View
217
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGKAJIAN
1 Identitas
1.1 Identitas Klien
Nama : Ny.S
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 27 tahun
Agama : Islam
Suku/ bangsa : Jawa /Indonesia
Status : Menikah
Pendidikan/pekerjaan : SD/Swasta
Alamat : Watu Lawang Rt 02/08 No.29 Gajah Mungkur
Semarang
Tgl. Pengkajian : Rabu, 16 Februari 2005 jam 09.00 WIB
Tgl. Masuk : Selasa, 15 Februari jam 23.00 WIB
Ruang : A-3
No. Register : 5032270
Diagnosa medis : Pre dan post laparatomi Appendiktomi
1.2 Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. J
Umur : 32 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Watu Lawang Rt 02/08 No.29 Gajah Mungkur
Semarang
Hub. dengan klien : Suami
2 Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Saat ini klien menyatakan nyeri pada perut kanan bawah dan bertambah jika
klien beraktivitas terlalu berat.
b. Riwayat Penyakit sekaraag
Kira-kira 4 hari sebelum masuk RS klien merasakan perut bagian kanan
bawah terasa nyeri sekali (sebelumnya klien pernah meresakan nyeri, tapi
dianggap itu hal biasa) dan berkurang apabila tidur dengan posisi yang
membungkuk. Dan semenjak 4 hari itu, klien pernah pergi ke dukun untuk
memijat perutnya. Karena nyeri dirasakan bertambah, kemudian pada tanggal
15 Februari 2005 jam 21.00 WIB oleh suaminya dibawa ke RSUP Dr. Kariadi
Semarang dan diterima di IGD. Oleh dokter dinyatakan klien mengalami
Appendiksitis, dan dianjurkan untuk operasi. Adapun perawatan Klien
sebelum operasi adalah Klien dilakukan cukur, puasa 6 jam sebelum operasi,
inform consent tanggal 22 Febraari 2005, diberi profilaksis yaitu cefotaxime 1
gram 1 jam sebelum operasi, dilakukan pengukuran TTV dan hasilnya TD::
110/70 mmHg, nadi: 84x/menit, S: 36,5oC, RR: 20x/menit. Adapun laporan
operasi adalah sebagai berikut : Operasi dimulai jam 12.45-14.25 WIB
tanggal 24 Februari 2005. Klien tidur terlentang dalam spinal anestesi,
desinfeksi daerah operasi, tutup dengan duk steril. Insisi mulai intra lumbikal,
setelah peritoneum dibuka, identifikasi appendiks. Appendiks tampak
meradang, edema dan hiperemesis, kemudian dilakukan pemotongan
appendiks, rawat perdarahan, tutup luka operasi, operasi selesai. Setelah
operasi klien menjalani perawatan di ruang A-3.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Dari hasil wawancara klien menyatakan bahwa sebelumnya klien belum
pemah menderita penyakit ini dan belum pemah dirawat di RS.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Dari hasil wawancara keluarga Klien menyatakan belum pernah ada yang
menderita penyakit seperti ini dan juga tidak ditemukan adanya riwayat
penyakit DM dan hipertensi.
3 Pengkajian Pola Kebutuhan
Saat pengkajian pola kebutuhan, penulis mengacu pada pemenuhan kebutuhan
menurut Gordon.
a. Pola Persepsi terhadap Kesehatan
Bagi klien, kondisi sakit adalah pada saat klien benar-benar tidak bisa
melakukan aktivitas.
b. Pola Nutrisi
Dari hasil wawancara, klien menyatakan sebelum di rawat di RS klien makan
3 x sehari berupa nasi, sayur, lauk, kadang buah dan suka ngemil. Klien suka
makanan pedas dan minum rata-rata 7-8 gelas air putih perhari. Namun
setelah sakit (pre op) klien malas makan nasi tapi lebih suka makanan kecil
dan buah. Klien mendapat diet bubur lunak dan klien mengatakan tidak suka
dengan menunya.
c. Pola Eliminasi
Sebelum sakit klien BAB 1 hari sekali atau sesuai dengan kebutuhan, BAK 4-
5 kali sehari. Saat di RS, klien BAB 1-2 hari, dan BAK 3-4 kali sehari.
d. Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum sakit, klien tidur 7-8 jam sehari, dan setelah sakit (pre op) klien tidur
6-7 jam sehari dan biasa tidur siang.
e. Pola Aktivitas dan Latihan
Sebelum sakit klien adalah seorang karyawan di RSUP Dr. Kariadi Semarang.
Sepulang kerja klien tidak punya aktivitas hanya istirahat dan mengurus
rumah. Saat di RS, klien hanya tiduran di tempat tidur. Sebelum operasi, klien
dapat terpenuhi kebutuhan sehari-hari (mandi,makan, minum, mobilitas jalan)
secara mandiri dan karena Klien terpasang infus RL 20 tetes/menit,
aktivitasnya sedikit terganggu.
f. Pola konsep Diri
Sejak menderita sakit, klien merasa takut jika terjadi sesuatu dengan dirinya
dan klien pasrah pada Tuhan YME.
g. Peran dan Hubungan
Klien adalah anak ke 2 dari 3 bersaudara. Sekarang klien sudah menikah dan
punya 1 anak laki-laki umur 8 tahun. Sebelum sakit, klien mengatakan sering
berinteraksi dengan keluarga juga dengan masyarakat sekitar. Dari
pengamatan penulis, klien tidak mengalami gangguan dalam berinteraksi
dengan lingkungan RS, hal ini dibuktikan klien sering tersenyum dan ngobrol
dengan teman kamar dan perawat.
h. Pola Hygiene
Klien mengatakan bahwa sebelum sakit, mandi dan gosok gigi 2x sehari,
dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain. Dari hasil pengamatan penulis,
sebelum operasi klien mandi dan gosok gigi 2x sehari di kamar mandi dan
dilakukan sendiri. Tapi saat berjalan suaminya membantu memegangi cairan
infus.
i. Integritas Ego
Sebelum operasi raut muka klien tampak meringis karena menahan rasa nyeri
pada perut kanan bawah, dan tampak cemas karena akan menghadapi operasi.
j. Pola Persepsi dan Kognitif
Menurut klien, keberadaannya di RS adalah untuk penyembuhaannya.
k. Pola Nilai dan Kepercayaan
Klien beragama Islam dan rutin melakukan ibadah sholat. Mengenai
penyakitnya, Klien menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT.
4 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang penulis lakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi
dan auskultasi. Adapun hasil pemeriksaan fisik yang berhasil penulis peroleh
adalah sebagai berikut:
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : composmentis
Vital sign (tgl 16februari 2005) : TD: 110/70 mmHg, suhu: 36,40C, RR: 20x/mnt,
Nadi: 92x/mnt
Kepala : dari hasil inspeksi secara umum diperoleh bentuk kepala mesochepal,
wajah dan teriihat pucat & tegang, kulit kepala bersih, rambut bersih. Pada
inspeksi daerah telinga diperoleh bentuk simetris, bersih, tidak ada secret yang
keluar, inspeksi daerah mata diperoleh bentuk simetris, tidak ada sekret,
konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, penglihatan masih jelas. Pada
inspeksi daerah hidung diperoleh bentuk simetris, tidak ada pemapasan cuping
hidung, keadaan bersih, tidak ada secret yaag keluar. Pada Inspeksi mulut, bibir
terlihat kering, mukosa mulut lembab, lidah bersih.
Leher : dari hasil palpasi tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid, integritas
kulit baik, tidak ada luka.
Dada : dari hasil inspeksi secara umum bentuk simetris, integritas kulit baik,
pengembangan paru simetris, ekspirasi tidak memanjang. Dari hasil auskultasi,
bunyi napas tidak ada ronchi, tidak ada gallop, tidak ada suara napas tambahan,
suara jantung Sl dan S2.
Abdomen: dari hasil inspeksi secara umum diperoleh bentuk permukaan perut
datar, integritas kulit baik. Dengan palpasi terdapat benjolan 3 x 2 cm pada perut
kanan bawah, terdapat nyeri Mc Burney. Jika ditekan klien merasakan nyeri. Dari
hasil perkusi terdengar bising usus.
Ekstremitas : pada pemeriksaan ekstremitas bagian atas tidak ditemukan kelainan
bentuk, tangan kanan vena metakarpal dorsalis terpasang infus RL 20 tetes
/menit, daerah penusukan baik dan tertutup hypafix, tidak ada tanda peradangan
atau kemerahan, kedua tangan dapat digerakkan. Pada pemeriksaan ekstremitas
bawah tidak ditemukan adaaya kelainan bentuk, integritas kulit baik, tidak ada
luka.
Turgor kulit: baik
5 Pemeriksaan taada-tanda vital
Dari hasil pemeriksaaan pada tanggal 16 Februari 2005 diperoleh data: sebagai
berikut
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 92 x/menit
Suhu : 36,40C
RR : 20x/menit
6 Pemeriksaan Penunjang
Dari hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 16 Februari 2005 diperoleh data
sebagai berikut
Haemoglobin 13,2 gram % 13.50-17.50
Ht 39,1 % 41.0-53.0
MCH 30,6 picogram 31.00-37.00
MCHC 33,7 gram / dl 29.00-36.00
Leukosit 8,38 ribu mmk 4.10-10.90
Eritrosit 4,30 juta/mmk 4.50-5.90
Trombosit 239 ribu mmk 140.0-440.0
Dari hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 17 Februari 2005 diperoleh data
sebagai berikut
Hemoglobin: 12,8 gram% 13.50-17.50
Ht 37,9% 41.0-53.0
MCH 30,9 picogram 31.00-37.00
MCHC 33,7 gram / dl 29.00-36.00
Leukosit 8,38 ribu mmk 4.10-10.90
Eritrosit 4,30 juta/mmk 4.50-5.90
Trombosit 239 ribu mmk 140.0-440.0
Dari hasil Laboratorium tanggal 18 Februari 2005 diperoleh data sebagai berikut:
Hemoglobin 12,1 gram% 13.50-17.50
Ht 36,5% 41.0-53.0
MCH 30.4 picogram 31.00-37.00
MCHC 33,1 gram/dl 29.00-36.00
Lekosit 5,63 ribu/mmk 4.10-10.90
Trombosit 232 tibu/nmik 140.0-440.0
Eritrosit 3,97 juta/mmk 4.50-5.90
Tanggal 16 Februari 2005 dilakukan pemeriksaan USG : kesan = Appendiksitis
Infiltrat
7 Therapy
Therapy yang dilakukan pada Ny.S pada tanggal 16 Februari 2005 adalah sebagai
berikut:
• Infus
RL: 20 tetes/menit
Metronidazol: 3 x 500 ml
• Obat injeksi
cefotaxime 2x1 gram
PRE OPERASI LAPARATOMI APPENDIKTOMI
Analisa Data
Dari data yang berhasil penulis kumpulkan, dapat dianalisa sebagi berikut:
No Data Fokus Etiologi Problem
1.
DS : - Klien mengatakan nyeri pada perut kanan
bawah, nyeri bertambah jika beraktivitas
berat dan nyeri dirasakan seperti diremas-
remas
- Klien mengatakan nyeri sedang (skala 4-7)
DO : - Wajah klien tampak meringis kesakitan
- Klien selalu memegangi perut kanan
bawah
- Respon otonomik (terutama nadi) 92
x/menit
Efek sekunder
dari proses
peradangan
appendiks
Gangguan rasa
nyaman : nyeri
2.
DS : - Klien menanyakan bagaimana prosedur
operasi dan cara pemulihannya
- Klien mengatakan takut akan dioperasi dan
berharap akan cepat sembuh
DO : - Klien tampak cemas dan gelisah
- Klien banyak bertanya tentang prosedur
operasi pada perawat
Akan
dilakukannya
tindakan operasi
pembedahan
Ansietas/
kecemasan
3.
DS : - Klien mengatakan tidak tahu tentang
penyakitnya pada perawat
DO : - Klien sering bertanya tentang penyakitnya
pada perawat
- Klien banyak ingin tahu tentang
penyakitnya
Kurang
informasi
tentang proses
penyakit
Kurang
pengetahuan
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan efek sekunder dari proses
peradangan appendiks ditandai dengan:
DS : - Klien mengatakan nyeri pada perut kanan bawah, nyeri bertambah jika
beraktivitas berat dan nyeri dirasakan seperti diremas-remas
- Klien mengatakan nyeri sedang (skala 4-7)
DO : - Wajah klien tampak meringis kesakitan
- Klien selalu memegangi perut kanan bawah
- Respon otonomik (terutama nadi) 92 x/menit
2. Ansietas / kecemasan berhubungan dengan akan dilakukan tindakan operasi
pembedahan ditandai dengan:
DS : - Klien menanyakan bagaimana prosedur operasinya dan cara
pemulihannya
- Klien mengatakan takut akan dioperasi berharap akan cepat sembuh
DO : - Klien tampak cemas dan gelisah
- Klien banyak bertanya tentang prosedur operasi pada perawat
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang infomasi tentang proses penyakit
ditandaidengan :
DS : - Klien mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya
DO : - Klien bertanya tentang penyakitnya pada perawat
- klien tampak ingin tahu tentang penyakitnya
Intervensi Keperawatan.
Diagnosa l : Gangguan rasa nyaman:nyeri berhubungan dengan proses penyakit
a. Tujuan : Nyeri berkurang setalah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam
b. Kriteria hasil:
1. Klien mengungkapkan hilangnya nyeri setelah tindakan keperawatan
2. Klien menyampaikan bahwa orang lain memvalidasi adanya nyeri
3. Wajah Klien tampak rileks
c. Intervensi:
1. Kaji terhadap faktor yang menemukan toleransi nyeri
2. Kurangi atau hilangkan faktor yang meningkatkan pengalaman nyeri
3. Kaji respon terhadap tindakan penurunan rasa nyeri
4. Ajarkan kepada individu tentang tindakan untuk mengurangi rasa nyeri secara
non invasif (relaksasi, distraksi dan masase)
Diagnosa 2: Ansietas/ kecemasan berhubungan dengan akan dilakukan tindakan operasi
pembedahan
a. Tujuan :Klien mendemonstrasikan hilang dari ansietas
b. Kriteria hasil:
1 Klien mengungkapkan pemahaman tentang kejadian pre operasi
2 Klien melaporkan berkurangnya perasaan cemas dan gugup
3 Ekspresi wajah rileks, kurang bicara
c. Intervensi :
1 Jelaskan apa yang terjadi selama periode pre dan post operasi, termasuk test
laboratorium pre operasi, persiapan kulit, alasan status puasa, obat-obatan pre
operasi, program post operasi
2 Informasikan pada Klien bahwa obat nyeri tersedia bila diperlukan untuk
mengontrol nyeri
3 Ajarkan dan usahakan Klien untuk tarik nafas dalam, latihan turun dari tempat
tidur
4 Biarkan Klien dan orang terdekat mengungkapkan perasaan tentang pengalaman
pembedahan
5 Tegaskan penjelasan-penjelasan dari dokter
Diagnosa 3: Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang proses
penyakit
a. Tujuan : Pengetahuan Klien tentang proses penyakit meningkat
b. Kriteria hasil:
1 Klien mengetahui tentang proses penyakit, pengobatan dan potensial komplikasi
2 Klien berpartisipasi dalam program pengobatan
c. Intervensi:
1 Beri penjelasan tentang apa yang terjadi selama periode pre dan post operasi,
termasuk test laboratorium pre operasi, persiapan kulit, alasan puasa, obat-obatan
pre operasi, tinggal di ruang pemulihan dan program post operasi
2 Diskusikan perawatan insisi, termasuk mengganti balutan, pembatasan mandi, dan
kembali ke dokter untuk mengangkat jahitan
Implementasi Keperawatan
Tanggal/jam No. Dx Implementasi Respon TTD
17 Feb 2005
09.00 WIB
1 - Mengkaji
skala nyeri, catat lokasi, karakteristik dan berat nyeri
(skala 0 – 10)
S : Klien
mengata
kan
nyeri
pada
perut
kanan
bawah,
nyeri
seperti
di
remas-
remas
O : - Klien
tampa
k
merin
gis
kesak
itan
- Klien
mem
egan
gi
perut
kana
n
bawa
Tanggal/jam No. Dx Implementasi Respon TTD
h
- Nyeri
seda
ng
(skal
a 4–
7)
O9.30 WIB 1 - Mengajarkan
kepada Klien tindakan untuk mengurangi nyeri secara
non invasif yaitu teknik relaksasi dengan cara tarik
napas dalam
S : Klien
mengata
kan
nyeri
sedikit
berkura
ng
O : Klien
menarik
napas
dalam
berulan
g kali
10.45WIB 1 - Memonitor
TTV
S : Klien
menany
akan
hasilnya
O :
11.00 WIB 1 - Mengkaji
faktor yang meningkatkan nyeri
S : Klien
mengata
Tanggal/jam No. Dx Implementasi Respon TTD
kan
nyeri
bertamb
ah jika
beraktiv
itas
berat
O : Klien
terbarin
g di
tempat
tidur
dalam
posisi
semi
fowler
21 Feb 2005
08.30 WIB
3 - Memberikan
penjelasan tentang proses penyakit (pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, komplikasi)
S : -
O : Klien
tampak
menyim
ak
- Menjelaskan
tentang tujuan dilakukannya tindakan operasi
S : -
O : Klien
tampak
menyim
ak
- Menganjurkan
Klien menggunakan laksatif/ pelembek feses ringan
bila perlu dan hindari enema
S : Klien
mengata
k BAB
Tanggal/jam No. Dx Implementasi Respon TTD
1 x
sehari
O : Klien
BAB di
kamar
mandi
dan
dibantu
oleh
suaminy
a
09.15 WIB 3 - Mendorong
aktivitas sesuai toleransi dengan periode istirahat
periodik
S : -
O : - Klien
lebih
banya
k
tidur
di
tempa
t tidur
- Klien
terpa
sang
infus
RL
20
tts/m
nt
- Klien
Tanggal/jam No. Dx Implementasi Respon TTD
bisa
mand
i,
maka
n
minu
m
secar
a
mand
iri
dan
diban
tu
kelua
rga
dan
pera
wat
23 Feb 2005
09.45 WIB
2 - Menjelaskan
pada Klien bahwa obat nyeri tersedia bila diperlukan
untuk mengontrol nyeri
S : -
O : Klien
tampak
menyim
ak
11.15 WIB 2 - Memotivasi
klien untuk cukur
S : -
O : Klien
melaku
kan
cukur
Tanggal/jam No. Dx Implementasi Respon TTD
secara
mandiri
24 Feb 2005
09.00 WIB
3 - Motivasi klien
untuk puasa 6 jam sebelum operasi
S : Klien
mengata
kan
akan
berpuas
a
O : Klien
tidak
makan
dan
minum
11.00 WIB 3 - Memakaikan
baju operasi pada Klien
S : -
O : Klien
tidur
terlenta
ng
dengan
memaka
i baju
operasi
Evaluasi
Tgl/ Jam No. Dx Evaluasi TTD
17 Feb 2005
13.00 wib
1 S : - Klien mengatakan nyeri pada perut kanan bawah,
seperti diremas-remas
- Klien mengatakan nyeri bertambah jika beraktivitas
Tgl/ Jam No. Dx Evaluasi TTD
berat
- Klien mengatakan nyeri agak berkurang jika tarik
napas dalam
O : - Klien tampak lebih tenang dan tiduran sambil
bersandar 2 bantal
- Nyeri sedang (skala 4–7)
A : Masalah teratasi sebagian : nyeri sedikit berkurang
P : Lanjutkan intervensi :
- Motivasi klien untuk terus latihan tarik napas dalam
- Kolaborasi pemberian analgetik untuk mengurangi
nyeri
- Kaji respon terhadap tindakan penurunan rasa sakit
24 Feb 2005
11.00 WIB
2 S : - Klien mengatakan sudah mengerti tentang prosedur
persiapan operasi dan tujuannya
- Klien mengatakan perut terasa lega setelah BAB
dan BAK juga sudah tidak cemas lagi
O : - Klien tampak tenang, klien tidak makan dan minum
- Klien tampak tersenyum pada perawat
- Klien tidur terlentang dengan memakai baju operasi
A : Masalah teratasi sebagian : cemas sudah hilang
P : Lanjutkan intervensi :
- Mengantar klien ke kamar mandi
24 Feb 2005
12.30 WIB
3 S : - Klien mengatakan sudah mengerti proses penyakit
(pengertian, penyebab, tanda gejala komplikasi)
- Klien mengerti tentang tujuan dilakukannya operasi
O : - Klien tidak bertanya-tanya lagi dan tampak tiduran
dengan posisi terlentang dengan dua bantal di
bawah kepala
- Klien dapat memenuhi kebutuahan ADL secara
Tgl/ Jam No. Dx Evaluasi TTD
mandiri dibantu perawat dan keluarga
- Klien tampak tenang
A : Masalah teratasi sebagian : pengetahuan Klien
meningkat
P : Lanjutkan intervensi :
- Jelaskan tentang prosedur operasi
POST OPERASI LAPARATOMI APPENDIKTOMI
A. Pengkajian
Pengumpulan data klien post laparatomi appendiktomi tanggal 24 Februari
2005 di IRNA. A-3 RSUP Dokter Kariadi Semarang jam 21.00 WIB adalah sebagai
berikut:
a. Status Klien : Keadaan umum baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Pemafasan : Tidak ada sumbatan, tidak sesak nafas
d. Tanda-tanda vital : TD:110/60 mmHg, Nadi 92 x/menit, S: 37°C, RR:22
x/menit
e. Rasa nyaman : Klien mengeluh adanya rasa nyeri pada luka bekas operasi,
nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk
f. Keadaan luka : Tidak ada perdarahan dan pembengkakan
g. Keluhan utama : Klien mengeluh nyeri pada luka bekas operasi, nyeri
dirasakan seperti ditusuk-tusuk, jika bergerak-gerak maka
nyeri akan bertambah, Klien juga merasa mual dan perasaan
haus
h. Pola Fungsional
1 Pola nutrisi : klien masih mual dan baru hari ini diperbolehkan makan, klien
hanya menghabiskan 3 sendok makan (diet lunak), klien mengatakan tidak
nafsu makan karena mual.
2 Pola eliminasi: klien belum bisa BAB dan bisa BAK 2 kali (hari ini)
3 Pola istirahat tidur : klien mengatakan tidak bisa tidur karena merasakan nyeri
sekali pada bekas operasi
4 Pola aktivitas dan latihan : klien mengatakan masih takut untuk bergerak
karena nyeri, wajah klien tampak meringis saat berusaha untuk miring. Klien
tampak berhati-hati bergerak. Klien tidur terlentang dengan 2 bantal dibawah
kepala dan terpasang infus RL 20 tetes/menit
5 Integritas ego : raut maka. Klien tampak tegang dan meringis, menunjukkan
bahwa klien menahan nyeri pada luka post op, klien tampak gelisah dan ingin
ditunggui suaminya
6 Pola interaksi sosial : dari pengamatan penulis, klien tidak mengalami
gangguan dalam berinteraksi dengan lingkungan RS. Hal ini dibuktikan
dengan klien sering tersenyum dengan perawat dan sesekali ngobrol dengan
teman sekamar
7 Pola hygiene : dari hasil peagamatan, saat ini klien mandi 2 x sehari diatas
tempat tidurdibantu oleh perawat dan keluarga.
i. Pemeriksaan Fisik
Pada abdomen : dari hasil inspeksi, secara umum diperoleh bentuk permukaan
perut datar, integritas kulit baik, terdapat luka post op laparatomi appendictomi
pada abdomen arah vertikal sepanjang ± 8 cm, tidak ada edema.
Kulit: turgor baik, BB : 50 kg, TB : 160 cm
j. Pemberian cairan : infus RL 20 / menit
k. Therapy : - Injeksi cefotaxime 2x1 gram
- Injeksi forgesic / tramadol 3x1 ampul
- Infus metronidazol 3 x 500 mg
Analisa Data
Dari data yang berhasil penulis kumpulkan, dapat dianalisa sebagai
berikut:
1. Data objektif : wajah klien tampak tegang, perilaku berhati-hati, klien tampak
meringis menahan sakit, klien tampak gelisah dan ingin selalu
ditunggui suaminya, ada luka post op pada abdomen vertikal
sepanjang ± 8 cm, klien post laparatomi appendiktomi hari ke
1,nadi 92 x/menit.
Data subjektif : klien mengatakan nyeri pada luka post op, nyeri dirasakan
seperti ditusuk-tusuk, klien mengatakan nyeri berat (skala 8),
jika bergerak-gerak nyeri bertambah.
Etiologi : Terputusnya Kontinuitas jaringan
Problem : Gangguan rasa nyaman : nyeri
2. Data Objektif : klien hanya menghabiskan 3 sendok makan, klien mendapat
diet lunak, klien belum BAB, BB : 50 kg, TB: 160 cm
Data subjektif : klien mengatakan tidak nafsu makan karena mual
Etiologi : penurunan intake per oral
Problem : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Data objektif : terdapat luka post op laparatomi appendictomi, luka kering dan
bersih, terbalut kasa
Data subjektif : -
Etiologi : peningkatan bakteri sekunder terhadap luka dan insisi bedah
Problem : resiko tinggi infeksi
4. Data Objektif : klien tampak susah tidur, ekspresi wajah tampak kusut, klien
selalu terbangun jika ada orang datang
Data subjektif : klien mengatakan susah tidur
Etiologi : nyeri pada luka post op atau ketidaknyamanan
Problem : gangguan pola tidur
5. Data Objektif : Klien tampak berhati-hati saat bergerak, Klien tidur terlentang
dengan 2 bantal di bawah kepala, pada tangan kiri terpasang
infus RL 20 tts/mnt, wajah klien tampak meringis saat berusaha
miring, Klien tampak lemah, Klien mengeluh mual
Data subjektif : klien mengatakan takut untuk bergerak karena merasakan nyeri
Etiotogi : nyeri, mual
Problem : intoleransi aktivitas
6. Data Objektif : Klien mandi 2 x sehari dengan sibin diatas tempat tidur dengan
bantuan perawat / keluarga, Klien tampak berbaring dari
tempat tidur, terdapatpada abdomen arah vertikal sepanjang ± 8
cm, pada lengan kiri terpasng infus RL 20 tetes/menit
Data subyektif : Klien merasa takut untuk bergerak bebas karena merasa nyeri
Etiologi : kelemahan fisik
Problem : ketidakmampuan merawat diri
B. Diagnosa Keperawatan
Dari hasil analisa yang sudah dilakukan, dapat penulis simpulkan bahwa diagnosa
keperawatan yang muncul pada Ny. S adalah berikut :
1. Gangguan nyaman : nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
ditandai dengan
Data subjektif : klien mengatakan nyeri pada luka post op, nyeri dirasakan
seperti ditusuk-tusuk, klien mengatakan nyeri berat (skala 8),
jika bergerak-gerak nyeri bertambah.
Data objektif : wajah klien tampak tegang, perilaku berhati-hati, klien
tampak meringis menahan sakit, klien tampak gelisah dan
ingin selalu ditunggui suaminya, ada luka post op pada
abdomen vertikal sepanjang ± 8 cm, klien post laparatomi
appendiktomi hari ke 1,nadi 92 x/menit.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan
intake peroral
Data subjektif : klien mengatakan tidak nafsu makan karena mual
Data Objektif : klien hanya menghabiskan 3 sendok makan, klien mendapat
diet lunak, klien belum BAB, BB : 50 kg, TB: 160 cm
3. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan peningkatan bakteri sekunder
terhadap luka ditandai dengan
Data subjektif : -
Data objektif : terdapat luka post op laparatomi appendictomi, luka kering
dan bersih, terbalut kasa
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri pada klien post op atau
ketidaknyamanan ditandai dengan
Data subjektif : klien mengatakan susah tidur
Data Objektif : klien tampak susah tidur, ekspresi wajah tampak kusut, klien
selalu terbangun jika ada orang datang
5. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan nyeri, mual ditandai dengan
Data subjektif : klien mengatakan takut untuk bergerak karena merasakan
nyeri
Data Objektif : Klien tampak berhati-hati saat bergerak, Klien tidur terlentang
dengan 2 bantal di bawah kepala, pada tangan kiri terpasang
infus RL 20 tts/mnt, wajah klien tampak meringis saat
berusaha miring, Klien tampak lemah, Klien mengeluh mual
6. Ketidakmampuan merawat diri berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai
dengan
Data subyektif : Klien merasa takut untuk bergerak bebas karena merasa nyeri
Data Objektif : Klien mandi 2 x sehari dengan sibin diatas tempat tidur dengan
bantuan perawat / keluarga, Klien tampak berbaring dari
tempat tidur, terdapat pada abdomen arah vertikal sepanjang ±
8 cm, pada lengan kiri terpasng infus RL 20 tetes/menit
C. Intervensi Keperawatan
Dx. l
a. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, klien
mengatakan nyeri berkurang
b. Kriteria hasil :
1 Klien melaporkan bahwa nyeri berkurang / hilang
2 Ekspresi wajah tenang dan rileks
3 Klien dapat istirahat dengan tenang
c. Fokus intervensi :
Mandiri :
1. Pantau nyeri, catat lokasi, karakteristik dan beratnya (skala 0 – 10), selidiki
dan laporkan perubahan nyeri yang tepat
2. Kaji hal-hal yang menyebabkan bertambahnya nyeri
3. Pertahankan istirahat dengan posisi semi fowler
4. Dorong ambulasi dini
5. Ajarkan teknik relaksasi (tarik napas dalam) dan menghindari penekanan pada
daerah luka
6. Ajarkan teknik distraksi (mengusap daerah sekitar nyeri, mengajak bicara)
Kolaborasi :
7. Berikan injeksi forgesic 50 mg sesuai dengan indikasi
Dx. 2
a. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, nutrisi klien
dapat dipertahankan
b. Kriteria hasil :
1. Nafsu makan klien meningkat
2. Klien menghabiskan 1 porsi makannya
3. BB meningkat atau ideal
4. Klien bisa BAB
c. Fokus intervensi :
Mandiri
1. Kaji status nutrisi klien
2. Kaji penyebab berkurangnya nafsu makan klien
3. Motivasi klien untuk makan sedikit tepi sering
4. Sajikan makanan dalam keadaan hangat dan menarik
5. Anjurkan klien menghindari makan-makanan yang dapat menimbulkan rasa
mual
6. Berikan perawatan oral sesering mungkin
Kolaborasi :
7. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan makanan mudah cerna dan
nutrisi seimbang
Dx.3
a. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, tidak terjadi
infeksi pada luka
b. Kriteria hasil :
1 Tidak ditemukan tanda dan gejala infeksi
2 Penyembuhan luka dengan benar
c. Fokus intervensi :
Mandiri :
1. Monitor TTV, perhatikan demam, menggigil, berkeringat, perubahan mental,
meningkatnya nyeri abdomen
2. Observasi tanda dan gejala infeksi
3. Lihat insisi dan balutan, catat karakteristik drainase luka, adanya eritema
4. Perilaku perawatan luka aseptik, berikan perawatan luka secara paripurna
Kolaborasi
5. Berikan injeksi cefotaxime 1000 mg dan metronidazol 500 mgsesuai dengan
indikasi
Dx.4
a. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, klien dapat
mencapai jumlah tidur yang optimal
b. Kriteria hasil :
1 Klien dapat istirahat dengan nyaman
2 Tidak ada tanda-tanda mengantuk, menguap, lingkaran hitam di sekitar mata
dan tangan tidak tremor
c. Fokus intervensi :
Mandiri :
1. Kaji tanda dan gejala gangguan tidur
2. Kaji pola istiiahat tidur klien
3. Lakukan tindakan untuk meningkatkan tidur :
a) Hindari tidur lama sepanjang hari
b) Lakukan tindakan untuk mengatasi nyeri atau ketidaknyamanan
c) Anjurkan klien untuk melakukan relaksasi sebelum tidur
d) Hindari inteke minuman tinggi cafein
e) Anjurkan klen untuk mengosongkan kandung kemih sebelum tidur
4. Pertahankan ketenangan dan kenyamanan lingkungan
Dx. 5
a. Tujuan : klien akan mencapai aktivitas fisik maksimal dalam batas yang
ditentukan
b. Kriteria hasil : Klien dapat melakukan aktivitas fisik sesuai toleransi
c. Fokus intervensi :
Mandiri
1 Lakukan tindakan untuk meningkatkan aktivitas fisik
2 Lakukan tindakan untuk memperbaiki intoleransi aktivitas :
a). Pertahankan pembatasan aktivitas sesuai order
b). Bantu klien dalam melakukan aktivitas
3 Lakukan tindakan untuk mengurangi nyeri
4 Lakukan tindakan untuk mencegah mual dan muntah
Dx. 6
a. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan
Klien mampu merawat dirinya secara mandiri
b. Kriteria hasil : Klien menunjukkan aktivitas perawatan diri dalam tingkat
kemampuan mandiri dan Klien mampu makan/minum sendiri
c. Fokus intervensi :
Mandiri :
1 Observasi tingkat toleransi pasiaa terhadap aktivitas
2 Secara bertahap tingkatkan kemampuan aktivitas sesuai dengan toleransi
mulai dari ambulasi diri (miring kanan/miring kiri), duduk, jalan.
3 Ikutkan Klien dalam renacana perawatan pada titigkat kemampuan (oral
hygiene dengan gosok gigi secara mandiri, ganti kain kompres yang sudah
kering)
4 Dorong Klien untuk melakukan perawatan secara mandiri dan bantu sesuai
kemampuan
5 Libatkan keluarga untuk perawatan Klien
D. Implementasi Keperawatan
Berdasarkan diagnosa dan rencana keperawatan yang sudah penulis rumuskan, maka
tindakan yang penulis lakukan pada Ny. S :
Hari/Tgl/ Jam
No. Dx Tindakan Keperawatan Respon TTD
Kamis
24 Feb 05
21.00 WIB
1 – 6 -
enerima operan dinas
siang
-
engobservasi keadaan
umum Klien
-
umlah Klien 41 orang
S : - Klien tidur di tempat tidur
dengan posisi semi fowler
O : - Klien tampak lemah
- Terdapat luka operasi pada
abdomen arah vertikal
sepanjang ± 8 cm
21.30 WIB 1 Mengkaji skala nyeri,
lokasi, karakteristik dan
beratnya (skala 0 – 10)
S : - Klien mengatakan nyeri
pada luka post op, nyeri
dirasakan seperti ditusuk-
tusuk, bertambah jika
bergerak
- Klien mengatakan nyeri
berat (skala 8 - 10)
O : - Klien tampak tegang dan
meringis karena menahan
nyeri
- Terdapat luka post op pada
abdomen arah vertikal
sepanjang ± 8 cm
1 Mengkaji hal-hal yang
menyebabkan
bertambangya nyeri
S : Klien mengatakan nyeri
bertambah berat jika bergerak
O : - Klien tampak lemah dan
tidur terlentang
Hari/Tgl/ Jam
No. Dx Tindakan Keperawatan Respon TTD
- Klien tampak berhati-hati
saat bergerak
22.00 WIB 2 Mengatur dan mengontrol
pemberian infus dan
minum
S : Klien mengatakan sudah
minum tapi sedikit
O : Aliran infus lancar
22.10 WIB 3 Memasukkan injeksi
cefotaxime 1 gr melalui
intavena
S : Klien mengatakan obat terasa
masuk
O : Klien kooperatif, obat injeksi
masuk
1,4 Mempertahankan istirahat
dengan posisi semi fowler
S : Klien mengatakan tidak bisa
tidur karena merasa nyeri
O : - Klien tidur dalam posisi
semi fowler
- Klien tampak lemah dan
pucat
Jumat
15 Feb 05
03.50
1,3 Memasukkan injeksi
forgesic 1 ampul dan
metronidazol 500 ml
S : Klien mengatakan terasa obat
masuk dan agak pegel
O : Klien kooperatif, infus
metronidazol masuk dengan
aliran lancar
04.00 WIB
6 Mengobservasi tingkat
toleransi Klien terhadap
aktivitas
S : Klien mengatakan masih
takut untuk bergerak karena
nyeri bertambah
O : Klien masih tampak lemah
dan tidur di tempat tidur
04.20 WIB 6 Membantu Klien mandi di
atas tempat tidur dan
melibatkan keluarga
sekaligus menganjurkan
S : Klien mengatakan merasa
lebih nyaman dan ingin
belajar miring
O : Klien kooperatif, dan masih
Hari/Tgl/ Jam
No. Dx Tindakan Keperawatan Respon TTD
Klien untuk latihan miring
kanan atau miring kiri
lemah
04.45 WIB 2,5 Mendorong Klien untuk
perawatan oral hygiene
S : Klien mengatakan ingin
menggosok gigi sendiri
O : Klien gosok gigi dan
peralatan disediakan oleh
perawat
05.00 WIB 4 Mengkaji tanda dan gejala
gangguan tidur
S : Klien mengatakan
semalaman tidak bisa tidur
karena merasa nyeri sekali
pada luka post op
O : Klien tampak lemah dan
pucat, ada lingkaran hitam
sekitar mata dan matanya
tampak merah
05.25 WIB 2 Membantu memberi
minum 1 gelas kepada
klien
S : -
O : Klien minum air putih habis
½ gelas
05.35 WIB 1 – 6 Memonitor TTV,
perhatikan demam,
mengiggil, berkeringat,
perubahan mental,
meningkatnya nyeri
abdomen
S : Klien menanyakan hasil
pengukuran
O : Hasilnya adalah TD : 100/60
mmHg, RR : 22 x/mnt, N :
88/mnt , S : 36oC
05.00 WIB 1,4 Mengajarkan tehnik
relaksasi (tarik napas
dalam) dan tehnik
distraksi (mengusap
daerah sekitar) untuk
S : Klien mengatakan nyeri
berkurang
O : Klien kooperatif dan
mengikuti apa yang
dianjurkan perawat
Hari/Tgl/ Jam
No. Dx Tindakan Keperawatan Respon TTD
mengurangi rasa nyeri
06.00 WIB 1,3 Memasukkan injeksi
forgesic 1 ampul intrafena
dan infus metronidazol
500 ml
S : Klien mengatakan agak pegal
O : Obat injeksi masuk dan infus
metronidazol masuk dengan
aliran lancar
06.30 WIB 4 Mengkaji pola istirahat
tidur klien
S : Klien mengatakan biasa tidur
jam 21.00 WIB dan sekarang
tidak bisa tidur
O : Klien tampak pucat dan
lemah
06.45 WIB 5,6 Membantu melatih
aktivitas klien dengan
miring ke kanan dan ke
kiri
S : Klien mengatakan nyeri jika
miring ke kanan dan ke kiri
O : Klien kooperatif
06.55 WIB 1,4,6 Menganjurkan klien untuk
tarik napas dalam untuk
mengurangi nyeri
S : Klien mengatakan nyeri agak
berkurang
O : Klien mengikuti apa yang
dianjurkan perawat
07.00 Melakukan operaan shiff
malam
Jumlah pasien 41 orang
07.10 WIB 1 – 6 Mengganti alat tenun klien S : Klien mengatakan tempat
tidurnya menajdi lebih
nyaman dan rapi
O : Keadaan tempat tidur menjadi
lebih rapi dan bersih
09.30 WIB 2 Menyajikan makan pagi
klien berupa bubur lunak
dalam keadan hangat dan
disajikan menarik
S : Klien mengatakan tidak
berselera makan
O : - Klien tidak bersedia untuk
makan
Hari/Tgl/ Jam
No. Dx Tindakan Keperawatan Respon TTD
- Klien hanya makan 3
sendok
07.35 WIB 2 Menanyakan kepada klien
tentang menu saat ini
S : Klien mengatakan biasa dan
tidak berselera makan
O : Klien hanya melihat makanan
dan menjawab
07.40 WIB 2 Menemani dan
memotivasi klien untuk
menghabiskan porsi
makan yang diberikan
S : Klien mengatakan tidak nafsu
makan karena mual dan
merasa nyeri
O : Klien tampak tidak selera
untuk makan
08.05 WIB 2 Membantu memberikan
minum 1 gelas air putih
kepada klien
S : -
O : Klien minum air putih habis
½ gelas (125 cc)
Sabtu
6 Feb 2005
07.00 WIB
Melakukan operan dengan
sgif malam
Jumlah pasien 39 orang
07.30 WIB 4 Merapikan tempat tidur
dengan klien di atasnya
S : Klien mengatakan merasa
nyaman
O : Klien berada di atas tempat
tidur
07.50 WIB 3 Memberikan injeksi
forgesic 1 ampul dan infus
metronidazol 500 ml
S : Klien mengatakan agak pegal
O : Obat masuk melalui intravena
dan metronidazol masuk
dengan aliran lancar
08.00 WIB 1,4,5 Mengajak klien bertingkah
pincang tentang sakit yang
dialami sekaligus
mengalihkan perhatian
S : Klien mengatakan nyeri
berkurang
O : Klien tampak mau menerima
apa yang dikatakan perawat
Hari/Tgl/ Jam
No. Dx Tindakan Keperawatan Respon TTD
dari nyeri dan memperhatikan
pembicaraan
08.15 WIB 1,4 Memotivasi klien untuk
tarik napas dalam untuk
mengurangi rasa nyeri
S : Klien mengatakan nyeri
berkurang
O : Klien kooperatif
08.25 WIB 2 Menyajikan makanan pagi
berupa bubur lunak,
menemani sekaligus
memotivasi klien untuk
makan
S : Klien mengatakan bahwa
klien tidak suka dengan
menunya dan nafsu makan
tidak ada
O : Klien menghabiskan 3 sendok
porsi makan
09.00 WIB 3 Memasukkan injeksi
cepotaxime 1 gr intravena
melalui selang
S : Klien mengatakan obat terasa
masuk
O : Obat masuk melalui intravena
09.30 WIB 5,6 Melatih aktivitas bertahap
dari tidur ke setengah
duduk
S : Klien mengatakan lebih enak
seperti ini
O : Klien kooperatif
10.00 WIB 4 Menjaga ketenangan
lingkungan dengan cara
mengatur ventilasi
ruangan dan membatasi
pengunjung yang datang
S : Klien mengatakan lebih
tenang dan bisa istirahat
O : Keadaan lingkungan menjadi
lebih tenang
11.00 WIB 1 – 6 Memonitor TTV S : Klien menanyakan hasil
ukuran
O : Hasilnya adalah TD : 100/60
mmHg, RR : 24 x/mnt, N :
98/mnt , S : 37oC
11.30 WIB 2 Mengganti cairan infus
yang habis yaitu RL 20
S : Klien mengatakan ingin
segera dilepas selang infusnya
Hari/Tgl/ Jam
No. Dx Tindakan Keperawatan Respon TTD
tetes/menit O : Infus masuk 20 tetes/menit
12.00 WIB 2,6 Menyajikan makan siang
bagi klien berupa bubur
lunak
S : Klien mengatakan nafsu
makan mulai ada
O : Klien menghabiskan ½ porsi
makan yang diberikan dan
klien makan sendiri
12.30 WIB Menganjurkan klien untuk
beristirahat
S : Klien mengatakan masih sulit
untuk tidur karena nyeri
O : Klien kooperatif
13.00 WIB 1 Mengkaji skala nyeri,
karateristiknya
S : Klien mengatakan nyeri agak
berkurang pada luka post op
O : Nyeri sedang (skala 5 – 7),
klien tidak tampak tegang
14.00 WIB Operan shiff sore Jumlah klien 38 orang
15.00 WIB 4 Menjaga ketenangan
lingkungan dengan cara
membatasi pengunjung
yang datang
S : Klien mengatakan lebih
tenang dan bisa istirahat
O : Keadaan lingkungan menjadi
lebih tenang
15.30 WIB 5,6 Memabntu pasien mandi
di aatas tempat tidur dan
melibatkan keluarga dalam
perawatan
S : Klien mengatakan merasa
lebih nyaman
O : Keluarga ikut dalam
perawatan
16.00 WIB 1-6 Memonitor TTV S : Klien menanyakan hasilnya
O : Hasilnya adalah TD : 100/70
mmHg, RR : 22 x/mnt, N :
84/mnt , S : 36oC
17.30 WIB 1,3 Memasukkan injeksi
forgesic 1 ampul IV
melalui selang dan infus
S : Klien mengatakan terasa obat
masuk
O : Obat masuk melalui selang
Hari/Tgl/ Jam
No. Dx Tindakan Keperawatan Respon TTD
metronidazol 500 ml dan metronidazol masuk
dengan aliran lancar
20.30 WIB 4 Mengatur ventilasi,
meredupkan lampu dan
menjaga ketenangan
sehingga klien dapat
istirahat
S : Klien mengatakan ingin
beristirahat
O : Klien tampak bersiap-siap
untuk beristirahat
21.00 WIB Operan jaga dengan shiff
malam
Jumlah pasien 37 orang
E. Catatan Perkembangan
Setelah penulis melakukan tindakan keperawatan penulis membuat catatan
perkembangan dengan hasil sebagai berikut
Hari/tgl/Jam No. Dx Catatan Perkembangan TTD
Kamis
24 Feb 05
22.00 WIB
1 S : - Klien mengatakan nyeri pada luka post op seperti
ditusuk-tusuk, nyeri meningkat bila bergerak
- Klien mengatakan termasuk nyeri berat (skala 8 –
10)
O : - Terdapat luka post op laparatomi apendiktomi, luka
masih terbalut kasa steril
- Klien tampak kesakitan dan tidur di atas tempat
tidur
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi :
- Pantau nyeri, catat lokasi, selidiki dan laporkan
perubahan nyeri yang tepat
- Dorong ambulasi dini dan berikan aktivitas hiburan
- Kolaborasi pemberian analgetik
Jumat
25 Feb 05
24.00 WIB
3 S : -
O : - Adanya luka post op laparatomi apendiktomi, luka
masih terbalut kasa steril (belum dibuka)
- Klien mendapat injeksi cefotaxime 2x1 gram dan
metrondazol 500 ml
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi :
- Berikan perawatan luka aseptik dan paripurna
- Kolaborasi pemberian analgetik
Kamis
24 Feb 05
4 S : Pasien mengatakan susah tidur karena merasa nyeri
pada luka kosong
Hari/tgl/Jam No. Dx Catatan Perkembangan TTD
12.30 WIB O : - Klien tampak susah tidu, lemah, ekspresi wajah
kusut
- Terdapat lingkaran hitam sekitar mata
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi :
- Jelaskan jumlah kebutuhan istirahat yang cukup
dalam sehari
Jumat
25 Feb 05
04.00 WIB
6 S : -
O : - Klien mandi di atas tempat tidur dengan diabantu
perawat
- Klien gozok gigi sendiri dan peralatan disediakan
perawat dan keluarga
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi :
- Ikutkan klien dalam rencana perawatan pada
tingkat kemampuan klien
- Dorong pasien untuk melakukan perawatan secara
mandiri dan bantu sesuai kemampuan
- Libatkan keluarga untuk perawatan klien
05.30 WIB 5 S : - Klien mengatakan jika bergarak (miring kanan atau
miring kiri) maka nyeri akan bertambah
- Klien mengatakan masih takut beraktifitas berat
O : - Pasien masih tampak lemah, perilaku berhati-hati
dan tidur di tempat tidur
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi :
- Lakukan tindakan untuk mengurangi nyeri
- Lakukan tindakan untuk memperbaiki intoleransi
aktivitas
Hari/tgl/Jam No. Dx Catatan Perkembangan TTD
06.00 WIB 1 S : - Klien mengatakan nyeri agak berkurang jika tarik
napas dalam
O : - Klien masih tampak kesakitan dan perilaku berhati-
hati
- Klien diberi injeksi forgesik 1 ampul
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi :
- Dorong ambulasi dini
- Pertahankan istirahat dengan posisi semi fowler
07.30 WIB 2 S : - Klien mengatakan tidak nafsu makan karena mual
O : - Klien hanya makan tiga sendok dari porsi
makannya yaitu berupa bubur lunak
- Pasien tampak lemah dan ekspresi wajah
menunjukkan tidak punya selera makan
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi :
- Anjurkan klien makan dengan porsi sedikit tapi
sedikit
- Berikan perawatan oral sesering mungkin
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan
makanan mudah cerna dan nutrisi seimbang
Sabtu
26 Feb 05
08.00 WIB
1 S : - Klien mengatakan nyeri agak berkurang, klien
mengatakan nyeri sedang (skala 4 – 7)
O : - Klien tidak tampak kesakitan
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
09.00 WIB 3 S : -
O : - Adanya luka post op laparatomi apendiktomi dan
masih terbalut kasa, keadan luka bersih
Hari/tgl/Jam No. Dx Catatan Perkembangan TTD
- Klien mendapat injeksi cefotaxime 2 gram dan infus
metronidazol 500 ml
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
09.30 WIB 5 S : - Klien mengatakan jika bergerak masih merasa nyeri
tapi klien akan belajar untuk duduk
O : - Klien berlatih aktivitas bertahap dari tidur ke
setengah duduk
- Klien sudah bisa miring kanan dan kiri secara
mandiri
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
10.00 WIB 4 S : - Klien mengatakan sudah bisa tidur tapi kadang
terbangun
O : - Klien tampak tidur dan lingkungan tampak tenang,
juga pengunjung yang masuk dibatasi
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi :
12.00 WIB 2 S : - Klien mengatakan sudah tidak mual dan nafsu
meningkat
O : - Klien hanya makan siang dan habis ½ porsi
makannya
- Pasien tampak segar
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
13.00 WIB 1 S : - Klien mengatakan nyeri berkurang
O : - Klien tidak tampak kesakitan
- Klien mulai belajar beraktivitas dari tidur ke
setengah tidur
Hari/tgl/Jam No. Dx Catatan Perkembangan TTD
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
14.00 WIB 6 S : - Klien mengatakan akan latihan untuk mandi secara
mandiri
O : - Klien mandi di atas tempat tidur dibantu oleh
perawat dan keluarga
- Klien gosok gigi secara mandiri
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
F. Evaluasi
Setelah 3 hari dilakukan tindakan keperawatan, penulis melakukan evaluasi
pada tiap-tiap diagnosa yang muncul. Adapun hasil evaluasi yang penulis lakukan pad
tanggal 26 Februari 2005 adalah sebagai berikut :
Hari/tgl/Jam No. Dx Evaluasi TTD
Sabtu
26 Feb 05
18.00 WIB
1 S : - Klien mengatakan nyeri agak berkurang, klien
mengatakan nyeri sedang (skala 4 – 7)
O : - Klien tidak tampak kesakitan
- Klien latihan tarik napas dalam jika merasakan
nyeri
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
2 S : - Klien mengatakan sudah tidak mual dan akan
makan supaya cepat sembuh
O : - Klien menghabiskan ½ prosi dari makanannya
- Klien mendapat diit bubur lunak
- Klien minum air putih ± 3 – 14 gelas perhari
- BB : 50 kg, TB : 160 cm
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
3 S : -
O : - Terdapat luka post op laparotomi appendiktomi,
keadaan luka bersih dan terbalut kasa steril
- Klien mendapat injeks cefotaxime 2 x 1 gram dan
infus metronidazol 3 x 500 ml
- Pasien dilakukan perawatan luka aseptik yang
pertama
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
Hari/tgl/Jam No. Dx Evaluasi TTD
4 S : - Klien mengatakan sudah bisa tidur tapi kadang
terbangun jika merasa nyeri
O : - Klien tampak tenang dan pengunjung yang datang
dibatasi
- Klien tampak segat dan sudah tidak ada lingkaran
hitam sekitar mata
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi
5 S : - Klien mengatakan jika bergerak-gerak atau aktivitas
berat nyeri akan bertambah
O : - Klien sudah bisa duduk tapi harus dibantu oleh
perawat atau keluarga
- Klien latihan miring kanan atau kiri secara mandiri
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
6 S : - Klien mengatakan akan latihan mandi secara
mandiri
O : - Klien mandi di atas tempat tidur dan dibantu oleh
perawat dan keluarga
- Klien gosok gigi secara mandiri dan peralatan
disediakan oleh perat dan keluarga
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
Recommended