View
3
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN
INQUIRY TECHNIQUE LEARNING DALAM
PEMBELAJARAN TEKS PROSEDUR PADA SISWA KELAS
XI AK SMK NEGERI 1 GOWA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
OLEH
PUTRIANI
10533783514
PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Agustus, 2018
MOTO
Barang siapa yang menempuh
suatu jalan untuk mencari ilmuNiscaya Allah akan murahkan baginya jalan menuju syurga
(HR. Muslim, 2699)
Bersabarlah menunggu ketetapan Tuhan mu, karena sesungguhnya engkau berada dalam pengawasan kami…..
( Q.S. Ath- Thuur :48)
Belajar dan belajar dengan rasa cinta, berarti meleburkan diri dengan Allah, diri sendiri, dan orang lain.
(Khalid Gibran)
“……..Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”
(Q.S. Al Baqarah: 286)
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk
Kedua orang tuaku
yang senangtiasa selalu membimbing
dan mendidik dengan penuh kasih sayang.
Terima kasih untuk segalah nasehat, kasih sayang
dan pengorbanan yang tiada henti untukku. Semoga karya
kecil ini akan menjadi salah satu wujud baktiku kepada kalian.
Untuk kakak Ku yang
selalu mengerti, memberikan dukungan, nasehat
dan support sehingga dapat mencapai apa yang kutekuni selama 4 tahun.
Keluarga besarku yang selalu memotivasi untuk terus maju nenek, tante,
om-om, sepupu-sepupu.
Buat teman-teman seperjuangan ku angkatan 2014
Buat sahabat ku , Titin, Anha, Jannah, Ifha, yang selalu menjadi teman seperjuangan dan
selalu membantu saya.
Almamater Tercinta Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
ABSTRAK
Putriani, 2018. “ efektivitas model pembelajaran Inquiry Technique
Learning dalam pembelajaran teks prosedur siswa SMK Negeri 1 Gowa.” Skripsi.
Prodi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, fakultas keguruan dan ilmu
pendidikan, Unversitas Muhammadiyah Makassar, pembimbing 1 Dr. Salam,
M.Pd dan pembimbing 2 Drs. Kamaruddin Moha, M.Pd.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan belajar siswa
dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Technique Learning. Adapun
jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan Quasi
eksperimen. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI AK SMK
Negeri 1 Gowa. Teknik pengumpulan sampel dalam penelitian ini Claster
Sampling yaitu siswa kelas XI AK 1 dan siswa kelas XI AK 2. Jenis penelitian ini
dilaksanakan dengan menggunakan rancangan penelitian dua kelompok sampel
yang terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Teknik
pengumpula data menggunakan angket, instrumen, Pre Test dan Post Test. Proses
kegiatan belajar mengajar di kelompok eksperimen dilakukan dengan
menggunakan model pembelajaran Inquiry Technique Learning sedangkan
kelompok kontrol dengan menggunakan model konvensional pada pembelajaran
teks prosedur.
Hasil belajar pada kelompok kontrol yang menggunakan strategi
pembelajaran konvensional memperoleh hasil kurang memuaskan. Hasil belajar
tersebut dapat ditunjukkan dengan perolehan nilai kelompok kontrol pada Pre
Test dengan mean sebesar 68.00 dan Post Test dengan mean sebesar 56.17 .
Hasil belajar pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran
Inquiry Techique Learning memperoleh hasil di atas rata-rata. Hasil belajar
tersebut dapat ditunjukkan dengan perolehan nilai Pre Test dengan mean sebesar
69.17 dan Post Test dengan mean sebesar 78.83.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan kemampuan belajar siswa
dengan menggunakan model pembelajran Inquiry Tecnik Learning dan model
pembelajaran konvensional menggunakan metode ceramah. Perbedaan tersebut
ditunjukkan oleh hasil uji-t yang dilakukan dengan bantuan Miscrosoft Office Exel
2007. Hasil perhitungan uji hipotesis diatas didapatkan uji-t (thitung) sebesar 13.491
sedangkan untuk ttabel dengan df 29 , taraf signifikan 5% di dapat ttabel 2.045 ,
maka dapat dilihat bahwa thitung > ttabel yaitu 13.491> 2.045 kemudian dapat
ditarik kesimpulan bahwa Hi diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian terdapat
perbedaan antara kemampuan belajar XI AK 1 dan XI AK 2.
Kata Kunci: Model Inqury Technique Learning, Teks prosedur
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah swt, berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya
kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan
judul “Efektivitas Model Pembelajaran Inquiry Techique Learning Dalam
Pembelajaran Teks Prosedur Pada Siswa Kelas XI AK SMK Negeri 1
Gowa”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Strata-1 di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada: Ibu Dr. Munirah, M.Pd. Ketua Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Bapak Dr. Salam, M.Pd. Pembimbing 1
yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan dan
memberikan petujuk sehingga skripsi ini dapat selesai. Bapak Drs. Kamaruddin
Moha, M.Pd. Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk membimbing,
mengarahkan dan memberikan petujuk sehingga skripsi ini dapat selesai. Bapak
Dr.H Abdul Rahman Rahim, S.E, M.M., Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar. Bapak Erwin Akib, M.Pd.,Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Orang tua, saudara-saudara
kami, atas doa, bimbingan, serta kasih sayang yang selalu tercurah selama ini.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya juga
penulis ucapkan kepada kepala sekolah, guru, staf SMK Negeri 1 Gowa.
x
Penulis menyadari skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan.
Penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya
sehingga akhirnya skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan
dan penerapan dilapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut
Gowa, Maret 2018
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING iii
SURAT PERJANJIAN iv
SURAT PERNYATAAN v
MOTTO vi
PERSEMBAHAN vii
ABSTRAK viii
KATA PENGANTAR x
DAFTAR ISI xii
DAFTAR TABEL xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB 1 PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 6
C. Tujuan 7
D. Manfaat Penelitian 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 9
A. Kajian Pustaka 9
1. Hasil Penelitian Relevan 9
2. Teori Pembelajaran Bahasa Indonesia 10
3. Teori Pembelajaran Menulis 11
4. Teks Prosedur Dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia Kurikulum 2013 16
5. Teks Prosedur 17
6. Teori Pembelajaran Inquiry 18
7. Kemampuan Belajar 25
8. Teori Pembelajaran Inquiry Tecnik Learning 28
xii
B. Kerangka Pikir 29
C. Hipotesis 31
BAB III METODE PENELITIAN 31
A. Variabel Penelitian dan Desain Penelitian 31
B. Definisi Operational dan Pengukuran Variabel 32
C. Populasi dan Sampel 34
D. Instrument Penelitian 36
E. Teknik Pengumpulan Data 39
F. Teknik Analisis Data 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45
A. Hasil Penelitian 45
1. Deskripsi Hasil Penelitian 46
a. Kemampuan siswa dalam pembelajaran teks prosedur
Kelompok kontrol dan keompok eksperimen 46
b. Deskripsi kegiatan pembelajaran 53
2. Analisis statistik inferensial 57
a. Uji Normalitas Data 57
b. Uji Homogenitas 59
c. Pengujian Hipotesis 60
B. Pembahasan 62
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 63
A. Simpulan 63
B. Saran 64
DAFTAR PUSTAKA 65
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 : Jumlah Populasi Kelas XI AK SMK Negeri 1 Gowa 35
Tabel.3.2 : Jumlah Sampel 35
Tabel 3.3 : Instrument Penilaian Sikap 36
Tabel 3.4 : Insrumen Penilaian Soal Tes 37
Tabel 4.5 : Statistik Skor Pre Test dan Post Test Kelompok Kontrol 47
Tabel 4.6 : Statistik Skor Pre Test dan Post Test Kelompok
Eksperimen 48
Tabel 4.7 : Distribusi Skor Pre Test Kelompok Eksperimen 50
Tabel 4.8 : Distribusi Skor Post Test Kelompok
Eksperimen 50
Tabel 4.9 : Perbandingan Data Statistic Skor Pre Test dan Post Test
Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperiemen 51
Tabel 4.10 : keterlaksanaan Pembelajaran Eksperimen 54
Tabel 4.11 : keterlaksanaan Pembelajaran Eksperimen 57
Tabel 4.12 : Uji Normalitas Pre Test hasil belajar kognitif kelompok
Eksperimen dan kontrol 58
Tabel 4.13 : Uji normalitas Post Test hasil belajar kognitif kelompok
Eksperimen dan kontrol 59
Tabel 4.14 : Hasil uji homogenitas kelompok eksperimen dan kontrol 60
Tabel 4.15 : Data hasil uji hipotesis 68
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Rancangan Pelaksanaan Pembeajaran (Rpp 67
Lampiran 2 : Instrumen Soal 73
Lampiran 3 : Angket Siswa 75
Lampiran 4 : Analisis Deskriptif Respon Siswa Kelas XI AK 76
Lampiran 5 : Data Angket 78
Lampiran 6 : Data Skor Pre Test dan Post Test 81
Lampiran 7 : Daftar Hadir Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 82
Lampiran 8 : Rubrik Penilaian Tes 84
Lampiran 9 : Dokumentasi 85
Lampiran 10 : Data Skor Uji Coba Instrument Penelitian 88
Lampiran 11 : Uji T Data Pre Test dan Post Test Kemampuan
Menulis Teks Prosedur 89
Lampiran 12 : Uji Normalitas 92
Lampiran 13 : Uji Homogenitas 93
Lampiran 14 : Uji hipotesis 94
Lampiran 15 : Uji Ttabel 95
Lampiran 16 : Nilai Statistik kelas kontrol dan Eksperimen 96
BAB I
PEDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan
manusia dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Oleh
karena itu, dalam setiap aspek kehidupan manusia baik secara pribadi,
kelompok keluarga maupun dalam berbangsa dan bernegara, pendidikan
wajib dilaksanakan. Sehubung dengan itu, segala proses pendidikan selalu
diarahkan untuk dapat menyediakan atau menciptakan tenaga-tenaga terdidik
bagi kepentingan bangsa, negara dan tahan air.
Belajar mengajar di sekolah merupakan serangkaian kegiatan yang
secara sadar telah terencana. Suatu sistem pendidikan dikatakan berkualitas
jika proses pembelajaran berlangsung secara menarik dan menantang
sehingga peserta didik dapat belajar sebanyak mungkin melalui proses belajar
yang berkelanjutan. Proses belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling
pokok dalam proses pembelajaran, karena berhasil tidaknya pencapaian
tujuan pendidikan banyak bergantung pada keefektifan proses belajar
mengajar yang dirancang dan dijalankan oleh guru.
Sejalan dengan itu paradigma pembelajaran pada saat ini sudah
mengalami perubahan dalam pelaksanaanya. Salah satu perubahan paradigma
pembelajaran adalah orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada guru
beralih perpusat pada peserta didik. Perubahan tersebut dimaksudkan untuk
memperbaiki mutu pendidikan, baik dari segi proses maupun darisegi
pendidikan. Rianto (2006) sebagaimana di kutip dalam Hastuti Mirnawai D
1
(2017) menyatakan bahwa perubahan tersebut dilakukan karena pembelajaran
yang berorientasi pada guru, keterlaksanaanya lebih menekankan
ketercapaian target kurikulum yang berupa hasil belajar pada ranah
pengetahuan saja sebagaimana dampak pembelajaran untuk kepentingan
jangka pendek. Sementara kebutuhan peserta didik pada ranah sikap dan
psikomotorik kurang mendapatkan perhatian secara memadai.
Pada kurikulum 2013 bahasa Indonesia ditempatkan sebagai penghela
mata pelajaran lain karena harus berada di depan semua mata pelajaran lain.
Apabila peserta didik tidak menguasai mata pelajaran tertentu, harus
dipastikan bahwa yang tidak dikuasainya adalah substansi mata pelajaran
tersebut, bukan karena kelemahan penguasaan bahasa pengantar yang
digunakan.
Kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Indonesia menggunakan
pendekatan berbasis teks. Pendekatan ini bertujuan agar peserta didik mampu
memproduksi dan menggunakan teks sesuai dengan tujuan dan sosialnya (
kemendikbud 2014:7 dalam kutipan Hastuti Mirnawati D 2017).
Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks, diajarkan bukan sekadar
sebagia pengetahuan bahasa, melainkan sebagai teks yang berfungsi untuk
menjadi aktulisasi diri penggunanya pada konteks sosial dan akademis. Selain
mengkomsumsi pengetahuan bahasa, peserta didik dituntut untuk
memproduksi teks bahasa. Teks dipandang sebagai satuan bahasa yang
bermakna secara konsektual. Teks tidak selalu berwujud lisan, misalnya teks
pancasila yang sering dibacakan pada saat upacara. Teks dapat berwujud
tulisan maupun lisan. Setiap teks memiliki struktur tersendiri yang berbeda
dengan teks lainnya karena setiap teks terdapat struktur tersebut dapat
dicapai. Salah satu teks yang diajarkan pada mata pelajaran bahasa Indonesia
di Kurikulum 2013 Teks Prosedur.
Pengembagan kurikulum pengajaran bahasa Indonesia tidak dapat
dipisahkan dari perkembangan teori belajar dan pengajaran. Pengembangan
kurikulum 2013 didasarkan pada pegembangan teori belajar bahasa terkini.
Teks dalam pendekatan berbasis genre bukan diartikan sebagaimana
umumnya dipahai orang sebagian tulisan. Tulisan merupakan kegiatan sosial
yang bertujuan sosial. Terdapat 7 jenis teks sebagai tujuan sosial, yaitu :
laporan (report), rekon (recount), eksplanasi (explanation), eksposisi
(eksposiption), prosedur (procedure), dan narasi (narrative). Teks diartikan
sebagai cara untuk berkomunikasi. Komunikasi dapat dibentuk tulisan, lisan,
atau multimodal.
Prosedur menurut KBBI adalah tahap kegiatan untuk meyelesaikan
suatu aktivitas. Instruksi adalah perintah atau arahan (untuk melakukan
pekerjaan atau melaksanakan tugas). Prosedur ini diwadahi dalam buku teks
yang memiliki empat bagian, yaitu (1). Membangung konteks (2). Pemodelan
atau dekonstruksi (3). Prokonstruksi (4). Konstruksi. Kegiatan dalam
prosedur dihadapkan bervariasi dan sesuai dengan jenis teks yang dipelajari.
Penyususunan atau menciptakan hingga menjadi produk kompetensi.
Dekontruksi yaitu peserta didik dibekali dengan kompetensi pengetahuan dan
pemahaman tentang bagaimana menyusun atau menciptakan teks. Konstruksi
yaitu proses menyusun atau menciptakan hingga menjadi produk kompetensi,
dan prakonstruksi yaitu mengaitkan kembali atau menyatuhkan bagian yang
sudah dipilih.
Pembelajaran bahasa Indonesia masih sering didominasi oleh
penggunaan model pembelajaran konvensional dan kegiatan belajar
mengajar lebih berpusat pada guru sehingga peserta didik menjadi pasif.
Pembelajaran tradisional tersebut mengkodisikan peserta didik hanya
mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru dan mencacat hal-hal
yang yang dianggap penting sehingga cenderung membuat peserta didik
merasa bosan dan malas untuk belajar. Akibatnya peserta didik sering
melakukan aktivitas-aktivitas lain yang kurang mendukung kegiatan belajar
mengajar seperti berbicara dengan teman atau membuat kesibukan sendiri,
apalagi sekarang teknologi yang semakin canggih.
Pembelajaran menyusun Teks prosedur di jenjang SMK selama ini
belum menunjukkan proses dan hasil maksimal yang optimal sesuai dengan
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan. Beberapa permasalahan
dalam pembelajaran menyusun teks Prosedur adalah kurangnya kemampuan
guru dalam memilih model pembelajaran, berhubung dengan pemilihan
model pembelajaran, guru lebih sering menggunakan model pembelajaran
konvensional dalam pembelajaran. Kondisi ini menyebabkan perserta didik
kurang berkomunikasi dan berinteraksi dengan guru maupun dengan peserta
didik. Informasi hanya bersumber dari guru, sedangkan peserta didik
cenderung tidak memiliki kesempatan untuk megungkapkan ide- ide dan
kemampuan yang peserta didik miliki.
Metode inquiry menurut Roestiyah (2001:75) merupakan suatu teknik
atau cara yang dipergunakan guru untuk mengajar di depan kelas, dimana
guru membagi tugas meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu
yang harus dikerjakan, kemudian mereka mempelajari, meneliti, atau
membahas tugasnya di dalam kelompok
Menurut Roestiyah (dalam jurnal Wahyuni, Eni. 2017) teknik adalah
cara yang digunakan oleh guru atau instruksi dalam menyajikan pelajaran,
atau bisa diartikan sebagai penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau
meyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran
tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik.
Kemampuan siswa dalam belajar adalah kecakapan seorang peserta
didik, yang dimiliki dari hasil apa yang telah dipelajari yang dapat
ditunjukkan atau dilihat melalui hasil belajarnya (Syah, 1995: 150). Ada tiga
ranah (aspek) yang terkait dengan kemampuan siswa dalam belajar, yaitu
ranah kognitif (pengetahuan), ranah afektif (sikap), dan ranah psikomotorik
(keterampilan).
Setiap siswa dikatakan berhasil dalam belajar apabila memiliki
kemampuan dalam belajar sebagaimana dikemukakan di atas. Akan tetapi
yang menjadi masalah adalah tidak semua siswa memiliki kemampuan yang
sama.
Berdasarkan permasalahan diatas, sebagimana seorang guru harus
menangani permasalahan tersebut salah satunya adalah menentukan model
pembelajaran yang dapat menciptakan situasi dan kondisi di kelas yang
kondusif agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan langsung sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Model pembelajaran yang dimaksud disini
adalah model pembelajaran Inquiry Technique Learning dalam pembelajaran
Teks prosedur.
B. Rumsan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka dapat
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimanakah kemampuan siswa kelas XI AK SMK Negeri 1 Gowa
dalam pembelajaran teks Prosedur menggunakan model pembelajaran
Inkuiri Technique Learning ?
2. Bagaimanakah kegiatan siswa kelas XI AK SMK Negeri 1 Gowa dalam
pembelajaran teks Prosedur menggunakan model pembelajaran Inkuiri
Technique Learning ?
3. Apakah model pembelajaran Inkuiri Technique Learning efektif
digunakan dalam pembelajaran teks prosedur pada siswa kelas XI AK
SMK Negeri 1 Gowa ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini sebagai berikut,
1. Mendeskripsikan kemampuan siswa kelas XI AK SMK Negeri 1 Gowa
dalam pembelajaran teks Prosedur menggunakan model pembelajaran
Inkuiri Technique Learning.
2. Mendeskripsikan kegiatan siswa kelas XI AK SMK Negeri 1 Gowa
dalam pembelajaran teks Prosedur menggunakan model pembelajaran
Inkuiri Technique Learning.
3. Mendeskripsikan model pembelajaran Inkuiri Technique Learning efektif
digunakan dalam pembelajararan pembelajaran teks prosedur pada siswa
kelas XI SMK Negeri 1 Gowa.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan
praktis. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran mengenai efektifitas model pembelajaran Inqury Tecnik Learning
dalam pembelajaran teks prosedur pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Gowa.
Secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut.
1. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan siswa
dalam menyusun teks prosedur.
2. Bagi guru, dapat menjadi pedoman dan umpan balik sehingga dapat
menjadi tolak ukur dalam proses belajar mengajar.
3. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan pengetahuan penulis sehingga
dapat dijadikan bekal di masa yang akan datang.
4. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat menjadi rujukan dalam penelitian
sejenis.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Hasil penelitian relevan
Untuk mengetahui keaslian karya ilmiah diperlukan tinjauan pustaka.
Pada dasarnya, yaitu penelitian telah ada acuan yang mendasarinya. Hal ini
bertujuan sebagai tolak ukur untuk mengadakan suatu penelitian. Oleh karena
itu, perlu sekali ditinjau penelitian yang sudah ada. Untuk mengetahui
keasliannya penelitian ini akan dipaparkan beberapa tinjauan pustaka yang
telah dibuat dalam bentuk skripsi, seperti uraian berikut. Adapun penelitian
relevan yaitu, penelitian yang dilakukan oleh ;
Prasetyowati, Ari (2008) Peningkatan Pemahaman Konsep Lingkaran
Melalui Implementasi Improving Learning Dengan Teknik Inquiry (Ptk Di
Smp Negeri 2 Kebakkramat Tahun Ajaran 2007/2008). Skripsi thesis,
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Kurniawan, A. D (2015) Metode Inkuiri Terbimbing Dalam
Pembuatan Media Pembelajaran Biologi Untuk Meningkatkan Pemahaman
Konsep Dan Kreativitas Siswa SMP N 3 Kubu.
Wahyudin. 2010. Eefektifan Pembelajaran Berbantuan
Multimedia Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing Untuk
Meningkatkan Minat Dan Pemahaman Siswa
Endah Hendarwati. 2013. Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan Sebagai
Sumber Belajar Melalui Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Siswa SDN I
Sribit Delanggu Pada Pelajaran IPS. Skripsi 9
2. Teori pembelajaran bahasa Indonesia
Teori merupakan perangkat prinsip- prinsip yang terorganisir mengenai
peristiwa –peristiwa tertentu dalam lingkungan. Teori diartikan sebagai
hubungan kausalisasi dari proposi-proposisi.
Pembelajaran atau ungkapan yang lebih dikenal sebelumnya dengan
pengajaran merupakan proses interaksi yang berlangsung antara guru dan
juga siswa atau juga merupakan sekelompok siswa dengan tujuan untuk
memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap serta menetapkan apa yang
dipelajari itu.
Pembelajaran berasal dari bahasa inggris yaitu “instrucsion” yang
artinya proses belajar mengajar yang menitik beratkan kepada bagaimana
murid belajar dan berlangsung di dalam keluarga, sekolah, masyarakat.
(Diana, 2009:75).
Selanjutnya Diana Sulistiawati( 2009;76) mengatakan “ pembelajaran
pada dasarnya merupakan suatu proses komunikasi atau interaksi antara
peserta didik/ siswa dengan tenaga pendidik dan lingkugan belajarnya, baik
komunikasi secara langsung dalam kegiatan tatap muka maupun secara tidak
langsung dengan menggunakan model”.
3. Teori pembelajaran menulis
a. Pengertian menulis
Menulis merupakan keterampilan yang dapat dikatakan lebih sulit
daripada keterampilan berbahasa yang lain, seperti menyimak dan
berbicara. Proses menulis dituntut untuk memperhatikan struktur yang
berkaitan dengan unsur-unsur tulisan agar pembaca dapat memahami
proses yang ingin disampaikan oleh penulis.
Ada beberapa bahasan tentang menulis yang dikemukakan oleh
para ahli menulis, diantaranya :
Tarigan (dalam Munirah, 2014 : 1) mengemukakan bahwa menulis
merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan
orang lain.
Selanjutnya, S. Takala dalam Ahmad (1990:24) menyatakan bahwa
menulis atau mengarang adalah suatu proses menyusun, mencacat, dan
mengomunikasikan makna ganda, bersifat interaktif dan diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan suatu system tanda
konvensional yang dapat dilihat (dibaca).
Porwadarminta (dalam Munirah 2014:1) mengemukakan pula
bahwa menulis selalu berurusan dengan bahasa. Hanya bahasalah satu-
satunya rumusan untuk menulis itulah sebabnya kecakapan menggunakan
bahasa merupakan bekal yang utama.
Selanjutnya, Nurgiantoro (dalam Munirah 2014:1 )menjelaskan
pula bahwa menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampunan
atau keterampilan berbahasa paling akhir dikuasai pelajar setelah
kemampuan mendengarkan,berbicara dan membaca.
b. Tujuan menulis
Seseorang tertarik menulis karena memiliki tujuan objektif yang
bisa dipertanggungjawabkan dihadapan publik pembacanya .
Hugo Hartig (Munirah, 2014:6) merangkum tujuan penulisan
sebagai berikut :
1. Tujuan penugasan. Pada tujuan ini, sebenarnya penulis menulis
sesuatu karena ditugasi. Misalnya siswa ditugasi merangum,
membuat laporan dan sebagainya.
2. Tujuan altruistik. Penulis bertujuan menyenangkan, menghindarka
kedudukan, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai
perasaan, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih
menyenangkan.
a. Tujuan persuasive. Penulis bertujuan menyakinkan par pembaca
akan kebenaran yang diutarakan.
b. Tujuan penerangan. Penulis bertuuan memberika informasi atau
keterangan/penerangan kepada pembaca.
c. Tujuan pernyataaan diri. Penulis bertjuan memeperkenalkan atau
menyatakan diri kepada para pembaca melalui tulisannya,
pembaca melalui tulisannya, pembaca dapat memahami sang
penulis.
d. Tujuan kreatif. Penulis bertujuan agar para pembaca dapat
memiliki nilai artistik atau nilai kesenian. Penulis tidak hanya
memberikan informasi, tetapi pembaca terharu tentang hal yang
dibacanya.
e. Tujuan pemecahan masalah. Dalam tulisan ini, ppenulis berusaha
memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Penulis berusaha
memberikan kejelasan kepada para pembaca tentang cara
pemecahan suatu masalah.
c. Manfaat menulis
Menurut Suparno dan Yunus (2007:1:4) sebagaimana dikutip
Mirnawati, hastuti, D (2017) menulis mempunyai manfaat yang
dapat dipetik diantaranya, meningkatkan kecerdasan, pemgembagan
daya inisiatif dan kreatifitas, menumbuhkan keberanian, mendorong
kemauan, dan kemauan mengumpulkan informasi
Tarigan (2008:22 dalam kutipan Mirnawati, hastiti,D 2014)
berpendapat bahwa menulis mempunyai beberapa manfaat, yaitu
sebagai alat komunikasi yang tidak langsung, dapat menjadi
penolong bersifat kritis, mempermudah seseorang untuk merasakan,
daya persepsi semakin tajam, terpecahkannya masalah yang
dihadapi, penyusunan suatu kalimat, dan dapat terjelaskan ide-ide
yang ada dalam pikiran.
Berdasarkan pendapat diatas dapat diambil simpulan bahwa
manfaat menulis sangat di butuhkan oleh seorang, apalagi bagi
seorang guru kerena melalui menulis kegiatan menulis dapat
meningkatkan kecerdsar, pengembangan daya inisiatif dan
kreativitas, menumbuhkan keberanian, mendorong kemauan dan
kemampuan mengumpulkan informasi.
d. Langkah-langkah menulis
Syarif, et al (2009, 12) mengemukakan bahwa menulis antara lain :
a. Draf kasar, dimulai dengan menelusuri dan mengembangkan
gagasan-gagasan. Pusatkan pada isi daripada tanda baca, tata
bahasa, atau ejaan.
b. Berbagi, sebagaimana penulis perlu meminta orang lain untuk
membaca dan memberikan umpan balik. Mintahlah seorang
teman membacanya dan mengatakan bagian mana yang benar-
banar kuat dan menunjukkan ketidakkonsistenan, kalimat yang
tidak jelas, atau transisi yang lemah.
c. Perbaikan (revisi), setelah mendapat umpan balik dari teman
tentang mana yang baik dan mana yang perlu diperbaiki lagi,
maka perbaikan sangatlah penting perannya.
d. Menyunting (editing), pada tahap ini, perbaikan semua kesalahan
ejaan, tata bahasa, dan tanda baca. Perhatikan semua transisi
berjalan mulus, penggunaan kata kerja yang tepat, dan kalimat-
kalmat lengkap.
e. Penulisan kembali, pada tahap ini yang harus dilakukan adalah
menulis kembali, memasukkan isi yang baru dari perubahan
penyintingan.
f. Evaluasi, pada tahap ini periksalah kembali untuk memastikan
bahwa penulis telah menyelesaikan apa yang direncanakan dan
apa yang ingin disampaikan. Walaupun ini merupakan proses
yang terus berlangsung tahap II menandai.
e. Jenis-jenis menulis
Dalam menulis dikenal bermacam-macam jenis menulis,
diantaranya adalah :
1) Deskripsi
Kata deskripsi berasal dari bahasa latin describere yang
berarti mengambarkan atau memberikan sesuatu hal. Suatu
bentuk tulisan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat,
mendengar, mencium,dan merasakan) apa yang dilukiskan itu
sesuai dengan citra penulisnya (Suparno, 2006: 4.6)
2) Eksposisi (paparan)
Eksposisi berasal dari kata exposition yang berarti
membuka dapat pula diartikan sebagai tulisan yang bertujuan
untuk memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan
sesuatu (Suparno, 2006: 5.29). dalam eksposisi masalah yang
dikomunikasikan adalah informasi yang berupa data faktual, suatu
analisis, dan bisa juga berupa fakta dari pendirian teguh
seseorang.
3) Argumentasi (bahasan)
Argumentasi adalah tulisan yang berisi atas paparan alasan
dan pendapat untuk membuat suatu kesimpulan (Suparno, 2006:
5.56). argumentasi ditulis untuk memberikan alasan, memperkuat
atau narasi sugesti juga bertalian dengan tindakan atau perbuatan
yang dirangkai dalam suatu kejadian atau peristiwa. Narasi
sugesti merupakan suatu rangkaian peristiwa sehingga
merangsang daya khayal para pembaca (Keraf, 2007 :138)
4) Persuasi
Persuasi adalah tulisan yang bertujuan untuk memengaruhi
perasaan pembaca agar pembaca yakin dan percaya tentang isi
karangan tersebut dan mengikuti keinginan si penulisnya.
4. Teks prosedur dalam pembelajarn bahasa Indonesia kurikulum 2013
Berdasarkan paradigma kurikulum 2013 yang merangcang
pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks, anak sudah dituntut mampu
mengomsumsi dan memproduksi teks. Setelah teks sastra dan non-naratif
itu, hadir pula teks cerita naratif.
kurikulum Bahasa Indonesia terdapat materi pada Kompetensi Inti
memahami teks prosedur serta struktur/kaidah teks. Menurut Artikel
Pendidikan, teks prosedur merupakan sebuah teks yang berisi penjelasan
mengenai sesuatu dengan memperhatikan langkah-langkah dalam
menyelesaikan sesuatu tersebut. Apabila dalam menyelesaikan sebuah
peristiwa tidak mengikuti tahapannya, maka teks tersebut belum dapat
dikatakan kompleks.
Teks prosedur dikatakan kompleks bahwa dalam penyelesaian
peristiwa dalam teks tersebut dilakukan secara runtut dari awal hingga
selesai. Langkah- langkah dalam menulis teks prosedur!,susunlah sebuah
teks prosedur sesuai dengan struktur/bentuk dan unsur kebahasaaan teks
prosedur dengan tema bebas!.
Dalam pelaksanaannya, guru sudah menggunakan alat evaluasi
sesuai instrumen dan siswa tahu yang akan mereka kerjakan. Kekurangan
penilaian yang dilakukan oleh guru adalah guru hanya berpatokan pada
hasil pekerjaan yang dibuat oleh siswa dan guru tersebut kurang
menguasai dan kurang memahami uruta-urutan penilaian dalam RPP
sehingga tidak terlihat seperti proses pembelajaran. Apalagi dalam
pemebelajaran berbasis teks ini sangat dibutuhkan kreativitas dalam
kegiatan pembelajaran.
5. Teks Prosedur
Teks yang meyajikan informasi seperti itu disebut teks prosedur.
Istilah populer dari prosedur adalah trik atau kiat. Prosedur merupakan
teks yang menjelaskan langka-langka secara lengkap dan sistematis
tentang cara melakukan sesuatu.
Belajar tentang teks prosedur sangatlah penting karena teks
prosedur memberikan manfaat untuk membantu atau memudahkan orang
dalam melakukan sesuatu yang bertahap dan sesuai dengan prosedurnya.
Kemudian, teks prosedur juga memberikan langkah-langkah atau tahap -
tahap pengurutan gambar/informasi mulai dari gambar/informasi yang
pertama ke gambar/informasi yang kedua dan seterusnya yang
pengurutan gambar/informasi tidak boleh diacak, kemudian harus
ditempuh dengan baik untuk mencapai tujuan yang diharapkan, yakni
sebagai petujuk bagi seseorang dalam melakukan sesuatu. Struktur teks
prosedur sebagai berikut:
a. pernyataaan umum berisi pengantar, pengenalan, atau gambaran
umum tentang isi petunjuk.
b. Tahap- tahap kegiatan diisi dengan langkah-langkah melakukan
sesuatu yang disusun secara sistematis.
c. Penegasan ulang diisi dengan kalimat-kalimat yang seperlunya, bukan
berupa kesimpulan.
Untuk menganalisis sebuah teks prosedur, kita harus
menjadikan struktur teks tersebut sebagai pedomannya. Ciri-ciri
kebahasaan Teks Prosedur sebagai berikut:
a. Kata kerja imperaktif
b. Kalimat perintah
c. Deskripsi alat
d. Konjungsi penjumlahaan
e. Kata teknis
6. Teori Pembelajaran Inquiry
Model pembelajaran inquiry merupakan pembelajaran dengan seni
merekayasa situasi-situasi yang sedemikian rupa sehingga siswa bisa
berperan sebagai ilmuan. Siswa diajak untuk bisa memiliki inisiatif untuk
mengamati dan menanyakan gejala alam. Mengajukan penjelasan-
penjelasan tentang apa yang mereka lihat, merancnag dan melakukan
pengujian untuk menunjang atau menentang teori-teori mereka,
menganalisis data, menarik kesimpulan dari tanda eksperimen,
marancang dan membangun model.
Teknis utama kegiatan pembelajaran inquiry adalah keterlibatan
siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, dan keterarahan
kegiatan secara maksimal dalam proses pembelajaran secara siswa dapat
mengembangkan sikap percaya pada diri tentang apa yang ditentukan
dalam proses inquiry tersebut.
Model ini mengacu pada aspek sosial di kelas dan suasana terbuka
yang mengundang siswa berdiskusi sehingga fokus mencari hipotesis
dengan menggunakan fakta-fakta sebagai evidensi atau informasi.
Dalam proses pelaksanaannya, guru member rangsangan agar
siswa aktif dalam bergairah berfikir, serta menunjukkan jalan keluar jika
siswa mengalami kesulitan, guru perperan sebagai administrator,
beranggung jawab terhadap seluruh kegiatan di kelas
a. Kelebihan dan kelemahan pembelajaran inqury
1. Kelebihan
a) Model pembelajaran inquiry merupakan strategi pembelajaran yang
menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui
strategi ini di anggap lebih bermakna.
b) Model pembelajaran inquiry dapat memberikan ruang kepada siswa
untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
c) Model pembelajaran inquiry dapat melayani kebutuhan siswa yang
memiliki kemampuan diatas rata-rata. Artinya siswa yang memiliki
kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang
lemah dalam belajar.
2. Kelemahan
a) Model pembelajaran inquiry digunakan sebagai strategi
pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan
siswa
b) Strategi ini sulit dalam merancang pembelajaran oleh karena
terbentur dalam kebiasaan siswa dalam belajar
c) Memungkinkan untuk terjai proses pembelajaran yang panjang
sehingga akan terkendala dengan waktu
d) Selama ketentuan keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan
siswa menguasai materi pelajaran, maka model pembelajaran
inquiry akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
b. Teknis pelaksanaan model pebelajaran inquiry
1. Melakukan orientasi
Langkah awal yang harus dilakukan guru adalah menjelaskan
tujuan pembelajaran tersebut, dan guru memastikan untuk
terciptanya iklim pembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan
dalam tahap orientasi ini adalah :
2. Memberikan pemahaman tentang topik, tujuan, dan hasil kerja
yang diharapkan dapat tercapai oleh siswa.
3. Memberikan pemahaman kepada siswa tentang pokok-pokok
kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan.
Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inquiry serta tujuan
setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai
dengan merumuskan kesimpulan.
4. Memberikan penjelasan tentang arti penting topic dan kegiatan
belajar.
5. Belajar merumuskan masalah
Langkah ini dalam rangkah membawa siswa pada suatu persoalan
yang mengundang teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah
persoalan yang menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu.
a) Merumuskan hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu
permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban sementara,
hipotesis perlu diuji benenarannya. Hal yang dapat dilakukan
adalah meminta pendapat siswa tentang persoalan tersebut,
sehingga nanti mereka menemukan sendiri kesimpulan yang
seharusnya.
b) Mengumpulkan data
Dari persoalan yang ada, siswa diajak menentukan data-data
yang menunjang pemecahan persoalan-persoalan yang ada,
dan data tersebut nantinya dioalah dan didiskusikan teman atau
individu.
c) Menguji hipotesis
Konsep ini adalah langkah untuk menentukan jawaban yang
dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang
dperoleh berdasarkan data-data yang didaptkan. Artinya,
jawaban yang akan didapat bukan lagi sekedar pendapat
pribadi saja, akan tetapi harus didukung oleh data yang
ditemukan dan dapat dipertanggung jawabkan.
d) Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan dengan melihat hipotesis yag ada,
dan proses ini bisa bersama –sama dengan guru, jika siswa
menemukan kesulitan.
Proses pembelajaran inquiry dapat dilakukan secara personal siswa,
dan bisa juga dengan membentuk kelompok. Adapun cara membentuk
kelompok adalah.
a. Masing-masing kelompok dibentuk berdasarkan rentang intelektual dan
keterampilan –keterampilan sosial.
b. Memperkenalkan topik-topik inquiry kepada semua kelompok sesuai
dengan minat mereka masing-masing
c. Membuat kebijakan atau aturan-aturan khusus berkaitan dengan topik
yang akan dibahas
d. Setiap kelompok diarahkan untuk dapat merumuskan semua istilah
yang terkandung di dalam proposisi kebijakan atau aturan yang akan
dilaksanakan terkait topic yang dibahas.
c. Langkah- Langkah Model Pembelajaran Inquiry
Pembelajaran inquiry diawali dengan memberikan pertanyaan yang
memancing rasa ingin tahu siswa untuk mencari jawaban atas pertanyaan
tersebut. Setelah itu dilakukan proses pengembangan hipotesis yang dapat
dilakukan dengan braistroming. Selanjutnya siswa diminta mengumpulkan
data yang relevan untuk memecahkan masalah yang diberikan dan
melakukan pengujian hipotesis dengan data yang sudah dikumpulkan ini.
Terakhir adalah proses penarikan kesimpulan yaitu siswa menarik
kesimpulan berdasarkan proses inquiry yang dilakukan.
Tahap Tingkah Laku Guru
Tahap 1
Observasi untuk menemukan
masalah
Guru menyajikan kejadian-kejadian
atau fenomena yang memungkinkan
siswa menemukan masalah
Tahap 2
Merumuskan masalah
Guru membimbing siswa
merumuskan masalah penelitian
berdasarkan kejadian dan fenomena
yang disajikannya
Tahap 3
Mengajukan hipotesis
Guru membimbing siswa untuk
mengajukan hipotesis terhadap
masalah yang telah dirumuskannya
Tahap 4
Merencanakan pemecahan
masalah (melalui eksperimen atau
cara lain)
Guru membimbing siswa untuk
merencanakan pemecahan masalh,
membantu menyiapkan alat dan bahan
yang diperlukan dan menyusun
prosedur kerja yang tepat
Tahap 5
Melaksanakan eksperimen (atau
cara pemecahan masalh yang lain)
Selama siswa bekerja, guru
membimbing dan memfasilitasi
Tahap 6
Melakukan pengamatan dan
pengumpulan data
Guru membantu siswa melakukan
pengamatan tentang hal-hal yang
penting dan membantu mengumpilkan
dan mengorganisasi data
Tahap 7
Analisis data
Guru membantu siswa menganalisis
data supaya menemukan suatu konsep
Tahap 8
Penarikan kesimpulan dan
penemuan
Guru membimbing siswa mengambil
kesimpulan berdasarkan data dan
menemukan sendiri konsep yang
ingin ditanamkan.
Proses pembelajaran inquiry dapat dilakukan secara personal
siswa, dan bisa juga dengan membentuk kelompok. Adapun membentuk
kelompok adalah
a. Masing-masing kelompok dibentuk berdasarkan pilihan guru.
b. Memperkenalkan topik-topik inquiry kepada semua kelompok sesuai
arahan guru.
c. Membuat kebijakan dan aturan khusus berkaitan dengan topik yang
akan dibahas.
d. Setiap kelompok diarahkan untuk mendapat merumuskan masalah.
6. Kemampuan belajar siswa
Kemampuan siswa dalam belajar adalah kecakapan seorang peserta
didik, yang dimiliki dari hasil apa yang telah dipelajari yang dapat
ditunjukkan atau dilihat melalui hasil belajarnya (Syah, 1995: 150). Ada tiga
ranah (aspek) yang terkait dengan kemampuan siswa dalam belajar, yaitu
ranah kognitif (pengetahuan), ranah afektif (sikap), dan ranah psikomotorik
(keterampilan).
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).
Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah
termasuk dalam ranah kognitif. Aspek kognitif berhubungan dengan
kemampuan berfikir termasuk di dalamnya kemampuan memahami,
menghafal, mengaplikasi, menganalisis, mensistesis dan kemampuan
mengevaluasi.
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang
mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat,
sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk
menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau
prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan
demikian aspek kognitif adalah sub-taksonomi yang mengungkapkan tentang
kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke
tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi,
dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat
diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif
tingkat tinggi. Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif,
karena dalam ranah afektif kemampuan yang diukur adalah: Menerima
(memperhatikan), Merespon, Menghargai, Mengorganisasi, dan Karakteristik
suatu nilai.
Skala yang digunakan untuk mengukur ranah afektif seseorang
terhadap kegiatan suatu objek diantaranya skala sikap. Hasilnya berupa
kategori sikap, yakni mendukung (positif), menolak (negatif), dan netral.
Sikap pada hakikatnya adalah kecenderungan berperilaku pada seseorang.
Ada tiga komponen sikap, yakni kognisi, afeksi, dan
konasi. Kognisi berkenaan dengan pengetahuan seseorang tentang objek yang
dihadapinya. Afeksi berkenaan dengan perasaan dalam menanggapi objek
tersebut, sedangkan konasi berkenaan dengan kecenderungan berbuat
terhadap objek tersebut
Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima
pengalaman belajar tertentu. Ranah psikomotor adalah ranah yang
berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis,
menggambar, menari, memukul, dan sebagainya
Tes untuk mengukur ranah psikomotorik adalah tes untuk mengukur
penampilan atau kinerja (performance) yang telah dikuasai oleh peserta didik.
Tes tersebut dapat berupa tes paper and pencil, tes identifikasi, tes simulasi,
dan tes unjuk kerja. 1) Tes simulasi; kegiatan psikomotorik yang dilakukan
melalui tes ini, jika tidak ada alat yang sesungguhnya yang dapat dipakai
untuk memperagakan penampilan peserta didik, sehingga peserta didik dapat
dinilai tentang penguasaan keterampilan dengan bantuan peralatan tiruan atau
berperaga seolah-olah menggunakan suatu alat yang sebenarnya. 2) Tes
unjuk kerja (work sample) kegiatan psikomotorik yang dilakukan melalui tes
ini, dilakukan dengan sesungguhnya dan tujuannya untuk mengetahui apakah
peserta didik sudah menguasai/terampil menggunakan alat tersebut. Misalnya
dalam melakukan praktik pengaturan lalu lintas lalu lintas di lapangan yang
sebenarnya.
Tes simulasi dan tes unjuk kerja, semuanya dapat diperoleh dengan
observasi langsung ketika peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran.
Lembar observasi dapat menggunakan daftar cek (check-list) ataupun skala
penilaian (rating scale). Psikomotorik yang diukur dapat menggunakan alat
ukur berupa skala penilaian terentang dari sangat baik, baik, kurang, kurang,
dan tidak baik.
7. Teori pembelajaran Inqury Technique Learning
Inquiry berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau
terlibat, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan
melakukan penyelidikan.
Technique Learning merupakan suatu cara strategi atau taktik yang
digunakan oleh guru untuk meyampaikan pengetahuan tentang cara sesuatu
hasil sesuai dengan pendekatan yang digunakan.
Inquiry Technique Learning ini dapat didefinisikan sebagai system
kerja/ belajar kelompok yang berstruktur. Bestruktur ini adalah lima unsure
pokok, yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab, individual,
interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa metode inquiry Technique learning adalah metode yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam
proses pembelajaran dengan cara strategi atau taktik yang digunakan oleh
guru untuk meyampaikan pengetahuan tentang cara sesuatu hasil sesuai
dengan pendekatan yang digunakan.
B. Kerangka Pikir
Pada kurikulum 2013 bahasa Indonesia ditempatkan sebagai penghela
mata pelajaran lain karena harus berada di depan semua mata pelajaran lain.
Apabila peserta didik tidak menguasai mata pelajaran tertentu, harus
dipastikan bahwa yang tidak dikuasainya adalah substansi mata pelajaran
tersebut, bukan karena kelemahan penguasaan bahasa pengantar yang
digunakan.Kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Indonesia menggunakan
pendekatan berbasis teks. Pendekatan ini bertujuan agar peserta didik mampu
memproduksi dan menggunakan teks sesuai dengan tujuan dan sosialnya (
kemendikbud 2014:7 dalam kutipan Hastuti Mirnawati D 2017).
Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks, diajarkan bukan sekadar
sebagia pengetahuan bahasa, melainkan sebagai teks yang berfungsi untuk
menjadi aktulisasi diri penggunanya pada konteks sosial dan akademis. Selain
mengkomsumsi pengetahuan bahasa, peserta didik dituntut untuk
memproduksi teks bahasa.
Menulis merupakan keterampilan yang dapat dikatakan lebih sulit
daripada keterampilan berbahasa yang lain, seperti menyimak dan berbicara.
Proses menulis dituntut untuk memperhatikan struktur yang berkaitan dengan
unsure-unsur tulisan agar pebaca dapat memahami proses yang ingin
disampaikan oleh penulis
kurikulum Bahasa Indonesia terdapat materi pada Kompetensi Inti
memahami teks prosedur serta struktur/kaidah teks. Menurut Artikel
Pendidikan, teks prosedur merupakan sebuah teks yang berisi penjelasan
mengenai sesuatu dengan memperhatikan langkah-langkah dalam
menyelesaikan sesuatu tersebut. Apabila dalam menyelesaikan sebuah
peristiwa tidak mengikuti tahapannya, maka teks tersebut belum dapat
dikatakan kompleks.
Teks prosedur dikatakan kompleks bahwa dalam penyelesaian
peristiwa dalam teks tersebut dilakukan secara runtut dari awal hingga selesai.
Langkah- langkah dalam menulis teks prosedur!,susunlah sebuah teks
prosedur sesuai dengan struktur/bentuk dan unsur kebahasaaan teks prosedur
dengan tema bebas!
KERANGKA PIKIR
C. Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah model
Inquiry Technique Learning dalam pembelajaran teks prosedur dengan
menggunakan kriteria penulisan hipotesis seperti yaitu :
Ho = Hi
= Ho ≥ Hi = efektif
= Ho < Hi = tidak efektif
Pembelajaran Bahasa Indonesia
Kelas IX AK SMK K 13
Teks Prosedur
Kelas Kontrol
(Tidak menerapkan metode
Inquiry Technique Learning)
Kelas Eksperimen
(menerapkan Metode Inquiry
Technique Learning)
Analisis
Temuan
Menyimak Berbicara Menulis Membaca
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian dan Desain Penelitian
1. Variabel Penelitian
Berdasarkan judul yang akan diteliti, maka variabel penelitian yang akan
digunakan dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas dan variabel terikat.
a. Model pembelajaran Inquiry Technique learning (X)
b. Kemampuan belajar siswa (Y)
2. Desain penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuntitatif esperimen dengan desain
Quasi Experiment Disign bentuk pretest dan posttest control grup Desain.
Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut ( Sugiyono, 2015:
75):
O1 O2
O3 X O4
Keterangan;
X : Treatment ( perlakuan) yang diberikan
O1 : kemampuan belajar awal kelas kontrol
O2 : kemampuan belajar akhir kelas konrol
O3 : kemampuan belajar awal eksperimen
O4 : kemampuan belajar akhir kelas eksperimen
(O1-O2)-(O3-O4) = Perlakuan terhadap kemampuan belajar
31
Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok yakni kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen, kelompok eksperimen akan diberi perlakuan
sebelum diberikan angket belajar sedangkan kelompok kontrol tidak diberi
perlakuan dan langsung diberi angket.
Penelitian ini dilakukan untuk mencari tahu perbedaan variabel Model
pembelajaran Inquiry Technique Learning terhadap kemampuan belajar
siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah Kelas XI Akuntansi SMK Negeri
1 Gowa yang berjumlah 170 yang terbagi kedalam 5 kelas. Sampel dalam
penelitian ini dipilih dengan menggunakan Claster sampling sehingga dipilih
sampel kelas XI akuntansi 1 sebanyak 30 siswa dan akuntansi 2 sebanyak 30.
Penelitian ini menggunakan data yang dikumpulkan dengan instrumen
kemampuan belajar. Untuk mengetahui perbedaan model pembelajarn
konvensional dan model pembelajaran Inqury Technique learning terhadapat
kemampuan belajar siswa, peneliti menggunakan uji beda.
B. Defisinisi Operasional dan Pengukuran Variabel
1. Definisi Operasional
Kemampuan siswa dalam belajar adalah kecakapan seorang peserta
didik, yang dimiliki dari hasil apa yang telah dipelajari yang dapat
ditunjukkan atau dilihat melalui hasil belajarnya (Syah, 1995: 150). Ada tiga
ranah (aspek) yang terkait dengan kemampuan siswa dalam belajar, yaitu
ranah kognitif (pengetahuan), ranah afektif (sikap), dan ranah psikomotorik
(keterampilan).
Inquiry Technique learning ini dapat didefinisikan sebagai sistem
kerja/ belajar kelompok yang berstruktur. Yang bestruktur ini adalah lima
unsur pokok, yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab, individual,
interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok. Sebagai
system kerja atau belajar kelompok yang berstruktur. Yang bestruktur ini
adalah lima unsur pokok, yaitu saling ketergantungan positif, tanggung
jawab, individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses
kelompok. Pembelajaran inquiry berkaitan dengan aktifitas pencarian
pengetahuan dan pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu sehingga
siswa akan menjadi pemikir kreatif yang mampu memecahkan masalah.
Adapun komponen yang perlu disajikan dalam model pembelajaran Inquiry
teknik learning dalam kreatifitas siswa dalam menyusun teks prosedur adalah
1) Pendahuluan
Asepsi dan motivasi, berisi deskripsi umum seperti materi yang disajikan,
pengeahuan, dan keterampilan dan sikap yang akan dicapai setelah belajar.
2) Tujuan pembelajaran
Berisi tentang pembelajaran khusus yang harus dicapai peserta
didik,seperti kognitif, psikomotorik,afektif,
3) Tes awal
Digunakan untuk menetapkan posisi pesrta didik dan mengetahui
kemampuan awalnya, dan menetukan darimana peserta didik mulai
belajar.
4) Pengalaman belajar
Berisi rincian untuk setiap tujuan pembelajaran.
5) Sumber belajar
Berisi tentang sumber-sumber belajar yang dapat ditelusuri dan digunakan
oleh peserta didik.
6) Tes akhir
Yakni instrument yang sama dengan tes awal.
2. Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel model pembelajaran inquiry technique learning
dan kemampuan belajar siswa dalam pembelajaran teks prosedur di ukur
dengan cara memberikan skor berdasarkan sakla likert terhadap sub indikator
setiap indikator dari soal.
C. Populasi dan Sampel
a) Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Akuntansi
SMK Negeri 1 Gowa yang terdiri dari 5 kelas dengan jumlah siswa 170 orang.
Tabel 3.1: Jumlah populasi kelas XI AK SMK 1 Gowa
Kelas Jumlah Siswa
Laki –laki Perempuan Total
XI Akuntansi 1 9 22 30
XI Akuntansi 2 9 25 30
XI Akuntansi 3 10 25 35
XI Akuntansi 4 10 25 35
XI Akuntansi 5 10 25 35
Total 165
Sumber : SMK Negeri 1 Gowa
b) Sampel
Sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan metode Claster
Sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana pemlihan mengacu pada
kelompok bukan pada individu Sebagai berikut :
Kriteria Siswa
1) Siswa kelas XI akuntansi yang di ajar oleh guru yang sama
Beradasarkan kriteria tersebut, maka sampel dalam penelitian ini
dijabarkan pada tabel berikut
Tebel 3.2 : Jumlah sampel kelas XI AK SMK Negeri 1 Gowa
Kelas Jumlah Siswa
Laki –laki Perempuan Total
XI Akuntansi 1 9 21 30
XI Akuntansi 2 9 21 30
Total 60
Sumber: SMK Negeri 1 Gowa
D. Instrument Penelitian
Instrument penelitian merupakan alat yang di gunakan peneliti untuk
mempermudah pekerjaan dalam mengumpulkan data penelitian, instrument
penilitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah : angket ( skala sikap,
inventory “ mengukur karanteristik atau keterampilan seseorang”), evaluasi ,
Pre Test dan Post Test.
Menurut Sugiyono (2014:148) mengungkapkan bahwa “Instrumen
penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam
maupun sosial yang diamati”. Untuk memperoleh data yang akurat seorang
peneliti harus menggunakan alat atau instrumen yang dapat membantu untuk
mempermudah jalannya penelitian. Berdasarkan permasalahan yang diangkat
dalam penelitian ini adalah mengenai kemampuan belajar , maka instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan belajar dengan
lembar tes hasil belajar.
Tes hasil belajar berupa serentetan pertanyaan yang digunakan untuk
mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang dilihat dari hasil
belajar kognitif. Guna mengetahui kemajuan hasil belajar siswa dan seberapa
besar pemahaman setiap siswa terhadap materi yang sedang diajarkan. Lembar
tes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyusun teks
prosedur. Lembar tes ini berisi soal uraian berupa pertanyaan terbuka dimana
jawabannya merupakan hasil dari belajar siswa
Tabel 3.3 : Instrumen Penilaian Sikap
No Aspek yang
dinilai
Skor Total Rerata
1 2 3 4
1 Religious
2 Jujur
3 Disiplin
4 Tanggung
jawab
5 Percaya diri
6 Santun
7 Kerja sama
Keterangan
1 : tidak pernah/tidak tampak 3 : sering
2 : jarang 4 : sangat sering/ selalu
Skor maksimum = 28
Nilai maksimum = 100
Nilai sikap = skor perolehan x 100
Skor maksimum
Tabel 3.4 : Instrument penilaian soal tes
Isilah jumlah skor 1-25 pada kolom skor berdasarkan pekerjaan siswa
dalam praktek
ASPEK BOBOT SKOR KOMENTAR
Kelengkapan bagian-bagian jawaban 25
Kejelasan dalam penyampaian 25
Keefektifan kalimat 25
Ketepatan ejaan/ tanda baca 25
Jumlah 100
keterangan : skor mulai dari 1- 25
1. Observasi / pengamatan
Observasi yaitu pengamatan langsung yang dilakukan dengan
sistematika fenomenal yang diselidiki dengan cara mengamati objek yang
diteliti.
Obeservasi dilakukan oleh peneliti dengan cara pengamatan dan
pencatatan mengenai pelaksanaan pembelajaran di kelas.
2. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan selain alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok” (
Arikanto,2010: 139).
Tes yang diberikan kepada siswa adalah teks menulis prosedur. Tes
tersebut dilakukan sebanyak dua kali yaitu Pre Test dan Post Test
terhadap siswa kelas XI AK 2 sebagai kelas eksperimen. Waktu yang
dibutuhkan untuk mengerjakan tes adalah 45 menit. Adapun langkah-
langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data sebagai berikut.
a. Menyusun instrument penelitian
b. Melakukan tes pada siswa kelas XI AK 2 SMK Negeri 1 Gowa
3. Dokumentasi
Berupa foto-foto kegiatan pelakasanaan penelitian di kelas dari
awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data berkenaan dengan cara-cara yang digunakan
untuk mengumpulkan data (Sugiyono, 2014:193). Dalam penelitian ini teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah angket ( skala sikap, inventory “
mengukur karanteristik atau keterampilan seseorang”), presttes dan posttes.
Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain
dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia memberikan respon
sesuai dengan permintaan pengguna. Orang yang diharapkan memberikan
respon ini disebut responden. Angket yang peneliti gunakan yaitu angket
tertutup merupakan angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa
sehingga responden tinggal memberikan tanda centang () pada kolom atau
tempat yang sesuai
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data kemampuan siswa
dalam menyusun teks prosedur sebelum mendapat perlakuan dan setelah
mendapat perlakuan. Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka teknik
pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara tes. Tes merupakan
sekumpulan pertanyaan yang digunakan untuk mengukur kemampuan seorang
individu.
Untuk mengambil data penelitian, digunakan teknik tes subjektif yang
berupa uraian. Tes yang diberikan berupa tes awal (Pre Test) dan tes akhir
(Post Test). Dalam penelitian ini, data yang diperoleh adalah berupa data
kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari instrumen yang berupa tes (Pre Test
dan Post Test).
Pre Test merupakan tes yang diberikan sebelum proses pembelajaran
dimulai. Tes ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa
dalam menguasai materi yang akan diberikan oleh guru sebelum diberi
perlakuan. Data ini digunakan sebagai data kemampuan awal. Pretest yang
diberikan berupa soal uraian yang berjumlah tiga nomor
Post Test merupakan tes yang diberikan pada akhir pokok bahasan untuk
menentukan angka atau hasil belajar siswa dalam tahap-tahap tertentu setelah
diberi perlakuan. Skor yang dihasilkan pada posttest diharapkan bisa lebih
tinggi daripada skor pada saat Pre-Test.
Jadi teknik peniliaian yang dgunakan dalam penelitian ini, yaitu :
penilaian sikap (observasi/pengamatan), penilaian pengetahuan ( Pre Test dan
Post Test) dan penilaian keterampilan ( unjuk kerja/ praktik/ portopolio).
F. Teknik Analisis Data
Sebelum instrumen tersebut digunakan dalam penelitian, terlebih dahulu
instrumen yang telah dbuat diujicobakan pada kelas XI AK 1 dan XI AK II
yang telah mendapatkan pembelajaran pada pokok bahasan menyusun teks
prosedur. Instrumen tersebut telah diujicobakan kemudian diolah dan
dianalisis. Berikut dipaparkan analisis-analisis yang digunakan untuk
mengetahui layak atau tidaknya instrumen tes penelitian.
1. Analisis Statistika Deskriptif
Statistic deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaiamana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas
akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya. Tetapi bila
penelitian dilakukan pada sampel, maka analisisnya dapat menggunakan
statistik despkriptif maupun inferensial. Statistik deskriptif dapat
digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel, dan
tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana
sampel diambil. Mengenai data dengan statistik deskriptif penelitidata
yang dapat dilakukan adalah mencari frekuensi mutlak, frekuensi relatif
(mencari persentase), serta mencari ukuran tendensi sentralnya yaitu:
mode, median dan mean. 1993: 363).
Fungsi statistik deskriptif antara lain mengklasifikasikan suatu data
variabel berdasarkan kelompoknya masing-masing dari semula belum
teratur dan mudah diinterpretasikan maksudnya oleh orang yang
membutuhkan informasi tentang keadaan variabel tersebut. Selain itu
statistik deskriptif juga berfungsi menyajikan informasi sedemikian rupa,
sehingga data yang dihasilkan dari penelitian dapat dimanfaatkan oleh
orang lain yang membutuhkan.
a. Analisis frekuensi
Potret data atau disebut sebagai analisis frekuensi adalah perhitungan
frekuensi suatu nilai dalam suatu variabel. Nilai dapat disajikan
sebagai jumlah absolute atau presentase dari keseluruhan.
b. Analisis rerata
Analisis rerata atau disebut juga sebagai analisis kecenderungan
sentral data yang terdiri dari:
1) Niali rata-rata atau mean biasa diberi simbol X, merupakan nilai
rata-rata secara aritmatika dari semua nilai dari variabel yang
diukur.
2) Median adalah nilai tengah dari sekumpulan nilai suatu variabel
yang telah diurutkan dari nilai terkecil kepada nilai yang tertinggi.
3) Modus (modu) adalah nilai yang paling sering muncul pada suatu
distribusi nilai variabel.
2. Analisis Statistika Inferensial
Pemakaian analisis inferensial bertujuan untuk menghasilkan suatu
temuan yang dapat digeneralisasikan secara lebih luas ke dalam wilayah
populasi. Di sini seorang peneliti akan selalu berhadapan dengan hipotesis
nihil (Ho) sebagai dasar penelitiannya untuk diuji secara empirik dengan
statistik inferensial. Teknik analisis dengan statistik inferensial adalah
teknik pengolahan data yang memungkinkan peneliti untuk menarik
kesimpulan, berdasarkan hasil penelitiannya pada sejumlah sampel,
terhadap suatu populasi yang lebih besar. Kesimpulan yang diharapkan
dapat dibuat, biasanya dinyatakan dalam suatu hipotesis. Oleh karena itu,
analisis statistik inferensial juga bisa disebut analisis uji hipotesis.
Inferensi yang sering dibuat oleh peneliti pendidikan dan ilmu sosial pada
umunya berhubungan dengan upaya untuk melihat perbedaan (beda nilai
tengah) dan korelasi, baik antara dua variabel independent maupun antara
beberapa variabel sekaligus. Selisih nilai tengah ataupun nilai koefisien
(correlation coeficient) yang dihasilkan kemudian diuji secara statistic.
Statistik inferensial, sering juga disebut statistic induktif atau
statistic probabilitas, adalah teknik statistik yang digunakan untuk
menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan utuk populasi.
Statistic ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari popualsi yang
jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara
claster sampling
.
a. Uji normalitas
Uji normalitas dengan kolmogorow-smirnov digunakan untuk
mengetahui apakah populasi yang diteliti terdistribusi normal atau
tidak. pengujian normalitas data hasil belajar menggunakan sistem
Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 20.0. Data hasil
belajar dari populasi akan berdistribusi normal apabila sig> α dengan
taraf nyata α = 0,05.
b. Uji homogenitas
Pengujian homogenitas yang diguakan adalah test of homogenety of
variance yang bertujuan untuk mengetahui apakah variansi kedua data
homogen atau tidak. data hasil belajar dengan meggunakan sistem
SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 20.0. kriteria
pengujian yang digunakan adalah nilai sig> α degan taraf nyata α =
0,05.
c. Uji hipotesis
Setelah data dinyatakan berdistribusi normal, maka memenuhi
syarat dilakukan analisi statistik inferensial untuk menguji hipotesis
dengan menggunakan statistik uji t (Pairedsampel t test) pada taraf
signifikasi α = 0,05. Rumus uji t (Paired sampel t test)yaitu:
√
Keterangan:
t = t hitung
= rata-rata selisih nilai pretest dan posttest
= simpangan baku
= jumlah sampel
Adapun kriteria pengujiannya adalah jika thitung< ttabel maka
H0diterima, dan jika thitung≥ ttabelmaka H0ditolak, atau jika p-value >
αmaka H0diterima, dan jika p-value < αmaka H0ditolak. Pegujian
hipotesis untuk menjawab hipotesis penelitian yang telah diajukan.
Pegujian dilakukan dengan menggunakan uji-t, tetapi pengujian dalam
penelitian ini menggunakan bantuan komputer, yaitu sistem Statistical
Package for Social Science (SPSS) versi 21.0.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan
kemampuan menulis teks prosedur antara kelompok yang mendapat
pembelajaran dengan mengunakan model pembelajaran Inquiry Technique
Learning dan kelompok yang mendapat pembelajaran menggunakan model
konvensional. Penelitian ini juga bertujuan untuk menguji keefektifan Inquiry
Technique Learning dalam pembelajaran teks prosedur siswa kelas XI AK
SMK Negeri 1 Gowa. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dua
jenis, yaitu data skor awal (Pre Test) dan data skor akhir (Post Test)
kemampuan menulis teks prosedur dari kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen untuk mengetahui kemampuan akhir kedua kelompok tersebut
dalam menulis teks prosedur. Dalam penelitian ini kelompok yang mendapat
perlakuan dengan Inquiry Technique Learning hanyalah kelompok
ekperimen, sedangkan kelompok kontrol tidak mendapatkan perlakuan
menggunkan Inquiry Technique Learning.
Pelaksanaa pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kontrol terdiri
1 kai pemberian Pre Test, 2 kali kegiatan pembelajaran, dan 1 kali pemberian
Post Test . jadi total kegiatan yang dilakukan selama penelitian adalah 4 kali
pertemuan. Data yang diperoleh dari penelitian berupa nilai Pre Test dan Post
Test kemapuan menulis teks prosedur siswa serta hasil observasi
keterlaksanaan pembeajaran. Data tersebut kemudian dianalisis melalui
45
55
berbagai tahapan malai analisis deskriftif dan analisis statistic. Analisis
deskriptif meliputi perhitungan nilai rata-rata, simpagan baku. Sedangkan
pada tahapan analisis statistic meliputi uji normalitas, uji homogenitas, uji
hipotesis.
1. Deskripsi Hasil Penelitian
a. Kemampuan Siswa Dalam Pembelajaran Teks Prosedur
Kelompok Kontrol dan Kelompok Esperimen
1. Data Pre Test dan Post Test Kemampuan Menyusun Teks Prosedur
Kelompok Kontrol
Kelompok kontrol adalah kelas yang tidak diberi pembelajaran
menggunakan Inquiry Tehnique Learning. Sebelum kelompok kontrol
diberikan pembelajaran, terlebih dahulu dilakukan Pre Test untuk
mengetahui kemampuan awal siswa dalam pembelajaran teks
persedur. Post Test diberikan dalam bentuk soal teks. Petunjuk
pengerjaan soal di jelaskan oleh guru. Subjek pada Post Test kelas
kontrol sebanyak 30 siswa.
Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk menggambarkan
karakteristik subjek penelitian baik sebelum maupun setelah dilakukan
pembelajaran menyusun teks prosedur. Kelompok kontrol adalah
kelas yang diberi pembelajaran menggunkana model konvensional.
Sebelum kelas kontrol diberi pembelajaran, terlebih dahulu dilakukan
Pre Test untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis
teks prosedur. Pre Test diberikan dalam bentuk teks prosedur
kemudian disusun dalam sebuah prosedur dalam teks tersebut. Subjek
pada Pre Test kelas kontrol sebanyak 30 Siswa . Data hasil Pre Test
kelas kontrol diperoleh skor rata-rata(mean) sebesar 68,00 simpangan
baku (std, deviation) sebesar 19.146 dan data hasil Post Test kelas
kontrol diperoleh skor rata-rata(mean) sebesar 56.17 simpangan baku
(std, deviation) sebesar 31.859. Adapun distribusi skor Pre Test dan
Post Tet kemampuan menyusun teks prosedur kelompok kontrol
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.5 : Statistik Skor Pre Test dan Pos Test Kelompok
Kontrol
Paired Samples Statistics
Mean N Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Kelas kontrol awal 68.00 30 19.146 3.495
kontrol akhir 56.17 30 31.859 5.817
Berdasarkan distribusi statistik di atas, maka hasil belajar siswa
pada pembelajaran teks prosedur digambarkan melalui analisis
statistik deskriptif. Analisis deskriftif menggambarkan perolehan nilai
siswa rata-rata dari Pre Test kelompok kontrol dan Post Test
kelompok kontrol. Dari hasil kemampuan menulis teks prosedur
dalam pembelajarn konvensional, dari 30 orang siswa yang dianalisis
diperoleh gambarangnya, yaitu adanya peningkatan pada Pre Test
kelompok kontrol yang memiliki nilai rata-rata 68.00 sedangkang
pada Post Test kelompok kontrol mengalami penurungan nilai rata-
rata 56.17. Pre Test kelas kontrol berada pada tingkat rendah,
sedangkan pada Post Test kelas kontrol mengalami penurungan yang
signifikan. Jadi uji data SPSS versi 21.0 menunjukkan pada prestes
awal tidak berpengaruh pada Post Test karena tidak ada peningkatan.
2. Data Pre Test dan Post Test Kemampuan Menyususn Teks Prosedur
Kelompok Eksperimen.
Kelompok eksperimen adalah kelas yang diberi pembelajaran
menggunakan Inquiry Tehnique Learning. Sebelum kelompok
eksperimen diberikan pembelajaran, terlebih dahuu dilakukan Pre Test
untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam pembelajaran teks
persedur. Post Test diberikan dalam bentuk soal teks. Subjek pada
Post Test kelas eksperimen sebanyak 30 siswa.
Pre Test diberikan dalam bentuk teks prosedur kemudian
disusun dalam sebuah prosedur dalam teks tersebut. Subjek pada Pre
Test kelompok eksperimen sebanyak 30 Siswa . Data hasil Pre Test
kelompok eksperimen diperoleh skor rata-rata(mean) sebesar 69,17
simpangan baku (std, deviation) sebesar 3.239 dan data hasil Post Test
kelompok eksperimen diperoleh skor rata-rata(mean) sebesar 78.83
simpangan baku (std, deviation) sebesar 3.640. Adapun distribusi
skor Pre Test dan Post Test kemampuan menyusun teks prosedur
kelompok eksperimen dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini.
Tabel 4.6 : Statistic Skor PreTest dan Post Test kelompok
Eksperimen
Paired Samples Statistics
Mean N Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Pair 1 kls eksperimen awal 69.17 30 3.239 .591
kls eksperimen akhir 78.83 30 3.640 .665
Berdasarkan distribusi statistik di atas, maka hasil belajar siswa
pada pembelajaran teks prosedur digambarkan melalui analisis
statistik deskriptif. Analisis deskriftif menggambarkan perolehan nilai
siswa rata-rata dari Pre Test kelompok eksperimen dan Post Test
kelompok ekperimen . Dari hasil kemampuan menulis teks prosedur
dalam pembelajaran Inquiry Technique Learning, dari 30 orang siswa
yang dianalisis diperoleh gambarangnya, yaitu pada Pre Test
kelompok esperimen yang memiliki nilai rata-rata 69.17 sedangkang
pada Post Test kelompok eksperimen memiliki nilai rata-rata 78.83.
Pre Test kelompok eksperiemn berada pada tingkat setara, sedangkan
pada Post Test kelompok eksperimen mengalami peningkatan di atas
rata-rata . jadi uji data SPSS versi 21.0 menunjukkan pada Pre Test
awal berpengaruh pada postes karena mengalami peningkatan.
Adapun distribusi skor Pre Test dan postes kemampuan
menyusun teks prosedur siswa kelompok eksperimen dapat dilihat
pada tabel 7 berikut;
Tabel 4.7 :Distribusi Skor Pre Test Kelompok Eksperimen
kelas eksperimen (Pre Test)
Nilai Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
65 9 30.0 30.0 30.0
70 17 56.7 56.7 86.7
75 4 13.3 13.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Pada statistik di atas, dapat menunjukkan Pre Test menujukkan
frekuensi sebanyak 30 orang siswa. Data hasil Pre Test diperoleh skor
siswa tertinggi 75 sebanyak 4 siswa , sedangkan skor terendah 65
sebanyak 9 siswa. Setelah dihitung dengan program SPSS versi 21.0
diketahui skor rata-rata kelas eksperimen Pre Test 69.17 dari 30
siswa. skor tengah sebesar 70 sebanyak 17 siswa. Dari presentasi
komulatif menunjukkan bahwa Pre Test kelas eksperimen hasil
normal.
Tabel 4.8 :Distribusi Skor Post Test Kelompok Eksperimen
kelas eksperimen (Post Test)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
70 1 3.3 3.3 3.3
75 9 30.0 30.0 33.3
80 16 53.3 53.3 86.7
85 4 13.3 13.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Pada statistik di atas, dapat menunjukkan Post Test
menujukkan frekuansi sebanyak 30 orang siswa. Data hasil Post Test
diperoleh skor siswa tertinggi 85 sebanyak 4 siswa , sedangkan skor
terendah 70 sebanyak 1 siswa. Setelah dihitung dengan program SPSS
versi 21.0 diketahui skor rata-rata kelompok eksperimen Post Test
78.83 dari 30 siswa. Skor tengah sebesar 80 sebanyak 16 siswa. Dari
presentasi komulatif menunjukkan bahwa prestes kelas eksperimen
normal.
Jadi dari data statistik yang dihasilkan, dapat disajikan kategori
pada Pre Test dan Post Test mengalami penigkatan. Pre Test sangat
perpengaruh dalam peningkatan Post Test yang menunjukkan bahwa
adanya peningkatan pada saat diberikan perlakuan.
3. Rangkuman Hasil Pre Test dan Post Test Kelompok Kontrol dan
Eksperimen
Hasil analisis deskripsi skor Pre Test dan Post Test
kemampuan menulis teks prosedur pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen meliputi jumlah subjek (N), rata-rata (mean),
dan simpangan baku (std. deviator). Hasil analisis disajikan dalam
bentuk tabel.
Tabel 4.9 : Perbandingan Data Statistic Skor Pre Test dan Post
Test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperiemen
Data N Mean Std
deviasion
Prates
Kelompok
Kontrol
30 68.00 19.146
Prates
kelompok
eksperimen
30 69.17 3.239
Post Test
keompok
kontrol
30 56.17 31.859
Post Test
kelompok
eksperiemen
30 78.83 3.640
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui perbandingan skor
Pre Test dan Post Test kemampuan menulis teks prosedur antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Skor rata-rata
kemampuan menulis teks prosedur kelompok kontrol pada Pre Test
sebesar 68.00 sedangkan pada saat Post Test skor rata-rata sebesar
56.17. Artinya, terdapat penurunan pada skor rata-rata hitung pada
kelompok kontrol sebesar 11.83. Adapun kemampuan menulis teks
prosedur kelompok eksperimen pada saat Pre Test , skor rata-ratanya
sebesar 69.17, sedangkan pada saat Post Test skor sebesar 78.83.
artinya terdapat kenaikan pada skor rata-rata hitung pada kelas
eksperimen sebesar 9.66.
b. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
Materi pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
materi teks prosedur. Materi ini diajarkan di kelompok eksperimen
yaitu kelas XI AK 2 dengan model pembelajaran Inquiry technique
Learning dan di kelompok kontrol yaitu kelas XI AK 1 dengan model
pembelajaran konvensional. Proses kedua pembelajaran ini mengacu
pada Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun
sebelumnya dan disesuaikan dengan model pembelajaran yang
digunakan. Adapun deskripsi kegiatan pembelajaran kelompok
eksperiemen dan kelompok kontrol.
1. Kegiatan Siswa Dalam Pembelajaran Teks Prosedur Kelompok
eksperimen.
Pelaksanaan pembelajaran kelas eksperimen dilakukan di kelas
XI AK 2 dengan menerapkan model pembelajaran Inquiry technique
learning. Peaksanaan penelitian di kelas XI AK 2 diawali dengan
pemberian Pre Test dan diakhiri dengan pemberian Post Test untuk
mengukur kemampuan belajar teks prosedur yang terdiri dari 4 soal.
Pelaksanaan Pre Test dan Post Test di kelas XI AK 2 dilakukan
masing-masing 27 juli 2018 dan 3 agustus 2018. Peaksanaan Pre Test
dan Post Test diikuti oleh seluruh siswa kelas XI AK 2 sebanyak 30
siswa. Pelaksanaan Pre Test dan Post Test berlangsung dengan
lancar.
Setelah pelaksanaan Pre Test, selanjutnya dilakukan kegiatan
pembelajaran dengan model inquiry technique learning. Pelaksanaan
pembelajaran dilakukan oleh guru dangan materi yang diajarkan pada
setiap pertemuan yaitu teks prosedur. Selama kegiatan pembelajaran
berlangsung terdapat satu mahasiswa yang bertugas sebagai observer
yang bertugas mengevaluasi kegiatan pembelajaran pada setiap
pertemuan. Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran di kelas XI AK
2 berangsung sesuai dengan RPP yang telah disusun peneliti. Adapun
hasil penelitian nilai rata-rata siswa pada kelompok eksperimen dalah
sebagai berikut:
Tabel 4.10 : Keterlaksanaan Pembelajaran Eksperimen
Kelas eksperimen Jumlah siswa Rata-rata
Pre Test 30 69.17
Post Test 30 78.83
Berdasarkan tabel 10 di atas dapat dilihat bahwa presentase
rata-rata nilai dalam kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen
dengan menerapkan model pembelajaran inquiry technique learning
konsepnya baik, yaitu mencapai di atas rata-rata. Dari hasil pengisian
lembar angket keterlaksaan pembelajaran inquiry technique learning
dapat dilihat pada lampiran 7. Kegiatan pembelajaran pada kelas
eksperimen diawali dengan pemberian apresiasi dan motivasi
mengenai materi serta penyampaian tujuan pembelajaran untuk setiap
pertemuan. Selanjutnya, guru membagi siswa kedalam 6 kelompok,
masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa dengan kemampuan
yang heterogen. Setiap kelompok diberikan tugas untuk memimpin
kegiatan diskusi. Dari setiap anggota kelompok masing-masing
memiliki tugas. Pelakasanaan pembelajaran pada kelas eksperimen
menggunakan lembar soal wacana yang memiliki petunjuk dan arahan
dalam mengerjakan soal. Sebelum mengerjakan soal guru menjelaskan
materi yang sesuai isi tugas.
Kegiatan inti dalam pembelajaran ini. Dalam kegiatan ini siswa
berkelompok mengerjakan atau menjawab pertanyaan pada kegiatan
mengkasifikasikan yang terdapat pada soal tugas. Siswa yang ditujuk
sebagai pemimpin kegiatan mengklasifikasikan bertugas membantu
teman sekelompoknya yang mengalami kesulitan dalam menjawab
pertanyaan.
Pada pertemuan ke-2 guru meminta salah satu kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya pada kegiatan mengkasifikasi
mengenai penyusunan teks prosedur. Presentasi mulai setelah
kelompok menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
Setelah menyelesaikan kegiatan mengkasifikasikan
pengetahuan, siswa diarahkan untuk menyelesaikan kegiatan
selanjutnya yaitu memprediksi jawaban dari sebuah permasalahan.
Siswa yang ditunjuk untuk memimpin kegiatan memprediksi bertugas
untuk membantu teman sekelompoknya jika mengalami kesulitan.
Kegiatan ini meminta siswa untuk menyelesaikan pemasalahan
seputar materi.
Pada kegiatan selanjutnya, guru menjelaskan kembali kesalahan
dari jawaban yang siswa kerjakan, dan memberikan apresiasi pada
kelompok yang seluruh jawabanya benar.
Kegiatan diskusi pada setiap pertemuan berjalan dengan lancar
walaupun pada pertemuan pertama guru masih kesusahan
mengkondisikan kelas. Guru mengawasi jalannya diskusi setiap
kelompok dan sesekali memberikan bantuan dan arahan kepada
kelompok yang masih belum mengerti.
Pada akhir pembelajaran, guru pembimbing siswa untuk
membuat kesimpulan dari mengenai materi yang telah dipelajari pada
setiap pertemuan.
2. Kegiatan Siswa Dalam Pembelajaran Teks Prosedur Kelompok
Kontrol.
Guru mengajar bahasa Indonesia materi teks prosedur pada
kelas XI AK 1 SMK Negeri 1 Gowa dengan menggunakan model
konvensional, yaitu dengan cara menjelaskan materi struktru teks
dalam 3 kali pertemuan. Kelas XI AK 1 ini akan dijadikan sebagai
kelas kontrol dalam penelitian ini. Pengejaran yang dilakukan oleh
guru pada saat di kelas ini adalah dengan ceramah dan Tanya jawab.
Suatu kenyataan yang kita lihat bahkan alami, sebagai besar
diberikan model konvensional, artinya pemberian penjelasan kepada
sejumlah murid secara lisan. Sering model konvensional dianggap
efesien karena seorang guru dapat mengajar hanya menjelaskan.
Dalam kegiatan pembelajaran, materi pembelajaran langsung
disajikan oleh guru dan penyajiannya juga dipimpin oleh guru. Pada
pola perundingan bersama, materi pelajaran dibentuk oleh guru dan
siswa. Setelah itu pemberian tugas, siswa melakukan kegiatan yang
berkaitan dengan materi pelajaran yang ditugaskan guru.
Pada Pre Test siswa merasa semangat dalam pembelajaran,
semua siswa yang hadir meakukan tugas yang diberikan oleh guru,
namun pada saat Post Test siswa mengalami penurunan minat belajar,
dari hasil yang kami dapatkan ada sebagian siswa yang tidak
mengerjakan soal tugas, padahal siswa itu hadir dalam kegiatan
pebelajaran. Untuk melihat hasil lebih jelasnya dari rata-rata nilai Pre
Test dan Post Test
Tabel 4.11 : Keterlaksanaan Pembelajaran Kontrol
Kelas eksperimen Jumlah siswa Rata-rata
Pre Test 30 68.00
Post Test 30 56.17
Tabel di atas menunjukkan tidak ada peningkatan malah
mengalami penurunan. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran sangat berpengaruh dalam kegiatan pembelajaran,
semangat belajar siswa juga meningkat apabila guru memberikan
model pembelajaran yang menyenangkan sehingga tidak ada
kesempatan siswa untuk melakukan kegiatan di luar pembelajaran,
seperti berbicara dengan teman, sibuk main hp, dan rasa ngantuk yang
berlebihan.
2. Analisis Statistik Inferensial
a. Uji normalitas data
Data pada uji normaitas diperoleh dari Pra Test dan Post Test
kemampuan menyusun teks prosedur baik kelompok kontrol maupun
kelompok eksperimen. Sebuah syarat data berdistribusi normal apabila
nilai p yang diperoleh dari hasil perhitungan lebih besar daro 0,05 ( taraf
signifikan 5%). Berikut rangkuman hasil uji normalitas data kemampuan
menyusun teks prosedur kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
1. Normalitas data Pre Test
Hasil uji normalits data Pre Test pada tebl kelas eksprimen dan
kontrol dapat dilihat pada tebel di bawah ini.
Tebel 4.12 : Uji Normlitas Pre Test Hasil Belajar Kognitif Kelas
Eksperimen dan Kontrol
Sumber
Data Kelas
Kolmogrov-Smirnov Keterangan
Statistic N Sig*
Pre Test
Eksperimen 1.652 30 0.009 Normal
Kontrol 2.054 30 0.000 Tidak
normal
*level signifikasi 0.05
Hasil perhitungan normalitas Pre Test pada kelas eksperimen di
peroleh nilai 0.009 nilai ini lebih tinggi dari niai sig 0,05 ( 0.09 >
0,05) sehingga data dapat disimpulkan berdistribusi normal,
sedangkan pada kelas kontrol diperolah nilai 0.000 nilai ini kurang
dari nilai sig 0,05 (0.000< 0,05) sehingga nilai di kelas kontrol tidak
normal.
Data Pre Test kelas eksperimen dan kelas kontrol mengalami
perbedaan yang dari nilai signifikasi yang berbeda karena pada teks
yang dilakukan sebelum perlakuan kedua kelas tersebut diketahui
bahwa nilai-nilai yang diperoleh siswa diantara siswa yang memiliki
tingkat kecerdasan yang berbeda.
2. Normalitas data Post Test
Normalitas data Post Test pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat dilihat pada tebl di bawah ini.
Tabel 4.13 : Uji Normalitas Post Test Hasil Belajar Kognitif
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Sumber
Data Kelas
Kolmogrov-Smirnov Keterangan
Statistic N Sig*
Post Test Eksperimen 1.601 30 0.012 Normal
Kontrol 2.015 30 0.080 Normal
*level signifikasi 0,05
Hasil perhitungan normalitas Post Test pada kelas eksperimen di
peroleh niai 0.012 nilai ini lebih tinggi dari nilai sig 0,05 ( 0,12 >
0.05) sehingga data dapat dikatakan normal. Sedangkan pada kelas
kontrol diperoleh nilai 0.080 nilai lebih tinggi dari sig 0.05 (0.080
>0.05) sehingga nilai di kelas kontrol normal.
b. Homogenitas data
Uji homogenitas data pada penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui homogeny tidaknya data pada ke;as eksperimen dengan
kelas kontrol. Perhitungan homogenitas menggunakan program SPSS
Versi 21. Data pada nilai Pre Test dan Post Test dapat dilihat pada
tebl di bawah ini.
Tebel 4.14 : Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan
Kontrol
No Sumber data Sig* Keterangan
1 Pre Test 0.051 Homogen
2 Post Test 0.98 Homogen
*level signifikasi 0,05
Berdasarkan tebel di atas setelah dilakukan perhitungan
dapat dilihat bahwa nilai homogenitas Pre Test yang diperoleh adalah
0.051 nilai lebih tinggi jika di bandingkan dengan sig 0,05 ( (051>
0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa data homogen, sedangkan
nilai Post Test yang telah dihitung diperoleh nilai sebesar 0.98 nilai in
lebih besar jika dibandingkan dengan nilai sig 0.05 (0.98 >0.05)
sehingga dapat disimpulkan data kelas eksperimen homogen.
Data Pre Test dan Post Test di atas pada kelas eksperimen
dikatakan homogen namun pada kelas kontrol memiliki data yang
berbeda sehingga dapat disimpulkan kelas eksperimen dan kelas
kontrol memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda.
c. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan uji normaitas dan homogenitas. Uji prasyarat
sebelum melakukan uji hipotesis (t), dan data yang diperoleh
memenuhi syarat untuk melakukan uji (t), selanjutnya akan diakukan
uj t untuk menjawab hipotesis yang telah disusun sebelumnya.
Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah model
Inquiry Technique Learning efektif digunakan dalam pembelajaran
teks prosedur pada siswa kelas XI AK SMK Negeri 1 Gowa. Untuk
mengetahui kefektifan model tersebut, maka perlu diperhatikan
perbedaan mendasar antara hasil belajar siswa pada kegiatan Pre Test
dengan hasil belajar pada kegiatan Post Test. Dalam penelitian ini,
terungkap bahwa nilai siswa setelah penerapan model Inquiry
Technique Learning pembelajaran teks prosedur lebih meningkat
dibandingkan nilai siswa sebelum penerapan model Inquiry Technique
Learning dalam pembelajaran. Uji hipotesis yang digunakan adalah
teknik analisis uji prasyarat analisis uji t desain Pre Test dan Post
Test group desain setelah sebelumnya dilakukan uji prasyarat
analisis yaitu, uji normalitas dan uji homogenitas, dan diperoleh hasil
bahwa data tersebut normal dan homogen.
Nilai perolehan siswa kemudian dianalisis setelah penerapan
uji t independent sehingga diperoleh hasil sebagai berikut :
Paired Samples Test
Paired Differences
T df Sig. (2-
tailed) Mean
Std.
Deviatio
n
Std.
Error
Mean
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Uppe
r
Pair 1
Preste
s dan
postes
-
9.667
3.925 .717 -
11.132
-
8.201
-
13.491
29 .000
Berdasarkan dari tabel di atas, terlihat bahwa nilai sig yang di
peroleh adalah 0,00 nilai ini apabila dibandingkan dengan nilai sig
0,05 yaitu 0,00< 0,05 ini berarti bahwa model pembelajaran inquiry
technique learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada
materi teks prosedur di kelas XI AK 2.
Dari hasil uji ttabel dari df 29 menunjukkan sig 0,025 yaitu
2.045. maka dapat disimpulkan thitung > ttabel yaitu (13.491 > 2.045) ini
menujukkan Hoditolak dan H1diterima . dengan demikian penerapan
model pembeajaran inquiry technique learning efekitif digunakan
dalam pembelajaran teks prosedur pada siswa XI AK 2 SMK Negeri 1
Gowa.
B. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Gowa. Populasi penelitian
ini adalah siswa kelas XI AK SMK Negeri 1 Gowa. Kelas XI AK 1 dan kelas
XI AK 2 dipilih sebagai sampel dalam penelitian ini. Kelas XI AK 1 dipilih
sebagai kelompok kontrol, sedangkan kelas XI 2 sebagai kelompok
eksperimen. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 60.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan
menulis teks prosedur antara kelompok yang mendapat pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Inquiry Technique Learning dan
kelompok yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa
kelas XI AK SMK Negeri 1 Gowa. Selain itu, penelitian bertujuan untuk
menguji efektifitas model pembelajaran Inquiry Technique Learning dalam
pembelajaran menulis teks prosedur kelas XI AK SMK Negeri 1 Gowa.
1. Perbedaan kemampuan menulis teks prosedur antara kelompok yang
menggunakan model pembejaran Inquiry Technique Learning dengan
kelompok yang menggunakan model konvensional.
Kondisi awal menulis teks prosedur kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen diketahui dengan melakukan pretes menulis teks
prosedur dengan menggunakan lembar kerja dengan teks. Penulis
mengumpulkan data menggunakan instrument berupa tes yang
selanjutnya dikoreksi menggunakan instrument penilaian berupa rubrik
penilaian menulis teks prosedur. Rubrik penilaian teks prosedur meliputi:
Kelengkapan bagian-bagian jawaban, Kejelasan dalam penyampaian,
Keefektifan kalimat, Ketepatan ejaan/ tanda baca.
Setelah dilakukan Pre Test, selanjutnya akan dilakukan Post Test
(tes akhir) untuk masing-masing kelompok yaitu untuk kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen. Di kelas eksperimen diberikan perlakuan
dengan menerapkan kembali model pembelajaran Inquiry Technique
Learning tetapi diberikan evaluasi kembali, untuk penguatan pemahaman
siswa terhadap pembelajaran menulis teks prosedur. Kemudian di
kelompok kontrol juga diberikan evaluasi kembali mengenai
pembelajaran menulis teks prosedur untuk menguatkan kembali
pemahaman siswa dalam pembelajaran teresebut. Di kelas kontrol tidak
diberikan perlakuan atau treatmen seperti halnya di kelompok
eksperimen, melainkan hanya menggunakan model pembelajaran
konvensional.
Pada kelompok kontrol, uraian materi disampaikan dengan
menggunakan metode ceramah. Kemudian siswa diberikan sebuah teks
prosedur. Langkah-langkah dalam teks prosedur dari hasil penyampaian
guru.
Pada pertemuan pertama, siswa sudah dapat menganalisis struktur
teks prosedur. sedangkan pada pertemuan ketiga, siswa belum
menunjukkan peningkatan dalam hasil tulisannya, dan pada pertemuan
keempat siswa sudah memperhatikan kelengkapan struktur teks prosedur.
Pada kelompok eksperimen, siswa mendapat pembelajaran menulis
teks prosedur dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry
Technique Learning. Pada saat pembelajaran pada kelompok eksperimen
guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan
memperkenalkan model pembelajaran yang digunakan dengan
pembelajaran teks prosedur. Pada pertemuan pertama, siswa diberikan
Pre Test (tes awal) untuk mengetahui kemampuan awal siswa tentang teks
prosedur. Setelah dilakukan tes guru menjelaskan kembali tugas yang
telah dikerjakan oleh siswa. Dalam kegiatan ini siswa diberikan keluasan
untuk menyampaikan pendapat. Sebelum mengerjakan Post Test (tes
akhir) siswa dibagi kelompok sebanyak 6 kelompok masing-masing 5
orang. Pada kegiatan akhir, siswa diberikan Post Test(tes akhir) untuk
mengetahui kemampuan akhir siswa.
Berdasarkan perhitungan rumus uji t sampel bebas dan Pre Test
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan program SPSS versi
21.0. dari hasil uji t SPSS versi 21.0 menjukkan bahwa terdapat
perbedaan skor rata-rata kelompok kontrol mengalami perbedaan.
2. Kemampuan menyusun teks prosedur pada kelompok kontrol
Pembelajaran yang dilakukan tidak menggunakan model
pembelajaran Inquiry Technique Learning untuk menyusun teks prosedur
mendapatkan nilai rata-rata Pre Test sebanyak 68.00 sedangkan Post Test
sebanyak 56.17 (belum memenuhi kategori nilai KKM) dari siswa 30
orang siswa. Berdasarkan data yang telah terkumpul dinyatakan bahwa
kemampuan menyusun teks prosedur pada keompok kontrol dan
kelompok eksperimen siswa kelas XI SMK Negeri 1 Gowa tidak
menggunakan model pembelajaran Inquiry Technique Learning, termasuk
dalam kategori menurung.
Hasil nilai tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam
menyususn teks prosedur pada kelompok kontrol tergolong rendah. Hal
ini disebabkan oleh ketidaktepatan penggunaan model pembelajaran
dalam kegiatan menganalisis teks, kurang aktifnya siswa dalam kegiatan
pembelajaran dikarenakan guru masih menggunakan model pembelajaran
konvenional yang tidak beroreantasi pada siswa, sehingga siswa merasa
jenuh dan tidak aktif padahal dalam kemampuan meyususn teks prosedur
merupakan kegiatan pengetahuan yang dilakukan untuk mengalisis
berdasarkan struktur teks prosedur.
3. Kemampuan Menyususn Teks Prosedur Pada Kelompok Eksperimen
Berbeda dengan sebelumnya, pembelajaran yang dilakukan
menggunakan model pembelajaran Inquiry Technique Learning dalam
kegiatan menyusun teks prosedur memberikan nilai yang peningkatannya
positif. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata siswa pada kegiatan Pre Test
sebesar 69.17 dan kegiatan Post Test 78.83. Hal ini membuktikan adanya
peningkatan yang signifikan dari tes awal (Pre-Test) dan tes akhir (Pos-
Test). Berbeda dengan hasil yang tidak menggunakan model pembelajaran
Inquiry Technique Learning dapat membantu siswa mengembangkan
disiplin dan keterampilan intelektual untuk memunculkan masalah dan
kemudian dapat mencari jawabannya sendiri sehingga mereka dapat
menjadi pemecah masalah dengan mandiri. Sebab, kelebihan model
pembelajaran Inquiry Technique Learning ini adalah pengembangan aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang. dengan model
pembelajaran inkuiri ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk
belajar sesuai dengan gaya belajarnya sehingga siswa tidak merasa bosan
dan semakin semangat untuk menggali lebih banyak lagi perbendaharaan
informasi dari dalam pikirannya.
4. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Techinique Learning Terhadap
Kemampuan Menyusun Teks Prosedur
Dilihat dari data PreTest dan PostTest yang diperoleh siswa
merupakan data yang berdistribusi normal, dari uji homogenitas juga
terbukti bahwa sampel dalam penilitian ini berasal dari populasi yang
homogeny, dan dari pengujian hipotesis yang dilakukan diperoleh thitung
> ttabel, yakni (-13.491> 2.045) telah membuktikan bahwa hipotesis
peneitian (Hi) diterima. Dengan demikian, model pembelajaran Inkuiri
Techinique Learning berpengaruh positif dan signifikan dalam
kemampuan menyusun teks prosedur siswa kelas XI SMK Negeri 1
Gowa.
Hal ini dikarenakan model pembelajaran Inkuiri Techinique
Learning dapat mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik secara seimbang dan model pembelajaran Inkuiri
Techinique Learning ini melayani kebutuhan siswa yang memiliki
kemampuan di atas rata-rata, artinya siswa yang memiliki kemampuan
belajar bagus tidak akan terlambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata untuk kemampuan
menyusun teks prosedur pada tahap pre-test berketegori cukup dengan
nilai rata-rata 69.17 dibandingkan dengan tahap post-test yang
berkategori baik dengan nilai rata-rata 78.83. Sehingga dari data tesebut
dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Inkuiri Techinique
Learning berpengaruh terhadap kemampuan menyusun teks prosedur.
Hasil uji hipotesis juga menunjukkan bahwa model pembelajaran
Inkuiri Techinique Learning berpengaruh signifikan terhadap
kemampuan menyusun teks prosedur siswa kelas XI SMK Negeri 1
Gowa. Dihitung dengan menggunakan rumus uji hipotesis dengan daftar
distribusi “t” untuk α = 0,05 dan df = 29, maka diperoleh taraf signifikasi
5 % = 0,05. Dengan demikian dapat diketahui bahwa thitung > ttabel
yaitu 13.491 > 2.045. Hal ini membuktikan bahwa Hi (hipotesis
penelitian) diterima dan Ho (hipotesis nihil) ditolak. Dapat dikatakan
bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Inquiry Technique
Learning terhadap kemampuan menyusun teks prosedur kelas XII AK
SMK Negeri 1 Gowa,
5. Keefektifan Model Pembelajaran Inquiry Technique Learning dalam
Pembelajaran Teks Prosedur Siswa Kelas XI AK Negeri 1 Gowa.
Tingkat keefektifan penggunaan model pembelajaran Inquiry
Technique Learning siswa kelas XI AK 2 SMK Negeri 1 Gowa dapat
diketahui setelah mendapat perlakuan pembelajaran menyusus teks
prosedur menggunakan model Inquiry Technique Learning. Hal ini
ditunjukkan dari hasil analisis uji t data Pre Test dan Post Test
kemampuan menyususn teks prosedur kelompok eksperimen dengan
bantuan program SPSS versi 21.0. hasil uji t diperoleh t sebesar -13.491
dengan df 29, pada taraf kesalahan .055. selain itu, diperoleh nilai p
sebesar .000 .nilai p lebih kecil daripada taraf kesalahan sebesar 0,05
(.000 < 0,05). skor rata-rata kelompok eksperimen mengalami
peningkatan sebesar 78.83. sedangkan skor rata-rata kelompok kontrol
mengalami penurunan sebesar 56.17. berdasarkan hasil peningkatan skor
Post Test kelompok eksperimen dan penurunan skor Post Test kelompok
kontrol serta uji t dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Inkuiri
Techinique Learning efektif digunakan dalam pembelajaran menyusun
teks prosedur.
Pengujian keefektifan model pembelajaran inquiry technique
learning berdarkan hasil uji one sample t-test yang dilakukan dengan
bantuan SPSS 21. Adapun hasil analisis tersebut adalah sebagai berikut:
Tebel 4.15 : Data Hasil Uji Hipotesis
Kelas P-
Value a Interpretasi Kesimpulan
Eksperimen 0,000 0,05 Hoditolak
Model
pembelajaran
inquiry
technique
learning pada
pembelajaran
teks prosedur
Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa nilai signifikansi hasil uji
one sample t-test kelas eksperimen adalah 0.000 < 0,05 yang artinya
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inquiry
technique learning efektif ditinjau dari kemampuan belajar dalam
pembelajaran teks prosedur. Adapun uji hipotesis selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran
Untuk mengutkan lagi, dari hasil angket yang disebarkan pada
kelompok eksperimen menunjukkan rata-rata siswa p1-p8 sebanyak
delapan soal pertanyaan hanya p5 dan p6 yang memiliki respon
negatif. Dari data descrivtif statistic dari uji SPSS versi 21.0
menujukkan p5 : 63 % dan p6 : 12.5 % dari respon negative.
Selebihnya menujukkan respon positif.
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, dapat
disimpulkan bahwa sebuah model pembelajaran teks prosedur
diperlukan model pembelajaran pendukung yang sesuai dengan kondisi
siswa dan guru sehingga dapat tercipta suasana kelas yang aktif, dengan
demikian siswa lebih mudah menembangkan kemampuannya.
Dengan demikian, hasil penelitian ini mendukung teori yang telah
dikemukakan dan sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan
yaitu untuk mengetahui perbedaan kemampuan menyususn teks
prosedur dengan menggunakan Inquiry technique learning dan siswa
yang mengikuti pembelajaran menyususn teks prosedur menggunakan
model konvensional serta untuk mengetahui keefektifan model
pembelajarn inquiry technique learning dalam pembelajaran teks
prosedur pada siswa kelas XI AK SMK Negeri 1 Gowa.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan
pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
Inquiry Technique Learning efektif digunakan dalam pembelajaran
menyusun teks prosedur. Hal ini dibuktikan analisis data menggunakan uji t
berhubung pada prates dan posttes kelompok eksperimen. Hasil perhitungan
uji t menunjukkan data Pre Test dan Post Test dengan kemampuan
menyusun teks prosedur kelompok ekperimen dengan uji t sebesar -13.491 , t
tabel 2. 045, df = 29, dan p sebesar .000. nilai p lebih kecil dari taraf
signifikan 5% (000 < 0,05). Hasil uji t tersebut menunjukkan keefektifan
model pembelajaran Inquiry Technique Learning dalam pembelajaran teks
prosedur pada kelompok eksperimen. Selain itu, terdapat kenaikan skor rata-
rata pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Skor rata-rata pada
kelompok eksperimen mengalami kenaikan sebesar 78.83, sedangkan skor
rata-rata pada keompok kontrol mengalami penurunan sebesar 56.17. hasil
tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran teks prosedur dengan
menggunakan model Inquiry Technique Learning lebih efektif daripada
pembelajaran menulis teks prosedur menggunakan model konvensional.
B. Saran 63
Berdasarka kesimpulan dan hasil penelitian di atas, saran yang dapat
dikemukakan adalah sebagai berikut:
1. Bagi siswa, hendaknya selalu memperhatikan apa yang disampaikan oleh
guru. Bagi siswa jadiah pelajar yang bisa mencari tahu sendiri tanpa harus
disuapi oleh guru.
2. Bagi guru bahasa Indonesia. Disarankan untuk menggunakan model
pembelajaran Inquiry Technique Learning agar pembelajaran lebih aktif,
inovatif dan menyenangkan. Karena model pembelajaran membantu
siswa dalam semangat belajar dan kurangnya kata membonsankan pada
saat belajar. Sudah sepatutnya sekolah menjadi taman tempat belajar yang
menyenagkan, bukan lagi tempat yang menakutkan.
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rancangan Pelaksanaan Pembeajaran (Rpp)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMK Negeri 1 Gowa
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI/ Ganjil
Tema : Menyusun Prosedur
Sub Tema : Mengonstruksi Pernyataan umum dan Tahapan-tahapan
Alokasi Waktu : 6 X 30 menit (2 x Pertemuan)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan
bidang dan lingkup kajian bahasa Indonesia pada tingkat teknis, spesifik,
detil, dan kompleks berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humanior dalam konteks pengembangan potensi diri
sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat
nasional, regional, dan internasional
KI 4: Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memacahkan masalah
sesuai dengan bidang kajian bahasa Indonesia. Menampilkan kinerja di
bawah bimbingan dengasn mutu dan kuantitas yang terukur sesuai
dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar,
mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan,
gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
KOMPETENSI DASAR DAN IPK DARI KI 3
3.19 Menganalisis informasi
berupa pernyataan-
pernyataan umum dan
tahapan-tahapan dalam
teks prosedur berkaitan
dengan bidang
pekerjaan
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.19.1 Menemukan pernyataan-pernyataan umum
dalam suatu kegiatan
3.19.2 Menemukan tahapan-tahapan teks
prosedur berkaitan bidang pekerjaan
KOMPETENSI DASAR DAN IPK DARI KI 4
4.19 Merancang pernyataan
umum dan tahapan-
tahapan dalam teks
prosedur berkaitan
bidang pekerjaan
dengan organisasi yang
tepat secara lisan dan
tulis
Indikator Pencapaian Kompetensi
4.19.1 Mengungkapkan pernyataan umum dan
tahapan-tahapan melakukan kegiatan
secara lisan dengan intonasi dan nada
yang jelas
4.19.1 Menuliskan pernyataan umum dan tahapan-
tahapan dalam prosedur melakukan
suatu kegiatan
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model discovery,
peserta didik dapat:
1. Menemukan pernyataan umum teks prosedur berkaitan bidang pekerjaan
2. Mengidenfifikasi tahapan-tahapan teks prosedur berkaitan bidang
pekerjaan
3. Mengungkapkan pernyataan umum teks prosedur dengan intonasi dan
nada yang jelas
4. Mengemukakan hasil analisis teks prosedur baik lisan maupun tulisan
5. Mencipta teks prosedur berkaitan bidang pekerjaan dengan organisasi
yang tepat
D. Materi
Teks prosedur berkaitan bidang pekerjaan
E. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model : Inquiry
Metode : puzzle kelompok, diskusi kelompok, tanya jawab,
penugasan
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1 (3 x 30)
No Langkah-
langkah
Kegiatan Model Waktu
1. Pendahuluan 1. Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah
Tuhan dan saling mendoakan. 2. Peserta didik merespon pertanyaan dari guru berhubungan
dengan persiapan belajar.
3. Peserta didik menerima informasi dengan proaktif tentang
keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
4. Peserta didik menerima informasi tentang hal-hal yang
akan dipelajari dan dikuasai khususnya tentang
pembelajaran teks prosedur.
5. Peserta didik dibagi atas beberapa kelompok secara
heterogen 4-5 orang.
6. Peserta didik diberikan pretes awal untuk mengukur
pengetahuan awal sebelum masuk dalam pembelajaran.
Pretes,
Inti Langkah-langkah
1. Guru menyajikan kejadian-kejadian
atau fenomena yang memungkinkan
siswa menemukan masalah
2. Guru membimbing siswa merumuskan
masalah penelitian berdasarkan
kejadian dan fenomena yang
disajikannya
3. Guru membimbing siswa untuk
mengajukan hipotesis terhadap masalah
yang telah dirumuskannya
4. Guru membimbing siswa untuk
merencanakan pemecahan masalh,
membantu menyiapkan alat dan bahan
Inquiry tecnik
learning
yang diperlukan dan menyusun
prosedur kerja yang tepat
5. Selama siswa bekerja, guru
membimbing dan memfasilitasi
6. Guru membantu siswa melakukan
pengamatan tentang hal-hal yang
penting dan membantu mengumpilkan
dan mengorganisasi data
7. Guru membantu siswa menganalisis
data supaya menemukan suatu konsep
8. Guru membimbing siswa mengambil
kesimpulan berdasarkan data dan
menemukan sendiri konsep yang ingin
ditanamkan
2. Penutup 1. Pesrta didik diberikan posttes untuk mengetahui
pengetahuan akhir siswa setelah diberikan
pembelajaran.
2. Peserta didik bersama guru menyimpulkan struktur teks
prosedur dan tahapan-tahapan teks prosedur.
3. Peserta didik mempresentasikan hasil kerjanya bersama
teman kelompok.
4. Peserta didik menyimak tugas yang diberikan oleh
untuk pertemuan selanjutnya.
Posttes
G. Penilaian
1. Teknik Penilaian:
a. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan
b. Penilaian Pengetahuan : TesTertulis
c. Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja/ Praktik/ Portofolio
2. Bentuk Penilaian :
a. Observasi :lembar pengamatan aktivitas peserta didik
b. Tes tertulis :uraian dan lembar kerja
c. Unjuk kerja :lembar penilaian presentasi
d. Portofolio :pedomana penilaian portofolio
3. Instrument soal
a. Tes kognitif
1) Apa yang dimaksud dengan teks prosedur ?
2) Tuliskan yang termasuk kata kerja inperatif, konjungsi dan
pernyataan umum !
b. Tes psikomotorik
setelah membaca teks di atas ikutilah instruksi di bawah ini !
1. Jelaskan struktur pembetukan teks tersebut secara jelas ?
2. Simpulkan teks tersebut berdasarkan kelengkapan strukturnya ?
3. Tuliskan hasil telaah kelompokmu dalam format penilaian format
yang telah disiapkan!
Struktur Teks Prosedur Penjelasan
a. Tujuan
b. Langkah-langkah
c. Penegasan ulang
d. Simpulan
4. Pajanglah hasil pekerjaan kelompokmu
5. Tentukan satu orang anggota kelompok untuk mewakili
memprsentasikan hasil kerja kalian !
c. Tes afektif
1. Rubrik Penilaian lembar kerja pada teks “ menata rambut pendek
“
ASPEK BOBOT SKOR KOMENTAR
Kelengkapan bagian-bagian jawaban 25
Kejelasan dalam penyampaian 25
Keefektifan kalimat 25
Ketepatan ejaan/ tanda baca 25
Jumlah 100
keterangan
skor mulai dari 1- 25
2. Rubrik penilaian sikap
No Aspek yang
dinilai
Skor Total Rerata
1 2 3 4
1 Religious
2 Jujur
3 Disiplin
4 Tanggung jawab
5 Percaya diri
6 Santun
7 Kerja sama
Keterangan
1 : tidak pernah/tidak tampak
2 : jarang
3 : sering
4 : sangat sering/ selalu
Skor maksimum = 28
Nilai maksimum = 100
Nilai sikap = skor perolehan x 100
Skor maksimum
3. Pengayaan
Bagi Peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan
pembelajaran pengayaan sebagai berikut:
a. Siwa yang mencapai nilai )()( maksimumnnketuntasann diberikan
materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai
pengetahuan tambahan
b. Siwa yang mencapai nilai )(maksimumnn diberikan materi melebihi
cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
H. Media/Alat dan Sumber Belajar
1. Media/Alat : Lembar Kerja, Papan Tulis.
2. Sumber Belajar :
a. Buku Bahasa Indonesia (Wajib) Kelas XI, Kementerian dan
Kebudayaan Tahun 2014.
b. Buku/ sumber lain yang relevan.
Lampiran-lampiran
Materi
Teks Prosedur
Pernyataan umum adalah pembuka dalam sebuah tulisan yaitu tulisan yang
berisi mengenai tujuan atau hasil akhir yang dicapai jika seseorang
mengikuti langkah-langkah.
Tahapan adalah prosedur yang harus diikuti untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Gowa, Guru Pembimbing,
MANSYUR, S.Pd
NIP. 19730612 200604 1
021
Drs.IMANUDDIN DJAYA,
M.Pd
NIP .19661109 199402 1 001
Lampiran 2 : Instrumen Soal
a. Soal Prestes
SOAL PRESTES
CARA MENGHIDUPKAN KOMPUTER
Komputer merupaka salah satu perangkat elektronik yang sering digunakan
untuk memudahkan pekerjaan manusia. Sebelum digunakan, komputer ini harus
dioperasikan terlebih dahulu. Dalam pengoprasian komputer kita harus mengikuti
setiap prosedur bagaiman cara menghidupkan komputer dengan benar. Untuk
menghidupkan komputer dengan benar, ikutilah langkah-langkah berikut :
1. Buka penutup layar monitor, CPU, keyboard, dan Printer.
2. Pastikan sakeral yang menyediakn arus listrik terhubung dengan kabel
power ke stabilizer atau CPU komputer.
3. Tekan tombol power pada CPU dan tombol power monitor .
4. Komputer akan booting, tunggu proses ini sampai selesai.
5. Setelah selesai booting, komputer siap digunakan.
SUMBER BUKU CETAK KELAS XI : SMA, SMK
setelah membaca teks di atas ikutilah instruksi di bawah ini !
6. Jelaskan struktur pembetukan teks tersebut secara jelas ?
7. Simpulkan teks tersebut berdasarkan kelengkapan strukturnya ?
8. Tuliskan hasil telaah kelompokmu dalam format penilaian format yang
telah disiapkan!
Struktur Teks Prosedur Penjelasan
e. Tujuan
f. Langkah-langkah
g. Penegasan ulang
h. Simpulan
9. Pajanglah hasil pekerjaan kelompokmu
10. Tentukan satu orang anggota kelompok untuk mewakili memprsentasikan
hasil kerja kalian !
b. Soal Posttes
SOAL POSTTES
KIAT MENATA RAMBUT PENDEK
Gaya ranbut bob pendek kini mulai disukai lagi. Meskipun terkihat sederhana,
untuk gaya rambut seperti itu juga diperlukann perawatan yang benar. Ada
beberapa langkah dan cara yang harus kamu lakukan untuk marawat rambut
pendek dengan baik. Yaitu sebagai berikut.
1. Keringkan Dengan Handuk
Banyak orang yang mengeringkan rambut pendeknya dengan cara
mengacak-acaknya dengan handuk agar air cepat meresap. Padahal cara
ini bisa membuat rambut mudah patah. Keringkan rambut sambil dipijat
perlahan.
2. Gunakan Produk Styling
Gunakan produk styling dan perawatan rambut seperti serum untuk
menyehatkan akar rambut . produk perawatan rambut yang alami akan
membuat rambut kamu terlihat bersinar dan indah. Rambut juga tampak
halus dan memberikan extra glow. Pastikan menggunakannya di batang
rambut.
3. Blow Dry Dari Akar Rambut Terlebih Dahulu
Saat akan melakukan blow dry rambut pendek kamu pastikan
memulainya dari akar rambut. Gunakan sisir sikat bulat dan pengering
rambut lalu arahkan hair dryer ke bagian akar. Gunakan sisir dengan
ukuran yang besar karena sisir yang besar akan memberikan sedikit kurva
ke gaya rambut Bob kamu.
4. Tambahkan Kesan Bervolume ( Terisi Penuh )
Kembangkan dan blow dry rambut bagian depan untuk
mendapatkan kesan bervolume, dengan begitu , rambut kamu akan terlihat
terisi penuh.
setelah membaca teks di atas ikutilah instruksi di bawah ini !
11. Jelaskan struktur pembetukan teks tersebut secara jelas ?
12. Simpulkan teks tersebut berdasarkan kelengkapan strukturnya ?
13. Tuliskan hasil telaah kelompokmu dalam format penilaian format yang
telah disiapkan!
Struktur Teks Prosedur Penjelasan
i. Tujuan
j. Langkah-langkah
k. Penegasan ulang
l. Simpulan
14. Pajanglah hasil pekerjaan kelompokmu
15. Tentukan satu orang anggota kelompok untuk mewakili memprsentasikan
hasil kerja kalian !
Lampiran 3 : Angket Siswa
ANGKET SISWA
Nama :
Kelas :
Pertanyaan :
1. Apakah anda suka belajar bahasa Indonesia ?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah anda suka belajar bahasa Indonesia dengan pembelajaran
kelompok ?
a. Ya b.Tidak
3. Apakah anda suka belajar tentang teks prosedur ?
a. Ya b. Tidak
4. Apakah dengan pembelajaran menulis teks prosedur dengan menggunkan
model pembelajaran anda lebih aktif dalam belajar ?
a. Ya b. Tidak
5. Apakah anda termotivasi untuk belajar teks prosedur dengan
menggunakan model pembelajaran inquiry tecnik learning?
a. Ya b. Tidak
6. Apakah anda rasa percaya diri anda meningkat dalam mengeluarkan ide
pendapat pada kegiatan pembelajaran menulis teks prosedur dengan model
inquiry tecnik learning ?
a. Ya b. Tidak
7. Apakah anda setuju tentang kegiatan pembelajaran menulis teks prosedur
dengan model inquiry tecnik learning ?
a. Ya b. Tidak
8. Apakah anda setuju jika dalam pembelajaran berikutnya ( topik tertentu )
guru menerapkan model pembelajaran inquiry tecnk learning ?
a. Ya b. Tidak
Lampiran 4 : Analisis Deskriptif Respon Siswa Kelas XI AK
Analisis Deskriptif Data Respon Siswa XI AK 2 SMK Negeri 1 Gowa Kelas
Eksperimen Pembelajaran Teks Prosedur Dengan Model Pembelajaran
Inquiry Technique Learning
NO NAMA SISWA ASPEK YANG DIRESPON
a b c d e f g H
1 AGUS SALIM 1 1 1 1 1 1 1 1
2 FIKRA NURLAIKA 1 1 1 1 1 1 1 1
3 HALIJA 1 1 1 1 1 0 1 1
4 HANAFING 1 1 1 1 1 1 1 1
5 ISMAYANTI 1 1 1 1 1 1 1 1
6 ISRA’ YUNIRA 1 1 1 1 1 1 1 1
7 KHUSNUL
KHATIMAH
1 1 1 1 1 1 1 1
8 KUNIATI. P 1 1 1 1 1 0 1 1
9 MUH RESKYI
RAMADHAN
1 1 1 1 1 1 1 1
10 MUH RIDWAN 1 1 1 1 1 1 1 1
11 MUH. ARDIANSYAH 1 1 1 1 1 1 1 1
13 MUH ANAS R 1 1 1 1 1 1 1 1
13 MUH NASRULLAH 1 1 1 1 1 1 1 1
14 MUTMAINNAH 1 1 1 1 0 1 1 1
15 NUR RAMADHANI. K 1 1 1 1 1 1 1 1
16 NUR WAHIDAH
HAMSYAH
1 1 1 1 1 1 1 1
17 NURFADILLAH 1 1 1 1 1 1 1 1
18 NURHAKIKI SAPITRI 1 1 1 1 1 1 1 1
19 NURHALISA 1 1 1 1 1 1 1 1
20 NURMAGFIRAH AWI 1 1 1 1 1 1 1 1
21 NURSAKINAH 1 1 1 1 1 1 1 1
22 MURSYIFA NADIRA
HALIM
1 1 1 1 1 1 1 1
23 NURUL QALBI HASKA 1 1 1 1 1 1 1 1
24 RAMLAH 1 1 1 1 0 1 1 1
25 RESKY AMALIAH 1 1 1 1 1 0 1 1
26 SABRINA - - - - - - - -
27 SAFITRI 1 1 1 1 1 1 1 1
28 SAHRA AULIA
NINGSIH
1 1 1 1 1 1 1 1
29 SAHRULLAH 1 1 1 1 1 0 1 1
30 SALDRIAN 1 1 1 1 1 1 1 1
JUMLAH 32 32 32 32 30 28 32 32
Presentase (%) 100 100 100 100 .94 .88 100 100
Rata –rata (%) 7.81
Katerangan
1 : Respons positif (Ya)
0: Respons negatif (Tidak )
a : Apakah anda suka belajar bahasa indonesia ?
b : Apakah anda suka belajar bahasa Indonesia dengan pembeajaran berkelompok
c : Apakah anda suka belajar tentang teks prosedur ?
d : Apakah dengan pembelajaran menulis teks prosedur dengan menggunkan
model pembelajaran anda lebih aktif dalam belajar ?
e : Apakah anda termotivasi untuk belajar teks prosedur dengan menggunakan
model pembelajaran inquiry tecnik learning?
f : Apakah anda rasa percaya diri anda meningkat dalam mengeluarkan ide
pendapat pada kegiatan pembelajaran menulis teks prosedur dengan model
inquiry tecnik learning ?
g : Apakah anda setuju tentang kegiatan pembelajaran menulis teks prosedur
dengan model inquiry tecnik learning ?
h : Apakah anda setuju jika dalam pembelajaran berikutnya ( topik tertentu ) guru
menerapkan model pembelajaran inquiry tecnk learning ?
Lampiran 5 : Data Angket
Statistics
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8
N
Valid 32 32 32 32 32 32 32 32
Missing
0 0 0 0 0 0 0 0
Frequency Table
P1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid RESPON POSITIF 32 100.0 100.0 100.0
P2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid RESPON POSITIF 32 100.0 100.0 100.0
P3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid RESPON POSITIF 32 100.0 100.0 100.0
P4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid RESPON POSITIF 32 100.0 100.0 100.0
P5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
RESPON NEGATIF 2 6.3 6.3 6.3
RESPON POSITIF 30 93.8 93.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
P6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
RESPON NEGATIF 4 12.5 12.5 12.5
RESPON POSITIF 28 87.5 87.5 100.0
Total 32 100.0 100.0
P7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid RESPON POSITIF 32 100.0 100.0 100.0
P8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid RESPON POSITIF 32 100.0 100.0 100.0
Descriptive Statistics
N Sum Mean
P1 32 32 1.00 P2 32 32 1.00 P3 32 32 1.00 P4 32 32 1.00 P5 32 30 .94 P6 32 28 .88 P7 32 32 1.00 P8 32 32 1.00
Valid N (listwise) 32
Lampiran 6 : Data Skor Pre Test dan Post Test
a. Skor Pre Test Dan Posttes Kelas Eksperimen
Kelas Eksperimen
Siswa Pre Test Post Test
1 65 80
2 65 75
3 70 75
4 70 80
5 70 75
6 75 80
7 75 80
8 70 75
9 70 80
10 76 80
11 70 80
12 76 80
13 70 80
14 75 80
15 65 75
16 65 75
17 70 75
18 70 80
19 70 85
20 75 80
21 70 75
22 70 85
23 70 85
24 70 80
25 65 75
26 65 70
27 65 80
28 70 85
29 70 80
30 70 80
Mean 69.17 78.83
b. skor Pre Test dan posttes kelas kontrol
Kelas kontrol
Siswa Pre Test Post Test
1 70 -
2 70 -
3 70 70
4 75 -
5 60 65
6 70 70
7 80 70
8 75 -
9 65 -
10 80 80
11 - 70
12 75 -
13 75 75
14 80 70
15 80 75
16 70 80
17 70 80
18 75 70
19 70 80
20 70 75
21 70 70
22 75 75
23 75 75
24 75 60
25 65 70
26 80 80
27 70 75
28 70 70
29 80 70
30 - 80
Mean 68.00 56.17
Lampiran 7 : Daftar Hadir Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
a. Daftar Hadir Siswa Kelas XI AK 1 Smk Negeri 1 Gowa Tahun Ajaran
2018/2019 (Kelas Kontrol)
No Nama Siswa Pertemuan
I II III
1 Ahmad Taufik P P
2 Akbar Nugroho R O
3 Asti Ananda E S
4 Astir Reskia Subair S T
5 Buchary Muslim Hasba T T
6 Dewi Sartika E E
7 Faiz Ahmad Fatin S S
8 Fiqra Arla Muhzaib
9 Imo Ariantika
10 Irsandi
11 Magfira Damayanti
12 Marhani
13 Mirawati
14 Muh. Farhan Setiawan
15 Muhammad Ashar
16 Mukhlisa
17 Nur Anriani
18 Nurhakiki
19 Nurfadillah. S
20 Nurfajriani Ali
21 Nurinsani
22 Nurmi Annisa
23 Nurwahida
24 Putri Agnisya Nurlaila
25 Rabasiah
26 Risdayanti
27 Rismawati
28 St. Fatimah Azzahrah
29 Saslsabila Putri Pratiwi
30 Zulkifli Ismail
Keterangan : : Hadir A: Alfa (Tanpa keterangan )
S : Sakit I : Izin
b. Daftar Hadir Siswa Kelas XI AK 2 Smk Negeri 1 Gowa Tahun Ajaran
2018/2019 (Kelas Eksperimen )
No Nama Siswa Pertemuan
I II III
1 Agus Salim P P
2 Fikra Nurlaika R O
3 Halijah E S
4 Hanafing S T
5 Ismayanti T T
6 Isra’ Yunira E E
7 Khusnul Khatimah S S
8 Kurniati. P
9 Muh Reski Ramadhan
10 Muh Ridwan
11 Muh. Ardiansyah i
12 Muh. Anas R
13 Muh. Nasrullah
14 Mutmainnah
15 Nur Ramadhani K
16 Nur Wahdah Hamsyah
17 Nurfadilah
18 Nurhakiki Sapitri
19 Nurhalisah
20 Nurmagfirah Awi
21 Nursakina
22 Nursyifa Nadira Halim
23 Nurul Qalbi Haska
24 Safitri
25 Sahra Aulia Ningsih
26 Sahrullah
27 Saldrian i
28 Syamsinar
29 Tiara Dhea Triana
30 Wahyuna Nur
Keterangan : : Hadir A: Alfa (Tanpa keterangan )
S : Sakit I : Izin
LAMPIRAN 8 : Rubrik Penilaian Tes
ASPEK BOBOT SKOR KOMENTAR
Kelengkapan bagian-bagian jawaban 25
Kejelasan dalam penyampaian 25
Keefektifan kalimat 25
Ketepatan ejaan/ tanda baca 25
Jumlah 100
keterangan
skor mulai dari 1- 25
Lampiran 9 : Dokumentasi
A. Kelas Eksperimen
B. Kelas Kontrol
Lampiran 10 : Data Skor Uji Coba Instrument Penelitian
No Aspek Total Skor
1 2 3 4
1 20 20 10 15 65
2 20 20 10 15 65
3 20 20 10 20 70
4 20 20 10 20 70
5 20 20 10 20 70
6 20 20 10 25 75
7 20 20 10 25 75
8 20 20 10 20 70
9 20 20 10 20 70
10 20 20 10 15 65
11 20 20 10 20 70
12 20 20 10 15 65
13 20 20 10 20 70
14 20 20 10 25 75
15 20 20 10 15 65
16 20 20 10 15 65
17 20 20 10 20 70
18 20 20 10 20 70
19 20 20 10 20 70
20 20 20 10 25 75
21 20 20 10 20 70
22 20 20 10 20 70
23 20 20 10 20 70
24 20 20 10 20 70
25 20 20 10 15 65
26 20 20 10 15 65
27 20 20 10 15 65
28 20 20 10 20 70
29 20 20 10 20 70
30 20 20 10 20 70
Skor rata-rata 69,17
Lampiran 11 : Uji T Data Pre Test dan Post Test Kemampuan Menulis Teks
Prosedur
a. Kelas Esperimen
T Test
Paired Samples Statistics
Mean N Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Pair 1 Pre Test 69.17 30 3.239 .591
Post Test 78.83 30 3.640 .665
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Pre Test & Post
Test
30 .353 .055
b. kelas kontrol
T Test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pre Test 68.00 30 19.146 3.495
Post Test 56.17 30 31.859 5.817
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-
tailed) Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1
Pre Test
& Post
Test
-9.667 3.925 .717 -11.132 -8.201 -13.491 29 .000
Pair 1 Pre Test & Post Test 30 .083 .662
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-tailed)
Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1
kls kontrol
awal - kls
kontrol akhir
11.83
3
35.779 6.532 -1.527 25.193 1.812 29 .080
Lampiran 12 : Uji Normalitas
a. Kelas eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kls eksperimen awal
kls eksperimen akhir
N 30 30
Normal Parametersa,b
Mean 69.17 78.83 Std. Deviation 3.239 3.640
Most Extreme Differences Absolute .302 .292 Positive .265 .241 Negative -.302 -.292
Kolmogorov-Smirnov Z 1.652 1.601 Asymp. Sig. (2-tailed) .009 .012
b. Kelas kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kls kontrol awal kls kontrol akhir
N 30 30
Normal Parametersa,b
Mean 68.00 56.17
Std. Deviation 19.146 31.859
Most Extreme Differences
Absolute .375 .368
Positive .265 .227
Negative -.375 -.368
Kolmogorov-Smirnov Z 2.054 2.015
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .001
Lampiran 13 : Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3.320 2 27 .051
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 60.637 2 30.319 2.530 .098
Within Groups 323.529 27 11.983
Total 384.167 29
Lampiran 14 : Uji hipotesis
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-
Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
tailed)
Lower Upper
Pair 1 Pre Test & Post
Test
-9.667 3.925 .717 -11.132 -8.201 -
13.491
29 .000
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-tailed)
Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Pre Test &
Post Test
11.83
3
35.779 6.532 -1.527 25.193 1.812 29 .080
Lampiran 15 : Uji Ttabel
Pr
Df
0,025
0.050
29 2.04523
Lampiran 16 : Nilai Statistik kelas kontrol dan Eksperimen
A. Kelas Kontrol
1. Post Test
Statistics
VAR00002 Nilai Valid 30
Missing 0 Mean 58,5000 Std. Error of Mean 5,49895 Median 70,0000 Std. Deviation 30,11902 Minimum ,00 Maximum 80,00 Sum 1755,00
VAR00002
Kelompok
kontrol Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid ,00 6 20,0 20,0 20,0
60,00 1 3,3 3,3 23,3
65,00 1 3,3 3,3 26,7
70,00 10 33,3 33,3 60,0
75,00 6 20,0 20,0 80,0
80,00 6 20,0 20,0 100,0
Total 30 100,0 100,0
2. PreTest
Statistics
VAR00002 N Valid 30
Missing 0 Mean 68,0000 Std. Error of Mean 3,49548 Median 70,0000 Std. Deviation 19,14554 Minimum ,00 Maximum 80,00 Sum 2040,00
VAR00002
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid ,00 2 6,7 6,7 6,7
60,00 1 3,3 3,3 10,0
65,00 2 6,7 6,7 16,7
70,00 11 36,7 36,7 53,3
75,00 8 26,7 26,7 80,0
80,00 6 20,0 20,0 100,0
Total 30 100,0 100,0
B. Kelompok Eksperimen
1. Pres Test
Statistics
VAR00001 N Valid 30
Missing 0 Mean 69,9000 Std. Error of Mean ,63127 Median 70,0000 Std. Deviation 3,45763 Minimum 65,00 Maximum 76,00 Sum 2097,00
VAR00001
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid 65,00 7 23,3 23,3 23,3
70,00 17 56,7 56,7 80,0
75,00 4 13,3 13,3 93,3
76,00 2 6,7 6,7 100,0
Total 30 100,0 100,0
2. Post Test
Statistics
VAR00002 N Valid 30
Missing 0 Mean 78,8333 Std. Error of Mean ,66451 Median 80,0000 Std. Deviation 3,63966 Minimum 70,00 Maximum 85,00 Sum 2365,00
VAR00002
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid 70,00 1 3,3 3,3 3,3
75,00 9 30,0 30,0 33,3
80,00 16 53,3 53,3 86,7
85,00 4 13,3 13,3 100,0
Total 30 100,0 100,0
Recommended