View
230
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
i
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN
PEMBIAYAAN PADA BAITUL MAAL WAT TAMWIL DI
KABUPATEN DEMAK
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1)
Dalam Ilmu Ekonomi Islam
Oleh :
NAELUS SANA
0 5 2 4 1 1 0 6 7
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
iv
MOTTO
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang”
Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu,
dan Kami telah menghilangkan darimu bebanmu
yang memberatkan punggungmu?
Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama) mu,
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,
dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu beritahu
(QS. Al-Insyirah)
v
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi pesatnya pertumbuhan lembaga keuangan syariah yang bergerak disektor ekonomi mikro. Lembaga keuangan syariah yang dikenal dengan nama Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) ini merupakan cikal bakal lahirnya bank-bank syariah di Indonesia. Pembiayaan menjadi kegiatan utama lembaga ini merupakan kegiatan yang memerlukan analisis yang cermat agar bisa menghasilkan keuntungan dan mendukung kelangsungan usaha lembaga tersebut. Analisis pembiayaan secara sehat yang sering digunakan adalah 5C (Charakter, Capacity, Condition, Capital, Collateral). BMT Cabang Bina Umat Sejahtera, BMT Ben Berkah, BMT Buana Kartika, BMT Made, BMT Bintoro Madani merupakan BMT yang sudah berkembang pesat.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah Untuk mengetahui faktor- faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pemberian pembiayaan pada Baitul Maal wat Tamwil (BMT) di kabupaten Demak. Untuk mengetahui faktor yang berpengaruh dominan dalam pemberian pembiayaan di Baitul Maal wat Tamwil (BMT) kabupaten Demak. Metode pengumpulan data terhadap BMT Cabang Bina Umat Sejahtera, BMT Ben Berkah, BMT Buana Kartika, BMT Made, BMT Bintoro Madani melalui wawancara, observasi, angket dan dokumentasi. Metode penelitian menggunakan analisis faktor, digunakan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang digunakan karyawan bagian pembiayaan dalam pemberian pembiayaan dengan menggunakan ukuran tabulasi sederhana yang bertujuan untuk mengelompokan faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pemberian pembiayaan. Hasil tabulasi kemudian diinterprestasikan untuk mengetahui faktor yang jumlah frekwensinya banyak sebagai factor dominan.
Dari hasil penelitian bahwa faktor 5C berpengaruh atas pemberian pembiayaan di BMT cabang Bina Umat Sejahtera, BMT Ben Berkah, BMT Buana Kartika, BMT Made, BMT Bintoro Madani. Hasil dari analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian pembiayaan yaitu charakter, capacity, capital, collateral, condition. Dari ke-5 variabel tersebut yang lebih dominan berpengaruh pemberian pembiayaan adalah faktor capacity dengan nilai 0.660, dengan perbandingan nilai faktor condition yaitu 0.600, faktor capital dengan nilai 0.264, faktor collateral dengan nilai 0.112, faktor character 0.505 dalam hal pemberian pembiayaan terhadap nasabah. Sangat membantu dalam meningkatkan usaha para nasabah.
Keywords: Pembiayaan, BMT, Pemberian Pembiayaan
vi
PERSEMBAHAN
Allah SWT
Yang tak pernah memberiQ kenikmatan, perlindungan, anugrah, hidayah
serta orang-orang yang terbaik di sampingQ. Thanks 4 All ya Rabb…
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
Almamaterku, Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang
Prodi Ekonomi Islam
Pembimbing Bapak Rahman El Junusi, SE., MM. dan Maltuf Fitri,. SE, M. Si.
Yang senantiasa mendoakan dan memberiku kasih sayang tanpa henti, Bapak
(H. Shonif) & Ibuku (Hj. Sholekhah) serta kakakq (mbak mamik, mas Fanny ,adikku (
Sabiq). Yang selalu memberiku motivasi.
Dan buat keponaan2q yang q sayang’i ( Aufa dan Ghifari)
Temen-temen EIA 2005 (edi, ciblek, suprex, gendut, fariq, alek, abu, waris, adi, chil,
nila, atul, ikha, sholikhah, khuri, evi, asiyah, eka, ulya, sulis, widya, maya, dora)
vii
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis
menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah
pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga
skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain,
kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan
bahan rujukan.
Semarang, 12 Juni 2010
Deklarator,
NAELUS SANA NIM: 052411067
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan begitu
banyak nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat
serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kita pada zaman yang penuh dengan cahaya Islam.
Penulis menyadari bahwa penulis tidak akan sanggup menyelesaikan skripsi
ini tanpa adanya dorongan, bantuan dan kerjasama dari pihak-pihak yang
berperan dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan
kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. Abdul Jamil, M.A., selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang.
2. Drs. H. Muhyiddin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN
Walisongo Semarang. Beserta Pembantu Dekan I, II dan III.
3. Bapak Muhammad Saifullah, M.Ag., selaku Kajur Prodi Ekonomi Islam,
Bapak Rahman El-Junusi, SE., MM selaku Sekretaris Prodi Ekonomi
Isalam dan Bapak Ratno, M.Ag., slaku staf Prodi Ekonomi Isalam
4. Bapak Rahman El-Junusi, SE., MM selaku pembimbing I, Serta Bapak
Maltuf Fitri., SE, M. Si selaku Dosen Pembimbing II, yang telah banyak
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan
mengarahkan penulis dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.
5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo
Semarang yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, sehingga
penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
6. Seluruh Karyawan BMT cabang Bina Umat Sejahtera, BMT Ben Berkah,
BMT Buana Kartika, BMT Made, BMT Barokah, BMT Bintoro Madani
yang memberikan waktunya untuk peneliti.
ix
7. Seluruh Anggota Besar Penulis: khususnya Bapak-Ibu yang selalu men
do’a kan.
8. Semua saudara, sahabat dan teman seperjuangan, terima kasih atas
dukungan dan motivasi kalian.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu saran serta kritik yang membangun selalu penulis harapkan. Akhirnya,
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Penulis, 12 Juni 2010
NAELUS SANA NIM : 052411067
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vi
HALAMAN DEKLARASI .............................................................................. vii
HALAMAN KATA PENGANTAR .............................................. ............... viii
HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ....................................................................... xiii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
1.2 Perumusan Masalahan .............................................................. 8
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 8
1.4 Sistematika Penelitian .............................................................. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori…………………………….………........ .......... 12
2.1.1 Baitul Mall Wat Tamwil...................................................... 12
2.1.1.1 Perkembangan BMT ............................................ 12
2.1.1.2 Pengertian BMT .............................................. 13
2.1.2 Produk BMT....................... ........................................... 15
2.2 Pemberian pembiayaan.................................................................. 21
2.2.1 Pendekatan analisis pembiayaan ................................ 18
2.2.2 Prinsip analisis pembiayaan ........................................ 23
2.2.3 Proses pemberian pembiayaan .................................... 26
2.3 Penelitian terdahulu ........................................ ........................... 27
2.4 Kerangka pemikiran ........................................................ ........... 29
xi
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data ................................................ ............... 31
3.1.1 Data primer ......................................................................... 31
3.1.2 Data sekunder .................................................................... 32
3.2 Populasi ..................................................... ................................ 32
3.3 Sampel........................................................................................... 33
3.4 Metode Pengumpulan Data ........................................... ............. 33
3.4.1 Metode kuesioner ................................................................ 33
3.4.2 Metode dokumentasi ........................................................... 34
3.5 Validitas dan Reliabilitas .................................................... ....... 35
3.5.1 Validitas............................................................................... 35
3.5.2 Reliabilitas........................................................................... 36
3.6 Metode Analisis data ................................................................. 37
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Penyajian Data .......................................................................... 39
4.1.1 Uji Validitas dan Reliabilitas.................... ....................... 39
4.1.1.1 Uji Validitas.......................................................... 39
4.1.1.2 Uji Reliabilitas....................................................... 48
4.1.2 Deskriptif Data Penelitian dan Responden...................... 50
4.1.2.1 Deskriptif Data Penelitian.................................... 50
4.1.2.2 Deskriptif Responden........................................... 54
4.2 Hasil Analisis Data ........................................................ ............. 60
4.2.1.1 Analisis Faktor ............................................................ 60
4.3 Pembahasan.................................................................... ........... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .................................................................... ........... 74
5.2 Keterbatasan Penelitian ........................................................... 74
5.3 Saran .............................................................................. ........... 75
5.4 Penutup ……………………………………………………….. 76
xii
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xiii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... xiv
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Jumlah BMT.................................................................................. 6
Tabel 4.1 : Karakter.......................................................................................... 40
Tabel 4.2 : Akhlak/ tingkah laku……………………………………………… 40 Tabel 4.3 : Kejujuran......................................................................................... 40 Tabel 4.4: Kondisi Rumah Tangga.................................................................... 41
Tabel 4.5 : Memiliki Prestasi............................................................................. 41
Tabel 4.6 : Penilaian Jaminan............................................................................. 41
Tabel 4.7 : Prospek Usaha.................................................................................. 42
Tabel 4.8 : Pengalaman Usaha........................................................................... 42
Tabel 4.9: Rasio Finansial................................................................................... 42
Tabel 4.10: Tingkat Keuntungan Usaha............................................................. 43
Tabel 4.11: Laporan Usaha.................................................................................. 43
Tabel 4.12: Pemakaian Pembiayaan...................................................................... 43
Tabel 4.13: Jaminan............................................................................................. 44
Tabel 4.14: Kepemilikan Jaminan........................................................................ 44
Tabel 4.15: Tidak Memiliki Pinjaman Lain........................................................... 44
Tabel 4.16: Tanggungan Hidup............................................................................ 45
Tabel 4.17: Hubungan Personel........................................................................... 45
Tabel 4.18: Modal................................................................................................ 45
Tabel 4.19: Risiko Kegagalan............................................................................... 46
Tabel 4.20: Kemampuan Pelunasan....................................................................... 46
Tabel 4.21: Kendala Usaha..................................................................................... 46
Tabel 4.22: Kondisi Ekonomi................................................................................. 47
Tabel 4.23: Jarak.................................................................................................... 47
Tabel 4.24: Kondisi Produk................................................................................... 47
Tabel 4.25: Tempat/ Lokasi Usaha......................................................................... 48
Tabel 4.26: Hasil Uji Reliabilitas Instrumen.......................................................... 49
Tabel 4.27: Letak BMT......................................................................................... 50
Tabel 4.28: Aset BMT........................................................................................... 51
Tabel 4.29: Kenaikan Aset BMT........................................................................... 52
Tabel 4.30: Data anggota BMT…………………………………………………. 53
xiv
Tabel 4.31: Jenis Kelamin………………………………………………………. 54
Tabel 4.32: Umur……………………………………………………………….. 55
Tabel 4.33: Pendidikan………………………………………………………… 56
Tabel 4.34: Jurusan pendidikan……………………………………………….. 57
Tabel 4.35: Tempat responden bekerja……………………………………… .. 58
Tabel 4.36: Lama Bekerja.................................................................................... 59
Tabel 4.37: Hasil Communalities……………………………………………….. 61
Tabel 4.38: Hasil Component Matrix………………………………………….. 62
Tabel 4.39: Hasil Component Transformation Matrix…………………………. 65
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Kerangka Pemikiran Teoritik............................................................... 30
Gambar 2 : Kolom Rotasi Komponen Matrik ...................................................... 63
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan pesatnya kemajuan ekonomi dan bisnis didunia pada
umumnya dan di Indonesia pada khususnya, bisnis perbankan tumbuh menjadi
semakin beraneka ragam jenisnya. Beraneka ragam pula jasa-jasa dan semakin
canggih pula fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh bank. Bank mempunyai
peranan yang penting dalam sistem perekonomian di Indonesia. Jasa layanan
yang diberikan kepada masyarakat tersebut dapat mendukung laju pertumbuhan
ekonomi dan dapat memperlancar kegiatan perekonomian. Dengan adanya
kemajuan zaman dan adanya kebutuhan serta masukan dari masyarakat luas,
perbankan kini mengalami perkembangan baik dari produk, inovasi, sistem,
prinsip operasional dan sebagainya.
Dengan awal berdirinya Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada
tanggal 1 November 1991 dan mulai beroperasi pada September 1992. Dan
dengan keberhasilan BMI untuk terus tumbuh dan berkembang serta selamat
dari badai krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun 1997, telah mengilhami
pemerintah untuk memberikan perhatian yang cukup dan mengaturnya secara
lebih luas dalam undang- undang. Serta memacu bank- bank syariah yang lain
baik dalam bentuk Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) maupun windows
Syariah untuk bank umum.1
Banyaknya lembaga keuangan makro maupun mikro yang tersebar 1 Muhammad Ridwan, Konstruksi Bank Syariah Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka SM), 2007, hlm. 19
2
keberbagai pelosok tanah air, rupanya belum mencapai kondisi yang ideal jika
diamati secara teliti. Hal ini nampak dari banyaknya lembaga keuangan mikro
yang hanya mengejar tarjet pendapatan masing-masing, sehingga tujuan yang
lebih besar sering terabaikan, khususnya dalam pengembangan ekonomi
masyarakat bawah. Padahal, lembaga keuangan mikro mempunyai posisi
strategis dalam pengembangan ekonomi masyarakat kelas bawah. Dalam
kondisi yang demikian inilah Baitul Maal wa Tamwil (BMT) muncul dan
mencoba menawarkan solusi bagi masyarakat kelas bawah.2
Lembaga keuangan syari’ah yang dikenal dengan nama Baitul Maal
Wat Tamwil (BMT) ini merupakan cikal bakal lahirnya bank-bank syariah di
Indonesia. Pembiayaan merupakan salah satu aktivitas penting dalam
manajemen BMT yang sering digunakan untuk menunjukkan aktivitas utama
BMT, karena berhubungan langsung dengan rencana memperoleh pendapatan.
Pembiayaan menjadi kegiatan utama lembaga ini, oleh karena itu memerlukan
analisis yang cermat agar bisa menghasilkan keuntungan dan mendukung
kelangsungan usaha lembaga tersebut.
Sebagian besar dana operasi BMT diputarkan dalam pembiayaan,
keberhasilan BMT dalam mengelola pembiayaan merupakan keberhasilan
bisnis BMT. Sebaliknya apabila BMT terjerat dalam masalah pembiayaan
maka BMT akan menghadapi masalah besar, seperti resiko tak tertagihnya
hutang atau pembiayaan macet. Bank- bank di Indonesia terbukti pernah dan
sering terjadi kredit macet atau tidak terbayarnya tagihan sebagian bahkan
2 Ahmad Sumiyanto, Menuju Koperasi Modern (Panduan untuk Pemilik, Pengelola dan Pemerhati Baitul maal wat Tamwii dalam format Koperasi), Yogyakarta: Debeta, 2008, hlm. (xv)
3
seluruhnya, salah satu sebabnya yaitu analisis kredit atau pembiayaan yang
tidak cermat.
Berdasarkan data bank Indonesia (BI) per akhir Agustus 2009, rasio
pembiayaan bermasalah alias non performing financing (NPF) perbankan
syari’ah naik. Rasio NPF secara nasional mencapai 5,61%. Angka ini naik tipis
dari posisi akhir Juli sebesar 5,15%. Menurut Ridwan, cara termudah
memperbaiki NPF adalah memperbesar lagi penyaluran pembiayaan. Tapi,
pendekatan ini harus diimbangi dengan memperbaiki kualitas pembiayaan
bermasalah yang ada. Riyanto melontarkan pendapat yang sama yaitu: dalam
kondisi sekarang, ia menyarankan perbankan jangan hanya memperhatikan
peningkatan segi bisnis saja, tetapi juga harus melakukan pengawasan yang
optimal. "Jangan sampai, bankir mengabaikan prinsip kehati-hatian sehingga
rasio NPF naik,".3
Begitu juga pada BMT yang harus selalu menggunakan prinsip
kehati- hatian dalam pengoprasionalan dana dengan tujuan untuk
meminimalkan risiko. Salah satunya yaitu dalam pemberian pembiayaan
kepada calon debitur agar tidak terjadi pembiayaan macet. Kenaikan NPF
sangat mempengaruhi kinerja keuangan pada BMT.
Dalam penelitian Ikhwan (2000) tentang kondisi kesehatan atau
kinerja keuangan BMT yang ada di Jawa Tengah dengan menggunakan sampel
228 BMT yang menunjukkan bahwa: 7 BMT tergolong tidak sehat, 53 BMT
kurang sehat, 151 BMT cukup sehat dan 17 BMT sehat. Sebagian BMT
tergolong sehat, hal ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain: modal, aktiva, 3 http://www.inilah.com/news/read/ekonomi/2009/05/10/105725/npf-syariah-siap-meluncur/
4
profitabilitas, efisiensi, dan likuiditasnya.4 Dari data tersebut perlu adanya
peningkatan pengoperasian dana supaya kinerja keuangan BMT semakin baik.
Khususnya dalam pemberian persetujuan pembiayaan.
Meningkatnya pemberian persetujuan pembiayaan baru adalah
dikarenakan 2 alasan yaitu dilihat dari sisi internal dan eksternal BMT. Dari sisi
internal, permodalan BMT masih cukup kuat dan portofolio pembiayaan
meningkat, sedangkan alasan eksternal BMT adalah membaiknya prospek
usaha nasabah. Namun tidak menutup kemungkinan terjadinya pembiayaan
yang bermasalah atau kredit macet atas pembiayaan yang diberikan. Bahaya
yang timbul dari pembiayaan atau kredit macet adalah tidak terbayarnya
kembali pembiayaan atau kredit tersebut, baik sebagian maupun seluruhnya.5
Pembiayaan bermasalah atau macet memberikan dampak yang kurang
baik bagi negara, masyarakat, dan bank ataupun BMT. Bahaya atas
pembiayaan macet yakni tidak terbayarnya kembali pembiayaan yang
diberikan,baik sebagian atau seluruhnya. Semakin besar pembiayaan macet
yang dihadapi oleh BMT maka menurun pula tingkat kesehatan BMT
mempengaruhi tingkat likuiditas dan solvabilitas, yang dapat mempengaruhi
kepercayaan para penitip dana atau para nasabah. Semakin besar jumlah
pembiayaan bermasalah, maka semakin besar jumlah dana cadangan yang
harus disediakan semakin besar pula tanggungan BMT untuk mengadakan dana
cadangan tersebut, karena kerugian yang ditanggung BMT akan menngurangi
4 Rahman El Junusi, ’’Pengaruh Religiusitas dan Etika Kerja Islam Terhadap Kinerja Lembaga Keuangan Syariah” Penelitian, Semarang IAIN Walisongo, 2005, hlm. 3 5 http//www. Skripsi- tesis. Com/07/01/peleksanaan- the- five- c’s- of- credit- analisis- dalam- pemberian- kredit. 06 Agustus 2009
5
dan yang kelebihan modal sendiri. Dampak yang ditimbulkan oleh pembiayaan
bermasalah tersebut menguatkan keharusan BMT untuk berusaha
mengupayakan penanggulangan ataupun pencegahan bahaya yang mungkin
timbul akibat pembiayaan bermasalah tersebut.
Sebelum BMT memutuskan untuk menyetujui permintaan atau
penambahan pembiayaan kepada calon debitur maka perlu mengadakan
evaluasi risiko dari para calon debitur. Adapun prinsip yang diterapkan dalam
pemberian kredit adalah prinsip “5-C” yaitu: Character, Capacity, Capital,
Collateral, dan Conditions. Prinsip “5-C” tersebut kadang ditambahkan
dengan “1-C” yaitu Constraint.6
BMT dapat mengabulkan permohonan pembiayaan calon debitur
apabila persyaratan yang ditetapkan BMT dapat terpenuhi. Terhadap
kelengkapan data pendukung permohonan pembiayaan, BMT juga melakukan
penilaian kelengkapan dan kebenaran informasi dari calon debitur dengan cara
petugas BMT melakukan wawancara dan kunjungan (on the spot) ketempat
usaha debitur.
Pembiayaan yang diberikan tanpa didahului dengan analisis
pembiayaan yang professional dapat diragukan mutunya. Tujuan analisis
pembiayaan adalah menilai mutu permintaan pembiayaan baru yang diajukan
oleh calon kreditur ataupun permintaan pembiayaan terhadap pembiayaan yang
sudah pernah diberikan yang diajukan oleh debitur yang lama. Apabila BMT
meluluskan permintaan pembiayaan setelah penilaian mutu melalui analisis
pembiayaan, resiko berkembangnya pembiayaan yang diberikan menjadi 6 Muhammad, Manaiemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMPYKPN, 2006, hlm. 261
6
pembiayaan bermasalah dapat diperkecil.7
Diantara sekian banyak lembaga keuangan syariah di Kabupaten
Demak, salah satunya BMT. Dapat kita lihat dari jumlah BMT di Kabupaten
Demak yang terdaftar pada dinas perkoperasian Kabupaten Demak tahun 2010
yaitu sebagai berikut:
Tabel 1.1
Jumlah BMT di Kabupaten Demak
No Nama BMT Alamat
1. BMT Made Demak
2. BMT Muamalat Demak
3. BMT Insan Kamil Karang Tengah
4. BMT As Salam Dempet
5. BMT Bima Mijen
6. BMT Insan Sejahtera Demak
7. BMT Ben Makmur Wedung
8. BMT Usaha Mandiri Mranggen
9. BMT Ben Berkah Mranggen
10. BMT Buana Kartika Mranggen
11. BMT Bina Umat Sejahtera Cabang Mranggen , Karangawen
12. BMT Bintoro Madani Demak
13. BMT Barokah Mranggen
Sumber : Dinas Perkoperasian Kabupaten Demak, tahun 2010
7 http//www. Skripsi- tesis. Com/07/01/ peleksanaan- the- five- c’s- of- credit- analisis- dalam- pemberian- kredit. 06 Agustus 2009
7
Dalam penelitian ini penulis hanya mengambil 5 BMT sebagai
populasi, antara lain yaitu BMT Ben Berkah, BMT Buana Kartika, BMT
Cabang Umat Sejahtera, BMT Made (Masjid Agung Demak), BMT Bintoro
Madani. Penulis menagambil ke-5 BMT tersebut dikarenakan BMT tersebut
lokasinya sangat strategis sehingga masyarakat mudah untuk menjangkau.
Selain itu lokasi BMT yang berdekatan dengan pasar atau pun kegiatan
ekonomi lainnya. Diharapkan BMT mampu mewujudkan pemerataan
kesempatan berusaha melalui pemberian pembiayaan kepada para pedagang
atau pengusaha kecil dipedesaan melalui dana yang dihimpun dari masyarakat
yang beupa tabungan dan diposito berjangka. Seiring dengan laju pertumbuhan
ekonomi maka debitur pembiayaan BMT di Demak semakin bertambah pula.
Dengan bertambahnya debitur pembiayaan, maka semakin sering terjadi
transaksi pemberian pembiayaan. Hal ini memungkinkan terjadinya resiko
pembiayaan tak tertagih semakin banyak.
Bendasarkan pada latar belakang di atas, maka pihak BMT dapat
menganalisis pembiayaan yang diajukan calon debitur dengan lebih baik atau
untuk mengontrol penggunaan dana oleh debitur, sehingga risiko
ketidakpastian perolehan dana diminimalkan dan keputusan pemberian
pembiayaan bagi pihak BMT tidak keliru. Maka pengaruh analisis pembiayaan
yang dikenal dengan 5C sangatlah menarik untuk diteliti dengan mengaitkan
faktor-faktor dominan yang mempengaruhi keputusan pemberian pembiayaan.
Maka hal ini yang akan mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan
judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
8
PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT)
KABUPATEN DEMAK” .
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Faktor-faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi pemberian
pembiayaan di Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Kabupaten Demak.
b. Faktor apakah yang berpengaruh dominan terhadap pemberian pembiayaan
di Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Kabupaten Demak.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui faktor- faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
pemberian pembiayaan pada Baitul Maal wat Tamwil (BMT) di kabupaten
Demak.
b. Untuk mengetahui faktor yang berpengaruh dominan dalam pemberian
pembiayaan di Baitul Maal wat Tamwil (BMT) kabupaten Demak.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
a. Kegunaan teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber pengetahuan, rujukan
serta acuan bagi semua pihak yang ingin mendalami ilmu ekonomi Syari’ah,
9
khususnya bagi pihak Baitul Maal wat Tamwil dalam memperhatikan analisis
pembiayaan dalam hal pemberian pembiayaan kepada calon debitur.
b. Kegunaan praktis
Dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk pengembangan
pengetahuan Lembaga Keuangan Syari’ah dan menjadi rujukan
penelitian berikutnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
pemberian pembiayaan.
Bagi BMT Ben Berkah, BMT Buana Kartika, BMT Cabang Umat
Sejahtera, BMT Made (Masjid Agung Demak), BMT Bintoro Madani,
penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambil keputusan atau kebijakan pada saat pemberian pembiayaan.
1.4 Sistematika Penelitian
Sistematika Penelitian dalam skripsi ini adalah:
Bagian awal skripsi berisi : Halaman Judul, Halaman Persetujuan
Pembimbing, Halaman Pengesahan, Halaman Motto, Halaman Persembahan,
Halaman Deklarasi, Halaman Abstrak, Halaman Kata Pengantar, Halaman Daftar
Isi dan Daftar Lampiran.
BAB I : Pendahuluan, pada bab ini membahas tentang :
1. Latar Belakang Masalah
2. Perumusan Masalah.
3. Tujuan dan Manfaat Penelitian.
4. Sistematika Penelitian.
BAB II : Tinjauan Pustaka, pada bab ini membahas tentang :
10
1. Landasan Teori.
BAB III : Metode penelitian, pada bab ini memuat tentang:
1. Jenis dan Sumber data
2. Populasi dan Sampel
3. Metode Pengumpulan Data
4. Variabel Penelitian dan Pengukuran
5. Teknik Analisis Data
BAB IV : Analisis data dan pembahasan, pada bab ini menjelaskan:
1. Penyajian Data
2. Analisis Data dan Interpretasi Data
BAB V : Kesimpulan dan saran, pada bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan
dari hasil penelitian dan saran-saran yang perlu dikemukakan
berkaitan dengan penelitian.
Bagian akhir dari skripsi ini berisi daftar pustaka, riwayat hidup penulis dan
lampiran-lampiran.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Baitul Mall Wat Tamwil (BMT)
2.1.1.1 Perkembangan BMT
Berawal dari lahirnya Bank Muamalat Indonesia sebagai sentral
perekonomian yang bernuansa islami, maka bermunculan lembaga-
lembaga keuangan yang lain. Yaitu ditandai dengan tingginya semangat
bank konvensional untuk mendirikan lembaga keuangan islam yaitu bank
syari’ah.1 Tetapi karena operasianilisasi bank syari’ah di Indonesia
kurang menjangkau usaha masyarakat kecil dan menengah, maka muncul
usaha untuk mendirikan lembaga keuangan mikro seperti BPR syari’ah
dan BMT yang bertujuan untuk mengatasi hambatan operasioanalisasi di
daerah-daerah.
Perkembangan BMT cukup pesat, hingga akhir 2001 pinbuk
mendata ada 2938 BMT terdaftar dan 1828 BMT yang melaporkan
kegiatannya.2 Sampai dengan tahun 2003, jumlah BMT yang berhasil
diinisiasi dan dikembangkan sebanyak 3.200 BMT dan tersebar di 27
propinsi.3 Perkembangan tersebut membuktikan bahwa BMT sangat
dibutuhkan masyarakat kecil dan menengah. Karena BMT didaerah
sangat membantu masyarakat dalam rangka pemenuhan kebutuhan
1 Ahamad Sumiyanto, Op Cit, hlm. 23 2 Heri Sudarsono, , Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi. Yoyakarta: Ekonosia, cetakan ke-2, 2007, hlm. 98 3 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta, UII Press, 2005 hlm. vii
12
ekonomi yang saling menguntungkan dengan memakai sistem bagi hasil.
Di samping itu juga ada bimbingan yang bersifat pemberian pengajian
kepada masyarakat dengan tujuan sebagai sarana transformative untuk
lebih mengakrabkan diri pada nilai- nilai agama Islam yang bersentuhan
langsung dengan kehidupan sosial masyarakat.4
2.1.1.2 Pengertian BMT
Baitul maal wattamwil terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal dan
baitul tamwil. Baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha
pengumpulan dan penyaluran dana non profit, sperti zakat, infaq dan
shodaqoh. Baitul tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran
dana komersial. Usaha tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dari baitul mall wattamwil sebagai lembaga pendukung kegiatan
ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan syari’ah.5
Dari sini, secara operasional, BMT dapat didefinisikan sebagai
lembaga keuangan syari’ah yang memadukan fungsi pengelolaan ZIS
dan penyadaran umat akan nilai-nilai islam dengan fungsi bisnis
(ekonomi). Dalam perannya sebagai baitul maal, BMT harus
menjalankan fungsi optimalisasi pengelolaan ZIS dan upaya-upaya
penyadaran kepada masyarakat tentang pentingnya nilai-nilai Islam
dalam semua aspek kehidupan.6
4 Ahamad Sumiyanto, Op.Cit, hlm. 24 5 M.Sholahuddin, Lembaga Ekonomi Dan Keuangan Islam, Surakarata: Muhammadiyah University Press, 2006, hlm. 75 6 Ahmad Sumiyanto, Op. Cit, hlm. 25
13
Secara garis besar BMT memiliki 2 fungsi utama7 :
1. Baitul Maal: lembaga yang mengarah pada usaha-usaha
pengumpulan dan penyaluran dana yang non profit, seperti halnya
zakat, infaq, dan shadaqah.
2. Baitut Tamwil: lembaga yang mengarah pada usaha pengumpulan
dan penyaluran dana komersial.
Lebih detail tentang ketentuan pengaturan koperasi BMT diatur
dengan Keputusan Menteri Koperasi Usaha Kecil dan Menengah No.91
Tahun 2004 (Kepmen No. 91 /KEP /M.KUKM /IX /2004). Dalam
ketentuan ini koperasi BMT disebut sebagai Koperasi Jasa Keuangan
Syariah (KJKS). Dengan ketentuan tersebut, maka BMT yang beroperasi
secara sah di wilayah Republik Indonesia adalah BMT yang berbadan
hukum koperasi yang izin operasionalnya dikeluarkan oleh Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Usaha Menengah atau departemen yang
sama di masing-masing wilayah kerjanya. Adapun pengertian KJKS,
sebagaimana disebutkan dalam Kepmen No. 91/Kep/M.KUKM/IX/2004,
merupakan koperasi yang kegiatan usahanya bergerak dibidang
pembiayaan, investasi dan simpanan sesuai pola bagi hasil (syariah).
Selain harus sesuai dengan Kepmen No. 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 ini,
koperasi BMT (KJKS) harus juga tunduk dengan koperasi yaitu Undang-
undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian.8
7 Heri Sudarsono, Op. Cit hlm. 96 8 Ibid, hlm. 39.
14
2.1.1.3 Produk BMT
Produk penghimpunan (funding) dan penyaluran dana
(financing) yang secara teknis-finansial dapat dikembangkan sebuah
lembaga keuangan Islam termasuk BMT. Hal ini dimungkinkan karena
sistem syari’ah memberi ruang yang cukup untuk itu.
1. Produk Penghimpunan Dana
a. Modal9
Simpanan Pokok
Simpanan pokok simpanan yang harus dibayar saat menjadi anggota
BMT.
Simpanan Wajib
Simpanan ini menjadi sumber modal yang mengalir terus setiap
waktu.
b. Wadliah
Wadliah merupakan akad penitipan barang atau uang pada BMT.
c. Tabungan10
Tabungan Mudharabah (tabungan biasa), Tabungan Pendidikan,
Tabungan Idul Fitri, Tabungan Qurban, Tabungan Walimah
d. Dan lain-lain, produk yang di kembangkan sesuai dengan
lingkungannya.
2. Produk Penyalur Dana
Aktivitas yang tidak kalah pentingnya dalam manajemen dana atau
9 Muhammad Ridwan, Op.Cit, hlm. 154. 10 Ahmad Sumiyanto, Lop.Cit, hlm. 125.
15
pembiayaan yang sering juga disebut dengan lending – financing. Istilah ini
dalam keuangan konvensional dikenal dengan sebutan kredit. Pembiayaan
sering digunakan untuk menunjukkan aktivitas utama BMT, karena
berhubungan dengan rencana memperoleh pendapatan. Berdasarkan
Undang-Undang Perbankan syariah UU No 21 tahun 2008 pasal 25 :
“pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang disamakan
dengan itu berupa trnasaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan
musyarakah, transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah dan sewa beli
atau ijarah muntahiyah bit tamlik, transaksi jual beli dalam bentuk utang
piutang Murabahah,Salam dan Istisna, transaksi pinjam meminjam dalam
bentuk qard,dan transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk Ijarah”.
Sebagai upaya memperoleh pandapatan yang semaksimal mungkin,
aktivitas pembiayaan BMT menganut azas syariah yakni dapat berupa bagi
hasil, keuntungan maupun jasa manajemen. Upaya ini harus dikendalikan
sedemikian rupa sehingga kebutuhan likuiditas dapat terjamin dan tidak
banyak dana yang menganggur.
Adapun jenis produk penyaluran dana BMT yang dikembangkan
adalah sebagai berikut:
1. Pembiayaan Profit
a. Pembiayaan Mudharabah
Mudharabah berasal dari kata dharaba yang berarti memukul
atau berjalan. Sedang yang dmaksud dengan memukul atau berjalan,
yaitu seseorang yang memukulkan tangannya untuk berjalan dimuka
16
bumi dalam mencari karunia Allah SWT.11
Secara umum landasan dasar Syariah al-mudharabah lebih
mencerminkan anjuran untuk melakukan usaha. Hal ini tampak dalam
ayat berikut ini :
وآخرون یضربون في الأرض یبتغون من فضل اللھ علم أن سیكون منكم مرضى
رون یقاتلون في سبیل اللھوآخ
Artinya: Dia mengetauhi bahwa akan ada diantara kamu orang-orang yang sakit; dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang lain yang berperang di jalan Allah (Al-Muzzammil: 20)12
Dalam ayat tersebut terdapat kata yadribun yang asal katanya
sama dengan mudharabah, yakni dharaba yang berarti mencari
pekerjaan atau menjalankan usaha.
Mudharobah yakni hubungan kemitraan antara BMT dengan
anggota atau nasabah yang modalnya 100% dari BMT. Atas dasar
proposal yang diajukan nasabah, BMT akan mengevaluasi kelayakan
usaha dan dapat menghitung tingkat nisbah yang dikehendaki. Jika
terjadi risiko usaha, maka BMT akan menanggung seluruh kerugian
modal selama kerugian tersebut disebabkan oleh faktor alam atau
musibah di luar kemampuan manusia untuk menanggulanginya. Namun
jika kerugian terjadi karena kelalaian manajemen atau kecerobohan
anggota atau nasabah, maka mudharib yang akan menanggung
pengembalian modalnya.13
11 Muhammad Ridwan, Op.Cit, hlm 96. 12 Depag RI., Al-quran dan Terjemahnya, Jakarta: 1971, hlm. 29.
13 Muhammad Ridwan, Op.Cit, hlm. 170.
17
Transaksi jenis ini tidak mensyaratkan adanya wakil shahib al
maal dalam manajemen proyek. Sebagai orang kepercayaan, mudharib
harus bertindak hati-hati dan bertanggung jawab untuk setiap kerugian
yang terjadi akibat kelalaian. Sedangkan sebagai wakil shahibul al maal
dia diharapkan untuk mengelola modal dengan cara tertentu untuk
menciptakan laba optimal. 14
b. Pembiayaan Murabahah
Murabahah adalah salah satu produk penyaluran dana yang cukup
digemari BMT karena karakternya yang profitable, mudah dalam
penerapan, serta dengan risk-factor yang ringan untuk diperhitungkan.
Dalam penerapan, BMT bertindak sebagai pembeli sekaligus penjual
barang halal tertentu yang dibutuhkan nasabah.
Dalam praktik, biasanya BMT langsung menunjuk nasabah
sebagai wakilnya untuk membeli barang sebagaimana dimaksud kepada
pihak ketiga dengan memanfaatkan fasilitas al-wakalah, yakni akad
pemberian kewenangan / kuasa seseorang kepada pihak lain mengenai
apa yang harus dilakukannya, dan penerima kuasa secara hukum menjadi
pengganti pemnber kuasa selama batas waktu yang ditentukan.15
c. Bai bitsaman ajil (Jual beli cicilan)
Yakni penyediaan barang BMT pihak pembeli (Anggota /
Nasabah) harus membayar dengan cara mengangsur dalam jangka waktu 14 Adiwarman Karim, Bank Islam : Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, Cet. Ke-3, 2006, hlm. 103. 15 Ibid, hlm. 45.
18
tertentu sebesar pokok ditambah dengan keuntungan (Profit) yang
disepakati. Dalam menentukan jumlah keuntungananya, BMT dapat
berbeda-beda tergantung pada jangka waktu dan tingkat resiko. Karena
bersifat jual beli, maka transaksi ini harus memenuhi persyaratan dan
rukun jual beli.16
d. Bai’ as-salam
Definisi Bai’ as-Salam ialah akad pembelian barang yang mana
barang yang dibeli diserahkan dikemudian hari, sedangkan
pembayarannya dilakukan secara tunai dimuka. Dalam transaksi ini ada
kepastian tentang kualitas, harga dan waktu penyerahan.17 Selain itu,
transaksi juga harus memenuhi syarat dan rukun jual beli.18
e. Bai’ al-Istisna
Yaitu kontrak pembelian melalui pesanan atau order. Dalam akad
ini pembuat barang atau produsen menerima pesanan dari pembeli.
Kemudian produsen mensubkontrakkan ordernya tadi kepada rekanan
yang lain.19 Bai’ al-Istisna merupakan jenis khusus dari bai’ as-salam.
Biasanya, jenis ini dipergunakan di bidang manufaktur. Dengan
demikian, ketentuan istishna mengikuti ketentuan dan aturan akad bai’
as-salam.20 Produk istishna menyerupai produk salam, namun dalam
istishna pembayarannya dapat dilakukan oleh bank atau BMT dalam
16 Muhammad Ridwan, Op.Cit., hlm. 179. 17 Ahmad Sumiyanto, Lop.Cit, hlm 156. 18 Muhammad Ridwan, Op.Cit, hlm 180 19 Ibid, hlm 181 20 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik, Jakarta : Gema Insani Press, 2001, hlm. 113.
19
beberapa kali pembayaran.
f. Pembiayaan Musyarakah
Transaksi musyarakah dilandasi adanya keinginan para pihak
yang bekerjasama untuk meningkatkan nilai asset yang mereka miliki
secara bersama-sama memadukan seluruh bentuk sumber daya baik.21
Komposisi modalnya tidak harus sama. Namun biasanya porsi modal
dapat menjadi acuan dalam menentukan porsi nisbah bagi hasilnya.
Keuntungan yang terjadi dari transaksi usaha ini dibagi antara
para pihak dengan nisbah yang telah disepakati di awal. Sedangkan,
munculnya kerugian akibat transaksi usaha ini ditanggung sesuai dengan
porsi saham masing-masing pihak dalam komposisi modal yang di
tanamkan dalam usaha tersebut.
Yang perlu diperhatikan dalam transaksi ini adalah adanya objek
akad di mana di situ harus jelas adanya usaha yang di jalankan,
komposisis modal dan keahlian serta kesepakatan menaggung akan
munculnya keuntungan dan kerugiannya.22
Secara spesifik bentuk kontribusi dari pihak yang bekerja sama
dapat berupa dana, barang perdagangan, kewiraswastaan, kepandaian,
kepemilikan, peralatan, kepercayaan / reputasi, atau barang-barang yang
dapat dinilai dengan uang. Dengtan merangkum kombinasi masing-
masing pihak dengan atau tanpa batasan waktu menjadikan produk ini
21 Adiwarman Karim, Op.Cit, hlm. 106. 22 Majalah Ekonomi Bisnis Syariah, Sharing, edisi 16 Thn II-April 2006, hlm. 38-39.
20
sangat fleksibel.23
2. Pembiayaan Non Profit
Pembiayaan non profit di BMT biasanya berupa pembiayaan Qardul
hasan, yakni pembiayaan yang diberikan kepada nasabah tanpa pungutan
bagi hasil atau keuntungan dalam bentuk apapun. Nasabah hanya dibebani
membayar biaya administrasi dalam jumlah yang wajar sebagai
konsekuensi logis atas biaya-biaya yang otomatis dikeluarkan BMT untuk
administrasi dan dalam rangka penyaluran pembiayaan tersebut.
Baitul Maal merupakan bidang sosial dari kegiatan operasional
BMT. Baitul Maal adalah lembaga keuangan berorientasi sosial
keagamaan yang kegiatan utamanya menampung serta menyalurkan harta
masyarakat berupa zakat, infak dan shadaqah (ZIS) berdasarkan ketentuan
yang telah ditetapkan Al qur’an dan sunah Rasul-Nya.
2.2 Pemberian Pembiayaan
Sebelum pemberian pembiayaan ditetapkan, pihak BMT harus
melakukan analisis pembiayaan dengan tujuan agar bisa menghasilkan
keuntungan dan mendukung kelangsungan usaha lembaga tersebut dan
sebagai alat untuk memberikan jawaban pengambilan keputusan tentang
masalah-masalah seperti:24
1. Kepada siapa dana dalam bentuk pembiayaan harus diberikan.
2. Untuk maksud usaha apa dana pembiayaan itu diberikan.
23 Adiwarman Karim, Op.Cit, hlm. 102. 24 Ahmad Sumiyanto, Cit, hlm.165
21
3. Apakah calon anggota debitur yang akan menerima dana pembiayaan
mampu mengembalikan pokok pembiayaan ditambah dengan bagi hasil.
4. Berapa jumlah uang yang layak diberikan.
5. Apakah dana pembiayaan yang akan diberikan tersebut cukup aman atau
berisiko kecil.
Selain tujuan diatas, dengan akses pertanyaan, maka analisa
pembiayaan juga bertujuan:
1. Untuk menilai usaha calon debitur.
2. Untuk menekan resiko akibat tidak terbayarnya pembiayaan.
3. Untuk menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak.
Dalam firman Allah disebutkan:
………
Artinya: “Hai orang-orang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya,….”(QS. Al Baqarah: 267)
2.2.1 Pendekatan Analisis Pembiayaan
Ada beberapa pendekatan analisis pembiayaan yang dapat
diterapkan oleh para pengelola bank syariah atau BMT dalam kaitannya
22
dengan pembiayaan yang akan dilakukan yaitu:25
1. Pendekatan jaminan, artinya bank atau BMT dalam memberikan
pembiayaan selalu memperhatikan kuantitas dan kualitas jaminan
yang dimiliki oleh peminjam.
2. Pendekatan karakter, artinya bank atau BMT mencermati secara
sungguh-sungguh terkait dengan karakter nasabah.
3. Pendekatan kemaampuan pelunasan, artinya bank atau BMT
menganalisis kemampuan nasabah untuk melunasi jumlah pembiayaan
yang telah diambil.
4. Pendekatan dengan studi kelayakan, artinya bank atau BMT
memperhatikan kelayakan usaha yang dijalankan oleh nasabah
peminjam.
5. Pendekatan fungsi-fungsi bank, artinya bank memperhatikan fungsi-
fungsinya sebagai lembaga intermediery keuangan, yaitu mengatur
mekanisme dana yang dikumpulkan dengan dana yang disalurkan.
2.2.2 Prinsip Analisis Pembiayaan
Prinsip analisis pembiayaan didasarkan pada rumus 5C, yaitu :26
1. Character artinya sifat atau dasar nasabah pengambilan pinjaman.
2. Capacity artinya kemapuan nasabah untuk menjalankan usaha dan
mengembalikan pinjaman yang diambil.
25 Muhammad, Op.Cit, hlm. 260 26 Muhammad, Ibid, hlm. 261
23
3. Capital artinya besarnya modal yang diperlukan peminjam.
4. Colateral artinya jaminan yang telah dimiliki yang diberikan
peminjam kepada bank.
5. Condition artinya keadaan usaha atau nasabah prospek atau tidak.
Prinsip 5C tersebut terkadang ditambah dengan 1C, yaitu
Constraint artinya hambatan-hambatan yang mungkin mengganggu
proses usaha.
Selain prinsip 5C + 1C tersebut, masih ada prinsip yang lain
yaitu 7P dan 3R yang terdiri dari:27
1. Personality, yaitu penilaian calon debitur dari kepribadian atau
tingkah lakunya.
2. Party, yaitu penilaian dengan mengklasifikasikan anggota kedalam
golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas dan karakternya.
3. Purpose, yaitu penilaian dengan mengetahui tujuan penggunaan
pembiayaan.
4. Prospect, yaitu penilaian terhadap ukuran prospek usaha calon
debitur.
5. Payment, yaitu penilaian terhadap ukuran cara calon debitur
mengembalikan pembiayaan.
6. Profitability, yaitu penilaian terhadap kemampuan calon debitur
dalam mencari laba.
27 Ahmad Sumiyanto, Lop.Cit, hlm. 166-167
24
7. Protection, yaitu penilaian terhadap kemampuan calon debitur
dalam memberikan perlindungan usaha dan jaminan yang ada.
Adapun 3R terdiri dari:
1. Return, yaitu pengembalian dalam bentuk keuntungan atas
penggunaan pembiayaan yang diberikan.
2. Repayment, yaitu kemampuan dan kesanggupan anggota untuk
membayar kembali semua pembiayaan yang diterima.
3. Risk, yaitu kemampuan untuk mengantisipasi risiko kegagalan.
Selain itu, lebih baik lagi analisa pembiayaan dilengkapi
dengan beberapa pendekatan (approach). Yaitu:28
1. Pendekatan karakter (charakter approach).
2. Pendekatan kemampuan pelunasan (repayment approach).
3. Pendekatan jaminan (collateral approach).
4. Pendekatan atas dasar tingkat ketelaksanaan proyek usaha calon
nasabah (feasibility approach).
5. Pendekatan capital (penilaian terhadap kemampuan modal yang
dimiliki).
6. Pendekatan terhadap kondisi perekonomian secara umum
khususnya yang terkait dengan jenis usaha anggota (condition
approach).
7. Pendekatan fungsi KJKS BMT sebagai lembaga profit dan non
profit.
28 Ibid, hlm. 168
25
8. Pendekatan budaya yang mencakup:
a. Pola hidup
b. Semangat juang dalam usaha
c. Tingkah laku dan akhlak
d. Tanggungan hidup
e. Memiliki bakat usaha
f. Pengalaman usaha
g. Rumah tangga
h. Keimanan
i. Jarak, dst.
Penetapan titik kritis dari proyek yang akan dibiayai juga
diperlukan. Yang dimaksud di sini adalah penentuan aspek mana yang
paling kritis untuk dianalisa dan merupakan faktor dominan akan
keberhasilan proyek. Ini mencakup beberapa aspek seperti karakter,
kelayanan usaha, resiko, jaminan, dan manajemen. Pada penetapan titik
kritis ini, sangat mempengaruhi apakah pembiayaan yang akan
diberikan menjadi bermasalah atau macet. Untuk itu sangat diperlukan
prioritas titik kritis sebagai suatu factor dominan untuk memberikan
suatu pembiayaan.29
2.2.3 Proses Persetujuan Pembiayaan
Setelah melalui analisis pembiayaan, calon debitur berhak
mendapat keputusan diterima atau tidaknya pengajuan pembiayaan
29 Ibid, hlm.168-169
26
tersebut.
Kemudian apabila pengajuan pembiayaan tersebut diterima atau
di setujui maka langkah berikutnya adalah monitoring atau pengawasan
terhadap penggunaan pembiayaan dan penagihannya. Menurut cohen
(1996) dan Al tman (1980) yang dikutip oleh George foster (1986)
memberikan secara menyeluruh tentang keputusan kredit (Pembiayaan)
yang dibagi menjadi 3 langkah:30 Loan approval (Proses persetujuan),
Loan monitoring (Proses minitoring), Loan termination (Proses
penagihan)
2.3 Penelitian Terdahulu
Penelitian Dwi Feriyanto yang meneliti tentang Analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi keputusan pengambilan kredit modal kerja (Studi kasus
di PD.BPR Kabupaten Pati) Hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa
faktor 5 C secara serentak mempunyai pengaruh signifikan terhadap
Keputusan pengambilan kredit diterima. Hal ini berarti kelima variabel bebas
yang terdiri dari Capacity (X1), Character (X2), Capital (X3), Collateral
(X4) dan Condition of Economy (X5) mempunyai pengaruh terhadap
Keputusan dalam pengambilan kredit pada PD. BPR Pati secara serentak dan
signifikan. Terlihat dari hasil perhitungan Fhitung yang dihasilkan sebesar
50,142 > Ftabel 2,4270 dengan taraf Sig 0,000 yang berarti kurang dari 0,05
sedangkan koefisien determinasi ganda (R2) sebesar 0,851, hal ini berarti
kelima variabel bebas tersebut mempunyai kontribusi sebesar 85,1% terhadap
30 Munawir S, Analisis Informasi Keuangan, Yogyakarta, Liberty Yogyakarta Cet 1, 2002 hlm.222
27
Keputusan pengambilan kredit pada Jasa perbankan PD. BPR Pati, sedangkan
sisanya sebesar 14,9% dipengaruhi oleh variable bebas lain yang tidak
dimasukkan dalam model penelitian . Secara parsial faktor 5 C yang terdiri
dari Character (X1), Capacity (X2), Capital (X3), Collateral (X4), Condition
of Economy (X5) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pengambilan
kredit di BPR Pati. Sedangkan variebel yang paling berpengaruh terhadap
keputusan pengambilan kredit adalah variabel Capital. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai koefisien determinasi parsial terbesar yaitu sebesar 45,8%.31
Hasil penelitian Prayitno Heru Teguh yang meneliti tentang
“Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan pemberian
pembiayaan syariah pada Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) di
Yogyakarta”.Penelitian ini merupakan exploratory study dengan
menggunakan kuesioner yang disebar ke karyawan pembiayaan. Analisis data
yang digunakan Analisis Faktor. Hasilnya bahwa 3 faktor yang
mempengaruhi keputusan pembiayaan syariah pada BMT, yaitu faktor
jaminan, faktor, kondisi perekonomian atau factor eksternal, dan factor
karakter. Hal ini menunjukkan perbedaan dengan faktor 5C yang digunakan
pada lembaga keuangan pada umumnya.32
Dari hasil penelitian Farid Tribune Uniqeu tentang Faktor Yang
Mempengaruhi Pemberian Kredit Kendaran Bermotor Pada Debitur PT.
31 Dwi Feriyanto yang meneliti tentang Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pengambilan kredit modal kerja (Studi kasus di PD.BPR Kabupaten Pati), Dalam Skripsi dipublikasikan, 2005, http://www.pdfqueen.com/html/ 32 Prayitno Heru Teguh, ”Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan pemberian pembiayaan syariah pada Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) di Jogjakarta”, Jurnal Manejemen, Agustus, 2007
28
Wom Finance Surakarta, bahwa hasil penelitiannya berdasarkan hasil uji t
variabel pendapatan, secara parsial berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pemberian kredit. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar
0,010 (p < 0,05). Maka hipotesis yang menyatakan bahwa “Diduga faktor
pendapatan berpengaruh signifikan terhadap pemberian kredit kendaraan
bermotor oleh PT. Wom Finance Surakarta” terbukti. Berdasarkan hasil uji t
variabel karakter, secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pemberian kredit. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0,039 (p
< 0,05). Maka hipotesis yang menyatakan bahwa “Diduga faktor karakter
berpengaruh signifikan terhadap pemberian kredit kendaraan bermotor oleh
PT. Wom Finance Surakarta.” terbukti. Berdasarkan hasil uji t variabel
jaminan, secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemberian
kredit. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0,015 (p < 0,05).
Variabel pendapatan memiliki nilai koefisien regresi dan t hitung yang lebih
tinggi dibandingkan dengan variabel karakter dan jaminan yaitu sebesar
2,764, sedangkan karakter sebesar 2,164 dan jaminan sebesar 2,612, hal ini
berarti pendapatan merupakan variabel yang dominan, berdasarkan hasil uji
F, variabel pendapatan, karakter dan jaminan secara bersama- sama
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemberian kredit, dengan
koefisien determinasi sebesar 60,8%. 33
2.4 Kerangka Pikiran
Gambar 2.1 33 Farid Tribune Uniqeu tentang Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Kredit Kendaran Bermotor Pada Debitur PT. Wom Finance Surakarta, Dalam kumpulan skripsi dipublikasikan, 2007, http://etd.eprin ts.ums.ac.id/1870/1/B100030166.pdf.
29
Sumber: Ahmad Sumiyanto, Menuju Koperasi Modern, Yogyakarta, Debeta, 2008
1. karakter
2.akhlak / tingkah laku
3. Memiliki Kejujuran
4.kondisi rumah tangga
5. memiliki prestasi
6. penilaian jaminan
7. prospek usaha
8. pengalaman usaha
9 . rasio financial
14. kepemilikan jaminan
13. jaminan
12 .pemakaian pembiayaan
11.laporan keuangan
10. tingkat keuntungan usaha
15 .tidak memiliki pinjaman lain
16. tanggungan hidup
17. hubungan personel
18.jumlah modal
19. resiko kegagalan
21. kendala usaha
20. kemampuan pelunasan
22. kondisi ekonomi
23. jarak
24. kondisi produk
25. tempat usaha
KERANGKA PIKIRAN
Faktor-faktor
memme
Pemberian Pembiayaan
annnn
X Y
30
BAB III
METODE PENELITIAN
1.1 Jenis dan Sumber data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder.
1.1.1 Data Primer
Merupakan suatu data yang didapat dari sumber pertama, yaitu dari individu
atau perseorangan, data ini bisa berwujud hasil wawancara dan pengisian kuesioner
atau angket serta dari data yang dimiliki oleh pihak perusahaan.1
Penelitian ini menggunakan data primer atau data empiris yang diperoleh
dari penyebaran kuesioner. Kuesioner adalah alat pengumpulan data yang berupa
daftar pertanyaan tertulis untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden.2
Metode ini digunakan untuk pengembalian data mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi pemberiaan pembiayaan di Baitul Maal Wat Tamwil Kabupaten
Demak (Studi kasus pada BMT cabang Bina Umat Sejahtera, BMT Ben Berkah,
BMT Buana Kartika, BMT Made, dan BMT Bintoro Madani), Kuesioner yang
dipakai disini adalah model tertutup karena jawaban telah disediakan dan
pengukurannya menggunakan skala likert, skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Responden diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan lima
alternatif jawaban yang telah disediakan oleh peneliti.3 Responden juga diminta
untuk memilih salah satu jawaban dengan cara memberi tanda/ symbol (). Data ini
1 Hesein Umar, Metode Riset bisnis, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003, hlm.84. 2 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung, Alfabeta, 2006, hlm 162 3 Ibid. hal 90
31
adalah yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau
obyek penelitian.4
1.1.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti melalui buku-buku yang
berkaitan dengan penelitian ini, literatur, dan artikel yang didapat dari website.5
Atau data yang berasal dari orang-orang kedua atau bukan data yang datang secara
langsung. Namun data-data ini mendukung pembahasan dari penelitian. Untuk itu
beberapa sumber buku atau data yang akan membantu mengkaji secara kritis
diantaranya yaitu berkaitan dengan tema penelitian tersebut Data sekunder dalam
penelitian ini meliputi gambaran umum perusahaan.6
1.2 Populasi dan Sampel
1.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.7 Penentuan jenis populasi ini
didasarkan atas alasan bahwa yang akan di uji, yang mempengaruhi pemberian
pembiayaan.8 Populasi yang akan dijadikan obyek dalam penelitian ini adalah
karyawan bagian pembiayaan BMT cabang Bina Umat Sejahtera, BMT Ben
Berkah, BMT Buana Kartika, BMT Made, BMT Bintoro Madani.
1.2.2 Sampel 4 Burhan Bungin, S.Sos. Msi, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi Dan Kebijakan
Publik Ilmu-ilmu Sosial lainnya, Kencana : Jakarta, 2005, hlm. 97 5 Ibid, hlm 19. 6 Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (edisi revisi), PT Remaja Rosdakarya Offset : Bandung,
2006, hlm. 160 7 Sugiyono, Op.Cit. hlm 91 8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta, Rineka Cipta, 1998), hlm. 117
32
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Apabila
subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subyeknya besar dapat diambil
10-15% atau 20-25% atau lebih.9 Yaitu dengan mengambil sampel seluruh
karyawan pembiayaan di BMT cabang Bina Umat Sejahtera, BMT Ben Berkah,
BMT Buana Kartika, BMT Made, BMT Bintoro Madani .
1.3 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan penulis adalah
:
1.3.1 Metode kuesioner (angket)
Metode kuesioner (angket) yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
pribadinya atau hal-hal yang diketahui.10 Atau teknik pengumpulan data dengan
menyusun daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis yang diajukan kepada
responden sampel yang akan diteliti. Jumlah pertanyaan yang ada diambil dari
masing-masing item variabel, baik variabel independen maupun variabel dependen.
Kuesioner diberikan langsung kepada responden dengan tujuan agar lebih efektif
dan efisien menjangkau jumlah sampel dan mudah memberi penjelasan berkenaan
dengan pengisian kuesioner tersebut.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian ini dengan
menggunakan skala Likert 5 poin.11 Jawaban responden berupa pilihan dari lima
9 ibid hlm. 134 10 Sutresno Hadi, Analisis Regresi, Andi offis : Jakarta, 2001, hlm. 236 11 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006, hlm. 167
33
alternatif yang ada, yaitu :
1. SS : Sangat Setuju
2. S : Setuju
3. N : Netral
4. TS : Tidak Setuju
5. STS : Sangat Tidak Setuju
Masing-masing jawaban memiliki nilai sebagai berikut :
1. SS : 5
2. S : 4
3. N : 3
4. TS : 2
5. STS : 1
1.3.2 Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, dokumen, peraturan,
notulen rapat, dan sebagainya.12
Metode ini dilakukan dengan cara pengumpulan beberapa informasi tentang
data dan fakta yang berhubungan dengan masalah dan tujuan penelitian, baik dari
sumber buku-buku, koran, majalah, website dan lain-lain.13
1.4 Validitas dan Reliabilitas Alat ukur
1.4.1 Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan-tingkatan
12 Sutrisno Hadi, Op-Cit, hlm. 237 13 Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang, loc. Cit., hlm26
34
kevalidan dan kesahihan suatu instrumen.14 Data dapat dikatakan valid, jika
pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh
kuesioner tersebut. Butir-butir pertanyaan yang ada dalam kuesioner diuji terhadap
faktor terkait. Uji validitas dimaksud untuk mengetahui seberapa cermat suatu test
atau pengujian melakukan fungsi ukurannya. Dalam penelitian ini perhitungan
validitas item dianalisis dengan menggunakan komputer program SPSS 12.
Hasil perhitungan ini akan dibandingkan dengan critical value pada tabel ini
nilai r dengan taraf signifikasi 5% dari jumlah populasi yang ada. Apabila hasil
perhitungan korelasi r product moment lebih besar dari critical value, maka
instrumen ini dinyatakan valid. Sebaliknya apabila skor item kurang dari critical
value, maka instrumen ini dinyatakan tidak valid.15 Dalam pengujian validitas
instrumen pada penelitian ini digunakan analisa butir. Cara pengukuran analisa butir
tersebut adalah mengkorelasikan skor butir dengan skor total dengan rumus produk
moment, yaitu :
2222 XYNXXN
YXXYNRxy
Keterangan :
R = Koefisien korelasi
N = Jumlah subyek atau responden
X = Skor butir
14 Sugiono, Op. cit. hlm 137 15 Husein Umar, Research Methods in Finance and Banking, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000, hlm 135.
35
Y = Skor total16.
1.4.2 Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukkan konsistensi suatu
alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Untuk menghitung reliabilitas
dilakukan dengan menggunakan koefisien Croanbach Alpha.17
Dalam penelitian ini, Instrumen untuk mengukur masing-masing variable
dikatakan reliabel jika memiliki Cronbach Alpha lebih dari 0,60.
Rumus croanbach alpa adalah sebagai berikut:
21
2
11 11
b
kkr
Keterangan :
11r = Reliabilitas instrumen
k = Jumlah kuesioner
2b = Jumlah varian butir
21 = Varian total18
Untuk mencari varian butir dengan rumus :
NN
xx
22
2
Keterangan :
= Varian tiap butir
x = Jumlah skor butir
16Arikunto Suharsimi, loc. cit. hlm 170 17 Husen Umar, op. cit. hlm 135. 18 Ibid, hlm 196
36
N = Jumlah responden19
Untuk menilai reliable tidaknya suatu instrument dilakukan dengan
mengkonsultasikan rhitung dengan rtabel, apabila rhitung>rtabel maka instrumen
dinyatakan reliable dan apabila rhitung<rtabel maka instrumen dinyatakan tidak
reliable.
1.5 Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah :
1.5.1 Analisis Faktor
Analisis faktor merupakan nama umum yang menunjukkan suatu kelas
prosedur yang digunakan untuk mereduksi data atau meringkas dari variabel yang
banyak menjadi sedikit variabel.20 Atau juga merupakan suatu teknik statistik
multivariate yang digunakan untuk mengurangi dan meringkas semua variabel
terikat dan saling ketergantungan. Yaitu hubungan ketergantungan antara satu
variabel dengan yang lain yang akan diuji untuk diidentifikasikan dimensi atau
faktornya.21
Model analisis faktor dinyatakan dengan formula sebagai berikut:
Xi = Aij + Ai2F2 + Ai3F3
Dimana:
Xi = Variabel standar yang ke-i
Aij = Koefisien multiple regresi standar dari variabel ke-i pada common factor
j
19 Sugiono, Op.cit. hlm 196 20 J Supranto, M.A,APU, Analisis Multivariat arti dan interpretasi, PT Rineka Cipta : Jakarta, 2004 , hal 114 21 Ibid, hlm. 145
38
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Penyajian Data
4.1.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
4.1.1.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor atau butir
pertanyaan dengan skor konstruk atau variable. Hal ini dapat dilakukan dengan uji
signifikansi yang membandingkan r hitung dengan r table untuk degree of fredom (df)
= n-k dalam hal ini n adalah jumlah sampel dan k adalah konstruk. apabila r hitung
untuk r tiap butir dapat dilihat pada kolom Corected Item Total Correlation lebih
besar dari r tabel dan nilai r positif, maka butir atau pertanyaan tersebut dapat
dikatakan valid. Pengujian ini dilakukan apakah kuesioner yang ada dapat
mengungkapkan data-data yang ada pada variabel-variabel penelitian secara tepat.
Hasil dari pengujian validitas kuesioner dapat diketahui sejauh mana data yang
terkumpul sesuai dengan variabel-variabel penelitian.
Untuk tingkat validitas, dilakukan uji signifikansi dengan membandingkan r
hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n-k. Dalam hal ini n adalah
jumlah sampel dan k adalah jumlah konstruk. Pada kasus ini, besarnya df dapat
dihitung 30-3 atau df = 47 dengan alpha 0.05 (=5 %), didpat r tabel 0.297.
Apabila r hitung lebih besar r tabel (r hitung > r tabel) dan nilai r positif, maka butir
pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid, dan sebaliknya apabila (r hitung < r tabel)
maka pertanyaan tersebut tidak valid. Berdasarkan perhitungan menggunakan
SPSS for Windows versi 11.5 diperoleh hasil uji validitas terhadap masing-masing
39
pertanyaan yang digunakan, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
1. Karakter
Tabel 4.1
karakter
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Setuju 9 30.0 30.0 30.0 Sangat setuju 21 70.0 70.0 100.0 Total 30 100.0 100.0
Sumber : Data yang diolah, 2010
2. Akhlak/ tingkah laku
Tabel 4.2
akhlak/tingkah laku
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Setuju 9 30.0 30.0 30.0 Sangat
setuju 21 70.0 70.0 100.0
Total 30 100.0 100.0 Sumber : Data yang diolah, 2010
3. Kejujuran
Tabel 4.3
kejujuran
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Setuju 8 26.7 26.7 26.7 Sangat setuju 22 73.3 73.3 100.0 Total 30 100.0 100.0
Sumber : Data yang diolah, 2010
4. Kondisi rumah tangga
Tabel 4.4
40
kondisi rumah tangga
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Netral 2 6.7 6.7 6.7 Setuju 20 66.7 66.7 73.3 Sangat
setuju 8 26.7 26.7 100.0
Total 30 100.0 100.0 Sumber : Data yang diolah, 2010
5. Memiliki prestasi
Tabel 4.5
memiliki prestasi
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Netral 2 6.7 6.7 6.7 Setuju 14 46.7 46.7 53.3 Sangat
setuju 14 46.7 46.7 100.0
Total 30 100.0 100.0 Sumber : Data yang diolah, 2010
6. Penilaian jaminan
Tabel 4.6
penilaian jaminan
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Setuju 16 53.3 53.3 53.3 Sangat
setuju 14 46.7 46.7 100.0
Total 30 100.0 100.0 Sumber : Data yang diolah, 2010
7. Prospek usaha
Tabel 4.7
41
prospek usaha
Frequency Percen
t Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Netral 1 3.3 3.3 3.3 Setuju 20 66.7 66.7 70.0 Sangat
setuju 9 30.0 30.0 100.0
Total 30 100.0 100.0 Sumber : Data yang diolah, 2010
8. Pengalaman usaha
Tabel 4.8
pengalaman usaha
Frequency Percen
t Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Netral 2 6.7 6.7 6.7 Setuju 14 46.7 46.7 53.3 Sangat
setuju 14 46.7 46.7 100.0
Total 30 100.0 100.0 Sumber : Data yang diolah, 2010
9. Rasio finansial
Tabel 4.9
rasio finansial
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Netral 2 6.7 6.7 6.7 Setuju 14 46.7 46.7 53.3 Sangat
setuju 14 46.7 46.7 100.0
Total 30 100.0 100.0 Sumber : Data yang diolah, 2010
10. Tingkat keuntungan usaha
Tabel 4.10
42
tingkat keuantungan usaha
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Netral 1 3.3 3.3 3.3 Setuju 20 66.7 66.7 70.0 Sangat
setuju 9 30.0 30.0 100.0
Total 30 100.0 100.0 Sumber : Data yang diolah, 2010
11. Laporan keuangan
Tabel 4.11
laporan keuangan
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Netral 2 6.7 6.7 6.7 Setuju 14 46.7 46.7 53.3 Sangat setuju 14 46.7 46.7 100.0 Total 30 100.0 100.0
Sumber : Data yang diolah, 2010
12. Pemakaian pembiayaan
Tabel 4.12
pemakaian pembiayaan
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Netral 1 3.3 3.3 3.3 Setuju 17 56.7 56.7 60.0 Sangat
setuju 12 40.0 40.0 100.0
Total 30 100.0 100.0 Sumber : Data yang diolah, 2010
13. Jaminan
Tabel 4.13
43
jaminan
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Setuju 16 53.3 53.3 53.3 Sangat
setuju 14 46.7 46.7 100.0
Total 30 100.0 100.0 Sumber : Data yang diolah, 2010
14. Kepemilikan jaminan
Tabel 4.14
kepemilikan jaminan
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Setuju 16 53.3 53.3 53.3 Sangat
setuju 14 46.7 46.7 100.0
Total 30 100.0 100.0 Sumber : Data yang diolah, 2010
15. Tidak memiliki pinjaman lain
Tabel 4.15
tidak memiliki pinjaman lain
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Netral 2 6.7 6.7 6.7 Setuju 15 50.0 50.0 56.7 Sangat
setuju 13 43.3 43.3 100.0
Total 30 100.0 100.0 Sumber : Data yang diolah, 2010
16. Tanggungan hidup
Tabel 4.16
44
tanggungan hidup
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Netral 2 6.7 6.7 6.7 Setuju 19 63.3 63.3 70.0 Sangat
setuju 9 30.0 30.0 100.0
Total 30 100.0 100.0 Sumber : Data yang diolah, 2010
17. Hubungan personal
Tabel 4.17
hubungan personal
Frequenc
y Percen
t Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Netral 2 6.7 6.7 6.7 Setuju 20 66.7 66.7 73.3 Sangat
setuju 8 26.7 26.7 100.0
Total 30 100.0 100.0 Sumber : Data yang diolah, 2010
18. Modal
Tabel 4.18
modal
Frequenc
y Percen
t Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Netral 1 3.3 3.3 3.3 Setuju 17 56.7 56.7 60.0 Sanagt
setuju 12 40.0 40.0 100.0
Total 30 100.0 100.0 Sumber : Data yang diolah, 2010
19. Resiko kegagalan
Tabel 4.19
45
resiko kegagalan
Frequenc
y Percen
t Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Netral 2 6.7 6.7 6.7 Setuju 19 63.3 63.3 70.0 Sangat
setuju 9 30.0 30.0 100.0
Total 30 100.0 100.0 Sumber : Data yang diolah, 2010
20. Kemampuan pelunasan
Tabel 4.20
kemampuan pelunasan
Frequenc
y Percen
t Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Netral 2 6.7 6.7 6.7 Setuju 14 46.7 46.7 53.3 Sangat
setuju 14 46.7 46.7 100.0
Total 30 100.0 100.0 Sumber : Data yang diolah, 2010
21. Kendala usaha
Tabel 4.21
kendala usaha
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Netral 2 6.7 6.7 6.7 Setuju 19 63.3 63.3 70.0 Sangat
setuju 9 30.0 30.0 100.0
Total 30 100.0 100.0 Sumber : Data yang diolah, 2010
22. Kondisi ekonomi
Tabel 4.22
46
kondisi ekonomi
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Netral 1 3.3 3.3 3.3 Setuju 20 66.7 66.7 70.0 Sangat
setuju 9 30.0 30.0 100.0
Total 30 100.0 100.0 Sumber : Data yang diolah, 2010
23. Jarak
Tabel 4.23
jarak
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Netral 2 6.7 6.7 6.7 Setuju 20 66.7 66.7 73.3 Sangat
setuju 8 26.7 26.7 100.0
Total 30 100.0 100.0 Sumber : Data yang diolah, 2010
24. Kondisi produk
Tabbel 4.24
kondisi produk
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Netral 1 3.3 3.3 3.3 Setuju 20 66.7 66.7 70.0 Sangat
setuju 9 30.0 30.0 100.0
Total 30 100.0 100.0 Sumber : Data yang diolah, 2010
25. Tempat/lokasi usaha
Tabel 4.25
47
tempat/lokasi usaha
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Netral 2 6.7 6.7 6.7 Setuju 20 66.7 66.7 73.3 Sangat
setuju 8 26.7 26.7 100.0
Total 30 100.0 100.0 Sumber : Data yang diolah, 2010
Dari tabel diatas terdapat 25 pertanyaan pada kolom corrected item-total
correlation untuk masing-masing item memiliki rhitung lebih besar dan positif
dibanding r tabel untuk (df) = 30-3 = 27 dan alpha 0,05, dengan uji satu sisi di
dapat r tabel sebesar 0.297, maka dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan
adalah valid.
4.1.1.2 Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel. Untuk mengukur reliabilitas dengan
menggunakan uji statistik adalah Cronbach Alpha (α). suatu variabel dikatakan
reliabel jika memiliki Cronbach alpha lebih dari 0,60 ( > 0,60).
Untuk menguji reliabilitas instrumen, maka menggunakan SPSS versi
11.5. Adapun hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.26
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
48
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted P1 104.5000 91.7759 .5908 .9595 P2 104.5000 91.7759 .5908 .9595 P3 104.4667 91.9816 .5894 .9595 P4 105.0000 90.0690 .6596 .9589 P5 104.8000 88.7862 .6913 .9586 P6 104.7333 91.0989 .6104 .9593 P7 104.9333 89.1678 .7960 .9577 P8 104.8000 88.7862 .6913 .9586 P9 104.8000 88.9931 .6729 .9588 P10 104.9333 89.1678 .7960 .9577 P11 104.8000 88.9931 .6729 .9588 P12 104.8333 89.5230 .7068 .9584 P13 104.7333 91.0989 .6104 .9593 P14 104.7333 91.0989 .6104 .9593 P15 104.8333 88.4885 .7263 .9583 P16 104.9667 89.8264 .6609 .9589 P17 105.0000 90.0690 .6596 .9589 P18 104.8333 89.5230 .7068 .9584 P19 104.9667 88.7920 .7613 .9579 P20 104.8000 88.5103 .7160 .9584 P21 104.9667 88.7920 .7613 .9579 P22 104.9333 89.1678 .7960 .9577 P23 105.0000 90.0690 .6596 .9589 P24 104.9333 89.1678 .7960 .9577 P25 105.0000 90.0690 .6596 .9589 Reliability Coefficients N of Cases = 30.0 N of Items = 25 Alpha = .9602 Sumber Data : output SPSS diolah, 2010
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa masing-masing pertanyaan
memiliki nilai cronbach alpha lebih dari 0.60 ( > 0.60), sehingga dapat
disimpulkan bahwa dari 25 pertanyaan adalah reliabel.
4.1.2 Deskriptif Data Penelitian dan Responden
4.1.2.1 Deskriptif Data Penelitian
Data penelitian dikumpulkan dengan cara membagikan kuesioner
49
secara langsung kepada responden yang berhasil ditemui. Kuesioner
diperoleh dengan cara peneliti menemui langsung responden dan memberikan
kuesioner untuk diisi oleh para karyawan masing-masing BMT Kabupaten
Demak. Pengumpulan data dilakukan secara langsung dengan menemui
responden. Survey dengan kuesioner dilakukan mulai tanggal 1 s/d 20 April
2010 di kantor BMT cabang Bina Umat Sejahtera pada tanggal 21-22 April,
BMT Ben Berkah pada tanggal 19-26 April, BMT Buana Kartika pada
tanggal 19-20 April, BMT Made pada tanggal 10-12 Mei, BMT Bintoro
Madani pada tanggal 26 April. Dengan mengambil 30 responden yaitu pada
karyawan bagian pemberian pembiayaan. Karena jumlah sampel yang di
dapat sebanyak 30 sampel, dengan demikian syarat pengolahan data dengan
alat analisis SPSS sampel dapat terpenuhi.
Letak BMT di Demak dapat dijelaskan pada tabel 4.27
Tabel 4.27
Letak BMT
No BMT Cabang
Alamat
1. BMT Bina Umat Sejahtera (Cabang
Mranggen, Karangawen ) 63
Mranggen, karangawen
2. BMT Made (Masjid Agung Demak
Pusat) 2
Demak, Wonosalam, Karanganyar
3. BMT Buana Kartika - Mranggen 4. BMT Ben Berkah - Mranggen
5. BMT Bintoro Madani (Pusat) 2
Jalan raya Kudus demak,
Kadilangu, Wonosalam
Sumber: Data yang diolah,2010
50
Jumlah aset BMT di Demak dapat dilihat pada tabel 4.28
Tabel 4.28
Aset BMT
No. BMT Berdiri
Tahun
Aset
awal
Aset
akhir
persentanse
1. BMT Bina Umat
Sejahtera 2008 10 juta 370 juta 2%
2. BMT Made 1998 15 juta 8
milyar 38%
3. BMT Buana
Kartika 2003 3 juta
2,5
milyar 12%
4. BMT Ben berkah 2002 4 juta 3
milyar 14%
5. BMT Bintoro
Madani 2000 10 juta
7
milyar 34%
Jumlah 42 juta 20,87
milyar 100%
Sumber: Data yang diolah, 2010
Berdasarkan keterangan tabel diatas dapat diketahui tentang
persentase aset BMT di Demak, yang persentase asetnya terbesar adalah
BMT Made dengan nilai 38%. BMT Bintoro Madani dengan nilai 34%, BMT
Ben Berkah 14%, BMT Buana Kartika 12%, BMT Bina Umat Sejahtera 2%.
Dari keterangan diatas bahwa BMT yang lebih banyak jumlah asetnya dan
lebih lama berdiri atau beroperasi maka persentase aset lebih tinggi yaitu
BMT Made.
Kenaikan aset pertahun dapat di jelaskan pada tabel 4.29
Tabel 4.29
51
No. BMT Tahun
Berdiri
Aset
Awal
Aset
Akhir
Rata-rata kenaikan aset
/tahun(bulan maret 2010)
1. BMT Bina
Umat
Sejahtera
2008 10
juta
370
juta Rp 180.000.000
2. BMT Made 1998
15
juta
8
milyar Rp 665.416.666,7
3. BMT Buana
Kartika 2003 3 juta
2,5
milyar Rp 356.714.285,7
4. BMT Ben
berkah 2002 4 juta
3
milyar Rp 374.500.000
5. BMT Bintoro
Madani 2000
10
juta
7
milyar Rp 582.500.000
Sumber: Data yang diolah, 2010
Berdasarkan keterangan pada tabel diatas dapat diketahui tentang rata-
rata kenaiakan aset perakhir bulan maret. Kenaikan aset per bulan maret yang
paling banyak adalah BMT Made sebanyak Rp 665.416.666,7 , dari ke-5
BMT di Demak. BMT Bintoro mengalami kenaikan aset rata-rata per bulan
maret adalah Rp 582.500.000, BMT Ben Benkah Rp 374.500.000, BMT
Buana Kartika Rp 356.714.285,7 dan BMT Bina Umat Sejahtera Rp
180.000.000.
Dari keterangan diatas menunjukkan bahwa BMT yang lebih banyak
aset awalnya dan yang lebih lama berdiri atau beroperasi maka kenaikan aset
rata-rata per tahunnya labih tinggi.
Jumlah karyawan dan nasabah BMT di Demak dapat di jelaskan pada
tabel 4.30
52
Tabel 4.30
Data anggota BMT
No. BMT Jumlah
Karyawan
Persentase karyawan
Jumlah Nasabah
Persentase nasabah
1. BMT Bina
Umat Sejahtera
7 orang 11%
850 orang 8%
2. BMT Made 20 orang 34% 2.800 orang 27%
3. BMT Buana
kartika 6 orang
10% 2.176 orang
21%
4. BMT Ben
berkah 6 orang
10% 1.870 orang
18%
5. BMT
Bintoro madani
21 orang 35%
2700 orang 26%
Jumlah 60 0rang 100% 10.396 orang 100% Sumber: Data yang diolah,2010
Berdasarkan keterangan tabel diatas dapat diketahui tentang jumlah
karyawan dan jumlah nasabah BMT di Demak. Jumlah karyawan dan
nasabah yang lebih banyak adalah BMT Bintoro Madani sebanyak 21 orang
atau 35% , BMT Made 20 orang atau 34%, BMT Bina Umat Sejahtera 7
orang atau 11% dan BMT Buana Kartika dan Ben Berkah sama-sama 6 orang
atau 10%. Jumlah nasabah yang paling banyak di BMT Demak adalah BMT
Made yaitu sebanyak 2.800 orang atau 27% . Jumlah nasabah BMT Bina
Umat Sejahtera 850 orang atau 8%, BMT Buanan Kartika 2176 orang atau
21%, BMT Ben Berkah 1870 orang atau 18%, BMT Bintoro Madani 2700
orang atau 26%. Dari keterangan diatas menunjukkan bahwa BMT yang lebih
lama berdiri maka jumlah karyawan dan jumlah nasabah lebih banyak.
4.1.2.2 Deskriptif Responden
53
Penyajian data diskriptif penelitian bertujuan untuk melihat profil dari
data penelitian dan hubungan antarvariabel yang digunakan dalam penelitian.
Data deskriptif yang menggambarkan keadaan atau kondisi responden
merupakan informasi tambahan untuk memahami hasil-hasil penelitian.
Responden dalam penelitian ini memiliki karakteristik-karakteristik sebagai
berikut:
1. Jenis Kelamin
Adapun data mengenai jenis kelamin responden karyawan bagian
pemberian pembiayaan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.31
Jenis Kelamin
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative Percent
Valid laki-laki 18 60.0 60.0 60.0 Perempuan 12 40.0 40.0 100.0 Total 30 100.0 100.0
Sumber : Data yang diolah, 2010
Berdasarkan keterangan pada tabel diatas dapat diketahui tentang jenis
kelamin karyawan bagian pemberian pembiayaan yang diambil sebagai
responden. Jenis kelamin yang paling banyak adalah jenis kelamin laki-laki
sebanyak 18 orang atau 60 % dan perempuan sebanyak 12 atau 40 %. Dari
keterangan diatas menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan bagian
pemberian pembiayaan yang diambil sebagai responden dalam penelitian ini
adalah laki-laki.
2. Umur Responden
54
Data mengenai umur Responden disini, peneliti mengelompokkan
menjadi lima kategori, yaitu dari umur <20 th, 20-29 th, 30-39 th, 40-49 th,
dan lebih dari 50 th. Adapun data mengenai umur karyawan bagian
pemberian pembiayaan yang diambil sebagai responden adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.32
Umur
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid
<20 1 3.3 3.3 3.3
20-29 15 50.0 50.0 53.3
30-39 11 36.7 36.7 90.0
40-49 2 6.7 6.7 96.7
>50 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0 Sumber : Data yang diolah, 2010
Berdasarkan keterangan pada tabel diatas dapat diketahui tentang
usia/umur karyawan bagian pemberian pembiayaan yang diambil sebagai
responden. Umur responden yang menjadi sample penelitian ini kebanyakan
berkisar 20-29 tahun, yaitu terdapat sebanyak 15 responden atau 50 % dari
jumlah sampel, yang memiliki umur 30-40 tahun terdapat 11 responden
atau 36 %, yang memiliki umur 40-49 terdapat 2 responden atau 6.7 % dan
yang memiliki umur lebih dari 50 tahun sebanyak 1 responden atau 3,3 %
dan yang memiliki umur kurang dari 20 1 responden atau 3,3 % . Dari
keterangan diatas menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan bagian
pemberian pembiayaan yang diambil sebagai responden dalam penelitian ini
55
adalah berusia 20-29 tahun.
3. Pendidikan Responden
Data mengenai pendidikan responden, peneliti mengelompokkan
menjadi tiga kategori, yaitu responden yang berpendidikan SMA/MA, D3,
dan S1. Adapun data mengenai pendidikan karyawan bagian pemberian
pembiayaan yang diambil sebagai responden adalah sebagai berikut :
Tabel 4.33
Pendidikan
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid
SMA/MA 5 16.7 16.7 16.7
D3 7 23.3 23.3 40.0
S1 18 60.0 60.0 100.0
Total 30 100.0 100.0 Sumber : Data yang diolah, 2010
Dari Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa karyawan bagian pemberian
pembiayaan yang diambil sebagai responden adalah mempunyai latar
belakang pendidikan SMA/MA sebanyak 5 orang atau 16,7 %, D3 sebanyak
7 orang atau 23.3 % dan Sarjana S1 sebanyak 18 orang atau 60 %.
4. Jurusan pendidikan responden
Data mengenai jurusan pendidikan disini, peneliti mengelompokkan
menjadi empat kategori, yaitu jurusan ekonomi, manajemen, akuntansi, dan
lainnya. Adapun data mengenai pekerjaan karyawan bagian pemberian
pembiayaan yang diambil sebagai responden adalah sebagai berikut :
Tabel 4.34
56
Jurusan pendidikan
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid ekonomi 4 13.3 13.3 13.3
manajemen 6 20.0 20.0 33.3
akuntansi 9 30.0 30.0 63.3
lain-lain 11 36.7 36.7 100.0
Total 30 100.0 100.0 Sumber : Data yang diolah, 2010
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jurusan pendidikan karyawan
bagian pemberian pembiayaan yang diambil sebagai responden jurusan
ekonomi sebanyak 4 orang atau 13,3 %, jurusan manajemen sebanyak 6
orang atau 20 %,jurusan akuntansi sebanyak 9 orang atau 30 % dan lainnya
adalah 11 orang atau 36%.
5. Tempat responden bekerja
Data mengenai tempat responden bekerja disini, peneliti
mengelompokkan menjadi lima kategori, yaitu BMT cabang Bina Umat
Sejahtera, BMT Ben Berkah, BMT Buana Kartika, BMT Made, BMT
Bintoro Madani. Adapun data mengenai tempat responden bekerja bagian
pemberian pembiayaan yang diambil sebagai responden adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.35
Tempat responden bekerja
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
57
Valid
bmt bina umat sejahtera
6 20.0 20.0 20.0
bmt ben berkah 6 20.0 20.0 40.0
bmt bintoro madani 11 36.7 36.7 76.7
bmt buana kartika 5 16.7 16.7 93.3
bmt made 2 6.7 6.7 100.0
Total 30 100.0 100.0 Sumber : Data yang diolah, 2010
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tempat responden bekerja yaitu
karyawan bagian pemberian pembiayaan yang diambil sebagai responden di
BMT cabang Bina Umat Sejahtera 6 orang atau 20 %, BMT Ben Berkah 6
orang atau 20 %, BMT Bintoro Madani 11 orang atau 36,7 %, BMT Buana
Kartika 5 orang atau 16,7 %, BMT Made 2 orang atau 6,7 %.
6. Lama bekerja
Data mengenai lama bekerja Responden disini, peneliti
mengelompokkan menjadi lima kategori, yaitu dari umur <1 th, 1-3 th, 3-5
th, 5-7 th, dan lebih dari 7 th. Adapun data mengenai lama bekerjanya pada
karyawan bagian pemberian pembiayaan yang diambil sebagai responden
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.36
Lama bekerja
Frequency
Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid
<1 tahun 1 3.3 3.3 3.3
1-3 tahun 8 26.7 26.7 30.0
3-5 tahun 10 33.3 33.3 63.3
58
5-7 tahun 4 13.3 13.3 76.7
>7 tahun 7 23.3 23.3 100.0
Total 30 100.0 100.0 Sumber : Data yang diolah, 2010
Berdasarkan keterangan pada tabel diatas dapat diketahui tentang lama
bekerjanya karyawan bagian pemberian pembiayaan yang diambil sebagai
responden. Lama bekerja responden yang menjadi sample penelitian ini
kebanyakan berkisar kurang dari 1 tahun, yaitu terdapat sebanyak 1
responden atau 33 % dari jumlah sampel, yang 1-3 tahun terdapat 8
responden atau 26.7 %, yang 3-5 th terdapat 10 responden atau 33.3 %, yang
5-7 th terdapat 4 responden atau 13.3 % dan yang lebih dari 7 tahun
sebanyak 7 responden atau 23,3 % .
4.2. Hasil Analisis Data
Analisis faktor
Analisis faktor juga merupakan suatu teknik statistik multivariate yang
digunakan untuk mengurangi (reduction) dan meringkas (summarization) semua
variabel terikat dan saling berketergantungan. Yaitu hubungan ketergantungan
antara satu variabel dengan yang lain yang akan diuji untuk diidentifikasikan
dimensi atau faktornya.
Berdasarkan hasil pengujian gejala penyimpangan analisis faktor
terhadap data penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut :
Dari hasil output program SPSS untuk data 25 pertanyaan yang dijawab
59
oleh 30 responden dalam kuesioner, ternyata di dapat hasil sebagai berikut:
1. Analisis communalities
Communalities pada dasarnya adalah jumlah varians (bisa dalam
prosentasi) dari suatu variabel mula-mula yang bisa dijelaskan oleh faktor
yang ada. Semua variabel dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk dengan
ketentuan semakin besar communalities maka semakin erat hubungan
variabel yang bersangkutan dengan faktor yang terbentuk. Maka dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.37
Communalities
Initial Extraction Karakter 1.000 .972 akhlak/tingkah laku 1.000 .972 Kejujuran 1.000 .947 kondisi rumah tangga 1.000 .989 memiliki prestasi 1.000 .955 penilaian jaminan 1.000 .974 prospek usaha 1.000 .985 pengalaman usaha 1.000 .955 rasio financial 1.000 .959 tingkat keuantungan usaha 1.000 .985 laporan keuangan 1.000 .959 pemakaian pembiayaan 1.000 .664 Jaminan 1.000 .974 kepemilikan jaminan 1.000 .974 tidak memiliki pinjaman lain 1.000 .980
60
tanggungan hidup 1.000 .945 hubungan personal 1.000 .989 Modal 1.000 .664 resiko kegagalan 1.000 .914 kemampuan pelunasan 1.000 .933 kendala usaha 1.000 .914 kondisi ekonomi 1.000 .985 Jarak 1.000 .989 kondisi produk 1.000 .985 tempat/lokasi usaha 1.000 .989
Extraction Method: Principal Component Analysis. Sumber Data : output SPSS diolah, 2010
2. Analisis Component Matrix
Component matrix, dari 25 pertanyaan yang dianalisis ternyata
dapat dikelompokkan menjadi 5 komponent, yaitu eigenvalues yang
menunjukkan angka lebih besar dari satu. Dengan demikian ada 5
komponent yang terbentuk. Dan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.38 Component Matrix
Component 1 2 3 4 5 Karakter .128 .305 .117 .175 .905 akhlak/tingkah laku .128 .305 .117 .175 .905 Kejujuran .145 .249 5.407E-02 .341 .863 kondisi rumah tangga .358 1.857E-02 .911 .161 7.395E-02 memiliki prestasi .189 .918 4.654E-02 .101 .253 penilaian jaminan 9.746E-
02 .213 .229 .909 .202
prospek usaha .900 .201 .345 5.299E-02 .115 pengalaman usaha .189 .918 4.654E-02 .101 .253 rasio financial .202 .943 4.417E-02 .140 9.085E-02 tingkat keuantungan usaha .900 .201 .345 5.299E-02 .115
laporan keuangan .202 .943 4.417E-02 .140 9.085E-02 pemakaian pembiayaan .573 .256 8.858E-02 .410 .308
61
Jaminan 9.746E-02 .213 .229 .909 .202
kepemilikan jaminan 9.746E-02 .213 .229 .909 .202
tidak memiliki pinjaman lain .225 .927 4.737E-02 .176 .189
tanggungan hidup .273 9.051E-02 .903 .198 8.218E-02 hubungan personal .358 1.857E-02 .911 .161 7.395E-02 Modal .573 .256 8.858E-02 .410 .308 resiko kegagalan .859 .233 .339 8.586E-02 1.017E-02 kemampuan pelunasan .219 s.874 2.305E-03 .263 .228
kendala usaha .859 .233 .339 8.586E-02 1.017E-02 kondisi ekonomi .900 .201 .345 5.299E-02 .115 Jarak .358 1.857E-02 .911 .161 7.395E-02 kondisi produk .900 .201 .345 5.299E-02 .115 tempat/lokasi usaha .358 1.857E-02 .911 .161 7.395E-02
Extraction Method: Principal Component Analysis. a 5 components extracted. Sumber Data : output SPSS diolah, 2010
Dilihat dari datai komponen matrik diatas dapat di kelompokkan sesuai nilai
tertinggi pada data tabel diatas. Sehingga dapat ditemukan variabel, yaitu: Character,
Capacity, Capital, Colateral, Condition yang meliputi:
Kolom. 1 Condition
Prospek usaha
Tingkat keuntungan usaha
Pemakaian pembiayaan
Modal
Risiko kegagalan
Kendala usaha
Kondisis ekonomi
Kondisi Produk
Condition
62
Kolom. 2 Capacity
Memiliki prestasi
Pengalamn usaha
Rasio financial
Laporan keuangan
Tidak memiliki pinjaman lain
Kemampuan pelunasan
Kolom. 3 Capital
Kondisi rumah tangga
Tanggungan hidup
Hubungan personel
Jarak
Tempat atau lokasi usaha
Kolom. 4 Collateral
Penilaian jaminan
Jaminan
Kepemilikan jaminan
Kolom. 5 Character
Capacity
Capital
Collateral
63
Karakter
Ahklak atau tingkah laku
Kejujuran
Dari data diatas kita bisa menemukan faktor- faktor yang dapat
mempengaruhi kebijakan pemberian pembiayaan di BMT cabang Bina Umat
Sejahtera, BMT Ben Berkah, BMT Buana Kartika, BMT Made, BMT Bintoro Madani.
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kebijakan pemberian pembiayaan yaitu:
character, capacity, capital, collateral, condition.
3. Component Transformation Matrix
Component transformatioan matrix untuk menganalisis dari Rotated
component matrix bahwa dari 5 component tersebut adalah normal atau valid.
Tabel 4.39
Component Transformation Matrix
Component 1 2 3 4 5 1 .600 .487 .450 .331 .301 2 -.336 .660 -.580 .154 .301 3 -.480 -.338 .264 .670 .371 4 -.419 .441 .436 .112 -.653 5 -.348 .135 .448 -.637 .505
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
Sumber Data : output SPSS diolah, 2010
Dari data component transfomation matrix diatas, dapat kita
lihat dari ke-5 faktor tersebut faktor yang lebih dominan yaitu faktor
capacity dengan nilai 0,660, dengan perbandingan nilai faktor condition
Charakter
64
yaitu 0,600, faktor capital dengan nilai 0,264, faktor collateral dengan
nilai 0,112, faktor character 0,505.
4.3. Pembahasan
Pengaruh masing-masing item pertanyaan terhadap pemberian pembiayaan
dapat dijelaskan sebagai berikut.
Dari hasil pengujian yang dilakukan terbukti bahwa 25 item pertanyaan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemberian pembiayaan kepada nasabah
(P-Value < 0.05). Ini ditunjukkan dengan hasil jawaban responden pada masing-
masing item, pada item 1 sebanyak 30.0% responden menyatakan setuju dan 70.0%
menyatakan sangat setuju.
Pada item 2, responden yang menyatakan setuju 30.0%, dan 70.0%
menyatakan sangat setuju jika seorang nasabah mempunyai akhlak yang baik.
Pada item 3, responden yang menyatakan setuju sebesar 26.7% dan 73.3%
mennyatakan sangat setuju jika seorang nasabah bersikap jujur dalam bekerja.
Sedangkan pada item 4, responden yang menyatakan netral 6.7% dan 66.7%
menyatakan setuju 26.7% menyatakan sangat setuju jika nasabah dalam kondisi
rumah tangga yang baik. Dan pada item 5, responden menyatakan netral sebesar
6.7% dan 46.7% setuju responden menyatakan sangat setuju sebesar 46.7% jika
nasabah mempunyai pencapain dalam berprestasi.
Pada item 6, responden menyatakan setuju sebesar 53.3% dan 46.7%
menyatakan sangat setuju jika seorang nasabah memiliki penilaian jaminan yang
baik.
65
Pada item 7, responden yang menyatakan netral 3.3% menyatakan setuju
sebesar 66.7% dan responden menyatakan setuju sebesar 30.0% jika seorang nasabah
mempunyai prospek usahanya nanti bagus dalam arti sangat menguntungkan.
Sedangkan pada item 8, responden menyatakan netral sebesar 6.7% menyatakan
setuju sebesar 46.7% dan 46.7% juga responden menyatakan sangat setuju jika
nasabah memiliki pengalaman usaha yang akan diberikan dana pembiayaan.
Pada item 9, responden yang menyatakan netral sebesar 6.7% yang
menyatakan setuju sebesar 46.7% dan menyatakan sangat setuju 46.7% jika seorang
nasabah mempunyai tingkat rasio finansial yang baik. pada item 10, responden
menyatakan netral sebesar 3.3% dan responden menyatakan setuju sebesar 66.7%
jika tingkat keuntungan usaha yang maxsimal dan memuaskan dan 30.0%
menyatakan sangat setuju.
Pada item 11, responden menyatakan netral sebesar 6.7% dan responden
yang lain menyatakan setuju sebesar 46.7% yang menyatakan sangat setuju sebesar
46.7% jika seorang nasabah memiliki catatan laporan keuangan yang memenuhi
tarjet usaha. Sedangkan pada item 12, responden menyatakan sangat setuju sebesar
40.0% dan responden menyatakan setuju sebesar 56.7% jika seorang nasabah
menggunakan dana pembiayaan yang transparan sedangkan 3.3% menyatakan
netral.
Pada item 13, responden menyatakan setuju sebesar 5.3% dan 46.7
menyatakan sangat setuju jika seorang nasabah mempunyai barang jaminan. Pada
item 14, responden menyatakan setuju sebesar 53.3% jika seorang nasabah mampu
menunjukkan kepemilikan barang jaminan tersebut dan 46.7% menyatakan sangat
66
setuju.
Pada item 15, responden menyatakan sangat setuju sebesar 6.7% dan
menyatakan setuju sebesar 56.7% jika seorang nasabah tidak mempunyai pinjaman
dilembaga yang lain.
Pada item 16, responden menyatakan setuju sebesar 50.0% dan
responden yang lain menyatakan sangat setuju sebesar 43.3% jika seorang nasabah
menganggap usahanya itu adalah tanggungan hidup serta 6.7% menyatakan netral.
Pada item 17, responden menyatakan sangat setuju sebesar 30.0% dan menyatakan
setuju sebesar 63.3% menyatakan netral sebesar 6.7% jika seorang nasabah
memiliki hubungan porsenel dalam menjalankan usahanya.
Pada item 18, responden menyatakan sangat setuju sebesar 26.7% dan
responden menyatakan setuju sebesar 66.7% jika seorang nasbah memiliki modal
yang relatif cukup yang menyatakan netral sebesar 6.7%. Pada item 19, responden
menyatakan sangat setuju sebesar 40.0% dan responden menyatakan setuju sebesar
56.7% jika tingkat resiko kegagalannya relatif rendah responden yang menyatakan
netral sebesar 3.3%.
Pada item 20, responden menyatakan sangat setuju sebesar 30.0% dan
responden lainnya menyatakan setuju sebesar 63.3% yang menyatakan netral sebesar
6.7% jika nasabah memiliki kemampuan pelunasan yang tinggi.
Pada item 21, responden menyatakan sangat setuju sebesar 30.0% dan
responden sebagian menyatakan setuju sebesar 63.3% jika tingkat kendala usaha
yang rendah dan yang menyatakan netral sebesar 6.7%. Dan pada item 22,
responden menyatakan sangat setuju sebesar 30.0% dan responden menyatakan
67
setuju sebesar 66.7% jika seorang nasabah mempunyai kondisi ekonomi yang bagus
dan sisanya responden menyatakan netral sebesar 3.3%.
Pada item 23, responden menyatakan setuju sebesar 66.7% dan responden
lainnya menyatakan sangat setuju sebesar 26.7% jika jarak usahanya tersebut mudah
ditempuh dan dijangkau dan netral sebesar 6.7%.
Pada item 24, responden menyatakan setuju sebesar 66.7% dan responden
lainnya menyatakan sangat setuju sebesar 30.0% jika kondisi produk yang
ditawarkan sangat menarik bagi setiap orang responden yang menyatakan netral
sebesar 3.3%.
Pada item 25, responden menyatakan setuju sebesar 66.7% dan responden
lainnya menyatakan sangat setuju sebesar 26.7% jika tempat atau lokasi usahanya
sangat strategis dalam menjalankan usahanya dan mudah dijangkau dan responden
yang menyatakan netral sebesar 6.7%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan pengujian terhadap
30 karyawan pembiayaan yang tercatat di BMT Ben Berkah BMT Buana Kartika,
BMT Cabang Umat Sejahtera, BMT Made (Masjid Agung Demak), BMT Bintoro
Madani, Sehingga dapat ditemukan variabel, yaitu: charakter, capacity, capital,
collateral, condition dari ke-5 variabel tersebut yang lebih dominan yaitu faktor capacity
dengan nilai 0.660 atau 66.0%, dengan perbandingan nilai faktor condition yaitu 0.600, atau
60.0% faktor capital dengan nilai 0.264 atau 26.4%, faktor collateral dengan nilai 0.112 atau
11.2%, faktor character 0.505 atau 50.0% semakin baik variabel-variabel tersebut akan
mempengaruhi pemberian pembiayaan kepada nasabah.
Berdasarkan analisis faktor diatas dapat diketahui bahwa secara keseluruhan
atau serentak terdapat pengaruh yang signifikan faktor 5C terhadap pemberian
68
pembiayaan di BMT kabupaten Demak. Hal ini dibuktikan dengan hasil Component
Transformation Matrix yaitu terdapat 5 variabel character, capacity, capital,
collateral, condition. Sedangkan besarnya pengaruh kelima variabel tersebut terhadap
pemberian pembiayaan adalah sebesar 85,1%. Hasil penelitian ini telah sesuai
dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dwi Feriyanto yang meneliti
tentang Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pengambilan kredit
modal kerja (Studi kasus di PD.BPR Kabupaten Pati), menyebutkan bahwa hipotesis
penelitian yang menyatakan bahwa faktor 5 C secara serentak mempunyai pengaruh
signifikan terhadap keputusan pemberian pembiayaan. Secara parsial faktor 5 C juga
terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap pemberian pembiayaan. Faktor
Character berpengaruh secara signifikan terhadap pemberian pembiayaan hal ini
disebabkan semakin baik data tentang akhlak, karakter, kejujuran maka semakin
besar pula kepercayaan yang diberikan BMT kepada nasabah tersebut dalam
pemberian pembiayaan. Beberapa petunjuk bagi BMT untuk mengetahui karakter
nasabah adalah mengenal dari dekat, Mengumpulkan keterangan dari aktivitas calon
nasabah, Setelah semua data terkumpul dengan baik, maka pihak karyawan bagian
pembiayaan BMT dapat menganalisis tentang kejujuran nasabah tersebut. Jika
ditemukan kejujuran yang positif maka semakin besar pula pemberian pembiayaan
yang akan diberikan kepada BMT. Sedangkan faktor Capacity terbukti berpengaruh
terhadap pemberian pembiayaan. Hal ini disebabkan karena capacity menyangkut
pengalaman usaha, memiliki prestasi, rasiofinancial, laporan keuangan, tidak
memiliki pinjaman lain, dan kemampuan pelunasan. Dengan mempunyai prestasi
nasabah juga dapat mempunyai kemampuan pelunasan yang tinggi ini akan
69
berdampak juga pada pemberian pembiayaan. Apabila terdapat penilaian yang baik
terhadap capacity maka semakin besar pula pemberian pembiayaan yang akan
diberikan kepada BMT. Faktor Collaterall berpengaruh signifikan terhadap
pemberian pembiayaan hal ini disebabkan semakin baik data tentang jaminan,
kepemilikan jaminan, penilaian jaminan maka semakin besar pula kepercayaan yang
diberikan BMT kepada nasabah tersebut dalam pemberian pembiayaan. Beberapa
petunjuk bagi BMT untuk mengetahui kepemilikan jaminan nasabah adalah dengan
cara melihat adanya surat-surat kepemilikan barang jaminan tersebut,
Mengumpulkan keterangan dari barang jaminan calon nasabah, Setelah semua data
terkumpul dengan baik, maka pihak karyawan bagian pembiayaan BMT dapat
menganalisis tentang barang jaminan, kepemilikan jaminan, penilaian jaminan
nasabah. Jika ditemukan jaminan hak milik pribadi yang positif maka semakin besar
pula pemberian pembiayaan yang akan diberikan kepada BMT. Faktor Capital
berpengaruh signifikan terhadap pemberian pembiayaan hal ini disebabkan semakin
baik data tentang kondisi rumah tangga, tanggungan hidup, hubungan personel,
jarak, tempat atau lokasi maka semakin besar pula kepercayaan yang diberikan BMT
kepada nasabah tersebut dalam pemberian pembiayaan. Mengumpulkan keterangan
dari kondisi rumah tangga nasabah, Setelah semua data terkumpul dengan baik, maka
pihak karyawan bagian pembiayaan BMT dapat menganalisis tentang kondisi rumah
tangga, tanggungan hidup, hubungan personel, jarak, tempat atau lokasi usaha. Jika
ditemukan kondisi rumah tangga yang baik dan hubungan antar personel sangat erat
serta jarak dekat dan tempat lokasi strategis untuk usaha maka semakin besar pula
pemberian pembiayaan yang akan diberikan kepada BMT. Faktor Condition terbukti
70
berpengaruh terhadap pemberian pembiayaan. Hal ini disebabkan karena condition
menyangkut modal, prospek usaha, tingkat keuntungan usaha, pemakaian
pembiayaan, risiko kegagalan, kendala usaha, kondisi ekonomi, kondisi produk.
Dengan mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi juga dapat mempunyai produk
yang baik, serta memiliki tingkat resiko yang relatif lebih rendah ini akan
berdampak pada pemberian pembiayaan apabila semakin tinggi tingkat keuntungan
dan prospek usahanya itu bagus maka semakin besar pula pemberian pembiayaan
yang akan diberikan kepada BMT.
71
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa
hal, sebagai berikut :
1. Dari hasil analisis faktor, dapat ditemukan faktor-faktor yang mempengaruhi
pemberian pembiayaan yaitu Character,Capacity, Capital, Collateral, dan
Condition. Yang dapat menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif dan
signifikan dalam pemberian pembiayaan kepada nasabah.
2. Hasil dari analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian pembiayaan
yaitu Character, Capacity, Capital, Colateral, dan Condition. Dari ke-5 faktor
tersebut yang lebih dominan berpengaruh pada pemberian pembiayaan adalah
faktor Capacity dengan nilai 0.660, dengan perbandingan nilai faktor Condition
yaitu 0.600, faktor Character 0.505, faktor Capital dengan nilai 0.264, dan faktor
Colateral dengan nilai 0.112.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna. Hal
ini disebabkan karena hasil penelitian ini masih memiliki keterbatasan
1. Persepsi terhadap 5 C dalam penelitian ini hanya ditinjau dari sisi pemberian
pembiayaan. Sehingga dari sisi manajemen, atau BMT belum di tinjau, hal ini
72
mengakibatkan kesimpulan yang diperoleh hanya terbatas dari persepsi
pemberian pembiayaan.
2. Dalam penelitian penulis hanya mengambil 5 BMT dari 13 BMT di Kabupaten
Demak, Sehingga kesimpulan penelitian ini kurang dapat digeneralisasikan
untuk BMT di Kabupaten Demak.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan diatas, maka
diajukan beberapa saran yang bertujuan untuk kebaikan dan kemajuan di BMT yaitu
BMT cabang Bina Umat Sejahtera, BMT Ben Berkah, BMT Buana Kartika, BMT
Made, BMT Bintoro Madani, sebagai berikut :
1. Bagi BMT hendaknya dapat melakukan evaluasi terhadap kebijakan kredit
terutama dalam pemberian pembiayaan kepada calon nasabah. Hal-hal yang
perlu diperhatikan meliputi aspek 5 C yaitu Character, Capacity, Capital,
Collateral, Condition of Economy..
2. Disamping itu juga pengelolaan pemberian pembiayaan dengan manajemen yang
baik akan terhindar dari risiko pembiayaan macet. Manajer juga perlu
memberikan penyuluhan-penyuluhan tentang sistem yang digunakan, yaitu
sesuai dengan syariah Islam agar masyarakat awam paham sehingga kinerja
BMT akan berjalan dengan baik serta menjadi mitra yang baik bagi para
nasabahnya.
73
3. Hal terpenting yang tidak boleh dilupakan dalam dunia perbankan syari’ah
adalah operasional berdasarkan syari’at islam yang harus terus dipertahankan.
Karena hal ini yang memberikan cirri khas BMT.
5.4 Penutup
Puji syukur alhamdulillah, sebagai pemberi syafa’at yang sempurna kepada
umat Islam khususnya dan kepada seluruh manusia serta alam pada umumnya yang
telah memberikan bantuan tiada kiranya baik berupa kasih sayang, petunjuk,
kesehatan, rizki, ilmu dan banyak lagi yang lainnya. Penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
Penulis menyadari, sekalipun telah mencurahkan segala usaha dan
kemampuan dalam menyusun skripsi. Namun masih banyak kekurangan dan banyak
kesalahan baik dari segi penulisan kata-katanya, referensinya dan lain sebagainya.
Meski demikian, penulis sudah berusaha semaksimal dan seoptimal mungkin dalam
menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
Semoga skripsi ini dapat diterima untuk memperoleh, dan melengkapi syarat-
syarat sarjana strata 1. Akhirnya harapan penulis semoga skripsi ini dapat menambah
khazanah keilmuan, bermanfaat sebagai tambahan ilmu dan wawasan bagi para
pembaca dan penulis dimasa-masa yang akan datang. Amin.
74
DARTAR PUSTAKA
Adiwarman Karim, Bank Islam : Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada, Cet. Ke-3, 2006
Ahmad Sumiyanto, Menuju Koperasi Modern (Panduan untuk Pemilik, Pengelola dan
Pemerhati Baitul maal wat Tamwii dalam format Koperasi), Yogyakarta: Debeta,
2008
Burhan Bungin, S.Sos. Msi, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi
Dan Kebijakan Publik Ilmu-ilmu Sosial lainnya, Kencana : Jakarta, 2005
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2006
Dwi Feriyanto yang meneliti tentang Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan pengambilan kredit modal kerja (Studi kasus di PD.BPR Kabupaten
Pati), Dalam Skripsi dipublikasikan, 2005, http://www.pdfqueen.com/html/
Depag RI., Al-quran dan Terjemahnya, Jakarta: 1971
Farid Tribune Uniqeu tentang Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Kredit Kendaran
Bermotor Pada Debitur PT. Wom Finance Surakarta, Dalam kumpulan skripsi
dipublikasikan, 2007, Error! Hyperlink reference not valid.
Heri Sudarsono, , Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi.
Yoyakarta: Ekonosia, cetakan ke-2, 2007
Husein Umar, Metode Riset bisnis, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003
Husein Umar, Research Methods in Finance and Banking, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2000
75
Http://www.inilah.com/news/read/ekonomi/2009/05/10/105725/npf-syariah-siap-
meluncur/
Http//www. Skripsi- tesis. Com/07/01/ peleksanaan- the- five- c’s- of- credit- analisis-
dalam- pemberian- kredit
Http//www. Skripsi- tesis. Com/07/01/peleksanaan- the- five- c’s- of- credit- analisis-
dalam- pemberian- kredit. 06 Agustus 2009
J Supranto, M.A,APU, Analisis Multivariat arti dan interpretasi, PT Rineka Cipta :
Jakarta, 2004
Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (edisi revisi), PT Remaja Rosdakarya
Offset : Bandung, 2006
Majalah Ekonomi Bisnis Syariah, Sharing, edisi 16 Thn II-April 2006
M.Sholahuddin, Lembaga Ekonomi Dan Keuangan Islam, Surakarata: Muhammadiyah
University Press, 2006
Muhammad Ridwan, Konstruksi Bank Syariah Indonesia, Yogyakarta: Pustaka SM,
2007
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik, Jakarta : Gema
Insani Press, 2001
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Yogjakarta, UII
Press, 2005
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: (UPP) AMPYKPN, 2006
Munawir S, Analisis Informasi Keuangan, Yogyakarta, Liberty Yogyakarta Cet 1, 2002
Prayitno Heru Teguh, ”Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan
pemberian pembiayaan syariah pada Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) di
76
Jogjakarta”, Jurnal Manejemen, Agustus, 2007
Rahman El Junusi, ’’Pengaruh Religiusitas dan Etika Kerja Islam Terhadap Kinerja
Lembaga Keuangan Syariah” Penelitian, Semarang IAIN Walisongo, 2005
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka
Cipta, 1998
Sutresno Hadi, Analisis Regresi, Andi offis : Jakarta, 2001
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung, Alfabeta, 2006
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang membuat daftar riwayat hidup ini :
1. Nama Lengkap : Naelus Sana
2. NIM : 052411067
3. TTL : Demak, 22 Maret 1986
4. Nama Orang Tua : H. Shonif, BA/ Hj. Sholekhah
5. Alamat : Jl. Jatikusuman No.45 Rt 01 Rw 04 Mranggen, Demak
6. Riwayat pendidikan :
a. SD Negri Mranggen (1993-1999)
b. SLTP Kyai Ageng Giri (1999-2002)
c. MAK Walisongo (2002-2005)
d. IAIN Walisongo Semarang (2005-2010)
Recommended