View
221
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini akan diuraikan hasil hasil penelitian beserta
pembahasannya yang berkaitan dengan minat belajar dan hasil belajar siswa pada
pembelajaran matematika mengenai pemahaman tentang penjumlahan dan
pengurangan menggunakan model Treasure Hunt berbantuan media gambar.
Dalam penelitian ini akan dilakukan di SD Negeri 1 Mudal Boyolali yang
beralamat di Jalan Tentara Pelajar. Objek penelitian ini adalah siswa kelas 2 di SD
Negeri Mudal 1 Boyolali yang berjumlah 32 siswa terdiri dari 15 siswa laki-laki
dan 17 siswa perempuan. Berikut jadwal penelitian yang telah dilaksanakan:
Tabel 4.1
Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilaksanakn pada semester 1 tahun ajaran 2016/2017. Dalam
penelitian ini menggunakan alur dari Kemmis dan MCTanggart yang terdapat 2
tahapan yaitu siklus 1 dan siklus 2. Disetiap siklus terdiri 4 alur yaitu
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Siklus 1 dan siklus 2 masing-
masing memiliki 3 pertemuan. Hasil pelaksanaan dari Penelitian Tindakan Kelas
dikelas 2 semester 1 SD Negeri 1 Mudal Boyolali sebagai berikut:
Siklus Pertemuan
1 2 3
1 26 Juli 2017 27 Juli 2017 28 Juli 2017
2 29 Juli 2017 31 Juli 2017 01 Agustus 2017
51
4.1 Pra Siklus
4.1.1 Hasil belajar
Pada kegiatan pra siklus peneliti melakukan pengambilan data
mengenai kondisi awal siswa. Peneliti melakukan pengambilan data
menggunakan 2 tahapan yaitu memberikan soal pretest kepada siswa
untuk mengetahui hasil belajar siswa dan kemudian meminta siswa untuk
mengisi angket minat belajar matematika diakhir pembelajaran. Kedua
tahapan tersebut dilakukan sebelum diterapkannya model Treasure Hunt
berbantuan media gambar. Dari pengambilan data tersebut dapat diketahui
hasil belajar siswa dan minat belajar siswa melalui tabel berikut:
Tabel 4.2
Rekapitulasi Daftar Nilai Siswa Pra Sklus
Ketuntasan Jumlah siswa Presentase
Tuntas 14 38 %
Tidak tuntas 18 62 %
Gambar 4.1
Diagram Ketuntasan Pra Siklus
Tuntas:38%
Tidak Tuntas:62%
Hasil Belajar Prasiklus
Tuntas
Tidak Tuntas
52
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa terdapat 18 siswa yang tidak tuntas
dalam mengikuti test tersebut. Penilaian diatas merupakan sebagai acuan
dalam penelitian untuk mengupayakan peningkatan hasil belajar.
4.1.2 Minat
Selain mengumpulkan hasil belajar siswa, dalam penelitian ini peneliti
juga mengumpulkan hasil minat belajar siswa melalui angket. Adapun
hasil data minat belajar yang telah dikumpulkan sebagai berikut:
Tabel 4.3
Hasil Minat Belajar
Item Pertanyaan Jawaban Ya Jawaban Tidak
1 16 16
2 22 8
3 20 12
4 18 14
5 21 11
6 22 10
7 23 9
8 11 21
9 11 21
10 10 22
11 9 23
12 22 10
13 26 6
14 5 27
15 10 22
16 23 9
17 26 27
18 4 28
19 15 17
20 13 19
21 15 21
22 7 25
23 15 5
24 15 17
25 14 18
TOTAL 389 411
Rata-rata 12 13
Nilai jawaban “Ya” :1
Nilai jawaban “Tidak’:0
53
Dikonversikan dalam presentasi:
Jawaban “Ya” : 1 x 100% :100%
Jawaban “Tidak” : 0 x 100% : 0% (sehingga tidak perlu dihitung)
Perhitungan jawaban ya dari angket
Jawaban “Ya” rata-rata : 12/25 x 100%= 48%
Dari analisis skala guttman, titik kesesuain dibawah 50 % yaitu 48 ,
sehingga dapat dikatakan siswa SD Negeri 1 Mudal Boyolali kelas 2
semester 1 tidak berminat dalam belajar.
Dari tabel diatas terdapat hasil dari lembar angket yang telah dibagikan
dan analisis dari skala Guttman yang menunjukkan pada ketidak
beminatnya siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Sehingga ketidak
minatan siswa dalam proses pembelajaran pasti dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Menurut Djamarah (2002) yang peneliti simpulkan bahwa minat
belajar siswa dapat diekpresikan dalam beberapa hal misalnya akan lebih
menyukai sesuatu daripada yang lain, hal ini dapat dilihat pada lembar
angket nomer 3 yang berisi pertanyaan mengenai apakah mereka (siswa)
lebih menyukai pembelajaran selain matematika berdasarkan data diatas
didapat 20 siswa dari 32 siswa menjawab ya, sehingga dalam
pembelajaran matematika banyak siswa yang tidak tertarik dengan
pembelajaran matematika yang berdasarkan perolehan hasil 18 siswa yang
menjawab tidak tertarik mengikuti pembelajaran. Ketidak ketertarika dapat
juga dipengaruhi dalam beberapa hal seperti dalam proses belajar.
Sepaham oleh Anni (2013 yang telah disimpulkan oleh peneliti) dalam
menarik perhatian atau ketertarikan siswa terhadp suatu mata pelajaran
perlu diadakannya kegiatan yang menarik dalam pembelajaran hal ini dini
didukung dari perolehan data berdasrkan tabel diatas yaitu 23 siswa dari
32 siswa menginginkan pembelajaran yang variasi dan inovatif.
Berdasarkan hasil observasi sebelum diadakannya tindakan dalam
penelitian ini, rendahnya hasil belajar siswa disebabkan kurang tertariknya
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran matematika. Hal ini terlihat
54
ketika peneliti melakukan observasi dengan mengikuti proses
pembelajaran didalam kelas. Banyak siswa yang mengbrol sendiri,
bermain sendiri, sering menanyakan jam istirahat kepada guru. Selain itu,
dalam proses pembelajaran juga hanya berceramah dan menjawab soal
yang ada dalam buku siswa.
Mengacu pada data hasil minat belajar dan hasil belajar siswa sebelum
diadakannya tidakan, peneliti bersama dengan guru kelas melakukan
sebuah Penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan secara
berkolaborasi yaitu peneliti sebagai pelaksana dan guru sebagai obsever.
Pelaksanaan penelitian ini akan diadakan di SD Negeri 1 Mudal Boyolali
dengan menggunakan model Treasure Hunt berbantuan media gambar.
Penelitian ini akan dilakukan 2 siklus, yang setiap siklus memiliki 3
pertemuan.
4.2 Siklus I
Pada Siklus 1 ini akan membahas mengenai perencanaan (planning),
tindakan (acting), pengamatan (observing) dan hasil pengamatan yang
telah dilakukan setelah itu refleksi(reflection). Kegiatan ini setiap
pertemuan memiki waktu 2 X 35 menit.
4.2.1 Perencanaan
Pada tahap ini peneliti belum melaksanakan penelitian tindakan
namun guru bersama peneliti berdiskusi mengenai Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), alat peraga, media yang akan dipakai dan instrumen
yang terdiri dari lembar observasi guru pada setiap pertemuan
pembelajaran, lembar observasi siswa yang akan diiisi oleh guru selaku
observer disetiap pembelajaran, dan lembar soal bagi siswa yang
mencakup soal pretest, postes, uji validitas dan reliabelitas.
Kegiatan perencanaan ini bertujuan untuk merencanakan dan
mempersiapkan segala kebutuhan baik media, instrumen, materi sebagai
penunjang untuk melaksanakan tindakan. Kegiatan perencanaan meliputi:
55
a) Penyusunan Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun oleh peneliti
yang dibimbing oleh guru kelas. RPP yang telah disusun sudah
memenuhi karakteristik Matematika dengan penerapan Model
Treasure Hunt berbantuan media gambar. Pada pertemuan 1 RPP
yang disusun meliputi penjumlahan, pertemuan ke 2 meliputi
pengurangan dan pertemuan ke 3 merupakan riview materi
penjumlahan dan pengurangan disertai dengan tes.
2. Lembar Latihan Soal
Penyusunan lembar soal dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa setelah diberikan materi. Lembar latihan soal
berisi mengenai materi disetiap pertemuan pada proses
pembelajaran.
3. Media pembelajaran
Media pembelajaran merupak media penunjang dalam proses
pembelajaran karena dengan media siswa lebih mudah mengingat
dan memahami materi yang disampaikan. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan media gambar, alat peraga berupa
potongan sedotan, permen dalam menjelaskan dan
mempraktekkan penjumlahan dan pngurangan. Kegunaan lain
mengenai media gambar yaitu untuk menunjang proses
pembelajaran yang akan diadakan.
b) Penyusunan Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam peelitian ini adalah
1. Lembar observasi
Lembar observasi ini digunakan sebagai pedoman dalam
melaksanakan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru
selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi ini
sebagai landasan baik siswa maupun guru dalam melaksanakan
56
langkah-langkah model Treasure Hunt, mengorganisasi,
membimbing, memotivasi, serta menciptakan suasana yang
kondusif dalam prses pembelajaran.
2. Wawancara
Wawancara kepada kepala sekolah, guru, siswa, dan narasumber
yang terkait yang digunakan sebagai sumber informasi dan
mendapatkan jawaban melalui tanya jawab yang dilakukan.
Wawancara digunakan untuk mengetahui kondisi yang terjadi
dalam lingkungan tersebut sebelum peneliti menggali dan
menemukan permasalahan serta penyelesaiannya. Selain itu,
wawancara juga berguna untuk mengetahui karakter siswa agar
mudah dalam menyusun proses pembelajaran sejauh mana
ketertarikan dan usaha siswa dalam mengembangkan kemampuan
terhadap mata pelajaran matematika.
3. Soal Tes
Soal tes yang digunakan pada siklus 1 berjumlah 20 soal. Tes
hasil belajar digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa sudah
memahami materi yang sudah disampaikan. Tes hasil belajar juga
untuk mengukur seberapa besar pengaruh model pembelajaran
Treasure Hunt dalam mempengaruhi hasil belajar siswa dalam
pembelajaran matematika.
4. Angket
Lembar angket siswa digunakan untuk mengetahui dan mengukur
ketrtarikan siswa atau minat siswa dalam belajar dan proses
pembelajaran yang berlangsung. Minat siswa secaa tidak
langsung juga mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini
disebabkan apabila siswa sudah tidak tertarik dengan
pembelajaran maka mereka akan mencari kesibukan sendiri dan
akibatnya mereka tidak mengerti pembelajaran yang telah
disampaikan.
57
4.2.2 Pelaksanaan dan Pengamatan
a) Pertemuan 1
Pertemuan 1 pada siklus 1 dilaksanakan hari Rabu pada tanggal 26
Juli 2017. Dalam pertemuan ini peneliti diberi waktu 2 x 35 menit
untuk melaksanakan penelitian. Pada kegiatan awal pembelajaran guru
mengucapkan salam kemudian mengajak siswa untuk berdoa sebelum
pembelajaran dimulai, melakukan absensi, menanyakan kesiapan
siswa untuk memulai pembelajaran, menyampaikan peraturan kelas
dan melakukan apersepsi.
Pada kegiatan inti setelah siswa mengetahui tujuan pembelajaran,
guru memberikan penjelasan mengenai penjumlahan dan berbagai
contoh soal. Dalam kegiatan ini, guru menjelaskan menggunakan alat
peraga yaitu potongan sedotan. Dalam menjelaskan guru juga
memberikan contoh dengan memeragakannya, guru juga meminta
beberapa siswa untuk mencoba didepan kelas. Setelah siswa
memahami, guru membagi ke dalam 5 kelompok, setiap kelompok
terdiri dari 6-7 siswa. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal
secara berkelompok dengan menggunakan sedotan yang telah
dibagikan. Setelah selesai guru bersama siswa membahas besama-
sama.
Setelah siswa dirasa cukup memahami dan mengerti, guru
mengajak siswa untuk bermain yaitu menngunakan model permainan
Treasure Hunt. Siswa dijelaskan mengenai langkah-langkah dan guru
juga memberi contoh agar siswa lebih mudah memahami. Permainan
yang akan dilakukan adalah siswa harus melengkapi puzzle yang
hilang dan untuk menyelesaikannya terdapat rintangan yang hrus
dilalui. Rintangan-rintangan tersebut berupa soal. Setelah siswa
berhasil menyelesaikannya, siswa diminta untuk kembali kekelas.
Guru dan siswa membahas mengenai kesulitan yang mereka hadapi
dan membahas soal yang blm bisa.
58
Kegiatan akhir, guru memberikan evaluasi bersama-sama dengan
siswa mengenai kegiatan yang telah dikerjakan.
b) Pertemuan 2
Pertemuan 2 pada siklus 1 dilaksanakan hari Kamis pada tanggal
27 Juli 2017. Dalam pertemuan ini peneliti diberi waktu 2 x 35 menit
untuk melaksanakan penelitian. Pada kegiatan awal pembelajaran guru
mengucapkan salam kemudian mengajak siswa untuk berdoa sebelum
pembelajaran dimulai, melakukan absensi, menanyakan kesiapan
siswa untuk memulai pembelajaran, menyampaikan peraturan kelas,
mengingatkan kembali materi pembelajaran sebelumnya dan
melakukan apersepsi.
Pada kegiatan inti setelah siswa mengetahui tujuan pembelajaran,
guru meminta siswa untuk memperhatikan sebuah video. Guru
mengajak siswa untuk menyanyi dan menari bersama. Setelah itu guru
dan siswa melakukan tanya jawab mengenai video (video berisi lagu
pengurangan) tersebut. Dalam kegiatan ini, guru menjelaskan
menggunakan alat peraga yaitu permen. Dalam menjelaskan guru juga
memberikan contoh dengan memeragakannya, guru juga meminta
beberapa siswa untuk mencoba didepan kelas. Setelah siswa
memahami, guru membagi ke dalam 5 kelompok, setiap kelompok
terdiri dari 6-7 siswa. Guru menjelaskan permainan yang akan
dilakukan dan memberi contoh supaya siswa mengerti.
Setelah siswa selesai melakukan permainan, guru melakukan
evaluasi dengan menanyakan kesulitan yang dihadapi dan membahas
soal yang tadi sudah dikerjakan.
Kegiatan akhir, guru bersama dengan siswa menyimpulkan
pembelajaran hari ini.
c) Pertemuan 3
Pertemuan 3 pada siklus 1 dilaksanakan hari Jumat pada tanggal
28 Juli 2017. Dalam pertemuan ini peneliti diberi waktu yang lebih
banyak yaitu jam 7 sampai jam 10 (smpai pulang sekolah) untuk
59
melaksanakan penelitian. Pada kegiatan awal pembelajaran guru
mengucapkan salam kemudian mengajak siswa untuk berdoa sebelum
pembelajaran dimulai, melakukan absensi, menanyakan kesiapan
siswa untuk memulai pembelajaran, menyampaikan peraturan kelas
dan melakukan apersepsi.
Pada kegiatan inti, guru melakukan riview mengenai materi yang
telah diajarkan sebelum dilakukan tes. Guru menanyakan tentang
kesulitan yang dihadapi siswa. Guru bersama siswa melakukan tanya
jawab dan membahas soal bersama- sama. Setelah itu, siswa diminta
utuk menyiapkan alat tulis, guru membagikan soal tes yang sudah
disediakan. Guru meminta siswa mengerjakan secara jujur dan
mandiri dengan waktu yang telah ditentukan.
Setelah selesai mengerjakan siswa diminta untuk mengisi lembar
angket untuk mengetahui minat siswa dengan dipandu oleh guru
dalam mengerjakannya.
Guru melakukan evaluasi.
4.2.3 Hasil Pelaksanaan dan Pengamatan
Pada pertemuan ketiga siklus 1 telah diadakan tes untuk
mengetahui hasil belajar siswa. Dari hasil yang telah diperoleh dengan
adanya penelitian tindakan kelas, terdapat peningkatan dibandingkan hasil
pra siklus. Hasil belajar siswa kelas 2 semester 1 tentang pemahaman
penjumlahan dan pengurangan telah tersaji dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.3
Hasil Belajar Siswa Siklus 1
No. Ketuntasan Frekuensi Presentase
1. Tuntas 24 75%
2. Tidak Tuntas 8 25%
3. Jumlah 32
Nilai Rata-rata 78,3
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 60
60
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata yang diperoleh
adalah 78,3dibandingkan dengan nilai rata-rata yang diperoleh dari pra
siklus adalah 65. Jumlah siswa yang tuntas dalam siklus 1 mengalami
kenaikan menjadi 24 siswa dibandingkan dengan pra siklus terdapat 18
siswa yang tidak tuntas dari 32 siswa. Dari hasil tes siklus 1 dapat
disajikan dalam bentuk diagaram dibawah ini:
Gambar 4.2
Diagram Ketuntasan Siklus 1
Dari diagram diatas dapat lihat terdapat kenaikan yang diperoleh dari Pra
Siklus dan Siklus 1%. Dari diagram diatas, siswa yang tuntas sebesar 75%,
dengan demikian 75% dari 32 siswa ialah sebanyak 20 siswa yang
dinyatakan tuntas. Hasil belajar siswa yang diperoleh dalam siklus 1 belum
mencapai ketuntasan yang telah ditetapkan pada indikator keberhasilan
sebesar 80 %. Kenaikan yang diperoleh dari pra siklus ke siklus 1, dapat
dilihat dari tabell dibawah ini:
75%
25%
SIKLUS 1
Tuntas
Tidak Tuntas
61
Tabel 4.5
Hasil Ketuntasan Prasiklus dan Siklus 1
No. Ketuntasa
n
Pra Siklus Sklus 1
Frekuensi Presentasi frekuensi presentasi
1. Tuntas 14 38% 24 75%
2. Tidak
Tuntas
18 62% 8 25%
Jumlah 32 100% 32 100%
Nilai rata-rata 65 78
Nilai tertinggi 85 95
Nilai Terendah 35 65
Dari tabel diatas dapat dilihat mengenai perbandingan hasil yang
diperoleh dari prasiklus hasil ketuntasan belajar diperoleh 63% yitu
sebanyak 18 orang dari 32 siswa sedangkan siklus 1 mengalami kenaikan
ketuntasan belajar sebanyak 75% yaitu sebanyak 24 siswa mengalami
ketuntasan belajar sehingga dari tabel tersebut dapat dijelaskan mengenai
adanya kenaikan hasil ketuntasan belajar siswa. Berikut terdapat diagram
yang disajikan dibawah ini:
Diagram 4.3
Hasil Ketuntasan Belajar Prasiklus dan Siklus 1
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Pra Siklus Siklus 1
38%
75%
63%
25%
Hasil Ketuntasan Pra Siklus dan Siklus 1
Tuntas
Tidak Tuntas
62
Selain hasil belajar yang diperoleh, peneliti juga mengumpulkan hasil
observasi dalam pembelajaran matematika yang menerapkan model
Treasure Hunt berbantuan media gambar. Hasil observasi ini mengacu
pada lembar observasi untuk kegiatan mengajar guru dan kegiatan siswa
dalam pembelajaran. Lembar observasi ini diisi dengan cara memberi
centang (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak”. Pengisisan lembar observasi
ini dilakukan oleh guru sebagai observer. Berikut adalah tabel hasil
kegiatan guru dan siswa:
Tabel 4.6
Hasil Observasi Siklus 1
No. Pertemuan
Lembar Observasi
Guru
Lembar Observasi Siswa
Ya Tidak Ya Tidak
1. 1 23 23
2. 2 20 20
3. 3 13 13
Kegiatan pelaksanaan tindakan kelas initidak hanya hasil dari minat belaj
dan hasil saja, namun masih terdapat nlai dari observer (guru) yang
memberikan penilaian terhadap aktivitas kegiatan proses belajar mengajar.
Lembar observasi ini terdapat 2 jenis yitu lampiran guru sebagai acuan
untuk mengamati kinerja guru dalam proses belajar mengajar
yangdicocokan pada Rencana Prelaksanaan Pembelajaran dan lembar
observasi siswa ditujukkan pada siswa dalam setiap kegiatan proses
belajar. Lembar observer ini dilakukan dari pertemuan 1 sampai 3 pada
setiap siklus, berikut penjelasan observer bersama peneliti evaluasi dalam
setiap akhir pembelajaran:
a) Hasil Observasi Pertemuan 1
Dari hasil lembar observasi guru pelaksanaan pembelajaran sudah
semua terlaksana, namun terdapat beberapa kekurangan dalam
63
pelaksanaan pembelajaran sehingga dalam pelaksanaan berikutnya
harus ditingkatkan. Perbaikan tersebut berupa suara yang harus
dikeraskan lagi karena suara guru kurang terdengar sampai
dibelakang, dalam penejelasan materi dalam setiap tahap di RPP
sudah terlaksana dengan baik. Dalam pelaksanaan meminta siswa
untuk beberapa mencoba didepan sudah sangat baik, dan upayakan
mengondusifkan suasana kelas dengan ditambah lagi mungkin
perarturan kelas. Sedangkan dalam lembar observasi siswa dalam
pelaksanaan pembelajaran sudah baik. Namun terdapat beberapa siswa
yang tidak ikut dalam kerja kelompok, terdapat beberapa anak yang
hanya bermain dan tidak ikut mengerjakan. Upaya guru dalam
menegur dan mengingatkan sudah baik meskipun terdapat beberapa
siswa yang bandel. Terdapat 1 kelompok yang belum mengerti
tugasnya. Hal ini dikarenakan mereka berbicara sendiri pada waktu
diberi penjelasan dan contoh.
Selain itu, dalam penerapan model Treasure Hunt sudah baik, baik
dalam pengenalan model pembelajaran dan permainan yang akan
dilakukan dan instruksi yang dijelaskan juga sudah cukup baik. Dalam
penerapan model pembelajaran ini juga terdapat kelemahan seperti
terlalu jauh dari kelas dalam mencari gambar yang harus dilengkapi,
terdapat beberapa siswa yang hany duduk. Sehingga dalam pertemuan
berikutnya lebih dekat jarak agar bisa meminimalkan waktu.
b) Hasil Observasi Pertemuan 2
Dalam pertemuan kedua ini banyak peningkatan melalui lembar
observasi guru yang telah dievaluasi. Guru sudah semakin baik dalam
mengatur kelas seperti mengkondusifkan kelas dengan pengoptimalan
dalam menerapkan peraturan kelas. Dalam pelaksanaan semua sudah
terlaksana dengan baik. Dalam memanajemen waktu juga sudah baik.
Motivasi kepada siswa sudah baik karena memberikan pernyataan
dalam memotivasi siswa untuk lebih giat belajar dan tidak boleh putus
asa hanya karena belum menang dalam permainan ini serta
64
memberikan rasa penasaran untuk pembelajaran berikutnya apabila
akan terdapat beberapa permainan di pembelajaran berikutnya.
Siswa sangat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran dengan
adanya pertanyaan dari beberapa siswa mengenai apa kegiatan
pembelajaran hari ini bu apakah akan bermain kembali.
Dalam penerapan model Treasure Hunt juga sudah berjalan dengan
baik, instruksi beserta contoh yang sampaikan dalam menjelaskan
sudah baik.
Selain lenbar observasi guru terdapat juga lembar observasi siswa
yaitu pengamatan yang dilakukan oleh observer dalam proses
pembelajaran. Dalam lembar kerja siswa observer menjelaskan bahwa
dalam pelaksanaan siswa sudah baik, lebih terarah meskipun terdapat
beberapa siswa yang bingung dalam mencari jawaban.
c) Hasil Observasi Pertemuan 3
Dalam pertemuan ke3 ini sangat menarik karena bukan hanya
membersihkan ruangan kelas namun juga memberikan pembelajaran
bagi siswa. Evaluasi yang diberikan guru sebelum tes sudah baik.
Namun lebih baik apabila diberikan beberapa contoh lain misal 34 - ...
= 8 dalam pemberian contoh ini sebagiknya diperbanyak karena siswa
masih ada beberapa yang belum mengerti dan sesuaikan soal dengan
tes yang akan dilakukan.
4.2.4 Refleksi
Setelah siklus 1 selesai dilaksanakan, maka perlu dilaksanakan refleksi
untuk melihat kekurangan, kelebihan dan solusi yang tepat untuk
diterapkan pada siklus 2 dan juga yang akan menjadi acuan dalam
pelaksanaan dalam siklus 2 supaya bisa mendapatkan hasil yang lebih baik
dengan memperbaiki kesalahan pada siklus 1. Pada tahap refleksi ini
peneliti bersama guru yang sebagai observer dalam penelitian ini melalui
diskusi mengambil kesimpulan yang berdasarkan observasi dalam
pelaksanaan pada siklus 1 mengenai kelebihan dan kekurangan dalam
65
dalam penerapan model pembelajaran Treasure Hunt. Berikut kelebihan
dalam penerapan model Treasure Hunt yaitu,
a) siswa lebih akrab dengan siswa lainnya,
b) belajar memecahkan masalah yang dalam penelitian ini permasalahan
yang terkait ialah soal yang harus dikerjakan,
c) kerjasama dalam kelompok yang dilakukan dalam mencari gambar,
melatih sikap jujur dalam mengerjakan tugas.
d) Siswa sangat antusias dalam melaksanakan kegiatan, hal ini dilihat dari
ketika siswa melaksanakan kegiatan.
e) siswa lebih akrab dalam berinteraksi,
f) dalam setiap pertemuan siswa akan selalu penasaran mengenai
kegiatan yang akan dilakukan, lebih aktif dalam menjawab pertanyaan,
mereka lebih fokus menggenai kegiatan yang akan dilakukan, siswa
lebih tertarik dalam mengikuti setiap prose yang dilakukan.
Selain kelebihan model Treasure Hunt juga memiliki kelemahan seperti
a) waktu yang digunakan cukup banyak, karena ada beberapa siswa yang
bermain sendiri.
b) Membutuhkan tempat yang luas,
c) Terdapatnya beberapa siswa yang tidak ikut mengerjakan dalam kerja
kelompok.
Dalam pelaksanaan pembelajaran juga terdapat
Pada siklus 1 masih ada siswa yang memiliki hasil belajar yang
belum tuntas yaitu sebanyak 8 siswa dengan presentase 25 % sedangkan
yang tuntas sebanyak 24 siswa 75%. Hal ini dikarenakan masih banyak
yang bermain dan tidak fokus dengan materi yang diberikan guru,
kebanyakan siswa bersendau gurau saat berkelompok.
Setelah pelaksanaan dan pengamatan yang telah di peroleh di
Siklus 1, ada beberapa hal yang harus diperbaiki untuk pembelajaran di
Siklus 2, yaitu:
66
a) manajement waktu guru akan lebih sportif dalam memberikan waktu
dalam pengerjaan,
b) dalam siklus ke 2 ini siswa akan menerapkan permainan didalam kelas
sehingga tidak mengganggu kelas yang lain dan juga mempersingkat
waktu karena pelaksanaan siswa akan berada didekat tempat
duduknya,
c) permainan ini akan dibuat lebih sederhana dan dalam observasi masih
ada beberapa siswa yang tidak ikut mengerjakan maka siswa akan tetap
dibentuk dalam kelompok namun mereka akan mengerjakan soal
dalam kartu serta dalam penyampaian materi guru akan lebih
melibatkan siswa dalam memperagakannya.
4.3 Siklus II
4.3.1 Perencanaan
Pada tahap ini peneliti sudah melaksanakan tindakan kelas yaitu
menggunakan model pembelajaran Treasure Hunt berbantuan media
gambar. Pada pelaksanaan siklus 2 yang akan dilakukan, pada tahap ini
peneliti bersama guru mendiskusikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), alat peraga seperti kartu soal, kartu bilangan, gambar harta karun,
cerita, permen baik dalam bentuk gambar dan permen secara nyata yang
akan dipakai dalam proses pembelajaran dan instrumen yang terdiri dari
lembar observasi guru pada setiap pertemuan pembelajaran, lembar
observasi siswa yang akan diiisi oleh guru selaku observer disetiap
pembelajaran, dan lembar soal bagi siswa yang mencakup soal pretest,
postes, uji validitas dan reliabelitas.
Kegiatan perencanaan ini bertujuan untuk mempersiapkan segala
kebutuhan baik media, instrumen, materi sebagai penunjang untuk
melaksanakan tindakan. Kegiatan perencanaan meliputi:
a) Penyusunan Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
67
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun oleh peneliti
yang dibimbing oleh guru kelas. RPP yang telah disusun sudah
memenuhi karakteristik Matematika dengan penerapan Model
Treasure Hunt berbantuan media gambar. Pada pertemuan 1 RPP
yang disusun meliputi penjumlahan, pertemuan ke 2 meliputi
pengurangan dan pertemuan ke 3 merupakan riview materi
penjumlahan dan pengurangan disertai dengan tes.
2. Lembar Latihan Soal
Penyusunan lembar soal dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa setelah diberikan materi. Lembar latihan soal
berisi mengenai materi disetiap pertemuan pada proses
pembelajaran.
3. Media pembelajaran
Media pembelajaran merupak media penunjang dalam proses
pembelajaran karena dengan media siswa lebih mudah mengingat
dan memahami materi yang disampaikan. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan media gambar, alat peraga berupa
potongan sedotan, permen dalam menjelaskan dan
mempraktekkan penjumlahan dan pngurangan. Kegunaan lain
mengenai media gambar yaitu untuk menunjang proses
pembelajaran yang akan diadakan.
b) Penyusunan Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam peelitian ini adalah
1. Lembar observasi
Lembar observasi ini digunakan sebagai pedoman dalam
melaksanakan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru
selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi ini
sebagai landasan baik siswa maupun guru dalam melaksanakan
langkah-langkah model Treasure Hunt, mengorganisasi,
68
membimbing, memotivasi, serta menciptakan suasana yang
kondusif dalam prses pembelajaran.
2. Wawancara
Wawancara kepada kepala sekolah, guru, siswa, dan narasumber
yang terkait yang digunakan sebagai sumber informasi dan
mendapatkan jawaban melalui tanya jawab yang dilakukan.
Wawancara digunakan untuk mengetahui kondisi yang terjadi
dalam lingkungan tersebut sebelum peneliti menggali dan
menemukan permasalahan serta penyelesaiannya. Selain itu,
wawancara juga berguna untuk mengetahui karakter siswa agar
mudah dalam menyusun proses pembelajaran sejauh mana
ketertarikan dan usaha siswa dalam mengembangkan kemampuan
terhadap mata pelajaran matematika.
3. Soal Tes
Soal tes yang digunakan pada siklus 1 berjumlah 20 soal. Tes
hasil belajar digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa sudah
memahami materi yang sudah disampaikan. Tes hasil belajar juga
untuk mengukur seberapa besar pengaruh model pembelajaran
Treasure Hunt dalam mempengaruhi hasil belajar siswa dalam
pembelajaran matematika.
4. Angket
Lembar angket siswa digunakan untuk mengetahui dan mengukur
ketrtarikan siswa atau minat siswa dalam belajar dan proses
pembelajaran yang berlangsung. Minat siswa secaa tidak
langsung juga mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini
disebabkan apabila siswa sudah tidak tertarik dengan
pembelajaran maka mereka akan mencari kesibukan sendiri dan
akibatnya mereka tidak mengerti pembelajaran yang telah
disampaikan.
69
4.3.2 Pelaksanaan dan Pengamatan
a) Pertemuan 1
Pertemuan 1 pada siklus 2 dilaksanakan hari Sabtu pada tanggal 29
Juli 2017. Dalam pertemuan ini peneliti diberi waktu 2 x 35 menit
untuk melaksanakan penelitian. Pada kegiatan awal pembelajaran guru
mengucapkan salam kemudian mengajak siswa untuk berdoa sebelum
pembelajaran dimulai, melakukan absensi, menanyakan kesiapan
siswa untuk memulai pembelajaran, menyampaikan peraturan kelas
dan melakukan apersepsi.
Pada kegiatan inti setelah siswa mengetahui tujuan pembelajaran, guru
menempelkan papan penjumlahan didepan kelas. Guru memberikan
penjelasan mengenai penjumlahan dan berbagai contoh soal. Guru
juga meminta beberapa siswa untuk mencoba didepan kelas. Setelah
siswa memahami, guru membagi ke dalam 5 kelompok, setiap
kelompok terdiri dari 6-7 siswa. Guru mengajak siswa untuk bermain
yaitu menngunakan model permainan Treasure Hunt. Siswa dijelaskan
mengenai langkah-langkah dan guru juga memberi contoh agar siswa
lebih mudah memahami.
Kegiatan akhir, guru memberikan evaluasi bersama-sama dengan
siswa mengenai kegiatan yang telah dikerjakan.
b) Pertemuan 2
Pertemuan 2 pada siklus 2 dilaksanakan hari Senin pada tanggal
31 Juli 2017. Dalam pertemuan ini peneliti diberi waktu 2 x 35 menit
untuk melaksanakan penelitian. Pada kegiatan awal pembelajaran guru
mengucapkan salam kemudian mengajak siswa untuk berdoa sebelum
pembelajaran dimulai, melakukan absensi, menanyakan kesiapan
siswa untuk memulai pembelajaran, menyampaikan peraturan kelas,
mengingatkan kembali materi pembelajaran sebelumnya dan
melakukan apersepsi.
Pada kegiatan inti, siswa diminta untuk memperhatikan guru yang
sedang bercerita mengenai penjualan dipasar dengan menggunakan
70
alat peraga yaitu gambar. Setelah selesai guru melakukan tanya jawab
kepada siswa. Guru kembali bercerita dengan memita siswa yang
melakukannya. Dalam menjelaskan guru juga memberikan contoh
dengan memeragakannya. Setelah siswa memahami, guru membagi ke
dalam 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 6-7 siswa. Guru
menjelaskan permainan yang akan dilakukan dan memberi contoh
supaya siswa mengerti.
Setiap kelompok akan diberi sebuah tabung yang didalamnya
berisi banyak soal dan gambar yang akan dicari. Disini setiap siswa
akan mengambil undian didalam tabung tersebut apabila mendapatkan
soal atau instruksi mereka akn melaksanakan dan mengerjakannya
dalam lembar jawaban yang telah disediakan. Dalam permainan ini
mereka akan mencari gambar harta karun yang terpotong sehingn
merka harus melengkapi dan siapa yang dapat mereka pemenengnya.
Setelah siswa selesai melakukan permainan, guru melakukan
evaluasi dengan menanyakan kesulitan yang dihadapi dan membahas
soal yang tadi sudah dikerjakan.
Kegiatan akhir, guru bersama dengan siswa menyimpulkan
pembelajaran hari ini.
c) Pertemuan 3
Pertemuan 3 pada siklus 2 dilaksanakan hari Selasa pada tanggal 1
Agustus 2017. Dalam pertemuan ini peneliti diberi waktu 2 x 35 m3nit
untuk melaksanakan penelitian. Pada kegiatan awal pembelajaran guru
mengucapkan salam kemudian mengajak siswa untuk berdoa sebelum
pembelajaran dimulai, melakukan absensi, menanyakan kesiapan
siswa untuk memulai pembelajaran, menyampaikan peraturan kelas
dan melakukan apersepsi.
Pada kegiatan inti, guru melakukan riview mengenai materi yang
telah diajarkan sebelum dilakukan tes. Guru menanyakan tentang
kesulitan yang dihadapi siswa. Guru bersama siswa melakukan tanya
jawab dan membahas soal bersama- sama. Setelah itu, siswa diminta
71
utuk menyiapkan alat tulis, guru membagikan soal tes yang sudah
disediakan. Guru meminta siswa mengerjakan secara jujur dan
mandiri dengan waktu yang telah ditentukan.
Setelah selesai mengerjakan siswa diminta untuk mengisi lembar
angket untuk mengetahui minat siswa dengn dipandu oleh guru dalam
mengerjakannya.
Guru melakukan evaluasi.
4.3.3 Hasil Pelaksanaan dan Pengamatan
Hasil pertemuan ketiga di siklus 2, setelah memperoleh tindakan
mengalami peningkatan dibandingkan siklus 1. Berikut hasil beljar siswa
dapat dilihat:
Tabel 4.7
Hasil Ketuntasan Siklus 2
No. Ketuntasan Frekuensi Presentase
1. Tuntas 32 100%
2. Tidak Tuntas 0
3. Jumlah 32
Nilai Rata-rata 87
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 75
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata yang diperoleh adalah
87 dibandingkan dengan nilai rata-rata yang diperoleh dari siklus 1 adalah
78. Jumlah siswa yang tuntas dalam siklus 2 mengalami kenaikan menjadi
32 siswa dibandingkan dengan pra siklus terdapat 8 siswa yang tidak
tuntas dari 32 siswa. Dengan demikian kenaikan ketuntasan hasil belajar
pada siklus 2 mengalami kenaikan 100%. Dari hasil tes siklus 2 dapat
disajikan dalam bentuk diagaram dibawah ini:
72
Gambar 4.4
Diagram Ketuntasan Siklus 2
Dari diagram diatas dapat lihat bahwa kenaikan yang diperoleh dari Siklus
2 yaitu sebesar 100 %. Hasil belajar siswa yang diperoleh dalam siklus 2
sudah mencapai ketuntasan karena sudah mencapai indikator ketuntasan
yang telah ditetapkan. Kenaikan yang diperoleh dari siklus 1 ke siklus 2,
dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 4.8
Perbandingan Siklus 1 – Siklus 2
No. Ketuntasan Siklus 1 Sklus 2
Frekuensi Presentasi frekuensi presentasi
3. Tuntas 8 25% 32 100%
4. Tidak Tuntas 24 75% -
Jumlah 32 100% 32 100%
Nilai rata-rata 78 87
Nilai tertinggi 90 100
Nilai Terendah 55 75
100%
SIKLUS 2
Tuntas
73
Dalam tabel diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat kenaikan ketuntasan
dalam setiap siklus yang telah dilakukan. Peningkatan ketuntasan hasil
belajar dari prasiklus, siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat dari tabel berikut:
Gambar 4.5
Diagram Ketuntasan Hasil Belajar siklus 1 dan Siklus 2
Selain hasil belajar siswa, peneliti juga mencantumkan hasil minat belajar
siswa pada pembelajaran matematika. Adapun data yang diperoleh dapat
dilihat dalam tabel berikut ini:
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Siklus 1 Siklus 2
75%
100%
25%
0%
Hasil Ketuntasan Siklus 1 dan Siklus 2
Tuntas
Tidak Tuntas
74
Tabel 4.9
Skor minat belajar siswa pada pembelajaran matematika
ITEM PERTANYAAN
JAWABAN YA
JAWABAN TIDAK
1 15 17
2 27 5
3 22 10
4 17 15
5 21 11
6 22 10
7 26 6
8 20 12
9 17 15
10 15 17
11 19 13
12 22 10
13 26 6
14 26 6
15 23 9
16 22 10
17 23 9
18 21 11
19 16 16
20 11 21
21 15 17
22 10 22
23 16 16
24 16 16
25 14 18
TOTAL 456 344
Rata-rata 14,25 13,75
Nilai jawaban “Ya” :1
Nilai jawaban “Tidak’:0
Dikonversikan dalam presentasi:
Jawaban “Ya” : 1 x 100% :100%
Jawaban “Tidak” : 0 x 100% : 0% (sehingga tidak perlu
dihitung)
Perhitungan jawaban ya dari angket
Jawaban “Ya” rata-rata : 14,25/25 x 100%= 57%
75
Dari analisis skala guttman, titik kesesuain dibawah 50 % yaitu 57 ,
sehingga dapat dikatakan siswa SD Negeri 1 Mudal Boyolali kelas 2
semseter 1 berminat dalam belajar.
Dari tabel diatas terdapat hasil dari lembar angket yang telah dibagikan
dan analisis dari skala Guttman yang menunjukkan pada ketidak
beminatnya siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Sehingga ketidak
minatan siswa dalam proses pembelajaran pasti dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Menurut Djamarah (2002) yang peneliti simpulkan bahwa minat
belajar siswa dapat diekpresikan dalam beberapa hal misalnya akan lebih
menyukai sesuatu daripada yang lain, hal ini dapat dilihat pada lembar
angket nomer 3 yang berisi pertanyaan mengenai apakah mereka (siswa)
lebih menyukai pembelajaran selain matematika berdasarkan data diatas
didapat 24 siswa dari 32 siswa menjawab ya, dan dalam siklus 2 ini
terdapat pada kenaikan siswa yang memiliki ketertarikan dalam dalam
pembelajaran matematikasehingga dalam pembelajaran matematika
banyak siswa yang tidak tertarik dengan pembelajaran matematika yang
berdasarkan perolehan hasil 18 siswa yang menjawab tidak tertarik
mengikuti pembelajaran berubah menjadi 24 siswa yang mengalami
ketertarkan. Ketidak ketertarika dapat juga dipengaruhi dalam beberapa
hal seperti dalam proses belajar. Sepaham oleh Anni (2013 yang telah
disimpulkan oleh peneliti) dalam menarik perhatian atau ketertarikan siswa
terhadap suatu mata pelajaran perlu diadakannya kegiatan yang menarik
dalam pembelajaran hal ini ini didukung dari perolehan data berdasarkan
tabel diatas yaitu 26 siswa dari 32 siswa menginginkan pembelajaran yang
variasi dan inovatif.
Selain hasil belajar yang diperoleh, peneliti juga mengumpulkan hasil
observasi dalam pembelajaran matematika yang menerapkan model
Treasure Hunt berbantuan media gambar. Hasil observasi ini mengacu
pada lembar observasi untuk kegiatan mengajar guru dan kegiatan siswa
dalam pembelajaran. Lembar observasi ini diisi dengan cara memberi
centang (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak”. Pengisisan lembar observasi
76
ini dilakukan oleh guru sebagai observer. Berikut adalah tabel hasil
kegiatan guru dan siswa:
Tabel 4.10
Hasil Observasi Siklus 2
No. Pertemuan Lembar Observasi Guru Lembar Observasi Siswa
Ya Tidak Ya Tidak
1. 1 17 17
2. 2 15 15
3. 3 13 13
Hasil observasi baik guru maupun siswa yang dilakukan dalam siklus 2 ini
merupakan perbaikan dari siklus 1 yang masih banyak kekurangannya.
Berikut penjelasan perbaikan dalam setiap pertemuanpada siklus 2.
a) Pertemuan 1
Dalam pertemuan 1 pada siklus 2 ini memiliki banyak peningkatan.
Dalam tabel yang tertera diatas dapat dilihat bahwa pelaksanaan yang
dilakukan dalam observasi sudah berjalan dengan baik. Seperti
menggunakan waktu dengan baik, media yang menunjuang sehingga
permainan dapat dilaksanakan didalam kelas, mampu membuat
suasana kelas lebih kondusif dari sebelumnya. Meskipun sudah
banyak peningkatan namun masih terdapat beberapa catatan dari
observer guna untuk memperbaiki dalam pertemuan ke 2 nanti. Guru
juga sudah melibatkan siswa dalam memeragakan didepan kelas
ketika proses telah dilakukan.
Dalam lembar observasi siswa juga sudah mengalami kenaikan seperti
siswa sangat tertarik pada pembelajaran permainan kartu yang
dilakukan ini, sebagian besar siswa sudah melaksanakan permainan
dengan baik, meskipun terdapat 1, 2 orang anak yang tidak jujur
77
dengan membalik kartuagar segera mendapatkan gambar harta karun.
Namun hal tersebut dapat dihindari dalam pertemuan nanti.
Sehingga kesimpulan dari pertemuan 1 ini, model pembelajaran
Treasure Hunt sudah berjalan dengan sangat baik.
b) Pertemuan 2
Pertemuan 2 dalam siklus 2 juga merupakan tidakan perbaikan dari
pertemuan sebelumnya baik dari siklus 1 dan siklus 2 dari pertemuan
1. Dalam siklus 1, terdapa siswa yang masih bingung dalam
menemukan jawaban dan pada siklus 2 dalam pertemuan 1 terdapat
siswaa yang curang mengenai proses permainan. Sehingga dalam
pertemuan ke 2 ini penulis hanya memberikan soal yang digulung dan
ditaruh dalam tabung dengan posisi soal tergulung. Hal ini dapat
mengantisipasi siswa untuk melakukan hal jujur dalam permainan.
dalam lembar observasi guru tidak terdapat catatan observer mengenai
guru namun hanya tertulis untuk lebih meningkatan belajar siswa.
dalam lembar observasi siswa, semua pembelajaran sudah terlaksana
dengan baik. Sesuai dengan keterangan dalam lembar observasi siswa
yang diberikan setelah pembelajaran kelas selesai.
c) Pertemuan 3
Dalam pertemuan ketiga ini, baik catatan observasi guru maupun
siswa tidak terdapat catatan dari observer. Dalam pertemuan ketiga ini
hanya dilakukan riview materi sebelum tes dimulai dan pengambilan
angket.
4.3.4 Refleksi
Berdasarkan hasil pelaksanaan dan pengamatan yang telah dilakukan pada
siklus 2 dengan model pembelajaran Treasure Hunt berbantuan media
gambar. Dapat direfleksikan sebagai berikut:
a) Bagi guru
Dalam lembar observasi guru yang telah dijelaskan pada setiap
pertemuan dalam setiap siklus dan pelaksanaan yang telah dilakukan
untuk memperbaiki dalam mengajar, hasil dan tujuan pembelajaran
78
sudah baik. Hal ini dapat dilihat tidak adanya catatan oleh observer
untuk memperbaiki. Dalam evaluasi observer hanya memberi
penjelasan mengenai pelaksanaan pembelajaran dalam penerapan
model pembelajaran Treasure Hunt sudah baik dan berjalan dengan
baik.
b) Bagi siswa
Dalam proses pembelajaran setiap kegiatan dan tahapan telah
diselesaikan dengan baik termasuk dalam upaya memperbaiki.
Setelah dilakukan refleksi dengan guru kelas 2 SD Negeri 1 Mudal
Boyolali telah disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran yang
dilakukan sudah berjalan dengan baik, penggunaan meodel Treasure
Hunt sudah baik, penyampaian langkah-langkah dalam melaksanan
model Treasure Hunt juga sudah sangat baik.
Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar
siswa dari prasiklus, siklus 1 dan siklus 2. Peningkatan tersebut dapat
dilihat dari pra siklus siswa yang tuntas sebanyak 12 siswa (37.5%)
mengalami kenaikan ketuntasan di siklus 1 sebanyak 24 siswa (75%)
dan kenaikan 100% dicapai pada siklus 2. Bukan hanya hasil belajar
namun minat belajar siswa juga mengalami kenaikan disetiap
siklusnya. Hasil belajar siswa telah meningkat dan mencapai
indikator yang telah ditentukan oleh peneliti, yaitu dari presentase
jumlah siswa yang nilainya lebih dari KKM >80%. Oleh sebab itu
tidak perlu lagi ada siklus berikutnya.
4.4 Perbandingan minat dan hasil belajar Pra Siklus – Siklus I – Siklus II
4.4.1 Minat Belajar
Berdasarkan lembar angket yang telah diisi pada prasiklus dan siklus 2.
Kenaikan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
79
Tabel 4.11
Minat belajar siswa Prasiklus dan siklus 2
Kategori Minat Prasiklus Siklus 2
Ya 48% 57%
Tidak 52% 43%
Total 100% 100%
Dari tabel diatas terdapat kenaikan hasil minat belajar siswa dari prasiklus
hingga siklus 2. Berikut diagram hasil minat belajar siswa;
Gambar 4. 6
Diagram Minat Hasil Belajar Siswa Prasiklus dan Siklus 2
Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa terdapat kenaikan dalam minat
belajar siswa. Minat belajar siswa diawal atau dalam prasiklus terdapat
48% siswa yang kurang tertarik dalam pembelajaran dan mengalami
kenaikan dalam siklus 1 menjadi 57%. Dari analisis skala guttman terdapat
2 titik kesesuaian yaitu kurang dari 50% siswa dapat dikatakan tidak
memiliki minat belajar sedangkan apabila lebih dari 50% dapat dikatakan
minat siswa tersebut memiliki minat belajar, dari tabel diatas titik terdapat
57% sehingga lebih dari titik kesesuaian , sehingga dapat dikatakan siswa
SD Negeri 1 Mudal Boyolali kelas 2 semseter 1 berminat dalam belajar.
48%
57% 52%
43%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Prasiklus Siklus 1
Ya
Tidak
80
4.4.2 Hasil Belajar
Tabel 4.12
Perbandingan Prasiklus-Siklus1-Siklus2
No Ketuntasan prasiklus Siklus 1 Sklus 2
Frekuensi Presentasi Frekuensi Presentasi frekuensi Presentasi
1. Tuntas 13 37.5 % 24 75% 32 100%
2. Tidak Tuntas 19 62.5 % 8 25% -
Jumlah 33 100% 32 100% 32 100%
Nilai rata-rata 65 78 87
Nilai tertinggi 85 90 100
Nilai Terendah 35 55 75
Dari tabel diatas dapat dilihat hasil ketuntasan belajar siswa mengalami
kenaikan dari prasiklus, siklus 1 dan siklus 2. Berikut terdapat diagram
ketuntasan belajar siswa dari prasiklus, siklus 1 dan siklus 2:
Gambar 4.7
Diagram Perbandingan Hasil Belajar Siswa Prasiklus – Siklus 1 – siklus 2
Pada table diatas dapat dilihat kenaikan ketuntasan belajar siswa yang
meningkat disetiap siklus.pada prasiklus yang semula ketuntasanhanya 12
siswa(37%) dari 32 siswa mengalami kenaikan pada siklus 1sebanyak 24
siswa (75%) dan megalami kenaikan ketuntasan 100% siswa pada siklus 2.
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Prasiklus Siklus 1 Siklus 2
37%
75%
100%
63%
25%
0%
Perbandingan Hasil Belajar Prasiklus - Siklus1 - Siklus 2
Tuntas
Tidak Tuntas
81
4.5 Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti
sebelum dilakukannya tidakan bahwa minat belajar dan hasil belajar siswa
masih sangat rendah. Hal ini dikarenakan kurang tertariknya siswa dalam
mengikut proses pembelajaran. Kurang tertariknya siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran dapat dilihat dalam proses pembelajaran yang
berlangsung yaitu terdapat beberapa siswa yang bermain sendiri, bertukar
mainan, mengobrol ditambah dalam proses pembelajaran siswa diminta untuk
membaca dan menjawab soal dibawahnya. Dalam pembahasannyapun siswa
hanya menyontoh dan menulis kembali (apabila salah) dengan jawaban yang
telah ditulis dipapan tulis oleh guru.
Keterangan diatas juga didukung oleh hasil minat belajar dan hasil belajar
siswa yang diambil dalam prasiklus yaitu dalam pengambilan data ini peneliti
hanya mengukur kemampuan dan pertimbangan mengenai model
pembelajaran yang cocok untuk dapat meningkatkan minat belajar dan hasil
belajar siswa, sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan keadaan sebelum
ada upaya ataupun tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Hasil minat belajar
siswa pada prasiklus yang telah didapatkan yaitu 48 % yang tertarik dalam
pembelajaran, sehingga 52 % siswa merasa kurang tertarik dalam proses
pembelajaran. Selain hasil minat belajar siswa peneliti juga mengambil hasil
belajar siswa dengan hasil 18 siswa (62.5%) siswa tidak tuntas. Nilai tertinggi
yang berhasil didapatkan oleh siswa sebelum tindakan ialah 85 dan nilai
terendah ialah 35.
Berdasarkan keterangan diatas bahwa rendahnya minat siswa berdasarkan
observasi dan lembar angket dapat diketahui dalam proses pembelajaran
siswa tidak fokus, berbincang dengan teman dan melakukan aktivitas lain
sedangkan dalam hasil lembar angket terdapat siswa merasa tidak tertarik
dengan pembelajaran matematika. Berdasarkan data hasil minat belajar siswa
dalam prasiklus yang telah dilakukan terdapat 24 siswa yang merasa kurang
82
tertarik dan terdapat siswa yang menginginkan pembelajaran menggunakan
hal yang variasi.
Dari penjelasan diatas, maka peneliti akan menerapkan model pembelajaran
Treasure Hunt untuk mengupayakan kenaikan minat belajar dan hasil belajar
siswa yang dibantu dengan media gambar. Model Treasure Hunt yaitu suatu
model pembelajaran dengan penerapan permainan didalamnya. Dalam model
Treasure Hunt ini permainan berupa pencarian mengenai harta karun dan
harta karun ini dapat berupa gambar atau jawaban yang didalam permainan
ini akan terdapat beberapa rintangan yang dapat diisi dengan siswa
mengerjakn soal atau kegiatan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
media gambar dikarenakan dengan gambar siswa akan lebh mudah
memahami dan mengerti. Hal ini disesuaikan dengan perkembangan anak
diusia 7 – 11 tahun yang menyukai hal konkrit. Diusia ini juga siswa akan
lebih senang bergerak, bermain, berkelompok sesuai dengan penjelasan dari
Naniek dkk(2012) yang menjelaskan mengenai 4 kharakeristik dari siswa.
Adapun langkah-langkah dalam model pembelajaran ini, yaitu siswa
diberikan penjelasan materi terlebih dahulu, kemudian siswa dikenalkan
mengenai model permainan Treasure Hunt, setelah siswa memiliki gambaran
mengenai permainan yang akan dilakukan selanjutnya guru menjelaskan dan
memberi contoh dari setiap instruksi agar siswa lebih mengerti dan permainan
berjalan dengan baik, setelah itu guru juga menjelaskan harta karun yang
akan dicari berupa apa misal jawaban, gambar atau suatu benda. Pada tahap
selanjutnya guru akan memberi evaluasi dan melakukan tanya jawab dengan
siswa mengenai permainan yang telah dilakukan.
Penelitian ini dimulai pada 27 Juli 2017 sampai 1 Agustus 2017. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas terdapat 2
siklus dalam setiap siklus terdapat 4 tahapan yaitu perencanaan, observasi,
tindakan dan refleksi. Setiap siklus memiliki 3 pertemuan pembelajaran.
83
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat kenaikan minat hasil
belajar yang mengalami kenaikan. Hal ini dapat dilihat pada hasil
perbandingan antara pra siklus dan siklus 2 yaitu dari 48 % siswa yang
memiliki ketidak ketertarikan dalam proses belajar mengalami perubahan
kenaikan menjadi 57%. Hal ini juga berpengaruh mengenai hasil belajar
siswa. Dikatakan memiliki pengaruh karena dengan adanya kenaikan minat
belajar siswa maka siswa akan lebih fokus, lebih memperhatikan dan
memiliki rasa ketertarikan dalam mengikuti setiap proses pembelajaran
sehingga ketuntasan hasil belajar siswa juga akan meningkat. Hasil belajar
siswa meningkat dapat dilihat dari kenaikan dalam setiap siklus, dalam
prasiklus siswa yang tuntas sebanyak 12 (32%) dari 32 siswa di kelas 2
mengalami kenaikan 75% dalam siklus 1. Setelah siklus 1 selesai
dilaksanakan, peneliti bersama guru akan melakukan refleksi dengan
berdiskusi dan menyimpulkan kendala, faktor pendukung dan upaya
selanjutnya untuk memperbaiki siklus 1 supaya pada siklus 2 dapat diperoleh
hasil yang lebih baik. Hal ini juga dapat dilihat ketuntasan yang diperoleh
sangat memuaskan yaitu siswa mengalami ketuntasan 100% dalam siklus 2
dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 75. Jadi dalam penelitian ini
hasil belajar matematika telah mencapai indikator yang ditetapkan yaitu 75
dan keberhasilan kenaikan minat belajar siswa juga sudah mencapai indikator
ketuntasan yaitu lebih dari 50% siswa mengalami ketertarikan dalam
mengikuti prose pembelajaran.
Dari keterangan diatas, dapat simpulkan bahwa ketuntasn belajar
sangat dipengaruhi minat belajar siswa yang berdasarkan kenaikan pada hasil
belajar yang telah dijelaskan pada halaman sebelumnya. Sehingga hal ini
sesuai dengan teori sebelumny yang mengemukakan mengenai apabila dalam
membangkitkan minat peserta didik dengan menghubungkan dalam
kehidupan sehari hari sehingga peserta didik mudah memahami pembelajaran
yang dimiliki, memberikan peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar
yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan
84
kondusif. Sehingga komponen untuk mengajar sebagai usaha dalam
membangkitkan minat belajar siswa antara lain, tujuan pemeblajaran itu
sendiri, kegiatan dalam proses pembelajaran yang tidak monoton namun
diberikan suatu variasi dan inovasi misal dengan penambahan media
pembelajaran dan pendekatan atau model pembelajaran yang tepat misal
terdapat suatu permainan sehingga siswa merasa bermain namun mereka juga
belajar.
Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
matematika dengan menerapkan Model Treasure Hunt berbantuan media
gambar dapat meningkatkan minat belajar dan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran matematika tentang pemahaman penjumlahan dan pengurangan
kelas 2 semester 1 di SD Negeri 1 Mudal Boyolali.
Peningkatan dalam penelitian ini dikarenakan menggunakan model Treasure
Hunt, dalam model Treasure Hunt ini menerapkan pembelajaran dengan
permainan. permainan dalam model Treasure Hunt merupakan aktivitas
belajar yang menuntut mereka untuk mencoba dan mempraktikkan sendiri
dalam proses pembelajaran sehingga siswa memahami, mudah mengerti,
lebih tertarik dan merasa pembelajaran menyenangkan.
Selain meningkatkan minat dan hasil belajar dalam penelitian ini, peneliti
juga menemukan pendukung selain model pembelajaran yang mendukung
juga diperlukan media yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Sehingga dapat
menunjang proses pembelajaran dengan baik. Selain itu pemahaman bahwa
model Treasure Hunt membutuhkan tempat dan waktu yang luas ternyata
dalam penelitian ini, model pembelajaran Treasure Hunt dapat dilakukan
dengan lebih efektif dikarenakan dapat dilakukan didalam kelas dengan
waktu yang efisien. Keberhasilan dalam penelitian ini juga karena didukung
oleh media yang mendukung dalam setiap proses pembelajaran.
Recommended