View
49
Download
9
Category
Preview:
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hepatitis merupakan inflamasi dan cedera pada hepar, penyakit ini dapat
disebabkan oleh infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada
kanker hati. Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar
oleh virus, identifikasi virus penyakit dilakukan terus menerus, tetapi agen
virus A, B, C, D, E, F dan G terhitung kira-kira 95% kasus dari hepatitis virus
akut.
Penyakit hepatitis merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati
diseluruh dunia. Penyakit ini sangat berbahaya bagi kehidupan karena penykit
hepatits ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian
setiap tahunnya. Infeksi virus hepatitis bisa berkembang menjadi sirosis atau
pengerasan hati bahkan kanker hati. Masalahnya, sebagian besar infeksi
hepatitis tidak menimbulkan gejala dan baru terasa 10-30 tahun kemudian
saat infeksi sudah parah. Pada saat itu gejala timbul, antara lain badan terasa
panas, mual, muntah, mudah lelah, nyeri diperut kanan atas, setelah
beberapa hari air seninya berwarna seperti teh tua, kemudian mata tampak
kuning dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi kuning. Pasien hepatitis
biasanya baru sembuh dalam waktu satu bulan.
Menurut guru besar hepatologi Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia yang juga ketua kelompok kerja Hepatitis Departemen Kesehatan,
Alli Sulaiman, virus hepatitis menginfeksi sekitar 2 miliar orang didunia. Setiap
tahun lebih dari 1.300.000 orang meninggal dunia akibat hepatitis beserta
komplikasinya. Prevalensi di Indonesia sekitar 10-15 persen jumlah penduduk
atau sekitar 18 juta jiwa. Dari jumlah yang terinfeksi, kurang dari 10 persen
yang terdiagnosis dan diobati. Sebanyak 90 persen lain tidak menimbulkan
gejala sehingga tidak terdiagnosis. Karena itu, pemeriksaan menjadi penting.
Insiden hepatitis yang terus meningkat semakin menjadi masalah
kesehatan masyarakat. Penyakit ini menjadi penting karena mudah ditularkan,
memiliki morbiditas yang tinggi dan menyebabkan penderitanya absen dari
sekolah atau pekerjaan untuk waktu yang lama. 60-90% dari kasus-kasus
1
hepatitis virus diperkirakan berlangsung tanpa dilaporkan. Keberadaan kasus-
kasus subklinis, ketidakberhasilan untuk mengenali kasus-kasus yang ringan
dan kesalahan diagnosis diperkirakan turut menjadi penyebab pelaporan yang
kurang dari keadaan sebenarnya.
Pada umumnya klien yang menderita penyakit hepatitis ini mengalami
Anoreksia atau penurunan nafsu makan dimana gejala ini diperkirakan terjadi
akibat pelepasan toksin oleh hati yang rusak untuk melakukan detoksifikasi
produk yang abnormal sehingga klien ini haruslah mendapatkan nutrisi yang
cukup agar dapat memproduksi enegi metabolik sehingga klien tidak mudah
lelah. Secara khusus terapi nutrisi yang didesain dapat diberikan melalui rute
parenteral atau enteral bila penggunaan standar diet melalui rute oral tidak
adekuat atau tidak mungkin untuk mencegah/memperbaiki malnutrisi protein-
kalori. Nutrisi enteral lebih ditujukan pada pasien yang mempunyai fungsi GI
tetapi tidak mampu mengkonsumsi masukan nasogastrik. Nutrisi parenteral
dapat dipilih karena status perubahan metabolik atau bila abnormalitas
mekanik atau fungsi dari saluran gastrointestinal mencegah pemberian makan
enteral. Asam amino,karbohidrat, elemen renik, vitamin dan elektrolit dapat
diinfuskan melalui vena sentral atau perifer.
Pentingnya mengetahui penyebab hepatitis bagi klien adalah apabila ada
anggota keluarga menderita penyakit yang sama, supaya anggota keluarga
dan klien siap menghadapi resiko terburuk dari penyakit hepatitis beserta
komplikasinya sehingga penderita mampu menyiapkan diri dengan
pencegahan dan pengobatan yaitu: penyediaan makanan dan air bersih yang
aman, sistem pembuangan sampah yang efektif, perhatikan higiene secara
umum, mencuci tangan, pemakaian kateter, jarum suntik dan spuit sekali
pakai serta selalu menjaga kondisi tubuh dengan sebaik-baiknya. Apabila hal
ini tidak dilakukan dengan benar dan teratur berarti keluarga dan penderita
harus siap menerima resiko komplikasi lainnya dan bahkan dapat
menyebabkan kematian.
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan anamnesa dan mengetahui macam diit untuk kasus pasien
Hepatitis A pada salah satu pasien di RSUD Kota Semarang.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui penyebab terjadinya Hepatitis A pada salah satu pasien
di RSUD Kota Semarang.
b. Mengetahui penatalaksanaan konsumsi diit pasien Hepatitis A pada
salah satu pasien di RSUD Kota Semarang.
c. Mengetahui status gizi pasien pada salah satu penderita Hepatitis A
di RSUD Kota Semarang.
d. Mengetahui kecukupan nutrisi pada salah satu penderita Hepatitis A
di RSUD Kota Semarang.
C. Ruang Lingkup
1. Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian bidang ilmu Kesehatan Masyarakat
khususnya kajian bidang Gizi Kesehatan Masyarakat.
2. Lingkup Masalah
Masalah penelitian dibatasi pada mengumpulkan data melalui wawancara
pada responden, dan menganalisa pasien dalam penyakit Hepatitis A di
RSUD Kota Semarang.
3. Lingkup Sasaran
Sasaran dalam penelitian ini adalah pasien penyakit Hepatitis A di RSUD
Kota Semarang.
4. Lingkup Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kota Semarang.
5. Lingkup Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus tahun 2013.
D. Manfaat
3
1. Institusi Kesehatan
Mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit Hepatitis A dan untuk
dianalisis sebabnya sehingga dapat melakukan penatalaksanaan
penyakit Hepatitis A.
2. Peneliti
Mengaplikasikan teori yang diperoleh dalam perkuliahan serta menambah
wawasan di bidang gizi kesehatan masyarakat khususnya dalam
menganalisa penyakit Hepatitis A .
3. Masyarakat
Menjadi salah satu rujukan informasi bagi masyarakat yang menjelaskan
tentang gambaran penyakit Hepatitis A di RSUD Kota Semarang.
4. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Hasil dari penelitian ini merupakan masukan bagi peneliti lain dalam
bidang Kesehatan Masyarakat untuk melakukan penelitian yang lebih
mendalam mengenai anamnesa dan perlakuan asupan gizi pada
penderita Hepatitis A khususnya di RSUD Kota Semarang.
BAB II
4
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Hepatitis A
Hepatitis A adalah penyakit yang mengenai sel-sel hati yang disebabkan
oleh virus hepatitis A (VHA). Self-limiting dan memberikan kekebalan seumur
hidup. Menurut WHO (2012) Hepatitis A adalah penyakit hati yang disebabkan
oleh virus hepatitis A. Virus ini menyebar terutama bila (dan tidak divaksinasi)
tidak terinfeksi orang ingests makanan atau air yang terkontaminasi dengan
tinja orang yang terinfeksi. Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan
kurangnya air bersih, sanitasi yang tidak memadai dan kebersihan pribadi
yang buruk.
B. Etologi
Hepatitis A virus akut merupakan infeksi virus yang ditularkan melalui
transmisi enteral virus RNA yang mempunyai diameter 27 nm. Virus ini
bersifat self-limiting dan biasanya sembuh sendiri, lebih sering menyerang
individu yang tidak memiliki antibodi virus hepatitis A seperti pada anak-anak,
namun infeksi juga dapat terjadi pada orang dewasa. Jarang terjadi fulminan
(0.01%) dan transmisi menjadi hepatitis konis tidak perlu ditakuti, tidak ada
hubungan korelasi akan terjadinya karsinoma sel hati primer. Karier HAV
sehat tidak diketahui. Infeksi penyakit ini menyebabkan pasien mempunyai
kekebalan seumur hidup. HAV terdiri dari asam nukleat yang dikelilingi oleh
satu atau lebih protein.beberapa virus juga memiliki outer-membran envelop.
Virus ini bersifat parasite obligat intraseluler, hanya dapat bereplikasi didalam
sel karena asam nukleatnya tidak menyandikan banyak enzim yang
diperlukan untuk metabolisme protein, karbohidrat atau lipid untuk
menghasilkan fosfat energi tinggi. Biasanya asam nukleat virus menyandi
protein yang diperlukan untuk replikasi dan membungkus asam nukleatnya
pada bahan kimia sel inang. Replikasi HAV terbatas di hati, tetapi virus ini
terdapat didalam empedu, hati, tinja dan darah selama masa inkubasi dan
fase akhir preicterik akut penyakit. HAV digolongkan dalam picornavirus,
subklasifikasi sebagai hepatovirus, diameter 27 – 28 nm dengan bentuk kubus
simetrik, untai tunggal (single stranded), molekul RNA linier 7,5 kb, pada
manusia terdiri dari satu serotipe, tiga atau lebih genotipe, mengandung lokasi
netralisasi imunodominan tunggal, mengandung tiga atau empat polipeptida
5
virion di kapsomer, replikasi di sitoplasma hepatosit yang terinfeksi, tidak
terdapat bukti adanya repliksai di usus, menyebar pada galur primata non
manusia dan galur sel manusia (IPD UI, 2009).
C. Patofisiologis
Diawali dengan masuk nya virus kedalam saluran pencernaan, kemudian
masuk kealiran darah menuju hati(vena porta), lalu menginvasi ke sel
parenkim hati. Di sel parenkim hati virus mengalami replikasi yang
menyebabkan sel parenkim hati menjadi rusak. Setelah itu virus akan keluar
dan menginvasi sel parenkim yang lain atau masuk kedalam ductus biliaris
yang akan dieksresikan bersama feses.
Sel parenkim yang telah rusak akan merangsang reaksi inflamasi yang
ditandai dengan adanya agregasi makrofag, pembesaran sel kupfer yang
akanmenekan ductus biliaris sehinngga aliran bilirubin direk terhambat,
kemudian terjadi penurunan eksresi bilirubin ke usus. Keadaan ini
menimbulkan ketidakseimbangan antara uptake dan ekskresi bilirubin dari sel
hati sehingga bilirubin yang telah mengalami proses konjugasi (direk) akan
terus menumpuk dalam sel hati yang akan menyebabkan reflux (aliran
kembali keatas) ke pembuluh darah sehingga akan bermanifestasi kuning
pada jaringan kulit terutama pada sklera kadang disertai rasa gatal dan air
kencing seperti teh pekat akibat partikel bilirubin direk berukuran kecil
sehingga dapat masuk ke ginjal dan di eksresikan melalui urin. Akibat bilirubindirek yang kurang dalam usus mengakibatkan gangguan
dalam produksi asam empedu ( produksi sedikit ) sehingga proses
pencernaan lemak terganggu (lemak bertahan dalam lambung dengan waktu
yang cukup lama) yang menyebabkan regangan pada lambung, sehingga
merangsang saraf simpatis dan saraf parasimpatis mengakibatkan teraktifasi
nya pusat muntah yang berada di medula oblongata yang menyebabkan
timbulnya gejala mual, muntah dan menurun nya nafsu makan.
D. Stadium Klinis
90% dari semua pasien HAV akut adalah subklinis, sering tidak
terdeteksi. Akhir dari prodromal dan awal dari fase klinis di tandai dengan urin
yang berwarna coklat, urobilinogenuria persisten, proteinuria ringan dan
microhaematuria dapat berkembang. Feses biasanya acholic, dengan
terjadinya ikteric (60-70% pada anak-anak, 80-90% pada dewasa). Sebagian
6
gejala mereda, namun demam bisa tetap terjadi. Hepatomegali, nyeri tekan
hepar splenomegali, dapat ditemukan. Akhir masa inkubasi LDL dapat
meningkat sebagai espresi duplikasi virocyte, peningkatan SGOP, SGPT,
GDH. Niali Transaminase biasanya tidak terlalu diperlukan untuk menentukan
derajat keparahan. Peningkatan serum iron selalu merupakan ekspresi dari
kerusakan sel hati. AP dan LAP meningkat sedikit. HAV RNA terdeteksi
sekitar 17 hari sebelum SHPT meningkat dan beberapa hari sbelum HAV IgM
muncul. Viremia bertahan selama rata-rata 79 hari setelah peningkatan GPT ,
durasinya sekitar 95 hari (IPD UI, 2009).
E. Masa Penyembuhan
Fase ikterik berlangsung sekitar 2-6 minggu. Parameter laboratorium
benar-benar normal setelah 4-6 bulan. Normalisasi dari serum asam empedu
juga dianggap sebagai perameter dari penyembuhan.
1. Tirah baring selama stadium akut
pasien di anjurkan isthirahat di tempat tidur sampai hampir bebas dari
ikterik dan transaminase serum sudah menurun mendekati normal
2. Diet yang bergizi
yaitu diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat selama periode anoreksia
pasien di beri makan sediklit-sedikit tapi sering, bila terus menerus
muntah makanan di beri secara intravena. Bila nafsu makan telah pullih
gizi dengan protein tinggi dapat mempercepat pemulihan
F. Komplikasi Hepatitis A
1. Hepatitis Fulminan
yaitu suatu sindrom klinis akibat nekrosis masif sel-sel hati, sehingga
terjadi gagal hati yang berat secara mendadak. Keadaan ini ditandai
dengan ensefalopati yang progresif, hati menciut, bilirubin meningkat
cepat, waktu pembekuan memanjang dan koma hepatikum
2. Hepatitis kronik persisten
7
yaitu perjalanan penyakit yang mermanjang 4 – 8 bulan. Terjadi pada 5-
10% pasien. Meskipun terlambat pasien-pasien hepatitis kronis persisten
akan selalu sembuh kembali
3. Hepatitis relaps
yaitu kekambuhan setelah serangan awal akibat minum alkohol atau
aktivitas fisik berlebih. Ikterik biasanya tidak terlalu nyata. Tirah baring
akan segera diikuti kesembuhan.
i. Hepatitis kronik aktif (hepatitis agresif) kerusakan hati permanen
berlanjut menjadi sirosis. Terapi kortikosteroid dapat memperlambat
perluasan cedera hati tapi prognosis tetap buruk. Kematian biasanya
terjadi dalam 5 tahun.
ii. Kanker hati (karsinoma hepato seluler) merupakan komplikasi lanjut
yang cukup bermakna. Penyebab utamanya adalah infeksi HBV kronik
dan sirosis
G. Gejala Klinis Hepatitis A
1. Hepatitis A Klasik : timbul secara mendadak didahului gejala prodromal
sekitar 1 minggu sebelum jaundice.
2. Hepatitis A relaps : Timbul 6-10 minggu setelah sebelumnya dinyatakan
sembuh secara klinis. Kebanyakan terjadi pada umur 20-40 tahun. Gejala
relaps lebih ringan daripada bentuk pertama.
3. Hepatitis A kolestatik : Terjadi pada 10% penderita simtomatis. Ditandai
dengan pemanjangan gejala hepatitis dalam beberapa bulan disertai
panas, gatal-gatal dan jaundice.
4. Hepatitis A protracted : Pada biopsi hepar ditemukan adanya inflamasi
portal dengan piecemeal necrosis, periportal fibrosis, dan lobular
hepatitis.
5. Hepatitis A fulminan : paling berat dan dapat menyebabkan kematian,
ditandai dengan memberatnya ikterus, ensefalopati, dan pemanjangan
waktu protrombin.
H. Diagnosis Hepatitis A
8
Diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik seperti :
kurang nafsu makan, lemas, mual, kadang-kadang muntah, kembung, diare,
sakit kepala, dan kuning (jaundice). Pada hepatitis akut, mual dan kurang
nafsu makan umumnya hanya dalam waktu singkat. Warna kuning (jaundice)
disebabkan kadar bilirubin yang berlebihan, namun warna-warna kuning
tersebut kadang-kadang tidak muncul. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan
penunjang berupa pemeriksaan serologi : IgM anti HAV dapat dideteksi
selama fase akut dan 3-6 bulan setelahnya. Anti HAV yang positif tanpa IgM
anti HAV mengindikasikan infeksi lampau.
I. Penentuan Status Gizi
a. Penentuan status gizi langsung
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat
penilaian yaitu: antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Masing-masing
penilaian tersebut akan dibahas secara umum sebagai berikut:
1. Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari
sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan
berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari
berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan
asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola
pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan
jumlah air dalam tubuh.
2. Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai
status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan
yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini
dapat dilihat pada jaringan epitel (superficial epithelial tissues) seperti
9
kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat
dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid
clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat
tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi.
Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang
dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala
(symptom) atau riwayat penyakit.
3. Blokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang
diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan
tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah, urine, tinja dan
juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.
Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan
terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi, Banyak gejala klinis yang
kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong
untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
4. Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi
dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat
perubahan struktur dari jaringan.
Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta
senja epidemik (epidemic of night blindnes), Cara yang digunakan adalah
tes adaptasi gelap.
b. Penentuan status gizi tidak langsung
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu:
survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi. Pengertian
dan penggunaan metode ini akan diuraikan sebagai berikut:
10
1. Survei Konsumsi Makanan
Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi
secara tidak lang¬sung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang
dikonsumsi
Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran
tentang kon¬sumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan
individu. Survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan
kekurangan zat gizi.
2. Statistik Vital
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan
menganalisis data beberpa statistik kesehatan seperti angka kematian
berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab
tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.
Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak
langsung pengukuran status gizi masyarakat.
3. Faktor Ekologi
Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah
ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan
lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung
dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-lain.
Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk
mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar
untuk melakukan program intervensi gizi (Schrimshaw, 1964). Secara
ringkas, penilani status gizi.
11
J. Kebutuhan Zat Gizi Penderita Hepatitis A
Diet khusus bagi penderita hepatitis dalam jumlah yang optimal
membantu penyembuhan luka pada sel-sel hati dan memulihkan kekuatan
hati. Selain itu, dapat meningkatkan regenerasi sel-sel hati yang rusak,
memperbaiki penurunan berat badan akibat kurang nafsu makan, mual dan
muntah, mencegah katabolisme protein, mencegah atau mengurangi ascites,
dan koma hepatik.
Dalam diet Hepatitis mencakup pemenuhan zat-zat gizi yang diperlukan
tubuh, seperti :
1. Kalori dalam jumlah yang tinggi untuk mencegah pemecahan protein yang
diberikan bertahap sesuai kemampuan penderita hepatitis. Kalori
diberikan dalam jumlah tinggi karena adanya demam dan diperlukan
untuk proses regenerasi jaringan serta untuk menambah persediaan
tenaga. Kebutuhan kalori bersifat individual sehingga perlu perhitungan
khusus.
2. Protein perlu diberikan dalam jumlah yang tinggi agar dapat memperbaiki
jaringan hati yang rusak dan mempertahankan fungsi-fungsi utama tubuh.
Selain itu, protein merupakan agen lipotropik yang merubah lemak
menjadi lipoprotein agar dapat keluar dari hati untuk mencegah
perlemakan hati.
3. Pemberian lemak sesuai kondisi penderita hepatitis. Jika ada gangguan
pencernaan lemak/steatorhea dan mual, gunakan lemak dengan asam
lemak rantai sedang (Medium Chain Triglyserida) karena jenis lemak ini
tidak membutuhkan aktivitas lipase dan asam empedu dalam proses
absorpsinya. Selain itu, pemberian lemak harus dikurangi tetapi
pembatasan terlalu ketat tidak dianjurkan karena akan mengurangi
kelezatan makanan sehingga akan menurunkan nafsu makan. Lemak
diberikan dalam mudah yang mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi.
4. Asupan Natrium diberikan dalam jumlah yang rendah, tergantung tingkat
edema dan ascites
5. Selain makanan, perlu suplemen B kompleks, vitamin K (untuk mencegah
perdarahan), vitamin C dan Zink untuk mempercepat penyembuhan.
6. Penambahan vitamin A dan D yang berlebihan sangat tidak dianjurkan
karena akan memperberat fungsi hati yang sakit
12
7. Bentuk makanan diberikan dalam bentuk lunak terutama bila ada mual
dan muntah.
Dalam melaksanakan diet ini bersifat individual atau sangat bergantung
pada kondisi kesehatan seseorang sehingga perlu berkonsultasi langsung
dengan ahli gizi dan dokter. Selain diet, faktor lingkungan sangat berperan
dalam pencegahan penyakit hepatitis seperti menjaga kebersihan makanan
dan alat makan yang menjadi media penularan hepatitis. Oleh karena itu,
untuk mengurangi resiko terkena hepatitis, sebaiknya kita dapat menerapkan
pola hidup sehat seperti tidur minimal 8 jam sehari, berolahraga secara
teratur, mengurangi stress, menjaga kebersihan makanan dan alat makan,
makan makanan bergizi dalam jumlah seimbang sesuai kebutuhan dan
menjaga hubungan sosial.
K. Penilaian BMI (Body masa index/masa index tubuh)
Index Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) adalah suatu alat
bantu untuk mengetahui status gizi seseorang. Index Massa Tubuh tersedia
dalam criteria Asia Pasifik dan WHO. Kriteria Asia Pasifik diperuntukkan untuk
orang-orang yang berdomisili di daerah Asia, karena massa tubuhnya lebih
kecil sekitar 2-3kg/m2 dibandingkan dengan orang Afrika , Eropa , Amerika
maupun Australia.Rumus Body Massa Index adalah :
BMI ¿berat badan(kg)tinggibadan(m2)
Dengan kriteria Aisa pasifik yaitu :
BMI : < 18,5 (Underweight)
BMI : 18,5 s/d < 23 (Healthy Weight)
BMI : 23 s/d < 25 (Overweight)
BMI : 25 s/d < 30 (Obese Class I)
BMI : >= 30 (Obese Class II)
13
L. Perkiraan Kebutuhan Energi ( REE )
Kebutuhan energy total diperhitungkan dari REE , efek termik makanan ,
factor stress dan aktivitas fisik setiap individu. Sedangkan kebutuhan protein ,
karbohidrat dan lemak disesuaikan dengan berat badan dan jenis penyakit.
Asupan energy , protein, karbohidrat dan lemak harian selama dirawat di
perhitungkan dari makanan yang dikonsumsi baik yang berasal dari Rumah
Sakit maupun luar Rumah Sakit.
Tabel 2.1 Perkiraan Kebutuhan Energi (REE) untuk bayi dan anak-anak
Usia EER (kkal / hari )
0-3 ( 89x BB (kg )) +75
4-6 ( 89x BB (kg )) -44
7-12 ( 89x BB (kg )) -78
13-36 ( 89x BB (kg )) -80
Sumber : Pediatric Nutrition Assesment
Untuk anak-anak 3 tahun dan yang lebih tua dapat digunakan persamaan
EER termasuk faktor tambahan untuk memperhitungkan tinggi rendahnya
aktivitas fisik.
Table 2.2 Koefisien aktivitas fisik untuk berat badan normal laki-laki dan
perempuan usia 3 – 18 tahun.
PA
PAL* Boys Girls
Sedentary 1,00 1,00
Low active 1,13 1,16
Active 1,26 1,31
Very active 1,42 1,56
Sumber : Pediatric Nutrition Assesment.
14
Pengaruh energy pada anak yang mengalami kondisi penyakit kronik dapat
menambahkan perkiraan energy dengan melihat tabel 2.3
Tabel 2.3 perkiraan energy dengan factor stress dan effectnya
Type of stress Multiply REE by
Starvation 0,70-0,85
Surgery 1,05-1,5
Sepsis 1,2-1,6
Closed head injury 1,3
Trauma 1,1-1,8
Growth failure 1,5-2,0
Burn 1,5-2,5
Sumber : Pediatric Nutrition Assesment
15
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Assesment
1. Identitas
b. Identitas pasien
Nama pasien : An. L
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat dan tanggal lahir : -
Umur : 9 tahun
Alamat : Batursari , Mranggen Demak
c. Identitas Orang tua/wali : -
2. Anamnesis
Kiriman dari : Poliklinik Anak RSUD Kota
Semarang
Dengan diagnosa : Tes Lab. Albumin , dan USG
Abdomen
Tanggal / jam : 12 Agustus 2013
a. Keluhan Utama :BAK berwarna coklat seperti teh , pemeriksaan lab
negatif, sejak 1 bulan terakhir mata ikterik , muntah , pusing, gatal-
gatal , kaki bengkak.
b. Riwayat penyakit sekarang :
Pasien mengeluh pusing, perut terasa tidak enak sehingga sering
muntah tetapi tidak berlendir , gatal-gatal disebagian tubuhnya serta
BAB yang sering. Terasa lemas dan malas untuk mengkonsumsi
makanan , sehingga berat badan berangsur menurun , kemudian
akan dilakukan tes lab dengan melihat albumin dan USG abdomen ,
sehingga diambil keputusan untuk opname agar dapat dilakukan obs.
Ikterik berkelanjutan.
c. Riwayat penyakit dahulu
16
Orang tua mengaku bahwa anaknya tidak pernah mengalami riwayat
penyakit yang serius , hanya demam dan diare biasa yang pernah
dialami.
d. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
1. Riwayat antenatal :
Ibu pasien teratur memeriksakan kehamilannya ke bidan, tidak
ada keluhan yang berarti selama kehamilannya. Bayi lahir cukup
bulan, pasien anak ke 3.
2. Riwayat natal :
Spontan/tidak spontan : Spontan
Berat badan lahir : 3000 gram
Panjang badan lahir : ibu lupa
Lingkar kepala : ibu lupa
Penolong : Bidan
Tempat : BPS
3. Riwayat postnatal :
a. Lahir langsung menangis, kulit kemerahan dan gerak aktif.
b. Riwayat Imunisasi
BCG : 2 bulan
Polio : 3,4 dan 5 bulan
Hep. B : 3,4 dan 9 bulan
DPT : 3,4 dan 5 bulan
Campak : 9 bulan
4. Pola Makan
Pasien merupakan anak yang tidak menerima ASI eksklusif.
Diberikan ASI hanya sesekali karena pekerjaan orang tua bertani
dan dagang sehingga diganti dengan susu formula. Saat ini,
pasien gemar makan jajanan pinggir jalan di sekolah dan
minuman instan yang sering dibelinya saat pulang sekolah.
Sebelum sakit, pasien selalu jajan sembarangan dan makan
makanan yang banyak mengandung pengawet , karena sudah
terbiasa makan masakan orang tua yang banyak memakai
penyedap rasa. Pasien merupakan anak yang aktif sehingga
pola makan yang tidak teratur.
17
5. Riwayat Keluarga
Seperti yang diungkapkan orang tua , bahwa seluruh anggota
keluarga tidak ada yang pernah menderita penyakit seperti keluhan
anak ke-3 nya tersebut.
6. Riwayat Sosial Lingkungan
Pasien merupakan anak bungsu dan tinggal bersama orang tua serta
ke-2 kakaknya di rumah. Di dalam rumah terdapat 3 buah kamar
dengan ventilasi dan penerangan yang cukup. Di dalam rumah juga
terdapat 1 buah kamar mandi dan wc yang tergabung jadi satu.
Rumah terletak didaerah persawahan dengan lantai belum keramik
serta belum banyak polusi yang menyebar.
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : Tampak sakit sedang
b. Kesadaran : Komposmentis
4. Pengukuran Tanda vital
Tensi : 110/80 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 36,8 °C
Respirasi : 20 x/menit
Berat badan : 17 kg
Tinggi badan : 125cm
5. Inspeksi
a. Kulit : Warna sawo matang, lemak bawah kulit cukup ,
kelembaban cukup, turgor cukup, tidak pucat.
b. Kepala : bulat, simetris
c. Rambut : Warna hitam, tidak mudah dicabut.
d. Mata : Kelopak mata tidak oedem, konjungtiva ananemis, sclera
ikterik , kornea jernih , lensa jernih , refleksi cahaya (+/+)
e. Telinga : Bentuk normal, simetris, liang lapang, serumen (-/-)
f. Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), pernafasan cuping
hidung (-) secret (-)
18
g. Mulut : Bibir kering, sianosis (-), lidah bersih, faring tidak hiperemis
h. Abdomen :Simetris, rata.
i. Ekstremitas : Tidak ada kelainan, lengkap, akral hangat.
j. Genitalia : Tidak ada kelainan.
k. Anus : Ada, tidak ada kelainan.
6. Palpasi
a. Leher : Tidak ada nyeri.
b. Dada : Simetris.
c. Abdomen : teraba hati menebal
7. Pemeriksaan laboratorium sederhana
a. Darah : ada
b. Bilirubin : +++
B. Diagnosa Gizi
Pasien mengalami mual , muntah dan kurang nafsu makan ,
sehingga tubuh pasien semakin melemah serta asupan makanan
semakin kurang, berat badan yang semakin turun serta kondisi fisik yang
pucat , jad Rumah Sakit merujuk pasien untuk dirawat inap sehingga akan
mendapatkan perawatan yang baik untuk dapat mengembalikan nafsu
makan dan memperbaiki kondisi pasien , sehingga pasien dapat
berangsur-angsur pulih.
Dalam prakteknya , dari bagian instalasi gizi Rumah Sakit
memberikan diit makanan Lunak rendah lemak tinggi protein , agar
asupan nutrisi dapat terpenuhi dengan baik.
C. Penatalaksanaan
1. Usulan Pemeriksaan
Test Albumin
Pemeriksaan darah lengkap
Tes Alkali
Tes fostarase
Tes Gamma GT
USG Abdomen
19
2. Pencegahan
a. Menjaga kebersihan individu dan lingkungan dengan penerapan
PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ).
Atau dengan terapi obat seperti berikut :
Loratadine 1x10ml
Urdafalk 2x200ml
Cuvit CL 2x1 cth
20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Penentuan status gizi
BMI = BB (kg) /TB(m2 )
= 17 / 1,5625
= 10, 88 underweight ( BMI < 18,5 underweigth )
2. Kebutuhan kalori sehari
BBI =( Tb (cm ) – 100 ) x 1
= 125- 100 x 1 = 25 kg
EER = ( 89 x bb(kg) - 78 )
= ( 89 x 17 – 78 )
= 1435 kkal
Adanya pengaruh aktivitas yaitu bedrest di RS maka asupan kalori pasien
menjadi 1435 kkal x 1,13 = 1621,55 kkal
Asupan kalori juga dipengaruhi factor stress 1621,55 x 1,2 = 1945,86 kkal
Jadi , asupan kalori yang dibutuhkan oleh pasien penderita hepatitis A di
RSUD Kota Semarang adalah 1945,86 kkal.
Kebutuhan Protein : 20 % x 1945,86 = 389,172 kkal / 4 = 97,3 gr
Lemak : 20% x 1945,86 = 389,172 kkal / 9 = 43,2 gr
Karbohidrat : 60% x 1945,86 = 1167,516 kkal / 4 = 291,8 gr
21
Tabel 4.1 Asupan nutrisi yang diberikan Rumah Sakit dengan diit rendah lemak tinggi kalori.
Menu Bahan berat energi protein Lemak Karbohidrat PAGI
- Bubur Beras 25gr 90 1,7 0,175 19,725
- Galantin asam mnsayam giling 35gr 105,7 6,37 8,75 0
- Sup sawi hijau +kembang tahu Sawi hujau 50gr 11 1,15 0,15 2
Kembang tahu 5gr 19 2,445 0,69 1,165
- Teh manis Teh 5gr 6,6 0,975 0,035 3,39Gula 15gr 54,6 0 0 14,1
II : Snack (sirup) Sirup 25gr 53,25 0 0 13,75
SIANG
- Bubur Beras 50gr 15 0,25 0 3,25 - Bandeng presto grg Tepung beras 5gr 6,45 1 0,24 0
Bandeng presto 50gr 64,5 10 2,4 0Minyak 5gr 43,5 0,05 4,9 0
- Tempe bacem Tempe 50gr 100,5 10,4 4,4 6,75
Kecap 2,5gr 1,15 0,14 0,032 0,225 - Bobor bayam+jipang Bayam 50gr 18 1,75 0,25 3,25
Jipang 25gr 6,4 0,2 0,025 1,675 - Buah (pisang ) Pisang raja 75gr 90 0,9 0,15 23,85
SORE / MALAM - Bubur Beras 50gr 15 0,25 0 3,25
- Telur dadar Telur ayam 50gr 81 6,4 5,75 0,35
22
Minyak 5gr 43,5 0,05 4,9 0 - Rolade tahu Tahu putih 75gr 51 5,85 3,45 1,2
Telur ayam 5gr 81 6,4 5,75 0,35 - Sambal grg jipang + kacang panjang
Jipang 50gr 13 0,3 0,05 3,35
Kacang panjang 25gr 11 0,675 0,075 1,95
- Teh manis Teh 5gr 6,6 0,975 0,035 3,39
Gula 15gr 54,6 0 0 14,1
Total kalori 1042,35 57,96 42,207 121,07
23
Tabel 4.2 Asupan tambahan diluar diit yang diberikan oleh Rumah Sakit
Menu Bahan berat energi protein Lemak Karbohidrat PAGISirup + susu putih Susu
putih10gr 34,3 0,82 1 5,5
Sirup 25gr 53,25 0 0 13,75
MALAM Sirup + susu putih Susu
putih 10gr 34,3 0,82 1 5,5
Sirup 25gr 53,25 0 0 13,75
Total kalori 175,1 1,64 2 38,5
Tabel 4.3 Kalori total ( diit RS + tambahan )
energi protein Lemak Karbohidrat
Total kalori dari RS1042,35 57,96 42,207 121,07
Total kalori sendiri 175,1 1,64 2 38,5
Total kalori 1217,45 59,6 44,207 159,57
Tabel 4.4 Tingkat kebutuhan kalori pasien saat menjalani perawatan
No Zat gizi konsumsi Angka
kebutuhan
Tingkat
kecukupan (%)
Kriteria
1 Energy 1217,45 1945,86 62,56 % KURANG
2 Protein 59,6 97,3 61,25% KURANG
3 Lemak 44,2 43,2 102,3% CUKUP
4 Karbohidrat 159,6 291,8 54,68% KURANG
B. Pembahasan
1. Analisis penyakit
Hepatitis A adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus hepatitis
A. Virus ini menyebar terutama melalui ingests makanan atau air yang
terkontaminasi dengan tinja orang yang terinfeksi. Penyakit ini sangat erat
24
kaitannya dengan kurangnya penggunaan air bersih, sanitasi yang tidak
memadai dan kebersihan pribadi yang buruk.Tidak seperti hepatitis B dan
C, infeksi hepatitis A tidak menyebabkan penyakit hati kronis dan jarang
berakibat fatal, tetapi dapat menyebabkan gejala yang melemahkan tubuh
dan dapat menjadi hepatitis fulminan (gagal hati akut), yang berhubungan
dengan kematian yang tinggi.
Hepatitis A terjadi secara sporadis dan dalam epidemi di seluruh
dunia, dengan kecenderungan untuk kambuh siklik. Setiap tahun ada
sekitar 1,4 juta diperkirakan kasus hepatitis A di seluruh dunia.
Virus hepatitis A merupakan salah satu penyebab yang paling sering
infeksi bawaan makanan. Wabah terkait dengan makanan atau air yang
terkontaminasi dapat meletus eksplosif, seperti epidemi di Shanghai pada
tahun 1988 yang mempengaruhi sekitar 300 000 orang. Di Indonesia
berdasarkan data yang berasal dari Departemen Kesehatan, hepatitis A
masih merupakan bagian terbesar dari kasus – kasus hepatitis akut yang
dirawat yaitu berkisar dari 39,8 – 68,3 %.1di beberapa daerah seperti
Jakarta, Bandung, dan Makassar berkisar antara 35%-45% pada usia 5
tahun.
Penyakit ini dapat menimbulkan konsekuensi ekonomi dan sosial
yang signifikan dalam masyarakat, karena , diperlukan beberapa minggu
atau bulan untuk orang sembuh dari penyakit untuk kembali ke pekerjaan,
sekolah atau kehidupan sehari-hari.
Wilayah geografis dapat dicirikan memiliki tingkat tinggi, menengah atau
rendah infeksi hepatitis A. Daerah dengan tingkat tinggi infeksi
seperti di negara-negara berkembang dengan kondisi sanitasi yang sangat
buruk dan praktek-praktek higienis, kebanyakan anak (90%) telah terinfeksi
dengan virus hepatitis A sebelum usia 10 tahun. Mereka yang terinfeksi di
masa kecil tidak mengalami gejala nyata. Wabah jarang terjadi karena
anak-anak lebih tua dan orang dewasa umumnya kebal. Gejala penyakit
suku di daerah ini rendah dan wabah jarang terjadi.
Daerah dengan tingkat menengah infeksi seperti di negara
berkembang, negara-negara dengan ekonomi transisi, dan wilayah di mana
kondisi sanitasi adalah variabel, anak-anak seringkali luput infeksi pada
anak usia dini. Ironisnya, kondisi ekonomi dan sanitasi dapat menyebabkan
25
peningkatan kerentanan yang lebih tinggi pada kelompok usia yang lebih
tua dan tingkat penyakit yang lebih tinggi, seperti infeksi terjadi pada
remaja dan orang dewasa, dan wabah besar dapat terjadi.
Daerah dengan tingkat infeksi rendah seperti di negara-negara maju
dengan kondisi sanitasi dan higienis yang baik, tingkat infeksi rendah.
Penyakit dapat terjadi di kalangan remaja dan orang dewasa dalam
kelompok berisiko tinggi, seperti menyuntikkan pengguna narkoba, pria
homoseksual, orang-orang yang bepergian ke daerah endemisitas tinggi,
dan dalam populasi terisolasi seperti komunitas agama tertutup.
Diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik seperti
: kurang nafsu makan, lemas, mual, kadang-kadang muntah, kembung,
diare, sakit kepala, dan kuning (jaundice). Pada hepatitis akut, mual dan
kurang nafsu makan umumnya hanya dalam waktu singkat. Warna kuning
(jaundice) disebabkan kadar bilirubin yang berlebihan, namun warna-warna
kuning tersebut kadang-kadang tidak muncul. Selanjutnya dilakukan
pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan serologi : IgM anti HAV dapat
dideteksi selama fase akut dan 3-6 bulan setelahnya. Anti HAV yang positif
tanpa IgM anti HAV mengindikasikan infeksi lampau.
Pasien memiliki keluhan pusing, perut terasa tidak enak sehingga
sering muntah tetapi tidak berlendir , gatal-gatal disebagian tubuhnya serta
BAB yang sering. Terasa lemas dan malas untuk mengkonsumsi makanan
, sehingga berat badan berangsur menurun , kemudian akan dilakukan tes
lab dengan melihat albumin dan USG abdomen , sehingga diambil
keputusan untuk opname agar dapat dilakukan obs. Ikterik berkelanjutan.
Pemeriksaan penunjang dilakukan dengan tes laboratorium selain
menggunakan anamnesa atau pemeriksaan fisik untuk obs. Ikterik yaitu
dilakukan tes albumin , alkali , serta USG Abdomen . Hasil lab pertama
yang dilakukan negative tetapi terindikasi hepatitis A dan akan dilakukan uji
lab berkelanjutan.
Pasien sudah terindikasi penyakit Hepatitis A berdasarkan
pemeriksaan penunjang yang ada walaupun tetap dilakukan obs. Ikterik
26
berkelanjutan . Oleh karena itu, pasien harus diberikan penatalaksanaan
yan benar, baik dari perawatan, diet makanan, dan obat yang diberikan
secara oral maupun parenteral. Perawatan yang diberikan oleh dokter
adalah tirah baring di rawat inap RSUD Kota Semarang. Hal ini sesuai
dengan teori yang ada bahwa pasien hepatitis A harus bedrest minimal 5-7
hari hingga nafsu makan kembali baik dan perawatan secara oral dalam
pengawasan.
Diet makanan penting diperhatikan pada pasien Hepatitis A. Diet
yang diberikan adalah diet tinggi kalori dan rendah lemak. Selama di rawat
inap, instalasi gizi RSUD Kota Semarang sudah memberikan diet tinggi
kalori yang baik untuk pasien. Diet yang diberikan bertujuan untuk
memperbaiki keadaan fisik pasien agar mudah recoveri dari penyakitnya ,
mencegah indikasi yang lebih parah dan juga untuk mencukupi kebutuhan
nutrisi pasien. Menu yang diberikan adalah menu lunak tinggi kalori rendah
lemak.
Pasien hepatitis A juga perlu diberikan obat sesuai anjuran dokter
untuk memperbaiki imun tubuhnya. Pasien diberikan obat baik melalui oral
dan parenteral. Obat yang diberikan melalui oral adalah Loratadine 1x10ml
, Urdafalk 2x200ml , Cuvit CL 2x1 cth , sedangkan melalui parenteral
adalah ceftriaxone dan ranitidine. Untuk memperbaiki cairan tubuh, maka
diberikan cairan parenteral infus RL.
2. Kecukupan asupan gizi pasien saat dirawat
Pasien penderita hepatitis A yaitu an. L mengalami gizi kurang
ditandai dengan BMI < 18,5 yaitu hanya sebesar 10,88 dari berat badan
hanya 17kg dan tinggi badan 125 cm.
Dari hasil recall pasien saat dirawat , total kebutuhan energy sebesar
1945,86 kkal, ketika di Rumah Sakit pasien mendapatkan asupan sebesar
1217,45 kkal , asupan makanan didapat dari diit Rumah Sakit serta
makanan tambahan dari keluarga. Kebutuhan energy masih kurang untuk
pasien yang mengakibatkan proses metabolisme tubuh tidak maksimal
dan dipengaruhi factor lain dari pasien yaitu bedrest total di Rumah Sakit
dan stress karena perubahan kegiatan pasien setiap harinya.
27
Kebutuhan asupan protein pasien sebanyak 97,3 gr dan
dibandingkan dengan konsumsi pasien dalam sehari sebanyak 59,6 gr,
maka asupan protein masih kurang , hal tersebut dapat mempengaruhi
proses recovery yang kurang maksimal.
Banyaknya asupan lemak yang dikonsumsi pasien 44,2 gr dengan
jumlah kebutuhan 43,2 gr , maka asupan lemak pasien sudah
tercukupi ,karena pasien bedrest di Rumah Sakit sudah 3 hari dan kurang
memiliki aktivitas fisik.
Konsumsi karbohidrat pasien sebanyak 159,6 gr sedangkan
kebutuhan karbohidaratnya 291,8 gr , jadi pasien termasuk kurang asupan
karbohidrat , karena pasien hanya mengkonsumsi makanan lunak yaitu
bubur dimana jumlah kalori lebih sedikit dibandingkan nasi. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami kurang asupan nutrisi ,
karena yang dialami pasien saat di rawat adalah mengalami mual ,
muntah dan kurang nafsu makan yang menyebabkan metabolisme tubuh
tidak bekerja dengan baik dan mengakibatkan pasien mengalami lemas
serta recovery kurang maksimal.
28
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
1. Anamnesa yang diberikan pada pasien yakni BAK berwarna coklat ,
mata ikterik , muntah , diare , gatal- gatal dan bengkak pada kaki. Serta
dari hasil pemeriksaan laboratorium yaitu tes albumin , alkali , serta
USG Abdomen, dimana hepar teraba dan mengalami penebalan
sehingga dapat didiagnosa bahwa pasien mengalami penyakit hepatitis
A, dengan disertai hasil lab penunjang.
2. Status gizi pasien tergolong kurang / kurus , dapat dilihat dari BMI
nya yg < 18,5 yaitu 10,88
3. Diit yang diberikan oleh pasien penderita Hepatitis A adalah Lunak
Tinggi Kalori Rendah Lemak.
4. Asupan nutrisi pasien tergolong kurang, dibuktikan dengan hasil recall
konsumsi pasien dalam sehari yaitu :
a. Kebutuhan energy 1945,86 kkal sedangkan asupan energy hanya
1217,45 kkal
b. Kebutuhan protein 97,3gr sedangkan asupan protein 59,6gr
c. Kebutuhan lemak 43,2 gr sedangkan asupan lemak 44,2 gr
d. Kebutuhan karbohidrat sebanyak 291,8 gr sedangkan asupannya
159,6 gr
B. Saran
1. Pengawasan orang tua lebih ditingkatkan karena anak usia sekolah
yang banyak beraktivitas dan masih sering jajan disembarang tempat
menjadikan salah satu factor penyebab suatu penyakit.
2. Lingkungan yang bersih juga dapat mengurangi resiko angka kesakitan ,
sehingga pola hidup bersih dan sehat selalu diterapkan.
3. Diagnosa yang cepat sangat dibutuhkan agar dapat segera diberi
penanganan yang baik. Sebaiknya, tenaga medis dalam menegakkan
diagnosa harus dilakukan dengan ketelitian serta kemampuan yang
lebih baik lagi.
29
4. Kecukupan nutrisi sangat penting untuk proses recovery penyakit ,
sehingga dihimbau untuk orang tua dapat memberikan tambahan
makanan yang bernutrisi tinggi kepada anak/ pasien.
30
DAFTAR PUSTAKA
ACUTE VIRAL HEPATITIS dalam buku HARRISON’S PRINCIPLES OF INTERNAL MEDICINE 16th Edition. L.Kasper MD, Dennis dkk United States of America: Mc Graw Hill. 2005
ACUTE VIRAL HEPATITIS dalam buku HARRISON’S PRINCIPLES OF INTERNAL MEDICINE 17th Edition. L.Kasper MD, Dennis dkk United States of America: Mc Graw Hill. 2008HEPATITIS VIRUS AKUT dalam buku PANDUAN PELAYANAN MEDIK. perhimpunan dokter specialis penyakit dalam indonesia. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2010.
Ahmed M, Munshi SU, Nessa A, Ullah MS, Tabassum S, Islam MN. High prevalence of hepatitis A virus antibody among Bangladeshi children and young adults warrants pre-immunization screening of antibody in HAV vaccination strategy. Indian J Med Microbiol. Jan-Mar 2009;27(1):48-50.
Almatsier, Sunita. 2005. Penuntun Diet. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Beth L. Leonberg, MS, MA, RD, CSP, FADA, CNSD. 2008. Pediatric Nutrition Assesment. American Dietetic Assosiation.
CDC. Notice to readers: FDA approval of VAQTA (hepatitis A vaccine, inactivated) for children aged >1 year. MMWR. October 14, 2005;54(40):1026.
CDC. Notice to readers: FDA approval of Havrix (hepatitis A vaccine, inactivated) for persons aged 1-18 years. MMWR. December 9, 2005;54(48):1235-1236.
Feinstone SM, Kapikian AZ, Purceli RH. Hepatitis A: detection by immune electron microscopy of a viruslike antigen associated with acute illness. Science. Dec 7 1973;182(116):1026-8.
Fiore AE, Wasley A, Bell BP. Prevention of hepatitis A through active or passive immunization: recommendations of the Advisory Committee on Immunization Practices (ACIP). MMWR Recomm Rep. May 19 2006;55:1-23.
Hammitt LL, Bulkow L, Hennessy TW, Zanis C, Snowball M, Williams JL, et al. Persistence of antibody to hepatitis A virus 10 years after vaccination among children and adults. J Infect Dis. Dec 15 2008;198(12):1776-82.
31
Klevens RM, Miller JT, Iqbal K, Thomas A, Rizzo EM, Hanson H, et al. The evolving epidemiology of hepatitis a in the United States: incidence and molecular epidemiology from population-based surveillance, 2005-2007. Arch Intern Med. Nov 8 2010;170(20):1811-8.
Puspa R. 2011. Pendekatan Diagnostik Dan Hepatitis Akut. Arjawinangun
Suwitra, 2010 HEPATITIS VIRUS AKUT dalam BUKU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM Ed IV Jilid I. Jakarta : pusat penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Todd EC, Greig JD, Bartleson CA, Michaels BS. Outbreaks where food workers have been implicated in the spread of foodborne disease. Part 4. Infective doses and pathogen carriage. J Food Prot. Nov 2008;71(11):2339-73.
Tuti Soenardi dan Susirah Sutardjo. 2003. Hidangan Sehat untuk Penderita Lever. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Victor JC, Monto AS, Surdina TY, Suleimenova SZ, Vaughan G, Nainan OV, et al. Hepatitis A vaccine versus immune globulin for postexposure prophylaxis. N Engl J Med. Oct 25 2007;357(17):1685-94.
Wasley A, Grytdal S, Gallagher K. Surveillance for acute viral hepatitis–United States, 2006. MMWR Surveill Summ. Mar 21 2008;57(2):1-24.
Wasley A, Samandari T, Bell BP. Incidence of hepatitis A in the United States in the era of vaccination. JAMA. Jul 13 2005;294(2):194-201.
WHO. 2012. Hepatitis A. www.childrengrowup.wordpress.com.2012. Penanganan Terkini Hepatitis A
32
LAMPIRAN
33
Lampiran 1. Tabel menu 10 hari RSUD Kota SemarangSIKLUS MENU 10 HARI TAHUN 2013
INSTALASI GIZI RSUD KOTA SEMARANG
WAKTUMENU I MENU II
VIP + IA + IB II + III ANAK 9 - 12 BLN VIP + IA + IB II + III ANAK 9 - 12 BLN
PAGI - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur
JAM - Tahu bacem - Galantin ayam grg telur - Galantin ayam kukus - Ayam goreng - Ayam goreng - bacem telur puyuh
07.00 - Galantin ayam grg telur - Sup sayuran (wortel - Sup sayuran (wortel - Tempe goreng - Soto - Soto
- Sup sayuran (wortel + kembang kol) serut + kemb. Kol) - Soto - Teh manis - Teh manis
+ kembang kol) - Teh manis - Teh manis - Teh manis
- Teh manis - VIP : Buah - VIP : Buah
SNACK - Snack II : Snack II : Snack - Snack II : Snack II : Snack
10.00 - Teh manis - Susu
SIANG - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur
JAM - Bandeng presto grg - Bandeng presto grg - Pepes kakap - Ikan gurami bakar - Ikan lele goreng - Pepes bandeng
12.00 - Pepes kakap - Tempe bacem - Tempe bacem - Pepes Ayam - Tempe goreng - Tempe bacem
- Tempe bacem - Sayur asem (kacang - Sayur asem (kacang - Tempe goreng - Sayur bening - Sayur bening
- Sayur asem (kacang panjang + jipang panjang + jipang rajang - Sayur bening (bayam + gambas) (bayam + gambas)
panjang + jipang) - Buah - Buah (bayam + gambas) - Buah - Buah
- Buah - Air putih - Air putih - Buah - Air putih - Air putih
- Air putih
- Air putih
34
SNACK - VIP : Snack - - - VIP : Snack - -
16.00
SORE - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur
JAM - Telur dadar - Telur dadar - Telur dadar - Telur ceplok - Telur ceplok - Bola daging grg telur
16.30 - Ayam bacem - Rolade tahu - Rolade tahu - Bola daging grg telur - Tahu bacem - Tahu bacem
- Rolade tahu - Asem2 buncis + - Asem2 buncis + - Tahu bacem - Sayur lodeh (nangka - Sayur lodeh (jipang
- Asem2 buncis + Wortel wortel serut - Sayur lodeh (nangka muda + kcg panjang) rajang + kcg panjang)
wortel - Teh manis - Teh manis muda + kcg panjang) - Teh manis - Teh manis
- Buah - Buah
- Teh manis - Teh manis
35
SIKLUS MENU 10 HARI TAHUN 2013
INSTALASI GIZI RSUD KOTA SEMARANG
WAKTUMENU III MENU IV
VIP + IA + IB II + III ANAK 9 - 12 BLN VIP + IA + IB II + III ANAK 9 - 12 BLN
PAGI - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur
JAM - Bistik galantin daging - Bistik galantin daging - Bistik galantin daging - Semur ayam - Semur telur - Semur telur
07.00 - Bistik telur - Setup buncis+wortel - Sup (buncis + wortel - Semur tahu - Tumis jipang + - Sup wortel serut +
- Setup buncis+wortel - Teh manis serut) - Tumis jipang+kacang kacang panjang jipang rajang
- Teh manis - Teh manis Panjang - Teh manis - Teh manis
- VIP : buah - Teh manis - VIP : buah
SNACK - Snack II : Snack II : Snack - Snack II : Snack II : Snack
10.00 - Sirup - Teh manis
SIANG - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur
JAM - Ayam kentucky - Ayam Kentucky - Gadon daging - Udang goreng tepung - Ikan lele goreng - Pepes kakap
12.00 - Gadon daging - Tempe bacem - Tempe bacem - Pepes kakap - Tempe mendoan - Tempe bacem
- Tempe bacem - Sop (Brokoli, wortel, - Sop (Brokoli, wortel - Tempe mendoan - Sayur asem (kacang - Sayur asem (jipang
- Sop (Brokoli, wortel kol) serut + kol) - Sayur asem (kacang panjang + jipang) rajang+kcg panjang)
kol) - Buah - Buah panjang + jipang) - Buah - Buah
- Buah - Air putih - Air putih - Buah - Air putih - Air putih
- Air putih - Air putih
SNACK - VIP : Snack - - - VIP : Snack - -
16.00
36
SORE - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur
JAM - Telur dadar - Telur dadar - Telur dadar - Bola daging grg telur - Bola daging grg telur - Bola daging grg telur
16.30 - Bandeng presto - Tahu bacem - Tahu bacem - Telur ceplok - Tahu bacem - Tahu bacem
- Tahu bacem - Sayur lodeh (kacang - Sayur lodeh (kacang - Tahu bacem - Bobor kangkung + - Bobor kangkung +
- Sayur lodeh (kacang pjg+terong+jipang) panjang+jipang rajang) - Bobor kangkung + labu siam labu siam
pjg+terong+jipang) - Teh manis - Teh manis labu siam - Teh manis - Teh manis
- Buah - Buah
- Teh manis - Teh manis
SIKLUS MENU 10 HARI TAHUN 2013
37
INSTALASI GIZI RSUD KOTA SEMARANG
WAKTUMENU V MENU VI
VIP + IA + IB II + III ANAK 9 - 12 BLN VIP + IA + IB II + III ANAK 9 - 12 BLN
PAGI - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur
JAM - Galantin asam mns - Galantin asam mns - Galantin asem mns - Telur bacem - Telur bacem - Telur bacem
07.00 - Tahu goreng - Sup sawi hijau + - Sup sawi hijau + - Tahu goreng - Kare buncis+wortel - Kare buncis+wortel
- Sup sawi hijau + kembang tahu kembang tahu - Kare buncis+wortel - Teh manis serut
kembang tahu - Teh manis - Teh manis - Teh manis - Teh manis
- Teh manis - VIP : buah - VIP : buah
SNACK - Snack II : Snack II : Snack - Snack II : Snack II : Snack
10.00 - Susu - Sirup
SIANG - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur
JAM - Bandeng presto grg - Bandeng presto grg - Gadon daging - Ayam kentucky - Ayam kentucky - Telur puyuh bacem
12.00 - Gadon daging - Tempe bacem - Tempe bacem - Telur puyuh bacem - Tahu bacem - Tahu bacem
- Tempe bacem - Bobor bayam+jipang - Bobor bayam+jipang - Tahu bacem - Cap jay kuah (wortel+ - Cap jay kuah (wortel se
- Bobor bayam+jipang - Buah - Buah - Cap jay kuah (wortel+ kemb kol+sawi sdk) rut, kemb kol,sawi sdk)
- Buah - Air putih - Air putih kemb kol+sawi sdk) - Buah - Buah
- Air putih - Buah - Air putih - Air putih
- Air putih
SNACK - VIP : Snack - - - VIP : Snack - -
16.00
SORE - Nasi / bubur
- Nasi / bubur
- Bubur - Nasi / bubur
- Nasi / bubur
- Bubur
38
JAM - Telur ceplok - Telur ceplok - Telur ceplok - Nugget ayam - Nugget ayam - Nugget ayam
16.30 - Ayam goreng - Rolade tahu - Rolade tahu - Telur dadar - Tempe goreng - Tempe bacem
- Rolade tahu - Sambal grg jipang + - Sambal grg jipang + - Tempe goreng - Asem2 buncis+ tahu - Asem2 buncis+ tahu
- Sambal grg jipang + kacang panjang kacang panjang - Asem2 buncis+ tahu - Teh manis - Teh manis
kacang panjang - Teh manis - Teh manis - Buah
- Buah - Teh manis
- Teh manis
39
SIKLUS MENU 10 HARI TAHUN 2013
INSTALASI GIZI RSUD KOTA SEMARANG
WAKTUMENU VII MENU VIII
VIP + IA + IB II + III ANAK 9 - 12 BLN VIP + IA + IB II + III ANAK 9 - 12 BLN
PAGI - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur
JAM - Bola daging grg telur - Bola daging grg telur - Bola daging grg telur - Telur bacem - Telur bacem - Telur bacem
07.00 - Tahu goreng - Sup (makroni + - Sup (makroni + - Tahu goreng - Kare kcg panjang + - Kare kcg panjang +
- Sup (makroni + + buncis + wortel) + buncis + wortel) - Kare kcg panjang + jipang rajang) jipang rajang)
+ buncis + wortel) - Teh manis - Teh manis jipang rajang) - Teh manis - Teh manis
- Teh manis - Teh manis - VIP : buah - VIP : buah
SNACK - Snack II : Snack II : Snack - Snack II : Snack II : Snack
10.00 - Teh manis - Susu
SIANG - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur
JAM - Gurami asam manis - Ikan lele goring - Ikan lele goreng - Ayam kentucky - Ayam kentucky - Gadon daging
12.00 - Tempe mendoan - Tempe mendoan - Tempe bacem - Gadon daging - Tempe bacem - Tempe bacem
- Bakwan jagung - Sayur asem (kacang - Bening bayam+wortel - Tempe bacem - Sup (kemb kol + - Sup (kemb kol +
- Sayur asem (kacang panjang + jipang) Serut - Sup (kemb kol + wortel + gambas) wortel + gambas)
panjang + jipang) - Buah - Buah wortel + gambas) - Buah - Buah
- Buah - Air putih - Air putih - Buah - Air putih - Air putih
- Air putih - Air putih
SNACK - VIP : Snack - - - VIP : Snack - -
16.00
40
SORE - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur
JAM - Gulai telur - Gulai telur - Gulai telur - Bandeng presto grg - Bandeng presto grg - Bandeng presto grg
16.30 - Gulai ayam - Gulai tahu - Gulai tahu - Ayam goreng - Tahu goreng - Tahu goreng
- Gulai tahu - Cap jay grg (wortel + - Cap jay grg (wortel + - Tahu goreng - Sayur lodeh (jipang+ - Sayur lodeh (jipang+
- Cap jay grg (wortel + kemb kol + sawi sdk) kemb kol + sawi sdk) - Sayur lodeh (jipang+ kcg panjang + terong) kcg panjang)
kemb kol + sawi sdk) - Teh manis - Teh manis kcg panjang + terong) - Teh manis - Teh manis
- Buah - Buah
- Teh manis - Teh manis
SIKLUS MENU 10 HARI TAHUN 2013
41
INSTALASI GIZI RSUD KOTA SEMARANG
WAKTUMENU IX MENU X
VIP + IA + IB II + III ANAK 9 - 12 BLN VIP + IA + IB II + III ANAK 9 - 12 BLN
PAGI - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur
JAM - Semur galantin dgg - Semur galantin dgg - Semur galantin dgg - Nugget ayam - Nugget ayam - Nugget ayam
07.00 - Bacem tempe - Asem-asem buncis - Asem-asem buncis - tahu goring - Sup (wortel+buncis - Sup (wortel serut +
- Asem-asem buncis + tahu + wortel serut - Sup (wortel+buncis + kemb jamur) +buncis+ kemb jamur)
+ tahu - Teh manis - Teh manis + kemb jamur) - Teh manis - Teh manis
- Teh manis - Teh manis - VIP : buah - VIP : buah
SNACK - Snack II : Snack II : Snack - Snack II : Snack II : Snack
10.00 - Sirup - Teh manis
SIANG - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur
JAM - Udang goreng tepung - Ikan lele goring - Pepes kakap - Opor ayam - Opor ayam - Opor telur cetak
12.00 - Pepes kakap - Tahu bacem - Tahu bacem - Opor telur cetak - Opor tahu - Opor tahu
- Tahu bacem - Bening bayam + - Bening bayam+wortel - Opor tahu - Oseng kcg panjang+ - Oseng kcg panjang+
- Bening bayam + Wortel Serut - Oseng kcg panjang+ wortel + taoge wortel serut + taoge
wortel - Buah - Buah wortel + taoge - Buah - Buah
- Buah - Air putih - Air putih - Buah - Air putih - Air putih
- Air putih - Air putih
SNACK - VIP : Snack - - - VIP : Snack - -
16.00
SORE - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur
- Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur
JAM - Telur ceplok - Telur ceplok - Telur ceplok - Telur dadar - Telur dadar - Telur dadar
42
16.30 - Daging bacem - Tempe goring - Tempe bacem - Bandeng presto grg - Tempe goreng - Tempe bacem
- Tempe goreng - Sambel goreng buncis - Sambel goreng buncis - Tempe goreng - Sayur lodeh (jipang+ - Sayur lodeh (jipang rjg
- Sambel goreng buncis + jipang Rajang + jipang rajang - Sayur lodeh (jipang+ kcg panjang) + kcg panjang)
+ jipang rajang - Teh manis - Teh manis kcg panjang) - Teh manis - Teh manis
- Buah - Buah
- Teh manis - Teh manis
SIKLUS MENU 10 HARI TAHUN 2013
43
INSTALASI GIZI RSUD KOTA SEMARANG
WAKTUMENU 31
VIP + IA + IB II + III ANAK 9 - 12 BLN
PAGI - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur
JAM - Galantin ayam grg telur - Galantin ayam grg telur - Galantin ayam grg telur
07.00 - Tempe goreng - Cap jay kuah (wortel+ - Cap jay kuah (wortel+
- Cap jay kuah (wortel+ kemb kol+sawi hijau) kemb kol+sawi hijau)
kemb kol+sawi hijau) - Teh manis - Teh manis
- Teh manis - VIP : buah
SNACK - Snack II : Snack II : Snack
10.00 - Sirup
SIANG - Nasi / bubur - Nasi / bubur - Bubur
JAM - Udang grg tepung - Ikan lele - Gadon daging
12.00 - Gadon daging - Tempe bacem - Tempe bacem
- Tempe bacem - Bobor kangkung + - Bobor kangkung +
- Bobor kangkung + Jipang jipang
jipang - Buah - Buah
- Buah - Air putih - Air putih
- Air putih
SNACK - VIP : Snack - -
16.00
SORE - Nasi / bubur
- Nasi / bubur
- Bubur
JAM - Telur bacem - Telur bacem - Telur bacem
44
16.30 - Ayam bacem - Tahu goring - Tahu bacem
- Tahu goreng - Gulai nangka + kol - Gulai kacang panjang
- Gulai nangka + kol + kacang panjang + jipang rajang
+ kacang panjang - Teh manis - Teh manis
- Buah
- Teh manis
45
Lampiran 2. Foto wawancara dengan orang tua pasien
46
Recommended