View
232
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
i
IDENTIFIKASI SIKLAMAT PADA MINUMAN JAJANAN
DI KAWASAN PENDIDIKAN KOTA PALANGKA RAYA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Predikat Ali Madya Analis Kesehatan
Disusun Oleh :
Rudi Hartono
NPM : 10.72.12019
PROGRAM STUDI ANALIS KESEHATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA
2014
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
IDENTIFIKASI SIKLAMAT PADA MINUMAN JAJANAN
DI KAWASAN PENDIDIKAN KOTA PALANGKA RAYA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh predikat ahli madya
Analis Kesehatan
Pembimbing I Pembimbing II
Eko Hafiz Rianto, S.Si Dwi Purbayanti, ST
iii
LEMBAR PENGESAHAN
IDENTIFIKASI SIKLAMAT PADA MINUMAN JAJANAN
DI KAWASAN PENDIDIKAN KOTA PALANGKA RAYA
RUDI HARTONO
NIM : 10.72.12019
Telah Dipertahankan di Depan Tim Penguji
Karya Tulis Ilmiah
Program Studi Analis Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Tanggal : Januari 2014
TIM PENGUJI
Nama Jabatan Tanda Tangan
1. Rusdiyah Fatatik, M.Si Ketua ……………………….
2. Novidha Muji, S.Si Anggota ………………………
3. Eko Hafiz Rianto, S.Si Anggota ………………………
4. Dwi Purbayanti, ST Anggota ………………………
Mengetahui,
Palangkaraya, Januari 2014
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Ketua Program Studi
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya Analis Kesehatan
dr. H. FERY IRIAWAN, M.PH AGUS, S. Si., M.MKes
iv
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Mahasiswa : Rudi Hartono
Nomor Induk Mahasiswa : 10.72.12019
Program Studi : Analis Kesehatan
Fakultas : Ilmu Kesehatan
Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini merupakan hasil karya sendiri
dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya di suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat
Karya Tulis orang lain atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang
lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka.
Palangka Raya, Januari 2014
Yang membuat pernyataan
Rudi Hartono
10.72.12019
v
RINGKASAN
Rudi Hartono, Identifikasi Siklamat Pada Minuman Jajanan Di Kawasan Pendidikan
Kota Palangka Raya. Program Studi Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, 2014. Pembimbing (1) Eko Hafiz Rianto,
S. Si dan (2) Dwi Purbayanti, ST.
Minuman jajanan adalah minuman yang tidak mengandung alkohol, merupakan
minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung bahan-bahan
lainnya baik alami maupun sintetik yang dibungkus menggunakan plastik untuk
dikonsumsi. Penggunaan BTP (Bahan Tambahan Pangan) masih belum sepenuhnya
memenuhi peraturan-peraturan yang sudah dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan RI.
Salah satunya penggunaan siklamat yang banyak digunakan oleh pedagang kecil dan
industri rumahan karena dapat menghemat biaya produksi.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88, mengenai
bahan tambahan pangan kadar maksimum asam siklamat yang diperbolehkan dalam
makanan dan minuman yang berkalori rendah dan untuk penderita diabetes mellitus
adalah 3 g/kg bahan makanan dan minuman. Adapun bahaya yang ditimbulkan dari
natrium siklamat bagi kesehatan antara lain, dapat menyebabkan kanker, kandung
kemih, migraine, sakit kepala, kehilangan daya ingat, binggung, insomnia, iritasi,
asma, hipertensi, diare, sakit perut, alergi, impotensi, gangguan seksual, kebotakan,
dan kangker otak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya siklamat pada minuman
jajanan yang ada di Kawasan Pendidikan Kota Palangka Raya yang diambil dari 12
sampel minuman jajanan yang dijual oleh 12 pedagang. Identifikasi siklamat
menggunakan uji pengendapan. Pengujian dilakukan di laboratorium kimia Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
Hasil penelitian secara kualitatif dari 12 sampel terdapat 5 sampel yang terdeteksi
mengandung siklamat, yaitu pada sampel I, sampel IV, sampel VI, sampel VII, dan
sampel IX.
Kata kunci :
Siklamat, Minuman jajanan, Kadar Minuman, Uji pengendapan
vi
Motto Dan Persembahan
Motto :
“Man Jadda wa jadda”
“Siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil”
“Tak ada keberhasilan tanpa adanya perjuangan dan doa”
“Dan hanya Restu Ayah dan Ibu adalah kunci menuju sukses”
Taka da kata yang bisa terucap
Selain kata terima kasih dank upersembahkan Karya dan perjuangan ku hingga keikhlasan,
Kesabaran, perasaan, Logika, keringat, hingga air mata
Ini kepada :
- Allah SWT yang telah memberikan kukesehatan dan kekuatan dalam
mengerjakan semua karya ku’
- Kedua orang tua ku, ayahnda dan ibunda yang sangat ku sayangi dank u
cintai yang selalu memberikan ku semangat, nasehat, didikan, serta doa dan
selalu memberikan kasih saying sebagai wujud baktiku, akan ku buktikan ini
lah semua karya yang ayahnda dan ibunda inginkan.
- Buat Ade-ade ku tersayang yang selalu membantuku, mewarnai hari-hariku,
yang selalu menghadirkan cabda tawa disaat ku lelah’
- Seluruh keluarga besarku yang selalu mendoakan, memberi dukungan moril
maupun materil’
- Dosen pembimbing maupun penguji yang telah memberikan banyak ilmu
pengetahuan dan telah sabar dalam membimbingku dalam menyelesaykan
Karya Tulis Ilmiah in’
- Seluruh dosen maupun staf yang ada di Universitas Muhammadiyah Palangka
Raya yang telah mengajariku dari awal perkuliahan sampai akhirnya
perkuliahan’
vii
- Sahabat seperjuangan dans seluruh tetman-teman diseluruh penjuru dunia
yang selalu mewarnai hari-hariku, yang selalu memberikan canda tawa dan
keceriaan buatku dan membuat pribadiku menjadi baik’
- Seseorang yang selalu ada dalam suka dan duka ku, yang menemani dalam
keluh dan kesahku, dan memberikan semangat buatku mulai dari penulisan
proposal hingga penulisan Karya Tulis Ilmiah ini selesai.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji dan syukur penulis ucapakan kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, serta berkat curahan ilmu pengetahuan-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Identifikasi
Pemanis Siklamat Pada Minuman Jajanan Yang Dijual Dikawasan Pendidikan Kota
Palangka Raya” dengan baik.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun didorong oleh keinginan untuk mengembangkan
pengetahuan yang penulis terima selama ini, dan juga untuk memenuhi sebagian dari
tugas dan syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya Analis Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Palangkaraya.
Dalam penulisan atau penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak
mendapatkan kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan dan saran serta petunjuk
dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikannya. Untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. H. Bulkani., M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Palangkaraya.
2. Bapak dr. H. Fery Iriawan, M.Ph. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
3. Bapak Agus, S.Si., M.Mkes selaku Ketua Program Studi D-III Analis Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya sekaligus Dosen Pembimbing
Akademik.
4. Bapak Eko Hafiz Rianto, S.Si selaku pembimbing pertama yang telah
meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan bimbingan dan arahan yang
sangat berharga.
ix
5. Ibu Dwi Purbayanti, ST selaku dosen pembimbing kedua yang telah meluangkan
waktu dan tenaga untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat
berharga.
6. Ibu Rusdiah Fatatik., M. Si selaku penguji utama yang telah memberikan arahan
dan bimbingannya.
7. Ibu Novidha Muji R., S. Si selaku penguji kedua yang telah memberikan arahan
dan bimbingannya.
8. Seluruh karyawan Fakultas Ilmu Kesehatan D-III Analis Kesehatan yang telah
memberikan bantuan dan dukungan kepengetahuan pada kami.
9. Bapak dan Ibu Dosen Universitas Muhammadiyah Palangkaraya yang telah
banyak memberikan bekal dan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi
penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
10. Kedua orang tua, kakak, adik serta rekan-rekan mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Palangkara Raya, yang turut serta membantu penulis sehingga
dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih belum sempurna, seperti
pepatah mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik konstruktif dan saran yang membangun sebagai bahan
masukkan dan referensi pembelajaran guna kesempurnaan penyusunan untuk tugas
yang akan datang. Akhir kata penulis mengharapkan semoga Karya Tulis Ilmiah ini
dapat mendatangkan manfaat bagi semua pihak yang sudah membaca lembar demi
lembar Karya Tulis Ilmiah ini.
Palangkaraya, Desember 2013
Rudi Hartono
10.72.12019
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... iii
PERNYATAAN ........................................................................................................ iv
RINGKASAN ........................................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vi
KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. x
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 3
C. Batasan Masalah .................................................................................. 3
D. Rumusan Masalah ............................................................................... 3
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Bahan Tambahan Pangan .................................................................... 5
xi
B. Definisi Pemanis .................................................................................. 7
C. Siklamat ............................................................................................... 9
D. Syarat Dan Efek Terhadap Kesehatan ................................................. 11
E. Minuman Jajanan ................................................................................. 12
F. Metode Analisi .................................................................................... 12
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 15
B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 15
C. Alat dan Bahan .................................................................................... 15
D. Prosedur ............................................................................................... 16
E. Teknik Analisis Data ........................................................................... 16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ..................................................................................................... 17
B. Pembahasan ......................................................................................... 18
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .............................................................................................. 21
B. Saran .................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Batas Maksimum Pengunaan Siklamat ..................................................... 10
Tabel 4.1. Hasil Identifikasi Siklamat secara kualitatif pada minuman jajanan ........ 17
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1. Hasil penelitian ...................................................................................... 18
Gambar 4.2. Reaksi Pembentukan Endapan Barium Sulfat ....................................... 19
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 5.1. Riwayat penyusun
Lampiran 5.2. Data penjual minuman
Lampiran 5.3. Jenis BTP Pemanis Buatan Beserta Nilai Kalori
Lampiran 5.4. Cara Penimbangan dan Pembuatan Pereaksi
Lampiran 5.5. Skema kerja
Lampiran 5.6. Gambar Pereaksi
Lampiran 5.7. Gambar Kontrol Positif Negatif
Lampiran 5.8. Hasil Penelitian
Lampiran 5.9. Batas penggunaan Siklamat Menurut SNI dan Permenkes
Lampiran 5.10. Agenda Revisi
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Minuman merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting bagi kehidupan,
baik secara psikolog (jiwa), sosial (perilaku yang tampak), maupun antropologis
(budaya), di zaman modern sekarang ini begitu banyak terjadi perkembangan
dibidang industri makanan dan minuman yang bertujuan untuk menarik perhatian
para konsumen. Oleh karena itu, produsen makanan menambahkan zat tambahan
makanan dan minuman atau yang sering disebut sebagai food additive dalam
produknya. Food additive atau bahan tambahan pangan adalah bahan atau
campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku
pangan, tetapi ditambahkan kedalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau
bentuk pangan, antara lain pewarna, pemanis, pengawet, penyedap rasa, anti
gumpal, pemucat, dan pengental.
Sejak pertengahan abad ke-20, peranan bahan tambahan pangan (BTP)
khususnya bahan pemanis menjadi semakin penting sejalan dengan kemajuan
teknologi produksi bahan tambahan pangan sintetis. Penggunaan BTP dalam
proses produksi pangan perlu di waspadai bersama, baik oleh produsen maupun
oleh konsumen. Dampak penggunaanya dapat berakibat positif maupun negatif
bagi masyarakat (Cahyadi, 2009).
Regulasi mengenai pemanis yang diijinkan untuk ditambahkan pada makanan
dan minuman diatur di dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
722/Menkes/Per/IX/88 Mengenai Bahan Tambahan Makanan. Alasan
penambahan pemanis pada makanan dan minuman merupakan penampakan yang
menarik untuk menggugah selera adalah alasan ditambahkannya pemanis pada
makanan dan minuman. Pada makanan dan minuman misalnya, penambahan
pemanis agar dapat menjaga tetap tahan lama memiliki manis yang lebih stabil.
3
Pengamatan secara kualitatif terhadap jenis pemanis pada minuman jajanan
menunjukan bahwa pemanis yang menunjukan sebagian besar adalah pemanis
campuran siklamat. Selain pemanis siklamat terdapat juga jenis pemanis lain
seperti pemanis sakarin dan aspartame. Sedangkan jenis pemanis Dulsin tidak
ditemukan dikarenakan di Indonesia sudah dilarang.
Siklamat adalah salah satu jenis pemanis buatan yang cukup populer di
Indonesia. Siklamat pertama kali ditemukan oleh ilmuan Micheal Sheva dan
Ludwig Audrieth dari University of Illinois pada tahun1937. Pemanis buatan jenis
siklamat merupakan garam natrium dari asam siklamat. Siklamat mempunyai sifat
sangat mudah larut dalam air dan mempunyai tingkat kemanisan 30 kali dari gula.
Rumus Molekul siklamat adalah NHS Na. Rasa manis siklamat masih
dapat dirasakan pada tingkat pengenceran 1 : 10 (dalam liter). Nama lain siklamat
dalam perdagangan dikenal dengan sebutan antara lain: Asukrin, Sukaril, dan
Sukrosa (Cahyadi, 2009).
Pemanis buatan banyak menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia. Antara
lain dapat menyebabkan kanker kandungan kemih dan migrain. Efek samping
akan muncul jika pemanis dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan. Batasan
asupan harian siklamat berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
722/Menkes/Per/IX/88 dalam Cahyadi (2009), yang diperbolehkan dalam
makanan dan minuman berkalori rendah untuk masyarakat umum 3 g/kg.
Biasanya, pada tiap bahan pemanis terdapat nilai konsumsi perhari yang diijinkan
atau lebih dikenal dengan ADI (allowed daily intake). Dapat disimpulkan bahwa
pemanis yang sudah diijinkan dan beredar dipasaran jika dikonsumsi dalam
jumlah yang cukup rendah tidak akan mempunyai efek samping yang tinggi
(Cahyadi, 2009).
4
Untuk kota Palangka Raya belum banyak dilakukan penelitian terhadap
identifikasi siklamat, terutama pada sampel minuman jajanan di Kawasan
Pendidikan Kota Palangka Raya.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Identifikasi Siklamat Pada Minuman Jajanan di Kawasan
Pendidikan Kota Palangka Raya.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu : Apakah minuman jajanan di
Kawasan Pendidikan Kota Palangka Raya menggunakan siklamat ?
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah dalam minuman
jajanan di Kawasan Pendidikan Kota Palangka Raya mengandung siklamat ?
D. Batasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian tidak meluas dari rumusan masalah maka
peneliti perlu menetapkan batasan masalah sebagai berikut :
1. Sampel penelitian ini diambil di Kawasan Pendidikan Kota Palangka Raya
Jln. K.S. Tubun, AIS. Nasution, R.A. Kartini, Sanaman Mantikey.
2. Jenis pemanis buatan yang diteliti pada sampel yaitu jenis pemanis buatan
siklamat.
3. Sampel minuman jajanan tanpa kemasan dan nomor registrasi.
4. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan metode uji penggendapan.
5
E. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah minuman jajanan yang
dijual mengandung siklamat.
F. Manfaat dalam Penelitian ini
1. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
2. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat tentang makanan dan minuman
yang menggandung siklamat.
3. Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bahan Tambahan Pangan
Minuman jajanan adalah minuman yang tidak mengandung alkohol,
merupakan merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang
mengandung bahan-bahan tambahan lainnya baik alami maupun sintetik yang
dibungkus menggunakan plastik untuk dikonsumsi. Minuman jajanan yang dijual
banyak ragamnya, ada minuman es teh, es kelapa muda, es cendol dan masih
banyak yang lainnya. Minuman jajanan yang aman adalah minuman yang bebas
dari bahan kimia.
Bahan Tambahan Makanan (BTM) atau disebut pula Bahan Tambahan
Pangan (BTP) adalah bahan yang ditambahkan kedalam makanan dan minuman
untuk mempengaruhi sifat atau pun bentuk dari makanan dan minuman. Bahan
Tambahan Makanan itu bisa memiliki nilai gizi, tetapi bisa pula tidak (Nurheti,
2007).
Perkembangan industri pangan makanan dan minuman akan kebutuhan
pemanis dari tahun ketahun semakin meningkat. Industri pangan dan minuman
lebih menyukai menggunakan pemanis sintetis karena selain harganya relatif
murah, tingkat kemanisannya pemanis sintetis jauh lebih tinggi dari pemanis
alami. Hal tersebut mengakibatkan terus meningkatnya penggunaan pemanis
sintetis terutama siklamat.
Berdasarkan tujuan penggunaanya dalam pangan, penggelompokan bahan
tambahan pangan yang diijinkan digunakan dalam makanan dan minuman
menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 33 tahun 2012 adalah :
1. Pemanis buatan adalah bahan tambahan makanan yang dapat menyebabkan
rasa manis pada makanan, yang tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi.
7
2. Pemutih dan pematang tepung adalah bahan tambahan makanan yang dapat
mempercepat proses pemutihan dan atau penatang tepung sehingga dapat
memperbaiki mutu pemanggangan.
3. Pengemulsi, pemantap, dan pengental adalah bahan tambahan makanan yang
dapat membantu terbentuknya atau memantapkan sistem dispersi yang
homogennya pada makanan.
4. Pengawet adalah bahan tambahan makanan yang mencegah atau menghambat
fermentasi, pengasaman atau peruraian lain terhadap makanan yang
disebabkan oleh mikroorganisme.
5. Pengeras adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperkeras atau
mencegah melunaknya makanan,
6. Pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki atau
memberi warna pada makanan.
7. Penyedap rasa dan aroma, penguat rasa adalah bahan tambahan makanan yang
dapat memberikan, menambah atau mempertegas rasa dan aroma.
8. Sekuatren adalah bahan tambahan makanan yang dapat menggikat ion logam
yang ada dalam makanan.
9. Antikempal, yaitu bahan tambahan pangan yang dapat mencegah
penggumpalan makanan serbuk, tepung dan bubuk. Contohnya adalah kalium
silikat.
Adapun bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam makanan minuman
adalah :
1. Asam borat (Borit Acid) dan senyawanya.
2. Asam salisilat dan garamnya (Salicylic Acid and its salt)
3. Dietilpirokarbonat (Diethylpirocarbonate DEPC)
4. Dulsin (Dulcin)
5. Kalium klorit (Potassium chlorate)
6. Kloramfenikol (Chlorampenicol)
7. Minyak nabati yang dibrominasi (Brominated Vegetable Oils)
8
8. Nitrofurazon (Nitrofurazone)
9. Formalin (Formaldehyde)
10. Kalium bromat (Potassium Bromate)
B. Definisi Pemanis
Pemanis sintetis (buatan) merupakan zat yang ditambahkan ke dalam
makanan dan minuman namun secara umum pemanis dapat diartikan sebagai
bahan minuman yang digunakan untuk menimbulkan rasa manis baik diperoleh
dari bahan alami maupun buatan, yang berfungsi untuk menambah rasa manis
pada makanan dan minuman. Zat yang dapat membantu mempertajam
penerimaan terhadap rasa manis tersebut, sedangkan kalori yang dihasilkan
rendah dari pada gula. Pemanis tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia sehingga
tidak berfungsi sebagai sumber energi. Pemanis memiliki tingkat kemanisan
yang lebih tinggi dibandingkan pemanis alami (Winarno, 1997).
1. Jenis-jenis pemanis
a. Pemanis alami
Pemanis alami adalah bahan makanan yang digunakan untuk
menimbulkan rasa manis pada makanan dan minuman yang berasal dari
bahan alami. Pemanis ini dapat diperoleh dari tumbuhan, seperti :
kelapa, tebu dan aren. Selain itu, zat pemanis alami dapat pula diperoleh
dari buah-buahan dan madu. Zat pemanis alami berfungsi juga sebagai
sumber energi. Jika kita mengkonsumsi pemanis alami secara
berlebihan, kita akan menggalami resiko kegemukan. Orang–orang yang
sudah gemuk badannya sebaiknya menghindari makanan atau minuman
yang menggandung pemanis terlalu tinggi.
b. Pemanis sintetik
Pemanis sintetik (buatan) adalah zat tambahan dalam makanan yang
dapat menimbulkan rasa manis atau dapat membantu mempertajam
penerimaan rasa manis yang tidak atau hampir tidak mempunyai nilai
9
gizi, sedangkan kalori yang dihasilkan jauh lebih rendah dari pada gula.
Pemanis buatan tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia sehingga tidak
berfungsi sebagai sumber energi. Oleh karena itu, orang-orang yang
memiliki penyakit kencing manis (diabetes mellitus) biasannya
mengkonsumsi pemanis buatan sebagai pengganti pemanis alami.
Contoh pemanis buatan yaitu sakarin, natrium siklamat, magnesium,
kalsium siklamat, aspartame dan dulsin. Pemanis buatan memiliki
tingkat kemanisan yang lebih tinggi dibandingkan pemanis alami.
Garam-garam siklamat memiliki kemanisan 30 kali lebih tinggi
dibandingkan kemanisan sukrosa. Pemanis sintetis (buatan) itu sendiri
merupakan bahan tambahan pangan yang dapat memberikan rasa manis
dalam makanan maupun minuman, tetapi tidak memiliki nilai gizi.
Sebagai contoh adalah sakarin, siklamat, aspartame, dulsin, sorbitol,
sintetis dan nitro-propoksi-anilin (Cahyadi,2009)
2. Tujuan Penggunaan Pemanis Sintetis
Pemanis ditambahkan kedalam bahan pangan mempunyai beberapa
tujuan diantaranya sebagai berikut:
a. Sebagai pangan bagi penderita diabetes mellitus karena tidak
menimbulkan kelebihan gula darah. Pada penderita diabetes mellitus
disarankan menggunakan pemanis sintetis untuk mneghindari bahaya
gula. Dari tahun 1955 sampai 1966 digunakan campuran siklamat dan
sakarin pada pangan dan minuman bagi penderita diabetes.
b. Memenuhi kebutuhan kalori rendah untuk penderita kegemukan.
Kegemukan merupakan salah satu faktor penyakit jantung yang
merupakan penyebab utama kematian. Untuk orang yang kurang aktif
secara fisik disarankan untuk menggurangi masukan kalori per
harinya. Pemanis sintetis merupakan salah satu bahan pangan yang
menggurangi masukan kalori.
10
c. Sebagai Penyalut Obat
Beberapa obat mempunyai rasa yang tidak menyenangkan, karena itu
untuk menutupi rasa yang tidak enak dari obat tersebut biasannya
dibuat tablet yang bersalut. Pemanis lebih sering digunakan untuk
penyalut obat karena umumnya bersifat higroskopis dan tidak
menggumpal.
d. Menghindari Kerusakan Gigi
Pada pangan seperti permen biasanya sering ditambahkan pemanis
sintetis karena bahan permen ini mempunyai rasa manis yang lebih
tinggi dari pada gula, pemakaian dalam jumlah sedikit saja sudah
menimbulkan rasa manis yang diperlukan sehingga tidak merusak gigi.
e. Pada industri pangan, minuman termasuk industri rokok, pemanis
sintetis dipergunakan dengan tujuan untuk menekan biaya produksi,
karena pemanis sintetis ini selain mempunyai tingkat rasa manis yang
lebih tinggi juga harganya lebih murah dibandingkan dengan gula yang
diproduksi di alam.
C. Siklamat
Siklamat pertama kali ditemukan dengan tidak sengaja oleh Michael Sveda
pada tahun 1937, sejak tahun 1950 Siklamat ditambahkan dalam pangan dan
minuman, siklamat biasanya terdapat dalam garam natrium dari asam siklamat
dengan rumus molekul NHS Na. Siklamat secara luas digunakan sebagai
penganti gula karena mempunyai sifat yang stabil, nilai kalori rendah, dan
harganya relatif murah, selain itu siklamat banyak digunakan untuk menganti
sukrosa bagi penderita diabetes mellitus atau untuk bahan pangan yang berkalori
rendah.
Siklamat atau asam siklamat atau Cyclohexylsulfamic acid ( N S)
sebagai pemanis buatan digunakan dalam bentuk garam kalsium, kalium, dan
11
natrium siklamat. Secara umum, garam siklamat berbentuk Kristal putih, tidak
berbau, tidak berwarna, dan mudah larut dalam air dan etanol, serta barasa manis.
Siklamat memiliki tingkat kemanisan relatif sebesar 30 kali tingkat kemanisan
sukrosa dengan tanpa nilai kalori.
Kombinasi penggunaannya dengan sakarin dan atau asesulfam-K bersifat
sinergis, dan kompatibel dengan pencita rasa dan bahan pengawet. Dalam
perdagangan siklamat memiliki nama dagang yang dikenal sebagai Assugrin,
Sukaryl, dan Sugar Twin dan Weight Watchers. Fungsinya sebagai penegas cita
rasa (Flavor enhancer) terutama cita rasa buah. Siklamat lebih banyak digunakan
oleh produsen tingkat industri besar, disebabkan sifatnya yang tidak
menimbulkan “after taste” pahit serta sifatnya yang mudah larut dan tahan
panas, sehingga banyak digunakan terutama dalam produk-produk minuman
ringan.
Tabel 2.1 Batas Maksimum Penggunaan Siklamat Menurut Permenkes No
722/Menkes/Per/IX/1988 Tentang Bahan Tambahan Makanan
dan Minuman.
No Jenis /Bahan Makanan Batas Maksimum Penggunaan Siklamat
1 Permen Karet 500 mg/kg dihitung sebagai asam siklamat
2 Permen 1 g/kg dihitung sebagai asam siklamat
3 Saus 3 g/kg dihitung sebagai asam siklamat
4 Eskrim dan sejenisnya 2 g/kg dihitung sebagai asam siklamat
5 Es lilin 3 g/kg dihitung sebagai asam siklamat
6 Jem dan jeli 2 g/kg dihitung sebagai asam siklamat
7 Minuman Ringan 3 g/kg dihitung sebagai asam siklamat
8 Minuman Yoghurt 3 g/kg dihitung sebagai asam siklamat
9 Minuman fermentasi 500 mg/Kg dihitung sebagai asam siklamat
(Depkes RI, 1988)
12
Menurut Cahyadi (2009). JECFA menyatakan siklamat merupakan bahan
tambahan pangan yang aman untuk dikonsumsi manusia dengan ADI sebanyak 3
g/kg makanan dan minuman. Batas maksimum penggunakan siklamat menurut
ADI (acceptable daily intake) yang dikeluarkan oleh FAO yaitu 500-3000 ppm
(part per million) mengatur maksimum penggunaan sakarin pada berbagai
produk pangan berkisar antara 100 sampai dengan 2.000 mg/kg produk. Kanada
dan USA tidak mengijinkan penggunaan siklamat sebagai bahan tambahan
pangan. Pemanis buatan banyak menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia
apabila dikonsumsi terlalu banyak.
D. Syarat Dan Efek Terhadap Kesehatan Pada Siklamat
Seperti telah disebutkan diatas, bahwa pemakaian pemanis sintetis masih
diragukan keamanannya bagi kesehatan konsumen. Beberapa negara
mengeluarkan peraturan secara ketat atau bahkan melarang, seperti kanada sejak
tahun 1977. Pemanis buatan dapat menimbulkan efek negatif bagi kesehatan
manusia. Efek negatif tidak langsung seketika terjadi pada manusia tetapi
membutuhkan waktu lama karena terus berakumulasi didalam tubuh manusia.
Efek negatif tersebut antara lain, dapat merangsang pertumbuhan kanker
kandung kemih, alergi, binggung, diare, hipertesi, impotensi, iritasi, insomnia,
kehilangan daya ingat, migrain dan sakit kepala. Selain itu efek negatif pemanis
buatan bagi anak-anak adalah merangsang keterbelakangan mental, hal ini terjadi
karena otak masih dalam tahap perkembangan dan proes terakumulasi pemanis
buatan pada jaringan syaraf.
Masih banyak pemanis sintetis yang beredar dan digunakan sebagai pemanis
dalam berbagai produk makanan dan minuman termasuk yang digunakan dalam
berbagai produk minuman berenergi, merupakan contoh kasus penggunaan bahan
kimia yang belum diawasi secara penuh. Seiring dengan pesatnya perkembangan
teknologi produksi bahan kimia dan teknologi pengolahan pangan atau produk
farmasi dan kesehatan, bahan pemanis alternatif natural mulai banyak digunakan.
13
Hal itu juga ditunjang oleh tren back to nature dan adanya kesadaran konsumen
untuk menggunakan produk aman dan bergizi. Penggunaan pemanis natural juga
dipacu oleh adanya data-data penelitian yang menunjukan efek samping dalam
penggunaan sintetis, yaitu bersifat karsinogenik. Pemanis alternatif dengan nilai
kalori rendah sangat dibutuhkan untuk penderita diabetes mellitus atau gula
tinggi sebagai bahan substitusi gula reduksi lainnya.
Di Indonesia, meskipun ada beberapa pembatasan dalam peredaran dan
produksi siklamat dan sakarin, tetapi belum ada larangan dari pemerintah
mengenai penggunannya. Karena itu, masyarakat Indonesia setiap hari juga
mengkonsumsi sakarin, siklamat, atau asapartame dalam jumlah tertentu baik
secara terpisah maupun gabungan dari dua atau tiga jenis pemanis sintetis
tersebut (Winarno, 1994).
E. Minuman Jajanan
Minuman adalah segala sesuatu yang diminum (masuk kedalam tubuh
seseorang dan merupakan salah satu intake makan yang berfungsi untuk
membentuk atau menganti jaringan tubuh, memberi tenaga, membantu semua
proses dalam tubuh (Admodjo, 1994).
Minuman jajanan adalah minuman yang tidak mengandung alkohol,
merupakan merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang
mengandung bahan-bahan tambahan lainnya baik alami maupun sintetik yanmg
dibungkus menggunakan plastik untuk dikonsumsi. Minuman jajanan yang dijual
banyak ragamnya, ada minuman es teh, es kelapa muda, es cendol dan masih
banyak yang lainnya. Minuman jajanan yamg aman adalah minuman yang bebas
dari bahan kimia.
F. Metode Analisis
Menurut Sudjadi (2012), secara umum analisis bahan pemanis sintetis jenis
siklamat yang terdapat dalam minuman secara kualitatif dapat dilakukan dengan :
14
1. Metode Gravimetri
Analisis gravimetri adalah cara analisis kuantitatif berdasarkan berat
tetap (berat konstannya). Dalam analisis ini, unsure atau senyawa yang
dianalisis dipisahkan dari sejumlah bahan yang dianalisis menjadi senyawa
lain yang murni dan mantap (stabil), sehingga dapat mengetahui berat
tetapnya. Berat unsur yang dianalisis selanjutnya dihitung dari rumus
senyawa serta berat atom penyusunnya.
Pengerjaan analisis secara gravimetri dapat dibagi dalam beberapa
langkah sebagai berikut : Pengendapan, pemanasan/pemijaran dan
penimbangan endapan sehingga konstan.
2. Uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dikembangkan oleh Izmailoff dan
Schrairber pada tahun 1938. KLT Merupakan bentuk kromatografi planar,
selain kromatografi kertas elektroforesis. Berbeda dengan kromatografi
kolom yang mana fase diamnya diisikan atau dikemas didalamnya, pada
kromatografi lapis tipis, fase diamnya berupa lapisan yang seragam
(uniform) pada permukaan bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca,
pelat aluminium, atau pelat plastik. Meskipun demikian, kromatografi planar
ini dapat dilakukan sebagai bentuk terbuka dari kromatografi kolom.
Kromatografi lapis tipis dalam pelaksanaannya lebih mudah dan lebih
murah dibandingkan dengan kromatografi kolom. Demikian juga dengan
peralatan yang digunakan. Dalam kromatografi lapis tipis, peralatan yang
digunakan lebih sederhana dan dapat dikatakan bahwa hampir semua
laboratorium dapat melaksanakan setiap saat secara tepat.
Beberapa keuntungan lain kromatografi planar adalah :
1. Kromatografi lapis tipis banyak digunakan untuk tujuan analisis
identifikasi pemisahan komponen dapat dilakukan dengan reaksi warna,
fluoresensi, atau dengan radiasi menggunakan sinar ultra violet.
15
2. Dapat dilakukan elusi secara menaik (ascending), menurun (descending),
atau dengan cara elusi 2 dimensi.
3. Ketepatan penentuan kadar akan lebih baik karena komponen yang akan
ditentukan merupakan bercak yang tidak bergerak. Penyaringan yang
paling sering digunakan adalah silika dan serbuk selulosa, sementara
mekanisme penyerap yang utama pada KLT adalah membantu keluar.
3. Uji Pengendapan (SNI 01-2893-1992)
Terbentuknya endapan Kristal putih dari reaksi antara BaC 10 %
berfungsi untuk mengendapkan pengotor-pengotor yang ada dalam larutan,
seperti adanya ikatan ion karbonat dengan NaN 10 % berfungsi untuk
memutuskan ikatan sulfat dalam siklamat. Ketika ikatan sulfat telah diputus
maka ion akan bereaksi dengan ion sulfat dan menghasilkan endapan
barium sulfat (BaS ) dalam suasana asam kuat menunjukan adanya asam
siklamat, adapun fungsi dari pemanasan untuk menguapkan reaksi dari
Larutan asam klorida HCl 10 % Larutan barium klorida BaC 10 % dan
NaN 10 %.
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian dilaksanakan di laboratorium kimia Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
2. Waktu
Penelitian ini dilakukan mulai dari tanggal 20 Mei -23 Agustus 2013.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Seluruh minuman jajanan yang diolah sendiri oleh pedagang tanpa no
registrasi di Kawasan Pendidikan Kota Palangka Raya.
2. Sampel
Pengambilan sampel secara asidental (accidental) yaitu dengan mengambil
secara kebetulan atau yang tersedia di suatu tempat tertentu (Soekidjo, 2005).
C. Alat dan Bahan
1. Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu : Hot plate, Pipet ukur, Gelas
erlenmeyer, Labu ukur, Corong, Neraca analitik, Bola pipet, Gelas ukur,
Kertas saring whatman 42.
2. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu : Sampel minuman jajanan,
Bahan baku siklamat, Larutan asam klorida HCl 10 % Larutan BaC 10%,
Larutan nitrit, NaN 10%.
17
D. Prosedur (SNI 01-2891-1992)
1. Persiapan sampel
Homogenkan dengan cara membalik-balikkan kemasan ke atas dan kebawah
untuk menghomogenkannya.
2. Pembuatan sampel
a. Pipet 100 ml sampel, masukkan dalam gelas erlemeyer tambahkan 10 ml
HCl 10 % dan tambahkan pula 10 ml larutan BaC 10 %.
b. Biarkan selama 30 menit saring dengan kertas whatman 42, hasil setelah
di saring larutan menjadi jernih kemudian di tambahkan 10 ml NaN 10
%, dan panaskan diatas pemanas (Hot plate).
c. Bila timbul endapan putih dari BaS berarti mengandung siklamat.
E. Teknik Analisis Data
Pada tahap ini, analisis yang dilakukan yaitu dengan cara pengamatan dengan
mengidentifikasi apakah terdapat bahan atau campuran yang mengandung
siklamat pada minuman jajanan di Kawasan Pendidikan Kota Palangka Raya.
18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pada penelitian identifikasi siklamat pada minuman jajanan yang dilakukan
uji pengendapan yang meliputi terhadap percobaan yaitu membuat pereaksi pada
sampel dan identifikasi pemanis siklamat. 12 sampel yang diambil dari pedagang
Minuman jajanan di Kawasan Pendidikan Kota Palangka Raya. Sampel I, II, III,
IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, XII diambil pada pagi hari, yang mana sampel
tersebut dibungkus menggunakan plastik tanpa kemasan dan tanpa no registrasi.
TABEL 4.1 Hasil Identifikasi Siklamat secara kualitatif pada minuman
jajanan
No Identifikasi Hasil Reaksi Kesimpulan
1 Baku Natrium
Siklamat Terdapat endapan putih Positif
2 Sampel I Kuning cerah terdapat Kristal endapan putih Positif
3 Sampel II Kuning pekat tidak terdapat buih dan endapan Negatif
4 Sampel III Coklat muda tidak terdapat endapan Negatif
5 Sampel IV Kuning pucat terdapat endapan kristal putih Positif
6 Sampel V Coklat tua tidak terdapat endapan Negatif
7 Sampel VI Kuning keruh terdapat endapan Positif
8 Sampel VII Putih keruh terdapat endapan Positif
9 Sampel VIII Coklat muda tidak terdapat endapan Negatif
10 Sampel IX Kuning keruh terdapat endapan Positif
11 Sampel X Kuning muda tidak terdapat endapan Negatif
12 Sampel XI Coklat tua tidak terdapat endapan Negatif
13 Sampel XII Coklat tua tidak terdapat endapan Negatif
19
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data sebagai berikut :
Gambar 4.1 Hasil penelitian
B. Pembahasan
Untuk identifikasi dengan uji pengendapan pada pengujian baku natrium
siklamat. Baku natrium siklamat sebanyak 1 gram dilarutkan dalam 100 ml
aquades dimasukan dalam glass erlemenyer, kemudian ditambahkan dengan 10
ml HCl 10 % dan 10 ml BaC 10 % terjadi kekeruhan, biarkan selam 30 menit
kemudian saring dengan kertas saring whatman 42, lalu tambahkan dengan 10 ml
NaN 10 % terjadi perubahan yang sangat keruh dan terdapat buih. Kemudian
panaskan diatas penangas air (Hot plate). Setelah dipanaskan diamkan selama
20-30 menit hasil yang akan didapat yaitu terjadi endapan putih.
Penambahan HCl 10 % dalam sampel berfungsi untuk mengasamkan larutan.
Larutan dibuat dalam keadaan asam agar reaksi yang akan terjadi dapat lebih
mudah bereaksi. Penambahan BaC 10 % berfungsi untuk mengendapkan
pengotor-pengotor yang ada dalam larutan, seperti adanya ion karbonat.
Penambahan NaN 10 % berfungsi untuk memutuskan ikatan sulfat dalam
siklamat. Ketika ikatan sulfat telah diputus maka ion akan bereaksi dengan
ion sulfat dan menghasilkan endapan barium sulfat (BaS ) (Winarno, 1994).
Positif 42% Negatif
58%
Hasil Penelitian
20
O N
S
O
NH + B + N NaO + BaS ( ) + ( )
Natrium siklamat
Gambar 4.2 Reaksi pembentukan endapan Barium Sulfat
Untuk pengujian kontrol negatif yaitu siapkan 100 ml aquades, kemudian
tambahkan dengan 10 ml HCl 10 % dan 10 ml BaC 10 %, biarkan selama 30
menit kemudian saring dengan kertas saring whatman 42, lalu tambahkan 10 ml
NaN 10 % terdapat buih. Kemudian panaskan diatas penangas air (Hot plate).
Hasil yang didapat yaitu tidak ada endapan putih.
Untuk pengujian pada sampel minuman jajanan. Ambil sampel sebanyak 100
ml menggunakan gelas ukur kemudian masukkan kedalam erlenmeyer setelah itu
tambahkan 10 ml HCl 10% dan 10 ml BaC 10 % terjadi kekeruhan, biarkan
selama 30 menit kemudian saring dengan kertas whatman 42, tujuan dari
penyaringan tersebut adalah untuk menghilangkan kekeruhan antara reaksi
penambahan 10 ml HCl 10 % dan 10 ml BaC 10 %. Kemudian tambahkan 10
ml NaN 10 %. Panaskan diatas penangas air (Hot plate). Setelah di panaskan
diamkan selama 20-30 menit jika sampel positif hasil akan terjadi adanya
endapan putih, namun jika sampel negatif hasil tidak terjadi adanya endapan
putih (BaS ).
Pemanis buatan siklamat dipasar atau dijual pada warung-warung kecil
dikenal dengan nama sarimanis, pemakaian pemanis buatan banyak dipakai
pedagang kecil dan industri rumah tangga karena dapat menghemat biaya
produksi. Harga pemanis buatan jauh lebih murah dibandingkan dengan gula asli.
Pemanis buatan hanya sedikit ditambahkan hanya untuk memperoleh rasa manis
yang kuat. Tetapi melalui analisis kualitatif masih terdapat atau terdeteksi
21
menggunakan pemanis siklamat tanpa mengetahui efek bagi kesehatan,
dikarenakan dipengaruhi oleh faktor pendidikan yang rendah dan tidak pernah
mengikuti sosialisasi atau penyuluhan keamanan pangan tentang pengaruh dan
efek yang ditimbulkan bagi kesehatan yang mereka gunakan.
22
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
dari 12 sampel yang dilakukan identifikasi siklamat, terdapat 5 sampel yang
terdeteksi mengandung siklamat yaitu sampel I, sampel IV, sampel VI, sampel
VII, sampel IX.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan :
1. Perlu dilakukan penelitian uji kadar kuantitatif siklamat pada minuman
jajanan siap saji dengan metode kromatografi.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang bahan pemanis siklamat pada
sampel lain seperti kue buatan ibu rumah tangga.
3. Perlu adanya sosialisasi kepada pedagang kecil tentang bahaya dan dampak
yang ditimbulkan bagi kesehatan diantaranya sakit kepala.
23
DAFTAR PUSTAKA
A Munir, Yustini A, Rina V. 2012. Penentuan Identifikasi Sakarin dan Siklamat
Dalam Minuman Es Sirup Yang Beredar Dipasar Raya Padang.
Universitas Andalas Sumatra Barat.
Anonim, Pusat Standarisasi Industri. 1992. Standarisasi Nasional Indonesia SNI 01-
2893-1992. Tentang Cara Uji Pemanis Buatan. Jakarta : Departemen
Perindustrian.
Cahyadi, Wisnu. 2009. Bahan Tambahan Pangan. Jakarta : Bumi Askara.
Departemen Kesehatan RI. 1988. Peraturan Menteri Kesehatan No.
722/Menkes/Per/IX/1988 tentang Bahan Tambahan Pangan. Jakarta ;
Depkes RI.
Hennida, Simatupang. 2009. Analis Penggunaan Zat Pemanis Buatan Pada Sirup
yang dijual Dipasar Tradisional Medan. Sumatra Utara ; USU.
Menteri Kesehatan. 2012. Peraturan Perundangan Tentang Bahan Tambahan
Pangan. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
Nurain A, Hadju. 2012. Analis Zat Pemanis Buatan pada Minuman Jajanan yang Di
Jual Dipasar Tradisional Kota Manado. Sulawesi Utara : Fakultas
Pertanian Universitas Samaratulangi.
Nurheti, Yuliarti. 2007. Awas! Bahaya Dibalik Lezatnya Makanan. Yogyakarta :
Andi.
Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT RINEKA CIPTA.
Sudjadi. 2012. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Tarwodjo, C.S. 1989. Dasar-Dasar Gizi Kulier. PT. Jakarta : Gramedia.
Winarno, F.G. 1997. Keamanan Pangan. Bogor : IPB.
24
Widjojo A, Marsum. 1994. Sistem Pelayanan Secara International Minuman
Alcoholik dan Non Alcoholic di Restaurant. Yogyakarta : Andi Offset.
Winarno, F.G 1994. Bahan Tambahan Untuk Makanan dan Kontaminan. Jakarta :
Pustaka Sinar Harapan.
25
RIWAYAT PENYUSUN
Data Pribadi
Nama : Rudi Hartono
Nim : 10.72.12019
Tempat dan Tanggal Lahir : Montallat II, 5 Agustus 1992
Alamat : Hendrik Timang Montallat II, RT I
Nama Ayah : H. ASMUNI
Nama Ibu : HJ. LAMSIAH
Riwayat Pendidikan
SD : SDN Negeri 2 Montallat II
SLTP / Sederajat : SMP Negeri 2 Montallat II
SLTA / Sederajat : SMK Negeri 2 Muara Teweh
Mulai mengikuti perkulihan di program studi Analis Kesehatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangka Raya pada tahun 2010 dan pada
bulan Januari 2014 mengikuti ujian Karya Tulis Ilmiah Sebagai tugas akhir dengan
judul “Identifikasi Siklamat Pada Minuman Jajanan Yang ada Di Kawasan
Pendidikan Kota Palangka Raya “.
26
Lampiran 5.2. Data penjualan minuman berdasarkan Lokasi pengambilan,
nama sampel, waktu pengambilan sampel yang diambil, dan
hasil.
No Lokasi Nama
Sampel
Waktu
Pengambilan Hasil
1 Jln. R.A. KARTINI TEH ES 08.30 Positif
2 Jln. R.A. KARTINI TEH PANAS 08.35 Negatif
3 Jln.R.A. KARTINI TEH ES 08.40 Negatif
4 Jln. AIS. NASUTION ES CENDOL 09.00 Positif
5 Jln. AIS. NASUTION TEH POCCI 09.11 Negatif
6 Jln. MANTIKEY ES KELAPA 0915 Positif
7 Jln. MANTIKEY TEH ES 09.20 Positif
8 Jln. MANTIKEY TEH ES 09.30 Negatif
9 Jln. MANTIKEY ES JOVAN 09.40 Positif
10 Jln. K.S. TUBUN TEH ES 08.40 Negatif
11 Jln. K.S. TUBUN TEH ES 08.43 Negatif
12 Jln. K.S. TUBUN TEH ES 08.50 Negatif
27
Lampiran 5.3. Jenis BTP Pemanis Buatan beserta Nilai Kalori dan ADI
No
Jenis BTP
Pemanis
Buatan
Nilai Kalori ADI*
Mg/kg BB Kka
l/g KJ/g
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Alitam
Asesulfam-K
Aspartam
Isomalt
Laktitol
Maltitol
Manitol
Neotam
Sakarin
Siklamat
Silitol
Sorbitol
Sukralosa
1,4
0
0,4
≥2
2
2,1
1,6
0
0
0
2,4
2,6
0
5,85
0
1,67
≥8,36
8,36
8,78
6,69
0
0
0
10,03
10,87
0
0,34
15
50
tidak dinyatakan karena termasuk
Generally Recognized as Safe
(GRAS)
tidak dinyatakan karena termasuk
GRAS
tidak dinyatakan karena termasuk
GRAS
tidak dinyatakan karena termasuk
GRAS
2
5
11
tidak dinyatakan karena termasuk
GRAS
tidak dinyatakan karena termasuk
GRAS
15
SNI 01-6993-2004
28
Lampiran 5.4 Cara Penimbangan dan Pembuatan Pereaksi
1. Pembuatan HCl 10 % (Asam Klorida) dalam 100 ml air
Dengan sediaan yang ada 25 %
. = .
25 % . = 10 .100
=
= 40 ml
2. Pembuatan BaC 10 % (Barium klorida) dalam 100 ml air
Berat barium klorida 10 g (10,0036 g) dalam 100 ml air
3. Pembuatan NaN 10 % (Natrium nitrit) dalam 100 ml air
Berat natrium nitrit 10 g (10,0040) dalam 100 ml air
29
Lampiran 5.5. Skema Kerja
1. Uji pengendapan
100 ml sampel
-masukkan kedalam erlenmeyer
tambahkan 10 ml larutan HCl 10 %
tambahkan 10 ml larutan BaC 10 %
- biarkan selama 30 menit
-saring dengan kertas whatman 42
tambahkan 10 ml larutan NaN 10 %
-Panaskan diatas pemanas hot plate
Hasil
Identifikasi diperoleh sekitar 20-30 menit setelah dipanaskan, jika
terdapat endapan berwarna putih berarti sampel menggandung siklamat
30
Lampiran 5.6 Gambar pereaksi
Gambar larutan pereaksi HCl, BaC ,
NaN 10 %
Gambar Natrium Siklamat
Pereaksi HCl
Pereaksi BaC
NaN
31
Lampiran 5.7 Gambar kontrol Positif kontrol Negatif
Kontrol Positif dan Kontrol Negatif
32
Lampiran 5.8 Hasil Penelitian
Penelitian pertama Penyaringan setelah proses penambahan HCl 10 % dan BaCl
10 %.
Proses memanaskan setelah di Hasil pada sampel I setelah dipanaskan
tambahkan BaCl 10 %
33
Sampel II setelah dipanaskan Sampel III setelah dipanaskan
Sampel IV setelah dipanaskan Sampel sampel V setelah dipanaskan
34
Sampel VI setelah dipanaskan Sampel VII setelah dipanaskan
Sampel VIII setelah dipanaskan Sampel IX setelah dipanaskan
35
Sampel X setelah dipanaskan Sampel XI setelah dipanaskan
Sampel XII setelah dipanaskan
Recommended