View
234
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
KONSEP SPIRITUAL INTELLIGENCE DANAH ZOHAR DAN IAN MARSHALL SEBAGAI
PENCEGAHAN STRES (Tinjuan Bimbingan Konseling Islam)
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I)
Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI)
Sri Haryanto 1199138
FAKULTAS DA’WAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO
SEMARANG 2004
ii
SKRIPSI
KONSEP SPIRITUAL INTELLIGENCE DANAH ZOHAR DAN IAN MARSHALL SEBAGAI
PENCEGAHAN STRES (Tinjuan Bimbingan Konseling Islam)
Disusun oleh Sri Haryanto
1199138
Telah di pertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 06 September 2004
Dan dinyatakan telah lulus memenuhi syarat
Sususanan Dewan Penguji
Ketua Dewan Penguji/ Dekan Fakultas Dakwah Anggota Penguji I Drs.HM. Aminudin Sanwar, MM. Drs.Djasadi, M.Pd. Sekretaris Dewan Penguji/ Anggota Penguji II Pembibing Drs. Ali Murtadho, M.Pd. Drs. H. Machasin
iii
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 5 (lima) Eksemplar Hal : Persetujuan Naskah Skripsi Kepada. Yth. Bapak Dekan Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang di Semarang Assalamu’alaikum Wr.Wb. Setelah membaca, mengadakan koreksi dan perbaikan sebagaimana mestinya maka kami menyatakan bahwa skripsi saudara: Nama : Sri Haryanto Nim : 1199138 Fak / jur : Dakwah / Bimbingan Penyuluhan Islam
Judul Skripsi : KONSEP SPIRITUAL INTELLIGENCE DANAH ZOHAR DAN IAN MARSHALL SEBAGAI PENCEGAHAN STRES (TINJUAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM)
Dengan ini, saya setujui dan mohon agar segera diujikan. Demikian atas
perhatianya diucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Semarang, 25 Agustus 2004 Bidang Subtansi Materi Pembibing Metodologi & Tatatulis Drs. Ali Murtadho, M.Pd. Drs. Sugiarso NIP : 150 274 618 NIP : 150 233 795
iv
MOTTO
“ Berkatalah yang Baik atau Diam ”
“ Ambilah permata (kebaikan) meski itu keluar dari mahluk yang hina. Dan janganlah kau ambil
kotoron meski itu keluar dari mahluk yang suci “
dan
“ Visi tanpa aksi omong kosong Aksi tanpa visi bunuh diri “
“Tiada gading yang tak retak” demikian kata pepatah
sebuah karya tidaklah luput dari kesalahan dan kekurangan
v
Skripsi ini aku persembahkan
Kepada:
Tuhan-ku, Raja Semesta (Semoga skripsi ini bernilai ibadah)
Bapak dan Ibunda kami tercinta
Dan adik-adiku
Almamaterku Fakultas Dakwah IAIN & Guru-guru-ku
Para pencari ilmu yang ikhlas
Dan
Untuk teman-temanku aktivis pergerakan, BEM dan LKI Paradigma
PERYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri
dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan di suatu perguruan tinggi di lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan
vi
yang di peroleh dari hasil penerbitan maupun yang belum / tidak di terbitkan
sumbernya di jelaskan di dalam tulisan dan daftar pustaka.
Semarang, 06 September 2004
Tanda tangan,
Sri Haryanto NIM: 1199138
ABTRAKSI / INTISARI
Sebagaimana kita ketahui kecerdasan spiritual (SQ : Spiritual Intelligence)
pertama kali diperkenalkan Danah Zohar dan Ian Marshall dari Havard University
dan Oxvord University, London, Inggris, pada pertengahan tahun 2000. yang
vii
dipopulerkan melalui karya ilmiah mereka yang cukup boombastis dengan judul
“SQ: Spiritual Intelligence:The Ultimate Intelligence”. Konsep ini mandasarkan
pada penemuan penelitian para Psikolog dan Neorolog tentang aktivitas otak
manusia. Seperti, Micheal Pasinger dan VS Ramacandran yang menemukan “God
Spot” di daerah temporal (lobus temporal) otak manusia. Denis Pare dan Rodholpo
Llinas yang membuktikan adanya “Isolasi 40 Hz” dalam otak manusia. Josep de
Leux dengan “alam bawah sadar” dan Robet Coper yang menemukan “suara hati”.
Dengan kata lain, kecerdasan spiritual yang dipopulerkan Zohar dan Marshall tidak
lebih sebagai pengembangan lebih luas dan mendalam dari beberapa gagasan para
psikolog dan neorolog sebelumnya.
Sebagaimana tokoh-tokoh barat modern yang lain, konsep kecerdasan
spiritual Zohar dan Marshall berdasarkan pada saintifik murni (penelitian ilmiah)
yang pada umumnya memisahkan diri dengan perspektif Agama. Paradigma inilah
yang dipakai Zohar dan Marshal dalam mengkaji kecerdasan spiritual. Sehingga
sangat wajar ketika mereka menggangap kecerdasan spiritual (SQ) tidak harus selalu
berkaitan dengan dimensi keagamaan “SQ has no necessary conection to religion”.
Namun sayangnya dalam pembahasan selanjutnya, ternyata mereka tidak bisa
terlepas sepenuhnya dari kajian-kajian kegamaan (dimensi keagamaan). Bahkan
kajian-kajian kemanusia versi agama-agama timur menjadi argumentasi penting
dalam menjelaskan konsep kecerdasan spiritual. Lebih dari itu, mereka menyakini
bahwa landasan keberadaan kecerdasan spiritual dalam diri seseorang adalah adanya
viii
God Spot atau “Titik Tuhan” dalam otak manusia. Titik Tuhan (God Spot) adalah
bagian dari lobus temporal yang berperan penting dalam pengalaman mistis dan
religius seseorang. Dan tidak bisa dilepaskan dari dimensi kegaamaan dan ketuhanan.
Disinilah mereka tampak tidak konsisten terkait dengan pendapat mereka yang
mengatakan, bahwa kecerdasan spiritual tidak harus berhubungan dengan Agama.
Meskipun demikian setidaknya konsep ini, telah mampu menghormoniskan
perseteruan antara agama versus sain yang selama ini masih berlangsung (khususnya
di dunia barat). Sedangkan penggunaan kata “Quotient” dalam Spiritual Quotient
menurut Subandi (2001:1), adalah salah kaprah. Karena kata “Quotient” artinya
adalah angka hasil pembagian. Kata ini dipergunakan dalam perhitungan angka.
Dengan demikian, maka istilah IQ, EQ dan SQ lebih tepat digunakan ketika orang
mengadakan perhitungan angka. Sehingga penggunaan istilah Intelligence Rasional
(kecerdasan rasioanal) Emotional Intelligence (kecerdasan emosional) dan Spiritual
Intelligence (kecerdasan spiritual) adalah istilah yang lebih tepat.
Dalam pandangan para tokoh SQ barat modern (Zohar dan Marshall)
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan “Ketiga” manusia. Setelah kecerdasan
intelektual dan kecerdasan emosional. Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan
yang dapat membantu manusia untuk memecahkan masalah yang paling existensial
dalam hidup manusia yakni masalah yang berkaitan dengan makna dan nilai. Sebuah
kecerdasan yang akan menempatkan hidup manusia dalam konteks makna yang
mendalam. Dan kecerdasan yang dapat menyembuhkan manusia dari berbagai
ix
penyakit spiritual (spiritual phatologi). Seperti, krisis makna hidup, kehampaan,
depresi clinis yang berat, keputusasaan, keterpurukan, stres dan skizofrenia (hilang
ingatan) dan lain-lain.
Dalam perspektif Islam, kecerdasan spiritual dapat disejajarkan dengan
kecerdasan kalbu (kecerdasan jiwa) yang bertataran dengan makna atau meaning.
Makna atau meaning adalah inti pemikiran kecerdasan spiritual (SQ) Zohar dan
Marshall. Karena bagi mereka kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk
menempatkan tindakan dan hidup manusia dalam konteks makna yang lebih luas dan
kaya. Dengan kata lain, kecerdasan spiritual adalah sebuah tawaran pemikiran (dari
dunia barat) untuk menjadikan hidup manusia lebih bermakna dan bernilai.
Hidup penuh dengan makna dan nilai adalah kebutuhan yang sangat mendasar
bagi manusia. Hal ini menjadikan setiap tindakan dan aktivitasnya manusia
senantiasa mencari dan berusaha untuk menemukan makna hidupnya. Mengapa Ia
hidup? Untuk apa Ia hidup? Apa tujuan dari hidupnya? Bagaimana menjalani hidup
yang benar? Untuk apa Ia bekerja? Seberapa lama kita akan hidup? Kemana kita akan
kembali? Beberapa pertayaan inilah yang menurut Zohar dan Marshall akan
mengantarkan manusia pada makna tertinggi dan mendalam (Ultimate Meaning).
Yakni ketika manusia mampu memberikan dan menemukan jawaban dari pertayaan-
pertayaan sangat mendasar di atas. Kemampuan menemukan jawaban atas pertayaan-
pertayaan tersebut, menunjukan tingkat kecerdasan spiritual yang tinggi.
x
Hidup yang penuh makna dan nilai dalam Islam, mendapatkan perhatian yang
cukup serius. Bahkan Islam menyebut orang yang mampu memberikan arti dan
makna dalam hidupnya sebagai manusia terbaik di antara manusia lain. Sebagaimana
sabda Nabi SAW, “Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat
(bermakna) bagi manusia yang lain”. Lebih dari itu Islam juga menganjurkan agar
manusia mengenali jati dirinya sebagai mahluk Tuhan. Bahkan Islam (Al Qur’an)
menyediakan jawaban dari pertayaan-pertayaan di atas. Untuk apa manusia hidup?
Dan apa tujuan hidupnya? yang dengan gamblang diterangkan dalam Al Qur’an, yang
menyatakan bahwa, manusia diciptakan dan diturunkan ke muka bumi dengan tujuan
untuk mengabdi kepada Allah SWT. “Tidaklah Aku ciptakan manusia dan jin, selain
untuk menyembah-Ku”. Demikian Firman Allah SWT dalam surat At-tin ayat : 4
yang merupakan jawaban atas pertayaan-pertayaan manusia tentang hakekat diri dan
tujuan hidupnya.
Hidup yang bermakna adalah kebutuhan dasar (fitrah) manusia. Karena
dengan kebermaknaan hidup inilah seseorang akan dapat meraih kebahagian dan
kesuksesan hidup di dunia dan di akherat. Kebermaknaan hidup juga dapat
menjadikan hidup manusia lebih bijak dan arif. Dan mampu mengangkat dirinya dari
keterpurukan dan ketidakberdayaan yang disebabkan krisis makna dan nilai. Menuju
pada hidup yang sehat secara mental dan spiritual. Dengan kata lain dengan
kecerdasan spiritual yang tinggi (mampu memberikan makna hidup) dapat
xi
menghindarkan manusia dari krisis makna dan spiritual yang merupakan sumber
utama ganguan kesehatan jiwa atau stres.
Dalam pandangan Islam, kecerdasan spiritual tidak sekedar menjadikan hidup
manusia penuh makna dan nilai. Lebih dari itu, kecerdasan spiritual adalah cahaya
ciuman kehidupan yang dapat membangunkan kesadaran fitrah manusia (cenderung
kepada kebenaran ; hanif). Membantu manusia untuk mengenali jati dirinya sebagai
mahluk spiritual yang tidak bisa terlepas dari kebutuhan terhadap spiritualitas
(ketuhanan) dan mahluk sosial yang selalu berinteraksi dengan orang lain. Dengan
pola pemikiran tauhidi dan didasarkan pada rasa cinta yang mendalam kepada Allah
dan mahluk-Nya. Karena kecerdasan spiritual dapat membantu manusia untuk
megenali jati dirinya maka kecerdasan spiritual juga dapat membantu manusia untuk
mengenali siapa Tuhannya “Barang siapa yang mengenal siapa dirinya, maka ia
akan mengenal siapa Tuhannya” demikian sabda Nabi dalam sebuah hadist.
Pengenalan terhadap Tuhan inilah yang akan mengantarkan manusia pada
kebermaknaan hidup yang dalam istilah Zohar dan Marshall disebut sebagai
“Ultimate Meaning” (makna tertinggi;terdalam).
Lebih dari itu, kecerdasan spiritual juga dapat menumbuhkan sikap hidup
yang penuh visi, tabah, tawakal, memiliki kesabaran dan keteguhan untuk
menghadapi penderitaan dan memanfaatkan penderitaan untuk meningkatkan kualitas
kehidupanya. Menjadikan seseorang cerdas dalam beragama, dalam arti tidak picik,
tidak fanatik dan menjalankan syariat Agama dengan penuh pengabdian dan
xii
tanggung jawab. Menumbuhkan moralitas yang tinggi (ahlak yang terpuji) dan
mengantarkan manusia pada kebahagian dan kesuksesan hidup di dunia dan di
akherat dalam naungan kasih Ilahi.
Mengantarkan manusia pada kebahagian di dunia dan di akherat dalam
naungan kasih Ilahi merupakan tujuan utama dari bimbingan konseling Islam. Selain
itu bimbingan konseling Islam juga memiliki tujuan yang sama dengan kecerdasan
spiritual yakni mengangkat dan membantu manusia dari keterpurukan dan
ketidakberdayaan, menuju pada sehat mental dan spiritual. Membantu manusia untuk
mengenali jati dirinya dan lain-lain. Dengan demikian ada kertekaitan dan kesamaan
tujuan antara konsep kecerdasan spiritual dengan konsep bimbingan konseling Islam.
Berkaitan dengan upaya pencegahan stress, kecerdasan spiritual (Spiritual
Intelligence) mempunyai peran yang cukup penting dalam upaya menangulangi atau
mencegah munculnya stres dalam diri seseorang. Karena kecerdasan ini, akan
memberikan makna dalam hidup seseorang dan mengantarkan pada kebahagian
dalam hidup. Dengan demikian maka, dengan kecerdasan spiritual yang tinggi
seseorang dapat terhindar dari konflik batin, kecemasan, kekhawtiran dan ketakutan
yang dapat menimbulkan stres.
Adapun langkah yang dapat ditempuh untuk mencegah stres dengan
kecerdasan spiritual adalah dengan cara mendalami dan meningkatkan kecerdasan
spiritualnya. Diskusi, dialog, mengikuti pelatihan-pelatihan, kursus pengembangan
potensi diri (potensi kecerdasan), mengikuti seminar, symposium dan membaca
xiii
literature yang berkaitan dengan kecerdasan spiritual dan upaya pengembangannya
adalah jalan yang dapat ditempuh seseorang untuk mencegah dan menangulangi stres
melalui kecerdasan spiritual.
Selain untuk meningkatkan kecerdasan spiritual, juga dapat dilakukan dengan
bantuan dan bimbingan dari seorang ahli (dalam hal ini adalah konselor). Misalnya
konselor membantu client (individu) untuk menemukan jawaban atas pertayaan-
pertayaan yang sangat mendalam seperti, Untuk apa Ia hidup? Apa tujuan hidupnya?
Dan lain-lain yang dapat mengantarkan client atau individu menemukan jati diri dan
makna hidupnya (cerdas secara spiritual).
Untuk menjadi lebih cerdas secara spiritual seseorang juga dapat melakukan
sendiri (tanpa bantuan orang lain : konselor). Karena kecerdasan spiritual adalah
kemampuan/potensi fitrah (dasar) yang dimiliki setiap manusia yang sudah ada sejak
lahir dan tidak perlu diajari. Selain yang disebutkan Zohar dan Marshall (dalam
skripsi ini di bab III). Seseorang dapat melakukan perenungan yang mendalam
tentang hakekat dirinya, mengadakan intropeksi diri tentang jalan hidup yang selama
ini di tempuh. Apakah sudah benar? Sudah sesuai dengan jiwa sadarnya? Ataukah
belum. Dengan membiasakan berpikir positif dan menghindari atau menghilangkan
pikiran negatif. Dengan berpikir positif (Positif Thinking) dan menghilangkan pikiran
yang negatif maka yang hadir adalah sinar kebenaran dalam dirinya. Dengan
mengadakan tafakur/berdzikir dan mendekatkan diri pada Tuhan Pencipta Alam.
Adalah beberapa jalan/langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan
xiv
spiritual seseorang. Namun perlu ditegaskan, sebagaimana diungkapkan Zohar dan
Marshall untuk menjadi lebih cerdas secara spiritual banyak jalan yang dapat di
tempuh selain dari beberapa jalan di atas.
xvi
KATA PENGANTAR
Bissmillahirohmannirrohim
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. Tuhan Yang Maha
Esa, Dzat yang memiliki segala keagungan dan kesempurnaan yang telah
menciptakan sekaligus sebagai penguasa tunggal alam semesta beserta isinya. Berkat
hidayah dan kasih sayang-Nya. Saya dapat menyelesaikan penelitian skripsi dengan
judul “Konsep Spiritual Intelligence Danah Zohar dan Ian Marshall sebagai
Pencegahan Stres” (Tinjuan Bimbingan Konseling Islam) dengan sebaik-baiknya.
Semoga penulisan Skripsi ini bernilai ibadah dihadapan Allah SWT. Dan shalawat
serta salam semoga senantiasa Allah limpahkan kepada panutan umat manusia.
Muhammad Rassulullah SAW yang telah membibing kita semua untuk memeluk
Agama hanif yang diridhai Allah yakni Agama Tauhid.
Manusia adalah mahluk yang paling mulia dan diciptakan dalam bentuk yang
paling sempurna di antara mahluk ciptaan Allah yang lain “Telah aku ciptakan
manusia dalam bentuk yang paling sempurna (sebaik-baiknya)” demikian firman
Tuhan dalam Al Qur’an Surat At-Tin:04. Salah satu keunggulan dan keistimewaan
manusia dibandingkan dengan mahluk lain adalah disamping manusia diberi
keindahan dan kesempurnaan secara fisik. Manusia juga dikarunia akal (otak) yang
mampu menghasilkan kecerdasan/pikiran. Kecerdasan inilah yang menjadikan hidup
manusia dapat berkembang dengan baik dan menjadikan manusia mampu menjalani
kehidupan ini dengan bijak dan arif.
xvii
Dalam neorosisian melalui riset ilmiah telah membuktikan bahwa dalam diri
manusia tersimpan berbagai kecerdasan. Baik itu kecerdasan intelektual untuk
mengadakan pemikiran secara logis dan rasional. Kecerdasan emosional yang dapat
membantu manusia untuk beradaptasi dan berinteraksi dengan alam dan lingkungan
secara harmonis dan berkesan. Dan yang terakhir adalah kecerdasan spiritual, sebuah
kecerdasan yang dapat membantu manusia untuk menemukan makna dan nilai dalam
hidupnya. Yang sekaligus sebagai landasan untuk memfungsikan kecerdasan rasional
dan kecerdasan emosional secara efektif, sehingga mengantarkan manusia pada
kebahagian di dunia dan di akherat. Yang pertama kali di perkenalkan oleh Zohar dan
Marshall pada pertengahan tahun 2000.
Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang sangat cepat
dewasa ini. Ternyata mampu menimbulkan ketegangan pikiran, kecemasan,
kehampaan, keterpurukan, keputusasaan dan berbagai penyakit mental maupun
spiritual dalam diri seseorang. Yang mempunyai dampak sangat berbahaya bagi
kehidupan manusia. Kondisi yang demikian itu, pada dasarnya disebabkan karena
manusia modern saat ini tidak mampu memberikan makna dan nilai dalam hidupnya
atau bodoh secara spiritual.
Rasa hampa, hidup tanpa makna dan jiwa yang didera rasa cemas merupakan
kondisi batin yang dialami masyarakat kita saat ini. Contoh kehampaan makna hidup
ini adalah tipe manusia giroskop, seperti yang dialami multimuliuner Randolph Hears
yang memiliki kekuasan dan kekayaan, tetapi tidak berdaya dan selalu merasa cemas
xviii
kekuasaan akan hilang (Toto Tasmara, 2001:142). Sehingga dewasa ini ditengah-
tengah peradaban modern yang penuh problematika dan sangat kompleks. Modal
spiritual atau kecerdasan spiritual menjadi semakin penting peranannya, karena
dengan IQ atau kecerdasan intelektual yang tinggi dan kematangan emosional
(kecerdasan emosional) ternyata belum mampu mengantarkan manusia pada
kebermaknaan/hidup. Padahal kebermaknaan hidup merupakan motivasi bagi
manusia untuk melakukan segala tindakan dan aktivitas dalam kehidupanya.
Hidup yang berguna dan bermanfaat adalah hidup yang terus memberikan
makna baik pada diri sendiri maupun terhadap orang lain. Kebermaknaan hidup akan
memberikan perasaan hidup yang penuh kedamian, ketenangan, kebahagian dan
terbebas dari konflik interest yang dapat menimbulkan stress dalam diri seseorang.
Dan akhirnya penulis mengucapkan terimakasih atas segala bantuan dan
motivasi kepada penulis. Sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini sesuai
dengan target. Kepada yang terkasih Bapak/Ibu dan adik-adikku tercinta terimakasih
tulus saya ucapakan.
Kepada Drs.HM. Aminudin Sanwar, MM Dekan Fakultas Dakwah yang telah
memberikan motivasi pada penulis untuk segera menyelesaikan studinya. Kepada
Drs. Sugiarso PD III Fakultas Dakwah dan sekaligus sebagai pembibing penulisan
skripsi ini, dan Drs. Ali Murtadho M.Pd.
Kepada teman-teman penulis terutama teman-teman aktivis 2003/2004
(Kholis, Akrom, Iip, Rahul, Arsyam, Muslimah, Hasyim dan Masriah) yang telah
xix
memberikan motivasi dan waktu kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
Kepada sahabat-sahabat aktivis pergerakan tetap “Tangan terkepal dan
maju ke muka”. Kepada teman-teman Misii Mass A’am, Anhar, terimakasih atas
motivasi, kritik dan sarannya. Dan kepada Muhammad Fadhol-lio-n (Wadas)
terimakasih atas segala bantuannya.
Sederhana harapan penulis dari skripsi ini, Semoga karya ilmiah ini bermakna
(bermanfaat) bagi diri penulis dan bagi orang lain. Dan bernilai ibadah dihadapan
Allah SWT. Amien.
Terimakasih.
Penulis
xx
DAFTAR ISI
Halaman Judul ………..…………………………………………………………… i
Halaman Pengesahan/Nota Pembibing ……………………………………………. ii
Halaman Motto dan Persembahan ………………………………………………… vi
Halaman Peryataan ………………………………………………………………… vi
Abstraksi / Intisari ……………………………………………………………….. vii
Kata Pengantar ……………………………………………………………………. xi
Daftar Isi ………………………………………………………………………….. xix
Bab I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………..….…………………………………….. 1
B. Perumusan Masalah ………………………………………………….. 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………………………. 7
D. Penulusuran Pustaka …………………………………………………. 8
E. Kerangka Teori ………………………………………………………. 10
F. Metode Penelitian ……………………………………………………. 11
G. Metode Analisis Data ………………………………………………. 14
H. Sistematika Penulisan……………………………………………….. 15
Bab II : KECERDASAN DAN STRES
A. Konsep Dasar Kecerdasan Manusia ………………………………….. 18
1. Kecerdasan Spiritual dalam Pandangan Ahli……………………... 22
xxi
2. Kecerdasan spiritual dalam Perspektif Islam …………………….. 25
B. Stres dan Pengaruhnya ……………….………………………………. 27
1. Pengertian Stres…………………………………………………… 28
2. Penyebab Stres……………………………………………….…… 30
3. Gejala-gejala dan indikasi stres ………………………………….. 35
4. Stres dan akibatnya bagi Manusia ……………………………….. 40
Bab III: KONSEP SPIRITUAL INTELLIGENCE DANAH ZOHAR
DAN IAN MARSHAL
A. Biografi Danah Zohar dan Ian Marshall . ……………………………. 41
1. Latar Belakang Pendidikan ……………………………………… 41
2. Karya Ilmiah Danah Zohar dan Ian Marshall …………………… 42
B. Konsep Spiritual Intelligence Danah Zohar dan Ian Marshall ………. 44
1. Spiritual IntellIgence Menurut Zohar dan Marshall ……………. 44
2. Konsepsi Spiritual Intelligence Zohar dan Marshall …………… 51
3. Manfaat Spiritual Intelligence ..………………………………... 54
C. Landasan Ilmiah Intelligence Spiritual ……………………………. 58
1. Otak Sumber Kecerdasan Manusia ………………………….… 58
2. Landasan Ilmiah Spiritual Intelligence Zohar dan Marshall …… 60
D. Menuju Intelligence Spiritual Lebih Tinggi
Perspektif Danah Zohar dan Ian Marshall ……………………….... 64
xxii
BabV: KECERDASAN SPIRITUAL DANAH ZOHAR DAN IAN MARSHALL
SEBAGAI PENCEGAHAN STRES (Tinjuan Bimbingan Konseling
Islam)
A. Analisis Konsep Spiritual IntellIgence Danah Zohar dan Ian Marshall
dalam Perspektif Bimbingan Konseling Islam ……………………….. 70
1. Spiritualitas menurut Islam dan Barat Modern …………………… 70
2. Konsepsi Islam tentang Kecerdasan Spiritual …………………… 74
3. Sumber Kecerdasan dalam Islam ………………………………... 77
4. Kebutuhan manusia terhadap Spiritualitas ………………………. 82
B. Urgensi Kecerdasan Spiritual dalam Pencegahan Stres ……………… 85
1. Hasrat Manusia akan Makna Hidup …………………………….. 85
2. Peran Kecerdasan Spiritual dalam Pencegahan Stres …………... 85
C. Kecerdasan Spiritual Danah Zohar dan Ian Marshall Sebagai
Pencegahan Stres Tinjuan Bimbingan konseling Islam ….…………. 89
Bab V: PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………….. 104
B. Saran-saran ………………………………………………………….. 107
C. Penutup ……….……………………………………………………… 108
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
xxiii
SKRIPSI
KONSEP SPIRITUAL INTELLIGENCE DANAH ZOHAR DAN IAN MARSHALL SEBAGAI
PENCEGAHAN STRES (Tinjuan Bimbingan Konseling Islam)
Disusun oleh Sri Haryanto
1199138
Telah di pertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 06 September 2004
Dan dinyatakan telah lulus memenuhi syarat
Sususanan Dewan Penguji
Ketua Dewan Penguji/ Dekan Fakultas Dakwah Anggota Penguji I Drs.HM. Aminudin Sanwar, MM. Drs.Djasadi, M.Pd. NIP. 150 170 349 NIP. 150 057 618 Sekretaris Dewan Penguji/ Anggota Penguji II Pembibing Drs. Ali Murtadho, M.Pd. Drs. H. Machasin NIP : 150 274 618 NIP. 150
Recommended