomp
8/26
Kontak awal ini menyebabkan munculnya generasi dari mediator-mediator protein;
anaphylatoxin C3a dan C5a, serta kompleks sC5b-9 lytic (sistem komplemen), bradykinin
(sistem aktivasi kontak), dan thrombin (sistem koagulasi). Mediator- mediator tersebut
memicu leukosit (PMNs dan monocyte ) dan platelet-platelet, menimbulkan reaksi inflamasi
dan thrombotic. Proses-proses yang boleh dimanifest Atau pada beberapa kasus secara
sistemik dan menyebabkan inflamasi di seluruh tubuh yang mungkin mengganggu atau
bahkan fatal untuk pasien.
2.2.2 biomaterial sebelumnya
Beberapa penemuan telah membentuk pengobatan pada cara yang dramatis sebagai
biomaterial, menentukan kembali penggunaan glass eyes dan aplikasi dari emas pada
kedokteran gigi 2000 tahun yang lalu. Revolusi pertama pada evolusi biomaterial dipicu oleh
kemunculan polimer sintetik pada awal abad ke 20, yang diikuti oleh material dengan sifat
istimewa tiruan pabrik. Sementara itu, material asli beradaptasi untuk aplikasi medis dari
sumber-sumber lainnya (contohnya tekstil plastik commodity), ini menjadi jelas bahwa
polimer harus disesuaikan secara teliti untuk mengoptimalkan tampilanny. Kenbnyak
keuksesan awal adalah hasil dari kesanggupan lebih dari design. Teknisi implan menerapkan
yang umum dan material yang dipinjam dari bidang lain, dikembangkan melalui kolaborasi
dari ahli fisika dan teknisi, telah mendapatkan keuntungan dari kemajuan dalam ilmu
material. Umumnya digunakan biomaterial dari era ini termasuk kain parasut dan darkon
untuk implan vaskular, titanium alloy untuk implan dental dan orthopedi, dan UHMW
bantalan permukaan polyethylene untuk penggantian total sendi, katub jantung, dan
pacemaker.
Suatu hal yang menarik adalah bahwa salah satu komplikasi klinis yang pertama
dilaporkan aktivasi pada permukaan biomaterial dilakukan sehubungan dengan hemodialisis
menggunakan selulosa-yang diderivatisasi membran. Daerah yang relatif luas dari membran
menyebabkan aktivasi komplemen yang besar yang menyebabkan peningkatan tingkat C3A
dan C5a dalam darah pasien dan agregasi granulosit. Dalam laporan terdahulu lainnya,
prosedur pengobatan extracorporeal lainnya seperti leukapheresis filtrasi serat nilon, yang
ditemukan untuk menginduksi aktivasi komplemen mendalam. Sejak itu, pemilihan kontak
darah dan polimer yang telah dibuat dilakukan dengan lebih berhati-hati telah dibuat.
8/3/2019 MAKALA biocomp
9/26
2.2.3 Biomaterial sekarang
Bersamaan dengan kemajuan yang terjadi dalam ilmu material, perkembangan pesat
dalam biologi molekular, mikro-manufaktur, dan nanoteknologi telah menghasilkan suatu
revolusi kedua yang berkelanjutan yang telah memperkenalkan biomaterial untuk bidang
yang tak terbayangkan sampai sekarang. Saat ini kita mendefinisikan suatu biomaterial
sebagai "zat-zat lain selain makanan dan obat-obatan yang terkandung dalam sistem
terapeutik atau diagnostik yang berada dalam kontak dengan cairan jaringan atau biologis".Kisaran aplikasi dari sistem pengiriman obat dan perangkat implan (misalnya pompa insulin)
untuk sirkuit extracorporeal digunakan selama menjalani operasi bypass kardio-pulmoner.
Biomaterial saat ini terdiri dari implan buatan menggunakan bahan buatan dan beberapa
perangkat polimer dimodifikasi dan baru, dengan beberapa contoh di pasar tapi banyak dalam
pengembangan. Cutting-edge contoh yang termasuk implan -rekayasa jaringan yang
dirancang untuk menumbuhkan kembali daripada mengganti jaringan kulit buatan prosedur
sel tulang rawan semen tulang resorbable perbaikan, dan rekayasa genetika "biologis"
komponen.
8/3/2019 MAKALA biocomp
10/26
Meskipun kebanyakan dari biomaterial tersedia, penggunaannya yang efektif masih
sulit karena biomaterial merangsang kedua aplikasi-yang diarahkan dan berpotensi
merugikan reaksi yang dilakukan oleh tubuh manusia, setelah itu, biomaterial adalah benda
asing yang dapat menginduksi sistem pertahanan in vivo. Dengan dampak dan potensinya
yang sangat besar, kebutuhan mendesak untuk mengembangkan polimer dengan peningkatan
biokompatibilitas dan metode untuk pengujian efek mereka pada tubuh kini telah diakui.
Penjelasannya, pencegahan, dan modulasi aktif dari reaksi merugikan dimediasi oleh
kekebalan tubuh dan kontak-sistem dianggap sebagai aspek yang sangat penting dari
pengembangan biomaterial.
8/3/2019 MAKALA biocomp
11/26
BAB III
ISI
3.1. Hemocompatibility
Saat ini, penggunaan berbagai macam biomaterial dalam pengobatan sudah sangat
luas. Sebagian besar biomaterial tersebut berkontak dengan darah baik secara permanen
ataupun sementara. Di Amerika Serikat saja, diperkirakan bahwa lebih dari 25 juta pasien
memiliki beberapa jenis perangkat implan. Bahkan sebagian pasien diperlakukan dengan cara
non-implan dan biomaterial sementara (termasuk 400 juta kateter, 25 juta dialyzer ginjal, dan
lebih dari 2 juta per tahun stent) . Pada tahun 2007, aplikasi gabungan dalam pengiriman obat
dan peralatan medis telah diperkirakan menghasilkan pasar sebesar $ 200 miliar di Amerika
Serikat saja.
Meskipun dalam rekayasa biomaterial dan pengembangan klinis telah mengalami
kemajuan, banyak bahan dan prosedur yang masih berhubungan dengan efek samping yang
tidak diinginkan. Sebagai contoh, hemodialisis dapat berkontribusi pada cepatnya inflamasi
sistemik dan arteriosclerosis, dan pengobatan dengan stent berhubungan dengan trombosis.
Reaksi-reaksi yang merugikan diprakarsai oleh kontak antara biomaterial dan sistem
pertahanan dalam darah, terutama sistem kaskade, yang menyebabkan aktivasi selular.
Dengan demikian, tujuan kompatibilitas darah belum tercapai .
Dalam kondisi fisiologis, kontak langsung dengan darah terbatas pada lapisan sel
endotel utuh pembuluh darah, permukaan yang benar-benar hemocompatible hanya
ditemukan di alam. Aktivasi komplemen dan pembekuan ini dipicu oleh gangguanpermukaan ini atau dengan pengenalan bahan asing, non-sel darah, atau mikroorganisme ke
8/3/2019 MAKALA biocomp
12/26
dalam sirkulasi. Kaskade yang terdiri dari plasma komplemen, koagulasi, aktivasi kontak
(atau kallikrein/kinin), dan sistem fibrinolisis semuanya bertindak sesuai prinsip-prinsip yang
sama, dan interaksi antara sistem-sistem, baik langsung dan tidak langsung (yaitu cell
mediated) yang telah lama diketahui terjadi. Selain itu, ada crosstalk yang erat antara sistem
kaskade dengan trombosit dan leukosit selama induksi pembekuan dan peradangan. Selain
itu, sel-sel endotel memainkan peran aktif tidak hanya dalam propagasi suatu peristiwa
inflamasi/ trombotik tetapi juga dengan menyediakan senyawa penghambat platelet
3.2 Complement
Sistem komplemen adalah kontributor utama untuk sistem kekebalan tubuh bawaan dari
suatu host, membersihkan tubuh dari sel-sel asing dan organisme melalui lisis secara
langsung atau dengan perekrutan leukosit yang mendorong fagositosis. Kaskade terdiri dari
sebuah jaringan protein plasma yang rumit serta reseptor dan regulator yang terikat pada
permukaan sel. Aktivasi melibatkan empat tahap yaitu :
o Pengenalan pola permukaan non-self melalui inisiasi jalur yang berbeda, jalur
klasik dan lektin (CP dan LP) yang diinduksi oleh kompleks antigen-antibodi
dan karbohidrat tertentu, masing-masing, dan jalur alternatif (AP), mungkin
dipicu langsung oleh permukaan asing (misalnya biomaterial buatan manusia );
o Aktivasi komplemen komponen C3 ke C3A dan C3b opsonizing (membuat
bakteri atau sel-sel lain yang lebih rentan terhadap aksi fagosit) oleh dua
molekul kompleks multi enzim yang disebut C3 convertases (Convertase
merupakan enzim yang mengubah substrat ke kondisi aktif mereka);
o Inisiasi dari sebuah loop amplifikasi oleh AP, yang mengarah pada sebagian
besar dari aktivasi C3, karena permukaan yang disimpan C3b memulai
pembentukan kompleks convertase AP yang lebih banyak (C3bBb);
o Generasi convertases yang dapat mengaktifkan komponen C5 ke C5a
anaphylatoxin yang kuat dan fragmen C5b yang dapat menginduksi
pembentukan kompleks melengkapi terminal (TCC atau C5b-9).Anaphylatoxins (C3A dan C5a) mengaktifkan dan merekrut fagosit dan sel
8/3/2019 MAKALA biocomp
13/26
kekebalan lainnya, sementara target yang terikat fragmen C3 memfasilitasi
pengikatan dan aktivasi sel-sel yang direkrut.
Overview of the complement system, with emphasis on activation pathways, potential
therapeutic targets and membrane- and fluid-phase inhibitors.
8/3/2019 MAKALA biocomp
14/26
Secara In vivo, sistem komplemen dikendalikan oleh beberapa zat yang terlarut dan
regulator yang terikat membran yang melindungi sel itu sendiri. Kerusakan disebabkan oleh
produk aktivasi komplemen autologous. Sebagian besar modulator adalah golongan pengatur
aktivasi komplemen (RCA) superfamily, yang bertindak ditingkat convertases. Protein
Plasma Faktor H (regulator dari AP) dan protein C4b pengikat protein (C4BP, regulator
CP), serta protein dan regulator yang terikat pada permukaan sel, membran kofaktor protein
(MCP), kerusakan faktor akselerasi (DAF), dan reseptor komplemen 1 (CR1 atau CD35)
merupakan kelompok ini. C4BP dan Faktor H tidak hanya melemahkan produk aktivasi
komplemen dalam sirkulasi tetapi juga mengenali pola tertentu misalnya, glikosaminoglikan
dan asam sialic (GAG) pada sel host dan dengan demikian melengkapi dukungan
penghambatan pada permukaan yaitu, pengenalan sel itu sendiri.
3.3 Crosstalk antara sistem kaskade darah dan sel-sel pada saat inflamasi
Telah dikenal selama beberapa dekade bahwa aktivasi hasil dari sistem aktivasi
kontak Faktor XIIa (FXIIa) dan kallikrein, serta trombin dan plasmin, mampu melekat
melengkapi komponen yang telah dimurnikan atau fragmen campurannya secara in vitro.
Baru-baru ini, pengamatan dini telah dikonfirmasi dan diperluas, dan FXIa, FXA, serta FIXa
telah ditambahkan ke daftar protease yang berpotensi mampu melewati convertases dan
langsung menghasilkan masing-masing C3A dan C5a. Selain itu, trombin yang dimediasi
generasi C5a telah ditunjukkan untuk mengambil tempat di C3KO tikus, yang tidak dapat
membentuk C5 convertases dan dengan demikian tidak dapat mengaktifkan C5 dengan
mekanisme konvensional.
Sebuah koneksi timbal balik dimana aktivasi komplemen akan menyebabkan aktivasi
koagulasi, juga telah dijelaskan dalam kasus C5a-yang dimediasi upregulasi dari faktor
jaringan (TF), inisiator poten dari jalur ekstrinsik (jalur TF) dari koagulasi, pada kedua sel
endotel dan polimorfonuklear leukosit yang bersirkulasi (PMN). Selain itu, telah ditunjukkan
bahwa aktivasi komplemen terjadi secara in vivo selama hemodialisis pasien dengan
penyakit ginjal stadium akhir mengarah pada generasi C5a dan ekspresi TF aktif fungsional
pada PMN, sehingga mengakibatkan keadaan procoagulative yang mungkin berkontribusi
pada peningkatan risiko trombosis pada pasien ini.
Aktivasi platelet selama peristiwa trombotik sangat erat hubungannya dengan aktivasi
komplemen dan sistem kontak, yang pada gilirannya menyebabkan peradangan. Chondroitin
8/3/2019 MAKALA biocomp
15/26
sulfat A (CS-A), dibebaskan dari butiran alfa selama aktivasi trombosit, adalah mediator
poten dari crosstalk antara trombosit dan sistem komplemen. Reseptor trombosit yang
diaktifkan trombin adalah promotor yang kuat pada peradangan sejak dilepaskan, CS-A
mengaktifkan komplemen dalam fase cair dan menghasilkan anaphylatoxin yang memicu
aktivasi leukosit. Selain itu, aktivasi platelet menyebabkan aktivasi kontak sistem enzim
FXIIa dan FXIa, yang secara khusus dihambat oleh antitrombin (AT) bukan oleh C1INH,
seperti kasus ketika aktivasi kontak dipicu oleh permukaan material.
8/3/2019 MAKALA biocomp
16/26
3.4. Model untuk darah-biomaterial interaksi
Karena sistem kaskade berbagai jenis sel dalam darah dikenal untuk berinteraksi, efek
sebenarnya dari permukaan biomaterial pada darah hanya dapat diketahui ketika darah
keseluruhan digunakan untuk studi interaksi (Gorbet dan Sefton, 2004). saat ini kami
menggunakan dua dalam sistem in vitro, loop Chandler dan ruang model, untuk mempelajari
urutan peristiwa yang terjadi ketika permukaan biomaterial datang ke dalam kontak dengan
8/3/2019 MAKALA biocomp
17/26
darah. Dalam rangka meminimalkan penghambatan melengkapi dan koagulasi, kita
menggunakan salah satu jumlah yang rendah heparin (kurang dari 0,5 IU / mL), atau inhibitor
trombin spesifik seperti melagatran atau lepuridin.
Chandler loop terdiri dari potongan pipa diisi dengan darah; bagian-bagian tabung
ditutup ke dalam loop dengan cara konektor logam heparinized dan dibiarkan berputar pada
37 C dalam bak air. Dengan menggunakan model ini kita telah mendokumentasikan bahwa
berbagai biomaterial berperilaku berbeda sehubungan dengan aktivasi komplemen pada fase
padat dan dalam fase cairan, dan kedua fase karena itu perlu dipertimbangkan ketika
mengevaluasi aktivasi komplemen oleh biomaterial (Gong dkk, 1996;. Mollnes et al, 1995;.
Nilsson et al, 1998)..
Model ruang dibuat dengan memperbaiki dua cincin polimetilmetakrilat (PMMA) ke
slide mikroskop (juga dari PMMA), menciptakan dua sumur. Seluruh perangkat dilapisi
dengan heparin untuk menghindari non-spesifik aktivasi. Sebuah slide mikroskop kedua (dari
bahan apapun [bio]) terpasang, menciptakan dua kamar melingkar yang diputar pada 37 C
dalam penangas air (Hong et al, 1999;.. Nilsson et al, 1998). Setelah inkubasi darah di kedua
model, sel-sel yang melekat, protein atau produk aktivasi dapat dianalisis.
3.5. Contoh modifikasi permukaan untuk meningkatkan darah kompatibilitas
Bahan dimaksudkan untuk digunakan dalam kontak dengan darah keseluruhan harus
idealnya inert untuk kedua komplemen dan aktivasi koagulasi, sehingga darah untuk lolos
tanpa dipengaruhi oleh materi. Sifat bahan yang dimaksudkan untuk implantasi dan integrasi
telah hati-hati diteliti selama bertahun-tahun dan dioptimalkan pada tingkat material. Namun,
sifat biologis yang diperlukan untuk integrasi jaringan belum sepenuhnya didefinisikan.
Pelapis heparin telah banyak digunakan untuk menjamin kompatibilitas dari
biomaterial dengan darah berkaitan dengan aktivasi dari koagulasi, kontak dan komplemen
biomaterial yang ter induksi aktivasi sistem. Hipotesis diterima yang mendasari penggunaan
heparin yang turun-regulasi dicapai oleh regulator mengikat seperti faktor H (Videm et al.,
1999), Cl inhibitor dan antithrombin. Sistem koagulasi dihambat oleh heparin larut pada
konsentrasi jauh lebih rendah daripada yang sistem komplemen (Gong et al., 1996). Oleh
karena itu wajar untuk mengasumsikan bahwa konsentrasi optimal permukaan-terikat heparin
dioptimalkan untuk menghambat aktivasi sistem koagulasi tidak cukup untuk down mengatur
komplemen biomaterial yang ter induksi. Kami telah menunjukkan bahwa kompatibilitas
8/3/2019 MAKALA biocomp
18/26
darah permukaan berkaitan dengan aktivasi koagulasi, komplemen dan trombosit dapat
ditingkatkan dengan meningkatkan konsentrasi heparin permukaan. Pengikatan faktor H
adalah tidak dipengaruhi oleh konsentrasi heparin permukaan meningkat, menunjukkan
bahwa faktor ini bukan pengatur utama dari komplemen biomaterial yang ter induksi pada
permukaan heparin (Andersson et al., 2003).
Permukaan dilapisi dengan polietilen oksida (PEO) telah terbukti memiliki non-
spesifik protein yang rendah protein adsorpsi dan thrombogenicity, tapi sayangnya,
permukaan ini juga komplemen biomaterial yang ter induksi aktivator kuat (Amiji dan Park,
1992;. Hansson et al, 2005; Kidane dan Park, 1999
3.6 model aktivsi komplemen pada permukaan biomaterial
Selama paparan tak terhindarkan dari biomaterial terhadap darah, baik secara
sementara selama pemberian atau implantasi maupun terus-menerus selama hidup mereka di
dalam tubuh, permukaan buatan mereka dengan segera menjadi tertutup oleh lapisan protein
plasma yang pada dasarnya monolayer. Adsorpsi ini dapat digambarkan sebagai fase
pengakuan, yaitu sebuah proses pasif yang mungkin atau tidak mungkin termasuk dalam
perubahan konformasi dalam protein individu dalam lapisan ini (Gambar 2A, B).
Contoh protein yang muncul sangat peka terhadap mengalami perubahan
konformasiyang dialami pada pengikatan lapisan permukaan adalah komponen komplemen
C3 dan IgG, yang keduanya dapat menginduksi aktivasi sistem komplemen pada permukaan
biomaterial melalui AP atau CP, masing-masing. Contoh lain yang teradsorpsi FXII, yang
memicu aktivasi kontak, dan fibrinogen, yang mengikat GPIIb / IIIa pada trombosit, sehingga
mendorong aktivasi mereka. Deposisi lapisan protein utama memicu aktivasi komplemen,
koagulasi, dan sistem kontak dalam cara yang bergantung pada komposisi dan konformasi
dari protein teradsorbsi. Molekul pengakuan dari sistem kaskade ini dapat mengikat protein
yang disimpan atau menjadi tidak digabungkan ke film protein awal. Karena tidak adanya
regulator spesifik pada permukaan biomaterial dan kurangnya pengakuan diri, aktivasi
kaskade setiap sistem biasanya mengarah ke amplifikasi cepat dari respon masing-masing
8/3/2019 MAKALA biocomp
19/26
Aktivasi komplemen yang terus-menerus mengarah ke generasi dan menumpuk
endapan fragmen C3b dan degradasi (iC3b, C3dg) di atas lapisan protein yang pada awalnya
teradsorpsi dan pelepasan yang serupa dengan anaphylatoxins ke tingkat yang bergantung
pada eksposur konformasi dari lokasi akseptor untuk C3 (Gambar 2C). Peningkatan melaluiloop amplifikasi AP (Gambar 2D) akhirnya dapat menyebabkan penyembunyian total lapisan
protein awal oleh fragmen aktivasi C3. C3A dihasilkan dan C5a anaphylatoxins bertindak
sebagai kemo-atraktan yang kuat yang merekrut PMN dan monosit ke tempat biomaterial-
diinduksi aktivasi komplemen. Urutan peristiwa diringkas dalam Gambar. 3. Selain itu, efek
proinflamasi mengerahkan anaphylatoxins yang kuat, yang dapat menyebabkan peradangan
sistemik, akut dan/atau kronis. Sedangkan opsonisasi permukaan asing oleh C3b dan iC3b
biasanya memfasilitasi pengurangan fagositosis partikel non-self melalui pengakuan oleh
reseptor komplemen seperti CR3 (CD11b/CD18) pada leukosit yang teraktivasi. Peralatan
biomaterial yang berukuran besar untuk penggunaan klinis, sering mencegah penyerapan
tersebut; akibatnya, aktivasi yang tidak terselesaikan dapat menyebabkan perubahan dalam
status dari sel kekebalan yang direkrut, sebagaimana telah dicontohkan oleh peningkatan fusi
makrofag untuk sel-sel raksasa benda asing.
Selain itu, pengaktifan aktivasi kontak/koagulasisistem akhirnya menghasilkan
trombin, yang merupakan penggerak trombin yang kuat. Trombin-trombosit teraktivasimelepaskan CS-A, yang mengaktifkan fase cair komplemen, lebih menguatkan reaksi
8/3/2019 MAKALA biocomp
20/26
inflamasi yang berlangsung. Bersama dengan induksi C5a-dimediasi TF pada PMN dan
monosit, peristiwa ini menyebabkan peningkatan yang ditandai pada koagulopati. aktivasi
sistem kontak juga menghasilkan bradikinin, peptida vasoaktif yang kuat (Gambar 1).
Singkatnya, komplemen-terkait opsonisasi permukaan dan pelepasan anaphylatoxins dan
rekrutmen berikutnya serta aktivasi populasi leukosit, dalam kombinasi dengan aktivasi
trombin yang dimediasi dari trombosit, menyebabkan reaksi inflamasi dan reaksi thrombotic
yang dapat merugikan peralatan biomaterial dan/ atau pasien. Dengan demikian, hasil dari
pengobatan medis adalah untuk sebagian besar ditentukan oleh komposisi dan konformasi
dari lapisan protein plasma yang awalnya terbentuk pada permukaan bio-buatan.
3.7 Dampak permukaan matrix pada biomaterial yang diinduksi oleh aktivasi
komplemen
secara umum seperti permukaan polimer, permukaan logam atau permukaan keramik ,darah yang diserap atau protein jaringan sebagai fenomena umum. Adsorpsi protein biasanya
terjadi sebagai adsorpsi awal yang cepat dalam milidetik pertama sampai lapisan
monomolecular protein telah diformat. Setelah pembentukan sedikit atau banyak monolayer
stabil, adsorpsi dihambat. Pola-pola protein individu yang teradsorpsi dipengaruhi oleh
konsentrasi protein dalam cairan biologis (misalnya darah) serta kimia permukaan
biomaterial. Aktivasi sistem kaskade plasma, (komplemen, koagulasi / kontak aktivasi) juga
diprakarsai oleh interaksi protein langsung dengan permukaan biomaterial, tetapi berbeda
8/3/2019 MAKALA biocomp
21/26
dengan protein yang teradsorpsi pada awal, efek dari sistem kontak aktivasi diperpanjang
untuk waktu yang lama dan melibatkan sel yang keterlibatannya di permukaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah, komposisi, dan konformasi protein dalam
lapisan awal termasuk hidrofobisitas / hidrofilisitas dari permukaan, serta biaya distribusi
kelompok. Secara umum, protein lebih rentan untuk menjalani substansial konformasi
perubahan ketika mengikat permukaan hidrofobik daripada permukaan hidrofilik. Ini
merupakan ikatan tingkat yang lebih tinggi sehingga menghasilkan kerapatan yang lebih
tinggi dari protein disimpan pada permukaan hidrofobik. Salah satu protein yang telah
banyak dipelajari adalah komponen komplemen C3, yang dikenal untuk menjalani perubahan
konformasi yang mendalam ketika mengikat permukaan hidrofobik, seperti yang ditunjukkan
menggunakan antibodi monoklonal spesifik untuk neo-epitop denaturasi atau pengaktivanbiologis. Dalam penelitian yang lebih baru, telah menunjukkan bahwa komplemen lebih
mudah diaktifkan pada hidrofobik dibandingkan dengan permukaan hidrofilik.
Banyak laporan telah menunjukkan bahwa permukaan yang dilapisi dengan polietilen
glikol (PEG) umumnya fitur spesifik protein rendah adsorpsi, dan karena itu aktivasi
menurun dari sistem koagulasi dan adhesi trombosit dan seluler berikutnya, namun, aktivasi
sistem komplemen masih substansial pada PEG-dilapisi permukaan [52,53] (Tabel 1). Para
proteinrepellent sifat PEG telah dikaitkan dengan banyak faktor, termasuk hidrofilisitastolakan sterik permukaan dan. Berat molekul, dan kepadatan permukaan rantai polimer
mempengaruhi pengikatan protein, dan yang memahami dan memodifikasi faktor-faktor ini
adalah subjek dari penelitian besar di seluruh dunia. Lain, terdokumentasi dengan baik,
strategi untuk desain "nonfouling" inert atau permukaan dengan mengikat protein rendah
melibatkan konjugasi poli (2 -methacryloyloxyethyl phosphorylcholine) misalnya [62,63].
Selain itu, baru-baru ini, permukaan dilapisi dengan poli (akrilamida carboxybetaine)
dilaporkan menunjukkan pengikatan protein sangat berkurang bila terkena serum darah atauplasma murni manusia.
Faktor yang harus dipertimbangkan saat mengevaluasi potensial-pengaktivan
komplemen dari permukaan buatan adalah kemungkinan bahwa aktivasi komplemen
(pengakuan, convertase perakitan, dan deposisi fragmen C3) dapat terjadi secara sementara
tetapi bahwa senyawa kemudian terlepas dari permukaan. Fenomena ini telah dilaporkan
terjadi pada permukaan hidrofilik. Akibatnya, seperti akan muncul sebagai aktivator rendah
bila evaluasi dibatasi untuk fragmen pada permukaan bahan, namun memang akan dapatmenjadi aktivator yang kuat kuat tentang fase cair-produk aktivasi seperti C3a/C5a dan sC5b-
8/3/2019 MAKALA biocomp
22/26
9. Sebaliknya, permukaan sangat dibebankan dapat menginduksi aktivasi komplemen
substansial tetapi kemudian yang diserap senyawa kationik yang sangat tinggi penyusun C3A
dan C5a yang termediasi sehingga mengurangi tingkat mereka pada sirkulasi, dengan
demikian, potensial aktivasi material aka diabaikan jika penanda aktivasi yang diukur ini
hanya pada fase cair. Dalam kasus seperti itu, perkiraan yang lebih akurat akan diperoleh
dengan eluting permukaan anaphylatoxins dari material. Sebuah tingkat yang relatif tinggi
mengikat komplemen-inisiator seperti IgG dan C1q dapat dinetralkan oleh pengikatan tingkat
tinggi secara simultan dari inhibitor seperti C1INH, mengakibatkan aktivasi yang lebih
rendah dari pada permukaan yang mengikat secara identik dengan jumlah yang tinggi tetapi
aktivator lebih rendah dibandingkan jumlah inhibitor.
Sifat mengikat dan mengaktifkan dari permukaan asli dapat juga lebih lanjutdimodifikasi oleh perawatan plasma energi rendah. Sebuah Contoh terbaru adalah studi oleh
Andersen dkk, yang menunjukkan bahwa. modifikasi dari perangkat medis yang terdiri dari
karet silikon dengan plasma vinil pirolidon (ppVP) yang dipolimerisasi lapisan kuat dapat
menurunkan permukaan aktivasi sistem komplemen darah
3.8 Aktivasi komplemen oleh permukaan bio-artifisial
3.8.1. Contoh sirkulasi extracorporeal
sirkulasi Extracorporeal pengalihan darah dari sirkulasi pasien ke perangkat luar
tubuh, adalah fitur modalitas pengobatan, termasuk hemodialisis, hemofiltration, PBK,
oksigenasi membran extracorporeal (ECMO), plasmaferesis, leukapheresis dan
thrombapheresis. Prinsipnya, seluruh darah dipimpin melalui perangkat seperti darah atau
plasma yang tidak terpisahkan. Plasma diproduksi baik dengan memisahkan seluruh darah
menggunakan membran/filter, yang juga memicu reaksi ketidakcocokan, atau dengan
sentrifugasi. Di sini kita akan berkonsentrasi pada hemodialisis dan PBK, karena melengkapi
efek samping terkait diinduksi oleh modalitas pengobatan termasuk sebagian besar yang
terlihat dengan perawatan extracorporeal lainnya.
3.8.2 Hemodialisis
Komplemen-yang memediasi jaringan cedera yang berhubungan dengan pengobatan
extracorporeal sebagian besar telah dikaitkan dengan reaksi bioincompatibility. Secara
8/3/2019 MAKALA biocomp
23/26
historis, hemodialisis berhubungan dengan reaksi anafilaktik berat, dan bahkan fatal. Aktivasi
komplemen tersebut terkait dengan "first use syndrome," yang disebut di mana pasien
mengalami reaksi anafilaktoid selama penggunaan pertama dari dialyzer, tetapi reaksi ini
dilemahkan dengan penggunaan kembali (Chenoweth, 1987). Saat ini masalah ini kurang
sering, namun reaksi yang merugikan masih terjadi. Perhatian yang sama pada pasien uremik
yang menjalani hemodialisis adalah amiloidosis dan percepatan arteriosclerosis (Amore dan
Coppo, 2002). Risiko infark miokard pada pasien ini adalah 5-10 kali lebih tinggi
dibandingkan pada orang sehat (Santoro dan Mancini, 2002). Banyak faktor yang
berkontribusi terhadap peningkatan risiko init: Kondisi uremik sendiri mengarah ke tingkat
lipoprotein yang terganggu, asidosis, racun, radikal bebas dan infeksi, semua yang dapat
menambah mempercepat arteriosklerosis.
Peradangan kronis, seperti yang ditemukan pada pasien dengan rheumatoid arthritis,
lupus eritematosus sistemik (SLE) atau penolakan kronis, telah terbukti berhubungan dengan
percepatan arteriosklerosis dan penyakit kardiovaskular. Sangat mungkin bahwa peradangan
kronis seluruh tubuh dipicu oleh hemodialisis selaku kontributor utama lain untuk
arteriosklerosis pada pasien uremik. Peradangan ini sebagian besar didorong oleh aktivasi
komplemen. Membran dialisis menggunakan activate complement saat ini untuk tingkat yang
bervariasi. Membran selulosa aktivator komplemen yang kuat, sedangkan polimer dan
campuran-campurannya (seperti polyarylethersulfone, poliamida dan polivinilpirolidon)
kurang mengaktifkan (Deppisch et al., 1998). Aktivasi komplemen menghasilkan fragmen
(C3b, iC3b dan C3dg) dan peptida larut (C3A dan C5a) yang mengikat membran
hemodialisis Meskipun mereka bukan ikatan kovalen, C3A anaphylatoxins dan C5a dapat
teradsorpsi ke permukaan pasif dikenakan biaya tertentu. Semua fragmen ini adalah ligan
untuk reseptor pada leukosit (PMN, monosit dan sel mast) yang dapat memicu peradangan
dan pelepasan sitokin proinflamasi seperti IL-1, TNF-, IL-6 dan kemokin sangat ampuh IL-8.
Efek lain dari aktivasi komplemen adalah peraturan atas reseptor pada leukosit
(misalnya, CD11b/CD 18 dan CD35), yang bersama-sama dengan down-regulasi L-selectin
membuat sel yang sangat perekat dan rawan untuk berinteraksi dengan platelet dan endotel
sel-sel di vascularwalls (Moen et al, 1997;. Nilsson et al, 1998.). Aktivasi selular ini juga
menyebabkan peningkatan kadar protein fase-akut seperti CRP, yang memungkinkan
molekul untuk mengikat sel-sel endotel yang diaktifkan dan mengaktifkan komplemen. CRP
dan komponen pelengkap seperti C4, C3 dan C9 hadir dalam plak arteriosclerotic bersama-
sama dengan monosit / makrofag (Torzewski et al, 2000;.. Vlaicu et al, 1985).
8/3/2019 MAKALA biocomp
24/26
3.8.3 Cardiopulmonary bypass (CPB)
Prosedur PBK telah meningkat secara dramatis selama beerapa dekade sebagai akibat
dari operasi bypass pembuluh darah. Prosedur PBK, bagaimanapun, terkait dengan sejumlah
efek samping yang berhubungan dengan trauma petugas, kontak yang dibuat oleh darah
dengan permukaan material dan permukaan gas, netralisasi heparin dengan protamine, dan
iskemia / reperfusi dipicu oleh darah dalam jaringan dilewati (paru-paru dan jantung). Reaksi
yang dihasilkan pertahanan seluler dan humoral yang disebut sindrom respon inflamasi
sistemik (Bown et al., 2003). Termasuk dalam sindrom ini adalah gangguan hemostatik yang
berupa perdarahan, aktivasi platelet dan generasi makro dan mikrotrombi. Konsekuensi dari
gangguan ini adalah tingginya insiden kejadian trombotik, termasuk infark miokard dan
stroke pasca operasi yang dapat menghasilkan serius gejala neurologis. Studi terbaru
menunjukkan bahwa insiden stroke berada pada kisaran 1-4% di antara pasien CPB
(Nussmeier, 2002). Masalah lain neurologis sering dikaitkan dengan PBK berkepanjangan
disfungsi kognitif, yang mungkin disebabkan oleh mikrotrombi (Mojcik dan Levy, 2001).
Banyak Hasil ini masalah dari aktivasi komplemen, efek yang didukung oleh penelitian in
vivo menggunakan anti-C5 antibodi dalam yang melengkapi penghambatan ditemukan untuk
melemahkan cedera miokard pasca operasi, defisit kognitif dan kehilangan darah (Fitch et al.,1999).
produk aktivasi komplemen, di C5a khususnya, cepat up-mengatur ekspresi CD35
pada CD11b/CD18 dan PMN dan C3A pada monosit (Rinder et al., 1999). Tanda-tanda lain
dari suatu respon inflamasi adalah pelepasan sitoplasmik dan kemokin dan kontribusi mereka
untuk reaksi fase akut. Hyporeactivity terhadap berbagai patogen telah dibuktikan secara in
vitro setelah PBK, dan kemungkinan bahwa respon inflamasi ekstensif dapat menjelaskan
peningkatan risiko infeksi pasca operasi (Hill et al, 1997;.. Marie et al, 1998). Modifikasi
permukaan dengan penambahan lapisan heparin telah meningkatkan biokompatibilitas
perangkat extracorporeal (Hsu, 2001). Meskipun pada awalnya dimaksudkan untuk
mengurangi persyaratan untuk heparinization sistemik, pelapisan heparin juga telah
ditunjukkan untuk nyata menipis reaksi inflamasi, termasuk aktivasi komplemen.
3.8.4 Pharmacological complement inhibition
8/3/2019 MAKALA biocomp
25/26
Beberapa agen farmakologis yang mengatur atau memodulasi Aktivitasi komplemen
telah diidentifikasi pada uji in vitro, namun sampai saat ini tidak ada inhibitor spesifik dari
aktivasi komplemen dalam penggunaan klinis rutin. Namun protein, beberapa rekombinan
kandidat berada di bawah pengembangan: Salah satunya adalah bentuk rekombinan reseptor
komplemen 1 dikenal sebagai reseptor komplemen larut 1 (SCR1; TP-10). C3 convertase ini
memblokir agent yang pertama ditunjukkan untuk mengurangi infark miokard eksperimental
dan sekarang dalam percobaan klinis (Keshavjee et al, 2005;. Weisman et al., 1990). Lainnya
adalah manusiawi monoklonal antibodi anti-C5 (Pexelizumab, eculizumab) yang
menghalangi aktivasi C5 (Kaplan, 2002). Jadi, kedua inhibitor mencegah pembentukan dari
C5a dan C5b-9, tetapi antibodi anti-C5 tidak mempengaruhi aktivasi C3, menunjukkan
bahwa efek yang tidak diinginkan aktivasi C3 tidak terpengaruh, tetapi pertahanan
antimikroba utama terkait untuk C3 adalah diawetkan. Kedua derivatif telah diuji in vivo
pada model hewan penyakit dan dalam uji klinis pasien, dan efisien penghambatan
komplemen telah dikonfirmasi (Keshavjee et al, 2005;. Bukit et al, 2006).. Sebuah konjugat
dari SCR1 dan selektin yang ligan SLE (X), penghambatan menggabungkan komplemen dan
sel adhesi, ditemukan untuk menjadi lebih efisien daripada SCRL saja (Huang et al., 1999).
Penggunaan bentuk, pendek membran bertarget dari SCRL (APT070) juga telah digunakan
dalam surfacetarget terikat pendekatan untuk menghambat aktivasi komplemen (Smith,
2001). Perhatian juga telah dibayarkan kepada bentuk-bentuk rekombinan dari DAF dan
MCP, suatu konjugasi dari dua, aktivasi komplemen blocker-2 (CAB-2;. Higgins et al, 1997)
dan membran bertarget CD59 (Hill et al., 2006). Namun, tidak satupun dari reagen yang
mencapai uji klinis. Karena ukurannya yang besar molekul mereka (240 dan 26 kDa [scFv
fragmen], masing-masing) CR1, larut dan antibodi anti-C5 memiliki kekurangan bahwa
mereka harus diberikan parenteral.
8/3/2019 MAKALA biocomp
26/26
BAB IV
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan analisis dan tinjauan pustaka, dapat ditarik kesimpulan bahwa interaksi
antara darah dan permukaan biomaterial dapat memicu reaksi inflamasi yang secara tidak
langsung menunjukkan bahwa biomaterial kurang kompatibel.
Recommended