View
219
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
INDONESIAN TRADE PROMOTION CENTER – CHENNAI
FURNITUR
MARKET BRIEF 2014
KEMENTERIAN PERDAGANGAN RI
ITPC CHENNAI
Pendahuluan
Pasar funitur di India menyaksikan perubahan drastis dalam produktivitasnya. Terdapat beberapa faktor
yang menyebabkan pertumbuhan permintaan funitur untuk perabotan rumah tangga dalam beberapa
tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi India juga menjadi salah satu faktor pendorong utama dalam
kapasitas pengeluaran masyarakatnya, yang dimana meningkatkan jumlah permintaan untuk penjualan
barang- barang furnitur bermerek dipasar.
Fase pertumbuhan infrastuktur dan properti juga menambah permintaan untuk produksi furniture. Pada
segmen ritel terorganisir, pasar furniture ditempati oleh perusahan – perusahaan terkemuka seperti
Godrej Interio, Home Centre, Nilkamal, Durian Furniture, Spa Style dll yang telah berperan cukup lama
dan meraih posisi yang signifikan di pasar domestik. Masuknya merek Internasional meningkatkan
kesadaran merek pada masyarakat India dalam beberapa tahun terakhir.
Pasar furniture di India terbagi dalam berbagai macam segmen dengan mayoritas pendapatan yang
dihasilkan dari pemain lokal. Dalam beberapa tahun terakhir jenis furniture seperti plastik, besi tempa,
papan dan bambu telah banyak dibeli oleh konsumen rumah tangga di India. Dalam rangka memenuhi
peningkatan permintaan furnitur secara online, sejumlah perusahaan lokal lalu menjajakan kaki ke
kancah penjualan online. Contohnya, perusahaan pengecer furnitur terkemuka di India @Home, yang
merupakan merek unggulan dari Nilkamal Pvt. Ltd, telah meluncurkan portal belanja online untuk
berbagai perabotan dan dekorasi rumah tangga yang eksklusif.
Pasar furnitur di India diperkirakan akan semakin berkembang bertahap dari tahun 2013 sampai 2018.
Banyaknya permintaan perabotan dan dekorasi rumah tangga menjadi faktor utama untuk
berkembangnya pasar furnitur di India. Tren ini diperkirakan akan terus tumbuh di masa depan juga, hal
ini dikarenakan oleh banyaknya penduduk yang bermigrasi ke daerah perkotaan untuk meningkatkan
taraf hidup dan memperoleh penghasilan lebih.
Profil Geografi
Keberagaman adalah satu kata yang menggambarkan India. Dengan luas sekitar sepertiga ukuran
Amerika Serikat, itu adalah rumah bagi lebih dari satu miliar orang dari keragaman ekonomi, etnis,
bahasa, budaya, dan agama.
Setelah bertahun-tahun ekonomi berorientasi sosialis dan hubungan komersial yang berorientasi
terutama untuk blok Soviet, di pertengahan 1980-an India memulai reformasi ekonomi yang dimulai
dengan membuka pasar konsumen ke dunia barat.
Secara keseluruhan, negara telah berhasil mempertahankan pertumbuhan ekonomi bahkan selama
krisis Asia di tahun 1998. Meskipun reformasi dan pertumbuhan ekonomi, India terus membatasi impor
melalui tahun 1990-an. Namun, sesuai dengan komitmen WTO, pada tahun 2001 India menghapus
semua pembatasan kuantitatif, yang menyebabkan peningkatan pesat impor ke negara itu. Namun
demikian, pemerintah terus mencegah impor melalui hambatan tarif dan non-tarif.
A SOCIO-ECONOMIC SNAPSHOT OF INDIA (2013)
Meskipun
pertumbuhan ekonomi
demikian, proporsi
yang sangat besar lebih
dari 1 milyar penduduk
India terus hidup dalam
kemiskinan ekstrim. Di
sisi lain, India memiliki
kelas menengah
dengan pertumbuhan
tercepat di dunia dan
perkiraan menunjukkan
pertumbuhan yang
cepat dari kelas
mengkonsumsi.
Ada perbedaan serius
antara penduduk perkotaan dan pedesaan di India. Sekitar 70% penduduk tinggal di daerah pedesaan di
mana tingkat pengangguran yang tinggi dan pendapatan secara signifikan lebih rendah. Hasilnya, ada
migrasi yang signifikan terhadap daerah perkotaan untuk mencari pekerjaan dan pembayaran yang lebih
baik. Kotak teks menyoroti beberapa indikator sosial-ekonomi India dan menggambarkan keseriusan
kesulitan ekonomi dan social.
Gambaran Pasar India
India adalah tanah yang kaya akan karya seni kayu yang indah dan menakjubkan, yang dimana dikenal di
berbagai negara. Kerajinan India dan atribut tradisional yang indah dari seni dan desain telah
membentuk reputasi yang baik untuk pasar furnitur industri di negara ini dan di dunia. Terdapat
berbagai macam desain untuk furniture dari India yaitu dengan desain yang luar biasa, kaya, kompak,
model yang mewah yang memberi kesan keanggunan dengan kualitas tinggi dalam segmen furnitur
tradisional maupun moderen.
Tradisi yang berkembang saat ini di furnitur di India adalah untuk membuat pernyataan gaya hidup
mewah dari furnitur. The old 'charpais' (string beds), pintu hias 'door jambs', buatan tangan 'almaris'
(lemari), 'jhulas' (ayunan) dan kakek kayu 'kursi' (kursi), kayu 'takht' (dipan), meja bundar lama –dengan
model kaki meja yang besar dan tempat tidur utama yang dipenuhi dengan hiasan. Seringkali kayu
tersebut di daur ulang, diambil dari furniture lama dan 'havelis' (rumah-rumah tradisional India) yang
berada di desa-desa di India. Industri furnitur India dikategorikan sebagai sektor " tidak terorganisir",
meskipun produksinya meningkat setiap tahun, dengan jumlah produksi kerajinan tangan sekitar 85%
dari total produksi furnitur di India. Sektor furnitur hanya membuat kontribusi marjinal sekitar 0,5%
terhadap pendapatan per kapita India, mewakili hanya sebagian kecil. Pasar ritel furniture di India
merupakan salah satu dari 14 pasar furnitur terbesar di dunia karena meningkatnya daya beli dari
Currency Trade
organizations Imports Exports FDI stock
Indian Rupees (INR) =100 Paise
WTO, SAFTA, BRIC, G-20 and
others
Imports $450.94 billion (2014
est.)
$312.35 billion (2014 est.)
$47 billion (2011–12)
Total population Annual
population growth rate
GDP (purchasing power parity)
People below the national poverty line
Life expectancy at birth (years)
1.27 billion 1.25% (2014
est.) $4.962 trillion
(2013 est.) 29.8% 67.8 years
Literacy rate, adult male
Literacy rate, adult female
People with access to safe drinking water
Labor force Source:
CIA World Factbook, the World Bank
75.2% 50.8% 91.6% 487.3 million
(2013 est.)
konsumen kelas menengah. Industri sebesar USD 8 juta ini terus berkembang dengan persentase
pertumbuhan sebesar 30% pertahunnya.
Menurut laporan Cushman and Wakefield, permintaan untuk pembelian rumah mencapai 4,25 juta
unit, sementara permintaan untuk perkantoran mencapai 400 juta kaki persegi antara tahun 2010 dan
2014 di India. Industri furnitur di India mempekerjakan sekitar 300.000 pekerja. Globalisasi dan
pembayaran yang baik dari kelas menengah di India merupakan salah satu pendorong besar bagi bisnis
furnitur ritel di India. Faktor utama lainnya adalah penyewaan furnitur yang didorong oleh
meningkatnya perkembangan Hotel, ditambah dengan peningkatan gaya hidup dalam berbelanja dan
kebutuhan pariwisata di India. Ukuran pasar furnitur ritel India diperkirakan mencapai sekitar Rp 166
miliar. Namun, industri mebel di India bukan tanpa kekhawatiran nya. Tentu saja lepas dari berbagai
peningkatan dan pertumbuhan pasar furnitur di India juga ada kekhawatiran akan pesaing dari negara
asing.
Pasar funitur merupakan segmen pasar yang cepat berkembang dibandingkan dengan segmen –
segmen pasar lainnya di India. Sejumlah internasional produsen telah memasuki pasar furniture di India
melalui sistem kerja sama penanaman modal (Joint Venture) dan kerja sama marketing. Hampir semua
perusahaan international mulai memperluas jangkauan ke daerah perkotaan yang besar. Pasar furniture
tumbuh sebesar 15% sampai 20% per tahun dan tren ini diperkirakan akan berlanjut sampai 5 tahun ke
depan.
Pasar furnitur di India dapat berkembang pesat dan diperkiranan memiliki potensi yang handal untuk
bersaing dikarenakan beberapa hal yaitu besanya jumlah penduduk dan wilayah di India, minat
masyarakat India yang mulai berubah ke furnitur dengan gaya barat. Prospek untuk pasar furnitur di
India dilihat positif oleh beberapa ahli pakar. Sebuah penelitian belakangan ini telah mengidentifikasi
sekitar 150 perusahaan India mulai dari produsen furnitur dan pengecer, dari perbankan , hotel,
pengusaha yang ingin memulai bisnis komersial atau kerjasama dengan mitra Uni Eropa.
Pemerintah India melakukan berbagai cara untuk mendirikan bisnis dengan kekayaan intelektual yang
ada serta menarik keuntungan dari perusahaan asing untuk mendirikan bisnis sendiri atau dengan mitra
di India. Pemerintah India membantu prosedur bagi perusahan asing untuk berbisnis di India dengan
meminimalkan hambatan “entry-exit” dan pemerintah menghadapi tekanan untuk meliberalisasikan
struktur yang ada. Selanjutnya, dibandingkan dengan negara-negara lain seperti China dan Meksiko, di
mana waktu yang dibutuhkan untuk memulai usaha lebih, hal ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi
India untuk pengembangan industri furnitur.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan saat memasuki pasar furniture India
Pasar furnitur India diperkirakan mencapai sebesar USD 9,216.5 juta pada tahun 2010-2011 dan
tumbuh pada 10-12% per tahun sampai dengan tahun ini. Meningkatnya permintaan untuk ruang
komersial dan perumahan kota ditambah dengan peningkatan tajam dalam pendapatan per kapita
masyarakat di daerah perkotaan memicu permintaan dan pertumbuhan untuk furniture di India.
Klasifikasi Industri furnitur dengan Material
Pasar furnitur dapat secara luas dikategorikan berdasarkan bahan yang digunakan dan pengaplikasian
pengguna akhir. Berdasarkan materi, pasar furnitur terutama diklasifikasikan menjadi tiga kategori yang
luas, seperti di bawah ini :
Kayu : Natural Wood, Plywood, Panel Board
Plastik : Polypropylene, Poly vinyl chloride (PVC)
Metal : Steel, Wrought Iron, Aluminium
Tabel 1 : Produk furniture campuran: Bahan vs segmen pengguna
Home Office Hotel & Resorts
Kayu Kursi, Sofa, Meja Makan, dipan ,
Lemari
Perabotan kantor Meja Kursi, Meja makan, Meja tulis,
dipan , lemari
Plastik Kursi, Meja Kursi Kursi
bambu Kursi, Sofa, Meja Makan, dipan ,
Lemari
Meja hias, kursi Tempat cuci, kursi, Sofa Set, meja
makan, dipan dan lemari
Segmen furnitur kantor menunjukkan level permintaan yang tinggi khususnya untuk segmen logam dan
furnitur plastik. Furniture kayu berfokus di daerah pedesaan di mana hutan lebih mudah dicapai.
Namun, karena kekurangan sumber daya kayu, kayu juga diimpor dari negara-negara tetangga.
Struktur distribusi
Struktur distribusi memainkan peran penting di pasar furnitur. Peningkatan jenis produk dengan
ditambah peningkatan nilai impor yang signifikan telah mengakibatkan kebutuhan untuk ruang gudang
yang besar untuk para distributor. Ketersediaan gudang besar di daerah perkotaan saat ini sangat sulit
didapat, oleh karena itu produsen besar telah mulai mengikuti metode persediaan just-in-time.
Berbagai metode distribusi diikuti di pasar furnitur di India, tergantung pada golongan produsen (besar,
menengah, kecil). Penyaluran utama untuk pendistribusian diadopsi oleh pemasok furnitur di India dan
dapat secara luas dibagi menjadi 3 kategori sebagai berikut:
• Saluran yang digunakan oleh perusahaan kecil / perusahaan lokal menengah dan tukang kayu
• Saluran yang digunakan oleh produsen domestik yang besar (termasuk usaha joint venture
/cabang dari perusahaan di luar negeri.
• Saluran yang digunakan oleh importer
Saluran yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan lokal kecil dan tukang kayu
Sebagian besar produsen furnitur kecil / menengah dan regional pasti memiliki satu atau dua outlet di
satu kota. Tukang kayu yang berdiri sendir, beroperasi tanpa outlet ritel atau showroom, berinteraksi
dengan pelanggan secara langsung, dan terkadang melanggar peraturan pemerintah. Beberapa dari
pemain lokal memiliki ruang pamer kecil di mana pelanggan bisa melihat furnitur dengan terbatas.
Segmen furnitur besi bermerek juga beroperasi pada jalur yang sama.
Struktur distribusi untuk Impor Furniture
Furnitur impor sebagian besar diimpor langsung oleh para agen. Beberapa distributor juga mengimpor
furnitur dan dijual melalui agen. Beberapa produsen furnitur internasional yang terkenal mempamerkan
barang furtinur mereka dengan toko eksklusif atau dengan join venture perusahaan lokal.
Beberapa struktur saluran distribusi diikuti untuk impor furnitur termasuk:
• produsen luar negeri - India distributor / agen / agen - pengguna
• produsen luar negeri - India kantor cabang / kantor penjualan / kantor penghubung - pengguna
• produsen luar negeri - India kantor cabang / kantor penjualan / distributor / agen / pengguna
• produsen luar negeri - Tie-up dengan India perusahaan / dealer - show room - pengguna
• produsen luar negeri - Mengimpor agen - negeri produsen / dealer - gudang - gerai ritel /
Tampilkan kamar – pengguna
Struktur distribusi ini paling sering digunakan untuk furnitur impor. Produsen furnitur di luar negeri akan
memiliki kerja sama dengan distributor di India / agen yang selanjutnya akan menunjuk agen furnitur
akan didistribusikan ke pasar.
Distribution channel : Overseas Manufacturer – Indian distributor / Dealer / Agent – User
Importir (produsen dalam negeri / penjual ) - Gudang - outlet Retail / toko - pengguna dari beberapa
produsen dalam negeri (kecil dan menengah) dan dealer mengimpor furnitur murah dari Cina, Malaysia,
Indonesia dan Thailand melalui agen lalu dikirim ke gudang mereka yang dimana akan distribusikan ke
gerai ritel mereka.
Beberapa dealer membeli furniture dari berbagai tempat (baik lokal diproduksi dan diimpor) dan lalu
menjualnya di bawah merek mereka sendiri.
Physical distribution : Importer (domestic manufacturer / dealer) –Warehouse – Retail outles
/ show rooms – user
Overseas Manufacturer Indian Branch Office / Sales
Office / Liaison Office
Indian Distributor / Dealer / Agent
User
Import
Domestic Manufacturer
Importers
Own showroom
Franchise
Distributors
Distributors/ Dealers
Retail
outlet
ghfghfg
hfgdhdf
dfdfgh
Users
Aspek komersial
Cara pembayaran, syarat & kondisi antara distributor / dealer / franchisee dan produsen bervariasi. Walaupun terdapat banyak produsen furniture yang tidak memberikan jangka waktu kredit. Beberapa pemain kunci menawarkan jangka waktu kredit dari 30-45 hari untuk distributor /franchisee mereka.
Semua pemain besar menawarkan insentif kepada distributor / dealer / franchisee. Beberapa produsen bahkan menawarkan bonus tambahan ketika target penjualan terpenuhi oleh distributor / dealer / franchisee. Apabila permintaan pasar sedang rendah, beberapa produsen memberikan insentif tambahan yang distributor / dealer / franchisee yang akan diberikan lagi kepada pelanggan mereka sebagai diskon.
Tingkat Margin tergantung pada jenis furnitur dan bervariasi antara 10 - 12% untuk furnitur plastik, 20-30% untuk furnitur kayu dan 10-12% untuk rotan /furnitur bambu. Untuk furnitur impor, margin bervariasi berdasarkan harga furnitur dan sumber impor. Furniture yang diimpor dari China dan Malaysia (dimana tergolong murah) akan mendapatkan margin sebesar 30-35% untuk furniture kayu campur dengan karet mendapatkan margin sebesar 40 - 45% untuk MDF / Modular Furniture. Furniture premium yang diimpor dari negara-negara Eropa akan mengambil margin yang relatif lebih tinggi dari 50% di atas.
Tabel 2. Pemain Asing di pasar furnitur India
No Nama
Perusahaan
Merek Negara Jenis Material Portal
1 Boss’s Cabin Boss’s Cabin Spanyo Kayu dan Besi www.bossescabin.com
2 Damro India Damro Srilanka Kayu www.damroindia.com
3 Ebony Gautier Ebony Gautier perancis Kayu www.ebonygautier.com
4 Giorgetti Giorgetti Spa Italy Kayu www.giorgetti.eu
5 Haworth Haworth USA Kayu, Plastik
dan besi
www.haworth-asia.com
6 Hasten Store Hasten Swedia Kayu dan besi www.hastens.com
7 Herman Miller Herman Miller Amerika Kayu, plastik
dan besi
www.hermanmiller.com
8 Hueslsta Huelsta German Kayu www.huelsta.com/int_en/de
aler-locator/index.html
9 Ikian
FurnituresPvt.
Ltd
Forzza Malaysia,
Cina,
Indonesia
Kayu dan besi http://forzza.in
10 Natuzzi
Company
Natuzzi, Italsofa and
Editions
Italia Kayu www.natuzzi.in/
11 Nolte’s Home
Studio
Nolte German Kayu dan besi www.noltehomestudio.com
12 Rockworth Rockworth Kayu, plastik
dan besi
www.rockworth.com/manufa
cturing.php
13 Simply Sofa
(formerly Stanley
Boutique
Multi-brands Koinor,
Nilcoletti, Italsofa,
Edition from Natuzzi
and many more
Italia,
German
Kaya dan kulit www.simplysofas.in
14 Steelcase Steelcase Amerika Kayu dan besi www.steelcase.asia/en/Pages
/homepage.aspx
15 Woody Woody Malaysia Kayu www.woodyfurnitureind.com
16 VillaVeneta,
Veneta Cucine
Villa, veneta cucine Italia Kayu dan besi www.ccindia.net
Gambaran ekspor dan impor furnitur india
Furniture product HS Code :
9401 : Customs Duty of Seats (other than those of heading 9402), whether or not convertible into beds, and parts thereof
9402 : Customs Duty of Medical, surgical, dental or veterinary furniture(for example, operating tables, examination tables,
9403 : Customs Duty of Medical, surgical, dental or veterinary furniture(for example, operating, tables, examination tables, Customs Duty of Metal furniture of a kind used in offices
9404 : Customs Duty of Mattress supports; articles of bedding and similar frunishing (for example, mattresses, quilts, etc.
9405 : Customs Duty of Lamps and lighting fittings including searchlights and spotlights and parts thereof, not elsewhere
9406 : Customs Duty of Prefabricated buildings
Table 3. Impor ke India kode HS 9401 dari dunia
China merupakan eksportir terbesar ke India untuk Kode HS 9401 sampai saat ini, dengan nilai saat ekspor mencapai USD 60 juta. Meskipun China berada di peringkat pertama, tetapi perubahan nilai ekspor dari tahun 2012 sampai 2013 secara signifikan menurun yaitu sebesar 34,76%, Amerika serikat dan Indonesia mengalami penigkatan nilai presentase ekspor yang tajam dari tahun 2012-2013 yaitu masing – masing sebesar 120,14% dan 128,11%. Indonesia berada di peringkat kedua puluh dengan nilai ekspor ke India sekitar USD 1 juta untuk periode September tahun ini 2014, meskipun Indonesia masih
Peringkat Negara
US dollar (Juta) ( Januari – Desember )
Persentase % Perubahan 12/13 (%)
2012 2013 2014 2011 2012 2013
Dunia 132.020 165.042 194.069 17.59
1 China 38.254 44.743 60.296 28.98 27.11 31.07 34.76
2 Germany 33.912 32.911 28.379 25.69 19.94 14.62 -13.77
3 Thailand 13.947 15.303 18.021 16.57 9.27 9.29 17.76
4 United States 5.010 6.773 14.910 3.80 4.10 7.68 120.14
5 Japan 6.240 6.348 9.908 4.73 3.85 5.11 56.09
20 Indonesia 0.59 0.44 1.00 0.44 0.27 0.52 128.11
belum masuk sepuluh eksportir utama untuk produk Kode HS 9401 namun Indonesia menunjukkan kemajuan yang signifikan pada tahun 2012-2014.
Table. 4 Impor ke India kode HS 9402 dari dunia
Indonesia berdiri di posisi ke-18 sebagai eksportir untuk produk dengan Kode HS 9402 dengan nilai
ekspor hingga September 2014 adalah USD 233 ribu. Kode HS 9402 Produk dari Indonesia untuk nilai
ekspor meningkat dari tahun 2012-2013 sebesar 126%. Walaupun tingkat presentase kenaikan ekspor
dari Indonesia lebih dari 100%, ekspor dari Slovakia untuk kode HS ini mengalami kenaikan tajam yang
mengejutkan yaitu sebesar 19.083% dan menempatkan negara mereka di peringkat ketiga sesuai yang
ditunjukkan pada tabel di atas.
Peringkat Negara
US dollar (Juta) ( Januari – Desember )
Persentase % Perubahan 12/13 (%) 2012 2013 2014 2011 2012 2013
World 25.719 26.788 31.377 17.13
1 China 8.031 8.937 9.445 31.23 33.26 30.10 5.69
2 Germany 4.571 5.701 4.701 17.77 21.28 14.98 -17.53
3 Slovakia 0.006 0.014 2.766 0.02 0.05 8.82 19083.34
4 United States 3.038 1.918 2.705 11.81 7.16 8.62 41.03
5 Taiwan 2.165 2.448 1.634 8.42 9.14 5.21 -33.24
18 Indonesia 0.010 0.10 0.23 0.04 0.38 0.74 126.05
Table. 5 Impor ke India kode HS 9403 dari dunia
Sesuai dengan data yang ditampilkan diatas, banyak negara mengalami penurunan ekspor untuk Kode HS 9403 ke India pada akhir September 2014. Misalnya China, Italia, Srilanka, negara Inggris, Indonesia, dan lain-lain Indonesia berdiri di peringkat ke-10 dengan nilai ekspor ke India sekitar USD 5 juta. Indonesia mengalami derivasi dari tahun 2012-2013 sebesar 3,67%
Table. 6 Impor ke India kode HS 9404 dari dunia
Peringkat Negara
US dollar (Juta) ( Januari – Desember )
Persentase % Perubahan 12/13 (%) 2012 2013 2014 2011 2012 2013
World 412.208 384.053 365.667 -4.79
1 China 225.707 219.453 201.462 54.76 57.14 55.10 -8.20
2 Malaysia 45.867 43.215 46.522 11.13 11.25 12.72 7.65
3 Italy 39.190 37.157 32.339 9.27 9.68 8.84 -12.97
4 Germany 16.897 16.256 17.916 4.10 4.23 4.90 10.21
5 Srilanka 8.196 10.001 9.203 1.99 2.60 2.52 -7.97
Peringkat
Negara
US dollar (Juta) ( Januari – Desember )
Persentase % Perubahan 12/13 (%)
2012 2013 2014 2011 2012 2013
World 15.905 15.90 14.97 -5.83
1 China 6.80 7.91 7.82 42.71 49.72 52.25 -1.05
2 Italy 0.60 0.42 1.73 3.68 2.61 11.57 317.14
3 United states 1.55 1.44 1.12 9.74 9.09 7.54 -21.96
4 Malaysia 0.49 0.29 0.84 3.12 1.86 5.65 185.18
5 Srilanka 0.40 0.65 0.69 2.52 4.11 4.65 6.53
Indonesia berada di peringkat 24 dengan nilai ekspor ke India berkisar USD 24 ribu, Indonesia mengalami penurunan nilai hingga 56,98% dari tahun 2012 hingga 2013. China masih berdiri di peringkat pertama diikuti oleh Italia, Amerika Serikat, Malaysia dan Srilanka.
Table. 7 Impor ke India kode HS 9405 dari dunia
Untuk produk Kode HS 9405 Korea Selatan berdiri pada peringkat kedua setelah China diikuti oleh Jerman, Italia, dan Amerika Serikat. Indonesia berada di peringkat ke-30 dengan nilai ekspor ke India sekitar USD 145 ribu hingga September 2014.
Table. 8 Impor ke India kode HS 9406 dari dunia
China berada di peringkat pertama untuk Kode HS produk 9406 diikuti oleh Korea Selatan, Uni Emirat Arab Jerman dan Spanyol. Indonesia melemah posisinya di peringkat ke-12 dengan nilai ekspor ke India hingga September 2014 sekitar USD 452.
Peringkat
Negara
US dollar (Juta) ( Januari – Desember )
Persentase % Perubahan 12/13 (%)
2012 2013 2014 2011 2012 2013
World 190.78 219.03 254.10 16.01
1 China 126.89 149.12 194.05 66.51 68.08 76.37 30.13
2 Korea, South 2.24 11.92 12.89 1.18 5.45 5.08 8.12
3 Germany 12.46 12.11 9.32 6.53 5.53 3.67 -23.08
4 Italy 7.92 8.82 7.184 4.15 4.03 2.83 -18.63
5 United States 5.66 7.89 4.53 2.97 3.60 1.78 -42.60
Peringkat
Negara
US dollar (Juta) ( Januari – Desember )
Persentase % Perubahan 12/13 (%)
2012 2013 2014 2011 2012 2013
World 16.912 23.63 28.17 19.22
1 China 7.93 5.10 9.66 46.91 23.25 34.30 75.85
2 Korea, South 1.36 1.00 4.88 8.02 4.23 17.34 388.44
3 United Arab Emirates
1.22 2.46 2.23 7.23 10.41 7.93 -9.16
4 Germany 0.92 0.08 2.16 5.45 0.35 7.67 2,535.17
5 Spain 0.11 0.00 1.85 0.67 0.00 6.58 0.00
HAMBATAN
Pemerintah India terus mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan hambatan “entry-exit” bagi
perusahaan asing dan pemerintah India juga menghadapi tekanan untuk meliberalisasikan struktur yang
ada. Selanjutnya, dibandingkan dengan negara-negara lain seperti China dan Meksiko, di mana waktu
yang dibutuhkan untuk memulai usaha sangat sedikit. India masih melibatkan birokrasi yang cukup lama
dan rumit. Struktur tarif yang diberlakukan pada impor produk kayu jelas menunjukkan bahwa
pemerintah India sangat mendorong impor kayu mentah yang dimana digunakan oleh industri berbasis
kayu sebagai pasokan bahan baku.
Tarif yang lebih tinggi diberlakukan untuk produk jadi dan nilai tambah impor untuk melindungi
produsen dalam negeri yang kurang berkompentensi untuk berkompetisi di pasar furnitur internasional.
Untuk tambahan tarif impor dasar, India juga memberlakukan pajak seperti biaya tambahan, tambahan
bea cukai dan biaya tambahan spesial. Pungutan biaya tambahan lainnya dapat dikenakan pada produk
kayu impor tergantung dengan jenis kayunya masing – masing.
Pungutan tambahan ini termasuk penyeimbangan kerja, tugas anti-pembuangan dan keamanan.
Hambatan non-tarif lainnya termasuk pajak negara, yang dapat mencapai 18% dari nilai impor dan
berbagai jalan masuk barang melalui pelabuhan terbatas yang kemungkinan akan menambah biaya
pada barang impor. Hambatan tarif dan non-tarif dari pemerintah membuat produk impor kurang dapat
berkompetisi di India. Dalam beberapa dekade terakhir biaya tarif dan hambatan non tarif telah
menurun secara dramatis dan dampaknya India telah mulai mengimpor hasil hutan dalam jumlah yang
besar.
Impor produk kayu ke India telah berkembang pesat, meskipun permintaan produk kayu sangat
condong terhadap permintaan bahan baku seperti kayu tabung, kepingan dan bubur. Minat penduduk
kelas menengah di India terhadap produk kayu yang diimpor mulai tumbuh dan lebih terbuka, oleh
karenanya banyak phal - hal yang harus dilakukan pemerintah maupun swasta untuk mengambil
keuntungan dari permintaan ini. Sebagai contoh, India harus mempercepat rasionalisas tarif impor
mereka dan menghapus hambatan-hambatan non-tarif yang dirancang untuk melindungi produsen
dalam negeri tidak berkompetensi untuk berkompetisi di pasar internasional.
Hal ini tidak hanya akan memastikan kepatuhan dengan kewajiban WTO mereka, tetapi juga akan
mendorong industri pengolahan dalam negeri untuk berinvestasi terhadap teknologi pengolahan yang
lebih efisien.Selain itu, masih ada peluang jangka panjang untuk memperkenalkan teknologi konstruksi
kayu dari Amerika Utara di India.
Dalam rangka untuk mencapai keberhasilan pengantar dan adopsi dari rangka kayu konstruksi,
sangatlah penting bagi pemerintah AS dan industri asosiasi yang bekerja sama dengan pemerintah India
untuk mengembangkan dan mengadopsi “wood frame building”. Akhirnya, penerimaan teknologi
konstruksi rangka kayu ini tergantung pada pemahaman teknologi konstruksi dalam bidang arsitek dan
konstruksi masyarakat.
Elemen yang paling penting untuk mendapatkan penerimaan ini bisa didapat dengan cara mendidik
arsitek dan kontraktor perumahan mengenai kinerja dan efisiensi energi lingkungan terhadap teknologi
rangka konstruksi kayu Amerika Utara.
Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Industri Furniture
Kelas menengah di India dengan cepat mengadopsi Konsep hidup yang baik dan gaya hidup yang
modern secara mentalitas. Desain interior tidak lagi terbatas hanya untuk masyarakat menengah keatas
di India. Bahkan orang-orang kelas menengah kebawah tidak keberatan membayar uang tambahan
untuk mendapatkan rumah yang dihiasi dengan perabotan modern dengan merek desainer ternama.
Faktor-faktor tersebut mengakibatkan ledakan permintaan dalam industri dekorasi terutama pada
furnitur. Maka dari itu, tidaklah heran apabila produsen asin melakukan investasi besar dalam industri
furnitur di India bersama dengan produsen lokal furnitur dan eksportir di India. Dampak globalisasi
dapat terlihat dengan jelas, dan hal ini mendorong pertumbuhan permintaan furniture di pasar. Media
juga memainkan peran penting untuk merubah cara pandang masyarakat untuk belajar tentang hidup
yang lebih baik dan modern. Kesimpulannya, di bawah ini adalah empat kategori yang memicu kenaikan
industri furnitur di India;
• Arsitek
• Kontraktor
• Interior Desainer
• Partisipasi dalam Furniture Trade Fairs untuk meningkatkan eksposur
Selain segmen utama seperti rumah tangga, kantor dan sekolah, permintaan tinggi akan furniture dapat
terjadi jika kita mengambil segmen sub-kategori lainnya seperti dapur, kamar mandi, kamar tidur, dll
sebagai pertimbangan. Menurut survei terbaru, ada peningkatan dari 38 persen pada perbaikan rumah
dan 37 persen peningkatan yang diamati di tempat – tempat rekreasi, dimana menunjukkan konsumen
India bersedia untuk mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan furniture dari
dua kategori tersebut. Hal ini menyebabkan banyak merek furnitur asing terkemuka untuk mulai
membuka usaha furnitur di India melalui gerai ritel domestik.
Industri furnitur pada dasarnya adalah sebuah industri yang terus berkembang dengan pemasukan
bahan baku yang beraneka ragam dalam proporsi yang cukup besar. Kisaran bahan baku termasuk kayu,
panel dasar kayu, kulit, kaca, plastik, logam dan tekstil dan banyak lagi. Perabotan diproduksi menjadi
berbagai jenis, ukuran, bentuk, kombinasi warna (seperti sofa, kursi, lemari, kasur, dapur dll) untuk
tujuan yang berbeda seperti sekolah, institusi, kantor dan perumahan.
Furniture di India memproduksi dan mengekspor furnitur dengan tingkat kualitas yang tinggi dalam hal
desain, fashion dan teknologi. Furniture India memiliki citra yang kuat di seluruh dunia. Walaupun
demikian beberapa segmen besar furnitur diimpor dari berbagai negara asing. Industri furnitur India
menghasilkan omset Rs 3.500 crore per tahun. Delapan puluh lima persen dari industri ini berada di
bawah sektor yang tidak terorganisir dan sisanya lima belas persen berada di bawah sektor formal,
terdiri dari produsen dan eksportir sampai kepada segmen yang berbeda. Pasar furnitur kayu hanya
memiliki pangsa sebesar Rs 60 crore. Menurut sebuah studi terbaru, industri ini diperkirakan akan
tumbuh sebesar 20 persen dalam waktu mendatang,
Hyper-mal dan cabang – cabangnya juga telah mengiklankan beberapa penawaran spesial dan diskon
untuk furnitur dengan cara membuat iklan, handout dan billboard.
Pemain utama
Perusahan besar yang terlibat dalam furnitur ritel adalah Pantaloon, Shoppers 'Stop, Trent, RPG, Vishal
Retail, Reliance dan Tata group juga bergabung dalam ritel furnitur. Pemain lainnya adalah Godrej &
Boyce Manufacturing Co Ltd, BP Ergo, FEATHERLITE, Haworth, Stlye Spa, Yantra, Renaissance,
Millennium Lifestyles, Durian, Kian, Tangent, Furniture Konsep, Furniturewala, Zuari, Truzo, NR Jasani &
Company, V3 Engineers, dan PSL Modular Furniture
Para pemain ini bersama dengan beberapa pemain regional telah membuat iklan melalui billboard,
bioskop, percetakan dan bahkan beberapa iklan televisi contohnya perusahaan Nilkamal dan Godrej.
Tarif dan Kebijakan Impor
Pemerintah India mulai meliberalisasikan impor produk kayu pada tahun 1995. Sejak itu, telah terjadi
penurunan bertahap dalam pajak impor untuk kayu dan produk kayu. Sebagai contoh, sampai pada
tahun 1995, kayu log adalah satu-satunya barang produk kayu bebas-diimpor ke India dengan bea cukai
15%. Impor produk kayu lainnya hanya dapat di impor melalui lisensi atau izin impor khusus. Sejak tahun
1996, persyaratan perizinan impor (pembatasan kuantitatif) telah dihapuskan untuk kayu bulat, kayu
gergajian dan beberapa produk yang bernilai tambah. Pada April tahun 2000, tidak ada pembatasan
kuantitatif pada setiap tarif impor di sektor kehutanan, tetapi dengan satu-satunya pengecualian yaitu
kertas koran.
Saat ini, situasinya adalah kayu “logs” dikenakan kewajiban pajal sebesar 5%, sedangkan biaya “ad
valorem” yang dibayarkan pada kayu ini adalah 20% dan biaya untuk lapisan dan panel berbasis kayu
adalah 40%. Biaya – biaya ini berkurang pada bulan Februari / Maret 2004 dan pemotongan lebih lanjut
telah direncanakan dan dilakukan, sebagai bagian berkomitmen dengan WTO. Namun, pengamat pasar
menunjukkan bahwa biaya pada kayu dan lapisannya tidak akan pernah turun sepenuhnya dan bahkan
dapat menetap pada angka 15% untuk jangka panjang.
Untuk produk furnitur pemerintah India terus mengurangi tarif dari level yang sangat tinggi yaitu
sebesar 300 persen pada tahun 1991 ke angka 36 - 40 persen pada tahun 2006. Impor furniture telah
diliberalisasikan pada bulan April 1998 dan importir di India tidak memerlukan lisensi atau izin untuk
mengimpor furnitur. Namun, Importir harus memiliki valid IEC (Impor Kode Ekspor) yang dikeluarkan
oleh Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri.
Dasar Bea Masuk: 10% (Berlaku untuk semua negara)
Pajak preferensial untuk AIFTA (ASEAN India Free Trade Agreement): 0%, 3%, 6%, (Untuk berbagai jenis
furniture)
(Catatan: India memiliki perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan ASEAN, sehingga tidak ada pajak
bea masuk dasar, hanya pajak preferensial dianggap yang bervariasi 0-6%)
Tabel 9. Tarif impor untuk kode HS 9401,9403 – 9406 :
Duty and Taxes / HS Code
HS 9401 HS 9402 HS 9403.30 &9403.70
HS 9403.50
HS 9404
HS 9405
HS 9406
Basic Custom Duties (Applicable for most favored nations only and not applicable for Asean countries )
10% 10% 10% 10% 10% 10% 10%
Preferential tax for AIFTA (ASEAN India Free Trade Agreement)
0% 0% 6% 3% 0% 0% 0%
Additional Duty of Customs (CVD):
12% 12% 12% 12% 12% 12% 12%
Special additional duty of customs ( Spl. CVD)
4% 4% 4% 4% 4% 4% 4%
Custom Education Cess
3% 3% 3% 3% 3% 3% 3%
Central Excise Education Cess
- - - - - - -
TOTAL IMPORT DUTY
29.14% 29.14% 4.04% 4.04% 29.14% 29.14% 29.14%
Kesimpulan
India adalah negara yang berkembang pesat. Tingkat pendapatan dan gaya hidup masyarakat juga telah
berkembang pesat selama dekade terakhir dan tren ini diperkirakan akan terus berlanjut. Ditambah
dengan meningkatnya kecenderungan untuk mengeluarkan uang untuk gaya hidup yang berkelas dan
produk konsumen, tren ini juga didorong dengan adanya peningkatan jumlah keluarga yang
berpenghasilan ganda, peningkatan kemudahan pembiayaan untuk barang-barang konsumen dan
peningkatan paparan produk global. Semua faktor ini memiliki dampak positif pada sektor furnitur dan
diharapkan untuk mendorong permintaan untuk furnitur di masa depan.
Pertumbuhan yang stabil dalam perekonomian India dan konsekuensi kenaikan standar hidup, telah
menjadi pengaruh utama pada generasi permintaan di industri furnitur di India. Tiga pendorong utama
yang memiliki dampak yang signifikan terhadap sektor ini adalah:
1. Mengubah demografi konsumen
2. Real estate / perumahan
3. Pariwisata dan pertumbuhan industri perhotelan
Beberapa jenis furnitur memiliki produksi yang kuat dalam negeri dan permintaan dari pasar lokal dan
juga pasar internasional seperti produk dengan Kode HS 9401, 9402 dan 9405. Sisa Kode HS seperti
9403, 9404, 9406 memiliki nilai impor yang kuat untuk pasar India.
Lembaga Terkait
INDIAN EMBASSY IN INDONESIA
Jl H.R. Rasuna Said, Kav. S-1,
Kuningan, Jakarta Selatan 12950
Tel: +62 21 5204150/52/57/5264931
Fax +62 21 5204160, 5265622, 5264932, 5226833
www.indianembassyjakarta.com
Contact for ASEAN:
Mr. Nikhilesh Giri
First Secretary – ASEAN
+62 21 5255348
Asean.jakarta@mea.gov.in
Contact for Trade:
Mr. Rakesh Kumar Arora
First Secretary – Economy and Commerce
+62 21 5204153
Com.jakarta@mea.gov.in
Contact for Visa Queries:
Mr. Sanjeev Kumar Agrawal
First Secretary – Consular
+62 21 5256094
Cons.jakarta@mea.gov.in
CONSULATE GENERAL OF INDIA IN INDONESIA
Address: Jalan Uskup Agung
Sugiopranoto, Medan,
Sumatra, Indonesia - 20152
Tel: (62-61) 4531308 / (62-61) 4556452
Fax: (62-61) 4531319
Email: general.consul@yahoo.com, consul.general@indianconsulatemedan.com
Website: www.indianconsulatemedan.com
CHAMBERS OF COMMERCE IN INDONESIA
Indonesian Chamber of Commerce and Industry- India Committee
Contact Person: Lestari Ningsih
TCC Batavia Tower One #801, Jl.KH.Mas Mansyur Kav.126,Jakarta 10220 Indonesia
Tel : +62 21 29529456
Email: lestari@embeetex.com
India Indonesia Chamber of Commerce
IndCham Secretariat
Mr. Nalin Rathod
PT. CMA Indonesia
Wisma Bakrie II, 11th Floor, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B2, Jakarta 12920, Indonesia
Tel : (62-21)5200428
Fax : (62-21)5257865
E-mail : nrathod@capmas.com
TRADE ASSOCIATION
Indonesian Ministry of Industry
Jl. Gatot Subroto Kav 52-53 Lt. II,Jakarta Selatan, Indonesia.
Tel :(62-21)5256458,5251149,5200700 Fax:(62-21)5201606
Homepage : www.kemenperin.go.id
Indonesian Ministry of Trade Jl. M.I. Ridwan Rais No.5 Blok I, Lt. III, Jakarta Pusat, Indonesia.
Tel :(62-21)3848667,6456318
Fax:(62-21)3846106
Homepage : www.kemendag.go.id
Ministry of Textiles, Government of India,
West Block No. 7, R.K Puram, New Delhi-110066,
Phone 011-26109895; Email : dchejs@nic.in
Export Promotion Council for Handicraft
"EPCH house", Pocket-6 & 7, Sector 'C', L.S.C., Vasant Kunj, New Delhi -110 070.
Tel: 91-11-26135256/57/58; Fax: 91-11-26135518/19; Email: epch@vsnl.com
Association Of Furniture Manufacturers Of India , Vikhroli, Mumbai
4, Interio Divison, Vikhroli , Mumbai- 400079, Maharashtra, Opposite Vikhroli Bus Depot
Phone: (022) 67962401
Daftar Pusaka
1. http://www.furniture.co.in/ourlink.html
2. www.timberhunt.com
3. www.indiaplywebwww.asiawoodweb.com
4. www.woodandpanel.com
5. www.furnitureglobal.com
6. www.furnitureandaccessoriesworld.com)
7. Indian Economic Overview, 2010, http://www.economywatch.com/indianeconomy/
8. India Exports and Business Trade Zone, 2010, http://www.india-
exports.com/home.html
9. India Exports and Business Trade Zone, (nd) http://www.economywatch.com/business-
and-economy/furniture-industry.html
10. http:// wordnetweb.princeton.edu/perl/webwn
11. The American Heritage Dictionary ; http www.parl.ns.ca/woodenships/terms.htm
12. Useful Vocabulary-About Com,
http://esl.about.com/library/beginner/bl_beginner_read_office_vocab.htm
13. World Home Furnishings Market Brief- Excerpt (2008); Report Linker;
http://www.reportlinker.com/p097842/World-Home-Furnishings-Market-Brief.html
14. Wp Home Furnishing 0709, 2. Home Furnishing Industry in India (pp.44);
http://www.scribd.com/doc/17188705/Wp-Home-Furnishing-0709#fullscreen:on
15. The Office Furniture Market in India, CSIL Milano, (2009) http://www.the-
infoshop.com/report/csi81910-in-office-furniture.html
16. The Office Furniture Market in India, Almedia., 2004,
http://www.indianchild.com/Business/wholesale_furniture.htm
17. Home Furnishings- Indian Gifts and Handicraft, (nd)
http://handicraft.indiamart.com/products/home-furnishing/
18. India, A Market Analysis- For Staples Incorporated- OMBA 606D, Dayna McKnight, Pamela
Stokes, Joel Vilmenay, University of Maryland University College (February 2, 2003)
http://www.sixsmart.com/SSPapers/subindia.htm
19. The world furniture market- 1 Summary, World Furniture Outlook 2009, Centre of
Industrial Studies, , http://www.csilmilano.com/docs/WFO_nov08.pdf
20. http://www.rediff.com/money/2006/mar/21fur.htm
21. India Furniture Industry , http://www.economywatch.com/business-and-
economy/furniture-industry.html
22. Home furnishing—a snapshot, Fanchising in home furnishing industry, by Aloke
Banerjee http://www.franchiseindia.com/magazine/2010/january/Fanchising-in-home-
furnishing-industry_57-1-5/
23. Furniture Industry Overview, Living Room Furniture,
http://www.furnitureforlivingroom.com/industry-overview.html
24. Imports of furniture from India impacting global markets (2006),
http://www.buzzle.com/articles/imports-furniture-india-impacting-global-markets.html
25. Furnishing textile Industry in India, by Mariete,
http://www.chillibreeze.com/articles_various/furnishing-textiles.asp
26. http://www.chillibreeze.com/articles_various/furnishing-textiles.asp Interior Design
Trends in India, by Rekha I Nambiar (http://www.idi-home.com ) (March 5, 2006
27. http://www.boloji.com/business/002.htm
Recommended