View
2.049
Download
36
Category
Preview:
Citation preview
PEMBAHASAN
Dari hasil praktikum diperoleh data masing-masing spesies tanaman sebagai
berikut :
1. Gadung (Dioscorea hispida Denust.)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Dioscoreales
Famili: Dioscoreaceae
Genus: Dioscorea
Spesies: D. hispida Denust.
Deskripsi tanaman :
Pohon: perdu memanjat yang tingginya dapat mencapai 510 m. Batangnya
bulat, berbulu dan berduri yang tersebar sepanjang batang dan
tangkai daun. Tumbuh pada tanah datar hingga ketinggian 850 m
dpl, tetapi dapat juga diketemukan pada ketinggian 1.200 m dpl.
Umbi : Umbinya bulat diliputi rambut akar yang besar dan kaku. Kulit umbi
berwarna gading atau coklat muda, daging umbinya berwarna putih
gading atau kuning. Umbinya muncul dekat permukaan tanah.
Umbinya sangat beracun karena mengandung alkohol yang
menimbulkan rasa pusing-pusing. Bila umbinya dibiarkan tua
warnanya akan berubah menjadi hijau dan kadar racunnya akan
makin pekat.
Daun : daun majemuk terdiri dari 3 helai daun. Bunga tersusun dalam
ketiak daun, berbulit, berbulu dan jarang sekali dijumpai.
Bunga: tanaman ini yang berwarna kuning sangat harum digunakan untuk
mewangikan pakaian dan dapat pula dipakai sebagai hiasan
rambut.
Bagian yang digunakan : batang
Kandungan dan manfaat : parutan umbi gadung ini digunakan untuk
mengobati penyakit kusta tahap awal, kutil, kapalan dan mata ikan.
Bersama dengan gadung cina (Smilax china L.), umbi gadung dipakai
untuk mengobati luka-luka akibat sifilis. Di Thailand, irisan dari umbi
gadung dioleskan untuk mengurangi kejang perut dan kolik, dan untuk
menghilangkan nanah dari luka-luka. Di Filipina dan Cina, umbi ini
digunakan untuk meringankan arthritis dan rematik, dan untuk
membersihkan luka binatang yang dipenuhi belatung.
2. Jati (Tectona grandis)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Lamiales
Famili: Lamiaceae
Genus: Tectona
Spesies: Tectona grandis
Deskripsi :
Pohon: pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang
lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi 30-40 m. Berdaun besar, yang
luruh di musim kemarau. Jati dapat tumbuh di daerah dengan
curah hujan 1 500 – 2 000 mm/tahun dan suhu 27 – 36 °C baik di
dataran rendah maupun dataran tinggi.
Daun : berbentuk elips yang lebar dan dapat mencapai 30 – 60 cm saat
dewasa.
Bagian yang digunakan : batang
Senyawa yang terkandung : antioksidan
Manfaaat :
membantu menurunkan risiko penyakit jantung dan kanker
meningkatkan metabolisme lemak dalam tubuh. Hal ini menjadikannya
sebagai pelangsing alami yang bisa membantu menurunkan berat
badan, melancarkan sistem pencernaan dan buang air besar (BAB),
mencegah obesitas (kegemukan), mengurangi selulit dan menurunkan
kolesterol jahat.
3. Singkong (Manihot utilisima)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Malpighiales
Famili: Euphorbiaceae
Upafamili: Crotonoideae
Bangsa: Manihoteae
Genus: Manihot
Spesies: M. utilisima
Deskripsi :
Umbi atau akar pohon yang panjang dengan fisik rata-rata bergaris tengah
2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis singkong yang
ditanam.
Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan.
Bagian yang digunakan : kulit batang
Senyawa yang terkandung : mengandung tannin, enzim peroksidase,
glikosida, dan kalsium oksalat.
Manfaat : obat rematik, sakit kepala, demam, luka, diare, cacingan,
disentri, rabun senja, beri-beri, dan bisa meningkatkan stamina.
4. Pinang (Areca catechu)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Arecales
Famili: Arecaceae
Genus: Areca
Spesies: A. catechu
Deskripsi :
Pohon : Batang lurus langsing, dapat
mencapai ketinggian 25 m
dengan diameter lk 15 cm, meski ada pula yang lebih besar.
Tajuk tidak rimbun.
Daun : Pelepah daun berbentuk tabung dengan panjang 80 cm,
tangkai daun pendek; helaian daun panjangnya sampai 80
cm, anak daun 85 x 5 cm, dengan ujung sobek dan bergerigi.
Bunga : Tongkol bunga dengan seludang (spatha) yang panjang dan
mudah rontok, muncul dibawah daun, panjang lebih kurang
75 cm, dengan tangkai pendek bercabang rangkap, sumbu
ujung sampai panjang 35 cm, dengan 1 bunga betina pada
pangkal, di atasnya dengan banyak bunga jantan tersusun
dalam 2 baris yang tertancap dalam alur. Bunga jantan
panjang 4 mm, putih kuning; benang sari 6. Bunga betina
panjang lebih kurang 1,5 cm, hijau; bakal buah beruang 1.
Buah : buni bulat telur terbalik memanjang, merah oranye, panjang
3,5 - 7 cm, dengan dinding buah yang berserabut. Biji 1
berbentuk telur, dan memiliki gambaran seperti jala.
Bagian yang digunakan : batang
Senyawa yang terkandung : alkaloida, arecaidine, arecolidine, guracine
(guacine), guvacoline dan beberapa unsur lainnya.
Manfaat : Secara tradisional, biji pinang digunakan dalam ramuan untuk
mengobati sakit disentri, diare berdarah, kudisan, cacingan, mengatasi
cacing pita. Biji ini juga dimanfaatkan sebagai merangsang otak penghasil
zat pewarna merah dan bahan penyamak.
5. Ubi (Ipomoea batatas Poir )
Klasifikasi :
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledone
Bangsa : Solanales
Suku : Convolvulaceae
Marga : Ipomoea
Jenis : Ipomoea batatas Poir
Deskripsi :
Habitus : herba, semusim, panjang ± 5 m.
Batang : bulat, bercabang, lunak, bergetah, beruas, tiap buku bisa
tumbuh akar, membentuk umbi, hijau pucat.
Daun : tunggal, bertangkai, bulat, ujung runcing, tepi rata, pangkal
ramping, pertulangan menyirip, panjang 4-14 cm, lebar 4-11 cm,
hijau.
Bunga : majemuk, bentuk terompet, di ketiak daun, kelopak bentuk
lonceng, bertaju lima, hijau, mahkota bentuk corong, panjang 3-
4,5 cm, putih, benang sari lima, melekat pada mahkota, putik
bentuk benang, kepala putik kecil, putih.
Buah : kotak, bulat telur, beruang 2-4, masih muda hijau setelah tua
hitam.
Biji : kecil, diameter ± 1 mm, putih kotor. Akar : tunggang, putih
Bagian yang digunakan : batang
Senyawa yang terkandung : saponin, flavonoid, polifenol, vitamin C,
vitamin E, betakaroten, vitamin B yaitu B6 dan asam folat, serat,
karbohidrat kompleks,
Khasiat : obat bisul, obat penurun panas, obat luka bakar, jantung dan
kanker, mengontrol kadar gula darah, dan menjaga daya ingat (anti pikun).
6. Suplir (Adiantum cuneatum L. )
Klasifikasi :
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Filicinae
Bangsa : Eufilicales
Suku : Polypodiaceae
Marga : Adiantum
Spesies : Adiantum cuneatum Langs. &
Fisch.
Deskripsi :
Pohon : Semak, semusim, tinggi ± 1,3 m.
Batang : Tegak, mudah retak, silindris, permukaan licin, percabangan
tumbuh dari pangkal, hitam.
Daun : Tunggal, di ujung cabang atau batang, lonjong, tepi berlekuk,
ujung runcing, pangkal bertoreh, pada sisi bawah daun
terdapat spora untuk berkembang biak, panjang 20 – 40 cm,
lebar 15 – 25 cm, hijau.
Bunga : Tanaman berspora.
Akar : Serabut, bulat, putih.
Bagian tanaman yang digunakan : herba
Senyawa yang terkandung : saponin, flavonoida, dan tanin
Khasiat : pelancar air seni dan obat cacing
7. Alga coklat ( Phaeophyta )
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Devisio : Phaeophyta
Genus : Brown Algae
Klas : Phaeophyceae
Deskripsi : Tubuhnya selalu berupa talus yang multiseluler yang
berbentuk filamen, lembaran atau menyerupai semak/pohon yang dapat
mencapai beberapa puluh meter, terutama jenis-jenis yang hidup didaerah
beriklim dingin. Sel vegetatif mengandung kloroplas berbentuk bulat
panjang, seperti pita, mengandung klofil serta xantofil.
Bagian yang digunakan : herba
Senyawa yang terkandung : mengandung khlorofil a dan khlorofil c serta
beberapa santofil misalnya fukosantin, laminarin, manitol, selulose dan
asam alginat.
Khasiat : pencegah gondok, menurunkan kadar lemak dalam darah,
menurunkan kadar kolesterol
8. Kalanjana (Pennisetum purpureum Schumacher )
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Pennisetum
Spesies : Pennisetum
purpureum Schumacher
Deskripsi : tanaman tahunan yang berdiri
tegak, berakar dalam, dan tinggi dengan rimpang yang pendek. Tinggi
batang dapat mencapai 2-4 meter (bahkan mencapai 6-7 meter), dengan
diameter batang dapat mencapai lebih dari 3 cm dan terdiri sampai 20
ruas / buku. Tumbuh berbentuk rumpun dengan lebar rumpun hingga 1
meter. Pelepah daun gundul hingga berbulu pendek; helai daun bergaris
dengan dasar yang lebar, ujungnya runcing.
Bagian yang digunakan : herba
Senyawa yang terkandung : -
Khasiat : -
9. Bawang Putih (Allium sativum L.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Liliidae
Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium sativum L.
Deskripsi :
Habitus : Herba annual (2-4 bulan), tegak, 30 – 60 cm. Batang : kecil
(corpus), 0,5 – 1 cm.
Daun : bangun garis, kompak, datar, lebar 0,4 – 1,2 cm, pangkal
pelepah membentuk umbi, bulat telur melebar, anak umbi,
bersudut, dibungkus oleh selaput putih, pelepah bagian atas
membentuk batang semu.
Bunga : susunan majemuk payung sederhana, muncul disetiap anak
umbi, 1-3 daun pelindung, seperti selaput. Tenda bunga : enam
daun, bebas atau berlekatan di pangkal, bentuk memanjang,
meruncing, putih-putih kehijauan-ungu.
Umbi lapis : berupa umbi majemuk berbentuk hampir bundar, garis
tengahnya 4 – 6 cm terdiri dari 8 – 20 siung seluruhnya
diliputi 3 – 5 selaput tipis serupa kertas berwarna agak putih,
tiap siung diselubungi oleh 2 selaput serupa kertas, selaput
luar warna agak putih dan agak longgar, selaput dalam
warna merah muda dan melekat pada bagian padat dari
siung tetapi mudah dikupas; siung bentuk membulat
dibagian punggung, bidang samping rata atau agak
bersudut.
Bagian yaang digunakan : bulbus
Kandungan: Kandungan kimia dari Allium sativum L. yang memiliki
aktivitas biologi dan bermanfaat dalam pengobatan adalah senyawa
organosulfur, antara lain:
a) Senyawa S-ak(en)-il-L-Sistein sulfoksida (ACSOs), contohnya alliin dan
γ-glutamilsistein, Alliin memiliki potensi sebagai antibakteri.
b) Senyawa sulfur yang volatil seperti allicin. Senyawa sulfur yang larut
dalam lemak seperti diallyl sulfide (DAS) dan diallyl disulfide (DADS).
c) Senyawa sulfur larut air yang non volatil seperti S- allil sistein (SAC),
yang terbentuk dari reaksi enzimatik γ-glutamilsisteine ketika bawang
putih diekstraksi dengan air.
Khasiat : Umbi Allium sativum L. berkhasiat sebagai obat tekanan darah
tinggi, meredakan rasa pening di kepala, menurunkan kolesterol, obat
maag, ekspektoransia (pada bronkhitis kronis), karminativa (pada keadaan
dispepsia dan meteorismus) dan antikanker.
10.Bawang Merah (Allium cepa L.)
Klasifikasi :
Kingdom :Plantae
Subkingdo
m
:Tracheobiont
a
Superdivisi
o
:Spermatophyt
a
Divisio:Magnoliophyt
a
Klas :Liliopsida
Sub-klas :Liliidae
Ordo :Liliales
Familia :Liliaceae
Genus :Allium
Spesies :Allium cepa L.
Deskripsi :
Akar : Berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan
bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15 – 30 cm di dalam
tanah.
Batang : Memiliki batang sejati atau disebut “diskus” yang berbentuk
seperti cakram, tipis dan pendek sebagai tempat melekatnya akar dan
mata tunas (titik tumbuh), diatas diskus terdapat batang semu yang
tersusun dari pelepah-pelepah daun dan batang semu yang berada di
dalam tanah berubah bentuk dan fungsi menjadi umbi lapis.
Daun : Berbentuk silindris kecil memanjang antara 50 – 70 cm,
berlubang dan bagian ujungnya runcing, bewarna hijau muda sampai
tua, dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relatif pendek.
Bunga : Tangkai bunga keluar dari ujung tanaman (titik tumbuh) yang
panjangnya antara 30 – 90 cm, dan di ujungnya terdapat 50 – 200
kuntum bunga yang tersusun melingkar (bulat) seolah berbentuk
payung. Tiap kuntum bunga terdiri atas 5 – 6 helai daun bunga yang
berwarna putih, 6 benang sari berwarna hijau atau kekuning-kuningan, 1
putik dan bakal buah berbentuk hampir segitiga. Bunga bawang
merupakan bunga sempurna (hermaprodit) dan dapat menyerbuk sendiri
atau silang.
Buah dan Biji : Buah berbentuk bulat dengan ujungnya tumpul
membungkus biji berjumlah 2 –3 butir, bentuk biji agak pipih saat muda
berwarna bening atau putih setalah tua berwarna hitam. Biji bawang
merah dapat digunkan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara
generatif.
Bagian yang digunakan : bulbus
Kandungan: Bawang merah mengandung kuersetin, antioksidan yang
kuat yang bertindak sebagai agen untuk menghambat sel kanker.
Kandungan lain dari bawang merah diantaranya protein, mineral, sulfur,
antosianin, karbohidrat, dan serat.
Khasiat: Sebagai obat tradisional yang dapat menyembuhkan penyakit
deman, kencing manis dan batuk, serta untuk pencegah kanker.
11.Wortel (Daucus carota L.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Daucus
Spesies : Daucus carota L.
Deskripsi :
Tumbuhan sayur yang ditanam sepanjang tahun. Terutama di daerah
pegunungan yang memiliki suhu udara dingin dan lembab, kurang lebih
pada ketinggian 1200 ineter di atas permukaan laut. Tumbuhan wortel
mernbutuhkan sinar matahari dan dapat turnbuh pada sernua musim.
Wortel mempunyai batang daun basah yang berupa sekumpulan pelepah
(tangkai daun) yang muncul dari pangkal buah bagian atas (umbi akar),
mirip daun seledri. Wortel menyukai tanah yang gembur dan subur.
Bagian yang digunakan : fructus
Kandungan kimia :
Wortel (Daucus carota) mempunyai nilai kandungan Vitamin A yang tinggi
yaitu sebesar 12000 SI. Sementara komposisi kandungan unsur yang lain
adalah kalori sebesar 42 kalori, protein 1,2 gram, lemak 0,3 gram, hidrat
arang 9,3 gram, kalsium 39 miligram, fosfor 37 miligram, besi 0,8 miligram,
vitamin B 1 0,06 miligram, dan vitamin C 6 miligram. Komposisi di atas
diukur per 100 gram.
Khasiat:
Kejang Jantung
Eksim
Cacing Kremi
Mata Minus
12.Bunga Telang (Clitoria ternatea)
Klasifikasi :
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae
Upafamili: Faboideae
Bangsa: Cicereae
Genus: Clitoria
Spesies: Clitoria ternatea
Deskripsi :
Akar : Tunggang, putih dan kotor.
Batang : Membelit, masif, hijau, permukaan beralur.
Daun : Majemuk, menyirip, lonjong, tepi rata, ujung tumpul, pangkal
meruncing, panjang 4-9 cm.
Bunga : Majemuk, bentuk tandan di ketiak daun, tangkai silindris,
panjang 1,5 cm atau lebi9h, berwarna ungu.
Bagian yang digunakan : floss
Kandungan kimia: Saponin dan polifenol.
Khasiat: Obat bisul dan obat sakit mata, pewarna makanan alami.
13.Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata Prain)
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Liliidae
Ordo : Liliales
Famili : Agavaceae
Genus : Sansevieria
Spesies : Sansevieria trifasciata Prain
Deskripsi : berdaun tunggal, dengan bentuknya yang kaku dan keras,
permukaannya licin, tumbuh dan berkumpul sebagai roset akar maksudnya
yaitu 2-6 helai daun tumbuh berkumpul dipangkal akar. Bentuk daunnya
panjang menyempit dengan ujungnya yang runcing, pangkalnya
menyempit dan berbentuk talang, warnanya hijau dengan panjang antara
30 – 120 cm, sedangkan lebarnya sekitar 2,5 – 8 cm. Pada kedua
permukaan daun terdapat garis-garis bergelombang berwarna hijau tua
yang letaknya melintang, dengan tepi daun berwarna hijau tua. Serat
daunnya dapat digunakan untuk membuat tali. Bunga Lidah Mertua
berbentuk bunga majemuk, menempel dalam tandan yang panjangnya
sekitar 30-80 cm, warnanya hijau muda, baunya harum, dan baru mekar
menjelang malam. Buahnya adalah buah buni, sedangkan untuk
perbanyakkan tanaman dapat dilakukan dengan memisahkan anak
tanaman yang tumbuh didekat induk atau dengan stek daun.
Bagian yang digunakan : radix
Senyawa yang terkandung : Abamagenin
Khasiat: antibiotik, influenza, batuk, infeksi saluran pencernaan, borok,
kesleo, luka terpukul, gigitan ular, penyubur rambut.
14.Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.)
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Rosidae
Ordo : Geraniales
Famili : Oxalidaceae
Genus : Averrhoa
Spesies : Averrhoa bilimbi L
Deskripsi tanaman: Tumbuhan berbatang keras, tinggi mencapi 11 meter,
daun bersirip genap. Batang tidak bercabang. Bunga berbentuk bintang,
berwarna merah muda sampai ungu. Buah beruang 5, bergantung pada
batang atau dahan. Buah berair dan berasa asam.
Bagian tanaman yang digunakan: fructus
Senyawa yang terkandung : Kalium oksalat; Flavonoid; Pektin; Tanin;
Asam galat; Asam ferulat
Khasiat: Antipiretik; Ekspektoran
15.Sereh (Cymbopogon citratus)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Ordo: Poales
Famili: Poaceae
Genus: Cymbopogon
Spesies: Cymbopogon citratus
Deskripsi tanaman: Semak tahunan, batang tidak berkayu, putih kotor.
Daun tunggal, bentuk lanseet, berpelepah, pangkal pelepah memeluk
batang, warna hijau. Perbungaan bentuk malai, karangan bunga
berseludang, warna bunga kuning keputihan. Buah bulat panjang, pipih,
warna putih kekuningan.
Bagian tanaman yang digunakan: folium
Senyawa yang terkandung : Minyak atsiri (geraniol, sitronelal, dan
eugenolmetileter)
Khasiat: Antiinflamasi; Diaforetik; Stomakik; Emenagog; Analgesik
16.Semangka (Citrullus lanatus)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Cucurbitales
Famili: Cucurbitaceae
Genus: Citrullus
Spesies: Citrullus lanatus
Diskripsi tanaman:
Terna semusim ini tumbuh manjalar diatas tanah atau memanjat dengan
salur-salur atau alat pembelit. Batang lunak, bersegi dan berambut,
panjangnya 1,5-5 m. Sulur tumbuh dari ketiak daun, bercabang 2-3. Daun
letak berseling, bertangkai, helaian daun lebar dan berbulu, berbagi
menjari, dengan ujung runcing, panajang 3-25 cm, lebar 1,5-15 cm, tepi
bergelombang, kadang bergigi tidak teratur, permukaan bawah berambut
rapat pada tulangnya.
Bagian tanaman yang digunakan: fructus
Senyawa yang terkandung : Kukurbositrin
Khasiat: Memacu kerja ginjal dan menjaga tekanan darah agar tetap
normal.
17.Jagung (Zea mays)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Ordo: Poales
Famili: Poaceae
Genus: Zea
Spesies: Zea mays
Deskripsi tanaman: Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi yaitu 1-3 m.
Akar jagung tergolong akar serabut. Pada tanaman yang sudah cukup
dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang
membantu menyangga tegaknya tanaman. Batang jagung tegak dan
beruas-ruas. Daun jagung adalah daun sempurna, bentuknya memanjang.
Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang
licin dan ada yang berambut. Jagung memiliki bunga jantan dan bunga
betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Bunga
jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga
(inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga
betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang
dan pelepah daun.
Bagian tanaman yang digunakan: cemen
Senyawa yang terkandung :
Khasiat: Batu empedu, batu ginjal, hepatitis, kencing manis, tekanan darah
tinggi.
18.Talok/Kersen (Muntingia calabura L.)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Malvales
Famili: Muntingiaceae
Genus: Muntingia L.
Spesies: Muntingia calabura L.
Deskripsi tanaman: Perdu atau pohon kecil, dapat tinggi sampai 12 m,
meski umumnya hanya sekitar 3-6 m saja. Daun terletak mendatar,
berseling; helaian daun tidak simetris, bundar telur lanset, tepinya bergerigi
dan berujung runcing, sisi bawah berambut kelabu rapat; bertangkai
pendek. Daun penumpu yang sebelah meruncing bentuk benang. Bunga
dalam berkas, berisi 1-3(-5) kuntum, terletak di ketiak agak di sebelah atas
tumbuhnya daun; bertangkai panjang; berkelamin dua dan berbilangan 5;
kelopak berbagi dalam, taju meruncing bentuk benang, berambut halus;
mahkota bertepi rata, bundar telur terbalik, putih tipis, gundul. Buah buni
bertangkai panjang, bulat hampir sempurna, diameter 1-1,5 cm, hijau
kuning dan akhirnya merah apabila masak.
Bagian tanaman yang digunakan: Fructus
Senyawa yang terkandung : Kalsium, tianin dan fosfor
Khasiat: Obat penetralisir asam urat, antiseptic
19.Kenikir (Cosmos caudatus Kunth.)
Klasifikasi Tanaman
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceae
Marga : Cosmos
Jenis : Cosmos caudatus Kunth.
Deskripsi : Perdu dengan tinggi 75-100 cm dan
berbau khas. Batang tegak, segi empat, beralur
membujur, bercabang banyak, beruas berwarna
hijau keunguan. Daunnya majemuk, bersilang berhadapan, berbagi
menyirip, ujung runcing, tepi rata, panjang 15-25 cm, berwarna hijau.
Bunga majemuk, bentuk bongkol, di ujung batang, tangkai panjang ± 25
cm, mahkota terdiri dari 8 daun mahkota, panjang ± 1 cm, merah, benang
sari bentuk tabung, kepala sari coklat kehitaman, putik berambut, hijau
kekuningan, merah. Buahnya keras, bentuk jarum, ujung berambut, masih
muda berwarna hijau setelah tua coklat. Biji keras, kecil, bentuk jarum,
panjang ± 1 cm, berwarna hitam. Akar tunggang dan berwarna putih.
Bagian yang digunakan : folium
Senyawa yang terkandung : saponin, flavonoid polifenol dan minyak
atsiri.
Manfaat : obat penambah nafsu makan, lemah lambung, penguat tulang
dan pengusir serangga.
20.Benalu Belimbing (Macrosolen cochinchinensis)
Klasifikasi tanaman
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Loranthales
Suku : Loranthaceae
Marga : Macrosolen
Jenis : Macrosolen cochinchinensis (Lour.) van Tiegh.
Deskripsi :
Pohon : Perdu yang bercabang banyak. Ranting dengan ruas yang
membesar.
Daun : bertangkai pendek, eliptis sampai bentuk lanset, kadang-
kadang bulat telur, gundul 3,5-17 kali 1,5-7 dengan ujung yang
agak meruncing, serupa kulit, mengkilat.
Bunga : berbunga 5-7, kebanyakan berdiri sendiri, di ketiak, kadang-
kadang dalam berkas pada ruas yang tua. Tangkai bunga
pendek. Tabung kelopak elipsoid, panjang lingkaran 3 mm,
pinggiran mahkota sangat pendek. Mahkota sebagai tunas
dewasa 1-1,5 cm panjangnya separo bagian bawah melebar, di
tengah dengan 6 sayap, di atas menyempit menjadi buluh
sempit, berakhir ke dalam gada tumpul, kuning atau hijau
kekuningan, coklat tua di atas sayap, kuning sampai merah
pada ujung. Taju mahkota pada akhirnya melengkung jauh
kembali dan terpuntir. Bagian yang bebas dari benang sari
panjangnya 3-5 mm. Kepala putik bentuk gada.
Buah : bulat peluru, panjang 6 mm, akhirnya coklat violet tua. Tumbuh
di atas berbagai jenis pohon.
Bagian yang digunakan : folium dan caulis
Senyawa yang terkandung : Daun dan batang benalu mengandung
alkaloida, saponin, flavonoid dan tanin
Manfaat : anti radang, anti bakteri dan anti bengkak, obat batuk, diuretik,
pemeliharaan kesehatan ibu pasca persalinan, penghilang rasa nyeri, luka
atau infeksi kapang.
21.Lidah buaya (Aloe vera L.)
Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Super Divisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Asparagales
Famili: Asphodelaceae
Genus: Aloe
Spesies: Aloe vera L.
Deskripsi : Lidah Buaya tidak mempunyai atau hanya mempunyai batang
pokok yang amat pendek, dan tumbuh sehingga 80-100 sentimeter
tingginya. Daunnya yang berwarna hijau muda, berbentuk lembing dengan
hujung yang tajam, dan dipenuhi dengan bintik-bintik bulat. Pangkalnya
bersarung dan tepinya serat. Daun ini berisi lendir.
Bagian yang digunakan : folium
Senyawa yang terkandung : Anthrskinon(Aloin, barbaloin, isobarbaloin,
aloe-emodin, aloenin, aloesin), saponin, enzim (oksidase, katalase, lipase,
aminase, amylase), vitamin (B1, B2, B6, B12, Vit C), kalsium, natrium,
kalium, mangan, seng, polisakarida, karbohidrat, asam amino, lemak.
Manfaat : Anti radang, pencahar (laxative), parasitiside,antiseptic,antibiotik.
Herba ini masuk ke meridian jantung, hati dan pankreas. Memperbaiki
pankreas.
22.Tapak Dara (Catharanthus roseus L.)
Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Super Divisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Gentianales
Famili: Apocynaceae
Genus: Catharanthus
Spesies: Catharanthus roseus (L.) G. Don
Deskripsi :
Pohon : Perdu kecil tahunan. Tinggi tanaman bisa mencapai 0,2-1
meter.
Daun : berbentuk bulat telur, berwarna hijau, tersusun menyirip
berselingan. Panjang daun sekitar 2-6 cm, lebar 1-3 cm, dan
tangkai daunnya sangat pendek. Batang dan daunnya
mengandung lateks berwarna putih.
Bunga : aksial (muncul dari ketiak daun). Kelopak bunga kecil,
berbentuk paku. Mahkota bunga berbentuk terompet, ujungnya
melebar, berwarna putih, biru, merah jambu atau ungu
tergantung kultivarnya.
Buah : berbentuk gilig (silinder), ujung lancip, berambut, panjang
sekitar 1,5 - 2,5 cm, dan memiliki banyak biji.
Bagian yang digunakan : folium dan floss
Senyawa yang terkandung : vincristine, vinblastine, reserpine, ajmalicine,
dan serpentine. Kandungan lainnya adalah catharanthine, leurosine,
norharman, lochnerine, tetrahydroalstonine, vindoline, vindolinine,
akuammine, vincamine, vinleurosin, dan vinrosidin.
Manfaat :Bunga dan daunnya berpotensi menjadi sumber obat untuk
leukemia dan penyakit Hodgkin. Kandungan bahan kimianya adalah
Berbagai alkaloid ini beracun. Tanda-tanda keracunan tapak dara adalah
demam, loyo, dan muntah-muntah dalam tempo 24 jam. Tanda-tanda yang
lain adalah neuropati, kehilangan refleks tendon, berhalusinasi, koma, dan
kematian.
23.Kenanga (Cananga odorata (Lamk.) Hook.)
Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Super Divisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Sub Kelas: Magnoliidae
Ordo: Magnoliales
Famili: Annonaceae
Genus: Cananga
Spesies: Cananga odorata (Lamk.) Hook.
Deskripsi :
Tumbuh dengan cepat hingga lebih dari 5 meter per tahun dan mampu
mencapai tinggi rata-rata 12 meter. Batang pohon kenanga lurus, dengan
kayu keras dan cocok untuk bahan peredam suara (akustik). Memerlukan
sinar matahari penuh atau sebagian, dan lebih menyukai tanah yang
memiliki kandungan asam di dalam habitat aslinya di dalam hutan tadah
hujan. Daunnya panjang, halus dan berkilau. Bunganya hijau kekuningan
(ada juga yang bersemu dadu, tetapi jarang), menggelung seperti bentuk
bintang laut.
Bagian yang digunakan : floss
Senyawa yang terkandung : minyak biang, cananga oil yang wangi.
Manfaat : merangsang dan memperkuat pertumbuhan rambut, penghasil
minyak atsiri untuk pembuatan parfum, penyeimbang untuk kulit berminyak
maupun kulit kering, mengatur aliran kelenjar adrenalin dalam sistem saraf
24.Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
Klasifikasi :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus aurantifolia
Deskripsi :
Habitus : pohon yang berukuran kecil
Batang : memiliki duri tajam dan banyak cabang-cabang kecil
Daun : berbentuk bulat telur, agak kaku, panjangnya 4-6 cm, pada
bagian tepi agak berlekuk ke atas, tangkai daunnya kecil dan
sempit
Bunga : berwarna putih dan harum
Buah : berbetuk agak bulat, ujungnya sedikit menguncup, saat masih
muda berwarna hijau muda, semakin tua semakin hijau muda
atau kekuningan, rasanya asam segar
Bagian yang digunakan : fructus
Senyawa yang terkandung : minyak terbang limonene dan linalool, juga
flavonoid, seperti poncirin, hesperidine, rhoifolin dan naringin. Kandungan
buahnya yang masak adalah synephrine dan N-methyltyramine, selain
asam sitrat, kalsium, fosfor, besi dan vitamin A, B1, dan C.
Manfaat : Asam sitratnya mampu mencegah kekambuhan pada pasien
pasca operasi batu ginjal, menghilangkan sumbatan vital energi, obat
batuk, peluruh dahak (mukolitik), peluruh kencing (diuretik) dan keringat,
serta membantu proses pencernaan.
25.Melati (Jasminum sambac)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Famili : Oleaceae
Genus : Jasminum
Spesies : Jasminum sambac
Deskripsi :
Habitus : semak
Batang : tegak, bulat, berkayu, sedikit berbulu halus
Daun : tangkai daun kecil, helaian daun oval menyirip pangkal
berbentuk setengah lingkaran, ujung meruncingtidak rata dan sedikit
bergelombangtipislicin.
Bunga : majemuk
Akar : tunggang, berwarna putih kotor.
Bagian yang digunakan : floss
Senyawa yang terkandung : indol, benzyl, livalylacetaat
Manfaat : Kelebihan ASI, Sakit mata, Demam, Sakit Kepala, Sesak Napas
26.Kamboja Jepang (Adenium obesum (Forssk.) )
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Adenium
Spesies : Adenium obesum (Forssk.)
Deskripsi :
Akar : Akar adenium yang membesar seperti umbi adalah tempat
menyimpan air sebagai cadangan disaat kekeringan. Akar
yang membesar ini bila dimunculkan diatas tanah akan
membentuk kesan unik seperti bonsai.
Batang : lunak tidak berkayu (disebut juga sebagai sukulen), namun
dapat membesar. Tunas-tunas samping dapat tumbuh dari
mata tunas pada batang atau bekas daun yang gugur. Mata
tunas samping tersebut akan berfungsi (tumbuh) apabila
pucuk atas tanaman dipotong. Hal inilah yang dilakukan
orang pada saat memprunning atau memangkas, untuk
mendapatkan daun baru dan agar bunga yang akan muncul
nantinya lebih serempak.
Daun : adenium ada berbagai ragam, bentuk lonjong, runcing, kecil
dan besar, serta ada yang berbulu halus, ada pula yang tanpa
bulu.
Bunga : adenium berbentuk seperti terompet, berkelopak 5, dengan
aneka ragam warna sesuai dengan jenis (varietasnya)
masing-masing.
Bagian yang dipakai : Floss
Senyawa aktif dan khasiat : Kamboja juga memiliki beberapa khasiat.
Batangnya mengandung getah putih yang mengandung damar, kautscuk,
senyawa sejenis karet, senyawa triterpenoid amytin dan lupeol. Tetapi,
hati-hati, kulit batang kamboja mengandung senyawa plumeirid, atau
sejenis senyawa glikosida beracun. Karena bersifat racun dan bisa
mematikan kuman, getah kamboja dengan dosis tertentu berguna sebagai
obat sakit gigi atau obat luka. Sementara kulit batangnya sangat efektif
untuk mengurangi sakit karena memar dan pecah-pecah pada telapak kaki.
27. Pepaya (Carica papaya)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Violales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya L.
Deskripsi :
Pohon: umumnya tidak bercabang atau bercabang sedikit, tumbuh
hingga setinggi 5-10 m dengan daun-daunan yang membentuk serupa
spiral pada batang pohon bagian atas.
Daun : menyirip lima dengan tangkai yang panjang dan berlubang di
bagian tengah. Bentuknya dapat bercangap ataupun tidak. Pepaya
kultivar biasanya bercangap dalam. Pepaya adalah monodioecious'
(berumah tunggal sekaligus berumah dua) dengan tiga kelamin:
tumbuhan jantan, betina, dan banci (hermafrodit). Tumbuhan jantan
dikenal sebagai "pepaya gantung", yang walaupun jantan kadang-
kadang dapat menghasilkan buah pula secara "partenogenesis". Buah
ini mandul (tidak menghasilkan biji subur), dan dijadikan bahan obat
tradisional.
Bunga: pepaya memiliki mahkota bunga berwarna kuning pucat
dengan tangkai atau duduk pada batang. Bunga jantan pada tumbuhan
jantan tumbuh pada tangkai panjang. Bunga biasanya ditemukan pada
daerah sekitar pucuk. buah bulat hingga memanjang, dengan ujung
biasanya meruncing. Warna buah ketika muda hijau gelap, dan setelah
masak hijau muda hingga kuning.
Buah : membulat bila berasal dari tanaman betina dan memanjang
(oval) bila dihasilkan tanaman banci. Tanaman banci lebih disukai
dalam budidaya karena dapat menghasilkan buah lebih banyak dan
buahnya lebih besar. Daging buah berasal dari karpela yang menebal,
berwarna kuning hingga merah, tergantung varietasnya. Bagian tengah
buah berongga.
Biji : berwarna hitam atau kehitaman dan terbungkus semacam
lapisan berlendir (pulp) untuk mencegahnya dari kekeringan. Dalam
budidaya, biji-biji untuk ditanam kembali diambil dari bagian tengah
buah.
Bagian yang diapakai : herba
Senyawa aktif dan khasiat :
1. Memperlancar pencernaan, daun dari tumbuhan pepaya memiliki
kandungan kimia senyawa karpain. Zat itu dapat membunuh
mikroorganisme yang sering mengganggu fungsi pencernaan.
2. Menambah nafsu makan.
3. Nyeri haid.
28.Euphorbia (Euphorbia milii)
Klasifikasi :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Euphorbia
Spesies : Euphorbia milii
Deskripsi : spesies yang asli diberi nama E.
milii varietas splendens/E.splendens. Tumbuh sedikit menjalar (scrambing),
memiliki seludang bunga (cyathia) berwarna merah berukuran 1 cm dan
berbunga sejati berwarna kuning. E. splendens dapat tumbuh mencapai
60-240 cm. selain E. splendens yang berbunga merah, ada juga yang
berwarna kuning yaitu varietas lutea yang berukuran lebih pendek dari
berbunga merah.
Bagian tanaman yang digunakan : Floss
Manfaat : pendarahan rahim, hepatitis, luka baker dan bisul,
Pada praktikum ini, praktikan akan mempelajari proses pembuatan simplisia. Proses
ini terdiri dari beberapa tahap yakni :
1. Pencucian
Proses ini bertujuan menghilangkan kotoran-kotoran dan mengurangi
mikroba-mikroba yang melekat pada bahan. Pencucian harus segera dilakukan
karena dapat mempengaruhi mutu bahan. Pencucian menggunakan air bersih
karena penggunaan air kotor menyebabkan jumlah mikroba pada bahan tidak
akan berkurang bahkan akan bertambah. Pada saat pencucian perlu diperhatikan
air cucian dan air bilasannya, jika masih terlihat kotor ulangi pencucian atau
pembilasan sekali atau dua kali lagi. Perlu diperhatikan bahwa pencucian harus
dilakukan dalam waktu yang sesingkat mungkin untuk menghindari larut dan
terbuangnya zat yang terkandung dalam bahan.
2. Perajangan
Pada bahan dilakukan perajangan untuk mempermudah proses selanjutnya
seperti pengeringan, pengemasan, dan penyimpanan. Perajangan biasanya
hanya dilakukan pada bahan yang ukurannya agak besar dan tidak lunak seperti
akar, rimpang, batang, buah dan lain-lain. Ukuran perajangan tergantung dari
bahan yang digunakan dan ber-pengaruh terhadap kualitas simplisia yang
dihasilkan. Perajangan terlalu tipis dapat mengurangi zat aktif yang terkandung
dalam bahan. Sedangkan jika terlalu tebal, maka pengurangan kadar air dalam
bahan agak sulit dan memerlukan waktu yang lama dalam penjemuran dan
kemungkinan besar bahan mudah ditumbuhi oleh jamur. Perajangan bahan dapat
dilakukan secara manual dengan pisau yang tajam dan terbuat dari steinlees
ataupun dengan mesin pemotong atau perajang. Bentuk irisan split atau slice
tergantung tujuan pemakaian. Untuk tujuan ingin bahan lebih cepat kering bentuk
irisan sebaiknya melintang (slice).
3. Pengeringan
Adalah suatu cara pengawetan atau pengolahan pada bahan dengan cara
mengurangi kadar air, sehingga proses pembusukan dapat terhambat. Dengan
demikian dapat dihasilkan simplisia terstandar, tidak mudah rusak dan tahan
disimpan dalam waktu yang lama. Dalam proses ini, kadar air dan reaksi-reaksi
zat aktif dalam bahan akan berkurang, sehingga suhu dan waktu pengeringan
perlu diperhati-kan. Suhu pengeringan tergantung pada jenis bahan yang
dikeringkan. Pada umumnya suhu pengeringan adalah antara 60oC dan hasil
yang baik dari proses pengeringan adalah simplisia yang mengandung kadar air
10%. Demikian pula dengan waktu pengeringan juga bervariasi, tergantung pada
jenis bahan yang dikeringkan seperti rimpang, daun, kayu ataupun bunga. Hal
lain yang perlu diperhatikan dalam proses pengeringan adalah kebersihan
(khususnya pengeringan menggunakan sinar matahari) dan pengeringan secara
diangin-anginkan sebaiknya memperhatikan kelembaban udara, aliran udara dan
tebal bahan (tidak saling menumpuk). Penge-ringan bahan dapat dilakukan
secara tradisional dengan menggunakan sinar matahari ataupun secara modern
dengan menggunakan alat pengering seperti oven.
Pengeringan hasil rajangan dapat dilakukan dengan menggunakan sinar
matahari, oven, dan dianginkan pada suhu ruang. Pengeringan pada suhu terlalu
tinggi dapat merusak komponen aktif, sehingga mutunya dapat menurun.
Kelebihan dari penggunaan oven adalah waktu penjemuran lebih singkat yaitu
sekitar 24 jam, dibandingkan dengan sinar matahari dan angin-angin
membutuhkan waktu 1 minggu. Pengeringan dengan alat pengering (oven),
tempatnya lebih tertutup dan lebih higienis. Kelemahan dari alat tersebut adalah
simplisia dapat menjadi terlalu kering dan kehilangan zat aktifnya. Untuk
pengeringan menggunakan sinar matahari dan kering anginkan dapat dilakukan
dengan di dalam tampah yang ditutup dengan kain hitam, agar simplisia tetap
bersih dan tidak terkena angin. Pengeringan menggunakan sinar matahari lebih
cepat jika dibandingkan dengan dikering anginkan. Selain itu pengeringan
menggunakan sinar matahari juga lebih efektif dalam pencegahan kontaminan
seperti jamur. Akan tetapi simplisia yang dikering anginkan lebih bersih hasilnya
daripada yang dijemur sinar matahari karena debu yang menempel lebih sedikit,
namun kelembaban udara perlu diperhatikan karena jamur mudah tumbuh.
Simplisia yang susah diberi perlakuan kering angin dan jemur matahari adalah
semangka. Pada proses kering anginkan kemungkinan adalah kelembababn
udara terlalu tinggi sehingga terjadi penyerapan air dan memacu pertumbuhan
mikroorganisme sehingga menurunkan mutu bahan baik dalam bentuk segar
maupun kering . Sedangkan pada proses jemur matahari rusak dikarenakan
masuknya hewan, seperti serangga yang sering memakan simplisia yang
disimpan harus dicegah.
Pengeringan dapat menyebabkan perubahan-perubahan hidrolisa enzimatis,
pencokelatan, fermentasi dan oksidasi. Ciri-ciri waktu pengeringan sudah
berakhir apabila daun atau-pun temu-temuan sudah dapat dipatahkan dengan
mudah. Pada umumnya bahan (simplisia) yang sudah kering memiliki kadar air ±
8 - 10%. Dengan jumlah kadar air tersebut kerusakan bahan dapat ditekan baik
dalam pengolahan maupun waktu penyimpanan.
4. Pengemasan
Proses terakhir adalah pengemasan. Proses dapat dilakukan terhadap simplisia
yang sudah dikeringkan. Jenis kemasan yang di-gunakan dapat berupa plastik
maupun kertas. Pada praktikum ini pengemasan dilakukan menggunakan plastik.
Persyaratan jenis kemasan yaitu dapat menjamin mutu produk yang dikemas,
mudah dipakai, tidak mempersulit penanganan, dapat melindungi isi pada waktu
pengangkutan, tidak beracun dan tidak bereaksi dengan isi dan kalau boleh
mempunyai bentuk dan rupa yang menarik. Pemberian label yang jelas pada tiap
kemasan sangatlah penting, isinya menuliskan ; nama bahan, bagian dari
tanaman bahan yang digunakan, tanggal pengemasan, nomor/kode produksi,
nama/alamat penghasil, berat bersih, metode penyimpanan.
DASAR TEORI
Simplisia merupakan istilah yang dipakai untuk menyebut bahan-bahan obat alam
yang berada dalam wujud aslinya atau belum mengalami perubahan bentuk.
Pengertian simplisia menurut Departemen Kesehatan RI adalah bahan alami yang
digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan proses apa pun, dan kecuali
dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia dibagi
menjadi tiga golongan, yaitu :
a. Simplisia nabati
Simplisia nabati adalah simplisia yang dapat berupa tanaman utuh, bagian
tanaman, eksudat tanaman, atau gabungan antara ketiganya, misalnya Datura
Folium dan Piperis nigri Fructus. Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara
spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu sengaja dikeluarkan dari
selnya. Eksudat tanaman dapat berupa zat-zat atau bahan-bahan nabati lainnya
yang dengan cara tertentu dipisahkan/diisolasi dari tanamannya.
b. Simplisia hewani
Simplisia hewani adalah simplisia yang dapat berupa hewan utuh atau zat-zat
berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia murni,
misalnya minyak ikan (Oleum iecoris asselli) dan madu (Mel depuratum).
c. Simplisia pelikan atau mineral
Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia berupa bahan pelikan atau mineral
yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa
bahan kimia murni, contoh serbuk seng dan serbuk tembaga.
(Anonim, 2011)
Keunggulan obat bahan alam antara lain :
1. Efek samping obat tradisional relatif lebih kecil bila digunakan secara benar
dan tepat, baik tepat takaran, waktu penggunaan, cara penggunaan,
ketepatan pemilihan bahan, dan ketepatan pemilihan obat tradisional atau
ramuan tanaman obat untuk indikasi tertentu.
2. Adanya efek komplementer dan atau sinergisme dalam ramuan
obat/komponen bioaktif tanaman obat. Dalam suatu ramuan obat tradisional
umumnya terdiri dari beberapa jenis tanaman obat yang memiliki efek saling
mendukung satu sama lain untuk mencapai efektivitas pengobatan. Formulasi
dan komposisi ramuan tersebut dibuat setepat mungkin agar tidak
menimbulkan efek kontradiksi, bahkan harus dipilih jenis ramuan yang saling
menunjang terhadap suatu efek yang dikehendaki.
3. Pada satu tanaman bisa memiliki lebih dari satu efek farmakologi. Zat aktif
pada tanaman obat umumnya dalam bentuk metabolit sekunder, sedangkan
satu tanaman bisa menghasilkan beberapa metabolit sekunder, sehingga
memungkinkan tanaman tersebut memiliki lebih dari satu efek farmakologi.
4. Obat tradisional lebih sesuai untuk penyakit-penyakit metabolik dan degeratif.
Perubahaan pola konsumsi mengakibatkan gangguan metabolisme dan faal
tubuh sejalan dengan proses degenerasi. Yang termasuk penyakit metabolik
antara lain diabetes (kencing manis), hiperlipidemia (kolesterol tinggi), asam
urat, batu ginjal, dan hepatitis. Sedangkan yang termasuk penyakit
degeneratif antara lain rematik (radang persendian), asma (sesak nafas),
ulser (tukak lambung), haemorrhoid (ambein/wasir) dan pikun (lost of
memory). Untuk mengobati penyakit-penyakit tersebut diperlukan waktu lama
sehingga penggunaan obat alam lebih tepat karena efek sampingnya relatif
lebih kecil.
Di samping keunggulannya, obat bahan alam juga memiliki beberapa kelemahan
yang juga merupakan kendala dalam pengembangan obat tradisional antara lain :
efek farmakologisnya lemah, bahan baku belum terstandar dan bersifat higroskopis
serta volumines, belum dilakukan uji klinik dan mudah tercemar berbagai
mikroorganisme.
Dalam hal simplisia sebagai bahan baku (awal) dan produk siap dikonsumsi
langsung, dapat dipertimbangkan tiga konsep untuk menyusun parameter standar
mutu yaitu sebagai berikut :
a. Bahwa simplisia sebagai bahan kefarmasian seharusnya mempunyai tiga
parameter mutu umum suatu bahan (material), yaitu kebenaran jenis (identifikasi),
kemurnian (bebas dari kontaminasi kimia dan biologis), serta aturan penstabilan
(wadah, penyimpanan dan transportasi).
b. Bahwa simplisia sebagai bahan dan produk konsumsi manusia sebagai obat tetap
diupayakan memiliki tiga paradigma seperti produk kefarmasian lainnya, yaitu
Quality-Safety-Efficacy (mutu-aman-manfaat).
c. Bahwa simplisia sebagai bahan dengan kandungan kimia yang bertanggung
jawab terhadap respons biologis untuk mempunyai spesifikasi kimia, yaitu
informasi komposisi (jenis dan kadar) senyawa kandungan. (Anonim,2000)
Upaya-upaya pengembangan obat tradisional dapat ditempuh dengan berbagai
cara dengan pendekatan-pendekatan tertentu, sehingga ditemukan bentuk obat
tradisional yang telah teruji khasiat dan keamanannya, bisa dipertanggungjawabkan
secara ilmiah serta memenuhi indikasi medis, yaitu kelompok obat fitoterapi atau
fitofarmaka. Untuk mendapatkan produk fitofarmaka harus melalui beberapa tahap
(uji farmakologi, toksisitas dan uji klinik) hingga bisa menjawab dan mengatasi
kelemahan tersebut.
Untuk mengetahui kebenaran dan mutu obat tradisional termasuk simplisia,
maka dilakukan analisis yang meliputi analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis
kuantitatif terdiri atas pengujian organoleptik, pengujian makroskopik, pengujian
mikroskopik, dan pengujian histokimia.
a. Uji Organoleptik
Uji organoleptik dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui khususnya bau
dan rasa simplisia yang diuji.
b. Uji Makroskopik
Uji makroskopik dilakukan dengan menggunakan kaca pembesar atau
tanpa menggunakan alat. Cara ini dilakukan untuk mencari khususnya
morfologi, ukuran, dan warna simplisia yang diuji.
c. Uji mikroskopik
Uji mikroskopik dilakukan dengan menggunakan mikroskop yang derajat
pembesarannya disesuaikan dengan keperluan. Simplisia yang diuji dapat
berupa sayatan melintang, radial, paradermal maupun membujur atau
berupa serbuk. Pada uji mikroskopik dicari unsur – unsur anatomi jaringan
yang khas. Dari pengujian ini akan diketahui jenis simplisia berdasarkan
fragmen pengenal yang spesifik bagi masing – masing simplisia.
d. Uji Histokimia
Uji histokimia bertujuan untuk mengetahui berbagai macam zat kandungan
yang terdapat dalam jaringan tanaman. Dengan pereaksi spesifik, zat – zat
kandungan tersebut akan memberikan warna yang spesifik pula sehingga
mudah dideteksi.
(Anonim,1987)
Pembuatan simplisia
Sebagai sumber simplisia, tanaman obat dapat berupa tumbuhan liar atau berupa
tumbuhan budidaya. Tumbuhan liar adalah tumbuhan yang tumbuh dengan
sendirinya di hutan atau di tempat lain, atau tanaman yang sengaja ditanam dengan
tujuan lain, misalnya sebagai tanaman hias, tanaman pagar, tetapi bukan dengan
tujuan untuk memproduksi simplisia. Tanaman budidaya adalah tanaman tanaman
yang sengaja ditanam untuk tujuan produksi simplisia.
Salah satu cara pembuatan simplisia adalah dengan cara pengeringan. Proses ini
dilakukan dengan cepat, tetapi pada suhu yang tidak terlalu tinggi. Pengeringan
dengan waktu lama akan mengakibatkan simplisia yang diperoleh ditumbuhi kapang.
Pengeringan yang dilakukan pada suhu terlalu tinggi akan mengakibatkan
perubahan kimia pada kandungan senyawa aktifnya. Untuk mencegah hal tersebut,
bahan simplisia yang memerlukan perajangan perlu diatur perajangannya sehingga
diperoleh tebal irisan yang pada pengeringannya tidak mengalami kerusakan.
(Anonim,2011)
DAFTAR PUSTAKA
http://www.plantamor.com/index.php?plant=1368
http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/search.php
http://www.plantamor.com/index.php?plant=60
http://ccrcfarmasiugm.wordpress.com/ensiklopedia/ensiklopedia-tanaman-anti-
kanker/b/allium-sativum/
http://ccrcfarmasiugm.wordpress.com/ensiklopedia/ensiklopedia-tanaman-anti-
kanker/b/bawang-merah-allium-cepa-l/
http://www.bebas.vlsm.org/v12/artikel/ttg_tanaman_obat/depkes/buku2/2-068.pdf
http://ccrcfarmasiugm.wordpress.com/ensiklopedia/ensiklopedia-tanaman-anti-
kanker/b/benalu-belimbing/
http://kesehatan.kompasiana.com/alternatif/2010/11/28/lidah-buaya-aloe-vera/
http://www.anneahira.com/bunga/kenanga.htm
Abas, F., Shaari, K., Lajis, N.H., Israf, D.A., dan Kalsom, Y.U., Antioxidative and
radical scavenging properties of the constituents isolated from Cosmos caudatus
Kunth., Nat. Prod. Sciences, 9(4), 245-248.
http://tipsehat.net/manfaat-sereh/
http://id.shvoong.com/exact-sciences/agronomy-agriculture/1856111-sereh-wangi-
cymbopogon-citrates/#ixzz1YxKTxqta
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOFARMAKA
PEMBUATAN SIMPLISIA
Nama :
1. Kuswanti 31091184
2. Lusiana Hermawati I 31091190
3. Hutri Catur Sad Winarni 31091198
4. Arta Puspita Sari 31091206
5. Pradito Haryo Yudanto 31091215
Kelompok : 3
Asisten : Clara Nurmalasita
FAKULTAS BIOTEKNOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
YOGYAKARTA
2011
Dikering anginkan
No Bagian yang digunakan
Nama spesies Berat Basah Berat Kering
1 Caulis Dioscorea hispida Denust 4,524 gr 0,784 gr
2 Caulis Manihot utilisima 4,568 gr 1,720 gr
3 Caulis Tectona grandis 2,057 gr 1,209 gr
4 Herba Adiantum capillus-veneris L 1,985 gr 0,478 gr
5 Tuber Ipomoea batatas Poir 24,820 gr 8,635 gr
6 Caulis Areca catechu 2,272 gr 0,829 gr
7 Herba Phaeophyta sp 4,434 gr 1,859 gr
8 Herba Pennisetum purpureum Schumacher 8,074 gr 0,878 gr
9 Tuber Daucus carota L 10,285 gr 1,613 gr
10 Floss Clitoria ternatea 1,167 gr 0,163 gr
11 Bulbus Allium cepa L. 5,008 gr 0,965 gr
12 Bulbus Allium sativum L 3,764 gr 1,698 gr
13 Folium Cympogon nardus 3,325 gr 1,138 gr
14 Folium Cosmos caudatus Kunth 5,161 gr 1,149 gr
15 Herba Carica papaya 22,869 gr 2,354 gr
16 Caulis Macrosolen coachinchinensis 5,932 gr 3,382 gr
17 Folium Aloe vera L 13,219 gr 0,332 gr
18 Folium Macrosolen coachinchinensis 1,071 gr 0,717 gr
19 Floss Cananga odorata L 3,394 gr 0,360 gr
20 Floss Catharanthus roseus L 0,877 gr 0,486 gr
21 Folium Catharanthus roseus L 3,641 gr 0,685 gr
22 Fructus Muntingia calabura L 15,992 gr 4,321 gr
23 Floss Adenium obesum 4,871 gr 0,685 gr
24 Fructus Citrus aurantifolia (christm)suringle 20,878 gr 4,852 gr
25 Fructus Avverhoa bilimbi 14,896 gr 0,824 gr
26 Frucutus Zea mays 10,210 gr 2,204 gr
27 Fructus Citrullus lanatus 24,450 gr 7,832 gr
28 Floss Jasminum sambac 3,401 gr 0,299 gr
29 Radix Sansevieria trifasciata 3,214 gr 0,923 gr
30 Herba Euphorbia milii 3,776 gr 0,782 gr
Dijemur
No Bagian yang digunakan
Nama spesies Berat Basah Berat Kering
1 Caulis Dioscorea hispida Denust 4,496 gr 1,001 gr
2 Caulis Manihot utilisima 5,351 gr 0,965 gr
3 Caulis Tectona grandis 1,382 gr 1,225 gr
4 Herba Adiantum capillus-veneris L 1,852 gr 0,340 gr
5 Tuber Ipomoea batatas Poir 24,022 gr 8,215 gr
6 Caulis Areca catechu 2,303 gr 0,829 gr
7 Herba Phaeophyta sp 4,294 gr 1,767 gr
8 Herba Pennisetum purpureum Schumacher 8,004 gr 0,953 gr
9 Tuber Daucus carota L 10,205 gr 1,338 gr
10 Floss Clitoria ternatea 0,892 gr 0,122 gr
11 Bulbus Allium cepa L. 5,000 gr 0,982 gr
12 Bulbus Allium sativum L 3,693 gr 1,555 gr
13 Folium Cympogon nardus 3,583 gr 1,060gr
14 Folium Cosmos caudatus Kunth 5,269 gr 1,149 gr
15 Herba Carica papaya 23,870 2,489 gr
16 Caulis Macrosolen coachinchinensis 1,976 gr 1,216 gr
17 Folium Aloe vera L 16,511 gr 0,413 gr
18 Folium Macrosolen coachinchinensis 4,217 gr 1,832 gr
19 Floss Cananga odorata L 3,013 gr 0,560 gr
20 Floss Catharanthus roseus L 0,936 gr 0,486 gr
21 Folium Catharanthus roseus L 2,757 gr 0,062 gr
22 Fructus Muntingia calabura L 14,656 gr 4,297 gr
23 Floss Adenium obesum 5,847 gr 0,681 gr
24 Fructus Citrus aurantifolia (christm)suringle 21,391 gr 7,537 gr
25 Fructus Avverhoa bilimbi 14,575 gr 0,764 gr
26 Frucutus Zea mays 10,045 gr 1,541 gr
27 Fructus Citrullus lanatus 23,330 gr 5,636 gr
28 Floss Jasminum sambac 3,559 gr 0,127 gr
29 Radix Sansevieria trifasciata 3,496 gr 0,998 gr
30 Herba Euphorbia milii 4,654 gr 0,972 gr
Dioven
No Bagian yang Nama spesies Berat Basah Berat Kering
digunakan1 Caulis Dioscorea hispida Denust 5,843 gr 1,030 gr
2 Caulis Manihot utilisima 5,545 gr 0,899 gr
3 Caulis Tectona grandis 1,141 gr 0,840 gr
4 Herba Adiantum capillus-veneris L 1,801 gr 0,447 gr
5 Tuber Ipomoea batatas Poir 25,304 gr 7,575 gr
6 Caulis Areca catechu 2,193 gr 0,760 gr
7 Herba Phaeophyta sp 4,299 gr 1,551 gr
8 Herba Pennisetum purpureum Schumacher 8,009 gr 0,843 gr
9 Tuber Daucus carota L 10,300 gr 0,851 gr
10 Floss Clitoria ternatea 0,982 gr 0,135 gr
11 Bulbus Allium cepa L. 5,111 gr 0,913 gr
12 Bulbus Allium sativum L 4,353 gr 1,785 gr
13 Folium Cympogon nardus 3,551 gr 1,158 gr
14 Folium Cosmos caudatus Kunth 5,309 gr 1,112 gr
15 Herba Carica papaya 23,611 2,059 gr
16 Caulis Macrosolen coachinchinensis 1,141 gr 0,903 gr
17 Folium Aloe vera L 16,511 gr 0,413 gr
18 Folium Macrosolen coachinchinensis 3,964 gr 1,940 gr
19 Floss Cananga odorata L 4,809 gr 1,055 gr
20 Floss Catharanthus roseus L 1,136 gr 0,177 gr
21 Folium Catharanthus roseus L 5,031 gr 0,866 gr
22 Fructus Muntingia calabura L 16,665 gr 4,719 gr
23 Floss Adenium obesum 6,462 gr 0,856 gr
24 Fructus Citrus aurantifolia (christm)suringle 24,930 gr 0,888 gr
25 Fructus Avverhoa bilimbi 15,865 gr 0,772 gr
26 Frucutus Zea mays 10,006 gr 1,570 gr
27 Fructus Citrullus lanatus 23,330 gr 5,636 gr
28 Floss Jasminum sambac 3,970 gr 0,495 gr
29 Radix Sansevieria trifasciata 3,325 gr 0,921 gr
30 Herba Euphorbia milii 5,064 gr 0,713 gr
Recommended