View
73
Download
3
Category
Preview:
Citation preview
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Abu adalah zat organic sisa hasil pembakaran suatu bahan organic.
Kandungan abu dan komposisinya tergantung pada macan bahan dan cara
pengabuanya.
Kadar abu ada hubunganya dengan mineral suatu bahan. Mineral yang
terdapat dalam suatu bahan terdapat dalam suatu bahan dapat merupakan dua
macam garam yaitu garam organic dan garam anorganik. Yang termasuk dalam
garam organic misalnya garam-garam asam mallat, oksalat, asetat, pektat.
Sedngkan garam anorganik antara lain dalam bentuk garam fosfat, karbonat,
klorida, sulfat, nitrat. Selain kedua garam tersebut, kadang-kadang mineral
berbentuk sebagai senyawaan komplek yang bersifat organis. Apabila akan
ditentukan jumlah mineralnya dalambentuk aslinya sangatlah sulit,oleh karena itu
biasanya dilakukan dengan menentukan sisa-sisa pembakaran garam mineral
tersebut,yang dikenal dengan pengabuan.(sudarmadji.2003).
Penentuan kadar abu adalah mengoksidasikan senyawa organik pada suhu
yang tinggi,yaitu sekitar 500-600°C dan melakukan penimbangan zat yang tinggal
setelah proses pembakaran tersebut. Lama pengabuan tiap bahan berbeda–beda
dan berkisar antara 2-8 jam. Pengabuan dilakukan pada alat pengabuan yaitu
tanur yang dapat diatur suhunya. Pengabuan diangap selesai apa bila diperoleh
sisa pembakaran yang umumnya bewarna putih abu-abu dan beratnya konstan
dengan selang waktu 30 menit. Penimbangan terhadap bahan dilakukan dalam
keadan dingin,untuk itu krus yang berisi abu diambil dari dalam tanur harus lebih
dahulu dimasukan ke dalam oven bersuhu 105°C agar suhunya turun
menyesuaikan degan suhu didalam oven,barulah dimasukkan kedalam desikator
sampai dingin,barulah abunya dapat ditimbang hingga hasil timbangannya
konstan.( Anonim.2010 ).
1
1.2 Tujuan Percobaan
a. Dapat mengetahui pengertian abu dan mineral;
b. Dapat memahami klasifikasi mineral;
c. Dapat mengetahui sumber dan fungsi mineral;
d. Untuk mengetahui adanya mineral dalam suatu sample
e. Menentukan uji penentuan kadar abu dan mineral dengan metode penentuan
kadar abu.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Mineral adalah merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan
penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan,
organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Kalsium, Fosfor, dan
magnesium adalah bagian dari tulang, besi dari hemoglobin dalam sel darah
merah, dan iodium dari hormone tiroksin. Disamping itu mineral berperan
dalam berbagai tahap metabolism, terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas
enzim-enzim. Keseimbangan ion-ion mineral didalam cairan tubuh diperlukan
untuk pengaturan pekerjaan enzim-enzim, pemeliharaan keseimbangan asam-
basa, membantu transfer ikatan-ikatan penting membrane sel dan
pemeliharaan kepekaan otot dan saraf terhadap rangsangan. (Sunita Almatsier,
2003. hal 228)
Sebagian besar bahan makanan, yaitu sekitar 96% terdiri dari bahan organic
dan air. Sisanya terdiri dari unsure-unsur mineral. Unsur mineral juga dikenal
sebagau zat organic atau kadar abu. Dalam proses pembakaran, bahan-bahan
organic terbakar tetapi zat anorganiknya tidak, karena itulah disebut abu.
Meskipun banyak dari elemen-elemen mineral telah jelas diketahui fungsinya
pada makanan ternak, belum banyak penelitian sejenis dilakukan pada manusia.
Karena itu peranan berbagai unsure mineral bagi manusia masih belum
sepenuhnya diketahui. (F.G. Winarno, 2004. hal 150)
Sampai sekarang telah diketahui ada empat belas unsure mineral yang berbeda
jenisnya diperlukan manusia agar memiliki kesehatan dan pertumbuhan yang
baik. Yang telah pasti adalah natrium, klor, kalsium, fosfor, magnesium dan
belerang. Unsure-unsur ini terdapat dalam tubuh dalam jumlah yang cukup besar
dan karenanya disebut unsure mineral unsure makro atau mineral makro.
Sedangkan unsure mineral lain seperti besi, iodium, mangan, tembaga, zink,
kobalt, dan flour hanya terdapat dalam tubuh manusia dalam jumlah yang kecil
3
saja, karena itu disebut trace element atau mineral makro. Tiga element lainnya
yaitu alumunium , boron, dan vanadium telah ditemukan dalam jaringan tubuh
hewan, tetapi belum tuntas benar pendapat para ilmuwan apakah elemen-elemen
tersebut benar-benar mempunyai fungsi khusus dalam tubuh manusia. (F.G.
Winarno, 2004. hal 150)
Dalam tubuh, mineral-mineral ada yang bergabung dengan zat organic,
adapula yang terbentuk ion-ion bebas. Didalam tubuh unsur mineral berfungsi
sebagai zat pembangun dan pengatur. (F.G. Winarno, 2004. hal 150)
Meskipun banyak mineral yang terlibat dalam reaksi biologis dan proses
biologis dan proses fisiologis, berbagai penelitian hanya dilakukan pada mineral
yang terdapat dalam jumlah yang dapat diukur. (F.G. Winarno, 2004. hal 158)
Mineral mikro atau trace element atau minor element merupakan istilah yang
digunakan bagi sisa mineral yang secara tetap terdapat dalam system biologis.
(F.G. Winarno, 2004. hal 158)
Kira- kira 6 % tubuh manusia dewasa terbuat dari mineral. Mineral yang
dibutuhkan oleh manusia diperoleh dari tanah. Tanaman sumber pangan
menyerap mineral yang diperlukan dan menyimpannya dalm struktur tanaman.
Hewan sebagai konsumen tingkat pertama menggunakan dan menyimpan mineral
dalam tubuhnya. Sebagai konsumen tingkat akhir, manusia memperoleh bahan
anorganik dan bersifat esensial. Jika mineral tidak habis digunakan oleh manusia
maka akan dikeluarkan oleh tubuh dan dikembalikan pada tanah. (Ari Yuniastuti,
2008. hal 61)
Mineral yang dibutuhkan manusia diklasifikasikan menjadi dua golongan,
yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro merupakan mineral yang
jumlahnya relatif tinggi (>0,05 % dari berat badan) didalam jaringan tubuh.
Mineral mikro disebut sebagai unsur renik (trace element) terdapat <0,05 % dri
berat badan. Unsur-unsur mineral makro adalah kalsium, fosfor, kalium, sulfur,
4
natrium, klor, magnesium. Unsur-unsur mineral mikro adalah besi, seng,
selenium, mangan, tembaga, iodium, molibdenum, kobalt, khromium, silikon,
vanadium, nikel, arsen, dan flour. (Ari Yuniastuti, 2008. hal 62)
Mineral digolongkan kedalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral
makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100
mg sehari, sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari.
Jumlah mineral mikro dalam tubuh kurang dari 15 mg. hingga saat ini
dikenal sebanyak 24 mineral yang dianggap esenstral. Jumlah itu setiap
waktu bias bertambah. (Sunita Almatsier, 2003. hal 228)
Mineral Makro
Yang termasuk mineral makro antara lain: natrium, klorida, kalium,
kalsium, fosfor, magnesium dan sulfur. (Sunita Almatsier, 2003. hal 229)
Mineral Mikro
Mineral mikro terdapat dalam jumlah sangat kecil didalam tubuh, namun
mempunyai peranan esensial untuk kehidupan, kesehatan , dan reproduksi.
Kandungan mineral mikro bahan makanan sangat bergantung pada
konsentrasi mineral mikro tanah asal bahan makanan tersebut. (Sunita
Almatsier, 2003. hal 249)
Makro elemen berfungsi sebagai bagian dari zat yang aktif dalam
metabolisme atau sebagai bagian penting dari struktur sel dan jaringan. Ada pula
yang memegang fungsinya didalam cairan tubuh, baik intraseluler maupun
ekstraseluler. K, Na, S dan Cl terutama berfungsi dalam keseimbangan cairan dan
elektrolit, sedangkan Ca, Mg dan P terutama terdapat sebagai bagian penting dari
struktur sel dan jaringan. (Prof. DR. Achmad Djaeni Sediaoetama, M.Sc., 2000.
hal 167)
Mikro elemen pada umumnya berfungsi berhubungan dengan enzim, bahkan
Jodium merupakan bagian dari struktur suatu hormon. Sejumlah besar enzim
5
memerlukan mikro elemen dan trace elemen untuk dapat berfungsi secara
maksimal. (Prof. DR. Achmad Djaeni Sediaoetama, M.Sc., 2000. hal 168)
Beberapa elemen bekerjasama erat sekali dalam melaksanakan fungsinya,
sehingga dalam membicarakan elemen-elemen tersebut harus di lakukan
sekaligus, misalnya Na dan K, Ca dan P. Fungsi Na erat sekali dengan tekanana
osmosa cairan tubuh, sehingga pada pembicaraan metabolisme air, elemen Na
harus pula di bicarakan bersama. (Prof. DR. Achmad Djaeni Sediaoetama, M.Sc.,
2000. hal 168)
Secara umum fungsi mineral dalam tubuh sebagai berikut :
1. Memelihara keseimbangan asam tubuh dengan jalan penggunaan
mineral pembentuk asam (klorin, fosfor, belerang) dan mineral
pembentuk basa (kapur, besi, magnesium, kalium dan natrium)
2. Mengkatalisasi reaksi yang bertalian dengan pemecahan karbohidrat,
lemak dan protein serta pembentukan lemak dan protein tubuh.
3. Sebagai hormon (Iodium terlibat dalam hormon tiroksin; Co dalam
vitamin B12; Ca dan P untuk pembentukan tulang dan gigi) dan enzim
tubuh (Fe terlibat dalam aktivitas enzim katalase dan sitikrom).
4. Membantu memelihara keseimbangan air tubuh ( klorin, kalium,
natrium)
5. Menolong dalam pengiriman isyarat ke seluruh tubuh (Kalsium,
kalium< natrium)
6. Sebagai bagian cairan usus ( kalsium, magnesium, kalium dan
natrium)
7. Berperan dalam pertumbuhan dan pemeliharaan tulang, gigi dan
jaringan tubuh lainnya (kalsium, fosfor, flourin)
(Ari Yuniastuti, 2008. hal 61)
6
Sumber dan fungsi mineral makro
1. Kalsium. Sumber pangannya antara lain susu, lobak cina, kagkung, tiram,
udang, salem, dan kijing. Berfungsi sebagai unsur utama tulang dan gigi.
Penting untuk kontraksi otot, irama jantung normal dan kepekaan saraf. Juga
sebagai unsur mineral terbanyak dalam tubuh.
2. Fosfor. Terdapat dalam Susu, keju, kuning telur, daging ikan, unggas, kacang-
kacangan. Berfungsi sebagai unsur utama tulang dan gigi. Selain itu
metabolisme lemak dan karbohidrat dan pertukaran energi melalui reaksi
oksidatif berhubungan dengan fosforilisasi.
3. Kalium dan Natrium. Sumber pangannya adalah daging, ikan, unggas, tepung,
buah-buahan dan sayuran, garam dapur, susu dan telur. Berfungsi sebagai
faktor utama dalam mempertahankan keseimbangan cairan intrasel. Juga
mempengaruhi irama jantung, dan berperan dalam pengaturan kepekaan saraf
dan otot.
4. Khlor. Bersumber dari garam dapur, daging, susu dan telur. Berfungsi sebagai
unsur getah lambung, keseimbangan asam basa, membantu bersama – sama
dengan Na dan Kmembantu mempertahankan kadar air tubuh normal.
5. Sulfur. Bersumber dari susu, telur, daging, keju, dan kacang-kacangan.
Berfungsi untuk pembentukan asam amino sistein dan metionin. Juga sebagai
pembentuk protein rambut, terdapat juga dalam insulin dan glutation.
6. Magnesium. Terdapat dalam tepung gandum, kakao, kacang-kacangan,
daging, makanan dari laut (seafood) dan susu. Berfungsi sebagai unsur tulang
dan gigi dan banyak jaringan lainnya, selain itu dapat mempengaruhi
kepekaan otot dan saraf.
(Ari Yuniastuti, 2008. hal 63)
Sumber Mineral
Sumber paling baik mineral adalah makanan hewani, kecuali magnesium
yang lebih banyak. Terdapat didalam makanan nabati. Hewan memperoleh
mineral dari tumbuh-tumbuhan dan menumpuknya didalam jaringan
7
tubuhnya. Disamping itu, mineral berasal dari makanan nabati. Makanan
hewani mengandung lebih sedikit bahan –pengikat-mineral daripada makanan
nabati. (Sunita Almatsier, 2003. hal 229)
Sekitar 4% dari tubuh kita terdiri dari mineral, yang dalam analisa bahan
makanan tertinggal sebagai kadar abu, yaitu sisa yang tertinggal bila suatu sampel
bahan makanan dibakar sempurna di dalam suatu tungku (muffle furnace). Kadar
abu ini menggambarkan banyaknya mineral yang tidak terbakar menjadi zat yang
dapat menguap. (Prof. DR. Achmad Djaeni Sediaoetama, M.Sc., 2000. hal 167)
Kita beda bedakan 2 kelompok besar mineral (unsure,elemen) yang terdapat
pada analisa pada tubuh kita, berdasarkan kwantumnya, ialah :
1. Makro elemen, yang terdapat dalam kwantum yang relative besar, seperti
K, Na, Ca, Mg dan P, S serta Cl.
2. Mikro elemen, yang terdapat dalam kwantum yang relatif sedikit. Mikro
elemen dapat di kelompokan lagi menurut kegunaannya di dalam tubuh :
a. Mikro elemen esensial, yaitu yang betul-betul di perlukan oleh
tubuh, jadi harus ada, seperti Fe, Cu, Co, Se, Zn dan J, serta F.
b. Mikro elemen yang mungkin esensial, belum pasti betul di
perlukan atau tidak di dalam struktur atau fisiologi tubuh, seperti
Cr, Mo.
c. Mikro elemen yang tidak di perlukan, atau non-esensial. Jenis ini
terdapat di dalam tubuh karena tidak sengaja terbawa bersama
bahan makanan, jadi sebagai kontaminan (pencemar). Termasuk ke
dalam kelompok ini ialah Al, As, Ba, Bo, Pb, Cd, Ni, Sr, Si, Va
dan Br.
3. Ada tiga kelompok yang di sebut trace elements, yang sebenarnya sudah
termasuk kelompok mikro elemen, tetapi di perlukan dalam kwantum
yang lebih kecil lagi. Ke dalam kelas ini termasuk Co, Cu dan Zn.
(Prof. DR. Achmad Djaeni Sediaoetama, M.Sc., 2000. hal 167)
8
A.Zat Kapur (Ca) dan Phospor (P)
Fungsi dan metabolisme Zat Kapur (Ca) dan Phosphor (P) sangat erat saling
berhubungan, sehingga akan di bicarakan bersama sekaligus. Sebagian besar
kedua unsur ini terdapat sebagai garam Calsium-Phosphat di dalam jaringan keras
tubuh, ialah tulang dan gigi gerigi, memberikan sifat keras kepada kedua jenis
jaringan tersebut. Dari 1200 gram Ca yang terdapat di dalam tubuh, sekitar 90%
terdapat di dalam jaringan keras (tulang dan gigi), sedangkan jaringan lunak
hanya mengandung sebanyak 10%. Dalam hal mineral Phosphor, 80% terdapat di
dalam jaringan keras, dan 20% di dalam jaringan lunak, terutama sebagai gugusan
asam phosphat. Kadar P di dalam tubuh sekitar 8% berat badan. (Prof. DR.
Achmad Djaeni Sediaoetama, M.Sc., 2000. hal 167)
B. Natrium (Sodium, Na) dan Kalium (Potassium, K)
Na dan K sangat erat hubungannya dalam memenuhi fungsinya di dalam
tubuh, sehingga akan di bicarakan bersama. Kedua elemen ini terutama berfungsi
di dalam keseimbangan air dan elektrolit (asam-basa) di dalam sel maupun di
dalam cairan ekstraseluler, termasuk plasma darah. Na terutama terdapat di dalam
cairan ekstraseluler, sedangkan K di dalam cairan intraseluler. (Prof. DR. Achmad
Djaeni Sediaoetama, M.Sc., 2000. hal 170)
C. Zat Belerang (Sulfur, S)
Zat belerang merupakan komponen dari beberapa jenis zat gizi yang esensial,
seperti asam amino dan vitamin B1. Unsur ini di dalam tubuh merupakan bagian
dari molekul organik dan terdapat di dalam kondisi tereduksi (SH atau S), dan
tidak dalam bentuk teroksidasi sebagai sulfat. (Prof. DR. Achmad Djaeni
Sediaoetama, M.Sc., 2000. hal 175)
9
D. Zar Flour (F)
Zat Flour (F) juga merupakan zat gizi mineral yang di perlukan oleh tubuh.
Zat ini terdapat sebagai komponen dari jaringan keras tulang dan gigi. Terutama
gigi memerlukan zat flour ini bagi kesehatannya, melindungi dentin dan email
dari serangan caries dentis. (Prof. DR. Achmad Djaeni Sediaoetama, M.Sc., 2000.
hal 175)
E. Zat Jodium (J)
Zat Jodium juga merupakan zat gizi esensial bagi tubuh, karena merupakan
komponen dari hormon THYROXIN. Terdapat dua ikatan organic yang
menunjukan bioaktifitas hormon ini, ialah Trijodotyronin T3 dan
Tetrajodotyronin T4 yang terakhir ini di sebut juga Thyroxin. (Prof. DR. Achmad
Djaeni Sediaoetama, M.Sc., 2000. hal 179)
F. Zat Chlor (Cholorium, Cl)
Zat chlor sendiri berbentuk gas berwarna biru kehijauan dan bersifat racun
keras. Chlor selalu di konsumsi dalam bentuk garam dapur (NaCl). Zat mineral
ini belum pernah di laporkan memberikan gejala-gejala defisiensi. Zat Chlor
tersedia di dalam bahan makanan secara mencukupi dan kebutuhannya bagi tubuh
manusia tidak di ketahui. Ion Cl dapat menembus membran sel dengan leluasa,
dan keluar masuk membran sel secara pasif, mendampingi Ion K+¿ ¿ maupun Na+¿¿
. Dalam bentuk HCl, zat Chlor di ekskresikan di dalam lambung dan berfungsi
membantu dalam pencernaan protein oleh pepsin. Bila orang banyak menderita
muntah-muntah, akan banyak terbuang air yang mengandung HCl. Mungkin
terjadi dehydrasi dengan alkalosis, karena badan banyak kehilangan asam HCl.
(Prof. DR. Achmad Djaeni Sediaoetama, M.Sc., 2000. hal 179)
10
G. Zat Besi (Ferrum, Fe)
Zat besi (Fe) merupakan microelement yang esensial bagi tubuh. Zat ini
terutama banyak diperlukan dalam hemopoesis (Hb). Di samping itu berbagai
jenis enzim memerlukan Fe sebagai factor penggiat. (Prof. DR. Achmad Djaeni
Sediaoetama, M.Sc., 2000. hal 179)
H. Zat Tembaga (Cuprum, Cu)
Zat Tembaga termasuk trace elemen (Cu) yang esensial bagi tubuh dan
merupakan komponen dari beberapa jenis enzim dalam sistem erythropoetik,
pembentukan tulang dan reaksi redoks. Metabolisme Fe membutuhkan pula trace
elemen Cu. Namun demikian, tempat di jalur metabolisme di mana Cu berperan
belum di ketahui dengan pasti. (Prof. DR. Achmad Djaeni Sediaoetama, M.Sc.,
2000. hal 181)
I.Zat Cobalt (Co)
Zat Cobalt (Co) merupakan trace elemen yang juga esensial untuk tubuh,
karena merupakan komponen dari struktur vitamin B12. Meskipun demikian,
metabolisme Cobalt tidak terjadi di dalam jaringan tubuh kita, karena vitamin
B12 tidak dapat di sintesa olehnya, tetapi dapat di sintesa oleh microflora usus.
Cobalt yang di konsumsi masih dapat bermanfaat bagi sintesa vitamin ini oleh
microflora dan tersedia untuk di pergunakan oleh tubuh manusia. (Prof. DR.
Achmad Djaeni Sediaoetama, M.Sc., 2000. hal 182)
J. Magnesium (Mg)
Zat magnesium (Mg) merupakan unsur esensial bagi tubuh dan tubuh kita
mengandung unsur ini sebanyak 25 gram. Pada binatang percobaan fungsi Mg
telah banyak di pelajari dan di ketahui banyak jenis enzim memerlukan unsur ini
untuk melakukan fungsinya. Namun demikian fungsi Mg di dalam tubuh manusia
11
belum banyak di pelajari dan di ketahui. (Prof. DR. Achmad Djaeni Sediaoetama,
M.Sc., 2000. hal 183)
K. Molybdenium (Mo)
Analisa bahan makanan nabati maupun khewani yang di teliti memperlihatkan
bahwa unsur Molybdenium (Mo) selalu terdapat, meskipun dalam kwantum yang
sangat kecil. Kemudian di temukan pula bahwa unsur Mo di perlukan bagi fungsi
berbagai enzim, baik didalam jaringan tumbuhan maupun hewan serta
mikroorganisme. Emzim-enzim yang telah dibuktikan memerlukan Ion Mg bagi
kegiatan fumgsinya ialah : Nitro oksidase, Xanthine oksidase, Aldehyda oksidase
dan Hydrogenase. (Prof. DR. Achmad Djaeni Sediaoetama, M.Sc., 2000. hal 183)
L. Zat Seng (Zincum, Zn)
Elemen seng (Zn) merupakan trace element yang esensial bagi tubuh.
Beberapa jenis enzim memerlukan zn bagi fungsinya dan bahkan ada enzim yang
mengandung Zn dalam struktur molekulnya, diantaranya Carbonic anhydrase dan
Phosphatase alkalis. Namun demikian, gejala-gejala dan kasus defisiensi Zn pada
manusia belum pernah dilaporkan. (Prof. DR. Achmad Djaeni Sediaoetama,
M.Sc., 2000. hal 184)
M. Selenium (Se)
Unsur Selenium (Se) juga merupakan trace element yang esensial bagi tubuh
manusia. Terdapat interelasi antara metabolisme dan fungsi Se dengan vitamin E.
Selenium merupakan bagian dari zat aktif yang dapat menghindarkan nekrosis
hati, jantung, otot dan ginjal pada binatang percobaan. (Prof. DR. Achmad Djaeni
Sediaoetama, M.Sc., 2000. hal 185)
Widya Karya Gizi Nasional tahun 1998 telah menetapkan Angka Kecukupan
Rata-rata sehari untuk mineral mikro besi (Fe), seng (Zn), iodium (I), dan
selenium (Se). Di Amerika Serikat, Selain itu, diterapkan juga angka
12
antarbatas sementara yang dianggap aman dan cukup untuk dikonsumsi bagi
mineral mikro tembaga (Cu), mangan (Mn), fluor (F), khrom (Cr), dan
molibden (Mo). Sedangkan kebutuhan manusia akan mineral mikro arsen
(As), nikel (Ni), silicon (Si), dan buron (Bo) masih dalam penelitian. (Sunita
Almatsier, 2003. hal 249)
13
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan (sifat fisika dan kimia)
Alat :
a. Cawan Porselen
b. Neraca Analitik Digital
c. Cawan Petri
d. Tanur
e. Desikator
f. Penjepit
g. Hotplate
Bahan :
a. Kacang Tanah
Sifat Fisika :
Berupa biji-bijian
Memiliki kulit
Berwarna coklat muda
Rasanya manis
Sifat Kimia :
Mengandung banyak lemak
mengandungi protein yang tinggi, zat besi, vitamin E dan kalsium, vitamin
B kompleks dan Fosforus, vitamin A dan K, lesitin, kolin dan kalsium. [3]
Kandungan protein dalam kacang tanah adalah jauh lebih tinggi dari
daging, telur dan kacang soya.
mengandung Omega 3 yang merupakan lemak tak jenuh ganda dan
Omega 9 yang merupakan lemak tak jenuh tunggal
14
mengandung fitosterol yang justru dapat menurunkan kadar kolesterol dan
level trigliserida
(Jamaluddin Awal, 2011)
3.2 Prosedur Percobaan (Diagram Alir)
- dinginkan cawan porselen dalam desikator
- timbang berat cawan sebagai (A)
- timbang 5 gram sampel sebagai (W)
- masukkan sampel kedalam cawan porselen,
kemudian bakar dengan hotplate hingga
tidak berasap
- proses pengabuan masukkan kedalam tanur
dengan suhu 550oC selama 4 jam
- dinginkan dalam desikator
- timbang berat abu sebagai (X)
3.3 Fungsi Bahan
a. Kacang tanah
Sebagai sampel yang diuji kadar abu dan mineral.
15
Pemanasan cawan porselen dengan suhu 550oC selama 10 menit.
Tanur
Hasil
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
No Perlakuan Hasil Keterangan
1. Pemanasan cawan porselen dengan
suhu 550oC selama 10 menit didalam
tanur. dinginkan cawan porselen
dalam desikator kemudian timbang
berat cawan sebagai (A). timbang 5
gram sampel sebagai (W) lalu
masukkan sampel kedalam cawan
porselen, kemudian bakar dengan
hotplate hingga tidak berasap.
Terkhir proses pengabuan masukkan
kedalam tanur dengan suhu 550oC
selama 4 jam kemudian dinginkan
dalam desikator, timbang berat abu
sebagai (X).
Kacang tanah yang
dipanaskan didalam tanur
berubah menjadi abu,
warnanya abu keputihan.
(+)
4.2 Perhitungan
kadar abu=( X−A )
Wx100 %
kadar abu=(51,1631 gram−50,5446 gram )
5,2115 gramx 100 %
16
¿ 11,87%
4.3 Pembahasan
Abu adalah zat anorganik dari sisa hasil pembakaran suatu bahan
organik.Penentuan kadar abu ada hubungannya dengan mineral suatu bahan.
Mineral yang terdapat dalam bahan pangan terdiri dari 2 jenis garam, yaitu garam
organik misalnya asetat, pektat, mallat, dan garam anorganik, misalnya karbonat,
fosfat,sulfat, dan nitrat. Proses untuk menentukan jumlah mineral sisa
pembakaran disebut pengabuan. Kandungan dan komposisi abu atau mineral pada
bahan tergantung dari jenis bahan dan cara pengabuannya.Pada praktikum kali
ini, proses pengabuan dilakukan dengan menggunakan tanur yang memanaskan
sampel pada suhu mencapai 550oC.
Sampel yang digunakan adalah bawang kacang tanah. Sampel pertama kali
ditimbang 5 gram lalu dihancurkan menggunakan mortir. Setelah itu sampel
diletakkan dalam cawan poselain yang sebelumnya telah dipanaskan dalam
tanur dan ditimbang. Kemudian sampel dimasukkan dalam tanur sampai
sampel berubah menjadi abu yang ditunjukkan dengan berubahnya warna menjadi
putihkeabu-abuan. Setelah menjadi abu, sampel ditimbang kembali lalu dihitung
kadar abunya.
Kadar abu yang diperoleh dihitung dengan rumus :
kadar abu=( X−A )
Wx100 %
kadar abu=(51,1631 gram−50,5446 gram )
5,2115 gramx 100 %
¿ 11,87%
17
Dari hasil yang diperoleh, kacang tanah memiliki kadar abu 11, 87% dari total
keseluruhan.
BAB V KESIMPULAN
1. Abu adalah zat anorganik dari sisa hasil pembakaran suatu bahan organik.
2. Mineral yang terdapat dalam bahan pangan terdiri dari 2 jenis garam,
yaitugaram organik dan garam anorganik.
3. Proses untuk menentukan jumlah mineral sisa pembakaran disebut pengabuan.
4. Proses pengabuan dilakukan dengan menggunakan tanur yang memanaskan
sampel pada suhu mencapai 550oC
5. Kadar abu yang diperoleh dari sampel kacang tanah adalah
18
Daftar Pustaka
Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar ILMU GIZI. Penerbit PT. Gramedia Pustaka
Utama:Jakarta.
Anonim.2010.LAPORAN PENENTUAN KADAR ABU.
Awal, Jamaluddin.2011.Jurnal Penentuan Kadar HCN. Wacana Ilmu:Semanggi
Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2000. Ilmu Gizi. Penerbit Dian Rakyat:Jakarta.
Sudarmadji.dkk.2003.Prosedur Analisa Bahan Makanan Dan
Pertanian.Liberti.Yogyakarta.
Winarno, F. G., 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Penerbit Gramedia: Jakarta.
Yuniastuti, Ari. 2008. Gizi dan Kesehatan. Penerbit Graha Ilmu:Yogyakarta.
19
Recommended