View
18
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
KONTRIBUSI GETAH PINUS ( Pinus merkussi ) TERHADAP
PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN KAHU
KECAMATAN BONTO CANI KABUPATEN BONE
SKRIPSI
ILHAM ARMAWAN
105950047714
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
ii
KONTRIBUSI GETAH PINUS ( Pinus merkussi ) TERHADAP
PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN KAHU KECAMATAN BONTO CANI KABUPATEN BONE
SKRIPSI
Oleh :
ILHAM ARMAWAN
105 95 00477 14
Diajukan Kepada Fakultas Pertanian untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi kehutanan
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2021
v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ilham Armawan
NIM : 105950047714
Program Studi : Kehutanan
Judul : Kontribusi Getah Pinus Terhadap Pendapatan Petani Penyadap
Di Kelurahan Kahu Kecamatan Bonto Cani Kabupaten Bone
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar
merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan pengambilan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Makassar, Januari 2021
Yang Membuat Pernyataan
Ilham Armawan 105950047714
vi
@Hak Cipta milik Unismuh Makassar, tahun 2021
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumber.
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau
tinjauan suatu masalah.
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Unismuh
Makassar.
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh
karya tulis dalam bentuk laporan apapun tanpa izin Unismuh
Makassar.
vii
ABSTRAK
ILHAM ARMAWAN 105950047714. Konstribusi Getah Pinus Terhadap Pendapatan Petani Penyadap Di Kelurahan Kahu Kecamatan Bonto Cani Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan Dibawah bimbingan Hikmah Dan Hasanuddin Molo. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan pada bulan November – Januari 2019. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kahu, Kecamatan Bonto Cani, Kabupaten Bone. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konstribusi getah pinus terhadap pendapatan total petani penyedap di Kelurahan Kahu, Kecamatan Bonto Cani, Kabupaten Bone. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang terlibat dalam pengelolaan penyadapan getah pinus sebanyak 30 orang, dengan metode sensus maka hasil penelitian menunjukkan total pendapatan penyadap getah pinus rata-rata sebesar Rp 74.004.000/KK/Tahun. Kontribusi dari penyadapan getah pinus sebesar 30,95%/KK/Tahun dari total penyadapan. Kata Kunci : Pendapatan, Getah Pinus, Kebutuhan, Penyadap, Produktifitas.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat, karunia, dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul
“KONTRIBUSI GETAH PINUS TERHADAP PENDAPATAN PETANI
KELURAHAN KAHU KECANATAN BONTO CANI KABUPATEN BONE”
Sebagai salah satu syarat mendapat gelar sarjana S1. Salam dan salawat senantiasa
dilimpahkan oleh Allah SWT kapada junjungan Nabi Muhammad SAW sebagai
suri tauladan kepada kita semua. Penulis berharap apa yang dipaparkan dalam
Skripsi ini dapat memberikan informasi baru bagi kita semua. Dalam Penyusunan
Skripsi ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan
bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih khususnya kepada kedua
Orang Tua tercinta, ayah saya Ayah Burhanuddin dan ibu saya Sambulaeng yang
selama ini telah membantu peneliti dalam bentuk perhatian, kasih sayang,
semangat, serta doa yang tidak henti-hentinya, serta Saudara-saudari saya yang
senantiasa memberi dorongan baik moril maupun memotivasi penulis dalam
menyelesaikan penelitian ini.
Dalam kesempatan ini pula, penulis menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya atas bantuan, motivasi, didikan dan
bimbingan yang diberikan kepada penulis selama ini, antara lain kepada yang
terhormat:
ix
1. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Prof. Dr. H. Ambo Asse,
M.Ag.
2. Bapak H. Burhanuddin, S.Pi., MP. selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Dr. Ibunda Husnah Latifah, S. Hut., M. Si. selaku Wakil Dekan I Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Dr. Ir. Hikmah, S. Hut., M.Si. selaku Ketua Program Studi Kehutanan
Universitas Muhammadiyah Makassar sekaligus Dosen Pembimbing I.
5. Dr, Ir. Hasanuddin Molo, S. Hut., M.P., IPM selaku Pembimbing II Skripsi
yang telah memberikan bimbingan sistem penyusunan laporan, pengetahuan
dan motivasi.
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Kehutanan serta staf Tata Usaha
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah
memberikan ilmu selama di bangku perkuliahan.
7. Keluarga besar saya yang selalu mendukung, membantu, dan memotivasi
menyelesaikan skripsi.
8. Sahabat seperjuangan saya Sulfiana, Wahyu, Agung, Restu, Durratul dan
Iqbal yang selalu menemani dan memberi semangat dalam proses
penyelesaian tugas akhir ini serta teman-teman seperjuangan Angkatan 2014
yang selama ini menjalani suka dan duka bersama dalam menempuh
pendidikan di kampus Universitas Muhammadiyah.
x
9. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, namun telah
banyak terlibat membantu penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.
Penyusunan Skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh sebab
itu penulis hargai kritik dan saran yang bersifat konstruktif sehingga dapat
mendorong kesempurnaan Skripsi ini. Akhirnya, semoga Allah SWT
memberikan rahmat dan kemanfaatan yang banyak atas penulisan Skripsi ini dan
menjadikan kita hamba-Nya yang pandai mensyukuri nikmat-Nya Amin Ya
Rabbal’Alamin.
Makassar, 12 Januari 2021
Penyusun
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................iii
HALAMAN KOMISI PENGUJI .....................................................................iv
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI ........................................................v
HAK CIPTA ......................................................................................................vi
ABSTRAK .........................................................................................................vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................xi
DAFTAR TABEL..............................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xv
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................2
1.3. Tujuan Penelitian .....................................................................................3
1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................................3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hutan .......................................................................................................4
2.2. Hutan Produksi Terbatas .........................................................................4
2.3. Kontribusi ................................................................................................5
2.4. Hutan Pinus .............................................................................................6
2.5. Penyadapan Getah Pinus .........................................................................7
2.6. Sistem Penyadapan..................................................................................9
2.7. Pinus ........................................................................................................9
2.8. Pendapatan ..............................................................................................10
2.9. Kerangka Pikir ........................................................................................13
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat ...................................................................................15
3.2. Alat dan Bahan .........................................................................................15
3.3. Populasi dan Sampel ................................................................................15
xii
3.4. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................15
3.5. Jenis Data ..................................................................................................16
3.6. Analisis Data ............................................................................................16
IV. KEADAAN UMUM LOKASI
4.1. Keadaan Fisik Lokasi Penelitian ..............................................................18
4.2. Keadaan Ekonomi ....................................................................................19
4.3. Sarana dan Prasarana................................................................................20
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Deskripsi Responden Penyadap Getah Pinus ...........................................22
5.2. Potensi Getah Pinus..................................................................................27
5.3. Pendapatan Masyarakat ............................................................................28
5.4. Komponen Kebutuhan Rumah Tangga ....................................................32
5.5. Konstribusi Getah Pinus Terhadap Pendapatan Masyarakat ...................33
VI. PENUTUP
6.1. Kesimpulan ...............................................................................................36
6.2. Saran ..........................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Teks Halaman
1. Sarana dan Prasarana yang terdapat di Kecamatan Kahu .............. 21
2. Rata – Rata Usia responden Penyadap Getah Pinus ....................... 22
3. Pekerjaan Pokok Responden ........................................................... 23
4. Jumlah Tanggungan Responden ..................................................... 24
5. Tingkat Pendidikan Responden....................................................... 25
6. Jarak Ke Lokasi Sadapan ................................................................ 26
7. Banyaknya Pohon yang Disadap ..................................................... 27
8. Pendapatan Getah Pinus Pertahun ................................................... 29
9. Pendapatan Dari Pekerjaan Pokok .................................................. 30
10. Pendapatan Total Penyadap Getah Pinus ....................................... 31
11. Biaya Keseluruhan Kebutuhan Rumah Tangga ............................. 32
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Teks Halaman
1. Kerangka Pikir ................................................................................ 14
2. Koakan Getah Pinus ........................................................................ 28
3. Wawancara dengan Responden....................................................... 57
4. Wawancara dengan Responden....................................................... 57
5. Hasil Getah yang Disadap ............................................................... 58
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Teks Halaman
1. Kuisioner Penelitian ........................................................................ 39
2. Tabel Karakteristik Responden ....................................................... 43
3. Karakteristik Responden ................................................................. 44
4. Produksi Getah Pinus ...................................................................... 45
5. Hasil Penjualan Getah Pinus ........................................................... 46
6. Pendapatan Responden Dari Pekerjaan Pokok Per Tahun .............. 47
7. Jenis Pengeluaran Responden Per Tahun ........................................ 50
8. Pendapatan responden Responden Per Tahun................................. 55
9. Rekapitulasi Total Pendapatan Responden Per Tahun.................... 56
10. Dokumentasi ................................................................................... 57
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hutan merupakan sumber daya alam yang sangat penting dan bermanfaat
baik secara langsung maupun tidak langsung. Manfaat hutan secara langsung
adalah kayu, dan hasil hutan bukan kayu (HHBK), sedangkan manfaat tidak
langsung adalah pengatur tata air, dan jasa lingkungan.
Masyarakat biasanya memanfaatkan hasil hutan bukan kayu yang ada pada
hutan produksi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut FAO tahun 1995,
hasil hutan bukan kayu (HHBK) adalah segala bentuk produk dari ekstraksi dan
pemanfaatan sumber daya hutan baik tumbuhan, hewan dan jasa hutan selain
kayu. Dibandingkan dengan hasil hutan kayu, HHBK memiliki beberapa
karakteristik diantaranya adalah kontiunitas produk HHBK yang tergantung dari
kelestarian hutan. Pemanenan relatif tidak merusak lingkungan; produk dapat
langsung dikonsumsi; pengusahaan HHBK dapat diusahakan oleh rumah tangga;
dan investasi usaha lebih kecil dari pada bisnis kayu.
HHBK dikembangkan setelah kegiatan eksploitasi hasil hutan kayu
dengan segala dampaknya tidak mungkin lagi dilakukan. Perubahan orientasi
pemanfaatan hasil hutan kayu ke HHBK akan berpengaruh secara signifikan
dalam peningkatan pendapatan masyarakat disekitar hutan dan sebagai sumber
devisi negara. Hasil hutan bukan kayu (HHBK) dan jenis-jenisnya antara lain
berupa; rotan, madu, getah, buah, jamur, atau sarang burung wallet.
Pada mulanya penanaman pinus di lahan hutan, terutama jenis Pinus
merkusii Jungh et.de.Vries, bertujuan untuk mempercepat reboisasi dan
2
rehabilitasi lahan kosong dalam kawasan hutan (Jariah, 1998). Secara teknis
penanaman, pemilihan ini cukup tepat karena pinus merupakan jenis pionir yang
mampu bertahan hidup dan pertumbuhannya sangat cepat (fast growing species)
dan mampu tumbuh pada kondisi sulit. Selain hasil kayu, pinus menghasilkan
getah untuk diolah menjadi gondorukem dan terpenting. Prospek ekonomi pinus
cukup baik karena pinus dapat dipergunakan sebagai bahan baku industri kayu
lapis, kertas, korek api, dan lain sebagainya.
Getah merupakan salah satu HHBK yang dapat di temukan di Kelurahan
Kahu, Kecamatan Bonto Cani, Kabupaten Bone masyarakat memanfaatkan getah
pinus sebagai salah satu mata pencaharian yang berasal dari areal hutan produksi
terbatas. Badan Perhutan Sosial dan Kemitraan Lingkungan wilayah Sulawesi
Selatan memberikan hak kelola kepada kelompok tani untuk menyadap gitah
pinus seluas 1.000 ha.
Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk meneliti kontribusi getah
pinus terhadap pendapatan petani penyedap di Kelurahan Kahu, Kecamatan Bonto
Cani, Kabupaten Bone.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah berapa besar konstribusi
getah pinus terhadap total pendapatan petani penyedap di Kelurahan Kahu
Kecamatan Bonto Cani Kabupaten Bone.
3
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konstribusi getah pinus terhadap
pendapatan total petani penyedap di Kelurahan Kahu, Kecamatan Bonto Cani,
Kabupaten Bone.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi, sebagai berikut :
1. Produktivitas getah pinus masyarakat pada sekitar kawasan hutan
2. Konstribusi pendapatan penyadapan yang diperoleh dari kegiatan
penyadapan getah pinus terhadap kebutuhan masyarakat penyedap
disekitaran hutan.
3. Untuk menambah pengetahuan, dan meningkatkan kawasan
4. Untuk memperoleh pengalaman
5. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti, masyarakat, serta penelitian berikutnya
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hutan
Hutan merupakan suatu wilayah yang memiliki banyak tumbuhan-
tumbuhan lebat yang berisi antara lain pohon, semak, paku-pakuan, rumput, jamur
dan lain sebagainya serta menempati daerah yang cukup luas. Undang-undang
No.41 Tahun 1999 tentang Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa
hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang di dominasi pepohonan
dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya tidak
dapat di pisahkan dan dibagi beberapa jenis hutan.
Hutan memiliki dua manfaat yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak
langsung. Manfaat tidak langsung keberadaan hutan adalah sebagai pengatur iklim
mikro, pengatur tata air dan kesuburan tanah, serta sumber plasma nutfah yang
sangat penting bagi kehidupan manusia saat ini dan di masa yang akan datang.
Sedangkan manfaat langsung hutan adalah sebagai penghasil kayu dan hasil hutan
bukan kayu (HHBK). (Asriadi, 2015).
2.2. Hutan Produksi Terbatas
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang tata cara
perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan, Hutan Produksi Terbatas (HPT)
adalah kawasan hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah, dan
intensitas hujan setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang
mempunyai jumlah nilai antara 125-174, di luar kawasan hutan lindung, hutan
suaka alam, hutan pelestarian alam, dan taman buru.
5
Hutan produksi terbatas (HPT) merupakan hutan yang dialokasikan
untuk dieksploitasi kayunya dalam intensitas rendah. Penebangan kayu masih bisa
dilakukan dengan menggunakan metode tebang pilih. Hutan jenis ini umumnya
berada di wilayah yang memiliki lereng-lereng curam.
2.3. Kontribusi
Kontribusi berasal dari Bahasa Inggris yaitu contribute, contribution,
maknanya adalah keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri maupun sumbangan.
Berarti dalam hal ini kontribusi dapat berupa materi maupun tindakan. Hal yang
bersifat materi misalnya seorang individu memberikan pinjaman terhadap pihak
lain demi kebaikan bersama. Kontribusi dalam pengertian sebagai tindakan yaitu
berupa perilaku yang dilakukan oleh individu yang kemudian memberikan
dampak baik positif maupun negatif terhadap pihak lain. Sebagai contoh,
seseorang melakukan kerja bakti didaerah rumahnya demi menciptakan suasana
asri didaerah tempat ia tinggal sehingga memberikan dampak positif baik
penduduk maupun pendatang.
Kontribusi berarti individu tersebut juga berusaha meningkatkan
efesiensi dan efektivitas hidupnya. Hal ini dilakukan dengan cara menajamkan
posisi perannya, sesuatu yang kemudian menjadi bidang spesialis, agar lebih tepat
sesuai dengan kompetensi. Kontribusi dapat diberikan dalam berbagai bidang
yaitu peimikiran, kepemimpinan, profesionalisme, finansial dan lainnya (Ahira,
2012).
6
2.4. Hutan Pinus
Menurut Martawijaya et al. (2005), pinus dapat tumbuh pada tanah
jelek dan kurang subur, pada tanah berpasir dan tanah berbatu, tetapi tidak dapat
tumbuh dengan baik pada tanah becek. Jenis ini menghendaki iklim sampai agak
kering dengan tipe curah hujan A sampai C, pada ketinggian 200 – 1.700 meter
dari permukaan laut, kadang – kadang tumbuh dibawa 200 meter dan mendekati
daerah pantai (Aceh Utara).
Penyadapan pinus di Asia Tenggara menyebar di wilayah Bulma,
Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam, Indonesia (Sumatra), dan Filiphina (Pluzon
dan Mindoro) sedangkan di Indonesia, pinus tersebar di beberapa wilayah di
antaranya di pulau jawa (Aceh, Tapanuli, dan Kerinci), dan Sulawesi Selatan. Di
tengakan alam Sumatra (Aceh, Tapanuli, dan Kerinci), tidak satu bulan pun curah
hujan kurang dari 50 mm, artinya tidak dapat bulan kering. Suhu tahunan rata-
rata 19 – 28 CO. (Hidayat, 1999).
Pinus merupakan pohon besar, berbatang lurus, dan silindris. Tengakan
masak dapat mencapai 30 meter dengan diameter 60 – 80 cm. Tegakan tua dapat
mencapai tinggi 45 meter dengan diameter mencapai 140 cm. tajuk pohon muda
dapat berbentuk piramid, setelah tua lebih rata dan tersebar. Kulit pohon muda
abu – abu, sesudah tua berwarna gelap, alur dalam satu ikatan, panjang 16 – 25
cm. pohon berumah satu, bunga berkelamin tunggal. Bunga jantan berbentuk
strobili, panjang 2 – 4 cm, terutama dibawah bagian tajuk (Hidayat 1999).
7
2.5. Penyadapan Getah Pinus
Hasil Getah Pinus diambil dari pohon pinus melalui penyadapan,
tegakan pinus dapat disadap bila telah mencapai umur tertentu atau disebut masak
sadap, yakni mulai umur 11 tahun sampai 30 tahun atau kelas umur III sampai VI
(Purwandari, 2002). Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi produksi getah
pinus, antara lain :
1. Jenis Pohon
Produksi Getah berbeda menurut jenis, misalnya pinus caribea
menghasilkan getah lebih banyak dengan kerak yang menempel lebih sedikit dari
pada pinus palustril (Suharlan, Herbangung dan Riyadi 1980).
2. Diameter dan Tinggi Pohon
Bidang dasar atau diameter pohon, tinggi pohon, jarak antara pohon yang
berpengaruh terhadap produksi getah pinus merkussi. Bidang dasar mempunyai
peranan yang paling besar terhadap produksi getah pinus kemudian berturut turut
tinggi pohon dan jarak antara pohon (Suharlan et al. 1980).
3. Umur Tegakan
Purwandari (2002). Tengakan pinus merkussi yang berumur muda
menghasilkan perhektar lebih banyak dari pada yang berumur tua. Produktifitas
pinus menurun dengan semakin tuanya tengakan, hal ini sesuai dengan
berkurangnya jumlah pohon per hektar (N/ha) sebagai akibat tebang penjarangan
dalam rangka pemeliharan hutan.
8
4. Kerapatan Pohon Per Hektar
Menurut Hadipoernomo (1981), kerapatan jumlah pohon per hektar pada
tengakan yang terlalu rapat akan ada banyak pohon yang hidup tertekan. Pohon
yang tertekan ini tidak akan mengeluarkan banyak getah, bahkan tidak sering
mengeluarkan getah sama sekali pada waktu disadap. Produksi getah tiap hektar
tegakan pinus merupakan hasil dari setiap pohon yang disadap yang terdapat di
kawasan tersebut.
5. Tinggi Tempat Tumbuh
Rochidayat dan Sukawi (1979) menyatakan bahwa tinggi tempat tumbuh
berpengaruh terhadap kelancaran getah. Hal ini terjadi dengan bertambah
tingginya tempat tumbuh pohon pinus dari permukaan laut, ada kecenderungan
suhu lebih sejuk yang mengakibatkan getah mudah membeku sehingga aliran
getah tertahan.
6. Teknik Penyadapn
Riyanto (1980) menyatakan dari hasil pengamatan bahwa penggunaan
perangsangan dengan HCI 2,5% maupun H2SO4 3,5% maupun meningkatkan
produksi getah, dimana HCI lebih nyata dengan memberikan 24%.
7. Jumlah koakan per pohon
Riyanto (1980) menyatakan bahwa dari hasil pengamatan Biro perencanaan
peru perhutani Unit 1 Jawa tengah (2005), jumlah koakan maksimal yang dapat
diterima sebagai berikut :
9
Qmax = (3/4/D) / dm Dimana : Qmax : jumlah koakan maksimal per pohon D : diameter pohon (cm) Dm : Lebar koakan (10 cm)
2.6. Sistem Penyadapan
Ada tiga sistem penyadapan yang digunakan dalam menyadap getah
pinus 1. Sistem koakan (quaree sistem) 2. Sistem Bor 3. Sistem Amerika (ritser
sistem) Penyadap di Indonesia yang umum digunakan adalah sistem koakan.
Sistem koakan dilakukan, yang pertama dibersihkan kulit pohon kemudian dilukai
dengan alat petel atau kadukul sehingga terjadi koakan (Tapping face quarre) dan
mengalirkan getah kedalam mangkok (Tempurung Kelapa) yang disediakan
sebagai tempat penampung getah. Setiap tiga hari sekali koakan diperbarui.
Selanjutnya dijelaskan pula bahwa saluran getah yang dibuka akan
menutupi pada hari ketiga sehingga perlu pembaruan luka 3 – 5 mm diatas luka
yang lama, untuk itu luka sadapan maksimal satu tahun mencapai 60 cm ditambah
10 cm koakan permulaan. Untuk menghindari kualitas getah dan kualitas kayu,
Riyanto (1980) menambahkan bahwa penyadapan dengan sistem tersebut diatas
sebaiknya tidak lebih dari dua tahun dengan ketinggian maksimal 130 cm.
2.7. Pinus
Pinus merkussi merupakan satu – satunya jenis pinus yang tumbuh asli
di Indonesia Pinus merkussi termaksud dalam jenis pohon serba guna yang terus
menerus dikembangkan dan diperoleh penanamannya pada masa mendatang
untuk menghasilkan kayu, produksi getah dan konservasi lahan. Hampir semua
bagian pohonnya dapat dimanfaatkan, antara lain bagian batangnya dapat disadap
10
diambil getahnya. Getah tersebut diproses lebih lanjut menjadi gondoruken dan
tenpentin. Gondoruken dapat digunakan sebagai bahan pembuat sabun, resin dan
cat. Tempenting digunakan untuk bahan industri parfum, obat – obatan dan
desinfektan. Hasil kayunya bermanfaat untuk konstruksi, korek api, pulp, dan
kertas serta panjang. Bagian kulitnya dapat dimanfaatkan sebgai bahan bakar dan
abunya digunakan untuk campuran pupuk, karena mengandung kalium (Dahlan
dan Hartoyo, 1997).
2.8. Pendapatan
Pendapatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur
kesejahteraan seseorang atau masyarakat, sehingga pendapatan masyarakat ini
mencerminkan kemajuan ekonomi suatu masyarakat. Menurut Sukirno (2007),
pendapatan individu merupakan pendapatan yang diterima seluruh rumah tangga
dalam perekonomian dan pembayaran atas penggunaan faktor – faktor produksi
yang dimilikinya dan dari sumber lain, menurut Sukirno (2007), pendapatan
adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya
selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan, maupun tahunan.
Kegiatan usaha pada akhirnya akan memperoleh pendapatan berupa nilai uang
yang diterima dari penjualan produk yang dikurangi biaya yang telah dikeluarkan.
Menurut Suroto (2007), Teori pendapatan adalah seluruh penerimaan
baik berupa uang maupun berupa barang yang berasal dari pihak lain maupun
hasil industri yang dinilai atas dasar sejumlah uang dari harta yang berlaku saat
itu. Pendapatan merupakan sumber penghasilan seseorang untuk memenuhi
11
kebutuhan sehari – hari dan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup dan
penghidupan seseorang secara langsung maupun tidak langsung.
Pendapatan terdiri atas upah, gaji, sewa, divenden, keuntungan dan
merupakan suatu arus yang diukur dalam jangka waktu tertentu misalnya :
seminggu, sebulan, setahun atau dalam jangka waktu yang lama. Arus pendapatan
tersebut muncul sebagai akibat dari adanya jasa produktif (productive service)
yang mengalir kearah yang berlawanan dengan aliran pendapatan yaitu jasa
produktif yang mengalir dari pihak masyarakat ke pihak bisnis yang berarti bahwa
pendapan harus didapatkan dari aktifitas produktif.
Menurut Sukirno (2007) pendapatn adalah jumlah penghasilan yang
diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik
harian, mingguan, bulanan, maupun tahunan. Beberapa klarifikasi pendapatan
antara lain :
1) Pendapatan pribadi yaitu semua jenis pendapatan yang diperoleh tanpa
memberikan suatu kegiatan apapun yang diterima penduduk suatu negara.
2) Pendapatan disposobel yaitu pendapatan pribadi dikurangi pajak yang
harus dibayarkan oleh para penerima penerima pendapatan disposobel.
3) Pendapatan nasional yaitu nilai seluruh barang – barang jadi dan jasa –
jasa yang diproduksi oleh suatu negara dalam suatu tahun.
Menurut Sabri (2008) pendapatan disposobel adalah suatu jenis
penghasilan yang diperoleh seseorang yang siap untuk dibelanjakan atau
12
dikonsumsikan besarnya pendapatan disposobel yaitu pendapatan yang diterima
dikurangi dengan pajak langsung (pajak perseorangan) seperti pajak penghasilan.
Masalah pendapatan tidak hanya dilihat dari jumlahnya saja, tetapi
bagaimana distribusi pendapatan yang diterima oleh masyarakat. Adapun faktor –
faktor yang mempengaruhi arah gejala distribusi pendapatan dan pengeluaran di
Indonesia : pertama penilain faktor produksi dalam hal ini faktor yang terpenting
adalah tanah. Kedua, perolehan pekerjaan yaitu bagi mereka yang tidak
mempunyai tanah yang cukup untuk memperoleh kesempatan kerja penuh.
Ketiga, laju produksi pedesaan, dalam hal ini faktor yang terpenting adalah
produksi pertanian dan arah gejala harga yang diberikan kepada produk tersebut.
Pendapatan per kapita dapat diartikan pula sebagai penerimaan yang di
peroleh rumah tangga yang dapat mereka belanjakan untuk konsumsi yaitu
dikeluarkan untuk pembelian barang konsumtif dan jasa – jasa yang dibutuhkan
rumha tangga bagi pemenuhan rumah mereka (Sumardi, 2005). Dalam hal ini
pendapatan per kapita diterminan potensi ekonomi yang penting selain luas negara
serta penduduk negara (Todaro, 2005).
Rendahnya pertumbuhan pendapatan per kapita disuatu negara berarti
juga mencerminkan rendahnya pertumbuhan GNP dan ini terjadi di negara –
negara yang sedang berkembang. Usaha – usaha untuk meningkatkan pendapatan
per kapita masyarakat, yaitu dengan cara menyediakan lapangan kerja yang
memadai, menggadakan program kerja berencana dan yang terakhir transfer
pemerintahan terhadapa golongan – golongan masyarakat yang berpendapatan
rendah. Dengan menggunakan pajak yang efektif untuk membiayai transfer
13
tersebut sekaligus untuk mengurangi perbedaan kemakmuran anatara negara
anggota masyarakat.
Pengertian umum pendapatan adalah hasil pencarian usaha. Adapaun
sebagian masyarakat menyampaikan bahwa pendapatan usaha tani analisis
pendapatan perlu dilakukan agar dapat diketahui apakah kegiatan tersebut berhasil
atau tidak. Sedangkan analisi mengenai keuntungan atau pendapatan usaha tani
secara umum ada dua faktor yang perlu diketahui yaitu penerimaan atau
pengeluaran dalam jangka waktu tertentu. Berdasarkan uraian diatas maka dapat
disimpulkan bahwa analisis pendapatan masyarakat adalah suatu proses mengurai
dari suatu penghasilan seseorang atau kelompok masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan sehari – hari dan senagat penting artinya bagi kelangsungan hidup dan
penghidupan seseorang secara langsung maupun tidak langsung.
2.9. Kerangka Pikir
Hutan beserta hasilnya adalah salah satu sumber daya alam yang
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Masyarakat
yang ada disekitaran hutan lindung memanfaatkan getah pinus dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Analisis pendapatan masyarakat dilakukan setelah nilai
ekonomi getah pinus dan kegiatan pendapatan penyedapan diketahui.
14
Gambar 1. Kerangka Pikir
Pohon Pinus
Penyadap Getah Pinus
Pendapatan dari Getah Pinus
Konstribusi Getah Pinus Terhadap Pendapatn
Masyarakat
Pendapatan Total
Analisi Pendapatan
Pendapatan Luar
Hutan Produksi Terbatas
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini direncanakan selama 2 bulan yang dimulai dari bulan
November – Januari 2019 di Kelurahan Kahu, Kecamatan Bonto Cani Kabupaten
Bone Provinsi Sulawesi Selatan.
3.2. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Alat tulis
2. Kalkulator
3. Laptop
4. Kuesioner
5. Kamera.
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah anggota kelompok tani yang
diberikan hak mengelola hutan pinus dan menyadap berjumlah 30 orang.
Penentuan sampel dilakukan secara sensus di hutan produksi terbatas di
Kelurahan Kahu, Kecamatan Bonto Cani, Kabupaten Bone.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Adapun Teknik Pengumpulan data sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi adalah Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan diteliti.
16
b. Kuesioner
Kuesioner merupakan Teknik pengumpulan data dengan cara menyusun
daftar pertanyaan yang harus dijawab responden.
3.5. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data
sekunder.
1. Data primer berupa pendidikan responden, frekuensi penyadapan getah,
jumlah produksi getah, harga getah, jumlah koakan, pendapatan dari sektor
lain.
2. Data sekunder berupa keadaan umum lokasi penelitian yang diperoleh dari
data dinas kehutanan Kabupaten bone dan literatur lainnya.
3.6. Analisi Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
kuantitatif, dimana analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui beberapa
besar konstribusi getah pinus terhadap pendapatan petani penyadap di Kelurahan
Kahu, Kecamatan Bonto Cani, Kabupaten Bone. Dengan rumus sebagai berikut :
1. Pendapatan total dari kegiatan penyadapan
TR = P x Q
Di mana :
TR : Total Revenue (Rp)
P : Harga Getah per Kg
Q : Jumlah Getah yang disadap
17
2. Pendapatan penyadap diperoleh dengan menjumlahkan pendapatan dari
kegiatan penyadap dengan pendapatn diluar sektor pendapatan.
Ytotal = Y1 + Y2
Dimana :
Ytotal : pendapatan total penyadap (Rp)
Y1 : Pendapatan dari kegiatan penyadap (Rp)
Y2 : Pendapatan dari kegiatan luar penyadap (Rp)
3. Kontribusi pendapatan dari kegiatan penyadap terhadap pendapatan
total.
PG = Pp / Y total x 100%
Di mana :
PG : Kontribusi pendapatan
Pp : Pendapatan getah
Y total : Pendapatan total
IV. KONDISI UMUM LOKASI
4.1. Keadaan Fisik Lokasi Penelitian
1. Letak dan Luas Wilayah
Kelurahan Kahu Kecamatan Bonto Cani Kabupaten Bone merupakan
salah satu bagian dari Bone Selatan. Kelurahan ini terletak 5 Km dari ibu kota
kecamatan, dari ibu kota kabupaten 113 Km. Luas Desa Kelurahan Kahu 34.26
Km2 yang terdiri atas Dusun Maroangin, Dusun Ulubila, Dusun Kahu, dan Dusun
Tanjung.
Sebelah Utara : Desa Langi
Sebelah Timur : Kecamatan Bontocani
Sebelah Selatan : Desa Bana
Sebelah Barat : Desa Bulusirua
2. Topografi
Topografi kelurahan kahu berdasarkan elevasi (ketinggian dari
permukaan laut), kecamatan Bonto cani dan kelurahan kahu pada umunya
merupakan daerah pengunungan, yang terletak pada ketinggian 500 – 1000 mdpl.
Kemiringan tanah yang cukup curam yaitu berkisaran anatar 65% - 70% dan
bahkan mencapai diatas 80%.
3. Tipe Iklim
Wialayah Kabupaten Bone termasuk daerah beriklim sedang.
Kelembaban udara berkisar antara 95% - 99% dengan tempratur berkisar 260% –
340%. Pada periode April – September, bertiup angin timur yang membawa
hujan. Sebaliknya pada bulan Oktober-Maret bertiup Angin Barat, saat dimana
19
mengalami musim kemarau di Kabupaten Bone. Selain kedua wilayah yang
terkait dengan iklim tersebut, terdapat juga wilayah peralihan, yaitu, Kecamatan
Bontocani dan kecamatan Libureng yang sebagian mengikuti wilayah barat dan
sebagian lagi wilayah timur. Rata-rata curah hujan tahunan di wilayah Bone
bervariasi, yaitu rata-rata < 1.750 mm; 1750 – 2000 mm; 2000 – 2500 mm dan
2500 – 3000 mm.
Pada wilayah Kabupatan Bone terdapat juga pengunungan dan
pembuktian yang dari celah-celah terdapat aliran sungai. Di sekitanya terdapat
lembah yang cukup dalam. Kondisi sebagai yang berair pada musim hujan kurang
lebih 90 buah. Namun pada musim kemarau sebagian mengalami kekeringan,
kecuali sungai yang cukup besar, seperti sungai walenae, Cenrana, Palakka,
Jaling, Bulu-bulu, Salomekko, Tobunne dan Sebagai Lekoballo.
4. Jenis Tanah
Jenis tanah yang ada di Kabupaten Bone terdiri dari tanah Aluvial,
Litosol, Regosol, Grumusol, Mediteran dan Renzina. Jenis tanah didominasi oleh
tanah Mediteran seluas 67,7% dari total wilaya, kemudian Renzina 9,59% dan
Litosol 9%.
4.2. Keadaan Sosial Ekonomi
1. Keadaan Ekonomi
Masyarakat kelurahan kahu secara manyoritas bersuku bugis bone dan
minoritas merupakan masyarakat pendatang dari luar kabupaten bone seperti
kabupaten sinjai, maros, gowa yang masih menjunjung tinggi rasa kegotong
royongan, dan nilai – nilai agama. 95% penduduk kelurahan kahu bermata
20
pencarian, petani atau perkebunan baik dilahan sendiri ataupun tanah garapan
orang lain dengan sistem bagi hasil dan sisanya ada berternak hewan, wiraswasta
dan PNS.
2. Penduduk
Keberadaan penduduk di suatu daerah sangat penting karena penduduk
merupakan modal utama pembangunan. Penduduk berperan sebagai otak dan agen
pelaksana pembangunan. Dengan mengetahui kondisi kependudukan,
memungkinkan perencanaan pembangunan akan lebih tepat dan terarah.
Masyarakat kelurahan kahu secara manyoritas bersuku bugis bone dan minoritas
merupakan masyarakat pendatang dari luar kabupaten bone seperti kabupaten
sinjai, maros, gowa yang masih menjunjung tinggi rasa kegotong royongan, dan
nilai – nilai agama. 95% penduduk kelurahan kahu bermata pencarian, petani atau
perkebunan baik dilahan sendiri ataupun tanah garapan orang lain dengan sistem
bagi hasil dan sisanya ada berternak hewan, wiraswasta dan PNS.
Jumlah penduduk kelurahan kahu dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu
kelahiran, kematian, dan imigrasi. Adapun luas wilanyahnya yaitu 34.26
dengan jumlah penduduk sebanyak 1.404 jiwa yang terdiri atas laki – laki
sebanyak 661 jiwa, perempuan sebanyak 703 jiwa sedangkan jumlah kepala
keluarga sebanyak 325 kepala keluarga.
4.3. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penting dalam upaya
pembangunan dan pengembangan suatu daerah. Secara umum sarana dan
prasarana yang ada di Kecamatan Bontocani sudah memadai. Untuk sarana dan
21
prasarana pendidikan sudah sangat memadai karena untuk jenjang pendidikan dari
SD sampai madrasah aliyah yang setara dengan SLTA sudah ada. Untuk sarana
dan prasarana Kesehatan juga sudah cukup memadai, hal ini dapat dilihat dari
sarana dan prasarana seperti puskesmas dan Poliklinik sudah tersedia. Fasilitas
peribadaan juga tersedia mesjid dan mushola. Adapun sarana dan prasarana yang
ada dapat dilihat dari tabel 1 berikut :
Tabel.1. Sarana dan prasarana yang terdapat di Kecamatan Kahu Kabupaten Bone No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah
1. Sekolah TK -
2. Sekolah SD 2 unit
3. Sekolah Madrasah Tsanawiyah -
4. Sekolah Menengah Pertama 1 Unit
5. Sekolah Madrasah Aliyah -
6. Sekolah Menengah Atas 1 unit
6. Madrasah Ibtidayyah -
7. Sekolah Menengah Kejuruan -
8. Poliklinik 1 unit
9. Puskesmas 1 unit
10. Mesjid 4 unit
11. Mushola 2 unit
Sumber : Badan Pusat Statistik Bone, 2019.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Deskripsi Responden Penyadap Getah Pinus
5. Umur Responden
Umur responden adalah jangka waktu dalam tahun mulai dari tahun
kelahiran sampai pada saat penelitian ini dilaksanakan. Umur merupakan salah
satu identitas yang dapat mempengaruhi kemampuan kerja dan pola pikir
seseorang. Pada umumnya responden yang berumur muda mempunyai
kemampuan fisik yang lebih baik dan lebih mudah menerima inovasi atau ide-ide
yang baru dianjurkan dibanding dengan responden yang berumur tua.
Dari hasil penelitian diperoleh umur 30 responden berdasarkan usia
termuda adalah 27 tahun dan umur tertua adalah 65 tahun. Penggolongan umur
responden dapat dibagi 3 kelompok yaitu angkatan kerja muda dengan umur 15 –
34 tahun, angkatan kerja tua dengan umur 35 – 54 tahun dan usia non produktif
dengan umur diatas 54 tahun. Rata – rata Usia responden disajikan pada Tabel 2.
Tabel.3. Rata – rata Usia responden Penyadap Getah Pinus di Kelurahan kahu Kecamatan Bonto Cani No Selang Umur ( Tahun ) Jumlah Responden Persentasi (%)
1
2.
3.
4
5.
21 – 30
31 – 40
41 – 50
51 – 60
61 – 70
4
11
6
7
2
13,33
36,67
20,00
23,33
6,67
Total 30 100,00
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2020
23
Berdasarkan tabel 2, rata – rata selang umur penyadap getah pinus yang
terbanyak adalah 31 – 40 tahun sebesar 36,67% sebanyak 11 orang dan yang
terendah 61 – 70 tahun yaitu sebesar 6,67% sebanyak 2 orang. Hal ini
menunjukkan bahwa jumlah yang terbanyak menyadap merupakan umur
produktif.
Dengan banyaknya angkatan kerja usia produktif diharapkan usaha
Penyadap Getah Pinus dapat berlangsung dengan baik karena didukung oleh
faktor fisik yang masih kuat dan pola pikir yang cenderung lebih mudah
menerima ide-ide baru. Berbeda dengan usia lanjut yang terkadang masih
berpikiran sederhana dan konservatif dalam menerima inovasi atau ide-ide dari
luar bahkan masih mempertahankan tradisi yang sifatnya statis.
6. Pekerjaan Pokok Responden
Masyarakat di kelurahan Kahu Kecamatan Bonto cani memiliki
pekerjaan lain bukan hanya sebagai penyadap getah pinus. Namun mempunyai
pekerjaan Pokok lainnya dapat dilihat pada tabel 3 berikut.
Tabel.4. Pekerjaan Pokok Penyadap
No Pekerjaan Responden Jumlah
Responden Presentase
1 Petani 19 63,33 2 Peternak - - 3 Petani dan Peternak 11 36,67 Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2020
Berdasarkan tabel 3 pekerjaan pokok responden adalah petani dan
peternak, menyadap getah pinus merupakan pekerjaan sampiangan dari Penyadap
Getah. Dari tabel diatas menunjukan bahwa yang bekerja sebagai petani sebesar
24
63,33% dengan jumlah responden 19 orang, sedangkan yang memiliki pekerjaan
ganda bertani dan beternak sebesar 36,67% dengan jumlah responden 11 orang.
7. Jumlah Tanggungan keluarga
Jumlah tanggungan keluarga penyadap getah pinus berdasarkan hasil
wawancara di lapangan dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel.5. Jumlah Tanggungan Responden Jumlah Tanggungan
Keluarga (orang)
Jumalah Responden
(orang)
Persentase
(%)
1
2
3
4
8
8
9
5
26,66
26,67
30
16,67
Jumlah 30 100,00
Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2020
Jumlah tanggungan keluarga penyadap getah pinus di Kelurahan kahu
Kecamatan Bonto cani Kabupaten Bone yang paling banyak adalah 3 orang
tanggungan keluarga dengan persentasi 30% dengan jumlah responden 9 orang.
8. Tingkat Pendidikan Responden
Tingkat pendidikan adalah jangka waktu pendidikan formal yang
ditempuh oleh responden dalam satuan waktu. Tingkat pendidikan mempengaruhi
seseorang dalam mengenalisa suatu masalah, kemampuan daya nalar, dan mencari
solusi pemecahan masalah. Seseorang akan lebih cepat memberikan tanggapan
terhadap suatu masalah melalui kemampuan berpikir dengan berbekal pendidikan
yang memadai. Kategori tingkat pendidikan diklasifikasikan dalam tiga kategori,
yaitu pendidikan rendah jika tidak sekolah dan sekolah sampai SD, tingkat
25
pendidikan sedang jika sekolah sampai SMP dan SMA, tingkat pendidikan tinggi
jika pendidikannya sampai Perguruan Tinggi (PT). Tingkat pendidikan responden
penyadap getah pinus di Kelurahan Kahu Kecamatan Bonto cani Kabupaten Bone
dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel.6. Tingkat Pendidikan Responden
No Tingkat Pendidikan Jumlah Responden
(orang) Persentase (%)
1.
2.
3.
Rendah (Tidak Sekolah–SD)
SMP
SMA
17
11
2
56,6
36,6
6,6
Jumlah 30 100,00
Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2020
Tabel 5 menunjukan terlihat bahwa tingkat pendidikan penyadap getah
pinus di Kelurahan Kahu Kecamatan Bonto Cani Kabupaten Bone sebagian besar
hanya pada sekolah dasar (SD) sebesar 56,6% dengan jumlah responden 17 orang.
Sedangkan msyarakat yang jenjang pendidikannya sampai dengan Sekolah
Menengah Pertama (SMP) sebesar 36,6% dengan jumlah responden 11 orang dan
yang sampai pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) hanya sebesar 6,6%
dengan jumlah responden 2 orang. Hal ini menunjukan bahwa tingkat pendidikan
penyadap getah pinus cukup rendah.
Rendahnya tingkat pendidikan tersebut disebabkan pada umumnya
responden tidak mempunyai biaya untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang
lebih tinggi atau karena tidak adanya keinginan untuk itu. Selain itu sering
muncul prinsip yang dianut oleh masyarakat, bahwa punya pendidikan tinggi
26
belum memberikan jaminan untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik.
Prinsip tersebut mengakibatkan banyak petani menganggap bahwa pendidikan di
SD ataupun SMP dan SMA sudah cukup untuk mencari nafkah hidup. Selain itu
masyarakat beranggapan bahwa tanpa pendidikan masyarakat dapat mengelola
lahannya dengan baik.
9. Jarak Rumah Penyadap Ke Lokasi Sadapan
Selama dalam kegiatan penyadapan getah pinus maka jarak rumah ke
lokasi penyadapan dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel.7. Jarak Ke Lokasi Sadapan
No Jarak Ke Lokasi Sadapan
(Km)
Jumla Responden
(Orang) Persentase (%)
1
2
3
4
0,50
1
2
3
12
8
3
7
40,00
26,67
10,00
23,33
Jumlah 30 100,00
Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2020
Tabel 6 terlihat bahwa jarak rata – rata kelokasi sadapan dari 30 responden
yang jarak rumah ke lokasi sadapan 0,50 Km, adalah 40% dengan jumlah
responden sebanyak 12 orang sedangkan jarak 1 Km sebesar 27% dengan jumlah
responden sebanyak 8 orang, jarak 2 Km dengan jumlah responden sebanyak
sebnayak 3 orang sebesar 10% dan yang mencapai 3 Km sebesar 23% sebanyak 7
orang responden.
27
10. Banayaknya Pohon Yang Sadap
Hasil data dilapangan bahwa luas areal sadapan tidak dibatasi artinya
tergantung dari kemampuan petani untuk menentukan hasil sadapan. Banyaknya
pohon yang disadap dapat dilihat Pada Tabel 7 berikut.
Tabel.8. Banyaknya Pohon Yang Disadap pada Kelurahan Kahu No Banyak Tegakan
(Pohon)
Jumlah Responden
(Orang)
Persentase (%)
1
2
100 – 300
400 – 600
9
21
30,00
70,00
Jumlah 30 100,00
Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2020.
Tabel 7 terlihat bahwa jumlah tegakan pohon 100 – 300 pohon dengan
persentasi 30% jumlah responden sebanyak 9 orang dan 400 – 600 pohon sebesar
70% dengan jumlah responden 21 orang, hasil selengkapnya pada Lampiran 3.
5.2. Potensi Getah Pinus
Berdasarkan penglihatan langsung dilapangan potensi getah pinus
dipengaruhi oleh cuaca, jika musim penghujan produktifitas getah menurun.
Medan yang cukup sulit juga dapat mempengaruhi produksi getah pinus,
termaksud jarak kelokasi sadapan. Jarak yang cukup jauh berpengaruh pada
kemampuan untuk mengarit getah perpohon, sebab semakin bnayak jumlah pohon
yang disadap maka semakin banyak pula getah pinus yang disadap.
Produktifitas getah pinus yang dapat dihasilkan dari penyadapan getah
pinus di Kelurahan Kahu tergantung jumlah pohon yang disadap oleh responden
pada setiap kali pungutan (dua kali dalam satu minggu). Berdasarkan penglaman
petani penyadap Kelurahan Kahu produksi getah pinus setiap 1 minggu sebesar
28
272,53 gram/pohon/perminggu dan produksi perbulan 381,73/kg/bulan, sehimgga
rata – rata getah yang dihasilkan penyadap getah pinus setiap tahun rata – rata
sebesar 4.580/kg/pohon/tahun, selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.
5.3. Pendapatan Masyarakat
1. Pendapatan Getah Pinus
Hasil Soetomo (1971) dalam Huda (2011), menyatakan ada tiga sistem
penyadapan yang digunakan dalam menyadap getah pinus: 1. Sistem koakan
(quarre system) 2. Sistem bor 3. Sistem amerika (ritser system). Sistem koakan ini
berasal dari Perancis dan merupakan cara penyadapan yang paling sederhana
diantara sistem lainnya (Wibowo, 2006). Penyadapan getah pinus di Kelurahan
Kahu menggunakan metode quare. Metode quare yaitu proses pelukaan pada
permukaan kayu dengan awali penggarisan permukaan berupa segitiga terbalik
dengan ukuran 10 x 10 cm, dalam koakan 1,5, cm, kemudian tempat penada yang
terbuat dari tempurung kelapa yang diletakkan diatas kayu, pembaruan koakan
setiap 3 kali sekali, dengan panjang 5 cm, seperti pada gambar 2 berikut.
Gambar. 2. Koakan Getah Pinus
29
Pemungutan getah pinus dilakukan 2 kali dalam seminggu setelah itu
dikumpul kaleng/ember dan langsung disetor ke tempat pengumpulan getah
(TPG) setempat. Di tempat pengumpulan getah (TPG) getah pinus ditimbang dan
dimasukan ke dalam drum, getah disaring dan dilakukan penyortiran guna
menentukan mutu getah sebelum diangkat ke tempat pengumpulan getah (TPG)
sementara makassar, setelah itu getah diangkut ke pabrik gondorukan dan
terpentin (PGT) Surabaya.
Pendapatan masyarakat dari produktifitas penyadapan getah pinus
sesuai dengan harga yang telah ditetapkan oleh Perum Perhutani (PT), harga getah
sebesar 5.000/Kg. Selama dalam penyadapan getah pinus, jumlah biaya yang
dkeluarkan oleh penyadap tidak ada, sebab semua peralatan ditanggung oleh
perusahaan. Berdasarkan jumlah rata – rata produksi getah pinus pada lampiran 4,
serta harga getah Rp. 5.000/Kg jumlah pendapatan responden dari getah pinus
dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel.9. Pendapatan Getah Pinus Per Tahun
No Pendapatan Getah Pinus Per
Tahun (Rp/Tahun)
Jumlah Responden
(Orang)
Presentasi
(%)
1 2
3 4 5 6 7 8
8.040.000 - 11.070.000 11.080.000 - 14.110.000 14.1200000 - 17.150.000 17.160.000 - 20.190.000 20.200.000 - 23.230.000 23.240.000 - 26.270.000 26.280.000 - 29.310.000 29.320.000 - 32.350.000
2 1 5 2 5 2 8 5
6.67 3.33 16.67 6.67 16.67 6.67 26.67 16.67
Jumlah 30 100.00
Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2020.
30
Maka pendapatan dari hasil penjualan getah pinus pertahun di Kelurahan
Kahu setiap kali pemungutan getah sebesar 546.000/perminggu/kk dengan
penjualan perbulan sebesar Rp. 1.908.650/bulan/kk, maka pendapatan rata – rata
masyarakat seriap tahun adalah sebesar Rp. 22.904.000/tahun/kk. Hasil data
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5. Berdasarkan tingkat pendapatan
penyadap getah pinus paling banyak adalah 26.280.000 - 29.310.000/KK/Tahun
dengan jumlah responden sebanyak 8 Orang dengan persentasi sebesar 26,67%.
Sedangkan Pendapatan getah pinus terendah sebesar 8.040.000 - 11.070.000
dengan jumlah responden 2 Orang.
2. Pendapatan responden dari pekerjaan pokok
Selain pendapatan dari hasil penyadapan getah pinus, hasil pendapatan
penyadap juga terdapat dari pekerjaan pokok termaksud sektor pertanian, ternak
dapat dilihat pada jumlah rata – rata pendapatan petani penyadapan getah pinus
dari 30 responden pekerjaan pokok setiap tahun adalah pada sektor pertanian
maupun peternak, sebesar Rp.45.6200.000/tahun/KK, dan pada sektor ternak baik
jenis sapi sebesar Rp. 13.950,000/tahun/KK dan Kambing sebesar Rp. 4.150,000.
Jumlah total pendapatan responden Dari pekerjaan pokok adalah Rp.
51.100.000/tahun/KK. Hasil dasi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6.
Tabel.10. Pendapatan Dari Pekerjaan Pokok
No Pendapatan Dari Pekerjaan Pokok
(Rp/Tahun)
Jumlah Responden
(Orang)
Persentasi
(%)
1
2
3
30.000.000 - 38.400.000
38.500.000 - 46.900.000
47.000.000 - 55.400.000
8
7
4
26.67
23.33
13.33
31
4
5
6
7
55.500.000 - 63.900.000
64.000.000 - 72.400.000
72.500.000 - 80.900.000
81.000.000 - 89.400.000
3
6
1
1
10.00
20.00
3.33
3.33
Jumlah 30 100,00
Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2020.
Berdasarkan tabel 9 tingkat pendapatan dari pekerjaan pokok penyadap
getah pinus paling banyak adalah 30.000.000 – 38.400.000/KK/Tahun dengan
jumlah responden sebanyak 8 Orang dengan persentasi sebesar 26,67% dan
Pendapatan pokok tertinggi sebesar 81.000.000 – 89.400.000/ KK/Tahun dengan
jumlah responden 1 orang.
3. Pendapatan Total Penyadap Getah Pinus
Pendapatan total penyadap getah pinus disekitar Kelurahan kahu
dengan menjumlahkan hasil dari penjualan getah pinus dan pendapatan dari sektor
lain baik dari hasil pertanian, dan peternakan maka rata – rata pendapatan
pertahun penyadap dari hasil sadapan getah pinus dan pendapatan dari sektor lain
adalah sebesar Rp. 74,040.000/tahun/KK. Hasil data selengkapnya dapat dilihat
pada Lampiran 8.
Tabel.11. Pendapatan Total Penyadap Getah Pinus
No
Pendapatan Total Penyedap
Getah Pinus
(Rp/Tahun)
Jumlah Responden
(Orang)
Presentase %
1
2
3
43.440.000 – 52.280.000
52.290.000 – 61.130.000
61.140.000 – 69.980.000
2
4
6
6.67
13.33
20.00
32
4
5
6
7
69.990.000 – 78.830.000
78.840.000 – 87.680.000
87.690.000 – 96.530.000
96.540.000 – 105.380.000
5
9
3
1
16.67
30.00
10.00
3.33
Jumlah 30 100,00
Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2020.
Dari Tabel 9 diatas terlihat bahwa pendapatan total penyedap getah
pinus paling banyak adalah 78.840.000 - 87.680.000 sebanyak 9 responden
dengan presentasi 30%. Sedangkan, Pendapatan total dari Penyadap getah pinus
terendah sebesar 43.440.000 - 52.280.000 dengan jumlah responden 2 Orang.
5.4. Komponen Kebutuhan Rumah Tangga
Berdasarkan data dilapangan rata – rata komponen kebutuhan rumah
tangga di Kelurahan Kahu menunjukkan bahwa komponen rumah tangga
penyadap yang terdiri dari kebutuhan makanan sebesar Rp.
250.080.000/tahun/KK, listrik Rp.4.824.000/tahun/KK, kebutuhan anak
Rp.9.996.000/tahun/kk, dan kebutuhan rumah tangga yang paling penting adalah
kebutuhan transportasi yaitu sebesar Rp.3.360.000/tahun/KK. Jumlah keseluruhan
kebutuhan rumah tangga penyadap di Kelurahan Kahu Rp.43.188.000/tahun/KK.
Adapun rincian secara keseluruhan dapat terlihat pada Lampiran 7.
Tabel.12. Biaya Keseluruhan Kebutuhan Rumah Tangga per tahun No Biaya Keseluruhan
Kebutuhan Rumah Tangga
(Rp/Tahun)
Jumlah Responden
(Orang)
Presentasi %
1 22.800,000 – 35.159,999 10 33.33
2 35.160,000 – 47.519,999 11 36.67
3 47.520,000 – 59.879,999 6 20.00
33
4 59.880,000 – 72.239,999 2 6.67
5 72.240,000 – 84.599,999 0 0.00
6 84.600,000 – 96.959,999 0 0.00
7 96.960,000 – 10.931,9999 1 3.33
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2020.
Berdasarkan Tabel 11 diatas Biaya Keseluruhan Kebutuhan Rumah
Tangga per tahun terbanyak adalah 35.160,000 – 47.519,999 dengan jumlah
penyadap getah pinus 11 responden dengan presentasi 36,67%. Menurut teori
Mosher, hal yang paling penting dari kesejahteraan adalah pendapatan, sebab
beberapa aspek dari kesejahteraan tergantung pada tingkat pendapatan.Pemenuhan
kebutuhan dibatasi oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi
yang berpendapatan rendah. Semakin tinggi besarnya pendapatan rumah tangga
maka persentase pendapatan untuk pangan akan semakin berkurang. Dengan kata
lain, apabila terjadi peningkatan pendapatan dan peningkatan tersebut tidak
merubah pola konsumsi maka rumah tangga tersebut sejahtera. Sebaliknya,
apabila peningkatan pendapatan rumah tangga dapat merubah pola konsumsi
maka rumah tangga tersebut tidak sejahtera.
5.5. Konstribusi Getah Pinus Terhadap Pendapatan Total
Kontribusi getah pinus terhadap pendapatan total per tahun yaitu total
pendapatan getah pinus di bagi total penerimaan di kali 100%. Bahwa hasil
penyadapan getah pinus mampu memberikan kontribusi sebesar 30,95% per
tahun, dimana pendapatan hasil sadapan getah pinus sebesar 22.904.000/tahun/kk.
34
Dari hasil tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan hasil
penyadapan getah pinus sangat membantu meringankan kebutuhan runah tangga
penyadap. Sebagaimana pendapatan lebih besar dari pada kebutuhan rumah
tangga, yaitu pendapatan total sebesar Rp. 74.040.000/tahun/KK, sedangkan
kebutuhan rumah tangga sebesar Rp. 43.188.000/tahun/KK, dan memberikan
keuntungan sebesar Rp. 30.852.000/tahun/KK.
Dapat dibuktikan bahwa jika hanya hasil pendapatan dari pekerjaan pokok
maka kebutuhan rumah tangga penyadapan dapat penuhi. Pendapatan dari
pekerjaan pokok sebesar Rp.51.100.000/tahun/KK, sedangkan kebutuhan rumah
tangga penyadapan sebesar Rp. 43.188.000/tahun/KK, artinya pendapatan dari
pekerjaan pokok lebih besar dari kebutuhan rumah tangga, sehingga pendapatan
dari pekerjaan pokok dapat membantu untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Setelah ada hasil penjualan dari penyadapan getah pinus sebesar
Rp. 22.904.000/tahun/KK dan pendapatan dari sektor lain 51.100.000/tahun/kk,
sehingga pendapatan total sebesar Rp. 74.040.000/tahun/KK dan mampu
memenuhi kebutuhan rumah tangga penyadapan bahkan lebih.
Selisih pendapatan total dan kebutuhan rumah tangga penyadap sebesar
Rp. 30.825.000/tahun/KK. Hasil dari penyadapan getah pinus mampu
memberikan kontribusi terhadap pendapatan total sebesar 30,95% per tahun
terhadap pendapatan total.
Kontribusi pendapatan total dari kegiatan penyedap terhadap pendapatan
total.
x 100 % = 30,95 %
35
Dengan menggunakan rumus diatas maka Kontribusi getah pinus terhadap
pendapatan total per tahun yaitu total pendapatan getah pinus di bagi total
penerimaan di kali 100%. Bahwa hasil penyadapan getah pinus mampu
memberikan kontribusi sebesar 30,95% per tahun.
VI. PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Adanya penyadapan getah pinus di Kelurahan Kahu mampu membantu
memenuhi kebutuhan rumah tangga penyadap sebesar Rp. 43.188.000/tahun/KK,
dengan pendapatan total Rp. 74.040.000/tahun/KK.
Hasil dari penyadapan getah pinus memberikan kontribusi pendapatan
sebesar 30,95% per tahun dengan hasil penjualan getah pinus setiap tahun rata –
rata sebesar Rp. 22.904.000/tahun/KK terhadap pendapatan total petani penyadap
sebesar Rp. 70.040.000/tahun/KK.
6.2. Saran
Disarankan agar peneliti selanjutnya mengenai kontribusi getah pinus
dapat meningkatkan nilai pendapatan terhadap masyarakat khususnya yang ada di
Kelurahan Kahu Kecamatan Bonto Cani Kabupaten Bone.
DAFTAR PUSTAKA
Ahira Anne, 2012, Pengertian Kontribusi. Dikutip Dari Http://www.annehira.com./beasiswa.html, Diakses Tanggal 16 Maret 2019
Dahlan E, Dan Hartoyo, 1997. Komponen Kimia Terpenting Dari Getah Tusam
(Pinus mercusii), Asal Kalimantan Barat. Ino Hasil Hutan. Badan Pengembangan Dan Penelitian Kehutanan. Bogor. 5 (1): 38-39
Asriadi, A.R, 2015. Estimasi Simpanan Karbon di Atas Permukaan Tanah Pada
Kawasan Hutan Konservasi Suaka Margasatwa Tanjung Peropa Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara. Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo. Kendari.
Hadipoernomo, 1981, Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Getah Pinus, Duta Rimba. Vol VIII, 18-22
Hidayat F.A, 1999, Studi Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Pendapatan Dan Tingkat Kesejahteraan Penyadap Getah Pinus mercusii. Jung Et De Vriese di BKPH Manglayang Barat Perum Perhutani Unit III Jawa Barat. Skripsi, Jurusan Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan IPB, Bogor
Huda C. 2011. Kontribusi Pendapatan Penyadap Getah Pinus Terhadap Kebutuhan Rumah Tangga Masyarakat Sekitar Hutan Di RPH Gombeng, BKPH Ketapang, KPH Banyuwangi Utara, PERUM PERHUTANI Unit II Jawa Timur. Skripsi. Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor
Jariah, N.A. 1998. Manfaat Sosial Ekonomi Penyadapan Pinus Terhadap
Peningkatan Pendapatan Petani Penyadap: Studi Kasus di Desa Burat, RPH Gebang. BKPH Purworejo, KPH Kedu Selatan. Skripsi Sarjana. Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Martawijaya et al, 2005, Atlas Kayu Jilid II, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan, Departemen Kehutanan Bogor
Mosher E. 2015. “Mengukur Kesejahteraan”. Bandung: Penerbit Pustaka Setia. Purwandari S. 2002, Analisis Pendapatan Penyadap Getah Pinus mercusii. Jung
Et De Vriese di BKPH Bogor. Skripsi. Departemen Manajemen Hutan . Fakultas Kehutanan IPB, Bogor
Perum Perhutani, 2005. Pedoman Penyadapan Getah Pinus Tahun 2005, Perum
Perhutani, Jakarta
38
Riyanto T.W.1980, Sedikit Tentang Penaksiran Hasil Getah Pinus mercusii, Duta
Rimba Vol IV, Jakarta, 12-17
Rochidayat dan Sukawi, 1979. Pengaruh Tinggi Tempat Tumbuh pada Produksi
Getah Pinus mercusii pada Petak-Petak Coba di Kalibakung KPH Pekalongan . Laporan No.321 Lembaga Penelitian Hutan Bogor
Republik Indonesia, 1992, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1999, Tentang Kehutanan, Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Sekretariat Negara, Jakarta.
Sabri, 2008. Pengantar Ekonomi Makr, Edisi Revisi Cetakan Kedua. Yogyakarta.
BPFE.UI
Suharlan A. Herbagung dan D.M. Riyadi, 1980, Hubungan antara Produksi
Getah Pinus mercusii dan LuasBidang Dasar, Tinggi Tempat, Tinggi Pohon dan Jarak Relatif antar Pohon. Laporan No.394. Lembaga Penelitian Hutan, Bogor
Suroto, 2007, Strategi Pembangunan dan Perencanaan Kesempatan Kerja.
Yogyakarta. Gajah Mada Univercity
Sukirno, 2007, Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah dan Dasar Kebijakan.
Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta
Sumardi, 2005. Metode Penyuluhan Pertanian. Sarana Perkasa. Jakarta
Todaro, 2005. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Alih Bahasa Haris Munandar, Jakarta: Erlangga
Wibowo P. 2006. Produktifitas Penyadapan Getah Pinus merkusii Jungh. et de Vriese dengan menggunakan sistem koakan (Quarre System) Di Hutan Pendidikan Gunung Walat Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. Skripsi. Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian
KONTRIBUSI GETAH PINUS ( Pinus merkussi ) TERHADAP
PENDAPATAN PETANI PENYADAP DI KELURAHAN KAHU
KECAMATAN BONTO CANI KABUPATEN BONE
RESPONDEN
Desa / Kelurahan :
Kecamatan :
Kabupaten :
Provinsi :
Bulan / Tahun :
40
I. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :…………………………….umur……….Tahun
2. Pekerjaan pokok :………………………………………………….
Sampingan :………………………………………………….
3. Pendidikan : TK / SD / SMP / SMA / PT
4. Anggota Kelompok Tani
Yang pernah diikuti : a. ……………………………………………….
: b. ……………………………………………….
: c. ……………………………………………….
5. Berapa Lama Bermukiman : ……………tahun, penduduk asli : ya/tidak
6. Jumlah tanggungan keluarga : ………….Orang
II. SOSIAL EKONOMI
1. Pengalaman berusaha tani
Dalaman Kawasan Hutan : Tahun
Luar Kawasan Hutan : Tahun
41
2. Hasil dari penyadapan getah pinus
a. Lokasi sadapan :
b. Jarak rumah kelokasi sadapan : Km
c. Luas sadapan : Ha
d. Banyak pohon yang disadap sekali sadap : Pohon
e. Produksi getah per minggu : Kg
f. Produksi getah per bulan : Kg
g. Produksi getah per tahun : Kg
h. Harga getah per minggu : Rp
3. Jumlah biaya yang dipakai dalam proses penyadapan
a. Konsumsi : Rp.
b. Peralatan : Rp.
c. Apakah dalam proses penyadapan memakai tenaga kerja ? ya / tidak,
jika, iya berapa biaya yang dikeluarkan :…………………….
d. Apakah memakai transportasi kelokasi penyadapan ? ya / tidak, jika
iya, berapa biaya yang dikeluarkan :…………………………
42
4. Pendapatan dari sektor lain
a. Sektor pertanian : ada / tidak, pendapatan
b. Sektor perdangangan : asa / tidak, pendapatan
c. Sektor jasa / buruh : ada / tidak pendapatan
d. Jenis ternak : ada / tidak pendapatan
5. Kebutuhan Rumah Tangga Per Bulan :
a. makan : ……. Rp
b. Air : ……. Rp
c. Listrik : ……. Rp
d. Kebutuhan anak : ……. Rp
e. Transportasi : ……. Rp
f. lain – lain : ……. Rp
Jumlah Total : ……. Rp
43
Lampiran 2. Tabel Karakteristik Responden
NO NAMA UMUR
(TAHUN) PENDIDIKAN TANGGUNGAN
KELUARGA 1 Mansur 39 SMP 3 2 Syamsuddin 35 SD 1 3 Sultan 36 SD 2 4 Abd. Latif 27 SMA 1 5 Aslim 40 SMP 3 6 Ganing 40 SMP 2 7 M. Jafar 44 SMP 3 8 Cummu 48 SD 3 9 Jumardi 29 SMA 2 10 Mustaming 55 SD 3 11 Basir 58 SD 4 12 Alias 50 SD 3 13 Tajuddin 30 SMP 1 14 Bakri 41 SD 2 15 Amir 32 SMP 1 16 Alimuddin 43 SD 2 17 Sakaria 36 SMP 2 18 Abd.Rasyid 49 SMP 3 19 Muh. Ali 47 SD 3 20 Arba 51 SD 4 21 Tuo 65 SD 4 22 Soijan 37 SMP 1 23 Suhardi 56 SD 4 24 Nurdin 59 SD 1 25 Irfan 52 SD 3 26 M. Asis 39 SD 2 27 Sudianto 60 SD 4 28 Sultan. N 35 SMP 2 29 Hidayat. S 30 SMP 1 30 Jamaluddin 62 SD 1
JUMLAH 1.325 71 RATA-RATA 44.2 2.36
Sumber : Data Primer Wawancara di Kelurahan Kahu 2020
44
Lampiran 3. Karakteristik Responden
NO NAMA JARAK RUMAH KE
LOKASI JUMLAH TEGAKAN
(POHON) 1 Mansur 2 400 2 Syamsuddin 3 350 3 Sultan 0,5 400 4 Abd. Latif 0,5 380 5 Aslim 0,5 300 6 Ganing 1 400 7 M. Jafar 0,5 300 8 Cummu 3 400 9 Jumardi 1 400 10 Mustaming 0,5 200 11 Basir 3 250 12 Alias 0,5 400 13 Tajuddin 0,5 400 14 Bakri 1 400 15 Amir 3 200 16 Alimuddin 0,5 400 17 Sakaria 2 400 18 Abd.Rasyid 1 350 19 Muh. Ali 0,5 400 20 Arba 3 400 21 Tuo 3 200 22 Soijan 1 400 23 Suhardi 0,5 300 24 Nurdin 2 200 25 Irfan 1 400 26 M. Asis 1 400 27 Sudianto 0,5 400 28 Sultan. N 3 400 29 Hidayat Setiadi 0,5 400 30 Jamaluddin 1 300
JUMLAH 41 10530 RATA-RATA 1,37 351
Sumber : Data Primer Wawancara di Kelurahan Kahu 2020
45
Lampiran 4. Produksi Getah Pinus
NO NAMA JUMLAH POHON
PRODUKSI GETAH PER
MINGGU (gram)
PRODUKSI GETAH
PER BULAN
(Kg)
PRODUKSI GETAH
PER TAHUN
(Kg)
1 Mansur 400 280 448 5.376 2 Syamsuddin 350 336 470 5.640 3 Sultan 400 168 268 3.216 4 Abd. Latif 380 224 340 4.080 5 Aslim 300 280 336 4.032 6 Ganing 400 224 358 4.296 7 M. Jafar 300 336 403 4.836 8 Cummu 400 336 537 6.444 9 Jumardi 400 224 358 4.296 10 Mustaming 200 336 268 3.216 11 Basir 250 280 280 3.360 12 Alias 400 280 448 5.376 13 Tajuddin 400 224 358 4.296 14 Bakri 400 280 448 5.376 15 Amir 200 168 134 1.608 16 Alimuddin 400 336 537 6.444 17 Sakaria 400 280 448 5.376 18 Abd.Rasyid 350 336 470 5.640 19 Muh. Ali 400 224 358 4.296 20 Arba 400 336 537 6.444 21 Tuo 200 280 224 2.688 22 Soijan 400 280 448 5.376 23 Suhardi 300 336 403 4.836 24 Nurdin 200 224 179 2.148 25 Irfan 400 168 268 3.216 26 M. Asis 400 168 268 3.216 27 Sudianto 400 336 537 6.444 28 Sultan. N 400 280 448 5.376 29 Hidayat Setiadi 400 336 537 6.444 30 Jamaluddin 300 280 336 4.032
JUMLAH 10.530 8.176 11.452 13.7424 RATA-RATA 351 272,53 381,73 4.580,8
Sumber : Data Primer Wawancara di Kelurahan Kahu 2020
46
Lampiran 5. Hasil Penjualan Getah Pinus Per Tahun
NO NAMA HARGA GETAH
PINUS/Kg(Rp)
PRODUKSI GETAH PER TAHUN (Kg)
PENJUALAN GETAH PER TAHUN(Kg)
1 Mansur 5.000 5376 26.880.000 2 Syamsuddin 5.000 5640 28.200.000 3 Sultan 5.000 3216 16.080.000 4 Abd. Latif 5.000 4080 20.400.000 5 Aslim 5.000 4032 20.160.000 6 Ganing 5.000 4296 21.480.000 7 M. Jafar 5.000 4836 24.180.000 8 Cummu 5.000 6444 32.220.000 9 Jumardi 5.000 4296 21.480.000 10 Mustaming 5.000 3216 16.080.000 11 Basir 5.000 3360 16.800.000 12 Alias 5.000 5376 26.880.000 13 Tajuddin 5.000 4296 21.480.000 14 Bakri 5.000 5376 26.880.000 15 Amir 5.000 1608 8.040.000 16 Alimuddin 5.000 6444 32.220.000 17 Sakaria 5.000 5376 26.880.000 18 Abd.Rasyid 5.000 5640 28.200.000 19 Muh. Ali 5.000 4296 21.480.000 20 Arba 5.000 6444 32.220.000 21 Tuo 5.000 2688 13.440.000 22 Soijan 5.000 5376 26.880.000 23 Suhardi 5.000 4836 24.180.000 24 Nurdin 5.000 2148 10.740.000 25 Irfan 5.000 3216 16.080.000 26 M. Asis 5.000 3216 16.080.000 27 Sudianto 5.000 6444 32.220.000 28 Sultan. N 5.000 5376 26.880.000 29 Hidayat Setiadi 5.000 6444 32.220.000 30 Jamaluddin 5.000 4032 20.160.000
JUMLAH 15.0000 13.7424 687.120.000 RATA-RATA 5.000 4580,8 22.904.000
Sumber : Data Primer Wawancara di Kelurahan Kahu 2020
47
Lampiran 6. Pendapatan Responden Dari Pekerjaan Pokok Per Tahun
No Nama
Jenis Produksi Pertanian/Tahun Penjualan Ternak / Tahun
Total Penerimaan Per Tahun Sapi (Rp)
Total Penerimaan Per Tahun Kambing
(Rp)
Total Keseluruhan Pendapatan Tanaman
Pangan Holtikultural
Total Pendapatan
dari pertanian/
Tahun
Sapi (Ekor)
Kambing (Ekor)
1 Mansur 37.800,000 31.800,000 69.600,000 - - - - 69.600,000
2 Syamsuddin 27.300,000 20.700,000 48.000,000 1 2 13.000,000 5.000,000 66.000,000
3 Sultan 29.400,000 24.600,000 54.000,000 - - - - 54.000,000
4 Abd. Latif 25.300,000 23.900,000 49.200,000 1 1 13.000,000 2.600,000 64.800,000
5 Aslim 16.700,000 12.100,000 28.800,000 1 2 12.700,000 5.300,000 46.800,000
6 Ganing 24.300,000 19.500,000 43.800,000 1 - 14.400,000 - 58.200,000
7 M. Jafar 23.200,000 18.800,000 42.000,000 - - - - 42.000,000
8 Cummu 22.800,000 19.200,000 42.000,000 - - - - 42.000,000
9 Jumardi 28.700,000 19.300,000 48.000,000 2 - 16.200,000 - 64.200,000
10 Mustaming 38.900,000 33.100,000 72.000,000 1 - 14.400,000 - 86.400,000
11 Basir 28.300,000 25.700,000 54.000,000 1 1 14.400,000 2.400,000 70.800,000
12 Alias 25.200,000 21.000,000 46.200,000 - - - - 46.200,000
48
13 Tajuddin 17.400,000 11.400,000 28.800,000 - 3 - 7.200,000 36.000,000
14 Bakri 37.200,000 22.800,000 60.000,000 - - - - 60.000,000
15 Amir 40.200,000 34.200,000 74.400,000 - - - - 74.400,000
16 Alimuddin 17.000,000 14.800,000 31.800,000 - - - - 31.800,000
17 Sakaria 22.400,000 18.400,000 40.800,000 1 - 12.000,000 - 52.800,000
18 Abd.Rasyid 24.500,000 18.100,000 42.600,000 - - - - 42.600,000
19 Muh. Ali 29.500,000 23.300,000 52.800,000 1 - 14.400,000 - 67.200,000
20 Arba 31.700,000 22.300,000 54.000,000 - - - - 54.000,000
21 Tuo 17.500,000 12.500,000 30.000,000 - - - - 30.000,000
22 Soijan 20.600,000 16.600,000 37.200,000 - - - - 37.200,000
23 Suhardi 23.100,000 18.900,000 42.000,000 1 1 15.000,000 2.400,000 59.400,000
24 Nurdin 24.300,000 17.700,000 42.000,000 - - - - 42.000,000
25 Irfan 23.600,000 19.600,000 43.200,000 - - - - 43.200,000
26 M. Asis 20.800,000 12.800,000 33.600,000 - - - - 33.600,000
27 Sudianto 19.400,000 16.600,000 36.000,000 - - - - 36.000,000
28 Sultan. N 21.700,000 12.500,000 34.200,000 - - - - 34.200,000
29 Hidayat Setiadi
18.400,000 15.200,000 33.600,000 - - - - 33.600,000
49
30 Jamaluddin 31.200,000 22.800,000 54.000,000 - - - - 54.000,000
Jumlah 1.368,600,000 153.450,000 24.900,000 1.533,000,000
Rata-rata 45.620,000 13.950,000 4.150,000 51.100,000
Sumber : Data Primer Wawancara di Kelurahan Kahu 2020
50
Lampiran 7. Jenis Pengeluaran Responden Per Tahun
No Nama
Penyadap Tangungan Keluarga
Biaya Makan Per Hari (Rp)
Total Biaya Makan Per
Tahun (Rp)
Biaya Listrik
Per Bulan (Rp)
Total Biaya Listrik Per Tahun (Rp)
Kebutuhan Anak Per
Bulan (Rp)
Total Kebutuhan Anak Per
Tuhun (Rp)
Biaya Trasportasi Per Minggu
(Rp)
Total Biaya Trasportasi Per Tahun
(Rp)
Biaya keseluruhan Pengeluaran Per Tahun
(Rp)
1 Mansur 3 78.904 28.800,000 480,000 5.760,000 500,000 6.000,000 6.9231 3.600,000 44.160,000
2 Syamsuddin 1 69.041 25.200,000 600,000 7.200,000 0 0 10.3846 5.400,000 37.800,000
3 Sultan 2 59.178 21.600,000 480,000 5.760,000 300,000 3.600,000 69.231 3.600,000 34.560,000
4 Abd. Latif 1 65.753 24.000,000 600,000 7.200,000 0 0 57.692 3.000,000 34.200,000
5 Aslim 3 72.329 26.400,000 500,000 6.000,000 920,000 11.040,000 57.692 3.000,000 46.440,000
6 Ganing 2 82.849 30.240,000 400,000 4.800,000 800,000 9.600,000 115.385 6.000,000 50.640,000
7 M. Jafar 3 88.767 32.400,000 420,000 5.040,000 1.200,000 14.400,000 46.154 2.400,000 54.240,000
51
No Nama
Penyadap Tangungan Keluarga
Biaya Makan Per Hari (Rp)
Total Biaya Makan Per
Tahun (Rp)
Biaya Listrik
Per Bulan (Rp)
Total Biaya Listrik Per Tahun (Rp)
Kebutuhan Anak Per
Bulan (Rp)
Total Kebutuhan Anak Per
Tuhun (Rp)
Biaya Trasportasi Per Minggu
(Rp)
Total Biaya Trasportasi Per Tahun
(Rp)
Biaya keseluruhan Pengeluaran Per Tahun
(Rp)
8 Cummu 3 62.466 22.800,000 350,000 4.200,000 1.400,000 16.800,000 46.154 2.400,000 46.200,000
9 Jumardi 2 82.192 30.000,000 350,000 4.200,000 1.000,000 12.000,000 80.769 4.200,000 50.400,000
10 Mustaming 3 105.205 38.400,000 600,000 7.200,000 200,000 2.400,000 69.231 3.600,000 51.600,000
11 Basir 4 82.192 30.000,000 450,000 5.400,000 350,000 4.200,000 138.462 7.200,000 46.800,000
12 Alias 3 72.329 26.400,000 200,000 2.400,000 650,000 7.800,000 4.6154 2.400,000 39.000,000
13 Tajuddin 1 49.315 18.000,000 250,000 3.000,000 0 0 5.7692 3.000,000 24.000,000
14 Bakri 2 59.178 21.600,000 420,000 5.040,000 600,000 7.200,000 6.9231 3.600,000 37.440,000
15 Amir 1 65.753 24.000,000 500,000 6.000,000 0 0 8.0769 4.200,000 34.200,000
52
No Nama
Penyadap Tangungan Keluarga
Biaya Makan Per Hari (Rp)
Total Biaya Makan Per
Tahun (Rp)
Biaya Listrik
Per Bulan (Rp)
Total Biaya Listrik Per Tahun (Rp)
Kebutuhan Anak Per
Bulan (Rp)
Total Kebutuhan Anak Per
Tuhun (Rp)
Biaya Trasportasi Per Minggu
(Rp)
Total Biaya Trasportasi Per Tahun
(Rp)
Biaya keseluruhan Pengeluaran Per Tahun
(Rp)
16 Alimuddin 2 55.890 20.400,000 200,000 2.400,000 500,000 6.000,000 50.769 2.640,000 31.440,000
17 Sakaria 2 82.192 30.000,000 300,000 3.600,000 300,000 3.600,000 69.231 3.600,000 40.800,000
18 Abd.Rasyid 3 72.329 26.400,000 440,000 5.280,000 320,000 3.840,000 69.231 3.600,000 39.120,000
19 Muh. Ali 3 82.192 30.000,000 650,000 7.800,000 1.500,000 18.000,000 99.231 5.160,000 60.960,000
20 Arba 4 70.685 25.800,000 300,000 3.600,000 1.200,000 14.400,000 69.231 3.600,000 47.400,000
21 Tuo 4 39.452 14.400,000 300,000 3.600,000 400,000 4.800,000 0 0 22.800,000
22 Soijan 1 62.466 22.800,000 340,000 4.080,000 0 0 69.231 3.600,000 30.480,000
23 Suhardi 4 75.616 27.600,000 400,000 4.800,000 1.200,000 14.400,000 69.231 3.600,000 50.400,000
53
No Nama
Penyadap Tangungan Keluarga
Biaya Makan Per Hari (Rp)
Total Biaya Makan Per
Tahun (Rp)
Biaya Listrik
Per Bulan (Rp)
Total Biaya Listrik Per Tahun (Rp)
Kebutuhan Anak Per
Bulan (Rp)
Total Kebutuhan Anak Per
Tuhun (Rp)
Biaya Trasportasi Per Minggu
(Rp)
Total Biaya Trasportasi Per Tahun
(Rp)
Biaya keseluruhan Pengeluaran Per Tahun
(Rp)
24 Nurdin 1 59.178 21.600,000 450,000 5.400,000 0 0 69.231 3.600,000 30.600,000
25 Irfan 3 69.041 25.200,000 430,000 5.160,000 5.300,000 63.600,000 57.692 3.000,000 96.960,000
26 M. Asis 2 49.315 18.000,000 250,000 3.000,000 3.200,000 38.400,000 69.231 3.600,000 63.000,000
27 Sudianto 4 60.822 22.200,000 250,000 3.000,000 2.500,000 30.000,000 0 0 55.200,000
28 Sultan. N 2 59.178 21.600,000 300,000 3.600,000 650,000 7.800,000 69.231 3.600,000 36.600,000
29 Hidayat Setiadi
1 69.041 25.200,000 450,000 5.400,000 0 0 69.231 3.600,000 34.200,000
30 Jamaluddin 1 52.603 19.200,000 400,000 4.800,000 0 0 0 0 24.000,000
Jumlah 71 750.240,000 144.720,000 299.880,000 100.800,000 129,564,0000
54
No Nama
Penyadap Tangungan Keluarga
Biaya Makan Per Hari (Rp)
Total Biaya Makan Per
Tahun (Rp)
Biaya Listrik
Per Bulan (Rp)
Total Biaya Listrik Per Tahun (Rp)
Kebutuhan Anak Per
Bulan (Rp)
Total Kebutuhan Anak Per
Tuhun (Rp)
Biaya Trasportasi Per Minggu
(Rp)
Total Biaya Trasportasi Per Tahun
(Rp)
Biaya keseluruhan Pengeluaran Per Tahun
(Rp)
Rata - Rata 2.37 25.008,000 4.824,000 9.996,000 3.360,000 43.188,000
Sumber : Data Primer Wawancara di Kelurahan Kahu 2020
Lampiran 8. Pendapatan Responden Per Tahun
NO NAMA PENDAPATAN DARI GETAH
PINUS
PENDAPATAN DARI
PEKERJAAN POKOK
TOTAL PENERIMAAN
1 Mansur 26.880.000 69.600.000 96.480.000 2 Syamsuddin 28.200.000 66.000.000 94.200.000 3 Sultan 16.080.000 54.000.000 70.080.000 4 Abd. Latif 20.400.000 64.800.000 85.200.000 5 Aslim 20.160.000 46.800.000 66.960.000 6 Ganing 21.480.000 58.200.000 79.680.000 7 M. Jafar 24.180.000 42.000.000 66.180.000 8 Cummu 32.220.000 42.000.000 74.220.000 9 Jumardi 21.480.000 64.200.000 85.680.000 10 Mustaming 16.080.000 86.400.000 102.480.000 11 Basir 16.800.000 70.800.000 87.600.000 12 Alias 26.880.000 46.200.000 73.080.000 13 Tajuddin 21.480.000 36.000.000 57.480.000 14 Bakri 26.880.000 60.000.000 86.880.000 15 Amir 8.040.000 74.400.000 82.440.000 16 Alimuddin 32.220.000 31.800.000 64.020.000 17 Sakaria 26.880.000 52.800.000 79.680.000 18 Abd.Rasyid 28.200.000 42.600.000 70.800.000 19 Muh. Ali 21.480.000 67.200.000 88.680.000 20 Arba 32.220.000 54.000.000 86.220.000 21 Tuo 13.440.000 30.000.000 43.440.000 22 Soijan 26.880.000 37.200.000 64.080.000 23 Suhardi 24.180.000 59.400.000 83.580.000 24 Nurdin 10.740.000 42.000.000 52.740.000 25 Irfan 16.080.000 43.200.000 59.280.000 26 M. Asis 16.080.000 33.600.000 49.680.000 27 Sudianto 32.220.000 36.000.000 68.220.000 28 Sultan. N 26.880.000 34.200.000 61.080.000
29 Hidayat Setiadi
32.220.000 33.600.000 65.820.000
30 Jamaluddin 20.160.000 54.000.000 74.160.000 JUMLAH 687.120.000 1.533.000.000 2.220.120.000
RATA-RATA 22.904.000 51.100.000 74.004.000 Sumber : Data Primer Wawancara di Kelurahan Kahu 2020
ii
Lampiran 9. Rekapitulasi Total Pendapatan Responden Per Tahun
NO NAMA TOTAL
PENERIMAAN GETAH PINUS
PENGELUARAN TOTAL
TOTAL PENERIMAAN
1 Mansur 96.480.000 44.160.000 52.320.000 2 Syamsuddin 94.200.000 37.800.000 56.400.000 3 Sultan 70.080.000 34.560.000 35.520.000 4 Abd. Latif 85.200.000 34.200.000 51.000.000 5 Aslim 66.960.000 46.440.000 20.520.000 6 Ganing 79.680.000 50.640.000 29.040.000 7 M. Jafar 66.180.000 54.240.000 11.940.000 8 Cummu 74.220.000 46.200.000 28.020.000 9 Jumardi 85.680.000 50.400.000 35.280.000 10 Mustaming 102.480.000 51.600.000 50.880.000 11 Basir 87.600.000 46.800.000 40.800.000 12 Alias 73.080.000 39.000.000 34.080.000 13 Tajuddin 57.480.000 24.000.000 33.480.000 14 Bakri 86.880.000 37.440.000 49.440.000 15 Amir 82.440.000 34.200.000 48.240.000 16 Alimuddin 64.020.000 31.440.000 32.580.000 17 Sakaria 79.680.000 40.800.000 38.880.000 18 Abd.Rasyid 70.800.000 39.120.000 31.680.000 19 Muh. Ali 88.680.000 60.960.000 27.720.000 20 Arba 86.220.000 47.400.000 38.820.000 21 Tuo 43.440.000 22.800.000 20.640.000 22 Soijan 64.080.000 30.480.000 33.600.000 23 Suhardi 83.580.000 50.400.000 33.180.000 24 Nurdin 52.740.000 30.600.000 22.140.000 25 Irfan 59.280.000 96.960.000 37.680.000 26 M. Asis 49.680.000 63.000.000 13.320.000 27 Sudianto 68.220.000 55.200.000 13.020.000 28 Sultan. N 610.80.000 36.600.000 24.480.000
29 Hidayat Setiadi
65.820.000 34.200.000 31.620.000
30 Jamaluddin 74.160.000 24.000.000 50.160.000 JUMLAH 2.220.120.000 1.295.640.000 1.026.480.000
RATA-RATA 74.004.000 43.188.000 30.816.00 Sumber : Data Primer Wawancara di Kelurahan Kahu 2020
iii
Lampiran 10. Dokumentasi
Gambar 3. Wawancara Dengan Responden Petani Penyadap
Gambar 4. Wawancara Dengan Responden Petani Penyadap
iv
Gambar 5. Hasil Penyadapan Getah
v
vi
vii
RIWAYAT HIDUP
ILHAM ARMAWAN Lahir di Ara 24 November 1995,
merupakan anak Pertama dari Tiga bersaudara/i dari Bapak
Burhanuddin dan Ibu Sambulaeng. Penulis memulai jenjang
Pendidikan di MI Alkhairiyah Labuan Bajo dan lulus pada
tahun 2008. Kemudian pada tahun 2008 penulis
melanjutkan pendidikan di MTs Darussalam Labuan Bajo
lulus pada tahun 2011, pada 2011 penulis melanjutkan pendidikan di MAN
Labuan Bajo dan lulus pada tahun 2014. Pada tahun 2014 penulis mengikuti
program S1 Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian di Universitas
Muhammadiyah Makassar. Selama di perguruan tinggi, penulis disamping
mengikuti proses perkuliahan, tetapi juga aktif mengikuti organisasi Himpunan
Mahasiswa Jurusan (HMJ) Kehutanan sebagai Anggota Bidang Penghijauan dan
pada tahun 2017 melakukan magang pada PT. Gema Hutani Lestari (GHL).
Penulis dapat dihubungi e-mail: Ilhamarmawan5@gmail.com
Recommended