View
11
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DAN PROKRASTINASI
AKADEMIK PADA MAHASISWA SKRIPSI FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh :
Kornelius Arillavia Hans Hutaarmandau
139114008
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Moto
Satu-satunya cara untuk meramalkan masa depan adalah dengan
menciptakannya.
-Alan Kay-
Karya ini kupersembahkan kepada :
Tuhan Yesus dan Bunda Maria,
Keluargaku tersayang yang selalu mendoakan dan mendukungku
Kekeasihku tercinta yang selalu memberi support
Dan semua teman-temanku denganberbagai canda dan tawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 18 Oktober 2018
Penulis,
Kornelius Arillavia Hans Hutaarmandau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DAN
PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA SKRIPSI
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Kornelius Arillavia Hans Hutaarmandau
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan spiritual dan
prokrastinasi akademik mahasiswa skripsi. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu terdapat hubungan
negatif yang signifikan antara kecerdasan spiritual dan prokrastinasi akademik. Metode
pengambilan data dilakukan melalui skala Likert yang disebar secara online dengan menggunakan
Google Formkepada mahasiswa skripsi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
sebanyak 110 orang. Skala kecerdasan spiritual disusun oleh peneliti mengacu pada teori milik
Zohar & Marshall (2000) dan skala prokrastinasi akademik disusun peneliti mengacu pada teori
milik Ferrari, Johnson, & Mc. Cown (1995). Reliabilitas skala penelitian ini menggunakan
koefisien reliabilitas Alpha Cronbach sebesar 0,901 pada skala kecerdasan spiritual dan 0,948
pada skala prokrastinasi akademik. Teknik analisis dilakukan dengan uji statistik Pearson Product
Moment.Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara
kecerdasan spiritual dan prokrastinasi akademik dengan koefisien korelasi sebesar -0,564
(p=0,000).
Kata Kunci : Kecerdasan spiritual, prokrastinasi akademik, mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
THE RELATION BETWEEN SPIRITUAL QUOTIENT AND ACADEMIC
PROCRASTINATION AMONG SENIOR STUDENTS IN FACULTY OF
PSYCHOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY
Kornelius Arillavia Hans Hutaarmandau
ABSTRACT
This research aimed to find the relation between spirituaL quotient and academic
procrastination among senior students. The hypothesis of this research there are significant
negative relation between spiritualquotient and academic procrastination. The data collecting
method was done used Likert Scale that has been distributed online using Google Form among
110 senior students in Faculty of Psychology, Sanata Dharma University Yogyakarta. The
spiritualquotient scale in this research refers to the theory from Zohar & Marshall (2000) and the
academic procrastination scale refers to the theory from Ferrari, Johnson, & Mc. Cown (1995).
The reliability scale used in this research is reliability coefficient Alpha Cronbach which is 0.901
for spiritual quotient scale and 0.948 for academic procrastination scale. The analysis
techniqueused Pearson Product Moment statistic test. The result of this research shows that there
is a significant negtaive relation between spiritual quotient and academic procrastination with
correlation coefficient -0.564 (p=0,000)
Keywords: spiritual quotient, academic procrastination, university students
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas berkat dan
penyertaan-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan menyelesaikan penulisan
skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Kecerdasan spiritual dan Prokrastinasi
Akademik Pada Mahasiswa Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta” dengan baik.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Titik Kristiani, M.Psi., Psi., selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Monica Eviandaru Madyaningrum, M.App., Ph.D, selaku Ketua Program
Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Sylvia Carolina, M. Y. M. S.Psi., M.Psi., dan Bapak Prof. A. Supratiknya,
Ph.D.,selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah mendapingi penulis
menempuh masa studi di Fakultas PSikologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
4. Ibu Ratri Sunar Astuti, S.Psi., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing dan memberi
masukan kepada penulis. Terima kasih atas bimbingan dan motivasi yang
selalu diberikan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Prof. A. Supratiknya, Ph.D. Terima kasih atas segala masukan dan
motivasi kepada penulis. Terima kasih juga atas kesediaan waktu bapak untuk
membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Banyak nilai-nilai dan pelajaran
yang dapat saya ambil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
6. Kedua orang tua penulis, yang selalu memberikan support dan dukungan doa
untuk kelancaran penulisan skripsi ini. Semoga selalu diberikan berkat oleh
Tuhan Yesus Kristus dalam setiap langkah hidup.Selalu ada jawaban atas
setiap doa yang kita panjatkan pada-Nya.
7. Kepada kedua adikku. Terima kasih atas semangat dan dukungan yang
diberikan kepadaku.
8. Kepada Paula Dwiyanti yang selalu memberikan semangat, dukungan dan
motivasi kepada penulis selama proses penyusunan skripsi. Terima kasih atas
waktu, cerita, candatawa, nasehat, dan saran yang telah diberikan padaku.
Sukses untuk karir dan target yang telah kamu rencanakan. God bless you!
9. Bapak/Ibu dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah
mengajar dan membantu penulis untuk menuntut ilmu dari awal semester
hingga sekarang.
10. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi, Bu Nanik, Mas Gandung, Mas Mudji
yang senantiasa membantu saya ketika saya memerlukan bantuan. Terima
kasih atas pelayanan dan bantuan yang telah diberikan. Tuhan memberkati.
11. Teman-teman bimbingan skripsi Koleta, Peni, Estu, Devina, Igma, dan Pipin.
Terima kasih atas dinamika dan kerja sama dalam proses penulisan skripsi.
Terima kasih juga atas saran dan motivasi yang diberikan ketika peneliti
mengalami kesulitan dan juga ketika peniliti mengalami motivasi yang
menurun.
12. Teman-teman sekaligus sahabat dalam kepanitiaan KPU Psikologi 2017 yang
aku banggakan. Terima kasih atas dinamika dan pelajaran yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v
ABSTRAK .............................................................................................................. vi
ABSTRACK ............................................................................................................. vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH .................................... viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvii
BAB I: PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 10
1. Manfaat Teoritis ........................................................................................ 10
2. Manfaat Praktis ......................................................................................... 10
BAB II: LANDASAN TEORI ................................................................................ 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
A. Prokrastinasi .................................................................................................. 11
1. Pengertian Prokrastinasi............................................................................ 11
2. Jenis Prokrastinasi ..................................................................................... 13
3. Prokrastinasi Akademik ............................................................................ 13
4. Karakteristik Prokrastinasi Akademik ..................................................... 14
5. Area Prokrastinasi Akademik ................................................................... 16
6. Aspek Prokrastinasi Akademik ................................................................. 17
7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prokrastinasi Akademik .................. 20
B. Kecerdasan Spiritual ...................................................................................... 23
1. Pengertian Kecerdasan Spiritual ............................................................... 23
2. Kecerdasan Spiritual Pada Masa Dewasa Awal ....................................... 25
3. Aspek-Aspek Kecerdasan Spiritual ......................................................... 26
4. Fungsi Kecerdasan Spiritual .................................................................... 28
5. Dampak Kecerdasan Spiritual .................................................................. 29
C. Karakteristik Mahasiswa Skripsi ................................................................... 32
D. Dinamika Hubungan Antara Kecerdasan Spiritual dan Prokrastinasi
Akademik Mahasiswa Skripsi ....................................................................... 33
E. Hipotesis ........................................................................................................ 37
F. Kerangka Berpikir ......................................................................................... 38
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 39
A. Jenis Penelitian .............................................................................................. 39
B. Identifikasi Variabel Penelitian ..................................................................... 39
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ...................................................... 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1. Prokrastinasi Akademik ............................................................................ 40
2. Kecerdasan Spiritual ................................................................................. 40
D. Subjek Penelitian ........................................................................................... 41
E. Alat Pengumpulan Data ................................................................................. 42
1. Skala Prokrastinasi Akademik ................................................................ 43
2. Skala Kecerdasan Spiritual ..................................................................... 44
F. Validitas dan Reliabilitas AlatUkur ............................................................... 46
1. Uji Validitas .............................................................................................. 46
2. Seleksi Item ............................................................................................... 48
a. Skala Prokrastinasi Akademik ............................................................ 48
b. Skala Kecerdasan Spiritual .................................................................. 51
3. Reliabilitas Alat Ukur ............................................................................... 55
G. Teknik Analisis Data ..................................................................................... 56
1. Uji Asumsi ................................................................................................ 56
a. Uji Normalitas ...................................................................................... 56
b. Uji Linearitas ........................................................................................ 56
2. Uji Hipotesis ............................................................................................. 57
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 58
A. Pelaksanaan Penelitian................................................................................... 58
B. Deskripsi Subjek Penelitian ........................................................................... 58
C. Deskripsi Data Penelitian .............................................................................. 59
1. Prokrastinasi Akademik ........................................................................... 59
2. Kecerdasan Spiritual ................................................................................ 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
D. Hasil Penelitian .............................................................................................. 61
1. Uji Asumsi ................................................................................................ 61
a. Uji Normalitas ...................................................................................... 61
b. Uji Linearitas ........................................................................................ 62
2. Uji Hipotesis ............................................................................................. 63
E. Pembahasan ................................................................................................... 65
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 73
A. Kesimpulan .................................................................................................... 73
B. Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 73
C. Saran .............................................................................................................. 74
1. Bagi Subjek Penelitian .............................................................................. 74
2. Bagi Peneliti Selanjutnya .......................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 76
LAMPIRAN ............................................................................................................ 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Sebaran Aitem Skala Prokrastinasi Sebelum Uji Coba .......................... 43
Tabel 3.2 Sebaran Aitem Skala Kecerdasan Spiritual Sebelum Uji Coba ............. 45
Tabel 3.3 Persebaran Skala Prokrastinasi Setelah Uji Coba................................... 49
Tabel 3.4 Skala Prokrastinasi Yang Digunakan Dalam Penelitian ........................ 50
Tabel 3.5 Persebaran Skala Kecerdasan Spiritual setelah Uji Coba ....................... 52
Tabel 3.6 Skala Kecerdasan Spiritual Yang Digunakan Dalam Penelitian ............ 54
Tabel 3.7 Tabel Klasifikasi Reliabilitas ................................................................. 55
Tabel 4.1 Deskripsi Data Prokrastinasi Akademik ................................................. 59
Tabel 4.2 Tabel Hasil Uji Beda Mean ..................................................................... 59
Tabel 4.3 Deskripsi Data Kecerdasan Spiritual ...................................................... 60
Tabel 4.4 Tabel Hasil Uji Beda Mean ..................................................................... 60
Tabel 4.5 Uji Normalitas Data Prokrastinasi Akademik ........................................ 61
Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Kecerdasan Spiritual .............................................. 62
Tabel 4.7 Uji Linearitas Kecerdasan Spiritual dan Prokrastinasi Akademik ......... 63
Tabel 4.8 Tabel Tingkat Hubungan ....................................................................... 64
Tabel 4.9 Uji Hipotesis Kecerdasan Spiritual dan Prokrastinasi Akademik .......... 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Uji Validitas Skala ......................................................................... 81
Lampiran 2. Reliabilitas Skala Sebelum Seleksi Aitem .................................... 85
Lampiran 3. Reliabilitas Skala Setelah Seleksi Aitem ...................................... 87
Lampiran 4. Skala Tryout(Uji Coba) ................................................................. 89
Lampiran 5. Skala Penelitian Setelah Tryout .................................................... 112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring perkembangan jaman menuntut individu dihadapkan dengan
banyak pilihan. Mahasiswa tidak pernah lepas dari perkembangan dalam
masyarakat. Mereka dituntut untuk bisa mengatur dirinya sendiri pada saat
kuliah sampai lulus. Mahasiswa dituntut untuk dapat memenuhi tugas-
tugasnya tersebut. Dalam kenyataannya, ketika menghadapi tugas-tugasnya
tersebut muncul rasa enggan atau malas untuk mengerjakannya.Mahasiswa
cenderung suka menghabiskan waktu untuk melakukan sesuatu yang bersifat
menunda dan mengulur waktu dalam menyelesaikan tugasnya.Mengulur
waktu dan melakukan penundaan terhadap tugas dan kewajiban adalah salah
satu ketidaksiapan yang masih terjadi (Husetiyo, 2008).
Akibat dari banyaknya tuntutan menyebabkan mahasiswa suka menunda-
nunda mengerjakan tugas sampai batas waktu pengumpulan (deadline), suka
tidak menepati janji untuk segera mengumpulkan tugas dengan alasan untuk
memperoleh tambahan waktu, dan memilih untuk melakukan kegiatan lain
yang menyenangkan seperti menonton televisi, jalan-jalan dan sebagainya
(Nugrasanti, 2006). Hal tersebut mengindikasikan kurangnya kemampuan
mengelola waktu. Djamarah (2002) mengemukakan bahwa banyak
mahasiswa yang mengeluh karena tidak dapat membagi waktu kapan harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
memulai dan mengerjakan sesuatu, akibatnya waktu yang seharusnya dapat
bermanfaat terbuang dengan percuma.
Fenomena menunda maupun mengulur waktu disebut sebagai
prokrastinasi. Prokrastinasi berasal dari kata “procrastinare” dalam bahasa
Latin yang mengandung arti menunda sampai hari berikutnya (Ferrari,
Johnson, & Mc. Cown, 1995). Indikasi dari perilaku menunda atau
prokrastinasi dalam melakukan tugas yaitu adanya kecenderungan untuk tidak
segera memulai ketika menghadapi suatu tugas maupun belajar (Jannah &
Muis, 2014).
Hasil penelitian Prawitasari (2012) pada mahasiswa angkatan 2001
sampai dengan 2007 terhadap 1.502 wisudawan di salah satu perguruan tinggi
yang ada di Jawa Timur menunjukkan bahwa 938 wisudawan menyelesaikan
skripsi pada batas akhir. Tidak kurang dari 83% wisudawan tergolong lambat
dalam penyelesaian skripsi. Salah salah satu penyebab keterlambatan dalam
menyelesaikan skripsi dikarenakan adanya perilaku menunda-nunda dalam
area akademik atau yang dikenal dengan istilah prokrastinasi
akademik.Prokrastinasi akademik digunakan untuk menunjukan suatu
kecenderungan menunda-nunda pengerjaan dan penyelesaian suatu tugas atau
pekerjaan yang berhubungan dengan aktivitas akademisseperti tugas sekolah
atau tugas kuliah (Ferrari, Johnson dan McCown, 1995).Penelitian di
Indonesia yang dilakukan Surijah dan Tjundjing (2007) pada mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Surabaya menunjukkan 30,9% dari 316
mahasiswa melakukan penundaan tugas akademik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa
mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, diketahui bahwa
perilaku prokrastinasi juga sering dilakukan pada beberapa mata kuliah dan
pada masa pengerjaan skripsi. Hasil wawancara yang dilakukan pada Rabu,
26 Juli 2017terhadap mahasiswa angkatan 2012, ES mengatakan bahwa
dalam proses belajar ES sangat sering menunda mengerjakan tugas-tugas di
perkuliahan dan memilih untuk bersantai-santai. ES menggunakan sistem
kebut semalam untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliahnya dan
mengakibatkan hasil yang didapatkan kurang maksimal. ES mengalami
kemunduran masa kuliah karena banyak mata kuliah yang harus diulang
untuk memenuhi standar kelulusan. Dampaknya berakibat pula pada masa
pengerjaan skripsi yang menjadi mundur pada semester berikutnya. Di sisi
lain, pada awal semester ES memiliki keinginan untuk cepat lulus dan segera
bekerja pada suatu instansi yang diharapkan. Menurut DT, menunda
mengerjakan tugas perkuliahan termasuk skripsi yang sedang diambilnya
karena dia lebih fokus pada pekerjaan freelance yang sedang dijalani.
Walaupun sudah menyisihkan waktu untuk mengerjakan skrpsi, akan tetapi
DT tidak memiliki semangat yang tinggi untuk segera menyelesaikan skripsi
tersebut.
Dari hasil wawancara yang dilakukan pada Senin, 24 Juli 2017 terhadap
mahasiswa angkatan 2013, RD mengatakan bahwa dirinya sering menunda
untuk segera menulis skripsinya. RD tergabung dengan suatu instansi yang
mengharuskan dirinya bekerja sesuai jadwal yang telah disepakati. Di saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
waktu luang, RD merasa dirinya tidak berdaya untuk memulai mengerjakan
skripsinya. Pendapat lain menurut AK mengatakan bahwa dirinya mulai
berhenti untuk progress dalam mengerjakan skripsi karena dirinya merasa
tidak mampu untuk mengikuti arahan dari dosen pembimbing skripsi. AK
mengatakan bahwa dirinya terlalu larut untuk memikirkan hal tersebut
sehingga harus memperpanjang masa skripsinya.
Pada hari Senin 31 Juli 2017 dilakukan wawancara terhadap mahasiswa
angkatan 2014. Dari hasil wawancara, SDmengatakan bahwa sering menunda
tugas-tugas kuliahnya. SD lebih cenderung menunda tugas karena lebih
tertarik untuk bersantai-santai terlebih dahulu dan mulai mengerjakan tugas
tersebut dengan sistem kebut semalam. Sedangkan AN mengatakan bahwa
dia sering menunda tugas karena sibukmengikuti kegiatan dan organisasi baik
dikampus maupun di lingkungan tempat tinggalnya. AN lebih sering
mengutamakan tanggung jawab dalam organisasi dan cenderung mengerjakan
tugas kuliah sebelum deadline.
Studi penelitian mengenai prokrastinasi di Universitas Sanata Dharma
sebelumnya sudah beberapa kali dilakukan. Studi penelitan sebelumnya sudah
membuktikan bahwa tidak ada perbedaan tingkat prokrastinasi akademik
pada mahasiswa laki-laki dan perempuan dengan nilai signifikansi sebesar
0.217(Astasari, 2015). Penelitian oleh Sari (2014)terhadap 100 mahasiswa
aktif dan sedang menyusun skripsi, membuktikan bahwa ada hubungan
negatif antara efikasi diri akademik terhadap prokrastinasi akademik dalam
menyelesaikan skripsi dengan nilai koefisien korelasi sebesar -0,594.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Prokrastinasi seringkali diasosiasikan dengan kurangnya kemampuan
untuk mengatur diri (regulasi diri). Seseorang melakukan prokrastinasi
seringkali dipengaruhi oleh kurangnya kemampuan untuk menetapkan aturan
bagi dirinya sendiri dan menjalankannya (Vahedi, Mostafi, & Mortazanajad,
2009). Seseorang yang melakukan prokrastinasi cenderung berencana untuk
melakukannya, namun pada akhirnya tidak mampu untuk memenuhi rencana
tersebut. Dengan kata lain, orang yang melakukan perilaku prokrastinasi
belum mampu untuk memenuhi tuntutannya sendiri dan belum mampu
bertanggung jawab dengan dirinya sendiri. Kemampuan seseorang untuk
mengatur diri sendiri atau bertanggung jawab terhadap diri sendiri, berkaitan
dengan kemampuan seseorang menilai dan memaknai setiap tindakannya
(Alwisol, 2006). Kemampuan untuk menilai makna tindakan dan makna
hidup, menurut Zohar & Marshall (2000) berkaitan erat dengan kecerdasan
spiritual.
Kegiatan akademis berkaitan erat dengan kemampuan berpikir, disisi lain
berpikir bukanlah proses otak semata-mata dan bukan urusan IQ saja, namun
berkaitan dengan emosi dan tubuh, serta dengan semangat, visi, harapan,
kesadaran akan makna dan nilai (Zohar & Marshall, 2000).
Pada saat ini kita telah mengenal adanya tiga kecerdasan, yaitu
kecerdasan otak (IQ), kecerdasan hati (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ).
Menurut Zohar dan Marshall (2000), kecerdasan intelektual (IQ) adalah
kecerdasan yang digunakan untuk memecahkan masalah logika maupun
strategis yang dapat dikelompokkan dalam berbagai tingkatan. Semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
tinggi IQ seseorang maka semakin tinggi pula kecerdasannya. Sedangkan
kecerdasan emosional (EQ) menurut Daniel Goleman (dalam Zohar dan
Marshall, 2000) yaitu kecerdasan yang memberikan kesadaran mengenai
perasaan milik sendiri dan juga perasaan orang lain. Kecerdasan emosional
memberi kita rasa empati, cinta, motivasi, dan kemampuan untuuk
menanggapi kesedihan atau kegembiraan secara tepat. Kecerdasan emosi
(EQ) merupakan persyaratan dasar untuk menggunakan kecerdasan
intelektual (IQ) secara efektif. Menurut Zohar dan Marshall (2000),
kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan
persoalan makna dan nilai, kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan
hidup dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, serta kecerdasan untuk
menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibandingkan dengan orang lain. Kecerdasan spiritual berkaitan dengan
kemampuan orang dalam mengelola, menghadapi dan memecahkan masalah.
Kecerdasan spiritual adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan
IQ dan EQ secara efektif. Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan
tertinggi manusia, idealnya ketiga kecerdasan dasar manusia bekerja sama
dan saling mendukung.
Dasar pemilihan variabel kecerdasan spiritual berlandaskan pada teori
bahwa kecerdasan spiritual merupakan potensi yang dimiliki oleh setiap
individu, karena memiliki pengaruh yang besar terhadap kehidupan di masa
depan. Jika individu kurang memiliki kecerdasan spiritual, maka akan
cenderung hanya memikirkan bagaimana ia mencapai keinginannya dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
cara apapun, serta hanya mementingkan egoisme semata (Safaria, 2007).
Ketiadaan kecerdasan spiritual akan mengakibatkan hilangnya ketenangan
batin dan pada akhirnya mengakibatkan hilangnya kebahagiaan pada diri
seseorang tersebut. Kecerdasan spiritual akan menolong seseorang untuk
dapat memutuskan mana yang baik dan yang tidak baik, serta dapat
memikirkan kemungkinan yang akan terjadi, dan punya cita-cita untuk terus
memperbaiki dirinya (Zohar & Marshall, 2000).
Prokrastinasi merupakan salah satu bentuk perilaku yang dapat
membawa pada akibat-akibat negatif yang merugikan. Beberapa faktor yang
mempengaruhi prokrastinasi yaitu kesulitan mengambil keputusan, kurang
asertif, sikap pasif, ketakutan akan kegagalan, menginginkan hasil yang
sempurna, dan rasa malas (Solomon & Rothblum, 1984).
Berdasarkan mata kuliah yang telah diikuti oleh mahasiswa Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, terdapat beberapa mata
kuliah seperti Dinamika Kelompok, Psikologi Konsultasi, dan Psikologi
Media Massa. Mata kuliah tersebut menuntut mahasiswa untuk bersikap
asertif dengan cara berdinamika dalam kelompoknya. Perilaku asertif
mahasiswa akan berdampak pada kemampuan mahasiswa bersikap fleksibel
dan kemampuan mengambil keputusan. Hasil penelitian dari Ikhtiarini &
Indrawati (2017) ditemukan bahwa aspek kecerdasan spiritual memberikan
sumbangan efektif sebesar 33% terhadap pengambilan keputusan.Aspek
pengambilan keputusan merupakan salah satu faktor yang memicu
munculnya perilaku prokrastinasi.Semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
maka akan tinggi pula tingkat pengambilan keputusan. Maka seorang
mahasiswa yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi akan mampu
memikirkan akibat dari tindakan-tindakan yang dilakukan sehingga ia akan
menghindari tindakan-tindakan yang dapat merugikan dirinya sendiri maupun
orang lain. Hal tersebut dapat mengurangi munculnya perilaku prokrastinasi
dengan cara mengerjakan tugas tepat waktu.
Penelitian-penelitian lain yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
kebermaknaan hidup dan kecerdasan spiritual sangat penting dalam
kehidupan manusia. Nida (2013) menyimpulkan bahwa peran kecerdasan
spiritual akan berdampak pada proses pencarian kebermaknan hidup pada
setiap individu. Seperangkat nilai-nilai yang menjadi sumber kebermaknaan
hidup yang berupa nilai-nilai kreatif, nilai-nilai penghayatan dan nilai-nilai
bersikap, akan mudah dicapai dengan kontribusi peran kecerdasan spiritual.
Nilai-nilai kreatif yang dimaksud yaitu bekerja dan berkarya serta
melaksanakan tugas dengan keterlibatan dan tanggung jawab pada
tugas/pekerjaan. Seorang mahasiswa yang memiliki kecerdasan spiritual yang
tinggi akan berdampak pada proses pencarian kebermaknaan hidup (Nida,
2013), dengan demikian akan mendorong potensi untuk terus berkembang
dalam diri, menjadi lebih kreatif, mampu menghadapi masalah eksistensial,
dan mampu menjembatani atau menyatukan hal yang bersifat personal dan
interpersonal, serta dapat mencapai kematangan pribadi (Zohar & Marshall,
2000), sehingga prokrastinasi dapat terhindarkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Dengan adanya fenomena-fenomena yang sudah banyak terjadi seperti
halnya kasus diatas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai
hubungan antara kecerdasan spiritual dan prokrastinasi. Peneliti merasa masih
ada celah dari penelitian-penelitian terkait prokrastinasi sebelumnya. Dalam
penelitian ini menggunakan teori yang berbeda dengan penelitian sebelumnya
yang menggunakan teori prokrastinasi menurut Tuckman. Dalam penelitian
ini menggunakan teori prokrastinasi menurutFerrari, Johnson, & Mc. Cown,
(1995) karena lebih sesuai dengan aspek dari teori kecerdasan spiritual
menurut Zohar & Marshall (2000). Oleh karena itu penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan spiritual dengan prokrastinasi
pada mahasiswa tingkat akhir di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan antara kecerdasan spiritual dan prokrastinasi
akademik pada mahasiswa skripsi Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan
spiritualdan prokrastinasi akademik pada mahasiswa skripsi Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis diharapkan penelitian ini dapat memberikan kajian
mengenai wacana dalam perkembangan ilmu psikologi terkait kecerdasan
spiritualdan prokrastinasi akademik pada mahasiswa.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktisnya adalah agar dapat memberikan kajian ilmiah
mengenai hubungan antara kecerdasan spiritualdan prokrastinasi akademik
pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Hasil temuan berguna bagi pembaca untuk mampu mengasah
kecerdasan-kecerdasan dasar pada diri sendiri agar menjadi individu yang
benar-benar utuh secara intelektual, emosional, dan spiritual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Prokrastinasi
1. Pengertian Prokrastinasi
Kata prokrastinasi sebenarnya sudah ada sejak lama sebelum revolusi
industri yang ditulis Walker (1682, dalam Steel, 2007) dalam khotbahnya.
Dikatakan bahwa prokrastinasi merupakan salah satu dosa serta kejahatan
manusia, dengan menunda-nunda pekerjaan manusia akan kehilangan
kesempatan dan menyia-nyiakan karunia Tuhan. Analisis sejarah pertama
prokrastinasi ditulis oleh Milgram (dalam Ferrari, dkk, 1995). Dia
berpendapat bahwa masyarakat maju secara teknis memerlukan banyak
komitmen dan tenggat waktu yang menimbulkan penundaan. Ferrari,
Johnson, dan McCown (1995) berpendapat bahwa penundaan telah ada
sepanjang sejarah, namun hanya diperoleh konotasi yang negatif dengan
munculnya revolusi industri sekitar tahun 1750.
Menurut Burka & Yuen (2008) prokrastinasiberasal dari bahasa Latin
yaitu procrastinare, dengan awalan “pro” yang berarti mendorong maju
atau bergerak maju, dan akhiran “crastintus” yang berarti keputusan hari
esok. Jika digabungkan menjadi menangguhkan atau menunda sampai hari
berikutnya.
Suatu penundaan dikatakan sebagai prokrastinasi apabila penundaan
itu dilakukan pada tugas penting, dilakukan berulang-ulang secara sengaja,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
menimbulkan perasaan tidak nyaman, serta secara subjektif dirasakan oleh
seorang prokrastinator (Solomon & Rothblum,1984)
Ferrari, dkk (1995) menjelaskan bahwa terdapat dua arti dari
prokrastinasi yaitu: Pertama, prokrastinasi diartikan sebagai kebiasaan
yang berguna untuk menghindari pekerjaan yang tidak terlalu penting dan
usaha yang impulsif. Kedua, prokrastinasi dianggap sebagai kebiasaan
berbahaya akibat kemalasan dalam menyelesaikan suatu tugas yang
penting dalam hidup.
Noran (Akinsola, Tella, & Tella, 2007) mendefiniskan prokrastinasi
sebagai perilaku menghindar dalam pengerjaan tugas dan tanggungjawab
yang seharusnya diselesaikan oleh individu.
Mc Cown dan Johnson (1991, dalam Fatimah dkk., 2011)
menganggap prokrastinasi sebagai penyakit kronis atau disfungsional
ketika perilaku tersebut mengganggu fungsi sehari-hari. Hal itu
menimbulkan ketidaknyamanan diri baik psikis maupun fisik bagi
individu.
Berdasarkan pengertian prokrastinasi dari beberapa ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa prokrastinasi merupakan suatu kecenderungan
menunda-nunda penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan dengan sengaja,
hal yang seharusnya penting untuk dilakukan, dan memiliki dampak bagi
pelakunya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2. Jenis Prokrastinasi
Ferrari (Rizvi, Prawitasari, & Soetjipto, 1997) membagi prokrastinasi
berdasarkan tujuan dan manfaat penundaannya, yaitu:
a) Functional Procrastination, adalah penundaan mengerjakan tugas
yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat dan
lengkap. Bentuk penundaan ini memandang suatu tugas harus dikerjakan
secara sempurna walaupun mereka melewati waktu optimal yang
seharusnya dimulai, sehingga mendapatkan penyelesaian yang baik.
b) Dysfunctional Procrastination, adalah penundaan mengerjakan
tugas yang tidak bertujuan, berakibat buruk dan menimbulkan masalah.
Bentuk penundaan ini tanpa disertai suatu alasan yang berguna bagi
procrastinator maupun orang lain. Penundaan ini dapat menimbulkan
masalah bila prokrastinator tidak bisa melepaskan diri dari kebiasaan
penundaan tersebut.
3. Prokrastinasi Akademik
Menurut Ferari dkk (1995) membagi prokrastinasimenjadi dua
berdasarkan jenis tugasnya, yaitu prokrastinasi akademik adalah jenis
penundaan yang dilakukan pada tugas formal yang berhubungan dengan
tugas akademik, misalnya tugas sekolah, tugas kuliah, ataupun tugas
akhir/skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Prokrastinasi non-akademik, adalah penundaan yang dilakukan pada
jenis tugas non formal atau berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Sebagai contoh penundaan tugas sosial, penundaan menyapu dan mencuci.
Secara khusus prokrastinasi akademik merupakan aktivitas penundaan
yang terjadi pada area akademik yang biasanya dilakukan pelajar ataupun
mahasiswa (Fibrianti dalam Ursia, dkk, 2013).
Solomon & Rothblum (1984) menyebutkan enam area akademik
dimana sering terjadi prokrastinasi. Enam area akademik tersebut yaitu:
menulis, belajar untuk menghadapi ujian, membaca, administratif,
menghadiri pertemuan, kinerja akademik.
Pada penelitian ini, jenis prokrastinasi yang digunakan adalah
prokrastinasi akademik. Hal ini dikarenakan mahasiswa merupakan
individu yang menjalani proses akademik, dan penyusunan skripsi
merupakan salah satu tugas akademik.
4. Karakteristik Prokrastinasi Akademik
Dalam prokrastinasi aktif maupun prokrastinasi pasif mempunyai
empat karakteristik (Chu & Choi, 2005) yaitu,
a. Keputusan sengaja untuk menunda (Intentional decision to
procrastinate)
Pelaku prokrastinasi aktif melakukan perilaku menunda dengan
sengaja untuk fokus pada tugas yang lebih penting. Prokrastinator
aktif berusaha mencari informasi-informasi lebih lengkap untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
mendukung penyelesaian tugas. Pelaku prokrastinasi aktif mampu
membuat keputusan dan bertindak pada waktu yang tepat.
Pelaku prokrastinasi pasif tidak berniat menunda dan mereka
melakukan penundaan karena ketidakmampuan membuat keputusan
dan bertindak cepat.
b. Preferensi Tekanan (Preference for pressure)
Pelaku prokrastinasi aktif merasa mampu dan senang bekerja di
bawah tekanan. Pelaku prokrastinasi aktif memiliki motivasi dan
semangat tinggi dalam penyelesaian tugas di menit-menit terakhir.
Penyelesaian tugas di menit terakhir dianggap sebagai sebuah
tantangan untuk segera diselesaikan.
Pelaku prokrastinasi pasif merasa tertekan dan menjadi pesimis
saat pengumpulan tugas mendekati deadline. Keraguan dan
ketidakmampuan diri pelaku prokrastinasi pasif mengarahkan pada
kegagalan suatu tugas yang menyebabkan perasaan bersalah dan
depresi.
c. Kemampuan untuk memenuhi batas waktu (Ability to meet deadline)
Pelaku prokrastinasi aktif merasa tertantang pada penyelesaian
tugas deadline. Pelaku prokrastinasi aktif memiliki kemampuan
perencanaan waktu yang tepat dan mendorong pengerjaan tugas secara
efektif dan efisien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Pelaku prokrastinasi pasif tidak mampu mengatur waktu dalam
menyelesaikan tugas penting. Pelaku prokrastinasi pasif sering merasa
stres dengan tekanan waktu.
d. Kepuasan Hasil (Outcome satisfication)
Pelaku prokrastinasi aktif memiliki hasil memuaskan dalam
penyelesaian tugas. Pelaku prokrastinasi aktif sengaja melakukan
penundaan di bawah tekanan karena tahu bahwa mereka lebih
terdorong dan termotivasi untuk menyelesaikan tugas. Perencaan
waktu dan tindakan tepat mendukung hasil memuaskan dari
penyelesaian tugas.
Pelaku prokrastinasi pasif memiliki hasil buruk pada tugas.
Pelaku prokrastinasi pasif senang melakukan aktifitas lain yang lebih
menyenangkan. Keraguan diri dan kegagalan dalam mengatur waktu
menyebabkan hasil buruk pada pelaku prokrastinasi pasif.
5. Area Prokrastinasi Akademik
Terdapat enam area prokrastinasiakademik yang dijadikan sebagai
bahan prokrastinasi oleh pelajar (Solomon dan Rothblum, 1984), yaitu :
a. Menulis, meliputi menunda kewajiban atau tugas-tugas menulis
seperti menulis makalah, laporan, atau tugas mengarang lainnya.
b. Belajar untuk menghadapi ujian, meliputi menunda untuk menghadapi
kuis, ujian mingguan, ujian tengah semester, dan ujian semester akhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
c. Membaca, mencangkup penundaan untuk membaca referensi
yangberkaitan dengan matakuliah yang diwajibkan.
d. Kinerja administratif, meliputi menyalin catatan, mendaftarkan diri
dalam praktikum, mendaftarkan diri dlaam presensi kehadiran, dan
sebagainya.
e. Menghadiri pertemuan, mencangkup menunda untuk hadir dalam
pertemuan-pertemuan akademik, terlambat menghadiri pelajaran,
praktikum, dan sebagainya.
f. Kinerja akademik secara keseluruhan, yaitu menunda mengerjakan
atau menyelesaikan tugas-tugas akademik secara keseluruhan.
6. Aspek Prokrastinasi Akademik
Terdapat ciri-ciri tertentu yang dapat digunakan sebagai indikator
untuk mengukur dan mengamati prokrastinasi akademik (Ferrari, Johnson,
& Mc. Cown, 1995) yaitu:
a. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas-
tugas yang dihadapi.
Seseorang yang melakukan prokrastinasi mengetahui bahwa tugas
yang dihadapinya harus segera diselesaikan dan berguna bagi dirinya,
tetapi dia menunda-nunda untuk mulai mengerjakannya atau menunda-
nunda untuk menyelesaikannya sampai tuntas jika sebelumnya dia
sudah mulai mengerjakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
b. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas.
Orang yang melakukan prokrastinasi memerlukan waktu yang
lebih lama daripada waktu yang dibutuhkan pada umumnya dalam
mengerjakan suatu tugas. Mereka menghabiskan waktu yang
dimilikinya untuk mempersiapkan diri secara berlebihan, maupun
melakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu
tugas, tanpa memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimilikinya.
Kadang-kadang tindakan tersebut mengakibatkan seseorang tidak
berhasil menyelesaikan tugasnya secara memadai.
c. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual.
Seseorang yang melakukan prokrastinasi mempunyai kesulitan
untuk melakukan sesuatu sesuai dengan batas waktu yang telah
ditentukan sebelumnya. Mereka sering mengalami keterlambatan dalam
memenuhi batas waktu yang telah ditentukan oleh orang lain maupun
rencana-rencana yang telah ditentukannya sendiri. Seseorang mungkin
telah merencanakan untuk mulai mengerjakan tugas pada waktu yang
telah ditentukannya sendiri. Akan tetapi, pada saatnya tiba dirinya tidak
juga melakukannya sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Hal
tersebut mneyebabkan terjadinya keterlambatan maupun kegagalan
untuk menyelesaikan tugas secara memadai.
d. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada
melakukan tugas yang harus dikerjakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Orang yang melakukan prokrastinasi, dengan sengaja tidak segera
melakukan tugasnya. Akan tetapi, menggunakan waktu yang
dimilikinya untuk melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih
menyenangkan dan mendatangkan hiburan sehingga menyita waktu
yang dimilikinya untuk mengerjakan tugas yang harus diselesaikannya.
Berdasarkan karakteristik diatas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri
prokrastinasi akademik adalah penundaan untuk memulai maupun
menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi, keterlambatan dalam
mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja
aktual dan melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada
melakukan tugas yang harus dikerjakan.
Menurut Tuckman (1990),membahas perilaku prokrastinasi dari tiga
aspek yaitu
a. Gambaran diri secara umum mengenai kecenderungan untuk menunda
suatu tugas tertentu, aspek ini merujuk pada gambaran seseorang
mengenai kebiasaan dan kecenderungannya untuk menunda melakukan
ataupun menyelesaikan pengerjaan suatu tugas.
b. Kecenderungan untuk memiliki kesulitan melakukan hal-hal yang tidak
menyenangkan, dan ketika memungkinkan akan menghindari atau
mencari jalan keluar dari hal tersebut, aspek ini merujuk kepada
kecenderungan untuk menyerah ketika menemui tugas yang sulit dan
kecenderungan untuk memilih kesenangan yang mudah diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
c. Kecenderungan untuk menyalahkan orang lain akan keadaan sulit yang
dialami, dimana aspek ini berfokus pada kecenderungan untuk
menghindarkan tanggung jawab dari diri sendiri dan menyalahkan
orang lain. Kecenderungan ini dapat dilihat dari berbagai hal, seperti
kepercayaan bahwa orang lain tidak berhak memberikan batas waktu
kepada individu dalam mengerjakan sesuatu.
7. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prokrastinasi Akademik
Menurut Solomon & Rothblum (1984) faktor-faktor yang
mempengaruhi prokrastinasi akademik antara lain:
a. Sulit mengambil keputusan
Individu terkadang mengalami kesulitan untuk memutuskan tugas
mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu atau bagaimana cara
penyelesaian suatu tugas. Kesulitan tersebut mendorong individu untuk
mengganti penyelesaian tugas dengan aktivitas yang menyenangkan,
namun kurang bermanfaat (impulsif). Prokrastinator memiliki sikap
yang pasif sehingga ia kurang mampu mengambil keputusan secara
tepat.
Ikthiarini & Indrawati (2017), menjelaskan bahwa terdapat
hubungan antara pengambilan keputusan dan kecerdasan spiritual. Dari
hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan spiritual memberikan
sumbangan efektif sebesar 33% terhadap pengambilan keputusan.
Seorang individu dengan kecerdasan spiritual yang tinggi maka akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
memiliki kesadaran diri yang tinggi pula. Hal tersebut membuat
individu mampu memberi makna positif dari setiap pengambilan
keputusan yang dilakukan. Sehingga individu mengambil keputusan
bukan karena paksaan melainkan karena kesadaran diri sendiri. individu
dengan kecerdasan spiritual yang tinggi mampu menyadari bahwa
pengambilan keputusan akan membawa pengaruh yang positif bagi
kehidupan di masa sekarang dan yang akan datang (Ikthiarini &
Indrawati, 2017).
b. Membelot
Individu melakukan prokrastinasi sebagai keengganannya untuk
menyelesaikan tugas. Hal ini dilakukan secara sadar dan individu tahu
akibatnya.
c. Kurang asertif
Kurang asertif sangat berhubungan dengan sikap pasif seorang
prokrastinator. Ketika individu menemui kesulitan ia tidak mau mencari
bantuan (seeking for help) kepada orang lain untuk membantu
menyelesaikan tugasnya, sehingga tugas-tugasnya terbengkalai atau
diselesaikan mendekati deadline. Akibatnya tugas tersebut diselesaikan
dengan tidak optimal.
Individu yang memiliki perilaku asertif yang tinggi ditandai
dengan kemampuan untuk mengekspresikan emosi, mempertahankan
tujuan, dan membangun hubungan interpersonal yang saling
menguntungkan (Yong, 2010). Hamound (2011), memaparkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
individu yang memiliki perilaku asertif cenderung dapat bekerja sama,
dapat berkembang untuk mencapai tujuan yang lebih serta dapat
meningkatkan keyakinan diri dan harga diri. Perilaku asertif yang
dimiliki oleh individu dapat membantu individu tersebut untuk mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan. Kegagalan individu dalam
menyesuaikan diri akan memunculkan perilaku seperti tidak
bertanggung jawab dan mengabaikan pelajaran, sikap agresif, perasaan
tidak aman, merasa tidak nyaman dengan lingkungan baru dan ingin
menyerah (Hurlock, 2006). Individu yang memiliki kecerdasan spiritual
akan mampu bersikap fleksibel, yaitu mampu menyesuaikan diri secara
spontan dan aktif dalam bergaul. Hal tersebut mendorong individu
untuk aktif dalam bergaul dan meningkatkan perilaku asertif.
d. Takut gagal
Takut gagal merupakan kepercayaan yang irrasional. Individu yang
takut gagal akan melakukan prokrastinasi sebagai pelarian diri dari
kecemasan neurotismenya itu.
e. Menginginkan sesuatu dalam keadaan “perfect”
Prokrastinator melakukan penundaan dengan harapan dapat
memperoleh banyak waktu untuk melengkapi dan menyelesaikan tugas-
tugasnya.
f. Ketakutan atau kebencian terhadap tugas dan malas.
Individu cenderung akan menunda tugasnya dikarenakan individu
merasa tidak suka terhadap tugas yang dihadapinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
B. Kecerdasan Spiritual
1. Pengertian Kecerdasan Spiritual
Pada awal abad kedua puluh, kecerdasan intelektual (IQ) menjadi isu
besar, kecerdasan intelektual adalah kecerdasan yang digunakan untuk
memecahkan masalah logika maupun strategis (Zohar & Marshall, 2000).
Semakin tinggi tingkat kecerdasan intelektual maka semakin tinggi
kemampuan intelegensinya. Pada pertengahan 1990-an, Daniel Goleman
(dalam Zohar & Marshall, 2000) memopulerkan kecerdasan emosional
(EQ). Kecerdasan emosional memberikan kesadaran mengenai perasaan
milik diri sendiri dan juga perasaan milik orang lain. Kecerdasan
emosional memberi rasa empati, cinta, motivasi, dan kemampuan untuk
menanggapi kesedihan atau kegembiraan secara tepat. Pada akhir abad
kedua puluh. Serangkaian data ilmiah menunjukkan kecerdasan jenis
ketiga, yaitu kecerdasan spiritual.
Kecerdasan spiritual didefinisikan sebagai kecerdasan untuk
menghadapi persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk
menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih
luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup
seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain (Zohar &
Marshall, 2000).
Sunar (2010) mengungkapkan bahwa kecerdasan spiritual adalah
potensi untuk menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks yang lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
luas dan kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan dan jalan hidup
seseorang menjadi lebih bermakna.
Painton (dalam Yaumi & Ibrahim, 2013) mengungkapkan bahwa
kecerdasan spiritual adalah suatu kecerdasan yang diarahkan untuk
menyelesaikan persoalan makna, dan nilai. Artinya, suatu kecerdasan yang
menempatkan tindakan dan kehidupan manusia dalam konteks makna
yang lebih luas yakni kemampuan untuk mengakses suatu jalan kehidupan
yang bermakna.
Menurut Zohar& Marshall(2000), kecerdasan intelektual dan
kecerdasan emosional terpisah atau bersama-sama, tidak cukup untuk
menjelaskan keseluruhan kompleksitas kecerdasan manusia dan juga
kekayaan jiwa serta imajinasinya. Komputer dengan IQ yang tinggi akan
mengetahui aturan dan mengikuti tanpa salah. Hewan mempunyai EQ
tinggi akan mengenali situasi yang ditempati dan mengetahui cara
menanggapi situasi tersebut dengan tepat. Akan tetapi baik komputer
maupun hewan tidak pernah bertanya mengapa kita memiliki aturan atau
situasi, atau apakah aturan dan situasi itu bisa diubah atau diperbaiki.
Kecerdasan spiritual memberi kita kemampuan untuk membedakan dan
memberi kita rasa moral.
Kecerdasan Spiritual adalah landasan yang diperlukan untuk
memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Zohar& Marshall(2000),
menyatakan bahwa kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan tertinggi,
dan kecerdasan spiritual memungkinkan seseorang untuk mengenali nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
sifat-sifat pada orang lain serta dalam dirinya sendiri. Idealnya, ketiga
kecerdasan dasar kita tersebut bekerja sama dan saling mendukung.
Meskipun demikian, masing-masing kecerdasan memiliki wilayah
kekuatan sendiri dan bisa berfungsi secara terpisah. Oleh karena itu, ketiga
tingkat kecerdasan kita belum tentu sama-sama tinggi atau rendah
(Zohar& Marshall, 2000)
Dari beberapa pengertian di atas, penulis mengambil kesimpulan
bahwa kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk berpikir dan
memahami nilai dari setiap tindakan, kecerdasan untuk menghadapi dan
memecahkan persoalan makna hidup.
2. Kecerdasan Spiritual Pada Masa Dewasa Awal
Safaria (2007) mengatakan ada empat ciri tingkat kecerdasan spiritual
pada masa dewasa awal, yaitu:
a. Pribadi sudah mulai menyadari bahwa dia tidak bisa lagi tergantung
dari pendapat orang-orang di sekitarnya. Namun tanggung jawab atas
pilihan tersebut terletak di tangannya sendiri.
b. Pribadi sudah dapat untuk melakukan refleksi kritis dan meninjau
kembali segala sesuatunya sehingga menjadi lebih relevan dan eksplisit
bagi keseluruhan dirinya.
c. Individu atau orang menginginkan memiliki diri yang autentik dan
mandiri dalam menentukan pilihan hidup dan segala hal yang berkaitan
dalam kegiatannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
d. Pada tahap ini individu ingin menunjukkan keakuannya dan identitas
dirinya yang merupakan pilihan terbaik.
3. Aspek-Aspek Kecerdasan Spiritual
Individu yang memiliki kecerdasan spiritual yang berkembang dengan
baik terlihat dari beberapa indikator(Zohar & Marshall, 2000) yaitu
sebagai berikut:
a. Kemampuan bersikap fleksibel.
Individu yang memiliki kecerdasan spiritual yang berkembang
dengan baik mampu menyesuaikan diri secara spontan dan aktif dalam
bergaul.
b. Kesadaran diri yang tinggi.
Individu yang memiliki kecerdasan spiritual yang berkembang
dengan baik memiliki kesadaran akan adanya Tuhan dan kesadaran
akan keadaan dirinya sendiri.
c. Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan
Individu yang memiliki kecerdasan spiritual yang berkembang
dengan baik berpandangan bahwa penderitaan yang dialami sebagai
cobaan dan ujian dari Tuhan, memiliki kesabaran dan rela dalam
menghadapi penderitaan yang sedang dialami, serta mengambil hikmah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
d. Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit
Individu yang memiliki kecerdasan spiritual yang berkembang
dengan baik memiliki ketabahan ketika menghadapi dan melampui rasa
sakit tersebut.
e. Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai.
Individu yang memiliki kecerdasan spiritual yang berkembang
dengan baik memiliki kerangka berpikir bahwa hari ini lebih baik dari
hari kemarin dan memiliki tujuan hidup.
f. Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu.
Individu yang memiliki kecerdasan spiritual yang berkembang
dengan baik memiliki sikap yang mengorbankan hal-hal yang tidak
perlu.
g. Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal yang
beragam (berpandangan holistik).
Individu yang memiliki kecerdasan spiritual yang berkembang
dengan baik mampu melihat adanya keterkaitan antara dirinya dengan
orang lain dan keterkaitan antara berbagai hal, serta tentang nasib
manusia.
h. Kecenderungan untuk mencari jawaban-jawaban yang mendasar.
Individu yang memiliki kecerdasan spiritual yang berkembang
dengan baik cenderung untuk selalu mencari jawaban atas sesuatu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
i. Kemampuan untuk bekerja melawan konvensi atau menjadi mandiri.
Individu yang memiliki kecerdasan spiritual yang berkembang
dengan baik mampu melakukan perbuatan tanpa tergantung orang lain.
4. Fungsi Kecerdasan Spiritual
Fungsi kecerdasan spiritual menurut Zohar & Marshall (2000), yaitu
a. Menjadikan kita menjadi manusia apa adanya sekarang dan memberi
potensi lagi untuk terus berkembang
b. Menjadi lebih kreatif. Kita menghadirkannya ketika kita inginkan agar
kita menjadi luwes, berwawasan luas dan spontan dengan cara yang
kreatif
c. Menghadapi masalah ekstensial yaitu pada waktu kita secara pribadi
terpuruk terjebak oleh kebiasaan dan kekhawatiran, dan masa lalu kita
akibat kesedihan. Karena dengan kecerdasan spiritual akan kita sadar
bahwa kita mempunyai masalah ekstensial dan membuat kita
mengatasinya atau paling tidak kita bisa berdamai dengan masalah
tersebut.
d. Kecerdasan spiritual dapat digunakan pada masalah krisis yang sangat
membuat kita seakan kehilangan keteraturan diri. Dengan kecerdasan
spiritual suara hati kita akan menuntun kejalan yang lebih benar
e. Kita juga akan lebih mempunyai kemampuan beragama yang benar,
tanpa harus fanatik dan tertutup terhadap kehidupan yang sebenarnya
sangat beragam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
f. Kecerdasan spiritual memungkinkan kita menjembatani atau
menyatukan hal yang bersifat personal dan interpersonal, antara diri dan
orang lain karenanya kita akan sadar akan integritas orang lain dan
integritas kita.
g. Kecerdasan spiritual juga kita gunakan untuk mencapai kematangan
pribadi yang lebih utuh karena kita memang mempunyai potensi untuk
itu. Juga karena kecerdasan spiritual akan membuat kita sadar mengenai
makna dan prinsip sehingga ego akan di nomor duakan, dan kita hidup
berdasarkan prinsip yang abadi
h. Kita akan menggunakan kecerdasan spiritual dalam menghadapi pilihan
dan realitas yang pasti akan datang dan harus kita hadapi apapun
bentuknya. Baik atau buruk jahat atau dalam segala penderitaan yang
tiba-tiba datang tanpa kita duga.
5. Dampak Kecerdasan Spiritual
Peneliti menemukan sekurangnya enam manfaat kecerdasan spiritual
bagi kehidupan manusia (Zohar & Marshall, 2000) yaitu:
a. Kecerdasan spiritual membantu orang untuk menjadi kreatif.
Orang menggunakan kecerdasan spiritual saat ia menjadi fleksibel,
luwes, berwawasan luas, dan spontan secara aktif. Orang menjadi
kreatif berarti mampu menciptakan suatu yang baru sama skali atau
menggabungkan dan mengolah apa yang sudah ada sehingga menjadi
suatu yang lebih baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
b. Kecerdasan spiritual membantu orang untuk menghadapi masalah
eksistensial.
Ketika orang merasa terpuruk, terjebak oleh kebiasaan,
kekhawatiran, larut dalam masa lalu dan kesedihan. Dengan
menggunakan kecerdasan spiritual orang disadarkan akan keadaan
tersebut dan memampukannya mengatasi masalah-masalah
eksistensialnya dan dapat berdamai dengan masalah tersebut.
c. Kecerdasan spiritual menjadi pedoman disaat orang berada "di ujung"
"Ujung" adalah perbatasan antara keteraturan dan kekacauan,
antara mengetahui diri kita atau sama sekali kehilangan jati diri.
Kecerdasan spiritual membantu orang disaat berada di antara kekacauan
dan melampaui sesuatu yang dapat dihadapi. Pada saat seperti inilah
pemahaman orang akan makna yang mendalam dan intuitif serta hati
nurani kita menjadi pedoman saat berada di ujung.
d. Kecerdasan spiritual membantu orang untuk menjadi cerdas secara
spiritual dalam beragama.
Kecerdasan spiritual membawa orang ke pusat segala sesuatu, ke
kesatuan dibalik perbedaan, ke potensi di balik ekspresi nyata.
Kecerdasan spiritual memampukan orang menghubungkan makna
dengan jiwa yang mendasar di balik ajaran semua agama formal.
Dengan demikian penghayatan iman orang tidak picik, eksklusif, tidak
fanatik, dan tidak berprasangkan buruk terhadap orang yang memeluk
agama lain. Disinilah nampak kualitas penghayatan iman seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
e. Kecerdasan spiritual membantu orang memungkinkan orang untuk
menyatukan hal-hal yang bersifat intrapersonal dan interpersonal, serta
menjembatani kesenjangan antara diri dan orang lain.
Emosi-emosi intrapersonal atau di dalam diri, dan emosi-emosi
interpersonal yaitu yang sama-sama dimiliki kita maupun orang lain
atau yang kita gunakan untuk berhubungan dengan orang lain. Namun,
kecerdasan emosi semata-mata tidak dapat membantu kita untuk
menjembatani kesenjangan itu. Kecerdasan spiritual-lah yang membuat
kita mempunyai pemahaman tentang siapa diri kita dan apa makna
segala sesuatu bagi kita, dan bagaimana semua itu memberikan suatu
tempat di dalam dunia kita kepada orang lain dan makna-makna
mereka.
f. Kecerdasan spiritual membantu orang untuk mencapai perkembangan
diri yang lebih utuh karena kita memiliki potensi untuk itu.
Orang memiliki pengalaman-pengalaman, visi, ketegangan antara
apa yang dapat dilakukan dan apa yang mungkin dilakukan. Orang juga
memiliki egoisme, ambisi, gambaran tentang kebaikan, keindahan,
kesempurnaan, pengorbanan dan lain sebagainya. Akan tetapi, orang
juga memiliki gambaran-gambaran transpersonal terhadap kebaikan,
keindahan, kesempurnaan, kedermawanan, pengorbanan, dan lain-lain.
Kecerdasan spiritual membantu orang untuk tumbuh dan menyatukan
apa yang ada dalam dirinya dan menjalani hidupnya pada tingkat yang
lebih dalam dan luas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
g. Kecerdasan spiritual membantu kita untuk berhadapan dengan masalah
baik dan jahat, hidup dan mati, dan asal-usul sejati dari penderitaan dan
keputusasaan.
Orang terkadang sering berusaha merasionalkan begitu saja
masalah semacam ini, atau terhanyut secara emosional dan hancur
karenanya, Agar kita memiliki kecerdasan spiritual secara utuh,
terkadang kita harus membayangkan dan mengingat adanya neraka,
mengetahui akibat dari putus asa, menderita, sakit, dan kehilangan
sehingga tetap tabah menghadapinya.
C. Karakteristik Mahasiswa Skripsi
Mahasiswa menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah pelajar di
perguruan tinggi (Poerwadarminta, 1989). Mahasiswa adalah setiap orang
yang resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran-pelajaran di perguruan tinggi
dengan batas usia 18-30 tahun (Sarwono, 1978). Menurut Hurlock (1994)
rentang usia 18-40 tahun merupakan tahap perkembangan dewasa awal.
Beberapa tugas perkembangan masa dewasa awal adalah memilih pasangan
hidup, mengelola/mengatur rumah tangga, memulai pekerjaan, dan
bertanggung jawab sebagai warga negara. Disamping harus menyelesaikan
tugas perkembangan, mahasiswa juga dihadapkan pada berbagai tugas
akademik, seperti tugas menulis, membaca, belajar menghadapi ujian, serta
tugas-tugas administratif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Salah satu tugas akademik sebagai mahasiswa adalah tugas
akhir/skripsi. Menurut Darmono & Hasan (2002) menyatakan bahwa skripsi
merupakan karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa program sarjana pada
akhir masa studinya berdasarkan hasil penelitian, atau kajian kepustakaan
atau pengembangan terhadap suatu masalah yang dilakukan secara
seksama.Menurut Vanda Zamindari (1999) ada beberapa kesulitan yang
dihadapi mahasiswa dalam mengerjakan skripsi, antara lain kesulitan
membagi waktu, dan mencurahkan perhatian yang cukup terhadap skripsi
karena adanya pekerjaan lain atau keluarga; masalah kesehatan; terbatasnya
dana untuk operasional skripsi; adanya hambatan kognitif dan emosi yang
cenderung menimbulkan sikap negatif mahasiswa terhadap segala proses
pengerjaan skripsi masalah berkaitan dengan materi skripsi itu sendiri.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa mahasiswa
adalah individu yang berumur 18-30 tahun dan telah memasuki tahap dewasa
awal dimana dirinya telah siap untuk bertanggung jawab atas dirinya sendiri,
mampu mengambil keputusan sendiri, bekerja atau berkarier, dan melakukan
hal-hal yang dilakukan orang dewasa lainnya.
D. Dinamika Hubungan Antara Kecerdasan Spiritual dan Prokrastinasi
Akademik Mahasiswa Skripsi
Sistem pendidikan di Indonesia menuntut mahasiswa untuk lebih aktif dan
mampu mengatur beban studi mereka. Pengaturan waktu yang efektif dan
efisien akan menuntun mahasiswa dalam menyelesaikan studinya agar dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
lulus sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Akan tetapi tidak semua
mahasiswa dapat mempergunakan waktunya secara efektif dan efisien.
Mahasiswa yang tidak disiplin dalam mengatur waktunya akan mengalami
hambatan dalam menyelesaikan studinya. Akibatnya, bukan saja mereka tidak
dapat lulus tepat pada waktunya melainkan biaya kuliah yang dikeluarkan
akan semakin bertambah. Perilaku mahasiswa yang tidak disiplin waktu ini
terutama dapat dilihat pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi.
Dalam menyelesaikan studinya, mahasiswa harus melakukan kegiatan
akademik yang terbagi dalam enam area akademik (Solomon & Rothblum,
1984), yaitu mahasiswa dalam proses penyelesaian skripsi harus menuangkan
pikiran-pikirannya berdasarkan teori dalam bentuk kalimat (tugas menulis),
menemui dosen pembimbing untuk memperoleh feedback atau pengarahan
yang berkaitan dengan skripsi (menghadiri pertemuan), membaca buku-buku
referensi yang akan membantu mahasiswa memahami materi mengenai
penelitiannya (membaca), kemudian setelah selesai menyusun materi
penelitiannya, mahasiswa harus belajar untuk menghadapi ujian. Proses
akademik tersebut dapat dilalui mahasiswa bila telah menyelesaikan proses
administrasinya seperti membayar uang kuliah, mengembalikan buku di
perpustakaan (tugas administrasi), dan yang terakhir mahasiswa
menyelesaikan kuliah dan dapat mencapai gelar sarjana (Solomon &
Rothblum, 1984).
Dalam menghadapi tugas-tugas akademik, mahasiswa dengan kecerdasan
spiritual yang rendah maka akan kurang mampu bersikap fleksibel, cenderung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
memiliki kesadaran diri yang rendah, kurang mampu menghadapi
penderitaan, kurang mampu melampaui rasa sakit, kurang memiliki kualitas
hidup (visi & misi), kurang mampu menghindari kerugian, kurang mampu
melihat keterkaitan, kurang mampu mencari jawaban, dan kurang mampu
bersikap mandiri (Zohar & Marshall, 2000). Maka hal tersebut akan
berdampak pada aktivitas akademik mahasiswa seperti mengalami kesulitan
mengambil keputusan, cenderung membelot, perilaku yang kurang asertif,
takut akankegagalan, kurang merasa percaya diri, cenderung menginginkan
sesuatu dalam keadaan “perfect”, ketakutan atau kebencian akan tugas dan
rasa malas.
Dalam proses penyelesaian skripsi, mahasiswa terkadang diliputi oleh rasa
malas. Rasa malas ini dapat diakibatkan karena mahasiswa kurang memiliki
minat untuk mengerjakan skripsi. Mahasiswa juga terkadang merasa dibebani
tugas yang banyak dan akhirnya terbengkalai atau diselesaikan mendekati
waktu deadline. Hal tersebut dapat terjadi karena seorang mahasiswa kurang
memiliki visi dan misi untuk menjalani aktivitas sekarang dan masa yang
akan datang. Sehingga mahasiswa cenderung bersikap asertif, dan kurang
memiliki minat untuk menyelesaikan tugas. Akibatnya mahasiswa cenderung
menunda-nunda untuk menyelesaikan skripsi.Hal lain yang melatarbelakangi
mahasiswa melakukan penundaan dalam menyelesaikan tugas antara lain
mahasiswa melihat lingkungan menuntutnya harus menghasilkan karya yang
terbaik, mencapai hasil yang sempurna(perfeksionis) dari tugas yang
diberikan.Di saat tertekan maka mahasiswa dengan tingkat kecerdasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
spiritual yang rendah akan cenderung kesulitan untuk mengambil keputusan.
Dengan hal tersebut, maka mahasiswa berpotensi memiliki tingkat
prokrastinasi akademik yang tinggi.
Istilah prokrastinasi pertama kali digunakan oleh Brown dan Holtzman
(1967 dalam Ferrari, 1995) untuk menunjuk pada sebuah kecenderungan
menunda nunda penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan. Ciri utama seorang
prokrastinator adalah lambannya kinerja sehingga menimbulkan perasaan
cemas dan bersalah, meskipun ia bermaksud untuk tidak mengulang
perbuatan tersebut namun tetap saja dilakukan. Tindakan tersebut diulang-
ulang sehingga menjadi suatu kebiasaan (Ferrari, 1995).Prokrastinasi yang
terjadi dalam bidang pendidikan disebut prokrastinasi akademik (Ferrari,
1995). Prokrastinasi akademik didefinisikan sebagai penundaan yang
dilakukan pada tugas formal yang berhubungan dengan tugas akademik
(Ferrari, 1995).
Di sisi lain, mahasiswa dengan tingkat kecerdasan spiritual yang tinggi
maka akan mampu bersikap fleksibel, cenderung memiliki kesadaran diri
yang tinggi, mampu menghadapi penderitaan, mampu melampaui rasa sakit,
memiliki kualitas hidup (visi & misi), mampu menghindari kerugian, mampu
melihat keterkaitan, mampu mencari jawaban, dan mampu bersikap mandiri.
Hal tersebut akan berdampak positif pada aktivitas akademik mahasiswa.
Mahasiswa cenderung akan mampu mengambil keputusan, tidak membelot
dan mampu menyelesaikan masalah, mampu bersikap asertif, tidak
mengalami ketakutan untuk gagal, mampu percaya diri, mampu menghadapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
realitas, dan mampu berdamai dengan masalah. Sehingga mahasiswa akan
mampu mengerjakan skripsi dengan lancar dan mampu menghadapi serta
menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Mahasiswa akan enggan
melakukan penundaan dan cenderung memiliki tingkat prokrastinasi
akademik yang rendah.
E. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dibuat diatas, maka peneliti
mengajukan hipotesis penelitian yaitu : terdapat hubungan yang negatif antara
kecerdasan spiritual dan prokrastinasiakademik pada mahasiswa skripsi
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
F. Kerangka Berpikir
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Hubungan AntaraKecerdasan
spiritualdan Prokratsinasi Akademik
Mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi
Kecerdasan Spiritual
Mampu bersikap fleksibel, kesadaran
diri yang tinggi, mampu menghadapi
penderitaan, mampu melampaui rasa
sakit, memiliki kualitas hidup (visi &
misi), mampu menghindari kerugian,
mampu melihat keterkaitan, mampu
mencari jawaban, mampu bersikap
mandiri
Mampu mengambil keputusan, tidak
membelot dan mampu menyelesaikan
masalah, mampu bersikap asertif,
tidak mengalami ketakutan untuk
gagal, percaya diri, mampu
menghadapi realitas, berdamai
dengan masalah
Prokrastinasi Akademik Tinggi Prokrastinasi Akademik Rendah
Rendah Tinggi
Memiliki kewajiban menyelesaikan tugas skripsi
Menulis, membaca, menghadiri pertemuan,
kinerja administratif, belajar menghadapi ujian,
tugas akademik secara keseluruhan
Kurang mampu bersikap fleksibel,
kesadaran diri yang rendah, kurang
mampu menghadapi penderitaan,
kurang mampu melampaui rasa sakit,
kurang memiliki kualitas hidup (visi
& misi), kurang mampu menghindari
kerugian, kurang mampu melihat
keterkaitan, kurang mampu mencari
jawaban, kurang mampu bersikap
mandiri
Mengalami kesulitan mengambil
keputusan, membelot, kurang asertif,
takut gagal, kurang percaya diri,
menginginkan sesuatu dalam keadaan
“perfect”, ketakutan atau kebencian
akan tugas dan rasa malas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian
kuantitatif merupakan penelitian yang mengumpulkan data berupa angka
dan menarik kesimpulan dengan prosedur statistik (Creswell, 2009).
Penelitian kuantitatif yang digunakan yaitu kuantitatif korelasional yang
bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara dua variabel (Azwar, 2005).
Jenis penelitian ini melibatkan pengukuran serta penentuan korelasi atau
hubungan antara dua variabel (Smith & Davis, 2010), yaitu untuk
mengetahui hubungan antara variabel kecerdasan spiritual dan variabel
prokrastinasi akademik.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2009), variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Terdapat 2 variabel yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu :
1. Variabel Bebas : kecerdasan spiritual
2. Variabel Tergantung : prokrastinasi akademik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Prokrastinasi Akademik
Prokrastinasi yaitu merupakan suatu kecenderungan yang
berbahaya akibat kemalasan penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan
yang penting dan usaha impulsif (Ferrari, Johnson, & Mc Cown,
1995). Variabel ini akan diukur dengan menggunakan Skala
Prokrastinasi akademik yang disusun oleh peneliti berdasarkan
indikator prokrastinasi menurut Ferrari, Jhonson, dan McCown (1995),
yaitu penundaan tugas akademik, keterlambatan dalam mengerjakan
tugas akademik, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual,
serta melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada
melakukan tugas yang harus dikerjakan
Tingkat prokrastinasi dilihat dari besarnya skor yang diperoleh dari
skala. Adapun skala yang digunakan adalah skala model Likert dan
diberikan kepada mahasiswa fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta yang sedang menjalani masa pengerjaan skripsi.
Semakin tinggi skor total yang diperoleh maka semakin tinggi pula
tingkat prokrastinasinya. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah skor
yang diperoleh maka semakin rendah pula tingkat prokrastinasinya.
2. Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi dan
memecahkan persoalan makna/value, berpikir dan memahami nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dari setiap tindakan atau jalan hidupnya, menempatkan perilaku dan
hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan
untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih
bermakna dibandingkan dengan yang lain (Zohar & Marshall, 2000).
Dalam penelitian ini, variabel kecerdasan spiritual diukur
menggunakan alat ukur yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan
aspek yang dinyatakan oleh Zohar & Marshall (2000) antara lain
kemampuan untuk bersikap fleksibel, memiliki tingkat kesadaran diri
yang tinggi, mampu menghadapi dan memanfaatkan penderitaan dan
rasa sakit, kualitas hidup yang terilhami oleh visi dan nilai, tidak
menyebabkan kerugian yang tidak perlu, kemampuan untuk melihat
keterkaitan, kemampuan untuk mencari jawaban-jawaban yang
mendasar, kemampuan bekerja melawan konvensi atau menjadi
mandiri. Semakin tinggi skor total yang diperoleh maka semakin tinggi
pula tingkat kecerdasan spiritualnya. Begitu pula sebaliknya, semakin
rendah skor yang diperoleh maka semakin rendah pula tingkat
kecerdasan spiritualnya.
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma yang sedang mengerjakan skripsi. Mahasiswa fakultas
psikologi menjadi subjek dalam penelitian ini karena secara umum
mahasiswa yang mempelajari ilmu psikologi sudah mengerti istilah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
prokrastinasi akademik. Teknik pemilihan subjek dalam penelitian ini
menggunakan teknikpurposive sampling yaitu peneliti mengambil subjek
berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu (Siregar, 2013), yaitu mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang sedang
mengerjakan skripsi lebih dari 1 semester.
E. Alat Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dengan instrumen penelitian berupa skala. Skala digunakan
untuk mendapatkan data mengenai kecerdasan spiritual dan
prokrastinasi.Pengambilan datadilakukan dengan memberikan skala pada
subjek dalam bentuk online. Peneliti mempertimbangkan penggunaan
skala dalam bentuk online agar lebih mudah mendapatkan subjek.
1. Skala Prokrastinasi Akademik
Dalam penelitian ini, pegumpulan data prokrastinasi akademik
menggunakan skala Likert.Skala tersebut terdiri dari dua macam item
yaitu item favorable (item dengan isi sesuai dengan variabel yang
diukur) dan item unfavorable (item yang isinya bertentangan dengan
variabel yang diukur).
Item dalam skala ini berjumlah 48 item yang terdiri dari 24 item
favorable dan 24 item unfavorable. Perbandingan jumlah item dalam
skala ini dibuat seimbang karena variabel prokrastinasi akademik
bersifat unidimensi, maka setiap indikator dapat menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
kecenderungan perilaku prokrastinasi akademik subjek. Jika jumlah
item tidak seimbang akan menyebabkan terjadinya dominasi indikator
(Supratiknya, 2014). Skor untuk item favorable berurutan dari pilihan
STS-TS-S-SS, yaitu 1, 2, 3, 4. Sedangkan skor untuk item unfavorable
berurutan dari pilihan STS-TS-S-SS, yaitu 4, 3, 2, dan 1.
Persebaran skala prokrastinasi akademik sebelum uji coba dapat
dilihat dari tabel 1 berikut:
Tabel 3.1 Sebaran Aitem Skala Prokrastinasi Akademik Sebelum
Uji Coba
No Aspek Nomor Aitem
Jumlah Favorable Unfavorable
1 Penundaan
tugas akademik
1, 10, 14, 23,
31, 34
2, 6, 27, 37,
41, 46 12 25%
2
Keterlambatan
dalam
mengerjakan
tugas akademik
5, 15, 20, 28,
42, 47
3, 7, 16, 24,
36, 48 12 25%
3
Kesenjangan
waktu antara
rencana dan
actual
29, 32, 33,
35, 38, 43
4, 8, 12, 17,
21, 25 12 25%
4 Melakukan
aktifitas lain
9, 13, 18, 22,
39, 44
11, 19, 26, 30,
40, 45 12 25%
Total 24 (50%) 24 (50%) 48 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
2. Skala Kecerdasan Spiritual
Skala ini menggunakan metode likert dengan 4 kategori. Kategori
yang digunakan adalah Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju
(TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Item dalam skala ini berjumlah
48 item yang terdiri dari 24 item favorable dan 24 item unfavorable.
Perbandingan jumlah item dalam skala ini dibuat seimbang karena
variabel kecerdasan spiritual bersifat unidimensi, maka setiap
indikatordapat menunjukkan kecenderungan perilaku subjek. Jika
jumlah item tidak seimbang akan menyebabkan terjadinya dominasi
indikator (Supratiknya, 2014).
Skor dalam skala ini diberikan pada setiap jawaban dengan rentang
angka dari 1 sampai dengan 4. Skala ini berisi dengan item favorable
dan unfavorable. Pada item favorable, skor diberikan sesuai dengan
urutan STS-TS-S-SS yaitu 1, 2, 3, dan 4. Sedangkan pada item
unfavorable, skor diberikan sesuai dengan urutan STS-TS-S-SS yaitu
4, 3, 2, dan 1. Berikut adalah blue print dari skala dukungan sosial
pada tabel 3.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 3.2 Sebaran Aitem Skala Kecerdasan Spiritual Sebelum Uji
Coba
No Aspek
Nomor Aitem
Jumlah Favorable Unfavorable
1 Kemampuan bersikap
fleksibel 1, 17, 33 9, 25, 41 6 12.5 %
2 Kesadaran diri 11, 35, 42 3, 19, 27 6 12.5 %
3
Kemampuan untuk
menghadapi dan
memanfaatkan
penderitaan dan rasa
sakit
4, 20, 28 12, 36, 43 6 12.5 %
4
Kualitas hidup yang
terilhami oleh visi dan
nilai
26, 34, 44 2, 10, 18 6 12.5 %
5
Tidak menyebabkan
kerugian yang tidak
perlu
14, 30, 38 6, 22, 45 6 12.5 %
6 Kemampuan untuk
melihat keterkaitan 21, 29, 46 5, 13, 37 6 12.5 %
7
Kemampuan untuk
mencari jawaban-
jawaban yang
mendasar
7, 39, 47 15, 23, 31 6 12.5 %
8
Kemampuan untuk
bekerja melawan
konvensi atau menjadi
mandiri
8, 24, 40 16, 32, 48 6 12.5 %
Total 24 (50%) 24 (50%) 48 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
F. Validitas, Reliabilitas dan Seleksi Item
1. Uji Validitas
Validitas adalah ketepatan dan kecermatan skala dalam
menjelaskan fungsi ukurnya, artinya sejauh mana skala yang telah
dibuat mampu menghasilkan data akurat sesuai dengan tujuan ukurnya
(Azwar, 2005). Skala dikatakan valid bila dibuat sesuai dengan batas-
batas berdasarkan hal yang ingin diukur (Azwar, 2009).
Skala prokrastinasi akademik dibuat berdasarkan aspek-aspek
prokrastinasi yang dikemukakan oleh Ferrari, Johnson, & Mc. Cown
(1995) yaitu penundaan tugas akademik, keterlambatan dalam
mengerjakan tugas akademik, kesenjangan waktu antara rencana dan
aktual, melakukan aktifitas lain. Kemudian skala kecerdasan spiritual
dibuat berdasarkan aspek-aspek kecerdasan spiritual yang
dikemukakan oleh Zohar & Marshall (2000) yaitu kemampuan untuk
bersikap fleksibel, memiliki tingkat kesadaran diri yang tinggi, mampu
menghadapi dan memanfaatkan penderitaan dan rasa sakit, kualitas
hidup yang terilhami oleh visi dan nilai, tidak menyebabkan kerugian
yang tidak perlu, kemampuan untuk melihat keterkaitan, kemampuan
untuk mencari jawaban-jawaban yang mendasar, kemampuan bekerja
melawan konvensi atau menjadi mandiri.
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi.
Validitas isi adalah taraf yang memiliki unsur-unsur dalam suatu alat
ukur mampu mengukur atau mewakili konstruk yang dituju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
(Supratiknya, 2016). Penelitian ini menggunakan indeks validitas isi
(IVI) untuk mengukurnya (Supratiknya, 2016). Untuk mendapatkan
skor IVI, peneliti perlu melakukan penilaian ahli atau professional
judgement terlebih dahulu dengan skor ordinal dari 1 – 4 (Supratinya,
2016). Proses validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
berkonsultasi pada dosen pembimbing skripsi. Skor IVI memiliki
kisaran dari 0 – 1 (Supratiknya, 2016)
Skor IVI taraf aitem dihitung dengan rumus di bawah ini:
Sementara untuk IVI taraf skala total:
Penilaian kedua skala dilakukan dengan dosen pembimbing dan 10
orang lainnya pada tanggal 20 Juni 2018 hingga 30 Juni 2018. IVI-I
pada skala prokrastinasi akademik memiliki skor antara 0,82 – 1 dan
IVI-S sebesar 0,97.
Kemudian untuk IVI-I skala kecerdasan spiritual memiliki skor
antara 0,82 – 1. Skor IVI-S skala sebesar 0,94. Berdasarkan skor
validitas isi dan total, kedua skala dapat dikatakan valid karena skor
yang didapatkan ≥0,78 (Supratiknya, 2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
2. Seleksi Aitem
Seleksi aitem dilakukan untuk mendapatkan aitem yang valid
sehingg layak digunakan untuk penelitian. Seleksi aitem dilakukan
dengan analisis kuantitatif terhadap parameter-parameter aitem.
Seleksi aitem ini dilakukan berdasarkan daya diskriminasi aitemnya.
Parameter daya beda aitem berupa koefisien korelasi aitem-total dan
pemilihan aitem-aitemnya didasarkan pada besarnya koefisien korelasi
tersebut.
Menurut Azwar (2009), kriteria pemilihan aitem berdasar korelasi
aitem total menggunakan batasan rix ≥ 0,30. Aitem yang memiliki
koefisien korelasi minimal 0,30 dianggap memiliki daya diskriminasi
yang baik. Jika aitem yang memiliki angka koefisien korelasi kurang
atau dibawah 0,30, bisa dikatakan aitem tersebut memiliki daya
diskriminasi yang rendah dan akan digugurkan. Namun jika aitem
yang memiliki koefisien korelasi kurang mencukupi sesuai dengan
yang diinginkan, maka peneliti bisa menurunkan sedikit batas kriteria
menjadi 0,25 (Azwar, 2009).
a) Skala Prokrastinasi Akademik
Skala ini mulanya terdiri dari 48 item dengan 12 item aspek
penundaan tugas akademik, 12 item aspek keterlambatan dalam
mengerjakan tugas akademik, 12 item aspek kesenjangan waktu
antara rencana dan aktual dan 12 item aspek melakukan aktivitas
lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Uji coba skala dilakukan pada tanggal 20 Juli hingga 27 Juli
2018 secara online melalui google form, terhadap mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang
sedang dalam masa mengerjakan skripsi, yaitu mahasiswa
angkatan 2011 hingga 2014. Terdapat 55 mahasiswa yang
mengisi skala prokrastinasi akademik.
Tabel 3.3 Persebaran Skala Prokrastinasi Akademik Setelah
Uji Coba
No Aspek No Aitem
Jumlah Favorable Unfavorable
1 Penundaan tugas
akademik
(1), (10), 14,
(23), 31, 34
(2), 6, 27, (37),
41, (46) 12 25%
2
Keterlambatan
dalam mengerjakan
tugas akademik
(5), 15, 20*,
28*, 42, 47
3*, 7, 16, 24*,
36, (48) 12 25%
3
Kesenjangan waktu
antara rencana dan
aktual
29, (32), (33),
35, (38), 43
4, 8, (12), (17),
21, (25) 12 25%
4 Melakukan
aktifitas lain
9, 13, 18*,
(22), 39, (44)
11, 19*, (26),
(30), 40, 45 12 25%
Total 24 (50%) 24 (50%) 48 100%
* : Aitem yang gugur
() :Aitem yang digugurkan
Setelah melakukan seleksi aitem diketahui bahwa hanya
terdapat 6 item yang memiliki angka koefisien korelasi kurang
atau dibawah 0,30. Maka jumlah aitem yang lolos masih terlalu
banyak dan jumlah yang tidak seimbang pada setiap aspek. Untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
mempertahankan proporsi pada setiap aspek dan mengurangi
jumlah aitem yang terlalu banyak, peneliti menggugurkan 18 butir
aitem yang memiliki angka koefisien korelasi terendah dalam
setiap aspek yaitu aitem nomor 1, 2, 5, 10, 12, 17, 22, 23, 25, 26,
30, 32, 33, 37, 38, 44, 46, dan 48.
Berdasarkan blueprint didapatkan 24 butir aitem yang
digunakan dalam pengumpulan data. Skala prokrastinasi
akademik ini terdiri dari 6 butir aitem pada keempat aspeknya
dengan kisaran koefisien korelasi aitem-total 0,462 – 0,802.
Berikut distribusi setelah melakukan seleksi aitem dan melakukan
penomoran ulang.
Tabel 3.4 Skala Prokrastinasi Akademik yang Digunakan
dalam Penelitian
No Aspek No Aitem
Jumlah Favorable Unfavorable
1 Penundaan tugas
akademik 8, 14, 15 2, 12, 20 6 25%
2
Keterlambatan
dalam mengerjakan
tugas akademik
9, 21, 24 3, 10, 17 6 25%
3
Kesenjangan waktu
antara rencana dan
actual
13, 16, 22 1, 4, 11 6 25%
4 Melakukan
aktifitas lain 5, 7, 18 6, 19, 23 6 25%
Total 3 (50%) 3 (50%) 24 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
.
b) Skala Kecerdasan Spiritual
Skala ini mulanya terdiri dari 48 item dengan 6 aitem aspek
kemampuan bersikap fleksibel, 6 aitem aspek kesadaran diri, 6
aitem aspek kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan
penderitaan dan rasa sakit, 6 aitem aspek kualitas hidup yang
terilhami oleh visi dan nilai, 6 aitem aspek tidak menyebabkan
kerugian yang tidak perlu, 6 aitem aspek kemampuan untuk
melihat keterkaitan, 6 aitem aspek kemampuan untuk mencari
jawaban-jawaban yang mendasar, dan 6 aitem aspek kemampuan
untuk bekerja melawan konvensi atau menjadi mandiri.
Uji coba skala dilakukan pada tanggal 20 Juli hingga 27
Juli 2018 secara online melalui google form, terhadap mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang
sedang dalam masa mengerjakan skripsi, yaitu mahasiswa
angkatan 2011 hingga 2014. Terdapat 55 mahasiswa yang
mengisi skala kecerdasan spiritual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 3.5 Pesebaran Skala Kecerdasan Spiritual Setelah Uji
Coba
No Aspek
Nomor Aitem
Jumlah Favorable Unfavorable
1 Kemampuan bersikap
fleksibel (1), 17, 33 9, (25), 41* 6 12.5 %
2 Kesadaran diri 11*, 35, 42* 3, 19, 27* 6 12.5 %
3
Kemampuan untuk
menghadapi dan
memanfaatkan
penderitaan dan rasa
sakit
(4), (20), 28 12, 36*, 43 6 12.5 %
4
Kualitas hidup yang
terilhami oleh visi dan
nilai
26, (34), (44) 2, 10, 18* 6 12.5 %
5
Tidak menyebabkan
kerugian yang tidak
perlu
14, 30*, 38 (6), (22), 45 6 12.5 %
6 Kemampuan untuk
melihat keterkaitan 21, (29), 46 5, (13), 37* 6 12.5 %
7
Kemampuan untuk
mencari jawaban-
jawaban yang
mendasar
7*, 39, 47* 15*, 23, 31 6 12.5 %
8
Kemampuan untuk
bekerja melawan
konvensi atau menjadi
mandiri
8*, 24, 40 16, (32), 48* 6 12.5 %
Total 24 (50%) 24 (50%) 48 100 %
* : Aitem yang gugur
() :Aitem yang digugurkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Setelah melakukan seleksi aitem diketahui bahwa jumlah
aitem yang gugur tidak seimbang pada setiap aspek. Untuk
mempertahankan proporsi pada setiap aspek, peneliti
menggugurkan 11 butir aitem yang memiliki angka koefisien
korelasi terendah dalam setiap aspek yaitu aitem nomor 1, 4, 6,
13, 20, 22, 25, 29, 32, 34, 44.
Hingga menyesuaikan pada blueprint didapatkan 24 butir
aitem yang digunakan dalam pengumpulan data. Skala
prokrastinasi akademik ini terdiri dari 3 butir aitem pada
kedelapan aspeknya dengan kisaran koefisien korelasi aitem-total
0,339 – 0,615. Berikut distribusi setelah melakukan seleksi aitem
dan melakukan penomoran ulang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 3.6 Skala Kecerdasan Spiritual yang Digunakan dalam
Penelitian
No Aspek
Nomor Aitem
Jumlah Favorable Unfavorable
1 Kemampuan bersikap
fleksibel 17, 33 9 3 12.5 %
2 Kesadaran diri 35 3, 19 3 12.5 %
3
Kemampuan untuk
menghadapi dan
memanfaatkan
penderitaan dan rasa
sakit
28 12, 43 3 12.5 %
4
Kualitas hidup yang
terilhami oleh visi dan
nilai
26 2, 10 3 12.5 %
5
Tidak menyebabkan
kerugian yang tidak
perlu
14, 38 45 3 12.5 %
6 Kemampuan untuk
melihat keterkaitan 21, 46 5 3 12.5 %
7
Kemampuan untuk
mencari jawaban-
jawaban yang
mendasar
39 23, 31 3 12.5 %
8
Kemampuan untuk
bekerja melawan
konvensi atau menjadi
mandiri
24, 40 16 3 12.5 %
Total 12 (50%) 12 (50%) 24 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
3. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas skala dilakukan untuk mengukur konsistensi alat
ukur yang digunakan (Supratiknya, 2014). Suatu alat ukur dikatakan
reliabel apabila alat ukur tersebut ajeg (stabil) sehingga hasil
pengukurannya handal. Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas
dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach dalam
program SPSS 22 for windows.
Dalam pengukuran, reliabilitas suatu alat ukur dinyatakan oleh
koefisien reliabilitas dengan rentang angka dari 0 sampai dengan 1,00.
Jika angka koefisien reliabilitas hampir mendekati angka 1,00 maka
semakin tinggi reliabilitasnya. Namun jika angka koefisien reliabilitas
mendekati angka 0 maka semakin rendah reliabilitasnya (Azwar,
2009).
Tabel 3.7 Tabel Klasifikasi Realibilitas (Periantalo, 2015)
Skor Klasifikasi
≥0,90 Sangat bagus
0,8 – 0,89 Bagus
0,7 – 0,79 Cukup bagus
0,6 – 0,7 Kurang bagus
≤0,6 Tidak bagus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Berdasarkan uji reliabilitas aitem pada skala prokrastinasi
akademik yang telah melalui tahap seleksi aitem memiliki koefisien
alpha cronbach sebesar 0,948 yang dapat dikatakan sangat bagus
(Periantalo, 2015). Sedangkan pada skala kecerdasan spiritual yang
telah melalui tahap seleksi aitem diperoleh koefisien alpha cronbach
sebesar 0.901 yang dapat dikatakan sangat bagus (Periantalo, 2015).
G. Teknik Analisi Data
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan
tujuan untuk melihat apakah sebaran data pada kedua variabel
tersebut berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini
menggunakan uji normalitas Kolmogorov Smirnov dalam program
SPSS 22for Windows. Data dapat dikatakan terdistribusi normal
jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05(p>0,05), namun jika
nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05(p< 0,05) maka data
dikatakan tidak terdistribusi dengan normal (Respati, Yulianto, &
Widiana, 2006).
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk menguji hubungan antara
variabel bebas dan variabel tergantung mengikuti garis lurus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
(linear) atau tidak (Santoso, 2010). Dalam penelitian ini uji
linearitas dilakukan dengan Test for Linearity pada program SPSS
22 for Windows. Dua variabel dikatakan mengikuti garis lurus jika
memiliki nilai signifikansi atau probabilitas lebih kecil dari 0,05
(p<0,05).
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui terdapat hubungan
kecerdasan spiritual dan prokrastinasi akademik atau tidak. Dalam
penelitian ini peneliti akan menggunakan uji korelasi Pearson Product
Moment Correlation jika data terdistribusi normal, jika data tidak
terdistribusi normal maka akan digunakan uji korelasi Rank-
Spearman(Siregar, 2013). Uji korelasi dilakukan melalui program
SPSS 22 for Windows.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan terhadap mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta yang sedang dalam masa pengerjaan skripsi. Data
dari penelitian ini diperoleh dengan membagikan skala penelitian kepada
subjek secara online dengan menggunakan google form. Pengambilan data
secara online dilakukan dari tanggal 3 Agustus 2018 hingga 14 Agustus 2018.
Setelah melakukan pengambilan data lalu peneliti memilah data subjek yang
sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan dan mendapatkan 115 skala yang
dapat diolah.
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang sedang dalam masa pengerjaan
skripsi. Deskripsi subjek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Penelitian ini memiliki 41 subjek laki-laki dengan persentase sebesar
37,3% dan 69 subjek perempuan dengan persentase sebesar 62,7%. Dengan
demikian jumlah subjek perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki.
Subjek dalam penelitian ini berada pada kisaran usia 20 hingga 24 tahun.
Subjek dengan usia 20 tahun sebanyak 3 orang, usia 21 tahun sebanyak 5
orang, usia 22 tahun sebanyak 38 orang, usia 23 tahun sebanyak 43 orang,dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
usia 24 tahun sebanyak 21 orang. Subjek yang berasal dari angkatan 2011
sampai dengan angkatan 2014.
C. Deskripsi Data Penelitian
1. Prokrastinasi Akademik
Tabel 4.1 Deskripsi Data Prokrastinasi Akademik
Aspek N Teoritik Empirik
Min Max Mean Min Max Mean
Prokrastinasi
Akademik 110 24 96 60 40 89 62,79
Tabel 4.2 Tabel Hasil Uji Beda Mean
One-Sample Test
Test Value = 0
t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Prokrastinasi
Akademik 51.720 109 .000 62.791 60.38 65.20
Berdasarkan tabel 4.1, skor terendah yang dapat diperoleh dari skala
prokrastinasi akademik adalah 24, sedangkan skor tertinggi yang dapat
diperoleh adalah sebesar 96. Subjek penelitian yang telah mengisi skala
prokrastinasi akademik memperoleh skor terendah sebesar 40, sedangkan
skor tertinggi yang diperoleh subjek adalah sebesar 89. Mean teoritik pada
variabel prokrastinasi akademik adalah sebesar 60, sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
meanempiris yang diperoleh subjek adalah sebesar 62,79. Mean empiris
lebih besar daripada mean teoritik, berarti subjek memiliki skor
prokrastinasi akademik yang cenderung tinggi. Hasil tersebut juga
diperkuat dengan uji t (Tabel 4.2) menghasilkan nilai signifikansi sebesar
0,000. Nilai signifikansi (0,000<0,05) tersebut menunjukkan terdapat
perbedaan yang signifikan antara mean empiris dan mean teoritik.
2. Kecerdasan Spiritual
Tabel 4.3 Deskripsi Data Kecerdasan Spiritual
N Teoritis Empirik
Min Max Mean Min Max Mean
Kecerdasan
Spiritual 110 24 96 60 53 77 66,35
Tabel 4.4 Tabel Hasil Uji Beda Mean
One-Sample Test
Test Value = 0
t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Kecerdasan
Spiritual 114.853 109 .000 66.345 65.20 67.49
Berdasarkan tabel 4.3, skor terendah yang dapat diperoleh dari skala
kecerdasan spiritual adalah 24, sedangkan skor tertinggi yang dapat
diperoleh adalah sebesar 96. Subjek penelitian yang telah mengisi skala
kecerdasan spiritual memperoleh skor terendah sebesar 53, sedangkan skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
tertinggi yang diperoleh subjek adalah sebesar 77. Mean teoritik pada
variabel kecerdasan spiritual adalah sebesar 60, sedangkan mean empiris
yang diperoleh subjek adalah sebesar 66,35. Mean empiris lebih besar
daripada mean teoritik, berarti subjek memiliki skor kecerdasan spiritual
yang cenderung tinggi. Hasil tersebut juga diperkuat dengan uji t (Tabel
4.4) menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi
(0,000<0,05) tersebut menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan
antara mean empiris dan mean teoritik.
D. Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi
a) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 22 for
Windows. Hasil dari analisis statistik menunjukkan dua sumber data,
yaitu dengan metode Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk sehingga
menghasilkan data sebagai berikut:
Tabel 4.5 Uji Normalitas Data Prokrastinasi Akademik
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
Prokrastinasi
Akademik
.081 110 .075
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Dengan jumlah subjek 110 orang, maka kita melihat menggunakan
nilai probabilitas Kolmogrov-Smirnov(Santoso, 2010). Peneliti akan
membandingkan hasil uji normalitas diatas dengan angka probabilitas
sebesar 0,05 sebagai acuan (Singgih, 2012). Berdasarkan tabel 4.5
dapat dikatakan bahwa data prokrastinasi akademik berada lebih dari
0,05 maka data skor mengikuti distribusi normal.
Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Kecerdasan Spiritual
D
engan jumlah subjek 110 orang, maka kita melihat menggunakan nilai
probabilitas Kolmogrov-Smirnov (Santoso, 2010). Data dikatakan
terdistribusi normal jika p>0,05. Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat
bahwa data kecerdasan spiritual berada lebih dari 0,05 maka data skor
mengikuti distribusi normal.
b) Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan dengan Test of Linearity menggunakan
SPSS 22 for Windows. Suatu hubungan dinyatakan linear apabila nilai
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
Kecerdasan
Spiritual
.081 110 .070
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), sementara
itu hubungan dinyatakan tidak linear apabila nilai signifikansi yang
diperoleh lebih besar dari 0,05 (p>0,05). Berikut adalah hasil uji
linearitas yang telah dilakukan:
Tabel 4.7 Uji Linearitas Kecerdasan Spiritual dan
Prokrastinasi Akademik
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa prokrastinasi
akademik dan kecerdasan spiritual memiliki nilai F sebesar 50.678
dengan signifikansi sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa
kecerdasan spiritual dan prokrastinasi akademik memiliki hubungan
yang linear karena memiliki signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p<0,05).
2. Uji Hipotesis
Berdasarkan uji asumsi yang telah dilakukan mengatakan bahwa data
terdistribusi normal, maka uji hipotesis menggunakan uji korelasi Pearson
Product Moment. Tingkat hubungan dapat dillihat berdasarkan nilai
ANOVA Table
F Sig.
Prokrastinasi
Akademik *
Kecerdasan
Spiritual
Between
Groups
(Combined) 3.092 .000
Linearity 50.678 .000
Deviation from
Linearity
1.023 .447
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
koefisien korelasinya. Sugiyono (2011) membagi kekuatan hubungan
menjadi beberapa tingkatan, sebagai berikut:
Tabel 4.8 Tabel Tingkat Hubungan
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 - 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan SPSS 22 for
Windows. Berikut adalah hasil uji hipotesis yang telah dilakukan:
Tabel 4.9 Uji Hipotesis Kecerdasan Spiritual dan Prokrastinasi
Akademik
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa kecerdasan spiritual dan
prokrastinasi akademik memiliki koefisien korelasi sebesar -0,564 dengan
Correlations
Kecerdasan
Spiritual
Prokrastinasi
Akademik
Kecerdasan
Spiritual
Pearson Correlation 1 -.564**
Sig. (2-tailed) .000
N 110 110
Prokrastinasi
Akademik
Pearson Correlation -.564**
1
Sig. (2-tailed) .000
N 110 110
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
signifikansi sebesar 0,000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat
hubungan negatif antara kecerdasan spiritual dan prokrastinasi akademik.
Dengan demikian, semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritual maka
semakin rendah tingkat prokrastinasi akademik. Begitu pula sebaliknya,
semakin rendah tingkat kecerdasan spiritual, maka semakin tinggi tingkat
prokrastinasi akademik.
Berdasarkan tabel 4.8, hubungan antara kecerdasan spiritual dan
prokrastinasi akademik memiliki tingkat hubungan yang sedang/rata-rata.
Hal tersebut menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif yang rata-rata
kuat dan signifikan antara kecerdasan spiritual dan prokrastinasi akademik.
E. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kecerdasan
spiritual dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang sedang dalam masa pengerjaan
skripsi.
Berdasarkan deskripsi pengambilan data, kriteria subjek dalam
penelitian ini terpenuhi. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 110
mahasiswa yang berasal dari angkatan 2011 hingga 2014, dimana subjek
masih dalam tahap pengerjaan skripsi dan sudah mengerjakan skripsi lebih
dari satu semester.
Hasil uji deskriptif dalam penelitian ini, prokrastinasi akademik
sebesar 60 dan rata-rata empirik sebesar 62,79. Berdasarkan hal tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
dapat dikatakan bahwa subjek cenderung memilki tingkat prokrastinasi
akademik yang tinggi. Hasil tersebut juga diperkuat dengan uji t
menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi (0,000<0,05)
tersebut menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara mean
empiris dan mean teoritik.
Sedangkan rata-rata teoritik pada variabel kecerdasan spiritual
memperoleh rata-rata teoritik sebesar 60 dan rata-rata empirik sebesar 66,35.
Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa subjek cenderung memiliki
tingkat kecerdasan spiritual yang tinggi karena mean empirik lebih tinggi
dibandingkan mean teoritiknya. Hasil tersebut juga diperkuat dengan uji t
menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi (0,000<0,05)
tersebut menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara mean
empiris dan mean teoritik.
Data tersebut menunjukkan bahwa kondisi subjek pada variabel
kecerdasan spiritual adalah positif, sedangkan kondisi pada variabel
prokrastinasi akademik menunjukkan adanya masalah yang harus diatasi
karena itu berarti bahwa subjek terbiasa untuk melakukan prokrastinasi pada
keenam aspek kegiatan akademik.
Uji hipotesis menyatakan bahwa kecerdasan spiritual dan
prokrastinasi akademik memiliki koefisien korelasi sebesar -0,564 dengan
signifikansi 0,000 (p<0,05). Hal tersebut menyatakan bahwa terdapat
hubungan negatif yang rata-rata kuat dan signifikan antara kecerdasan
spiritual dan prokrastinasi akademik. Hal ini berarti semakin rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
kecerdasan spiritual maka semakin tinggi prokrastinasi akademik, begitu pula
sebaliknya, jika semakin tinggi kecerdasan spiritual maka prokrastinasi
akademik akan semakin rendah. Berdasarkan hasil uji korelasi di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima yaitu
terdapat hubungan yang negatif antara kecerdasan spiritual dengan
prokrastinasi akademik pada mahasiswa skripsi Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya (Liling,
Nurcahyo, & Tanojo, 2013). Penelitian tersebut mengatakan adanya
hubungan negatif yang sangat signifikan antara kecerdasan spiritual dengan
prokrastinasi pada subjek penelitian (Liling et al, 2013). Bila dibandingkan
dengan penelitian Liling et al (2013), perbedaan hasil dapat disebabkan oleh
karena alat ukur dan populasi yang digunakan dalam penelitian. Penelitian
tersebut memiliki perbedaan mengenai alat ukur yang digunakan untuk
mengukur tingkat prokrastinasi akademik dengan penelitian kali ini.
Penelitian sebelumnya menggunakan alat ukur yang diadaptasi dari Tuckman
Procrastination Scale (TPS) yang terdiri dari 3 aspek, yaitu deskripsi umum
mengenai kecenderungan menunda sesuatu, kecenderungan menghindari
tugas yang sulit atau tidak menyenangkan, dan kecenderungan untuk
menyalahkan orang lain akan situasi yang dihadapi. Berbeda dengan alat ukur
yang digunakan peneliti untuk mengukur tingkat prokrastinasi akademik.
Peneliti menyusun alat ukur berlandaskan pada aspek-aspek prokrastinasi
akademik menurut Ferrari, Johnson & Mc. Cown (1995). Terdapat 4 aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
yang digunakan sebagai indikator untuk mengukur prokrastinasi akademik,
yaitu penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas-
tugas yang dihadapi, keterlambatan dalam mengerjakan tugas akademik,
kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual, dan melakukan aktifitas
lain yang lebih menyenangkan dari pada melakukan tugas yang harus
dikerjakan. Perbedaan alat ukur maupun aspek-aspek yang digunakan dalam
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya diduga menjadi penyebab
perbedaan hasil pengukuran tingkat prokrastinasi akademik.
Perbedaan lain terkait dengan populasi yang digunakan dalam
penelitian. Dalam penelitian sebelumnya menggunakan subjek penelitian
yaitu mahasiswa di Universitas Pelita Harapan Surabaya dimana mahasiswa
dalam universitas ini cukup menekankan muatan pengembangan iman dan
karakter dalam kurikulum pada setiap program studinya (Liling et al, 2013).
Subjek dalam penelitian tersebut berjumlah 62 mahasiswa. Sedangkan dalam
penelitian ini menggunakan subjek mahasiswa fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta dimana mahasiswa dalam universitas ini dituntut
untuk memadukan keunggulan akademik dan nilai-nilai kemanusiaan, yaitu
cerdas dan humanis. Jumlah subjek dalam penelitian ini berjumlah 110
mahasiswa. Subjek dari universitas yang berbeda, jumlah subjek yang
berbeda, serta memiliki kurikulum yang berbeda pula dapat menyebabkan
perbedaan hasil pengukuran yang berbeda.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapt dijelaskan dengan
beberapa hal berikut. Menurut Ferrari, dkk.(1995) kelambanan, dalam arti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
lambannya kerja seseorang dalam melakukan suatu tugas dapat menjadi ciri
yang utama dalam prokrastinasi akademik. Menurut Knaus (2002) ada
beberapa alasan yang menyebabkan pelajar melakukan prokrastinasi, antara
lain: buruknya pengelolaan waktu, kesulitan dalam berkonsentrasi,
kepercayaan irrasional, dan kebosanan terhadap tugas yang dihadapi. Alasan
tersebut merupakan bentuk dari kelambanan seseorang dalam menyelesaikan
tugasnya. Buruknya pengelolaan waktu dan sulitnya berkonsentrasi
membentuk menjadi seorang yang lamban untuk mengerjakan tugasnya.
Tugas yang dianggap mudah dan dengan deadline pengumpulan yang
panjang tentu bisa membuat mahasiswa meremehkan tugas tersebut. Ada
anggapan bahwa sebelum deadline, mahasiswa bisa mendapat waktu
tambahan untuk mengerjakan tugas dan tugas pun dikerjakan saat sudah
mendekati deadline yang sudah ditentukan. Bagi mahasiswa ada tantangan
ketika mengerjakan tugas dengan deadline yang sudah hampir habis
waktunya. Mahasiswa yang memiliki kesadaran akan segera mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan seberapa sulitnya tugas tersebut.
Di sisi lain, kecerdasan spiritual seseorang akan mendorongnya untuk
memiliki kesadaran diri dan menilai makna dibalik segala macam
tindakannya (Zohar dan Marshall, 2000). Kecerdasan spiritual dapat
menuntun seorang mahasiswa untuk memutuskan tindakan yang tepat dan
memikirkan apa yang harus diperbuat. Maka, besar kemungkinan bagi
mahasiswa yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi maka akan
cenderung menghindari penundaan dalam memulai maupun menyelesaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
tugas, dan enggan melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan dari
pada melakukan tugas yang harus dikerjakan. Mahasiswa akan mampu
memiliki rencana tersendiri dengan pemanfaatan waktu luang antara tugas
akademik, tugas non-akademik dan kesenangan pribadi sehingga kesenjangan
waktu antara rencana dan kinerja aktual dapat diminimalkan.
Prokrastinasi akademik terkait erat dengan perasaan tidak berdaya
dalam menghadapi tantangan atau tugas yang dianggap sulit, yang
menyebabkan seseorang menghindari tugas tersebut atau melakukan
penundaan (Kingofong dalam Liling, 2013). Prokrastinasi dilakukan karena
kebiasaan untuk menghindari pekerjaan yang tidak terlalu penting dan usaha
yang impulsif (Ferrari, dkk, 1995). Menurut Ferrari, dkk (1995) prokrastinasi
merupakan kemalasan untuk menyelesaikan suatu tugas yang penting dalam
hidup. Di sisi lain, seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual yang rendah
akan mengalami kesulitan untuk mengorbankan hal-hal yang tidak perlu
(Zohar dan Marshall, 2000). Maka, seseorang yang memiliki kecerdasan
spiritual yang rendah akan enggan untuk mengerjakan dan menyelesaikan
tugas sehingga besar kemungkinan untuk melakukan penundaan pada tugas
tersebut.
Seorang individu terkadang mengalami kesulitan untuk memutuskan
tugas mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu, sehingga kesulitan tersebut
mendorong individu untuk mengganti penyelesaian tugas dengan aktivitas
yang menyenangkan karena kurang mampu mengambil keputusan secara
tepat (Solomon & Rothblum, 1984). Jika individu tersebut memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
kecerdasan spiritual yang rendah maka akan kesulitan untuk melihat
keterkaitan antara dirinya sendiri dan orang lain sehingga akan cenderung
melakukan hal-hal yang tidak berguna. Selain itu individu yang memiliki
kecerdasan spiritual yang rendah akan sulit untuk melakukan perbuatan yang
lebih baik serta kurang memiliki tujuan hidup. Dengan hal tersebut individu
akan terhambat dalam mengevaluasi dirinya sendiri atas apa yang
dilakukannya dan kurang mampu mempertimbangkan konsekuensi dari
tindakannya (Zohar dan Marshall, 2000). Oleh karena itu, mahasiswa yang
memiliki kecerdasan spiritual yang rendah kemungkinan akan sulit untuk
mengambil keputusan dan tindakan yang lebih bermakna sehingga terdorong
untuk melakukan prokrastinasi akademik.
Akan tetapi ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi prokrastinasi
akademik, yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Ferrari, 1995). Faktor
internal adalah faktor dalam diri individu yang turut membentuk perilaku
prokrastinasi seperti faktor fisik yaitu kelelahan, dan faktor psikologis seperti
tipe kepribadian dan motivasi (Ferrari, 1995).
Faktor eksternal adalah faktor dari luar diri individu seperti banyaknya
tugas yang menuntut pada waktu yang hampir bersamaan, kondisi
lingkungan, dan pola pengasuhan (Ferrari, 1995). Mahasiswa kurang
memiliki kesadaran untuk segera mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
seberapa sulitnya tugas tersebut. Tugas yang dianggap mudah dan dengan
deadline pengumpulan yang panjang tentu bisa membuat mahasiswa
meremehkan tugas tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat memberikan
gambaran hubungan antara kecerdasan spiritual dan prokrastinasi akademik
yang ditunjukkan dengan korelasi sebesar -0,564. Dengan hal tersebut maka
kecerdasan spiritual dimungkinkan dapat menjadi prediktor yang cukup kuat
terhadap prokrastinasi akademik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, hasil
penelitian menunjukkan hubungan negatif yang rata-rata kuat dan signifikan
antara kecerdasan spiritual dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa
skripsi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Hasil penelitian
mengungkapkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara
kecerdasan spiritual dan prokrastinasi akademik. Dengan kata lain, semakin
tinggi kecerdasan spiritual maka semakin rendah prokrastinasi akademik,
begitu pula sebaliknya jika semakin rendah kecerdasan spiritual maka
prokrastinasi akademik akan semakin tinggi.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan sebaik mungkin, namun penelitian ini tetap
memiliki keterbatasan, antara lain :
1. Hasil penelitian ini hanya bersifat terbatas pada subjek yang diteliti saja,
yaitu mahasiswa skripsi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Subjek yang sulit ditemui/dihubungi. Peneliti mengalami kesulitan untuk
mencari subjek dengan kriteria mahasiswa aktif yang sedang mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
skripsi. Karena banyak mahasiswa angkatan 2011- 2013 yang sulit untuk
ditemui/dihubungi.
Walaupun penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, namun
penelitian ini telah dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada. Dengan
demikian hasil yang ditunjukkan dalam penelitian ini tetap sesuai dengan
tujuan dan dapat dipertanggung jawabkan.
C. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengajukan saran untuk
penelitian selanjutnya.
1. Bagi subjek penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa subjek memiliki
tingkat prokrastinasi yang tinggi dan tingkat kecerdasan spiritual yang
tinggi pula. Dari hal tersebut diharapkan agar subjek lebih mengolah
kecerdasan spiritual agar dapat mengurangi tingkat prokrastinasi
akademik.
2. Bagi penelitian selanjutnya
Berdasarkan keterbatasan penelitian yang telah dijelaskan
sebelumnya, diharapkan untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk
memperbanyak subjek yang akan diteliti. Hal tersebut bertujuan agar data
yang diperoleh memiliki persebaran yang merata, sehingga dapat semakin
menggambarkan populasi yang ada. Untuk menentukan jumlah subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
ideal yang akan diteliti, peneliti selanjutnya dapat menggunakan
perhitungan menggunakan rumus Slovin.
Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan sampel pada
mahasiswa yang sudah mengerjakan skripsi lebih dari 2 semester, dengan
tujuan agar fenomena prokrastinasi akademik semakin terlihat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
DAFTAR PUSTAKA
Akinsola, M. K., Tella, A., & Tella, A. (2007). Correlates Of Academic
Procrastination and Mathematics Achievement of University
Undergraduate Students. Eurasia Journal of Mathematics, Science and
Technology Education , 363-370.
Alwisol. (2006). Psikologi Kepribadian (Edisi Revisi). Malang: UMM Press.
Astasari, L. A. (2015). Perbedaan Tingkat Prokrastinasi Akademik Pada
Mahasiswa Laki-laki dan Perempuan. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Azwar, S. (2005). Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Balai Pustaka. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tim Penyusun Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Jakarta
Burka, J., & Yuen, L. (1983). Procrastination: Why You Do It, What To Do About
It. New York: Perseus Book.
Burka, J. B & Yuen, L. M. 2008. Procrastination. Cambridge: Da Capo Press
Chu, A. H., & Choi, J. N. (2005). Rethinking Procrastination: Positive Effects Of
“Active” Procrastination Behavior On Attitudes And Performance. The
Journal of Social Psychology , 245-264.
Creswell, J. W. (2009). Research Design Pendekatan Penelitian Kualitatif,
Kuantitatif, dan Mixed. (A. Fawai, Trans.) Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Darmono, A & Hasan, A. (2002). Menyelesaikan Skripsi Dalam Satu Semester.
Jakarta: Grasindo.
Djamarah, S. B. (2002). Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Fatimah, O., Lukman, Z. M., Khairudin, R., Shahrazad, W.S. W., & Halim, F. W.
(2011). Procrastination's relation with fear of failure, competence
expectancy and instrinsic motivation. Pertanika Journal Social Science
and Humanika, 19: 123-127.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Ferrari, J. R., Johnson, J. L., & Mc Cown, W. G. (1995). Procrastination And
Task Avoidance Theory, Research And Treatment. New York: Plenum
Pres.
Hamound, S. A, Dayem, S. A. E., dan Osman. (2011). The Effect of an
Assertiveness Training Program on Assertiveness Skill and Self-Esteem
of Faculty Nursing Student. Journal of American Science, Vol. &, 12.
Hasan, & Darmono. (2002). Menyelesaikan Skripsi Dalam 1 Semester. Jakarta:
Grasindo.
Hurlock, E. B. (2006). Psikologi Perkembangan suatu pendekatan sepanjang
rentang kehidupan. Edisi kelima. Alih bahasa Istiwidayanti dan
Soedjarwo. Jakarta : Erlangga
Hurlock, E. B. (1994). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan (Vol. 5). Jakarta: Erlangga.
Husetiyo, Y. (2008). Hubungan Asertivitas dengan Prokrastinasi Akademik
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang. Jurnal
Psikologi.
Ikhtiarini, I. S., & Indrawati, E. S. (2017). Hubungan Antara Kecerdasan Spiritual
dan Pengambilan Keputusan Pada Wanita Pemandu Karaoke di Kota
Purwodadi. Jurnal Empati, 7, 170-182.
Jannah, M., & Muis, T. (2014). Prokrastinasi Akademik (Perilaku Penundaan
Akademik) Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Surabaya. Jurnal BK UNESA, Vol. 04, 03.
Knaus, W. E. (2002). The Procrastination Workbook. New Harbinger:Publication,
Inc.
Liling, E. R., Nurcahyo, F. A., & Tanojo, K. L. (2013). Hubungan Antara
Kecerdasan Spiritual dan Prokrastinasi Pada Mahasiswa Tingkat Akhir.
Humanitas, Vol: X. No 2.
Nida, F. L. (2013). Peran Kecerdasan Spiritual Dalam Pencapaian Kebermaknaan
Hidup. Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 4 .
Nugrasanti, R. (2006). Locus Of Control dan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa.
Jurnal Provitae, Vol. 02 No. 01.
Periantalo, J. (2015). Penyusunan Skala Psikologi: Asyik, Mudah, & Bermanfaat.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Poerwadarminta, W. J. (1989). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Prawitasari, E. J. (2012). Psikologi Terapan. Melintas Batas Disiplin Ilmu.
Jakarta: Erlangga.
Respati, W. S., Yulianto, A., & Widiana, N. (2006). Perbedaan Konsep Diri antara
Remaja Akhir yang Mempersepsi Pola Asuh Orang Tua Authoritarian,
Permissive, dan Authoritative. Jurnal Psikologi , 119-138.
Safaria, T. (2007). Spiritual Intellegence: Metode Pengembangan Kecerdasan
Spiritual Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Santoso, A. (2010). Statistik Untuk Psikologi. Dari Blog menjadi Buku.
Yogyakarta : Univesitas Sanata Dharma
Santoso, Singgih. (2012). Panduan Lengkap SPSS Versi 20. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo
Sarwono, S. W. (1978). Perbedaan Antara Pemimpin dan Aktivis dalam Gerakan
Protes Mahasiswa (Cet. 1. ed.). Jakarta: Bulan Bintang.
Siregar, S. (2013). Satistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Smith, R. A., & Davis, S. F. (2010). The Psychologist as Detective: An
Introduction to Conducting Research in Psychology: Fifth Edition. Upper
Saddle River: Pearson.
Solomon, & Rothblum. (1984). Academic Procrastination. Frequency and
Cognitive Behavioral Correlates. Journal of Counseling Psychology,
31(4), 503-509.
Steel, P. (2007). The Nature of Procrastination: A Meta-Analytic and Theoretical
Review of Quintessential Self-Regulatory Failure. Psychological
Bulletin, Vol. 133 (1), 65-94.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA
Sunar, D. P. (2010). IQ, EQ & SQ : Cara Mudah Mengenali dan Memahami
Kepribadian Anda. Yogyakarta: Flashbooks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma
Supratiknya, A. (2016). Kuantifikasi validitas isi dalam asesmen psikologis.
Yogyakarta : Sanata Dharma University Press
Surijah, E. A., & Tjundjing, S. (2007). Mahasiswa Versus Tugas: Prokrastinasi
Akademik dan Conscientiousness. Anima Indonesian Psychological
Journal. Vol. 22, No. 4 , 352-374.
Ursia, N. R., Siaputra, I. B., & Sutanto, N. (2013). Prokrastinasi Akademik dan
Self-Control pada Mahasiswa Skripsi Fakultas Psikologi Universitas
Surabaya. Makara Seri Sosial Humaniora, 17 (1): 1-18.
Vahedi, S., Mostafi, F., & Mortazanajad, H. (2009). Self-regulation and
dimensions of parenting styles predict psychological procrastination of
undergraduate student. Iran Journal of Psychiatry , 147-154.
Yaumi, & Ibrahim. (2013). Kecerdasan Jamak (Multiple
Intelligences):Mengidentifikasi dan Mengembangkan Multitalenta Anak.
Jakarta: Kencana.
Yong, F. S. (2010). A Study on The Assertiveness and Academic Procrastination
of English and Communication Student an a Private University.American
Journal os Scientific Research, Vol. 9, 62-72.
Zamindari, Vanda. (1999).Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Problem
Focused Coping Menghadapi Masalah Skripsi.Skripsi. Yogyakarta:
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Zohar, D., & Marshall, I. (2000). SQ Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam
Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan
(terjemahan). Bandung: Mizan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
LAMPIRAN 1
Uji Validitas Skala
A. Validitas Skala Prokrastinasi Akademik
No
Item
Rater
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 IVI-I
Mahasiswa Alumni Fakultas Psikologi Dosen
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10 0.91
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
10 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0.91
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
14 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10 0.91
15 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 0.82
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
18 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0.91
19 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 0.82
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
28 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 0.82
29 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0.91
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
38 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0.91
39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
42 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
44 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0.91
45 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
46 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
47 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0.91
48 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10 0.91
46.64
IVI - S 0.97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
B. Validitas Skala Kecerdasan Spiritual
No
Item
Rater
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 IVI-I
Mahasiswa Alumni Fakultas Psikologi Dosen
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0.91
3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10 0.91
4 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0.91
5 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0.91
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
10 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10 0.91
11 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10 0.91
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
13 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0.91
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
15 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 9 0.82
16 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 0.82
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
23 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0.91
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
27 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 0.82
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
29 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0.91
30 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0.91
31 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 9 0.82
32 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 0.82
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
34 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0.91
35 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10 0.91
36 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0.91
37 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0.91
38 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10 0.91
39 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 0.82
40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
42 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10 0.91
43 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10 0.91
44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
45 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0.91
46 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
47 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1.00
48 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 0.82
45.09
IVI - S 0.94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
LAMPIRAN 2
Reliabilitas Skala Sebelum Seleksi Aitem
A. Skala Prokrastinasi Akademik
Reliability Statistics Scale Statistics
Cronbach's
Alpha N of
Items Mean Variance Std.
Deviation N of
Items
.951 48 123.2182 337.285 18.36532 48
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
p1 120.4727 325.958 .493 .950 p25 120.7273 324.572 .472 .950
p2 121.2909 325.692 .398 .950 p26 120.7091 324.766 .417 .950
p3 120.6545 331.156 .263 .951 p27 120.5818 326.026 .486 .950
p4 120.6364 316.680 .738 .948 p28 120.3273 329.743 .227 .952
p5 120.3273 327.965 .392 .950 p29 120.6727 323.113 .674 .949
p6 120.8182 318.781 .639 .949 p30 121.3636 324.976 .311 .952
p7 120.3091 327.255 .486 .950 p31 120.7091 318.766 .732 .949
p8 120.4364 320.176 .708 .949 p32 120.3818 319.648 .671 .949
p9 120.6727 322.224 .590 .949 p33 120.6364 319.717 .645 .949
p10 121.1273 320.706 .510 .950 p34 120.5636 314.880 .768 .948
p11 120.8000 321.126 .736 .949 p35 120.3818 318.203 .759 .948
p12 120.4182 329.581 .343 .951 p36 120.6000 326.096 .574 .950
p13 120.4000 318.726 .674 .949 p37 121.0182 327.055 .382 .950
p14 120.5818 320.026 .694 .949 p38 120.4364 319.584 .651 .949
p15 120.7091 319.210 .599 .949 p39 120.4364 313.991 .789 .948
p16 121.0182 326.129 .575 .950 p40 120.6545 320.897 .707 .949
p17 120.6182 322.500 .610 .949 p41 121.0545 326.608 .450 .950
p18 120.8364 329.917 .247 .951 p42 120.4182 325.396 .467 .950
p19 120.4182 332.285 .231 .951 p43 121.1091 315.025 .752 .948
p20 120.1273 331.928 .235 .951 p44 120.1455 326.941 .413 .950
p21 120.5818 322.137 .743 .949 p45 120.9091 326.825 .462 .950
p22 120.2000 323.052 .589 .949 p46 120.9636 329.406 .319 .951
p23 120.7455 321.601 .615 .949 p47 120.8909 317.840 .664 .949
p24 120.9636 335.962 .030 .952 p48 120.4000 327.578 .382 .950
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
B. Skala Kecerdasan Spiritual
Reliability Statistics Scale Statistics
Cronbach's
Alpha N of
Items Mean Variance Std.
Deviation N of
Items
.900 48 138.9636 192.851 13.88706 48
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
s1 136.0364 183.295 .448 .897 s25 136.1455 181.682 .547 .895
s2 135.8182 181.040 .596 .895 s26 135.6545 181.638 .603 .895
s3 135.8182 181.040 .596 .895 s27 135.9091 186.158 .217 .901
s4 135.5455 188.215 .321 .898 s28 135.6364 185.902 .521 .897
s5 136.3818 181.352 .597 .895 s29 135.5273 188.069 .330 .898
s6 135.7818 183.692 .395 .897 s30 136.1091 190.173 .096 .901
s7 135.6182 191.981 .037 .901 s31 136.1455 181.682 .547 .895
s8 136.1273 188.002 .222 .900 s32 136.4545 184.993 .377 .898
s9 136.3818 181.352 .597 .895 s33 136.2727 182.721 .567 .895
s10 135.8182 181.040 .596 .895 s34 135.7636 184.962 .578 .896
s11 135.8364 191.399 .094 .900 s35 136.1273 184.817 .388 .897
s12 136.0182 184.500 .410 .897 s36 136.8182 186.633 .263 .899
s13 135.7818 183.692 .395 .897 s37 136.2182 193.285 -.049 .904
s14 136.4000 182.319 .520 .896 s38 136.5455 183.215 .385 .898
s15 135.9455 190.090 .158 .900 s39 136.1273 184.817 .388 .897
s16 136.7091 184.358 .375 .898 s40 136.5455 183.215 .385 .898
s17 136.4000 182.319 .520 .896 s41 136.4364 186.695 .256 .899
s18 136.2545 190.564 .069 .902 s42 135.6727 189.039 .286 .899
s19 135.8545 180.830 .602 .895 s43 136.7091 184.358 .375 .898
s20 135.7455 187.860 .322 .898 s44 135.7818 184.952 .548 .896
s21 135.9091 185.232 .481 .897 s45 135.8545 180.830 .602 .895
s22 136.6545 194.008 -.086 .903 s46 135.6545 185.527 .514 .897
s23 135.8545 180.830 .602 .895 s47 135.6545 188.527 .294 .898
s24 136.2545 183.860 .423 .897 s48 136.5818 187.359 .247 .899
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
LAMPIRAN 3
Reliabilitas Skala Setelah Seleksi Aitem
A. Skala Prokrastinasi Akademik
Item-Total Statistics
Scale Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Mean Variance
Std. Deviation
N of Items
p4 58.7091 109.580 .767 .944
61.2909 122.395 11.06324 24
p6 58.8909 110.914 .658 .946
p7 58.3818 116.277 .487 .948
p8 58.5091 111.773 .732 .945
Reliability Statistics
p9 58.7455 113.490 .574 .947
Cronbach's Alpha
N of Items
p11 58.8727 113.150 .697 .946
.948 24
p13 58.4727 111.809 .634 .946
p14 58.6545 111.601 .723 .945
p15 58.7818 111.989 .566 .947
p16 59.0909 116.121 .532 .947
p21 58.6545 113.490 .725 .945
p27 58.6545 115.749 .470 .948
p29 58.7455 114.304 .635 .946
p31 58.7818 110.840 .762 .945
p34 58.6364 108.421 .802 .944
p35 58.4545 110.660 .779 .944
p36 58.6727 115.854 .552 .947
p39 58.5091 108.514 .784 .944
p40 58.7273 112.758 .689 .946
p41 59.1273 115.409 .486 .948
p42 58.4909 115.218 .462 .948
p43 59.1818 109.448 .726 .945
p45 58.9818 115.944 .467 .948
p47 58.9636 110.554 .671 .946
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
B. Skala Kecerdasan Spiritual
Item-Total Statistics
Scale Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Mean Variance
Std. Deviation
N of Items
s2 65.09 78.677 .590 .895
68.24 86.554 9.303 24
s3 65.09 78.677 .590 .895
s5 65.65 77.860 .680 .893
Reliability Statistics
s9 65.65 77.860 .680 .893
Cronbach's Alpha
N of Items
s10 65.09 78.677 .590 .895
.901 24
s12 65.29 81.580 .352 .900
s14 65.67 79.521 .512 .896
s16 65.98 80.463 .395 .899
s17 65.67 79.521 .512 .896
s19 65.13 78.298 .615 .894
s21 65.18 81.559 .464 .898
s23 65.13 78.298 .615 .894
s24 65.53 80.735 .398 .899
s26 64.93 80.069 .509 .897
s28 64.91 82.195 .482 .898
s31 65.42 78.692 .573 .895
s33 65.55 79.586 .580 .895
s35 65.40 81.096 .385 .899
s38 65.82 80.633 .339 .901
s39 65.40 81.096 .385 .899
s40 65.82 80.633 .339 .901
s43 65.98 80.463 .395 .899
s45 65.13 78.298 .615 .894
s46 64.93 81.550 .521 .897
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
LAMPIRAN 4
Skala Tryout(Uji Coba)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
LAMPIRAN 5
Skala Setelah Tryout
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Recommended