Kegiatan Belajar Praktikum / Laboratorium · Web viewLab. Teknik pemberian obat parenteral masing...

Preview:

Citation preview

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM

Penyusun :

Tim Laboratorium

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

(STIKES) YAHYA BIMA2014

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 1

BIODATA MAHASISWA

NAMA : …………………………………….

NIM : …………………………………….

ALAMAT : …………………………………….

NO TELP : …………………………………….

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

(STIKES) YAHYA BIMA2014

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 2

PAS FOTO

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami sehingga buku panduan praktikum Proses Keperawatan ini dapat diterbitkan sebagai alat untuk membantu mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan STIKES Yahya Bima dalam meningkatkan ketrampilan praktek

Kami menyadari bahwa Ilmu keperawatan berkembang sangat pesat dan buku panduan praktikum ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,dengan kerendahan hati kami mengharapkan pembaca/pengguna buku ini selalu menyesuaikan dengan perkembangan ilmu yang ada dengan selalu membaca berbagai buku lainya dan tidak selalu terpaku pada buku petunjuk praktikum ini..

Tak ada gading yang retak, saran dan masukan yang ditunjukan untuk penyempurnaan buku panduan praktikum ini sangat kami harapkan, Semoga buku panduan praktikum ini dapat bermanfaat dan membantu mahasiswa dalam proses pembelajaran.

Jazakumullhahi khoiro jaza’

Bima, April 2014

Tim Penyusun

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 3

Kegiatan Belajar Praktikum/LaboratoriumProgram Studi Sarjana Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Yahya Bima

A. Deskripsi Mata AjarPraktikum laboratorium merupakan cabang ilmu dari ilmu keperawatan yang berfokus pada ketrampilan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dengan menggunakan proses keperawatan.

B. Tujuan UmumMemberikan kesempatan pada mahasiswa untuk mendemonstrasikan pelaksanaan tindakan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami gangguan pada pemenuhan kebutuhan dasarnya.

C. Tujuan KhususMahasiswa diharapkan dapat mempraktekan ketrampilan :1. Bed Making (menyiapkan tempat tidur tertutup, menyiapkan

tempat tidur terbuka, menyiapkan tempat tidur pasca bedah dan mengganti linen dengan klien diatas tempat tidur)

2. Personal Hygiene (Memandikan klien diatas tempat tidur, Mencuci rambut, Merawat kuku dan Oral hygiene)

3. Vital Sign ( RR, HR, SUHU, TD )4. Pengendalian Infeksi (Scrubbing/Cuci tangan, Gowning/Memakai

gaun oprasi dan Gloving/Memakai sarung tangan steril)5. Tepid Sponging6. Pemeriksaan Fisik (Kepala dan leher,

paru,kardiovaskuler,abdomen, ekstermitas)7. Body Aligment ( membantu pasien berdiri dan duduk, mengatur

posisi fowler, mengatur posisi dorsal recumbent, mengatur posisi pronasi, mengatur posisi lateral, mengatur posisi SIM)

8. Mekanika tubuh (Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda)

9. ROM

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 4

10. Kebutuhan eliminasi (Menolong pasien BAK, menolong pasien BAB, Huknah, Kateterisasi)

11. Pemberian Obat (Oral, Bucal, Sublingual, Topical, injeksi IM, injeksi IC dan injeksi SC)

12. Oksigenasi (Pemberian O2, Fisioterapi dada, inhalasi)13. Kebutuhan Nutrisi ( Pemasangan NGT, memberi makan melalui

NGT, melepas NGT)14. Perawatan Luka15. Pemasangan Infus

D. Ketrampilan yang dipelajari1. Menyiapkan tempat tidur tertutup2. Menyiapkan tempat tidur terbuka3. Menyiapkan tempat tidur pasca bedah4. Mengganti alat tenun dengan klien diatas tempat tidur5. Memandikan klien diatas tempat tidur6. Mencuci rambut7. Merawat kuku8. Oral hygiene9. Mengukur Tanda-tanda vital10. Scrubbing/Mencuci tangan11. Gowning/Memakai gaun oprasi12. Gloving/Memakai sarung tangan steril13. Melakukan Tepid sponging14. Pemeriksaan fisik kepala dan leher15. Pemeriksaan fisik paru16. Pemeriksaan fisik kardiovaskuler17. Pemeriksaan fisik abdomen18. Pemerikasaan fisik ekstermitas19. Membantu pasien duduk dan berdiri20. Mengatur posisi fowler21. Mengatur posisi dorsal recumbent22. Mengatur posisi pronasi23. Mengatur posisi lateral24. Mengatur posisi Sim25. Memindahkan pasien dari kursi tempat tidur ke kursi roda26. ROM27. Menolong pasien BAK28. Menolong pasien BAB29. Huknah

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 5

30. Pemasangan Kateter31. Melakukan Pemberian obat melalui oral,bucal dan sublingual32. Memberikan obat salep33. Memberikan obat Supositoria34. Melakukan injeksi IM35. Melakukan injeksi IC36. Melakukan injeksi SC

E. Pelaksanaan PraktikumSesuai jadwal

F. Metode Evaluasi1. Sikap dan penampilan : 10 %2. Kehadiran : 10 %3. Pretes : 10 %4. Ujian Praktek Intensif : 70 %

NILAI BATAS LULUS / NBL PRAKTIKUM PKKDM ADALAH : 75

G. Pembimbing PraktikumTerlampir sesuai jadwal

H. Tata Tertib1. Kehadiran praktikum 100%2. Berpakaian rapi dan sopan (tidak memakai sandal, kaos oblong,

baju ketat, anting-anting dan rambut gondrong3. Mengenakan jas laboratorium4. Mengganti apabila menghilangkan, merusak alat laboratorium5. Mahasiswa menyiapkan alat sehari sebelum pelaksanaan perasat6. Mahasiswa wajib memiliki buku saku perry potter7. Lab. Teknik pemberian obat parenteral masing – masing

mahasiswa menyediakan spuit dan needle

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 6

BED MAKING ( MENGGANTI ALAT TENUN )

PENGERTIANMengganti alat tenun kotor dengan alat tenun yang bersih pada tempat tidur klien dengan klien di atas tempat tidur & pada tempat tidur kosong.

TUJUAN Untuk memberikan lingkungan yang bersih, tenang &

nyaman Untuk menghilangkan hal yang dapat mengiritasi kulit

dengan menciptakan alat tidur & selimut yang bebas dari kotoran/lipatan

Untuk meningkatkan gambaran diri & harga diri klien dengan menciptakan tempat tidur yang bersih, rapi & nyaman.

Untuk mengontrol penyebab mikroorganisme

Prinsip – Prinsip Mengganti Alat Tenun Menggunakan prinsip asepsis dengan menjaga alat tenun

lama agar jauh dari badan perawat ( tidak menempel pada seragam)

Jangan mengibaskan alat tenun lama, karena hal ini dapat menyebarkan mikroorganisme lewat udara

Linen (alat tenun) lama jangan diletakan dilantai untuk menjegah penyebaran infeksi

Ketika mengganti alat tenun, gunakan prinsip body mechanics

Jaga privasi, kenyamanan dan keamanan dari klien Bila klien kurang kooperatif gunakan rails

ALAT – ALAT Sprei / Laken besar Sprei sedang / Bovenlaken Laken kecil / Stiklaken Alas/perlak Slimut

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 7

Sarung Bantal

REFERENSI

1. Pery, Anne Griffin, Potter, patricia A.,(1999). Fundamental Keperawatan Konsep proses dan praktek.EGC: Jakarta

2. Pery, Anne Griffin, Potter, patricia A., Yasmin, Asih (editor). (1999). Buku Saku Ketrampilan Dan Prosedur Dasar. EGC: jakarta

3. Taylor, C., Lilis, C., and LeMone, P., ( 1998 ). Fundamental of Nursing : the art and science of nursing care ‘Lippincott.

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 8

MENYIAPAKAN TEMPAT TIDUR TERTUTUP

Nama Mahasiswa :

NO

ASPEK YANG DINILAIBobot

1 Mencuci tangan 12 Mempersiapkan alat dengan meletakkan alat-

alat tenun yang sudah dilipat dan disusun diatas meja bersih

0.5

3 Memasang alas kasur dan mengikatkan tali-talinya kearah dalam pada rangka tempat tidur pada tiap sudut

0.5

4 Meletakkan laken dengan lipatan memanjang yang menentukan garis tengahnya ditengah-tengah tempat tidur

1

5 Memasukkan laken pada bagian kepala kurang lebih 25 cm dibawah kasur kemudian dibuat sudut.

1

6 Memasukkan laken pada bagian kaki kurang lebih 25 cm dibawah kasur dan dibuat sudut.Jika laken tidak sesuai ukurannya maka masukkanlah bagian kepala lebih banyak dari pada bagian kaki

1

7 Masukkan laken bagian sisi ke bawah kasur (sisi tempat perawat berdiri)

0.5

8 Meletakkan perlak melintang kurang lebih 50cm dari garis kasur bagian kepala, demikian juga steak laken, dan masukkan sama-sama ke bawah kasur

0.5

9 Meletakkan bovenlaken secara terbalik dengan jahitan lebar di bagian kepala mulai garis kasur, masukkan bagian kaki ke bawah kasur

1

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 9

10 Meletakkan selimut kurang lebih 25 cm dari garis kasur bagian kepala dan masukkan bagian kaki ke bawah kasur

0.5

11 Melipat bovenlaken bagian atas tepat diatas garis selimut

0.5

12 Memasukkan bantal kedalam sarungnya dan meletakkan bantal dengan bagian tertutup ke jurusan pintu

1

13 Memasang overlaken 114 Mencuci tangan 0.5

Jumlah: 10

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 10

MENYIAPAKAN TEMPAT TIDUR TERBUKA

Nama Mahasiswa :

NO ASPEK YANG DINILAIBobot

1 Mencuci tangan 12 Mempersiapkan alat dengan meletakkan alat-

alat tenun yang sudah dilipat dan disusun diatas meja bersih

0.5

3 Memasang alas kasur dan mengikatkan tali-talinya kearah dalam pada rangka tempat tidur pada tiap sudut

1

4 Meletakkan laken dengan lipatan memanjang yang menentukan garis tengahnya ditengah-tengah tempat tidur

1

5 Memasukkan laken pada bagian kepala kurang lebih 25 cm dibawah kasur kemudian dibuat sudut.

1

6 Memasukkan laken pada bagian kaki kurang lebih 25 cm dibawah kasur dan dibuat sudut.Jika laken tidak sesuai ukurannya maka masukkanlah bagian kepala lebih banyak dari pada bagian kaki

1

7 Masukkan laken bagian sisi ke bawah kasur (sisi tempat perawat berdiri)

0.5

8 Meletakkan perlak melintang kurang lebih 50cm dari garis kasur bagian kepala, demikian juga steak laken, dan masukkan sama-sama ke bawah kasur

0.5

9 Meletakkan bovenlaken secara terbalik dengan jahitan lebar di bagian kepala mulai garis

1

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 11

kasur, masukkan bagian kaki ke bawah kasur 10 Meletakkan selimut kurang lebih 25 cm dari

garis kasur bagian kepala dan masukkan bagian kaki ke bawah kasur

0.5

11 Melipat bovenlaken bagian atas tepat diatas garis selimut

0.5

12 Memasukkan bantal kedalam sarungnya dan meletakkan bantal dengan bagian tertutup ke jurusan pintu

1

13 Mencuci tangan 1

Jumlah: 10

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 12

MENYIAPAKAN TEMPAT TIDUR PASCA BEDAHNO ASPEK YANG DINILAI

Bobot

1 Mencuci tangan 0.52 Mempersiapkan alat dengan meletakkan alat-alat tenun

yang sudah dilipat dan disusun diatas meja bersih0.25

3 Memasang alas kasur dan mengikatkan tali-talinya kearah dalam pada rangka tempat tidur pada tiap sudut

0.25

4 Meletakkan laken dengan lipatan memanjang yang menentukan garis tengahnya ditengah-tengah tempat tidur

0.5

5 Memasukkan laken pada bagian kepala kurang lebih 25 cm dibawah kasur kemudian dibuat sudut.

0.5

6 Memasukkan laken pada bagian kaki kurang lebih 25 cm dibawah kasur dan dibuat sudut.Jika laken tidak sesuai ukurannya maka masukkanlah bagian kepala lebih banyak dari pada bagian kaki

0.5

7 Masukkan laken bagian sisi ke bawah kasur (sisi tempat perawat berdiri)

0.5

8 Meletakkan perlak melintang kurang lebih 50cm dari garis kasur bagian kepala, demikian juga steak laken, dan masukkan sama-sama ke bawah kasur

0.5

9 Meletakkan bovenlaken secara terbalik dengan jahitan lebar di bagian kepala mulai garis kasur, masukkan bagian kaki ke bawah kasur

0.5

10 Meletakkan selimut kurang lebih 25 cm dari garis kasur bagian kepala dan masukkan bagian kaki ke bawah kasur

0.5

11 Melipat bovenlaken bagian atas tepat diatas garis selimut

0.5

12 Memasukkan bantal kedalam sarungnya dan meletakkan bantal dengan bagian tertutup ke jurusan pintu

0.5

13 Mnyelesaikan sisi yang lain seperti sisi yang tadi 0.2514 Membentangkan gulungan perlak dan handuk pada

bagian kepala1

15 Meletakkan buli-buli panas diatas laken bagian kaki, diarahkan mulut buli-buli kearah pinggir tempat tidur

0.5

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 13

16 Memasang selimut tambahan hingga menutup seluruh permukaan tempat tidur

1

17 Mengangkat buli-buli panas sebelum pasien dibaringkan setelah kembali dari akmar bedah

0.5

18 Mencuci tangan 0.5

Jumlah: 10Nama Mahasiswa :

MENGGANTI ALAT TENUN DENGAN KLIEN DIATASNYA

NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT

FASE PRE INTERAKSI1 Membaca catatan keperawatan 0.252 Mencuci tangan 0.53 Mempersiapkan alat 0.25 FASE ORIENTASI4 Mengucap salam 0.255 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan 0.256 Memberi kesempatan kepada klien untuk bertanya 0.25

Menutup sampiran 0.5 FASE KERJA7 Mengenakan sarung tangan bersih 0.5

Memindahkan alat perlengkapan milik klien yang ada di tempat tidur

0.25

8 Membantu klien tidur miring menjauhi perawat, dengan memperhatikan KU klien

0.5

9 Melepas laken, perlak, steak laken dengan menggulungnya kearah punggung klien ,bagian kotor berada dalam gulungan

0.5

10 Menggulung linen bersih ke tengah tempat tidur , dan meletakkannya dibelakang pungung klien

0.5

11 Klien dibantu untuk membalikkan posisi kehadapan perawat dengan melewati gulungan linen bersih tersebut

0.5

12 Melepas laken dan selimut penutup, melipatnya dan meletakkannya pada ember

0.5

13 Semua linen kotor diambil kemudian dimasukkan ke dalam tempat kain kotor. Gulungan linen bersih

0.5

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 14

dibentangkan, dirapikan dengan memasukkan sisa-sisa linen pada sisi tempat tidur ke bawah kasur

14 Klien dikembalikan pada posisi supinasi (posisi nyaman)

0.25

15 Memasang selimut dan boven laken yang bersih sambil memakaikannya

0.5

16 Melepas bantal dengan hati-hati sambil menyangga kepala klien

0.5

17 Melepas sarung bantal yang kotor dan menggantikannya dengan yang bersih

0.5

18 Membantu klien tidur dengan posisi yang nyaman 0.25 FASE TERMINASI20 Rapikan alat 0.2521 Evaluasi respon klien 0.2522 Cuci tangan 0.523 Dokumentasikan tindakan dan hasil observasi yang

dilakukan pada catatan keperawatan0.5

SKOR 10

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 15

MEMANDIKAN PASIEN DI TEMPAT TIDUR

A. PengertianTindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu mandi secara sendiri dengan cara memandikan di tempat tidur.

B. Tujuan1. Menjaga kebersihan tubuh,2. Mengurangi infeksi akibat kulit kotor, 3. Memperlancar sistem peredaran darah4. Menambah kenyamanan pasien.

C. Alat dan bahan1. Baskom mandi dua buah, masing-masing

berisi air dingin dan air hangat2. Pakaian pengganti3. Kain penutup4. Handuk besar5. Handuk kecil untuk mengeringkan badan6. Sarung tangan pengusap/waslap7. Tempat untuk pakain kotor8. Sampiran9. Sabun.

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 16

MEMANDIKAN KLIEN DIATAS TEMPAT TIDUR

NO ASPEK YANG DINILAIbobot

Fase Pre Interaksi

1 lihat kembali rencana memandikan 0,252 Cuci tangan 0.253 Siapkan alat 0.25

Fase Orientasi4 Ucapkan salam dan jelaskan tujuan dan prosedur

dilakukan tindakan,Serta kontrak waktu

0,25

Fase Kerja5 Tinggikan tempat tidur jika perlu 0,1256 Tutup pintu dan sampiran 0,257 Ganti selimut dengan selimut mandi 0,258 Tanggalkan baju klien 0,1259 Cuci bagian muka , telinga, leher

letakkan handuk dibawah kepala klienbersihkan mata dari cantus dalam ke cantus luar menggunakan waslap, dan tidak diberi sabunpenggunaan sabun muka disesuaikan dengan kebiasaan klien, kemudian dibilas dan dikeringkan

0,25

0,25

0,25bersihkan daun telinga menggunakan waslap dan sabun 0,25bersihkan leher menggunakan waslap dan sabun 0,25

10 Cuci lengan klien:letakkan handuk dibawah lengan klien yang jauh dari perawat dan meninggikan lengan dengan cara memegang bagian siku , kemudian mencuci lengan dari pergelangan tangan ke ketiak, bilas dengan air bersih lalu dikeringkan.Ulangi lagi untuk tangan yang lain

0,5

0,5

11 Mencuci dada dan perut klienMiringkan klien kearah membelakangi perawat, lalu letakkan handuk besar melintang di bawah punggung klien Kembalikan klien pada posisi supineturunkan selimut mandi hingga batas atas pubis,

0,250,250,250,25

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 17

cuci dada hingga perut menggunakan waslap dan sabunbilas dada dan perut dengan air bersih, stlh selesai dikeringkan.

0,25

12 Mencuci punggungMiringkan pasien membelakangi perawatCuci dengan sabun, bilas dan keringkan punggung sampai pantatMassage punggung dapat dilakukan pada tahap ini

0,250,5

13 Oleskan lotion atau baby oil pada bagian-bagian penonjolan tulangJika terdapat luka decubitus, oleskan antiseptik

0,25

14 Mencuci kakiMembuka selimut mandi 1 sisi kaki (mulai dari bagian kaki yang terjauh dari perawat)Letakkan handuk dibawah kaki yang akan dicuciCuci dengan sabun, bilas dan keringkan Cuci kaki yang satu dengan cara yang sama.

0,25

0,250,250,75

15 Mencuci genitaliaBuka selimut mandi hingga didaerah pubisAtur klien pada posisi litotomiCuci organ genital dengan sabun, bilas dengan air bersih dan keringkanKembalikan pada posisi supinasi,

0,250,250,25

16 Bantu klien memakai baju bersih 0,25Fase Terminasi

17 Rapikan alat 0,2518 Evaluasi respon klien terhadap tindakan 0,2519 Ucapkan salam 0,2520 Cuci tangan 0,2521 Dokumentasikan 0,25

Jumlah skor 10

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 18

MERAWAT KUKU

D. PengertianMerupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku sendiri.

E. Tujuan5. Menjaga kuku6. Mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat

garukan dari kuku.

F. Alat dan bahan10.alat pemotong kuku11.handuk12.baskom berisi air hangat13.bengkok/nierbekken14.sabun15.kapas16.sikat kuku

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 19

MERAWAT KUKU

NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT

Fase Pre Interaksi

1 lihat catatan keperawatan 0,252 Persiapkan alat:

Gunting kuku dan Sikat kuku Bengkok 2 buah Kom berisi air hangat Lisol, Aceton, kapas dan Sabun Handuk dan Perlak dan alas

1

3 Cuci tangan 1Fase Orientasi

4 Ucapkan salam 0,55 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan serta kontrak

waktu0,5

6 Dekatkan alat 0,25Fase Kerja

7 Atur posisi pasien 0,258 Pasang perlak dan alas 0,59 Bila ada cat kuku bersihkan dengan kapas aceton 0,510 Rendam dalam air hangat :

jari tangan 1-2 menit dan jari kaki 2-3 menit0,5

11 Jika kuku kotor bersihkan dengan sabun dan sikat kuku 0.512 Angkat jari tangan/kaki, lalu keringkan dengan handuk 0,2513 Letakkan jari tangan/kaki diatas bengkok 0,514 Kuku dipotong menurut lengkung kuku 115 masukkan alat yang sudah dipakai kedalam bengkok

berisi lisol0,5

Rapikan pasien 0,25Fase Terminasi

16 Evaluasi respon klien terhadap tindakan 0,5Rapikan alat 0,25

17 Cuci tangan 0,518 Dokumentasikan tindakan 0,5

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 20

Jumlah skor 10MERAWAT RAMBUT

A. PengertianMerupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan untuk mencuci dan menyisir rambut.

B. Tujuan1. Menghilangkan mikroorganisme kulit kepala2. Menambah rasa nyaman3. Membasmi kutu atau ketombe yang melekat

pada kulit4. Memperlancar sistem peredaran darah di

bawah kulit

C. Alat dan bahan1. Handuk2. Perlak atau pengalas3. Baskom berisi air hangat4. Shampo atau sabun dalam tempatnya5. Kasa dan kapas6. Sisir7. Bengkok8. Gayung9. Ember kosong

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 21

MERAWAT RAMBUT

NO ASPEK YANG DINILAI Bobot

Fase Orientasi1 Mengucapkan salam 22 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan 53 Menjelaskan langkah prosedur 54 Melakukan kontrak waktu dan menanyakan

persetujuan klien5

5 Menjaga privasi klien 2Fase Kerja

6 Memakai celemek dan handscoen 27 Menyiapkan pasien: Menutup badan klien

dengan selimut mandi2

8 Mengatur posisi pasien secara diagonal menyilang tempat tidur*

7,5

9 Mengangkat bantal dari kepala klien 210 Meletakkan perlak dan handuk dibawah

kepala klien2,5

11 Memasang plastik talang dari bawah kepala, kesamping bawah menuju emberMeletakkan ember diatas kain pel

5

12 Menutup dada dengan handuk sampai leher 213 Menutup mata klien dengan kassa lembap dan

lubang telinga dengan kapas2

14 Menuangkan air pelan-pelan dari pangkal sampai ke seluruh rambut

5

15 Memberi shampo sampai ke seluruh rambut 516 Memijit kulit kepala dan menggosok sampai

berbusa2,5

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 22

17 Memutar kepala pada sisi yang lain agar semua kulit kepala bersih, dan menambah air bila perlu

2

18 Menuangkan air hangat secukupnya diatas rambut untuk membilas rambut dan kulit kepala

5

19 Menggesek rambut diatara jari-jari untuk emamstikan bahwa rambut benar-benar bersih

2

20 Memperhatikan kelelahan klien 221 Melepas talang 2,522 Mengeringkan rambut, telinga, leher dan

wajah dengan handuk2,5

23 Membungkus kepala dengan handuk 2,524 Jika handuk dibawah kepala klien

basah/lembab, diganti dengan yang kering2,5

25 Melepas perlak dan selimut mandi 2,526 Membantu klien duduk jika memungkinkan 2,527 Menyisir rambut, mengeringkan rambut

dengan alat pengering rambut (Jika ada)2,5

28 Membereskan alat, memasang kembali selimut dan membantu klien ke posisi yang nyaman

2,5

Fase Terminasi29 Evaluasi respon klien terhadap tindakan 530 Cuci tangan 2,531 Dokumentasikan intervensi yang telah

dilakukan, termasuk shampo, keadaan rambut, kulit kepala serta reaksi klien

5

Jumlah skor 100

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 23

ORAL HYGIENE

Mulut yang sehat meliputi kebersihanya, kenyamanan

dan kelembabanya. Perawatan mulut bertujuan untuk mencegah

mulut dari penyakit dan kerusakan gigi. Klien yang dirawat

lama dirumah sakit jarang sekali mendapat perawatan

kebersihan mulut yan optimal. Idealnya klien merawt mulut

secara rutin setiap kali sesudah makan, mandi dan bangun tidur.

Namun tidak semua klien mampu untuk melakukan

perawatan mulut pada saat dia berada dirumah sakit, sehingga

ada klien yang harus dibantu dalam perawatan mulut.

Perawatan mulut diperlukan pada klien yang mendapatkan

oksigenasi dan Naso Gastrik Tube (NGT), demikian juga pada

klien yang lama tidak menggunakan mulut. Pada klien yang

tidak mampu melakukan perawatan mulut secara mandiri inilah

yang harus amendapatkan bantuan dari perawat untuk merawat

mulutnya. Pada kondisi ini klien menggunakan mulut untuk

bernafas dan tidak memakan apapun dengan mulutnya,

sehingga bakteri, sisa-sisa dari mukosa dan sekresi lain

berkumpul dimulut, gigi dan bibir.

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 24

REFERENSI

1. Pery, Anne Griffin, Potter, patricia A.,(1999). Fundamental Keperawatan Konsep proses dan praktek.EGC: Jakarta

2. Pery, Anne Griffin, Potter, patricia A., Yasmin, Asih (editor). (1999). Buku Saku Ketrampilan Dan Prosedur Dasar. EGC: jakarta

3. Taylor, C., Lilis, C., and LeMone, P., ( 1998 ). Fundamental of Nursing : the art and science of nursing care ‘Lippincott.

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 25

ORAL HYGIENE

(MEMELIHARA KEBERSIHAN MULUT)

NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT

Fase Pre Interaksi1 lihat catatan keperawatan 0,52 Persiapkan alat:

Tongue spatel - NaCl 0,9% - Kom kecil

Lidi kapas - Boraks Gliserin - sikat gigi dan pasta gigi

Bengkok besar - Perlak - gelas berisi air

Deppers - Alas perlak Pinset/klem - Tisu

1

3 Cuci tangan 0,5Fase Orientasi

4 Ucapkan salam 0,255 Jelaskan tujuan dan prosedur dilakukan tindakan

serta kontrak waktu0,5

Fase Kerja6 Atur posisi pasien dengan cara miringkan kepala

pasien dan bentangkan perlak serta alasnya dibawah dagu

0,5

7 Letakkan bengkok besar didekat pipi pasien 0,258 Berikan air kepada pasien untuk berkumur

tampung air bekas kumur-kumur pada bengkok.0,25

9 Berikan sikat gigi yang telah dibubuhi pasta gigi secukupnya.Berikan kesempatan kepada klien untuk menyikat giginya sampai bersih., jika telah selesai berikan

0,25

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 26

air bersih untuk berkumur kembali.Letakkan sikat gigi pada gelas yang telah kosong(lanjutkan ke langkah no 14)Pada pasien dengan penurunan kesadaran (tidak mampu menggosok gigi):

10 Buka mulut pasien, tangan kiri menekan lidah pasien dengan tongue spatel/sudip lidah, kemudian tangan kanan menjepit deppers dengan pinset , lalu dicelupkan kedalam NaCl dan diperas sedikit

0,5

11 Bersihkan rongga mulut seluruhnya sampai bersih mulai dari Langit-langit, gigi bagian dalam ke bagian luar, gusi, lidah

1

12 Apabila pasien mengalami stomatitis oleskan boraks gliserin pada bagian yang sakit dengan menggunakan lidi kapas

0,5

13 Bersihkan bibir dengan deppers yang telah dicelupkan kedalam NaCl

0,5

14 Oleskan boraks gliserin secukupnya pada bibir menggunakan lidi kapas

0,5

15 Angkat bengkok yang berisi, deppers, lidi kapas , tisu dan pinset yang kotor

0,5

16 Bersihkan daerah sekitar mulut dengan tisu 0,517 Angkat perlak dan alasnya dan letakkan di rak 0,518 Rapikan pasien 0,5

Fase Terminasi19 Evaluasi respon klien terhadap tindakan 0,520 -Rapikan alat-alat (membawa ke tempat cucian

untuk dibersihkan dan dikembalikan ke tempat masing-masing) -cuci tangan

0,5

21 Dokumentasikan 0,5Jumlah skor 10

Ket skor:0: tidak dilakukan Evaluator

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 27

1: dilakukan tidak sempurna2: dilakukan dengan sempurna ( )

PENGUKURAN TANDA-TANDA VITAL

Tanda-tanda vital meliputi suhu tubuh,denyut nadi, pernafasan dan tekanan darah. Mengukur tanda –tanda vital bertujuan untuk memperoleh data dasar, mendeteksi atau memantau perubahan klien dan memantau klien yang berisiko untuk perubahan kesehatan.1. SUHU TUBUH

Suhu permukaan tubuh (suhu kulit,jaringan sub kutan dan lemak)berfluktuasi sesuai respon terhadap faktor lingkungan sehingga tidak ajeg(unreliable)untuk pemantauan status kesehatan klien.Oleh karena itu lebih tepat mengukur suhu inti atau jaringan tubuh bagian dalam seperti thorax dan rongga abdomen karena suhunya relatif konstan (± 370).sampai saat ini, suhu inti tubuh diukur biasanya dengan termometer air raksa.Perawat lebih menyukai menggunakan termometer elektronik yang memberikan pengukuran lebih akurat hanya dalam waktu 2-60 detik. Pengukuran suhu inti tubuh inti dapat dilakukan dengan empat cara yaitu oral,rektal,aksila dan timpani

2. DENYUT NADIDenyut nadi dapat dibedakan menjadi denyut nadi apikal dan perifer.Denyut nadi apikal adalah denyut yang dirasakan pada daerah apeks jantung. Denyut perifer adalah denyut yang dirasakan pada perifer tubuh seperti leher, pergelangn dan kaki. Pada klien yang sehat, laju denyut perifer sama dengan denyut jantung. Perubahan kesehatan klien dapat memperlemah denyut perifer dan membuatnya sulit untuk dideteksi. Sehingga pengkajian denyut perifer merupakan suatu komponen penting dalam pengkajian kesehatan menyeluruh.

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 28

Lokasi denyut perifer yang paling umum digunakan adalah denyut radial. Palpasi denyut radial dilakukan dengan meletakan tiga ujung jari pada pergelangan anterior sepanjang tulang radius. Jika denyut teratur, hitunglah denyut selama 30 detik. Jika denyut tidak teraturkaji denyut, perhatikan empat hal yaitu : laju, ritme, kekuatan dan elastisitas arteri. Laju denyut kurang 60 kali permenit disebut Bradikardi

(dapat dijumpai pada atlet yang sehat dan terlatih).Denyut yang melebihi 100 kali permenit disebut Takikardi, dapat juga dijumpai pada klien sehat yang cemas atau baru selesai berolahraga

Mengkaji kekuatan denyut nadi dilakukan dengan memeriksa tekanan yang dikeluarkan sebelum denyut dirasakan

Elastisitas arteri dikaji dengan melakukan palpasi sepanjang arteri radius dengan arah dari proksimal ke distal.Arteri yang normal teraba halus, lurus dan lunak

3. PERNAFASANKajilah lajupernafasan klien dengan menghitung jumlah nafas selama 30 detik, dan kalikan dengan dua. Jika pemeriksa mendeteksi ketidakteraturan atau kesulitan bernafas, hitung nafas selama 1 menit penuh. Perhatikan: laju pernafasan pada beberapa klien dapat meningkat jika mereka sadar bahwa nafas mereka sedang dihitung Untuk itu tetaplah pertahankan posisi atau postur saat menghitung denyut radial pada saat menghitung pernafasan.

4. TEKANAN DARAHDarah yang mengalir dan menyurut dalam sistem arteri seperti gerakan gelombang, menyebabkan dua tekanan darah:tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan sistolik adalah tekanan darah pada puncak gelombang, pada saat ventrikel kiri kontraksi. Inilah yang pertama dicatat dalam pengukuran tekanan darah. Tekanan diastolik adalah

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 29

tekanan antara dua kontraksi ventrikuler, saat jantung pada fase istirahat.

PENGUKURAN TTV

NO ASPEK PENILAIAN BOBOT

A. FASE ORIENTASI1. Mengucapkan salam & memperkenalkan diri 2.52. Menjelaskan tujuan prosedur 53. Menanyakan persetujuan klien untuk

dilakukan tindakan2.5

B. FASE KERJA4. Memasang tirai / penutup 2.55. Mengatur posisi klien semifowler / supine 2.56. Mencuci tangan 2.57. Memakai sarung tangan 2.58. Membersihkan aksila yang lebih jauh dengan

tissue, pasang termometer dan letakkan tangan klien menyilang di atas dada

7.5

9. Menggulung lengan baju bagian atas pada lengan yang akan dilakukan pengukuran tekanan darah

5

10. Melakukan palpasi arteri brachialis, memasang manset 2.5 cm diatas arteri brachialis

5

11. Meletakkan diafragma stetoskop diatas arteri brachialis

5

12. Memompa manset sampai tekanan 30 mmHg diatas titik dimana denyut tidak terdengar

7.5

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 30

13. Membuka katup dan membiarkan air raksa turun secara perlahan, tentukan tekanan sistolik dan diastolik

7.5

14. Menghitung nadi selama satu menit penuh 7.515. Menghitung pernafasan selama satu menit

penuh7.5

16. Mengangkat termometer lalu membaca hasilnya

7.5

17. Mencuci termometer dengan air sabun, desinfektan dari arah pangkal ke ujung termometer ( reservoir ). Kemudian dengan air bersih dari ujung ke pangkal

5

18. Mengeringkan termometer dan menurunkan suhunya

2.5

C. FASE TERMINASI19. Merapikan klien dan alat 2.520. Melepaskan sarung tangan dan mencuci

tangan2.5

21. Mengevaluasi respon klien 522. Mengucapkan salam 2.5

TOTAL 100

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 31

KONSEP ASEPSIS

Perawat mempunyai peranan yang penting dalam

meminimalkan terjadinya infeksi serta penyebaran infeksi yaitu

dengan cara melaksanakan tekhnik aseptik

Aseptik merupakan suatu keadaan dimana tidak adanya

pathogen penyebab terjadinya suatu penyakit. Teknik aseptic

dilakukan untuk menjaga klien terbebas dari mikroorganisme.

Ada dua tipe :

1. Medical asepsis (teknik bersih)

Meliputi prosedur yang dilakukan untuk

menurunkan dan mencegah penyebaran

mikroorganisme

Tindakan yang termasuk dalam teknik bersih

adalah : cuci tangan, mengganti linen

Pada teknik bersih, suatu area dikatakan

terkontaminasi jika diwaspadai/terdapat pathogen.

Misalnya : bedpan yang telah dipakai, lantai,kasa

yang basah.

2. Surgical asepsis (teknik steril)

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 32

Prosedur yang dilakukan untuk meniadakan

mikroorganisme dari suatu area

Tindakan yang termasuk dalah teknik steril adalah :

sterilisasi

Pada teknik steril, suatu area dikatakan tidak steril

jika tersentuh benda yang tidak steril. Misalnya :

sarung tangan bagian luar tersentuh tangan, alat

steril tersentuh tangan.

Scrubbing (Cuci Tangan)

Cuci tangan merupakan tindakan yang penting untuk

dilakukan dengan tujuan mencegah mikroorganisme baik dari

perawat ke klien maupun klien ke perawat.

Menurut Larson, ’82 dan Aylette, ’92 pelaksanaan cuci tangan

tergantung pada :

Intensitas/frekuensi kontak dengan klien dan bahan

yang terkontaminasi

Tingkat/jumlah kontaminasi yang akan terjadi

Ketahanan klien dan tim kesehatan terhadap infeksi

Cuci tangan harus dilakukan pada saat :

Awal mulai shift

Sebelum dan sesusah kontak dengan klien

Sebelum melakukan prosedur invasive

Sebelum dan sesudah melakukan perawatan luka

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 33

Setelah kontak dengan cairan tubuh, meskipun sudah

menggunakan sarung tangan

Setelah selesai shift, sebelum pulang

Pelaksanaan cuci tangan minimal dilakukan selama 10-15

detik.Penggunaan sabun anti mikroba dilakukan jika perawat

ingin menurunkan jumlah mikroba, termasuk saat kontak

dengan klien lansia, yang mengalami imunosupresi, mengalami

kerusakan pada sistim integumen dan saat akan melakukan

tindakan invasive. Contoh sabun antimikroba adalah :

Klohexidin glukonat,alcohol dan iodofor.

Gloving ( Memakai Sarung tangan )

Sarung tangan digunakan untuk mencegah terjadinya

transmisi pathogen baik secara langsung maupun tidak

langsung. Penggunaan sarung tangan menurut CDC (Centrr for

Disease Control and Prevention ) akan menurunkan :

Kemugkinan terjadinya kontak dengan mikroorganisme

yang infeksius

Resiko penyebaran flora endogen dari perawat ke klien

Resiko penyebaran mikroorganisme dari klien ke

perawat

Sarung tangan digunakan pada saat :

Mengalami luka pada kulit

Melakukan tindakan invasive

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 34

Beresiko untuk terpapar dengan darah dan cairan tubuh

REFERENSI

1. Pery, Anne Griffin, Potter, patricia A.,(1999). Fundamental Keperawatan Konsep proses dan praktek.EGC: Jakarta

2. Pery, Anne Griffin, Potter, patricia A., Yasmin, Asih (editor). (1999). Buku Saku Ketrampilan Dan Prosedur Dasar. EGC: jakarta

3. Taylor, C., Lilis, C., and LeMone, P., ( 1998 ). Fundamental of Nursing : the art and science of nursing care ‘Lippincott.

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 35

MENCUCI TANGAN (SCRUBBING)

NO ASPEK YANG DINILAIbobot

1 Menyiapkan alat:air hangat mengalir, cairan desinfektan dan pompanya, sikat steril. Lidi kuku

0,5

2 Mengecek: -pastikan topi dan masker sudah terpasang dengan benar dan nyaman dipakai,-pastikan lengan baju diatas siku, kuku jari tangan pendek, perhiasan (gelang, cincin, jam tangan) dilepas

1

3 Membasahi tangan dengan air sampai lengan bawah (siku)

1

4 Mengambil cairan desinfektan dan meratakannya ke seluruh permukaan tangan sampai siku

1

5 Membilas tangan dengan posisi telapak tangan lebih tinggi dari siku

1

6 Membersihkan kuku-kuku dengan nail cleaner/lidi kuku (bila kuku kotor)

1

7 Menggossok dengan sikat mulai dari telapak tangan, punggung tangan, ujung kuku, sela-sela jari

1

8 Kemudian menggosok bagian atas lengan tangan sampai selesai dilanjutkan dengan bagian atas lengan tangan yang lain, dilanjutkan menggosok lengan bawah sampai bawah siku dilanjutkan menggosok bagian lengan bawah pada tangan yang lain dengan posisi telapak tangan lebih tinggi dari siku

1,5

9 Membilas dengan air mengalir dengan posisi telapak tangan lebih tinggi dari siku

1

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 36

10 Menghindari tangan menyentuh benda lain yang tidak steril disekitarnya

1

Total 10

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 37

MEMAKAI GAUN OPERASI (GOWNING)

Tujuan : Mencegah terjadinya kontaminasi dari perawatMencegah pindahnya mikroorganisme dari perawat (teknik pertahanan)

NO ASPEK YANG DINILAI bobot

1 Menyiapkan alat: pengering tangan (handuk, waslap), gaun operasiMengecek:Cuci tangan sudah dilakukanTangan tidak menyentuh benda lain yang tidak steril disekitarnya

1

2 Mengeringkan tangan dengan handuk/waslap steril

1

3 Mengambil baju dengan cara mengambil baju pada ban leher dengan tangan kiri sedang tangan kanan diangkat setinggi bahu.Masukkan tangan kanan dengan posisi membentang ke lubang lengan baju

2

4 Setelah itu menyusul masukkan tangan kiri ke lubang lengan baju berikutnya tanpa menyentuh bagian luar baju.

2

5 Perawat yang menggunakan gaun steril maju dan kemudian tali baju yang ada di leher dan pinggang bagian belakang ditalikan oleh orang kedua (asisten) dengan hati-hati, jangan sampai menyentuh baju bagian depan serta menalikannya dg simpul sederhana agar

2

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 38

mudah melepasnya6 Menghindari menyentuh benda lain di

sekitarnya2

Total 10

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 39

MEMAKAI SARUNG TANGAN (GLOVING)

NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT

1 Menyiapkan alat: Pack yang berisi sarung tanganMeja/permukaan yang bersih/steril untuk meletakkan pack sarung tangan

1,25

2 Mengecek :Gaun operasi sudah dikenakan secara benarGaun operasi tidak tidak menyentuh benda lain yang tidak steril

1,25

3 Ambil sarung tangan pertama dari pack dengan cara memegang manset (lipatan sarung tangan) bagian dalam. Sarung tangan diangkat dan jauh dari badan, seatas pinggang, sarung tangan bagian jari-jari berada di bawah

1,5

4 Selipkan atau masukkan tangan pertama pada sarung tangan..Hanya boleh memegang bagian dalam sarung tangan saja

1,5

5 Ambil sarung tangan kedua dari pack dengan tiga jari tangan yang sudah menggunakan sarung tangan di sisi bawah manset. Angkat sarung tangan jauh dari badan setinggi pinggang, masukkan tangan ke dua kedalam sarung tangan dan hanya boleh memegang bagian dalam sarung tangan saja

1,5

6 Tarik sarung tangan setinggi pinggang 1,5

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 40

dengan tangan pertama yang sudah memakai sarung tangan tanpa menyentuh kedua lengan

7 Menghindari menyentuh benda lain disekitarnya

1,5

Total 10

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 41

PEMERIKASAAN FISIK : KEPALA DAN LEHER

Pemeriksaan ini meliputi inspeksi, palpasi, dan auskultasi diarea kepala dan leher. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan status neurology, terutama tes syaraf cranial dan juga pemeriksaan tekanan vena jugular,

Pemeriksaan Neurologi meliputi :1. Status mental klien2. Tingkat kesadaran : GCS, sadar – koma3. Fungsi syaraf cranial4. Fungsi motorik5. Relaks6. Koordinasi gaya dan berjalan7. Fungsi sensorik

Pada bagian ini hanya akan dibahas mengenai pemeriksaan syaraf cranial dan tekanan vena jugular.

Pemeriksaan Nervus Cranial

Nervus Cranial Fungsi PemeriksaanI.

OlfaktoriusPenciuman - Minta klien menutup

mata- Tutup 1 lubang hidung- Tes penciuman dengan

cengkeh,kopi dllII

OptikusPenglihatan Tes snellen chart atau

dengan membaca Koran dengan berbagai ukuran huruf yang berbeda

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 42

Tes lapang pandangIII.

OkulomotoriusMengangkat

kelompak mata atas

dan konstruksi

pupil

Ukuran pupil Ptosis kelopak mata

IV.Toklearis

Gerakan mata ke

bawah dank e dalam

Mata mengikuti gerak benda ke bawah

V.Trigeminus

Gerakan wajah

*M : Katupkan gigi,gerakan rahang kesamping ….Raba kekuatan dan kontraksi*S : Sentuhkan kapas yang diruncingkan ke kornea…..Berkedip

VIAbdusens

Deviasi mata ke lateral

Mata mengikuti gerak benda tanpa gerak kepala

VIIFacialis

Ekspresi wajah dan

indra perasa

Tes tersenyum, merengut dan lihat kesimetrisan antara wajah kanan dan kiri, menggembungkan pipiTes rasa asam dan manis. Dilidah bagian depan

VIII.Vestibulokoklea

ris

Keseiimbangan dan

pendengaran

Dengar bisikan dari jarak 2 kakiTes Rine dan Weber

IX.Glosofaringeus

Menelan, reflek

Lihat palatum mole saat mengatakan

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 43

muntah, salvias

“ah”….terangkat simetrisMenelan air

X.Vagus

Faring-laring

untah…Dengan tonge spatel disentuhkan dibelakang lidahalivasi….Tes asam dan manis dibelakang lidah

XI.Asesoris

Otot sternokleidomastoideus,

Otot trapezius

Putar kepala kesalah satu arah…lawan dengan tangan pemeriksa

Angkat bahu…..lawan kebawah oleh tangan pemeriksa

XII.Hipoglosus

Gerakan lidah

Julurkan lidah, gerakan ke kanan dank e kiri kearah pipi…lawan dengantangan pemeriksa

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 44

PEMERIKSAAN JUGULAR VENOUS PRESSURE (JVP)

Pulsasi vena jugular Pulsasi vena jugular dan tekanan vena jugular dapat

diartikan sebagai tekanan dan pulsasi venajugular interna. Meskipun vena jugular interna terletak jauh dibawah otot

sternokleidomastoideus, pulsasi dari pembuluh darah vena dapat terlihat dibawah kulit

Vena jugular interna kanan merupakan saluran langsssung dari atrium kanan dibandingkan vena jugular interna kiri. Pemeriksaan tekanan dan pulsa pada vena jugular interna kanan merupakan pilihan terbaik

Pemeriksaan vena jugular eksterna tidak disarankan, kaaarena vena jugular eksterna memiliki katup-katup dan melewati otot-otot wajah yang dapat menghalangi transmisi pulsa dan tekanan dari atrium kanan.

Bedakan pulsasi vena jugular interna dengan pulsasi arteri karotis : Pulsasi vena jugular interna menurun saat

inspirasi dan meningkat saat ekspirasi. Hal ini tidak terjadi pada aaarteri karotis

Pada saat terjadi valsava maneuver, terjadi peningkatan tekanan intra thorak dan juga pulsasi vena jugular interna. Tetapi tidak terjadi pada arteri karotis.

Pulsasssi vena jugular interna terlihat pada permukaan kulit tapi tidak dapat teraba.Sedangkan pulsasi arteri karotis terletak lebih dalam dan teeraba.

Tekanan Vena Jugular Point tertinggi pulsasi vena disebut “kepala”. Tinggi

kepala ini bervariasi pada respirasi : menurun paa inspirasi ketika tekanan negative tekanan intra thorak meningkatkan

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 45

kembalinya aliran vena ke jantung ; meningkat saat tekanan positif intra thorak ‘impedes’aliran vena ke jantung

Rata-rat dari aliran ini (antara inspirasi dan ekspirasi)mencerminkan tekanan hidrostatik di atrium kanan, nilai normalnya 6-110 cmH2O

Jugular venous pressure (JVP) biasanya diperlihatkan sebagai tinggi vertical pe,mbuluh vena (kepala cm) dihubingkan dengan sudut sternum (angle of Louis)

Dengan bantuan 2 buah penggaris, tinggi vertical yang dihubungkan sudut sternum dapat ditentukan dengan “method of triangulation”

Sudut sternum terletak 5 cm diatas atrium kanan pada dewasa-sama pada posisi ssupine, reclining ataupun duduk-tekanan hidrostatik diatrium kanan (cm H2O) setara dengan tinggi vertical (cm) “ Kepala” vena diatas sudut sterna ditambah 5 cm.

Pada kondisi klien yang normal, “kepala” pulsasi vena jugular biasanya terlihat setinggi klavikula saat posisi tubuh dinaikan dengan sudut 45o

Dengan kata lain, JVP dengan nilai lebih dari 5 cm diatas sudut sternal disebut terjadi peningkatan.

Prosedur Pemeriksaan JVP :1. Dibutuhkan 2 buah penggaris centimeter untuk pengukuran

jika ada distensi vena.2. Baringkan tubuh klien. Awasi jika terjadi dyspnea.(Klien

dengan distensi vena leher sering tidak dapat berbaring lurus tanpa adanya Dyspnea)

3. Pemeriksa berdiri disebelah kanan klien, untuk memeriksa vena jugular kanan.

4. Buka pakaian yang menutup leher dan dada klien5. Tinggikan posisi kepala dengan sudut 45o dan tolehkan

kepala klien ke arah kiri

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 46

6. Lihatlah permukaan kulit leher secara tangensial ke seluruh bagian bawah leher dengan cahaya yang cukup. Perhatikan pulsasi yang terjadi dan kepala vena jugular interna

7. Jika terdapat pulsasi, mintalah klien untuk bernafas secara perlahan memasukan dan mengeluarkan udara,observasi tinggi pulsasi selama maneuver ini

8. Tentukan tinggi vertical pulsasi dihubungkan dengan sudut sternum dengan metode triangulasi seperti gambar diatas. Jika tinggi vertical 3 cm, catat hasil pemeriksaan sebagai berikut : 3 cm diatas susut sterna dengan posisi 45o

9. Ubahlah sudut elevasi dan ulangi pemeriksaan jika anda tidak dapat melihat “kepala” pulsasi vena jugular

10. Hasil Normal : JVP normalnya tidak lebih dari 5 cm diatas susut

sternum Saat klien dielevasi 450, kepala pulsasi vena jugular

normal terlihat setinggi klavikula11. Hasil Abnormal :

Peningkatan JVP biasanya terlihat pada kondisi gagal jantung kanan

Peningkatan JVP juga merupakan tanda dari overload cairan, meskipun tidddak terjadi gagal jantung.

Peningkatan JVP dapat juga desebabkan oleh cardiac tamponade atau perikarditis konstriktif.

Peningkatan JVP jugaterlihat pada obstruksi vena kava superior.

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 47

TOOLS PENILAIAN PEMERIKSAAN FISIK KEPALA DAN LEHER

NO PENILAIAN BOBOTA FASE ORIENTASI

1 Memberi salam dan menyapa nama klien 0.22 Memperkenalkan diri 0.23 Melakukan kontrak 0.24 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan 0.2

5Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan 0.2

6 Meminta ijin melakukan tindakan 0.2   B FASE KERJA

7 Memasang tirai/penutup 0.28 mencuci tangan 0.29 memasang sarung tangan bersih 0.2

10 mengatur posisi klien supinasi 0.2

11menanyakan keluhan klien pada bagian klepala & leher 0.2

12melakukan pemeriksaan daerah kepala dengan benar:

 a. rambut/kepala: warna, kebersihan, distribusi, lesi, massa, kekuatan,kerontokan 0.2

 b. muka : kesimetrisan, warna, distribusi rambut,sensasi ringan & nyeri, gerakan wajah 0.2

 c. mata: * alis : kesimetrisan, distribusi rambut alis 0.2

  * rambut mata: kesimetrisan, distribusi & arah pertumbuhan rambut. 0.2

  * kelopak mata: keleluasaan kedipan 0.2

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 48

  * tekanan bola mata 0.2  * konjungtiva & sklera: warna 0.2

  * iris & pupil : warna, ukuran, reflek cahaya 0.2

  * aparatus lakrimalis: pengeluaran 0.2  * gerakan mata 0.2  * test akomodasi & konvergensi 0.2  * lapang pandang 0.2  * visus 0.2

 d. hidung :kesimetrisan, warna kulit, lesi, cairan yang keluar, test patensi, septum hidung 0.8

 

e. telinga : kesimetrisan, pembengkakan, cairan yang keluar, cerumen, benda asing, keadaan mastoid, test pendengaran 0.8

 

f. mulut & tenggorokan: keadaan bukal, gusi & gigi, lidah, uvula & langit-langit, tonsil, bau mulut, test rasa 0.8

13leher: * inspeksi kesimetrisan, warna kulit, lesi, arteri karotis 0.5

  * palpasi : kelenjar tirod & nodus limfa 0.5  * auskultasi : bruit arteri karotis 0.5  * ROM 0.514 merapikan klien dan alat 0.2

     C FASE ORIENTASI  15 melepaskan sarung tangan & mencuci tangan 0.216 mengevaluasi respon klien 0.217 mengucapkan salam 0.2

       TOTAL 10     

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 49

NO PENILAIAN BOBOT     A FASE ORIENTASI  

1 Memberi salam dan menyapa nama klien 0.22 Memperkenalkan diri 0.23 Melakukan kontrak 0.24 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan 0.2

5Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan 0.2

6 Meminta ijin melakukan tindakan 0.2     B FASE KERJA  

7 Memasang tirai/penutup 0.28 mencuci tangan 0.25

9 memasang sarung tangan bersih 0.210 mengatur posisi klien duduk/supinasi 0.211 menanyakan keluhan pernafasan 0.2

12menanyakan keluarga yang menderita penyakit yang sama 0.2

13 menanyakan pengobatan yang sudah dilakukan 0.2

14melakukan inspeksi dada posterior dan anterior dengan benar  

  a. menghitung pernafasan 0.5  b. konfigurasi dada 0.5

  c. kesimetrisan dada 0.5

15melakukan palpasi thorak posterior dan anterior dengan benar  

  a. taktil fremitus 1  b. ekspansi pernafasan 1

16melakukan perkusi thorak posterior dan anterior dengan benar  

  a. perkusi daerah paru 1

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 50

  b. perkusi ekskursi diafragma 1

17melakukan auskultasi thorak posterior dan anterrior dengan benar ( area trakhea, bronkhus dan paru ) 1

18 merapikan klien dan alat 0.2

C FASE ORIENTASI  19 melepaskan sarung tangan & mencuci tangan 0.2520 mengevaluasi respon klien 0.221 mengucapkan salam 0.2

       TOTAL 10

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 51

PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG

BATASANTindakan memeriksa dan mengkaji fungsi kardiovaskuler klien

TUJUANUntuk mendapatkan data tentang kondisi kesehatan klien

PRINSIP1. Akurat dan sistematis2. Menjaga privacy

ALAT1. Stetoskop2. Jam tangan dengan detik3. Sarung tangan

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 52

FORMAT PENILAIAN PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG

NO. TINDAKAN NILAI0 1 2

A. FASE ORIENTASI1. Mengucapkan salam & memperkenalkan

diri2. Menjelaskan tujuan prosedur3. Menanyakan persetujuan klien untuk

dilakukan tindakanB. FASE KERJA4. Memasang tirai / penutup 5. Mencuci tangan6. Memasang sarung tangan bersih7. Menanyakan keluhan pada bagian jantung

(nyeri dada sebelah kiri,nyeri menjalar kelengan kiri,punggungg sampai dagu,sesak nafas)

8. Menanyakan keluarga yang menderita penyakit yang sama

9. Menanyakan pengobatan yang sudah dilakukan

10. Melakukan inspeksi jantung (ictus cordis) dengan benar

11. Melakukan palpasi jantung dengan benar, menghitung Heart Rate dengan benar dan membandingkannya dengan nadi pasien

12. Melakukan perkusi jantung dengan benar13. Melakukan auskultasi jantung dengan

benar, meliputi tempat auskultasi jantung dan BJ I dan II yang didengar

14. Merapikan klien dan alatC. FASE TERMINASI

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 53

15. Melepaskan sarung tangan dan mencuci tangan

16. Mengevaluasi respon klien 17. Mengucapkan salam

TOTAL

PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN

NO PENILAIAN BOBOT     A FASE ORIENTASI  

1 Memberi salam dan menyapa nama klien 0.22 Memperkenalkan diri 0.23 Melakukan kontrak 0.24 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan 0.2

5Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan 0.2

6 Meminta ijin melakukan tindakan 0.2     B FASE KERJA  

7 Memasang tirai/penutup 0.28 mencuci tangan 0.59 memasang sarung tangan bersih 0.2

10 mengatur posisi klien supinasi 0.2

11menanyakan keluhan pada abdomen (kembung, mual) 0.2

12 menanyakan pola BAB & BAK 0.213 menanyakan pola makan & minum 0.214 melakukan inspeksi abdomen dengan benar  

  a. warna kulit, adanya eskar, striae, ostomi 0.5  b. bentuk dan kesimetrisan abdomen 0.5  c. umbilicus 0.5

15 melakukan auskultasi abdomen dengan benar 0.516 melakukan perkusi abdomen dengan benar  

  a. perkusi semua kuadran abdomen 0.5

  b. perkusi hepar 0.5

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 54

 a. perkusi limfa 0.5b. perkusi ginjal 0.5

17 melakukan palpasi abdomen dengan benar  a. palpasi ringan dan sedang/dalam pada keempat kuadran abdomen 0.5b. palpasi hepar 0.5c. palpasi limfa 0.5d. palpasi ginjal 0.5

18 merapikan klien dan alat 0.2     C FASE ORIENTASI  

19 melepaskan sarung tangan & mencuci tangan 0.520 mengevaluasi respon klien 0.221 mengucapkan salam 0.2

       TOTAL 10

TOOLS PENILAIAN PEMERIKSAAN FISIK EKSTREMITAS

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 55

NO PENILAIAN BOBOTA FASE ORIENTASI  

1 Memberi salam dan menyapa nama klien 0.22 Memperkenalkan diri 0.23 Melakukan kontrak 0.24 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan 0.25 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan 0.26 Meminta ijin melakukan tindakan 0.2

     B FASE KERJA  

7 Memasang tirai/penutup 0.28 mencuci tangan 0.259 memasang sarung tangan bersih 0.2

10 mengatur posisi klien duduk/supinasi 0.211 menanyakan keluhan pada ekstremitas 0.2

12menanyakan keluarga yang menderita penyakit yang sama 0.2

13 menanyakan pengobatan yang sudah dilakukan 0.2

14melakukan inspeksi dada posterior dan anterior dengan benar  

  a. menghitung pernafasan 0.5  b. konfigurasi dada 0.5  c. kesimetrisan dada 0.5

15melakukan palpasi thorak posterior dan anterior dengan benar  

  a. taktil fremitus 1

  b. ekspansi pernafasan 1

16melakukan perkusi thorak posterior dan anterior dengan benar  

  a. perkusi daerah paru 1  b. perkusi ekskursi diafragma 1

17melakukan auskultasi thorak posterior dan anterrior dengan benar ( area trakhea, bronkhus dan paru ) 1

18 merapikan klien dan alat 0.2     C FASE ORIENTASI  

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 56

19 melepaskan sarung tangan & mencuci tangan 0.2520 mengevaluasi respon klien 0.221 mengucapkan salam 0.2

       TOTAL 10

TEPID SPONGING

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 57

Bentuk umum mandi terapeutik adalah tepid sponging.

Tepid sponging dilakukan bila klien mengalami demam tinggi.

Prosedur ini meningkatkan control kehilangan panas tubuh

melalui evaporasi dan konduksi. Karena pendinginan terjadi

dengan lambat, fluktuasi suhu dapat dihindari. Penggunaan air

hangat mencegah menggigil, yang dapat menyebabkan

kenaikan suhu tubuh akibat menggigilnya otot.

Orang tua dari anak-anak kecil harus belajar bagaimana

melakukan tepid sponging yang aman dirumah. Anak-anak

kecil beresiko mengalami kejang bila terjadi demam tinggi.

Perawat pada lingkungan perawatan kesehatan dapat

melakukan tepid sponging sambil meminta instruksi tambahan

dari dokter untuk control suhu.

Peralatan:

1. Baskom berisi air hangat 370C

2. Selimut mandi

3. Termometer raksa

4. Termometer air

5. Lap mandi / waslap 5 buah

6. Sarung tangan disposible

7. Perlak mandi

8. Handuk sedang

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 58

TEPID SPONGINGNO ASPEK YANG DINILAI

BOBOT

Fase Pre interaksi1 Cek rencana keperawatan 0,252 Siapkan peralatan 0,253 Cuci tangan dan keringkan 0,5

Fase orientasi4 Beri salam, Jelaskan tujuan dilakukan tepid

sponge dan prosedur pelaksanaan.Beri kesempatan klien untuk bertanya

0,5

5 Jaga privasi klien 0,56 Ukur suhu , nadi, RR sebelum mulai

kompres0,5

7 Letakkan bantal tahan air atau perlak di bawah tubuh klien

0,25

8 Lepaskan pakaian klien 0,25

9 Ganti selimut dengan selimut mandi, pertahankan selimut mandi diatas bagian tubuh yang tidak dikompres

0,5

10 Periksa suhu air. (370C) 0,2511 Celupkan waslap atau lap mandi yang

sudah basah dengan air hangat di bawah masing-masing aksila dan lipat paha.Bila menggunakan bak mandi rendam klien selama 20-30 menit

0,5

12 Dengan perlahan kompres bagian ekstremitas selama 5 menit. Periksa respon klien.Ekstremitas berlawanan ditutup dengan lap mandi dingin (air biasa)

0,5

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 59

13 Keringkan ekstremitas, ukur vital sign 0,514 Lanjutkan mengkompres ekstremitas lain ,

punggung dan bokong setiap 3 sampai 5 menit. Kaji ulang suhu dan nadi tiap 15 mnt

0,5

15 Ganti air dan lakukan kembali kompres pada aksila dan lipat paha sesuai kebutuhan

0,5

16 Bila suhu tubuh turun sedikit diatas normal (380C), hentikan prosedur (untuk mencegah perubahan suhu tubuh ke tingkat subnormal)

0,5

17 Keringkan ekstremitas dan bagian tubuh secara menyeluruh. Selimuti klien dengan selimut mandi

0,5

18 Lalu segera ganti selimut mandi dengan selimut, lepas perlak dan ganti linen tempat tidur bila basah

0,5

19 Bantu klien untuk mengenakan pakaiannya kembali

0,5

20 Ukur suhu tubuh klien setelah tepid sponge dan evaluasi respon klien

0,5

21 Ucap salam 0,25Fase Terminasi

22 Rapikan alat 0,2523 Cuci tangan 0,2524 Dokumentasikan : bahwa prosedur telah

dilakukan dan dihentikan, adanya perubahan TTV, dan ada/tidaknya menggigil

0,5

Total 10

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 60

Skenario

6th TopicPemberian Obat

Learning Objectif :Setelah Menyelesaikan praktikum ini, mahasiswa dapat :1. Mengelola pemberian obat secara benar2. Mendemonstrasikan pemberian obat

supositoria dengan benar3. Melakukan injeksi IM dengan benar4. Melakukan injeksi SC dengan benar5. Melakukan injeksi IC dengan benar

Ny. B, 40 thn, sudah 2 hr dirawat di ruang cempaka dengan anemia,

Ny. B mendapatkan terapi vitamin B 1x2mg/IM

Pertanyaan minimal :1. Jelaskan tanggung jawab perawat dalam

pengelolaan obat ?2. Jelaskan macam – macam rute pemberian

obat ?3. Jelaskan lokasi pemberian obat dari masing

– masing rute tersebut ?4. Jelaskan tahap – tahap pemberian obat yang

aman ?

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 61

Masalah Keperawatan :1. Nyeri akut2. Defisit pengetahuan3. Resiko infeksi

PEMBERIAN OBAT

Memberikan obat dengan aman dan akurat merupakan salah satu tanggung jawab perawat. Tanggung jawab perawat dalam pengobatan adalah :

1. Memahami aksi dan efek samping obat2. Memberikan obat dengan benar3. Memonitor respon klien4. Membantu klien menggunakan obat dengan benar

Cara penggunaan obatObat dapat digunakan melalui berbagai macam cara. Cara yang dipakai didasarkan pada bentuk obat, efek yang diinginkaan baik fisik maupun mental1. Oral

a. Oral Pemberian obat melalui mulut merupakan cara paling

mudah dan paling sering digunakan. Obat yang digunakan biasanya memiliki onset yang lama dan efek lebih lamaa. Sublingual

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 62

Obat yang diberikan melalui sublingual, dirancang agar segera diabsorbsi setelah diletakan dibawah lidah. Obat ini tidak boleh ditelan, karena jika ditelan efek yang diharapkan tidak dapat dicapai. Selain itu klien tidak diperkenankan minum sebelum obat menjadi larut. Obat yang biasa diberikan antara lain : Nitroglyserinb. Buccal

Obat yang solid diberikan pada mukosa pipi hingga obat terlarut. Bila obat diberikan beberapa kali, klien diminta untuk menggunakan sisi pipi secara bergantian, untuk mencegah terjadinya iritasi. Klien tidak boleh mengunyah atau menelan obat. Obat ini hanya bekerja pada mukosa atau jika telah tertelan akan bekerja secar sistemik

Meskipun pemberian obat melalui mulut lebih mudah, serta disukai oleh klien, akan tetapi ada beberapa klien tidak diperkenan melakukanya. Pemberian obat melalui oral tidak diperbolehkan pada klien yang memilikigangguan fungsi gastrointestinal,motilitas menurun (misalnya setelah anestesigeneral(, serta pasca operasi sistim gastrointestinal. Selain itu medikasi oral juga tidak diperkenankan pada klien dengan gastric suction.

Kerugian yang terdapat pada medikasi oral adalah klien yang tidak sadar sepenuhnya, tidak dapat menelan atau meletakan obat dibawah lidah. Medikasi oral dapat menimbulkan rasa tidak enak dan dapat merusak lintasan gastrointestinal,perubahan warna pada gigi.

1. ParenteralPemberian obat melalui parenteral merupakan pemberian obat melalui jaringan tubuh. Ada beberapa cara pemberian obat melalu parenteral :

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 63

a. Subcutan (SC), obat disuntikan melalu jaringan antara dermis dan kulit

a. Interadermal(ID), obat disuntikan melaui dermis, dibawah epidermis

b. Intramuskular (IM), Obat disuntikan ke jaringan otot.c. Intravena (IV), obat disuntikan melaui vena

Pemberian obat parentral, merupakan plihan jka pemberian obat melalu mulut merupakan kontraindikasi. Obat yang akan diberikan akan lebih cepat terabsorbsi dibandingkan dengan oral atau topikal.Beberapa kerugian ditimbulkan oleh pemberian obat melalui parenteral, antara lain : adanya resiko untuk terjadinya infeksi, obat lebih mahal, klien mengalami tusukan jarum. Selain itu adanya resiko terjadinya kerusakan jaringan dengan cara SC. Pemberian obat dengan IM atau IV lebih beresiko karena cepat terabsorbsi. Pada banyak klien, terutama anak-anak cara ini menimbulkan ketakutan.

2. TopicalPemberian Obat Kulit Topikal Tujuan pemberian obat topical:1. Mempertahankan hidrasi permukaan kulit2. Melindungi bagian atas kulit3. Mengurangi iritasi kulit local4. Membuat anestesi local5. Mengobati infeksi,abrasi atau iriatasi

Peralatan:1. Agens topical yang diresepkan (krim, losion, aerosol,

spray, bubuk/serbuk, koyo) perban steril

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 64

2. Baskom yang berisi air hangat,lap,handuk,dan sabun yang tidak mengeringkan

3. Kain perban, plastik penutup,atau plester 4. Hands scoon steril atau sekali pakai5. Catatan pemberian medikasi

Mencatat KU;hasil dari pemberian obat;Tanggal dan jam pemberian obat,nama obat yang diberikan dan nama perawat yang memberikan obat

LANGKAH1. Tinjau kembali kekuatan,waktu pemberian dan tempat

pengolesan obat Perhatikan kondisi kulit klien secara menyeluruh.Cuci area yang sakit, bang sema debris dan kulit yang mengering (gunakan sabun yang tidak mengeringkan) Memastikan bahwa obat akan diberikan secara aman dan akurat

2. Pengoles berujung kapas ata spatel lidah.Memberikan dasar untuk menentkan perubahan kondisi kulit dalam menjalani terapi.Kulit hars bersih untuk pengkajian yang benar Membuang debris untuk meningkatkan penetrasi obat topical terhadap kulit. Pembersihan dapat menghilangkan tempat hidup MO dalam debris.Pembersihan juga membuang sisa-sisa obat sebelumnyaehingga tidak akan terjadi over dosis.

3. Keringkan kulit atau pajanan keudara yang kering Kelembapan yang berlebihan dapat mengganggu pemerataan agens topical

4. Jika kulit sangat kering dan mengelupas, oleskan agens topical sewaktu kulit masih lembab mempertahankan kelembapan lapisa kulit

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 65

5. Letakkan agens topikal pada sarung tangan jika diindikasikan. Sarung tangan sekali pakai digunakan ketika mengoleskan agens pada lesi kulit

6. Oleskan agens topikal

Krim,Salep, dan losion berbahan mengandng minyak1. Letakkan 1- 2 sendok teh medikasi pada telapak tangan dan

lunakkan dengan menggosok secara cepat diantara dua tangan Melembutkan agens topical akan memdahkan mengoleskannya pada kulit

Medikasi lainnya sedikit dan halus ,oleskan secara merata dipermukaan kulit dengan menggnakan usapan yang panjang dan merata dengan mengikuti pertumbuhan rambut Memastikan penyenbaran medikasi yang merata. Mencegah iritasi pada folikel rambut

Jelaskan pada klien bahwa kulit akan berminyak setelah diolesi agens topikalSalep sering mengandng minyak

Spray Aerosol Baca label sesuai jarak yang dianjurkan untuk pemakaian

yang efektifMencampur isi dengan propelan ntk memastikan penyebaran spray yang baik dan merata

Jika dada atas atau leher terkena spray ,beritahu klien untuk memalingkan wajah menjauhi spray.Pegang handuk didepan wajah klien untuk saat penyemprotan obatJarak yang tepat menjamin spray mengenai permukaan kulit .Memeganggang botol terlal kuat mengakibatkan

Semprotkan medikasi secara merata disekitar daerah yang terkena( pada beberapa kasus spray diberi waktu untuk beberapa detik tertentu)

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 66

Losion mengandung suspensi Kocok botol secara tepat Oleskan sedikit losion pada kain perban atau alas dan

gunakan pada kulit dengan mengusapkan nya secara merata mengikuti arah pertumbhan rambut kulit

Jelaskan pada klien bahwa area yang diolesi losion terasa dingi dan kering

Pastikan bahwa seluruh permukaan kulit mengering Tebarkan bagian lipatan kulit seperti diantara jari kaki ata

dibawah lengan Taburi area kulit secara lembut dengan menggunakan

dispenser sehingga area kulit tertutup dengan lapisan serbuk yang lembut dan tipis

8. Tutup area kulit dengan membalutnya jika diianjurkan dokter.

Pemberian obat melalui anus /rektalPengertian:Memberikan obat-obat tertentu melaui anus tau rektumDengan cara: mengoleskan obat dan memasukkan obat suppositoriaTjuan mengoleskan obat:sebagai pengobatan atau mengurangi rasa sakitDilakukan pada pasien: dengan hemoroid, luka/ fisura pada anusMemasukkan Suppositoria RektalTujuan:

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 67

Pengobatan,mengurangi rasa sakit, otot pernafasan menjadi kendor, feses menjadi lunak dan bang air besar menjadi terangsang.Dilakukan pada pasien:Penyakit hemoroid misalnya obat ultraprokt,anusolPenyakit asma bronkhial, misalnya obat aminopilin, konstipasi misalnya profenit

Aminopilin supositoria bekerja secara sistemik ntuk mendilatasi bronkhial respiratori dulkolak untuk meningkatkan defekasi yang bekerja secara lokal. Perawat harus memperhatikan terutama pada penempatan supositoria dengan benar pada dinding mukosa rektal ,melewati spinter anal interna sehingga supositoria tidak akan dikeluarkan Klien yang mengalami pembedahan ata perdarahan rektal tidak boleh diberikan supositoria.

Peralatan:1. Supositoria rektal . (suppositoria harus disimpan dalam

lemari es agar tidak meleleh2. Jeli pelumas (larut air)3. Sarung tangan sekali pakai4. Tisu5. Duk6. Catatan pemberian obat

Langkah:1. Tinjau ulang nama obat,dosis dan rute pemberian

Meyakinkan bahwa obat akan diberikan secara aman dan akurat

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 68

2. Minta klien untuk melakukan posisi sim (sims) dengan kaki atas fleksi ke depan Memajankan anus dan membant klien merilekskan spinter anal eksternal

3. Pertahankan klien tertutup duk dengan hanya area anal yang terpajan Penutupan klien mempertahankan privasi dan memudahkan relaksasi

4. Periksa kondisi anus eksternal dan palpasi dinding rektal .Lepaskan sarung tangan dengan menariknya kedalam dan menempatkannya dalam wadah yang tepat Menetapkan adanya perdarahan rektal aktif

5. Kenakan sepasang sarung tangan baru Mengurangi penularan infeksi

6. Lepaskan supositoria dari wadahnya dan beri pelumas pada sekitar jung dengan jeli . Beri pelumas sarng tangan pada jari telunjuk tangan dominan anda Pelumasan mengurangi friksi saat supositoria masuk kerektum

7. Minta klien untuk merilekskan spinter anal Mendorong supositoria melalui spinngter yang konstriksi menyebabkan nyeri

8. Regangkan bokong klien dengan tangan nondominan anda. Dengan jari telunjuk yang tersarungi ,masukkan supositoria dengan perlahan melalui anus ,melalui spinter anal internal dan mengenai dinding rektal : masukkan seluruh jari pada orang dewasa, kira-kira 5 cm pada anak –anak dan bayi.Supositoria harus ditempatkan mengenai mukaosa rektal untuk absorpsi dan kerja terapeutik.

9. Tarik jari anda dan bersihkan area anal klien . Memberikan klien rasa nyaman

10. Instruksikan klien ntk tetap berbaring telentang ata miring selama 5 menit Mencegah keluarnya supositoria

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 69

11. Bila supositoria mengandung laksatif atau pelunak feses ,tempatkan lampu pemanggil dalam jangjauan klien sehingga ia dapat mencari bantuan untuk mengambil pispot ata kamar mandi Mampu untk memanggil bantuan memberikan klien rasa kontrol terhadap eliminasi

12. Buang sarung tangan membalik bagian dalam keluar dan buang dalam wadah yang tepat Membuang sarng tangan dengan cara ini mengurangi pemindahan mikroorganisme

Kewaspadaan perawat Mungkin perlu merapatkan bokong klien sebentar untuk menahan dorongan defekasi

Respon klien yang membuthkan tindakan dengan segera1. reaksi alergi :

tetap tenang dan tenangkan klien.cari bantuan tetapi tetap bersama klien .mulai pemberian oksigen bila klien merasa sesak nafas.ukur tanda vital sesuai kebutuhan ikuti kebijakan lembaga mengenai reaksi alergi

2. respons vagal refleks (melambatnya frekuensi jantung) sebagai akibat stimulasi rektal berlebihan:tetap tenang dan tenangkan klien .tetap bersama klien ,cari bantuan dan berikan pelumas tambahan.

3. klien melaporkan rasa terbakar atau nyeri pada insersi:berikan pelumas tambahan

4. klien menolak obat:Identifikasi alasan klien menolak obat,bila obat disembunyikan dokumentasikan penolakan.Bila obat penting dokumentasikan penolakan dan beritahu dokter.

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 70

10 TAHAP PEMBERIAN OBAT DENGAN AMAN (10 BENAR OBAT)

1. mengetahui pasien2. mengetahui obat3. komunikasi dengan jelas4. hati-hati dengan obat yang memiliki nama mirip atau

bentuk mirip5. ketat dan lakukan standarisasi thd penyimpanan,

persediaan dan distribusi obat6. periksa alat-alat yang digunakan7. jangan menyabotase diri sendiri8. lakukan pendidikan thd petugas9. dorog klien untuk menjadi bagian dari pengamanan obat10. tentukan target pada proses, bukan pada pelaku

REFERENSI

1. Pery, Anne Griffin, Potter, patricia A.,(1999). Fundamental Keperawatan Konsep proses dan praktek.EGC: Jakarta

2. Pery, Anne Griffin, Potter, patricia A., Yasmin, Asih (editor). (1999). Buku Saku Ketrampilan Dan Prosedur Dasar. EGC: jakarta

3. Taylor, C., Lilis, C., and LeMone, P., ( 1998 ). Fundamental of Nursing : the art and science of nursing care ‘Lippincott.

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 71

PENILAIAN PEMBERIAN OBAT

NO

ASPEK YANG DINILAI BOBOT

Fase Orientasi1 Mengucapkan salam 0,252 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan 0,53 Menjelaskan langkah prosedur 0,54 Melakukan kontrak waktu dan menanyakan

persetujuan klien0,5

5 Menjaga privasi klien 0,25Fase Kerja

6 Mencuci tangan 0,257 Memakai sarung tangan 0,58 Mengatur posisi klien 0,259 Memasang pengalas 0,2510 Mendekatkan alat 0,25 11 A. Injeksi Intramuskuler (IM)

Menentukan area penyuntikan 0,25Melakukan desinfeksi pada area yang ditentukan

0,25

Melepaskan tutup jarum dengan menggunakan teknik satu tangan

0,25

Masukkan jarum kedalam muskulo dengan sudut 900 dengan tangan yang tidak dominan meregangkan atau mencubit sekitar area penyuntikan (disebutkan)*

1

Mengaspirasi dan mengobservasi jika ada darah yang masuk ke dalam spuit*

1

Memasukkan obat pelan-pelan 0,25Mencabut jarum sambil menekan tempat tusukan dengan kapas alkohol. Massage bagian tsb

0,25

Mengobservasi adanya perdarahan 0,25

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 72

superfisialMenutup jarum dengan teknik satu tangan 0,25Mengambil perlak dan pengalas 0,25Melepas sarung tangan 0,25Mengembalikan klien pada posisi yang nyaman

0,25

Merapikan pasien 0,25B. Injeksi Intracutan (IC)

Menentukan area penyuntikan 0,25Melakukan desinfeksi pada area yang ditentukan

0,5

Melepaskan tutup jarum dengan menggunakan teknik satu tangan

0,25

Memasukkan jarum dengan sudut 150, dengan tangan yang tidak dominan meregangkan area sekitar penyuntikan*

1

Memasukkan obat pelan-pelan sampai tampak bulatan menonjol

1

Menarik jarum dan jangan melakukan masage. Tandai bulatan yang menonjol dengan pena

0,5

Menutup jarum dengan teknik satu tangan 0,25Mengambil perlak dan pengalas 0,25Melepas sarung tangan 0,25Mengembalikan klien pada posisi yang nyaman

0,25

Merapikan pasien 0,25C. Injeksi Subkutan (SC)

Menentukan area penyuntikan 0,25Melakukan desinfeksi pada area yang ditentukan

0,5

Melepaskan tutup jarum dengan menggunakan teknik satu tangan

0,25

Memasukkan jarum dengan sudut 450, 1

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 73

dengan tangan yang tidak dominan meregangkan area sekitar penyuntikanMemasukkan obat pelan-pelan 1Mencabut jarum sambil menekan tempat tusukan. Massage bagian tsb kecuali kontraindikasi

0,5

Menutup jarum dengan teknik satu tangan 0,5Melepas sarung tangan 0,25Mengembalikan klien pada posisi yang nyaman

0,25

Merapikan pasien 0,25D. Supositoria

Membantu klien pada posisi Sim, jaga agar hanya pada bagian anus saja yang terbuka

0,5

Keluarkan supositoria dari bungkusnya, lumasi ujung supositoria dan tangan yang dominan dengan dengan jely atau pelumas larut air

0,5

Minta klien tarik nafas dalam dengan perlahan melalui mulut agar spingter anus relaksasi*

1,25

Retraksi bokong dengan tangan tidak dominan. Masukka supositoria dengan perlahan melalui anus melalui sfingter internal dan kearah dinding rektum, 10 cm pada dewasa 5 cm pada anak dan bayi*.

1,5

menganjurkan klien untuk menahan ±15 menit agar obat tidak keluar sehingga bereaksi optimal

0,75

melepas sarung tangan 0,25Fase Terminasi

12 Mengevaluasi respon klien 0,513 Membereskan alat 0,2514 Mencuci tangan 0,25

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 74

15 Mengucap salam 0,2516 Mendokumentasikan tindakan yang telah

dilakukan0,5

Total 10

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 75

STIKES YAHYA BIMA

S1 Keperawatan STIKES Yahya Bima Page 76

Recommended