View
10
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
(Skripsi)
Oleh
Teguh Ratmoko
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
Kepemimpinan Kepala Sekolah Di SD Negeri 02 Banjit
ABSTRAK
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAHDI SD NEGERI 02 BANJIT
Oleh
TEGUH RATMOKO
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kepemimpinan kepala sekolah di
SD Negeri 02 Banjit, dengan fokus penelitian (1) Kepemimpinan kepala sekolah
sebagai pendidik (Educator), (2) kepemimpinan kepala sekolah sebagai Pemimpin
(Manager), (3) Kepemimpinan kepala sekolah sebagai Administrator dan, (4)
kepemimpinan kepala sekolah sebagai penyela (supervisor). Metode penelitian
yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sumber data penelitian adalah kepala
sekolah dan pendidik, Teknik analisa data yaitu Pengumpulan data, Reduksi data,
Penyajian data, Proses penarik kesimpulan. Hasil penelitian: Perubahan yang
dilakukan oleh kepala sekolah dimulai dari kepala sekolah sebagai pendidik
(Educator) yang menjalankan perencanaan program pembelajaran, lalu didukung
dengan adanya kegiatan pembelajaran, lalu kepala sekolah sebagai Administrator
mempunyai program pelaksanaan evaluasi hasil belajar siswa dan administrasi
kurikulum. Budaya Sekolah yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai
Supervisor meliputi budaya akademik atau non akademik kemudian budaya
tindakan/perilaku. Kepemimpinan yang dilakukan oleh kepala sekolah melalui
suatu proses.
Kata kunci: Kepemimpinan, kepala sekolah
ABSTRACT
LEADERSHIP HEAD OF LEADERSHIP
IN SD NEGERI 02 BANJIT
By
TEGUH RATMOKO
This study aims to describe the principal's leadership in SD Negeri 02 Banjit, withthe focus of research (1) leadership of the principal as Educator ; (2) leadership ofthe principal as a leader ; (3) leadership of the principal as Administrator ; (4)leadership of the principal as ssupervisor. The research method used is qualitativeapproach with case study design. Techniques of collecting data throughinterviews, observation, and documentation. Sources of research data areprincipals and teachers in SD Negeri 02 Banjit. Data analysis techniques are datacollection; Data reduction; Presentation of data; The process of drawingconclusions. Result of research: Change management conducted by principal, thensupported by existence of teaching and learning activities that lead, throughprogram of learning activity and then downgrading evaluation result of studentlearning result and curriculum administration. School culture conducted byprincipals This research aims to describe the principal's leadership in SD Negeri02 Banjit, with the focus of research . The research (1) leadership of the principalas Educator ; (2) leadership of the principal as a leader ; (3) leadership of theprincipal as Administrator ; (4) leadership of the principal as Supervisor. methodused is qualitative approach with case study design. Techniques of collecting datathrough interviews, observation, and documentation. Sources of research data areprincipals and teachers in SD Negeri 02 Banjit. Data analysis techniques are datacollection; Data reduction; Presentation of data; The process of drawingconclusions., then supported by existence of teaching and learning activities thatlead, through program of learning activity and then downgrading evaluation resultof student learning result and curriculum administration.
Keywords: leadership, headmaster
Oleh
Teguh Ratmoko
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
Kepemimpinan Kepala Sekolah Di SD Negeri 02 Banjit
RIWAYAT HIDUP
Teguh Ratmoko dilahirkan di Banjit pada 30 Maret 1996.
Peneliti merupakan anak ke enam dari enam bersaudara
pasangan dari Bapak Kurdin ms, S.Pd dan Laila Hayati.
Peneliti memperoleh pendidikan formal pertama kali di
Taman Kanak-kanan (TK) Taman Siswa Darma Wanita,
yang diselesaikan pada tahun 2002. Kemudian peneliti melanjutkan pendidikan
dasar di SD Negeri 1 Argomulyo, yang diselesaikan pada tahun 2008. Peneliti
menyelesaikan pendidikan lanjutan di SMP Negeri 1 Banjit pada tahun 2011.
Pendidikan menengah atas peneliti selesaikan di SMA Negeri 1 Baradatu pada
tahun 2014. Selanjutnya pada tahun 2014 peneliti terdaftar sebagai mahasiswa S1-
PGSD FKIP Universitas Lampung melalui jalur Mandiri.
Tahun 2017, peneliti melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan praktik
mengajar melalui Program Pengalaman Lapangan (PPL) di desa Sindang Jaya
Kecamatan Banjit, Kabupaten Way Kanan.
MOTTO
“ Sesungguhnya setelah kesulitan pasti ada kemudahan, maka apabilatelah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain dan kepada Tuhanmulah berharap ”
(Q.S. Al-Insyirah: 6-8)
“ Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapibangkit kembali setiap kali kita jatuh”
(Confusius)
“Setiap apa yang kita kerjakan, kerjakanlah dengan totalitas. Bagaimanapunhasilnya, yang terpenting adalah kita telah berusaha semaksimal
mungkin. Karna usaha yang dilakukan tidak akan berbuah sia-sia”
(Penulis)
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap puji syukur atas kehadiran Allah SWT, Skripsi sederhanaku ini
kupersembahkan untuk orang tuaku tercinta yaitu Bapak Kurdin ms, S.Pd. (Alm),
dan Ibu Laila Hayati yang selalu menyayangiku dan selalu mendoakan keberhasilan
demi tercapainya cita-citaku dan kakak-kakak tercinta, Junaida, Marnita, Deni
Marlinda, Hevi Diana, Reka Mardalia, dan keluarga besarku terimakasih atas doa
dan kasih sayangnya serta dukungan dan motivasi yang telah diberikan selama ini
dalam penyelesaian skripsi ini.
Para Guru dan Dosen yang telah berjasa memberikan bimbingan dan ilmu yang
sangat berharga melalui ketulusan dan kesabarannya, dan semua sahabatku yang
begitu tulus menyayangiku dengan segala kekuranganku
Almamater tercinta Universitas Lampung
SANWACANA
Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadiratan Allah SWT yang telah
memberikan nikmat sehat, rahmat serta karunianya, sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kepemimpinan Kepala Sekolah di SD Negeri
02 Banjit”. sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan ilmu pendidikan, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini tentunya
tidak akan mungkin terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Riswandi, M.Pd., selaku
pembimbing 1 atas kesediaan member bimbingan, motivasi, ilmu pengetahuan yang
luas, saran dan kritik-kritik selama proses penyusunan skripsi. Kepada Bapak Drs.
Maman Surahman, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD sekaligus
pembimbing 2 atas kesediaan memberikan bimbingan, motivasi, ilmu yang luas,
saran dan kritik-kritik selama penyusanan skripsi, dan kepada ibu Dra. Fitria
Akhyar, M.Pd., selaku pembahas atas kesediaan memberi bimbingan, motivasi,
saran dan kritik-kritik yang salama penyusunan skripsi.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku rektor Universitas
Lampung.
2. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Bapak Ibu Dosen serta Staf Karyawan PGSD FKIP Universitas Lampung
yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu peneliti sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Bapak Said Armi, S.Pd., selaku Kepala SD Negeri 02 Banjit yang telah
memberikan izin dan bantuan selama penelitian.
6. siswa-siswi SD Negeri 02 Banjit Tahun Pelajaran 2017/2018 yang ikut andil
dalam penelitian ini.
7. Sahabat-sahabat terbaik dan tercinta “Aziz Hari Purnomo”, ivan, Okta
Haryadi, Rahmat Setiawan, Edwin KSM, Muhammad Farel Fahrizi, Andre
Okto Pratama, Arba Indra Putra terimakasih selama ini menjadi sahabat
yang selalu ada dalam keadaan apapun kalian the best friends kawan
semoga kita sama-sama sukses untuk kedepannya.
8. Sahabat Terbaikku Rensy Aryanida, Winda Jayanti Mandasari, Prima Sari
Handayani, Reysa Safrina, Wayan Duki, Disna Mey Putri, Tiara Erwinda,
terimakasih telah menghadirkan canda dan tawa menjadi tempat berkeluh
kesah dari awal perkuliahan sampai di saat terakhir penyususn skripsi ini
semoga kita sukses di kedepannya.
9. Teman-teman KKN Banjit Raysa Safrina, Ayu Teriswardani, Kiki Amelia,
Verika tazkya, Ade Astina Putri terimakasih sudah menjadi sahabat selama
kurang lebih 70 hari walaupun baru sahabatan udah kaya keluarga banget.
10. Teman-teman seperjuangan PGSD angkatan 2014 khususnya kelas B terima
kasih atas kebersamaan dan dukungan yang telah diberikan selama ini
success for us.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini baik
secara langsung maupun tidak langsung.
12. terimakasih juga kepada pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu
yang turut mendukung dalam peneliti menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
kesempurnaan,akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Bandar lampung, 18 Oktober 2018
Penulis,
Teguh Ratmoko
ii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................................... I
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................1B. Fokus penelitian.....................................................................................11C. Pertanyaan penelitian.............................................................................11D. Tujuan Penelitian...................................................................................12E. Manfaat penelitian .................................................................................12
1. Manfaat teoritis................................................................................122. Manfaat praktis ................................................................................12
F. Daftar Istilah ..........................................................................................13
II. KAJIAN TEORI
A. Kepemimpinan ......................................................................................151. Konsep Kepemimpinan.....................................................................152. Kepemimpinan Kepala Sekolah........................................................163. Fungsi Kepala Sekolah ....................................................................184. Tugas Kepala Sekolah .....................................................................19
B. Kriteria Kepemimpinan ........................................................................201. Kepemimpinan Transaksional ........................................................222. Kepemimpinan Transformasional ..................................................24
3. Kelebihan dan Kekurangan Kepemimpinan....................................31
C. Penelitian Relavan....................................................................................33
D. Kerangka Pikir ........................................................................................37
ii
III. METODE PENELITIAN
A. jenis Penelitian.......................................................................................39B. Deskripsi subjek dan objek Penelitian...................................................40C. setting Penelitian ...................................................................................41D. Sumber Data Penelitian .........................................................................42
1. Data Primer .......................................................................................422. Data Sekunder...................................................................................43
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................441. Observasi Partisipatif........................................................................442. Wawancara .......................................................................................453. Metode Dokumentasi........................................................................46
F. Instrumen Denelitian .............................................................................47G. Teknik analisis Data ..............................................................................51H. Keabsahan Data ....................................................................................53I. Prosedur Penelitian ...............................................................................55
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ........................................................................................58B. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................58
1. Persiapan Penelitian .............................................................................602. Pengumpulan Data ...............................................................................603. Analisis Data.......................................................................................60
C. Paparan Data Penelitian ..........................................................................65D. Temuan Penelitian ..................................................................................67
1. Kepemimpinan kepala sekolah sebagai pendidik (Edukator) ..............672. Kepala sekolah sebagai pengelola (Manager)......................................743. Kepemimpinan kepala sekolah sebagai Administrator........................834. Kepemimpinan kepala sekolah sebagai supervisor..............................86
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................102B. Saran ......................................................................................................104
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Kepemimpinan Transaksional............................................................................232. Prilaku Kepemimpinan transformasional ..........................................................273. Model Kepemimpinan Transformasional ..........................................................284. Krangka Pikir Penelitian ....................................................................................385. Diagram Komponen dalam Analisis Data..........................................................526. Skema Triangulasi Teknik .................................................................................557. Triangulasi sumber.............................................................................................558. Diagram Konteks Kepemimpinan....................................................................101
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Dokumen penelitian .. ........................................................................................442. Metode Pengamatan Observasi ..........................................................................483. kisi-kisi Observasi dan Wawancara ...................................................................494. Daftar Nama Kepala Sekolah Priode 1998-2018 ...............................................595. Data Fasilitas SDN 02 Banjit .............................................................................636. Data Keadaan Guru dan Pegawai.......................................................................647. Perkembangan Siswa 3 Tahun Terakhir ............................................................648. Keadaan Siswa di SD Negeri 02 Banjit .............................................................659. kepemimpinan kepala sekolah sebagai pendidik (educator) .............................7410. Kepemimpinan kepala sekolah sebagai pengelola (Manager).........................8211. Kepemimpinan kepala sekolah Sebagai Administrator ...................................8612. kepemimpinan Kepala Sekolah Sebagai penyela (Supervisor) .......................88
1
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pihak yang memperhatikan berbagai kegiatan dan permasalahan yang ada di
bidang pendidikan. Karena melalui kegiatan pendidikan kualitas sumber
daya manusia di suatu negara dapat ditingkatkan, hal ini sudah menjadi
kepentingan dan kebutuhan di setiap negara untuk terus berusaha
meningkatkan pembangunan di bidang pendidikan. Sehingga dari usaha-
usaha tersebut dapat tercipta sumber daya manusia yang berkualitas dan
mampu mengikuti berbagai kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintergrasi
dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, peningkatan
kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan kebudayaan antara
lain melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi,
perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar,
pelatihan bagi pendidik dan tenaga kependidikan lainnya serta pembinaan
manajemen sekolah. Kenyataannya upaya tersebut belum cukup berarti
dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
2
Salah satu persoalan yang sedang dihadapi bangsa Indonesia adalah
persoalan tentang krisis kepemimpinan. Krisis kepemimpinan terutama
terjadi di kalangan pejabat pemerintah, hal tersebut terjadi ketika kebijakan
yang pernah dikeluarkan pemerintah, kecenderungan merupakan hasil dari
sebuah kompromi politik, oleh karena itu pemerintah sangat serius dalam
menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang
diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu
menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pendidkan atau sekolah yang berkualitas disebut juga sekolah yang
berprestasi, sekolah yang baik atau sekolah yang sukses, sekolah yang
efektif dan sekolah yang unggul. Hal tersebut berpengaruh kepada kebijakan
di bidang pendidikan. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan
mutu pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan
peningkatan kompetensi pendidik, pengadaan buku dan alat pelajaran,
perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, dan meningkatkan mutu
manajemen sekolah.
Seluruh anggota sekolah terutama kepala sekolah dan pendidik masih harus
terus meningkatkan kesadaran bahwa sekolah sekolah sebagai suatu sistem
sosial merupakan organisasi yang dinamis sebagai tempat berlangsungnya
peroses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung
sepanjang hayat. Pendidikan diharapkan dapat menumbuhkan kemampuan
untuk menghadapi tuntutan perubahan pada kenyataan masa kini dan masa
ndepan, baik perubahan dari dalam maupun perubahan dari luar.
3
UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang pendidikan nasional bahwa;“Sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataankesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi danefesiensi menejeman pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuaidengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan globalsehimngga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secaraterencana, terarah dan berkesinambungan”.
Taylor dalam ridwan, (2009: 334) ciri ciri efektivitas sekolah antara lain;1. Tujuan sekolah dinyatakan secara jelas dan spesifik2. Pelaksaan kepemimpinan pendidikan yang kuat oleh kepala sekolah3. Ekspektasi pendidik dan staf tinggi4. Ada kerja sama kemitraan antara sekolah, orang tua dan masyarakat5. Adanya iklim yang kondusif bagi peserta didik untuk belajar6. Kemajuan peserta didik sering dimonitor7. Menekankan pada keberhasilan peserta didik dalam mencapai
keterampilan aktivitas yang esensial.
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu penunjang
keberhasilan suatu sekolah menjadi sekolah yang efektif. Menjadi sekolah
yang efektif perlu adanya kepemimpinan kepala sekolah yang kuat karena
makna kepemimpinan adalah sikap seseorang untuk dapat mempengaruhi
orang lain agar dapat bekerja sesuai tanggung jawab dan dapat mencapai
tujuan yang diinginkan.
Kualitas kepemimpinan sangat mempengaruhi tercapainya sekolah efektif,
dalam hal ini sebagai pemimpin formal dan faktual sebuah sekolah harus
mampu untuk mengkolaborasi dan men-sinergikan komponen komponen
sekolah seperti pendidik, murid, dan karyawan sekolah yang lain. Selain itu,
kepala sekolah juga harus mampu memaksimalkan sarana prasarana yang
sudah ada di sekolah yang dipimpinnya.
Kepala sekolah sudah semestinya mampu menjadi contoh integritas yang
patut dicontoh oleh pendidik dan murid yang ada di sekolah. Integritas
4
seorang pemimpin sangat mempengaruhi kualitas kepemimpinan seseorang,
dengan integritas yang baik, seorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah
akan ditaati dan dihormati oleh pendidik dan peserta didik yang
dipimpinnya, sehingga dapat tercipta lingkungan organisasi sekolah yang
tertib dan kondusif. Hal ini tentu tidak lepas dari peran penting kepala
sekolah, pendidik dan instrumen lainnya yang terkait di dalamnya. Disisi
lain, kepala sekolah juga berperan dalam pemahaman keberhasilan
dilingkungan sekolah yang ia pimpin.
Kepemimpinan yang baik tentunya sangat berdampak pada tercapai
tidaknya tujuan organisasi karena pemimpin memiliki pengaruh terhadap
kinerja yang dipimpinnya. Kemampuan untuk mempengaruhi suatu
kelompok untuk mencapai tujuan merupakan bagian dari kepemimpinan.
Konsep kepemimpinan erat sekali hubungannya dengan konsep kekuasaan.
Dengan kekuasaan pemimpin memperoleh alat untuk mempengaruhi
perilaku para pengikutnya.
Keberhasilan sekolah ditentukan dari peran kepala sekolah dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya. Dikatakan berhasil, pertama apabila
kepala sekolah memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang
penting dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan masyarakat. Kedua,
mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seorang yang diberi
tanggung jawab untuk memimpin sekolah.
Kunci sukses pertama yang menentukan keberhasilan sekolah adalah
kepemimpinan kepala sekolah, terutama peranannya dalam pelaksanaan
5
program pendidikan dan mensejahterakan semua sumber daya pendidikan
yang tersedia. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor
penentu yang dapat menggerakkan semua sumber daya sekolah. Oleh karena
itu dalam menyukseskan suatu pendidikan disekolah diperlukan kepala
sekolah yang mandiri, dan profesional dengan kemampuan kepemimpinan
yang tangguh, agar mampu mengambil keputusan untuk meningkatkan mutu
sekolah.
Kepemimpinan kepala sekolah sangat berperan penting dalam
meningkatkan semangat kerja pendidik dalam menjalankan tugas di sekolah.
Tinggi rendahnya semangat kerja pendidik banyak dipengaruhi oleh
kepemimpinan kepala sekolah. Semakin baik kepala sekolah menerapkan
kepemimpinan, semakin tinggi pula semangat kerja pendidik dan staf dalam
melaksanakan tugas.
Peran kepemimpinan kepala sekolah adalah membantu para pendidik dalam
mengembangkan kemampuan profesionalismenya baik pada peningkatan
pengetahuan, keterampilan mengajar, serta peningkatan motivasi kerja
pendidik. Kepemimpinan kepala sekolah mempunyai 3 pokok yang
seharusnya dikuasai yaitu manajemen perubahan, membentuk budaya
sekolah dan kepemimpinan pembelajaran. Manajemen perubahan adalah
suatu proses, alat dan teknik untuk mengelola orang-orang untuk berubah
dalam rangka mencapai tujuan bisnis yang telah ditentukan.
Tujuan utama dari perubahan itu adalah untuk meningkatkan kinerja
organisasi dengan cara merubah bagaimana cara mengerjakan pekerjaan
6
yang lebih baik. Keberhasilan mengembangkan budaya sekolah
ditentukan dengan efektivitas komunikasi dan interaksi kepala sekolah
dengan pemangku kepentingan sehingga membangkitkan kepatuhan,
disiplin, dan motif berpartisipasi untuk mewujudkan keunggulan. Dengan
adanya suatu kepemimpnan, maka perubahan yang utama adalah merubah
model kepemimpinan.
Kepala sekolah harus menjadi agen perubahan di sekolah, mampu merubah
pola pikir pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di sekolah yang
dipimpinnya, memberi motivasi sehingga menjadi daya dorong untuk
melaksanakan perubahan. Sebagai pimpinan, kepala sekolah juga harus
berperan sebagai educator, manajer yang berfungsi sebagai pengembangan
kurikulum dan berupaya memotivasi tenaga pendidik untuk menambah
kompetensi dan pengembangan kurikulum yang ada disekolah, serta
mengelola perubahan melalui melaksanakan fungsi-fungsi manajemen
sekolah dalam rangka perubahan sekolah.
Budaya organisasi yang kuat akan mempengaruhi setiap perilaku, hal itu
tidak hanya membawa dampak pada keuntungan organisasi sekolah secara
umum, namun juga akan berdampak pada perkembangan kemampuan dan
efektivitas kerja pendidik itu sendiri. Budaya juga dapat mempengaruhi
sikap dan prilaku anggota organisasi termasuk sikap pendidik yang memiliki
efek positif yang konsisten terhadap prestasi peserta didik.
Budaya sekolah dipandang sebagai eksistensi suatu sekolah yang terbentuk
dari hasil saling mempengaruhi antara tiga faktor, yaitu sikap dan
7
kepercayan orang yang berada di lingkungan sekolah dan di luar lingkungan
sekolah, norma budaya sekolah dan hubungan antar individu yang ada di
sekolah. Budaya sekolah yang efektif menggambarkan ketiga faktor tersebut
berjalan sinergi, sehingga diperoleh program yang rasional dan
diimplementasikan berdasarkan nilai kemanusiaan, profesionalisme, dan
pemberdayaan.
Tantangan kepala sekolah dalam perubahan kurikulum dapat dilihat dari
elemen perubahan dengan sikap terbuka, meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan agar dapat mengelola perubahan sehingga menjadi sekolah
yang adaptif terhadap perubahan. Mengubah konsep perubahan menjadi
realisasi dalam karya hasil tindakan.
Kepala sekolah sebagai penanggung jawab (supervisor) dalam lembaga
pendidikan yang ia pimpin memiliki tugas yang tidak ringan. Baik buruknya
lembaga tersebut tidak lepas dari pengawasan kepala sekolah. Seorang
pemimpin pendidikan, tidak saja dituntut untuk menguasai teori
kepemimpinan, akan tetapi ia juga harus terampil dalam menerapkan situasi
praktis di lapangan kerja yang tinggi untuk membawa lembaga pendidikan
yang dipimpinnya. Idealnya, jika pemimpin pendidikan disamping memiliki
bekal kepemimpinan dari teori dan pengakuan resmi yang bersifat ekstern,
tetapi juga pembawaan potensial yang dibawa sejak lahir sebagai anugerah
dari yang Maha Kuasa, namun orang dapat melatihnya agar dapat menjadi
seorang pemimpin pendidikan yang tangguh dan terampil berdasarkan
pengalamannya.
8
Kepemimpinan dibidang pendidikan juga memiliki pengertian bahwa
pemimpin harus memiliki keterampilan dalam mempengaruhi, mendorong,
membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan orang lain yang ada
hubungannya dengan pelaksanaan dan pengembangan pendidikan dan
pengajaran ataupun pelatihan agar segenap kegiatan dapat berjalan secara
efektif dan efisien yang pada gilirannya akan mencapai tujuan pendidikan
dan pengajaran yang telah ditetapkan.
Besar kecilnya peranan yang dilakukan seorang pemimpin banyak
ditentukan kepada apa dan siapa dia, dan apa yang dipimpinya, kekuasaan
(otoritas) apa yang dimiliki dan perangkat mana yang ia perankan sebagai
pemimpin baik itu formal maupun non formal. Semuanya berperan dalam
membimbing, menuntun, mendorong, dan memberikan motivasi kepada
mereka yang dipimpin untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan.
Dikatakan juga bahwa sebagai pemimpin pendidikan kepala sekolah
menghadapi tanggung jawab yang berat, untuk itu ia harus memiliki
persiapan memadai. Fungsi utama kepala sekolah sebagai pemimpin
pendidikan adalah menciptakan situasi belajar mengajar sehingga pendidik-
pendidik dapat mengajar dan murid dapat belajar dengan baik-baik.
Kepemimpinan ada 3 unsur yang saling berkaitan yaitu terhadap unsur
perubahan, unsur budaya sekolah dan kepemimpinan pembelajaran. Untuk
dapat memperlakukan ketiga unsur tersebut secara seimbang seorang
pemimpin harus memiliki pengetahuan atau kecakapan dan keterampilan
yang diperlukan dalam melaksanakan kepemimpinan. Pengetahuan dan
9
keterampilan ini dapat diperoleh dari pengalaman belajar secara teori
ataupun dari pengalaman di dalam praktek selama menjadi pemimpin.
Secara tidak di sadari seorang pemimpin dalam memperlakukan ketiga
unsur tersebut dalam rangka menjalankan kepemimpinannya menurut
caranya sendiri. Cara yang digunakannya merupakan cerminan dari sifat-
sifat dasar kepribadian seorang pemimpin walaupun pengertian ini tidak
mutlak.
Tekhnik seorang pemimpin dalam menjalankan suatu kepemimpinan
disebuttipe kepemimpinan atau gaya kepemimpinan. Kepemimpinan yang
pokok atau disebut ekstrim ada 3 yaitu: (1). Otokratis (2). Laizzes faire dan
(3). Demokratis. Kepemimpinan kepala sekolah yang bermacam-macam
tersebut diharapkan mampu sebagai agen perubahan dalam sekolah
sehingga mempunyai peran aktif dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Untuk meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah maka kepala sekolah
sebagai pimpinan harus mempunyai kemampuan leadership yang baik.
Kepemimpinan yang baik adalah kepala sekolah yang mampu dan dapat
mengola semua sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Tujuan pendidikan dapat terlaksana dengan baik, maka diperlukan
pemimpin yang mengerti akan komitmen yang menjadi tujuan tersebut.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SD Negeri 02
Banjit pada tanggal 5 Desember 2017, peneliti menemukan keunikan
kepemimpinan di SD Negeri 02 banjit yang sudah berjalan di sekolah
tersebut. Peneliti menemukan bahwa kepemimpinan disekolah tersebut
10
sudah berjalan dengan cukup baik karena sekolah tersebut berada di tengah
perkampungan yang sudah berkembang. SD Negeri 02 Banjit, pendidik dan
staf yang lainnya sangat kompak membantu kepala sekolah atau pemimpin
dalam menjalankan tugasnya, kepela sekolah di SD Negeri 02 banjit
merangkul pendidik dan staf lainnya dengan menerapkan/menggunakan
kepemimpinan yang demokratis.
Dilihat dari hasil penelitian di SD Negeri 02 Banjit kepala sekolah sudah
memahami akan tugasnya sebagai pemimpin/pimpinan, kondisi tersebut
terjadi disebabkan oleh kemampuan kepala sekolah dalam memahami
landasan pendidikan, seperti memberi motivasi, stimulasi, arahan, dan
semangat mendidik, serta maksimalnya dalam menjalankan tugas profesinya
sebagai kepala sekolah.
Keberhasilan kepala sekolah dalam menghasilkan insan yang produktif,
kreatif, dan inovatif, serta dalam merealisasikan pendidikan nasional untuk
membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat sangat
ditentukan oleh berbagai faktor (kunci sukses). Kunci sukses tersebut antara
lain berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah, kreativitas pendidik,
aktivitas peserta didik, sosialisasi, fasilitas sumber belajar, lingkungan yang
kondusif akademik, dan partisipasi warga sekolah.
Sebagai lembaga pendidikan formal, kepala sekolah menjadi teladan
keberhasilan proses pendidikan di sekolah tersebut. Oleh karena itu
diperlukan kepemimpinan kepala sekolah sebagai Educator, Manager,
Administrator, Supervisor, Leader, Innovator, dan Motivator yang mampu
11
menjalankan tugas serta kewajibannya sebagai pemimpin untuk
meningkatkan kualitas pendidikan yang baik di sekolahnya.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka fokus utama
penelitian ini adalah kepemimpinan kepala sekolah di SD Negeri 02 Banjit.
Adapun sub fokus penelitian ini ialah:
1. Kepemimpinan kepala sekolah sebagai Pendidik (educator)
2. Kepemimpinan kepala sekolah sebagai Pengelola (manager)
3. Kepemimpinan kepala sekolah sebagai Administrator
4. Kepemimpinan kepala sekolah sebagai Penyela (supervisor)
C. Pertanyaan penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan, maka masalah yang
akan menjadi bahan kajian dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah sebagai Pendidik (educator) di
SD Negeri 02 Banjit ?
2. Bagaimana kepemimpinan Kepala sekolah sebagai Pengelola (manager)
di SD Negeri 02 Banjit ?
3. Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah sebagai Administrator di SD
Negeri 02 Banjit ?
4. Bagaimana Kepemimpinan Kepala Sekolah Sebagai Penyela
(Supervisor) di SD Negeri 02 Banjit ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan serta menjelaskan:
1. Kepemimpinan kepala sekolah sebagai Pendidik (educator) di SD
Negeri 02 Banjit.
12
2. Kepemimpinan kepala sekolah sebagai Pengelola (manager) di SD
Negeri 02 Banjit.
3. Kepemimpinan kepala sekolah sebagai Administrator di SD Negeri 02
Banjit
4. Kepemimpinan kepala sekolah sebagai penyela (supervisor) di SD
Negeri 02 Banjit.
E. Manfaat Penelitian
a. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi Sumber acuan bagi kepala
sekolah untuk meningkatkan kepemimpinannya untuk meningkatkan
mutu pendidikan, terutama pendidikan Sekolah Dasar.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi peserta didik memberikan motivasi kepada peserta didik dalam
pembelajaran
2. Bagi Guru
Sebagai bahan acuan mengenai pelaksaan suatu kepemimpinan.
3. Bagi Kepala Sekolah
Sebagai bahan pertimbangan utuk meningkatkan kualitas sumber
daya dan kepemimpinan serta kemampuan pihak sekolah.
4. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan peneliti dalam kepemim-
pinan kepala sekolah, serta menambah pengalaman secara langsung
mengenai keadaan dilapangan.
13
5. Bagi Peneliti lain
Dapat nemanbah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti lain
tentang kepemimpinan kepala sekolah.
F. Daftar Istilah
Kepemimpinan kepala sekolah adalah kemampuan yang dimiliki oleh
kepala sekolah untuk memberikan pengaruh kepada orang melalui
intraksi individu dan kelompok sebagai wujud kerjasama
dalam oraganisasi untuk mencapai suatu tujuan atau tujuan
bersama.
1. Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan upaya yang dilakukan seseorang untuk
mempengaruhi orang lain agar mau melakukan pekerjaan dalam
rangka mencapai tujuan bersama.
2. Kepala Sekolah
Kepala sekolah merupakan seorang pendidik (jabatan fungsional)
yang diangkat untuk menduduki jabatan struktural (kepala sekolah)
di sekolah.
3. Menejeman Perubahan
Menejeman perubahan merupakan suatu pendekatan, alat dan proses
pengelolaan sumber daya untuk membawa organisasi dari keadaan
sekarang menuju keadaan baru yang diinginklan agar kinerja
organisasi menjadi lebih baik.
14
4. Budaya Sekolah
Budaya sekolah merupakan nilai-nilai dominan yang didukung oleh
sekolah yang menuntun kebijakan sekolah terhadap semua unsur
dengan cara melaksanakan pekerjaan sekolah serta asumsi atau
kepercayaan dasar.
5. Kepemimpinan pembelajaran
Kepemimpinan pembelajaran merupakan tindakan yang dilakukan
kepala sekolah untuk mengembangkan lingkungan kerja yang
produktif dan memuaskan bagi pendidik.
15
II KAJIAN PUSTAKA
A. Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan suatu proses yang dialami manusia dalam
kehidupan sosial, artinya dalam kehidupannya manusia membutuhkan
pemimpin dan kepemimpinan. Kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses
mempengaruhi dan mengarahkan para pegawai dalam melakukan
pekerjaan yang telah ditugaskan kepada mereka. Sementara itu, kepemimpinan
dalam tataran institusi pendidikan seperti sekolah dasar, ada dua yaitu kepala
sekolah selaku pimpinan pada kinerja lembaga dan guru sebagai pimpinan
dalam pembelajaran di kelas.
1. Konsep Kepemimpinan
Kepemimpinan menurut Chemers dalam Miskel (2010: 375):
”Leadership is a process of social influence in which one person is able toenlist the aid and support of others in the accomplishment of a commontask’'.
Mempunyai hubungan pengaruh yang mendalam antara orang-orang yang
menghendaki perubahan signifikan dan perubahan tersebut mencerminkan
tujuan yang dimiliki bersama oleh pemimpin dan pengikutnya (bawahan).
Pengaruh (influence) dalam hal ini berarti hubungan di antara pemimpin dan
pengikut sehingga bukan sesuatu yang pasif, tetapi merupakan suatu
hubungan timbal balik, dengan demikian kepemimpinan itu nsendiri merupakan
proses yang saling mempengaruhi.
16
Kepemimpinan difokuskan kepada apa yang dilakukan oleh para
pemimpin, yaitu proses dimana para pemimpin menggunakan pengaruhnya
untuk memperjelas tujuan organisasi bagi para pegawai, bawahan, atau yang
dipimpinnya, memotivasi mereka untuk mencapai tujuan tersebut, serta
membantu menciptakan suatu budaya produktif dalam organisasi.
2. Kepemimpinan Kepala Sekolah
Sekolah adalah bagian dari lembaga pendidikan. Kepala sekolah adalah
pemimpin pendidikan dilembaga tersebut. Apabila definisi kepemimpinan
diaplikasikan pada lembaga pendidikan, maka kepemimpinan pendidikan dapat
diterjemahkan sebagai satu upaya untuk memberdayakan orang-orang yang
terdapat pada lembaga pendidikan guna memperoleh tujuan pendidikan.
Akib (2008: 55), kepala sekolah harus mampu melaksanakan pekerjaannya
sebagai Educator, Manager, Administrator dan Supervisor yang disingkat
EMAS. Selanjutnya, sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan
zaman, kepala sekolah juga harus mampu berperan sebagai leader, inovator
dan motivator di sekolahnya. Sehingga, dalam paradigma baru manajemen
pendidikan, kepala sekolah minimal harus mampu berfungsi sebagai
Educator, Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator dan
Motivator (EMASLIM).
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor penentu bagi
keberhasilan suatu sekolah termasuk berkembangnya kinerja guru sebagai
pemimpin pendidikan dalam tataran tekhnis pembelajaran. Berhasil tidaknya
suatu sekolah antara lain sangat ditentukan oleh kehandalan kepala sekolah,
karena kepala sekolah merupakan pemimpin sekaligus manajer yang harus
17
mengatur, memberi perintah sekaligus mengayomi bawahannya yaitu guru dan
staf dalam menyelesaikan masalah yang ada.
Ryan (2008: 161):
”School leaders need to be able to create a vision for the school that helpsit to meet its fundamental purpose and aid the development of thecommunity it serves”.
Konsep ini mengandung makna bahwa kepala sekolah harus mampu memiliki
visi sekolah untuk membantu menemukan tujuan dasar dan
mengembangkannya sehingga tujuan sekolah dapat dicapai seperti yang
diharapkan. Visi dalam arti sebenarnya ialah impian di masa depan yang
menantang agar dapat diwujudkan.
Kepala Sekolah sebagai pimpinan disekolah memiliki fungsi dan peranan yang
sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas sekolah. Sekolah akan
mempunyai kualitas yang baik jika kinerja orang-orang yang ada disekolah
berjalan secara optimal. Untuk mengoptimalkan kinerja orang-orang yang ada
di sekolah, maka seorang kepala sekolah harus memahami situasi dan kondisi
yang ada di sekolah dan dapat berlaku adil dalam menjalankan tugasnya.
Kepala sekolah adalah motor penggerak, penentu arah kebijakan sekolah yang
akan menentukan bagaimana tujuan tersebut dapat direalisasikan. Sebagai
manajer, kepala sekolah harus mampu menguasai dan melaksanakan tugas
tersebut secara kreatif dan memiliki ide yang inovatif yang akan menunjang
kemajuan sekolah.
Sutikno (2012: 124) menjelaskan bahwa seorang pemimpin harus mempunyai
ide yang kreatif yang digunakan untuk membuat perencanaan, menyusun
organisasi sekolah, memberikan pengarahan, mengatur pembagian kerja, serta
18
mengelola kepegawaian dalam organisasinya supaya tugas kepemimpinan
administrasi secara keseluruhan berjalan dengan baik.
Kepala sekolah merupakan seorang pemimpin yang merupakan organ yang
seharusnya dapat mempengaruhi sikap dan perilaku bawahannya. Tujuan yang
diharapkan adalah guru dapat meningkatkan kinerja setelah mendapat
pengaruh dari pimpinannya. Agar proses mempengaruhi dapat berjalan lancar,
maka pemimpin harus memperlakukan individu secara manusiawi, saat
melakukan kegiatan, manusia senantiasa dipengaruhi oleh kepribadian yang
berbeda-beda, yaitu sifat, sikap, minat dan keinginan yang akan berpengaruh
pada kepemimpinan dan juga kerjanya.
3. Fungsi Kepala Sekolah
Mulyasa (2007: 97) kepala sekolah mempunyai tujuh fungsi utama, yaitu:
a. Sebagai Pendidik (Educator)Sebagai pendidik, guru adalah pelaku utama dan pengembang intikurikulum. Oleh karena itu kepala sekolah harus memiliki keinginan dankemauan yang besar serta menitik beratkan pada pengembangankurikulum dan pembelajaran di sekolah. Tentunya dengan memfokuskanpada kemampuan kompetensi tenaga pendidik, dan juga berupayamemotivasi tenaga pendidik untuk menambah kompetensi mereka sertatidak puas akan hasil yang telah dicapai.
b. Sebagai Pengelola (manager)Sebagai pengelola, kepala sekolah mampu menjalankan pemeliharaan danprofesi tenaga pendidik. Ia menyediakan peluang yang besar kepadatenaga pendidik dalam mengembangkan profesi mereka lewat bermacam-macam aktivitas di tingkat sekolah ataupun luar sekolah.
c. Sebagai (Administrator)Sebagai pengelolaan keuangan, perannya adalah memanfaatkanpendanaan yang mencukupi sebagi usaha untk meningkatan kemampuantanaga pendidik dibidang akademik dan non akademik.
d. Sebagai Penyela (Supervisor)Sebagai seorang pengawas, kepala sekolah harus memahami guru dalammenjalankan kegiatan belajar mengajar. Hal ini dilakukan denganmengadakan supervisi secara rutin, saat kunjungan kelas guna melihatkegiatan belajar mengajar dan peran serta peserta didik pada kegiatantersebut. Supervisi ini untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan gurusaat melakukan kegiatan belajar mengajar serta tingkat kemampuan guru.
19
e. Sebagai Pemimpin (Leader)Sebagai pemimpin, kepala sekolah mampu mengaplikasikan bermacam-macam gaya kepemimpinan. Hal ini dapat disesuaikan dengankondisi dankebutuhan yang ada. Mulyasa (2007) memaparkan bahwa kepemimpinanberkaitan dengan kepribadian, dan kepribadian kepala sekolah sebagaipemimpin tercermin melalui sifat-sifat; jujur, percaya diri, tanggungjawab, berani mengambil resiko dan keputusan,berjiwa besar, emosi stabil,dan teladan.
f. Sebagai (Inovator)Sebagai inovator, kepala sekolah harus memiliki kemampuan untukmenjalin kerjasama yang baik dengan lingkungan, menemukan ide-idebaru, mampu menjadi panutan kepada bawahan serta mencari metode-metode pembelajaran yang baru.
g. Sebagai (Motivator)Kepala sekolah berperan sebagai motivator baik kepada bawahan danlingkungan sekitarnya. Hal ini ditularkan lewat situasi kerja, lingkun-gankerja, disiplin kerja, motivasi tinggi, menyediakan berbagai sumber belajarsera memberikan penghargaan
4. Tugas Kepala Sekolah
Tugas pokok kepala sekolah yakni pengelola kegiatan pendidikan dan
kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dalam pelaksanaannya kepala
sekolah memiliki tugas pokok meliputi kegiatan memberdayakan sumber
yang disekolah maupun sekelilingnya secara menyeluruh guna mencapai
visi misi sekolah.
Peranan kepala sekolah adalah bagian yang sangat penting dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan. Selain itu ia harus dapat memberikan
delegasi tugas tertentu kepada bawahan atau staf yang mampu untuk
menjalankan program sekolah. Selain itu pula, ia berkewajiban memberikan
dorongan bawahan dan staf dalam menjalankan tugasnya. Karena itu kepala
sekolah diharapkan mampu berkomunikasi secara baik untuk menghindari
kesalah pahaman.
20
Wahjosumidjo (2010: 97) bahwa kepala sekolah harus mampu malakukan
tugas-tugas yakni:
a. Bekerjasama dengan orang lainb. Bertindak sebagai penyuara bagi lingkungan sekolah penanggung
jawab semua aktivitas yang dilakukan bawahan dan warga sekolahbaik secara sengaja atupun tidak sengaja.
c. Mampu memberikan solusi yang ada sesuai kondisi sekolah. Kepalasekolah dapat menyelesaikan masalah serumit apapun.
d. Dapat menerima segala permasalahan yang ada dengan kemampuanyang dimiliki sekolah. Dengan kemampuan yang ada, ia harusmampu menyusun pembagian pekerjaan dengan cermat sertamampu mendahulukan kepentingan mana yang perlu didahulukan.
e. Mampu menganalisa dan memyusun rancangan. Kepala sekolahharus bisa menganalisa segala permasalahan, memberikan solusiyang tepat. Ia juga mampu memilah pekerjaan dan mengaitkannyasebagai tugas yang tidak terpisah-pisah.
f. Mampu memediasi bawahan yang ada di sekolah dengan beragamlatar belakang yang rawan terhadap persoalan.
g. Mampu menjalin kerjasama dengan berbagai pihak melaluipendekatan yang baik guna mencapai tujuan sekolah.
i. Sebagai pimpinan ia merupakan perwakilan resmi yangmengatasnamakan sekolah yang ia pimpin.
B. kriteria Kepemimpinan
Suatu upaya untuk menyukseskan kepemimpinan dalam organisasi,
pemimpin perlu memikirkan dan memperlihatkan gaya kepemimpinan
yang akan diterapkan kepada bawahannya. Rivai dan Mulyadi (2009)
mendefinisikan tentang kepemimpinan merupakan pola perilaku dan strategi
yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin dalam rangka
mencapai sasaran organisasi. kepemimpinan merupakan pola perilaku dan
strategi yang disukai dan sering diterapkan pemimpin, dengan menyatakan
tujuan organisasi dengan tujuan individu atau pegawai, dalam rangka
mencapai tujuan atau sasaran yang telah menjadi komitmen bersama.
kepemimpinan berfokus pada apa yang dilakukan oleh pemimpin dan
bagaimana ia bertindak. Seorang pemimpin perlu memikirkan cara menjadi
kepemimpinan yang paling tepat, dimana kepemimpinan yang paling
tepat yaitu kepemimpinan yang dapat memaksimalkan kinerja dan dapat
21
menyesuaikan segala situasi dalam organisasi. Para ahli mendefinisikan
kepemimpinan dari berbagai sisi, diantaranya yaitu kepemimpinan situsional.
Northouse (2013: 95) kepemimpinan situsional berpusat pada kepemimpinan
nya pada kondisi dilingkungan sekelilingnya. Maksudnya perbedaan situasi
akan menyebabkan jenis kepemimpinan yang berbeda.
Northouse (2013: 117) teori kontigensi ini menggambarkan sebagai motivasi
tugas dan hubungan. Pada model ini seorang pemimpin yang di kendalikan
oleh tugas sangat memperhatikan keberhasilan tujuan, sedangkan pemimpin
yang dikendalikan oleh hubungan sangat memperhatikan hubungan antar
personal yang kuat. Teori ini juga mempunyai beberapa keunggulan yaitu
(a) pendekatan yang menerangkan cara meraih kepemimpinan yang efektif
(b) memiliki pemahaman yang sangat lebar tentang kepemimpinana,
(c) mempunyai sifat prediktif dan menyiapkan informasi yang bermanfaat
tentang jenis kepemimpinan yang sangat efektif dari berbagai bidang,
(d) tidak menekankan kepada perorangan agar efektif di berbagai bidang.
Northouse (2013 : 131) adanya teori tujuan (path goal) membicarakan
tentang bagaimana seorang pemimpin memberi motivasi pada bawahannya
guna mencapai tujuan bersama. Teori ini mengarahkan pada kepemimpinan
directive yaitu pemimpin yang memberikan arahan tugas kepada bawahan
nya tentang bagaimana melaksanakan, menyelesaikannya, dan apa yang
diharapkan dari bawahan. Pemimpin directive ini telah memiliki patokan
kerja, peraturan dan juga hukuman yang jelas bagi bawahannya. Teori tujuan
juga membahas kepemimpinan partisipasif yakni selalu berusaha untuk
melibatkan bawahannya dalam membuat keputusan.
22
1. Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan Transaksional menurut Hoy dan Miskel dalam Usman
(2011: 333) adalah kepemimpinan yang senang memberikan imbalan, dan
menerapkan management by exception secara aktif dan pasif. Bass dalam
Danim (2006: 225) mengemukakan kepemimpinan transaksional dimana
kepemimpinan ini memotivasi pengikut dengan minat pribadinya.
kepemimpinan ini melibatkan nilai-nilai. Namun, hal ini sebatas proses
pertukaran (exchange process) atau transaksi, yang didapat dari ketaatan
bawahan akan permintaan pimpinan akan tetapi tidak ada semangat yang
tinggi dan kesepakatan terhadap tugas.
Transaksi tersebut didasari oleh keputusan atasan dengan berbagai pihak
guna menetapkan keperluan, keinginan dan jenis imbalan apa yang ingin
diserahkan pada bawahan apabila ia memenuhi persyaratan yang
ditetapkan atasan. Kepemimpinan ini berkaitan dengan keinginan bawahan
yang dititik beratkan pada pembaharuan, dan pembaharuan tersebut untuk
melengkapi keinginan bawahan berkaitan dengan peningkatan kinerja
bawahan. Ini menegaskan tindakan seorang pemimpin transaksional
berusaha menjauhi resiko dan membuat rasa percaya diri bawahan lebih
baik lagi guna meraih tujuan.
.
23
Pemimpin mengidentifikasi apayang mesti dikerjakan bawahanuntuk mencapai hasil yang ingin
Pemimpin memperjelas peranbawahan
Bawahan merasa mampumemenuhi tuntutan atas perannyatersebut (probabilitas,keberhasilan yang subjektif
Pemimpin mengidentifikasi apayang dibutuhkan olehbawahannya
Pemimpin memperjelasbagaimana kebutuhan bawahanakan dipenuhi, sebagai imbalanatas apa yang dikerjakan dalampencapaian hasil yangditargetkan
Bawahan menganggap imbalantersebut sepadan denganpencapaian hasil
Bawahan termotivasi untuk meraihhasil yang diinginkan tersebut(expected effort)
Gambar 1 Kepemimpinana Transaksional
Sumber: Komariah dan Triatna (2006:76)
Komariah dan Triatna (2006: 77) ;
Pemimpin yang berciri transaksi SA tidak mau berbagi ilmu dengan bawahan
karena merasa ilmu tersebut digunakan sebagai bahan pengkritik untuk
perbaikan kinerja bawahan dengan menyampingkan sisi kepribadian manusia.
24
2. Kepemimpinan Transformasional
Gagasan awal tentang kepemimpinan transformasional adalah perluasan dari
konsep kepemimpinan transaksional yang dikembangkan oleh James
McGregor Burns dan menerapkannya dalam konteks politik.
Burns dalam Miskel (2005: 397) mengatakan:
”transfromational leadership as a proactive process, raise awarenesslevels of followers about inspiorational collective interests, and helpfollowers achieve achieve unusually high performance out comes ”.
Kepemimpinan Transformasional sebagai proses yang proaktif, tingkat
kesadaran pengikut untuk kepentingan bersama meningkat, dan pengikutnya
membantu mencapai hasil kinerja yang luar biasa, pemimpin
transformasional berupaya menciptakan keadaan yang lebih baik untuk
bawahan dengan menentukan keinginan yang semakin tinggi dan berlandaskan
etika moral seperti kebebasan dan keadilan tanpa kemarahan, kebencian,
keinginaan menguasi segalanya serta rasa iri dengki. Pepemimpinan
transformasional jika mampu berhubungan baik dengan orang yang
dipimpinnya. Mereka akan memiliki rasa percaya, kagum, setia dan hormat
yang tinggi pada kepemimpinan atasannya. Selain itu mereka memiliki
motivasi yang lebih dari awal yang diharapkan terhadap mereka.
Stewart (2006: 3):
“Transformational leadership has emerged of the most frequently studiedmodels of school leadership.” (Kepemimpinan transformasional adalahmodel kepemimpinan sekolah yang paling sering dipelajari).
Stewart menjelaskan bahwa :
”What distinguishes these models from others is the focus on howadministrators and teachers improve teaching and learning.Transformational leaders focus on restructuring the school by improvingschool conditions.”
25
Maksudnya adalah bahwa yang membedakan model ini dari lainnyaadalah fokus pada bagaimana administrator dan guru meningkatkanpengajaran dan pembelajaran. Pemimpin transformasional fokus padarestrukturisasi sekolah dengan meningkatkan kondisi sekolah.
Hoy dan Miskel (2005: 397) bahwa kepemimpinan transformasional
mempunyai empat dimensi yang merupakam kadar prilaku seorang pemimpin
yaitu idealized influence, inspiration motivation, intellectual stimulation, dan
individual consideration. Dimensi idealized influence (pengaruh ideal)
memaparkan bahwa prilaku atau sikap pemimpin yang membuat para
pengikutnya mengagumi (admire), menghormati (respect), dan sekaligus
mempercayai (trust).Pada konteks ini, pemimpin berlaku sebagai role model
model dalam bersikap dan berprilaku.Hal ini bermakna bahwa pemimpin
memiliki perhatian yang baik pada bawahan, menanggung resiko bersama,
menggunakan kekuasaannya tidak untuk kepentingan pribadi dan menekankan
pada aspek moral dan etis.
Pounder (2003: 7) dimensi idealized influence memiliki perluasan tiga dimensilainnya, yaitu:
a. Intergrity.Atasan walk the talk, mereka menyesuaikan dengan apa yang dilakukandan apa yang dibicarakan. Hal ini untuk mengetahui samapi dimanapengikut memahami kesesuaian perbuatan pemimpin denganperkataanya.
b.Innovation.Pemimpin diharpkan untuk menghadapi kondisis yang ada dankemampuannya membuat keputusan dengan berbagai resiko. Parapemimpin akan memotivasi bawahannya agar mengambil resiko danmenjalankan resiko tersebut. Apabila mengalami kesalahan makakesalahan yang diperbuta merupakan pembelajaran untuk perbaikankedepan. Hal ini berguna untuk membuat keinginan kuat untuk berinovasi demi kemajuan lembaga.
c. Impession management.Dimensi yang kedua disebut sebagai inspirational motivation (motivasiinspirasi). Pada dimensi ini, pemimpin transformasional digambarkansebagai pemimpin yang mampu memproyeksikan pengharapan kedepanlebih menarik dan optimis, menciptakan visi ideal untuk organisasi,mendemonstrasikan cara kerja yang baik terhadap seluruh tujuan
26
organisasi,dan mampu menggugah semangat tim dalam organisasi,memberikan dorongan, penghargaan dan arti terhadap apa yang perludilakukan.
Dimensi ketiga yakni sebagai individualized consideration (konsiderasiindividu), Pemimpin transformasional adalah manusia yangmemanusiakan orang lain, atasan yang mampu memahami bawahan danmemperdulikan keinginan bawahan demi peningkatan karir mereka. Disituasi lain, atasan mampu berperan ganda baik sebagai pelatih ataupunpenasihat demi peningkatan prestasi bawahan.
Avolio dan Bass (2002: 215) menyatakan bahwa keempat pada
kepemimpinan transformasional tersebut bisa dibentuk sebagai prilaku
kepemimpinan transformasional seperti terlihat pada gambar. 2, pemimpin
disebut bergaya transformasional jika mampu mengubah kondisi yang ada.
Mereka mampu mengubah hal-hal yang rutinitas menjadi sesuatu yang baru,
memiliki tujuan yang luhur. Mempunyai pedoman tentang nilai keadilan,
kebebasan dana kesamaan. Seorang pemimpin dikatakan bergaya
transformasional apabila dapat mengubah situasi, mengubah apa yang biasa
dilakukan, bicara tentang tujuan yang luhur, memiliki acuan nilai kebebasan,
keadilan dan kesamaan.
27
Gambar. 2. Perilaku Kepemimpinan TransformasionalSumber : Avolio dan Bass (2002: 17)
Kepemimpinan transformasional mengajak bawahan memandang tujuan
yang akan dicapai tidak hanya untuk kepentingan pribadinya namun juga
kepentingan bawahan untuk mencapai tujuan yang telah
disepakati bersama. Untuk mencapai komitmen bersama tersebut
diperlukan juga karisma yang merupakan bagian sangat penting dalam
kepemimpinan transformasional, namun karisma saja tidak cukup untuk
melakukan proses transformasi. Masih diperlukan hal-hal lain yang
mendukung karisma seorang pemimpin.
IndividualConsideration
PerilakuPemimpin
Transformasional
IntelectualStimulation
IntelectualStimulation
InspirationalMotivation
IndealizedInfluence
IdealizedInfluence
dealized
Influence
28
Hal tersebut diungkap oleh Bass melalui model kepemimpinan
transformasional yang dibuat dalam gambar 3 berikut:
Pemimpin
membangun rasapercaya diri pada
bawahan
Gambar 3 Model Kepemimpinan TransformasionalSumber : Komariah dan Triatna (2006:79)
PemimpinmemperluaskebutuhanPemimpin
mempertinggiprobabilitas
keberhasilan yangsubjectif
Pemimpinmempertinggi nilaikebenaran lawan
Kondisi sekarang dan upaya yangdiharapkan bawahan
Bawahan menghasilkan kinerjasebagaimana yang diharapkanpemimpin mengangkat nuansa
Bawahan mempersembahkankinerja lebih dari apa yang diharapakan
TRANSFORMASIORGANISASI
Pemimpinmentransformasik
an perhatian
Kebutuhan bawahanketingkatan yan lebihtinggi pada hierarkimotivasi
Makin meningginya motivasibawahan untuk mencapaihasil dengan upaya tambahan
29
Hoy dan Miskel (2005: 401) menyimpulkan bahwa ada cukup kuat
dukungan untuk klaim bahwa transformasi bentuk kepemimpinan yang
signifikan nilai dalam restrukturisasi sekolah. pemimpin transformasional
memiliki efek positif yang lebih besar pada sekolah daripada pemimpin
transaksional.Para pemimpin transformasional ini melakukan banyak hal
dalam pemberian kewenangan untuk para bawahannya sehingga mereka
tidak memiliki rasa ketergantungan. Mereka juga mendapatkan
pendelegasian kewenangan, mengembangkan kemampuan dan keyakinan.
Pada kepemimpinan transformasional, bawahan memiliki pandangan yang
sangat positif kepada pemimpinnya seperti tingkat kepercayaan yang baik,
kesetiaan dan penghormatan serta memiliki motivasi yang tinggi melebihi
apa yang diharapkan.
Yukl (2010: 316) tentang pedoman untuk pemimpin transformasional yaitu:
a. Menyatakan visi yang jelas dan menarikb. Menjelaskan bagaimana visi tersebut dapat dicapaic. Bertindak secara rahasia dan optimistisd. Memperlihatkan keyakinan terhadap pengikute. Menggunakan tindakan dramatis dan simbolis untuk menekankan
nilai-nilai pentingf. Memimpin dengan memberi contohg. Memberikan kewenangan kepada orang untuk mencapai visi itu.
Yukl (2010 ) juga mengemukakan adanya empat karakteristik
kepemimpinan transformasional, yaitu: (1) karisma, (2) inspirasional, (3)
stimulasi intelektual, dan (4) perhatian individual. Pada kelembagaan
madrasah transformasi perubahan diharapkan dapat menyatukan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta nilai-nilai global
dalam pengelolaan pendidikan namun perlu kewaspadaan terutama pada
30
aspek budaya yang membangun organisasi. Sehingga seorang kepala
sekolah dapat disebut mengaflikasikan kepemimpinan transformasional
apabila ia dapat menjadi agen perubahan yang menjadi teladan yang baik,
yang dapat menciptakan dan mengutarakan visi sekolah secara jelas, yang
memberdayakan bawahannya agar dapat memenuhi standar yang lebih baik,
yang bertindak dengan cara membuat orang lain mempercayainya, serta
memberi makna untuk kehidupan organisasi demi mewujudkan visi
sekolah.
Northouse (2013: 181) kepemimpinan transformasional yang memiliki
fokus pada perbaikan kinerja pengikut dan berusaha mengembangkan
potensi mereka, memiliki berbagi faktor yaitu:
(a) Karisma atau pengaruh idealKarisma merupakan kharakteristik kepribadian khusus yang dimilikiindividu dan karunia dari Tuhan yang mengakibatkan orang tersebutdiperlakukan sebagi sorang pemimpin. Pemimpin merupakan teladanyang kuat bagi pengikut dan ingin menirukan pimpinannya. Pemimpinini mempunyai standar yang tinggi tentang moral dan dapat diandalkanguna melakukan hal yang benar.
(b) Inspirasi atau motivasi yang menginspirasiPemimpin menjelaskan harapan yang tinggi pada bawahannya,memberikan inspirasi melalui motivasi agar memiliki loyalitas danmerupakan bagian dari visi bersama.
(c) Rangsangan intelektualPemimpin yang memberikan rangsangan pada pengikut untukbertindak kreatif dan inovatif dalam masalah organisasi.
(d) Pertimbangan yang diadaptasiPemimpin menciptakan situasi yang dengan mendengarkan keinginandari pengikutnya.
Avolio dan Bass (2002) memodifikasi ke empat dimensi tersebut menjadi
beberapa variabel yang lebih sederhana untuk digunakan sebagai penentu
apakah seorang atasan mempunyai gaya kepemimpinan transformasional
atau tidak. Variabel yang terkandung di dalamnya terrliha berbagai unsur-
unsur yang bisa dipandang dari hal yaitu:
31
a. Idealized influence (pengaruh ideal)
Pada pembahasan ini, faktor idealized influence diurai dengan
beberapa variable meliputi:
1). Dapat menjadi teladan yang baik bagi bawahan
2). Mempunyai standar moral dan etika yang tinggi
3). Menghargai bawahan/karyawan
4). Memiliki kepercayaan penuh kepada bawahan saat mengerjakan
tugasnya
b. Inspirational motivation (motivasi inspirasi)
1). Mempunyai waktu untuk berkomunikasi dengan karyawan
2). Memberikan motivasi pada bawahan agar mengerjakan tugasnya
dengan maksimal
c. Intellectual Stimulation (stimulasi intelektual)
1). Dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi dari bawahan
2). Mengikutsertakan bawahan dalam mencari solusi pada permasalahan
di organisasi
d.Individualized Consideration (konsiderasi individu)
1) Memiliki empati kepada bawahan
2) Dapat berperan sebagai pelatih dan guru yang baik untuk bawahan
dalam kegiatan pembelajaran
3) Ikut mendengar masalah bawahan dan memberikan solusi terbaik
4) Mengutamakan keperluan bawahan.
3. Kelebihan dan Kekurangan Kepemimpinan
Berdasarkan paparan di atas ada beberapa kelebihan dari kepemimpinana
transformasional seperti dipaparkan Oshagbeni dalam Rahyuda (2008 : 19)
menerangkan tentang tipe kepemimpinan transformasional bukan hanya
memanfaatkan kekuatan dan kekuasaan untuk meraih cita-cita, tetapi juga
dapat mempengaruhi anggota organisasi dengan jalan yang baik. Jalan yang
baik tentunya mengakibatkan bawahan gembira ketika mendapat pekerjaan
dari atasan sehingga bawahan mengerjakan tugas dengan maksimal dan
32
tidak tidak ada anggapan bahwa pemberian pekerjaan tersebut merupakan
beban yang berat.
Luthans (2006: 653) menerangkan bahwa pemimpin transformasionalmempunyai berbagai karakter yakni:
1. Memiliki pemahaman bahwa dirinya merupakan alat perubahan2. Memeiliki keberanian3. Memiliki kepercayaan terhadap orang lain4. Sebagai motor penggerak nilai-nilai positif5. Memiliki kemauan belajar tanpa mengenal waktu6. Mempunyai kemampuan ketika menemui permasalahan yang
kompleks, ambigu, dan tak ada kepastian7. Memiliki visi dan misi yang jelas
Humphreys (2005: 413) juga menerangkan kepemimpinan transformasional
akan mengakibatkan terjadinya perubahan yang dinamis mengarah
pada perbaikan lembaganya. Perubahan -perubahan inimengakibatkan
pengaruh yang positif terhadap hubungan antara pimpinan dan karyawan,
karyawan mampu menjalankan pekerjaannya tanpa merasa sebagai suatu
beban, gembira dan puas saat melaksanakan tugasnya serta berusaha
memaksimalkan hasil dan kinerja karyawan. Tipe kepemimpinan ini
mengajak karyawan (individu-individu dalam satu organisasi) untuk
melaksanakan usaha ekstra dan mendapatkan sesuatu yang mungkin mereka
capai.
Selain itu kepemimpinan transformasional juga menekankan pada nilai-nilai
kolektif umum yakni kebebasan, kesamaan, komunitas, keadilan dan
persaudaraan Starratt, (2007: 140). Sementara itu, kepemimpinan
transaksional menyatakan tentang semua tugas yang dikerjakan oleh
karyawan harus memperoleh upah. Kenyataan ini merupakan tipe
kepemimpinan transaksional sebab komitmen karyawan kepada
lembaganya tidak akan lama (Avolio, Bass and Jung, 1999: 460).
Dijelaskan juga bahwa tugas karyawan hanya menitik bertkan pada
33
negoisasi dan mengenyampingkan solusi atau tujuan bersma. Komitmen
karyawan kepada lembaga hanya terpaku pada kemampuan lembaga pada
saat melaksanakan kebutuhan karyawan.
C. Penelitian Relavan
Kajian teori perlu didukung dengan penelitian yang relavan.penelitian yang
relavan digunakan sebagai pembanding atau acuan dalam melakukan kajian
penelitian. Penelitian yang dijadikan pembanding atau acuan dalam
penelitian sebagai berikut;
1. Ulfah Umorohmi (2007: 48) judul “kepemimpinan” disebutkan bahwa
kepemimpinan kepala sekolah sebagai leader, manager, administrator,
supervisor, dengan peran tersebut maka kepala sekolah mempunyai tugas
dalam memberdayakan guru antara lain memberi motivasi, mendukung,
dan mengembangkan sumber daya tenaga pendidik dengan melibatkan
dan memberikan kesempatan untuk mengembangkan profesionalisme
dalam menjalankan fungsinya.
2. Unik Rasyidah (2012: 45) judul “Peran Supervisi Akademik Kepala
Sekolah dalam Implementasi Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di
Madrasah Aliyah Kota Yogyakarta”. Hasil penelitian diketehui bahwa
peran kepala sekolah memiliki peran yang strategis dalam rangka
meningkatkan kompetensi guru pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan, khususnya dalam peran supervisi akademik untuk
membimbing guru dalam persiapan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
34
3. Tri Nugroho (2013: 68) judul “Peran Manajerial Kepala Sekolah di TK
Fastrack Fun School dan TK Rumah Citra”. Hasil penelitian diketahui
bahwa kepala sekolah melakukan perencanaan program kegiatan
sekolah, mengorganisasi potensi sekolah, menggerakan personil sekolah,
dan mengawasi atau mengevaluasi pelaksaan kerja personil di sekolah.
4. Titik Handayani, Aliyah A Rasyid (2012: 77) judul “Pengaruh
Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Guru, dan Budaya Organisasi
Terhadap Kinerja Guru SMA Negeri Wonosobo”. Peenelitian ini
bertujuan intuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan pastisipatif
kepala sekolah, motivasi kerja guru, dan budaya organisasi terhadap
kinerja Guru SMA Negeri Wonosobo. Penelitian ini adalah penelitian ex
post facto. Populasi penelitian adalah seluruh guru SMA Negeri di
kabupaten wonosobo. Ukuran sampel penelitian yang berjumlah 118
guru, dipilih berdasarkan teknik proportional sampling. Penyusunan
instruman dibuat dalam bentuk angket dengan jawaban bersekala 1-4,
terdiri atas 54 butir. Butir instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan
data adalah yang memenuhi syarat analisis konstruk dan berstatus sahih.
Reabilitasnya dihitung dengan teknik alfa cronbach. Analisis data yang
menggunakan teknik regresi sederhana dan regresi ganda untuk menguji
hipotesis penelitian. Hasil penelitian membuktikan; (1) terdapat
pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan partisipatif kepala sekolah
terhadap kinerja guru, (2) terhadap pengaruh yang signifikan kerja guru
terhadap kinerja guru, (3) terdapat pengaruh yang signifikan budaya
organisasi terhadap kinerja guru, (4) terdapat pengaruh yang signifikan
35
gaya kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja guru, dan budaya
organisasi secara bersama-sama terhadap kinerja guru.
5. Ester Manik, Kamal Bustomi Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan
(2011: 97-107) judul “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya
Organisasi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Pada SMP Negeri
3 Rancaekek”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya Organisasi terhadap
Motivasi Berprestasi Guru di SMP Negeri 3 Rancaekek. Penelitian ini
dilakukan dengan mengambil seluruh populasi guru di SMP Negeri 3
Rancaekek. Metode yang di gunakan adalah metode deskriptif analisis,
jumlah responden 70 guru (populasi). Analisis hasil penelitian ini
menggunakan analisis jalur. Hasil penelitian adalah gambaran umum
kepemimpinan kepala sekolah mencapai skor rata-rata 3,92. Skor rata-
rata konsisten dengan tabel kriteria interpretasi mencakup kedua katagori
baik. Tinjauan Budaya Organisasi, mencapai skor rata-rata 3,60. Skor
rata-rata konsisten dengan kriteria interpretasi termasuk kedua katagori
baik. Tinjauan tentang motivasi kerja untuk mencapai rata-rata 4,00.
Skor rata-rata konsisten dengan kriteria interpretasi termasuk kedua
katagori baik, mencapai rata-rata 3,86. Skor rata-rata konsisten dengan
kriteria interpretasi termasuk kedua katagori baik.
Pengaruh kepemimpinan utama pada kinerja guru, yaitu efek langsung
sebesar 7,90%. Pengaruh tidak langsung melalui budaya organisasi
2,50%, dan melalui motivasi kerja sebesar 12,50%, dengan demikian
efek berjumlah 22,90%. Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja
36
guru, yaitu efek langsung sebesar 3,00%. Pengaruh tidak langsung
melalui kepemimpinan kepala sekolah 2,50%, dan melalui motivasi kerja
sebesar 6,90%. Dengan demikian efeknya sebesar 12,40%. Pengaruh
motivasi untuk bekerja pada kinerja guru yaitu efek langsung sebesar
32,30%. Pengaruh tidak langsung melalui kepemimpinan kepala sekolah
sebesar 12,50% dan dengan demikian pengaruh total 51,70%. Pengaruh
kepemimpinan kepala sekolah, budaya organisasi, dan motivasi untuk
bekerja pada kinerja guru di SMP Negeri 3 Rancaekek secara bersamaan
sebesar 87,00%. Ini menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan.
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti di atas, dapat
disimpulkan bahwa penelitian-penelitian tersebut relavan dengan penelitian
yang akan dilakukan oleh peneliti karna berkaitan dengan kepemimpinan
kepala sekolah. Terlihat bahwa kepemimpinan kepala sekolah dapat
berjalan dengan dengan baik apabila sesuai yang diterapkan disekolah
tersebut, khususnya aspek kepemimpinan kepala sekolah yang menjadi
fokus dalam penelitian-penelitian yang dilakukan tersebut diatas.
Kepemimpinan kepala sekolah juga tidak secara asal dipimpinnya, akan
getapi harus diintegrasikan juga dengan proses kegiatan yang berlangsung
di sekolah tersebut.
D. Kerangka Pikir
Kepala sekolah adalah pelaksana utama pendidikan di sekolah. Karenanya
kepala sekolah memiliki peran penting, khususnya dalam pembentukan
karakter peserta didik. Sebelum seorang kepala sekolah menginternalisasi-
kan karakter kepada anak didiknya, seharusnya ia adalah orang pertama
37
yang mengawali karakter-karakter yang baik dari dalam dirinya terlebih
dahulu sebelum menanamkan kepada anak didiknya karena kepala sekolah
merupakan input pada kerangka pikir ini.
Salah satu usaha untuk mengambangkan kemajuan suatu sekolah ialah
dukungan dari kepala sekolah SD Negeri 02 Banjit selaku seorang
pemimpin. Sebab usaha tersebut akan lebih maksimal apabila pimpinan
memiliki andil dalam proses pembentukannya. Kepala sekolah SD Negeri
02 Banjit adalah elemen yang diharapkan kepemimpinannya akan
memberikan dampak bagi kemajuan suatu sekolah. Dalam hal ini
implementasi kepemimpinan transformsasional (meliputi pengaruh ideal,
motivasi inspirasi, stimulasi intelektual, konsiderasi individual) kepala SD
Negeri 02 Banjit, upaya-upaya kepala SD Negeri 02 Banjit dalam
mengembangkan suatu sekolah.
Kepala sekolah SD Negeri 02 Banjit dalam memimpin dan mengembang
kan suatu sekolah merupakan proses dalam penelitian. Setelah melalui
proses maka menuju output yang diharapkan akan membentuk suatu
kemajuan atau perkembangan sesuai dengan enam pilar. Berdasarkan enam
pilar meliputi kepercayaan, rasa hormat, tanggung jawab, keadilan, rasa
peduli dan kewarganegaraan diharapkan kepala sekolah mampu dan mau
menjalankan tugasnya secara baik dan menginternalisasikan nilai-nilai
positif kepada guru dan juga anak didiknya.
Karakter yang baik merupakan aspek penting kompetensi. Kepala sekolah
yang mempunyai karakter, apabila seorang mau selalu meninjau arah hidup
dan kehidupannya serta menyadari bahwa profesi seorang kepala sekolah
38
adalah panggilan hidup, sehingga dengan adanya kesadaran tersebut maka
kepala sekolah akan berusaha mengembangkan potensi kecerdasan yang
ada dalam jiwanya sehingga akan meningkatkan mutu SD Negeri 02 Banjit.
Gambar. 4. Kerangka Pikir Penelitian
Kepemimpinan Kepala Sekolah
Pendidik (Edukator)
Pengelola (Manager)
Administrator
Supervisor
Pemimpin (Leader) Inovator
Motivator
Evaluasi
Hasil Evaluasi
39
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan
jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah bentuk penelitian yang
bersifat deskriptif kualitatif. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah
menggambarkan tentang suatu keadaan secara objektif. Penelitian ini bersifat
alamiah, karena objek yang dikembangkan apa adanya, tidak manipulasi, serta
kehadiran peneliti pun tidak ada pengaruh pada objek tersebut. Penelitian data
yang disajikan dalam bentuk deskriptif bersumber dari data yang telah diteliti
berupa hasil wawancara, foto, dokumentasi.
Meleong (2013: 6) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang dimaksudkan untuk memahami fenomena mengenai apa yang
dialami oleh subjek penelitian, contohnya seperti perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan, dll, secara holistik dan dengan menggunakan cara deskripsi yang
disajikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
alamiah dan dengan menggunakan berbagai metode alamiah.
Sugiyono (2016: 15) mengemukakan metode penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kepemimpinan kepala
sekolah pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti merupakan
40
instrumen kunci dari penelitian ini. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang
berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang
berdasarkan data-data. Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat terlihat bahwa
penelitian kualitatif menyampaikan hasil dari suatu penelitian dari data-data ke
dalam bentuk deskripsi atau kata-kata.
Penelitian deskriptif kualitatif yang dilaksanakan pada penelitian ini
dimaksudkan untuk mendapatkan data dan informasi mengenai gambaran
terhadap kepemimpinan kepala sekolah di SD Negeri 02 Banjit. Adapun data-
data di SD Negeri 02 banjit yang bersifat interaktif sehingga penelitian akan
dilaksanakan mulai dari mencatat dan merangkum data yang didapat hingga
menyimpulkan data tersebut secara terus menerus sampai menjadi hasil
penelitian.
Pengambilan sumber data dilakukan dengan cara purposive dan bersifat
snowball sampling yaitu menentukan sejak awal jumlah sumber data di SD
Negeri 02 Banjit, misalnya ditentukan sejak awal 5 orang sumber data yang
akan di wawancara di SD Negeri 02 banjit, yang terdiri dari 1 kepala sekolah
dan 4 dewan guru di SD Negeri 02 Banjit, saat penelitian informasi akan
diperoleh dari 5 sumber data yang sudah ditentukan di awal tersebut,
pengambilan sumber data dengan penelitian berarti sumber data yang diambil
sedikit demi sedikit maka lama kelamaan akan menjadi banyak dan besar.
Penentuan sampel sumber data pada proposal masih bersifat sementara, dan
akan berkembang kemudian setelah penelitin secara langsung dilapangan.
41
B. Deskripsi Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah kepala sekolah di SD Negeri
02 Banjit. Kepala sekolah yang dijadikan subjek oleh peneliti adalah untuk
memperoleh data mengenai kepemimpinan kepala sekolah, kinerja kepala
sekolah serta kegiatan-kegiatan kepala sekolah yang dibuat dalam rangka
membentuk perubahan sekolah.
Selain itu peneliti juga akan melakukan wawancara terhadap kepala
sekolah dan dewan guru untuk memperoleh data atau informasi mengenai
bagaimana kepemimpinan kepala sekolah sebagai pendidik (educator),
bagaimana kepemimpinan kepala sekolah sebagai pengelola (meneger),
bagaimana kepemimpinan kepala sekolah sebagai (administrator), dan
bagaimana kepemimpinan kepala sekolah penyela (suvervisor)
disekolah tersebut dan peneliti juga akan melakukan observasi mengenai
kepemimpinan kepala sekolah berdasarkan kegiatan-kegiatan rutin yang
dilakukan di sekolah tersebut.
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah Study Deskriptif Kepemimpinan Kepala
Sekolah di SD Negeri 02 Banjit.
C. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 02 Banjit. Alasan penulis
melakukan penelitian di sekolah tersebut adalah karena kinerja
42
kepemimpinan kepala sekolah dapat dilihat dari perkembangan kurikulum
yang saat ini ditetapkan dan disekolah itu pula sudah menggunakan
kurikulum baru yang berarti sudah menjalankan proses untuk mencapai
tujuan pendidikan nasioanl yang selaras dengan kurikulum 2013. Sehingga
dapat dengan mudah mengetahui kinerja kepemimpinan kepala sekolah
yang akan dinilai.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap 2017/2018 sampai selesai
penelitian.
D. Sumber Data Penelitian
Sumber data penelitian digunakan peneliti sebagai sarana untuk
mengumpulkan data-data yang dibutuhkan untuk penyusunan laporannya.
Menurut Arikunto (2014: 172), menyatakan bahwa yang dimaksud sumber
data dalam penelitian merupakan subyek dari mana data dapat diperoleh. Data
yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Bila
dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dalam penelitian ini
dapat menggunakan seperti berikut.
1. Data Primer
Sugiyono (2016: 193) menyatakan bahwa sumber data primer merupakan
sumber data yang langsung memberikan data kepada peneliti. Data primer
merupakan data utama yang diperoleh dari subjek penelitian. Sumber data
primer dalam penelitian ini diperoleh peneliti dengan cara melakukan
43
pengamatan dan wawancara terhadap pihak-pihak yang terkait meliputi
kepala sekolah dan dewan guru berkaitan dengan Kepimpinan Kepala
Sekolah di SD Negeri 02 Banjit.
2. Data Sekunder
Data sekunder digunakan dalam rangka mendukung pembahasan yang
terdapat dalam penelitian. Sugiyono (2016: 193) menyatakan bahwa data
sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
peneliti, misalnya melalui orang lain atau melalui dokumen. Data sekunder
digunakan dalam rangka mendukung pembahasan yang terdapat dalam
penelitian. Data sekunder meliputi dokumen-dokumen sekolah yang
berupa profil sekolah, visi dan misi sekolah, tata tertib yang berlaku di
sekolah, kegiatan-kegiatan rutin sekolah dan foto-foto yang berkaitan
dengan kepemimpinan kepala sekolah di SD Negeri 02 Banjit.
Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan dewan guru
yang terlibat aktif dalam pelaksanaan kegiatan di SD Negeri 02 Banjit.
Dipilihnya kepala sekolah serta dewan guru sebagai sumber data ialah
karena yang mengerti tentang kepemimpinan kepala sekolah di sekolah
ialah kepala sekolah yang membuat kebijakan serta dibantu para dewan
guru yang aktif mengarahkan dan memantau perkembangan yang terjadi
disekolah.
Sumber-sumber data tersebut akan diberikan pengkodean untuk
mempermudah penyajian data. Tabel pengkodean dapat dilihat sebagai
berikut :
44
Tabel 1
TeknikPengumpulan
Kode Sumber Data Kode
Observasi O Kepala Sekolah KSWawancara W Kepala Sekolah
GuruKSG
Dokumentasi D Tata Usaha TUSumber Data : Dokumen Penelitian SD 02 Banjit
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi Partisipatif
Dalam mengumpulan data menggunakan teknik observasi, hal yang
terpenting ialah kehadiran peneliti dan keterlibatannya dalam penelitian.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2016: 310) dalam
observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.
Peneliti akan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek berupa
kegiatan kepemimpinan kepala sekolah di SD Negeri 02 Banjit.
Sugiyono (2016: 311) juga mengemukakan bahwa observasi ini dapat
digolongkan menjadi empat, yaitu 1) Observasi yang pasif, 2) Observasi
yang moderat, 3) Observasi yang aktif, dan 4) Observasi yang lengkap.
Melalui pendapat tersebut, peneliti mengambil Observasi yang pasif, di
45
mana peneliti datang mengamati tetapi tidak ikut terlibat kegiatan yang
diamati, sebagai teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam
penelitian.
Observasi partisipan dilakukan 3 tahap, dimulai dari observasi deskriptif
secara luas dengan melukiskan secara umum situasi sosial yang terjadi di
SD Negeri 02 Banjit. Lalu akan dilanjutkan tahap berikutnya yaitu
melakukan observasi terfokus untuk menemukan kategori-kategori sesuai
dengan sub fokus penelitian. Semua hasil pengamatan dicatat sebagai
rekaman pengamatan, yang selanjutnya dilakukan sebagai refleksi.
2. Wawancara
Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan dua pihak yaitu
pewawancara yang mengajukkan pertanyaan dan yang diwawancarai
memberikan jawaban atas pertanyaan dari pewawancara dengan maksud
tertentu. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk
menentukkan permasalahan yang diteliti dan mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam. Peneliti melakukan wawancara dengan
kepala sekolah, dan 4 orang guru di SD Negeri 02 Banjit.
Sugiyono (2016: 317), wawancara adalah pertemuan dua orang untuk
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Penelitian yang
dilakukan, peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur atau
terbuka, dalam artian peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara
46
yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan
datanya. Pedoman wawancara yang digunakan merupakan garis-garis
besar permasalahan yang akan ditanyakan kepada informan. Wawancara
yang dilakukan berdasarkan perjanjian antara peneliti dan informan agar
tidak mengganggu kegiatan rutin informan.
Wawancara dilakukan terhadap kepala sekolah dan dewan guru dengan
memberikan pedoman wawancara yang digunakan untuk mendapatkan
informasi atau pendapat guru tentang kepemimpinan kepala sekolah
sebelum dan sesudah dilakukannya kegiatan-kegiatan yang mampu
menunjang mengimplementasikan kurikulum 2013.
Hal-hal yang diwawancara oleh peneliti mengenai: (1) Kepemimpinan
kepala sekolah sebagai Pendidik (educator), (2) Kepemimpinan kepala
sekolah sebagai Pengelola (manager), (3) Kepemimpinan kepala sekolah
sebagai Administrator, (4) Kepemimpinan kepala sekolah sebagai Penyela
(supervisor), hal-hal yang diwawancarai tersebut sesuai dengan sub fokus
penelitian.
3. Metode Dokumentasi
Melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelediki kegiatan kepala
sekolah, situasi sekolah dan benda-benda tertulis seperti dokumen,
peraturan-peraturan notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Menurut
Arikunto (2014: 201) sehingga dari teknik dokumentasi ini akan
didapatkan data yang lengkap, sah, dan bukan berdasarkan perkiraan.
47
Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data terkait dengan
jumlah siswa, visi dan misi sekolah, kegiatan-kegiatan rutin sekolah dan
foto-foto yang berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah di SD
Negeri 02 Banjit. Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara, akan lebih dipercaya jika
didukung oleh foto-foto yang berkaitan dengan kegiatan kepemimpinan
kepala sekolah di SD Negeri 02 Banjit tersebut.
F. Instrumen Penelitian
Penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen penelitian utama adalah peneliti
sendiri atau anggota tim peneliti. Sugiyono (2016: 400). Dalam pelaksanaan
sebuah penelitian, peneliti membutuhkan alat bantu guna menyimpan data
dan informan yang didapat dari sumber data dalam penelitian. Alat bantu
tersebut juga dapat digunakan sebagai bukti telah dilakukannya penelitian dan
pengambilan data. Sehingga apabila peneliti lupa, ia bisa menggunakan alat
bantu tersebut guna mengingatkan kembali data yang telah didapat dari
sumber data. Adapun alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Lembar Observasi : untuk mengumpulkan data dan informasi.
2. Dokumentasi : untuk memperoleh data dan informasi mengenai
pelaksanaan kepemimpinan kepala sekolah.
3. Catatan Lapangan : untuk memperoleh data dan informasi secara
objektif selama proses kegiatan-kegiatan kepemim
pinan kepala sekolah yang tidak terekam melalui
lembar observasi.
48
Tabel 2, Metode Pengamatan Observasi SD Negeri 02 Banjit
No Aspek PengamatanSkor
1 2 3 4
1.Peranan kepala sekolah dalam menerapkankepemimpinan sebagai pendidik (Educator)
2.Kegiatan-kegiatan kepala sekolah sebagai pengelola(Manager)
3. Peranan kepala sekolah sebagai Administrator
4.Kegiatan kepala sekolah sebagai penyela(Supervisor) dalam mendudukung bawahan sebagaipimpinan
Jumlah Skor
49
Tabel. 3
Kisi-kisi Metode Wawancara Pada Penelitian Study Deskripsi KepemimpinanKepala Sekolah SD Negeri 02 Banjit
NO
Sub FokusPenelitian
ISI METODE
SUMBERKEPAL
ASEKOL
AH
GURU
1.
2.
Kepemimpinankepala sekolahsebagai pendidik(Educator)
Kepemimpinankepala sekolahsebagai pengelola(manager)
- Proses perencanaankepala sekolahsebagai pendidik(Educator)
- Program kepalasekolah sebagaipengelola (Manager)
- Kepala sekolahsebagai Administrator
- Kepala sekiolahsebagai supervisor
- Visi dan Misi sekolah
- Penerapankepemimpinan dalammembentuk budayasekolah
- Faktor pendukungkepala sekolahsebagai pengeloladisekolah
- Faktor penghambatkepala sekolah dalammengelola suatusekolah sebagaimeneger.
- Strategi kepalasekolah sebagaipengelola (manager)untuk para tenagapendidik.
Wawancara
Wawancara
Wawancara
Wawancara
Wawancara
Wawancara
Wawancara
Wawancara
Wawancara
50
3.
4.
Kepemimpinankepala sekolahsebagaiadministratordisekolah.
KepemimpinanKepala sekolahsebagai supervisor
- Proses mengelolaadministrasi yang adadisekolah dalam halmenyusun programtahunan yangberkaitan degansekolah
- proses kepala sekolahmengelola administrasidalam pembangunandisekolah
- kepala sekolah sebagaiadministrasi yaitumelengkapi fasilitassekolah
- proses bagaimanakepala sekolah memberarahan kepada bwahannya
-proses kepala sekolahsebagai supervisordalam penyusunprogram program yangada disekolah sepertiprogram perpustakaan,kegiatan ektrakurikulerdan lain nya yangmampu diwujudkanoleh kepala sekolahsebagai supervisor
Wawancara
Wawancara
Wawancara
Wawancara
Wawancara
51
G. Teknik Analisis Data
Proses analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan bersamaan dengan
proses pengumpulan data. Sehingga, pengumpulan data penelitian kualitatif
disertai dengan menulis, mengedit, mereduksi dan menyajikan hasil
pengamatan dan wawancara. Menurut Sugiyono (2016: 335), bahwa analisis
data adalah proses mencari dan menyusun data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan bahan lain secara sistematis sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskripsi
kualitatif. Teknik analisis deskripsi kualitatif dilakukan dengan
mengumpulkan data secara mendalam melalui (Observasi. Wawancara. Dan
Dokumentasi), menganalisis data tersebut hingga menyusun laporan. Pada saat
melakukan wawancara, penulis sudah mulai menganalisis jawaban dari
informan. Peneliti akan terus mengajukan pertanyaan hingga peneliti merasa
telah mendapatkan data yang cukup dan kredibel. Miles and Huberman dalam
Sugiyono (2016:337), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus
sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
Terdapat beberapa aktivitas yang dapat dilakukan dalam analisis data secara
interaktif menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyaono (2016:337), yang
dimulai dari reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan.
52
Gambar 5. Diagram Komponen dalam Analisis DataSumber: Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2010: 338)
1. Pengumpulan Data (Data Collection)
Pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan penelitian di SD Negeri 02 Banjit adalah
mendapatkan data. Data yang diperoleh dapat melalui wawancara,
observasi, dan dokumentasi.
2. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan, perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang muncul
dari catatan-catatan tertulis di lokasi penelitian yaitu di SD Negeri 02
Banjit. Reduksi data dilakukan dengan cara membuat ringkasan,
mengkode, menelusuri tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi dan
menulis memo. Reduksi data ini berlangsung secara terus menerus selama
kegiatan penelitian yang berorientasi kualitatif berlangsung.
3. Penyajian Data (data display)
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
PengumpulanData
PenyajianData
Reduksi Data
Penarikan/VerifikasiKesimpulan Data
53
keputusan. Penyajian data, peneliti dapat memahami apa yang sedang
terjadi dan apa yang harus dilakukan berdasarkan pemahaman peneliti dari
penyajian data tersebut.
4. Penarikan Kesimpulan (verification)
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah berupa temuan yang
penelitiannya sesuai fakta dilapangan yaitu di SD Negeri 02 Banjit
menggunakan analisis, temuan tersebut dapat berupa diskripsi atau
gambaran suatu objek yang sebelumnya belum jelas sehingga setelah
diselidiki menjadi jelas, dapat berupa kausal atau hubungan interaktif,
hipotesis atau teori. Penarikan kesimpulan dimulai dari mencari arti benda-
benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-
konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat dan proposisi.
H. Keabsahan Data
Cara yang dilakukan untuk menguji keabsahan atau kebenaran data dalam
penelitian ini ialah menggunakan triangulasi.
Wiliam Wiersma dalam Sugiyono (2014: 372) mengemukakan bahwa
“triangulation is qualitative cross-validation. It assesses the sufficiencyof the data according to the convergence of multiple data collectionprocedures”.
Yusuf (2014:395) mengemukakan bahwa:
“triangulasi merupakan salah satu teknik dalam pengumpulan data untukmendapatkan temuan dan interpretasi data yang lebih akurat dankredibel”.
Berdasarkan kutipan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa triangulasi
adalah salah satu teknik dalam pengecekan data dari berbagai sumber yang
54
dilakukan dengan berbagai cara dan digunakan untuk mendapatkan hasil
temuan yang bersifat akurat dan kredibel. Adapun cara yang dapat digunakan
dalam triangulasi ini adalah dengan menggunakan sumber data yang ada dan
menggunakan metode yang sama. Untuk menguji keabsahan data, peneliti
menggunakan uji kredibilitas, dengan teknik pemeriksaan data yang dipakai
adalah teknik triangulasi.
Wiliam Wiersma dalam Sugiyono (2016: 372) menjelaskan bahwa triangulasi
merupakan cara pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara
dan berbagai waktu. Menurut Sugiyono (2016: 330), triangulasi diartikan
sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan data dari
berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang ada di SD Negeri 02
Banjit, terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua macam triangulasi, yaitu
triangulasi teknik dan triangulasi sumber.
a. Triangulasi Teknik
Menurut Sugiyono (2016: 330), triangulasi teknik berarti peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk
mendapatkan data dari sumber data yang sama. Data yang diperoleh dari
hasil wawancara, lalu dicek kembali menggunakan data yang diperoleh
dari hasil observasi, dokumentasi. Triangulasi teknik yang digunakan oleh
peneliti dalam penelitian ini adalah antara observasi, wawancara dan
dokumentasi.
55
Uraian triangulasi teknik dapat diilustrasikan seperti gambar di bawah ini :
Gambar 6. Skema Triangulasi Teknik
Sumber: Sugiyono (2016: 331)
b. Triangulasi Sumber
Menurut Sugiyono (2016:330), triangulasi sumber berarti untuk
mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang
sama.
Gambar 7. Triangulasi sumberSumber: Sugiyono (2016: 331)
I. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah yang dilakukan dalam
penelitian. Tahap yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari tahap pra
penelitian, tahap penelitian, dan tahap pasca penelitian.
ObservasiPartisipatif
WawancaraMendalam
Dokumentasi
SumberData Sama
WawancaraMendalam
A
B
C
56
a. Tahap Pra Lapangan
Pada tahap ini peneliti memperhatikan segala macam persoalan dan segala
macam persiapan sebelum peneliti terjun ke dalam kegiatan penelitian.
Tahap pra lapangan dilaksanakan pada Bulan Desember 2017 dan
memiliki enam tahapan yakni :
1. Menyusun rancangan penelitian
2. Memilih lapangan penelitian dengan cara mempelajari serta
mendalami sub fokus dan pertanyaan penelitian
3. Mengurus perizinan secara formal dalam hal ini peneliti meminta izin
melalui kunjungan dan surat resmi kepada Kepala SD Negeri 02 Banjit
4. Peneliti melakukan orientasi lapangan
5. Memilih dan memanfaakan informan yang berguna sebagai pemberi
informasi tentang situasi dan kondisi tempat penelitian
6. Menyiapkan perlengkapan penelitian yang diperlukan seperti alat tulis
dan alat untuk menyimpan dokumentasi
b. Tahap Pekerjaan Lapangan
Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan langsung di tempat penelitian.
Tahap ini terbagi atas tiga bagian yaitu :
1. Memahami latar penelitian dan persiapan diri. Pada tahap ini peneliti
melihat dan memahami subjek yang ada pada latar penelitian untuk
mengetahui data yang harus dikumpulkan sehingga peneliti dapat
mempersiapkan diri dalam menyediakan alat pengumpulan data.
2. Memasuki lapangan. Pada tahap ini peneliti mengawali dengan
membuat permohonan izin kepada kepala sekolah dan dewan guru
57
untuk melakukan pengumpulan data yang diperoleh pada awal
observasi.
3. Berpartisipasi secara pasif dalam kegiatan kepemimpinan kepala
sekolah. Pada tahap ini peneliti akan berpartisipasi secara pasif untuk
mengetahui kepemimpinan kepala sekolah. Selain itu, peneliti juga
melakukan pengumpulan data. Tahap ini merupakan langkah yang
paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
adalah memperoleh data.
c. Tahap Analisis Data
Tahapan yang ketiga dalam penelitian ini adalah tahap analisis data.
Dalam tahapan ini, peneliti akan melakukan serangkaian proses analisis
data kualitatif sampai interpretasi data-data yang telah diperoleh. Selain
itu, untuk menguji kredibilitas data, peneliti menggunakan triangulasi
teknik dan triangulasi sumber.
102
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah
memiliki peranan penting sebagai pemimpin di SD Negeri 02 Banjit yang
meliputi aspek kepemimpinan kepala sekolah sebagai pendidik (Educator),
kepemimpinan kepala sekolah sebagai pengelola (Manager), kepemimpinan
kepala sekolah sebagai Administrator dan kepemimpinan kepala sekolah
sebagai supervisor yaitu sebagai berikut.
1. Kepemimpinan kepala sekolah sebagai pendidik (Educator) di SD Negeri
02 Banjit adalah menyusun perencanaan dengan matang berdasarkan
berbagai pertimbangan ketika melakukan tugas di sekolah seperti
membimbing guru, tenaga kependidikan, peserta didik, dan memberikan
teladan yang baik. Dalam melakukan tugasnya sebagai edukator kepala
sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan
profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah SD negeri 02 Banjit, serta
menciptakan iklim sekolah yang kondusif dan memberikan nasehat kepada
warga sekolah, dan memberikan dorongan kepada seluruh tenaga
kependidikan yang ada disekolah untuk menerapkan/melaksanakan model
pembelajaran yang menarik.
103
2. Kepemimpinan kepala sekolah sebagai Pengelola (Manager) di SD Negeri
02 Banjit yaitu kepala sekolah memberikan pengarahan kepada guru atau
staf sekolah ketika akan diadakan kegiatan sekaligus mengawasi kegiatan
tersebut.
3. Kepemimpinan kepala sekolah sebagai Administrator di SD Negeri 02
Banjit yaitu kepala sekolah yang mempunyai hubungan yang sangat erat
dengan berbagai semua aktifitas disekolah SD Negeri 02 banjit dalam
pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan dan
pendokumenan seluruh program sekolah secara spesifik. Kepala sekolah
juga harus memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum, administrasi
peserta didik, administrasi personalia, administrasi kearsipan dan
administrasi keuangan. Kegiatan tersebut perlu dilakukan dengan cara
efektif dan efisien agar dapat menunjang produktifitas sekolah SD Negeri
02 banjit.
4. Kepemimpinan kepala sekolah sebagai Supervisor adalah serangkaian
kegiatan kepala sekolah dalam membentuk tenaga pendidik dalam
mengembangkan kemampuannya, maka dalam melaksanakan supervisi
terhadap tenaga pendidik perlu diadakan kemampuan tenaga pendidik,
sehingga dapat ditetapkan aspek mana yang perlu dikembangkan dan cara
mana yang tepat dalam proses pengembangannya. Artinya kepala sekolah
dapat memberikan penilaian performasi guru dalam mengelola proses
belajar mengajar sebagai suatu proses dalam mengelola penampilan guru
dalam proses belajar mengajar.
105
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat disampaikan saran tentang
kepemimpinan sekolah di SD Negeri 02 Banjit sebagai berikut:
1. Peserta didik, memberikan motivasi kepada peserta didik dalam
pembelajaraan
2. Kepala sekolah hendaknya menjalankan kepemimpinan dengan baik
menggunakan pendekatan kekeluargaan. Hal ini dimaksudkan agar tidak
timbul salah persepsi antara guru dan kepala sekolah sehingga
menimbulkan jarak antara kepala sekolah dengan guru, dan pada akhirnya
guru memiliki sikap yang positif terhadap kepala sekolah apabila kepala
sekolah menjalankan kepemimpinan secara kekeluargaan.
3. Guru, agar dapat meningkatkan atau menciptakan kinerja guru yang baik,
kesadaran dalam menumbuhkan kinerja guru tidak hanya dipengaruhu oleh
faktor luar/lingkungan saja, tetapi yang lebih penting adalah yang berasal
dari diri sendiri yakni upaya meningkatkan prestasi kerja dan profesinya
sebagai guru.
4. Peneliti, menambah wawasan dan ilmu pengetahuan peneliti dalam
kepemimpinan kepala sekolah, serta menambah pengalaman peneliti
secara langsung mengenai keadaan dilapangan.
5. Peneliti Lain
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi peneliti lain sebagai
acuan penelitian selanjutnya, disarankan kepada peneliti lain untuk dapat
mengembangkan kepemimpinan kepala sekolah secara sepesifik.
DAFTAR PUSTAKA
Akib, 2008. Tugas Kepala Sekolah Sebagai Educator, Manager, Administrator,Supervisor (EMAS), Malang: Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: Rineka Cipta.
Atmodiwiro, Soebagyo, 2003. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta :Ardadizya Jaya
Avolio dan Bass, 2003. Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: RajawaliPress
Burhan Bungin, 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Ester Manik, Kamal Bustomi Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan (2011:97-107) judul “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasidan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Pada SMP Negeri 3 Rancaekek’’.
Hendyat Suetopo dan Wasty Suemanto, 1984, Kepemimpinan dan SupervisiPendidikan, Malang: Bina Aksara
H.E. Mulyasa, 2012. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta :Bumi Aksara
H.A.R Tilaar, 1994. Manajemen Pendidikan Nasional Kajian Pendidikan MasaDepan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Hendro Soetopo, 1989. Administrasi Pendidikan. Malang: IKIP.
HJ Sriyanto, Januari 2004. Kepala Sekolah di Era Otonomi. Gerbang
Hoy dan Miskel, 2005. Dimensi kepemimpinan transformasional. Jakarta: RajawaliPress
Humphreys, 2005. Perubahan Kepemimpinan Transformasional. Jakarta: rajawalipress
107
Komariah dan Triatna, 2006. Model Kepemimpinan Transformasional. Jakarta:Rajawali Press
Kumpulan undang-undang dan peratruran pemerintah RI tentang pendidikan. No:20 Tahun 2003 bab 2 pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional. Jakarta
Luthans, 2006. Karakter Kepemimpinan Transformasional. Jakarta: Rajawali Press
Moleong, 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.
Mulyasa. E, 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: PT RemajaRosdakarya.
Mulyasa. E, 2002. Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi, danImplementasi, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. E. 2003. Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam KonteksMenyukseskan MBS dan KBK, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Miskel dalam chemer, 2010. Leadership is a process of social influence in whichone person is able to enlist the aid and support of others in the accomplishmentof a common task. Jakarta: Rajawali
Miskel Dalem Burns. 2005. Kepemimpinan transfromational. Jakarta: RajawaliPress
Nawawi. Hadari, 1982. Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas SebagaiLembaga Pendidikan, Jakarta, PT Gunung Agung.
Nasir. M. 1980. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Northouse. 2013. kepemimpinan transformasional. Jakarta: Rajawali press
Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 Tanggal 17 April2007 tentang standar Kepala Sekolah/Sekolah Dasar
Purwanto, M. Ngalim, 1991, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya
Pounder, 2003. Idealized Influence. Jakarta: Rajawali Press
Ryan. 2008. School leaders need to be able to create a vision for the school thathelps it to meet its fundamental purpose and aid the development of thecommunity it serves: jakarta
Starratt, 2007. Kepemimpinan Transaksional. Jakarta
Soetjipto, Raflis Kosasi, 2007. Profesi Keguruan. Jakarta : Rineka Cipta
Sudrajat, 2004, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Bandung;Cipta Cekas
108
Sutikno, 2012. Kreatifitas kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta
Sugiyono, 2016. Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif kualitatifdan R dan D). Bandung: Alfaberta
Soewadji, Lazaruth. 1994. Kepala Sekolah Dan Tanggung Jawabnya. Yogyakarta:Kanisius. cet. VI.
Triatna dan Komariah. 2006. Kepemimpinan Transaksional. Jakarta: Rajawali press
Titik Handayani, Aliyah A Rasyid (2012: 77), judul “Pengaruh KepemimpinanKepala Sekolah, Motivasi Guru, dan Budaya Organisasi Terhadap KinerjaGuru SMA Negeri Wonosobo”. Jurnal
Tri Nugroho (2013: 68), judul “Peran Manajerial Kepala Sekolah di TK FastrackFun School dan TK Rumah Citra”. Jurnal
Unik Rasyidah (2012: 45), judul “Peran Supervisi Akademik Kepala Sekolahdalam Implementasi Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Madrasah AliyahKota Yogyakarta”. Jurnal
Ulfah Umorohmi (2007: 48) judul “kepemimpinan”. Jurnal
Wahjosumidjo. 2010. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Rajawali GrasinndoPersada
Yukl, Gary, A. 2010. Tentang Pedoman Kepemimpinan Tranformasional. Jakarta:Rajawali press
Yusuf, A Muri. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan PenelitianGabungan. Jakarta: Prenadamedia Group
Recommended