View
222
Download
2
Category
Preview:
Citation preview
ANALISIS BIAYA PADA PENETAPAN HARGA PRODUKSI CV. ALIKA
DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I)
Oleh:
Devi Puspa Pita Sari
NIM: 104046101577
KONSENTRASI PERBANKAN SYARI' AH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1428 HI 2007 M
ANALISIS BIA YAP ADA PENETAP AN HAR GA PRODlUKSI CV. ALIKA
DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I)
Oleh:
embimbing I,
Martono, SE. MM
Devi Puspa Pita Sari
NIM : 104046101577
Pembimbing II,
Gusniarti, S.Ag. MA
KONSENTRASI PERBANKAN SY ARI' AH PROGRAM STUD I MUAMALA T (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1428 HI 2007 M
PENGESAHAN P ANITIA UJIAN
Skripsi be1judul ANALISIS BIA YA PADA PENETAPAN HARGA PRODUKSI CV. ALIKA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 21 November 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) pada Program Studi Mu'amalat (Ekonomi Islam).
/ !
\ \
Jakarta, 21November2007 . !v1engesahkan, ~Oekah F'aku
c"\''" -,
LEMBARPERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar stara 1 di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif I-Iidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 21 November, 2007
Devi Puspa Pita Sari
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis memanjatkan segala puji dan syukur kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Penyusunan Skripsi ini. Shalawat serta salam semoga dicurahkan
kepada nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat serta kaum muslimin yang
masih be1pegang teguh kepada risalalmya hingga hari akhir.
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
tanpa bantuan dan dukungan serta dorongan dari berbagai pihak tentunya karya tulis
ini tidak akan selesai maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
yang sedalam-dalamnya antara lain kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhan1mad Amin Suma, MA, SH. Selaku Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. !bu Enis Amalia, M.Ag dan Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag selaku ketua
dan sekretaris Jurnsan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakaiia.
3. Bapak Martono, SE, MM dan Ibu Gusnimii, S.Ag.MA, selaku dosen pembimbing
yang senantiasa mencurahkan waktunya untuk memberikfill bimbingan,
pengarahan dan saian-saian selama penulisan skripsi ini.
4. Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yai1g telah
memberikan ilmu-ilmunya dengfill tulus dan ikhlas, sehingga menambah
khasfillah keilmuan penulis.
5. Pimpinan dan Staf Karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, atas segala kemudahan yang diberikan
kepada penulis untuk mendapatkan referensi yang mendukung penulisan skripsi
ini.
6. !bu Asnimar, Lina dan segenap Karyawan CV. ALIKA terima kasih atas
kesabaran dan waktunya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
7. Seluruh keluarga tercinta, Ayah Ir. Ediwirman Taher dart !bu Zahnimar. Am Keb
yang selalu memberikan kasih sayang dan perhatian kepada ananda. Kakakku
Dini dan adikku Dita yang selalu memberikan dorongan dan memberikan terapi
telinga, karena kalianlah hidupku menjadi orang yang paling kaya sedunia.
8. Temen-temen sepetjuangan kelas PS-C terutan1a my best friend: Ida, Dina, Seba,
Yuni, yang selalu memberikan dukungan dan semangat dalan1 menyelesaikan
skripsi ini. Special wat Inat thanks ya nat wat fasilitasnya and wat Bontot
makacih ya tot at as waktunya walau setengah dipaksa he .. he ..
Akhirnya, untuk selmuh teman, salrnbat, keluarga dan semua anak-anak
Adam dan Hawa yang tidalc bisa aku sebutkan satu per satu yang telah berjasa dalam
membantu penyelesaian Skripsi ini, mudah-muda11an Allah SWT membalasnya
dengan pahala yang berlipat ganda Amin.
Jakarta, 12 November 2007 1428 H/ 2007 M
Penulis
DAFTARISI
KATA PENGANTAR
DAFTARISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BABI. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Pembatasan dan Pernmusan Masalah
c. Tujuan dan Manfaat Penelitian
D. Kajian Pustaka
E. Kerangka Teori
F. Metode Penelitian
G. Sistematika Penulisan
BAB II. TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Biaya
B. Teori Harga
I. Pengertian Harga
2. Tujuan Penetapan Harga
3. Faktor Penetapan Harga
4. Metode Penetapan Harga
iii
v
VI
1
5
6
7
8
9
12
14
18
18
26
29
31
5. Prosedur Penetapan Harga 38
C. Harga Dan Keuntungan Dalarn Perspektif Islam 41
I. Konsep Harga Adil 41
2. Keuntungan 46
BAB HI. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITL\.N 53
A. Sejarah dan Tujuan Berdiri CV. ALIKA 53
B. Visi dan Misi Perusahaan 54
c. Proses Produksi 55
D. Aspek Produksi Buku 57
E. Struktm Organisasi Perusahaan 59
F. Produk Buku Yang Ditawarkan 62
BAB IV. PEMBAHASAN 64
A. Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Harga 64
B. Metode Biaya Penetapan Harga Produk 67
c. Analisis Biaya Produksi Dalan1 Perspektif Ekonomi Islam 71
BABV. PENUTUP 83
A. Kesimpulan 83
B. Saran 86
DAFTAR PUSTAKA. 87
l.
2.
3.
Tabel I
Tabel2
Tabel 3
DAFTAR TABEL
Permintaan Barang X
Penawaran Barang Y
Biaya Tenaga Ke1ja
21
23
78
DAFTAR GAMBAR
I. Gambar I Kurva Pennintaan 21
2. Gambar2 Kurva Penawaran 24
3. Gambar 3 Biaya Marginal Dan Supply 25
4. Gambar4 Kurva Titik Break-Even 36
5. Gambar 5 Struktur Organisasi 60
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan.
Agama Islam adalah agama yang diturunkan ALLAH SWT kemuka bumi
untuk menjadi Rahmatan Lil 'Alamin (rahmat bagi seluruh alam), Islam tidak
hanya sekedar mengatur masalah ibadah seorang hamba kepada tuhan-Nya tetapi
juga mampu menghadapi dan menjawab berbagai macam bentuk tantangan pada
setiap zaman. Islam juga mengatur tatanan hidup dengan sempurna, baik
kehidupan individu maupun bermasyarakat yang meliputi sosial, politik dan
ekonomi.
Islam memandang penting persoalan ekonomi, buktinya terdapat puluhan
ayat Al-Qur'an dan 1-ladist-hadist Nabi tentang ekonomi. Hal ini dikarenakan
ekonomi merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak dapat dipisahkan.
Namun bukan tujuan akhir dari kehidupan ini, melainkan sebagai suatu pelengkap
yakni sarana untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi.
Kegiatan ekonomi dalam pandangan Islam merupakan kalaziman dan
tuntutan kehidupan. Di samping itu pula merupakan satu hal yang memiliki
dimensi ibadah. Allah SWT menekankan hal tersebut di dalam firman-Nya, surat
Al- Mulk ayat 15 1
1 lkhwan Han1dani, Siste1n pasar dan Penga1vasan Ekonon1i (hisbah) da/am perspekt{f ekonon1i 7-1- /T,..1,~_,_,.., 1-.T,.- f~,..,..~: "'Jf\(\"'.!\ 1~ 1')
2
"Dia/ah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian rezeki-Nya dan hanya kepada Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan."
Ekonomi pada umumnya didefinisikan juga sebagai kajian tentang perilaku
manusia dalam hubungannya dengan pemanfaatan sumber-sumber procluktifyang
langka untuk memprocluksi barang clan jasa serta menclistribusikannya untuk
clikonsumsi. Dengan clemikian biclang garapan ekonomi adalah salah satu sektor
clalam perilaku manusia yang berhubungan clengan produksi, distribusi clan
k . 2 onsums1.
Dalam kajian keilmuan, ekonomi terbagi dalam dua cabang utama yakni
makroekonomi clan mikroekonomi, menurut bahasa Yunani berarti besar clan
kecil. Makroekonomi mempelajari perilaku ekonomi secara keseluruhan sepe1ii
permintaan clan penawaran, total output, suku bunga, inflasi, clan pengangguran.
Seclangkan Mikroekonomi mencangkup lingkup ekonomi yang kecil, berkaitan
clengan keputusan-keputusan yang cliambil oleh satuan-satuan ekonomi individual
(konsumen, tenaga ke1ja, pemilik modal, clan perusahaan rumah tangga procluksi).
Keputusan tersebut mencangkup penetapan harga clan kuantitas yang cliinginkan
sebagai interaksi antara penawaran clan permintaan di pasar barang. 3
2 Machun Husein, Ekonon1i Isla111: Telaah Analistik Terhadap Fungsi Sistetn Ekonotni Jslan1, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 1995), h. 2.
3 Tri Kunawangsih P, Pengantar Ekonomi Mikro, (Jakarta: LPFET, 2000), h. 16.
3
Teori mikro ekonomi disebut juga dengan teori harga (price theory). 4 Teori
harga terutama membahas tentang aliran barang dan jasa dari sektor perusahaan
(produsen) ke sektor rumah tangga (konsumen). Aliran faktor produksi dari sektor
produsen ke konsumen akan menciptakan harga, baik harga barang/jasa maupun
harga faktor produksi.
Kegiatan ekonomi seperti produksi, distribusi dan konsumsi maup1m ekspor
impor harus disesuaikan dengan norma dan etika ekonomil Islam yang bebas dari
pe1judian (maisir), praktek penipuan (gharar) dan riba. Juga sesuai dengan asas-
asas keadilan, manfaat, suka sama suka, serta saling menguntungkan yang amat
dijunjung tinggi agama Islam dalam melakukan transaksi ekonomi terutama
antara produsen dan konsumen.
Semua jenis peke1jaan manusia selalu dipandang baik dan dihargai oleh
Islam, sepanjang pekerjaannya itu tidak dilarang oleh syariat dan juga dapat
meningkatkan harkat dan derajat orang yang bersangkutan mampu meningkatkan
kesejahteraan dirinya bahkan jika mungkin peke1jaan tersebut dapat
meningkatkan kemakmuran masyarakat. 5 Industri merupakan kegiatan manusia
yang bekerja sama untuk menciptakan lapangan kerja untuk manusia laim1ya,
mampu meningkatkan harkat dan derajat para pelakunya, sanggup menghasilkan
berbagai barang dan jasa untuk memenuhi hajat hidup orang banyak.
4 Noor Azis, Pengantar Mikro Ekonomi Aplikasi dan Manajemen, (Malang Banyumedia Publishing, 2003), h. 7.
5 Azwier Butun, Bisnis Islam, (Jakm1a: PT Fikahati Ariska, 1995), h.71.
4
Dalam bidang industri, suatu perusahaan dapat dikatakan berhasil dalam
mencapai tujuan bisnisnya, tergantung dari keahlian perusahaan tersebut dalam
bidang pemasaran, keuangan, produksi, serta bidang lainnya dan juga ditentukan
dari permintaan akan produk atau jasa dari perusahaan tersebut. O!eh karena itu,
dibutuhkan kemampuan untuk mengkombinasikannya terutama pemasaran yang
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan bagian-bagian lainnya
dalam perusahaan.
Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh suatu tingkat
keuntungan, tercapainya tujuan-tujuan ini bukanlah sesuatu yang te1jadi secara
kebetulan melainkan hanya dapat dicapai jika semua tahap dari kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan telah dipikirkan dengan seksama dan teliti oleh mereka yang
bertanggung jawab akan kegiatan tadi. Data penting yang biasanya diperlukan
sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan adalah biaya, berbagai
tujuan memerlukan bermacam-macam informasi biaya khususnya adalah biaya
produksi. Penetapan biaya produksi dari suatu produk membantu manajer
perusahaan dalam memandu penetapan harga jual.
Dalam kaitan ini perusahaan dapat menetapkan harga yang tepat yaitu
berdasarkan konsep harga yang Islami (harga yang adil), maksudnya adalah
kompetitif yaitu ditetapkan setelah perusahaan memonitor harga yang ditetapkan
5
pesaing. Hal ini dilakukan agar harga tidak terlalu tinggi atau sebaliknya6 dan
sebaliknya tidak mematok harga yang menekan para penjual maupun pembeli.
Dengan banyaknya percetakan yang beredar di pasaran tentu membuat
konsumen mempunyai banyak pilihan dalam menentukan di mana percetakan
yang sesuai dengan harga I badge!. Persaingan yang semakin tinggi memaksa
pengusaha berusaha keras dalam menentukan strategi yang tepat untuk dapat
berkiprah dalam usaha percetakan, salah satunya adalah penetapan harga.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan
judul:
" ANALISIS BIAVA PADA PENETAPAN HARGA PRODUKSI CV.
ALIKA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM "
B. Pembatasan Dan Perumusan masalah
I. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan di atas penulis merasa
perlu untuk membatasi ruang lingkup pembahasan oleh karena itu penulis hanya
akan membahas mengenai analisis biaya pada penetapan harga produksi CV.
ALIKA dalam perspektif ekonomi Islam.
6 Muhammad Isn1ail Yusanto dan Muham1nad Karebet Widjaja l(usuma. Menggagas Bisnis lslan1i
6
2. Perumusan Masalah
Analisis Biaya Pada Penetapan Harga Produksi CV. ALIKA dalam
Perspektif Ekonomi Islam sebagai judul yang penulis ambil dalam penulisan
skripsi ini, maka yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini sebagai berikut:
a) Faktor apa saja yang mempengaruhi CV. ALIKA dalam menetapkan harga
produksi?
b) Bagaimana metode CV. ALIKA dalam menetapkan biaya produksinya?
c) Apakah bia_ya penetapan harga produksi CV. ALIKA telah sesuai dengan
konsep Islami?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian.
I. Tujuan Penelitian.
Diantara tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian dan penulisan ini, sebagai
berikut:
a. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi CV. ALIKA dalam
menetapkan harga produksi.
b. Untuk memberikan gambaran yang sebenarnya mengenai metode CV. ALIKA
dalam penetapan harga produksi.
c. Untuk mengetahui biaya penetapan harga produksi yang dilakukan oleh CV.
ALIKA dalam perspektif ekonomi Islam.
7
2. Manfaat Penelitian.
Adapun manfaat yang dapat diambil dari basil penelitian ini diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Penulis memperoleh pengetahuan dan pemahaman dalam proses penetapan
harga dan faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan harga yang dilakukan
CV. Alika dalam ha! produksi.
b. Memberikan sumbangan pemikiran terhadap dunia akademik serta sebagai
sumber bacaan atau acuan dibidang ilmu ekonomi Islam, khususnya mengenai
penetapan harga produksi.
c. Bagi perusahaan dapat dijadikan bahan masukan dan informasi tentang
strategi yang dilakukan dalam menetapkan suatu harga ditinjau dari ekonomi
Islam.
D. Kajian Pustaka
Penelitian mengenai penetapan harga pernah dilakukan sebelumnya oleh:
Dewi Ulfatun Azizah, 2005. "Pengaruh Penetapan Harga Jual Produk Terhadap
Profitabilitas Pada PT Margi Wahyu (Analisis Ekonomi Islam)". Secara umum
penelitian mengenai penetapan harga yang dilakukan oleh peneliti terdahulu dapat
dikatakan hanya terbatas pada pengaruh dari penetapan harga produk dengan
tingkat profitabilitas. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa salah satu tujuan
penetapan harga suatu perusahaan adalah untuk mendapatkan keuntungan yang
sebesar-besarnya.
8
Dengan adanya penelitian terdahulu, malrn penulispun teitarik untuk
mengangkat penelitian ini yaitu Analisis Penetapan Harga Biaya Produksi CV.
Alika Dalam Perspektif Ekonomi Islam. Kelebihan dari skripsi ini di mana penulis
lebih menganalisa biaya penetapan harga produksi melalui pendekatan ekonomi
mikro Islam. Sehingga selain perusahaan mendapatkan keuntungan juga dapat
mengetahui bagaimana cara menganilis biaya yang seharusnya dilakukan dengan
cara menggunakan pendekatan ekonomi mikro Islam.
2005 2007
I. Objek penelitian adalah PT. I. Objek penelitian adalah CV.
2. Percetakan nu telah memasuki 2. Percetakan ini telah memasuki
tahun ke- 18. tahun ke- 6.
3. PT ini bergerak dalam bidang jasa 3. CV ini bergerak dalam bidang jasa
penerbit. non penerbit.
4. Dalam skripsi ini penulis 4. Isi dalam skripsi ini penulis
menggunakan Pengujian Hipotesa
dan uji Signifikan mengenai ada
tidaknya korelasi antara penetapan
harga dengan profitabilitas.
menggunakan pendekatan ekonomi
mikro Islam, menggunakan
penghitungan tarif harga buku,
pendekatan SWOT dan dilengkapi
dengan penghitungan upah yang
disesuaikan dengan UMR Provinsi
OKI Jakarta 2007.
9
E. Kerangka Teori
Karena kita hidup dalam dunia yang mana segala-galanya mempunyai harga
sehingga dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari diperlukan adanya
pengorbanan sejumlah uang yang dipakai membayar untuk mendapatkan barang
atau jasa yang diinginkan tersebut. Sebagaimana diketahui bahwa harga adalah
sejumlah uang sebagai al at tukar untuk memperoleh produk atau jasa.
Adapun harga ditetapkan oleh konsumen dan produsen yang saling tawar
menawar di antara mereka, dengan tawar menawar inilah maka akan sampai pada
harga yang dapat diterima kedua belah pihak. Di samping itu konsumen juga akan
menetapkan berapa jumlah yang harus dibeli berdasarkan harga tersebut, sudah
barang tentu keputusan dari konsumen ini tidak hanya didasarkan pada harga
semata tapi banyak faktor lain yang menjadi pertimbangan misalnya kualitas dari
barang, kepercayaan terhadap merk dan sebagainya. Meskipun demikian masalah
harga merupakan suatu pertimbangan dari konsumen yang tidak boleh diabaikan
oleh produsen.
F. Metodelogi Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan dalam penyusunan skripsi 1111 sebagai
berikut:
I. Jenis Penelitian.
10
Penelitian ini bersifat deskriftif analisis, yang bertujuan untuk menguraikan
tentang sifat-sifat dari suatu keadaan dan sekedar memaparkan uraian (data
dan informasi) yang berdasarkan pada fakta yang diperoleh dari lapangan.7
2. Pendekatan Penelitian.
Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan Studi kasus. Jenis
pendekatan studi kasus merupakan penelitian yang rinci mengenai suatu objek
tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan
menyeluruh termasuk kondisi dan lingkungan masa lalunya.8
Kasus yang diangkat dalam penelitian ini berkaitan dengan masalah cara
menganalisis biaya pada penetapan harga produk dalam perspektif ekonomi
Islam yang dilakukan CV. ALIKA yang berlokasi di Jalan Pramuka Jati
RT/RW 14/01 No. 56, Jakarta Pusat.
3. Sumber Data.
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang didapatkan secara langsung dari sumber
aslinya seperti subyek yang diwawancarai, literatur buku yang berkaitan
dengan permasalahan yang diteliti.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang didapatkan dari sumber yang kedua, seperti
dokumen penetapan harga yang ada di CV. ALIKA..
7 J. Supranto, Teknik Rise! Pe111asaran & Raina/an penjualan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 38. 8 Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jaka1ta: PT. Raja Gratindo
11
4. Teknik Pengumpulan Data.
a. Penelitian Kepustakaan (library reseach)
Dalam ha! ini penulis melakukan penelitian dengan mengumpulkan,
membaca dan menganalisa sejumlah buku dan bahan-bahan yang ada
kaitannya dengan permasalahan ini, seperti teori yang mengenai harga dan
literatur-literatur lain.
b. Penelitian Lapangan !field reseach)
Dalam hal ini penulis te1jun langsung ke lokasi penelitian dengan
menggunakan teknik sebagai berikut:
l) Wawancara
Dengan melakukan wawancara langsung dengan pihak-pihak terkait
yang ada dalam perusahaan. Dalam hal ini tatap muka langsung
dengan manajer CV.ALIKA.
2) Observasi
Penulis melakukan observasi atau pengamatan langsung terutama
bagian yang berhubungan dengan topik bahasan dengan maksud untuk
mencocokan data yang diperoleh dengan keadaan lapangan.
3) Studi Dokumentasi
Yaitu dengan membaca buku literatur yang relevan dengan topik
masalah dalam penelitian ini, serta mempelajari dokumen-dokumen
perusahaan tentang penetapan harga yang dilakukan.
l '
12
5. Teknik Pengambilan Sampel.
Teknik pengambilan sampel menggunakan pengambilan sampel purposif, di
mana termasuk dalam teknik pengambilan sampel non-acak. Dalam hal ini
penulis cukup menanyakan pada pimpinan perusahaan atau orang yang terkait
dalam perusahaan. Dengan kata lain penarikan sampel purposif menekan pada
pertimbangan karakteristik tertentu dari subjek penelitiannnya9
6. Teknik Analisa Data.
Dalam menganalisa data, akan digunakan metode deskriftif kuantitatif, yaitu
suatu teknik analisa data di mana terlebih dahulu dipaparkannya semua data
yang telah diperoleh kemudian menganalisisnya dengan berpedoman pada
sumber-sumber tertulis dalam bentuk angka.
7. Pedoman Penulisan Laporan.
Penulis menggunakan buku Pedoman Penulisan Skripsi, Fakultas Syari'ah dan
Hukum UIN SyarifHidayatullah Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007.
G. Sistematika Penulisan.
Sistematika penulisan menggambarkan secara garis besar tentang apa yang
akan ditemukan dalam skripsi ini. Skripsi ini terdiri dari lima bab, berikut ini
sistematika penulisannya secara lengkap clan jelas:
BAB I. PENDAHULUAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai alasan
pemilihan judul, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
9 M. Subana, dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Iln1iah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005),
13
penelitian untuk memudahkan pembahasan ini, kajian pustaka, kerangka teori,
metodelogi penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II. KERANGKA TEORI. Bab ini menjelaskan tentang biaya, teori harga
seperti: pengertian harga, tujuan penetapan harga, faktor penetapan harga, metode
penetapan harga, dan prosedur penetapan harga. Dilanjutkan pembahasan harga
dan keuntungan dalam perspektif Islan1 seperti: konsep harga adil, keuntungan I
laba dan peran pemerintah.
BAB III. GAMBARAN UMUM. Pada bab ini akan menerangkan keadaan
umum perusahaan yang meliputi sejarah dan tujuan pendirian, visi dan misi
perusahaan, proses bi a ya produksi, proses produksi, struktur organisasi CV.
ALIKA, produk buku yang ditawarkan dan analisis SWOT CV. ALIKA.
BAB IV. PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. Bab ini membahas
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan harga, metode penetapan
harga produk, serta analisis biaya produksi dalam perspektif ekonomi Islam.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis memuat
kesimpulan dan saran.
BAB II
KERANGKA TEORI
A. PENGERTIAN BIA YA
,]'.3iaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang,
yang telah terjadi atau kemungkinan akan tetjadi untuk mencapai tujuan tertentu.
Dari definisi tersebut diatas, pengorbanan sumber ekonomis dibedakan menjadi
dua macam yaitu: (a) Pengobanan yang telah terjadi dan (b) Pengorbanan yang
mempunyai kemungkinan akan te1jadi. Nilai sumber ekonomi yang telah
dikorbankan untuk mencapai tujuan tertentu merupakan biaya historis, yaitu biaya
yang telah tetjadi di masa lalu. 1
Penentuan harga berdasarkan biaya tidak hanya merupakan prosedur yang
relatif sederhana, tetapi juga menyiratkan keadilan dan kewajaran bahwa yang
dibebankan hanyalah jasa yang diberikan seperti, biaya "nilai" yang ditambahkan
oleh penjual kepada produk
Biaya juga penting dalam pengertian yang lebih luas. Bahkan kendatipun
harga tidak terkait secara langsung dengan biaya, terdapat sejumlah alasan agar
memiliki informasi biaya yang rinci. Biaya pun berguna clalam penentuan suatu
dasar harga (price floor). 2
1 Mulyadi. Akuntansi Biaya. Penentuan Harga Pokok dan Pengendalian Biaya, (Yogyakarta: BPFE, 2003), h. 3.
,,_ . ~ 1 ; T _I_ - -L- - .-._I - ___ -.L "'"""'' 1_ r1v1
15
Biaya merupakan dasar dalam penetapan harga, karena suatu tingkat harga
yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian. Sebaliknya,
apabila suatu tingkat harga melebihi semua biaya, baik biaya produksi, biaya
operasi, maupun biaya non operasi, akan menghasilkan keuntungan.
Namun biaya bukanlah satu-satunya faktor yang harus dipertimbangkan
oleh manajemen di dalam melaksanakan fungsinya. Dengan demikian tidaklah
mungkin manajemen mengelola perusahaan atau bagiannya hanya atas dasar
informasi saja. Dilain pihak, bukanlah seorang manajer yang baik bila mana
pengelolaannya tidak didasarkan atas informasi biaya yang paling lengkap, yang
dapat dikumpulkan. Macam-macam cara penggolonggan biaya sebagai berikut: 3
1. Penggolongan biaya atas dasar objek pengeluaran.
Penggolongan biaya yang paling sederhana adalah penggolongan atas dasar
objek pengeluaran, dalam hal ini berupa penjelasan singkat objek suatu
pengeluaran. Biaya untuk mengolah bahan baku menjadi produk, jika
digolongkan atas dasar objek pengeluaran dapat dibagi menjadi tiga golongan
besar: a) biaya bahan bairn, b) biaya tenaga ke1ja, c) biaya overhead pabrik
(factory overhead expenses). Penggolongan atas dasar objek pengeluaran
bennanfaat untuk perencanaan perusahaan secara menyeluruh dan pada
umumnya untuk kepentingan penyajian laporan kepada pihak luar.
1 ' , - . __ J~I'- n: ____ I. "7
16
2. Penggolongan biaya atas dasar fungsi-fungsi pokok dalam perusahaan.
Biaya dapat digolongkan berdasarkan fungsi-fungsi di mana biaya tersebut
te1jadi atau berhubungan. Adapun fungsi-fungsi pokok yang terdapat di dalam
perusahaan manufaktur meliputi fungsi-fungsi produksi, administrasi dan
umum serta fungsi pemasaran. Oleh karena itu biaya-biaya di dalam
perusahaan manufaktur dapat digolongkan menjadi biaya produksi, biaya
administrasi dan umum serta biaya pemasaran.
Dalam memperkirakan biaya biasanya perusahaan menentukan batas
terendahnya. Perusahaan yang ingin menetapkan harga dapat menutup biaya
produksi, distribusi dan penjualan produknya, termasuk pengembalian yang
memadai atas usaha dan risikonya.
Biaya perusahaan ada dua jenis, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya
tetap adalah biaya-biaya yang tidak bervariasi dengan produksi atau penjualan,
misalnya perusahaan membayar sewa gedung, membayar gaji dan lain-lain. Biaya
variabel adalah biaya yang bervariasi langsung dengan tingkat produksi, misalnya
tiap kakulator yang diproduksi melibatkan biaya plastik, chip microprosesus,
pengemasan dan lain-lainnya.4
4 Hendra Teguh, Manajen1en Pe111asaran: Analisis, Perencanaan, 11nplementasi dan Kontrol
17
Dalam ekonomi Islam komponen biaya dapat dibagi menjadi tiga yaitu
biaya tetap (jixed cost, FC), biaya variabel (variabel cost, VC), dan biaya
keseluruhan (total cost, TC).5
Analisa yang paling fundemental untuk menerangkan analisa biaya adalah
fungsi hubungan antara biaya produksi dan tingkat output yang akan dicapai
dalam satu periode. Dengan kata lain, fungsi biaya akan dipengaruhi oleh
seberapa besar output yang diproduksi:
cost = f (outout)
Sedangkan bila kita bandingkan formula diatas dengan fungsi output,
output = f (input)
maka dapat dikatakan bahwa fungsi biaya tidak lain sebagai turunan dari fungsi
output produksi.
Biaya tetap (FC) besarnya tidak dipengaruhi oleh berapa banyak output atau
produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, kurva FC digambarkan sebagai garis
horizontal: berapapun output yang dihasilkan, biayanya tetap. Biaya varibel (VC)
besarnya ditentukan langsung oleh beberapa banyak output yang dihasilkan.
Sedangkan biaya keseluruhan (TC) adalah penambahan antara FC dan VC.
--- '"'""''""' L 11,-,
18
B. TEORI HARGA
1. Pengertian Penetapan Harga.
Penetapan harga adalah pembentukan suatu harga umum untuk suatu barang
atau jasa oleh suatu kelompok pemasok yang bertindak secara bersama-sama,
sebagai kebalikan atau pemasok yang menetapkan harganya sendiri secara bebas.6
Menurut Ricky W dan Ronald J. Ebert mengemukakan bahwa: "Penetapan
harga adalah proses penentuan apa yang akan diterima suatu perusahaan dalam
menjual produknya.''7
Pengertian lain dari penetapan harga (pricing) adalah proses penentuan
harga penjualan barang perusahaan.8
Penetapan harga disini bukanlah seperti penetapan tas'ir (penetapan harga
oleh pihak pemerintah), namun penetapan harga ini didasarkan atas kebijakan
perusahaan itu sendiri.
Penetapan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat
harga merupakan salah satu penyebab laku tidaknya produk dan jasa yang
ditawarkan. Kekeliruan dalam menetapkan harga maka akan berakibat fatal
terhadap produk yang ditawarkan dan mengakibatkan tidak lakunya produk
tersebut. Seiring dengan itu, ketidakpastian dari semua kekuatan yang tidak
terprediksi, seperti: biaya, kompetisi dan permintaan akan mengancam penetapan
harga dengan berbagai kesukaran yang tersembunyi.
6 Collins, Kamus lengkap Ekonomi, (Jakaita: Erlangga, 1994), h. 506. 1 llmu manajemen.wordpress.com/ 2007/ 06/ 15/ Penetapan_harga_jual. !l. ~ ~ ,, f> I , ..-. -L-'-- ,-.~----TT----- ...,AA"!\ l. 'l"'JL
19
Sedangkan penge1tian dari harga adalah salah satu aspek penting dalam
kegiatan marketing mix (bauran pemasaran). 9 Dalam teori ekonomi, harga, nilai,
dan faedah merupakan istilah-istilah yang saling berhubungan. Faedah adalah
atribut suatu barang yang dapat memuaskan kebutuhan, nilai adalah ungkapan
secara kuantitatiftentang kekuatan barang untuk dapat menarik barang Jain dalam
pertukaran, sedangkan harga adalah nilai yang dinyatakan dalam rupiah. 10
Harga menurut kamus Bahasa Indonesia mempunyai empat arti, yaitu:
Pertama, nilai barang yang ditentukan dan dirupakan dengan uang. Kedua,
jumlah uang atau alat tukar lain yang senilai yang harus dibayarkan untuk produk
atau jasa pada waktu tertentu dan di pasar tertentu. Ketiga, kehormatan. Keempat,
guna (arti, kepentingan, kabar, dan sebagainya). 11
Menurut Basu Swastha dan Jrawan dalam bukunya "Afanajemen Pemasaran
Modern" yang dimaksud dengan harga adalah "Jumlah uang (ditambah beberapa
produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi
dari produk dan pelayanannya." 12
Sedangkan menurut Alex S. Nitisemito dalam bukunya "Marketing"
mendefinisikan harga secara sederhana, yaitu "Harga adalah nilai suatu barang
dan jasa yang diukur dengan sejumlah uang di mana berdasarkan nilai tersebut
seseorang/pengusaha bersedia melepaskan barang atau jasa yang dimiliki kepada
9 Djaslim Saladin, fntisari Petnasaran dan Unsur-unsur Pe1nasaran, (Bandung: Linda l(arya, 2003), h. 95.
10 Basu Sawastha, Azas-azas Marketing, (Yogyakm1a: Liberty, 2002), h. 147. 11 Departemen P & K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), h. 340. 1?~ . n _ ______ lI~J~ '''---'---.r!L-_._ .. 11\0t:\ t.. '1111
: ''
20
pihak lain." 13 Pengertian lain harga adalah sejumlah uang yang dibebankan alas
suatu produk atau jasa, atau sejumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas
manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk ataujasa tersebut. 14
Sebagaimana diketahui bahwa harga adalah sejumlah uang sebagai alat
tukar untuk memperoleh produk atau jasa dan harga adalah suatu variabel
pemasaran yang perlu diperhatikan oleh perusahaan karena harga sangat
menentukan besarnya volume penjualan serta laba yang akan diperoleh suatu
perusahaan. Sehingga apabila suatu perusahaan salah clalam menentukan harga
akan berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan nantinya.
Harga ditentukan oleh kekuatan pasar yakni kekuatan permintaan (demand)
dan penawaran (supply). Dalam hukum permintaan dinyatakan bahwa apabila
"Harga suatu barang naik maka jumlah barang yang dibeli oleh konsumen akan
menurun dan sebaliknya jika harga turun maka jumlah permintaan terhadap
barang tersebut akan naik, dengan asumsi faktor-faktor lain dianggap tetap
(ceteris paribus)." 15
Hubungan antara harga dan jumlah barang yang dirninta konsumen dapat
dinyatakan dalam bentuk label di bawah ini:
13 Alex S. Nitisemito, Marketing, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986), h. 55. 14 Philip Kotler dan Gary Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 2001), h.
439. " -
21
Tabel 2.1 Permintaan Barang X
Harga Per Unit Jumlah permintaan p Q
A. 500 300
B. 400 500
C. 300 700
D. 200 1000
E. 100 1500
Hubungan antara harga (P) dan jumlah barang yang diminta (Q) dapat
digambarkan dalam kurva permintaan seperti di bawah ini:
p
500
400
300
200
JOO
Garn bar 2.1 Kurva Permintaan.
----:A ' ' ----:----:B ' ' ____ l. ____ .J. ____ J : : :c
----~----~----~----- , D ' ' ' ' ' ' ! I I l ----}----{----~------{------; E
' '
300 500 700 I 000 1500
Q
Hubungan antara harga dengan kuantitas dapat diformulasikan sebagai
berikut:
D = Q= f(P) 16
1r; . '"""' -'----'- "'"" .... .,. 1- "'10
22
di mana:
D =Demand (Permintaan)
Q = Jumlah permintaan barang X
P = Harga barang X
Formulasi ini menunjukkan bahwa pengaruh harga terhadap jumlah
permintaan suatu komoditi adalah negatif. Apabila Pt rnaka Q,l,, begitu pula
sebaliknya jika p,j,, maka Qt. Dapat disimpulkan bahwa hukum permintaan
mengatakan bila harga komoditi naik maka akan direspons oleh penurunan
jumlah komoditi yang dibeli, begitu juga apabila harga komoditi turun maka akan
direspons oleh konsumen dengan meningkatkan jumlah komoditi yang dibeli.
Formulasi bentuk hubungan antara P (harga) dan Q Gumlah barang yang
diminta) memberi arti bahwa di antara kedua variabel itu, variabel P merupakan
variabel bebas (independent variable), sedangkan Q merupakan variabel
menggantung (dependent variable). Jelasnya, tidak benar apabila dinyatakan
bahwa jika Q bergerak, maka P pun ikut bergerak pula dalam arah yang
berlawanan. P itulah yang bergerak terlebih dahulu, yang kemudian diikuti oleh
gerakan Q dan bukan sebaliknya.
Permintaan akan terwujud apabila para penjual menyediakan barang-barang
yang dibutuhkan pembeli. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
permintaan suatu barang yaitu: 17
11 - -
23
a. Barga barang itu sendiri.
b. Harga barang lain yang terkait.
c. Tingkat pendapatan per kapita.
d. Setera atau kebiasaan.
e. Jumlah penduduk.
f. Perkiraan harga dimasa mendatang.
g. Distribusi pendapatan.
h. Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan.
Sedangkan hukum penawaran menyatakan bahwa "makin tinggi harga
sesuatu barang maka jumlah barang yang ditawarkan oleh para penjual akan naik
dan sebaliknya jika harga turun maka jumlah barang yang ditawarkan juga akan
turun dengan asumsi faktor-faktor lain dianggap tetap (ceteris paribus)."
Hubungan antara harga (P) dengan jumlah barang yang ditawarkan penjual
(Q) dapat dinyatakan dalam bentuk tabel di bawah ini:
Tabel 2.2 Penawaran Barang X
Harga Per Unit Jnmlah Permintaan
p Q
A. 500 1200
B. 400 800
C. 300 600
D. 200 400
E. 100 200
24
Berdasarkan tabel di atas dapat diuraikan ke dalam bentuk kurva sebagai
berikut:
Gambar 2.2 Kurva Penawaran.
500
400 B
300 c
D 200
E JOO
200 400 600 800 1200
Dalam hukum penawaran terhadap barang dikatakan bahwa hubungan
antara harga dengan jumlah komoditi yang ditawarkan m~mpunyai kemiringan
positif. Dalam sebuah formulasi yang sederhana, hubungan antara harga dengan
jumlah komoditi dapat dilihat di bawah ini:
S=Q=f(P)
di mana:
S =Supply (penawaran)
Q = Jumlah penawaran barang X
P = Harga barang X
Formulasi ini menunjukan bahwa pengaruh harga terhadap jumlah
penawaran suatu komoditi adalah positif, apabila Pt maka Qt pula demikian juga
sebaliknya. Dari formulasi ini kita dapat simpulkan bahwa hukum penawaran
25
mengatakan bahwa bila harga komoditi naik, maka akan direspon oleh
penambahan jumlah komoditi yang ditawarkan, begitu pu la s:ebaliknya.
Biasanya dalam jangka pendek perusahaan akan memaksimalkan labanya
dengan memilih jumlah output di mana harga = biaya marginal cost (P=MC),
selama tingkat harga tersebut lebih besar daripada nilai minimal biaya variabel
rata-rata (average variable cost, AVC). Jika kedua keadaan tersebut terpenuhi,
maka itulah kurva penawaran. Perhatikan gambar di bawah ini:
Gambar 2.3 Biaya marginal dan Supply18
Pada setiap tingkat harga di bawah minimum A VC, jumlah yang ditawarkan
adalah nihil. Pada tingkat harga diatas A VC, jumlah yang ditawarkan adalah Q2.
pada setiap tingkat harga di atas A VC, jumlah yang ditawarkan digambarkan oleh
\R TT
26
kurva MC. Misalnya pada tingkat =ATC, jumlah yang ditawarkan adalah Q3.
Jadi kurva penawaran adalah kurva biaya marginal yang berada di atas A VC.
Perhatikanlah kurva penawaran (kurva biaya marginal yang dicetak tebal).
Selisih antara kurva A TC dan kurva A VC yang digambarkan dengan celah
diantara kedua kurva tersebut, menggambarkan AFC. Sekarang perhatikanlah
kurva penawaran yang berada diantara kedua kurva A TC dan A VC. Setiap tingkat
harga di atas A VC namun di bawah ATC (antara output Q2 & Q3), menunjukkan
perusahaan mengalami kerugian pada setiap output yang dijual karena harga lebih
kecil dibandingkan A TC.
Meskipun harga lebih kecil dibandingkan A TC, akan lebih baik bagi
perusahaan untuk tetap menjual output karena pada tingkat harga tersebut
perusahaan mampu membayar A VC, kerugian yang terjadi adalah sebesar AFC
nya. FC adalah biaya tetap yang harus dibayar perusahaan apakah perusahaan
berproduksi atau tidak berproduksi. Karena AFC tetap akan muncul berapapun
jumlah output yang diproduksi, maka lebih baik bagi perusahaan berharap
memantapkan keberadaan produknya di pasar. Bila kernudian tingkat harga
melampaui A TC, perusahaan ini akan membukukan laba.
2. Tujuan Penetapan Harga.
Tujuan penetapan harga pada dasarnya berawal dari tujuan perusahaan itu
sendiri yang selalu berusaha menetapkan harga barang dan jasa secepat mungkin.
Secara mendasar terdapat empat tujuan utama dalam penetapan harga produk
27
yang ingin dicapai oleh setiap perusahaan antara lain: mendapatkan laba
maksimum, mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan atau
pengembalian pada penjualan bersih, mencegah atau mengurangi persaingan dan
mempertahankan atau memperbaiki market share. 19
Tujuan perusahaan dalam menetapkan harga produknya adalah: (I)
Meningkatkan penjualan, (2) Mempertahankan dan memperbaiki market share,
(3) Stabilitas harga, (4) Mencapai target pengembalian investasi (5) Mencapai
laba maksimum.20
Penetapan harga merupakan suatu proses yang dinamis dan biasanya
ditentukan setelah mempertimbangkan berbagai tujuan perusahaan. Di mana
tujuan-tujuan penetapan harga, antara lain:
a. Orientasi Keuntungan
Orientasi keuntungan berarti perusahaan berusaha untuk memaksimalkan
keuntungan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Orientasi ini
harus diteliti sebaik-baiknya karena ada kemungkinan te1jadi praktek tidak
etis, misalnya terlalu membebani atau menipu pelanggan.
b. Orientasi Pangsa Pasar
Untuk mempertahankan pangsa pasar, perusahaan dapat menetapkan harga
rendah dengan maksud memperoleh keuntungan diwaktu yang akan datang.
19 S\vastha, Azas-azas Marketing, h.148. '" -
28
c. Orientasi Pesaing
Setelah berorientasi terhadap pangsa pasar dengan cara menetapkan harga
rendah, cara ini efektif bila perusahaan menjadi leader bagi perusahaan
sejenis. Selanjutnya perusahaan dapat menetapkan harga yang sama dengan
pesaingnya.
d. Orientasi Pembeli
Untuk memperoleh harga yang dapat diterima masyarakat, perusahaan
menerapkan harga dengan orientasi pembeli, ini dapat dilakukan agar harga
dapat disesuaikan keingingan masyarakat.
e. Orientasi Pemerintah
Harga beberapa produk dapat dipengaruhi oleh pemeri.ntah, misalnya harga
beras dan gula dipengaruhi pemerintah untuk kepentingan para petani serta
masyarakat pada umunya dengan cara membebaskan atau melarang import
beras atau gula dari luar negeri.
f. Orientasi Prociuk
Agar suatu produk semakin dikenal konsumen malrn melalui iklan perusahaan
dapat memberi diskon khusus, misalnya pada masa inflasi.
g. Orientasi Saluran dan Promosi.
Untuk menaikkan penjualan suatu produk maka perusahaan memberi berbagai
daya tarik sepe1ti diskon, kupon, atau harga yang lebih kompetitif. 21
".11 - - - - r-. ' - '- "_ -1 _ TT __ :_---:.,_. n .. --- ')(\(\.,'\ I. '"V'lf.:
29
Dengan adanya tujuan yang jelas dari sebuah perusahaan maka akan
mempermudah perusahaan untuk mencapai target, baik untuk jangka pendek
maupun jangka panjang. Karena pada dasarnya tidak ada satupun suatu
perusahaan dalam menjalankan usahanya tanpa adanya tujuan-tujuan yang pasti.
3. Faktor - Faktor Penetapan Harga.
Dalam sebuah perusahaan hendaknya seorang manajer harus
memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal dalam menetapkan harga, di
" k . I 1 . 22 mana ia tor mterna me 1put1:
a. Tujuan pemasaran
Tujuan pemasaran pada setiap perusahaan berbeda-beda, biasanya tergantung
pada ukuran perusahaan dari segi situasi keuangan atau kondisi pasar. Namun
pada dasarnya tujuan dari pemasaran ini sama yaitu untuk mendapatkan
keuntungan.
b. Bauran pemasaran
Dalam bauran pemasaran selain harga tentu saja tidak bisa dilupakan yaitu
mulai dari produk, tempat pendistribusi, dan program komunikasi pemasaran
dalam menetapkan kebijakan harga.
c. Biaya
F aktor yang satu ini adalah salah satu bagian pen ting dalam menetapkan
harga. Biaya terbagi menjadi: biaya variabel yaitu biaya yang akan berubah-
22 M. Taufik Amir, Dinamika Pemasaran: Jelajahi dan Rasakan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h. 165.
30
ubah disebabkan adanya perubahan jumlah hasil, apabila jumlah barang yang
dihasilkan bertambah maka biaya variabelnya juga akan meningkat dan biaya
tetap, mulai dari upah buruh serta fasilitas yang harus dikenainya.23
d. Pertimbangan lain.
Selain dari tiga faktor di alas, masih ada beberapa faktor lain yang turut
menentukan penetapan harga produk, misalnya kebijakan perusahaan tentang
siapa yang memiliki otoritas untuk memutuskan harga, atau bagaimana
pembebanan kegiatan setiap departemen saat menentukan harga akhir sebuah
produk.
Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi dalam penetapan harga
antara lain:
a. Karakter pasar dan permintaan pasar
Karakter pasar ini sangat terkait dengan maksimalisasi keuntungan, oleh
karena itu perusahaan diharapkan dapat membaca karakter pasar dan melihat
peluang. Dengan ini diharapkan perusahaan dapat menetapkan berapa harga
yang pantas untuk produk tersebut.
b. Pesaing
" -
Dalam sebuah bisnis persaingan sangatlah mempengaruhi dalam penetapan
harga, dengan mengetahui program-program yang dijalankan pesaing maka
sangat menentukan harga dan paket penawaran apa yang akan diberikan
perusahaan untuk para pelanggannya.
31
c. Faktor lingkungan lain (ekonomi, politik dan pemerintah).
Faktor ekternal sepe1ti ekonomi, politik dan pemerintah juga tidak luput dari
perhatian perusahaan dalam menetapkan harga. Di mana didalamnya sangat
terkait dengan berbagai masalah sosial yang harus diperhatikan.
Adapun menurut Manullang faktor - faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam penetapan harga produk sebagai berikut:24
a. Penentuan tujuan penetapan harga
b. Estimasi jumlah permintaan terhadap produk
c. Estimasi harga pokok produk
d. Analisa perubahan harga dari pesaing
e. Memilih metode penentuan harga
f. Memilih harga produk yang tepat.
Untuk menetapkan suatu harga memang bukanlah hal yang mudah, karena
harus benar-benar tepat di mata konsumen. Justru inilah seninya dengan
menggunakan faktor-faktor penetapan harga, di mana selain untuk mencapai
keuntungan namun juga harus melihat pasar, pesaing, harga pokok produk serta
melihat faktor-faktor lain seperti ekonomi, politik, pemerintah.
4. Metode Penetapan Harga.
Penetapan harga merupakan suatu proses yang harus dilaksanakan dengan
teliti dan tepat. Banyak perusahaan menggunakan berbagai metode yang berbeda
dalam bentuk menetapkan harga dasar bagi barang dan jasa yang dihasilkan, oleh
'IA -
32
sebab itu perusahaan membutuhkan seorang man.ajer yang mampu
mengembangkan dan menerapkan strategi penetapan harga yang .dapat memenuhi
keinginan perusahaan pada waktu tertentu.
Untuk memecahkan masalah penetapan harga, perusahaan dapat memilih
suatu metode pendekatan yang terdiri dari: (I) Metode pendekatan berdasarkan
biaya, (2) Metode pendekatan berdasarkan pembeli, dan (3) Metode pendekatan
berdasarkan persaingan.25
I. Metode pendekatan berdasarkan biaya.
Menurut Basu Swastha, aplikasi metode penetapan harga berbasis biaya dapat
dilakukan dengan cara: 26
a. Cost-Plus Pricing Method
Dal am metode ini, penjual menetapkan harga jual untuk satu unit barang
yang besarnya sama dengan jumlah biaya per unit ditambah dengan suatu
jumlah untuk menutup laba yang diinginkan (disebut margin) pada unit
terse but.
BIA YA TOTAL+ MARJIN = HARGA JUAL I
Diketahui: * B iaya tetap material = Rp. 7.500.000,-
* B iaya tenaga keija = Rp. 2.500.000,-
25 Kotler dan Armstrong, Prinsip-prinsip Pen1asaran, h. 456. ")(, - .
33
* Biaya lain seperti sewa kantor,
penyusutan alat-alat, dan sebagainya = Rp. 4.000.000,-
* Perusahaan membuat dan menjual 5 buah barang
Ditanyakan: Harga jual?
Jawab:
B iaya tetap (FC)
Biaya variable (VC)
Biaya total (TC)
Rp. 7 .500.000,-
Rp. 6.500.000,- +
Rp.14.000.000,-
Apabila menghendaki laba sebesar 10% dari biaya total, maka:
Harga total = biaya total + laba
= Rp.14.000.000,-+ (10% x Rp.14.000.000,-)
= Rp.15.400.000,-
Dengan demikian masing-masing barang yang dijual seharga
Rp.3.080.000,- (dari Rp.15.400.000,- 5) dengan laba sebesar
Rp.2.800.000,- (dari Rp.14.000.000,- + 5). Jika barang tersebut tidak
semuanya laku, maka ada kemungkinan laba akan turun, atau bahkan
menderita kerugian. Namun perlu diketahui bahwa pada umumnya
perusahaan barn melaksanakan produksi apabila telah memperoleh
kontrak.
34
b. Mark-Up Pricing Method
Mark up pricing method, banyak dipakai oleh ped.agang yang membeli
barang-barang dagangan guna menentukan harga jualnya setelah
menambah harga beli dengan sejumlah mark-up.
HARGA BELi +MARK UP= HARGA JU~
Mark-up ini merupakan kelebihan harga jual di atas harga belinya,
sehingga keuntungan bisa diperoleh dari sebagian mark-up tersebut. Selain
itu, pedagang tersebut juga harus mengeluarkan sejumlah biaya eksploitasi
yangjuga diambil dari sebagian mark-up.
Diketahui: Biaya variabel rata-rata (A VC) dan biaya total rata-rata (AFC)
sehingga didapat biaya produksi per unit (AC), dengan
menggunakan formula; AC =AFC + A VC.
Misalkan nilai AC adalah Rp. 10.000, dengan keuntungan yang
ingin diperoleh adalah 25%.
Ditanyakan: 1-Iarga jual?
Jawab:
AC= Rp. 10.000
Keuntungan = 25%
25% X Rp. 10.000 = Rp. 2500
Sehingga: 1-Iarga jual = Rp. 2500 + Rp. 10.000 = Rp. 12.500
35
c. Titik Break-Even
Titik impas adalah kuantitas keluaran (jumlah unit yang diproduksi) di
mana biaya total seimbang dengan pendapatan penjualan. Kuantitas
penjualan di atas titik impas berarti laba setiap unit produk. Makin tinggi
penjualan di atas titik impas, makin besar laba unit dan akhirnya laba total.
Penjualan di bawah titik impas berarti kerugian bagi perusahaan.
Titik Break- Even Dalam Unit = B iaya tetap total ----~ Kontribusi per unit pada overhead
Diketahui: * Perusahaan membuat dan menjual 5 unit
* Biaya tetap perusahaan
* Biaya variable
Ditanyakan: titik Break-Even?
Jawab:
Biaya total = biaya tetap + biaya variabel
= Rp. 500,- + (5 X Rp. 60,-)
= Rp. 800
= Rp. 500,-
= Rp. 60,- per unit
Apabila 5 unit tersebut dijual dengan harga Rp. 160,- per unit, maka total
revenue yang diterima dari penjualan sebesar (5 X Rp. 160,-) = Rp. 800.
Pada saat inilah perusahaan berada dalam keadaan break-even.
Lebihjelasnya dapat dilihat pada kurva di bawah ini:
p
Rp 1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
Gambar 2.4 Kurva Titik Break-Even
Titik SEP ~
/ Ganspeniualan
/ ________. Gans B"1ya Total 81aya Vanabel
Garis Biaya tetap total
23456789 Q
2. Penetapan harga berdasarkan pembeli (nilai).
36
Penetapan harga berdasarkan pembeli (nilai) adalah menetapkan harga
berdasarkan atas nilai, bukannya atas biaya yang ditanggung penjual atau
berdasarkan oleh kesan pembeli (persepsi) terhadap produk yang
ditawarkan. 27 Penetapan harga berdasarkan nilai ditentukan oleh pelanggan.
Perusahaan menetapkan harga sasaran berdasarkan persepsi pelanggan
terhadap nilai produk. Nilai dan harga sasaran kernudian menghasilkan
keputusan mengenai rancangan produk dan berapa biaya yang dapat
dimasukkan, karenanya penetapan harga dimulai dengan menganalisis
37
kebutuhan dan persepsi nilai konsumen lalu harga ditetapkan agar sesuai
dengan persepsi nilai konsumen.
3. Metode penetapan harga berbasis persaingan.
Suatu harga mungkin ditetapkan oleh perusahaan sama dengan pesaingnya,
atau mungkin ditetapkan di atas I di bawah harga pesaingnya.28
a. Menetapkan harga sama dengan harga pesaing.
Banyak perusahaan menetapkan harga jual produknya atas dasar harga
jual oleh pesaingnya. Perusahaan mengikuti harga jual pesaing utama,
dimaksudkan untuk menghindari bentuk persaingan harga yang lebih
tajam. Bentuk proteksi semacam ini sering dijumpai bagi perusahaan yang
menghadapi persaingan yang bersifat oligopoly.
b. Menetapkan harga di atas pesaing.
Banyak orang mengira bahwa harga menunjukkan kualitas. Mereka
merasakan bahwa makin malial harga suatu barang, maka kualitasnya
semakin baik, karena itu beberapa produsen mem:tapkan harga di atas
harga pasar yang berlaku untuk memberi kesan suatu kualitas yang lebih
tinggi. Ini dilakukan dengan baik bila sulit menilai kualitas dari barang
yang dibeli.
c. Menetapkan harga di bawah pesaing.
Perusahaan menetapkan harga di bawah pesaingnya dengan cara
memproduksi barang dan kualitas barang yang lebih rendah dibandingkan
38
dengan barang yang ada di pasar. Bila sebuah perusahaan berada di
wilayah yang surplus tenaga ke1ja, maka biaya produksi lebih rendah.
Dalam rentang harga yang memungkinkan, yaitu di antara biaya perrnintaan
pasar, biaya pesaing, harga pesaing dan kemungkinan reaksi harga membantu
perusahaan menetapkan harga yang akan dikenakannya. Perusahaan perlu
mengukur biayanya dengan biaya pesaing untuk mengt~tahui apakah biaya
produksinya lebih tinggi atau lebih rendah. Perusahaan juga perlu mengetahui
harga dan kualitas penawaran pesaing. Jika perusahaan mengetahui harga dan
penawaran pesaing, ia dapat menggunakannya untuk penetapan harganya sendiri.
5. Prosedur Penetapan Harga.
Jika tujuan penentuan harga sudah ditentukan maka rnanajemen dapat
mengalihkan perhatian pada prosedur penentuan harga barang atau jasa yang
ditawarkan, namun tidak semua perusahaan menggunakan prosedur penetapan
harga yang sama. Prosedur penetapan harga meliputi enam tahap yaitu:29
1. Mengestimasikan permintaan untuk barang tersebut.
Penjual membuat estimasi permintaan barangnya secara total dengan cara
sebagai berikut:
a. Menentukan harga yang diharapkan (expected price), yaitu harga yang
diharapakan dapat diterima oleh konsumen. Hal ini dapat ditentukan
dengan menggunakan ancar-ancar, misalnya Rp. 300,- dan Rp. 400,- atau
tidak lebih dari Rp. 400.
39
b. Mengestimasikan volume penjualan pada berbagai 1:ingkat harga, hal ini
menyangkut pula pertimbangan tentang masalah elastisitas permintaan
suatu barang. Barang yang mempunyai permintaan pasar elastis, biasanya
akan diberi harga lebih rendah dari barang yang mempunyai permintaan
inelastis.
2. Mengetahui lebih dulu reaksi dalam persaingan.
Kondisi persaingan sangat mempengaruhi kebijakan penentuan harga bagi
perusahaan atau penjual. Oleh karena itu, penjual mengetahui reaksi
persaingan yang te1jadi di pasar serta sumber-sumber penyebabnya. Adapun
sumber-sumber persaingan yang ada dapat berasal dari:
a. Barang sejenis yang dihasilkan oleh perusahaan lain.
b. Barang pengganti atau substitusi.
c. Barang yang dibuat oleh perusahaan lain yang sama-sama menginginkan
uang konsumen.
3. Menentukan market share yang dapat diharapkan.
Perusahaan yang agresif selalu menginginkan market share yang lebih besar.
Kadang-kadang perluasan market share harus dilakukan dengan mengadakan
periklanan dan bentuk lain dari persaingan bukan harga, disamping dengan
harga tertentu. Market share yang diharapkan tersebut akan dipengaruhi oleh
kapasitas produksi yang ada, biaya ekspansi dan mudahnya memasuki
persamgan.
40
4. Memilih strategi untuk mencapai target pasar.
Dalam hal ini penjual dapat memilih di antara dua macam strategi yang
dianggap paling ekstrim, antara lain:
a. Skim the cream Pricing.
Merupakan strategi penetapan harga yang setinggi-tingginya. Harga yang
tinggi tersebut dimaksudkan untuk menutup biaya penelitian,
pengembangan, dan promosi. Strategi ini sesuai untuk barang-barang barn.
b. Penetration Pricing.
Merupakan strategi penetapan harga yang serendah-rendahnya, yang
bertujuan untuk mencapai volume penjualan sebesar-besarnya dalam
waktu yang relatif singkat. Dibandingkan dengan Skim the cream Pricing,
strategi ini lebih agresif dan dapat memperkuat kedudukan perusahaan
dalam persaingan.
5. Mempertimbangkan politik pemasaran perusahaan.
Mempertimbangkan politik pernasaran perusahaan dengan melihat pada
barang, sistern distribusi dan program promosinya. Perusahaan tidak dapat
menentukan harga suatu barang tanpa rnempertimbangkan barang lain yang
dijualnya. Demikian pula dalam saluran distribusinya, harus diperhatikan ada
atau tidak penyalur yang juga menerima sebagian dari harga jual. Bilarnana
tanggung jawab promosi dilimpahkan pada penyalur, maka margin yang akan
diterima produsen menjadi lebih tinggi.
41
6. Memilih harga akhir.
Dalam memilih harga akhir, perusahaan harus mempertimbangkan berbagai
faktor tambahan, seperti penetapan harga psikologis, unsur marketing mix,
kebijakan penetapan harga perusahaan dan harga-harga terhadap pihak lain.
Sebagaimana enam tahap prosedur penetapan harga yang ditawarkan di atas
tidaklah semua perusahaan menggunakannya. Namun apabi la sebuah perusahaan
mempunyai prosedur dalam penetapan harga maka perusahaan tersebut akan
mendapatkan kemudahan dalam memperkirakan berapa harga yang harus
ditetapkan untuk suatu produk tertentu.
C. HARGA DAN KEUNTUNGAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM
1. Konsep Harga Yang Adil
Ekonomi Islam mengenal adanya harga adil. Di mana harga diartikan
sebagai "Sejumlah uang yang menyatakan nilai tukar suatu unit benda tertentu"30,
adil adalah "tidak berat sebelah, tidak memihak."31 Sehingga harga yang adil
adalah harga (nilai barang) yang dibayarkan untuk objek yang sama diberikan,
pada waktu dan tempat yang diserahkan barang tersebut.32
30 Euis A1nalia, Sejarah Pen1ikiran Ekono1ni !slan1 Dari Masa K/asik Hingga Konten1porer, (Jakarta: Pustaka Asatruss, 2005), h.167.
31 Departen1en Pendidikan dan I
42
Menurut Aquinas sebagaimana dikutip oleh A.A Isiahi, bahwa harga yang
adil sebagai "harga kompetitifnormal", yaitu harga yang berada dalam persaingan
sempurna yang dikarenakan oleh supply dan demand tidak ada unsur spekulasi.33
Sedangkan menurut lbnu Taimiyah yang dikutip oleh Euis Amalia, harga
yang adil adalah: "Nilai harga dimana orang-orang menjual barangnya dan
diterima secara umum sebagai hat yang sepadan dengan barang yang dijual atau
barang yang sejenis lainnya di tempat dan waktu tertentu".34 Menurutnya sesuatu
dikatakan adil karena ukurannya sama dengan apa yang di! ihat oleh masyarakat
umumnya. Pada konsep harga adil pihak penjual dan pembeli sama-sama
merasakan keadilan. Keadilan yang dikehendaki oleh Ibnu Taimiyah berhubungan
dengan La dlarar, yakni tidak melukai dan tidak merugikan orang lain, maka
dengan berbuat adil akan mencegah te1jadinya tindakan kedzaliman.35
Konsep harga adil yang dikemukakan oleh lbnu Taimiyah hanya terjadi
pada pasar kompetitif, tidak ada pengaturan yang mengganggu keseimbangan
harga kecuali jika te1jadi sesuatu usaha-usaha yang mengganggu terjadi
keseimbangn riil, kondisi di mana semua faktor produksi digunakan secara
optimal dan tidak ada yang idle, sebab harga pasar kompetitif merupakan
kecenderungan yang wajar. Jbnu Taimiyah mengungkapkan bahwa jika
masyarakat menjual barang dagangannya dengan harga normal (kenaikan harga
33 A. A. Isiahi, Konsepsi Ekonomi Ibnu Taimiyah, Ansari Thayib (pene1jemah), (Surabaya: PT. Bina llmu, 1997), h. 88.
~~Adi Kuswnto, Pengantar Ek~~1on1i, (Depok: Gunadarma: ... ! 9~~):.~et. J(e-3, h. 6: _____ L 1
,-:0
43
dipengaruhi oleh kurangnya persediaan barang karena menurunnya supply
barang), maka hal seperti ini tidak mengharuskan adanya regulasi (pengaturan)
terhadap harga. Karena kenaikan harga tersebut merupakan kenaikan harga yang
adil dan berada dalam persaingan sempurna, tanpa ada unsur spekulasi.36
Menurut Monzer Kahf sebagaimana dikutip oleh Nejatullah Sidiqi,
dikemukakan bahwa "Semua harga baik dari faktor-faktor produksi maupun dari
barang-barang produksi yang berasal dari mekanisme yang ditentukan oleh
kondisi rata-rata dan sesuai dengan penawaran dan permintaan dalam suatu pasar,
dalam hubungan ini dianggap sebagai harga layak dan adil." 37
Tujuan harga yang adil, sebenarnya untuk memelihara keadilan dalam
mengadakan transaksi timbal balik dan hubungan-hubungan lain diantara anggota
masyarakat. Pada konsep adil, pihak penjual dan pembel.i sama-sama merasakan
keadilan. Keadilan pihak penjual adalah barang dagangan m1~reka tidak dikenakan
harga paksa, yang mengakibatkan hilang keuntungan normal para pedagang.
Setiap orang memiliki wewenang masing-masing atas hak mereka, siapa pun
tidak berhak untuk mengambil hak orang lain tersebut tanpa persetujuan orang
yang berhak alas haknya.38
Sedangkan keadilan pihak pembeli, Jbnu Taimiyah menggunakan contoh
apabila seseorang yang diperintahkan oleh agama untuk mernbeli barang te1tentu,
36 Ibid. h. 170. 37 M. Nejatullah Sidiqi, Pemikiran Ekonomi Islam Suatu Penelitian Kepustakaan Masa Kini
(Jak~;ta: LIPPM, 1992), h. 129.
44
seperti membeli peralatan untuk ibadah haji, pembeli harus membelinya dengan
harga yang setara. Ia tidak boleh tidak membelinya hanya karena mahal harganya.
Karena penjual menjual barangnya dengan harga yang adil dan dengan harga
yang sudah umum dengan harga pasar. Jika suatu barang mahal harganya
disebabkan oleh pengaruh supply dan demand maka pihak pembeli tidak merasa
dirugikan dan pemerintahpun tidak boleh melakukan intervensi terhadap harga
tersebut. 39
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas maka harga yang adil dapat
disimpulkan sebagai harga yang disetujui oleh pihak pembdi dan pihak penjual,
sehingga di antara kedua pihak pelaku pasar tersebut tidak ada yang merasa di
dzalimi atau mendzalimi. Harga yang adil hanya dapat teijadi pada pasar
kompetitif di mana tidak ada pengaturan yang dapat mengganggu keseimbangan
harga kecuali jika terjadi sesuatu usaha-usaha yang mengganggunya, maka
diharuskan adanya regulasi harga.
Islam sangat menghargai hak penjual dan pembeli untuk menentukan harga
sekaligus melindungi hak keduanya. Dalam rangka melindungi hak pembeli dan
penjual, Islam membolehkan bahkan mewajibkan pemerintah melakukan
intervensi harga apabila te1jadi kenaikan harga disebabkan adanya distorsi
terhadap penawaran dan permintaan murni.40 Selain memberikan kebebasan
dalam menetapkan harga Islam juga melarang pemerintah untuk menetapkan
39 Ibid
45
harga namun apabila terjadi kedzaliman pada pasar malca pemerintah bisa turun
tangan, namun pada dasarnya tugas pemerintah hanya sebagai pengawas.41
Sikap pemerintah seharusnya membiarkan pasar secarn bebas sesuai faktor-
faktor alamiah tan pa campur tangan dari pihalmya yang memaksakan orang untuk
menjual dengan harga yang tidak mereka setujui atau untuk membeli dengan
harga yang tidak mereka terima.42 Sebagaimana terdapat dalam hadist yang
diriwayatkan oleh Abu Daud, at- Tirmidzi, dan lbnu Majah adalah:
"Orang-orang mengatakan: Wahai Rasulullah harga mulai mahal. Patoklah harga untuk kami ! Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah-lah yang mematok harga, yang menyempitkan dan melapangkan rizki, dan saya sungguh berharap untuk bertemu Allah dalam kondisi tidak seorang pun dari kalian yang menuntut kepadaku dengan kezaliman dalam darah dan harta" (Riwayat Abu Daud, at- Tirmidzi dan Ibnu Majah).43
Menurut Asy-Syaukani sebagaimana dikutip oleh Yusuf Qardhawi berkata,
"Hadist ini dijadikan dalil sebagai pengharaman penetapan harga dan bahwa
penetapan harga merupakan suatu kezaliman (yaitu pihak penguasa
memerintahkan agar penghuni pasar tidak menjual barang-barang mereka kecuali
41 M. Thalib, Pedoman Wiraswata dan Manajemen Jslami, h. 52. 42 Yusuf Qardhawi, Peran Ni/ai dan Moral dalam Perekonomian, (Jakarta: Rabbani Press, 1997),
h, 464. 43 Abu Daud Sulaiman lbnu al- Asy'as as- Sajastani al- Azadi, Sunan Abi Daud, (Beirut: Dar al-
46
dengan harga sekian, kemudian melarang mereka untuk menambahkan atau
mengurangi harga tersebut)"44
Penetapan harga dapat berdampak pada menghilangnya barang dari pasaran,
ini berarti membawa kenaikan harga dan kenaikan harga berbahaya untuk orang-
orang fakir di mana mereka tidak mampu membeli barang. Sementara itu akan
memperkaya orang-orang yang sudah kaya dengan jalan mereka membeli barang
dari pasar gelap dengan harga yang sangat mahal sekalipun.
2. Keuntungan dan Upah
Berbicara mengenai biaya, peran keuntungan dan upah tenaga kerja menjadi
pusat perhatian pengusaha karena kedua peran tersebut sangat erat hubungannya
dengan penetapan harga yang ditetapkan untuk suatu produk dan menjadi
tanggung jawab perusahaan. Di mana ketika menyinggung masalah laba, Ibnu
Khaldun mengatakan bahwa:
"Keuntungan yang wajar akan mendorong tumbuh perdagangan, sedangkan
keuntungan yang sangat rendah akan membuat lesu perdagangan, karena
pedagang kehilangan motivasi. Sebaliknya bila pedagang mengambil keuntungan
sangat tinggi juga akan membuat lesu perdangangan, karena lemahnya
permintaan konsumen"45
Dalam konsep Islam, monopoly, duopoly, oligopoly dalam artian hanya ada
satu, dua, atau beberapa penjual tidak dilarang keberadaaanya selama mereka
44 Yusuf Qardhawi, Pe ran Nilai dan Moral da/a1n Pereko1101nian, h. 466. ,1
47
tidak mengambil keuntungan di atas keuntungan normal. lni merupakan
konsekuensi dari konsep the price of the equivalent.
Untuk memperoleh keuntungan dalam bisnis pada prinsipnya merupakan
suatu perkara yang jaiz (boleh) dan dibenarkan oleh syara dan tidak ada satu nash
pun yang membatasi margin keuntungan, misalnya I 0%, 20'Yo, I 00% atau bahkan
lebih dari modal. Keuntungan berapapun besarnya selama tidak mengandung
unsur-unsur keharaman dan kedzaliman dalam melakukan transaksi jual beli,
maka ha! itu dibenarkan syari'ah sekalipun mencapai margin I 00% dari modal
bahkan beberapa kali lipat.46
Di dalam Islam, penentuan posisi laba dalam maksimalisasi laba pada
dasarnya dikondisikan oleh tiga faktor, antara lain:47
a. Pandangan Islam tentang bisnis
Bisnis adalah sebuah aktivitas yang mengarah pada peningkatan nilai tambah
melalui proses penyerahan jasa, perdagangan atau pengolahan barang
(produksi). Yusanto dan Wijayakusuma (2002) mendefinisikan lebih khusus
tentang bisnis Islami, yaitu:48
"Serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan harta (barang/jasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara memperolehnya dan pendayagunaan hartanya karena aturan halal dan haram"
46 Setiawan Budi Utomo, Fiqh Konten1porer: Tanya Jau1ab Politik, Ekonon1i, Sosial & Kesepakatan, (Jakarta: Pustaka Saksi, 2000), h. 51.
47 Muhammad, Ekonomi Mikro Da/am Perspektif Islam, (Yogyakarta: BPFE, 2004), h. 276-302. 48 Muhan1rnad Is1nail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis
48
Pada bisnis Islami selain mencari keuntungan juga berupaya untuk
menemukan nilai ibadah yang berdampak pada perwujudan konsep rahmatan
/i/'alamin, untuk mendapatkan ridho Allah.
b. Perlindungan konsumen
Perlindungan konsumen merupakan suatu tindakan yang berhubungan alas
berbagai kemungkinan terhadap penyalahgunaan kelemahan yang dimiliki
oleh konsumen dapat terjadi apabila (I) ketika sebelum transaksi jual beli
berlangsung berupa iklan atau promosi yang tidak benar, (2) ketika transaksi
itu sendiri sedang berlangsung dengan cara tipu muslihat, dan (3) ketika
transaksi telah berlangsung di mana pelaku usaha tidak tahu menahu dengan
kerugian yang ditanggung konsumen.
c. Penghargaan kepada faktor produksi
Penghargaan kepada faktor produksi antara lain: modal dan tenaga ketja,
namun keduanya tidak dapat secara keseluruhan menjacli petunjuk yang baik
sebab potensinya untuk meningkatkan efisiensi, keadilan, stabilitas dan
pertumbuhan. Akan tetapi pada dasarnya sangat tergantung kepada orang
Islam sendiri, apakah mereka menanggapi pesan agama dan memasukkannya
ke dalam kegiatan bisnis. Jika ya maka mekanisme maksimalisasi laba dapat
be1jalan dengan baik.
Semua faktor ini sangat mempengaruhi tingkat kurva penerimaan dan biaya
untuk penentukan keuntungan sedemikian rupa sehingga usaha maksimalisasi
49
Adapun upah menumt bahasa adalah sebagai nilai atau harga yang
dibayarkan,49 menurut istilah upah adalah sebagai harga yang dibayarkan pada
pekerja atas pelayanannya dalam memproduksi keuntungan.50
Term upah ditemukan dalam .fiqh muamalah yang membahas tentang
Ijaroh. Ijaroh adalah kalimat lvfashdar dari ajaro yang berarti memberi hadiah
atau upah. 51 Menumt bahasa Ijaroh berarti "upah" atau "ganti" atau "imbalan".
Dalam arti luas, ljaroh bermalma akad yang berisi penukaran manfaat sesuatu
dengan jalan memberikan imbalan dalam jumlal1 tertentu.52 Sedangkan Sayyid
Sabiq memberikan definisi mengenai al-ujroh yaitu semua suatu jenis akad untuk
mengambil manfaat denganjalan pergantian.53
Dengan kata lain, upah adalah harga tenaga kerja yang dibayarkan atas jasa-
jasanya dalam produksi dan merupakan imbalan kerja yang biasa di perhitungkan
untuk setiap perbuatan atau beberapa perbuatan pelaksanaan tugas tertentu
sebagai balas jasa. Upah juga
50
Berdasarkan prinsip keadilan, upah dalam masyarakat Islam akan ditetapkan
melalui negosiasi antara pekerja, majikan dan negara. Di mana Islam memberikan
perhatian besar dalam melindungi hak para peke1ja, karena pada dasarnya pekerja
selalu berada dalam posisi yang lemah dari majikannya.
Sudah menjadi kewajiban para majikan untuk menentukan upah minimum
yang dapat menutupi kebutuhan pokok hidup pekerjanya termasuk makanan,
pakaian, tempat tinggal dan lainnya. Pembagian kebutuhan-kebutuhan pokok
tersebut sesuai dengan ayat berikut:54
"Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalanmya dan tidak akan telanjang. dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya". (Thaahaa: 118-119)
Kata "tadzmau" yang bera1ti dahaga, keinginan yang sangat mendesak. Di
mana pengertian dahaga diartikan sebagai pemenuhan kebutuhan pendidikan dan
pengobatan. Dengan demikian sudah menjadi tanggung jawab negara Islam untuk
menetapkan upah minimum pada tingkat tertentu yang dapat memenuhi semua
kebutuhan pokok pekerja. 55 Pada dasarnya hubungan antara karyawan dengan
perusahaan disebut juga hubungan industrial, hubungan perburuhan atau
hubungan ketja.56
54 Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf), h. 366. 55 Ibid., h. 366-367. 56 Sudirman Tebba, Berbisnis Dengan Hali Nurani: Bisnis & Tasa1vuf, (Yogyakarta: Scripta
51
Islam sangat menghendaki hubungan industrial yang serasi khususnya
antara pekerja dengan majikan. Caranya adalah dengan memberi karyawan itu
upah yang layak dan dibayar sebagaimana mestinya, untuk itu untuk
mempertahankan hubungan industrial yang serasi harus dibayar tepat waktu dan
didasarkan pada persaudaraan, persatuan, kejujuran dan cinta kasih. Misalnya
dengan memberikan upah yang layak dan menyediakan fasilitas hidup, seperti
pengobatan atau tunjangan kesehatan, tempat tinggal, makanan dan pakaian yang
memadai.57 Selain itu anak-anak mereka berkesempatan memperoleh pendidikan
dan tersedianya fasilitas pengobatan bagi keluarga mereka, sehingga pekerja tidak
hanya memperoleh upah tetapi juga memperoleh keuntungan dari perusahaan.
Dengan demikian tugas utama negara Islam adalah memperhatikan agar
setiap peketja dalam negara memperoleh upah yang cukup untuk
mempertahankan suatu tingkat kehidupan yang waJar, da11 tidak memberikan
upah di bawah tingkat minimum agar pekerja dapat memenuhi kebutuhan
pokoknya. Apabila kebutuhan pokok tersebut tidak tertutupi dengan upah yang
diterimanya maka akan sangat mempengaruhi efisiensi populasi kerja sehingga
akhirnya mempengaruhi kekayaan negara.
Hak-hak dasar buruh di Indonesia masih belum beranjak dari pemenuhan
hak dasarnya yakni hak untuk memperoleh kesejahteraan yang meliputi fisik,
psikis dan mental, hale berorganisasi dan kesehatan ke~ja maupun tindakan
eksploitatif.
52
Pekerja mempunyai hak penuh untuk mencukupi nafkah keluarganya yang
ada dalam tanggungannya, supaya hidupnya dalam ruma.h tangga menjadi aman
dan tenang.58 Tentu saja masalah ini bukannya berarti bahwa majikan diwajibkan
untuk menganggung keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh buruhnya, tetapi
harus sesuai dengan upahnya secara adil dan layak.
Jika tingkat upah terlalu rendah, para pekerja mungkin tidak termotivasi
untuk berusaha secara maksimal. Sama halnya, jika tingkat upah terlalu tinggi
mungkin majikan tidak mendapatkan keuntungan dan tidak dapat menjalankan
perusahaannya. Oleh karena itu perusahaan memiliki kewaji.ban untuk membayar
upah yang adil kepada para peke1janya.
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. SEJARAH DAN TUJUAN BERDIRINYA CV. ALIKA
CV. ALIKA merupakan perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang
percetakan. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 20 Januari 200 I, melalui
notaris Helmy Panuh, S.H dengan akta No. 8 atas nama !bu Asnimar. Anggaran
dasarnya disahkan oleh Departemen Kehakiman pada tanggal 27 Januari 2003
SK. MENKEH. RI. NO: C -85. HT. 03.02-Tahun 1994. 1
Peke1jaan percetakan ini baru dimulai secara komersil pada bulan Januari
2002, setelah adanya pesanan dari luar dengan jenis peke1jaan bermula dari
percetakan buku-buku, brosur, tabloid, kartu nama, undangan, kop surat dan
segala macam bentuk cetakan. Kini perusahaan berkembang bukan hanya di
bidang percetakan tetapi juga sebagai supplier, perdagangan umum dan
pengadaan alat tulis kantor (A TK).
Dipertengahan tahun 2002 CV. ALIKA sebagai penerbit yang baru dan
beroperasi dengan lancar baik produksi maupun pemasaran melalui penerbit-
penerbit. Melalui semangat dan kerja keras pemasarannyapun meluas meliputi
Medan, Padang, Bandung, Y ogyakarta, Surabaya, Palembang dan Jakarta. Pada
saat ini, penjualan untuk bagian kota Jakarta percetakan CV. ALIKA telah
54
mengadakan kerjasama dengan pihak-pihak terkait baik itu dari pihak perusahaan
pemerintah maupun swasta.
Perkembangan percetakan CV. Alika kini telah m1~masuki tahun ke-6
dengan didukung oleh peralatan yang memadai dan tenaga kerja yang terampil
dimana jumlah semula karyawan hanya 5 (lima) orang, sekarang bertambah
menjadi 13 (tiga betas) orang, ditambah dengan tenaga ke1ja harian lepas yang
diperlukan jika pada suatu saat jumlah permintaan meningkat. Kini secara rutin
CV. ALIKA mencetak dan menerbitkan buku-buku kuliah dan tabloid seperti:
tabloid Parlemen, IKAMASS (lkatan Keluarga Masyarakat Solak Selatan), dan
lain-lain.
Adapun tujuan berdirinya CV. ALIKA ini adalah untuk memajukan
penerbitan buku-buku, majalah dan untuk memajukan percetakan khususnya
Grafika di Indonesia.
B. VISI DAN MISI PERUSAHAAN
Visi dari perusahaan adalah untuk menjadi percetakan yang amanah di
bidang usaha percetakan yang mencetak segalanya diatas kertas, khususnya buku.
Misi dari perusahaan adalah untuk mengembangkan kualitas dan kuantitas
produk yang dihasilkan oleh perusahaan, memperluas pangsa pasar, dan
memperluas jaringan pemasaran.
55
C. PROSES BIAYA PRODUKSI
CV. ALIKA sebagai usaha jasa percetakan dengan memproduksi segala
yang dicetak di atas kertas, khususnya dalam memproduksi sebuah buku. Kali ini
Penulis akan menjabarkan beberapa proses dan hal-hal apa saja yang terdapat
pada CV. ALIKA untuk meningkatkan afisiensi biaya produksinya.
Beberapa ha! yang terdapat pada biaya produksi di CV. ALIKA antara lain:
1. Biaya Bahan Baku.
Biaya bahan baku yang terdapat pada CV. ALIKA dalam bidang percetakan
terdiri dari:
a. Kertas; sebelum dicetak ada beberapa pilihan kertas yang belum dipotong-
potong menjadi beberapa bagian yang dinamakan piano. Diantaranya A4,
Folio dan Kuarto. Ke1ias ini sangat berperan penicing dalam ha! cetak
mencetak buku, majalah, brosur dan lain-lain.
b. Tinta; sebelum mencetak ada beberapa pilihan warna yang digunakan
sesuai pilihan pelanggan. Biasanya jika ingin mencetak buku, tinta yang
digunakan berwarna hitam.
c. Film; merupakan bahan yang digunakan sebelum pembuatan bahan dasar
yang dinamakan plat. Sedangkan plat sendiri merupakan bahan terbuat
dari alumunium untuk memproses cetakan yang dimasukkan ke mesin
offset. Tetapi bahan plat ini lebih baik dibandingkan dengan ke1ias master
yang mempunyai kualitas lebih tahan lama.
56
d. Pernis; merupakan pembentukan cover buku agar memperoleh hasil yang
baik atau lebih mengkilat untuk buku yang kualitasnya baik.
e. Mesin offset; merupakan mesin yang digunakan untuk mencetak berbagai
jenis cetakan dalam berbagai bentuk.
f. Mesin pemotong ke1tas; merupakan mesin yang digunakan untuk
memotong ke1tas yang sudah dicetak agar menjadi buku.
2. Biaya Tenaga Kerja.
Tenaga kerja yang dibutuhkan pada CV. ALIKA diantaranya yang
mempunyai keahlian dalam hal mesin cetak mencetak dan mampu
mengoperasikannya dengan baik agar hasil cetakan buku yang diperoleh
menjadi lebih baik.
Gaj i yang diberikan secara mingguan, tetapi bagi mereka yang melakukan
lembur akan diberikan uang tambahan atau uang lembur berdasarkan jam
kerja yang mereka lakukan lain dari hari biasanya.
3. B iaya Overhead Pabrik.
Biaya overhead pabrik yang digunakan oleh CV. ALIKA terdapat pada biaya
pemeliharaan mesin, kegunaan fasilitas kantor seperti listrik, air dan telepon.
Unit pendukung yang terdapat di CV. ALIKA adalah pabrik percetakan buku
yang diantaranya pencetakan buku, penjilidan, pengomplitan buku dan
pemasangan cover buku.
Mesin-mesin yang digunakan dalam pencetakan terbagi menjadi mesin toko,
57
Adapun fungsi dan kegunaan mesin tersebut antara lain:
a. Mesin Toko; biasanya digunakan untuk mencetak dalam bentuk atau
ukuran folio yang lebih sederhana dan praktis untuk perawatan maupun
penggunaannya untuk pencetakan faktur, kuitansi, kop surat dan lain-lain.
b. Mesin Oliver; biasanya digunakan untuk mencetak dalam bentuk atau
ukuran yang lebih besar daripada ukuran mesin-mesin yang lain, setengah
piano (1/2) dan proses yang dihasilkan lebih bagus. Contohnya majalah,
brosur dan lain-lain yang penggunaannya lebih cepat.
c. Mesin Lem Panas; digunakan untuk menyatukan/melem buku yang sudah
selesai di finishing, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
d. Mesin Potong; digunakan untuk memotong kertas dan disesuaikan
menurut pesanan.
Pemeliharaan mesm ini diantaranya menggunakan bensin untuk
membersihkan bagian-bagian mesin yang telah dipakai mencetak buku sampai
bersih agar terlihat cemerlang dan dapat digunakan kembali :iepetii semula.2
D. PROSES PRODUKSI
Proses produksi yang dilakukan oleh CV. ALIKA meliputi memproses buku
dari sebelum dicetak sampai dengan sesudah dicetak menjadi buku. Prosesnya
diantaranya sebagai berikut:
58
Sebelum melakukan pencetakan buku, Pengarang datang menyerahkan
naskahnya kepada Kepala Bagian Personalia lalu diberikan kepada Kepala
Produksi untuk diproses bersama dengan seorang Staf Administrasi Produksi.
Perusahaan menerima produksi hanya dalam bentuk naskah untuk pengambilan
keputusan diterima atau tidaknya naskah buku harus melalui proses kalkulasi
harga buku yang sesuai dengan kesepakatan antara pengarang dan Kepala
Produksi itu sendiri. Kemudian dibuat surat perjanjian honor/beli sebagai surat
yang berisi tentang harga dan jangka waktu pembayaran yang telah disepakati
bersama, selanjutnya naskah tersebut diserahkan ke bagian setting atau ahli desain
untuk di proses menjadi naskah yang baik, melalui beberapa tahap antara lain:
I. Pengetikan naskah
2. Mendesain cover buku
3. Pengoreksian hasil buku
4. Memoting atau melay-out (mengurutkan nomor-nomor halaman agar
terperinci)
Setelah semua dilakukan kemudian diserahkan ke Bagian Pencetakan dan
dibuatkan kertas master untuk dimasukkan ke dalam mesin cetakan agar
memperoleh hasil yang baik. Setelah hasil cetakan diperoleh dengan baik maka
dilakukan pengomplitan buku sesuai dengan halaman yang diurutkan dilakukan
penjilidan dan pemasangan cover buku, pemotongan buku sesuai dengan ukuran
pesanan setelah itu dibungkus dan dikirimkan ke pemesan.
59
E. STRUKTUR ORGANISASI PENERBITAN CV. ALIKA
Untuk mencapai dan menciptakan manajemen yang baik, diperlukan
struktur organisasi yang baik karena dengan struktur yang baik jalur wewenang,
perintah dan saluran informasi dapat berjalan dengan baik. Adapun tujuan dari
membentuk struktur organisasi ini sebagai berikut:
1. Agar setiap orang yang memangku suatu jabatan mi~ngetahui tugas dan
kewajibannya masing-masing.
2. Dapat menjadi sumber informasi akan tugas-tugas yang dijalankan.
3. Dari struktur organisasi dapat diketahui fungsi mana yang penting dan mana
yang perlu diperhatikan secara khusus.
Empat Komponen Organisasi Penerbitan dalam pembagian tugas dan
wewenang pada CV.ALIKA dapat dilihat pada gambar di bawah ini:3
Gambar3.1
Struktur Organisasi
I DIREKTUR I
MANAJER MANAJER PRODUKSI ADMINISTRASI
KEUANGAN
I BAGIAN PERSIAP AN I I I BAGIAN PENJILIDAN I I
: BAGIAN PERCETAKAN I
1. Direktur
Tugas dan wewenangnya:
DITOR/ ENYUTING G '
60
a. Mengendalikan percetakan dan bertanggung jawab terhadap maju
mundurnya percetakan.
b. Memiliki kekuasaan yang luas dalam mengambil kebijakan dalam
menentukan arah perkembangan percetakan.
c. Memperhitungkan laba rugi percetakan.
61
d. Memberhentikan karyawan sesuai dengan yang dibutuhkan dan juga
merupakan pemilik dari percetakan CV. ALIKA.
e. Direktur menerima laporan dari masing-masing manajer tentang
pelaksanaan tugas sehari-hari
2. Manajer Produksi
Tugas dan wewenangnya.
a) Melaksanakan kegiatan produksi, mengendalikan bahan dan proses
produksi.
b) Untuk memproduksi buku-buku yang sudah selesai diedit.
c) Bertanggung jaw ab pada setiap proses suatu naskah untuk siap cetak dan
mengawasi kualitas produksi yang dihasilkan.
3. Manajer Administrasi Keuangan
Tugas dan wewenangnya.
a) Melaksanakan pencatatan data keuangan perusahaan sesuai dengan
kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
b) Memeriksa kebenaran atas seluruh transaksi perusahaan.
c) Mencabut kalkulasi buku/status naskah (naskah dalam proses edit).
4. Editor/Penyunting.
Tugas dan wewenangnya.
a) Merencanakan buku-bukuan.
b) Menghubungi sumber-sumber.
' '
62
d) Menyiapkan SPP (Surat Pe1janjian Penerbitan).
e) Mengedit naskah.
Ukuran (sampul dan buku).
Cetak (sampul dan buku).
Jilid.
Adapun tujuan dari sistem garis yang dimiliki oleh CV. ALIKA yang
pertama untuk memperoleh kesatuan perintah sehingga akan lebih mudah
dimengerti dalam pelaksanaannya, adanya pembagian tugas dan tanggung jawab
yang jelas supaya dalam pelaksanaannya akan lebih disiplin dan mampu
melakukan tindakan serta keputusan yang cepat dan tepat. Kedua untuk
menyelenggarakan pengurusan pembelian bahan penjualan pengiriman basil
cetakan yang dijual atau dipesan.
63
F. PROD UK BUKU YANG DITA W ARKAN
Ukuran Buku Harga per Buku
I. Macam-macam buku
a) B uku-buku dari Departemen 14,5x21 cm Rp. 20. 430
b) Buku-buku kuliah
Gunadarma. 17,5x24cm Rp. 13. 000
LP31. 21x27, 8 cm Rp. 8.000 c) Buku-buku sekolah
Kuasai tuntas matematika SD. 14,5x2lcm Rp. 6.200
Kuasai tuntas matematika SMP. 14,5x21 cm Rp. 16.800
Sains SD. 14,5x2lcm Rp. 6. 800 d) Buku-buku umum
Sholat memperbesar priuk rezeki. 13,5x21cm Rp. 4.900
Power of soul untuk penyembuh. 13,5x21 cm Rp. 9.000
2. Novel
a) Yes I'm model. 13,5x21cm Rp. 8.000
b) Beauty for sale. 13,5x2lcm Rp. 9.500
c) Angan Cinderella. 13, 5 x 21 cm Rp. 3.500
NB: Harga tidak berlaku untuk masa kini karena beberapa faktor, yaitu:
a. Harga kertas.
b. Chemical (bahan - bahan untuk mesin).
c. Ongkos cetak.
G. ANALISIS SWOT CV. ALIKA
Faktor-Faktor Internal
Faktor-Faktor Eksternal
Ancaman (T)
1. Persaingan dari percetakan lain
2. Inflasi yang tinggi akan berpengaruh pada daya beli masyarakat.
3. Kenaikan tarif !istrik, telepon dan bahan baku.
4. Harga yang mahal membuat pelanggan pindah ke percetakan lain.
5. Kepercayaan pelanggan luntur.
Peluaug (0)
I. Promosi dilakukan dengan cara mulut ke mulut.
2. Kepercayaan pelanggan di masa mendatang.
3. Membuka kesempatan kerja.
4. Banyak orang yang membutuhkan buku.
5. Menambah pendapatan negara.
Kelmatan (S)
I. Berada di kawasan strategis.
2. SDM I karyawan yang produkti
Recommended