View
68
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Tanah
Hama tanaman kacang tanah : Uret Gejala: memakan akar, batang bagian bawah dan polong.
Akhirnya tanaman layu dan mati. Pengendalian: olah tanah dengan baik, penggunaan pupuk kandang yang sudah matang, menanam serempak, penyiangan intensif, Penggunaan Pestona
dengan cara disiramkan ke tanah, jika tanaman terlanjur mati segera dicabut dan uret dimusnahkan. Ulat Penggulung Daun
Gejala: daun terlipat menguning, akhirnya mengering. Pen-gendalian: penyemprotan menggunakan Pestona. Ulat Grayak (Spodoptera litura)
Gejala: ulat memakan epider-mis daun dan tulang secara
berkelompok. Pengendalian: (1) bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman;
( 2 ) p e n y e m p r o t a n menggunakan Natural Vitura. Ulat Jengkal (Plusia sp)
Gejala: menyerang daun ka-cang tanah. Pengendalian: penyemprotan menggunakan Pestona.
Kumbang Daun Gejala: daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga makan pucuk bunga. Pengendalian: (1) penanaman seren-
tak; (2) penyemprotan menggunakan Pestona.
Penyakit tanaman kacang tanah :
Penyakit layu atau “Omo Wedang” Penyebab: bakteri Xan-
thomonas solanacearum (E.F.S.). Gejala: daun terkulai seperti disiram air panas, akhirnya mati.
Bila dipotong tampak noda coklat pada bagian pembuluh kayu dan bila dipijit keluar lendir kekuningan. Akar tanaman mem-busuk. Pengendalian: pergiliran tanaman, penyemprotan
Streptomycin atau Agrimycin, 1 ha membutuhkan 0,5-1 liter. Agrimycin dalam kelarutan 200-400 liter/ha. Penyakit sapu setan
Penyebab: Mycoplasma (sejenis virus). Diduga ditularkan se-rangga sejenis Aphis.
Gejala: bunga berwarna hijau tua seperti daun-daun kecil,
ruas-ruas batang dan cabang menjadi pendek, daun-daun kecil rimbun. Pengendalian: tanaman dicabut, dibuang dan dimusnahkan, semua tanaman inang dibersihkan
(sanitasi lingkungan), menanam tanaman yang tahan, me-nanggulangi vektornya menggunakan Pestona atau Natural BVR.
Penyakit Bercak Daun Penyebab : fungus Cerco-spora personata. Bercak yang
ditimbulkan pada daun sebe-lah atas coklat sedangkan sebelah bawah daun hitam.
Ditengah bercak daun kadang-kadang terdapat bintik hitam
dari konidiospora. Gejala: timbul bercak-bercak berukuran 1-5 mm, berwarna coklat dan hitam pada daun
dan batang. Pengendalian: dengan Antmkol atau Da-konil,penyemprotan dilakukan pada tanaman selesai ber-bunga, dengan interval penyemprotan 1 minggu atau 10
hari sekali. Penyakit Gapong Penyebab: diduga Nematoda. Gejala: Polong kosong,
juga bisa busuk. Pengendalian: tanahnya didangir dan dicari nematodanya. Penyakit Sclerotium
Penyebab: cendawan Sclerotium rolfsii. Gejala: tanaman layu. Pengendalian: gunakan varietas yang resisten, air jangan sampai menggenang, membakar tanaman yang
terserang cendawan. Pencegahan: gunakan Natural GLIO pada awal tanam
Penyakit Karat Penyebab: cendawan Puccinia arachidis Speg. Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak coklat muda sampai
coklat (warna karat). Daun gugur sebelum waktunya. Pen-gendalian: gunakan varietas yang resisten, tanaman yang terserang dicabut dan dibakar. Pencegahan: gunakan Natu-
ral GLIO pada awal tanam. Panen Kacang Tanah Kacang tanah berumur pendek panen ± 3-4 bulan dan
umur panjang ± 5-6 bulan. Dengan ciri - ciri kacang tanah sudah siap dipanen antara lain: Batang mulai mengeras. Daun menguning dan sebagian
mulai berguguran, Polong sudah berisi penuh dan keras. Warna polong coklat kehitam-hitaman.
TEKNIK BUDIDAYA
Cara budidaya kacang tanah dan pemeliharaann-ya - Tanaman kacang tanah merupakan tanaman yang
unik karena dapat memupuk dirinya sendiri sebab mem-iliki bintil pada akarnya. Bintil
akar berisikan bakteri rizobi-um yang
berguna un-tuk mem-fiksasi unsur
nitrogen dari udara dan
membuatnya menjadi tersedia bagi tanam kacang tanah tersebut. Produksi tanaman kacang tanah per hektarnya di-
pengaruhi faktor bibit, tanah, pemeliharaan tanaman kacang tanah dan juga karena faktor hama dan penyakit tanaman serta faktor iklim.
Klasifikasi Tanaman Kacang Tanah :
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Rosidae Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae (suku polong-polongan) Genus: Arachis
Spesies: Arachis hypogaea L. Syarat Tumbuh Kacang Tanah :
Curah hujan antara 800-1.300 mm/tahun. Suhu udara sekitar 28-320C. Bila suhunya di bawah 100C, pertumbuhan tanaman akan terhambat, bahkan
kerdil. Kelembaban udara berkisar 65-75 %. Penyinaran matahari penuh dibutuhkan, terutama
kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang.
K AC A N G TA N A H
Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur / bertekstur
ringan dan subur. Keasaman tanah / pH antara 6,0-6,5.
Drainase dan aerasi baik, la-han tidak terlalu becek dan kering baik bagi pertumbuhan
kacang tanah. Ketinggian penanaman opti-mum 50 - 500 m dpl, tetapi
masih dapat tumbuh di bawah ketinggian 1.500 m dpl.
Cara Budidaya Kacang Tanah :
Benih Disarankan agar memperoleh produksi yang baik sebaiknya menggunakan benih unggul yang saat ini sudah banyak terse-
dia. Pengolahan Lahan Tanam Lahan di bersihkan dari gulma (tumbuhan pengganggu) dan
akar-akar pertanaman sebelumnya, serta untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tum-buhan inang bagi hama dan penyakit.
Buat bedengan ukuran lebar 80 cm, panjang menyesuaikan, ketebalan bedengan 20-30 cm. Jika lahan yang bersifat sangat masam dilakukan pengapuran
dengan dosis + 1 - 2,5 ton/ha selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tanam. Jenis dan dosis pupuk setiap hektar adalah:
a. Pupuk kandang 2 - 4 ton/ha,
diberikan pada permukaan bedengan kurang
lebih seminggu sebelum tanam, dicampur pada
tanah bedengan atau diberikan pa-da lubang tanam.
b. Pupuk anorgan-
ik : SP-36 (100 kg/ha), ZA (100
kg/ha) dan KCl (50 kg/ha) atau sesuai rekomendasi setempat.
Cara Menanam Kacang Tanah Buat lobang tanam dengan tu-
gal dengan kedalaman 3 cm sesuai dengan jarak tanam yang di inginkan.
Jarak tanam kacang tanah adalah 40 x 15 cm, 30 x 20 cm, atau 20 x 20 cm. Masukan benih 1 atau 2 butir ke dalam lubang tanam dengan
tanah tipis. Penanaman dilakukan pada bulan April-Juni (palawija I) atau bulan Juli-September (palawija II).
Tutup lobang tanam dengan memasukkan tanah di sampingnn-ya menggunakan kaki.
Pemeliharaan Tanaman Kacang Tanah Penyulaman dilakukan jika ± 3-7 hari setelah tanam ada tana-man yang tidak tumbuh.
Penyiangan dilakukan 2 kali umur 1 dan 6 minggu dengan hati-hati agar tidak merusak bunga dan polong. Pembumbunan dil-akukan bersamaan saat penyiangan, bertujuan untuk menutup
bagian perakaran. Hal-hal lain yang sangat menunjang faktor pemeliharaan bisa dilakukan, misalnya pemangkasan, perambatan, pemeliharaan
tunas dan bunga serta sanitasi lingkungan lahan (dijaga agar menunjang kesehatan tanaman).
Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Tanah
Hama tanaman kacang tanah : Uret Gejala: memakan akar, batang bagian bawah dan polong.
Akhirnya tanaman layu dan mati. Pengendalian: olah tanah dengan baik, penggunaan pupuk kandang yang sudah matang, menanam serempak, penyiangan intensif, Penggunaan Pestona
dengan cara disiramkan ke tanah, jika tanaman terlanjur mati segera dicabut dan uret dimusnahkan. Ulat Penggulung Daun
Gejala: daun terlipat menguning, akhirnya mengering. Pen-gendalian: penyemprotan menggunakan Pestona. Ulat Grayak (Spodoptera litura)
Gejala: ulat memakan epider-mis daun dan tulang secara
berkelompok. Pengendalian: (1) bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman;
( 2 ) p e n y e m p r o t a n menggunakan Natural Vitura. Ulat Jengkal (Plusia sp)
Gejala: menyerang daun ka-cang tanah. Pengendalian: penyemprotan menggunakan Pestona.
Kumbang Daun Gejala: daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga makan pucuk bunga. Pengendalian: (1) penanaman seren-
tak; (2) penyemprotan menggunakan Pestona.
Penyakit tanaman kacang tanah :
Penyakit layu atau “Omo Wedang” Penyebab: bakteri Xan-
thomonas solanacearum (E.F.S.). Gejala: daun terkulai seperti disiram air panas, akhirnya mati.
Bila dipotong tampak noda coklat pada bagian pembuluh kayu dan bila dipijit keluar lendir kekuningan. Akar tanaman mem-busuk. Pengendalian: pergiliran tanaman, penyemprotan
Streptomycin atau Agrimycin, 1 ha membutuhkan 0,5-1 liter. Agrimycin dalam kelarutan 200-400 liter/ha. Penyakit sapu setan
Penyebab: Mycoplasma (sejenis virus). Diduga ditularkan se-rangga sejenis Aphis.
Gejala: bunga berwarna hijau tua seperti daun-daun kecil,
ruas-ruas batang dan cabang menjadi pendek, daun-daun kecil rimbun. Pengendalian: tanaman dicabut, dibuang dan dimusnahkan, semua tanaman inang dibersihkan
(sanitasi lingkungan), menanam tanaman yang tahan, me-nanggulangi vektornya menggunakan Pestona atau Natural BVR.
Penyakit Bercak Daun Penyebab : fungus Cerco-spora personata. Bercak yang
ditimbulkan pada daun sebe-lah atas coklat sedangkan sebelah bawah daun hitam.
Ditengah bercak daun kadang-kadang terdapat bintik hitam
dari konidiospora. Gejala: timbul bercak-bercak berukuran 1-5 mm, berwarna coklat dan hitam pada daun
dan batang. Pengendalian: dengan Antmkol atau Da-konil,penyemprotan dilakukan pada tanaman selesai ber-bunga, dengan interval penyemprotan 1 minggu atau 10
hari sekali. Penyakit Gapong Penyebab: diduga Nematoda. Gejala: Polong kosong,
juga bisa busuk. Pengendalian: tanahnya didangir dan dicari nematodanya. Penyakit Sclerotium
Penyebab: cendawan Sclerotium rolfsii. Gejala: tanaman layu. Pengendalian: gunakan varietas yang resisten, air jangan sampai menggenang, membakar tanaman yang
terserang cendawan. Pencegahan: gunakan Natural GLIO pada awal tanam
Penyakit Karat Penyebab: cendawan Puccinia arachidis Speg. Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak coklat muda sampai
coklat (warna karat). Daun gugur sebelum waktunya. Pen-gendalian: gunakan varietas yang resisten, tanaman yang terserang dicabut dan dibakar. Pencegahan: gunakan Natu-
ral GLIO pada awal tanam. Panen Kacang Tanah Kacang tanah berumur pendek panen ± 3-4 bulan dan
umur panjang ± 5-6 bulan. Dengan ciri - ciri kacang tanah sudah siap dipanen antara lain: Batang mulai mengeras. Daun menguning dan sebagian
mulai berguguran, Polong sudah berisi penuh dan keras. Warna polong coklat kehitam-hitaman.
TEKNIK BUDIDAYA
Cara budidaya kacang tanah dan pemeliharaann-ya - Tanaman kacang tanah merupakan tanaman yang
unik karena dapat memupuk dirinya sendiri sebab mem-iliki bintil pada akarnya. Bintil
akar berisikan bakteri rizobi-um yang
berguna un-tuk mem-fiksasi unsur
nitrogen dari udara dan
membuatnya menjadi tersedia bagi tanam kacang tanah tersebut. Produksi tanaman kacang tanah per hektarnya di-
pengaruhi faktor bibit, tanah, pemeliharaan tanaman kacang tanah dan juga karena faktor hama dan penyakit tanaman serta faktor iklim.
Klasifikasi Tanaman Kacang Tanah :
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Rosidae Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae (suku polong-polongan) Genus: Arachis
Spesies: Arachis hypogaea L. Syarat Tumbuh Kacang Tanah :
Curah hujan antara 800-1.300 mm/tahun. Suhu udara sekitar 28-320C. Bila suhunya di bawah 100C, pertumbuhan tanaman akan terhambat, bahkan
kerdil. Kelembaban udara berkisar 65-75 %. Penyinaran matahari penuh dibutuhkan, terutama
kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang.
K AC A N G TA N A H
Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur / bertekstur
ringan dan subur. Keasaman tanah / pH antara 6,0-6,5.
Drainase dan aerasi baik, la-han tidak terlalu becek dan kering baik bagi pertumbuhan
kacang tanah. Ketinggian penanaman opti-mum 50 - 500 m dpl, tetapi
masih dapat tumbuh di bawah ketinggian 1.500 m dpl.
Cara Budidaya Kacang Tanah :
Benih Disarankan agar memperoleh produksi yang baik sebaiknya menggunakan benih unggul yang saat ini sudah banyak terse-
dia. Pengolahan Lahan Tanam Lahan di bersihkan dari gulma (tumbuhan pengganggu) dan
akar-akar pertanaman sebelumnya, serta untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tum-buhan inang bagi hama dan penyakit.
Buat bedengan ukuran lebar 80 cm, panjang menyesuaikan, ketebalan bedengan 20-30 cm. Jika lahan yang bersifat sangat masam dilakukan pengapuran
dengan dosis + 1 - 2,5 ton/ha selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tanam. Jenis dan dosis pupuk setiap hektar adalah:
a. Pupuk kandang 2 - 4 ton/ha,
diberikan pada permukaan bedengan kurang
lebih seminggu sebelum tanam, dicampur pada
tanah bedengan atau diberikan pa-da lubang tanam.
b. Pupuk anorgan-
ik : SP-36 (100 kg/ha), ZA (100
kg/ha) dan KCl (50 kg/ha) atau sesuai rekomendasi setempat.
Cara Menanam Kacang Tanah Buat lobang tanam dengan tu-
gal dengan kedalaman 3 cm sesuai dengan jarak tanam yang di inginkan.
Jarak tanam kacang tanah adalah 40 x 15 cm, 30 x 20 cm, atau 20 x 20 cm. Masukan benih 1 atau 2 butir ke dalam lubang tanam dengan
tanah tipis. Penanaman dilakukan pada bulan April-Juni (palawija I) atau bulan Juli-September (palawija II).
Tutup lobang tanam dengan memasukkan tanah di sampingnn-ya menggunakan kaki.
Pemeliharaan Tanaman Kacang Tanah Penyulaman dilakukan jika ± 3-7 hari setelah tanam ada tana-man yang tidak tumbuh.
Penyiangan dilakukan 2 kali umur 1 dan 6 minggu dengan hati-hati agar tidak merusak bunga dan polong. Pembumbunan dil-akukan bersamaan saat penyiangan, bertujuan untuk menutup
bagian perakaran. Hal-hal lain yang sangat menunjang faktor pemeliharaan bisa dilakukan, misalnya pemangkasan, perambatan, pemeliharaan
tunas dan bunga serta sanitasi lingkungan lahan (dijaga agar menunjang kesehatan tanaman).
KABA. Produktivitas 2,50 t/ha. Tipe tumbuh determinit, tahan rebah, polong tidak mudah pecah, ukuran biji sedang (10,4 g/100 biji), agak tahan penyakit karat daun. Umur panen 85 hari.
SINABUNG.Produktivitas mencapai 2,50 t/ha, tahan rebah, polong tidak
mudah pecah, ukuran biji sedang (10,7 g/100 biji), agak tahan penyakit karat daun, Phakopsora pachyrhizi. Umur
panen 88 hari. IJEN. Produktivitas mencapai 2,5 t/ha.
Kelebihan VUB Ijen selain produktivi-tasnya tinggi juga toleran terhadap se-rangan hama ulat grayak, Spodoptera litura, yang merupakan
salah satu hama penting dan sering menimbulkan kerugian hasil yang tinggi pada usahatani kedelai. Umur panen 83 hari.
PANDERMAN. Adaptif dibudidayakan di lahan
sawah setelah padi maupun di lahan tegalan. Produktivitas
mencapai 2,4 t/ ha. Kelebihan kedelai varietas Panderman adalah mempunyai batang
yang kokoh sehingga tahan rebah dan mempunyai bentuk
biji agak bulat dan ukuran biji besar (18 g/100 biji). Ukuran
biji tersebut relatif lebih besar dibanding vari-
etas kedelai biji besar yang su-dah ada dan sebanding dengan kedelai biji besar asal impor. Umur masak 85 hari.
ANJASMORO. Potensi hasil 2,25 t/ha. Tahan re-bah, polong tidak mudah pecah, dan agak tahan
karat daun. Ukuran biji besar (16 g/100 biji). Umur panen 82,5–92,5 hari. BURANGRANG. Potensi hasil 2,5 t/ha. Tahan
rebah, dan toleran karat daun. Ukuran biji besar
(16 g/100 biji), sesuai untuk diolah menjadi susu kedelai, tahu, dan tempe.Umur panen 80–82 hari.
V A R I E T A S U N G G U L
Petani umumnya menanam kedelai di la-
han sawah setelah padi, dalam pola tanam padi – padi – kedelai, padi – kedelai – kedelai, maupun padi – kedelai. Produktivitas
kedelai rata-rata di tingkat petani saat ini masih sekitar 1,1 t/ha, bahkan sebagian be-
sar masih di bawah 1,0 ton/ha, sedangkan hasil di tingkat percobaan dapat mencapai 2,0–3,0 t/ha.
Untuk meningkatkan efisiensi usahatani kedelai di lahan sawah, Badan Penelitian dan
Pengembangan (Litbang) Pertanian telah me-rakit teknologi produksi kedelai yang hemat input. Dengan penggunaan varietas unggul
baru dan teknologi yang tepat, produktivitas kedelai dapat mencapai lebih dari 2,0 t/ha.
Teknologi Produksi
TEKNIK BUDIDAYA
Penyiapan lahan Tanah bekas pertanaman padi tidak perlu diolah (tanpa olah tanah = TOT)
Saluran drainase/irigasi dibuat dengan kedalaman 25–30 cm dan lebar 30 cm setiap 3–4 m. Saluran ini berfungsi untuk mengurangi kelebihan air bila lahan terlalu becek
sekaligus sebagai saluran irigasi pada saat pengairan. Penggunaan benih unggul Saat ini telah tersedia varietas unggul baru kedelai yang sesuai untuk lahan sawah, antara lain Ka-ba, Sinabung, Ijen, dan Panderman.
Kebutuhan benih 45–50 kg/ha, tergantung ukuran biji.
Penanaman Benih kedelai ditanam dengan tugal pada sisi tunggul padi dengan kedalaman 1–2 cm.
Jarak tanam: 40 cm x 10–15 cm, 2–3 biji/lubang tanam. Kedelai sebaiknya ditanam tidak lebih dari 7 hari setelah tanaman padi dipanen. Hal ini dilakukan untuk
menghindari serangan hama dan penyakit serta keku-rangan air.
Pemupukan Pada sawah yang subur atau bekas padi yang dipupuk dengan dosis tinggi tidak perlu tambahan
pupuk NPK. Pada sawah Vertisol perlu dipupuk dengan 50 kg Urea, 50 kg SP36 dan 100–150 kg KCl/ha.
Di tanah Entisol perlu dipupuk 50 kg Urea, 50 kg SP36 dan 50–75 kg KCl per hektar.
Pupuk anorganik dapat digantikan dengan pemberian 5 sampai 10 ton kotoran ayam per hektar. Penggunaan mulsa jerami padi Mulsa jerami dapat menngurangi penyiangan. Dengan mulsa, penyiangan cukup dilakukan satu kali, yakni sebelum tanaman berbunga.
K E D E L A I
Pada daerah yang selalu terancam (endemis) se-
rangan lalat bibit, pemberian mulsa dapat menekan serangan lalat bibit. Mulsa jerami sebanyak 5 ton/ha, dihamparkan merata,
ketebalan <10 cm. Jika gulma bukan merupakan masalah, pembakaran jerami setelah tanam kedelai dapat dilakukan dan cara ini
lebih menyeragamkan pertumbuhan awal kedelai. Pengairan Fase pertum-buhan tanaman yang sangat peka terhadap
kekurangan air adalah awal pertumbuhan vege-
tatif pada umur 15–21 hari, saat berbunga (umur 25–35 hari) dan
saat pengisian polong (umur 55–70 hari). Pada fase-fase tersebut tanaman harus diairi apabila hujan sudah
tidak turun lagi. Pengendalian hama Pengendalian hama sedapat mungkin menggunakan cara kultur teknis (budidaya), seperti penggunaan varietas tahan, pengolahan tanah, pemberian mulsa jerami, pergiliran
tanaman dan tanam serentak dalam satu hamparan, serta penanaman tanaman perangkap atau penolak. Pengendalian secara biologis antara lain dengan me-
manfaatkan musuh alami hama/penyakit seperti Trichogram-ma untuk penggerek polong Etiella spp. dan Helicoverpa armi-
gera; Nuclear Polyhidrosis Virus (NPV) untuk ulat grayak Spodoptera litura (SlNPV) dan Helicoverpa armigera (HaNPV) untuk ulat buah, serta penggunaan feromon seks untuk men-
gendalikan ulat grayak. Penggunaan pestisida dilakukan berdasarkan peman-tauan. Pestisida yang dipilih harus yang efektif dan telah
diizinkan.
Pengendalian penyakit Penyakit utama pada kedelai adalah karat daun Phakopsora pachyrhizi, busuk batang, dan akar Schlerotium
rolfsii dan berbagai penyakit yang disebabkan virus. Pengendalian penyakit karat daun dengan fungisida mancozeb. Penyakit busuk batang dan akar dikendalikan menggunakan
jamur antagonis Thrichoderma harzianum. Pengendalian virus dilakukan dengan mengendalikan vektornya yaitu serangga hama kutu dengan insektisida Decis
2.5 EC dosis 1 ml/l air, dan Confidon dosis 1 ml/l air. Waktu pengendalian dilakukan pada saat tanaman berumur 40, 50 dan 60 hari.
Panen dan pascapanen Panen dilakukan apabila 95% polong pada batang uta-ma telah berwarna kuning kecoklatan. Panen dapat dimulai pada pukul 09.00 pagi, pada saat air em-
bun sudah hilang. Panen dilakukan dengan memotong pangkal batang dengan sabit. Hindari pemanenan dengan cara mencabut tana-
man. Hasil panenan ini segera dijemur kemudian dikupas dengan thresher atau pemukul.
Butir biji dipisahkan dari kotoran/sisa kulit polong dan dijemur kembali hingga kadar air biji mencapai 10–12% saat disimpan.
Untuk keperluan benih, biji kedelai perlu dikeringkan lagi hingga kadar airnya 9–10%, kemudian disimpan dalam kantong plastik tebal atau dua lapis kan-
tong plastik tipis.
Orong-Orong
Hama ini berasal dari spesies Gryllotalpa orientalis Burmeister. Sebetulnya, hama
orong-orong jarang menjadi masalah serius dalam budidaya, tapi sering ditemukan di lahan pasang surut serta
biasanya hanya terdapat di sawah ker-ing tidak digenangi. Pengendalian hama orong-orong untuk budidaya ini dilakukan dengan peng-
genangan sawah 3-4 hari untuk membunuh telur orong-orong di tanah. Penggunaan umpan sekam dicam-pur insektisida berbahan
aktif metomil, jika diper-lukan bisa mengaplikasikan
insektisida berbahan aktif fipronil atau karbofuran. Dosis/konsentrasi sesuai
petunjuk di kemasannya.
Ulat Grayak
Ulat grayak yang menyerang
selama budidaya adalah Spodoptera litura. Ulat me-nyerang daun tanaman padi secara bergerombol dalam jumlah sangat banyak, serangannya dilakukan di malam
hari dengan cara memakan daun tanaman padi. Gejala se-rangan daun berupa bercak-
bercak putih berlubang, bahkan hanya meninggalkan tulang daun.
Penggerek Batang
Serangan fase vegetatif tidak terlalu mempengaruhi hasil
panen karena tanaman padi masih dapat mengkompensasi dengan membentuk anakan baru. Gejala serangan berupa daun tengah atau pucuk tanaman mati karena titik tumbuh
dimakan larva penggerek batang. Pucuk tanaman padi yang mati akan berwarna coklat serta mudah dicabut (gejala ini biasa disebut Sundep). Serangan penggere k ba-
tang fase generatif ditandai adanya larva penggerek
Keong Mas
Biasanya keong mas banyak dijumpai di areal persawahan, mere-ka merupakan hama pengganggu tanaman padi. Hama ini merusak tanaman padi dengan cara memarut jaringan tanaman
lalu memakannya, menyebabkan adanya bibit hilang per tana-man. Keong mas menyenangi tempat-tempat genangan air. Pomacea canaliculataadalah spesies yang menyerang selama
proses budidaya. Pengendalian yang dapat dil-akukan diantarnya dengan
melakukan pengamatan di lapangan, waktu kritis untuk mengendalikan serangan ha-
ma keong mas adalah saat tanaman berumur 10 hst atau
21 hari setelah sebar benih (benih basah). Jika di sawah ditemukan telur berwarna merah muda maupun keong mas dengan berbagai ukuran maupun
warna, perlu dilakukan pengaturan air. Ketika tanaman padi beru-mur 15 hst, perlu dilakukan pengeringan kemudian digenangi lagi secara bergantian (flash flood=intermitten irrigation). Bila petani
menanam menggunakan sistem tabela (tanam benih secara lang-sung), selama 21 hari setelah sebar benih sawah perlu dikering-kan kemudian digenangi secara bergantian. Apabila serangan di
luar ambang kendali bisa mengaplikasikan moluskisida berbahan aktif niclosamida atau saponin. Dosis/konsentrasi lihat saja petun-juk yang ada di kemasannya.
Hama Tikus Sawah
Hama tikus sawah penyebab kegagalan
budidaya berasal dari spesiesRattus ar-gentiventer Rob Kloss. Tikus sawah merupakan hama utama budidaya padi
dari golongan mamalia (binatang me-nyusui). Pengendalian hama tikus me-merlukan pendekatan sangat spesifik.
Tikus sawah menyebabkan kerusakan tanaman padi mulai dari persemaian hingga padi siap dipanen,
bahkan menyerang padi dalam gudang penyimpanan. Kerusakan akibat serangan hama tikus bisa mengakibatkan puso dengan nilai kerugian jauh lebih tinggi dibanding serangan Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT) lain.
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
TANAMAN PADI SAWAH
Budidaya Tanaman
Padi Sawah - Cara menanam padi yang baik akan menentukan
keberhasilan budidaya. Sekalipun cara me-nanam padi sawah
dianggap budidaya mudah akan tetapi kegagalan panen
masih sering terjadi hampir di seluruh wilayah di Indonesia, apalagi ketika tana-man padi terserang hama tikus, sudah bisa dipastikan hasil
panen menurun sangat signifikan bahkan seringkali me-nyebabkan puso. Sekalipun mudah, jika kita menguasai teknik
menanam padi dengan baik niscaya akan meningkatkan produktivitas pertanaman. Berikut ini akan dibahas mengenai bagaimana cara menanam padi sawah beserta cara pengen-
dalian hama dan penyakit pengganggu tanaman.
BAGAIMANA CARA MENANAM PADI YANG BAIK-Dalam budidaya ini, perlu diperhatikan faktor-faktor penentu
keberhasilan, diantaranya syarat tumbuh, pH tanah, bibit tanaman, serta cara mengendalikan hama dan penyakit tana-man padi. Pemahaman mengenai hal-hal tersebut membantu
para petani dalam melakukan proses budidaya padi, khu-susnya padi sawah. SYARAT TUMBUH
Lokasi budidaya dan syarat tumbuh tanaman perlu diketahui untuk menentukan varietas maupun pengendalian hama dan penyakit. Tanaman padi sawah memerlukan curah hujan anta-
ra 200 mm/bulan atau 1500-2000 mm/tahun, ketinggian
tempat optimal 0-1500 mdpl dengan suhu optimal sekitar 23°C. Budidaya padi sawah dapat
dilakukan di segala musim. In-tensitas sinar matahari penuh tanpa naungan. Air sangat dibu-
tuhkan oleh tanaman padi. Saat musim kemarau, air harus tersedia untuk meningkatkan produksi. Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi
adalah tanah mengandung pasir, debu, maupun lempung
PADI Persiapan Lahan
Persiapan lahan dalam budidaya tanaman padi sawah meliputi pembersihan jerami atau sisa tanaman lain, pencangkulan pematang sawah untuk memperbaiki pematang-pematang
rusak, pemberian kapur pertanian disesuaikan dengan pH tanah, Pemupukan dasar menggunakan pupuk kan-dang sebanyak 4 ton/ha (pupuk kandang harus sudah ma-
tang/difermentasi), pembajakan serta penggaruan tanah. Saat melakukan penggaruan sebaiknya saluran pembuangan air ditutup, agar pupuk yang sudah diberikan tidak hanyut terba-
wa oleh air. Persiapan Bibit Padi dan Penanaman Membuat persemaian merupakan langkah awal dalam budi-
daya. Pembuatan persemaian memerlukan persiapan sebaik-baiknya, sebab benih di persemaian akan menentukan per-
tumbuhan tanaman, oleh karena itu persemian harus benar-benar mendapat perhatian, agar harapan untuk mendapatkan bibit padi sehat sekaligus subur dapat tercapai. Hal yang perlu
diperhatikan adalah penggunaan benih padi unggul bersertifikat, dengan
kebutuhan benih 25-30 kg/ha. Lokasi persemaian di-usahakan pada tanah subur
dengan intensitas cahaya matahari sempurna. Buat bedengan berukuran lebar 1
m, panjang 4 m, tinggi 20-30 cm. Pada lahan seluas 1 hektar dibutuhkan 4 bedengan. Untuk menghindari serangan hama tikus, sebaiknya tempat persemaian dikelilingi pagar plastik.
Berikan pupuk NPK sebanyak 1 kg untuk 4 bedengan. Benih padi yang telah direndam selama 1 malam siap ditebar.Bibit
padi siap pindah tanam saat berumur 18 hari. Sebelum ditanam, rendam bibit yang telah dicabut dalam larutan insek-tisida berbahan aktif karbofuran selama 2 jam dengan konsen-
trasi 1 gr/liter air. Daun bibit dibiarkan utuh, tidak dipotong seperti kebiasaan petani. Saat melakukan penanaman, lahan dalam kondisi macak-macak, tidak perlu tergenang air. Pena-
naman padi dilakukan dengan jumlah satu tana-man per titik tanam,
menggunakan sistem jajar legowo 2-1, jarak 15 x 25 cm, lebar barisan legowo 50
cm. Keuntungan cara me-nanam padi sawah
menggunakan sistem ini adalah memberikan ruang
cukup untuk pengaturan air, mengoptimalkan cahaya matahari, pengendalian hama dan penyakit juga lebih mudah, serta pemupukan lebih berdaya guna.
Sanitasi Lahan dan Pengairan Sanitasi lahan pada budidaya meliputi : penyiangan (pengendalian rumput/gulma), pencabutan tanaman padi
terserang hama dan penyakit. Penyiangan dalam budi-daya ini dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu sebelum pem-upukan kedua dan ketiga dengan cara mencabut gulma
atau menggunakan alat gosrok/landak. Bila pertumbuhan gulma cukup cepat, maka penyiangan bisa dilakukan hingga 3 kali.
Hal utama yang perlu diperhatikan dalam pengairan ada-lah pengaturan air agar tetap dalam kondisi macak-
macak. Tinggi air tidak lebih dari 1 cm. Pengaturan air terus dilakukan sampai 10 hari menjelang panen.
Strategi Pengendalian Hama dan Penyakit Lakukan penyemprotan pestisida secara berseling atau ganti bahan aktif (bahan aktif seperti yang telah disebutkan di atas) setiap kali melakukan penyemprotan,
hindari penggunaan bahan aktif yang sama secara ber-turut-turut agar tidak hama dan penyakit tidak resisten (kebal).
PANEN Buah padi dapat dipanen saat 95% malai menguning. Ketepatan waktu panen sangat mempengaruhi kualitas
bulir padi maupun kualitas beras. Panen terlalu cepat me-nyebabkan prosentase butir hijau tinggi, berakibat sebagi-an biji tidak terisi atau rusak saat digiling. Sedangkan
pemanenan terlambat menyebabkan hasil berkurang ka-rena butir mudah lepas dari malai serta beras pecah saat
digiling. Perontokan padi dilakukan segera setelah tanaman padi dipotong menggunakan sabit, agar kualitas gabah mau-
pun beras giling tinggi. Perontokan lebih dari 2 hari me-nyebabkan kerusakan beras. Selain itu beras menjadi kurang bersih
UJ-3. Tegak, tidak bercabang. Produktivitas 35–40 ton/ha, warna kulit umbi krem keputihan, warna kulit dalam umbi putih kemerahan,
rasa pahit (kadar HCN>100 ppm), kadar pati 25–30%. Umur panen 8–10 bulan.
UJ-5. Tidak bercabang. Produktivitas 38 ton/ha. Warna kulit umbi putih, warna kulit dalam
agak ungu, daging umbi putih, rasa pahit (kadar HCN >100 ppm). Kadar pati 19–
30%. Agak tahan terhadap bakteri hawar (Cassava bacterial blight). Umur panen 9–10 bulan.
MALANG-4. Tidak bercabang. Produktivitas 39,7 ton/ha. Warna kulit luar umbi coklat, warna kulit
dalam putih, daging umbi putih, rasa pahit (kadar HCN >100 ppm). Kadar pati 25–
32%. Agak tahan terhadap hama tungau merah. Umur panen 9 bulan.
MALANG-6. Bercabang, tinggi. Produktivitas 36,5 ton/ha. Warna kulit umbi putih, warna kulit da-
lam agak kuning, daging umbi putih, rasa pahit (kadar HCN >100 ppm). Kadar pati 25
VARIETAS UNGGUL
Ubi kayu umumnya ditanam di lahan ker-
ing yang sebagian besar kurang subur. Produktivitas di tingkat petani saat ini masih
sekitar 12 t/ha umbi segar, padahal dengan teknologi budidaya yang tepat, varietas unggul baru ubikayu dapat menghasilkan
lebih dari 35 t/ha umbi segar. Ubikayu biasa ditanam secara monokultur
maupun tumpangsari dengan kacang-kacangan. Sebagian besar budidaya ditujukan untuk bahan baku industri tepung dan pakan,
sehingga varietas yang ditanam dipilih yang mempunyai kadar pati tinggi. Untuk keperlu-
an konsumsi langsung bisa dipilih varietas yang memiliki tekstur dan rasa enak.
U B I K AY U BUDIDAYA MONOKULTUR
Penggunaan bibit unggul Stek untuk
bibit sebaiknya diambil dari tanaman yang berumur lebih dari 8 bulan.
Kebutuhan bibit 10.000–15.000 stek per hektar.
Pengolahan tanahTanah diolah sedalam sekitar 25 cm dibuat guludan/bedengan dengan jarak 80–130 cm
Penanaman Stek ditanam di guludan (jarak antarbaris 80–130 cm) dan jarak
di dalam barisan 60–100 cm. Pemupukan, Umur 7–10 hari dipupuk
50 kg Urea, 100 kg SP36, dan 50 kg KCl
per hektar.Umur 2–3 bulan dipupuk 75 kg Urea dan 50 kg/ha KCl.Umur 5 bulan ditambahkan 75 kg/ha Urea.
Penyiangan, dilakukan seperlunya se-hingga tanaman bebas gulma hingga
umur 3 bulan. Pembumbunan pada umur 2–3 bulan setelah tanam. Pembatasan tunas dilakukan pada umur 1 bulan, dengan menyisakan 2
tunas yang pal-ing baik. Panen dapat dil-akukan mulai umur 8–10 bu-
lan, namun dapat ditunda hingga
umur 12 bulan.
BUDIDAYA TUMPANGSARI Penggunaan bibit unggul Stek untuk bibit sebaiknya diambil
dari tanaman yang berumur lebih dari 8 bulan Pengolahan tanah Tanah diolah sedalam sekitar 25 cm Gulu dan dibuat setelah panen tanaman sela (pembubunan)
Jarak tanam Jarak tanam ubikayu (50; 200) cm x 100 cm. 50 cm dan 200 cm adalah jarak antarbaris tanaman dan 100 cm adalah
jarak antartanaman. Di antara baris tanaman yang berjarak 200 cm ditanami
kedelai, kacang tanah atau kacang hijau. Pemupukan untuk ubikayu Untuk daerah beriklim kering, pada saat ubikayu berumur 7
–10 hari dipupuk dengan 100 kg ZA + 100 kg SP36 + 50 kg KCl/ha. Sedangkan untuk daerah beriklim basah dan
masam, pupuk yang diberikan adalah 300 kg kapur, 50 kg Urea + 100 kg SP36, dan 50 kg KCl/ha.Umur 60 hari,
dipupuk 75 kg Urea/ha.Umur120 hari dipupuk 75 kg Urea dan 50 kg KCl/ha. Pemupukan untuk tanaman sela Untuk daerah beriklim kering, tanaman kacang-kacangan dipupuk: 50 kg ZA, 100 kg SP36 dan 100 kg KCl/ha. Untuk
daerah beriklim basah dan masam, pupuk yang diberikan adalah 300 kg kapur, 50 kg Urea, 100 kg SP36 dan 100 kg
KCl/ha. Pupuk diberikan pada saat tanam. Penyiangan menyesuaikan dengan kebu-tuhan, baik untuk tanaman ubikayu maupun
untuk tanaman kacang-kacangan. Pembatasan tunas ubikayu dilakukan pada
umur 1 bulan, dengan menyisakan 2 tunas yang paling baik. Pengendalian hama atau penyakit hanya ditujukan untuk tanaman kacang-kacangan. Ubikayu dapat dipanen pada umur 8–10 bu-
lan, namun dapat ditunda hingga umur 12 bulan.
III. Ketinggian tempat
Rambutan dapat tumbuh subur pada dataran rendah
dengan ketinggian antara 30-500 m dpl. Pada keting-
gian dibawah 30 m dpl rambutan dapat tumbuh na-
mun tidak begitu baik hasilnya.
BENIH
Pilih benih yang sehat, subur, batang kokoh, bebas
hama/penyakit dan jelas asal usulnya.
LUBANG TANAM
Pembuatan lubang tanam dilakukan setelah tanah dio-
lah secara benar. Ukuran lubang 1 x 1 x 0,5 m,
pisahakan tanah galian atas dan bawah kemudian biar-
kan +3-4 minggu. Jarak tanam 7 x 10 m.
PENANAMAN
Penanaman yang ideal pada diawal musim penghujan.
Gali lubang tanam secukupnya sesuai ukuran benih.
Tanam benih sebatas leher akar Kemudian tanah dipa-
datkan tapi jagan terlalu padat. Setelah itu siram
dengan air secukupnya bila perlu diberi naungan.
PENDAHULUAN
Rambutan (Nephelium sp.) merupakan tanaman buah hor-
tikultural berupa pohon dengan famili Sapindacaeae. Tana-
man buah tropis ini dalam bahasa Inggrisnya disebut Hairy
Fruit berasal dari Indonesia. Hingga saat ini telah menyebar
luar di daerah yang beriklim tropis seperti Filipina dan nega-
ra-negara Amerika Latin dan ditemukan pula di daratan
yang mempunyai iklim sub-tropis.
SYARAT TUMBUH
Iklim
- Curah hujan berkisar antara 1.500-2.500 mm/tahun dan
merata sepanjang tahun
- Tanaman rambutan akan dapat tumbuh berkembang serta
berbuah dengan optimal pada suhu sekitar 25°C yang diukur
pada siang hari
- Sinar matahari harus dapat mengenai seluruh areal pena-
naman sejak dia terbit sampai tenggelam, intensitas pancaran
sinar matahari erat kaitannya dengan suhu lingkungan
- Kelembaban udara yang dikehendaki cenderung rendah
karena kebanyakan tumbuh di dataran rendah dan sedang.
II. Media Tanam
- Menghendaki tanah yang subur, gembur dan sedikit ber-
pasir.
- Derajat keasaman (pH) tanah yang optimal 6,5-7.Namun
masih dapat tumbuh baik pada (pH) 5,5-6.
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
TANAMAN PADI SAWAH
PEMELIHARAAN
Pengairan
Pengairan/penyiraman dilakukan sepanjang tahun yaitu
sejak awal pertumbuhan sampai produksi. Namun
pengairan disesuaikan dengan situasi keadaan dilapan-
gan.
Pemupukan
Pemupukan tergantung pada kondisi kesuburan
tanah.Pemupukan diberikan sejak awal pertumbuhan
sampai tahun ke-3 dengan pupuk NPK yang kadar N
tinggi. Pemupukan menggunakan pupuk kandang
dapat dilakukan dua kali dalam setahun pada akhir
musim hujan dan awal musim kemarau. Sedangkan
pupuk Makro disesuaikan dengan umur tanaman.
Caranya dengan menaburkan memutar sesuai dengan
lebar pendeknya tajuk tanaman.
RAMBUTAN
Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk membentuk tanaman.
Pangkas tunas-tunas air, cabang, ranting yang bersen-
tuhan/tumbuh tidak normal serta yang sudah kering
dan terserang hama penyakit, serta ranting-ranting
yang tidak terkena sinar matahari/terlindung. Ketika
tanaman mencapai ketinggian tertentu 4-5 m, pucuk
tanaman dipangkas.
Pengendalian Hama/Penyakit
Hama
a) Ulat penggerek buah (Dichocricic punetiferalis)
warna kecoklat-coklatan dengan ciri-ciri buah menjadi
kering dan berwarna hitam.
b) Ulat penggerek batang (Indrabela sp)
Membuat kulit dan batang berlobang yang mengaki-
batkan batang bias patah,
c) Ulat daun (Ploneta diducta) memakan daun-daun
terutama pada musim kemarau. Dapat dikendalikan
dengan menyemprokan cairan insektisida.
2. Penyakit
a) Ganggang Chaphaleuros kesimbiose dengan
lumut kerek (lichen) dan dapat dijumpai pada
daun dan batang rambutan,
yang nampak seperti panu sehingga ranting yang
diserang lambat laun akan mati
b) Penyakit akar putih disebabkan oleh cend-
awan (Rigidoporus Lignosus) dengan tanda
rizom berwarna putih yang menempel pada
akar dan apabila akar yang kena dikupas akan
nampak warna kecoklatan. Pengendalian
dengan budidaya terpadu, yang harus diper-
hatikan kebersihan lingkungan seki-
tar.Disemprot dengan fungisida,bila telah par-
ah maka harus dieradikasi atau dimusnahkan.
PANEN
Waktu panen buah rambutan sekitar 120-135
hari dari masa pembungan atau +4 bulan,
dapat juga dengan melihat ciri-ciri/tanda fisik
pada buah.
C. KEUNTUNGAN PERBANYAKAN KONVENSIONAL
Tanaman cepat berproduksi dan menurunkan sifat-sifa
tunggul dari induknya
Mempunyai dayaa daptasi terhadap lingkungan tinggi
Tidak merusak pohon induk
Biaya murah dan perbenihan dapat dipusatkan pada areal ter-
tentu
Produksi benih lebih banyak dan seragam
D. SYARAT BATANG BAWAH
1. Pertumbuhan baik dan perakaran kuat
2.Mudah beradaptasi dengan lingkungan dan batang atas
3. Umur dan besar batang memadai
E. SYARAT BATANG ATAS
1. Poduksi dana daptasi tinggi
2. Bisa menurunkan sifat-sifat unggulnya
3.Mudah beradaptasi dengan lingkungan dan ba-
tangbawah
4. Bebas hama dan penyakit
P E R B A N Y A K A N B E N I H
CARA PERBANYAKAN BENIH BUAH-
BUAHAN
PENDALUAN
Untuk mendapatkan tanaman yang mempunyai
produksi tinggi maka benih adalah hal yang uta-
ma. Ada beberapa cara untuk mendapatkan benih
yang unggul, bisa dari perbanyakan secara genera-
tive maupun secara vegetatif, dalam hal ini per-
banyakan secaravegetatiflah yang dianggap paling
baik untuk mendapatkan benih bermutu, karena
lebih cepat dan secara ekonomis menguntungkan.
B .TEKNIK PERBANYAKAN BENIH BUAH-
BUAHAN
Dengan cara Okulas dan, Grafting adalah perban-
yakan benih secara vegetative dengan meng-
gabungkan antara batang bawah ( understam)
dengan batangatas (entres)yang sejenis atau antar
varietas dalam satu species.
Perbanyakan tersebut pada dasarnya mempersatu-
kan segala sifat kebaikan dari masing-masing jenis
yang telah terpilih.
E. FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEBERHASILANOKULASI
Kesuburan batang bawah
Kesuburan batang atas (entres)
Cuaca
Okulator
F. ALAT DAN BAHAN
1. Pisau Okulasi
2. Gunting Stek
3. Tali pengikat (plastik)
4. Kain lap
5. Batang bawah
6. Batang atas
G. CARA KERJA
1. Perlakuan batang bawah
Membersihkan batang bawah dengankain lap
Membuat jendela pada batang bawah dengan
menyayat kulit panjang+ 1.5-2 cm, lebar+ 1
cm/ 1/3 diameter batang
B UA H—B UA H A N
Kulit yang terkelupas dipotong disisakan + 0,5 cm,
fungsinya untuk dudukan prisai entries
2. Perlakuan batang atas
Untuk mengambil mata tunas, Sayat batang entries
beserta kayunya, kemudian lepaskan kayu yang mel-
ekat.
Tempelkan entries tersebut pada jendela batang bawah.
Ikat menggunakan tali plastic sampai semua luka ter-
tutup.
Setelah 21-30 hari setelah okulasi,okulasian dibuka tali
ikatannya, apabila prisai masih hijau makaokulasian
berhasil, bila kulit berwarna coklat maka okulasian
gagal.
Untuk mempercepat bertunas mata tempel, lakukan
pemotongan pada batang bawah diatas bidang oku-
lasian dengan menyisakan 4-5 helai daun.
Pewiwilan pada batang bawah selalu rutin,tunas air
dibuang agar hasil okulasi tumbuh dengan baik.
Hasil okulasi benih Jeruk, Lai/Durian dan batang bawah Lai/Durian
Recommended