View
230
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DANA ZAKAT PADA
PROGRAM PENDIDIKAN RUMAH GEMILANG
INDONESIA LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL
AL-AZHAR
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
ARIF BUDIMAN
NIM: 11140530000059
KONSENTRASI MANAJEMEN ZISWAF
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H/2018 M
EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DANA ZAKAT PADA
PROGRAM PENDIDIKAN RUMAH GEMILANG
INDONESIA LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL
AL-AZHAR
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun Oleh:
ARIF BUDIMAN
NIM: 11140530000059
KONSENTRASI MANAJEMEN ZISWAF
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H/2018 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “Efektivitas Pengelolaan Dana Zakat Pada
Program Pendidikan Rumah Gemilang Indonesia Lembaga Amil
Zakat Nasional Al-Azhar” telah diujikan dalam sidang munaqasah
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 3 Oktober 2018. Skripsi ini telah
diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial
(S.Sos) pada Program Studi Manajemen Dakwah.
Jakarta, 3 Oktober 2018
Sidang Munaqasah
Ketua Sidang,
Drs. Cecep Castrawijaya, MA
NIP. 19670818 199803 1 002
Sekretaris Sidang,
Drs. Sugiharto, MA
NIP. 19660806 199603 1 001
Anggota,
Penguji I,
H. Mulkanasir, BA, S.Pd, MM
NIP. 19550101 198302 1 001
Penguji II,
Lili Bariadi, M.Si
NIP. 19740519 199803 1 004
Pembimbing,
Muhamad Zen, MA
NIP. 19780112 201411 1 001
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan
untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar
Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini
telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil
saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain,
maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan
seperlunya.
Jakarta, 19 September 2018
Arif Budiman
NIM. 11140530000059
ABSTRAK
Arif Budiman, NIM: 11140530000059, “Efektivitas
Pengelolaan Dana Zakat Pada Program Pendidikan Rumah
Gemilang Indonesia Lembaga Amil Zakat Nasional Al-
Azhar”. Dibawah bimbingan Bapak Muhamad Zen, MA. Pada
Tahun 2018.
Zakat adalah rukun Islam ketiga dan termasuk ibadah yang
bersifat sosial, oleh karena itu bila dikelola dengan baik dan benar
sangat memungkinkan bahwa zakat dapat menjadi solusi dalam
upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia khususnya
dalam segi perekonomian.
LAZNAS Al-Azhar sebagai lembaga yang memiliki fungsi
menghimpun mengelola dan menyalurkan zakat pada tingkat
nasional memiliki banyak inofasi modern yang memudahkan para
muzaki menunaikan kewajbannya untuk berzakat, bukan hanya itu
LAZNAS Al-Azhar juga memiliki berbagai macam program
pemberdayaan yang berfungsi sebagai sarana penyaluran dana
zakat yang telah terhimpun kepada para mustahik nya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
efektivitas pengelolaan dana zakat terhadap program Pendidikan
Rumah Gemilang Indonesia yang menjadi salah satu program yang
dimiliki LAZNAS Al-Azhar.
Pada penyusunan penelitian ini, penulis menggunakan
pendekatan kualitatif deskriptif dan Hasil dari penelitian ini adalah
pengelolaan dana zakat pada Rumah Gemilang Indonesia terbilang
sudah baik karena telah menggunakan dana zakat sebagaimana
mestinya yaitu menggunakannya atas dasar kepentingan perseta
didik yang semuanya termasuh dalam golongan mustahik zakat.
Kemudian terbiang pula efektif karena telah memenuhi empat dari
lima kriteria efektivitas organisasi yang dikemukakan oleh Gibson
antara lain; (1) efisiensi, dapat dilihat dari sistem pembelajarannya
(2) kepuasan, dapat dilihat dari pendapat para santri (3) adaptasi,
dapat dilihat dari kurikulum yang menyesuaikan lingkungan
sekitar dan (4) pengembangan, dapat dilihat dari cabang-cabang
yang tersebar, dan adapun kriteria kelima yaitu “produksi” tidak
tepenuhi karena kurangnya data yang dapat menguatkan
pemenuhan kriteria tersebut.
Kata Kunci: Efektivitas, Pengelolaan, Dana, Zakat, Al-Azhar
i
KATA PENGANTAR
حيم ن ٱلره حم ٱلرهه
بسم ٱلل
Alhamdulillahirabbil ‘Alamiin, puji syukur kehadirat Allah
Subhanahu wa Ta’ala pencipta alam semesta, karena atas rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Efektivitas Pengelolaan Dana Zakat Pada Program
Pendidikan Rumah Gemilang Indonesia Lembaga Amil Zakat
Nasional Al-Azhar”. Shalawat dan salam tak lupa penulis
curahkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam yang telah membimbing umatnya dalam cahaya
peradaban, semoga kita semua mendapatkan syafa’atnya di hari
kiamat nanti.
Tak lupa penulis sampaikan terimakasih kepada kedua
orang tua penulis yaitu, Dedi Kusmayadi dan Neneng Siti Rukoyah
yang telah berusaha dengan seluruh jiwa raga atas pendidikan
penulis, memberikan seluruh kasih sayang, doa, dukungan,
semangat, dan segala keridhaannya sehingga penulis dapat terus
berusaha untuk meraih cita-cita. Semoga Allah Subhanallahu wa
ta’ala selalu memberikan kesehatan, rezeki dan ridho-Nya.
Selama masa penelitian, penulisan, dan penyelesaian
skripsi ini penulis meyadari banyak mendapat bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Maka penulis ingin mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
ii
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Bapak Suparto M.Ed, Ph.D
selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Ibu Dr. Raudhonah,
MA selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum dan
Bapak Dr. Suhaimi, MA selaku Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
3. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Program
Studi Manajemen Dakwah dan Bapak Drs. Sugiharto, MA
selaku Sekretaris Program Studi Manajemen Dakwah.
4. Bapak Mulkanasir, BA, S.Pd, MM selaku Dosen Penasihat
Akademik yang telah membimbing dan mengarahkan penulis
selama menjadi mahasiswa.
5. Bapak Muhamad Zen, MA selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang telah bersedia membimbing penulis dari awal hingga
akhir penyelesaian penelitian skripsi ini.
6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Program Studi Manajemen Dakwah
yang telah memberikan Pengajaran dan Pembelajaran teori
maupun pengalaman hidup yang luar biasa.
7. Bapak Mahrus Ali selaku Manajer Rumah Gemilang
Indonesia yang telah mengizinkan penulis meneliti di RGI
juga bersedia penulis wawancarai.
8. Pengurus Rumah Gemilang Indonesia serta seluruh jajaran
yang terlibat dalam penulisan dan penyelesaian skripsi.
iii
9. Teman-teman santri Rumah Gemilang Indonesia, Sdri. Dede
Rika dan Sdri. Nurul Hikmah santri jurusan tatabusana, Sdri.
Amelia Adetiani santri jurusan foto & video grafis, Sdr.
Gaspari dan Sdr. Cepi Husni santri jurusan Teknik Komputer
dan Jaringan, Sdri. Nisa Saipul Rahmi santri jurusan aplikasi
perkantoran, Sdri. Reza Nuraini santri jurusan desain grafis
yang telah bersedia penulis wawancarai untuk kepentingan
penelitian.
10. Suci Kusmayanti selaku kakak kandung penulis yang telah
memberikan ide, arahan serta dorongan.
11. Teman-teman seperjuangan prodi Manajemen Dakwah
angkatan 2014, khususnya MD B dan MD ZISWAF yang
telah berjuang bersama dalam susah maupun senang.
12. Teman-teman Laboratorium Amil Zakat, Infaq dan Shodaqoh
Manajemen Dakwah (LAZIS MD) 2017-2018.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, besar harapan penulis kepada
pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun
untuk kesempurnaan hasil penelitian ini. Demikian penelitian ini
penulis buat, semoga dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Jakarta, 19 September 2018
Arif Budiman
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................. vii
DAFTAR TABEL ................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................... 1
B. Batasan dan Perumusan Masalah ........................ 3
1. Batasan Masalah .......................................... 3
2. Perumusan Masalah ..................................... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................... 4
1. Tujuan Penelitian ......................................... 4
2. Manfaat Penelitian ....................................... 4
D. Metodologi Penelitian ......................................... 5
1. Pendekatan Penelitian .................................. 5
2. Sumber Data ................................................ 6
3. Subjek dan Objek Penelitian ........................ 7
4. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................... 7
5. Metode Pengumpulan Data .......................... 8
6. Teknik Analisis Data ................................... 10
7. Teknik Penulisan .......................................... 10
E. Tinjauan Pustaka ................................................. 11
F. Sistematika Penulisan ......................................... 13
v
BAB II LANDASAN TEORI
A. Efektivitas ............................................................ 15
1. Pengertian Efektivitas ................................... 15
2. Tolak Ukur Efektivitas ................................. 17
3. Pendekatan Ukuran Efektivitas .................... 22
4. Kriteria Efektivitas Organisasi ..................... 24
B. Dana ..................................................................... 28
1. Pengertian Dana............................................. 28
2. Sumber-sumber Dana .................................... 29
C. Zakat .................................................................... 31
1. Pengertian Zakat ........................................... 31
2. Kedudukan Zakat Dalam Islam .................... 32
3. Landasan Hukum Zakat ................................ 34
4. Tujuan Zakat ................................................. 37
D. Pengelolaan.......................................................... 38
1. Pengertian Pengelolaan ................................ 38
2. Fungsi Pengelolaan ....................................... 40
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA AMIL ZAKAT
NASIONAL AL-AZHAR
A. Sejarah dan Profil LAZNAS Al-Azhar ............... 43
B. Visi dan Misi ....................................................... 45
C. Tujuan dan Strategi.............................................. 46
D. Karakter Lembaga ............................................... 47
E. Struktur Organisasi .............................................. 48
F. Program-Program LAZNAS Al-Azhar ............... 51
vi
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Rumah Gemilang Indonesia (RGI) ...................... 59
B. Visi dan Misi ........................................................ 61
C. Sarana dan Prasarana ........................................... 61
D. Kegiatan Para Santri............................................. 65
E. Jumlah Santri RGI ................................................ 66
BAB V EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DANA ZAKAT
TERHADAP PROGRAM PENDIDIKAN RUMAH
GEMILANG INDONESIA LEMBAGA AMIL
ZAKAT NASIONAL AL-AZHAR
A. Pengelolaan Dana Zakat Terhadap Program
Pendidikan Rumah Gemilang Indonesia LAZNAS
Al-Azhar ............................................................. 73
B. Efektivitas Pengelolaan Dana Zakat Tehadap
Program Pendidikan Rumah Gemilang Indonesia
LAZNAS Al-Azhar ............................................. 79
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................... 87
B. Saran ................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 91
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1: Struktur Organisasi................................................. 50
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1: Tinjauan Pustaka 1 .................................................... 12
Tabel 1.2: Tinjauan Pustaka 2 .................................................... 13
Tabel 3.1: Susunan Organisasi LAZNAS Al-Azhar .................. 48
Tabel 4.1: Peralatan Praktikum & Workshop ............................. 63
Tabel 4.2: Jadwal Kegiatan Santri .............................................. 65
Tabel 4.3: Daftar santri RGI angkatan 19 tahun 2018 ................ 70
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Transkip Wawancara
Lampiran 2 : Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian Skripsi
Lampiran 4 : Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 5 : Foto-Foto Wawancara
Lampiran 6 : IMZ Award 2012
Lampiran 7 : Buletin APU 2017
Lampiran 8 : Formulir Pendaftaran
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Zakat adalah pondasi Islam yang berfungsi menjaga
keseimbangan kehidupan. Zakat adalah tuntunan untuk terus
meningkatkan kesejahteraan bagi mereka yang tidak berdaya.
Zakat adalah sebuah ajaran Islam guna melindungi orang-
orang miskin agar senantiasa terperhatikan dalam
ketidakberdayaanya. Zakat adalah syariat Islam yang
diturunkan sebagai sarana penciptaan keadilan ekonomi,
kesejahteraan, dan kemakmuran, sekaligus sebagai instrument
agar setiap muslim selalu peduli dan memperhatikan keadaan
di sekelilingnya.1
Peranan zakat sangatlah penting bagi kesejahteraan
masyarakat apabila di kelola dengan baik dan optimal,
terdapat banyak Lembaga sosial yang beroriantasi pada
pengelolaan dana zakat, infak maupun shadaqah salah satunya
ialah Lembaga Amil Zakat Nasional Al-Azhar. LAZNAS Al-
Azhar adalah satuan kerja yang dibentuk oleh Yayasan
Pesantren Islam Al-Azhar yang bertujuan untuk
memberdayakan masyarakat dhuafa melalui optimalisasi dana
Zakat, Infaq, Sedekah dan dana sosial lain yang dibenarkan
oleh syariat agama & sumber daya yang ada di masyarakat dan
1 Didin Hafidhuddin, Membangun Peradaban Zakat, Meniti Jalan
Kegemilangan Zakat (Jakarta: Divisi Publikasi Institut Manajemen Zakat,
2006), h. 2
2
bukan berorientasi pada pengumpulan profit bagi pengurus
organisasi.
Sebagai lembaga amil zakat nasional Al-Azhar
memiliki tujuan untuk menghimpun dan memberdayakan
dana Zakat kepada masyarakat yang salah satunya dilakukan
melalui program pendidikan. Rumah Gemilang Indonesia
adalah salah satu bentuk realisasi dari program pendidikan
yang dimiki oleh LAZNAS Al-Azhar, RGI bertujuan untuk
mengurangi angka pengangguran di Indonesia khususnya dari
kalangan usia produktif, secara langsung RGI ikut serta
membantu program pemerintah dalam pengentasan
kemiskinan yang disebabkan banyaknya pengangguran.
Program-program yang dijalankan oleh LAZNAS Al-
Azhar tentunya memiliki tujuan nya masing-masing seperti
halnya program Pendidikan yang salah satunya ialah Rumah
Gemilang Indonesia yang memiliki tujuan memberdayakan
para pemuda yang masih dalam usia produktif yang nantinya
akan berdampak pada terentaskannya angka pengangguran
secara perlahan.
Tercapainya sebuah tujuan merupakan suatu tolak
ukur sebuah efektivitas organisasi. Efektivitas merupakan
kemampuan untuk mencapai tujuan tertentu dengan cara atau
peralatan yang tepat.2 Efektivitas dapat juga diartikan suatu
besaran atau angka untuk menunjukkan sampai seberapa jauh
2 T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 2003), Cet. Ke-
18, h. 7.
3
sasaran (target) tercapai.3 Oleh karena itu penulis tertarik
untuk meneliti lebih jauh mengenai pencapaian tujuan dari
program pendidikan Rumah Gemilang Indonesia yang
dijalankan oleh LAZNAS Al-Azhar diukur dari segi
keefektivitasannya. Maka penulis membuat skripsi dengan
judul: “Efektifitas Pengelolaan Dana Zakat Pada Program
Pendidikan Rumah Gemilang Indonesia Lembaga Amil
Zakat Nasional Al-Azhar”.
B. Batasan dan Perumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Agar masalah dalam skripsi ini lebih terarah dan
tetap pada inti pembahasan yang penulis inginkan juga
sesuai dengan latar belakang masalah, maka dalam
penulisan skripsi ini penulis membatasinya, pada:
pencapaian tujuan dari Rumah Gemilang Indonesia dalam
mengelola dana zakat yang berdampak pada pengentasan
pengangguran usia produktif.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah
diatas maka pada perumusan masalah maka penulis
membuat perumusan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana pengelolaan dana zakat pada program
pendidikan Rumah Gemilang Indonesia Lembaga
Amil Zakat Nasional Al-Azhar?
3 Eti Rochaety dan Ratih Tresnati, Kamus Istilah Ekonomi, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2005), h. 71.
4
b. Bagaimana efektivitas pengelolaan dana zakat pada
program pendidikan Rumah Gemilang Indonesia
Lembaga Amil Zakat Nasional Al-Azhar?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui pengelolaan dan zakat pada
program pendidikan Rumah Gemilang Indonesia
Lembaga Amil Zakat Nasional Al-Azhar.
b. Untuk mengetahui efektivitas pengelolaan dana zakat
pada pendidikan Rumah Gemilang Indonesia
Lembaga Amil Zakat Nasional Al-Azhar.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Akademik
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan
serta dapat menghasilkan dan mensosialisasikan teori
yang diperoleh selama perkuliahan serta menjadi
wahana pengetahuan mengenai Manajemen zakat bagi
peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti
tentang penggunaan dana zakat lebih mendalam.
b. Bagi Praktisi
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini
adalah agar para pengelola dana zakat (amil) tidak
hanya menghimpun dan kemudian menyalurkan
kepada kaum dhuafa tetapi dapat memproduktifkan
dana zakat tersebut dengan membuat program-
5
program yang dapat memenuhi kebutuhan para
mustahik secara maksimal.
c. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat menghasilkan informasi
yang dapat menambah wawasan masyarakat dalam
penggunaan dana zakat yang Al-Azhar lakukan
terhadap program pendidikan Rumah Gemilang
Indonesia.
D. Metodologi Penelitian
Metode penelitian adalah seperangkat pengetahuan
tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang
pencarian data yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk
diolah, dianalisa dan diambil kesimpulan.4
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
metode kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati.5 Penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif
analisis untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Tujuan
dari penelitian kualitatif adalah untuk memberikan
kondisi gambaran secara utuh mengenai objek yang ingin
diteliti.
4 Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta:
Logos, 1999), cet ke-2, h. 1. 5 Lexy J. Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2000), cet ke-1, h. 138.
6
2. Sumber Data
Data adalah yang sangat penting dalam sebuah
penelitian karena bila tidak ada data maka penelitian tidak
dapat dilakukan. Dari sekian banyak data yang diperoleh
hanya data-data penting sajalah yang penulis ambil agar
arah penelitian tetap pada jalurnya dan sesuai dengan
tujuan yang diharapkan. Dalam pengumpulan data
penulis mendapatkan berbagai macam data yang
diklarifikasikan kedalam beberapa poin sebagai berikut:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung
diperoleh dari sumber data pertama di lokasi
penelitian atau sumber data pertama di mana sebuah
data dihasilkan.6 Data primer akan penulis dapatkan
melalui wawancara dengan pihak terkait. Wawancara
dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data
sepihak yang dikerjakan secara sistematis
berlandaskan pada tujuan penelitian. Dengan
penelitian langsung melalui pihak yang terkait guna
memperoleh data-data mengenai efektivitas
pengelolaan dana zakat pada program pendidikan
Rumah Gemilang Indonesia Lembaga Amil Zakat
Nasional Al-Azhar.
6 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif. (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2001), h. 122.
7
b. Data Skunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh
dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data
yang dibutuhkan penulis. Data sekunder diperoleh
dari dokumen-dokumen seperti buku, jurnal, surat
kabar, artikel atau data-data yang diperoleh dari
Rumah Gemilang Indonesia. Data sekunder yang
diperoleh dari arsip data dalam bentuk tabel, bagan,
matriks, gambar dan lain sebagainya.7 Selain itu, data
sekunder diperoleh dari literatur-literatur
kepustakaan seperti buku-buku, jurnal dan sumber
lainnya yang berkaitan dengan materi skripsi ini.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian ini adalah kantor
dan sekaligus asrama program Rumah Gemilng Indonesia
yang beralamat di Jl. Pengasinan Rt 01/06, Kampung
Kebon Kopi, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan
Sawangan, Kota Depok dan orang-orang yang dapat
memberikan informasi dan data, yaitu manajer Rumah
Gemilang Indonesia, pengurus dan para santri RGI.
Sedangkan yang menjadi Objek penelitian ini adalah
pengelolaan dana zakat pada Rumah Gemilang Indonesia.
4. Lokasi dan Waktu Penelitian
Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini adalah
kantor program sekaligus asrama Rumah Gemilang
7 Marzuki, Metodologi Riset, (Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UII
Yogyakarta, 1983), h. 57.
8
Indonesia yang berlokasi Jl. Pengasinan Rt 01/06,
Kampung Kebon Kopi, Kelurahan Pengasinan,
Kecamatan Sawangan, Kota Depok. Sedangkan waktu
penelitian ini diperkirakan dimulai pada bulan Juli hingga
bulan September 2018.
5. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah
yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan
utama dari penelitian adalah mendapatkan data.8 Teknik
pengumpulan data ini dilakukan dengan:
a. Observasi
Observasi adalah suatu kegiatan
pengumpulan data yang dilakukan melalui
pengamatan dan mencatat fenomena yang muncul
dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam
fenomena tersebut.9 Hingga saat ini ada dua model
observasi yang sudah biasa dilakukan sesuai dengan
standar yang ditetapkan. Pertama, Observasi secara
langsung dan ikut tetlibat dalam peristiwa yang
sedang dijadikan objek observasi. Dan Kedua,
observasi non partisipasi, yakni pembimbing berada
di luar objek atau peran yang sedang diidentifikasi,
bisa dari jarak dekat atau jarak jauh. Artinya, pihak
8 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,
2005), h. 62. 9 E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian
Psikologi, (Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan
Pendidikan Psikologi, LPSP3 UI, 1983), h. 62.
9
observer hanya mengamati dan mencatan fakta atau
kejadian-kejadian yang tampak sebagaimana
layaknya orang yang sedang mengamati sesuatu.
Dalam observasi peneliti melakukan pencatatan apa
yang bisa dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga,
kemudian peneliti tuangkan dalam penulisan skripsi
ini sesuai dengan data yang dibutuhkan.
b. Wawancara10
Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua
orang atau lebih secara langsung. Pewawancara
disebut interviewer, sedangkan orang yang
diwawancara disebut interview.
Jenis wawancara ada dua, yaitu wawancara
terpimpin dan tidak terpimpin. Wawancara terpimpin
ialah Tanya jawab yang terarah untuk
mengumpulkan data yang relevan saja. Wawancara
tidak terpimpin ialah wawancara yang tidak terarah.
Kelemahannya ialah tidak efisien waktu, biaya dan
tenaga.
c. Studi Dokumentasi
Dokumentasi ialah pengambilan data yang
diperoleh melalui dokumen-dokumen.11 Penulis
menggunakan data-data dan sumber yang ada
hubungannya dengan masalah yang akan dibahas,
10 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian
Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 55-56. 11 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian
Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h.53.
10
data-data tersebut penulis peroleh dari arsip-arsip
mengenai pengelolaan dana zakat pada program
Pendidikan Rumah Gemilang Indonesia.
6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah suatu proses
mengorganisasikan dan mengurutkan ke dalam pola,
kategori dan suatu uraian dasar kemudian dianalisa agar
mendapatkan hasil bedasarkan yang ada. Hal ini
disesuaikan dengan metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif.12
Data yang diperoleh dari buku-buku, artikel-
artikel, maupun tulisan-tulisan yang didapat melalui
internet kemudian diklasifikasikan kebenarannya untuk
dimasukkan ke masing-masing variabel dan kemudian
diinterpretasikan. Begitu pula data yang diperoleh dari
hasil lapangan, maka setiap pertanyaan dan jawaban dari
wawancara akan dimasukkan ke variabel yang tepat untuk
dapat diinterpretasikan.
7. Teknik Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini penulis berpedoman
dan mengacu pada “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
(Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta” yang ditetapkan oleh Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 14 Juni 2017.
12 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktek, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), h. 11.
11
E. Tinjauan Pustaka
Dari beberapa skripsi yang penulis baca, banyak
pendapat yang harus diperhatikan dan menjadi perbandingan
selanjutnya. Adapun setelah penulis melakukan kajian
kepustakaan, penulis menemukan beberapa skripsi yang
menggunakan teori efektivitas dalam pembahasannya, judul-
judul skripsi tersebut adalah:
Tabel 1.1: Tinjauan Pustaka 1
Nama Peneliti Sayidatu Syarifah Sudrajat
Judul penelitian “Efektivitas pendayagunaan dana wakaf
terhadap program-program Badan wakaf
al-qur’an jakarta tahun 2016”
Program Studi Manajemen Dakwah
Keterangan dan
Isi Penelitian
Skripsi ini membahas tentang
pedayagunaan dan wakaf terhadap program
badan wakaf al-qu’an Jakarta tahun 2016.
Perbedaan Perbedaan dapat terlihat pada objek
penelitian, penelitian pada skripsi ini
menggunakan badan wakaf al-qu’an
sebagai objek penelitiannya. Juga pokok
pembahasannya berorientasi pada dana
Wakaf.
12
Persamaan Penelitian pada skripsi ini mengangkat
tema teori efektivitas terhadap suatu
program.
Tabel 1.2: Tinjauan Pustaka 2
Nama Peneliti Ade Rahmawan
Judul penelitian “Efektifitas Dana Ziswaf Dompet Dhuafa
Terhadap Pengembangan Program
Pendidikan
Pada Sekolah Smart Ekselensia Indonesia”
Program studi Muamalat (Ekonomi Islam)
Keterangan dan
Isi Penelitian
Skripsi ini berisikan pembahasan tingkat
keberhasilan pendayagunaan dana Ziswaf
terhadap salah satu program Dompet
Dhuafa.
Perbedaan Objek penelitian pada skripsi ini adalah
Lembaga Amil Zakat Nasional Dompet
Dhuafa. Perbedaan juga dapat dilihat dari
subjek penelitiannya, yang mana pada
skripsi ini subjek penelitiannya adalah
sebuah sekolah binaan Dompet Dhuafa.
Persamaan Penelitian pada skripsi ini mengangkat
tema ZIS dan manfaatnya bagi masyarakat.
Dilihat dari judul-judul di atas, penelitian penulis
berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian kali
13
ini menggambarkan bagaimana penulis meniliti mengenai
pencapaian tujuan sebuah program yang dimiliki oleh
Lembaga Amil Zakat Nasional Al-Azhar dalam pemanfaatan
dana zakat yang direalisasikan kepada program pendidikan
Rumah Gemilang Indonesia.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penilulisan skripsi ini terdiri dari lima bab
yang dibagi dalam sub bab dan setiap sub bab mempunyai
pembatasan masing-masing yang akan saling berkaitan antara
satu dengan yang lainnya, yaitu sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini, penulis menguraikan hal-hal yang
terkait dengan latar belakang masalah, batasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metodologi penelitian, tijauan pustaka, serta
sistematika penulisan.
BAB II: LANDASAN TEORI
Pada bab ini memuat tentang teori efektivitas yang
meliputi pengertian efektivitas menurut para ahli.
Selain itu, pembahasan mengenai teori pengelolaan
yang meliputi pengertian pengelolaan menurut para
ahli. Kemudian pembahasan tentang Zakat, yang
meliputi pengertian, rukun dan syarat-syaratnya,
serta penjelasan tentang pengertian pengelolaan
dana zakat.
14
BAB III: GAMBARAN UMUM LEMBAGA AMIL
ZAKAT NASIONAL AL-AZHAR
Pada bab ini membahas tentang profil Lembaga
Amil Zakat Nasional Al-Azhar yang meliputi
sejarah singkat, visi dan misi, tujuan dan strategi,
karakter lembaga, struktur organisasi dan program-
program yang dimilikinya.
BAB IV: Pada bab ini berisikan data dan temuan penelitian
BAB V: “EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DANA
ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN
RUMAH GEMILANG INDONESIA
LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL AL-
AZHAR”
Pada bab ini berisikan hasil penelitian yang peneliti
peroleh dari Rumah Gemilang Indonesia Lembaga
Amil Zakat Nasional Al-Azhar.
BAB VI: PENUTUP
Pada bab ini mencakup kesimpulan dari
keseluruhan pembahasan yang telah diuraikan pada
bab-bab sebelumnya serta saran-saran yang dapat
penulis sampaikan dalam skripsi ini.
15
BAB II
LANDASAN TEORI TENTANG
EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DANA ZAKAT
A. Efektivitas
1. Pengertian Efektivitas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
efektivitas berasal dari kata efektif yang mempunyai
beberapa arti, antara lain: ada efeknya; manjur atau
mujarab; dapat membawa hasil; berhasil guna; mangkus;
dan mulai berlaku. Dari kata itu muncul kata keefektifan
yang berarti keadaan, berpengaruh; hal berkesan;
kemanjuran; kemujaraban; keberhasilan; kemangkusan;
dan hal mulai berlakunya.1 Adapun pengerttian efektivitas
menurut para ahli sebagai berikut:
a. Menurut Ahli Manajemen Peter F. Drucker yang
dikutip oleh T. Hani Handoko, Efektif adalah
melakukan pekerjaan yang benar (doing the right
things). Sedangkan efisiensi adalah melakukan
pekerjaan yang benar (doing things right). Efektifitas
merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang
tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.2
b. Mahmudi berpendapat dalam bukunya Manajemen
Kinerja Sektor Publik mendefinisikan bahwa
1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), h. 374. 2 T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 2003), Cet. Ke-
18, h. 7.
16
Efektivitas merupakan hubungan antara output
dengan tujuan, semakin besar kontribusi
(sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan,
maka semakin efektif organisasi, program atau
kegiatan3
c. Menurut Supriyono, efektivitas merupakan
hubungan antara keluaran suatu pusat tanggung
jawab dengan sasaran yang mesti dicapai, semakin
besar konstribusi daripada keluaran yang dihasilkan
terhadap nilai pencapaian sasaran tersebut, maka
dapat dikatakan efektif pula unit tersebut.4
d. Menurut E. Mulyasa, efektivitas juga dapat diartikan
sebagai adanya kesesuaian antara orang yang
melaksanakan tugas yang dituju. Selanjutnya
dijelaskan bahwa efektivitas adalah berkaitan erat
dengan perbandingan antara tingkat pencapaian
tujuan dengan rencana yang telah disusun
sebelumnya, atau perbandingan hasil nyata dengan
hasil yang direncanakan.5
Dari pendapat para ahli di atas, penulis
menyimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu usaha yang
3 Mahmudi, Manajemen Kinerja Sektor Publik, (Yogyakarta:
Akademik Manajemen Perusahaan JKPN, 2005), h. 92. 4 Supriyono, Sistem Pengendalian Manajemen, (Yogyakarta: BPFE,
2000), h. 29. 5 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, dan
Impelemntasi, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004), h. 82.
17
dijalankan secara tepat yang bertujuan untuk mencapai
sebuah keberhasilan. Efektivitas yang di maksud dalam
penelitian ini adalah pencapaian hasil pengelolaan dana
zakat terhadap sebuah program yang dimiliki oleh
Lembaga Amil Zakat yang penulis teliti.
2. Tolak Ukur Efektivitas
Efektivitas menjadi suatu hal yang paling utama
dalam pengukuran keberhasilan organisasi atau
perusahaan. Dalam hal ini khususnya bagi organisasi
filantropi keislaman. Pengukuran efektivitas secara umum
dan yang paling menonjol meliputi keberhasilan program
keberhasilan sasaran, kepuasan terhadap program dan
tingkat input dan output.
Menurut T. Hani Handoko dalam bukunya
Manajemen menyebutkan bahwa untuk mencapai
efektivitas organisasi haruslah memenuhi syarat atau
standar ukuran sebagai berikut:6
a. Kegunaan, yakni agar berguna bagi manajemen
dalam pelaksanaan fungsi-fungsinya yang lain, suatu
rencana harus fleksibel, stabil, berkesinambungan
dan sederhana.
b. Ketepatan dan objektifitas, maksudnya semua
rencana harus dievaluasi untuk mengetahui apakah
jelas, ringkas, nyata dan akurat.
6 T. Hani Handoko, Manajemen, h. 103-105.
18
c. Ruang lingkup, yakni perlu memperhatikan prinsip-
prinsip kelengkapan, kepaduan dan konsistensi.
d. Efektivitas biaya, dalam hal ini efektifitas biaya
menyangkut waktu, usaha dan aliran emosional.
e. Akuntabilitas, terdapat dua aspek akuntabilitas;
pertama tanggung jawab atas pelaksanaan, kedua
tanggung jawab atas implementasinya.
f. Ketepatan waktu, yakni suatu perencanaan,
perubahan-perubahan yang terjadi sangat cepat akan
dapat menyebabkan rencana tidak tepat atau sesuai
untuk berbagai perbedaan waktu.
Pendapat di atas mengemukakan bahwa untuk
mencapai suatu efektivitas haruslah memenuhi syarat-
syarat berupa kegunaan, ketepatan dan objektifitas, ruang
lingkup, efektivitas biaya, akuntabiltas, dan ketepatan
waktu.
Membahas masalah tolak ukur efektivitas memang
sangat bervariasi tergantung dari sudut terpenuhinya
beberapa kriteria akhir. Menurut pendapat Richard M.
Steers dalam bukunya Efektivitas Organisasi yang
diterjemahkan oleh Magdalena Yamin menyebutkan
beberapa hal yang dapat menjadi tolak ukur daripada
efektivitas, yaitu:7
7 Richard M. Steers, Efektivitas Organisasi, penerjemah Magdalena
Yamin, (Jakarta: Erlangga 1980), h. 46-48.
19
a. Kualitas, artinya adalah kualitas yang dihasilkan oleh
organisasi
b. Produktivitas, artinya kuantitas dari jasa yang
dihasilkan
c. Kesiagaan, yaitu penilaian menyeluruh sehubungan
dengan kemungkinan dalam hal penyelesaian suatu
tugas khusus dengan baik
d. Efisiensi merupakan perbandingan beberapa aspek
prestasi terhadap biaya untuk menghasilkan prestasi
tersebut
e. Penghasilan yaitu jumlah sumber daya yang masih
tersisa setelah semua biaya dan kewajiban dipenuhi
f. Pertumbuhan adalah suatu perbandingan mengenai
eksistensi sekarang dan masa lalunya
g. Stabilitas yaitu pemeliharaan struktur, fungsi dan
sumber daya sepanjang waktu
h. Kecelakaan yaitu frekuensi dalam hal perbaikan yang
berakibat pada kerugian waktu
i. Semangat Kerja yaitu adanya perasaan terikat dalam
hal pencapaian tujuan, yang melibatkan usaha
tambahan, kebersamaan tujuan dan perasaan
memiliki
j. Motivasi artinya adanya kekuatan yang mucul dari
setiap individu untuk mencapai tujuan
k. Kepaduan yaitu fakta bahwa para anggota organisasi
saling menyukai satu sama lain, artinya bekerja sama
dengan baik, berkomunikasi dan mengkoordinasikan
20
l. Keluwesan Adaptasi artinya adanya suatu
rangsangan baru untuk mengubah prosedur standar
operasinya, yang bertujuan untuk mencegah
keterbekuan terhadap rangsangan lingkungan
Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan di
atas, maka penulis berpendapat bahwa tolak ukur
efektivitas menurut Richard M. Steers adalah suatu standar
yang harus terpenuhi untuk mencapai sebuah sasaran dan
tujuan yang akan dicapai serta menunjukan sejauh mana
tingkat organisasi tersebut.
Pendapat lain mengenai tolak ukur efektivitas
dikemukakan oleh Sudarwan Danim dalam bukunya yang
berjudul Motivasi, Kepemimpinan dan Efektivitas
Kelompok yang menyebutkan beberapa variable yang
mempengaruhi sebuah efektivitas, yaitu:8
a. Variabel bebas (independent variable)
Yaitu variabel pengelola yang mempengaruhi
variabel terikat yang sifatnya given dan adapun
bentuknya, sebagai berikut:
1) Struktur yaitu tentang ukuran
2) Tugas yaitu tugas dan tingkat kesulitan
3) Lingkungan yaitu keadaan fisik baik organisasi,
tempat kerja maupun lainnya
8 Sudarwan Danim, Motivasi, Kepemimpinan dan Efektivitas
Kelompok, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 121-122.
21
4) Pemenuhan kebutuhan yaitu kebutuhan fisik
organisasi, kebutuhan di tempat kerja dan lain-
lain.
b. Variabel terikat (dependent variable)
Yaitu variabel yang dapat dipengaruhi atau dapat
diikat oleh variabel lain dan berikut adalah contoh
dari variabel terikat, yaitu:
1) Kecepatan dan tingkat kesalahan pengertian
2) Hasil umum yang dapat dicapai pada kurun
waktu tertentu.
c. Variabel perantara (interdependent variable)
Yaitu variabel yang ditentukan oleh suatu proses
individu atau organisasi yang turut menentukan efek
variabel bebas.
Sehubungan dengan hal di atas, maka hal-hal yang
mempengaruhi efektivitas adalah ukuran, tingkat
kesulitan, kepuasan, hasil dan kecepatan, serta
individu/organisasi dalam melaksanakan sebuah
kegiatan/program, di samping itu dilakukan pula tahap
evaluasi sehingga dapat diketahui kekurangan atau
kelebihan apa yang terjadi.
Bedasarkan pendapat-pendapat mengenai tolak
ukur efektivitas di atas penulis menyimpukan bahwa tolak
ukur efektivitas adalah dasar pemikiran yang digunakan
untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan
22
kinerja sebuah organisasi dalam mencapai tujuan tertentu,
dan dari penapat-pendapat tersebut penulis lebih
cenderung kepada teori yang dikemukakan oleh T. Hani
Handoko yang berpendapat bahwa suatu hal dapat
dikatakan efektif apabila telah memenuhi syarat-syarat
seperti kegunaan, ketepatan dan objektifitas, ruang
lingkup, efektivitas biaya, akuntabiltas, dan ketepatan
waktu.
3. Pendekatan Ukuran Efektivitas
Dalam mengukur tingkat efektivitas sebuah
organisasi dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan,
dan adapun kriteria untuk mengukur efektivitas suatu
organisasi ada tiga pendekatan yang dapat digunakan,
seperti yang dikemukakan oleh Martani dan Lubis dalam
bukunya Teori Organisasi: Suatu Pendekatan Makro,
yakni:9
a. Pendekatan Sumber (resource approach) yakni
mengukur efektivitas dari input. Pendekatan
mengutamakan adanya keberhasilan organisasi untuk
memperoleh sumber daya, baik fisik maupun nonfisik
yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
b. Pendekatan proses (process approach) adalah untuk
melihat sejauh mana efektivitas pelaksanaan program
9 S.M. Hari Lubis dan Martani Huseini, Teori Organisasi: Suatu
Pendekatan Makro, (Jakarta: Pusat Antar Universitas Ilmu-ilmu Sosial
Universitas Indonesia, 1987), h. 55.
23
dari semua kegiatan proses internal atau mekanisme
organisasi.
c. Pendekatan sasaran (goals approach) dimana pusat
perhatian pada output, mengukur keberhasilan
organisasi untuk mencapai hasil (output) yang sesuai
dengan rencana.
Menurut Suwarto dalam bukunya Prilaku
Keorganisasian Pendekatan terhadap efektivitas
digunakan untuk mengukur sejauh mana tercapainya
aktivitas organisasi tersebut. Ada beberapa pendekatan
yang digunakan terhadap efektivitas yaitu:10
a. Pendekatan Tujuan
Pendekatan tujuan yaitu pendekatan yang menekankan
pada pentingnya pencapaian tujuan sebagai kriteria
penilaian keefektifan.
b. Pendekatan Teori Sistem
Pendekatan teori sistem menekankan pentingnya
adaptasi tuntutan ekstern sebagai kriteria penilaian
keefektifan.
c. Pendekatan Teori Multipel Konstituensi
Pendekatan teori multi konstituensi mengemukakan
bahwa organisasi dapat dikatakan efektif apabila dapat
memenuhi tuntutan dari konstituensi yang terdapat di
dalam lingkungan organisasi, yaitu konstituensi yang
10 FX. Suwarto, Perilaku Keorganisasian Buku Panduan Mahasiswa,
(Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 1999), Cet. Ke-1, h. 5-8.
24
menjadi pendukung kelanjutan eksistensi organisasi
tersebut.
Berdasarkan uraian di atas penulis berpendapat
bahwa suatu hal dapat dilihat tingkat efektivitasnya
dengan beberapa pendekatan sesuai dengan
pendekatan/sudut pandang mana yang digunakan. Penulis
juga berpendapat bahwa tingkat efektivitas juga dapat
diukur dengan membandingkan antara rencana yang telah
ditentukan dengan hasil nyata yang telah diwujudkan.
Namun, jika usaha atau hasil pekerjaan dan tindakan yang
dilakukan tidak tepat sehingga menyebabkan tujuan atau
sasaran yang diharapkan tidak tercapai, maka hal itu
dikatakan tidak efektif.
4. Kriteria Efektivitas Organisasi
Efektivitas menjadi suatu hal yang paling utama
dalam pengukuran keberhasilan sebuah organisasi.
Efektivitas organisasi adalah suatu kemampuan yang
dikerjakan secara tepat atas keberhasilan atau kesuksesan
dalam nilai pencapaian hasil sebuah organisasi. Efektivitas
organisasi adalah tingkat keberhasilan pencapaian tujuan
organisasi (target) atau dengan rumus E = R/T (E:
Efektivitas, R: Realisasi, T: Target). R adalah proses
dalam hal produksi, dan setiap proses terdiri dari input,
throughput dan output.11
11 Syarif Makmur, Pemberdayaan Sumber daya Manusia dan
Efektivitas organisasi. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 124
25
Konsep efektivitas organisasi bergantung pada teori
sistem dan dimensi waktu. Kriteria efektivitas harus
merefleksikan keseluruhan siklus input-proses-output dan
kriteria efektivitas harus merefleksikan hubungan antara
organisasi dan lingkungan luarnya. Oleh karena itu,
efektivitas organisasi merupakan suatu konsep menyeluruh
yang menyertakan sejumlah konsep komponen.12 Kriteria
efektivitas organisasi adalah sebagai berikut:13
a. Produksi
Sebagai salah satu kriteria keefektifan,
produksi mengacu pada ukuran keluaran utama
organisasi. Produksi mencerminkan kemampuan
organisasi untuk menghasilkan jumlah dan kualitas
keluaran yang dibutuhkan lingkungan. Konsep ini
meniadakan setiap pertimbangan efisiensi. Ukuran
produksi mencakup keuntungan, penjualan, pangsa
pasar, rekanan yang dilayani dan sebagainya. Ukuran
tersebut berhubungan secara langsung dengan
keluaran yang dikonsumsi oleh pelanggan dan
rekanan organisasi bersangkutan.
b. Efisiensi
Sebagai salah satu kriteria keefektifan,
efisiensi mengacu pada ukuran penggunaan sumber
12 John M Ivancevich, Robert Konopaske dan Michael T. Matteson,
Perilaku dan Manajemen Organisasi, penerjemah Gina Gania, (Jakarta:
Erlangga, 2007), h. 23. 13 Gibson, Ivancevich dan Donnelly, Organisasi Perilaku-Struktur-
Proses, penerjemah Djarkasih, (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 34-35.
26
daya yang langka oleh organisasi. Efisiensi
didefinisikan sebagai perbandingan keluaran
terhadap masukan. Kriteria jangka pendek ini
memfokuskan perhatian atas siklus keseluruhan dari
masukan-proses-keluaran, dengan menekankan pada
elemen masukan dan proses. Ukuran-ukuran efisiensi
antara lain keuntungan dari modal, biaya per unit,
pemborosan, waktu terluang dan sebagainya.
Efisiensi diukur menurut rasio (perbandingan) yang
dalam bentuk umum ialah rasio antara keuntungan
dengan biaya atau waktu yang dipergunakan.
c. Kepuasan
Sebagai salah satu kriteria keefektifan,
kepuasan menjadi ukuran keberhasilan organisasi
memenuhi kebutuhan karyawan dan anggotanya. Ide
organisasi sebagai suatu sistem sosial menuntut agar
diperhatikan beberapa pertimbangan yang
bermanfaat bagi para pesertanya, termasuk para
pelanggan dan rekanan. Kepuasan dan moral adalah
ukuran yang serupa untuk menunjukkan tingkat di
mana organisasi memenuhi kebutuhan karyawannya.
Ukuran kepuasan mencakup sikap karyawan,
pergantian karyawan, keabsenan, kelambanan dan
keluhan.
d. Adaptasi
Sebagai salah satu kriteria keefektifan,
adaptasi adalah suatu ukuran ketanggapan organisasi
27
terhadap tuntutan perubahan. Adaptasi adalah tingkat
di mana organisasi dapat dan benar-benar tanggap
terhadap perubahan internal dan eksternal. Adaptasi
dalam hal ini megacu pada kemampuan manajemen
merasakan perlunya perubahan dalam lingkungan,
termasuk perubahan dalam tubuh organisasi sendiri.
Ketidakefektifan dalam mencapai produksi,
ketidakefesienan dan ketidakpuasan merupakan
pertanda perlunya adaptasi praktek dan
kebijaksanaan manajerial.
e. Pengembangan
Sebagai salah satu kriteria keefektifan,
pengembangan mengukur tanggung jawab organisasi
dalam memperbesar kapasitas dan potensinya untuk
berkembang. Kriteria ini mengukur kemampuan
organisasi untuk meningkatkan kapasitasnya
menghadapi tuntutan lingkungan. Suatu organisasi
harus melakukan berbagai upaya untuk memperbesar
kesempatan kelangsungan hidup jangka panjangnya.
Usaha-usaha pengembangan yang lazim ialah
program pelatihan bagi manajerial, tetapi akhir-akhir
ini cara pegembangan organisasi telah berkembang
meliputi sejumlah pendekatan psikologis dan
sosiologis.
Berdasarkan teori tersebut, efektivitas merupakan
penilaian terhadap hubungan target yang direncanakan
28
dengan realisasi yang dicapai. Realisasi merupakan
sebuah proses yang terdiri dari input, throughput, dan
output. Umumnya efektivitas organisasi masih terkait
dengan targetan dan tujuan organisasi, walaupun indikator
penilaian pencapaian target tersebut berbeda-beda.
B. Dana
1. Pengertian Dana
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
dana merupakan uang yang disediakan untuk suatu
keperluan juga dapat diartikan sebagai Pemberian, Hadiah
dan Derma.14
Dana sering diartikan sebagai kas, sedangkan kas
merupakan uang tunai yang dimiliki oleh suatu perusahaan
atau lembaga. Dalam hal ini, uang yang disediakan untuk
biaya kebutuhan, keperluan dan operasi kebutuhan sehari-
hari. Dana atau kas adalah merupakan bentuk aktivitas
yang paling likuid yang bisa digunakan segera untuk
memenuhi kewajiban keuangan dalam suatu organisasi.
Karena sifat likuidnya tersebut, kas memberikan
keuntungan yang paling rendah. Jika organisasi
menyimpan kas, uang, dana dalam bentuk rekening giro,
maka jasa giro yang diterima oleh organisasi prosentasinya
akan lebih rendah dari pada jika disimpan dalam bentuk
deposito berjangka. Adapun motif di dalam memiliki dana,
14 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
h. 314.
29
menurut John Maynad Keynes ada tiga motif, yaitu antara
lain:15
a. Motif transaksi, yaitu motif yang dilakukan
organisasi dalam upaya menyediakan dana untuk
membayar berbagai transaksi bisnisnya.
b. Motif berjaga-jaga, yaitu motif yang dilakukan untuk
mempertahankan saldo kas guna memenuhi
permintaan kas yang sifatnya tidak terduga.
Seandainya semua pengeluaran dan pemasukan dana
bisa diprediksikan dengan sangat akurat, maka saldo
kas untuk bermaksud jaga-jaga sangat rendah.
c. Motif spekulasi, yaitu dimaksudkan untuk
memperoleh keuntungan dari memiliki dan
menginvestasikan dana dalam bentuk investasi yang
sangat likuid.
Pengertian dana juga merupakan sebuah istilah
keuangan yang umum di dalam perusahaan yang merupakan
area fungsi bisnis yang bertanggung jawab untuk
mendapatkan dana, mengelolanya dan menentukan alternatif
penggunaan terbaik.16
2. Sumber-sumber Dana
Dalam suatu organisasi, dana sangatlah diperlukan
untuk kelangsungan hidupnya. Tanpa adanya dana, suatu
15 Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, Dasar-Dasar Menejemen
Keuangan, (Yogyakarta: UUP AMP YKPN,2002) h. 111-112. 16 Padji Anoraga, Menejemen Bisnis (Jakarta : PT Rineka Cipta ; 1997)
hal 244
30
organisasi tidak dapat berjalan sesuai dengan apa yang
diharapkan. Dan untuk mendapatkan dana tersebut, maka
diperlukan adanya sumbersumber dana. Secara umum
sumber dana dalam sebuah organisasi dapat
diklasifikasikan berasal dari dua sumber yaitu:17
a. Sumber dana dari dalam
Sumber dana dari dalam merupakan sumber
yang berasal dari operasi perusahaan, ini berarti dana
dari kekuatan sendiri.
b. Sumber dana dari luar
Kebutuhan dana yang diambil dari sumber-
sumber di luar perusahaan, dapat digunakan sebagai
pemenuhan kebutuhan. Sumber dana dari pemilik
atau calon pemilik yang artinya akan membentuk
modal sendiri. Bentuk sumber dana ini sering disebut
sebagai pembelajaran sendiri.
Adapun yang dimaksud sumber dana dalam
penelitian ini bukanlah dari keuntungan perusahaan
ataupun dana yang deperoleh untuk pemenuhan
kebutuhan perusahaan melainkan dana yang dimaksud
adalah dana zakat yang mana diperoleh dari para muzaki
yang membayarkannya atas dasar kewajiban mereka
sebagai seorang muslim.
17 Edilus, Pengantar Ekonomi Perusahaan, (Jakarta: Rineka Cipta,
1992) h. 250-251.
31
C. Zakat
1. Pengertian Zakat
Zakat berasal dari kata zaka yang berarti suci, baik,
berkah, tumbuh dan berkembang.18 Dalam kitab-kitab
Islam hukum zakat itu diartikan dengan suci, tumbuh dan
berkembang serta berkah. Dan jika pengertian itu
dihubungkan dengan harta, maka menurut ajaran Islam,
harta yang dizakati itu akan tumbuh, dan berkembang,
bertambah karena suci dan berkah (membawa kebaikan
bagi hidup dan kehidupan yang punya).19
Sedangkan menurut istilah, zakat adalah nama bagi
sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu
yang diwajibkan oleh Allah untuk dikeluarkan dan
diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan
persyaratan tertentu pula.20
Selain itu, ada istilah sedekah dan infak, sebagian
ulama fiqh, mengatakan bahwa sedekah wajib dinamakan
zakat, sedangkan sedekah Sunnah dinamakan infak.
Sebagian yang lain mengatakan infak wajib dinamakan
zakat, sedangkan infak Sunnah dinamakan sedekah.21
18 Didin Hafidhuddin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak,
Shadaqah, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), Cet Ke-1 h. 13. 19 M. Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta: UI
Press, 2012), h. 39. 20 Didin Hafidhuddin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak,
Shadaqah, h. 13. 21 Lili Bariadi, Muhamad Zen, dan Muhammad Hudri. Zakat Dan
Wirausaha. (Jakarta: CED, 2005), h. 4.
32
Mengutip dari Yusuf Qardawi berkata: “jiwa orang
yang berzakat itu menjadi bersih dan kekayaannya akan
bersih pula, bersih dan bertambah maknanya”.22 Berarti
suci dan tumbuh tidak dipakai hanya untuk kekayaan
semata, namun lebih dari itu juga untuk jiwa orang yang
menzakatkan hartanya, hal inipun sesuai dengan firman
Allah SWT. Dalam surat At-Taubah/9 : 103 berikut:
إن يهم
عل
يهم بها وصل زك
رهم وت
ه ط
ت
ةلهم صدق مو
من أ
ذخ
سميع عليم
وٱللهم
ن ل
ك سك
ت و
١٠٣ صل
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan
zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka
dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu
itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (At-Taubah:
103)
Disamping itu, zakat juga sebagai rukun Islam
yang ke-tiga dan juga memiliki fungsi sosial yang sangat
besar. Jika dikelola (baik mekanisme pengumpulan dan
pendistribusiannya) dengan baik maka zakat bisa
membantu mengatasi masalah kemiskinan.
2. Kedudukan Zakat Dalam Islam
Menurut Syaikh Sayyid Sabiq di dalam bukunya
al-Qawanin al-Fiqhiyyah Li Ibn Juziy diterangkan bahwa
22 M. Yusuf Qardawi, Hukum Zakat Study Komperatif mengenai status
dan filsafat zakat berdasarkan Qur’an dan Hadits, Penerjemah Salman Harun,
Didin Hafidhuddin dan Hasanuddin, (Jakarta: Pustaka Litera AntarNusa, 1987),
Cet. Ke-2 h. 34
33
zakat adalah suatu kewajiban bagi umat Islam yang telah
ditetapkan dalam Al-Qur’an, Sunah nabi, dan ijma’ para
ulama. Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang
selalu disebutkan sejajar dengan shalat. Inilah yang
menunjukkan betapa pentingnya zakat sebagai salah satu
rukun Islam. Bagi mereka yang mengingkari kewajiban
zakat maka telah kafir, begitu juga mereka yang melarang
adanya zakat secara paksa. Jika ada yang menentang
adanya zakat, harus dibunuh hingga mau
melaksanakannya.23 Pendapat tersebut didasari oleh hadits
riwayat Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Umar yang
dikutip oleh Syekh Yusuf al-Qardawi dalam bukunya
Hukum Zakat, sebagai berikut:24
ال ق
إله :رسول للا
ن ل
هدوا أ
ى يش اس حت اتل الن
قمرت أن أ
أ
اك وا الز
ت, ويؤ
ة
ل , ويقيموا الص
دا رسول للا ن محم
, و أ
للا
إن إل
, ف
ة
هم إلموال
ي دماءهم وأ
وا ذلك عصموا من عل
م و ف
اإلسل
بحق
.
ى للا حسابهم عل
Rasulullah bersabda: “Saya diinstruksikan untuk
memerangi mereka, kecuali bila mereka sudah
mengikrarkan syahadat bahwa tidak ada Tuhan selain
Allah dan Muhammad adalah RasulNya, mendirikan
Shalat, dan membayar zakat. Bila mereka sudah
melaksanakan hal itu, maka mereka sudah memperoleh
23 Abdul Al-Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Ekonomi Zakat Sebuah Kajian
Moneter dan Keuangan Syariah, Penerjemah Muhammad Abqary Abdullah
Karim, (Jakarta: PT. RajaGrafindo, 2006), h. 1. 24 M. Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, h. 81.
34
perlindungan dari saya, kecuali oleh karena hak-hak
Islam lain, yang dalam hal ini perhitungannya diserahkan
kepada Allah.”
3. Landasan Hukum Zakat
a. Al-Qur’an
Sebagai dasar hukum zakat, Al-Qur’an
menyebutnya sebanyak 82 kali. Ini menunjukan dasar
hukum zakat yang sangat kuat,25 adapun beberapa ayat
Al-Qur’an yang menjadi dasar hukum zakat
diantaranya sebagai berikut:
1) Surat Al-Baqarah/2: 110
وا
وءات
ة و
ل ٱلص
قيموا
ن وأ
م م نفسك
ل
موا
د ق وما ت
ة و
ك ٱلز
ون بصير عمل
بما ت
إن ٱلل
جدوه عند ٱلل
ير ت
١١٠ خ
“Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat.
Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi
dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya
pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha
Melihat apa-apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-
Baqarah: 110).
2) Surat At-Taubah/9: 11
م في كن و
إخ
ف
ة و
ك ٱلز
وا
وءات
ة و
ل ٱلص
اموا
ق وأ
ابوا
إن ت
ف
مون وم يعل
ت لق ي
ل ٱل
ص فين ون
١١ ٱلد
“Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan
menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah
25 Lili Bariadi, Muhamad Zen, dan Muhammad Hudri. Zakat Dan
Wirausaha, h. 7.
35
saudara-saudaramu seagama. Dan Kami
menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang
mengetahui”. (QS. At-Taubah: 11)
3) Surat At-Taubah/9: 60
ة فلؤ يها وٱل
ملين عل ع
كين وٱل س
ء وٱل
را
فق
ت لل
دق ما ٱلص إن
رمين وفي غاب وٱل
قوبهم وفي ٱلر
لبيل ق وٱبن ٱلس
سبيل ٱلل
عليم حكيم
وٱلل
ن ٱلل م ريضة
٦٠ ف
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk
orang-orang fakir, orang-orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, para mu´allaf yang
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak,
orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah
dan untuk mereka yuang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang
diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana”. (QS. At-Taubah: 60)
b. Hadits
Sedangkan dasar hukum zakat yang
berdasarkan sunnah diantaranya adalah sebagai
berikut:
1) Hadits dari Anas – menurut Bazzar – Rasulullah
SAW bersabda:26
و عبادته
لص للى الخ
يا عل
ن ارق الد
رك به, من ف
يش
, ل
ها ارق
, ف
اةك ى الز
, وآت
ة
ل ام الص
ق عنه راض وأ
.وللا
26 M. Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, h. 76.
36
“Siapa yang membuang dunia untuk hanya
beribadah kepada Allah dan tidak
mempersekutukannya, mendirikan shalat, dan
membayar zakat, lalu ia meninggal, maka
sungguh, Allah senang kepadanya.”
2) Hadits dari Abu Daud27
اها مؤ
عط
ج من أ
وها ت
ا آخذ إن
ه أجره, ومن منعها ف
لرا ف
د منها يحل آلل محم
نا, ل من عزمات رب
ر ماله, عزمة
ط
وش
يء.
ش “Barang siapa yang membayar zakat itu untuk
memperoleh pahala maka ia pasti mendapat
pahala itu, tapi barang siapa yang tidak
membayarnya maka kita akan mengutip zakat itu
beserta separuh kekayaannya. Ini merupakan
ketentuan tegas dari Tuhan, dan keluarga
Muhammad tidak boleh mengambil sedikitpun”.
c. Undang-undang
Dasar hukum tentang zakat terdapat dalam
Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Zakat, pada BAB I Pasal 1 Ayat 2: “Zakat
adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang
Muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang
berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam”.28
27 M. Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, h. 79. 28 http://pid.baznas.go.id/wp-content/peraturan/001 Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat FC pdf, diakses pada tanggal
25 Maret 2018.
37
Berdasarkan undang-undang tersebut maka hukum
menunaikan zakat di Indonesia adalah wajib.
4. Tujuan Zakat
Pada dasarnya tujuan zakat adalah menjadikan
mustahik zakat menjadi muzakki zakat. Sepeti yang
dijelaskan oleh Muhammad Daud Ali yang dikutip oleh
Lili Bariadi menegaskan bahwa tujuan zakat yaitu sebagai
berikut:29
a. Mengangkat derajat fakir miskin dan menbantu
keluar dari kesulitan hidup.
b. Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi
oleh para gharimin, ibnu sabil, dan mustahik yang
lain.
c. Membina tali persaudaraan seksama umat Islam, dan
umat manusia.
d. Menghilangkan sifat kikir dan rakus pemilik harta.
e. Membersihkan sifat iri dan dengki (kecemburuan
social) dihati orang-orang miskin.
f. Menjebatani jurang pemisah antara yang kaya
dengan yang miskin.
g. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial,
terutama pada mereka yang mempunyai harta.
h. Mendidik manusia untuk berdisiplinmenunaikan
kewajiban dan menyerahkan hak orang lain yang ada
padanya.
29 Lili Bariadi, Muhamad Zen, dan Muhammad Hudri. Zakat Dan
Wirausaha, h. 18-19.
38
i. Sebagai pilar kebersamaan antara orang kaya dan
orang membutuhkan, zakat merupakan jaminan
sosial yang diisyaratkan oleh ajaran Islam.
j. Sebagai salah satu instrument pengentasan
kemiskinan.
k. Sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan
sarana maupun prasarana umat Islam, seperti sarana
Ibadah, pendidikan, kesehatan, sosial maupun
ekonomi dan pengembangan sumber daya manusia.
Bahkan orang yang menuntut ilmu berhak menerima
zakat atas nama golongan fakir miskin maupun
sabilillah. (Sayyid Sabiq, 1968 : 146)
l. Untuk memasyarakatkan etika bisnis, zakat bukan
membersihkan harta tetapi mengeluarkan sebagian
hak orang lain dari harta yang diusahakan dengan
baik dan benar sesuai dengan ketentuan Allah SWT.
m. Sebagai instrument pemerataan dan keadilan sosial,
yakni membagi secara adil dan merata kekayaan
Allah yang dititipkan kepada orang-orang yang
dikehendakinya.
n. Pendorong peningkatan produktivitas dan
pemberdayaan ekonomi umat.
D. Pengelolaan
1. Pengertian Pengelolaan
Dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia”,
pengelolaan berasal dari kata “kelola” yang artinya
39
“mengendalikan, menyelenggarakan, mengurus”.
Pengelolaan mempunyai arti:30
a. Proses, cara, perbuatan mengelola.
b. Proses melakukan kegiatan tertentu dengan
menggerakan tenaga orang lain.
c. Proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan
dan tujuan organisasi.
d. Proses yang melibatkan pengawasan pada semua hal
yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakanaan dan
pencapaian tujuan.
Pengelolan merupakan istilah yang dipakai dalam
ilmu manajemen, secara etimologis berasal dari kata
“kelola” (to manage) dan biasanya merujuk pada proses
mengurus atau menangani sesuatu untuk mencapai tujuan.
Meskipun banyak ahli yang memberikan pengertian
tentang pengelolaan yang berbeda-beda, namun pada
prinsipnya memiliki maksud dan tujuan yang sama.
Sebagaimana Prajudi mengatakan bahwa pengelolaan
adalah pengendalian dan pemanfaatan semua faktor
sumber daya yang menurut suatu perencanaan diperlukan
untuk penyelesaian suatu kerja tertentu.31
Disebutkan dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan
30 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
h. 674. 31 Rahardjo Adisasmita, Manajemen Pemerintah Daerah,
(Yogyakarta: Graha Ilmu), h. 21
40
Zakat, pada BAB I Pasal 1 Ayat 1 dijelaskan bahwa yang
dimaksud dengan pengelolaan zakat adalah kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, dan pengoordinasian dalam
pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan
zakat.32
2. Fungsi Pengelolaan
Secara umum pengertian manajeman dan
pengelolaan hampir sama yaitu proses mengelola. Sama
halnya dengan fungsi manajemen dan fungsi pengelolaan.
Berikut ini adalah empat fungsi manajemen atau
fungsi pengelolaan dalam buku Siswanto yang berjudul
pengantar manajemen, yaitu:
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan yaitu sebagai dasar pemikiran
dan tujuan penyusunan langkah-langkah yang akan
dipakai untuk mencapai tujuan. Merencanakan
berarti mempersiapkan segala kebutuhan,
memperhitungkan matang-matang apa saja yang
menjadi kendala dan merumuskan bentuk
pelaksanaan kegiatan yang bermaksud untuk
mencapai tujuan.
b. Pengorganisasian (Organization)
Pengorganisasian adalah sebagai cara untuk
mengumpulkan orang-orang dan juga menempatkan
32 http://pid.baznas.go.id/wp-content/peraturan/001 Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat FC pdf, diakses pada tanggal
25 Maret 2018.
41
mereka sesuai keahliannya dalam pekerjaan yang
sudah direncanakan.
c. Penggerakkan (Actuating)
Penggerakkan yaitu untuk menggerakkan
organisasi agar berjalan sesuai dengan pembagian
kerja masing-masingseta menggerakkan seluruh
sumber daya yang ada dalam organisasi agar
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan bias berjalan
sesuai dengan rencana dan bias mencapai tujuan.
d. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan yaitu untuk mengawasi apakah
gerakan dari organisasi ini sudah sesuai dengan
rencana atau belum. Serta mengawasi penggunaan
sumber daya dalam organisasi agar bias terpakai
secara efektif dan efisien tanpa ada yang melenceng
dari rencana.33
Berdasarkan uraian diatas penulis
menyimpulkan bahwa pengelolaan merupakan suatu
proses yang dijalankan untuk mengerjakan suatu hal
yang didasari dengan perencanaan, pengaturan,
pengawasan dan penggerakan, serta memanfaatkan
sumber daya manusia dan mengefektifkan material
dan fasilitas untuk mendapatkan tujuan tertentu dan
dari pembahasan pada bab ini penulis menyimpulkan
33 Siswanto H.B, Pengantar Manajemen, (Bandung: Bumi Aksara,
2005), h. 57.
42
bahwa yang dimaksud dengan Efektivitas
Pengelolaan dana Zakat adalah sebuah proses yang
dijalankan untuk mencapai tujuan akhir berupa
keberhasilan dalam memanfaatkan dana zakat yang
telah terhimpun terhadap sebuah program yang
dimiliki oleh Lembaga Amil Zakat yang penulis
teliti, yang dijalankan sesuai dengan syariat Islam
dan berbagai aturan yang ada yang juga dijalankan
dengan fungsi-fungsi manajemen.
43
BAB III
GAMBARAN UMUM LEMBAGA AMIL ZAKAT
NASIONAL AL-AZHAR
A. Sejarah dan Profil LAZNAS Al-Azhar
Lembaga Amil Zakat (LAZ) Al-Azhar Peduli Ummat
adalah lembaga nirlaba yang dibentuk oleh Yayasan Pesantren
Islam (YPI) Al-Azhar dalam upaya mengimplementasikan
misi sosial. Lembaga ini masuk kedalam bagian dari struktur
organisasi Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al-Azhar, yang
statusnya berada dibawah Majelis Ekonomi. Secara struktural.
Lembaga ini tidak berdiri secara independent melainkan
masih memiliki keterkaitan dengan YPI Al-Azhar. adapun
dalam hal manajemennya LAZ Al-Azhar berdiri secara
independen.1
Al-Azhar peduli umat dibentuk oleh Badan Pengurus
Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar pada 1 Desember 2004
melalui SK Nomor 079/XII/KEP/BP-YPIA/1425.2004 yang
ditandatangani oleh Ketua Badan Pengurus YPI Al-Azhar H.
Rusydi Hamka dan sekretaris H. Nasroul Hamzah dan telah
mendapat pengukuhan sebagai Lembaga Zakat Skala Nasional
oleh Kementrian Agama Republik Indonesia melalui SK
Menteri Agama RI Nomor 240 tahun 2016 Tanggal 23 Mei
2016.2
1 Harry Rahmat, Profile Al-Azhar Peduli Ummat, (Jakarta: Yayasan
Pesantren Islam (YPI) Al-Azhar, 2014), h. 4 2 http://www.al-azhar.or.id/index.php/sosial/al-azhar-peduli-ummat
diakses pada tanggal 26 Juli 2018 pukul 16:09 WIB.
44
Lembaga ini didirikan dengan tujuan memberdayakan
masyarakat dhuafa dengan basis Pendidikan dan dakwah,
melalui pendayagunaan sumber daya alam, manusia dan
partisipasi public, serta bukan berorientasi pada pengumpulan
profit bagi pengurus organisasi.3
Pada tahun 2014, LAZ Al-Azhar Peduli Ummat
mendaftarkan diri ke BAZNAS untuk menjadi LAZNAS.
Proses perubahan dari LAZ menjadi LAZNAS harus melalui
SK Kemenag dan beberapa syarat, diantaranya: AD/ART
Lembaga, Dewan Pengawasan Syari’ah, Struktur Organisasi,
Program-program Lembaga, laporan keuangan, dan BPJS
ketenagakerjaan maupun kesehatan para Amil, kesanggupan
lembaga untuk mendapatkan dana fundraising sebesar Rp.
50.000.000.000/tahun dan syarat yang harus dipenuhi untuk
menjadi LAZNAS juga yaitu harus memiliki minimal tiga (3)
perwakilan kantor di tiap provinsi. Al-Azhar Peduli Ummat
sampai saat ini sudah memiliki tiga kantor Cabang di daerah
Jawa Tengah, Jawa Timur, dan D.I Yogyakarta. Berkat kerja
keras selama ini, akhirnya pada tanggal 23 Mei 2016, Al-
Azhar Peduli Ummat resmi menjadi LAZNAS (Lembaga
Amil Zakat Nasional) dengan SK Kemenag No. 240 tahun
2016.4
Al-Azhar Peduli Ummat lambat laun terus dipercaya
publik. Tahun 2009, dana amanah yang dikelolanya mencapai
3 http://www.alazharpeduli.com/web/profil/ diakses pada tanggal 26
Juli 2018 pukul 16:35 WIB. 4 Wawancara pribadi dengan manajer Rumah Gemilang Indonesia
Bapak Mahrus Ali pada tanggal 25 Juli 2018.
45
hampir 12 milyar. Lalu Al-Azhar Peduli Ummat boleh bangga
namun takut, tatkala Indonesia Magnificence of Zakat (IMZ)
memberikan penghargaan (award) pada Al-Azhar Peduli
Ummat sebagai the best zakat empowering organization 2009.
Award ini, diberikan atas dasar penilaian bahwa LAZNAS
APU (nama panggilan singkatnya) merupakan salah satu
Lembaga amil zakat yang berbasis masjid.5
B. Visi dan Misi6
Sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional, Al-Azhar
tentunya memiliki visi dan misi nya tersendiri, antara lain
sebagai berikut:
1. Visi
Menjadi Lembaga Amil Zakat yang terpercaya
dalam pengelolaan dana Zakat, Infaq, Sedekah untuk
meningkatkan keberdayaan masyarakat.
2. Misi
a. Mengembangkan edukasi Zakat, Infaq, Sedekah,
Wakaf dan layanan berkarakter berbasis teknologi.
b. Mengembangkan program yang komprehensif,
terukur, dan berkelanjutan untuk mendorong
keberdayaan masyarakat berbasis kearifan lokal.
5 Muhammad Anwar Sani, Jurus Menghimpun Fulus, (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2010), h. 95 6 Diambil dari bulletin yang dikeluarkan LAZ APU pada tahun 2017
yang berjudul “mengentaskan kemiskinan membangun kesejahteraan
Indonesia”
46
c. Meningkatkan akuntabilitas kinerja lembaga melalui
penguatan sistem dan manajemen yang didukung oleh
Sumber Daya Insani yang profesional.
d. Membangun Kemitraan Berkelanjutan (Sustainable
Partnership) dengan kalangan ABCG (Academic,
Business, Civil Society, Goverment) dalam
pelaksanaan program.
C. Tujuan dan Strategi7
Lembaga Amil Zakat Nasional Al-Azhar memiliki
tujuan dan strategi sebagai berikut:
1. Tujuan
Menjadi lembaga filantropi Islam terdepan dalam
pemberdayaan masyarakat secara komprehensif sesuai
kaidah pada tahun 2020. (Being a leading Institute of
Islamic philanthropy in community development in a
comprehensive manner according to the rule in 2020).
2. Strategi
Mendukung pembangunan sosial (pendidikan,
kesehatan, ekonomi) dan akhlaq dengan memberdayakan
dan mensinergikan potensi-potensi masyarakat,
memberikan produk dan pelayanan berkarakter,
peningkatan pendapatan dan sumber-sumber pendanaan.
7 http://alazharpeduli.com/zakat-pride diakses pada tanggal 26 Juli
2018 pukul 19:12 WIB
47
D. Karakter Lembaga
Sebagai lembaga yang melayani ibadah sekaligus
mengelola dana, LAZ Al Azhar memiliki budaya lembaga
yanng berfungsi sebagai jatidiri dan spirit kerja yang
terangkum dalam 5 (lima) sikap yang disebut UMMAT:8
U : Universal
Melayani sepenuh hati pada seluruh aspek kehidupan
umat manusia yang berlaku di setiap tempat dan masa
sebagai implementasi nilai-nilai Islam yang rahmatan lil
‘alamin.
M : Manfaat
Selalu berupaya memberikan manfaat kepada orang lain.
M : Martabat
Menjunjung tinggi harga diri amil, muzakki, dan
penerima manfaat.
A : Amanah
Penuh rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas
dan melayani ummat.
T : Tabligh
Mendidik, mencerahkan, membina, dan memotivasi diri
dan masyarakat untuk menjadi lebih baik.
8 http://www.alazharpeduli.com/web/profil/ diakses pada tanggal 27
Juli 2018 pukul 13:01 WIB.
48
E. Struktur Organisasi
Adapun susunan organisasi Lembaga Amil Zakat
Nasional Al-Azhar priode 2016-2019 sebagai berikut:9
Tabel 3.1: Susunan Organisasi LAZNAS Al-Azhar
Dewan Pertimbangan Syari’ah
Ketua - H. Sobahussurur, MA
Anggota
- Dr. Adiwarman Azwar Karim,
MBA, MAEP
- H. Memet Suruni
- H. Nasroul Hamzah, SH
- H. Zahrudin Sulthani
Pengurus
Ketua Umum
- H. Muhammad Suhadi, S.
Kom
Ketua Bid. Pendidikan - Drs. H. Budiyono
Ketua Bid. Dakwah dan
Sosial
- Drs. H. Sobirin HS
Sekretaris - Drs. H. Sobirin HS
Bendahara - Ir. Suhaji Lestiadi
Badan Pelaksana
Diektur Eksekutif - Sigit Iko Sugondo
Kepada Divisi
Kelembagaan dan
Pengembangan Organisasi
- Ahmad Ahidin, S. Pd.i, M. Pd
Fundraising, Partnership dan
Komunikasi
- Anggriansyah Munggaran
9 Profil Tim Laznas Al-Azhar, Making Happines and Better Future,
(LAZNAS Al-Azhar: Jakarta, 2016) h. 7.
49
Keuangan - Farid Rasyidi
Program dan pendayagunaan - Agus Nafi
Manager
Human Resources - Rochadi Kohar
General Suport - Sigit Nugroho
Komunikasi - Sigit Tripuruca
Funding Public - Dikalustiana Rizkiputra
Program Pengentasan
Kemiskinan & Pemberdayaan
Masyarakat Desa
- Rahmatullah Sidik
Program Perdayaan Ekonomi,
Infrastruktur & Pemberdayaan
Konservasi Lingkungan
- Iwan Rahmat
Program Pengentasan
Pengangguran &
Pemberdayaan Pemuda
Produktif
- Mahrus Ali
Program Penaggulangan
Bencana & Jaringan Relawan
- Suryamin
Kepala Sekretaris Program - Nurli Laelasari
Kepala Perwakilan
D.I Yogyakarta - Sujarwo
Jawa Tengan - Rayan Asa Luminaris
Jawa Timur - Aditya Kusuma
Sumber: Diperoleh Dari Buku Profil Tim LAZNAS Al-Azhar
50
KEPALA PERWAKILAN/CABANG (BRANCH MANAGER):
D.I YOGYAKARTA: SUJARWO P. JAWA TENGAH: RAYAN ASA
JAWA TIMUR: ADITYA KUSUMA
Gambar 3.1: Strukrur Organisasi
Lembaga Amil Zakat Al-Azhar 2016-2019
Sumber: Diolah berdasarkan data yang penulis peroleh
CABANG
ROCHADI KOHAR (PJS)
MANAGER SIGIT NUGROHO
KA. SEKRETARIAT NURLI LAELASARI
DEWAN PERTIMBANGAN
SYARIAH
PENGURUS
KA. DIREKTORAT H. ZAINUL ARIFIN
DIREKTUR UTAMA M ROFIQ
THOYYIB
EXECUTIVE DIRECTOR SIGIT IKO SUGONDO
BOARD OF ADVISOR
FOCUS GROUP PERENCANAAN & KAJIAN STRATEGIS
HEAD OF DIVISION AHMAD AHIDIN
HEAD OF DIVISION FARID RASYIDI
HEAD OF DIVISION ANGGRIANSYAH
HEAD OF DIVISION AGUS NAFI’
MANAGER ROCHADI KOHAR
MANAGER LUSIANAH
MANAGER SIGIT TRIPURUCA
MANAGER DIKA LUSTIANA
MANAGER RAHMATULLAH
MANAGER IWAN RAHMAT
MANAGER MAHRUS ALI
PJS. SURYAMIN
SUPERVISIOR TEGUH WIDADA
SUPERVISIOR YENI HERLIANA
ANGGRIANSYAH (PJS)
51
F. Program-Program LAZNAS Al-Azhar10
Untuk mewujudkan visi-visi dan tujuannya LAZNAS
Al-Azhar membentuk berbagaimacam program. Adapun
program-program yang dimiliki oleh Lembaga Amil Zakat
Nasional Al-Azhar sebagai sarana penyaluran dan
pemanfaatan dana ZIS sebagai berikut:
1. Pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan
masyarakat desa
Yang termasuk kedalam program ini adalah:
a. Zakat Pride
Program yang terintegrasi dalam
memfokuskan zakat menjadi program
penanggulangan kemiskinan secara strategis melalui
pemberdayaan komunitas binaan yang
berkesinambungan, progresif, lebih tepat sasaran, dan
mampu mengangkat harkat dan martabat kehidupan
penerima manfaatnya. Program ini terfokus pada 3
sektor, yakni:11
1) Sektor Pendidikan (Beasiswa 3G, Rumah
Gemilang Indonesia, RGI Mobile Training &
Saung Ilmu)
2) Sektor Kesehatan (Bidan Gemilang, Layanan
Mobil Jenazah Gratis, Pesantren Sehat, Balai
Pengobatan & Gigi, Da’I Sehat Indonesia)
10 http://alazharpeduli.com diakses pada tanggal 25 Juli 2018 pukul
22:15 WIB. 11 Harry Rahmat, Profile Al-Azhar Peduli Ummat, h. 23-31
52
3) Sektor Kesejahteraan (Layanan Menuju Mandiri,
Sejuta Berdaya, Pesantren Mandiri, Da’I Sahabat
Masyarakat)
b. Indonesia gemilang
Program Indonesia Gemilang merupakan
program pemberdayaan masyarakat desa dalam
mewujudkan kesejahteraan masyarakat pedesaan
yang bertumpu pada potensi local diiringi dengan
tumbuhnya norma agama, sosial, dan budaya local
secara terintegrasi.12
2. Pengentasan penganguran dan pemberdayaan
pemuda produktif
Yang termasuk kedalam program ini adalah:
a. Rumah Gemilang Indonesia
Rumah gemilang Indonesia adalah sebuah
program yang dimiliki oleh LAZNAS Al-Azhar yang
bergerak di bidang pendidikan yang bertujuan
mengentaskan pengangguran dan pemberdayaan
pemuda produktif.
Rumah Gemilang Indonesia (RGI), berdiri di
lahan wakaf seorang donatur seluas 1.600 meter
persegi di Kampung Kebon Kopi, Kelurahan
Pengasinan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok.
RGI, sebuah unit program pemberdayaan dan pusat
pelatihan (empowering and training center) di bawah
12 Harry Rahmat, Profile Al-Azhar Peduli Ummat, h. 50
53
direktorat Program Al-Azhar Peduli Ummat. Secara
resmi, RGI mulai beroperasi sejak 1 Juni 2009 dengan
melakukan sosialisasi kepada masyarakat di wilayah
Kec. Sawangan Kota Depok.13
Sebagai bagian dari program pemberdayaan
Al-Azhar Peduli Ummat, RGI mengadopsi platform
pesantren, tapi fokus pada penyelenggaraan
pendidikan non formal dalam kemasan short course
(kursus singkat). Perpaduan ini bertujuan agar para
peserta pelatihan RGI tidak hanya menyerap
pengetahuan dan keterampilan unggul yang menjadi
pondasi masa depan mereka, tapi juga memiliki
pengetahuan dan dasar akidah iman yang baik.
Dalam peran empowering, RGI disiapkan
sebagai pusat pemberdayaan dan entrepreneur.
Seluruh produk yang dihasilkan RGI, disiapkan
sebagai produk bisnis yang akan menopang
operasional RGI dan menjadi wahana bagi para
peserta RGI memasarkan hasil karyanya. Tujuannya
meningkatkan taraf ekonomi alumni RGI untuk
mendapatkan kehidupan lebih baik, mandiri, berjiwa
sosial, dan memiliki nilai-nilai agama dengan baik.14
13 Harry Rahmat, Profile Al-Azhar Peduli Ummat, h. 36 14 http://rumahgemilang.com/profil/sejarah-singkat/ diakses pada
tanggal 27 Juni 2018 pukul 15:14 WIB
54
Terdapat enam kelas dengan jurusan yang berbeda-
beda pada program ini.15 Antara lain sebagai berikut:
1) Kelas design grafis
2) Kelas fotografi dan videografi
3) Kelas Teknik komputer dan jaringan
4) Kelas tata busana dan menjahit
5) Kelas aplikasi perkantoran
6) Kelas otomotif
3. Pemberdayaan ekonomi, invrastruktur, konservasi
lingkungan
Yang termasuk kedalam program ini adalah:
a. Sejuta berdaya
Adalah program pemberdayaan ekonomi
masyarakat memanfaatkan dana kebajikan (qardhul
hasan) & dana-dana sosial (Zakat-CSR) dari
Lembaga keuangan syariah (Perbankan-Asuransi-
Multifinance-Pasar Modal-dll). Melalui program ini
menjadikan mereka yang semula tidak memiliki akses
terhadap system keuangan dan unbankable menjadi
bankable, seiring dengan program financial
inclusion.16
b. Infralink
Program pengadaan infrastruktur sebagai
pendukung upaya keberdayaan masyarakat dan usaha
15 Wawancara pribadi dengan manajer Rumah Gemilang Indonesia
Bapak Mahrus Ali pada tanggal 25 Juli 2018. 16 http://alazharpeduli.com/web/profil/sejuta berdaya/ diakses pada
tanggal 25 Juli 2018 pukul 21:14 WIB
55
konservasi lingkungan yang dilakukan bersama
masyarakat.17 Adapun fokus program ini yaitu:18
1) Sarana Ibadah: Musholla for sale, bena musholla.
2) Sarana kesehatan: balai pengobatan umum dan
gigi, posyandu, dan puskesmas.
3) Sarana pendidikan: madrasah, pesantren, sekolah
umum da TPA.
4. Penanggulangan bencana dan jaringan relawan
Yang termasuk kedalam program ini adalah:
a. Formula
Program ini merupakan bentuk aksi lengkap
untuk korban bencana bagi mereka yang hidup atau
mengungsi, cara cepat menagani bencana nasional
yang meliputi formulasi penting mulai dari tahap
tanggap darurat, penanganan pengungsi, program
kebersihan pasca bencana, upaya pencarian dan
penyelamatan korban bencana dilanjutkan dengan
pemenuhan kebutuhan dasar mereka hingga
pengembalian kondisi mereka pasca bencana seperti
kondisi semula, bahkan menjadi lebih baik.19
b. Recovery Indonesia
Adalah program yang berfokus pada
pemulihan pada pasca bencana alam terhadap sarana-
sarana ibadah, sarana-sarana Pendidikan, dan
17 Harry Rahmat, Profile Al-Azhar Peduli Ummat, h. 43 18 Harry Rahmat, Profile Al-Azhar Peduli Ummat, h. 45-49 19 Harry Rahmat, Profile Al-Azhar Peduli Ummat, h. 51-52
56
mengempalikan kesejahteraan masyarakat yang
terkena dampak bencana, termasuk melanjutkan
program pemulihan psikis, infrastruktur dan
ekonomi.20
5. Perbaikan anak yatim dhuafa
a. My Heart For Yatim
Program ini bertujuan untuk membantu anak
yatim dalam menyelesaikan pendidikannya
setidaknya untuk tidak putus sekolah, sekaligus
mendorong mereka dalam merencanakan masa depan
yang lebih jelas sesuai dengan kemampuan atau
potensi yatim dan keluarganya. Program ini
merupakan bentuk layanan sepenuh hati kepada yatim
untuk kehidupan lebih baik. Adapun filosofi MY
HEART FOR YATIM sebagai berikut:21
1) MY : Melayani dan Menyayangi
2) H : Health (Kesehatan)
3) E : Education (Pendidikan)
4) A : Appreciation (Penghargaan)
5) R : Religion (Bimbingan Keagamaan)
6) T : Talent Suport (Minat dan Bakat)
7) FOR YATIM : Untuk yatim dhuafa
20 http://alazharpeduli.com/web/profil/programrecovery/ diakses pada
tanggal 25 Juli 2018 pukul 21:20 WIB 21 Harry Rahmat, Profile Al-Azhar Peduli Ummat, h. 10-54
57
6. Layanan edukasi dan inspirasi
a. Student Charity Club
Student Charity Club (SCC) merupakan
wadah kegiatan sosial bagi para siswa SDI, SMPI, &
SMAI Al-Azhar, program ini merupakan bagian dari
edukasi kepedulian (Edu - Care) untuk menumbuhkan
kesalihan sosialnya, yang dikemas dengan program
yang menarik berdasarkan kebutuhan masyarakat
dilingkungan sekolah masing-masing.
b. Prima
Prima dalah program APU berupa
perkumpulan orang-orang kelas atas untuk sekaligus
menunaikan zakat, infaq, shadaqah yang dipadu
dengan kemudahan mendapatkan konsultasi bisnis,
waris, perencanaan keuangan, serta bimbingan rohani
Islam.
58
59
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Rumah Gemilang Indonesia (RGI)
Rumah Gemilang Indonesia (RGI), berdiri di lahan
wakaf seorang donatur seluas 1.600 meter persegi di
Kampung Kebon Kopi, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan
Sawangan, Kota Depok. RGI, sebuah unit program
pemberdayaan dan pusat pelatihan (empowering and training
center) di bawah direktorat Program Al-Azhar Peduli Ummat.
Secara resmi, RGI mulai beroperasi sejak 1 Juni 2009 dengan
melakukan sosialisasi kepada masyarakat di wilayah
Kecamatan Sawangan Kota Depok.1
Sebagai bagian dari program pemberdayaan Al-Azhar
Peduli Ummat, RGI mengadopsi platform pesantren yang
berfokus pada sistem pendidikan non formal yang dikemas
dalam bentuk short course (kursus singkat). Sistem
Pendidikan ini bertujuan agar para peserta didik RGI tidak
hanya menyerap pengetahuan dan keterampilan unggul yang
menjadi pondasi masa depan mereka, tapi juga memiliki
pengetahuan dan dasar akidah iman yang baik.
Dalam peran empowering, RGI disiapkan sebagai
pusat pemberdayaan dan entrepreneur. Seluruh produk yang
dihasilkan RGI, disiapkan sebagai produk bisnis yang akan
menopang operasional RGI dan menjadi wahana bagi para
1 Harry Rahmat, Profile Al-Azhar Peduli Ummat, (Jakarta: Yayasan
Pesantren Islam (YPI) Al-Azhar, 2014), h. 36
60
peserta RGI memasarkan hasil karyanya. Tujuannya
meningkatkan taraf ekonomi alumni RGI untuk mendapatkan
kehidupan lebih baik, mandiri, berjiwa sosial, dan memiliki
nilai-nilai agama dengan baik.2 Rumah Gemilang Indonesia
memiliki enam kelas dengan jurusan yang berbeda-beda,
Antara lain sebagai berikut:3
1. Kelas design grafis
2. Kelas fotografi dan videografi
3. Kelas Teknik komputer dan jaringan
4. Kelas tata busana dan menjahit
5. Kelas aplikasi perkantoran
6. Kelas otomotif
Enam jurusan tersebut dipilih karena jurusan-jurusan
tersebut adalah jurusan yang dianggap mampu untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas ekonomi para
pemuda Indonesia khususnya pemuda usia produktif, dengan
demikian para alumni Rumah Gemilang Indonesia dapat
langsung terjun kedunia pekerjaan dan diharapkan dapat
meningkatkan taraf ekonomi mereka untuk mendapatkan
kehidupan lebih baik, mandiri, berjiwa sosial, dan memiliki
nilai-nilai agama dengan baik.4
2 http://rumahgemilang.com/profil/sejarah-singkat/ diakses pada
tanggal 27 Juni 2018 pukul 15:14 WIB 3 http://rumahgemilang.com/profil/program/ diakses pada tanggal 30
Juni 2018 pukul 10:15 WIB 4 http://rumahgemilang.com/profil/sejarah-singkat/ diakses pada
tanggal 27 Juni 2018 pukul 15:14 WIB
61
B. Visi dan Misi5
1. Visi
Menjadi pusat pendidikan dan pelatihan
keterampilan serta pengembangan masyarakat yang
mampu menciptakan generasi kreatif, produktif, mandiri
dan berakhlaq mulia.
2. Misi
a. Menjadikan RGI pusat pengetahuan dan keterampilan
bagi generasi produktif
b. Membentuk sumber daya insani yang kreatif,
produktif, mandiri dan berakhlaq mulia
c. Melahirkan para entrepreuneur yang mandiri dan
menjadi agent of change masyarakat
d. Menjadikan RGI business centre bagi produk asli
masyarakat
C. Sarana dan Prasarana
1. Beasiswa full pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi
yang lulus seleksi.
Diklat RGI baik program reguler ataupun non
reguler semuanya full beasiswa (gratis). Peserta adalah
mereka yang telah lulus seleksi yang prosesnya
sebagaimana dijabarkan diatas. Seluruh peserta diklat
5 http://rumahgemilang.com/profil/visi-dan-misi/ diakses pada tanggal
30 Juni 2018 pukul 10:15 WIB
62
adalah mereka yang termasuk ashnaf penerima zakat yang
berhak menerima dana zakat, infaq dan shadaqah.6
2. Ruang kelas pelatihan representative7
Ruang kelas disiapkan senyaman dan sekondusif
mungkin untuk kegiatan belajar mengajar. Di lantai
bawah (satu) terdapat 4 ruang kelas yang terdiri dari:
- 1 ruang kelas program studi teknik komputer dan
jaringan
- 1 ruang kelas praktek program studi menjahit dan
tatabusana
- 1 ruang kelas program studi menjahit dan tatabusana
untuk teori, pembuatan pola dan pemotongan bahan
jahitan.
- 1 ruang kelas umum
Sedangkan di lantai atas (dua) terdiri dari:
- 1 ruang kelas program studi desain grafis
- 1 ruang kelas program studi fotografi dan videografi
- 1 ruang perpustakaan umum RGI
- 1 ruang produksi “kreatif handicrafts”
- 1 ruang produksi “mini butik”
- 1 ruang produksi “mini garment”
3. Peralatan keterampilan, praktikum dan workshop
Saat ini, RGI memiliki peralatan keterampilan
sebagai berikut:
6 Katalog Profil Rumah Gemilang Indonesia, Pemuda Bermasa Depan
Gemilang, h. 18 7 Katalog Profil Rumah Gemilang Indonesia, Pemuda Bermasa Depan
Gemilang, h. 19
63
Tabel 4.1: Peralatan Praktikum & Workshop
No. Peralatan Unit Peruntukan
1. Mesin jahit biasa 20
Praktek menjahit &
tatabusana
2. Mesin jahit
hightspeed 5
Praktek menjahit &
tatabusana
3. Mesin obras 2
Praktek menjahit &
tatabusana
4. Komputer spec. 1 15
Praktek teknik
komputer & jaringan
5. Komputer spec. 2 15 Praktek desain grafis
6. Komputer spec. 3 4
Praktek editing foto
& video
7. Softbox 1
Praktek
lighting/studio foto
8. Kamera foto SLR 6 Praktek fotografi
9. Kamera video 2 Praktek videografi
10. Infocus/LCD
Projector 2
Teori materi semua
kelas (sesuai
kebutuhan kelas)
Sumber: Diolah Berdasarkan Hasil Wawancara
Peralatan tersebut adalah peralatan utama dan
wajib ada untuk mendukung berjalannya proses pelatihan.
Selain peralatan tersebut, terdapat peralatan dan
perlengkapan lain yang mendukung kegiatan pelatihan.
4. Perpustakaan umum
Perpustakaan disiapkan untuk menunjang
referensi dan bahan bacaan peserta diklat. Perpustakaan
juga terbuka untuk umum, dapat dimanfaatkan oleh
64
masyarakat dengan beberapa ketentuan. Jenis bukunya
tentang buku keterampilan khusus, buku-buku motivasi
dan pengembangan diri, buku pengetahuan umum dan
Islam, tafsir, novel & cerpen, ensiklopedi, dll. (prosedur
pemakaian dan peminjaman buku terlampir)8
5. Musholla dan aula serbaguna
Area musholla berukuran 15 x 4 m, terletak di
depan. Tata letak ini didesain agar tercipta kondisi spirit
islami. Musholla yang mudah diakses dan luas dengan
kapasitas sekitar 100 orang. Selain untuk sarana ibadah
sholat sehari-hari, juga difungsikan untuk
taklim/pengajian, training motivasi & bimbel, serta
kegiatan lain.9
6. Aula serbaguna
Aula terletak di belakang. Fungsinya sebagai
ruang kelas umum, yaitu untuk materi SCC, leadership &
kewirausahaan, makan siang bersama dan kegiatan umum
lainnya. Area ini juga dapat disewakan untuk tempat
seminar atau training terbatas.
7. Funcion Hall
Ruang ini sering difungsikan sebagai kelas
studium general, rapat manajemen, training dan
workshop. Ruangan ini juga dapat disewakan untuk
masyarakat umum.
8 Katalog Profil Rumah Gemilang Indonesia, Pemuda Bermasa Depan
Gemilang, h. 18 9 Katalog Profil Rumah Gemilang Indonesia, Pemuda Bermasa Depan
Gemilang, h. 19
65
8. Lapangan olahraga
Halaman depan RGI dimanfaatkan untuk
lapangan bulu tangkis. Sarana olahraga standar bagi
peserta diklat.
9. Makan siang
RGI memberikan fasilitas makan siang bersama
selama masa diklat berlangsung. Makan siang bersama
dilaksanakan setelah shalat dhuhur berjama’ah dan
kultum dhuhur. Makan siang dilakukan bersama-sama,
duduk rapi dan dimulai dengan do’a bersama.10
D. Kegiatan Para Santri
Mengingat Rumah Gemilang Indonesia mengadopsi
sistem pesantren maka setiap santri di RGI 24 jam beraktifitas
hanya di lingkungan asrama saja seperti pesantren pada
umunya, adapun aktifitas-aktifitas para santri RGI sebagai
berikut:
Tabel 4.2: Jadwal Kegiatan Santri
No. Kegiatan Harian Waktu 1.
Qiamulail 03:00 – 04:00
2. Sholat Subuh Berjamaah & Do’a
Pagi 04:00 – 05:30
3. Bersih-bersih 05:30 – 06:30
4. Sarapan Pagi & Sholat Dhuha 06:30 – 07:00
10 http://rumahgemilang.com/profil/sarana-dan-prasarana/ diakses
pada tanggal 9 Oktober 2018 pukul 21:00 WIB
66
5. SCC (Spiritual Care Community)
Kelas Keagamaan 07:00 – 09:00
6. KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)
Masing-masing Jurusan 09:00 – 11:30
7. ISOMA (Istirahat Sholat Makan
Siang) 11:00 – 13:30
8. KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)
Masing-masing Jurusan 13:30 – 15:00
9. Sholat Asar Berjamaah 15:00 – 16:00
10. KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)
Masing-masing Jurusan 16:00 – 17:00
11. Persiapan Sholat Magrib
Berjamaah 17:00 – 18:00
12. Sholat Magrib Berjamaah &
Pengajian Ba’da Magrib 18:00 – 19:30
13. Sholat Isya Berjamaah 19:30 – 20:00
14. Makan Malam 20:00 – 20:30
15. KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)
Malam/Kelas Tambahan 20:30 – 22:00
16. Istirahat Malam 22:00 – 03:00
Sumber: Sdri. Dede Rika (Santri RGI Jurusan Tata Busana)
E. Jumlah Santri RGI
Rumah Gemilang Indonesia hanya menerima 120
santri untuk setiap angkatannya, berikut daftar santri RGI
angkatan 19 tahun 2018:
67
Tabel 4.3: Daftar santri RGI angkatan 19 tahun 2018
No. Nama Jurusan Alamat
1. Siti Anisa Anggun
Ningsih Tata Busana Seruyan, Kalimantan Tengah
2. Narsih Tata Busana Seruyan, Kalimantan Tengah
3. Nur Baina Tata Busana Seruyan, Kalimantan Tengah
4. Siti Rohmah Tata Busana Cianjur, Jawa Barat
5. Nurul Hikmah Tata Busana Tanah Bumbu, Kalimantan
Selatan
6. Nurus Syifa Tata Busana Tanah Bumbu, Kalimantan
Selatan
7. Alia Yunira Maslaehah Tata Busana Sanggau, Kalimantan Barat
8. Dini Ardila Tata Busana Bangka Tengah, Bangka
Belitung
9. Nurizki Yuliandini Tata Busana Jakarta Selatan, DKI Jakarta
10. Mamad Mualana Tata Busana Bogor, Jawa Barat
11. Dede Rika Tata Busana Purwakarta, Jawa Barat
12. Siska Rantika Tata Busana Bogor, Jawa Barat
13. Tika Nuraeni Tata Busana Sukabumi, Jawa Barat
14. Karlina Tata Busana Cirebon, Jawa Barat
15. Falya Devi Tata Busana Bekasi, Jawa Barat
16. Nurul Latifah Tata Busana Jakarta Pusat, DKI Jakarta
17. Nita Efendi Tata Busana Sukabumi, Jawa Barat
18. Sulistakani Tata Busana Jakarta Barat, DKI Jakarta
19. Tria Septiani Tata Busana Tangerang Selatan, Banten
20. Yuyun Yunengsih Tata Busana Cianjur, Jawa Barat
21. Aisya Farah Sayyidah Desain Grafis Jakarta Selatan, DKI Jakarta
22. Rahmad Siregar Desain Grafis Padang Lawas Utara,
Sumatera Utara
23. Habsari Dwi Putri Amri Desain Grafis Palembang, Sumatera Selatan
24. M. Rafiqo Dwi Wijaya Desain Grafis Palembang, Sumatera Selatan
25. M. Taufiq Hidayat Desain Grafis Palembang, Sumatera Selatan
26. Misrina Desain Grafis Tanah Bumbu, Kalimantan
Selatan
27. Nova Triyanto Desain Grafis Wonogiri, Jawa Tengah
28. Lidia Sumarni Desain Grafis Palembang, Sumatera Selatan
68
29. Cucu Rohaeti Desain Grafis Garut, Jawa Barat
30. Muhammad Sulthan
Fathan Desain Grafis Jakarta Barat, DKI Jakarta
31. Fikri Aziz Hamzah Desain Grafis Bekasi, Jawa Barat
32. Martika Intan Kurnia Desain Grafis Sukabumi, Jawa Barat
33. Muhammad Akmal
Mukadar Desain Grafis Depok, Jawa Barat
34. Putri Farradiba Anwar Desain Grafis Depok, Jawa Barat
35. Yusra Aras Desain Grafis Sinjai, Sulawesi Selatan
36. Reza Nuraini Desain Grafis Ciamis, Jawa Barat
37. Atika Nurdiyanah Desain Grafis Tangerang, Banten
38. Misbahudin Desain Grafis Bogor, Jawa Barat
39. Ida Mawarni Desain Grafis Tangerang Selatan, Banten
40. Suranto Desain Grafis Oku Selatan, Sumatera
Selatan
41. Hairul Aplikasi
Perkantoran Seruyan, Kalimantan Tengah
42. M. Asis Aplikasi
Perkantoran
Tanah Bumbu, Kalimantan
Selatan
43. Heriyanti Aplikasi
Perkantoran
Muara Enim, Sumatera
Selatan
44. Fitriyani Aplikasi
Perkantoran
Muara Enim, Sumatera
Selatan
45. Rivaldi Aplikasi
Perkantoran Bogor, Jawa Barat
46. Nurul Sapita Aplikasi
Perkantoran
Pangkal Pinang, Bangka
Belitung
47. Velny Sabtiyani Aplikasi
Perkantoran
Kubu Raya, Kalimantan
Barat
48. Aisyah Aplikasi
Perkantoran
Mempawah, Kalimantan
Barat
49. Deni Septiana Aplikasi
Perkantoran Tasikmalaya, Jawa Barat
50. Muhammad Taslim Aplikasi
Perkantoran
Lembata, Nusa Tenggara
Barat
51. Kasnadi Aplikasi
Perkantoran
Ogan Komering Ilir,
Sumatera Selatan
69
52. Muhammad Sidik Aplikasi
Perkantoran Bogor, Jawa Barat
53. Syamsul Ma'arif Aplikasi
Perkantoran
Oku Timur, Sumatera
Selatan
54. Nenden Nabiatul Aulia Aplikasi
Perkantoran -
55. Nisa Saepul Rahmi Aplikasi
Perkantoran Bogor, Jawa Barat
56. Nesya Lunia Adinda Aplikasi
Perkantoran Bogor, Jawa Barat
57. Aenun Jariyah Aplikasi
Perkantoran Tangerang, Banten
58. Maulida Zaqiah Aplikasi
Perkantoran Pangandaran, Jawa Barat
59. Ayu Rositawati Aplikasi
Perkantoran Bogor, Jawa Barat
60. Firda Sofiah Safitri Aplikasi
Perkantoran Indramayu, Jawa Barat
61. Antoni Fotografi &
Videografi Bogor, Jawa Barat
62. Debi Nirwandi Fotografi &
Videografi Bangka, Bangka Belitung
63. Dodi Audi Fotografi &
Videografi
Pangkal Pinang, Bangka
Belitung
64. M. Syamsir Fotografi &
Videografi
Bangka Barat, Bangka
Belitung
65. Muhammad Faqih Fotografi &
Videografi Depok, Jawa Barat
66. Muhammad Iqbal
Maulana
Fotografi &
Videografi Tasikmalaya, Jawa Barat
67. Opik Topikurahman Fotografi &
Videografi Bogor, Jawa Barat
68. Rendy Setianza Fotografi &
Videografi
Prabumulih, Sumatera
Selatan
69. Solahudin Fotografi &
Videografi Sukabumi, Jawa Barat
70. Wildanul Wahid Siregar Fotografi &
Videografi Deli Serdang, Sumatera Utara
70
71. Yoni Pratama Fotografi &
Videografi Sumedang, Jawa Barat
72. Ade Agustina Fotografi &
Videografi Tangerang Selatan, Banten
73. Ai Rahmawati Fotografi &
Videografi Tangerang, Banten
74. Amelia Ade Tiani Fotografi &
Videografi Tangerang Selatan, Banten
75. Felintyanisa Wasita
Mar'atusholikhah
Fotografi &
Videografi Muaro Jambi, Jambi
76. Hikmah Kamilin Fotografi &
Videografi Pangandaran, Jawa Barat
77. Hikmah Nur Khaliza Fotografi &
Videografi Depok, Jawa Barat
78. Nur Adilah Fotografi &
Videografi Depok, Jawa Barat
79. Nurul Izzah Amelia Fotografi &
Videografi Tangerang Selatan, Banten
80. Tasha Yunisa
Simanjutak
Fotografi &
Videografi Depok, Jawa Barat
81. A. Sulfikar TKJ Bone, Sulawesi Selatan
82. Abdul Qayyum Iqbal TKJ Bulukumba, Sulawesi Selatan
83. Abdullah Rapsan Dani TKJ Cianjur, Jawa Barat
84. Aldy Setiayawan Putra TKJ Tegal, Jawa Tengah
85. Cepi Husni Abdul
Kholid TKJ Cianjur, Jawa Barat
86. Dedy Subli Seftiadi TKJ Palembang, Sumatera Selatan
87. Faisal Ruslan TKJ Palembang, Sumatera Selatan
88. Irfan Maulana TKJ Depok, Jawa Barat
89. Jakaria TKJ Bogor, Jawa Barat
90. M. Bisir Al Katiri TKJ Cianjur, Jawa Barat
91. M. Gaspari TKJ Tangerang Selatan, Banten
92. Muhammad Fadli TKJ Deli Serdang, Sumatera Utara
93. Muhammad Farhan TKJ Banyuasin, Sumatera Selatan
94. Muhammad Mahludin TKJ Bangka, Bangka Belitung
95. Muhammad Rizki TKJ Bogor, Jawa Barat
96. Ridhal Hafiz TKJ Sinjai, Sulawesi Selatan
71
Sumber: Eka Nur Prihantari selaku pengurus RGI
97. Supriyanto TKJ Kubu Raya, Kalimantan
Barat
98. Yusril Prakoso TKJ Pontianak, Kalimantan Barat
99. Inarotul Sansabila
Zulva
TKJ Ciamis, Jawa Barat
100. Nur fadilah TKJ Bogor, Jawa Barat
101. Alfian Prabowo Otomotif Kubu Raya, Kalimantan
Barat
102. Bayu Adi Putra Otomotif Pemalang, Jawa Tengah
103. Budi Firmansyah Otomotif Palembang, Sumatera Selatan
104. Candra Wahyudi Otomotif Sumedang, Jawa Barat
105. Daman Huri Otomotif Bangka, Bangka Belitung
106. Deli Otomotif Pontianak, Kalimantan Barat
107. Harry Zafarullah Adiar Otomotif Ciamis, Jawa Barat
108. Hidayat Rifai Otomotif Bogor, Jawa Barat
109. Isomuddin Otomotif Cirebon, Jawa Barat
110. Joko Prasetiyo Otomotif Lampung Tengah, Lampung
111. M. Jay Farhan Otomotif Jakarta Timur, DKI Jakarta
112. Maulana Jabar Otomotif Bogor, Jawa Barat
113. M. Amirul Mukminin Otomotif Muara Enim, Sumatera
Selatan
114. Muhammad Nazri
Adlani Harahap Otomotif Bogor, Jawa Barat
115. Muhammad Suhedi Otomotif Kubu Raya, Kalimantan
Barat
116. Salimin Otomotif Kubu Raya, Kalimantan
Barat
117. Sandi Yosep Otomotif Bogor, Jawa Barat
118. Sidik Kurniawan Otomotif Wonogiri, Jawa Tengah
119. Untung Iskandar Otomotif Pontianak, Kalimantan Barat
120. Wahyu Otomotif Kubu Raya, Kalimantan
Barat
72
73
BAB V
EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DANA ZAKAT PADA
PROGRAM PENDIDIKAN RUMAH GEMILANG
INDONESIA LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL
AL-AZHAR
A. Pengelolaan Dana Zakat Pada Program Pendidikan
Rumah Gemilang Indonesia LAZNAS Al-Azhar
Lembaga Amil Zakat Nasional Al-Azhar memiliki
keorganisasian yang professional. Hal tersebut sangat
menunjang bagi terealisasinya strategi, visi, misi dan tujuan
yang telah direncanakan oleh LAZNAS Al-Azhar. struktur
organisasi LAZNAS Al-Azhar memiliki divisi-divisi yang
dapat membantu kesuksesan aktivitas pengelolaan zakat.
Selain itu, LAZNAS Al-Azhar menghadirkan cara modern
dalam berzakat, berinfak maupun bersedekah. LAZNAS Al-
Azhar memiliki website yang berisi informasi-informasi
seputar kelembagaan LAZNAS Al-Azhar seperti profil dan
sejarah singkat berdirinya LAZNAS Al-Azhar, program-
program yang dimiliki dan informasi terkait laporan keuangan
yang dikelola. Para muzaki bisa langsung menunaikan zakat
infak dan sedekahnya melalui website tersebut sehingga lebih
memudahkan para muzaki menunaikan kewajibannya tanpa
menghilangkan esensi syariat Islam.
Dalam pengelolaannya Lembaga Amil Zakat Nasional
Al-Azhar mengelola dan mendistribusikan dana zakat yang
telah terhimpun melalui perantara program-program yang
74
dimiliki salahsatu nya ialah Rumah Gemilang Indonesia yang
merupakan program pemberdayaan mustahik dalam hal
Pendidikan yang diperuntukan bagi anak bangsa yang
berekonomi rendah dan putus sekolah khususnya para pemuda
yang masih dalam usia produktif. Rumah Gemilang Indonesia
adalah program Pendidikan non formal yang beroprasi
dibawah naungan LAZNAS Al-Azhar, memiliki enam kelas
dengan enam jurusan yang berbeda-beda, tidak seperti
program/lembaga Pendidikan pada umumnya RGI
menerapapkan sistem boarding dalam pengoprasiannya
sehingga para anak didiknya tidak hanya diberikan
pengetahuan dan keterampilan unggul yang menjadi pondasi
masa depan mereka, tapi juga memiliki pengetahuan dan dasar
akidah iman yang baik. Dijelaskan oleh manajer RGI terkait
penerapan sistem pembelajaran yang diterapkan pada program
Pendidikan ini:
“RGI menerapkan sistem boarding atau pesantren
dengan tujuan para santri tidak hanya dajarkan materi-
materi yang mendukung kemampuan bekerja tapi juga
diajarkan materi keagamaan layaknya sebuah
pesantren. Yang dipelajari kurang lebih ada enam
jurusan, antara lain: jurusan otomotif (Teknik sepeda
motor), kemudian ada kelas desain grafis, kemudian
tata busana, kemudian TKJ (Teknik Komputer dan
Jaringan), ada juga kelas video photo grafi, dan ada
juga kelas aplikasi perkantoran. Semua jurusan
tersebut memang termasuk kedalam industri kreatif
dengan harapan sewaktu mereka lulus bisa langsung
bekerja.”1
1 Wawancara pribadi dengan manajer Rumah Gemilang Indonesia
Bapak Mahrus Ali pada tanggal 25 Juli 2018.
75
Dalam pengoprasiannya Rumah Gemilang Indonesia
didukung oleh dana zakat, akan tetapi RGI tidak mengelola
dana zakat tersebut secara pribadi, diakarenakan RGI
merupakan program pemberdayan yang LAZNAS Al-Azhar
miliki, dengan demikian dalam pengoprasiannya RGI tidak
secara langsung menerima dana zakat dari muzaki melainkan
hanya menerima dana zakat yang sudah disediakan oleh
LAZNAS Al-Azhar, adapun dana zakat yang RGI kelola
adalah sebagai berikut:2
Tabel 5.1: Laporan Keuangan LAZNAS Al-Azhar 2018
No. Bulan Penerimaan Penyaluran
1. Januari Rp. 465.571.929,- Rp. 229.950.300,-
2. Februari Rp. 453.215.720,- Rp. 347.611.600,-
3. Maret Rp. 913.152.493,- Rp. 273.980.700,-
Total Rp. 1.831.940.142,- Rp. 851.542.600,-
Sumber: Website: www.alazharpeduli.com/laporan-keuangan
Rumah Gemilang Indonesia tidak memiliki laporan
keuangan tersendiri karena RGI masih termasuk kedalam
program LAZNAS Al-Azhar, oleh karena itu laporan
keuangan diatas adalah laporan keuangan yang dibuat
langsung oleh LAZNAS Al-Azhar dari segi penerimaan dana
2 http://alazharpeduli.com/laporan-keuangan diakses pada tanggal 8
Oktober 2018 pukul 21:05 WIB
76
zakatnya saja dan penulis hanya mencantumkan penyaluran
dana zakat tersebut terhadap RGI saja.
Dari table laporan keuangan tersebut dapat diketahui
bahwa LAZNAS Al-Azhar menerima dana zakat sebesar Rp.
1.831.940.142,- dan dari total dana zakat yang diterima
tersebut yang disalurkan kepada program Rumah Gemilang
Indonesia sebesar Rp. 851.542.600,- dan sisa dana zakat yang
ada tentunya disalukan kepada program-program Al-Azhar
lainnya.
Rumah Gemilang Indonesia memiliki enam jurusan
yang ditempatkan di enam kelas berbeda semua jurusan itu
termasuk kedalam industri kreatif yang tentunya sangat
dibutuhkan di era modern ini, jurusan-jurusan tersebut antara
lain: (1) jurusan otomotif; (2) jurusan desain grafis; (3) jurusan
tata busana; (4) jurusan Teknik komputer dan jaringan; (5)
jurusan video dan foto grafi; (6) dan jurusan aplikasi
perkantoran. Dengan keenam jurusan tersebut para peserta
didik RGI dapat menambah ilmu pengetahuan mereka di
bidang perindustrian dan diharapkan setelah lulus mereka
dapat dengan mudah mendapatkan pekerjaan sekaligus
mampu memperbaiki kualitas perekonomian keluarganya.
Berkenaan dengan pengelolaan dana zakat pada
program pendidikan Rumah Gemilang Indonesia LAZNAS
Al-Azhar, penulis mengacu pada pendapat yang dikemukakan
oleh Prajudi yang dikutip oleh Rahardjo dalam bukunya
Manajemen Pemerintahan Daerah bahwa yang dimaksud
dengan pengelolaan adalah kegiatan pemanfaatan dan
77
pengendalian atas semua sumber daya yang diperlukan untuk
mencapai ataupun menyelesaikan tujuan tertentu. Selain itu
penulis juga mengacu pada Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat
yang mana pada BAB I Pasal 1 Ayat 1 dijelaskan bahwa yang
dimaksud dengan pengelolaan zakat adalah kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, dan pengoordinasian dalam
pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.3
Berdasarkan hal tersebut penulis berpendapat bahwa
yang dimaksud dengan pengelolaan dana zakat adalah proses
yang dijalankan untuk mengerjakan suatu hal yang didasari
dengan unsur-unsur manajemen seperti; perencanaan,
pengaturan, pengawasan dan penggerakan, serta
memanfaatkan dana zakat secara maksimal dan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan dan syariat Islam, dari
berbagai sumber yang penulis temukan bahwa setidaknya ada
tiga tujuan dari pengelolaan zakat, ataralain:
1. Meningkatkan pelayanan dalam menunaikan zakat, sesuai
dengan tuntunan zaman, undang-undang dan syariat
Islam.
2. Meningkatkan fungsi dan peran keagamaan dalam upaya
mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan
sosial.
3 http://pid.baznas.go.id/wp-content/peraturan/001 Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat FC pdf, diakses pada tanggal
25 Maret 2018.
78
3. Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat secara
lebih maksimal.
LAZNAS Al-Azhar dapat dikatakan telah mampu
mengelola dana zakat dengan baik sesuai dengan perundang-
undangan dan syariat Islam hal tersebut dibuktikan dengan
berjalan dan berkembangnya setiap program yang dimiliki
salah satunya program pendidikan Rumah Gemilang
Indonesia yang mana dari awal pembentukan hingga
sekarang program ini mampu menghasilkan alumni-alumni
yang berkompeten dalam bidangnya masing-masing, bukan
hanya itu 80-85% dari setiap angkatan alumni telah
mendapatkan pekerjaan sehinga mampu mengurangi angka
pengangguran di Indonesia yang menjadi salahsatu tujuan
dari dibentuknya program ini. Seperti halnya yang
dikemukakan oleh manajer RGI bapak Mahrus Ali:
“untuk pengelolaan dana zakat di sini karena RGI ini
bagian dari pada program LAZNAS Al-Azhar maka
dana zakat itu masuk ke lembaga dulu, barulah
disalurkan ke RGI, dan adapun keefektifan
pengelolaannya selagi program ini masih berjalan dan
para alumni kita sudah bekerja lalu kemudian masih
mau berzakat ya tentunya mungkin dapat dikatakan
pengelolaan dana zakat di LAZNAS Al-Azhar kepada
RGI sudah berjalan sangat baik karena sampai
sekarang program ini masih berjalan dan banyak
alumni-alumni juga yang sudah menunaikan zakat
infak sedekahnya di Al-Azhar”.4
4 Wawancara pribadi dengan manajer Rumah Gemilang Indonesia
Bapak Mahrus Ali pada tanggal 25 Juli 2018.
79
Dari penjelasan tersebut penulis menyimpulkan bahwa
pengelolaan dana zakat di LAZNAS Al-Azhar terhadap RGI
sudah terbilang baik, sesuai dengan syariat Islam dan
perundang-undangan yang berlaku, hal tersebut juga dapat
dilihat dari tercapainya tujuan RGI dalam mengentaskan
pengangguran yang dibuktikan dari banyakya alumni-alumni
RGI yang telah berhasil menggunakan keilmuan yang
didapatkan di RGI untuk bekerja. Kendati demikian hal-hal
tersebut hanya penulis dapatkan dari data wawancara saja dan
belum ada data yang lebih spesifik yang dapat menunjukan
seperti apa pengelolaan dana zakat pada Rumah Gemilang
Indonesia.
B. Efektivitas Pengelolaan Dana Zakat Pada Program
Pendidikan Rumah Gemilang Indonesia LAZNAS Al-
Azhar
Selanjutnya, berkenaan dengan efektivitas
pengelolaan dana zakat pada program pendidikan Rumah
Gemilang Indonesia LAZNAS Al-Azhar penulis mengacu
pada teori kriteria efektivitas organisasi yang dikemukakan
oleh Gibson dalam bukunya Organisasi Perilaku-Struktur-
Proses, yang diterjemahkan oleh Djarkasih, yaitu:
1. Produksi
Produksi mengacu pada ukuran keluaran utama
organisasi. Produksi mencerminkan kemampuan
organisasi untuk menghasilkan jumlah dan kualitas
keluaran yang dibutuhkan lingkungan. Ukuran tersebut
80
berhubungan secara langsung dengan keluaran yang
dikonsumsi oleh pelanggan dan rekanan organisasi
bersangkutan.5 Berkenaan dengan produksi Rumah
Gemilang Indonesia yang sudah berdiri dari tahun 2009
hingga saat ini telah banyak menghasilkan alumni-alumni
yang berkompeten dan sesuai dengan pencapaian yang
ditargetkan oleh RGI tersebut, sebagaimana yang di
kemukakan oleh manajer RGI:
“Tujuan dibentuknya Rumah Gemilang Indonesia
ini adalah untuk mencetak anak-anak bangsa yang
produktif dan berpengatahuan dalam bidang-
bidang terentu yang mampu menunjang
perkembangan ekonomi mereka, dengan demikian
diharapkan setelah lulus mereka dapat
memanfaatkan ilmu-ilmu yang mereka pelajari di
RGI untuk bekerja. Tujuan-tujuan itu didasari dari
banyaknya pemuda-pemuda yang menganggur
padahal mereka masih dalam usia produktif.
Berkenaan dengan tujuan-tujuan tersebut
alhamdulillah dari awal berdiri sampai sekarang
RGI telah banyak menghasilkan alumni-alumni
yang berkompeten dan bekerja sesuai dengan
bidang yang mereka pelajari sebelumnya di RGI,
selain itu para alumni yang awalnya masih
berstatus mustahik harus sudah menjadi muzakki
dan berzakat di LAZNAS Al-Azhar dan itulah
yang digunakan dan dirasakan oleh generasi-
generasi RGI selanjutnya.”6 Rumah Gemilang Indonesia memiliki enam
jurusan keilmuan yang berbeda-beda dan hingga kini RGI
5 Gibson, Ivancevich dan Donnelly, Organisasi Perilaku-Struktur-
Proses, penerjemah Djarkasih, (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 34 6 Wawancara pribadi dengan manajer Rumah Gemilang Indonesia
Bapak Mahrus Ali pada tanggal 25 Juli 2018.
81
telah mencetak 1600 alumni dari keseluruhan jurusan
yang ada dan dengan jurusan-jurusan tersebut RGI telah
mampu menghasilkan alumni-alumni yang berkompeten
pada bidang nya masing-masing, dan sudah banyak pula
alumni-alumninya yang sduah bekerja, dengan demikian
tujuan RGI dalam pengentasan pengangguran telah
terealisaikan.
Akan tetapi, kendati disampaikan demikian tidak
ada data spesifik yang dapat membuktikan dan
menguatkan pendapat tersebut oleh karenanya pada poin
pertama kriteria efektivitas ini penulis berpendapat bahwa
Rumah Gemilang Indonesia belum memenuhi kriteria ini.
2. Efisiensi
Efisiensi didefinisikan sebagai perbandingan
keluaran terhadap masukan. Kriteria jangka pendek ini
memfokuskan perhatian atas siklus keseluruhan dari
masukan-proses-keluaran, dengan menekankan pada
elemen masukan dan proses.7 Tinggkat efisiensi RGI
dapat dilihat dari sistem pembelajarannya yang terbilang
singkat dan padat, seperti yang dipaparkan oleh manajer
RGI:
“Sistem pembelajan di RGI ini menerapkan sistem
short courses (kursus singkat) selama 4 bulan
setengah pendalaman materi dan praktek
kemudian disambung dengan workshop dan
magang, jadi kalau dihitung-hitung kurang lebih
7 Gibson, Ivancevich dan Donnelly, Organisasi Perilaku-Struktur-
Proses, h. 34
82
sistem pembelajan di RGI setiap angkatannya
berlangsung selama 6 bulan”8 Dari penjelasan tersebut penulis berpendapat
bahwa sistem pembelajaran singkat yang diretapkan oleh
RGI dikatakan efisien karena dengan diterapkannya
sistem ini menjadikan proses belajar mengajar di RGI
lebih fokus tidak banyak waktu terbuang, ditambah lagi
dengan penerapan sistem bergaya pesantren dengan
segala kedisiplinannya yang menhadikan proses belajar
mengajar di RGI tidak hanya singkat tapi juga padat dan
dengan penggabungan dua sistem ini para peserta didik
RGI bisa lebih terawasi karena ruang lingkup gerak
mereka hanya sebatas di lingkungan asrama saja.
Berdasarkan pejelasan di atas penulis berpendapat
bahwa Rumah Gemilang Indonesia telah memenuhi
kriteria efektivitas ini.
3. Kepuasan
Kepuasan menjadi ukuran keberhasilan organisasi
memenuhi kebutuhan karyawan dan anggotanya. Ide
organisasi sebagai suatu sistem sosial menuntut agar
diperhatikan beberapa pertimbangan yang bermanfaat
bagi para pesertanya, termasuk para pelanggan dan
rekanan.9 Kepuasan di Rumah Gemilang Indonesia dapat
dilihat dari respon para santri (mustahik) penerima
8 Wawancara pribadi dengan manajer Rumah Gemilang Indonesia
Bapak Mahrus Ali pada tanggal 25 Juli 2018. 9 Gibson, Ivancevich dan Donnelly, Organisasi Perilaku-Struktur-
Proses, h. 34
83
manfaat seperti yang disampaikan oleh tiga orang santri
RGI yang penulis wawancarai, sebagai berikut:
“di RGI aku ambil jurusan tata busana, aku ambil
jurusan itu karena … apa ya … aku juga memang
pengen bisa menjahit terus juga menurut aku
peluang dari prodi tata busana itu cukup banyak,
selain nantinya kita bisa membuka usaha sendiri
kan kita bisa kerja di tempat lain sebagai penjahit
atau semacamnya. Dan menurut aku RGI itu luar
biasa, tujuan RGI kan mengentaskan
pengangguran usia produktif terus kita juga disini
belajar disiplin waktu, keagamaan dan skil-skil
yang menunjang pekerjaan, jadi aku tuh bangga
dan bersyukur banget bisa masuk ke sini”.10
“menurut saya pribadi apa-apa yang sudah saya
mimpikan dari dulu tenyata ada di RGI, selain Full
beasiswa terus instruktur-instrukturnya dijamin
lah istilahnya, seperti halnya jurusan TKJ, Teknik
Komputer dan Jaringan, karena memang di cianjur
tempat saya tinggal itu pedaleman jadi yang
namanya sinyal hp juga masih susah jadi dengan
saya di RGI InsyaAllah bisa saya kembangkan di
sana. Rumah Gemilang Indonesia sangat
membantu ya khusunya bagi kalangan pemuda-
pemuda, karena kan dari yang saya tahu masih
banyak pemuda-pemuda di Indonesia yang masih
menganggur khusunya mungkin di cianjur daerah
saya, jadi program ini menurut saya sangat
membantu sekali khususnya untuk kaum
dhuafa”.11
“Saya ambil jurusan aplikasi perkantoran, karena
kan dari pas SMK itu saya ambil administrasi
perkantoran jadi mendalami aja, karena kan di
10 Wawancara pribadi dengan salah satu santri RGI jurusan tata busana
sdri Dede Rika pada tanggal 13 September 2018. 11 Wawancara pribadi dengan salah satu santri RGI jurusan Teknik
Komputer dan Jaringan sdr Cepi Husni pada tanggal 13 September 2018.
84
sekolah itu administrasi dan kalau di sini kan
aplikasi jadi ada kaitannya, dan memang tujuan
saya pengen mendalami nya dan walaupun baru
tiga bulan saya di sini tapi alhamdulillah banyak
yang sudah saya rasakan antara lain dari segi
agama, disiplin waktu, dan dari segi pembelajaran
yang saya ambil itu alhamdulillah sudah tahu,
apasih itu web gitu dan banyak sih menurut saya.
Menurut saya RGI itu bagus apalagi dalam
peraturan waktu, disiplin itu sangat ketat banget ya
menurut saya, dari bangun tidur pun sampai mau
tidur lagi di sini tuh sangat diatur lah, jadi bener-
bener disiplin jadi kekitanya juga dapet pelajaran
disiplin waktu gitu kan”.12 Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh
para santri RGI yang penulis wawancarai di atas dapat
dilihat bahwa dari segi kemanfaatan sudah sangat
dirasakan oleh para santri RGI dan sintem yang dimiliki
RGI dapat dibilang sudah dapat memberikan kepuasan
bagi para mustahiknya.
4. Adaptasi
Adaptasi adalah suatu ukuran ketanggapan
organisasi terhadap tuntutan perubahan. Adaptasi adalah
tingkat di mana organisasi dapat dan benar-benar tanggap
terhadap perubahan internal dan eksternal.13 Adaptasi
yang dilakukan oleh Rumah Gemilang Indonesia dapat
kita lihat dari informasi yang paparkan oleh manajer RGI,
yaitu:
12 Wawancara pribadi dengan salah satu santri RGI jurusan Aplikasi
Perkantoran sdri Nisa Saipul Rahmi pada tanggal 13 September 2018. 13 Gibson, Ivancevich dan Donnelly, Organisasi Perilaku-Struktur-
Proses, h. 34
85
“awal mula dibentuknya RGI hanya membuka
satu kelas yaitu tatabusana karena pada saat itu
industry kreatif yang sedang berkembang di
lingkungan kita adalah industri tata busana,
barulah pada tahun kedua RGI membuka kelas
lain yaitu kelas video photo grafis dan disusul
secara bertahap dengan kelas-kelas lainnya, jadi
bisa dibilang di RGI itu kita melihat dari
lingkungan nya juga, kira-kira apa yang sedang
berkembang dan dibutuhkan oleh masyarakat
sekitar kita yang sekiranya berpotensi
mengembangkan perekonomian mereka”14 Rumah Gemilang Indonesia sudah menerapkan
sistem adaptasi dari awal berdirnya sampai sekarang
seperti yang telah dikemukakan oleh manajer RGI, bahwa
program ini dibentuk mengikuti perkembangan
kebutuhan masyarakat terhadap industri kreatif, dimulai
dengan dibukanya satu kelas sampai sekarang RGI telah
membuka enam kelas yang tentunya kelas-kelas tersebut
dibuka sesuai dengan peminatan dan kebutuhan
masyatakat terhadap industry kreatif.
5. Pengembangan
Pengembangan mengukur tanggung jawab
organisasi dalam memperbesar kapasitas dan potensinya
untuk berkembang. Kriteria ini mengukur kemampuan
organisasi untuk meningkatkan kapasitasnya menghadapi
tuntutan lingkungan untuk memperbesar kesempatan
14 Wawancara pribadi dengan manajer Rumah Gemilang Indonesia
Bapak Mahrus Ali pada tanggal 25 Juli 2018.
86
kelangsungan hidup jangka panjangnya.15 Pengembangan
yang dirasakan oleh Rumah Gemilang Indonesia dapat
dilihat dari seperti yang dijelaskan oleh manajer RGI,
yaitu:
“Rumah Gemilang Indonesia awal berdirinya itu
hanya di satu tempat saja yaitu di sawangan depok
ini, dan melihat dari jumlah mustahik yang
terindentifikasi semakin bertambah maka kami
pun mengembangkan RGI ini dengan cara
membuka cabang-cabang di berbagai daerah di
Indonesia diantaranya: di Aceh, Surabaya,
Magelang, Jakarta Timur dan berpusat di
Sawangan Depok.”16 Dari penjelasan tersebut penulis perbendapat
bahwa pengembangan yang dilakukan oleh LAZNAS Al-
Azhar melalui Rumah Gemilang Indonesia salah satunya
adalah membuka cabang RGI di berbagai daerah di
Indonesia dengan tujuan agar lebih banyak lagi para
mustahik yang teridentifikasi dan terentaskan sehingga
tujuan RGI dalam pengentasan pengangguran dapat lebih
terealisasikan.
15 Gibson, Ivancevich dan Donnelly, Organisasi Perilaku-Struktur-
Proses, h. 35 16 Wawancara pribadi dengan manajer Rumah Gemilang Indonesia
Bapak Mahrus Ali pada tanggal 25 Juli 2018.
87
BAB VI
PENUTUP
Pada bab ini berisikan kesimpulan dari keseluruhan hasil
penelitian yang penulis lakukan di Rumah Gemilang Indonesia
Lembaga Amil Zakat Nasional Al-Azhar dan kesimpulan tersebut
penulis buat dalam dua poin yaitu tentang pengelolaan dana zakat
dan tentang efektivitas pengelolaannya. selain dari pada itu pada
bab ini juga terdapat saran-saran yang penulis cantumkan pada
poin akhir, saran-saran tersebut berisikan pendapat penulis
terhadap Lembaga dan program yang penulis teliti.
A. Kesimpulan
1. Pengelolaan Dana Zakat Pada Program Pendidikan Rumah
Gemilang Indonesia LAZNAS Al-Azhar
Berdasarkan rumusan masalah pertama yaitu
mengenai pengelolaan dana zakat pada program
pendidikan rumah gemilang Indonesia penulis
menyimpulkan bahwa pengelolaan dana zakat pada
program tersebut dapat terbilang baik karena telah
menggunakan dana zakat pada tempat yang semestinya
yaitu menggunakannya untuk kepentingan para peserta
didik yang semuanya termasuk kedalam golongan
mustahik zakat, akan tetapi tidak ada data yang dapat
menunjukan secara lebih spesifik mengenai pengelolaan
dana zakat yang ada di rumah gemilang Indonesia.
88
2. Efektivitas Pengelolaan Dana Zakat Pada Program
Pendidikan Rumah Gemilang Indonesia LAZNAS Al-
Azhar
Berkenaan dengan efektivitas Rumah Gemilang
Indonesia dan dengan teori lima kriteria efektivitas
organisasi yang penulis gunakan maka penulis
menyimpulkan bahwa Rumah Gemilang Indonesia hanya
memenuhi empat dari lima kriteria tersebut, antara lain:
a. Efisiensi
Terpenuhinya kriteria ini dapat dibuktikan
dengan sitem pembelajaran yang RGI terapkan, yaitu
penggabungan sintem belajar singkat dan pesantren
yang menjadikan proses belajar mengajar nya singkat
dan padat.
b. Kepuasan
Pada kriteria ini penulis buktikan melalui hasil
wawancara pribadi dengan beberapa santri RGI, para
santri yang penulis wawancarai kurang lebih
mengemukakan pendapat yang sama, yaitu mereka
sangat senang bisa masuk dan belajar di Rumah
Gemilang Indonesia menurut mereka RGI adalah
inovasi yang sangat cocok diterapkan pada pada era
ini, bahkan baru dua bulan saja mereka mengenyam
pendidikan di RGI mereka sudah dapat merasakan
perubahan yang signifikan pada diri mereka baik dari
segi keilmuan maupun dari segi kedisiplinan.
89
c. Adaptasi
Penulis berpendapat bahwa dari awal
berdirinya RGI sudah masuk kedalam kriteria ini, hal
ini dibuktikan dari pembukaan kelas jurusan yang
secara bertahap dan mengikuti peminatan masyarakat
sekitar pada masa itu, pendapat tersebut penulis kelola
dari hasil wawancara penulis dengan manajer RGI.
d. Pengembangan
Pada kriteria pengembangan penulis
berpendapat bahwa RGI telah memenuhi kriteria ini
karena sampai sekarang terlihat jelas pengembangan
yang dilakukan oleh RGI salah satunya yaitu telah
banyak dibukanya cabang-cabang RGI di berbagai
pelosok Indonesia, cabang-cabang tersebut
diantaranya; di Aceh, Surabaya, Magelang, Jakarta
Timur dan berpusat di Sawangan Depok.
Adapun kriteria efektivitas yang terakhir yaitu
“produksi” penulis berpendapat dari hasil pencarian data
dan hasil penelitian penulis bahwa Rumah Gemilang
Indonesia belum memenuhi kriteria ini karena tidak adanya
data spesifik yang dapat menguatkan terpenuhinya kriteria
ini, kriteria ini, satu-satunya sumber yang penulis dapatkan
mengenai kriteria ini hanyalah hasil wawancara dengan
manajer kendati demikian penulis menyimpulkan bahwa
Rumah Gemilang Indonesia dapat terbilang efektif dalam
90
mengelolaa dana zakatnya walaupun hanya empat kriteria
yang dapat terbenuhi.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penulis
menyampaikan beberapa saran, antara lain:
1. Perlu adanya sosialisasi lebih luas kepada masyarakat
mengenai Rumah Gemilang Indonesia khususnya
masyarakat dhuafa di seluruh pelosok nusantara agar
lebih banyak lagi yang merasakan dampak positif dari
kehadiran Rumah Gemilang Indonesia ini.
2. Perlu adanya penambahan kuota santri agar semakin
banyak pemuda Indonesia yang dapat mengembangkan
kemampuannya dalam industry kreatif.
3. Perlu adanya sosialisasi terhadap progress baik dari
program RGI ataupun dari para santri dan alumninya, agar
masyarakat dapat mengetahui apa peran RGI dalam
pengentasan pengangguran di Indonesia.
4. Perlu dibuatnya laporan keuangan secara lebih spesifik
dan terperinci agar masyarakat dapat mengetahui seperti
apa pengalokasian dana zakat di RGI dengan demikian
dapat menambah tingkat kepecayaan masyarakat
terhadap RGI.
91
DAFTAR PUSTAK
Adisasmita, Rahardjo, Manajemen Pemerintah Daerah,
(Yogyakarta: Graha Ilmu).
Al-Ba’ly, Abdul Al-Hamid Mahmud, Ekonomi Zakat Sebuah
Kajian Moneter dan Keuangan Syariah, Penerjemah
Muhammad Abqary Abdullah Karim, (Jakarta: PT.
RajaGrafindo, 2006).
Ali, M. Daud, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta:
UI Press, 2012).
Anoraga, Padji, Menejemen Bisnis (Jakarta : PT Rineka Cipta ;
1997).
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktek, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003).
Bachtiar, Wardi, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta:
Logos, 1999).
Bariadi, Lili, Muhamad Zen, dan Muhammad Hudri. Zakat Dan
Wirausaha. (Jakarta: CED, 2005).
Bulletin yang dikeluarkan LAZ APU pada tahun 2017 yang
berjudul “mengentaskan kemiskinan membangun
kesejahteraan Indonesia”
Bungin, M. Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif. (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2001).
Danim, Sudarwan, Motivasi, Kepemimpinan dan Efektivitas
Kelompok, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004).
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008).
92
Edilus, Pengantar Ekonomi Perusahaan, (Jakarta: Rineka Cipta,
1992).
Gibson, Ivancevich dan Donnelly, Organisasi Perilaku-Struktur-
Proses, penerjemah Djarkasih, (Jakarta: Erlangga, 1996).
H.B, Siswanto, Pengantar Manajemen, (Bandung: Bumi Aksara,
2005).
Hafidhuddin, Didin, Membangun Peradaban Zakat, Meniti Jalan
Kegemilangan Zakat (Jakarta: Divisi Publikasi Institut
Manajemen Zakat, 2006).
Hafidhuddin, Didin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak,
Shadaqah, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998).
Handoko, T. Hani, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 2003).
Hasbi, Al-Furqon, 125 Masalah Zakat, (Solo: Tiga Serangkai,
2008).
Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti, Dasar-Dasar Menejemen
Keuangan, (Yogyakarta: UUP AMP YKPN,2002).
Ivancevich, John M, Robert Konopaske dan Michael T. Matteson,
Perilaku dan Manajemen Organisasi, penerjemah Gina
Gania, (Jakarta: Erlangga, 2007).
J.P, Cambel, Riset Dalam Efektivitas Organisasi, (Jakarta:
Erlangga, 1989).
Katalog Profil Rumah Gemilang Indonesia, Pemuda Bermasa
Depan Gemilang.
Lubis, S.M. Hari dan Martani Huseini, Teori Organisasi: Suatu
Pendekatan Makro, (Jakarta: Pusat Antar Universitas
Ilmu-ilmu Sosial Universitas Indonesia, 1987).
Mahmudi, Manajemen Kinerja Sektor Publik, (Yogyakarta:
Akademik Manajemen Perusahaan JKPN, 2005).
93
Makmur, Syarif, Pemberdayaan Sumber daya Manusia dan
Efektivitas organisasi. (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2008).
Mannan, M.A, Ekonomi Islam, Teori Dan Praktek (Dasar-Dasar
Ekonomi Islam), (Jakarta: PT. Intermasa, 1992).
Marzuki, Metodologi Riset, (Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UII
Yogyakarta, 1983).
Moelong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2000).
Mufraini, M. Arif, Akuntansi dan Manajemen Zakat, (Jakarta:
Prenada Media Group, 2006).
Mulyasa, E, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, dan
Impelemntasi, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004).
Munhanif, Herry, Tuntunan Praktis Zakat dan Permasalahannya,
(Cibubur: PT. Variapop, 2012).
Poerwandari, E. Kristi, Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian
Psikologi, (Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana
Pengukuran dan Pendidikan Psikologi, LPSP3 UI, 1983).
Profil Tim Laznas Al-Azhar, Making Happines and Better
Future, (LAZNAS Al-Azhar: Jakarta, 2016).
Qardawi, M. Yusuf, Hukum Zakat Study Komperatif mengenai
status dan filsafat zakat berdasarkan Qur’an dan Hadits,
Penerjemah Salman Harun, Didin Hafidhuddin dan
Hasanuddin, (Jakarta: Pustaka Litera AntarNusa, 1987).
Rahmat, Harry, Profile Al-Azhar Peduli Ummat, (Jakarta:
Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al-Azhar, 2014).
Sani, Muhammad Anwar, Jurus Menghimpun Fulus, (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2010).
94
Steers, Richard M, Efektivitas Organisasi, penerjemah
Magdalena Yamin, (Jakarta: Erlangga 1980).
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,
2005).
Supriyono, Sistem Pengendalian Manajemen, (Yogyakarta:
BPFE, 2000).
Suwarto, FX, Perilaku Keorganisasian Buku Panduan
Mahasiswa, (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya
Yogyakarta, 1999).
Tim Rumah Yatim, Buku Pintar Pedoman Zakat dan
Pengelolaan Anak Yatim, (Bandung: Yayasan Rumah
Yatim Ar Rohman Ind, 2015).
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi
Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011).
95
Internet
http://alazharpeduli.com/profil diakses pada tanggal 15 Januari
2018 pukul 20:11 WIB.
http://pid.baznas.go.id/wp-content/peraturan/001 Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat FC
pdf, diakses pada tanggal 14 Januari 2018 pukul 13:20
WIB.
http://rumahgemilang.com/profil/sejarah-singkat/ diakses pada
tanggal 27 Juni 2018 pukul 15:14 WIB.
96
Wawancara
Wawancara pribadi dengan manajer Rumah Gemilang Indonesia
Bapak Mahrus Ali pada tanggal 25 Juli 2018.
Wawancara pribadi dengan salah satu santri RGI jurusan tata
busana sdri Dede Rika pada tanggal 13 September 2018.
Wawancara pribadi dengan salah satu santri RGI jurusan Teknik
Komputer dan Jaringan sdr Cepi Husni pada tanggal 13
September 2018.
Wawancara pribadi dengan salah satu santri RGI jurusan Aplikasi
Perkantoran sdri Nisa Saipul Rahmi pada tanggal 13
September 2018.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
Transkip Wawancara 1
Pewawancara : Arif Budiman
Narasumber : Ust. Muhammad Mahrus Ali S.Pd.I
Hari/Tanggal : Rabu, 25 Juli 2018
Waktu : 14:00-14:30 WIB
Tempat Wawancara : Ruang Manajer RGI
Narasumber Sebagai : Manajer Rumah Gemilang Indonesia
P : Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
N : Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
P : saya bermaksud mewawancarai bapak terkait skripsi saya
yang berjudul “Efektivitas Pengelolaan Dana Zakat
Terhadap Program Pendidikan Rumah Gemilang
Indonesia LAZNAS Al-Azhar”. wawancara ini
merupakan salah satu Teknik pengumpulan data yang
saya gunakan dalam penyusunan skripsi saya. Dalam
wawancara ini saya akan mengajukan beberapa
pertanyaan kepada bapak terkait efektivitas pengelolaan
dana zakat di rumah gemilang indonesia ini, dan untuk
itu setiap pernyataan dan jawaban yang bapak sampaikan
akan saya rekam sebagai kepentingan penelitain saya.
Adapun pertanyan pertama, apa itu Rumah Gemilang
Indonesia?
N : Rumah Gemilang Indonesia adalah salah satu pusat
pelatihan dan Pendidikan non formal yang dimiliki oleh
Lembaga Amil Zakat Nasional Al-Azhar, diperuntukan
bagi kalangan dhuafa khusunya bagi mereka para remaja
usia produktif yang memiliki kendala dalam hal biaya
Pendidikan sehingga putus sekolah, para remaja tersebut
memang kita didik, kita bina, kita ajarkan skil dengan
harapan mereka setelah lulus dari RGI bisa
berpenghasilan, bekerja, membantu perekonomian
keluarga. Mereka dididik selama enam bulan yang
didalamnya terdapat pembelajaran materi, workshop,
magang dan kemudian wisuda.
P : Hmm jadi seperti itu ya pak, lalu kapan awal mula
dibentuknya RGI?
N : Awal mula dibentuknya Rumah Gemilang Indonesia
pada tahun 2009, awalnya kami melihat dari lingkungan
sekitar yang cenderung lebih tertarik dengan profesi
tatabusana maka secara bertahap kelas pertama yang
dibuka oleh RGI adalah kelas tatabusana, satu tahun
kemudian barulah diterapkan/dibuka kelas lainnya seperti
video photo grafis dan secara bertahap kelas-kelas
lainnya pun dibuka sesuai dengan industri kreatif yang
dibutuhkan.
P : Apa saja yang dipelajari di RGI?
N : Yang dipelajari kurang lebih ada enam jurusan, antara
lain: jurusan otomotif (Teknik sepeda motor), kemudian
ada kelas desain grafis, kemudian tata busana, kemudian
TKJ (Teknik Komputer Jaringan), ada juga kelas video
photo grafi, dan ada juga kelas aplikasi perkantoran.
Semua jurusan tersebut memang termasuk kedalam
industry kreatif dengan harapan sewaktu mereka lulus
bisa langsung bekerja
P : Berapa Batasan usia anak didik RGI?
N : Untuk usianya di RGI sendiri membatasi dari mulai usia
17 tahun sampai dengan 30 tahun yang masih tergolong
usia produktif yang berasal dari berbagai penjuru daerah
di Indonesia.
P : Sistem Pendidikan seperti apa yang diterapkan?
N : RGI menerapkan sistem boarding atau pesantren dengan
tujuan para santri tidak hanya dajarkan materi-materi
yang mendukung kemampuan bekerja tapi juga diajarkan
materi keagamaan layaknya sebuah pesantren. RGI juga
telah membuka cabang di berbagai daerah di Indonesia
diantaranya: di Aceh, Surabaya, Magelang, Jakarta
Timur dan berpusat di Sawangan Depok.
P : Bagaimana cara perekrutannya?
N : Cara perekrutannya tentunya kita disini harus sesuai
dengan kriteria karena ini pendayagunaan dari dana
zakat, jadi perekrutannya misal mereka dhuafa memiliki
semangat yang tinggi, kemudian mau belajar, usianya 17
sampai dengan 18 tahun atau paling tidak mustahik
mereka, perekrutannya bisa nanti kita mulai sosialisasi
lewat media sosial melalui mitra-mitra di luar, alumni-
alumni yang sudah bekerja, saudara, tetangga dan lain
sebagainya bias diaahkan ke Rumah Gemilang Indonesia
dan yang paling penting itu SKTM (surat keterangan
tidak mampu) sebagai syarat masuk ke RGI
P : Bagaimana sistem pengelolaan dana zakat di RGI?
N : Kalau untuk pengelolaan dana zakat karena RGI ini
bagian dari pada program LAZNAS Al-Azhar maka dana
zakat itu masuk ke lembaga dulu, barulah disalurkan ke
RGI. Adapun efektivitasnya sih ya jelas, kita selagi
masih berjalan kemudian anak-anak kita bekerja
kemudian masih mau berzakat ya tentunya mungkin
sampai sekarang masih berjalan karena banyak alumni-
alumni juga yang sudah menunaikan zakat infak
sedekahnya di Al-Azhar.
P : Terkait tujuan dan pencapaian pak, apa tujuan
dibentuknya RGI dan pencapaian apa yang telah
tercapai?
N : Yang jelas tujuan utama mereka harus sudah mampu
memiliki pengetahuan (knowledge) kemudian
kemampuan (skill), karena sebagaimana yang kita tahu
banyak remaja-remaja yang malas dan mereka juga tidak
memiliki kemampuan (skill) apa-apa, dan tujuan yang
terakhir adalah akhlaqul karimah nya karena di sini
sefatnya boarding jadi tiga ini yang menjadi target kita
yaitu mereka Knowledge nya bagus memiliki skil dan
mereka juga memiliki akhlak yang baik. Untuk outputnya
yang jelas setelah mereka keluar dari RGI harus sudah
bekerja, harus sudah menjadi muzakki yang mana
sekarang mereka masih berstatus sebagai mustahik
nantinya mereka bekerja dan berzakat di LAZ Al-Azhar
dan itulah yang digunakan dan dirasakan oleh generasi-
generasi RGI selanjutnya. Karena kita juga masih
mengontrol para alumni, jadi tidak hanya sebatas belajar
disini kita control tapi juga setelah lulus pun masih kami
awasi dengan membuat sebuah wadah silaturahmi seperti
pengajian alumni sehingga kita bisa tahu seperti apa
perkembangan para alumni diluar sana, apakah sudah
bekerja ataukah belum, tapi alhamdulilah dari angkatan
pertama sampai sekarang angkatan ke 18 dengan
jumlahnya keseluruhan kurang lebih 2000 orang, itu 85%
nya insyaAllah sudah bekerja, berpenghasilan, membantu
perekonomian keluarga. dan itulah salah satu yang
menjadi bukti bahwa pengelolaan dana zakat di RGI
sudah terbilang efektif.
P : Bagaimana perkembangan para mustahik di satu tahun
terakhir?
N : Adapun untuk para mustahik terus terang kami tidak bisa
menjanjikan pekerjaan, tapi begitu mereka memliki
kompetensi yang baik, skil yang bagus pasti mereka
bekerjapun sudah direkrut oleh tempat magang tanpa
melihat ijazah karena mereka (anak-anak RGI) sudah
teruji bahwa santri RGI ini rajin, disiplin, ulet, tata krama
dengan atasan pun mereka insyaAllah paham dan untuk
masalah ketepatan waktu juga kami didik karena di dunia
kerja itulah yang akan dibutuhkan
P : Berapa jumlah santri saat ini?
N : Jumlah santri untuk saat ini di RGI berjumlah 120 orang
dari 6 kelas yang tersedia, karena kuota perkelas hanya
menerima 20 orang
P : Sistem pembelajarannya seperti apa?
N : Sistem pembelajan di RGI ini menerapkan sistem short
courses (kursus singkat) selama 4 bulan setengah
pendalaman materi dan praktek kemudian disambung
dengan workshop dan magang, jadi kalau dihitung-hitung
kurang lebih sistem pembelajan di RGI setiap
angkatannya berlangsung selama 6 bulan
P : Untuk santrinya berasal dari mana saja pak?
N : Untuk sekarang jawa barat masih mendominasi di RGI
pusat ini, tapi dari luar daerah juga sudah mulai ada yang
berdatangan seperti dari lampung, riau, dan maluku.
P : Untuk proses belajar seperti apa pak?
N : Proses belajar di sini karena RGI sistem nya boarding
(pesantren) jadi diawali dari bangun tidurnya, para santri
di sini dididik untuk terbiasa bangun pukul 03:30 pagi
untuk melaksanakan solat sunnah tahajud, kemudian
sambil menunggu waktu subuh itu diisi dengan tadarus
Al-Qur’an baru kemudian soalat subuh berjamaah dan
dilanjutkan dengan kegiatan lain sampai jam enam pagi
barulah mereka sarapan, bersih-bersih, solat duha dan
kajian keagamaan sampai jam Sembilan dan baru setelah
itu mereka masuk kelas dari jam Sembilan pagi sampai
jam setengan lima sore, nah setelah itu dilanjut lagi
dengan kegiatan pengajian kitab kuning sehabis solat
magrib, dan baru nanti setelah solat isya ada jam
tambahan tapi jam tambahan ini sifatnya tidak wajib
hanya dibuka jika ada kebutuhan dari kelas-kelas tertentu
yang dibatasi hanya sampai jam sepuluh malam, karena
jam sepuluh malam para santri sudah harus
mengosongkan kelas dan kembali ke asrama masing-
masing.
Rabu, 25 Juli 2018
Manajer Rumah Gemilang Indonesia
(Ust. Muhammad Mahrus Ali S.Pd.I)
Transkip Wawancara 2
Pewawancara : Arif Budiman
Narasumber : Nurul Hikmah
Asal : Kalimantan Selatan
Usia : 18 tahun
Hari/Tanggal : Kamis, 13 September 2018
Tempat Wawancara : Aula RGI
Narasumber Sebagai : Santri RGI jurusan Tata Busana
P : Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
N : Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
P : Sebelumnya perkenalkan nama saya Arif Budiman saya
mahasiswa UIN, tujuan saya kesini untuk mencari data
untuk skripsi saya, berkenaan dengan itu saya akan
mengajukan beberapa pertanyaan wawancara kepada
Nurul (narasumber), adapun pertanyaan yang pertama,
pertama kali Nurul tahu RGI dari mana?
N : Saya tahu RGI itu dari mitra, jadi di desa kita (asal
tempat tinggal mustahik) itu kan RGI itu salah satu
program dari LAZNAS Al-Azhar, jadi di desa kami ada
da’I-da’I yang dikirim dari LAZNAS Al-Azhar nah dari
situlah awal mula saya tahu RGI.
P : Di sini Nurul ambil jurusan apa? Dan kenapa ambil
jurusan itu?
N : Saya di sini ambil jurusan tata busana, alasan saya ambil
jurusan itu karena di desa saya itu profesi menjahit itu
masih jarang jadi kalau ada orang yang berkemampuan
menjahit itu tenaganya sangat dibutuhkan, jadi
maksudnya nanti kalau sudah ada bekal dari sini saya
bisa bawa ke kampung dan saya juga bisa bikin usaha
sendiri di sana.
P : Kenapa pilih RGI sebagai sarana pengembangan skil?
N : Karena saya sudah cukup lama ya tahu RGI kalau tidak
salah dari tahun 2014 saya sudah mulai mengenal RGI
dan sudah banyak juga yang menjelaskan RGI itu seperti
apa, dan mulai dari situ saya sudah mulai ada
ketertarikan, selain itu yang membuat saya tertarik saya
bisa kenal banyak teman baru dari berbagai daerah di
Indonesia, walaupun sebelum sudah banyak tawaran-
tawaran seperti kuliah, kerja dll tapi karena memang
sudah niat dari awal pengen ke RGI yah jadi saya pilih
RGI, dan lumayan juga kan enam bulan kita di sini
minimal kita gak ngerepotin orang tua karena kan kan
untuk biaya pendidikan dll itu sudah ditanggung oleh
RGI
P : Apa pendapat kamu tentang RGI?
N : Hmm… gimana ya ngejelasinnya… hmm jadi menurut
saya RGI itu sebuah Lembaga yang mana bukan hanya
membekali kita skil yang mendukung pekerjaan tapi juga
dibekali dengan akhlah pengetahuan agama, jadi ada
pelajaran akidahnya, ada pelajan islaminya dan lain-lain,
yaa kurang lebih seperti pesantren lah di RGI ini, jadi
bukan ilmu keduniaan saja yang kita dapat di RGI tapi
juga Ilmu keakhiratannya juga.
P : Apa harapan kedepannya setelah lulus dari RGI?
N : Kalau saya sendiri InsyaAllah saya akan coba bekerja
dengan bidang dalam bidang tata busana ini, di RGI ini
kan di akhir sebelum wisuda ada magang ya, dan denger-
denger juga kalau kerja kita bagus kemungkinan bisa di
rekrut oleh tempat magang, jadi ya harapan saya mudah-
mudahan setelah lulus nanti dapat dengan mudah
memanfaatkan ilmu yang saya pelajari untuk bekerja
kalaupun tidak dapat bekerja di tempat magang
setidaknya saya bisa memanfaatkan ilmu tata busana ini
di desa tempat saya tinggal.
P : Selama hampir tiga bulan di RGI apa yang sudah di
dapatkan?
N : Apa ya?.... banyak sih yang sudah dirasakan, pertama itu
dari mindset kita yang mulai berubah dari yang awalnya
dulu belum bisa mengatur waktu sampai banyak waktu
yang tebuang sia-sia tapi selama hampir tiga bulan di sini
saya belajar bagaiman menghargai dan memanfaatkan
waktu dengan sebaik-baiknya.
Kamis, 13 September 2018
Santri RGI Jurusan Tatabusana
(Nurul Hikmah)
Transkip Wawancara 3
Pewawancara : Arif Budiman
Narasumber : Dede Rika
Asal : Purwakarta
Usia : 18 tahun
Hari/Tanggal : Kamis, 13 September 2018
Tempat Wawancara : Aula RGI
Narasumber Sebagai : Santri RGI jurusan Tata Busana
P : Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
N : Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
P : Sebelumnya perkenalkan nama saya Arif Budiman saya
mahasiswa UIN, tujuan saya kesini untuk mencari data
untuk skripsi saya, berkenaan dengan itu saya akan
mengajukan beberapa pertanyaan wawancara kepada
Dede (narasumber), adapun pertanyaan yang pertama,
pertama kali Dede tahu RGI dari mana?
N : Aku tahu RGI dari mitra yang dikirim oleh LAZNAS
Al-Azhar ke daerah tempat tinggal aku, jadi disana itu
kan ada KSM (kelompok sumberdaya masyarakat) dan
disana juga kan aku ikut organisasi gitu terus sama
pengurus organisasi nya aku dikasih saran buat ikut
diklat/pelatihan di RGI, terus paman aku juga kebetulan
pengurus LAZ Al-Azhar.
P : Di sini Dede ambil jurusan apa? Dan kenapa ambil
jurusan itu?
N : Aku ambil jurusan tata busana, aku ambil jurusan itu
karena … apa ya … aku juga memang pengen bisa
menjahit terus juga menurut aku peluang dari prodi tata
busana itu cukup banyak, selain nantinya kita bisa
membuka usaha sendiri kan kita bisa kerja di tempat lain
sebagai penjahit atau semacamnya.
P : Kenapa pilih RGI sebagai sarana pengembangan skil?
N : Awalnya sih aku pas lulus sekolah itu niatnya mau
langsung kuliah ya tapi dapet saran dari paman sebelum
kuliah coba dulu aja ke RGI biar lebih paham RGI itu
seperti apa dan nantinya juga kan aku bakalan jadi
pengurus KSM juga jadi ya gitu alasan aku pilih RGI.
P : Apa pendapat kamu tentang RGI?
N : Pokoknya RGI menurut aku itu luar biasa, tujuan RGI
kan mengentaskan pengangguran usia produktif terus kita
juga disini belajar disiplin waktu, keagamaan dan skil-
skil yang menunjang pekerjaan, jadi aku tuh bangga dan
bersyukur banget bisa masuk ke sini.
P : Apa harapan kedepannya setelah lulus dari RGI?
N : Kalau aku pokoknya bisa mengistiqomahkan semuanya
yang telah dipelajari di sini, terus emang harapan aku
juga ambil jurusan tata busana karna ingin membuka
usaha menjahit di rumah dan memang planning aku
bukan hanya sampai di sini, aku juga pengen lanjut lagi,
pengen lanjut kuliah dan terus mencari tambahan ilmu
lainnya.
P : Selama hampir tiga bulan di RGI apa yang sudah di
dapatkan?
N : Kalau aku sih selama hampir tiga bulan di sini
alhamdulillah sudah terbiasa untuk sedikit demi sedikit
berdisiplin waktu, dari mulai solat berjamaah tepat waktu
dan kegiatan lainnya yang ada di RGI ini.
Kamis, 13 September 2018
Santri RGI Jurusan Tatabusana
(Dede Rika)
Transkip Wawancara 4
Pewawancara : Arif Budiman
Narasumber : Amelia Adetiani
Asal : Bintaro
Usia : 22 Tahun
Hari/Tanggal : Kamis, 13 September 2018
Tempat Wawancara : Aula RGI
Narasumber Sebagai : Santri RGI jurusan foto dan video grafis
P : Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
N : Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
P : Sebelumnya perkenalkan nama saya Arif Budiman saya
mahasiswa UIN, tujuan saya kesini untuk mencari data
untuk skripsi saya, berkenaan dengan itu saya akan
mengajukan beberapa pertanyaan wawancara kepada
Amelia (narasumber), adapun pertanyaan yang pertama,
pertama kali Amel tahu RGI dari mana?
N : Pertama Ibu saya memang bekerja di Al-Azhar pusat dan
di situ ada guru baru yang mengajar di Al-Azhar dan
kebetulan dia alumni dari RGI, jadi saya di ajak sama
alumni untuk masuk RGI.
P : Di sini Amel ambil jurusan apa? Dan kenapa ambil
jurusan itu?
N : Saya ambil jurusan photo dan video grafis, karena dulu di
SMK saya ambil jurusan multimedia
P : Kenapa pilih RGI sebagai sarana pengembangan skil?
N : Saya pilih RGI karena di sini itu sudah mencakup
semuanya, di sini itu kita seperti pesantren juga seperti
kuliah juga, jadi belajar pelajaran skil ada pelajaran
agama juga ada.
P : Apa pendapat kamu tentang RGI?
N : RGI luar biasa ya, jadi kita tuh yang tadinya belum tau
apa-apa di sini belajar selama enam bulan sudah
mencakup seperti tiga tahun, di sini juga seperti
pesantren juga jadi walaupun Cuma sebentar tapi
wawasan yang kita dapat itu luas.
P : Apa harapan kedepannya setelah lulus dari RGI?
N : Kalau saya sendiri dari dulu kan emang berminat kerja di
media, kebetulan di sini langsung mencakup ilmu nya
gitu, jadi dari sini sih niatnya emang mau cari kerja dulu
abis itu meningkatkan kejenjang yang lebih tinggi lagin
abis itu pengen buka usaha atau sekolah yang memang
membuka pelajaran multimedia juga dengan peraturan
yang menjunjungn nilai-nilai agama seperti di RGI ini.
P : Selama hampir tiga bulan di RGI apa yang sudah di
dapatkan?
N : Kalau saya selama hampir tiga bulan di sini bener-bener
disiplin waktu itu saya rasakan, bener-bener gak bisa
berleha-leha, soal ibadah dan belajar di sini sangat amat
di prioritaskan, jadi alhamdulillah manfaat nya sudah
saya rasakan walaupun baru beberapa bulan di sini.
Kamis, 13 September 2018
Santri RGI Jurusan Foto dan Video Grafis
(Amelia Adetiani)
Transkip Wawancara 5
Pewawancara : Arif Budiman
Narasumber : Muhammad Gaspari
Asal : Sumatera
Usia : 19 Tahun
Hari/Tanggal : Kamis, 13 September 2018
Tempat Wawancara : Aula RGI
Narasumber Sebagai : Santri RGI jurusan TKJ
P : Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
N : Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
P : Sebelumnya perkenalkan nama saya Arif Budiman saya
mahasiswa UIN, tujuan saya kesini untuk mencari data
untuk skripsi saya, berkenaan dengan itu saya akan
mengajukan beberapa pertanyaan wawancara kepada
Gaspari (narasumber), adapun pertanyaan yang pertama,
pertama kali Gaspari tahu RGI dari mana?
N : Saya tahu RGI itu awalnya dari teman, yang memang dia
santri RGI juga di angkatan sebelumnya.
P : Di sini Gaspari ambil jurusan apa? Dan kenapa ambil
jurusan itu?
N : Saya ambil jurusan TKJ, Teknik Komputer dan Jaringan,
alasan saya ambil itu karena saya merasa di kampung
saya itu teknologi masih sangat kurang jadi InsyaAllah
dengan saya belajar di sini saya bisa kembangkan di
sana.
P : Kenapa pilih RGI sebagai sarana pengembangan skil?
N : Yaa karena memang hanya RGI doang sih yang sesuai
sama kemampuan saya, saya juga kan sudah pernah coba
di tempat-tempat lain tapi tetap hanya RGI yang sesuai
dengan saya.
P : Apa pendapat kamu tentang RGI?
N : Kalau menurut saya pribadi rumah gemilang Indonesia
ini kan bagian dari Lembaga zakat juga kan, hmm…
banyak sisi baiknya menurut saya salah satunya itu kan
membantu mengurangi pengangguran usia produktif…
dengan begitu InsyaAllah setelah dari RGI itu bisa punya
basic yang bisa dikembangkan di dunia pekerjaan
nantinya.
P : Apa harapan kedepannya setelah lulus dari RGI?
N : Kalau harapan kedepannya InsyaAllah saya mau coba
lanjut kuliah di Malaysia dan mengembangkan segala
yang saya pelajari di RGI, karena saya yakin ilmu TKJ
yang saya pelajari di RGI ini bisa saya bermanfaat untuk
saya sendiri dan orang-orang sekitar.
P : Selama hampir tiga bulan di RGI apa yang sudah di
dapatkan?
N : Alhamdulillah sudah sangat saya rasakan dari yang
awalnya gak ngerti sama sekali dengan komputer bahkan
cara nyalainnya saja saya gak paham, tapi sekarang
alhamdulillah sedikit demi sedikit bisa saya pahami,
sudah banyak manfaat yang saya rasakan.
Kamis, 13 September 2018
Santri RGI Jurusan TKJ
(Muhammad Gaspari)
Transkip Wawancara 6
Pewawancara : Arif Budiman
Narasumber : Cepi Husni
Asal : Cianjur
Usia : 19 Tahun
Hari/Tanggal : Kamis, 13 September 2018
Tempat Wawancara : Aula RGI
Narasumber Sebagai : Santri RGI jurusan TKJ
P : Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
N : Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
P : Sebelumnya perkenalkan nama saya Arif Budiman saya
mahasiswa UIN, tujuan saya kesini untuk mencari data
untuk skripsi saya, berkenaan dengan itu saya akan
mengajukan beberapa pertanyaan wawancara kepada
Husni (narasumber), adapun pertanyaan yang pertama,
pertama kali Husni tahu RGI dari mana?
N : Saya tahu RGI dari kakak yang juga pernah di RGI, dan
sekarang sudah lulus.
P : Di sini Husni ambil jurusan apa? Dan kenapa ambil
jurusan itu?
N : TKJ, Teknik Komputer dan Jaringan, karena memang di
cianjur tempat saya tinggal itu pedeman jadi yang
namanya sinyal hp juga masih susah jadi dengan saya di
RGI bisa saya kembangkan di sana.
P : Kenapa pilih RGI sebagai sarana pengembangan skil?
N : Karena menurut saya pribadi apa-apa yang sudah saya
mimpikan dari dulu tenyata ada di RGI, selain Full
beasiswa terus instruktur-instrukturnya dijamin lah
istilahnya.
P : Apa pendapat kamu tentang RGI?
N : Rumah Gemilang Indonesia sangat membantu khusunya
bagi kalangan pemuda-pemuda, karena kan dari yang
saya tahu masih banyak pemuda-pemuda di Indonesia
yang masih menganggur khusunya mungkin di cianjur
daerah saya, jadi program ini menurut saya sangat
membantu sekali khususnya untuk kaum dhuafa.
P : Apa harapan kedepannya setelah lulus dari RGI?
N : Saya kan memang asal saya dari Yayasan dhuafa di
kampung saya itu, harapan kedepannya sih saya mau
mengembangkan semua yang sudah saya pelajari di RGI
dan saya terapkan di kampung saya karena kan memang
di kampung saya itu teknologi itu masih sangat jarang
sekali.
P : Selama hampir tiga bulan di RGI apa yang sudah di
dapatkan?
N : Yang paling saya rasakan di RGI itu keagamaan nya
karena kalau di kampung kan istilahnya solat berjamaah
itu masih jarang, kebanyakan orang tua, tapi kalau di sini
kebanyakan pemuda juga dari pelajaran-pelajaran
keagamaan lainnya juga alhamdulillah banyak yang
sudah saya rasakan, jadi menurut saya Rumah Gemilang
Indonesia ini benar-benar sudah sangat membantu sekali.
Kamis, 13 September 2018
Santri RGI Jurusan TKJ
(Cepi Husni)
Transkip Wawancara 7
Pewawancara : Arif Budiman
Narasumber : Nisa Saipul Rahmi
Asal : Bogor
Usia : 19 Tahun
Hari/Tanggal : Kamis, 13 September 2018
Tempat Wawancara : Aula RGI
Narasumber Sebagai : Santri RGI jurusan Aplikasi Perkantoran
P : Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
N : Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
P : Sebelumnya perkenalkan nama saya Arif Budiman saya
mahasiswa UIN, tujuan saya kesini untuk mencari data
untuk skripsi saya, berkenaan dengan itu saya akan
mengajukan beberapa pertanyaan wawancara kepada
Nisa Saipul Rahmi (narasumber), adapun pertanyaan
yang pertama, pertama kali Nisa tahu RGI dari mana?
N : Saya tahu RGI dari sekolah, karena sekolah saya kemarin
itu kebetulan telah bekerja sama dengan Al-Azhar,
karena kan Al-Azhar itu ngasih program beasiswa 3G itu
buat yang dhuafa dan yang tidak mampu dan telah
bekerja sama dengan sekolah selama tiga tahun.
P : Di sini Nisa ambil jurusan apa? Dan kenapa ambil
jurusan itu?
N : Saya ambil jurusan aplikasi perkantoran, karena kan dari
pas SMK itu saya ambil administrasi perkantoran jadi
mendalami aja, karena kan di sekolah itu administrasi
dan kalau di sini kan aplikasi jadi ada kaitannya, dan
memang tujuan saya pengen mendalami nya.
P : Kenapa pilih RGI sebagai sarana pengembangan skil?
N : Yang paling awal karena ingin mencari ilmu lagi dan di
sini juga saya tertarik dari segi agamanya yang sangat
bagus menurut saya.
P : Apa pendapat kamu tentang RGI?
N : Menurut saya RGI itu bagus apalagi dalam peraturan
waktu, disiplin itu sangat ketat banget ya menurut saya,
dari bangun tidur pun sampai mau tidur lagi di sini tuh
sangat diatur lah, jadi bener-bener disiplin jadi kekitanya
juga dapet pelajaran disiplin waktu gitu kan.
P : Apa harapan kedepannya setelah lulus dari RGI?
N : Harapan saya kedepannya setelah lulus dari RGI saya
pengen kerja sesuai dengan jurusan yang saya ambil di
RGI ini baik administrasi ataupun aplikasi perkantoran
karna kan di sekolah juga masih ada peluang buat saya
bekerja di situ, apalagi dalam bidang tata usaha.
P : Selama hampir tiga bulan di RGI apa yang sudah di
dapatkan?
N : Selama tiga bulan di sini banyak yang sudah saya
rasakan antara lain dari segi agama, disiplin waktu, dan
dari segi pembelajaran yang saya ambil itu alhamdulillah
sedikit-sedikit mulai paham lah pokonya.
Kamis, 13 September 2018
Santri RGI Jurusan Aplikasi Perkantoran
(Nisa Saipul Rahmi)
Transkip Wawancara 8
Pewawancara : Arif Budiman
Narasumber : Reza Nuraini
Asal : Ciamis
Usia : 18 Tahun
Hari/Tanggal : Kamis, 13 September 2018
Tempat Wawancara : Aula RGI
Narasumber Sebagai : Santri RGI jurusan Desain Grafis
P : Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
N : Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
P : Sebelumnya perkenalkan nama saya Arif Budiman saya
mahasiswa UIN, tujuan saya kesini untuk mencari data
untuk skripsi saya, berkenaan dengan itu saya akan
mengajukan beberapa pertanyaan wawancara kepada
Reza Nuraini (narasumber), adapun pertanyaan yang
pertama, pertama kali Reza tahu RGI dari mana?
N : Saya tahu RGI dari guru saya di sekolah, soalnya dulu itu
kakak kelas saya itu ada yang pernah di sini, jadi guru
saya itu nyaranin buat datang ke kakak ini dia pernah jadi
santri di RGI, dan mulai dari situ saya tahu RGI itu.
P : Di sini Reza ambil jurusan apa? Dan kenapa ambil
jurusan itu?
N : Saya ambil jurusan Desain Grafis alasannya Hmm…
karena dulu kan saya pernah ikut organisasi bikin-bikin
majalah gitu, saya tuh pengen bisa nge lay out soalnya
saya dulu cuma editor dan kalau saya kerja pun saya
pengen di percetakan.
P : Kenapa pilih RGI sebagai sarana pengembangan skil?
N : Saya pilih RGI karena yaa selain di sini mempelajari
keilmuan yang sesuai dengan minat saya di sini juga
mempelajari keilmuan agama, jadi dengan kata lain di
RGI ini dunia dan akhiratnya dapet.
P : Apa pendapat kamu tentang RGI?
N : RGI ini kan sebenernya tempat Kursus ya kak, tapi
menurut saya ini adalah tempat kursus yang jarang
ditemuin di Indonesia, jadi di RGI ini kita memang
bener-bener difasilitasi dan kedisiplinannya juga dapet
terus juga dari segi keagamaannya, jadi menurut saya
RGI ini bisa banget jadi contoh buat tempat-tempat
kursus yang lain.
P : Apa harapan kedepannya setelah lulus dari RGI?
N : Harapan saya kedepannya pengen bekerja di bidang yang
saya pelajari saat ini karena bidang ini juga kan saya
ambil karena minat saya sendiri, jadi memang bener-
bener pengen ngembangin sampai ke jenjang pekerjaan,
seperti percetakan.
P : Selama hampir tiga bulan di RGI apa yang sudah di
dapatkan?
N : Yang paling penting dan yang saya rasakan itu adalah
kedewasaan, jadi di sini itu kita bener-bener dilatih untuk
hidup mandiri, jauh dari orang tua, dan belajar ngatur
waktu juga apalagi ngatur keuangan sendiri sedikit-
sedikit belajar buat gak terlalu bergantung sama orang
tua.
Kamis, 13 September 2018
Santri RGI Jurusan Desain Grafis
(Reza Nuraini)
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Foto-Foto Penulis Dengan Narasumber
Penulis dengan Sdri. Amelia, Rika, dan Nurul (Santri RGI),
Lokasi: Depan Gedung/Pintu masuk RGI
Penulis dengan Sdr. Gasfari, Husni, Sdri. Reza dan Nisa (Santri RGI),
Lokasi: Aula dan function hall RGI
Penulis dengan Ust. Muhammad Mahrus Ali S.Pd.I (Manajer RGI),
Lokasi: Lantai 2 Asrama Putri RGI
Lampiran 6
Lampiran 7
Buletin Al-Azhar Peduli
Lampiran 8
Recommended