View
11
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Seminar Antar Bangsa : Seni Budaya dan Desain – STANSA 2018
BUKU ILUSTRASI “BIOGRAFI GOMBLOH”
Masnuna Desain Komunikasi Visual - Fakultas Arsitektur dan Desain Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur
Masnuna.dkv@upnjatim.ac.id
Abstrak: Gombloh adalah seorang seniman musik asal Surabaya yang dikenal oleh masyarakat
Indonesia dengan lagunya yang bertema nasionalis seperti “Kebyar-Kebyar”. Buku ini bertujuan untuk
memperlihatkan kepada masyarakat luas,bahwa Gombloh adalah musisi yang memiliki jiwa
nasionalis,semangat,kreativitas dan kecerdasan tinggi. Metode yang digunakan adalah Tahap Persiapan
dan Tahap Penciptaan. Masing-masing tahap memiliki proses yang cukuppanjang dengan penampilan
visual yang disesuaikan dengan konsepnya yaitu “Gambaran Nada tahun 80-an” dan konsep ini akan
menjadiacuan gaya visual baikdari segi layout, ilustrasi dan foto-fotonya. Buku ini mengupas kehidupan
Gombloh yang disajikan dalam bentuk buku bergambar, hal ini akan menjadi daya tarik bagi seseorang
yang akan membacanya.
Kata kunci: seniman, Gombloh, ilustrasi, Surabaya
Abstract: Gombloh is a musical artist from Surabaya who is known by the people of Indonesia
with his nationalist-themed songs like "Kebyar-Kebyar". This book aims to show to the public that
Gombloh is a musician who has a nationalist spirit, passion, creativity and high intelligence. The method
used is the Stage of Preparation and Stage of Creation. Each stage has a long process with visual
appearance tailored to the concept of "Tone Drawings of the 80s" and this concept will be a visual
stylistic style both in terms of layout, illustrations and photographs. This book explores the life of
Gombloh presented in the form of picture books, this will be an attraction for someone who will read it.
Keywords: artist, Gombloh, illustration, Surabaya
Seminar Antar Bangsa : Seni Budaya dan Desain – STANSA 2018
PENDAHULUAN
Gombloh merupakan tokoh musik
Surabaya yang meninggal dunia pada tanggal
09 Januari 1988 dan dirinya masih dikenang
oleh sebagian besar rakyat Indonesia berkat
karya-karyanya yang memiliki makna dalam
membangkitkan semangat nasionalisme.
Gombloh adalah sosok musisi yang memiliki
rasa nasionalisme yang kuat, hal ini dapat
dilihat dari berbagai macam lagu ciptaannya
yang kerap membangkitkan jiwa nasionalisme
dan patriotisme. Kepandaian Gombloh dalam
bermusik hingga kini masih sering
mendapatkan penghargaan dari berbagai
Pemerintah. Hal ini semakin memperkuat
bahwa kepandaian, kreatifitas, dan
kecerdasan Gombloh di akui dan diterima
masyarakat dan pemerintah Indonesia.
Masyarakat benar-benar merasakan
betapa pentingnya Gombloh setelah beliau
meninggal dunia. Pada 1996 para seniman
Surabaya secara spontan membentuk
Solidaritas Seniman Surabaya. Seniman ini
terbentuk dalam seniman apa saja (musik,
rupa, tari, teater, tradisi) bersama-sama
menggagas event untuk mengenang Gombloh
di Surabaya. Ada sejumlah agenda kesenian
dalam rangka menjadikan Gombloh sebagai
Pahlawan Seniman Kota Surabaya. Solidaritas
Seniman Surabaya (SSS) sepakat bahwa
Gombloh itu pahlawan seniman
Fenomena buku biografi di indonesia
saat ini adalah masyarakat yang mulai
menyukai buku biografi populer, dimana buku
biografi tersebut adalah buku biografi yang
tidak dikemas secara kaku, dan menggunakan
gaya bahasa yang non formal, serta alur cerita
yang mengalir secara santai, walaupun
sebenarnya ada banyak faktor bagaimana
sebuah buku biografi bisa laku di pasaran,
pertama adalah faktor sang tokoh, jika tokoh
tersebut adalah tokoh yang sedang naik daun,
terkait kasus serius, atau tokoh besar yang
telah meninggal, maka bisa hampir dipastikan
buku biografinya akan laku keras di pasar.
Beberapa kelebihan biografi dikemas dalam
bentuk buku dengan biografi dikemas dalam
media lain seperti film atau pagelaran adalah
buku merupakan media yang mampu
mengupas tuntas topik yang akan dibahas
tanpa keterbatasan waktu, pembaca dapat
merasakan dan lebih menghayati suasana
kejadian yang sedang dibaca dengan bantuan
kalimat dan visual yang ada, buku dapat
dikoleksi dan disimpan dalam waktu lama,
buku juga bisa dicetak berulang-ulang.
Melihat fenomena tersebut, maka
media yang tepat untuk mengulas biografi
Gombloh dan dapat menampilkan foto-foto
dengan gaya 70-80annya adalah media buku.
Kehadiran buku ilustrasi biografi Gombloh
bisa lebih mengenal terhadap siapa yang kita
baca, kita bisa lebih merasakan suasana
disetiap kejadian yang ada pada buku tersebut
dengan dukungan ilustrasi dan foto-foto yang
ada.
KAJIAN TEORITIS
Buku Biografi
Definisi Buku
Buku (Bel.: boek, Ing.: book). Di
dalam arti luas buku mencakup semua tulisan
dan gambar yang ditulis dan dilukis atas
segala macam lembaran papirus, lontar,
perkamen dan kertas dengan segala macam
bentuknya: berupa gulungan, dilubangi dan
diikat dengan atau dijilid muka belakangnya
dengan kulit, kain, karton dan kayu. Buku
merupakan hasil perekaman dan perbanyakan
(multiplikasi) yang paling populer dan awet.
Berbeda dengan majalah, apalagi surat kabar,
buku direncanakan untuk dibaca dengan tak
seberapa mempedulikan kebaruannya karena
tanggal terbitnya kurang mempengaruhi.
Dengan demikian buku merupakan alat
komunikasi berjangka panjang dan mungkin
yang paling berpengaruh kepada
perkembangan kebudayaan manusia. Di
dalam buku, dipusatkan dan dihimpun lebih
banyak hasil pemikiran dan pengalaman
manusia dari pada di dalam sarana
komunikasi lainnya. Di banyak tempat di
mana pembaca membeli buku: toko buku
retail besar, toko buku retail kecil, mail-order,
atau toko buku diskon, umumnya
menunjukkan bahwa faktor terbesar keputusan
membeli buku para calon pembaca adalah
subjek dan reputasi penulis/pengarang. Lebih
dari 44% keputusan pembelian buku oleh
orang dewasa didasarkan pada subjek dan
sekitar 24% pada reputasi penulis/pengarang.
Hanya 2% yang berpikir bahwa harga itu
penting; 2% berpikir tentang penampilan
cover dan endorsement penting; dan kurang
dari 1% berpikir tentang memiliki buku dalam
Seminar Antar Bangsa : Seni Budaya dan Desain – STANSA 2018
daftar best seller itu penting. Pada fakta lain,
dua kriteria tadi tetap tampak meskipun pada
survey berikutnya dua hal tersebut dihapus
dari daftar pilihan. Pada survey 1999,
misalnya, desain cover menjadi motivasi
terkuat sebanyak 13%, diikuti oleh harga buku
sekitar 12,8%. Dua puluh delapan persen
memilih "lain-lain" pada daftar yang
ditampilkan.
Manfaat buku
Salah satu manfaat buku adalah buku
dapat menceritakan kepada kita tentang masa
lalu. Buku juga dapat mengajarkan penemuan-
penemuan yang dilakukan oleh ahli-ahli pada
waktu lampau. Dengan mempelajari
penemuan tersebut, kita mampu meneruskan
penelitian dan menemukan banyak hal-hal
baru lainnya.
Buku yang bergizi ialah buku yang di
dalamnya mengandung kebenaran. Si penulis
meyakini dan mengamalkan apa yang ia tulis.
Bahkan, ia menjadi orang pertama yang
mempraktikkan kebenaran yang ia serukan.
Buku yang bergizi adalah buku yang
mendidik para pembaca. Tidak mengobral
kata tanpa makna. Tidak memoles tulisan
dengan kepalsuan. Tapi, ia benar-benar tulus
dalam menunjukkan kebenaran.
Buku yang bergizi adalah buku yang
menghibur pembaca dari kesedihan dan
memperingatkan dari ketergelinciran. Dan,
benar-benar dibutuhkan, baik oleh jasmani
maupun ruhani. Tidak hanya untuk kejar
target dan koleksi.
Karakter Buku dengan Gambar
Jika sebuah buku dalam kontennya
banyak mengandung gambar atau foto
sebaiknya tidak terlalu kecil, atau setidaknya
tidak jauh dari ukuran 20cm x 27cm, 21cm x
28cm, 21cm x 29,7cm. Unsur yang harus ada
pada sebuah buku dengan gambar, antara lain
adalah :
a. Gambar : dapat menyampaikan sesuatu
informasi/pesan dengan lebih jelas
daripada teks
b. Mutu : bukan hanya dilihat dari segi
estetika tetapi juga dari segi perkembangan
target audience dari aspek afektif dan
kognitif.
c. Urutan cerita atau fakta dari gambar-
gambar yang dilihat perlu ada.
d. Bahasa : bahasa yang digunakan hendaklah
yang mudah dipahami. Akan lebih baik
jika terdapat unsur-unsur yang nantinya
dapat menambah perbendaharaan kata.
e. Perkataan dan ungkapan : hendaklah
disajikan berulang-ulang sebagai tujuan
pengukuhan.
f. Gaya penyajian : perlu jelas dan teratur
serta mempunyai unsur hiburan.
g. Keharmonian antara teks dan gambar :
Mengingat hal ini sangat penting, pastikan
gabungan antara gambar dan tulisan saling
melengkapi.
h. Ciri fisik buku ini adalah :
Cover yang menarik.
Mutu kertas yang baik.
Penjilidan yang kuat.
Cetakan huruf tidak menutupi gambar
agar tidak membingungkan.
Sejarah Biografi
Pada awalnya sejarah biografi
bermula dari adanya catatan-catatan
perjalanan hidup para raja. Adanya kisah para
raja bangsa mesir dalam huruf hieroglif yang
dibuat sekitar 1.300 tahun sebelum Masehi
diperkirakan awal mula bentuk sebuah
biografi. Kemudian ditempat lain terdapat
peninggalan-peninggalan sejarah dalam huruf
paku oleh bangsa Assyiria (720 tahun sebelum
Masehi) dan Persia (520 tahun sebelum
Masehi), yang juga disebut sebagai bentuk
awal sebuah pengabdian seseorang melalui
catatan perjalanan hidup. Sama halnya dengan
peninggalan bangsa Mesir, kisah-kisah
peninggalan kaum Assyiriah dan Persia ini
juga memuat riwayat hidup para raja. The
Dialogues Of Pelato yang diperkirakan
pertama kali muncul pada abad ke-4 sebelum
Masehi merupakan kisah perjalanan hidup
atau biografi orang biasa (bukan raja), hal ini
dimulai saat adanya tulisan plato. Selain The
Dialogues Of Pelato adanya kitab Injil
perjanjian baru sekitar abad I dan II Masehi
juga disebut sebagai bentuk awal biografi.
Persamaan yang ada dalam dua naskah
tersebut terdapat dalam subyek utamanya,
antara berdialog dengan dirinya sendiri atau
dengan kata lain yang bercirikan reflektif.
Beberapa abad kemudian, metode
penulisan yang mempunyai reflektif atau
berdialog dengan diri sendiri juga dituliskan
Seminar Antar Bangsa : Seni Budaya dan Desain – STANSA 2018
oleh beberapa tokoh untuk menggambarkan
perjalanan hidupnya. Biografi berjudul “ The
Confessions” oleh Santo Agustinus yang
pertama kali muncul dengan menggunakan
bahasa latin pada abad ke-4, yang merupakan
salah satu contoh buku catatan perjalanan
hidup atau biografi yang ditulis dengan
menggunakan metode reflektif. Buku tersebut
mengungkapkan dan membandingkan
karakter dan perilaku sang Santo sebelum dan
sesudah ia masuk dalam kekristenan.
Penulisan riwayat hidup dengan metode
reflektif dan diwarnai dengan unsur
religiusitas berlanjut abad pertengahan
(sekitar abad V hingga XV Masehi). Kata
biografi itu sendiri sebenarnya mengacu pada
arti sebuah catatan sejarah dari kehidupan
seseorang yang muncul pada tahun 1683. Kata
tersebut diambil dari bahasa Yunani akhir
(Late Greek); Biographia.
Hingga akhirnya berbagai bentuk
biografi banyak diterbitkan. Dari sisi isi,
misalnya, biografi dapat memuat perjalanan
hidup dan karier seseorang, kumpulan karya-
karya yang pernah dihasilkan seseorang. Dari
cara penulisan pun biografi bisa ditulis dengan
berbagai cara, termasuk dalam bentuk prosa
dan puisi. Semua sah-sah saja, selama tetap
menggambarkan perjalanan hidup seseorang.
Tiga Jenis Karakteristik Biografi di
Indonesia
1. Biografi Politik, yaitu penulisa tokoh-
tokoh di negeri ini dari sudut politik.
Dalam biografi semacam ini bahan-bahan
dikumpulkan biasanya melalui riset.
Namun, biografi semacam ini kadang kala
tidak lepas dari kepentingan penulis
ataupun sosok yang ditulisnya.
2. Intelektual Biografi, yang juga disusun
melalui riset dan segenap temuan
dituangkan penulisnya dalam gaya
penulisan ilmiah.
3. Biografi Jurnalistik, ataupun biografi
sastra, terhadap jenis ini, materi penulisan
biasanya diperoleh dari hasil wawancara
terhadap tokoh yang akan ditulis maupun
yang menjadi rujukan sebagai pendukung
penulisan.
Buku biografi visual Gombloh
termasuk dalam kategori Biografi Jurnalstik
atau Biografi Sastra. Biografi bisa
membukakan mata kita terhadap sesuatu yang
tidak terlihat. Biografi juga merupakan salah
satu media yang bisa mengubah pandangan
seseorang terhadap apa yang biasa
diyakininya.
Teori Buku Biografi
Ada 4 pasal yang ada dalam biografi.
Pertama, kepribadian seorang tokoh. Kedua,
latar sosial atau latar kultural di mana sang
tokoh hidup. Ketiga, sensibilitas. Yang
dimaksud dengan sensibilitas adalah kekuatan
emosional pada sebuah kurun sejarah.
Misalnya ketika kita menulis sosok
mahasiswa ’98 maka sensibilitasnya adalah
reformasi; kalau kita menulis tokoh-tokoh
pergerakan nasional, sensibilitasnya adalah
nasionalisme dan kolonialisme. Dan pasal
keempat adalah titik-titik kisar. Poin-poin di
mana seseorang itu berubah.
Biografi juga bisa ditujukan kepada
mereka yang masih hidup. Justru dengan
mereka yang masih hidup penulis biografi
bisa berkorespondensi secara langsung dengan
si tokoh.
Hal yang paling sulit dalam penulisan
biografi adalah narasumber. Dalam penulisan
biografi kita memerlukan fakta keras, dan itu
mutlak ada dalam sebuah penulisan biografi
ataupun sejarah. Kualitas sebuah biografi akan
bergantung di sana, masalah apa yang
diungkapkan masih kontroversial itu
tergantung pada sumber yang kita pakai.
Penulis biografi berhasil manakala pada
sebuah peristiwa yang kontroversial dia bisa
mengemukakan kedua buah sumber.
Pendekatan dalam Penulisan Buku Biografi
Buku Biografi disusun dengan
beberapa pendekatan, yaitu pendekatan
kurikuler, pendekatan kebahasaan, dan
pendekatan pembelajaran. Ketiga pendekatan
ini dapat dijelaskan seperti berikut:
1. Penyusun buku secara kurikuler
seharusnya mengacu kepada kurikulum.
Latar belakang mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis serta unsur
kebudayaan yang diamanatkan dalam
kurikulum hendaknya tercermin dalam
buku Biografi, sehingga tidak
membingungkan pembacanya.
2. Pendekatan kebahasaan dalam menyusun
buku teks mengacu kepada teori-teori
Seminar Antar Bangsa : Seni Budaya dan Desain – STANSA 2018
bahasa yang mendasar, terutama yang
berkenaan dengan komunikasi dengan
bahasa lisan dan tertulis, yang berisi empat
unsur keterampilan berbahasa:
mendengarkan, berbicara, membaca, dan
menulis termasuk tata bahasa, budaya,
serta sastra.
3. Adapun pendekatan pembelajaran dalam
hal buku Biografi mengacu kepada teori-
teori psikologi dan perkembangan
kejiwaan yang kemudian dikenal dengan
psikolinguistik, yang terkait erat dengan
pembelajaran bahasa. Dalam pendekatan
ini disentuh beberapa masalah, antara lain:
a) posisi bahasa dalam struktur otak
manusia; b) prinsip-prinsip psikologi yang
berkenaan dengan motivasi, kognisi,
inteligensi dan emosi; c) pemerolehan
bahasa; dan d) teori-teori pembelajaran
dalam rangka meningkatakan pencapaian
hasil pembelajaran bahasa. Ini disebabkan
kepelikan dan kerumitan proses
pembelajaran bahasa dalam otak dan
sistem syaraf manusia.
Realisme
Definisi Realisme
Realisme: aliran/gaya yang
memandang dunia ini tanpa ilusi, apa adanya,
tanpa menambah atau mengurangi obyek.
Realisme diartikan sebagai suatu gaya hidup
yang pernah berkembang di Eropa pada akhir
tahun 1800an, di mana segala sesuatu
diungkapkan apa adanya, tanpa disisipkan
pesan tersembunyi seperti dalam lukisan-
lukisan abad pertengahan, dibuat jadi lebih
indah, lebih heroik, atau agung seperti halnya
dalam lukisan romantisme atau mannerisme.
Pada akhirnya realisme akan berujung kepada
gambaran kehidupan sehari-hari seniman dan
cenderung mengeluarkan tema kepahitan
hidup. Realisme bisa muncul dalam sastra,
seni lukis, seni patung, dan banyak seni
lainnya. Berapa aliran yang sering tertukar
dengan realisme, dalam hal kemiripan, adalah
romantisme, naturalisme, dan impresionisme.
Romantisme memberi banyak sentuhan
keagungan, naturalisme memfokuskan kepada
benda-benda alam, sementara impresionisme
mempertahankan kesan sesaat. Singkatnya,
kita tidak bisa mengadili gaya suatu lukisan
dari kemiripannya dengan benda asli. Yang
dinilai dalam menentukan gaya suatu lukisan
adalah semangatnya, bukan teknik menirunya.
Apakah realis harus menggunakan
teknik yang luar biasa agar imaji yang
dihasilkan terlihat seperti asli? Tidak juga.
Kita bisa melihat salah satu cabang realisme,
yaitu realisme sosialis seperti Diego Rivera
atau Jose Clemente Orozco di Mexico yang
malah menampilkan banyak stilasi.
Segmentasi Demografi
Konsumen dibedakan berdasarkan
karakteristik demografi, seperti usia, gender,
ukuran keluarga, tahap siklus hidup keluarga,
pendapatan, pendidikan, pekerjaan, ras, agama
dan kebangsaan. Segmentasi berdasarkan
demografi pada dasarnya adalah segmentasi
yang didasarkan oleh peta kependudukan.
Usia, jenis kelamin atau gender, besarnya
anggota keluarga, tahap yang dilalui dalam
keluarga (family life circle), pendidikan
tertinggi yang pernah dicapai, jenis pekerjaan,
tingkat penghasilan, agama, suku dan
sebagainya adalah variabel-variabel
demografi.
Berdasarkan siklus hidupnya manusia
akan mengikuti tahap seperti ini:
a. Bayi (dibawah satu tahun)
b. Balita (dibawah tiga tahun)
c. Balita (dibawah lima tahun)
d. Usia sekolah (6-12 tahun)
e. Remaja awal (ABG 13-15 tahun)
f. Remaja lanjut (16-18 tahun)
g. Dewasa awal (19-24 tahun)
h. Dewasa lanjut (25-35 tahun)
i. Separuh baya (36-50 tahun)
j. Tua (51-65 tahun)
k. Lanjut usia (diatas 65 tahun)
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini secara garis
besar melalui dua tahapan, yaitu: (1) tahap
persiapan; (2) tahap penciptaan. Tahap
persiapan meliputi identifikasi masalah,
pengumpulan data, analisis, dan pemecahan
masalah. Sedangkan tahap proses penciptaan
meliputi praproduksi, produksi dan
pascaproduksi.
Seminar Antar Bangsa : Seni Budaya dan Desain – STANSA 2018
Tabel 1. Metode Penelitian
Tahap Persiapan
Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah
pertanyaan seputar masalah desain, seperti
yang telah disinggung dalam pendahuluan
yaitu membuat buku ilustrasi “Biografi
Gombloh”. Untuk memecahkan masalah ini
perlu adanya pengumpulan data dan analisis
data.
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan
melalui tiga cara, yaitu observasi, wawancara,
dan mengumpulkan data dokumentasi yang
berhubungan dengan Gombloh. Dokumentasi
data berupa dapat foto, video, surat kabar,
majalah, dll. Berikut penjelasan tentang
pengumpulan data.
a. Observasi: Mengumpulkan semua data
dengan menyaksikan semua peristiwa yang
terjadi, mulai dari mendengar, melihat, dan
merasakan merupakan observasi yang
sangat dibutuhkan untuk mendapatkan
bahan-bahan yang mendukung penelitian
buku ini. Dalam hal ini penulis akan terjun
langsung ke studio rekaman “Nirwana”
tempat Gombloh rekaman album dan
mendatangi Dewan kesenian Surabaya
tempat nongkrong Gombloh.
b. Wawancara: melakukan komunikasi
langsung dengan narasumber. Untuk
melengkapi data tertulis diperlukan data
yang berupa informasi lisan. Para
narasumber dipilih berdasarkan atas
kepentingaan perancangan buku ini.
Berkaitan dengan buku biografi Gombloh,
maka narasumber yang berkaitan langsung
dengan perancangan ini adalah istri alm.
Gombloh bernama ibu Wiwik, Soelih
(selaku personel grup music Lemon Threes
Anno 69), pelukis Alm. Joko Lelono
(kerabat Gombloh sekaligus Ketua
Solidaritas Seniman Surabaya), Nurinwa
Ki S. Hendrowinoto (Pendiri Yayasan
Biografi Indonesia).
c. Dokumentasi Data: Sumber lain yang
sangat membantu adalah berupa rekaman
baik yang berupa gambar foto, video,
maupun rekaman suara dari pita kaset.
Pengumpulan ini dilakukan dengan metode
dokumentasi data. Dengan kata lain
metode ini merupakan penelitian dengan
historis dokumenter yang menggali,
memotret, meniru, dan sejenisnya.
Pengambilan gambar ini bertujuan untuk
mendukung data-data autentik. Sumber
tertulis berupa majalah, surat kabar, dan
tabloid yang memuat berita mengenai
Gombloh juga menjadi narasumber yang
berguna, antara lain artikel-artikel dari
harian: Kompas dan Jawa Pos, dll.
Analisis Data
Analisis adalah sebuah strategi yang
digunakan untuk mengenali lebih detail
tentang Gombloh. Analisis yang digunakan
adalah analisis 5W+1H. Dengan menjawab
pertanyaan – pertanyaan seputar (what, where,
when, who, why, dan how) akan mengetahui
keunikan, kelebihan, dan bahkan kekurangan
Gombloh. Setelah mengenali Gombloh lebih
detail, maka hasil analisis tersebut dapat
dijadikan acuan dalam menentukan strategi
visual yang tepat.
Pemecahan Masalah
Proses selanjutnya adalah
memecahkan masalah desain yang terdiri dari
tiga tahapan, yakni penentuan target
audience, desain visual, serta medianya.
A. Tahap Persiapan
Identifikasi Masalah
Pengumpulan Data
Analisis Data
Pemecahan Masalah
B. Tahap Penciptaan
Pra Produksi
Produksi
Pasca Produksi
METODE PENELITIAN
Seminar Antar Bangsa : Seni Budaya dan Desain – STANSA 2018
Tahap Penciptaan
Pra Produksi
Tahap ini, proses penciptaan terdiri
atas pembabakan cerita dalam buku.
Pembabakan dimaksudkan untuk
mengklasifikasikan profil Gombloh. Agar
pembaca dapat memahami alur cerita dan
pesan yang terkandung didalamnya. Berikut
pembabakan buku biografi Gombloh:
a. Kata Pengantar
b. Pendahuluan
c. Daftar Isi
d. Sejarah Kelahiran Gombloh
e. Karier Gombloh
f. Lagu “Kebyar-Kebyar”
g. Prestasi Gombloh
h. Nafas Terakhir Gombloh
i. Testimonial tentang Gombloh
j. Ucapan Terimakasih
k. Biodata Penulis
Produksi
a. Sketsa
Setelah mengklasifikasikan cerita dan
pemilihan gambar, langkah selanjutnya adalah
membuat sketsa gambar yang harus di
ilustrasikan. Pemilihan gambar yang akan
dibuat ilustrasinya adalah gambar Gombloh
yang Berjaya di era 70 hingga 80 an. Proses
ini dilakukan secara manual dengan
menggunakan pensil. Untuk menggambar
ilustrasi diperlukan model, karena gaya
gambar yang dipakai adalah gaya ketepatan
objektif, dan alirannya realis, jadi ilustrasinya
harus mirip dengan model yang nyata. Model
ini diperoleh dari data dokumentasi berupa
foto. Sehingga, wajah Gombloh dan orang-
orang yang hadir dalam cerita biograf akan
terlihat sesuai dengan bentuk aslinya.
b. Pewarnaan
Setelah dilakukan proses sketsa, maka
tahapan selanjutnya adalah pewarnaan.
Pewarnaan pada ilustrasi dilakukan dengan
media cat air diatas kertas. Setelah proses
pewarnaan, dilakukan pemindahan kedalam
komputer dengan alat scanner, agar gambar
tersebut menjadi bentuk file.
Pasca Produksi
Tahap pascaproduksi meliputi layout
ilustrasi dan finishing karya. Berikut
penjelasannya.
a. Layout Ilustrasi
Setelah pewarnaan ilustrasi selesai, maka
langkah selanjutnya adalah proses pengaturan
tata letak (layout). Proses pengaturan tata
letak berkaitan dengan komposisi dan posisi
ilustrasi, narasi untuk penjelasan ilustrasi,
nomor halaman, serta elemen-elemen layout
yang lainnya.
Layouting ilustrasi ini juga berfungsi
sebagai kunci kesuksesan penyampaian pesan
moral pada audience. Tata letak yang baik
dengan menggunakan ukuran huruf dengan
tingkat keterbacaan yang baik membuat cerita
lebih sempurna dicerna dan enak dibaca.
Penyusunan tata letak ini sesuai dengan
bagian-bagian cerita yang telah diatur pada
saat pembabakan. Proses me-lay out
menggunakan software Photoshop cs5.
b. Finishing Karya
Setelah selesai dengan proses
penyusunan tata letak, langkah selanjutnya
adalah mewujudkan karya ilustrasi tersebut
menjadi sebuah buku. Pencetakan file
merupakan tahap awal dari langkah ini.
pencetakan dilakukan dengan teknik cetak
offset menggunakan 4 warna. Setelah file
dicetak, kemudian disusun menurut bagian
dan halamannya masing-masing dan dijilid
(binding) dengan teknik soft cover.
Pemilihan bahan cetak dan finishing juga
mempengaruhi tampilan buku. Untuk cover
buku, memakai kertas Art Paper 210gr yang
menjadikan buku memiliki ketebalan. Cover
ini dilaminasi doff supaya terlindung dari
lipatan, air, dan gesekan. Untuk isi buku,
menggunakan kertas Copenhagen Natural.
Kertas yang dipilih berwarna natural dan
bertekstur agar dapat menampilkan detail
yang menarik dari ilustrasi yang disajikan
secara tajam. Jumlah halaman 120.
PEMBAHASAN
Target Audiens
Demografis
1. Pria,wanita 19 – 24
Di usia ini orang dewasa lebih banyak
yang mempunyai ambisi untuk
mengetahui dan menambah wawasan
mengenai para tokoh terutama yang
bersangkutan dengan kegemarannya. Dan
di usia ini juga lebih banyak responden
Seminar Antar Bangsa : Seni Budaya dan Desain – STANSA 2018
yang mengetahui atau mengenal
sekaligus menggemari Gombloh sebagai
tokoh musik dan ingin mengetahui
sedikit banyak mengenai sejarah musik
Indonesia terutama karya-karya
Gombloh. Di usia ini seseorang juga
sudah memasuki usia separuh baya, yaitu
manusia dewasa mulai memasuki tahap
usia kemapanan dan mulai
mengkonsumsi barang-barang yang dapat
dijadikan simbol kekuasaan.
Pengeluaran antara Rp. 1.000.000 -
1.500.000 perbulan
Pendidikan S1, Pekerja.
SES B1,A1,A2
Menyukai seni, terutama seni musik
Menyukai sejarah Indonesia, terutama
yang berhubungan dengan seni/budaya
Status Lajang dan Berkeluarga Awal
Geografis
Kota-kota besar di Indonesia.
Khususnya kota Surabaya yang merupakan
tempat aktivitas Gombloh semasa menjalani
karier sebagai musisi.
Psikografis
Informatif, Simple, Cinta akan budaya
sendiri, menyukai seni, tertarik akan hiburan,
sejarah dan seni musik, aktif, Suka membaca
buku dan percaya diri.
Kepribadian Target Segment:
1. Suka komunitas untuk membentuk relasi
yang akrab
2. Nilai Baca mampu menumbuhkan minat
lama/baru
3. Pakaian untuk simbol kesuksesan ekonomi
4. Senang memilih bentuk hiburan yang
praktis dari segi waktu
Karakteristik
1. Tujuan hidupnya adalah kejayaan dan
kemakmuran.
2. Mereka menyenangi kompetisi dan senang
dikagumi orang lain.
3. Mereka cenderung dominan dalam
pergaulan.
4. Kelompok ini adalah orang-orang yang
senang bertindak (The man of action).
5. Mereka menyukai traveling, penikmat
makanan di luar rumah, menyenangi iklan
dan politik.
Keyword
Keyword perancangan buku ilustrasi
biografi Gombloh adalah “Gambaran Nada
Tahun 80”. “Gambaran” berasal dari kata
“Gambar”, yang artinya tiruan barang (orang,
binatang, orang dsb) yang dibuat dengan
coretan pensil, kuas, dsb. Pada kertas, kanvas
dan sebagainya seperti lukisan. “Gambaran”
berarti hasil menggambar lukisan. “Nada”
adalah bunyi yang beraturan, yaitu memiliki
frekuensi tunggal tertentu. Dalam teori musik,
setiap nada memiliki tinggi nada atau tala
tertentu menurut frekuensinya ataupun
menurut jarak relatif tinggi nada tersebut
terhadap tinggi nada patokan. Nada dasar
suatu karya musik menentukan frekuensi tiap
nada dalam karya tersebut. Nada dapat diatur
dalam tangga nada yang berbeda-beda. Istilah
"nada" sering dipertukarkan penggunaannya
dengan "not". Sedangkan “Tahun 80” adalah
tahun dimana saat Gombloh eksis menjalani
kariernya sebagai musisi.
Secara konotasi, arti kata “Gambaran
Nada Tahun 80” adalah sebuah gambar yang
bercerita tentang riwayat hidup Gombloh
sebagai seniman musik yang eksis di tahun
1980 yang divisualisasikan melalui sebuah
gambar klasik dengan media cat air dan pensil
warna yang menyerupai lukisan. Gambaran
nada sebagai perwakilan Gombloh sebagai
seniman musik divisualisasikan melalui
gambar “not”.
Konsep Visual
Gaya gambar yang akan digunakan
dalam perancangan buku biografi Gombloh
mengacu pada konsep visual era 80an. Untuk
cover depan, disertai dengan foto Gombloh
dengan menggunakan kostum khasnya yaitu,
kaca mata hitam, pakai topi, kaos, jaket,
celana panjang, sepatu putih, berkumis,
rambut dikuncir belakang. Hal ini dilakukan
untuk mengingatkan audiens pada sosok
Gombloh dengan cara menampilkan gambar
Gombloh dengan penampilan khasnya pada
saat Gombloh eksis. Karena kemasan buku
biografi yang bagus hendaknya menampilkan
gambar tokoh dari buku tersebut, atau
Seminar Antar Bangsa : Seni Budaya dan Desain – STANSA 2018
menampilkan hal-hal yang menjadi ciri khas
dari tokoh. Yang berada di cover depan adalah
nama tokoh, gambar tokoh, judul buku, nama
pengarang, terdapat gambar not sebagai
petunjuk bahwa Gombloh adalah seniman
musik. Font judul (nama tokoh) untuk cover
depan menggunakan jenis font yang tegas dan
kaku dengan ukuran minimal 30, agar jelas
dibaca dengan jarak 2m.
Untuk cover belakang menampilkan
pendapat mengenai Gombloh dari
seniman/tokoh terkemuka di Indonesia. Dan
disertai dengan gambar realis dari
seniman/tokoh tersebut serta sinopsis buku.
Setiap halaman selalu ada ilustrasi.
seperti foto, ornamen ataupun gambar realis.
Mengingat media ini adalah biografi visual.
Namun untuk ukuran gambar tidak selalu
sama disetiap halamannya. Tergantung
kondisi banyaknya isi cerita. Agar pembaca
tidak bosan dengan ilustrasi yang disuguhkan.
Didalam isi buku menciptakan warna/nuansa
tahun 80an, yakni masa lampau. Yaitu tekstur
kertas dibuat kotor dan tidak rapi. Agar
muncul kesan masa lalunya. Mengingat
konsepnya adalah “Gambaran Nada Tahun
80an.”
Ilustrasi buku menggunakan gambar
yang sesuai dengan style Gombloh yang
populer di era 70 dan 80an. Desain cover
buku lebih menonjolkan gambar klasik dan
tidak terpaku pada desain sampul album
Gombloh saja, karena ditahun 1980 teknologi
masih sangat terbatas. Sesuai kemajuan
teknologi desain buku hendaknya dibuat lebih
bervariasi dan lebih artistik sesuai karakter
Gombloh sebagai seniman.
Gambar 1. Contoh ilustrasi desain cover kaset Gombloh
Aliran realis merupakan aliran
gambar yang mempunyai goresan lebih detail
dan lebih menyerupai bentuk asli yang
digambar. Aliran gambar ralis digunakan agar
pembaca yang belum pernah mengetahui
sosok Gombloh bisa mengetahui melalui buku
ini. Dan pembaca yang lupa dengan sosok
Gombloh bisa mengingat Gombloh melalui
buku ini pula. Selain mengingatkan Gombloh
kepada pembaca, penggunaan aliran Gambar
realis juga bertujuan untuk memberikan kesan
seni pada buku. Mengingat bahwa Gombloh
merupakan seniman musik yang juga
mempunyai hobi menggambar.
Gambar 2. Gambar Realis
Contoh diatas merupakan aliran realis
dengan media cat air. Tekniknya
menggunakan tebal tipis pada beberapa
bagiannya, dan untuk mendapatkan hasil yang
lebih gelap dilakukan pengulangan beberapa
kali.
Gambar 3. ilustrasi pensil
Contoh diatas merupakan salah satu
contoh gambar dengan media pensil warna,
dimana teknik yang digunakan diterapkan
dalam bentuk realis. Tekniknya menggunakan
tebal tipis pada beberapa bagiannya, dan
untuk mendapatkan hasil yang lebih gelap
dilakukan pengulangan beberapa kali.
Seminar Antar Bangsa : Seni Budaya dan Desain – STANSA 2018
Gambar 4. Gambar Dekoratif
Pada gambar diatas memperlihatkan
unsur dekoratif. Dan teknik ini yang akan
menjadi salah satu acuan terhadap
perancangan desain dekoratif pada buku
biografi Gombloh dimana teknik seni
menghias akan ditonjolkan pada beberapa
ilustrasi buku Biografi Visual ini.
Visual yang akan ditampilkan
nantinya mengandung dua unsur, yaitu nada
lagu dan segala sesuatu yang berbau
perjuangan. Mengingat lagu-lagu Gombloh
menggambarkan semangat nasionalisme.
Gambar 5. Contoh Ilustrasi Nada Lagu
Gambar 6. Contoh Ilustrasi Kemerdekaan
Adapun contoh ornamen yang
digunakan sebagai frame untuk menampilkan
gambar dekoratif.
Gambar 7. Motif Ornamen untuk frame
Warna
Warna yang akan digunakan adalah
warna klasik dan tradisional yang mewakili
aspek era 70 dan 80an. Warna-warna klasik
menggambarkan kebenaran, tanggung jawab
dan kepercayaan sedangkan warna tradisional
memberikan kesan hangat. Kedua tone warna
ini disebutkan pula cocok untuk
menggambarkan sejarah, budaya, dan isu
sosial.
Unsur warna klasik digunakan untuk
menggambarkan kesan klasik untuk
menampilkan masa lampau karena
pembahasan dalam buku ini menyangkut
perjalanan Gombloh sebagai seniman musik
yang eksis di era 70-80an. Warna tradisional
adalah perwakilan nilai-nilai tradisional yang
diangkat dari muatan lokal yang berkaitan
dengan sejarah hidupnya.
Seminar Antar Bangsa : Seni Budaya dan Desain – STANSA 2018
Gambar 8. Contoh warna foto Gombloh
Warna Duotone Duotone adalah proses pencampuran
dari warna. Pada umumnya warna duotone
terdiri dari campuran antara warna hitan dan
warna khusus atau proses. Misalnya Hitam
dengan cyan atau magenta atau yellow.
Gambar dengan efek duotone sering
digunakan untuk memberi kesan klasik, tempo
dulu dan sederhana.
Gambar 9. Contoh warna duotone
Grid
Grid atau baris kolom artikel yang
akan digunakan adalah satu atau dua kolom
grid. Dua kolom grid disesuaikan dengan
dimensi buku dan keterbacaan huruf berkaitan
dengan ukuran huruf pada body copy.
Sementara penataannya akan fleksibel dan
dinamis, dalam artian tidak monoton pada
tiap-tiap halaman. Grid juga memungkinkan
untuk mengikuti bentuk dari ilustrasi dalam
layout. Sistem satu kolom grid dengan variasi
juga akan digunakan, hal ini dikarenakan
untuk menunjukkan kesan bebas dan tidak
kaku, dan agar tidak terkesan formal,
mengingat buku ini adalah untuk dewasa
awal.
Typografi
Rupa huruf yang digunakan adalah
jenis huruf kait yang memunculkan kesan
klasik. Dan juga mengadopsi dari cover album
Gombloh.
1. Jenis huruf yang sesuai untuk penulisan
buku biografi Gombloh ditahun 80 adalah?
Untuk judul buku (nama tokoh) dan
headline menggunakan huruf Edmuns.
Dengan ukuran minimal 50pt. Agar jelas
dibaca dengan jarak 2m. untuk text
menggunakan font Calisto MT dengan
ukuran 11. Untuk keterangan foto
menggunakan font 1945 report.
Fotografi
Fotografi dalam buku biografi ini
menggunakan image di era 80an. Foto masih
murni menggunakan foto-foto Gombloh di era
70-80an. Dengan olahan warna sedikit pudar
dan semi monochrome.
Gambar 10. fotografi
Layout
Untuk gambar, tulisan dan foto
dalam buku ini penataannya disesuaikan
dengan kondisi banyaknya tulisan dan
cerita yang terkandung dalam tulisan
tersebut. Komposisi dan keseimbangan
diperhatikan sebaik mungkin agar lebih
menarik. Posisinya diletakkan dengan
berbagai macam variasi, tetapi tetap
mempedulikan irama dalam halaman
tersebut. Foto bisa diletakkan dengan
posisi portrait, landscape, ataupun
diagonal. Untuk ilustrasi, peletakannya
disesuaikan dengan tulisan cerita yang ada.
Tata letak ilustrasi bebas. Tidak dibatasi
dengan apapun. Agar ilustrasi yang ada
lebih dapat menampilkan dan mewakili isi
cerita dalam halaman tersebut.
Konsep Verbal
Gaya bahasa yang digunakan dalam
buku biografi Gombloh adalah bahasa yang
tidak terlalu terikat dalam kaedah bahasa
Seminar Antar Bangsa : Seni Budaya dan Desain – STANSA 2018
Indonesia baku, dan sedikit mengandung
unsur bahasa suroboyoan (Bahasa Jawa),
tetapi tetap terkesan sopan, mengingat media
ini mengutamakan biografi Gombloh sebagai
seniman asal Surabaya yang sedikit banyak
akan mempengaruhi cara bertutur dalam
media ini. Dalam lirik lagu Gombloh gaya
bahasa yang digunakan adalah bahasa
Indonesia sehari-hari. Pada bagian tertentu
akan mengemukakan nilai nasionalisme lagu-
lagu Gombloh, bahasa formal akan lebih
ditekankan untuk memberikan kesan ilmiah.
Salah satu kekuatan dari media ini
adalah cara tutur kata yang menarik dan
menggugah emosi pembaca, sekaligus
terdapat dialog didalamnya dengan gaya
bahasa ringan dan mudah dimengerti.
Desain Buku Biografi Gombloh
Cover Buku
Gambar 11. Cover Buku
Pendahuluan
Gambar 12. Bagian Pendahuluan
Sejarah Kelahiran Gombloh
Gambar 13. Bab Sejarah Kelahiran Gombloh
Karier Gombloh
Gambar 14. Bab Karier Gombloh
Lagu “Kebyar-Kebyar”
Gambar 15. Bab Lagu Kebyar-Kebyar
Prestasi Gombloh
Gambar 16. Bab Prestasi Gombloh
Nafas Terakhir Gombloh
Gambar 17. Nafas Terakhir Gombloh
Seminar Antar Bangsa : Seni Budaya dan Desain – STANSA 2018
Pembatas Buku
Gambar 18. Pembatas Buku
Poster
Gambar 19. Poster
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pembuatan buku biografi visual
Gombloh banyak manfaat yang dapat diambil
oleh sang penulis, bukan hanya terhadap jiwa
semangat yang dimiliki oleh sang tokoh tetapi
juga arti seni untuk Indonesia, terutama warna
musik yang dimiliki Indonesia yang
terinspirasi dari jiwa-jiwa seni para musisi dan
seniman bangsa Indonesia. Kita sebagai
rakyat Indonesia hendaknya bangga karena
memiliki tokoh musik yang berperan dalam
mengembangkan musik Indonesia. Jiwa
semangat yang dimiliki Gombloh patut
menjadi acuan para generasi muda dalam
membangkitkan spirit dalam berkarya. Supaya
bangsa Indonesia semakin kaya akan kesenian
dan kebudayaannya.
Setelah buku ini dicetak dan
diedarkan semoga dalam kelanjutannya buku
ini dapat membantu membukakan mata
masyarakat akan para pelaku seni Indonesia
yang sedikit terlewatkan ini, dan dapat
menjadi jembatan lintas generasi dalam
membangkitkan semangat dalam berkarya.
Kembali kepada makna sesungguhnya
dari sebuah buku, bahwa buku ini bisa
menjadi sebuah alternatif bacaan untuk para
penggemar buku dan pecinta seni karena pada
buku ini kemasan yang dituangkan agak
sedikit berbeda dari jenis buku-buku biografi
Indonesia pada umumnya. Selain pembaca
disuguhkan cerita yang akurat tetapi juga bisa
menikmati tampilan dari buku ini yang indah.
Saran
Buku biografi ini adalah salah satu
buku sebagai media untuk memberikan
dukungan dan perhatian kepada seniman
Indonesia khususnya Gombloh terhadap
kreatifitas dan karya-karyanya. Karena masih
banyak seniman yang sedikit terlupakan.
Untuk itu sangat perlu perhatian khusus dan
dukungan kepada mereka untuk
mengapresiasi dan memberikan penghargaan
kepada karya-karya mereka, karena merekalah
yang telah berperan besar dalam melestarikan
budaya dan seni Indonesia.
Seminar Antar Bangsa : Seni Budaya dan Desain – STANSA 2018
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Dameria, Anne. 2007. Color Basic-Panduan Dasar Warna Untuk Desainer dan Industri
Grafika. Jakarta: Link & Match Graphic.
Elizabeth B., Hurlock. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Kamus Besar Indonesia edisi ketiga. 2005 Jakarta: Balai Pustaka.
Kasali, Rheinald. 1998. Membidik pasar Indonesia: Segmenting, Targeting, dan Positioning.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Kertajaya, Hermawan. 1996. Survey : “Costumer Research Study On Book Publishing”.
Jakarta.
Kertajaya, Hermawan. 1997. Survey : “The American Book Buyers Study”. Jakarta.
M.Nursam. 2007. Indonesia buku Jogjakarta. Jogjakarta.
Milly R. Sonneman. 1989. Mahir Berbahasa visual. Jakarta: Erlangga.
Mukhyi, Abdul. 2005. Iwan Fals “Tak Tahu Kapan Kisah ini Akan Berakhir…”. Jakarta:
Nuansa.
Rakhmat, Jalaludin. 2002. Psikologi Komunikasi: Edisi Revisi. Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya
Sumarwan, Ujang. 2002. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Susanto, Mikke. 2002. Diksi Rupa : Kumpulan Istilah Seni Rupa. Jakarta: Kinisius.
Sutton, Tina & Bride M Whelan, 2003, The Complete Color Harmony. Singapore: Page One,
Swann. 1989. How to design grids and use them efectively. Oxford: Thaidon.
The Creative Library, Hikmah. mei 2007. “Kompor Mleduk Benyamin S”. Jakarta: Bentang
Trim, Bambang. 1998. Praktisi Perbukuan Nasional. Jakarta: Erlangga.
Van Hoeve. 1980. Ensiklopedia Indonesia. Jakarta:
Artikel
Heri Lentho. 21 Juni, 2003. Jawa Pos.
Kliping perpustakaan Taman Budaya Jatim. 1999. Kesenian. Surabaya.
Recommended