View
103
Download
13
Category
Preview:
DESCRIPTION
hjhhhu
Citation preview
Disusun oleh :Dr. Ines Marianne Santoso
RSUD Demang Sepulau Raya
Laporan KasusLaporan Kasus
IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Ny. S
Nama Suami : Tn.U
Umur : 52 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Alamat : Gunung sugih, Lampung Tengah
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Tanggal masuk : 9 September 2013
Anamnesis : 9 September 2013
IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Ny. S
Nama Suami : Tn.U
Umur : 52 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Alamat : Gunung sugih, Lampung Tengah
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Tanggal masuk : 9 September 2013
Anamnesis : 9 September 2013
Riwayat Perjalanan PenyakitRiwayat Perjalanan Penyakit
Riwayat Perjalanan PenyakitRiwayat Perjalanan Penyakit
Riwayat Penyakit DahuluRiwayat Penyakit Dahulu
Belum pernah mengalami seperti ini sebelumnya Hipertensi,DiabetesMelitus, Penyakit jantung, batuk lama disangkal Alergi (-) Asma (-)
Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat Penyakit Keluarga
Belum pernah mengalami seperti ini sebelumnya Hipertensi,DiabetesMelitus, Penyakit jantung, batuk lama disangkal Alergi (-) Asma (-)
Riwayat ObstetriRiwayat Obstetri
Riwayat MenstruasiRiwayat Menstruasi
• Menarche usia 14 tahun• Siklus teratur ± 28 hari• Lamanya 6-7 hari• Banyaknya 3 x pembalut perhari• Riwayat dismenorea disangkal• Menopause umur 46 tahun
Riwayat PernikahanRiwayat Pernikahan
Menikah 1 kali
Riwayat Sosial dan PekerjaanRiwayat Sosial dan Pekerjaan
pasien seorang ibu rumah tangga, sehari sering melakukan aktivitas berat, seperti memompa air dan menggendong cucu. Pasien tidak merokok, tidak minum alkohol, tidak ada riwayat berbaganti-ganti pasangan.
Riwayat KBRiwayat KB
Tidak Pernah
Pemeriksaan FisikPemeriksaan Fisik• Keadaan Umum : Baik
• Tanda Vital
Kesadaran : compos
mentis
Frekuensi Nadi : 100x/menit
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Frekuensi Pernafasan : 20
x/menit
Suhu tubuh : 36,8°C
• Data Antropometri
Berat Badan : 70 kg
Tinggi Badan : 160 cm
Pemeriksaan SistemikPemeriksaan Sistemik
Pemeriksaan SistemikPemeriksaan Sistemik
Status GinekologiStatus Ginekologi
Pemeriksaan AnjuranPemeriksaan Anjuran
ResumeResume
Ny S, 52 tahun, datang dengan keluhan 7 bulan SMRS timbul benjolan pada lubang kemaluan Awalnya turun sedikit, bisa masuk sendiri bila pasien berbaring, makin lama benjolan keluar seluruhnya, turun bila pasien batuk atau BAB Tidak ada nyeri perut maupun perdarahan. 2 bulan SMRS benjolan yang keluar semakin besar, kira –kira sebesar kepalan tangan orang dewasa, nyeri perut (+), nyeri punggung bawah (+), perdarahan (+), BAK sering (+), BAK nyeri (-), demam (-), flek-flek dari kemaluan (+).
ResumeResume
Pasien adalah ibu rumah tangga, sering mengangkat berat, memompa air dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Riwayat hipertensi (-), diabetes mellitus (-), penyakit jantung (-), batuk lama (-), alergi (-), asma (-). Multiparitas per vaginam (+), menopause (+) sejak 6 tahun lalu. Riwayat KB (-).
Pada pemeriksaaan fisik didapatkan keadaan umum compos mentis, kesan gizi cukup, tanda vital dan status generalis tidak ada kelainan. Pada status ginekologik inspeksi tampak massa uterus keluar sebagian dari introitus vagina, bentuk bulat, warna merah muda, discharge (-), erosif (+), pada palpasi teraba massa ukuran 10cmx5cmx5cm, konsistensi kenyal, dapat dimasuukan kembali.
Rencana terapi pada pasien ini yaitu dilakukan operasi total vaginal histerektomi (TVH). Tatalaksana pasca operasi pada pasien ini, yaitu diberikan antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi
PROGNOSIS
Tinjauan Pustaka
Adalah turunnya uterus dari tempat
yang biasa oleh karena kelemahan otot
atau fascia yang dalam keadaan normal
menyokongnya. Atau turunnya uterus
melalui dasar panggul atau hiatus
genitalis (Wiknjosastro, 2008).
Berbeda pada setiap negara
Indonesia: Djafar Siddik pada penyelidikan selama
2 tahun (1969-1970) memperoleh 63 kasus
prolapsus genitalis dari 5.372 kasus ginekologik
multipara dalam masa manepause, dan 31.74 %
pada wanita petani. Dari 63 kasus tersebut, 69 %
berumur > 40 tahun.
Dapat dilakukan dengan 2
posisi:
1. Posisi berdiri: pasien disuruh berdiri
dilantai dan salah satu kaki berada pada
bangku setinggi 20cm. Tonjolan serviks
akan tampak pada prolaps derajat II.
2. Posisi litotomi: pemeriksaan rutin
ginekologi. Inspikulo, khusus
melakukan evaluasi dinding vagina
anterior, posterior dan lateral.
Menentukan panjang serviks uteri.
Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan
ginekologi.
Friedman dan Little (1991) : penderita
dalam posisi jongkok dan ditentukan
dengan pemeriksaan jari, apakan portio
pada posisi normal atau portio sampai
pada introitus atau sudah keluar.
Selanjutnya, dengan penderita posisi
litotomi ditentukan panjang serviks.
Serviks yang lebih panjang
KONSERVATIF: biasanya diberikan pada
penderita prolaps ringan tanpa keluhan.
1. Latihan otot dasar panggul
2. Stimulasi otot dengan alat listrik
3. Pengobatan dengan pessarium
PESSARIUM: alat untuk menahan
uterus ditempatnya selama alat
tersebut digunakan
Prinsip: mengadakan tekanan pada
dinding vagina bagian atas sehingga
vagina dan uterus tidak dapat turun.
Macam-macam pessarium:
Pada pemasangan pessarium pasca menopause dilakukan
preparat estrogen dosis rendah: 0,3 mg/hr (conjugated
estrogen)
OPERATIF: indikasi= jika didapatkan keluhan
pada penderita.
Macam-macam operasi:
1. Ventrofiksasi: memendekkan atau mengikat
ligamentun Rotundum ke dinding perut
2. Operasi Manchester: amputasi serviks uteri
dan dilakukan penjahitan ligamentum
Cardinale yang telah dipotong di muka serviks.
Teknik operasi Manchester
3. Histerektomi pervaginam:
• uterus diangkat, kemudian puncak
vagina digantungkan pada
ligamentum Rotundum kanan-kiri.
• Dilakukan pada prolapsus uteri lanjut
pada wanita yang telah menopause.
4. Kolpokleses:
yaitu operasi sederhana dengan
menjahitkan dinding vagina depan
dengan dinding bagian belakang
sehingga lumen vagina tertutup dan
uterus terletak diatas vagina.
Pencegahan
• Pemendekan waktu persalinan• Mereparasi luka jalan lahir dengan baik• Tidak mengangkat benda-benda berat• Melakukan senam Kegel• Jangan terlalu banyak punya anak saat usia
produktif
Prognosis
• Bila prolaps uteri tidak ditatalaksana, maka secara bertahap akan memberat.
• Prognosis akan baik pada pasien usia muda, dalam kondisi kesehatan optimal (tidak disertai penyakit lainnya), dan IMT dalam batas normal.
• Prognosis buruk pada pasien usia tua, kondisi kesehatan buruk, mempunyai gangguan sistem respirasi (asma, PPOK), serta IMT diatas batas normal.
• Rekurensi prolaps uteri setelah tindakan operasi sebanyak 16%.10
Recommended