View
219
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PEDOMAN PENGEMBANGANPENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER
BANGSA
Draf – 01281209
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Pengertian Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
B. Landasan Paedagogis Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
C. Nilai-Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
BAB II : PENGEMBANGAN DAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA
A. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa melalui Mata Pelajaran, Muatan Lokal, Kepribadian dan Budaya Sekolah)
B. Perencanaan Pengembangan Budaya dan Karakter Bangsa
C. Proses Pembelajaran
D. Cara Penilaian
E. Indikator Keberhasilan Sekolah dan Kelas
BAB III : PENGEMBANGAN KTSP
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Landasan
3. Tujuan Penyusunan
4. Prinsip Pengembangan
B. Tujuan Pendidikan, Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah
C. Struktur dan Muatan Kurikulum
1. Struktur Kurikulum
2. Muatan Kurikulum
D. Kalender Pendidikan
BAB IV : PETA NILAI DAN INDIKATORNYA
A. Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar dan Nilai
B. Nilai dan Indikator
C. Nilai, Mata Pelajaran, dan Indikator
1
BAB IPENDAHULUAN
A. Pengertian Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Sesuai dengan Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional maka
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab (Pasal 3 UU Sisdiknas). Sedangkan budaya adalah nilai, moral,
norma dan keyakinan (belief), fikiran yang dianut oleh suatu masyarakat/bangsa dan
mendasari perilaku seseorang sebagai dirinya, anggota masyarakat, dan
warganegara. Budaya mengatur perilaku seseorang mengenai sesuatu yang dianggap
benar, baik, dan indah. Selanjutnya, karakter adalah watak yang terbentuk dari nilai,
moral, dan norma yang mendasari cara pandang, berfikir, sikap, dan cara bertindak
seseorang serta yang membedakan dirinya dari orang lainnya. Karakter bangsa
terwujud dari karakter seseorang yang menjadi anggota masyarakat bangsa tersebut.
Pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah pendidikan yang mengembangkan
nilai-nilai budaya dan karakter pada diri peserta didik sehingga menjadi dasar bagi
mereka dalam berpikir, bersikap, bertindak dalam mengembangkan dirinya sebagai
individu, anggota masyarakat, dan warganegara. Nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa yang dimiliki peserta didik tersebut menjadikan mereka sebagai warganegara
Indonesia yang memiliki kekhasan dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain.
B. Landasan Pedagogis Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya sadar untuk mengembangkan potensi
peserta didik secara optimal. Usaha sadar tersebut tidak boleh dilepaskan dari
lingkungan peserta didik berada terutama dari lingkungan budayanya (Ki Hajar
Dewantara; Pring; Oliva). Pendidikan yang tidak dilandasi oleh prinsip tersebut akan
menyebabkan mereka tercerabut dari akar budayanya. Ketika hal ini terjadi maka
mereka tidak akan mengenal budayanya dengan baik sehingga ia menjadi orang
“asing” dalam lingkungan budayanya. Selain menjadi orang asing, yang lebih
mengkhawatirkan adalah dia menjadi orang yang tidak menyukainya budayanya.
Budaya yang menyebabkan peserta didik tumbuh dan berkembang adalah budaya di
lingkungan terdekat (kampung, RT, RW, desa) berkembang ke lingkungan yang
lebih luas yaitu budaya nasional bangsanya dan budaya universal yang dianut oleh
ummat manusia. Apabila peserta didik menjadi asing terhadap lingkaran-lingkaran
budaya tersebut pada gilirannya maka dia tidak mengenal dengan baik budaya
2
bangsanya dan dirinya sebagai anggota budaya bangsa. Dalam situasi demikian
maka dia sangat rentan terhadap pengaruh budaya luar dan bahkan cenderung untuk
menerima budaya luar tanpa proses pertimbangan (valueing). Kecenderungan itu
terjadi karena dia tidak memiliki norma dan nilai budaya nasional nya yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk melakukan pertimbangan (valueing) tersebut.
Semakin kuat dasar pertimbangan yang dimilikinya semakin kuat pula
kecenderungannya untuk menjadi warganegara yang baik. Pada titik kulminasinya,
norma dan nilai budaya tersebut akan menjadi norma dan nilai budaya bangsanya.
Dengan demikian maka warganegara Indonesia akan memiliki wawasan, cara
berpikir, cara bertindak dan menyelesaikan masalah yang sesuai dengan norma dan
nilai ciri ke-Indonesia-annya. Hal ini sesuai dengan fungsi utama pendidikan yang
diamanatkan dalam UU Sisdiknas yaitu “mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa” . Oleh karena itu aturan dasar yang mengatur
pendidikan nasional (UUD 1945 dan UU Sisdiknas) sudah memberikan landasan
yang kokoh untuk mengembangkan keseluruhan potensi diri seseorang sebagai
anggota masyarakat dan bangsa.
Proses pengembangan nilai-nilai yang menjadi landasan dari karakter tersebut
menghendaki suatu proses yang berkelanjutan (never ending process), dilakukan
melalui berbagai mata pelajaran yang ada dalam kurikulum (kewarganegaraan,
sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, bahasa Indonesia, IPS, IPA,
matematika, agama, pendidikan jasmani dan olahraga, seni serta ketrampilan).
Dalam mengembangkan pendidikan karakter bangsa kesadaran akan siapa dirinya
dan bangsanya adalah bagian yang teramat penting. Prof Dr Sartono Kartodirdjo
secara tegas menyatakan bahwa kesadaran tersebut hanya dapat terbangun dengan
baik melalui pendidikan sejarah karena sejarah dapat memberikan pencerahan dan
penjelasan mengenai siapa dirinya dan bangsanya di masa lalu yang menghasilkan
dirinya dan bangsanya di masa kini. Selain itu dalam pendidikan karakter bangsa
harus terbangun pula kesadaran, pengetahuan, wawasan, dan nilai berkenaan dengan
lingkungan di mana dirinya dan bangsanya hidup (geografi), nilai yang hidup di
masyarakat (antropologi), sistem sosial yang berlaku dan sedang berkembang
(sosiologi), sistem ketatanegaraan, pemerintahan, dan politik (ketatanegaraan/
politik/ kewarganegaraan), bahasa Indonesia dengan cara berpikirnya, kehidupan
perekonomian, ilmu, teknologi, dan seni. Artinya, perlu ada upaya terobosan
terhadap kurikulum berupa pengembangan nilai-nilai yang menjadi dasar bagi
pendidikan budaya dan karakter bangsa. Dengan terobosan kurikulum yang
demikian maka nilai dan karakter yang dikembangkan pada diri peserta didik akan
sangat kokoh dan memiliki dampak nyata dalam kehidupan dirinya, masyarakat,
bangsa dan bahkan ummat manusia.
3
Pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui pendidikan nilai-nilai atau
kebajikan (virtue) yang menjadi dasar budaya dan karakter bangsa. Kebajikan yang
menjadi atribut suatu karakter pada dasarnya adalah nilai. Oleh karena itu
pendidikan budaya dan karakter bangsa pada dasarnya adalah pengembangan nilai-
nilai yang berasal dari pandangan hidup/ideology bangsa Indonesia, agama, budaya,
dan nilai-nilai yang terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional.
C. Fungsi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Pendidikan budaya dan karakter bangsa berfungsi sebagai:
1. perluasan pengembangan potensi peserta didik agar mereka memiliki kepeduliaan terhadap nilai-nilai yang mendasari kehidupan budaya dan karakter bangsa
2. memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggungjawab dalam pengembangan ranah yang lebih luas dari ranah kognitif.
3. wahana dalam mengembangkan potensi kemanusiaan peserta didik sebagai individu, anggota masyarakat, dan warganegara
D. Tujuan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Tujuan pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah:
1. mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
2. mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan
3. mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh dignity.
E. Nilai-nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa diidentifikasi dari:
- Agama: masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh karena itu kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama. Secara politis kehidupan kenegaraan pun didasari pada nilai-nilai yang berasal dari agama. Atas dasar pertimbangan itu maka nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaedah yang berasal dari agama.
- Pancasila: negara Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila. Pancasila terdapat pada Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945 tersebut. Artinya, nilai-nilai yang ada dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni. Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi warganegara yang lebih baik dan warganegara yang lebih baik adalah warganegara yang menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya sebagai warganegara.
4
- Budaya adalah suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat tersebut. Nilai-nilai budaya tersebut dijadikan dasar dalam memberi makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antar anggota masyarakat tersebut. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai-nilai dari pendidikan budaya dan karakter bangsa.
- Tujuan Pendidikan Nasional adalah kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh berbagai satuan pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Di dalam tujuan pendidikan nasional terdapat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki seorang warganegara. Oleh karena itu, tujuan pendidikan nasional adalah sumber yang paling operasional dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.
Berdasarkan keempat sumber nilai tersebut maka dihasilkan sejumlah nilai untuk
pendidikan budaya dan karakter bangsa, yaitu:
Religius : suatu sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
Jujur: perilaku yang didasarkan pada kebenaran, menghindari perilaku yang salah, dan menjadikan dirinya menjadi orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
Toleransi: suatu tindakan dan sikap yang menghargai pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari pendapat, sikap, dan tindakan dirinya.
Disiplin: suatu tindakan tertib dan aptuh pada berbagai ketentuan dan peraturan yang harus dilaksanakannya.
Kerja keras: suatu upaya yang diperlihatkan untuk selalu menggunakan waktu yang tersedia untuk suatu pekerjaan dengan sebaik-baiknya sehingga pekerjaan yang dilakukan selesai pada waktunya
Kreatif: berpikir untuk menghasilkan suatu cara atau produk baru dari apa yang telah dimiliki
Mandiri: kemampuan melakukan pekerjaan sendiri dengan kemampuan yang telah dimilikinya
Demokratis: sikap dan tindakan yang menilai tinggi hak dan kewajiban dirinya dan orang lain dalam kedudukan yang sama
Rasa ingin tahu: suatu sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui apa yang dipelajarinya secara lebih mendalam dan meluas dalam berbagai aspek terkait.
Semangat kebangsaan: suatu cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Cinta tanah air: suatu sikap yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya.
Menghargai prestasi: suatu sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain.
Bersahabat/komunikatif: suatu tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain.
Cinta damai: suatu sikap dan tindakan yang selalu menyebabkan orang lain senang dan dirinya diterima dengan baik oleh orang lain, masyarakat dan bangsa
Senang membaca: suatu kebiasaan yang selalu menyediakan waktu untuk membaca bahan bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
Peduli sosial: suatu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberikan bantuan untuk membantu orang lain dan masyarakat dalam meringankan kesulitan yang mereka hadapi.
5
Peduli lingkungan: suatu sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
6
BAB II
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA
MELALUI MATA PELAJARAN, MUATAN LOKAL, KEPRIBADIAN, DAN
BUDAYA SEKOLAH
A. Pendekatan Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Prinsip yang digunakan dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter
bangsa:
1. berkelanjutan
2. melalui semua mata pelajaran (saling menguatkan), muatan lokal,
kepribadian, dan budaya sekolah
3. nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan
4. dilaksanakan melalui proses belajar aktif
Berkelanjutan mengandung makna bahwa proses pengembangan nilai-nilai budaya
dan karakter bangsa adalah sebuah proses panjang dimulai dari awal peserta didik
masuk sampai selesai dari suatu satuan pendidikan. Sejatinya, proses tersebut
dimulai dari kelas satu SD atau tahun pertama dan berlangsung paling tidak sampai
kelas 9 atau kelas terakhir SMP. Pendidikan budaya dan karakter bangsa di SMA
adalah kelanjutan dari proses yang telah terjadi selama 9 tahun.
Melalui semua mata pelajaran, muatan lokal, kepribadian, dan budaya sekolah
mensyaratkan bahwa proses pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
dilakukan melalui setiap mata pelajaran, dan dalam setiap kegiatan kurikuler dan
ekstra kurikuler. Gambar 1 berikut ini memperlihatkan pengembangan nilai-nilai
tersebut melalui keempat jalur tadi:
7
Pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa melalui berbagai mata
pelajaran yang telah ditetapkan dalam Standar Isi (SI), diambarkan sebagai berikut:
Gambar 2: Pengembangan Nilai-nilai Budaya dan Karakter Bangsa Melalui Setiap
Mata Pelajaran
Nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan mengandung makna bahwa materi nilai-
nilai budaya dan karakter bangsa bukanlah bahan ajar biasa. Artinya, nilai-nilai
tersebut tidak dijadikan pokok bahasan yang dikemukakan seperti halnya ketika
mengajarkan suatu konsep, teori, prosedur, atau pun fakta seperti dalam mata
pelajaran agama, bahasa Indonesia, PKn, IPA, IPS, matematika, pendidikan jasmani
dan kesehatan, seni, ketrampilan, dan sebagainya.
Materi pelajaran biasa digunakan sebagai bahan atau media untuk mengembangkan
nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Oleh karena itu guru tidak perlu mengubah
pokok bahasan yang sudah ada tetapi menggunakan materi pokok bahasan itu untuk
mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.
NILAI
MATA PELAJARAN
BUDAYASEKOLAH
MUATANLOKAL
KEPRIBADIAN
8
Konsekuensi dari prinsip ini nilai-nilai budaya dan karakter bangsa tidak ditanyakan
dalam ulangan ataupun ujian. Walaupun demikian, peserta didik perlu mengetahui
pengertian dari suatu nilai yang sedang mereka tumbuhkan pada diri mereka.
Mereka tidak boleh berada dalam posisi tidak tahu dan tidak paham makna sebuah
nilai.
Proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif. Prinsip ini menyatakan
bahwa proses pendidikan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dilakukan oleh
peserta didik bukan oleh guru. Guru menerapkan prinsip ”tut wuri handayani”
dalam setiap perilaku yang ditunjukkan peserta didik.
Diawali dengan perkenalan terhadap pengertian nilai yang dikembangkan maka guru
menuntun peserta didik agar secara aktif (tanpa mengatakan hal ini kepada peserta
didik) menumbuhkan nilai-nilai budaya dan karakter pada diri mereka melalui
berbagai kegiatan belajar yang terjadi di kelas, sekolah, dan tugas-tugas di luar
sekolah.
B. Perencanaan Pengembangan Pendidikan Nilai-nilai Budaya dan Karakter
Bangsa
Nilai-nilai pendidikan budaya dan karakater bangsa dikembangkan dalam setiap
pokok bahasan dalam mata pelajaran. Nilai-nilai tersebut dicantumkan dalam
silabus. Pengembangan nilai-nilai tersebut dalam silabus ditempuh melalui cara-cara
berikut ini:
1. mengkaji SK dan KD untuk menentukan apakah nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa yang tercantum di atas sudah tercakup didalamnya
2. menggunakan tabel yang memperlihatkan keterkaitan antara SK/KD dengan
nilai dan indikator
3. mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dalam tabel tersebut
ke dalam silabus
4. mengembangkan RPP berdasarkan silabus yang sudah disusun
C. Pengembangan Proses Pembelajaran
Pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui berbagai
kegiatan belajar di :
1. kelas
2. sekolah
9
3. luar sekolah melalui kegiatan ekstra kurikuler dan
kegiatan lain yang dirancang sekolah
D. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian pencapaian nilai-nilai budaya dan karakter didasarkan pada indikator.
Sebagai contoh, indikator untuk nilai jujur di suatu semester dirumuskan dengan
“mengatakan dengan sesungguhnya perasaan dirinya mengenai apa yang
dilihat/diamati/ dipelajari/dirasakan” maka guru mengamati (melalui berbagai
cara) apakah yang dikatakan seorang peserta didik itu jujur mewakili perasaan
dirinya. Mungkin saja peserta didik menyatakan perasaannya itu secara lisan tetapi
dapat juga dilakukan secara tertulis atau bahkan dengan bahasa tubuh. Perasaan yang
dinyatakan itu mungkin saja memiliki gradasi dari perasaan yang tidak berbeda
dengan perasaan umum teman sekelasnya sampai bahkan kepada yang bertentangan
dengan perasaan umum teman sekelasnya.
Penilaian dilakukan secara terus menerus, setiap saat guru berada di kelas atau di
sekolah. Model yang dinamakan anecdotal record (catatan yang dibuat guru ketika
melihat adanya perilaku yang berkenaan dengan nilai yang dikembangkan) selalu
dapat digunakan guru. Selain itu guru dapat pula memberikan tugas yang berisikan
suatu persoalan atau hal yang menuntut peserta didik mengemukakan posisi dirinya
atau kesesuaian/ketidaksesuaian sikap dirinya terhadap persoalan tersebut. Sebagai
contoh, peserta didik dimintakan sikapnya terhadap upaya menolong pemalas,
memberikan bantuan terhadap orang kikir, atau hal-hal lain yang bersifat bukan
kontroversial sampai kepada hal yang dapat mengundang konflik pada dirinya.
Dari hasil pengamatan, catatan anekdotal, tugas, laporan, dan sebagainya guru dapat
memberikan kesimpulannya/pertimbangan tentang pencapaian suatu indikator atau
bahkan suatu nilai. Kesimpulan/pertimbangan tersebut dapat dinyatakan dalam
pernyataan kualitatif sebagai berikut:
BT = Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda- tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
MT = Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum
konsisten)
MB = Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai
tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten)
MK = Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten)
10
E. Indikator Keberhasilan Sekolah dan Kelas
Untuk mengetahui bahwa suatu sekolah itu telah melaksanakan pembelajaran yang
mengembangkan budaya dan karakter bangsa, maka ditetapkan indikator sekolah
dan kelas antara lain seperti di bawah ini:
11
1. Indikator Sekolah
NILAI DESKRIPSI INDIKATORSEKOLAH
INDIKATORKELAS
Religius Suatu sikap dan perilaku yang
patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
Merayakan hari-hari besar keagamaan
Menyelenggarakan ibadah rutin
Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran.
Jujur Perilaku yang didasarkan pada kebenaran, menghindari perilaku yang salah, dan menjadikan dirinya menjadi orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
Menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang
Tranparansi laporan sekolah secara berkala
Menyediakan papan pengumuman permohonan maaf
Menyerahkan barang temuan
Tranparansi laporan kelas secara berkala
Mengakui kekeliruan Tidak menyontek
Toleransi Suatu tindakan dan sikap yang menghargai pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari pendapat, sikap, dan tindakan dirinya.
Memberikan perlakuan yang sama terhadap seluruh warga sekolah tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, status ekonomi.
Memberikan perlakuan yang sama terhadap masyarakat tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, status ekonomi, dan kelompok masyarakat yang
Memberikan pelayanan yang sama terhadap seluruh warga kelas tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, status ekonomi.
Memberikan pelayanan terhadap anak berkebutuhan khusus
Bekerja dalam kelompok yang heterogen
NILAI DESKRIPSI INDIKATORSEKOLAH
INDIKATORKELAS
berkebutuhan khususDisiplin Suatu tindakan tertib dan
aptuh pada berbagai ketentuan dan peraturan yang harus dilaksanakannya.
Memiliki catatan kehadiran Memberikan penghargaan
kepada warga sekolah yang paling disiplin
Memiliki tata tertib sekolah
Hadir tepat waktu Mematuhi aturan
Kerja Keras Suatu upaya yang diperlihatkan untuk selalu menggunakan waktu yang tersedia untuk suatu pekerjaan dengan sebaik-baiknya sehingga pekerjaan yang dilakukan selesai pada waktunya
Memberikan penghargaan kepada warga sekolah yang bekerja keras dalam meningkatkan prestasi sekolah
Menciptakan suasana sekolah yang menantang dan memacu untuk bekerja keras
Pantang menyerah Memiliki etos kerja Memiliki daya tahan kerja
Kreatif Berpikir untuk menghasilkan suatu cara atau produk baru dari apa yang telah dimiliki
Menciptakan situasi yang bisa menumbuhkan daya kreatif, berpikir dan bertindak.
Memberikan fasilitas warga sekolah untuk memamerkan dan memasarkan hasil karya kreatif mereka.
Menciptakan barang tidak bernilai menjadi bernilai
Memberikan nilai tambah barang
Mandiri kemampuan melakukan pekerjaan sendiri dengan kemampuan yang telah dimilikinya
Memberdayakan potensi sekolah
Membangun fasilitas sekolah dengan kemampuan yang dimiliki sekolah.
Percaya diri Mampu mengerjakan
tugas dan menyelesaikannya secara individual
Demokratis Sikap dan tindakan yang Melibatkan warga sekolah Mengambil keputusan
1
NILAI DESKRIPSI INDIKATORSEKOLAH
INDIKATORKELAS
menilai tinggi hak dan kewajiban dirinya dan orang lain dalam kedudukan yang sama
dalam setiap pengambilan keputusan
Menciptakan suasana sekolah yang menerima perbedaan.
Pemilihan kepengurusan sekolah secara terbuka
secara bersama Seluruh produk kebijakan
melalui musyawarah dan mufakat
Mengimplementasikan model-model pembelajaran yang dialogis
Rasa Ingin Tahu
Suatu sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui apa yang dipelajarinya secara lebih mendalam dan meluas dalam berbagai aspek terkait.
Menyediakan media komunikasi (media cetak/media elektronik) bagi warga sekolah.
Memfasilitasi warga sekolah untuk bereksplorasi dalam pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya.
Senang mencari informasi Eksplorasi lingkungan
secara terprogram Tersedia media
komunikasi (media cetak/media elektronik)
Semangat Kebangsaan
suatu cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Melakukan upacara rutin sekolah
Melakukan upacara hari-hari besar nasional
Menyelenggarakan peringatan hari kepahlawanan nasional.
Bekerja sama dengan teman sekelas tanpa memandang perbedaan
Mendiskusikan hari-hari besar nasional
Cinta Tanah Air
suatu sikap yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap
Menggunakan produk buatan dalam negeri
Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
Menayangkan film tentang
Memajangkan: Foto Presiden dan wakil Presiden, Bendera Negara, Lambang negara, Peta Indonesia, Gambar
2
NILAI DESKRIPSI INDIKATORSEKOLAH
INDIKATORKELAS
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya.
masyarakat, wilayah, dan flora dan fauna Indonesia
kehidupan masyarakat Indonesia,
Menggunakan produk buatan dalam negeri
Menghargai Prestasi
suatu sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain.
Memberikan penghargaan atas hasil prestasi kepada warga sekolah
Memajang tanda-tanda penghargaan prestasi
Memberikan penghargaan atas hasil karya siswa
Memajang tanda-tanda penghargaan prestasi
Bersahabat suatu tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain.
Suasana sekolah yang memudahkan terjadinya interaksi antar warga sekolah
Berkomunikasi dengan bahasa yang santun
Saling menghargai dan menjaga kehormatan
Pergaulan dengan cinta kasih dan rela berkorban
Seting kelas yang memudahkan terjadinya interaksi siswa
Pembelajaran yang dialogis
Guru mendengarkan keluhan-keluhan siswa
Cinta Damai suatu sikap dan tindakan yang selalu menyebabkan orang lain senang dan dirinya diterima dengan baik oleh orang lain, masyarakat dan bangsa
Menciptakan suasana yang damai
Membiasakan perilaku warga sekolah yang anti kekerasan
Membiasakan perilaku warga sekolah yang tidak bias gender
Perilaku seluruh warga sekolah yang penuh kasih sayang
Menciptakan suasana kelas yang damai
Membiasakan perilaku warga sekolah yang anti kekerasan
Pembelajaran yang tidak bias gender
Kekerabatan di kelas yang
3
NILAI DESKRIPSI INDIKATORSEKOLAH
INDIKATORKELAS
penuh kasih sayangGemar Membaca
suatu kebiasaan yang selalu menyediakan waktu untuk membaca bahan bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
Tidak terdapat tumpukan buku yang berdebu
Frekuensi kunjungan perpustakaan
Tidak terdapat tumpukan buku yang berdebu
Frekuensi kunjungan perpustakaan
Peduli Lingkungan
suatu sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
Memelihara lingkungan sekolah
Tersedia tempat pembuangan sampah
Hemat enerji Membuat biopori
Memelihara lingkungan kelas
Tersedia tempat pembuangan sampah di dalam kelas
Hemat enerji
Peduli Sosial suatu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberikan bantuan untuk membantu orang lain dan masyarakat dalam meringankan kesulitan yang mereka hadapi.
Berempati kepada sesama warga sekolah
Melakukan aksi sosial Menyisihkan sebagian haknya
untuk orang lain
Berempati kepada sesama teman kelas
Melakukan aksi sosial Membangun kerukunan
warga kelas
Tanggungjawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan YME
Membuat laporan setiap kegiatan yang dilakukan dalam bentuk lisan maupun tertulis.
Melakukan tugas tanpa disuruh
Menunjukkan prakarsa untuk
Pelaksanaan tugas piket secara teratur.
Peran serta aktif dalam kegiatan sekolah
Mengajukan usul pemecahan masalah
4
NILAI DESKRIPSI INDIKATORSEKOLAH
INDIKATORKELAS
mengatasi masalh dalam lingkup terdekat
Menghindarkan kecurangan dalam pelaksanaan tugas
Menghargai diri sendiri/ tahu potensi diri sendiri
Sikap dan perilaku yang mencerminkan penghargaan seseorang terhadap dirinya sendiri maupun kepada orang lain dengan memahami kelebihan dan kekurangannya.
Memiliki kesadaran akan keragaman dan batas-batas kemampuan diri
Tidak bergantung pada orang lain
Melakukan tugas dengan kemampuan sendiri
Keterbukaan Sikap dan perilaku yang mencerminkan adanya keterusterangan terhadap apa yang dipikirkan, diinginkan, diketahui serta kesediaan menerima saran dan kritik orang lain, keterbukaan, keikhlasan
Berbicara apa adanya Mengemukakan pendapat Terbuka terhadap pendapat
orang lain
Mau mempertimbangkan saran pihak lain
Mengakui kesalahan diri sendiri dan berupaya memperbaiki
Berterus terang dalam mengemukakan pendapat
Cinta dan kasih sayang
Sikap dan perilaku yang mencerminkan adanya unsur memberi perhatian, perlindungan, penghormatan, tanggungjawab, dan pengorbanan terhadap orang yang dicintai dan dikasihi.
Memiliki kepedulian dan keinginan membantu mereka yang membutuhkan
Ikut merasakan penderitaan orang lain
Memelihara hubungan baik sewajarnya diantara sesama
Belajar kelompok Mengumpulkan dana
sosial Bersikap ramah
Tatakrama dan sopan santun
Sikap dan perilaku sopan santun dalam bertindak dan bertuturkata
Memberi salam bila bertemu Berbicara dengan
Minta izin kepada guru bila meninggalkan
5
NILAI DESKRIPSI INDIKATORSEKOLAH
INDIKATORKELAS
terhadap orang tanpa menyinggung/menyakiti serta menghargai tata cara yang berlaku sesuai dengan norma, budaya, dan adat istiadat.
menggunakan tutur kata yang santun
ruang/kegiatan Berbicara dengan
menggunakan tutur kata yang santun
Rasa malu Sikap dan perilaku yang menunjukkan tidak enak hati, hina, rendah karena berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan hati nurani, norma dan aturan.Perasaan seseorang berupa rasa tidak enak , tercela, disisihkan , aib, hina, dan perasaan yang tidak menggembirakan lainnya, sebagai akibat dari sikap dan prilakunya yang menyimpang dari norma dan aturan, atau merasa tidak mampu berbuat dan menyelesaikan masalah
Memelihara kehormatan diri pribadi dan lingkungan sekolah
Tidak membicarakan yang jelek tentang orang lain
Memelihara penampilan sesopan mungkin
Berbusana dengan rapi sesuai aturan
Bertutur kata dan berperilaku yang santun
Kebersamaan dan gotong royong
Sikap dan perilaku seseorang yang mencerminkan adanya kesadaran dan kemauan untuk bersama-sama, saling membantu dan saling memberi tanpa pamrih
Melakukan tugas-tugas piket Memberi kontribusi dalam
mengerjakan tugas kelompok
Memprakarsai kerjasama dalam kelompok
Melaksanakan piket kelas
Kerja baktidi ruang kelas Berbagi peran sebagai
pengurus kelas
Saling menghormati
Sikap dan perilaku untuk menghargai dalam hubungan
Menghormati guru Menghormati orang yang
Memperhatikan dan mendengarkan
6
NILAI DESKRIPSI INDIKATORSEKOLAH
INDIKATORKELAS
antar individu dan kelompok berdasarkan norma dan tatacara yang berlaku
lebih tua Memberi kesempatan
kepada pihak lain yang lebih berhak
pembelajaran dari guru Menghormati sesama
teman di dalam kelas Berperilaku dan
bertutur santun sesamanya
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
Selalu menempatkan pada tempatnya, selalu tanggap terhadap lingkungan yang tidak bersih dengan aksi yang nyata,
Menjunjung tinggi sportifitas
Menghargai prestasi orang lainMentaati peraturanBerani berbuat berani bertanggung jawab
Berani mengakui kesalahan dan mengakui kebenaran orang lain
Ramah tamah Menghargai siapa saja dengan penuh keikhlasan
Cinta dan kasih sayang
Sifat dan karakter seseorang yang mengandung adanya unsur menyayangi, mau memberi perhatian, memiliki, melindungi, menghormati, bertanggung jawab, dan pengorbanan terhadap apa saja yang dicintai dan dikasihaninya
Egaliter
Berpikir positif Sikap konstruktif, mendahului Menunjukkan sikap Mengajukan ide-ide
7
NILAI DESKRIPSI INDIKATORSEKOLAH
INDIKATORKELAS
sisi positifnya, berpikir jernih tapi sederhana, sadar atas keragaman dan kemampuan diri
konstruktif Menilai segala sesuaiu
dengan mendahulukan sisi baiknya
Mementingkan cara berpikir yang jernih tapi sederhana
positif Melakukan penilaian
secar obyektif Berpikir apa adanya
Bersahabat Menghargai perbedaan
dan kemajemukan
Rasa tanggung jawab
Sikap dan perilaku seseorang untk melaksanakan tugas dan kewajibannya, atau yang seharusnya ia lakukan.
Merawat fasilitas kelas
Membuat jadwal piket, struktur organisasi kelas
Keberanian Sifat dan karakter seseorang yang mencerminkan adanya unsur keberanian berbuat, mau mengemukakan pikiran dan pendapatnya, mau mencoba hal-hal yang baru, mau berkembang, tidak minder dan rendah diri, mau tampil, mencoba bergaul, tidak malu, dan memiliki semangat yang tinggi untuk bersikap dan berbuat, sejauh hal itu tidak bertentangan dengan nilai, norma, dan peraturan yang beraturan dalam lingkungan hidupnya
8
9
2. Indikator Kelas
ASPEK INDIKATOR KEGIATANFasilitas Kelas
Merawat fasilitas kelas Menjaga fasilitas kelas, misalnya mengembalikan peralatan belajar mengajar pada tempatnya, merapihkan peralatan setelah digunakan.
Suasana Kelas
Menghargai perbedaan dan kemajemukan
Mengelola pembelajaran tanpa membedakan SARA, sosial, ekonomi, kemampuan akademis.
Interaksi Kelas
Mengimplementasikan model-model pembelajaran yang dialogis
Mengelola pembelajaran di kelas dengan menggunakan berbagai alternatif metode pembelajaran tanpa ’pemaksaan’, seperti kerja dalam kelompok, diskusi fokus, bermain peran, curah pendapat, diskusi terbuka, dsb.
Ruang Kelas
Membuat jadwal piket, struktur organisasi kelas.
Menyusun jadwal piket secara demokratis
Menyusun struktur organisasi kelas secara demokratis.
BAB III. PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
Departemen Pendidikan Nasional telah menetapkan kerangka dasar Standar
Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Kompetensi (SK), dan Kompetensi Dasar
(KD).
KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh
masing-masing satuan pendidikan. Pengembangannya harus berdasarkan satuan
pendidikan, potensi daerah, atau karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat
setempat dan peserta didik.
Pemberlakuan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan
demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan pendidikan yang
semula bersifat sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi
pengelolaan pendidikan dengan diberikannya wewenang kepada satuan
pendidikan untuk menyusun kurikulumnya mengacu pada Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu Pasal 3
tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional dan Pasal 35 mengenai standar
nasional pendidikan.
Desentralisasi pengelolaan pendidikan yang diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan dan kondisi daerah perlu segera dilaksanakan. Bentuk nyata
desentralisasi pengelolaan pendidikan adalah diberikannya kewenangan kepada
satuan pendidikan untuk mengambil keputusan berkenaan dengan pengelolaan
pendidikan, seperti dalam pengelolaan kurikulum, baik dalam penyusunan
maupun pelaksanaannya di satuan pendidikan.
Satuan pendidikan merupakan pusat pengembangan budaya. Oleh karena itu
KTSP ini mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa sebagai satu
1
kesatuan kegiatan pendidikan yang terjadi di sekolah. Nilai-nilai yang dimaksud
di antaranya: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial
dan lingkungan.
Nilai-nilai tersebut bukan sebagai materi pelajaran, akan tetapi nilai-nilai
yang melingkupi dan terintegrasi dalam seluruh kegiatan pendidikan sebagai
budaya sekolah.
2. Landasan
Sekolah sebagai pusat pengembangan budaya tak terlepas dari nilai-nilai
budaya yang dianut oleh suatu bangsa. Bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai
budaya yang bersumber dari Pancasila, sebagai falsafah hidup berbangsa dan
bernegara. Nilai-nilai itu meliputi: religius, kemanusiaan, kesatuan,
kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai ini dijadikan dasar filosofis dalam
pengembangan kurikulum sekolah.
Secara yuridis KTSP ini dikembangkan berdasarkan:
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 38 Ayat 2 “Kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau
satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan
supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota
untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah”.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pedidikan
Nasional Pasal 36 Ayat 2 “Kurikulum pada semua jenjang dan jenis
pendidikan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah, dan peserta didik”.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 19 Tahun
2005 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 17 Ayat 1 “Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs./SMPLB,
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat
dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
2
daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, peserta
didik”.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 6 Tahun
2007 tentang Perubahan Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 “Satuan
pendidikan dapat mengadopsi atau mengadaptasi model Kurikulum
Tingkat Satuan Pedidikan Dasar dan Menengah yang disusun oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional bersama
unit terkait”.
Pedagogi yang dijadikan landasan dalam pengembangan KTSP ini
memandang bahwa pembelajaran dimaksudkan untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mampu mengembangkan potensinya
secara maksimal dengan suasana lingkungan sekolah yang kondusif,
demokratis, dan merdeka.
Sekolah sebagai bagian dari masyarakat tidak terlepas dari lokus, kewaktuan,
kondisi sosial dan budaya. Kekuatan dan kelemahan dari hal-hal ini akan
menjadi pertimbangan dalam penentuan Struktur Kurikulum sekaolah ini.
3. Tujuan Penyusunan KTSP
KTSP ini disusun sebagai pedoman bagi komunitas sekolah dalam
menyelenggarakan kegiatan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik
sekolah, tujuan pendidikan nasional, dan prinsip-prinsip pendidikan.
4. Prinsip Pengembangan KTSP
Pengembangan KTSP ini berpedoman pada prinsip-prinsip berikut:
a. Berpusat pada potensi perkembangan kebutuhan dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi
peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan,
3
kepentingan peserta didik, dan tuntutan lingkungan, serta budaya dan
karakter bangsa. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran
berpusat pada peserta didik.
b. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman
karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan,
serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama,
suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum
meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan
pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan
kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan
seni;
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu,
semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta
didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan;
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,
dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan
keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial,
keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan
keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan;
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan
secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat;
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan
4
formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan
manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional
dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah
harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhinneka
Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
B. Tujuan Pendidikan, Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah
1. Tujuan Pendidikan
Tujuan Pendidikan Nasional adalah Berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2. Visi
Sekolah dengan lingkungan belajar yang mampu mengembangkan seluruh
potensi peserta didik secara maksimal yang dijiwai oleh nilai-nilai budaya
dan karakter bangsa.
3. Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut, ditetapkan misi sekolah ini adalah:
5
Mengembangkan sikap dan perilaku religiusitas di lingkungan dalam
dan luar sekolah
Mengembangkan budaya gemar membaca, rasa ingin tahu,
bertoleransi, bekerjasama, saling menghargai, disiplin, jujur, kerja keras,
kreatif, dan mandiri
Menciptakan lingkungan sekolah yang aman, rapi, bersih, dan nyaman
serta
Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang, menyenangkan,
komunikatif, tanpa takut salah, dan demokratis.
Mengupayakan pemanfaatan waktu belajar, sumber daya fisik dan
manusia agar memberikan hasil yang terbaik bagi perkembangan siswa.
Menanamkan kepedulian sosial dan lingkungan, cinta damai, cinta
tanah air, semangat kebangsaan, dan hidup demokratis
4. Tujuan Sekolah
Mengacu pada visi dan misi sekolah serta tujuan umum pendidikan dasar,
yaitu “Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,
serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut”, tujuan pendidikan ini adalah sebagai berikut.
a. Setiap guru menentukan target keberhasilan kegiatan belajar mengajar
secara terukur
b. Semua kelas sudah melaksanakan pendekatan “Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)” pada semua mata
pelajaran;
c. Terciptanya budaya taat asas dan demokratis di lingkungan sekolah
d. Mengimplementasikan model pembangunan komunitas belajar
berbasis karakter bangsa
e. Melaksanakan proyek sekolah untuk memecahkan masalah bersama
masyarakat
f. Menjalin kerjasama lembaga pendidikan dengan media dalam
mempublikasikan program sekolah
g. Terciptanya lingkungan sekolah yang asri dengan wujud tiap kelas
memiliki taman, baik di depan kelas maupun di tempat tertentu
6
h. Memanfaatkan dan memelihara fasilitas untuk sebesar-besarnya
dalam proses pembelajaran
i. Terciptanya suasana budaya etos kerja dan tanggung jawab
penghargaan, dan hubungan interpersonal yang harmonis
C. Struktur dan Muatan Kurikulum 1. Struktur Kurikulum
Struktur dan muatan kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
yang tertuang dalam Standar Isi meliputi lima kelompok mata pelajaran
sebagai berikut.
a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
d. Kelompok mata pelajaran estetika
e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Kelompok mata pelajaran tersebut memiliki cakupan dan kegiatan masing-
masing seperti diungkapkan di dalam PP 19/2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan pasal 6 ayat (1) Pasal 7 sebagai berikut.
Kelompok
Mata PelajaranCakupan Melalui
Agama dan
Akhlak Mulia
Kelompok mata pelajaran
agama dan akhlak mulia
dimaksudkan untuk
membentuk peserta didik
menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha
Esa serta berakhlak mulia.
Akhlak mulia mencakup
etika, budi pekerti, atau
moral sebagai perwujudan
Kegiatan keagamaan,
pembelajaran
kewarganegaraan dan
pembinaan
kepribadian/akhlak
mulia, pembelajaran
ilmu pengetahuan dan
teknologi, estetika,
jasmani, olahraga dan
kesehatan, dan
pengembangan
7
Kelompok
Mata PelajaranCakupan Melalui
dari pendidikan agama. diri/ekstrakurikuler
Kewarganegaraan
dan Kepribadian
Kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan
kepribadian dimaksudkan
untuk peningkatan kesadaran
dan wawasan peserta didik
akan status, hak, dan
kewajibannya dalam
kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara,
serta peningkatan kualitas
dirinya sebagai manusia.
Kesadaran dan wawasan
termasuk wawasan
kebangsaan, jiwa dan
patriotisme bela negara,
penghargaan terhadap hak-
hak asasi manusia,
kemajemukan bangsa,
pelestarian lingkungan hidup,
kesetaraan gender,
demokrasi, tanggung jawab
sosial, ketaatan pada hukum,
ketaatan membayar pajak,
dan sikap serta perilaku anti
korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
Kegiatan keagamaan,
pembinaan
kepribadian/akhlak
mulia, pembelajaran
kewarganegaraan,
bahasa, seni dan
budaya, dan
pendidikan jasmani,
dan pengembangan
diri/ekstrakurikuler
Ilmu
Pengetahuan dan
Teknologi
Kelompok mata pelajaran
ilmu pengetahuan dan
teknologi pada
SMP/MTs/SMPLB
Kegiatan pembelajaran
bahasa, matematika,
ilmu pengetahuan
alam, ilmu
8
Kelompok
Mata PelajaranCakupan Melalui
dimaksudkan untuk
memperoleh kompetensi
dasar ilmu pengetahuan dan
teknologi serta
membudayakan berpikir
ilmiah secara kritis, kreatif
dan mandiri.
pengetahuan sosial,
keterampilan/kejuruan,
dan/atau teknologi
informasi dan
komunikasi, serta
muatan lokal yang
relevan.
Estetika Kelompok mata pelajaran
estetika dimaksudkan untuk
meningkatkan sensitivitas,
kemampuan
mengekspresikan dan
kemampuan mengapresiasi
keindahan dan harmoni.
Kemampuan mengapresiasi
dan mengekspresikan
keindahan serta harmoni
mencakup apresiasi dan
ekspresi, baik dalam
kehidupan individual
sehingga mampu menikmati
dan mensyukuri hidup,
maupun dalam kehidupan
kemasyarakatan sehingga
mampu menciptakan
kebersamaan yang harmonis.
Kegiatan bahasa, seni
dan budaya,
keterampilan, dan
muatan lokal yang
relevan, dan
pengembangan
diri/ekstrakurikuler
Jasmani, Olah
Raga, dan
Kesehatan.
Kelompok mata pelajaran
jasmani, olahraga dan
kesehatan pada
SMP/MTs/SMPLB
dimaksudkan untuk
Kegiatan pendidikan
jasmani, olahraga,
pendidikan kesehatan,
ilmu pengetahuan
alam, dan muatan
9
Kelompok
Mata PelajaranCakupan Melalui
meningkatkan potensi fisik
serta membudayakan
sportivitas dan kesadaran
hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk
kesadaran, sikap, dan
perilaku hidup sehat yang
bersifat individual ataupun
yang bersifat kolektif
kemasyarakatan seperti
keterbebasan dari perilaku
seksual bebas, kecanduan
narkoba, HIV/AIDS, demam
berdarah, muntaber, dan
penyakit lain yang potensial
untuk mewabah.
lokal yang relevan,
dan pengembangan
diri/ekstrakurikuler
Struktur KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran termasuk Pengembangan
Diri sebagai berikut.
Komponen Kelas dan Alokasi WaktuVII VIII IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 2 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2
10
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Bahasa Inggris 4 4 4
5. Matematika 4 4 4
6. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
8. Seni Budaya 2 2 2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
2 2 2
10. Teknologi Informasi dan Komunikasi
2 2 2
B. Muatan Lokal
1. Pendidikan Keterampilan Jasa - 2 -
2. Agroindustri - - 2
3. Budidaya Tanaman 1 - -
4. Bahasa Daerah 1 - -
C. Pengembangan Diri 2* 2* 2*
1. Bimbingan Penyuluhan dan Bimbingan Konseling
2. Kepramukaan3. UKS dan PMR
4. Olahraga
5. Kerohanian
6. Senibudaya/Sanggar seniJumlah 32 32 32
2*) Ekuvalen 2 Jam pembelajaran
2. Muatan Kurikulum
Muatan Kurikulum SMP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan
kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik dan materi muatan
lokal.
a. Mata Pelajaran Wajib
Mata pelajaran wajib yang diselenggarakan di SMP terdiri atas:
11
1) Pendidikan Agama
Pendidikan agama yang diselenggarakan di SMP meliputi agama
Islam, Kristen Protestan, dan Katholik.
Tujuan:
Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik sesuai
keyakinan agamanya masing-masing;
Memberikan wawasan terhadap keberagaman agama di
Indonesia;
Menumbuhkembangkan sikap toleransi antarumat beragama.
2) Kewarganegaraan dan Kepribadian
Tujuan:
Memberikan pemahaman terhadap peserta didik tentang kesadaran
hidup berbangsa dan bernegara dan pentingnya penanaman rasa
persatuan dan kesatuan.
Ruang lingkup:
a) Persatuan dan Kesatuan Bangsa, meliputi: hidup rukun dalam
perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa
Indonesia, Sumpah Pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif
terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan
jaminan keadilan.
b) Norma, Hukum dan Peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan
keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di
masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan
nasional, hukum dan peradilan internasional.
c) Hak Asasi Manusia, meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan
kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan
internasional HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan
HAM.
d) Kebutuhan Warganegara, meliputi: hidup gotong royong, harga
diri sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi,
12
kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan
bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warganegara.
e) Konstitusi Negara, meliputi: proklamasi kemerdekaan dan
konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah
digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan
konstitusi.
f) Kekuasan dan Politik, meliputi: pemerintahan desa dan
kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat,
demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi
menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam
masyarakat demokrasi.
g) Pancasila, meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara
dan ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar
negara, pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-
hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka.
h) Globalisasi, meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar
negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan
internasional dan organisasi internasional, serta mengevaluasi
globalisasi.
3) Bahasa Indonesia
Tujuan:
Membina keterampilan berbahasa secara lisan dan tertulis serta dapat
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dan sarana pemahaman
terhadap IPTEK.
Ruang lingkup:
Mendengarkan
Berbicara
Membaca
Menulis
4) Bahasa Inggris
Tujuan:
13
Membina keterampilan berbahasa dan berkomunikasi secara lisan dan
tertulis untuk menghadapi perkembangan IPTEK dalam
menyongsong era globalisasi.
Ruang lingkup:
a) kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau
menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam
empat keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara,
membaca dan menulis secara terpadu untuk mencapai tingkat
literasi functional;
b) kemampuan memahami dan menciptakan berbagai teks
fungsional pendek dan monolog serta esei berbentuk procedure,
descriptive, recount, narrative, dan report. Gradasi bahan ajar
tampak dalam penggunaan kosa kata, tata bahasa, dan langkah-
langkah retorika;
c) kompetensi pendukung, yakni kompetensi linguistik
(menggunakan tata bahasa dan kosa kata, tata bunyi, tata tulis),
kompetensi sosiokultural (menggunakan ungkapan dan tindak
bahasa secara berterima dalam berbagai konteks komunikasi),
kompetensi strategi (mengatasi masalah yang timbul dalam proses
komunikasi dengan berbagai cara agar komunikasi tetap
berlangsung), dan kompetensi pembentuk wacana (menggunakan
piranti pembentuk wacana).
5) Matematika
Tujuan:
Memberikan pemahaman logika dan kemampuan dasar Matematika
dalam rangka penguasaan IPTEK.
Ruang lingkup:
a) Bilangan
b) Aljabar
c) Geometri dan Pengukuran
d) Statistika dan Peluang
14
6) Ilmu Pengetahuan Alam
Tujuan:
Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik
untuk menguasai dasar-dasar sains dalam rangka penguasaan IPTEK.
Ruang lingkup:
a) Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan
b) Materi dan Sifatnya
c) Energi dan Perubahannya
d) Bumi dan Alam Semesta
7) Ilmu Pengetahuan Sosial
Tujuan:
Memberikan pengetahuan sosiokultural masyarakat yang majemuk,
mengembangkan kesadaran hidup bermasyarakat serta memiliki
keterampilan hidup secara mandiri.
Ruang lingkup:
a) Manusia, Tempat, dan Lingkungan
b) Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan
c) Sistem Sosial dan Budaya
d) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan
8) Seni Budaya
Tujuan:
Mengembangkan apresiasi seni, daya kreasi, dan kecintaan pada seni
budaya nasional.
Ruang lingkup:
a) Seni Rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam
menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-
mencetak, dan sebagainya.
b) Seni Musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal,
memainkan alat musik, apresiasi karya musik.
15
c) Seni Tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh
dengan dan tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari.
d) Seni Teater, mencakup keterampilan olah tubuh, olah pikir, dan
olah suara yang pementasannya memadukan unsur seni musik, seni
tari, dan seni peran.
9) Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Tujuan:
Menanamkan kebiasaan hidup sehat, meningkatkan kebugaran dan
keterampilan dalam bidang olahraga, menanamkan rasa sportifitas,
tanggung jawab disiplin dan percaya diri pada peserta didik.
Ruang lingkup;
a) Permainan dan Olahraga, meliputi: olahraga tradisional, permainan,
eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor nonlokomotor, dan
manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket,
bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta
aktivitas lainnya.
b) Aktivitas Pengembangan, meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen
kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya.
c) Aktivitas Senam, meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa
alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas
lainnya.
d) Aktivitas Ritmik, meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan
senam aerobic serta aktivitas lainnya.
10) Teknologi Informasi dan Komunikasi
Tujuan:
Memberikan keterampilan dalam bidang teknologi informatika dan
komunikasi yang sesuai dengan bakat dan minat peserta didik.
Ruang lingkup:
16
a) Perangkat keras dan lunak yang digunakan untuk mengumpulkan,
menyimpan, memanipulasi, dan menyajikan informasi;
b) Penggunaan alat bantu untuk memproses dan memindah data dari satu
perangkat ke perangkat lainnya.
b. Muatan Lokal
Muatan Lokal yang dipilih ditetapkan berdasarkan ciri khas, potensi dan
keunggulan daerah, serta ketersediaan lahan, sarana prasarana, dan tenaga
pendidik. Sasaran pembelajaran muatan lokal adalah pengembangan jiwa
kewirausahaan dan penanaman nilai-nilai budaya sesuai dengan
lingkungan. Nilai-nilai kewirausahaan yang dikembangkan antara lain
inovasi, kreatif, berfikir kritis, eksplorasi, komunikasi, kemandirian, dan
memiliki etos kerja. Nilai-nilai budaya yang dimaksud antara lain
kejujuran, tanggung jawab, disiplin, kepekaan terhadap lingkungan,
kerjasama, .
Penanaman nilai-nilai kewirausahaan dan budaya tersebut diintegrasikan
di dalam proses pembelajaran yang dikondisikan supaya nilai-nilai tersebut
dapat menjadi sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Muatan Lokal merupakan mata pelajaran, sehinggga satuan pendidikan
harus mengembangkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar
(KD) untuk setiap muatan lokal yang diselenggarakan.
Muatan Lokal yang diselenggarakan di SMP, yaitu:
No. Jenis Muatan LokalAlokasi Waktu
VII VIII IX
1. Pendidikan Keterampilan Jasa 2
2. Agroindustri 2
17
3. Budidaya Tanaman 1
4. Bahasa Daerah 1
Nilai-nilai yang ditanamkan di dalam muatan lokal:
No. Mata Pelajaran Nilai-nilai Indikator
1 Pendidikan
Keterampilan
Jasa
Kejujuran
Keramahan
Disiplin
Menghargai
orang lain
Konsisten pada
aturan
Keberanian
Etos kerja
Mandiri
Kreatif dan
inovatif
Mencintai
lingkungan
Berpikir positif
Tanggung jawab
Berterus terang
Sesuai antara
perkataan dengan
perbuatan
Memberikan layanan
yang terbaik
Mentaati aturan atau
konsisten
2 Agroindustri Semangat
Mengenal potensi diri
Menciptakan peluang
3 Budidaya
Tanaman
Perbuatan/tindakan
Menciptakan peluang
4 Bahasa Daerah Cermin
kepribadian
Cinta tanah air
Kesantunan
Tutur kata
Komunikasi
Menghargai
c. Pengembangan Diri
Kegiatan Pengembangan Diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat. Kegiatan
18
Pengembangan Diri dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikuler.
Pengembangan Diri bukan merupakan mata pelajaran sehingga penilaian
kegiatan ini dilakukan secara kualitatif.
Jenis Pengembangan Diri yang ditetapkan SMP terdiri atas:
Jenis Pengembangan
Diri
Nilai-nilai yang
ditanamkanStrategi
A. Bimbingan
Penyuluhan dan
Bimbingan
Konseling (BP/BK)
Kemandirian
Percaya diri
Kerjasama
Tekun
Demokratis
Peduli sosial
Komunikatif
Jujur
Pembentukan
karakter/kepribad
ian
Pemberian
motivasi
Bimbingan karier
B. Kepramukaan Demokratis
Disiplin
Kerjasama
Kebangsaan
Toleransi
Peduli
Cinta damai
Kerja keras
Latihan
terprogram
(kepemimpinan,
berorganisasi)
C. UKS dan PMR Peduli
Toleransi
Disiplin
Tekun
Latihan
terprogram
D. KIR Komunikatif
Rasa ingin tahu
Ulet
Senang
membaca
Pembinaan rutin
Mengikuti
perlombaan
Pameran/pekan
ilmiah
19
Jenis Pengembangan
Diri
Nilai-nilai yang
ditanamkanStrategi
Menghargai
prestasi
Jujur
Publikasi ilmiah
secara internal
E. Olahraga
Sportifitas
Menghargai
prestasi
Ulet
Cinta damai
Disiplin
Jujur
Melalui latihan
rutin (antara
lain: bola voli,
basket, tenis
meja,
badminton,
pencak silat,
outbond)
Perlombaan
olahraga
F. Kerohanian
Religius
Jujur
Beribadah rutin
Peringatan hari
besar agama
Kegiatan
keagamaan
G. Senibudaya/Sanggar
seni
Disiplin
Jujur
Peduli budaya
Peduli sosial
Cinta tanah air
Semangat
kebangsaan
Latihan rutin
Mengikuti vokal
grup
Berkompetisi
internal dan
eksternal
Pagelaran seni
d. Pengaturan Beban Belajar
Beban belajar ditentukan mengacu pada ketentuan standar pengelolaan
pendidikan yang berlaku di satuan pendidikan.
20
Pengaturan beban belajar di SMP dengan sistem paket yang didasarkan
pada struktur dan muatan kurikulum dengan alokasi waktu sebagai berikut:
Beban belajar tetap adalah 36 jam pelajaran per minggu
Alokasi waktu 40 menit untuk setiap mata pelajaran
Kelas
Satu jam
pembelajar
an tatap
muka (menit)
Jumlah
jampel/
minggu
Minggu
efektif
per tahun
Waktu
pembelajar
an per tahun
(jampel)
Jumlah
jam per
tahun (@
60
menit)
VII,
VIII, IX 40 36 34 1360 906
Selain tatap muka, beban belajar yang harus diikuti siswa adalah
penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur yang
waktunya maksimal 50% dari jumlah jam tatap muka. Penugasan
terstruktur di antaranya pekerjaan rumah (PR), penyusunan
program/perencanaan kegiatan, laporan pelaksanaan kegiatan.
Penugasan mandiri tidak terstruktur terdiri dari tugas-tugas individu atau
kelompok yang disesuaikan dengan potensi, minat, dan bakat siswa.
e. Ketuntasan Belajar
Dalam penetapan ketuntasan belajar, satuan pendidikan dapat menetapkan
kriteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat
kompleksitas, daya dukung, dan tingkat kemampuan awal peserta didik
(intake) dalam penyelenggaraan pembelajaran.
Satuan pendidikan secara bertahap dan berkelanjutan selalu mengusahakan
peningkatan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mencapai
ketuntasan ideal.
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik dan hasil analisis yang
berbeda. Oleh karena itu, KKM masing-masing mata pelajaran
dimungkinkan berbeda. Berdasarkan analisis tiap indikator dan kompetensi
dasar, maka ditetapkan KKM sebagai berikut:
21
KomponenKriteria Ketuntasan Belajar
VII VIII IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan
Agama 70 70 70
2. Pendidikan
Kewarganegaraan 70 70 70
3. Bahasa Indonesia 70 70 70
4. Bahasa Inggris 70 70 70
5. Matematika 65 65 65
6. Ilmu Pengetahuan
Alam 65 65 65
7. Ilmu Pengetahuan
Sosial 70 70 70
8. Seni Budaya 70 70 70
9. Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 70 70 70
10. Teknologi
Informasi dan Komunikasi 70 70 70
B. Muatan Lokal
1. Pendidikan Keterampilan Jasa
2. Agroindustri
3. Budidaya Tanaman
4. Bahasa Daerah
-
-
70
70
70
-
-
-
-
70
-
-
C. Pengembangan Diri
1. BP/BK
2. Pramuka
3. UKS dan PMR
4. Olahraga
5. Kerohanian
6. Senibudaya/Sanggar seni
22
Karena satuan pendidikan menggunakan prinsip mastery learning
(ketuntasan belajar), ada perlakuan khusus untuk peserta didik yang belum
maupun sudah mencapai ketuntasan. Siswa yang belum mencapai KKM
harus mengikuti kegiatan remedial, sedangkan siswa yang sudah mencapai
KKM mengikuti kegiatan pengayaan.
1. Program Remedial (Perbaikan)
a. Remedial wajib diikuti oleh siswa yang belum mencapai KKM dalam
setiap kompetensi dasar dan /atau indikator.
b. Kegiatan remedial dilaksanakan di dalam/di luar jam pembelajaran.
c. Kegiatan remedial meliputi remedial pembelajaran dan remedial
penilaian.
d. Penilaian dalam program remedial dapat berupa tes maupun nontes.
e. Kesempatan mengikuti kegiatan remedial.
f. Nilai remedial dapat melampaui KKM.
2. Program Pengayaan
a. Pengayaan boleh diikuti oleh siswa yang telah mencapai KKM dalam
setiap kompetensi dasar.
b. Kegiatan pengayaan dilaksanakan di dalam/di luar jam pembelajaran.
c. Penilaian dalam program pengayaan dapat berupa tes maupun nontes.
d. Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya yang bisa
diperhitungkan.
f. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan
1) Kenaikan Kelas
Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut:
a) telah menyelesaikan semua program pembelajaran untuk satu tahun
pelajaran;
b) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk mata
pelajaran
c) agama dan kewarganegaraan serta berkepribadian baik;
d) kurang dari 4 kompetensi dasar yang tidak tuntas;
23
e) jumlah ketidakhadiran alpa kurang dari 24 izin dan sakit kurang dari
48 hari per tahun.
2) Kelulusan
Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, Pasal 72 Ayat (1)
bahwa peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan dasar dan
menengah apabila:
a) telah menyelesaikan seluruh program pada setiap tingkat kelas;
b) lulus ujian nasional sesuai kriteria yang ditetapkan pemerintah;
c) lulus ujian sekolah sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal;
d) nilai rata-rata semester I sampai dengan VI berpredikat baik.
g. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
Pendidikan berbasis lokal dan global adalah pendidikan yang
memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam
aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi, ekologi, dan lain-lain. Hal ini
bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik agar mampu
bersaing di tingkat lokal, nasional, dan internasional.
Dengan adanya program perintisan sekolah hijau, SMP Negeri 6 Manado
akan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai potensi ekonomi dan
kesehatan dengan membudidayakan tanaman, seperti apotek hidup, dapur
hidup, taman buah. Sedangkan keunggulan global melaksanakan pelatihan
berkomunikasi dalam bentuk penggunaan internet, English For Tourist,
dan Karya Ilmiah Remaja (KIR).
24
D. Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan
mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, efektif fakultatif, dan hari libur. Berikut adalah
kalender tersebut secara rinci.
Di SMP, terdapat program intra kurikuler seperti tabel di atas dan juga ekstra kurikuler yang dikembangkan dalam program Pengembangan
Diri. Waktu belajar di sekolah dimulai dari pukul 7.00 pagi hingga pukul 13.40 selama 5 hari dari hari Senin hingga Jumat. Khusus hari
Senin, ada tambahan kegiatan upacara hingga jam pulang sekolah adalah pukul 14.25. Pada hari Sabtu, digunakan untuk program ekstra
kurikuler. Khusus hari Jum’at, kegiatan belajar mengajar sampai pukul 11.45 dilanjutkan sholat Jum’at berjama’ah.
No.
Jenis
Pengembangan
Diri
Rutin Terprogram Spontan
Jenis
Kegiatan
Waktu
PelaksanaanJenis Kegiatan Pelaksanaan Jenis Kegiatan Pelaksanaan
1 BP/BK Supervisi klinis Setiap minggu Penyelesaian kasus Ketika terjadi
kasus
2 Kepramukaan PBB Seminggu
sekali
Perkemahan
(outbond)
Setahun 2 kali (tiap
semester)
Mengikuti kegiatan
kepramukan (kompetisi)
Disesuaikan
dengan jadwal
pelaksana
3 UKS dan PMR Simulasi
pelayanan
kesehatan
Sebulan sekali Layanan kesehatan Sewaktu-
waktu
No.
Jenis
Pengembangan
Diri
Rutin Terprogram Spontan
Jenis
Kegiatan
Waktu
PelaksanaanJenis Kegiatan Pelaksanaan Jenis Kegiatan Pelaksanaan
4 KIR Pelatihan-
pelatihan
Setiap minggu
5 Olahraga Senam pagi Seminggu
sekali
Pelatihan Kompetisi antar
siswa/kelas
Mengikuti kompetisi Sesuai dengan
event
pertandingan
6 Kerohaniaan Berdoa Dilakukan
setiap pagi 5
menit
menjelang
kegiatan
belajar
mengajar
dimulai
Kunjungan/silaturahmi/
syukuran
Menjenguk
teman sakit
Beribadah Dilakukan
setiap siang
(Sholat
1
No.
Jenis
Pengembangan
Diri
Rutin Terprogram Spontan
Jenis
Kegiatan
Waktu
PelaksanaanJenis Kegiatan Pelaksanaan Jenis Kegiatan Pelaksanaan
Dhuhur)
Salam Mengucapkan
salam kepada
sesama warga
sekolah
Peringatan hari
besar
keagamaan
Sesuai dengan
ketentuan pemerintah
7 Seni
budaya/Sanggar
Seni
Perlombaan Kompetisi antar
siswa dalam kelas
Kompetisi siswa
antar kelas
Kompetisi siswa
antar sekolah
2
KALENDER PENDIDIKAN SMP LI
2006
HBE = 10 AGT
2006
HBE = 25 SEP
2006
HBE = 23 OKT
2006
HBE = 15 NOP
2006
HBE = 26 DES
2006
HBE = 20
HP = 3 LU = 2 LU = 0 LU = 2, LR = 9 LU = 0 LU = 1, LS = 5
M 2 9 16 23 30 M 6 13 20 27 M 3 10 17 24 M 1 8 15 22 29 M 5 12 19 26 M 3 10 17 24 31
S 3 10 17 24 31 S 7 14 21 28 S 4 11 18 25 S 2 9 16 23 30 S 6 13 20 27 S 4 11 18 25
S 4 11 18 25 S 1 8 15 22 29 S 5 12 19 26 S 3 10 17 24 31 S 7 14 21 28 S 5 12 19 26
R 5 12 19 26 R 2 9 16 23 30 R 6 13 20 27 R 4 11 18 25 R 1 8 15 22 29 R 6 13 20 27
K 6 13 20 27 K 3 10 17 24 31 K 7 14 21 28 K 5 12 19 26 K 2 9 16 23 30 K 7 14 21 28
J 7 14 21 28 J 4 11 18 25 J 1 8 15 22 29 J 6 13 20 27 J 3 10 17 24 J 1 8 15 22 29
S 1 8 15 22 29 S 5 12 19 26 S 2 9 16 23 30 S 7 14 21 28 S 4 11 18 25 S 2 9 16 23 30
JAN
2007
HBE = 18 PEB
2007
HBE = 24 MAR
2007
HBE = 25 APR
2007
HBE = 24 MEI
2007
HBE = 14 JUN
2007
HBE = 26
LU = 4, LS = 5 LU = 0 LU = 2 LU = 1 LU = 1, UN = 6, US
= 6
LU = 0
M 7 1
4
2
1
2
8
M 4 1
1
1
8
2
5
M 4 1
1
1
8
2
5
M 1 8 1
5
2
2
2
9
M 6 1
3
2
0
2
7
M 3 1
0
1
7
2
4
S 1 8 1
5
2
2
2
9
S 5 1
2
1
9
2
6
S 5 1
2
1
9
2
6
S 2 9 1
6
2
3
3
0
S 7 1
4
2
1
2
8
S 4 1
1
1
8
2
5
S 2 9 1
6
2
3
3
0
S 6 1
3
2
0
2
7
S 6 1
3
2
0
2
7
S 3 1
0
1
7
2
4
S 1 8 1
5
2
2
2
9
S 5 1
2
1
9
2
6
R 3 1
0
1
7
2
4
3
1
R 7 1
4
2
1
2
8
R 7 1
4
2
1
2
8
R 4 1
1
1
8
2
5
R 2 9 1
6
2
3
3
0
R 6 1
3
2
0
2
7
K 4 1
1
1
8
2
5
K 1 8 1
5
2
2
K 1 8 1
5
2
2
2
9
K 5 1
2
1
9
2
6
K 3 1
0
1
7
2
4
3
1
K 7 1
4
2
1
2
8
J 5 1
2
1
9
2
6
J 2 9 1
6
2
3
J 2 9 1
6
2
3
3
0
J 6 1
3
2
0
2
7
J 4 1
1
1
8
2
5
J 1 8 1
5
2
2
2
9
S 6 1
3
2
0
2
7
S 3 1
0
1
7
2
4
S 3 1
0
1
7
2
4
3
1
S 7 1
4
2
1
2
8
S 5 1
2
1
9
2
6
S 2 9 1
6
2
3
3
0
3
JULI
2007
HBE = 11Juli 2006 November 2006
20 Tahun Baru Hijrah 1 sd 5 Ujian
praktik (lanjutan)
HP = 3 3 sd 15 Libur akhir tahun ajaran
2005/2006
- Nyepi 2 Hari Pendidikan Nasional
M 1 8 15 22 29 17 sd 19 Masa orientasi siswa ( MOS)
kelas VII Desember 2006 Imlek 7 sd 9 Ujian Sekolah
S 2 9 16 23 30Agustus 2006 11 sd 16 Ulangan
akhir semester
Februari 2007 21 sd 23 Ujian Nasional
S 3 10 17 24 31 17 Upacara HUT Proklamasi RI 23 Pembagian rapor - 24 Kenaikan Isa Almasih
R 4 11 18 25 21 Isra Mi’raj Nabi Muhammad 25 Hari Raya Natal Maret 2007 Juni 2007
K 5 12 19 26September 2006
26 sd 30 Libur akhir semester 31 Maulid Nabi Muhammad
saw
18 sd 23 Ulangan umum
J 6 13 20 27 28 sd 30 Libur awal Ramadhan 1427 H 31 Hari Raya Idul Adha Waisak 25 Pengumuman kelulusan
S 7 14 21 28Oktober 2006 April 2007
30 Pembagian rapor
17 sd 23 Libur menjelang Idul FitriJanuari 2007
13 Wafatnya Isa AlmasihJuli 2007
24 sd 25 Hari Raya Idul Fitri 1 Tahun Baru Masehi 23 sd 30 Ujian praktik 2 sd 14 Libur akhir tahun ajaran
26 sd 28 Libur sesudah Idul Fitri 2 sd 6 Libur akhir semesterMei 2007
4
= Hari pertama (HP) sekolah dan awal semester = Libur
= Libur Umum (LU) Tahun 2006/2007 = Perkiraan hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha
= Pembagian Rapor = Kegiatan Tengah Semester
= Perkiraan Libur Ramadhan (LR) dan Idul Fitri = Perkiraan Ujian nasional
Hari Belajar Efektif Semester I = 119 hari hari belajar efektif (HBE) (setara 19 minggu belajar efektif)
Hari Belajar Efektif Semester II = 131 hari hari belajar efektif (HBE) (setara 21 minggu belajar efektif)
5
BAB IV
PETA NILAI DAN INDIKATORNYA
MATA PELAJARANJENJANG KELAS
1 - 3 4 - 6 7 - 9 10 - 12
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)
Cinta tanah air
BersahabatKomunikatif
Senang membaca
Peduli sosialPeduli
lingkungan,Jujur
ToleranDisiplinKreatif
Rasa ingin tahu
Percaya Respek
Bertanggung jawab
Saling berbagi
Semangat kebangsaan
Cinta tanah airMenghargai
PrestasiBersahabat
KomunikatifCinta Damai
Senang membaca
Peduli sosialPeduli
lingkungan,Religius
Jujur ToleranDisiplin
Kerja kerasKreatifMandiri
Demokratis Rasa ingin tahu
Percaya Respek
Bertanggung jawab
Saling berbagi
Semangat kebangsaan
Cinta tanah airMenghargai
PrestasiBersahabat
KomunikatifCinta Damai
Senang membaca
Peduli sosialPeduli
lingkungan,Religius
Jujur ToleranDisiplin
Kerja kerasKreatifMandiri
Demokratis Rasa ingin tahu
Percaya Respek
Bertanggung jawab
Saling berbagi
Semangat Kebangsaan
Cinta Tanah airMenghargai
PrestasiBersahabat
KomunikatifCinta Damai
Senang membaca
Peduli sosialPeduli
lingkungan,Religius
Jujur ToleranDisiplinKerja
keras/cerdasKreatifMandiri
Demokratis Rasa ingin
tahun Percaya Respek,
Bertanggung jawab
Saling berbagi
Recommended