Bakt Penybb Inf Salnafbwh

Preview:

DESCRIPTION

respirasi

Citation preview

BAKTERI PENYEBAB INFEKSI TRACTUS RESPIRATORIUS BAWAH

JEKTI T ROCHANI

BAGIAN MIKROBIOLOGI

• Krn sal nafas bwh mrpk lanjutan dari sal nafas atas, mk infeksi dpt disbk oleh bakteri yang sama

• Ispb dpt bersifat akut dan kronik• Ispb akut dpt berupa :

1. Pertusis/whooping cough 2. Bronkhitis akut3. Bronkhitis kronik dgn eksaserbasi akut4. Bronkhiolitis akut5. Pneumonia

• Ispb kronik dpt berupa:1. Inf spesifik (tuberkulosis dan aspergillosis)2. Abses paru dan empyema3. Infeksi pd pdrt fibrosis kistik

Pertusis/whooping cough

• Disebabkan Bordetella pertussis• Bakteri bentuk batang kecil (kokobasil), Gram (-), kapsul

(+). Aerob, oksidase (+)• Dalam Bergey’s Manual digolongkan dalam Gram-

negative aerobic Rods & Cocci tidak dimasukkan dalam famili tertentu

• Spesies penting:– B. pertussis penyakit Pertusis (whooping cough =

batuk rejan = batuk 100 hari)– B. parapertussis penyakit serupa pertusis– B. bronchiseptica penyakit sal. Nafas pd binatang,

kadang-kadang pada manusia

• Kultur B. pertussis, memakai media diperkaya:Media Bordet-Gengou (Potato-Blood-Glycerol agar) Inkubasi 35 – 37oC, 3 – 7 hari

• Hemolisis (+) berhubungan dengan strain virulen• B. pertussis virulen a-virulen karena variasi:

* Variasi fase – genetik (frekuensi 10-4 – 10-6), pada bagian operon

* Modulasi fenotipe karena pengaruh lingkungan (suhu 28oC, MgSO4)

* Bersifat reversibel

Faktor virulensi B. pertussis

1. Toksin pertussis (PT)• Aktivitas ADP-ribosilasi• Efek limfositosis, hipoglikemia• Perantarai perlekatan bakteri pada epitel saluran

nafas

2. Filamentous hemagglutinin• Perlekatan bakteri pada sel mukosa• Mengaglutinasi sel darah merah

3. Toksin adenilat-siklase:• Menghambat khemotaksis & kemampuan

mematikan kuman dari sel lekosit• Edema lokal

4. Toksin dermonekrotik:• Inflamasi dan nekrose mukosa di sekitar bakteri• Bersifat letal untuk binatang percobaan

5. Tracheal cytotoxin:• Toksik untuk sel epitel sal. Nafas sel bersilia mati• Meningkatkan IL-1 demam• Fragmen peptidoglikan

6. Lipopolisacharide (LPS) lipid A dan X• Lipid X aktivitas sebagai endotoksin• Lipid A bersifat antivirus

• B. pertussis mempunyai Ag pili

Patogenesis• Bakteri menempel pd epitel bronkhus dan trakhea

berkemb biak di permukaan menghslkan toksin menggg fungsi silia batuk, limfositosis

Manifestasi klinis :• Masa inkubasi 7 – 10 hari, tidak ada gejala• Diikuti:

– Fase kataral– Fase paroksismal– Fase konvalesen

• Dapat terjadi infeksi sekunder oleh bakteri lain atau virus

• Fase kataral (1 – 2 minggu):– Rhinorrhea, lemah, demam, bersin-bersin, anoreksia– Fase paling infeksius bakteri paling mudah

diisolasi

• Fase paroksismal (2 – 4 minggu):– Batuk yang khas– Leukositosis limfositosis

• Fase konvalesen (3 – 4 minggu):– Batuk berkurang– Dapat terjadi komplikasi (pneumonia, ensefalopati)

Diagnosis laboratorium• Bahan pemeriksaan:

– Saline nasal wash– Usap nasofaring– Cough plate

• Pemeriksaan imunofluoresensi sediaan langsung• Kultur memakai media diperkaya, identifikasi dengan:

– Immunofluoresensi– Aglutinasi

Imunitas • Diperoleh sesudah infeksi atau vaksinasi• Vaksin:

– Whole cell (bakteri dimatikan) dalam triple vaccine DPT– Component vaccine / acellular vaccine

• Efek samping whole cell vaccine kelainan neurologis 1 per 310.000 (National Childhood Encephalopathy Study, 1981)

Terapi dan Kontrol• B. pertussis sensitif terhadap berbagai antibiotik• Eritromisin pada fase kataral untuk mematikan bakteri• Pemberian terapi sesudah fase paroksismal tidak

mempengaruhi perjalanan klinis penyakit• Kontrol dengan:

– Vaksinasi– isolasi penderita (tidak begitu efektif)

B. parapertussis• Menyebabkan penyakit menyerupai pertusis• Bakteri dapat hidup pada agar nutrien; pigmen coklat

yang larut pada media sesudah inkubasi 2 hari

B. bronchiseptica• Bakteri tumbuh pada agar nutrien, dalam waktu 1 hari,

gerak (+)• Penyebab infeki saluran nafas pada hewan (terutama

hewan percobaan di laboratorium)

BRONKHITIS AKUT

• Adalah radang/inflamasi pd trakheobronkhial krn infeksi (bakteri atau virus)

• Bakteri penyebab a.l adalah

1. Mycoplasma pneumoniae

2. Streptococcus pneumoniae

3. Haemophilus influenzae

BRONKHITIS KRONIK DGN EKSARSEBASI AKUT• Mrpk kead yg ditandai dgn gejala batuk kronis disertai sekret

mukus berlebihan yg bukan krn bronkhiektasis, asma atau tbc• Sering pd perokok atau disbbkan debu dan polusi udara di

tempat kerja• Penybb utama S. pneumoniae dan H. influenzae, kadang-2

S. aureus atau M. pneumoniae

BRONKHIOLITIS

• 75% krn virus, 25% krn bakteri (M. pneumoniae)

Mycoplasma pneumoniae

• procaryotes terkecil dan tersederhana yg berkembang biak dng cara membelah diri

• tdk memiliki dinding sel yg sempurna tdk memiliki bentuk yang tetap, tergantung pd lingkungan pertumbuhannya (inang)

• resisten thd antibiotika gol ß laktam• penyebab pneumonia dan infeksi pd persendian

Morfologi & identifikasi

• sukar diwarnai dng pew.Gram. • dari perbenihan cair dpt berupa cincin, batang filament

dan spiral.Dari perbenihan padat, bentuk tidak tentu dan mudah berubah (50-300 nm)

• pd biakan cair umur 48-96 jam, kekeruhan tidak tampak, pack cell (hasil centrifugasi) dng pew Giemsa bentuk pleomorf.

• Sub culture pd perbenihan padat koloni halus

• koloni yg menempel pd diding tabung sukar dilepas.Koloni halus

telur mata sapi (>1minggu)• mikroaerofilik, lebih senang pd lingkungan anaerob,

(biphasic)

Diagnosis laboratorium• bahan pemeriksaan: usap tenggorok, sputum• Mikroskopik tdk mendukung kultur dan serologi

PNEUMONIA

• Rdg akut jaringan paru disbk bakteri atau virus

• Bakteri penyebab antara lain :1. Streptococcus pneumoniae2. Legionella pneumophila3. Mycoplasma pneumoniae4. Chlamydia sp.5. Haemophilus influenzae6. Moraxella catarrhalis

7. Staphylococcus aureus

8. Klebsiella pneumoniae

9. Pseudomonas aeruginosa

• Penyebab dipengaruhi oleh faktor usia dan keadaan umum

• Kuman masuk melalui inhalasi udara, aspirasi atau hematogen

Recommended