View
796
Download
21
Category
Preview:
DESCRIPTION
Citation preview
KULTUR JARINGAN
Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara
vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara
mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-
bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur
tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat
memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap.
Contoh Tanaman Kultur Jaringan
I. Kelompok Tumbuhan Hias
1. Kenanga
2. cendana
3. ubi gondola
4. ubi duren
5. cempaka
6. adenium merah
7. krisan
8. zaitun
9. kembang sungsang
10. baby pink banana
11. waru hias thai
12. melo badak
13. cocor bebek
14. sansivera G
15. sansivera
16. draicena
17. plumeria
18. kabebuya
19. zamio curcas
20. mandevila
21. keladi merah
22. jagung hitam
23. nepenthes
24. cucarowo
II. Kelompok Pohon
1. Jelutung
2. Labu
3. Pulai
4. Jabon putih
5. Merbau
6. Eboni
7. Gaharu Aquilaria chrasna
8. Gaharu Aquilatia malacensis
9. Gaharu Girinop
10. Jati muna
11. Jati Solomon
12. Sengon Solomon
13. Sengon merah
14. Cemara balon
15. Cendana
16. Adensonia baubab
17. Kabebuya
18. Plumeria
III. Kelompok Buah-buahan
1. Nanas bogor
2. Jeruk
3. pear merah
4. apel merah
5. leci
6. melon
7. papaya
8. jeruk bali
9. pisang
IV. Kelompok Tumbuhan Obat
1. binahong
2. saga
3. tapak liman
4. zodiac
5. zaitun
6. alfalfa
7. buah makasar
8. kemukus
9. sanrego
10. oyong
11. jarak
12. sirih merah
13. ginseng
14. pule pandak
IV. Kelompok Hortikultura
1. kentang
2. pisang
3. nanas bogor
4. ubi duren
5. ubi gondola
6. singkong MS1
7. singkong MS2
8. pear merah
9. apel merah
10. oyong
11. melon
12. papaya
13. ginseng
14. jeruk bali
Persyaratan Ruangan di Labor Kultur jaringan
1. Organisasi Dalam Laboratorium Kultur Jaringan
Di setiap laboratorium dimana teknik kultur jaringan digunakan harus mempunyai
sejumlah fasilitas yang mencakup al.:
- Ruang pencucian
- Ruang persiapan media, sterilisasi dan penyimpanan
- Ruang transfer aseptik
- Ruang kultur atau inkubator yang lingkungannya terkontrol
- Ruang pengamatan dan koleksi data Diagram laboratorium kultur jaringan dapat
dilihat pada gambar B-2.1.
a. Ruang Pencucian
Ruang pencucian harus mempunyai bak cuci, meja kerja yang terbuat dari bahan yang
tahan terhadap asam dan basa, rak pengering dan mempunyai saluran untuk air
demineralisasi atau destilasi, ruang untuk tempat oven pengering, alat/mesin pencuci
dan pengering, serta rak atau lemari penyimpanan alat.
b. Ruang Persiapan Media
Di dalam ruang persiapan media harus tersedia tempat untuk penyimpanan bahan-
bahan kimia, gelas kultur dan penutupnya, dan peralatan gelas yang diperlukan untuk
pembuatan media. Meja yang kokoh atau ”bench” untuk penyimpanan ”hot plate
magnetic stirrer”, pH meter, timbangan, dan dispenser harus tersedia. Peralatan lain
yang biasanya ada di ruang persiapan dan pembuatan media antara lain alat vaccum,
distiling unit, bunsen, refrigerator (kulkas) dan freezer untuk penyimpanan larutan stok
dan bahan kimia, mikrowave, kompor gas, oven dan autoclave untuk sterilisasi mdia,
peralatan gelas dan peralatan lain. Didalam pembuatan media kultur, bahan-bahan
kimia yang digunakan harus yang bertaraf analitik dan penimbangannya harus baik dan
benar. Agar lebih akurat, dalam pembuatan media harus dilakukan tahap demi tahap
dan bahan-bahan yang digunakan harus di ”checklist”. Air yang digunakan dalam
pembuatan media harus berkualitas tinggi yang mempunyai tingkat kemurnian yang
tinggi. Air ledeng atau sumur tidak digunakan untuk pembuatan media karena
mengandung kation-kation (amonium, kalsium, besi, magnesium natrium, dll.), anion-
anion (bikarbonat, klorida, flourida, fosfat, dll.), mikroorganisme (algae, jamur, bakteri),
gas-gas (oksigen, CO2, nitrogen) dan bahan-bahan lain (minyak, bahan organik dll.). Air
yang digunakan dalam kultur jaringan harus mempunyai standar type II (minimum)
yaitu bebas pirogen, gas, dan bahan organik dan mempunyai konduktivitas elektrik
kurang dari 1.0 µmho/cm. gambar Metoda yang paling umum untuk pemurnian air
standar type II adalah dengan deionosasi yang diikuti dengan satu atau dua destilasi
gelas. Deionisasi menghilangkan dari bahan yang bersifat ionik dan proses destilasi
menghilangkan molekul-molekul organik, mikroorganisme dan pirogen. Metode-
metode lain yang dapat digunakan untuk mendapatkan air murni type II adalah
(1) penyaringan dengan cara absorpsi, dengan menggunakan karbon aktif untuk
menghilangkan kontaminan organik dan bebas klorine;
(2) penyaringan dengan membran, yang menghilangkan bahan-bahan partikulat dan
kontaminasi oleh bakteri; dan
(3) reverse osmosis, yang menghilangkan sekitar 99% bakteri, bahan organik dan
bahan partikulat.
c. Ruang Transfer
Teknik kultur jaringan dapat berlangsung dengan sukses apabila dilakukan dibawah
kondisi laboratorium yang sangat bersih. Oleh karena itu pemindahan atau transfer
biakan dikerjakan dalam ruang transfer steril atau laminar air flow. Laminar air flow
yang digunakan dalam kultur jaringan tanaman adalah tipe horizontal dan dirancang
dengan mempunyai ruangan yang bebas dari partikel debu yang halus dan dilengkapi
dengan sinar ultra violet (UV) serta unit penyaring udara. Penyaring udara harus
mempunyai filter udara dengan efisiensi tinggi atau ”high-efficiency particulate air
(HEPA filter). HEPA filter harus mempunyai pori sekitar 0.3 µm dengan efisiensi kerja
berkisar 99.97 – 99.99%. Semua permukaan ruang kerja dalam laminar harus dirancang
dan mempunyai konstruksi sedemikian rupa sehingga debu dan mikroorganisme tidak
dapat berakumulasi dan permukaan tempat kerja dapat mudah dibersihkan dan
diidisinfeksi.
d. Ruang Kultur
Semua jenis kultur harus disimpan dalam tempat yang terkontrol baik temperatur,
sirkulasi udara, kelmbaban maupun kualitas dan lamanya cahaya. Faktor-faktor
lingkungan tersebut akan mempengaruhi proses pertumbuhan dan diferensiasi biakan
baik secara langsung maupun tidak langsung. Kultur protoplas, suspensi sel dan kultur
anther adalah yang paling sensitif terhadap kondisi lingkungan. Suhu ruang kultur
untuk pertumbuhan umumnya berkisar antara 15o – 30oC, dengan fluktuasi kurang
dari ±0.5oC; akan tetapi kisaran suhu yang lebih besar mungkin diperlukan untuk
tujuan percobaan. Ruang kultur harus mempunyai pencahayaan hingga 10.000 lux.
Suhu dan cahaya harus dapat diprogram selama 24 jam. Ventilasi udara harus baik
dengan kelembaban berkisar 20-98%.
2. Peralatan dan Bahan Dasar Dalam Laboratorium Kultur Jaringan
Peralatan yang diperlukan dari suatu laboratorium umumnya adalah sbb.:
1. Hot plate/magnetic stirrer atau kompor
2. Peralatan gelas (gelas ukur, erlenmeyer) atau stainless steel untuk memanaskan dan
melarutkan media
3. Alat sterilisasi dengan tekanan uap (autoclave)
4. pH meter
5. Timbangan (analitical dan bench top loading)
6. Gelas ukur gradual
7. Botol kultur dengan penutupnya
8. Dispenser
9. Alat diseksi (spatula, scalpel (pinset), forcep, gunting)
10. Refrigerator
11. Distiling unit atau water deionizer
12. Oven
13. Microwave
14. Mikroskop
15. Pipet ukur
16. Shaker
17. Laminar air flow
18. Disinfectant
19. Bahan kimia yang diperlukan untuk pembuatan media (Lampiran)
20. Dll.
Peralatan gelas yang digunakan di lab kultur jaringan umumnya terbuat dari Pyrex.
Erlenmeyer dari berbagai ukuran (50, 125, 250, 500, 1000 atau 2000 ml) digunakan
untuk wadah kultur dan pembuatan media. Tabung gelas, cawan petri, botol jam atau
bekas selai juga sering digunakan sebagai botol kultur. Peralatan gelas tesebut harus
tahan panas selama proses sterilisasi dengan oven atau autoclave. Peralatan gelas lain
yang biasanya digunakan adalah gelas piala, gelas ukur, pipet dan labu ukur.
Nama Ruangan di labor Kultur Jaringan
Pembagian ruangan laboratorium kultur jaringan berdasarkan kegiatan-kegiatannya
adalah sebagai berikut :
1. Ruang persiapan/preparasi
2. Ruang transfer/tanam
3. Ruang kultur/inkubasi
4. Ruang stok/media jadi
5. Ruang timbang/bahan kimia
Ruang Persiapan
Ruang ini dipergunakan untuk mempersiapkan media kultur dan bahan tanaman yang
akan dipergunakan, sebagai tempat mencuci alat-alat laboratorium, dan tempat untuk
menyimpan alat-alat gelas. Sesuai dengan fungsinya, maka di-ruangan ini terdiri dari :
1. Hot plate dengan magnetic stirer
2. Oven
3. Pengukur pH, dapat berupa pH meter, atau kertas pH indikator
4. Autoklaf
5. Kompor gas
6. Tempat cuci
7. Labu takar, gelas piala, erlenmeyer, pengaduk gelas, spatula, petridish, pipet,
botol kultur, pisau scapel.
Ruang Transfer/Tanam
Ruang transfer merupakan ruang di mana pekerjaan aseptik dilakukan. Dalam ruangan
ini dilakukan kegiatan isolasi tanaman, sterilisasi dan penanaman eksplan dalam media.
Ruangan ini sedapat mungkin bebas dari debu dan hewan kecil, serta terpisah dan
tersekat dengan ruangan lain. Penggunaan AC sangat dianjurkan dalam ruangan ini.
Ruang transfer dilengkapi peralatan sebagai berikut :
1. Laminar air flow cabinet, bisa juga enkas
2. Alat-alat diseksi; pisau bedah/scapel, pinset, spatula, dan gunting.
3. Hand sprayer yang berisi alkohol 70 %
4. Lampu bunsen
Ruang Kultur/Inkubasi
Merupakan ruang yang paling besar dibanding dengan ruangan yang lain. Ruangan ini
harus dijaga kebersihannya dan sedapat mungkin dihindari terlalu banyak keluar
masuknya orang-orang yang tidak berkepentingan. Ruangan ini berisi rak-rak kultur
yang berfungsi untuk menampung botol-botol kultur yang berisi tanaman. Rak ini juga
dilengkapi dengan lampu-lampu sebagai sumber cahaya bagi tanaman kultur. Selain rak
kultur, ruang kultur juga harus dilengkapi dengan AC, pengukur suhu dan kelembapan,
serta timer yang digunakan untuk menghidup-kan dan mematikan lampu secara
otomatis.
Cahaya yang digunakan sebagai penerangan, sebaiknya cahaya putih yang dihasilkan
dari lampu flourescent. Lampu flourescent dipakai karena sangat baik dan sangat
efisien dalam penggunaan energi bila dibanding dengan lampu pijar. Karena pada
lampu pijar, hampir 90 % merupakan energi panas, sehingga mem-pengaruhi ruangan.
Intensitas cahaya yang baik dari lampu flourescent adalah antara 100 – 400 ftc (1000 –
4000 lux). Intensitas cahaya dapat diatur dengan menempatkan jumlah lampu dengan
kekuatan tertentu.
Lampu yang digunakan bisa berupa lampu TL dengan daya 15 watt atau 40 watt,
tergantung panjang rak yang dibuat. Jarak antar rak 30 – 35 cm. Sebaiknya travo pada
lampu TL dipasang terpisah dari box, (lebih baik kalau dipasang di luar ruang kultur),
karena dapat membakar tanaman kultur dan membuat suhu ruang menjadi panas.
Selain lampu TL, lampu SL juga dapat dipakai. Pemakaian lampu ini dapat meng-hemat
biaya listrik, juga lebih terang. Tinggi rak yang dibuat antara 50 – 60 cm. Dalam satu
bidang rak dapat memakai 2 atau 3 lampu SL daya 5 – 10 watt tergantung ukuran
panjang rak.
Panjang penyinaran/lama penyinaran yang dibutuhkan oleh tiap tanaman berbeda-
beda. Berapa lama penyinaran harus diberikan, tergantung pada jenis tanaman dan
respon yang diinginkan. Ada kultur yang membutuhkan waktu pe-nyinaran yang terus
menerus, ada yang 14 – 16 jam/hari, ada yang 10 – 12 jam/hari. Rata-rata waktu
penyinaran yang efektif adalah 12 – 16 jam/hari.
Suhu ruang kultur diatur pada suhu 25 – 28o C. Pada suhu yang terlalu dingin, kultur
kadang tidak berkembang dengan baik, begitu juga jika suhu ruang kultur terlalu panas,
maka jamur dan bakteri akan berkembang biak dengan cepat dan tanaman menjadi
layu.
Gambar penampang rak kultur bila memakai lampu SL
Gambar penampang rak kultur bila memakai lampu TL
Ruang stok/media jadi
Ruangan ini berfungsi sebagai ruang untuk menyimpan media tanam yang sudah di
autoklaf. Ruang stok sebaiknya dingin dan gelap, serta kebersihannya harus dijaga.
Media tanam akan diinkubasi pada ruang ini selama 3 hari sebelum digunakan. Hal ini
untuk mengetahui kondisi media tanam apakah steril atau ter-kontaminasi
jamur/bakteri. Apabila media terkontaminasi, sebaiknya segera dikeluar-kan dan
diautoklaf selama 1 jam pada tekanan 0.14 Mpa.
Denah lengkap ruangan laboratorium kultur jaringan
Ruang Timbang/Bahan Kimia
Ruang ini berisi stok bahan-bahan kimia, timbangan analitik, magnetik stirer dan lemari
es. Semua kegiatan penimbangan bahan kimia dan pembuatan larutan stok dilakukan di
ruangan ini.
Berikut skema laboratorium kultur jaringan yang mempunyai 5 ruang sesuai dengan
tahapan dan fungsinya masing-masing :
Sedangkan pada laboratorium sederhana, ruang tanam, ruang kultur dan ruang stok
media dapat digabung menjadi satu ruangan. Sedangkan ruang preparasi /per-siapan
dapat digabung dengan ruang bahan kimia (seperti dalam gambar di bawah). Dari 2
ruangan ini, ruang tanam + kultur harus memakai AC. Untuk daerah yang bersuhu
dingin, tanpa memakai AC tidak ada masalah.
Denah sederhana ruangan laboratorium kultur jaringan
Recommended