View
27
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
DOSA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR`AN
(Kajian Lafaz Dzanbun,Khathî’ah, Itsmun, Junah, dan
Jurmun Menurut Tafsir Al-Qurthubî)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Dakwah untuk
Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Disusun oleh
Lauli Utami
14210583
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR`AN DAN
TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA
2018 M/1439 H
DOSA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR`AN
(Kajian Lafaz Dzanbun,Khathî’ah, Itsmun, Junah, dan
Jurmun Menurut Tafsir Al-Qurthubî)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Dakwah untuk
Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Disusun oleh
Lauli Utami
14210583
Dosen Pembimbing
Hj. Muthmainnah, MA
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR`AN DAN
TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA
2018 M/1439 H
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “ Dosa Dalam Perspektif Al-Qur`an (Kajian Lafaz
Dzanbun, Khathî’ah, Itsmun, Junâh, dan Jurmun Menurut Tafsir Al-
Qurthubî)” yang disusun oleh Lauli Utami dengan Nomor Induk Mahasiswa
14210583 telah melalui proses bimbingan dengan baik dan disetujui untuk
diujikan pada sidang munaqosyah.
Jakarta, 08 Agustus 2018
26 Dzul Qa‟da 1439 H
Pembimbing
Hj. Muthmainnah, MA
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “ DOSA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR`AN ( Kajian
Sinonimitas Lafaz Dzanbun, Khathî’ah, Itsmun, Junâh, dan Jurmun Menurut
Tafsir Al-Qurthubî )” yang disusun oleh Lauli Utami dengan NIM 14210583
telah diujikan pada sidang Munaqosyah Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu
Al-Qur`an (IIQ) Jakarta pada tanggal 15 Agustus 2018. Skripsi ini diterima
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag).
Jakarta, 15 Agsutus 2018
03 Dzul Hijjah 1439 H
Dekan Fakultas Ushuluddin
Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta
Dra. Hj. Maria Ulfah, MA
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
Dra. Hj. Maria Ulfah, MA Dra. Ruqayah Tamimi
Penguji I, Penguji II,
Dr. Hj. Romlah Widayati, M.Ag Hj. Istiqomah, MA
Pembimbing,
Hj. Muthmainnah, MA
iii
PERNYATAAN PENULIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Lauli Utami
NIM : 14210583
Tempat/Tgl.Lahir : Bagan Laguh/06 Maret 1996
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ Dosa Dalam Perspektif Al- Qur`an
(Kajian Sinonimitas Lafaz Dzanbun, Khathî’ah, Itsmun, Junâh, dan Jurmun
Menurut Tafsir Al-Qurthubî)” adalah benar-benar asli karya saya kecuali
kutipan-kutipan yang sudah disebutkan. Kesalahan dan kekurangan di dalam
karya ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, 08 Agustus 2018
26 Dzul Qa‟da 1439 H
Lauli Utami
iv
MOTTO
“Ridho Allah ada pada Ridho Orangtua, dan
Murka Allah ada pada Murka Orangtua”
v
PERSEMBAHAN
Saya persembahkan karya ini untuk kedua orangtua yang tercinta, Bapak
Kaharuddin (alm.) dan Ibunda Kamariah, dan adik saya tercinta, yang selalu
memberikan saya semangat adinda Neno Kaharuddin. Teruntuk kedua
orangtua saya, terima kasih telah mendidik saya dengan sabar, selalu
memberikan contoh dan nasihat yang baik serta dukungannya kepada saya
dalam mencapai setiap impian saya. Dan untuk adik saya yang tercinta ,
terima kasih untuk segala pengorbanan dan kesabaran dalam membantu saya
selama proses penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah senantiasa memberikan
rahmat, kerberkahan, dan keridhoan-Nya di dalam perjalanan hidup kita.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. yang Maha Kuasa hanya denga izin-Nya
terlaksana kebijakan dan kesuksesan. Shalawat serta salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. dan para
sahabatnya serta pengikutnya.
Dalam penulisan skripsi ini , segala puji syukur diucapkan karena
dapat terselesaikan skripsi ini berkat doa dan dorongan, nasehat, serta
bimbingan dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Di
antaranya kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Khuzaemah Tahido Yanggo, Lc, MA, Ibunda
kami, Rektor Institu Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta berkat restu dan
doanya untuk kami semua.
2. Ibu Dr. Hj. Maria Ulfa, MA, selaku dekan fakultas Ushuluddin
dan Dakwah IIQ Jakarta atas segala doan dan bimbingannya.
3. Segenap dosen pengajar dan staaf IIQ Jakarta terkhusus Fakultas
Ushuluddin dan Dakwah jurusan Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir yang
telah memberikan banyak ilmu pengetahuan, bimbingan dan
semangat sehingga penulis mampu memahami ilmu yang
diberikan dan penyelesaian skripsi ini.
4. Segenap Instruktur tahfidz atas kesediaan meluangkan waktu
untuk berbagi ilmu dan bimbingan kepada penulis, Ibu
Muthmainnah, Ibu Mahmudah, Ibu Sami‟ah, Ibu Istiqomah, Ibu
Atiqoh, Kak A‟yuna dan Bapak Fathoni. Semoga Allah senantiasa
memberikan rahmat-Nya kepada guru-guru kami.
5. Untuk Ibu Tercinta Ibu Kamariah dan Ibu Kamarisah, dan adik
tercinta Neno Kaharuddin, yang selalu memberikan semangat dan
doa yang selalu mengalir demi kesuksesan penulis dalam
menyelesaikan pendidikan ini hingga akhir. Tak lupa untuk
ayahnda, penulis persambahkan ini sebagai hadiah untuk bapak
Kaharuddin (almarhum).
vii
6. Untuk sahabat-sahabat saya di IIQ Jakarta angkatan 2014,
terutama sahabat-sahabat Ushuluddin IAT A, yang telah berjuang
bersama dan saling support untuk penyelesaian tugas akhir kita.
7. Sahabat-sahabat saya di Kahfi BBC Motivator School, teman-
teman angkatan 17-La Fourmi, dan para dosen, senior, terutama
Guru Sehat Om Bagus atas segala doa dan supportnya.
8. Untuk sahabat-sahabat tercinta saya Adlul Alghofiqi (alm), Indy
Zuhrotul Isthifaiyyah (almh) yang selalu mengingatkan penulis
untuk semangat dan sabar dalam proses belajar. Nasehat ini akan
selalu penulis ingat dan amalkan.
9. Untuk yang tercinta Adhi Musliadi, Ridha Aulia, Miko Putra dan
sahabat tercinta PBRC (Persatuan Badminton Rantau Ciputat)
yang selalu memberikan support dan doanya untuk penulis selama
proses penyelesaian skripsi ini.
Harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis
dan masyarakat. Semoga Allah melimpahkan rahmat, keberkahan,
dan keridhoan untuk kita semua di dunia dan akhirat. Aamiin
Jakarta, 08 Agustus 2018
26 Dzul Qa‟da 1439 H
Lauli Utami
viii
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... ii
PERNYATAAN PENULIS .................................................................... iii
MOTTO .................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN .................................................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................. vi
DAFTAR ISI ........................................................................................ viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................. xi
ABSTRAKSI ............................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................ 8
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah ..................................................... 8
2. Perumusan Masalah ...................................................... 9
D. Tujuan dan Manfaat Masalah .................................................. 10
E. Tinjauan Pustaka ................................................................. 11
F. Metodologi Penelitian
1. Jenis penelitian…………………………………………12
2. Sumber data ................................................................. 12
3. Teknik Pengumpulan Data ........................................... 13
4. Metode Analisi Data ..................................................... 13
G. Teknik dan Sistematika Penulisan ........................................... 13
ix
BAB II DOSA DALAM ISLAM
A. Pengertian Dosa ............................................................................ 15
B. Macam-macam Dosa ................................................................... 21
C. Akibat Perbuatan Dosa dan Cara Menghapusnya ........................ 27
BAB III PROFIL AL-QURTHUBI DAN KITAB TAFSIRNYA
A. Biografi Al-Qurthubî
1. Riwayat Hidup Al-Qurthubî .................................................. 39
2. Riwayat Pendidikan Al-Qurthubî .......................................... 41
3. Karya Al-Qurthubî ............................................................... 42
4. Pengaruh Imam Al-Qurthubî di dalam Islam ........................ 43
B. Profil Kitab Tafsir Al-Qurthubî
1. Latar belakang Penulisan Tafsir ............................................. 45
2. Sumber Penafsiran ................................................................. 46
3. Metode dan Sistematika Penafsiran ........................................ 48
4. Penyajian Penafsiran .............................................................. 51
5. Corak Penafsiran .................................................................... 51
6. Karakteristik Tafsir ................................................................. 53
7. Pendekatan Tafsir ................................................................... 54
8. Tehnik Interpretasi .................................................................. 55
9. Keistiwewaan Kitab Tafsir Al-Qurthubî .............................. 59
BAB IV ANALISIS LAFAZ DZANBUN, KHATHÎ’AH, ITSMUN,
JUNÂH, DAN JURMUN DALAM TAFSIR AL-QURTHUBÎ
A. Pengertian Dzanbun, Khathî’ah, Itsmun, Junâh, dan Jurmun .... 61
B. Klasifikasi Ayat yang Mengandung Lafaz Dzanbun, Khathî’ah,
Itsmun, Junâh, dan Jurmun dan Penafsirannya dalam Tafsir Al-
Qurthubî ....................................................................................... 74
x
C. Perbedaan antara Lafaz Dzanbun, Khathî’ah, Itsmun, Junâh, dan
Jurmun .......................................................................................... 96
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 101
B. Saran ......................................................................................... 102
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 103
xi
PEDOMAN TRANSLITERASI
Skripsi ini ditulis dengan mneggunakan pedoman transliterasi sebagaimana
diuraikan di bawah ini. Trasliterasi ini ditulis dengan menggunakan pedoman
transliterasi huruf Arab ke huruf latin yang telah disusun oleh Institut Ilmu
Al-Qur`an (IIQ) Jakarta Tahun 2017.
1. Konsonan
: a
: th
: b : zh
: t : „
: ts : gh
: j : f
: h : q
: kh : k
: d : l
: dz : m
: r : n
xii
: z : w
: s : h
: sy : `
: sh : y
: dh
2. Vocal
Vocal Tunggal Vocal Panjang : Vocal Rangkap:
Fathah : a â ...: ai
Kasrah : i : î
Dhammah : u : û …: au
3. Kata Sandang
a. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam ( ) qamariyah
ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, Contoh:
-Al-Baqarah : Al : ا
Mâidah
xiii
b. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam ( ) syamsiyah
ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan
sesuai dengan bunyinya. Contoh:
: ar-rajulu : as-Sayyidah
: asy-Syams : ad-Dârimî
c. Syaddah (Tasydîd) dalam system aksara Arab digunakan lambang (
_ّ), sedangkan untuk alih aksara dilambangkan dengan huruf, yaitu
dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd. Aturan ini
berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di tengah kata, di
akhir kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti
oleh huruf-huruf syamsiyah. Contoh:
: Âmannâbillâhi : Âmana as-Sufahâ’u
: Inna al-ladzîna : waar-rukka’i
d. Ta Marbûthah(ة)
Ta Marbûthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata
sifat (na’at), maka huruf tersebut dialih aksarakan menjadi huruf “h”.
Contoh:
: al-Af`idah : al-Jâmiah al-Islâmiyah
Sedangkan ta marbûthah (ة) yang diikuti atau disambungkan (di-
washal) dengan kata benda (ism), maka dialih aksarakan menjadi
huruf “t”. Contoh:
Âmilatun Nâshibah
xiv
e. Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan tetapi
apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan awal
kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain.
Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam alih aksara ini,
seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan ketentuan
lainya.
xv
ABSTRAKSI
Lauli Utami (14210583)
Dosa Dalam Perspektif Al-Qur`an ( Kajian Sinonimitas Lafaz Dzanbun,
Khathî’ah, Itsmun, Junâh, dan Jurmun Menurut Tafsir Al-Qurthubî )
Skripsi ini menelaah tentang sinomitas pada lafaz Dzanbun, Khathî’ah,
Itsmun, Junâh, dan Jurmun yang mengandung satu makna yaitu, Dosa. Ini
perlu di kaji lebih dalam, supaya bisa memahami apa perbedaan di antara
masing-masing lafaz yang berorientasi pada satu makna yaitu, Dosa, tetapi
masing- masing dari lafaz tersebut memiliki ruang lingkup dan konteks yang
berbeda dari segi penggunaan dan peletakkannya. Itulah yang mendorong
penulis untuk membahas lebih dalam tentang kelima lafaz ini. Dan penulis
mengambil penjelasan lebih detailnya dari tafsir Al-Qurthubî, yang mana
menurut penulis kitab tafsir ini membahas per kata dari setiap ayat, dan
menjurus pada bidang ibadah secara menyeluruh. Dan penulis ingin
mengetahui bagaimana pemikiran atau penafsiran al-Qurthubî dalam
menjelaskan ayat yang mengandung lafaz-lafaz tersebut.
Penelitian ini dalam penelitian kepustakaan (library research), maka
penulis merujuk pada Tafsir Jami‟ li Ahkâm Al-Qur`an karya Al-Qurthubî.
Kemudian didukung oleh buku, jurnal dan literatur yang berkatian dengan
judul yang diambil oleh penulis. Data-data selanjutnya akan menganalisa
perbedaan setiap lafaz berdasarkan penafsiran al-Qurthubî. Di dalam
penafsiran penulis menggunakan metode maudhû’i atau tematik, yaitu
mengumpulkan ayat-ayat yang berkaitan dengan tema.
Lafaz Dzanbun, Khathî’ah, Itsmun, Junâh, dan Jurmun mengandung
makna dosa. Namun ada titik perbedaan dari masing-masing lafaz, baik dari
segi penggunaannya, bentuk, konteks, serta resiko yang didapat. Dan dari
hasil penelitian, bahwa bahwa lafaz dzanb mayoritas dalam bentuk jamak dan
untuk dosa lampau, lafaz khathiah untuk kesalahan yang tidak disengaja,
lafaz itsm penggunaannya pada konteks melawan Allah dan Rasul-Nya, lafaz
junah selalu digunakan pada dua pilihan/kecendrungan, dan lafaz jurm lebih
kepada segi akumulasi dosa dan lebih umum bisa mencakup empat lafaz dosa
sebelumnya. Itulah perbedaan signifikan di antara masing-masing lafaz yang
satu makna yaitu dosa, yang mengacu berdasarkan penafsiran al-Qurthubî
dalam menanggapi ayat yang mengandung lafaz-lafaz tersebut. Penulis
meneliti dari segi asbab nuzul ayat, kedudukan dan bentuk lafaz tersebut.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur`an adalah mukjizat Islam yang abadi dimana semakin maju
ilmu pengetahuan, semakin tampak validitas kemukjizatannya. Allah
SWT. menurunkannya kepada Nabi Muhammad SAW. demi
membebaskan manusia dari berbagai kegelapan hidup menuju cahaya
ilahi, dan membimbing mereka ke jalan yang lurus.1 Allah
menamakan Al-Qur`an dengan beberapa nama, salah satunya al-
Furqân yang artinya adalah pembeda, Allah berfirman pada QS. Al-
Furqan [25]:1 2:
“Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran)
kepada hamba-Nya, agar Dia menjadi pemberi peringatan kepada
seluruh alam3” (Q.S Al-Furqan [25] : 1)
Menurut al-Qurthubî, penyebutan Al-Qur`an sebagai al-Furqân
karena dua aspek. Pertama, karena membedakan antara kebenaran
dan kebatilan, Mukmin dan Kafir. Kedua, karena di dalamnya
terdapat penjelasan tentang perkara yang disyariatkan baik yang halal
maupun yang haram.4 Maka dengan Al-Qur`an manusia bisa
membedakan mana perbuatannya yang mendatangkan keridhaan
Allah untuknya dan mana perbuatan yang mengakibatkan dosa bagi
1 Manna al-Qaththân, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur`an, Terj. H. Aunur Rafiq El-
Mazni, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005), h. 3 2 Manna al-Qaththân, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur`an, Terj. H. Aunur Rafiq El-
Mazni, h. 19 3 Maksudnya jin dan manusia.
4 Al-Qurthubî, Al-Jami’ li Ahkâm Al-Qur`an, (Kairo: Dâr al-Kutub al-Mishriyyah,
1952), Juz 13 , h. 2
2
dirinya 5. Sebagaimana dicantumkan dalam sebuah hadis riwayat
Muslim :
“Dari Muhammad bin Hâtim bin Maimûn, dari Ibnu Mahdi, dari
Mu’âwiyah bin Shâlih dari ‘Abdurrahman bin Jubair bin Nufair, dari
ayahnya, dari an-Nawwâs bin Sim’ân al-Anshârî, ia berkata: “Aku
bertanya kepada Rasulullah saw tentang kebajikan dan dosa, maka
beliau menjawab,“Kebajikan adalah akhlak yang baik dan dosa
adalah apa yang membuatmu bimbang (ragu) hatimu dan engkau
tidal suka dilihat (diketahui) oleh manusia.” (HR. Muslim)
Sedangkan di dalam Al-Qur`an dijelaskan pula tentang dosa-dosa
yang harus dihindari oleh manusia, dan lafaz yang mengandung
makna dosa di dalam Al-Qur`an diantaranya yaitu:
1. Dzanbun/
Kata dzanbun di dalam Al-Qur`an muncul sebanyak 39 kali,
terdapat 21 kata di dalam surah Makkiyah dan 18 kata di dalam surah
Madaniyyah. Hampir sebagian besar 28 kata berbentuk jamak dan 11
kata berbentuk mufrad.7 Secara sederhana dzanbun mencakup makna
dosa, akhir sesuatu, dan keterbelakangan, digunakan untuk
5 Achmad Gholib, Studi Islam: Pengantar Memahami Agama, Al-Qur`an, Al-Hadis,
dan Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Faza Media, 2005), h. 13 6 Abû Husain bin al-Hajjâj al-Qusyairî an-Naisaburî, Shahih Muslim, Juz 4, Bab at-
Tafsîr al-Bir wa al-Itsm, No. 2553, h. 1980 7 Muhammad Fû‟ad „Abd al-Bâqi, Al-Mu’jam Al-Mufahras li Alfâz Al-Qur`an Al-
Karîm, (Kairo: Dar al-Hadis, 2001), h. 339
3
menunjukkan dosa yang sudah lampau dan digunakan dalam konteks
melawan atau menentang Allah.
2. Khathî’ah /
Lafaz ini disebutkan di dalam Al-Qur`an sebanyak 22 kali 8
,makna yang terkandung pada lafaz ini yaitu digunakan untuk
menyatakan berlakunya suatu kesalahan baik yang disengaja atau
karena lupa.9
3. Itsmun/
Kata ini di dalam Al-Qur`an disebut sebanyak 48 kali dengan
ragam bentuk turunannya. Bentuk kata yang paling sering disebut
adalah itsmun, yakni sebanyak 35 kali, sisanya berbentuk
Terdapat 37 ayat yang memuat kata Itsmun
termasuk dalam surah Madaniyah dan sisanya 11 ayat pada surah
Makkiyyah.10
Di dalam Al-Qur`an kata Itsmun, digunakan dalam konteks yang
beragam, salah satunya adalah dalam konteks melawan Allah dan
Rasul-Nya, menolak kebenaran dan kitab-kitab-Nya.
4. Junâh/
Junâh merupakan salah satu lafaz di dalam Al-Qur`an yang
mengandung makna dosa. Lafaz junâh berakar dai kata janaha ( )
yang makna yaitu yang berarti cenderung, belok, atau miring.
8 Muhammad Fû‟ad „Abd al-Bâqi, Al-Mu’jam Al-Mufahras li Alfâz Al-Qur`an Al-
Karîm, h. 288 9 Ibnu Manzur, Lisân al-„Arab, (Kairo: Dar al-Hadis, 2001), juz 5, h. 134-135
10 Muhammad Fû‟ad „Abd al-Bâqi, Al-Mu’jam Al-Mufahras li Alfâz Al-Qur`an Al
Karîm, h. 40-42
4
Kebanyakan kata ini digunakan dalam konteks berpasangan atau
terdapat dua pilihan di dalamnya. Seperti : dua pilihan yang mana
salah satu yang baik darinya, menjelaskan hukum atau dua hal. Junâh
berarti penyimpangan dari kebenaran, dosa, bahkan semua dosa bisa
dikategorikan dalam pengertian junâh. Diartikan demikian karena
dosa condong membuat manusia menyeleweng dari kebenaran.11
5. Jurmun/
Lafaz ini merupakan sinonim dari dzanbun. Dalam Al-Qur`an,
kata ini muncul paling sering dalam bentuk partisipal, mujrim ( ),
yang berarti “orang yang melakukan atau telah melakukan jurm.12
Kata al-jurm disebut sebanyak 65 kali. Banyak yang berbentuk jama’
mudzakkar salîm ( ) berjumlah 49 kata. Banyaknya bentuk
kata ini menggambarkan bahwa kata jurmun dipakai di dalam Al-
Qur`an untuk menggambarkan para pelaku dosa, bukan jenis-jenis
dosa sebagaimana diungkapkan kata itsmun. Kata jurmun juga
digunakan untuk menjelaskan ancaman siksa yang diterima.
Di dalam Al-Qur`an lafaz dosa disebut dengan beragam kata yang
masing-masing dari kata tersebut menurut pandangan umum memiliki
wilayah pengertian dan makna yang hampir sama. Dalam ilmu Al-
Qur`an ini disebut dengan istilah Mutarâdif atau al-Tarâduf atau
Sinonimitas.
11
M. Quraish Shihab, Ensiklopedi Al-Qur`an, (Jakarta: Yayasan Bimantara, 1997),
h. 184 12
Toshishiko Izutsu , Konsep-Konsep Etika Religius dalam Qur`an Terj. Agus
Fahri Husein, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1993), h. 297
5
Al- Tarâduf memiliki definis yang berbeda-beda dikalangan para
ulama diantaranya yaitu:
a. Menurut Ya‟qub, Al- Tarâduf adalah “Berbeda artinya tetapi
sama lafaznya. Atau beragam lafaznya tetapi satu maknanya”13
b. Menurut Umar, Al- Tarâduf adalah “banyak lafaz tapi satu
makna” 14
Ulama linguistik Arab pada abad IV ramai berselisih pendapat
tentang eksistensi Tarâduf dalam bahasa arab: Sebagian menolak
sama sekali adanya Tarâduf , ada juga yang menyatakan adanya
Tarâduf , dan ada orang yang berlebihan dalam memahami adanya
Tarâduf sehingga ada diantara mereka berpendapat bahwa satu
makna/subtansi bisa jadi memiliki ratusan sinonim untuk
mengungkapkannya. Dilihat dari sisi istilah tidak ditemukan
kesepakatan para ulama, akademisi klasik dan kontemporer. Sibawaih
(w.180 H) diduga sebagai orang pertama yang menampakkan
penjelasan mengenai al- tarâduf dalam ilmu bahasa. Menurut
Sibawaih, ia membagi konteks hubungan antara lafaz dengan makna
menjadi tiga macam :
a. Lafaz yang beraneka ragam dan mempunyai makna yang
beraneka ragam juga.
b. Satu lafaz mempunyai aneka makna yang berbeda.
c. Beragam lafaz namun hanya mengandung satu makna.
Pembagian tersebut disinyalir sebagai awal munculnya Musytarak
Lafzî dan al-Mutarâdif.15
13
Imil Badi‟ Ya‟qub, Fiqh al-Lughah wa Khashâishuhâ, (Bairut : Dâr Al-Tsaqâfah
al-Islâmiyah, T.th). h. 180-181 14
Ahmad Mukhar Umar, ‘Ilm al-Dilâlah, (Kuwait :Maktabah Dâr al-Arabiyah li al-
Nasr wa al-Tauzi, 1982), cet. I, h. 145
6
Adapun di kalangan ulama ada yang sepakat dengan keberadaan
sinonimitas disebabkan adanya hal yang berhubungan dengannya
bukan dimaksdukan pada zatnya. Ada beberapa pembahasan dalam
‘ulûm Al-Qur`an yang dikaitkan dengan sinonimitas. Di antaranya
ta’kîd di dalam Al-Qur`an, Ilmu Mutasyâbih, dan ilmu tafsir
lainnya.16
Adapun ulama yang menyetujui adanya sinonimitas dalam Al-
Qur`an yaitu :
1. „Alî Abd al-Wâhid Wâfî, beliau berpendapat bahwa kebanyakan
dalam Al-Qur‟an juga terdapat kata-kata mutarâdif,
sebagaimana juga terdapat dalam ungkapan sastra Arab.
2. Ibn al-„Arabî, cenderung berpendapat bahwa mutarâdif terdapat
dalam Al-Qur‟an, sebagaimana beliau tidak membedakan
perkataan walaupun sebahagian ulama
membedakan kedua kata tersebut. 3. Abû Bakr al-Husaynî berpendapat bahwa mutarâdif terdapat
dalam Al-Qur‟an, di antara tujuan dari kata mutarâdif adalah
menjelaskan ungkapan yang berbeda dengan menggunakan
kata-kata mutarâdif. Sebagai contoh kata ا (Q.S. Al-
„Ankabût [29]: 14).17
Sedangkan ulama yang menolak adanya sinomitas dalam Al-
Qur`an yaitu :
15
Muhammad Nuruddîn al-Munajjât, al-Tarâduf fî Al-Qur`an Al-Karîm, (Baina al
Mazariyah wa al Tatbiq), h.29 16
Muhammad Nuruddîn al-Munajjât, al-Tarâduf fî Al-Qur`an Al-Karîm, h.109 17
“DokumenPemudaTqn”https://dokumenpemudatqn.blogspot.com/2012/11/mutara
dif-dalam-al-quran-oleh-drdrs-h.html, diakses tanggal 03 November 2012
7
1. Bint Syâthi`. Ia mengutip dari Ibnu Fâris bahwa jika ada dua
lafaz untuk satu makna atau satu benda, niscaya lafaz yang sama
memiliki kekhususan yang tidak dimiliki lafaz yang lainnya. 18
Bint Syâthi` mengemukakan rumus setelah menelusuri
penggunaan kata ni’mah dan na’îm dalam Al-Qur`an, bahwa
na’îm digunakan Al-Qur`an untuk nikmat-nikmat akhirat, bukan
duniawi.19
2. M. Quraish Shihab salah satu pakar tafsir indonesia, termasuk
ulama yang menolak adanya sinonim murni dari Al-Qur`an. Ia
menungkapkan kaidah umum mengenai mutarâdif yakni tidak
ada dua kata yang berbeda kecuali ada perbedaan maknanya.
Jangankan yang berbeda akar katanya, yang sama akar katanya
pun tetapi berbeda bentuknya akibat penambahan huruf. 20
Al-Quran juga sebagai mukjizat dengan gaya bahasa yang sangat
khas, yang tidak dapat ditiru oleh siapapun. Jalinan huruf-hurufnya
serasi, ungkapannya indah, uslubnya manis, ayat-ayat teratur dan
sangat memperhatikan situasi dan kondisi dalam berbagai macam
gayanya. Sebagaimana dikutip oleh Bakri Khaeruman menyatakan
bahwa satu huruf dari Al-Qur`an merupakan mukjizat yang
diperlukan oleh lainnya dalam ikatan kata, satu kata yang berada
ditempatnya merupakan ikatan kalimat, serta kalimat yang ada
ditempatnya adalah mukjizat dalam jalinan surat.21
Sehingga
18
„Aisyah Abdurrahman, al-I’jâz al-Bayanî fî Al-Qur’an wa Manâil Nâfi’ bin al
Azraq, h.212 19
M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, h. 124 20
M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, h. 124 21
Badri Khaeruman, Sejarah Perkembangan Tafsir Al-Qur`an, (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2004) h. 17
8
keistimewaan Al-Qur`an tidak hanya terletak pada makna literalnya
saja, melainkan juga dari sisi bahasanya.22
Keistimewaaan ini mulai terlihat ketika Al-Qur`an menggunakan
istilah berbeda menyangkut satu persoalan. Misalnya dosa, ternyata
Al-Qur`an menggunakan lebih dari satu istilah. Istilah tersebut
berbeda-beda namun tetap artinya satu yaitu dosa. Diterangkan bahwa
konsep tentang dosa itu sendiri tidaklah sulit untuk dirumuskan dalam
Islam. Al-Qur`an menyatakan bahwa seseorang yang berdosa adalah
orang yang tidak mematuhi perintah Allah . Dengan kata lain, yang
disebut dosa ialah perbuatan “tidak patuh”.23
Dari uraian berikut, penulis berkeinginan untuk membahas lebih
detail lafaz Al-Qur`an yang mengandung makna dosa, yaitu “ DOSA
DALAM PERSPEKTIF AL-QUR`AN (Kajian Lafaz Dzanbun,
Khathî’ah, Itsmun, Junâh, dan Jurmun menurut Tafsir Al-Qurthubî )”
B. Identifikasi Masalah
Permasalahan pada penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai
berikut :
1. Pengertian Dosa dalam Al-Qur`an.
2. Lafaz-lafaz dalam Al-Qur`an yang mengandung makna dosa.
3. Klasifikasi ayat-ayat yang mengandung makna dosa dengan
bentuk lafaz yang berbeda.
22
Yahyâ bin Abdurrahman Al-Ghoutsanî, Hafal Al-Qur`an Mutqin, Terj, Syaiful
Aziz, (Surakarta: Qur`ani Press, 2017), h. 45 23
Toshihiko Izutsu, Konsep Kepercayaan Dalam Teologi Islam, Penerjemah: Agus
Fahri Husain, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1994), h. 40
9
4. Perbedaan antara setiap lafaz tetapi memiliki makna yang sama
yaitu dosa
5. Ruang lingkup dari setiap lafaz di dalam Al-Qur`an
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan skripsi ini lebih terarah dan tersusun secara
sistematis pada pembahasan yang diharapkan, penafsiran ini
hanya mengkhususkan pada ayat-ayat yang berkaitan dengan
Dosa dengan berbagai bentuk lafaz yang berbeda.
Ayat-ayat yang akan dibahas adalah ayat-ayat yang
menggunakan 5 lafaz yang bermakna dosa yaitu : Dzanbun,
Khâthi’ah, Itsmun, Junâh, dan Jurmun. Penulis menyimpulkan
bahwa kelima lafaz di atas memiliki ruang lingkup yang berbeda
terkait tentang perbuatan dosa itu sendiri. Sehingga penulis
beralasan bahwa ini perlu dikaji agar mengetahui perbedaan di
antara lafaz-lafaz tersebut, guna menambah wawasan bagi
pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya. Alasan
penulis memilih Tafsir Al-Qurthubî adalah penulis ingin
mengetahui bagaimana pemikiran al-Qurthubî dalam menafsirkan
ayat-ayat tentang dosa dengan lafaz yang berbeda-beda.
Dosa adalah suatu hal yang sangat penting di dalam Islam,
baik untuk ditinggalkan agar tidak mendatangkan murka Allah
dalam kehidupan manusia itu sendiri. Karena jika seseorang
berdosa berarti ia sudah melanggar atau melakukan larangan dari
Allah yang semestinya tidak ia lakukan. Sehingga dampak yang
di dapat adalah kesengsaraan di dunia dan balasan yang setimpal
di akhirat kelak.
10
2. Perumusan Masalah
Bagaimana pandangan al-Qurthubî dalam menafsirkan ayat-
ayat yang mengandung lafaz dzanbun, khâthi’ah, itsmun, junâh,
dan jurmun ?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pandangan al-Qurthubî dalam menafsirkan
ayat-ayat yang mengandung lafaz dzanbun, khâthi’ah, itsmun,
junâh, dan jurmun.
2. Manfaat Penelitian
a) Manfaat secara teoritis
Diharapkan dapat menambah informasi dan mengembangkan
khazanah ilmu-ilmu Islam, khususnya bidang tafsir. Dan dapat
dipertimbangkan dalam memperkaya karya ilmiah dalam disiplin
ilmu keislaman, khususnya tentang dosa di dalam Al-Qur`an yang
disebutkan dengan lafaz-lafaz yang berbeda.
b) Manfaat Praktis
Diharapkan penulisan ini dapat memberikan pengembangan
pemahaman lebih dalam tentang istilah-istilah di dalam Al-
Qur`an yang memiliki keistimewaan dan ranah yang berbeda
walaupun membahas satu persoalan yaitu dosa. Dan sebagai umat
islam, harus menyadari apa yang diucapkannya dan memahami
esensinya.
11
E. Tinjuan Pustaka
Sebagaimana tujuan dari tinjauan pustaka yakni berisi kajian
literatur yang relevan dengan pokok pembahasan yang akan diteliti,
sehingga penulis mengambil beberapa buku, skripsi yang memiliki
relasi dengan kajian penulis, dan mampu mendukung penulis dalam
meneliti kajiannya, di antaranya sebagai berikut :
1. Skripsi yang disusun oleh Parhulutan Siregar UIN Suska Riau,
yang berjudul “Makna Junah dalam Al-Qur`an (Kajian Tafsir
Tematik)” pada tahun 2013, skripsi ini fokus pada kata Junah
yang terdapat di dalam Al-Qur`an. Sehingga skripsi ini sangat
berkontribusi bagi penulis untuk menyelesaikan dan melengkapi
penelitiannya.
2. Skripsi yang disusun Hasan Ali UIN Sunan Ampel Surabaya,
yang berjudul “Dosa Besar dalam Islam” pada tahun 2014, tesis
ini mengawali pembahasannya tentang makna dosa di dalam Al-
Qur`an,istilah, dan bentuk-bentuk dosa, yang berbasis pada
Kalâmullâh dan hadist nabi. Sehingga pembahasan dari tesis
tersebut bisa membantu penulis dalam mendukung setiap hasil
penelitian.
3. Skripsi yang disusun oleh Muhammad Nabihul Janam, yang
berjudul ”Sinonimitas dalam Al-Qur`an (Analisis Semantik Lafaz
Khauf dan Khasyyah)”, di dalam skripsi ini penulis mengambil
pembahasan tentang sinonimitas di kalangan ulama yang menjadi
referensi tambahan bagi penulis.
12
F. Metodologi Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah library research (kajian pustaka),
yaitu pengumpulan data dengan cara membaca, menelaah buku
dan literatur lainnya yang berhubungan dengan persoalan yang
dibahas. Jadi, penelitian ini tergolong penelitian kualitatif yakni
pendekatan penelitian yang memerlukan pemahaman mendalam
yang berhubungan dengan objek pembahasan.24
2. Sumber data
Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan sumber data
primer yaitu data-data yang diperoleh dari sumber aslinya yang
relevan dengan skripsi ini sebagai berikut :
a) Kitab Tafsir Al-Qurthubî karya Al-Qurthubî.
b) Kitab Tafsir Al-Misbâh karya M. Quraish Shihab
c) Adapun buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan ini :
1. Studi Ilmu Al-Qur`an
2. Kitab Tafsir Klasik-Modern
3. Buku-buku Akhlak
4. Ensiklopedi Al-Qur`an
5. Kitab At-Tadzkirah
6. Kitab Manna al-Qaththân
7. Kamus Lisânul ‘Arab
8. Kamus Al-Mufradât fî Gharîb Al-Qur`an
24
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, (Jakarta: Refeensi,2003),
h. 196
13
3. Teknik Pengumpulan Data
Keseluruhan data yang diambil dan dikumpulkan dengan cara
pengutipan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kemudian ditetapkan dengan cara dokumentasi dan disusun secara
sistematis sehingga menjadi satu paparan yang jelas.
4. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
analitis – deskriptif yakni menggambarkan setepat mungkin
mengenai pokok masalah yang berdasarkan konsep-konsep yang
dikemukakan secara jelas.
Adapun langkah-langkah yang harus ditetapkan untuk
menggunakan metode muqarin adalah dengan menganalisa ayat-
ayat yang dikaji secara menyeluruh. Kemudian melacak pendapat
mufassir tentang ayat tersebut, serta mengetahui ruang lingkup
pembahasan dari ayat tersebut.25
G. Tehnik dan Sistematika Penulisan
1. Tehnik penulisan
Tehnik penulisan dalam penelitian ini merujuk pada pedoman
pembuatan skripsi yang berjudul : “Pedoman Penulisan Skripsi,
Tesis, Disertasi Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta yang
diterbitkan oleh LPPI IIQ Jakarta tahun 2017”
25
Nasharudin Baidan, Metode Penafsiran Al-Qur`an,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2002), hlm. 68
14
2. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembahasan serta mendapatkan
gambaran yang jelas dan sistematis, maka penulis membagi
dalam beberapa bab dengan rincian sebagai berikut :
Bab Pertama, bab ini merupakan pendahuluan yang
menjadi pengantar kepada penulisan, di dalamnya mencakup
latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan
pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab pertama ini merupakan pembuka bagi para pembaca agar
mengetahui alasan dan latar belakang penulis meneliti dengan
tema penelitian tersebut.
Bab Kedua, di dahului dengan membahas pengertian dari
dosa itu sendiri baik secara bahasa maupun secara
terminologi, serta memaparkan lafaz-lafaz Al-Qur`an yang
mengandung makna dosa, macam-macam dosa dan cara
menghapusnya, serta akan dibahas pula tentang sinonimitas
dalam Al-Qur`an. Bab dua ini merupakan landasan teori agar
penyusunan skripsi dapat terarah dan sistematis, untuk
memberikan informasi kepada para pembaca mengenai dosa.
Bab Ketiga, membahas terkait kitab tafsir yang diambil
sebagai penelitian yaitu: profil al-Qurthubî serta kitab tafsir
beliau, pendidikan serta karya dari al-Qurthubî yang sangat
berpengaruh pada dunia pendidikan terutama islam. Bab tiga
merupakan bab tentang teori mengingat pentingnya sumber
primer untuk para pembaca sebelum masuk ke pembahasan
utama yaitu menjelaskan tentang biografi mufassir.
15
Bab Keempat, merupakan analisa ayat-ayat yang
mengandung lafaz-lafaz dosa serta ruang lingkup dari masing-
masing lafaz yang berbeda namun bermuara pada satu makna
yakni dosa, dengan diperkuat oleh penafsiran dari al-Qurthubî
di dalam kitab tafsirnya. Bab ini merupakan pokok
pembahasan utama penelitian skripsi ini. Tujuannya untuk
mengetahui bagaimana analisa penafsiran tersebut.
Bab Kelima, merupakan penutup. Pada bab ini terdiri dari
kesimpulan, saran-saran, dan daftar pustaka. Bab ini
merupakan akhir dari semua pembahasan.
Demikian gambaran tentang perencanaan penelitian maka
selanjutnya penulis akan mulai mengkaji pengertian dosa baik
secara bahasa ataupun istilah , macam-macam dosa, serta
lafazh-lafazh dalam Al-Qur`an yang mengandung makna
dosa.
101
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penafsiran al-Qurthubî dalam menanggapi ayat-ayat
yang mengandung makna dosa dengan lafaz-lafaz yang berbeda-beda.
Maka bisa diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dzanbun ( )
Lafaz Dzanb kebanyakan digunakan untuk menunjukkan dosa
yang sudah lampau, ruang lingkup dalam konteks menentang Allah
dan rasul-Nya. Sedikit sekali lafaz ini digunakan dalam konteks dosa
bertentangan dengan manusia atau melakukan dosa atau kesalahan
terhadap manusia. Dan lafaz dzanb sering digunakan dalam bentuk
jamak/ banyak, bisa jadi maknanya adalah banyaknya dosa yang
dilakukan atau bahkan seringnya dosa itu dilakukan.
2. Khathî’ah ( )
Lafaz Khathî’ah memiliki makna dosa secara umum. Hal ini bisa
dilihat dari dua puluh satu kata, dari dua puluh kata satu Khathî’ah di
dalam Al-Qur`an disebutkan dalam bentuk nakirah. Bentuk nakirah
menunjukkan keumuman makna sehingga dengan sendirinya kata ini
memiliki cakupan yang luas. Dosa jenis Khathî’ah memuat jenis dosa
baik yang disengaja maupun tidak disengaja, melakukan perbuatan
yang tidak selayaknya yang berkaitan dengan etika, Lafaz ini sering
digunakan dalam konteks perbuatan dosa atau kesalahan kepada antar
sesama manusia, baik yang disengaja ataupun tidak disengaja.
3. Itsmun ( )
Lafaz Itsmun digunakan dalam bentuk penekanan terhadap
perbuatan dosa dengan melanggar hal-hal yang sudah diharamkan.
Dan hal-hal yang sudah diharamkan ini, berarti sudah ada hukum
102
yang berjalan di masyarakat pada saat ini. Makanya, lafaz ini lebih
banyak turun di Madinah. Sehingga kata ini cakupannya lebih kecil
ketimbang kata dzanb.
4. Junâh ( )
Lafaz Junâh lebih banyak digunakan untuk menyebut perbuatan
yang dulunya dianggap dosa atau bertentangan dengan agama Islam,
padahal perbuatan tersebut tidaklah merupakan dosa. Lafaz ini selalui
didahului kata laisa, falâ, dan lâ, untuk menyatakan bahwa perbuatan
tersebut tidak berdosa, meskipun dulu perbuatan tersebut dianggap
dosa. Dapat disimpulkan bentuk dosa seperti ini cakupannya lebih
kecil dan lebih khusus.
5. Jurmun ( )
Lafaz ini lebih banyak digunakan untuk menunjukkan akumulasi
berbagai dosa, memuat berbagai jenis dosa hingga pada tingkat yang
melampaui batas. Dalam lingkaran jurmun ini terdapat jenis-jenis
perbuatan dosa yang beragam, bisa berupa dzanb, itsmun, dan
khâthi`ah. Dari banyaknya perbuatan-perbuatan dosa tersebut, maka
terakumulasikanlah ke dalam lingkaran besar atau bisa dikatakan
bahwa jurmun adalah bentuk dosa yang sudah keterlaluan dan sudah
melampaui batas. Dan dalam penggunaannya di dalam Al-Qur`an
sering dijelaskan dalam bentuk ism fâ’il atau pelaku dari perbuatan
dosa tersebut.
B. SARAN
1. Penulis merasakan bahwa selama proses penyelesaian skripsi ini
membutuhkan ilmu pengetahuan yang benar danwawasan yang
luas , sehingga penulis merasa masih jauh dari kesempurnaan dan
keluasan akan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, menjadi
103
pelajaran bagi penulis khususnya untuk menjadi lebih gigih dan
bersemangat dalam menuntut ilmu pengetahuan, terutama
mendalami ilmu agama.
2. Diharapkan bagi para pembaca, semoga dapat memahami dan
mengambil manfaat dari pembahasan karya ini. Karya sejatinya
manusia yang benar adalah yang banyak ilmunya dan
mengamalkan apapun yang telah ia ketahui, agar kita terhindar
dari golongan orang-orang fasiq, yang mengetahui tetapi tidak
mengamalkan apa yang telah diketahui.
103
DAFTAR PUSTAKA
Abd al-Bâqi , Muhammad Fû’ad, Al-Mu’jam Al-Mufahras li Alfâz Al-
Qur`an Al-Karîm, Kairo: Dar al-Hadis, 2001.
Ahmadi , Abû, Dosa Dalam Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 1991.
Ali , Hasan , Dosa Besar dalam Islam, Surabaya: UIN Sunan Ampel,
2014.
Al-‘Askarî , Abî Hilal, Mu’jam al-Furûq al-Lugawiyyah, Kairo: Dar al-
Hadîs, 1990.
Al-Bukhârî , Abû ‘Abdillâh Muhammad bin Ismâ’il, Matn Al-Bukhârî,
Juz 4 Kitab Shahîh Bukhârî, Bab Qaulullâh Ta’ala Innalladzîna
Ya`kulûna, Beirut: Dâr al-Fikr, t.th
Al-Dzahâbî , Syamsuddîn, al-Kabâir, Beirut: Dâr al-Fikr, 1994.
Al-Ghazâli, Rahasia Taubat, Terj. Muhammad Baqir, Bandung: Mizan
Media Utama, 2003.
Al-Ghoutsanî , Yahyâ bin Abdurrahman, Hafal Al-Qur`an Mutqin, Terj,
Syaiful Aziz, Surakarta: Qur`ani Press, 2017
Al-Hajjâj al-Qusyairî an-Naisaburî , Abû Husain bin, Shahih Muslim,
Juz 4, Bab at-Tafsîr al-Bir wa al-Itsm, Beirut: Dar al-Ihya at-Tarasi
al-‘Arabi.
Al-Mahallati , Sayyid Hasyim ar-Rasuli, Akibat Dosa, Terj. Bahruddin
Fannani, Bandung: Pustaka Hidayah, 1996.
Al-Munajjât , Muhammad Nuruddîn, al-Tarâduf fî Al-Qur`an Al-Karîm,
Kairo: Baina al Mazariyah wa al Tatbiq, 1995.
104
Al-Ashfihâni , Ar-Raghîb, Mu’jam Mufradât Alfâzh Al-Qur`an, Beirut:
Dâr al-Fikr, t.th.
Al-Quzwainî , Abû Abdullâh Muhammad bin Yazîd bin Abdullâh bin
Majah, Juz 1, Sunan Ibn Majah.
Arnando , Nina M. (Ed), Ensiklopedi Islam, Jakarta: Ichtiar Baru Van
Hoeve,2005.
Ash-Shiddieqy , T.M. Hasbi, Al-Islam I, Semarang: PT Pustaka Rizki
Putra, 2001.
Asy-Syafi’î, Husein Muhammad Fahmî, Kamus Alfâz al-Qur`aniyyah ,
Kairo: Dar al-Ma’ârif, 1993.
At-Tirmidzî , Abû Isa Muhammad bin Isa bin Saurah bin Mûsa bin al-
Dhahhak al-Sulamî al-Dharir al-Bughî, Sunan At-Tirmidzi, Beirut,
Dar Ihya’ al-Turats, t. th, Juz 5.
Baidan, Nasharudin , Metode Penafsiran Al-Qur`an, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2002.
Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, Spiritualitas dan
Akhlak: Tafsir Al-Qur`an Tematik, Cet. I Jakarta: Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur`an, 2010.
Bakry , Hasbullâh, Pedoman Islam di Indonesia, Jakarta: UI Pres, 1998
Gholib, Achmad, Studi Islam: Pengantar Memahami Agama, Al-Qur`an,
Al-Hadis, dan Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Faza Media,
2005.
105
Ibrahim, Lutfi, Konsep Dosa Dalam Pandangan Islam, Studia Islamika:
1980
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, Jakarta:
Referensi,2003
Iyazî , Sayyid Muhammad Alî, al Mufassirûn: Hayâtuhum wa
Manhajuhum, Teheran: Mu’assasah al-Thiba’ah wa al-Nasyr,
Izutsu, Toshishiko , Konsep-Konsep Etika Religius dalam Qur`an Terj.
Agus Fahri Husein, Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1993.
Jaya, Yahya, Peranan Taubat dan Maaf Dalam Kesehatan Mental,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995.
Khaeruman ,Badri, Sejarah Perkembangan Tafsir Al-Qur`an, Bandung:
CV Pustaka Setia, 2004.
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur`an, Tafsir Tematik, Jakarta: Lajnah
Pentashih Mushaf Al-Qur`an Kementerian Agama RI, 2010
Manzûr , Ibnu, Lisân al- ‘Arab, Kairo: Dar Beirut, 1388.
Noor , Ir. Akmaldin dkk, Al-Qur’an Tematis Allah SWT dan
Kepercayaan Manusia, Jakarta: Yayasan SIMAQ, 2010.
Nashîrul Haq, dan Fathurrohman Ahmad, Terjemah Tafsir Al-Qurthubî,
Jakarta: Pustaka Azzam, 2007.
Phoenix , Team Pustaka, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi
Baru, Jakarta: Pustaka Phoenix, 2007.
al-Qurthubî, Al-Jami’ li Ahkâm Al-Qur`an, Kairo: Dâr al-Kutub al-
Mishriyyah, 1952.
106
al-Qurthubî, At-Tadzkirah: Bekal Menghadapi Kehidupan Abadi Terj.
H. Anshori Umar Sitanggal,Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005.
al-Qaththân , Manna, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur`an, Terj. H. Aunur
Rafiq El-Mazni, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005.
Qiraati, Muhsin, Dosa Salah Siapa, Terj. Najib Husain al Idrus, Depok:
Qorina, 2003.
Salim, Abd. Muin, Metodologi Ilmu Tafsir Sebuah Rekontruksi
Epistimologis Memantapkan Keberadaan Ilmu Tafsir Sebagi
Disiplin Ilmu , Orasi pengukuhan Guru Besar IAIN Alauddin,
1999.
Siregar, Parluhutan, Makna Junâh dalam AL-Qur`an (Kajian Tafsir
Tematik), Pekanbaru: UIN Sultan Syarif Kasim, 2013.
Shihab, M. Quraish Ensiklopedi Al-Qur`an, Jakarta: Yayasan Bimantara,
1997.
Shihab , M. Quraish, Ensiklopedi Al-Qur`an: Kajian Kosakata dan
Tafsir, Jakarta: Yayasan Bimantara, 2002.
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al- Misbah: Pesan, Kesan, Keserasian Al-
Qur`an, Jakarta: Lentera Hati, 2002.
Suryadilaga , M. Alfatih, Metodologi Ilmu Tafsir , Cet I, Yogyakarta:
Teras, 2005.
Syarifuddin, Nur’aini, Tawakkal dalam Al-Qur`an: Studi Komparatif
Tafsir Al-Mizan dan Ruhul Ma’ani, Jakarta: Intitut Ilmu Al-Qur`an
(IIQ) Jakarta, 2017
107
Syibromalisi ,Faizah Ali ,Membahas Kitab Tafsir Klasik-Modern,
Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah , 2011.
Thabathaba’i, Muhammad Husain, al-Mîzân fî Tafsîr Al-Qur`an, Beirut:
Muassasah Al-A’lami li al-Mathbu’at, 1991.
Tim Ahli Tauhid, Kitab Tauhid. Terj. Agus Hasan Bashori, Cet. I,
Jakarta: Darul Haq, 1998.
Tim Penulis, Ensiklopedi Islam Indonesia, Jakarta: Anggota IKAPI,
2001
Umar ,Ahmad Mukhar, ‘Ilm al-Dilâlah, Kuwait :Maktabah Dâr al-
Arabiyah li al-Nasr wa al-Tauzi, 1982,
Yanggo, Huzaemah T. dkk, Petunjuk Teknis Penulisan Proposan dan
Skripsi Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, Jakarta: LPPI IIQ
Jakarta, 2017.
Ya’qub, , Imil Badi’, Fiqh al-Lughah wa Khashâishuhâ, Bairut : Dâr Al-
Tsaqâfah al-Islâmiyah, T.th
Yunus, Mahmud, Kamus Arab-Indonesia, Ciputat: PT. Mahmud Yunus
Wa Dzurriyyah, 2010.
Zakariyya , Abû al-Husain Ahmad Ibn Fâris, Mu’jam Maqâyis al-
Lughah, Kairo: Dar al Hadîs, 2001.
Recommended