View
82
Download
6
Category
Preview:
DESCRIPTION
Pengertian Al-Quran, a
Citation preview
BAB I
Pendahuluan
I. Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur’ān adalah kitab suci agama Islam. Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an merupakan puncak dan penutup wahyu Allah yang diperuntukkan bagi manusia, dan bagian dari rukun iman, yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, melalui perantaraan Malaikat Jibril. Dan sebagai wahyu pertama yang diterima oleh Rasulullah SAW adalah sebagaimana yang terdapat dalam surat Al-'Alaq ayat 1-5.
Ditinjau dari segi kebahasaan, Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yang berarti "bacaan" atau "sesuatu yang dibaca berulang-ulang". Kata Al-Qur’an adalah bentuk kata benda (masdar) dari kata kerja qara'a yang artinya membaca. Konsep pemakaian kata ini dapat juga dijumpai pada salah satu surat Al-Qur'an sendiri yakni pada ayat 17 dan 18 Surah Al-Qiyamah yang artinya:
“Sesungguhnya mengumpulkan Al-Qur’an (di dalam dadamu) dan (menetapkan)
bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan Kami. (Karena itu,) jika Kami telah
membacakannya, hendaklah kamu ikuti {amalkan} bacaannya”.(75:17-75:18)
Dr. Subhi Al Salih mendefinisikan Al-Qur'an sebagai berikut:
“Kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf serta diriwayatkan dengan mutawatir, membacanya termasuk ibadah”.
Adapun Muhammad Ali ash-Shabuni mendefinisikan Al-Qur'an sebagai berikut:
"Al-Qur'an adalah firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraanMalaikat Jibril a.s. dan ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya merupakan ibadah, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas"
Dengan definisi tersebut di atas sebagaimana dipercayai Muslim, firman Allah yang diturunkan kepada Nabi selain Nabi Muhammad SAW, tidak dinamakan Al-Qur’an seperti Kitab Taurat yang diturunkan kepada umat Nabi Musa AS atau Kitab Injil yang diturunkan kepada umat Nabi Isa AS. Demikian pula firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang membacanya tidak dianggap sebagai ibadah, seperti Hadits Qudsi, tidak termasuk Al-Qur’an.
Nama-nama lain Al-Qur’an
Dalam Al-Qur'an sendiri terdapat beberapa ayat yang menyertakan nama lain yang digunakan untuk merujuk kepada Al-Qur'an itu sendiri. Berikut adalah nama-nama tersebut dan ayat yang mencantumkannya:
Al-Kitab QS(2:2),QS (44:2)
Al-Furqan (pembeda benar salah): QS(25:1)
Adz-Dzikr (pemberi peringatan): QS(15:9)
Al-Mau'idhah (pelajaran/nasihat): QS(10:57)
Al-Hukm (peraturan/hukum): QS(13:37)
Al-Hikmah (kebijaksanaan): QS(17:39)
Asy-Syifa' (obat/penyembuh): QS(10:57), QS(17:82)
Al-Huda (petunjuk): QS(72:13), QS(9:33)
At-Tanzil (yang diturunkan): QS(26:192)
Ar-Rahmat (karunia): QS(27:77)
Ar-Ruh (ruh): QS(42:52)
Al-Bayan (penerang): QS(3:138)
Al-Kalam (ucapan/firman): QS(9:6)
Al-Busyra (kabar gembira): QS(16:102)
An-Nur (cahaya): QS(4:174)
Al-Basha'ir (pedoman): QS(45:20)
Al-Balagh (penyampaian/kabar) QS(14:52)
Al-Qaul (perkataan/ucapan) QS(28:51)
Struktur pembagian Al-Qur’an
Surat, ayat dan ruku'
Al-Qur'an terdiri atas 114 bagian yang dikenal dengan nama surah (surat) dan 6236 ayat. Setiap surat akan terdiri atas beberapa ayat, di mana surat terpanjang dengan 286 ayat adalah surat Al Baqarah dan yang terpendek hanya memiliki 3 ayat yakni surat Al Kautsar, An-Nasr dan Al-‘Așr. Surat-surat yang panjang terbagi lagi atas sub bagian lagi yang disebut ruku' yang membahas tema atau topik tertentu.
No Nama Surat Jumlah Ayat Total
1 Al-Fatihah 7 7
2 Al-Baqarah 286 293
3 Ali-Imran 200 493
4 An-Nisaa’ 176 669
5 Al-Maidah 120 789
6 Al-An’am 165 954
7 Al-a’raf 206 1160
8 Al-Anfal 75 1235
9 At-Taubah 129 1364
10 Yunus 109 1473
11 Hud 123 1596
12 Yusuf 111 1707
13 Ar-Ra’ad 43 1750
14 Ibrahim 52 1802
15 Al-Hijr 99 1901
16 An-Nahl 128 2029
17 Al-Israa’ 111 2140
18 Al-Kahfi 110 2250
19 Maryam 98 2348
20 Thaha 135 2483
21 Al-Anbiyaa’ 112 2595
22 Al-Hajj 78 2673
23 Al-Mu’minuun 118 2791
24 An-Nuur 64 2855
25 Al-Furqoon 77 2932
26 Asy-Syu’araa’ 227 3159
27 An-Naml 93 3252
28 Al-Qashash 88 3340
29 Al-Ankabuut 69 3409
30 Ar-Ruum 60 3469
31 Luqman 34 3503
32 As-Sajadah 30 3533
33 Al-Ahzab 73 3606
34 Saba’ 54 3660
35 Faathir 45 3705
36 Yaasiin 83 3788
37 Ash-Shaaffaat 182 3970
38 Shad 88 4058
39 Az-Zumar 75 4133
40 Al-Mu’min 85 4218
41 Fushshilat 54 4272
42 Asy-Syuura 53 4325
43 Az-Zukhruf 89 4414
44 Ad-Dukhan 59 4473
45 Al-Jaatsiyah 37 4510
46 Al-Ahqaaf 35 4545
47 Muhammad 38 4583
48 Al-Fath 29 4612
49 Al-Hujuraat 18 4630
50 Qaaf 45 4675
51 Adz-dzaariyaat 60 4735
52 Ath-Thuur 49 4784
53 An-Najm 62 4846
54 Al-Qamar 55 4901
55 Ar-Rahmaan 78 4979
56 Al-Waaqiah 96 5075
57 Al-Hadiid 29 5104
58 Al-Mujaadilah 22 5126
59 Al-Hasyr 24 5150
60 Al-Mumtahanah 13 5163
61 Ash-shaf 14 5177
62 Al-Jumu’ah 11 5188
63 Al-Munaafiquun 11 5199
64 At-taghaabun 18 5217
65 Ath-Thalaq 12 5229
66 At-Tahrim 12 5241
67 Al-Mulk 30 5271
68 Al-Qalam 52 5323
69 Al-Haaqqah 52 5375
70 Al-Ma’aarij 44 5419
71 Nuh 28 5447
72 Al-Jin 28 5475
73 Al-Muzammil 20 5495
74 Al-Muddatstsir 56 5551
75 Al-Qiyaamah 40 5591
76 Al-Insaan 31 5622
77 Al-Mursalaat 50 5672
78 An-Nabaa’ 40 5712
79 An-Naazi’aat 46 5758
80 ‘Abasa 42 5800
81 At-Takwiir 29 5829
82 Al-Infithaar 19 5848
83 Al-Muthaffifiin 36 5884
84 Al-Insyiqaaq 25 5909
85 Al-Buruuj 22 5931
86 Ath-Thaariq 17 5948
87 Al-A’laa 19 5967
88 Al-Ghaasyiyah 26 5993
89 Al-Fajr 30 6023
90 Al-Balad 20 6043
91 Asy-Syams 15 6058
92 Al-Lail 21 6079
93 Adh-Dhuha 11 6090
94 Al-Isyirah 8 6098
95 At-Tiin 8 6106
96 Al-‘Alaq 19 6125
97 Al-Qadr 5 6130
98 Al-Bayyinah 8 6138
99 Al-Zalzalah 8 6146
100 Al-‘Adiyaat 11 6157
101 Al-Qaari’ah 11 6168
102 At-Takaatsur 8 6176
103 Al-‘Ashr 3 6179
104 Al-Humazah 9 6188
105 Al-Fiil 5 6193
106 Qurasy 4 6197
107 Al-Maa’uun 7 6204
108 Al-Kautsar 3 6207
109 Al-Kaafiruun 6 6213
110 An-Nashr 3 6216
111 Al-Lahab 5 6221
112 Al-Ikhlash 4 6225
113 Al-Falaq 5 6230
114 An-Naas 6 6236
Makkiyah dan Madaniyah
Sedangkan menurut tempat diturunkannya, setiap surat dapat dibagi atas surat-surat Makkiyah (surat Mekkah) dan Madaniyah (surat Madinah). Pembagian ini berdasarkan tempat dan waktu penurunan surat dan ayat tertentu di mana surat-surat yang turun sebelum Rasulullah SAW hijrah keMadinah digolongkan surat Makkiyah sedangkan setelahnya tergolong surat Madaniyah.
Surat yang turun di Makkah pada umumnya suratnya pendek-pendek, menyangkut prinsip-prinsip keimanan dan akhlaq, panggilannya ditujukan kepada manusia. Sedangkan yang turun di Madinah pada umumnya suratnya panjang-panjang, menyangkut peraturan-peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan Tuhan atau seseorang dengan lainnya (syari'ah). Pembagian berdasar fase sebelum dan sesudah hijrah ini lebih tepat, sebab ada surat Madaniyah yang turun di Mekkah.
Masa turun Alqur’an dibagi menjadi 2 tahap yang masing-masingnya mempunyai corak sendiri.
Pertama, masa nabi bermukim di Makkah selama 12 tahun 5 bulan 13 hari, dari 17 Ramadhan tahun 41 dari milad hingga awal Rabiul Awal tahun 54 dari milad Nabi.
Seluruh surat yang turun di Makkah itu dinamakan Makkiyah.
Kedua, yang diturunkan sesudah hijrah, yaitu selama 9 tahun 9 bulan 9 hari, dari permulaan Rabiul Awal tahun 54 dari milad Nabi sampai 9 Dzulhijjah tahun 63 dari milad Nabi, atau tahun 10 H.
Semua yang turun di Madinah dinamakan Madaniyah.
A. Jumlah surat Al-Qur’an yang turun di Makkah dan Madinah
Para ahli tafsir tidak sependapat dalam menetapkan jumlah surat yang turun di Madinah. Bahkan mereka berselisih pendapat pula dalam menentukan surat-surat Makkiyah dan surat-surat Madaniyah.
Al-Khudhary dalam kitab Tarikh Tasyri’ menetapkan bahwa jumlah Al-Qur’an yang turun di Makkah sejumlah 19/30 dan yang turun di Madinah sejumlah 11/30. Surat-surat yang turun di Makkah sejumlah 91 dan yang turun di Madinah sejumlah 23.
Apabila kita periksa dalam mushaf dan kita perhatikan keterangan-keterangan yang terdapat di permulaan tiap-tiap surat, nyata bahwa surat yang turun di Makkah berjumlah 86 dan yang turun di Madinah berjumlah 28.
Surat-surat Makkiyah menurut tertib turunnya
Dibawah ini dipaparkan surat-surat Makkiyah menurut tertib turunnya berdasarkan keterangan sebagian ulama.
1. Al-‘Alaq2. Al-Qalam 33. Al-Mursalat3. Al-Muzammil 34. Qaf4. Al-Mudatsir 35. Al-Balad5. Al-Fatihah 36. Ath-Thariq6. Al-Masad (Al-Lahab) 37. Al-Qomar7. At-Takwir 38. Shad8. Al-A’la 39. Al-A’raf9. Al-Lail 40. Al-Jin10. Al-Fajr 41. Yasin11. Ad-dhuha 42. Al-Furqon12. Al-Insyiroh 43. Fatir13. Al-Ashr 44. Maryam14. Al-Adiyat 45. Thaha15. Al-Kautsar 46. Al-Waqi’ah16. At-Takatsur 47. Asy-Syu’aro17. Al-Ma’un 48. An-Naml18. Al-Kafirun 49. Al-Qashash19. Al-Fil 50. Al-Isra’20. Al-Falaq 51. Yunus21. An-Nas 52. Hud22. Al-Ikhlas 53. Yusuf23. An-Najm 54. Al-Hijr24. Abasa 55. Al-An’am25. Al-Qadar 56. Ash-Shaffat26. Asy-Syams 57. Luqman27. Al-Buruj 58. Az-zumar28. At-Tin 59. Saba29. Al-Quraisy 60. Ghafir30. Al-Qoriah 61. Fushilat31. Al-Qiyamah 62. Asy-Syura32. Al-Humazah 63. Ad-Dukhan
64. Az-Zukhruf 76. Ath-Thur
65. Al-Jatsiah 77. Al-Mulk
66. Al-Ahqaf 78. Al-Haqqah
67. Ad-DZariat 79. Al-Ma’arij
68. Al-Ghasyiah 80. An-Naba
69. Al-Kahf 81. An-Nazi’at
70. An-Nahl 82. Al-Infithar
71. Nuh 83. Al-Insyiqaq
72. Ibrahim 84. Ar-Rum
73. Al-Anbiya’ 85. Al-Ankabut
74. Al-Mu’minun 86. Al-Muthaffifin
75. As-Sajadah
Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa surat Al-Muthaffifin itulah surat yang teraakhir turun di Makkah.
Menurut Al-Khudary, selain surat-surat yang telah tersebut diatas ada juga surat-surat yang termasuk golongan Makkiyah, diantaranya:
87. Az-Zalzalah 90. Al-Insan
88. Ar-Ra’d 91. Al-Bayyinah
89. Ar-Rahman
Surat-surat yang 5 tersebut ada sebagian ulama yang nenasukkannya ke dalam Madaniyah.
Surat-surat Madaniyah menurut tertib turunnya yaitu:
1. Al-baqarah 13. Al-Munafiqun2. Al-Anfal 14. Al-Mujadalah3. Ali Imran 15. Al-Hujurat4. Al-Ahzab 16. At-Tahrim5. Al-Mumtahanah 17. At-Taghabun6. An-Nisa’ 18. Ash-Shaf7. Al-Hadid 19. Al-Jumuah8. Muhammad 20. Al-Fath9. Ath-Thalaq 21. Al-Maidah10. Al-Hasyr 22. At-Taubah11. An-Nur 23. An-Nashr12. Al-Hajj
Juz dan manzil
Dalam skema pembagian lain, Al-Qur'an juga terbagi menjadi 30 bagian dengan panjang sama yang dikenal dengan nama juz. Pembagian ini untuk memudahkan mereka yang ingin menuntaskan bacaan Al-Qur'an dalam 30 hari (satu bulan). Pembagian lain yakni manzil memecah Al-Qur'an menjadi 7 bagian dengan tujuan penyelesaian bacaan dalam 7 hari (satu minggu). Kedua jenis pembagian ini tidak memiliki hubungan dengan pembagian subyek bahasan tertentu.
Menurut ukuran surat
Kemudian dari segi panjang-pendeknya, surat-surat yang ada di dalam Al-Qur’an terbagi menjadi empat bagian, yaitu :
As Sab’uththiwaal (tujuh surat yang panjang). Yaitu Surat Al-Baqarah, Ali Imran, An-Nisaa’, Al-A’raaf, Al-An’aam, Al Maa-idah dan Yunus
Al Miuun (seratus ayat lebih), seperti Hud, Yusuf, Mu'min dan sebagainya
Al Matsaani (kurang sedikit dari seratus ayat), seperti Al-Anfaal, Al-Hijr dan sebagainya
Al Mufashshal (surat-surat pendek), seperti Adh-Dhuha, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas dan sebagainya
Sejarah Al-Qur’an Hingga menjadi Mushaf
Al-Qur'an memberikan dorongan yang besar untuk mempelajari sejarah dengan secara adil, objektif dan tidak memihak. Dengan demikian tradisi sains Islam sepenuhnya mengambil inspirasi dari Al-Qur'an, sehingga umat Muslim mampu membuat sistematika penulisan sejarah yang lebih mendekati landasan penanggalan astronomis.
Penurunan Al-Qur'an
Al-Qur'an tidak turun sekaligus. Al-Qur'an turun secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Oleh para ulama membagi masa turun ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu periode Mekkah dan periode Madinah. Periode Mekkah berlangsung selama 12 tahun masa kenabian RasulullahSAW dan surat-surat yang turun pada waktu ini tergolong surat Makkiyyah. Sedangkan periode Madinah yang dimulai sejak peristiwa hijrahberlangsung selama 10 tahun dan surat yang turun pada kurun waktu ini disebut surat Madaniyah.
Penulisan Al-Qur'an dan perkembangannya
Penulisan (pencatatan dalam bentuk teks) Al-Qur'an sudah dimulai sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Kemudian transformasinya menjadi teks yang dijumpai saat ini selesai dilakukan pada zaman khalifah Utsman bin Affan.
Pengumpulan Al-Qur'an pada masa Rasullulah SAW
Pada masa ketika Nabi Muhammad SAW masih hidup, terdapat beberapa orang yang ditunjuk untuk menuliskan Al Qur'an yakni Zaid bin Tsabit, Ali bin Abi Talib, Muawiyah bin Abu Sufyan dan Ubay bin Kaab. Sahabat yang lain juga kerap menuliskan wahyu tersebut walau tidak diperintahkan. Media penulisan yang digunakan saat itu berupa pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu, pelana, potongan tulang belulang binatang. Di samping itu banyak juga sahabat-sahabat langsung menghafalkan ayat-ayat Al-Qur'an setelah wahyu diturunkan.
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Al-Qur'an
II. Kondisi yang Membolehkan Memegang dan Membawa Al-Quran tanpa Wudhu
1. Kalangan Syafiiyyah berpendapat bolehnya memegang dan membawa Al-Qur’an meski
tanpa memakai wudhu bila memenuhi persyaratan berikut ini :
• Membawanya dalam sesuatu yang dapat menjaga Quran (dalam tas, koper dll. Dengan
ketentuan tidak niat membawa Quran secara langsung
• Tertulis pada mata uang baik Dinar atau dirham
• Tertulis untuk dalil penguat yang terdapat pada kitab-kitab ilmu pengetahuan baik ayat
yang tertulis sedikit ataupun banyak.
Sedang mengenai memegang dan membawa Tafsir Quran ditinjau dari banyak dan
sedikitnya tafsir Qurannya, bila uraian tafsirnya lebih banyak ketimbang alqurannya
boleh dipegang dan dibawa, bila lebih sedikit tidak boleh.
• Tertulis pada pakaian yang disulam seperti pada kelambu ka’bah
• Memegang dan membawanya untuk belajar
Maka diperkenankan bagi seorang wali memberi kesempatan pada anaknya memegang
dan membawa alQuran meskipun anaknya sudah menghafalnya.
Bila salah satu ketentuan ini tidak terpenuhi maka tidak diperkenankan memegang dan
membawa alQuran tanpa memakai wudhu meskipun hanya satu ayat dan dengan
penghalang (tidak memegangnya secara langsung).
2. Kalangan Malikiyyah berpendapat bolehnya memegang atau membawa baik secara
keseluruhan atau sebagian mushaf alQuran tanpa wudhu bila memenuhi ketentuan :
• Tertulis dengan selain bahasa arab
• Terukir dalam dinar, dirham atau hal-hal yang biasa dipergunakan untuk niaga karena
untuk menghindari adanya masyaqqat dan dosa sebab sulitnya menghindarinya
• Tersimpan dalam sesuatu yang terjaga
Sebagian kalangan ini berpendapat “Boleh membawa quran dalam sesuatu yang terjaga
bila hanya sebagian quran saja didalamnya namun bila kesemua yang terdapat dalam
quran tetap tidak boleh membawanya tanpa wudhu.
Dalam bolehnya membawa mushaf alQuran dalam sesuatu yang terjaga menurut
kalangan Malikiyyah di syaratkan :
=> Pembawanya Muslim
=> AlQurannya tertutup dengan sesuatu yang dapat mencegah dari kotoran.
• Pembawanya pengajar atau pelajar Quran
Boleh bagi mereka berdua membawa mushaf alQuran meski tanpa wudhu baik bagi yang
sudah mukallaf atau belum bahkan bagi wanita haid sekalipun.
alFiqh ‘alaa Madzaahib al-Arba’ah I/48
Aplikasi Software Al-Quran
Aplikasi Al-Quran yang terdapat pada HP atau PC tidak tegolong mushaf, sehingga boleh
menyentuhnya meski dalam keadaan hadats karena AlQuran yang ada dalam aplikasi tersebut
hanya berupa pancaran sinar tidak berbentuk lampiran dan tulisan.
Berikut Beberapa Pendapat Para Ulama Tentang Aplikasi Hp, CPU, Kaset Atau Piringan Hitam
Yang Berisikan Suara AlQuran :
1. SYEKH ABDUL QADIR AL-AHDAALI
Suara yang didengar dari piringan hitam atau kaset sama dengan suara alQuran yang didengar
dari jamadaat, maka tidak di hukumi alQuran (Kitab al-Anwaar al-Syuruuq fii Ahkaam as-
Shunduq Hal. 31), Syekh Abdul Qadiir al-Ahdaali membolehkan mendengarkan piringan hitam
dengan istilah laa ba’sa bihi (tidak ada masalah dengannya) beliau mendengarkan ini dengan
syairnya :
“Aku pernah ditanya tentang mendengarkan alat musik, maka aku jawab sesuai dengan
penelitian, yang demikian tidak mengapa”
2. SYEKH MUHAMMAD ALI AL-MALIKI
Merekam alQuran dalam kaset atau piringan hitam dalam menggunakan selanjutnya itu tidak
bisa lepas dari unsure menghina atau merendahkan martabat alQuran, karenanya merekam
alQuran dalam kaset atau piringan hitam sebagaimana yang maklum hukumnya haram, juga
mendengarkan alQuran dari padanya. (Kitab al-Anwaar al-Syuruuq fii Ahkaam as-Shunduq Hal.
31),
3. MENURUT PENDAPAT YANG TERPILIH DIKALANGAN MADZHAB HANAFIYAH
Kalangan Hanafiyah menyatakan : Mendengar ayat sajdah seperti burung beo, menurut pendapat
yang terpilih tidak wajib sujud karena bukan bacaan sebenarnya namun sekedar kicauan yang
tidak di mengerti. Pendapat yang lain menyatakan wajib bersujud karena orang yang
mendengarkan itu telah mendengarkan firman Allah SWT. Walaupun dari burung yang sedang
berkicau” (alFataawy as-Syar’iyyah I389)
Bila mengacu pada pendapat-pendapat ini, sudah tidak berdampak pahala pada pemilik suara
rekaman bahkan menurut Imam Ali alMaliki haram merekamnya.
Wallahu a’lamu bis showaab
Sumber : http://www.as-salafiyyah.com/2011/08/kondisi-yang-membolehkan-memegang-
dan_03.html?m=0
Adab Membaca Al-Qur’an
Sedih rasanya ketika melihat beberapa orang yang ikut sebuah pengajian dengan agenda
membaca surat Yasin atau yang lain, lalu Al-Qu’ran atau buku saku kecil yang di dalamnya
terdapat surat Yasin tersebut diletakkan di bawah sejajar dengan telapak kaki. Padahal itu adalah
ayat-ayat suci yang sangat diagungkan oleh Rasulullah SAW dan seluruh umat islam.
Dan nampaknya kebiasaan tidak menghormati kitab Al-Qur’an seperti itu banyak terjadi di
beberapa majlis pengajian yang saya datangi. Padahal kalau orang-orang tua kita dulu di
kampung mengajarkan, al-Qur’an itu minimal di atas perut. Kalau perlu di atas kepala. Jadi tidak
sama dengan membawa buku biasa.
Karena itu perlu diketahui adab-adab membaca Al-Qur’an, agar al-Qur’an memberi bekas ke
dalam hati kita. Dan berikut adalah adab membaca al-Quran dari kitab At-Tibyan fi Adab
Hamalat al-Quran oleh al-Imam an-Nawawi :
1. Berniat ikhlas kerana Allah SWT.
2. Menggosok gigi atau bersiwak sebelum membaca al-Quran.
3. membaca dalam keadaan berwudhu.
4. Mengadap ke arah kiblat.
5. Mulai dengan at-Ta’awwuz.
6. Membaca al-Quran dari Mushaf lebih utama dari membaca tanpa melihat. Walaupun begitu bagi
yang ingin menghafalnya, dianjurkan membaca tanpa melihat.
7. Membaca dengan suara yang merdu dan kuat agar dapat dihayati oleh diri sendiri dan orang lain.
Al-Imam al-Ghazali menyatakan, jika kita bimbang akan timbul riak dalam hati, maka membaca
secara perlahan itu lebih utama. Sebaliknya jika dapat menjaga dari timbulnya penyakit tersebut,
maka dianjurkan membaca dengan suara yang nyaring – Ihya’ Ulumiddin.
8. Membaca dengan perhatian dan memahami ayat-ayat yang dibacakan.
9. Membaca dengan tadabbur dan menangis. Diantara adab-adab tadabbur itu ialah memelankan
suara apabila sampai pada ayat yang menyentuh mengenai sifat Allah SWT menurut tafsiran
orang kafir. Sebagai contoh orang Yahudi mengatakan Nabi Uzair anak Allah SWT seperti yang
disebutkan Allah dalam surah at-Taubah ayat 30. Contoh yang lain ialah persepsi mereka bahwa
Allah SWT tidak mampu memberikan rezeki kepada hamba-Nya seperti yang difirmankan dalam
ayat 64 surah al-Maidah.
10. Memuliakan al-Quran. Kita dilarang membaca al-Quran sambil ketawa ataupun sambil berbicara
melainkan mengenai sesuatu yang amat penting.
11. Membaca ayat dan surah mengikut susunannya dalam urutan al-Quran, yang dulu didahulukan
dan akhir diakhirkan.
12. Mengamalkan ajaran al-Quran itu.
13. Sentiasa membaca al-Quran terutama pada waktu pagi kerana Nabi SAW mendoakan keberkatan
waktu itu. Diriwayatkan dalam al-Mustadrak oleh al-Hakim dari Abu Hurairah RA bahawa Nabi
SAW bersabda yang bermaksud: “barang siapa yang membaca 10 ayat, maka dia tidak akan
tergolong dari kalangan orang yang lalai.” – (2085, hadis sahih menurut syarat Muslim)
14. Berusaha menghafal ayat al-Quran dan mengulang-ulang ayat itu supaya sentiasa mengingatnya.
15. Meletakkan target untuk mengkhatamkan al-Quran itu.
16. Memanjatkan doa ketika khatam atau selesai membaca al-Quran karena waktu itu adalah
diantara waktu mustajab doa.
17. Dilarang membaca al-Quran di tempat yang tidak sewajarnya seperti di dalam WC.
18. Mencium al-Quran karena dikiaskan dengan mencium Hajar al-Aswad
19. Memberi wangi-wangian pada al-Quran sebagaimana meletakkan wewangian pada Hajar al-
Aswad.
20. Meletakkan al-Quran di tempat yang tinggi.
21. Berusaha untuk menghayati isi kandungan al-Quran hingga membuatnya menangis atau
menitiskan air mata.
22. Tidak memberi salam kepada seseorang yang sedang membaca al-Quran.
Itulah beberapa adab membaca al-Qur'an yang harus kita jaga, agar amalan kita membaca al-
Qur'an tersebut menjadi lebih sempurna.
Sumber : http://berkah2013.blogspot.com/2013/04/penting-adab-membaca-al-quran-yang.html
Recommended