Kelainan Pada Saluran Nafas

Preview:

Citation preview

KELAINAN FARINGI. CONGENITAL

- Atresia Koana- Palatoskisis

II. RADANG- Akut- Kronik

Tanda –tanda :- Kalor - Dolor- Rubor - Fungsio Lesa- Tumor

AKUT

1. FARINGITIS AKUTGejala

- Faring terasa kering- Sakit telan- Sakit sampai telinga- Berdahak : Encer

Mukoid

Lengket- Sakit kepala- Suhu badan naik- Lesu dan nafsu makan berkurang

Tanda-tanda- Mukosa faring :

1. Bengkak (udem)2. Merah (hiperemi)3. Lendir : serus

- Suhu badan naik- Kel. Limfe leher membesar

Terapi- Istirahat- Makan cair / lunak- Banyak minum- Antepiretik / analgesik- Antibiotika- Roborantia- Cuci mulut sebelum dan sesudah makan /

minum susu.

TONSILITIS AKUT- Folikularis- Lakunaris

Gejala-gejala :- Sakit telan / odinofagi- Lesu- Suhu naik- Sakit kepala dan sakit di otot-otot- Kadang-kadang batuk, serak, nafas bau- Otalgia

Tanda-tanda :Tonsil : - merah

- bengkak- permukaan / kripte tertutup detritus.

Uvula : merah dan bengkakFaring : Hipersekresi

Terapi :- Istirahat- Intake cairan cukup- Makan lunak- Antipiretik / analgesik- Antibiotika- Kumur hangat air garam- Roboransia

Akut Tonsilo pharingitisGejala : demam----mgigilOdinophagi------dysphagiSakit kepalaLemahFoetorP>> llnn

Jenis Kuman Strept. PneumoStrept. AureusH. influenza

→ Strept. β Hemolitika

PathologiRx inflamasi tergantung jenis & virulensiRingan → exudat → phlegmonAbses dst

GejalaDisphagi → derajat bervariasiBerat :makan minum –

Temp ↑HolithosisReff. Pain → otalgiaLlnn >>

TerapiUmum → tgt penyebab :

restintakeanalgetik/ antipiretik

Bukan virus → Antibiotik

4. FAUSIAL DIFTERIPenyebab : Coryne bacterium

Diphtheriae

Gejala-gejala :- Panas- Sakit telan / sukar menelan

Tanda-tanda :- Tonsil merah dan bengkak- Membran (bercak) :

1. Putih keabu-abuan2. Sukar dilepas dan mudah berdarah3. Cepat terbentuk lagi

- Bau busuk dari mulut- Cepat komplikasi sesak

Komplikasi :

1. Laringitis- Sesak (Dispnea)- Stridor- Hoarseness (serak)

2. Penyebaran toksin- Jantung : Miokarditis- Saraf : Parese- Hepatomegali

3. Post difteri :- Polineuritis

* Nasolalia* Disfagia* Hoarseness

- Nefritis- Karier (pembawa kuman)

Terapi :- Antitoksin difteri- Isolasi- Diet cair- Anti inflamasi- Antibiotika- Sesak nafas bisa trakeotomi

ABSES PERITONSIL (Quinsy)- Penimbunan pus di jaringan longgar antara

tonsil dan otot konst. Faring superior.- Sering : - di fosa supra tonsil

- dewasa muda

Gejala-gejala :- Panas- Nyeri telan (spontan)- Buka mulut terbatas- Ngiler (hipersalifasi)

Tanda-tanda :- ”Hot potato’s voice”- Uvula udem, deviasi ke sisi sebelah- Tonsil membesar (sering sebelah)- Trismus- Kel. Limfe di bawah angulus mandibula

membesar keras dan sakit tekan.

Terapi :- Insisi dan drainase- Antibiotika dosis tinggi- Tonsilektomi

ABSES RETROFARING- Pus di rongga retrofaring- Sering pada bayi

Gejala-gejala :- Didahului ISPA- Panas- Anak rewel- Bisa sesak nafas anak menengadah.

Tanda-tanda :- Ditemukan benjolan abses di dinding

belakang faring.- X-foto leher lateral.

Komplikasi :- Obstruksi saluran nafas- Perdarahan A. karotis int.

Terapi :- Insisi- Antibiotika dosis tinggi.

ABSES PARAFARING- Pus di rongga parafaring- Sering pada dewasa

Gejala-gejala :- Panas- Nyeri spontan- Odinofagi + disfagi- Trismus

Tanda-tanda :- Dinding faring satu pihak menonjol dan

fluktuasi

Komplikasi :- Sepsis- Abses mediastinum

Terapi :- Insisi (eksplorasi)- Antibiotika dosis tinggi- Posisi trendelenburg.

ABSES SUBMANDIBULA (Ludwig’s Angina)- Biasanya didahului karies gigi MI – III

Rahang bawah periodontitis abses periodontal.

Gejala dan tanda- Sakit gigi M I – M III bawah.- Bengkak submandibula :

* Keras (SPT-papan)* Unilateral

- Sakit spontan- Trismus

Komplikasi :- Udem laring Dispnea- Mediastinitis Abses mediastinum- Tromboplebitis Trombus ke otak

Terapi : - Insisi- Antibiotika

RADANG KRONIKFARINGITIS KRONIK

Faktor-faktor predisposisi

- Alergi- Iritasi- Infeksi akut- Gangguan metabolik : DM- Anemia- Kelainan diproksimalnya :

* Deviasi septum * Sinusitis kronik*Hipertrofi konka * Adenoiditis kronik

*Rinitis kronik - Radang kronik di distalnya- Gastritis- Kelainan gigi

Gambaran klinik :- Diskomfort di tenggorok- Rasa kering di tenggorok tipe atrofi- Rasa selalu ada lendir di tenggorok tipe

hipertrofi- Batuk-batuk- Kemerahan mukosa faring- Pembesaran kel. Limfe leher

Bentuk faringitis kronik :1. Atrofi

(Faringitis atrofikan = faringitis sikka)* Mukosa kering * Mukosa atrofi

* Mukosa mengkilat2. Hipertrofi (Faringitis hipertrofikan = faringitis granulosa)

* Mukosa banyak lendir* Mukosa tidak rata

Terapi :- Menghilangkan faktor predisposisi- Kumur / tablet isap- Jaringan granulasi kaustik

TONSILITIS KRONIKGambaran klinik :- Diskomfort- Sakit telan ringan (pancingen)- Lesu- Kurang nafsu makan- Sakit kepala- Ngantukan- Mriang- Tonsil :

* Kemerahan * Kripte melebar* Permukaan tidak rata* Membesar / mengecil

Terapi : Tonsilektomi

ADENOIDITIS KRONIKGambaran klinik :- Hidung tersumbat nafas lewat mulut- Tidur mendengkur- Rinore- Batuk-batuk- Kurang pendengaran- Facies adenoides :

* Mulut selalu membuka (ngowoh)* Hidung kecil* Tampak bodoh.

- Palatal phenomena : negatif- Adenoid membesar

Terapi :- Konserfatif :

* Dekongestan* Antibiotika

- Operatif : adenoidektomiLebih-lebih bila :* Obstruksi nasi* Gangguan pendengaran* Otitis media berulang* OME

TONSILEKTOMIIndikasi :1. Tonsilitis akut berulang2. Abses peritonsil3. Tonsil sebagai karier difteri4. Tonsilitis kronik5. Tumor ganas tonsil stadium dini6. Tumor jinak tonsil7. Hipertrofi tonsil yang mengganggu

pernafasan / penelanan.

Kontra indikasi1. Radang akut2. Penyakit-penyakit perdarahan :

- Leukemia- Hemofilia- Anemia- Hemoragia diastesa

3. KU : jelek4. Epidemi polio5. Kehamilan / menstruasi6. Status asmatikus

SINUSITIS

Inflamasi pada satu atau lebih mukosa sinus paranasal baik karena infeksi dan non infeksi dg gejala : * hidung buntu, * nyeri fasial dan ingus kental /purulen.

American Academy of Otolaryngology –Head and Neck American Academy of Otolaryngology –Head and Neck Surgery ( 1996 ) : Sinusitis Surgery ( 1996 ) : Sinusitis Rinosinusitis Rinosinusitis

SINUSITIS

Alasan : • Mukosa hidung & sinus secara embriologis berhub• Pend sinusitis juga rinitis ( jarang yang tidak) • Gjl pilek, hidung buntu, hiposmia ada pd keduanya• CT pend C Cold inflamasi mukosa hdng & sinus• Kasus sinusitis lanjutan dari sinusitis

konsep “ one air one disease “

Morbiditas tinggi AS : 30 juta penderita ( 1989 ) 90 % ke pelayanan primer Indonesia :

data epidemiologik : ( - ) dx dasar konfirmasi : x – foto therapi tidak adekuat kronik

SINUSITIS

Diagnosis Sinusitis Anamnesis Sering dianggap pilek biasa yg tak kunjung hilang Ingus kental, sepanjang hari Suara kadang sengau / nasolalia klausa Sakit kepala, sesuai lokasi sinus yang sakit Batuk, terutama pada anak Foetor ex nasi

Pemeriksaan fisik Nyeri ketok daerah pipi / dahi Rinoskopi anterior :

* mukosa hidung edem, hiperemi * sekret mukopurulen kental * warna kuning-kehijauan di kavum nasi dan meatus medius

Pemeriksaan faring :

Drainase post nasal

PENGOBATAN Sinusitis Akut Antibiotika spektrum luas

Dosis cukup, 10-21 hari Dekongestan hidung ( topikal/ sistemik ) Mukolitik

PENGOBATANSinusitis Kronik

- Antibiotika sesuai hasil kultur - Dekongestan hidung - Mukolitik minimal 10-14 hari tak terkontrol ?

* Irigasi sinus (maks 5x) tak sembuh ?* FESS* Operasi Cald-Well-Luc (CWL)

• The most prevalent of type I allergic dis.• The symptoms and signs caused by mediators : vessels, glands and nerves.• Classified as inflammatory disease.

ALLERGIC RHINITIS :

Diagnostic Procedures (2)

1. Anamnesis Chief complain :

1. Itching nose2. Sneezing : morning >>3. Serous nasal secretion 4. Nasal obstruction at night

Diagnostic Procedures (3)1. Anamnesis

The symptoms was environment related History of other allergic manifestation of

patients and other allergic familial manifestations

Duration of illness, severity of the disease and the respond of the previous treatment

Diagnostic Procedures

2. Physical examination Should be performed with appropriate

lighting and use of nasal speculum

normal oedema

Diagnostic Procedures (5)2. Physical examination

Including : 1. Nasal passage ways2. Nasal mucosa3. Turbinates4. Secretion5. Septum6. Polyps ?7. Sinusitis ?

• Pharmacological treatment1. ANTIHISTAMINE

First line Consider new antihistamine since :

Long acting more practical No sedating normal daily activity No / less cardiac effect Broad spectrum effects

Except : Patient doesn’t mind sedation effect It is not available Can not be afforded Classic antihistamine can be considered

2. NASAL DECONGESTANT Indicated in patient with prominent nasal

obstruction complaintAs addition / combination with A H

Long term treatment Systemic nasal decongestant, be careful in hypertension cases and glaucoma.

Topical : rebound effect

3. INTRANASAL CORTICOSTEROID

Long term treatment safer than systemic application

Effective to control AR symptoms Note :

Patients should be well informed how to use Symptoms relieve is not directly achieved In some places it is unavailable

RADANG LARING (LARINGITIS)Dibedakan menjadi :Laringitis akut non spesifik & spesifik kronik non spesifik & spesifikLaringitis akut non spesifik.1. Laringitis akut simpleks : Penyebab, virus & kuman lain pd sal. Napas Pada anak gejala bisa > parah krn anatomi rima glotis ->

sumbatan jalan napas.2. Laringitis supraglotik akut (epiglotitis akut) : Banyak pada anak 3 - 6 tahun Penyebab virus hemophilus influensa atau bakteri streptokokus,

pneumokokus Terjadi selulitis pada epiglotis -> udem berat -> sesak. Karena

sakit menelan -> drolling.3. Laringitis subglotik akut : Penyebab virus, anak usia 1 - 4 tahun Anak tampak sehat -> tidur kadang terbangun krn batuk, sesak &

stridor4. Laringo trakheobronkitis : Pada anak balita, virus dg sekunder infeksi, batuk berat

(menggonggong), prognosis jelek

Laringitis Akut Spesifik Laringitis difteri :Penyebab Corynbacterium diphteriae, lanjutan dari

faringitis difteri.Tampak mukosa hiperemis dg adanya selaput membran

putih keabuan, bila dilepas mudah berdarah.Eksotoksin yg dihasilkan dapat menyebar -> Penanganan,

bila dg medikamentosa tdk adekuat dilakukan trakheostomi.

PENGELOLAAN LARINGITIS AKUTPada Balita krn kondisi anatomi, kadang perlu dimonitor

keadaan & segera dilakukan tindakan bila perlu.Anti inflamasi (steroid) bisa diulang 1/2 s/d 1 jamAntibiotikaSimtomatikMonitor gagal napas dg perasat Jacson. (Jacson III perlu

trakheostomi, kecuali difteri dilakukan walau masih Jacson I/II)

Laringitis Kronik non spesifikPenyebab :Dari laringitis akut yg tdk sembuh sempurnaIritasi kronik asap rokok, asap industri alkoholPenggunaan suara yg tdk benar/berlebihanPenyakit kronik organ sekitar, sinusitis kronik,

bronkitis kronikPatofisiologi :Terjadinya iritasi kronik -> udem, transudasi &

infiltrasi sel radang, bila terjadi vasodilatasi -> perdarahan interstisiil -> laringitis hemoragik.

Bila infiltrasi sel radang berlanjut -> terjadi fibrosis & hialinisasi (nodul laring).

Bila keadaan umum jelek dpt terjadi pengeringan kelenjar/atrofi -> laringitis sikka (wanita >>)

Laringitis Kronik Spesifik (granulomatosis kronik laring)

1. TBC LaringJarang primer, penularan perkontinuitatum, lesi di pars

respiratorius.

Gejala & tanda klinik :a. Fase infeksi umum :distoni bila bicara lama yg semakin parah, batuk kecil s/d

semakin produktif, mulai terasa tdk enak ditenggorokanTanda klinis, mulai ditemukan udem hiperemis di

bag.posterior laring yg kemudian terlihat bintik kuning (“yellow spots of trallot”)

b. Fase infiltratif & ulserasidistoni >>> s/d afoni, rasa panas ditenggorokan, disfagiaTanda klinis, bintik kuning >>> -> pecah -> ulkus (tepi tdk

rata & menggaung)c. Fase Ulsero-nekrotikandisfagia >>> terasa s/d telinga, batuk >>>BB<<, difoni>>>,

bau mulut dan dahakTanda klinis : terlihat daerah ulserasi dan kehitaman

(nekrotik), kadang disertai limfadenopati colli.DD : lues, lepra & CaDiagnosis : Ax, Px (laringoskopi, biopsi, mikrobiologi, Ro.thorax)Terapi : Spesifik TB

2. Lues laringLues laring merupakan lues sekunder (+ 4 - 6

mg setelah primer)Lues pada laring terjadi pd stadium ke 3

(gumma) manifes setelah 3 - 10 tahunStadium I : -> ulkus durum II : -> septikemia III : -> gummaDx : biopsi, serologis & mikrobiologi

(fluororesence).Lues kongenital -> lues tarda3. Lepra LaringJarang, bentuknya noduler (umum) -> noduler,

neural & tubekuloid).Patologi : nodul -> ulserasi -> kontrakturDD : lues, TB & CaDx : biopsi, mikrobiologi

Hiperplasia epitel laring kronikBila terjadi radang kronik -> metaplasi /

keratinisasiPakidermi, hiperplasi & keratinisasi daerah

respirasi rima glotis, sering pd peminum alkohol & perokok berat

DD : Ca, Tb LaringKeratosis laring (leukoplakia), bercak putih

licin, berbatas tegasAwal keganasanPenanganan Laringitis kronikPrinsip : penanganan penyakit primernya.1. Antibiotika2. Siptomatis3. Istirahat bicara4. Operatif5. Rehabilitasi suara

TUMOR LARINGDibedakan :Jinak, berkapsul, bentuk beraturan, tumbuh lambat, tdk

metastase/infiltrasi.ganas, tdk berkapsul, tdk beraturan, tumbuh cepat,

metastase, destruksi jar.sekitar, metabolisme >>-> KU jelekTumor Jinak1. Papiloma laringtimbul papil-papil multipel (anak) & soliter (dewasa)sering pd anak yg lahir dari ibu menderita kondiloma

akuminataresidif >>dewasa -> degenerasa maligna (destruktif)Terapi, ekstirpasi dg laser hasil > baik2. Fibroma laringbanyak pada dewasa mudadiduga disebabkan pada penggunaan suara yg berlebihanbiasa unilateral (2/3 anterior plika vokalis)terapi, ekstirpasi

3. Nodul laringsering bilateral (1/3 anterior & 1/3 tengah plika vokalis)disebut juga singer’node, screamer. terapi, ektirpasi dan istirahat bicara4. Lainnya, Polip laring, kista laring, laringokel, hemangioma laring.Tumor GanasPenyebab :endogen, herediter (adanya AHH = Aril Hidrocarbon Hidroxilase -

> dpt merubah suatu zat -> karsinogen), >> karsinomaeksogen, lingkungan, kebiasaan & infeksi laring kronikKeadaan yg dpt diduga suatu keganasan :Laringitis kronik yang lamaLeukoplakiaPakidermiPolip laring pada dewasaPerlu dicurigai suatu keganasan bila :SUARA SERAK LEBIH DARI 3 - 4 MINGGU TANPA GEJALA BATUK,

HARUS DICURIGAI KARSINOMA, terutama bila pada usia tua.

Macam-macam ganas laring.1. Karsinoma ( 98 % )

Karsinoma supragltis, glotis & subglotis2. Sarkoma ( 1 - 2 % )PARALISE LARINGNon Neuglotik (miopatik)1. Distrifi miotonik - herediter2. Poliomielitis, dermatomiositisNeurologik,1. Sentral, sifat spastik, daerah yang terkena >>, disertai

gejala lain2. Perifer, sifat flasid, kelainan > terfokus.Kausa paralise neurologi :Tumor : di SSP, nasofaring, trakhea, tiroid, esofagus, paru,

limfomaKardiovaskuler ; sentral (stroke), kardiomegali, aneurisma

aorta.Trauma : kepala, leher (bisa trauma tumpul/tajam, paska

intubasi lama, paska bedah (tiroid, leher, jantung, dada).Idiopatik

TRAUMA LARING1. Trauma dari luar2. Trauma langsung mengenai laringTrauma dari luar :Trauma tumpul, sering post KLL & strangulasi.

Terjadi fraktur kart. Tiroid & perdarahan yg hebat -> sesak

hebat (perlu trakheotomi) & fiksasi leherTrauma karena benda tajam, luka irisan & tusukan,

terdapat luka terbuka bagian atas laring atau pertengahan bagian bawah kartilago tiroid. Perawatan lama

Trauma langsung :Benda asingTrauma intubasi, pada intubasi lama, timbul jaringan

granulasi.Taruma kimia, karena salah minum / usaha bunuh diri

BENDA ASING DI LARINGJarang karena ada mekanisme batuk.Benda asing yg sering, biji-bijian,

serpihan/potongan tulang, jarum pd valekula, sinus piriformis atau glotis

Gejala batuk sampai sesak, nyeri bila sudah melewati glotis -> batuk poroksismal

Penanganan dengan laringoskopi direk (ekstraksi) dan kalau perlu trakheotomi

KELAINAN PSIKISBanyak pada wanita, dewasa.Reaksi neurologi -> udem laring, suara serak.

Bila trauma psikis berat -> spasme laring.Penanganan, cari kausanya dan obat penenang

(sementara)

Sumbatan jalan nafas dinilai dg Perasat Jackson, penilaian :I. : Sesak nafas & stridor ringanII. : Sesak napas & stridor >>, retraksi suprasternum,

supraklavikula & infraklavikula. Retraksi epigastrium ringan. Sianosis +

III : sesak napas & stidor berat, retraksi suprasternum, supraklavikula & infraklavikula>>, retraksi interkosta terlihat & epigastrium dalam. Sianosis ++

IV : perasat III >>> retraksi interkosta >>>, wajah penderita abu-abu (sainosis hebat).

Indikasi trakheotomi :1. Sumbatan jalan napas atas2. Terkumpulnya sekret/cairan dijalan napas atas3. Gangguan ventilasi pernapasan4. Gangguan napas sentral5. Kelainan bulber, koma/koma jantung6. Trauma dasar tengkorak7. Proses kardiopulmoner8. Operasi besar daerah kepala leher