View
244
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
LAPORAN KINERJA
KEMENTRIAN KOPERA
SI DAN UKM TAHUN 2015
.6uqep ueye 6ueA esew !p epay uenJesh!un 6u!sew-6u!sew e[~au!y uey~ey6u!uaru ynJun W>(n uep !se~adoy ue!Jaluaway !ses!ue6~o IeuJaJu! !6eq yxq paaj uep ue6u!~uaday ny6uewad !6eq ueynsew ueyeq [peluaw jedep !u! eGau!y ue~odel ueyde~eq!p 'ue!y!wap ue6uaa '6102-5102 unqel Wyn uep !seJado] ue!Jajuaway s!6aje~js eumuaa uep 5102 eFau!y ue!tuepad ueyAesepJaq s!6qe~qs umeses ue!edeJuad uel!seqAaqay ~o~ey!pu! le6eqas '(ny~) ewean epau!y joaey!puI ueledesuad ueylesepJaq inyn!p 6ueA e&au!y ue!edeJ ue~eqwe6 uey!Jaqwaru !u! Wyn uep !se~adoy ue!JaJuaway epau!y ue~odei
.wyn uep !se~adoy ue!Jajuaway eped !se~yo~!g !sewjojaa ~ri?~ueqPjad ue6uap uelelas leulqu! !S€?S!ue6~0 j!un deljas eGau!y nxwad uep !lepua6uad '!el!uad jele le6eqas !s6unj~aq !u! ePau!y uPJ0del .y!p~!Jad uep 6ueluaDaq eJmas ehusegl!qqunye ue~odel uey!jehua~u uep unsnhuaw ynlun sq!l!qqunye seliaua je6eqas ifi uep er~ay uenaes 'epay j!un de~as Je6e uey~euelue6uaw 'yqu!~awad !sue~su~ ePau!n sel!l!qaunyv was!S 6ue~uaj ~IOZ unyel 62 JOLUON uap!sa~d ueAnjeJad !nlelaw 'yejuyaluad
'~IIJZ-SIOZ wyn uep !seJadoy ue!laauaway s!6a~e.t~ eue3uaa uep (wy~ny) yebuauaw uep pay 'o~y!~ eyesn '!se~adoy ueeAep~aqwad welep !s6uy uep yoyod se6nj ueeuesyelad sele y!po!~ad elexs sej!l!qe$unye uep !sue~edsueJJ uepnrnwad ueyedn~aw IU! ehau!y ue~odq mjyeM jeda~ uep eue2ual ue6uap !ensas STOZ unyel wyn uep !se~adoy ue!JaJuaway er~au!y ueJ0del unsnual yela? vANe!unJey sqe euaJey esg eyew 6ue~ ueqnl JeJ!peyay ~nynhs (nd uede3n
ii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah ini
merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian visi, misi, dan program
Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun 2015. Laporan ini juga sekaligus merupakan
bentuk evaluasi terhadap capaian kinerja dari pelaksanaan program dan kegiatan di
lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun anggaran 2015. Pengukuran
capaian kinerja dilakukan berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian
Koperasi dan UKM periode 2015-2019.
Dalam penyusunan Laporan Kinerja Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015
mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan ini
memuat pencapaian kinerja pelaksanaan program/kegiatan sesuai dengan tugas dan
fungsi serta Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015-2019, yang
dicermati dari pencapaian target sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan.
Diharapkan Laporan kinerja ini dapat menjadi tolak ukur keberhasilan
program/kegiatan tahunan Kementerian Koperasi dan UKM serta perbandingan capaian
kinerja pada tahun sebelumnya akan menjadi input perbaikan dan penyempurnaan
guna pencapaian kinerja di masa yang akan datang. Laporan Kinerja Kementerian
Koperasi dan UKM menggambarkan reviu dari Renstra Kementerian Koperasi dan UKM
Tahun 2015-2019 dan Perjanjian Kinerja Tahun 2015, di mana terdapat 30 Sasaran
Strategis dan 50 Indikator Kinerja (dapat dilihat pada Lampiran 3).
Kinerja realisasi keuangan Kementerian KUKM Tahun 2015 sebesar
Rp. 1.291.097.198.256,- atau mencapai 76,98% dari Total Pagu Anggaran sebesar Rp.
1.677.169.425.000,- yang mengalami kenaikan sebesar 18,07% dari pagu Tahun 2014
sebesar Rp. 1.420.448.122.000,-.
Secara umum kinerja Kementerian Koperasi dan UKM cukup baik, namun masih
terdapat permasalahan dalam mewujudkan sasaran strategisnya selama tahun 2015,
yaitu :
a. Terdapat beberapa kegiatan yang mengalami Pemblokiran Anggaran, sehingga
dilakukan penghematan sesuai Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang
iii
Langkah-langkah Penghematan dan Pemanfaatan Anggaran Belanja Perjalanan dan
Meeting/Konsinyering Kementerian/Lembaga dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015.
b. Dalam melaksanakan beberapa kegiatan untuk mencapai target yang telah
ditetapkan, Unit Kerja Eselon I/ Satuan Kerja BLU harus berkaitan dengan pihak
lembaga lain, seperti program bantuan sosial harus melalui reviu BPKP dan
menunggu surat rekomendasi resmi dari Kementerian Keuangan sebelum dilakukan
penetapan calon penerima bansos sehingga menghambat proses realisasi target
dan anggaran.
c. Seringkali ditemukan proposal Bantuan Sosial dari pemohon (koperasi) yang masuk
ke Kementerian Koperasi dan UKM tidak cukup layak untuk ditetapkan sebagai
calon penerima bansos.
d. Rencana yang telah disusun seringkali tidak dilaksanakan secara konsisten, karena
terdapat kegiatan prioritas lain yang tidak terjadwal yang terpaksa harus
dilaksanakan terlebih dahulu
Sebagai catatan untuk melakukan perbaikan ke depan, harus dilakukan berbagai
langkah-langkah dan kebijakan yang lebih intensif untuk mempertajam aspek output
dan outcome dari program/kegiatan yang saling bersinergi sesuai dengan sasaran
strategis Kementerian Koperasi dan UKM. Hal ini dipandang sangat penting, mengingat
pelaksanaan pemberdayaan koperasi dan UMKM adalah salah satu langkah strategis
yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia
2015
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
IKHTISAR EKSEKUTIF ……………………………................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... vi
DAFTAR GRAFIK ...................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. viii
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG …………………………………......................................................... 1
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN ..................................................................................... 2
1.3 TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM …….............................. 2
1.4 STRUKTUR ORGANISASI …………………………........................................................ 3
1.5 POTENSI KOPERASI DAN UKM…......................................................................... 5
1.6 PERMASALAHAN DAN TANTANGAN…................................................................... 7
1.7 SISTEMATIKA PENYAJIAN LAPORAN KINERJA ….................................................. 11
BAB II
PERENCANAAN KINERJA...................................................................................... 12
2.1 RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KUKM TAHUN 2015-2019 …………............…. 12
2.2 PERJANJIAN KINERJA KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2015............... 14
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA ………………………………………………………………………………. 16
3.1 RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KUKM TAHUN 2015-2019 …………............…. 16
3.2. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA TAHUN 2015…..................................... 16
3.3. AKUNTABILITAS KEUANGAN……………………………………………..................................... 85
BAB IV
PENUTUP………..……………………………....................................................................... 89
4.1 KESIMPULAN …………......................................................................................…. 89
4.2 REKOMENDASI …………...................................................................................…. 90
LAMPIRAN ………………………………………................................................................... 91
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia
2015
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Permasalahan dalam Pengembangan Koperasi Indonesia ........................... 7
Tabel 3.1 Jumlah Rekruitmen dan Seleksi PPKL sampai Tahun 2015……...................... 20
Tabel 3.2 Koperasi penerima bansos ....................................................................... 24
Tabel 3.3 Koperasi Penerima Bansos di Bidang Parwisata Tahun 2015 ....................... 26
Tabel 3.4 Lokasi Koperasi Ritel Modern pada tahun 2014-2015.................................. 43
Tabel 3.5 Usaha Mikro yang difasilitasi melalui pasar rakyat pada tahun 2014-2015..... 45
Tabel 3.6 Fasilitasi Pengembangan Revitalisasi Pasar Tradisional tahun 2014-2015...... 50
Tabel 3.7 Rekapitulasi Revitalisasi Pasar Tradisional Tahun 2015................................ 51
Tabel 3.8 Jumlah KUMKM yang difasilitasi Kemitraan Pola Subkontrak........................ 55
Tabel 3.9 Jumlah KUMKM yang difasilitasi Kemitraan Waralaba.................................. 56
Tabel 3.10 Koperasi penerima bansos beserta komoditi usahanya ............................... 57
Tabel 3.11 Rekapitulasi Realisasi Anggaran per Program Kementerian KUKM TA 2015... 86
Tabel 3.12 Rekapitulasi Rencana dan Realisasi Anggaran Kementerian KUKM TA 2015... 87
Tabel 3.13 Opini BPK-RI............................................................................................ 88
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia
2015
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Salah satu Budidaya Hortikultura KUD Sido Luhur, Kab. Kulon Progo, DIY
untuk budidaya melon.............................................................................
28
Gambar 3.2 PLTMH Napajoring yang dikelola oleh KSU Mitra Keluarga Kab. Toba
Samosir, Sumatera Utara.........................................................................
34
Gambar 3.3 Salah satu penataan Toko Koperasi KSU Setia Karya Kota Magelang........... 51
Gambar 3.4 Kawasan PKL Kab. Cirebon sebelum dan sesudah..................................... 53
Gambar 3.5 Pelaksanaan Bimtek Penataan Sarana Usaha PKL di Bogor Jawa Barat........ 54
Gambar 3.6 Temu Solusi Penataan Saran Usaha PKL di Propinsi P.I. Yogyakarta........... 54
Gambar 3.7 Pendampingan Manajemen bagi Koperasi Pengelola PKL........................... 55
Gambar 3.8 Pasar tradisional yang direvitalisasi ......................................................... 59
Gambar 3.9 Kegiatan Temu Kemitraan KUMKM melalui Kemitraan Waralaba................. 64
Gambar 3.10 opening Ceremony & Awarding SMESCO Festival..................................... 68
Gambar 3.11 Kementerian KUKM dalam pameran di DKI Jakarta.................................. 70
Gambar 3.12 kegiatan koordinasi dan sosialisasi program KUR di Provinsi Jawa Tengah 76
Gambar 3.13 Perpres No. 98 Tahun 2014 Telah ditindaklanjuti dengan Nota
Kesepahaman.......................................................................................
78
Gambar 3.14 Menteri KUKM ketika memberikan IUMK................................................. 79
Gambar 3.15 Partispasi Indonesia dalam Kerjasama Internasional................................ 84
Gambar 3.16 Tampilan www.smecda.com.................................................................. 87
Gambar 3.17 Salah satu pelaksanaan bimbingan teknis aplikasi DSS............................. 89
Gambar 3.18 Rapat Koordinasi Sistem Akuntansi Instansi (SAI).................................... 92
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia
2015
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Struktur Organisasi Kementerian KUKM dan Perubahannya......................... 92
Lampiran 2 Sasaran Strategis, Indikator Kinerja Kemeterian Koperasi dan UKM
pada Renstra 2015-2019.........................................................................
94
Lampiran 3 Perjanjian Kinerja Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015................... 97
Lampiran 4 Capaian Kinerja Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015..................... 102
Lampiran 5 Tindak Lanjut terhadap Rekomendasi Menteri PAN dan RB......................... 108
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia
2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
merupakan salah satu upaya pencapaian tujuan negara dan bangsa Indonesia sesuai
Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yaitu untuk memajukan kesejahteraan umum. Pelaksanaannya menggunakan landasan
azas kekeluargaan (pasal 33 ayat 1) dan penyelenggaraan perekonomian nasional
yang berdasar atas demokrasi ekonomi (pasal 33 ayat 4). Pemberdayaan koperasi dan
UMKM juga dilakukan dalam rangka pelaksanaan amanat UU No. 25 Tahun 1992
tentang Perkoperasian, yaitu pembangunan koperasi merupakan tugas dan tanggung
jawab Pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia yang diarahkan untuk membangun
koperasi yang kuat dan mandiri berdasarkan prinsip koperasi sehingga mampu
berperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Dalam lima tahun ke depan yaitu 2015-2019, pemberdayaan koperasi dan UMKM
akan dilaksanakan melalui berbagai kebijakan untuk meningkatkan daya saing koperasi
dan UMKM. Kebijakan-kebijakan tersebut mencakup upaya-upaya peningkatan
kapasitas dan kinerja usaha koperasi dan UMKM, penguatan dan perluasan peran
sistem pendukung usaha, dan peningkatan dukungan iklim usaha. Hal ini sejalan
dengan tiga tataran pemberdayaan koperasi dan UMKM dimana pada tataran makro,
kebijakan pemberdayaan koperasi dan UMKM mencakup perbaikan lingkungan usaha
yang diperlukan untuk mendukung perkembangan koperasi dan UMKM. Beberapa isu
lingkungan usaha di antaranya berkaitan dengan peraturan, persaingan usaha, biaya
transaksi, formalisasi usaha, serta peran pemerintah, swasta dan masyarakat.
Sebagai acuan untuk mengarahkan pemberdayaan koperasi dan UMKM di
lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM telah ditetapkan Rencana Strategis
(Renstra) Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015-2019 melalui Peraturan Menteri
Koperasi dan UKM Nomor 07/Per/M.KUKM/VII/2015 tentang Renstra Kementerian
Koperasi dan UKM Tahun 2015-2019. Dalam dokumen perencanaan strategis tersebut
telah memuat indikator kinerja dan target yang diurai pertahun serta rencana indikasi
pendanaannya.
Dalam melaksanakan program dan kegiatan, Kementerian Koperasi dan UKM
sebagai unit kerja pemerintah dituntut untuk dapat mempertanggungjawabkan kinerja
atau hasil-hasil dari seluruh program dan kegiatannya kepada masyarakat atas
penggunaan dana dan kewenangan yang diberikan.
Pada tahun 2015, Kementerian Koperasi dan UKM memperoleh kategori CC
(Cukup Baik), berdasarkan surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia
2015
2
Reformasi Birokrasi Nomor B/3951/M.PANRB/12/2015, tanggal
11 Desember 2015, menyatakan bahwa hasil evaluasi atas implementasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) mencapai 57,61, dimana nilai
tersebut naik dari nilai tahun sebelumnya yaitu 56,50. Penilaian tersebut menunjukan
tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran dibandingkan dengan capaian
kinerjanya, kualitas pembangunan budaya kinerja birokrasi dan penyelenggaraan
pemerintahan yang berorientasi pada hasil di Kementerian Koperasi dan UKM sudah
menunjukan hasil yang cukup memadai dan masih memerlukan penyempurnaan.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, setiap K/L diwajibkan melaporkan
pelaksanaan akuntabilitas kinerjanya sebagai wujud pertanggungjawaban dalam
mencapai misi dan tujuan organisasi, dan menyampaikan Laporan Kinerja pada setiap
akhir tahun kepada Presiden melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi.
Maksud penyusunan Laporan Kinerja Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015
adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban Menteri Koperasi dan UKM kepada
Presiden atas pengelolaan anggaran dan pelaksanaan program/kegiatan dalam rangka
mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Adapun tujuan penyusunan Laporan
Kinerja adalah untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan sasaran
Kementerian Koperasi dan UKM selama tahun 2015. Berdasarkan hasil evaluasi yang
dilakukan kemudian dirumuskan suatu simpulan yang dapat menjadi salah satu
masukan dan referensi dalam menetapkan kebijakan dan strategi selanjutnya.
1.3 TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
Kementerian Koperasi dan UKM mempunyai tugas dan fungsi yang sudah
ditetapkan dalam Peraturan Presiden No. 62 Tahun 2015 tentang Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menenegah, yaitu Kementerian Koperasi dan UKM
mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang koperasi dan
usaha kecil dan menengah untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Kementerian Koperasi dan
UKM menyelenggarakan fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang peningkatan kapasitas
kelembagaan koperasi dan usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah,
pemberdayaan pembiayaan koperasi dan usaha mikro, usaha kecil dan usaha
menengah, pemberdayaan produksi dan pemasaran koperasi dan usaha mikro,
usaha kecil dan usaha menengah, restrukturisasi usaha koperasi dan usaha
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia
2015
3
mikro, usaha kecil dan usaha menengah, pengembangan sumber daya manusia
koperasi dan usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah, dan pemeriksaan
dan pengawasan koperasi.
2. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan
kapasitas kelembagaan koperasi dan usaha mikro, usaha kecil dan usaha
menengah, pemberdayaan pembiayaan koperasi dan usaha mikro, usaha kecil
dan usaha menengah, pemberdayaan produksi dan pemasaran koperasi dan
usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah, restrukturisasi usaha koperasi
dan usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah, pengembangan sumber
daya manusia koperasi dan usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah, dan
pemeriksaan dan pengawasan koperasi.
3. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi
di lingkungan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.
4. Pengelolaan barang milik negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.
5. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah.
1.4 STRUKTUR ORGANISASI
Kementerian Koperasi dan UKM dipimpin oleh Menteri Koperasi dan UKM yang
berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Dalam
menjalankan tugas dan fungsinya sampai dengan tahun 2015 berdasarkan Peraturan
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Nomor
05/Per/M.KUKM/IX/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koperasi dan
Usaha kecil dan Menengah.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Menteri Koperasi dan UKM dibantu oleh
13 Eselon I dan Inspektorat, yang terdiri atas:
1. Sekretariat Kementerian;
2. Deputi Menteri Bidang Kelembagaan;
3. Deputi Menteri Bidang Produksi;
4. Deputi Menteri Bidang Pembiayaan;
5. Deputi Menteri Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha;
6. Deputi Menteri Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia;
7. Deputi Menteri Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha;
8. Deputi Menteri Bidang Pengkajian Sumber Daya Usaha Kecil, Menengah dan
Koperasi;
9. Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga;
10. Staf Ahli Menteri Bidang Penerapan Nilai Dasar Koperasi;
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia
2015
4
11. Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Internasional;
12. Staf Ahli Menteri Bidang Pemanfaatan Teknologi;
13. Staf Ahli Menteri Bidang Pengembangan Iklim Usaha dan Kemitraan; dan
14. Inspektorat Kementerian Koperasi dan UKM.
Adapun untuk bagian pengawasan secara khusus dilakukan oleh Inspektorat
yang bertanggungjawab langsung kepada Menteri Koperasi dan UKM dan secara
administrasi dikordinasikan oleh Sekretaris Kementerian.
Pada jajaran struktural, unit kerja Sekretariat Kementerian meliputi Sekretaris
Kementerian yang mengkordinasikan Kepala Biro, Kepala Bagian dan Sub-bagian.
Sedangkan unit kerja Deputi meliputi Deputi Menteri yang
mengkordinasikan para Asisten Deputi (ASDEP), Kepala Bidang, dan Sub-bidang.
Namun sejak tanggal 18 Mei 2015, berdasarkan Peraturan Presiden Republik
Indonesia No. 62 Tahun 2015 tentang Kementerian Koperasi dan UKM, terjadi
perubahan struktur organisasi Kementerian Koperasi dan UKM, yaitu Menteri Koperasi
dan UKM dibantu oleh 10 Eselon I dan Inspektorat, yang terdiri atas:
1. Sekretariat Kementerian Koperasi dan UKM;
2. Deputi Bidang Kelembagaan;
3. Deputi Bidang Pembiayaan;
4. Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran;
5. Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha;
6. Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia;
7. Deputi Bidang Pengawasan;
8. Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro;
9. Staf Ahli Bidang Produktivitas dan Daya Saing;
10. Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga;
11. Inspektorat Kementerian Koperasi dan UKM.
Adapun untuk bagian pengawasan secara khusus dilakukan oleh Inspektorat
yang bertanggungjawab langsung kepada Menteri Koperasi dan UKM dan secara
administrasi dikordinasikan oleh Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM. Pada
jajaran struktural, unit kerja Sekretariat Kementerian Koperasi dan UKM meliputi
Sekretaris Kementerian yang mengkordinasikan Kepala Biro, Kepala Bagian dan Sub-
bagian. Sedangkan unit kerja Deputi meliputi Deputi yang mengkordinasikan para
Sekretaris Deputi (Sesdep), Asisten Deputi (Asdep), Kepala Bidang, dan Sub-bidang.
Struktur Organisasi Kementerian Koperasi dan UKM serta perubahannya
digambarkan pada Lampiran 1.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia
2015
5
1.5 POTENSI KOPERASI DAN UKM
A. POTENSI KOPERASI
Identitas Koperasi (Co-operative Identity) yang ditetapkan ICA mencakup definisi
koperasi yang merupakan “perkumpulan otonom dari orang-orang yang bergabung
secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya
mereka yang sama melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis”.
Koperasi memiliki nilai-nilai menolong diri sendiri, bertanggung jawab kepada diri
sendiri, demokrasi, persamaan, keadilan dan solidaritas. Pelaksanaan nilai-nilai
koperasi tersebut berpedoman pada tujuh prinsip koperasi, yaitu (i) keanggotaan yang
bersifat terbuka; (ii) pengelolaan yang bersifat demokratis;(iii) partisipasi anggota
dalam ekonomi; (iv) kebebasan dan otonomi; (v) pendidikan, pelatihan dan informasi;
(vi) kerjasama antar koperasi;dan (vii) kepedulian terhadap masyarakat. Definisi, nilai
dan prinsip-prinsip koperasi tersebut merupakan potensi koperasi untuk maju dan
mampu membantu anggotanya dalam meningkatkan kesejahteraan melalui upaya
kolektif yang produktif, efektif dan efisien serta berkelanjutan.
Sebagai organisasi sosial-ekonomi, koperasi memiliki karakteristik yang sesuai
untuk dapat mengelola berbagai potensi yang dimiliki Indonesia secara lebih optimal,
baik keragaman sumber daya alam hayati maupun keragaman sosial-budaya. Peran
koperasi tersebut diwujudkan melalui kegiatan usaha kolektif yang melibatkan
partisipasi aktif masyarakat (anggota) dalam kegiatan produksi, pengolahan dan
pemasaran. Koperasi juga berperan untuk meningkatkan posisi tawar dan efisiensi
kolektif anggotanya, baik yang berstatus sebagai produsen maupun konsumen.
Efisiensi dan efektivitas usaha anggota koperasi dapat dicapai karena pemasaran,
pembelian input produksi, pemanfaatan modal (simpan-pinjam), dan pengadaan serta
penggunaan fasilitas usaha dilakukan secara bersama. Kebersamaan ini akan
mengurangi resiko persaingan di antara anggota (zero sum game), meningkatkan
posisi tawar terhadap pihak eksternal,dan menghasilkan manfaat yang adil (positive
sum game).
Ke depan, koperasi perlu difasilitasi untuk terlibat aktif dalam rantai pasok
(supply chain) dengan melibatkan sebanyak-banyaknya anggota. Koperasi tidak saja
berperan sebagai faktor pencipta produktivitas dan nilai tambah bagi produk
anggotanya, namun juga menjalankan fungsi konektivitas antara sektor primer dan
sektor sekunder. Fungsi konektivitas tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut oleh
koperasi melalui penyediaan jasa-jasa usaha (penyimpanan, pengendalian mutu,
pengemasan, pengangkutan, sarana pemasaran, dll.). Pada saat yang sama, kapasitas
koperasi untuk meningkatkan kualitas penghidupan anggota koperasi, sekaligus
memperkuat modal sosial di masyarakat, perlu diperkuat. Hal ini dapat diwujudkan
melalui layanan koperasi di bidang pendidikan, pelatihan, kesehatan, pengadaaan
perumahan dan fasilitas lainnya. Seiring dengan globalisasi, peran koperasi juga
dibutuhkan sebagai platform usaha bersama bagi UMKM di Indonesia dalam
menghadapi persaingan yang semakin intensif. Melalui koperasi, UMKM dapat
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia
2015
6
mengembangkan berbagai produk unggulan dengan skala volume dan kualitas yang
memadai. Kelembagaan dan usaha koperasi juga diperkuat dengan rencana perbaikan
peraturan perundangan.
B. POTENSI UMKM
Potensi UMKM ditunjukkan oleh perannya sebagai sumber pendapatan
masyarakat, pemenuhan kebutuhan barang dan jasa domestik, penciptaan lapangan
pekerjaan, serta peningkatan nilai tambah yang berdampak pada penurunan angka
kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi. Secara ringkas potensi UMKM ke depan dapat
dipengaruhi oleh sisi internal dari UMKM dan eksternal (lingkungan) sebagai berikut:
Potensi Internal:
1) Jumlah UMKM yang besar merupakan modal dasar untuk berkontribusi lebih
besar dalam perekonomian.
2) Struktur dan karakteristik organisasi, usaha dan pengelolaan UMKM yang cukup
fleksibel memberi kemudahan untuk menyesuaikan dengan perubahan
kapasitasnya, serta perubahan pasar dan perekonomian.
3) UMKM menghasilkan produk dan jasa dengan harga yang terjangkau
masyarakat, sehingga berkontribusi dalam penguatan pasar domestik, khususnya
dalam penyediaan barang dan jasa yang menjadi kebutuhan utama masyarakat.
4) Produk-produk UMKM sebagian besar memiliki kaitan yang kuat dengan sumber
daya dan budaya lokal, serta pengetahuan, keterampilan tangan dan pola kerja
yang diwariskan secara turun-temurun. Penggunaan sumber daya lokal
mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor.
5) Jumlah UMKM yang besar merupakan potensi untuk pengembangan keterkaitan
usaha dalam skema rantai nilai dan rantai pasok sehingga efisiensi sistem
produksi dan pemasaran dapat ditingkatkan.
Potensi eksternal:
1) UU No. 20/2008 tentang UMKM dan PP No. 17/2013 tentang Pelaksanaan UU No.
20/2008 memberi kepastian hukum bagi pengembangan UMKM.
2) Kemudahan mendirikan usaha secara informal di Indonesia, khususnya pada
skala mikro, menjadikan potensi penumbuhan wirausaha baru dan UMKM sangat
besar. Indonesia juga digolongkan sebagai negara yang paling kondusif untuk
memulai usaha (lebih tinggi dari Amerika, Kanada, India, dan Australia serta 19
negara lain) berdasarkan survei Globescan & Program on International Policy
Attitudes, University of Maryland pada tahun 2011, tentang (i) tingkat
kreativitas/inovasi; (ii) tingkat kesulitan memulai usaha; (iii) latar belakang orang
yang memulai usaha; dan (iv) kemudahan untuk menerapkan ide menjadi bisnis.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia
2015
7
3) Kemudahan untuk mendirikan usaha juga didukung dengan ketersediaan sumber
daya alam dan skala permintaan yang besar (populasi penduduk yang besar),
meskipun tingkat kreativitas dalam pemanfaatan sumber daya alam dan potensi
permintaan pasar tersebut berbeda antar wilayah.
4) Kebijakan pemerintah pusat dan daerah, serta dukungan pemangku kepentingan
lainnya memungkinkan UMKM terus berkembang.
5) Peningkatan proporsi penduduk usia produktif, yang disertai pendidikan dan
keterampilan yang lebih tinggi, menjadi sumber tenaga kerja terampil dan
penumbuhan pengusaha dengan kapasitas yang lebih baik.
Potensi pengembangan UMKM ke depan juga semakin besar dengan adanya
transformasi perekonomian yang semula bergantung pada sumber daya alam
(resource-based economy) dan kemudian bergerak ke perekonomian yang berbasis
ilmu pengetahuan (knowledge-based economy). Transformasi ini membuka peluang
keterlibatan yang lebih besar dari UMKM yang mengandalkan produk berbasis
keterampilan dan budaya lokal, serta generasi muda terdidik untuk mendirikan usaha-
usaha baru berbasis ilmu pengetahuan dan inovasi. Transformasi ini berwujud dalam
pengembangan ekonomi kreatif, yang didefinisikan sebagai industri berdasarkan
penggunaan kreativitas dan modal intelektual sebagai input utama (UNCTAD, 2010).
Ke depan, industri kreatif dianggap sangat potensial untuk diperkuat dan mempunyai
prospek yang cerah untuk berkontribusi pada penyediaan lapangan kerja yang
berkualitas dan ekspor.
1.6 PERMASALAHAN DAN TANTANGAN
A. Permasalahan dan Tantangan dalam Pengembangan Koperasi
Permasalahan utama yang dihadapi koperasi secara ringkas ditampilkan pada
Tabel I.5. Permasalahan tersebut berkaitan dengan organisasi, usaha, sumber daya
manusia (SDM), sistem pendukung dan iklim usaha.
Tabel 1.1 Permasalahan dalam Pengembangan Koperasi Indonesia
Aspek Permasalahan
Organisasi 1. Masih banyak koperasi yang belum menerapkan nilai dan prinsip
koperasi secara benar.
2. Koperasi belum memiliki visi untuk menjadi modern (SDM, organisasi, usaha dan inovasi).
3. Rendahnya profesionalisme dan akuntabilitas dalam pengelolaan koperasi.
4. Masih banyaknya koperasi yang berorientasi atau bergantung pada
bantuan pemerintah.
5. Masih banyak koperasi yang tidak aktif.
Usaha 1. Kurangnya kesadaran anggota koperasi untuk berpartisipasi dalam meningkatkan modal dan memajukan usaha koperasi.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia
2015
8
2. Kurangnya kapasitas koperasi untuk berinovasi dalam pengembangan
produk dan layanan bagian.
3. Kurangnya kemampuan koperasi untuk memenuhi target produksi
(kualitas, kuantitas dan kontinuitas) sesuai permintaan pasar.
4. Terbatasnya kemampuan koperasi untuk menjangkau pasar terutama
dalam promosi produk, akses informasi pasar dan saluran pemasaran.
5. Terbatasnya jaringan usaha dan pemasaran antar koperasi dan antara koperasi dan usaha besar.
SDM 1. Banyak anggota yang tidak mengerti tentang koperasi.
2. Kurangnya keteladanan koperasi.
3. Mentalitas dan orientasi bisnis SDM koperasi masih rendah.
4. Rendahnya kapasitas SDM koperasi dalam mengakses teknologi informasi, jaringan produksi dan pemasaran.
5. Kurangnya jangkauan penyuluhan dan diklat perkoperasian.
Sistem Pendukung
dan Iklim Usaha
1. Regulasi dan kebijakan di tingkat pusat dan daerah yang belum mendukung perkembangan koperasi.
2. Fungsi kelembagaan pemberdayaan dan infrastruktur koperasi belum optimal, terutama di bidang pendidikan, pembiayaan, dan pemasaran.
3. Kurangnya koordinasi dan keterpaduan antar stakeholders
4. Belum tersedianya data yang lengkap dan valid mengenai
perkembangan koperasi sehingga menyulitkan pemetaan dan
pembinaan.
5. Kurangnya kesiapan pemerintah dan dunia usaha untuk menyongsong
Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.
Sementara itu tantangan pengembangan koperasi ke depan yaitu (i) menjadikan
koperasi sebagai wadah usaha bersama yang menjadi pilihan untuk meningkatkan
efisiensi usaha dan kualitas penghidupan masyarakat; (ii) meningkatkan kontribusi
koperasi dalam perekonomian; dan (iii) meningkatkan posisi tawar koperasi dalam
kondisi pasar yang semakin dinamis. Tantangan ini sejalan cita-cita pengembangan
koperasi di dunia (ICA) yang ingin menjadikan koperasi sebagai (i) pemimpin dalam
pembangunan ekonomi, sosial dan lingkungan yang berkelanjutan; (ii) model usaha
yang paling disukai masyarakat; dan (iii) bentuk usaha yang paling cepat berkembang.
Penanganan terhadap permasalahan dan tantangan pengembangan koperasi
membutuhkan perbaikan paripurna dari sistem perkoperasian di Indonesia. Hal ini
mengingat kondisi koperasi saat ini masih dipengaruhi oleh krisis idiologi, krisis jatidiri
dan krisis kaderisasi. Krisis idiologi merupakan dampak dari proses Amandemen UUD
1945 yang menjadikan posisi koperasi tidak lagi menjadi salah satu pilar dalam struktur
perekonomian nasional. Krisis jatidiri merupakan dampak dari citra koperasi yang
menurun karena berbagai masalah akuntabilitas. Sementara itu krisis kaderisasi
merupakan dampak dari krisis ideologi dan jatidiri yang muncul dalam bentuk
rendahnya pemahaman dan motivasi generasi muda untuk berkoperasi.
Penanganan berbagai tantangan dan permasalahan tersebut di atas juga
membutuhkan dukungan kebijakan yang seimbang antara keberpihakan dan
pembangunan kemandirian. Hal ini mengingat sebagian besar koperasi masih berada
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia
2015
9
pada skala kecil, sehingga keberpihakan dibutuhkan untuk membangun semangat dan
keyakinan berkoperasi di kelompok akar rumput. Di sisi lain, pembangunan
kemandirian koperasi perlu dikedepankan mengingat koperasi merupakan organisasi
yang berbasis anggota serta memiliki nilai dan prinsip-prinsip partisipasi, kebersamaan
dan kemandirian. Pelaksanaan dua kebijakan tersebut membutuhkan koordinasi dan
kerjasama antara pemerintah dan gerakan koperasi, serta pemangku kepentingan
lainnya.
B. Permasalahan dan Tantangan dalam Pengembangan UMKM
Permasalahan yang dihadapi oleh UMKM saat ini berkaitan dengan kualitas SDM
yang rendah, peran sistem pendukung yang kurang optimal, dan kebijakan dan
peraturan yang kurang efektif. Permasalahan SDM UMKM pada umumnya disebabkan
oleh rendahnya pendidikan, keterampilan dan pengalaman, serta akses ke informasi.
Sebagian besar UMKM juga belum memiliki kapasitas kewirausahaan yang memadai.
Hal ini tampak dari pola bisnis UMKM yang masih banyak difokuskan pada produksi
bukan permintaan pasar.
Sementara itu kurang optimalnya peran sistem pendukung telah meningkatkan
kompleksitas dalam akses UMKM terhadap sumber daya (bahan baku dan
pembiayaan), teknologi dan pasar. Sistem pendukung usaha tersebut dapat mencakup
lembaga penyedia/pemasok bahan baku, lembaga pembiayaan, lembaga litbang,
mediator pemasaran, lembaga layanan bisnis/LPB, dll. Peran sistem pendukung UMKM
juga tidak terlepas dari ketersediaan infrastruktur serta insentif.
Kapasitas UMKM untuk dapat berperan secara maksimal di pasar juga
dipengaruhi oleh iklim usaha yang menjamin kesetaraan dan kepastian usaha, dan
perlindungan usaha, serta ketersediaan insentif untuk pengembangan usaha.
Harmonisasi berbagai peraturan antara pusat-daerah, antar sektor dan antar-wilayah
juga masih dibutuhkan untuk mendukung pengembangan UMKM.
Sementara itu tantangan yang perlu ditangani dalam pengembangan UMKM ke
depan umumnya berkaitan dengan perbaikan kondisi UMKM, di antaranya:
1. Peningkatan formalisasi usaha dengan tata kelola usaha yang lebih baik.
2. Peningkatan produktivitas yang didukung tenaga kerja terampil dan penerapan
teknologi.
3. Peningkatan kapasitas untuk membangun kemitraan dan bergabung dalam
jaringan produksi dan pemasaran global.
4. Pemanfaatan peluang yang semakin terbuka dari penerapan Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) dan perjanjian kerjasama ekonomi bilateral dan kawasan lainnya.
5. Perbaikan kebijakan dan peraturan yang responsif terhadap perbaikan kinerja
dan daya saing UMKM.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia
2015
10
Berbagai masalah dan tantangan khususnya bagi pelaku usaha mikro dan kecil
tersebut di atas mengarahkan upaya-upaya pemberdayaan UMKM ke depan perlu
difokuskan pada penanganan dua isu strategis yaitu pertumbuhan usaha dan daya
saing. Kedua isu digambarkan oleh kondisi sulitnya usaha mikro untuk tumbuh menjadi
usaha dengan skala yang lebih besar (“naik kelas”), dan tren penurunan kontribusi
UMKM dalam pembentukan PDB dan ekspor. Penanganan kedua isu tersebut juga
membutuhkan pendekatan yang paripurna melalui pengintegrasian berbagai sumber
daya dan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan. Penerapan desentralisasi
juga perlu menjadi pertimbangan dalam rangka meningkatkan efisiensi dukungan
pengembangan UMKM di berbagai wilayah. Pengembangan UMKM juga perlu
mengantisipasi dampak dari perkembangan indikator-indikator ekonomi makro, seperti
pertumbuhan ekonomi, inflasi, konsumsi masyarakat, perubahan nilai tukar Rupiah,
serta perubahan tingkat suku bunga acuan. Pada saat yang sama, UMKM juga perlu
mencermati perkembangan perubahan pasar global, terutama dengan perubahan
pasar di tujuan ekspor dan perkembangan selera pasar global.
C. Tantangan dalam Tata Kelola Organisasi
Pelaksanaan program dan kegiatan di bidang koperasi dan UMKM juga
menghadapi tantangan dalam pengelolaan organisasi Kementerian Koperasi dan UKM
sebagai berikut.
1. Peningkatan kapasitas SDM, peningkatan pemahaman dan pengetahuan
teknis SDM tentang aspek-aspek pemberdayaan koperasi dan UMKM perlu
dilakukan secara terus-menerus dan berjenjang. Hal ini penting mengingat
perkembangan perekonomian dan pasar mempengaruhi jenis kebutuhan
pembinaan yang semakin beragam, dan menuntut adanya respon dan inovasi
dari para pembina dan pengambil kebijakan.
2. Peningkatan tata kelola organisasi, sarana dan prasarana. Di sisi
organisasi, pembagian tugas dan fungsi antar unit-unit pelaksana kegiatan perlu
dilakukan secara tegas dan jelas agar sumber daya dapat digunakan secara lebih
efisien. Upaya ini perlu didukung penguatan kerjasama antar unit karena adanya
kebutuhan untuk saling melengkapi. Sarana dan prasarana pendukung kerja dan
pelayanan bagi masyarakat juga perlu diperbaiki dalam rangka meningkatkan
kualitas hasil kerja.
3. Perbaikan prosedur dan tata kelola. Tantangan ini perlu ditangani seiring
dengan pelaksanaan reformasi birokrasi dimana Kementerian Koperasi dan UKM
dituntut untuk dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara tersistem dan
terukur berdasarkan pedoman yang baku (standar kerja dan Standar Pelayanan
Minimal/SPM)
4. Perbaikan pelaksanaan program dan kegiatan melalui perbaikan prosedur
perencanaan kegiatan, kriteria dan proses seleksi penerima bantuan, serta
monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan. Upaya perbaikan tersebut perlu
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia
2015
11
didukung dengan keterbukaan informasi tentang program dan kegiatan yang
dapat diakses koperasi dan UMKM, serta masyarakat
5. Penguatan basis data dan sistem informasi perlu didasarkan pada data dan
informasi riil tentang koperasi dan UMKM dalam rangka meningkatkan ketepatan
sasaran kebijakan dan program, serta efisiensi penggunaan sumber daya.
Penguatan basis data dan sistem informasi juga perlu melibatkan Pemda dan
pemangku kepentingan lainnya
6. Peningkatan koordinasi, sinergi dan kerjasama di internal Kementerian
Koperasi dan UKM, antar K/L, antara pusat dan daerah, serta antara Pemerintah,
dunia usaha dan masyarakat. Hasilnya diharapkan dapat meningkatkan lingkup
dan jangkauan fasilitasi pengembangan koperasi dan UMKM yang paripurna,
serta mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk perbaikan kinerja koperasi
dan UMKM.
1.7 SISTEMATIKA PENYAJIAN LAPORAN KINERJA
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 mengenai Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka
Laporan Kinerja Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015 disusun dengan
sistematika sebagai berikut:
1. Bab I Pendahuluan, pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi,
dengan penekanan kepada aspek strategisb organisasi serta permasalahan
utama (strategic issue) yang sedang dihadapi organisasi.
2. Bab II Perencanaan Kinerja, pada bab ini dibagi per sub bab yang berisi
perencanaan strategis Kementerian Koperasi dan UKM Tahun
2015-2019 dan Perjanjian Kinerja Tahun 2015.
3. Bab III Akuntabilitas Kinerja, pada bab ini dibagi per sub bab yang berisi
hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis capaian kinerja, serta akuntabilitas
keuangan Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015.
4. Bab IV Penutup, pada bab ini disajikan kesimpulan menyeluruh dari Laporan
Kinerja Kementerian Koperasi dan UKM serta rekomendasi perbaikan ke depan
untuk meningkatkan kinerja.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
12
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi, Kementerian Koperasi dan UKM
telah melakukan upaya perbaikan. Upaya dimaksud seperti sasaran strategis
Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015-2019 diukur berdasarkan pencapaian dari
indikator dan target pada tataran output. Akumulasi dari pencapaian output diharapkan
menggambarkan pencapaian hasil yang menggambarkan outcome atau sasaran yang
ditetapkan demi mendukung pelaksanaan SAKIP yang lebih baik lagi.
2.1 RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN
2015-2019
Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan UKM mencakup sasaran
strategis yang merupakan penjabaran dari sasaran umum dan gambaran dalam
pencapaian tujuan Kementerian Koperasi dan UKM. Sasaran strategis dilengkapi
dengan target kinerja yang dapat menjadi ukuran keberhasilan dalam pencapaian
visi dan misi Kementerian Koperasi dan UKM. Penetapan sasaran strategis ini
memperhatikan arahan sasaran strategis nasional yang tercantum da lam RPJMN
2015-2019.
Visi dan Misi Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun 2015-2019
diarahkan untuk mendukung pencapaian Visi Presiden terpilih periode 2014-
2019, sebagaimana tertuang di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015-2019 sebagai berikut:
TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN
BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG-ROYONG
Visi tersebut diwujudkan melalui tujuh Misi Pembangunan yaitu:
1) pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkuMewujudkan keamanan
nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian
ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauangan Kementerian Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah.
2) Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis
berlandaskan negara hukum.
3) Mewujudkan politik luar negeri b’ebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai
negara maritim.
4) Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan
sejahtera.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
13
5) Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6) Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat,
dan berbasiskan kepentingan nasional.
7) Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Pencapaian visi Presiden dalam periode 2015-2019 oleh Kementerian
Koperasi dan UKM akan difokuskan untuk mendukung pelaksanaan Misi
Pembangunan Nasional yaitu mewujudkan bangsa yang berdaya saing. Misi
tersebut dilaksanakan dengan memperhatikan norma-norma pembangunan yang
difokuskan pada (i) perbaikan kualitas hidup masyarakat; (ii) pengurangan
ketimpangan; (iii) peningkatan produktivitas rakyat lapisan menengah-bawah
dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Pelaksanaan misi
dan norma-norma pembangunan tersebut diharapkan dapat membangun dan
memperkuat Dimensi Pemerataan dan Kewilayahan yang mencakup dimensi
pembangunan yang inklusif dan dapat memperkecil kesenjangan antarkelompok
pendapatan dan kesenjangan antarwilayah.
Berdasarkan Visi dan Misi Presiden, maka disusun Tujuan Kementerian
Koperasi dan UKM Tahun 2015-2019 yaitu:
Mewujudkan Koperasi dan UMKM yang berdaya saing dan
berkontribusi pada peningkatan perekonomian nasional dan
kesejahteraan rakyat berlandaskan semangat wirausaha,
kemandirian koperasi dan keterpaduan.
Sasaran Strategis Kementerian Koperasi dan UKM untuk tahun 2015-2019
disusun berdasarkan dengan Tujuan yang akan diwujudkan Kementerian Koperasi
dan UKM dalam lima tahun mendatang, serta dengan berpedoman sasaran
nasional di bidang Koperasi dan UMKM yang dituangkan di dalam RPJMN 2015-
2019.
Sasaran nasional di Koperasi dan UMKM memiliki indikator dan target-target
yang ditentukan berdasarkan capaian pelaksanaan program dan kegiatan pada
periode 2010-2014, prakiraan sumber daya yang dimiliki, kapasitas pelaksanaan
dari berbagai Kementerian/Lembaga (K/L), Pemda dan pemangku kepentingan
lainnya, serta ketersediaan data-data pendukung yang menunjukkan tingkat
pencapaiannya. Sasaran peningkatan kontribusi Koperasi dan UMKM dalam
perekonomian diukur dari pertumbuhan nilai, pertumbuhan jumlah tenaga kerja,
pertumbuhan nilai ekspor, dan pertumbuhan nilai pembentukan modal
tetap/investasi secara tahunan dan lima tahunan. Khusus untuk pertumbuhan nilai
PDB, ekspor dan investasi dihitung berdasarkan harga dasar/konstan.
Sasaran peningkatan daya saing UMKM dalam lima tahun mendatang diukur
dari peningkatan produktivitas per unit usaha, proporsi UMKM yang memiliki
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
14
rekening kredit di bank sebagai indikator akses UMKM pada pembiayaan formal,
dan jumlah Koperasi dan UMKM yang menerapkan standardisasi mutu dan
sertifikasi produk. Sementara itu sasaran peningkatan usaha baru diukur dari
penumbuhan wirausaha baru yang didukung program-program Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah. Khusus untuk sasaran nasional peningkatan kinerja
kelembagaan dan usaha koperasi, pencapaiannya diukur melalui persentase
modal sendiri yang menunjukkan partisipasi anggota untuk memajukan koperasi,
serta pertumbuhan jumlah anggota dan volume usaha koperasi.
Sasaran nasional di bidang Koperasi dan UMKM yang dituangkan di dalam
RPJMN 2015-2019 merupakan sasaran yang akan dicapai dengan keterlibatan
seluruh pemangku kepentingan, baik publik, swasta maupun masyarakat.
Lembaga publik yang diharapkan berkontribusi pada pencapaian sasaran-sasaran
tersebut dapat mencakup K/L pembina pelaku usaha yaitu Kementerian Koperasi
dan UKM, Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan,
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perindustrian,
Kementerian Perdagangan, Kementerian Pariwisata, Kementerian
Ketenagakerjaan, Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, dan Badan Ekonomi
Kreatif.
Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, peran
Pemda juga sangat penting dan signifikan dalam mendukung pencapaian sasaran
pembangunan nasional, termasuk di bidang Koperasi dan UMKM. K/L lainnya
seperti Kementerian Ristekdikti, Kominfo, KemenPUPR, KemenkumHAM,
Kemenkeu, OJK, BKPM, BPPT, LIPI, BPOM, BSN, KemenPPN/Bappenas, BPS, dan
KPPU. Pencapaian sasaran-sasaran tersebut juga akan melibatkan peran aktif,
sinergi dan kerja sama dengan dunia usaha, perguruan tinggi, organisasi
masyarakat sipil, dan Gerakan Koperasi termasuk Dekopin.
Berdasarkan Renstra Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015-2019
yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Koperasi dan UKM, Nomor
07/Per/M.KUKM/VII/2015, maka sasaran strategis yang disusun sesuai dengan
tujuan yang akan diwujudkan Kementerian Koperasi dan UKM dalam lima tahun
mendatang dapat dilihat pada Lampiran 2.
2.2 PERJANJIAN KINERJA KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2015
Secara terinci, Indikator Kinerja Utama (IKU) pembangunan Kementerian
Koperasi dan UKM dari sasaran strategis pada Renstra Kementerian Koperasi dan
UKM Tahun 2015-2019, telah disesuaikan dengan dinamika kebijakan
Kementerian Koperasi dan UKM, sehingga terdapat penyempurnaan pada sasaran
strategis yang tercantum dalam Penetapan Kinerja Kementerian Koperasi dan
UKM Tahun 2015, yang arahnya untuk pencapaian sasaran strategis Kementerian
Koperasi dan UKM pada Renstra dimaksud. Namun penyempurnaan tersebut pada
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
15
prinsipnya tidak merubah substansi pokok, sebagaimana pada tabel dalam
Lampiran 3, terbagi menjadi 30 (tiga puluh) sasaran strategis dan 50 (lima
puluh) IKU.
Secara terinci, Perjanjian Kinerja dan Indikator Kinerja Utama (IKU)
Kementerian Koperasi dan UKM beserta targetnya pada tahun 2015 dikarenakan
adanya dinamika kebijakan Kementerian Koperasi dan UKM, maka terdapat
penyempurnaan pada sasaran strategis yang tercantum dalam Penetapan Kinerja
Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015 yang disesuaikan dengan tujuan
Kementerian Koperasi dan UKM demi kualitas indikator kinerja yang
menggambarkan capaian kinerja berorientasi hasil menggambarkan outcome.
Perjanjian Kinerja Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2015 tersebut
berdasarkan Renstra Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2015-2019,
diimplementasikan melalui 5 (lima) program sebagai berikut:
1) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Kementerian Koperasi dan UKM.
2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Koperasi
dan UKM.
3) Program Peningkatan Penghidupan Berkelanjutan Berbasis Usaha Mikro.
4) Program Peningkatan Daya Saing UMKM dan Koperasi.
5) Program Penguatan Kelembagaan Koperasi.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
16
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2015
Pada tahun 2015 berdasarkan Rencana Strategis Kementerian
Koperasi dan UKM Tahun 2015-2019, Kementerian Koperasi dan UKM
mempunyai 4 sasaran strategis dan 20 indikator kinerja.
Dari 4 sasaran strategis tersebut dijabarkan lebih lanjut ke dalam 30
sasaran strategis dengan 50 indikator kinerja yang tertuang dalam
Perjanjian Kinerja Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015. Pengukuran
capaian sasaran kinerja dilakukan dengan menghitung persentase realisasi
capaian dibandingkan dengan target kinerja yang telah ditetapkan pada
Perjanjian Kinerja Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015 dari masing-
masing unit/satuan kerja BLU, sebagaimana ditampilkan pada tabel dalam
Lampiran 4.
3.2 EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA TAHUN 2015
Evaluasi dan analisis pencapaian kinerja berdasarkan atas hasil
pencapaian pengukuran kinerja pada masing-masing pencapaian strategis
yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Kementerian Koperasi dan
UKM Tahun 2015. Hal ini dimaksudkan untuk menilai keberhasilan atau
kegagalan pencapaian pelaksanaan kegiatan Kementerian Koperasi dan
UKM sesuai dengan sasaran dan tujuan Kementerian Koperasi dan UKM
yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan
UKM Tahun 2015-2019. Hasil evaluasi sebagai berikut:
1) Sasaran Strategis 1: Peningkatan Kualitas Organisasi dan Badan Hukum
Koperasi, terdapat 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian kinerjanya
sebagaimana uraian berikut.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target 2015
Realisasi 2015
Capaian 2015
Peningkatan Kualitas Organisasi dan Badan Hukum Koperasi
Jumlah Pengesahan Akte Pendirian Koperasi dan PAD yang diproses
75 SK 75 SK 100%
Adanya indikator Pengesahan Akte Pendirian Koperasi dan Perubahan
Anggaran Dasar (PAD), bertujuan untuk mencapai sasaran dalam
perjanjian kinerja yaitu agar pelayanan kepada masyarakat yang ingin
mendirikan koperasi tingkat nasional dapat berjalan dengan baik, lancar,
efisien serta tidak memberatkan dan mendukung meningkatkan kualitas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
17
pelayanan pengesahan pendirian koperasi kepada masyarakat yang akan
mendirikan koperasi tingkat nasional.
Hal tersebut berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun
1992 tentang Perkoperasian, Pelayanan Badan Hukum Koperasi diatur
dalam pasal 9 menjelaskan bahwa "Koperasi memperoleh status badan
hukum setelah akta pendiriannya disahkan oleh Pemerintah", dan diatur
lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 1994
tentang Persyaratan dan Tata Cara pengesahan Akta Pendirian dan
Perubahan Anggaran Dasar Koperasi pada pasal 2 memberikan penjelasan
bahwa Menteri berwenang memberikan pengesahan terhadap akta
pendirian Koperasi dan pengesahan terhadap perubahan atas anggaran
dasar koperasi, serta melakukan penolakan pengesahannya; (2) dalam
melaksanakan wewenangnya Menteri dapat menunjuk Pejabat.
Upaya yang dilakukan untuk mendukung sasaran strategis pada
Renstra Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015-2019 meningkatnya
kualitas kelembagaan dan usaha koperasi, serta penerapan praktek
berkoperasi dan yang baik oleh masyarakat yaitu dengan dilakukannya
pengesahan Akte Pendirian menjadi Badan Hukum koperasi yang
ditandatangani oleh Deputi Bidang Kelembagaan atas nama Menteri pada
tahun 2015 sebanyak 75 (tujuh puluh lima) SK yaitu 100% sudah tercapai
dari yang telah ditargetkan. Bila dibandingkan dengan Tahun 2014 terdapat
peningkatan capaian pengesahan Akta Pendirian yaitu dari 35 SK menjadi
75 SK pada tahun 2015. Manfaat dari tercapainya indikator ini yang dapat
dirasakan langsung oleh masyarakat adalah Koperasi memiliki status dan
legalitas dalam menjalankan lembaga dan bisnisnya.
Anggaran yang tersedia untuk indikator ini adalah sebesar
Rp. 1.320.660.000.,- (Satu Milyar Tiga Ratus Dua puluh Juta Enam Ratus
Enam Puluh Ribu Rupiah) dan telah terserap sebesar
Rp. 1.186.586.878,- (Satu Milyar Seratus Delapan Puluh Enam juta Lima
Ratus Delapan Puluh Enam Ribu Delapan Ratus Tujuh Puluh Delapa ) atau
sebesar 89,8% dan sisanya sebesar Rp. 134.073.122,- (10,2%)
merupakan efisiensi.
2) Sasaran Strategis 2: Penataan Peraturan Perundang-Undangan di Bidang
Koperasi dan UMKM, terdapat 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian
kinerjanya sebagaimana uraian berikut.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target 2015
Realisasi 2015
Capaian 2015
Penataan Peraturan Perundang-
Pembahasan NA dan RUU antar Deputi. Rapat pembahasan NA
1 RUU 1 RUU 100%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
18
Undangan di Bidang Koperasi dan UMKM
dan RUU di BPHN Rapat RUU antar KL dan harmonisasi. Penyerahan RUU hasil harmonisasi ke Presiden dan dibahas di DPR
Pada Bulan Juni 2014 Kementerian Koperasi dan UKM mulai
menyusun kembali Draft (RUU) Perkoperasian yang baru untuk
menggantikan UU Nomor 25 Tahun 1992, disertai dengan Naskah
Akademik (NA) Penyusunan dan pembahasan RUU Perkoperasian dan NA
dilakukan dengan melibatkan kementerian dan lembaga terkait, pakar
koperasi, akademisi, dan gerakan koperasi khususnya pelaku koperasi yang
mengajukan pengujian Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang
Perkoperasian di Mahkamah Konstitusi. Hal tersebut bertujuan untuk
memenuhi sasaran dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2014 yaitu penataan
Peraturan Perundang-Undangan di Bidang Koperasi dan UMKM serta sesuai
denga aspirasi dan kebutuhan masyarakat.
Sampai dengan 15 Oktober 2015, Menteri Koperasi dan UKM telah
menyerahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perkoperasian yang baru
kepada Menteri Hukum dan HAM untuk dilakukan harmonisasi melalui surat
Nomor 55/M.KUKM/X/2015 tanggal 15 Oktober 2015 mengenai
pembulatan, dan pemantapan konsepsi sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan.
Selanjutnya, tanggal 6 November 2015 dan 26 November 2015
telah dilaksanakan harmonisasi dibawah koordinasi dan dan kewenangan
dari Kementerian Hukum dan HAM c.q. Direktorat Jendral Peraturan
Perundang-undangan. Diharapkan RUU tentang Koperasi segera
disampaikan kepada Presiden, kemudian diahas dan disetujui oleh Komisi
VI DPR RI. Hal ini menunjukan target 1 RUU yang tercantum dalam
Perjanjian Kinerja tahun 2015 sudah tercapai 100%.
Anggaran yang tersedia untuk mencapai indikator ini adalah sebesar
Rp. 1.850.892.000,- (Satu Milyar Delapan Ratus Lima Puluh Juta Delapan
Ratus Sembilan Puluh Dua Ribu Rupiah) dan telah terserap sebesar Rp.
1.744.314.500,- (Satu Milyar Tujuh Ratus Empat Puluh Empat Juta Tiga
Ratus Empat Belas Ribu Lima Ratus) atau sebesar 94.2% dan sisa sebesar
Rp. 106.577.500 ,- (Seratus Enam Juta Lima Ratus Ribu Tujuh Puluh Tujuh
Ribu Liam Ratus Rupiah) atau sebesar 5,8%, merupakan efisiensi.
3) Sasaran Strategis 3: Peningkatan Kualitas Ketatalaksanaan Koperasi dan
UMKM, terdapat 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian kinerjanya
sebagaimana uraian berikut.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
19
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 2015
Realisasi 2015
Capaian 2015
Peningkatan Kualitas Ketatalaksanaan Koperasi dan UMKM
Tersedianya Sistem Registrasi Usaha UMKM
1 Sistem 1 Sistem 100%
Tahun 2015 Kementerian Koperasi dan UKM mulai membangun
sistem pendataan melalui “Registrasi Usaha UKM” untuk memenuhi
indikator tersedianya sistem registrasi usaha UMKM. Hal tersebut
berkontribusi pada sasaran peningkatan kualitas ketatalaksanaan Koperasi
dan UMKM yang tercantum dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2015 untuk
mendukung sasaran strategis pada Renstra tahun 2015-2019 yaitu
meningkatkan kualitas kelembagaan dan usaha koperasi serta penerapan
praktek berkoperasi yang baik oleh masyarakat.
Langkah-langkah yang dilaksanakan untuk mencapai target
tersebut yaitu dengan: a) Merancang sistem registrasi Usaha UMKM;
b) Ujicoba dan penyempurnaan sistem; c) Instalasi sistem aplikasi;
d) Penyusunan Buku Panduan Penggunaan Sistem Aplikasi (Manual
Operational System); dan e) Training operasional system aplikasi, sehingga
tercapai realisasi 100%. Tujuan dari tercapainya sasaran ini adalah agar
terimplementasinya registrasi mandiri oleh UMKM.
Anggaran yang tersedia untuk tercapainya sasaran ini adalah sebesar
Rp. 4.259.184.000,- (Empat Milyar Dua Ratus Lima Puluh Sembilan Juta
Seratus Delapan Puluh Empat Ribu) dan telah terserap sebesar Rp.
3.900.818.400,- (Tiga Milyar Sembilan Ratus Delapan Delapan Ratus
Delapan Belas Ribu Empat Ratus Rupiah ) atau sebesar 91.6% dan sisa
sebesar Rp. 358.365.600 ,- (Tiga Ratus Lima puluh Delapan Juta Tiga
Ratus Enam Puluh Lima Ribu Enam Ratus) atau sebesar 8.4%, merupakan
efisiensi.
4) Sasaran Strategis 4: Pengembangan Keanggotaan Koperasi, terdapat 1
(satu) indikator kinerja dengan capaian kinerjanya sebagaimana uraian
berikut.
Sasaran
Strategis
Indikator Kinerja Target
2015
Realisasi
2015
Capaian
2015
Pengembangan
Keanggotaan
Koperasi
Terlaksananya monitoring
dan evaluasi pelaksanaan
tugas PPKL di 33
provinsi/D.I. sebanyak 735
orang
1 Laporan 1
Laporan
100%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
20
Langkah-langkah untuk mencapai sasaran strategis yang tercantum
dalam Perjanjian Kinerja tahun 2015 adalah melakukan kegiatan
pembinaan monitoring dan evaluasi terhadap Petugas Penyuluh Koperasi
Lapangan (PPKL) existing dengan jumlah 735 orang yang tersebar di 33
propinsi pada 170 Kab/Kota, melalui kegiatan perjalanan dinas ke daerah
yang dilaporkan dalam bentuk 1 Laporan terkait pelaksanaan kegiatan
tersebut, sehingga tercapai realisasi 100% (rekruitmen dan seleksi PPKL
dapat dilihat pada Tabel 3.1 dan berkontribusi terhadap sasaran strategis
dalam Renstra Tahun 2015-2019 yaitu meningkatnya kualitas kelembagaan
dan usaha koperasi, serta penerapan praktek berkoperasi yang baik oleh
masyarakat. Tercapainya pelaksanaan target tersebut dimaksudkan untuk
membantu pemerintah daerah dalam melakukan pembinaan pendampingan
dan pemberdayaan Koperasi dan UKM di wilayahnya.
Tabel 3.1 Jumlah Rekruitmen dan Seleksi PPKL sampai Tahun 2015
NO KEGIATAN JUMLAH SEBARAN TAHUN
1 PPKL Angkatan I 425 org 10 Prov di 97 Kab/Kota 2012
2 PPKL Angkatan II 110 org 22 Provinsi 2013
3 PPKL Angkatan III 200 org 23 Prov di 66 Kab/Kota 2014
Jumlah 735 org 33 Prov di 162 Kab/Kota 2015
Anggaran yang tersedia untuk kegiatan ini adalah sebesar
Rp. 4.259.184.000,- (Empat Milyar Dua Ratus Lima Puluh Sembilan Juta
Seratus Delapan Puluh Empat Ribu) dan telah terserap sebesar Rp.
3.900.818.400,- (Tiga Milyar Sembilan Ratus Delapan Delapan Ratus
Delapan Belas Ribu Empat Ratus Rupiah) atau sebesar 91,6% dan sisa
sebesar Rp. 358.365.600 ,- (Tiga Ratus Lima puluh Delapan Juta Tiga
Ratus Enam Puluh Lima Ribu Enam Ratus) atau sebesar 8,4%, merupakan
efisiensi.
5) Sasaran Strategis 5: Peningkatan Pengendalian dan Akuntabilitas
Koperasi, terdapat 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian kinerjanya
sebagaimana uraian berikut.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target 2015
Realisasi 2015
Capaian 2015
Peningkatan Pengendalian dan Akuntabilitas Koperasi
Jumlah peserta yang diberikan pembinaan penerapan pengawasan koperasi oleh pejabat
105 Orang 105 Orang
100%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
21
Kondisi koperasi pada Dinas Propinsi/Kabupaten/Kota sampai saat ini
masih banyak yang belum taat terhadap peraturan perundang-undangan
yang mengatur masalah koperasi dan pelaksanaan manajemen keuangan
yang baik dan pegawai yang berganti-ganti dengan tingkat latar belakang
pendidikan yang tidak berlatar belakang ekonomi bahkan akuntansi. Oleh
karena itu, tahun 2015 telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja tahun
2015 sasaran strategis Peningkatan Pengendalian dan Akuntabilitas
Koperasi dengan Indikator kinerja Jumlah peserta yang diberikan
pembinaan penerapan pengawasan koperasi oleh pejabat dengan target
105 orang.
Sasaran strategis tersebut perlu dicapai agar tidak terjadi
ketimpangan penerapan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan penerapan manajemen koperasi menjadi baik. Pencapaian
sasaran strategis ini juga berkontribusi terhadap sasaran strategis yang
tercantum dalam Renstra Tahun 2015-2019 mengenai meningkatnya
kualitas kelembagaan dan usaha koperasi, serta penerapan praktek
berkoperasi yang baik oleh masyarakat.
Demi tercapainya sasaran strategis tersebut maka tahun 2015 telah
dilaksanakan Bimbingan Teknis tentang Pengawasan Koperasi bagi Pejabat
Pembina dan Pengurus sebanyak 100 orang, dan Pelaksanaan Sosialisasi
Sistem Pengendalian Intern Koperasi di 4 Propinsi serta Kegiatan
Pembinaan Pengawasan Koperasi oleh Pejabat serta bimbingan teknis
akuntansi bagi pengelola dan pembina sebanyak 105 orang di 10 Propinsi,
menunjukan sudah tercapainya target pada sasaran strategis tersebut
sebesar 100%.
Pagu anggaran kegiatan ini Tahun Anggaran 2015 dari 3 sebesar Rp.
2.182.080.000,- (Dua Milyar Seratus Delapan Puluh Dua Juta Delapan
Puluh Ribu Rupiah) telah direalisasikan sebesar Rp. 1.856.055.400,- (Satu
Milyar Delapan Ratus Lima Puluh Enam Juta Limapulu Lima Ribu Empat
Ratus Rupiah) atau 85.1 % dan sisa anggaran sebesar Rp.271.280.450,-
(Dua Ratus Tujuh Puluh Satu Juta Dua Ratus Delapan Puluh Ribu Empat
Ratus Lima Puluh Rupiah) atau sebesar 14.9% merupakan efisiensi
(penghematan) kegiatan.
6) Sasaran Strategis 6: Meningkatnya pengembangan, produktivitas dan
keberlanjutan pengusahaan produk unggulan daerah berbasis
koperasi/sentra usaha mikro di bidang produksi (Quick Wins), terdapat 3
(tiga) indikator kinerja dengan capaian kinerjanya sebagai berikut.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
22
Sasaran Strategis
No. Indikator Kinerja Utama Target 2015
Realisasi 2015
Capaian 2015
Meningkatnya pengembangan, produktivitas dan keberlanjutan pengusahaan produk unggulan daerah berbasis koperasi/sentra usaha mikro di bidang produksi (Quick Wins)
1 Meningkatnya volume usaha dan tenaga kerja Koperasi produksi/ sentra usaha mikro yang diperkuat sistem bisnis dan kapasitas produksi
103 Koperasi
103 Koperasi
100%
2 Meningkatnya volume usaha dana tenaga kerja Koperasi produksi yang diperkuat kapasitasnya dalam pengadaan sarana produksi
15 Koperasi
15 Koperasi
100%
3 Meningkatnya volume usaha dan tenaga kerja Koperasi pengelola jasa wisata yang ditingkatkan kapasitas usahaya
6 Koperasi
6 Koperasi 100%
a. Meningkatnya volume usaha dan tenaga kerja Koperasi
produksi/sentra usaha mikro yang diperkuat sistem bisnis
dan kapasitas produksi
Tujuan dari memenuhi sasaran strategis meningkatnya
pengembangan, produktivitas dan keberlanjutan pengusahaan
produk unggulan daerah berbasis koperasi/sentra usaha mikro di
bidang produksi (Quick Wins) melalui Meningkatnya volume usaha
dan tenaga kerja Koperasi produksi/sentra usaha mikro yang
diperkuat sistem bisnis dan kapasitas produksi adalah untuk
meningkatkan daya saing koperasi dan UMKM di bidang pertanian
tanaman pangan, hortikulutura, kehutanan, perkebunan, perikanan,
peternakan, industri, kerajinan, pertambangan, ketenagalistrikan dan
aneka usaha.
Terpenuhinya target tersebut juga berkontribusi terhadap
sasaran strategis pada Renstra Kementerian Koperasi dan UKM
Tahun 2015-2019 yaitu meningkatnya kontribusi KUMKM dalam
perekonomian melalui pengembangan energi perdesaan berbasis
ramah lingkungan. Upaya untuk memenuhi sasaran tersebut adalah
dengan terealisasinya 100% (103 Koperasi) di tahun 2015 yang
tersebar di 116 kabupaten/kota pada 20 propinsi, dibandingkan
realisasi pada tahun 2014 yaitu 95 Koperasi atau naik sebesar
46,31%.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
23
Beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2015 untuk
mendukung sasaran pada perjanjian kinerja tahun 2015 dan Renstra
Kementerian KUKM Tahun 2015-2019, yaitu:
Kegiatan bansos pengembangan usaha Koperasi di bidang
pertanian tanaman pangan dan hortikultura kepada
42 koperasi, tersebar di 16 propinsi (yakni Propinsi
NAD,Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Bengkulu, Sulawesi
Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara
Barat, Nusa Tenggara Timur, Gorontalo, Bali).
Gambar 3.1 Salah satu Budidaya Hortikultura KUD Sido Luhur, Kab. Kulon Progo, DIY untuk budidaya melon
Kegiatan bansos pengembangan usaha Koperasi di bidang
kehutanan dan perkebunan kepada 21 koperasi yang tersebar di
21 kabupaten/ kota dari 11 propinsi, dimana tahun 2015
kegiatan difokuskan pada peningkatan peran koperasi melalui
dukungan perbaikan sistem bisnis dan peningkatan produktivitas
usaha koperasi serta bantuan sarana teknologi tepat guna
dibidang kehutanan dan perkebunan.
Kegiatan bansos pengembangan usaha Koperasi di bidang
industri, kerajinan dan pertambangan kepada 26 koperasi yang
tersebar di 24 kabupaten, 15 propinsi.
Kegiatan bansos pengembangan usaha Koperasi di bidang
ketanagalistrikan dan aneka usaha kepada 15 koperasi,
diantaranya koperasi yang memiliki usaha perbengkelan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
24
b. Meningkatnya volume usaha dan tenaga kerja Koperasi
produksi yang diperkuat kapasitasnya dalam pengadaan
sarana produksi pertanian, peternakan, perkebunan dan
perikanan
Tujuan dari memenuhi sasaran strategis meningkatnya
pengembangan, produktivitas dan keberlanjutan pengusahaan
produk unggulan daerah berbasis koperasi/sentra usaha mikro di
bidang produksi (Quick Wins) melalui indikator volume usaha dan
tenaga kerja Koperasi produksi yang diperkuat kapasitasnya dalam
pengadaan sarana produksi untuk meningkatkan daya saing koperasi
dan UMKM di bidang pertanian, peternakan, perkebunan dan
perikanan. Terpenuhinya target tersebut juga berkontribusi terhadap
sasaran strategis pada Renstra Kementerian Koperasi dan UKM
Tahun 2015-2019 yaitu meningkatnya kontribusi KUMKM dalam
perekonomian melalui pengembangan energi perdesaan berbasis
ramah lingkungan. Upaya untuk memenuhi sasaran tersebut adalah
dengan terealisasinya 100% (15 Koperasi) tersebar di 5 propinsi yaitu
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Sulawesi Selatan
pada 10 Kabupaten/kota
Beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2015 untuk
mendukung sasaran pada perjanjian kinerja tahun 2015 dan Renstra
Kementerian KUKM Tahun 2015-2019, yaitu:
Pemberdayaan usaha KUMKM dibidang pertanian yang
merupakan bagian dari usaha untuk menurunkan kemiskinan,
meningkatkan pendapatan petani, dan mengembangkan
keamanan pangan.
Pemberdayaan usaha KUMKM di bidang perikanan dan
peternakan untuk pengembangan usaha perikanan dalam rangka
mendukung peningkatan kehidupan nelayan, pengembangan
usaha pakan ternak, pengembangan usaha pengolahan ikan,
pengembangan usaha ternak kecil, dan pengembangan usaha
ternak besar.
Pemberdayaan usaha KUMKM di bidang perkebunan.
Tabel 3.2 Koperasi penerima bansos
No. Nama Koperasi Propinsi Jenis Bantuan
1 Koperasi Perikanan Laut
Karang Reja Sendi Jaya
Kab. Cirebon, Jawa Barat PKN
2 KUD Mandiri Mina Bahari Kab. Subang, Jawa Barat PKN
3 KUD Cepogo Kab. Boyolali Jawa Tengah Ternak Besar
4 KUD Mina Jaya Kab. Kendal,Jawa Tengah PKN
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
25
5 KUD Tunas Mekar Kab. Purbalingga
Jawa Tengah
Ternak Kecil
6 KUD Sumber Karya Kab. Semarang
Jawa Tengah
Ternak Besar
7 Koperasi Margo Makmur
Mandiri
Kota Batu, Jawa Timur Ternak Besar
8 KUD Anjasmoro Kab. Jombang
Jawa Timur
Ternak Besar
9 KPSP Sidodadi Kab. Malang, Jawa Timur Ternak Besar
10 KUD Manunggal Kab. Jember, Jawa Timur Ternak Kecil
11 Koperasi Ternak Artha
Guna
Kab. Jembrana, Bali Pakan Ternak
12 Koperasi Pembudidaya
Ikan Mina Lestari
Kab. Tabanan, Bali Perikanan
13 KSU Karya Nyata Kab. Gorontalo Utara
Gorontalo
PKN
14 Koperasi Wanita Ujung
Parappa
Kab. Maros
Sulawesi Selatan
Rumput Laut
15 Koperasi Guruta Kab. Gowa
Sulawesi Selatan
Ternak Besar
c. Meningkatnya volume usaha dan tenaga kerja Koperasi
pengelola jasa wisata yang ditingkatkan kapasitas usahanya
Tujuan dari memenuhi sasaran strategis meningkatnya
pengembangan, produktivitas dan keberlanjutan pengusahaan
produk unggulan daerah berbasis koperasi/sentra usaha mikro di
bidang produksi (Quick Wins) melalui indikator volume usaha dan
tenaga kerja Koperasi pengelola jasa wisata yang ditingkatkan
kapasitas usahanya adalah agar para pengelola koperasi dapat
melakukan kegiatan usaha secara profesional dengan menerapkan
konsep praktek hijau sesuai kriteria GSTC (Global Sustainable
Tourism Criteria). Terpenuhinya target tersebut juga berkontribusi
terhadap sasaran strategis pada Renstra Kementerian Koperasi dan
UKM Tahun 2015-2019 yaitu meningkatnya kontribusi KUMKM dalam
perekonomian melalui pengembangan komoditas berbasis
koperasi/sentra disektor-sektor unggulan melalui pengembangan
UKM kreatif dibidang pariwisata. Upaya untuk memenuhi sasaran
tersebut adalah dengan memberikan dana bantuan sosial kepada 6
koperasi yang tersebar di 6 kabupaten di 6 propinsi, hal ini berarti
sudah tercapai realisasi sebesar 100% (6 Koperasi).
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
26
Tabel 3.3 Koperasi Penerima Bansos di Bidang Parwisata
Tahun 2015
No. Prop/Kab/Kota Koperasi Bantuan
1 Kab. Kebumen, Jawa Tengah
KSU Bintang Tiga Berlian Group Sarana Akomodasi
2 Kab. Gianyar, Bali KSU Sayan Sejahtera Sarana Akomodasi
3 Kab. Lombok Barat, NTB
Koperasi Wanita Sejahtera Sarana desa wisata hijau
4 Kab. Ngada, NTT Koperasi Pariwisata Riung Selewor
Sarana Wisata
5 Kab. Magelang, Jawa Tengah
Koperasi Pariwisata Catra Gemilang
Sarana wisata
6 Kab. Aceh Singkil, Aceh
Koperasi Perikanan Nelayan Bahari
Sarana wisata kapal wisata
Beberapa kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung
pemenuhan sasaran strategis tersebut pada tahun 2015, yaitu:
Bimbingan Teknis Pengelolaan Ecotourism oleh Koperasi dengan
menerapkan konsep praktek hijau sesuai kriteria GSTC (Global
Sustainable Tourism Criteria).
Focus Group Discussion Panduan Pengelolaan Ecotourism oleh
Koperasi untuk uji publik dan/atau diskusi bersama terkait konsep
buku panduan pengembangan Desa Wisata Hijau yang telah dibuat
bersama antara Kementerian Koperasi dan UKM, GIZ SREGIP –
Bappenas, Kementerian Pariwisata dan Kementerian Desa, Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi.
7) Sasaran Strategis 7: Meningkatnya pengembangan usaha produktif oleh
koperasi melalui pemanfaatan energi terbarukan (PLTMH) dalam rangka
mendukung 5.000 desa mandiri pangan dan energi Koperasi, terdapat 1
(satu) indikator kinerja dengan capaian kinerjanya sebagai berikut.
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 2015
Realisasi 2015
Capaian 2015
Meningkatnya pengembangan usaha produktif oleh koperasi melalui pemanfaatan energi terbarukan (PLTMH) dalam rangka mendukung 5.000 desa mandiri pangan dan energi Koperasi
Meningkatnya volume usaha dan tenaga kerja Koperasi penerima dukungan pengembangan usaha melalui pemanfaatan PLTMH
8 Koperasi
8 Koperasi 100%
Tujuan memenuhi sasaran strategis meningkatnya pengembangan
usaha produktif oleh koperasi melalui pemanfaatan energi terbarukan
(PLTMH) dalam rangka mendukung 5.000 desa mandiri pangan dan energi
Koperasi melalui indikator meningkatnya volume usaha dan tenaga kerja
Koperasi penerima dukungan pengembangan usaha melalui pemanfaatan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
27
PLTMH adalah memberikan manfaat bagi pemberdayaan Koperasi dan UKM
khususnya yang mengelola energi baru dan terbarukan dalam rangka
mendukung kemandirian energi saat ini dan di masa yang akan datang,
sehingga dapat mendorong pengembangan potensi peternak dan limbah
melalui koperasi sehingga berdampak pertumbuhan ekonomi masyarakat
melalui koperasi.
Tahun 2015 untuk mencapai target yang direncanakan maka telah
tersalurkan dana sebesar Rp. 14.294.092.000,- kepada 8 Koperasi di 5
Kabupaten (4 Propinsi), sebagai berikut:
Propinsi Kabupaten Koperasi Perkembangan
NTB Kab. Sumbawa Koperasi Karya Utama
Bantuan yang diberikan dari APBN Rp. 1,6 Milyar, APBD Rp 160 juta.
Daya yang dihasilkan 40 Kw melistriki 134 konsumen.
Rencana usaha produktif yang akan dikelola adalah pengelolahan kopi.
NTT
Kab. Manggarai Timur
KSU “Tani Rajalele” Bantuan yang diberikan dari APBN Rp. 1,6 Milyar, APBD Rp 614 juta.
Daya yang dihasilkan 55 Kw melistriki 150 konsumen.
Rencana usaha produktif yang akan dikelola adalah pengolahan kopi.
Kab. Manggarai Timur
KUD Poco Ranaka Bantuan yang diberikan dari APBN Rp. 1,6 Milyar, APBD Rp 281 juta.
Daya yang dihasilkan 35 Kw melistriki 256 konsumen.
Rencana usaha produktif yang akan dikelola adalah pengolahan kopi.
Kab. Manggarai Timur
KSU Gapoktan Langgasai
Bantuan yang diberikan dari APBN Rp. 1,6 Milyar, APBD Rp614 juta.
Daya yang dihasilkan 55 Kw melistriki 280 konsumen.
Rencana usaha produktif yang akan dikelola adalah pengolahan kopi.
Lampung Kab. Pesisir Barat
Koperasi Produsen Bina Karya
Bantuan yang diberikan dari APBN Rp. 1,6 Milyar, APBD Rp 613 juta.
Daya yang dihasilkan 50 Kw melistriki 200 konsumen.
Rencana usaha produktif yang akan dikelola adalah pengering KKO
Sulawesi Tenggara
Kab. Kolaka Timur
KSU “Wule Sanggula”
Bantuan yang diberikan dari APBN Rp. 1,6 Milyar, APBD Rp 600 juta.
Daya yang dihasilkan 60 Kw melistriki 145 konsumen.
Rencana usaha produktif yang akan dikelola adalah penetasan ayam kampung
Sulawesi Barat
Kab. Mamasa Koperasi Karya Bakti
Bantuan yang diberikan dari APBN Rp. 1,6 Milyar, APBD Rp 198 juta.
Daya yang dihasilkan 37 Kw melistriki 207 konsumen.
Rencana usaha produktif yang akan dikelola adalah pengolahan kopi.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
28
Koperasi Perkebunan Paladan
Bantuan yang diberikan dari APBN Rp. 1,6 Milyar, APBD Rp 635 juta.
Daya yang dihasilkan 30 Kw melistriki 207 konsumen.
Rencana usaha produktif yang akan dikelola adalah pengolahan kopi.
Upaya mencapai realisasi target 100% yang berkontribusi terhadap
sasaran strategis pada Renstra Kementerian Koperasi dan UKM Tahun
2015-2019 yaitu meningkatnya kontribusi KUMKM dalam perekonomian
melalui pengembangan komoditas berbasis koperasi/sentra di sektor-sektor
unggulan sebagai berikut:
Bimbingan Teknis Pengembangan Usaha Koperasi Berbasis Energi
Baru Terbarukan (PLTMH) untuk menganalisa manfaat keberadaan
energi terbarukan khususnya PLTMH udalam rangka pengembangan
usaha dan memberikan peluang kerja bagi masyarakat sekitarnya,
memberikan kemampuan dalam merancang, melaksanakan, dan
mengelola usaha produktif, memahami kewirausahaan dan
operasional usaha produktif dari sumber mikrohidro, mendorong
upaya pemnfaatan energi mikrohidro dan kotoran ternak melalui
usaha produktif yang dapat dilaksanakan di daerah PLTMH.
Reviu Meeting Pengembangan Usaha Koperasi di Bidang Energi Baru
Terbarukan (PLTMH) sebagai tindaklanjut implementasi Perjanjian
Kerjasama antara Kementerian ESDM dengan Kementerian KUKM
tanggal 17 Juni 2014 tentang Koordinasi Pemberdayaan Koperasi
Dalam Pengembangan Energi Baru dan Energi Terbarukan dengan
tujuan (1) Mengevaluasi realisasi pembangunan PLTMH yang
difasilitasi Kementerian Koperasi dan UKM, (2) Mengevaluasi
perkembangan kegiatan ekonomi produktif yang berkembang
dengan tersedianya PLTMH, (3) Mengevaluasi keberhasilan dan
kendala koperasi pengelola PLTMH, (4) Mengidentifikasi potensi air
untuk pembangunan PLTMH dan ketersediaan FS dan DED, (5)
Mengidentifikasi PLTMH yang dibangun oleh K/L atau lembaga
lainnya tetapi direncanakan akan dikelola oleh Koperasi.
Koperasi pengelola PLTMH difasilitasi oleh Kementerian Koperasi
dan UKM bahkan beberapa koperasi telah mengembangkan usaha
produktif masyarakat anggota koperasi berbasis PLTMH seperti
pengolahan kopi, kerajinan rotan, perbengkelan, kerajinan batu
akik, pembuatan es, mesin foto copy dan lain-lain.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
29
Gambar 3.2 PLTMH Napajoring yang dikelola oleh KSU Mitra Keluarga Kab. Toba Samosir, Sumatera Utara
8) Sasaran Strategis 8 (Deputi Pembiayaan): Pengembangan dan
Pemantapan Program Pendanaan bagi Koperasi dan UMKM, terdapat 1
(satu) indikator kinerja dengan capaian kinerjanya sebagai berikut.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama Target 2015
Realisasi 2015
Capaian 2015
Pengembangan dan Pemantapan Program Pendanaan bagi Koperasi dan UMKM
Skema Pembiayaan bagi usaha mikro dan kecil (Pengembangan Skema Pembiayaan Usaha Mikro dan Kecil Berbasis Syariah)
2 Skim 2 Skim 100%
Fasilitasi Pengembangan Lembaga Pembiayaan di Daerah (Pengembangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Dana Bergulir)
4 Lembaga 4 Lembaga
100%
Penguatan Kapasitas Lembaga dan Pendanaan KSP Konvensional/ Syariah (Optimalisasi Pendayagunaan Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf untuk Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil)
250 KSP/KSP Syariah
250 KSP/KSP Syariah
100%
a. Skema Pembiayaan bagi usaha mikro dan kecil
(Pengembangan Skema Pembiayaan Usaha Mikro dan Kecil
Berbasis Syariah)
Sebagai upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia, maka
dirasakan perlu untuk memenuhi sasaran strategis pengembangan
dan pemantapan program pendanaan bagi Koperasi dan UMKM
dengan indikator Skema Pembiayaan bagi usaha mikro dan kecil
sebagai salah satu usaha yang dilakukan mencari sumber-sumber
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
30
pendanaan alternatif yang bersumber dari dana masyarakat dan
salah satu peluangnya berasal dari dana ZISWAF (zakat, infaq,
shadaqah dan wakaf), sesuai Peraturan Menteri Koperasi dan UKM
No. 16/Per/KUKM/IX/2015 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah oleh Koperasi.
Upaya untuk memenuhi realisasi capaian target dari sasaran ini
sebesar 100% (2 Skim) yang juga berkontribusi terhadap sasaran
strategis pada Renstra Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2015-
2019 yaitu meningkatkan akses pembiayaan bagi pelaku UMKMK,
memperluas sumber-sumber pembiayaan UMKMK, dan Melaksanakan
perumusan kebijakan (regulasi) dalam pengendalian dan pengawasan
Koperasi Simpan Pinjam/Koperasi Jasa Keuangan Syariah.
Berkaitan dengan upaya tersebut juga dilaksanakan kegiatan sebagai
berikut:
a. Melakukan koordinasi dan sinergi dengan Kementerian Agama,
BAZNAS, LAZNAZ, dan BWI, Asosiasi BMT Indonesia, Inkopsyah
dan Perhimpunan BMT, Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi
Kabupaten/Kota serta lintas pelaku terkait.
b. Monev skema pembiayaan usaha mikro dan kecil dari dana
zakat dan wakaf.
c. Workshop skema pembiayaan usaha mikro dan kecil dari dana
zakat dan wakaf.
d. Penyusunan draft skema pembiayaan usaha mikro dan kecil
dari dana zakat dan wakaf.
b. Fasilitasi Pengembangan Lembaga Pembiayaan di Daerah
(Pengembangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Dana
Bergulir)
Dalam rangka membuka dan memperluas akses pembiayaan
bagi usaha mikro, kecil dan koperasi maka dirasakan perlu untuk
mencapai sasaran strategis pengembangan dan pemantapan program
pendanaan bagi Koperasi dan UMKM dengan indikator fasilitasi
pengembangan lembaga pembiayaan di daerah sebagai salah satu
upaya untuk memfasilitasi permodalan bagi usaha mikro, kecil dan
menengah dengan persyaratan mudah, cepat dan murah serta
terjangkau bagi UMKM.
Tercapainya realisasi capaian sebesar 100% (4 lembaga) maka
diperlukan upaya-upaya yang berkontribusi terhadap sasaran
strategis pada Renstra Kementerian Koperasi dan Uktahun 2015-
2019, yaitu sebagai berikut:
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
31
Membuka akses pembiayaan Koperasi dan UMKM di daerah.
Memperluas jangkauan pembiayaan UMKM dan koperasi.
Mendorong pertumbuhan koperasi dan UMKM di daerah.
Mendekatkan pelayanan pembiayaan kepada UMKM dan
koperasi di daerah.
Meningkatkan kerjasama pembiayaan antara LPDB-KUMKM
dengan BLUD-DB.
Berkaitan dengan upaya tersebut juga dilakukan beberapa
kegiatan diantaranya:
Melakukan Bimbingan teknis dan sosialisasi tentang kosep
pengorganisasian dan pengelolaan BLUD dana bergulir untuk
aparatur PPKD dan SKPD yang membidangi Koperasi dan UKM
di 4 (empat) Provinsi yaitu Kalimantan Barat, NTB, Sumatera
Utara, dan Lampung.
Memfasilitasi Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam
pembentukan BLUD Dana Bergulir dan mendorong terjadinya
komunikasi yang intensif dengan legislatif daerah untuk
penyediaan modal awal.
Memberikan bimbingan dan konsolidasi bagi BLUD Dana
Bergulir yang telah terbentuk tetapi belum sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Nusa Tenggara Barat Kalimantan Barat
Sumatera Utara Lampung
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
32
c. Penguatan Kapasitas Lembaga dan Pendanaan KSP
Konvensional/Syariah
Peningkatan Kapasitas dan Jangkauan Layanan Pembiayaan
Usaha
Maksud dari kegiatan ini adalah agar KSP/KJKS sebagai
Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) melalui pengurus dan
pengelolanya dapat memahami dan meningkatkan kinerja, khususnya
dibidang kelembagaan, permodalan, usaha dan kepatuhan terhadap
aturan serta pengawasan internalnya dengan tujuan antara lain:
Meningkatkan peran KSP/KJKS sebagai lembaga intermediasi dalam bidang permodalan dan pembiayaan bagi anggota koperasi dan UMKM.
Meningkatkan kapasitas dan jangkauan layanan KSP/KJKS sebagai Lembaga Pembiayaan Bukan Bank.
Membangun “trust” (kepercayaan) dengan penilaian kesehatan koperasi melalui KSP Online.
Memperkuat peran dan posisi Koperasi yang didukung oleh kemampuan sumberdaya manusia dalam bidang pengelolaan KSP/KJKS.
Mengoptimalkan pembiayaan koperasi dalam peningkatan kemampuan para pengurus/pengelola koperasi untuk menangani penambahan permodalan.
Penguatan Kapasitas Lembaga dan Pendanaan bagi Koperasi Syariah
Dalam mewujudkan penguatan kapasitas lembaga dan
pendanaan maka diperlukan upaya penguatan melalui kegiatan
bimbingan teknis dan sosialisasi. Melalui kegiatan tersebut
KJKS/KBMT ditingkatkan kapasitas kemampuannya dalam menyusun
proposal bisnis dan pengajuan pembiayaan kepada perbankan dan
lembaga keuangan lainnya. Sebagai upaya pengawasan dalam
pelaksanaan prinsip syariah Kementerian Koperasi dan UKM telah
menjalin kerjasama dengan Dewan Pengawas Syariah Majelis Ulama
Indonesia (DSN-MUI).
Kegiatan yang dilakukan untuk mendukung sasaran strategis ini
antaralain :
Rapat rapat persiapan/koordinasi/Pelaporan dalam rangka
memfasilitasi KJKS/KBMT untuk dapat melakukan kegiatan
untuk menjadi nazhir wakaf uang.
Pelaksanaan Bimteksos Peningkatan Peningkatan Kapasitas dan
Jangkauan layana Pembiayaan Usaha.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
33
Bimteksos Pendayagunaan Zakat dan Wakaf melalui kemitraan
Lembaga Zakat dan badan Wakaf Indonesia.
Ekspose Pendayagunaan Zakat dan Wakaf oleh KJKS/KBMT.
9) Sasaran Strategis 9 (Deputi Pembiayaan): Pengembangan,
Pengendalian dan Pengawasan KSP, KSP Syariah dan LKM, terdapat 2
(dua) indikator kinerja dengan capaian kinerjanya sebagai berikut.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama Target 2015
Realisasi 2015
Capaian 2015
Pengembangan, Pengendalian dan Pengawasan KSP, KSP Syariah dan LKM
Pengembangan dan Pembinaan Lembaga Keuangan Mikro
360 LKM 360 LKM 100%
Pengawasan dan Pengendalian Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi
a. Penilaian Kesehatan
b. Bimbingan Teknis Satuan Tugas Pengawas
c. Operasionalisasi Sistem Informasi Pelaporan
d. Bantuan Audit Bagi KSP
100 kop
665 orang
240 Orang
856 Koperasi
74 kop
570 orang
180 Orang
856 Koperasi
74%
85,71%
75%
100%
a. Pengembangan dan Pembinaan Lembaga Keuangan Mikro
(LKM)
Terpenuhinya sasaran strategis Pengembangan, Pengendalian
dan Pengawasan KSP, KSP Syariah dan LKM dengan indikator
Pengembangan dan Pembinaan Lembaga Keuangan Mikro adalah
sebagai upaya agar dalam mengembangkan usahanya LKM memiliki
legalitas. Tujuan Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro antarlain:
Meningkatkan legalitas LKM dengan badan hukum koperasi.
Meningkatkan sumber pendanaan skala mikro bagi masyarakat.
Membantu peningkatan pemberdayaan ekonomi dan
produktivitas masyarakat.
Membantu peningkatan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat terutama masyarakat miskin dan atau
berpenghasilan rendah.
Memberikan Jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan
masyarakat, baik melalui Pinjaman atau Pembiayaan dalam
usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
34
Kegiatan yang dilakukan dan realisasinya sebagai berikut:
Uraian Target Realisasi
1. Melakukan sosialisasi dan advokasi terhadap LKM agar bertransformasi menjadi Koperasi Simpan Pinjam
Dilaksanakan di 5 provinsi dengan peserta sebanyak 400 orang
Dilaksanakan di Provinsi Riau, Kalimantan Barat, Bali, Maluku Utara, NTB dengan peserta sebanyak 420 orang
2. Bimteksos praktek berkoperasi yang baik dan benar bagi Lembaga Keuangan Mikro
Dilaksanakan di 5 provinsi dengan peserta sebanyak 425 orang
Dilaksanakan di Provinsi Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Sumatera Utara dan NTT dengan peserta sebanyak 425 orang
3. Bimteksos Pembekalan Aparatur untuk Pembinaaan Lembaga Keuangan Mikro
Dilaksanakan di 5 provinsi dengan peserta sebanyak 400 orang
Dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur, Jawa Barat, Bengkulu, dan Kepulauan Riau dengan peserta sebanyak 320 orang
4. Melaksanakan Inventarisasi LKM yang belum Berbadan Hukum
Sebanyak 360 LKM Sebanyak 170 Lembaga Keuangan Mikro telah menjadi KSP. Total seluruh LKM yang menjadi KSP 10.446
5. Mendorong pengembangan usaha LKM melalui identifikasi potensi dan masalah yang dihadapi
Teridentifikasi 23.894 LKM yang potensial menjadi koperasi
Teridentifikasi 25.910 LKM di seluruh Indonesia yang potensial menjadi KSP
b. Pengawasan dan Pengendalian Kegiatan Usaha Simpan
Pinjam oleh Koperasi
Tujuan terpenuhinya sasaran strategis Pengembangan,
Pengendalian dan Pengawasan KSP, KSP Syariah dan LKM dengan
indikator pengawasan dan pengendalian kegiatan usaha simpan
pinjam oleh koperasi adalah sebagai upaya untuk mengembangkan
iklim usaha yang kondusif, pemberian bimbingan, kemudahan dan
perlindungan bagi pertumbuhan dan pengembangan usaha simpan
pinjam.
Kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi realisasi capaian
target seperti yang ada pada tabel sekaligus berkontribusi terhadap
sasaran strategis pada Renstra Kementerian Koperasi dan UKM
Tahun 2015-2019 sebagai berikut:
Uraian Target Realisasi
1. Penilaian Kesehatan KJKS/UJKS Koperasi Primer dan Sekunder Nasional
Sebanyak 65 KSP dan 35 KJKS yang dilakukan penilaian kesehatannya
Telah dilakukan penilaian kesehatan pada 46 KSP dan 28 KJKS skala nasional
2. Bimteksos Penguatan Kapasitas Satuan Tugas Pengawas KSP/KJKS
Dilakukan di 7 Provinsi dan terbentuk sebanyak 665 orang satuan tugas
Dilaksanakan di Provinsi Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Sumatera Utara, NTT
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
35
pengawas
dan Papua dengan peserta sebanyak 570 orang
3. Bimteksos Operasional Sistem Informasi pelaporan Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi
Dilakukan di 4 Provinsi dengan peserta sebanyak 240 orang
Telah dilaksanakan di Provinsi Jawa Barat dan Yogyakarta dengan peserta 180 orang
4. Koordinasi dan Advokasi Pelaksanaan Tugas Pengawasan
Terbentuknya Satuan Tugas Pengawas KSP diseluruh Provinsi/Kab/Kota
Telah tersedia satuan tugas pengawas KSP sejumlah 2.959 orang meningkat 387 orang dibandingkan tahun 2014 (2.572 orang)
10) Sasaran Strategis 10 (Deputi Pembiayaan): Peningkatan dan
Perluasan Akses Permodalan bagi Koperasi dan UMKM, terdapat 2 (dua)
indikator kinerja dengan capaian kinerjanya sebagai berikut.
a. Wirausaha Pemula yang mendapat Start Up Capital
Tujuan memenuhi sasaran strategis Peningkatan dan Perluasan
Akses Permodalan bagi Koperasi dan UMKM dan UMKM dengan
indikator Wirausaha Pemula yang mendapat Start Up Capital adalah
untuk menekan jumlah pengangguran dan penduduk miskin dengan
pendekatan dan kegiatan yang saling terkait dan terpadu.
Penumbuhan dan pengembangan Wirausaha Pemula ini diharapkan
mampu menciptakan lapangan kerja mengurangi pengangguran,
meningkatkan produktifitas dan pendapatan masyarakat.
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 2015
Realisasi 2015
Capaian 2015
Peningkatan dan Perluasan Akses Permodalan bagi Koperasi dan UMKM dan UMKM
Wirausaha Pemula yang mendapat Start Up Capital
3.560 WP 8.362 WP 100%
Koperasi yang diperkuat Permodalannya (Perkuatan Permodalan bagi Koperasi Pedesaan dan Perkotaan serta Kopwan)
742 Koperasi
742 Koperasi 100%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
36
Grafik 3.1 Sebaran Pelaksanaan Kegiatan Bantuan Dana bagi Wirausaha Pemula Periode Januari - Desember 2015
Bantuan Dana Bagi Wirausaha Pemula semula ditargetkan
3.560 wirausaha pemula dengan nilai anggaran
Rp. 89 Milyar dan pada tahun 2015 tercapai realisasinya sebesar
234,9% (8.362 Wirausaha Pemula) dengan nilai Rp. 88,47 Milyar,-
yang tersebar di 32 Propinsi. Tercapainya target pada sasaran ini
berkontribusi terhadap sasaran strategis pada Renstra Kementerian
Koperasi dan UKM Tahun 2015-2019 yaitu meningkatnya daya saing
koperasi dan UMKM dengan indikator pengembangan wirausaha baru
yang berpotensi tumbuh dengan upaya memberikan Bantuan
Permodalan bagi Wirausaha Pemula dalam bentuk Bantuan modal
awal (seed capital) yang diberikan secara selektif dan bervariasi
antara Rp. 5 juta - Rp. 25 juta. Bantuan ini bersinergi dengan
pelaksanaan pelatihan dengan melibatkan berbagai instansi/lembaga
yang memiliki kompetensi dibidangnya untuk meningkatkan kapasitas
pelaku usaha melalui pelatihan kewirausahaan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
37
Penyerahan Secara Simbolis Bantuan Sosial Wirausaha Pemula di Provinsi Sulawesi Selatan
Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan bantuan dana dan
pembekalan tentang Pengembangan usaha sekaligus sebagai forum
komunikasi dan pengembangan jaringan bisnis bagi wirausaha
pemula dilakukan kegiatan pendampingan kepada wirausaha pemula
yang mendapatkan bantuan di 12 lokasi antara lain Jawa Barat, DI
Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Aceh, Papua Barat, Sulawesi
Tenggara.
b. Koperasi yang diperkuat Permodalannya (Perkuatan
Permodalan bagi Koperasi Pedesaan dan Perkotaan serta
Kopwan)
Tujuan memenuhi sasaran strategis Peningkatan dan Perluasan
Akses Permodalan bagi Koperasi dan UMKM dan UMKM dengan
indikator Koperasi yang diperkuat Permodalannya adalah untuk
mendorong pemberdayaan masyarakat khususnya koperasi, usaha
mikro dan kecil anggota koperasi dalam upaya memacu pertumbuhan
koperasi dalam hal perluasan lapangan kerja dan penanggulangan
kemiskinan. Pada Tahun anggaran 2015, realisasi capaian dari target
sebesar 100% (742 unit) dengan total nilai bantuan nilai
Rp. 50 Milyar (Rp. 50 Juta per Koperasi) yang tersebar di
34 Propinsi, 363 Kabupaten/Kota di Seluruh Indonesia.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
38
Grafik 3.2 Sebaran Koperasi Peserta Bantuan Dana Bagi Koperasi Wanita/PERKASSA serta Koperasi Perkotaan dan Perdesaan
Periode Januari - Desember Tahun 2015
Upaya untuk memenuhi target pada sasaran tersebut yang juga
berkontribusi terhadap sasaran strategis pada Renstra Kementerian
Koperasi dan UKM tahun 2015-2019 yaitu dengan monitoring dan
evaluasi terhadap pelaksanaan bantuan dana bagi Koperasi dan
UMKM, serta bimbingan teknis/pendampingan ke Koperasi dan lokasi
usaha anggota Koperasi dalam rangka asistensi dan solusi problem
secara konkrit di lapangan terkait penyaluran dan pemanfaatan dana
ke UMKM anggota Koperasi.
11) Sasaran Strategis 11: Pengembangan Asuransi, Jasa Keuangan dan
Perpajakan bagi Koperasi dan UMKM, terdapat 1 (satu) indikator kinerja
dengan capaian kinerjanya sebagai berikut.
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 2015
Realisasi 2015
Capaian 2015
Pengembangan Asuransi, Jasa Keuangan dan Perpajakan bagi Koperasi dan UMKM
Koperasi dan UMKM yang mendapat dukungan pengembangan usaha jasa keuangan (Fasilitasi Pembiayaan bagi Usaha Kecil Menengah dan Koperasi yang berorientasi Ekspor)
300 KUMKM
300 KUMKM
100%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
39
Tujuan perlunya mencapai sasaran strategis Pengembangan
Asuransi, Jasa Keuangan dan Perpajakan bagi Koperasi dan UMKM dengan
indikator Koperasi dan UMKM yang mendapat dukungan pengembangan
usaha jasa keuangan adalah untuk mewujudkan sinergitas dalam
peningkatan pemberdayaan KUMKM. Realisasi capaian pada tahun 2015
terhadapa target sasaran ini sebesar 100% (300 KUMKM) antara lain
Propinsi kalimantan Barat (60 Koperasi), Propinsi Jawa Barat (80 Koperasi),
Propinsi DIY (80 Koperasi), dan Propinsi Kepulauan Riau (80 Koperasi).
Tercapainya sasaran strategis tersebut juga berkontribusi terhadap
sasaran strategis pada Renstra Kementerian Koperasi dan UKM tahun
2015-2019 yaitu meningkatnya daya saing koperasi dan UMKM melalui
beberapa upaya sebagai berikut:
Bekerjasama dengan OJK, IKNB khususnya Asosiasi Asuransi Umum
Indonesia dan Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia mewujudkan tersedianya
skim asuransi mikro “Si Abang” dan mewujudkan produk IKNB yang dapat
dimanfaatkan oleh KUMKM dengan fee based income.
Bekerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan yang bertujuan
mengoptimalkan pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah melalui pemanfaatan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.
Melaksanakan koordinasi dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor
Indonesia (LPEI) dan Kementerian Perdagangan untuk bersama-sama
melaksanakan bimbingan teknis dan sosialisasi
12) Sasaran Strategis 12: Pengembangan Pembiayaan dan Penjaminan
Kredit bagi Koperasi dan UMKM, terdapat 2 (dua) indikator kinerja dengan
capaian kinerjanya sebagai berikut.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target 2015
Realisasi 2015
Capaian 2015
Pengembangan Pembiayaan dan Penjaminan Kredit bagi Koperasi dan UMKM
Fasilitasi Pengembangan Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah (PPKD) (Peningkatan Akses Pembiayaan Koperasi, Usaha Mikro dan Kecil melalui Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah)
2 PPKD 2 PPKD 100%
Koperasi dan UMKM yang menerima intermediasi ke Penjaminan dan Asuransi Kredit (Peningkatan Akses Pembiayaan Usaha Mikro dan Kecil melalui Sertifikasi Hak Atas Tanah)
600 KUMKM
600 KUMKM
100%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
40
a. Fasilitasi Pengembangan Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah (PPKD)
Tujuan memenuhi sasaran strategis pengembangan
pembiayaan dan penjaminan kredit bagi Koperasi dan UMKM dengan
indikator fasilitasi Pengembangan Perusahaan Penjaminan Kredit
Daerah (PPKD) adalah sebagai penambah keyakinan kreditur
terhadap potensi risiko kredit. Manfaat adanya penjaminan kredit
adalah peningkatan jumlah kredit yang disalurkan kreditur tehadap
debitur khususnya KUMKM, yang diukur dari besaran gearing ratio
(GR).
Ungkitan (leverage) kredit yang berdampak pada gairah bisnis
dan pertumbuhan ekonomi itu dapat bertumbuh dan berkembang
apabila ada penjaminan kredit yang dikelola perusahaan penjaminan.
Perusahaan penjaminan di daerah, berupa Jamkrida menjadi suatu
keharusan pembentukannya. Karena itu perlu upaya terencana
percepatan pembentukannnya. Hasil Rakernas PT. Jamkrida se-
Iindonesia periode 05 Februari 2015 sebagai berikut.
b. Koperasi dan UMKM yang menerima intermediasi ke Penjaminan dan Asuransi Kredit
Tujuan memenuhi sasaran strategis pengembangan
pembiayaan dan penjaminan kredit bagi Koperasi dan UMKM dengan
indikator Koperasi dan UMKM yang menerima intermediasi ke
Penjaminan dan Asuransi Kredit adalah agar masyarakat UMK
menjadi lebih produktif. Terpenuhinya target sebesar 100% (600
KUKM) juga berkontribusi terhadap sasaran strategis pada Renstra
Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015-2019 yaitu
meningkatnya daya saing Koperasi dan UMKM, melalui upaya
PRODUKTIFNON
PRODUKTIF
1 PT. Jamkrida Jatim 2010 180.00 2,000,000 1,400,000 70,000 85% 15%
2 PT. Jamkrida Bali Mandara 2011 90.40 1,609,000 559,400 16,557 67% 33%
3 PT. Jamkrida Riau 2012 31.00 850,000 850,000 10,000
4 PT. Jamkrida Jabar 2012 116.00 2,347,000 951,000 9,114 36% 64%
5 PT. Jamkrida NTB Bersaing 2013 33.00 400,000 280,000 2,423 39% 61%
6 PT. Jamkrida Sumbar 2013 31.00 170,000 152,000 2,017 40% 60%
7 PT. Jamkrida Kalsel 2014 51.60 20,659 14,461 127 100% 0%
8 PT. Jamkrida Sumsel 2014 25.75 12,110 11,931 270 45% 55%
9 PT. Jamkrida Kalteng 2014 67.50 19,270 9,690 346 50% 50%
10 PT. Jamkrida Babel 2014 32.00 4,182 4,182 56 0% 100%
11 PT. Jamkrida Banten 2014 28.30 3,400 3,300 259 17% 83%
12 PT. Jamkrida NTT 2014 25.00 - - - 0% 0%
13 PT. Jamkrida Kaltim 2015 50.40 15 10 1 0% 0%
14 PT. Jamkrida Papua 2015 50.50 - - - 0% 0%
812.45 7,435,636 4,235,974 111,170
JUMLAH
NASABAH
PROSENTASE
T O T A L
NO NAMA
TAHUN
OPERASI
ONAL
TOTAL
ASET
(Dalam
PLAFOND
PENJAMINAN
(Dalam Jutaan)
NILAI
PENJAMINAN
(Dalam Jutaan)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
41
memfasilitasi dan memediasi tanah/lahan/area yang digunakan oleh
UMK agar dapat dijadikan Jaminan dalam proses produksi dan
memperoleh kekuatan hukum dalam bentuk sertifikat.
Grafik 3.3 Perkembangan SHAT Tahun 2011-2014
Rekap Peserta UMK Program Pemberdayaan Umk Melalui Kegiatan Sertipikasi Hak Atas Tanah (Shat) Tahun 2016
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
42
13) Sasaran Strategis 13: Perluasan dan Penguatan Akses Pemasaran Koperasi dan UMKM di Dalam Negeri, terdapat 3 (tiga) indikator kinerja dengan capaian kinerjanya sebagai berikut.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target 2015
Realisasi 2015
Capaian 2015
Meningkatnya
jaringan
pemasaran produk
koperasi
dan UMKM
Jumlah KUMKM yang
difasilitasi dalam
pengembangan jaringan
bisnis ritel modern
220 KUMKM/
20
koperasi
220
KUMKM/
20 koperasi
100%
Jumlah usaha mikro yang
difasilitasi melalui pasar
rakyat
1.000 UMI 1.015 UMI 101.5%
Jumlah PKL yang difasilitasi
memperoleh kepastian
tempat usaha
3.150 UMI 1.730 UMI 55%
a. Jumlah KUMKM yang difasilitasi dalam pengembangan
jaringan bisnis ritel modern
Tujuan dari memenuhi target pada sasaran strategis
meningkatnya jaringan pemasaran produk koperasi dan UMKM
melalui indikator KUMKM yang difasilitasi dalam pengembangan
jaringan bisnis ritel modern adalah demi meningkatkan jaringan
pemasaran produk koperasi dan UMKM, sekaligus memenuhi sasaran
strategis pada Renstra Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015-
2019 yaitu meningkatnya kontribusi KUMKM dalam perekonomian
melalui pengembangan komoditas berbasis koperasi/sentra di sektor-
sektor unggulan.
Disadari bahwa mayoritas toko ritel milik koperasi dalam kondisi
keterbatasan, baik dari luasan toko, sisi varian barang dagangan,
manajemen usaha, kompetensi SDM, dan kapasitas kelembagaannya
maka dalam tahap awal, koperasi yang memiliki toko ritel dan terpilih
sebagai bagian dari program tersebut diberikan stimulus Bantuan
Sosial yang masing-masing sebesar Rp 65 Juta, guna melakukan
penataan infastruktur atau sarana usaha, seperti penatan layout dan
desain toko, pengadaan rak, dukungan Informasi Teknologi untuk
memperlancar proses transaksi atau proses bisnis, sehingga
terpenuhi 100% dari apa yang ditargetkan pada tahun 2015
terbentuk 20 toko ritel koperasi. Hal ini sama seperti target pada
tahun 2014, terbentuk 20 toko ritel koperasi.
Penataan toko ritel koperasi dalam kemasan ritel modern
sebenarnya telah diinisiasi melalui model ”pencangkokan” dengan
ritel-ritel modern seperti Alfamart, YoMart, Kmart dan sebagainya
dalam bentuk kerjasama kemitraan. Namun, saat ini UKM Mart lebih
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
43
menonjolkan pemberdayaan koperasi secara komprehensif dan
dikembangkan melalui pola kemandirian dengan tetap menekankan
pada aspek profesionalitas dan identitas khas toko ritel koperasi. Oleh
karena itu, demi meningkatkan daya saing koperasi dilakukan
pemberdayaan kepada toko ritel koperasi melalui 3 pendekatan yaitu:
1) Penataan Sarana Usaha, 2) Pelatihan dan Pendampingan sebanyak
220 KUMKM, 3) Penguatan Kelembagaan dan Jaringan Bisnis.
Upaya untuk memenuhi sasaran strategis tersebut adalah dengan
melakukan pemberdayaan kepada toko ritel koperasi melalui 3
pendekatan yaitu: 1) Penataan Sarana Usaha, 2) Pelatihan dan
Pendampingan sebanyak 220 KUMKM, 3) Penguatan Kelembagaan
dan Jaringan Bisnis. Misalnya untuk meningkatkan kemampuan dan
kompetensi pengelolaan usaha terhadap pengelola UKM Mart
diberikan bimbingan pelatihan manajemen agar dapat memenuhi
standar pelayanan toko koperasi ritel modern. Dari sisi tampilan,
toko ritel koperasi juga akan diperbaiki, dilengkapi dengan sistem
keamanan serta standar produk yang terjaga.
Tabel 3.4 Lokasi Koperasi Ritel Modern pada tahun 2014-2015
TAHUN JUMLAH
KOPERASI LOKASI (KOTA/KAB/PROVINSI)
2014
20
Aceh (Sabang); Sumut (Medan, Langkat, Tapanuli Tengah); Sumbar (Lima Puluh Kota); Jambi (Tebo); Sumsel (Palembang); Lampung (Lampung Selatan); Banten (Tangerang Selatan); Jabar (Cianjur, Cirebon); Jateng (Kab. Semarang, Kebumen, Pekalongan, Purbalingga); Jatim (Madiun, Pasuruan); Bali (Karangasem); NTB (Mataram); Sulsel (Gowa, Sinjai)
2015 20 Bengkulu (Kota Bengkulu, Bengkulu Utara); Jabar (Cianjur, Cirebon, Garut, Kota Depok, Kota Sukabumi); DIY (Kulon Progo); Jateng (Kab Semarang, Kota Magelang); Jatim (Jember, Jombang); Bali (Tabanan, Bangli); Riau (Siak); Sumsel (Banyuasin); Sumbar (Lima Puluh Kota); NTB (Lombok Utara)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
44
Gambar 3.3 Salah satu penataan Toko Koperasi KSU Setia Karya Kota Magelang
a. Jumlah usaha mikro yang difasilitasi melalui pasar rakyat
Tujuan dari memenuhi target pada sasaran strategis
meningkatnya jaringan pemasaran produk koperasi dan UMKM
melalui indikator jumlah usaha mikro yang difasilitasi melalui pasar
rayat adalah meningkatkan akses pemasaran dan promosi bagi
produk usaha mikro sekaligus memenuhi kebutuhan bahan pokok
bagi masyarakat prasejahtera terutama dalam menyambut hari
besar keagamaan dan nasional, sekaligus memenuhi sasaran
strategis pada Renstra Kementerian Koperasi dan UKM Tahun
2015-2019 yaitu meningkatnya kontribusi KUMKM dalam
perekonomian melalui pengembangan komoditas berbasis
koperasi/sentra di sektor-sektor unggulan.
Pada tahun 2015 telah terpenuhi dari target 1.000 Umi dengan
capaian realisasi 101,5% (1.015 Umi). Upaya untuk memenuhi
target tersebut yaitu dengan memfasilitasi penyelenggaraan pasar
rakyat dan pasar murah di 48 titik yang tersebar di 18 Propinsi.
Pelaksanaannya kegiatan ini dilakukan melalui sinergi dengan
KONDISI SESUDAH
KONDISI SEBELUM
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
45
pemerintah daerah baik tingkat propinsi/kabupaten/kota serta
melibatkan pabrik, asosiasi dan distributor.
Tabel 3.5 Usaha Mikro (Umi) yang difasilitasi melalui pasar rakyat pada tahun 2014-2015
b. Jumlah PKL yang difasilitasi memperoleh kepastian
tempat usaha
Tujuan dari memenuhi target pada sasaran strategis
meningkatnya jaringan pemasaran produk koperasi dan UMKM
melalui indikator jumlah PKL yang difasilitasi memperoleh
kepastian tempat usaha adalah demi penguatan komunitas PKL
dalam membangun daya saing pasar melalui penguatan bantuan
sosial (sosial kapital), mengurangi dampak negatif sekaligus
meningkatan kontribusi positif PKL dengan pendekatan kawasan,
dan meningkatan kapasitas dan skala bisnis usaha mikro/PKL
menjadi usaha kecil. Dengan terpenuhinya sasaran strategis
tersebut sekaligus memenuhi sasaran strategis yang ada pada
Renstra Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015-2019 yaitu
meningkatnya kontribusi KUMKM dalam perekonomian melalui
pengembangan komoditas berbasis koperasi/sentra di sektor-
sektor unggulan. Tahun 2015 target yang bisa tercapai dari 3.150
Umi adalah 55,55% (1.730 Umi) yang tersebar di 14 propinsi.
NO TAHUN JUMLAH UMI
PROVINSI/KAB/KOTA
1
2015 1.730 Jawa Barat (Kab.Cirebon, Kab.Cianjur, Kab.Garut, Kab.Sukabumi, Kab.Subang), Jawa Tengah (Kota Surakarta, Kab.Karanganyar, Kab.Temanggung), Jawa Timur (Kab.Lamongan), DI.Yogyakarta (Kab.Bantul), Banten (Kab.Lebak), Bengkulu (Kota Bengkulu), Riau (Kab.Rokan Hilir), Jambi (Kota Jambi), Lampung (Kota Bandar Lampung), Nusa Tenggara Barat (Kab.Lombok Utara, Kab.Lombok Timur), Kalimantan Barat (Kab.Mempawah), Kalimantan Tengah (Kab.Seruyan), Sulawesi Tenggara (Kab.Buton Utara), Maluku (Kota Tual).
Tahun Target Realisasi
Lokasi Jumlah Umi Lokasi Jumlah Umi
(titik) (paket) (unit) (titik) (paket) (unit)
2014 26 39,000 800 30 42,000 1,015
2015 48 50.000 1.000 40 51,500 806
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
46
Langkah-langkah untuk memenuhi target pada sasaran tersebut
yaitu dengan:
Penataan Sarana Usaha PKL
Pemberian tempat usaha dan sekaligus pembenahan sarana usaha
PKL agar lebih tertib dan menarik melalui fasilitas penataan sarana
usaha PKL.
Gambar 3.4 Kawasan PKL Kab. Cirebon sebelum dan sesudah penataan (atas-bawah)
Pelatihan Bimbingan Teknis Koperasi Pengelola Pedagang
Kaki Lima (PKL)
Kegitan ini dilakukan untuk memberikan pemahaman bagi
Koperasi Pengelola, PKL beserta Dinas yang membidangi
Koperasi dan UKM dalam proses pelaksanaan program
bantuan sosial penataan sarana usaha dan pemanfaatan
sarana usaha PKL kedepan.
Gambar 3.5 Pelaksanaan Bimtek Penataan Sarana Usaha PKL di Bogor Jawa Barat
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
47
Temu Solusi Penataan Sarana Usaha PKL dan
Pemberdayaan PKL
Kegiatan ini dilakukan untuk mempertemukan para
penerima bantuan sosial sarana usaha PKL untuk saling
berbagi dan bertukar pengalaman dalam mengelola sarana
usaha PKL dan menemukan solusi terhadap permasalahan-
permasalahan yang terjadi untuk mendapatkan solusinya.
Gamba 3.6 Temu Solusi Penataan Saran Usaha PKL di Propinsi P.I. Yogyakarta
Pendampingan Manajemen bagi Koperasi Pengelola
Pedagang Kaki Lima
Kegiatan ini dilakukan dengan menelaah dan mengetahui
permasalahan untuk mencari solusi dari permasalahan
permasalahan yang dihadapi.
Gambar 3.7 Pendampingan Manajemen bagi Koperasi Pengelola PKL
14) Sasaran Strategis 14: Meningkatnya pasar ekspor koperasi dan UMKM,
terdapat 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian kinerjanya sebagai
berikut.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
48
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target 2015
Realisasi 2015
Capaian 2015
Meningkatnya pasar ekspor koperasi dan UMKM
Jumlah KUKM yang Mendapat
fasilitasi akses ekspor (melalui
pameran luar negeri dan
peningkatan daya saing)
350
KUKM
350
KUKM
100%
Tujuan memenuhi sasaran strategis meningkatnya pasar ekspor
koperasi dan UMKM melalui indikator jumlah KUKM yang mendapat
fasilitasi akses ekspor (melalui pameran luar negeri dan peningkatan daya
saing) adalah untuk meningkatkan pasar ekspor koperasi dan UMKM.
Target yang terpenuhi dari 350 KUKM pada tahun 2015 tercapai 100%
(350 KUKM).
Tercapainya sasaran strategis tersebut juga berkontribusi terhadap
sasaran strategis pada Renstra Kementerian Koperasi dan UKM Tahun
2015-2019 yaitu meningkatnya kontribusi KUMKM dalam perekonomian
melalui pengembangan komoditas berbasis koperasi/ sentra di sektor-
sektor unggulan. Upaya untuk memenuhi target dari sasaran strategis
tersebut yaitu dengan mengikuti pameran luar negeri dan peningkatan
daya saing sehingga dapat mempromosikan produk KUKM,
mengembangkan jaringan bisnis dengan mitra usaha internasional, dan
sarana pembelajaran melalui identifikasi pasar dan daya saing produk
KUKM. Hal ini dimaksudkan agar KUKM dapat secara maksimal
menghadapi pasar global.
Pada Tahun 2015, pelaksanaan Pameran luar Negeri dilaksanakan
dengan memfasilitasi KUKM berpartisipasi dalam berbagai event pameran
berskala Internasional, baik bersifat Business to Business (B to B) dan
Business to Consumer (B to C). Berdasarkan hasil inventarisasi yang
dilakukan, bahwa pameran yang diikuti sebanyak 195 KUKM dalam 21
event pameran tersebar di 16 negara sebagai berikut:
a. Malaysia International Halal Showcase (MIHAS) 2015 merupakan
event yang ke-12 dilaksanakan pada tanggal 1 – 4 April 2015 di
Hall 1-6 Kuala Lumpur Convention MALAYSIA INTERNATIONAL
Center (KLCC).
b. Pameran Lifestyle Vietnam 2015 yang diselenggarakan pada
18 – 21 April 2015.
c. Pameran 30th Hongkong Gifts and Premium Fair diselenggarakan
pada 27 – 30 april 2015 di Hongkong Convention and Exhibition
Center.
d. World Expo Milano (WEM) 2015 tanggal 1 Mei-31 Oktober 2015.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
49
e. Pameran International Design Exhibition (INDEX) ke-25 di Dubai
tanggal 18 – 21 Mei 2015.
f. ASEAN SME SHOWCASE & CONFERENCE (AASC 2015) di Kuala Lumpur,
Malaysia, pada tanggal 26 – 28 Mei 2015.
g. Pameran Sourcing at Magic Las Vegas dilaksanakan pada 17-19
Agustus 2015 di Las Vegas.
h. Pameran Formex 2015 di Stockholmsmässan, Stockholm, Swedia pada
tanggal 19 – 22 Agustus 2015.
i. Pameran Tokyo International Gift Show (TIGS) diselenggarakan
tanggal 3 – 5 September 2015 di Tokyo, Jepang.
j. Pameran Autumn Fair Birmingham yang akan diselenggarakan pada
tanggal 6-9 September 2015 berlokasi di NEC Birmingham.
k. Pameran China – ASEAN Expo (CA Expo) Nanning akan
diselenggarakan pada tanggal 18 - 21 September 2015.
l. MOSCOW GIFT EXPO 2015 Pameran Moscow Gift Expo yang
diselenggarakan pada tanggal 22 – 25 September 2015 di Gostiny
Dvor Exhibition Complex Moscow Rusia.
m. CHINA INTERNATIONAL SMES FAIR (CISMEF) 2015 tanggal 10-13
Oktober 2015, berlokasi di Poly World Trade Center, Guangzhou,
China.
n. INDONESIA – JAPAN FRIENDSHIP FESTIVAL YOYOGI PARK, TOKYO
di Yoyogi Park Tokyo pada tanggal 17-18 Oktober 2015.
o. BANGKOK INTERNATIONAL GIFT FAIR AND BANGKOK
INTERNATIONAL HOUSEWARE FAIR (BIG BIH) 2015.
p. Pameran Deco Fair Jeddah yang diselenggarakan pada tanggal 10 –
13 November 2015 bertempat di Jeddah Forum and Bisnis Center.
q. Partisipasi Kementerian Koperasi dan UKM pada pameran dan
Business Matching “Jinju International Agriculture & Food Expo 2015.
r. Pameran International Café Show 2015 diselenggarakan di Coex
Exhibition Centre, Seoul Korea Selatan pada tanggal
12 – 15 November 2015.
s. Pameran HEYA Arabian Fashion Exhibition 2015.
t. INDONESIA FAIR AUSTRALIA 2015.
u. Pameran L’Artigiano in Fiera 2015.
15) Sasaran Strategis 15: Meningkatnya sarana usaha pemasaran KUMKM,
terdapat 2 (dua) indikator kinerja dengan capaian kinerjanya sebagai
berikut.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
50
Sasaran Strategis
No. Indikator Kinerja Target 2015
Realisasi 2015
Capaian 2015
Meningkatnya
sarana usaha
pemasaran
KUMKM
1 Jumlah Dukungan Sarana
Usaha Pemasaran
revitalisasi pasar melalui
Koperasi
35 Unit 65 Unit 185,71%
2 Jumlah usaha mikro yang
difasilitasi pendampingan
melalui pendaftaran
produk
300
UMI
320
UMI 106%
a. Jumlah Dukungan Sarana Usaha Pemasaran revitalisasi
pasar melalui Koperasi
Tujuan dari memenuhi sasaran strategis meningkatnya sarana
usaha pemasaran KUMKM melalui indikator jumlah dukungan sarana
usaha pemasaran revitalisasi pasar adalah untuk meningkatkan
sarana usaha pemasaran KUMKM. Target yang harus dicapai adalah
35 unit, namun sampai akhir tahun 2015 tercapai sebesar 185,71%
(65 unit) dengan prioritas sasaran adalah pasar-pasar yang
kondisinya kurang layak dan belum permanen yang berada di
kecamatan atau pedesaan, pasar daerah pasca bencana dan daerah
tertinggal atau perbatasan negara lain, serta kabupaten pemekaran
atau kabupaten yang belum pernah mendapatkan program.
Terpenuhinya target tersebut juga berkontribusi terhadap sasaran
strategis pada Renstra Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2015-
2019 yaitu meningkatnya kontribusi KUMKM dalam perekonomian
melalui pengembangan komoditas berbasis koperasi/sentra di sektor-
sektor unggulan, yang dilaksanakan dengan upaya pengembangan
sarana pemasaran berupa revitalisasi pasar tradisional untuk
menunjang sarana pemasaran bagi usaha mikro, kecil dan menengah
dengan memberikan kepastian tempat usaha kepada UMKM sekaligus
membina koperasi agar mampu sebagai wadah UMKM untuk
memberikan peluang usaha anggotanya untuk mampu
menumbuhkan perekonomian nasional serta memberikan manfaat
organisasi ekonomi sekaligus untuk menciptakan lapangan pekerjaan
bagi masyarakat dan anggota yang ikut tergabung dalam wadah
koperasi.
Tabel 3.6 Fasilitasi Pengembangan Revitalisasi Pasar Tradisional tahun 2014 dan 2015
Tahun Jumlah Propinsi
Jumlah Kab/Kota
Jumlah Pasar
Jumlah Dana Bantuan
2014 26 59 60 54.000.000.000
2015 24 63 65 58.500.000.000
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
51
Gambar 3.8 Pasar tradisional yang direvitalisasi (Pasar Tanjung Sari, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat
Tabel 3.7 Rekapitulasi Revitalisasi Pasar Tradisional Tahun 2015
No Provinsi Kab/Kota Koperasi
1 Aceh 1 Aceh Tengah 1 Koperasi Serba Usaha (KSU) Rejewali
2 Aceh Tenggara 2 Koperasi Serba Usaha (KSU) Sepakat
3 Biren 3 Koperasi Pesantren (Koppontren) Nurul Islam
2 Riau 4 Siak 4 Koperasi Bina Usaha
5 Rokan Hulu 5 Koperasi Unit Desa (KUD) Bumi Asih
6 Rokan Hilir 6 Koperasi Bina Cipta Industri (BCI)
3 Kepri 7 Natuna 7 Koperasi Serba Usaha (KSU) Maju Bersama
4 Jambi 8 Bungo 8 Koperasi Serba Usaha Baitul Mall Wattamwil Usaha Mandiri
9 Merangin 9 Koperasi Serba Usaha (KUD) Hitam Jaya
10 Batang Hari 10 KUD Makmur Rezeki
5 Sumatera Utara 11 Asahan 11 Koperasi Serba Usaha (KSU) Asahan Global
12 Padang Lawas Utara
12 Koperasi Serba Usaha (KSU) Permata Cindur
6 Sumatera Barat 13 Sijunjung 13 Koperasi Pedagang Pasar (Koppas) Sepakat Sungai Tambang
14 Pasaman Barat 14 Koperasi Anak Nagari Desa Baru
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
52
15 Lima Puluh Kota 15 Koperasi Unit Desa (KUD) Durian Tinggi
7 Sumatera
Selatan 16 Musi Banyuasin 16
Koperasi Produsen Kelapa
Sawit (KPKS) Suka Rezeki
17 Musi Rawas 17 Koperasi Unit Desa (KUD) Marga Makmur
18 OKU Selatan 18 Koperasi Konsumen Pasar Campang Jaya
19 Banyuasin 19 Koperasi Sumber Sarana
8 Lampung 20 Lampung Utara 20 Koperasi Serba Usaha (KSU) Masyarakat Peduli Bersaudara (PMPB)
21 Tanggamus 21 Koperasi Mekar Sari
22 Pasewaran 22 Koperasi Serba Usaha (KSU) Rejo Makmur
9 Jawa Barat 23 Indramayu 23 Koperasi Pengusaha Kayu Jati (KPJK) Sehat
24 Subang 24 Koperasi Pondok Pesantren Al-Jihad
25 Cirebon 25 Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Bumi Bahari
26 Cianjur 26 Koperasi Sahabat Assalam
27 Bogor 27 Koperasi Usaha Ekonomi Desa (KUED) Suka Galih
10 Jawa Tengah 28 Pekalongan 28 Koperasi Perikanan Darat Makmur
29 Kendal 29 Koptanel Sinar Laut
30 Sragen 30 Koperasi Unit Desa (KUD) Gemolong
31 Boyolali 31 Koperasi Serba Usaha (KSU) Bina Tani
Mengundurkan diri
32 Koperasi Unit Desa (KUD) Mojosongo
32 Purworejo 33 Koperasi Unit Desa (KUD) Sri Rahayu
33 Jepara 34 Koperasi Kelompok Tani (KKT) Sido Rejo
34 Cilacap 35 Koperasi Unit Desa (KUD) Bina Usaha
11 DI. Yogyakarta 35 Kulonprogo 36 Koperasi Unit Desa (KUD) Rejeki Mulyo
12 Jawa Timur 36 Situbondo 37 Koperasi Wanita Teratai
37 Ngawi 38 Koperasi “Marsudi Tani”
38 Pamekasan 39 Koppontren Al-Mujtama “Laa
Tansa
39 Sumenep 40 Koperasi Fajar Laggu
41 Koperasi Pondok Pesantren (Koppontren) Al Falah
40 Blitar 42 Koperasi Serba Usaha (KSU) Al-Hikmah
41 Trenggalek 43 Koperasi Unit Desa (KUD) Tani Rahayu
42 Gresik 44 Koperasi Unit Desa (KUD) Gotong Royong
43 Bondowoso 45 KUD Dewi Sri
13 Bali 44 Gianyar 46 Koperasi Serba Usaha (KSU) Banjar Negari
45 Jembrana 47 Koperasi Serba Usaha (KSU) Mertha Jaya
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
53
14 Kalimantan Tengah
46 Lamandau 48 Koperasi Unit Desa (KUD) Lancar Setia
15 Kalimantan
Selatan 47 Tanah Bumbu 49
Koperasi Unit Desa (KUD) Tut
Wuri Handayani
16 Sulawesi Selatan 48 Maros 50 Koperasi Unit Desa (KUD) Bontobahari
49 Pangkep 51 Koperasi Wanita Karya Makmur
50 Sinjai 52 Koperasi Komoditi Lada Tellulimpoe
17 Sulawesi Tengah 51 Kota Palu 53 Koperasi Serba usaha (KSU) Al-Ikhwan
52 Parigi Moutong 54 Koperasi Serba Usaha (KSU) Parigi Indah
18 Sulawesi Tenggara
53 Buton 55 Koperasi Serba Usaha (KSU) Nur Afilani
54 Konawe Utara 56 Koperasi Serba Usaha (KSU) Mandiri
55 Muna Barat 57 Koperasi Pasar Kaghuse-Ghuse
19 Sulawesi Utara 56 Bolaang Mongondow Utara
58 Koperasi Pertanian Setia Budi
20 Sulawesi Barat 57 Mamasa 59 Koperasi Serba Usaha (KSU) Eran Barana
21 Maluku Utara 58 Halmahera Barat 60 Koperasi Serba Usaha (KSU)Fakati Amo
22 Gorontalo 59 Pohuwato 61 Koperasi Tani Mitra Mandiri
60 Gorontalo 62 Koperasi Wanita (KOPWAN) Dewi Sartika
23 NTB 61 Lombok Timur 63 Koperasi Wanita (KOPWAN) Setia Murni
62 Lombok Utara 64 Koperasi Perkebunan Jambu Mete (KPJM) "Maju Jaya"
24 NTT 63 Manggarai Timur 65 KUD Poco Nembu
b. Jumlah usaha mikro yang difasilitasi pendampingan melalui
pendaftaran produk
Pengembangan Kemitraan KUMKM melalui Bantuan Sosial
Perbaikan Mutu Kemasan Produk KUKM merupakan salah satu
langkah strategis dalam mengembangkan bisnis produk KUMKM
ditengah derasnya aliran produk luar/import yang masuk ke
Indonesia, mau tidak mau hal ini terjadi karena era globalisasi
ditandai dengan persaingan antar produk dari berbagai Negara yang
semakin tajam.
16) Sasaran Strategis 16: Meningkatnya kemitraan koperasi dan UMKM,
terdapat 2 (dua) indikator kinerja dengan capaian kinerjanya sebagai
berikut.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
54
Sasaran Strategis
No. Indikator Kinerja Target 2015
Realisasi 2015
Capaian 2015
Meningkatnya
kemitraan
koperasi dan
UMKM
1 Jumlah KUMKM yang difasilitasi
Kemitraan (Kemitraan waralaba dan pola subkontrak)
800 KUMKM
800 KUMKM
100%
2 Jumlah KUMKM yang difasilitasi temu konsultasi pengembangan kemitraan KUMKM berbasis investasi
240 KUMKM
240 KUMKM
100%
a. Jumlah KUMKM yang difasilitasi Kemitraan
Tujuan memenuhi sasaran strategis meningkatnya kemitraan
koperasi dan UMKM melalui indikator jumlah KUMKM yang difasilitasi
Kemitraan adalah untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan
KUMKM mengenai kemitraan pola subkontrak dan peluang akses
pemasaran KUMKM melalui kemitraan antara KUMKM subkontrak
dengan Usaha Menengah maupun Usaha Besar. Pada tahun 2015
target yang dicapai dari indiktor ini sebesar 100% (800 KUMKM) yang
terdiri dari 400 KUMKM dengan kemitraan pola subkontrak dan 400
KUMKM dengan kemitraan pola waralaba. Tercapainya target ini juga
berkontribusi terhadap sasaran strategis pada Renstra Kementerian
Koperasi dan UKM yaitu meningkatnya kontribusi KUMKM dalam
perekonomian melalui pengembangan komoditas berbasis
koperasi/sentra di sector-sektor unggulan. Upaya yang dilakukan
untuk memenuhi hal tersebut yaitu:
Temu mitra pola subkontrak dengan ditandantanganinya
Memorandum of Understanding (MoU) antara KUMKM dengan
Usaha besar/menengah, KUMKM siap bermitra dengan Usaha
Menengah/Usaha Besar sehingga dapat meningkatkan akses
pemasaran produk KUMKM, antara lain: 1) Dicapainya komitmen
kemitraan KUMKM antara PT. Toyota Motor Manufacturing
Indonesia dengan Koperasi Industri Komponen Otomotif Indonesia
(KIKO) dalam bentuk bantuan mobil riset yaitu komponen
mobilnya bisa dibongkar pasang dan engineringnya bisa terurai, 2)
Diharapkan setiap koperasi baik kabupaten atau kota dapat
membentuk Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) bekerjasama
dengan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), seperti Koperasi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
55
Waru Buana Putra di Kab. Sidoarjo yang telah melakukan
pembinaan dan pendampingan bagi anggota dan pengurus
koperasi berupa pelatihan, magang, kursus, serta studi banding ke
perusahaan-perusahaan besar untuk memperluas dan menjalin
kemitraan, 3) Gallery UKM yang ada di Yayasan Dharma Bhakti
Astra (YDBA) dapat dijadikan contoh/model dalam rangka
menambah wawasan KUMKM subkontrak di bidang komponen
otomotif. Selain itu juga dapat dijadikan objek wisata bagi
wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung untuk lebih
mengenal bagaimana bentuk dan usaha di bidang komponen
otomotif, 4) Pada tanggal 17 November 2015 di Hotel Shangrilla
Jakarta adanya penandatanganan MOU antara Pihak Korea Trade
Investment Promotion Agency (Kotra) dengan Kopwan Srikandi
(Purworejo, Jateng) dalam bentuk pendampingan berupa bantuan
alat, jejaring pemasaran, pelatihan ekspor dan akses pasar.
Tabel 3.8 Jumlah KUMKM yang difasilitasi Kemitraan Pola Subkontrak
TAHUN JUMLAH KUMKM LOKASI
(KOTA/KAB/PROVINSI)
2014 120 NTB, Bali
2015 400 Jatim, Kota Bandung (Jabar), Cikarang (Bekasi, Jabar), Purworejo (Jateng)
Pengembangan Kemitraan Usaha di Bidang Waralaba, merupakan
kegiatan yang strategis dalam upaya memberikan
bimbingan/pemahaman secara utuh mengenai pentingnya usaha
waralaba karena mempunyai jaringan pasar yang pasti, dengan
tingkat resiko yang relative kecil, sehingga memiliki potensi yang
besar dalam mewujudkan struktur perekonomian nasional yang
semakin kokoh dan berkeadilan. Disamping itu juga kegiatan ini
memberikan alternatif solusi pemecahan dalam mewujudkan
kemitraan dan jaringan bisnis dengan menerapkan bisnis usaha
waralaba.
Pada tahun 2015, telah dilaksanakan kegiatan Temu Kemitraan
KUMKM melalui Kemitraan Waralaba yang diselenggarakan di 4
(empat) lokasi yaitu Kota Makassar (Sulawesi Selatan),
Kota Semarang (Jawa Tengah), Kota Palembang
(Sumatera Selatan) dan DKI Jakarta dengan
mengikutsertakan sebanyak 400 KUMKM sebagai peserta dari
berbagai lapisan yang tergabung dalam beberapa asosiasi bisnis
seperti HIPMI, HIPPI, Komunitas TDA, IWAPI, dan Kadin.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
56
Gambar 3.9 Kegiatan Temu Kemitraan KUMKM melalui Kemitraan Waralaba
Tabel 3.9 Jumlah KUMKM yang difasilitasi Kemitraan Waralaba
TAHUN JUMLAH KUMKM LOKASI (KOTA/KAB/PROVINSI)
2014 100 Bali
2015 400
Sulawesi Selatan (Makassar), Jawa Tengah (Semarang), Sumatera Selatan (Palembang) dan DKI Jakarta
b. Jumlah KUMKM yang difasilitasi Temu Konsultasi
Pengembangan Kemitraan Berbasis Investasi
Tujuan memenuhi sasaran strategis meningkatnya kemitraan
koperasi dan UMKM melalui indikator jumlah KUMKM yang difasilitasi
Temu Konsultasi Pengembangan Kemitraan Berbasis Investasi adalah
untuk mengembangkan investasi dengan mengajak pelaku usaha lain
sebagai mitra investasi dan mempersiapkan KUMKM sebagai mitra
investasi bagi pelaku usaha lain. Pada tahun 2015 target yang dicapai
dari indiktor ini sebesar 100% (240 KUMKM). Tercapainya target ini
juga berkontribusi terhadap sasaran strategis pada Renstra
Kementerian Koperasi dan UKM yaitu meningkatnya kontribusi
KUMKM dalam perekonomian melalui pengembangan komoditas
berbasis koperasi/sentra di sector-sektor unggulan. Upaya yang
dilakukan untuk memenuhi hal tersebut yaitu dengan melakukan
Temu Konsultasi Pengembangan Kemitraan KUMKM Berbasis
Investasi di 8 (Delapan) lokasi yaitu Jawa Tengah (Banyumas
dan Tegal), Sulawesi Selatan (Palopo), Bali (Badung), Jawa
Barat (Cianjur), Lampung Barat (Liwa), Kulon Progo (Jateng)
dan Toraja Utara (Sulsel) Temu Konsultasi Pengembangan
Kemitraan KUMKM Berbasis Investasi di 8 (Delapan) lokasi yaitu
Jawa Tengah (Banyumas dan Tegal), Sulawesi Selatan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
57
(Palopo), Bali (Badung), Jawa Barat (Cianjur), Lampung
Barat (Liwa), Kulon Progo (Jateng) dan Toraja Utara (Sulsel).
Kegiatan ini menghadirkan Narasumber kemitraan investasi yaitu
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Usaha Besar (Mitra
Investor Potensial) dan KUMKM (Calon Investasi) sebagai peserta
sebanyak 240 KUMKM. Outcome dari kegiatan ini adalah adanya
terjalinnya kemitraan investasi antara KUMKM peserta temu mitra
dengan mitra potensial (usaha menengah/besar/asosiasi) yang
ditandai dengan beberapa kesepakatan/perjanjian kerjasama usaha
antara Koperasi dengan Mitra Investor Potensial Dalam maupun Luar
Negeri.
Tabel 3.10 Koperasi penerima bansos beserta komoditi usahanya dari awal pelaksanaan program ini tahun 2014-2015
NO PROP KOPERASI KAB/KOTA KOMODITI MITRA USAHA
1. Jawa Barat KUD Buana Bhakti
Kab. Sukabumi
Telur Puyuh CV. Universal Indo Agri, CV. Slamet Quail Farm, CV. Impra Net
2. Jawa Timur
KUD. Dau Kab. Malang Ternak Sapi Perah
Industri Pengolahan Susu (IPS) Sekar Tanjung Malang
3. Bali Kop.Tani Mertanadi
Kab. Badung Sayur (Asparagus)
J&C Inter-national, Tiara Dewata Fresh Food, Bali Zoo Park, Bali Bakery, PT Unggul Retailindo
4. Kepri Mitra Budidaya Bahari
Kota Batam Rumput Laut China (Hanfeng Biotechnology, Yingkou Shengyuan Fresh Fruit, Hainan Ocean Sunsine Trading)
5. Jawa Tengah
Nira Satria Kab. Banyumas
Gula Semut PT. Profile Mitra Abadi
6. Sulsel Agroniaga Kota Palopo Rumput laut Putian City Cheng Xiang Zone Fuli Agar Factory China
7. Bali Kop. Sumber Mertha Buana
Kab. Badung Kopi CV. Tri Agung Mulia
8. Jawa Barat Mitra Tani Parahyangan
Kab. Cianjur Sayur Mayur Carrefour, Alfamidi, Giant, Hero
9. Jawa Tengah
Koperasi Logam “RRT”
Kota Tegal Logam PT. Nusantara Mulia Mandiri dan PT. Mescomitra Aditama
10 Lampung Koperasi Agro Panca Bhakti
Kab. Lampung Barat
Kopi PT. Indocapco
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
58
17) Sasaran Strategis 17: Meningkatnya jangkauan promosi produk
koperasi dan UKM, terdapat 4 (empat) indikator kinerja dengan capaian
kinerjanya sebagai berikut.
Sasaran Strategis
No. Indikator Kinerja Target 2015
Realisasi 2015
Capaian 2015
Meningkatnya jangkauan promosi produk koperasi dan UKM
1 Jumlah KUKM yang
mengikuti pameran
(Smesco Festival)
350
KUKM
780 KUKM 222,8%
2 Jumlah katalog
Produk KUKM yang
dicetak
50.000
Eksemplar
50.000
Eksemplar
100%
3 Fasilitasi KUMKM
untuk partisipasi pada
pameran nasional dan
regional
300
KUKM
412 KUKM 206%
4 Peningkatan sistem
akses pemasaran dan
informasi bisnis
KUMKM berbasis IT
300 KUMKM 300
KUMKM
100%
a. Jumlah KUKM yang mengikuti pameran (Smesco Festival)
Tujuan memenuhi sasaran strategis meningkatnya jangkauan
promosi produk koperasi dan UKM melalui indikator jumlah KUKM
yang mengikuti pameran (Smesco Festival) adalah untuk memberikan
edukasi kepada peserta melalui peningkatan wawasan peserta,
penyelenggaraan pameran. SMESCO Festival ke-13 tahun 2015
dilaksanakan selama 4 hari pada tanggal 1-4 Oktober 2015 di Hall A
dan B, Jakarta Convention Center (JCC) yang diikuti 780 KUKM. Hal
ini menunjukkan target tahun 2015 sudah tercapai sebesar 222,8%
dari target yang direncanakan 350 KUKM. Tercapainya target ini juga
berkontribusi terhadap sasaran strategis pada Renstra Kementerian
Koperasi dan UKM tahun 2015-2019 yaitu meningkatnya kontribusi
KUMKM dalam perekonomian melalui pengembangan komoditas
berbasis koperasi/sentra di sektor-sektor unggulan.
11 DIY Koperasi Mekar Mas
Kab. Kulon Progo
Kedelai Hitam PT. Unilever Indonesia
12 Sulsel Koperasi Sangkutu Banne
Kab. Toraja Utara
Kopi PT. CBI
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
59
Gambar 3.10 opening Ceremony & Awarding SMESCO Festival
S
e
l
a
m
a
Pameran berlangsung, tercatat jumlah pengunjung + 16.000 orang
dan perolehan transaksi langsung sebesar Rp. 10,32 Milyar, dan
dalam bentuk kontrak sebesar Rp. 8,65 Milyar. Selain itu terdapat
prospek order yang akan ditindaklanjuti oleh masing-masing UKM.
b. Jumlah katalog Produk KUKM yang dicetak
Tujuan memenuhi sasaran strategis Meningkatnya jangkauan
promosi produk koperasi dan UKM dengan indikator Jumlah katalog
Produk KUKM yang dicetak adalah sebagai upaya promosi dan
meningkatkan daya saing produk-produk Koperasi dan UKM (KUKM)
dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN 2015 dan pasar
global. Pada tahun 2015 target yang dicapai dari indiktor ini sebesar
100% (50.000 Eksemplar) dengan mendistribusikan katalog tersebut
di tempat-tempat strategis, diantaranya Sriwijaya Air dan NAM Air,
Executive Lounge Garuda Indonesia, Kementerian/Lembaga Republik
Indonesia, Kedutaan Besar Negara Sahabat di Jakarta, Kantor
Kedutaan Besar Republik Indonesia di luar Negeri, hotel-hotel bintang
4 dan 5 di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung,
Semarang, Surabaya, Makassar, Medan, Bali dan Palembang.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
60
Katalog ini memuat data KUKM yang berpotensi ekspor dalam 4
bahasa (Indonesia, Jepang, Inggris dan Arab), serta foto-foto
eksklusif produk KUKM untuk meningkatkan citra dan image produk-
produk KUKM. Berikut tampilan SME and Cooperative Indonesia
Catalogue.
c. Fasilitasi KUMKM untuk partisipasi pada pameran nasional
dan regional
Tujuan memenuhi sasaran strategis meningkatnya jangkauan
promosi produk koperasi dan UKM adalah memberikan kesempatan
yang lebih luas kepada KUKM yang menghasilkan produk kreatif,
inovatif dan berdaya saing tinggi, namun memiliki keterbatasan untuk
mempromosikan produknya. Pada tahun 2015 target yang dicapai
dari indiktor ini sebesar 137,33% (412 KUMKM) dari target yang
direncanakan yaitu 300 KUMKM, yang terdiri dari 376 stand pada 44
event baik pameran di daerah maupun di Pusat, dengan total
transaksi Rp. 15.576.264.800,- terdiri dari transaksi ritel Rp.
4.759.240.800,- dan Transaksi order Rp. 10.820.524.000,-.
Tercapainya target ini juga berkontribusi terhadap sasaran strategis
pada Renstra Kementerian Koperasi dan UKM yaitu meningkatnya
kontribusi KUMKM dalam perekonomian melalui pengembangan
komoditas berbasis koperasi/sentra di sektor-sektor unggulan.
Upaya yang dilakukan untuk memenuhi sasaran tersebut yaitu
dengan berpartisipasi Kementerian KUKM pada berbagai event
pameran. Disamping wilayah Jakarta, partisipasi pameran yang
diselenggarakan di daerah juga cukup banyak diminati oleh para
pelaku usaha dalam rangka perluasan jaringan pasar dan test pasar
atas produknya. Daerah-daerah yang banyak diminati diantaranya
adalah DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat,
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
61
Nusa Tenggara Timur, Banten, Bangka Belitung, Kalimantan Timur,
Daerah Istimewa Yogyakarta, Aceh, Kepulauan Riau dan Banten.
Gambar 3.11 Kementerian KUKM dalam pameran di DKI Jakarta
d. Peningkatan sistem akses pemasaran dan informasi bisnis
KUMKM berbasis IT
Tujuan memenuhi sasaran strategis meningkatnya jangkauan
promosi produk koperasi dan UKM melalui indikator Peningkatan
sistem akses pemasaran dan informasi bisnis KUMKM berbasis IT
adalah untuk untuk mempromosikan dan memasarkan produk-produk
unggulan KUMKM dengan menggunakan Teknologi Informasi dan
Komunikasi berbasis web. Pada tahun 2015 target yang dicapai dari
indiktor ini sebesar 100% (300 KUMKM). Tercapainya target ini juga
berkontribusi terhadap sasaran strategis pada Renstra Kementerian
Koperasi dan UKM tahun 2015-2019 yaitu meningkatnya kontribusi
KUMKM dalam perekonomian melalui pengembangan komoditas
berbasis koperasi/sentra di sektor-sektor unggulan.
Upaya yang dilakukan untuk memenuhi hal tersebut yaitu dengan
adanya Trading Board sebagai salah satu media promosi yang
dibangun dan dikembangkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM
(www.indonesian-products.biz). Selain membangun trading board,
juga dilakukan pemberian pemahaman KUKM tentang promosi dan
pemasaran produk melalui media online yang dilaksanakan kegiatan
Pertemuan Lintas Pelaku Penerapan IT di 4 (empat) Kota/
Kabupaten, yaitu Propinsi Jawa Tengah (Kab. Tegal Kota Solo),
Propinsi NTT (Kota Kupang), Propinsi Sumatera Selatan (Kota
Palembang).
18) Sasaran Strategis 18: Meningkatnya Kapasitas dan Kompetensi SDM
KUMKM melalui Pengembangan Wirausaha, Koperasi dan UMKM, terdapat
3 indikator kinerja dengan capaian kinerjanya sebagai berikut.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
62
Sasaran Strategis
No. Indikator Kinerja Target 2015
Realisasi 2015
Capaian 2015
Meningkatnya Kapasitas dan Kompetensi SDM KUMKM melalui Pengembangan Wirausaha, Koperasi dan UMKM
1 Jumlah Peserta Pemasyarakatan dan Pengembangan Kewirausahaan
7.800 orang 11.770 orang
150,89%
2 Jumlah Peserta Peningkatan Kapasitas SDM Koperasi
11.020 Orang
11.020 orang
100%
3 Jumlah Peserta Pelatihan Peningkatan Kapasitas dan Kompetensi SDM KUMKM
21.620 Orang
22.647 Orang
104,75%
a. Jumlah Peserta Pemasyarakatan dan Pengembangan
Kewirausahaan
Pemenuhan sasaran strategis meningkatnya kapasitas dan
kompetensi SDM KUMKM melalui pengembangan wirausaha, Koperasi
dan UMKM bertujuan untuk menumbuhkan motivasi masyarakat
untuk berwirausaha mendorong tumbuhnya wirausaha baru dan
tumbuhnya semangat serta jiwa wirausaha di kalangan pelaku usaha
mikro, kecil, dan menengah yang telah memiliki rintisan usaha
sehingga mampu tumbuh menjadi usaha yang berkelanjutan dengan
skala yang lebih besar (“naik kelas”).
Target dari sasaran tersebut berjumlah 7.800 orang dengan
capaian realisasi pada tahun 2015 sebesar 150,89% (11.770 orang)
terdiri dari 4.050 orang pemasyarakatan kewirausahaan, 3.270 orang
diklat kewirausahaan dan technopreneur, dan 400 orang pelatihan
kewirausahaan.
b. Jumlah Peserta Peningkatan Kapasitas SDM Koperasi
Pemenuhan sasaran strategis meningkatnya kapasitas dan
kompetensi SDM KUMKM melalui peserta peningkatan kapasitas SDM
Koperasi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan
dan kemampuan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah sesuai
dengan bidang usaha yang ditekuninya serta mampu mengelola
usaha secara profesional, sehingga meningkat kinerja dan
produktivitas usahanya.
Target dari sasaran tersebut berjumlah 11.020 orang dengan
capaian realisasi pada tahun 2015 sebesar 100% (11.020 orang),
terdiri dari:
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
63
Pelatihan Peserta
Pelatihan perkoperasian bagi penyuluh koperasi dan aparatur di daerah
720 Orang
Pelatihan peningkatan kapasitas SDM KUKM di bidang perkoperasian
10.200 Orang
Penerima Beasiswa 100 Orang
Jumlah Peserta 11.020 Orang
c. Jumlah Peserta Pelatihan Peningkatan Kapasitas dan
Kompetensi SDM KUMKM
Pemenuhan sasaran strategis meningkatnya kapasitas dan
kompetensi SDM KUMKM melalui peserta pelatihan peningkatan
kapasitas dan kompetensi SDM KUMKM bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan pelaku
usaha mikro, kecil, dan menengah sesuai dengan bidang usaha yang
ditekuninya serta mampu mengelola usaha secara profesional,
sehingga meningkatkan kinerja dan produktivitas usahanya.
Target dari sasaran tersebut berjumlah 21.620 orang dengan
capaian realisasi pada tahun 2015 sebesar 104,75% (22.647 orang),
terdiri dari peserta pelatihan:
Pelatihan Peserta
Peserta pelatihan vocational KUKM 360 Orang
Peserta pelatihan manajemen SDM KUMKM 270 Orang
Peserta pelatihan melalui kemitraan diklat SDM 180 Orang
Peserta peningkatan kapasitas SDM KUKM di bidang pariwisata melalui sertifikasi
450 Orang
Pelatihan peningkatan kapasitas SDM melalui SKKNI 360 Orang
Peserta pelatihan di daerah (dekon) 21.027 Orang
Jumlah Peserta 22.647 Orang
Dengan terpenuhinya sasaran strategis ini, juga berkontribusi
terhadap sasaran strategis pada Renstra KUKM Tahun 2015-2019
yaitu meningkatkan daya saing koperasi dan UMKM.
19) Sasaran Strategis 19: Efektifitas Pelaksanaan Produktivitas dan Mutu,
terdapat 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian kinerjanya sebagai
berikut.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
64
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target 2015
Realisasi 2015
Capaian 2015
Efektifitas Pelaksanaan
Produktivitas dan Mutu
% KUMKM yang difasilitasi peningkatan produktivitas melalui penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG), Standarisasi Mutu dan Sertifikasi Produk (1450 KUMKM)
1.450 KUMKM
1.450 KUMKM
100%
Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan Koperasi dan UMKM
dalam peningkatan produktivitas dan mutu produksinya melalui penerapan
Teknologi Tepat Guna (TTG), standarisasi mutu dan sertifikasi produk.
a. Program Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG)
Peningkatan Produktivitas Usaha Mikro/Koperasi Melalui
Sosialisasi, Pendampingan dan Penerapan TTG Penanganan Produk
Pasca Panen Pengolahan Hasil Pertanian Dan Perikanan. Salah satu
upaya untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas UMK adalah
melalui bimbingan teknis, pendampingan dan penerapan TTG di
sektor pertanian dan perikanan guna mendukung terwujudnya
kedaulatan pangan.
Sebagai upaya meningkatkan efektifitas dan efesiensi
pelaksanaan kegiatan maka diarahkan fokus sasaran adalah terkait
dengan hilirisasi (industri hilir) dan penanganan produk pasca panen
diberbagai sektor unggulan daerah komoditas pertanian dan
perikanan yang dikelola oleh pelaku usaha mikro/koperasi, diperlukan
sinergi kegiatan dengan Kementerian/Lembaga terkait antara lain,
Balai Besar Pasca Panen - Balitbang Kementan, BPTP-Balai Penelitian
Teknologi Pertanian, Badan Ketahanan Pangan Daerah, Pusat
Pengembangan Teknologi-LIPI dan Kementerian Kelautan dan
Perikanan. Target yang harus terpenuhi untuk mendukung indikator
KUMKM yang difasilitasi peningkatan produktivitas melalui penerapan
TTG adalah 450 KUKM dan tercapai 100% (450 KUKM) pada realisasi
tahun 2015.
b. Program Penerapan Standardisasi Produk dan Sistem
Manajemen Mutu
Standardisasi dan sertifikasi semua produk barang dan jasa
yang dihasilkan KUMKM merupakan upaya pemerintah yang terus di
galakkan sebagai upaya peningkatan daya saing dalam memasuki era
pasar global khususnya pasar ASEAN-Masyarakat Ekonomi ASEAN
akhir 2015.
Salah satu kelemahan Koperasi dan UKM saat ini adalah
kurangnya pemahaman pelaku usaha dalam meningkatkan kualitas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
65
produk dan jasa agar bisa memenuhi standar dalam proses produksi
maupun pelayanan jasanya terhadap permintaan pelanggannya.
Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan kualitas produk
barang dan jasa bagi Koperasi dan UKM, maka pada tahun 2015
telah melakukan sosialisasi dan bimbingan penerapan standar mutu
(SNI/ISO/HACCP) sebanyak 750 UKM yang tersebar di 15 lokasi
yaitu; Aceh, Lampung, Kaltim, Toraja, Boyolali, Karanganyar,
Pekalongan, Pemalang, Blitar, Bogor, Purwakarta, NTB, Jateng, Bali,
DKI. Target yang harus terpenuhi untuk mendukung indikator
KUMKM yang difasilitasi peningkatan produktivitas melalui penerapan
Standardisasi Produk dan Sistem Manajemen Mutu adalah 500 KUKM
dan tercapai 100% (500 KUKM) pada realisasi tahun 2015.
c. Penerapan Sertifikasi Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
Produk yang dihasilkan oleh KUKM mempunyai nilai ekonomis,
untuk itu perlu dilindungi dari sisi hukum. Program pemanfatan HKI
dilaksanakan dalam bentuk pemberian pemahaman kepada Koperasi
dan UKM tentang pemanfaatan HKI dan dilanjutkan dengan fasilitasi
pendaftaran Merek dan Hak Cipta.
Kegiatan tersebut dilaksanakan bekerjasama dengan Direktorat
Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Ditjen HKI), Kementerian Hukum
dan Hak Azasi Manusia, Perguruan Tinggi dan Konsultan HKI. Maksud
dan tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pemahaman dan
kesadaran akan arti pentingnya Pemanfaatan HKI dalam
meningkatkan daya saing produk dengan melakukan pendaftaran
Merek, Desain Industri, Paten, dan Hak Cipta. Periode Oktober 2014
sampai dengan Oktober 2015 Kementerian Koperasi dan UKM telah
memfasilitasi 1200 UKM untuk Pendaftaran Sertifikat Hak Cipta dan
2100 UKM untuk pendaftaran Sertifikat Merek.
Berikut target dan capaian realisasi kinerja tahun 2014-2015 sebagai
berikut:
Sasaran Strategis/ Indikator Kinerja
Tahun 2014 Tahun 2015
Target Realisasi % Target Realisasi %
Peningkatan Produktivitas dan Mutu
Indikator Kinerja :
1. KUMKM yang difasilitasi peningkatan produktivitas melalui penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG)
450 KUMKM
450 KUMKM
100 450
KUMKM
450 KUMKM 100
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
66
Sasaran Strategis/ Indikator Kinerja
Tahun 2014 Tahun 2015
Target Realisasi % Target Realisasi %
2. KUMKM yang difasilitasi untuk mendapatkan sosialisasi dan menerapkan standarisasi mutu
500 KUMKM
500 KUMKM
100 500
KUMKM
500 KUMKM 100
3. KUMKM yang difasilitasi melalui sertifikasi produk
500 KUMKM
500 KUMKM
100 500
KUMKM 500
KUMKM 100
Jumlah 1.450 KUMKM
1.450 KUMKM
100 1.450
KUMKM 1.450
KUMKM 100
Dengan terpenuhinya sasaran strategis ini, juga berkontribusi
terhadap sasaran strategis pada Renstra KUKM Tahun 2015-2019 yaitu
meningkatkan daya saing koperasi dan UMKM. Pagu anggaran kegiatan ini
Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp. 11.872.094.000,- (Sebelas Milyar
Delapan Ratus Juta Tujuh Puluh Dua Juta Sembilan Puluh Empat Ribu
Rupiah) telah direalisasikan sebesar Rp. 10.560.099.900,- (Sepuluh Milyar
Lima Ratus Enam Puluh Juta Sembilan puluh Sembilan Ribu Sembilan Ratus
Rupiah) atau 88,94% dan sisa anggaran sebesar Rp. 1.311.994.100,- (Satu
Milyar Tiga ratus Sebelas Juta Sembilan ratus Sembilan Puluh Empat Ribu
Seratus Rupiah) atau sebesar 11,06% merupakan efisiensi (penghematan)
kegiatan.
20) Sasaran Strategis 20: Meningkatnya penyaluran KUR, terdapat
1 (satu) indikator kinerja dengan capaian kinerjanya sebagai berikut.
Sasaran
Strategis
Indikator Kinerja Target
2015
Realisasi
2015
Capaian
2015
Meningkatnya
penyaluran KUR
KUKM yang didampingi untuk
mengakses KUR
27.520
KUKM
18.836
KUKM
68,44%
Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dimaksudkan untuk memfasilitasi
KUMKM dalam mengakses pendanaan dari perbankan sehingga KUMKM
yang usahanya layak namun belum bankable memperoleh kesempatan
mengembangkan usahanya sehingga menjadi lebih produktif.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
67
Gambar 3.12 kegiatan koordinasi dan sosialisasi program KUR di Propinsi Jawa Tengah
Berikut target dan capaian realisasi kinerja tahun 2014-2015 sebagai
berikut:
Sasaran Strategis/ Indikator Kinerja
Tahun 2014 Tahun 2015
Target Realisasi % Target Realisasi %
Meningkatnya penyaluran KUR
Indikator Kinerja :
UMKM yang didampingi untuk mengakses program KUR
27.520 KUKM
27.520 KUKM
100 27.520 KUKM
18.836 KUKM
68,44
Target UMKM yang didampingi untuk mengakses program KUR Tahun
2015 sejumlah 27.520 UMKM, sedangkan capaian realisasinya pada tahun
2015 hanya mencapai 68,44% (18.836 UMKM). Target tersebut tidak
tercapai karena pada awal tahun Program KUR sempat dihentikan
sementara oleh Pemerintah, kemudian diluncurkan kembali pada tanggal
16 Agustus 2015, sehingga pelaksanaannya hanya selama 4 bulan.
Pelaksanaan kegiatan ini juga berkontribusi terhadap pemenuhan sasaran
strategis dalam Renstra Kementerian KUKM Tahun 2015-2019 yaitu
meningkatkan daya saing koperasi dan UMKM dengan indikator fasilitasi
dan dukungan pembiayaan bagi Koperasi dan UMKM melalui penyaluran
KUR.
Dengan terpenuhinya sasaran strategis ini, juga berkontribusi
terhadap sasaran strategis pada Renstra KUKM Tahun 2015-2019 yaitu
meningkatkan daya saing koperasi dan UMKM. Pagu anggaran kegiatan ini
Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp. 12.142.990.000,- (Dua Belas Milyar
Seratus Empat Puluh Dua Juta Sembilan Ratus Sembilan Puluh Ribu
Rupiah) telah direalisasikan sebesar Rp. 6.397.665.000,- (Enam Milyar Riga
Ratus Sembilan Puluh Tujuh Juta Enam ratus Enam Puluh Lima Ribu
Rupiah) atau 52,69% dan sisa anggaran sebesar Rp. 5.745.325.000,- (Lima
Milyar Tujuh Ratus Empat Puluh Lima Juta Tiga Ratus Dua Puluh Lima Ribu
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
68
Rupiah) atau sebesar 47,31% merupakan efisiensi (penghematan)
kegiatan.
21) Sasaran Strategis 21: Penguatan Kelembagaan Usaha Mikro dan Kecil,
terdapat 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian kinerjanya sebagai
berikut.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama Target 2015
Realisasi 2015
Capaian 2015
Penguatan Kelembagaan Usaha Mikro dan Kecil
% terfasilitasinya pemberian izin bagi UMK (300.000 UMK)
300.000 UMK
136.600 UMK
45,55%
Dengan telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2014
tentang Perizinan untuk Usaha Mikro dan Kecil, maka akan memperkuat
kelembagaan usaha Mikro dan Kecil. Izin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK)
dimaksudkan untuk memberikan kepastian hukum dan sarana
pemberdayaan bagi pelaku usaha mikro dan kecil dalam mengembangkan
usahanya.
Tujuan Pemberian IUMK adalah:
a. Mendapatkan kepastian dan perlindungan dalam berusaha dilokasi
yang telah ditetapkan.
b. Mendapatkan pendampingan untuk pengembangan usaha.
c. Mendapatkan kemudahan dalam akses pembiayaan ke lembaga
keuangan bank dan non-bank.
d. Mendapatkan kemudahan dalam pemberdayaan dari pemerintah
pusat, pemerintah daerah dan/atau lembaga lainnya.
Dalam rangka memenuhi sasaran strategis penguatan kelembagaan
UMK dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:
a. Sosialisasi Izin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK) dengan Pemangku
Kepentingan.
b. Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan Pendampingan Izin Usaha Mikro
dan Kecil (IUMK).
c. Penyusunan Database dan Monitoring Penerima Izin Usaha Mikro dan
Kecil.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
69
Gambar 3.13 Perpres No. 98 Tahun 2014 Telah ditindaklanjuti dengan Nota Kesepahaman Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dan Kementerian Perdagangan Tentang
Pembinaan Pemberian Izin Usaha Mikro dan Kecil di Daerah
Gambar 3.14 Menteri Koperasi dan UKM ketika memberikan Kartu Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK) kepada pelaku usaha mikro
Berikut target dan capaian realisasi kinerja tahun 2014-2015 sebagai
berikut:
Sasaran Strategis/ Indikator Kinerja
Tahun 2014 Tahun 2015
Target Realisasi % Target Realisasi %
Penguatan kelembagaan UMK
Indikator Kinerja :
Terfasilitasinya pemberian Izin bagi Usaha Mikro dan Kecil
- - - 300.000
Unit 136.600
Unit
45,55
Target yang harus dipenuhi berdasarkan perjanjian kinerja tahun
2015 untuk target Izin Usaha Mikro dan Kecil adalah 300.000 unit, namun
dalam capaian realisasi tahun 2015 hanya sebesar 45,55% (136.600 unit).
Targetnya tersebut belum tercapai disebabkan oleh:
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
70
a. Sesuai Perpres No. 98 tahun 2014 (pasal 4 ayat 1) pelaksana IUMK
adalah camat yang mendapatkan pendelegasian kewenangan dari
Bupati/Walikota. Hingga 31 Desember 2015 Peraturan
Bupati/Walikota tentang pendelegasian sebagaian kewenangannya
kepada camat dalam pelaksanaan pemberian IUMK baru terbit sekitar
178 Perbup/Perwali atau 34,5% dari 515 Kab/Kota seluruh Indonesia.
Dalam hal ini biaya operasional camat untuk penerbitan IUMK belum
dianggarkan.
b. Adanya Pilkada serentak pada bulan Desember 2015 sehingga
dibeberapa daerah tidak melakukan aktivitas penerbitan Peraturan
Bupati/Walikota oleh Pelaksana Tugas Bupati/Walikota.
c. Adanya beberapa daerah yang menjadikan SIUP sebagai salah satu
sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Tercapainya sasaran strategis ini akan berkontribusi terhadap sasaran
strategis dalam Renstra Kementerian KUKM Tahun 2015–2019 yaitu
meningkatnya daya saing Koperasi dan UMKM. Pagu anggaran kegiatan ini
Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp. 5,245,550,000,- (Lima Milyar Dua Ratus
Empat Puluh Lima juta Lima Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah) telah
direalisasikan sebesar Rp. 4,328,653,100,- (Empat Milyar Tiga Ratus Dua
Puluh Delapan Juta Enam ratus Lima Puluh Tiga Ribu Seratus Rupiah) atau
82,52% dan sisa anggaran sebesar Rp. 916.896.900,- (Sembilan Ratus
Enam Belas Juta Delapan Ratus Sembilan Puluh Enam Ribu Sembilan Ratus
Rupiah) atau sebesar 17,48% merupakan efisiensi (penghematan)
kegiatan.
22) Sasaran Strategis 22: Terlaksananya kajian yang berkaitan dengan
program dan kebijakan Kementerian Koperasi dan UKM, terdapat 1 (satu)
indikator kinerja dengan capaian kinerjanya sebagai berikut.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target 2015
Realisasi 2015
Capaian 2015
Terlaksananya kajian yang berkaitan dengan program dan kebijakan Kementerian Koperasi dan UKM
Jumlah Kajian 18 Kajian
18 Kajian
100%
Tujuan tercapainya sasaran strategis terlaksananya kajian yang
berkaitan dengan program dan kebijakan Kementerian Koperasi dan UKM
dengan capaian realisasi 100% (18 kajian) yang dilaksanakan tahun 2015
mencakup :
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
71
Kajian penerapan jati diri koperasi untuk meningkatkan kualitas
kelembagaan koperasi dengan penyusunan roadmap penerapan jati
diri koperasi mempertimbangkan kemampuan semua pemangku
kepentingan koperasi untuk memsosialiasi dan mereplikasi berbagai
jenis koperasi yang dinilai sudah mampu menerapkan jati diri
koperasi.
Kajian Tentang Pengadaan dan Distribusi Pupuk Melalui Koperasi
untuk mengevaluasi pengadaan dan distribusi pupuk melalui
koperasi, mengidentifikasi berbagai isu strategis dalam upaya
merevitalisasi pengadaan dan distribusi pupuk melalui koperasi, dan
merumuskan strategi kebijakan revitalisasi pengadaan dan distribusi
pupuk melalui koperasi.
Kajian tentang Revitalisasi Bisnis KUD untuk memetakan dan
mengidentifikasi keberadaan dan eksistensi bisnis KUD saat ini dan
untuk mengetahui apakah KUD masih berpotensi untuk
dikembangkan, serta keunggulan-keunggulan apa saja yang masih
dimiliki KUD.
Kajian tentang Sistem Pengawasan Koperasi Simpan Pinjam (KSP)
untuk memetakan dan menganalisis peraturan terkait KSP/USP
Koperasi serta menelaah secara yuridis tentang
Kementerian/Lembaga yang berwewenang dalam pengawasan
KSP/USP.
Kajian Peran Pemerintah Daerah Terhadap Pengembangan One
Village One Product (OVOP) untuk Mengidentifikasi dan mengevaluasi
kondisi Peran Pemerintah Daerah dalam Pengembangan OVOP dan
Menyusun konsep model Peran Pemerintah Daerah dalam
pengembangan OVOP berdasarkan best practices. Diharapkan
Program Pengembangan OVOP melalui Koperasi ini secara cepat
menumbuh-kembangkan berbagai potensi sumberdaya dan kearifan
local dan keunikan produk unggulan daerah menjadi produk bernilai
tambah tinggi, yang mampu bersaing dan mampu memasuki pasar
global.
Kajian Tentang Pembentukan Tenaga Penyuluh Koperasi untuk
memberikan masukan kebijakan kepada pemerintah sehingga
memberikan manfaat optimal kepada anggota koperasi (dan pelaku
UKM sebagai anggota koperasi), pengelola dan penggiat koperasi
serta semua pemangku kepentingan (stakeholders).
23) Sasaran Strategis 23: Terlaksananya pengembangan rintisan model
pengembangan Koperasi dan UKM, terdapat 1 (satu) indikator kinerja
dengan capaian kinerjanya sebagai berikut.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
72
Sasaran
Strategis
Indikator Kinerja Target
2015
Realisasi
2015
Capaian
2015
Terlaksananya
pengembangan
rintisan model
pengembangan
Koperasi dan
UKM
Jumlah Rintisan 1
Rintisan
1
Rintisan
100%
Tujuan tercapainya sasaran strategis terlaksananya pengembangan
rintisan model pengembangan Koperasi dan UKM dengan target 1 rintisan
adalah pengembangan program expert pool untuk dapat “naik kelas” dalam
periode 5 tahun mendatang (2015-2019) yang juga berkontribusi terhadap
sasaran strategis pada Renstra Kementerian Koperasi dan UKM tahun
2015-2019.
Expert pool diharapkan dapat menyediakan informasi mengenai
tenaga ahli, konsultan dan pendamping di bidang UMKM dan koperasi yang
dapat menjadi mitra pemerintah dalam menyiapkan rancangan kebijakan
dan program, serta melaksanakan kebijakan dan program yang
membutuhkan dukungan tenaga ahli (peneliti, konsultan dan pendamping)
dalam rangka meningkatkan kualitas dan efektivitas pencapaian target.
Upaya untuk memenuhi capaian realisasi sebesar 100% (1 Rintisan)
yaitu melalui sosialisasi ide dan gagasan pengembangan potensi expert
dalam pengembangan KUMKM, identifikasi awal potensi expert di daerah
serta kontribusinya dalam pengembangan potensi dan sumberdaya
KUMKM; penyusunan sistem aplikasi database expert (kontribusi, jumlah,
potensi expert, dan jobdesk) dan kajian Peningkatan Peran Expert dalam
pengembangan UMKM. Kegiatan koordinasi dan sosialisasi telah dilakukan
ke 3 daerah yaitu Sulawesi Selatan (Makassar), Jawa Barat (Bandung) dan
Jawa Timur (Malang) dalam rangka menjelaskan gagasan program ini dan
Roadmap Pengembangan ke depan.
24) Sasaran Strategis 24: Terlaksananya kerjasama dengan instansi terkait
dan kerjasama internasional, terdapat 3 (tiga) indikator kinerja dengan
capaian kinerjanya sebagai berikut.
Sasaran Strategis
No. Indikator Kinerja Target 2015 Realisasi 2015
Capaian 2015
Terlaksananya kerjasama dengan instansi terkait dan kerjasama
1 Jumlah kerjasama penelitian
4 Kerjasama
4 Kerjasama
100%
2 Jumlah partisipasi dalam pertemuan forum internasional
3 Forum
Internasional
3 Forum
Internasional
100%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
73
internasional 3 Jumlah terbitan hasil penelitian
8 jurnal,
4 laporan
8 jurnal,
4 laporan
100%
a. Jumlah kerjasama penelitian
Tujuan dari memenuhi sasaran strategis Terlaksananya
kerjasama dengan instansi terkait dan kerjasama internasional
berdasarkan indikator jumlah kerjasama penelitian adalah
menyusun model kerjasama penelitian tentang koperasi dengan
stakeholders dan menyusun konsep/model pengembangan koperasi
menurut stakeholders, sehingga mendapatkan informasi mengenai
berbagai kebijakan dan penelitian/kajian diantara stakeholder untuk
pengembangan potensi/ produk UMKM yang inovatif serta model
kerjasama penelitian dan pengembangan kebijakan UMKM.
Upaya untuk memenuhi target tersebut agar berkontribusi
terhadap sasaran strategis pada Renstra Kementerian Koperasi dan
UKM tahun 2015-2019 yaitu dengan kerjasama diantara
stakeholders terkait dan mengelaborasi secara bersama dan
dituangkan dalam studi kelayakan dimana peran dan dukungan dari
stakeholder terkait disepakati secara tegas dan jelas.
Tahun 2015 sudah tercapai realisasi target sebesar 100%
(4 kerjasama), sebagai berikut:
Kerjasama Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Koperasi
Kerjasama Penelitian dan Pengembangan Kebijakan UMKM
Kerjasama Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya KUMKM
Kerjasama Penelitian dan Pengembangan KUMKM
b. Jumlah partisipasi dalam pertemuan forum internasional
Tujuan dari memenuhi sasaran strategis terlaksananya
kerjasama dengan instansi terkait dan kerjasama internasional
berdasarkan indikator jumlah partisipasi dalam pertemuan forum
internasional adalah mengembangkan hubungan kerjasama
internasional demi meningkatkan daya saing KUKM. Tahun 2015
telah tercapai realisasi sebesar 100% (3 kerjasama internasional
APEC yang merupakan keberlanjutan peran aktif Indonesia di forum
APEC Small Medium Enterprises Working Group (SMEWG)) yaitu:
APEC SMEWG ke-40 pada tanggal 10-12 Juni 2015 di Atlanta,
Georgia, Amerika Serikat
APEC SMEWG ke-41 dan SMEMM ke-22 pada tanggal 23-25
September 2015 di Iloilo City, Filipina
APEC Third Senior Officials Meeting (SOM 3), 28-29 Agustus
2015 di Cebu, Filipina
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
74
Gambar 3.15 Partispasi Indonesia dalam Kerjasama Internasional APEC
Upaya demi mencapai target tersebut yang juga berkontribusi
terhadap sasaran strategis tersebut pada Renstra Kementerian
Koperasi dan UKM Tahun 2015-2019 adalah koordinasi penyusunan
bahan kerjasama internasional APEC melalui kerjasama dengan
instansi terkait dan stakeholders, sosialisasi tindak lanjut hasil
pertemuan APEC, dan Menghadiri agenda tetap APEC SME Working
Group, Ministerial Meeting dan pertemuan lainnya. Kerjasama dalam
forum APEC ini memberikan kemanfaatan terhadap terbuka dan
meningkatnya hubungan baik diantara ekonomi APEC khususnya
dalam learning lesson dari pertemuan-pertemuan yang
diselenggarakan APEC SME.
c. Jumlah terbitan hasil penelitian
Berbagai hasil penelitian pengembangan potensi/produk UKM
telah banyak dilakukan baik oleh lembaga penelitian, perguruan
tinggi maupun perseorangan namun hasil-hasil penelitian tersebut
tidak banyak yang terpublikasikan sehingga ada kesan tidak
bermanfaat bagi dunia usaha, UKM maupun masyarakat luas,
sehingga perlu mencapai sasaran strategis terlaksananya kerjasama
dengan instansi terkait dan kerjasama internasional berdasarkan
indikator jumlah terbitan hasil penelitian dengan melakukan
inventarisasi dan pengumpulan hasil penelitian yang berisikan ide-ide
yang inovatif dalam pengembangan produk UKM untuk diterbitkan
dalam jurnal atau publikasi ilmiah lainnya. Target yang harus
dipenuhi pada tahun 2015 adalah 8 jurnal dan tercapai realisasinya
sebesar 100% (8 jurnal, 4 laporan).
Upaya untuk memenuhi target tersebut agar berkontribusi
terhadap sasaran strategis pada Renstra Kementerian Koperasi dan
UKM tahun 2015-2019 sebagai berikut:
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
75
Rapat persiapan untuk membahas substansi, waktu, dan teknis
pelaksanaan.
Penyusunan hasil penelitian melalui kegiatan:
1) Inventarisasi hasli penelitian UMKM; 2) Rapat editing hasil
penelitian.
Sosialisasi jurnal: untuk dipublikasikan ke Jurnal Ilmiah melalui
rapat koordinasi dengan instansi/lembaga penelitian/pengkajian
yang mempunyai jurnal penelitian.
Penerima manfaat dengan terpenuhinya sasaran strategis ini
adalah para UKM yang dapat mengembangkan produk baru
berkualitas dan diterima pasar dan berkembangnya produk baru
inovatif akan meningkatkan nilai jual produk UKM, sehingga akan
memberikan nilai tambah yang selanjutnya dapat digunakan untuk
pembangunan infrastruktur dan kesejahteraan rakyat.
25) Sasaran Strategis 25: Terlaksananya sistem informasi kajian dan
publikasi dalam mendukung pengembangan KUMKM, terdapat 2 (dua)
indikator kinerja dengan capaian kinerjanya sebagai berikut.
Sasaran Strategis
No Indikator Kinerja Target 2015
Realisasi 2015
Capaian 2015
Terlaksananya sistem informasi kajian dan publikasi dalam mendukung pengembangan KUMKM
1 Tersedianya media ilmiah dan e-kajian
2.000 Eksemplar
1.000 Eksemplar
50%
2 Tersedianya sistem informasi kajian dan terlaksananya pemanfaatan DSS UMKM
1 Laporan 1 Laporan 100%
a. Tersedianya media ilmiah dan e-kajian
Tujuan dari memenuhi sasaran strategis terlaksananya sistem
informasi kajian dan publikasi dalam mendukung pengembangan
KUMKM dengan indikator tersedianya media ilmiah dan e-kajian
adalah mempublikasikan/menyebarluaskan hasil penelitian melalui
media ilmiah Infokop dan Jurnal Pengkajian KUKM, baik cetakan
maupun online. Media ilmiah yang berisikan gagasan-gagasan/konsep
diberi nama INFOKOP (Info Koperasi), sedangkan media ilmiah yang
berisikan hasil-hasil penelitian tentang KUKM dengan nama Jurnal
Pengkajian KUKM. Target yang dapat dicapai pada tahun 2015 hanya
sebesar 50% (1.000 eksemplar) dari 2.000 eksemplar yang
direncanakan yang tercakup dalam Infokop Volume 25 Nomor 1
Tahun 2015 terdiri dari 6 (enam) artikel dengan tema
“Pemberdayaan Koperasi di Kabinet kerja”, adapun judul artikel yaitu:
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
76
Model Pengembangan Kewirausahaan, Akuntansi, Dan Prosedur
Ekspor Impor dalam Rangka Penguatan Ekspor Sarung Goyor
Berbasis OVOP di Sragen.
Koperasi Produsen Dalam Memasuki Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA).
Dapak Dari Reformasi Kebijakan Sumsidi Energi Terhadap
UMKM : Hasil Survei Dan Simulasi Data Input dan Output.
Meningkatkan Pendapatan Petani Karet Dan Perubahan Perilaku
Melalui Koperasi : Kasus Di Bengkulu Tengah Dan Bengkulu
Utara.
Peran Strategis UMKM Dalam Rangka Ketahanan Pangan.
Baitul Maal Wat Tamwil sebagai Mitra Ideal UKM Dalam
Menghadapi Perlambanan Ekonomi.
Target tersebut tidak tercapai dikarenakan permasalahan dalam
pemberdayaan Koperasi dan UMKM berkaitan dengan sumberdaya
manusia (human resources), manajemen, funding, access, informasi
teknologi dan market access.
Gambar 3.16 Tampilan www.smecda.com untuk mendistribusikan
informasi pembangunan KUMKM
Pemenuhan sasaran strategis ini melalui terpenuhinya indikator
jumlah media ilmiah dan e-kajian diharapkan dapat memberi manfaat kepada pembina koperasi dan UKM serta stakeholder’s lainnya dan berkontribusi terhadap sasaran strategis pada Renstra Kementerian Koperasi dan UKM TAhun 2015-2019, sehingga dapat terinformasikan mengenai program pemberdayaan dan hasil
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
77
penelitian tentang KUKM untuk digunakan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan terkait dengan pembinaan KUKM.
b. Tersedianya sistem informasi kajian dan terlaksananya
pemanfaatan DSS UMKM
Tujuan dari memenuhi sasaran strategis terlaksananya sistem
informasi kajian dan publikasi dalam mendukung pengembangan
KUMKM dengan indikator tersedianya sistem informasi kajian dan
terlaksananya pemanfaatan Decision Support System (DSS) UMKM
adalah untuk menjembatani permasalahan dasar KUMKM dan
kebutuhan pihak intermediary swasta untuk meningkatkan portofolio
investasinya. Target yang dapat dicapai pada tahun 2015 sebesar
100% (1 laporan) yaitu dengan dikembangkannya pedoman
pengambilan keputusan aplikasi Decision Support System (DSS)
kelayakan ekonomi dan keuangan UKM berbasis teknologi dan sistem
informasi pada tahun 2015.
Aplikasi DSS KUKM diharapkan dapat memberikan efektivitas
dan efesiensi bagi pihak pemerintah, pelaku usaha dan lembaga
intermediary dalam melakukan pengambilan keputusan untuk
mengembangkan bisnis KUMKM pada sektor perdagangan,
pertanian, manufaktur, jasa, restoran dalam hal perencanaan
dan pengambilan keputusan kelayakan ekonomi dan keuangan.
Upaya untuk berkontribusi memenuhi sasaran strategis pada
Renstra Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015-2019 adalah
sebagai berikut:
Mensosialisasikan pemanfaatan Software Decision Support
System (DSS) dalam pengembangan bisnis UMKM.
Meningkatkan kemampuan SDM pengelola sistem Aplikasi DSS
UMKM.
Mengupayakan masyarakat luas memahami aplikasi DSS
UMKM.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
78
Gambar 3.17 Salah satu pelaksanaan bimbingan teknis aplikasi DSS di Propinsi Aceh
.
26) Sasaran Strategis 26: Perumusan Kebijakan dan Strategi Kementerian
Koperasi dan UKM, terdapat 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian
kinerjanya sebagai berikut.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target 2015
Realisasi 2015
Capaian 2015
Perumusan Kebijakan dan Strategi Kementerian Koperasi dan UKM
Dokumen Kebijakan terkait dengan perencanaan dan anggaran Kementerian Koperasi dan UKM
14 Dokumen
14 Dokumen
100%
Tujuan memenuhi sasaran strategis perumusan kebijakan dan
strategi Kementerian Koperasi dan UKM dengan indikator Dokumen
Kebijakan terkait dengan perencanaan dan anggaran Kementerian Koperasi
dan UKM adalah sebagai pedoman penyusunan perencanaan kegiatan dan
anggaran. Capaian realisasi target pada tahun 2015 sebesar 100% (14
dokumen) yang terdiri dari 7 dokumen Kebijakan terkait dengan
perencanaan strategis (Renstra) Koperasi dan UKM dan 7 dokumen
Kebijakan terkait dengan penganggaran diantaranya mencakup Rencana
Kerja (Renja), RKA-K/L, Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2016,
Trilateral Meeting (Pertemuan Tiga Pihak), Matrik Sinkronisasi Kegiatan
Tahun 2016 dan sebagainya.
Upaya untuk memenuhi target tersebut adalah dengan melaksanakan
Sinkronisasi kegiatan pemberdayaan KUMKM antara pusat dengan daerah,
koordinasi antar instansi terkait dalam pelaksanaan Pemberdayaan Koperasi
dan UMKM, penyusunan laporan pelaksanaan anggaran KUKM,
pengumpulan data program, penyusunan RKA-KL Kementerian Koperasi
dan UKM tahun 2015.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
79
27) Sasaran Strategis 27: Terselenggaranya Monitoring dan Evaluasi,
terdapat 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian kinerjanya sebagai
berikut.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target 2015 Realisasi 2015
Capaian 2015
Terselenggaranya Monitoring dan Evaluasi
Penyusunan LAKIP Kementerian Koperasi dan UKM
1 Laporan 1 Laporan 100%
Sasaran strategis ini memiliki indikator kinerja penyusunan Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kementerian Koperasi dan UKM
dengan target 1 laporan yang sudah terpenuhi pada tahun 2015 sebesar
100% dengan tersusunnya LAKIP Kementerian KUKM Tahun 2014 yang
mendapat nilai dari Kementerian PAN dan RB pada tahun 2015 57,61
dengan kategori CC (Cukup Baik), naik 1,11 poin dari tahun sebelumnya.
Hal ini menunjukan penerapan sistem akuntabilitas kinerja di kementerian
Koperasi dan UKM sudah semakin baik dan taat kebijakan.
Berikut ini perkembangan penerapan akuntabilitas sejak tahun 2014
dan 2015:
Untuk mewujudkan dan menghasilkan Laporan Kinerja yang lebih
informatif dan menggambarkan kinerja Kementerian Koperasi dan UKM,
telah dilakukan berbagai upaya dalam meningkatkan penerapan sistem
akuntabilitas kinerja di seluruh unit kerja, diantaranya melalui Bimbingan
Teknis dan pendampingan unit kerja dalam menyusun, Rencana Kinerja
Tahunan (RKT), RKA-KL, Penetapan Kinerja, serta penyusunan Laporan
Akuntabilitas Kinerja.
28) Sasaran Strategis 28: Terwujudnya pengelolaan keuangan dan Barang
Milik Negara yang akuntabel dan transparan, terdapat 2 (dua) indikator
kinerja dengan capaian kinerjanya sebagai berikut.
Bobot Nilai Bobot Nilaia Perencanaan Kinerja 35 21.26 30 17.5b Pengukuran Kinerja 20 10.62 25 15.48c Pelaporan Kinerja 15 9.64 15 9.67d Evaluasi Internal 10 5.81 10 5.83e Capaian Kinerja 20 9.17 20 9.12
Nilai Hasil Evaluasi 100 56.5 100 57.61
Tingkat Akuntabilitas Kinerja CC CC
Komponen yang dinilai 2014 2015
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
80
Sasaran Strategis
No. Indikator Kinerja Target 2015
Realisasi 2015
Capaian 2015
Terwujudnya pengelolaan keuangan dan Barang Milik Negara yang akuntabel dan transparan
1 Tersajinya Laporan Keuangan Kementerian Koperasi dan UKM yang transparan, akuntabel, dan tepat waktu
8 Laporan 8 Laporan 100%
2 Tersajinya Laporan BMN Kementerian Koperasi dan UKM yang up to date, akurat, dan akuntabel
8 Laporan 8 Laporan 100%
a. Tersajinya Laporan Keuangan Kementerian Koperasi dan
UKM yang transparan, akuntabel, dan tepat waktu
Tujuan dari terpenuhinya sasaran strategis Terwujudnya
pengelolaan keuangan dan Barang Milik Negara yang akuntabel dan
transparan melalui indikator tersajinya Laporan Keuangan
Kementerian Koperasi dan UKM yang transparan, akuntabel, dan
tepat waktu adalah untuk mendapatkan hasil pemeriksaan Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Tahun 2015 sudah tercapai realisasinya sebesar 100% (8 laporan)
yang terdiri dari Laporan Keuangan Satker Kementerian Koperasi dan
UKM Tahun Anggaran 2014, Laporan Keuangan Kementerian
Koperasi dan UKM Tahun Anggaran 2014 Audited, Laporan Keuangan
Satker Kementerian Koperasi dan UKM Semester I 2015, Laporan
Keuangan Kementerian Koperasi dan UKM Semester I 2015, Proposal
Pagu Usulan dan Definitif PNBP Kementerian Koperasi dan UKM
Tahun 2016, Laporan Triwulan PNBP Kementerian Koperasi dan UKM
Tahun 2015, dan Petunjuk Teknis Penyusunan Laporan Keuangan
yang sudah terselesaikan dan dilaporkan secara tepat waktu.
Upaya yang dilakukan agar terpenuhinya sasaran strategis
tersebut berkontribusi terhadap sasaran strategis pada Renstra
Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015-2019 yaitu dengan
mewujudkan laporan keuangan yang transparan, akuntabel dan tepat
waktu dengan penatausahaan, pembukuan verifikasi dan pelaporan
keuangan Kementerian Koperasi dan UKM, Rapat Koordinasi dalam
rangka pelaksanaan sistem akuntansi instansi, Bimbingan teknis
penyusunan laporan keuangan, penyusunan petunjuk teknis laporan
keuangan serta Inventarisasi dan penyusunan laporan PNBP
Kementerian Koperasi dan UKM.
Laporan keuangan menjabarkan tentang pengelolaan anggaran
terincian mulai dari pendapatan sampai dengan belanja kementerian
dari seluruh satker baik satker kantor pusat, badan layanan umum
(BLU), dekonsentrasi maupun tugas pembantuan (TP). Dalam
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
81
penyusunan laporan keuangan Biro Keuangan melakukan rekonsiliasi
data dengan seluruh satker dan juga kementerian keuanga melalui
kantor pelayanan perbendaharaan negara (KPPN) serta Bendahara
Umum Negara (BUN) sehingga data dapat tersajikan secara akurat.
Gambar 3.18 Rapat Koordinasi Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dana ekonsentrasi dan Tugas Pementuan dalam rangka penyusunan laporan keuangan Kementerian Koperasi dan UKM Tahun Anggaran
2015
Upaya untuk memenuhi target pada sasaran strategis tersebut
yaitu sebagai berikut:
Penyusunan laporan keuangan
Penatausahaan, pembukuan verifikasi dan pelaporan keuangan
kementerian KUKM
Rapat Koordinasi dalam rangka pelaksanaan sistem akuntansi
instansi
Penyusunan rekonsiliasi Realisasi anggaran
Bimbingan teknis penyusunan laporan keuangan
Penyusunan petunjuk teknis laporan keuangan
Inventarisasi dan penyusunan laporan PNBP Kementerian KUKM
b. Tersajinya Laporan BMN Kementerian Koperasi dan UKM
yang up to date, akurat, dan akuntabel
Tujuan dari terpenuhinya sasaran strategis terwujudnya
pengelolaan keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) yang
akuntabel dan transparan melalui indikator tersajinya Laporan BMN
Kementerian Koperasi dan UKM yang up to date, akurat, dan
akuntabel adalah untuk mendapatkan hasil pemeriksaan Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Tahun
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
82
2015 sudah tercapai realisasinya sebesar 100% (8 laporan) yang
terdiri dari Laporan BMN Konsolidasi SM I Unaudited, Laporan BMN
Konsolidasi SM II Unaudited, Laporan BMN Konsolidasi Tahunan
Unaudited, Laporan BMN Satker SM I Unaudited, Laporan BMN Satker
SM II Unaudited, Laporan BMN Satker Tahunan Unaudited, Laporan
Pengawasan dan Pengendalian BMN, serta Laporan Inventarisasi
BMN Kementerian Koperasi dan UKM.
Upaya untuk memenuhi target pada sasaran strategis tersebut
yaitu sebagai berikut:
Penyusunan Laporan Barang Milik negara
Penyusunan laporan Inventarisasi fisik BMN
Pelaksanaan Hibah dan penghapusan BMN
Bimbingan teknis pengelolaan BMN
Penyusunan Juknis pengelolaan BMN
29) Sasaran Strategis 29: Terkelolanya Dana Bergulir dengan baik dan
akuntabel, terdapat 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian kinerjanya
sebagai berikut.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target 2015 Realisasi 2015
Capaian 2015
Terkelolanya Dana Bergulir dengan baik dan akuntabel
Terealisasinya proposal yang sudah disetujui komite pinjaman/ pembiayaan dari target penyaluran
(Rp. 2.35 T)
Rp. 2.35 T Rp 2.55 T
108,82%
Tujuan terpenuhinya sasaran strategis terkelolanya dana bergulir
dengan baik dan akuntabel dengan indikator terealisasinya proposal yang
sudah disetujui komite pinjaman/pembiayaan dari target penyaluran adalah
meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi rakyat, serta
menciptakan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan.
Kinerja proses penyaluran dana bergulir pada TA 2015 per 31
Desember 2015 mencapai 108,82% Rp 2.557.277.424.530 atau mencapai
108,82% dari target penyaluran Tahun 2015 sebesar
Rp 2,350 T yang terdiri dari: 1) Dana cair ke mitra
Rp 1.563.820.224.530; 2) Sudah akad belum dicairkan ke mitra Rp
722.355.200.000; 3) Surat Pemberitahuan Persetujuan Prinsip (SP3)
sebesar Rp 41.170.000.000; 4) Memorandum Komite Pinjaman (MKP) turun
Rp 79.500.000.000; dan 5) Disetujui Komite
Rp 150.432.000.000. Secara rinci sebagaimana grafik berikut.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
83
Grafik 3.4 Realisasi Proses Penyaluran Dana Bergulir Tahun 2015
Dengan terpenuhi sasaran strategis tersebut juga berkontribusi
terhadap sasaran strategis Kementerian Koperasi dan UKM berdasarkan
Renstra Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015-2019, yaitu
meningkatnya daya saing koperasi dan UMKM dengan indikator fasilitasi
dukungan pembiayaan bagi Koperasi dan UMKM melalui penyaluran dana
bergulir oleh Lembaga Pengelolaan Dana Bergulir (LPDB) KUMKM. Upaya
yang dilaksanakan untuk memenuhi sasaran tersebut yaitu:
Penurunan tarif suku bunga.
Pembukaan Unit Pelaksana Teknis LPDB KUMKM di daerah guna
memepercepat penyaluran dan monitoring evaluasi.
Peningkatan koordinasi dan sosialisasi LPDB KUMKM melalui
kerjasama dengan Dinas Koperasi di daerah
(propinsi/kabupaten/kota).
Kerjasama dengan perguruan tinggi untuk melakukan pendampingan
kepada mitra LPDB KUMKM
Kerjasama dengan perusahaan/lembaga penjamin kredit/asuransi
kredit untuk meminimalisir risiko pinjaman/pembiayaan bermasalah.
LPDB-KUMKM dalam melaksanakan pengelolaan dana bergulir
memiliki kendala yang mendasar dengan tidak dapat dibentuknya kantor
perwakilan LPDB-KUMKM di daerah, sehingga dapat berdampak pada:
1. Kurang optimalnya pelaksanaan monitoring dan evaluasi kepada
mitra LPDB-KUMKM, sehingga tidak semua mitra dapat termonitor
dengan baik, dan dampak lebih jauh sulit diperoleh pendeteksian dini
terjadinya masalah yang timbul, dikarenakan rentang kendali yang
terlalu luas.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
84
2. Kurang optimalnya penanganan dan pendampingan terhadap mitra
yang mengalami penurunan kinerja usaha yang berdampak pada
terkendalanya pengembalian pinjaman/pembiayaan kepada LPDB-
KUMKM.
3. Sangat sulit upaya yang dilakukan guna menekan Kolektibilitas Dana
Bergulir Bermasalah (KDBB), dengan jangkauan dan sebaran mitra
yang cukup luas, sedangkan Sumber Daya Manusia (SDM) LPDB-
KUMKM hanya ada di Jakarta.
4. Masih terbatasnya jumlah dan kompetensi personil yang melakukan
pelayanan langsung atas proses pemberian pinjaman/pembiayaan
kepada calon mitra LPDB-KUMKM, sehingga perbandingan jumlah
SDM yang melayani belum ideal dengan jumlah usulan proposal yang
masuk dari seluruh Indonesia.
30) Sasaran Strategis 30: Meningkatnya Akses Pasar Produk Unggulan
KUKM, terdapat 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian kinerjanya
sebagai berikut.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama
Target 2015
Realisasi 2015
Capaian 2015
Meningkatnya Akses Pasar Produk Unggulan KUKM
Jumlah KUKM Terlayani
2.000 KUKM 1.607 KUKM
80,35%
Tujuan terpenuhinya sasaran strategis meningkatnya akses pasar
produk unggulan KUKM dengan indikator jumlah KUKM terlayani adalah
terwujudnya layanan pemasaran hasil KUKM serta terbangunnya jaringan
pasar dalam dan luar negeri, sehingga berkontribusi terhadap sasaran
strategis pada Renstra Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015-2019,
yaitu meningkatnya daya saing koperasi dan UMKM dengan indikator
fasilitasi dan dukungan pemasaran bagi Koperasi.
Selama periode bulan Januari s.d. Desember 2015 jumlah KUKM
yang bergabung sebanyak 80 UKM Total KUKM yang sudah bergabung
sampai dengan Desember 2015 sebanyak 1.607 KUKM, naik sebesar 6.35%
dibandingkan Tahun 2014 dengan jumlah KUKM sebanyak 1.511 KUKM dan
evaluasi produk UKM tertinggi di UKM Gallery. Pada Galeri Indonesia WOW
(re-branding UKM Gallery), jumlah UKM terlayani sebanyak 749 UKM dan
pada Paviliun Provinsi jumlah UKM terlayani sebanyak 858 UKM.
Upaya yang dilakukan untuk memenuhi sasaran strategis tersebut
yaitu dengan ditetapkan arah dan kebijakan yang mendukung pelaksanaan
kegiatan secara profesional dengan meningkatkan kompetensi,
kemampuan dan pemberdayaan sumberdaya melalui kerjasama yang baik
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
85
dengan unit kerja (intern) maupun dengan lembaga lain (ekstern) yaitu,
antara lain:
Meningkatkan pemasaran produk-produk KUKM melalui UKM Gallery dan
Program Layanan Bisnis.
Optimalisasi SME Tower untuk display seluruh produk dari seluruh propinsi
dengan membuka Paviliun produk unggulan KUKM daerah dari 33 Propinsi
dengan system retail modern.
Optimalisasi pemanfaatan gedung UKM Convention Center.
Optimalisasi area penghubung Gedung UKM Convention Center.
Pengembangan Produk KUKM berdaya saing.
Efektivitas pelaksanaan Program Strategis LLP-KUKM melalui peningkatan
promosi dan sinergi program dengan berbagai instansi terkait.
Grafik 3.5 Jumlah KUKM terlayani Tahun 2010-2015
3.3 AKUNTABILITAS KEUANGAN
Total pagu anggaran Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun
2015 sebesar Rp. 1.677.169.425.000,-. Pagu ini mengalami kenaikan
sebesar 18,07% jika dibandingkan pagu tahun 2014 yang sebesar Rp.
1.420.448.122.000,-. Realisasi pelaksanaan anggaran hingga 31 Desember
2015 mencapai sebesar 76,98% atau sebanyak
Rp. 1.291.097.198.256,-. Alokasi rencana dan realisasi anggaran menurut
program ditunjukkan pada tabel 3.11.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
86
Tabel 3.11 Rekapitulasi Realisasi Anggaran per Program Kementerian Koperasi dan UKM Tahun Anggaran 2015
PROGRAM KEGIATAN PAGU (Rp.)
REALISASI (Rp.)
% SISA
1 2 3 4 5 6
044.01.01
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Koperasi dan UKM
257.474.625.000 178.331.046.319 69,26% 79.143.578.681
044.01.02
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Koperasi dan UKM
52.337.500.000 50.882.843.488 97,22% 1.454.656.512
044.01.06
Program Peningkatan Daya Saing UMKM dan Koperasi
674.403.929.000 555.949.900.556 82,43% 118.454.028.444
044.01.07
Program Penguatan Kelembagaan Koperasi
176.794.991.000 97.813.960.690 55,32% 78.981.030.310
JUMLAH 1.161.011.045.000 882.977.751.053 76,05% 278.033.293.947
Dalam implementasinya Program Pemberdayaan Koperasi dan UMKM
dilaksanakan oleh unit organisasi dalam lingkup Kementerian Koperasi dan UKM
dengan alokasi dan realisasi anggaran sebagai berikut:
1. Kegiatan Pusat (Kementerian) sebesar Rp. 1.161.010.385.000-, dengan
realisasi sebesar Rp. 882.977.751.053,- (76,05%).
2. Kegiatan BLU sebesar Rp. 188.351.940.000,- dengan realisasi sebesar Rp.
164.230.164.896,- (80,83%).
3. Kegiatan Dekonsentrasi sebesar Rp. 324.707.100.000,- dengan realisasi
sebesar Rp. 262.462.975.362,- (80,83%).
4. Kegiatan Tugas Pembantuan (PLUT) sebesar Rp. 3.100.000.000,- dengan
realisasi sebesar Rp. 851.408.000,- (27,46%).
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
87
Pagu Anggaran Pagu Anggaran
(Rp.) (Rp.) (%) (Rp.) (Rp.) (%) (Rp.) (%)
1 3 4 5 6 7 8 9 10I Pusat
1 Deputi Bidang Kelembagaan 51.388.580.000 7.900.000.000 15,37 43.488.580.000 28.313.341.159 55,10 23.075.238.841 44,90
DEPUTI 1a. Fasilitasi 51.388.580.000 7.900.000.000 15,37 43.488.580.000 28.313.341.159 55,10 23.075.238.841 44,90
2 Deputi Bidang Produksi 67.117.279.000 15.370.000.000 22,90 51.747.279.000 48.616.312.256 72,43 18.500.966.744 27,57
DEPUTI 2a. Fasilitasi 20.757.662.000 8.095.000.000 39,00 12.662.662.000 10.235.368.206 49,31 10.522.293.794 50,69
DEPUTI 2b. Perkuatan 46.359.617.000 7.275.000.000 15,69 39.084.617.000 38.380.944.050 82,79 7.978.672.950 17,21
3 Deputi Bidang Pembiayaan 183.390.870.000 - - 183.390.870.000 175.297.719.885 95,59 8.093.150.115 4,41
DEPUTI 3a. Fasilitasi 57.290.870.000 - - 57.290.870.000 49.725.119.885 86,79 7.565.750.115 13,21
DEPUTI 3b. Perkuatan 126.100.000.000 - - 126.100.000.000 125.572.600.000 99,58 527.400.000 0,42
4 Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha 143.201.400.000 14.000.000.000 9,78 129.201.400.000 123.244.603.028 86,06 19.956.796.972 13,94
DEPUTI 4a. Fasilitasi 59.501.400.000 2.000.000.000 3,36 57.501.400.000 52.444.603.028 88,14 7.056.796.972 11,86
DEPUTI 4b. Perkuatan 83.700.000.000 12.000.000.000 14,34 71.700.000.000 70.800.000.000 84,59 12.900.000.000 15,41
5 Deputi Bidang Pengembangan SDM 148.620.781.000 9.140.000.000 6,15 139.480.781.000 133.198.566.300 89,62 15.422.214.700 10,38
DEPUTI 5a. Fasilitasi 138.620.781.000 9.140.000.000 6,59 129.480.781.000 123.198.566.300 88,87 15.422.214.700 11,13
DEPUTI 5b. Perkuatan 10.000.000.000 - - 10.000.000.000 10.000.000.000 100,00 0 -
6 Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha 120.710.550.000 38.580.000.000 31,96 82.130.550.000 68.934.204.725 57,11 51.776.345.275 42,89
DEPUTI 6a. Fasilitasi 70.750.550.000 16.180.000.000 22,87 54.570.550.000 46.957.584.725 66,37 23.792.965.275 33,63
DEPUTI 6b. Perkuatan 49.960.000.000 22.400.000.000 44,84 27.560.000.000 21.976.620.000 43,99 27.983.380.000 56,01
7 Deputi Bidang Pengkajian Sumber Daya UKMK 36.768.800.000 - - 36.768.800.000 32.003.098.028 87,04 4.765.701.972 12,96
DEPUTI 7a. Fasilitasi 36.768.800.000 - - 36.768.800.000 32.003.098.028 87,04 4.765.701.972 12,96
8 Sekretariat 309.812.125.000 44.249.463.000 14,28 265.562.662.000 229.213.889.807 73,98 80.598.235.193 26,02
SESMENa. Fasilitasi 161.647.900.000 - - 161.647.900.000 136.895.740.704 84,69 24.752.159.296 15,31
b. Gaji/Tunjangan Kinerja (Tukin) 148.164.225.000 44.249.463.000 29,87 103.914.762.000 92.318.149.103 62,31 55.846.075.897 37,69
9 Dekopin 100.000.000.000 50.000.000.000 50,00 50.000.000.000 44.156.015.865 44,16 55.843.984.135 55,84
DEKOPINa. Fasilitasi 100.000.000.000 50.000.000.000 50,00 50.000.000.000 44.156.015.865 44,16 55.843.984.135 55,84
a. Jumlah Fasilitasi 844.890.768.000 137.564.463.000 16,28 707.326.305.000 616.247.587.003 72,94 228.643.180.997 27,06
b. Jumlah Perkuatan 316.119.617.000 41.675.000.000 13,18 274.444.617.000 266.730.164.050 84,38 49.389.452.950 15,62
I 1.161.010.385.000 179.239.463.000 15,44 981.770.922.000 882.977.751.053 76,05 278.032.633.947 23,95
II Dekonsentrasi 324.707.100.000 - - 324.707.100.000 240.975.702.757 74,21 83.731.397.243 25,79
III Tugas Pembantuan (TP) 3.100.000.000 - - 3.100.000.000 2.913.579.550 93,99 186.420.450 6,01
IV BLU 188.351.940.000 - - 188.351.940.000 128.160.703.939 68,04 60.191.236.061 31,96
LLP-KUKM 72.986.940.000 - - 72.986.940.000 54.106.826.113 74,13 18.880.113.887 25,87
- APBN (RM) 35.992.140.000 - - 35.992.140.000 27.134.626.671 75,39 8.857.513.329 24,61
- PNBP 36.994.800.000 - - 36.994.800.000 26.972.199.442 72,91 10.022.600.558 27,09
LPDB-UMKM 115.365.000.000 - - 115.365.000.000 74.053.877.826 64,19 41.311.122.174 35,81
- PNBP 115.365.000.000 - - 115.365.000.000 74.053.877.826 64,19 41.311.122.174 35,81
Unit Kerja Blokir APBN-P Realisasi Sisa
25,17
2
Jumlah I (a + b)
Jumlah I + II +III 1.677.169.425.000 179.239.463.000 10,69 1.497.929.962.000 1.255.027.737.299 74,83 422.141.687.701
Tabel 3.12 Rekapitulasi Rencana Dan Realisasi Anggaran Kementerian Koperasi dan UKM Tahun Anggaran 2015
(Per 31 Desember 2015)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
2015
88
Dalam pelaksanaan anggaran Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2015,
terdapat sisa anggaran sebesar Rp. 366.647.125.689,- (21,86%). Sisa anggaran
tersebut meliputi:
Penghematan/Efisiensi (Perjalan dinas, langganan daya dan jasa, kegiatan
kontraktual, dan efisiensi lainnya) sebesar
Rp. 187.407.662.689,- (11,17%).
Blokir anggaran sebesar 179.239.463.000,- (10,69%).
Opini BPK RI
Prestasi indikator opini BPK atas Laporan Keuangan Kementerian Koperasi
dan UKM, sebagai hasil pemeriksaan pada laporan realisasi anggaran sampai
akhir tahun 2015, catatan atas laporan keuangan, sistem pengendalian intern
dan kepatuhan pada ketentuan perundang-undangan. Untuk penilaian kewajaran
laporan keuangan Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2015 oleh BPK akan
dilaksanakan pada awal-awal tahun 2016, sehingga capaian kinerja tahun 2015
belum terlaporkan. Namun demikian penilaian pada indikator ini didasarkan pada
penilaian BPK atas Laporan Keuangan Kementerian Koperasi dan UKM di tahun
2014 yang disampaikan di tahun 2015 hasil capaian penilaian Laporan Keuangan
Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun 2014 adalah Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP), seperti tertuang pada tabel berikut.
Tabel 3.13 Opini BPK-RI Terhadap Laporan Keuangan Kementerian Koperasi dan
UKM dari Tahun 2010-2014
No. Tahun Opini BPK-RI
1 2010 WTP
2 2011 WTP
3 2012 WTP - DPP
4 2013 WDP
5 2014 WTP
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia
2015
89
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dari hasil penilaian dan evaluasi kinerja Kementerian Koperasi dan UKM
sampai dengan akhir tahun 2015 secara umum sudah menunjukkan hasil yang
cukup baik, yakni dengan melihat prestasi indikator-indikator utama Kementerian
Koperasi dan UKM. Jika dibandingkan antara capaian indikator kinerja utama
dengan kinerja keuangan diperoleh hasil yang baik, capaian keduanya mendekati
kesetaraan. Hal ini menunjukkan pengelolaan kinerja dan keuangan semakin baik.
Sehingga dapat disimpulkan kinerja Kementerian Koperasi dan UKM selama
tahun 2015 sebagai berikut:
1. Berdasarkan Renstra Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015-2019,
Kementerian Koperasi dan UKM mempunyai 4 sasaran strategis dan
20 indikator kinerja. Dari 4 sasaran strategis tersebut dijabarkan lebih lanjut
ke dalam 30 sasaran strategis dengan 50 indikator kinerja yang tertuang
dalam Perjanjian Kinerja Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015. Dari
50 indikator kinerja tersebut, terdapat 45 indikator kinerja atau 90% telah
tercapai sesuai dengan target dan terdapat 5 indikator kinerja atau 10%
yang tidak mencapai target. Kendala dan permasalahan yang menyebabkan
tidak tercapainya target tersebut telah menjadi masukan dalam menyusun
rencana program/kegiatan kedepannya (fungsi umpan balik).
2. Capaian kinerja keuangan (per 31 desember 2015) telah mencapai sebesar
76,98% atau sebanyak Rp. 1.291.097.198.256,- dari total pagu anggaran
Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun 2015 sebesar Rp.
1.677.169.425.000,- dan penilaian BPK atas Laporan Keuangan Kementerian
Koperasi dan UKM di tahun 2014 adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
3. Capaian kinerja Kementerian Koperasi dan UKM telah mampu mendorong
penguatan penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja di hampir seluruh unit
kerja sehingga mampu mewujudkan upaya perbaikan manajemen
pemerintahan yang lebih baik.
4. Pengawalan pelaksanaan rencana aksi pencapaian target setiap indikator
kinerja melalui SAKIP di Kementerian Koperasi dan UKM yang diukur setiap
bulan melalui sistem informasi teknologi, sehingga adanya transparansi data
dan informasi kepada publik.
5. Kementerian Koperasi dan UKM telah menindaklanjuti rekomendasi dari hasil
evaluasi kinerja Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun sebelumnya
pada Lampiran 5 berdasarkan Surat Menteri PAN dan RB,
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia
2015
90
Nomor: B/3951/M.PANRB/12/2015, tnaggal 11 Desember 2015, mengenai
Hasil Evaluasi atas Implementasi SAKIP.
4.2 REKOMENDASI
Berdasarkan hasil evaluasi kinerja Kementerian Koperasi dan UKM Tahun
2015, untuk meningkatkan kinerja pada periode selanjutnya berdasarkan
perencanaan jangka menengah 2015-2019 perlu dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Melanjutkan upaya-upaya perbaikan pelaksanaan kinerja berbasis outcome.
2. Dalam penyusunan Perjanjian Kinerja Tahun 2016 sudah menampilkan
indikator kinerja yang lebih terukur (bersifat outcome) serta selaras dengan
Renstra Tahun 2015-2019 dan didukung dengan adanya sistem informasi
teknologi, sehingga dapat menggambarkan capaian kinerja yang outcome.
3. Menyempurnakan metodologi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang
secara dini sehingga permasalahan ketajaman indikator kinerja dan
konsistensi pelaksanaannya dapat teratasi dengan baik.
4. Meningkatkan kompetensi pegawai secara berkelanjutan dalam rangka
perencanaan, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan kinerja serta
pelaporan kinerja.
5. Penyediaan basis data KUKM untuk pengukuran kinerja program/kegiatan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia
2015
91
LAMPIRAN
Lampiran 1
Struktur Organisasi Kementerian KUKM dan Perubahannya.
Lampiran 2
Sasaran Strategis, Indikator Kinerja Kemeterian Koperasi dan UKM pada Renstra 2015-
2019.
Lampiran 3
Perjanjian Kinerja Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015.
Lampiran 4
Capaian Kinerja Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015.
Lampiran 5
Tindak Lanjut terhadap Rekomendasi berdasarkan Surat Menteri PAN dan RB.
92
Lampiran 1. Struktur Organisasi Kementerian KUKM dan Perubahannya
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Nomor 05/Per/M.KUKM/IX/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koperasi dan Usaha kecil dan Menengah:
93
Perubahan berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 62 Tahun 2015 tentang Kementerian Koperasi dan UKM, terjadi perubahan struktur sebagai berikut:
94
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia
2015
94
Lampiran 2. Sasaran Strategis, Indikator Kinerja pada
Rencana Strategis Kemeterian Koperasi dan UKM 2015-2019
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target-target Strategis
1. Meningkatnya kontribusi
KUMKM dalam
perekonomian melalui pengembangan
komoditas berbasis koperasi/sentra di sektor-
sektor unggulan
1. Pengembangan
sentra/klaster melalui
pendekatan One Village One Product (OVOP)
2. Dukungan bagi program swasembada pangan dan
kesejahteraan masyarakat pesisir
1. 1.315 koperasi/sentra
usaha mikro di sektor
pertanian, perikanan, kelautan, dan industri
kecil
2. 4 Paket fasilitasi
pendampingan untuk promosi dan pemsasaran
bagi usaha mikro dan
kecil
3. 18 fasilitas sistem
distribusi bagi KUKM
3. Pengembangan koperasi skala besar
Koperasi skala besar unggulan per propinsi
4. Penguatan peran Koperasi Unit Desa
(KUD) dalam
menyalurkan pupuk bersubsidi
100 KUD
5. Pengembangan UKM
kreatif di bidang pariwisata
55 koperasi di pengembangan
eco-tourism
6. Revitalisasi pasar tradisional yang dikelola
koperasi
215 pasar di daerah tertinggal, perbatasan dan
pasca bencana, dan 860 pasar
di wilayah lainnya
7. Fasilitasi promosi produk
koperasi dan UMKM
melalui pameran baik dalam maupun luar
negeri
7.850 koperasi dan UMKM
yang difasilitasi pameran baik
di dalam maupun luar negeri
8. Penegembangan energi perdesaan berbasis
ramah lingkungan
40 koperasi yang difasilitasi pengembangan energi baru
dan terbarukan lainnya
9. Penataan database
koperasi dan UMKM
1 basis data
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia
2015
95
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target-target Strategis
2. Meningkatnya daya saing koperasi dan UMKM
10. Pengembangan wirausaha skala mikro
untuk naik kelas
1. 1 juta unit usaha mikro yang difasilitasi naik
kelas
2. 6.000 koperasi dan UMKM yang difasilitasi
kemitraan berbasis investasi/ rantai nilai/
rantai pasok
11. Peningkatan SDM koperasi dan UMKM di
daerah melalui pelatihan dan pendampingan yang
melibatkan K/L terkait,
Pemda, dunia usaha, akademisi, Organisasi
Masyarakat Sipil (OMS), dan Gerakan Koperasi
1. Diklat bagi 125.000 SDM usahsa mikro di daerah
2. Diklat bagi 33.000 SDM usaha kecil dan
menengah, dan koperasi
3. 2.460 SDM koperasi dan UKM yang difasilitasi
SKKNI
4. 215 unit PLUT KUMKM
12. Fasilitasi kemudahan
perizinan bagi usaha mikro dan kecil yang
potensial
16 juta usaha mikro dan kecil
13. Fasilitasi dan dukungan pembiayaan bagi
kloperasi dan UMKM melalui penyaluran Kredit
Usaha Rakyat (KUR),
penyaluran dana bergulir oleh Lembaga Pengelola
Dana Bergulir (LPDB) KUMKM dan penyiapan
payung hukum bagi pembentukan Lembaga
Pembiayaan untuk Petani
dan UMKM
1. 137.600 usaha mikro dan kecil yang mendapat
pendampingan akses KUR
2. Rata-rata 600.000
koperasi, usaha mikro dan kecil per tahun
menerima dana bergulir
3. Lembaga pembiayaan
untuk petani dan UMKM
14. Fasilitasi penerapan
standarisasi dan
sertifikasi bagi produk koperasi dan UMKM yang
didukung sinergi dengan K/L terkait
10.000 koperasi dan UMKM
15. Fasilitasi dan dukungan
pemasaran bagi koperasi dan UMKM melalui
Lembaga Layanan Pemasaran (LLP) KUMKM
1.000 kurasi produk koperasi
dan UMKM
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia
2015
96
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target-target Strategis
16. Pengembangan
wirausaha baru yang
berpotensi tumbuh
1. Pertambahan 50.000
wirausaha baru
2. 24.800 wirausaha baru yang mendapat
dukungan modal awal
3. 2.450 technopreneur
yang difasilitasi diklat
dan komersialisasi produk
4. Penguatan 100 inkubator bisnis
3. Meningkatnya wirausaha
baru dengan usaha yang layak dan berkelanjutan
17. Peningkatan partisipasi
anggota, jumlah anggota, dan volume
usaha koperasi
1. Peningkatan partisipasi
anggota dalam permodalan koperasi
sebesar 2,27%
2. Peningkatan jumlah
anggota koperasi rata-
rat sebesar 7,5%
3. Peningkatan volume
usaha koperasi rata-rata 16,5%
4. Meningkatnya kualitas
kelembagaan dan usaha koperasi, serta
penerapan praktek berkoperasi dan yang
baik oleh masyarakat
18. Penciptaan koperasi
berkualitas
20.000 Koperasi berkualitas
19. Peningkatan peran dan
tugas Petugas Penyuluh
Koperasi Lapangan (PPKL)
1.832 PPKL
20. Fasilitasi akta notaris badan hukum koperasi
bagi pelaku usaha mikro
yang membentuk koperasi
10.000 Akta
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia
2015
97
Lampiran 3. Perjanjian Kinerja Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015
No. Sasaran Strategis No. Indikator Kinerja Utama Target 2015
1 Peningkatan Kualitas
Organisasi dan Badan
Hukum Koperasi
1 Jumlah Pengesahan Akte Pendirian
Koperasi dan PAD yang diproses
75 SK
2 Penataan Peraturan
Perundang-Undangan di
Bidang Koperasi dan
UMKM
2 Pembahasan NA dan RUU antar
Deputi. Rapat pembahasan NA dan
RUU di BPHN Rapat RUU antar KL
dan harmonisasi. Penyerahan RUU
hasil harmonisasi ke Presiden dan
dibahas di DPR
1 RUU
3 Peningkatan Kualitas
Ketatalaksanaan Koperasi
dan UMKM
3 Jumlah KUMKM yang Mendapat Pendampingan Pengembangan Usaha
dan Kelembagaan Koperasi dalam
rangka Revitalisasi Koperasi
1 Sistem
4 Pengembangan
Keanggotaan Koperasi
4 Peningkatan Partisipasi Usaha
Permodalan Anggota
1 Laporan
5 Peningkatan Pengendalian
dan Akuntabilitas Koperasi
5 Jumlah peserta yang diberikan
pembinaan penerapan pengawasan
koperasi oleh pejabat
105 Orang
6 Meningkatnya
pengembangan,
produktivitas dan
keberlanjutan
pengusahaan produk
unggulan daerah berbasis
koperasi/sentra usaha
mikro di bidang produksi
(Quick Wins)
6 Meningkatnya volume usaha dan
tenaga kerja Koperasi produksi/
sentra usaha mikro yang diperkuat
sistem bisnis dan kapasitas produksi
(skema manajemen/ sistem bisnis,
penguatan kapasitas, pendampingan,
pendataan) di bidang Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura,
Kehutanan dan Perkebunan,
Perikanan dan Peternakan, Industri,
Kerajinan, dan Pertambangan,
ketenagalistrikan dan Aneka Usaha
103 Koperasi
7 Meningkatnya volume usaha dana
tenaga kerja Koperasi produksi yang
diperkuat kapasitasnya dalam
pengadaan sarana produksi
pertanian, peternakan, perkebunan
dan perikanan pendampingan,
pendataan, skema manajemen,
penguatan kapasitas, pendampingan,
pendataan
15 Koperasi
8 Meningkatnya volume usaha dan
tenaga kerja Koperasi pengelola jasa
wisata yang ditingkatkan kapasitas
usahaya
6 Koperasi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia
2015
98
No. Sasaran Strategis No. Indikator Kinerja Utama Target 2015
7 Meningkatnya
pengembangan usaha
produktif oleh koperasi
melalui pemanfaatan
energi terbarukan (PLTMH)
dalam rangka mendukung
5.000 desa mandiri pangan
dan energi
9 Meningkatnya volume usaha dan
tenaga kerja Koperasi penerima
dukungan pengembangan usaha
melalui pemanfaatan PLTMH
8 Koperasi
8 Pengembangan dan
Pemantapan Program
Pendanaan bagi Koperasi
dan UMKM
10 Skema Pembiayaan bagi usaha mikro
dan kecil (Pengembangan Skema
Pembiayaan Usaha Mikro dan Kecil
Berbasis Syariah)
2 Skim
11 Fasilitasi Pengembangan Lembaga Pembiayaan di Daerah
(Pengembangan Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD) Dana Bergulir)
4 Lembaga
12 Penguatan Kapasitas Lembaga dan
Pendanaan KSP Konvensional/
Syariah (Optimalisasi Pendayagunaan
Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf
untuk Pemberdayaan Usaha Mikro
dan Kecil)
250 KSP/KSP
Syariah
9 Pengembangan,
Pengendalian dan
Pengawasan KSP, KSP
Syariah dan LKM
13 Pengembangan dan Pembinaan
Lembaga Keuangan Mikro
360 LKM
14 Pengawasan dan Pengendalian Kegiatan Usaha
Simpan Pinjam oleh Koperasi
a. Penilaian Kesehatan 100 Koperasi
b. Bimbingan Teknis Satuan Tugas
Pengawas
665 Orang
c. Operasionalisasi Sistem
Informasi Pelaporan
240 Orang
d. Bantuan Audit Bagi KSP 856 KSP
10 Peningkatan dan Perluasan
Akses Permodalan bagi
Koperasi dan UMKM
15 Wirausaha Pemula yang mendapat
Start Up Capital
3.560
Wirausaha
Pemula
16 Koperasi yang diperkuat
Permodalannya (Perkuatan
Permodalan bagi Koperasi Pedesaan
dan Perkotaan serta Kopwan)
742 Koperasi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia
2015
99
No. Sasaran Strategis No. Indikator Kinerja Utama Target 2015
11 Pengembangan Asuransi,
Jasa Keuangan dan
Perpajakan bagi Koperasi
dan UMKM
17 Koperasi dan UMKM yang mendapat
dukungan pengembangan usaha jasa
keuangan (Fasilitasi Pembiayaan bagi
Usaha Kecil Menengah dan Koperasi
yang berorientasi Ekspor)
300 KUMKM
12 Pengembangan
Pembiayaan dan
Penjaminan Kredit bagi
Koperasi dan UMKM
18 Fasilitasi Pengembangan Perusahaan
Penjaminan Kredit Daerah (PPKD)
(Peningkatan Akses Pembiayaan
Koperasi, Usaha Mikro dan Kecil
melalui Perusahaan Penjaminan
Kredit Daerah)
2 PPKD
19 Koperasi dan UMKM yang menerima
intermediasi ke Penjaminan dan Asuransi Kredit (Peningkatan Akses
Pembiayaan Usaha Mikro dan Kecil
melalui Sertifikasi Hak Atas Tanah)
600 KUMKM
13 Perluasan dan Penguatan
Akses Pemasaran
Koperasi dan UMKM di
Dalam Negeri
20 Jumlah KUMKM yang difasilitasi dalam
pengembangan jaringan bisnis ritel
modern
220 KUMKM/
20 koperasi
21 Jumlah Usaha Mikro yang difasilitasi
melalui pasar rakyat 1.000 Umi
22 Jumlah PKL yang terfasilitasi 3.150 Umi
14 Pengembangan Akses
Koperasi dan UKM ke
Pasar Ekspor dan Fasilitasi
Impor
23 Jumlah KUKM yang Mendapat fasilitasi
akses ekspor (melalui pameran luar
negeri dan peningkatan daya saing)
350 KUKM
15 Pengembangan Sarana
Usaha Pemasaran Koperasi
dan UMKM
24 Jumlah Dukungan Sarana Usaha
Pemasaran revitalisasi pasar melalui
Koperasi
65 Unit
25 Jumlah usaha mikro yang difasilitasi
pendampingan melalui pendaftaran
produk
300 Umi
16 Pengembangan Kemitraan
Koperasi dan
UMKM
26 Jumlah KUMKM yang difasilitasi
Kemitraan (Kemitraan waralaba dan pola subkontrak)
800 KUMKM
27 Jumlah KUMKM yang difasilitasi temu
konsultasi pengembangan kemitraan KUMKM berbasis investasi
240 KUMKM
17 Meningkatnya jangkauan
promosi produk koperasi
dan UKM
28 Jumlah KUKM yang mengikuti pameran
(Smesco Festival) 350 KUKM
29 Jumlah katalog Produk KUKM yang
dicetak 50.000
Katalog
30 Fasilitasi KUMKM untuk partisipasi pada
pameran nasional dan regional 300 KUKM
31 Peningkatan sistem akses pemasaran
dan informasi bisnis KUMKM berbasis IT 300 KUMKM
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia
2015
100
No. Sasaran Strategis No. Indikator Kinerja Utama Target 2015
18 Meningkatnya Kapasitas
dan Kompetensi SDM
KUMKM melalui
Pengembangan Wirausaha,
Koperasi dan UMKM
32 Jumlah Peserta Pemasyarakatan dan
Pengembangan Kewirausahaan
7.800 orang
33 Jumlah Peserta Peningkatan
Kapasitas SDM Koperasi
11.020 Orang
34 Jumlah Peserta Pelatihan Peningkatan Kapasitas dan Kompetensi SDM
KUMKM
21.620 Orang
19 Efektifitas Pelaksanaan
Produktivitas dan Mutu
35 % KUMKM yang difasilitasi
peningkatan produktivitas melalui
penerapan Teknologi Tepat Guna
(TTG), Standarisasi Mutu dan
Sertifikasi Produk (1450 KUMKM)
1.450 KUMKM
20 Meningkatnya penyaluran
KUR
36 UMKM yang didampingi untuk
mengakses program KUR
27.520 KUKM
21 Penguatan Kelembagaan
Usaha Mikro dan Kecil
37 % terfasilitasinya pemberian izin bagi
UMK (300.000 UMK)
100%
22 Terlaksananya kajian yang
berkaitan dengan program
dan kebijakan Kementerian
Koperasi dan UKM
38 Jumlah Kajian 18 Kajian
23 Terlaksananya
pengembangan rintisan
model pengembangan
Koperasi dan UKM
39 Jumlah Rintisan 1 Rintisan
24 Terlaksananya kerjasama
dengan instansi terkait dan
kerjasama internasional
40 Jumlah kerjasama penelitian 4 Kerjasama
41 Jumlah partisipasi dalam pertemuan
forum internasional
3 Forum
Internasional
42 Jumlah terbitan hasil penelitian 8 jurnal,
4 laporan
25 Terlaksananya sistem
informasi kajian dan
publikasi dalam
mendukung
pengembangan KUMKM
43 Tersedianya media ilmiah dan e-
kajian
2.000
Eksemplar
44 Tersedianya sistem informasi kajian
dan terlaksananya pemanfaatan DSS
UMKM
1 Laporan
26 Perumusan Kebijakan dan
Strategi Kementerian
Koperasi dan UKM
45 Dokumen Kebijakan terkait dengan
perencanaan dan anggaran
Kementerian Koperasi dan UKM
14 Dokumen
27 Terselenggaranya
Monitoring dan Evaluasi
46 Penyusunan LAKIP Kementerian
Koperasi dan UKM
1 Laporan
28 Terwujudnya pengelolaan
keuangan dan Barang Milik
Negara yang akuntabel
dan transparan
47 Tersajinya Laporan Keuangan
Kementerian Koperasi dan UKM yang
transparan, akuntabel, dan tepat
waktu
8 Laporan
48 Tersajinya Laporan BMN Kementerian
Koperasi dan UKM yang up to date,
akurat, dan akuntabel
8 Laporan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia
2015
101
No. Sasaran Strategis No. Indikator Kinerja Utama Target 2015
29 Terkelolanya Dana Bergulir
dengan baik dan akuntabel
49 Terealisasinya proposal yang sudah
disetujui komite pinjaman/ pembiayaan
dari target penyaluran
Rp.
2.350.000.
000.000
30 Meningkatnya Akses Pasar
Produk Unggulan KUKM
50 Jumlah KUKM Terlayani 2.000
KUKM
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia
2015
102
Lampiran 4. Capaian Kinerja Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2015
No. Sasaran
Strategis
No. Indikator Kinerja Utama Target
2015
Realisasi
2015
Capaian
2015
1 Peningkatan Kualitas Organisasi
dan Badan Hukum Koperasi
1 Jumlah Pengesahan Akte Pendirian Koperasi dan PAD
yang diproses
75 SK 75 SK 100%
2 Penataan
Peraturan Perundang-
Undangan di Bidang Koperasi
dan UMKM
2 Pembahasan NA dan RUU
antar Deputi. Rapat pembahasan NA dan RUU di
BPHN Rapat RUU antar KL dan harmonisasi. Penyerahan
RUU hasil harmonisasi ke Presiden dan dibahas di DPR
1 RUU 1 RUU 100%
3 Peningkatan
Kualitas Ketatalaksanaan
Koperasi dan UMKM
3 Tersedianya Sistem Registrasi
Usaha UMKM 1 Sistem 1 Sistem
100%
4 Pengembangan
Keanggotaan Koperasi
4 Terlaksananya monitoring dan
evaluasi pelaksanaan tugas PPKL di 33 provinsi/D.I.
sebanyak 735 orang
1
Laporan
1
Laporan
100%
5 Peningkatan
Pengendalian dan Akuntabilitas
Koperasi
5 Jumlah peserta yang diberikan
pembinaan penerapan pengawasan koperasi oleh
pejabat
105
Orang
105 Orang 100%
6 Meningkatnya pengembangan,
produktivitas dan keberlanjutan
pengusahaan
produk unggulan daerah berbasis
koperasi/sentra usaha mikro di
bidang produksi (Quick Wins)
6 Meningkatnya volume usaha dan tenaga kerja Koperasi
produksi/ sentra usaha mikro yang diperkuat sistem bisnis
dan kapasitas produksi (skema
manajemen/ sistem bisnis, penguatan kapasitas,
pendampingan, pendataan) di bidang Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura, Kehutanan dan Perkebunan,
Perikanan dan Peternakan, Industri, Kerajinan, dan
Pertambangan,
ketenagalistrikan dan Aneka Usaha
103 Koperasi
103
Koperasi
100%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia
2015
103
No. Sasaran
Strategis
No. Indikator Kinerja Utama Target
2015
Realisasi
2015
Capaian
2015
7 Meningkatnya volume usaha
dana tenaga kerja Koperasi
produksi yang diperkuat
kapasitasnya dalam
pengadaan sarana produksi
pertanian, peternakan,
perkebunan dan perikanan
pendampingan, pendataan,
skema manajemen, penguatan
kapasitas, pendampingan,
pendataan
15
Koperasi
15
Koperasi
100%
8 Meningkatnya volume usaha
dan tenaga kerja Koperasi
pengelola jasa wisata yang
ditingkatkan kapasitas
usahaya
6
Koperasi
6 Koperasi 100%
7 Meningkatnya pengembangan
usaha produktif oleh koperasi
melalui pemanfaatan
energi terbarukan
(PLTMH) dalam rangka mendukung
5.000 desa mandiri pangan dan energi
9 Meningkatnya volume usaha
dan tenaga kerja Koperasi
penerima dukungan
pengembangan usaha melalui
pemanfaatan PLTMH
8
Koperasi
8 Koperasi 100%
8 Pengembangan
dan Pemantapan
Program
Pendanaan bagi
Koperasi dan
UMKM
10 Skema Pembiayaan bagi
usaha mikro dan kecil
(Pengembangan Skema
Pembiayaan Usaha Mikro dan
Kecil Berbasis Syariah)
2 Skim 2 Skim 100%
11 Fasilitasi Pengembangan Lembaga Pembiayaan di
Daerah (Pengembangan Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD) Dana Bergulir)
4
Lembaga
4
Lembaga
100%
12 Penguatan Kapasitas Lembaga
dan Pendanaan KSP
Konvensional/ Syariah
(Optimalisasi Pendayagunaan
Zakat, Infaq, Shodaqoh dan
Wakaf untuk Pemberdayaan
Usaha Mikro dan Kecil)
250
KSP/KSP
Syariah
250
KSP/KSP
Syariah
100%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia
2015
104
No. Sasaran
Strategis
No. Indikator Kinerja Utama Target
2015
Realisasi
2015
Capaian
2015
9 Pengembangan,
Pengendalian dan
Pengawasan KSP,
KSP Syariah dan
LKM
13 Pengembangan dan
Pembinaan Lembaga
Keuangan Mikro
360 LKM 360 LKM 100%
14 Pengawasan dan Pengendalian Kegiatan
Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi
a. Penilaian Kesehatan 100
Koperasi
74
Koperasi
74%
b. Bimbingan Teknis
Satuan Tugas Pengawas
665 Orang 570 Orang 85,71%
c. Operasionalisasi Sistem
Informasi Pelaporan
240 Orang 180 Orang 75%
d. Bantuan Audit Bagi KSP 856 KSP 856 KSP 100%
10 Peningkatan dan
Perluasan Akses
Permodalan bagi
Koperasi dan
UMKM
15 Wirausaha Pemula yang
mendapat Start Up Capital
3.560
WP
8.362 WP
100%
16 Koperasi yang diperkuat
Permodalannya (Perkuatan
Permodalan bagi Koperasi
Pedesaan dan Perkotaan serta
Kopwan)
742
Koperasi
742
Koperasi
100%
11 Pengembangan
Asuransi, Jasa
Keuangan dan
Perpajakan bagi
Koperasi dan
UMKM
17 Koperasi dan UMKM yang
mendapat dukungan
pengembangan usaha jasa
keuangan (Fasilitasi
Pembiayaan bagi Usaha Kecil
Menengah dan Koperasi yang
berorientasi Ekspor)
300 KUMKM
300 KUMKM
100%
12 Pengembangan
Pembiayaan dan
Penjaminan Kredit
bagi Koperasi dan
UMKM
18 Fasilitasi Pengembangan
Perusahaan Penjaminan Kredit
Daerah (PPKD) (Peningkatan
Akses Pembiayaan Koperasi,
Usaha Mikro dan Kecil melalui
Perusahaan Penjaminan Kredit
Daerah)
2 PPKD 2 PPKD 100%
19 Koperasi dan UMKM yang menerima intermediasi ke
Penjaminan dan Asuransi Kredit (Peningkatan Akses
Pembiayaan Usaha Mikro dan
Kecil melalui Sertifikasi Hak Atas Tanah)
600 KUMKM
600 KUMKM
100%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia
2015
105
No. Sasaran
Strategis
No. Indikator Kinerja Utama Target
2015
Realisasi
2015
Capaian
2015
13 Meningkatnya
jaringan
pemasaran produk
koperasi
dan UMKM
20 Jumlah KUMKM yang
difasilitasi dalam
pengembangan jaringan
bisnis ritel modern
220
KUMKM/
20
koperasi
220
KUMKM/
20
koperasi
100%
21 Jumlah usaha mikro yang
difasilitasi melalui pasar
rakyat
1.000
UMI 1.015 UMI 101.5%
22 Jumlah PKL yang difasilitasi
memperoleh kepastian tempat
usaha
3.150
UMI 1.730 UMI 55,55%
14 Meningkatnya
pasar ekspor
koperasi dan
UMKM
23 Jumlah KUKM yang Mendapat
fasilitasi akses ekspor (melalui
pameran luar negeri dan
peningkatan daya saing)
350
KUKM
350
KUKM
100%
15 Meningkatnya
sarana usaha
pemasaran
KUMKM
24 Jumlah Dukungan Sarana
Usaha Pemasaran revitalisasi
pasar melalui Koperasi
35 Unit 65 Unit 185,71%
25 Jumlah usaha mikro yang
difasilitasi pendampingan
melalui pendaftaran produk
300
UMI
320
UMI
106%
16 Meningkatnya
kemitraan
koperasi dan
UMKM
26 Jumlah KUMKM yang
difasilitasi
Kemitraan (Kemitraan
waralaba dan pola subkontrak)
800
KUMKM
800
KUMKM
100%
27 Jumlah KUMKM yang
difasilitasi temu konsultasi pengembangan kemitraan
KUMKM berbasis investasi
240
KUMKM
240
KUMKM
100%
17 Meningkatnya
jangkauan
promosi produk
koperasi dan UKM
28 Jumlah KUKM yang mengikuti
pameran (Smesco Festival)
350
KUKM
780 KUKM 222,8%
29 Jumlah katalog Produk KUKM
yang dicetak
50.000
Eksemplar
50.000
Eksemplar
100%
30 Fasilitasi KUMKM untuk
partisipasi pada pameran
nasional dan regional
300
KUKM
412 KUKM 137,33%
31 Peningkatan sistem akses
pemasaran dan informasi
bisnis KUMKM berbasis IT
300
KUMKM
300
KUMKM
100%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia
2015
106
No. Sasaran
Strategis
No. Indikator Kinerja
Utama
Target
2015
Realisasi
2015
Capaian
2015
18 Meningkatnya
Kapasitas dan
Kompetensi SDM
KUMKM melalui
Pengembangan
Wirausaha,
Koperasi dan UMKM
32 Jumlah Peserta
Pemasyarakatan dan
Pengembangan
Kewirausahaan
7.800 orang 11.770 Orang 150,89%
33 Jumlah Peserta
Peningkatan
Kapasitas SDM
Koperasi
11.020 Orang 11.020 Orang 100%
34 Jumlah Peserta Pelatihan
Peningkatan Kapasitas dan
Kompetensi SDM KUMKM
21.620 Orang 22.647 Orang 104,75%
19 Efektifitas
Pelaksanaan
Produktivitas dan
Mutu
35 % KUMKM yang
difasilitasi
peningkatan
produktivitas melalui
penerapan Teknologi
Tepat Guna (TTG),
Standarisasi Mutu
dan Sertifikasi
Produk
1.450 KUMKM 1.450
KUMKM
100%
20 Meningkatnya
penyaluran KUR
36 UMKM yang
didampingi untuk
mengakses program
KUR
27.520 KUKM 18.836 KUKM 68,44%
21 Penguatan
Kelembagaan
Usaha Mikro dan
Kecil
37 % terfasilitasinya
pemberian izin bagi
UMK (300.000 UMK)
300.000 UMK 136.600 UMK 45,5%
22 Terlaksananya
kajian yang
berkaitan dengan
program dan
kebijakan
Kementerian KUKM
38 Jumlah Kajian 18 Kajian 18 Kajian 100%
23 Terlaksananya
pengembangan
rintisan model
pengembangan
KUKM
39 Jumlah Rintisan 1 Rintisan 1 Rintisan 100%
24 Terlaksananya
kerjasama dengan
instansi terkait dan
kerjasama
internasional
40 Jumlah kerjasama
penelitian
4 Kerjasama 4 Kerjasama 100%
41 Jumlah partisipasi
dalam pertemuan
forum internasional
3 Forum
Internasional
3 Forum
Internasional
100%
42 Jumlah terbitan hasil
penelitian
8 jurnal,
4 laporan
8 jurnal,
4 laporan
100%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia
2015
107
No. Sasaran
Strategis
No. Indikator Kinerja
Utama
Target
2015
Realisasi
2015
Capaian
2015
25 Terlaksananya
sistem informasi
kajian dan publikasi
dalam mendukung
pengembangan
KUMKM
43 Tersedianya media
ilmiah dan e-kajian
2.000
Eksemplar
1.000
Eksemplar
50%
44 Tersedianya sistem
informasi kajian dan
terlaksananya
pemanfaatan DSS
UMKM
1 Laporan 1 Laporan 100%
26 Perumusan
Kebijakan dan
Strategi
Kementerian
Koperasi dan UKM
45 Dokumen Kebijakan
terkait dengan
perencanaan dan
anggaran Kementerian
Koperasi dan UKM
14
Dokumen
14
Dokumen 100%
27 Terselenggaranya
Monitoring dan
Evaluasi
46 Penyusunan LAKIP
Kementerian Koperasi
dan UKM
1 Laporan 1 Laporan 100%
28 Terwujudnya
pengelolaan
keuangan dan
Barang Milik Negara
yang akuntabel dan
transparan
47 Tersajinya Laporan
Keuangan
Kementerian Koperasi
dan UKM yang
transparan, akuntabel,
dan tepat waktu
8 Laporan 8 Laporan 100%
48 Tersajinya Laporan
BMN Kementerian
Koperasi dan UKM
yang up to date,
akurat, dan akuntabel
8 Laporan 8 Laporan 100%
29 Terkelolanya Dana
Bergulir dengan baik
dan akuntabel
49 Terealisasinya
proposal yang sudah
disetujui komite
pinjaman/
pembiayaan dari
target penyaluran
Rp.
2.350.000.
000.000
Rp
2.557.277.424.530
108,82%
30 Meningkatnya Akses
Pasar Produk
Unggulan KUKM
50 Jumlah KUKM
Terlayani
2.000
KUKM
1.607
KUKM
80,35%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia
2015
108
Lampiran 5. Tindak Lanjut terhadap Rekomendasi berdasarkan Surat Menteri PAN dan RB
(Nomor: B/3951/M.PANRB/12/2015 tanggal 11 Desember 2015)
No Rekomendasi
Menteri PAN dan RB
Tindak Lanjut
1 Menindaklanjuti tindak lanjut rekomendasi hasil evaluasi pada tahun sebelumnya, meliputi perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja dan evaluasi kinerja.
Kementerian KUKM telah menindaklanjuti rekomendasi tahun sebelumnya (2014/2015), sebagai berikut:
a. Perencanaan Kinerja
Perencanaan Kinerja telah dilaksanakan dengan menyusun Renstra, Rencana Kinerja Tahunan (RKT), dan PK Kementerian serta Unit Kerja Eselon I/satker BLU Kementerian KUKM, dengan perbaikan:
Sudah ada upaya perbaikan untuk perjanjian kinerja yang dilengkapi Indikator kinerja dan mencerminkan outcome.
Unit eselon I/satker BLU Kementerian KUKM telah menyiapkan penyusunan Renstra unit/satuan kerjanya.
Telah menyusun Rencana aksi atas target kinerja yang diperjanjikan dalam PK.
Sudah ada upaya untuk mengkoordinasikan bahwa sasaran dan indikator kinerja pada Renstra tahun 2015-2019 menjadi acuan dalam berbagai sasaran strategis dan indikator kinerja pada Renstra unit kerja di level yang lebih bawah yang dir(unit kerja eselon I/Satuan Kerja BLU Kementerian KUKM) , PK, dan Rencana Kerja dan Anggaran.
b. Pengukuran Kinerja
IKU Kementerian yang dirumuskan bukan merupakan kompilasi dari IKU unit kerja Eselon I/Satker BLU Kementerian KUKM.
Perumusan indikator kinerja individu telah diupayakan mengacu pada IKU Kementerian.
Sudah ada upaya untuk membangun sistem teknologi informasi untuk pengumpulan data kinerja dari unit kerja Eselon I/Satker BLU Kementerian KUKM.
c. Pelaporan Kinerja
Laporan Kinerja yang telah disusun sudah menyajikan realisasi informasi keuangan pada setiap sasaran strategisnya.
Laporan kinerja sudah diupayakan adanya penyempurnaan yang dapat dimanfaatkan untuk perbaikan Perjanjian Kinerja tahun 2016.
d. Evaluasi Internal
Inspektorat Kementerian KUKM telah melakukan evaluasi akuntabilitas secara internal melalui reviu kinerja secara internal terhadap implementasi SAKIP di lingkungan Kementerian KUKM berdasarkan Laporan Kinerja masing-masing unit kerja Eselon I/Satker BLU Kementerian KUKM.
e. Capaian Kinerja
Sudah ada upaya perbaikan untuk capaian kinerja berorientasi outcome yang ditunjukan dengan capaian target dari indikator kinerja yang telah dirumuskan dan mencerminkan orientasi hasil.
f. Revisi Pedoman/juklak evaluasi internal
Pedoman evaluasi internal sudah mengacu pada Peraturan Menteri PAN dan RB No. 53 Tahun 2014 mengenai Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
g. Kapasitas SDM
Telah ada upaya untuk meningkatkan kapasitas SDM di bidang akuntabilitas dna manajemen kinerja melalui bimtek peningkatan implementasi SAKIP K/L yang dilaksanakan secara periodik dan berkelanjutan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia
2015
109
No Rekomendasi
Menteri PAN dan RB
Tindak Lanjut
3 Menjabarkan dan menurunkan (cascading) sasaran kinerja secara selaras yang ada di dalam Renstra sampai dengan level individu secara berjenjang.
Rumusan Sasaran dan Indikator Kinerja pada Renstra Kementerian KUKM tahun 2015-2019 telah dijabarkan ke dalam berbagai Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja pada Renstra unit kerja di level yang lebih bawah (unit kerja eselon I/Satuan Kerja BLU).
4 Meningkatkan kualitas IKU terutama pada level unit kerja sehingga dapat menggambarkan capaian kinerja yang berorientasi hasil (outcome) yang lebih baik, dan dapat dijadikan dasar pemberian reward dan punishment.
Telah melakukan koordinasi dan upaya perbaikan untuk meningkatkan kualitas IKU Kementerian Koperasi dan UKM yang ditunjukan dengan adanya perumusan IKU yang ditetapkan melalui kebijakan pimpinan.
5 Perlu meningkatkan perbaikan dalam penerapan manajemen kinerja yang berorientasi pada hasil (outcome).
Kementerian KUKM telah berupaya melakukan perbaikan manajemen kinerja dengan merumuskan capaian kinerja yang mampu mendorong penguatan penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja di seluruh unit kerja.
Recommended