View
213
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
61
BAB IV
DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN
4.1 Gambaran Geografis
4.1.1 Letak dan Batas Wilayah
Desa tanjung Tebat terletak di kecamatan Bunga Mas dengan jarak ke
kecamatan ± 1 km.Desa Tanjung Tebat mempunyai batas-batas wilayah
sebagai berikut :
Tabel 4.1 Batas wilayah Desa Tanjung Tebat
Letak Batas Kecamatan
Sebelah Utara Kecamatan seginim
Sebelah Selatan Samudra hindia
Sebelah Barat Desa padang jawi
Sebelah Timur Desa tanjung aur
Sumber : profil desa tanjung tebat 2012
4.1.2 Luas Wilayah
Luas wilayah Desa Tanjung Tebat mempunyai luas wilayah 612,5
hektar/ m2 berdasarkan wilayah tersebut, yang di manfaatkan untuk
pemukiman adalah seluas 150 hektar/m2, untuk kuburan 0,50 hektar/m2, untuk
luas perkarangan 150.hektar/m2, untuk luas perkebunan 300 hektar/ m2, dan
untuk luas sarana umum lainnya 12 hektar/m2 .
62
Tabel 4.2 Luas Wilayah Desa Tanjung Tebat
No Uraian Luas Wilayah Jumlah (M) 1 Pemukiman 150 2 Tempat pemakaman 0,50 3 Perkebunan 300 4 Perkarangan 150 5 Luas prasarana lain 12
Jumlah 612,5 Sumber : profil desa tanjung tebat 2012
4.1.3 Alat Transportasi Menuju Desa
Alat transportasi sangat menunjang bagi perkembangan suatu daerah
atau desa. Sehubungan dengan hal ini kondisi jalan Desa Tanjung tebat untuk
jan perhubungan utama antar wilayah di luar desa tanjung tebat ini cukup
baik. Desa Tanjung Tebat merupakan jalan utama penghubung antar
wilayah,oleh sebab itu jalan ini telah terkonstruksi dengan aspal. Kondisi jalan
aspal sama tingginya dengan perumahan warga.
1 .Ketersediaan Alat Angkutan Umum
Tabel 4.3 Ketersediaan Alat Angkutan Umum
No Keterangan Ada /tidak ada 1 Setiap saat Tidak ada 2 Setiap hari Ada 3 Setiap minggu Ada
Sumber : profil desa tanjung tebat 2012
Sarana angkutan umum sangat penting untuk menunjang
perkembangan suatu daerah. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa
ketersediaan angkutan umum ada namun terbatas. Angkutan umum biasanya
63
ada pada waktu keberangkatan dan pulang anak sekolah yaitu pagi dan siang
hari. Angkutan umum juga ada akan ada setiap hari namun jarang untuk setiap
saat.
2. Jarak tempuh Pusat fasilitas Umum :
Tabel 4.4 Jarak Tempuh Ke Pusat Fasilitas Umum
No Jarak tempuh Keterangan Jarak ke ibu kota kecamatan 6 Km Waktu tempu ibu kota provinsi 130 km Waktu tempuh pusat fasilitas umum 20-30 menit
Sumber : profil desa tanjung tebat 2012
Berdasrkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa jarak tempuh dari desa
Tanjung Tebat ke pusat fasilitas umum tidak begitu jauh dan tidak
membutuhkan waktu yang cukup banyak, dan jarak tempuh ke pusat fasilitas
dengan waktu 20-30 menit. Pada umumnya untuk menempuh jarak tersebut
masyarakat Desa Tanjung Tebat menggunakan motor pribadi, Angkutan
umum, ojek. Tarif yang dikenakan untuk umum sebesar Rp 5000 dan pelajar
Rp 1.500 / orang.
4.2 Gambaran Geografis
4.2.1 Jumlah Penduduk
Bedasarkan Data potensi desa tahun 2012, jumlah penduduk Desa
Tanjung Tebat sebesar 610 orang atau sebanyak 213 kepala keluarga (KK)
dengan perincian penduduk laki-laki 264 orang dan penduduk perempuan 346
64
orang. Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan penduduk desa Tanjung Tebat
menurut umur dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut :
Tabel 4.5 Karateristik Jumlah Penduduk Menurut Umur
No Umur Jumlah % 1 0-6 Tahun 88 11,33 2 7-12 Tahun 72 9,36 3 13-18 Tahun 70 9,11 4 19-24 Tahun 73 9,49 5 25-55 Tahun 223 21,11 6 > 56 84 10,60 Jumlah 610 100
Sumber : profil desa tanjung tebat 2012
Berdasarkan tabel 4.5 yang dimuat dalam profil desa tanjung tebat
dapat diketahui bahwa masyarakat desa tanjung tebat termasuk kategori usia
produktif yaitu pada usia 25-55 tahun sebanyak 223 orang atau sebanyak
21,11 %. Dengan demikian masyarakat desa tanjung tebat dapat
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan keluarga yang lebih baik melalui
potensi yang dimiliki dan akses yang ada.
4.2.2 Mata Pencaharian Penduduk
Pada umumnya mata pencaharian masyarakat Desa Tanjung Tebat
bertumpu pada sektor pertanian atau petani, hal ini dapat dilihat dari jumlah
yang bekerja sebagai petani sebanyak 166 orang atau 46,6 %. Hal ini
dikarenakan letak desa masih banyak memiliki kawasan atau lahan-lahan
pertanian yang bisa di manfaatkan masyarakat desa Tanjung Tebat. Tidak
65
hanya sebagai petani, masyarakat Tanjung Tebat juga memiliki mata
pencaharian yang beragam yakni sebagai pegawai negeri, pengrajin,
pedagang, peternak, montir, sopir,TNI, dan masih banyak masyarakat yang
tidak bekerja, hal ini dikarenakan sebagian masih berada dalam bangku
sekolah atau mereka yang hanya mengenyam pendidikan terbatas. Untuk lebih
jelasnya mengenai komposisi penduduk menurut mata pencaharian dapat
dilihat pada tabel 4.6 berikut ini :
Tabel 4.6 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
No Uraian Jumlah % 1 Tani 266 46,6 2 Pegawai negeri 28 70,8 3 Pedagang 16 3,4 4 Pengrajin 3 0,6 5 Peternak 14 2,4 6 Montir 3 0,6 7 Supir 8 0,10 8 TNI/polri 1 0,2
Jumlah 339 100 Sumber : profil desa Tanjung Tebat 2012
4.2.3 Tingkat Pendidikan Penduduk
Masyarakat desa Tanjung Tebat memiliki tingkat pendidikan formal
yang bervariasi, hal ini dapat dilihat dari dominannya masyarakat yang
mengenyam pendidikan mulai dari tingkat SD sampai dengan perguruan
tinggi. Masyarakat dominan masih mengenyam pendidikan pada tingkat
SLTA dengan jumlah 132 orang atau 23,5 %, namun ada sebagian masyarakat
66
yang tidak pernah mengenyam pendidikan yang menyebabkan mereka buta
huruf. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.7
Tabel 4.7 Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan
No Uraian Jumlah % Tidak pernah sekolah 11 1,56 2 Tidak tamat SD 32 5,01 3 SD 87 7,30 4 SLTP 92 8,20 5 SLTA 172 40,26 6 D-3 4 0,55 7 S-1 8 1,01 8 S-2 1 0,14
Jumlah 407 100 Sumber : profil desa tanjung tebat 2012
4.3 Gambaran Sarana dan Prasarana Sosial
Desa Tanjung Tebat memiliki fasilitas sarana dan prasarana sosial
namun belum memadai, hal ini dapat dilihat dari ketersediaan fasilitas yang
ada serta kegiatan keseharian masyarakat. Adapun fasilitas-fasilitas tersebut
diantaranya adalah sarana pendidikan seperti bangunan sekolah, prasarana
kesehatan, sarana ibadah, sarana ekonomi, dan sarana olah raga.
4.3.1 Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan di desa Tanjung Tebat tidak memadai, tidak
terdapat sarana pendidikan mulai dari tingkat SD sampai pada tingkat SLTA,
selain itu terdapat juga satu buah gedung pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Untuk mengenyam pendidikan anak-anak mereka harus bersekolah ke desa
67
lainya dan ditempuh dengan berjalan kaki dan ada juga yang mengunakan
kendaraan bermotor.
4.3.2 Prasarana Kesehatan
Prasarana kesehatan di desa Tanjung Tebat di fasilitasi dengan adanya
satu puskesmas pembantu tempat masyarakat untuk memeriksakan diri
tentang masalah kesehatan (Berobat) serta mendapatkan informasi kesehatan.
Selain itu terdapat juga posyandu yang digunakan masyarakat untuk tempat
imunisasi anak dan mendapatkan informasi mengenai masalah kesehatan
anak. Untuk tenaga medis hanya terdapat satu orang bidan.
4.3.3 Sarana Ibadah
Sarana peribadahan yang terdapat di des Tanjung Tebat terdiri dari
satu masjid yakni masjid as-sholihin. Masjid ini kondisinya cukup baik dan
dilengkapi dengan tempat untuk mengambil air wudhu di samping masjid.
4.3.4 Sarana Ekonomi
Untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, masyarakat desa Tanjung
Tebat dapat membeli kebutuhan poko di warung terdekat karena tidak
terdapat pekan. Selain itu masyarakat dapat membelinya langsung kepasar di
kta manna karena jarak yang di tempuh tidak terlalu jauh dari tempat mereka
tinggal. Ada juga koperasi tempat simpan pinjam untuk usaha mereka.
68
4.3.4 Kantor Desa
Terdapat sebuah kantor desa yang kondisinya cukup baik tempat
kepala desa dan sekretaris desa dinas dan untuk tempat mengadakan
pertemuan-pertemuan desa yang mebahas berbagai permasalahan atau yang
menyangkut kepentingan desa tanjung tebat. Kantor desa juga digunakan
untuk rapat atau musyawarah perangkat-perangkat dengan jalannya
pemerintahan desa Tanjung Tebat. Untuk lebih jelasnya mengenai sarana dan
prasarana yang ada di desa Tanjung Tebat dapat dilihat dalam tabel 4.8
mengenai sarana dan prasarana sosial desa berikut :
Tabel 4.8 Jumlah Sarana dan Prasarana Desa
Sumber : profil desa tanjung tebat 2012
4.3.5 Sarana Olah Raga
Sarana olah raga yang terdapat di desa Tanjung Tebat adalah satu buah
lapangan voli. Sarana ini biasa di manfaatkan para remaja dan pemuda untuk
menyalurkan hobi dan sekaligus tempat mereka berkumpul menciptakan
keakraban.
No Uraian Jumlah 1 Masjid 1 2 Kantor desa 1 3 PAUD 1 4 SD - 5 SLTP - 6 SLTA - 7 Puskesmas pembantu 1 8 Lapangan Voly 1
69
4.4 Gambaran Sosial dan Budaya
4.4.1 Suku Bangsa
Penduduk desa Tanjung Tebat memiliki dua suku bangsa yakni, suku
serawai dan jawa. Penduduk mayoritas adalah suku serawai 92,71 %
kemudian suku jawa 0,86 %, untuk lebih jelasnya tentan penduduk desa
Tanjung Tebat berdasarkan suku bangsa dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut :
Tabel 4.9 Persebaran Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa
No Suku Bangsa Jumlah % 1 Serawai 600 99,00 2 Jawa 10 0.1
Jumlah 610 100 Sumber : profil desa tanjung tebat 2012
4.4.2 Kondisi Keagamaan
Agama yang dianut mayoritas penduduk desa Tanjung Tebat adalah
agama islam dengan jumlah 610 orang atau 100 % agama islam untuk lebih
jelasnya mengenai komposisi penduduk menurut agama dapat di lihat pada
tabel 4.10 sebagai berikut :
Tabel 4.10 Komposisi Penduduk Menurut Agama
No Uraian Jumlah % 1 Agama islam 610 100
Jumlah 610 100 Sumber : profil desa tanjung tebat 2012
70
4.4.3 Program Bantuan Desa
Struktur Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Tanjung Tebat
Kecamatan Bunga Mas Kabupaten Bengkulu Selatan
Gapoktan merupakan wadah yang tepat untuk mengatur dan
mengorganisir suatu kelompok tani agar lebih efektit dalam memberikan
pelatihan dan penyuluhan kepada anggota kelompok tani oleh seorang
pendamping atau pengawas kelompok tani. Gapoktan Desa tanjung tebat
terbentuk pada tahun 2009 yang terdiri 6 kelompok tani yang bergabung
Berbagai program dari pemerintah yang telah masuk ke desa Tanjung Tebat
adalah program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) , pada tahun
Kepala Desa
selim
Ketua Gapoktan
Risnan Muhadi
Anggota Gapoktan
Bendahara
Ny nilam
saiyah
Sekretaris
Irni
71
2007. Bidang lingkungan /pemukiman yaitu pembangunan jalan, MCK, yang
dilakukan untuk kemajuaan desa lingkungan pemukiman.
Pengembangan usaha agribisnis pedesaan (PUAP) pada tahun 2009 di
mana program ini sebenarnya dibawah nawungan program PNPM dalam
upaya memberdayakan masyarakat khususnya petani.program ini berupa
pemberian dana bergulir melalui Gapoktan yang di gunakan untuk para
anggota kelompok dalam mengembangkan usaha sesuai kemauan dan bakat
yang dimiliki oleh para anggota dalam meberikan modal awal usaha bagi
anggota atau masyarakat yang mampu sesuai kesepakatan dari musyawarah
masyarakat.dan pada tahun 2006 mendapatkan bantuan sapi bali sebanyak 48
ekor kepada kelompok tani yang sifatnya untuk digulirkan kepada
masyarakat.dan pada khususnya anggota kelompok tani.
72
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
Penelitian dilaksanakan bulan desember 2013 . Informan pokok dalam
penelitian ini terdiri dari 20 0rang anggota kelompok tani di Desa Tanjung
Tebat Kecamatan Bunga Mas Bengkulu selatan.
5.1.1 identitas Informan
Berdasarkan penelitian ini yang dijadikan informan pokok yaitu
masyarakat perima bantuan antara lain pengurus Gapoktan dan anggota
Poktan tersebut,oleh karena itu informan pokok dalam penelitian ini sebanyak
20 orang. Selanjutnya informan pangkal terdiri dari pihak konsultan PUAP
yaitu 1 informan, kepala desa 1 orang, warga masyarakat yang bukan
penerima bantuan 1 orang ,dengan demikian informan pangkal dalam peneliti
ini sebanyak 4 orang di Desa Tanjung Tebat Kecamatan bunga mas.
5.1.2 Identitas Informan Menurut Umur
Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara yang dilakukan pada
informan pokok dan informan pangkal di Desa Tanjung Tebat maka dapat
diketahui umur informan dari tabel 5.1 berikut ini
73
Tabel 5.1 Identitas Informan Menurut Umur
No Umur informan
Informan pokok Informan pangkal Jumlah % Jumlah %
1 26-35 8 40 1 40 2 36-45 6 30 1 30 3 46-55 3 15 2 30 4 56-65 3 15 - 5 66-75 - - - Jumlah 20 100 4 100
Sumber;hasil penelitian November-desember 2013
Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa tingkatan umur informan pokok
yang terdiri dari pengurus dan anggota POKTAN berada pada usia 26-35
tahun,hal ini menunjukan bahwa usia informan pokok berada pada usia
produktif.usia produktip yang dimiliki informan ini selayaknya bisa
meningkatkan pendapatan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup dengan
baik, namun hal ini belum terlaksana karena pada umumnya mereka hanya
sebagai ibu rumah tangga dan sebagian lagi sebagai buruh dan wiraswasta,hal
ini juga dikarenakan sebagian dari mereka memiliki pendidikan yang rendah,
sehingga tidak memiliki pekerjaan yang lebih baik untuk meningkatkan taraf
hidupnya. Sedangkan untuk informal pangkal sebagian besar umur informan
antara 46-55 tahun dan 26-45 tahun.Informan ini terdiri dari 1 orang konsultan
atau pengawas lapangan PUAP, 1 orang petugas dari penyelengara program
dari dinas pertanian, 1orang dari kecamatan dan 1 orang warga yang bukan
penerima bantuan. Usia Informan ini masih berada pada usia produktif.
74
5.1.3 Identittas Informan Menurut Jenis Kelamin
Hasil penelitian wawancara pada informan pokok dan informan
pangkal di Desa Tanjung Tebat maka dapat diketahui jenis kelamin informan
dari tabel 5.2 berikut:
Tabel 5.2 Identitas Informan Menurut Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Informan pokok Informan pangkal Jumlah % Jumlah %
1 Laki-laki 4 20 2 50 Perempuan 16 80 2 50
Jumlah 20 100 4 100 Sumber ; hasil penelitian desember 2013
Dari tabel 5.2 dapat dilihat bahwa jenis kelamin informan pokok di Gapoktan
desa Tanjung Tebat yaitu informan pokok berjenis kelamin laki-laki sebanyak
2 orang, perempuan sebanyak 18 orang. Selain itu informan pangkal yang
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 2 orang dan perempuan sebanyak 2 orang.
5.1.3 Identitas Informan Berdasarkan Jumlah Anak
Bedasarkan hasil penelitian dan wawancara yang dilakukan pada informan pokok dan informan pangkal diketahui jumlah anak dari tabel 5.3 berikut ini
Tabel 5.3 Identitas Informan Berdasarkan Jumlah Anak
No Jumlah anak Informan pokok Informan pangkal Jumlah % Jumlah %
1 1 3 15 - - 2 2 7 35 2 50 3 3 6 30 1 25 4 4 1 5 1 25 5 5 2 10 - - 6 6 1 5 - -
Jumlah 20 100 4 100 Sumber : hasil penelitian,desember 2013
75
Sebagian besar di Gapoktan sudah berkeluarga, diantaranya memilki
anak dan jumlahnya bervariasi. Sebagian anggota Gapoktan sudah
mempunyai anak antara 1-6 orang anak. Melihat tabel 5.3 hasil penelitian
dilapangan, bahwa jumlah anak informan pokok anggota Gapoktan mayoritas
berjumlah 2 orang anak namun masih ada yang memiliki 6 orang anak yaitu
salah seorang dari anggota Gapoktan tersebut.melihat umur informan yang
masih produktif maka apabila dikaitkan dengan jumlah anaka, dapat diketahui
sebagian besar anak masih duduk di bangku sekolah. Dengan kondisi seperti
ini, maka proses pemberdayaan yang dilakukan saat ini perlu mengkaji pada
bidang pendidikan guna meningkatkan pengetahuan anak untuk menciptakan
kondisi kehidupan yang lebih baik di masa depan.
5.1.4 Identitas Informan Menurut Pendidikan
Untuk mengetahui pendidikan informan pokok dan informan pangkal
dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut ini :
Tabel 5.4 Penggolongan Informan Menurut Tingkat Pendidikan
No Pendidikan informan
Informan Pokok Informan Pangkal Jumlah % Jumlah %
2 SD 5 25 - - 3 SLTP 11 55 - - 4 SLTA 4 20 3 75 5 S1 - - 1 25
Jumlah 20 100 100 Sumber : hasil penelitian desember 2013
Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan
informan pokok bervariasi. Tingkat pendidikan informan pokok pada
76
umumnya berpendidikan SLTP sebanyak 11 orang, pendidikan SD sebanyak
5 orang dan pendidikan SLTP sebanyak 4 orang. Tingkat pendidikan yang
dimiliki berpengaruh terhadap kualitas diri yakni kemampuan dalam
mengelolah sumberdaya yang ada. Dengan tingkat pendidikan yang rendah
maka akan sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik sebagai buruh
tani dan wiraswasta tidak mampu untuk meningkatkan kebutuhan hidup yang
lebih baik. Pada informan pangkal sangat berbeda dimana tingkat pendidikan
bervariasi, tiga orang berpendidikan SLTA yakni kepala desa,masyarakat, dan
1 orang bependidikan S1 dari penyuluh mitra tani yang menjadi pengawas
lapangan kelompok tani Desa Tanjung Tebat.
Pendidikan yang tertinggi sangat mendudkung bagi setiap orang untuk
mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan dapat meningkatkan kehidupan
yang lebih baik pula. Sebaliknya apabila pendidikan rendah maka peluang
untuk mendapatkan pekerjaan yang baik sangat terbatas, maka ia akan
mendapat pekerjaan yang rendah dengan upah yang rendah pula, oleh sebab
itu berdampak pada rendahnya pendapatan sehingga kesulitan untuk
memenuhi kebutuhan hidup yang layak. Saat ini pendidikan formal sangatlah
penting, dengan pendidikan kita lebih mampu berpikir luas dan menciptakan
lapangan pekerjaan sendiri. Apabila kita lihat pada tabel 5.4 dapat diketahui
bahwa informan poko masih mempunyai pendidikan yang rendah dan sangat
rentan dengan kemiskinan.
77
5.1.6 Penggolongan Informan Berdasarkan Pekerjaan
Berikut tabel tentang jenis pekerjaan informan :
Tabel 5.5 Penggolongan Informan Berdasarkan Jenis Pekerjaan
No Jenis pekerjaan Informan Pokok Informan Pangkal Jumlah % Jumlah %
1 Petani 13 65 - - 2 Buruh 3 15 - 3 Wiraswasta 3 15 - 4 Pegawai swasta 1 5 3 75 5 PNS - - 1 25
Jumlah 20 100 4 100 Sumber : hasil penelitian desember 2013
Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa informan pokok
mempunyai pekerjan petani sebanyak 13 orang, buruh tani 3 orang dan
wiraswasta 3 orang. Berdasarkan data tersebut bahwa sebagian besar informan
anggota Gapoktan mempunyai pekerjaan sebagai petani, pekerjaan tersebut
mereka lakukan sesuai dengan kemampuan mereka, dikarenakan pendidikan
yang rendah, kekurangan modal dan juga keterampilan yang terbatas.
Dengan diberikanya bantuan dana pinjaman bergulir, mereka merasa
senang karena dapat di jadikan tambahan dan modal bagi mereka dalam
membangun suatu usaha. Namun sampai penelitian ini dilakukan, bantuan
modal tersebut belum dapat sepenuhnya meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan mereka karena melihat kondisi saat ini kebutuhan yang
cenderung mahal sehingga bantuan tersebut belum memberikan hasil yang
begitu baik atau maksimal yakni meningkatkan pendapatan mereka, namun
78
mereka tetap mencoba agar dapat memenuhi kebutuhan keluarga melaui jenis
usaha atau pengembagan usaha sekala kecil. Informan pangkal pada penelitian
ini memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta dan pegawai negri sipil, yaitu
pendamping lapangan ,masyarakat yang tidak mendapatkan bantuan.
Tabel 5.6 Penggolongan Informan Menurut Tingkat Pendapatan
No Pendapatan (Rp)
Informan Pokok Informan Pangkal Jumlah % Jumlah %
1 60.000-100.0000 2 10 - - 2 200.000-300.000 3 15 - - 3 400.000-500.000 14 70 - - 4 600.000-700.000 1 5 - -- 5 800.000-900.000 - - - - 6 1000.000-1500.000 - - 2 50 7 > 1.600.000 - - 2 50
Jumlah 20 100 4 100 Sumber : hasil penelitian desember 2013
Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa jumlah dominan
pendapatan informan pokok di desa Tanjung Tebat masih sangat rendah yaitu
400.000-500.000 per bulan atau 70 % dari jumlah informan. Dengan
rendahnya pendapatan mereka maka akan sulit untuk dapat memenuhi
kebutuhan sehari-hari keluarga mereka. Selain itu masih terdapat 2 orang yang
memilki pendapatan dibawah seratus ribu rupiah perbulanya, hal ini sangat
memperhatinkan karena sangat kekurangan sekali untuk mampu memenuhi
kebutuhan pokok. Sedangkan bagi nforman pangkal sudah memiliki
pendapatan mulai dari satu juta sampai dengan lebih dari dua juta, ini artinya
mencukupi dalam pemenuhan kebutuhan pokok.
79
5.2. Pemberdayaan Kelompok Tani Melalui Prgram Pengembangan Usaha
Agribisnis Pedesaan (PUAP) dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan
Anggota Kelompok.
Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara yang dilakukan pada
bulan desember 2013, dapat diketahui bahwa dengan adanya program
Pengembangan usaha agribisnis pedesaan kelompok tani ini, anggota
kelompok tani dapat meningkatkan kemampuan dan dapat menggali potensi
yang ada dalam dirinya. Selain itu, Usaha Pengembangan usaha agribisnis
pedesaan juga mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka dalam
memenuhi kebutuhan hidup melalui wirausaha yang mereka bangun secara
individu maupun kelompok.
Adapun fungsi pengembangan usaha agribisnis pedesaan (PUAP)
sebagai wadah dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga anggota yaitu
melaksankan kegiatan usaha , memasarkan hasil kerja mereka sebagai sarana
intergrasi dengan masyarakat lingkungan. Pemberdayaan pengembangan
usaha agribisnis pedesaan (PUAP) bagi anggota kelompok tani dalam
meningkatkan kesejahteraan keluarga merupakan suatu konsep yang ditujukan
untuk menumbuhkan iklim usaha bagi petani, dimana kegiatannya meliputi
sosialisasi pemanfaatan dana pinjaman dalam membangun usaha, pemberian
bantuan pinjaman dan bergulir, pendampingan, dan evaluasi. Untuk lebih jelas
akan diuraikan sebagai berikut
80
5.2.1 Sosialisasi Dalam Membangun Usaha Dana PUAP
kegiatan ini diberikan dari pihak PMT(penyelia mitra tani) dari
kabupaten, hal ini dilaksanakan di desa Tanjung tebat di kantor desa.
Pemberiaan materi ini di maksudkan untuk meningkatkan kemampuan dan
pengetahuan para anggota kelompok tani dalam memanfaatkan kondisi dan
sumberdaya alam yang tersedia di tempat tinggal mereka, maka para anggota
kelompok tani yang tela mengikuti sosialisasi atau pelatihan dalam
pengembagan usaha agribisnis pedesaan (PUAP) dampingan dari PMT
(penyelia mitra tani, kabupaten Bengkulu selatan yang merupakan wadah atau
sarana untuk dapat mengupayakan dalam meningkatkan kesejahteraan
keluarga atau meningkatkan pendapatan.
Berdasarkan hasil dilapangan penyelengaraan kegiatan tahapan ini di
laksanakan sebanyak 2 kali pertemuan yaitu sebelum bantuan dana pinjaman
bergulir di berikan kepada anggota kelompok dan sebelum para anggota
kelompok tani membuka atau membangun usaha mereka yaitu pada bulan
desember 2009 di desa Tanjung Tebat, dengan jumlah anggota Poktan 5
kelompok dan terdiri dari 45 orang yang dapat hadir pada kegiatan tersebut.
Metode yang dilakukan yaitu pengajaran, diskusi (Tanya jawab) dan
pratek pembuatan jamur tiram, dan pemanfaatan sumberdaya alam yang
tersedia, sebagai contoh yang di berikan oleh pihak penyelenggara dalam
81
memimbing para anggota dalam menciptakan peluang usaha di masa sekarang
ini.
Dari hasil penelitian yang dilakukan materi yang diajarkan dalam
usaha di desa Tanjung Tebat, informan di kasih pengetahuan dalam
mendirikan sebuah usaha simpan pinjam yang profesional dan
menguntungkan kedua bela pihak, dan cara pemberian bunga, serta cara
penghitungan laba dan rugi dalam berusaha, dan prosedur dalam mendapatkan
dan memanfatkan pinjaman dana bergulir sehingga para anggota kelompok
tani yang mempunyai kemauan dan bakat dalam kegiatan tersebut mempunyai
pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan usaha agribisnis
mereka nantinya walaupun masih serba keterbatasan. Dari semua informan
yang mengikuti tahapan atau pelatihan dalam pengembangan usaha 80 %
mengatakan bahwa dengan adanya tahapan ini dapat memberikan dan
membuat mereka dapat menyalurkan bakat dan keahlian mereka dalam
berusaha dan kerja dalam meningkatkan kesejahteraan kelurga dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini menunjukan partisipasi anggota
kelompok tani cukup baik walau ada sebagian yang tidak hadir karena alasan
tertentu misalnya, ada kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan dan ada juga
yang memberikan alasan tidak bisa meninggalkan anak-anak mereka yang
masih kecil.
5.2.2 Pemberian Bantuan Dana Pinjaman Bergulir
82
Pemberian bantuan dana bergulir ini merupakan bantuan
pengembangan usaha yang diberikan oleh pihak dinas pertanian Bengkulu
selatan. Bantuan yang diberikan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh para
anggota kelompok tani yang tergabung dalam satu Gapoktan.
Pemberian bantuan dana bergulir ini merupakan modal awal bagi
kegiatan usaha pengembangan usaha agribisnis pedesaan (PUAP). Jenis
bantuan yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pasar
setempat yang kira-kira laku untuk dijual, bantuan terdiri pemberian modal
yang berbentuk uang untuk membuat suatu usaha atau produk serta program-
program produksi yang akan di jalankan. Pemberian bantuan dana pinjaman
ini diberikan pada anggota kelompok tani yang telah mengikuti penyuluhan
dan tergabung dalam Gpoktan Desa Tanjung Tebat.
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, diketahui bahwa bantuan
yang diberikan pada anggota kelompok tani yang di damping oleh pihak PMT
(penyelia Mitra Tani, berupa dana bantuan pinjaman bergulir yang rata-rata
peminjam yang diberikan oleh pihak fasilitator sesuai dengan anggaran para
peminjam dalam membangun usaha apa yang akan di modali, atau dilakukan
oleh peminjam berdasarkan hasil di lapangan bahwa para peminjam
mengajukan peminjaman moda sebesar 1.000.000 – 2.000.000 rupiah per
orang, dengan suku bunga sebesar 0,1 % per bulan hal ini sesuai kesepakatan
bersama oleh fasilitator Gapoktan dan pihak pendamping lapangan.
83
Selain itu masing-masing anggota juga harus membuat surat
keterangan sebagai anggunan atau jaminan atas pinjaman dana bergulir
tersebut. Pada tahap selanjutnya, apabila kelompok sudah membayar lunas
pinjaman dengan bunga yang telah di tentukan maka dapat mengajukan
pinjaman kembali dengan nominal yang lebih besar yakni sampai tiga jutaan
dan kriteria pengembalian sama dengan pinjaman pertama.
Menurut informan pokok ketentuan ini dibuat agar setiap kelompok
saling bekerja sama dan peduli terhadap yang lain, dan untuk menciptakan
masyarakat yang memahami nilai-nilai universal PUAP. Pada pertemuan
berikutnya informan pokok diajak untuk membuat perlengkapan pengajuan
administrasi, mulai dari pemberian KTP, formulir usulan anggota Poktan,
surat perjanjian anggunan, aturan kesepakatan, blanko permohonan dan
putusan pinjaman, usulan anggota Poktan dalam kegiatan ekonomi, surat
pernyataan kesanggupan tanggung dan kuasa pemindahbukuan tabungan yang
terdiri dari surat perjanjian kredit dan surat pengakuan hutang.
Untuk mendapatkan pinjaman ini bukan dengan waktu yang cepat
harus menunggu empat sampai lima minggu. Menurut pengakuan salah
seorang informan pokok, bahwa proses administrasi sangat berbelit-belit dan
sampai tumpang tindih, mereka bingung untuk mengikuti petunjuk yang
diberikan dan merasa keberatan dengan banyaknya blanko yang harus mereka
beli dan ada yang tidak terpakai karena surat yang dibuat sering berubah-
84
ubah. Setelah proses administrasi selesai maka POKTAN harus menunggu
informasi dari pihak Gapoktan untuk pencairan dana, karena waktu pencairan
juga butuh waktu yang cukup lama. Pada tahap pencairan dana, tim fasilitator
kecamatan (PUAP) memberikan pembinaan agar dana di dapatkan digunakan
untuk membuka usaha baru sesuai dengan potensi dan keterampilan yang
dimiliki agar dapat menambah pendapatan keluarga dan pembayaran tidak
tersendat-sendat. Anggota kelompok tani yang menerima bantuan dana
bergulir harus siap memotivasi teman kelompok agar dapat membayar
pinjaman secara lancar dan dapat mengembalikan bunga pinjaman dengan
baik sehingga mereka dapat mengajukan pinjaman untuk ketahap berikutnya
dan lebih besar lagi,
5.2.3 Bentuk dan jenis Usaha
Jenis usaha yang dilakukan oleh informan pokok dari ke 5 kelompok
tani adalah usaha yang bersifat ekonomis prodduktif dalam skala kecil dan
umumnya usaha tersebut masih tergolong pada jenis usaha sector informal.
Jenis usaha informan pokok tersebut dapat dikelompokkan ke dalam 5 jenis,
yaitu usaha mitra kios pertanian, warung manisan, jual sayur keliling,
tengkulak beras, dan ternak itik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
5.7 berikut ini :
85
Tabel 5.7 Bentuk dan Jenis kegiatan usaha informan Pokok
No Jenis Usaha/Kegiatan Jumlah % 1 Kios pertanian pupuk 4 20 2 Warung manisan 6 30 3 Jualan sayur keliling 3 15 4 Tengkulak beras 2 10 5 Ternak itik 4 20 6 Membuat atap daun 1 5
Jumlah 20 100 Sumber : hasil penelitian desember 2013
Pada tabel 5.7 dapat dilihat bahwa sebanyak 20 orang informan pokok
melakukan kegiatan usaha skala kecil. Dari 20 orang informan pokok dapat
diklasifikasikan berdasarkan jenis usahanya antara lain 4 orang membangun
kios pupuk pertanian yang para pembeli bukan hanya dari desa tempat
tinnggal saja melainkan banyak juga dari tempat desa lain. Sebagian informan
pokok membuka warung manisan dengan jumlah enam orang atau 30 %.
Selain itu ada yang membuat atap dari daun sebanyak satu orang atau 5 %.
Empat orang peternak itik atau 20 %. Dan tiga orang lagi jualan sayur
keliling, yaitu jualan sayur-sayur mentah dan bahan lauk lainnya yang dijual
didesa dan luar desa mereka tinggal. Berbagai macam jenis usaha yang
dilakukan informan pokok untuk dapat menambah pendapatan tambahan
keluarga mereka walaupun dengan hasil yang tidak terlalu besar. Selama
kegiatan peminjaman, tim fasilitator atau pendamping lapangan tetap
melakukan kegiatan pembinaan dan monitoring dari kegiatan usaha mereka,
apa yang menjadi kendala dari mereka, namun kegiatan ini jarang dilakukan,
menurut informan pokok, tim fasilitator hanya datang pada setiap satu bulan
86
satu kali. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa dari 20 orang anggota
peminjam yang membuka usaha, terdapat 8 orang yang mengalami kendala
untuk pengembalian modal usaha dan kurang bejalan begitu baik, satu di
antaranya anggota pindah sehingga sulit mereka untuk mengembalikan
pinjaman modal dan ada dengan alasan persaingan usaha yang tidak sehat
tingkat pemasaran yang sulit,dan kurang nya pengetahuan mereka dalam
membangun usaha baru karena keterampilan dan pengetahuan yang kurang.
5.2.4 Kegiatan Pendampingan
Pendampingan program pengembangan usaha agribisnis pedesaan
(PUAP) merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan PUAP
keberasilan program. Pendamping memiliki peranan penting yakni sebagai
narasumber, pengerak, sekaligus sebagai fasilitator.
Menurut buku Diklat pemantapan pendamping (2007: p.15), tujuan :
Pendampingan adalah meningkatkan motivasi, kemampuan dan peran
anggota kelompok tani dalam mencapai kualitas hidup, kemandirian dan
kesejahteraan anggotanya, kehadiran pendampingan sangat diperlukan dalam
proses perkembangan program PUAP, karena pendamping merupakan salah
satu ujung tombak penentuan keberasilan. Dalam hal ini bentuk
pendampingan dari PMT (penyelia mitra Tani) menganalisa setiap
permasalahan yang dihadapi informan pokok, meindiskusikan dengan
87
informan pokok mengenai permasalahan yang dihadapi dan cara
mengatasinya dan membangun motivasi dan rasa percaya diri. Metode yang
dilakukan pendamping yaitu memimbing anggota kelompok tani, dari uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa pendamping sangat dibutuhkan dan
bermanfaat bagi proses pemecahan masalah oleh karena itu, pendampingan
merupakan satu strategi yang sangat menentukan keberasilan program
pemberdayaan PUAP dalam meningkatkan kesejahteraan anggota dalam
pemenuhan kebutuhan keluarga, dan dengan adanya pendamping informan
dapat berkonsultasi pada pendamping apa saja kendala-kendala yang dihadapi
dalam menjalankan usaha agar pendamping dapat membantu memecahkan
persoalan dihadapi oleh informan. Pendampingan atau memeriksa kegiatan
pengembangan usaha agribisnis pedesaan (PUAP) 1ni 3 bulan sekali kepada
informan.
Proses pendampingan yaitu :
1. Konsultasi, yaitu kegiatan atau tindakan yang dilakukan pendamping PMT untuk
memberikan saran/konsultasi/informasi bagi kemajuan kegiatan atau program.
Tujuan dari pendampingan yaitu untuk meningkatkan motivasi,
kemampuan dan peran anggota usaha pengembangan usaha agribisnis pedesaan
(PUAP) dalam mencapai kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraan
anggotanya dan meningkatkan kemampuan pengelolahan dalam menemukan
88
permasalahan, potensi, dan sumberdaya sosial ekonomi yang ada pada
lingkungan mereka tinggal atau beraktivitas.
2. Fasilitas, yaitu upaya yang dilakukan pendamping sosial dalam membantu
anggota kelompok tani dengan memberikan kesempatan dan kemungkinan untuk
menggunakan sumber-sumber alam dan sumberdaya manusia yang dimiliki
kelompok tani agar dapat mengatasi permasalahan.
3. Kegiatan yang dilakukan pendamping dalam membantu anggota kelompok tani
dengan wujud mengidentifikasi sistem sumber yang ada pada lingkungannya dan
menjembatani antara sistem sumber dengan anggota kelompok tani dalam upaya
pemecahan permasalahan yang di hadapi oleh informan.
5.2.5 Kegiatan Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian terhadap tahap-tahap dari proses kegiatan
penanganan masalah yang dihadapi oleh para anggota kelompok tani yang
telah dilaksanakan, sehingga dapat diketahui dengan jelas sampai sejauh mana
sasaran dan tujuan yang telah dilaksanakan, tercapai serta hambatan-hambatan
apa saja yang dihadapi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan tingkat
keberhasilan pelaksanaan program beserta kendalanya, dan untuk memperoleh
bahan masukan bagi perencaan dan pelaksanaan program untuk berikutnya,
terutama yang berkaitan dengan faktor kendala.
89
Dirinya mengatakan bahwa mengalami kesulitan dalam pengembalian
modal karena itik yang dipelihara telornya kurang begitu banyak karena pola
bahan makanaan itik kurang, jadi telur nya tidak begitu banyak.dan sebagai
tengkulak beras juga mengalami kendala di lapangan karena uda terlalu
banyak yang bergerak usaha di bidang sebagai tengkulak penjual beras jadi
tingkat persaingan di pasaran juga semakin tinggi. Sehingga dalam proses
tahapan ini petugas lapangan mengetahui berjalan baik atau tidaknya program
yang terjadi dilapangan yang menjalankan program pengembangan usaha
agribisnis pedesaan (PUAP) dalam membangun dan begerak dibidang
ekonomi untuk usaha yang mereka jalankan.
5.3.1 Upaya Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Anggota Kelompok.
Bedasarkan hasil penelitian, informan menunjukan kemampuannya
dalam menjalankan peranan dan keberfungsian sosial dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidup dalam mendapatkan kesejahteraan keluarga dan
memecahkan persoalan yang dimilikinya. Untuk melihat tingkat kesejahteraan
para anggota kelompok dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dapat dilihat
dari kegiatan yang dilakukan sehari-hari yaitu:
90
1.Kemampuan Untuk Memenuhi Kebutuhan
a. Kebutuhan Pokok ( sandang, pangan, papan)
1. Kebutuhan Pangan
Tabel 5.11 Pemenuhan Kebutuhan Pangan
No
Frekuensi
makan/hari sebelum
mendaptkan
bantuan
Jumlah % Frekuensi
makan/hari setelah
mendapatkan
bantuan
Jumlah %
1 Lebih dari 2 kali
sehari
18 98
%
Lebih dari 2 kali
sehari
18 98%
2 2 kali sehari 2 0,2
%
2 kali sehari 2 0,2%
3 1 kali sehari - 1 kali sehari -
Jumlah 20% 100
%
Jumlah 20% 100%
Sumber : Hasil penelitian desember 2013
Berdasarkan tabel 5.11 diatas, dapat dilihat bahwa frekuensi
makan/hari sebelum mendapatkan bantuan dan setelah mendapatkan bantuan
tidak ada peningkatan dalam pemenuhan kebutuha pangan yaitu lebih dari 2
kali dalam sehari sebanyak informan 18 orang atau sebesar 98 % dan hanya 2
0rang informan yang 2 kali sehari dikarenakan tidak terbiasa makan pagi
hanya cukup minum kopi saja atau sebanyak 0,2 %.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui pola konsumsi informan, rata-
rata dalam sehari mereka makan 3 kali sehari tergantug selera dan kebutuhan
91
masing-masing yakni pada pagi hari sebelum melakukan aktivitas, siang hari
dan sesudah magrib atau makan malam.
Berdasarkan hasil penelitian juga diketahui bahwa para informan
mampu memenuhi kebutuhan panganya, hal ini pola makan para informan
dalam mengkonsumsi makanna per hari dengan menu daun singkong, bayam,
kankung, kacang, terong, kol dan lainya. Hal tersebut merupakan bentuk
konsumsi dalam memnuhi gizi para anggota keluarga mereka.
2.Kebutuhan sandang
Berdasarkan penelitian, pemenuhan kebutuhan sandang para informan
dalam satu tahunya menunjukkan bahwa dari jumlah informan yang ada
sebanyak 20 orang dengan persentase 33,33 % mampu membeli pakaian lebih
dari 2 kali dalam setahun dan 66,67 % mampu membeli pakaian 2 kali dalam
setahun, mereka biasanya membeli pada saat menjelang lebaran saja.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa informan memiliki
pakaian yang berbeda dalam setiap suasana, yaitu pakaian mereka yang di
gunakan pada saat acara resmi atau formal dan pakaian mereka pada saat
beraktivitas sehari-hari boleh di katakana sederhana tapi bersih.
Berdasarkan hasil wawncara seperti yang di ungkapkan informan SR:
“ Bapak ni deek njalankah usaha jual atap tebuat jak di daun deek, jadi kalau masalah baju ,celanau ni mbeli di pasar adau pulau mbeli batam jual keliling
92
ni karenau baju baru tu nidau kebutuhan utamau karenau mbak init u yang penting kebutuhan dapur apau yang di masak atau dim akan, kalau adau lebihau duit tu baru rencanau ndak mbelikah baju madakaan dinjukai sanak-sanak-sanak ni jadilah”
(SR mempunyai usaha sebagai pembuat dan menjual atap yang terbuat dari
daun, sedangakan masalah pakaian dirinya sering beli di pasar dan membeli
batam yang jual keliling karena pakaian baru bukan kebutuhan utama karena
dapurlah atau makan lah yang paling utamakan untuk kebutuhan hidup,
masalah baju baru kalau ada uang yang lebih baru bisa dipakai untuk membeli
atau sering kali di kasih oleh sanak saudarah). 23 desember 2013.
Sedangkan informan WY :
“jangan kah nadak mbeli baju alap deek, kinaki ajau kerjau ayuk ni kami mbeli baju celanau alap ni kalu la ndak damping lebaran ajau deek,tu ajau tergantung dengan rejeki deek”
(WY mengatakan bahwa dalam memenuhi kebutuhan pakaiana mereka
membeli pada saat uda dekat pada hari lebaran saja, itu masih tergantung pada
rezeki mereka dapatkan). 23 desember 2013 .
Hal serupa di ungkapkan oleh NR :
“Biasau au ayuk mbeli baju alap tu dekk pas ndak lebaran idul fitri dan idul adha ajau deekk kadang adau pulau yang di njuak dengan sanak baju yang masih alap deek”
(Biasanya mereka membeli baju atau pakaian baru pada saat idul fitri dan idul adha saja,dan ada juga mereka diberikan oleh kerabat mereka baju atau pakaian yang masih dalam kondisi bagus).23 desember 2013.
Dari uraian di atas para informan tidak sampai berhutang untuk
memenuhi kebutuhan sandang mereka, terkadang pakaian juga dapat dari
sanak family atau keluarga dekat yang memberikan pakaian yang masih bagus
93
di pakai setidak nya masih layak untuk dipakai mereka dalam sehari-hari atau
pada saat kondisi tertentu. Hal ini dirasa cukup membantu dalam pemenuhan
kebutuhan pakaian (sandang) sedangkan informan yang tidak dapat dari
family mereka biasanya mereka beli di pasar dan baju batam yang kondisi nya
masih layak pakai bagi mereka.
3.Kebutuhan Papan
Tabel 5.12 Status Kepelmiliki Rumah
No Status kepemiliki rumah sebelum menerimah bantuan
Jumlah % Status kepemilikan rumah setelah menerimah bantuan
Jumlah %
1 Rumah sendiri 16 66,67% Rumah sendiri 16 66,67% 2 Sewa/konrak Sewa/kontrak - 3 Menumpang 4 33,33% Menumpang 4 33,33% Jumlah 20 100% Jumlah 20 100% Sumber : hasil penelitian desember 2013
Berdasarkan tabel 5.12 diatas, dapat dilihat bahwa pemenuhan
kebutuhan papan atau perumahan status kepemilikan rumah sebelum menrima
bantuan dan setelah menerima bantuan tidak ada terjadi peningkatan yaitu 16
informan atau 66,67 % memiliki rumah sendiri walau belum begitu bagus
kondisinya, dan sebanyak 4 orang informan masih menumpang pada orang
tuanya.
94
Dari observasi yang dilakukan diketahui bahwa kondisi fisik rumah
informan yang mempunyai rumah permanen 67 % permanen sedangangkan
kondisi rumah informan lainya sebanyak 33 % semi permanen. Berdasarkan
penelitian mengenai MCK (mandi, cuci, Kakus), seluruh informan sudah
memilki wc sendiri. Berdasarkan hasil wawncara yang dilakukan terhadap
informan diketahui bahwa informan yang memiliki rumah sendiri lebih
nyaman di bandingkan informan yang masih menumpang kepada orang tua
mereka dan paling tidak uda ada keinginan untuk memberikan atau
merencanakan untuk merawat dan menambah ukuran rumah mereka
sedangkan informan yang masih menumpang dengan orang tua mereka
mempunyai rencana untuk membuat tempat tinggal sendiri karena mereka
bilang tidak bisa selalu menumpang kepada orang tua mereka, karena mereka
mempunyai kemauan untuk mandiri.
4.Kebutuhan Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian menurut para informan selaku orang tua,
meskipun mereka hanya mempunyai tamatan dan ljazah SD dan paling tinggi
SLTP tetapi anak-anak mereka diutamakan untuk menuntut pendidikan yang
paling utama. Karena tidak hanya sebatas itu saja dengan mengenyam
pendidikan anak-anak bisa, menulis, membaca, dan berpikir secara dewasa
dan mempunyai pengetahuan yang luas serta memiliki keterampilan yang
dibina pada masa sekolah sehingga tidak menuntut kemungkinan para orang
95
tua informan menginginkan para anaknya sekolah setinggi-tingginya seperti
masuk perguruan tinggi. Karena mereka tidak mau pendidikan anak-anak
mereka sama dengan orang tuanya yang dimana mayoritas hanya tamat SD
dan SLTP.
Tabel 5.13 Tingkat Pendidikan Anak Informan
No Pendidikan formal Jumlah Persentase % 1 Belum usia sekolah - - 2 SD 2 2,5% 3 SLTP 4 5 % 4 SMA 12 80,3 % 5 Perguruan tinggi 2 2,5 % Jumlah seluruh anak informan 20 100
Sumber : hasil penelitian 23 desember 2013
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan anak-
anak informan sudah memiliki pendidikan rata-rata SMA bahkan sudah ada
yang tamat kuliah sebanyak dua orang dan tamatan SD hanya dua orang. Jadi
jelas bahwa tingkat pendidikan anak-anak informan sudah bisa dikatakan uda
lebih baik karena sudah 80 % tamat SMA.
Berdasarkan hasil peneliti, diketahui bahwa informan mampu dalam
memenuhi kebutuhan pendidikan dan sangat mengutamakan anak-anaknya
demi masa depan anak yang lebih baik dan mendapatkan masa depan yang
bisa menbahagiakan orang tua mereka.
96
5.Kebutuhan Kesehatan
Pada kondisi yang lemah ketika sakittentu saja seseorang atau individu
tentu tidak dapat melakukan kegiatan atau aktivitas dengan begitu baik dan
lancer karena kesehatan badan dan tubuhnya merupakan salah satu penunjang
seseorang untuk dapat memenuhi kebutuhan untuk mencapai atau
mengwujudkan kesejahteraannya, oleh karena itu apabila seseorang sakit atau
kena penyakit maka sangat diperlukan perawatan atau pengobatan yang baik,
sehingga bisa kembali sehat dan mampu kembali produktif untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidup dan keluarganya.
Tabel 5.14 : Alternatif Pengobatan Yang Dilakukan Saat Mengalami Sakit
No Alternatif Pengobatan Jumlah Persentase % Berobat ke rumah sakit - Berobat ke puskesmas 4 25 % Berobat sendiri 16 75 %
Jumlah 20 100 Sumbe :Hasil penelitian 25 desember 2013
Dari tabel diatas dapat dilihat alternatif pengobatan yang sering dilakukan
anggota kelompok tani dalam pengobatan apabila ada anggota keluarga yang
sakit, yaitu memilih berobat ke puskesmas sebanyak 4 informan atau 25 %
mampu menjangkau pelayanan kesehatan dipuskesmas sedangkan 75 % lebih
memilih berobat sendiri dengan membeli obat-obatan di warung. Hal ini
seperti yang di katakan WY :
97
“ amun kami dalam keluargau ni adau yang demam dekk biasaunyau mbeli obat di warung kudai, biasauau yang demam ni anak-anak ni ,di batak istirahat tula dikit,apau lagi cuman demam-demam dikit pilek dan batuk biasau nyau”kalau la nidau sembuh-sembuh mpai di batak ke puskesmas deek kadang-kadang minjam kudai duit ndak pegi tu”
( kalau ada salah satu anggota keluarga yang sakit biasanya di belikan obat-
obatan di warung dulu kalau sudah parah tidak sembuh-sembuh baru di bawah
ke puskesmas untuk berobat). 25 desember 2013.
Hal serupa juga diungkapkan NR :
“kalau cuman demam dikit-dikit ni deek kami mbeli obat diwarung, tapi amu nidau radu-radu tepaksau kami ndalak minjam duit berobat tapi amu pilihan tu dulu kah kudai obat tradisional tulah deek”
(kalau sakitnya tidak terlalu para biasanya cukup dibelikan obat di warung saja, tapi kalau sudah tidak sembuh- senmbuh baru dbawah berobat dan sering pinjam uang untuk biaya berobat). 25 desember 2013.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam mencari alternatif
pengobatan apabila salah satu dari anggota keluarga informan menderita sakit,
mereka lebih memilih pengobatan yang mereka anggap tidak perlu
mengeluarkan banyak biaya, dan apa lagi penyakit atau sakit yang diderita
mereka anggap biasa dan ringan mereka lebih memilih membeli obat sendiri
dengan membeli obat sendiri diwarung atau obat tardisional atau dukun. Jika
mereka memang terpaksa harus berobat kepuskesmas dan tidak memiliki
biaya maka mreka terpaksa mencari pinjaman uang.
98
5.4. Pembahasan
5.4.1 Pemberdayaan Kelompok Tani Melalui Program Pengembangan Usaha
Agribisnis Pedesaan (PUAP) Dalam Upaya Kesejateraan Anggota
Kelompok.
Analisis kesesuaian pelaksanaan program dalam kajian ini adalah
membandingkan antara pelaksanaan program dengan apa yang seharusnya
menurut ketentuan. Ketentuan yang dipedomani dalam mengevaluasi adalah
buku Pedoman Umum PUAP yang diterbitkan oleh Kementerian Pertanian
dan buku Pedoman dan Modul Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro
yang juga diterbitkan oleh Kementerian Pertanian.
Pemberdayaan pengembangan usaha agribisnis pedesaan (PUAP)
merupakan salah satu program pelayanan bagi masyarakat atau kelompok
dalam membangun dan pengembangan usaha agribisnis pedesaan (PUAP).
Program PUAP bertujuan untuk memberikan perlindungan pemberdayaan
ekonomi, yaitu dengan memberikan modal usaha sesuai dengan usulan para
anggota kelompok tani dari masing-masing kelompok yang tergabung dalam
satu Gapoktan, dalam upaya meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok
dan masyarakat itu sendiri. Untuk mencapai tujuan tersebut , maka pihak
pemerintah dinas pertanian melakukan upaya pendekatan dan pemberdayaan
masyarakat dan kelompok tani pada khususnya melakukan pembinaan dan
pendampingan yang bersifat meberdayakan para anggota kelompok tani.
99
Hal ini sesuai dengan teori pemberdayaan yang diungkapkan oleh
Shardlow dalam Isbandi Rukminto Adi (2008, p.78), dimana dalam teori
tersebut menyatakan bahwa bagaimana individu, kelompok, ataupun
komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan
untuk membentuk masa depan sesuai keinginan mereka. Konsep
pengembangan usaha agribisnis pedesaan (PUAP) dalam uapaya meningkatkan
kesejahteraan anggota kelompok diartikan sebagai upaya yang
berkesinambungan dengan perencanaan pada perubahan disuatu komunitas
atau kelompok masyarakat dari ketidakberdayaan menjadi berdaya dengan
melibatkan diri pada partisipasi dan menuju kemandirian.
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan yang meliputi harkat dan
martabat hidupnya, maka para angota kelompok tani mengikuti kegiatan
pengembangan usaha agibisnis pedesaan (PUAP) dengan tujuan untuk
meningkatkan pendapatan keluarga yang lebih baik dan menciptakan
keharmonisan hubungan sosial antar warga atau kelompok, pengembangan diri
serta juga sebagai wadah berbagai pengalaman antar sesame anggota. Program
Pemgembangan usaha agribisnis pedesaan (PUAP) dimaksudkan untuk
meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok yang meliputi kemampuan
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari serta meningkatkan
kemampuan dalam menjalankan pemberdayaan program PUAP dan
menjalankan peranan sosialnya dalam kehidupan bermasyarakat.
100
5.4.2 Sosialisasi Dalam Membangun Dana PUAP
Proses ini dilakukan merupakan tahapan serangkaian kegiatan yang
dirancang untuk membekali dan memberikan wawasan dan pengetahuan,
keterampialn dan perubahan sikap baik individu maupun kelompok dengan
beberapa jenis materi dan pembahasan, untuk dapat di jadikan sebagai sumber
atau usaha dalam membagun sebuah usaha dalam upaya memenuhi kebutuhan
hidup keluarga.
Pemberian tahapan ini diberikan kepada anggota kelompok tani yang
dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan praktis upaya pengembangan
usaha dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Dengan adanya
pemberian proses tahapan ini akan memberikan wawasan dan menambah
pengetahuan cara prosedur dan berwirausaha sesuai dengan keterampilan dan
kemauan para anggota kelompok tani itu sendiri, sehingga mereka mampu
bersaing dengan masyarakat luar lainya dalam membangun sebuah usaha
dalam uapaya meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Sehingga anggota
mempunyai kesadaran akan tanggung jawab terhadap dana pinjaman yang
diberikan oleh pemerintah melalui program PUAP yang dimana tujuan
tahapan ini untuk mengantisipasi keterlambatan dan kelalaian peminjam
dalam mengembalikan bunga dan bisa melanjutkan peminjaman untuk tahap
berikutnya.
101
Hal ini diungkapkan oleh pendamping lapangan PUAP bapak
Mastono,Sip sebagai berikut :
“ Di lakukan nya proses tahapan ini menambah pengetahuan dan wawasan para anggota kelompok tani dalam mengembangakan dan membagun sebuah usaha sehingga mampu berinteraksi baik dengan sistem sasaran atau masyarakat luar nantinya dan mempunyai kesadaran dan tanggung jawab akan modal yang mereka pinjam”
Dengan demikian pemberian proses tahapan ini dalam keterampilan
berusaha dapat meberikan dampak positif bagi para anggota kelompok dalam
memulai dan membangun usaha melalui program pengembangan usaha
agribisni pedesaan (PUAP) dan dapat meberikan keringanan dan menambah
pendapatan dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya serta dapat
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Penyelengaraan kegiatan sosialisasi ini di
laksanakan sebanyak 2 kali pertemuan yaitu sebelum bantuan dana pinjaman
bergulir di berikan kepada anggota kelompok dan sebelum para anggota
kelompok tani membuka atau membangun usaha mereka yaitu pada bulan
desember 2009 di desa Tanjung Tebat, dengan jumlah anggota Poktan 5
kelompok dan terdiri dari 45 orang yang dapat hadir pada kegiatan tersebut
hal ini menunjukan partisipasi anggota cukup baik dalam tahap kegiatan ini
yang mana didominani para perempuan yang hadir. Metode yang dilakukan
yaitu pengajaran, diskusi (Tanya jawab) , dan pemanfaatan sumberdaya alam
yang tersedia, sebagai contoh yang di berikan oleh pihak penyelenggara dalam
memimbing para anggota dalam menciptakan peluang usaha di masa sekarang
102
ini. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam proses kegiatan
tersebut semua informan yang mengikuti kegiatan dapat mengembangkan dan
memulai dan membangun sebuah usaha yang sesuai dengan kemauan dan
bakat yang mereka miliki yang pada nantinya dapat meningkatkan dan
membantu ekonomi mereka dalam mencapai kesejahteraan hidupnya dan
memenuhi kebutuhan hidupnya.
“Partisipasi” memiliki konotasi yang berbeda-beda untuk berbagai
orang, sebagaimana terumus dalam pokok-pokok berikut (Kanisius,1999).
1. Sikap kerja sama petani dalam pelaksanaan programa penyuluhan dengan cara
menghadiri rapat-rapat penyuluhan, mendemonstrasikan metode baru untuk
usaha tani mereka, mengajukan pertanyaan pada agen penyuluhan.
2. Pengorganisasian kegiatan-kegiatan penyuluhan oleh kelompok-kelompok
petani, seperti pertemuam-pertemuan tempat agen penyuluhan memberikan
ceramah, mengelolah kursus-kursus demonstrasi, menerbitkan surat kabar tani
yang ditulis oleh agen penyuluhan dan peneliti untuk petani.
3. Menyediakan informasi yang diperlukan untuk merencanakan programa
penyuluhan yang efektif.
4. Petani atau para wakilnya berpartisipasi dalam organisasi jasa penyuluhan
dalam pengambilan keputusan mengenai tujuan, kelompok sasaran, pesan-
pesan dan metode, dan dalam evaluasi kegiatan.
103
5. Petani atau organisasinya membayar seluruh biaya yang dibutuhkan jasa
penyuluhan.
6. Supervisi agen penyuluhan oleh anggota dewan organisasi petani yang
mempekerjakannya.
Agar lebih memusatkan perhatian pada tafsiran yang keempat,
‘’partisipasi petani dalam pengambilan keputusan”, tetapi tetap akan
memperhatikan tafsiran kedua dan ketiga. Partisipasi menurut tafsiran kelima dan
keenam akan di perhatikan saat mendiskusikan kerja organisasi swasta dan
swastanisasi organisasi penyuluhan. Dapat diketahui bahwa partisipasi melalui
pengikutsertaan petani dapat menjadi cara yang lebih efisien untuk mencapai
tujuan programa penyuluhan.
Pada dasarnya partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan mental atau
pikiran dan emosi atau perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang
mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha
mencapai tujuan. Keterlibatan aktif dalam berpartisipasi, bukan hanya berarti
keterlibatan jasmaniah semata. Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan
mental, pikiran, dan emosi atau perasaan seseorang dalam situasi kelompok yang
mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha
mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan
Hal ini didasarkan kepada prinsip bahwa partisipasi adalah bersifat persuasif
Partisipasi dalam kelompok tani menekankan pada pembagian wewenang atau
104
tugas-tugas dalam melaksanakan kegiatannya dengan maksud meningkatkan
efektif tugas yang diberikan secara terstruktur dan lebih jelas.
Hasil wawancara kepada informan pokok TR 34 tahun :
“aku riang ngikuti kegiatan ini karenau bisa nambah ilmu dan wawasan dalam beusaha deeekk walau sebenarau aku tu nidau ngerti sewantakau ni dek tapi lamau-lamau ngerti jugau maksud kegiatan luak ni deek”
(saya sangat senang dek mengikuti kegiatan ini bisa memberikan pengetahuan dan wawasan baru dalam membangun sebuah usaha, walau pada dasarnya saya dulu belum mengerti dengan maksud kegiatan ini dek tapi kalau saat ini saya sudah bisa sedikit-sedikit memahami kegiatan ini).27 desember 2013.
Hal serupa diungkapkan juga oleh DT 37 tahun :
Kegiatan luak ini lemak deek, ngikutinyau karenau kami lemak betanyau langsung diau manau ndek ngerti tu dekk,terus njelaskah gunau bantuan tu kelau buat apau ajau dan carau mbalikah diau lukmanau, pokok au kami tiap adau undangan ndak dikumpulkah pasti ngikut terus kalau bukan adau halangan yang besak nian deekk”
(kegiatan seperti ini sangat bagus dek karena kami bisa bertanya dengan bebas masalah manfaat dan tujuan kegiatan atau bantuan yang akan kami terimah nanti seperti peminjaman dan pengembalian modal nanti sehingga kami sangat peduli dan akan selalu hadir setiap kegiatan ini). 27 desember 2013
Dan informan pokok ( DS 40 tahun) :
“Sayau senang nian ngikuti kegiatan ni, walau nidau keruan nian maksud tujuan tapi lah ngikuti kegiatannyau jadi keruan jadi kegiatan ni ndak nulung dan ngajung kami mbuat usaha, diajak saling mbantu biar kegiatan ni pacak bejalan dengan baik, terus kami berarap nian benar-benar di tolong karenau keluarga kami ni masih kurang dalam ncukupi kebutuhan keluargauni”
(saya senang adanya kegiatan seperti ini walau awalnya kami kurang tahu tapi akhirnya kami tahu bahwa kegiatan ini mau membantu kami dengan memberikan kami bantuan modal buat usaha kami agar bisa meningkatkan dan membantu kondisi keluarga kami). 27 desember 2013.
105
Dari pernyataan diatas dapat diuraikan, dengan adanya tahapan
kegiatan ini para anggota kelompok tani mempunyai antusias dan partisipasi
yang cukup baik pada kegiatan ini terliahat pada tingkat kehadiran mereka
yang hampir 80 % hadir dan dimana paling banyak anggota kelompok tani
perempuan, sehingga dalam pengelolan dana pinjaman dana bergulir yang
digunakan untuk membangun usaha sesuai dengan dilapangan para
perempuan yang lebih dominan dalam menjalankan usahanya di dalam
memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari. Menurut Etzioni dalam teori
proses sosial (Dalam Margaret, 1979, 356) bahwa didalam masyarakat aktif
orang dapat mengubah hukum-hukum sosial. Didunia yang demikian manusia
adalah pencipta, dapat membentuk masyarakat untuk menanggulangi
kebutuhan-kebutuhannya. Orentasi aktif memiliki tiga komponen : kesadaran
pribadi, pengetahuan para aktor, dan komitmen pada satu atau lebih tujuan
yang harus dicapai serta fasilitas kekuasaan untuk mengubah tatanan sosial.
Berdasarkan penjelasan teori tersebut, maka dalam proses
pemberdayaan dituntut aktif masyarakat agar mampu meningkatkan
kesadaran, pengetahuan dan juga komitmen dalam kegiatan pemberdayaan
yang dilakukan demi terpenuhinya kebutuhan hidup keluarga dengan baik
serta dapat meningkatkan kesejahteraan kondisi keluarga.
106
5.4.3 Pemberian Bantuan Dana Pinjaman Bergulir
Pemberian bantuan dana pinjaman bergulir merupakan bantuan usaha
yang diberikan oleh pihak pemerintah dinas pertanian dalam mengupayakan
pemberdayaan anggota kelompok tani dalam membangun sebuah usaha sesuai
denga keterampilan dan kemauan para anggota yang tergabung dalam satu
Gapoktan yang menjalankan dana pinjaman bergulir melalui program
pengembangan usaha agribisnis pedesaan (PUAP).
Pemberian bantuan dana pinjaman bergulir ini merupakan modal awal
bagi kegiatan pengembangan usaha agribisnis pedesaan (PUAP) yang
dilaksanakan secara individu maupun kelompok. jenis bantuan yang diberikan
sesuai dengan usaha yang mereka dirikan, dengan diberikanya bantuan
diharapakan masyarakat atau kelompok tani penerima bantuan sekaligus
informan pokok mampu memperbaiki perekonomian keluarga dengan sikap
kesadaran yang dibangun dalam kelompok sehingga membangun hubungan
yang harmonis dan saling mendudkung agar kelompok yang mandiri dapat
dibangun dengan baik. Sikap masyarakat yang primodial dan kurang peduli
kepada permasalahan yang ada menjadikan mereka terus-menerus ada pada
lingkar kemiskinan tanpa mencari jalan keluar untuk dapat keluar dari kondisi
ketidakberdayaan mereka. Dalam kegiatan pemberdayaan yang dilakukan
masyarakat atau kelompok tani penerima bantuan harus mengikuti tahapan
kegiatan untuk dapat menerima bantuan dana pinjaman supaya anggota
107
kelompok tani memahami tujuan dari program yang diberikan dan dapat
mempergunakan bantuan yang diberikan untuk kepentingan hidup keluarga
dimasa yang akan datang.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa
keseluruhan dari informan yang berjumlah 20 orang telah mendapatkan
bantuan dana pinjaman bergulir dan telah menggunakan modal tersebut untuk
membuka usaha agribisnis pedesaan dalam skala kecil.
Sedangkan sebagian besar informan pokok berjumlah 16 0rang yang
mengikuti kegiatan-kegiatan pemberdayaan merasa senang mengikuti tahapan
tersebut karena mereka menyatakan bahwa sangat berguna bagi mereka untuk
membantu mereka menciptakan pemahaman dan manajemen usaha skala kecil
melalui sosialisasi dan pendampingan yang di lakukan oleh tim penyelengara
program PUAP. Seperti yang diungkapkan salah seorang informan pokok (TR
35 tahun) :
“aku riang ngikuti kegiatan yang di adaukah waktu tu deek, karenau aku njadi ngerti walau cuman dikit-dikit ajau, mumpung umur masih budak ndak mbuat usahau ni, karenau bantuan tu begunau nian untuk keluargau sayau ni ndak mbukak usaha tu”
( saya senang mengikuti kegiatan yang dilakukan waktu itu, karena saya jadi mengerti walaupun hanya sedikit-sedikit saja, dan kebetulan umur saya masih muda saya ingin sekali mendapatkan bantuan tersebut untuk memenuhi kebutuhan keluarga dengan membuka usaha). 28 desember 2013.
Hal serupa di ungkapkan oleh informan pokok (YK 39) tahun :
108
Duit dari pinjaman bergulir ni deek, bermanfaat tegalau buat keluargau kami dengan duit sebesar 1000.000 satu juta ni makaunya dapat membantu sedikit-sedikit buat usaha terus hasillau ni buat makan dan anak sekul dek,saya sangat bessuykur walau Cuma dapat bantuai duit bergulir ni dapat mbantu walau belum begitu terpenuhi kebutuhan keluargau ni”
(uang dana pinjaman bergulir sangat membantu keluarga saya walau hanya bisa pinjam satu juta rupiah untuk membuat usaha, dan bisa membantu sedikit-sedikit kebutuhan keluarga seperti biaya sekolah anak dan kebutuhan keluarga lainya jadi uang pinjaman bergulir ini sangat membantu walau belum sepenuhnya terpenuhi). 28 desember 2013.
Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar informan yang mengikuti
tahapan kegiatan merasakan manfaatnya, selain mereka mendapatkan bantuan
mereka juga diberikan sosialisasi, pendampingan dan evaluasi kegiatan, dalam
membuka usaha dengan baik, pengetahuan tentang cara berusaha dengan baik
dan pengetahuan mengenai teori maupun pratek dari keterampilan yang telah
mereka miliki. Sehingga mereka lebih semangat untuk membuka usaha dengan
modal tambahan yang mereka dapatakan.
Namun bagi mereka yang tidak mengikuti tahapan kegiatan sebanyak
empat orang yang kurang aktif dan kurang berpartisipasi terhadap kegiatan
yang dilakukan, mereka juga kurang mampu bersosialisasi dengan kelompok
dan juga kurang mampu untuk membuat usaha mereka maju dengan baik
sehingga mengalami kesulitan dalam pengembalian pinjaman dana tersebut.
Bedasarkan hasil penelitian bahwa dalam proses pemberian bantuan
pinjaman bergulir mulai dari tahapan pengajuan pinjaman sampai pada
penerimaan bantuan terdapat proses yang tumpah tindih. Hal ini disebabkan
109
kurangnya koordinasi tim dan juga system yang sering berubah sehingga
mengakibatkan sering terjadi kesalahpahaman antara anggota dengan tim.
Jenis usaha yang dilakukan oleh informan pokok dari ke-5 POKTAN
adalah usaha agribisnis yang besifat ekonomi produktif dalam skala kecil dan
umumnya usaha tersebut masih tergolong pada jenis usaha disektor informal.
Jenis usaha informan poko tersebut dapat dikelompokkan kedalam lima jenis,
yaitu, kios pertanian, warung, jual sayur keliling, tengkulak beras, jual atap
daun,dan ternak itik. Dari 20 orang informan pokok dapat diklasifikasikan
berdasarkan jenis usahanya antara lain 4 orang membangun kios pupuk
pertanian yang para pembeli bukan hanya dari desa tempat tinnggal saja
melainkan banyak juga dari tempat desa lain. Sebagian informan pokok
membuka warung manisan dengan jumlah enam orang atau 30 %. Selain itu
ada yang membuat atap dari daun sebanyak satu orang atau 5 %. Empat orang
peternak itik atau 20 %. Dan tiga orang lagi jualan sayur keliling, yaitu jualan
sayur-sayur mentah dan bahan lauk lainnya yang dijual didesa dan luar desa
mereka tinggal.
Berbagai macam jenis usaha yang dilakukan informan pokok untuk
dapat menambah pendapatan tambahan keluarga mereka walaupun dengan
hasil yang tidak terlalu besar. Selama kegiatan peminjaman, tim fasilitator
atau pendamping lapangan tetap melakukan kegiatan pembinaan dan
monitoring dari kegiatan usaha mereka, apa yang menjadi kendala dari
110
mereka, namun kegiatan ini jarang dilakukan, menurut informan pokok, tim
fasilitator hanya datang pada setiap satu bulan satu kali. Hasil penelitian juga
menunjukan bahwa dari 20 orang anggota peminjam yang membuka usaha,
terdapat 8 orang yang mengalami kendala untuk pengembalian modal usaha
dan kurang bejalan begitu baik, satu di antaranya anggota pindah sehingga
sulit mereka untuk mengembalikan pinjaman modal dan ada dengan alasan
persaingan usaha yang tidak sehat tingkat pemasaran yang sulit,dan kurang
nya pengetahuan mereka dalam membangun usaha baru karena keterampilan
dan pengetahuan yang kurang.
Adapun tanggapan salah seorang informan pokok yang kurang mampu
mengembalikan pinjaman (WH 38 tahun) :
‘Aku kurang mampu ndak mbalikah pinjaman tu dek karenau usaha ayuk ni nidau bejalan alapnan deekk manau kebutuhan kini mahal-mahal galau deek jadi duit tu tepakai menuhi kebutuhan makan keluarga ni karenau tanggungan keluargau ni 4 orangan “
(saya kurang mampu dalam mengembalikan pinjaman karena usaha yang saya jalankan kurang berjalan dengan baik,karena uang pinjaman sering dipakai untuk memenuhi kebutuhan keluarga, yang terdapat 4 anggota keluarga.) 27 desember 2013.
Hal ini di ungkapkan oleh informan pokok yang lainya (DR 37 tahun) :
“tapau diau pacak aku buat aku buat deekk, aku gunaukah duit tu untuk mbukak usaha tapi nidau cukup, hargau kebutuhan ajau mahal, jadi untung usaha aku tu kecek deeek, sementara anggota keluarga kami ni banyak makanya makaunyau agak segau mbalikah pinjaman tu”
(apa yang saya bisa buat, saya gunakan dana itu untuk membuka usaha tetapi tidak cukup harga kebutuhan saja mahal, jadi keuntungan saya itu kecil,
111
sementara tanggungan keluarga banyak makannya jadi merasa kesulitan dalam pengembalian modal). 28 desember 2013.
Dari pernyataan informan tersebut menyatakan bahwa dana yang
mereka peroleh terlalu kecil untuk membuka usaha, apabila melihat harga
kebutuhan yang saat ini semakin mahal. Disamping itu, kurangnya
pengetahuan para anggota untuk memanfaatkan potensi yang ada dan juga
tingkat kepedulian masyarakat terhadap permasalahan yang mereka hadapi,
sehingga masih tetap kondisi tidak berdaya. Sedangkan bagi informan pokok
yang mampu mengembalikan pinjaman dana bergulir merasa terbantu
walaupun dengan jumlah kecil sehingga mereka lancar mengembalikan modal
pinjaman tersebut. Menurut hasil penelitian bahwa bantuan yang diberikan
masih kecil dalam membuka usaha, mereka mendapatkan keuntungan yang
bukan begitu besar akan tetapi cukup untuk memenuhi kebutuhan dan biaya
pendidikan anak-anak mereka. Kegiatan pemberdayaan ini perlu dioptimalkan
baik dari pendanaan dan juga alokasi dana yang diperlukan sehingga tepat
sasaran bagi anggota penerima Berdasarkan wawancara dengan beberapa
fasilitator atau pendamping PUAP, penyebab kurang lancarnya pengembalian
tersebut diantaranya :
1. Usaha macet
2. Terbawa kawan yang tidak membayar
3. Mengganggap dana tersebut adalah hibah/bantuan lepas
4. Dipakai untuk kebutuhan lain yang lebih mendesak
112
5. Ketidakpercayaan kepada pengurus gapoktan .
Pengurus belum menegakkan aturan yang telah disepakati.
5.4.4 Kegiatan Pendampingan
Dalam pelaksanaan pendampingan yang dilakukan dimasyarakat atau
kelompok tani, memfasilitasi anggota kelompok tani dalam mengambil
keputusan secara rasional dann bertanggung jawab sebagai fasilitas yang baik.
Ketika mengadakan rembug pendampingan dilakukan dengan tanpa memberi
janji-janji atau iming-iming kepada anggota kelompok tani termasuk
informasi yang tidak sesuai dengan pedoman dan kebijakan program.
Secara rinci bentuk bantuan pendampingan, antara lain mencakup :
• Pertemuan-pertemuan musyawarah ditingkat komunitas maupun desa, baik bersifat rapat maupun sosialisasi.
• Pelatihan dan bimbingan, termasuk penyediaan bahan dan media belajar. • Penyediaan media-media sosialisasi dan bimbingan pengembangan media
warga • Pengawasan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan pengembangan usaha
agribisnis pedesaan PUAP.
Menurut buku Diklat pemantapan pendamping (2007: p.15), tujuan :
Pendampingan adalah meningkatkan motivasi, kemampuan dan peran
anggota kelompok tani dalam mencapai kualitas hidup, kemandirian dan
kesejahteraan anggotanya, kehadiran pendampingan sangat diperlukan
dalam proses perkembangan program PUAP, karena pendamping
merupakan salah satu ujung tombak penentuan keberhasilan. Dalam hal ini
bentuk pendampingan dari PMT (penyelia mitra Tani) menganalisa setiap
113
permasalahan yang dihadapi informan pokok, meindiskusikan dengan
informan pokok mengenai permasalahan yang dihadapi dan cara
mengatasinya dan membangun motivasi dan rasa percaya diri. Metode
yang dilakukan pendamping yaitu memimbing anggota kelompok tani, dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendamping sangat dibutuhkan dan
bermanfaat bagi proses pemecahan masalah oleh karena itu, pendampingan
merupakan satu strategi yang sangat menentukan keberasilan program
pemberdayaan PUAP dalam meningkatkan kesejahteraan anggota dalam
pemenuhan kebutuhan keluarga, dan dengan adanya pendamping informan
dapat berkonsultasi pada pendamping apa saja kendala-kendala yang
dihadapi dalam menjalankan usaha agar pendamping dapat membantu
memecahkan persoalan dihadapi oleh informan. Pendampingan atau
memeriksa kegiatan pengembangan usaha agribisnis pedesaan (PUAP) 1ni
3 bulan sekali kepada informan.
Pendampingan yang kurang tepat juga dapat mengakibatkan hal
yang sebaliknya yaitu ketidakmandirian bahkan ketergantungan. Oleh
karena itu menurut Ismawan (2000), bentuk pendampingan yang dapat
memandirikan masyarakat adalah dengan memiliki kriteria sebagai berikut:
a. Wawasan yang luas; bahwa lembaga pendampingan memperlakukan
masyarakat bukan sebagai proyek atau milik pribadi, melainkan sebagai
114
entitas yang memiliki tujuan dan agenda sendiri. Wawasan yang luas juga
berarti pendamping harus peka terhadap kebutuhan masyarakat.
b. Organisasi yang sesuai; artinya organisasi pendampingan semestinya
didesain sesederhana mungkin dan berorientasi pada praksis, berjalan
mengikuti perkembangan kelompok.
c. Tenaga pendamping yang tepat; memiliki kapasitas dan kapabilitas yang
memadai agar mampu mengemban tugas sebagai agen pemberdayaan
masyarakat. Kriteria dasar yang harus dimiliki oleh pendamping ada tiga
yaitu: memiliki wawasan yang tepat tentang kegiatan yang dijalankan,
memiliki kemampuan berkomunikasi sesuai “bahasa” kelompok masyarakat
yang didampingi, serta memiliki kemampuan berperilaku sesuai dengan nilai,
norma dan tradisi masyarakat setempat. Sesuai dengan prinsip dari
pengembangan masyarakat (community development), intervensi yang
diberikan seharusnya diusahakan untuk tidak sampai menimbulkan
ketergantungan masyarakat tetapi sebaliknya, masyarakat menjadi dapat
bergerak, mandiri dan mendorong kesinambungan. Intervensi yang mampu
mendorong kesinambungan adalah ketika masyarakat yang tadinya statis
menjadi tergerak untuk melakukan perubahan dan pembaharuan dimana
aktivitas perubahan dan pembaharuan tersebut tetap berlangsung walaupun
intervensi telah dilakukan (Soetomo, 2008). Sehingga intervensi ini
sebenarnya bersifat stimulan untuk mendorong timbulnya prakarsadan
teraktualisasikannya potensi dari dalam masyarakat. Di dalam proses
115
pemberdayaan masyarakat, bentuk intervensi dilakukan melalui peningkatan
kapasitas masyarakat sehingga mampu mendefenisikan serta memenuhi
kebutuhannya. Intervensi dalam penelitian ini diarahkan kepada bentuk
peranan dari fasilitator, pemerintah daerah dan kader pemberdayaan
masyarakat yang harus mampu sebagai agent of change yang mampu
membawa nuansa perubahan ke arah yang lebih baik demi kesejahteraan
masyarakat dengan niat sebagai pekerja sosial yang baik.
5.5.5 Kegiatan Evaluasi
Evaluasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat keberhasilan
pelaksanaan program beserta kendalanya, dan untuk memperoleh bahan
masukan bagi perencanaan dan pelaksanaan program berkutnya, terutama
yang berkaitan dengan factor kendala. Pendamping sosial dapat memberikan
penelitian terhadap keseluruhan program guna meningkatkan kualitas program
pendampingan. Evaluasi diadakan setelah andanya pembinaan lanjutan,
karena evaluasi ini merupakan proses yang terindentifikasi tentang tingkat
keberhasilan program yang dijalankan terutama juga hal-hal yang berkaitan
dengan fakto-faktor kendala. Dengan kata lain evaluasi program itu adalah
sebuah studi sistematik untuk menguji bagaimana sebuah program bekerja
dengan baik yang secara tipikal fokus pada pencapaian tujuan program. Bisa
juga dikatakan bahwa evaluasi program itu adalah sebuah pengujian melalui
pengukuran objektif dan analisis sistematik, terhadap cara-cara dan
116
sejauhmana program itu mencapai tujuan yang direncanakan. Evaluasi
program dapat membantu menjelaskan “Why” hasil tersebut dapat muncul.
Mengetahui “Why” adalah kunci untuk menjamin keberlanjutan “good
performance” atau memperbaiki “poor performance”. Dalam McNamara
(1997-2010) bahwa dalam merancang program evaluasi ada beberapa hal
yang harus dipertimbangkan : a) Untuk apa dilakukan evaluasi; b) Siapa
respondennya; c) Jenis informasi apa yang diperlukan; d) Dari siapa saja
informasi diperoleh; e) Metode apa yang digunakan untuk mengumpulkan .
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan tingkat keberhasilan
pelaksanaan program beserta kendalanya, dan untuk memperoleh bahan
masukan bagi perencaan dan pelaksanaan program untuk berikutnya, terutama
yang berkaitan dengan faktor kendala.
Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara informan usaha kios tani
MR 40 tahun.
“wai dek kalau masalah pendapatan bapak ni ndapat untung agak lumayan jugau dek dulu Cuma 500 ribu mbak ini ndapat 1.000.000 ribuan sebulan dek,jadi boleh la mbantu kebutuhan keluaragau ni dek”tapi itu nidau setiap bulan ratau-ratau tu delapan ratusan dek, karenau kadang barang kitau belum dapat stok.
(Usaha Mr mendapatkan keuntungan sebesar 500 ribu rupiah/bulan setelah melaksanakan usaha dengan dana PUAP mendapatkan keuntungaan 1.000.000. rupiah/ bulan,tapi tidak setiap bulan mendapatkan keuntungan sebesar itu dek rata-rata delapan ratus itu pun kalau kita dapat stok barang terus). 27 desember 2013.
117
Sedangkan informan ER 34 tahun ,sebagai penjual sayur keliling.
“amun aku ni dek ndapat untung dulu Cuma 300 ribu tu lah besak nian deek,tapi amau kini ndapat kirau-kirau 500 ribuan deek”itu pun kalau nidau hari hujan kalau hujan bingung kitau luak apau njual keliling orang malas mbeli ujan-ujan”
(ER dalam usahanya mendapatkan pengahasilan yang meningkat dari 300 ribu/bulan dan pada saat ini mendapatkan 500 ribu/bulan, itu kalau tidak hujan soalnya kalau hujan susah kita jualnya dek karena pembeli susah keluar rumah). 28 desember 2013.
Sedangkan informan yang lainnya mendapatkan kegagalan dalam
mengembangkan usahanya seperti peternak itik (AD 35 tahun):.
Dirinya mengatakan bahwa mengalami kesulitan dalam pengembalian
modal karena itik yang dipelihara telurnya kurang begitu banyak karena pola
bahan makanaan itik kurang, jadi telur nya tidak begitu banyak.dan sebagai
tengkulak beras juga mengalami kendala di lapangan karena uda terlalu
banyak yang bergerak usaha di bidang sebagai tengkulak penjual beras jadi
tingkat persaingan di pasaran juga semakin tinggi.seperti yang di katakan oleh
informan.Hr 35 tahun sebagai penjual beras :
“HR usaha ayuk ni dek nidau bejalan mulus nian dek karenau saingan di pekan tu la banyak nian dek jadi jadi yang ndak beli tu la milih-milih deek jadi kalau dang laris banyak yang laku dek kalau tu sepi dek”
(Hr mengatakan usahanya tidak berjalan dengan begitu baik karena yang menjadi sebagai penjual beras sudah banyak jadi tingkat persaingan tinggi pendapatan pun tidak menetap). 20 desember 2013.
118
Dari seluruh informan pokok sebanyak 20 orang terdapat 4 orang
informan pokok yang mengalami kesulitan dalam pengembalian modal
pinjaman kepada pihak peyelengara, mereka mengatakan alasan di lancarnya
pengembalian modal karena usaha mereka tidak berjalan dengan baik,
kebutuhan pada saat ini semuanya mahal sedangkan kebutuhan keluarga
tanggungan banyak. Selain itu adapun alasan informan pokok yang sulit
mengembalikan pinjaman modal, usahanya macet, terbawa kawan yang tidak
membayar, mengangap dana tersebut adalah hibah/ bantuan lepas, di pakai
untuk kebutuhan yang lebih mendesak, ketidak percayaan kepda pengurus
gapoktan. Sedangkan informan yang usahanya maju dan lancar dalam
pengembalian modal mereka mengatakan sangat terbantu dan meringankan
beban kebutuhan keluarga walau belum begitu baik akan tetapi sudah sangat
mebantu, hal ini terlihat pada tingkat pendidikan anak-anak mereka yang bisa
sekolah mulai tamat SMA dan bahkan perguruan tinggi dan kebutuhan
keluarga yang bisa terpenuh. Program PUAP telah berperan dalam
memberdayakan petani di Kabupaten Bengkulu selatan yang ditandai dengan
a) meningkatnya pendapatan penerima manfaat menunjukkan hasil sebelum
program PUAP dari 20 sampel 4 masih dikategorikan belum berhasil dan,
sedangkan untuk penciptaan lapangan kerja di Desa Tanjung Tebat, untuk 1
gapoktan sampel ditemukan ada 5 orang yang mempunyai pekerjaan tetap
setelah menerima dana PUAP.
119
6.1 Upaya Dalam Kesejahteraan Anggota Kelompok
Konsep kesejahteraan pada umumnya menunjukan pada kemampuan
dan kondisi individu, keluarga, ataupun masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan hidup atau pendapatan setiap orang. Menurut jenderal pelayanan
sosial RI, dalam buku bimbingan sosial, menyatakan upaya peningkatan
kesejahteraan seseorang merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional.
Hal ini meliputi kemampuan untuk melaksankan kegiatan dalam
memenuhi kebutuhan sendiri maupun keikusertaan dalam kehidupan
masyarakat. Hasil penelitian melalui observasi dan wawncara dengan
informan menunjukan bahwa dengan adanya bantuan dana pinjaman bergulir
program PUAP dari dinas pertanian, para anggota kelompok tani sudah bisa
membantu penghasilan ekonomi mereka walaupun masih belum begitu baik.
Untuk melihat kesejahteraan para anggota kelompok tani dapat dilihat dari
kegiatan yang dilakukan sehari-hari sebagai berikut :
6.1.2 Kemampuan Untuk Memenuhi Kebutuhan
Keberadaan manusia di muka bumi ini dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya senangtiasa dihadapkan pada berbagai macam kebutuhan baik
jasmani maupun rohani. Pemenuhan kebutuhan merupakan kebutuhan dasar
kelansungan hidupnya, kebutuhan tersebut sebagai sesuatu yang dapat
memberikan atau menyebabkan kekuatan bagi individu atau tingka laku dan
120
segala bentuk tingka laku tersebut terutama kepada sesuatu titik yang di
maksu sebagai pemuas kebutuhan. Soehardjo dan soetarso (dalam Febri 2008
, p. 22) menjelaskan bahwa kebutuhan dapat dipandang sebagai suatu tuntutan
yang secara objektif terdapat dalam diri individu yang apabila dipenuhi akan
menyebabkan tercapainya suatu kepuasan dan adanya penyesusaian individu
dengan lingkungan tempat tinggal mereka.
a. Kemampuan Memenuhi Kebutuhan Pangan
Menurut biro Pusat Statistik (2002, p. 14) mengatakan pola konsumsi
juga menunjukan tingkat kesejahteraan keluarga sekaligus juga tingkat
kesejahteraan masyarakat disuatu wilayah.
Kebutuhan pangan merupakan kebutuhan yang paling diutamakan
dalam kehidupan, karena beraktivitas setiap orang harus memiliki tenaga yang
diperoleh dari sumber makanan. Dalam kehidupan sehari setiap keluarga lebih
memperiritaskan kebutuhan pangan tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui pola konsumsi informan, rata-
rata dalam sehari mereka makan 3 kali sehari tergantug selera dan kebutuhan
masing-masing yakni pada pagi hari sebelum melakukan aktivitas, siang hari
dan sesudah magrib atau makan malam.
Berdasarkan hasil penelitian juga diketahui bahwa para informan
mampu memenuhi kebutuhan panganya, hal ini pola makan para informan
121
dalam mengkonsumsi makanna per hari dengan menu daun singkong, bayam,
kankung, kacang, terong, kol dan lainya. Hal tersebut merupakan bentuk
konsumsi dalam memnuhi gizi para anggota keluarga mereka.
b. Kemampuan memenuhi Kebutuhan Kesehatan
Dari keseluruhan informan pokok dalam menghadapi anggota keluarga
yang sakit sebanyak 25 % mampu menjangkau pelayanan kesehatan
dipuskesmas sedangkan 75 % lebih memilih berobat sendiri dengan membeli
obat-obatan di warung. Hal ini seperti yang di katakan WY :
“ amun kami dalam keluargau ni adau yang demam dekk biasaunyau mbeli obat di warung kudai, biasauau yang demam ni anak-anak ni ,di batak istirahat tula dikit,apau lagi cuman demam-demam dikit pilek dan batuk biasau nyau”kalau la nidau sembuh-sembuh mpai di batak ke puskesmas deek kadang-kadang minjam kudai duit ndak pegi tu”
( kalau ada salah satu anggota keluarga yang sakit biasanya di belikan obat-obatan di warung dulu kalau sudah parah tidak sembuh-sembuh baru di bawah k puskesmas untuk berobat). 25 desember 2013.
Hal serupa juga diungkapkan NR :
‘kalau cuman demam dikit-dikit ni deek kami mbeli obat diwarung, tapi amu nidau radu-radu tepaksau kami ndalak minjam duit berobat tapi amu pilihan tu dulu kah kudai obat tradisional tulah deek”
(kalau sakitnya tidak terlalu para biasanya cukup dibelikan obat di warung saja, tapi kalau sudah tidak sembuh- senmbuh baru dbawah berobat dan sering pinjam uang untuk biaya berobat). 25 desember 2013.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam mencari alternatif
pengobatan apabila salah satu dari anggota keluarga informan menderita sakit,
mereka lebih memilih pengobatan yang mereka anggap tidak perlu
122
mengeluarkan banyak biaya, dan apa lagi penyakit atau sakit yang diderita
mereka anggap biasa dan ringan mereka lebih memilih membeli obat sendiri
dengan membeli obat sendiri diwarung atau obat tardisional atau dukun. Jika
mereka memang terpaksa harus berobat kepuskesmas dan tidak memiliki
biaya maka mreka terpaksa mencari pinjaman uang.
c. Kemampuan Memenuhi Kebutuhan Sandang
Kebutuhan sandang sangat penting yaitu untuk menutup aurat tubuh,
dan dapat melindungi tubuh dari cuaca panas dan dingin. Dari segi pakaian
(sandang) para informan pada umumnya memperioritaskan walau tidak terlalu
bagus atau mewah.
Berdasarkan penelitian, pemenuhan kebutuhan sandang para informan
dalam satu tahunya menunjukkan bahwa dari jumlah informan yang ada
sebanyak 20 orang dengan persentase 33,33 % atau 4 orang mampu membeli
pakaian lebih dari 2 kali dalam setahun dan 66,67 % atau 16 orang mampu
membeli pakaian 2 kali dalam setahun, mereka biasanya membeli pada saat
menjelang lebaran saja.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa informan memiliki
pakaian yang berbeda dalam setiap suasana, yaitu pakaian mereka yang di
gunakan pada saat acara resmi atau formal dan pakaian mereka pada saat
beraktivitas sehari-hari boleh di katakana sederhana tapi bersih.
123
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa informan dalam
memenuhi kebutuhan sandang tidak menjadi masalah karena informan hanya
membeli pakaian 1 sampai 2 kali setahun, dari 20 informan hanya membeli
pakaian baru pada saat lebaran saja. Kebutuhan sandang para informan
bukanlah hal yang paling utama mereka inginkan mereka menginginkan
bagaimana cara mereka memperbaiki tingkat kesejahteraan keluarga mereka
dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga secara layak.
Hal ini sesuai bahwa kesejahteraan merupakan suatu proses atau
tindakan yang terpenuhi dari segi materi dan sepirittual seorang individu.
Sehingga mendapatkan suatu kenyamanan dan kebaghagiaan lahir batin.
d. Kemampuan Memenuhi Kebutuhan Pendidikan
Kebutuhan pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia di dalam
menjalankan dan menyelesaikan permasalahan yang ada dalam kehidupan.
Agar masyarakat memiliki kemampuan mengembangkan potensinya dalam
rangka pemberdayaan yang terorganisasi dan sitematis dan memiliki kekuatan
atau kemampuan dalam menerapkan perinsip-perinsip dalam kehidupan
sehari-hari.
Suyono (2005: 121) mengatakan pendidikan merupakan peranan
penting dalam kehidupan individu dan masyarakat, karena pendidikan akan
meningkatkan wawasan dan pengetahuan sumberdaya manusia untuk
124
berkarya dalam mengatasi permasalahan yang ada dalam kehidupan pada saat
ini ilmu memberikan jalan dan nasib seseorang untuk hidup yang lebih baik.
Selanjutnya pendidikan di bagi dalam tiga klasifikasi yaitu :
1. Pendidikan non formal adalah setiap kegiatan yang terorganisasi dan
sistematis diluar system persekolahan yang mapan, dilakukan secara
mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas,
yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu didalam
mencapai tujuan belajarnya.
2. Pendidikan formal adalah pendidkan disekolah yang teratur, sitematis
mempunyai jenjang dan di bagi dalam waktu tertentu yang berlangsung
dari TK sampai perguruan tinggi.
3. Pendidikan informal adalah proses pendidikan yang diperoleh dari
pergaulan atau pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar pada
umunya tidak diatur secara sistematis.
Hal ini terlihat pada hasil penelitian kepada informan pokok bahwa
informan mayoritas pendidikan SD sebanyak 16 orang dan tamatan SLTP
sebanyak 4 orang. Menurut mereka sebgai orang tua mereka tidak mau hal ini
terjadi pada anak-anak mereka, karena mereka tidak mau melihat anak-anak
mereka sengsara dikarenakan tidak bisa mendapatkan pendidikan yang lebih
baik dari pendidika orang tua mereka. Karena menurut mereka bisa membaca
125
dan berhitung saja akan tetapi bermanfaat bagi anak-anak mereka dalam
menghadapi masa depan yang akan datang.
“Bapak ni cuman tamat SD ajau sekul dulu dekk, jadi kami nidau endak hal serupau sepacakau kami ndak nyekulkah anak kami ni setinggi mungkin dekk,selagi bapak masih kuat ncari duit anak bapak ndak ajung sekul kudai amun pacak tapi karenau kami enggup nginak anak kami butau huruf ni”
(saya sekolah sebatas tingkat SD, jadi saya tidak mau hal ini terjadi kepada anak-anak saya mau saya sekolahkan setinggi mungkin selagi saya bisa cari uang untuk biaya sekolahnya, karena saya tidak mau anak-anak kami senasib seperti kami dan buta huruf Karena tidak mengenyam pendidikan). 28 desember 2013.
Hal serupa di ungkapkan informan pokok ( TR 38 athun) :
Ayuk ni dek boleh dikataukan nidau tamat SD mbacau untuk pacak deek, segau ndak sekul tu dulu, jadi mbak ini aku ngajung nian anak ni sekul tu mangku nidau butau huruf terus pintar dikit walau belum tau nasib jadi jemau iluk.”
(saya boleh dikatakan tidak tamat SD dek tapi suykur tamat dekk, jadi alhamdulilah bisa membaca karenau dulu tu susah sekolah biaya, jadi sekarang saya sangat mendukung anak untuk sekolah setinggi mungkin selagi bisa biar bisa jadi orang berguna di masa depan siapa tahu jadi orang sukses). 28 desember 2013.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa informan mampu dalam
memenuhi kebutuhan pendidikan dan sangat mengutamakan pindidikan anak-
anak mereka demi masa depan anak yang lebih baik dan dapat membhagiakan
orang tua mereka dimasa yang akan datang. Karena bagi mereka dengan
bersekolah anak-anak mereka bisa belajar dan didik menjadi orang yang
mempunyai wawasan dan pengetahuan yang banyak dalam menyesuaikan
126
hidup dimasa depan, dengan pendidikan bisa menepatkan diri pada posisi di
dalam dunia kerja yang semakin tinggi tingkat persaingan. Dan tidak hanya
itu saja pendidikan merupakan suatu proses membentuk cara bertingkah laku
seseorang dalam bermasyarakat dan bergaul dilingkungan tempat mereka
tinggal dan menmpunyai interaksi yang timbal balik antara masyarakat
sehingga bisa menyesuaikan diri pada kondisi bermasyarakat dan mempunyai
respon yang baik dari pihak lain lain dan bisa membuat Susana menjadi aman,
nyaman dan tidak mempunyai pemikiran untuk buat onar di lingkungan
tempat tinggal.
6.1.3 Pemberdayaan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) Dengan
Indikator Keberhasilan Kerja.
Informan yang mendapatkan dana pinjaman bergulir adalah
masyarakat petani yang tergabung dalam satu Gapoktan. Oleh karena itu
bantuan pinjaman bergulir telah diberikan sebagai kegiatan pemberdayaan
oleh tim PUAP agar dapat meningkatkan pendapatan keluaraga melalui
membangun usaha yang di bangun dengan modal Rp.1000.000-2000.000
rupiah/orang.
Jumlah Poktan yang terbentuk adalah sebanyak 6 Kelompok Tani
yang tergabung dalam satu Gapoktan. Pada dasarnya anggota kelompok tani
yang sudah terbentuk membuka usaha baru dimana modal yang diberikan
akan sangat membantu anggota mereka untuk meningkatkan pendapatan dan
127
mengembangkan usaha mereka dan memberikan pekerjaan kepada mereka
yang belum bekerja dan meningkattkan penghasilan dan mampu mengasa
keterampilan dan berbisnis di dalam masyarakat. Tidak semuanya Kelompok
Tani yang mampu mengembangkan usaha barunya dengan baik dan
memperoleh penghasilan yang besar karena berbagai macam alasan seperti
tidak tepat sasaran, modal yang kecil dan juga tingkat pemasaran yang kurang
memadai. Dampaknya, tingkat pengembalian dana bantuan juga mengalami
kemacetan, sehingga ada beberapa kegiatan yang tidak berjalan dengan begitu
baik dan dijadikan hambatan dalam sebuah Gapoktan tersebut mereka akan
kesulitan untuk mendapatkan pinjaman dana berikutnya. Namun tidak seluruh
anggota kelompok tani yang mengalami penunggakkan pinjaman, sebagian
besar dapat melunasi dana bantuan denga tepat waktu atau tidak sampai jatuh
tempo. Dan para anggota poktanpun termasuk berhasil dalam menjalankan
dan mengembangkan usahanya dengan adanya pemberian bantuan dana
pinjaman bergulir sehingga beberapa orang sudah dapat untuk meminjam
untuk kedua kalinya dalam menambah modal usahanya. Akan tetapi kegiatan
ini belum bisa dikatakan sudah bagus akan tetapi bisa membantu para anggota
pokta dalam memenuhi kebutuhan hidupnya walau ada beberapa orang poktan
yang mengalami ketidak berhasilan dalam mengembangkan usahanya. Karena
kurang aktifnya mereka belum maksimal dalam beberapa kegiatan dan juga
bantuan yang diberikan kepada mereka belum maksimal mengubah pola
kehidupan mereka dari belum stabilnya pendapatan mereka. Hal ini sesuai
128
pada proses syarat tercapainya tujuan pemberdayaan masyarakat yang
meliputi. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi
masyarakat untuk berkembang, titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap
manusia dan masyarakatnya memiliki potensi (daya) yang dapat
dikembangkan.
Berdasarkan konsep teori pemberdayaan bahwa masyarakat yang
berdaya mampu keluar dari kondisi ketidakberdayaan dengan menggunakan
potensi yang dimiliki dengan mendapatkan pemebinaan dari tim yang
memberdayakan melalui bantuan yang diberikan, artinya pembinaan dan
bantuan dana yang diberikan belum optimal mengubah pola hidu petani
miskin, terlihat masih ada beberapa orang informan yang belum dan tidak
mampu mengembalikan dana bantuan ini karena usaha mereka tidak berjalan
dengan baik sehingga pendapatan belum begitu memadai atau mencukupi. Hal
ini sesuai dengan indikator. Menurut Kieffer (1981), yang meliputi
kompetensi kerakyatan, kemampuan sosiopolitik dan kompetensi partisipatif.
a. Sebuah proses pembangunan yang bermula dari pertumbuhan individu
yang kemudian berkembang menjadi sebuah perubahan sosial yang lebih
besar.
b. Sebuah keadaan psikologis yang ditandai oleh rasa percaya diri, berguna
dan mampu mengendalikan diri dari orang lain.
129
c. Pembebasan yang dihasilkan dari sebuah gerakan sosial, yang di mula dari
pendidikan dan politasi oran-orang lemah melibatkan upaya-upaya
kolektif dari orang-orang lemah tersebut untuk memperoleh kekuasaan
dan mengubah struktur yang masih menekan.
Jadi hal ini sesuai pada tujuan pemberdayaan masyarakat untuk
membuat masyarakat menjadi mandiri, dalam arti memiliki potensi untuk
mampu memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi, dan sanggup
memenuhi kebutuhanya dengan tidak menggantungkan hidup mereka pada
bantuan pihak luar, baik pemerintah maupun organisasi-organisasi non-
pemerintah. Jadi dapat dilakukan. Analisis kesesuaian pelaksanaan program
dalam kajian ini adalah membandingkan antara pelaksanaan program dengan
apa yang seharusnya menurut ketentuan. Ketentuan yang dipedomani dalam
mengevaluasi adalah buku Pedoman Umum PUAP yang diterbitkan oleh
Kementerian Pertanian dan buku Pedoman dan Modul Pengembangan
Lembaga Keuangan Mikro yang juga diterbitkan oleh Kementerian Pertanian.
130
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengelolahan data, dapat
dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Kegiatan pemberdayaan dibidang ekonomi agribisnis pedesaan yakni melalui
pinjaman bergulir yang dilakukan oleh dinas pertanian melalui pengembangan
usaha agribisnis pedesaan (PUAP) pada Gabungan kelompok Tani
(GAPOKTAN) Di desa Tanjung Tebat Bengkulu Selatan, dengan tahapan
kegiatan pemberdayaan pemberian dana pinjaman bergulir, kegiatan
pendampingan, dan evaluasi mendapatkan tanggapan yang baik walaupun
tidak sepenuhnya hal ini ditunjukan dari tingkat partisipasi angota kelompok
16 orang informan bisa menjalankan usahanya dengan baik dan yang
mendapatka kegagalan atau macet usaha sebanyak 4 orang sehinga dapat
disimpulkan 80 % informan dapat menjalankan usahanya masing-masing,
yang dilihat dari indikator keberhasilan kerja program PUAP yang meliputi
kegiatan sosialisasi dalam pembangunan dana PUAP di mana partisipasi
informan yang tinggi terlihat pada tingkat kehadiran 45 orang dari 65 orang
yang tergabung, kegiatan pemberian dana pinjaman bergulir dimana informan
semuanya melakukan kegiatan agribisnis dalam menggunakan dana pinjaman
PUAP, kegiatan pendampingan dimana informan dilakukan pembinaan dalam
131
2 minggu sekali oleh tim pendamping lapangan, kegiatan evaluasi dimana
pada tahapan ini semua informan yang mengunakan dana pinjaman PUAP
dilakukan evaluasi setiap 3 bulan sekali oleh tim dan pengurus program
PUAP yang sudah ditentukan oleh tim fasilitator program PUAP.
2. Manfaat kegiatan pengembangan usaha agribisnis pedesaan (PUAP) ini untuk
meningkatkan kemampuan dan pengetahuan serta menjalin hubungan dan
interaksi yang baik antara kelompok. Namun hal ini juga bermanfaat dalam
membangun masyarakat atau kelompok tani dalam pembangunan melalui
pinjaman dana bergulir dalam membangun usaha walau belum begitu
maksimal dalam menjalankan atau mengembangkan usaha dikarenakan
bantuan atau pinjaman yang belum begitu besar dan rasa tanggung jawab para
anggota yang belum begitu baik sehingga mengalami kesulitan dalam
pengelolahan modal.
3. Pemberdayaan yang dilakukan oleh program PUAP berdampak pada
Pemenuhan kebutuhan sandang dan pangan, dalam pemenuhan pendidikan,
walaupun para informan berpendidikan paling tinggi SLTP tetapi anak-
anaknya kebanyakan tamat SMA bahkan ada yang perguruan tinggi.
Sedangkan pemenuhan kebutuhan papan dan kesehatan terjadi peningkatan
atau perubahan. Hamper sama dengan pemenuhan kebutuhan sandang dan
pangan, para informan rata-rata makan sebanyak tiga kali sehari. Sedangkan
perumahan mayoritas sudah layak huni dan permanen.
132
6.2 Saran
Dari hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka penulis
menyarankan kepada :
1. Dinas pertanian dan instansi lainnya, agar terus melanjutkan program
pemberdayaan pengembagan usaha agribisnis pedesaan (PUAP) dalam
pembengunan masyarakat desa melalui pendekatan sosialisasi dan pemberian
bantuan dana pinjaman bergulir dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sehingga lebih banyak para anggota kelompok tani atau petani
yang diberdayakan, selain itu pendampingan yang dilakukan oleh PMT
penyelia mitra tani perlu menambahkan perhitungan kelayakan usaha bersama
para anggota kelompok tani yang akan dilakukan agar nantinya usaha dapat
mencapai hasil yang maksimal karena dikelolah secara propesional.
2. Para anggota kelompok tani agar memiliki motivasi, partisipasi dari dalam
diri maupun kelompok, tidak selalu menunggu bantuan dari dinas pertanian
dan instansi lainya, karena maju dan mandirinya usaha tergantung pada
kemampuan pribadi pengelolannya, termasuk kemampuan membaca peluang
dan memanfaatkan hasil pendapatan dengan cara menabung sehingga bisa
mempunyai modal yang baik dan cukup dalam membangun usahanya sehinga
dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan dengan baik seperti pemenuhan
kebutuhan pangan dan papan terpenuhi dengan baik walau belum begitu
memuaskan.
133
3. Perlu penambahan tenaga penyuluh pertanian lapangan (PPL) di Desa
Tanjung Tebat, dan penempatannya sesuai dengan potensi yang ada pada
masing-masing kelurahan. Untuk sementara karena terbatasnya jumlah
penyuluh, maka Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dengan disiplin ilmu
pertanian agar dibekali dengan ilmu peternakan dan perkebunan dan
sebaliknya, baik melalui pelatihan, magang dan sebagainya.
4. Dalam penyaluran dana bergulir, disarankan agar pengurus gapoktan/LKMA
agar lebih baik lagi dalam menyeleksi penerima pinjaman dengan
bekerjasama dengan penyuluh pendamping untuk menilai kelayakan usaha
petani.
134
DAFTAR PUSTAKA
Adi,Isbandi Rukminto.2003.pemberdayaan ,pengembangan masyarakat dan
intervensi komunitas.lembaga Penerbit FE-UI .Jakarta.
(Ambar T. Sulistyani, 2004:79 Memberikan makna pemberdayaan masyarakat .PT
Prakarsa, Yogyakarta.
Bungin, ed,2003. Metode penelitian penelitian kualitatif.PT.Remaja Rosdakarya,
Bandung
Kartosapoetra (1994), kelompok tani terbentuk atas dasar-dasar kesadaran.PT
Bandung
Kieffer (1981).Membangun masyarakat memberdayakan rakyat: Kajian Atrategis
pembangunan dan pekerja sosial.PT .Hanindita .Yogyakarta
Nuryana, Mu’man. 2009. Program Evaluation. Departemen Sosial RI. Pusdatin Kesos
Menurut Marzuki (2004), peranan penting dalam kelompok tani . Cides Bandung
Mas’oed ,1990. Inetervensi komunitas : pemgembangan masyarakat sebagai upaya
pemberdayaan masyarakat .PT Persada .Jakarta
Soetarso. 1986. Kesejahteraan Sosial, Pelayanan Sosial, dan Kebijaksanaan Sosial
Pusdiklat Depsos. Bandung
Soetarso. 1989. Praktek Pekerja Sosial Dalam Pembangunan Masyarakat. Jilid 1 dan
III STKS. Bandung.
Sahdan ,Gregorius.2005 .Artikel Ekonomi Rakyat dan kemiskinan : Menanggulangi
kemiskinan desa .Yogyakarta.
Suharto ,edi .2005 .Membangun Masyarakat meberdayakan Rakyat;kalian Atrategis
pembangunan kesejahteraan sosial dan pekerja sosial.PT Refika Aditama.Bandung.
135
Sumodiningrat,1997.Pengembangan masyarakat sebagai pemberdayaan masyarakat.
PT Persada.Jakarta.
Sukamdinata,2006. Metode penelitian kualitatif. Bandung
Usman, Sunyoto.(2008). Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar wrihatnolo ,R dan Dwidjowijoto,Riant.2007 .Manajemen pemberdayaan;sebuah
pengantar dan panduan untuk pemberdayaan Masyarakat .PT Elex Media Komputindo Gramedia Jakarta.
Sumber lain :
Data–data gapoktan 2009 ,kelompok tani doa bersama,desa tajung tebat Bengkulu
Selatan . Departemen Pertanian, 2009. Pedoman Umum Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). Jakarta. Deptan Press Margaret. 1979, Teori proses sosial httt:www .go. id/unduh /peneliti 2007/ evaluasi program PUAP.di akses 10 oktober 2013 . Ismawan 2000. Buku diklat pemantapan
pendampingan,hhtttttpp:www.go.id/download.peneliti 2007/dampingan
depsos. Di akses 11 oktober 2013.
Kementrian Sosial. Soetomo. 2008. Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya.
Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Mujiyadi . 2007 .faktor –faktor KUBE htt;www.Depsos .go.id/unduh /peneliti
2007/implementasi program pemberdayaan fakir kiskin.
Permentan No. 273Tahun 2007( tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan
136
Rappaport dalam Suharto 2004. Pemberdayaan program P2KP terhadap masyarakat
miskin.di kutip tanggal 12 oktober 2013.
Suhendra, Andre bayo.2006.Mewaspadai program pengusung isu pemberdayaan
media permukiman kooperatif dan usaha komunitas. Rajawali.Jakarta.
Shadlow dalam Isbandi Rukminto Adi 2008, Pemberdayaan masyarakat miskin
htt.www ,go.id/unduh/peneliti 2007/ Pemberdayaan Program P2KP masyarakat miskin. Di akses 10 oktober 2013.
Undang-Undang No.9 tahun 1960. Tentang pokok-pokok kesehatan.Depsos RI
137
ANALISIS PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI MELALUI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN (PUAP)
DALAM UPAYA KESEJAHTERAN ANGGOTA KELOMPOK
(Studi kasus Gabungan Kelompok Tani Desa Tanjung Tebat Kecamatan Bunga Mas
Bengkulu Selatan)
PEDOMAN WAWANCARA
1.Informan Pangkal
a. Identitas Responden
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Agama :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjan :
Alamat :
b. Pertanyaan
A. Konsultan Atau pengawas lapangan Manajemen wilayah kecamatan.
1. Program apa saja yang dilkasanakan oleh Dinas pertanian dalam
pemberdayaan kelompok tani ?
2. Sejak tahun berapa kegiatan pemberdayaan tersebut dilaksanakan ?
3. Apa dasar pembentukan kegiatan tersebut ?
4. Bagaimana tahapan kegiatan yang telah dilaksanakan ?
5. Apa bentuk dan sifat bantuan yang diberikan kepada kelompok tani ?
138
6. Berapa sasaran penerima bantuan tersebut dari kegiatan yang telah
dilaksanakan ?
7. Apa indikator masyarakat yang belum berdaya yang mendapat bantuan ?
8. Bagaimana partisipasi masyarakat kelompok tani terhada kegiatan
pemberdayaan yang dilakukan ?
9. Apa ada hambatan dalam melakukan kegiatan tersebut ?
10. Apa target dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan pemberdayaan tersebut ?
11. Sejauh ini bagaimana tingkat keberasilan pelaksanaan program pemberdayaan
tersebut ?
12. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dari kegiatan
pemberdayaan tersebut ?
13. Berapa kali pembinaan dilakukan dalam satu bulan nya ?
2 . Informan Pokok
a. Identitas Responden
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Agama :
Pendidikan Terahkir :
Pekerjaan :
Alamat :
b. Pertanyaan
139
A . Pemberdayaan Bantuan pengembangan usaha agribisnis pedesaan
(PUAP)
1. Apakah dengan adanya bantuan PUAP, memberikan dan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan kelompok tani ?
2. Apakah bantuan PUAP yang diberikan tersebut sesuai dengan dibutuhkan
oleh kelompok tani ?
3. Apakah dalam PUAP ada pendampingan ?
4. Apakah pendamping mengajak, membina dan mengembangkan rasa percaya,
kesadaran dan tanggung jawab sosial para kelompok tani penerima PUAP?
5. Apakah anggota program PUAP dapat bekerja sama secara aktif dan kreatif
dengan pendamping ?
6. Kendala-kendala apa saja yang dapat menghambat dalam pengembangan
pengelolaan PUAP ?
7. Apakah dengan adanya PUAP, telah meberikan pemberdayaan bagi anggota
kelompok tani secara keseluruhan ?
B. Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) kelompok
tani
1. Siapa yang pertama kali memberikan informasi kepada anda mengenai
program pemebrdayaan melalui PUAP ?
2. Bagaimana kondisi anda sebelum masuk menjadi anggota program PUAP?
3. Kapan anda mulai bergabung dalam program PUAP ?
4. Apa alas an anda tertarik bergabung di program PUAP ?
5. Apa saja kriteria agar dapat bergabung didalam program PUAP ?
6. Apakah terdapat hambatan atau kendala didalam pengelolaan PUAP?
Jelaskan!
7. Bagaimana tanggapan anda tentang pelaksanaan program ini ?
140
8. Apakah dengan bantuan tersebut dapat meningkatkan perekonomian keluarga
anda ?
9. Berupa apa bantuan yang diterima oleh anda ?
10. Apakah benar ,bantuan yang diterima merupakan bantuan ?
11. Apa saja kegiatan-kegiatan yang dikembangkan didalam PUAP ?
12. Apakah benar ,dengan bergabung dalam program PUAP ini dapat
meningkatkan kesejahteraan anggotanya ? Jika iya seperti apa ?
13. Pernakah terjadi permasalahan antara pendamping dengan anggota atau
pengurus PUAP? Jika ada,dalam hal apa saja permasalahan yang muncul ?
14. Selama ini apa manfaat yang anda rasakan dengan adanya pendamping ?
15. Apa yang anda ketahui tentang pendamping PUAP ?
16. Apa harapan anda terhadap program bantuan ini kedepan ?
C. Upaya kesejahteraan anggota
1. Apakah dengan adanya program PUAP ini,anggota kelompok dapat
memenuhi kebutuhan hidup, seperti sandang,pangan, dan papan ?
2. Apakah dengan adanya PUAP ini, anggota kelompok dapat memenuhi
kebutuhan pendidikan ?
3. Apakah dengan adanya PUAP ini, anggota kelompok dapat memenuhi
kebutuhan kesehatan ?
4. Apakah dengan adanya PUAP anggota kelompok ini dapat mengupayakan
kesejahteraan hidupnya ? bisa anda jelaskan !
D. Indikator Bantuan Melalui Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) Kelompok Tani
1. Apa yang dimaksud dengan usaha pengembangan usaha agribisnis pedesaan
(PUAP) kelompok tani ?
2. Bagaimana sejarah terbentuknya usaha pengembangan usaha agribisnis
pedesaan kelompok tani ?
3. Apa tujuan usaha pengembangan usaha agribisnis pedesaan(PUAP) kelompok
tani ?
141
4. Bagaimana kriteria keanggotaan PUAP kelompok tani?
5. Apa saja kegiatan yang dilakukan oleh pengembangan usaha agribisnis
pedesaan (PUAP) kelompok tani ?
6. Apa bentuk bantuan yang diterima usaha pengembangan usaha agribisnis
pedesaan kelompok tani ?
7. Bagaimana kondisi perekonomian anggota kelompok tani sebelum dan
sesudah dilaksanakan bantuan melalui pengembangan usaha agribisnis
pedesaan PUAP ?
8. Apa manfaat yang didapat dari anggota kelompok tani yang telah
menjalankan pembinaan?
9. Bagaimana evaluasi yang dilakukan usaha pengembangan usaha agribisnis
pedesaan PUAP oleh kelompok tani ?
142
Pratikan wawancara dengan informan ketua Gapoktan dan paran anggota kelompok tani 27 desember 2013.
Buku simpanan wajib dan setoran bulanan Para informan hasil observasi 25 desember 2013
143
DUKOMENTASI FOTO KEGIATAN PENELITIAN DESA TANJUNG TEBAT KECAMATAN BUNGA MAS
BENGKULU SELATAN.
Wawancara dengan Tim fasilitator lapangan dari dinas pertanian (informan pangkal) tanggal 27 desember 2013
Proses pengambilan data dari informan pangkal kepala desa dan tim fasilitator kecamatan tanggal 27 desember 2013
Wawancara dengan informan pokok.tanggal 27 desember 2013
Wawancara dengan informan pokok tanggal 27 desember 2013
144
dengan informan pokok.tanggal 27 desember 2013
Wawancara dengan informan pokok tanggal 27 desember 2013
dengan informan pokok.tanggal 27 desember 2013
Wawancara dengan informan pokok tanggal 27 desember 2013
146
Sekretariat Gapoktan desa tanjung tebat kecamatan bunga mas Bengkulu selatan hasil observasi 27 desember 2013.
Recommended