View
41
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
STRUKTUR ANATOMI PROPAGUL Rhizophora apiculata Blume YANG TERDAPAT
DI TELUK BUO KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG
Oleh: Gusri yessa, Irma Leilaniˡ, Lince Meriko².
Mahasiswa program studi pendidikan biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
ˡ Staf pengajar jurusan biologi FMIPA UNP ²Staf pengajar prodi pendidikan biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACK
Rhizophora apiculata is one of the true mogrove plants growing on the muddy ground by the process of natural regeneration through propagules. Propagule is a fruit that has undergone magrove germination. In connection with it has been done in research on the anatomical structure of propagules Rhizophora apiculata contained in sub Bungus bay Buo Kabung Padang Bay in June 2012. Purpose of this study was to determine the anatomical structure of Rhizophora apiculata propagules contained in the Gulf Buo District Bungus Kabung Gulf city of Padang. The research was done by using descriptive method of fertilization semi permanent preparations. According to the results of research on the complexity of the grown tissue to get the differences in anatomical structures in mature to mature propagules. In cross section the anatomical structure of propagules apibculata ranging in size from 0.2 cm-28 cm composed of epidermal tissue that seal the cuticle, chlorenchime, sclereid, cortex, and stele composed of endodermis, perisikel, vascular bundles, pith parenchyma, would leaf and lateral roots. At the in mature propagules not would have been formed leaves and lateral roots but the mature propagules ripe propagules been formed leaves and lateral roots has been done. In anatomy structure Rhizophora apiculata also found idioblas cells containing crystals and starch.
Keywords: Rhizophora apiculata, mangrove, anatomical propagules.
PENDAHULUAN
Hutan mangrove atau mangal
adalah komunitas tumbuhan pantai tropis
dan sub-tropis yang didominasi oleh pohon
dan semak tumbuhan bunga
(Angiospermae) terestrial yang dapat
menginvasi dan tumbuh di lingkungan air
laut. Hutan (Setiawan dkk, 2002).
Rhizophora apiculata tumbuh pada
tanah yang berlumpur, halus, dan
tergenang pada saat pasang normal.
Rhizophora apiculata merupakan salah
satu jenis tumbuhan yang paling
mendominasi pada satu daerah tertentu
atau homogeny, memiliki struktur pohon
yang dapat mencapai ketinggian 30 m,
dengan diameter mencapai 50 cm
(Setiawan dkk, 2008). Buah Rhizophora
apiculata tidak memiliki masa dormansi
dan biasanya berkecambah sejak masih
berada di atas pohon dan sensitive
terhadap pengeringan dan memiliki
viabilitas yang sangat pendek yang
dinamakan propagul (Utomo, 2006 ).
Hasanah dkk (2010), telah
melakukan penelitian mengenai struktur
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
morfologi dan anatomi daun pada
beberapa spesies famili Rhizophoraceae.
Di dapatkan hasil bahwa secara morfologi,
kedua daun ini mempunyai bentuk, ujung
dan pangkal daun yang berbeda.
Perbedaan secara anatomi dapat terlihat
pada sel-sel penyusun dan jumlah sistem
dermal sisi adaksial dan abaksial,
keberadaan aerenkim yang menentukan
letak palisade pada daun, keanekaragaman
sklereid tiap daun dan keberadaan black
spot pada sisi abaksial daun. Penelitian
mengenai model arsitektur akar lateral dan
akar tunjang Rhizophora apiculata juga
telah dilakukan oleh Dahlan,dkk (2009)
dan di dapatkan hasil bahwa akar primer
tumbuh secara monopodial pada fase
seedling sedangkan akar tunjang terbentuk
secara umum memiliki pola pertumbuhan
yang kontinyu dan tidak terjadi fase
istirahat dalam pertumbuhannya.
Meskipun telah di lakukan
penelitian mengenai model arsitektur akar
dan anatomi daun beberapa jenis
mangrove, tetapi belum di temukan
laporan penelitian mengenai struktur
anatomi propagul mangrove jenis
Rhizophora apiculata. Berdasarkan hal di
atas telah dilakukan penelitian tentang
Struktur anatomi propagul Rhizophora
apiculata blume yang terdapat di Teluk
Buo Kecamatan Bungus Teluk Kabung
Kota Padang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
untuk mengetahui struktur anatomi
propagul Rhizophora apiculata di daerah
Teluk Buo Kecamatan Bungus Teluk
Kabung Kota Padang.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini telah dilaksanakan
pada bulan Juni 2012 bertempat di
Laboratorium Botani Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)
PGRI Sumatera Barat. Pengambilan
sampel propagul Rhizophora apiculata
dilakukan di Teluk Buo Kecamatan
Bungus Teluk Kabung Kota Padang.
Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode deskriptif dengan
pembuatan preparat semi permanen.
Alat-alat yang digunakan adalah
pisau silet, cutter, kaca objek, kaca
penutup, pipet tetes, mikroskop elektrik,
alat-alat tulis, dan camera digital Canon
Power shot A480. Bahan yang digunakan
adalah propagul Rhizopora apiculata dari
yang muda sampai yang matang, cuttex
bening, kertas tissue, gabus, dan kertas
label. Prosedur Penelitian yaitu:
1. Di lapangan yaitu Propagul di ambil
dari Rhizophora apiculata dengan ukuran
propagul dari yang muda sampai yang
sudah matang.
2. Di laboratorium yaitu Persiapan,
penyayatan, pengeringan, pengamatan.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kecambah Rhizophora apiculata
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan terhadap propagul Rhizophora
apiculata dengan berbagai ukuran
didapatkan hasil bahwa kecambah
propagul dengan ukuran 0,2 cm tersusun
atas jaringan epidermis yang dilapisi oleh
kutikula, klorenkim, sklereid, korteks, dan
stele yang terdiri dari endodermis,
perisikel, ikatan pembuluh dan perenkim
empulur seperti yang terlihat pada Gambar
1 A.
Perbesaran4x10 Perbesaran10x10 Gambar 1. Sayatan melintang kecambah Rhizophora apiculata dengan ukuran 0,2 cm. A. Sayatan melintang kecambah keseluruhan, Ep: epidermis, Kl: klorenkim, S: sklereid, K: korteks, dan Stele. B. Sayatan melintang pada bagian korteks, Si:sel idioblas, P: pati.
Propagul dengan ukuran 0,2 cm
mengandung pati dan sel idioblas yang
masih sedikit (Gambar 4B).
Pada preparat sayatan dengan
ukuran 1 cm tersusun atas jaringan
epidermis yang dilapisi oleh kutikula,
klorenkim, sklereid, korteks, dan stele
yang terdiri dari endodermis, perisikel,
ikatan pembuluh dan perenkim empulur
seperti yang terlihat pada Gambar 2A.
Perbesaran10x10 Perbesaran 40x10 Gambar 2. Sayatan melintang kecambah Rhizophora apiculata dengan ukuran 1 cm. A. Sayatan melintang kecambah keseluruhan, Ep: epidermis, Kl: klorenkim, S:sklereid, K:korteks, dan Stele. B. Sayatan melintang pada bagian korteks, Si:Sel idioblas, dan Pati.
Struktur anatomi propagul ukuran
0,2 cm dengan ukuran 1 cm hampir sama.
Tapi pada propagul dengan ukuran 1 cm
sklereid sudah mulai sedikit terlihat jelas,
pati dan sel idioblas sudah banyak
terbentuk (Gambar 5B).
Pada preparat sayatan dengan
ukuran 6 cm tersusun atas jaringan
jaringan epidermis yang dilapisi oleh
kutikula, klorenkim, sklereid, korteks, dan
stele yang terdiri dari endodermis,
perisikel, ikatan pembuluh dan perenkim
empulur seperti yang terlihat pada Gambar
3.
Perbesaran 10x10 Perbesaran 10x10 Gambar 3. Sayatan melintang kecambah Rhizophora apiculata dengan ukuran 6 cm. A Sayatan melintang kecambah Rhizophora apiculata. Ep: epidermis, Kl: klorenkim, S:sklereid, K:korteks. B. Sayatan melintang pada bagian korteks, Si: sel idioblas, P: pati, dan stele.
Pada sayatan kecambah dengan
ukuran 6 cm jaringan klorenkim sudah
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
terlihat dengan jelas dan sklereid sudah
tersusun melingkar.
Pada preparat sayatan dengan
ukuran 12 cm tersusun atas jaringan
epidermis yang dilapisi oleh kutikula,
klorenkim, sklereid, korteks, dan Stele
seperti yang terlihat pada Gambar 4.
Perbesaran 4x10 Perbesaran 10x10 Gambar 4. Sayatan melintang Rhizophora apiculata dengan ukuran 12 cm. A. Sayatan melintang kecambah Rhizophora apiculata. Ep: epidermis, Kl: klorenkim, S:sklereid, K:korteks, dan Stele. B. Sayatan melintang pada bagian korteks, Kp: kristal prisma, dan P: pati.
Pada sayatan kecambah dengan
ukuran 12 cm terlihat sklereid semakin
banyak dengan posisi melingkar dan rapat,
pada bagian korteks terdapatnya kristal
prisma dan pati.
Pada preparat sayatan dengan
ukuran 18 cm tersusun atas jaringan
epidermis yang dilapisi oleh kutikula,
klorenkim, sklereid, korteks, dan stele
yang terdiri dari endodermis, perisikel
ikatan pembuluh dan perenkim empulur
seperti yang terlihat pada yang terlihat
seperti yang terlihat pada Gambar 5.
Perbesaran 4x10 Perbesaran 10x10 Gambar 5. Sayatan melintang Rhizophora apiculata dengan ukuran 18 cm. A Sayatan melintang kecambah propagul Rhizophora
apiculata. Ep: epidermis, klorenkim, sklereid, korteks, dan stele, B. Sayatan melintang pada bagian korteks Kp: kristal prisma, dan P: Pati.
Pada sayatan kecambah dengan
ukuran dengan ukuran 18 cm sklereid
tersusun atas 2 lapisan dengan posisi
melingkar dan rapat. Pada bagian korteks
terlihat adanya kristal prisma yang terdapat
didalam sel idioblas.
Pada preparat sayatan dengan
ukuran 22 cm tersusun atas jaringan
epidermis yang dilapisi oleh kutikula,
klorenkim, sklereid, korteks, dan stele,
seperti yang terlihat pada Gambar 6.
Perbesaran 4x10 Perbesaran 10x10
Perbesaran 40x10 Gambar 6. Sayatan melintang kecambah Rhizophora apiculata dengan ukuran 22 cm. A Sayatan melintang kecambah propagul Rhizophora apiculata. Ep: epidermis, Kl: klorenkim, S: sklereid, K: korteks, dan stele. B, Sayatan bagian stele.C,sayatan melintang memperlihatkan bentuk akar lateral.
Pada sayatan kecambah dengan
ukuran 22 cm terlihat dengan jelas ikatan
pembuluh, dan parenkim empulur
(Gambar 9B), dan perisikel sudah
membentuk akar lateral (Gambar 9C).
Pada preparat sayatan dengan
ukuran 26 cm tersusun atas jaringan
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
epidermis atas, mesofil, dan epidermis
bawah seperti yang terlihat pada Gambar
7.
Perbesaran 4x10 Perbesaran 10x10 Gambar 7. Sayatan melintang kecambah Rhizophora apiculata dengan ukuran 26 cm. A,B Sayatan melintang kecambah propagul Rhizophora apiculata. Ep: epidermis atas, M: mesofil, Eb: epidermis bawah.
Anatomi kecambah yang berukuran
26 cm di ambil pada sayatan bakal daun,
terlihat dengan jelas adanya epidermis
atas, mesofil, dan epidermis bawah
(Gambar 10B).
Pada preparat sayatan dengan
ukuran 28 cm tersusun atas epidermis yang
dilapisi oleh kutikula, klorenkim, sklereid,
korteks, dan stele, seperti yang terlihat
pada Gambar 8.
Perbesaran 10x10 Perbesaran 10x10 Gambar 8. Sayatan melintang kecambah Rhizophora apiculata dengan ukuran 28 cm. A. Sayatan melintang keseluruhan kecambah Rhizophora apiculata. Ep: epidermis, Kl: klorenkim, S: sklereid, K: korteks. B. Sayatan melintang pada bagian korteks, Si: sel idioblas, P: pati dan stele.
Pada sayatan kecambah dengan ukuran
22 cm sklereid semakin berkembang yang
tersusun atas 3 lapis dengan posisi yang
semakin rapat dan melingkar.
B. Buah Rhizophora apiculata
Buah Rhizophora apiculata 0,2 cm
tersusun atas jaringan epidermis yang
dilapisi oleh kutikula, klorenkim, sklereid,
korteks, dan stele yang terdiri dari
endodermis, perisikel ikatan pembuluh dan
parenkim empulur seperti yang terlihat
pada Gambar 9.
Perbesaran 10x10 Gambar 9. Sayatan melintang buah Rhizophora apiculata dengan ukuran 0,2 cm. Ep: epidermis, Kl: klorenkim, S: sklereid, K: korteks, dan stele.
Stuktur anatomi buah Rhizophora
apiculata ukuran 0,2 cm, 1cm, dan 6 cm
hampir sama tapi pada ukuran 0,2 cm
belum terbentuk sklereid, pada ukuran 1
cm sudah mulai terbentuknya sklereid tapi
belum terlihat begitu jelas, dan pada
ukuran 6 cm sklereid sudah mulai jelas.
Buah dengan ukuran 12 cm
tersusun atas jaringan epidermis yang
dilapisi oleh kutikula, klorenkim, sklereid,
korteks, stele dan pati seperti yang terlihat
pada Gambar 10
Perbesaran 10x10 Perbesaran 40x10 Gambar 10. Sayatan melintang buah Rhizophora apiculata dengan ukuran 12 cm. A. Sayatan melintang keseluruhan Ep: epidermis, C: korteks. B. Sayatan melintang pada bagian korteks. Kp: kristal prisma, dan P: pati.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Stuktur anatomi buah Rhizophora
apiculata ukuran 1 cm terlihat jelas bagian
epidermis dan pada bagian korteks adanya
pati.
Buah dengan ukuran 18 cm
tersusun atas jaringan epidermis yang
dilapisi oleh kutikula, klorenkim, sklereid,
ikatan pembuluh, korteks, dan bakal daun
seperti yang terlihat pada Gambar 11.
Perbesaran 10x10
Gambar 11. Sayatan melintang buah Rhizophora apiculata dengan ukuran 18 cm. Ep: epidermis, klorenkim, sklereid, Ip: ikatan pembuluh, K: korteks, stele. dan Bd: bakal daun.
Pada propagul ukuran 18 cm sudah
munculnya bakal daun.
Buah dengan ukuran 22 cm
tersusun atas jaringan epidermis yang
dilapisi oleh kutikula, klorenkim, sklereid,
korteks, ikatan pembuluh seperti yang
terlihat pada Gambar 12.
Perbesaran 10x10 Perbesaran 40x10 Gambar 12. Sayatan melintang buah Rhizophora apiculata dengan ukuran 22 cm.A.Sayatan melintang secara keseluruhan. Ep:epidermis,Kl:klorenkim, S:sklereid,K:korteks,Stele,danBd:bakaldaun.B.Sayatan pada bagian korteks, Kp:kristal prisma, Si: sel idioblas, P: pati.
Buah Rhizophora apiculata ukuran
22 cm sama dengan ukuran 18 cm sudah
mulai munculnya bakal daun dan
jaringan-jaringan yang lainya.
KESIMPULAN
Struktur anatomi propagul
Rhizophora apiculata dari ukuran yang
kecil sampai yang sudah matang (0,2cm-
28cm) tersusun atas jaringan jaringan
epidermis yang dilapisi oleh kutikula,
klorenkim, sklereid, korteks, dan stele
yang terdiri dari endodermis, perisikel,
ikatan pembuluh, parenkim empulur, bakal
daun dan akar leteral. Kematangan
propagul tidak bisa di lihat berdasarkan
ukuran tapi di lihat berdasarkan tingkat
perkembangan jaringan.
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, Z. Sarno. Barokah, A. 2009. Model arsitektur akar lateral dan akar tunjang bakau ( Rhizopora apiculata blume). Volume 12 nomer 2 (D) 12209. Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan, Indonesia.
Hasanah, U. Santoso, L. Budiono, J, D.
2010. Struktur morfologi dan anatomi daun pada beberapa spesies famili Rhizophoraceae. JurusanBiologi FMIPA,Universitas Negeri Surabaya.
Setiawan, D. A, Ari S.W dan Sutarno.
2002. Biodiversitas Genetik, Spesies, dan Ekosistem Mangrove di Jawa. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Setiawan, D. A, Ari S.W dan Sutarno.
2002. Biodiversitas Genetik, Spesies, dan Ekosistem Mangrove di Jawa. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Utomo, B. 2006. Ekologi benih. Fakultas Pertanian, Sumatera Utara
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Recommended