View
52
Download
6
Category
Preview:
Citation preview
SISTEM PENDETEKSI KEBAKARAN DENGAN KELUARAN SUARA BERBASISKAN
MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 8535 DAN IC SUARA ISD2560 1
SISTEM PENDETEKSI KEBAKARAN DENGAN KELUARAN SUARA
BERBASISKAN MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 8535 DAN IC
SUARA ISD2560
Alfi Syahrin
Alumni Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektro
No. Reg 5215052042
Drs. Wisnu Djatmiko, M.T dan Arum Setyowati, MT Dosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika
Izharuddin Kamal
Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektro
No. Reg 5115111656
ABSTRACT
Alfi Syahrin. Fire Detection System With Voice Output Based On ATmega AVR
Microcontroller 8535 And IC voice ISD2560. Advisors Wisnu Djatmiko and Arum Setyowati.
The research aims to create a fire detection system with voice output based on AVR
microcontroller ATmrga 8535 and IC ISD2560 voice. The study was conducted in the laboratory
of Instrumentation and Control Electrical Engineering Department, Faculty of Engineering, State
University of Jakarta in March 2009 until June 2010. In a laboratory study used the experimental
method.
Fire detection system with speech output of three parts: input, process and output. Input
consists of sensors to detect fire flame, smoke sensors to detect smoke and temperature sensor
detects temperatures above 50o C. The process is contained in the AVR microcontroller
ATMega 8535. While the output of the speaker that emits sound information on the occurrence
of fires in the room with an indication of a fire that was detected by the sensor.
How the fire detection system with speech output that is when the fire sensors, smoke
sensors and temperature sensors detect any indication of fire, then ATMega 8535 AVR
microcontroller will send the address on the IC ISD2560 voice according to the current sensor.
Then ATMega 8535 AVR microcontroller will control the ISD2560 to control the playback
process which has been previously recorded sound in accordance with the submitted address.
And the speaker will give voice to the space information of the fire with fire indication
The goal of research shows that fire-detection system with voice output that informs the
room and an indication of the fire can be made by ATMega 8535 AVR microcontroller, IC
S10108 photo sensors, sensor AF-30, LM35 sensors and IC ISD2560.
Keywords : Mikrokontroler, AVR ATmega 8535, Sensors
SISTEM PENDETEKSI KEBAKARAN DENGAN KELUARAN SUARA BERBASISKAN
MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 8535 DAN IC SUARA ISD2560 7
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi terus berkembang sesuai dengan
sifat dasar manusia yang ingin serba tahu
jawaban atas segala permasalahan yang
dihadapinya. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi abad 21 sangat
pesat, diantaranya pada teknologi keamanan
yang dapat menciptakan suasana yang aman
bagi manusia. Sistem keamanan pada
gedung - gedung publik seperti : hotel, mall,
apartemen, dan gedung instansi tinggi
negara, sudah menggunakan detektor yang
dapat mencegah meluasnya bahaya yang
akan menimpa manusia di dalam bangunan
tersebut, baik bahaya kejahatan, kebakaran,
teror bom dan lain sebagainya.
Banyaknya gedung perkantoran di kota
Jakarta yang memiliki ruangan kendali yang
ditempatkan peralatan elektronik yang
mengendalikan peralatan elektronik di
gedung tersebut. Ruangan kendali adalah
ruangan tertutup yang hanya dimasuki
teknisi jika ada perawatan atau perbaikan
alat elektronik di ruangan kendali. Ruangan
kendali sangat rawan terjadinya kebakaran
karena terdapat banyak peralatan elektronik
yang bisa terjadi konsreting listrik. Ruangan
kendali ditempatkan alat pendeteksi
kebakaran, bila terjadi kebakaran pada
ruangan kendali alat pendeteksi kebakaran
akan memberikan peringatan bahwa terjadi
kebakaran.
Sampai tahun 2010 sudah banyak
pengembangan alat pendeteksi kebakaran
yang dibuat untuk memberikan peringatan
dini terjadinya kebakaran, beberapa
diantaranya seperti alat pendeteksi
kebakaran dengan sensor terpadu
berbasiskan mikrokontroler AT89S51. Alat
pendeteksi kebakaran dengan sensor terpadu
berbasiskan mikrokontroler AT89S51
mendeteksi adanya kebakaran dengan
menggunakan tiga sensor, yaitu sensor suhu,
sensor cahaya dan sensor asap. Pada saat
terjadi kebakaran sinyal dari ketiga sensor
ini akan dikirimkan ke mikrokontroler
AT89S51 yang kemudian akan
mengaktifkan buzzer, pintu darurat, kipas
dan menyemprotkan air. (Iin Quraisin : 2006)
Mikrokontroler AT89S51TM
sebagai
pengendali pengiriman informasi kebakaran
melalui telepon seluler. Alat mikrokontroler
AT89S51TM
sebagai pengendali pengiriman
informasi kebakaran melalui telepon seluler
menggunakan beberapa perangkat utama
dan tambahan, diantaranya adalah detektor
asap sebagai pendeteksi asap jika terjadi
kebakaran, mikrokontroler dan dua buah
telepon seluler yang menggunakan jaringan
GSM. Dengan alat mikrokontroler
AT89S51TM
sebagai pengendali pengiriman
SISTEM PENDETEKSI KEBAKARAN DENGAN KELUARAN SUARA BERBASISKAN
MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 8535 DAN IC SUARA ISD2560 7
informasi kebakaran melalui telepon seluler
dapat mendeteksi kumpulan-kumpulan asap
di atas 50°C dan mengirimkan informasi
data (SMS) yang berisi “kebakaran” kepada
nomor telepon seluler yang telah terprogram
didalam mikrokontroler AT89S51. Alat
mikrokontroler AT89S51TM
sebagai
pengendali pengiriman informasi kebakaran
melalui telepon seluler dilengkapi dengan
feed back untuk menyalakan buzzer dengan
mengirimkan SMS balasan yang isinya
berupa huruf “B”.
Sistem pengaman kebakaran berbasiskan
komputer. Alat sistem pengaman kebakaran
berbasiskan komputer mengunakan sensor
suhu dan sensor kepekatan asap, keluaran
sensor tersebut menjadi masukan sinyal pada
rangkaian ADC 0808 yang selanjutnya
menjadi sinyal masukan rangkaian PPI 8255
yang kemudian akan diproses oleh program
aplikasi Delphi di komputer. Status
keamanan ruangan akan ditampilkan pada
layar monitor. (Riri Warfa’nul Karria : 2004)
Sistem monitoring alarm kebakaran pada
gedung berbasiskan mikrokontroler AVR
ATmega 8535. Alat sistem monitoring alarm
kebakaran pada gedung berbasiskan
mikrokontroler AVR ATmega 8535
menggunakan sensor infra red yang
berfungsi memberikan sinyal input ke port
mikrokontroler AVR ATmega 8535, apabila
sensor tersebut menangkap adanya asap
pada ruangan. Maka buzzer akan bekerja dan
lampu alarm akan berwarna merah dan
menyala pada layar komputer sesuai dengan
program visual basic yang dibuat. (M. Ivan
Hariyanto : 2008)
Aplikasi mikrokontroler AT90S8535
sebagai alat pengontrol bahaya kebakaran.
Alat aplikasi mikrokontroler AT90S8535
sebagai alat pengontrol bahaya kebakaran
berfungsi untuk mengontrol peralatan untuk
menanggulangi bahaya kebakaran dengan
memanfaatkan sensor suhu yang dikontrol
oleh mikrokontroler AT90S8535. Alat
aplikasi mikrokontroler AT90S8535 sebagai
alat pengontrol bahaya kebakaran bekerja
berdasarkan perubahan suhu yang kemudian
oleh sensor diubah ke dalam level tegangan
tertentu. Setiap perubahan dibaca dan
diproses oleh mikrokontroler untuk
ditampilkan pada display segment. Selain
menampilkan suhu, sinyal input tersebut
oleh mikrokontroler digunakan untuk
mengaktifkan pintu darurat otomatis dan
buzzer/alarm (bekerja pada suhu 50o C).
Pembacaan tegangan input dilakukan secara
kontinyu, bila suhu mencapai batas 55o C
mikrokontroler akan mengaktifkan sistem
penyemprot air. (Sri Widodo : 2002)
Berdasarkan dari penelitian di atas, maka
dibuat alat dengan judul : “Sistem
SISTEM PENDETEKSI KEBAKARAN DENGAN KELUARAN SUARA BERBASISKAN
MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 8535 DAN IC SUARA ISD2560 7
pendeteksi kebakaran dengan keluaran suara
berbasiskan mikrokontroler AVR ATmega
8535 dan IC suara ISD2560”. Sistem
pendeteksi kebakaran dengan keluaran suara
berbasiskan mikrokontroler AVR ATmega
8535 dan IC suara ISD2560 dibuat dengan
maksud mengembangkan penelitian di atas.
Sistem pendeteksi kebakaran dengan
keluaran suara berbasiskan mikrokontroler
AVR ATmega 8535 dan IC suara ISD2560
dibuat untuk dapat ditempatkan di ruangan
kendali dan penyimpanan dokumen yang
membutuhkan penanganan kebakaran yang
tepat dan cepat.
Sistem pendeteksi kebakaran dengan
keluaran suara berbasiskan mikrokontroler
AVR ATmega 8535 dan IC suara ISD2560
menggunakan beberapa perangkat utama
dan tambahan, diantaranya adalah sensor
asap sebagai pendeteksi asap, sensor suhu
sebagai pendeteksi suhu di atas 50oC, sensor
api sebagai pendeteksi api, mikrokontroler
dan driver suara. Sistem pendeteksi
kebakaran dengan keluaran suara
berbasiskan mikrokontroler AVR ATmega
8535 dan IC suara ISD2560 dapat
mengirimkan informasi dalam bentuk suara
sumber ruangan yang terindikasi terjadi
kebakaran dengan mendeteksi adanya api,
asap dan suhu ruangan di atas 50°C pada
petugas gedung yang telah terprogram di
dalam mikrokontroler ATmega 8535.
Diharapkan alat sistem pendeteksi
kebakaran dengan keluaran suara
berbasiskan mikrokontroler AVR ATmega
8535 dan IC suara ISD2560 dapat
memberikan peringatan dini kepada petugas
gedung dengan cepat melalui informasi
suara. Sehingga dapat dilakukan
penangganan secara cepat dan tepat saat
mulai terjadinya kebakaran. (Emil Salim :
2002)
METODE
Metode penelitian yang digunakan adalah
metode eksperimen laboratorium.
HASIL PENELITIAN
Hasil Pengujian Rangkaian Catu Daya
Gambar 1 Titik pengambilan data tegangan
rangkaian catu daya
Pengujian rangkaian catu daya dengan
mengukur tegangan keluaran dari catu daya
menggunakan AVOmeter digital merk
Constant 89. Setelah dilakukan pengukuran
maka diperoleh besarnya tegangan keluaran
di titik P sebesar 5,05 V dan titik N sebesar
Vout3
Vin1
GND
2
Vin1
Vout3
GND
2
LM7805
LM7812
Dari Trapo CT 12 V
1000 uf100 uf
1000 uf100 uf2200 ufIN4001
IN4001 P
N
+ 12 V
0
- 12 V
SISTEM PENDETEKSI KEBAKARAN DENGAN KELUARAN SUARA BERBASISKAN
MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 8535 DAN IC SUARA ISD2560 7
12,04 V. Gambar titik pengambilan data
tegangan pada rangkaian catu daya dilihat
pada gambar 1.
Pengujian Rangkaian Sistem Minimum
Mikrokontroler AVR ATmega 8535
Pengujian rangkaian sistem minimum
mikrokontroler AVR ATMega 8535 dengan
membuat program sebagai berikut:
#include <mega8535.h>
#include <stdio.h>
void main(void)
{ PORTA=0xFF; DDRA=0xFF;
PORTC=0x00; DDRC=0xFF;
while (1)
{ PORTA=0xFF; PORTC=0x00; };
}
Setelah didownload ke sistem minimum
mikrokontroler AVR ATMega 8535 lalu
diukur tegangan di Port A dan Port C
menggunakan AVOmeter digital merk
Constant 89 dan dihubungkan ke led untuk
mengetahui kondisinya nyala atau mati.
Hasil pengujian rangkaian sistem minimum
mikrokontroler AVR ATMega 8535 dapat
dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Hasil pengujian rangkaian sistem
minimum mikrokontroler AVR ATMega
8535.
PORT Kondisi
LED
HasilPengukuran
(Volt)
PORTA.0 Nyala 4,59 V
PORTA.1 Nyala 4,59 V
PORTA.2 Nyala 4,59 V
PORTA.3 Nyala 4,59 V
PORTA.4 Nyala 4,59 V
PORTA.5 Nyala 4,59 V
PORTA.6 Nyala 4,59 V
PORTA.7 Nyala 4,59 V
PORTC.0 Mati 6 mV
PORTC.1 Mati 5,8 mV
PORTC.2 Mati 5,7mV
PORTC.3 Mati 5,6mV
PORTC.4 Mati 5mV
PORTC.5 Mati 4,9mV
PORTC.6 Mati 4,5 mV
PORTC.7 Mati 4,1 mV
Sumber : Alfi Syahrin, 2010 h.59
Pengujian Rangkaian Sensor Api
Pengujian rangkaian sensor api dilakukan
dengan menyalakan api lilin dan api korek
gas dengan jarak berbeda-beda di depan
sensor api lalu mengukur tegangannya
dibeberapa titik di rangkaian sensor api
menggunakan AVOmeter digital merk
Constant 89. Tegangan keluaran pada sensor
photo IC S10108 di titik V+ akan
dibandingkan dengan tegangan
potensiometer di titik V- yang diatur sebagai
penentu seberapa batas jarak maksimum
jarak nyala api ke sensor api
LM358
VCC
10 KΩ
0,1 μF
Photo IC S10108
Port B
Input μ
0,1 μF
10 KΩ
VCC
+
-
V+
V- Vout
VCC220 Ω
led
SISTEM PENDETEKSI KEBAKARAN DENGAN KELUARAN SUARA BERBASISKAN
MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 8535 DAN IC SUARA ISD2560 7
Gambar 2 Titik pengambilan data tegangan
rangkaian sensor api
Pengujian Rangkaian Sensor Asap
Pengujian rangkaian sensor asap dilakukan
dengan melihat keadaan udara disekitar
ruangan, dengan melihat dua keadaan yaitu
saat udara bersih atau belum tercemari asap
dan yang kedua pada saat terdapat asap di
udara bebas. Asap yang digunakan dalam
pengujian adalah hasil pembakaran obat
nyamuk bakar dan kertas. Pengukur
tegangan dibeberapa titik di rangkaian
sensor api menggunakan AVOmeter digital
merk Constant 89. Gambar titik
pengambilan data pengujian pada rangkaian
sensor asap dilihat pada gambar 3 dan hasil
uji coba data pengamatan rangkaian sensor
asap terdapat pada tabel 2.
Gambar 3 Titik pengambilan data tegangan
rangkaian sensor asap
Tabel 2 Hasil pengujian rangkaian sensor
asap
Asap V+ V- Vou
t
Indikator
led
Tidak
ada asap
2,62
V
3,433
V
7,8
mV
Mati
Ada asap
obat
nyamuk
bakar
4,49
V
3,433
V
3,36
V
Nyala
Ada asap
kertas
dibakar
4,22
V
3,433
V
3,35
V
Nyala
Sumber : Alfi Syahrin, 2010 h.61
Pengujian Rangkaian Sensor Suhu
Pengujian rangkaian sensor suhu dilakukan
dengan cara menempelkan sensor LM35 dan
konektor suhu AVOmeter digital merk
Constant 89 pada batang aluminium disalah
satu ujungnya lalu memanaskan ujung yang
satunya. Pengukur tegangannya dibeberapa
titik di rangkaian sensor suhu menggunakan
AVOmeter digital merk SANWA dan
pengukuran suhu dengan AVOmeter digital
merk Constant 89 yang disetting mengukur
suhu. Tegangan keluaran pada sensor LM35
akan dibandingkan dengan tegangan
potensiometer yang diatur sebagai penentu
seberapa batas suhu minimum yang layak
untuk mengisyaratkan adanya bahaya
kebakaran pada sensor suhu.
Gambar 4 Titik pengambilan data tegangan
rangkaian sensor suhu
LM358 Port B
Input μ
VCC
+
-
V+
V- Vout
220 Ω
led
VCC
10 KΩ
10 KΩ
VCC
AF30
LM358 Port B
Input μ
VCC
+
-
V+
V- Vout
220 Ω
led10 KΩ
1 MΩ
VCC
LM35
VCC
SISTEM PENDETEKSI KEBAKARAN DENGAN KELUARAN SUARA BERBASISKAN
MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 8535 DAN IC SUARA ISD2560 7
Pengujian Rangkaian Driver Suara
Pada pengujian rangkaian driver suara
dengan cara manual dilakukan dengan 2
tahap, yaitu: tahap mode perekaman suara
(Recording Mode) dan tahap mode
pemutaran kembali suara (Playback Mode).
1. Pada tahap mode perekaman suara
(Recording Mode), pin PD dan pin P/R
diberi logic low. Perekaman / pengisian
suara melalui microphone jenis
compresor dan dapat dimulai pada saat
kondisi pin CE ber-logic low dan pin
OEM akan ber-logic high. Setelah
selesai proses perekaman /
pengisiansuara, pin PD dan CE
diberilogic high.
2. Pada tahap mode pemutaran kembali
suara (Playback Mode), yaitu dengan
member logic high pada pin P/R dan pin
PD ber-logic low. Pemutaran kembali
suara yang sudahdirekam pada tahap
perekaman dapat dimulai pada saat pin
CE ber-logic lowdan pin OEM akanber-
logic high.
Hasil playback rekaman menunjukkan suara
yang sama dengan yang direkam dalam
tahap mode perekaman suara.
Pengujian Mekanik Kotak
Gambar 5 Mekanik kotak
Pengujian mekanik kotak dilakukan untuk
mengetahui lama pemanasan dan
pendinginan ruangan. Gambar mekanik
kotak ditunjukan pada gambar 5. Proses
pemanasan ruangan dilakukan dengan
memanaskan ruangan dengan alat hair
dryeryang memasukan udara panas pada
lubang untuk memasukan udara panas. Pada
proses pemanasan ruangan ventilasi udara
bawah dan atas terbuka lalu diukur suhu dan
lama proses pemanasan. Pengukuran suhu
dengan AVOmeter digital merk Constant 89
dan lama proses pemanasan dengan stopwatt
HP huawei 6600. Hasil pengambilan data
proses pemanasan ruangan terdapat pada
grafik pemanasan ruangan terdapat pada
gambar 6.
Pada proses pedinginan ruangan ventilasi
udara bawah dan atas terbuka lalu diukur
suhu dan lama proses pedinginan.
Pengukuran suhu dengan AVOmeter digital
Ventilasi udara
Ventilasi udara
bawahVentilasi udara
bawah
Ventilasi udara
atas
Ventilasi udara
atas
Tempat sensor
Api
Tempat sensor
AsapTempat sensor
Suhu
Lubang untuk
memasukan
usara panas
SISTEM PENDETEKSI KEBAKARAN DENGAN KELUARAN SUARA BERBASISKAN
MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 8535 DAN IC SUARA ISD2560 9
merk Constant 89 dan lama proses
pemanasan dengan stopwatt HP huawei
6600. Hasil pengambilan data proses
pemanasan ruangan terdapat pada tabel 3
dan grafik pemanasan ruangan terdapat pada
gambar 4.
Tabel 3 Hasil pengambilan data proses
pemanasan dan pendinginan ruangan
Pemanasan
ruangan
Pendinginan
ruangan
Suhu
(oC)
Waktu (
sekon)
Suhu
(oC)
Waktu
(sekon)
30 2,05 50 2,52
31 3,33 49 4,16
32 4,41 48 6,19
33 5,29 47 8,12
34 6,46 46 11,28
35 7,21 45 13,28
36 8,41 44 17,70
37 9,37 43 20,86
38 10,42 42 25,64
39 11,01 41 30,94
40 12,04 40 39,06
41 12,86 39 46,06
42 14,04 38 60,92
43 15,22 37 77,55
44 17,21 36 115,92
45 18,92 35 170,62
46 20,86 34 281,34
47 22,81
48 25,65
49 29,41
Sumber : Alfi Syahrin, 2012 h.65
Gambar 6 Grafik pemanasan ruangan
Gambar 7 Grafik pendinginan ruangan
PEMBAHASAN
Pembahasan Hasil Pengujian Rangkaian
Sistem Minimum Mikrokontroler AVR
ATmega 8535
Hasil pengujian rangkaian sistem minimum
mikrokontroler AVR ATmega 8535 yang
0
10
20
30
40
50
60
Suh
u (C
)
Waktu (sekon)
0
10
20
30
40
50
60 Su
hu
(C)
Waktu (sekon)
SISTEM PENDETEKSI KEBAKARAN DENGAN KELUARAN SUARA BERBASISKAN
MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 8535 DAN IC SUARA ISD2560 9
ditunjukkan pada tabel 1 telah sesuai dengan
program yang dimasukan ke mikrokontroler
AVR ATmega 8535 yaitu Port A sebagai
output dengan keluaran logika 1 (high) dan
Port C sebagai output dengan keluaran
logika 0 (low). Tegangan keluaran untuk
logika high pada Port A didapatkan besar
tegangan 4,59 V telah sesuai dengan DC
characteristics output keluaran high pada
data sheet ATmega 8535 yaitu minimal 4,2
V. Tegangan keluaran untuk logika low pada
Port A didapatkan besar tegangan rata-rata
5,2 mV telah sesuai dengan DC
characteristics output keluaran low pada
data sheet ATmega 8535 yaitu maksimum
0,7 V.Dari hasil pengujian rangkaian sistem
minimum mikrokontroler AVR ATmega
8535 dapat disimpulkan bahwa sistem
minimum mikrokontroler AVR ATMega
8535 dalam keadaan yang baik.
Pembahasan Hasil Pengujian Rangkaian
Sensor Api
Hasil pengujian rangkaian sensor api yang
ditunjukkan pada tabel 2 menunjukan sensor
photo IC S10108 pada titik V+ tegangannya
semakin besar jika semakin dekat dengan
nyala api. Tegangan pada titik V- yang di set
oleh potensiometer sebesar 46,5 mV,
sebagai penentu seberapa batas jarak
sensitifitas sensor api pada nyala api di
depannya.
Pada saat tegangan pada titik V+ lebih besar
dari tegangan pada titik V-, komparator
mengindentifikasi pada kaki non-inverting
lebih besar dari pada tegangan kaki inverting
maka kedua tegangan akan dibandingkan
dan tegangan keluaran dari komparator akan
mengeluarkan kondisi high yaitu sebesar
3,376 V. Sedangkan pada saat tegangan
pada titik V- lebih besar dari tegangan pada
titik V+, komparator mengindentifikasi pada
kaki inverting lebih besar dari pada tegangan
kaki non-inverting maka kedua tegangan
akan dibandingkan dan tegangan keluaran
dari komparator akan mengeluarkan kondisi
low yaitu sebesar 5,2 mV. Dari hasil
pengujian rangkaian sensor api dapat
disimpulkan bahwa rangkaian sensor api
dapat berfungsi dengan baik
Pembahasan Hasil Pengujian Rangkaian
Sensor Asap
Hasil pengujian rangkaian sensor asap AF-
30 pada titik V+ tegangannya semakin
besar jika semakin besar kadar asap.
Tegangan pada titik V- yang di set oleh
potensiometer sebesar 3,433 V sebagai
penentu seberapa batas kadar asap minimum
10 HAELKO Vol 93 No 2 September 2010: hal 1-12
yang layak untuk mengisyaratkan adanya
bahaya kebakaran pada sensor asap.
Pada saat tegangan pada titik V+ lebih besar
dari tegangan pada titik V-, komparator
mengindentifikasi pada kaki non-inverting
lebih besar dari pada tegangan kaki inverting
maka kedua tegangan akan dibandingkan
dan tegangan keluaran dari komparator akan
mengeluarkan kondisi high yaitu sebesar
3,36 V. Sedangkan pada saat tegangan pada
titik V- lebih besar dari tegangan pada titik
V+, komparator mengindentifikasi pada kaki
inverting lebih besar dari pada tegangan kaki
non-inverting maka kedua tegangan akan
dibandingkan dan tegangan keluaran dari
komparator akan mengeluarkan kondisi low
yaitu sebesar 7,8 mV. Dari hasil pengujian
rangkaian sensor asap dapat disimpulkan
bahwa rangkaian sensor asap dapat
berfungsi dengan baik
Pembahasan Hasil Pengujian Rangkaian
Sensor Suhu
Hasil pengujian rangkaian sensor suhu
menunjukan sensor LM35 pada titik V+
tegangannya semakin besar jika semakin
semakin panas batang aluminium. Tegangan
hasil pengujian pada sensor LM35 sesuai
karakteristik sensor LM35 yaitu setiap
kenaikan 1o C tegangan keluarannya naik
sebesar 10 mV. Tegangan pada titik V- yang
di set oleh potensiometer sebesar 500 mV,
sebagai penentu seberapa batas suhu
maksimum yang layak untuk
mengisyaratkan adanya bahaya kebakaran
pada sensor suhu.
Pada saat tegangan pada titik V+ lebih besar
dari tegangan pada titik V-, komparator
mengindentifikasi pada kaki non-inverting
lebih besar dari pada tegangan kaki inverting
maka kedua tegangan akan dibandingkan
dan tegangan keluaran dari komparator akan
mengeluarkan kondisi high yaitu sebesar
3,514 V. Sedangkan pada saat tegangan
pada titik V- lebih besar dari tegangan pada
titik V+, komparator mengindentifikasi pada
kaki inverting lebih besar dari pada tegangan
kaki non-inverting maka kedua tegangan
akan dibandingkan dan tegangan keluaran
dari komparator akan mengeluarkan kondisi
low yaitu sebesar 2,3 mV. Dari hasil
pengujian rangkaian sensor suhu dapat
disimpulkan bahwa rangkaian sensor suhu
dapat berfungsi dengan baik
Pembahasan Pengujian Rangkaian
Driver Suara
Hasil pengujian rangkaian driver suara
dengan cara melakukan mode perekaman
suara (Recording Mode) lalu melakukan
mode pemutaran kembali suara (Playback
Mode), hasilnya suara yang sama
SISTEM PENDETEKSI KEBAKARAN DENGAN KELUARAN SUARA BERBASISKAN
MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 8535 DAN IC SUARA ISD2560 11
dengan yang direkam dalam tahap mode
perekaman suara menujukkan bahwa
rangkaian driver suara dapat berfungsi
dengan baik.
Pembahasan Pengujian Mekanik Kotak
Hasil Pengujian mekanik kotak untuk
mengetahui lama pemanasan dan
pendinginan ruangan. Pada hasil proses
pemanasan ruangan yang ditunjukan gambar
6 grafik pemanasan ruangan dapat
disimpulkan bahwa kenaikan suhu linear
dengan lama proses pemanasan. Begitu juga
pada hasil proses pendinginan ruangan yang
ditunjukan gambar 7 grafik pendinginan
ruangan dapat disimpulkan bahwa
penurunan suhu linear dengan lama proses
pendinginan.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan
untuk membuat system pendeteksi
kebakaran dengan keluaran suara
berbasiskan AVR ATmega 8535 dan IC
suara ISD2560 disertai hasil pengujian
program dan analisa terhadap input dan
output dari mikrokontroler AVR ATmega
8535, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Sistem pendeteksi kebakaran dengan
keluaran suara dapat dibuat dari sistem
minimum mikrokontroler AVR ATmega
8535, rangkaian sensor, rangkaian driver
suara dan catu daya.
2. Sistem pendeteksi kebakaran dengan
keluaran suara berbasiskan AVR
ATmega 8535 dan IC suara ISD2560
dapat dijadikan sebagai alat pendeteksi
kebakaran pada ruang penyimpanan
yang di dalam terdapat barang-barang
yang mudah terbakar, barang berharga
dan dokumen penting membutuhkan
penanganan khusus sesuai kondisi
terjadinya kebakaran.
3. Sensor LM35 cukup baik dalam
pengukuran suhu dan sensor AF-30
dapat mendeteksi keberadaan asap
disekitar sensor AF-30.
4. Sensor photo IC S10108 mudah
terganggu pancaran cahaya matahari dan
hanya bisa mendeteksi tegak lulus
dengan sensor.
SARAN
1. Output dari sistem pendeteksi
kebakaran diharapkan dapat melalui HP
agar dapat memberikan informasi
kepada petugas gedung dimana pun.
2. Sensor photo IC S10108 ditempatkan
pada motor stepper agar dapat
melakukan scan keberadaan api dari
banyak sisi.
12 HAELKO Vol 93 No 2 September 2010: hal 1-12
DAFTAR PUSTAKA
Iin Quraisin. 2006. Alat Pendeteksi
Kebakaran Dengan Sensor Terpadu
Berbasiskan Mikrokontroler AT89S51.
Jakarta : Jurusan Teknik Elektro, FT,
UNJ.
Eri Prasetyo. Wahyu K.R. dan Riko
Aprihadi, Mikrokontroler AT89S51TM
Sebagai Pengendali Pengiriman
Informasi Kebakaran Melalui Telepon
Seluler. Depok : Universitas
Gunadarma.
Riri Warfa’nul Karria. 2004. Sistem
Pengaman Kebakaran Berbasiskan
Komputer. Jakarta : Jurusan Teknik
Elektro, FT, UNJ.
M. Ivan Hariyanto, 2008, Sistem Monitoring
Alarm Kebakaran Pada Gedung
Berbasiskan Mikrokontroler AVR
ATmega 8535. Jakarta : Jurusan Teknik
Elektro, FT, UNJ.
Sri Widodo, 2002, Aplikasi Mikrokontroler
AT90S8535 Sebagai Alat Pengontrol
Bahaya Kebakaran. Jakarta : Jurusan
Teknik Elektro, FT, UNJ.
Emil Salim, 2002, Pedoman Pengelolaan
Lingkungan, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Astra
International Tbk.
Recommended