View
293
Download
14
Category
Preview:
Citation preview
i
JURNAL PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA KESEHATAN
Volume 4 no 1, Januari-Juni 2014
ISSN: 2088-0324
DAFTAR ISI
PENGARUH MENONTON PERTANDINGAN SEPAK BOLA DI
TELEVISI TERHADAP PRESTASI SEPAK BOLA SISWA
PUTRA KELAS VIII MTs SILA BOLOTAHUN PELAJARAN
2012/2013
FURKAN. M.Or & RAMLI
PENGARUH LATIHAN KELINCAHAN TERHADAP
KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM
PERMAINAN SEPAK BOLA
ARIF BUDIMAN DAN SAMSUDIN
STUDI PERBANDINGAN PASSING BOLA ANTARA KAKI
BAGIAN DALAM DENGAN KAKI BAGIAN LUAR PADA KLUB
SEPAK BOLA SMA NEGERI 2 DOMPU KABUPATEN DOMPU
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
DRS. M.SAUD YASIN & MAGFIRATUL MUQARRAMAH
HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP
JAUHNYA LEMPARAN KE DALAM PADA PERMAIANAN
SEPAK BOLA SISWA PUTRA KELAS X SMA NEGERI 2
DOMPU SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2014/2015
HAERLY BURHAN, S.PD & MAHDIN
STUDI KOMPARATIF KETETAPAN SERVICE DALAM
PERMAINAN BOLA VOLI ANTARA TEKNIK SERVICE
TANPA MELOMPAT DENGAN TEKNIK SERVICE
MELOMPAT PADA SISWA KELAS VIII PUTRA SMP NEGERI
4WERA KABUPATEN BIMA TAHUN PELAJARAN
2014/2015
ABDUL AZIS
PENGARUH LATIHAN MENGGIRING BOLA DENGAN
LENGAN KANAN KIRI BERGANTIAN TERHADAP
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA
BASKET PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 WAWO
KABUPATEN BIMA TAHUN PELAJARAN 2011/2012
ISMAIL
HUBUNGAN ANTARA KELENTUKAN TUBUH DENGAN
ii
KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN
SEPAK BOLA SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN 2 WOHA
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
SYARIFUDDIN, S.PD.& HERMANSYAH
PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP TINGGI
LOMPATAN PADA KEMAMPUAN MEMASUKKAN BOLA DALAM
PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA KELAS XI
SMK NEGERI 6 BIMA TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SUHERMAN, S.PD. & IRFANHUSEN
KORELASI ANTARA FLEKSIBILITAS TUBUH TERHADAP
KEMAMPUAN TEKNIK SERVICE YANG TEPAT PADA
PERMAINAN SEPAK TAKRAW SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN
7 DONGGO SATAP KABUPATEN BIMA TAHUN PELAJARAN
2012/2013
AGUSTINUS & SUHERMAN, S.PD
PENGARUH LATIHAN SQUAT JUMPTERHADAP TINGGI
LOMPATAN SMASHDALAM PERMAINAN BOLA VOLLY
PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 14 KOTA
BIMA TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Drs. JASMAN M. TAHIR & AMIRUDDIN
3
PENGARUH MENONTON PERTANDINGAN SEPAK BOLA DI TELEVISI
TERHADAP PRESTASI SEPAK BOLA SISWA PUTRA
KELAS VIII MTs SILA BOLO
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
FURKAN & RAMLI
Dosen STKIP TS Bima
ABSTRAK
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh menonton
pertandingan sepak bola di televisi terhadap prestasi sepak bola siswa putra kelas viii MTS
Sila bolo tahun pelajaran 2012/2013
penelitian ini menggunakan teknik populasi sampel yaitu mengambil secara keseluruhan
jumlah populasi yang ada untuk dijadikan sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan
dua variabel, maka untuk menganalisis dengan regresi linier sederhana
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa menonton pertandingan sepakbola di televisi berpengaruh terhadap prestasi
sepakbola siswa, hal tersebut dapat dibuktikan dalam persamaan regresi sebagai berikut: Y
= 0,633 + 32,034X. Persamaan tersebut menunjukan bahwa prestasi sepakbola siswa
dipengaruhi oleh menonton pertandingan sepakbola di televisi. Hasil pengujian hipotesis
dengan uji t memperoleh nilai thitung 1,889 > ttabel 1,706 maka H0 ditolak dan Ha
diterima. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari menonton pertandingan sepakbola
di televisi terhadap prestasi sepakbola siswa. Bahwa semakin tinggi menonton
pertandingan sepakbola di televisi maka akan semakin tinggi prestasi sepakbola siswa.
Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa “Ada pengaruh menonton
pertandingan sepakbola di televisi terhadap prestasi sepakbola siswa putra kelas VIII MTs
Sila Bolo Tahun Pelajaran 2012/2013” dapat diterima.
Kata kunci: menonton pertandingan sepak bola di televisi, prestasi
A. PENDAHULUAN
Media televisi sebagai proses
penyampaian berita, hiburan, melalui
sarana teknis untuk kepentingan umum
dan kelompok, dimana peneliti dapat
menjawab dan merespon tayangan
televisi dan menjawab secara langsung
apa yang mereka lihat dapat langsung
diutarakan. Ungkapan media massa
mengandung komunikasi umum dan tetap
memungkinkan umpan balik yang selalu
terbatas. Bagaimanapun juga umpan balik
semacam ini tetap akan mengena pada
penonton dan akan menimbulkan suatu
respon.
Dengan semakin berkembang
pesatnya industri tersebut, akibatnya
orang semakin sibuk bekerja sehingga
orang cenderung beristirahat di rumah,
karena itu mereka membutuhkan hiburan,
sarana hiburan yang memadai dan televisi
menjadi sarananya. Salah satunya media
hiburan tayangan sepakbola Liga Super
Indonesia di televisi menjadi salah satu
hiburan yang paling disukai. Hal itu
disebabkan oleh karena televisi sebagai
media massa sangat dirasakan
manfaatnya, karena dalam waktu yang
relatif singkat dapat menjangkau wilayah
dan jumlah penonton yang tidak terbatas.
Bahkan peristiwa yang terjadi saat ini
dapat segera dilihat sepenuhnya oleh
penonton di belahan bumi yang lain. Oleh
karena itu banyak orang menyebutkan
bahwa abad ini sebagai abad teknologi.
Dalam era pembangunan
sekarang ini semakin dirasakan
pentingnya informasi yang disampaikan
4
oleh media televisi sebagai salah satu
media hiburan. Karena itulah acara-acara
siaran televisi selalu diupayakan agar
menjadi suguhan yang menarik dan
menyegarkan sehingga bukan saja
menjadikan penonton betah duduk di
depan pesawat televisi, tetapi juga yang
paling penting adalah tontonan yang
disaksikan dapat menjadi tuntunan.
Keunikan televisi terletak pada
kombinasi dari unsur suara dan gambar
bergerak, dengan televisi masyarakat
banyak disuguhkan berbagai macam jenis
hiburan, baik itu acara lagu-lagu, berita,
infotainment, sinetron, film, olahraga dan
program acara yang lain. Televisi
menggunakan efek-efek khusus yang
mendukung suara dan gambar sehingga
membuat penonton dapat menikmati
setiap acara yang digemarinya.
Salah satu program acara televisi
adalah sepak bola. Banyak sekali liga-
liga di dunia yang ditayangkan di televisi,
Liga Italia, Liga Spanyol, Liga Inggris,
Liga Belanda dan juga Liga Indonesia
yang masing-masing disiarkan oleh
stasiun televisi swasta yang mengudara di
Indonesia. Dari program acara tersebut
diharapkan mampu membawa hiburan ke
pemirsa televisi atau bahkan juga mampu
menumbuhkan minat untuk lebih giat
berlatih terhadap sepak bola. Dengan
demikian diharapkan akan mampu
berprestasi dalam olahraga sepak bola,
karena menjadi seorang pemain sepak
bola sekarang ini sudah mampu
digunakan untuk menjadi pegangan
hidup.
MTs Sila Bolo merupakan salah
satu sekolah yang memiliki club sepak
bola, dimana sekolah ini mengasuh anak-
anak sekolah untuk berlatih sepak bola
serta mengembangkan bakat dan minat
dari siswa tersebut. Sekolah ini juga
mempunyai banyak prestasi baik di
tingkat kecamatan maupun tingkat
daerah, untuk itu tidak salah jika sekolah
ini punya beberapa siswa berbakat di
bidang sepak bola.
Di sekolah ini terdapat pelatih
sekaligus guru olahraga yang
berpengalaman, dengan pelatih yang
berpengalaman ini diharapkan dapat
membantu para siswa untuk dapat
bermain bola dengan benar. Peranan
pelatih di sini cukup besar karena selain
sebagai guru, pelatih dituntut untuk dapat
memberikan motivasi kepada para siswa
untuk tetap termotivasi dalam berlatih
sepak bola dalam rangka meningkatkan
prestasi sepakbola. Cara yang diberikan
pelatih untuk dapat meningkatkan
prestasi sepak bola siswanya adalah
dengan cara mencontohkan beberapa
pengalaman yang pernah dialami pelatih
sendiri, selain itu pelatih juga menyuruh
siswanya untuk menonton Indonesia
Super Liga(ISL) maupun tayangan
langsung sepak bola lainnya di televisi.
Dengan harapan setelah menonton acara
siaran langsung dengan melihat di televisi
terlebih lagi jika yang disiarkan adalah
tim kesayangan dari siswa tersebut
ataupun bintang kesayangan dari siswa
tersebut diharapkan tontonan langsung
(live) sepak bola di televisi mampu
membangkitkan motivasi siswa untuk
berprestasi dalam olahraga sepak bola.
Apabila seorang siswa
mempunyai motivasi yang tinggi dan
ditunjang dengan kemampuan individu
yang baik, maka siswa tersebut dapat
berprestasi dengan lebih baik, untuk
menambah kemampuan dari siswa maka
salah satunya adalah melihat televisi, di
mana informasi melalui media massa ikut
menentukan aspek-aspek kemampuan
seorang pemain dunia sehingga dapat
dipraktikkan saat latihan. Kita sekarang
tahu bahwa tayangan sepak bola di
televisi merupakan acara yang digemari
setiap orang tidak hanya lelaki tetapi
bahkan saat ini juga wanita menggemari
tayangan ini. Setiap orang yang akan
menonton acara tertentu pasti ada dasar
suka dan ingin tahu. Setiap menonton
tayangan sepak bola dapatlah mendorong
seseorang untuk melakukan hal yang
sama seperti bintang pujaan mereka
dengan cara yang sama seperti mereka,
dengan cara giat berlatih sepak bola
perlahan-lahan tercapai cita-cita yang
5
mereka idam-idamkan. Hal ini berarti
keberadaan televisi terutama adanya
siaran sepak bola Indonesia Super
Liga(ISL) telah menumbuhkan minat
dalam hal ini adalah siswa MTs Sila Bolo
untuk melihat teknik pemain dunia
sekaligus sistem permainan yang
digunakan sebagai bahan pengetahuan
bagi siswa tersebut.
1. Sepak bola
Menurut Soekatamsi (1992:24)
bahwa permainan sepak bola adalah suatu
permainan yang menuntut adanya
kerjasama yang baik dan rapi. Sepak bola
merupakan permainan tim, oleh karena
itu kerja sama tim merupakan kebutuhan
permainan sepak bola yang harus
dipenuhi oleh setiap kesebelasan yang
menginginkan kemenangan. Kemenangan
dalam permainan sepak bola hanya akan
diraih dengan melalui kerjasama dari tim
tersebut. Kemenangan tidak dapat diraih
secara perseorangan dalam permainan
tim, disamping itu setiap individu atau
pemain harus memiliki kondisi fisik yang
bagus, teknik dasar yang baik dan mental
bertanding yang baik pula.
Daya tarik sepak bola secara
umum sebenarnya bukan lantaran
olahraga ini mudah dimainkan. Tetapi,
karena sepak bola lebih banyak
menunutut keterampilan pemain
dibandingkan olahraga lain. Dengan
keterampilan yang dimilikinya, seorang
pemain dituntut bermain bagus, mampu
menghadapi tekanan-tekanan yang terjadi
dalam pertandingan di atas lapangan
dengan waktu yang terbatas, belum
kelelahan fisik dan lawan tanding yang
tangguh. Pengetahuan tentang taktik dan
strategi karena sangat penting.
Kesiagapan pemain dalam mengambil
keputusan harusnya diuji terus-menerus
karena pemain dituntut memiliki
kepekaan yang tinggi terhadap
perubahan-perubahan situasi yang amat
sering terjadi sepanjang permainan.
Meskipun dalam permainan sepak bola
tidak ditentukan berat atau ukuran
pemain secara khusus, semua pemain
harus memiliki tingkat kebugaran yang
tinggi (Soekatamsi, 1992:38).
Di lapangan, pemain dituntut
berlari terus menerus selama
pertandingan berlangsung. Tantangan
fisik dan mental yang dihadapi pemain
benar-benar luar biasa.keberhasilan tim
dan individu dalam bermain pada
akhirnya bergantung sepenuhnya pada
kemampuan pemain dalam menghadapi
tantangan–tantangan yang ada.
Kemampuan demikian tentunya sangat
perlu dikembangkan.
2. Televisi
Kata televisi berasal dari bahasa
asing yang terdiri dari kata tele dan visi.
Tele dalam bahasa Yunani berarti jarak,
dan visi dalam bahasa Latin berarti citra
atau gambar. Media televisi merupakan
salah satu bentuk kemajuan teknologi
komunikasi. Menurut Effendy (2003:174)
dalam buku Ilmu Teori dan Filsafat
Komunikasi, memberikan pengertian
televisi adalah paduan radio (broadcast)
dan film (moving picture). Para penonton
di rumah-rumah tidak mungkin
menangkap siaran televisi kalau tidak ada
unsur radio dan tak mungkin dapat
melihat gambar-gambar yang bergerak
pada layar pesawat televisi jika tidak ada
unsur-unsur film.
Definisi televisi dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah pesawat
sistem penyiaran gambar obyek yang
bergerak yang disertai dengan bunyi
(suara) melalui kabel atau melalui
angkasa dengan menggunakan alat yang
mengubah cahaya (gambar) dan bunyi
(suara) menjadi gelombang listrik dan
mengubahnya kembali menjadi berkas
cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang
dapat didengar, digunakan untuk
penyiaran pertunjukan, berita, dan
sebagainya. (Kamisa, 1997:410).
Berdasarkan berbagai pendapat
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
televisi adalah salah satu perangkat
komunikasi massa dalam rumpun media
elektronik. Teknologi elektronika
merupakan salah satu pencapaian ilmu
pengetahuan pada saat ini. Teknologi
6
berhasil mengecilkan alam semesta,
memendekkan jarak dan bahkan
menepiskan batas waktu. Ia berkembang
sedemikian rupa sehingga hubungan
antara jarak dan waktu hampir-hampir
tidak terpisahkan lagi. Singkatnya,
kecanggihan teknologi komunikasi
elektronik hampir mempersatukan setiap
manusia di alam semesta ini.
Ada dua aspek pokok yang perlu
dipahami dengan baik dalam lingkup
tugas komunikasi melalui media
elektronik televisi, yakni :
a. Aspek penguasaan atas teknologi
peralatan elektronik
b. Aspek penguasaan atas materi
komunikasi, pesan komunikasi, yang
berciri kreatif dan bersumber
kemasyarakatan serta kebudayaan.
(Wahyudi, 1996:15).
Dari kedua hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa teknologi televisi
secara terus menerus mengalami
perkembangan. Pada mulanya hanyalah
sebuah gambar tanpa suara dan tanpa
warna, yang kemudian secara
menakjubkan dengan bantuan komputer
tercanggih mampu menciptakan dan
memanipulasi gambar beserta efek-
efeknya.
3. Prestasi
Prestasi adalah kemampuan yang
diperoleh dari hasil perubahan tingkah
laku yang mengarah kepada kedewasaan
atau pematangan dan juga hasil dari
proses belajar mengajar. Prestasi belajar
di lembaga pendidikan pada umumnya
dinyatakan dengan angka (nilai raport)
sebagai hasil evaluasi yang dilakukan di
masa sebelumnya. Dari gambaran ini
jelas, bahwa nilai raport yang diperoleh
siswa tidak semata-mata ditinjau dari
hasil evaluasi atau tes yang dilakukan
pada waktu tertentu, tetapi diperoleh dari
berbagai aspek kemampuan siswa, baik
aspek kognitif, afektif maupun
psikomotorik (Slameto, 2005:12).
Berdasarkan pengertian tersebut
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
prestasi adalah menunjukan kepada
kecakapan yang segera didemonstrasikan
dan diuji pada waktu sekarang juga,
karena prestasi itu merupakan hasil usaha
dalam belajar yang bersangkutan dengan
cara bahan dan dalam hal yang telah
dialami.
4. Pengaruh Mengenai pengertian dari
pengaruh, kita dapat menarik kesimpulan
bahwa pengaruh dapat diartikan sebagai
suatu penyebab terjadinya suatu
perubahan atau peningkatan, tergantung
dari sudut mana orang menilainya, seperti
perubahan psikologi pada manusia
muncul antara lain sebagai akibat dari
perubahan fisik (Sarlito, 1991:74).
Perubahan fisik hampir selalu
dibarengi dengan perubahan perilaku dan
sikap. Sedangkan bila dilihat dari
peningkatan prestasi suatu cabang
olahraga, perubahan–perubahan ini dapat
diketahui dengan melakukan bentuk
latihan yang disesuaikan dengan
kebutuhan apa yang menjadi tujuan
latihan tersebut.
Berdasarkan uraian di atas maka
peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa
pengaruh adalah dampak atau sebab
akibat dari suatu keadaan atau kegiatan
yang menyebabkan terjadinya perubahan
atau peningkatan prestasi menjadi lebih
baik.
B. METODE PENELITIAN
Adapun penelitian ini bertempat
di MTs Sila Bolo, Jalan Pendidikan Desa
Kananga Kecamatan Bolo Kabupaten
Bima. Penelitian ini dilaksanakan selama
1 (satu) bulan. Dipilihnya MTs Sila Bolo
sebagai lokasi penelitian ini dengan
alasan:
1. Data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini tersedia di lokasi ini.
2. Jarak tempuh lokasi penelitian dengan
tempat domisili peneliti relatif dekat
sehingga terjadi efisiensi dari sisi
biaya, tenaga, dan waktu.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan
subyek penelitian (Arikunto, 2002:32).
Sedangkan menurut Hadi (1988:17)
mengatakan bahwa populasi adalah
7
keseluruhan subyek penelitian yang
terdiri dari manusia, benda-benda,
hewan/ tumbuhan, nilai tes atau peristiwa
sebagai sumber data yang memiliki
karakteristik tertentu di dalam suatu
penelitian.
Sedangkan menurut Sadijono
(1994:324) mengatakan, populasi adalah
sekelompok individu tertentu yang
memiliki satu atau lebih karakteristik
umum yang menjadi pusat perhatian
peneliti. Sehubungan dengan hal di atas,
maka yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah semua siswa putra
kelas VIII MTs Sila Bolo Tahun
Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 26
siswa.
Mengingat jumlah populasi
kurang dari 100 orang, maka penulis
memutuskan bahwa seluruh populasi
yaitu 26 siswa putra kelas VIII MTs Sila
Bolo akan penulis jadikan sebagai sampel
penelitian ini. Alasan penulis adalah
berdasarkan pada pendapat Arikunto
(2002:13) yang mengatakan “untuk
sekedar penelitiannya apabila subjeknya
kurang dari 100, lebih baik diambil
semuanya sehingga penelitiannya adalah
penelitian populasi”. Jika subjeknya lebih
dari 100 dapat diambil antara 5-10% atau
20-25 %, hal ini tergantung dari subjek.
Dengan demikian penentuan sampel pada
penelitian ini menggunakan teknik
populasi sampel yaitu mengambil secara
keseluruhan jumlah populasi yang ada
untuk dijadikan sampel penelitian. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jumlah Populasi Sampel
Penelitian
No Kelas Populasi
Sampel
1 VIII- A 12
2 VIII- B 14
T O T A L 26
(Sumber data: Daftar hadir siswa kelas
VIII MTs Sila Bolo
Teknik Pengumpulan Data
1. Angket (Kuesioner)
Alat ukur penelitian ini berbentuk
angket. Jenis angket yang dipergunakan
dalam penelitian ini adalah angket
tertutup, yaitu yang sudah disediakan
jawabannya sehingga responden tinggal
memilih. Dipandang dari jawaban yang
diberikan merupakan angket langsung
dan memiliki bentuk silang (X).
Alternatif jawaban tiap item ada 3 dengan
skor s kala Likert’s sebagai berikut :
(a) = diberi skor 3
(b) = diberi skor 2
(c) = diberi skor 1
2. Observasi
Observasi yakni teknik
pengumpulan data dimana penyelidik
mengadakan pengamatan secara langsung
(tanpa alat) terhadap subyek yang
diselidiki baik pengamatan itu dilakukan
di dalam situasi buatan yang khusus
diadakan (Arikunto, 2002:43).
Berdasarkan pada pendapat di
atas, maka teknik ini digunakan untuk
mengumpulkan data tentang prestasi
sepak bola. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah lembar
pengamatan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah data
mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkip buku, surat
kabar, majalah prasasti, notulen rapat,
agenda dan sebagainya (Indrakusuma,
1998:89). Teknik ini digunakan untuk
mengumpulkan data yang berkaitan
dengan jumlah dan nama-nama siswa
putra kelas VIII MTs Sila Bolo Tahun
Pelajaran 2012/2013. Instrumen yang
digunakan adalah daftar isian.
Teknik Analisis Data
Dalam tahap analisa data ini,
peneliti menggunakan analisis regresi.
Analisis regresi diartikan sebagai studi
ketergantungan satu variabel terikat pada
satu atau beberapa variabel bebas yang
dapat mempengaruhinya. Fungsi regresi
adalah aturan yang menentukan besarnya
pengaruh perubahan variabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y). Penelitian
ini menggunakan dua variabel, maka
8
untuk menganalisis regresi linier
sederhana digunakan rumus:
Y = a + b X
Dimana, Y : Prestasi sepak
bola
X : Menonton pertandingan sepak
bola di televisi
a : Konstanta
b : Koefisien regresi (Sugiyono,
2008:218)
Dalam Penganalisaan uji ini
menggunakan bantuan SPSS versi
12.0
Definisi Operasional Variabel
Agar tidak terjadi salah
pengertian mengenai istilah-istilah yang
terkandung dalam judul tersebut di atas,
maka peneliti menjelaskan arti serta
maksud dari beberapa istilah secara
operasional antara lain:
1. Menonton televisi
Dalam menonton langsung siaran
sepak bola di televisi, diharapkan para
siswa sekolah sepak bola dapat melihat
langsung pertandingan sepak bola untuk
dijadikan tontonan yang bermanfaat bagi
dirinya diharapkan dengan menonton
sepak bola di televisi siswa sekolah sepak
bola dapat termotivasi, mungkin setelah
menonton sepak bola di televisi terjadi
perubahan dari para siswa untuk meniru
para pemain idolanya, mulai dari gaya
bermain, teknik bermain, pola permainan
dan lain-lain. Setelah menonton tersebut
apakah terjadi perubahan perilaku untuk
termotivasi dalam berlatih sepak bola.
Televisi merupakan media audio visual
yang berfungsi untuk memperlihatkan
gambar dan suara yang bersifat informasi
berbentuk program-program acara, untuk
dinikmati oleh para pemirsanya.
Tayangan sepak bola yang ditayangkan di
beberapa stasiun televisi seperti RCTI,
Trans-7, Anteve dan TV One. Kesukaan
menonton tayangan sepak bola bagi siswa
selain dapat menambah pengetahuan
mereka tentang sepak bola juga dapat
menjadi sebuah hobi bagi siswa tersebut.
Di dalam menonton tayangan sepak bola
tersebut, siswa memperhatikan teknik
permainan, gaya pemain dan juga
komentar dari presenter dan komentator
guna menambah wawasan mereka.
Indikatornya adalah sebagai berikut :
a. Kesukaan menonton acara tayangan
sepak bola di televisi.
b. Keseringan menonton acara tayangan
sepak bola di televisi.
c. Tayangan siaran sepak bola yang
ditayangkan televisi.
d. Manfaat yang diperoleh dari adanya
siaran langsung sepak bola.
e. Komentar dari presenter di dalam
menambah pengetahuan.
2. Prestasi sepak bola
Kemampuan siswa mulai dari teknik
passing, dribling, shooting, heading,
control sesuai dengan apa yang dilihat di
televisi sesuai dengan gaya pemain oleh
siswa tersebut. Dalam hal ini siswa dapat
mempraktekkan hasil menonton tayangan
langsung sepak bola dalam berlatih dan
bemain sepak bola.
C. HASIL PENELITIAN
Penelitian ini memperoleh data
menonton pertandingan sepakbola di
televisi dengan menggunakan instrumen
angket yang diisi oleh siswa putra kelas
VIII (lampiran 02). Sedangkan data
prestasi sepakbola siswa putra kelas VIII
diambil dari dokumentasi nilai praktek
sepakbola semester ganjil Tahun
Pelajaran 2011/2012.
Uji coba dilakukan untuk
memperoleh validitas dan reliabilitas
angket. Dalam menentukan validitas,
peneliti menggunakan rumus korelasi
Product Moment, sedangkan uji
reliabiltas menggunakan rumus Alpha
dengan bantuan komputer program SPSS
versi 12.0. Nilai rtabel dengan N = 26
dan taraf signifikan 5 % adalah + 0,388.
Item angket dinyatakan valid apabila
harga rxy lebih besar dari rtabel. Hasil
perhitungan uji validitas angket
menonton pertandingan sepakbola di
televisi dapat dilihat pada lampiran 04.
Sedangkan uji reliabilitas
menggunakan rumus Alpha dengan
bantuan komputer program SPSS versi
9
12.0. Hasil uji reliabilitas angket
memperoleh koefisien reliabilitas sebesar
0,721 karena r11 > rtabel (0,721 >
0,388), maka instrumen tersebut
reliabel/bersifat tetap atau ajeg. Hasil
perhitungan reliabilitas angket menonton
pertandingan sepakbola di televisi dapat
dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.2 Reliabilitas Angket Menonton
Pertandingan Sepak bola di Televisi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
N of
Items
.722 .721 10
Berdasarkan hasil perhitungan di
atas dapat disimpulkan bahwa instrumen
angket menonton pertandingan sepakbola
di televisi cukup valid dan reliabel untuk
menjadi instrumen pengumpul data.
Pengujian Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis merupakan
pengujian terhadap sampel sebagai syarat
keperluan analisis data, sehingga
kebenaran dapat dipertanggung
jawabkan. Jadi sebelum dianalisis,
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas
dan linieritas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian
terhadap normal tidaknya sebaran data
yang dianalisis. Uji ini menggunakan
teknik Kolmogorov-Smirnov dengan taraf
signifikan 5 % dengan ukuran N = 26.
Data dikatakan normal apabila Lhitung <
Ltabel. Perhitungan dilakukan dengan
bantuan komputer program SPSS versi
12.0. Rangkuman hasil uji normalitas
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.3 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-
Smirnov Test
Menonton
pertandingan
sepakbola di
televisi
Pre
stas
i
sep
akb
ola
N 26 26
Normal
Paramet
ers(a,b)
Mean
25.27 75.
58
Std.
Deviatio
n
3.899 5.9
12
Most
Extreme
Differen
ces
Absolut
e .062
.12
8
Positive .049
.08
2
Negativ
e -.062
-
.12
8
Kolmogorov-
Smirnov Z .104
.06
0
Asymp. Sig. (2-
tailed) .990
.38
5
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Berdasarkan hasil perhitungan
ternyata Lhitung dalam menonton
pertandingan sepakbola di televisi pada
Kolmogorov-Smirnov = 0,104 memiliki
nilai lebih kecil dari Ltabel = 0,990 maka
dinyatakan bahwa variabel menonton
pertandingan sepakbola di televisi
memiliki distribusi normal. Sedangkan
Lhitung dalam prestasi sepakbola pada
Kolmogorov-Smirnov = 0,060 memiliki
nilai lebih kecil dari nilai Ltabel = 0,385
maka data prestasi sepakbola dapat
dinyatakan memiliki distribusi normal.
2. Uji Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk
mengetahui apakah model hubungan
variabel bebas dengan variabel terikat
merupakan hubungan garis lurus
(hubungan linier). Hasil perhitungannya
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.4 Uji Linieritas Variabel Fhitung Ftabel 5
%
Kete
rang
an
Menonton
pertandingan
sepakbola di televisi
dengan Prestasi
sepakbola
0,842 0,959 Linie
r
10
Berdasarkan uji linieritas
menonton pertandingan sepak bola di
televisi dengan prestasi sepak bola di
atas, maka perbandingan dengan Ftabel
sebesar 0,959. hasilnya adalah Fhitung <
Ftabel = 0,842 < 0,959, maka regresi
antara menonton pertandingan sepak bola
di televisi dengan prestasi sepak bola
merupakan regresi linier atau memiliki
hubungan garis lurus. Artinya semakin
tinggi menonton pertandingan sepak bola
di televisi akan diikuti dengan
peningkatan prestasi sepak bola siswa.
Analisis Data Tahap akhir dari analisa data ini
adalah pengujian regresi linear yang
digunakan untuk memberikan kesimpulan
pada variabel X (menonton pertandingan
sepakbola di televisi) dan variabel Y
(prestasi sepakbola) terhadap hipotesis
yang diajukan. Analisis ini untuk
mengetahui sejauh mana pengaruh
menonton pertandingan sepakbola di
televisi terhadap prestasi sepakbola siswa
putra kelas VIII MTs Sila Bolo, maka
digunakan persamaan regresi linier
sederhana sebagai berikut:
Y = a + bX
Berdasarkan hasil analisa data
dengan menggunakan bantuan program
komputer SPSS versi 12.0, maka dapat
dilihat perhitungan regresi pada tabel
berikut ini.
Tabel 4.5 Regresi
Coefficients(a)
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardi
zed
Coefficie
nts t Sig.
B
Std.
Error Beta
1 (Constant
) 9.188 13.143 .699 .488
Prestasi
sepakbola .824 .146 .633 5.660 .000
a Dependent Variable: Menonton
pertandingan sepakbola di televisi
ANOVA(b)
Mo
del
Sum
of
Squar
es df
Mean
Squar
e F Sig.
1 Regress
ion
1162.
417 1
1162.
417
32.0
34
.000(a
)
Residua
l
1741.
763 24
36.28
7
Total 2904.
180 25
a Predictors: (Constant), Prestasi
sepakbola
b Dependent Variable: Menonton
pertandingan sepakbola di televisi
Berdasarkan hasil analisis data
pada tabel di atas, maka dapat diperoleh
persamaan regresi sebagai berikut:
Konstanta (a) = 0,633
Koefisien b = 32,034
Sehingga dapat disusun persamaan garis
regresi sebagai berikut:
Y = 0,633 + 32,034X
Ini berarti kenaikan nilai X akan diikuti
pula dengan kenaikan nilai Y atau
semakin tinggi menonton pertandingan
sepakbola di televisi berpengaruh pula
terhadap prestasi sepakbola siswa.
Pengujian Hipotesis
Uji t digunakan untuk menguji
signifikansi pengaruh variabel
independen secara individual terhadap
variabel dependen. Hasil perhitungan uji t
dirangkum sebagai berikut:
a. Menentukan formulasi H0
H0 : b = 0
H0 : b ≠ 0
b. Level of significance (0,05)
c. Kriteria pengujian
H0 diterima apabila = -t(α /2.n-k)
< thitung > t((α /2.n-k)
H0 ditolak apabila = -thitung < -
t(α /2.n-k) atau thitung > t((α /2.n-k)
d. Perhitungan nilai t dengan SPSS
versi 12.0
Tabel 4.6 Uji t Variabel thitung ttabel Keterangan
Menonton
pertandingan
sepakbola di televisi
1,889 1,706 H0 ditolak
e. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis dengan menggunakan uji t-test
tersebut menunjukkan bahwa thitung >
ttabel maka H0 ditolak atau Ha diterima.
11
Dengan demikian hipotesis yang
menyatakan bahwa “Ada pengaruh
menonton pertandingan sepakbola di
televisi terhadap prestasi sepakbola siswa
putra kelas VIII MTs Sila Bolo Tahun
Pelajaran 2012/2013” dapat diterima.
Interpretasi Hasil Penelitian
Berdasarkan perhitungan regresi
linier sederhana, maka diperoleh
persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 0,633 + 32,034X
Interpretasi dari persamaan di atas
adalah:
a = 0,633, berarti prestasi
sepakbola akan sama
dengan 0,633 jika
menonton pertandingan
sepakbola di televisi dianggap
tidak ada atau sama dengan 0.
b = 32,034, berarti jika skor
menonton pertandingan
sepakbola di televisi
meningkat satu poin maka
prestasi sepakbola akan
meningkat sebesar 32,034.
D.PEMBAHASAN HASIL
PENELITIAN
Penelitian yang telah dilakukan
memperoleh hasil regresi sebagai berikut:
Y = 0,633 + 32,034X. Persamaan
tersebut menunjukan bahwa prestasi
sepakbola siswa dipengaruhi oleh
menonton pertandingan sepakbola di
televisi.
Hasil pengujian hipotesis dengan
uji t memperoleh nilai thitung 1,889 >
ttabel 1,706 maka H0 ditolak dan Ha
diterima. Artinya terdapat pengaruh yang
signifikan dari menonton pertandingan
sepakbola di televisi terhadap prestasi
sepakbola siswa. Bahwa semakin tinggi
menonton pertandingan sepakbola di
televisi maka akan semakin tinggi
prestasi sepakbola siswa. Dengan
demikian hipotesis yang menyatakan
bahwa “Ada pengaruh menonton
pertandingan sepakbola di televisi
terhadap prestasi sepakbola siswa putra
kelas VIII MTs Sila Bolo Tahun
Pelajaran 2012/2013” dapat diterima.
Media massa baik cetak maupun
elektronik merupakan salah satu bentuk
komunikasi yang dapat menciptakan
berbagai efek di masyarakat. Berangkat
dari kuatnya paradigma bahwa media
massa mempunyai kekuatan luar biasa
dalam mengubah dan membentuk
perilaku khalayak, ternyata paradigma
tersebut tidak mampu menjelaskan
perilaku yang cenderung memilih pesan-
pesan terbentuk dari media tertentu pula,
ketidakmampuan menjelaskan tersebut
merupakan bukti kelemahan paradigma
tersebut.
Televisi merupakan salah satu
bentuk komunikasi massa, di mana
komunikasi massa ini pada hakekatnya
telah menginformasikan bahwa efek yang
paling memungkinkan terjadi akan
berkaitan dengan masalah materi
informasi, atau yang sering disebut
dengan teori agenda setting. Teori ini
berasumsi bahwa membentuk persepsi
khalayak tentang apa yang dianggap
penting dengan teknik pemilihan dan
penonjolan media memberikan test case
tentang isu apa yang lebih penting
(Ardianto, 2005:74).
Sebagai media massa, televisi
merupakan saluran komunikasi massa
yang berbentuk suatu badan atau
organisasi, sumbernya berasal dari
institional, sehingga bersifat institusional.
Sebagai media masa dan sesuai dengan
teori agenda setting maka televisi
mempunyai efek yang terdiri atas efek
langsung dan efek tak langsung
(Ardianto, 2005:74). Efek langsung
berkaitan dengan isu apakah isu itu ada
atau tidak ada dalam agenda khalayak
dan mana yang dianggap paling penting
menuruk khalayak sedangkan efek
lanjutan berupa persepsi (pengetahuan
tentang peristiwa tertentu) dalam hal ini
adalah siaran sepak bola di televisi.
Televisi merupakan media
komunikasi massa yang mampu
menjangkau ke berbagai pelosok, oleh
karena itu televisi merupakan saluran
media yang mampu memberikan
informasi kepada khalayak pada saat
12
yang bersamaan. Seiring dengan tumbuh
dan kembangnya industri pertelevisian
pada saat ini dapat menimbulkan
berbagai dampak baik positif maupun
negatif dengan adanya televisi tersebut.
Salah satu acara yang
ditampilkan di televisi adalah siaran
langsung sepak bola. Seperti diketahui
bahwa sepak bola merupakan olahraga
yang mempunyai penggemar mayoritas
di dunia, dimana industri sepakbola pada
saat ini sudah mampu menjadikan
sandaran hidup bagi pemainnya, dengan
hal ini maka anak-anak sekarang banyak
yang bersekolah sepakbola dengan
harapan menjadi pemain profesional.
Salah satu langkah untuk menjadi pemain
yang baik dengan motivasi dan giat
berlatih, sekaligus diharapkan mampu
menambah referensi berbagai ilmu
sepakbola dengan cara melihat langsung
di televisi, proses transformasi langsung
dengan cara menonton siaran sepak bola
ini dapat membuat siswa berlatih dengan
lebih giat meniru idola-idola mereka yang
disiarkan melalui televisi dan setelah
menonton siaran tersebut, dapat
dipraktekkan berbagai ilmu yang didapat
melalui latihan dengan motivasi yang
tinggi.
E. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa menonton
pertandingan sepakbola di televisi
berpengaruh terhadap prestasi sepakbola
siswa, hal tersebut dapat dibuktikan
dalam persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 0,633 + 32,034X. Persamaan
tersebut menunjukan bahwa prestasi
sepakbola siswa dipengaruhi oleh
menonton pertandingan sepakbola di
televisi. Hasil pengujian hipotesis dengan
uji t memperoleh nilai thitung 1,889 >
ttabel 1,706 maka H0 ditolak dan Ha
diterima. Artinya terdapat pengaruh yang
signifikan dari menonton pertandingan
sepakbola di televisi terhadap prestasi
sepakbola siswa. Bahwa semakin tinggi
menonton pertandingan sepakbola di
televisi maka akan semakin tinggi
prestasi sepakbola siswa. Dengan
demikian hipotesis yang menyatakan
bahwa “Ada pengaruh menonton
pertandingan sepakbola di televisi
terhadap prestasi sepakbola siswa putra
kelas VIII MTs Sila Bolo Tahun
Pelajaran 2012/2013” dapat diterima.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Habibie. (2008). Pengaruh
Aktivitas Menonton Siaran
Sepakbola di Televisi terhadap
Peningkatan Motivasi Berlatih
pada siswa SSB Ksatria
Surakarta dengan Lingkungan
Sebagai Variabel Moderating.
Diakses pada tanggal 21
September 2011 dari
http://etd.eprints.unnes.ac.id/pdf.
Ardiyanto, Walyana, (2005). Televisi
dalam Kehidupan Masyarakat.
Bandung: Alumni.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek: Edisi Revisi. Jakarta:
Rineka Cipta.
Effendi, Onong, Uchjana. (2001).
Dimensi-Dimensi Komunikasi.
Bandung: Bina Cipta.
Hadi, Sutrisno. (1988). Metodologi
Research Jilid I. Yogyakarta:
Yayasan Fakultas UGM.
Indrakusuma. (1998). Evaluasi
Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Kamisa. (1997). Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia. Surabaya: CV Kartika.
Masykuri. (2003). Metodologi Penelitian
Kualitatif. Malang: Visipres.
Sadijono, Anas. (1994). Pengantar
Statistik Pendidikan. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Sarlito. (1991). Pengaruh Latihan
Kondisi Fisik Terhadap
Kecakapan Bermain
Sepak Bola. Semarang: IKIP
Semarang.
13
Slameto. (2005). Belajar dan Faktor-
faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Soekatamsi. (1991). Teknik Dasar
Bermain Sepak Bola. Surabaya:
Tiga Serangkai.
Sugiyono. (2008), Metode Penelitian
Administrasi Dilengkapi Dengan
Metode R & D. Bandung:
Alfabeta.
Wahyudi, JB. (1996). Media Komunikasi
Massa Televisi. Bandung: Alumni.
14
PENGARUH LATIHAN KELINCAHAN TERHADAP KETERAMPILAN
MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA
Arif Budiman dan Samsudin
Program Studi Penjaskesrek STKIP Taman Siswa Bima
firdaussyam78@yahoo.co.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “apakah ada pengaruh latihan kelincahan
terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola pada siswa putra
kelas atas SDN 03 Kota Bima Tahun Pelajaran 2012/2013”. Variabel dalam penelitian ini
adalah latihan kelincahan sebagai variabel bebas dan keterampilan menggiring bola
sebagai variabel terikat. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan
pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa putra kelas atas SDN 03
Kota Bima Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 53 orang siswa. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes keterampilan menggiring
bola dalam permainan sepak bola. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu menggunakan analisis statistik dengan rumus korelasi product moment. Dari
hasil perhitungan ternyata menunjukkan bahwa nilai r hitung yang diperoleh dalam
penelitian ini adalah lebih besar dari nilai r tabel. Maka kesimpulan dari penelitian ini
“Ada pengaruh latihan kelincahan terhadap keterampilan menggiring bola dalam
permainan sepak bola pada siswa putra kelas atas SDN 03 Kota Bima Tahun Pelajaran
2012/2013”.
Kata Kunci : Latihan kelincahan, Keterampilan menggiring bola, Permainan sepak bola
15
A. Pendahuluan
1. Latar belakang
Permainan sepak bola
merupakan salah satu cabang
olahraga yang digemari oleh
masyarakat dunia disamping
permainan bola basket dan bola
voli, tidak terkecuali di Indonesia.
Permainan sepak bola saat ini di
negara-negara Eropa, Amerika
Latin bahkan di Asia merupakan
mata pencaharian yang dapat
menjamin masa depan para
pemainnya, oleh karena itu para
pemain berusaha untuk
meningkatkan keterampilan mereka
dalam memainkan si kulit bundar
ini dapat kita saksikan dalam suatu
pertandingan sepak bola di
Indonesia yang dipertandingkan
dalam kompetisi liga sepak bola,
seringkali para penonton datang
memadati tempat pertandingan
dengan bermacam-macam tujuan
tergantung dari kepentingan
masing-masing seperti masa
penonton yang datang sebagai
supporter, penjudi, undangan, yang
datang hanya untuk membuat
sensasi dan membuat keributan dan
lain-lain sehingga hasil
pertandingan bisa saja terjadi bukan
hanya ditentukan oleh kemampuan
fisik dan Teknik para pemainnya
saja namun faktor mental sering
memegang peran penting suatu
kesebelasan memenangkan
perbandingan, karena mental
seorang pemain bisa saja di
pengaruhi oleh supporter lawan,
keputusan wasit ataupun oleh
faktor-faktor yang lainnya.
Meningkatkannya suatu klub sepak
bola tidak dapat dipungkiri
disebabkan oleh bagaimana klub
tersebut dikelola secara profesional
baik oleh badan swasta ataupun
instansi lain yang mempunyai
perhatian terhadap perkembangan
sepak bola.
Untuk menjadi pemain yang
baik, seorang pemain harus
memiliki Teknik dasar yang baik
juga seperti Teknik dasar
menggiring bola dan memasukkan
bola, sebab Teknik dasar ini sangat
menentukan keterampilan bermain
bola dalam upaya melewati pemain
lawan. Untuk meningkatkan
kemampuan menggiring bola yang
dilakukan dengan gerakan
berkelok-kelok, maka seorang
pemain harus melakukan bentuk
latihan kelincahan.
Daya tarik sepak bola secara
umum sebenarnya bukan lantaran
olahraga ini mudah dimainkan.
Tetapi, karena sepak bola lebih
banyak menuntut keterampilan
pemain di bandingkan olahraga
lain. Dengan keterampilan yang
dimilikinya, seorang pemain
dituntut bermain bagus, mampu
menghadapi tekanan-tekanan yang
terjadi dalam pertandingan di atas
lapangan dengan waktu yang
terbatas, belum kelelahan fisik dan
lawan tanding yang tangguh.
Pengetahuan tentang taktik dan
strategi karena sangat penting.
Kesiagapan pemain dalam
mengambil keputusan harusnya
diuji terus-menerus karena pemain
dituntut memiliki kepekaan yang
tinggi terhadap perubahan-
perubahan situasi yang amat sering
terjadi sepajang permainan.
Meskipun dalam permainan sepak
16
bola tidak ditentukan berat atau
ukuran pemain secara khusus,
semua pemain harus memiliki
tingkat kebugaran yang tinggi. Di
lapangan, pemain dituntut berlari
terus-menerus selama pertandingan
berlangsung. Tantangan fisik dan
mental yang dihadapi pemain
benar-benar luar biasa.keberhasilan
tim dan individu dalam bermain
pada akhirnya bergantung
sepenuhnya pada kemampuan
pemain dalam menghadapi
tantangan – tantangan yang
ada.kemampuan demikian tentunya
sangat perlu dikembangkan.
Mereka yang turut
mempopulerkan pemain sepak bola
ini bukan tidak mungkin karena
bakat latihan – latihan keras dan
seriusnya dalam berbagai aspek.
Salah satunya adalah latihan
Segitiga yang nantinya sangat
membantu mereka bergerak dengan
lincah, cepat, dan berkelit dari
penyergapan lawan. Agar dapat
melakukan semua itu dengan baik
dan berhasil seorang pemain bola
hendaklah melakukannya dengan
tekun dan serius. Dengan semakin
meluasnya perkembangan dunia
olahraga, dan seiring dengan
kemajuan IPTEK dewasa ini, maka
semakin komplek pula faktor –
faktor penunjang untuk mencapai
tingkat prestasi yang tinggi dan
cabang olahraga tertentu, terutama
cabang olahraga sepakbola. Untuk
mencapai prestasi dalam setiap
cabang olahraga, tentu mempunyai
standar-standar kriteria latihan–
latihan terhadap cabang olahraga
yang ditekuni, sehingga di dalam
pembinaan dan pengembangan atlet
nantinya tidak menimbulkan
perasaan bosan dan jenuh terhadap
program latihan yang diberikan
terhadap atlet itu sendiri
Sifat dan situasi pemain yang
mengadu kelincahan dan
keterampilan yang mengungguli
lawan, berlari sepanjang permainan
berlangsung, kecepatan,
kelincahan, dan kekuatan
menendang membutuhkan unsur
kondisi fisik yang prima. Seorang
pemain yang memiliki kelincahan
yang baik akan dapat menyesuaikan
diri dengan pergerakan bola yang
selalu berubah ketika si pemain
kehilangan bola, maka dengan
kemampuan dan kelincahannya,
tentu saja dengan usaha dan latihan
yang keras
Berdasarkan uraian tersebut
diatas maka penulis terdorong
untuk melaksanakan penelitian
tentang pengaruh latihan
kelincahan terhadap keterampilan
menggiring bola dalam permainan
sepak bola. Adapun yang
digunakan sebagai subyek dalam
pelaksanaan penelitian ini adalah
siswa putra Kelas atas SDN 03
Kota Bima Tahun Pelajaran
2012/2013.
2. Kajian Pustaka
a. Latihan
Prestasi olahraga hanya mungkin
didapatkan melalui latihan yang
intensif dan berkesinambungan
hal ini tidak dapat dipungkiri,
namun demikian banyak pelaku
olahraga yang mengatakan
dirinya sedang menjalankan
latihan tapi sebenarnya belum
melaksanakanya dengan benar
jika dilihat dari pengertian
tentang latihan berdasarkan ciri-
ciri latihan yang benar. Oleh
sebab itu bagi pembina pelatih
dan pelaku olahraga (pemain
atlet) perlu sekali memahami
apa sebenarnya pengertian
latihan? Beberapa ahli
memberikan batasan tentang
latihan sebagai berikut :
(Suharno,67:1993)
17
mengemukakan bahwa berlatih
ialah “suatu proses
penyempurnaan kualitas atlet
secara sadar untuk mencapai
prestasi maksimal dengan diberi
beban-beban fisik dan mental
secara teratur, terarah, bertahap,
meningkat dan berulang-ulang
waktunya.n“selanjutnya,
(Harsono, 94: 1998),
mengemukakan bahwa latihan
atau training adalah “suatu
proses berlatih yang sitematis
yang dilakukan secara berulang-
ulang, dan yang kian hari jumlah
beban latihannya kian
bertambah”. Adapun aspek-
aspek yang perlu mendapatkan
latihan secara teratur dan
berkesinambungan adalah :
aspek fisik, Teknik, taktik dan
mental. Setiap aspek harus
mendapatkan perhatian yang
sama dalam pembinaan karena
aspek yang satu dengan yang
lainnya akan berhubungan erat
dalam pencapaian prestasi
maksimal seorang atlit.
Prinsip-Prinsip Latihan
Latihan merupakan faktor
yang sangat penting dalam
upaya pencapaian prestasi
olahraga, tanpa latihan yang
terarah, terukur, terencana serta
berkesinambungan musthil
prestasi tinggi akan dapat
dicapai. Oleh sebab itu seorang
pelatih harus mengetahui
prinsip-prinsip dalam
pelaksanaan latihan. Beberapa
ahli menyatakan ada beberapa
prinsip yang perlu di perhatikan
dalam proses latihan. (Suharno,
70: 1993) mengatakan bahwa
untuk mempercepat tercapainya
tujuan latihan maka ada
beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu : a. Latihan
harus sepanjang tahun, b.
Kenaikan beban latihan secara
teratur, c. Prinsip stress
(tekanan/over load), d. Prinsip
individual, e. Prinsip interval
(repetition), h. Prinsip nutrism
(gizi makanan), i. Prinsip latihan
extensive dan intensif, j. Prinsip
penyempurnaan menyeluruh.
Sedangkan (Harsono, 96: 1993)
mengemukakan ada beberapa
prinsip latihan diketahui oleh
seorang pelatih, yiatu: a.
Pemanasan tubuh, b. Metode
latihan, c. Berfikir positif, d.
Prinsip beban lebih, e. Intensive
latihan, f. Kualitas latihan, g.
prinsip individualisme, h.
Variasi latihan, i. Metode bagian
dan metode keseluruhan, j.
Memperbaiki kesalahan, k.
Perkembangan menyeluruh, l.
Model latihan dan m.
Menetapkan sasaran.
Beban Latihan
Pemberian beban yang
tepat sesuai dengan tujuan
pelaksanaan latihan sangat
penting dilakukan oleh para
pelatih. Menurut (Suharno, 81:
1993) beban latihan adalah suatu
bentuk rangsangan motorik yang
dapat di kontrol oleh pelatih
untuk meningkatkan kualitas
atlet dalam rangka mencapai
prestasi prima. Selanjutnya
dijelaskan bahwa beban latihan
terdiri dari dua macam, yaitu :
1) Beban luar (outer loud)
adalah rangsangan motorik
yang dapat diatur/dikontrol
dengan cara memvariasikan
ciri-ciri beban latihan, seperti
volume, intensitas, recovery,
frekuensi, irama dalam suatu
unit latihan.
2) Beban dalam (inner load)
adalah perubahan fisiologis
organisme atlet akibat
pengaruh beban luar yang
ditandi dengan kenaikan
frekuensi/denyut
jantung/nadi.
18
Mengenai beban latihan
tersebut, bidang pembinaan
prestasi KONI Pusat (1997)
mengemukakan bahwa yang
dimaksudkan denan beban
latihan adalah berbagai
bentuk gerak yang
menimbulkan rangsangan
pada atlet untuk memperbaiki
kualitas fisik dan mentalnya.
Adapun penetuan beban
latihan tersebut dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
1) Cara penentuan dosis
beban latihan dengan
repetisi maksimal, bentuk
latihan tunggal untuk
menentukan intensitas
beban latihan berdasarkan
kemampuan maksimal
atlet.
2) Cara kenaikan denyut
nadi, beban latihan
dikatakan maksimal
apabila sesuai latihan,
denyut nadi atlet naik
menjadi 3-3,5 kali denyut
nadi.
3) Cara penentuan intensitas
beban latihan anaerobik,
dengan gerakan gerakan
maksimal selama 10 detik,
15 detik, 25 detik, 30 detik
dan 35 detik.
4) Denyut nadi maksimal
(DNM) = 220-Umur
5) Denyut nadi latihan
(training zone) = 80% -
90% X DNM.
b. Kelincahan
Kelincahan merupakan
salah satu faktor yang harus di
miliki oleh seorang pemain
sepak bola karena hal ini
berkaitan dengan kemapuan
seorang pemain dalam
menggiring bola. Menurut
(Harsono, 102: 1993) orang
yang lincah adalah orang yang
mempunyai kemampuan untuk
mengubah arah dan posisi tubuh
dengan cepat dan tepat pada
waktu sedang bergerak, tanpa
kehilangan keseimbangan dan
kesadaran akan posisi tubuhnya.
Bentuk-bentuk latihan
sesuai dengan pengertian
tersebut adalah bentuk-bentuk
latihan yang mengharuskan
orang untuk bergerak dengan
cepat dan mengubah arah
dengan tangkas dalam
melakukan kegiatan tersebut
tidak boleh kehilangan
keseimbangan serta harus tetap
sadar dengan posisinya. Adapun
beberapa bentuk latihan
kelincahan adalah seperti lari
bolak-bolik (sutle run), lari zig-
zag dan lari halang rintang.
c. Teknik Dasar dalam Permainan
Bola Voli
Agar menjadi seorang
pemain sepak bola yang baik,
maka selain harus memiliki
fisik, taktik dan mental yang
baik, Teknik dasar merupakan
hal yang tidak kalah pentingnya,
sebab penguasaan Teknik dasar
akan memperlihatkan
keterampilan dan keindahan
seorang pemain sepak bola
dalam memainkan bola.
(Mirman, 68: 1998)
menyebutkan teknik dasar yang
perlu di kuasai oleh seorang
pemain sepak bola adalah :
1) Teknik gerak tanpa bola
(Teknik badan)
Teknik gerak tanpa bola
terdiri dari: a) teknik lari, b)
teknik melompak/ meloncat,
c) teknik gerak tipu badan
2) teknik gerak dengan bola
Teknik gerak dengan
bola terdiri dari: a) latihan
menendang bola (dengan kaki
bagian dalam, punggung
kaki), b) menerima bola
(dengan soal sepatu, kaki
19
bagian dalam, kaki bagian
luar, kura-kura kaki, paha,
dada dan kepala), c) latihan
menggiring bola (dengan
kura-kura bagian luar, kura-
kura bagian dalam), d) latihan
menembak kearah sasaran
(gawang).
Selanjutnya dikatakan
bawha selain Teknik-Teknik
dasar tersebut, beberapa
Teknik dikatakan bahwa
selain dikembangkan adalah
sebagai berikut: a) teknik
menyundul bola, b) teknik
menggiring bola, c) teknik
mengoper bola, d) teknik
melempar bola, e) teknik
melepas bola, f) teknik
merampas bola, g) teknik
penjaga gawang.
Mengenai berbagai
bentuk teknik dasar yang
perlu dilatih dan
dikembangkan bagi seorang
pemain sepak bola, Dinata
(34: 2003) menyebutkan
beberapa teknik dasar sebagai
berikut: a) teknik
mengumpan/ passing
(dilakukan dengan berbagai
variasi secara berpasangan),
b) teknik menghentikan/
menahan bola (dengan
telapak kaki, punggung kaki,
dada dan kepala), c) teknik
menyepak bola (dengan kaki
bagian dalam, punggung kaki,
kaki bagian luar), d) teknik
melempar bola, e) teknik
menggiring bola (dengan kaki
bagian dalam, bagian luar dan
punggung kaki).
Menurut Soendoro (75:
2004) gerak dasar permainan
sepak bola berkait dengan
keterampilan teknik yang ada
dalam permainan, yang terdiri
dari: a) macam-macam teknik
menendang bola, b) macam-
macam teknik menghentikan
bola, c) macam-macam
teknik menggiring bola, d)
macam-macam teknik
menyundul bola.
Ijatna dan Hasibuan
(54: 2005), menyebut
beberapa teknik dasar yang
harus dikuasai oleh seorang
pemain sepak bola adalah
sebagai berikut:
1) Teknik badan, yang terdiri
dari: a) teknik lari, b)
teknik lompat, c) gerak
tipu badan, d) sikap
pertahanan
2) Teknik dengan bola, yang
terdiri dari: a) Kicking
(menendang bola), b)
Heading (menyundul
bola), c) checking and
trapping (menerima/
menambah bola), d)
dribling (menggiring
bola), e) tricking opponent
(menipu lawan dengan
bola), f) tackling
(lemparan kedalam), f)
throw in (lemparan
kedalam), g) goal keeping
(mencetak gol).
Selanjutnya Nurhasan
(97: 2001) menjelaskan,
beberapa diantara teknik-
teknik tersebut dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
1) Kicking (menendang bola)
Beberapa hal yang perlu
diketahui dalam
melakukan latihan teknik
ini adalah: a) dilihat dari
segi arahanya bola yang
ditendang makna
tendangan dibagi atas :
direct kicking (arah bola
yang ditendang menuju
langsung lurus kedalam
sasaran dan sliced kicking
(bola yang ditendang
jalannya merupakan
setengah lingkaran yang
berputar pada sebuah
20
sumbu menuju ke sasaran),
b) dilihat dari segi caranya
menendang, maka
tendangan dapat dilakukan
dengan : instep of the foot
(punggung kaki), inside of
the foot (kaki bagian
dalam), out side of the foot
(kaki bagian luar). Ketiga
cara tersebut sudah lazim
digunakan, sedangkan
yang sekali-kali digunakan
dalah dengan toe (ujung
jari kaki), heel (tumit) dan
sole (telapak kaki), c)
dilihat dari segi tujuan
melakukan tendangan
adalah sebagai berikut :
memberi bola kepada
kawan, menembak ke arah
gawang dan tembakan
clearing (pembersihan)
dari belakang, d) bagian-
bagian badan yang perlu
diperhatikan dalam
melakukan kicking
(tendangan) adalah : kaki
tumpu, kaki penendang,
badan dan pandangan
mata.
2) Heading (Menyundul
Bola)
Beberapa hal yang perlu di
ketahui dalam melakukan
latihan Teknik ini adalah :
a) heading dilakukan
dengan seluruh badan, b)
otot leher ditegangkan dan
leher ditarik, c) bola harus
mengenai dahi, d)
pandangna mata mengikuti
bola, e) heading dapat
dilakukan dengan cara :
berdiri, sambil berjalan,
sambil melompak, dari
samping dan berlari, f)
tujuan melakukan heading
adalah untuk ke gawang,
pembersihan (clearing)
dan mengoper kepada
kawan (passing), g)
trapping (manahan bola).
Trapping dapat dilakukan
dengan menggunakan: (a)
kaki, (b) paha, (c) perut,
(d) dada, (e) kepala.
Yang perlu di
perhatikan pada waktu
menahan bola adalah :
kaki tumpu agak terkekuk
dan rileks, bagian badan
yang menerima bola harus
lentur pada saat bola tiba
(perkenaan bola dengan
bagian badan), pandangan
mata tetap ke arah bola
dan badan ditempatkan
diantara bola dan lawan
yang berusaha mendekati.
3) Dribbling (menggiring
bola)
Dribbling dapat dilakukan
dengan menggunakan : a)
instep of the foot
(punggung kaki), b) inside
of the foot (kaki bagian
dalam, c) out side of the
foot (kaki bagian luar), d)
inside of instep the foot
(punggung kaki bagian
dalam), e) sole (telapak
kaki).
Yang penting
diketahui sebagai dasar
menggiring bola adalah
sebagai berikut, bola harus
tetap dalam penguasaan,
melahirkan perasaan kaki
pada bola, pandangan
kepada lawan, harus dapat
merubah arah dan
kecepatan menggiring
secara tiba-tiba.
3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini “Untuk
mengetahui pengaruh latihan
kelincahan terhadap keterampilan
menggiring bola dalam permainan
sepak bola pada siswa putra kelas
atas SDN 03 Kota Bima Tahun
Pelajaran 2012/2013”.
21
B. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Peneltian ini merupakan
penelitian eksperimen, metode ini
dianggap sebagai metode penelitian
yang paling baik untuk
mengungkap hubungan antara dua
variabel atau lebih mencari
pengaruh suatu variabel terhadap
variabel lain.
Rancangan dalam penelitian
ini menggunakan “Paradigma
Sederhana”. Penggunaan
Paradigma Sederhana dengan
tujuan berusaha untuk menentukan
pasangan yang diambil dari subjek-
subjek yang mempunyai
kemampuan dalam batas yang telah
ditentukan. Adapun secara
konseptual rancangan penelitian
tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut (Sugiyono, 1999: 5).
Gambar 1. Paradigma Sederhana
Berdasarkan gambar tersebut
diatas maka:
X = latihan Kelincahan
Y = Keterampilan Menggiring Bola
2. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini :
a. Tempat tes menggiring bola
b. Bendera/garis sebagai tanda
sebagai rintangan
c. Bola sepak sebanyak 3 buah
d. Stop watch
e. Alat tulis
3. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian
ini adalah:
a. Data primer atau data utama,
yakni jenis data yang berkaitan
langsung dengan obyek
penelitian yang meliputi, latihan
kelincahan dan keterampilan
menggiring bola.
b. Data skunder atau data
pendukung, yaitu data yang
diperoleh tentang subyek
penelitian seperti jumlah
keseluruhan siswa kelas V SDN
03 Kota Bima Tahun Pelajaran
2012/2013, bola dan lapangan.
4. Teknik Pengumpulan Data dan
Teknik Analisis Data
a. Teknik Pengumpulan Data
Teknik atau langkah-
langkah yang dilakukan untuk
pengumpulan data dalam
penelitian ini sebagai berikut :
a. Langkah Persiapan
Hal-hal yang dilakukan pada
tahap ini adalah sebagai
berikut :
1) Menentukan sampel
penelitian
2) Menyiapkan alat dan
fasilitas yang digunakan
untuk melakukan tes
menggiring bola dalam
permainan sepak bola.
3) Menentukan/menyiapkan
tenaga pembantu
pelaksanana pengumpulan
data.
b. Tahap pelaksanaan
Hal-hal yang dilakukan pada
langkah ini adalah sebagai
berikut :
1) Menjelaskan tentang cara
pelaksanaan tes kelincahan
2) Melaksanakan tes
kelincahan
3) Menjelaskan tentang cara-
cara pelaksanaan tes
menggiring bola dalam
permainan sepak bola
kepada seluruh subyek
penelitian.
4) Melaksanakan tes
menggiring bola dengan
cara sebagai berikut:
subyek bersiap mengambil
ancang-ancang di garis
X Y
22
start. Setelah diberikan
aba-aba maka subyek
melakukan gerakan
menggiring bola dengan
melewati rintangan yang
telah di tentukan. Skor tes
menggiring bola adalah
waktu yang ditempuh
dalam melewati rintangan,
selanjutnya waktu tempuh
tersebut dikonversi ke skor
tes yang telah dibekukan.
b. Teknik Analisis Data
Sebelum dilakukan
analisis data, peneliti melakukan
uji kualitas tes. Test tersebut
akan di uji validitas dan
reliabilitasnya. Adapun uji
validitas dan reliabilitas tes akan
dipaparkan sebagai berikut:
1. Validitas Tes
Uji validitas Tes dapat
didefinisikan sebagai
seberapa jauh tes itu dapat
mengukur apa yang hendak di
ukur. Arikunto (134:2006)
mengatakan bahwa suatu
butir dikatakan mempunyai
validitas tinggi jika skor pada
butir mempunyai kesejajaran
dengan skor total, sehingga
untuk mengetahui validitas
butir digunakan rumus
korelasi product moment
untuk data mentah berikut.
rxy =
22 yx
xy
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi
antara x dan y
xy = Produk dari x kali y
x2 = Deviasi dari nilai pada
varibel x dikuadratkan
y2 = Deviasi dari nilai pada
varibel y dikuadratkan
x = Xi – ^
X
y = Yi - ^
Y
2. Reliabilitas Tes
Untuk menentukan koefisien
reliabilitas tes digunakan
rumus koefisien alpha dari
Cronbach (Furqon, 79: 2001),
sebagai berikut.
2
2
11
1i
x
ssk
k dengan:
= koefisien reliabilitas tes
K = banyak butir Tes
si2 = varians skor butir ke-i
sx2 = varians skor total.
Interpretasi koefisien
validitas dan reliabilitas
menggunakan pengkategorian
sebagai berikut.
0, 80 < atau rxy
1,00 :
0, 60 < atau rxy
0,80 :
0, 40 < atau rxy
0,60 :
0, 20 < atau rxy
0,40 :
atau rxy
0,20 :
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat rendah
Selanjutnya, Sesuai dengan
rancangan yang digunakan dalam
pelaksanaan penelitian ini yang
dikaitkan dengan tujuan
penelitiannya, maka analisis
statistik yang digunakan untuk
mengetahui apakah ada pengaruh
latihan kelincahan terhadap
keterampilan menggiring bola
dalam permainan sepak bola pada
subyek penelitian adalah analisis
statistik regresi linear sederhana.
Adapun rumus yang dimaksud
23
adalah sebagai berikut:
Y a bX
Langkah 1. Membuat Ha dan Ho
dalam bentuk
kalimat
Langkah 2. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk
statistik
: 0
: 0
Ha r
Ho r
Langkah 3. Membuat tabel
penolong untuk
menghitung angka
statistik
Langkah 4. Masukan angka-
angka statistic dari
tabel penolong
dengan rumus:
1. Menghitung rumus b
2 2
.
( )
n XY X Yb
n X X
2. Menghitung rumus a Y b X
an
3. Menghitung
persamaan regresi
sederhana
Y a bX
4. Untuk mengetahui
derajad hubungan atau
korelasi antar dua
variabel digunakan
rumus koefisien
korelasi product
moment.
Rumus :
Keterangan :
r = Koofisien
Korelasi antara
variabel X dan Y
x = Lama Belajar
y = Prestasi Belajar
Mata pelajaran
matematika
n = Jumlah Sampel
Setelah diperoleh nilai
r, selanjutnya dikonsultasikan
dengan nilai r tabel sedemikian
sehingga jika :
rhit ≥ r tabel maka H0 ditolak dan Ha
diterima
rhit < r tabel maka H0 diterima dan
Ha ditolak
Adapun hipotesis statistiknya
berbunyi:
Ho : Tidak ada pengaruh latihan
kelincahan terhadap
keterampilan menggiring
bola dalam permainan sepak
bola pada siswa siswa putra
Kelas atas SDN 03 Kota
Bima Tahun Pelajaran
2012/2013
Ha : Ada pengaruh latihan
kelincahan terhadap
keterampilan menggiring
bola dalam permainan sepak
bola pada siswa putra Kelas
atas SDN 03 Kota Bima
Tahun Pelajaran 2012/2013.
C. Hasil Penelitian
Dari hasil perhitungan maka
diperoleh nilai rhit Sebesar 0,8766
sedangkan rtabel pada taraf signifikan
5% dan derajat kebebasan n = 53
menunjukkan nilai sebesar 0,266.
Dengan diperoleh nilai tersebut maka
rhit lebih besar dari rtabel (rhit rtabel)
maka Ha diterima dan H0 ditolak.
Diterimanya hipotesis nihil tersebut,
maka dengan sendirinya penelitian ini
menyimpulkan bahwa Ada pengaruh
latihan kelincahan terhadap
keterampilan menggiring bola dalam
permainan sepak bola pada siswa
putra Kelas atas SDN 03 Kota Bima
Tahun Pelajaran 2012/2013.
D. Pembahasan
Faktor-faktor yang dapat
dipengaruhi peningkatan prestasi
seorang pemain sangat penting
dilakukan karena akan membantu
upaya pelatih dalam menyiapkan
2222 )().()().(
).().(
yynxxn
yxxynr
24
program latihan yang akan diterapkan
dalam proses pelatihan pada
pemainnya. Dalam permainan sepak
bola ada beberapa faktor tehnik yang
perlu dikuasai oleh seorang pemain,
faktor-faktor tehnik yang dimaksud
antara lain adalah : menggiring bola
dan memasukkan bola ke dalam
gawang. Kedua faktor tersebut tentu
saja berhubungan dengan kemampuan
fisik seorang pemain, oleh sebab itu
untuk meningkatkannya maka latihan-
latihan fisik juga perlu dilakukan. Jadi
kemampuan tehnik berhubungan erat
dengan beberapa kemampuan fisik
yang sesuai dengan gerakan yang
dilakukan.
Penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui apakah ada pengaruh
latihan kelincahan terhadap
keterampilan menggiring bola dalam
permainan sepak bola pada Siswa
Putra Kelas atas SDN 03 Kota Bima
tahun pelajaran 2012/2013 ini,
menunjukkan bahwa latihan-latihan
kelincahan tersebut memberikan
pengaruh yang positif terhadap
peningkatan kemampuan menggiring
bola pada subyek penelitian, hal ini
menjadi informasi penting bagi para
guru pendidikan jasmani dan olah raga
serta pelatih dalam melakukan
pemanduan bakat, baik yang
dilakukan dalam kegiatan ekstra
kurikuler maupun dalam memberikan
latihan-latihan di klub sepak bola.
Namun demikian program latihan
yang benar dan terukur perlu di
siapkan karena secara teoritis
dikatakan bahwa latihan yang
dilakukan dengan penambahan beban
yang dilakukan secara teratur akan
meningkatkan prestasi seorang pemain
sepak bola. Penambahan beban dalam
pelaksanaan penelitian ini dilakukan
dengan teratur dengan prinsip-prinsip
latihan yang berlaku.
E. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini
“Ada pengaruh latihan kelincahan
terhadap keterampilan menggiring
bola dalam permainan sepak bola pada
siswa putra kelas atas SDN 03 Kota
Bima Tahun Pelajaran 2012/2013”.
F. Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi., 2006, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktis, Yayasan Fakultas
Psikologi UGM, Yogyakarta.
Dinata, 2003, Olahraga Untuk
Perguruan Tingg, PT. Sastra
Hudaya, Yogyakarta.
Furqon, 2001, Statistik Terapan Untuk
Penelitian. Alfabeta, Bandung.
Hadi, 2000, Statistik Jilid II Cetakan
ke-17, Andi Offset, Yogyakarta.
Harsono, 1998, Sepak Bola Program
Pembinaan Ideal, PT Gramedia,
Jakarta.
Hasibuan, 2005, Sepak Bola Langkah-
Langkah Menuju Sukses Edisi
Ke Kedua, PT. Grapindo
Persada, Jakarta.
Mirman, 1998, Dasar-Dasar Sepak
Bola, Pakar Raya, Bandung.
Nurhasan, 2001, Tes dan Pengukuran
dalam Pendidikan Olahraga
Fakultas Pendidikan Olahraga
dan Kesehatan. Indonesia
Universitas.
Subana dan Sudrajat, 2001,
Metodologi Penelitian
Pendidikan, Aneka Cipta, Jakarta.
Sudjana dan Ibrahim, 2001, Metode
Penelitian, PT. Bumi Aksara,
Jakarta.
25
Sugiyono, 1999, Metode Penelitian
dalam Pendidikan, Alfabeta,
Bandung.
Sugiyono, 2011, Metode Penelitian,
Alfabeta, Bandung.
Suharno, 1993, Latihan Sepak Bola
Metode Baru serangan, Pioner
Jaya, Bandung.
Soendoro, 2004, Pendidkan Jasmani
untuk Mahasiswa Printing.
Jakarta.
26
STUDI PERBANDINGAN PASSING BOLA ANTARA KAKI BAGIAN DALAM DENGAN
KAKI BAGIAN LUAR PADA KLUB SEPAK BOLA SMA NEGERI 2 DOMPU
KABUPATEN DOMPU TAHUN PELAJARAN 2014/2015
DRS. M.SAUD YASIN & MAGFIRATUL MUQARRAMAH
Dosen STKIP Taman Siswa Bima
ABSTRAK
Kata Kunci : passing bola kaki bagian dalam dan passing bola kaki luar,
Dalam permainan sepak bola tentu harus menguasai beberapa teknik dasar terutama dalam
melakukan passing bola baik dengan kaki bagian dalam maupun kaki bagian luar. Hal ini yang
membuat peneliti tertarik melakukan penetian tentang sejauh mana perbandingan passing bola
dengan menggunakan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar. Sehingga tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah “untuk mengetahui adakah perbandingan passing bola dengan
menggunakan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar pada klub sepak bola SMA Negeri 2 Dompu
Kabupaten Dompu Tahun Pelajaran 2014/2015.
Adapun jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang bersifat kuasal
komparatif. Penelitian kuasal komparatif merupakan penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki
hubungan, perbandingan, sebab akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan
mencari faktor yang menjadi penyebab malalui data yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini
pendekatan dasarnya adalah memulai dengan adanya perbedaan dua kelompok dan kemudian
mencari faktor yang mungkin menjadi penyebab atau akibat dari perbedaan tersebut. Dalam hai ini
ada unsur membandingkan antara dua atau lebih variabel (Fraenkel dan Wallen, dalam Riyanto,
2001 : 34).
Berdasarkan hasil analisis data maka nilai t-hitung lebih besar daripada t-tabel yaitu 7,097
> 2,110 pada taraf signifikansi 5%. Dengan demikian hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis
alternative (Ha) diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa “Ada perbedaan passing bola dengan
menggunakan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar pada klub sepak bola SMA Negeri 2 Dompu
Kabupaten Dompu Tahun Pelajaran 2014/2015”.
A. PENDAHULUAN
Sepak bola merupakan olahraga yang
berbentuk permainan dan dimainkan oleh 11
orang dalam satu tim atau regu. Permainan
ini dapat dimainkan oleh anak-anak, dewasa
dan orang tua baik laki-laki maupun
perempuan.
Olahraga sepak bola ini terdiri dari
bermacam-macam bentuk gerakan dan teknik
dalam bermain. Diantaranya teknik
menggiring bola, teknik menahan bola, dan
yang paling dasar adalah teknik menendang
bola. Teknik menendang tersebut apabila
diperagakan oleh pemain pemula akan
kelihatan seperti asal menendang saja
sedangkan bagi anak-anak masih mengalami
kesulitan dalam teknik menendang tersebut,
masih kelihatan asal menendang bola pada
umumnya tanpa mengetahui apa yang
didapat dari hasil tendangannya itu. Untuk
memperoleh tendangan yang baik dan akurat
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain adalah teknik menendang dengan
menggunakan kaki bagian dalam dan kaki
bagian luar.
Dengan latar belakang inilah penulis
tertarik untuk mengadakan penelitian tentang
“Studi perbandingan passing dan stop bola
antara kaki bagian dalam dengan kaki bagian
luar dalam permainan sepak bola pada klub
PS. Batu Kuta Narmada Lombok Barat tahun
2011”.
1. Sejarah Permainan Sepak Bola
Sedemikian jauh belum ada kesamaan
pendapat tentang kapan dan dari mana asal
mula permainan sepak bola itu yang
sebenarnya. Jika orang membaca tentang
sejarah persepakbolaan yang ditulis oleh
pengarang dari berbagai Negara, maka ada
kesan bahwa sepak bola itu berasal dari
negaranya sendiri. Seperti contoh: di Jepang
permainan Dakiu (sepak bola) dengan nama
“kemari”, Yunani bernama “Epykyras”,
Romawi bemama “Haspartum”, dan lain-lain.
Namun jika kita berbicara permainan
27
sepak bola yang telah mempunyai peraturan-
peraturannya maka teranglah bahwa sepak
bola itu berasal dari “Inggris”,. Hal ini
menjadi lebih nyata lagi dengan berdirinya
“English Football Association” pada tahun
1863. pada tanggal 8 Desember 1863
tersusunlah suatu peraturan permainan sepak
bola yang disusun oleh The Football
Association, dan lahirlah peraturan
permainan sepak bola yang kita kenal sampai
sekarang.
2. Passing dan Stop Bola
a. Passing bola
Passing bola adalah : Menendang bola
dengan salah satu kaki dengan
menggunakan kekuatan serta ketepatan.
Tujuannya adalah untuk memberi umpan
atau operan dan mencetak goal. ( Dinata,
2003 )
b. Stop bola
Stop bola adalah : Menahan atau
menghentikan bola. Dalam permainan
sepak bola sering kita menahan atau
menghentikan bola. Hal ini bertujuan
untuk memudahkan kita dalam
mengontrol atau mengarahkan bola
kesasaran yang diinginkan, baik itu bola
yang jatuh ke tanah maupun bola yang
masih di udara, dengan menggunakan
kaki bagian luar, kaki bagian dalam,
punggung kaki, paha, perut, dada, atau
kepala. ( Dinata, 2003 ).
3. Teknik-Teknik Passing atau
Menendang Bola
Untuk melakukan tendangan dengan kaki
yang benar harus memperhatikan teknik-
teknik menendang sebagai berikut :
1. Teknik menendang dengan kaki bagian
dalam (kura-kura dalam).
Tendangan dengan bagian dalam kaki
atau kura-kura dalam kita gunakan
terutama untuk memberi umpan jarak
pendek, yaitu jarak 6 meter sampai 15
meter. (Dinata, 2003). Untuk melakukan
tendangan dengan menggunakan bagian
dalam kaki ada beberapa cara yaitu :
a. Sikap dan Gerakan
1) Kaki tumpu ditekuk dengan memikul
seluruh berat badan sewaktu menendang
2) Pergelangan kaki penendang tidak
bergerak
3) Pandangan mata terarah kearah bola
4) Ayunkan kaki, tendang bola dengan
menyusur tanah dengan menggerakan
kaki bagian dalam kearah bola.
2.Teknik menendang dengan kaki bagian
luar.
Menendang dengan menggunakan kaki
bagian luar dilakukan untuk memperoleh
tendangan melengkung. Jalannya
tendangan ini setengah lingkaran dan
berputar pada sebuah sumbu menuju
kesasaran.( Dinata,2003 ). Cara
menendang bola dengan menggunakan
bagian luar kaki adalah : Sikap dan
gerakan
1) Kaki tumpu ditekuk ringan dengan
memikul seluruh berat badan sewaktu
menendang
2) Pergelangan kaki penendang dikunci
kuat dan ditekuk ke dalam
3) Badan sedikit tegak dan rileks
4) Pandangan mata diarahkan kearah bola
5) Lepaskan tendangan lurus kearah
depan dengan pergelangan kaki yang
sudah ditekuk ke dalam, sehingga
bagian luar punggung kaki mengenai
bola.
4. Teknik-Teknik Stop Atau Menahan
Bola
a. Menahan bola dengan menggunakan
kaki bagian dalam.
Dalam permainan sepak bola, sering
kita melihat atau bahkan melakukan menahan
atau mengontrol bola, baik itu bola yang
jatuh ke tanah maupun bola yang masih di
udara, hal ini kita gunakan kaki bagian dalam
dan luar. ( Dinata, 2003 ).
Setiap pemain harus mampu menahan
bola dengan menggunakan kaki bagian dalam
karena gerakan ini adalah salah satu gerakan
yang paling sederhana dan mudah yang
pemain harus bisa kuasai. Teknik menahan
bola dengan kaki bagian dalam dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Sikap
a) Kaki tumpu agak tegak dan rileks serta
menahan berat badan dan
keseimbangan badan dibantu oleh
lengan.
28
b) Kaki yang menerima bola harus lentur
pada saat bola tiba.
c) Pandangan mata tetap mengikuti bola.
2) Gerakan
Bungkukan badan sedikit, kemudian oper
dengan kaki yang sesuai dengan
keinginan, serta condongkan kearah
bola.
b.Menahan bola dengan menggunakan kaki
bagian luar.
Menahan bola dengan menggunakan
kaki bagian luar dilakukan jika posisi
bola berada agak jauh dari kaki dan
datangnya bola selalu dari samping
badan. Teknik menahan bola dengan
kaki bagian luar adalah :
a) Sikap
1) Kaki tumpu agak ditekuk dan berada
dibelakang kaki yang akan menahan
bola.
2) Badan dimiringkan ke samping.
3) Pandangan mata tertuju kearah bola.
b) Gerakan
Bungkukan badan sedikit, kemudian
oper dengan kaki yang diinginkan serta
condongkan badan kearah bola.
B. METODELOGI PENELITIAN
Metode penelitian ialah suatu prosedur
atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang
mempunyai langkah-langkah sistematis. Oleh
karena itu ketepatan dalam menggunakan
metode dalam suatu penelitian yang
dilakukan akan memberikan hasil yang lebih
baik. Dalam buku metode penelitian
dijelaskan bahwa ada 2 macam metode
Yaitu: 1.Metode Eksperimen, 2. Metode
Empiris.
Metode eksperimen adalah suatu
pendekatan dimana situasi atau gejala dibuat
dengan sengaja ( Arikunto, 2002: 95 ).
Sedangkan metode empiris adalah suatu
pendekatan dimana gejala-gejala yang akan
diteliti tidak dibuat dengan sengaja (Sutrisno
Hadi, 1976: 36), maka dari itu peneliti
menggunakan metode atau pendekatan
empiris. Metode penelitian ini termasuk
penelitian yang bersifat Expost Facto artinya
data yang terkumpul setelah semua kejadian
yang dipersoalkan berlangsung. Dengan
demikian metode penelitian yang digunakan
adalah expost facto, membandingkan dua
peristiwa yang sudah terjadi melalui
hubungan sebab akibat dengan cara mencari
sebab terjadinya peristiwa berdasarkan
pengamatan akibat-akibat yang tampak dan
teramati. Peneliti tidak mulai proses dari
awal, melainkan langsung melihat hasilnya.
Dalam rancangan penelitian ini
menggunakan rancangan penelitian tindakan
yaitu melalui tes perbuatan untuk
memperoleh data tentang passing dan stop
bola dengan menggunakan kaki bagian dalam
dan kaki bagian luar. Pengertian tindakan ini
berfokus pada hal-hal yang bersifat aplikasi,
bersifat terbatas dan segera, bukan untuk
mengembangkan teori, hasilnya untuk
perbaikan atau penyempurnaan praktek
tertentu. Tindakan ini sebagai permulaan dari
ilmu tingkah laku yang telah ikut
memberikan generalisasi yang diperlukan
tentang tingkah laku dan ciri-ciri individu
serta kelompok yang mempunyai sifat-sifat
yang lebih kompleks, memerlukan informasi
yang lebih mendalam, guna menguji
hipotesis dan menganalisanya secara lebih
cermat.
Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi penelitian
Populasi adalah seluruh individu yang
menjadi subyek penelitian dan akan
dikenai generalisasi ( Arikunto, 2002 ).
Ahli lain mengatakan bahwa populasi
adalah sekelompok individu yang
memiliki satu atau lebih karakteristik
umum yang menjadi pusat perhatian (
Faisal, 1982 ).
Dari kedua pendapat tersebut di atas, dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan populasi adalah keseluruhan
individu yang memiliki satu atau lebih
karakteristik umum yang dijadikan pusat
penelitian. Sedangkan yang menjadi
populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh anggota pemain klub PS. Batu
Kuta Narmada Lombok Barat tahun 2011
yang berjumlah sebanyak 18 orang
pemain.
2. Sampel Penelitian
Menurut (Arikunto 2002),
yang dimaksud dengan sampel adalah
sebagian atau wakil dari populasi yang
diteliti. Sedangkan ahli lain mengatakan
sampel adalah sebagian dari populasi serta
29
dipandang sebagai wakil dari populasi
(Netra 1972). Jadi sampel adalah sebagian
dari populasi yang dipandang sebagai
wakil dari populasi yang akan diteliti.
Sesuai pendapat ahli, jika subyeknya
banyak ( lebih dari 100 orang ) dapat
diambil 10 – 15 % atau 20 – 25 %
(Sukarsimi Arikunto: 1992 : 107). Akan
tetapi jika jumlah populasinya sedikit
dapat diambil seluruhnya. Jadi jumlah
sampel yang digunakan adalah 18 orang,
sehingga penelitian ini disebut penelitian
studi populasi.
Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data yang diperlukan,
dibutuhkan instrumen. Yang dimaksud
dengan instrumen adalah alat bantu pada
waktu penelitian dengan menggunakan
suatu metode. (Arikunto 2002 ). Di
samping itu instrumen harus disusun
sedemikian rupa agar dapat secara tepat
merekam data yang dimaksud. Dengan
kata lain metode tidak dapat memenuhi
fungsinya dengan efektif, apabila
instrumen yang dijadikan alat metode itu
tidak valid.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas,
maka instrumen yang digunakan dalam
pelaksanaan pengumpulan data adalah tes
Passing dan Stop bola dengan
menggunakan kaki bagian dalam dan kaki
bagian luar. (Nurhasan, 2001). Adapun
alat yang digunakan untuk mendapat data
adalah: Bola 5 buah, Fluit, Kapur,
Formulir dan alat tulis menulis, Meteran
,Tembok , Stop watch, Daerah tes untuk
passing dan stop bola seperti gambar
dibawah ini :
0,60 Centimeter
4 meter
X (Testee)
Keterangan :
60 Centimeter : Daerah sasaran
4 meter : Daerah batas passing dan
stop
Tes dan pengukuran ( Nurhasan,
2001 )
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data-data penelitian
menggunakan metode dokumentasi dan
metode tes, yaitu tes perbuatan. Metode tes
perbuatan digunakan untuk memperoleh data-
data tentang passing dan stop bola.
Sedangkan metode dokumentasi digunakan
untuk mencetak data-data tentang identitas
subyek penelitian (nama, umur dan posisi
pemain) dan metode observasi dalam
penelitian ini dimaksudkan untuk melihat
apakah proses pengumpulan data dilakukan
sudah dapat berjalan dengan benar atau tidak.
Atas dasar petunjuk di atas, serta
menganalisa tujuan penelitian, maka peneliti
menggunakan dua metode yaitu :
1. Metode Dokumenter
Metode dokumenter adalah suatu cara
untuk memperoleh data yang diperlukan
dengan jalan mengumpulkan semua jenis
dokumenter serta mengadakan pencatatan
secara sistematis. ( Netra, 1972 ). Metode
ini digunakan untuk mengetahui jumlah
dan nama anggota pemain klub PS. Batu
Kuta Narmada Lombok Barat tahun 2011.
2. Metode Tes Perbuatan
Metode tes perbuatan adalah suatu alat
atau prosedur yang sistematis dan
obyektif, untuk memperoleh data atau
keterangan yang diperlukan tentang
seseorang dengan orang lain yang boleh
dikatakan cepat dan tepat (Kusuma,1972
).
Sehubungan dengan hal tersebut di atas,
maka dalam penelitian ini menggunakan
metode tes perbuatan dengan maksud
untuk memperoleh data passing dan stop
bola dengan kaki bagian dalam dan kaki
bagian luar dalam waktu 30 detik pada
pemain PS. Batu Kuta Narmada Lombok
Barat tahun 2011.
Adapun proses pengumpulan data dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Tes passing dan stop bola dengan teknik
kaki bagian dalam dan kaki bagian luar
dengan jarak 4 meter dengan sasaran 60
cm dalam waktu 30 detik.
2. Tendangan yang sah apabila bola
ditendang di luar areal 4 meter dan masuk
dalam bidang sasaran 60 cm.
30
3. Hasil yang dicatat, bola yang masuk ke
daerah sasaran.
Analisa Data
Berdasarkan data-data yang diperoleh
dalam penelitian ini bersifat kuantitatif, maka
analisa data yang digunakan uji statistik.
Sedangkan untuk mengetahui perbandingan
passing dan stop bola dengan menggunakan
kaki bagian dalam dan kaki bagian luar pada
anggota pemain klub PS.Batu Kuta Narmada
Lombok Barat tahun 2011.
Untuk analisa statistik dengan uji test, maka
digunakan rumus t-test.
Adapun rumus t-tes yang dimaksud sebagai
berikut :
MI - MII
t =
∑ d2
N ( N-I )
Keterangan :
MI = Angka rata-rata siswa yang
menendang dengan kaki
bagian dalam
M II = Angka rata-rata siswa yang
menendang dengan kaki
bagian luar
d = D-Md sedangkan Md = D
dan D = XI - XII
N
N = Jumlah sampel
∑ = Sigma { jumlah )
d2 = d dikuadratkan
( I.B. Netra, 1980 )
Langkah-langkah Menganalisa Data
1. Merumuskan Hipotesis Nihil
2. Membuat Tabel Kerja
3. Memasukkan Data dalam Rumus
4. Mencari Nilai t-test
5. Menarik Kesimpulan Analisis
C. HASIL PENELITIAN
1. Pengujian hipotesis
Agar data yang terkumpul
mempunyai arti maka data yang
masih mentah (row score) perlu
diolah dan di analisa.
Langkah-langkah analisa data :
Merumuskan hipotesis nihil
(Ho)
Menyusun tabel kerja
Mendistribusikan data kedalam
rumus
Menguji nilai t
Menarik kesimpulan
a. Merumuskan hipotesisi nihil
(Ho)
Untuk menguji hipotesis
alternatif (Ha) yang diajukan itu
maka harus dirubah kedalam
hipotesis nihil (Ho) yang
berbunyi : tidak ada perbedaan
passing dan stop bola dengan
kaki bagian dalam dan kaki
bagian luar pada pemain sepak
bola PS. Batu Kuta Narmada
Lombok Barat Tahun 2011.
b. Menyusun tabel kerja
Tabel IV. Tabel persiapan untuk sampel
yang berkolerasi dengan rumus.
No Nama
pemain
XI XII D d d2
1 2 3 4 5 6 7
1 Muhiban 50 42 8 -2,22 4,93
2 Zohran 58 50 8 -2,22 4,93
3 Jufri Sahid 50 50 0 -10,22 104,
45
4 Zamroni 58 42 16 5,78 33,4
1
5 Rosi Nopri
Hanis
66 50 16 5,78 33,4
1
6 Emi
Mansur
50 42 8 -2,22 4,93
7 Hendri 42 34 8 -2,22 4,93
8 Sukriyadi\ 58 42 16 5,78 33,4
1
31
9 Haekal
Saumadani
74 50 24 14,67 215,
21
10 Malikus
Sagir
50 42 8 -2,22 4,93
11 Rizal
Yakub
58 50 8 -2,22 4,93
12 Dedi
Irawan
66 58 8 -2,22 4,93
13 Edi Ansori 58 50 8 -2,22 4,93
14 M. Taufik 42 42 0 -10,22 104,
45
15 Misbah 58 50 8 -2,22 4,93
16 Saepudin 66 58 8 -2,22 4,93
17 Rony
Alpian
58 42 16 5,78 33,4
1
18 Ilham
Hadinata
66 50 16 5,78 33,4
1
Jumlah 10
28
84
4
18
4
640,
46
Keterangan :
Mi = 1028 = 57,11
18
Mii = 844 = 46,89
18
Md = = 184 = 10,22
18
c. Mendistribusikan data ke dalam rumus
Setelah kita mengetahui nilai M1, M2, D,
d, d2 maka langkah selanjutnya
mendistribusikan nilai kedalam rumus,
dan rumus yang dipakai untuk
menganalisa data ini adalah rumus t-test :
t= MI - MII
∑d2
N(N-1)
t = 57,11 – 46,89
640,46
18 (18-1)
t = 10,22
640,46
18 (17)
= 10,22
640,46
306
= 10,22
2,093
t = 10,22 = 7,097
d. Menguji nilai t
Setelah mendapatkan nilai t-hitung
dengan dF (N-1) yaitu = 18-1 = 17 dalam
taraf signifikansi 5% maka t-hitung
menunjukan angka 7,097 sedangkan nilai
t-tabel menunjukan angka 2,110. Untuk
menolak hipotesis nihil (Ho) atas dasar
signifikansi 5% maka t-hitung lebih besar
dari nilai t-tabel. Dengan taraf signifikansi
5% maka t-hitung 7,097 >t-tabel 2,110
e. Menarik kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis menggunakan
data diperoleh bahwa nilai rata-rata
pemain yang passing dan stop bola
dengan kaki bagian dalam lebih besar jika
dibandingkan dengan nilai rata-rata
pemain yang passing dan stop bola
dengan kaki bagian luar, oleh karena itu
hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis
alternatif (Ha) diterima maka dapat ditarik
suatu kesimpulan bahwa ada perbedaan
passing dan stop bola dengan kaki bagian
dalam dan kaki bagian luar pada pemain
sepak bola PS. Batu Kuta Narmada
Lombok Barat Tahun 2011.
D. PEMBAHASAN
Sepak bola merupakan permainan
beregu dan membutuhkan kerjasama dalam
satu tim serta keterampilan individu sangat
dibutuhkan seperti dalam hal passing dan
stop bola dengan menggunakan kaki bagian
dalam dan kaki bagian luar, hal tersebut
termasuk keterampilan dasar dari setiap
permainan sepak bola. Kekurangan
keterampilan passing and stop bola akan
mengakibatkan lepasnya bola dari pemain
32
dan membuang kesempatan untuk mencetak
gol .
Berdasarkan hasil penelitian ini ada
perbedaan passing and stop bola dengan kaki
bagian dalam dan kaki bagian luar, yang
mana pemain yang melakukan passing dan
stop bola dengan kaki bagian dalam, kaki
agak ringan sehingga sangat mudah dalam
pelaksanaannya serta hasilnya lebih banyak
sedangkan dalam melakukan passing dan
stop bola dengan kaki bagian luar, kaki dari
para pemain agak sedikit kaku dan ini
disebabkan karena takut ujung kaki atau
ujung sepatunya mengenai tanah. Dengan
demikian bahwa keterampilan passing dan
stop bola dengan kaki bagian luar dalam
permainan sepak bola pada pemain sepak
bola PS. Batu Kuta Narmada Lombok Barat
Tahun 2011. Passing dan stop bola dengan
kaki bagian dalam dan kaki bagian luar
berhasil dengan baik atau menuju daerah
sasaran apabila seorang pemain memiliki
kemampuan dasar dalam permainan sepak
bola.
E. PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis data pada
BAB IV, menunjukan t-hitung lebih besar
dari t-tabel (7,097 > 2,110) pada taraf
signifikan 5%. Dengan demikian hipotesis
nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif
(Ha) diterima sehingga dapat disimpulkan
bahwa “ Ada perbedaan passing dan stop
bola dengan kaki bagian dalam dan kaki
bagian luar pada pemain sepak bola PS. Batu
Kuta Narmada Lombok Barat Tahun 2011”.
Perbedaan tersebut menunjukan bahwa
passing dan stop bola yang dilakukan dengan
kaki bagian dalam lebih baik dibandingkan
dengan passing dan stop bola dengan kaki
bagian luar.
DAFTAR PUSTAKA
Dien Indra Kusuma Amir, Menyusun Soal-
Soal Tes, Lembaga Pendidikan Malang
Tahun 1972
Dinata Marta, Dasar-Dasar Mengajar Sepak
Bola, Cerdas Jaya, Tahun 2003
Faisal Sunafiah, Metodelogi Penelitian
Ilmiah, Usaha Jakarta, Tahun 1982
Hadi Sutrisno, Metodelogi Penelitian, Audi
Offset, Yogyakarta Tahun 1991
Luxbacher Joe, Taktik Dan Teknik Bermain
Sepak Bola, Raja Grafindo Persada
Jakarta, Tahun 2001.
Netra I.B, statistik infrensial, bina usaha,
surabaya, 1972
Nurhasan, Tes Dan Pengukuran Pendidikan
Olahraga, Karunia Universitas
Terbuka Tahun 1986.
Slamet. SR, Pendidikan Jasmani Dan
Kesehatan, Pustaka Mandiri, Tahun 1994.
Subana, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah,
Pustaka Setia,Bandung 7 Maret 2001.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian,
Rineka Cipta Jakarta, Tahun 2002
Surya Brata, Sumardi, Metodelogi Penelitian,
Raja Grafindo Persada Jakarta,Tahun
2003
Sutaryano Ahyar Y. dkk, Pedoman Penulisan
Skripsi IKIP Mataram. Tahun 2003
33
HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP JAUHNYA LEMPARAN
KE DALAM PADA PERMAIANAN SEPAK BOLA SISWA PUTRA KELAS X SMA
NEGERI 2 DOMPU SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2014/2015
IKA AHMAD ARIF R., S.PD.,M & HAERLY BURHAN, S.PD & MAHDIN
ABSTRAK
Kata Kunci : Kekuatan Otot Bahu dan Jauhnya Lemparan Kedalam
Permainan sepak bola adalah salah satu cabang olahraga yang paling terkenal di
dunia, hal ini tidak dapat dipungkiri, bahkan di Indonesia olahraga ini sangat banyak
peminatnya. Pertandingan sepak bola tidak hanya dilaksanakan antar klub saja, namun
sering juga diadakan antar instansi, antar sekolah dan antar perguruan tinggi. Pada suatu
pertandingan sepak bola yang dimainkan oleh klub-klub yang terkenal dengan pemain-
pemain yang mempunyai teknik tinggi, seorang berani membeli karcis walaupun harganya
relatif mahal.
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut di atas, maka rumusan penelitian
yang diajukan adalah " Apakah ada hubungan yang signifikan kekuatan otot bahu terhadap
jauhnya lemparan ke dalam dalam permainan sepak bola pada siswa putra kelas X SMA
Negeri 2 Dompu semester I tahun pelajaran 2014/2015.
Sesuai dengan rancangan yang digunakan dalam penelitian ini yang dikaitkan
dengan rumusan masalah dan tujuan penelitiannya, maka analisis statistik yang digunakan
untuk mengetahui apakah ada hubungan kekuatan otot bahu terhadap hasil lemparan
kedalam dalam permaianan sepak bola pada siswa putra kelas X SMA Negeri 2 Dompu
semester I tahun pelajaran 2014/2015 adalah analisis statistik korelasi Product Moment.
Dari hasil uji korelasi rxy menujukan nilai hitung rxy sebesar 0.983 maka besarnya
taraf signifikan 5% dan N sebesar 25, ternyata besarnya angka batas penolakan hipotesis
nol yang dinyatakan dalam tabel adalah 0.396. Kenyataan ini menujukan bahwa nilai
rxyyang diperoleh dari hasil analisis data sebesar 0,983. Berada di atas angka batas
penolakan hipotesis nol yang besarnya 0,396. (Nilai rxy = 0,983 > r tabel 0,396) maka dapat
disimpulkan bahwa “Ada pengaruh yang signifikan kekuatan otot bahu terhadap hasil
lemparan kedalam pada permainan sepak bola siswa putra kelas X SMA Negeri 2 Dompu
semester I tahun pelajaran 2014/2015”.
A. PENDAHULUAN
Permainan sepak bola adalah salah
satu cabang olahraga yang paling terkenal
di dunia, hal ini tidak dapat dipungkiri,
bahkan di Indonesia olahraga ini sangat
banyak peminatnya. Pertandingan sepak
bola tidak hanya dilaksanakan antar klub
saja, namun sering juga diadakan antar
instansi, antar sekolah dan antar
perguruan tinggi. Pada suatu
pertandingan sepak bola yang dimainkan
oleh klub-klub yang terkenal dengan
pemain-pemain yang mempunyai teknik
tinggi, seorang berani membeli karcis
walaupun harganya relatif mahal.
Untuk menjadi pemain sepak bola
yang berprestasi, di samping harus
memenuhi persyaratan fisik yang baik
34
seperti kekuatan, daya tahan, kelincahan,
kecepatan, kelenturan dan lain-lain, juga
dituntut untuk menguasai teknik-teknik
dasar yang baik seperti teknik dasar
mengiring, menendang, melempar,
mengoper dan menghentikan serta
menyundul bola. Melempar bola
merupakan salah satu teknik yang kurang
mendapat perhatian oleh para pelatih,
padahal teknik tersebut sering menjadi
penyebab terjadinya gol, karena
melempar akan lebih terarah ke tujuan
yang kita inginkan.
Walaupun lemparan ke dalam
tidak dapat dilakukan untuk mencetak
gol secara langsung dalam permaianan
sepak bola. Jika k i t a perhatikan, tidak
sedikit para pemain yang mampu
melempar bola dari pinggir garis
samping sampai di depan gawang lawan
sehingga dapat tercipta gol baik dengan
cara ditendang' ataupun disundul.
Kemampuan pemain untuk dapat
melempar bola sedemikian jauh,
kemungkinan besar disebabkan oleh
beberapa faktor seperti kelenturan otot
punggung, kekuatan ataupun daya ledak
otot bahu, sikap dan posisi badan saat
melakukan lemparan ke dalam dan
sebagainya.
1. Sepak Bola Sepak bola merupakan olahraga yang
berbentuk permainan dan dimainkan oleh 11
orang dalam satu tim atau regu. Permainan
ini dapat dimainkan oleh anak-anak, dewasa
dan orang tua baik laki-laki maupun
perempuan.
Permainan sepak bola yang sangat
terkenal saat ini, menurut sejarah diakui
oleh beberapa Bangsa dan Negara berasal
dari mereka dengan nama yang diberikan
sendiri-sendiri seperti misalnya Tsu-Chiu
(Cina), Episkyros (Yunani), Dakiu (Jepang)
dan sebagainya. Namun peraturan permainan
dan pertandingan sepak bola telah diakui
oleh seluruh dunia berasal dari Inggris, hal
ini dikaitkan dengan berdirinya Engkish
Football Assosiation yang didirikan pada
tahun 1863, atas dasar ini pula maka
dikatakan bahwa sepak bola berasal dari
Inggris.
Seorang pemain sepak bola, agar
mencapai prestasi yang baik dituntut
memenuhi persyaratan fisik, Teknik,
taktik dan mental yang baik. Persyaratan
fisik yang dimaksud antara lain kekuatan,
daya tahan, kelincahan, kecepatan,
sedangkan yang berhubungan dengan
faktor mental dan taktik, diperlukan
kerjasama yang baik dalam suatu
pelaksanaan pertandingan. Di samping
faktor-faktor tersebut di atas, faktor
teknik juga sangat penting untuk
mendapatkan perhatian dalam upaya
pembinaan prestasi sepak bola. Adapun
beberapa macam teknik dasar yang
perlu mendapat perhatian, menurut
Mirman (1998) adalah sebagai brikut:
a. Teknik gerak tanpa bola
Teknik gerak tanpa bola terdiri dari:
1) Teknik lari
2) Teknik melompat
3) Teknik gerak tipu badan
b. Teknik gerak dengan bola
Tenik gerak dengan bola terdiri dari:
1) Teknik menendang
2) Teknik menerima bola
3) Teknik menggiring bola
4) Teknik menembak kearah sasaran
Di samping teknik-teknik tersebut
di atas, menurut Mirman ada beberapa
teknik lain yang perlu dikembangkan
sendiri, yaitu: (1) Teknik menyundul
bola. (2) Teknik mengoper bola. (3)
Teknik melempar bola (4) Teknik
merampas bola. (5) Teknik penjaga
gawang
Sedangkan Ijatna dan Hasibuan
(2005) menyebutkan ada beberapa Teknik
dasar dalam permainan sepak bola yakni :
1) Teknik Badan, yang terdiri dari :
a) Teknik lari
b) Teknik lompat
c) Gerak tipu dengan badan
d) Sikap pertahanan
2) Teknik Dengan Bola, yang terdiri
dari:
a) Kicking (menendang bola)
b) Menyundul bola (heading)
c) Checking dan trapping
(menerima/menahan)
d) Dribling (menggiring bola)
35
e) Tricking one opponent (menipu lawan
dengan bola)
f) Tackling (merebut bola)
g) Throw in (lemparan kedalam
h) Goal keeping
Selanjutnya dijelaskan bahwa
lemparan kedalam (throw in) dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu :
a. Posisi tangan
1) Kedua tangan diletakkan pada
samping bola dan saling berhadapan
2) Kedua tangan diletakkan
berdampingan pada bagian bola
yang berlawanan dengan arah
lemparan
b. Posisi kaki
1) Kedua kaki diletakkan dengan posisi
kedua ujung kaki sejajar dengan garis
samping (melempar dengan berdiri
ditempat)
2) Salah satu kaki diletakkan
didepan kaki yang lain. Kedua
kaki diletakkan dengan posisi kedua
kaki sejajar dengan garis samping dan
Inside Foot dari kaki depan
menghadap lapangan
3) Kedua kaki diletakkan dengan posisi
kedua kaki sejajar dengan garis
samping Outside Foot dari kaki
dengan menghadap kedalam lapangan.
2. Kekuatan Otot Lengan
Kekuatan merupakan salah satu
unsur dari aspek fisik yang memberikan
hubungan terhadap peningkatan
kemampuan penampilan seseorang.
Hampir semua cabang olahraga
membutuhkan unsur tersebut, seperti
sepakbola, bolavoli, panjat tebing,
dayung, karate, pencak silat,. tae kwon
do dan sebagainya digunakan pada saat
menendang (kekuatan otot tungkai).
Sedangkan kekuatan otot lengan
dibutuhkan pada saat mengangkat beban,
menolak, melempar dan Iain-lain pada
setiap cabang olahraga yang memerlukan
gerakan-gerakan tersebut.
Mengenai pengertian tentang
kekuatan, ada beberapa pakar
memberikan definisi sebagai berikut :
Menurut Sajoto (1988), yang
dimaksudkan dengan kekuatan otot
lengan adalah kemampuan seorang atlet
pada saat menggunakan otot-ototnya
menerima beban dalam waktu kerja
tertentu. Sedangkan Harsono (1993)
memberikan pengertian kekuatan otot
lengan adalah kemampuan otot untuk
membangkitkan tegangan terhadap suatu
tahanan.
Suharno (1993) menyatakan
bahwa kekuatan otot lengan adalah
kemampuan otot untuk dapat mengatasi
tahanan/beban, menahan atau
memindahkan beban dalam menjalankan
aktifitas olahraga.
Dari beberapa pengertian tesebut
di atas dapat dijabarkan pula bahwa
kekuatan otot lengan adalah kemampuan
otot untuk dapat mengatasi beban
dengan berat dan waktu tertentu.
a. Macam-macam kekuatan Ditinjau dari aktifitas geraknya
menurut Suharno (1993) kekuatan
terdiri dari beberapa macam, yakni:
1) Kekuatan maksimal, yaitu
kemampuan otot dalam kontraksi
maksimal serta dapat
melawan/menahan dan
memindahkan beban maksimal pula
(dalam perlombaan angkat besi)
2) Explosive power (kekuatan daya
ledak) ialah kemampuan sebuah
atau sekolompok otot untuk
mengatasi tahanan beban dengna
kecepatan tinggi dalam satu gerakan
yang utuh.
3) Daya tahan kekuatan (power
endurance) adalah kemampuan
tahan lamanya kekuatan otot
untuk melawan tahanan beban
yang tinggi intensitasnya
(mendayung, balap sepeda, berenang)
b. Faktor-faktor penentu baik
tidaknya kekuatan
Suharno (1993) mengatakan
bahwa ada beberapa faktor yang
dapat menentukan baik atau tidaknya
kekuatan, yaitu antara lain:
1) Besar kecilnya potongan melintang
otot.
2) Jumlah fibril otot yang turut bekerja
dalam melawan beban
36
3) Besar kecilnya rangka tubuh
4) Keadaan zat kimia dalam otot
(glycogen, ATP)
5) Umur dan jenis kelamin
6) Latihan yang intensif
c. Ciri-ciri umum latihan kekuatan
otot lengan
Dalam memberikan latihan kekuatan,
Suharno (1993) menyatakan harus
memenuhi ciri-ciri umum sebagai
berikut :
1) Harus melawan/menahan beban berat
badan sendiri atau tambahan beban
diluar berat badan (barbell, dumbell,
push up dll).
2) Isotonik dengan gerak dinamis
3) Isometrik dengan gerak statis
4) Isokinetik
5) Mengangkat, mendorong, menarik,
menahan dan menggendong beban
3. Lemparan ke dalam (Throw in)
a. Pergertian Lemparan ke Dalam
(Throw in)
Lemparan ke dalam merupakan
salah satu cara untuk memulai kembali
permainan dalam sepak bola dengan cara
melempar bola menggunakan tangan.
Lemparan ke dalam yang dilatih terus-
menerus sehingga memiliki akurasi yang
baik dan tenaga yang cukup, dapat
menjadi senjata untuk membuka peluang
dalam mencetak gol.
Ada beberapa pakar yang
memberikan definisi sebagai berikut :
Menurut Sajoto (1988), yang
dimaksudkan dengan lemparan ke
dalam adalah kemampuan seorang atlet
pada saat menggunakan otot-ototnya
pada saat bermain dan melakukan
lemparan sejauh mungkin dalam waktu
kerja tertentu. Sedangkan Harsono
(1993) memberikan pengertian bahwa
lemparan ke dalam adalah kemampuan
pemain untuk membangkitkan tegangan
terhadap suatu tahanan untuk membuka
peluang dalam mencetak gol.
b. Teknik lemparan ke dalam (throw
in)
Teknik melakukan throw in atau
lemparan kedalam pada permainan
sepak bola bukanlah suatu hal yang
bisa dilakukan dengan mudah. Dengan
teknik yang tepat, sebuah gol bisa
berawal dari sebuah lemparan
kedalam. Lemparan kedalam memang
terlihat sederhana. Namun, setiap
pemain yang akan melakukannya
harus terlebih dahulu memahami
beberapa hal penting tentang lemparan
kedalam, seperti cara melempar yang
baik dan benar, kepada siapa harus
memberikan bola dan yang paling
penting adalah harus mengetahui
aturan dalam melakukan lemparan
kedalam.
Berikut ini adalah peraturan
dalam melakukan lemparan kedalam
pada permainan sepak bola:
1) Pemain harus melemparkan bola
dengan kedua tangan.
2) Posisi bola sebelum dilempar berada
dibelakang kepala dan dilepas
melewati atas kepala.
3) Arah lemparan harus menghadap ke
dalam lapangan.
4) Kedua maupun salah satu kaki tidak
boleh diangkat atau melakukan
lompatan pada saat melakukan
lemparan.
Oleh karena itu perlu beberapa teknik
untuk melakukan lemparan kedalam
dengan baik dan benar serta dapat
dimanfaatkan oleh teman satu tim
untuk dikonfersikan menjadi sebuah
peluang bahkan menjadi sebuah gol.
1) Sebelum melakukan lemparan
pikirkan terlebih dahulu dengan cepat
kepada siapa atau kemana akan
memberikan bola, jangan tergesa –
gesa untuk segera melakukan
lemparan, tidak tergesa – gesa bukan
berarti lambat, tetapi pemain tidak
boleh gegabah dalam melakukan
lemparan. Pemain juga dapat
mengelap bola bila keadaan bola licin
karena keadaan bola yang licin dapat
mempengaruhi akuransi dan kekuatan
lemparan.
2) Lemparan kedalam harus dilakukan
dengan kedua tangan sementara kedua
kaki harus tetap menginjak tanah. Jika
37
ingin melempar dengan keras
pelempar bisa berlari terlebpih dahulu
untuk mengambil ancang-ancang, hal
ini bertujuan untuk menambah
kekuatan lemparan. Selain itu,
lemparan harus sulit dijangkau oleh
lawan terutama dengan heading, untuk
itu pelempar dapat melemparkan bola
tersebut agar menimbulkan efek
menukik, sehingga bisa memberikan
umpan yang tepat kepada teman,
pelempar juga dapat memanfaatkan
lemparan jauh ini untuk memberikan
umpan seperti umpan crossing,
dengan catatan posisi lemparan
kedalam dekat dengan gawang.
3) Jika ingin memberikan bola pada
teman yang posisinya dekat dengan
pelempar, cukup melempar dengan
pelan, usahakan tepat di dada, paha,
atau kakinya sehingga mudah di
kuasai. Pelempar juga bisa melakukan
umpan terobosan dengan melempar
bola ke ruang kosong yang mudah
bagi teman untuk menjangkaunya
dengan berlari, karena pada saat
melakukan lemparan kedalam,
peraturan off side tidak berlaku, maka
pelempar bebas melemparkan kemana
saja bola tersebut dan tidak perlu
khawatir teman pelempar akan
terjebak off side. Adapun teknik
lemparan ke dalam dapat di lihat pada
gambar sebagai berikut:
Gambar 2.1 Teknik
lemparan kedalam
Tips untuk melakukan lemparan
kedalam adalah, segera melakukan
lemparan pada saat lawan belum
berkonsentrasi, tetapi tidak boleh tergesa
– gesa, dan teman yang diberi bola harus
siap untuk memanfaatkan umpan dari
pelempar. Hal ini sangat penting terutama
pada saat tim pelempar sedang tertinggal
dan harus segera mencetak gol, selain itu
juga dapat menghemat waktu beberapa
detik, karena setiap detik dalam
pertandingan sepak bola sangatlah
berarti.
B. METODELOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian ini adalah
penelitian deskriptif yang bersifat kuasal
komparatif. Penelitian kuasal komparatif
merupakan penelitian yang diarahkan
untuk menyelidiki hubungan, sebab
akibat berdasarkan pengamatan terhadap
akibat yang terjadi dan mencari factor
yang menjadi penyebab malalui data
yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini
pendekatan dasarnya adalah memulai
dengan adanya perbedaan dua kelompok
dan kemudian mencari factor yang
mungkin menjadi penyebab atau akibat
dari perbedaan tersebut. Dalam hai ini
ada unsure membandingkan antara dua
atau lebih variabel (Fraenkel dan Wallen,
dalam Riyanto, 2001 : 34).
2. Sumber Data
1) Data primer atau data utama adalah
jenis data yang berkaitan langsung
dengan objek penelitian yang meliputi
: hubungan yang signifikan antara
kekuatan otot lengan dan jauhnya
lemparan kedalam.
2) Data skunder atau data pendukung
adalah data yang diperoleh pada
jumlah siswa SMA Negeri 2 Dompu
Tahun 2014/2015, jumlah bola, atau
data pendukung lainnya.
Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Populasi penelitian adalah siswa
putra kelas X SMA Negeri 2 Dompu
Tahun 2014/2015 yang berjumlah 118
orang. Sedangkan jumlah sampel yang
digunakan ditentukan berdasarkan
38
pendapat yang dikemukakan oleh para
ahli berikut ini, Suharsimi (1998:120)
mengatakan bahwa apabila jumlah
populasi kurang dari 100 orang, maka
diambil seluruhnya sehingga penelitian
tersebut merupakan penelitian populasi,
tetapi jika jumlah populasi lebih besar
dari 100, boleh diambil 10% - 15% atau
20% - 25% atau lebih dalam penelitian
ini.
Adapun jumlah populasi
dapat dilihat pada tabel 1 sebagai
berikut:
No. Kelas Populasi
1. X A 33
2. X B 28
3. X C 29
4. X D 28
Jumlah 118
Orang
Sumber : SMA Negeri 2
Dompu
b. Sampel
Sampel adalah “Sebagian dari
populasi, sebagai contoh yang diambil
dengan menggunakan cara-cara tertentu”
(J. Suprapto, 1998: 43). Ahli lain
mengatakan pula bahwa: “Sampel adalah
sebagian atau wakil dari populasi yang
diteliti” (S. Margono, 1997: 44). Sampel
adalah ”sebagian wakil dari populasi
yang diteliti”, (Suharsimi, 2006:131).
Dinamakan penelitian sampel apabila
bermaksud untuk menggenaralisasikan
hasil penelitian sampel.
Menurut Sugiyono (2011 : 81)
sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakreristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, misalnya karna
keterbatasan dana, tenaga dan waktu,
maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari jumlah populasi itu.
Apa yang dipelajari dari jumlah sampel
itu, kesimpulannya akan dapat
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu
sampel yang diambil dari populasi harus
betul-betul resepresentatif (mewakili).
Jadi sampel adalah wakil dari
populasi yang akan diteliti untuk dapat
mewakili populasi yang ada maka
peneliti menggunakan ”Propotional
Random Sampling”, dengan alasan tiap-
tiap individu dalam populasi diberikan
kesempatan yang sama untuk ditugaskan
menjadi anggota populasi.
Pengambilan sampel dilakukan
dengan cara : ketika jumlah populasi
kurang dari 100 maka dapat di ambil 10-
15% dan apabila jumlah populasi lebih
dari 100 maka dapat digunakan 20-25%
sehingga dapat mewakili populasi
(Arikunto, 2005 : 139).
Berdasarkan pendapat tersebut
diatas maka peneliti menentukan cara
pengambilan sebesar 20% agar dapat
mewakili dari jumlah populasi dengan
menggunakan teknik propotional random
sampling”. Adapun jumlah sampel
(siswa) yang diambil dari keseluruhan
kelas X yang memenuhi ciri-ciri populasi
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 2 sampel penelitian
No. Kelas Populasi Sampel
1. X A 33 x 20
%
7
2. X B 28 x 20
%
6
3. X C 29 x 20
%
6
4. X D 28 x 20
%
6
Jumla
h
118
Orang
25
Orang
Sumber : Data primer diolah
Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan untuk
memperoleh data-data tentang hasil
lemparan kedalam pada permainan sepak
bola sebagai variabel terikat dalam
penelitian ini adalah instrumen tes,
yaitu tes lemparan kedalam pada
permainan sepak bola yang dilakukan
sebanyak tiga kali dan hasil yang
terbaik yang diambil sebagai data
penelitian. Pelaksanaan tes lemparan
kedalam ini di lakukan dari garis pinggir
lapangan, dilakukan sedemikian rupa
seperti pada pertandingan sepak bola.
Sedangkan untuk memperoleh data-data
tentang kekuatan otot lengan sebagai
39
variabel bebas dilakukan dengan tes
push-up.
Adapun alat-alat penunjang instrumen
penelitian untuk metode tes
kekuatan otot lengan dan lemparan
kedalam pada permainan sepak bola
adalah sebagai berikut:
1. Alat pengukur (meteran)
2. Lapangan
3. Bola
4. Alat tulis.
5. Pluit
6. Bendera, dan
7. Rool meter.
Adapun metode pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Metode Test Perbuatan
a. Test Dalam buku Evaluasi Pendidikan
dijelaskan bahwa : “Test adalah alat
pengumpulan data yang berbentuk
suruhan-suruhan yang harus
dilaksanakan oleh subyek penelitian”
(Indrakusuma, 1998: 28). Ahli lain
mengatakan bahwa: “Test adalah suatu
cara untuk mengadakan penilaian
terhadap suatu subyek ataupun obyek-
obyek tertentu untuk mendapatkan
data secara cepat dan tepat”
(Suharsimi Arikunto, 1998: 44).
Dalam penelitian ini,
menggunakan metode test perbuatan,
untuk mengetahui hubungan kekuatan
otot bahu dengan jauhnya lemparan
kedalam dalam permainan sepak bola
pada siswa putra kelas X SMA
Negeri 2 Dompu Tahun Pelajaran
2014/2015.
b. Jenis-jenis Test
1) Test lemparan kedalam pada
permainan sepak bola yang
dilakukan sebanyak tiga kali dan
hasil yang terbaik yang diambil
sebagai data penelitian.
2) Test kekuatan otot lengan yang
dilakukan dengan menyuruh siswa
melakukan push-up.
2. Metode Dokumentasi
Dalam buku
Metodologi Penelitian dijelaskan bahwa
“Metode dokumentasi adalah suatu cara
untuk memperoleh data dengan jalan
mengumpulkan segala macam dokumen
serta mengadakan pencatatan yang
sistimatis”. (Ine Amirman Yousda,
1993:77). Sedangkan ahli lain
mengatakan bahwa: “Metode
dokumentasi adalah suatu cara untuk
mencari data atau hal-hal yang berupa
catatan transkrip” (S. Margono, 1997:
117).
Sehubungan
dengan penelitian ini, metode
dokumentasi digunakan sebagai metode
bantu untuk mengetahui data tentang
jumlah dan nama-nama siswa putra kelas
X SMA Negeri 2 Dompu Tahun
Pelajaran 2014/2015.
Pengumpulan
data-data penelitian menggunakan
metode dokumentasi yaitu tes
perbuatan. Metode tes digunakan untuk
memperoleh data-data tentang variabel
terikat yaitu data mengenai hasil lemparan
kedalam pada permainan sepak bola,
sedangkan data-data tentang variabel
bebas yaitu data-data kekuatan otot bahu
diperoleh dengan tes kekuatan otot
bahu yang dilakukan dengan
menggunakan hand grip dinamometer,
sedangkan metode dokumentasi
digunakan untuk mencatat data-data
tentang identitas subyek penelitian (
nama dan kelas ) serta data-data hasil tes
lemparan kedalam dan data-data hasil tes
kekuatan otot bahu.
Adapun penggunaan metode
observasi dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk melihat apakah
proses pengumpulan data dilakukan
dengan benar atau tidak.
Adapun langkah-langkah yang
dilakukan dalam proses pengumpulan
data-data penelitian adalah sebagai
berikut :
a. Langkah Persiapan
Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini
adalah sebagai berikut:
1) Menentukan sampel penelitian.
40
2) Menentukan/menyiapkan tenaga
pembantu dalam pelaksanaan
pengumpulan data.
3) Menyiapkan alat dan fasilitas yang
digunakan untuk melaksanakan
pengukuran kekuatan otot bahu dan
lemparan kedalam pada permainan
sepak bola.
4) Alat yang digunakan untuk mengukur
kekuatan otot bahu adalah Hand
Dinamometer, sedangkan untuk
lemparan kedalam digunakan
beberapa buah bola sepak.
b. Tahap Pelaksanaan
Hal-hal yang dilakukan pada langkah ini
adalah sebagai berikut :
1) Menjelaskan tentang cara-cara
pelaksanaan pengukuran kekuatan otot
bahu dan tes lemparan kedalam pada
permainan sepak bola kepada seluruh
subyek penelitian .
2) Melaksanakan pengukuran kekuatan
otot bahu dengan cara : subyek
berdidri sejajar dengan alat pengukur
didepan dada, kemudian setelah posisi
awal benar selanjutnya/hand
dynamometer/ditarik dengan
kekuatan maksimal yang dimiliki
para subyek, angka yang tertera pada
alat pengukur menunjukkan skor
kekuatan yang dimiliki. Pelaksanaan
ini dilakukan sebanyak dua kali dan
skor yang terbaik digunakan untuk
data penelitian.
3) Melaksanakan tes lemparan
kedalam pada permaian sepak bola
dengan cara : subyek berdiri
dibelakang garis samping lajpangan
dengan posisi kaki sejajar/salah satu
kaki didepan kaki yang lain,
selanjutnya melakukan lemparan
kedalam dengan kemampuan
maksimal. Jarak lemparan yang
dihasilkan menunjukkan skor dari
kemampuan melakukan lemparan
kedalam subyek. Pelaksanaan ini
dilakukan sebanyak dua kali dan
jarak lemparan yang terjauh
digunakan sebagai data penelitian.
c. Tahap Akhir.
Tahap akhir dari pelaksanaan penelitian
ini adalah mengolah dan
menganalisis data-data yang diperoleh
dalam penelitian ini, yaitu data-data
dari hasil pengukuran kekuatan otot
bahu dan hasil tes lemparan kedalam
pada permainan sepak bola.
Teknik Analisa Data Data yang terkumpul selama
mengadakan penelitian perlu
diinterpretasikan dengan penuh
penelitian, keuletan secara cermat
sehingga akan mendapat suatu
kesimpulan tentang suatu penelitian
dengan baik. Metode yang dipergunakan
untuk mengolah data disebut metode
pengolahan data. Dan dalam
menganalisis data digunakan analisis
statistik.
Didalam analisis data-data
diperoleh lebih dahulu harus dibuktikan
kebenarannya dan kevaliditasannya.
Sesuai dengan rancangan yang
digunakan dalam penelitian ini yang
dikaitkan dengan rumusan masalah dan
tujuan penelitiannya, maka analisis
statistik yang digunakan untuk
mengetahui apakah ada hubungan
kekuatan otot bahu terhadap hasil
lemparan kedalam pada permaianan sepak
bola siswa putra kelas X SMA Negeri 2
Dompu adalah analisis statistik Korelasi
Product Moment dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
rxy =)()( 2222 yyxxN
yxyxN
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara
variabel X dan variabel Y
N = Jumlah sampel yang diteliti
x = Jumlah skor variabel X
y = Jumlah skor variabel Y 2x = Jumlah kuadrat variabel X 2y = Jumlah kuadrat variabel Y
xy = Jumlah perkalian variabel X dan
variabel Y
(Arikunto Suharsimi, 2002:177)
Adapun langkah-langkah yang
ditempuh dalam penganalisis data
41
dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Merumuskan hipotesis nihil (ho)
2. Menyusun tabel kerja
3. Mcmasukkan data kedalam rumus
4. Mencari nilai rxy
5. Menarik kesimpulan
C. HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Data
Data-data yang diperoleh dalam
penelitian ini adalah data-data mengenai
identitas siswa yang menjadi subyek
penelitian dan data-data dari variabel
terikat yaitu data tentang hasil penukuran
kekuatan otot bahu sebagai variabel
bebas serta data-data tentang hasil tes
lemparan kedalam pada permainan sepak
bola sebagai variabel terikat.
Data-data tentang identitas siswa
diperoleh pada saat awal penelitian yaitu
pada saat penentuan sampel sebagai
subyek yang akan digunakan dalam
penelitian ini.
Selanjutnya untuk mengetahui
apakah ada atau tidak pengaruh kekuatan
otot bahu terhadap hasil lemparan
kedalam pada peramainan sepak bola,
maka dilakukan uji korelasi dari hasil
pengukuran kekuatan otot bahu dan hasil
tes lemparan kedalam pada permainan
sepak bola subyek penelitian dengan
mengunakan analisis Statistik Korelasi
Product Moment yang sesuai dengan
rancangan penelitian yang telah
ditetapkan.
Adapun data-data tersebut
dipaparkan pada tabel-tabel berikut ini:
Tabel 3 : Jadwal Pelaksanaan
Penelitian Hari /
tanggal
Waktu Materi
Rabu 6, 13
Agustus
2014
16.30 – 18.00
Tes Pengukuran
Kekuatan Otot Bahu
Pada Subyek
Kamis 7,
14 Agustus
2014
16.30 – 18.00 Tes Lemparan
Kedalam Pada
Permainan Sepak
Bola
Tabel 4 :Data Tentang Nama Subyek
Penelitian kelas X SMA Negeri 2 Dompu
tahun pelajaran 2014/2015 No Nama Siswa Kela
s
Umur
1 2 3 4
1 Abdul Haris X-A 16 Tahun
2 Agus Suntoro X-A 16 Tahun
3 Ardiansyah Putra X-A 16 Tahun
4 M. Ali X-A 16 Tahun
5 M. Arwinda X-A 15 Tahun
6 M. Taufikurrahman X-A 16 Tahun
7 Syamsuddin X-A 17 Tahun
8 A. Haris X-B 17 Tahun
9 Adi Hariyanto X-B 16 Tahun
10 Ardian X-B 16 Tahun
11 Muh Akbar X-B 16 Tahun
12 Supriadin X-B 17 Tahun
13 Yaser X-B 15 Tahun
14 Endri Kuswanto X-C 16 Tahun
15 Fajril X-C 16 Tahun
16 Ikhsan X-C 16 Tahun
17 Moh. Irma X-C 16 Tahun
18 Purnawarman X-C 16 Tahun
19 Wasis Atmaji X-C 16 Tahun
20 Dedi X-D 17 Tahun
21 Farirahman X-D 17 Tahun
22 Rizki Saputra X-D 18 Tahun
23 Jery X-D 16 Tahun
24 Sukriyadin X-D 16 Tahun
25 Suriasyah X-D 17 Tahun
Sumber data : SMA Negeri 2 Dompu
Tabel 5 : Data tentang hasil pengukuran
kekuatan otot bahu subyek penelitian
kelas X SMA Negeri 2 Dompu tahun
pelajaran 2014/2015. No. Nama Siswa Kekuatan
Otot Bahu
1 2 3
1 Abdul Haris 36
2 Agus Suntoro 34
3 Ardiansyah Putra 25
4 M. Ali 36
5 M. Arwinda 27
6 M. Taufikurrahman 36
7 Syamsuddin 24
8 A. Haris 30
9 Adi Hariyanto 30
10 Ardian 29
11 Muh Akbar 40
12 Supriadin 42
13 Yaser 33
14 Endri Kuswanto 31
15 Fajril 28
16 Ikhsan 30
17 Moh. Irma 31
18 Purnawarman 25
19 Wasis Atmaji 30
20 Dedi 37
21 Farirahman 23
22 Rizki Saputra 32
23 Jery 33
24 Sukriyadin 39
25 Suriasyah 40
Sumber : Data primer
diolah
42
Tabel 6 Data Tentang Hasil Tes
Lemparan Kedalam Subyek Penelitian
kelas X SMA Negeri 2 Dompu tahun
pelajaran 2014/2015 N
o
.
Nama
Siswa
Pengukuran Tes Lemparan Kedalam
Menggunakan (meter)
I II III Terbaik
1 Abdul
Haris
11,09
M
11,10
M
14,08
M 14,08 M
2
Agus
Suntor
o
11,07
M
14,07
M
12,02
M 14,07 M
3
Ardian
syah
Putra
10,18
M
12,10
M
12,18
M 12,18 M
4 M. Ali 12,66
M
11,61
M
10,66
M 12,66 M
5
M.
Arwind
a
14,98
M
14,10
M
12,98
M 14,98 M
6
M.
Taufik
urrahm
an
12,10
M
11,22
M
15,10
M 15,10 M
7 Syams
uddin
11,36
M
13,30
M
14,36
M 14,36 M
8 A.
Haris
15,52
M
13,53
M
12,52
M 15,52 M
9
Adi
Hariya
nto
11,13
M
10,22
M
11,11
M 11,13 M
1
0 Ardian
12,11
M
11,11
M
10,12
M 12,11 M
1
1
Muh
Akbar
11,78
M
12,77
M
12,12
M 12,77 M
1
2
Supriad
in
13,10
M
12,81
M
13,81
M 13,81 M
1
3 Yaser
11,06
M
11,61
M
10,61
M 11,61 M
1
4
Endri
Kuswa
nto
10,60
M
11,10
M
11,60
M 11,60 M
1
5 Fajril
13,67
M
12,67
M
13,25
M 13,67 M
1
6 Ikhsan
11,52
M
12,12
M
12,52
M 12,52 M
1
7
Moh.
Irma
15,00
M
14,30
M
16,00
M 16,00 M
1
8
Purnaw
arman
11,80
M
12,10
M
12,80
M 12,80 M
1
9
Wasis
Atmaji
13,48
M
14,38
M
12,38
M 14,38 M
2
0 Dedi
14,10
M
13,38
M
14,38
M 14,38 M
2
1
Farirah
man
12,28
M
13,80
M
14,28
M 14,28 M
2
2
Rizki
Saputra
12,71
M
14,69
M
12,69
M 14,69 M
2
3 Jery
14,82
M
15,72
M
13,72
M 15,72 M
2
4
Sukriya
din
16,34
M
14,35
M
15,33
M 15,33 M
2
5
Suriasy
ah
15,70
M
13,80
M
14,70
M 15,70 M
Sumber : Data primer diolahTabel 7 Data
Tentang Kekuatan Otot Bahu dan Hasil
Lemparan Kedalam kelas X SMA Negeri
2 Dompu tahun pelajaran 2014/2015 No. Nama Siswa Kekuatan
otot bahu
(X)
Lemparan
kedalam
(Y)
1 2 3 4
1 Abdul Haris 36 14,08
2 Agus Suntoro 34 14,07
3 Ardiansyah
Putra
25 12,18
4 M. Ali 36 12,66
5 M. Arwinda 27 14,98
6 M.
Taufikurrahman
36 15,10
7 Syamsuddin 24 14,36
8 A. Haris 30 15,52
9 Adi Hariyanto 30 11,13
10 Ardian 29 12,11
11 Muh Akbar 40 12,77
12 Supriadin 42 13,81
13 Yaser 33 11,61
14 Endri
Kuswanto
31 11,60
15 Fajril 28 13,67
16 Ikhsan 30 12,52
17 Moh. Irma 31 16,00
18 Purnawarman 25 12,80
19 Wasis Atmaji 30 14,38
20 Dedi 37 14,38
21 Farirahman 23 14,28
22 Rizki Saputra 32 14,69
23 Jery 33 15,72
24 Sukriyadin 39 14,38
25 Suriasyah 40 15,70
Sumber : Data primer diolah
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian ini
dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Merumuskan Hipoteis Nol (Ho)
Hipotesis yang dirumuskan dalam
penelitian ini adalah hipotesis alternatif
(kerja) yang menyatakan bahwa “Ada
hubungan kekuatan otot bahu terhadap
jauhnya lemparan kedalam pada
permainan sepak bola siswa putra kelas X
SMA Negeri 2 Dompu tahun pelajaran
2014/2015”.
Untuk membuktikan apakah hipotesis
tersebut terbukti kebenarannya, maka
hipotesis kerja tersebut harus dirubah
dahulu menjadi hipotesis nol, sehingga
hipoteisisnya berbunyi “Tidak ada
hubungan kekuatan otot bahu terhadap
jauhnya lemparan kedalam pada
permainan sepak bola siswa putra kelas X
SMA Negeri 2 Dompu tahun pelajaran
2014/2015”.
43
b. Menyusun Tabel Kerja
Untuk kebutuhan pengolahan data
hasil pengukuran kekuatan otot bahu
dan hasil tes lemparan kedalam pada
permainan sepak bola dibutuhkan
tabel kerja sebagai berikut:
Tabel 8 Tabel Kerja Penghitungan
Pengaruh Kekuatan Otot Bahu (X)
Terhadap Jauhnya Lemparan Kedalam
Pada Permainan Sepak Bola (Y) No. (X) (Y) X2 Y2 XY
1 3 3 4 5 6
1. 36 14,08 1296 198,25 506,88
2. 34 14,07 1156 197,96 478,38
3. 25 12,18 625 148,35 304,5
4. 36 12,66 1296 160,28 455,76
5. 27 14,98 729 224,40 404,46
6. 36 15,10 1129 228,01 543,6
7. 24 14,36 576 206,21 344,64
8. 30 15,52 900 240,87 465,6
9. 30 11,13 841 123,88 322,77
10. 29 12,11 1600 146,65 484,4
11. 40 12,77 484 163,07 280,94
12. 42 13,81 1089 190,72 455,73
13. 33 11,61 961 134,97 395,91
14. 31 11,60 784 134,56 324,8
15. 28 13,67 900 186,87 410,1
16. 30 12,52 961 156,75 388,12
17. 31 16,00 625 256 400
18. 25 12,80 2025 163,84 576
19. 30 14,38 900 206,78 431,4
20. 37 14,38 1369 206,78 532,06
21. 23 14,28 529 203,92 328,44
22. 32 14,69 1024 215,80 470,08
23. 33 15,72 1089 247,12 518,76
24. 39 14,38 1521 235,01 597,87
25. 40 15,70 900 246,49 471
N ∑X ∑Y ∑X2 =
25,309
∑Y2 =
4823,36
∑XY =
10.855,96
Sumber : Data primer diolah
c. Memasukan Data Kedalam Rumus
(Analisa Data)
rxy = ))(( 22
yx
xy
rxy = )36,823.4)(309.25(
96,855.10
rxy = 983,073,084.11
96,855.10
d. Menguji nilai “rxy”.
Dari hasil analisis data dengan uji
korelasi dua variabel penelitian
mengunakan teknik Korelasi Produt
Moment, diperoleh nilai hitung xy
sebesar 0.983, dengan besarnya angka
pada tabel nilai r dengan taraf
signifikan 5% dan N = 25 adalah
0,396.
e. Menarik Kesimpulan
Dari hasil uji korelasi rxy menujukan
nilai hitung rxy sebesar 0.983 maka
besarnya taraf signifikan 5% dan N
sebesar 25, ternyata besarnya angka
batas penolakan hipotesis nol yang
dinyatakan dalam tabel adalah 0.396.
Kenyataan ini menujukan bahwa
nilai rxyyang diperolemh dari hasil
analisis data sebesar 0,983. Berada di
atas angka batas penolakan hipotesis
nol yang besarnya 0,396. (Nilai rxy =
0,983 > r tabel 0,396) maka dapat
disimpulkan bahwa “Ada hubungan
yang signifikan kekuatan otot bahu
terhadap hasil lemparan ke dalam
pada permainan sepak bola siswa
putra kelas X SMA Negeri 2 Dompu
tahun pelajaran 2014/2015”.
D. PEMBAHASAN
Penelitian tentang faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi hasil
lemparan kedalam pada permaianan
sepak bola penting dilakukan karena
kemampuan jauhnya lemparan
kedalam dapat membantu terciptanya
gol. Dalam permainan sepak bola,
apabila terjadi lemparan ke dalam di
dekat garis gawang maka bola dapat
dilempar kedepan mulut gawang
sehingga berpeluang untuk
menciptakan gol baik di lakukan
dengan mungunakan tendangan
ataupun dengan sundulan (heading).
Penelitian yang bertujuan
“Mengetahui hubungan kekuatan otot
bahu terhadap hasil lemparan kedalam
pada permainan sepak bola pada siswa
putra kelas X SMA Negeri 2 Dompu
tahun pelajaran 2014/2015”. Ini
menujukan bahwa ada hubungan yang
signifikan kekuatan otot bahu terhadap
jauhnya lemparan ke dalam pada
permainan sepak bola, hal ini menjadi
informasi penting bagi para guru
pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan serta pelatih dalam
melakukan pemanduan bakat terhadap
para siswa. Dalam pelaksanaan
44
latihan, perhatikan terhadap kekuatan
otot bahu perlu diberikan latihan
karena telah terbukti dapat
meningkatkan jauhnya lemparan
kedalam pada permainan sepak bola.
Pelaksanaan latihan harus menerapkan
prinsip-prinsip latihan yang benar agar
tujuan latihan dapat dicapai secara
optimal. Latihan-latihan untuk
meningkatkan kekuatan otot bahu
dapat dilakukan baik dengan beban
badan sendiri maupun dengan bantuan
alat.
E. PENUTUP
Berdasarkan pada analisis data
untuk menjawab hipotesis penelitian
yang diajukan, diperoleh. Berdasarkan
taraf signifikan ternyata angka batas
penolakan hipotesis Nol yang dinyatakan
dalam tabel nilai-nilai r Product Moment
besarnya adalah 0,396. Dengan demikian
maka hipotesis Nol ditolak dan hipotesis
alternatif yang mengatakan “Ada
hubungan yang signifikan kekuatan otot
bahu terhadap jauhnya lemparan ke
dalam pada permainan sepak bola siswa
putra kelas X SMA Negeri 2 Dompu
tahun pelajaran 2014/2015 diterima.
Hal ini berarti kekuatan otot bahu
merupakan salah satu faktor yang
mempunyai pengaruh terhadap jauhnya
lemparan kedalam pada permainan sepak
bola.
DAFTAR PUSTAKA
Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta. Rineka Cipta.
. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta. Rineka Cipta
J. Supraptop. 1993. Prinsip-prinsip
Pelatihan. Jakarta. Pusat
Pendidikan dan Penataran. Koni
pusat.
S. Margono, M.H.1997. Teknik Dasar Sepak Bola. National Cource
Conductors Cource seminar
2OO5.ragunan. Jakarta. German-
Indonesian sport Proyect.
Netra J.B. 1974. Statistik Inferensial.
Surabaya. Usaha Nasional
Sajoto, Muhamad. 1988. Pembinaan
Kondisi Fisik Dalam Olahrasa.
Jakarta. Depdikbud. Dirjen
Dikti. Proyek Pengembangan
Lembaga Pendidikan tenaga
Kependidikan.
Syarifuddin, Aip dan Muhadi. 1992/1993. Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan.
Jakarta Depdikbud. Dikti.
Proyek Pengembangan Lembaga
Pendidikan Tenaga
Kependidikan.
Suharno,HP. 1993. Metodologi
Pelatihan. Jakarta. Pusat
Pendidikan dan Penatara.
Jakarta. Koni Pusat.
Sujana, Nana dan Ibrahim.2001.
Penelitian dan Penilaian
Pendidikan. Bandung. Sinar
baru Algesindo.
Indra Kusuma P. 1998. Instrumen Pemanduan Bakat At let.
Jakarta. Direktorat Olahraga
Pelajar. Depdiknas.
Pedoman Penulisan Skripsi STKIP Taman Siswa Bima
45
STUDI KOMPARATIF KETETAPAN SERVICE DALAM PERMAINAN BOLA
VOLI ANTARA TEKNIK SERVICE TANPA MELOMPAT DENGAN TEKNIK
SERVICE MELOMPAT PADA SISWA KELAS VIII PUTRA SMP NEGERI
4WERA KABUPATEN BIMA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
ABDUL AZIS
ABSTRAK
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: “untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan ketetapan
service dalam permainan bola voli antara teknik service tanpa melompat dengan teknik
service melompat pada siswa kelas VIII putra SMP Negeri 4 Wera Kabupaten Bima tahun
pelajaran 2014/2015”.
Jenis Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang
membandingkan antara dua variabel, yakni variabel independen (Ketepatan service dalam
permainan bola voli )terhadap variabel dependen (Service tanpa melompatdan Service
melompat), rumus yang digunakan adalah rumus t-test.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa nilai t-
test yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 11,009, sedangkan nilai t test dalam tabel
dengan taraf signifikan 5 % dan db (n-1) = (26 -1) = 25 adalah 2,064, kenyataan ini
menunjukkan bahwa nilai t-test yang diperoleh dalam penelitian ini adalah lebih besar dari
pada nilai t-test dalam t-tabel. Dengan demikian ada perbedaan antara teknik service tanpa
melompat dengan teknik service melompat terhadap ketetapan service dalam permainan
bola voli siswa kelas VIII putra SMP Negeri 4 Wera Kabupaten Bima Tahun Pelajaran
2014/2015. A. PENDAHULUAN
Permainan bola voli merupakan
salah satu cabang olahraga yang cukup
populer di dunia, hal ini dapat dilihat dari
banyaknya klub-klub bola voli baik yang
dikelola secara amatir maupun
professional.Pertandingan-pertandingan
yang diselenggarakan seringkali dipadati
oleh penonton walaupun harga tiket
masuk cukup mahal.Tampilnya pemain-
pemain yang mempunyai ketrampilan
tinggi menjadi suatu tontonan yang
sangat menarik, sehingga jarang pemilik
klub berani membayar pemain tersebut
dengan harga yang cukup tinggi.Di
Indonesia permainan bola voli
merupakan permainan yang sudah
memasyarakat, klub-klub bola voli
bermunculan yang diorganisir oleh
perserikatan masing-masing.
Dalam pelaksanaan pembelajaran
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan di
Sekolah-Sekolah, permainan bola voli
merupakan salah satu sub bidang studi
yang sangat menarik bagi siswa selain
permainan bola basket, sepak bola dan
berbagai cabang olahraga permainan
lainnya. Pertandingan-pertandingan bola
voli dilaksanakan dalam berbagai
kelompok yang masing-masing
memperebutkan piala/tropinya sendiri-
sendiri baik yang bersifat amatir maupun
professional.
Dengan semakin popularitasnya
cabang olahraga ini, mendorong setiap
orang berusaha untuk meningkatkan
keterampilannya memainkan bola, sebab
dengan keterampilan yang dimilikinya
akan dapat menjamin masa depannya.
Menurut Kosasih (1997: 111), agar
seseorang memiliki keterampilan yang
cukup dalam bermain bola voli harus
menguasai beberapa teknik dasar seperti:
teknik passing atas. Teknik passing
bawah, set up (umpan), smash, bolck
maupun service.
Adapun teknik pelaksanaan service
secara umum ada dua macam yakni
46
service tanpa melompat dan service
melompat. Dari kedua teknik service ini
memiliki keistimewaan-keistimewaan
tersendiri dari cara pelaksanaannya
tergantung pada kemampuan masing-
masing pemain/atlit. Ada pemain yang
tepat dan unggul menggunakan service
tanpa melompat dan ada pemain yang
tepat dan unggul menggunakan service
melompat serta ada pemain yang mampu
mengkombinasikan kedua cara atau
teknik service tersebut di atas.
Namun demikian, belum diketahui
dengan jelas dan pasti sejauhmana kedua
teknik service tersebut memiliki
ketepatan service dalam permainan bola
voli. Hal inilah yang perlu diteliti lebih
jauh sehingga peneliti merasa tertarik
untuk mengangkat judul tentang:studi
komparatif ketetapan service dalam
permainan bola voli antara teknik service
tanpa melompat dengan teknik service
melompat pada siswa kelas VIII putra
SMP Negeri 4Wera Kabupaten Bima
tahun pelajaran 2014/2015. 1. Sejarah Permainan Bola Voli
Permainan bola voli adalah suatu
bentuk permainan yang diciptakan tahun
1895 di Holyoke (Amerika Bagian
Timur) oleh William G. Morgan Pembina
Pendidikan Jasmani pada Young Men
Christian Association (YMCA).
Permainan bola voli di Amerika
sangat cepat perkembangannya, sehingga
pada tahun 1922 (YMCA) mengadakan
kejuaraan bola voli nasional.Kemudian
permainan bola voli ini menyebar ke
seluruh penjuru dunia. Pada tahun 1947
pertama kali permainan bola voli
dipertandingkan di Polandia dengan
peserta yang cukup banyak, maka pada
tahun 1948 didirikan Federasi Bola Voli
Internasional atau International Volley
Ball Federation (IVBF) yang waktu itu
beranggota 15 negara dan berkedudukan
di Paris.
Permainan bola voli masuk ke
Indonesia pada waktu penjajahan
Belanda (sesudah tahun
1928).Perkembangan permainan bola voli
di masyarakat Indonesia sangat cepat.Hal
ini terbukti pada Pekan Olahraga
Nasional (PON) ke- 2 tahun 1951 di
Jakarta.Sampai sekarang permainan bola
voli termasuk salah satu cabang olahraga
yang resmi dipertandingkan.
Pada Tahun 1955 tepatnya tanggal
22 Januari didirikan Organisasi Bola Voli
Indonesia dengan nama Persatuan Bola
Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) dengan
ketuanya W.J. Latumeten. Setelah adanya
induk organisasi bola voli ini, maka pada
tanggal 28 sampai 30 Mei 1955 diadakan
kongres dan kejuaraan nasional yang
pertama di Jakarta.
2. Teknik Dasar Permainan Bola Voli
Adapun teknik-teknik dasar dalam
permainan bola voli adalah sebagai
berikut:
a. Passing
Passing dapat dikelompokan kedalam
dua cara, yaitu :
1. Passing Atas
Passing atas adalah mengambil bola
dengan jari-jari tangan
(Syaifuddin,1997:26). Muhadi
(1992:54), menyatakan bahwa yang
dimaksud dengan menggunakan jari-
jari tangan baik kepada kawan
maupun langsung dijatuhkan pada
lapangan lawan di atas jaring. Jadi
passing atas dalam penelitin ini adalah
mengumpan bola dengan
menggunakan jari-jari tangan untuk
diperlukan kepada pemukul.
2. Passing Bawah
Passing bawah adalah mengambil bola
atau mengembalikan bola dengan
kedua belah tangan disatukan atau
dengan satu tangan (Syarifuddin,
1991:29).Muhadi (1992:55),
menyatakan bahwa, passing bawah
adalah mengambil bola yang ada di bawah badan atau bola dari bawah
yang biasanya dilakukan dengan
kedua lengan bagan bawah (dari siku
sampai pergelangan tangan yang
dirapatkan), baik untuk dioperkan
kepada kawan, maupun langsung ke
lapangan lawan melalui diatas jaring.
47
b. Received
Received adalah sikap pemain dalam
mengambil atau menerima bola
pertama hasil service daripada lawan
c. Spike
Spike adalah gerakan seorang pemain
yang bertindak sebagai pemukul
dalam permainan bola volly
d. Blocking
Block adalah bentuk gerakan
seseorang atau beberapa orang pemain
yang berada di dekat net atau jaring
untuk membendung Block atau
serangan lawan (Syarifuddin, 1997 )
Untuk melakukan gerakan block ini,
semestinya harus dilakukan oleh
beberapa orang pemain, tujuannya
agar ruang untuk bola masuk menjadi
lebih sempit dan tidak ada sama sekali
sehingga mengurangi peluang angka
untuk lawan.
Pada umumnya dalam melakukan
gerakan blocking, pemain atau atlit
yang mempunyai tinggi badan sangat
berpengaruh atau sangat bagus dalam
hal melakukan gerakan blocking,
karena dengan tinggi badan serta daya
lentingan yang bagus pula, maka
jangkauan pun menjadi lebih panjang
sehingga peluang bola untuk
masukpun kecil
e. Service
Cara melakukan service terdiri atas
dua, yaitu :
1. Service atas
Cara melakukan pukulan permulaan
dari petak service dengan cara
memukul bola dari atas kepala sebagai
usaha menghidupkan bola dalam
permainan (Syarifuddin, 1997:24).
2. Service bawah
Cara melakukan pukulan permulaan
dari petak service dengan tangan dari
dari bawah sebagai usaha
menghidupkan bola dalam permainan
(Syarifuddin, 1997:25).
f. Smash
Smash adalah pukulan melambung
yang keras dan mematikan, yakni
memukul bola dengan tumit telapak
tangan terbuka pada bagian belakang
tengah (Syarifuddin,1991:28). Ahli
lain berpendapat mengenai pengertian
Smash: “ Smash adalah pukulan keras
yang dilakukan oleh Spiker (pemukul)
dengan tujuan menyerang lawan untuk
mendapatkan poin. (Vierra,dkk.
2000:34)
3. Teknik Pelaksanaan Service Tanpa
Melompat dan Service Melompat
Adapun secara umum melakukan
service dalam permainan bola voli
adalah sebagai berikut:
a. Berdiri di atas servis, sikap tubuh
menghadap jaring, jarak kedua kaki
selebar bahu dan disilangkan, berat
badan pada kaki belakang, tubuh
lemas (rileks).
b. Bola dipegang dengan tangan kiri,
tangan kanan diayunkan ke atas
belakang kepala.
c. Lemparkan bola ke atas setinggi
jangkauan tangan pukul.
d. Pukul bola dengan cambukan pangkal
telapak tangan.
e. Bola dipukul pada bagian tengah
belakang otot perut membantu
kekuatan pukulan terhadap bola.
f. Setelah memukul bola, berat badan
dipindahkan ke kaki depan.
(Kosasih, 1994 : 71)
Sehubungan dengan penelitian ini,
untuk service tanpa melompat dalam
pelaksanaannya tidak diawali dengan
melompat sementara service
melompat dalam pelaksanaannya
diawali dengan melompat. Adapun
teknik pelaksanaan selengkapnya
adalah sebagai berikut:
1. Teknik pelaksanaan service tanpa
melompat
Adapun teknik pelaksanaan service
tanpa melompat adalah sebagai
berikut:
a. Berdiri di atas servis, sikap tubuh
menghadap jaring, jarak kedua kaki
selebar bahu dan disilangkan, berat
badan pada kaki belakang, tubuh
lemas (rileks).
48
b. Bola dipegang dengan tangan kiri,
tangan kanan diayunkan ke atas
belakang kepala.
c. Pada saat pelaksanaan pemukulan bola
(service) tidak diawali dengan
melompat.
d. Pukul bola dengan cambukan pangkal
telapak tangan.
e. Bola dipukul pada bagian tengah
belakang otot perut membantu
kekuatan pukulan terhadap bola.
f. Setelah memukul bola, berat badan
dipindahkan ke kaki depan.
2. Teknik pelaksanaan service
melompat
Adapun teknik pelaksanaan service
melompat adalah sebagai berikut:
a. Berdiri di atas servis, sikap tubuh
menghadap jaring, jarak kedua kaki
selebar bahu dan disilangkan, berat
badan pada kaki belakang, tubuh
lemas (rileks).
b. Bola dipegang dengan tangan kiri,
tangan kanan diayunkan ke atas
belakang kepala.
c. Pada saat pelaksanaan pemukulan bola
(service) diawali dengan melompat
terlebih dahulu.
d. Pukul bola dengan cambukan pangkal
telapak tangan.
e. Bola dipukul pada bagian tengah
belakang otot perut membantu
kekuatan pukulan terhadap bola.
f. Setelah memukul bola, berat badan
dipindahkan ke kaki depan.
(Kosasih, 1994 : 72)
4. Peraturan Permainan Bola Voli
1. Lapangan dan Ukurannya
Lapangan permainan bola voli
berbentuk persegi panjang dengan
ukuran panjang 18 meter dan lebar 9
meter, semua garis batas lapangan,
garis tengah, garis daerah serang
adalah 3 meter (daerah depan). Garis
batas itu diberi tanda batas dengan
menggunakan tali, kayu, cat/kapur,
kertas yang lebarnya tidak lebih dari 5
cm.
Lapangan permainan bola voli terbagi
menjadi dua bagian sama besar yang
masing-masing luasnya 9 x 9 meter.
Ditengah lapangan dibatasi garis
tengah yang membagi lapangan
menjadi dua bagian sama besar.
Masing-masing lapangan terdiri atas
daerah serang dan daerah pertahanan.
Daerah bebas permanent adalah
ruang di atas daerah permainan yang
bebas dari segala halangan.Daerah
bebas permainan harus memiliki
ketinggian minimal 7 m dari
permukaan lapangan.
Untuk kejuaraan dunia dan
pertandingan resmi FIVB, daerah
bebas harus berukuran minimal 5
meter dari garis samping dan 8 meter
garis akhir. Daerah bebas permainan
harus memiliki ketinggian minimal
12,5 meter dari permukaan lapangan.
2. Jaring (Net)
Jaring untuk permainan bola voli
berukuran tidak lebih dari 9,50 meter
dan lebar tidak lebih dari 10 meter
dengan petak-petak atau mata jaring
berukuran 10 x 10 cm, tinggi jaring
untuk putra 2,43 meter dan putri 2,24
meter, tepian atas terdapat pita putih
selebar 5 cm.(Syarifuddin, 1997 : 22)
3. Tongkat atau Rod
Di dalam pertandingan permainan bola
voli yang sifatnya nasional maupun
internasional, di atas batas samping
jaring di pasang tongkat atau rod yang
menonjol ke atas setinggi 80 cm dari
tepi jaring.Tongkat itu terbuat dari
bahan fiberglass dengan ukuran 180
cm dengan diberi warna kontras.
4. Bola
Bola harus terbuat dari bahan yang
lunak (lentur), bentuk bulat dengan di
dalamnya dari bahan karet atau
semacamnya dan berwarna terang
serta bola yang dipergunakan di
dalamnya berukuran berat 260 – 280
gram dan keliling bola 65 – 67 cm.
5. Pemain
Jumlah pemain dalam lapangan
permainan sebanyak 6 orang setiap
regu dan ditambah 6 orang sebagai
pemain cadangan.
49
6. Cara menghitung Kemenangan Suatu
Relli poin
Dalam permainan bola voli setiap
memenangkan suatu reli memperoleh
satu angka. Apabila regu penerima
memenangkan suatu reli akan
mendapat suatu angka dan mendapat
giliran service, akan melakukan
pergeseran atau rotasi searah jarum
jam.
7. Cara menghitung Memenangkan
Suatu Set
Suatu set kecuali set V dimenangkan
oleh regu yang lebih dahulu
mendapatkan angka 25 dengan
minimal selisih dua angka. Dalam
kedudukan 24 – 24 permainan
dilanjutkan sampai tercapai selisih dua
angka. Dalam kedudukan set 2 – 2,
maka set penentuan (set V) dimainkan
hingga 15 dengan selisih minimal dua
angka (16 – 16, 18 – 18 dan
seterusnya).
8. Pemain Libero
a. Penunjukan pemain libero, yakni:
- Setiap tim berhak untuk menunjukkan seorang pemain bertahan “libero”
diantara daftar 12 pemain.
- Sebelum pertandingan, libero harus
terdaftar dalam score sheet pada daftar
posisi yang telah disediakan.
Nomornya harus terdaftar pada lembar
posisi di set pertama.
- Libero tidak menjadi kapten regu atau kapten pemain.
b. Perlengkapan Libero
Libero harus memakai seragam
(jaket/topi berdesain khusus), baju
kaos harus berwarna kontras
dibandingkan anggota tim yang lain,
seragam libero harus mempunyai
desain yang berbeda tetapi bernomor
seperti anggota tim lainnya.
c. Gerakan-gerakan libero dalam
permainan
- Libero diijinkan untuk mengganti setiap pemain di posisi baris belakang.
- Libero dibatasi untuk berperan sebagai pemain baris belakang dan tidak
diijinkan untuk melakukan serangan
dari manapun (termasuk di lapangan
permainan dan didaerah bebas).
- Libero tidak diperkenankan service, blok atau mencoba untuk memblok.
9. Menyentuh (Kontak) Net
Sentuhan terhadap net bukan
merupakan suatu kesalahan, kecuali
pemain tersebut menyentuh pada saat
berusaha memainkan bola atau dengan
sengaja memegang net.
10. Time Out atau Technical Time Out
Seluruh time out yang diminta
lamanya 30 detik. Untuk Kejuraan
dunia dan pertandingan resmi FIVB
pada set 1 – 4, terdapat tambahan
technical tame out, masing-masing 60
detik, berlaku secara otomatis pada
saat tim yang unggul mencapai angka
8 dan 16. Pada saat penentuan (set ke-
5), tidak ada technical time out, hanya
ada dua time out masing-masing 30
detik yang dapat diminta setiap tim.
11. Waktu Selang
Seluruh waktu selang antara set adalah
tiga menit, waktu selang antara set
kedua dan ketiga dapat ditambah
hingga 10 menit oleh organisasi yang
berhak dengan permintaan dari
panitia.
12. Tingkatan Sanksi
Adapun tingkatan sanksi dalam
permainan bola voli adalah sebagai
berikut:
a. Penalti ; suatu sikap kasar yang
pertama kali dalam pertandingan oleh
anggota tim dikenakan sanksi
kehilangan reli.
b. Dikeluarkan; seorang anggota tim
yang dikenakan sanksi dikeluarkan,
tidak dapat bermain untuk sisa dari set
dan harus tetap duduk di dalam daerah
penalti, dibelakang bangku cadangan
regunya tanpa ada konsekuensi yang
lain. Pelatih (Coach) yang mendapat
penalti kehilangan haknya untuk
campur tangan di dalam set dan harus
tetap duduk di daerah penalti.
c. Diskualifikasi; anggota regu yang
dikenakan sanksi diskualifikasi harus
meninggalkan daerah kawasan
50
pertandingan untuk sisa pertandingan
tanpa ada konsekuensinya yang lain.
13. Kartu-kartu Sanksi
Adapun kartu sanksi yang diberikan
dalam permainan bola voli yakni:
a. Peringatan; secara lisan atau isyarat
tangan tanpa kartu
b. Hukuman; kartu kuning
c. Dikeluarkan; kartu merah
d. Diskualifikasi
(Syarifuddin, 1997 :24) 5. Studi Perbandingan Antara Service
Tanpa Melompat Dengan Service
Melompat Terhadap Ketepatan Service
Dalam Permainan Bola Voli
Pada kondisi seutuhnya permainan
bola voli adalah permainan tim dengan
enam pemain. Service yang baik penting
bagi permainan tim dan memiliki
keahlian ini akan membuat bola voli
menjadi pemain tim yang indah. Di
samping itu dengan memiliki dan
menguasai berbagai teknik service ini
akan membuka kesempatan mengolah
bola sehingga terbuka kesempatan
melakukan pemukulan bola ke arah
sasaran.
Service dalam permainan bola voli,
diantaranya service atas (underhand
service) dan service bawah (overhead
service) begitu pula halnya dalam
pelaksanaannya ada service tanpa
melompat dan service melompat. Dari
kedua teknik service ini memiliki
keistimewaan-keistimewaan tersendiri
dari cara pelaksanaannya tergantung pada
kemampuan masing-masing pemain/atlit.
Ada pemain yang tepat dan unggul
menggunakan service tanpa melompat
dan ada pemain yang tepat dan unggul
menggunakan service melompat serta ada
pemain yang mampu mengkombinasikan
kedua cara atau teknik service tersebut di
atas. Berkaitan dengan hal ini, menurut
Kosasih (1994 : 47) mengatakan bahwa
kegunaan secara khusus dengan
menguasai dan menggunakan berbagai
teknik dalam service ini adalah dapat
membantu ketepatan di saat melakukan
shooting itu sendiri.
Dari uraian dan pendapat ahli
tersebut di atas, jelaslah bahwa dengan
menguasai dan menggunakan berbagai
teknik service termasuk teknik service
tanpa melompat dan teknik service
dengan melompat besar pengaruhnya
terhadap ketepatan dalam melakukan
service dalam permainan bola voli.
Namun demikian, kedua teknik ini dalam
pelaksanaannya memiliki cara yang
berbeda-beda yang tentunya dapat pula
mempengaruhi ketepatan dalam
melakukan service itu sendiri. Dengan
demikian secara teori dapat dikatakan:
Ada perbedaan antara service tanpa
melompat dengan service melompat
terhadap ketepatan service dalam
permainan bola voli.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini direncanakan akan
dilaksanakan diSMP 4 Wera Jalan lintas
Wera-Ambalawi Desa Nanga Wera
Kecamatan WeraKabupaten Bima.
Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif yaitu penelitian
yang membandingkan antara dua
variabel, yakni variabel independen
(Ketepatan service dalam permainan bola
voli )terhadap variabel dependen
(Service tanpa melompatdan Service
melompat), rumus yang digunakan adalah
rumus t-test. 2. Sumber Data
Memperoleh data penelitian ini
ditempuh dengan cara mengumpulkan
data-data dari beberapa sumber antara
lain :
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber
data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data. Sumber data
primer dalam penelitian ini menggunakan
tes perbedaan ketetapan service dalam
permainan bola voli antara teknik service
tanpa melompat dengan teknik service
melompat pada siswa kelas VIII putra
SMP Negeri 4Wera Kabupaten Bima
Tahun pelajaran 2014/2015.
51
b. Sumber Data Sekunder
Dokumen adalah setiap bahan
tertulis atau film, sumber tertulis dapat
dibagi atas sumber dan majalah dan
ilmiah, sumber dari arsip dokumen
pribadi dan dokumen resmi.
(Moleong,1998;113). Dalam penelitian
ini dokumen yang digunakan adalah
sumber dari arsip dokumen pribadi yang
berupa data pribadi siswa putra SMP
Negeri 4Wera Kabupaten Bima Tahun
pelajaran 2014/2015.
Adapun secara konseptual
rancangan penelitian tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 02 : Rancangan Penelitian
Berdasarkan gambar tersebut di atas,
maka:
X.1 = Service tanpa melompat
X.2 = Service melompat.
Y = Ketepatan service dalam permainan
bola voli
Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Dalam buku Metode Penelitian
dijelaskan bahwa: “Populasi adalah
keseluruhan subyek yang mempunyai
kualitas serta ciri-ciri tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulan”
(Sugiyono, 1994 : 57). Sedangkan ahli
lain mengatakan bahwa: “Populasi adalah
semua individu baik subyek maupun
obyek yang dikenakan perlakuan dalam
penelitian” (Mardalis, 1989 : 53).
Dalam penelitian ini, maka yang
menjadi populasinya adalah siswa kelas
VIII putra SMP 4 Wera Kabupaten Bima Tahun pelajaran 2014/2015 yang
berjumlah 118 orang. Adapun jumlah
siswa kelas VIII putra pada masing-
masing kelas dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel.1.Jumlah Siswa Kelas VIII
Putra SMPN 4 Wera NO KELAS JUMLAH SISWA
1
2
.
3
.
Kelas VIII.A
Kelas VIII.B
Kelas VIII.C
36 orang siswa
37 orang siswa
35 orang siswa
JUMLAH 118 orang siswa
Sumber: Absensi Kelas VIII SMPN
4 Wera
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah: “Sebagian dari
populasi, sebagai contoh yang diambil
dengan menggunakan cara-cara tertentu”
(Sugiyono, 1994 : 43). Ahli lain
mengatakan pula bahwa: “Sampel adalah
sebagian atau wakil dari populasi yang
diteliti” (Margono, 1997: 44).
Teknik yang digunakan dalam
mengambil sampel disebut teknik
sampling. Dalam buku Metodologi
Penelitian Pendidikan dijelaskan bahwa:
“Teknik sampling adalah cara atau teknik
dalam pengambilan sampel” (Riyanto,
2001 : 64). Dengan demikian yang
dimaksud dengan teknik sampling adalah
cara-cara yang digunakan dalam
mengambil sampel. Sehubungan dengan
penelitian ini, teknik sampling yang
digunakan adalah stratified proportional
random sampling.
Proporsional sampling adalah:
“Apabila pengambilan sampel
merperhitungkan adanya proporsi atau
bagian-bagian populasi atau perimbangan
unsur dan kategori-kategori dalam suatu
populasi” (Surachmad, 1992 : 25). Dalam
penelitian ini, perimbangan atau proporsi
yang perlu diperhatikan adalah
perbandingan jumlah siswa putra masing-
masing kelas yang akan dijadikan sebagai
responden penelitian pada siswa kelas
VIII putra SMP 4 Wera Kabupaten Bima
Tahun pelajaran 2014/2015.
Adapun random sampling adalah:
“Teknik pengambilan sampel secara
random atau tanpa pandang bulu” (Hadi,
1989 : 224). Cara yang digunakan dalam
random sampling adalah cara undian,
ordinal dan randomisasi dari bilangan
X.1
Y X.2
52
random. Dalam penelitian ini, untuk
menentukan individu yang akan menjadi
anggota sampel digunakan cara undian,
maksudnya untuk memberikan
kesempatan yang sama kepada anggota
populasi pada tiap-tiap kelas yang akan
dijadikan sampel. Adapun langkah-
langkah yang akan ditempuh dalam
melakukan undian ini adalah sebagai
berikut:
1. Subyek dalam populasi di daftar dan
diberi nomor urut.
2. Membuat lembaran kertas kecil
sebayak subyek dalam populasi,
masing-masing diberi nomor,
kemudian digulung dengan baik.
3. Gulungan kertas tersebut di masukkan
kedalam gelas lalu dikocok.
4. Mengambil gulungan kertas sebanyak
yang dibutuhkan, sesuai dengan
jumlah sampel tiap kelas.
Karena jumlah populasi dalam
penelitian ini cukup besar, maka perlu
ditentukan besarnya sampel. Dalam buku
Metodologi Penelitian dijelaskan bahwa:
“Apabila populasi cukup homogen,
terdapat populasi dibawah 100 dapat
digunakan 50%, dibawah 1000 dapat
dipergunakan 20% - 25%, dan diatas
1000 dapat dipergunakan antara 10% -
15% (Surachmad, 1989 : 64).
Berdasarkan pendapat tersebut di
atas, maka dalam penelitian ini besarnya
sampel direncanakan 20%, dimana
jumlah siswa putra kelas VIII
keseluruhan berjumlah 118
orang.Adapun jumlah populasi dan
sampel sebagai berikut:
TABEL 2 JUMLAH SAMPEL NO KELAS POPULASI PROSENTASE % SAMPEL
1 VIII.A 36 36 x 20 % = 9,0 9
2 VIII.B 37 37 x 20 % = 9,0 9
3 VIII.C 35 35 x 20 % = 8,8 8
JUMLAH 118 26
Dengan demikian jumlah sampel
terakhir dalam penelitian ini untuk siswa
putra kelas VIII SMP 4 Wera Kabupaten
Bima Tahun pelajaran 2014/2015 yaitu
sebanyak 26 orang. Instrumen Penelitian
Dalam buku Metodologi Penelitian
dijelaskan bahwa: “Instrumen adalah alat
yang digunakan sebagai pengumpulan
data yang harus dirancang dan dibuat
sehingga menghasilkan data sebagaimana
adanya” (Margono, 1997 : 155).
Dalam penelitian ini, instrumen
yang dipergunakan adalah test teknik
service tanpa melompat dan test teknik
service melompat terhadapketepatan
service dalam permainan bola voli.
Adapun peralatan dan perlengkapan yang
digunakan adalah:
- Lapangan bola voli
- Bola Voli
- Nomor Dada
- Pluit
- Stop Watch
- Alat-alat tulis
- Blangko pencatatan hasil Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian ilmiah,
metode pengumpulan data adalah cara
yang ditempuh oleh peneliti dalam usaha
mempeoleh data yang selengkap-
lengkapnya. Dengan memperoleh data
seorang peneliti dapat mengetahui hal-hal
yang dapat membantu dalam proses
penelitian.
Adapun metode pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Metode Dokumentasi
Dalam buku Metodologi
Penelitian dijelaskan bahwa: “Metode
dokumentasi adalah suatu cara untuk
memperoleh data dengan jalan
mengumpulkan segala macam dokumen
serta mengadakan pencatatan yang
sistimatis” (Netra, 1989:77). Sedangkan
ahli lain mengatakan bahwa: “Metode
dokumentasi adalah suatu cara untuk
mencari data atau hal-hal yang berupa
catatan transkrip”(Margono, 1997 : 117).
Sehubungan dengan penelitian ini,
metode dokumentasi digunakan sebagai
metode bantu untuk mengetahui data
tentang jumlah dan nama-nama siswa
kelas VIII SMP 2 Wera Kabupaten
Bima Tahun pelajaran 2014/2015.
53
Dalam buku Metodologi Research
dijelaskan bahwa: “Jenis-jenis
dokumentasi adalah bisa berbentuk
tulisan-tulisan, karangan-karangan,
bulletin, lembaran, absen, raport dan
sebagainya” (Sugiyono, 1994: 52).
Dalam penelitian ini, jenis dokumentasi
yang diperlukan adalah berupa
absensi/daftar hadir siswa kelas VIII
SMP 4 Wera Kabupaten Bima Tahun
pelajaran 2014/2015.
2. Metode Test
Dalam buku Evaluasi Pendidikan
dijelaskan bahwa: “Test adalah alat
pengumpulan data yang berbentuk
suruhan-suruhan yang harus dilaksanakan
oleh subyek penelitian” (Sugiyono, 1994:
28). Ahli lain mengatakan bahwa: “Test
adalah suatu cara untuk mengadakan
penilaian terhadap suatu subyek ataupun
obyek-obyek tertentu untuk mendapatkan
data secara cepat dan tepat” (Arikunto,
1992 : 44).
Dari kedua pendapat tersebut, maka
yang dimaksud dengan test adalah suatu
alat pengumpulan data yang berbentuk
suruhan-suruhan yang harus dilaksanakan
oleh subyek penelitian guna mengadakan
penilaian untuk mendapatkan data secara
cepat dan tepat.
Dalam buku Proses Belajar
Mengajar dijelaskan bahwa: “Test dapat
dibedakan menjadi tiga macam yakni: (a)
Test lisan; test yang dilaksanakan secara
lisan, (b) Test perbuatan; test yang
berhubungan dengan kemampuan siswa
dalam melakukan tindakan/perbuatan dan
(c) Test tulisan; test yang dilakukan
secara tertulis baik itemnya maupun
jawabannya” (Sugiyono, 1994 : 25).
Dalam penelitian ini
menggunakan jenis metode test
perbuatan, untuk mengukur ketepatan
service dalam permainan bola voli baik
yang menggunakan service tanpa
melompat maupun service melompat
dalam permainan bola voli siswa kelas
VIII putra SMP 4 Wera Kabupaten Bima
Tahun pelajaran 2014/2015. Teknik Analisis Data
Dalam suatu penelitian ilmiah
sudah tentu melalui proses analisisa
data untuk mendapatkan hasil
penelitian yang representatif. Dalam
memproses data memerlukan beberapa
langkah terutama yang berkaitan
dengan masalah subyek dan obyek
penelitian yang diperoleh dari hasil
pengumpulan data melalui pengisian
angket maupun pencatatan
dokumen.Sudah validkah data tersebut
dan apakah data tersebut representatif
dan apakah metode analisa datanya
sudah tepat sehingga dapat terhindar
dari kesalahan analisa datanya.
Dalam hal ini, setelah data
terkumpul maka langkah peneliti
selanjutnya adalah mengolah dan
menganalisa data tersebut secara
statistik. Dalam buku Pengantar
Metodelogi Penelitian dijelaskan
bahwa: “Mengolah data berarti
menimbang, menyaring, mengatur dan
mengklasifikasikannya. Menimbang
dan menyaring berarti memilih dengan
hati-hati data yang relevan, tepat dan
berkaitan dengan masalah yang
diteliti. Mengatur dan mengklasifikan
data berarti menggolongkan data
tersebut menurut aturan tertentu”
(Nazir, 1990 : 86).
Pada umumnya metode analisa
data dibedakan menjadi dua cara yaitu
analisa statistik dan analisa non
statistik. Dalam penelitian ini metode
analisis data yang digunakan adalah
analisis statistik dengan menggunakan
rumus t- test, hal ini didasarkan atas
data yang dianalisis yaitu data interval
berupa ketepatan service dalam
permainan bola voli. Ketepatan
service adalah ketepatan service dalam
permainan bola voli antara yang
menggunakan service tanpa melompat
dengan service melompat pada siswa
kelas VIII putra SMP Negeri 4 Wera
Kabupaten Bima Tahun pelajaran
2014/2015. Adapun rumus t-test yang
dipergunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
54
t =
)1(
2
NN
d
MM III
Keterangan:
t = t- test
MI = Angka rata-rata service tanpa
melompat
MII= Angka rata-rata service
melompat
N = Jumlah pasangan sampel
2d = Jumlah devisiasi dari mean
perbedaan
(Netra, 1989 : 92) Definisi Operasional Variabel
Agar tidak terjadi kekeliruan dalam
menafsirkan arti atau judul penelitian ini,
peneliti perlu mendefinisikan secara
operasional variabel yang dilibatkan
dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Teknik Service Tanpa Melompat
Menurut Syarifudin yang dimaksud
dengan service tanpa melompat adalah:
“suatu tindakan memukul bola tanpa
melakukan lompatan” (Syarifudin, 1997 :
22). Ahli lain mengatakan pula bahwa:
“Service tanpa melompat adalah cara
melakukan pukulan bola tanpa
melakukan lompatan terlebih dahulu”
(Kosasih, 1994 : 17).
Dalam penelitian ini yang
dimaksud dengan service tanpa melompat
adalah suatu tindakan dalam melakukan
pemukulan bola tanpa melakukan
lompatan.
2. Teknik Service Melompat
Service melompat adalah:
“Melakukan pukulan bola dengan
menggunakan awalan melompat”
(Kosasih, 1994 : 21). Ahli lain
mengatakan pula bahwa: “Service
melompat adalah tindakan dalam
memukul bola dengan melakukan
lompatan terlebih dahulu” (Syarifudin,
1997 : 19).
Dalam penelitian ini yang
dimaksud dengan service melompat
adalah suatu tindakan dalam melakukan
pemukulan bola dengan awalan
melakukan lompatan terlebih dahulu.
3. Ketepatan Service
Menurut Krisdalaksana menjelaskan
bahwa: “Ketepatan berarti tepat atau kena
sasaran” (Krisdalaksana, 2000 : 212).
Sementara yang dimaksud dengan service
adalah: “Tindakan memukul bola ke
daerah sasaran” (Roji, 1989 : 33).
Dalam penelitian ini yang dimaksud
dengan ketepatan service adalah tepat
ataupun mengena sasaran dalam
melakukan pemukulan bola dalam
permainan bola voli.
C. HASIL PENELITIAN
Deskripsi Data
Untuk mencapai tujuan penelitian
ini, maka kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam penelitian ini meliputi:
1. Penentuan Sampel dan 2. Pelaksanaan
Pengumpulan Data.
1. Penentuan Sampel Penelitian
Sebagaimana telah diuraikan pada
bab III, bahwa sampel yang diambil
sebesar 20 % dari seluruh siswa putra
kelas VIII putra SMP Negeri 4 Wera
Kabupaten Bima Tahun pelajaran
2014/2015. Adapun sampel pada masing-
masing kelas II tersebut, selengkapnya
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3: Data Tentang Jumlah
Populasi dan Perimbangan Jumlah
Sampel Pada Siswa Kelas VIII
putra SMP Negeri 4 Wera
Kabupaten Bima Tahun pelajaran
2014/2015.
No. Kelas Populasi
Sampel
1 2 3 4
1
2
3
VIII.A
VIII.B
VIII.C
36
37
35
8
9
9
Jumlah 108 26
Dari tabel tersebut di atas, maka
jumlah siswa kelas VIII putra SMP
55
Negeri 4 Wera Kabupaten Bima Tahun
pelajaran 2014/2015 adalah 129 orang,
meliputi siswa kelas VIII.A sebanyak 40
orang, siswa kelas VIII.B sebanyak 45
orang dan siswa kelas VIII.C sebanyak
44 orang. Dengan demikian jumlah
sampel siswa kelas VIII putra SMP
Negeri 4 Wera Kabupaten Bima Tahun
pelajaran 2014/2015 dengan
menggunakan sampel 20 % adalah 26
orang meliputi siswa kelas VIII.A
sebanyak 8 orang, siswa kelas VIII.B
sebanyak 9 orang dan siswa kelas VIII.C
sebanyak 9 orang.
Selanjutnya untuk menetapkan
subyek penelitian (responden) dari setiap
kelas, dilakukan dengan random
sampling sistem undian. Adapun
langkah-langkah yang ditempuh dalam
penentuan sampel penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Subyek dalam populasi di daftar dan
diberi nomor urut.
2. Membuat lembaran kertas kecil
sebanyak subyek dalam populasi,
masing-masing diberi nomor,
kemudian digulung dengan baik.
3. Gulungan kertas tersebut di masukkan
kedalam gelas lalu dikocok.
4. Mengambil gulungan kertas sebanyak
yang dibutuhkan, sesuai dengan
jumlah sampel tiap kelas.
Adapun nama-nama siswa yang terpilih
menjadi subyek (responden) penelitian
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4: Data Tentang Nama-nama
Siswa Putra VIII putra SMP Negeri 4
Wera Kabupaten Bima Tahun
pelajaran 2014/2015, Yang Terpilih
Menjadi Anggota Sampel (Responden). No.Urut
Subyek
Penelitian
Nama-nama
Responden Kelas
1 2 3
01 Arifmon Firlan VIII.A
02 Arif Haryanto VIII.A
03 Atrio Priyanto VIII.A
04 Debi Setiawan VIII.A
05 Herdiansyah VIII.A
06 Faisal Akbar VIII.A
07 Gunawan VIII.A
08 Hifjul Iman VIII.A
09 Jihan VIII.A
10 Jon Juliadin VIII.B
11 Patria
Wansyah VIII.B
12 Ramayadin VIII.B
13 Wiranto VIII.B
14 Wawansyah VIII.B
15 Ahwan
Muzakir VIII.B
16 Gunawan
Andika VIII.B
17 Diki VIII.B
18 Sudirman VIII.B
19 Shodikin VIII.C
20 Ardiansyah VIII.C
21 Hafid VIII.C
22 Yoga Putra
Utama VIII.C
23 M.Algifari VIII.C
24 M.Isnaini VIII.C
25 Sahril Sabirin
Jufrin VIII.C
26 Wahyu
Arsyad VIII.C
2. Pelaksanaan Pengumpulan Data
Setelah menetapkan subyek
penelitian (sampel), maka langkah
selanjutnya adalah mengambil data yang
diperlukan dengan melakukan test
perbuatan ketepatan service dalam
permainan bola voli pada masing-masing
siswa yang melakukan teknik service
tanpa melompat maupun siswa yang
melakukan teknik service melompat pada
siswa putra kelas VIII SMP Negeri 4
Wera Kabupaten Bima Tahun pelajaran
2014/2015.
Tabel 5 : Data Hasil Ketepatan
Melakukan Service Dengan Teknik
Service Tanpa Melompat Dalam
Permainan Bola Voli Pada Siswa Putra
Kelas VIII SMP Negeri 4 Wera
Kabupaten Bima Tahun pelajaran
2014/2015.
No
Nama
Responden Hasil Ketepatan Service
Tanpa Melompat
Jm
l
Sk
or
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
13
01 Arifmon Firlan 3 2 4 2 5 5 4 2 3 4 34
02 Arif Haryanto 2 5 5 3 4 2 3 5 1 3 33
03 Atrio Priyanto 1 4 3 5 2 4 5 3 2 5 33
04 Debi Setiawan 3 2 4 5 2 1 5 4 5 3 34
05 Herdiansyah 2 4 4 3 4 5 2 3 4 5 36
06 Faisal Akbar 2 4 5 3 1 5 2 3 5 2 32
07 Gunawan 5 5 2 3 3 4 4 1 5 3 35
08 Hifjul Iman 2 4 5 4 3 4 3 2 1 3 31
09 Jihan 5 4 5 3 2 1 4 5 3 4 37
10 Jon Juliadin 5 4 1 2 3 4 5 3 2 2 31
56
11 Patria Wansyah 3 4 2 3 4 5 3 2 2 3 40
12 Ramayadin 3 4 3 2 5 4 3 5 4 2 35
13 Wiranto 4 5 3 2 4 5 3 2 1 4 31
14 Wawansyah 5 2 1 3 4 3 5 5 2 2 32
15 Ahwan
Muzakir
5 1 2 4 3 2 5 5 2 1 30
16 Gunawan
Andika
3 4 5 3 4 2 1 5 2 1 30
17 Diki 5 4 5 3 5 4 5 3 2 2 38
18 Sudirman 4 4 3 4 3 2 2 5 2 1 30
19 Shodikin 4 3 5 2 5 2 4 3 2 5 33
20 Ardiansyah 3 2 5 4 2 5 4 3 2 4 34
21 Hafid 2 3 5 4 3 2 5 2 3 3 30
22 Yoga Putra
Utama
3 4 5 3 2 5 4 3 3 4 36
23 M.Algifari 3 2 5 4 5 3 4 3 2 3 34
24 M.Isnaini 5 2 5 3 2 4 3 1 2 4 31
25 Sahril Sabirin
Jufrin
5 1 5 4 3 2 2 3 3 2 30
26 Wahyu
Arsyad
4 3 4 2 4 2 5 1 3 1 31
Tabel 6: Data Hasil Ketepatan
Melakukan Service Dengan
Teknik Service Melompat
Dalam Permainan Bola Voli
Pada Siswa Putra Kelas
VIII SMP Negeri 4 Wera
Kabupaten Bima Tahun
pelajaran 2014/2015.
No Nama
Responden
Hasil Ketepatan Service
Melompat
Jm
l
Sk
or
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1
2 13
01 Arifmon Firlan 2 2 3 1 2 4 1 2 1 3 21
02 Arif Haryanto 2 2 1 4 2 1 2 3 4 4 25
03 Atrio Priyanto 5 1 2 1 2 3 1 2 4 1 22
04 Debi Setiawan 5 2 1 2 2 3 2 1 3 2 24
05 Herdiansyah 4 2 3 2 1 3 4 2 3 1 25
06 Faisal Akbar 5 2 3 1 1 1 2 1 2 5 22
07 Gunawan 3 2 3 2 3 1 1 1 2 1 24
08 Hifjul Iman 3 2 1 4 1 2 3 1 4 5 26
09 Jihan 1 2 3 4 5 2 3 1 2 2 25
10 Jon Juliadin 2 3 3 2 4 3 2 1 3 2 25
11 Patria Wansyah 5 3 2 1 2 1 5 5 1 2 24
12 Ramayadin 1 2 5 5 2 3 2 1 4 1 26
13 Wiranto 1 2 3 4 3 4 2 5 1 2 27
14 Wawansyah 3 2 1 4 5 2 1 3 2 1 24
15 Ahwan
Muzakir
2 3 4 5 2 3 4 3 2 1 29
16 Gunawan
Andika
1 4 3 2 1 4 3 2 2 2 25
17 Diki 2 2 2 1 1 3 5 3 2 1 22
18 Sudirman 2 2 2 5 2 2 2 2 1 2 24
19 Shodikin 3 3 4 1 2 4 3 2 3 4 29
20 Ardiansyah 2 3 2 3 4 3 4 2 2 1 26
21 Hafid 2 3 3 2 2 3 4 1 2 1 23
22 Yoga Putra
Utama
5 2 1 1 3 2 1 2 1 3 21
23 M.Algifari 2 3 1 2 3 3 2 3 4 5 28
24 M.Isnaini 5 3 2 3 1 5 1 2 2 2 26
25 Sahril Sabirin 2 3 2 3 2 4 3 2 1 1 23
Jufrin
26 Wahyu
Arsyad
4 2 3 4 3 2 3 2 3 2 26
Analisis Data
Untuk mengetahui
bagaimana perbedaan antara teknik
service tanpa melompat dengan
teknik service melompat pada siswa
kelas VIII putra SMP Negeri 4 Wera
Kabupaten Bima tahun pelajaran
2014/2015, bahwa teknik analisis
data dalam penelitian ini adalah
menggunakan teknik analisis statistik
dengan rumus t-test sebagai berikut:
t =
)1(
2
NN
d
MM III
Keterangan:
t = t- test
MI = Angka rata-rata service tanpa
melompat
MII= Angka rata-rata service
melompat
N = Jumlah pasangan sampel
2d = Jumlah devisiasi dari mean
perbedaan
(Netra, 1989 : 92)
Adapun langkah-langkah
yang ditempuh dalam menganalisis
data dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesis nol (ho)
2. Membuat tabel kerja
3. Memasukkan data kedalam rumus
4. Menguji nilai t-test
5. Menarik kesimpulan.
Analisis data tentang
perbedaanantara teknik service tanpa
melompat dengan teknik service
melompat terhadap ketetapan service
dalam permainan bola voli siswa
kelas VIII putra SMP Negeri 4 Wera
Kabupaten Bima tahun pelajaran
2014/2015.
1. Merumuskan hipotesis nol (ho)
Untuk keperluan perhitungan
analisis statistik, maka hipotesis alternatif
57
(ha) yang diajukan pada bab I yang
berbunyi: “Ada perbedaan antara teknik
service tanpa melompat dengan teknik
service melompat terhadap ketetapan
service dalam permainan bola voli siswa
kelas VIII putra SMP Negeri 4 Wera
Kabupaten Bima tahun pelajaran
2014/2015”, maka perlu diubah terlebih
dahulu kedalam sebuah hipotesis nol (ho)
sehingga berbunyi: “Tidak ada perbedaan
antara teknik service tanpa melompat
dengan teknik service melompat terhadap
ketetapan service dalam permainan bola
voli siswa VIII putra SMP Negeri 4 Wera
Kabupaten Bima tahun pelajaran
2014/2015”.
2. Membuat tabel kerja
Sesuai dengan rumus yang
digunakan, maka tabel kerja yang
dibutuhkan adalah tabel kerja untuk
menentukan komponen-komponen dalam
rumus. Tabel kerja yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
Tabel 7 : Tabel Kerja Untuk Menguji
Hipotesis Tentang Perbedaan Antara
Teknik Service Tanpa Melompat
Dengan Teknik Service Melompat
Terhadap Ketetapan Service Dalam
Permainan Bola Voli Siswa Kelas VIII
putra SMP Negeri 4 Wera Kabupaten
Bima tahun pelajaran 2014/2015. No.Urut X.1 X.2 D =
(X.1
–
X.2)
d =
(D –
Md)
d²
1 2 3 4 5 6
01 34 21 13 4,58 20,97
02 33 25 8 -
0,42
0,17
03 33 22 11 2,58 6,65
04 34 24 10 1,58 2,49
05 36 25 11 2,58 6,65
06 32 22 10 1,58 2,49
07 35 24 11 2,58 6,65
08 31 26 5 -
3,42
11,69
09 37 25 12 3,58 12,81
10 31 25 6 -
2,42
5,85
11 40 24 16 7,58 57,45
12 35 26 9 0,58 0,33
13 31 27 4 -
4,42
19,53
14 32 24 8 -
0,42
0,17
15 30 29 1 -
7,42
55,05
16 30 25 5 - 11,69
3,42
17 38 22 16 7,58 57,45
18 30 24 6 -
2,42
5,85
19 33 29 4 -
4,42
19,53
20 34 26 8 -
0,42
0,17
21 30 23 7 -
1,42
2,01
22 36 21 15 6,58 43,29
23 34 28 6 -
2,42
5,85
24 31 26 5 -
3,42
11,69
25 30 23 7 -
1,42
2,01
26 31 26 5 -
3,42
11,69
Total 861 642 219 0 380,18
Keterangan:
X1 = Nilai rata-rata teknik service
tanpa melompat
X2 = Nilai rata-rata teknik service
melompat
D = X1 – X2
d = D – Md
Md =ΣD = 219 = 8,42
N 26
3. Memasukkan data ke dalam rumus
Dari tabel kerja tersebut di
atas, maka dapat dihitung nilai t-
test sebagai berikut:
Diketahui:
MI = ΣX1 = 861= 33,11
N 26
MII = ΣX2 = 642 = 24,69
N 26
Σ d² = 380,18
N = 26
Maka :
58
t =
)1(
2
NN
d
MM III
=
)126(26
18,380
69,2411,33
=
650
18,380
42,8
=58489,0
42,8
=76478,0
42,8= 11,009
Pengujian Hipotesis
berdasarkan hasil perhitungan
ternyata nilai t-test yang diperoleh dalam
penelitian ini adalah 11,009, sedangkan
nilai t test dalam tabel dengan taraf
signifikan 5 % dan db (n-1) = (26 -1) =
25 adalah 2,064, kenyataan ini
menunjukkan bahwa nilai t-test yang
diperoleh dalam penelitian ini adalah
lebih besar dari pada nilai t-test dalam t-
tabel.
Dari hasil pengujian nilai t-test di
atas, dimana t-test adalah 11,009 lebih
besar dari t-tabel sebesar 2,064 dengan
taraf signifikan 5 %, maka dapat
dikemukakan bahwa hipotesis nol (ho)
ditolak dan hipotesis alternatif (ha)
diterima, maka kesimpulan analisis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut
bahwa antara teknik service tanpa
melompat dengan teknik service
melompat terhadap ketepatan service
dalam permainan bola voli siswa VIII
putra SMP Negeri 4 Wera Kabupaten
Bima Tahun Pelajaran 2014/2015 adalah
terdapat perbedaan yang signifikan ”.
D. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil dari penelitian
ini, ada kecenderungan bahwa seseorang
yang melakukan teknik service tanpa
melompat akan memiliki ketepatan
melakukan service dari pada siswa yang
melakukan teknik service melompat
dalam permainan bola voli. Hal ini dapat
dilihat dari hasil penelitian yaitu M.I>
M.II = 33,11 > 24,69, yang berarti angka
rata-rata ketepatan service siswa yang
melakukan teknik service tanpa
melompat lebih besar dari pada angka
rata-rata ketepatan service siswa yang
melakukan teknik service melompat
dalam permainan bola voli.
Dengan demikian dapat dikatakan,
bahwa siswa yang melakukan teknik
service tanpa melompat akan lebih tepat
melakukan service, dibandingkan dengan
siswa yang melakukan teknik service
melompat dalam permainan bola voli.
Sedangkan dari hasil pengujian
hipotesa (analisis data), dengan
menggunakan rumus statistik t-test
ternyata hipotesis alternatif (ha) yang
diajukan diterima sedangkan hipotesis
nol (ho) ditolak, hal ini berarti terdapat:
Ada perbedaanantara teknik service tanpa
melompat dengan teknik service
melompat terhadap ketetapan service
dalam permainan bola voli siswa kelas
VIII putra SMP Negeri 4 Wera
Kabupaten Bima Tahun Pelajaran
2014/2015.
E. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa nilai t-test yang diperoleh dalam
penelitian ini adalah 11,009, sedangkan
nilai t test dalam tabel dengan taraf
signifikan 5 % dan db (n-1) = (26 -1) =
25 adalah 2,064, kenyataan ini
menunjukkan bahwa nilai t-test yang
diperoleh dalam penelitian ini adalah
lebih besar dari pada nilai t-test dalam t-
tabel. Dengan demikian ada perbedaan
antara teknik service tanpa melompat
dengan teknik service melompat terhadap
ketetapan service dalam permainan bola
voli siswa kelas VIII putra SMP Negeri 4
Wera Kabupaten Bima Tahun Pelajaran
2014/2015. DAFTAR PUSTAKA
59
Arikunto, Suharsimi, Metodologi
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktis, Yayasan Fakultas Psikologi
UGM, Yogyakarta, 1992.
Daryanto, SS, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, PN. Balai Pustaka,
Jakarta, 1998.
Hadi, Sutrisno, Statistik Inferensial,
Tarsito, Bandung, 1989.
Hadi, Sutrisno, Metodologi Penelitian,
Yayasan Fakultas Psikologi UGM,
Yogyakarta, 1988.
Harahap, ST, Kamus Bahasa Indonesia,
Liberty, Jakarta, 1989.
Kosasih, Engkos, Olahraga Teknik dan
Program Latihan, Akademika
Pressindo, Jakarta, 1994.
Krisdalaksana, Harimurti, Kamus Umum
Bahasa Indonesia, PN. Balai
Pustaka, Jakarta, 2000.
Margono, Metodelogi Penelitian, Aneka
Cipta, Jakarta, 1997.
Moch. Nazir, Metodelogi Penelitian,
Rajawali Press, Jakarta, 1990.
Mardalis, Metodelogi Research , Aneka
Cipta, Jakarta, 1989.
Netra, IB, Statistik Inferensial, Usaha
Nasional, Surabaya, 1989.
Roji, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan,
PT. Intan Pariwara, Jakarta, 1989.
Syarifudin, Skripsi IKIP Mataram,1997
Surachmad, Winarno, Statistik
Inferensial, Yayasan Fakultas
Psikologi UGM, Yogyakarta, 1989.
Sugiyono, Metodologi Penelitian, CV.
Haji Mas Agung, Jakarta, 1994.
60
PENGARUH LATIHAN MENGGIRING BOLA DENGAN LENGAN KANAN KIRI
BERGANTIAN TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGGIRING
BOLA BASKET PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 WAWO KABUPATEN
BIMA TAHUN PELAJARAN 2011/2012
ISMAIL
Mahasiswa Penjaskes STKIP Taman Siswa Bima
ABSTRAK
Kata kunci : Latihan Menggiring Bola Lengan Kanan Kiri bergantian, dan
keterampilan menggiring Bola Basket.
Salah satu teknik dasar yang sangat membantu dalam memberikan sumbangsih
dalam permainan bola basket adalah menggiring bola (driblling). Menggiring bola
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari bola basket dan penting bagi penguasaan
teknik individual dan tim seperti operan. Dan berbagai macam tenik menggiring
memungkinkan pemain menggunakan salah satu teknik tersebut tapi sejauh ini belum
diketahui teknik latihan menggiring yang paling efektif dalam peningkatan keterampilan
menggiring bola basket. Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini
adalah “ Apakah ada pengaruh latihan menggiring bola dengan lengan kanan kiri
bergantian terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola basket pada siswa kelas IX
SMP Negeri 2 Wawo Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2011/2012”. Sedangkan tujuan
yang dicapai dalam penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui pengaruh latihan menggiring
bola dengan lengan kanan kiri bergantian terhadap peningkatan keterampilan menggiring
bola basket pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 Wawo Kabupaten Bima Tahun Pelajaran
2011/2012”. Untuk latihan dilakukan selama 2 minggu dengan rentan waktu latihan
berkisar 30 – 40 menit pada setiap bentuk latihannya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen dengan
pola pre test – post test group design. Pengolahan data menggunakan teknik statistik
Regresi linear sederhanan, Statistik uji F dan uji Korelasi. Dari hasil analisa data dengan
menggunakan statistik regresi linear sederhana diperoleh koefesien regresi (a): 3,357, dan
nilai konstanta (b):0,662, sedangkan pada statistik uji F nilai Fhitung = 2183,46 setelah di
konsultasikan dengan Ftabel pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan 24 – 2 = 22
(dk=2) yaitu 0,344, menunjukkan bahwa Fhitung = 2183,46 > Ftabel = 0,344. Di samping itu,
dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi (r) yaitu 0,995 serta koefisien
determinasi (r2) yang diperoleh yaitu 0,9900254 atau dibulatkan menjadi 99%, yang berarti
bahwa peningkatan keterampilan menggiring bola basket 99% ditentukan oleh Latihan
menggiring bola dengan lengan kanan kiri bergantian maka dapat disimpulkan hipotesis
pada penelitian ini adalah “Ada pengaruh latihan menggiring bola dengan lengan kanan
kiri bergantian terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola basket pada siswa
kelas IX SMP Negeri 2 Wawo Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2011/2012”.
PENDAHULUAN
Perkembangan olahraga bola
basket akhir-akhir ini menunjukkan
peningkatan yang sangat pesat, yaitu
dengan banyaknya perkumpulan dan
pertandingan serta banyaknya jumlah
penonton dalam suatu pertandingan baik
orang tua maupun muda. Hal ini
memberikan gambaran bahwa permainan
bola basket sangat digemari dan popular
di dalam masyarakat. Pada dasarnya
permainan bola basket merupakan
permainan yang di lakukan secara beregu
61
dan kemenangan suatu tim ditentukan
oleh selisih jumlah point. Hal ini seperti
yang termuat dalam (Anonymous,
www.google.co.id pada kata bola basket
yang termuat dalam Wikipedia Bahasa
Indonesia, diakses pada tanggal 12
November 2011, jam : 12.30 wita);
“Bola basket adalah olahraga bola
berkelompok yang terdiri atas dua tim
beranggotakan masing-masing lima orang
yang saling bertanding mencetak point
dengan memasukan bola kedalam
keranjang lawan sedangkan menurut
PERBASI (1995 : 11) bahwa Bola basket
adalah permainan yang dimainkan oleh
dua regu yang masing-masing terdiri dari
5 orang pemain, tiap-tiap regu berusaha
memasukkan bola ke dalam keranjang
regu lawan dan mencegah lawan
memasukkan bola atau membuat angka.
Salah satu teknik dasar yang
sangat membantu dalam memberikan
sumbangan dalam permainan bola basket
adalah driblling (menggiring bola).
Menggiring bola merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari bola basket dan
penting bagi penguasaan teknik
individual dan tim seperti operan. Seperti
yang ungkapkan oleh Engkos Kokasih
(1994:129), bahwa “menggiring
merupakan teknik yang perlu dikuasai
seorang pemain basket, ketrampilan
dalam menggiring memungkinkan
seseorang pemain basket bergerak seisi
lapangan bersama bola, adapun teknik
menggiring ada dua macam yaitu
menggiring bola tinggi yang berguna
untuk memperoleh posisi mendekati
basket lawan dan menggiring bola rendah
untuk menyusup dan mengacaukan
pertahanan lawan”.
Menggiring bola sesuai dengan
peraturan permainan bola basket yang
berlaku adalah hanya diperbolehkan
dengan menggunakan satu tangan saja
baik itu tangan kiri ataupun tangan kanan
saja, tidak diperbolehkan untuk
menggiring bola dengan menggunakan
dua tangan secara bersama-sama namun
harus bergantian antara tangan kanan dan
tangan kiri. Untuk mendapatkan hasil
yang maksimal seorang pemain bola
basket harus melatih menggiring bola
baik dengan tangan kanan ataupun
dengan tangan kiri dengan tingkat level
yang sama, sehingga keterampilan dari
tangan kanan ataupun dengan tangan kiri
akan seimbang.
Namun demikian teknik
menggiring (drible) sudah berkembang
sehingga pemain memungkinkan
menggunakan berbagai macam teknik
menggiring (drible). Pada dasarnya
bahwa jenis dribble pada permainan bola
basket ada dua yaitu dribble tinggi dan
dribble rendah. Banyak pelatih yang
menerapkan latihan menggiring bola
dengan bermacam-macam arah seperti
latihan dengan model lurus, model zig-
zag, model kiri-kanan bergantian, model
hilir-mudik (bolak-balik). Hal ini
dilakukan pada dasarnya untuk
menambah keterampilan pada atlet dalam
kemampuan menggiring bola. Namun
sejauh ini belum diketahui bentuk drible
yang sangat efektif dan berpengaruh
dalam meningkatkan keterampilan
menggiring bola basket.
Sejarah perkembangan Permainan
Bola Basket
Basket dianggap sebagai olahraga
unik karena di ciptakan secara tidak
sengaja oleh seorang pastor. Pada tahun
1891, Dr. James Naismith, seorang pastor
asal Kanada yang mengajar di sebuah
fakultas untuk para mahasiswa
professional di YMCA (sebuah wadah
pemuda umat Kristen) di Springfield,
Massachusetts, harus membuat suatu
permainan di ruang tertutup untuk
mengisi waktu para siswa pada masa
liburan musim dingin di New England.
Terinspirasi dari permainan yang pernah
ia mainkan saat kecil di Ontario,
Naismith menciptakan permainan yang
sekarang di kenal sebagai permainan
Bola basket pada tanggal 15 Desember
1891.
Menurut cerita, setelah menolak
beberapa gagasan karena di anggap
terlalu keras dan kurang cocok untuk di
mainkan digelanggang-gelanggang
62
tertutup, dia laly menulis beberapa
peraturan dasar, menempelkan sebuah
keranjang di dinding ruang gelap
olahraga, dan meminta para siswanya
untuk mulai memainkan permainan
ciptaannya itu.
Pertandingan resmi bola basket
yang pertama, di selenggarakan pada
tanggal 20 Januari 1892 di tempat kerja
Dr. James Naismith. “Basket ball”
(sebutan bagi olahraga ini dalam bahasa
Inggris), adalah sebutan yang digagas
oleh salah seorang muridnya. Olahraga
ini pun menjadi terkenal di seantero
Amerika Serikat. Penggemar fanatiknya
di tempatkan di seluruh cabang YMCA di
Amerika Serikat. Pertandingan demi
pertandingan pun segera dilaksanakan di
kota-kota di seluruh Negara bagian
Amerika Serikat. (Anonymous,
www.google .com pada kata sejarah bola
basket, diakses pada tanggal 12
November 2011, jam : 12.45 wita).
1. Menggiring (drible)
Menggiring atau drible merupakan
salah satu teknik dasar bola basket
yang pertama kali diperkenalkan
kepada para pemula, karena
ketrampilan ini sangat penting bagi
setiap pemain yang terlibat dalam
permainan bola basket. Setiap peserta
olahraga bola basket bisa menjadi
pendribel yang terampil karena
ketrampilan mendribel bisa dilatih
kapanpun dan dimanapun. Tidak
diperlukan pemain atau peralatan lain
hanya bola basket. Akan tetapi
seorang atlit atau pemain basket tidak
akan bisa menjadi seorang pendribel
yang ahli hanya dengan waktu satu
malam. Untuk meningkatkan
keterampilan mendrible hingga ketaraf
yang mahir, dibutuhkan latihan yang
terfokus dan keikutsertaan aktif dalam
pertandingan. Menjadi seorang
pendrible yang berbakat jika
menguasai teknik dasar drible yang
menggunakan lengan kanan-kiri
bergantian, dengan berbagai
kecepatan, dan ke berbagai arah tanpa
sama sekali harus melihat bola.
a. Pengertian
Mengenai pengertian menggiring
(drible), beberapa ahli mengemukakan
pendapat sebagai berikut : Engkos
Kokasih (1994:129) mengemukakan
bahwa “menggiring merupakan teknik
yang perlu dikuasai seorang pemain
basket, ketrampilan dalam menggiring
memungkinkan seseorang pemain
basket bergerak seisi lapangan
bersama bola, , adapun teknik
menggiring ada dua macam yaitu
menggiring bola tinggi yang berguna
untuk memperoleh posisi mendekati
basket lawan dan menggiring bola
rendah untuk menyusup dan
mengacaukan pertahanan
lawan”.Sedangkan dalam Diktat
Basket II STKIP Taman Siswa (2010),
menerangkan bahwa “menggiring
adalah satu cara untuk membawa bola
ke segala arah dengan lebih dari satu
langkah asal bola sambil dipantulkan
dan merupakan suatu usaha untuk
mengamankan diri dari rampasan
lawan sebab dengan demikian ia dapat
bergerak menjauhkan lawan sambil
memantulkan bola kemana ia tuju”.
Dan menurut Jon Oliver (2007:49) “
mendribel adalah salah satu dasar bola
basket yang pertama diperkenalkan
kepada para pemula, karena
ketrampilan ini sangat penting bagi
setiap pemain yang terlibat dalam
pertandingan bola basket”.
b. Macam-macam Teknik Menggiring
(drible)
Adapun beberapa jenis teknik dasar
menggiring bola basket menurut
Engkos Kokasih (1994:134) antara
lain sebagai berikut :
1. Drible Rendah
Drible yang dilakukan dengan
membungkukan badan agar
penguasaan bola lebih optimal dan
drible ini berguna untuk mengontrol
atau penguasaan bola terutama dengan
pemain lawan dalam menerobos
pertahanannya.
63
2. Drible Tinggi
Drible tinggi merupakan drible yang
berguna untuk kecepatan dalam
melakukan serangan balik serta
mengacaukan pertahanan lawan.
3. Drible Campuran
Drible campuran merupakan
perpanduan antara drible rendah dan
drible tinggi.
Sedangkan beberapa gerak drible yang
sering dipakai oleh para pemain
pada umumnya antara lain :
1. Drible Crossover
Drible crossover ini membutuhkan
pemindahan bola dengan cepat diantar
dua tangan agar pemain bertahan
kehilangan keseimbangan. Untuk
melakukan drible crossover dimulai
dengan melakukan drible rendah pada
satu sisi tubuh dengan memantulkan
didepan lutut atau menyebrangkan ke
sisi lain. Perpindahan tangan yang
melakukan ini bisa membantu
pemegang bola untuk mengubah arah
dengan cepat. Ketika bola sampai ke
tangan yang satunya, lanjutkan
mendrible kedaerah lawan dengan
arah yang baru.
2. Drible Jap Step
Drible jab-step merupakan drible yang
efektif untuk membuat pemain
bertahan bergerak. Untuk melakukan
drible jab step, mulailah mendrible
bola kearah pertahanan lawan dengan
tangan kanan. Atau dengan kata lain
drible jab-step merupakan drible yang
mengfokuskan pada satu titik yaitu sisi
kanan atau sisi kiri tergantung posisi
berdiri dari pemain bertahan lawan.
3. Drible Behind the Back
Drible behind the back merupakan
drible gerak yang efektif untuk
mengubah arah bola tanpa harus
memindah bola didepan tubuh, untuk
meminimalkan resiko pemain bertahan
mencuri bola. Untuk melakukan drible
behin the back, mulailah mendrible
kearah pertahanan lawan dengan
tangan kiri, ketika bola memantulkan
ketangan kiri, gunakan tangan dan
lengan kiri untuk mengayunkan bola
dengan cepat kebelakang punggungmu
sehingga berpindah kesebelah kanan
tubuh. Kemudian segera tangkap dan
lanjutkan dengan tangan kanan.
4. Drible Stop and Go
Drible stop and go menrupakan drible
yang menggunakan perubahan
kecepatan drible untuk membuat
pemain lain kehilangan keseimbangan.
Untuk melakukan drible stop and go,
mulailanh mendrible bola dengan
tangan kanan kemudian berhenti
mendadak dan teruskan mendrible satu
atau dua kali dalam keadaan berhenti
sesaat. Kemudian sebisa mungkin
melanjutkan drible, atau mengubah
arah dengan menggunakan drible
sebelumnya seperti drible crossover,
drible behind the back dan sebagainya.
c. Menggiring Bola dengan Lengan
Kanan Kiri Bergantian
Istilah menggiring bola kanan-kiri
merupakan drible yang lazim
digunakan oleh para pemain basket.
Drible kanan-kiri atau yang dikenal
dengan istilah asing drible jap step
merupakan bentuk drible yang
membuat pemain bertahan bergerak
sehingga secara tidak langsung
memberikan ruang gerak untuk
menembus pertahan lawan dan drible
kanan-kiri ini harus berfokus pada satu
titik yang memungkinkan pemain
lawan susah menebak arah bola yang
kita giring. Jadi yang dimaksud
dengan menggiring bola lengan kanan
kiri bergantian adalah suatu latihan
dalam menggiring bola dengan
menggunakan tangan kanan dan
tangan kiri secara bergantian dengan
menempuh jarak tertentu.
e. Kesalahan Umum yang dilakukan
saat drible adalah sebagai
berikut :
a. Drible tidak dipantulkan tapi ditepuk
dengan telapak tangan
b. Ketika bola memantul sedikit ditahan
dengan tangan
c. Melihat bola ketika mendrible
d. Tidak melindungi bola ketika
mendrible
64
e. Drible terlalu tinggi dan jauh dari
tubuh
f. Kesulitan dalam mengontrol bola
g. Tidak mempunyai kekuatan yang
cukup dalam melakukan drible
h. Badan tidak rendah dan membungkuk
(Anonymous, Diktat basket II STKIP
Taman Siswa :2010)
B. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
adapun jenis penelitian yang
digunakan peneliti adalah jenis
penelitian kuantitatif.
2. Sumber Data
Adapun sumber data yang dipakai
peneliti adalah sumber data primer
dimana data yang diperoleh langsung
dari responden atau subyek yang
diteliti yaitu siswa-siswi kelas VIII
SMP Negeri 2 Wawo dan
pengambilan data primer dilakukan
dengan menggunakan metode pra
eksperimen Group Pretest – Post Test
Design.(Sugiyono, 2008:75)
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas :
obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya, (Sugiyono, 2008:80).
Sedangkan menurut Soekidjo
Notoatmojo (2005:79), bahwa
“Populasi merupakan keseluruhan
obyek penelitian atau universe”.
Adapun populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas VIII
SMP Negeri 2 Wawo tahun pelajaran
2011/2012 yang berjumlah 122 orang
seperti pada tabel berikut ini :
No Kelas Populasi Siswa
1 XI 1 30
2 XI 2 31
3 XI 3 30
4 XI 4 31
Jumlah 122
Tabel 3.1. Tabel Populasi Siswa Kelas
VIII SMPN 2 Wawo
2. Sampel Penelitian
Berdasarkan luasnya populasi,
perlu dipilih kelompok untuk menjadi
wakil atau mencerminkan kondisi
populasi yang disebut sampel.
Sugiyono (2008:81) mengemukakan
bahwa “sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut”. Sedangkan
menurut Soekidjo Notoatmojo
(2005:79), bahwa “sampel merupakan
sebagian yang diambil dari
keseluruhan obyek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi”.
Berdasarkan pendapat para ahli
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
“Sampel adalah sebagian atau wakil
dari suatu populasi yang akan diteliti.
Apabila subyeknya kurang dari seratus
lebih baik di ambil semuanya sehingga
penelitiannya merupakan penelitian
populasi, selanjutnya jika subyeknya
lebih dari 100 dapat diambil antara 10-
15 % atau 20-25 %, atau lebih
(Arikunto, 2004:125).
Dari pendapat diatas maka dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan
sampel 20% karena populasi di atas 100
(seratus) yaitu sebanyak 122 orang dan
dari 122 orang tersebut diprosentasekan
20% x 122 = 24,4 atau dibulatkan
menjadi 24 orang siswa. Jadi untuk
mewakili populasi yang jumlahnya 122
orang siswa, maka peneliti mengambil 24
orang siswa sebagai sampel. Adapun
jumlah sampel dari masing-masing kelas
setelah melalui teknik sampling adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.1. Tabel Penentuan Sampel Penelitian
N
o
Kela
s
Sisw
a
Porsenta
se
Pembulat
an
65
1 XI 1 30 20% x
30
6
siswa
2 XI 2 31 20% x
31
6,2 = 6
siswa
3 XI 3 30 20% x
30
6
siswa
4 XI 4 31 20% x
31
6,2 = 6
siswa
Jumlah 122 24 siswa
Jadi, untuk mewakili populasi yang
jumlahnya 122 orang siswa, maka
penelitian akan mengambil 24 orang
siswa sebagai sampel penelitian.
Penelitian sampel dituntut
pembuatan sampel yang representative
dalam rangka pengadaan generalisasi
terhadap hasil penelitian, oleh karena itu
agar sampel representative harus
menggunakan teknik yang tepat. Tehnik
atau cara yang digunakan untuk
mengambil sampel dalam penelitian
disebut teknik sampling.
Menurut Sugiyono (2008:81),
teknik sampling ada dua macam yaitu
teknik pembuatan sampel dengan
probabilitas sampling dan teknik
pembuatan sampel dengan non
probabilitas sampling. Dalam teknik
pembuatan sampel probabilitas dibedakan
menjadi empat bagian yaitu sampling
acak, teknik stratifikasi, teknik klaster
dan teknik sistematis. Sedangkan dalam
pembuatan sampel non probabilitas
sampling terbagi menjadi enam teknik
pembuatan sampel yaitu sampling
sistematis, sampling kuota, sampling
incidental, purposive sampling, sampling
jenuh, dan snowball sampling.
Berdasarkan uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa ada berbagai macam
cara pengambilan sample atau teknik
sampling. Pada penelitian “Pengaruh
latihan menggiring bola dengan lengan kanan kiri bergantian terhadap
peningkatan keterampilan menggiring
bola basket pada siswa kelas VIII SMP
Negeri 2 Wawo Kabupaten Bima Tahun
Pelajaran 2011/2012”. pengambilan
samplenya dilakukan dengan teknik
Proposional Random Sampling. Dimana
dikatakan proposional random sampling
karena pada saat pengambilan sampel
dilakukan secara acak dengan
pengundian terlebih dahulu.
Teknik Pengumpulan Data
1.Teknik Tes Pembuatan
Dalam buku Evaluasi Pendidikan
dijelaskan bahwa : “Test adalah alat
pengumpulan data yang berbentuk
suruhan-suruhan yang harus dilaksanakan
oleh subyek penelitian” ( Nurkencana,
1998 : 28).
Ahli lain mengatakan bahwa: “Test
adalah suatu cara untuk mengadakan
penilaian terhadap suatu subyek atau pun
obyek-obyek tertentu untuk mendapatkan
data secara cepat, dan tepat” (Purwanto,
2004 : 44). Dari kedua pendapat tersebut
maka yang dimaksud dengan test adalah
suatu alat pengumpulan data yang
berbentuk suruhan-suruhan, yang harus
dilaksanakan oleh subyek penelitian guna
mengadakan penilaian untuk
mendapatkan data secara cepat dan tepat.
a. Jenis-jenis Metode Test
Dalam buku Proses Belajar
Mengajar dijelaskan : “Test Dapat
dibedakan menjadi tiga macam yakni : a)
Test lisan; test yang dilaksanakan secara
lisan., (b) Test perbuatan ; test yang
berhubungan dengan kemampuan siswa
dalam melakuakan tindakan/perbuatan
dan (c) Test tulisan, test yang dilakukan
secara tertulis baik itemnya maupun
jawabannya” (Azhar, 1993 : 125).
Sehubungan dengan penelitian ini,
maka penulis menggunakan metode test
perbuatan, dimana peneliti mengambil
data dengan cara memberikan latihan
menggiring bola dengan lengan kanan
kiri bergantian sehingga metode tes ini
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
“Pengaruh latihan menggiring bola
dengan lengan kanan kiri bergantian
terhadap peningkatan keterampilan
menggiring bola basket pada siswa kelas
VIII SMP Negeri 2 Wawo Kabupaten
Bima Tahun Pelajaran 2011/2012”.
2. Metode Dokumenter
66
Metode dokumenter dipergunakan
sebagai metode penunjang atau
pengumpulan data. Jadi metode
dokumenter adalah satu metode yang
digunakan untuk mengumpulkan data
yang berupa arsip-arsip pada suatu
lembaga atau Institute tertentu.
Metode dokumenter adalah
suatu cara untuk memperoleh data
dengan jalan mengumpulkan segala
macam dokumen serta mengadakan
pencatatan yang sistematis (Nasution,
2000 : 77). Sedangkan ahli lain
mengatakan bahwa : “Metode
dokumenter adalah suatu cara untuk
mencari data atau hal-hal yang berupa
catatan transkrip” (Margono, 2004 : 181).
Berdasarkan kedua pendapat diatas, maka
metode ini digunakan untuk mencatat
nama siswa,dokumentasi foto serta
jadwal kegiatan penelitian yang
dilakukan pada saat penelitian
berlangsung
Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan selama
mengadakan penelitian perlu diolah dan
dianalisa dengan penuh ketelitian,
keuletan secara cermat, sehingga akan
mendapatkan suatu kesimpulan tentang
obyek-obyek penelitian yang banyak.
Dalam penelitian ini penulis
mempergunakan rumus Regresi Linear
Sederhana sebagai berikut :
Y = a + bx
Keterangan :
Y = nilai yang diprestasikan
a = konstanta
b = koefesien
x = nilai variabel independent
(Sugiono, 2008)
Nilai a dan b tersebut akan
dihitung dengan menggunakan rumus
a = ∑y∑x2 - ∑x∑xy
n ∑x2 – (∑x)2
b = n ∑xy – (∑x) (∑y)
n ∑x2 – (∑x)2
Adapun langkah yang ditempuh
dalam menganalisis data dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Menyusun hipotesis nol
2. Menyususn tabel kerja
3. Memasukan data kedalam rumus
4. Menguji nilai regresi
5. Menarik kesimpulan analisa.
Devinisi Operasional Variabel Agar tidak terjadi salah tafsir terhadap
judul yang diajukan dan untuk lebih
memudahkan pengertian dari variabel-
variabel yang berhubungan dengan
pelaksanaan penelitian ini, maka
peneliti memberikan penjelasan
sebagai berikut :
1. Latihan
Proses yang sistematis dari berlari atau
kerja yang dilakukan secara berulang-
ulang, dengan kian hari kian
menambah jumlah beban latihan atau
pekerjaannya. (Harsono, 1988 : 101
dalam skripsi Ardian STKIP TS Bima
2010).
2. Menggiring
Menggiring adalah satu cara
untuk membawa bola ke segala arah
dengan lebih dari satu langkah asal
bola sambil dipantulkan dan
merupakan suatu usaha untuk
mengamankan diri dari rampasan
lawan sebab dengan demikian ia dapat
bergerak menjauhkan lawan sambil
memantulkan bola kemana ia tuju.
(Anonymous, Diktat Basket II STKIP
TS Bima : 2010). Sedangkan menurut
Poerwadarminta (1984 : 325),
mengemukakan bahwa” menggiring
adalah menghalau atau mengantarkan
sesuatu ke suatu tempat.
3. Keterampilan
Kecekatan, kecakapan atau
kemampuan untuk melakukan sesuatu
dengan baik dan cermat (dengan
keahlian). (Poerwadarminta, 1984 :
1088).
C. HASIL PENELITIAN
Deskripsi Penelitian
Data mentah yang terkumpul
dari hasil penelitian perlu
dideskripsikan sehingga mudah
dipahami.
1. Deskripsi Data
67
Langkah awal yang
dilakukan oleh peneliti ini adalah
mempersiapkan persyaratan-
persyaratan serta alat-alat yang
butuhkan dalam pelaksanaan
penelitian. Persiapan yang penulis
lakukan adalah sebagai berikut :
1.1 Menyiapkan Surat Pengantar dari
Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat (LPPM)
STKIP Taman Siswa Bima untuk
disampaikan kepada Kepala
Kesbagpol dan Linmas Kota Bima
serta tembusan kepada Walikota
Bima, Bappeda, dan Ketua STKIP
TS Bima serta pihak-pihak yang
terkait.
1.2 Meminta Rekomendasi Penelitian
dari Kepala Kesbagpol dan Linmas
Kota Bima untuk disampaikan
kepada Bappeda Kota Bima serta
tembusan kepada Walikota, Ketua
Lembaga STKIP TS Bima, dan
yang bersangkutan yaitu peneliti
sendiri.
1.3 Memberikan surat pengantar
penelitian Kepala Sekolah SMP
Negeri 2 Wawo, setelah di
disposisikan maka penelitian baru
dilakukan.
1.4 Menyiapkan sarana dan alat-alatnya
yang dibutuhkan dalam penelitian
ini antara lain : Bola basket,
stopwatch, petugas pembantu serta
formulir tentang nama-nama
pemain yang akan ditest, ada
tulisan dan blangko test.
2. Analisis Data dan Pengujian
Hipotesis
a. Analisis Data
1. Penelitian Sampel
Dalam metode dokumentasi
penulis memperoleh jumlah siswa
sebagai sampel sebanyak 24 orang (dua
puluh empat) siswa kelas VIII SMP
Negeri 2 Wawo. Data tentang obyek
penelitian diperoleh pada saat penentuan
obyek penelitian. Sedangkan data-data
tentang variabel terikat diperoleh pada
saat memberikan skor atau nilai pada saat
latihan. Adapun daftar nama-nama siswa
SMP Negeri 2 Wawo yang di jadikan
sampel seperti yang terlampir dalam tabel
berikut ini :
2. Pengumpulan data
Setelah jumlah sampel yang
dibutuhkan sudah tercover maka
selanjutnya adalah pengambilan data
dengan menentukan nilai atau skor
sebelum dan sesudah latihan menggiring
lengan kanan kiri bergantian.
Adapun tempat pelaksanaan
pengambilan nilai adalah di lapangan
basket SMP Negeri 2 Wawo.
Untuk lebih jelas dapat dilihat
dari jadwal pelaksanaan tes pada tabel
dibawah ini :
Tabel 4.1 : Jadwal pelaksanaan Pre
test dan Post test latihan Menggiring
Lengan Kanan kiri Bergantian pada
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Wawo
Tahun Pelajaran 2011/2012. N
o
Hari/Tang
gal
Wakt
u
Jenis
latihan Tempat
Ke
t
1
Rabu 16
Nov
2011
08.30
-9.30
Pre test
(Sebelum
latihan
menggiri
ng lengan
kanan
kiri
bergantia
n)
Lap.bask
et SMPN
1 Wawo
2
Kamis 17-
Sabtu 19
Nov 2011
08.30
-9.30
Treatmen
t (latihan
menggiri
ng lengan
kanan
kiri
bergantia
n)
S d a
3
Senin 21
Nov 2011
08.30
-
09.30
Post test
latihan
menggiri
ng lengan
kanan
kiri
bergantia
n
S d a
3. Langkah-langkah
pelaksanaan tes sebagai
berikut: 1. Melakukan pre test atau tes awal untuk
mengukur keterampilan menggiring
bola basket
2. Memberikan waktu 1 menit (60 detik)
untuk melakukan latihan menggiring.
3. Cara pelaksanaan tes adalah bergilir
untuk melaksanakan driblling lengan
kanan kiri bergatian.
68
4. Cara memberikan skor adalah dengan
melihat tiga aspek yaitu teknik drible
yang benar, control bola saat
menggiring dan perpaduan gerak
tubuh (tangan, badan, kaki dsb) dan
setiap aspek diberi rentetan nilai 1 – 3.
5. Memberikan treatment selama 3 (tiga)
hari dengan melakukan latihan
menggiring lengan kanan kiri
bergantian
6. Melakukan post test atau tes akhir
setelah diberikan treatment (latihan)
Untuk lebih jelas dapat dilihat dari
gambar lapangan basket dibawah ini:
Gambar 4.1 Lapangan Basket
Adapun petugas yang berperan
dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Ismail (Peneliti) bertugas sebagai
koordinator pelaksana penelitian.
2. Didin bertugas sebagai pemanggil
siswa/sampel
3. Siswa dan siswi kelas VIII SMP
Negeri 2 Wawo sebagai sampel yang
turut berpartisipasi pada saat
penelitian berlangsung.
Sesudah penulis mengadakan Pre
test (keterampilan menggiring sebelum
latihan menggiring langan kanan kiri
bergantian),kemudian diberi treatment
dan melakukan Post test (latihan
menggiring lengan kanan kiri
bergantian) maka penulis
mendapatkan hasil seperti tabel di
bawah ini:
Tabel 4.2 : Nilai Skor Pre test
Keterampilan menggiring bola
basket Sebelum di Beri Latihan
Menggiring Lengan kanan kiri
bergantian pada Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 2 Wawo Tahun
Pelajaran 2011/2012.
Skor
nilai
pre
test
Jumlah
(orang)
Prosent
ase
(%)
1 2 3
4 – 5 13 43,4
6 – 7 11 36,6
Jumlah 30 100%
Sumber : Data Primer diolah
Tahun 2011
Setelah dilakukan pre tes
keterampilan menggiring sebelum
diberi treatment, maka diperoleh data ;
Jumlah siswa yang mendapat skor 4 –
5 ada 13 siswa dengan prosentase
43,4% dan skor 6 -7 ada 11 siswa
dengan prosentase 36,6%, jadi dapat
disimpulkan bahwa kemampuan
menggiring pada siswa kelas VIII
SMP Negeri 2 Wawo sebelum diberi
treatment masih belum cukup
sehingga diperlukan latihan
(treatment) menggiring dengan
menggunakan metode latihan
menggiring bola lengan kanan kiri
bergantian.
Tabel 4.3 : Nilai Skor Post test
Latihan Menggiring Bola Lengan
Kanan kiri Bergantian pada Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 2 Wawo
Tahun Pelajaran 2011/2012
Skor
nilai pre
test
Jumlah
(orang)
Prose
ntase
(%)
1 2 3
5 – 6 6 20
7 – 8 18 60
Jumlah 30 100%
Sumber : Data Primer diolah
Tahun 2011
69
Setelah diberi latihan
(treatment), maka diperoleh data
Menggiring bola lengan kanan kiri
bergantian dengan skor 5 – 6 ada 6 siswa
dengan prosentase 20%, sedangkan skor
7 – 8 ada 18 siswa dengan prosentase
60%, Setelah dilihat dari perbedaan skor
yang di peroleh siswa ternyata skor rata-
rata post tes (7,041) lebih besar dari pada
skor rata-rata pre tes (5,541).
b. Hepotesis Nihil (Ho)
Untuk menguji hepotesis
alternative (Ha) yang diajukan itu, maka
harus di rubah dahulu kedalam hepotesis
Nihil (Ho) yang berbunyi : “Tidak ada
pengaruh latihan menggiring lengan
kanan kiri bergantian terhadap
peningkatan keterampilan menggiring
bola basket pada siswa kelas VIII SMP
Negeri 2 Wawo Kabupaten Bima Tahun
Pelajaran 2011/2012.
c. Memasukan data dalam Rumus
Regresi Linear Sederhana
Dari tabel kerja di atas
(terlampir), maka dapat di hitung nilai
regresi linear sederhana sebagai berikut :
di ketahui :
∑y = 169 ∑Y2 = 1203
∑x =133 ∑xy = 954
∑x2 = 763
Y = a + bx
a = ∑y∑x2 - ∑x∑xy
n ∑x2 – (∑x)2
a = 169.763 – 133.954
24.763 – (133)2
a = 128974 - 126882
18312 – 17689
a = 2092
623
a = 3,357
b = n ∑xy – (∑x) (∑y)
n ∑x2 – (∑x)2
b = 24.954 – (133) (169)
24.763 – (133)2
b = 22896 – 22477
18312 – 17689
b = 419
623
b = 0,662
Berdasarkan hasil dari
perhitungan di atas, Ada kecenderungan
jika melakukan latihan menggiring bola
dengan lengan kanan kiri bergantian
maka dapat meningkatkan keterampilan
menggiring bola basket. Hal ini dapat
dilihat dari hasil analisis data bahwa : 1)
Latihan menggiring bola dengan lengan
kanan kiri bergantian mempunyai
pengaruh positif (koefisien regresi (a) =
3,357) terhadap keterampilan menggiring
bola basket, artinya jika latihan
menggiring bola dengan lengan kanan
kiri bergantian sering dilakukan maka
akan berdampak positif terhadap
peningkatan keterampilan menngiring
bola basket ; 2) Nilai konstanta (b) adalah
sebesar 0,662, artinya jika Latihan
menggiring bola dengan lengan kanan
kiri tidak dilakukan atau sama dengan
nol, maka keterampilan menggiring bola
basket adalah sebesar 0,695 dengan
asumsi variabel-variabel lain yang dapat
mempengaruhi dianggap tetap.
d. Statistik Uji rxy dan Uji F
Langkah selanjutnya adalah
pengujian hipotesis dengan menggunakan
rumus Product Moment pada taraf
signifikan 5%. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui apakah hipotesis yang
diajukan diterima atau ditolak. Untuk
mencari koefisien korelasi antara X dan
Y ditentukan dengan menggunakan
rumus Product Moment sebagai berikut:
rxy =
22 yx
xy
dimana;
70
x2 = 763
y2 = 1203
xy = 954
rxy =
22 yx
xy
rxy = 1203763
954
rxy rxy = 917889
954
rxy = 958,06
954
rxy = 0,995
Jadi r = 0,995
r2 = 0,990025
Untuk menguji keberartian regresi
linier sederhana digunakan rumus F
statistik sebagai berikut:
F reg =
2
2
1
2
r
nr
=
990025,01
224990025,0
=
009975,0
22990025,0
= 009975,0
21,78005
= 2183,46
Dari analisis statistik uji F diatas,
di peroleh data Ftabel pada taraf signifikan
5% dengan derajat kebebasan 22 (dk = n-
2 atau 24-2=22) adalah 0,344 karena F
hitung = 2183,46 F tabel = 0,320, Sesuai dengan hasil analisis data diperoleh nilai
F hitung > F tabel (2183,46 > 0,344),
maka dapat ditarik kesimpulan yaitu
hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi :
”Tidak ada pengaruh latihan
menggiring bola dengan lengan kanan
kiri bergantian terhadap peningkatan
keterampilan menggiring bola basket
pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 Wawo
Kabupaten Bima Tahun Pelajaran
2011/2012 ”,Ditolak. Dan hipotesis
alternatif (Ha) yang berbunyi : ” Ada
pengaruh latihan menggiring bola
dengan lengan kanan kiri bergantian
terhadap peningkatan keterampilan
menggiring bola basket pada siswa kelas
IX SMP Negeri 2 WAWO KABUPATEN
BIMA TAHUN PELAJARAN 2011/2012
”, DITERIMA.
D. PEMBAHASAN HASIL
PENELITIAN
Dari hasil analisis data di atas,
maka diperoleh kesimpulan bahwa Ada
kecenderungan jika melakukan latihan
menggiring bola dengan lengan kanan
kiri bergantian maka dapat meningkatkan
keterampilan menggiring bola basket. Hal
ini dapat dilihat dari hasil analisis data
bahwa : 1) Latihan menggiring bola
dengan lengan kanan kiri bergantian
mempunyai pengaruh positif (koefisien
regresi (a) = 3,357) terhadap
keterampilan menggiring bola basket,
artinya jika latihan menggiring bola
dengan lengan kanan kiri bergantian
sering dilakukan maka akan berdampak
positif terhadap peningkatan
keterampilan menngiring bola basket ; 2)
Nilai konstanta (b) adalah sebesar 0,662,
artinya jika Latihan menggiring bola
dengan lengan kanan kiri tidak dilakukan
atau sama dengan nol, maka keterampilan
menggiring bola basket adalah sebesar
0,695 dengan asumsi variabel-variabel
lain yang dapat mempengaruhi dianggap
tetap.
Berdasarkan hasil analisis data
diperoleh nilai Fhitung = 2183,46 setelah
dikonsultasikan dengan F tabel pada taraf
signifikan 5% dengan derajat kebebasan
24 – 2 = 22 (db = 22) yaitu 0,344
menunjukkan bahwa Fhitung = 2183,46 >
Ftabel = 0,344. Hal ini menunjukkan
71
bahwa persamaan regresi yang diperoleh
yaitu Y=3,357+0,662X dapat digunakan
untuk menganalisis Pengaruh latihan
menggiring bola dengan lengan kanan
kiri bergantian (X) dengan peningkatan
keterampilan menggiring bola basket (Y).
Di samping itu, dari hasil perhitungan
diperoleh nilai koefisien korelasi (r) yaitu
0,995 serta koefisien determinasi (r2)
yang diperoleh yaitu 0,9900254 yang
berarti bahwa peningkatan keterampilan
menggiring bola basket 99% ditentukan
oleh Latihan menggiring bola dengan
menggunakan lengan kanan kiri
bergantian. Dengan demikian maka
hipotesis alternative (Ha) yang diajukan
yaitu “Ada pengaruh latihan
menggiring lengan kanan kiri
bergantian terhadap peningkatan
keterampilan menggiring bola basket
pada siswa kelas IX SMP Negeri 2
Wawo Kabupaten Bima Tahun
Pelajaran 2011/2012 ”,
Dari hasil analisis data
ternyata teknik latihan menggiring bola
lengan kanan kiri bergantian mempunyai
pengaruh terhadap peningkatan
keterampilan menggiring bola basket.
jadi setelah dilakukan penelitian maka
peneliti menemukan kelebihan dan
kekurangan dari teknik latihan
menggiring bola basket tersebut. Adapun
Kelebihan dari Latihan menggiring
lengan kanan kiri bergantian antara lain
;1. Kemampuan waktu reaksi tangan
kanan dan kiri lebih cepat karena
dilakukan secara bergantian, 2.Semangat
berlatih lebih tinggi karena geraknya
berubah-ubah (kanan kiri bergantian),
3.Variasi pemberian rangsang lebih
tinggi, 4.Kelincahan gerak lebih baik,
sedangkan Kekurangannya terletak pada
Kosentrasi lebih sulit karena
berkosentrasi pada kedua tangan secara
bergantian.
Dengan demikian pada
dasarnya semua jenis latihan menggiring
bola itu mempunyai pengaruh terhadap
peningkatan keterampilan menggiring
bola pada permainan bola basket, tetapi
dalam hal ini dicari pengaruh yang lebih
efektif dalam usaha peningkatan
keterampilan menggiring bola pada
permainan bola basket. Untuk itu usaha
yang dilakukan dengan cara berlatih
menggiring bola sehingga tujuan yang
kita harapkan dapat tercapai.
E. SIMPULAN
Dari hasil analisis data di atas,
maka diperoleh kesimpulan bahwa Ada
kecenderungan jika melakukan latihan
menggiring bola dengan lengan kanan
kiri bergantian maka dapat meningkatkan
keterampilan menggiring bola basket. Hal
ini dapat dilihat dari hasil analisis data
bahwa : 1) Latihan menggiring bola
dengan lengan kanan kiri bergantian
mempunyai pengaruh positif (koefisien
regresi (a) = 3,357) terhadap
keterampilan menggiring bola basket,
artinya jika latihan menggiring bola
dengan lengan kanan kiri bergantian
sering dilakukan maka akan berdampak
positif terhadap peningkatan
keterampilan menngiring bola basket ; 2)
Nilai konstanta (b) adalah sebesar 0,662,
artinya jika Latihan menggiring bola
dengan lengan kanan kiri tidak dilakukan
atau sama dengan nol, maka keterampilan
menggiring bola basket adalah sebesar
0,695 dengan asumsi variabel-variabel
lain yang dapat mempengaruhi dianggap
tetap.
Berdasarkan hasil analisis data
diperoleh nilai Fhitung = 2183,46 setelah
dikonsultasikan dengan F tabel pada taraf
signifikan 5% dengan derajat kebebasan
24 – 2 = 22 (db = 22) yaitu 0,344
menunjukkan bahwa Fhitung = 2183,46 >
Ftabel = 0,344. Hal ini menunjukkan
bahwa persamaan regresi yang diperoleh
yaitu Y=3,357+0,662X dapat digunakan
untuk menganalisis Pengaruh latihan
menggiring bola dengan lengan kanan
kiri bergantian (X) dengan peningkatan
keterampilan menggiring bola basket (Y).
Di samping itu, dari hasil perhitungan
diperoleh nilai koefisien korelasi (r) yaitu
0,995 serta koefisien determinasi (r2)
yang diperoleh yaitu 0,9900254 yang
72
berarti bahwa peningkatan keterampilan
menggiring bola basket 99% ditentukan
oleh Latihan menggiring bola dengan
menggunakan lengan kanan kiri
bergantian. Dengan demikian maka
hipotesis alternative (Ha) yang diajukan
yaitu “Ada pengaruh latihan
menggiring lengan kanan kiri
bergantian terhadap peningkatan
keterampilan menggiring bola basket
pada siswa kelas IX SMP Negeri 2
Wawo Kabupaten Bima Tahun
Pelajaran 2011/2012 ”,
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous . 2010.Diktat Basket STKIP
Taman Siswa Bima. Bima :
STKIP TS Bima
Anonymaous,2009. Didownload pada
internet (www.google.co.id
pada kata bola basket yang
termuat dalam Wikipedia
Bahasa Indonesia (diakses
pada tanggal 12 November
2011 , jam.12:30)
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
Penelitian Suatu pendekatan Praktis.
Jakarta:
T.Rineka Cipta
________________2002. Prosedur
Penelitian Suatu
Pendekatan Praktis.
Yogyakarta: yayasan
Fakultas Psikologi UGM
Ardian,2010.Studi Perbandingan
Ketepatan Pukulan antara
pegangan Shakenhand dan
Penholder dalam
Permainan Tenis Meja pada
Siswa kelas XI Madrasah
Aliyah Negeri 2 Kota Bima
Tahun Pelajaran 2010/2012
jurusan Penjaskesrek
.STKIP TS Bima 2010 (tidak
dipublikasikan)
Kokasih, Engkos.1994. Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan. Jakarta:
Erlangga
Margono, 2004. Metodologi Penelitian
Pendidikan. Jakarta: Aneka Cipta.
Nasution, 2000. Metode Research.
Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Nurkencana.1998. Evaluasi Pendidikan.
Surabaya: Penerbit Usaha Nasional .
Notoatmojo, Soekidjo. 2005. Metodelogi
Penelitian Kesehatan.
Jakarta : PT. Rineka Cipta
Oliver, Jon. 2007. Dasar-dasar Bola
Basket. Bandung : Pakar Raya
Poerwadarminta, 1984. Kamus Umum
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Purwanto.2004. Evaluasi Pendidikan.
Jakarta:Balai Pustaka
Perbasi.1995.Permainan Bola
Basket.Jakarta:Rineke Cipta
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R
& D. Jakarta : Alfabeta
73
HUBUNGAN ANTARA KELENTUKAN TUBUH DENGAN KETERAMPILAN
MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA SISWA PUTRA KELAS
VIII SMPN 2 WOHA TAHUN PELAJARAN 2012/2013
SYARIFUDDIN, S.PD.& HERMANSYAH
ABSTRAK
Kata Kunci : Kelentukan Tubuh, Keterampilan Menggiring Bola, Sepak Bola.
Permainan sepakbola adalah suatu permainan yang menuntut adanya
kerjasama yang baik dan rapi. Sepakbola merupakan permainan tim, oleh karena itu
kerja sama tim merupakan kebutuhan permainan sepakbola yang harus dipenuhi oleh
setiap kesebelasan yang menginginkan kemenangan. Kemenangan dalam permainan
sepakbola hanya akan diraih dengan melalui kerjasama dari tim tersebut.
Kemenangan tidak dapat diraih secara perseorangan dalam permainan tim, disamping itu
setiap individu atau pemain harus memiliki kondisi fisik yang bagus, teknik dasar yang
baik dan mental bertanding yang baik pula.
Kondisi fisik dan penguasan teknik yang baik dapat memberikan sumbangan yang
cukup besar untuk memiliki kecakapan bermain sepakbola. Tetapi hal itu perlu diselidiki
lebih lanjut oleh pakar sepakbola di tanah air. Kondisi fisik yang baik tanpa didukung
dengan penguasaan teknik bermain, taktik yang yang baik serta mental yang baik,
maka prestasi yang akan dicapai tidak dapat berjalan seimbang. Demikian pula
sebaliknya memiliki kondisi yang jelek tetapi teknik, taktik dan mental yang baik juga
kurang mendukung pencapaian prestasi.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Apakah ada Hubungan Antara
Kelentukan Tubuh Dengan Keterampilan Menggiring Bola Pada Permainan Sepak Bola
Siswa Putra Kelas VIII SMPN 2 Woha Tahun Pelajaran 2012/2013.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional yaitu penelitian
untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan Antara Kelentukan Tubuh Dengan
Keterampilan Menggiring Bola Pada Permainan Sepak Bola Siswa Putra Kelas VIII SMPN
2 Woha Tahun Pelajaran 2012/2013.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah metode test perbuatan. metode test
perbuatan digunakan untuk mengumpulkan data Kelentukan Tubuh dan Keterampilan
Menggiring Bola Pada Permainan Sepak Bola Siswa Putra Kelas VIII SMPN 2 Woha Tahun
Pelajaran 2012/2013.
Teknik analisis data yang digunakan yaitu melalui analisis statistik dengan
mengunakan rumus analisis product moment.
Berdasarkan hasil perhitungan akhir hasil penelitian diperoleh bahwa nilai korelasi
antara variabel kelentukan tubuh (X) dengan variabel keterampilan menggiring bola atas
(Y) adalah sebesar 0,904 dengan tingkat hubungan sangat kuat, nilai r-hitung product
moment lebih besar dari nilai r-tabel yaitu (0,904 > 0,444) pada taraf signifikan 5%,
dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa ada hubungan antara kelentukan
tubuh dengan keterampilan menggiring bola pada permainan sepak bola siswa putra kelas
VIII SMPN 2 Woha Tahun Pelajaran 2012/2013. Sehingga Hipotesis yang berbunyi
“Diduga ada Hubungan Antara Kelentukan Tubuh Dengan Keterampilan Menggiring Bola
Pada Permainan Sepak Bola Siswa Putra Kelas VIII SMPN 2 Woha Tahun Pelajaran
2012/2013” terbukti kebenarannya
74
PENDAHULUAN
Sepak bola merupakan cabang
olahraga yang sudah memasyarakat,
baik sebagai hiburan, mulai dari latihan
peningkatan kondisi tubuh atau sebagai
prestasi untuk membela desa, daerah
dan negara. Sepak bola yang sudah
memasyarakat itu merupakan gambaran
persepakbolaan di Indonesia khususnya
negara maju pada umumnya.
Permainan sepakbola adalah
suatu permainan yang menuntut
adanya kerjasama yang baik dan rapi.
Sepakbola merupakan permainan tim,
oleh karena itu kerja sama tim
merupakan kebutuhan permainan
sepakbola yang harus dipenuhi oleh
setiap kesebelasan yang menginginkan
kemenangan. Kemenangan dalam
permainan sepakbola hanya akan
diraih dengan melalui kerjasama
dari tim tersebut. Kemenangan tidak
dapat diraih secara perseorangan dalam
permainan tim, disamping itu setiap
individu atau pemain harus memiliki
kondisi fisik yang bagus, teknik dasar
yang baik dan mental bertanding yang
baik pula.
Tujuan olahraga bermacam-
macam sesuai dengan olahraga yang
dilakukan, tetapi olahraga secara
umum meliputi memelihara dan
meningkatkan kesegaran jasmani,
memelihara dan meningkatkan
kesehatan, meningkatkan kegemaran
manusia berolahraga sebagai rekreasi
serta menjaga dan meningkatkan prestasi
olah raga setinggi-tingginya. Tujuan
tersebut telah menjadi bagian yang
terpenting untuk dicapai secara umum,
tetapi tujuan khusus yang lebih penting
adalah memenangkan pertandingan
dalam permainan sepakbola.
Keberhasilan akan diraih apabila latihan
yang dilakukan sesuai dan berdasarkan
prinsip latihan yang terencana,
terprogram yang mempunyai tujuan
tertentu.
Permainan sepakbola modern
saat ini telah mengalami banyak
kemajuan, perubahan serta
perkembangan yang pesat, baik dari segi
kondisi fisik, teknik, taktik permainan
maupun mental pemain itu sendiri.
Kemajuan dan perkembangan tersebut
dapat dilihat dalam siaran langsung
pertandingan. Bagaimana permainan
cepat dan teknik yang baik yang
didukung oleh kemampuan individu
menonjol serta seni gerak telah pula
ditampilkan. Permainan yang cepat dan
teknik yang baik itulah yang perlu
dicontoh oleh persepakbolaan Indonesia
agar dapat maju dan berkembang dengan
baik.
Masalah peningkatan prestasi di
bidang olahraga sebagai sasaran yang
ingin dicapai dalam pembinaan
olahraga di Indonesia membutuhkan
waktu yang lama dalam proses
pembinaannya. Pembinaan menuntut
partisipasi dari semua pihak demi
peningkatan prestasi olahraga di
Indonesia.
Manusia dapat mencapai prestasi
pada berbagai usia, akan tetapi prestasi
dalam olahraga terutama dicapai oleh
mereka yang masih muda usianya.
Pencapaian prestasi semua cabang
olahraga khususnya sepakbola dapat
ditingkatkan pula pada mereka yang
masih muda usianya.
Kondisi fisik pemain sepakbola
menjadi sumber bahan untuk dibina
oleh pakar sepakbola selain teknik,
taktik, mental dan kematangan
bertanding. Kondisi fisik yang baik dan
prima serta siap untuk menghadapi
lawan bertanding merupakan unsur yang
penting dalam permainan sepakbola.
Seorang pemain sepakbola dalam
bertahan maupun menyerang kadang-
kadang menghadapi benturan keras,
ataupun harus lari dengan kecepatan
penuh ataupun berkelit menghindari
lawan, berhenti menguasai bola dengan
tiba-tiba. Seorang pemain sepakbola
dalam mengatasi hal seperti itu haruslah
dibina dan dilatih sejak awal.
Kondisi fisik dan penguasan
teknik yang baik dapat memberikan
sumbangan yang cukup besar untuk
75
memiliki kecakapan bermain sepakbola.
Tetapi hal itu perlu diselidiki lebih
lanjut oleh pakar sepakbola di tanah air.
Kondisi fisik yang baik tanpa didukung
dengan penguasaan teknik bermain,
taktik yang yang baik serta mental
yang baik, maka prestasi yang akan
dicapai tidak dapat berjalan seimbang.
Demikian pula sebaliknya memiliki
kondisi yang jelek tetapi teknik, taktik
dan mental yang baik juga kurang
mendukung pencapaian prestasi.
Untuk itu perlu pembinaan yang
baik pada cabang olahraga sepakbola,
untuk mencapai sasaran pada event
tertentu agar prestasi puncak dapat
ditampilkan sebaik-baiknya.
Dalam proses latihan unsur-unsur
kondisi fisik menempati posisi
terdepan untuk dilatih, yang berlanjut
ke latihan teknik, taktik, mental dan
kematangan bertanding dalam
pencapaian prestasi. Latihan kondisi
fisik secara teratur dan
berkesinambungan dapat memberikan
sumbangan yang besar bagi
peningkatan kemampuan pengembangan
teknik dalam pertandingan. Unsur-unsur
kondisi fisik yang perlu dilatih dan
ditingkatkan sesuai dengan cabang
olahraga masing- masing sesuai
dengan kebutuhannya dalam permainan
maupun pertandingan. Dalam
peningkatan kondisi fisik maka perlu
dilatih dengan beberapa unsur fisik,
diantaranya adalah kelentukan tubuh.
Tiap-tiap cabang olahraga
mempunyai sifat tertentu dan
pesertanya harus memenuhi syarat-
syarat tertentu. Seseorang pemain sepak
bola harus memiliki dan menguasai
teknik bermain yang baik terutama
teknik dengan bola, yang diperlukan saat
menyerang dan menguasai bola . Untuk
teknik yang diperlukan adalah teknik
menggiring bola (dribbling). Yang perlu
dilatih dengan posisi yang cukup,
disamping itu untuk menghindari dan
melakukan gerak tipu untuk
mengecoh lawan saat menguasai bola
perlu memiliki Kelentukan tubuh untuk
menghindari sergapan lawan.
Kelentukan tubuh dibutuhkan
oleh seseorang pemain sepak bola
dalam menghadapi situasi tertentu dan
kondisi pertandingan yang menuntut
unsur Kelentukan tubuh dalam bergerak
untuk menguasai bola maupun dalam
bertahan untuk menghindari benturan
yang mungkin terjadi. Kelentukan
tubuh dapat dilatih secara bersama-sama,
baik dengan bola maupun tanpa bola.
Bagi seorang pemain sepakbola situasi
yang berbeda-beda selalu dihadapi
dalam setiap pertandingan, juga
seorang pemain sepak bola
menghendaki gerakan yang indah dan
cepat sering dilakukan unsur Kelentukan
tubuh.
Teknik dalam permainan sepak
bola meliputi 2 macam teknik yaitu :
teknik dengan bola dan tanpa bola.
Teknik dasar bermain sepakbola yang
harus dikuasai meliputi menendang bola,
menghentikan bola, mengontrol bola ,
gerak tipu, tackling, lemparan kedalam
dan teknik menjaga gawang. Mengontrol
bola diantaranya adalah menjaga dan
melindungi bola dengan kai untuk terus
dibawa kedepan disebut juga
menggiring (dribbling).
Menggiring bola tidak hanya
membawa bola menyusuri tanah dan
lurus ke depan melainkan menghadapi
lawan yang jaraknya cukup dekat dan
rapat. Hal ini menuntut seorang pemain
untuk memiliki kemampuan menggiring
bola dengan baik. Menggiring bola
adalah membawa bola dengan kaki
dengan tujuan melewati lawan. Dribling
berguna untuk melewati lawan,
mencari kesempatan memberi umpan
kepada kawan dan untuk menahan
bola tetap ada dalam penguasaan.
Menggiring bola (dribling)
memerlukan ketrampilan yang baik dan
dukungan dari unsur-unsur kondisi
fisik yang baik pula seperti Kelentukan
tubuh dapat memberikan kemampuan
gerak lebih cepat. Dengan metode
ulangan yang banyak maka kemampuan
76
dribbling yang lincah dan cepat dapat
dicapai dan ditampilkan dalam
pertandingan.
1. Sepak Bola
Sepakbola merupakan olahraga
yang paling terkenal di dunia. Lebih
dari 200 juta orang di seluruh dunia
memainkan lebih dari 20 juta permainan
sepakbola setiap tahunnya. Untuk
memberikan bayangan tentang
popularitas sepakbola, lebih dari 2 biliun
pemirsa televisi menyaksikan
kesebelasan brazil mengalahkan italia
pada final world cup 1994.
Bandingkan jumlah tersebut dengan
750 juta pemirsa yang menyaksikan
NFL Super Bowl 1993, 350 juta
menyaksikan final tenis Wimbeldon, dan
490 juta pemirsa menyaksikan
pendaratan manusia pertama di bulan.
Alasan dari daya tarik sepakbola
terletak pada kealamian permainan
tersebut. sepakbola adalah permainan
yang menantang secara fisik dan mental.
Pemain harus melakukan gerakan yang
terampil di bawah kondisi permainan
yang waktunya terbatas, fisik dan
mental yang lelah dan sambil
menghadapi lawan. Pemain harus
mampu berlari beberapa mil dalam suatu
pertandingan, hampir menyamai
kecepatan sprinter dan menanggapi
berbagai perubahan situasi permainan
dengan cepat. Dan, pemain harus
memahami taktik permainan
individu, kelompok dan beregu.
Kemampuan pemain untuk memenuhi
semua tantangan ini menentukan
penampilan pemain di lapangan
sepakbola. Adapun unsur –unsur kondisi
fisik diantaranya adalah kecepatan dan
Kelentukan tubuh.
2. Kelentukan Tubuh
Kelentukan sebagai suatu komponen kebugaran fisik, adalah
kemampuan dari suatu individu untuk
menggerakkan tubuh dan bagian-
bagiannya di mana lebar bidang gerakan
tanpa merasakan ketegangan pada
artikulasi-artikulasi dan pemasangan-
pemasangan otot. Ketika kita berbicara
tentang kelentukan, tidak terelakkan kita
mendengar istilah seperti: pembelokan
(flexion), yakni yaitu gerakan ruas tubuh
yang menyebabakan pengurangan
(memperkecil) sudut sendi pada sumbu
tranversal/horizontal atau bidang sagital;
perluasan (extension), yakni gerakan ruas
tubuh kearah kebalikan dari flexion yang
menyebabkan penambahan (pembesaran)
sudut sendi; hyperextension, yakni di
mana sudut dari suatu sambungan
persendian diperluas di luar cakupannya
yang normal; persendian ganda , yakni
suatu kondisi yang hampir tidak ada,
tetapi meskipun demikian istilah tersebut
digunakan ketika mengacu pada
seseorang dengan kelentukan yang tidak
biasa di dalam posisi-posisi tertentu; dan
akhirnya, musclesboundness (otot tak
berbatas), yakni satu istilah yang
digunakan untuk menguraikan kasus-
kasus dari kekakuan (tak memiliki
kelentukan) yakni ketika seseorang
mengalami perkembangan otot yang
bagus sekali.
Dengan mengabaikan bagaimana
Anda menggambarkan atau
menguraikannya, kelentukan
menyediakan dimensi-dimensi lain
kinerja yang membiarkan suatu tingkat
kebebasan gerakan dan kesenangan
gerakan yang lebih tinggi digabungkan
dengan beberapa implikasi penting akan
keselamatan yang lebih besar dari cidera.
Lebih dari itu, pengukuran kelentukan
menyoroti konsep-konsep lain yang harus
dikenali dengan baik guna memilih dan
memberi penilaian (sore) test-test yang
tersedia
Kelentukan tubuh merupakan salah satu komponen fisik yang banyak
dipergunakan dalam olahraga.
Kelentukan tubuh pada umumnya
didefinisikan sebagai kemampuan
mengubah arah secara efektif dan cepat,
sambil berlari hampir dalam keadaan
penuh. Kelentukan tubuh terjadi karena
gerakan tenaga yang ekplosif. Besarnya
tenaga ditentukan oleh kekuatan dari
kontraksi serabut otot. Kecepatan otot
tergantung dari kekuatan dan kontraksi
77
serabut otot. Kecepatan kontraksi otot
tergantung dari daya rekat serabut-
serabut otot dan kecepatan transmisi
impuls saraf. Kedua hal ini merupakan
pembawaan atau bersifat genetis, atlet
tidak dapat merubahnya (Baley, James
A.,1996 :198).
M. Sajoto (1995 : 90)
mendefinisikan Kelentukan tubuh
sebagai kemampuan untuk mengubah
arah dalam posisi di arena tertentu.
Seseorang yang mampu mengubah arah
dari posisi ke posisi yang berbeda
dalam kecepatan tinggi dengan
koordinasi gerak yang baik berarti
Kelentukan tubuhnya cukup tinggi.
Sedangkan menurut Dangsina Moeloek
dan Arjadino Tjokro (1994 : 8),
Kelentukan tubuh adalah kemampuan
mengubah secara cepat arah tubuh atau
bagian tubuh tanpa gangguan pada
keseimbangan.
Mengubah arah gerakan tubuh secara berulang-ulang seperti halnya lari
bolak- balik memerlukan kontraksi
secara bergantian pada kelompok otot
tertentu. Sebagai contoh saat lari bolak-
balik seorang atlet harus mengurangi
kecepatan pada waktu akan mengubah
arah. Untuk itu otot perentang otot lutut
pinggul (knee ekstensor and hip
ekstensor) mengalami kontraksi eksentris
(penguluran), saat otot ini memperlambat
momentum tubuh yang bergerak ke
depan. Kemudian dengan cepat otot ini
memacu tubuh ke arah posisi yang
baru. Gerakan Kelentukan tubuh
menuntut terjadinya pengurangan
kecepatan dan pemacuan momentum
secara bergantian.
Rumus momentum adalah massa
dikalikan kecepatan. Massa tubuh
seorang atlet relatif konstan tetapi kecepatan dapat ditingkatkan melalui
pada rogram latihan dan pengembangan
otot. Diantara atlet yang beratnya sama
(massa sama), atlet yang memiliki otot
yang lebih kuat dalam Kelentukan tubuh
akan lebih unggul (Baley, James A.,1996
: 199). Dari beberapa pendapat
tersebut tentang Kelentukan tubuh
dapat ditarik pengertian bahwa
Kelentukan tubuh adalah kemampuan
seseorang untuk mengubah arah atau
posisi tubuh secara cepat dan efektif
di arena tertentu tanpa kehilangan
keseimbangan. Seseorang dapat
meningkatkan Kelentukan tubuh
dengan meningkatkan kekuatan otot-
ototnya.
Kelentukan tubuh biasanya dapat
dilihat dari kemampuan bergerak
dengan cepat, mengubah arah dan
posisi, menghindari benturan antara
pemain dan kemampuan berkelit dari
pemain di lapangan. Kemampuan
bergerak mengubah arah dan posisi
tergantung pada situasi dan kondisi
yang dihadapi dalam waktu yang relatif
singkat dan cepat.
Kelentukan tubuh yang dilakukan oleh atlet atau pemain sepakbola saat
berlatih maupun bertanding tergantung
pula oleh kemampuan
mengkoordinasikan sistem gerak tubuh
dengan respon terhadap situasi dan
kondisi yang dihadapi. Kelentukan tubuh
ditentukan oleh faktor kecepatan
bereaksi, kemampuan untuk menguasai
situasi dan mampu mengendalikan
gerakan secara tiba-tiba.
Suharno HP (1995: 33),
mengatakan Kelentukan tubuh adalah
kemampuan dari seseorang untuk
berubah arah dan posisi secepat mungkin
sesuai dengan situasi yang dihadapi dan
dikehendaki. Nossek Jossef (1992:93)
lebih lanjut menyebutkan bahwa
Kelentukan tubuh diidentitaskan
dengan kemampuan
mengkoordinasikan dari gerakan-
gerakan, kemampuan keluwesan gerak,
kemampuan memanuver sistem motorik
atau deksteritas. Harsono (1998 : 172) berpendapat Kelentukan tubuh
merupakan kemampuan untuk mengubah
arah dan posisi tubuh dengan tepat
pada waktu sedang bergerak, tanpa
kehilangan keseimbangan dan kesadaran
akan posisi tubuhnya.
Dari batasan di atas
menunjukkan kesamaan konseptual
78
sehingga dapat diambil suatu
pengertian untuk menjelaskan
pengertian ini. Adapun yang
dimaksudkan dengan Kelentukan tubuh
adalah kemampuan untuk bergerak
mengubah arah dan posisi dengan cepat
dan tepat sehingga memberikan
kemungkinan seseorang untuk
melakukan gerakan ke arah yang
berlawanan dan mengatasi situasi yang
dihadapi lebih cepat dan lebih efisien.
Kegunaan Kelentukan tubuh
sangat penting terutama olahraga beregu
dan memerlukan ketangkasan, khususnya
sepakbola. Suharno HP (1995 :33)
mengatakan kegunaan Kelentukan tubuh
adalah untuk menkoordinasikan gerakan-
gerakan berganda atau stimulan,
mempermudah penguasaan teknik-
teknik tinggi, gerakan-gerakan efisien,
efektif dan ekonomis serta
mempermudah orientasi terhadap lawan
dan lingkungan.
a. Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Kelentukan Tubuh
Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi Kelentukan tubuh
menurut Dangsina Moeloek dan
Arjadino Tjokro (1994 : 8-9) adalah :
1. Tipe tubuh
Seperti telah dijelaskan dalam pengertian
Kelentukan tubuh bahwa gerakan-
gerakan Kelentukan tubuh menuntut
terjadinya pengurangan dan pemacuan
tubuh secara bergantian. Dimana
momentum sama dengan massa
dikalikan kecepatan. Dihubungkan
dengan tipe tubuh, maka orang yang
tergolong mesomorfi dan
mesoektomorfi lebih tangkas dari
sektomorf dan endomorf .
2. Usia
Kelentukan tubuh anak meningkat sampai kira-kira usia 12 tahun
(memasuki pertumbuhan cepat).
Selama periode tersebut (3 tahun)
Kelentukan tubuh tidak
meningkat,bahkan menurun. Setelah
masa pertumbuhan berlalu,
Kelentukan tubuh meningkat lagi
secara mantap sampai anak mencapai
maturitas dan setelah itu menurun
kembali.
3. Jenis kelamin
Anak laki-laki menunjukkan
Kelentukan tubuh sedikit lebih baik
dari pada anak wanita sebelum
mencapai usia pubertas. Setelah
pubertas perbedaan tampak lebih
mencolok.
4. Berat badan
Berat badan yang berlebihan secara
langsung mengurangi Kelentukan
tubuh.
5. Kelelahan
Kelelahan mengurangi ketangkasan
terutama karena menurunnya
koordinasi. Sehubungan dengan hal itu
penting untuk memelihara daya tahan
kardiovaskuler dan otot agar kelelahan
tidak mudah timbul.
b. Sifat Alami Kelentukan tubuh
Kelentukan tidak ada sebagai suatu
karakteristik umum yang tunggal, tetapi
sebagai suatu kemampuan sangat
spesifik kepada setiap persendian dari
tubuh. Jadi, seseorang yang sangat
fleksibel dalam satu gabungan-
gabungan, bisa rata-rata di dalam
gabungan yang lain, dan sangat tidak
fleksibel di dalam bagian yang ketiga.
Seperti komponen-komponen lain dari
kebugaran fisik, kelentukan dapat
diperbaiki melalui latihan. Banyak
studi-studi mandiri yang
mengungkapkan perbaikan penting
sebagai hasil dari latihan yang
reguler/teratur. Anak-anak, usia 6
sampai 2, secara umum jadinya semakin
lebih fleksibel tiap tahun sampai mereka
menjangkau masa remaja. Lebih dari
itu, studi dari anak-anak lelaki dan
anak-anak perempuan yang
diperbandingkan berdasarkan usia
setuju bahwa anak-anak perempuan
secara umum lebih fleksibel.
Prosedur latihan kelentukan spesifik yang
disertai metode peregangan statis dan
metode peregangan balistik telah
dipelajari dengan hasil signifikan yang
dilaporkan untuk masing-masing. Meski
tidak ada perbedaan signifikan yang
79
ditemukan antara kedua metode,
penelitian Riddle menandai masing-
masing metode untuk bersifat superior
terhadap suatu kombinasi keduanya. Di
tahun terakhir, bagaimanapun,
pendidik-pendidik jasmani dan pelatih-
pelatih atletik lebih menyukai metode
peregangan yang statis, mereka
mengaku lebih sedikit kesempatan otot
untuk mencair dan tegang
3. Ketrampilan Menggiring Bola
a. Pengertian Menggiring Bola
Pengertian menggiring bola dapat
diuraikan beberapa pendapat para ahli
sebagai berikut : menurut soekatamsi
menggiring bola diartikan dengan
gerakan-gerakan lari menggunakan
bagian kaki mendorong bola agar
bergulir terus-menerus di atas tanah.
Menggiring bola hanya dilakukan pada
saat-saat menguntungkan saja, yaitu
pada saat bebas dari lawan,
(Soekatamsi, 1992).
Ketrampilan menuirut Lutan, Rusli
(1998: 94), adalah ketrampilan
dipandang sebagai satu perbuatan atau
tugas yang merupakan indikator dari
tingkat kemahiran seseorang dalam
melaksanakan suatu tugas.
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa
menggiring bola diartikan dengan
gerakan-gerakan lari menggunakan kaki
sambil mendorong bola agar terus-
menerus bergulir diatas tanah.
b. Prinsip teknik menggiring bola :
a. Bola di dalam penguasaan
pemain, bola selalu dengan kaki, badan
pemain terletak antara bola dan lawan
supaya tidak mudah direbut lawan bola
selalu terkontrol.
b. Di depan pemain terdapat daerah
kosong, bebas dari serangan lawan.
c. Bola digiring dengan kaki kanan
atau kaki kiri tiap langkah kaki kanan
atau kaki kiri mendorong bola ke depan,
jadi bola didorong bukan ditendang
irama langkah kaki.
d. Pada waktu menggiring bola
pandangan mata tidak boleh selalu pada
bola saja akan tetapi harus pula
memperhatikan atau mengamati situasi
sekitar atau posisi lawan maupun posisi
teman.
e. Badang agak condong ke depan,
gerakan tang bebas seperti pada waktu
lari biasa.
c. Jenis-jenis menggiring bola
a. Menggiring bola dengan kura-
kura kaki bagian luar.
b. Menggiring bola dengan kura-
kura kaki bagian dalam.
c. Menggiring bola dengan
punggung kaki.
d. Cara menggiring bola
a. Menggiring bola dengan kura-
kura kaki bagian luar.
Posisi kaki yang digunakan untuk
menggiring bola sesuai dengan kura-
kura bagian luar, kaki diputar kedalam
pada pergelangan kakinya kea rah kaki
tumpuh, bola disentuh pada titik
pusatnya dengan kura-kura kaki bagian
luar.
Menggiring bola dengan kura-kura kaki
bagian luar digunakan oleh pemain
apabila pemain bergerak maju atau
apabila lintasannya melengkung,
dimana hal ini akan menyebabkan
pemain dapat bergerak dengan cepat,
posisi badan harus ditempatkan diantara
bola dan lawan.
Sedang menggiring bola dengan
kura-kura kaki bagian luar menurut
Sukatamsi (1998 : 161) adalah:
1. Posisi kaki menggiring
bola sama dengan posisi kaki dalam
menendang bola dengan kura-kura kaki
bagian luar.
2. Setiap langkah secara
teratur dengan kura-kura kaki bagian
luar kaki kanan atau kaki kiri
mendorong bola bergulir ke depan, dan
bola selalu dekat dengan kaki.
3. Pada saat menggiring bola lutut
kedua kaki harus selalu sedikit ditekuk,
dan pada waktu kaki menyentuh
bola, mata melihat bola, selanjutnya
melihat situasi lapangan.
Menggiring bola dengan menggunakan
kura-kura kaki bagian luar memberi
kesempatan pada pemain untuk
80
merubah-rubah arah serta dapat
menghindari lawan yang berusaha
merampas bola. Merubah arah dan
membelok ke kiri maupun ke kanan
berarti menghindarkan bola dari lawan
karena dengan cara demikian tubuh
pemain yang sedang menggiring bola
dapat menutup atau membatasi lawan
dengan bola (A. Sarumpaet, 1992 : 25).
Gambar 2.1
Menggiring Bola Dengan Kura-Kura
Kaki Bagian Luar
b. Menggiring bola dengan punggung
kaki
Menggiring bola dengan punggung
kaki dilakukan apabila pemain
bergerak ke depan, kaki yang di
gunakan untuk menggiring bola ditarik
kebawah pada pergelangan kakinya.
Usahakan agar bola tatap dekat
dengan kaki dan disentuh dengan
punggung kaki.
c. Menggiring bola dengan kura-kura
kaki bagian
Adapun cara menggiring bola
menurut Sukatamsi (1998 : 159)
dengan kura-kura kaki bagian dalam
adalah sebagai berikut:
1. Posisi kaki menggiring bola sama
dengan posisi kaki dalam
menendang bola dengan kura-kura
kaki sebelah kanan.
2. Kaki yang digunakan untuk
menggiring bola tidak diayunkan
seperti taknik menendang, akan tetapi
tiap langkah secara teratur
menyentuh atau mendorong bola
bergulir ke depan dan bola harus selalu
dekat dengan kaki. Dengan demikian
bola mudah dikuasai dan tidak mudah
direbut oleh lawan.
3. Pada saat menggiring bola lutut
kedua kaki harus selalu sedikit
ditekuk, dan pada waktu kaki
menyentuh bola, mata melihat
bola, selanjutnya melihat situasi
lapangan.
Dengan menggunakan kura-kura kaki
bagian dalam berarti posisi dari bola
selalu berada dalam penguasaan
pemain. Hal ini akan menyebabkan
lawan menemui kesukaran untuk
merampas bola. Selain itu pemain
yang menggiring bola tersebut
dengan mudah merubah arah andaikan
pemain lawan berusaha merebut bola.
Jadi hal seperti ini dapat diartikan jika
pemain yang menggiring bola selalu
diikuti atau bola selalu berada diantara
kedua kaki dengan lain perkataan bola
selalu dapat dilindungi. Disamping itu
kalau menggiring bola menggunakan
kura-kura kaki bagian dalam pemain
dapat merubah-rubah kecepatan
sewaktu menggiring bola (A.
Sarumpaet, 1992 : 25).
Gambar 2.2Menggiring Bola Dengan
Kura-Kura Kaki Bagian Dalam
Menggiring bola atau dribbling tidak
hanya dilatih dengan satu kaki saja,
melainkan dengan kedua-duanya kiri
dan kanan. Hal itu dilatihkan
sepanjang latihan dan terus menerus
untuk meningkatkan kemampuan
penguasaan bola yang baik dan secara
bergantian akan memberikan
tambahan keseimbangan antara kaki
kiri dan kanan.
81
Dalam pelaksanaan menggiring bola
zig-zag melewati pancang atau lawan
dapat dilakukan dengan
menggunakan kedua kaki bergantian,
kaki kanan saja, atau menggunakan
kaki kiri saja. Adapun cara
pelaksanaannya menurut Sukatamsi
(1998 :169) adalah sebagai berikut :
1. Menggirng bola zig-zag melewati
tiang pancang dengan menggunakan
kaki kanan dan kiri bergantian, bola
didorong dengan kura-kura kaki
bagian dalam, waktu melampaui di
sebelah kanan tiang pancang
digunakan kura-kura kaki bagian
dalam sedangkan pada waktu
melampaui sebelah kiri tiang
pancang digunakan kura-kura kaki
bagian dalam kaki kiri.
2. Menggiring bola zig-zag melampaui
tiang pancang dengan menggunakan
kaki sebelah kanan saja yaitu dengan
cara : waktu melampaui sebelah
kanan tiang pancang digunakan kura-
kura kaki bagian dalam dan waktu
melampaui sebelah kiri tiang pancang
digunakan kura-kura kaki sebelah luar.
3. Menggiring bola zig-zag melampaui
tiang pancang dengan manggunakan
kaki sebelah kiri saja yaitu dengan
cara : pada waktu melampaui di
sebelah kanan tiang pancang
digunakan kura-kura kaki bagian luar
dan waktu melampaui sebelah kiri
tiang pancang digunakan kaki bagian
dalam.
e. Kegunaan menggiring bola
a. Untuk melewati lawan
Untuk mencari kesempatan member
umpan kepada teman dengan cepat.
b. Untuk menguasai dan menahan bola
agar tetap dalam penguasaan,
menyelamatkan bola apabila tidak
dapat kemungkinan atau kesempatan
untuk segera memberikan operan
kepada teman.
f. Macam-macam latiahan menggiring
bola
a. Menggiring bola antara tiang-tiang
terpasang dan berliku-liku.
b. Menggiring bola dalam lingkaran.
c. Menggiring bola dengan menghadang
oleh lawan.
d. Membawa bola dengan zig-zag atau
berkelok-kelok.
e. Berlari sambil menggiring bola,
memakai kiri dan kanan.
g. Keterampilan pemain dalam
menggiring bola :
a. Kecepatan star pemain harus
ditingkatkan karena menggiring bola
tergantung pula kepada kecepatan star.
b. Kecepatan harus ditingkatkan agar
pemain memiliki kecepatan
menggiring bola.
c. Kecepatan pada waktu menggiring
bola temponya harus berubah-ubah.
d. Menggiring bola harus kombinasikan
dengan gerak tipu, terutama pada
waktu melewati lawan.
e. Pada waktu menggiring bola,
pandangan mata kita selalu melihat
pada bola dan kondisi disekitar kita.
f. Harus memiliki kepercayaan diri-
sendiri.
4. Hubungan Kelentukan Tubuh
Dengan Ketrampilan Menggiring
Bola
Kelentukan tubuh
merupakan salah satu faktor
penting yang mempengaruhi gerak.
Kelentukan tubuh merupakan unsur
kemampuan gerak yang harus
dimiliki seorang pemain sepakbola
sebab dengan Kelentukan tubuh
yang tinggi pemain dapat
menghemat tenaga dalam suatu
permainan. Kelentukan tubuh juga
diperlukan dalam membebaskan
diri dari kawalan lawan dengan
menggiring bola melewati lawan
dengan menyerang untuk
menciptakan suatu gol yang akan membawa pada kemenangan.
Seorang pemain yang kurang
lincah dalam melakukan suatu
gerakan akan sulit untuk
menghindari sentuhan-sentuhan
perseorangan yang dapat
mengakibatkan kesalahan
perseorangan (Sajoto, 1995 : 90).
82
Kelentukan tubuh melibatkan
koordinasi otot-otot besar pada
tubuh dengan cepat dan tepat
dalam suatu aktifitas tertentu.
Kelentukan tubuh dapat dilihat dari
sejumlah besar kegiatan dalam
olahraga meliputi kerja kaki
(footwork) yang efisien dan
perubahan posisi tubuh dengan
cepat. Seseorang yang mampu
merubah posisi yang berbeda
dalam kecepatan tinggi dengan
koordinasi yang baik, berarti
Kelentukan tubuhnya cukup baik.
Individu yang mampu
merubah posisi yang satu ke posisi
yang lain dengan koordinasi dan
kecepatan yang tinggi memiliki
kesegaran yang baik dalam
komponen
Kelentukan tubuh. Dalam beberapa hal, Kelentukan tubuh
menyatu dengan tenaga daya
tahan. Kelentukan tubuh diperlukan
sekali dalam melakukan gerak tipu
pada saat menggiring bola. Gerak
tipu dapat kita kerjakan dengan
mengendalikan ketepatan,
kecepatan, dan kecermatan.
B. METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Untuk melakukan penelitian,
peneliti menggunakan Jenis
Penelitian Eksperimen, yaitu
Penelitian yang berusaha mencari
hubungan variabel tertentu terhadap
variabel yang lain dalam kondisi
terkontrol secara ketat. (Sugiyono,
2010)
penelitian yang menentukan objek
yang akan di teliti sengaja di rancang atau di buat/dimanipulasi dulu baru
di lakukan percobaan di lapangan,
maka Metode Penelitianya adalah
eksperimen, jika objek yang mau di
teliti sudah ada secara wajar di
lapangan, di kelas atau tempat
tertentu sebagai lokasi penelitian,
maka metodenya dalam empiris.
Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian akan
dilaksanakan di SMPN 2 Woha
Kabupaten Bima Dijalan Lintas
Kalampa Bima Desa Kalampa
Kecamatan Woha
Populasi Penelitian dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah seluruh
penduduk yang dimaksud untuk
diselidiki. Populasi dibatasi
dengan jumlah penduduk atau
individu paling sedikit memiliki
satu sifat yang sama ( Sutrisno
Hadi, 1996 : 220). Menurut
Suharsimi Arikunto (1996: 102)
populasi adalah keseluruhan
subyek penelitian. Dalam
penelitian ini subyek yang
digunakan sebagai populasi
adalah seluruh siswa Putra Kelas
VIII SMPN 2 Woha Kabupaten
Bima yaitu sebanyak 22 Orang
Siswa, dengan rincian per
kelasnya sebagai berikut:
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
No Kelas Populasi
1 VIII A 25
2 VIII B 26
3 VIII C 28
Jumlah 79
2. Sampel Penelitian
Sampel Sampel yaitu
sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Sampel dalam
penelitian ini adalah bagian dari
populasi tersebut diatas yang
diambil secara acak (Sugiyono,
2010:87).
Karena populasi dalam
penelitian kurang dari 100 orang,
maka sebagaimana pendapat
(Arikunto, 2002), bahwa jika
populasi kurang dari 100 sampel
diambil 10-25%, dalam penelitian
ini menetapkan pengambilan
sampel 25% dari jumlah populasi,
83
sehingga diperoleh sampel
sebanyak 20 orang Siswa Putra
Kelas VIII SMPN 2 Woha
Kabupaten Bima, dengan
perhitungan sebagai perikut:
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
No Kelas Populasi Samp
el
1 VIII A 25 x 25% 6
2 VIII B 26 x 25% 7
3 VIII C 28 x 25% 7
Jumlah 79 20
Instrument Penelitian
Pelaksanaan penelitian
menggunakan metode survai, dengan
teknik tes dan pengukuran.
Pengambilan data dilakukan dengan
mengukur kelentukan tubuh dan
keterampilan menggiring bola.
Berikut ini merupakan instrumen
atau alat yang digunakan dalam
penelitian: instrumen yang
digunakan adalah data pengukuran
Kelentukan tubuh dan ketrampilan
menggiring bola.
Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi
adalah suatu cara untuk
memperoleh data yang diperlukan
dengan jalan mengumpulkan
segala macam dokumen serta
pencatatan secara sistematis.
Metode dokumentasi dapat juga
diartikan pencatatan suatu
kejadian khusus yang bertalian
dengan masalah yang menjadi
pusat perhatian (Rahma; 1981
:671). Metode dokumentasi dalam
penelitian ini dipergunakan untuk
mendapatkan data tentang jumlah
dan nama siswa Putra Kelas VIII
SMPN 2 Woha Kabupaten Bima
Tahun Pelajaran 2012/2013.
2. Teknik tes perbuatan
Tes adalah serentetan
pertanyaan atau latihan serta alat
yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau
bakat yang dimiliki oleh individu
atau kelompok (Suharsimi
Arikunto, 2006 : 150).
Pendapat lain mengatakan
bahwa tes sebagai alat yang
digunakan untuk mengumpulkan
keterangan-keterangan, dan
keterangan tersebut kemudian
dipakai sebagai ramalan prestasi
anak (Surachmad, W: 1974). Tes
perbuatan, dimana anggota
melakukan gerakan dan guru
langsung memberikan nilai atas
gerakan tersebut.
Cara pengukuran kelentukan
tubuh.
1. Siswa duduk dengan
merenggangkan kedua kaki
kedepan.
2. Kemudian setelah aba-aba ”ya”
siswa mencium lutut dalam
posisi duduk dengan kedua
kaki direnggangkan kedepan.
3. Dilakukan pengukuran hasil
antara jarak hidung dengan
lutut yang dicapai.
Penilaian Hasil tes :
Penilaian hasil yang dicatat adalah
jarak hidung dengan lutut yang
dicapai dalam tes pada saat
mencium lutut
Cara Pengukuran
Keterampilan Menggiring Bola
Alat dan perlengkapan :
1. Lapangan
2. 10 buah pancang ukuran 2
meter
3. Stop watch
4. Bola
5. Tali panjang 20 meter
6. Meteran
7. Kapur
8. Formulir dan alat tulis
Pelaksanaan tes
Pelaksanaan tes kemampuan
mengiring bola. Tujuan untuk
mengetahui kemampuan
menggiring bola dalam permain
84
sepak bola, adapun pelaksanaan
tes adalah:
a. Siswa berdiri di balakang bola
menghadap kearah lintasan dalam
keadaan siap.
b. Setelah pengambil waktu memberi
aba-aba, mulai siswa segera
menggiring bola melewati sebelah kiri
rintangan 1 yang dipasang pada garis
star, membelok ke kanan melewati
sebelah kanan rintangan 2, membelok
ke kiri melewati sebelah kiri kiri
ritangan ke 3, kemudian pemain
membelok ke kanan menjeput bola
dan menggiring melewati sebelah
kanan rintangan ke 4 membelok kekiri
lagi melewati rintangan yang ke 5.
Kemudian sebelah kanan rintangan ke
6, akan tetapi bola dilewati sebelah
kiri rintangan tersebut selanjutnya
siswa membelok ke kiri menjeput bola
dan menggiringnya kerintangan 7,
membelok ke kiri melewati rintangan
8, membelok ke kanan melewati
rintangan ke 9, kemudian sebelah
kanan rintangan 10 (rintangan
terakhir) yang terletak pada garis
finish.
c. Pengambil waktu menhentikan stop
watch apa bila pemain dan bolanya
sudah lewat dari garis finish. Dan
apabila siswa melakukan gerakan yang
salah pengawas segera menginggatkan
dan harus membetulkan gerakan yang
salah tadi dan segera menentuakan
gerakan tes yang dilakukan.
d. Penilaian hasil yang dicatat adalah
waktu yang dicapai oleh tes pada saat
mengiring bola dan tempat star sampai
finish sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
e. Setiap siswa diberi 3 kali kesempatan
Penilaian Hasil tes :
Diambil nilai tes yang tercepat
dari 3 kali kesempatan
menggiring bola.
Teknik Analisis data
Analisis data dalam penelitian
ini menggunakan analisis korelasi
product moment dengan rumus
sebagai berikut (Hadi, 1988):
2222
XYN
xyr
YYNXXN
YX
Keterangan: X = Nilai pengukuran Kelentukan
Tubuh
Y = Nilai Kemampuan Menggiring
Bola
X² = Nilai pengukuran Kelentukan
Tubuh dikuadratkan
Y² = Nilai Kemampuan Menggiring
Bola dikuadratkan
XY = Hasil perkalian nilai
pengukuran Kelentukan tubuh
dengan Kemampuan
Menggiring Bola.
N = Jumlah sampel
Adapun yang ditempuh dalam
menganalisa data dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesis (Ho)
2. Menyusun tabel kerja
3. Memasukan data kedalam rumus
4. Menguji nilai product moment
5. Menarik kesimpulan analisis.
Definisi Operasional Variabel
Variabel penelitian adalah
gejala yang bervariasi dan menjadi
obyek penelitian (Arikunto 1997:96).
Dalam penelitian ini terdapat tiga
variabel bebas dan satu variabel
terikat, yaitu:
a. Kelentukkan Tubuh adalah
kemampuan siswa untuk
menggerakkan tubuh dan bagian-
bagiannya, di mana lebar bidang
gerakan tanpa merasakan
ketegangan pada artikulasi-
artikulasi dan pemasangan-
pemasangan otot
b. Keterampilan Menggiring Bola
adalah suatu gerakan–gerakan lari mengunakan bagian kaki
mendorong bola agar tergulir
terus-menerus diatas tanah.
85
B. HASIL PENELITIAN
Deskripsi Data
Sebagai langkah konkrit dalam
pembahasan permasalahan yang
dirumuskan dalam Bab I, maka perlu
disajikan data yang diperoleh di
lapangan untuk memudahkan
penganalisa data tersebut maka
penulis membaginya menjadi dua
variabel yakni Kelentukan Tubuh (X)
dan Keterampilan Menggiring Bola
(Y).
Adapun yang menjadi sampel
dalam penelitian ini adalah dapat
dilihat dalam tabel dibawah ini.
Tabel 4.1 Data Nilai Hasil Tes
Variabel Kelentukan
Tubuh dan Keterampilan
Menggiring Bola.
Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
1. Analisis Data
a. Merumuskan Hipotesis
Dalam penelitian ini
data yang digunakan adalah
data yang menggunakan
statistic. Adapun rumusan
hipotesis alternative (Ha) yang
diajukan adalah: “Diduga ada
hubungan antara kelentukan
tubuh dengan keterampilan
menggiring bola pada
permainan sepak bola siswa
putra kelas VIII SMPN 2
Woha Tahun Pelajaran
2012/2013”.
b. Menyusun Tabel Kerja
Data hasil penelitian di
lapangan merupakan data
mentah yang perlu dianalisis
terlebih dahulu sebelum
memasukkan kedalam rumus.
Oleh karena itu langkah
selanjutnya adalah peneliti
melakukan analisis terhadap
data tersebut, agar
memudahkan dalam
melakukan perhitungan dan
uji hipotesis.
Adapun tabel kerja
tentang analisis data hasil
penelitian adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.2 Tabel Kerja Antara
Variabel Kelentukan Tubuh dan
Keterampilan Menggiring Bola
No X Y XY X2 Y2
1 2
13.4 26.8 4 179.56
2 7 11.3 79.1 49 127.69
3 6 11.7 70.2 36 136.89
4 8 12.4 99.2 64 153.76
5 1 12.9 12.9 1 166.41
6 5 13.4 67 25 179.56
7 7 11.7 81.9 49 136.89
8 8 11.2 89.6 64 125.44
9 7 12.6 88.2 49 158.76
10 5 12.8 64 25 163.84
11 6 11.4 68.4 36 129.96
12 3 11.2 33.6 9 125.44
13 7 11.1 77.7 49 123.21
No Nama
Siswa
Jenis
Kelamin
(L/P)
Kelas X Y
1 Ajmil
Nurhadi L
VIII
2
13.4
2 Andri
Wawan L
VIII
7
11.3
3 Andri
Yanto L
VIII
6
11.7
4 Aris
Munandar
L VIII
8
12.4
5 Baharuddin L VIII 1
12.9
6 Deden
Ardiansyah
L VIII
5
13.4
7 Fahru L VIII 7
11.7
8 Gustian L VIII 8
11.2
9 Haris L VIII 7
12.6
10 Imam
Fadhullah
L VIII
5
12.8
11 Jami’i L VIII 6
11.4
12 M.Nuril
Rizki
L VIII
3
11.2
13 Nadjamudin L VIII 7
11.1
14 Nasution L VIII 6
12.5
15 Pandu
Hidayat
L VIII
5
11.9
16 Roni
Firmansyah
L VIII
8
12.2
17 Rusdin L VIII 4
11.3
18 Syamsudin L VIII 8
10.5
19 Syarifudin L VIII 4
11.2
20 Dwi Ari
Prasetio
L VIII
5
11.4
86
14 6 12.5 75 36 156.25
15 5 11.9 59.5 25 141.61
16 8 12.2 97.6 64 148.84
17 4 11.3 45.2 16 127.69
18 8 10.5 84 64 110.25
19 4 11.2 44.8 16 125.44
20 5 11.4 57 25 129.96
Jmlh 108 238.1 1321.7 706 2847.45
Sumber Data: Data Primer
Diolah
Analisa Korelasi Product Moment
Langkah-langkah
perhitungan data pada tabel
diatas adalah sebagai berikut:
1. Menjumlahkan subyek
penelitian/sampel penelitian (kolom1),
diperoleh N=20
2. Menjumlahkan skor X (kolom 2),
diperoleh X = 108
3. Menjumlahkan skor Y (kolom 3),
diperoleh Y = 238,1
4. Menjumlahkan kuadrat skor X (kolom
5), diperoleh X2 = 706
5. Menjumlahkan kuadrat skor Y (kolom
6), diperoleh Y2 = 2847,45
6. Menjumlahkan hasil perkalian skor x
dengan skor Y (kolom 4), diperoleh
1321,7.
Setelah melakukan analisa terhadap
data mentah hasil penelitian untuk
mencari koefisien nilai tiap variabel,
maka tahap selanjutnya adalah
memasukkan koefisien nilai tiap variabel
tersebut kedalam rumus dalam rangka
pembuatan hipotesis yang telah diajukan
pada bab sebelumnya.
Hipotesis yang telah diajukan pada
sebelumnya adalah hipotesis alternatif
atau hipotesis kerja (Ha). Bunyi hipotesis
yang dimaksud adalah “diduga ada
hubungan antara kelentukan tubuh dengan
keterampilan menggiring bola pada
permainan sepak bola siswa putra kelas
VIII SMPN 2 Woha Tahun Pelajaran
2012/2013.
Adapun rumus yang digunakan
untuk menguji hipotesis dalam penelitian
ini adalah rumus Product Moment angka
kasar seperti yang disajikan berikut:
Diketahui
∑N = 20
∑X = 108
∑Y = 238,1
∑X2 = 706
∑Y2 = 2847,45
∑XY = 1321,7
2222 )(X N
Y)( X)(-XY N
YYNXrxy
22 238,145,847220)108(70620
x238,1)108(-1321,7 20
xx
xrxy
61,56691569491166414120
25714,8-26434
xyr
257,392456
719,2xyr
632149,84
719,2xyr
795,079
719,2xyr
0,904xyr
Besarnya nilai korelasi antara
variabel Kelentukan Tubuh (X) terhadap
variabel keterampilan Menggiring Bola
(Y) adalah sebesar 0,904. Nilai koefesien
korelasi tersebut jika dibandingkan
dengan nilai interval korelasi seperti pada
tabel 4.3 berada pada interval 0,80–1,000
dengan tingkat hubungan sangat kuat.
Tabel 4.3
Deskripsi Koefesien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono,
2010
Dari hasil perhitungan rxy dengan
menggunakan rumus product moment
diatas, maka dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa ada Hubungan Antara
Kelentukan Tubuh Dengan Keterampilan
87
Menggiring Bola Pada Permainan Sepak
Bola Siswa Putra Kelas VIII SMPN 2
Woha Tahun Pelajaran 2012/2013, karena
dalam analisa data menunjukkan hasil
perhitungan rxy product moment lebih
besar dari nilai r-tabel yaitu 0,904. Dalam
r-tabel, untuk jumlah responden
penelitian (N) = 20 orang, maka pada
taraf signifikan 5% nilainya sebesar
0,444. Sedangkan hasil analisa data
bahwa nilai r-hitung sebesar 0,904. Hal
ini menunjukkan bahwa nilai r-hitung
product moment lebih besar dari nilai r-
tabel (r-hitung= 0,904 > r-tabel= 0,444).
Berarti hipotesis penelitian (Ha) yang
diajukan dalam bab sebelumnya yaitu:
ada Hubungan Antara Kelentukan Tubuh
Dengan Keterampilan Menggiring Bola
Pada Permainan Sepak Bola Siswa Putra
Kelas VIII SMPN 2 Woha Tahun
Pelajaran 2012/2013, dapat diterima.
C. PEMBAHASAN HASIL
PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
hasil analisis data yang dilakukan maka
dapat dijelaskan bahwa ada hubungan
antara kelentukan tubuh dengan
keterampilan menggiring bola pada
permainan sepak bola siswa putra kelas
VIII SMPN 2 Woha Tahun Pelajaran
2012/2013.
Dalam analisa data, dapat diketahui
hubungan antara kelentukan tubuh dengan
keterampilan menggiring bola pada
permainan sepak bola siswa putra kelas
VIII SMPN 2 Woha Tahun Pelajaran
2012/2013. Hubungan ini dibuktikan dari
hasil perhitungan r-hitung product
moment lebih besar dari nilai r-tabel yaitu
(0,904 > 0,444) pada taraf signifikan 5%
dengan.
Sehingga ditarik suatu kesimpulan
bahwa ada hubungan antara kelentukan
tubuh dengan keterampilan menggiring
bola pada permainan sepak bola siswa
putra kelas VIII SMPN 2 Woha Tahun
Pelajaran 2012/2013. Sehingga Hipotesis
yang berbunyi “Diduga ada hubungan
antara kelentukan tubuh dengan
keterampilan menggiring bola pada
permainan sepak bola siswa putra kelas
VIII SMPN 2 Woha Tahun Pelajaran
2012/2013, terbukti kebenarannya”.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
pendapat (Sajoto, 1995 : 90), bahwa
kelentukan tubuh merupakan salah satu
faktor penting yang mempengaruhi
gerak. Kelentukan tubuh merupakan
unsur kemampuan gerak yang harus
dimiliki seorang pemain sepakbola sebab
dengan Kelentukan tubuh yang tinggi
pemain dapat menghemat tenaga dalam
suatu permainan. Kelentukan tubuh juga
diperlukan dalam membebaskan diri
dari kawalan lawan dengan menggiring
bola melewati lawan dengan menyerang
untuk menciptakan suatu gol yang akan
membawa pada kemenangan. Seorang
pemain yang kurang lincah dalam
melakukan suatu gerakan akan sulit
untuk menghindari sentuhan-sentuhan
perseorangan yang dapat mengakibatkan
kesalahan perseorangan, hal yang sama
juga dikemukakan oleh (Suharno,1995
:33) bahwa kelentukan tubuh sangat
penting terutama dalam olahraga beregu
dan memerlukan ketangkasan, khususnya
sepakbola, untuk menkoordinasikan
gerakan-gerakan berganda atau stimulan,
mempermudah penguasaan teknik-
teknik tinggi, gerakan-gerakan efisien,
efektif dan ekonomis serta mempermudah
orientasi terhadap lawan dan lingkungan.
D. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan fakta-fakta yang dapat
dikumpulkan dari obyek penelitian dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil analisa data menunjukkan
bahwa nilai r-hitung product moment
lebih besar dari nilai r-tabel yaitu
(0,904 > 0,444) pada taraf signifikan
5%, sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan antara
kelentukan tubuh dengan keterampilan
menggiring bola pada permainan
sepak bola siswa putra kelas VIII
88
SMPN 2 Woha Tahun Pelajaran
2012/2013.
2. Besarnya nilai korelasi antara
variabel kelentukan tubuh (X)
dengan variabel keterampilan
menggiring bola atas (Y) adalah
sebesar 0,904 dengan tingkat
hubungan sangat kuat.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi, 1997. Prosedur
Penelitian suatu pendekatan
praktek Revisi V. Rieneka
Cipta. Jakarta
DEPDIKBUD. 1974. Keterampilan
Bermain Sepak Bola. Jakarta.
Harsono. 1998. Coaching dan aspek-
aspek fsikologi dalam
coaching. Tambak Kusuma.
Jakarta.
Hughes Charles. 1990. Latihan Metode
baru Sepak Bola Pertahanan.
Pionir Jaya. Bandung
James Baley. 1996. Latihan dasar Andal
Sepak Bola Remaja. Saka
Mitra Kompetensi. Klaten
Lutan Rusli. 1982. Sepak Bola Indonesia,
Gramedia Jakarta.
Nossek Jossef. 1993. Sepak Bola
Langkah-langkah Menuju
Sukses. PT.Raja Grafinda
Persada. Jakarta.
Soekatamsi, 1998. Pendidikan Jasmani
dan Kesehatan Untuk SMA. PT
Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Sajoto,Muhammad. 1995. Pembinaan
kondisi fisik dalam olahraga,
Dirjen Dikti, Depdikbud,
Proyek pengembangan LPTK,
Jakarta.
Suharno, HP. 1995. Metodelogi
Kepelatihan. Koni Pusat
Pendidikan dan Penataran.
Jakarta.
Sutrisno Hadi, 1991. Metodelogi
Penelitian, Audi Offset,
Yokyakarta.
________, 2010. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung. Alfabeta.
________, 2010. Statistika Untuk
Penelitian. Bandung. Alfabeta.
Syarifuddin Aip. 1990. Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan. PT
Gramedia. Jakarta.
Wigoyo Gisis B. 1989. Pengetahuan
Kesegaran Jasmani dan Alat Tes
Pengukuran. Ganeca Exact.
Bandung.
89
PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP TINGGI LOMPATAN PADA
KEMAMPUAN MEMASUKKAN BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA
SISWA PUTRA KELAS XI SMK NEGERI 6 BIMA TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SUHERMAN, S.PD. & IRFANHUSEN
ABSTRAK
Kata Kunci : Latihan Skipping, Tinggi Lompatan, Bola Basket.
Bola basket adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing
terdiri dari lima orang pemain, tiap regu berusaha memasukkan bola ke dalam keranjang
lawan, mencegah lawan mencetak angka. Tinggi lompatan dalam cabang bola basket
adalah kebutuhan mutlak yang harus dimiliki oleh setiap pemain basket, karena tinggi
lompatan sangat dibutuhkan setiap pemain untuk melakukan tembakan bola ke keranjang
lawan untuk mendapatkan point. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui
mengetahui pengaruh latihan skipping terhadap tinggi lompatan pada kemampuan
memasukkan bola dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas XI SMK Negeri 6
Bima Tahun Pelajaran 2013/2014.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putra kelas XI SMK Negeri 6
Bima sebanyak 32 orang. Sampel yang digunakan adalah sampel total, sehingga sampel
total dalam penelitian ini berjumlah 32 orang siswa putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima
Tahun Pelajaran 2013/2014. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian
korelasional yaitu penelitian untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh latihan
skipping terhadap tinggi lompatan pada kemampuan memasukkan bola dalam permainan
bola basket pada siswa putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima. Teknik analisis data yang
digunakan yaitu melalui analisis statistik dengan mengunakan rumus analisis regresi
sederhana.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh persamaan koefisien regresi
Y=0,165+0,066X, artinya terdapat pengaruh yang positif antara latihan skipping terhadap
tinggi lompatan pada kemampuan memasukkan bola dalam permainan bola basket pada
siswa putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima Tahun Pembelajaran 2013/2014. Latihan
skipping berpengaruh terhadap tinggi lompatan pada kemampuan memasukkan bola dalam
permainan bola basket pada siswa putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima sebesar 55,6%. Nilai
thitung lebih besar dari ttabel (6,126>2,042), sehingga hipotesis alternatih (Ha) yang berbunyi
“Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara latihan skipping terhadap tinggi
lompatan pada kemampuan memasukkan bola dalam permainan bola basket pada siswa
putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima Tahun Pelajaran 2013/2014” diterima.
PENDAHULUAN
Permainan bola basket di Indonesia
merupakan salah satu cabang olahraga yang
banyak digemari masyarakat, karena dapat
dilakukan oleh anak-anak hingga orang
dewasa, baik laki-laki maupun perempuan,
serta dapat dimainkan dilapangan terbuka
atau lapangan tertutup. Permainan bola
basket merupakan sebuah permainan yang
menarik untuk dimainkan, seperti yang
dipaparkan oleh Ambler yang dikutip oleh
redaksi PT. Pionir (1982: 5) bahwa:
“Permainan basket ini sangat menarik, oleh
karena dapat dimainkan oleh semua golongan
umur. Disamping itu juga karena dari para
pemain dituntut keterampilan bermain dan
kesegaran fisik yang tinggi.”
Permainan bola basket dikenal sebagai
olahraga yang dinamis dan aktraktif, karena
menuntut suatu kombinasi kemampuan fisik
90
dan keterampilan teknik yang berkualitas.
Dilihat dari karakteristik permainan bola
basket merupakan jenis olahraga yang
banyak menuntut para atletnya menguasai
teknik dan memiliki kondisi fisik yang baik
tanpa mengabaikan aspek taktik dan mental.
Mengenai hal ini Harsono (1988: 100)
mengemukakan bahwa: “Ada empat aspek
latihan yang perlu di perhatikan dan dilatih
secara seksama oleh atlet, yaitu: latihan fisik,
latihan teknik, latihan taktik dan latihan
mental.”
Olahraga bola basket merupakan suatu
permainan beregu yang menuntut kerjasama
dari tiap anggota dalam satu tim. Tujuan
utama dari permainan ini adalah
memasukkan bola ke keranjang lawan
dengan sebanyak-banyaknya dan. menjaga
daerah pertahanan sendiri dari serangan
lawan agar lawan tidak mampu memasukan
bola ke keranjang.
Bola basket dimainkan oleh dua regu
yang masing-masing terdiri atas 5 orang
pemain. Tiap-tiap regu berusaha
memasukkan bola ke dalam keranjang regu
lawan dan mencegah regu lawan
memasukkan bola atau membuat angka atau
score. Bola boleh dioper, digelindingkan,
atau dipantulkan atau didribble ke segala arah
sesuai dengan peraturan yang berlaku,
(Perbasi, 2006:11).
Salah satu teknik pemainan bolabasket
yang mempunyai peran penting adalah
shooting (menembak) karena kemampuan
shooting banyak mendukung kemenangan
suatu tim bolabasket. Salah satu jenis
shooting adalah jump shot (Tembakan
melompat), Gerakan tembakan melompat
harus disertai dengan lompatan dan
kemudian pada puncak lompatan tembakan,
bola harus sudah dilepaskan melalui lengan,
pergelangan, dan jari tangan dengan seluruh
tenaga, kemudian angkat bola secara serentak
dengan kaki, punggung dan bahu serentak ke
atas. Ketinggian lompatan disesuaikan
dengan jarak tembakan, pada tembakan
dalam jika dijaga ketat, maka kaki harus
memompakan tenaga untuk melompat lebih
tinggi dari penjagaan. Sedangkan pada
tembakan di luar jarak tembakan akan
memiliki banyak waktu, oleh sebab itu tidak
perlu melompat terlalu tinggi dari lawan.
Tinggi lompatan dalam cabang bola
basket adalah kebutuhan mutlak yang harus
dimiliki oleh setiap pemain basket, karena
tinggi lompatan sangat dibutuhkan setiap
pemain untuk melakukan tembakan bola ke
keranjang lawan untuk mendapatkan point.
Dari level usia dini pun kemampuan
melompat sudah dilatih dengan berbagai
macam latihan agar nantinya kemanpuan
melompat bisa bekembang dan meningkat.
Jadi kemampuan melompat sangat penting
dalam permainan bola basket. Khususnya
untuk pemain remaja latihan ini harus
ditingkatkan, karena dalam masa ini pemain
remaja mengalami perkembangan secara
cepat dari fisiologis maupun fisik.
Salah satu latihan yang sering
dilakukan untuk meningkatkan tinggi
melompat ini adalan latihan skipping, karena
dengan latihan skipping ini akan memperoleh
keguanan yang sangat banyak untuk berbagai
macam otot yang digunakan untuk
melakukan lompatan. Selain bermanfat
banyak, latihan skipping ini juga sangat
sederhana dan bisa dilakukan dimana saja.
Skipping merupakan olahraga yang
sejak zaman dulu digemari dari berbagai
Negara, olah raga skipping sesungguhnya
merupakan olahraga yang mengunakan
seutas tali untuk melakukan lompatan.
Sekiping ini degemari oleh atlit-atlit dari
berbagai macam cabang.
Latihan skipping dapat meningkatkan
kekuatan, kelincahan, keseimbangan, dan
masih bnyak lagi yang didapat dengan
melakukan olahraga skipping ini. Dengan
melakukan skipping otot-otot yang dgunakan
menyeluruh bagian tubuh, jadi dengan satu
macam olahraga ini maka manfaat yang
didapat juga sangan menyeluruh.
Sampai saat ini juga perkembangan
skipping juga sangat hebat, skipping
mengalami perkembanan dari segi fariasi
pengunaan maupun bahan yang digunakan.
Zaman dahulu skipping digunakan hnya
untuk meloncat satu atau dua macam
loncatan saja namun sekarang variasi
penggunaan skipping sangat variatif dan
berkembang berbagai macam variasi, selain
itu bahan yang digunakan untuk membuat
skipping pada zaman dulu hanya tali saja dan
91
pegangannya cuman dari kayu, namun
sekarang dengan berkembangnya zaman
bahan skipping bisa dari plastik yang
bahannya ringan dan mudah digunakan.
Kajian Teori
1. Latihan
a. Pengertian latihan
Latihan berasal dari kata “latih” yang
berarti : belajar membiasakan diri agar
mampu melakukan sesuatu, sedangkan
latihan berarti hasil dari latih (Dekdikbud,
1995 : 5691). Latihan adalah suatu proses
yang sistematis dari berlatih atau bekerja
yang dilakukan berulang-ulang secara
kontinyu dengan meningkatkan jumlah
beban, untuk tercapainya tujuan latihan
(hadimsyah Noor,1995;10). Latihan adalah
pelajaran membiasakan atau memperoleh
sesuatu kecakapan (poerwodarminto, 1995
:571).
Latihan memiliki tujuan untuk berlatih
kekuatan otot-otot, kecepatan, daya tahan,
kelincahan, ketangkasan, keterampilan
(Soegito, 1993 : 154). Menurut Wijanarko
(1993 : 54) bahwa latihan dilaksanakan oleh
atlet bertujuan untuk meningkatkan kekuatan,
kecepatan, ketepatan, membentuk daya
tahan, dan menambah kelincahan serta
keterampilan. Kemampuan manusia dalam
melaksanakan suatu kegiatan olahraga
dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain
kondisi fisik, usia, jenis kelamin, bakat,
kesiapan dan kemauan, untuk dapat
meningkatkan kemampuan baik secara fisik
maupun secara teknik dilakukan suatu latihan
yang didasarkan pada beberapa prinsip
latihan.
b. Prinsip-Prinsip Latihan
Seorang pelatih maupun atlet di dalam
melakukan latihan dilaksanakan oleh atlet
dengan tujuan harus menganut prinsip-
prinsip tertentu baik secara umum, maupun
spesialisasi suatu cabang olah raga. Prinsip-
prinsip latihan menurut Sajoto (1996 : 45)
adalah : Prinsip Kontinyu, beban bertambah,
individual, interval, penekanan, kekhususan
dan gizi. Lebih terperinci prinsip latihan
dalam bidang olahraga adalah sebagai berikut
:
1) Latihan dilakukan secara berulang-ulang;
2) Pengulangan dari gerakan yang
diinginkan selama latihan secara terus
menerus akan menjadi suatu gerakan yang
otomatis dilakukan oleh atler. Dengan
otomatisasi gerakan tersebut maka akan
dapat tercapainya suatu tingkat kecepatan
yang optimal dan penggunaan tenaga
yang se-efisien mungkin;
3) Latihan yang diberikan harus cukup berat
Pemberian dengan tingkat yang relative
cukup berat akan dapat memberikan
rangsangan bagi tubuh untuk lebih mudah
beradaptasi pada lingkungan yang
dikehendaki. Pemberian beban tersebut
dilakukan dengan berdasarkan pada
prinsip beban lebih (Overload Principle)
dimana melalui pemberian rangsangan
secara optimal tersebut dengan latihan
yang dilakukan tiap hari dengan beban
yang kian bertambah akan mengakibatkan
perubahan-perubahan yang diinginkan
dalam tubuh atlet.
4) Latihan harus cukup meningkat.
Pelaksanaan latihan secara terus menerus dan
berulang-ulang, bertahap denagn
peningkatan beban harus disesuaikan
dengan tingkat kemampuan fisik atlet.
Peningkatan dalam hal pemberian beban
harus disesuaikan dengan tingkat
kemampuan atlet dan dilakukan bertahap.
Jika tidak sesuai dengan kemampuan atlet
maka akan memberi akibat yang negatif
dan menimbulkan kelainan dalam tubuh
atlet. Hal tersebut lajim disebut sebagai
gejala ovortrinet yang terutama
disebabkan oleh beberapa faktor antara
lain sebagai berikut ;
a) Latihan yang diberikan terlampau berat
b) Kesalahan metode latihan
c) Sebab-sebab kejiwaan yang tidak dapat
dijelaskan
d) Latihan dilakukan secara tidak teratur
Pelaksanaan latihan secara kontinyu
dan sesuai prinsip latihan akan memberikan
akibat positif bagi kondisi fisik atlet dan
memudahkan untuk memperoleh hasil yang
sesuai dengan tujuan latihan. Berlatih dalam
jangka waktu 90 menit perhari, dapat
dikatakan telah dapat mencukupi kebutuhan
apabila latihan tersebut dilakukan dengan
teratur dan bersungguh-sungguh (Noor, 1995
:92) Kemampuan berprestasi. Prestasi yang
dapat dicapai oleh seorang atlet dibatasi oleh
kemampuan atlet dan batas tersebut dapat
dikatakan relatif karena masih tergantung
oleh berbagai hal lainya. Faktor psikologi
seperti tingkat kejenuhan dan rasa putus asa
92
akan dapat dikurangi dengan pemberian
motivasi, selingan dan motivasi latihan
sehingga akan memunculkan partisipasi aktif
dan kesungguhan pada atlet dalam
menghadapi beban latihan secara priodik.
2. Skipping
a. Pengertian Skipping
Skipping adalah melompat dengan
menggunakan tali (Kridalaksana, 1990 :851).
Latihan skipping yang dimaksud pada latihan
ini adalah latihan skipping yang terdiri dari
langkah satu kaki kedepan, kemudian dengan
cepat melakukan hop dengan kaki yang
sama.
Untuk dapat mempertahankan
keseimbangan serta momentum gerakan
tubuh keatas, kedua lengan harus diayunkan
kedepan dan keatas berlawanan dengan
gerakan tungkai pada saat hoping. Sepanjang
gerakan, berat badan harus berada pada ujung
telapak kaki. Kedua ujung tali dipegang tidak
terlalu kuat diantara jari-hari tangan. Ibu jari
berada diatas tali mengarah kesamping, siku-
siku dekat denagn sisi badan, kedua tangan
dan lengan agak diarahkan kedepan dan
menjauhi badan. Tali biasa dibuat dengan
warna warni dan ini dipastikan akan lebih
menarik. Panjang alat dapat disesuaikan
dengan tinggi badan atlet.
Tali skipping dapat diukur bagian
tengah dan ujung talinya kira-kira setinggi
ketiak. Panjang tali pada umumnya adalah
1,8 Meter, 2,1 Meter, dan 2,4 Meter.
Ketebalan tali juga bervariasi dan paling
tidak dengan diameter 3/8 inci sampai
dengan 1/5 inci.
b. Pengamatan Gerakan
Skipping merupak gerakan
lokomotor yang paling sulit untuk dapat
dikuasai oleh anak-anak. Untuk
keberhasilannya membutuhkan kombinasi
dua gerakan dasar yaitu langkah jalan dan
hop yang harus dilakukan tidak sama tetapi
tetap berirama
Skipping juga merupakan gerakan
lokomotor terakhir yang harus dikuasai.
Penelitian telah menunjukkan bahwa
skipping / lompat tali sudah mulai dilakukan
pada anak-anak usia 4-5 tahun, tetapi masih
belum dapat dikuasai dengan sempurna.
Disamping kurang pengalaman khususnya
pada anak-anak umumnya akan mengalami
kesulitan melakukan karena hop atau
kordinasi gerakan. sebagai usaha
penanggulangannya, pertama harus diarahkan
kepada kemampuan anak untuk melakukan
hop kemudian kombinasi gerakan hop.
Adapun bentuk gerakan skipping
dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
Gambar 2.1. Gerakan Latihan skipping
c. Masalah umum yang terjadi pada
skipping
Adapun masalah-masalah yang sering terjadi
dalam latihan skipping, antara lain:
1) Tidak dapat melakukan hop
2) Mendarat dengan seluruh telapak kaki
3) Melangkah dengan satu kaki dan hop
dengan kaki lain\
4) Gagal melakukan ayunan lengan
berlawanan dengan gerakan tungkai
5) Badan terlalu dicondongkan kedepan dan
kebelakang.
d. Variasi Gerakan
Adapun variasi-variasi gerakan sebagai
berukut :
1) Variasi berdasarkan ruang
a) Variasi pola gerak
b) Arah/jalur/ketinggian
2) Variasi berdasarkan waktu
3) Variasi berdasarkan gaya yang
dikembangkan.
3. Lompatan
Lompatan adalah suatu hasil dan gerakkan
tubuh keatas sehingga mencapai titik
tertentu. (TIM Tahun 1988. Hal. 531).
Dalam permainan bola basket sudah tentu
kita akan melakukan lompatan khususnya
pada saat memasukkan bola ke keranjang.
93
Untuk menunjang dalam
permainan bola basket selain
penguasaan teknik dan taktik juga
diperlukan kekuatan pada otot,
penguatan otot-otot tersebut meliputi:
a. Penguatan otot bahu
b. Penguatan pada otot lengan
c. Penguatan pada pergelangan
tangan
d. Penguatan pada otot punggung
bagian bawah
e. Penguatan pada otot perut, paha
dan betis
Pada poin 5 (lima) disebutkan
penguatan otot perut, paha dan betis.
Kita ketahui bahwa ketiga bagian
otot-otot tersebut merupakan otot-
otot yang berhubungan sewaktu
melakakukan lompatan.
4. Bola Basket
a. Sejarah Bola Basket
Olahraga permainan berkelompok
bola basket diciptakan oleh Dr. James
Naismith lahir 06 nopember 1861 –
meninggal 28 nopember 1939, salah seorang
guru pendidikan jasmani Young Mens
Christian Association (YMCA) di kota
Springfield, Massachussets Amerika Serikat
pada tahun 1891. Gagasan yang mendorong
terwujudnya cabang olahraga baru ini
adalah adanya kenyataan bahwa waktu itu
keanggotaan dan pengunjung sekolah
tersebut kian hari kian merosot. Penyebab
utama dari masalah ini adalah rasa bosan
dari para anggota dalam mengikuti latihan
olahraga senam yang gerakannya kaku,
disamping itu kebutuhan yang dirasakan
dimusim dingin untuk melakukan olahraga
yang menarik semakin mendesak.
Dr. lethar Lesey Gullick Pengawas
Kepala Bagian Olahraga pada sekolah
tersebut, menyadari adanya gejala yang
kurang baik itu beliau segera menghubungi
Dr. James Naismith serta memberikan tugas
kepadanya untuk menyusun suatu kegiatan
olahraga baru, yang dapat dimainkan di
ruangan tertutup terutama pada musim
dingin.
Pada mulanya permainan bola basket
dimainkan oleh dua regu. Masing-masing
regu terdiri dari 9 orang pemain yang
membawa bola tidak dibawa lari dan pihak
lawan berusaha merebut bola tersebut.
Permainan pada waktu itu sangat digemari
warga masyarakat Amerika Serikat sehingga
jumlah pemain diubah menjadi 7 orang
selanjutnya diubah lagi menjadi 5 orang tiap
regu.
Tanggal 21 juni 1932 diadakan
konferensi bola basket yang pertama kali di
Jenewa, Swiss. Pada konferensi ini
terbentuklah Federasi Bola Basket
Internasional yang bernama VIBA.
Permainan bola basket masuk ke
Indonesia sekitar tahun 1929 yang dibawa
oleh perantau dari Cina. Pemainan bola
basket pertama kali dimainkan pada Pekan
Olahraga Nasional (PON I) di Surakarta.
Pada tanggal 23 Oktober 1951 berdirilah
Persatuan Basket Ball Seluruh Indonesia atau
PERBASI.
Pada tahun 1955 kepanjangan Perbasi
dirubah menjadi Persatuan Bola Basket
Seluruh Indonesia dan pada tahun 1955
PERBASI diterima sebagai anggota FIBA
(PB Perbasi, thn 1985 hal.8-12).
Permainan bola basket sekarang
semakin berkembang dan digemari oleh para
pelajar dan mahasiswa bahkan diajarkan pada
sekolah-sekolah.
b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Permainan Bola Basket
Di dalam permainannya banyak sekali
faktor-faktor yang perlu di perhatikan
terutama berhubungan dengan keberhasilan
seseorang dalam permainan bola basket,
faktor-faktor tersebut antara lain sebagai
berikut:
1) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang
datangnya dari atlet atau pemain itu
sendiri, antara lain:
a) Keadaan Fisik Pemain
b) Bentuk dan Postur Tubuh
c) Tingkat Kesegaran Jasmani
d) Kekuatan Otot
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang
datangnya dari luar atlet, yaitu:
a) Sarana dan Prasarana
b) Pelatih, Pembina, Guru dan
c) Lingkungan.
94
Kedua faktor tersebut saling berhubungan
dan berkaitan tidak dapat dipisah-
pisahkan karena keduanya memiliki
peranan untuk menunjang pencapaian
prestasi dalam permainan bola basket
khususnya prestasi shooting.
Secara umum permainan bola basket
mempunyai unsur-unsur yang harus
dikuasai selain teknik shooting, yang
harus dikuasai dan diperhatikan dalam
permainan bola basket yaitu:
a) Melempar dan menangkap bola (Passing)
b) Menggiring bola (Drible)
c) Memasukkan bola ke dalam keranjang
(Shooting)
d) Memoros/ berputar (Pivot)
e) Olah kaki (Foot Work).
c. Cara Melempar dan Menangkap Bola
(Passing)
Adapaun cara melempar dan menangkap
bola dalam permainan bola basket, adalah
sebagai berikut:
1) Cara Melempar Bola
Melempar adalah bola diberikan pada
teman atau siapa saja. Lemparan bola
ada berbagai macam yaitu:
a) Lemparan Datar Setinggi Dada
Sikap pada saat melakukan lemparan,
kedua kaki dalam kuda-kuda sejajar,
badan tegak agak condong sedikit
kedepan, berat badan bertumpu pada
kedua kaki, dan lutut sedikit ditekuk
pelepasan harus disertai lecutan
pergelangan tangan dan berat badan
dipindahkan kedepan agar lemparan kuat,
maka pada saat bola lepas dari telapak
tangan kaki kanan melangkah kedepan.
b) Lemparan dengan Pantulan
ikap kaki dan lainnya serupa seperti pada
teknik lemparan datar setinggi dada
diatas, bola diarahkan kebawah atau lantai
dengan dorongan telapak tangan sedikit
kedepan, yaitu tiga per empat teman
mendapat bola.
c) Lemparan Atas (Diatas Kepala).
Sikap pada lemparan atas adalah berdiri
tegak dengan kedua kaki dibuka, bola ada
di atas kepalanya dipegang dengan dua
atau satu tangan. Dorong bola tersebut
kedepan seolah-olah membuat sudut
empat puluh lima (45) derajat.
d) Lemparan dari Samping Kepala.
Sikap badan pada lemparan atas adalah
berdiri tegak, kedua kaki lututnya agak
ditekuk dan sedikit terbuka siap untuk
melangkah, pegang bola dengan dua atau
satu tangan, siku ditekuk rapat dengan
badan, sebelum bola dilemparkan maka
bola dibawa kesamping badan sambil
memutar badan hingga bahu menghadap
arah lemparan diikuti oleh langkah kaki
yang belakang.
2) Cara Menangkap Bola.
Dalam tatacara menangkap bola yang
perlu diperhatikan adalah:
a) Sikap menangkap bola, kedua kaki
mengangkang dan lutut agak
ditekuk
b) Pandangan melihat arah datangnya bola
c) Bola diusahakan disokongkan dengan
menggunakan Kedua telapak tangan
segera ditarik mengikuti arahnnya Bola,
dengan kaki yang didepan melangkah
kebelakang.
d) Menangkap bola dapat dilakukan
dengan diam ditempat maupun dengan
lari..
d. Cara Menggiring Bola (Drible)
Agar dapat melakukan drible dengan
benar, hal-hal yang harus diperhatikan:
1) Bola dipegang kedua tangan dengan
rilaks. Setelah bola dipantulkan dan
memantul ke atas, kita dapat mendorong
kembali dengan menggunakan telapak
tangan kanan ataupun tangan kiri.
2) Badan dalam posisi tegak sedikit condong
kedepan sehingga berat badan tertumpu
pada kedua belah kaki. Pandangan selalu
kedepan, kendalikan dengan
menggunakan jari-jari dan pergelangan
tangan.
3) Memantulkan bola ada dua macam
menurut kebutuhan yaitu:
4) Pantulan tinggi digunakan untuk
kepentingan menyerang tetapi jangan
sampai melebihi pinggang.
5) Pantulan rendah digunakan dalam
keadaan pelan sehingga dapat
6) Untuk mengatur serangan ataupun waktu.
e. Tembakkan (Shooting)
Shooting adalah memasukkan bola atau
menembak bola kedalam keranjang (Eme
Musnan, 1985 hal 34), shooting berasal
dari kata “shoot” yang berarti menembak,
mengajukan, melempar, mengurangi,
melepaskan, membuang (Ecol dan Sadili,
Kamus Inggris Indonesia, Gramedia
Jakarta, Thn. 1989, hal. 521), shooting
yang penulis maksudkan disini adalah
memasukan bola atau menembakan bola
95
kedalam keranjang.
Menurut Imam Suyadi, (1979) Tembakan
(Shooting) kedalam keranjang dilalukan
dengan 2 (dua) cara, yaitu:
1) Tembakan dengan Satu Tangan
Menembak dengan satu tangan harus
diutamakan, karena kecepatan menembak
lebih terjamin dan koordinasi lebih mudah
dikuasai bila dibandingkan dengam
penembakan dengan menggunakan kedua
tangan.
2) Menembak dengan Kedua Tangan
Shooting kedua tangan atas kepala yaitu:
berusaha memasukkan bola kedalam
keranjang lawan sebanyak-banyaknya
secara tepat dengan posisi bola di atas
kepala hingga lemparan dilambungkan
(tembakan bebas).
f. Cara Memoros/ Berputar (Pivot)
Yang dimaksuad dengan pivot adalah
memutarkan badan kesegala arah dengan
salah satu kaki menjadi as/poros, pada
saat pemain menguasai bola, sedangkan
kaki yang dipindahkan dapat lewat depan
atau belakang. Pivot berguna melindungi
bola dari perebutan lawan untuk
kemudian bola itu dioperkan kepada
temannya atau mengadakan tembakan
(shooting).
g. Olah Kaki atau Gerakan Kaki (Foot
Work)
Yang dimaksud dengan olah kaki atau
gerakan kaki adalah keterampilan
penguasaan gerak kaki di dalam hal:
1) Dapat melakukan gerakan star dengan
cepat dan berhenti dengan cepat pula
tanpa kehilangan keseimbangan.
2) Dapat melakukan gerakan merubah arah
gerak, baik dalam pertahanan maupun
dalam penyerangan.
h. Jump Shoot Shooting
Jump shoot adalah suatu tembakan yang
dilakukan dengan jarak, baik dilakukan
dengan jarak dekat maupun jarak jauh
dengan posisi keranjang (ring), sehingga
seolah-olah keranjang (ring) tingginya
sangat sejajar dengan kita. Jump
shoot/tembakan sambil melompat sangat
membutuhkan kemampuan lompatan yang
bagus serta pelakunya (Imam Suyadi,
MA, 1979, hal. 87).
Pelaksanaan pegangan dan pelepasan bola
pada jump shoot sama dengan
pelaksanaan tembakan tanpa lompat pada
umumnya, bedanya dalam jump shoot
didahului dengan lompatan tegak lurus ke
atas, dan bola dilepaskan pada saat
penembak sampai pada titik tingginya,
atau saat dia berhenti di atas, pada waktu
di atas, kaki lemas bergantung.
B. METODE PENELITIAN
Adapun jenis dan sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Jenis Data
a. Data Kualitatif
Yaitu data yang tidak dapat di ukur
dengan angka-angka tetapi dapat
dikemukakan dengan penjelasan, serta
pertanyaan guna pendukung data
kuantitatif, seperti identitas responden,
gambaran lokasi penelitian.
b. Data Kuantitatif
Yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk
angka-angka, atau data kualitatif yang
diangkakan dengan perhitungan statistik.
Data kuantitatif dalam penelitian ini
adalah data test perbuatan.
2. Sumber Data
a. Data Primer
Yaitu Yaitu data yang dikumpulkan oleh
peneliti secara langsung dari responden,
dalam hal ini adalah data hasil test
perbuatan.
b. Data Sekunder
Yaitu data sekunder adalah data yang
diperoleh dari literatur yang mempunyai
kaitan atau hubungan dengan masalah
yang diteliti, seperti buku-buku, Jurnal,
makalah, dll.
Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
96
untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. (Sugiyono; 2009; 90).
Yang menjadi populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK
Negeri 6 Bima sebanyak 48 orang, dengan
rincian sebagai berikut:
Tabel 3.1
Populasi Penelitian
No Kelas
Populasi Jumlah Populasi
Putra Putri
1 XI-
TAV 16 7 23
2 XI-TKJ 16 9 25
Jumlah 32 48
Sumber: Data SMK Negeri 6 Bima
2. Sampel
Sedangkan menurut Arikunto
(2006:109) yang dimaksud sampel penelitian
adalah “Sebagian dari subyek populasi yang
menjadi contoh dalam penelitian dan fungsi
sampel dalam penelitian adalah menjadi
wakil dari populasinya”.
Teknik Pengambilan sampel dilakukan
dengan sampling jenuh, yaitu semua jumlah
populasi dijadaikan sampel, (Sugiyono,
2009;96). sedangkan menurut Arikunto,
(2002:113) jika populasi kurang dari 100,
maka populasi diambil semua sebagi sampel,
sehingga menjadi sampel dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa putra kelas XI SMK
Negeri 6 Bima yang berjumlah 32 orang,
dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.2
Populasi Penelitian
No Kelas Populasi
1 XI-TAV (Teknik Audio Vidio) 16
2 XI-TKJ (Teknik Komputer
Jaringan) 16
Jumlah 32
Sumber: Data SMK Negeri 6 Bima
Teknik Pengumpulan Data
Data yang butuhkan dalam penelitian ini
akan dikumpulkan melalui berbagai
teknik:
1. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data
dengan melakukan pencatatan sumber-
sumber data yang ada pada lokasi
penelitian, Yaitu: nama-nama siswa siswa
putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima.
2. Metode test perbuatan
Test adalah pengukuran mengenai
keadaan dan kemampuan seseorang. Test
perbuatan adalah test untuk mengetahui
secara langsung mengenai kemampuan
seseorang terhadap aktifitas yang dilakukan
(Sajoto, 1990;35). Hasil dari test perbuatan
ini akan menjadi data yang diperlukan karena
bentuk test yang dilakukan sudah disesuaikan
dengan data yang diperlukan.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas
maka dalam penelitian ini mengunakan
metode test perbuatan. Metode test perbuatan
yaitu suatu alat atau prosedur yang sistimatis
dan obyektif untuk memperoleh data atau
keterangan yang diperlukan tentang
seseorang dengan orang lain yang boleh
dikatakan cepat dan tepat (Kusuma,1972;41).
Pelaksanaan test perbuatan dimaksud
untuk memperoleh data latihan skipping dan
tinggi lompatan pada kemampuan
memasukkan bola dalam permainan bola
basket, dengan mengunakan instrumen
penelitian (peralatan) seperti tali skipping,
bola basket dan pluit..
Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan melaui
kuisioner akan dianalisa dengan
menggunakan analisa regresi linier
berganda pada program SPSS 17 for
Windows. Adapun formulasi dari regresi
linier sederhana adalah sebagai berikut:
1. Regresi linier sederhana dengan
persamaan.
Untuk mengetahui pengaruh
latihan skipping terhadap tinggi
lompatan pada kemampuan
memasukkan bola dalam permainan
bola basket pada siswa putra kelas XI
SMK Negeri 6 Bima Tahun Pelajaran
2013/2014, maka digunakan analisa
97
regresi linier sederhana dengan
persamaan:
baY.......................(Sugiyono, 2009;237)
Di mana:
Y = Tinggi lompatan pada
kemampuan memasukkan bola
basket
X = Latihan Skipping
a = Konstanta
b = Koofesien regresi
Untuk mencari konstanta (a)
dan koofisien regresi (b) dapat
digunakan rumus sebagai berikut :
22
2
)(
))(())((
XXn
XYXXYa
........(Sugiyono, 2009;239)
22)(
))((
ii
iiii
XXn
YXYXnb
........(Sugiyono, 2009;239)
2. Analisa Koefisien Korelasi
Sedangkan korelasi antara
latihan skipping dengan tinggi
lompatan pada kemampuan
memasukkan bola dalam permainan
bola basket dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
2222 )()(
))((
YYnXXn
YXXYnr
...(Sugiyono, 2009;242)
3. Analisa Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui besarnya
latihan skipping terhadap tinggi
lompatan pada kemampuan
memasukkan bola dalam permainan
bola basket digunakan analisa
determinasi dengan rumus sebagai
berikut :
D = r2 x 100%
4. Uji Hipotesis
Uji t digunakan untuk menguji
signifikansi antara variabel latihan
skipping terhadap tinggi lompatan
pada kemampuan memasukkan bola
dalam permainan bola basket
digunakan rumus sebagai berikut:
21
2
r
nrt
............(Sugiyono,
2009;214)
Dengan ketentuan, jika thitung
lebih besar dari pada ttabel, maka
latihan skipping berpengaruh
signifikan terhadap tinggi lompatan
pada kemampuan memasukkan bola
dalam permainan bola basket pada
siswa putra kelas XI SMK Negeri 6
Bima Tahun Pelajaran 2013/2014.
Definisi Operasional Variabel Untuk menjelaskan definisi
tersebut, maka Definisi Operasional
Variabel dari masing-masing variabel
tersebut diatas adalah:
1. Latihan Skipping
Latihan adalah suatu proses
yang sistematis dari berlatih atau
bekerja yang dilakukan berulang-
ulang secara kontinyu dengan
meningkatkan jumlah beban, untuk
tercapainya tujuan latihan
(hadimsyah Noor,1995;10). Latihan
adalah pelajaran membiasakan atau
memperoleh sesuatu kecakapan
(Poerwodarminto, 1995 :571).
Skipping adalah melompat
dengan menggunakan tali
(Kridalaksana, 1990:851). Latihan
skipping yang dimaksud pada latihan
ini adalah latihan skipping yang
terdiri dari langkah satu kaki
kedepan, kemudian dengan cepat
melakukan hop dengan kaki yang
sama.
Adapun definisi latihan
skipping dalam penelitian ini adalah
melompat dengan menggunakan tali
latihan yang terdiri dari langkah satu
kaki kedepan, kemudian dengan
98
cepat melakukan hop dengan kaki
yang sama oleh siswa putra kelas XI
SMK Negeri 6 Bima Tahun Pelajaran
2013/2014.
2. Tinggi Lompatan
Lompatan adalah suatu hasil dan
gerakkan tubuh keatas sehingga mencapai
titik tertentu. (TIM Tahun 1988. Hal. 531).
Jump shoot adalah suatu tembakan
yang dilakukan dengan jarak, baik dilakukan
dengan jarak dekat maupun jarak jauh
dengan posisi keranjang (ring), sehingga
seolah-olah keranjang (ring) tingginya sangat
sejajar dengan kita. Jump shoot/tembakan
sambil melompat sangat membutuhkan
kemampuan lompatan yang bagus serta
pelakunya (Imam Suyadi, MA, 1979, hal.
87).
Adapun definisi tinggi lompatan dalam
penelitian ini adalah suatu hasil dan gerakan
tubuh keatas untuk melakukan tembakan baik
dengan jarak dekat maupun jarak jauh untuk
memasukkan bola dalam permainan bola
basket sesuai dengan tujuannya yang
dilakukan oleh siswa putra kelas XI SMK
Negeri 6 Bima Tahun Pelajaran 2013/2014
sehingga mencapai titik/ukuran tertentu.
C. HASIL PENELITIAN
Analisis Data
Adapun langkah-langkah yang
ditempuh dalam menganalisis data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesis alternatif (Ha)
Dalam penelitian ini data yang
digunakan adalah data yang
menggunakan statistik. Adapun
rumusan hipotesis yang diajukan
adalah: “Terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan antara latihan
skipping terhadap tinggi lompatan
pada kemampuan memasukkan bola
dalam permainan bola basket pada
siswa putra kelas XI SMK Negeri 6
Bima Tahun Pelajaran 2013/2014”
2. Menyusun tabel kerja
Berdasarkan data kemampuan
lompat baik sebelum maupun
sesudah melakukan melakukan
streatment maka susunan tabelnhya
sebagai berikut:
Tabel 4.7. Data Hasil Latihan
Skipping (X)
No Nama Siswa
Latihan Skipping
(Menit)
Rata-
Rata (X)
1 2 3
1 Adi Mawardi 5 4 3 4
2 Aminul
Hudzaifah 3 3 3 3
3 Andri 4 3 4 3,67
4 Arahman 4 5 5 4,67
5 Arif Maulana 3 4 4 3,67
6 Asep rama 5 5 5 5
7 Deden Setiawan 3 3 3 3
8 Eri Wiranto 4 4 5 4,33
9 Fahrun 3 4 3 3,33
10 Faturrahman 4 4 4 4
11 Hairuddin 5 4 5 4,67
12 Junaidin 4 3 4 3,67
13 Munawar 5 4 4 4,33
14 Mustiawan 5 4 5 4,67
15 Ruslan 4 5 4 4,33
16 Wahyudin 5 5 5 5
17 Sukarman 3 4 4 3,67
18 Al Hajairin 4 4 5 4,33
19 Ariyanto 4 3 3 3,33
20 Rano Karno 3 4 3 3,33
21 Firdaus 3 3 4 3,33
22 Firmansyah 4 4 5 4,33
23 Indra Sofian 3 4 5 4
24 Jaharudin 4 4 5 4,33
25 M. Syamsudin 3 5 3 3,67
26 M. Rifaid M. 4 5 4 4,33
27 Muslim 3 4 4 3,67
28 Riri Heriawan 4 3 4 3,67
99
29 Rusdianto 5 4 5 4,67
30 Solihin 3 3 4 3,33
31 Supriadin 4 3 4 3,67
32 Syamsuriansyah 5 4 5 4,67
Tabel 4.8. Data Hasil Tinggi
Lompatan Siswa (Y)
No
Nama Siswa
Tinggi Lompatan
(Meter)
Rata-
Rata
(Y)
I II III
1 Adi Mawardi
0,4
5 0,4 0,5 0,45
2 Aminul
Hudzaifah 0,3
0,3
5 0,4 0,35
3 Andri
0,4
0,4
5 0,45 0,43
4 Arahman
0,6
0,5
5 0,5 0,55
5 Arif Maulana
0,4
0,4
5 0,45 0,43
6 Asep rama
0,4
5
0,4
5 0,5 0,47
7 Deden Setiawan
0,3
5 0,4 0,4 0,38
8 Eri Wiranto 0,4 0,5 0,45 0,45
9 Fahrun 0,3 0,4 0,35 0,35
10 Faturrahman 0,5 0,4 0,4 0,43
11 Hairuddin
0,4
0,4
5 0,5 0,45
12 Junaidin
0,4
0,3
5 0,4 0,38
13 Munawar
0,4
5
0,4
5 0,45 0,45
14 Mustiawan
0,5
5
0,5
5 0,5 0,53
15 Ruslan
0,4
5
0,4
5 0,45 0,45
16 Wahyudin
0,5
5
0,3
5 0,45 0,45
17 Sukarman
0,3
5 0,4 0,4 0,38
18 Al Hajairin
0,4
5 0,5 0,45 0,47
19 Ariyanto
0,3
5 0,4 0,35 0,37
20 Rano Karno
0,3
0,3
5 0,4 0,35
21 Firdaus 0,4 0,4 0,45 0,42
22 Firmansyah 0,6 0,5 0,5 0,53
23 Indra Sofian
0,4
0,4
5 0,45 0,43
24 Jaharudin 0,4 0,4 0,5 0,43
25 M. Syamsudin
0,4
0,4
5 0,4 0,42
26 M. Rifaid M.
0,4
0,4
5 0,45 0,43
27 Muslim 0,3 0,4 0,35 0,35
28 Riri Heriawan 0,4 0,4 0,4 0,4
29 Rusdianto
0,4
0,4
5 0,45 0,43
30 Solihin
0,4
0,4
5 0,4 0,42
31 Supriadin
0,5
0,4
5 0,4 0,45
32 Syamsuriansyah
0,4
5
0,4
5 0,5 0,47
Tabel 4.9. Data Persiapan Uji
Regresi Linier Sederhana
N
o Nama Siswa X Y X2 Y2 X.Y
1 Adi Mawardi
4
0,4
5 16
0,20
25 1,8
2 Aminul
Hudzaifah 3
0,3
5 9
0,12
25 1,05
3 Andri
3,6
7
0,4
3
13,4
689
0,18
49
1,578
1
4 Arahman
4,6
7
0,5
5
21,8
089
0,30
25
2,568
5
5 Arif
Maulana
3,6
7
0,4
3
13,4
689
0,18
49
1,578
1
6 Asep rama
5
0,4
7 25
0,22
09 2,35
7 Deden
Setiawan 3
0,3
8 9
0,14
44 1,14
8 Eri Wiranto
4,3
3
0,4
5
18,7
489
0,20
25
1,948
5
9 Fahrun
3,3
3
0,3
5
11,0
889
0,12
25
1,165
5
100
1
0 Faturrahman
4
0,4
3 16
0,18
49 1,72
1
1 Hairuddin
4,6
7
0,4
5
21,8
089
0,20
25
2,101
5
1
2 Junaidin
3,6
7
0,3
8
13,4
689
0,14
44
1,394
6
1
3 Munawar
4,3
3
0,4
5
18,7
489
0,20
25
1,948
5
1
4 Mustiawan
4,6
7
0,5
3
21,8
089
0,28
09
2,475
1
1
5 Ruslan
4,3
3
0,4
5
18,7
489
0,20
25
1,948
5
1
6 Wahyudin
5
0,4
5 25
0,20
25 2,25
1
7 Sukarman
3,6
7
0,3
8
13,4
689
0,14
44
1,394
6
1
8 Al Hajairin
4,3
3
0,4
7
18,7
489
0,22
09
2,035
1
1
9 Ariyanto
3,3
3
0,3
7
11,0
889
0,13
69
1,232
1
2
0 Rano Karno
3,3
3
0,3
5
11,0
889
0,12
25
1,165
5
2
1 Firdaus
3,3
3
0,4
2
11,0
889
0,17
64
1,398
6
2
2 Firmansyah
4,3
3
0,5
3
18,7
489
0,28
09
2,294
9
2
3 Indra Sofian
4
0,4
3 16
0,18
49 1,72
2
4 Jaharudin
4,3
3
0,4
3
18,7
489
0,18
49
1,861
9
2
5
M.
Syamsudin
3,6
7
0,4
2
13,4
689
0,17
64
1,541
4
2
6 M. Rifaid M.
4,3
3
0,4
3
18,7
489
0,18
49
1,861
9
2
7 Muslim
3,6
7
0,3
5
13,4
689
0,12
25
1,284
5
2
8
Riri
Heriawan
3,6
7 0,4
13,4
689 0,16 1,468
2
9 Rusdianto
4,6
7
0,4
3
21,8
089
0,18
49
2,008
1
3
0 Solihin
3,3
3
0,4
2
11,0
889
0,17
64
1,398
6
3
1 Supriadin
3,6
7
0,4
5
13,4
689
0,20
25
1,651
5
3
2
Syamsurians
yah
4,6
7
0,4
7
21,8
089
0,22
09
2,194
9
Jumlah 127
,67
13,
75
519,
48
5,98
8
55,52
8
3. Analisis Regresi linier sederhana
Y = a + b X
Untuk mencari nilai a
(konstanta) dan b (koefisien)
digunakan rumus sebagai berikut:
a =
22
2
XXn
XYXXY
b =
22 XXn
YXXYn
a =
22
2
XXn
XYXXY
a =
267,12748,51932
528,5567,12748,51975,13
a = 16299.6316623.44
7089.3247142.884
a = 323.81
53.56
a = 0,165
b =
22 XXn
YXXYn
b =
2127,67519,4832
13,75127,6755,52832
b = 16299.6316623.44
1755.461776.91
b = 323.81
21.45
b = 0,066
Y = 0,165 + 0,066X
Dari persamaan
Y=0,165+0,066X dapat diketahui
bahwa terdapat pengaruh yang positif
antara latihan skipping terhadap
tinggi lompatan pada kemampuan
memasukkan bola dalam permainan
bola basket pada siswa putra kelas XI
SMK Negeri 6 Bima.
101
Dengan penjelasan:
a = Nilai konstanta 0,165
menunjukkan jika latihan
skipping diabaikan maka tinggi
lompatan pada kemampuan
memasukkan bola basket
sebesar 0,165.
b = Nilai koefisien regresi pada
variabel latihan skipping sebesar
0,066. Arti angka ini
menunjukan bahwa setiap
penambahan satuan jenjang
pada variabel latihan skipping
(X) akan menyebabkan
terjadinya tinggi lompatan pada
kemampuan memasukkan bola
basket (Y) sebesar 0,066 satuan
jenjang kriteria.
4. Analisis Koefisien Korelasi
2222 )(X N
Y)( X)(-XY N
YYNXrxy
22 13,75988,532)67,127(48,51932
x13,75)67,127(-55.528 32
xx
xrxy
189.06191.6216299.6316623.44
1755.46-1776.91
xyr
2.56323.81
21.45xyr
827.88
21.45xyr
28.77
21,45xyr
0,745xyr
Besarnya nilai korelasi antara
variabel latihan skipping (X)
terhadap variabel tinggi lompatan
pada kemampuan memasukkan bola
basket (Y) adalah sebesar 0,745.
Nilai koefesien korelasi tersebut jika
dibandingkan dengan nilai interval
korelasi seperti pada tabel 4..3 berada
pada interval 0,60–0,799,
menunjukkan hubungan yang positif
dengan tingkat hubungan kuat.
Tabel 4.10 Deskripsi Koefesien
Korelasi
Interval Koefisien Tingkat
Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Sumber: Penelitian Administrasi,
Sugiyono, 2009.
5. Analisis Koefisien Determinasi
D = r2 x 100%
D = (0.745 x 0.745) x 100%
D = 0.556 x 100%
D = 55,6%.
Berdasarkan nilai koefesien
diterminasi sebesar 0,556 pada taraf
signifikasi 95%. Besarnya korelasi
ditunjukkan oleh besarnya nilai R Square (r2)
yaitu sebesar 0,556. Nilai R Square (r2)
menunjukkan besarnya korelasi antara latihan
skipping dengan tinggi lompatan pada
kemampuan memasukkan bola basket yaitu
0,556 atau 55,6%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
latihan skipping berpengaruh terhadap tinggi
lompatan pada kemampuan memasukkan
bola dalam permainan bola basket pada siswa
putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima sebesar
55,6% sedangkan sisanya sebesar 44,4%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
masuk dalam penelitian ini.
6. Pengujian Hipotesis Penelitian
Untuk membuktikan hipotesis
alternatih (Ha) yang berbunyi “Terdapat
102
pengaruh yang positif dan signifikan antara
latihan skipping terhadap tinggi lompatan
pada kemampuan memasukkan bola dalam
permainan bola basket pada siswa putra kelas
XI SMK Negeri 6 Bima Tahun Pelajaran
2013/2014”, maka digunakan rumus t-test
sebagai berikut:
21
2
r
nrt
0.5561
2320.745
t
0,666
5,4770.745x t
0,666
4,803t
,1266t
Dari hasil analisis diperoleh
nilai thitung sebesar 6,126. Kemudian
dibandingkan dengan harga ttabel
dengan dk=32, nilai ttabel= 2,042.
Dengan membandingkan nilai thitung
dengan nilai ttabel di atas maka dapat
diketahui ternyata nilai thitung lebih
besar dari nilai ttabel (6,126>2,042).
Sehingga hipotesis alternatih
(Ha) yang berbunyi “Terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan
antara latihan skipping terhadap
tinggi lompatan pada kemampuan
memasukkan bola dalam permainan
bola basket pada siswa putra kelas XI
SMK Negeri 6 Bima Tahun Pelajaran
2013/2014” diterima. Artinya latihan
skipping yang dilakukan oleh para
siswa selama pre-tets berlangsung
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap tinggi lompatan pada
kemampuan memasukkan bola dalam
permainan bola basket pada siswa
putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima
Tahun Pelajaran 2013/2014.
D. PEMBAHASAN
Dari analiss data yang terkumpul
diketahui bahwa latihan skipping
berpengaruh positif terhadap tinggi lompatan
pada kemampuan memasukkan bola dalam
permainan bola basket pada siswa putra kelas
XI SMK Negeri 6 Bima, hal tersebut
ditunjukkan oleh nilai koefisien regresi
dengan persamaan Y=0,165+0,066X, artinya
terdapat pengaruh yang positif antara latihan
skipping terhadap tinggi lompatan pada
kemampuan memasukkan bola dalam
permainan bola basket pada siswa putra kelas
XI SMK Negeri 6 Bima.
Kemudian nilai r2 yang merupakan
koefisien determinasi menunjukkan nilai
sebesar 0,556 yang menunjukan bahwa
besarnya pengaruh latihan skipping terhadap
tinggi lompatan pada kemampuan
memasukkan bola dalam permainan bola
basket pada siswa putra kelas XI SMK
Negeri 6 Bima sebesar 55,6% sedangkan
sisanya sebesar 44,4% dipengaruhi oleh
faktor lain yang tidak masuk dalam penelitian
ini.
Selain itu tujuan penelitian ini yaitu
untuk mengetahui pengaruh positif dan
signifikan antara latihan skipping terhadap
tinggi lompatan pada kemampuan
memasukkan bola dalam permainan bola
basket pada siswa putra kelas XI SMK
Negeri 6 Bima Tahun Pelajaran 2013/2014.
Dari hasil analisis dapat diperoleh
jawaban bahwa nilai thitung sebesar 6,126 lebih
besar dari ttabel sebesar 2,042. yang berarti
terdapat pengaruh positif dan signifikan
antara latihan skipping terhadap tinggi
lompatan pada kemampuan memasukkan
bola dalam permainan bola basket pada siswa
putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima.
Sehingga hipotesis alternatih (Ha)
yang berbunyi “Terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan antara latihan skipping
terhadap tinggi lompatan pada kemampuan
memasukkan bola dalam permainan bola
basket pada siswa putra kelas XI SMK
Negeri 6 Bima Tahun Pelajaran 2013/2014”
diterima.
E. PENUTUP
Berdasarkan fakta-fakta yang
dapat dikumpulkan dari obyek penelitian
dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
103
1. Latihan skipping berpengaruh positif
terhadap tinggi lompatan pada
kemampuan memasukkan bola dalam
permainan bola basket pada siswa putra
kelas XI SMK Negeri 6 Bima Tahun
Pelajaran 2013/2014, hal tersebut
ditunjukkan oleh nilai koefisien regresi
dengan persamaan Y=0,165+0,066X.
2. Latihan skipping berpengaruh terhadap
tinggi lompatan pada kemampuan
memasukkan bola dalam permainan bola
basket pada siswa putra kelas XI SMK
Negeri 6 Bima Tahun Pelajaran
2013/2014 sebesar 55,6%.
3. Hipotesis penelitian yang berbunyi
“Terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan antara latihan skipping
terhadap tinggi lompatan pada
kemampuan memasukkan bola dalam
permainan bola basket pada siswa putra
kelas XI SMK Negeri 6 Bima Tahun
Pelajaran 2013/2014” diterima. Karena
nilai thitung lebih besar dari ttabel
(6,126>2,042).
DAFTAR PUSTAKA
Aip, Syarifudin,. 1992. Pendidikan Jasmani
dan Kesehatan. Pt. Gramedia:
Jakarta.
Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur
Penelitian suatu pendekatan praktek
Revisi VI. Rieneka Cipta. Jakarta.
Arikunto, Suharsimi, 2010, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Revisi, PT Rineka Cipta.
Jakarta.
Badudu, J.S dan Sutan Muhammad Zain,
2001. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Pustaka Sinar Harapan.
Bambang, Widjanarko dan Ismaryati. 1994.
Pendidikan Atletik. Depdikbud.
Jakarta.
Bernhard, Gunther. 1993. Atletik. Semarang.
Dahara Prize.
Depdikbud. 1995. Kamus besar bahasa
Indonesia. Balai Pustaka.Jakarta.
Engkos Kosasih. 1985. Olahraga, Tehnik dan
Program Latihan. Jakarta.
Hamidsyah Noer, 1993. Kepelatihan dasar
Universitas Jakarta.
Harsono, 1988. Coacing dan aspek-aspek
psikologi dalam coacing, CV.
Tambak Kusuma. Jakarta.
Kosasih, Engkos. 1990. Pendidikan Jasmani
dan Kesehatan. Gramedia. Jakarta.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung. Alfabeta.
Sugiyono, 2010. Statistika Untuk Penelitian.
Bandung. Alfabeta.
Suharno HP. 1995. Olahraga Teknik dan
Program Pelatihan. Akademika
Pessindo. Jakarta.
Syarifuddin Aip. 1990. Pendidikan Jasmani
dan Kesehatan. PT Gramedia.
Jakarta.
Perbasi. 1994. Peraturan Permainan Bola
Basket Edisi Baru.
Theo Kleinmar/Dieser Kruber, 1986. Bola
Voli Pembinaan Teknik, Teknik dan
Kondisi Pengantar untuk
Pelatih/Pendidik. Jakarata:
Gramedia.
Wigoyo Gisis B. 1989. Pengetahuan
Kesegaran Jasmani dan Alat Tes
Pengukuran. Ganeca Exact.
Bandung.
Ahmadi,( 2007). Permainan Bola Basket.
Solo : Era Intermedia
Amber, (2009). Petunjuk Untuk Pelatih Dan
Pemain Bola Basket. Bandung : Pionir Jaya
Irsyada, Machfud. (2000). Permainan Bola
Basket. Jakarta. Ganesa.
Salim, Agus (2007). Buku Pintar Bola
Basket. Bandung : Jembar
Sodikun, Imam. (1992). Olahraga Pilihan
Bola basket. Jakarta : Depdikbud
Sumiyarsono (2002). Permainan Bola Besar.
Bandung : PT. Angkasa
Wisell, (2000) permainan Bola basket.Citra
Aji Param
104
www.google.com/search?q=permainan+bola
+basket+diakses/tanggal10/11/11
http//bolabasketterampil.co.id.
105
KORELASI ANTARA FLEKSIBILITAS TUBUH TERHADAP KEMAMPUAN TEKNIK
SERVICE YANG TEPAT PADA PERMAINAN SEPAK TAKRAW SISWA PUTRA
KELAS VIII SMPN 7 DONGGO SATAP KABUPATEN BIMA TAHUN PELAJARAN
2012/2013
SUHERMAN,S.PD.&AGUSTINUS
ABSTRAK
Kata- Kunci : fleksibilitas tubuh, kemampuan teknik service yang tepat pada permainan
sepak takraw.
Sejalan dengan perkembangan jaman di era globalisasi seperti sekarang ini, sumber daya
manusia dituntut untuk berpacu dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya
dalam cabang olahraga sepak takraw. Dewasa ini hampir semua cabang olahraga mengalami
peningkatan prestasi baik yang sifatnya terukur maupun kompetisi, mengingat hal ini didukung
oleh adanya fasilitas dan sarana yang serba modern dan tenaga-tenaga pelatih yang profesional.
Namun demikian dalam menentukan prestasi atlit kondisi tubuh baik secara anatomis, fisiologis
dan psikologis juga merupakan penentu dalam pencapaian prestasi.
Permasalahannya yaitu Apakah ada Korelasi antara fleksibilitas tubuh terhadap
kemampuan teknik service yang tepat pada permainan sepak takraw siswa putra kelas VIII
SMPN 7 Donggo Satap Kabupaten Bima tahun pelajaran 2012/2013? dan Tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui adakah Korelasi antara fleksibilitas tubuh terhadap
kemampuan teknik service yang tepat pada permainan sepak takraw siswa putra kelas VIII
SMPN 7 Donggo Satap Kabupaten Bima tahun pelajaran 2012/2013.
Berdasarkan hasil dari penelitian ini, Dari analisis statistik diperoleh t hitung = 3,134 dan
dibandingkan dengan harga r tabel dengan (N = 30 – 2 = 28) dengan taraf kepercayaan 0.05%
adalah 1,701.
Dari hasil analisis diperoleh nilai thitung sebesar 3,134. Kemudian dibandingkan
dengan t tabel pada tingkat kepercayaan 95% (p=0,05; dk=30 – 2=28 ), nilai ttabel = 1,701.
Dengan membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel di atas maka dapat diketahui
ternyata nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel (3,134 > 1,701), maka dapat dikemukakan
bahwa hipotesis nol (ho) ditolak dan hipotesis alternatif (ha) diterima, maka kesimpulan
analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut bahwa Ada Korelasi yang signifikan
antara fleksibilitas tubuh terhadap kemampuan teknik service yang tepat pada permainan
sepak takraw siswa putra kelas VIII SMPN 7 Donggo Satap Kabupaten Bima tahun
pelajaran 2012/2013, diterima dan signifikan”.
A. PENDAHULUAN
Sejalan dengan perkembangan jaman
di era globalisasi seperti sekarang ini, sumber
daya manusia dituntut untuk berpacu dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, khususnya dalam cabang olahraga
sepak takraw.
Dewasa ini hampir semua cabang
olahraga mengalami peningkatan prestasi
baik yang sifatnya terukur maupun
kompetisi, mengingat hal ini didukung oleh
adanya fasilitas dan sarana yang serba
modern dan tenaga-tenaga pelatih yang
profesional. Namun demikian dalam
menentukan prestasi atlit kondisi tubuh baik
106
secara anatomis, fisiologis dan psikologis
juga merupakan penentu dalam pencapaian
prestasi.
Cabang olahraga sepak takraw di
Indonesia mengalami pasang surut. bankan
hampir kurang mendapatkan perhatian dari
berbagai kalangan masyarakat. Namun
demikian cabang ini masih tetap diakui untuk
dipertandingkan pada setiap kejuaraan
tingkat nasional, seperti halnya pada
kejuaraan PON ke XV 2009 beberapa tahun
lalu.
Secara historis dalam menentukan
prestasi atlit sepak takraw tidak hanya
ditentukan dari hasil latihan-latihan disebuah
club saja, akan tetapi justru pembibitan dasar
di mulai dari pendidikan formal. Kita tahu
bahwa usia anak berkaitan erat dengan
tingkat penentuan prestasi, oleh karena itu
pemerintah mengupayakan pendidikan
formal mulai dari sekolah dasar sampai
perguruan tinggi. Hal ini tertuang dalam
Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN)
1993 : 129) disebutkan tentang tujuan
Pendidikan Nasional sebagai berikut:
“Pendidikan nasional bertujuan untuk
meningkatkan kualitas manusia Indonesia
yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi
pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju,
tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin,
beretos kerja, profèsional, bertanggung jawab
dan produktif serta sehat jasmani atau rohani.
Sepak Takraw merupakan olahraga
tradisional bangsa-bangsa di Asia Tenggara
termasuk juga bangsa Indonesia. Daerah-
daerah di Indonesia yang terlebih dahulu
memainkan sepak takraw adalah Sulawesi
Selatan (Makasar), Sumatera Barat (Minang
Kabau), Riau, Kalimantan (Kandangan ) dan
Jawa Barat (Banten), semua merupakan
daerah yang berada di pesisir pantai.
Daerah-daerah inilah yang terlebih
dahulu dan aktif memasalkan,
mengembangkan dan meningkatkan olahraga
sepak takraw, sehingga sangatlah wajar kalau
daerah Sulawesi Selatan dan Riau selalu
unggul da prestasi dan menjadi juara pada
kejuaraan-kejuaraan Nasional (Ratinus
Darwis, 1992).
Kemampuan teknik dasar antara satu
dengan lainnya merupakan kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan. Selain teknik dasar
dalam permainan sepak takraw dimaksud,
seorang pemain harus pula menguasai teknik
khusus bermain sepak takraw.Teknik khusus
bermain sepak takraw adalah cara-cara
bermain sepak takraw yang meliputi sepak
mula, menerima sepak mula, mengumpan,
smesh, dan block atau menahan. Tanpa
dikuasainya teknik tersebut, permainan sepak
takraw tidak mungkin dilaksananakan dengan
baik dan sempurna.
Selanjutnya dalam upaya peningkatan
prestasi olahraga perlu terus dilaksanakan
pembinaan olahragawan sediri mungkin
melalui pencarian dan pemantauan bakat,
pembibitan, pendidikan dan pelatihan
olahraga prestasi yang didasarkan pada ilmu
pengetahuan dan teknologi secara lebih
efektif dan efisien serta peningkatan kualitas
organisasi keolahragaan baik ditingkat
nasional maupun di tingkat daerah.
Begitu halnya dengan cabang olahraga
sepak takraw yang merupakan salah satu
jenis olahraga khas Indonesia, diperlukan
adanya suatu upaya pembinaan dan pelatihan
yang intens untuk menghasilkan fleksibilitas
tubuh yang baik, dengan fleksibilitas tubuh
yang baik akan memudahkan dalam
melakukan servis bola.
Servis bola merupakan salah satu
komponen yang cukup menentukan
keberhasilan dalam suatu pertandingan sepak
takraw. Namun demikian untuk dapat
melakukan servis yang baik perlu dukungan
unsur–unsur kesegaran jasmani salah satunya
adalah kelentukan tubuh yang maksimal.
Kelentukan tubuh akan memberikan
kemudahan bagi seorang pemain dalam
melakukan servis.
1. Permainan Sepak Takraw
Permainan sepak takraw berlangsung
tanpa menggunakan tangan untuk memukul
bola bahkan bola tidak boleh menyentuh
lengan.Bola hanya menyentuh atau
dimainkan kaki, pada dada, bahu, dan
kepala.Permainan sepak takraw diawali
dengan sepak mula sebagai servis yang
dilakukan oleh tekong.Sepak mulai dilakukan
tekong atas lambungan bola oleh pelambung
yang diarahkan ke tekong. Pelambung adalah
salah satu pemain depan, pada waktu dia
melambungkan bola kea rah tekong. Tekong
harus berada didalam lingkaran yang telah
disediakan. Begitu juga tekong, pada waktu
melakukan sepak mula salah satu kakinya
harus tetap berada didalam lingkaran tempat
tekong melakukan sepak mula salah satu
kakinya harus tetap berada didalam lingkaran
107
tempat tekong melakukan sepak mula.
Tekong mengarahkan bola kedaerah lawan
melaui atas net (jaring), dilain pihak lawan
harus menerima bola itu dan mengembalikan
ke dalam lawan. Dalam hal ini mereka diberi
kesempatan menyentuh bola sebanyak tiga
kali (Sudrajad Prawirasaputra, 2000). Dengan
demikian perlulah bahwa seorang pemain
sepak takraw itu banyak berlatih diri dengan
menggunakan kaki atau sepakan. Namun
tidak berarti bahwa unsur lain atau
kemampuan lain tidak perlu atau tidak
penting yang dapat diabaikan, factor-faktor
lain pun banyak lagi yang menunjang
peningkatan prestasi Sepak Takraw.
Salah satu daya tarik yang ditemui
dalam permainan Sepak Rakraw adalah
teletak pada gerakan Smash. Smesh
merupakan gerakan terakhir dalam gerakan
kerja serangan, untuk itu perlu dipelajari dan
dilatih secara teratur. Latihan adalah suatu
proses mempersiapkan oranisme atlet secara
sistematis untuk mencapai mutu prestasi
maksimal yang diberi beban fisik dan mental
yang teratur, terarah, meningkat, dan
berulang-ulang waktunya (Suharno, 1978).
Permainan sepak rakraw dilakukan
oleh dua regu yang berhadapan didepan
lapangan yng disahkan oleh net (jaring) yang
terbentang membelah lapangan menjadi dua
bagian. Setiap regu yang berhadapan tediri
atas 3 orang pemain yang bertugas sebagai
tekong yang berdiri paling belakang, dua
orang lainya menjadi pemain depan yang
berada disebelah kiri dan kanan disebut apit
kiri dan apit kanan.
Ada beberapa komponen pendukung
yang harus diperhatikan dalam pencapaian
prestasi seorang atlit dalam permainan sepak
Takraw (Suharno, 1978; 54).diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Kekuatan (strength) adalah komponen
kondisi fisik seseorang tentang
kemampuan dalam mempergunakan otot
untuk menerima beban sewaktu bekerja.
Contohnya Apabila seorang pemain
menerima smash dari lawan atau pada saat
latihan beban untuk event yang besar
(SEA GAMES, PON, dan lain-lain)
b. Daya tahan (Endurance) dalam hal ini
dikenal 2 macam daya tahan.
Daya tahan Umum (General Endurance)
adalah kemampuan seseorang dalam
mempergunakan sistem jantung, paru –
paru dan peredaran darahnya secara
efektif dan efisien untuk menjalankan
kerja secara terus rnenerus yang
melibatkan kontraksi sejumlah otot – otot.
dengan intensitas tinggi dalam waktu
yang cukup lama.
Daya tahan Otot (Local Endurance) adalah
kemampuan seseorang dalam
mempergunakan ototnya untuk
berkontraksi secara terus menerus dalam
waktu yang relatif lama dengan beban
tertentu. Contohnya: Seorang pemain
yang akan menghadapi suatu turnamen
pertandingan yang besar, secara otomatis
pemain tersebt harus berlatih lebih tekun,
rutin dan keras serta bagaimana pemain
tersebut menghadapi lawan tanding dalam
tim agar tim / regunya menang.
c. Daya Ledak (Muscular Power) adalah
kemampuan seseorang untuk
mempergunakan kekuatan maksimum
yang dikerahkan dalam waktu yang
sependek – pendeknya. Dalam hal ini
dapat dinyatakan bahwa daya ledak.
Contohya: seperti pelompat tinggi. Tolak
peluru atau seorang pemain sepak takraw
melakukan smash atau memblok bola.
d. Kecepatan (Speed) adalah kemampuan
seseorang untuk mengerjakan gerakan
berkesinambungan dalam bentuk yang
sama dalam waktu sesingkat-
singkatnya.Contoh: Seorang pelari cepat,
pukulan dalam tinju, pembalap sepeda,
pemanah atau seorang pemain melakukan
servis keras, dalam hal ini ada kecepatan
gerak dan kecepatan eksplosive.
e. Daya Lentur (Flexibility) adalah
efektifitas seseorang dalam penyesuaian
din untuk segala aktivitas dengan
pengukuran tubuh yang luas. Hal mi akan
sangat mudah ditandai dengan tingkat
flexibilitas persendian pada seluruh tubuh.
Contoh: Seorang pemain sepak takraw
melakukan servis, seorang pelompat gaya
flute atau seorang perenang melakukan
pembalikan gaya bebas.
f. Kelincahan (agility), adalah kemampuan
seseorang untuk merubah posisi di arena
tertentu. Contoh: Seseorang yang mampu
merubah satu posisi yang berbeda dalam
kecepatan tinggi dengan koordinasi yang
baik, berarti kelincahannya baik.Setiap
pemain dalarn regu sepak takraw mampu
memainkan bola dengan berbagai macam
gaya atau aksi dalam permainan sepak
108
takraw bulatan (circle games) dengan
waktu 10 menit.
g. Koordinasi (Coordination) adalah
kemampuan seseorang mengintegrasikan
bermacam – macam gerakan yang
berbeda ke dalam pola gerakan tunggal
secara efektif. Contoh: Seorang pemain
tenis kelihatan mempunyai koordinasi
yang baik bila dapat bergerak ke arah bola
sambil mengayun raket, kemudian
memukulnya dengan benar atau seorang
pemain sepak takraw memainkan bola
kemudian melakukan smash.
h. Keseimbangan (Balance) adalah
kemampuan seseorang mengendalikan
organ-organ syaraf otot. Contoh:
Bagaimana seorang pesenam melakukan
gerakar hand stand, meniti di balok titian
atau seorang pemain sepak takraw setelah
melakukan smash dapat jatuh dengan
posisi yang benar.
i. Ketepatan (Accuracy), adalah kemampuan
seorang untuk mengendalikan gerakan
bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini
dapat merupakan suatu jarak atau
mungkin suatu obyek langsung yang
harus dikenai dengan salah satu bagian
tubuh.Contoh: Seorang pemain sepak
takraw, bola voly ataupun sepak bola
mengarahkan bola agar tidak dapat
diterima oleh lawan (baik smash maupun
tendangan)
j. Reaksi (Reaction), adalah kemampuan
seseorang untuk segera bertindak
secepatnya dalam menanggapi rangsangan
yang ditimbulkan lewat indera syaraf atau
feeling lainnya. Contoh: Bagaimana
seorang pemain sepak takraw menerima
bola dari lawan, apakah akan di smash
atau diumpankan ke teman (melihat
situasi) atau seorang penjaga gawang
dalam mengantisipasi datangnya bola
(ditangkap atau di tip atau di tendang).
2. Pengertian Kelentukan Tubuh
(fleksibilitas)
Kelentukan tubuh adalah kemampuan
dari seseorang untuk berubah arah dan posisi
secepat mungkin sesuai dengan situasi yang
dihadapi dan dikehendaki, Suharno HP (1995:
33),sedangkan menurut Nossek Jossef
(1992:93) lebih lanjut menyebutkan bahwa
Kelentukan tubuh diidentitaskan dengan
kemampuan mengkoordinasikan dari
gerakan- gerakan, kemampuan keluwesan
gerak, kemampuan memanuver sistem
motorik atau deksteritas. Harsono (1998 :
172) berpendapat Kelentukan tubuh
merupakan kemampuan untuk mengubah
arah dan posisi tubuh dengan tepat pada
waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan
keseimbangan dan kesadaran akan posisi
tubuhnya.
Kelentukan sebagai suatu komponen
kebugaran fisik, adalah kemampuan dari
suatu individu untuk menggerakkan tubuh
dan bagian-bagiannya di mana lebar bidang
gerakan tanpa merasakan ketegangan pada
artikulasi-artikulasi dan pemasangan-
pemasangan otot. Ketika kita berbicara
tentang kelentukan, tidak terelakkan kita
mendengar istilah seperti: pembelokan
(flexion), yakni yaitu gerakan ruas tubuh
yang menyebabakan pengurangan
(memperkecil) sudut sendi pada sumbu
tranversal/horizontal atau bidang sagital;
perluasan (extension), yakni gerakan ruas
tubuh kearah kebalikan dari flexion yang
menyebabkan penambahan (pembesaran)
sudut sendi; hyperextension, yakni di mana
sudut dari suatu sambungan persendian
diperluas di luar cakupannya yang normal;
persendian ganda , yakni suatu kondisi yang
hampir tidak ada, tetapi meskipun demikian
istilah tersebut digunakan ketika mengacu
pada seseorang dengan kelentukan yang tidak
biasa di dalam posisi-posisi tertentu; dan
akhirnya, musclesboundness (otot tak
berbatas), yakni satu istilah yang digunakan
untuk menguraikan kasus-kasus dari
kekakuan (tak memiliki kelentukan) yakni
ketika seseorang mengalami perkembangan
otot yang bagus sekali.
Dengan mengabaikan bagaimana Anda
menggambarkan atau menguraikannya,
kelentukan menyediakan dimensi-dimensi
lain kinerja yang membiarkan suatu tingkat
kebebasan gerakan dan kesenangan gerakan
yang lebih tinggi digabungkan dengan
beberapa implikasi penting akan keselamatan
yang lebih besar dari cidera. Lebih dari itu,
pengukuran kelentukan menyoroti konsep-
konsep lain yang harus dikenali dengan baik
guna memilih dan memberi penilaian (sore)
test-test yang tersedia
Kelentukan tubuh merupakan salah
satu komponen fisik yang banyak
dipergunakan dalam olahraga. Kelentukan
tubuh pada umumnya didefinisikan
sebagai kemampuan mengubah arah secara
efektif dan cepat, sambil berlari hampir
109
dalam keadaan penuh. Kelentukan tubuh
terjadi karena gerakan tenaga yang ekplosif.
Besarnya tenaga ditentukan oleh kekuatan
dari kontraksi serabut otot. Kecepatan otot
tergantung dari kekuatan dan kontraksi
serabut otot. Kecepatan kontraksi otot
tergantung dari daya rekat serabut-serabut
otot dan kecepatan transmisi impuls saraf.
Kedua hal ini merupakan pembawaan atau
bersifat genetis, atlet tidak dapat
merubahnya (Baley, James A.,1996 :198).
M. Sajoto (1995 : 90) mendefinisikan
Kelentukan tubuh sebagai kemampuan
untuk mengubah arah dalam posisi di
arena tertentu. Seseorang yang mampu
mengubah arah dari posisi ke posisi yang
berbeda dalam kecepatan tinggi dengan
koordinasi gerak yang baik berarti
Kelentukan tubuhnya cukup tinggi.
Sedangkan menurut Dangsina Moeloek dan
Arjadino Tjokro (1994 : 8), Kelentukan
tubuh adalah kemampuan mengubah secara
cepat arah tubuh atau bagian tubuh tanpa
gangguan pada keseimbangan.
Mengubah arah gerakan tubuh secara
berulang-ulang seperti halnya lari bolak-
balik memerlukan kontraksi secara
bergantian pada kelompok otot tertentu.
Sebagai contoh saat lari bolak-balik
seorang atlet harus mengurangi kecepatan
pada waktu akan mengubah arah. Untuk itu
otot perentang otot lutut pinggul (knee
ekstensor and hip ekstensor) mengalami
kontraksi eksentris (penguluran), saat otot ini
memperlambat momentum tubuh yang
bergerak ke depan. Kemudian dengan cepat
otot ini memacu tubuh ke arah posisi
yang baru. Gerakan Kelentukan tubuh
menuntut terjadinya pengurangan kecepatan
dan pemacuan momentum secara bergantian.
Rumus momentum adalah massa
dikalikan kecepatan. Massa tubuh seorang
atlet relatif konstan tetapi kecepatan dapat
ditingkatkan melalui pada rogram latihan
dan pengembangan otot. Diantara atlet yang
beratnya sama (massa sama), atlet yang
memiliki otot yang lebih kuat dalam
Kelentukan tubuh akan lebih unggul (Baley,
James A.,1996 : 199). Dari beberapa
pendapat tersebut tentang Kelentukan
tubuh dapat ditarik pengertian bahwa
Kelentukan tubuh adalah kemampuan
seseorang untuk mengubah arah atau
posisi tubuh secara cepat dan efektif di
arena tertentu tanpa kehilangan
keseimbangan. Seseorang dapat
meningkatkan Kelentukan tubuh dengan
meningkatkan kekuatan otot-ototnya.
Kelentukan tubuh biasanya dapat
dilihat dari kemampuan bergerak dengan
cepat, mengubah arah dan posisi,
menghindari benturan antara pemain dan
kemampuan berkelit dari pemain di
lapangan. Kemampuan bergerak mengubah
arah dan posisi tergantung pada situasi dan
kondisi yang dihadapi dalam waktu yang
relatif singkat dan cepat.
Kelentukan tubuh yang dilakukan
oleh atlet atau pemain sepakbola saat
berlatih maupun bertanding tergantung
pula oleh kemampuan mengkoordinasikan
sistem gerak tubuh dengan respon terhadap
situasi dan kondisi yang dihadapi.
Kelentukan tubuh ditentukan oleh faktor
kecepatan bereaksi, kemampuan untuk
menguasai situasi dan mampu
mengendalikan gerakan secara tiba-tiba.
Dari batasan di atas menunjukkan
kesamaan konseptual sehingga dapat
diambil suatu pengertian untuk
menjelaskan pengertian ini. Adapun
yang dimaksudkan dengan Kelentukan tubuh
adalah kemampuan untuk bergerak
mengubah arah dan posisi dengan cepat
dan tepat sehingga memberikan
kemungkinan seseorang untuk melakukan
gerakan ke arah yang berlawanan dan
mengatasi situasi yang dihadapi lebih cepat
dan lebih efisien.
Kegunaan Kelentukan tubuh sangat
penting terutama olahraga beregu dan
memerlukan ketangkasan, khususnya
sepakbola. Suharno HP (1995 :33)
mengatakan kegunaan Kelentukan tubuh
adalah untuk menkoordinasikan gerakan-
gerakan berganda atau stimulan,
mempermudah penguasaan teknik-teknik
tinggi, gerakan-gerakan efisien, efektif dan
ekonomis serta mempermudah orientasi
terhadap lawan dan lingkungan adalah
sebagaj berikut:
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Kelentukan Tubuh
Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi Kelentukan tubuh
menurut Dangsina Moeloek dan Arjadino
Tjokro (1994 : 8-9) adalah :
1. Tipe tubuh
Seperti telah dijelaskan dalam pengertian
Kelentukan tubuh bahwa gerakan-gerakan
110
Kelentukan tubuh menuntut terjadinya
pengurangan dan pemacuan tubuh secara
bergantian. Dimana momentum sama
dengan massa dikalikan kecepatan.
Dihubungkan dengan tipe tubuh, maka
orang yang tergolong mesomorfi dan
mesoektomorfi lebih tangkas dari
sektomorf dan endomorf .
2. Usia
Kelentukan tubuh anak meningkat
sampai kira-kira usia 12 tahun
(memasuki pertumbuhan cepat). Selama
periode tersebut (3 tahun) Kelentukan
tubuh tidak meningkat,bahkan menurun.
Setelah masa pertumbuhan berlalu,
Kelentukan tubuh meningkat lagi secara
mantap sampai anak mencapai maturitas
dan setelah itu menurun kembali.
3. Jenis kelamin
Anak laki-laki menunjukkan
Kelentukan tubuh sedikit lebih baik dari
pada anak wanita sebelum mencapai
usia pubertas. Setelah pubertas
perbedaan tampak lebih mencolok.
4. Berat badan
Berat badan yang berlebihan secara
langsung mengurangi Kelentukan tubuh.
5. Kelelahan
Kelelahan mengurangi ketangkasan
terutama karena menurunnya koordinasi.
Sehubungan dengan hal itu penting untuk
memelihara daya tahan kardiovaskuler
dan otot agar kelelahan tidak mudah
timbul.
d. Sifat Alami Kelentukan tubuh
Kelentukan tidak ada sebagai suatu
karakteristik umum yang tunggal, tetapi
sebagai suatu kemampuan sangat spesifik
kepada setiap persendian dari tubuh. Jadi,
seseorang yang sangat fleksibel dalam
satu gabungan-gabungan, bisa rata-rata di
dalam gabungan yang lain, dan sangat
tidak fleksibel di dalam bagian yang
ketiga. Seperti komponen-komponen lain
dari kebugaran fisik, kelentukan dapat
diperbaiki melalui latihan. Banyak studi-
studi mandiri yang mengungkapkan
perbaikan penting sebagai hasil dari
latihan yang reguler/teratur. Anak-anak,
usia 6 sampai 2, secara umum jadinya
semakin lebih fleksibel tiap tahun sampai
mereka menjangkau masa remaja. Lebih
dari itu, studi dari anak-anak lelaki dan
anak-anak perempuan yang
diperbandingkan berdasarkan usia setuju
bahwa anak-anak perempuan secara
umum lebih fleksibel.
Prosedur latihan kelentukan spesifik
yang disertai metode peregangan statis
dan metode peregangan balistik telah
dipelajari dengan hasil signifikan yang
dilaporkan untuk masing-masing. Meski
tidak ada perbedaan signifikan yang
ditemukan antara kedua metode,
penelitian Riddle menandai masing-
masing metode untuk bersifat superior
terhadap suatu kombinasi keduanya. Di
tahun terakhir, bagaimanapun, pendidik-
pendidik jasmani dan pelatih-pelatih
atletik lebih menyukai metode peregangan
yang statis, mereka mengaku lebih sedikit
kesempatan otot untuk mencair dan
tegang.
1. Kemampuan Teknik Ketepatan Servis
Peranan lompat tegak atau vertikal
jump merupakan salah satu unsur yang
sangat dominan dalam mendukung
permainan sepak takraw, karena hal ini
merupakan koordinasi gerak permainan
yang sangat efektif dan sangat menunjang
keahlian dalam bermain sepak takraw
dalam melakukan smash ataupun blocking
untuk menambah point atau angka.
Sehingga perlu sekali para pemain
diberikan bentuk–bentuk latihan yang
sifatnya dapat meningkatkan daya ledak
pemain. Adapun bentuk latihannya dapat
berupa vertikal jump, plyometrik ataupun
squat jump, agar nantinya dapat terbentuk
power yang sangat bagus.
Menurut Nurhasan (1980 : 23)
menyebutkan bahwa secara operasional
vertikal jump atau lompat tegak lurus
adalah cara untuk mengukur lompatan
tegak tanpa awalan atau mengukur power
tungkai, oleh karena itu lompat tegak
penting untuk dilatihkan disanping faktor
lain yang mendukung dalam pembentukan
power.
Menurut Hadi Basuki (1968 : 4)
menyebutkan bahwa di dalam permainan
sepak takraw lompatan tegak sangat
penting artinya. Karena di dalam
membuat nilai dengan jalan bertahan atau
menyerang maupun berusaha untuk
pindah bola semua pemain di depan net
harus melompat pada waktu melakukan
smash atau blocking.
Berdasarkan dari uraian tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa
111
kemampuan power atau daya ledak sangat
penting bagi para pemain sepak takraw,
mengingat unsur ini sangat mendukung di
dalam melakukan aktivitas gerakan yang
sifatnya mendadak dan perlu dilakukan
gerakan yang secepat mungkin.
Disamping banyak faktor lain yang masih
perlu untuk diperhatikan, misalnya unsur
fleksibilitas, unsur kecepatan bergerak
dan ketepatan mereaksi.
Bila diatas telah dijelaskan tentang
unsur dan peranannya maka selanjutnya
didalam proses melakukan smash atau
blocking, nampaknya perlu
dipertimbangkan masalah tumpuan atau
ketepatan di dalam menumpu, tumpuan
yang baik disaat melakukan smash atau
blockin adalah bila antara datangnya bola
diatas net dengan lompatan baik tanpa
awalan maupun menggunakan awalan
tepat dengan reaksi disaat akan
melakukan smash atau blocking.
Di dalam kemampuan ketepatan
servis terdapat taktik yang harus
dijalankan oleh pemain, menurut Untung
Suharjo (1987 : 147) mengemukakan
bahwa ketepatan atau taktik servis
dibedakan menjadi 4 macam, yaitu
sebagai berikut:
1. Servis ditujukan pada tempat yang
kosong
2. Kalau ada lawan yang membuat block,
servis dibelokkan
3. Ketepatan servis perlu diantisipasi
datangnya dengan ketinggian bola
4. Semua bola dapat diservis sesuai
dengan arah yang dituju.
Servis pada prinsipnya selalu
ditujukan pada tempat yang kosong. Bagi
orang–orang yang tinggi badannya dan
mampu melompat tinggi, maka servis
akan lebih berhasil bila dilakukan agak
tinggi bolanya dan lebih mudah untuk
mengatur dan arah yang dituju. Jadi untuk
mendapatkan nilai yang banyak perlu
adanya strategi permainan, termasuk
dalam melakukan pola – pola
penyerangan dan pola pertahanan
sehingga hal ini akan dapat memotivasi
din pada pemain.
Disamping itu ada juga ahli
berpendapat bahwa Servis adalah suatu
teknik penyajian bola pertama dalam
permainan sepak takraw” (Hengky
Talakua, Pengda Persetasi Jatim ; 1992 :
8)
Adapun jenis-jenis servis dalam
permainan sepak takraw adalah sebagai
berikut:
1. Servis dari bawah (untuk pemula)
2. Servis keras terarah
3. Servis tinggi ke belakang (Servis
Loop)
4. Servis dekat bibir net (servis Drop)
5. Servis Plintir (Servis Screw)
Didalam melakukan servis pada
cabang permainan sepak takraw terdapat
beberapa komponen gerakan. Dengan
demikian yang perlu diperhatikan adalah
sikap pada saat melakukan gerak kerja,
Gerak kerja servis permainan sepak
takraw, terdiri dari:
1. Tekong berada pada posisinya yaitu
salah satu kaki berada dalam lingkaran
dan satu kaki lagi berada di luar
lingkaran.
2. Berat badan berada pada kaki tumpuan
(kaki kanan atau kiri)
3. Salah satu tangan diangkat ke depan
sebagai arahan permintaan bola.
4. Togok badan lurus menghadap ke
depan kearah pelambung bola.
5. Bola dilambungkan oleh apit sesuai
dengan permiritaan tekong
6. Pada saat bola sudah dilambungkan
(inplay) tekong mengayunkan kaki
yang di luar lingkaran ke arah bola
untuk menyepak kearah sasaran yang
diinginkan di daerah lapangan lawan.
Untuk memperoleh gerak kerja
servis sepak takraw yang optimal, kita
harus memperhatikan tahap – tahap awal
atau cara berlatih servis yang baik seperti
tersebut diatas dan hal tersebut dilakukan
berulang kali sehingga pemain itu mahir.
Gambar 2.1. Tehnik Dasar Servis
4. Hubungan Kelentukan Tubuh dengan
Teknik Ketepatan Servis
Diatas telah peneliti jelaskan
bahwa faktor kelentukan atau fleksibilitas
tubuh sangat diperlukan sekali bagi
112
seorang pemain sepak takraw yang handal
atau mahir, dikarenakan terlalu
kompleknya gerakan koordinatif mulai
dari gerakan kaki sampai kepala.
Sehingga seorang pemain yang
mempunyai fleksibilitas tubuh yang
optimal disertai dengan latihan – latihan
yang rutin, kontinyu berkesinambungan
serta tidak mudah putus asa dapat
dipastikan pemain tersebut dalam
melakukan servis bola akan selalu tepat
sesuai dengan yang diinginkan.
Selanjutnya dikatakan bahwa
unsur– unsur dasar bagi suatu olahraga
permainan agar berprestasi baik di tingkat
lokal, nasional maupun dunia harus
meliputi:
1. Faktor kondisi fisik, terutama
kecepatan, fleksibilitas, daya tahan,
tenaga lompatan dan tujuan akhir yang
diarahkan kepada ketrampilan.
2. Faktor teknik, sikap awalan menerima
umpan teknik, tendangan (tekong) dan
penempatan bola pada daerah yang
dituju.
Selanjutnya dalam upaya
mendapatkan hasil ketepatan bola pada
sasaran tentunya perlu dukungan sikap
koorinatif tubuh yang baik. Menurut
Hossek, (1982) menyebutkan ada 3
macam prinsip kecepatan dalam
rnendukung olahraga permainan yaitu:
1. Kecepatan sprint, yaitu merupakan
kemampuan organisme untuk bergerak
ke depan dengan cepat.
2. Kecepatan reaksi, yaitu merupakan
kecepatan menjawab suatu rangsangan
dengan cepat rangsangan itu bisa
berupa suara atau pendengaran.
3. Kecepatan sprint merupakan
kemampuan organisme untuk bergerak
ke depan dengan cepat, kecepatan ini
ditentukan oleh kekuatan otot dan
persendian.
Kecepatan reaksi merupakan
kecepatan menjawab suatu rangsangan
dengan cepat, rangsangan itu berupa suara
atau pendengaran, kecepatan ini
ditentukan oleh iritabilitas susunan syaraf,
daya orientasi situasi dan ketajaman panca
indera.
Kecepatan bergerak merupakan
kecepatan mengubah arah dalam gerakan
yang utuh, kecepatan ini ditentukan oleh
kekuatan otot, daya ledak, daya
koordinasi gerakan, kelincahan dan
keseimbangan.
Adapun Alat Pengukur
Fleksibilitas Tubuh adalah
sebagai berikut:
1. Fleksibilitas Tubuh
a. Alat-alat
- Fleksimeter
- Bangku/mistar dengan ukuran
tinggi 50 cm.
- Buku catatan nilai
data/rekapitulasi data.
Gambar 2.2 : Alat Pengukur
Fleksibilitas Tubuh
b. Pelaksanaan:
Pada masing-masing orang
coba melaksanakan tes
kelenturan 2 kali berturut –
turut secara bergantian.
1) Peserta tidak memakai alas
kaki.
2) Feserta berdiri dengan kaki
lurus.
3) Lutut bagian belakang lurus
(tidak boleh ditekuk)
4) Pelan-pelan bungkukkan
badan dengan posisi tangan
lurus ke bawah menyentuh
mistar skala sejauh
mungkin, sikap mi
dipertahankan selama 3
detik.
Gambar 2.3 : Latihan Kelenturan Tubuh
c. Hasil
1) Yang diukur adalah tanda
bekas jari yang tampak
pada mistar skala.
113
2) Hasil yang dicatat adalah
angka skala yang dapat
dicapai oleh kedva ujung
jan yang terjauh.
2. Kemampuan Servis Bola
a. Alat – alat
1) Lapangan sepak takraw
2) Bola takraw
3) Kapur
4) Peluit
5) Alat tulis / score sheet
6) Buku catatan nilai
data/rekapitulasi
b. Pelaksanaan
Siswa melakukan servis bola
sebanyak 5 kali dengan
dibantu pengumpan (apit) guna
mendapatkan hasil servis yang
baik dan penempatan bola
yang sesuai dengan keinginan
server/tekong. Selanjutnya dari
ke 5 servis tersebut akan
diambil nilai yang terbaik
sesuai dengan jatuhnya bola
dan pelaksanaannya dilakukan
secara perorangan bergantian
sampai pada urutan orang coba
terakhir.
Nilai / score Hasil yang
digunakan dalam penelitian
diambil nilai yang terbaik
sesuai dengan penempatan
bola yang dinyatakan syah
oleh peneliti.
Adapun peraturan dalam
permainan sepak takraw
adalah sebagai berikut :
a. Lapangan
Permainan sepak takraw
dimainkan dilapangan yang
berukuran 13, 40 meter 6,10 m
yang dibagi oleh garis dan net
(jarring) setinggi 1,55 meter dan
lebar 72 cm, dan lubang jarring
sekitar 4-5 cm. bola yang
dimainkan terbuat Dario fiber
yang anyam dengan lingkaran
antara 41-43 cm.
b. Pemain
Jumlah pemain dalam
lapangan permainan sebanyak
tiga orang setiap regu dan
ditambah 2 orang sebagai pemain
cadangan.
B. METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data Kuantitatif
Adalah data yang dinyatakan dalam
bentuk angka-angka, atau data
kualitatif yang diangkakan dengan
perhitungan statistik, Data
kuantitatif dalam penelitian ini
adalah data hasil tes perbuatan yang
diperoleh dari sampel penelitian.
b. Data Kualitatif
Adalah data yang tidak dapat
diukur dengan angka-angka, tetapi
dapat dikemukakan dengan
penjelasan serta pernyataan. Data
kualitatif dalam penelitian ini
adalah data jumlah murid putra.
2. Sumber Data
a. Data Primer
Adalah data yang diperoleh secara
langsung pada tempat penelitian,
yaitu data lapangan yang dalam hal
ini sumbernya adalah data yang
diperoleh langsung dari sampel
penelitian.
b. Data Sekunder
Adalah data pendukung, yaitu data
yang diperoleh dari berbagai
dokumen atau sumber tertulis
lainnya yang berkaitan dengan
subyek penelitian ini seperti data
jumlah siswa putera kelas VIII
SMP Negeri . Sumber data
sekunder yaitu buku induk siswa
kelas VIII SMP Negeri 7 Donggo
Satu Atap Kabupaten Bima tahun
pelajaran 2012/2013.
Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Dalam buku metode penelitian
dijelaskan bahwa, populasi adalah
keseluruhan subyek yang mempunyai
kualitas serta cirri-ciri tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan.(Sugiyono, 1999).
Sedangkan ahli lain mengatakan
bahwa Populasi adalah seluruh
penduduk yang dimaksud untuk
diselidiki (Hadi, 2002).
Berdasarkan beberapa
pendapat diatas, bahwa yang dimaksud
dengan Populasi adalah keseluruhan
114
objek penelitian (Arikunto, 2006 :
130). Sedangkan ahli lain mengatakan
bahwa Populasi adalah sebagai seluruh
individu yang menjadi subjek
penelitian (Netra, 1979). Berdasarkan
kedua pendapat diatas, bahwa yang
dimaksud dengan Populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian yang
digunakan sebagai sasaran penelitian.
Jadi yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah siswa putra Kelas
VIII SMP Negeri 7 Donggo Satu Atap
Kabupaten Bima yang berjumlah 59
orang siswa. Untuk lebih jelas dapat
dilihat pada tabel 3.1 berikut:
Tabel.3.1. Populasi dan Sampel
Penelitian
No Kelas Populas
i
Sampel/Putr
a
1 VIII A 29 14
2 VIII B 30 16
Jumla
h
59 30
Sumber : Data SMP Negeri 7
Donggo Satu Atap Kabupaten Bima 2013
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari
populasi yang diteliti (Nurul Zuriah,
2006 : 119). Sedangkan menurut ahli
lain mengatakan bahwa sampel
adalah sebagian atau wakil populasi
yang di teliti. (Arikunto, 2006 : 131).
Untuk menyederhanakan
didalam mengolah data, maka dalam
penelitian penulis tidak langsung
meneliti seluruh populasi, melainkan
menggunakan sebagian dari populasi
yaitu “Sampel”.
Sedangkan tehnik
pengambilan sampel yang digunakan
adalah tehnik “Proportional Random
Sampling” Dengan cara undian,
maksudnya adalah pengambilan
anggota sampel yang dilakukan
apabila populasinya terdiri dari sub-
sub populasi yaitu kelas VIIIa, VIIIb,
pada SMPN 7 Donggo Satap
Kabupaten Bima tahun pelajaran
2012/2013
Sedangkan besar kecilnya sub
sampel mengikuti perbandingan sub
populasi, dan individu-individu yang
ditugaskan dalam tiap-tiap sub
populasi diambil secara random
sampling dan sub populasinya.
Kemudian individu yang berhak
menjadi anggota sampel adalah
individu-individu yang namanya
dimenangkan dalam undian masing-
masing kelas.
Selanjutnya untuk menentukan
ukuran yang akan diambil dari
populasi dipergunakan pendapat
yang menyatakan : Untuk sekedar
ancar-ancar maka, apabila jumlah
subyeknya kurang dari 100 orang,
maka sebaiknya di ambil seluruhnya
sehingga penelitian merupakan
penelitian populasi, selanjutnya jika
subyeknya lebih besar dari 100 orang
maka dapat di ambil 10% sampai
dengan 15% atau 20% sampai
dengan 25% atau lebih (Arikunto,
1980 :20).
Sehubungan dengan hal
tersebut di atas, maka yang menjadi
sampel adalah sebanyak 30 orang
Siswa Putra Kelas VIII SMPN 7
Donggo Satap Kabupaten Bima
tahun pelajaran 2012/2013.
Tehnik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian ilmiah,
metode pengumpulan data adalah cara
yang ditempuh oleh peneliti dalam
usaha mempeoleh data yang selengkap-
lengkapnya. Dengan memperoleh data
seorang peneliti dapat mengetahui hal-
hal yang dapat membantu dalam proses
penelitian.
Adapun metode pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Metode Dokumentasi
1. Pengertian metode dokumentasi
Dalam buku Metodologi
Penelitian dijelaskan bahwa:
“Metode dokumentasi adalah suatu
cara untuk memperoleh data dengan
jalan mengumpulkan segala macam
dokumen serta mengadakan
pencatatan yang sistimatis” (Yousda,
1993:77). Sedangkan ahli lain
mengatakan bahwa: “Metode
dokumentasi adalah suatu cara untuk
mencari data atau hal-hal yang
berupa catatan transkrip”(Margono,
115
1997 : 117). Sehubungan dengan
penelitian ini, metode dokumentasi
digunakan sebagai metode bantu
untuk mengetahui data tentang
jumlah dan nama-nama siswa putra
SMP 7 Donggo Satu Atap Kabupaten
Bima Tahun pelajaran 2012/2013.
2. Jenis-jenis metode dokumentasi
Dalam buku Metodologi
Research dijelaskan bahwa: “Jenis-
jenis dokumentasi adalah bisa
berbentuk tulisan-tulisan, karangan-
karangan, bulletin, lembaran, absen,
raport dan sebagainya” (Nazir, 2001 :
52). Dalam penelitian ini, jenis
dokumentasi yang diperlukan adalah
berupa absensi/daftar hadir siswa
siswa putra SMP 7 Donggo Satu
Atap Kabupaten Bima Tahun
pelajaran 2012/2013.
2. Metode Test
1. Pengertian metode test
Dalam buku Evaluasi
Pendidikan dijelaskan bahwa: “Test
adalah alat pengumpulan data yang
berbentuk suruhan-suruhan yang
harus dilaksanakan oleh subyek
penelitian” (Indrakusuma, 1998 :
28). Ahli lain mengatakan bahwa:
“Test adalah suatu cara untuk
mengadakan penilaian terhadap suatu
subyek ataupun obyek-obyek tertentu
untuk mendapatkan data secara cepat
dan tepat” (Arikunto, 1992 : 44).
Dari kedua pendapat
tersebut, maka yang dimaksud
dengan test adalah suatu alat
pengumpulan data yang berbentuk
suruhan-suruhan yang harus
dilaksanakan oleh subyek penelitian
guna mengadakan penilaian untuk
mendapatkan data secara cepat dan
tepat.
2. Jenis-jenis metode test
Dalam buku Proses Belajar
Mengajar dijelaskan bahwa: “Test
dapat dibedakan menjadi tiga macam
yakni: (a) Test lisan; test yang
dilaksanakan secara lisan, (b) Test
perbuatan; test yang berhubungan
dengan kemampuan siswa dalam
melakukan tindakan/perbuatan dan
(c) Test tulisan; test yang dilakukan
secara tertulis baik itemnya maupun
jawabannya” (Azhar, 1993 : 25).
Dalam penelitian ini
menggunakan jenis metode test
perbuatan, untuk mengukur
fleksibilitas tubuh terhadap
kemampuan teknik service yang tepat
pada permainan Sepak Takraw siswa
putra SMP 7 Donggo Satu Atap
Kabupaten Bima Tahun pelajaran
2012/2013.
Tehnik Analisis Data
Analisa data merupakan suatu
cara yang diperoleh dari tes dan
pengumpulan data, setelah terkumpul
kemudian diadakan analisa data untuk
memperoleh kesimpulan hasil penelitian
yang dilaksanakan dalam penelitian ini,
diperlukan metode analisa statistic
dengan perhitungan angka–angka yang
diperoleh berdasarkan hasil tes
kelenturan tubuh dan tes kemampuan
servis bola sepak takraw, yaitu dengan
menggunakan rumus korelasi product
moment sebagai berikut (Arikunto, 2010)
:
Keterangan:
yxr = Koefisien korelasi antara
variabel x dan variabel y
xy = Perkalian antara variabel x
dengan variabel y
x = jumlah nilai dari variabel x
y = Jumlah nilai dari variabel y
N = Jumlah sampel
Adapun yang ditempuh dalam
menganalisa data dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
6. Merumuskan hipotesis (Ho)
7. Menyusun tabel kerja
8. Memasukan data kedalam rumus
9. Menguji nilai product moment
10. Menarik kesimpulan analisis.
Definisi Operasional Variabel
Adapun varibel dalam penelitian ini dapat
didefinisikan sebagai berikut:
a. Fleksibilitas tubuh adalah kelenturan
tubuh seseorang dalam
menyesuaiankan diri pada saat
melakukan servis yang ditandai
dengan tingkat fleksibilitas persendian,
liganen dan tendo disekitar persendian
116
dalam melaksanakan gerak yang
seluas–luasnya pada seluruh tubuh.
b. Kemampuan servis bola suatu hasil
atau ketepatan yang didapat seseorang
dalam melakukan servis bola takraw
sesuai dengan target yang menjadi
tujuan
B. HASIL PENELITIAN
Tabel 4.2. Data Hasil tes Tentang
Fleksibilitas tubuh Dengan Kemampuan
Servis Bola Cabang Sepak Takraw Pada
Siswa Putra kelas VIII SMP Negeri 7
Donggo Satu Atap Kabupaten Bima tahun
pelajaran 2012/2013. No Nama Siswa Fleksibilitas
tubuh (X)
Kemampuan
Servis ( Y)
1 Yohanes Ade
Putra
10 6
2 Saiful 6 6
3 Siprianus
Kota
6 2
4 Robertus 6 9
5 Petrus Andi 9 7
6 Natalius Jimi 9 3
7 Martinus
Govinda
11 5
8 Kristianus
David
11 4
9 Abdul Iron 9,5 11
10 Dominjkus
Dodi
9,5 8
11 Albertus
Dandi
9,5 10
12 Gregorius
Barus
10,5 12
13 Fransiskus 10,5 7
14 Maspri Junior 10,5 9
15 Yohanes
Irwanus
10 6
16 Ahmad
Rdwan
10 8
17 Abubakar
Jamal
10 10
18 Armansyah 10 6
19 Firmansyah 10 11
20 Muhtar 11 12
21 Ilham Jamil 11 9
22 Samsudin 9 7
23 Yakub 9 8 24 Haeruddin 9 10
25 Kasman 6 6
26 Irwan Husen 6 9
27 Idris 6 6
28 Dahlan 10 10
29 Burhan 6 2
30 Faisal 6 2
Sumber : Data Primer diolah
Dari tabel 4.2 di atas dapat
lihat tentang hipotesis Korelasi
yang signifikan antara fleksibilitas
tubuh yang menjadi Variabel (X) dan
kemampuan teknik service yang
tepat Variabel (Y) pada permainan
sepak takraw siswa putra kelas
VIII SMPN 7 Donggo Satap
Kabupaten Bima tahun pelajaran
2012/2013 dapat dilhat pada tabel
4.3 dibawah ini. Tabel 4.3. Tabel Kerja Koefisien Korelasi
Antara Variabel Kelenturan
Tubuh (X) Dengan Kemampuan Servis
Bola Sepak Takraw (Y) Pada Siswa Putra
kelas VIII SMP Negeri 7 Donggo Satu
Atap Kabupaten Bima tahun pelajaran
2012/2013.
N
o
Fleksibili
tas tubuh
(X)
Kemampu
an Servis
( Y)
X2 Y2 XY
1 10 6 100 36 60
2 6 6 36 36 36
3 6 2 36 4 12
4 6 9 36 81 54
5 9 7 81 49 63
6 9 3 81 9 27
7 11 5 121 25 55
8 11 4 121 16 44
9 9,5 11 90,2
5
121 104,
5
10 9,5 8 90,2
5
64 76
11 9,5 10 90,2
5
100 95
12 10,5 12 110,
25
144 126
13 10,5 7 110,
25
49 73,5
14 10,5 9 110,
25
81 94,5
15 10 6 100 36 60
16 10 8 100 64 80
17 10 10 100 100 100
18 10 6 100 36 60
19 10 11 100 121 110
20 11 12 121 144 132
21 11 9 121 81 99
22 9 7 81 49 63
23 9 8 81 64 72
24 9 10 81 100 90
25 6 6 36 36 36
26 6 9 36 81 54
27 6 6 36 36 36
28 10 10 100 100 100
29 6 2 36 4 12
30 6 2 36 4 12
267 221 2478
,5
187
1
2036
,5
Sumber : Data Primer diolah
c. Memasukan kedalam Rumus
Langkah-langkah perhitungan data
pada tabel diatas adalah sebagai berikut:
7. Menjumlahkan subyek
penelitian/sampel penelitian
(kolom1), diperoleh N=30
8. Menjumlahkan skor X (kolom 2),
diperoleh X = 267
9. Menjumlahkan skor Y (kolom 3),
diperoleh Y = 221
117
10. Menjumlahkan kuadrat skor X
(kolom 5), diperoleh X2 = 2478,5
11. Menjumlahkan kuadrat skor Y
(kolom 6), diperoleh Y2 = 1871
12. Menjumlahkan hasil perkalian skor x
dengan skor Y (kolom 4), diperoleh
2036,5.
Adapun rumus yang digunakan untuk
menguji hipotesis dalam penelitian ini
adalah rumus Product Moment angka
kasar seperti yang disajikan berikut:
Setelah melakukan analisa terhadap
data mentah hasil penelitian untuk mencari
koefisien nilai tiap variabel, maka tahap
selanjutnya adalah memasukan koefisien
nilai tiap variabel tersebut kedalam rumus
dalam rangka pembuatan hipotesis yang telah
diajukan pada bab sebelumnya.
Adapun rumus yang digunakan untuk
menguji hipotesi dalam penelitian ini adalah
rumus korelasi produc moment angka kasar
seperti yang disajikan berikut:
Keterangan
N atau = 30 X2 = 2478,5
X = 267 Y2 = 1871
Y = 221 XY = 2036,5
Setelah hasil dan tiap - tiap variabel
didapat kemudian dimasukkan ke dalam
rumus untuk mencari korelasi produk
moment menurut sugiyona, 2009 sebagai
berikut:
})(.()(.{(
)(
2222 yyNxxN
yxxyNyxr
22 221)1871.30(.267)5,2478.30(
221.267)5,2036.30(
yxr
)4884156130(.)7128974355(
5900761095
7289.3066
2088
22348274
2088
37,4727
2088
442,0
Dari hasil dengan menggunakan
rumus rxy, diperoleh nilai rxy hitung
besar 0,442 sedangkan besarnya r tabel
dengan taraf signifikan 5% dengan N
sebesar 30 menunjukkan angka 0,442
dengan demikian nilai rxy. Jadi hipotesi
nihilnya ditolak dan hipotesis
alternatifnya diterima bahwa Korelasi
yang signifikan antara fleksibilitas tubuh
terhadap kemampuan teknik service
yang tepat pada permainan sepak takraw
siswa putra kelas VIII SMPN 7 Donggo
Satap Kabupaten Bima tahun pelajaran
2012/2013.
d. Pengujian Hipotesis/Analisa
Signifikan
Dalam penelitian ini data
yang digunakan adalah data yang
menggunakan statistic. Adapun
rumusan hipotesis alternative (Ha)
yang diajukan adalah: “Diduga ada
Korelasi yang signifikan antara
fleksibilitas tubuh terhadap
kemampuan teknik service yang tepat
pada permainan sepak takraw siswa
putra kelas VIII SMPN 7 Donggo
Satap Kabupaten Bima tahun
pelajaran 2012/2013”.
Teknik pengujian hipotesis
yang digunakan adalah analisis
statistik korelasi Product Moment
untuk mengetahui Korelasi yang
signifikan antara fleksibilitas tubuh
terhadap kemampuan teknik service
yang tepat pada permainan sepak
takraw siswa putra kelas VIII SMPN
7 Donggo Satap Kabupaten Bima
tahun pelajaran 2012/2013, maka
digunakan uji t dengan rumus
sebagai berikut.
21
2
r
nrt
2442,01
230442,0
t
0,746
5,291 x 0,442t
118
0,746
2.338t
134,3t
Dari analisis statistik diperoleh t
hitung = 3,134 dan dibandingkan dengan
harga r tabel dengan (N = 30 – 2 = 28)
dengan taraf kepercayaan 0.05% adalah
1,701.
Berdasarkan perhitungan tersebut,
ternyata r hitung lebih besar dari t tabel
(3,134 > 1,701), dengan demikian Ho ditolak
dan Ha diterima. Jadi kesimpulannya adalah
hipotesis Ha menyatakan bahwa ada Korelasi
yang signifikan antara fleksibilitas tubuh
terhadap kemampuan teknik service yang
tepat pada permainan sepak takraw siswa
putra kelas VIII SMPN 7 Donggo Satap
Kabupaten Bima tahun pelajaran 2012/2013
diterima.
Dengan hasil analisis data yang
signifikan, maka dengan dasar ini Hipotesis
ini (H0) di tolak dan Hipotesis Alternatif (Ha)
di terima.
Berdasarkan uraian di atas peneliti
berkesimpulan bahwa “ada Korelasi yang
signifikan antara fleksibilitas tubuh terhadap
kemampuan teknik service yang tepat pada
permainan sepak takraw siswa putra kelas
VIII SMPN 7 Donggo Satap Kabupaten
Bima tahun pelajaran 2012/2013”.
C. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil
analisis data yang dilakukan maka dapat
dijelaskan bahwa ada Korelasi yang
signifikan antara fleksibilitas tubuh terhadap
kemampuan teknik service yang tepat pada
permainan sepak takraw siswa putra kelas
VIII SMPN 7 Donggo Satap Kabupaten
Bima tahun pelajaran 2012/2013.
Dalam analisa data, dapat diketahui
ada Korelasi yang signifikan antara
fleksibilitas tubuh terhadap kemampuan
teknik service yang tepat pada permainan
sepak takraw siswa putra kelas VIII SMPN 7
Donggo Satap Kabupaten Bima tahun
pelajaran 2012/2013. Hubungan ini
dibuktikan dari hasil perhitungan t-hitung
product moment lebih besar dari nilai t-tabel
yaitu (3,134 > 1,701), pada taraf signifikan
5%. Sehingga ditarik suatu kesimpulan
bahwa ada Korelasi yang signifikan antara
fleksibilitas tubuh terhadap kemampuan
teknik service yang tepat pada permainan
sepak takraw siswa putra kelas VIII SMPN 7
Donggo Satap Kabupaten Bima tahun
pelajaran 2012/2013. Sehingga Hipotesis
yang berbunyi “Diduga ada Korelasi yang
signifikan antara fleksibilitas tubuh terhadap
kemampuan teknik service yang tepat pada
permainan sepak takraw siswa putra kelas
VIII SMPN 7 Donggo Satap Kabupaten
Bima tahun pelajaran 2012/2013, terbukti
diterima”.
D. PENUTUP
Berdasarkan dari hasil pengumpulan
data yang kemudian diolah secara statistik
dengan menggunakan jasa komputer, maka
kesimpulan yang dapat diambil dari
penelitian ada Korelasi yang signifikan
antara fleksibilitas tubuh terhadap
kemampuan teknik service yang tepat pada
permainan sepak takraw siswa putra kelas
VIII SMPN 7 Donggo Satap Kabupaten
Bima tahun pelajaran 2012/2013.
Dari analisis statistik diperoleh t
hitung = 3,134 dan dibandingkan dengan
harga r tabel dengan (N = 30 – 2 = 28)
dengan taraf kepercayaan 0.05% adalah
1,701.
Berdasarkan perhitungan tersebut,
ternyata r hitung lebih besar dari t tabel
(3,134 > 1,701), dengan demikian Ho ditolak
dan Ha diterima. Jadi kesimpulannya adalah
hipotesis Ha menyatakan bahwa ada Korelasi
yang signifikan antara fleksibilitas tubuh
terhadap kemampuan teknik service yang
tepat pada permainan sepak takraw siswa
putra kelas VIII SMPN 7 Donggo Satap
Kabupaten Bima tahun pelajaran 2012/2013
diterima.
Dengan hasil analisis data yang
signifikan, maka dengan dasar ini Hipotesis
ini (H0) di tolak dan Hipotesis Alternatif (Ha)
di terima.
Berdasarkan uraian di atas peneliti
berkesimpulan bahwa “ada Korelasi yang
signifikan antara fleksibilitas tubuh terhadap
kemampuan teknik service yang tepat pada
permainan sepak takraw siswa putra kelas
VIII SMPN 7 Donggo Satap Kabupaten
Bima tahun pelajaran 2012/2013”.
DAFTAR PUSTAKA
119
Amiruddin, U, 1993, Teori dan Praktek
Sepaktakraw. Jakarta, Kantor
Menpora.
Bahar Asril, 1997, Teknik Dasar dan Teknik
Khusus. Padang, FPOK IKIP
Padang.
Depdikbud, Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah, 1998, Buku
Pedoman Pemandu Bakat Olahraga.
Jakarta.
GBHN, 1993, TAP - TAP MPR
NO.II/MPR/1993 Pidato
Pertanggung jawaban
Presiden/Mandataris. Jakarta,
Dirjen Dikti.
Handoko, (Saduran dan Jarver), 1982,
Belajar dan Berlatih Atletik,
Bandung. Penerbit Pioner.
Hadi, Sutrisno, 1984, Statistik 2. Yogyakarta,
Fakultas Psikologi Universitas
Gadjah Mada.
Jonath, U./Haag., E/ Krempel., R., Atletik I,
Teknik, Taktik dan Latihan.
Jakarta, Penerbit PT. Rosda Jaya
Putra.
Moktar, 1995, Sejarah dan Perkernbangan
Sepaktakraw. Kanwil Depdikbud
Prop. Jatim.
Majalah Sepaktakraw, 1997, Jakarta,
PERSETASI (Persatuan
Sepaktakraw Seluruh Indonesia)
Noer A. Hamidsyah, Dkk, 1993, Kepelatihan
Dasar. Jakarta, Depdikbud.
Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi, 1996,
Ketahuilan Tingkat Kesegaran
Jasniani Anda. Jakarta, Depdikbud.
Sajoto, M, 1998, Peningkatan Dan
Pernbinaan Kekuatan Kondisi Fisik
Dalam Olahraga. Semarang, Dahara
Prize.
PENGARUH LATIHAN SQUAT JUMPTERHADAP TINGGI LOMPATAN
SMASHDALAM PERMAINAN BOLA VOLLY PADA SISWA PUTRA
KELAS VIII SMP NEGERI 14 KOTA BIMA TAHUN PELAJARAN
2013/2014
Drs. JASMAN M. TAHIR&AMIRUDDIN
ABSTRAK
Kata- kata kunci : Latihan Squat Jump, Tinggi Lompatan Smash.
Permasalahan yang di angkat dalam penelitian ini apakah ada pengaruh
latihan squat jump terhadap tinggi lompatan smash dalam permainan bola volley
sehingga dapat diketahui ada tidaknya pengaruh dari latihan squat jump terhadap
tinggi lompatan smash dalam permainan bola volley.
Rencana penelitian ini berlokasi di SMP Negeri 14 Kota Bima. Adapun
jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen karena dalam
penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya akibat setelah subjek atau siswa
dikenai perlakuan yaitu melakukan latihan squat jump dan tes tinggi lompatan
smash dalam permainan bola volley. Sumber data yang digunakan yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang berkaitan dengan latihan
squat jumpdan tes tinggi lompatan smash dalam permainan bola volly, yang
sumbernya subjek atau siswa, Sedangkan data sekunder yaitu data untuk
memperoleh tentang populasi, sumbernya adalah daftar atau buku absensi siswa.
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan metode dokumenter untuk
mencatat nama-nama siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Kota Bima sebagai
metode penunjang, sedangkan metode test perbuatan sebagai metode pokok
digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur dan mengetahui hasil yang baik
antara latihan squat jumpdan tes tinggi lompatan smash dalam permainan bola
volly.
Metode analisis data dengan menggunakan rumus regresi linear
sederhana dan product moment, hasil analisis data dengan menggunakan rumus
tersebut diperoleh nilai r-hitung lebih besar daripada r-tabel pada taraf signifikasi
5% yakni 0,575 > 0,444 yang berarti signifikan dan diketahui pula persamaan
regresinya Y=3,987 + 0271 X. Berarti hipotesis nihil (Ho) ditolak, dan hipotesis
alternative (Ha) diterima yang berbunyi “ ada pengaruh latihan squat jump
terhadap tinggi lompatan smash dalam permainan bola volley pada siswa putra
kelas VIII SMP Negeri 14 Kota Bima Tahun Pelajaran 2013/2014.
A. PENDAHULUAN
Untuk peningkatan
kemampuan dan keterampilan
jasmani atau prestasi pada setiap
cabang olahraga, diperlukan
pembinaan yang berkelanjutan,
sistematis dan kesinambungan serta
didukung dengan sarana dan
prasarana yang memadai. Akan
tetapidaerah belum tersedia sarana
dan prasarana yang memadai
sehingga dituntut pemikiran yang
kreatif, untuk menciptakan dan
mengembangkan bentuk-bentuk
latihan yang sederhana tapi
bermanfaat bagi komponen yang
dilatihkan.
Permainan bola volly adalah
olahraga beregu yang dimainkan oleh
dua regu yang masing-masing regu
terdiri dari 6 orang pemain di
lapangan permainan yang berukuran
18 m x 9 m.Lapangan dibagi dua
bagian yang sama oleh sebuah garis
tengah yang di atasnya dibentangkan
net dengan ukuran tertentu (Suharno
HP, 1983 : 1).Permainan bola volly
sangat digemari oleh masyarakat
terbukti bahwa di sekolah-sekolah, di
kantor-kantor, di kampung-kampung
permainan ini dimainkan.
Kita ketahui bahwa permainan
bola volly merupakan cabang
olahraga permainan yang selalu
dipertandingkan dalam setiap
kejuaraan baik di daerah, nasional
maupun internasional, tetapi sampai
saat ini atlit kita khususnya dalam
permainan bola volly belum
menunjukkan hasil yang
memuaskan.Yang patut menjadi
permasalahan yaitu : mengapa kita
belum berprestasi yang maksimal
padahal kita memiliki bibit-bibit
yang potensial terutama pada cabang
olahraga bola volly.
Menurut pendapat penyusun
bahwa kemampuan
melakukansmashdengan tepat adalah
hal yang harus mendapatkan
perhatian bagi setiap atlit terutama
dalam upaya membina dan
menumbuhkan atlit-atlit yang
berbakat dalam cabang olahraga bola
volly, maka perlu untuk diadakan
penelitian guna memproleh data yang
akurat tentang pengaruh latihan squat
jump terhadap tinggi lompatan
smashdalampermainan bola volly
pada siswa kelas VIII SMP Negeri
14 Kota Bima Tahun Pelajaran 2013
/ 2014.
KAJIAN TEORI
1. Definisi Permainan Bola volly
Permainan bola volly
menggunakan peraturan yang
dihasilkan dari perkembangan
permainan itu sendiri. dimulai
sebelum terbentuknya FIVB sampai
berdiri FIVB. dalam proses
perkembangan tersebut pasti
mempunyai prinsip-prinsip yang
tidak boleh ditinggalkan agar tujuan
bersama dapat tercapai.
Adapun prinsip-prinsip yang
perlu dipahami dalam perkembangan
bola volly adalah sebagai berikut:
1. Memukul bola diudara melewati
jaring net agar jauh dilapangan
lawan untuk mencari kemenangan
(Suharno, 1985).
2. Memukul bola dan memantulkan
bola diudara dengan
mempergunakan seluruh bagian
anggota tubuh serta bersih
pemantulannya (PP.PBVSI,2005).
3. Satu regu 6 orang paling banyak
melakukan permainan atau
memainkan bola dilapangan
sendiri 3 kali, dengan ketentuan
setiap pemain tidak boleh
memainkan bola diudara 2 kali
berturut-turut (Suharno, 1985)
4. Sajian bola pertama (Servis) harus
dlakukan didaerah belakang batas
panjang lapangan bola volly
(Syarifuddin, 1979)
5. Untuk mencari kemenangan
dalam suatu set setiap regu
berusaha paling dulu mencapai
nilai 25, bila terjadi deuce, harus
mencari selisih dua setelah terjadi
24 sama yaitu 24-26, 25-27 dan
seterusnya, kecuali pada set
kelima apabila terjadi
perpanjangan permainan misalnya
dengan stand 2-2, maka pada set
kelima setiap regu berusaha
mencari poin 15 paling dulu
sehingga regu tersebut dinyatakan
memenangkan pertandingan. bila
terjadi nilai sama atau deuce yaitu
14-16, 15-17 dan seterusnya
(PP.PBVSI, 2005)
6. Mengingat pemain berjumlah 6
orang jelaslah bahwa prinsip kerja
sama antar pemain mutlak
diperlukan (Suharno, 1985)
7. Bermain bola volly harus
mendatangkan kesenangan bagi
tiap-tiap individu (PP.PBVSI,
2005)
2. Sejarah Permainan Bola volly
Permainan bola volly
diciptakan oleh William B Morgan
pada tahun 1895 di Holyoke
(Amerika bagian timur).William B
Morgan adalah seorang pembina
pendidikan jasmani pada Young Men
Christian Association (YMCA).
Permainanbola volly di
Amerika sangat cepat
perkembangannya, sehingga tahun
1933 YMCA mengadakan kejuaraan
bola volly nasional.
Kemudian permainan bola
volly ini menyebar ke seluruh
dunia.Pada tahun 1974 pertama kali
permainan bola volly
dipertandingkan di Polandia dengan
peserta yang cukup banyak. Maka
pada tahun 1948 didirikan Federasi
Bola volly Internasional atau
International Volly Ball Federation
(IVBF) yang waktu itu
beranggotakan 15 negara dan
berkedudukan di Paris.
Permainan bola volly sangat
cepat perkembangannya, antara lain
disebabkan oleh :
1. Permainan bola volly tidak
memerlukan lapangan yang luas.
2. Mudah dimainkan.
3. Alat-alat yang digunakan untuk
bermain sangat sederhana.
4. Permainan ini sangat
menyenangkan.
5. Kemungkinan terjadinya
kecelakaan sangat kecil.
6. Dapat dimainkan di alam bebas
maupun di ruang tertutup.
7. Dapat dimainkan oleh banyak
orang.
Permainan bola volly masuk ke
Indonesia pada waktu penjajahan
Belanda (sesudah tahun
1928).Perkembangan permainan bola
volly di Indonesia sangat cepat.Hal
ini terbukti pada Pekan Olahraga
Nasional (PON) ke 2 tahun 1952 di
Jakarta.Sampai sekarang permainan
bola volly termasuk salah satu
cabang olahraga yang resmi
dipertandingkan.
Pada tahun 1955 tepatnya
tanggal 22 Januari didirikan
Organisasi Bola volly Seluruh
Indonesia (PBSI) dengan ketuanya
W.J. Latumeten. Setelah adanya
induk organisasi bola volly ini, maka
pada tanggal 28 sampai 30 mei 1955
diadakan kongres dan kejuaraan
nasional yang pertama di Jakarta.
Dengan melihat perkembangan
permainan bola volly yang begitu
pesat sangatlah tepat bila pemerintah
memilih permainan bola volly
sebagai olahraga pendidikan di
sekolah-sekolah.Hanya pada
umumnya permainan bola volly
sedikit mengalami kesulitan di dalam
memperkenalkan pada anak-anak
didik. Kesulitan ini terletak pada
gerak dasar permainan bola volly
3. Tehnik Dasar Permainan Bola
volly
1. Pengertian Teknik
Teknik adalah suatu proses
melahirkan keaktifan jasmani dan
pembuktian suatu praktek dengan
sebaik mungkin untuk
menyelesaikan tugas yang pasti
dalam cabang olahraga
(khususnya cabang permainan
bola volly).
Teknik dikatakan baik
apabila dari segi anatomis atau
fisiologis mekanik dan mental
terpenuhi secara benar
persyaratannya. Apabila
diterapkan pencapaian prestasi
maksimal untuk menganalisa
gerakan teknik, umumnya para
guru atau pelatih akan dapat
menentukan, mengoreksi dan
memperbaiki (Suharno HP, 1983 :
3).
2. Kegunaan Teknik Pada Cabang
Olahragabola volly adalah :
a. Efisien dan Efektif untuk
mencapai prestasi maksimal.
b. Untuk mencegah dan mengurangi
terjadinya cedera.
c. Untuk menambah macam-macam
teknik atlit pada saat
pertandingan. (Suharno HP, 1982
: 30).
d. Atlit akan lebih mantap dan
optimis dalam memasuki arena
pertandingan (Suharno HP, 1982 :
30).
Dalam permainan bola volly kita
harus menguasai dua masalah
yang sangat penting yaitu : teknik
penguasaan bola dan teknik
permainan (Engkos Kosasih, 1984
: 109).
3. Teknik Penguasaan Bola
Untuk dapat menguasai bola secara
maksimal dan sempurna seorang
pemainsetidaknya harus memiliki
kemampuan-kemampuan seperti
mampu melakukan passing atas
secara baik dan benar dari teknik
dasar ini tidak diabaikan dan
harus dilatih dengan baik,
seseorang harus mengerti dan
benar-benar dapat menguasai
teknik penguasaan bola dengan
baik dan terus menerus, (Dleter
Beullteshtahl, 1986 : 9).
Dengan menguasai teknik
penguasaan bola dan latihan yang
continue diharapkan nantinya
siswa dan siswi dapat bermain
bola volly secara baik dan benar.
4. Passing Bawah
Passing bawah
biasanya dipergunakan oleh
para pemain jika bola
datangnya rendah, baik untuk
dioperkan kepada teman
seregunya maupun untuk
dikembalikan ke lapangan
lawan melewati atas jaring atau
net.
5. Passing Atas
Passing ataspassing
tangan atas adalah cara
pengambilan bola atau
mengoper dari atas kepala
dengan jari-jari tangan. Bola
yang datang dari atas diambil
dengan jari-jari tangan di atas,
agak di depan kepal (Aip
Syarifuddin, 1997 ; 69).
Gerakan passing
bawah dan passing atas yang
menunjukkan bahwa
digunakan passing bawah pada
saat bola yang datangnya
rendah atau berada di depan
dada, sedangkan passing atas
digunakan apabila bola
datangnya di atas atau
melambung.
6. Servis Bawah
Servis bawah adalah
cara melakukan pukulan
permukaan dari petak Servis
dengan memukul bola dengan
tangan dari bawah sebagai
usaha menghidupkan bila
dalam permainan (Aip
Syarifuddin, 1997 ; 70).
Servis bawah
merupakan Servis yang
dilakukan dengan tangan
bawah, siku diluruskan dan
ayunan tangan dari belakang ke
depan melalui samping badan,
salah satu tangan memegang
bola dan bola tersebut
dilambungkan baru dipukul.
Servis ini sangat populer dan
sering dilakukan oleh pemain
pemula.
7. Servis Atas
Servis atas adalah
cara melakukan pukulan
permulaan dari bawah Servis
dengan memukul bola dari atas
kepala sebagai usaha
menghidupkan bola ke dalam
permainan (Aip Syarifuddin,
1997 ; 53).
Servis atas banyak
variasinya, bola dapat
dilambungkan dengan satu
tangan atau dua tangan.Tinggi
lambungan bola tergantung
dari maksud pukulan dan
kesenangan pribadi
pemain.Namun pada
prinsipnya harus diusahakan
agar bola dilambungkan
sedemikian rupa tingginya,
sehingga seluruh rangkaian
gerakan memukul menjadi satu
gerakan yang tidak terputus-
putus.
8. Servis Samping
Servis samping
adalah melakukan pukulan
permulaan dari daerah Servis
dengan sikap berdiri
menyamping dan berat badan
berada di kaki kanan (bagi
yang tidak kidal), telapak
tangan menghadap ke atas
(Mariyanto, 1995 : 119).
Adapun pelaksanaan Servis
samping adalah Servis berdiri
menyamping dengan tubuh
bagian kiri lebih dekat dengan
jaring (bagi yang tidak kidal)
kedua tangan bersama-sama
memegang bola. Pada saat bola
akan dilambungkan, maka
badan diliukkan ke belakang
dan lutut ditekuk. Kedua
tangan dijulurkan ke samping
kanan, begitu bola lepas dari
tangan, maka tangan ditarik
kesamping kanan bawah, berat
badan berada di kaki kanan,
telapak tangan menghadap
keatas, pukulan tangan pada
bola dibantu dengan liukan
badan, lecutan lengan dan
gerakan pergelangan tangan
sehingga bola setelah dipukul
melambung dengan keras dan
topspin.
9. Servis Lompat
Servis lompat adalah
cara melakukan pukulan
permulaan di daerah Servis
dengan melompat setelah bola
dilambungkan dengan satu
tangan atau dua tangan (Aip
Syarifuddin, 1997 ; 59). Servis
lompat dilakukan dengan bola
dilambungkan dengan satu atau
dua tangan. Begitu bola
dilambungkan diikuti dengan
melompat dan diusahakan bola
berada di atas depan kepala.
Bila bola telah berada di atas
depan kepala maka segeralah
tangan kanan dipukulkan pada
bola secepatnya.
10. Smash (Spike)
Smash atau spike
adalah gerakan memukul bola
yang dilakukan dengan kuat
dan keras serta jalannya bola
cepat, tajam dan menukik serta
sulit diterima lawan apabila
pukulan itu dilakukan dengan
cepat dan tepat (Aip
Syarifuddin, 1997 ; 58). Pada
tekniksmashinilah letak
seninya permainan bola volly,
apabila pemain hendak
memenangkan pertandingan
maka mau tidak mau mereka
harus menguasai teknik smash.
Pemain yang pandai
melakukansmashatau dengan
istilah smasher harus memiliki
kelincahan, daya ledak, timing
yang tepat dan mempunyai
kemampuan memukul bola
yang sempurna.
11. Membendung
Membendung
(Blocking) adalah bentuk
gerakan seseorang atau
beberapa orang pemain yang
berada didekat net atau pemain
depan (Aip Syarifuddin, 1997 ;
58). Tujuan untuk menutupi
atau membendung datangnya
bola dari lapangan lawan,
caranya dengan menjulurkan
kedua tangan ke atas dengan
ketinggian yang kanan lebih
tinggi dari tepian atau bibir net.
Selama melakukan
blocking perhatian harus terus
menerus kepada bola, posisi
smasher terhadap bola dan
pandangan mata dari pada
smasher.Untuk menyesuaikan
terhadap arah datangnya
smash, maka perlu
mengadakan langkah atau step
ke samping kiri atau ke kanan
dengan maksud agar setiap saat
dapat melompat ke atas untuk
melakukan blocking.
4. Squat Jump a. Pengertian Squat Jump
Squat jump adalah
gerakan eksplosif yaitusalah
satu bentuk latihan playmetrics
yang gunanya untuk
meningkatkan daya ledak otot
tungkai.
b. Tehnik melakukan Squat Jump
Berjongkoklah
hingga posisi squat, tekan
ujung kaki Anda dan dorong
tubuh Anda ke udara setinggi
yang Anda bisa. Saat Anda
turun, segera tekuk lutut Anda,
turun kembali ke posisi squat
dan melompat lagi. Lakukan
squat jump hanya pada
permukaan yang kering.Untuk
membuat betis Anda bekerja
lebih, fokuslah pada
mengangkat ujung kaki anda
setinggi yanganda bisa sebelum
anda mulaimelompat.
Gambar 2.1 Gerakan Squat Jump
5. Pengertian Smash
Penguasaan tehnik
dalam permainan bola volly perlu
ditunjang adanya kondisi fisik
yang memadai dari setiaap
pemain atau atlit. Dukungan fisik
tersebut dapat berupa kekuatan,
kecepatan, kelentukan dan
koordinasi yang baik.Begitu juga
dengan tehniksmashyang
merupakan pukulan utama dalam
menyerang dalam usaha suatu
regu mencapai
kemenangan.karenasmashmerupa
kan senjata untuk mengumpulkan
angka yaang dalam
pelaksanaannya dilakukan dengan
keras.smashadalah suatu pukulan
keras, lurus, tajam dan menukik
seperti kita
memaku.(Suharno,1982:55).
1. Kemampuan smash
Dalam permainan
bola volly pelaksanaan
kegiatan memukul merupakan
gabungan dari tehnik yang
ditunjang oleh kondisi fisik
secara khusus seperti kekuatan
kaki dan kekuatan lengan agar
pemain mampumelompat
setinggih mungkin dan
memukul bola diatas net.
Terkait dengan itu Suharni
(1982:67) berpendapat
bahwasmashmerupakan dasar
pukulan yang digunakan diatas
net, dimana serangan ini sangat
menentukan dalam
pengumpulan nilai untuk
mencapai kemenangan suatu
regu. Bentuk penyerangan ini
dalam pelaksanaannya harus
lompat setinggi-tingginya
kemudian memukul bola yang
berada lebih tinggi dari net
dengan sekuat tenaga ke daerah
lawan.
2. Tehnik melakukan smash
Kalau kita melihat dua
regu yang sedang bertanding
bola voli, maka masing-masing
regu menginginkan
kemenangan dengan berbagai
cara. Salahsatu cara yang
sering digunakan adalah
pukulan-pukulan keras yang
dilancarkan pada lawan,
pukulan-pukulan keras ini
merupakan bagian permainan
yang menarik dan menonjol,
dimana seorang pemain harus
melompat setinggi mungkin
untuk memukul bola yang
sedang bergerak.
Gambar 2.2 Tehnik Melakukan
Smash
a. Teknik Dasar Smash
Teknik
dasarsmashsangat penting
untuk dipelajari oleh setiap
pemain bola volly, terutama
bagi pemula. Berikut ini
teknik-teknik dasar dalam
melakukansmash:
1. Fase awal : Berdiri
rileks dengan awalan 2 meter
sampai 4 meter, awalan sangat
penting karena bukan saja
mempertinggi loncatan, tetapi
juga agar permainan memiliki
tempat tolakan dalam mendekati
bola yang akan dipukul.
2. Fase utama : Langkah
kaki mulai dari perlahan hingga
cepat, langkah yang berahir
merupakan suatu lompatan kecil
kaki. Tolakan kedua kaki atas
bersamaan dengan itu pinggang
diluruskan dan dada dibusungkan
kedepan. Sebelum memukul,
badan agak diputar sedikit dan
agak miring kebagian tangan yang
dpakai untuk memukul.
3. Fase terakhir : Mendarat
kembali dengan kedua kaki
menyentuh lantai serta kedua lutut
ditekuk atau digerakkan mengeper
dan siap memainkan kembali.
6. Prasarana Dan Sarana
Permainan Bola volly
1. Lapangan dan Ukurannya
Lapangan permainan
bola volly berbentuk persegi
panjang dengan ukuran
panjang 18 m dan lebar 9 m,
semua garis batas lapangan,
garis tengah, garis daerah
serang adalah 3 m (daerah
depan). Garis batas itu diberi
tanda batas dengan
menggunakan tali, kayu,
cat/kapur, kertas yang lebarnya
tidak lebih dari 5 cm. lapangan
permainan bola volly terbagi
menjadi dua bagian sama besar
yang masing-masing luasnya 9
x 9 meter. Di tengah lapangan
dibatasi garis tengah yang
membagi lapangan menjadi
dua bagian sama besar.
Gambar 2.3 lapangan Permainan
Bola volly.
2. Daerah Servis
Daerah Servis adalah
daerah selebar 9 meter di
belakang setiap garis akhir.
Daerah ini dibatasi oleh dua
garis pendek sepanjang 15
cm yang dibuat 20 cm di
belakang garis akhir, sebagai
kepanjangan dari garis
samping. Kedua garis
pendek tersebut sudah
termasuk di dalam batas
daerah Servis, perpanjangan
daerah Servis adalah ke
belakang sampai batas akhir
daerah bebas.
3. Jaring (Net)
Jaring untuk
permainan bola volly
berukuran tidak lebih dari
9,50 meter dan lebar tidak
lebih dari 1,00 meter dengan
petak-peta atau mata jaring
berukuran 10 x 10 cm, tinggi
jaring untuk putra 2,43 meter
dan untuk putri 224 meter,
tepian atas terdapat pita putih
selebar 5 cm.
4. Antene atau Rod
Didalam
pertandingan permainan bola
volly yang sifatnya nasional
maupun internasional, di atas
batas samping jaring
dipasang tongkat atau rod
yang menonjol ke atas
setinggi 80 cm dari tepi
jaring atau bibir net.Tongkat
itu terbuat dari bahan
fiberglass dengan ukuran
panjang 180 cm dengan
diberi warna kontras.
5. Bola
Bola harus bulat
terbuat dari kulit yang lentur
atau terbuat dari kulit sintesis
yang bagian dalamnya dari
karet atau bahan yang
sejenis.Warna bola harus
satu warna atau kombinasi
dari beberapa warna.Bahan
kulit sintesis dan kombinasi
warna pada bola
dipergunakan pada
pertandingan resmi
internasional harus sesuai
dengan standar FIVB.
Keliling bola 64 – 67
cm dan beratnya 260 – 280
gram, tekanan di dalam bola
harus 0, 39 – 0, 325 kg/cm2(
4,26 – 4,61 Psi ) ( 294,3 –
318,82 mbar/hpa ).
6. Pemain
Jumlah pemain dalam
lapangan permainan
sebanyak 6 orang setiap regu
dan ditambah 5 orang
sebagai pemain cadangan
dan satu orang pemain
libero. Satu tim maksimal
terdiri dari 12 pemain, satu
coach, satu asisten coach,
satu trainer, dan satu dokter
medis, kecuali libero, satu
dari para pemain adalah
kapten tim, dia harus diberi
tanda dalamscore sheet.
Hanya pemain
terdaftar dalam score sheet
dapat memasuki lapangan
dan bermain dalam
pertandingan. Pada saat
coach dan kapten tim
menandatangani scoresheet
pemain yang terdaftar tidak
dapat diganti.
B. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dapat dibedakan atas
beberapa jenis, tergantung dari sudut
pandangnya. Menurut para ahli
penelitian yang berdasarkan
timbulnya variabel ada beberapa
macam yaitu penelitian eksperimen
dan penelitian non eksperimen
(Arikunto, 2006 : 82). Penelitian
eksperimen adalah penelitian yang
melihat adanya akibat setelah subjek
dikenai perlakuan pada variabel
bebasnya. (Subana, Sudrajat, 2001 :
39). Sedangkan penelitian non
eksperimen adalah penelitian yang
tidak melalui pemanipulasian
variabel atau tidak menunjuk subjek
untuk melakukan suatu perlakuan. (
Ardhana, 1987 : 131 ).
Berdasarkan pendapat diatas
penelitian yang digunakan adalah
penelitian eksperimen karena peneliti
ingin melakukan dan melihat
langsung apakah ada pengaruh dari
latihan squat jump terhadap tinggi
lompatan smashpada siswa kelas
VIII SMP Negeri 14 Kota
BimaTahun Pelajaran 2013/2014.
Sumber data adalah subjek dari
penelitian yang dimaksud. (Subana,
Sudrajat, 2001 : 115), sedangkan
pendapat lain mengatakan sumber
data subjek dari mana data dapat
diperoleh (Usman, 2008 : 252). Data
yang diperlukan untuk menguji
hipotesis, adakalanya diperoleh
secara langsung dari sumbernya (data
primer), adakalanya diperoleh secara
tidak langsung dari sumbernya (data
sekunder), sehingga baik data primer
maupun data sekunder sangat
diperlukan dalam penelitian.
(Ali,1987 : 81).
Sehubungan dengan penelitian
ini dan didasarkan pendapat ahli
diatas sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sumber
data primer dan data sekunder.
a. Data primer adalah data
yang diperoleh secara
langsung dari siswa yaitu
melakukan tes latihan
squat jumpkemudian
dilanjutkan tes tinggi
lompatan smash.
b. Data sekunder adalah
merupakan data yang
dikumpulkan secara tidak
langsung dari sumbernya
karena sudah ada. Data
sekunder yang digunakan
dalam penelitian ini adalah
untuk memperoleh data
tentang jumlah populasi
sumbernya yaitu daftar
buku absensi siswa kelas
VIII SMP Negeri 14 Kota
Bima.
Populasi adalah keseluruhan
subjek yang mempunyai kualitas
serta ciri-ciri tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan
(Sugiyono, 1994:57). Sedangkan ahli
lain mengatakan bahwa, populasi
adalah keseluruhan subyek
penelitian” (Arikunto, 2002:108).
Berdasarkan pendapat di atas maka
populasi dalam penelitian ini adalah
siswa kelas VIIISMP Negeri 14 Kota
Bima Tahun Pelajaran 2013/2014.
Sedangkan pendapat yang
dikemukakan oleh Nasution
(1996.101) menyatakan bahwa
tidakada aturan yang tegas tentang
jumlah sample yang dipersyaratkan
untuk suatu penelitian dari populasi
yang tersedia, lebih lanjut
dikemukakan bahwa mutu penelitian
tidak ditentukan oleh besar kecilnya
sample yang digunakan,akan tetapi
kokohnya dasar-dasar teori oleh
desainnya serta mutu pelaksanaan
dan pengolahan .
Berdasarkan pendapat di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa yang
menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah siswa kelas VIIISMP Negeri
14 Kota Bima Tahun Pelajaran
2013/2014 yang berjumlah40 orang
siswa.
Sampel adalah Sebagian dari
atau wakil dari populasi yang diteliti
(Arikunto, 2002: 109). Ahli lain
mengatakan pula bahwa, sampel
adalah sebagian dari populasi yang
diambil dengan menggunakan cara-
cara tertentu (Margono, 2004: 121).
Sehubungan dengan hal
tersebut diatas, karena populasi yang
akan diteliti adalah kurang dari 100,
maka dalam penelitian ini
menggunakan penelitian dengan
populasi siswa sebanyak20 orang
siswa kelas VIII SMP Negeri 14
Kota Bima Tahun Pelajaran
2013/2014 yang menjadi sample
penelitian.
No Kelas Sample
1 VIII A 10 siswa
2 VIII B 10 siswa
Jumlah 20 orang siswa
Tabel 3.1.Sample Penelitian
Adapun metode pengumpulan
data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Metode Dokumentasi
Metode
dokumentasi adalah suatu
cara untuk memperoleh data
dengan jalan mengumpulkan
segala macam dokumen serta
mengadakan pencatatan yang
sistimatis (Arikunto
2007:231). Sedangkan ahli
lain mengatakan bahwa,
metode dokumentasi adalah
suatu cara untuk mencari data
atau hal-hal yang berupa
catatan transkrip (Margono,
2004:181). Sehubungan
dengan penelitian ini, metode
dokumentasi dipergunakan
sebagai metode bantu untuk
mengetahui data tentang
jumlah dan nama-nama siswa
putra SMP Negeri 14 Kota
Bima Tahun Pelajaran
2013/2014.
2. Metode Tes Perbuatan
Metode tes perbuatan, adalah
tes untuk mengetahui secara
langsung mengenai kemampuan
seseorang terhadap aktivitas yang
dilakukan (Sajoto, 1990). Hasil dari
pada tes perbuatan ini akan menjadi
data yang diperlukan karena bentuk
tes yang dilakukan sudah disesuaikan
dengan data yang diperlukan.
Sedangkan untuk mendapatkan data
yang diperlukan, maka terlebih
dahulu melaksanakan tes awal sebelum melakukan latihan menarik
beban, dan tes akhir setelah
melakukan latihan menarik beban.
Test adalah suatu cara untuk
mengadakan penelitian terhadap
suatu subyek atau objek-objek
tertentu untuk mendapatkan data
secara cepat dan tepat (Arikunto,
1987:44). Tes adalah seperangkat
rangsangan (stimulus) yang diberikan
kepada seseorang dengan maksud
untuk mendapatkan jawaban yang
dapat dijadikan dasar bagi
penempatan skor angka (Haryono
dan Hadi, 2005).
Jadi dalam penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa menggunakan
test perbuatan untuk mengukur
pengaruh latihan squat jump dengan
tes tinggi lompatan smashpada siswa
kelas VIIISMP Negeri 14 Kota Bima
Tahun Pelajaran 2013/2014.
Peralatan atau perlengkapan
yang diperlukan dalam penelitian ini
adalah:
1. Bola volly
2. Net
3. stopwatch.
4. Pluit.
5. Blangko pencatatan hasil
dan alat tulis.
6. Absensi siswa
Data yang terkumpul
selanjutnya diolah dan dianalisis,
pada umumnya metode analisa data
dibedakan menjadi dua cara yaitu
analisa statistik dan non analisa.
Nazir (1990:86) menjelaskan, bahwa
mengolah data berarti menimbang,
menyaring, mengatur dan
mengklasifikasikannya. Menimbang
dan menyaring berarti memilih
dengan hati-hati data yang relevan,
tepat dan berkaitan dengan masalah
yang diteliti.Menggambar dan
mengklasifikasi data berarti
menggolongkan data tersebut
menurut aturan tertentu. Jadi
metode analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode
analisa statistik dengan
menggunakan rumus Regresi Linear
Sederhana, hal ini berdasarkan atas
data yang dianalisis yaitu data
interval berupa latihan squat
jumpdan tinggi lompatan smashpada
siswa SMP Negeri 14 Kota
BimaTahun Pelajaran 2013/2014.
Dengan demikian, rumus Regresi
Linear Sederhana, adapun rumusnya
yang dipergunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
(Sugiono, 2008 : 234)
Keterangan :
X = Latihan squat jump
Y = tinggi lompatan
smash
a = Pemotongan Y
terhadap garis Regresi
b = Koefisien X
kemudian di korelasikan ke
persamaan produk moment :
2222 YYNxxN
YxxYNrxy
C. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data
Langkah awal yang
dilaksanakan dalam
penelitian adalah
mempersiapkan administrasi
serta mempersiapkan
instrumen yang diperlukan
dalam pelaksanaan penelitian.
Adapun persiapan yang
dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Persyaratan administrasi
1) Mengurus Surat
Pengantar Penelitian
dari LPPM STKIP
Taman Siswa Bima.
Y = a + b X
Y
2) Mendapat surat izin
penelitian dari
BAPEDDA Kota
Bima
3) Mendapat izin
penelitian dari kepala
SMP Negeri 14 Kota
Bima.
b. Instrumen penelitian
Adapun peralatan
dan perlengkapan yang
dibutuhkan pada
penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bola volly
2. Net
3. stopwatch.
4. Pluit.
5. Blangko pencatatan
hasil dan alat tulis.
c. Absensi siswa
d. Pelaksanaan Sampel
1) Penentuan Sampel
Maka dalam
penelitian ini peneliti
menggunakan sample
sebanyak 20orang siswa-
siswiSMP Negeri 14 Kota
Bima Tahun Pelajaran
2013/2014.
Adapun hasil
dari pelaksanaan
penelitian ini,
selengkapnya dapat lihat
pada tabel berikut :
Tabel 4.3 Data Hasil Latihan
squat jump (Variabel X) subjek
penelitian pada siswa putra kelas
VIII SMP Negeri 14 Kota Bima
Tahun Pelajaran 2013/2014. No.Ur
ut
Samp
el
KemampuanSqu
at Jump Pres
tasi
Terb
aik
Jumlah
1 2 3
1 2 3 4 5 6
1. 18 20 15 20 20
2. 10 13 15 15 15
3. 12 10 15 15 15
4. 25 14 24 25 25
5. 10 14 11 18 18
6. 14 15 12 15 15
7. 13 12 17 17 17
8. 12 15 16 16 16
9. 11 20 13 20 20
10. 10 8 14 14 14
11. 15 17 12 17 17
12. 12 12 15 15 15
13. 23 24 21 24 24
14. 10 7 5 10 10
15. 13 11 15 15 15
16. 22 11 13 22 22
17. 10 12 8 12 12
18. 15 13 17 17 17
19. 13 11 15 15 15
20. 11 14 10 14 14
Jumlah X 336
Tabel 4.4 DataTinggi
lompatansmash (Variabel Y)
subjek penelitian pada siswa
putra kelas VIII SMP Negeri 14
Kota Bima Tahun Pelajaran
2013/2014.
No.Urut
Sampel
Tinggi Lompatan Smash Juml
ah 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7
1. 2 1 3 2 3 11
2. 3 1 2 - 1 7
3. 2 - 3 - 3 8
4. - 2 3 2 3 10
5. 1 - 1 5 1 8
6. 2 2 1 - 2 7
7. 2 1 2 2 2 9
8. 2 3 1 2 2 10
9. 2 3 2 3 2 12
10. 1 3 2 - 3 9
11. 2 - 3 1 - 6
12. 1 2 1 1 3 8
13. 4 1 1 3 2 11
14. - 2 - 2 2 6
15. 1 3 3 1 - 8
16. - 1 4 2 3 10
17. 1 2 1 3 - 7
18. 2 1 - 1 2 6
19. 2 1 3 2 - 8
20. 3 1 2 1 2 9
Jumlah Y 171
2. Analisa Data
1. Pengujian Hipotesis
Secara garis
besarnya dalam menguji
atau pengetesan hipotesis
ada beberapa langkah
yang harus ditempuh
antar lain:
a) Merumuskan
hipotesis nol
(hipotesa statistik)
Merumuskan
hipotesis yang
diajukan dalam
penelitian ini adalah
hipotesis kerja (Ha)
yang menyatakan
“Ada pengaruh yang
signifikan antara
latihan squat jump
terhadap tinggi
lompatansmashdala
m permainan bola
volly pada siswa
putra kelas VIIISMP
Negeri 14 Kota
Bima Tahun
Pelajaran
2013/2014.” Untuk
keperluan menguji
hipotesis, maka
hipotesis kerja ini
dirubah menjadi
hipotisis nihil (Ho)
yang menyatakan
“Tidak ada pengaruh
yang signifikan
antara latihan squat
jump terhadap tinggi
lompatansmashdala
m permainan bola
volly pada siswa
putra kelas VIII
SMP Negeri 14 Kota
Bima Tahun
Pelajaran
2013/2014.”
b. Menyusun Tabel
Kerja
Untuk menguji
hipotesis nol
(Hipotesa Statistik),
disusun tabel kerja
dari data hasil
latihan squat jump
dan tinggi
lompatansmashsebag
aimana di paparkan
dibawah ini:
Table: 4.5 Tabel kerja
penghitungan data
hasil latihan squat
jump (X)dan tinggi
lompatansmash(Y)
pada siswa putra
kelas VIII SMP
Negeri 14 Kota
Bima Tahun
Pelajaran
2013/2014.
No Nama
Siswa
X Y X.Y X2 Y2
1 2 3 4 5 6 7
1 Ahmad
Ryadi
20 11 220 400 121
2 Amiru
din
15 7 105 225 49
3 Andi
Purna
ma
15 8 120 225 64
4 Aria
Bastian
25 10 250 625 100
5 Arians
yah
18 8 144 324 64
6 Imam
Mujaki
r
15 7 105 225 49
7 Irawan
Nasuti
on
17 9 159 289 81
8 M.
Rifki
16 10 160 265 100
9 M.
Riyadi
n
20 12 240 400 144
10 Sarifud
in
14 9 126 196 81
11 Amrin 17 6 102 289 36
12 Ansya
Lubis
15 8 120 225 64
13 Ifan
Maulan
a
24 11 264 576 121
14 Ismail 10 6 60 100 36
15 Marfan 15 8 120 225 64
16 Rian
Saputra
22 10 220 484 100
17 Roman
syah
12 7 84 144 49
18 Sukirm
ansyah
17 6 102 289 36
19 Taufik 15 8 120 225 64
20 Abdul
Fatah
14 9 126 196 81
Jumlah 33
6
11
7
2947 5918 171
Data primer
Keterangan :
X : Nilai pengukuran
latihan squat jump
Y : Nilai tinggi lompatan
smash
X2 : Nilai pengukuran
latihan squat jump
dikuadratkan
Y2 : Nilai hasil tinggi
lompatansmashdikua
dratkan
XY : Hasil perkalian nilai
pengukuran latihan
squat jump dengan
nilai tinggi lompatan
smash
2. Menentukan nilai a
(konstanta) dan nilai b (nilai
koefisien)
987,3
5464
)990192()1011978(
)336()5918()20(
)2947()336()5918()171(
)()()(
22
2
22
2
xxn
YXXYa
22
.
xxn
yxxynb
23365918)20(
)171(336294720
5464
1484
112896118360
5745658940
271,0b
Jadi persamaan regresinya
adalah Y = 3,987 + 0,271 X
3. Mencari koefisien korelasi
antara X dan Y
][
)()(
2222 yyNxxN
yxxyNr
22 171)1523()20()336()5981()20(
171336)2947()20(
)29241()30460()112896(118360
5746558940
12195464
1484
x
6660616
1484
81.2580
1484
575,0r
%33
330,02
r
r
Berdasarkan
pengujian nilai r-hitung
sebesar 0,575 dan untuk nilai
r-tabel dengan taraf
signifikansi 5% n = 20
sehingga r-tabel
(0,575>0,444), dengan
koefisien determinasinya r2 =
0,5752 = 0,330% hal ini
berarti X (variable bebas)
memberikan sumbangan
sebesar 33% terhadap Y
(variable terikat) melalui
persamaan regresi Y = 3,987
+ 0,271 X.
Hipote
4. Menguji nilai rxy
Dengan mengetahui
nilai N = 26 dengan derajat
kebebasan (df) N-1 = 26 – 1
= 25, serta dengan taraf
signifikansi 5% maka nilai r
tabelnya menunjukkan angka
0,396
Sedangkan dari hasil
perhitungan nilai r yang
diperoleh di atas
menunjukkan angka r hitung
= 0,459 jika dibandingkan
antara r hitung dengan r table
dengan taraf signifikansi 5%
(0,459> 0,396) maka r hitung
lebih besar dari r tabelnya
yang berarti bahwa hasil
penelitian ini signifikan
5. Uji Hipotesis / Analisa
Signifikan
Dengan rumus :
2459,01
226459,0
t
867,0
898,4459,0 Xt
867,0
248,2t
593,2t
Dari hasil analisa penghitungan
data menunjukan bahwa nilai t-
hitung adalah sebesar 2,593 dan nilai
t-tabel dengan taraf signifikan 0,005
adalah 1,708 maka t-hitung lebih
besar dari t-tabel (2,593 > 1,708) ,
sehingga dari hasil penelitian ini
dapat di simpulkan bahwa “Ada
pengaruh yang signifikan antara
latihan squat jump terhadap tinggi
lompatansmashdalam permainan
bola volly pada siswa putra kelas
VIIISMP Negeri 14 Kota Bima
Tahun Pelajaran 2013/2014”
6. Menarik kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data
yang diperoleh menunjukkan nilai t-
hitung lebih besar dari t-tabel (2,593
> 1,708), sehingga dari hasil
penelitian ini dapat ditarik
disimpulkanbahwa “Ada Pengaruh
yang signifikan antara latihan squat
jump terhadap tinggi
lompatansmashdalam permainan
bola volly pada siswa putra kelas
VIII SMP Negeri 14 Kota Bima
Tahun Pelajaran 2013/2014”.
D. Pembahasan Hasil analisis data yang berupa
signifikasikan, hal tersebut diperoleh
r-hitung lebih besar dan pada r-tabel
(0,575>0,444), maka terdapat
pengaruh yang positif antara latihan
squat jumpdengantinggi lompatan
smash dengan koefisien
determinasinya r2 = 0,5752 = 0,330%
hal ini berarti X (variabel bebas)
memberikan sumbangan sebesar
33% terhadap Y (variabel terikat)
melalui persamaan regresi
Y=3,987+0,271 X.
Jadi kesimpulan dan pembahasan di
atas hipotesis nihil (Ho) yang
diajukan ditolak dan hipotesis kerja
(Ha) diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh
latihansquat jumpterhadap tinggi
lompatan smashdalam permainan
bola voli pada siswa putra kelas VIII
SMP Negeri 14Kota Bima Tahun
Pelajaran 2013/2014.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis data,
menunjukkan bahwa nilai t-hitung
adalah sebesar 2,593 dan nilai t-
table dengan taraf signifikan 0,005
adalah 1,708 maka nilai t-hitung
lebih besar dari t-tabel
(2,593>1,708), sehingga dari hasil
penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa “Ada Pengaruh yang
signifikan antara latihan squat jump
terhadap tinggi lompatansmashdalam
permainan bola voly pada siswa
21
2
r
nrt
putra kelas VIII SMP Negeri 14 Kota
Bima Tahun Pelajaran 2013/2014”.
Atau dengan kata lain Hipotesis nihil
(Ho) yang berbunyi : “Tidak ada
pengaruh yang signifikan antara
latihan squat jump terhadap tinggi
lompatansmashdalam permainan
bola voly pada siswa putra kelas VIII
SMP Negeri 14 Kota Bima Tahun
Pelajaran 2013/2014” Ditolakdan
Hipotesis alternatif (Ha) yang
berbunyi :”Ada pengaruh yang
signifikan antara latihan squat jump
terhadap tinggi lompatansmashdalam
permainan bola voly pada siswa
putra kelas VIII SMP Negeri 14 Kota
Bima Tahun Pelajaran 2013/2014”
Diterima.
DAFTAR PUSTAKA
Adi Sutrisno, Metodologi Research,
Andi Offset, Yogyakarta, 1991.
Arikunto Suharsimi, Prosedur
Penelitian, PT. Rineke Cipta,
Jakarta, 1985.
-------------, Metode Riset Jilid I,
Fakultas Psikologi UGM,
Yogyakarta, 1971.
------------, Statistik Jilid I, Fakultas
Psikologi UGM, Yogyakarta,
1980.
-------------, Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan, Bina Aksara,
Jakarta, 1992.
-------------, Olahraga Kesehatan
Jilid II SLTP dan Sederajat, CV.
Baru, Jakarta, 1997.
Daican Amih, Menyusun Soal-soal
Tes, IKIP Malang, 1997.
Depdikbud, Biomekanika Olahraga,
Buku II Program Akta Mengajar
V – B, Jakarta, 1995.
Kosasih Engkos, Olahraga Teknik
dan Program Latihan dan
Akademik, Persindo.
Marjono, S, Menentukan Metode dan
Desain Penelitian, Dasar-dasar
Penelitian Ilmiah, Usaha
Nasional, Jakarta, 1997.
Narif, Moh, Metode Penelitian,
Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983.
Poerwodarminto, Kamus Umum
Bahasa Indonesia, PN, Balai
Pustaka, Jakarta, 1984.
Rinjin Ketut, Petunjuk Penyusunan
Kerangka Ilmiah, FIP UNUD,
Singarara, Jakarta 1980.
Sutaryono Akhar dkk, Pedoman
Penulisan Skripsi, IKIP
Mataram, 2003
Soeharno HP, Dasar-dasar
Permainan Bola volly, FPOK
IKIP Yogyakarta 1982.
Soejono, Ilmu Coaching Umum,
FKIK FPOK, Yogyakarta 1983.
Surachmad, Pengantar Pendidikan
Ilmiah, Tarsito, Bandung 1990.
Souryabrata Sumadi, Metodologi
Penelitian, UGM Yogyakarta
1983.
Syarifuddin Aip, Pengetahuan
Olahraga, CV Baru, Jakarta
1991.
Zain Muahmad, Kamus Umum
Bahasa Indonesia, PT
Intregrafikas Surabaya 1984
Recommended