Budaya Membaca di Indonesia, - Universitas...

Preview:

Citation preview

GAWo Senin o Selasa o Rabu o Kamis o Jumat e Sabtu o Minggu

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 @ 15 1617 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31eJan OPeb oMar OApr OMei OJun OJul 0 Ags OSep OOkt ONov ODes

Budaya Membaca,

di Indonesia,

BUKU adalah jendela atas. Hasilnya sungguIi menge-dunia. Kalimatyang se- jutkan. Sebesar 90,27 persenring kita dengar dari ke- penduduk menyukai menonton

cil hingga dewasa. Tanpa harus dan hanya 18,94 persen yangberkeliling dunia, dengan mem- menyenangi aktivitas memba-baca buku kita dapat menge- ea surat kabar atau majalah.tahui sesuatu yang menakjub- Hal ini sangat berbedajauhji-kan tentang dunia luar. Mem- kakitamelihatnegaraJepang,dibaca merupakan salah satu fak- mana membaca merupakan ke-tor untuk meningkatkan kuali- butuhan dalam kehidupan se-tas hidup manusia. Membaca hari-hari. Orangyang membacajuga dapat menjauhkan kita dari sangat mudah ditemui di bus ko-jurang kebodohan dan men- ta, kereta listrik, dan di tempat-jauhkan pula dari kemiskinan. tempat umum lainnya. MerekaNamun, mengapa membaca tidak enggan untuk membawatidak diminati oleh sebagaian buku di setiap aktivitasnya. Na-besar masyarakat Indonesia? mun, bagi sebagian orang di In-Ini yang perlu dicari akar per- doneiamembacadapatmenjadimasalahan dan solusinya. suatu kegiatan yang membo-Berdasarkandatayangdilan- sankan dan menjenuhkan. Bi-

sir Organisation for Economic asanya orang lebih suka untukCo-operation and Development menonton televisi dikarenakan(OECD) pada tahun 2009, 'ke- . tebth menarik dan tidak mem-mampuan membaca masyara - bosankan. Mahalnya harga bukukat Indonesia berada pada po- juga menjadi salah satu problemsisi 57 dari 62 negara anggota- utama kurangnya minat mem-nya. Bahkan OECD juga men- baca dikalangan masyarakatIn-cat at 34,5 persen masyarakat donesia. Minat membaca perluIndonesia masih buta huruf. ditumbuhkan sejak usia dini.Hal ini tidakjauh berbeda den- Laporan Human Develop-gan hasil survei Badan Pusat ment Index (HDI) tahun 2011Statistik (BPS) pada tahun yang yang dikeluarkan The Unitedsama, yang dirilis untuk menge- Nations Development Programtahui seberapa besar minat pen- (UNDP) menunjukkan bahwaduduk terhadap dua aktivitas, Indonesia berada dalam per-yaitu menonton dan membaca. ingkat 124 dari 187 negara diSurvei dilakukan kepada pen- dunia. Peringkat ini lebih ren-duduk yang berusia 10 tahun ke dah dibanding dengan 5 negara

Oleh

MUAMMAR WlCAKSONO

ASEAN lainnya, yaitu Singapu-ra (26), Brunei (33), Malaysia(61), Thailand (103), dan Filip-ina (112). Namun demikian In-donesia tetap lebih tinggi di atasVietnam (128), Laos (138), Kam-boja (139), dan Myanmar (149).Hal ini menunjukkan bahwa ke-seluruhan kualitas manusia diIndonesia masih tergolong ren-dah, walupun mengalami ke-naikan dibanding tahun se-belumnya.Dengan kualitas manusia

yang masih tergolong rendah,Indonesia dikhawatirkan tidakmampu bersaing di dunia glob-al. Padahal denganjumlahpen-duduk yang mencapai kuranglebih 240 jiwa dan ditambahkekayaan alam yang berlimpah,sudah sepatutnya Indonesia da-pat menjadi salah satu negarabesar di dunia. Oleh karena itu,menumbuhkan budaya mem-baca sangat penting, terlebih ba-gi generasi muda yang menjadiujung tombak kehidupanbangsa dan negara.Selain itu, perlu adanya per-

an dari keluarga, terutama ke-dua orangtua untuk menu m-buhkan minat membaca pada

anak sedari kecil.Tentunya per-an pemerintah j , ga tak kalahpenting dalam membudayakankebiasaan memb ea di kalang-an masyarakat. Perpustakaankeliling yang diprakarsai pe-merintah boleh dibilang seba-gai terobosan yan~ sangat baikuntuk menumbuh an minat ba-ca. Namun hal ini [uga perlu di-dorong dengan u aya lainnyauntuk mewujudkan budayatersebut, yaitu melalui penye-diaan buku-buku gratis bagimasyarakat tidak mampu, se-hingga masyarakat dapat de-ngan mudah mengakses buku-buku tersebut.Menurut M. Susan Burns da-

lam bukunya St ing Out Right(1998) minat bac merupakansesuatu yang kompleks, yangmelibatkan keteral pilan mem-baca sekaligus lin ungan yangmelingkupinya. Fa ilitas meru-pakan salah satu faktor untukmembentuk masyarakat gemarmembaca. Dengan embangunfasilitas yang mem dai sebagaisarana untuk membaca, makamasyarakat baca pat terben-tuk. J adi, sudah se arusnya pe-merintah membuat perpusta-kaan yang nyaman gar masya-rakat tertarik dan betah untukberkunjung. Tentunya promosiyang besar juga ped u dilakukanoleh pemerintah te hadap per-

Kllplng Humas Onpad 2011

pustakaan-perpustakaan, kare-na banyak dari kita yang tidaktahu bahwa sebenarnya di tiapprovinsi, kabupaten bahkan de-sa/kelurahan pun banyak per-pustakaan urn urn sebagai tern-pat surnber informasi.

Bahkan apabila pernerintahdapat rnenyediakan buku-bukuasing dengan kualitas yang baiktentu sangat bermanfaat.Kare-na seperti kita ketahui, dalarnhal-hal tertentu banyak bidangyang belurn terakornodasi olehpengarang-pengarang Indone-sia, terutarna di bidang pendi-dikan. Hal ini dikarenakan bu-ku-buku asing sangat rnahalharganya dan rnendapatkannyapun tidak rnudah, sebab belurntentu dijual secara urnurn. Bu-ku-buku asing tersebut juga da-pat menambah wawasan ten-tang dunia luar dengan lebihrnendalarn.

Dengan dernikian, diharap-kan kebersarnaan dari sernuapihak untuk dapat rnewujudkanbudaya rnernbaca di Indonesia,tidak hanya bagi anak -anak danrernaja, rnelainkan orang dewa-sa dan lansia. Sebab rnernbacatidak hanya rnernberikan wa-wasan tapijuga dapat mening-katkan kualitas rnanusia di In-donesia. (Penulis, maha-siswa Fakultas Hukum Un-pad Bandung)**

Recommended