View
240
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
HUBUNGAN PENDAPATAN KELUARGA DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGANKEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUUWATU
KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2018
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Terapan Kebidanan
Disusun Oleh:
SITI KHADIJA PRATIWI NIM: P00312014034
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI PRODI D IV JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2018
ii
iii
iv
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Penulis
Nama : Siti Khadija Pratiwi
Tempat/Tanggal Lahir : Buton, 26 Januari 1997
Jenis kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Buton/Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jl. Transmina Blok B No. 38 Kelurahan
Lapulu, Kecamatan Abeli, Kota Kendari
B. Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri 2 Katobengke Tamat Tahun 2008
2. SMP Negeri 4 Baubau Tamat Tahun 2011
3. SMA Negeri 2 Baubau Tamat Tahun 2014
4. Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Kebidanan Prodi DIV Tahun
2014 Sampai Sekarang.
v
ABSTRAK
HUBUNGAN PENDAPATAN KELUARGA DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK)
PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUUWATU KOTAKENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2018
Siti Khadija Pratiwi1,Halijah2, Aswita3
Latar Belakang: Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas
Puuwatu Kota Kendari, pada tahun 2017 terdapat 46 ibu hamil mengalami kekurangan energi kronik dari jumlah 168 ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Puuwatu Kota Kendari atau sebesar 27.3% ibu hamil mengalami KEK. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui Hubungan Pendapatan Keluarga dan Tingkat
Pendidikan ibu dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018 Metode Penelitian:Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan desain cross sectional study. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di wilayah kerja Puskesmas Puuwatu. Untuk menentukan sampel maka digunakan teknik accidental sampling, sehingga jumlah sampel yang digunakan sebanyak 55 orang responden. Analisis data menggunakan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05). Hasil Penelitian: Menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pendapatan
keluarga dan kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil (p=0,003) dan tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil (p=0,418) Saran: Diharapkan memberikan penyuluhan kepada ibu hamil supaya lebih
memperhatikan kesehatan dan konsumsi makanan yang bergizi selama hamil serta diadakan lintas sektor antara pemerintah dengan Dinas Kesehatan untuk melakukan pemeriksaan terhadap ibu hamil agar dapat melakukan tindakan pencegahan terhadap ibu hamil yang berisiko Kekurangan Energi Kronik (KEK).
Kata Kunci : Pendapatan Keluarga, Pendidikan, Ibu hamil, Kekurangan Energi
Kronik (KEK)
1. Mahasiswa Prodi DIV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari 2. Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari 3. Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari
vi
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP OF FAMILY INCOME AND MATERNAL EDUCATION LEVEL WITH CHRONIC ENERGY DEFICIENCY EVENTS (KEK) IN PREGNANT WOMEN
IN THE WORKING AREA OF PUUWATU HEALTH CENTER KENDARI CITY SOUTHEAST SULAWESI PROVINCE IN 2018
Siti Khadija Pratiwi1,Halijah2, Aswita3
Background: Based on a preliminary study conducted at the Puuwatu Health
Center in Kendari City, in 2017 there were 46 pregnant women experiencing chronic energy deficiency from the number of 168 pregnant women who visited Puuwatu Health Center in Kendari City or 27.3% of pregnant women experiencing SEZ. Research Objectives: To determine the relationship of family income and maternal
education level with chronic energy deficiency events (KEK) in pregnant women in the working area of Puuwatu Health Center Kendari City, Southeast Sulawesi Province in 2018 Research Method: This type of research is an analytical survey with a cross
sectional study design. The sample in this study were pregnant women who examined their pregnancies in the working area of Puuwatu Health Center. To determine the sample, accidental sampling technique was used, so that the number of samples used was 55 respondents. Data analysis used chi-square test with a 95% confidence level (α = 0.05). Results: Shows that there is a relationship between family income and the incidence
of Chronic Energy Deficiency (KEK) in pregnant women (p = 0.003) and there is no relationship between maternal education level with the incidence of Chronic Energy Deficiency (KEK) in pregnant women (p = 0.418) Suggestion: It is expected to provide counseling to pregnant women to pay more
attention to the health and consumption of nutritious foods during pregnancy and to be carried out across sectors between the government and the Health Office to conduct an examination of pregnant women in order to take preventive measures against pregnant women at risk of Chronic Energy Deficiency (KEK) . Keywords: Family Income, Education, Pregnant Women, Chronic Energy Deficiency
(KEK)
1. Students of the Diploma IV Study Program of Midwifery at the Health Polytechnic of Kendari
2. Midwifery Department Lecturer at the Health Polytechnic of Kendari 3. Midwifery Department Lecturer at the Health Polytechnic of Kendari
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi yang berjudul “Hubungan Pendapatan Keluarga dan Tingkat
Pendidikan Ibudengan Kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2018”.
Penulis menghaturkan terima kasih kepada Ibu Halijah, SKM, M.Kes
selaku Pembimbing I dan Ibu Aswita, S.Si.T, MPH selaku Pembimbing II yang
dengan penuh keikhlasan memberikan motivasi dan bimbingan dalam proses
penyusunan Skripsi ini.
Proses penulisan Skripsi ini telah melewati perjalanan panjang dalam
penyusunannya yang tentunya tidak lepas dari bantuan moril dan materil
pihak lain. Karena itu sudah sepatutnya penulis dengan segala kerendahan
hati menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari
2. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Kendari
3. Ibu Hasmia Naningsi, SST, M.Keb selaku Ketua Prodi DIV Kebidanan
Poltekkes kemenkes kendari
viii
4. Ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku penguji 1, Ibu Melania Asi, S.Si.T,
M.Kes selaku penguji 2, dan IbuHj. Sitti Zaenab, SKM, SST, M.Keb
selaku penguji 3 yang telah banyak memberikan masukan dalam
penulisan Skripsi ini
5. Seluruh dosen pengajar dan staf Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Kendari
6. drg. Hj. Fauziah, M. Kesselaku Kepala Puskesmas Puuwatu yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di Puskesmas Puuwatu
Kota Kendari.
7. Penulis menyampaikan rasa terima kasih yang teristimewa dan penuh
rasa hormat kepada ayahanda Muh. Aba Daa, S.Pd dan ibunda Ralia,
SE, saudara-saudara, dan seluruh keluarga yang telah memberikan kasih
sayang, doa, dukungan moril dan materil serta segala pengorbanan yang
tidak ternilai dalam mendidik sejak kecil hingga menyelesaikan
pendidikan.
8. Sahabat-sahabat tersayang Ega, Dewi, Ulan, Mbak Ika, Icang, yang
meskipun terpisah oleh jarak selalu memberikan doa, semangat, dan
dukungan kepada penulis selama studi.
9. Sahabat-sahabat Starbucks (Isyraq, Eka, Mika, Wiwi, Kak Fira, Isra,
Ajeng, Fitri), serta teman-teman DIV Kebidanan2014 yang tidak bisa di
sebutkan satu persatu, penulis sangat bersyukur dapat menjalani proses
studi ini bersama kalian.
ix
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih terdapat kekurangan dan
kekeliruan, karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif sangat penulis
harapkan. Demikian Skripsi ini disusun, semoga bermanfaat bagi semua
pihak yang membacanya.
Kendari, Juli 2018
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul ..................................................................................... i
Halaman Persetujuan .......................................................................... ii
Halaman Pengesahan ......................................................................... iii
Biodata ................................................................................................. iv
Abstrak ................................................................................................. v
Abstract ................................................................................................ vi
Kata pengantar .................................................................................... vii
Datar isi ................................................................................................ x
Daftar Tabel ......................................................................................... xii
Daftar Gambar ..................................................................................... xiii
Daftar Lampiran ................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian....................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian..................................................................... 6
E. Keaslian Penelitian .................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka ......................................................................... 9
B. Landasan Teori ......................................................................... 30
C. Kerangka Teori .......................................................................... 34
D. Hipotesis Penelitian ................................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ......................................................................... 37
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 38
C. Populasi dan Sampel ................................................................ 38
D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif .................................. 39
xi
E. Instrumen Data .......................................................................... 40
F. Jenis dan Cara Pengambilan Data ............................................ 41
G. Pengolahan ............................................................................... 41
H. Analisis Data ............................................................................. 42
I. Penyajian Data .......................................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ........................................ 45
B. Hasil Penelitian ......................................................................... 46
C. Pembahasan ............................................................................. 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................... 56
B. Saran ......................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan
Keluarga
45
4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan
Terakhir
46
4.3 Distribusi Responden Berdasarkan kejadian
Kekurangan Energi Kronis (KEK)
47
4.4 Hasil analisis hubungan pendapatan keluarga
dengan kejadian Kekurangan Energi Kronik
(KEK) pada ibu hamil
48
4.5 Hasil analisis hubungan pendidikan ibu dengan
kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada
ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Puuwatu
tahun 2018.
49
xiii
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
2.1 Kerangka Fikir 33
2.2 Kerangka Konsep 34
3.1 Kerangka Cross Sectional 36
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran
1. Informed Consent
2. Kuesioner Penelitian
3. Master Tabel Penelitian
4. Hasil Analisa Statistik Menggunakan SPSS
6. Surat Izin Pengambilan Data Awal Penelitian
7. Surat Izin Penelitian oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara
8. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
oleh Puskesmas Puuwatu
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kehamilan adalah masa dimana seseorang wanita telah berhenti
Menstruasi untuk beberapa waktu hingga proses persalinan usai. Hal
tersebut terjadi selama 9 bulan atau sekitar 40 minggu atau 280 hari.
Pada saat masa kehamilan terjadilah perubahan fisik, psikologis dan
perubahan bentuk tubuh secara anatomis, fisiologis maupun biokimiawi
(Istiany dan Rusilanti, 2013).
Kekurangan energi kronik (KEK) yaitu keadaan ibu hamil yang
menderita kekurangan makanan yang berlangsung lama (kronik) dengan
berbagai timbulnya gangguan kesehatan pada ibu hamil (Sayogo, 2007).
Sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi
khususnya adalah gizi kurang seperti kurang energi kronik dan anemia
gizi (Mochtar, 2007).
Di Indonesia banyak terjadi kasus KEK (Kekurangan Energi Kronis)
terutama disebabkan karena ketidakseimbangan asupan gizi, sehingga
zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Hal tersebut
mengakibatkan pertumbuhan tubuh baik fisik ataupun mental tidak
sempurna seperti yang seharusnya. Banyak anak yang bertubuh sangat
kurus akibat kekurangan gizi atau sering disebut gizi buruk. Jika sudah
terlalu lama maka akan terjadi KEK (Chinue, 2009).
2
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dalam
derajat kesehatan masyarakat.AKI menggambarkan jumlah wanita yang
meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan
selama masa kehamilan sehingga hal ini menjadi masalah yang besar di
Indonesia. AKI di Indonesia menurut Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2012 sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup,
meningkat dibandingkan hasil SDKI tahun 2007 sebesar 228 per 100.000
kelahiran hidup (Badan Pusat Statistik, 2013).
Menurut Profil Kesehatan Sultra (2016) data angka kematian ibu per
100.000 kelahiran hidup di provinsi Sulawei Tenggara yaitu tahun 2014
sebanyak 205 kematian/100.000 kelahiran hidup, tahun 2015 sebanyak
131 kematian/100.000 kelahiran hidup, dan tahun 2016 sebanyak 149
kematian/100.000 kelahiran hidup (Dinkes Sultra, 2017).
Penyebab langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi pada saat
persalinan dan segera setelah persalinan (SKRT, 2001).Penyebab
langsung kematian ibu adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%), dan
infeksi (11%). Penyebab tidak langsung kematian ibu antara lain
Kekurangan Energi Kronis/KEK pada kehamilan (37%) dan anemia pada
kehamilan (40%) (Depkes RI, 2010).
Lingkar lengan atas (LILA) adalah jenis pemeriksaan antropometri
yang digunakan untuk mengukur Resiko Kekurangan Energi Kronis (KEK)
pada wanita usia subur (WUS) yang meliputi remaja, ibu hamil, ibu
3
menyusui dan pasangan usia subur (PUS). Sedangkan ambang batas
LILA pada WUS dengan resiko KEK adalah 23,5 cm dan apabila kurang
dari 23,5 cm wanita tersebut mengalami resiko Kekurangan Energi kronis
(KEK) (Supariasa, 2012).
Ibu hamil yang mengalami resiko kekurangan energi kronik (KEK)
akan menimbulkan beberapa permasalahan, baik pada ibu maupun janin.
KEK pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu
antara lain adalah : anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah
secara normal, dan terkena penyakit infeksi. Sedangkan Pengaruh KEK
terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan
lama, persalinan sebelum waktunya (prematur), pendarahan setelah
persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat. KEK
ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat
menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal,
cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intrapartum (mati dalam
kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) (Waryono,
2010).
Faktor faktor yang berhubungan dengan KEK pada ibu hamil
diantaranya adalah keadaan sosial ekonomi yang mengakibatkan
rendahnya pendidikan, jarak kelahiran yang terlalu dekat menyebabkan
buruknya status gizi pada ibu hamil, banyaknya bayi yang dilahirkan
(paritas), usia kehamilan pertama yang terlalu muda atau masih remaja
4
dan pekerjaan yang biasanya memiliki status gizi lebih rendah apabila
tidak di imbangi dengan asupan makanan dalam jumlah yang cukup
(Istiany dan Rusilanti, 2013).
Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007,
prevalensi Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil di Indonesia
yang dinilai jika Lingkar Lengan Atas (LILA) <23,5 cm sebesar 31,3% ibu
hamil dan data Riskesdas nasional 2013 meningkat 7,2 % menjadi 38,5 %
ibu hamil yang menderita Kekurangan Energi Kronik (KEK).
Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2013 menunjukkan Persentase risiko KEK di Sulawesi
Tenggara lebih tinggi dari angka nasional (24,2%) yaitu 27,5%. Lima dari
12 kabupaten dengan Persentase risiko KEK di atas angka nasional yaitu
Kota Kendari, Kota Baubau, Kabupaten Buton, Kabupaten Muna, dan
Kabupaten Konawe Utara.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas
Puuwatu Kota Kendari, pada tahun 2017 terdapat 46 ibu hamil mengalami
kekurangan energi kronik dari jumlah 168 ibu hamil yang berkunjung ke
Puskesmas Puuwatu Kota Kendari arau sebesar 27.3% ibu hamil
mengalami KEK.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pendapatan Keluarga dan
Tingkat Pendidikan ibu dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK)
5
pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah “Apakah ada Hubungan Pendapatan Keluarga dan
Tingkat Pendidikan ibu dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK)
pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui Hubungan Pendapatan Keluarga dan Tingkat
Pendidikan ibu dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK)
pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui frekuensi kejadian Kekurangan Energi Kronis
(KEK) pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota
Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018.
b. Untuk mengidentifikasi pendapatan keluarga pada ibu hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2018.
6
c. Untuk mengidentifikasi pendidikan ibu pada ibu hamil di Wilayah
Kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2018.
d. Untuk mengetahui hubungan pendapatan keluarga dengan
kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2018.
e. Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu dengan
kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2018.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai Hubungan Pendapatan Keluarga dan Tingkat Pendidikan
ibu dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil.
2. Manfaat Ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi penelitian
sebelumnya yang berkaitan dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK)
pada ibu hamil.
7
3. Manfaat Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi peneliti terutama mengenai Kekurangan Energi
Kronik (KEK) pada ibu hamil.
E. Keaslian Penelitian
1. Famiarsi Ande (2014), Poltekkes Kemenkes Kendari dengan judul
“Gambaran Faktor-Faktor penyebab terjadinya Kurang Energi Kronik
(KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota
Kendari Ptovinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014”. Jenis penelitian
yang digunakan adalah deskriptif. Jumlah populasi 68 orang. Sampel
adalah semua populasi sebanyak 68 orang. Perbedaan dengan
penelitian ini adalah penggunaan metode penelitian dimana pada
penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dan teknik
pengambilan sampel accidentalsampling sedangkan Famiarsi Ande
menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan teknik pengambilan
sampel total sampling.
2. Anna Marina (2013), Poltekkes Kemenkes Kendari dengan judul
“Identifikasi Ibu Hamil KEK (Kekurangan Energi Kronis) di Puskesmas
Benu-benua Kota Kendari Provinsi Sultra Tahun 2013”. Jenis
penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Jumlah sampel 32 orang
dan menggunakan teknik pengambilan sampel total
sampling.Perbedaan dengan penelitian ini adalah penggunakan
8
metode penelitian dimana pada penelitian ini menggunakan jenis
penelitian survey analitik dengan desain cross sectional study dan
teknik pengambilan sampel accidentalsampling sedangkan Anna
Marina menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan teknik
pengambilan sampel total sampling.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Kekurangan Energi Kronik
a. Pengertian
KEK merupakan salah satu keadaan malnutrisi, malnutrisi
adalah keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara
relative atau absolut satu atau lebih zat gizi (Supariasa, 2002).
KEK adalah keadaan dimana seseorang mengalami
kekurangan gizi (kalori dan protein ) yang berlangsung lama atau
menahun. Dengan ditandai berat badan kurang dari 40 kg atau
tampak kurus dan dengan LILA-nya kurang dari 23,5 cm
(Depkes,1999).
b. Pathogenesis
Proses terjadinya KEK merupakan akibat dari faktor
lingkungan dan faktor manusia yang didukung oleh kekurangan
asupan zat-zat gizi, maka simpanan zat gizi pada tubuh digunakan
untuk memenuhi kebutuhan. Apabila keadaan ini berlangsung lama
maka simpan zat gizi akan habis dan akhirnya terjadi kemerosotan
jaringan.
10
c. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala adalah berat badan kurang dari 40 kg atau
tampak kurus dan LILA kurang dari 23,5cm (Supariasa, 2002).
1) Ukuran Lingkar Lengan Atas
Kategori KEK adalah apabila LILA kurang dari 23,5 cm atau
di bagian merah pita LILA (Supariasa, 2002).
Menurut Depkes RI (1994) didalam buku Supariasa (2002)
pengukuran LILA pada kelompok wanita usia subur (WUS)
adalah salah satu deteksi dini yang mudah dan dapat
dilaksanakan masyarakat awam, untuk mengetahui kelompok
beresiko KEK. Wanita usia subur adalah wanita usia 15-45
tahun. LILA adalah suatu cara untuk mengetahui resiko KEK.
2) Tujuanpengukuran LILA
Tujuan pengukuran LILA adalah mencakup masalah WUS
baik pada ibu hamil maupun calon ibu, masyarakat umum dan
peran petugas lintas sektoral. Adapun tujuan tersebut adalah :
a) Mengetahui resiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon
ibu, untuk menapis wanita yang mempunyai resiko
melahirkan bayi berat lahir rendah.
b) Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar
lebih berperan dalam pencegahan dan penanggulangan
KEK.
11
c) Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat
dengan tujuan meningkatakan kesejahteraan ibu dan anak.
d) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran
WUS yang menderita KEK.
e) Meningkatkan peran dalam upaya perbaikan gizi WUS yang
menderita KEK.
3) Ambang Batas
Ambang batas LILA pada WUS dengan resiko KEK di
Indonesia adalah 23,5cm, apabila ukuran LILA kurang dari
23,5cm atau dibagian merah pita LILA, artinya wanita tersebut
mempunyai resiko KEK, dan diperkirakan akan melahirkan
berat bayi lahir rendah (BBLR). BBLR mempunyai resiko
kematian, kurang gizi, gangguan pertumbuhan dan gangguan
perkembangan anak (Supariasa, 2002).
4) Cara Mengukur LILA
Pengukuran LILA dilakukan melalui urutan–urutan yang
telah ditetapkan. Ada 7 urutan pengukuran LILA (Supariasa,
2002) yaitu:
a) Tetapkan posisi bahu dan siku.
b) Letakkan pita antara bahu dan siku.
c) Tentukan titik tengah lengan.
d) Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan.
12
e) Pita jangan terlalu dekat.
f) Pita jangan terlalu longgar
5) Cara pembacaan skala yang benar
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran LILA
adalah pengukuran dilakukan dibagian tengah antara bahu dan
siku lengan kiri (kecuali orang kidal kita ukur lengan
kanan).Lengan harus posisi bebas, lengan baju dan otot lengan
dalam keadaan tidak tegang atau kencang dan alat ukur dalam
keadaan baik.
d. Pengaruh KEK
Kurang energi kronik pada saat kehamilan dapat berakibat
pada ibu maupun pada janin yang dikandungnya (Waryono, 2010).
1) Terhadap ibu : dapat menyebabkan resiko dan komplikasi
antara lain : anemia, perdarahan, berat badan tidak bertambah
secara normal dan terkena penyakit infeksi.
2) Terhadap persalinan : pengaruhnya pada persalinan dapat
mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum
waktunya (premature), perdarahan.
3) Terhadap janin : menimbulkan keguguran/abortus, bayi lahir
mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, bayi
dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
13
e. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kurang Energi Kronis
1) Faktor sosial ekonomi
Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan
seseorang adalah tingkat sosial ekonimi (FKM UI, 2007).
Ekonomi seseorang berpengaruh dalam pemilihan makanan
yang akan dikonsumsi sehari-harinya. Seseorang dengan
ekonomi yang tinggi kemudian hamil maka kemungkinan besar
sekali gizi yang dibutuhkan tercukupi ditambah lagi adanya
pemeriksaan membuat gizi ibu hamil semakin terpantau.Sosial
ekonomi merupakan gambaran tingkat kehidupan seseorang
dalam masyarakat yang ditentukan dengan variabel
pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan, karena ini dapat
mempengaruhi aspek kehidupan termasuk pemeliharaan
kesehatan. (Notoatmodjo, 2007)
a) Pendapatan keluarga
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
pendapatan adalah hasil kerja (usaha) sehubungan dengan
penghasilan. Semakin rendahnya pendapatan keluarga
maka semakin kurang kemampuan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan ibu akan gizi dan pelayanan
kesehatan pada masa kehamilannya. Keluarga akan
kesulitan untuk memenuhi kebutuhan asupan gizi tambahan
14
bagi ibu dan janin yang dikandungnya. Hal ini
akanmempengaruhi status gizi ibu dan memperbesar
kemungkinan terjadinya KEK pada ibu hamil. Penerimaan
baik berupa uang maupun barang, baik dari pihak lain
maupun pihak sendiri dari pekerjaan atau aktifitas yang kita
lakukan dan dengan dinilai sebuah uang atas harga yang
berlaku pada saat ini. Pendapatan seseorang dapat
dikatakan meningkat apabila kebutuhan pokok seseorang
pun akan meningkat. Suatu kegiatan yang dilakukan untuk
menafkahi diri dan keluarganya dimana pekerjaan tersebut
tidak ada yang mengatur dan dia bebas karena tidak ada
etika yang mengatur.
Menurut Joyomartono (2004), faktor ekonomi
berhubungan dengan tingkat pendapatan atau daya beli
seseorang atau sekelompok dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya, tingkat ekonomi suatu keluarga sebaiknya
mencukupi atau seimbang dengan jumlah kebutuhan
anggota keluarga yang menjadi bebannya. Tingkat ekonomi
rendah membuat daya beli masyarakat juga rendah,
keadaan ini sering disebut keluarga prasejahtera.
Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan
antara lain tergantung pada besar kecilnya pendapatan
15
keluarga, harga bahan makanan itu sendiri, serta tingkat
pengelolaan sumber daya lahan dan pekarangan. Keluarga
dengan pendapatan terbatas kemungkinan besar akan
kurang dalam memenuhi kebutuhan akan makanannya
terutama untuk memenuhi kebutuhan gizi dalam tubuhnya.
Tingkat pendapatan dapat menentukan pola
makan.Pendapatan merupakan faktor yang paling
menentukan kualitas dan kuantitas hidangan. Semakin
banyak mempunyai uang berarti semakin baik makanan
yang diperoleh dengan kata lain semakin tinggi penghasilan,
semakin besar pula presentase dari penghasilan tersebut
untuk membeli buah, sayuran, dan beberapa jenis bahan
makanan lainnya.
b) Pendidikan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata
laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan. Pendidikan ibu adalah pendidikan formal ibu
terakhir yang ditamatkan dan mempunyai ijazah dengan
klasifikasi tamat SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi dan
diukur dengan cara dikelompokkan dan dipresentasikan
dalam masing-masing klasifikasi. Faktor pendidikan
16
mempengaruhi pola makan ibu hamil, tingkat pendidikan
yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan atau informasi
tentang gizi yang dimiliki lebih baik sehingga bisa memenuhi
tingkat pengetahuan ibu akan pentingnya manfaat gizi bagi
ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Pendidikan yang
rendah akan membuat ibu kurang memperhatikan status
kesehatannya, dibandingkan ibu yang memiliki tingkat
pendidikan yang lebih tinggi, sehingga kemungkinan untuk
terjadinya KEK pada ibu dengan pendidikan yang rendah
akan lebih tinggi.
c) Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu perbuatan atau melakukan
sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah guna untuk
kehidupan. Ibu yang sedang hamil harus mengurangi beban
kerja yang terlalu berat karena akan memberikan dampak
kurang baik terhadap kehamilannya. Risiko-risiko yang
berhubungan dengan pekerjaan selama kehamilan
termasuk:
(1) Berdiri lebih dari 3 jam sehari
Bekerja pada mesin pabrik terutama jika terjadi banyak
getaran atau membutuhkan upaya yang besar untuk
mengoperasikannya.
17
(2) Jam kerja yang panjang
Kriteria pekerjaan dapat dibedakan menjadi
buruh/pegawai tidak tetap, swasta, PNS/ABRI, dan tidak
bekerja/ibu rumah tangga.
2) Faktor biologis
a) Usia ibu hamil
Semakin muda dan semakin tua umur seseorang ibu
yang sedang hamil akan berpengaruh terhadap kebutuhan
gizi yang diperlukan. Umur muda perlu tambahan gizi yang
banyak karena selain digunakan pertumbuhan dan
perkembangan dirinya sendiri, juga harus berbagi dengan
janin yang sedang dikandung.Sedangkan untuk umur tua
perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang
melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal, maka
memerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung
kehamilan yang sedang berlangsung. Sehingga usia yang
paling baik adalah lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35
tahun, dengan diharapkan gizi ibu hamil akan lebih baik.
b) Faktor jarak kelahiran
Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya
kurang dari 2 tahun. Penelitian menunjukkan bahwa keluarga
dapat mengatur jarak antara kelahiran lebih dari 2 tahun maka
18
anak akan memiliki probabilitas hidup lebih baik dan kondisi
anak lebih sehat dibanding anak dengan jarak kelahiran
dibawah 2 tahun. Jarak melahirkan terlalu dekat akan
menyebabkan kualitas janin/anak yang rendah juga akan
merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak memperoleh sempatan
untuk memperbaiki tubuhnya sendiri (ibu memerlukan energi
yang cukup untuk memulihkan keadaan setelah melahirkan
anaknya). Dengan mengandung kembali maka akan
menimbulkan masalah gizi ibu dan janin/bayi berikut yang
dikandung (Baliwati, 2006). Berbagai penelitian membuktikan
bahwa status gizi ibu hamil belum pulih sebelum 2 tahn pasca
persalinan sebelumnya, oleh karena itu belum siap untuk
kehamilan berikutnya.Selain itu, kesehatan fisik dan rahim ibu
yang masih menyusui sengga dapat mempengaruhi KEK
pada ibu hamil.Ibu hamil dengan persalinan terakhir ≥10 tahun
yang lalu seolah-olah menghadapi kehamilan atau persalinan
yang pertama lagi. Apabila asupan gizi ibu tidak terpenuhi
maka akan mempengaruhi KEK pada ibu hamil.
c) Faktor paritas
Paritas (jumlah anak) merupakan keadaan wanita yang
berkaitan dengan jumlah anak yang dilahirkan.Paritas juga
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi
19
ibu hamil. Selain itu, ibu yang sudah memiliki anak lebih dari
dua biasanya kurang memperhatikan kehamilannya
dibandingkan kehamilannya yang pertama, karena ibu
menganggap ia telah memiliki pengalaman dari kehamilannya
sebelumnya sehingga kurang memperhatikan hal-hal yang
dianggapnya tidak terlalu membahayakan bagi diri fan janin
yang dikandungnya. Supariasa (2002) menyatakan bahwa
jarak kelahiran anak yang terlalu dekat dan jumlah anak yang
terlalu banyak akan mempengaruhi asupan zat gizi dalam
keluarga. Paritas merupakan faktor yang sangat berpengaruh
terhadap hasil konsepsi. Perlu diwaspadai karena ibu hamil
dan leahirkan anak 4 kali atau lebih, maka kemungkinan
banyak akan ditemui keadaan kesehatan terganggu, anemia,
dan kurang gizi.
3) Faktor pola konsumsi
Upaya mencapai status gizi masyarakat yang baik atau
optomal dimulai dengan penyediaan pangan yang
cukup.Penyediaan pangan yang cukup diperoleh melalui
produksi pangan dalam negeri yaitu dengan upaya pertanian
dalam menghasilkan bahan makanan pokok, lauk-pauk, sayur-
sayuran, dan buah-buahan (Almatsier, 2003).Pola konsumsi ini
juga dapat mempengaruhi status kesehatan ibu, dimana pola
20
konsumsi yang kurang baik dapat menimbulkan suatu
gangguan kesehatan atau penyakit pada ibu.Penyakit infeksi
dapat bertindak sebagai pemula pada ibu.Penyakit infeksi dapat
bertindak sebagai pemula terjjadinya kurang gizi oleh karena
adanya penyakit.Kaitan penyakit infeksi dengan keadaan gizi
kurang merupakan hubungan timbal balik, yaitu hubungan
sebab akibat.Penyakit infeksi dapat memperburuk keadaan gizi
dan keadaan gizi yang buruk dapat mempermudah infeksi.
(Supariasa, 2002)
4) Faktor perilaku
Faktor perilaku ini terdiri dari kebiasaan yang sering
dilakukan ibu diantaranya yaitu kebiasaan merokok dan
mengonsumsi kafein.Kafein adalah zat kimia yang berasal dari
tanaman yang dapat menstimulasi otak dan sistem
syaraf.Kafein bukan merupakan salah satu zat gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh, karena efek yang ditimbulkan kafein
lebih banyak efek negatif daripada efek positif, salah satunya
adalah gangguan pencernaan. Dengan adanya gangguan
pencernaaan maka akan menghambat penyerapan zat-zat gizi
yang dibutuhkan oleh tubuh dan janin
21
2. Pendapatan
a. Definisi Pendapatan
Pendapatan adalah sejumlah penghasilan yang diperoleh
masyarakat atas prestasi kerjanya dalam periode tertentu, baik
harian, mingguan, bulanan maupun tahunan (Sukirno, 2006).
Rahardja dan Manurung (2008) mengemukakan pendapatan
adalah total penerimaan (uang dan bukan uang) seseorang atau
suatu rumah tangga dalam periode tertentu. Berdasarkan kedua
definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendapatan merupakan
penghasilan yang diterima oleh masyarakat berdasarkan
kinerjanya, baik pendapatan uang maupun bukan uang selama
periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan maupun tahunan.
b. Jenis-Jenis Pendapatan
Rahardja dan Manurung (2008) membagi pendapatan menjadi
tiga bentuk, yaitu:
1) Pendapatan ekonomi
Pendapatan ekonomi adalah pendapatan yang diperoleh
seseorang atau keluarga yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan tanpa mengurangi atau menambah asset bersih.
Pendapatan ekonomi meliputi upah, gaji, pendapatan bunga
deposito, pendapatan transfer dan lain-lain.
22
2) Pendapatan uang
Pendapatan uang adalah sejumlah uang yang diperoleh
seseorang atau keluarga pada suatu periode sebagai balas jasa
terhadap faktor produksi yang diberikan. Misalnya sewa
bangunan, sewa rumah, dan lain sebagainya.
3) Pendapatan personal
Pendapatan personal adalah bagian dari pendapatan
nasional sebagai hak individu-individu dalam perekonomian,
yang merupakan balas jasa terhadap keikutsertaan individu
dalam suatu proses produksi.
c. Sumber-Sumber Pendapatan
Rahardja dan manurung (2008) menyebutkan bahwa terdapat
tiga sumber pendapatan keluarga, yaitu:
1) Gaji dan upah
Pendapatan dari gaji dan upah merupakan pendapatan
sebagai balas jasa yang diterima seseorang atas kesediaannya
menjadi tenaga kerja pada suatu organisasi.
2) Asset produktif
Pendapatan dari asset produktif adalah pendapatan yang
diterima oleh seseorang atas asset yang memberikan
pemasukan sebagai balas jasa atas penggunaannya.
23
3) Pendapatan dari pemerintah
Pendapatan dari pemerintah merupakan penghasilan yang
diperoleh seseorang bukan sebagai balas jasa atas input yang
diberikan.
d. Tingkat Pendapatan
Berdasarkan penggolongannya, Badan Pusat Statistik (BPS,
2014)membedakan pendapatanmenjadi 4 golongan adalah:5
1) Golongan pendapatan sangat tinggi, adalah jika
pendapatanrata-rata lebih dari Rp. 3.500.000,00 per bulan
2) Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-rata
antara Rp. 2.500.000,00 – s/d Rp. 3.500.000,00 per bulan
3) Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-rata
antara Rp. 1.500.000,00 s/d Rp. 2.500.000,00 per bulan
4) Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan rata-rata
1.500.000,00 per bulan
3. Pendidikan
a. Pengertian Pendidikan
Pada umunya orang yang mempunyai pendidikan lebih tinggi,
formal atau nonformal akan mempunyai wawasan yang lebih luas
terutama dalam penghayatan akan arti pentingnya produktivitas.
Tingginya kesadaran akan pentingnya produktivitas, mendorong
tenaga kerja bersangkutan melakukan tindakan produktif. Menurut
24
Siagian (2006) pendidikan adalah keseluruhan prosesteknik dan
metode belajar mengajar dalam rangka mengalihkan suatu
pengetahuandari seseorang kepada orang lain sesuai dengan
standar yangtelah ditetapkan.
Sebagaimana dikemukakan oleh Sedarmayanti (2001) bahwa
melalui pendidikan, seseorang dipersiapkan untuk memiliki bekal
agar siap tahu, mengenal dan mengembangkan metode berpikir
secara sistematik agar dapat memecahkan masalah yang akan
dihadapi dalam kehidupan dikemudian hari.
Dari beberapa definisi tentang pendidikan diatas dapat
disimpulkan bahwa pendidikan adalah segala usaha yang
memajukan timbulnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter) yang
dilakukan untuk menyiapkan peserta didik agar mampu
mengembangkan potensi yang dimiliki secara menyeluruh dalam
memasuki kehidupan dimasa yang akan datang.
b. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh
kegiatan pendidikan.Adalah suatu logis bahwa pendidikan itu harus
dimulai dengan tujuan, yang diasumsikan sebagai nilai. Adapun
tujuan pendidikan terbagi atas empat yang diungkapkan oleh
Tirtarahardja (2005) yaitu :
25
1) Tujuan umum pendidikan nasional yaitu untuk membentuk
manusia pancasila.
2) Tujuan institusional yaitu tujuan yang menjadi tugas dari
lembaga pendidikan tertentu untuk mencapainya.
3) Tujuan kurikuler yaitu tujuan bidang studi atau mata pelajaran.
4) Tujuan instruksional yaitu tujuan materi kurikulum yang berupa
bidang
5) Studi terdiri dari pokok bahasan dan sub pokok bahasan, terdiri
atas tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus.
c. Unsur – Unsur Pendidikan
Menurut Tirtarahardja (2005), proses pendidikan melibatkan
banyak hal yaitu :
1) Subjek yang dibimbing (peserta didik)
2) Orang yang membimbing (pendidik)
3) Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi
edukatif)
4) Kearah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
5) Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)
6) Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode)
7) Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan
pendidikan)
26
d. Pengklasifikasian Pendidikan
Pada hakekatnya pendidikan merupakan proses yang
berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu pendidikan
adalah tanggungjawab bersama antara keluarga, masyarakat dan
pemerintah.Pendidikan menurut pelaksanaannya dibagi menjadi
pendidikan formal/sekolah dan pendidikan non formal/luar sekolah.
Menurut Sistem Pendidikan Nasional (UU Nomor 2 tahun 1989
pasal 10) mengemukakan bahwa pendidikan terbagi atas :
1) Pendidikan persekolahan yang mencakup berbagai jenjang
pendidikan dari tingkat sekolah dasar (SD) sampai perguruan
tinggi.
2) Pendidikan Luar Sekolah terbagi atas :
a) Pendidikan non formal. Mencakup lembaga pendidikan
diluar sekolah, misalnya kursus, seminar, kejar paket A.
b) Pendidikan informal. Mencakup pendidikan keluarga,
masyarakat dan program-program sekolah, misalnya
ceramah diradio atau televisi dan informasi yang mendidik
dalam surat kabar atau majalah.
e. Tingkat Pendidikan
Suprianto (2003) menyatakan bahwa tingkat pendidikan
mempunyai fungsi sebagai penggerak sekaligus pemacu terhadap
27
potensi kemampuan sumberdaya manusia dalam meningkatkan
prestasi kerjanya yang dapat dipupuk melalui program pendidikan,
pengembangan dan pelatihan. Menurut Undang- Undang No.2
tahun 1989 tengtang sisitem Pendidikan Nasional, tingkat atau
jenjang pendidikan di Indonesia adalah:
1) Pendidikan Dasar
Merupakan pendidikan yang lamanya sembilan tahun yang
diselenggarakan selama enam tahun di SD tiga tahun di SLTP
atau satuan pendidikan yang sederajat (Pasal 13).Pendidikan
dasar memberikan bekaldasar yang diperlukan untuk hidup
dalam masyarakat berupa pengembangansikap, pengetahuan
dan ketrampilan dasar.Pendidikan dasar pada
prinsipnyamerupakan pendidikan yang memberikan bekal dasar
bagaimana.kehidupan, baikuntuk pribadi maupun untuk
masyarakat.
2) Pendidikan Menengah
Pendidikan yang diselenggarakan untuk melanjutkan dan
meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik
menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan social,
budaya, dan alam sekitar serta dapat mengembangkan
kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan
28
tinggi. Lama waktu pendidikan menengah adalah tiga tahun
sesudah pendidikan dasar dan diselenggarakan di SLTA atau
satuan pendidikan yang sederajat (pasal 15).
3) Pendidikan Tinggi
Dijalankan setelah pendidikan menengah. Klasifikasi
pendidikan tinggi dijelaskan dalam penjelasan atas Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No.27 tahun 1981 tentang
peralatan fakultas pada Universitas atau Institut Negeri (Sistem
Pendidikan Nasional, 1989), yaitu :
a) Stratum 1 (S1), tahun sarjana diselesaikan dalam waktu
studi minimum (empat ) dan maksimal 7 ( tujuh ) tahun.
b) Stratum 2 (S2), tahap pasca sarjana termasuk spesialis satu
(SP1) diselesaikan dalam waktu studi kurang lebih dua
tahun sesudah S1.
c) Stratum 3 (S3), tahap studi doctor termasuk spesialis dua
(SP2) diselesaikan dalam waktu studi kurang lebih dua
tahun sesudah S2.
d) Stratum nol (S0), Program diploma, terdiri dari berbagai
program terminal dan berorientasi pada kebutuhan
pembangunan nasional :
(1) D1, program diploma yang diselesaikan dalam waktu
studi satu tahun.
29
(2) D2, program diploma (termasuk politeknik) yang
diselesaikan dalam waktu studi dua tahun.
(3) D3, program diploma yang diselesaikan dalam waktu
studi empat tahun.
f. Indikator-Indikator Tingkat Pendidikan
Menurut Tirtarahardja (2005), indikator tingkat pendidikan terdiri
dari :
1) Jenjang pendidikan
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang
akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan.
2) Kesesuaian jurusan
Kesesuaian jurusan adalah sebelum karyawan direkrut terlebih
dahulu perusahaan menganalisis tingkat pendidikan dan
kesesuaian jurusan pendidikan karyawan tersebut agar
nantinya dapat ditempatkan pada posisi jabatan yang sesuai
dengan kualifikasi pendidikan.
3) Kompetensi
Kompetensi adalah pengetahuan, penguasaan terhadap tugas,
keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak.
30
B. Landasan Teori
KEK merupakan salah satu keadaan malnutrisi, malnutrisi adalah
keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara relative atau
absolut satu atau lebih zat gizi (Supariasa, 2002).
KEK adalah keadaan dimana seseorang mengalami kekurangan gizi
(kalori dan protein ) yang berlangsung lama atau menahun. Dengan
ditandai berat badan kurang dari 40 kg atau tampak kurus dan dengan
LILA-nya kurang dari 23,5 cm (Depkes,1999).
Makanan pada ibu hamil sangat penting, karena makanan merupakan
sumber gizi yang dibutuhkan ibu hamil untuk perkembangan janin dan
tubuhnya sendiri.Namun maknan yang dimakan oleh seorang ibu bukan
satu-satunya faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil.Menurut
Supariasa (2002) adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kejadian KEK pada ibu hamil, diantaranya adalah : Faktor langsung
(asupan makanan atau pola konsumsi dan infeksi) dan faktor tidak
langsung (sosial ekonomi yang meliputi pendapatan keluarga, pekerjaan
ibu, pendidikan ibu, pengetahuan ibu, faktor biologis yang meliputi usia
ibu hamil, jarak kehamilan dan faktor perilaku).
Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang
adalah tingkat sosial ekonomi, dalam hal ini adalah daya beli keluarga.
Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan antara lain
tergantung pada besar kecilnya pendapatan keluarga, harga makanan itu
31
sendiri, serta tingkat pengelolaan sumber daya lahan dan pekarangan
(FKM UI, 2007).
Pendapatan adalah penghasilan keluarga dalam satu bulan yang
didapat dari bekerja dalam bentuk nominal dan dikelompokkan dengan
kategori rendah, sedang, dan tinggi.Kemiskinan merupakan bagian dari
status sosial ekonomi yang dapat diartikan sebagai suatu keadaan
dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sesuai dengan taraf
kehidupan kelompoknya dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga,
mental, maupun fisiknya dalam kehidupan tersebut.
Tingkat pendapatan akan mempengaruhi pola kebiasaan makan yang
selanjutnya berperan dalam prioritas penyediaan pangan berdasarkan
nilai ekonomi dan nilai gizinya. Bagi mereka dengan pendapatan yang
sangat rendah hanya dapat memenuhi kebutuhan pangan pokok berupa
sumber karbohidrat yang merupakan pangan prioritas utama.Apabila
tingkat pendapatan meningkat, maka pangan prioritas kedua berupa
sumber protein yang murah dapat dipenuhi.Pada masyarakat yang lebih
mampu lagi, setelah terpenuhi semua kebutuhan pangan dan gizinya,
dapat menginjak pada pangan prioritas terakhir yaitu bahan pangan
komplementer, yang merupakan bahan makanan yang mahal harganya,
dapat berupa hasil hewani dan produknya (Handajani, 1993 dalam Rezky
Amelia 2009).
32
Pendidikan merupakan salah satu ukuran yang digunakan dalam
satatus sosial ekonomi. Pada tingkat pendidikan yang relatif tinggi,
pekerja perempuan lebih mampu memiliki akses terhadap pekerjaan dan
pendapatan yang lebih baik karena proses seleksi yang relatif lebih
terbuka (Sianturi, 2002). Pada umumnya jika tingkat pendapatan naik,
jumlah dan jenis makanan akan membaik pula (Suhardjo, 2002).
Faktor pendidikan mempengaruhi pola makan ibu hamil, tingkat
pendidikan yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan atau informasi
tentang gizi yang dimiliki lebih baik sehingga bisa memenuhi tingkat
pengetahuan ibu akan pentingnya manfaat gizi bagi ibu hamil dan janin
yang dikandungnya (Notoatmodjo, 2007). Pendidikan yang rendah akan
membuat ibu kurang memperhatikan status kesehatannya, dibandingkan
ibu yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi, sehingga
kemungkinan untuk terjadinya KEK pada ibu dengan pendidikan yang
rendah akan lebih tinggi.
Seseorang yang hanya tamat SD (Sekolah Dasar) tentu kurang
mampu menyusun makanan yang memenuhi persyaratan gizi
dibandingkan orang lain yang berpendidikan lebih tinggi. Karena
sekalipun berpendidikan rendah, apabila orang tersebut rajin
mendengarkansiaran televisi dan selalu terut serta dalam penyuluhan
tentang gizi, maka tidak menutupi kemungkinan pengetahuan gizinya
akan lebih baik.
33
Hanya saja memang perlu dipertimbangkan bahwa faktor tingkat
pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap
dan memahami pengetahuan gizi yang mereka peroleh.Hal ini bisa
dijadikan landasan untuk memberikan metode penyuluhan gizi yang
tepat.Dari kepentingan gizi keluarga, pendidikan itu sendiri amat
diperlukan agar seseorang lebih tanggap terhadap adanya maslah gizi
didalam keluarga dan bisa mengambil tindakan secepatnya (Apriadji,
1986 dalam Rezky Amalia, 2009).
34
C. Kerangka Fikir dan Konsep
1. Kerangka Fikir
Gambar 2.1 Kerangka Teori Supariasa, 2002.
1. Faktor langsung
a. Asupan makanan
(pola konsumsi)
b. Infeksi
2. Faktor tidak langsung
a. Sosial ekonomi
1) Pendapatan
keluarga
2) Pekerjaan ibu
3) Pendidikan ibu
4) Pengetahuan ibu
b. Faktor biologis
1) Usia ibu hamil
2) Jarak kehamilan
c. Faktor perilaku
Kekurangan
Energi Kronis
(KEK)
35
2. Kerangka Konsep
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan :
: variabelindependent(bebas)
: variabeldependent (terikat)
Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada
ibu hamil
Pendapatan keluarga
Tingkat pendidikan ibu
36
D. Hipotesis penelitian
1. Pendapatan Keluarga
Ho : tidak ada hubungan pendapatan keluarga dengan
kejadian KEK pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Puuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2018.
Ha : ada hubungan pendapatan keluarga dengan kejadian KEK
pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Puuwatu Kota
Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018.
2. Pendidikan Ibu
Ho : tidak ada hubungan tingkat pendidikan ibu dengan
kejadian KEK pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Puuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2018.
Ha : ada hubungan tingkat pendidikan ibu dengan kejadian
KEK pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Puuwatu
Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan desain cross
sectional study, dimana hubungan antara variabel independen
(pendapatan keluarga dan tingkat pendidikan ibu), dengan variabel
dependen (kejadian KEK pada ibu hamil) diteliti dalam waktu bersamaan.
Pendekatan cross sectional adalah suatu penelitian dimana variabel-
variabelnya diobservasi sekaligus pada waktu yang sama dengan metode
survey melalui observasi dan wawancara (Notoatmodjo, 2010).
Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian Cross Sectional Study
Ibu hamil
Pendapatan
Tinggi
KEKTidak KEK
Rendah
KEKTidak KEK
Pendidikan
Dasar
KEKTidak KEK
Menengah
KEKTidak KEK
Tinggi
KEKTidak KEK
38
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Aprill 2018.
2. Tempat penelitian
Lokasi penelitian yang dipilih yaitu di wilayah kerja Puskesmas
Puuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang
memeriksakan kehamilannya di wilayah kerja Puskesmas Puuwatu
Kota Kendari periode Juli – Desember 2017 sebanyak 124 ibu hamil.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang memeriksakan
kehamilannya di wilayah kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018.
Untuk menentukan sampel maka digunakan teknik accidental
sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel yang dilakukan secara
kebetulan, dimana ibu hamil yang ditemui di Puskesmas Puuwatu Kota
Kendari secara kebetulan ditetapkan sebagai sampel (Arikunto, 2010).
Besar pengambilan sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan
menggunakan rumus:
39
𝑛 =𝑁
1 + (𝑁. 𝑒2 )
Keterangan:
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Standar Error (10%)
Sehingga didapatkan:
𝑛 =𝑁
1 + (𝑁. 𝑒2 )
= 124
1+(124.0,01)
= 124
2.24
= 55
Sehingga jumlah sampel yang digunakan sebanyak 55 orang
responden.
D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Kekurangan Energi Kronis (KEK)
Keadaan dimana seseorang mengalami kekurangan gizi (kalori
dan protein) yang berlangsung lama atau menahun. Dengan ditandai
berat badan kurang dari 40 kg atau tampak kurus dan dengan LILA-
nya kurang dari 23,5 cm (Depkes,1999)
Kriteria objektif:
40
a. KEK bila LILA <23,5 cm
b. Tidak KEK bila LILA ≥23,5 cm (Depkes, 1996)
2. Pendapatan Keluarga
Pendapatan keluarga adalah seluruh penghasilan keluarga, baik
ayah maupun ibu yang digunakan untuk kebutuhan sehari-
hari.Pendapatan diketahui melalui wawancara/kuisioner.
Kriteria objektif:
a. Kategori rendah bila pendapatan <Rp. 2.361.810,- /bulan
b. Kategori tinggi bila pendapatan ≥Rp. 2.361.810,- /bulan (BPS,
2017)
3. Pendidikan
Pendidikan formal terakhir yang sudah ditempuh responden.Dapat
diketahui melalui wawancara/kuisioner.
Kriteria objektif:
a. Pendidikan dasar : SD/MI, SMP/MTS
b. Pendidikan menengah: SMA/MA, SMK/MAK
c. Pendidikan tinggi: Akademi, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut,
universitas (UU Republik Indonesia No. 20 tahun 2003)
E. Instrument penelitian
Instrument dalam penelitian adalah alat-alat untuk pengumpulan data
(Notoadmojo, 2010) alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
berupa pita LILA yang digunakan untuk mengukur Lingkar Lengan Atas
41
pada ibu hamil, kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang telah
disusun dengan baik dimana responden tinggal memberikan jawaban
atau memberikan tanda-tanda tertentu (Notoadmojo, 2010)
F. Jenis dan Cara Pengambilan Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti secara
langsung terhadap sasaran (Azwar, 2007). Data primer diperoleh
dengan cara menanyakan secara langsung kepada responden melalui
kuisioner yang didalamnya terdapat pertanyaan-pertanyaan yang
menyangkut variabel-variabel dalam penelitian yang meliputi aspek
pendapatan keluarga dan pendidikan. Data tentang risiko KEK
diperoleh dengan pengukuran LILA.
2. Data Sekunder
Data Sekunder merupakan data yang tidak diperoleh langsung
atau data yang dikumpulkan oleh kantor/instansi dan sudah dalam
bentuk informasi.Data sekunder dikumpulkan berupa data jumlah ibu
hamil yang tercatat di wilayah kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara serta studi kepustakaan dengan
mengumpulkan buku-buku yang berhubungan dengan penelitian ini.
G. Pengolahan Data
Pengolahan data hasil penelitian dilakukan melalui tahapan sebagai
berikut :
42
1. Editing yaitu tindakan pengecekan data yang telah diperoleh untuk
menghindari kekeliruan kemudian mengalokasikan data tersebut
kedalam bentuk kategori yang telah ditentukan.
2. Coding atau mengodi data. Pemberian kode sangat diperlukan
terutama dalam rangka pengelolaan data-data secara manual
menggunakan kalkulator maupun dengan komputer.
3. Tabulating yaitu hasil pengelompokan data kemudian ditampilkan
secara deskriptif dalam bentuk tabel sebagai bahan informasi dengan
menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Science).
Data yang terkumpul di analisa dalam bentuk statistik
deskriptif.Analisa data dalam penelitian ini meliputi distribusi frekuensi
persentase sehingga dapat diketahui frekuensi atau modus
(terbanyak) tentang tingkat partisipasi responden.
Statistik deskriptif merupakan suatu metode untuk memaparkan
hasil -hasil yang telah dilakukan dalam bentuk statistik yang sederhana
sehingga setiap orang dapat lebih mudah mengerti dan mendapatkan
gambaran yang jelas mengenai hasil penelitian.
H. Analisa Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan computer, yaitu
dengan menggunakan program computer. Adapun analisa data yang
dilakukan adalah:
43
1. Analisis Univariat
Analisis univariat menggambarkan variabel independen
diantaranya pendapaan keluarga dan tingkat pendidikan serta
variabel dependen yaitu Kekurangan Energi Kronis (KEK) dalam
bentuk distribusi frekuensi dengan menggunakan rumus: (Sugiyono,
2011)
𝑝 = 𝑓
𝑛× 100%
Keterangan:
p = Proporsi
f = Jumlah karakteristik dari jumlah penelitian
n = Jumlah sampel
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
variabel dependen dan independen yaitu hubungan pendapatan
keluarga dan tingkat pendidikan dengan kejadian kekurangan energi
kronis (KEK) di wilayah kerja Puskesmas Puuwatu. Tehnik analisis
yang dilakukan yaitu dengan Analisis Chi-Square dan uji korelasi
dengan menggunakan derajat kepercayaan 95% dengan 𝛼 5%,
sehingga jika nilai P (p value) < 0,05, berarti hasil perhitungan statistik
bermakna (signifikan) atau menunjukkan ada hubungan antara
variabel dependen dengan variabel independen, dan apabila nilai p
44
value> 0,05 berarti hasil perhitungan statistik tidak bermakna atau
tidak ada hubungan antara variabel dependen dengan variabel
independen.
Adapun rumus perhitungan Chi-Square adalah sebagai berikut:
(Arikunto, 2010)
𝑥2 = ∑(𝑓0 − 𝑓ℎ)
𝑓ℎ
Keterangan:
x2= Chi-Square
f0 = Frekuensi observasi
fh = Frekuensi harapan
I. Penyajian Data
Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk diagram dan tabel
dengan narasi secukupnya agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai
tujuan yang diinginkan.
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Puskesmas Puuwatu berlokasi di Jln.Prof.Muh.Yamin No. 64 Kel.
Puuwatu, Kecamatan Puuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.
Terbagi atas Ruang Rawat Jalan, Ruang Rawat Inap dan Ruang
Persalinan, dengan luas bangunan 1 Ha.Luas wilayah kerja Puskesmas
Puuwatu yaitu 21,56 km2dengan batas-batas administrasi sebagai berikut
:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Wawombalata
Kecamatan Mandonga.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Lepo-lepo Kecamatan
Baruga.
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Mandonga Kecamatan
Mandonga.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Abeli Sawah Kecamatan
AnggalomoareKabupaten Konawe.
Wilayah kerja Puskesmas Puuwatu meliputi 6 kelurahan
diantaranya :
1. Kelurahan Puuwatu.
2. Kelurahan Watulondo.
3. Kelurahan Tobuuha.
46
4. Kelurahan Punggolaka.
5. Kelurahan Lalodati.
6. Kelurahan Abeli Dalam
B. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
Berikut ini distribusi responden menurut pendapatan keluarga,
tingkat pendidikan ibu, dan kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK)
pada ibu hamil:
a. Pendapatan Keluarga
Pendapatan keluarga adalah seluruh penghasilan keluarga,
baik ayah maupun ibu yang digunakan untuk kebutuhan sehari-
hari.Pendapatan keluarga dibagi menjadi dua yakni kategori
rendah dan kategori tinggi.
Tabel 4.1 Distribusi Responden Menurut Pendapatan Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Tahun 2018.
Pendapatan
Keluarga Frekuensi (n) Persentase (%)
Rendah
Tinggi
30
25
54,5
45,5
Total 55 100
Sumber: Data Primer (diolah), 2018
Tabel di atas menunjukkan dari 55 responden, responden
berada yang pada kategori pendapatan rendah yaitu 30 responden
47
(54,5%), sedangkan responden dengan kategori pendapatan tinggi
yaitu 25 responden (45,5%).
b. Pendidikan
Jenjang pendidikan formal yang ditamatkan oleh
responden (PP No. 47 Tahun 2008 Tentang Wajib Belajar).
pendidikan terbagi menjadi dua yaitu kategori kurang dan kategori
cukup.
Tabel 4.2 Distribusi Responden Menurut Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Tahun 2018.
Pendidikan Frekuensi (n) Persentase (%)
Dasar
Menengah
Tinggi
19
28
8
34,5
51,0
14,5
Total 55 100
Sumber: Data Primer (diolah), 2018
Tabel di atas menunjukkan dari 55 responden, responden
yang berada pada kategori pendidikan dasar yaitu 19 responden
(34,5%), pendidikan menengah yaitu 28 responden (51,0%), dan
responden dengan pendidikan tinggi yaitu 8 responden (14,5%).
c. Kekurangan Energi Kronis (KEK)
Keadaan dimana seseorang mengalami kekurangan gizi
(kalori dan protein) yang berlangsung lama atau menahun. Dengan
48
ditandai berat badan kurang dari 40 kg atau tampak kurus dan
dengan LILA-nya kurang dari 23,5 cm (Depkes,1999). Kekurangan
Energi Kronik (KEK) terbagi menjadi dua yaitu KEK dan tidak KEK.
Tabel 4.3 Distribusi Responden Menurut Kejadian KEK di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Tahun 2018.
Kejadian KEK Frekuensi (n) Persentase (%)
KEK
Tidak KEK
18
37
32,7
67,3
Total 55 100
Sumber: Data Primer (diolah), 2018
Tabel di atas menunjukkan dari 55 responden, 18 responden
mengalami KEK (32,7%), sedangkan responden yanh tidak
mengalami KEK yaitu 37 responden (67,3%).
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat ini akan digunakan untuk mengetahui hubungan
antara variabel bebas dan variabel terikat. Analisis yang digunakan
adalah Chi-Square Test (Uji Chi Kuadrat) dengan confidence interval
(CI) 95% dan tingkat kemaknaan ρ<0,05.
a. Hubungan pendapatan keluarga dengan kejadian Kekurangan
Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil
49
Hubungan pendapatan keluarga dengan kejadian Kekurangan
Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Puuwatu dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4 Hasil analisis hubungan pendapatan keluarga
dengan kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK)
pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Puuwatu
tahun 2018.
Variabel
Pendapatan
Keluarga
Kejadian KEK
n ρvalue KEK Tidak KEK
n % n %
Rendah 15 27,3 15 27,3 30
0,003 Tinggi 3 5,5 22 40,0 25
Total 18 32,7 37 67,3 55
Sumber: Data Primer (diolah), 2018
Hasil penelitian hubun]gan pendapatan keluarga dengan
kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil diperoleh
bahwa dari 30responden berpendapatan rendah, 15 responden
(27,3%)mengalami KEK dan 15 responden (27,3%) tidak
mengalami KEK. Kemudian dari 25 responden yang memiliki
pendapatan tinggi, terdapat 3 responden (5,5%) mengalami KEK
dan 22 responden (40,0%) tidak mengalami KEK.
Hasil analisis statistik menggunakan uji Chi Square diperoleh
hasil dimana pada taraf signifikan α = 0,05, df = 1, nilai ρvalue =
50
0,003 (0,003 < 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti ada
hubungan antara pendapatan dan kejadian KEK pada ibu hamil.
b. Hubungan pendidikan ibu dengan kejadian Kekurangan Energi
Kronik (KEK) pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Puuwatu
Hubungan pendidikan ibu dengan kejadian Kekurangan Energi
Kronik (KEK) pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Puuwatu
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5 Hasil analisis hubungan pendidikan ibu dengan
kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas Puuwatu tahun
2018.
Variabel
Pendidikan ibu
Kejadian KEK
n ρvalue KEK Tidak KEK
n % n %
Dasar 7 12,7 12 21,8 19
0,418 Menengah 10 18,2 18 32,7 28
Tinggi 1 1,8 7 12,7 8
Total 18 32,7 37 67,3 55
Sumber: Data Primer (diolah), 2018
Hasil penelitian hubungan pendidikan ibu dengan kejadian
Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil diperoleh bahwa
dari 19responden dengan tingkat pendidikan dasar, 7 responden
(12,7%)mengalami KEK dan 12 responden (21,8%) tidak
mengalami KEK. Kemudian dari 28 responden dengan tingkat
51
pendidikan menengah, terdapat 10 responden (18,2%) mengalami
KEK dan 18 responden (32,7%) tidak mengalami KEK.
Selanjutnya, dari 8 responden dengan tingkat pendidikan tinggi,
terdapat 1 responden (1,8%) mengalami KEK dan 7 responden
(12,7%) tidak mengalami KEK.
Hasil analisis statistik menggunakan uji Chi Square diperoleh
hasil dimana pada taraf signifikan α = 0,05, df = 2, nilai ρvalue =
0,418 (0,418 > 0,05) maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti tidak
ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dan kejadian KEK
pada ibu hamil.
C. Pembahasan
1. Hubungan pendapatan keluarga dengan kejadian Kekurangan Energi
Kronik (KEK) pada ibu hamil
Pada penelitian ini, tingkat pendapatan dikategorikan menjadi dua,
yaitu rendah apabila pendapatan keluarga ≤Rp. 2.361.810,-/bulan dan
tinggi apabila pendapatan keluarga > Rp 2.361.810,-/bulan. Hasil
univariat menunjukkan bahwa terdapat 54,5% keluarga yang memiliki
pendapatan rendah, dan sisanya sebanyak 45,5% keluarga memiliki
pendapatan yang tinggi.
Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi-
Square Test diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikanantara tingkat pendapatan keluarga dengan
52
kejadian KEK pada ibu hamil di PuskesmasPuuwatu, dengan nilai p =
0,003 (p ≤ 0,05).Responden dalam penelitian ini sebagian besar tidak
bekerja atau hanya sebagai ibu rumah tangga sehingga pendapatan
keluarga hanya berasal dari suami.Pendapatan keluarga per bulan
hanya berasal dari suami rata-rata ≤ UMK Kota Kendari tahun 2018,
yaitu sebesar Rp. 2.361.810,-/bulan.
Pada penelitian ini berdasarkan tabel 4.4, persentase tertinggi
yang mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK) terdapat pada
keluarga berpendapatan rendah. Hal ini ditunjukkan pada Tabel 4.4
bahwa keluarga berpendapatan rendah yang mengalami kejadian
Kekurangan Energi Kronik (KEK) lebih banyak yaitu 27,3% sedangkan
terdapat 5,5% ibu hamil mengalami KEK dengan pendapatan yang
tinggi. Pendapatan keluarga mencerminkan kemampuan masyarakat
dari segi ekonomi dalam memenuhi kebutuhan hidupnya termasuk
kebutuhan kesehatan dan pemenuhan zat gizi.Hal ini pada akhirnya
berpengaruh terhadap kondisi kehamilan ibu (Hasnah, 2011).
Seseorang dengan ekonomi yang tinggi maka kemungkinan besar gizi
yang dibutuhkan akan tercukupi serta adanya pemeriksaan kehamilan
yang membuat gizi ibu semakin terpantau (Asiyah dkk, 2013). Akan
tetapi selain faktor ekonomi, juga terdapat faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi kejadian KEK pada ibu hamil, diantaranya adalah:
asupan makanan atau pola konsumsi, penyakit infeksi, pengetahuan
53
ibu, usia ibu hamil, jarak kehamilan dan faktor perilaku (Supariasa,
2002).
Tingkatan pendapatan menentukan pola makanan apa yang
dibeli, semakin tinggi pendapatan semakin bertambah pula
pengeluaran untuk belanja. Peningkatan pendapatan rumah tangga
terutama bagi kelompok rumah tangga miskin dapat meningkatkan
status gizi, karena peningkatan pendapatan tersebut memungkinkan
mereka mampu membeli pangan berkualitas dan berkuantitas yang
lebih baik.Keadaan ekonomi merupakan factor yang penting dalam
menentukan jumlah dan macam barang atau pangan yang tersedia
dalam rumah tangga. Semakin tinggi pendapatan maka cenderung
pengeluaran total dan pengeluaran pangan semakin tinggi (Mursiyam
dkk, 2008). Dengan demikian pendapatan merupakan faktor yang
paling menentukan kualitas dan kuantitas makanan.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Sadli
(2011), bahwa ada hubungan yang bermakna antara pendapatan
keluarga dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Cibolang
Cirebon, dengan nilai p = 0,001. Berbeda dengan penelitian Johanis
(2011) yang mengatakan bahwa tidak terdapat hubungan anatara
pendapatan dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Kecamatan
Singkil Kota Manado, dengan nilai p = 0,565. Hasil tersebut
menyatakan bahwa walaupun pendapatan keluarga rendah, tetapi
54
mereka memiliki pengetahuan yang cukup tentang makanan bergizi
sehingga terjadi keseimbangan antara masukan makanan dengan
kebutuhan makanan yang diperlukan tubuh.
2. Hubungan tingkat pendidikan ibu dengan dengan kejadian
Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil
Pada penelitian ini, tingkat pendidikan ibu dikategorikan menjadi
tiga, yaitu dasar apabila pendidikan formal terakhir yang ditempuh ibu
adalah SD/MI dan SMP/MTs, menengah apabila pendidikan formal
terakhir yang ditempuh ibu adalah SMA/MA, dan tinggi apabila
pendidikan formal terakhir yang ditempuh ibu adalah akademi,
politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas Hasil univariat
menunjukkan bahwa terdapat 34,5% ibu yang memiliki pendidikan
dasar, 51,0% ibu memiliki tingkat pendidikan menengah, dan sisanya
sebanyak 14,5% ibu memiliki tingkat pendidikan tinggi.
Hasil analisis hubungan pendidikan ibu dengan kejadian
Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil diperoleh bahwa dari
19responden dengan tingkat pendidikan dasar, 7 responden
(12,7%)mengalami KEK dan 12 responden (21,8%) tidak mengalami
KEK. Kemudian dari 28 responden dengan tingkat pendidikan
menengah, terdapat 10 responden (18,2%) mengalami KEK dan 18
responden (32,7%) tidak mengalami KEK. Selanjutnya, dari 8
responden dengan tingkat pendidikan tinggi, terdapat 1 responden
55
(1,8%) mengalami KEK dan 7 responden (12,7%) tidak mengalami
KEK.
Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji
Chi-Square Test diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikanantara tingkat pendidikan ibu
dengan kejadian KEK pada ibu hamil di PuskesmasPuuwatu, dengan
nilai p = 0,418 (p > 0,05). Persentase ibu hamil yang berpendidikan
rendah lebih banyak pada kelompok ibu hamil tidak KEK (21,8%)
dibandingkan ibu hamil KEK (12,7%). Keadaan tersebut menunjukkan
tingkat pendidikan ibu tidak memiliki hubungan bermakna dengan
kejadian KEK. hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Mahirawati (2014) di Kecamatan Kamoning dan Temblengan
Kabupaten Semarang Jawa Timur yang menyatakan bahwa tidak ada
hubungan yang bermakna antara Pendidikan dengan Kekuarangan
Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil, dengan nilai p = 0,134 .
Mahirawati (2014) berpendapat bahwa hal ini dipengaruhi oleh faktor
ekonomi keluarga.Pendidikan ibu hamil tinggi dengan daya beli yang
rendah mengakibatkan kebutuhan gizi ibu selama hamil baik dari segi
kualitas mapun kuantitas belum terpenuhi, akhirnya ibu mengalami
KEK.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penlitian yang dilakukan
Marsedi (2016) di Puskesmas Sei Jang Kecamatan Bukit Bestari
56
Kota Tanjung Pinang, menyatakan tidak ada hubungan yang
bermakna antara Pendidikan dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK)
pada Ibu Hamil, dengan nilan p = 0,561. Penelitian ini tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitrianingsih (2014) di
Puskesmas Tompobulu Kabupaten Gowa menyatakan bahwa ada
hubungan yang bemakna antara pendidikan dengan risiko KEK pada
ibu hamil, dengan p = 0,04 (p ≤ 0.05)
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Mayoritas responden memiliki pendapatan keluarga rendah yaitu
sebanyak 30 orang (54,5%) dan responden yang memiliki
pendapatan keluarga tinggi yaitu sebanyak 25 orang (45,5%).
2. Mayoritas responden memiliki tingkat pendidikan menengah yaitu
sebanyak 28 orang (50,9%) dan paling sedikit 8 responden (14,5%)
yang memiliki tingkat pendidikan tinggi.
3. Mayoritas responden tidak mengalami KEK yaitu sebanyak 37 orang
(67,3%) dan 18 orang (32,7%) responden mengalami KEK.
4. Ada hubungan pendapatan keluarga dengan kejadian KEK pada ibu
hamil dimana pada uji Chi Square diperoleh nilai ρvalue = 0,003.
5. Tidak Ada hubungan tingkat pendidikan ibu dengan kejadian KEK
pada ibu hamil dimana pada uji Chi Square diperoleh nilai ρvalue =
0,418.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian maka diharapkan:
1. Bagi tempat penelitian (puskesmas)
Diharapkan memberikan penyuluhan kepada ibu hamil supaya lebih
memperhatikan kesehatan dan konsumsi makanan yang bergizii
58
selama hamil serta diadakan lintas sektor antara pemerintah dengan
Dinas Kesehatan untuk melakukan pemeriksaan terhadap ibu hamil
agar dapat melakukan tindakan pencegahan terhadap ibu hamil yang
berisiko Kekurangan Energi Kronik (KEK).
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan bagi ibu hamil agar dapat memperhatikan dan memenuhi
kebutuhan gizinya, agar terhindar dari Kekurangan Energi Kronik
(KEK) dan aktif dalam mencari informasi dan banyak bertanya yang
lebih paham tentang kesehatan khususnya terkait masalah KEK.
3. Bagi Peneliti Lain
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam mengenai
faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu hamil
Kekurangan Energi Kronik (KEK) yang diteliti dapat diobservasi, agar
hasil penelitian yang didapatkan menjadi lebih baik.
59
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi.Revisi).Jakarta : Rineka Cipta.
Asiyah Nor, Aisyah Susanti, Rusnoto. 2013. Budaya Pantang Makan, Status Ekonomi, dan Pengetahuan Zat Gizi Ibu Hamil Pada Ibu Hamil Trimester III dengan Status Gizi.Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (https://scholar.google.co.id/scholar?q=budaya+pantang+makan,+status+ekonomi,+dan+pengetahuan+zat+gizi&hl=en&as diakses tanggal 3 Agustus 2018)
Azwar, S. 2007. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Balitbang Kemenkes RI. 2007. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS.Jakarta:
Balitbang Kemenkes RI . 2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI
. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS.Jakarta: Balitbang Kemenkes RI
Badan Pusat Statistik. 2014. Berita Resmi Statistik: Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2014.BPS. Jakarta.
. 2017. Kementerian Ketenagakerjaan Indonesia: Jakarta
. 2013. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012.BPS – BKKBN – Depkes – ORC Macro Calverton (USA). Jakarta:SDKI 2012.
Baliwati, Y. F. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi, Cetakan I. Jakarta: Penerbit. Swadaya.
Banurea, Tanti, Mohammad Sadli. 2011. Hubungan Pengetahuan, Penghasilan Keluarga dan Budaya Dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis Pada Ibu Hamil. Jurnal Kesehatan. (http://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/Nutrie/article/view/143 Diakses tanggal 7 Juli 2018)
Chinue. C. 2009. Kekurangan Energi Kronik (KEK). (http://chinue.wordpress.com/2009/03/14/makalah-KEK. diakses tanggal 6 Januari 2018)
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat .Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
60
Depkes RI. 1996. Pedoman Praktis Pemantauan Gizi Orang Dewasa. Jakarta: Depkes RI
. 1999. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010. Jakarta: Depkes RI
. 2001. Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT). Jakarta: Depkes RI
. 2010. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI. Dinkes Provinsi Sultra. 2017. Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016.
Kendari: Dinkes Sultra Fitrianingsih.2014. Hubungan Pola Makan dan Status Sosial Ekonomi
Dengan Kejadian Kekurangan Energy Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil di Puskesmas Tompobulu Kabupaten Gowa Tahun 2014.Skripsi.(http://repository.uin-alauddin.ac.id/1694/1/fitrianingsih.pdf diakses tanggal 7 Juli 2018)
Hasnah.2011. Mari Beraksi Sebelum Terjadi Reaksi dalam Menurunkan Tingkat Kesakitan dan Kematian Ibu di Indonesia.Alauddin University Press.
Istiany, Ari&Rusilanti.2013.Gizi Terapan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Johanis A. N. & Aaltje E. M. 2011.Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Dengan
Kurang Energy Kronik Pada Ibu Hamil Di Kelurahan Kombos Barat Kecamatan Singkil Kota Manado. Jurnal Kesehatan. (Diakses pada tanggal 7 Juli 2018)
Joyomartono, Mulyono.2004. Pengantar Antropologi Kesehatan. Semarang: UNNES. P ress.
Kristiyanasari, Weni. 2010. Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika. Mahirawati, Vita Kartika. 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Kekurangan Energi Kronis pada Ibu Hamil di Kecamatan Kamoning dan Temblengan, Kabupaten Sampang, Jawa Timur. Jurnal Kesehatan (http://media.nelti.com/media/publications/20898-ID-related-factors-of-chronic-energy-deficiecy-at-pregnant-woman-in-kamoning-and-t.pdf diakses pada tanggal 7 Juli 2018)
Marsedi, Gotri, Laksmi Widajanti, Ronny Aruben. 2016. Hubungan Sosisal Ekonomi dan Asupan Zat Gizi dengan Kejadian Kurang Energi Kronik (KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Sei Jang Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjung Pinang Tahun 2016. Jurnal Kesehatan (http://media.nelti.com/media.publications/163201-ID-hubungan-sosial-ekonomi-dan-asupan-zat-g.pdf diakses tanggal 7 Juli 2018)
Mochtar, Rustam. 2007. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC. Mursiyam, Ramawati Dian, Sejati Waluyo. 2008. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi di Desa Sokoraja Tengah Kecamatan Sokoraja Kabupaten Banyumas.Jurnal Keperawatan Soedirman
61
(http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=10525 diakses tanggal 3 Agustus 2018)
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta : Rineka Cipta
Rahardja, Pratama dan Manurung, Mandala.2008.Teori Ekonomi Makro. Edisi.Keempat.Lembaga Penerbit FE UI.
Sedarmayanti.2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Jakarta: Mandar Maju.
Siagian, Sondang. P. 2006.Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sianturi.2002. Perbaiki GiziSecara Bersama. (http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1019016106.75781, diakses 25 Februari 2018)
Sugiyono.2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suhardjo.2002. Perencanaan Pangan Dan Gizi.Jakarta : Bumi Aksara Sukirno.2006. Mikro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta:
Rajagrafindo Persada. Suprianto.2003. Manajemen Pendidikan. Malang: Universitas Negeri Malang. Supariasa.2002. Penelitian Status Gizi. Jakarta: ECG . 2012. Pendidikan Dan Konsultasi Gizi.Jakarta : EGC. Tirtarahardja, Umar dan S. L. La Sulo.2005.Pengantar Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta. Waryono.2010. Gizi Reproduksi.Yogyakarta : Pustaka Rihama.
Lampiran 1
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI
RESPONDEN PENELITIAN
Yang bertandatangan di bawah ini::
Nama :
Usia :
Alamat :
Bersedia dan mau berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian
yangberjudul “Hubungan Pendapatan Keluarga dan Tingkat Pendidikan
dengan Kejadian KEK pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu
Kota Kendari Tahun 2018” yang akan dilakukan oleh Siti Khadija Pratiwi
(P00312014034) mahasiswi Jurusan Kebidanan Program Studi DIV
Poltekkes Kemenkes Kendari.
Saya telah dijelaskan bahwa jawaban kuesioner ini hanya digunakan
untuk keperluan penelitian dan saya secara suka rela bersedia menjadi
responden penelitian ini. Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani
untuk digunakan seperlunya.
Kendari, 2018
Yang menyatakan
( )
Lampiran 2
KUESIONER HUBUNGAN PENDAPATAN KELUARGA DAN TINGKAT
PENDIDIKAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS
( KEK ) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PUUWATU
KOTA KENDARI TAHUN 2018
1. Identitas Pasien
a. Nama Responden :
b. Tanggal Lahir/Umur :
c. Umur Kehamilan :
d. Alamat :
e. Agama :
f. Suku :
g. Pendidikan :
h. Pekerjaan :
2. Penghasilan Keluarga dalam 1 Bulan :
3. Hasil Pemeriksaan Pengukuran LILA :
Ketentuan :
a. Tidak KEK ( LILA ≥ 23,5 cm )
b. KEK ( LILA < 23,5 cm )
MASTER TABEL
No.
Nama
Usia (tahun)
Alamat
Pendapatan Kriteria
Pendidikan Kriteria
KEK Kriteria
Rendah Tinggi Dasar Menengah Tinggi KEK Tidak KEK
1 Ny. D 32 Punggolaka
2
2 2
2 Ny. I 20 Puwatu
1
1 2
3 Ny. I 24 Lalodati
2
1 2
4 Ny. E 30 Puwatu
1
2 1
5 Ny. S 20 Morosi
2
2 2
6 Ny. W 34 Watulondo
1
1 2
7 Ny. I 25 Lalodati
1
1 1
8 Ny. V 19 Besulutu
2
2 1
9 Ny. O 32 Puwatu
2
2 2
10 Ny. H 33 Jl. Pattimura
2
2 2
11 Ny. A 28 Puuwatu
1
1 2
12 Ny. G 32 Puuwatu
2
2 2
13 Ny. H 31 BTN Mandiri
1
3 1
14 Ny. H 29 Jl. Pattimura
2
3 2
15 Ny. L 34 Jl. Dr. Sutomo
1
2 2
16 Ny. I 24 Jl. Pattimura
2
2 1
17 Ny. W 32 Tobuha
1
2 2
18 Ny. L 32 Jl. Mekar Jaya I
2
3 2
19 Ny. J 30 Puuwatu
1
2 2
20 Ny. D 31 TPU Punggolaka
1
2 1
21 Ny. W 31 Watulondo
2
2 2
22 Ny. S 18 Watulondo
1
2 1
23 Ny. N 25 Lalodati
1
1 2
24 Ny. F 24 Jl. Chairil Anwar
1
1 1
25 Ny. A 24 Lalombaku
1
2 2
26 Ny. P 32 Jl. Chairil Anwar
1
1 2
27 Ny. E 17 Lalodati
1
1 1
28 Ny. S 24 SDN 21
Mandonga 2
2 2
29 Ny. D 27 Tobuha
2
2 1
30 Ny. M 30 Puuwatu
2
3 2
31 Ny. S 32 Jl. R. Suprapto
1
2 2
32 Ny. F 29 Lalodati
1
1 2
33 Ny. E 24 Puuwatu
2
2 2
34 Ny. L 17 Jl. Mekar
1
1 1
35 Ny. A 22 Konggoasa
2
1 2
36 Ny. S 25 Jl. UsmaNy
2
2 2
37 Ny. A 22 Lr. Ikhlas
1
2 1
38 Ny. H 33 Lalodati
2
1 2
39 Ny. F 31 Graha 6
2
3 2
40 Ny. P 23 Lr. Toarima
1
1 2
41 Ny. T 20 Puuwatu
1
2 1
42 Ny. S 18 Punggolaka
1
1 1
43 Ny. S 26 Graha 6
1
1 2
44 Ny. M 31 Graha 6
2
1 2
45 Ny. H 28 Jl. R. Suprapto
2
3 2
46 Ny. E 21 Lalodati
1
2 1
47 Ny. A 23 SMA 6 Kendari
2
2 2
48 Ny. E 37 Jl. Chairil Anwar
2
3 2
49 Ny. L 26 Lalodati
1
2 1
50 Ny. V 35 Abeli Dalam
2
3 2
51 Ny. E 25 Watulondo
1
2 2
52 Ny. M 18 Lalodati
1
1 1
53 Ny. L 27 Puuwatu
1
2 2
54 Ny. P 25 Abeli Dalam
1
1 1
55 Ny. S 32 Puuwatu
2
2 2
KETERANGAN
PENDAPATAN PENDIDIKAN KEK
1. RENDAH 1. DASAR 1. KEK 2. TINGGI 2. MENENGAH 2. TIDAK KEK
3. TINGGI
HASIL OUTPUT PENELITIAN
ANALISIS UNIVARIAT
Pendapatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Rendah 30 54.5 54.5 54.5
Tinggi 25 45.5 45.5 100.0
Total 55 100.0 100.0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Dasar 19 34.5 34.5 34.5
Menengah 28 50.9 50.9 85.5
Tinggi 8 14.5 14.5 100.0
Total 55 100.0 100.0
Kekurangan Energi Kronik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kek 18 32.7 32.7 32.7
Tidak Kek 37 67.3 67.3 100.0
Total 55 100.0 100.0
ANALISIS BIVARIAT
Pendapatan * Kekurangan Energi Kronik
Crosstab
Kekurangan Energi Kronik
Total Kek Tidak Kek
Pendapatan Rendah Count 15 15 30
% within Pendapatan 50.0% 50.0% 100.0%
% of Total 27.3% 27.3% 54.5%
Tinggi Count 3 22 25
% within Pendapatan 12.0% 88.0% 100.0%
% of Total 5.5% 40.0% 45.5%
Total Count 18 37 55
% within Pendapatan 32.7% 67.3% 100.0%
% of Total 32.7% 67.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 8.944a 1 .003
Continuity Correctionb 7.301 1 .007
Likelihood Ratio 9.610 1 .002
Fisher's Exact Test .004 .003
Linear-by-Linear Association 8.781 1 .003
N of Valid Casesb 55
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.18.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .374 .003
N of Valid Cases 55
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Pendapatan
(Rendah / Tinggi) 7.333 1.804 29.816
For cohort Kekurangan
Energi Kronik = KEK 4.167 1.359 12.773
For cohort Kekurangan
Energi Kronik = Tidak Kek .568 .386 .836
N of Valid Cases 55
Pendidikan * Kekurangan Energi Kronik
Crosstab
Kekurangan Energi Kronik
Total KEK Tidak Kek
Pendidikan Dasar Count 7 12 19
% within Pendidikan 36.8% 63.2% 100.0%
% of Total 12.7% 21.8% 34.5%
Menengah Count 10 18 28
% within Pendidikan 35.7% 64.3% 100.0%
% of Total 18.2% 32.7% 50.9%
Tinggi Count 1 7 8
% within Pendidikan 12.5% 87.5% 100.0%
% of Total 1.8% 12.7% 14.5%
Total Count 18 37 55
% within Pendidikan 32.7% 67.3% 100.0%
% of Total 32.7% 67.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 1.746a 2 .418
Likelihood Ratio 2.010 2 .366
Linear-by-Linear Association 1.036 1 .309
N of Valid Cases 55
a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 2.62.
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .175 .418
N of Valid Cases 55
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for Pendidikan
(Dasar / Menengah)
a
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for Pendidikan
(Dasar / Menengah)
a
a. Risk Estimate statistics cannot be
computed. They are only computed for a
2*2 table without empty cells.
DOKUMENTASI PENELITIAN
Recommended