View
234
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 1/126
JURN L
KUNT NS
ISSN 2088 - 768X Vol.2 No.1 Juni 2014
JA ISSN 2088-768X VOL.2 NO.1 Hal. 1-117 JUNI 2014
PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON EQUITY,
NET PROFIT MARGIN DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM
(Study Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2008-2011)
Aditya Pratama
Teguh Erawati
PENGARUH PERSEPSI PELAKSANAAN SENSUS PAJAK NASIONAL,
PENGETAHUAN PERATURAN PERPAJAKAN, DAN KESADARAN
PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK
DIDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Ana Choirun Nisa’
Andri Wakita Aji
PENGARUH SISTEM PELAYANAN PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK
ORANG PRIBADI TERHADAP PENERAPAN SELF ASSESSMENT SYSTEM
DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BANTUL
Uum Helmina Chaerunisak
Suyanto
PENGARUH RETURN ON ASSETS , DEBT TO EQUITY RATIO, DAN EARNING PER
SHARE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi Kasus Pada Perusahaan Food and Beverages Yang Terdaftar
Di BEI Periode 2009-2011)Winur Haryati
Sri Ayem
PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA, PERPUTARAN KAS, DAN
STRUKTUR MODAL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PENYEDIA
SPARE PART OTOMOTIF PERIODE 2007-2011Yuliyati
Sunarto
PENGARUH KEMUDAHAN DAN PELAYANAN TERHADAP KEPATUHAN
WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI
( Studi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bantul ) Dwi Woro Setiyoningrum
THE INFLUENCE OF APPLICATION OF MODERNIZATION IN TAXATION
ADMINISTRATION SYSTEM TOWARD THE LEVEL OF TAX PAYER
COMPLIANCE
(Study of KPP Pratama Bantul Individual Tax Payers) Aji Fauzie
Dewi Kusuma Wardani
PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS, DAN
RASIO PROFITABILITAS TERHADAP EARNING PER SHARE
( Study Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2008-2011) Eka Susilawati
ANALISIS PENGARUH PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DALAM
MEMPREDIKSI RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANGTERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Barbara Gunawan
Rizki Putri Hardyani
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 2/126
JURNAL AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
PENANGGUNGJAWABDekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Yogyakarta
PENANGGUNGJAWAB TEKNIS
Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Yogyakarta
REDAKSI
Sunarto, SE., MM
Sri Ayem, SE., M.Sc
Dewi Kusuma W, SE, S.Psi., M.Sc., Akt
Teguh Erawati, SE., M.Sc
Andri Waskita Aji, SE., M.Sc., Akt
Suyanto, SE., M.Si
MITRA BESTARI
Dr. Atika Jauharia Hatta, M.Si
Dr. Dody Hapsoro, MSPA., MBA., CA., Ak
Dr. Sri Hermuningsih, MM
Alamat Redaksi:
Redaksi Jurnal Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Jl. Kusumanegara No. 121, Lt-2 Yogyakarta
e-mail: jurnalakuntansi.feust@gmail.com, Telp/Fax: (0274) 557455
Redaksi menerima artikel hasil penelitian yang belum pernah dipublikasikan di media lain.
Redaksi berhak meringkas, mengurangi, dan memperbaiki format tulisan yang akan dimuatdalam jurnal tanpa mengubah subtansi dari isi dan tulisan. Naskah diketik dalam format 2
(dua) spasi pada kertas A4, dengan garis tepi kiri 4, atas 4, kanan 3, dan bawah 3. Naskah
ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa inggris. Abstrak dengan bahasa inggris bagi
tulisan/karya ilmiah berbahasa inggris. Panjang artikel antara 10 – 20 halaman (2500-5000
kata). Pengiriman harus menyertakan cetakan naskah hardcopy sebanyak 2(dua) eksemplar
dan menyertakan softcopy berupa CD. Penulis menyertakan biodata (Nama, Alamat, Alamat
Kantor, No. Telp, e-mail). Penulis akan mendapatkan 2 eksemplar naskah yang diterbitkan.
Naskah konseptual memuat komponen: Judul, Absttrak, Kata Kunci, Pendahuluan, Landasan
Teori dan Pengembangan Hipotesis, Metodologi Penelitian, Pembahasan, Kesimpulan-
Implikasi-Saran-Keterbatasan, dan Daftar Pustaka.
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 3/126
JURN L
KUNT NSISSN 2088 - 768X
JA ISSN 2088-768X
Vol.2 No.1 Juni 2014
VOL.2 NO.1 Hal. 1-117 JUNI 2014
PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON EQUITY,
NET PROFIT MARGIN DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM
(Study Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2008-2011)
Aditya Pratama
Teguh Erawati
PENGARUH PERSEPSI PELAKSANAAN SENSUS PAJAK NASIONAL,
PENGETAHUAN PERATURAN PERPAJAKAN, DAN KESADARANPERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK
DIDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Ana Choirun Nisa’
Andri Wakita Aji
PENGARUH SISTEM PELAYANAN PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK
ORANG PRIBADI TERHADAP PENERAPAN SELF ASSESSMENT SYSTEM
DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BANTUL
Uum Helmina Chaerunisak
Suyanto
PENGARUH RETURN ON ASSETS , DEBT TO EQUITY RATIO, DAN EARNING PER
SHARE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi Kasus Pada Perusahaan Food and Beverages Yang Terdaftar
Di BEI Periode 2009-2011)
Winur HaryatiSri Ayem
PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA, PERPUTARAN KAS, DAN
STRUKTUR MODAL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PENYEDIA
SPARE PART OTOMOTIF PERIODE 2007-2011Yuliyati
Sunarto
PENGARUH KEMUDAHAN DAN PELAYANAN TERHADAP KEPATUHAN
WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI
( Studi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bantul ) Dwi Woro Setiyoningrum
THE INFLUENCE OF APPLICATION OF MODERNIZATION IN TAXATION
ADMINISTRATION SYSTEM TOWARD THE LEVEL OF TAX PAYER
COMPLIANCE
(Study of KPP Pratama Bantul Individual Tax Payers) Aji Fauzie
Dewi Kusuma Wardani
PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS, DAN
RASIO PROFITABILITAS TERHADAP EARNING PER SHARE
( Study Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2008-2011) Eka Susilawati
ANALISIS PENGARUH PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DALAM
MEMPREDIKSI RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Barbara Gunawan
Rizki Putri Hardyani
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 4/126
ii
EDITORIAL
JURNAL AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SARJANAWIYATA T AMANSISWA
YOGYAKARTA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan telah terbit Jurnal Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta Vol.2 No.1. Fakultas
Ekonomi khusunya program studi Akuntansi sangat berbahagia dapat secara konsisten
menerbitkan jurnal akuntansi.
Program studi akuntansi ternyata di tahun 2013 dapat melangkah konsisten dalam
menerbitkan jurnal akuntansi dengan jumlah sama, semoga dimasa mendatang masih dapat
berjalan sukses dan lancar. Semangat giat belajar sepanjang hayat menjadikan kontribusi
mahasiswa dan dosen dapat melakukan semangat maju dari sisi karya ilmiah.
Maju dengan niat ilmu sebagai panglima cukup membawa angin segar, layar perubahan
sudah berkembang. Potensi Fakultas dan Program Studi mendukung, semoga menjadi hari-
hari yang membahagiakan semua pihak.
Pelajaran yang diperoleh melalui karya ilmiah ini adalah, apa yang dikatakan dan apa yang
diperbuat adalah niat yang besar yakni Maju Bersama Ekonomi Kerakyatan Berasaskan
Ajaran Hidup Tamansiswa mulai ada titik terang karena mau bekerja sama.
Terima kasih yang telah mendukung, ramai-ramai maju bersama melalui Fakultas Ekonomi
dengan menjadi masyarakat ilmiah yang terus berjuang menjadi manusia kritis dengan
menulis di Jurnal Akuntansi.
Selamat
Berjuang
Yogyakarta, Juni 2014
Redaksi Jurnal Akuntansi
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 5/126
iii
DAFTAR ISI
JURNAL AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SARJANAWIYATA T AMANSISWA
YOGYAKARTA
PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON
EQUITY, NET PROFIT MARGIN DAN EARNING PER SHARE TERHADAP
HARGA SAHAM
(Study Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2008-2011) Aditya Pratama Teguh Erawati..................................................................................................................... 1
PENGARUH PERSEPSI PELAKSANAAN SENSUS PAJAK NASIONAL,
PENGETAHUAN PERATURAN PERPAJAKAN, DAN KESADARANPERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA Ana Choirun Nisa’ Andri Wakita Aji ................................................................................................................. 11
PENGARUH SISTEM PELAYANAN PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB
PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PENERAPAN SELF ASSESSMENT
SYSTEM DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BANTUL Uum Helmina Chaerunisak Suyanto................................................................................................................................ 24
PENGARUH RETURN ON ASSETS , DEBT TO EQUITY RATIO, DAN EARNING
PER SHARE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi Kasus Pada Perusahaan Food and Beverages Yang Terdaftar Di BEI Periode
2009-2011) Winur Haryati Sri Ayem .............................................................................................................................. 43
PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA, PERPUTARAN KAS, DAN
STRUKTUR MODAL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN
PENYEDIA SPARE PART OTOMOTIF PERIODE 2007-2011 Yuliyati Sunarto................................................................................................................................ 56
PENGARUH KEMUDAHAN DAN PELAYANAN TERHADAP KEPATUHAN
WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK PENGHASILAN ORANG
PRIBADI
( Studi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bantul ) Dwi Woro Setiyoningrum.................................................................................................... 66
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 6/126
vi
THE INFLUENCE OF APPLICATION OF MODERNIZATION IN TAXATION
ADMINISTRATION SYSTEM TOWARD THE LEVEL OF TAX PAYER
COMPLIANCE
(Study of KPP Pratama Bantul Individual Tax Payers)
Aji Fauzie Dewi Kusuma Wardani ....................................................................................................... 77
PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS, DAN RASIO
PROFITABILITAS TERHADAP EARNING PER SHARE
( Study Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2008-2011) Eka Susilawati..................................................................................................................... 88
ANALISIS PENGARUH PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DALAM
MEMPREDIKSI RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Barbara Gunawan Rizki Putri Hardyani ........................................................................................................... 98
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 7/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
1
PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON EQUITY, NET
PROFI T MARGIN DAN EARNING PER SHARE
TERHADAP HARGA SAHAM
(Study Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2008-2011)
Aditya Pratama*
Teguh Erawati
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
*aditya_pratama_ust@yahoo.co.id
ABSTRACT
This study discusses the stock price and financial ratios based on the financial
statements of companies listed on the Indonesia Stock Exchange during the period 2008-2011. The purpose of this research was to determine whether the Current Ratio, Debt to
Equity Ratio, Return on Equity, Net Profit Margin and Earning Per Share has an influence
on the stock price. The company sampled as many as 20 of the 136 companies listed on the
Indonesia Stock Exchange during the period 2008-2011. Using regression analysis, it can be
seen that the variable current ratio, debt to equity ratio, return on equity, net profit margin
and earnings per share to simultaneously have a significant influence on stock prices. Test
results partially, current ratio, debt to equity ratio, and earnings per share positive and
significant effect on stock prices. Return on equity has a negative effect on stock prices. Net
profit margins and significant positive effect on stock prices.
Keywords: Cur rent Ratio, Debt To Equi ty Ratio, Retur n On Equi ty, Net Profi t Margin ,
Earning Per Share, Stock Pri ce.
PENDAHULUANSetiap investor atau calon investor
memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai
melalui keputusan investasi yang diambil.
Pada umumnya motif investasi adalah
memperoleh keuntungan, keamanan, dan pertumbuhan dana yang ditanamkan. Untuk
itu dalam melakukan investasi dalam bentuk
saham investor harus melakukan analisis
terhadap faktor yang dapat mempengaruhi
kondisi perusahaan emiten. Tujuannya agar
para investor mendapat gambaran yang lebih
jelas terhadap kemampuan perusahaan untuk
terus tumbuh dan berkembang pada masa
yang akan datang.
Analisis rasio merupakan alat yang
digunakan untuk membantu menganalisislaporan keuangan perusahaan sehingga dapat
diketahui kekuatan dan kelemahan suatu
perusahaan. Analisis rasio juga menyediakan
indikator yang dapat mengukur tingkat
profitabilitas, likuiditas, pendapatan,
pemanfaatan asset dan kewajiban perusahaan
(Munawir, 2004). Dalam penelitian ini rasioyang digunakan adalah Current Ratio (CR),
Debt to Equity Ratio (DER), Return on
Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM) dan
Earning per Share (EPS).
Dari latar belakang yang telah
diuraikan diatas, dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut apakah current
ratio, debt to equity ratio, return on equity,
net profit margin dan earning per share
berpengaruh secara parsial maupun simultan
terhadap harga saham.
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 8/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
2
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA
PEMIKIRAN, DAN HIPOTESISMenurut Putri (2011), current ratio
merupakan perbandingan antara aktiva lancar
(current assets) dengan hutang lancar
(current liabilities). Menurut Patriawan(2011), debt to equity ratio merupakan rasio
yang mengukur sejauh mana besarnya utang
dapat ditutupi oleh modal sendiri. Return on
equity adalah rasio perbandingan antara laba
setelah pajak dengan modal sendiri atau
modal saham yang digunakan untuk
mengukur tingkat pengembalian atas
investasi bagi pemegang saham biasa atau
pemilik modal (Putri, 2011). Menurut Savitri
(2012), net profit margin merupakan rasio
antara laba bersih setelah pajak (net income
after tax) terhadap total penjualan ( sales).
Menurut Savitri (2012), earning per share
merupakan perbandingan antara laba bersih
dengan jumlah saham beredar. Harga saham
adalah harga suatu saham pada pasar yang
sedang berlangsung. Menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal pada hakekatnya harga saham
merupakan penerimaan besarnya
pengorbanan yang harus dilakukan oleh
setiap investor untuk penyertaan dalam
perusahaan. Jika pasar bursa efek ditutup,
maka harga pasar adalah harga penutupannya
(closing price).
Untuk lebih jelas kerangka pemikiran
akan digambarkan dalam skema kerangka
pemikiran dibawah ini:
MODEL KERANGKA BERPIKIR
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
H1 : Current Ratio mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham
H2: Debt to Equity Ratio mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham.
H3: Return On Equity mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham.
H4: Net Profit Margin mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham.
H5: Earnings Per Share mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham.
H6: Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, Net Profit Margin dan
Earnings Per Share mempunyai pengaruh secara simultan terhadap harga saham.
CR
ROE
NPM
DER
HARGA SAHAM
(Y)
EPS
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 9/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
3
METODE PENELITIAN
Sifat dalam penelitian ini adalah
kuantitatif, yang dalam pengolahan datanya
menggunakan model statistik. Metode
pengumpulan data dilakukan secara sekunder
yaitu melalui website www.idx.co.id. Datayang diambil adalah laporan keuangan
selama periode 2008 sampai 2011 pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dan beberapa literature
yang berkaitan dengan masalah yang sedang
diteliti.
Sampel yang dipilih dalam penelitian ini
adalah perusahaan Manufaktur di BEI
dengan kriteria sebagai berikut:
a. Saham perusahaan yang masih aktif
yang terdaftar di BEI selama periode2008-2011.
b. Perusahaan Manufaktur yang
menyajikan laporan keuangan dan rasio
secara lengkap sesuai dengan variabel
yang akan diteliti berdasarkan sumber
yang digunakan.
c. Perusahaan telah mempublikasikan
laporan keuangan yang telah diaudit
pada periode 2008-2011.
Teknik analisis yang digunakan yaituregresi linier berganda yang terdiri dari satu
variabel dependen (Y) dan lima variabel
independen (X1- X5).
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β3 X4 +
β3 X5 +e
Keterangan :
Y = Harga Saham Pada Akhir Tahun
α = Konstanta
X1 = Current Ratio (CR)X2 = Debt to Equity Ratio (DER)
X3 = Return on Equity (ROE)
X4 = Net Profit Margin (NPM)
X5 = Earning Per Share (EPS)
e = Variabel Pengganggu
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Dari grafik histogram tampak bahwa
residual terdistribusi secara normal dan
membentuk simetris tidak menceng ke kanan
atau ke kiri. Pada grafik normal probability
plots titik-titik menyebar berhimpit disekitar
diagonal dan hal ini menunjukkan bahwa
residual terdistribusi secara normal.
Uji Multikolonieritas
Tabel 1Coefficients
a
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
T Sig.
CollinearityStatistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF1 (Constant) .445 .557 .799 .427
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 10/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
4
LGCR .637 .254 .223 2.507 .014 .335 2.986
LGDER .695 .196 .416 3.542 .001 .192 5.211
LGROE -.595 .148 -.300 -4.016 .000 .477 2.098
LGNPM .256 .163 .178 1.577 .119 .209 4.788
LGEPS .866 .066 .992 13.032 .000 .458 2.186
a. Dependent Variable:LGHS
Sumber : Data Diolah, 2013
Berdasarkan Tabel di bawah ini, tidak
terdapat satu variabel yang mempunyai nilai
VIF > 10. Artinya kelima variabel
independen tersebut tidak terdapat hubungan
multikolonearitas dan dapat digunakan untuk
memprediksi harga saham selama periode
pengamatan 2008-2011.
Uji Heteroskedastisitas
Dari grafik scatterplots terlihat titk-
titik menyebar secara acak (random) baik
diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu
Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas pada model
regresi.
Uji Autokorelasi
abel 2Model Summary
b
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error ofthe Estimate Durbin-Watson
1 .896a .804 .790 .33695 1.804
a. Predictors: (Constant), LGEPS, LGCR, LGROE, LGNPM, LGDER
b. Dependent Variable: LGHS
Sumber : Data Diola, 2013
Tampilan output SPSS berikut ini
menunjukkan besarnya nilai Durbin Watson
sebesar 1.804. Nilai DW menurut tabel
dengan n = 80 dan k = 5 didapat angka
dL=1.36 dan dU=1.62. Oleh karena nilai DW
hitung > dU, maka dapat disimpulkan tidak
terdapat autokorelasi antar residual.
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 11/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
5
Analisis Regresi
Tabel 3
Hasil Pengujian Coefficients Signifikansi
Model
Unstandardized CoefficientsStandardizedCoefficients
T Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) .445 .557 .799 .427
LGCR .637 .254 .223 2.507 .014
LGDER .695 .196 .416 3.542 .001
LGROE -.595 .148 -.300 -4.016 .000
LGNPM .256 .163 .178 1.577 .119
LGEPS .866 .066 .992 13.032 .000
a. Dependent Variable: LGHSSumber : Data Diolah, 2013
Dari tabel diatas dapat disusun persamaan
regresi linier berganda sebagai berikut:
Y= 0.445+0.637 CR+0.695 DER-0.595
ROE+0.256 NPM +0.866 EPS+e
Dari persamaan regresi linier berganda dapat
dijelaskan :
Konstanta (α) sebesar 0.445.
Koefisien regresi untuk Current Ratio
(b1) sebesar 0.637 artinya bahwa setiap
perubahan satu satuan rasio keuangan
Current Ratio (CR), maka Harga Sahamakan mengalami kenaikan sebesar
0.637%.
Koefisien regresi untuk Debt to Equity
Ratio (b2) sebesar 0.695 artinya bahwa
setiap perubahan satu satuan rasio
keuangan Debt to Equity Ratio (DER),
maka Harga Saham akan mengalami
kenaikan sebesar 0.695%.
Koefisien regresi untuk Return On
Equity (b3) sebesar -0.595 artinya bahwa
setiap perubahan satu satuan rasio
keuangan Return On Equity (ROE),
maka Harga Saham akan mengalami
penurunan sebesar 0.595%.
Koefisien korelasi untuk Net Profit
Margin (b4) sebesar 0.256 artinya
bahwa setiap perubahan satu satuan
rasio keuangan Net Profit Margin
(NPM), maka Harga Saham akanmengalami kenaikan sebesar 0.256%.
Koefisien korelasi untuk Earning Per
Share (b4) sebesar 0.866 artinya bahwa
setiap perubahan satu satuan rasio
keuangan Earning Per Share, maka
Harga Saham akan mengalami kenaikan
sebesar 0.866%.
Analisis Hipotesis
Tabel 4
Hasil Pengujian Uji ParsialCoefficients
a
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) .445 .557 .799 .427
LGCR .637 .254 .223 2.507 .014
LGDER .695 .196 .416 3.542 .001
LGROE -.595 .148 -.300 -4.016 .000
LGNPM .256 .163 .178 1.577 .119
LGEPS .866 .066 .992 13.032 .000
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 12/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
6
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) .445 .557 .799 .427
LGCR .637 .254 .223 2.507 .014LGDER .695 .196 .416 3.542 .001
LGROE -.595 .148 -.300 -4.016 .000
LGNPM .256 .163 .178 1.577 .119
LGEPS .866 .066 .992 13.032 .000
a. Dependent Variable: LGHS
Tabel 5
Hasil Pengujian Uji SimultanANOVA
ModelSum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 34.388 5 6.878 60.576 .000a
Residual 8.402 74 .114
Total 42.789 79
a. Predictors: (Constant), LGEPS, LGCR, LGROE, LGNPM, LGDER
b. Dependent Variable: LGHS
Tabel 6
Hasil Pengujian Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate
1 .896a .804 .790 .33695
a. Predictors: (Constant), LGEPS, LGCR, LGROE, LGNPM, LGDER
b. Dependent Variable: LGHS
a. Pengaruh Curr ent Ratio Terhadap
Harga Saham
Current Ratio merupakan rasio
likuiditas yang paling umum digunakan
dalam mengukur tingkat likuiditas
perusahaan. Dari tabel dapat dilihat
bahwa probabilitas value sebesar 0.014
lebih kecil dari 0.05. Hasil dari uji-t
diketahui bahwa current ratio
mempunyai pengaruh yang signifikandan positif terhadap harga saham.
Semakin tinggi rasio ini, maka
perusahaan dianggap semakin mampu
untuk melunasi kewajiban jangka
pendeknya sehingga akan menarik
investor untuk membeli saham
perusahaan tersebut dan akan
meningkatkan harga saham.
b. Pengaruh Debt To Equity Ratio
Terhadap Harga Saham
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 13/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
7
Debt to equity ratio merupakan rasio
yang mengukur sejauh mana besarnya
utang dapat ditutupi oleh modal sendiri.
Dari tabel dapat dilihat bahwa
probabilitas value sebesar 0.001 lebih
kecil dari 0.05. Hasil dari uji-t diketahui bahwa debt to equity ratio mempunyai
pengaruh yang signifikan dan positif
terhadap harga saham. Debt to equity
ratio yang semakin rendah menandakan
modal asing yang digunakan dalam
operasional perusahaan semakin kecil,
sehingga risiko yang ditanggung
investor juga akan semakin kecil dan
akan mampu meningkatkan harga
saham.
c. Pengaruh Return On Equity
Terhadap Harga Saham
Return on equity adalah rasio
perbandingan antara laba setelah pajak
dengan modal sendiri atau modal saham
yang digunakan untuk mengukur tingkat
pengembalian atas investasi bagi
pemegang saham biasa atau pemilik
modal. Dari tabel dapat dilihat bahwa
probabilitas value sebesar 0.000 lebih
kecil dari 0.05. Hasil dari uji-t diketahui
bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan dari Return On Equity
terhadap harga saham, namun dari hasil
Beta menunjukkan nilai negatif, yang
berarti bahwa variasi perubahan nilai
variabel independen tidak dapat
menjelaskan variabel dependen.
d. Pengaruh Net Profit M argin Terhadap
Harga Saham Net profit margin merupakan rasio
antara laba bersih setelah pajak (net
income after tax) terhadap total
penjualan ( sales). Dari tabel dapat
dilihat bahwa probabilitas value sebesar
0.119 lebih besar dari 0.05. Hasil dari
uji-t diketahui bahwa net profit margin
tidak terdapat pengaruh yang signifikan
dari net profit margin terhadap harga
saham, yang berarti bahwa variasi
perubahan nilai variabel independentidak dapat menjelaskan variabel
dependen. Hal ini dikarenakan data yang
dimiliki oleh perusahaan yang relatif
kecil sehingga tidak dapat memberi
pengaruh yang signifikan terhadap harga
saham.
e. Pengaruh Earning Per Share
Terhadap Harga Saham
Earning per share merupakan
perbandingan antara laba bersih dengan
jumlah saham beredar. Dari tabel dapat
dilihat bahwa probabilitas value sebesar
0.000 lebih kecil dari 0.05. Hasil dari
uji-t diketahui bahwa earning per share
mempunyai pengaruh yang signifikan
dan positif terhadap harga saham.
Earning per share yang semakin tinggimaka akan menggembirakan pemegang
saham karena semakin besar laba yang
disediakan untuk pemegang saham,
sehingga akan meningkatnya harga
saham.
f. Pengaruh Current Ratio, Debt to
Equi ty Ratio, Return On Equi ty, Net
Profit Margin dan Earnings Per
ShareTerhadap Harga SahamHasil dari uji F mengatakan bahwa
variabel Current Ratio, Debt To Equity
Ratio, Return On Equity, Net Profit
Margin, dan Earning Per Share
berpengaruh signifikan secara simultan
terhadap harga saham. Hal ini
ditunjukkan pada nilai F hitung sebesar
60.576 dengan signifikan 0.000.
Sedangkan untuk nilai koefisien
determinasi (Adjusted R Square)
persamaan regresi berganda pada penelitian ini adalah 0.790 atau 79%.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan sebelumnya mengenai pengaruh
Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return
On Equity, Net Profit Margin dan
Earnings Per Share terhadap Harga Saham
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI, maka penulis membuat kesimpulan
secara parsial dari kelima variabelindependen yang memiliki pengaruh positif
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 14/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
8
dan signifikan hanya tiga variabel yaitu
current ratio, debt to equity ratio, dan
earning per share. Sedangkan secara
simultan dari kelima variabel independen
memiliki pengaruh signifikan.
IMPLIKASI
1. Berdasarkan hasil perhitungan analisis
regresi, maka terlihat bahwa nilai
coefficients dari variabel yang memiliki
pengaruh signifikan terhadap harga
saham perusahaan manufaktur hanya
variabel Current Ratio, Debt to Equity
Ratio, dan Earning Per Share. Maka
variabel tersebut dalam penelitian ini
menjadi variabel yang dapat dijadikan
acuan untuk digunakan oleh parainvestor dalam menentukan strategi
investasinya.
2. Bagi peneliti yang akan datang,
sebaiknya menambah variabel-variabel
independen yang ada, menambah jumlah
sampel perusahaan dengan sektor
industri yang berbeda, dan
memperpanjang waktu penelitian lebih
dari 4 (empat) tahun berturut-turut.
SARAN
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas
diberikan saran sebagai berikut:
Penelitian berikutnya diharapkan
menggunakan rasio keuangan
perusahaan yang berbeda, yang belum
dimasukkan dalam model penelitian.
Bagi peneliti selanjutnya akan lebih baik
lagi jika menganalisis mengenai rasio
hendaknya dengan menggunakan jenis
perusahaan yang bergerak dalam berbagai sektor perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Armaya, Dwi.2012. Pengaruh Financial
Leverage dan Total Assets Turnover
Terhadap Earning Per Share (EPS)
Pada Perusahaan Perkebunan dan
Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode
2006-2009.Medan.Universitas
Sumatera Utara.
Baridwan, Zaki.2000. Intermediate
Accounting . Edisi Ketujuh. BPFE.
Yogyakarta
Brighman, Eugene F dan Joel F.
Houston.2001. Manajemen Keuangan .
Jakarta : Erlangga
Darmadji, Tjiptono.,dan Hendy M
Fakhruddin.2006. Pasar Modal di
Indonesia : Pendekatan Tanya Jawab.
Jakarta : Salemba Empat
Ghozali, Imam.2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
SPSS . Edisi Kelima. Semarang :
Universitas Diponegoro
Harahap, Sofyan Syafitri. 2007. Analisis
Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta
: PT. Raja Grafindo Persada
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Standar
Akuntansi Keuangan. Jakarta :
Salemba Empat
Indallah, Insi Kamilah. Analisis Pengaruh
Rasio Profitabilitas Terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan Subsektor
Semen yang Terdaftar di BEI .
Universitas Negeri Surabaya
Jogiyanto, H.M. 2008. Teori Portofolio dan
Analisis Investasi. Edisi Keenam.
Yogyakarta : BPFE
Kusumawardani, Angrawit. 2010. Analisis
Pengaruh EPS, PER, ROE, FL, DER,
CR, ROA Pada Harga Saham dan
Dampkanya Terhadap Kinerja
Perusahaan LQ 45 yang Terdaftar di
BEI Periode 2005-2009. Fakultas
Ekonomi Universitas Gunadarma.
Munawir. 2004. Analisis Laporan Keuangan.
Edisi Keempat. Yogyakarta : Liberty
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 15/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
9
Natarsyah. Syahib. 2000. Analisis Pengaruh
Beberapa Faktor Fundamental dan
Risiko Sistematis Terhadap Harga
Saham. Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Indonesia, Vol 15.No.3-294-312
Novita, Dian. 2011. Analisis Pengaruh ROA,
ROE, NPM dan Inflasi Terhadap
Harga Saham Pada Perusahaan
Makanan dan Minuman yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2005-2009. Fakultas Ekonomi
Universitas Esa Unggul Jakarta.
Nurida, Farah. 2010. Pengaruh Current
Ratio, Debt To Equity Ratio, dan
Earning Per Share Terhadap HargaSaham Pada Perusahaan Jakarta
Islamic Index yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2005 sampai
2008. Fakultas Ekonomi Universitas
Indonusa Esa Unggul Jakarta.
Patriawan, Dwiatma.2011. Analisis
Pengaruh Earning Per Share (EPS),
Return On Equity (ROE), dan Debt To
Equity Ratio (DER) Terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan Wholesaleand Retail Trade yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-
2008. Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro Semarang.
Putri, Tiara Rachman. 2011. Analisis
Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap
Harga Saham Pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Fakultas Ekonomi Universitas
Gunadarma.
Raharjo, Susilo. 2005. Analisa Pengaruh
Kinerja Keuangan Terhadap Return
Saham Pada Perusahaan LQ 45 di
Bursa Efek Jakarta . Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta.
Rinati, Ina. 2009. Pengaruh Net Profit
Margin (NPM), Return On Asset
(ROA) dan Return On Equity Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan yang
Tercantum Dalam Indeks LQ 45.
Fakultas Ekonomi Universitas
Gunadarma.
Rizkiansyah, Achmad. Tanpa tahun. Analisis
Pengaruh ROA, ROE, NPM dan EPS
Tehadap Harga Saham Perusahaan Pada Sektor Industri Barang Konsumsi
Di Bursa Efek Indonesia Periode
2008-2010.
Saleh, Salma. 2009. Pengaruh Return On
Assets, Return On Equity, dan Earning
Per Share Terhadap Harga Saham
Pada Perusahaan Industri
Pertambangan di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan. Vol.1, No.1, Januari.
Sasongko, Noer dan Nila Wulandari. 2006.
Pengaruh EVA dan Rasio-Rasio
Profitabilitas Terhadap Harga Saham.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.
19, No. 1, Juni.
Savitri, Dyah Ayu. 2012. Analisis Pengaruh
ROA, NPM, EPS dan PER Terhadap
Harga Saham Studi Kasus Pada
Perusahaan Manufaktur Sektor Foodand Beverages Periode 2007-2010.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro Semarang.
Stella. 2009. Pengaruh Price To Earning
Ratio, Debt To Equity Ratio, Return
On Asset dan Price To Book Value
Terhadap Harga Pasar Saham. Jurnal
Bisnis dan Akuntansi.Vol.11,No.2,
Agustus.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis.
Cetakan Kesepuluh. Bandung: CV.
Alfabeta
Undang-Undang No.8 Tahun 1995 Tentang
Pasar Modal.
Sia, Vice Law Ren. 2011. Pengaruh Current
Ratio, Earnings Per Share, dan Price
Earning Ratio Terhadap Harga
Saham. Jurnal Akuntansi. Vol.13,
No.2, November.
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 16/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
10
Zen, Fadia. 2009. Earning Per Share (EPS),
Book Value (BV), Economic Value
Added (EVA) dan Harga Saham . Jurnal
Manajemen Gajayana. Vol.6, No.2,
November.
www.google.com
www.idx.co.id
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 17/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
11
PENGARUH PERSEPSI PELAKSANAAN SENSUS PAJAK NASIONAL,
PENGETAHUAN PERATURAN PERPAJAKAN, DAN KESADARAN
PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Ana Choirun Nisa’*Andri Wakita Aji
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
*Q_ Anacn@yahoo.com
ABSTRACT
This research is aimed to know the influence of perception of Sensus Pajak Nasional,
knowledge of taxation laws, tax awareness to tax compliance in the Special Region of
Yogyakarta. This research uses purposive sampling and survey methods with questionnaires.
Questionnaires distributions to 100 respondents. The respondents of this research are
taxpayer’sespecially business owners who are in the business districtand have stickers ofSensus Pajak Nasional. Data analysis was performed using multiple linear regression
analysis with SPSS 19 for windows.
The results of this research indicated that perception of Sensus Pajak Nasional have a
positive and significant influence on taxpayer’s compliance. knowledge of taxation laws
have a positive and significant influence on taxpayer’s compliance, and tax awareness
have a positive and significant influence on taxpayer’s compliance. The magnitude of
perception of Sensus Pajak Nasional, knowledge of taxation laws, tax awareness to tax
compliance to explain tax compliance is 83,3%, while the remaining 16,7% explained by
other variables not examined in this research.
Keyword: the perception of Sensus Pajak Nasional, knowledge of taxation laws, tax
awareness, taxpayer’s compliance
PENDAHULUANPajak merupakan sumber utama
penerimaan Negara.Tanpa pajak, sebagian
besar kegiatan Negara sulit untuk
dilaksanakan. Pembangunan jalan-jalan,
jembatan, sekolah, rumah sakit atau puskesmas, kantor polisi, dan fasilitas umum
lainnya dibiayai menggunakan uang yang
berasal dari pajak.
Besarnya penerimaan pajak tergantung
pada kepatuhan wajib pajak.Tingkat
kepatuhan Wajib pajak di Indonesia masih
sangatlah rendah. Hal ini dibuktikan dengan
masih rendahnya tax ratio yaitu 12,3% pada
tahun 2012 (LensaIndonesia.com). Tax ratio
menurut Dewinta dan Muchamad (2012)
adalah perbandingan antara jumlah penerimaan pajak dibandingkan dengan
Produk Domestik Bruto (PDB) suatu Negara.
Rasio ini dipergunakan untuk menilai tingkat
kepatuhan pembayaran pajak oleh
masyarakat dalam suatu Negara.
Kesadaran masyarakat akan
kewajibannya dalam membayar pajak akanmempengaruhi tingkat kepatuhan. Kesadaran
masyarakat yang tinggi akan mendorong
semakin banyak masyarakat memenuhi
kewajibannya untuk mendaftarkan diri
sebagai Wajib Pajak, melaporkan dan
membayar pajaknya dengan benar sebagai
wujud tanggung jawab berbangsa dan
bernegara.
Pengetahuan peraturan perpajakan juga
penting dalam meningkatkan kepatuhan
wajib pajak.Karena pengetahuan peraturan perpajakan merupakan hal yang paling
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 18/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
12
mendasar yang harus dimiliki oleh wajib
pajak untuk memenuhi kewajiban
perpajakanya.
Untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak
Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak juga
melaksanakan kegiatan Sensus Pajak Nasional (SPN).SPN adalah kegiatan
pengumpulan data mengenai kewajiban
perpajakan untuk memperluas basis pajak
dengan mendatangi langsung subjek pajak.
Keberhasilan SPN tidak lepas dari Persepsi
yang positif atas pelaksanaan SPN. Persepsi
yang positif akan menumbuhkan kepatuhan
sukarela.Persepsi yang positif terhadap
SPN,pengetahuan peraturan perpajakan,
dankesadaran perpajakan masyarakat akan
mendorong kepatuhan sukarela.Beberapa penelitian tentang kepatuhan
Wajib Pajak telah dilakukan oleh peneliti-
peneliti terdahulu.Asih (2009) melakukan
penelitian mengenai pengaruh pengetahuan
tentang pajak, persepsi tentang petugas
pajak, dan penerapan sistem administrasi
perpajakan modern terhadap kepatuhan
Wajib Pajak badan di Kantor Pelayanan
Pajak Surabaya.Hasil penelitian Asih (2009)
adalah bahwa pengetahuan tentang pajak dan
penerapan sistem administrasi perpajakan
modern memiliki pengaruh terhadap
kepatuhan Wajib Pajak, sedangkan variabel
persepsi tentang petugas pajak tidak
berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib
Pajak.
Rajif (2010) melakukan penelitian
tentang hubungan pemahaman, kualitas
pelayanan, dan ketegasan sanksi perpajakan
terhadap kepatuhan Wajib Pajak pengusaha
Usaha Kecil dan Menengah di daerahCirebon. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa variabel pemahaman, kualitas
pelayanan, dan ketegasan sanksi perpajakan
memiliki perngaruh yang positif signifikan
terhadap kepatuhan Wajib Pajak baik secara
parsial maupun simultan.
Irawan et al (2012) melakukan
penelitian terhadap Wajib Pajak orang
pribadi di KPP Pratama Senapelan
Pekanbaru. Variabel independen dalam
penelitian ini yaitu pengetahuan Wajib Pajaktentang peraturan perpajakan,
penyelewengan pajak, dan persepsi Wajib
Pajak atas kinerja pelayanan perpajakan
sedangkan variabel dependennya yaitu
motivasi Wajib Pajak dalam memenuhi
kewajiban perpajakan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ketiga variabelindependen yaitu pengetahuan Wajib Pajak
tentang peraturan perpajakan,
penyelewengan pajak, dan persepsi Wajib
Pajak atas kinerja pelayanan perpajakan
memiliki pengaruh yang signifikan positif
baik secara parsial maupun simultan
terhadap motivasi Wajib Pajak dalam
memenuhi kewajiban perpajakan.
Penelitian yang dilakukan oleh
Musyarofah dan Adi (2008) menguji
pengaruh kesadaran, persepsi tentang sanksidan hasrat membayar pajak terhadap
kepatuhan Wajib Pajak di KPP Gubeng
Surabaya.Hasil penelitian menunjukkan
bahwa variabel kesadaran Wajib Pajak dan
persepsi tentang sanksi memiliki perngaruh
yang signifikan terhadap kepatuhan Wajib
Pajak sedangkan variabel hasrat membayar
pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan
Wajib Pajak.
Dewinta dan Muchamad (2012)
melakukan penelitian tentang pengaruh
persepsi pelaksanaan Sensus Pajak Nasional
dan kesadaran perpajakan terhadap
kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi
maupun badan di lingkungan Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Daerah
Istimewa Yogyakarta. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Dewinta dan Muchamad
(2012) yaitu bahwa variabel persepsi
pelaksanaan Sensus Pajak Nasional dan
kesadaran perpajakan memiliki pengaruhyang signifikan positif terhadap kepatuhan
Wajib Pajak.
Penelitian ini mengacu pada penelitian
Dewinta dan Muchamad (2012) yang menguji
pengaruh persepsi pelaksanaan Sensus Pajak
Nasional dan kesadaran perpajakan terhadap
kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi maupun
badan di lingkungan Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak Daerah Istimewa
Yogyakarta. Namun, pada penelitian ini
peneliti menambah satu variabel independenyaitu pengetahuan peraturan perpajakan,
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 19/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
13
karena menurut Utami et al (2012) ketika
tingkat pengetahuan dan pemahaman akan
peraturan pajak meningkat, hal ini akan
mendorong Wajib Pajak untuk melakukan
kewajiban membayar pajak. Begitu juga
menurut Nugroho (2012) semakin tinggi pengetahuan dan pemahaman Wajib Pajak,
maka Wajib Pajak dapat menentukan
perilakunya dengan lebih baik dan sesuai
dengan ketentuan perpajakan. Namun jika
Wajib Pajak tidak memiliki pengetahuan
mengenai peraturan dan proses perpajakan,
maka Wajib Pajak tidak dapat menentukan
perilakunya dengan tepat.
Rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “ Apakah persepsi pelaksanaan
Sensus Pajak Nasional, pengetahuan peraturan perpajakan, dan kesadaran
perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan
Wajib Pajak di Daerah Istimewa
Yogyakarta?”
KAJIAN TEORIPersepsi merupakan penilaian
seseorang terhadap suatu hal yang dapat
dipengaruhi oleh pengalaman dan proses
belajar individu. Sensus Pajak Nasional
(SPN) adalah kegiatan pengumpulan data
data mengenai kewajiban perpajakan untuk
memperluas basis pajak dengan mendatangi
langsung subjek pajak. Data yang dihasilkan
dari SPN yaitu berupa data tentang subjek
sensus, lokasi sensus, dan kondisi subjek
sensus, data-data tersebut kemudian akan
diolah menjadi suatu informasi bagi
Direktorat Jenderal (Ditjen) pajak untuk
menilai kepatuhan wajib pajak. Jika persepsi
wajib pajak terhadap Sensus Pajak Nasional positif maka dapa mempengaruhi perilaku
mereka dalam menghitung, menyetor, dan
melaporkan pajak terutangnya secara benar
dan tepat waktu.
Pengetahuan adalah hasil kerja fikir yang
merubah dari tidak tahu menjadi tahu dan
menghilangkan keraguan terhadap suatu
perkara. Menurut prasanti (2012)
pengetahuan peraturan perpajakan adalah
proses atau cara wajib pajak memahami
peraturan perpajakan yang telah ada serta perubahan sikap dan tata laku seorang wajib
pajak atau kelompok wajib pajak dalam
usaha mendewasakan manusia dalam upaya
pengajaran dan latihan.
Kesadaran adalah keadaan seseorang di
mana ia tahu atau mengerti dengan jelas apa
yang ada dalam pikirannya. Muliari (2011)kesadaran perpajakan adalah suatu kondisi
dimana seseorang mengetahui, mengakui,
menghargai dan menaati ketentuan
perpajakan yang berlaku serta memiliki
kesungguhan dan kenginan untuk memenuhi
kewajiban perpajakannya. Kesadaran
masyarakat akan kewajibannya dalam
membayar pajak akan mempengaruhi tingkat
kepatuhan sukarela.
PERUMUSAN HIPOTESIS
Pengaruh Persepsi Pelaksanaan Sensus
Pajak Nasional Terhadap Kepatuhan
Wajib PajakRendahnya kepatuhan Wajib Pajak
disebabkan oleh banyak hal, tetapi yang
paling utama menurut Alm, Bahl, Murray
(1990) dalam John Hutagaol (2007) adalah
disebabkan oleh tidak adanya data tentang
Wajib Pajak yang dapat digunakan untuk
mengetahui kepatuhannya. Persepsi yang
positif atas suatu sistem perpajakan memiliki
pengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak.
Begitu juga dengan pelaksanaan Sensus
Pajak Nasional, jika persepsi Wajib Pajak
terhadap Sensus Pajak Nasional positif maka
dapat memengaruhi perilaku mereka dalam
menghitung, menyetor, dan melaporkan
pajak terutangnya secara benar dan tepat
waktu.
H1 : Persepsi Pelaksanaan Sensus Pajak
Nasional berpengaruh signifikan positifterhadap kepatuhan Wajib Pajak
Pengaruh Pengetahuan Peraturan
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib
PajakMenurut Gardina dan Haryanto (2006)
dalam Mulya (2012) salah satu penyebab
berpengaruhnya pengetahuan pajak terhadap
kepatuhan pajak adalah adanya sumber
informasi perpajakan yang didapat oleh setiap
Wajib Pajak.Wajib Pajak yang tidakmemahami peraturan perpajakan secara jelas
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 20/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
14
cenderung akan menjadi Wajib Pajak yang
tidak taat, dan sebaliknya semakin paham
Wajib Pajak terhadap peraturan perpajakan,
maka semakin paham pula Wajib Pajak
terhadap sanksi yang akan diterima bila
melalaikan kewajiban perpajakannya.H2 : Pengetahuan Peraturan Perpajakan
berpengaruh signifikan positif terhadap
kepatuhan Wajib Pajak
Pengaruh Kesadaran Perpajakan
Terhadap KepatuhanWajib PajakMuliari (2011) kesadaran perpajakan
adalah suatu kondisi dimana seseorang
mengetahui, mengakui, menghargai dan
menaati ketentuan perpajakan yang berlaku
serta memiliki kesungguhan dan kenginanuntuk memenuhi kewajiban
perpajakannya.Muliari (2011), menyatakan
bahwa semakin tinggi tingkat kesadaran
Wajib Pajak maka pemahaman dan
pelaksanaan kewajiban perpajakan semakin
baik sehingga dapat meningkatkan kepatuhan.
H3 : Kesadaran perpajakan berpengaruh
signifikan positif terhadap kepatuhan Wajib
Pajak
Pengaruh persepsi pelaksanaan Sensus
Pajak Nasional, pengetahuan peraturan
perpajakan, dan kesadaran perpajakan
terhadap kepatuhan Wajib Pajak
Kepatuhan dari aspek psikologis
melihat bagaimana persepsi Wajib Pajak
akan suatu sistem perpajakan dalam hal ini
adalah Sensus Pajak Nasional. Jika persepsi
masyarakat positif terhadap pelaksanaan
Sensus Pajak Nasional maka akan
mempengaruhi perilaku mereka dalammemenuhi kewajiban perpajakannya.
Wajib Pajak yang memiliki
pengetahuan tentang peraturan perpajakan
akan melaksanakan kewajiban
perpajakannya sesuai dengan peraturan
perpajakan yang berlaku. Dengan adanya
pengetahuan peraturan perpajakan tersebut
akan membantu wajib pajak dalam
membayar pajak, sehingga tingkat kepatuhan
akan meningkat.
Kesadaran perpajakan sangat pentingdalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.
Ketika Wajib Pajak memiliki kesadaran
maka membayar pajak akan dilakukan secara
sukarela bukan keterpaksaan dan akan
meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.
Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:H4 : Persepsi pelaksanaan Sensus Pajak
Nasional, pengetahuan peraturan perpajakan,
dan kesadaran perpajakan berpengaruh
signifikan positif terhadap kepatuhan Wajib
Pajak
METODE PENELITIAN
Sifat penelitianPenelitian ini adalah penelitian
deskriptif kuantitatif.Menurut Neuman
(2003) dalam Efferinet al (2008) pendekatankuantitatif berangkat dari penggunaan data-
data yang terukur secara tepat yang diperoleh
melalui survey atau kuesioner dan
dikombinasikan dengan statistik dan
pengujian hipotesis yang bebas nilai atau
objektif. Dengan cara itu maka suatu
fenomena dapat dianalisis untuk kemudian
dijelaskan hubungan diantara variabel-
variabel yang terlibat di dalamnya.
Populasi, Sampel, dan Teknik
Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib
Pajak Badan yang berada di Daerah
Istimewa Yogyakarta. Pengambilan sampel
dilakukan dengan metode purposive
sampling . Alasan pengambilan sampel
dengan menggunakan metode purposive
sampling karena hanya akan memilih sampel
dengan kriteria tertentu agar jawaban dari para responden sesuai dengan jalannya
penelitian. Kriteria sampel dalam penelitian
ini yaitu:
1. Wajib Pajak yang berada di sentra-sentra
bisnis, kawasan perdagangan, kawasan
perindustrian. Karena kawasan tersebut
merupakan sasaran prioritas pelaksanaan
Sensus Pajak Nasional.
2. Wajib Pajak yang telah memiliki stiker
Sensus Pajak Nasional. Stiker ini
merupakan tanda bahwa Wajib Pajaktelah disensus oleh petugas pajak.
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 21/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
15
Sumber Data dan Metode Pengumpulan
DataData diperoleh dari jawaban responden
atas serangkaian pertanyaan yang diajukan
peneliti mengenai persepsi pelaksanaan
Sensus Pajak Nasional, pengetahuan peraturan perpajakan, kesadaran perpajakan,
dan kepatuhan Wajib Pajak.
Metode pengumpulan data dalam penelitian
ini menggunakan kuesioner.Untuk mengukur
pendapat responden digunakan skala 4 angka
yaitu angka 4 untuk pendapat sangat setuju
dan angka 1 untuk pendapat sangat tidak
setuju. Perinciannya adalah sebagai berikut:
Angka 1 = Sangat Tidak Setuju
Angka 2 = Tidak Setuju
Angka 3 = SetujuAngka 4 = Sangat Setuju
Model RegresiAnalisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis regresi linier berganda.Model
regresi linier berganda dirumuskan sebagai
berikut:
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e
Keterangan:Y = Kepatuhan Wajib Pajak
α = Konstantaβ1 = Koefisien regresi persepsi pelaksanaan Sensus
Pajak Nasional
β2 = Koefisien regresi pengetahuan peraturan
perpajakanβ3 = Koefisien regresi kesadaran perpajakanX1 = Persepsi pelaksanaan Sensus Pajak Nasional
X2 = Pengetahuan peraturan perpajakanX3 = Kesadaran perpajakan
e = Kesalahan pengganggu
Analisis Regresi
Pengujian yang dilakukan dalam analisis regresi
linier berganda dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Koefisien determinasi (R 2)
Koefisien determinasi digunakan untuk
mengukur seberapa besar variabel
independen dapat menjelaskan variabel
dependen.
b. Uji Signifikansi paramater individual
(Uji t)
Uji parsial digunakan untuk mengetahui
pengaruh masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen.
c. Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji
F)
Menurut Widarjono (22:2010) pengujian F
digunakan untuk mengevaluasi pengaruh
semua variabel independen terhadap variabel
dependen.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Deskripsi Objek Penelitian
Jumlah kuesioner yang disebar dalam
penelitian ini adalah sebanyak 100
kuesioner.Data responden yang berhasil
dikumpulkan sebanyak 97 kuesioner,
sehingga jumlah sampel pengamatan
sebanyak 97 pengamatan yang dapat dilihat
pada tabel 1:
Tabel 1Deskripsi Objek Penelitian
Jumlah Kuesioner
Jumlah Kuesioner yang disebar 100
Dikurangi:
Kuesioner yang tidak kembali (3)
Sampel akhir pengamatan 97
Sumber: Data primer diolah, 2013
Sampel tersebut kemudian diklasifikasikan berdasarkan jenis Wajib Pajak, lama
berdirinya usaha, lama memiliki NomorPokok Wajib Pajak (NPWP), jenis usaha,
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 22/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
16
dan pengetahuan perpajakan sebagaimana dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini:
Tabel 2
Tabulasi Silang Jenis Usaha dan Jenis Wajib Pajak
Berdasarkan Tabel 2 di atas dapat
diketahui bahwa 59,8 % responden adalah
Wajib Pajak Orang Pribadi sedangkan
40,2% adalah Wajib Pajak Badan. Jenis
usaha yang paling banyak untuk Wajib
Pajak Orang Pribadi adalah dagang
dengan prosentase 34% sedangkan jenis
usaha yang paling banyak untuk Wajib
Pajak Badan adalah dagang dengan
prosentase 15,5%.
Tabel 3Tabulasi Silang Lama Berdirinya Usaha dan Jenis Wajib Pajak
Lama
Berdirinya Jenis Wajib Pajak Total
Usaha Orang Pribadi Badan
<5 Tahun 5 9 14
5,2% 9,3% 14,4%
5-10 Tahun 25 19 44
25,8% 19,6% 45,4%
10-20 Tahun 28 11 39
28,9% 11,3% 40,2%
>20 Tahun 0 0 0
0,0% 0% 0,0%
TOTAL 58 39 97
59,8% 40,2% 100%
Sumber: Data primer diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat
dilihat bahwa responden Wajib Pajak Orang
Pribadi paling banyak memiliki lama usaha
antara 10-20 tahun dengan prosentase 28,9%
sedangkan Wajib Pajak Badan paling banyak
memiliki lama usaha antara 5-10 tahun
dengan prosentase 19,6%.
Jenis UsahaJenis Wajib Pajak
TotalOrang Pribadi Badan
Industri 0 11 11
0% 11,3% 11,3%
Jasa 25 13 38
25,8% 13,4% 56,7%
Dagang 33 15 48
34,0% 15,5% 49,5%
Lainnya 0 0 0
0% 0% 0%
TOTAL 58 39 97
59,8% 40,2% 100%Sumber: Data primer diolah, 2013
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 23/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
17
Tabel 4
Tabulasi Silang Lama Memiliki NPWP dan Jenis Wajib Pajak
Lama
Memiliki Jenis Wajib Pajak Total
NPWP Orang Pribadi Badan
<5 Tahun 5 9 14
5,2% 9,3% 14,4%
5-10 Tahun 31 17 48
32,0% 17,5% 32,0%
10-20 Tahun 22 13 35
22,7% 13,4% 36,1%
>20 Tahun 0 0 0
0% 0% 0,0%
TOTAL 58 39 97
59,8% 40,2% 100%
Sumber: Data primer diolah, 2013
Dari Tabel 4dapat diketahui bahwa
responden Wajib Pajak Orang Pribadi paling
banyak memliki NPWP antara 5-10 tahun
dengan prosentanse 32% sedangkan Wajib
Pajak Badan paling banyak memiliki NPWP
antara 5-10 tahun dengan prosentase 17,5%.
Tabel 5
Tabulasi Silang Pengetahuan Perpajakan dan Jenis Wajib Pajak
Pengetahuan Jenis Wajib PajakTotal
Perpajakan Orang Pribadi BadanBelajar 13 8 21
Sendiri 13% 8,2% 13%
Kursus 5 3 8
5,2% 3,1% 5,2%
Penyuluhan 21 17 38
21,6% 17,5% 21,6%
Pelatihan 19 11 30
19,6% 11,3% 19,6%
TOTAL 58 39 97
59,8% 40,2% 100%Sumber: Data primer diolah, 2013
Dari Tabel 5 di atas dapat diketahui
bahwa Wajib Pajak Orang Pribadi paling
banyak mendapat pengetahuan perpajakan
dari penyuluhan dengan prosentase 21,6%
sedangkan Wajib Pajak Badan paling banyak
mendapat pengetahuan perpajakan dari
penyuluhan dengan prosentase 17,5%.
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 24/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
18
Analisis Data
Statistik Deskriptif
Tabel 6
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Y 97 20.00 32.00 26.5052 3.29179
X1 97 21.00 36.00 30.2990 3.59735
X2 97 10.00 26.00 21.4845 3.29492
X3 97 20.00 36.00 29.3608 3.77819
Valid N
(listwise)97
Sumber : Data Primer Diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 6 di atas dapat
diketahui nilai rata-rata untuk variabel
kepatuhan Wajib Pajak sebesar 26,51,
variabel persepsi pelaksanaan Sensus Pajak
Nasional memiliki nilai rata-rata sebesar
30,30, variabel pengetahuan peratuan
perpajakan memiliki nilai rata-rata sebesar
21,48, dan variabel kesadaran perpajakan
memiliki nilai rata-rata sebesar 29,36.Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar
responden menjawab setuju atas pertanyaan-
pertanyaan yangberkaitan dengan kepatuhan
Wajib Pajak, persepsi pelaksanaan Sensus
Pajak Nasional, pengetahuan peratuan
perpajakan, dan kesadaran perpajakan.
Analisis RegresiHasil analisis regresi berganda dapat dilihat
pada tabel 7 berikut ini:
Tabel 7
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
ModelUnstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 ((Constant)
2.410 1.165 2.069 .041
X1 .240 .098 .263 2.456 .016
X2 .343 .070 .344 4.880 .000
X3 .321 .088 .369 3.652 .000
a. Dependent Variable:Y
Sumber : Data Primer Diolah, 2013
Berdasarkan tabel 7 diatas dapat ditulis persamaan regresi dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Y = 2.410 + 0.240 X1 + 0.343 X2 + 0.321 X3 + e
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 25/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
19
Pengujian Hipotesis
Koefisien Determinasi Nilai Adjusted R Square dari model
regersi diperoleh sebesar 0.833, hal ini
berarti sebesar 83,3% kepatuhan Wajib Pajak
dijelaskan oleh persepsi pelaksanaan Sensus
Pajak Nasional, pengetahuan peraturan
perpajakan, dan kesadaran perpajakan,
sedangkan sisanya sebesar 16,7% merupakan
variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan
dalam penelitian ini.Tabel koefisien
determinasi adalah sebagai berikut:
Tabel 8
Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .916a .839 .833 1.34349
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
Sumber : Data Primer Diolah, 2013
Uji Signifikansi Paramater Individual (Uji t)Hasil uji signifikansi parameter individual
dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut ini:
Tabel 9
Hasil Uji Signifikansi Paramater Individual (Uji t)
Coefficientsa
ModelUnstandardized
Coefficients
Standardize
dCoefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 ((Constan
t)2.410 1.165 2.069 .041
X1 .240 .098 .263 2.456 .016
X2 .343 .070 .344 4.880 .000
X3 .321 .088 .369 3.652 .000
a. Dependent Variable:
YSumber : Data Primer Diolah, 2013
Dari tabel 9 diatas dapat dilihat bahwa
variabel persepsi pelaksanan Sensus Pajak
Nasional (X1) memiliki nilai t hitung sebesar
2.456, berarti t hitung > t tabel (2.456>1,986)
sedangkan tingkat signifikansi sebesar 0,016
karena tingkat signifikansi < 0.05 maka H0
ditolak dan Ha diterima.Hal ini menunjukkan
bahwa variabel persepsi pelaksanaan Sensus
Pajak Nasional memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap kepatuhan Wajib
Pajak. Artinya semakin tinggi atau baik
persepsi Wajib Pajak atas pelaksanaan
Sensus Pajak Nasional maka akan
meningkatkan tingkat kepatuhan Wajib
Pajak begitu pula sebaliknya.Penemuan ini
mendukung penemuan Dewinta dan
Muchamad (2012) yang menyatakan bahwa
persepsi pelaksanaan Sensus Pajak Nasional
berpengaruh signifikan positif terhadapkepatuhan Wajib Pajak.
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 26/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
20
Hasil pengujian untuk variabel
pengetahuan peraturan perpajakan (X2)
terhadap kepatuhan Wajib Pajak adalah
sebesar 4,880. Karena t hitung lebih besar
dari t tabel (4,880 >1,986) serta memiliki
tingkat signifikansi kurang dari 0,05 (0.000<0,05) maka H0 ditolak dan menerima Ha.
Artinya dengan tingkat kepercayaan 95%
dapat disimpulkan bahwa variabel
pengetahuan peraturan perpajakan memiliki
pengaruh yang positif signifikan terhadap
kepatuhan Wajib Pajak.Hal tersebut
mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Siregar et al (2012), Asih (2009), dan
Septianti (2012). Semakin tinggi tingkat
pengetahuan peraturan perpajakan Wajib
Pajak maka akan meningkatkan tingkatkepatuhan Wajib Pajak begitu pula
sebaliknya semakin rendah tingkat
pengetahuan peraturan perpajakan Wajib
Pajak maka akan menurunkan tingkat
kepatuhan Wajib Pajak.
Berdasarkan Tabel 4.17 nilai t hitung
untuk variabel kesadaran perpajakan (X3)
adalah sebesar 3.652. Karena nilai t hitung
lebih besar dari t tabel (3,652>1,986) dan
tingkat signifikansi kurang dari 0,05
(0.000<0,05) maka H0 ditolak dan menerimaHa. Artinya dengan tingkat kepercayaan 95%
dapat disimpulkan bahwa variabel kesadaran
perpajakan memiliki pengaruh yang
signifikansi positif terhadap kepatuhan Wajib
Pajak di Daerah Istimewa Yogyakarta.Hal
tersebut mendukung penemuan Dewinta dan
Muchamad (2012), Muliari (2011), dan
Arum dan Zulaikha (2012). Semakin tinggi
tingkat kesadaran perpajakan Wajib Pajak
maka akan meningkatkan tingkat kepatuhan
Wajib Pajak begitu pula sebaliknya semakinrendah tingkat kesadaran perpajakan Wajib
Pajak maka akan menurunkan tingkat
kepatuhan Wajib Pajak.
Uji Signifikansi Paramater Simultan (Uji
F)
Hasil uji statistik secara simultan untuk
persepsi pelaksanaan Sensus Pajak Nasional
(X1), pengetahuan peraturan perpjakan (X2),
dan kesadaran perpajakan (X3) dapat dilihat
pada Tabel 10 berikut ini:
Tabel 10
Hasil Uji Signifikansi Paramater Simultan (Uji F)
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regressi
on872.384 3 290.795 161.107 .000
a
Residual 167.863 93 1.805
Total 1040.247 96
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Sumber : Data Primer Diolah, 2013
Berdasarkan hasil uji statistik di atas dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Diperoleh hasil F hitung sebesar 161,107
dengan alpha sebesar 5%. F tabel = 2,70
Sehingga F hitung > F tabel (161,107>2,70).
Diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.000yang berarti < 0.05.Hal ini menunjukkan
bahwa variabel persepsi pelaksanaan Sensus
Pajak Nasional, pengetahuan peraturan
perpajakan, dan kesadaran perpajakan
secara simultan berpengaruh terhadap
kepatuhan Wajib Pajak di Daerah Istimewa
Yogyakarta.
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 27/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
21
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan mengenai pengaruh persepsi
pelaksanaan Sensus Pajak Nasional,
pengetahuan peraturan perpajakan, dan
kesadaran perpajakan terhadap kepatuhanWajib Pajak, maka pada bagian akhir dari
penelitian ini penulis menarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Hasil pengujian hipotesis pertama
menunjukkan bahwa persepsi pelaksanaan
Sensus Pajak Nasional memiliki
hubungan yang positif signifikan dengan
kepatuhan Wajib Pajak di Daerah
Istimewa Yogyakarta. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi atau
baik persepsi Wajib Pajak atas pelaksanaan Sensus Pajak Nasional maka
semakin tinggi tingkat kepatuhan Wajib
Pajak di Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Hasil pengujian hipotesis kedua
menunjukkan bahwa pengetahuan
peraturan perpajakan berpengaruh positif
signifikan terhadap kepatuhan Wajib
Pajak. Masalah yang terjadi pada Wajib
Pajak saat ini yaitu ketidakmengertian
mereka atas kewajiban perpajakan yang
harus mereka penuhi. Semakin tinggi
tingkat pengetahuan peraturan
perpajakan Wajib Pajak maka semakin
tinggi pula tingkat kepatuhan Wajib
Pajak karena Wajib Pajak telah
mengetahui kewajiban perpajakan yang
harus mereka penuhi.
3. Hasil pengujian hipotesis
ketigamenunjukkan bahwa kesadaran
perpajakan berpengaruh positif
signifikan terhadap kepatuhan WajibPajak. Hal ini berarti semakin tinggi
tingkat kesadaran perpajakan Wajib
Pajak maka semakin tinggi pula tingkat
kepatuhan Wajib Pajak. Kesadaran
masyarakat yang tinggi akan pentingnya
pajak akan mendorong kepatuhan
sukarela. Karena membayar pajak
merupakan wujud tanggung jawab dan
kepedulian berbangsa dan bernegara.
4. Hasil pengujian hipotesis keempat
menunjukkan bahwa persepsi pelaksanaan Sensus Pajak Nasional,
pengetahuan peraturan perpajakan, dan
kesadaran perpajakan berpengaruh secara
simultan terhadap kepatuhan Wajib Pajak
di Daerah Istimewa Yogyakarta.
5. Kemampuan persamaan regresi dalam
menjelaskan variabel-variabel bebasterhadap variabel terikat sebesar 83,3%
sedangkan 16,7% dijelaskan oleh
variabel-variabel lain di luar penelitian
ini. Hal ini berarti tingkat kemampuan
variabel-variabel bebas yaitu persepsi
pelaksanaan Sensus Pajak Nasional,
pengetahuan peraturan perpajakan, dan
kesadaran perpajakan tinggi terhadap
kepatuhan Wajib Pajak.
Penelitian ini tidak lepas dari keterbatasan-
keterbatasanyang dapat menyebabkan hasil penelitian menjadi bias. Keterbatasan
penelitian ini antara lain:
1. Keterbatasan ketersediaan responden
penelitian sehingga peneliti tidak dapat
memilih responden yang sesuai dengan
harapan peneliti. Misalnya, pertanyaan-
pertanyaan mengenai pengetahuan
peraturan perpajakan yang diberikan
kepada responden yang memliki tingkat
pendidikan Sekolah Dasar (SD). Jawaban
yang diberikan oleh responden tersebut
tidak akan optimal jika dibandingkan
dengan jawaban dari responden yang
memiliki tingkat pendidikan Perguruan
Tinggi (PT) .
2. Sikap responden yang menganggap
bahwa pajak merupakan sesuatu yang
mengancam sehingga kemungkinan
responden memberikan jawaban yang
tidak mencerminkan keadaan
sesungguhnya.Berdasarkan simpulan dan keterbatasan yang
telah dikemukakan, maka peneliti
memberikan saran antara lain:
1. Untuk peneliti selanjutnya dapat
mengembangkan penelitian dengan
menambah variabel penelitian,
mengganti variabel penelitian,
menggunakan variabel intervening atau
menggunakan variabel moderasi.
2. Dalam pelaksanaan Sensus Pajak
Nasional di tahun berikutnya diharapkan petugas sensus lebih meningkatkan
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 28/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
22
kemampuan dalam berkomunikasi dan
pengetahuan peraturan perpajakannya.
Agar masyarakat dengan sukarela
memberikan informasi yang dibutuhkan
dalam Sensus Pajak Nasional.
3.
Bagi Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajaksebaiknya lebih memperbanyak
informasi kepada Wajib Pajak
mengenai peraturan perpajakan yang
berlaku saat ini melalui berbagai media
yang dapat dijangkau dengan mudah.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan peraturan perpajakan
Wajib Pajak.
4. Bagi Ditjen Pajak sebaiknya lebih
memperbanyak sosialisasi pentingnya
pajak untuk kemajuan Negara . Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk membayar
pajak sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
DAFTAR PUSTAKAArum, Harjanti Puspa.Zulaikha. 2012. Jurnal.
Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,
Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Pajak
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi Yang Melakukan
Pekerjaan Bebas. Diponegoro Jurnal
Of Accounting.
Asih, Devi Tri. 2009. Skripsi. Pengaruh
Pengetahuan Tentang Pajak Persepsi
Tentang Petugas Pajak, dan Penerapan
Sistem Administrasi Perpajakan
Modern Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak. STIE PERBANAS.
Dewinta, Rinta Mulia. MuchamadSyafruddin. 2012. Jurnal. Pengaruh
Persepsi Pelaksanaan Sensus Pajak
Nasional dan Kesadaran Perpajakan
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di
Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Pajak Daerah Istimewa
Yogyakarta. Diponegoro Jurnal Of
Accounting .
Efferinet al. 2008. Metode Penelitian
Akuntansi. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Fikriningrum, Winda Kurnia. MuchamadSyafruddin. 2012. Jurnal. Analisis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam
Memenuhi Kewajiban Membayar Pajak .
Diponegoro Jurnal Of Accounting .
Hutagaol , John. 2007 . Perpajakan: Isu-isu
Kontemporer . Yogyakarta: GrahaIlmu.
Irawan, Candra. Azwir Nasir. Rusli. 2012.
Jurnal. Pengaruh Pengetahuan Wajib
Pajak Tentang Peraturan Perpajakan,
Penyelewengan Pajak, dan Persepsi
Wajib Pajak Atas Kinerja Pelayanan
Perpajakan Terhadap Motivasi Wajib
Pajak Dalam Memenuhi Kewajiban
Perpajakan. Universitas Riau.
LensaIndonesia.com. DirjenPajak
:Kontribusinya.15 Januari 2013.Muliari, Ni Ketut. Putu Eri Setiawan. 2011.
Jurnal. Pengaruh Persepsi Tentang
Sanksi Perpajakan dan Kesadaran
Wajib Pajak Pada Kepatuhan
Pelaporan Wajib di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Denpasar Timur.Jurnal
Akuntansi & Bisnis, Volume 6.No.1.
Mulya, Imam. 2012. Skripsi. Pengaruh
Pengetahuan Pajak Dan Sanksi
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Pajak
(Survey pada WP Badan di KPP
Pratama Cianjur).Elib.unikom.ac.id.
Diunduh pada hari Jum’at 15 Maret
2013 pada pukul 14:50 WIB.
Musyarofah, Siti. Adi Purnomo. 2008. Jurnal.
Pengaruh Kesadaran, Persepsi Tentang
Sanksi dan Hasrat Membayar Pajak
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
Jurnal Akuntansi, Manajemen Bisnis,
dan Sektor Publik (JAMBSP) Vol. 5
No. 1 Oktober 2008. Nugroho, Rahman Adi. 2012. Skripsi. Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan
Untuk Membayar Pajak Dengan
Kesadaran Membayar Pajak Sebagai
Variabel Intervening. Universitas
Diponegoro.
Prasanti, Uriyanik Sengko. 2012. Skripsi.
Pengaruh Kesadaran dan Pengetahuan
Terhadap Kemauan Membayar Pajak
Orang Pribadi Untuk Membayar Pajak
Penghasilan di Kabupaten Bantul. STIEWIWAHA YOGYAKARTA.
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 29/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
23
Rajif, Mohamad. 2012. Jurnal. Pengaruh
Pemahaman, Kualitas Pelayanan, dan
Ketegasan Sanksi Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Pengusaha
Usaha Kecil dan Menengah di daerah
Cirebon. Universitas GunadarmaRustiyaningsih, Sri. 2011. Jurnal. Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan
Wajib Pajak.Widya Warta No. 02
Tahun XXXV.
Santoso, Singgih. 2000. Buku Latihan SPSS
Statistik Parametik . Jakarta. PT Elex
Media Komputindo.
Septianti, Ira Dwi. 2012. Skripsi. Pengaruh
Pemeriksaan Pajak dan Pengetahuan
Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Badan di Kantor Pajak Pratama Bandung Cicadas. Elib.unikom.ac.id.
Diunduh pada Jum’at 15 Maret 2013
pada pukul 15:05 WIB.
Siregar, Yuli Anita. Drs. Saryadi. Sari
Listyorini. 2012. Jurnal. Pengaruh
Pelayanan Fiskus dan Pengetahuan
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Ilmu Administrari Bisnis
Universitas Diponegoro.
Utami, Sri Rizki. Andi. Ayu Noorida
Soerono. 2012. Skripsi. Pengaruh
Faktor-Faktor Eksternal Terhadap
Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak di
Lingkungan Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Serang.Universitas Sultan
Agung Tirtayasa.
Widarjono, Agus. 2010. Analisis Statistika
Multivariat Terapan
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 30/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
24
PENGARUH SISTEM PELAYANAN PAJAK DAN
KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP
PENERAPAN SELF ASSESSMENT SYSTEM
DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BANTUL
Uum Helmina Chaerunisak Suyanto*
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
*iyantsuyanto@gmail.com
ABSTRACT
This study was conducted to examine the effect of the tax system variables and
individual tax compliance on the implementation of self assessment system in KPP Pratama
Bantul. This study uses the dependent variable is self assessment system and the indepen dent
variable is the tax system , an individual taxpayer compliance are listed in the KPP Pratama Bantul. The sampling technique used is random sampling of individual taxpayers in the
region of Bantul and individuals who have a NPWP. Data collection procedures using a
questionnaire which was distributed to be filled by an individual taxpayer. The analysis
technique used is multiple regression with SPSS 16.0 tools.
Based on the results of the analysis indicate that the variable tax system and
compliance services an individual taxpayer simul tan proved significant effect on the
implementation of self assessment system . Predictive ability of the three variables on self
assessment system shows the independent variables can explain the variation in the
dependent variable of 34.8 % and the rest is explained by other variables.
Keywords: system of service tax, indivi dual tax compliance, and self assessment system .
PENDAHULUAN Pajak merupakan sumber penerimaan
negara yang memiliki peran penting dariwaktu ke waktu. Mengingat pentingnya
peranan pajak, maka pemerintah dalam halini Direktorat Jenderal Pajak telahmelakukan berbagai upaya untukmemaksimalkan penerimaan pajak. Salah
satu upaya yang dilakukan adalah melaluireformasi peraturan perundang-undangan di
bidang perpajakan dengan diberlakukannya self assessment system dalam pemungutan pajak sejak tahun fiskal 1984 (Santi, 2011).Self assessment system merupakan sistemyang memberikan kepercayaan penuh kepadawajib pajak untuk menghitung,memperhitungkan, menyetor, danmelaporkan ke Kantor Pelayanan Pajakseluruh pajak yang menjadi kewajibannya.
Kepatuhan wajib pajak sangatlah pentingdalam menghitung dengan jujur pajak
terutang dan menyetor serta melaporkannyatepat waktu.
Di Kantor Pelayanan Pajak melayani
wajib pajak dengan tujuan untuk
memberikan kenyamanan, keamanan, dan
kepastian bagi wajib pajak dalam memenuhi
kewajiban dan haknya di bidang
perpajakan.Sosialisasi tentang mengapa,
bagaimana, dimana, kapan, dan apa perpajakan itu selalu dilakukan sehingga
wajib pajak dapat memahami dan mampu
memenuhi kewajiban dan haknya sesuai
dengan Undang-Undang Perpajakan yang
berlaku. Keamanan juga sangat diperlukan
untuk mengawasi ketiga fungsi agar berjalan
dengan baik.
Pelayanan pajak yang baik diharapkan
dapat membawa pengaruh baik bagi wajib
pajak untuk memenuhi kewajibannya
membayar pajak. Seperti dalam penelitian
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 31/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
25
yang dilakukan Suyatmin (2010) disebutkan
bahwa untuk meningkatkan kepatuhan Wajib
Pajak dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya, kualitas pelayanan pajak
harus ditingkatkan oleh aparat pajak.
Pelayanan fiskus yang baik akanmemberikan kenyamanan bagi Wajib Pajak
. Berdasarkan uraian di atas, maka
penelitian ini mengangkat topik tentang
sistem pemungutan pajak dengan judul
“Pengaruh Sistem Pelayanan Pajak dan
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Terhadap Penerapan Self Assesment System
dalam Peningkatan Penerimaan Pajak”.
TINJAUAN PUSTAKA
Pajak
Pengertian pajak menurut Undang-
Undang Perpajakan yaitu iuran rakyat
kepada negara berdasarkan undang-undang
dengan tidak mendapat jasa timbal yang
langsung dapat ditunjuk dan digunakan
untuk membiayai pengeluaran umum dan
pembangunan.
Pajak mempunyai peranan penting dalam
kehidupan bernegara, khususnya di dalam
pelaksanaan pembangunan karena pajakmerupakan sumber pendapatan negara untuk
membiayai semua pengeluaran termasuk
pengeluaran pembangunan. Berdasarkan hal
di atas maka pajak mempunyai beberapa
fungsi. Menurut Resmi (2007), fungsi pajak
adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Budgetair (Keuangan Negara)
2. Fungsi Regulered (Mengatur)
Menurut Resmi (2007), terdapat
berbagai jenis pajak, yaitu: (a) BerdasarkanGolongan x Pajak Langsung x Pajak Tidak
Langsung; (b) Berdasarkan Sifat x Pajak
Subyektif x Pajak Obyektif; (c) Berdasarkan
Lembaga Pemungut x Pajak Pusat atau Pajak
Negara x Pajak Daerah.
Subjek pajak merupakan subjek yang
dikenakan pajak sesuai yang diatur oleh
Undang-undang yang berlaku (Waluyo,
2008). Subjek pemungutan pajak menurut
Waluyo (2008) sebagai berikut:
1. Orang pribadi.
2. Warisan yang belum terbagi
3. Badan
4. Bentuk usaha tetap
Objek Pajak merupakan objek pengenaan
pajak dan dijadikan dasar untuk menghitung
pajak terutang (Waluyo, 2008). Objek
pemungutan pajak adalaha. penghasilan;
b. laba usaha;
c. hadiah dari undian atau pekerjaan;
d. keuntungan karena penjualan atau karena
pengalihan harta;
e. deviden.
Resmi (2007) menyatakan bahwa dalam
pemungutan pajak dikenal beberapa sistem
pemungutan pajak, yaitu antara lain:
1. Official Assessment System merupakan
suatu sistem pemungutan pajak yang
memberi kewenangan aparatur perpajakan
untuk menentukan sendiri jumlah pajak
yang terutang setiap tahunnya sesuai
dengan ketentuan undang-undang
perpajakan yang berlaku.
2. Self Assessment System merupakan suatu
sistem pemungutan pajak yang memberi
wewenang Wajib Pajak untuk
menentukan sendiri jumlah pajak yang
terutang setiap tahunnya sesuai denganketentuan undang-undang perpajakan
yang berlaku.
3. With Holding System merupakan suatu
sistem pemungutan pajak yang memberi
wewenang kepada pihak ketiga yang
ditunjuk untuk menentukan besarnya
pajak yang terutang oleh Wajib Pajak
sesuai dengan ketentuan undang-undang
perpajakan yang berlaku.
Sistem Pelayanan PajakMenurut Boediono (2003) pelayanan
umum harus dilaksanakan dalam suatu
rangkaian kegiatan terpadu yang bersifat:
sederhana, terbuka, lancar, tepat, lengkap,
wajar dan terjangkau. Salah satu bentuk
pelayanan publik adalah pelayanan
perpajakan terhadap wajib pajak. Sedangkan
pengertian pelayanan menurut kamus besar
bahasa Indonesia, adalah a) perihal atau cara
melayani; b) servis dan jasa; c) kemudahan
yang diberikan sehubungan dengan jual beli
barang tau jasa.
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 32/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
26
Selain itu, Sofyan (2003)
mengemukakan bahwa sistem penetapan
pajak harus mencerminkan adanya kepastian
hukum, keadilan dan kemudahan agar
tanggung jawab Wajib Pajak dalam
memenuhi kewajiban perpajakan dapatdipenuhi sesuai peraturan
perundangundangan perpajakan. Selain itu
juga Wajib Pajak tidak boleh diperlakukan
sebagai obyek, tetapi sebagai subyek yang
harus dibina agar bersedia, mampu dan sadar
melaksanakan kewajiban perpajakan.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti
dapat menentukan hipotesis dalam penelitian
ini sebagai berikut:
H1: sistem pelayanan pajak berpengaruh
positif terhadap penerapan Self Assessment
System.
Kepatuhan Wajib Pajak
Pengertian kepatuhan menurut kamus
bahasa Indonesia berarti tunduk atau patuh
pada ajaran atau aturan. Sedangkan menurut
Nurmantu (2006) dalam Widjaya (2011),
kepatuhan perpajakan didefinisikan sebagai
“suatu keadaan dimana Wajib Pajak
memenuhi semua kewajiban perpajakan danmelaksanakan hak perpajakannya.Menurut
Ismawan (2001) agar tercapainya kepatuhan
yang sukarela terdapat beberapa faktor yaitu
pelayanan yang baik, prosedur yang
sederhana dan mudah serta pemantauan
kepatuhan dan verifikasi yang efektif.
Dari pengertian tersebut maka pastinya
pelayanan terhadap masyarakat dapat
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak orang
pribadi terhadap instansi yang terkait dalam
hak ini adalah KPP. Di dukung juga olehhasil penelitian Budileksama (2001)
berdasarkan self assessment system wajib
pajak menghitung, membayar, dan
melaporkan kewajiban perpajakannya.
Sebagai konsekuensinya, DJP melakukan
pemeriksaan dengan tujuan utama untuk
menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dalam rangka meningkatkan
kepatuhan wajib pajak.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti
dapat menentukan hipotesis dalam penelitian
ini sebagai berikut:
H2: kepatuhan wajib pajak berpengaruh positif terhadap penerapan Self Assessment
System
Self Assessment System
Self assessment system adalah
pemungutan pajak yang memberi wewenang,
kepercayaan, tanggung jawab kepada wajib
pajak untuk menghitung, memperhitungkan,
membayar dan melaporkan sendiri besarnya
pajak yang harus dibayar (Waluyo dkk,
2003). Kesit (2001) menyatakan bahwa
berlakunya self assessment system
pemungutan pajak menuntut wajib pajak
untuk lebih mandiri dalam pengelolaan
administrasi perpajakannya. Hal ini
merupakan bentuk refleksi dari azas
pemungutan pajak yang dianut oleh
pemerintah yaitu azas pelimpahan
kepercayaan sepenuhnya kepada masyarakat.
Kelebihan self assessment system ini
adalah Wajib Pajak diberi kepercayaan oleh pemerintah ( Fiskus) untuk menghitung,
membayar, dan melaporkan sendiri pajak
yang terutang sesuai dengan ketentuan
perpajakan yang berlaku. Menurut
Sadhani (2004), kelemahan self assessment
system yang memberikan kepercayaan pada
Wajib Pajak untuk menghitung, menyetorkan
dan melaporkan sendiri pajak terutang,
dalam praktiknya sulit berjalan sesuai
dengan yang diharapkan atau bahkan
disalahgunakan system belum bisaditerapkan oleh Wajib pajak Orang Pribadi
terutama pemilik kost, karena mereka sering
kali tidak melaporkan atau mencantumkan
Pajak Penghasilannya di SPT. Hal ini
dilakukan oleh Wajib Pajak pemilik rumah
kost karena rendahnya tingkat kejujuran
Wajib Pajak
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 33/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
27
PenerapanSelf
Variabel Independen
Pelayanan Pajak
Assessment System
Variabel Dependen
Kepatuhan
membayar pajak
Penelitian Novianti (1997) menyimpulkan
bahwa pelaksanaan self assessment dan
kurangnya pengetahuan Wajib Pajak
terhadap ketentuan perpajakan. Berdasarkan
uraian di atas, maka peneliti dapat
menentukan hipotesis dalam penelitian ini
sebagai berikut:
H3: Sistem pelayanan pajak dan kepatuhan
wajib pajak orang pribadi berpengaruh
positif terhadap penerapan Self Asseessment
System.
Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dalam
penelitian ini dapat digambarkan pada
gambar di bawah ini:
Gambar 1
Kerangka Konseptual
Pada peneltian ini, kerangka
konseptual menjelaskan bahwa dengan
berlakunya Self Assessment System , maka
Wajib Pajak dituntut untuk menghitung,
menyetorkan dan melaporkan sendiri pajakterutang yang merupakan kewajiban setiap
Wajib Pajak. Dan pemerintah dalam hal ini
aparat pajak hanya bertugas melayani,
mengawasi dan melakukan penyuluhan
untuk mengetahui kepatuhan Wajib
Pajak.Untuk menyederhanakan alat
pemikiran tersebut maka kerangka pemikiranini dapat digambarkan sebagaimana di atas.
Restritus Kompensasi
Nihil
bayar Lebih
bayar
Kurang
bayar
PT = KP PT < KPPT > KP
PT -( KP)
Pajak dilunasi
dalam t ahun berjalan
Tarif PTKP
Masa dan Tahunan
membayar
menghitung
memperhitungkan
SuratPemberitahuan
melapor
SelfAssessmen t
Pajak Terutang (PT)
Kredit Pajak (KP)
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 34/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
28
METODE PENELITIAN
SIFAT PENELITIANPenelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif. Data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu data primer.
Pengumpulan data ini dilakukan denganmenyebarkan kuisioner sehingga
mendapatkan informasi mengenai persepsi
wajib pajak tentang sistem pelayanan,
kepatuhan wajib pajak, dan penerapan self
assessment system. Penelitian ini mengukur
tentang pengaruh sistem pelayanan pajak dan
kepatuhan wajib pajak orang pribadi
terhadap penerapan self assessment system di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bantul.
VARIABEL PENELITIAN
1. Variabel dependen (Y) : Self assessment
system
2. Variabel independen x Sistem Pelayanan
Pajak (X1) x Kepatuhan Wajib Pajak (X2)
DEFINISI OPERASIONAL
Sistem Pelayanan Pajak (X1)
Pada penelitian ini, variabel ini diukur
dengan kuisioner skala likert 5 point untuk 9
pertanyaan. Berikut ini ringkasan definisi
operasional sistem pelayanan pajak.
Tabel 1
Definisi Operasional Sistem Pelayanan Pajak
Variabel Definisi Operasional Indikator Skala
Sistem
pelayanan
pajak (X1)
pelayanan umum harusdilaksanakan dalam suaturangkaian kegiatan terpaduyang bersifat: sederhana,terbuka, lancar, tepat,
lengkap, wajar danterjangkau. Salah satu bentuk pelayanan publikadalah pelayanan perpajakan terhadap wajib pajak(Boediono, 2003)
1. Fiskus tepat waktu melayani wajib
pajak dalam waktu yang
ditentukan.
2. Produksi pelayanan publik diterima
dengan benar, tepat, dan sah.
3. Wajib pajak tidak merasa aman
dalam proses dan pelayanan publik.
4. Kelengkapan sarana dan prasarana
tersedianya sarana kerja peralatan
kerja dan pendukung lainnya
yang memadai termasuk
penyediaan sarana teknologi
telekomunikasi dan informatika
(telematika).
5. Kemudahan akses Tempat dan
lokasi serta sarana pelayanan yang
memadai, mudah dijangkau oleh
masyarakat, dan dapatmemanfaatkan teknologi
telematika.
6. Kedisiplinan, kesopanan, dankeramahan Pemberi pelayanan
harus bersikap disiplin, sopan, dansantun, ramah serta memberikan pelayanan yang ikhlasWajib pajak
tidak mempunyai hak dalammembetulkan SPT.
7. Kenyamanan Lingkungan
pelayanan harus tertib, disediakan
ruang tunggu yang nyaman, bersih,
rapi, lingkungan yang indah, sehat
Ordinal
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 35/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
29
serta dilengkapi dengan fasilitas
pendukung pelayanan, seperti
parkir, toilet, tempat ibadah, dan
lain-lain
8. Kompetensi pelayanan pajak sangat
tinggi.9. Fiskus memberikan perhatian pada
wajib pajak.
Pada penelitian ini, variabel ini diukur
dengan kuisioner skala likert 5 point untuk
14 pertanyaan. Berikut ini ringkasan definisi
operasional kepatuhan wajib pajak orang
pribadi.
Tabel 2
Definisi Operasional Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Variabel Definisi Operasional Indikator Skala
KepatuhanWajib PajakOrangPribadi (X2)
Kepatuhan sukarela
merupakan tulang punggung
self assessment system di
mana wajib pajak
bertanggung jawab
menetapkan sendiri
kewajiban pajaknya dan
kemudian secara akurat dan
tepat waktu membayar danmelaporkan pajak tersebut
(Ismawan, 2001).
1. Wajib pajak pajak paham atau
berusaha untuk memahami
semua peraturan pajak yang
berlaku saat ini.
2. Wajib pajak membayar pajak
sesuai dengan jumlah pajak
yang terutang.
3. Wajib pajak tidak mempunyai
tunggakan pajak untuk semua
jenis pajak.4. Wajib pajak tidak pernah
dijatuhi hukuman karena
melakukan tindak pidana di
bidang perpajakan dalam
jangka waktu sepuluh tahun
terakhir.
5. Wajib pajak harus
transparansi dalam
melaporkan jumlah pajak
yang terutang.
6. Wajib pajak harus tepat waktu
dalam menyampaikan surat pemberitahuan untuk semua jenis pajak.
7. Dalam dua tahun terakhir
menyelenggarakan
pembukuan, dan dilakukan
pemeriksaan, koreksi pada
pemeriksaan yang terakhir.
8. Wajib pajak melakukan
pembayaran pajak terutang di
tempat yang telah ditunjuk
oleh Dirjen Pajak.
9. Semakin mudah proses
Ordinal
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 36/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
30
pembayaran pajak, semakin
tinggi tingkat kesadaran
seseorang dalam membayar
pajaknya.
10. Wajib pajak menggunakan
tarif pajak yang sesuai dengan peraturan pajak yang berlaku.
11. Pemberian informasi tentang
pajak sangat penting hal ini
dikarenakan banyak
masyarakat yang belum
mengetahui fungsi dari pajak
tersebut.
12. Dengan adanya penyuluhan
oleh Dirjen Pajak, akan
meningkatkan kesadaran
wajib pajak.
13. Wajib pajak membayar pajaksesuai dengan jumlah pajak
yang terutang.
14. Wajib pajak harus menpunyai
pengetahuan mengenai
peraturan perpajakan.
Self Assessment System (SAS) (Y)
Pada penelitian ini, variabel ini diukur
dengan kuisioner skala likert 5 point untuk
13 pertanyaan. Berikut ini ringkasan definisi
operasional Self Assessment System.
Tabel 3
Definisi Operasional Var iabel Self Assessment System
Variabel Definisi Operasional Indikator Skala
Self ssessment
System (Y)
Self assessment systemmerupakan suatu
pemungutan
pajak yang memberiwewenang kepadaWajib pajak untukmenentukan pajakterutang. Dalam hal iniWajib Pajak diberitanggung jawab untukmelaksanakan
kewajibannyadibidang perpajakan(Tarjo, 2006)
1. Wajib pajak sebagai penghitung
jumlah pajak terutang.
2. Fiskus tidak ikut campur dan hanya
mengawasi.
3. SPT merupakan alat untuk
menghitung dan melaporkan jumlah
pajak terutang4. SPT merupakan alat untuk
melaporkan pajak dan perhitungan
pajak teutang.
5. Wajib pajak aktif mulai menghitung,
menyetor, melaporkan sendiri pajak
terutang.
6. Wajib pajak memiliki kemampuan
menghitung pajak yang terutang
dengan benar.
7. Wajib pajak tidak harus mempunyai
kemampuan untuk mengisi SuratPemberitahuan (SPT).
Ordinal
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 37/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
31
8. Pemberian Reward dan Punishment
diperlukan guna meningkatkan
kesadaran pembayaran perpajakan
oleh wajib pajak.
9. Setiap wajib pajak mempunyai
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)10. Berhasil atau tidaknya pelaksanaan
pemungutan pajak tergantung pada
wajib pajak sendiri.
11. Semakin mudah proses pembayaran
pajak, semakin tinggi tingkat
kesadaran seseorang dalam
membayar pajaknya.
12. sistem kontrol dapat dilakukan atau
dilaksanakan dengan baik
13. Wajib pajak secara suka rela
menghitung, menyetor, melaporkan
sendiri pajak terutang.
Pengembangan Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, penelitimenggunakan data kuantitatif danmenngunakan kuisioner untuk mengukurvariabel independent dan varibel dependen.Di dalam kuisioner ini, penelitimenggunakan alat ukur yaitu skala likert 5(lima) point. Skala likert merupakan metodeskala bipolar yang mengukur baik tanggapan
positif ataupun negatif terhadap suatu pernyataan. Empat skala pilihan juga kadangdigunakan untuk kuesioner skala Likert yangmemaksa orang memilih salah satu kutubkarena pilihan "netral" tak tersedia(Wikipedia).
Penelitian ini menggunakan pilot test(uji awal) sebelum penelitian yangsebenarnya dilaksanakan. Kuisioner pilot testdisebar sebanyak 30 responden yang terdiri
dari mahasiswa Universitas SarjanawiyataTamansiswa dan mahasiswa Universitas lainyang tinggal disekitar tempat tinggalsementara peneliti.
Populasi, Sampel dan Teknik
Pengambilan SampelDalam penelitian ini Populasi yang
akan dijadikan sebagai obyek
penelitian adalah Wajib Pajak Orang Pribadi
yang berada di wilayah Bantul dan individu
yang telah memiliki Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP). Teknik pengambilan sample
penelitian dipakai yaitu simple random
sampling technique terhadap 70 Wajib Pajak
Orang Pribadi yang berada di wilayah Bantul
dan individu yang telah memiliki Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP). Prosedur
pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan cara langsung
menyampaikan pertanyaan yang berupakuisioner dan wawancara langsung dengan
Wajib Pajak Orang Pribadi di wilayah
Bantul.
Metode Analisis Data
Jawaban responden diukur dengan
menggunakan skala likert . Menurut Sugiono
(2006) skala likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Teknik analisis data yangdigunakan adalah software SPSS 16. Untuk
item tertentu dilakukan pembalikan skor
penilaian. Pengujian yang dipakai dalam
analisis data penelitian ini adalah:
1.
Statistik DeskriptifAnalisis statistik deskriptif digunakan
untuk memberikan gambaran mengenaivariabel yang diteliti. Uji statistik deskriptifmencakup nilai rata-rata (mean), nilai
minimum, nilai maksimum, nilai mean, nilairange, nilai standar deviasi, dari data tingkat
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 38/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
32
kepatuhan Wajib Pajak dan penerimaan
pajak ( Widjaya, 2011).
Uji Kualitas DataUji kualitas data tersebut dilakukan dengan
program SPSS 16.
Uji Validitas
Kesahihan (validity) suatu alat ukur
adalah kemampuan alat ukur untuk
mengukur indikator-indikator dari suatu
objek pengukuran. Pengujian validitas dapat
dilakukan dengan melihat nilai Correlated
Item-Total Correlation dengan kriteria
sebagai berikut: jika nilai r hitung lebih besar
dari r tabel dan nilainya positif (pada taraf
signifikan 5 persen atau 0,05), maka butir
atau pertanyaan atau indikator tersebut
dikatakan “valid”, dan sebaliknya (Ghozali,
2006).
Uji Reliabilitas
Suatu kuesioner dikatakan reliable atau
handal jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dariwaktu ke waktu. Untuk itu perlu dilakukan
uji reliabilitas. Pada umumnya suatu
konstruk atau variabel dikatakan reliable jika
memberikan nilai cronbach alpa lebih besar
dari 0.60 (Ghozali, 2006).
Uji Asumsi Klasik
Uji NormalitasUji normalitas dilakukan untuk
mengetahui apakah dalam model regresi,
variabel-variabel memiliki distribusi normal. Probability Plot merupakan metode
yang handal untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi, variabel independen
atau keduanya mempunyai distribusi normal
atau tidak . Probability Plot adalah sebagai
berikut. (Ghozali, 2006)
1. Jika data menyebar di sekitar garis
diagonal dan atau tidak mengikuti arahgaris diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis
diagonal dan atau tidak mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
b.
MultikolonieritasUji multikolonieritas dilakukan dengan
menganalisis matriks korelasi variabel-
variabel independen, nilai Tolerance, dan
nilai Variance Inflation Factor (VIF). Suatu
model regresi menunjukkan adanya
multikolinearitas jika: x Tingkat korelasi >
95% x Nilai Tolerance < 0.05, atau x Nilai
VIF > 10. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi antar
variabel independen (Ghozali, 2006).
c.
Heterokedastisitas
Model regresi yang baik adalah yanghomoskedastisitas (Ghozali, 2006). Cara
mendeteksi Heteroskedastisitas adalah
dengan melihat grafik plot antara nilai
prediksi variabel dependen dengan
residualnya dan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik scatterplot. Jika ada pola
tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk suatu pola yang teratur
(bergelombang, melebar, kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telah
terjadi heteroskedastisitas.
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 39/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
33
Analisis Regresi Linier berganda
Model regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah sebagai berikut:
Y = a + b 1X1 + b2X2 + e
Keterangan:Y = self assessment system
a = Konstanta b1, b2 = Koefisien regresi
X1 = Pelayanan pajak
X2 = Kepatuhan pajak
e = Error
Pengujian Hipotesis
Uji Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui
pengaruh masing-masing variabel
independen secara partial (individu) tehadapvariabel dependen. Tingkat kepercayaan
yang digunakan adalah 95% atau taraf
signifikansi 5% ( a = 0,05) dengan
kriteria penilaian sebagai berikut: t hitung > t
tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima
yang berarti bahwa ada pengaruh yang
signifikan dari masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen
secara parsial. t hitung < t tabel, maka Ho
diterima dan Ha ditolak yang berarti bahwa
tidak ada pengaruh yang signifikan darimasing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen secara parsial. x
Uji Signifikansi
Simultan (Uji Statistik F)
Tingkat kepercayaan yang digunakan
adalah 95% atau taraf signifikansi 5% (a =
0,05) dengan kriteria penilaian sebagai
berikut: Jika F hitung > F tabel, maka Ho
ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa
variabel independen secara simultan
mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen; Jika F hitung <
F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolakyang berarti bahwa variabel independen
secara simultan tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel dependen.
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R²) pada
intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel
independen. Nilai R yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependensangat terbatas. Menurut Gujarati
dalam Ghozali (2006), jika dalam uji empiris
didapat nilai adjusted R² negatif, maka nilai
adjusted R ² dianggap nol. Secara matematis
jika nilai R² = 1, maka R² =1,
sedangkan jika nilai R ² = 0, maka adjusted R
² = (1-k)/(n-k). Jika k > 1, maka adjusted R²
akan bernilai negatif.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Objek Penelitian
Tempat dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilakukan terhadap wajib
pajak orang pribadi yang terdaftar di Kantor
Pajak Pratama Pratama Bantul. Penyebaran
kuisioner dilaksanakan mulai tanggal 12
September 2013 sampai dengan 26
September 2013. Peneliti mengambil
sampel sebanyak 70 responden (wajib pajak)
dengan peta distribusi sebagai berikut.
Tabel 4
Data Sample Penelitian
No. KeteranganJumlah wajib pajak
orang pribadiPersentase
1. Jumlah kuisioner yang disebar 70 buah 100 %2. Jumlah kuisioner yang kembali 60 buah 85.72 %
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 40/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
34
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
3. Jumlah kuisioner yang tidak sah 7 buah 10 %
4. Jumlah kuisioner yang tidak kembali 3 buah 4 ,28%
5. Jumlah kuisioner yang diolah 60 buah 100 %
Tabel 5
Hasil Uji Deskripsi Responden Menurut Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid < 30 tahun 27 45.0 45.0 45.0
31 - 40 tahun 21 35.0 35.0 80.0
41 - 50 tahun 12 20.0 20.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
Tabel 6
Hasil Uji Deskripsi Responden Menurut Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki-laki 34 56.7 56.7 56.7
perempuan 26 43.3 43.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
Tabel 7
Hasil Uji Deskripsi Responden Menurut Pendidikan Terakhir
Valid SD 5 8.3 8.3 8.3SMP 9 15.0 15.0 23.3SMA 21 35.0 35.0 58.3
S1 17 28.3 28.3 86.7
Lainnya 8 13.3 13.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
Tabel 8
Hasil Uji Deskripsi Responden Menurut Lama Bekerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid < 2 tahun 8 13.3 13.3 13.32-4 tahun 20 33.3 33.3 46.7
4-6 tahun 16 26.7 26.7 73.3
6-8 tahun 10 16.7 16.7 90.0
> 8 tahun 6 10.0 10.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
Tabel 9
Hasil Uji Deskripsi Responden Menurut Penghasilan per Bulan
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 41/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
35
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid < Rp 5.000.000 27 45.0 45.0 45.0
Rp 5.000.000 - Rp 10.000.000 18 30.0 30.0 75.0
Rp 10.000.000 - Rp15.000.000 13 21.7 21.7 96.7
Rp 15.000.000 - Rp
20.000.000
2 3.3 3.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
Hasil Uji Instrumen Penelitian
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Tabel 10
Hasil Uji Statistik Deskripsi
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PELAYANAN 60 30.00 43.00 37.0333 3.04189
KEPATUHAN 60 45.00 65.00 59.4500 3.81533
SAS 60 45.00 62.00 51.3667 3.90552
Valid N (listwise) 60
Tabel 10 menjelaskan bahwa sistem
pelayanan pajak dengan rata-rata total
sebesar 37, 033, dengan standar deviasi
sebesar 3.04189. Ini berarti bahwa sebagian
responden cenderung menjawab setuju untuk
pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan
masalah sistem pelayanan wajib pajak.
Variabel kepatuhan wajib pajak dengan rata-
rata total 59,450 dengan standar deviasi
sebesar 3.81533 menunjukkan bahwa tingkat
kepatuhan wajib pajak menjadi responden
dalam penelitian ini sebesar 59%. Ini berarti
bahwa sebagian responden menjawab setuju
dalam hal kepatuhan wajib pajak orang
pribadi. Variabel penerapan self assessment
system dengan rata-rata total sebesar 51,367
dengan standar deviasi sebesar 3.90552
menunjukkan bahwa tingkat penerapan self
assessment system dalam penelitian ini
sebesar 51%. Ini berarti sebagian responden
menjawab setuju untuk pertanyaan yang
diajukan berkaitan dengan penerapan self
assessment system . Nilai standar deviasi
masing-masing variabel lebih kecil dari nilai
rata-rata maka data yang diperoleh dari
lapangan dapat direpresetasikan ke populasi.
Hasil Uji Kualitas DataHasil Uji Validitas Data
Tabel 11
Hasil Pengujian Validitas
1 Pelayanan pajakVAR00001 .393** .002 Valid
VAR00002 .268* .038 Valid
VAR00003 .419** .001 Valid
VAR00004 .474
**
.000 ValidVAR00005 .393** .002 Valid
No Variabel / Butir Pertanyaan Pearson
CorelationSig (2-Tailed) Keterangan
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 42/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
36
VAR00006 .268* .038 Valid
VAR00007 .776** .000 Valid
VAR00008 .474** .000 Valid
VAR00009 .657** .000 Valid
2 Kepatuhan
VAR00001 .357** .005 Valid
VAR00002 .515** .000 Valid
VAR00003 .290* .025 Valid
VAR00004 .467** .000 Valid
VAR00005 .357** .005 Valid
VAR00006 .482** .000 Valid
VAR00007 .545** .000 Valid
VAR00008 .485**
.000 Valid
VAR00009 .467** .000 Valid
VAR00010 .299* .020 Valid
VAR00011 .545** .000 Valid
VAR00012 .331** .010 Valid
VAR00013 .543** .000 Valid
VAR00014 .576** .000 Valid
3 Self Assessment System
VAR00001 .572**
.000 ValidVAR00002 .594** .000 Valid
VAR00003 .423** .001 Valid
VAR00004 .293* .023 Valid
VAR00005 .745** .000 Valid
VAR00006 .520** .000 Valid
VAR00007 .293* .023 Valid
VAR00008 .594** .000 Valid
VAR00009 .745** .000 Valid
VAR00010 .520** .000 Valid
VAR00011 .572** .000 Valid
VAR00012 .293* .023 Valid
VAR00013 .594** .000 Valid
a. Hasil Uji Reliabilitas Data
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 43/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
37
Tabel 12
Hasil Pengujian reliabilitas
Variabel Cronbach Alpha Keterangan
Pelayanan pajak .661 Reliabel
Kepatuhan .732 ReliabelSelf Assessment System .863 Reliabel
Tabel 12 menunjukkan mengenai uji
reliabilitas dimana suatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpulan data karena instrumen sudah
baik atau suatu angket dikatakan reliabel jika
jawaban responden konsisten. Pada
umumnya suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliable jika memberikan nilai
cronbach alpa lebih besar dari 0.60 (Ghozali,
2006). Kolom Cronbach Alpha menunjukkan
lebih besar dari 0,60, maka instrumen ini
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpulan data.
Hasil Uji Asumsi Klasik
Hasil Uji Normalitas
Hasil Uji MultikolonieritasTabel 4.10 ini menjelaskan mengenai hasil
uji multikolonieritas, dimana tidak terdapat
problem multikol pada model persamaan
regresi dan dapat digunakan dalam penelitian
ini.
Tabel 13
Hasil Uji Multikolonieritas
Model Collinearity Statistics Tolerance VIF
1 PELAYANAN .975 1.026
KEPATUHAN .975 1.026
a. Dependent Variable: SAS
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 44/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
38
Berdasarkan tabel di atas terlihat
bahwa nilai tolerance menunjukkan angka 1
dan nilai variance inflatuion factor (VIF)
disekitar angka 1 untuk setiap variabel, yang
ditunjukkan dengan nilai tolerance masing-
masing variabel 0,975 serta VIF sebesar
1,026 untuk masing-masing variabel, baik
variabel kepatuhan wajib pajak orang pribadi
maupun variabel sistem pelayanan pajak.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi multikolonieritas dalam persamaan
regresi berganda.
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Grafik 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan gambar di atas
menunjukkan bahwa data tersebar di atas dan
di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan
tidak terdapat suatu pola yang jelas pada
penyebaran tersebut. Hal ini berarti tidakterjadi heteroskedastisitas pada model
persamaan regresi, sehingga model regresi
layak digunakan untuk memprediksi
penerapan self assessment system
berdasarkan variabel yang
mempengaruhinya, yaitu sistem pelayanan
pajak dan kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
Hasil Uji Hipotesis
Uji Koefisien Determinasi
Tabel 14
Hasil Uji Koefisien Determinasi
1 .608a
.370 . 348
3.15327a. Predictors: (Constant), KEPATUHAN, PELAYANAN
b. Dependent Variable: SAS
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai
Adjusted R Square sebesar 0,348 atau 34,8%
menunjukkan bahwa variabel self assessment
system dapat dijelaskan oleh sistem
pelayanan pajak dan kepatuhan wajib pajak
orang pribadi sebesar 34,8% sedangkan
sisanya sebedar 65,2% dijelaskan oleh
faktor-faktor lain yang tidak disebutkan
dalam penelitian ini.
Hasil Uji t Statistik
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 45/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
39
Tabel 15
Hasil Uji T Statistik
Model Unstandardized CoefficientsStandardizedCoefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 45.455 7.576 6.000 .000
PELAYANAN .720 .137 .561 5.267 .000
KEPATUHAN -.349 .109 -.341 -3.203 .002
a. Dependent Variable: SAS
Hasil Uji Hipotesis 1: Pengaruh sistem pelayanan pajak
terhadap penerapan self assessment system
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat
bahwa nilai t hitung untuk variabel sistem pelayanan pajak (X1) terhadap penerapan
self assessment system (Y) sebesar 5,267,
berarti t hitung> t tabel (5,267 > 2,01),
memiliki tingkat signifikansi 0,000 karena
tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal
ini membuktikan bahwa H0 ditolak dan Ha
diterima, ini menunjukkan bahwa variabel
sistem pelayanan pajak berpengaruh positif
signifikan terhadap penerapan self
assessment system.
Hasil Uji Hipotesis 2:
Pengaruh kepatuhan wajib pajak orang
pribadi terhadap penerapan self
assessment system
Hasil pengujian variabel kepatuhan
wajib pajak orang pribadi (X2) terhadap
penerapan self assessment system (Y) sebesar
– 3,203, berarti t hitung < t tabel (-3,203 <
2,01), memiliki tingkat signifikansi 0,000
karena tingkat signifikansi lebih kecil dari
0,05, hal ini membuktikan bahwa H0
diterima dan Ha ditolak, ini menunjukkan
bahwa variabel kepatuhan wajib pajak orang
pribadi berpengaruh signifikan terhadap
penerapan self assessment system
Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut.
Y = 45.455 + 0,720 X1 – 0.349 X2 + e
Apabila setiap peningkatan pada sistem
pelayanan pajak (X1) satu satuan maka
penerapan self assessment system akan
meningkat sebesar 0,720, kemudian setiap
peningkatan pada kepatuhan wajib pajak
orang pribadi akan mengurangi sebesar
0,349.
Hasil Uji Simultan (Uji F)
Uji simultan digunakan untuk
mengetahui pengaruh semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model
regresi secara simultan terhadap variabel
dependen yang diuji pada tingkat signifikan
0,05. Hasil uji statistik F dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 16
Hasil Uji Simultan (uji F)
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 333.176 2 166.588 16.754 .000a
Residual 566.757 57 9.943
Total 899.933 59
a. Predictors: (Constant), KEPATUHAN, PELAYANAN, b. Dependent Variable: SAS
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 46/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
40
Hasil Uji Hipotesis 3:
Pengaruh sistem pelayanan pajak dan
kepatuhan wajib pajak orang pribaditerhadap penerapan self assessment system
Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada
tabel di atas, nilai F diperoleh sebesar 16,754dengan tingkat kesalahan 5%, dimana dk
penyebut = n-k-1 = 60-2-1 = 57, dk
pembilang = k = 2, maka F tabel = 2,82
tenyata F hitung > F tabel (16,754 > 2,82),
dengan demikian F hitung > F tabel sehingga
H0 ditolak dan Ha diterima, ini meunjukkan
bahwa secara simultan antara sistem
pelayanan pajak dan kepatuhan wajib pajak
orang pribadi berpengaruh terhadap
penerapan self assessment system.
Simpulan
Berdasarkan analisis data dan hasil
pengujian hipotesis pada penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa sistem pelayanan pajak
berpengaruh positif signifikan terhadap
penerapan Self Assessment System sedangkan
kepatuhan wajib pajak orang pribadi
berpengaruh negatif signifikan terhadap
penerapan Self Assessment System.
Kemampuan persamaan regresi dalam penelitian ini, untuk menjelaskan besarnya
variasi yang terjadi pada variabel terikat
sebesar 34 ,8% sementara 65,2% dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh
peneliti.
Keterbatasan
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penetian
ini, peneliti memiliki keterbatasan antara
lain:
1. Penelitian hanya dilakukan di KantorPelayanan Pajak Pratama Bantul,
sehingga hasil penelitian ini hanya
mencerminkan persepsi wajib pajak pada
satu Kantor Pelayanan Pajak.
2. Penelitian ini hanya menggunakan
metode pengumpulan data berupa
kuisioner yang disebarkan untuk diisi
oleh responden. Sedangkan respon dari
responden untuk mengisi kuisioner
kurang begitu antusias.
Saran
Untuk selanjutnya, peneliti mengajukan
saran sebagai berikut:
1. Perlunya sosialiasasi kepada masyarakat
khususnya wajib pajak tentang peraturan
perpajakan yang berlaku saat ini dan pentingnya pajak bagi negara dalam
rangka meningkatkan pengetahuan wajib
pajak dan meningkatkan penerimaan
pajak negara guna pembiayaan keperluan
negara.
2. Memberikan kemudahan bagi wajib
pajak dalam sarana maupun prasarana
dalam memenuhi kewajibannya
membayar pajak.
3. Petugas pajak perlu meningkatkan
kualitas pelayanan pajak serta
mempunyai mental yang kuat dalam
melayani wajb pajak dengan sebaik-
baiknya.
4. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan di
Kantor Pelayanan Pajak lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Apriliani, Ria. .“ Pengaruh Penerapan
Sistem Modernisasi Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak ” Skripsi.
Boediono, B. 2003. Pelayanan Prima
Perpajakan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Budileksama, Antariksa. 2001.
Pemeriksaan Pajak Sebagai Upaya
Untuk Mendorong Kepatuhan Pajak.
Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 2
No. 1. Universitas Trisakti. Jakarta.
Chakim, Lutfi. 2011. Optimalisasi Kualitas
Pelayanan Sebagai Upaya Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak
Secara Sukarela (Volunt ary
Compliance).
Damayanti, T.W,. 2004. Pelaksanaan Self
Assesment System menurut Persepsi
Wajib Pajak (Studi pada Wajib Pajak
Badan Salatiga), Jurnal Ekonomi dan
Bisnis (Dian Ekonomi) vol. X No. 1,
Maret 2004: 109-128.
Devano, Sony dan Siti Kurnia Rahayu. 2006.
Perpajakan. Prenada Media Group.
Jakarta.
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 47/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
41
Erief. 2007. A Multiple Item Scale for
Measuring Consumer Perception of
Services Quality.
Journal of Retailing . Vol. 64, Spring, p. 12-
40.
Fitriandi, Primadita. 2007. KompilasiUndang-Undang Perpajakan
Terlengkap Susunan Satu naskah.
Salemba Empat.
Fuadi, Arrabela Oentari dan Yenni
Mangoting. 2013. Pengaruh Kualitas
Pelayanan Petugas Pajak, Sanksi
Perpajakan dan Biaya Kepatuhan
Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak UMKM. Tax & Accounting
Review. Vol 1, No.1.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS .
Edisi Ketiga. Badan Penerbit UNDIP.
Semarang.
Gunadi. 2002. Ketentuan Perhitungan dan
Pelunasan Pajak Penghasilan. Cetakan
Pertama. Salemba Empat. Jakarta.
______. 2005. Fungsi Pemeriksaan
Terhadap Peningkatan Kepatuhan
Pajak ( Tax Compliance). Jurnal
Perpajakan Indonesia Vol. 4 no. 5.Hutagaol, John. 2005. “ Self Assessment:
Implementasi dan Kendalanya “ .
Jurnal Perpajakan Indonesia. LIPI.
Jakarta.
Ismawan, Indra. 2001. Memahami Reformasi
Perpajakan 2000. PT. Elex Media
Koputindo. Jakarta.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kartowagiran, Badrun. 2009. Pengembangan
Instrumen Kinerja SMK-SBI. Dosen
Pascasarjana dan Fakultas Teknik.Universitas Negeri Yogyakarta.
Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur
Negara (KEPMENPAN) Nomor 63
Tahun 2003 tentang Pedoman Umum
Pelayanan Publik.
Kesit, Bambang. 2001. Pajak
Penghasilan Teknik Rekonsiliasi
Fiskal. Edisi Kedua.
Ekonisia.Yogyakarta.
Mardiasmo. 2009. Perpajakan. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Nasucha, Chaizi. 2004. Reformasi
Administrasi Publik : Teori dan Praktik . Jakarta: PT. GramediaWidiasarana Indonesia.
Novianti, L. (1997). Penerapan System Self
Assessment Terhadap Pemungutan PPh Orang Pribadi, Suatu Tinjauan
Pelaksanaan Pemungutan PPh Orang
Pribadi Pada Pemilik Rumah Kost .
Skripsi Fakultas Hukum UNAIR
Surabaya.
Oktivani, Debby. 2007. “ Pengaruh
Kepatuhan Wajib Pajak dan Jumlah
Pemeriksaan terhadap Penerimaan
Pajak Penghasilan di K antor
Pelayanan Pajak M adiun.” Skripsi
Sarjana Jurusan Akuntansi FakultasEkonomi Universitas Kristen Petra,
Surabaya.
Pramastuti, Ratih. 2003. Presepsi WajibPajak Terhadap Pemeriksaan PajakPenghasilan Perorangan di KantorPelayanan Pajak X. Skripsi FakultasEkonomi dan Bisnis. UNAIR.Surabaya.
Rahmatika, Mufti. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap
Kesadaran Kewajiban Perpajakan padaSektor Usaha Kecil dan Menengah(UKM). Skripsi. Fakultas Ekonomi.UIN. Jakarta.
Rangkuti,Freddy. 2003. Riset
Pemasaran.Gramedia Pustaka
Resmi, Siti. 2007. Perpajakan: Teori dan
kasus. Salemba Empat. Jakarta
Sadhani, D. 2004. “Peran Serta Akuntan
dalam Meningkatkan Kepatuhan wajib
Pajak”.
Makalah disampaikan pada Kongres
Nasional Ikatan Akuntan Indonesia V.
Yogyakarta.
Santi, Anisa Nirmala dan Zulaikhah. 2011.
Analisis Pengaruh Kesadaran
Perpajakan, Sikap Rasional,
Lingkungan, Sanksi Denda dan Sikap
Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak (Studi Empiris Pada WPOP di
Wilayah KPP Pratama Semarang).
Semarang.
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 48/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
42
Soemitro, Rochmat. 2004. Asas dan Dasar
Perpajakan 2. PT. Repika Aditama.
Bandung.
Sofyan, S. 2003. Sistem Penetapan Pajak
(Dalam Kerangka Mencari Sistem
Yang Kondusif). Jurnal PerpajakanIndonesia. Vol 3, Hal 28-34.
Suandy, Erly. 2002. Hukum Pajak . Edisi
Kedua. Salemba Empat. Jakarta.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis.
Alfabeta. Bandung.
Suyatmin. 2004. Pengaruh Sikap Wajib
Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Dalam Pembayaran Pajak
Bumi dan Bangunan: Studi
Empiris di Wilayah KP PBB
Surakarta. Tesis Program Pasca
Sarjana Magister Sains Akuntansi
Universitas Diponegoro.
Swandari. Handayani. 2007. Pelaksanaan
Self Assessment System Dalam
Pemungutan Bea Perolehan
Hak Atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB) di Kab. Boyolali.
UNDIP. Semarang.
Tarjo & Kusumawati, Indra. 2006. Analisis
Perilaku Wajib Pajak Orang Pribadi
Terhadap Pelaksanaan Self
Assessment System: Suatu Studi di Bangkalan. JAAI VOLUME 10 NO. 1.
Fakultas Ekonomi Universitas
Trunojoyo. Madura.
Waluyo dan Wirawan B. Ilyas. 2009.
“ Perpajakan Indonesia”. Salemba
Empat. Jakarta.
Widjaya, Anisa Gama. 2011. Studi Evaluasi
Kepatuhan Pajak Sebelum dan
Sesudah Reformasi Perpajakan 2008
dan Implementasinya terhadap
Penerimaan Pajak pada KPP Pratama
Kota Semarang Kantor Wilayah
Direktorat Jendral Pajak Jawa Tengah
I. UNDIP. Semarang.
Zain, M. 2003. Manajemen Perpajakan. PT.
Salemba Empat. Jakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Skala_Likert
www.fiskal.depkeu.go.id
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 49/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
43
PENGARUH RETURN ON ASSETS , DEBT TO EQUI TY RATIO , DAN EARNING PER
SHARE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi Kasus Pada Perusahaan Food and BeveragesYang Terdaftar Di BEI
Periode 2009-2011)
Winur Haryati*Sri Ayem
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
*lyaaltesa@gmail.com
ABSTRACT
This study aims to determine whether the return on assets , debt to equity ratio , and
earnings per share have an influence on the value of the company at the company's food and
beverages . The research data collection using polling , so the amount of data to be
processed is the product of the number of samples with the company during the period ofobservation period , which is 14 times the company 3 years , so that the resulting sample of
42 . Data analysis was performed using linear regression analysis using SPSS for windows
16. Simultaneous testing results show that the return on assets ( X 1 ) , debt to equity ratio ( X 2
) , and earnings per share ( X 3 ) all positive and significant effect on firm value , while the
partial test results show that of the three independent variables , namely , return on assets ,
debt to equity ratio , earnings per share and there are two variables are positive and
significant effect on firm value is variable return on assets and earnings per share , while the
debt to equity ratio variable had no significant effect on firm value .
Keywords: Return on assets, debt to equity ratio, earn ings per share
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Persaingan perusahaan barang
konsumsi makanan dan minuman semakin
lama menjadi semakin ketat sejak
disahkannya organisasi perdagangan dunia.
Dengan terbentuknya World Trade
Organization (WTO) di tahun 1994 pasar
dunia cenderung semakin terbuka dan bebashambatan (Riyadi, 2012 dalam Pertiwi dan
Pratama, 2012). Untuk itu perusahaan
industri barang konsumsi makanan dan
minuman di Indonesia memerlukan dana
tambahan untuk menjaga kelangsungan
hidup perusahaan, serta mampu bersaing
dengan produk luar negeri.
Penelitian ini menggunakan
perusahaan food and beverages sebagai
penelitian karena saham yang berasal dari
produk makanan dan minuman merupakansaham yang banyak diminati oleh investor.
Saham pada perusahaan food and beverages
tidak terpengaruh oleh pergerakan situasi
ekonomi makro atau kondisi bisnis secara
umum, perusahaan tersebut mampu
memberikan bagian keuntungan yang
diberikan
Salah satu pengelolaan yang harus
diperhatikan perusahaan adalah masalah
keuangan yang penting bagi kelangsunganhidup perusahaan, keuangan suatu
perusahaan berkaitan dengan sumber dana
dan penggunaannya. Semakin efisien
penggunaan dan pengelolaan dana berarti
semakin baik bagi perusahaan. Agar dana
dalam perusahaan dapat dipenuhi secara
cukup, maka diperlukan pengelolaan dan
penentuan sumber dana secara tepat. Untuk
itu, perusahaan harus memperkuat faktor
internal agar dapat tetap berkembang dan
bertahan. Salah satu faktor internalnyaadalah perusahaan dapat melakukan
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 50/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
44
pembenahan dalam manajemen untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja
atau melaksanakan ekspansi usaha dalam
rangka mengoptimalkan pangsa pasar yang
berpotensial serta memperoleh nilai
perusahaan yang tinggi. Nilai perusahaan diartikan sebagai
harga yang bersedia dibayar oleh calon
investor seandainya suatu perusahaan akan
dijual. Nilai perusahaan tercermin dari harga
saham yang stabil dan dalam jangka panjang
mengalami kenaikan. Semakin tinggi harga
saham maka semakin tinggi pula nilai
perusahaan. Menurut Baridwan (2004:443)
dalam Priatinah dan Kusuma (2012) yang
dimaksud dengan Earning Per Share (EPS)
atau laba per saham adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu
periode untuk setiap lembar saham yang
beredar.
Return On Assets adalah rasio yang
digunakan untuk menilai seberapa besar
tingkat pengembalian dari aset yang dimiliki
perusahaan. Debt to Equity Ratio
menunjukkan perbandingan antara hutang
dengan ekuitas. Bila perusahaan dapat
mengatur kombinasi yang optimal antara
pinjaman utang dan modal sendiri, maka
perusahaan dapat memaksimalkan nilai
perusahaan.
Penelitian ini mengacu pada penelitian
yang dilakukan Pertiwi dan Pratama (2012)
menunjukkan bahwa ROA berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan, penelitian
yang dilakukan Meythi (2012) menunjukkan
bahwa struktur modal berpengaruh negatif
terhadap nilai perusahaan, dan penelitian
Yulistiana (2010) yang menunjukkan bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh
negatif terhadap nilai perusahaan.
METODE PENELITIAN
Variabel penelitian adalah suatu atribut
atau sifat (nilai dari orang, objek atau
kegiatan) yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007).
Dalam penelitian ini digunakan dua (2)variabel, yaitu sebagai berikut:
1. Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Variabel dependen adalah variabel yang
diterangkan atau mendapat pengaruh dari
variabel lainnya (Sugiyono, 2007). Dalam
Penelitian ini, peneliti menggunakan variabel
dependen berupa Nilai Perusahaanmenggunakan alat ukur Tobins Q.
2. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel Independen adalah variabel yang
berfungsi menerangkan atau mempengaruhi
variabel lainnya (Sugiyono, 2007). Dalam
penelitian ini ada 3 (empat) variabel
independen yang digunakan, yaitu Return On
Assets, Debt to Equity Ratio, dan Earning
Per Share.
Definisi Operasional
1. Return On Asset (ROA) Menurut Brigham (2006:109) dalam Yuniasih
dan Wirakusuma (2008) Return On Asset
(ROA) dapat dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan :
Net Income After Tax : Pendapatan bersih
sesudah pajak
Total Asset : Total Aktiva
2. Debt to Equi ty Ratio (DER) Menurut Dendawijaya (2005:121)
dalam Barasa (2009) Debt to Equity Ratioadalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam
menutup sebagian/seluruh hutang-hutangnya
baik jangka panjang maupun jangka pendek
dengan dana yang berasal dari modal sendiri.
DER dapat dihitung dengan rumus :
Net Income Af ter Tax
ROA = x 100%
Total Asset
Hutang Lancar + Hutang Jangka Panjang
DER =
Jumlah Modal Sendiri
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 51/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
45
3. Earning Per Share
Earning Per Share atau laba per
lembar saham adalah tingkat keuntungan
bersih untuk tiap lembar saham yang mampu
diraih perusahaan pada saat menjalankan
operasinya.Untuk menentukan EPS digunakan rumus :
4. Nilai PerusahaanMenurut Smithers dan Wright (2007:37)
dalam Prasetyorini (2013) menyebutkan
bahwa nilai perusahaan dihitung melalui
Tobins Q, yang diformulasikan (dengansatuan persentase) :
Di mana :
Tobins Q = Nilai perusahaan
CP = Closing Price
TL = Total Liabilities
I = Inventory
CA = Current Assets
TA = Total Assets
PopulasiPopulasi adalah sekelompok orang,
kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai
karakteristik tertentu (Sugiyono, 2007).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua
perusahaan food and beverages yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-
2011 yaitu 17 perusahaan.
SampelSampel adalah sebagian dari populasi
yang memiliki karakteristik sama dan
dianggap bisa mewakili populasi (Sugiyono,2007). Sampel dalam penelitian ini diambil
dengan metode purposive sampling, artinya
sampel dipilih dengan kriteria tertentu.
Sampel yang dipilih dalam penelitian ini
adalah perusahaan Food and Beverages di
BEI dengan kriteria sebagai berikut:
1. Semua perusahaan food and beverages
yang terdaftar di BEI pada periode 2009-
2011.
2. Semua perusahaan food and beverages
yang mempublikasikan laporan keuangan
yang telah di audit pada periode 2009-
2011.
3. Semua perusahaan food and beverages
yang menyajikan laporan keuangan secara
lengkap sesuai dengan variabel yang akan
diteliti.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka diperoleh
sampel sebanyak 14 perusahaan food andbeverages selama periode 2009-2011,
sehingga jumlah sampel yang akan diteliti
selama 3 tahun sebanyak 42.
Laba Bersih
EPS =
Jumlah Saham Beredar
{(CP x jumlah saham yang beredar) + TL+ I )} - CA
Tobin’s Q =
TA
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 52/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
46
Tabel 1
Sampel Perusahaan Food and Beverages
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2009-2011
NO. CODE NAMA PERUSAHAAN
1 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.2 CEKA Cahaya Kalbar Tbk.
3 DLTA Delta Djakarta Tbk
4 FAST Fast Food Indonesia Tbk.
5 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
6 MYOR Mayora Indah Tbk.
7 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk.
8 PTSP Pioneerindo Gourmet International Tbk.
9 SIPD Sierad Produce Tbk.
10 SKLT Sekar Laut Tbk.
11 SMAR Sinar Mas Agro Resources And Technology Tbk.
12 STTP Siantar Top Tbk.13 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk.
14 ULTJ Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk.
Sumber : www.idx.co.id, diolah.
Populasi dan Sampel
Tabel 2
Populasi dan Sampel
No Karakteristik Sampel Jumlah
Perusahaan
Jumlah
Sampel
1. Semua perusahaan food and beverages yangterdaftar di BEI pada periode 2009-2011. 17 x 3 52
2. Semua perusahaan food and beverages yangmempublikasikan laporan keuangan yang telahdi audit pada periode 2009-2011.
17 x 3 52
3. Semua perusahaan food and beverages yangmenyajikan laporan keuangan secara lengkap
sesuai dengan variabel yang akan diteliti. 14 x 3 42
Populasi yang terpilih menjadi sampel 14 x 3 42
Jumlah perusahaan yang sesuai dengan
karakteristik sampel ada 14 perusahaan
sehingga selama periode tahun 2009-2011
sampel yang dapat digunakan dalam
penelitian ini adalah 42, yang didapat dari
perhitungan jumlah perusahaan dikalikan
periode tahun yang akan diteliti, yakni 14
perusahaan dikalikan 3 tahun, sehingga
dihasilkan sampel sebanyak 42.
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 53/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
47
Teknik Analisis Data
1. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
a. Uji NormalitasUntuk mendeteksi normalitas data dapat diuji
dengan Kolmogorof-Smirnof, dengan
pedoman pengambilan keputusan:1) Nilai sig atau signifikansi atau nilai
probabilitas < 0,05, distribusi adalah
tidak normal.
2) Nilai sig atau signifikansi atau nilai
probabilitas > 0,05, distribusi adalah
normal (Ghozali, 2006 dalam Puspita,
2011).
b. Uji Multikolonieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi ditemukan adanyakorelasi antar variabel bebas atau tidak.
Model yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi yang tinggi diantara variabel bebas
(Gozali, 2006 dalam Puspita, 2011). Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya
multikolonieritas didalam model regresi
dapat diketahui dari nilai toleransi dan nilai
variance inflation factor (VIF). Tolerance
mengukur variabilitas variabel bebas yang
terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh
variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance
rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena
VIF=1/tolerance) dan menunjukkan adanya
kolonieritas yang tinggi. Nilai cut off yang
umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10
atau sama dengan nilai VIF di atas 10.
c. Uji HeteroskedastisitasUji mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
berbagai cara salah satunya adalah dengangrafik plot antara nilai prediksi variabel
terikat (variabel dependen) yaitu ZPRED
dengan residualnya SRESID, dimana sumbu
Y adalah Y yang telah di prediksi dan sumbu
X adalah residualnya (Y prediksi-Y
sesungguhnya). Jika ada pola tertentu yang
teratur (bergelombang, melebar, kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telah
terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada
pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y,maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Pengambilan keputusan ada tidaknya
autokorelasi (Ghozali, 2006 dalam Puspita,
2011) :
1) Bahwa nilai DW terletak diantara batas
atas atau upper bound (du) dan (4-du),maka koefisien autokorelasi sama dengan
nol berarti tidak ada autokorelasi positif.
2) Bila nilai DW lebih rendah daripada
batas bawah atau lower bound (dl),maka
koefisien autokorelasi lebih besar dari
nol berarti ada autukorelasi positif.
3) Bila nilai DW lebih besar daripada batas
bawah atau lower bound (4-dl), maka
koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol
berarti ada autokorelasi negatif.
4) Bila nilai DW terletak antara batas atas(du) dan batas bawah (dl) atau DW
terlatak antara (4-du) dan (4-dl), maka
hasilnya tidak dapat disimpulkan.
2. Analisis Regresi dan Pengujian
Hipotesis
Analisis Regresi Linear Berganda
Untuk mengetahui pengaruh secara
simultan digunakan uji F dan pengaruh
secara parsial digunakan uji t. Persamaan
model regresi linear berganda adalah :
Keterangan :
Y = Nilai Perusahaan
α = Konstanta
β 1, β2, β3 = Koefisisen Determinasi
X1 = Return On Asset (ROA) X2 = Debt to Equity Ratio (DER)
X3 = Equity Per Share (EPS)
e = Variabel Pengganggu
3. Pengujian Hipotesis
a. Uji F
Analisis F-test dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1) Merumuskan hipotesis statistik
Y = α + β 1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 54/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
48
HO : βi = 0 berarti tidak ada pengaruh
variabel bebas secara serempak
(simultan) terhadap variabel terikat.
Hi : minimal satu dari βi ≠ 0 artinya
variabel bebas berpengaruh signifikan
terhadap variabel terikat.2) Menentukan tingkat keyakinan = 95%
dengan α = 5%, dan degree of freedom
(df) = pembilang (k-l), df penyebut (n-
k) untuk mengetahui nilai Ftabel (uji
satu sisi).
3) Menentukan besarnya Fhitung yang
diperoleh dari hasil pengujian dengan
program SPSS 16.0.
4) Membandingkan Fhitung dengan Ftabel
Terima HO : bila Fhitung ≤ Ftabel
Tolak HO : bila Fhitung > Ftabel atauApabila tingkat signifikansi F < α =
0,05 maka HO ditolak
Apabila tingkat signifikansi F ≥ α =
0,05 maka HO diterima
b. Uji tAnalisis t-test dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Merumuskan hipotesis statistik
HO : βi = 0, artinya secara parsial Xi
tidak berpengaruh terhadap Y.
H1 : βi ≠ 0, artinya secara parsial Xi
berpengaruh terhadap Y.
2) Menentukan tingkat keyakinan 95%
dengan α = 5%, dan df= (n-k) untuk
mengetahui ttabel.
3) Menentukan besarnya thitung yang
diperoleh dari hasil pengujian dengan
program SPSS 16.0.
4) Membandingkan thitung dengan ttabel
Terima HO : bila thitung ≤ ttabel
Tolak HO : bila thitung ≥ ttabel Apabila tingkat signifikansi t < α =
0,05 maka HO ditolak
Apabila tingkat signifikansi t ≥ α =
0,05 maka HO diterima
c. Uji R 2
Untuk mengetahui adanya hubungan
yang tinggi, sedang atau rendah antara kedua
variabel berdasarkan nilai r (koefisien
korelasi) digunakan penafsiran atau
interpretasi angka sebagai berikut :
Tabel 3
Sumber : Sugiyono,
2007
HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Tabel 4Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
LGY 42 1.38 3.43 2.2691 .47726
ROA 42 1.29 29.43 11.9486 7.35918
DER 42 .20 4.07 1.1221 .75044
LGEPS 42 .40 3.98 1.9739 .85308
Valid N (listwise) 42
Berdasarkan tabel statistik Deskriptifmenunjukkan bahwa rata-rata (mean) Nilai
Perusahaan dari perusahaan sampel selama periode pengamatan 2009-2011 sebesar
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.00 – 0.199 Sangat Rendah0.20 – 0.399 Rendah0.40 – 0.599 Sedang
0.60 – 0.799 Tinggi0.80 – 1.000 Sangat Tinggi
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 55/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
49
2.2691 kali dengan standard deviasi sebesar
0.47726, nilai standar deviasi ini lebih kecil
dari pada rata-rata Nilai Perusahaan.
Demikian pula nilai minimun lebih kecil dari
rata-ratanya (1.38) dan nilai maksimum lebih
besar dari rata-ratanya (3.43). Return On Assets yang dimiliki perusahaan food and
beverages yang menjadi sampel mempunyai
rata-rata sebesar 11.9486 kali dengan
standard deviasi 7.35918. Return On Assets
minimum 1.29 kali dan maksimum sebesar
29.43 kali.
Perusahaan food and beverages yang
menjadi sampel mempunyai rasio rata-rata
Debt to Equity Ratio sebesar 1.1221 kali
dengan standard deviasi 0.75044. Debt to
Equity Ratio minimum sebesar 0.20 kali dan
maksimum sebesar 4.07 kali. Sedangkan Earning Per Share memiliki rata-rata sebesar
1.9739 kali dengan standard deviasi sebesar
0.85308. Earning Per Share minimum
sebesar 0.40 kali dan maksimum sebesar
3.98 kali.
Uji Normalitas
Grafik histogram menunjukkan bahwa
residual terdistribusi secara normal dan
membentuk simetris tidak menceng ke kanan
atau ke kiri. Pada grafik normal probability
plots titik-titik menyebar berhimpit disekitar
diagonal dan hal ini menunjukkan bahwa
residual terdistribusi secara normal.
Tabel 5One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
LGY ROA DER LGEPS
N 42 42 42 42
Normal Parametersa Mean 2.2691 11.9486 1.1221 1.9739
Std. Deviation .47726 7.35918 .75044 .85308
Most Extreme Differences Absolute .117 .146 .160 .095
Positive .117 .146 .160 .095
Negative -.057 -.091 -.110 -.059
Kolmogorov-Smirnov Z .756 .948 1.035 .615
Asymp. Sig. (2-tailed) .617 .330 .234 .844
a. Test distribution is Normal.
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 56/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
50
Tabel 5One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
LGY ROA DER LGEPS
N 42 42 42 42
Normal Parametersa
Mean 2.2691 11.9486 1.1221 1.9739
Std. Deviation .47726 7.35918 .75044 .85308
Most Extreme Differences Absolute .117 .146 .160 .095
Positive .117 .146 .160 .095
Negative -.057 -.091 -.110 -.059
Kolmogorov-Smirnov Z .756 .948 1.035 .615
Asymp. Sig. (2-tailed) .617 .330 .234 .844
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat
bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov untukvariabel return on assets sebesar 0.948
dengan probabilitas signifikansi 0.330; nilai
K-S untuk variabel debt to equity ratio
sebesar 1.035 dengan probabilitas
signifikansi 0.234; nilai K-S untuk variabel
earning per share sebesar 0.615 dengan
probabilitas signifikansi 0.844; nilai K-S
untuk variabel nilai perusahaan sebesar 0.756
dengan probabilitas signifikansi 0.617.
Berdasarkan hasil di atas, angka-angka probabilitas untuk variabel return on assets,
debt to equity ratio, earning per share, dan
nilai perusahaan berada diatas 0.05, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa data-data
variabel dalam penelitian ini berdistribusi
secara normal dan memenuhi uji normalitas
data.
Uji Multikolonieritas
Tabel 6Coefficients
a
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1.497 .149 10.057 .000
ROA .030 .010 .459 3.032 .004 .421 2.378
DER -.009 .063 -.014 -.142 .888 .970 1.031
LGEPS .216 .085 .386 2.528 .016 .414 2.414
a. Dependent Variable: LGY
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan
bahwa tidak terdapat hubungan
multikolinearitas pada variabel return on
assets, debt to equity rasio, earning per
share dan nilai perusahaan karena nilai VIF
tidak lebih besar dari 10 dan nilai tolerance
tidak ada yang kurang dari 0,10. Hal ini juga
ditegaskan kembali dari hasil korelasi antar
variabel independen tidak ada korelasi yang
cukup serius.
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 57/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
51
Uji Heteroskedastisitas
Grafik scatterplots terlihat titk-titik
menyebar secara acak (random) baik di atas
maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas pada model
regresi.
Uji Autokorelasi
Tabel 7Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .796a .633 .604 .30021 1.825
a. Predictors: (Constant), LGEPS, DER, ROA
b. Dependent Variable: LGY
Tampilan output SPSS berikut ini
menunjukkan besarnya nilai Durbin Watson
sebesar 1.825. Nilai DW menurut tabel
dengan n = 42 dan k = 3 didapat angka
dl=1.338 dan du=1.659. Oleh karena nilai
DW hitung > du, maka dapat disimpulkan
tidak terdapat autokorelasi antar residual.
Analisis Regresi Linear Berganda
Tabel 8Coefficients
a
Model
Unstandardized CoefficientsStandardizedCoefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.497 .149 10.057 .000
ROA .030 .010 .459 3.032 .004
DER -.009 .063 -.014 -.142 .888
LGEPS .216 .085 .386 2.528 .016
a. Dependent Variable: LGY
Berdasarkan hasil analisis regresi dapat
disusun persamaan regresi linier bergandasebagai berikut:
Y= 1.497 + 0.030 ROA - 0.009 DER + 0.216
EPS + e
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 58/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
52
Dari persamaan regresi linier berganda dapat
dijelaskan :
1) Taksiran nilai perusahaan yang tidak
dipengaruhi oleh return on assets, debt to
equity ratio, dan earning per share
adalah sebesar 1.497.2) Nilai koefisien regresi return on assets
(X1) = 0.030 secara statistik
menunjukkan bahwa ada pengaruh
positif variabel return on assets terhadap
nilai perusahaan. Nilai koefisien sebesar
0.030 memiliki arti jika nilai return on
assets meningkat sebesar 1 satuan, maka
nilai perusahaan meningkat sebesar 0.030
dengan asumsi variabel lain konstan.
3) Nilai koefisien regresi debt to equity
ratio (X2) = -0.009 secara statistik
menunjukkan bahwa ada pengaruh
negatif pada variabel DER terhadap nilai
perusahaan. Nilai koefisien sebesar -
0.009 memiliki arti jika nilai debt to
equity ratio meningkat 1 satuan, maka
nilai perusahaan menurun sebesar 0.009dengan asumsi variabel lain konstan.
4) Nilai koefisien regresi earning per share
(X3) = 0.216 secara statistik
menunjukkan bahwa ada pengaruh
positif variabel earning per share
terhadap nilai perusahaan. Nilai koefisien
sebesar 0.216 memiliki arti jika nilai
earning per share naik sebesar 1 satuan,
maka nilai perusahaan meningkat sebesar
0.216 dengan asumsi variabel lain
konstan.
Uji F
Tabel 9ANOVA
b
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5.914 3 1.971 21.872 .000a
Residual 3.425 38 .090
Total 9.339 41
a. Predictors: (Constant), LGEPS, DER, ROA
b. Dependent Variable: LGY
Sedikitnya ada satu variabel return on assets,
debt to equity ratio, dan earning per share
yang berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Uji t
Tabel 10Coefficients
a
Model
Unstandardized CoefficientsStandardizedCoefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.497 .149 10.057 .000
ROA .030 .010 .459 3.032 .004
DER -.009 .063 -.014 -.142 .888
LGEPS .216 .085 .386 2.528 .016
a. Dependent Variable: LGY
Uji parsial digunakan untuk mengetahui
pengaruh masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen.
Sehingga masing-masing variabel bebas
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Berdasarkan output regresimenunjukkan bahwa return on assets
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 59/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
53
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan. Hal ini
ditunjukkan dengan thitung lebih besar
dari ttabel (3.032 > 1.686) dengan nilai
signifikansi sebesar 0.004 < 0.05, maka
hipotesis pertama yang menyatakan bahwa return on assets berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan,
terdukung. Dengan demikian hasil
penelitian ini sependapat dengan hasil
penelitian yang dilakukan Pertiwi dan
Pratama (2012) menunjukkan bahwa
ROA berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
2) Berdasarkan output regresi
menunjukkan bahwa debt to equity ratio
berpengaruh negatif dan tidak signifikanterhadap nilai perusahaan. Hal ini
ditunjukkan dengan thitung lebih besar
dari ttabel ( -0.142 < 1.686) dengan nilai
signifikansi sebesar 0.888 > 0.05, maka
hipotesis kedua yang menyatakan bahwa
debt to equity ratio berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan, tidak
terdukung. Dengan demikian hasil
penelitian ini mendukung dari hasil
penelitian Meythi (2012) yang
menunjukkan bahwa struktur modal
berpengaruh negatif terhadap nilai
perusahaan.
3) Berdasarkan output regresi
menunjukkan bahwa earning per share
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan. Hal ini
ditunjukkan dengan thitung lebih besar
dari ttabel (2.528 > 1.686) dengan nilaisignifikansi sebesar 0.016 > 0.05, maka
hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa
earning per share berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan, terdukung.
Dengan demikian hasil penelitian ini
tidak mendukung hasil penelitian
Yulistiana (2010) yang menunjukkan
bahwa Earning Per Share (EPS)
berpengaruh negatif terhadap nilai
perusahaan.
4) Berdasarkan hasil uji regresimenunjukkan bahwa secara simultan
return on assets, debt to equity ratio,
dan earning per share mempengaruhi
nilai perusahaan. Hal ini ditunjukkan
pada nilai Fhitung sebesar 21.872 dengan
signifikansi 0.000, maka hipotesis
kelima yang menyatakan bahwa variable
return on assets, debt to equity ratio ,
dan earning per share mempunyai
pengaruh yang signifikan secara
simultan, terdukung.
Uji R 2
Tabel 11Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate
1 .796a .633 .604 .30021
a. Predictors: (Constant), LGEPS, DER, ROA
b. Dependent Variable: LGY
Koefisien determinasi digunakan untuk
menguji goodness-fit dari model regresi.
Besarnya nilai Adjusted R² sebesar 0.604
yang berarti variabilitas dependen yang dapat
dijelaskan oleh variabilitas variabel
independen sebesar 60%. Jadi model dapat
dikatakan baik karena berada diantara angka
0.60-0.799 yang berarti bahwa tingkat
pengaruhnya tinggi, sedangkan sisanya 40%
dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak
dimasukkan dalam model regresi, misal
tingkat suku bunga, struktur kepemilikan
saham, pertumbuhan pasar, kinerja
perusahaan, dan sebagainya.
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 60/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
54
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan mengenai pengaruh Return On
Assets, Debt to Equity Ratio, dan Earning
Per Share terhadap nilai perusahaan, baik
secara simultan maupun parsial. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan
bahwa return on assets (X1), debt to equity
ratio (X2), dan earning per share (X3),
semua berpengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan, sedangkan hasil
pengujian secara parsial menunjukkan bahwa
dari ketiga variabel independen yaitu, return
on assets, debt to equity ratio, dan earning
per share ada dua variabel yang berpengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan yaitu variabel return on assets dan earning per share, sedangkan variabel
debt to equity ratio tidak berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan.
DAFTAR PUSTAKAAntari, Dewa Ayu Prati Praidy dan Dana, I
Made. 2013. Pengaruh Struktur Modal,
Kepemilikan Manajerial, dan Kinerja
Keuangan terhadap Nilai Perusahaan.
Skripsi Publikasi. Universitas
Udayana, Bali. 03/05/2013 16:52
Barasa, Jhojor Triwati N. 2009. Pengaruh
Debt to Equity Ratio (DER), Debt to
Asset Ratio (DAR) Terhadap Nilai
Perusahaan pada Perusahaan
Perbankan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Skripsi Publikasi.
Universitas Sumatera Utara.
29/07/2013 11:07
Juwita, Cerlienia. 2013. Pengaruh Variabel
ROA, ROE, DER, EPS dan PER
terhadap Return Saham Perusahaan
Non Bank LQ45 Periode 2010-2012.
Skripsi Publikasi. Universitas
Brawijaya Malang. 29/07/2013 10:34
Kieso, Donald E, dkk. 2008. Akuntansi
Intermediate. Edisi Keduabelas Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Meythi. 2012. Pengaruh Struktur Modal
terhadap Nilai Perusahaan dengan
Pertumbuhan Perusahaan sebagai
Variabel Moderating. Skripsi
Publikasi. Universitas Kristen
Maranatha, Bandung. 16/04/201320:54
Pertiwi, Tri Kartika dan Pratama, Ferry Madi
Ika. 2012. Pengaruh Kinerja
Keuangan, Good Corporate
Governance terhadap Nilai Perusahaan
Food and Beverage. Jurnal
Manajemen Dan Kewirausahaan,
Vol.14, No. 2, September 2012: 118-
127. 17/07/2013 10:37
Prasetyorini, Bhekti Fitri. 2013. Pengaruh
Ukuran Perusahaan, Leverage, Price
Earning Ratio dan Profitabilitas
terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu
Manajemen | Volume 1 Nomor 1
Januari 2013. 16/04/2013 20:20
Priatinah, Denies dan Kusuma, Prabandaru
Adhe. 2012. Pengaruh Return On
Investment (ROI), Earning Per Share
(EPS), dan Dividen Per Share (DPS)
terhadap Harga Saham Perusahaan
Pertambangan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) Periode 2008-
2010. Jurnal Nominal / Volume I
Nomor I / Tahun 2012. 29/07/2013
11:26
Puspita. 2011. Analisis Pengaruh Struktur
Modal, Pertumbuhan Perusahaan,
Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitasterhadap Nilai Perusahaan pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di BEI Periode 2007-2009 Studi Kasus
pada Sektor Industri Food And
Beverages. Skripsi Publikasi.
Universitas Diponegoro Semarang.
02/07/2012 12:50
Saputra, Anggi. 2010. Analisis Pengaruh
Return On Equity (ROE), Debt Equity
Ratio (DER), Price Earning Ratio(PER), Earning Growth Ratio (EGR),
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 61/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
55
dan Return On Assets (ROA) terhadap
Financial Leverage (Studi Empiris
Pada Perusahaan Manufaktur di BEI).
Skripsi Publikasi. Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah.
29/07/2013 9:53Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis.
Cetakan Kesepuluh. Bandung: CV.
Alfabeta
Yulistiana, Ana. 2010. Pengaruh Earning
Per Share (EPS), Return On Asset
(ROA), Dan Arus Kas Operasi,
Terhadap Nilai Perusahaan (Pada
Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta
Islamic Index Tahun 2004-2006).
Skripsi Publikasi. UIN Sunan Kalijaga,
Yogyakarta. 12/09/2013 19:36
Yuniasih, Ni Wayan dan Wirakusuma, MadeGede. 2008. Pengaruh Kinerja
Keuangan terhadap Nilai Perusahaan
dengan Pengungkapan Coorporate
Social Responsibility dan Good
Coorporate Governance sebagai
Variabel Pemoderasi. Skripsi
Publikasi. Universitas Udayana,
Denpasar. 08/10/2012 12:50
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 62/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
56
*PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA, PERPUTARAN KAS, DAN
STRUKTUR MODAL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PENYEDIA
SPARE PART OTOMOTIF PERIODE 2007-2011
Yuliyati
SunartoProgram Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta
Email : yuli_bintang@yahoo.com
ABSTRACT
This research aimed to determine the effect of working capital turnover, cash turnover,
and capital structure partially or simultaneously on the profitability of the companies of
automotive spare parts 2007-2011. Profitability was measured by using return on investment
(ROI).The data used was secondary data from the financial statements of the sample companies.
Data analysis method used was the classic assumption of hypothesis testing. The statistical
method used was multiple linear regression analysis. The sampling method used was purposive sampling. The dependent variable in this research was the profitability (Y), the independent
variables consisted of working capital turnover (X1), cash turnover (X2), and capital structure
(X3).The results showed that the partial of working capital turnover has no any effect on return
on investment (ROI), cash turnover affected the return on investment (ROI), capital structure
affected the return on investment (ROI). Simultaneously, working capital turnover, cash
turnover, and capital structure affected towards the return on investment (ROI) on the
companies of automotive spare parts 2007-2011.
Keywords : working capital turnover, cash turnover, structure capital, and return on
investment (ROI )
PENDAHULUAN
Kesuksesan perusahaan dapat dilihat
dari kejelian dan efektifitas perusahaan dalam
menggunakan aktivanya secara produktif.
Modal kerja sebagai salah satu komponen
penting dalam aktiva harus dikelola dan
dimanfaatkan secara baik, efektif dan efisien
sehingga mampu meningkatkan keuntungan
atau profitabilitas bagi perusahaan.Keefektifan penggunaan modal kerja dapat
diukur dengan rasio perputaran modal kerja.
Keberhasilan suatu usaha agar dapat berjalan
dengan baik yaitu dengan melihat dari
kegiatan operasionalnya selama perusahaan
tersebut berjalan dan dari kondisi keuangan
perusahaan. Semakin tinggi perputaran kas
berarti semakin cepat kembalinya kas masuk
pada perusahaan. Perputaran kas yang tinggi
menunjukan penggunaan kas yang tinggi pula.
Tetapi apabila tingkat perputaran kas terlalutinggi berarti jumlah kas yang tersedia
semakin kecil. Perusahaan yang mempunyai
proporsi utang jangka panjang dalam struktur
modal semakin besar maka akan semakin
besar pula risiko yang harus dihadapi oleh
perusahaan, yaitu kemungkinan terjadinya
ketidakmampuan perusahaan untuk membayar
kembali utang jangka panjang beserta
bunganya pada saat jatuh tempo. Dalam
menentukan perimbangan antara besarnyautang dan jumlah sendiri yang tercermin
dalam struktur modal perusahaan akan
berpengaruh terhadap profitabilitas. Setiap
perusahaan harus dapat memahami bagaimana
menghasilkan profit, karena hal ini berkaitan
dengan kemampuan perusahaan dan sumber-
sumber yang ada pada perusahaan seperti
penjualan, kas, modal dan karyawan.
Pengendalian terhadap perputaran modal kerja,
perputaran kas, dan struktur modal tersebut
diharapkan dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Penelitian ini merupakan
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 63/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
57
penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan yang
berkaitan dengan pengaruh perputaran modal
kerja, perputaran kas, dan struktur modal
terhadap profitabilitas menunjukan pengaruh
dan signifikan. Akan tetapi ada beberapa peneliti yang mendapatkan hasil yang berbeda
yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan
antara perputaran modal kerja dengan tingkat
profitabilitas. Dari perbedaaan hasil yang
diperoleh, penulis ingin menguji kembali
bagaimana pengaruh perputaran modal kerja ,
perputaran kas, dan struktur modal terhadap
profitabilitas dengan menjadikan perusahaan
penyedia spare part otomotif sebagai objek
penelitian dalam skripsi yang berjudul
“Pengaruh Perputaran Modal Kerja,Perputaran Kas, dan Struktur Modal Terhadap
Profitabilitas Perusahaan Penyedia Spare Part
Otomotif Periode 2007-2011”.
Perputaran Modal Kerja
Menurut Welas (2006), perputaran
modal kerja (working capital turnover )
merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur berapa kali dana yang ditanamkan
dalam modal kerja berputar dalam satu periode
atau berapa penjualan yang dapat dicapai oleh
setiap modal kerja yang digunakan. Munawir
(2011) menyatakan bahwa untuk menghitung
tingkat perputaran modal kerja (turnover
capital ) yaitu dengan membagi antara total
penjualan dengan jumlah modal kerja rata-
rata. Rasio ini menunjukan hubungan antara
modal kerja dengan penjualan dan
menunjukan banyaknya penjualan yang dapat
diperoleh perusahaan untuk tiap ukuran modal
kerja. Menurut Azlina (2009) dalam jurnal“Pengaruh Tingkat Perputaran Modal Kerja,
Struktur Modal dan Skala Perusahaan terhadap
Profitabilitas” selama perusahaan terus
beroperasi, modal kerja berputar terus menerus
dalam perusahaan karena digunakan untuk
membiayai operasi sehari-hari.
Perputaran Kas
Perputaran kas merupakan kemampuan
kas dalam menghasilkan pendapatan sehingga
dapat dilihat berapa kali uang kas berputardalam satu periode tertentu. Menurut
Julkarnain (2011) dalam jurnal “Pengaruh
Modal Kerja, Perputaran Modal Kerja,
Perputaran Kas, dan Perputaran Piutang
Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan
Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011”menyatakan bahwa tingkat perputaran kas
merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas
yang dilakukan oleh perusahaan, karena
tingkat perputaran kas menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba yang berkaitan dengan tingkat
pengembalian atas investasi. Sebaliknya
apabila jumlah kas relatif kecil berarti
perputaran kas tinggi sehingga perusahaan
akan atau dapat berada dalam keadaan
bangkrut. Menurut Kasmir (2011:141)Perputaran kas adalah perbandingan antara
penjualan dengan jumlah kas rata-rata. Tingkat
perputaran kas merupakan ukuran efisiensi
penggunaan kas yang dilakukan oleh
perusahaan.
Struktur ModalStruktur modal dalam penelitian ini
diukur dari Debt to Equity ratio (DER)
dikarenakan DER mencerminkan besarnya
proporsi antara total debt (total hutang) dan
total shareholder’s equity (total modal
sendiri). Total debt merupakan total liabilities
(baik utang jangka pendek maupun jangka
panjang); sedangkan total shareholders’equity
merupakan total modal sendiri (total modal
saham yang disetor dan laba yang ditahan)
yang dimiliki perusahaan. Rasio ini
menunjukkan komposisi dari total hutang
terhadap total ekuitas. Menurut Nurhasanah
(2012) dalam jurnal “Pengaruh Struktur ModalTerhadap Profitabilitas Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di BEI”
menyatakan bahawa rasio yang umum
digunakan untuk melihat pengaruh pinjaman
dari kreditor baik digunakan sebagai tambahan
modal maupun sumber dana untuk pembelian
aktiva adalah rasio hutang yaitu dilihat dari
struktur modal antara lain Debt to Equity Ratio
(DER). Debt to Equity Ratio adalah variabel
yang mendefinisikan seberapa banyak proporsi
dari modal perusahaan yang sumber
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 64/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
58
pendanaannya berasal dari pinjaman atau
kredit.
ProfitabilitasRasio profitabilitas merupakan aspek
fundamental perusahaan, karena selain
memberikan daya tarik yang besar bagiinvestor yang akan menanamkan dananya pada
perusahaan juga sebagai alat ukur terhadap
efektivitas dan effisiensi penggunaan semua
sumber daya yang ada di dalam proses
operasional perusahaan. Menurut Mamduh
dan Halim (2003:85) rasio profitabilitas
sebagai rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan keuntungan
( profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset,
dan modal saham tertentu. Menurut Suryani,
dkk (2012) dalam jurnal “PengaruhProfitabilitas, Arus Kas Operasi, dan Arus Kas
Bebas Terhadap Dividen Kas pada Perusahaan
Manufaktur Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2005 –2009” menyatakan bahwa
profitabilitas merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba (profit) pada tingkat
penjualan, aset dan modal tertentu. Rasio
profitabilitas sendiri dapat diukur dengan :
Profit Margin
Profit margin adalah rasio yang
digunakan untuk menghitung sejauh mana
kemampuan perusahaan menghasilkan laba
bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio
ini bisa dilihat secara langsung pada analisis
comman-size untuk laporan rugi-laba. Rasio
ini bisa diinterpretasikan juga sebagai
kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya
(ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode
tertentu. Rasio profit margin bisa dihitungsebagai berikut (Mamduh dan Halim, 2003:86)
Profit Margin =Penjualan
BersihLaba
ROE (Return on Equi ty )Rasio ini mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan laba berdasarkan
modal saham tertentu. Rasio ini merupakan
ukuran profitabilitas dari sudut pandang
pemegang saham. Rasio ROE bisa dihitung
sebagai berikut (Mamduh dan Halim,
2003:87):
ROE =sahamModal
bersihLaba
ROA (Return on Total Asset )ROA sering disebut juga sebagai ROI
(Return On Investment), Rasio ini mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan laba
bersih berdasarkan tingkat asset tertentu. Rasio
yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen
asset, yang berarti efisiensi manajemen. Rasio
ini bisa dihitung sebagai berikut (Mamduh dan
Halim, 2003:86) :
ROI =asetTotal
bersihLaba
Berdasarkan pendapat tersebut maka dalam
penelitian ini yang dipakai untuk
menunjukkan rasio profitabilitas adalah ROI.
Dalam penelitian ini, hipotesis yang
dirumuskan adalah : H1 = Terdapat pengaruh perputaran
modal kerja (working capital
turnover ), perputaran kas (cash
turnover ) dan struktur modal
(capital structure) terhadap profitabilitas (ROI) pada
perusahaan penyedia spare part
otomotif periode 2007-2011.
H2 = Terdapat pengaruh perputaran
modal kerja (working capital
turnover ) terhadap profitabilitas
(ROI) pada perusahaan penyedia
spare part otomotif periode 2007-
2011.
H3 = Terdapat pengaruh perputaran kas
(cash turnover ) terhadap profitabilitas (ROI) pada
perusahaan penyedia spare part
otomotif periode 2007-2011.
H4 = Terdapat pengaruh struktur modal
(capital structure) terhadap
profitabilitas (ROI) pada
perusahaan penyedia spare part
otomotif periode 2007-2011.
Hipotesis di atas akan membuktikan
apakah perputaran modal kerja (working
capital turnover ), perputaran kas (cashturnover ), dan struktur modal (capital
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 65/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
59
structure) baik secara sendir-sendiri atau
bersama-sama berpengaruh terhadap
profitabilitas (ROI) pada perusahaan
penyedia spare part otomotif periode
2007-2011. Berdasarkan uraian tersebut
dapat digambarkan kerangka pemikiran
seperti gambar dibawah ini :
Gambar 1
Kerangka Penelitian
METODOLOGI PENELITIANPenelitian ini merupakan analisis
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif
dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
perputaran modal kerja, perputaran kas, dan
struktur modal terhadap profitabilitas.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah seluruh perusahaan penyedia spare part
otomotif yang terdaftar di BEI. Sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,
2013:120). Metode pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling yaitu
sampel dipilih atas dasar kesesuaian
karakteristik sampel dengan kriteria pemilihansampel yang telah ditentukan. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yaitu laporan keuangan. Data yang
diperlukan adalah perputaran modal kerja,
perputaran kas, dan struktur modal serta
profitabilitas selama 5 tahun, yaitu tahun 2007
sampai dengan tahun 2011. Metode
pengumpulan data yang diperoleh dari
dokumen perusahaan yakni laporan keuangan
tahunan yang telah dipublikasikan periode
2007 sampai 2011. Metode analisis data yangdigunakan dalam penelitian ini adalah terdiri
dari pengujian asumsi klasik dan pengujian
hipotesis. Adapun pengujian asumsi klasik
yang digunakan adalah uji normalitas,
autokorelasi, multikolinearitas, dan
heteroskedastisitas. Analisis yang digunakan
untuk menganalisis permasalahan yaitu
hubungan antara tingkat perputaran modal
kerja, perputaran kas, dan struktur modal
terhadap profitabilitas adalah analisis regresi
linear berganda. Analisis digunakan untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas bersama-
sama terhadap variabel terikat. Adapun
persamaan regresi linear berganda adalah :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Keterangan :Y = Profitabilitas (ROI)
X1 = Perputaran modal kerja
X2 = Perputaran arus kas operasi
X3 = Struktur modal (DER)
a = Konstanta
b1, b2, b3 = Koefisien regresi
e = Suku kesalahan, berdistribusi
normal dengan rata-rata nol,
untuk tujuan perhitungan, e
diasumsikan nol.
Model regresi untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji F (simultan)
Perputaran kas (X2)
Perputaran modal kerja (X1)
Struktur modal
Profitabilitas
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 66/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
60
dan uji t (parsial). Uji F digunakan untuk
mengetahui apakah variabel independen secara
bersama-sama atau simultan mempengaruhi
variabel dependen. Uji t atau uji parsial
digunakan untuk mengetahui pengaruh
masing-masing variabel independen terhadapvariabel dependen. Pengujian melalui uji t
dilakukan dengan menggunakan program
SPSS .
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R 2) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai R 2 determinasi adalah di antara nol dan
satu. Nilai R 2 yang kecil, berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalammenjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti :
variabel- variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk
mengetahui apakah model regresi berdistribusinormal atau tidak. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan grafik yaitu normal p-p plot.
Kurva normal p-p plot untuk pengujian
normalitas regresi linear berganda antara
perputaran modal kerja, perputaran kas, dan
struktur modal terhadap profitabilitas dapatdilihat hasilnya sebagai berikut:
Gambar 2 Grafik Normal Probabilty Plot
Sumber : Data diolah, 2013
Hasil kurva normal probability plot
memperlihatkan bahwa titik – titik pada grafik
berhimpit dan mengikuti garis diagonalnya,
sehingga dapat disimpulkan model regresi
berdistribusi normal.
b. Uji Autokorelasi
Analisis terhadap problem autokorelasi
dilakukan dengan melihat nilai dW hitung.
Apabila nilai dW diantara -2 sampai +2 berarti
tidak ada autokorelasi
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 67/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
61
Tabel 1
Hasil Uji Autokorelasi
dW hitung Keterangan
1,323 Tidak terdapat gejala autokorelasi
Sumber: Data diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 4.3 nilai dW sebesar 1,323
atau berada diantara -2 sampai +2 sehingga
dapat disimpulkan bahwa model regresi tidakterjadi autokorelasi.
c. Uji MultikolinearitasAnalisis terhadap problem
multikolinearitas dilakukan dengan melihat
nilai variante inflation factor (VIF), jika nilai
VIF yang diamati lebih besar dari 10 maka
diduga terjadi problem multikolinearitas.
Tabel 2
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel VIF Keterangan
WCT 1,027 Tidak ada multikolinearitas
CT 1,023 Tidak ada multikolinearitas
DER 1,034 Tidak ada multikolinearitas
Sumber: Data diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 2 menunjukan bahwa
semua variabel independent (perputaran modal
kerja, perputaran kas, dan struktur modal)
mempunyai nilai VIF < 10, sehingga dapat
disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi
multikolinearitas.
d.
Uji HeteroskedastisitasAnalisis ada atau tidaknya problem
heteroskedastisitas dilakukan dengan
menggunakan scatterplot dimana sumbu X
adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu Yadalah residual. Adapun hasil uji
heteroskedastisitas dapat dilihat dalam grafik
berikut ini:
Gambar 3 Grafik Scatterplot Sumber : Data diolah, 2013
Berdasarkan gambar 4.2 titik-titik pada
scatterplot menyebar di kiri dan di kanan titik0 pada sumbu X serta menyebar di bawah dan
diatas titik 0 pada sumbu Y, dan juga tidak
membentuk pola tertentu, ini menunjukkan
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 68/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
62
bahwa dalam model regresi tidak terdapat gejala heterokedastisitas.
Hasil Uji hipotesisBerdasarkan uji asumsi klasik diatas terbukti
bahwa model regresi yang diusulkan telah
memenuhi keempat asumsi klasik yaitumempunyai distribusi normal dan homogenitas
serta terbebas dari gejala autokorelasi dan
multikolinearitas.
a. Hasil Uji FUji F digunakan untuk menganalisis
pengaruh perputaran modal kerja, perputaran
kas, dan struktur modal secara bersama-samaterhadap profitabilitas. Hasil uji F dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 3
Hasil Uji F
ModelSum of
Squaresdf Mean Square F Sig.
1 Regression ,027 3 ,009 5,145 ,005a
Residual ,063 36 ,002Total ,091 29
Sumber: Data diolah, 2013
Uji F yang dilakukan dengan cara
membandingkan antara tingkat signifikansi
dengan (5%). Pada uji F tingkat
signifikansi sebesar 0,005 atau lebih kecil dari
0,05 sehingga terdapat pengaruh perputaran
modal kerja, perputaran kas, dan struktur
modal secara bersama-sama terhadap
profitabiliatas.
b. Hasil Uji t
Uji t digunakan untuk menganalisis
pengaruh perputaran modal kerja, perputaran
kas, dan struktur modal secara sendiri-sendiri
terhadap profitabilitas. Hasil uji t dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 4
Hasil Uji t
ModelUnstandarized
CoefficientsStandarizedCoefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) ,063 ,011 5,614 ,000X1 (WCT) ,000 ,000 -,214 -1.513 ,139X2 (CT) ,000 ,000 ,303 2,146 ,039X3 (DER) -,004 ,001 -,383 -2,700 ,011
Sumber: Data diolah, 2013
Uji t digunakan untuk mengetahui
pengaruh dari masing-masing variabelindependennya terhadap variabel
dependentnya. Uji t yang dilakukan dengan
cara membandingkan antara tingkat
signifikansi dengan (5%).
1) Tingkat signifikansi untuk variabel
perputaran modal kerja (X1) sebesar 0,139
atau lebih besar dari 0,05 sehingga tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara
perputaran modal kerja terhadap
profitabilitas.
2) Tingkat signifikansi untuk variabel
perputaran kas (X2) sebesar 0,039 ataulebih kecil dari 0,05 sehingga terdapat
pengaruh yang signifikan antara
perputaran kas terhadap profitabilitas.
3) Tingkat signifikansi untuk variabel
struktur modal (X3) sebesar 0,011 atau
lebih kecil dari 0,05 sehingga terdapat
pengaruh yang signifikan antara struktur
modal terhadap profitabilitas.
Berdasarkan Tabel 4 persamaan regresi
model 1 yang dihasilkan adalah:
ROI = 0,063 + 0,000WCT + 0,000CT – 0,004DER
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 69/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
63
c. Hasil Koefisien determinasi
Koefisien determinasi (R 2) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Hasil koefisien determinasi dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 5
Hasil Koefisien Determinasi Model R R Square
Adjusted RSquare
Std. Error ofthe Estimate
Durbin-Watson
1 ,548a ,300 ,242 ,04195002 1,323
Sumber: Data diolah, 2013
Hasil dari pengolahan data diperoleh
nilai R 2 sebesar 0,242 yang mempunyai arti
bahwa variabel perputaran modal kerja,
perputaran kas, dan struktur modal
mempengaruhi profitabilitas sebesar 24,2%,
sedangkan 75,8% sisanya dipengaruhi olehvariabel-variabel lain diluar penelitian.
Hasil uji t menunjukkan bahwa tingkat
signifikansi untuk variabel perputaran modal
kerja (X1) sebesar 0,139 atau lebih besar dari
0,05 sehingga tidak terdapat pengaruh antara
perputaran modal kerja terhadap profitabilitas.
Pengaruh perputaran modal kerja (working
capital turnover ) terhadap profitabilitas (ROI)
pada perusahaan penyedia spare part otomotif
periode 2007-2011 adalah positif. Efisiensimodal kerja dapat dinilai dengan
menggunakan rasio antara total penjualan
dengan jumlah modal kerja rata-rata yang
sering disebut working capital turnover
(perputaran modal kerja). Rasio ini
menunjukkan hubungan antara modal kerja
dengan penjualan yang dapat diperoleh
perusahaan untuk tiap rupiah modal yang
dikeluarkan.
Tingkat profitabilitas yang rendah bila
dihubungkan dengan modal kerja dapat
menunjukkan kemungkinan rendahnya volume
penjualan dibanding dengan ongkos yang
digunakan. Sehingga untuk menghindari itu,
diharapkan adanya pengelolaan modal kerja
yang tepat di dalam perusahaan. Perusahaan
yang dikatakan memiliki tingkat profitabilitas
tinggi berarti tinggi pula efisiensi penggunaan
modal kerja yang digunakan perusahaan
tersebut (Munawir, 2011). Namun hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa perputaranmodal kerja tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas pada perusahaan penyedia spare
part otomotif periode 2007-2011. Hal ini
dapat terjadi karena pada beberapa perusahaan
penyedia spare part otomotif mempunyai
hutang lancar yang lebih besar dari aktiva
lancar sehingga peningkatan perputaran kerjatidak selalu diikuti dengan kenaikan
profitabilitas.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
Berhasak (2008) yang menyatakan bahwa
tidak ada pengaruh signifikan antara
manajemen modal kerja terhadap tingkat
profitabilitas. Hasil uji t menunjukkan bahwa
tingkat signifikansi untuk variabel perputaran
kas (X2) sebesar 0,039 atau lebih kecil dari
0,05 sehingga terdapat pengaruh antara
perputaran kas terhadap profitabilitas. Variabel perputaran kas (cash turnover ) berpengaruh
positif terhadap profitabilitas (ROI) pada
perusahaan penyedia spare part otomotif
periode 2007-2011. Semakin tinggi perputaran
kas maka profitabilitas juga cenderung tinggi,
demikian pula sebaliknya semakin rendah
perputaran kas maka profitabilitas juga
cenderung rendah.
Pada penelitian ini terdapat pengaruh
perputaran kas terhadap profitabilitas. Suatu
perusahaan dapat diindikasikan berhasil
apabila perputaran kas yang terjadi selama
periode keuangan tertentu mengalami
kenaikan. Perputaran kas yang terjadi selama
periode tertentu dapat dijadikan sebagai acuan
para investor dalam menambah investasi bagi
perusahaan dalam pendanaan operasional
dimasa yang akan datang. Perputaran kas
merupakan perbandingan antara penjualan
dengan jumlah kas rata-rata. Perputaran kas
menunjukkan kemampuan kas dalammenghasilkan pendapatan sehingga dapat
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 70/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
64
dilihat berapa kali uang kas berputar dalam
satu periode tertentu. Semakin tinggi
perputaran kas ini akan semakin baik. Karena
ini berarti semakin tinggi efisiensi penggunaan
kasnya dan keuntungan yang diperoleh akan
semakin besar.Perputaran kas masih berhubungan
dengan penjualan yang tinggi pada perusahaan
otomotif sehingga perputaran kas dapat
digunakan untuk memprediksi keuntungan
perusahaan. Hasil uji t juga menunjukkan
bahwa tingkat signifikansi untuk variabel
struktur modal (X3) sebesar 0,011 atau lebih
kecil dari 0,05 sehingga terdapat pengaruh
antara struktur modal terhadap profitabilitas.
Variabel struktur modal (capital structure)
berpengaruh negatif terhadap profitabilitas(ROI) pada perusahaan penyedia spare part
otomotif periode 2007-2011.
Pada penelitian ini struktur modal
(capital structure) yang ditunjukkan dengan
DER berpengaruh terhadap profitabilitas.
Semakin tinggi nilai DER maka profitabilitas
semakin rendah, demikian pula sebaliknya
semakin rendah nilai DER maka profitabilitas
semakin tinggi. Hasil penelitian ini sejalan
dengan Nurhasanah (2012) menunjukkan
bahwa struktur modal berpengaruh terhadap
profitabilitas perusahaan. Struktur modal
(DER) digunakan untuk mengukur seberapa
banyak dana yang di supply oleh pemilik
perusahaan dalam proporsinya dengan dana
yang diperoleh dari kreditur perusahaan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan uji hipotesis
yang telah dikemukakan, maka dapat ditarikkesimpulan sebagai berikut :
1. Perputaran modal kerja, perputaran kas,
dan struktur modal berpengaruh secara
simultan terhadap Return On Investment
(ROI) pada perusahaan penyedia spare part
otomotif periode 2007-2011.
2. Perputaran modal kerja tidak berpengaruh
secara parsial terhadap Return On
Investment (ROI) pada perusahaan
penyedia spare part otomotif periode 2007-
2011.
3. Perputaran kas berpengaruh secara parsial
terhadap Return On Investment (ROI)
pada perusahaan penyedia spare part
otomotif periode 2007-2011.
4. Struktur modal berpengaruh secara parsial
terhadap Return On Investment (ROI) pada perusahaan penyedia spare part
otomotif periode 2007-2011.
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan
diatas, ada beberapa hal yang dapat
disarankan penulis ;
1. Bagi peneliti berikutnya, disarankan agar
mencari variabel lain yang berpengaruh
terhadap profitabilitas.
2. Bagi investor, disarankan untuk
memperhatikan struktur modal dan
perputaran kas dalam berinvestasi supayamemperoleh keuntungan yang diinginkan.
3. Bagi perusahaan, disarankan untuk
berhati-hati dalam menggunakan struktur
modal dan perputaran kas karena akan
mempengaruhi profitabilitas.
DAFTAR PUSTAKAAbdul Halim, 1993. Dasar-Dasar
Pembelanjaan Perusahaan. Edisi
Kedua. Yogyakarta: BPFE.
Arista, 2012. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Return Saham (Kasus
pada Perusahaan Manufaktur yang Go
Public di BEI Periode Tahun 2005-
2009). Jurnal Ilmu Manajemen dan
Akuntansi Terapan, Vol 3 (1).
Azlina, N. 2009. Pengaruh Tingkat Perputaran
Modal kerja, Struktur Modal dan Skala
Perusahaan terhadap Profitabilitas.
Jurnal Pekbis Vol1 (2).
Berhasak, E. 2008. Efek Modal KerjaTerhadap Profitabilitas Perusahaan-
Perusahaan di Industri Manufaktur di
Indonesia pada Tahun 2007. Tesis
Program Studi Magister Manajemen,
Universitas Indonesia, Jakarta.
Brigham. E. F. & Weston J. F, 2001,
Manajemen Keuangan , Alih Bahasa:
Dodo Suharto dan Herman Wibowo.
Edisi Kedelapan, Buku Kedua,
Erlangga, Jakarta.
Damarathi P, 2008. Pengaruh ManajemenModal Kerja terhadap Profitabilitas
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 71/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
65
Perusahaan Go Public Sektor
Manufaktur di Indonesia Tahun 2002
2006. Skripsi Fakultas Ekonomi,
Universitas Indonesia, Jakarta.
Harjanti, W. 2009. Analisa Perputaran Piutang
terhadap Modal Kerja pada PerusahaanJasa PT. ABJ Surabaya. Jurnal Media
Mhardhika Vol. 8 (2).
Hayati, N dan Riani, C. 2011. Pengaruh Arus
Kas terhadap Likuiditas pada
Perusahaan Telekomunikasi yang
Terdaftar di BEI. Jurnal Spread,
Vol.1(1)
IAI. 2007 . Standar Akuntansi Keuangan .
Edisi 2007. Jakarta: Penerbit Salemba
Empat
Julkarnain, 2011. Pengaruh Modal Kerja,Perputaran Modal Kerja, Perputaran
Kas, dan Perputaran Piutang Terhadap
Profitabilitas Pada Perusahaan Industri
Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di
BEI Tahun 2008-2011.
Mamduh, M.H. dan Halim, A. 2003. Analisa
Laporan Keuangan. Edisi revisi.
Yogyakarta: Penerbit UPP AMP
YKPN.
Mardiasmo, 1997. Akuntansi Keuangan
Dasar . Yogyakarta: BPFE
Martono dan Harjito, 2005, Manajemen
Keuangan. Edisi pertama, cetakan
keempat, Jakarta: Penerbit Jala Sutia.
Miswanto, 2012. Kebijakan dalam Penentuan
dan Pendanaan Modal Kerja
Perusahaan. Jurnal Economia, Vol.
8(2)
Munawir. 2011. Analisa Laporan
Keuangan.Yogyakarta: Liberty.
Nurhasanah, 2012. Pengaruh Struktur ModalTerhadap Profitabilitas Pada
Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di BEI. Jurnal Ilmiah Vol.IV
(3) 2012
Ogolmagai, N. 2013. Leverage Pengaruhnya
terhadap Nilai Perusahaan pada
Industri Manufaktur yang Go Public di
Indonesia. Jurnal EMBA Vol. 11 (3).
Panigoro, W. 2010. Analisis Profitabilitas
Perusahaan PT. Cahaya Nusa
Sulutarindo. Jurnal Economic Resources, Vol.11 (31).
Pramono, J dan Khatimah, H. 2007. Pengaruh
Waktu dan Jenis Industri pada Strategi
Manajemen Modal Kerja: Survey pada
Industri Otomotif, Garment dan
Makanan di Bursa Efek Jakarta. Jurnal
Optimal Vol. 1 (1).Qodriyah, R. 2012. Laba atau Arus Kas
sebagai Parametek Kinerja Perusahaan
Berdasarkan Siklus Hidup Perusahaan
(Studi Relevansi Nilai). Jurnal
Akuntansi dan Ekonomi Bisnis, Vol.1,
(1).
Riyanto, B. 2004. Dasar-dasar Pembelanjaan
Perusahaan. Yogyakarta : Liberty.
Santoso, S. 2001. SPSS: Statistik Parametrik .
Cetakan kedua, Jakarta: Penerbit PT
Elex Media Komputindo KelompokGramedia.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Kombinasi. Bandung Alfabeta.
Sunrowiyati, 2009. Analisis Variabel-Variabel
Keuangan yang Memengaruhi Struktur
Modal Perusahaan Manufaktur yang
Go Public di Bursa Efek Jakarta.
Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi Vol.1
(1).
Supriadi, Y dan Puspitasari, R. 2012.
Pengaruh Modal Kerja Terhadap
Penjualan dan Profitabilitas
Perusahaan. Jurnal Ilmiah Kesatuan
Vol. 14.(1).
Suryani E, Arfan M dan Djalil MA. 2012.
Pengaruh Profitabilitas, Arus Kas
Operasi, dan Arus Kas Bebas Terhadap
Dividen Kas pada Perusahaan
Manufaktur Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2005 – 2009. Jurnal
Akuntansi Vol 1. (1).Sutarti. 2012. Penyajian Laporan Arus Kas
menurut PSAK 2 Guna Mendukung
Pengambilan Keputusan Investasi pada
PT Pan Brothers Tbk. Jurnal Ilmiah
Kesatuan Vol. 14 (1).
Welas. 2006. Analisis Kinerja Keuangan
dengan Pendekatan Sistem Du Pont
(Studi Empirik pada Perusahaan Rokok
yang Sudah Go Public Periode Tahun
2000 – 2004). Jurnal Akuntansi
Keuangan Vol.1(1)
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 72/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
66
PENGARUH KEMUDAHAN DAN PELAYANAN TERHADAP KEPATUHAN
WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR
PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI
( Studi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bantul )
Dwi Woro Setiyoningrum
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
arumgratia@gmail.com
ABSTRACT
This study discusses the influence of convenience and service to the taxpayer
compliance in paying income tax. This study was performed at the Tax Office Primary
Bantul. The purpose of this research is to determine whether the facilities and services affec t
taxpayer compliance and what efforts Bantul Pratama Tax Office in improving tax
compliance.This study is built with two hypotheses, namely: (1) ease in the processoftaxation, (2)
positive effect Compliance Services The type of data in this study is primary data, with
sampling at Bantul Pratama Tax Office using incidental sampling technique. Questionnaires
were used as a sample of 100 and only return 90. This research is kualtitatif, and testing
using multiple linear regression statistical tests.
The results of this study indicate that two simultaneous independent variables
significantly influence adherence. Partially shown that convenience has a positive and
significant effect on adherence. While the service has a positive effect but not significant
effect on compliance.
Keywords : Taxpayer Compliance, Convenience in Paying tax, Service tax
Pendahuluan
Untuk menjalankan fungsi
pemerintahan dan pembangunan, pemerintah
memerlukan dana yang tidak sedikit,
sedangkan penerimaan negara dari devisa
yang berasal dari ekspor dan berbagai jenis
bantuan dari luar negeri masih dirasa tidak
cukup jika dibanding dengan besarnya pengeluaran untuk membiayai kegiatan
pemerintahan dan pembangunan dimaksud.
Pemerintah semakin dituntut untuk mampu
menggali sumber-sumber dana lain,
khususnya sumber-sumber dana yang berasal
dari kemampuan bangsa sendiri baik berupa
hasil kekayaan alam maupun dari iuran
masyarakat (pajak) sebagai wujud
kemandirian bangsa dalam membiayai
kegiatan pemerintahan dan pembangunan
(Prasetyawati,2012) .
Upaya menjalankan fungsi pemerintah
dan pembangunan dalam mewujudkan tujuan
tersebut salah satunya dengan pembangunan.
Pembangunan nasional adalah kegiatan yang
berlangsung terus-menerus dan
berkesinambungan yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam
melaksanakan pembangunan nasionalmasalah pembiayaan menjadi sangat vital.
Pembiayaan pembangunan ini direalisasikan
ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) (Prasetyawati,2012)
Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Bantul mengalami peningkatan jumlah wajib
pajak orang pribadi yang terdaftar dan wajib
pajak efektif pada empat tahun terakhir, dari
tahun 2009 sampai tahun 2012. Wajib pajak
efektif adalah wajib pajak yang masih aktif
dalam membayar pajaknya. Data mengenai jumlah wajib pajak orang pribadi terdaftar
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 73/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
67
efektif di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Bantul dapat dilihat dalam tabel 1
berikut ini:
Tabel 1
Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Terdaftar Efektif di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama BantulTahun Wajib Pajak
Orang PribadiTerdaftar
Wajib Pajak Orang Pribadiyang menyampaikan SPT
Tahunan
Tingkat KepatuhanWajib Pajak Orang
Pribadi
2009 38434 27902 72,60 %
2010 57691 40547 70,28%2011 65491 41695 63,67%2012 67472 48197 71,43%
Sumber : Seksi Pengolahan Data dan Informasi Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Bantul
Tingkat kepatuhan di KantorPelayanan Pajak Pratama Bantul pada tahun
2009 sebesar 72,60%, pada tahun 2010
tingkat kepatuhan menurun menjadi 70,28%,
tahun 2011 tingkat kepatuhan menurun
menjadi 63,67% dan tahun 2012 tingkat
kepatuhan naik menjadi 71,43%. Agar terjadi
kenaikan terus menerus, maka perlu
dilakukan kajian mengenai faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi wajib pajak dalam
malaksanakan kewajiban pajak, guna
meningkatkan kepatuhan wajib pajak yangterdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Bantul.
Metode Penelitian
Sifat yang digunakan dalam penelitian
ini adalah deskriptif kualitatif. Metode
analisis deskriptif kualitatif yaitu, merupakan
tata cara penelitian yang menghasilkan data
yang menghasilkan diskriptif . Analisis
deskriptif harus dimulai sejak awal
penelitian, data yang diperoleh dari lapanganharus segera dituangkan ke dalam bentuk
tulisan dan analisis.
Tempat Penelitian dilakukan di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Bantul di Jalan
Urip Sumoharjo No. 7 Gose Bantul.
Waktu Penelitian Pelaksanaan
penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober
2012 sampai dengan Februari 2013.
Penelitian ini terdiri atas satu variabel
dependen dan dua variabel Independen. (1)
Variabel dependen yaitu merupakan variabel
yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabeldependen dalam penelitian ini adalah
kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
(2)Variabel independen merupakan variabel
yang mempengaruhi atau menjadi sebab
perubahan lain. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah kemudahan dan
pelayanan proses perpajakan di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Bantul.
Populasi mengacu pada keseluruhan
kelompok orang, kejadian, atau hal minat
yang ingin diinvestigasi (Fikriningrum,2012). Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wajib pajak orang
pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Bantul dan masih tergolong
wajib pajak efektif. Alasan pemilihan
populasi ini karena wajib pajak orang pribadi
efektif merupakan wajib pajak yang
memenuhi kewajiban perpajakannya, dan
penelitian ini berfokus terhadap faktor-faktor
yang mempengaruhi wajib pajak orang
pribadi dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah teknik incidental
sampling . Teknik incidental sampling adalah
teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan yaitu siapa saja yang secara
kebetulan bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, apabila orang
yang kebetulan ditemui cocok sebagai
sumber data (Fikriningrum, 2012). Alasan
pemilihan teknik pengambilan sampel ini
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 74/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
68
adalah untuk mempermudah proses
pengambilan sampel. Penentuan jumlah
sampel penelitian berdasarkan pada
pernyataan Roscoe (1975) dalam
Fikriningrum (2012) yang menyatakan
bahwa jumlah sampel yang memadai untuk penelitian adalah berkisar antara 30 hingga
500.
Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer. Data yang
diperoleh dari sumber asli dan dikumpulkan
secara khusus (Rindi 2012: 4). Data primer
yang diperoleh dari pengumpulan data
dengan menggunakan metode survei
menggunakan media kuesioner. Untuk
mengukur pendapat responden digunakan
skala Likert lima angka yaitu mulai angka 5untuk pendapat sangat setuju (SS) dan angka
1 untuk sangat tidak setuju (STS).
Penelitian ini menggunakan beberapa
metode pengumpulan data (a) Metode study
pustaka Studi kepustakaan adalah segala
usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk
menghimpun informasi yang relevan dengan
topik atau masalah yang akan atau sedang
diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari
buku-buku ilmiah, laporan penelitian,
karangan-karangan ilmiah, tesis dan
disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-
ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan
sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun
elektronik lain. (Rindi, 2012: 4), (b) Metode
Dokumentasi Menurut Rindi (2012:4)
metode dokumentasi ini merupakan teknik
pengumpulan data dengan menggunakan
cara mengamati, melihat dan mengumpulkan
dokumen-dokumen serta catatan-catatan
yang ada baik berupa tulisan maupun gambarmaupun keterangan lain yang dilakukan di
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Bantul. (c) Metode kuesioner adalah daftar
pernyataan tertulis yang telah dirumuskan
sebelumnya yang akan dijawab responden.
Dalam metode ini teknik pengumpulan data
dengan menggunakan pengajuaan daftar
pernyataan tertulis yaitu tentang kepatuhan
wajib pajak orang pribadi
.Uji Kualitas Data 1. Validitas Valid
tidaknya suatu item dapat diketahui denganmembandingkan indek korelasi product
moment ( r hitung) dengan nilai kristisnya(
Budi). 2. Reliabilitas Menurut Singarimbun
dan Effendi (1989) dalam Budi, Reabilitas
adalah indek yang menunjukan sejauh mana
suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Suatu kuesioner dikatakanrealibel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu.
Analisis data digunakan untuk
menyederhanakan data agar data lebih
mudah diinterpretasikan. Analisis ini
dilakukan dengan menggunakan teknik
analisis regresi berganda untuk mengolah
dan membahas data yang telah diperoleh dan
untuk menguji hipotesis yang diajukan.Teknik analisis regresi berganda dipilih
untuk digunakan pada penelitian ini karena
teknik regresi berganda dapat menyimpulkan
secara langsung mengenai pengaruh masing-
masing variabel bebas yang digunakan
secara parsial ataupun secara bersama-sama.
Persamaan regresi yang dirumuskan
berdasarkan hipotesis yang dikembangkan
adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + eKeterangan:
Y = Kepatuhan wajib pajak orang pribadi
a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi variabel
kemudahan proses perpajakan
b2 = Koefisien regresi variabel pelayanan
pajak
X1 = Kemudahan proses perpajakan
X2 = Pelayanan pajak
e = Error
Uji asumsi klasik yang digunakan meliputi
uji normalitas, uji multikolonieritas, dan uji
heteroskedastisitas
a. NormalitasUji Normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2006).
Model regresi yang baik adalah memiliki
data yang terdistribusi normal. Ada dua cara
untuk mendeteksi apakah residual
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 75/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
69
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan
analisis grafik atau uji statistik. (Ghozali,
2006).
Apabila menggunakan grafik,
normalitas umumnya dideteksi dengan
melihat tabel histogram. Namun demikian,dengan hanya melihat tabel histogram bisa
menyesatkan, khususnya untuk jumlah
sampel yang kecil. Dasar pengambilan
dengan menggunakan normal probability
plot adalah sebagai berikut: (Ghozali, 2005).
1) Jika data menyebar di sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya
menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.2) Jika data menyebar jauh dari garis
diagonal dan/atau tidak mengikuti arah
garis diagonal atau garis histogram tidak
menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas.
b. Multikolinearis
Pengujian asumsi kedua adalah uji
multikolinearitas (multicollinearity) antar
variabel-variabel independen yang masuk ke
dalam model. Metode untuk mendiagnosa
adanya multicollinearity dilakukan dengan
uji Varience Inflation Factor (VIF) yang
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Jika VIF lebih besar dari 10, maka antar
variabel bebas (independent variable) terjadi persoalan multikolinearitas (Gujarati, 1993).
c. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian asumsi ketiga adalah
heteroskedastisitas (heteroscedasticity)
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
heteroskedastisitas, dalam hal ini akan
dilakukan dengan cara melihat grafik
Scatterplot . Jika dalam grafik terlihat ada
pola tertentu seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur(bergelombang, melebar, kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telah
terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada
pola yang jelas, serta titik-titik menyebar
diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali, 2001:69).
d. Uji Autokorelasi
Pengujian asumsi ke-empat dalam
model regresi linier klasik adalah uji
autokorelasi (autocorrelation). Uji
autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah
dalam suatu model regresi linier ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t-
1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka
dinamakan ada problem autokerelasi. Uji
autokorelasi dapat dilihat dari nilai DurbinWatson. Apabila nilai Durbin Watson berada
pada daerah dU sampai 4-dU dapat
disimpulkan bahwa model regresi tidak
mengandung autokorelasi.
Pengujian terhadap hipotesis dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
1) Uji F-statistik
Uji digunakan untuk menguji
keberartian pengaruh dari seluruh variabel
independen secara bersama-sama terhadap
variabel dependen.
Hipotesis ini dirumuskan sebagai berikut:
H1 : b1, b2, b3, b4, b5, b6 ≠ 0
Artinya terdapat pengaruh yang significant
secara bersama-sama dari variabel
independen (X1 dan X2) terhadap variabel
dependen (Y).
Pengambilan keputusan:
Jika probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat
ditolak (diterima)Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak dan
menerimaHa
Adapun Hipotesisnya:
H0 = tidak ada pengaruh signifikan dari
variabel independent secara simultan
terhadap variabel dependen.
Ha = ada pengaruh dari variabel independent
secara simultan terhadap variabel dependen.
2) Uji t-statistik
Uji keberartian koefisien (bi) dilakukandengan statistik-t (student-t). Hal ini
VIF = 1/Tolerance
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 76/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
70
dilakukan untuk menguji koefisien regresi
secara parsial dari variabel independennya.
Adapun hipotesis dilakukan sebagai berikut:
H1 : bi ≠ 0
Artinya terdapat pengaruh yang significant
dari variabel independen (Xi) terhadapvariabel dependen (Y). Pengambilan
keputusan:
Jika probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat
ditolak (diterima)
Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak dan
menerima Ha
Adapun Hipotesisnya:
H0 = tidak ada pengaruh signifikan dari
variabel independent secara parsial terhadap
variabel dependen.Ha = ada pengaruh dari variabel independent
secara parsial terhadap variabel dependen.
Untuk menguji dominasi variabel
independen (X) terhadap variabel dependen
(Y) dilakukan dengan melihat pada koefisien
beta standar.
Dari hasil regresi berganda
menunjukkan seberapa besar variabel
dependen bisa dijelaskan oleh variabel
bebasnya (Santoso, 2004:167). Dalam
penelitian ini menggunakan regresi linier
berganda maka masing-masing variabel yaitu
kemudahan dalam proses pajak dan
pelayanan secara simultan berpengaruh
terhadap variabel dependen yaitu kepatuhan
wajib pajak orang pribadi yang dinyatakan
dengan R2 untuk mengetahui koefisien
determinasi atau seberapa besar pengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Sedangkan untuk mengetahui
koefisien determenasi parsial variabel
independent terhadap variabel dependen
dengan menggunakan r2. Besarnya koefisien
determinasi ini adalah 0 sampai dengan 1.
Besarnya koefisien determinasi suatu
persaman regresi semakin mendekati 0, maka
semakin kecil pula pengaruh semua variabel
independen terhadap variabel dependennya,
dan sebaliknya.
Hasil dan Pembahasan
Data diperoleh dari data primer yang
diperoleh dari kuesioner berdasarkan dari
hasil perhitungan dengan rumus solvin
(Dewinta dan Syafruddin 2012 : 5),
diperoleh ukuran sampel sebanyak 100
kuesioner. Kuesioner yang diterima kembali
sebanyak 90 kuesioner, sehingga jumlah
sampel sebanyak 90 pengamatan.
Dari 100 kuisioner yang disebarkan
kepada responden di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Bantul, diperoleh 90 kuisioner yang
dapat diolah menggunakan SPSS.
Tabel 2
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Kepatuhan 90 16 25 20.80 2.260
Kemudahan 90 15 40 31.11 4.578Pelayanan 90 10 39 30.44 5.583
Valid N
(listwise)90
Sumber: Data Diolah
Dari tabel diatas dapat dilihat statistik
deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata
(mean) kepatuhan sebesar 20.80 kali dengan
standar deviasi sebesar 2.260. Untuk nilai
minimum kepatuhan sebesar 16 dan nilai
maksimum sebesar 25. Dari tabel juga dapat
diketahui bahwa kemudahan mempunyai
rata-rata sebesar 31.11 kali dengan standar
deviasi sebesar 4.478. Untuk nilai minimum
kemudahan sebesar 15 dan nilai maksimum
sebesar 40. Sedangkan untuk rata-rata
pelayanan sebesar 30.44 dengan standar
deviasi sebesar 5.583. Untuk nilai minimum
sebesar 10 dan nilai maksimun sebesar 39.
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 77/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
71
Uji Validitas
Tabel 3
Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Scale
Mean ifItem
Deleted
Scale
Varianceif Item
Deleted
CorrectedItem-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha ifItem
Deleted
butir1.1 97.1 136.406 0.423 0.902
butir1.2 96.94 136.682 0.428 0.902
butir1.3 99.29 141.107 0.055 0.911
butir1.4 97.07 135.613 0.459 0.901
butir1.5 96.87 136.724 0.457 0.901
butir1.6 97 136.584 0.405 0.902
butir1.7 96.98 136.382 0.341 0.903
butir1.8 97.02 138.044 0.363 0.903
butir1.9 99.3 144.572 -0.084 0.913
butir2.1 97.17 133.107 0.493 0.901
butir2.2 97.32 134.513 0.393 0.903
butir2.3 97.48 134.095 0.379 0.903
butir2.4 97.19 131.885 0.589 0.899
butir2.5 97.18 128.732 0.774 0.895
butir2.6 97.16 131.054 0.667 0.897
butir2.7 97.59 132.11 0.514 0.9
butir2.8 97.19 131.93 0.636 0.898
butir2.9 97.19 134.739 0.48 0.901
butir3.1 97.29 129.511 0.7 0.896 butir3.2 97.23 129.462 0.702 0.896
butir3.3 97.5 128.904 0.646 0.897
butir3.4 97.4 131.569 0.576 0.899
butir3.5 98.22 135.501 0.264 0.907
butir3.6 97.5 130.635 0.617 0.898
butir3.7 97.34 128.161 0.752 0.895
butir3.8 97.29 130.253 0.684 0.897
butir3.9 97.24 129.018 0.734 0.896
Sumber Data Diolah
Dalam penelitian ini variabel bebas
mengandung 3 aspek dengan masing-masing
aspek yang terdiri dari 9 pertanyaan. Alat
analisis yang digunakan oleh peneliti yaitu
menggunakan aplikasi SPSS 16.
Untuk uji validitas, dari data table 4.6
menunjukan kevalidan sebuah butir
pertanyaan dan ketidakvalidan butir
pertanyaan. Dari data tersebut dapat
diperoleh rumus untuk menguji ke validan
sebuah butir pertanyaan: df (degree of
freedom)= N-2, dan peneliti menggunakan
tingkt signifikansi 5%, diperoleh df = 25,
signifikansi 5% (lihat tabel r - statistik)
didapat nilai df=25, diperoleh r tabel =
0,380. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa
ada 6 butir yang nilai Corrected Item-Total
Correlation dibawah 0.380. Jadi dapat
disimpulkan bahwa ada 6 butir pertanyaan
yang tidak valid.
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 78/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
72
Uji Realibilitas
Tabel 4
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.904 27
Sumber Data Diolah
Untuk uji reliabilitas digunakan
metode Alpha Cronbach’s. Koefisien ini
merupakan koefisien reliabilitas yang paling
sering digunakan karena koefisien ini
menggambarkan varians dari item-item baik
untuk format benar/ salah. Tabel diatas
menunjukkan bahwa Cronbach’s Alphasebesar 0.904 atau 90.4%. Nilai ini lebih
besar dari 70%, sehingga variabel dalam
penelitian ini dapat dikatan reliabel.
Uji Asumsi Klasik
1. Uji NormalitasPengujian normalitas data penelitian
adalah untuk menguji apakah dalam statistikvariabel-variabel penelitian berdistribusi
normal atau tidak normal.
Gambar 1 Gambar 2
Dari grafik histogram tampak bahwa
residual berdistribusi secara normal dan
membentuk simetris simetris tidak menceng
ke kanan atau ke kiri. Pada grafik normal
probability plot titik-titik menyebar
berhimpit disekitar diagonal dan hal ini
menunjukkan bahwa residual berdistribusi
secara normal.
2. Uji Multikolineritas
Berdasarkan tabel di bawah ini, tidak
terdapat satu variabel yang mempunyai nilai
VIF > 10. Artinya kedua variabel independen
tersebut tidak terdapat hubungan
multikoloniearitas dan dapat digunkan untuk
memprediksi kepatuhan wajib pajak.
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 79/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
73
Tabel 5Coefficients
a
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF1 (Constant) 12.150 1.393 8.723 .000
kemudahan .209 .061 .423 3.396 .001 .510 1.962
pelayanan .071 .050 .175 1.408 .163 .510 1.962
a. Dependent Variable: kepatuhan
Sumber Data Diolah
3. Uji Heterokedastisitas
Gambar 3
Dari grafik scatterplots terlihat titik-titik menyebar secara acak (rendum) baik
diatas maupun dibawah heteroskedastisitas pada model regresi.
4. Uji Autokorelasi
Tabel 6
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .559a .313 .297 1.894 2.129
a. Predictors: (Constant), Pelayanan, Kemudahan
b. Dependent Variable: Kepatuhan
Sumber Data Diolah
Tampilan output SPSS diatas
menunjukkan besarnya nilai Durbin Watson
sebesar 2.129. nilai DW menurut tabel
dengan n=90 dan k=2 didapat angka
dL=1.612 dan dU=1.703 . Oleh karena nilai
DW 2.129 lebih besar dari batas atas (du)
1.703 dan kurang dari 4- 1.703 (4-du), maka
dapat disimpulkan bahwa tidak adaautokorelasi positif atau negatif atau dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat
autokorelasi.
Analisis Regresi
Untuk mengetahui pengaruh antara
pelayanan dan kemudahan terhadap
kepatuhan digunakan persamaan regresi :
Y = α + b1X1 + B2X2 + e
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 80/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
74
Tabel 7
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 12.150 1.393 8.723 .000
Kemudaha
n.209 .061 .423 3.396 .001
Pelayanan .071 .050 .175 1.408 .163
a. Dependent Variable: Kepatuhan
Sumber Data Diolah
Y = 12.150 + 0.209 Kemudahan + 0.071Pelayanan + e
Dari persamaan regresi linier berganda
dapat dijelaskan : Konstanta (α) sebesar
12.150 dan signifikasi sebesar 0.000 artinya
bila X=0, maka α =12.150, Koefisien regresi
untuk Kemudahan (b2) sebesar 0.209 artinya
bahwa setiap perubahan kemudahan, makakepatuhan wajib pajak akan mengalami
kenaikan sebesar 0.209%, Koefisien regresi
untuk Pelayanan (b1) sebesar 0.071 artinya
bahwa setiap perubahan pelayanan , maka
kepatuhan wajib pajak akan mengalami
kenaikan sebesar 0.071 %.
Uji HipotesisPenelitian ini menguji hipotesis-
hipotesis dengan menggunakan metode
analisis regresi berganda (multipleregression). Metode regresi berganda
menghubungkan satu variabel dependen
dengan variabel independen dalam satu
model prediktif tunggal. Adapun untuk
menguji signifikan tidaknya hipotesis
tersebut digunakan uji F dan uji t.
Koefisien determinasi digunakan untuk
menguji goodness-fit dari model regresi.
Besarnya nilai Adjusted R² sebesar 0.297
yang berarti variabilitas dependen yang dapat
dijelaskan oleh variabilitas variabel
independen sebesar 29.7%. Jadi model
kurang baik. Sedangkan sisanya 70.3%
dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak
dimasukkan dalam model regresi.
Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan dari hasil penelitian
sebagai berikut:
(1) Berdasarkan penilaian kelayakan
model regresi,nilai parameter simultan Fhitung menunjukan angka 19..822 lebih
besar dibanding F tabel sebesar 3.10 dengan
nilai signifikan menunjukan angka sebesar
0.000 lebih kecil dibanding dengan nilai
signifikan 0.05. Hal ini menunjukan bahwamodel regresi tersebut layak dipakai untuk
menganalisis prediksi kepatuhan wajib pajak.
(2) Hasil pengujian hipotesis pertama
menunjukan bahwa hipotesis pertama
diterima. Dari hasil uji t variabel kemudahan
dalam proses pembayaran pajak terhadap
kepatuhan wajib pajak memiliki nilai t
hitung = 3.396 dan nilai probabilitas 0.001 <
0.05 sehingga Ha deterima, Ho ditolak. Hal
ini dapat disimpulkan bahwa kemudahan
dalam proses pembayaran pajak berpengaruh
signifikan positif terhadap kepatuhan wajib
pajak. Ini berarti bahwa semakin mudah
proses pembayaran pajak akan semakin
patuh wajib pajak dalam membayar pajak.
Penelitian ini mendukung yang dilakukan
fikriningrum (2012) bahwa kemudahan
dalam proses pajak berpengaruh signifikan
terhadap kepatuhan wajib pajak. (3) Hasil uji
t variabel pelayanan pajak terhadap
kepatuhan wajib pajak memiliki nilai thitung 1.408 dan nilai probabilitas 0.163 >
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 81/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
75
0.05 sehingga Ha ditolak sedangkan Ho
diterima.hal ini dapat disimpulkan bahwa
pelayanan pajak tidak berpengaruh signifikan
terhadap kepatuhan wajib pajak.
Temuan ini tidak mendukung dari
penelitian Arum (2012) dan fikriningrum(2012), yang menunjukan bahwa pelayanan
pajak berpengaruh signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak. Disini dijelaskan
pelayanan tidak berpengaruh signifikan dapat
dimungkinkan karena wajib pajak orang
pribadi yang ditemui adalah wajib pajak
yang efektif dan berada di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Bantul yang tidak
memperhatikan pelayanan fiskus hanya
memperhatikan bagaimana untuk patuh. (4)
Besarnya nilai Adjusted R² sebesar 0.297yang berarti variabilitas dependen yang dapat
dijelaskan oleh varibilitas variabel
independen sebesar 29.7%. hal ini berarti
kemudahan dalam proses pembayaran pajak
dan pelayanan pajak secara simultan
berpengaruh sebesar 29.7% terhadap
kepatuhan wajib pajak, sedangkan sisanya
70.3% disebabkan oleh faktor lainnya.
Kesimpulan1. Hasil penelitiaan ini menunjukan
beberapa faktor yang mempengaruhi
kepatuhan wajib pajak orang pribadi di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Bantul. Faktor yang diteliti
(kemudahan dalam proses pembayaran
pajak dan pelayanan pajak),
kemudahan dalam proses pembayaran
pajak berpengaruh siknifikan dan
positif terhadap kepatuhan wajib pajak,
sedang pelayanan pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak.
2. Besarnya nilai Adjusted R² sebesar
0.297 yang berarti variabilitas
dependen yang dapat dijelaskan oleh
variabilitas variabel independent
sebesar 29.7%. Hal ini berarti
kemudahan dalam proses pembayaran
pajak dan pelayanan pajak secara
simultan berpengaruh sebesar 29.7%
terhadap kepatuhan wajib pajak,sedang sisanya 70.3% disebabkan oleh
faktor-faktor lainnya jadi wajib pajak
dalam membayar pajak atau patuh
tidak hanya disebab kan oleh dua
faktor saja.
KeterbatasanPenelitian ini hanya memfokuskan
pada dua variabel yang mempengaruhi
kepatuhan wajib pajak, Hanya dilakukan
pada satu KPP Pratama sehingga sampelnya
hanya 100 respnden, Besarnya nilai Adjusted
R² sebesar 0.297 dan sisanya 70.3% masih
dapat dilakukan penelitian dengan faktor –
faktor yang lain.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran-saran sebagai
berikut:
1. Untuk Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Bantul
a) Aparat pajak di Kantor Pelayanan
Pratama Bantul sebagai pelaksana
modernisasi perpajakan harus selalu
meningkatkan kinerja mereka dalam
memberikan pelayanan prima kepada wajib
pajak. b) Penyuluhan perpajakan atau
sosialisasi di Kantor Pelayanan Pratama
Bantul perlu ditingkatkan untuk menambah
Pengetahuaan wajib pajak. c) Prasarana dan
sarana penggunaan teknologi dalam rangka
peningkatan pelayanan pajak di Kantor
Pelayanan Pratama Bantul perlu diperhatikan
dan tingkatkan sesuai dengan kebutuhan,
dana dan perkembangan zaman. d) Kantor
Pelayanan Pratama Bantul perlu
memperhatikan keluhan dari masyarakat dan
lebih ramah terhadap wajib pajak.
2. Untuk Penelitian Selanjutnya
a) Untuk peneliti selanjutnya untuk
menambah faktor-faktor variabel yang
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak orang
pribadi. b) Penelitian selanjutnya sebaiknya
tidak hanya satu KPP Pratama saja sehingga
sampelnya lebih dari 100 responden. c)
Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya
mencari responden wajib pajak tidak hanya
yang berada di KPP Pratama.
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 82/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
76
DAFTAR PUSTAKAArum, Harjanti Puspa. 2012. Pengaruh
Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan
Fiskus, dan Saksi Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Kegiatan
Usaha Dan Pekerjaan
Bebas.UNDIP.
Budi, Setijo. Analisis Faktor- Faktor Yang
Mempengaruhi Pencapaian Target
Pajak Se-Kanwil DJP Jawa Timur.
STIE Atma Bhakti Surakarta.
Buku Panduan Bendahara. 2010.
Kementerian Keuangan Republik
Indonesia Direktorat Jenderal Pajak.
Fikriningrum, Winda Kurnia. 2012. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi
Wajib Pajak Orang Pribadi dalam
Memenuhi Kewajiban Membayar
Pajak.Universitas Diponegoro.
Ghozali, H.Imam.2011. Aplikasi Analisis
Mutivariate dengan program IMB
SPSS 19.Edisi Kelima
Nuritomo. Pengaruh Peningkatan
Penghasialan Tidak Kena Pajak
Terhadap Penerimaan Pajak Studi
pada KPP Yogyakarta Satu.
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Nurmantu, S. Pengantar Perpajakan.Jakarta. Granit. Kelompok Yayasan
Obor Indonesia.
Rindi. 2012. Analisa Tingkat Efektifitas
Pajak Daerah Dan Retribusi
Daerah Terhadap Pendapatan
Daerah Kabupaten
Bekasi.Universitas Bina Nusantara
Jakarta Barat.
Supadmi, Ni Luh. 2009. Meningkatkan
Kepatuhan Wajib Pajak Melalui
Kualitas Pelayanan.(http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/o
k%20supadmi.pdf)
Waluyo.2011. Perpajakan Indonesia Buku 1.
Jakarta.Salemba Empat.
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 83/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
77
THE INFLUENCE OF APPLICATION OF MODERNIZATION IN
TAXATION ADMINISTRATION SYSTEM TOWARD
THE LEVEL OF TAX PAYER COMPLIANCE
(Study of KPP Pratama Bantul Individual Tax Payers)
Aji Fauzie
Dewi Kusuma Wardaniajifauzie@gmail.com
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
ABSTRACT
This study aimed to analyze the effect of the implementation of the modernization of the
tax administration system of the level of compliance of individual taxpayers in the Tax Office Bantul Yogyakarta. This study uses judgment sampling and survey method with a
questionnaire to collect data. Respondents were sampled in this study is the individual
taxpayer listed on the Tax Office Bantul Yogyakarta . Analysis of research data using simple
regression with SPSS 16.0
Based on the analysis of the individual results of hypothesis testing shows that the t
value for the modernization of the tax administration system variable (X) on tax compliance (
Y ) of 6.329 , mean t count > t table ( 6.329 > 1.991 ) , had a significance level of 0.000 for
the level significance smaller than 0.05 , it means that this study shows the modernization of
the tax administration system variables significant positive effect on tax compliance
Keywords : M odernization of the system of tax administration , tax compliance, tax
administration
PENDAHULUANUntuk dapat mencapai tujuan utama
pembangunan ekonomi, pendidikan, sosial
budaya, pertahanan dan keamanan,
pemerintah berusaha meningkatkan
pendapatan nasional. Salah satu upaya
pemerintah untuk mendapatkan dana untukmemenuhi segala bidang – bidang tersebut,
pemerintah menggali sumber dana yang
berasal dari dalam negeri berupa pajak. Pajak
merupakan kontribusi wajib kepada negara
yang terutang olehorang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan negara bagi kemakmuran
rakyat (UU No. 28 Tahun 2007).
Berbagai cara telah dilakukan oleh pemerintah untuk dapat meningkatkan
sumber pendapatan dari pajak dan
meningkatkan pelayanan terhadap wajib
pajak, salah satunya adalah dengan
mereformasi sistem perpajakan di Indonesia
dari reformasi administrasi perpajakan
sampai merubah serangkaian undang –
undang yang telah ada. Menurut Bawazier(2001) reformasi pajak di Indonesia dimulai
tahun 1983 dengan memperkenalkan prinsip
self assessment , menyederhanakan dan
menurunkan tarif PPh dan memberlakukan
PPN (Pajak Pertambahan Nilai) sebagai
pengganti PPn (Pajak Penjualan). Menurut
Suandy (2008) pemerintah telah beberapa
kali melakukan reformasi perpajakan yaitu :
reformasi pajak tahun 1983, reformasi pajak
tahun 1994, dan reformasi pajak tahun 2000.
Tujuan utama reformasi perpajakanadalah untuk mendirikan kemandirian
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 84/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
78
ekonomi dalam membiayai pembangunan
nasional dengan jalan lebih mengerahkan
kemampuan sendiri. Reformasi perpajakan
akan menjadikan sistem yang berlaku
menjadi lebih sederhana, yang mencakup
penyederhanaan jenis pajak, tarif pajak, dan pembayaran pajak serta pembenahan
aparatur perpajakan yang menyangkut
prosedur, tata kerja, disiplin dan mental.
Dengan reformasi pajak secara menyeluruh,
diharapkan jumlah wajib pajak akan semakin
meluas serta beban pajak akan semakin adil
dan wajar, sehingga mendorong wajib pajak
untuk melaksanakan kewajibannya dan
menghindarkan diri dari aparat pajak yang
mengambil keuntungan untuk kepentingan
pribadi.Menurut Fasmi dan Misra (2012)
Konsep modernisasi administrasi perpajakan
pada prinsipnya merupakan perubahan pada
sistem administrasi perpajakan yang dapat
mengubah pola pikir dan perilaku aparat
serta tata nilai organisasi sehingga dapat
menjadikan Direktorat Jenderal Pajak ( DJP )
menjadi suatu institusi yang profesional
dengan citra yang baik di masyarakat.
Program reformasi administrasi perpajakan
diwujudkan dalam penerapan sistem
administrasi perpajakan modern yang
memiliki ciri khusus antara lain struktur
organisasi yang dirancang berdasarkan
fungsi, tidak lagi menurut seksi-seksi
berdasarkan jenis pajak, serta perbaikan
pelayanan bagi setiap wajib pajak melalui
pembentukan account representative dan call
center untuk menampung keluhan dan
permasalahan Wajib Pajak. Sistem
administrasi perpajakan modern jugamengikuti kemajuan teknologi dengan
pelayanan yang berbasis e- system seperti e-
SPT, e-billing , dan e- Registration yang
diharapkan meningkatkan mekanisme
kontrol yang lebih efektif yang ditunjang
dengan penerapan kode etik Pegawai
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang
mengatur perilaku pegawai dalam
melaksanakan tugas (Rahayu dan Sri 2009).
Modernisasi sistem administrasi
perpajakan yang dicanangkan DirektoratJenderal Pajak, tentunya bukan tanggung
jawab Direktorat Jenderal Pajak semata.
Keberhasilan modernisasi sistem
administrasi perpajakan membutuhkan kerja
sama dan keterbukaan hati dari kedua belah
pihak, baik dari Direktorat Jenderal Pajak
maupun Wajib Pajak. Karena itu, DirektoratJenderal Pajak mengharapkan apa yang
diprogramkan oleh Direktorat Jenderal Pajak
melalui modernisasi sistem administrasi
perpajakan mampu menggugah hati semua
pihak ikut larut dan ikut dalam
mewujudkannya. Adanya modernisasi sistem
administrasi perpajakan ini juga diharapkan
mampu meningkatkan kepuasan Wajib
Pajak. Tingkat kepuasan dan Wajib Pajak ini
dapat tercermin dalam ketepatan waktu
dalam menyampaikan SPT karenakemudahan e-SPT, berkurangnya denda atas
keterlambatan pembayaran angsuran pajak
karena kesulitan pengisian formulir, dan
akhirnya kepuasan Wajib Pajak akan
berimplikasi pada meningkatnya kepatuhan
membayar pajak.
Dengan substansi yang dikembangkan
terbatas pada penerapan sistem administrasi
perpajakan modern sebagai praktek
reformasi administrasi perpajakan, peneltian
ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh
sistem administrasi perpajakan modern
dalam kerangka reformasi administrasi
sistem perpajakan jangka menengah yang
diigulirkan Direktorat Jenderal Pajak Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bantul
terhadap kepatuhan wajib pajak, maka dalam
penelitian ini penulis mengambil judul
“Pengaruh Penerapan Modernisasi
Sistem Administrasi Perpajakan
Terhadap Tingkat Kepatuhan WajibPajak (Studi Empiris di Kantor
Pelayanan Pajak PratamaBantul
Yogyakarta)
LANDASAN TEORI
Konsep dan Sistem Perpajakan IndonesiaSiahaan (2010) menyampaikan
bahwa pemungutan pajak di Indonesia
memiliki corak dan ciri tersendiri yang
berbeda dengan negara lain dan menunjukan pajak sebagai wujud kewajiban kenegaraan
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 85/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
79
setiap anggota masyarakat ciri dan corak
pemungutan pajak Indonesia yaitu :
a. Pemungutan pajak merupakan
perwujudan dari pengabdian dan peran
serta wajib pajak untuk secara
langsung dan bersama – samamelaksana kan kewajiban yang
diperlukan untuk pembiayaan
penyelengaraan negara dan
pembangunan nasional
b. Tanggung jawab atas pelaksanaan
pemungutan pajak sebagai
pencerminan di bidang perpajakan
berada pada anggota masyarakat/wajib
pajak sendiri
c. Anggota masyarakat / wajib pajak
diberi kepercayaan untukmelaksanakan kegotong royongan
nasional melalui sistem menghitung,
memperhitungkan, membayar, dan
melaporkan sendiri pajak yang terutang
( self assesment ), sehinggan melalui
sistem ini administrasi perpajakan
diharapkan dapat dilaksanakan lebih
rapi, terkendali, sederhana, dan mudah
dipahami oleh anggota
masyarakat/wajib pajak.
Sistem perpajakan Indonesia ini
mempunyai arti bahwa penentuan penetapan
besarnya pajak terutang dipercayakan kepada
wajib pajak sendiri untuk melaporkan secara
teratur jumlah yang terutang dan yang telah
dbayar sebagaimana dietentukan dalam
peraturan perundang – undangan perpajakan.
Aparat perpajakan berperan aktif dalam
melaksanakan pengendalian administrasi
pemungutan pajak yang meliputi tugas –
tugas pembinaan, pelayanan, pengawasan,dan penerapan sanksi perpajakan. Pembinaan
masyarakat/ wajib pajak dilakukan memlalui
berbagai upaya, antara lain pemberian
penyuluhan perpajakan, baik melalui media
massa maupun penerangan langsung kepada
masyarakat
1. Definisi PajakMenurut UU No. 28 Tahun 2007 Pajak
merupakan kontribusi wajib kepada negara
yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Definisi pajak menurut
Soemitro (1994) guru besar dalam Hukum
Pajak pada Universitas Padjajaran, Bandung,
dalam Suandy (2008), yaitu: ”Pajak adalahiuran rakyat kepada kas negara(peralihan
kekayaan dari sektor partikulir ke sektor
pemerintah) berdasarkan undang-undang
(dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat
jasa timbal (tegenprestasi), yang langsung
dapat ditunjukkan dan digunakan untuk
membiayai pengeluaran umum.
2. Subyek Pajak
Menurut Suandy (2008) Secara
umum pengertian subyek pajak atau wajib pajak adalah siapa yang dikenakan pajak.
Secara praktik yang termasuk dalam
pengertian subyek pajak meliputi orang
pribadi, warisan yang belum terbagi sebagai
kesatuan, badan,dan bentuk usaha tetap
Reformasi Administrasi Perpajakan Nasucha (2004) menambahkan bahwa
reformasi administrasi perpajakan dapat
dilaksanakan tanpa melakukan reformasi
perpajakan, yaitu untuk mensinergikan faktor
internal dan eksternal yang mempengaruhi
kinerja organisasi. Lingkungan eksternal
yang dimaksud adalah kebijakan fiskal,
antara lain item-item yang tidak dimasukkan
dalam dasar pengenaan pajak, pembelanjaan
dan pelayanan publik.
Dalam ekonomi yang mulai
berkembang, administrasi perpajakan harus
difokuskan kepada wajib pajak besar secara
maksimal dan memberikan kontribusikepada wajib pajak kecil. Dengan
mendasarkan pada teori Caiden (1991),
menurut Nasucha (2004), empat dimensi
reformasi administrasi perpajakan, yaitu:
1) Struktur organisasi.
Mengutip Adiwisatra (1998), dalam
Nasucha (2004) bahwa struktur organisasi
adalah unsur yang berkaitan dengan pola-
pola peran yang sudahditentukan dan
hubungan antar peran, alokasi kegiatan
kepada sub unit-subunit terpisah, pendistribusian wewenang diantara posisi
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 86/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
80
administratif, dan jaringan komunikasi
formal.
2) Prosedur organisasi.
Prosedur organisasi berkaitan dengan
proses komunikasi, pengambilan keputusan,
pemilihan prestasi, sosialisasi dan karier.Pembahasan dan pemahaman prosedur
organisasi berpijak pada aktivitas organisasi
yang dilakukan secara teratur.
3) Strategi organisasi.
Strategi organisasi dipandang sebagai
siasat, sikap pandangan dan tindakan yang
bertujuan memanfaatkan segala keadaan,
faktor, peluang, dan sumber daya yang ada
sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi
dapat dicapai dengan berhasil dan selamat.
Strategi berkembang dari waktu ke waktusebagai pola arus keputusan yang bermakna.
4) Budaya organisasi.
Budaya organisasi didefinisikan
sebagai sistem penyebaran kepercayaan dan
nilai-nilai yang berkembang dalam
organisasi dan mengarahkan perilaku
anggota-anggotanya. Budaya organisasi
mewakili persepsi umum yang dimiliki oleh
anggota organisasi.
Adapun tujuan modernisasi perpajakan
adalah menurut Nasucha (2004) yaitu untuk
menjawab latar belakang dilakukannya
modernisasi perpajakan, yaitu:
1. Tercapainya tingkat kepatuhan pajak (tax
compliance) yang tinggi.
2. Tercapainya tingkat kepercayaan (trust )
terhadap administrasi perpajakan yang
tinggi.
3. Tercapainya tingkat produktivitas pegawai
pajak yang tinggi
Kepatuhan Wajib PajakKepatuhan wajib pajak dalam
melaksanakan kewajiban pajaknya
menurutUndang-Undang Republik Indonesia
Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan
Umum Dan Tata Cara Perpajakan pasal 17 C
ayat 2 didasarkan pada kriteria sebagai
berikut :
1. Tepat waktu dalam menyampaikan
Surat Pemberitahuan
2. Tidak mempunyai tunggakan pajakuntuk semua jenis pajak, kecuali
tunggakan pajak yang telah
memperoleh izin untuk mengangsur
atau menunda pembayaran pajak.
3. Laporan Keuangan diaudit oleh
Akuntan Publik atau lembaga
pengawasan keuangan pemerintahdengan pendapat Wajar Tanpa
Pengecualian selama 3 (tiga) tahun
berturut-turut, atau dengan pendapat
wajar dengan pengecualian, sepanjang
pengecualian tersebut tidak
mempengaruhi laba rugi fiskal.
Selanjutnya ditegaskan bahwa
seandainya laporan keuangan diaudit,
laporan audit tersebut harus disusun
dalam bentuk panjang (long form
report ) dan menyajikan rekonsiliasilaba rugi komersial dan fiskal, dan
4. Tidak pernah dipidana karena
melakukan tindak pidana di
bidangperpajakan berdasarkan putusan
pengadilan yang telah
mempunyaikekuatan hukum tetap
dalam jangka waktu 5 (lima) tahun
terakhir.
Menurut Nurmantu (2005), ada
beberapa faktor yang menentukan tinggi
rendahnya kepatuhan perpajakan, antara lain
kejelasan (clatiry) undang-undang dan
peraturan pelaksanaan perpajakan, besarnya
biaya kepatuhan (compliance cost) dan
adanya panutan.
METODOLOGI PENELITIAN
Sifat PenelitianMetode penelitian yang digunakan
pada penelitian ini adalah metode penelitian
kuantitatif. Metode penelitian kuantitatifadalah Penelitian menggunakan metode
eksperimental untuk menguji hipotesis
dengan tujuan menemukan generalisasi dan
menekankan pada pengukuran dan analisis
hubungan sebab akibat diantara variabel
Sekaran (2006).
Variabel PenelitanPenelitian ini melibatkan dua variabel
yang terdiri atas satu variabel independen
dan satu variabel dependen. Variabeldependen merupakan varabel terikat atau
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 87/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
81
variabel yang dijelaskan dan dipengaruhi
oleh variabel independen Varibel dependen
dalam penelitian ini adalah kepatuhan
perpajakan.
Variabel independen adalah variabel
bebas atau variabel yang mempengaruhivariabel lain. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah variabel penerapan
sistem adminitrasi perpajakan modern yang
dikembangkaan dalam variabel reformasi
administrasi perpajakan menurut Nasucha (
2004 ) yang memuat dimensi modernisasi
struktur organisasi, modernisasi prosedur
organisasi, modernisasi strategi organisasi,
dan modernisasi budaya organisasi.
Populasi dan Sampel
PopulasiMenurut Husein (2005) dalam Aprilina
(2013) populasi sebagai wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kesempatan yang sama untuk
dipilih menjadi sampel. Menurut Sekaran
(2006) dalam Aprilina (2013) populasi
( population) mengacu pada keseluruhan
kelompok orang, kejadian, atau hal minat
yang ingin peneliti investigasi Populasi
dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang
pribadi (WPOP) yang terdaftar di kantor
pelayanan pajak ( KPP ) Pratama Bantul.
Tidak semua wajib pajak orang pribadi yang
terdafar di KPP Pratama Bantul menjadi
obyek dalam penelitian ini dikarenakan
jumlahnya sangat besar.Peneliti memiliki
asumsi bahwa Objek yang diteliti merupakan
Wajib Pajak yang mengerti tentang sistem
modernisasi administrasi perpajakan
Pengambilan sampel dalam penelitianini menggunakan metoda judgement
sampling atau purposive sampling . Metoda
judgement sampling yaitu suatu metode yang
melibatkanpilihan-pilihan dari subyek yang
memiliki tempat paling menguntungkan atau
posisi terbaik yang menyediakan informasi
yang dibutuhkan (Sekaran, 2006). Jogiyanto
(2008)
Dalam penelitian ini responden yang
menjadi sampel adalah wajib pajak orang
pribadi yang termasuk populasi penelitiandan kebetulandijumpai di kantor pelayanan
pajak (KPP) Pratama Bantul. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah wajib
pajak orang pribadi yang terdaftar di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Bantul Yogyakarta.
Sampel diperoleh dari kuesioner yang
disebar sebanyak 100 kuesioner. Kuesionertersebut pertama disebar di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Bantul Yogyakarta pada
tanggal 20 September 2013, yang kedua pada
tanggal 24 september 2013 dan yang terakhir
pada tanggal 01 Oktober 2013 dari 100
kuesioner hanya 80 kuesioner yang
digunakan, 10 kuesioner tidak
dikembalikan, 5 kuesioner tidak terisi penuh,
5 kuesioner terdapat pengisian ganda .
Jenis dan Sumber DataJenis data yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan data primer berupa
kuesioner yang diisi oleh responden. Sumber
data primer pada penelitian ini diperoleh
secara langsung dari para wajib pajak orang
pribadi yang terdaftar di KPP Pratama
Bantul. Kuesioner ini berisi pertanyaan
bersifat tertutup. Kuesioner ini terdiri dari
dua bagian yaitu bagian pertama berisi
tentang pertanyaan-pertanyaan yang bersifat
umum untuk mendapatkan data tentang
responden, dan bagian kedua berisi
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan
dengan variabel-variabel dalam penelitian
yang digunakan untuk mendapatkan data
penelitian.
Metode Pengumpulan DataMetode pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode angket (kuesioner).Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang
harus dijawab dan atau daftar isian yang
harus diisi oleh responden. Sejumlah
pertanyaan diajukan dalam bentuk kuesioner
dan kemudian responden diminta menjawab
sesuai dengan pendapat mereka. Untuk
mengukur pendapat responden digunakan
skala lima angka yaitu angka 5 untuk
pendapat sangat setuju (SS) dan angka 1
untuk sangat tidak setuju (STS).
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 88/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
82
Metode Analisis DataAlat analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis regresi. Beberap
langkah yang dilakukan dalam analisis
regresi adalah sebagai berikut
1.
Statistik DeskriptifStatistik deskriptif digunakan untuk
memberikan penjelasan gambaran
demografi responden penelitian dan
deskripsi mengenai variabel-variabel
penelitian untuk mengetahui distribusi
frekuensi absolut yang menunjukkan
minimal, maksimal, rata-rata (mean),
median, dan penyimpangan baku (standar
deviasi) dari masing-masing variabel
penelitian.
2.
Uji Validitas dan RealibilitasUntuk menguji apakah konstruk yang
telah dirumuskan reliabel dan valid maka,
perlu dilakukan pengujian validitas dan
reliablitas. uji validitas dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui kesahihan
kuesioner. Suatu angket (kuesioner)
dikatakan valid apabila angket mampu
mengukur apa yang seharusnya diukur
(Ghozali, 2011). Selanjutnya untuk
mengetahui apakah suatu item valid atau
gugur maka dilakukan perbandingan antara
koefisien r hitung dengan koefisien r tabel.
Jika r hitung > r tabel berarti item valid.
Sebaliknya jika r hitung < dari r tabel berarti
item tidak valid (gugur).
Uji Asumsi Klasik
1. Koefisien Determinasi (R²)Koefisien determinasi digunakan untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabeldependen. Nilai koefisien determinasi adalah
diantara nol sampai satu (Ghozali, 2006).
Nilai R² yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas.
2. Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui
seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen.Kriteria pengujian yang digunakan adalah
jika t-hitung > t-tabel dengan tingkat
signifikansi 0,05 maka H0 ditolak (Ghozali,
2006).
3. Model RegresiDalam penlitian ini model regresi yang
digunakan adalah regresi sederhana, Yaitu
alat analisis untuk mengetahui
ketergantungan variabel dependen (terikat)
dengan satu atau lebih variabel independen
(variabel penjelas) dengan tujuan untukmengestimasi atau memprediksi rata-rata
populasi atau nilai rata-rata variabel
dependen berdasarkan nilai variabel
independen yang diketahui (Gujarati, 2003)
dalam Ghozali (2011). Karena teknik analisis
data pada penelitian ini menggunakan regresi
sederhana maka dapat dituliskan persamaan
regresinya sebagai berikut :
Y= a + b1X1 + e Keterangan :
Y : kepatuhan Wajib Pajak
a : nilai intersep (konstan)
b1 : koefisien arah regresi
X1 : variabel modernisasi sistem
administrasi perpajakan
e : error
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Statistik DerskriptifDiketahui bahwa 100 kuesioner yang
disebar yang dikembalikan sebanyak 80 buah, yang tidak terisi lengkap sebanyak 5
buah, yang tidak dikembalikan sebanyak 20
buah dan pengisian ganda sebanyak 5 buah
sehingga jumlah 80 kuesioner telah
memenuhi syarat penelitian, sebab telah
memenuhi syarat sampel.
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 89/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
83
Hasil Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Realibilitas
Tabel 1
Uji Realibilitas
Sumber : Data Primer yang diolah, 2013
b.
Hasil Uji ValiditasTabel 2
Uji Validitas Variabel XTbKuesioner X Korelasi Pearson Keterangan
Item 1 0.678 valid
Item 2 0.672 ValidItem 3 0.738 validItem 4 0.710 Valid
Item 5 0.514 ValidItem 6 0.641 ValidItem 7 0.624 Valid
Item 8 0.424 ValidItem 9 0.516 Valid
Item 10 0.409 validItem 11 0.414 Valid
Item 12 0.477 Valid
Sumber : Data primer yang diolah,
Tabel 3
Uji Validitas Variabel Y
Sumber : Data Primer yang diolah, 2013
Variabel Nilai Cronbach alpha Keterangan
Modernisasi SistemAdministasi Perpajakan(X)
0.742 Realibel
Kepatuhan Wajib Pajak
(Y)
0.770Realibel
Kuesioner Y Korelasi Pearson Keterangan
Item 13 0.658 ValidItem 14 0.758 ValidItem 15 0.663 Valid
Item 16 0.728 ValidItem 17 0.628 ValidItem 18 0.708 ValidItem 19 0.730 Valid
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 90/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
84
Hasil Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji Normaltas adalah pengujian
tentang kenormalan distribusi data.
Penggunaan normalitas karena pada analisis
statistik, asumsi yang harus dimiliki olehdata adalah bahwa data tersebut terdistribusi
normal (Santosa dan Ashari, 2005). Uji
normalitas data dilakukan untuk melihat
bahwa suatu dataterdistribusi secara normal
atau tidak. Uji normalitas data dilakukan
dengan menggunakan bentuk grafik
distribusi.
Gambar 1
Grafik Distribusi
Dari hasil tersebut terlihat bahwa grafik
kepatuhan memperlihatkan hasil bahwa
bentuk grafik kepatuhan mengikuti bentuk
grafik ditribusi normal. Dari grafik tersebut
terlihat bahwa bentuk grafik distribusi
cenderung miring ke kanan, lebih runcing.
2. Uji HeteroskidastisitasSalah satu asumsi dalam regresi
berganda adalah uji Heteroksidasitas. Asumsi
Heteroksidastisitas adalah asumsi dalam
regresi dimana varians dari residual tidak
sama untuk satu pengamatan ke pengamatan
lain. Dalam regresi, salah satu asumsi yang
harus dipenuhi adalah bahwa varians dari
residual satu pengamatan ke pengamtan yang
lain tidak memiliki pola tertentu. Model
regresi yang baik adalah yang
Homoskesdatisitas atau tidak terjadiheteroskedastisitas. Hasil pengujian
heteroskedastisistas yang terlihat pada grafik
scatterplot tidak membentuk suatu pola
tertentu. Kesimpulannya, regresi terbebas
dari heteroskedastisitas. Artinya, seluruh
variabel-variabel yang mempengaruhi
persamaan regresi dapat diketahui secara
pasti.
Gambar 2
Uji Heteroskidastisitas
Hasil Analisis Regresi Sederhana
Analisis Regresi Sederhana yaitu alat
analisis untuk mengetahui ketergantungan
variabel dependen (terikat) dengan satu atau
lebih variabel independen (variabel penjelas)
dengan tujuan untuk mengestimasi atau
memprediksi rata-rata populasi atau nilairata-rata variabel dependen berdasarkan nilai
variabel independen yang diketahui
(Gujarati, 2003) dalam Ghozali (2011).
Tabel 4
Uji Regresi Sederhana
Model Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
1 (Constant) 30.788 4.864 6.329 .000
Modernisasi .641 .169 .395 3.799 .000
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 91/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
85
Model Unstandardized CoefficientsStandardizedCoefficients t Sig.
1 (Constant) 30.788 4.864 6.329 .000
Modernisasi .641 .169 .395 3.799 .000
a. Dependent Variable: Kepatuhan
Berdasarkan Tabel tersebut, maka dapatditulis persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 30.788+0,641X+eKonstanta (alpha) sebesar 30.788
memberi pengertian modernisasi sistem
administrasi perpajakanpada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Bantul Yogyakarta
tidak ada atau sama dengan nol (0), maka
besarnyatingkat kepatuhan pajak wajib pajak
orang pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Bantul Yogyakarta sebesar 30.788
satuan.Variabel X yang merupakan koefisien
regresi dari modernisasi sistem administrasi
perpajakan sebesar 6,41 jika terjadi
modernisasi sistem administrasi perpajakan
di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bantul
Yogyakarta sebesar satu (1) satuan, maka
akan terjadi peningkatan kepatuhan wajib
pajak sebesar 0,641 satuan dengan asumsi
variabel lainnya tidak dilakukan atau sama
dengan nol (0).
Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapatdilihat bahwa nilai t hitung untuk variabel
modernisasi sistem administrasi perpajakan
terhadap kepatuhan wajib pajak (Y) sebesar6,329 , berarti t hitung > t tabel (6,329 >
1,991), memiliki tingkat signifikansi 0.000
karena tingkat signifikansi lebih kecil dari
0.05 hal ini membuktikan bahwa H0 ditolak
dan Ha diterima, ini menunjukkan bahwa
variabel modernisasi sistem
administrasiperpajakan berpengaruh positif
signifikan terhadap Kepatuhan wajib pajak
Koesisien DeterminasiKoefisien determinasi digunakan
untuk mengukur seberapa besar
Pengaruh modernisasi sistem adminitrasi
perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak
di KPP Pratama Bantul YogyakartaTabel 4.5
pada tabel tersebut diketahui bahwa
Adjusted R² dari model diperoleh sebesar
0.145 yang berarti bahwa 14,5% Kepatuhan
wajib pajak di pengaruhi oleh modernisasi
sistem administrasi perpajakan sedangkan
sisanya 85.5% dipengaruhi oleh variabel laindi luar penelitian ini.
Gambar 5
Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R SquareStd. Error of the
Estimate
1 .395a .156 .145 4.30568
a. Predictors: (Constant), Modernisasi
b Dependent Variable: KepatuhanSumber : Data Primer yang diolah,2013
PembahasanBerdasarkan hasil analisis ditemukan
bahwa ada pengaruh penerapan modernisasi
sistem dministrasi perpajakan di buktikan
dengan nilai adjusted R² dari model
diperoleh sebesar 0.145 yang berarti bahwa
14,5% Kepatuhan wajib pajak di pengaruhi
oleh modernisasi sistem administrasi
perpajakan Hasil uji hipotesis secara individu
menunjukkan bahwa nilai t hitung untukvariabel modernisasi sistem administrasi
perpajakan (X) terhadap kepatuhan wajib
pajak (Y) sebesar 6,329 , berarti t hitung > t
tabel (6,329 > 1,991), memiliki tingkat
signifikansi 0.000 karena tingkat signifikansi
lebih kecil dari 0.05 hal inimenunjukkan
bahwa variabel modernisasi sistem
administrasi perpajakan berpengaruh
positifsignifikan terhadap kepatuhan wajib
pajak. Hasil penelitian ini mendukunghasil
penelitian yang dilakukan Mangunsong
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 92/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
86
(2009), Lasmi dan Misra (2012), dan
Aprilina (2013).
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis ditemukan
bahwa ada pengaruh penerapan modernisasisistem administrasi perpajakan yang terdiri
dari dimensi struktur organisasi, prosedur
organisasi, strategi organisasi dan budaya
organisasi terhadap kepatuhan Wajib Pajak
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bantul
Yogyakarta.
Kemampuan persamaan regresi dalam
penelitian ini untuk menjelaskan besarnya
variasi yang terjadi pada variabel terikat
adalah sebesar 14,5% sementara 85,5%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidakdigunakan dalam persamaan regresi ini
ImpilikasiBeberapa implikasi dari penelitian ini
adalah tinggi rendahnya anggapan wajib
pajak terhadap proses reformasi dan
modernisasi di kantor pajak berpengaruh
terhadap tingkat kepatuhan mereka dan oleh
karenanya aparatur perlu untuk tetap
menjaga integritas dan nama baik mereka
serta instansi untuk menciptakan wajib pajak
yang patuh. Implikasi lain adalah fiskus
harus lebih kuat dalam pengawasan karena
temuan penelitian ini menunjukkan bahwa
patuh dalam mendaftar sebagai wajib pajak
tidaklah menjamin bahwa wajib pajak juga
akan patuh dalam perhitungan, pembayaran
dan pelaporan pajak.
Keterbatasan
Penelitian ini mempunyai beberapaketerbatasan, diantaranya penelitian ini
terbatas hanya pada Wajib Pajak pajak yang
ditemui oleh peneliti di KPP Pratama Bantul.
Jumlah sampel dalam penelitian yang masih
relatif sedikit, sulitnya mendapatkan karena
faktor keengganan wajib pajak dan
sensitivitas mereka terhadap masalah
perpajakan. Kemudian penelitian ini hanya
mengkaji pengaruh modernisasi sistem
administrasi perpajakan terhadap tingkat
kepatuhan Wajib Pajak tanpa mengukurtingkat kepatuhan sebelum dan sesudah
diterapkannya modernisasi sistem
administrasi perpajakan.
Saran
1. Direktorat Jenderal Pajak hendaknya
terus melaksanakan danmempertahankan
kekonsistensinannya untuk
memodernisasikan administrasi
perpajakan dalam rangka reformasi
perpajakan secara berkesinambungan
2. Sebagai sistem dan sarana, penerapan
modernisasi sistem administrasi
perpajakan sangat tergantung
pelaksanaanya, terutama bidang
perpajakan yang sangat rentan akan
kecurangan dan Korupsi. Semangat perubahan dalam modernisasi sistem
administrasi perpajakan hendak nya
dapat meningkatkan integritas dan
moral pegawai pajak dan dapat
mendorong komitmen Wajib pajak
dalam pemenuhan kewajiban
perpajakannya serta meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap
perpajakan Indonesia
DAFTAR PUSTAKAApriliana. 2013. Pengaruh Penerapan Sistem
Modernisasi Administrasi
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak ( Studi Empiris pada WPOP di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya Malang).Skripsi.
Universitas Brawijaya. Malang
Azwar, Saifuddin. 2000. Reliabilitas dan
Validitas. Yogyakarta. Pustaka PelajarChandra, Mujilan. 2013. Modernisasi Sistem
Adminstrasi Perpajakan dan
Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Riset
Manajemen dan Akuntansi. Vol.1, No
1
Bawazier, Fuad. 2011. Reformasi Pajak di
Indonesia. Jurnal Legislasi Indonesia,
Vol. 8, No. 1
Erly Suandi. 2008. Hukum Pajak . Edisi
Empat. Jakarta. Salemba Empat
Fasmi, Misra.2010. Pengaruh ModernisasiSistem Administrasi Perpajakan
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 93/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
87
Terhadap Tingkat kepatuhan
Pengusaha Kena Pajak DI Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Padang.Jurnal Legislasi Indonesia
Vol. 8, no 1
Gozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS .
Semarang : Badan Penerbit Universitas
Diponegoro
, 2011. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM
SPSS . Semarang. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro
Jogiyanto. 2008. Pedoman Survei Kuesioner .
Yogyakarta. BPFE
Mangunsong, 2009. Pengaruh Penerapan
Sistem Administrasi PerpajakanModern Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak. Skripsi. Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Maranatha
Bandung
Nurmantu, Safri. 2005. Pengantar
Perpsajakan. Jakarta. Yayasan Obor
Pemerintah RI. 2007. Undang-Undang No.
28 tahun 2007 tentang Perubahan
Ketiga atas Undang-undang No. 6
tahun 1983 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan. Jakarta
Pemerintah RI. Undang – Undang No. 28
tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1
angka 2. Jakarta
Pemerintah RI. 2009. Undang-Undang No.
42 tahun 2009 tentang Perubahan
Ketiga atas Undang-Undang No. 8
tahun 1983 tentang Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Jakarta
Rahayu, Sri. 2009. Pengaruh Modernisasi
Sistem Administrasi Perpajakan
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Badan pada KPP Pratama Bandung.
Jurnal Akuntansi. Vol. 1, No. 2: 119-
138Santosa, Ashari.2005. Analisis Statistik
dengan Microsoft Excel dan SPSS .
Yogyakarta. Andi
Sekaran, Uma. 2006. Metode Penelitian
Untuk Bisnis Edisi 4. Jakarta. Salemba
Empat
Siahaan, Marihot Pahala. 2010. Hukum
Pajak Elementer: Konsep Dasar
Perpajakan Indonesia. Yogyakarta.
Graha Ilmu
Sofyan, Taufan Marcus. 2005. PengaruhPenerapan Sistem Administrasi
Perpajakan Modern terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor
Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
Wajib Pajak Besar . Skripsi. Sekolah
Tinggi Akuntansi Negara. Jakarta
Triwigati, Listaniai.2013. Pengaruh
Penerapan Moderrnisasi Sistem
Administrasi Perpajakan Terhadap
Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Studi
Kasus atas Wajib Pajak Orang Pribadi
pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Malang Utara). Jurnal Ilmiah
Mahasiswa FEB 1.2
Rahayu, Sri. 2009. Pengaruh Modernisasi
Sistem Administrasi Perpajakan
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Badan pada KPP Pratama Bandung.
Jurnal Akuntansi. Vol. 1, No. 2: 119-
138
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 94/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
88
PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS, DAN RASIO
PROFITABILITAS TERHADAP EARNING PER SHARE
( Study Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2008-2011)
Eka Susilawati
e-mail : ekasus_017@yahoo.co.id
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
ABSTRACTThe purpose of this research was to determine whether Liquidity Ratios (Current Ratio),
Solvency Ratio (Debt to Equity Ratio), and Profitability ratios (Return on Equity and Net Profit
Margin) have an influence on Earning Per Share.The type of data in this study are secondary
data, the sampling method is used purposive sampling and methods polled. The company used a sample of 26 of 136 companies listed on the Indonesia Stock Exchange during the period 2008-
2011.
This research is quantitative, and statistical testing using multiple linear regression
test.The results of this study indicate that simultaneous four independent variables significantly
influence the Earning Per Share. Partially shown that Current Ratio, Debt to Equity Ratio and
Net Profit Margin has a positive and significant effect on Earning Per Share. While Return On
Equity has a positive effect but not significant to Earning Per Share.
Keywords: Cur rent Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equi ty, Net Prof it Margin ,
Earning Per Share.
PENDAHULUAN
Tujuan utama perusahaan pada dasarnya
adalah untuk meningkatkan dan
memaksimalkan keuntungan pemilik
perusahaan. Keuntungan perusahaan tercermin
dalam laba bersih pada laporan keuangan,
sedangkan keuntungan pemilik perusahaan
lebih spesifik lagi tercermin dalam laba untuk
pemegang saham biasa atau disebut sebagai Earning Per Share (EPS) atau laba per lembar
saham. Perkembangan mengenai EPS
merupakan hal yang menarik untuk diikuti
oleh para investor, dimana EPS merupakan
tingkat keuntungan yang diperoleh pemegang
saham tiap lembar saham yang dimiliki.
Kinerja EPS tiap perusahaan tercermin dalam
besar kecilnya laba, yang dapat dilihat pada
laporan keuangan perusahaan. Earning Per
Share merupakan salah satu cara untuk
mengukur keberhasilan pihak manajemendalam mencapai keuntungan bagi para pemilik
perusahaan, selain itu earning per share juga
bisa dijadikan sebagai indikator tingkat nilai
perusahaan (Armaya, 2010).
LANDASAN TEORI
Analisa Rasio KeuanganRasio keuangan merupakan suatu
informasi yang menggambarkan hubungan
antara berbagai macam akun (accounts) darilaporan keuangan yang mencerminkan
keadaan keuangan serta hasil operasional
perusahaan (Pribawanti, 2007).
Penggolongan Rasio
a. Rasio LikuiditasMenurut Soemarso (2010) rasio
likuiditas merupakan analisis laporan
keuangan yang dapat mengukur kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya yang jatuh tempo.
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 95/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
89
Current Ratio (CR)
Current ratio adalah rasio yang
mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya
dengan aktiva lancarnya. Current Ratio yang
tinggi memberikan indikasi jaminan yang baik bagi kreditor jangka pendek dalam arti setiap
saat perusahaan memiliki kemampuan untuk
melunasi kewajiban-kewajibannya financial
jangka pendeknya. Menurut Darsono
(2005:52) mengartikan, Current Ratio yaitu
kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek dengan
aktiva lancar yang dimiliki.
Rumus Current Ratio adalah :
b. Rasio SolvabilitasMenurut Darsono dan Ashari (2005:54)
solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuidasi.
Debt to Equi ty Ratio (DER)
Menurut Munawir (2004) debt to equity
ratio yaitu rasio antara total hutang dengan
modal sendiri. Rasio ini menunjukkan berapa
bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang
dijadikan jaminan hutang. Bagi perusahaan
makin besar rasio ini akan semakin
menguntungkan, tetapi bagi pihak bank makin
besar rasio ini berarti akan semakin besar
risiko yang ditanggung atas kegagalan
perusahaan yang mungkin terjadi.
Rumus Debt to Equity Ratio adalah :
c. Rasio ProfitabilitasAnalisis profitabilitas menurut James M
Reeve dkk (2012) adalah kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba
tergantung pada efektivitas dan efisiensi dari
kegiatan operasinya dan sumberdaya yangtersedia. Dengan demikian, analisis
profitabilitas menitikberatkan terutama pada
hubungan antara hasil kegiatan operasi seperti
yang dilaporkan di laporan rugi-laba dengan
sumber daya yang tersedia bagi perusahaan
seperti yang dilaporkan dalam neraca.
1) Return On Equi ty (ROE)
Return On Equity (ROE) adalah rasio
perbandingan antara laba setelah pajak dengan
modal sendiri atau modal saham yang
digunakan untuk mengukur tingkat
pengembalian atas investasi bagi pemegang
saham biasa atau pemilik modal (Indallah).
Rumus Return On Equity adalah :
2) Net Profit M argin (NPM)
Net profit margin merupakan persentase
sisa dari setiap rupiah penjualan setelah
dikurangi seluruh biaya termasuk pajak.
Semakin besar rasio ini berarti semakin besar
sisa yang diberikan oleh penjualan setelah
dikurangi biaya-biaya termasuk pajak (Sutejo).
Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan
akan semakin produktif, sehingga akan
meningkatkan kepercayaan investor untuk
menanamkan modalnya pada perusahaan
tersebut. Semakin besar rasio ini maka
dianggap semakin baik kemampuan
perusahaan untuk mendapatkan laba yang
tinggi (Rizkiansyah).
Rumus Net Profit Margin adalah :
d. Rasio PasarRasio ini menunjukkan informasi
penting perusahaan yang diungkapkan dalam
basis per saham (Pribawanti, 2007).
Earn ing Per Share (EPS) Earning Per Share (EPS) adalah laba
yang menjadi hak untuk setiap pemegang satu
lembar saham biasa. EPS hanya dihitung
untuk saham biasa (Prastowo dan Julliaty,2005). Semakin tinggi kemampuan perusahaan
Aktiva Lancar
Hutan lancarCR =
Laba Setelah Pajak
Penjualan Netto NPM =
Total Hutang
Modal SendiriDER =
Laba setelah pajak
EquityROE =
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 96/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
90
untuk mendistribusikan pendapatannya kepada
pemegang saham, berarti semakin besar
keberhasilan perusahaan tersebut. Naik atau
turunnya harga saham suatu perusahaan di
Bursa Efek menunjukkan naik turunnya nilai
perusahaan tersebut di mata investor(Hutabarat, 2009).
Rumus Earning Per Share adalah :
HipotesisH1 : Rasio Likuiditas (Current Ratio)
berpengaruh positif terhadap Earning
Per Share (EPS).
H2 : Rasio Solvabilitas ( Debt to Equity
Ratio) berpengaruh positif terhadap Earning Per Share (EPS).
H3 : Rasio Profitabilitas ( Return on Equity)
berpengaruh positif terhadap Earning
Per Share (EPS).
H4 : Rasio Profitabilitas ( Net Profit Margin)
berpengaruh positif terhadap Earning
Per Share (EPS).
H5 : Current Ratio, Debt to Equity Ratio,
Return On Equity, dan Net Profit
Margin berpengaruh secara simultan
terhadap Earning Per Share (EPS).
Kerangka Pemikiran
MODEL KERANGKA PIKIR
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
yang selalu tercatat di Bursa Efek Indonesia
dan selalu menyajikan laporan keuangan di
Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode
2008-2011. Sampel dalam penelitian ini
diambil dengan metode purposive sampling,
Sampel yang dipilih dalam penelitian ini
adalah perusahaan Manufaktur di BEI dengan
kriteria sebagai berikut:
a. Saham perusahaan yang masih aktif
yang terdaftar di BEI selama periode
2008-2011
b.
Perusahaan Manufaktur yang
menyajikan laporan keuangan dan rasio
secara lengkap sesuai dengan variabel
yang akan diteliti berdasarkan sumber
yang digunakan.
X5
Laba Bersih
Jumlah Saham BeredarEPS =
RASIO SOLVABILITAS
(Debt to Equity Ratio)
RASIO PROFITABILITAS
(Return on equity)
RASIO PROFITABILITAS
(Net Profit Margin)
EARNING PER SHARE
(EPS)
RATIO LIKUIDITAS
(Current Ratio) X1
X2
X3
X4
Y
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 97/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
91
c.
Perusahaan telah mempublikasikan
laporan keuangan yang telah diaudit
pada periode 2008-2011
Sampel yang diambil adalah 26 perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode 2008-2011.
Metode AnalisisUntuk menguji hipotesis tentang
kekuatan variabel penentu (independent
variable) terhadap earning per share dalam
penelitian ini digunakan analisis regresi
berganda dengan persamaan kuadrat terkecil
dengan model dasar sebagai berikut:
EPS= a + b1 CR + b2 DER + b3 ROE + b4
NPM + e
Keterangan:
EPS : Earning Per Share
CR : Current Ratio
DER : Debt to Equity Ratio
ROE : Return On Equity
NPM : Net Profit Margin
a : Konstanta
b : Koefisien Regresi
e : Variabel residual
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Dengan melihat tampilan grafik
histogram dapat disimpulkan bahwa grafik
histogram memberikan pola distribusi yang
mendekati normal. Dan dari grafik histogram
tampak bahwa residual terdistribusi secara
normal dan membentuk simetris tidak
menceng ke kanan atau ke kiri. Pada grafik
normal probability plots titik-titik menyebar
berhimpit disekitar diagonal dan hal ini
menunjukkan bahwa residual terdistribusi
secara normal.
b. Uji Multikolonieritas
Tabel 1Coefficients
a
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
t Sig.
CollinearityStatistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -1.081 .827 -1.307 .194
LGCR .812 .376 .246 2.160 .033 .355 2.814
LGDER .682 .287 .358 2.380 .019 .203 4.924
LGROE .419 .239 .185 1.755 .082 .413 2.421
LGNPM 1.143 .228 .687 5.017 .000 .245 4.083
Gambar 1 Gambar 2
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 98/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
92
Tabel 1Coefficients
a
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
t Sig.
CollinearityStatistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -1.081 .827 -1.307 .194LGCR .812 .376 .246 2.160 .033 .355 2.814
LGDER .682 .287 .358 2.380 .019 .203 4.924
LGROE .419 .239 .185 1.755 .082 .413 2.421
LGNPM 1.143 .228 .687 5.017 .000 .245 4.083
Dependent Variable: LGEPSSumber : Data Diolah, 2013
Berdasarkan tabel diatas tidak terdapat
satu variabel yang mempunyai nilai VIF > 10.
Artinya keempat variabel independen tersebut
tidak terdapat hubungan multikolonearitas dandapat digunakan untuk memprediksi earning
per share selama periode pengamatan 2008-
2011. Berdasarkan Tabel menunjukkan bahwa
tidak terdapat hubungan multikolinearitas pada
variabel CR, DER, ROE, dan NPM karena
nilai VIF tidak lebih besar dari 10 dan nilai
tolerance tidak ada yang kurang dari 0,10.
c. Uji Heteroskedastisitas
Dari grafik scatterplots terlihat titk-titik
menyebar secara acak (random) baik diatasmaupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal
ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi.
d. Uji Autokorelasi
Tabel 2
Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error ofthe Estimate Durbin-Watson
1 .738
a
.545 .527 .57735 1.924a. Predictors: (Constant), LGNPM, LGCR, LGROE, LGDER
Tampilan output SPSS di atas
menunjukkan besarnya nilai Durbin Watson
sebesar 1.924. Nilai DW menurut tabel dengan
n = 104 dan k = 1 didapat angka dL=1.29 dan
dU=1.72. Oleh karena nilai DW hitung > dU,
maka dapat disimpulkan tidak terdapat
autokorelasi antar residual.
Analisis Regresi
Analisis dalam penelitian inimenggunakan analisis regresi berganda yang
berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh antara kedua variabel yaitu variabel
bebas dan variabel terikat. Untuk mengetahui
pengaruh antara Current Ratio (CR), Debt To
Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE),
Net Profit Margin (NPM) terhadap Earning
Per Share (EPS) digunakan persamaan regresi
:
Y= α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Gambar 3
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 99/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
93
Tabel 3
Coefficientsa
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) -1.081 .827 -1.307 .194
LGCR .812 .376 .246 2.160 .033
LGDER .682 .287 .358 2.380 .019
LGROE .419 .239 .185 1.755 .082
LGNPM 1.143 .228 .687 5.017 .000
a. Dependent Variable: LGEPSSumber : Data Diolah, 2013
Dari tabel diatas dapat disusun persamaan
regresi linier berganda sebagai berikut:
Y= -1.081+0.812 CR+0.682 DER+0.419ROE+1.143 NPM+e
Dari persamaan regresi linier berganda dapat
dijelaskan :
Konstanta (α) sebesar -1.081.
Koefisien regresi untuk Current Ratio (b1) sebesar 0.812 artinya bahwa setiap
perubahan satu satuan rasio keuangan
Current Ratio (CR), maka earning per
share akan mengalami kenaikan sebesar
0.812%. Koefisien regresi untuk Debt to Equity
Ratio (b2) sebesar 0.682 artinya bahwa
setiap perubahan satu satuan rasio
keuangan Debt to Equity Ratio (DER),
maka earning per share akan mengalami
kenaikan sebesar 0.682%.
Koefisien regresi untuk Return On
Equity (b3) sebesar 0.419 artinya bahwa
setiap perubahan satu satuan rasio
keuangan Return On Equity (ROE),
maka earning per share akan mengalamikanaikan sebesar 0.419%.
Koefisien korelasi untuk Net Profit Margin (b4) sebesar 1.143 artinya
bahwa setiap perubahan satu satuan rasio
keuangan Net Profit Margin (NPM),
maka earning per share akan mengalami
kenaikan sebesar 1.143%.
Uji Hipotesis
1. Uji Pengaruh Simultan (F test)Uji pengaruh simultan digunakan untuk
mengetahui apakah variabel independen secara
simultan mempengaruhi variabel dependen.
Dalam penelitian ini apakah current ratio,
debt to equity ratio, return on equity, dan net
profit margin secara bersama-sama
mempengaruhi earning per share.
Tabel 4
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 39.529 4 9.882 29.647 .000a
Residual 33.000 99 .333
Total 72.529 103
a. Predictors: (Constant), LGNPM, LGCR, LGROE, LGDER
b.Dependent Variable: LGEPSSumber : Data Diolah, 2013
Uji ini dapat dilihat pada nilai F test
sebesar 29.647 dan signifikan pada 0.000 yang
berarti variabel independen CR, DER, ROE,
NPM secara simultan mempengaruhi variabelEPS.
2. Uji Pengaruh Parsial (t test)Uji parsial digunakan untuk mengetahui
pengaruh masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen.
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 100/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
94
Tabel 5
Coefficientsa
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) -1.081 .827 -1.307 .194
LGCR .812 .376 .246 2.160 .033
LGDER .682 .287 .358 2.380 .019
LGROE .419 .239 .185 1.755 .082
LGNPM 1.143 .228 .687 5.017 .000
a. Dependent Variable: LGEPS
Sumber : Data Diolah, 2013
a. Variabel Curr ent Ratio (X1)Dari hasil analisis regresi dapat dilihat
bahwa probabilitas value sebesar 0.033 lebihkecil dari 0.05. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari
Current Ratio terhadap Earning Per Share,
yang berarti bahwa variasi perubahan nilai
variabel independen dapat menjelaskan
variabel dependen.
b. Variabel Debt to Equi ty Ratio (X2)Dari hasil analisis regresi dapat dilihat
bahwa probabilitas value sebesar 0.019 lebih
kecil dari 0.05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari
Debt to Equity Ratio terhadap Earning Per
Share, yang berarti bahwa variasi perubahan
nilai variabel independen dapat menjelaskan
variabel dependen.
c. Variabel Return On Equity (X3)
Dari hasil analisis regresi dapat dilihat
bahwa probabilitas value sebesar 0.082 lebih
besar dari 0.05. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan
dari Return On Equity terhadap Earning PerShare, yang berarti bahwa variasi perubahan
nilai variabel independen tidak dapat
menjelaskan variabel dependen. Tidak
signifikan karena posisi modal pemilik
perusahaan kurang kuat karena laba yang
diperoleh perusahaan tidak sepenuhnya dapat
didistribusikan untuk pemilik modal atau
pemegang saham. Hasil ini mendukung hasil
penelitian dari Muhfiatun (2011).
d. Variabel Net Profi t Margin (X4)Dari hasil analisis regresi dapat dilihat
bahwa probabilitas value sebesar 0.000 lebih
kecil dari 0.05. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari
Net Profit Margin terhadap Earning Per
Share, yang berarti bahwa variasi perubahan
nilai variabel independen dapat menjelaskan
variabel dependen.
3. Uji Koefisien Determinasi
Tabel 6Model Summary
ModelR R Square
Adjusted RSquare
Std. Error of theEstimate
1 .738a .545 .527 .57735
a. Predictors: (Constant), LGNPM, LGCR, LGROE, LGDERSumber : Data Diolah, 2013
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 101/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
95
Koefisien determinasi digunakan untuk
menguji goodness-fit dari model regresi.
Besarnya nilai Adjusted R² sebesar 0.527 yang
berarti variabilitas dependen yang dapat
dijelaskan oleh variabilitas variabel
independen sebesar 52.7%. Jadi model cukup baik karena berada diantara angka 0.40-0.599
yang berarti menunjukkan tingkat hubungan
yang sedang. Sedangkan sisanya 47.3%
dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak
dimasukkan dalam model regresi.
SIMPULANDari hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa dari keempat variabel independen
secara parsial ada tiga variabel yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap
earning per share, hanya variabel return on
equity yang tidak berpengaruh signifikan
terhadap earning per share. Tetapi secara
simultan current ratio, debt to equity ratio,
return on equity dan net profit margin
berpengaruh signifikan terhadap earning per
share. Hal ini dapat dilitahat dari Uji secara
Simultan yang menunjukkan nilai F test
sebesar 29.647 dan signifikan pada 0.000.
Implikasi1. Dari hasil penelitian ini menyebutkan
bahwa dari keempat variabel yang
diteliti ada tiga variabel secara parsial
yang dapat mempengaruhi earning per
share, yaitu current ratio, debt to equity
ratio dan net profit margin. Dengan
demikian perusahaan dapat lebih
memperhatikan lagi ketiga rasio
tersebut, karena rasio-rasio tersebut
dapat mempengaruhi tingkat erning per
share.
2. Dari hasil penelitian ini, para investor
dalam melakukan pengambilan
keputusan investasi sebaiknya tidak
hanya melihat tingkat earning per share,
tetapi investor juga harus
memperhatikan rasio-rasio keuangan
yang dapat mempengaruhi earning per
share.
3.
Bagi peneliti yang akan datang,sebaiknya menambah variabel-variabel
independen yang ada, menambah jumlah
sampel perusahaan dengan sektor
industri yang berbeda dan menambah
periode penelitian lebih dari 4 (empat)
tahun berturut-turut.
Saran1. Karena salah satu yang dapat menarik
investor adalah earning per share, maka
perusahaan harus lebih memperhatikan
lagi faktor-faktor yang mempengaruhi
kenaikan dan penurunan earning per
share. Karena semakin tinggi earning
per share semakin banyak pula investor
yang tertarik dengan saham yang
ditawarkan oleh perusahaan.
2.
Investor dalam melakukan investasisebaiknya tidak hanya melihat dari
tingkat earning per share, tetapi investor
juga harus memperhatikan rasio-rasio
keuangan perusahaan. Karena hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa rasio-
rasio keuangan tersebut mempunyai
pengaruh secara simultan terhadap
earning per share.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni.2012. Analisis Pengaruh Current
Ratio, Debt To Equity Ratio dan Total Assets
Turnover Terhadap Price Earning
Ratio.Semarang.Universitas Diponegoro.
Armaya, Dwi.2012. Pengaruh Financial
Leverage dan Total Assets Turnover
Terhadap Earning Per Share (EPS) Pada Perusahaan Perkebunan dan
Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia (BEI) Periode 2006-
2009.Medan.Universitas Sumatera
Utara.
Darsono dan Ashari.2005. Pedoman Praktis
Memahami Laporan Keuangan.Andi.
Ghozali, H. Imam.2011. Aplikasi Analisis
Mutivariate dengan Program IBM SPSS
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 102/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
96
19.Edisi Kelima.Semarang.Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Hutabarat, Denari.2009. Analisa Pengaruh
Rasio Leverage dan Rasio Likuiditas
Terhadap Earning Per Share Pada Industri Makanan dan Minuman Yang
Telah Go Public Di Bursa Efek
Indonesia.Medan.Universitas Sumatera
Utara.
Indallah, Insi Kamilah. Analisis Pengaruh
Rasio Profitabilitas Terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan Subsektor
Semen Yang Terdaftar Di
BEI .Universitas Negeri Surabaya.
Jusup, Al Haryono.2005. Dasar-dasar
Akuntansi.Edisi Keenam.Yogyakarta.
Bagian Penerbit STIE YKPN.
Kamus Umum Bahasa Indonesia.1976.Balai
Pustaka.
Karnata.2009. Pengaruh Current Ratio, Debt
Equity Ratio, Return On Equity, Total
Assets Turnover dan Size Terhadap
Earning Per Share Pada KelompokSaham Jakarta Islamic Index Tahun
2005-2007.Yogyakarta.Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijogo.
Lusiana.2010. Analisis Pengaruh Rasio
Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio
Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas
Terhadap Price Earning Ratio Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
Di Bursa Efek
Indonesia.Semarang.UniversitasDiponegoro.
Muhfiatun.2011. Pengaruh Financial Leverage
dan Profitabilitas Terhadap Earning Per
Share (EPS) (Studi Pada Perusahaan
Yang Masuk Daftar Efek Syariah
Tahun2009).Yogyakarta.Universitas
Islam Negeri sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Munawir.2004. Analisis Laporan
Keuangan.Edisi
Keempat.Yogyakarta.Liberty.
Prastowo, Dwi D dan Juliaty,
Rifka.2005. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi.Edisi Kedua.Unit
Penerbit dan Percetakan.
Pribawanti, Tika Maya.2007. Analisis
Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap
Total Return Saham Pada Perusahaan
Industri Manufaktur Yang Membagikan
Deviden Di Bursa Efek
Jakarta.Universitas Negeri Semarang.
Reeve, James M dkk.2012. Pengantar Akuntansi Adaptasi
Indonesia.Jakarta.Salemba Empat.
Riyanto, Bambang.2001. Dasar-Dasar
Pembelanjaan
Perusahaan.BPFE:Yogyakarta.
Rizkiansyah, Achmad.Tanpa Tahun. Analisis
Pengaruh ROA, ROE, NPM, dan EPS
Terhadap Harga Saham Perusahaan
Pada Sektor Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-
2010.
Sibarani, T. Putri M.2009. Analisis Pengaruh
Debt to Total Asset dan Debt to Equity
Ratio Terhadap Earning Per Share Pada
Perusahaan Sektor Properti dan Sektor
Manufaktur Yang Go Public Di
BEI .Medan.Universitas Sumatera Utara.
Soemarso.2010. Akuntansi Suatu Pengantar .Edisi
Kelima.Jakarta.Salemba Empat.
Sugiri, Slamet dan Riyono, Bogaf
Agus.2008. Akuntansi Pengantar 1.Edisi
Ketujuh.Yogyakarta.UPP STIM YKPN.
Sugiyono.2007. Metode Penelitian
Bisnis.Cetakan Kesepuluh.Bandung:CV.
Alfabeta.
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 103/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
97
Supriyanto.2007. Analisis Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Price Earning Ratio
Pada Perusahaan-Perusahaan Emiten
Yang Tergabung Dalam Kelompok
LQ45 Di Bursa Efek
Jakarta.Jakarta.UniversitasPembangunan Nasional “Veteran”.
Sutejo. Analisis Variabel Yang Mempengaruhi
Earning Per Share Pada Industry
Foodand Baverages Yang Go Public Di
Bursa Efek Jakarta.Universitas
Brawijaya.
Suwardjono.2009. Akuntansi Pengantar
Bagian 1 Proses Penciptaan Data
Pendekatan Sistem.Edisi
Ketiga.Yogyakarta.BPFE.
Swastha, Baru dan Sukotjo, IbnuW.2007. Pengantar Bisnis Modern.Edisi
ketiga.Yogyakarta.Liberty.
www.google.com
www.idx.co.id
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 104/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
98
ANALISIS PENGARUH PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DALAM
MEMPREDIKSI RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Barbara Gunawan*
Rizki Putri HardyaniUniversitas Muhammadiyah Yogyakarta
* barbaragunawan@yahoo.co.id
INTISARI
Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan analisis terhadap pengaruh
pengukuran kinerja keuangan dengan menggunakan rasio keuangan yaitu rasio profitabilitas,
likuiditas, aktivitas, leverage dan rasio Market Value (nilai pasar) untuk memprediksi return
saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009 sampai dengan 2012. Pengambilan
sampel perusahaan dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu
dengan didasarkan pada perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan resmidan informasi harga saham selama periode pengamatan. Data tersebut diperoleh dari
Indonesia Stock Exchange (IDX), Yahoo Finance, dan situs resmi perusahaan. Jumlah sampel
yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 95 perusahaan dan menggunakan metode
analisis regressi berganda dengan bantuan pengolahan data SPSS 15,0.
Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa variabel rasio keuangan secara
bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Hasil pengujian
secara partial pada variabel rasio ROA, ROE, NPM, Current Ratio, TAT, DER, DAR, MBV
diperoleh bahwa hanya variabel ROA dan ROE saja yang memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap return saham.
Kata Kunci: Rasio Profitabilitas, Likuiditas, Aktivitas, Leverage, Rasio Market Value, dan
Return saham
PENDAHULUAN
Pada Bursa Efek Indonesia saham yang
diperdagangkan terdiri dari beberapa macam
sektor, salah satunya yaitu sektor perusahaan
manufaktur. Pertumbuhan perusahaan
manufaktur ini merupakan salah satu peranan
penting dalam pertumbuhan perekonomian diIndonesia. Fakta yang terlihat bahwa kondisi
pertumbuhan industri manufaktur di BEI
sejak tahun 2007 hingga 2009 terus
mengalami penurunan, hal ini terlihat dalam
data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa
tahun 2007 tingkat pertumbuhan industri
manufaktur tercatat sebesar 5,57% dan
mengalami penurunan di tahun 2008 menjadi
3,01%. Angka pertumbuhan tersebut sangat
mengalami penurunan di tahun 2009 yaitu
pertumbuhannya hanya tercatat sebesar1,34%. Namun pada tahun berikutnya,
kondisi pertumbuhan industri di Indonesia
mulai mengalami peningkatan meskipun
krisis global pada tahun 2010 sedang
melanda hampir seluruh negara Eropa dan
Amerika. Adanya peningkatan pertumbuhan
industri tersebut terlihat dari data BPS bahwa
pada tahun 2010 sampai dengan 2011
pertumbuhan industri tercatat sebesar 4,45%dan 5,56%. Kemudian pada tahun 2012
pertumbuhan industri sedikit mengalami
penurunan yaitu tercatat sebesar 4,12%
(www.bps.go.id diakses pada tanggal 19 Mei
2013).
Tingkat pertumbuhan industri
manufaktur dalam pasar modal menjadi salah
satu perhatian penting oleh para investor
(pemegang saham) terutama pada kinerja
perusahaan dalam menghasilkan return yang
akan diperoleh. Kinerja suatu perusahaandapat dinilai oleh para investor melalui
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 105/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
99
kinerja keuangannya. Penilaian kinerja
keuangan ini dapat ditunjukkan dengan
melakukan analisis pada rasio keuangan
untuk menggambarkan sejauh mana
penilaian mengenai kinerja keuangan dapat
memengaruhi reaksi para investor yangterlihat dari return saham yang diperoleh.
Return saham merupakan imbalan yang
diperoleh investor atas investasi yang
diberikan kepada perusahaan (Robert Ang,
dalam Utomo, 2007). Return dibedakan
menjadi dua, yaitu return yang telah terjadi
(capital gain) yang dihitung berdasarkan
pada data historisnya, dan return yang
diharapkan (dividend yield ) yang akan
diperoleh investor di masa datang. (Halim,
2005).Berdasarkan laporan keuangan
perusahaan, dapat diketahui bahwa rasio
keuangan biasa digunakan sebagai alat
pengukuran kinerja keuangan perusahaan.
Menurut Bringham dan Houston (2010)
terdapat lima macam rasio keuangan yang
mampu untuk memprediksi return saham
yaitu rasio profitabilitas, rasio leverage, rasio
likuiditas, rasio aktivitas dan rasio nilai pasar
( Market Value). Kelima rasio tersebut dapat
bermanfaat bagi investor sebagai sumber
informasi dan dasar analisis untuk penentuan
return saham yang akan diperoleh, karena
seorang investor perlu untuk memiliki
informasi yang akurat dalam memeroleh
gambaran kondisi perusahaan secara
menyeluruh. Manfaat dari rasio keuangan
tersebut bagi investor antara lain, (1) rasio
profitabilitas yang berfungsi untuk menilai
kinerja perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan. Rasio profitabilitas ini meliputiROA, ROE atau NPM. Bagi para investor
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba merupakan suatu hal yang sangat
penting karena pada akhirnya hal itu akan
berpengaruh terhadap return saham yang
akan diperoleh investor (widyawati, 2012).
(2) Rasio Likuiditas memiliki manfaat untuk
menilai kinerja perusahaan dalam memenuhi
kewajiban lancarnya, menurut Prihantini
(2009) informasi dari rasio ini dapat
memengaruhi tingkat kepercayaan bagi parainvestor.
Selanjutnya, (3) rasio aktivitas juga
memiliki manfaat bagi investor sebagai dasar
untuk melihat kinerja perusahaan dalam
menghasilkan penjualan yang diharapkan
dapat berpengaruh terhadap return yang
diperoleh, salah satu proksi yang dapatdigunakan yaitu Total Asset Turnover . (4)
Rasio leverage berfungsi sebagai pengukur
kinerja perusahaan dalam pemenuhuan
kewajiban (hutang) yang dimiliki kepada
pihak kreditur sebagai dasar bagi investor
untuk mengetahui prospek keberlangsungan
perusahaan. Proksi dari rasio ini yaitu DER
dan DAR. Rasio yang terakhir yaitu (5) rasio
market value yang memiliki manfaat untuk
mengukur pergerakan harga saham
perusahaan dimana return saham yangdiperoleh diharapkan akan mengikuti
pergerakan dari harga saham tersebut.
Namun, analisis rasio keuangan
sebagai wujud dalam kinerja perusahaan
berdasarkan pada bukti empiris masih
menunjukkan hasil yang bervariasi sebagai
dasar dalam menentukan return saham. Hal
ini terlihat dari hasil penelitian terdahulu
yaitu Hidayat (2009), Saputra (2012) dan
Oktanugroho (2012) bahwa ROE tidak
berpengaruh signifikan terhadap return
saham. Penelitian tersebut tidak konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Widodo (2007), Widyawati (2012) dan
Fidhayatin (2012) yang menyatakan bahwa
ROE memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap return saham pada perusahaan.
Hal lainnya juga terlihat dari penelitian
yang dilakukan oleh Ulupui (2005),
Prihantini (2009) dan Oktanugroho (2012)
yang memeroleh hasil bahwa ROA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return
saham pada perusahaan. Namun, penelitian
tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Kusumo (2011), Widyawati
(2012) dan Nurhikmah (2012) yang
menyatakan bahwa ROA tidak berpengaruh
terhadap return saham.
Proksi rasio profitabilas lainnya yaitu
NPM juga menunjukkan hasil penilitian yang
beragam. Menurut Pribawanti (2007) dan
Hidayat (2009) NPM memiliki pengaruhyang signifikan terhadap return saham pada
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 106/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
100
perusahaan. Sedangkan berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Faried (2008),
Susilowati (2011) dan Oktanugroho (2012)
diperoleh bahwa NPM tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap return saham.
Beragamnya hasil penelitianmengenai return saham juga terlihat dari
variabel rasio keuangan yang berbeda, salah
satunya yaitu dengan rasio likuiditas.
Terdapat perbedaan hasil penelitian terdahulu
mengenai rasio likuiditas yang diproksikan
dengan current ratio. Menurut Ulupui (2005)
dan Prihantini (2009) current ratio memiliki
pengaruh positif signifikan terhadap return
saham perusahaan. Akan tetapi, hal yang
berbeda diungkapkan oleh Hidayat (2009)
dan Kusumo (2011) bahwa current ratio tidak memiliki pengaruh terhadap return
saham.
Rasio leverage yang diproksikan
dengan DER dan DAR juga memperlihatkan
hal yang serupa. Menurut Solechan (2009)
dan Oktanugroho (2012) DER memiliki
pengaruh secara signifikan terhadap return
saham. Namun hal ini berbeda dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Ulupui
(2005), Kusumo (2011), dan Saputra (2012)
yang menyatakan bahwa DER tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap
return saham. Dalam penelitian Pribawanti
(2007) dan Widyawati (2012) diperoleh
hasil bahwa DAR berpengaruh negatif
signifikan terhadap return saham. Namun hal
ini berbeda dengan hasil yang dilakukan
Oktanugroho (2012) yang menyatakan
bahwa DAR tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap return saham.
Perbedaan lainnya juga ditunjukkan pada rasio aktivitas yang mengalami
inkonsistensi hasil dengan proksi yang
digunakan yaitu Total Asset Turnover (TAT).
Widodo (2007) dan Kusumo (2011)
memeroleh hasil bahwa TAT berpengaruh
positif signifikan terhadap return saham. Hal
ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan
oleh Ulupui (2005), Hidayat (2009) dan
Oktanugroho (2012) yang memperoleh hasil
bahwa TAT tidak memiliki pengaruh
terhadap return saham. Dengan adanya perbedaan hasil penelitian terdahulu maka
dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk
menguji kembali variabel-variabel yang
mengalami ketidakonsitensian tersebut.
Penelitian ini merupakan replikasi dari
penelitian yang dilakukan oleh Oktanugroho
(2012). Peneliti tertarik untuk menelitikembali karena masih beragamnya hasil
mengenai pengaruh kinerja keuangan dengan
analisis rasio keuangan dalam memprediksi
return saham dan untuk melihat reaksi para
pemegang saham dalam menilai kinerja
perusahaan untuk menghasilkan return yang
diharapkan pada masa turunnya tingkat
pertumbuhan industri manufaktur hingga
adanya peningkatan industri manufaktur
selama tahun 2009-2012.
Perbedaan dalam penelitian ini yaitu, peneliti mencoba untuk menambah variabel
independen yaitu rasio Market Value yang
diproksikan dengan Market to Book Value
untuk melihat pengaruh pergerakan harga
pasar saham terhadap return saham yang
dihasilkan dan menguji kembali variabel
independen yaitu rasio keuangan yang
mengalami inkonsistensi serta mengganti
tahun pengamatan menjadi tahun 2009-2012.
Rumusan Masalah
Apakah terdapat pengaruh pengukuran
kinerja keuangan secara partial dengan
menggunakan ROA, ROE, NPM, Current
Ratio, TAT, DER, DAR, MBV terhadap
return saham pada perusahaan manufaktur?
RERANGKA TEORI DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Teori Signaling
Teori signal merupakan teori yangmembahas mengenai bagaimana signal-
signal tentang keberhasilan atau kegagalan
manajemen tersebut disampaikan kepada
investor. Signal yang disampaikan oleh
manajemen biasanya berupa laporan
keuangan yang berfungsi untuk mengetahui
apakah menejemen telah melaksanakan
sesuai dengan kontraknya atau belum
(Widyawati, 2012).
Perusahaan yang mengalami
pertumbuhan baik dalam dunia industri sertamenghasilkan pendapatan yang tinggi tentu
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 107/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
101
akan memberikan signal kepada pasar
dengan mempublikasikan laporan
keuangannya untuk dapat menarik para
investor dalam menginvestasikan dananya
kepada perusahaan. Dengan adanya signal
positif yang diberikan oleh perusahaan ke pasar, hal itu akan memberikan keyakinan
dan kepercayaan bagi investor untuk
memeroleh return saham yang baik pula dari
perusahaan.
Penelitian Terdahulu dan Penurunan
Hipotesis
1. Rasio Profitabilitas dan Return Saham
Rasio profitabilitas dinyatakan dengan
proksi ROA, ROE dan NPM sebagai
wakil dari rasio profitabilitas untuk
mengukur kinerja keuangan perusahaanterhadap return saham.
a) Return on Asset (ROA)
Return on Asset merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan berdasar
pada perbandingan antara laba bersih
dengan total aset yang dimiliki
perusahaan (Brigham dan Houston,
2010: 148). Menurut Prihantini (2009)
semakin besar ROA yang dihasilkan
oleh perusahaan maka akan
mengindikasikan bahwa kinerja
perusahaaan dalam menghasilkan laba
semakin tinggi, sehingga tingginya
laba yang diperoleh perusahaan akan
berdampak pada peningkatan return
yang diperoleh para pemegang saham
dari dividen yang akan diterima.
Peningkatan dividen ini akan
memberikan daya tarik bagi parainvestor atau calon investor untuk
menanamkan dananya kepada
perusahaan atau memiliki saham
perusahaan tersebut. Dengan adanya
peningkatan permintaan saham suatu
perusahaan maka hal itu akan
meningkatkan harga sahamnya
sehingga return yang akan diperoleh
investor dari saham tersebut juga akan
meningkat.
Hal ini dipertegas dengan penelitian yang dilakukan oleh
Hardiningsih (2001) dan Ulupui (2005)
yang menyatakan bahwa ROA
berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap return saham. Hal
yang sama juga diungkapkan oleh
Pribawanti (2007), Prihantini (2009)dan Oktanugroho (2012) bahwa ROA
memiliki pengaruh positif signifikan
terhadap return saham perusahaan,
maka hipotesis satu dapat dirumuskan
sebagai berikut:
: ROA memiliki pengaruh positif
yang signifikan terhadap return
saham pada perusahaan
manufaktur
b)
Return on Equity (ROE)
Return on Equity merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan berdasar
pada perbandingan antara laba bersih
dengan ekuitas biasa, yang biasanya
digunakan untuk mengukur tingkat
pengembalian atas investasi pemegang
saham biasa (Brigham dan Houston,
2010: 149). Semakin besar rasio inidihasilkan maka itu memberikan sinyal
semakin kuatnya kedudukan dari para
pemegang saham, karena ROE
merupakan rasio profitabilitas dari para
pemegang saham. Menurut Fidhayatin
(2012) tingginya nilai ROE yang
dihasilkan menunjukkan bahwa
semakin efektif dan efisiensinya
kinerja perusahaan dalam pengelolaan
modal yang telah ditanamkan para
pemegang saham gunamemaksimalkan laba yang tinggi.
Tingginya laba yang dihasilkan
perusahaan maka akan berdampak
pada meningkatnya return yang akan
diterima para pemegang saham.
Hal ini dipertegas berdasarkan
pada penelitian yang telah dilakukan
oleh Widodo (2007) bahwa ROE
memiliki pengaruh positif signifikan
terhadap return saham perusahaan.
Hasil yang sama juga dinyatakan olehFidhayatin (2012) dan Widyawati
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 108/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
102
(2012) bahwa ROE memiliki pengaruh
signifikan terhadap return saham pada
perusahaan, maka hipotesis dua dapat
dirumuskan sebagai berikut:
: ROE memiliki pengaruh positif
yang signifikan terhadap return saham pada perusahaan
manufaktur.
c) Profit Margin on Sales (NPM)
Profit Margin on Sales adalah
rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba yang berdasar pada
perbandingan antara laba bersih
dengan penjualannya (Brigham dan
Houston, 2010: 146). MenurutPribawanti (2007) jika nilai NPM yang
dihasilkan tinggi maka itu
menunjukkan semakin efisien biaya
yang dikeluarkan guna
memaksimalkan tingkat keuntungan
yang diperoleh. Semakin tinggi
keuntungan yang diperoleh
perusahaan, memberikan sinyal kepada
para investor (pemegang saham)
bahwa return yang akan diterima juga
akan meningkat yaitu berupa dividen
yang diterimanya. Keuntungan yang
tinggi juga akan memberikan daya
tarik bagi para calon investor untuk
memiliki saham perusahaan sehingga
hal itu akan membuat harga saham
meningkat yang akhirnya akan
berpengaruh terhadap meningkatnya
return yang akan diterima oleh para
investor (pemegang saham).
Hal ini dipertegas berdasarkanhasil penelitian terdahulu yang telah
dilakukan oleh Pribawanti (2007)
bahwa NPM memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap total return saham.
Hal ini didukung oleh Hidayat (2009)
yang menyatakan bahwa NPM
memiliki pengaruh positif signifikan
terhadap return saham perusahaan,
maka hipotesis tiga dapat dirumuskan
sebagai berikut:
: NPM memiliki pengaruh positifyang signifikan terhadap return
saham pada perusahaan
manufaktur.
2. Rasio Lukuiditas dan Return Saham
Rasio Likuiditas adalah rasio yang
digunkaan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajibannya. Proksi yang mewakili rasio
likuiditas yaitu Current ratio. Current
Ratio merupakan rasio perbandingan
antara asset lancar dengan hutang lancar
(Cahyati dalam Prihantini 2009). Semakin
tinggi rasio yang dihasilkan, hal itu akan
memberikan sinyal bahwa perusahaan
memiliki kinerja yang baik dimana
ditunjukkan dengan semakin baiknya
kemampuan perusahaan dalam memenuhikebutuhan kewajibanya, maka hal tersebut
akan memberikan keyakinan kepada para
investor untuk memiliki saham-saham
perusahaan (Prihantini, 2009). Dengan
adanya peningkatan permintaan saham
dari para investor atau calon investor
maka akan menaikkan harga saham
perusahaan tersebut, sehingga return
saham juga akan mengalami peningkatan.
Hal ini dipertegas dari penelitian
yang telah dilakukan oleh Ulupui (2005)
bahwa Current Ratio memiliki pengaruh
positif yang signifikan terhadap return
saham. Hal ini didukung oleh Prihantini
(2009) yang menyatakan hasil yang sama
bahwa Current Ratio memiliki pengaruh
yang positif terhadap return saham
perusahaan, sehingga hipotesis empat
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Current Ratio memiliki pengaruh
positif signifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur
3. Rasio Aktivitas dan Return Saham
Rasio aktivitas merupakan rasio
yang digunkan untuk mengukur seberapa
efektif perusahaan dalam mengelola aset
yang dimiliki (Ang dalam Astuti, 2006).
Proksi yang mewakili penelitian ini yaitu
TAT. Menurut Sartono melalui Widodo
(2007) ketika perusahaan menghasilkan
rasio TAT yang tinggi, hal inimenunjukkan semakin efektif perusahaan
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 109/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
103
dalam mengelola aset yang dimiliki dalam
kaitannya menghasilkan penjualan yang
tinggi dan diharapkan laba yang diperoleh
juga akan mengalami peningkatan.
Peningkatan laba yang diperoleh
menunjukkan bahwa kinerja perusahaansemakin baik. Kinerja perusahaan yang
semakin baik akan memberikan dampak
pada meningkatnya harga saham sehingga
dengan harga saham yang tinggi maka
return saham yang dihasilkan juga
semakin besar.
Hal ini dipertegas dari hasil
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Widodo (2007) bahwa TAT memiliki
pengaruh positif signifikan terhadap
return saham. Kusumo (2011) dalam penelitiannya juga memperoleh hasil
bahwa TAT memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap return saham,
sehingga hipotesis lima dapat dirumuskan
sebagai berikut:
: TAT memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap return saham
pada perusahaan manufaktur.
4.
RasioLeverage
danReturn
SahamRasio Leverage adalah rasio yang
menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban keuangannya
apabila perusahaan tersebut dilikuidasi,
baik kewajiban keuangan jangka pendek
maupun jangka panjang (kasmir dalam
Oktanugroho, 2012). Proksi yang
digunakan dalam rasio leverage ini yaitu
DER dan DAR.
a) Debt to Equity (DER)
Debt to Equity adalah rasio yangdigunakan untuk menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajibannya yang
ditunjukkan dengan beberapa bagian
dari ekuitas atau modal sendiri yang
digunakan perusahaan untuk
membayar hutang (Prihantini, 2009).
Menurut Oktanugroho (2012) semakin
tinggi DER yang dihasilkan oleh
perusahaan menunjukkan bahwa
semakin besar komposisi hutang yangdimiliki perusahaan dibandingkan
dengan total modal atau ekuitasnya,
sehingga hal itu menunjukkan semakin
besarnya beban perusahaan terhadap
pihak luar (kreditur). Ang dalam
Pribawanti (2007) menambahkan
bahwa peningkatan beban terhadap pihak luar (kreditur) mencerminkan
bahwa sumber modal perusahaan
sangat tergantung kepada pihak luar
sehingga hal itu dapat mengurangi
minat investor untuk menanamkan
dananya ke perusahaan. Penurunan
minat investor dalam menanamkan
dananya berdampak pada penurunan
harga saham perusahaan sehingga akan
menurunkan return saham yang
diperoleh para pemegang saham.Hal ini didukung dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh
Pribawanti (2007) yang menyatakan
bahwa DER memiliki pengaruh
signifikan terhadap return saham. Hal
yang sama juga diungkapkan oleh
Solechan (2009), Prihantini (2009) dan
Oktanugroho (2012) bahwa DER
memiliki pengaruh negatif signifikan
terhadap return saham, maka hipotesis
enam dapat dirumuskan sebagai
berikut:
: DER memiliki pengaruh negatif
signifikan terhadap return saham
pada perusahaan manufaktur.
b) Debt to total Asset (DAR)
Debt to total Asset adalah rasio
yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajibannya dengan berdasar pada total aset perusahaan.
Menurut Faisal Matriadi dalam
Widyawati (2012) apabila DAR yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan
semakin tinggi, maka hal itu
memberikan sinyal bahwa resiko yang
dihadapi perusahaan akan semakin
besar karena menunjukkan semakin
besarnya hutang perusahaan terhadap
kreditur. Hal tersebut akan membawa
dampak pada menurunnya kinerja perusahaan akibat berkurangnya laba
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 110/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
104
bersih yang diperoleh perusahaan
dimana sebagian penghasilan
perusahaan harus dibayarkan kepada
kreditur dalam bentuk bunga pinjaman.
Apabila laba yang dihasilkan oleh
perusahaan tidak cukup untukmembayar bunga pinjaman maka
perusahaan akan berada pada posisi
default yang mengarah pada
kebangkrutan. Dengan kondisi seperti
itu, harga saham akan semakin
menurun sehingga tingkat return yang
diperoleh para pemegang saham akan
semakin kecil.
Berdasarkan pada hasil penelitian
terdahulu yang telah dilakukan oleh
Pribawanti (2007) bahwa DARmemiliki pengaruh negatif yang
signifikan terhadap return saham pada
perusahaan. Hal ini dipertegas oleh
Widyawati (2012) yang memperoleh
hasil yang sama, maka dapat ditarik
hipotesis tujuh yaitu:
: DAR memiliki pengaruh negatif
signifikan terhadap return saham
pada perusahaan manufaktur.
5. Rasio Market Value dan Return SahamRasio Nilai pasar merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur harga
pasar saham relative terhadap laba, arus
kas, dan nilai bukunya (Bringham dan
Houston, 2010: 151). Salah satu proksi
yang digunakan dalam rasio ini yaitu
dengan menggunakan MBV. Market to
Book Value adalah rasio yang digunakan
untuk mengukur harga saham terhadap
nilai bukunya. Semakin tinggi rasio inidihasilkan maka akan semakin tinggi pula
perusahaan dinilai oleh investor. Ketika
perusahaan dinilai lebih tinggi oleh para
investor, hal ini mencerminkan tingkat
kemakmuran dari para pemegang saham,
dimana harga saham di pasar mengalami
peningkatan. Dengan demikian semakin
tinggi nilai MBV yang dihasilkan akan
berpengaruh positif terhadap kenaikan
harga sahamnya sehingga return
sahamnya pun akan ikut meningkat.
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan oleh Astuti (2006) diperoleh
hasil bahwa MBV berpengaruh positif
yang signifikan terhadap return saham
pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI. Hal ini didukung olehMargaretha dan Damayanti (2008) dan
Arista (2012) yang menyatakan hal yang
sama. Dari penjelasan tersebut maka
hipotesis delapan dapat dirumuskan
sebagai berikut:
: MBV memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap return saham
pada perusahaan manufaktur.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini objek penelitian
yang digunakan yaitu Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek
Indonesia pada periode tahun 2009 sampai
dengan 2012. Jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data sekunder
dengan bersumber dari informasi laporan
keuangan 2009 sampai dengan 2012 dan data
pasar saham akhir tahun (2008-2012) yang
berasal dari Bursa Efek Indonesia, melalui
Indonesion Stock Exchange (IDX), Yahoo Finance dan situs resmi perusahaan.
Pada penelitian ini, penentuan
Perusahaan Manufaktur yang dijadikan
sampel dilakukan dengan teknik purposive
sampling , yaitu suatu metode dengan
berdasarkan pada pertimbangan-
pertimbangan dan kriteria-kriteria tertentu.
Kriteria yang dibutuhkan dalam sampel
penelitian yaitu:
1. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun2009 sampai dengan 2012
2. Perusahaan Manufaktur yang memiliki
laporan keuangan ( Annual Report ) yang
telah dipublikasikan setiap tahun
berturut-turut
3. Perusahaan Manufaktur yang memiliki
informasi harga saham akhir tahun
selama periode pengamatan, serta
memiliki data lengkap sesuai dengan
pengamatan.
Teknik pengumpulan data yangdigunakan adalah dokumentasi. Metode ini
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 111/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
105
digunakan untuk memperoleh data laporan
keuangan perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI tahun 2009-2012 seperti
neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas
dan data informasi harga saham akhir tahun
yang diperlukan untuk proses penelitian.Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian
ini adalah return saham. Return saham
adalah tingkat keuntungan yang diperoleh
para investor atas hasil investasi yang
dilakukannya (Prihantini, 2009). Return
saham dihitung dengan selisih antara
harga saham dengan harga saham pada
periode sebelumnya dan ditambah dengandeviden yang dibayarkan setiap periodik,
kemudian dibagi dengan harga saham.
Persamaan return saham dapat
dirumuskan secara sistematis yaitu
(Jogiyanto, 2000):
= return saham pada periode t
= harga saham pada periode t
= harga saham pada periode t-1= deviden yang dibayarkan pada
periode t
2. Variabel Independen
a. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio
yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Proksi yang
digunakan dalam rasio profitabilitas
yaitu:1) Return on Asset (ROA)
Return on Asset merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan
dengan dihitung berdasarkan
pada perbandingan laba bersih
setelah pajak terhadap total asset,
yang dirumuskan sebagai berikut
(Brigham dan Houston, 2011):
2) Return on Equity (ROE)
Return on Equity merupakan
rasio profitabilitas yang dihitung
berdasarkan pada perbandingan
antara laba bersih setelah pajakdengan ekuitasnya, yang dapat
dirumuskan sebagai berikut
(Brigham dan Houston, 2011):
3) Profit Margin on Sales (NPM)
Profit Margin on Sales adalah
rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkankeuntunga yang dihitung
berdasarkan pada perbandingan
antara laba bersih setelah pajak
dengan penjualan, di mana dapat
dirumuskan sebagai berikut
(Bringham & Houston, 2010):
b. Rasio Likuiditas
Raiso Likuiditas merupakan
rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajibannya.
Rasio likuiditas dalam penelitian ini
diwakili dengan Current Ratio (CR).
Current Ratio adalah alat yang
digunakan untuk mengukur
kemampuan likuiditas yaitu
kemampuan dalam membayar hutang
yang segera harus dipenuhi dengan
aktiva lancar (Prihantini, 2009).Secara sistematis Current ratio
dirumuskan sebagai berikut
(Bringham & Houston, 2010):
c. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang
menggambarkan hubungan antara
tingkat operasi perusahaan dengan
asset perusahaan yang dibutuhkan
secara efisien dalam rangka untukmemenuhi operasi kegiatan
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 112/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
106
perusahaan. Proksi rasio aktivitas
yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu TAT yang dihitung dengan
membagi penjualan dengan total aset
perusahaan yang mana dirumuskan
sebagai berikut (Bringham &Houston, 2010):
d. Rasio Leverage
Rasio Leverage merupakan rasio
yang digunakan perusahaan untuk
mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi seluruh kewajiban
finansialnya apabila perusahaan
dilikuidasi (Solechan, 2009). ProksiRasio Leverage yang digunakan
antara lain:
1) Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio merupakan
rasio untuk mengukur tingkat
kecukupan ekuitas dalam
menjamin keseluruhan hutang
yang dimiliki oleh perusahaan,
DER dapat dihitung berdasarkan
pada perbandingan antara total
hutang dengan ekuitasnya. Rasio
DER dapat dirumuskan sebagai
berikut (Kasmir melalui
Oktanugroho, 2012):
2) Debt to Total Asset (DAR)
Debt to Total Asset merupakan
rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan
perusahaan dalam melunasikeseluruhan hutang yang dimiliki
dengan total aset perusahaan.
Rasio DAR dapat dirumuskan
sebagai berikut (Kasmir melalui
Oktanugroho, 2012):
e. Rasio Nilai Pasar ( Market Value)
Market value merupakan sekumpulan
rasio yang menghubungkan hargasaham perusahaan dengan laba, arus
kas, dan nilai buku per sahamnya.
Proksi yang digunakan dalam rasio
ini yaitu MBV. Market to Book Value
adalah rasio perbandingan antara
harga saham dengan nilai bukunya.
Rasio MBV dapat dirumuskansebagai berikut (Bringham &
Houston, 2010):
Uji Kualitas Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif merupakan
gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standardeviasi, varian, maksimum, minimum,
sum, range, kurtosis dan skewness atau
kemencengan distribusi (Ghozali, 2011).
2. Uji Asumsi Klasik
Dalam penelitian ini data yang
digunakan merupakan data sekunder
sehingga untuk menentukan ketepatan
model yang digunakan perlu untuk
dilakukan pengujian beberapa asumsi
klasik yang mendasari model regresi.
Uji asumsi klasik tersebut meliputi:
a. Uji Normalitas
Suatu model regresi yang baik yaitu
model yang memiliki distribusi
normal. Uji normalitas data
dilakukan dengan One-Kolmogrov-
Smirnov Test . Data dapat dikatakan
berdistribusi normal ketika nilai
kolmogrov-Smirnov > 0,05
(Ghozali, 2006).
b. Uji Multikolinieritas
Suatu model regresi dikatakan baik
apabila antar variabel independen
tidak terjadi multikolinieritas. Uji
multikolinieritas ini dilakukan
dengan uji Tolerance dan Variance
Inflation Factor (VIF). Data dapat
dikatakan tidak mengandung
multikolinieritas ketika nilai VIF <
10 atau nilai tolerance > 0,10
(Ghozali, 2011). c.
Uji Autokorelasi
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 113/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
107
Suatu model regresi yang baik yaitu
model regresi yang bebas dari
autokorelasi. Dalam menguji
autokorelasi dalam penelitian ini
dilakukan uji Durbin Wattson
dimana hasil yang menunjukkan bebas dari autokorelasi apabila DU
DWhitung 4-DU. (Ghozali,
2011)
d. Uji Heteroskedastisitas
Model regresi yang baik adalah
model yang tidak terjadi
heteroskedatisitas. Pengujuan
heteroskedastisitas dilakukan
dengan uji glejser. Uji glejser
merupakan uji yang mengusulkanuntuk meregres nilai absolute
residual terhadap variabel
independen (Gujarati dalam
Ghozali, 2011) dengan permasaan
regresi:
| Ut | =
Uji Hipotesis dan Analisis Data
Dalam menguji hipotesis mengenai
kekuatan variabel independen terhadap
return saham dalam penelitian ini digunakan
analisis regresi berganda dengan dirumuskan
model dasar sebagai berikut:
= Return Saham CR = Current Ratio
= Konstanta TAT = Total Asset Turnover
= Koefisien Regresi
DER = Debt To Equity Ratio
a. Uji Nilai F (Simultan)
Pengujian terhadap hipotesis dalam
penelitian ini dilakukan dengan menguji
variabel independent terhadap variabel
dependen secara bersama-sama. Uji F
digunakan untuk menguji keberartian
pengaruh semua variabel independen secara bersama-sama dalam memengaruhi
variabel dependen. Apabila nilai Sig F <
(5%), maka terdapat pengaruh secara
bersama-sama variabel independen
terhadap variabel dependen. b. Uji NIlai t
(Parsial)
Pengujian terhadap hipotesis dalam
penelitian ini dilakukan dengan menguji
variabel independen terhadap variabel
dependen secara satu persatu. Uji nilai t ini
digunakan untuk menguji secara individu pengaruh variabel-variabel independen
terhadap variabel dependennya. Kriteria
penerimaan hipotesis dalam uji nilai t yaitu
Apabila nilai sig < dengan derajat
kepercayaan 5% maka dapat diterima.
Hal itu berarti bahwa variabel independen
dapat menerangkan variabel dependen dan
terdapat pengaruh signifikan diantara kedua
variabel yang di uji, serta koefisien regresi
searah dengan hipotesisnya.
c. Uji Koefisien Determinasi (Adj. )
Uji koefisien determinasi digunakan
untuk menjelaskan tingginya derajat
hubungan antara variabel independen
terhadap variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi yang mendekati 1
menunjukkan bahwa semakin besar
pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen (Ghozali, 2011).
ROA = Return On Asset DAR = Debt to Total Asset Ratio
ROE = Return On Equity MBV = Market to Book Value
NPM = Profit Margin on Sales e = Unit Eror
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 114/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
108
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Gambaran Umum Obyek PenelitianDi dalam penelitian ini, sampel yang
menjadi obyek penelitian yaitu perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia (BEI) selama tahun 2009 sampai
dengan 2012. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini dilakukan melalui purposive
sampling sehingga diperoleh sampel
sebanyak 95 perusahaan yang lolos sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan. Uji
Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
TABEL 1
HASIL UJI NORMALITASUnstandardized
Residual
NMean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
348 Normal Parameters(a,b) ,0000000
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
,50331132
,048
,048
-,035
,900
,393
Sumber: Hasil Pengolahan Data Statistik Dengan SPSS 15.0
Berdasarkan hasil pengujian
normalitas dengan menggunakan one-
sample kolmogorov-smirnov test diperoleh
nilai signifikansi sebesar 0,393 > 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa data
telah berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Model regresi akan bebas dari
masalah multikolinieritas jika nilai VIF <
10 dan nilai tolerance > 0,10.
TABEL 2
HASIL UJI MULTIKOLINIERITAS
ModelCollinearity Statistics
Keterangan Tolerance VIF
1 (Constant)
ROAROE
NPMCRTAT
DERDAR
,371,687
2,6961,456
Non Multikolinieritas Non Multikolinieritas
Non Multikolinieritas Non Multikolinieritas Non Multikolinieritas
Non Multikolinieritas Non Multikolinieritas
,565 1,771
,935 1,070
,822
,802
1,217
1,246,712 1,405
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 115/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
109
MBV ,639 1,564 Non Multikolinieritas
Sumber: Hasil Pengolahan Data Statistik Dengan SPSS 15.0
Berdasarkan hasil pengujian yang
dilakukan pada tabel 4.4 tampak bahwatidak ada nilai VIF dari setiap variabel
yang lebih besar dari 10 dan tidak ada
nilai tolerance yang kurang dari 0,10.
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa semua variabel tidak memiliki
masalah multikolinieritas.
c. Uji Autokorelasi
Model regresi dapat dikatakan bebas
dari masalah autokorelasi apabila nilai
Durbin Watson (DW) yang dihasilkan
yaitu DU<DW<4-DU.
TABEL 3
HASIL UJI AUTOKORELASI
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin- Watson
1,394(a) ,156 ,136 ,50922 1,902
Berdasarkan pengujian
Autokorelasi, dihasilkan bahwa nilai DW
sebesar 1,902 dan nilai ini akan
dibandingkan dengan nilai tabel DU.
Variabel independen yang digunakan
dalam penelitian (k) = 8 dan jumlah data
sebanyak 348 (n) sehingga diperoleh nilai
tabel DU sebesar 1,852. Dari hasil
tersebut, maka dapat dibandingkan bahwa
DU 1,852 1,902 4-1,852. Berdasarkan
hasil perbandingan nilai Durbin Watson
tersebut dapat disimpulkan bahwa data
penelitian yang digunakan bebas dari
masalah autokorelasi dalam model
regresi.
d. Uji Heteroskedastisitas
TABEL 4
HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B
Std.
Error Beta
1 (Constant) ,377 ,03 7 10 , 28 0 ,000
ROA
ROE
NPMCRTAT
DER
DAR
MBV
,002 ,00 2 ,07 9 ,91 6 ,360
,001 ,00 0 ,11 4 1 , 80 0 ,073
,002 ,00 1 ,12 7 1 , 82 2 ,069
-,001 ,00 3 -,01 3 -,23 7 ,813
-,018 ,01 2 -,09 0 -1 , 55 9 ,120
-3,43E-005 ,00 0 -,03 5 -,60 3 ,547
,000 ,00 0
,003
,05 0
-,042
,79 8 ,426
-,002 -,632 ,528
Sumber: Hasil Pengolahan Data Statistik Dengan SPSS 15.0
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 116/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
110
Berdasarkan hasil pengujian
heteroskedastisitas dengan Uji Glejser ,
tampak bahwa nilai signifikansi variabel-
variabel independen yang dihasilkandalam model regresi berada lebih besar
daripada 0,05. Dari hasil tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa model regresi
dapat dikatakan bebas dari masalah
heteroskedastisitas.
Hasil Uji HipotesisBerdasarkan pada pengolahan data
dengan menggunakan software SPSS 15.0
diperoleh hasil nilai koefisien regresi yaitunilai F (Simultan), nilai t (Partial) dan nilai
koefisien determinasi seperti tampak pada
tabel 4.6, tabel 4.7, dan tabel 4.
1. Uji Nilai F (Simultan)
TABEL 5
HASIL UJI NILAI F
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 RegressionResidual
Total
16,19187,903
104,094
8 339347
2,024,259
7,805 ,000(a)
Sumber: Hasil Pengolahan Data Statistik Dengan SPSS 15.0
Uji nilai F merupakan pengujian
yang dilakukan untuk mengetahui
pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen secara bersama-sama.
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel
4.7 tampak bahwa nilai F sebesar 7,805
dengan signifikansi 0,000.Hal itu menunjukkan bahwa nilai sig F
(0,000) < α (0,05), maka terdapat pengaruh
secara bersama-sama variabel independen
terhadap variabel dependennya. Berdasarkan
hasil uji nilai F dapat disimpulkan bahwa
penggabungan variabel ROA, ROE, NPM,
Current Ratio, TAT, DER, DAR, MBV
relevan digunakan untuk memprediksi return
saham pada perusahaan manufaktur di masa
yang akan datang.
2. Uji Nilai t (Partial)
Dari hasil perhitungan tabel 4.7
dapat diketahui nilai konstanta (α) dari
model regresi adalah 0,178 dan koefisien
regresi (β) untuk variabel ROA ( dan
ROE ( adalah = 0,020; = 0,002.
Berdasarkan nilai konstanta dan koefisien
regresi tersebut, maka hubungan variabel
independen dengan variabel dependen
dalam model regresi dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Hasil model regresi tersebut
menunjukkan arah pengaruh dari
variabel independen yaitu ROA dan
ROE terhadap variabel dependen yaitu
Return saham dalam perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Variabel ROA dan
ROE memiliki pengaruh yang positif
terhadap return saham.
TABEL 6
HASIL KOEFISIEN REGRESI DAN UJI NILAI tModel Unstandardized
Coefficients
Sig. KeteranganB Std. Error
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 117/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
111
1 (Constant) ,178,020
,062,004
,004,000ROA
ROE
NPM
CRTAT
DERDAR
MBV
H1 DITERIMA
H2 DITERIMA
H3 DITOLAK
H4 DITOLAKH5 DITOLAK
H6 DITOLAKH7 DITOLAK
H8 DITOLAK
,002
-,001
,001
,002
,045
,743
,005 ,006 ,376
-,009 ,020 ,665
8,34E-005 ,000 ,385
,000 ,001 ,788
-,008 ,006 ,164
Sumber: Hasil Pengolahan Data Statistik Dengan SPSS 15.0
3. Koefisien Determinasi
TABEL 7
HASIL KOEFISIEN DETERMINASI
Model R R Square
Adjusted RSquare
Std. Error ofthe Estimate Durbin-Watson
1 ,394(a) ,156 ,136 ,50922 1,902
Sumber: Hasil Pengolahan Data Statistik Dengan SPSS 15.0
Berdasarkan hasil perhitungan
dalam tabel 4.8 nilai koefisien determinasi
( Adjusted ) sebesar 0,136 yang berarti
bahwa variabel dependen dapat dijelaskan
oleh variabel independen sebesar 13,6%.
Sedangkan sisanya sebesar 86,4%dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
masuk dalam model regresi penelitian.
Pembahasan
1. Retur n on Asset (ROA)
Return on Asset memiliki pengaruh
positif yang signifikan terhadap return
saham pada perusahaan manufaktur,
karena nilai sig t yang dihasilkan sebesar
0,000 < α (0,05) sehingga hipotesis satu
diterima. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa perubahan nilai ROA akan
memberikan kontribusi yang positif dan
signifikan terhadap perubahan return
saham pada perusahaan manufaktur, yaitu
setiap kenaikan atau penurunan ROA
yang dihasilkan akan berdampak kepada
kenaikan dan penurunan return saham
pada perusahaan manufaktur.
Hasil analisis ini mengindikasikan
bahwa investor juga menggunakan rasio
profitabilitas yaitu ROA untuk mengukurkinerja perusahaan dalam menghasilkan
laba yang akan berdampak pada return
saham yang akan diperoleh. Hal ini sesuai
dengan penjelasan Prihantini (2009)
bahwa semakin besar keuntungan yang
dihasilkan perusahaan maka return saham
yang akan diperoleh investor juga akansemakin meningkat yaitu dari peningkatan
dividen yang diterima. Dengan adanya
peningkatan dividen yang diterima oleh
para pemegang saham, hal ini merupakan
daya tarik bagi investor ataupun calon
investor untuk memiliki saham
perusahaan sehingga saham perusahaam
menjadi aktif diperdagangkan. Permintaan
saham perusahaan yang semakin tinggi
tersebut akan membawa dampak pada
kenaikan harga saham perusahaansehingga return yang akan diperoleh
investor dari saham tersebut akan
mengalami peningkatan. Hasil penelitian
ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Uluipi (2005), Pribawanti
(2007), Prihantini (2009) dan
Oktanugroho (2012) yang menyatakan
bahwa ROA memiliki pengaruh positif
yang signifikan terhadap return saham.
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 118/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
112
2. Return on Equity (ROE)
Return on Equity memiliki pengaruh
positif yang signifikan terhadap return
saham pada perusahaan manufaktur.
Rasio Profitabilitas dengan proksi ROE
dapat digunakan untuk memprediksireturn saham yang diharapkan oleh
investor karena hasil penelitian
menyatakan bahwa nilai signifikansi yang
dihasilkan ROE 0,045 < α (0,05)
sehingga hipotesis dua diterima. Hasil
analisis ini mengindikasikan bahwa setiap
kenaikan atau penurunan ROE yang
dihasilkan akan berdampak kepada
kenaikan dan penurunan return saham
pada perusahaan manufaktur. Semakin
besar nilai ROE yang dihasilkan maka itumenunjukkan bahwa semakin kuatnya
kedudukan dari para pemegang saham,
karena perusahaan mampu mengelola
modal yang telah ditanamkan secara
efektif untuk menghasilkan laba yang
maksimal.
Hal itu juga menunjukkan bahwa
kinerja perusahaan dalam pengembalian
modal yang telah ditanamkan para
pemegang saham semakin baik sehingga
return yang akan diterima para pemegang
saham pun menjadi meningkat. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian yang
telah dilakukan oleh Widodo (2007),
Fidhayatin (2012) dan Widyawati (2012)
yang memeroleh hasil bahwa ROE
memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap return saham. Namun hasil
penelitian ini tidak sesuai dengan
Oktanugroho (2012) yang memeroleh
hasil bahwa ROE tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return
saham.
3. Profit Margin on Sales (NPM) Profit Margin on Sales tidak
memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap return saham pada perusahaan
manufaktur karena nilai signifikansi yang
dihasilkan NPM yaitu 0,743 > α (0,05)
sehingga hipotesis tiga ditolak. Hasil
penelitian ini mengindikasikan bahwanilai NPM yang dihasilkan oleh
perusahaan tidak memberikan daya tarik
bagi investor sebagai dasar pertimbangan
dalam melakukan investasi kepada
perusahaan karena investor lebih
mempertimbangkan informasi dari nilai
ROA dan ROE yang dihasilkan perusahaan sehingga nilai NPM ini
kurang baik untuk digunakan dalam
memprediksi return saham.
Selain itu, menurut Faried (2008)
adanya penggunaan variabel rasio
profitabilitas secara bersamaan sering
dapat memberikan masalah
kecenderungan multikolinieritas sehingga
variabel-variabel tersebut menjadi kurang
predictable. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian yang telahdilakukan oleh Faried (2008), Susilowati
(2011) dan Oktanugroho (2012) yang
menyatakan bahwa NPM tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap return
saham pada perusahaan.
4. Current RatioRasio likuiditas dengan proksi
Current Ratio tidak memiliki pengaruh
positif yang signifikan terhadap return
saham pada perusahaan manufaktur
karena nilai signifikansi t yang dihasilkan
0,376 > α (0,05) sehingga hipotesis empat
ditolak. Hal ini mengindikasikan bahwa
informasi dari Current ratio tidak
menyebabkan perubahan return saham
pada perusahaan manufaktur sehingga
informasi yang disajikan dalam current
ratio kurang menarik bagi investor
sebagai dasar pertimbangan dalam
melakukan penilaian kinerja perusahaan.Hal ini dapat disebabkan karena dari
sudut rasio likuiditas, rasio ini hanya
memberikan informasi yang berhubungan
dengan pemenuhan kewajiban jangka
pendeknya saja tetapi tidak memberikan
sinyal positif bagi keterlanjutan investasi
yang ditanamkan oleh investor. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Hidayat (2009) dan
Kusumo (2011) yang menyatakan Current
Ratio tidak memiliki pengaruh yangsignifikan terhadap return saham.
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 119/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
113
5. Total Asset Turnover (TAT)Total Asset Turnover tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap return
saham pada perusahaan manufaktur
karena nilai signifikansi yang dihasilkanTAT (0,665) lebih besar dari pada α
(0,05) sehingga hipotesis lima ditolak.
Tidak signifikannya hasil TAT yang
diperoleh menunjukkan bahwa rasio TAT
masih kurang memberikan sinyal positif
bagi investasi yang dilakukan oleh
investor. Menurut Hidayat (2009)
meskipun informasi dari nilai TAT yang
disajikan memberikan gambaran
bagaimana aset yang dimiliki perusahaan
dapat dikembalikan dari hasil aktivitasnyayaitu berupa pendapatan atau penjualan
bersih pada perusahaan tersebut, namun
hal ini menggambarkan bahwa
perusahaan yang memiliki kinerja baik
dalam memanfaatkan aset yang dimiliki
tidak mampu menciptakan sentiment
positif dari pasar terhadap penilaian
kinerja perusahaan. Hal itu diduga dapat
disebabkan karena penjualan yang tinggi
belum tentu mencerminkan laba yang
dihasilkan juga tinggi, sebab terkadang
biaya yang dikeluarkan tidak sebanding
lurus dengan pendapatan penjualan yang
dihasilkan sehingga rasio TAT tidak
cukup baik untuk digunakan dalam
memprediksi return saham. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Ulupui (2005), Hidayat
(2009), dan Oktanugroho (2012) yang
memeroleh hasil bahwa TAT tidak
memiliki pengaruh yang signifikanterhadap return saham.
6. Debt to Equi ty (DER)
Rasio leverage yang diproksikan
dengan DER tidak memiliki pengaruh
negatif yang signifikan terhadap return
saham pada perusahaan manufaktur,
karena nilai signifikansi t 0,385 > α (0,05)
sehingga hipotesis enam ditolak. Hal ini
mengindikasikan bahwa nilai DER tidak
menyebabkan perubahan return saham
pada perusahaan manufaktur. Debt to Equity merupakan rasio utang yang secara
umum mencerminkan tingkat kewajiban
perusahaan dalam membayar hutang-
hutang jangka pendek maupun jangka
panjangnya, sehingga beberapa pihak
investor beranggapan bahwa DER yang
besar dapat membebani keuangan perusahaan yang pada akhirnya dapat
merugikan investor.
Namun kondisi yang berbeda juga
dapat diperoleh dari investor dimana DER
yang tinggi justru mencerminkan bahwa
perusahaan sedang dalam pertumbuhan
dimana perusahaan sangat membutuhkan
pendanaan yang lebih cepat yang dapat
diperoleh melalui kontrak dengan pihak
ketiga (Kusumo, 2011). Adanya
perbedaan pandangan ini menyebabkanrasio DER kurang baik untuk
memprediksi return saham pada
perusahaan manufaktur. Meskipun rasio
DER yang dihasilkan tidak signifikan
bukan berarti investor dapat mengabaikan
rasio ini, karena proporsi utang yang
tinggi akan menyebabkan risiko
kebangkrutan usaha juga akan semakin
besar. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Ulupui
(2005), Kusumo (2011), dan Saputra
(2012) yang menyatakan bahwa DER
tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap return saham. Namun hasil ini
tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Oktanugroho (2012) yang
menyetakan bahwa DER memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap return
saham.
7.
Debt to Total Asset (DAR)Rasio leverage yang diproksikan
dengan DAR tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap return saham
pada perusahaan manufaktur, karena nilai
signifikansi t 0,788 > α (0,05) sehingga
hipotesis tujuh ditolak. Hal ini
mengindikasikan bahwa rasio utang yang
diproksikan dengan DAR tidak
menyebabkan perubahan terhadap return
saham pada perusahaan manufaktur. Hal
ini mendukung penelitian yang dilakukanoleh Oktanugroho (2012) dan tidak
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 120/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
114
selaras dengan penelitian yang dilakukan
oleh Pribawanti (2007) dan Widyawati
(2012). Meskipun hasilnya tidak
signifikan, bukan berarti investor dapat
mengabaikan rasio utang suatu
perusahaan, karena sering kali kondisi financial distress yang sedang dihadapi
oleh perusahaan disebabkan tidak
mampunya perusahaan dalam membayar
utang. Proporsi utang yang tinggi akan
menyebabkan fixed payment tinggi
sehingga dapat menimbulkan adanya
risiko kebangkrutan usaha (Natarsyah
melalui Ulupui, 2005).
8. Market to Book Ratio (MBV)
Rasio Market Value yangdiproksikan dengan MBV tidak
memiliki pengaruh positif yang
signifikan terhadap return saham pada
perusahaan manufaktur, karena nilai
signifikansi t sebesar 0,164 > α (0,05)
sehingga hipotesis delapan ditolak. Hasil
pengujian tersebut mengindikasikan
bahwa MBV tidak sepenuhnya memiliki
daya tarik bagi investor sebagai
gambaran ekspektasi terhadap kinerja
perusahaan dalam menghasilkan return
saham. Hal ini diduga karena adanya
kondisi yang berlawanan dimana nilai
MBV yang lebih besar menunjukkan
bahwa perusahaan sedang mengalami
pertumbuhan sehingga investor
beranggapan bahwa hal tersebut akan
memberikan keuntungan bagi investor
dalam berinvestasi. Hal itu pada
akhirnya akan meningkatkan harga
saham sehingga return saham akanmengalami peningkatan.
Namun kondisi yang kontradiksi
juga dapat terjadi pada nilai MBV,
dimana rasio MBV yang tinggi justru
tidak diinginkan oleh investor, karena
MBV yang tinggi justru mencerminkan
bahwa harga saham perusahaan dinilai
terlalu tinggi dan tidak sebanding
dengan nilai buku perusahaan yang
dimiliki atau dalam hal ini harga sama
mengalami overvalue. Harga sahamyang overvalue cenderung akan
dihindari oleh investor dalam melakukan
investasi pada saham perusahaan
tersebut. Kondisi yang berbeda seperti
ini menyebabkan MBV tidak
sepenuhnya memiliki daya tarik bagi
investor. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hadi
(2009) Khairi (2012) dan Indarwati
(2012) yang menyatakan bahwa MBV
tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap return saham.
SIMPULAN, SARAN, DAN
KETERBATASAN PENELITIANSimpulan
Berdasarkan pada hasil pembahasan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya
maka dapat disimpulkan bahwa ROA dan
ROE memiliki pengaruh positif yang
signifikan terhadap return saham perusahaan
manufaktur, maka hipotesis pertama dan
kedua diterima. Profit margin on sales tidak
memiliki pengaruh yang singifikan terhadap
return saham perusahaan manufaktur, maka
hipotesis tiga ditolak. Rasio Profitabilitas
yang baik digunakan sebagai proksi dalam
pengukuran kinerja keuangan dalammemprediksi return saham adalah ROA dan
ROE.Current ratio sebagai proksi dari rasio
likuiditas tidak me miliki pengaruh yang
signifikan terhadap return saham pada
perusahaan manufaktur, sehingga hipotesis
empat ditolak. Total asset turnover sebagai
proksi dari rasio aktivitas tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap return
saham perusahaan manufaktur, sehingga
hipotesis lima ditolak. Debt to Equity dan
DAR sebagai proksi dari rasio leverage tidakmemiliki pengaruh yang signifikan terhadap
return saham perusahaan manufaktur,
sehingga hipotesis enam dan tujuh ditolak.
Market to book value sebagai proksi dari
rasio market value tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap return saham
perusahaan manufaktur, sehingga hipotesis
delapan ditolak.
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 121/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
115
Saran
Bagi penelitian selanjutnya terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan
diantarannya yaitu:
1. Kondisi makro ekonomi seperti inflasi,
nilai tukar dapat digunakan sebagaivariabel independen untuk
memprediksi return saham pada
perusahaan.
2. Perlu untuk memperhatikan
penggunaan data lag pada variabel
independen dalam memprediksi return
saham yang diharapkan.
3. Penelitian selanjutnya akan lebih baik
apabila dilakukan pembandingan
dalam memprediksi return saham,
yaitu dengan melakukan perbandinganantar sektor seperti sektor manufaktur
dengan sektor jasa untuk mengetahui
sektor mana yang memiliki prospek
lebih baik dalam menghasilkan return
saham, sehingga dapat bermanfaat bagi
para investor dalam melakukan
pengambilan keputusan.
Keterbatasan PenelitianPeneliti menyadari bahwa masih
banyak terdapat kelemahan yang ada dalam
penelitian ini, yaitu:
1. Tidak adanya penggunaan data lag atau
selisih waktu pada variabel independen
untuk memprediksi return saham dalam
penelitian ini.
2. Sampel yang digunakan masih terbatas
pada asumsi dan kriteria tertentu yaitu
hanya terbatas pada sektor manufaktur.
3. Masih banyaknya pengaruh lain diluar
variabel dalam penelitian ini yang dapatdigunakan untuk memprediksi return
saham, yaitu sebesar 86,4% variabel
indepeden lain yang dapat memengaruhi
return saham.
DAFTAR PUSTAKA
Arista Desy, 2012, “Analisis Faktor -Faktor
Yang Mempengaruhi Return Saham
(Studi Kasus Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Go Public di BEI Periode 2005-2009)”, Jurnal Ilmu
Manajemen dan Akuntansi Terapan,
Volume 3 Nomor 1, STIE Totalwin,
Semarang.
Astuti Subekti Puji, 2006, “Analisis
Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental, EVA, dan MVA Terhadap Return
Saham (Studi Pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Jakarta
Periode 2001-2003)”, Tesis,
Universitas Diponegoro, Semarang.
Brigham Eugene dan Houston Joel, 2010,
Dasar – Dasar Manajemen Keuangan,
Edisi 11, Salemba Empat, Jakarta.
Faried Asbi Rachman, 2008, “Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan
Nilai Kapitalisasi Pasar Terhadap
Return Saham Perusahaan Manufaktur
di BEI Periode 2002-2006” Tesis.
Universitas Diponegoro, Semarang.
Fidhayatin Septi K., 2012, “Analisis Nilai
Perusahaan, Kinerja Perusahaan, dan
Kesempatan Bertumbuh Perusahaan
Terhadap Return Saham Pada
Perusahaan Manufaktur yang Listing
di BEI”, The Indonesian Accounting
Review Vol 2, STIE Perbanas,
Surabaya.
Ghozali Imam, 2011, Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program SPSS,
Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang.
Hadi Prasetya, 2009, “Analisis Pengaruh Leverage, Debt to Equity Ratio (DER),
Return on Asset (ROA), Price Book
Value (PBV), dan Price Earning Ratio
(PER) Terhadap Return Saham, Studi
Kasus Pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di BEI 2005-
2007”, Skripsi, Universitas Sebelas
Maret, Solo.
Halim Abdul, 2005, Analisis Investasi,
Salemba Empat, Jakarta.
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 122/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
116
Hanafi Mamduh, Halim Abdul, 1996,
Analisis Laporan Keuangan , Edisi
Pertama, UPP-AMP YKPN,
Yogyakarta.
Hardiningsih Pancawati, 2001, “Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko
Ekonomi Terhadap Return Saham
Perusahaan Di Bursa Efek Jakarta
Studi Kasus Basic Industry dan
Chemical”, Tesis, Universitas
Diponegoro, Semarang.
Hartono J., 2003, Teori Portofolio dan
Analisis Investasi, Edisi Ketiga, BPFE,
Yogyakarta.
Hidayat Taufik, 2009, “Pengaruh Rasio
Keuangan Terhadap Return Saham
Pada Perusahaan yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia”, Tesis,
Universitas Sumatra Utara, Medan.
Indarwati Susan, 2012, “ Pengaruh Earning
Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio
(DER), Price Book Value (PBV),
Return on Asset (ROA), Return on
Equity (ROE) terhadap
Return Saham Studi Kasus Pada
Farmasi Tbk yang terdaftar di BEI”
Jurnal Ekonomi Manajemen,
Universitas Gunadarma.
Jogiyanto, 2000, Teori Portofolio dan
Analisis Investasi, BPFE, Yogyakarta.
Khairi Muhammad Shadiq, 2012, Analisis
Pengaruh Karakteristik Perusahaan Return Saham Syariah Yang
Tergabung di Jakarta Islamic Index
Periode 2008-2011” Jurnal Ekonomi
dan Bisnis, Universitas Brawijaya.
Kusumo Gian Ismoyo, 2011, “Analisis
Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap
Return Saham Pada Perusahaan Non
Bank”, Jurnal Analisis Manajemen
dan Bisnis,
Mangkunegara A., P., 2001, Manajemen
Sumber Daya Manusia Perusahaan,
Remaja Rosda Karya, Bandung.
Margaretha Farah, Damayanti Irma, 2008,
“Pengaruh Price Earnings Ratio, Dividend Yield, dan Market to Book
Value Terhadap Stock Return di Bursa
Efek Indonesia”, Jurna Bisnis dan
Akuntansi, Volume 10 Nomor 3,
Universitas Trisakti, Jakarta.
Munawir, 2002, Analisis Laporan Keuangan,
Liberty, Yogyakarta.
Nugroho Inung Adi, 2009, “Analisis
Pengaruh Informasi FundamentalTerhadap Return Saham (Studi
Komparatif pada Sub Sektor Industri
Otomotif Terhadap Sub Sektor Industri
Textil Sepanjang Periode tahun 2003-
2007 di BEI)”, Tesis, Universitas
Diponegoro, Semarang.
Nurhikmah Sitti, 2012, “Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap Return Saham
(Studi Kasus Pada Industri Manufaktur
yang Terdaftar di BEI)”, Skripsi Strata
I , Universitas Hasanuddin, Makassar.
Oktanugroho Ghita K., 2012, “Analisis
Pengukuran Kinerja Keuangan
terhadap Return Saham (Studi Pada
Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI 2008-2011)”, Tesis,
Universitas Ghajah Mada, Yogyakarta.
Pribawanti Tika M., 2007, “ Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Total
Return
Saham Pada Perusahaan Manufaktur
yang Membagikan Deviden di Bursa
Efek Indonesia”, Skripsi Strata I,
Universitas Negeri Semarang.
Prihantini Ratna, 2009, “Analisis Pengaruh
Inflasi, Nilai Tukar, ROA, DER, dan
CR terhadap Return Saham (Studi
Kasus Saham Industri Real Estate and Property yang Terdaftar di BEI 2003-
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 123/126
JURNAL AKUNTANSI. VOL.2 NO.1 JUNI 2014
117
2006)”, Tesis, Universitas
Diponegoro, Semarang.
Saputra Angga, 2012, “Analisis Pengaruh
Ukuran Perusahaan (Size), Return On
Equity (ROE), Debt Equity Ratio(DER), Dan Erning Per Share (EPS)
Terhadap Return Saham Pada
Perusahaan Yang Tergabung Dalam
Indeks Big Capitalization Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
(BEI)”, Jurnal Akuntansi, Universitas
Gunadarma.
Sari Fita Nur, 2012, “Analisis Pemngaruh
DER, CR, ROE, dan TAT Terhadap
Return Saham ( Studi Pada SahamIndeks LQ45 Periode 2009 – 2011 Dan
Investor Yang Terdaftar Pada
Perusahaan Sekuritas Di Wilayah
Semarang Periode 2012)”, Skripsi,
Universitas Diponegoro, Semarang.
Solechan Ahmad, 2009, “Pengaruh
Manajemen Laba Dan Earning
Terhadap Return Saham (Studi Empiris
Pada Perusahaan Yang Go Public Di
Bei Tahun 2003 – 2006)”, Tesis,
Universitas Diponegoro, Semarang.
Susilowati Yeye, 2011, “Reaksi Signal Rasio
Profitabilitas Dan Rasio SolvabilitasTerhadap Return Saham Perusahaan” Jurnal Dinamika Keuangan dan Perbankan, Vol. 3 No. 1, UniversitasStikubank, Semarang.
Tandelilin Eduardus, 2001, Analisis Investasi
dan Manajemen Portofolio Edisi
Pertama, BPFE, Yogyakarta.
Ulupui IG et all., 2005, “Analisis Pengaruh
Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas,
dan Profitabilitas terhadap Return
Saham (Studi Pada Perusahaan
Makanan dan Minuman Dengan
Kategori Industri Barang Konsumsi Di
BEJ)”, Jurnal Akuntansi, Universitas
Udayana.
Utomo Welly, 2007, “Analisis Pengaruh
Beta dan Varian Return Saham
Terhadap Return Saham (Studi pada
Perusahaan LQ 45 di BEJ Periode
Bulan Januari Tahun 2005 Sampai
Desember 2005)”, Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang.
Widodo Saniman, 2007, “Analisis Pengaruh
Rasio Aktivitas, Rasio profitabilitas,
dan Rasio Pasar Terhadap Return
Saham Syariah Dalam Kelompok
Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2003
– 2005”, Tesis, Universitas
Diponegoro, Semarang.
Widyawati Happy, 2012, “Pengaruh Ratio Profitabilitas Dan Leverage Terhadap
Return Saham (Studi Kasus Pada
Industri Automotive dan Alliend
Product yang Listed di BEI)”, Jurnal
Akuntansi, Universitas Negeri
Semarang.
Badan Pusat Statistik (BPS), Pertumbuhan
Industri Manufaktur Indonesia,
http://www.bps.go.id/ Diakses pada
tanggal 19 Mei 2013
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Laporan
Keuangan Interim PSAK No 3 Revisi
2010, www.iaiglobal.or.id Diakses
pada tanggal 22 Agustus 2013.
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 124/126
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 125/126
7/24/2019 Dwi Woro Setiyoningrum.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/dwi-woro-setiyoningrumpdf 126/126
Recommended