View
17
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
KKN SKM PENGGERAK DESA
PUBLIKASI ARTIKEL ROOM 7
OLEH
Fiki Hidayai/64114179004
Eka May Salama Putri/6411417018
Ervi Ummi Nadhiroh/6411417014
Alissa Ikrima Munawaaroh/6411417032
Yunita Riyani/6411417043
Rizki Fauziah/6411417050
Claudia Permatasari/6411417059
Nisa Arifiani Karimah/6411417063
Novisa Hamdani/6411417095
Cindy Putri Amadea/6411417069
Sekar Apriliani/6411417097
Anggit Handayani/6411417108
Muhim Sajida Tholfa/6411417135
Jihan Mega Lestari/6411417160
Aprillia Nur Rahayu/6411417163
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2020
P-ISSN xxxx-xxxxx | E-ISSN xxxx-xxxx 12
Community Empowerment in Health Education Journal 1 (1) (2020)
Community Empowerment in Health Education Journal
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/CEHEJ
Pengaruh Edukasi AKB terhadap Pengetahuan Sikap dan Perilaku Siswa
SDN 01 Tegalwangi Rizki Fauziah1, Alissa Ikrima Munawwaroh2, Claudia Permatasari3, Nisa Arifiani Karimah4, Ervi
Ummi Nadhiroh5, Fitri Indrawati6
1,2,3,4,5,6Universitas Negeri Semarang
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
e-mail: rrffauziah@gmail.com1, Alisshanada22@gmail.com2, claudiapermatasari1999@gmail.com3,
nisaarifianik@gmail.com4, erviummi4899@gmail.com5, fitri_indrawati@mail.unnes.ac.id6
Info Artikel
________________ Sejarah Artikel:
Diterima
Disetujui
Dipublikasikan
________________ Keywords:
Edukasi AKB; Pengetahuan;
Sikap; Perilaku
____________________
Abstract
___________________________________________________________________
Entering the New Habit Adaptation period, teaching and learning activities in a
small number of schools have been implemented offline. Even so, there are still
many students who don't understand what new habit adaptation is and how to
apply it properly. The aim of this service is to find out the effect of education on
knowledge, attitudes, and behavior regarding New Habit Adaptation (AKB) in fifth
grade students of SDN 01 Tegalwangi Regency Tegal. The method used was one
group pre test and post test design. The sampling technique with a total sampling
of 30 students. Data collection used questionnaires pre test and post test. Analysis
of research data using paired t test and Wilcoxon rank test. The results of
education show that knowledge, attitudes and behavior of students increase after
receiving AKB education. The results of the analysis of knowledge data obtained
paired sample test = 7,707 p = 0,000, the results of the analysis of attitude data
obtained a paired sample test of = 6,270 with a value of p = 0,000 and changes in
behavior with a value of Wilcoxon rank test of = 3,972 with a value of p = 0,000.
The conclusion of dedication is that there is an effect of education on changes in
knowledge, attitudes, and behavior regarding the Adaptation of New Habits for
fifth grade students of SDN 01 Tegalwangi.
Abstrak
__________________________________________________________________
Memasuki masa Adaptasi Kebiasaan Baru, aktivitas belajar mengajar di sebagian
kecil sekolah sudah banyak diterapkan secara offline. Meski begitu, masih banyak
siswa yang belum mengerti akan apa itu adaptasi kebiasaan baru dan bagaimana
cara menerapkannya dengan benar. Tujuan pengabdian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh edukasi terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang
Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) pada siswa kelas V SDN 01 Tegalwangi
Kabupaten Tegal. Metode yang digunakan yaitu rancangan one group pre test and
post test design. Teknik pengambilan sampel dengan total sampling sejumlah 30
siswa. Pengumpulan data menggunakan kuesioner pre test dan post test. Analisis
data penelitian menggunakan uji paired t test dan wilcoxon rank test. Hasil
edukasi diketahui pengetahuan, sikap dan perilaku siswa meningkat setelah
menerima edukasi AKB. Hasil analisis data pengetahuan diperoleh paired sample
test = 7,707 p = 0,000, Hasil analisis data sikap diperoleh paired sample test
sebesar = 6,270 dengan nilai p = 0,000 dan perubahan perilaku dengan nilai
CEHEJ: Community Empowerment in Health Education Journal Vol. 1, No. 1 April 2020, Hal. 1-9 DOI: doi.org/10.31849/cehej.v1i1
P-ISSN xxxx-xxxxx | E-ISSN xxxx-xxxx 2
wilcoxon rank test sebesar = 3,972 dengan nilai p = 0,000. Kesimpulan
pengabdian adalah ada pengaruh edukasi terhadap perubahan pengetahuan,
sikap, dan perilaku tentang Adaptasi Kebiasaan Baru siswa kelas V SDN 01
Tegalwangi.
© 2021 Universitas Negeri Semarang
Alamat korespondensi:
Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang
pISSN 2252-6781
eISSN 2548-7604
1. PENDAHULUAN
Pandemi COVID-19 telah menjadi ancaman kesehatan di tingkat global dengan kasus terkonfirmasi positif dan angka kematian yang cukup tinggi (World Health Organization,
2020). Hampir seluruh negara di dunia terkena dampak dari COVID-19 ini, tak terkecuali negara Indonesia. Seiring berjalannya waktu, risiko yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19 ini tidak hanya berpengaruh terhadap kesehatan, tetapi juga berpengaruh pada sektor pendidikan. Sistem pendidikan mengalami banyak perubahan. Seluruh jenjang pendidikan dari mulai sekolah dasar hingga perguruan tinggi mengalami penyesuaian konsep dan prosedur. Dalam memenuhi inovasi konsep tersebut, Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang (IKM FIK UNNES), memberikan kesempatan
bagi mahasiswanya agar melaksanakan kegiatan pembelajaran Praktik Kerja Lapangan (PKL) di luar perguruan tinggi untuk membantu mengatasi masalah kesehatan dan meningkatan derajat kesehatan masyarakat di lapangan melalui program Center of Excellence (CeO) Merdeka Belajar-Kampus Merdeka dalam bentuk membangun desa . Dalam program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka ini diberi tema SKM Penggerak Desa yang bertujuan untuk menggerakkan desa menjadi desa tanggap COVID-19 yang bertempat di desa yang sama dengan tempat tinggal mahasiswa(Azinar, Indarjo, & Fauzi, 2020).
Memasuki masa adaptasi kebiasaan baru, aktivitas belajar dan mengajar di sebagian kecil sekolah mulai aktif kembali. Namun, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan siswa dan pihak sekolah untuk menghindari penularan virus Corona. Setelah anak-anak menjalani aktivitas belajar di rumah selama kurang lebih 4 bulan, pemerintah mulai mempertimbangkan untuk membuka kembali sekolah dan memperbolehkan aktivitas belajar mengajar secara tatap
muka, terutama bagi sekolah yang berada di zona hijau (Adrian, 2020). Namun, hal tersebut tentunya dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang telah ditentukan selama masa adaptasi kebiasaan baru, termasuk peningkatan polah hidup yang sehat bagi siswanya. PHBS di tingkat Sekolah Dasar sangatlah penting, mengingat anak pada usia sekolah ini sedang dalam masa tumbuh kembang, serta usia harapan hidup mereka yang masih panjang. Tetapi, kelompok anak usia sekolah merupakan kelompok yang rawan terserang berbagai penyakit. Keadaan kesehatan anak sekolah akan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar yang dicapainya. Jika anak sakit, maka akan terjadi gangguan terhadap prestasi belajar, sehingga
akan menurunkan kualitas sumber daya manusia yang diharapakan.Anak pada masa usia sekolah juga sangat peka untuk menanamkan pengertian dan kebiasaan hidup sehat agar tidak terkena penyakit dan tertular virus yang berbahaya (Solehati et al., 2015).
Perilaku hidup bersih dan sehat di masa pandemi saat ini menjadi salah satu kewajiban bagi masyarakat, tak terkeculai siswa yang melaksanakan pembelajaran luar jaringan. Salah
satu cara memutus penyebaran virus yakni dengan menerapkan kesadaran pola hidup sehat yaitu mencuci tangan dengan sabun dengan air mengalir sehingga dapat menjaga dan memelihara kesehatan serta berperan aktif untuk mewujudkan masyarakat sehat(Kemenkes, 2020). Studi pendahuluan melalui observasi dan wawancara dengan Kepala Desa dan Ketua
CEHEJ: Community Empowerment in Health Education Journal Vol. 1, No. 1 April 2020, Hal. 1-9 DOI: doi.org/10.31849/cehej.v1i1
P-ISSN xxxx-xxxxx | E-ISSN xxxx-xxxx 3
RT 08 Desa Tegalwangi, diketahui informasi bahwa banyak masyarakat yang menganggap adaptasi kebiasaan baru sebagai situasi yang sudah normal sepenuhnya tanpa perlu disertai pembiasaan menerapkan protokol kesehatan. sudah sepantasnya penerapan tatanan kebiasaan baru dapat lebih dioptimalkan lagi, terlebih saat ini sudah banyak aktivitas penduduk yang mulai berjalan seperti sediakala. Kegiatan tatap muka melalui luar jaringan di sekolah dasar juga sudah berjalan sejak bulan Juni lalu.
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SD Negeri 01 Tegalwangi Kecamatan Talang Kabupaten Tegal diperolah data bahwa jumlah seluruh siswa kelas V adalah 50 siswa, terdiri dari 17 murid laki-laki dan 33 murid perempuan. Keadaan lingkungan sekolah SD Negeri 01 Tegalwangi kurang cukup luas untuk menampung seluruh siswa untuk melaksanakan pendidikan luar jaringan, sehingga dilakukan rolling kelas tiap minggunya. Hasil observasi dan wawancara terhadap 7 siswa menunjukkan bahwa 4 siswa masih enggan
memakai masker saat berangkat sekolah. Siswa menganggap penggunaan masker hanya akan membuat sulit untuk bernafas. Menurut kepala SD Negeri 01 Tegalwangi, sekolah tempat beliau mengabdi tersebut terpilih sebagai SD percontohan sistem luring dalam kegiatan belajar mengajar. Namun anak-anak di dekat rumah belum begitu mengerti akan adaptasi kebiasaan baru dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah beserta penerapannya, seperti siswa yang tidak memakai APD saat bermain dan saat kegiatan sekolah berlangsung, begituu pula dengan perilaku jajan siswa yang masih tidak menjaga jarak saat mengantri. Tujuan program ini
adalah mengetahui pengaruh edukasi terhadap perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku tentang adaptasi kebiasaan baru pada siswa SD Negeri 01 Tegalwangi kelas V.
2. METODE
Desain yang digunakan dalam pengabdian ini adalah Pre Eksperiment, dengan rancangan penelitian yang digunakan One Group Pre Test and Post Test Design(Sastroasmoro,
2011). Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 30 siswa kelas 5. Teknik sampel yang digunakan adalah total sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa, menggunakan skala Guttman dan untuk sikap menggunakan skala likert(Sastroasmoro, 2011). analisa univariat dan bivariat. Analisa univariat yaitu analisa terhadap tiap variabel penelitian yaitu edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru (variabel Bebas) dan pengetahuan, sikap dan perilaku (variabel terikat). Analisa data menggunakan beberapa uji yaitu uji paired t-test dan wilcoxon signed rank test.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil karakteristik responden
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Usia
Berdasarkan tabel di atas memperlihatkan bahwa responden banyak berjenis kelamin perempuan sebesar 53,3%. Umur responden diketahui banyak pada usia 10 tahun sebesar 76,7%.
karakteristik Jumlah
Jenis kelamin Laki-laki 14 46.7 perempuan 16 53.3
Usia
10 tahun 23 76.7 11 tahun 7 23.3
CEHEJ: Community Empowerment in Health Education Journal Vol. 1, No. 1 April 2020, Hal. 1-9 DOI: doi.org/10.31849/cehej.v1i1
P-ISSN xxxx-xxxxx | E-ISSN xxxx-xxxx 4
Analisis Univariat
Pengetahuan
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan Pre test Post test
n % n %
Baik 4 13.3 13 43.3
Cukup 20 66.7 14 46.7 Kurang 6 20 3 10
Jumlah 30 100 30 100
Berdasarkan tabel di atas memperlihatkan sebagian besar pretest pengetahuan responden cukup sebesar 66,7%. Pengetahuan responden pada post test sebagian besar cukup , namun banyak juga peningkatan pada kategori baik sebesar 43,3%.
Sikap
Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Sikap
Pengetahuan Pre test Post test
n % n %
Baik 16 53.3 26 86.7
Buruk 14 46.7 4 13.3
Jumlah 30 100 30 100
Berdasarkan tabel di atas memperlihatkan sebagian besar pretest sikap responden sudah cukup baik sebesar 53,3% dan meningkat pada hasil post test sebesar 86,7%.
Perilaku
Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Perilaku
Pengetahuan Pre test Post test
n % n %
Baik 7 23.3 25 83.3 Buruk 23 76.7 5 16.7
Jumlah 30 100 30 100
Berdasarkan tabel di atas memperlihatkan sebagian besar pretest perilaku responden buruk sebesar 76,7% dan berubah menjadi baik pada post test sebesar 83,8%.
Analisis Bivariat
Uji Normalitas
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas
Kelompok P Kesimpulan
Pengetahuan Pre test 0,190 Data terdistribusi normal Post test 0,070 Data terdistribusi normal
Sikap Pre test 0,104 Data terdistribusi normal Post test 0,130 Data terdistribusi normal
Perilaku
CEHEJ: Community Empowerment in Health Education Journal Vol. 1, No. 1 April 2020, Hal. 1-9 DOI: doi.org/10.31849/cehej.v1i1
P-ISSN xxxx-xxxxx | E-ISSN xxxx-xxxx 5
Pre test 0,009 Data terdistribusi tidak normal Post test 0,000 Data terdistribusi tidak normal
Berdasarkan tabel di atas memperlihatkan bahwa data Pre test pengetahuan, Post test Pengetahuan, Pre test sikap, dan Post test sikap berdistribusi normal dengan nilai diatas 0,05.
Analisis Pengaruh Edukasi Terhadap Perubahan Pengetahuan
Tabel 6. Hasil pengujian edukasi terhadap pengetahuan siswa melalui pre test dan post test
Pengetahuan Mean t-test P
Pre test 52,22 - 0,000
Post test 76,65 7,707
Berdasarkan tabel di atas memperlihatkan bahwa t hitung adalah -7,707, dan jika dilihat menggunakan t tabel adalah 2,045. Karena t hitung <-t tabel maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan skor pengetahuan siswa sebelum dan sesudah diberi edukasi AKB.
Gambar 1. Perbedaan pengetahuan antara pre test dan post test
Analisis Pengaruh Edukasi Terhadap Perubahan Sikap
Tabel 7. Hasil pengujian edukasi terhadap sikap siswa melalui pre test dan post test
Pengetahuan Mean t-test P
Pre test 52,03 - 0,000
Post test 71,67 6,270
Berdasarkan tabel di atas memperlihatkan bahwa perhitungan pengujian Paired Samples Test pada t hitung adalah -6,270, dan nilai P= 0,000. Karena Ho ditolak Ha diterima maka dapat disimpulkan bahwa ada perubahan sikap siswa sebelum dan sesudah diberi edukasi AKB.
CEHEJ: Community Empowerment in Health Education Journal Vol. 1, No. 1 April 2020, Hal. 1-9 DOI: doi.org/10.31849/cehej.v1i1
P-ISSN xxxx-xxxxx | E-ISSN xxxx-xxxx 6
Gambar 2. Perbedaan sikap antara pre test dan post test
Analisis Pengaruh Edukasi Terhadap Perubahan Perilaku
Tabel 8. Hasil pengujian edukasi terhadap perilaku siswa melalui pre test dan post test
Pengetahuan Mean Z P
Pre test 1,50 - 0,000
Post test 11,48 3,972
Berdasarkan tabel di atas hasil perhitungan pengujian Wilcoxon Rank Test memperlihatkan pada Z adalah -3,972, dan nilai P= 0,000. Karena Ho ditolak Ha diterima maka dapat disimpulkan bahwa ada perubahan perilaku siswa sebelum dan sesudah diberi edukasi AKB.
Gambar 3. Perbedaan perilaku antara pre test dan post test
PEMBAHASAN
Pengetahuan
Pengetahuan responden pada pre test sebagian besar pada kategori baik sebesar 13,3 % dan
meningkat menjadi 43,3% setelah menerima edukasi AKB. Hal ini disebabkan karena banyak responden yang memperhatikan materi penyuluhan menjadi lebih memahami apa itu adaptasi kebiasaan baru, starterpack AKB, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dan Physical distancing. Pada pre test nilai rata-rata pengetahuan sebesar 52,22 dan meningkat setelah menerima edukasi menjadi 76,65. Sehingga pada post test terjadi peningkatan nilai rata-rata skor yang juga mempengaruhi tingkat pengetahuan siswa. Dengan memperhatikan proses edukasi yang diberikan peneliti, dan adanya proses tanya jawab kepada responden semakin meningkatkan pemahaman tentang
adaptasi kebiasaan baru di masa pandemi Covid-19. (Wijayanti, Nuraini, & Deharja, 2017) menyatakan bahwa dengan mendapat informasi kesehatan dari nara sumber atau setidaknya orang akan berpikir mengenai pentingnya kesehatan dan berusaha untuk melakukan tindakan kesehatan
CEHEJ: Community Empowerment in Health Education Journal Vol. 1, No. 1 April 2020, Hal. 1-9 DOI: doi.org/10.31849/cehej.v1i1
P-ISSN xxxx-xxxxx | E-ISSN xxxx-xxxx 7
Dalam penelitiannya disebutkan adanya efektivitas dengan penyuluhan dan sosialisasi dalam meningkatkan pengetahuan siswi dalam penerapan adaptasi kebiasaan baru di sekolah.
Sikap
Berdasarkan hasil penelitian sikap responden pada pre test banyak yang bersikap baik sebesar
53,3%, dan jumlah responden yang bersikap baik meningkat menjadi 86,7%. Perubahan jumlah responden yang mempunyai sikap baik dapat dapat dilihat dari nilai rata-rata skor kuesioner. Pada pre test diketahui nilai rata-rata 52,03 dan meningkat menjadi 71,67. Perubahan sikap pada responden ini tidak terlepas dari proses pengetahuan yang meningkat. Responden sebelumnya belum tahu menjadi tahu, kemudian memahami akan menjadikan pola sikap yang ikut berubah. Responden bersikap menjadi baik setelah mengetahui apabila tidak merubah perilaku hidup bersih dan sehat serta tidak menerapkan protokol kesehatan yang sesuai maka akan dapat berisiko terkena Covid-19. Dengan sikap yang baik ini maka ditinjau dari skor menjadi meningkat dan juga jumlah responden yang
bersikap baik juga meningkat (Okta Pratama, 2013). Sikap merupakan predisposisi tindakan atau perilaku dan belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas.
Perilaku
Berdasarkan hasil peneliitian diketahui terjadi perubahan perilaku responden yang cukup signifikan. Perilaku responden sebelum adanya pendidikan kesehatan 76,7% masih buruk dan
menurun menjadi 16,7% yang buruk, sementera perilaku yang baik dari 23,3% meningkat menjadi 83,3%. Kondisi ini menunjukkan bahwa dari pengetahuan yang semakin baik dapat mempengaruhi sikap menjadi lebih baik. Sikap yang baik ini kemudian diimplementasikan dalam perilaku responden dalam berperilaku hidup bersih dan sehat serta menerapkan protokol kesehatan secara baik. (Han & golema, 2019) mengatakan bahwa perilaku adalah respon tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dipelajari yang dibedakan dalam bentuk pasif dan aktif, bentuk pasif yaitu.respon yang terjadi dalam diri manusia dan tidak secara langsung terlihat oleh orang lain berupa
pengetahuan, sikap dan persepsi.
Pengaruh Edukasi Terhadap PSP Siswa
Berdasarkan hasil penelitian ini mengenai pengaruh edukasi adaptasi kebiasaan baru terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa disimpulkan ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan responden. Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan, sikap, dan
perilaku salah satunya adalah dengan edukasi dan sosialisasi menggunakan berbagai media seperti power point, video, leaflet, dan poster.
Hal ini dapat terlihat dengan meningkatnya pengetahuan responden dari sebelum penyuluhan dan sesudah penyuluhan. Penggunaan media pembelajaran (dalam hal ini power point, video, leaflet, dan poster) dapat membuat siswa-siswa lebih aktif dan antusias, hal ini sesuai dengan pendapat (Hasjiandito, Adiarti, & Wantoro, 2016). yang mengungkapkan bahwa manfaat media dalam peroses pengajaran diantaranya ialah pengajaran akan menarik perhatian para siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar siswa.
Gambar
Gambar 4. Media Edukasi Poster Physical Distancing
CEHEJ: Community Empowerment in Health Education Journal Vol. 1, No. 1 April 2020, Hal. 1-9 DOI: doi.org/10.31849/cehej.v1i1
P-ISSN xxxx-xxxxx | E-ISSN xxxx-xxxx 8
Gambar 5. Media Edukasi Leaflet PHBS Cuci Tangan Pakai Sabun
Gambar 5. Kegiatan Edukasi AKB di SD Negeri 01 Tegalwangi
4. SIMPULAN
Simpulan dalam penulisan artikel ini antara lain sebagai berikut:
Ada pengaruh edukasi terhadap perubahan pengetahuan tentang Adaptasi Kebiasaan Baru pada siswa kelas V SD Negeri 01 Tegalwangi.
Ada pengaruh edukasi terhadap perubahan sikap tentang Adaptasi Kebiasaan Baru pada siswa kelas V SD Negeri 01 Tegalwangi.
Ada pengaruh edukasi terhadap perubahan perilaku tentang Adaptasi Kebiasaan Baru pada siswa kelas V SD Negeri 01 Tegalwangi.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dirjen Dikti dan LPPM Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan ijin atas pelaksanaan kegiatan KKN MERDEKA BELAJAR, Dosen
Pembimbing Akademik dan Dosen Pembimbing Lapangan yang telah membantu dan memberikan dukungan penuh, serta kepada pihak yang telah berperan dan berpartisipasi dalam menyelesaikan program pengabdian ini, sehingga program dapat berjalan sesuai yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Adrian, K. (2020). Persiapan Kembali ke Sekolah Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru. Diakses 27 Agustus 2020, dari https://www.alodokter.com/persiapan-kembali-ke-sekolah-pada-masa-
adaptasi-kebiasaan-baru. Azinar, M., Indarjo, S., & Fauzi, L. (2020). PANDUAN PELAKSANAAN PROGRAM “ SKM
PENGGERAK DESA ” JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2020. Semarang: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
CEHEJ: Community Empowerment in Health Education Journal Vol. 1, No. 1 April 2020, Hal. 1-9 DOI: doi.org/10.31849/cehej.v1i1
P-ISSN xxxx-xxxxx | E-ISSN xxxx-xxxx 9
Han, E. S., & goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee, A. (2019). Hubungan Pengetahuan dan
Sikap Siswa Sekolah Dasar Tentang Sanitasi Dasar dengan Tindakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Hasjiandito, A., Adiarti, W., & Wantoro, W. (2016). Efektivitas Media Pembelajaran Berbasis
Powerpoint Tema Agama Di Kb-Tk Assalamah Ungaran Kabupaten Semarang. Jurnal Penelitian Pendidikan, 33(1), 7–12. https://doi.org/10.15294/jpp.v33i1.7660.
Kemenkes, R. (2020). Pedoman pemberdayaan Masyarakat dalam Pencegahan COVID-19 di RT/RW/Desa. NASPA Journal, 42(4), 1. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004.
Okta Pratama, R. K. (2013). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Tantang Kebiasaan Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat Siswa SDN 1 Mandong. Electronic Theses and Dissertations Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sastroasmoro, S. (2011). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis (4th ed.). Jakarta.
Solehati, T., Susilawati, S., Lukman, M., Kosasih, C. E., Keperawatan, F., Padjajaran, U., … Padjajaran, G. U. (2015). Pengaruh Edukasi Terhadap Pengetahuan Dan Skill Guru Serta Personal Hygiene Siswa Sd Effect of the Education on Knowledge and Skill of Teacher and Personal Hygiene Elementary School Students. Kemas, 11(1), 135–143.
Wijayanti, R. A., Nuraini, N., & Deharja, A. (2017). Efektifitas Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih
Dan Sehat (Phbs) Dalam Meningkatkan Pengetahuan Siswa Di Smp Islam Mahfilud Duror Jelbuk. Jurnal Ilmiah Inovasi, 16(3), 204–208. https://doi.org/10.25047/jii.v16i3.312
World Health Organization. (2020). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Situation Report-94. World Health Organization, 14(6), e01218. https://doi.org/10.1213/xaa.0000000000001218.
P-ISSN xxxx-xxxxx | E-ISSN xxxx-xxxx 12
Community Empowerment for Health Education Journal 1 (1) (2020)
Community Empowerment for Health Education Journal
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/CEHEJ
Program Pendataan Lansia Rentan sebagai Pencegahan Covid-19 di
Kelurahan Tambakaji, Ngaliyan, Semarang Novisa Hamdani*
1, Anggit Handayani
2, Muhim Sajida T
3, Jihan Mega L
4, Aprillia Nur R
5
1,2,3Institusi/affiliasi
3Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
*e-mail: novisahamdani@students.unnes.ac.id
Info Artikel
________________
Sejarah Artikel:
Diterima
Disetujui
Dipublikasikan
________________
Keywords:
Pendataan, Lansia, Covid-19
____________________
Abstract
___________________________________________________________________
Based on the situation analysis, it was found that the RT 08 RW 10 area of the age
structure of the population was partly elderly (> 60 years). Health workers rarely
collect data regarding people at risk of Covid-19, which is 76.7%. The data
collection method was carried out door-to-door by distributing questionnaires to
residents regarding data collection on people who are vulnerable to Covid-19 and
their risk factors. There are 14 elderly people who are in the RT 08 RW 10 area
with the highest percentage of low-risk elderly, there are 12 people (86%). While
the elderly who are at moderate risk are 1 person (7%) and the elderly at high risk
are 1 person (7%). With the data collection of the elderly vulnerable to Covid19, it
can identify risk status to improve the health status of parents during the Covid-19
pandemic.
Abstrak __________________________________________________________________
Berdasarkan analisis situasi didapatkan wilayah RT 08 RW 10 struktur umur
penduduk sebagian lansia (>60 tahun). Masih jarang pendataan oleh tenaga
kesehatan terkait penduduk yang berisiko Covid-19 sebesar 76,7%. Metode
pengumpulan data dilakukan secara door-to-door dengan membagikan kuesioner
ke warga terkait pendataan warga rentan covid-19 beserta faktor risikonya.
Terdapat 14 orang lansia yang berada di wilayah RT 08 RW 10 dengan presentase
tertinggi adalah lansia yang berisiko rendah terdapat 12 orang (86%). Sedangkan
lansia yang berisiko sedang sebanyak 1 orang (7%) dan lansia berisiko tinggi
sebanyak 1 orang (7%). Dengan adanya pendataan penduduk rentan covid19 pada
lansia dapat mengidentifikasi status risiko guna meningkatkan derajat kesehatan
orang tua di masa pandemi covid-19.
© 2020 Universitas Negeri Semarang
* Alamat korespondensi:
Alamat alamat alamat
pISSN 2252-6781
eISSN 2548-7604
CEHEJ: Community Empowerment for Health Education Journal Vol. 1, No. 1 April 2020, Hal. 1-5
DOI: doi.org/10.31849/cehej.v1i1
P-ISSN xxxx-xxxxx | E-ISSN xxxx-xxxx 2
1. PENDAHULUAN
Pada Desember 2019, kasus pneumonia misterius pertama kali dilaporkan di Wuhan,
Provinsi Hubei. Sumber penularan kasus ini masih belum diketahui pasti, tetapi kasus pertama
dikaitkan dengan pasar ikan di Wuhan.1 Tanggal 18 Desember hingga 29 Desember 2019,
terdapat lima pasien yang dirawat dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS).
Sejak 31 Desember 2019 hingga 3 Januari 2020 kasus ini meningkat pesat, ditandai dengan
dilaporkannya sebanyak 44 kasus. Tidak sampai satu bulan, penyakit ini telah menyebar di
berbagai provinsi lain di China, Thailand, Jepang, dan Korea Selatan. Sampel yang diteliti
menunjukkan etiologi coronavirus baru. Awalnya, penyakit ini dinamakan sementara sebagai
2019 novel coronavirus (2019-nCoV), kemudian WHO mengumumkan nama baru pada 11
Februari 2020 yaitu Coronavirus Disease (COVID-19) yang disebabkan oleh virus Severe
Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Virus ini dapat ditularkan dari
manusia ke manusia dan telah menyebar secara luas di China dan lebih dari 190 negara dan
teritori lainnya. Pada 12 Maret 2020, WHO mengumumkan COVID-19 sebagai pandemik.
Hingga tanggal 29 Maret 2020, terdapat 634.835 kasus dan 33.106 jumlah kematian di seluruh
dunia. Sementara di Indonesia sudah ditetapkan 1.528 kasus dengan positif COVID-19 dan
136 kasus kematian.(Susilo et al., 2020)
Berdasarkan data resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pada 1 Mei
2020, kasus positif covid-19 dari usia 50–69 tahun sebanyak 35,2% dari total 10.551 kasus.
Sementara 5,7% dari jumlah kasus tersebut berasal dari usia 70 tahun ke atas. Kemudian, dari
total 800 kasus kematian akibat covid-19, sebanyak 60,2% di antaranya merupakan kasus
kematian yang berasal dari usia 50–69 tahun. Sementara, kasus kematian dari usia 70 tahun ke
atas sebanyak 17,7%. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mencatat penyakit
penyerta penyumbang terbesar kematian adalah hipertensi, yakni sebesar 23,1%. Selanjutnya
disusul penyakit diabetes melitus sebesar 16,8%, penyakit jantung 11,1%, penyakit ginjal
4,7%, dan penyakit paru obstruktif kronis 4,3%. Memperhitungkan data-data tersebut, tentu
perhatian pemerintah terhadap populasi lansia sangat diperlukan, terlebih di masa pandemi
covid-19. BPS menyatakan, penurunan fungsi tubuh seiring penuaan dapat menimbulkan
permasalahan kesehatan. Jadi lansia dihadapkan pada berbagai kebutuhan tambahan dari sisi
kesehatan dan asistensi.
Guna mencegah dan menangani Covid-19 wilayah RT 08 RW 10 Kelurahan
Tambakaji, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang melakukan pendataan penduduk rentan bagi
lansia (>60 tahun). Terdapat 14 orang lansia yang berada di wilayah RT 08 RW 10 sebagian
memiliki riwayat penyakit bawaan seperti (diabetes, jantung, dan kanker) sehingga lansia
tersebut sangat rentan terhadap COVID-19.
2. METODE
Metode penelitian dalam program pendataan lansia rentan sakit ini adalah kuantitatif.
Dalam penelitian kuantitatif alat pengumpulan data mengacu pada satu hal yang dipergunakan
peneliti untuk mengumpulkan data. Adapun sampel penelitian adalah lansia (>60 tahun) yang
berjumlah 14 lansia di RT 08 RW 10 Kelurahan Tambakaji.
Teknik pengambilan data yakni menggunakan angket (kuesioner) yang terdiri dari 21
pertanyaan mengenai perilaku masyarakat terkait COVID-19. Setelah data dikumpulkan,
kemudian diperiksa kelengkapannya lalu dilakukan pengolahan data oleh peneliti.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Faktor Risiko Terhadap COVID-19
Dalam masa pandemi COVID-19 ini, lansia menjadi kelompok masyarakat yang
paling rentan dan memiliki resiko paling tinggi dibandingkan yang lainnya. Hal ini dibuktikan
dengan tingginya korban meninggal pada lansia. Data dari WHO menunjukkan angka
CEHEJ: Community Empowerment for Health Education Journal Vol. 1, No. 1 April 2020, Hal. 1-5
DOI: doi.org/10.31849/cehej.v1i1
P-ISSN xxxx-xxxxx | E-ISSN xxxx-xxxx 3
kematian paling tinggi terjadi pada penderita COVID-19 yang berusia 80 tahun ke atas dengan
persentase mencapai lebih dari 22% (Wisnubrata, 2020). Lembaga kesehatan masyarakat
Amerika Serikat (CDC) juga menjelaskan bahwa kematian terbesar akibat COVID-19 ini
adalah kelompok umur 65 tahun keatas dan lebih dari 60% per 20 Mei 2020 (Central Disease
Control and Prevention, 2020). Sedangkan untuk Indonesia, berdasarkan data dari satuan tugas
penanganan COVID-19, kelompok umur yang meninggal dunia paling tinggi berada di
kelompok umur >60 tahun (lansia) yaitu sebanyak 44%, sedangkan untuk kelompok umur 46-
59 tahun sebanyak 40%, dan pada umur 31-45 tahun sebanyak 11,6% (covid.go.id).
Gambar 1. Diagram Faktor Risiko COVID-19
Berdasarkan pada gambar 1. Mengenai analisis penilaian risiko pribadi terkait
COVID-19 bagi lansia dapat digolongkan dalam tiga kategori yaitu risiko rendah, risiko
sedang, dan risiko tinggi. Dimana terdapat 14 orang lansia yang berada di wilayah RT 08 RW
10 dengan presentase tertinggi adalah lansia yang berisiko rendah terdapat 12 orang (86%).
Sedangkan lansia yang berisiko sedang sebanyak 1 orang (7%) dan lansia berisiko tinggi
sebanyak 1 orang (7%). Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa lansia di RT 08 RW 10
sebagian besar memiliki risiko rendah terkait COVID-19. Artinya, bahwa penduduk tersebut
memiliki kondisi yang berpotensi rendah tertular di luar rumah, berpotensi rendah tertular di
dalam rumah, dan daya tahan tubuh atau imunitas yang baik.
Riwayat Penyakit terhadap COVID-19
Menurut Pakar Geriatri UGM, Probosuseno (dalam kompas.com, 21 April 2020),
faktor yang membuat lansia rentan tertular Covid-19 adalah karena lansia mengalami
penurunan kapasitas fungsional hampir pada seluruh sistem tubuh termasuk imunitasnya.
Ditambah dengan banyaknya lansia yang mempunyai penyakit bawaan seperti penyakit
autoimun, diabetes, tekanan darah tinggi, kanker dan jantung. Berbagai fakta tersebut dan
fakta bahwa di berbagai negara korban meninggal karena Covid-19 didominasi oleh lansia,
menunjukkan lansia Indonesia pada posisi yang sangat rentan (Hakim, 2020).
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mencatat penyakit penyerta
penyumbang terbesar kematian adalah hipertensi, yakni sebesar 23,1%. Selanjutnya disusul
penyakit diabetes melitus sebesar 16,8%, penyakit jantung 11,1%, penyakit ginjal 4,7%, dan
penyakit paru obstruktif kronis 4,3%.
86%
7%7%0%
FAKTOR RISIKO TERKAIT COVID-19
Risiko Rendah Risiko Sedang Risiko Tinggi
CEHEJ: Community Empowerment for Health Education Journal Vol. 1, No. 1 April 2020, Hal. 1-5
DOI: doi.org/10.31849/cehej.v1i1
P-ISSN xxxx-xxxxx | E-ISSN xxxx-xxxx 4
Gambar 2. Grafik Riwayat Penyakit terhadap COVID-19
Berdasarkan riwayat penyakit bawaan lansia di RT 08 RW 10 didapatkan bahwa yang
memiliki penyakit diabetes sebanyak 2 orang pada laki-laki dengan faktor risiko rendah dan
faktor risiko tinggi, penyakit kanker sebanyak 1 orang pada perempuan dengan faktor risiko
rendah, dan penyakit jantung didapatkan 1 orang pada laki-laki dengan faktor risiko
sedang.Memperhitungkan data-data tersebut, tentu perhatian masyarakat terhadap populasi
lansia sangat diperlukan, terlebih di masa pandemi COVID-19.
4. SIMPULAN
Berdasarkan kegiatan pendataan lansia rentan sakit yang telah dilakukan di RT 08 RW 10
Kelurahan Tambakaji, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang dapat diambil kesimpulan bahwa masalah
kesehatan yang terjadi di RT 08 RW 10 selama pandemi COVID-19 berdasarkan analisis
pengetahuan, sikap, dan perilaku didapatkan rasa cemas dan takut tehadap COVID-19
sebesar 66,7%. Berdasarkan situasi demografis terdapat warga yang berstatus pensiunan
atau memiliki usia lanjut sebesar 50%. Dan masih jarang dilakukan pendataan oleh tenaga
kesehatan terkait penduduk yang berisiko COVID-19 sebesar 76,7%. Dari 14 orang yang
dilakukan pendataan Hasil penilaian risiko pribadi terkait COVID-19 bagi lansia terdapat lansia
yang berisiko rendah sebanyak 12 orang (86%). Sedangkan lansia yang berisiko sedang
sebanyak 1 orang (7%) dan lansia berisiko tinggi sebanyak 1 orang (7%). Sehingga di wilayah
RT 08 RW 10 penduduk lansia memiliki kondisi yang berpotensi rendah tertular di luar
rumah, berpotensi rendah tertular di dalam rumah, dan daya tahan tubuh atau imunitas yang
baik. Dari penyakit bawaan yang dimiliki lansia di wilayah RT 08 RW 10 mencatat lansia
yang memiliki penyakit diabetes sebanyak 2 orang pada laki-laki dengan faktor risiko rendah
dan faktor risiko tinggi, penyakit kanker sebanyak 1 orang pada perempuan yang dengan
risiko rendah, dan penyakit jantung didapatkan 1 orang pada laki-laki dengan faktor risiko
sedang. Oleh karena itu pendataan ini dirasa penting guna untuk mengetahui kerentanan lansia
terhadap risiko penularan COVID-19.
0
0,5
1
1,5
2
2,5
autoimun diabetes hipertensi jantung kanker
RIWAYAT PENYAKIT BAWAAN LANSIA
laki-laki perempuan faktor risiko rendah faktor risiko sedang faktor risiko tinggi
CEHEJ: Community Empowerment for Health Education Journal Vol. 1, No. 1 April 2020, Hal. 1-5
DOI: doi.org/10.31849/cehej.v1i1
P-ISSN xxxx-xxxxx | E-ISSN xxxx-xxxx 5
DAFTAR PUSTAKA
Aditiasari, D. (2015). Anggaran Kesehatan 2016 Naik 43%, Ini Fokus Pemerintah. Detik Finance.
http://finance.detik.com/read/2015/08/14/204547/2992640/4/anggaran-kesehatan-2016-naik-43-
ini-fokus-pemerintah
Hakim, L. N. (2020). PERLINDUNGAN LANJUT USIA PADA MASA PANDEMI COVID-19.
Prameswari, G., Kurnia, A., Arianto, A., Nahla, T., & Aliffia, M. (2020). Development of
Comprehensive General Nutrition and Nutrition Label Questionnaire. Proceedings of the 5th
International Seminar of Public Health and Education, ISPHE 2020, 22 July 2020, Universitas
Negeri Semarang, Semarang, Indonesia. https://doi.org/10.4108/eai.22-7-2020.2300275
Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M., Herikurniawan, H., Sinto,
R., Singh, G., Nainggolan, L., Nelwan, E. J., Chen, L. K., Widhani, A., Wijaya, E., Wicaksana,
B., Maksum, M., Annisa, F., Jasirwan, C. O. M., & Yunihastuti, E. (2020). Coronavirus Disease
2019: Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1), 45.
P-ISSN xxxx-xxxxx | E-ISSN xxxx-xxxx 12
Community Empowerment in Health Education Journal 1 (1) (2020)
Community Empowerment in Health Education Journal
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/CEHEJ
Desinfeksi dan Pemberian Fasilitas Cuci Tangan sebagai Upaya
Pencegahan Covid-19 di RT 02 RW 01 Desa Tlogomojo
Kecamatan Rembang Yunita Riyani, Eka May S. PUniversitas Negeri Semarang
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
*e-mail: riyani.yunita27@gmail.com1,salmaputri270599@gmail.com
2, cindyputriamadea@gmail.com
3,
Sekarapriliani99@gmail.com4, Fikihidayati44@gmail.com
5
Info Artikel ________________ Sejarah Artikel:
Diterima
Disetujui
Dipublikasikan
________________ Keywords:
Corona virus, disinfection,
preventive
____________________
Abstract
___________________________________________________________________
Tlogomojo is one of villages in Rembang District in Rembang Regency. Rembang
has a high cases of Covid-19, the latest data on August 21, 2020 shows these total
of confirmed cases is 346 people. The result of interviews and observations that
have been carried out found problems regarding the efforts to prevent Covid-19 at
Tlogomojo RT 2 RW 1, which have not been entirelly implemented. One of the
problems that occurs is no disinfection and unavability of hand washing facilities
in public areas. So that TIM KKN Merdeka Belajar offers program solutions,
namely the program for spraying disinfectants and providing hand washing
facilities in public areas. The aim of this program is to eradicate the transmission
of the corona virus and to provide hand washing facilities that indirectly alert
peoples has washing hand when in public areas. The method used is preparation,
implementation, monitoring, and evaluation. The stages of this method are
coordinating with partners, making disinfectant fluids, spraying, and providing
hand washing facilities, monitoring through interviews with partners and the
community and evaluating by looking at the results of interviews and observations
carried out for 3 weeks after program implementation.
Abstrak
__________________________________________________________________
Desa Tlogomojo merupakan salah satu desa di Kecamatan Rembang, Kabupaten
Rembang. Kabupaten Rembang memiliki jumlah kasus Covid-19 yang tinggi, data
terbaru tanggal 21 Agustus 2020 menunjukkan jumlah total kasus terkonfirmasi
sejumlah 346 orang. Hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan
ditemukan permasalahan mengenai upaya pencegahan Covid-19 di RT 02 RW 01,
Desa Tlogomojo, masih belum sepenuhnya dilakukan. Masalah yang terjadi salah
satunya adalah belum adanya penyemprotan disinfektan dan belum tersedianya
fasilitas cuci tangan pada tempat-tempat umum di wilayah tersebut. Sehingga TIM
KKN Merdeka Belajar menawarkan solusi program yaitu program penyemprotan
disinfektan dan pemberian fasilitas cuci tangan di tempat umum. Tujuan program
ini adalah membasmi transmisi virus corona dan penyediaan fasilitas cuci tangan
yang secara tidak langsung menyadarkan warga agar selalu cuci tangan saat
berada di tempat umum. Metode yang digunakan adalah persiapan, pelaksanaaan,
monitoring, dan evaluasi. Tahapan metode ini adalah melakukan koordinasi
dengan mitra, pembuatan cairan disinfektan, penyemprotan, dan pemberian
CEHEJ: Community Empowerment in Health Education Journal Vol. 1, No. 1 April 2020, Hal. 1-5
DOI: doi.org/10.31849/cehej.v1i1
P-ISSN xxxx-xxxxx | E-ISSN xxxx-xxxx 2
fasilitas cuci tangan, memonitoring melalui wawancara pada mitra dan
masyarakat dan evaluasi dilakukan dengan melihat hasil wawancara dan
observasi yang dilakukan selama 3 minggu setelah pelaksanaan program.
© 20xx Universitas Negeri Semarang
Alamat korespondensi:
Alamat alamat alamat
pISSN 2252-6781
eISSN 2548-7604
1. PENDAHULUAN
Coronavirus adalah sekumpulan virus dari subfamili Orthocronavirinae dalam
keluarga Coronaviridae dan ordo Nidovirales. Kelompok virus ini yang dapat menyebabkan
penyakit pada burung dan mamalia, termasuk manusia. Pada manusia, coronavirus
menyebabkan infeksi saluran pernapasan yang umumnya ringan, seperti pilek, meskipun
beberapa bentuk penyakit seperti; SARS, MERS, dan COVID-19 sifatnya lebih mematikan
(Yunus & Rezki, 2020).
Virus corona merupakan zoonosis, sehingga terdapat kemungkinkan virus berasal dari
hewan dan ditularkan ke manusia. Pada COVID-19 belum diketahui dengan pasti proses
penularan dari hewan ke manusia, tetapi data filogenetik memungkinkan COVID-19 juga
merupakan zoonosis. Perkembangan data selanjutnya menunjukkan penularan antar manusia
(human to human), yaitu diprediksi melalui droplet dan kontak dengan virus yang dikeluarkan
dalam droplet. Hal ini sesuai dengan kejadian penularan kepada petugas kesehatan yang
merawat pasien COVID-19, disertai bukti lain penularan di luar Cina dari seorang yang datang
dari Kota Shanghai, Cina ke Jerman dan diiringi penemuan hasil positif pada orang yang
ditemui dalam kantor. Pada laporan kasus ini bahkan dikatakan penularan terjadi pada saat
kasus indeks belum mengalami gejala (asimtomatik) atau masih dalam masa inkubasi.
Penularan ini terjadi umumnya melalui droplet dan kontak dengan virus kemudian virus dapat
masuk ke dalam mukosa yang terbuka.
Suatu analisis mencoba mengukur laju penularan berdasarkan masa inkubasi, gejala
dan durasi antara gejala dengan pasien yang diisolasi. Analisis tersebut mendapatkan hasil
penularan dari 1 pasien ke sekitar 3 orang di sekitarnya, tetapi kemungkinan penularan di
masa inkubasi menyebabkan masa kontak pasien ke orang sekitar lebih lama sehingga risiko
jumlah kontak tertular dari 1 pasien mungkin dapat lebih besar (Handayani, Hadi, Isbaniah,
Burhan, & Agustin, 2020).
Di tahun 2021 ini, jumlah kasus positif corona berkembang cukup signifikan karena
penyebarannya sudah mendunia dan hampir semua negara sudah merasakan dampak dari
adanya wabah virus corona ini salah satunya negara Indonesia. Berdasarkan data dari WHO
yang diupdate sampai dengan 10 Januari 2021 menunjukkan, sebanyak 90.177.627 orang
terinfeksi virus corona di seluruh dunia. Dari angka itu, sebanyak 1.936.632 orang meninggal
dunia, dan 64.575.317 orang telah dinyatakan sembuh (WHO, 2021). Sedangkan untuk di
Indonesia sendiri yang diupdate sampai tanggal 10 Januari 2021 jumlah kasus terkonfimasi
positif sebanyak 828.026. Dari angka tersebut, sebanyak 681.024 telah dinyatakan sembuh dan
sebanyak 24.129 orang meninggal dunia (Kementerian Kesehatan RI, 2021). Sedangkan di
Jawa Tengah hingga (10/01/2021) jumlah positif sebanyak 90.670, yang telah sembuh 61.968
dan yang meninggal dunia sebanyak 4.014 (Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2021). Dan untuk
kasus penularan Covid-19 di Kabupaten Rembang yang diupdate sampai tanggal 9 Januari
2021 tingkat kasus aktif mencapai 15,2% sedangkan rata-rata nasional 14%, angka kematian
akibat Covid-19 9,05% dimana tiga kali lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional yakni 3%,
dan tingkat kesembuhan 75,8% dibawah rata-rata nasional 82 (Dinas Kesehatan Kabupaten
Rembang, 2021). Pemerintah selalu menghimbau masyarakat agar selalu menerapkan upaya
CEHEJ: Community Empowerment in Health Education Journal Vol. 1, No. 1 April 2020, Hal. 1-5
DOI: doi.org/10.31849/cehej.v1i1
P-ISSN xxxx-xxxxx | E-ISSN xxxx-xxxx 3
pencegahan terhadap penularan virus corona melalui protokol kesehatan yang telah
dikeluarkan seperti selalu cuci tangan, memakai masker, jaga jarak dan sebagianya. Protokol
kesehatan mulai diterapkan sejak awal bertambahnya kasus hingga kini memasuki era new
normal atau masyarakat harus adaptasi dengan kebiasaan baru agar tetap dapat belajar,
bekerja, beribadah dan beraktivitas lainnya dengan aman dan sehat. Namun kenyataannya,
berdasarkan pengamatan sehari-hari masih banyak masyarakat yang belum mematuhi protokol
kesehatan yang telah diterapkan.
Desa Tlogomojo merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Rembang,
Kabupaten Rembang. Desa Tlogomojo berbatasan dengan Pasar Banggi (sebelah utara),
sebelah timur berbatasan dengan Kasreman, sebelah selatan berbatasan dengan Ketangi dan
sebelah barat berbatasan dengan Padaran. Luas wilayah Desa Tlogomjo 220,193 Ha, terletak
pada posisi 115.7.20 LS 8.7.10 BT, dengan ketinggian kurang lebih 250 M di atas permukaan
laut. Desa Tlogomojo memiliki jumlah RT 13 dan RW 2 yang tersebar 7 RT di RW 1 dan 6
RT di RW 2, jumlah penduduk sebanyak 1.580 dengan jumlah penduduk perempuan sebanyak
775 (49.05%) dan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 805 (50.95%). Sebagian besar
penduduk bekerja sebagai petani, wiraswasta dan pedagang. Jumlah pendidikan paling banyak
dominan di Desa Tlogomojo adalah tamat SD/sederajat (Pemerintah Desa Tlogomojo, 2018).
Setelah dilakukan pendataan bahwa di RT 02 RW 01 memiliki jumlah KK sebanyak 42
dengan jumlah penduduk laki-laki 57 (42.5%) dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 77
(57.5%). Di RT 02 RW 01, Desa Tlogomojo, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang
sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai pedagang kambing. Berdasarkan
wawancara dan observasi yang telah dilakukan selama kegiatan PKL Komunitas ditemukan
permasalahan mengenai upaya pencegahan Covid-19 di RT 02 RW 01, Desa Tlogomojo,
Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang masih belum sepenuhnya dilakukan.
Masih ditemukan warga yang masih berkerumun, tidak menggunakan masker, pemilik
warung tidak menyediakan fasilitas cuci tangan, belum dilakukan pendataan mengenai
penduduk rentan sakit, belum semua paham tentang Covid-19, anak-anak belum mendapatkan
sosialisasi secara langsung tentang protokol kesehatan di era new normal, penyemprotan
disinfektan berhenti dan belum memiliki relawan rt lawan Covid-19.
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, Tim KKN Kampus Merdeka
UNNES 2020 melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di RT 02 RW, Desa
Tlogomojo, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang dengan judul program “Upaya
Pencegahan Covid-19 melalui Pembentukan Relawan RT, Penyemprotan dan Penyediaan
Fasilitas Cuci Tangan serta Sosialisasi dan Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru di Desa
Tlogomojo, RT 02 RW 01, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang”. Salah satu kegiatan
yang dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19 adalah dengan melakukan
penyemprotan desinfektan dan Penyediaan Fasilitas Cuci Tangan di Tempat Umum. Kegiatan
penyemprotan desinfektan dan penyediaan fasilitas cuci tangan dilakukan oleh Tim KKN dan
anggota Karang Taruna Desa Tlogomojo dengan sasaran tempat ibadah dan warung.
2. METODE
Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan penyemprotan dan penyediaan
fasilitas cuci tangan di tempat umum mulai dari persiapan, pelaksanaan, monitoring dan juga
evaluasi. Persiapan yang dilakukan dalam kegiatan ini yaitu berkoordinasi dengan
pembimbing lapangan (ketua RT 02 RW 01 Desa Tlogomojo, Kecamatan Rembang,
Kabupaten Rembang) dan juga anggota karang taruna. Pelaksanaan dari kegiatan
penyemprotan dan penyediaan fasilitas cuci tangan dilakukan pada Kamis, 30 Juli 2020.
Dilakukan oleh 4 orang mahasiswa, 3 anggota karang taruna dan pembimbing lapangan.
Kegiatan dimulai pukul 08.00-11.00 WIB. Kegiatan dimulai dari penyemprotan dan
penyediaan fasilitas cuci tangan di taman dengan penangungjawab fasilitas cuci tangan yaitu
salah satu tokoh masyarakat. Monitoring dilakukan dengan wawancara kepada anggota karang
taruna, penanggungjawab tempat umum (warung kopi dan taman) dan juga salah satu warga.
Selain itu, juga dilakukan pengamatan mulai dari persiapan hingga pelaksanaan program.
CEHEJ: Community Empowerment in Health Education Journal Vol. 1, No. 1 April 2020, Hal. 1-5
DOI: doi.org/10.31849/cehej.v1i1
P-ISSN xxxx-xxxxx | E-ISSN xxxx-xxxx 4
Monitoring dilakukan seminggu sekali selama 2 minggu. Evaluasi menggunakan metode
kualitatif dengan melihat hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan selama 3
minggu setelah dilakukan penyemprotan dan penyediaan fasilitas cuci tangan di tempat umum.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan program penyemprotan dan penyediaan fasilitas cuci tangan di tempat umum
telah mampu meningkatkan kesadaran masyarakat di wilayah RT 02 RW 01, Desa Tlogomojo,
Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang. Dilihat dari perilaku masyarakat yang semakin
rajin melakukan cuci tangan dengan air dan sabun di tempat yang telah disediakan fasilitas
cuci tangan oleh mahasiswa PKL tanpa disuruh terlebih dahulu.
Kegiatan PKL Komunitas “Menggerakkan Masyarakat” dengan judul program
“Upaya Pencegahan Covid-19 melalui Pembentukan Relawan RT, Penyemprotan dan
Penyediaan Fasilitas Cuci Tangan serta Sosialisasi dan Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru di
Desa Tlogomojo, RT 02 RW 01, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang” dilakukan di
Desa Tlogomojo, RT 02 RW 01, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang mulai tanggal 13
Juli sampai 30 Agustus 2020. Kegiatan PKL ini didampingi oleh pembimbing akademik dan
pembimbing lapangan.
Program intervensi “Penyemprotan dan Penyediaan Fasilitas Cuci Tangan Di Tempat
Umum” dilakukan dengan mengorganisir anggota karang taruna yang bersedia untuk berperan
aktif dalam kegiatan penyemprotan dan penyediaan fasilitas cuci tangan ditempat umum.
Penyemprotan ini dilakukan untuk menggerakkan karang taruna agar aktif dalam kegiatan
penyemprotan di tempat umum untuk membasmi virus corona dan penyediaan fasilitas cuci
tangan secara tidak langsung untuk menyadarkan warga agar selalu cuci tangan saat berada di
tempat umum. Kegiatan ini dilakukan bersama pembimbing lapangan, anggota karang taruna
dan rekan PKL Komunitas. Dalam kegiatan ini membutuhkan sumber daya antara lain:
manusia (peserta yang terlibat yaitu pembimbing lapangan, 3 orang anggota karang taruna dan
4 mahasiswa PKL Komunitas), uang (sejumlah biaya untuk mendukung kelancaran program
sebesar RP. 75.000,00 yang digunakan untuk membeli alat dan bahan yang digunakan
penyemprotan dan penyediaan fasilitas cuci tangan), bahan (cairan disinfektan buatan sendiri
sesuai panduan dari Kemenkes RI), peralatan (APD dan tangki untuk menyemprot, 2 ember
untuk cuci tangan dan 2 botol sabun untuk cuci tangan serta 2 stiker tentang cuci tangan yang
ditempel di ember), cara kerja (pembuatan dan penyemprotan mengikuti panduan dari
Kemenkes RI).
Keputusan dari musyawarah yang dilakukan adalah kegiatan penyemprotan dan
penyediaan fasilitas cuci tangan di tempat umu akan dilaksanakan di taman dan warung kopi
miliik Ibu Siti. Kegiatan penyemprotan desinfektan dilaksanakan selama kurun waktu tiga
minggu yang dimulai pada pukul 08.00-11.00 WIB. Pembagian tugas saat kegiatan
penyemprotan dan penyediaan fasilitas cuci tangan di taman dan warung kopi:
a.Pembimbing lapangan dan dua anggota karang taruna mendapat bagian dalam kegiatan
penyemprotan;
b. Mahasiswa PKL Komunitas bagian penyerahan fasilitas cuci tangan dan membantu bersih-
bersih;
c.Satu anggota karang taruna mendapat bagian membantu bersih-bersih.
Dalam kegiatan penyemprotan desinfektan, dilaksanakan juga kegiatan bersih-bersih
masjid untuk keperluan hari raya Idul Adha. Meskipun hanya tiga dari 5 anggota karang
taruna yang dapat hadir membantu melaksanakan kegiatan program intervensi ini, kegiatan ini
dapat berjalan dengan lancar.
Program “Penyemprotan dan Penyediaan Fasilitas Cuci Tangan Di Tempat Umum”
yang telah dilaksanakan di wilayah RT 02 RW 01, Desa Tlogomojo, Kecamatan Rembang,
Kabupaten Rembang memberikan dampak yang positif dalam hal kesadaran masyarakat untuk
melakukan cuci tangan dengan air dan sabun yang ditunjukan lewat perilaku mereka. Selain
itu, fasilitas cuci tangan yang telah disediakan juga selalu dalam kondisi baik yang artinya
CEHEJ: Community Empowerment in Health Education Journal Vol. 1, No. 1 April 2020, Hal. 1-5
DOI: doi.org/10.31849/cehej.v1i1
P-ISSN xxxx-xxxxx | E-ISSN xxxx-xxxx 5
masyarakat merawat fasilitas tersebut dan selalu mengganti airnya setiap hari. Namun, untuk
kegiatan penyemprotan desinfektan, anggota karang taruna belum lagi melakukan
penyemprotan di tempat umum karena selain tidak ada dan juga anggotanya susah diajak
kerjasama.
Luaran yng dicapai dalam program “Penyemprotan dan Penyediaan Fasilitas Cuci
Tangan Di Tempat Umum” adalah brosur yang berisi materi langkah pembuatan dan
penyemprotan disinfektan serta gerakan 6 langkah cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Bagian depan brosur berisi langkah pembuatan disinfektan dan aktivitas penyemprotan di luar
maupun di dalam ruangan sedangkan untuk bagian belakang berisi pentingnya cuci tangan,
kapan harus cuci tangan dan gerakan 6 langkah cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Materi yang digunakan bersumber dari Kementerian Kesehatan RI. Selain itu, juga
menghasilkan luaran berita acara yang memuat hasil musyawarah dengan anggota karang
taruna yang dilakukan di warung makan.
Gambar
Gambar 1. Brosur panduan penyemprotan
Gambar 2. Stiker langkah cuci tangan
Gambar 3. Kegiatan Penyemprotan dan pemberian fasilitas cuci tangan
CEHEJ: Community Empowerment in Health Education Journal Vol. 1, No. 1 April 2020, Hal. 1-5
DOI: doi.org/10.31849/cehej.v1i1
P-ISSN xxxx-xxxxx | E-ISSN xxxx-xxxx 6
4. SIMPULAN
Kegiatan penyemprotan disinfektan dan penyediaan fasilitas cuci tangan dilakukan
bersama karang taruna sebagai mitra program. Evaluasi yang dilakukan setelah 3 minggu
pelaksanaan program menunjukkan hasil bahwa setelah kegiatan penyemprotan tersebut,
anggota karang taruna sudah tidak melakukan lagi kegiatan penyemprotan di tempat umum.
Akan tetapi untuk kesadaran warga akan hal cuci tangan di tempat umum (taman dan warung
kopi) mulai meningkat, saat datang di taman dan warung kopi warga cuci tangan terlebih
dahulu dengan fasilitas cuci tangan yang telah disedikan. secara keseluruhan kegiatan ini
berjalan dengan lancar. Tim KKN bersama mitra telah sepakat menjaga keberlanjutan program
karena program ini sudah efektif untuk meningkatkan upaya pencegahan Covid-19 di Desa
Tlogomojo RT 2 RW 1. Harapannya dengan adanya program ini masyarakat lebih
memperhatikan lagi upaya pencegahan dan pengendalian virus corona di lingkungan sekitar
terutama pada keluarga dan diri sendiri. Maka besar harapan kami kepada pemerintah desa
untuk mendukung dan memfasilitasi upaya pencegahan virus corona pada masyarakat.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sukiman sebagai Ketua RT 2 RW 1
Desa Tlogomojo Kecamatan Rembang dan Karang Taruna Desa Tlogomojo yang telah
bersedia menjadi mitra dalam pelaksanaan program penyemprotan disinfektan ini. Serta
masyarakat Desa Tlogomojo RT 2 RW 1 atas apresiasi dan partisipasinya dalam
menyukseskan program ini.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang. (2021). Retrieved Sabtu, 9 Januari 2020, from Covid-
19.rembangkab.go.id: http://covid19.rembang.go.id
Handayani, D., Hadi, D. R., Isbaniah, F., Burhan, E., & Agustin, H. (2020). Penyakit Virus Corona
2019. Jurnal Respirologi Indonesia , 40 (2), 119-129.
Kementerian Kesehatan RI. (2021). Perkembangan Covid-19 di Indonesia
Yunus, N. R., & Rezki, A. (2020). Kebijakan Pemberlakuan Lockdown Sebagai Antisipasi
Penyebaran Corona Virus Covid-19. SALAM; Jurnal Sosial & Budaya Syar-i , 7 (3), 227-238.
www. Worldometers.info .Coronavirus update. Diakses pada tanggal 10 Januari 2020
corona. Jatengprov.go.id diakses pada tanggal 10 Januari 2021
Recommended