View
162
Download
25
Category
Preview:
DESCRIPTION
Biogeografi
Citation preview
Burung Maleo (Macrocephalon Maleo)
Disusun Oleh : Fitria Febrianti 15/382364/GE/08134Galuh Pradigna 15/382366/GE/08136Giant Nugroho W 15/382368/GE/08138Ibnu Hasim Pradipta 15/382370/GE/08140Ken Prasojo 15/382372/GE/08142Luluk Luqyana Z T M 15/382374/GE/08144
Spesies
Burung Maleo :Hewan endemik Sulawesi dan Pulau ButonTubuh berbulu hitam dan bagian perut berbulu putih dengan dada berwarna merah muda, kaki besar dan jambul keras berwarna hitam. Terrmasuk dalam ordo Galliformes dan family
Megapodiidae Tidak menginkubasi telurnya sendiri, tetapi menggunakan
sumber panas lain seperti panas bumi, radiasi matahari, dan kompos(tumpukan sisa vegetasi),
Pembuatan Sarang dengan : Membangun Gundukan atau Pembuatan Lubang di dalam tanah
Burung Maleo membuat sarang dengan menggali lubang dan juga menggunakan sumber panas dari sinar matahari atau panas bumi untuk menetaskan telurnya
Pusat Asal, Pusat Keragaman,
Karena ekologi dan fisiologi burung maleo sangat dipengaruhi oleh proses inkubasi, maka asal usulnya hingga saat ini masih diperdebatkanuntuk Famili Megapode, Bukti Fosil memperkirakan awalnya berasal dari Gondwana, dan mulai menggunakan panas bumi untuk inkubasi sejak berada di Australia
• Gambar tersebut menunjukkan pemisahan awal berbagai genus dari famili megapode antara “mound-builders” (Alectura, Aepypodius, Talegalla, and Leipoa), dengan Megapodius + Eulipoa clade
• Proses penempatan Maleo belum diketahui (Birks and Edwards, 2002):
Burung maleo hidup secara liar terutama di dalam belukar mulai dari pantai datar yang panas dan terbuka hingga ke hutan pegunungan yang lebat dengan batas ketinggian 1,200 m (Watling 1983b, D. N. Jones et al. 1995)
Di hutan pantai, sebaran maleo hampir seluruhnya terkonsentrasi di habitat tempat bertelur, selain itu juga digunakan sebagai tempat melakukan aktivitas mencari makan dan istirahat (Wiriosoepartho 1980).
Burung maleo umumnya bertelur di areal pantai yang tidak terlalu lebat hutannya dan letaknya agak tinggi dari garis pantai, pada pasir yang tidak padat dan bebas dari batu-batuan.
Persyaratan lain yang penting adalah adanya sumber panas vulkanik dan sumber panas bumi (Santoso 1990).
Lubang pengeraman terletak di tanah vulkanik dan pantai yang terekspos matahari, tepi danau, tepi sungai dan bahkan jalan berdebu sepanjang tepi pantai. (Jones et al 1995)
Pembatas Dominan Distribusi Spesies
Dispersal Fosill awal fosil Megapodes, Ngawupodius Minya, menunjukkan
bahwa megapoda hadir di Australia selama Oligosen (Boles & Ivison, 1999).
Selama Pliosen,ketika lempeng Australia bergerak lebih dekat ke Asia dan tingkat laut berubah, megapoda diduga telah tersebar keluar melalui kepulauan Indonesia dan ke arah timur menuju Polinesia, menggunakan pulau-pulau sebagai batu loncatan (Dekker, 2007).
Terisolasi di pulau-pulau baru, leluhur megapoda mungkin mengalami diversifikasi dan strategi reproduksi berkembang .
Jalur evolusi dari megapoda terhadap alternatif strategi inkubasi telah menyebabkan ekologi dan fisiologis adaptasi yang unik untuk kelompok ini (Jones et al, 1995;. Booth & Jones, 2001).
Distribusi Maleo telah diketahui berada di sebelah utara, timur, tenggara, dan pusat Sulawesi tetapi tidak di bagian selatan dan barat, dimana hal itu mungkin disebabkan karena daerah tersebut telah mengalami deforestasi ( penggundulan hutan) dan memiliki jumlah penduduk yang padat (Dekker 1990, Dekker and McGowan 1995, D. N. Jones et al. 1995).
Distribusi
Kesimpulan
Burung Maleo hewan endemik Sulawesi dan Pulau Buton Menginkubasi telurnya dengan menggali lubang dan
dengan menggunakan panas bumi atau sinar matahari Merupakan isolasi geografis. Info :=> IUCN (International Union for the Conservation of Nature),
meranking Maleo sebagai ENDANGERED (berbahaya)sejak 2002, kategori tertinggi kedua (dibawah “Critically Endangered”). Hal ini meninjaklanjuti keberadaannya yang terus menurun sejak sebelum tahun 2002 hanya ditetapkan dalam “Vulnerable”(mudah terancam).
Daftar Pustaka
Laban, lm. 2007. Pendugaan Populasi, Preferensi Habitat Penelusuran Dan Pola Sebaran Maleo (macrocephalon maleo sal muller 1846) Berdasarkan Keberadaan Sarang Di Kawasan Taman Nasional Lore Lindu Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tenggara.Institut Pertanian Bogor.Bogor
Haris Rebeca et all. Evolution of nesting behavior in Megapodes .Burke Museum, and the Department of Biology University of Washington, Seattle, WA, USA
Terimakasih
Recommended