View
215
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
32
Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu
(quasi experiment) yang mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu
objek, yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang
relevan kecuali beberapa dari variabel-variabel tersebut (Luhut Panggabean,
1996). Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independen) dan
variabel terikat (dependen). Menurut Sugiyono (2002: 3), variabel bebas yaitu
variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat.
Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah pembelajaran IPA terpadu berbasis masalah, sedangkan yang menjadi
variabel terikatnya adalah kemampuan pemecahan masalah dan penguasaan
konsep.
Penelitian dilaksanakan hanya pada satu kelompok siswa (kelas
eksperimen) tanpa ada kelompok pembanding (kelas kontrol). Metode ini
digunakan karena penelitian bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan
pemecahan masalah dan penguasaan konsep siswa setelah diterapkan
pembelajaran IPA terpadu berbasis masalah. Desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah time series design yang diilustrasikan oleh Tabel 3.1.
33
Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.1
Desain Penelitian Time Series Design
Kelompok Pretest Treatment Posttest
Eksperimen
O11O21
X
O11O21
O12O22 O12O22
O13O23 O13O23
Keterangan:
O11 : Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Seri I
O21 : Tes Penguasaan Konsep Seri I
O12 : Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Seri II
O22 : Tes Penguasaan Konsep Seri II
O13 : Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Seri III
O23 : Tes Penguasaan Konsep Seri III
X : Perlakuan (treatment)
Dalam penelitian ini, sampel penelitian akan diberi perlakuan (treatment)
yaitu berupa penerapan pembelajaran IPA terpadu berbasis masalah sebanyak tiga
seri pembelajaran. Pelaksanaan tes awal (pretest) untuk seluruh seri pembelajaran
dilakukan di awal, dengan alasan untuk mengetahui kemampuan awal siswa
dalam kemampuan pemecahan masalah dan penguasaan konsep. Kemudian
diberikan perlakuan berupa penerapan pembelajaran, dan diberi tes akhir
(posttest) setiap seri supaya lebih terukur pengaruh dari perlakuan terhadap
variabel yang diteliti.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa SMP kelas VIII di
salah satu sekolah di Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat.
Sampel dalam penelitian ini adalah satu kelas siswa kelas VIII. Penentuan sampel
34
Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dilakukan secara purposive sampling dengan pertimbangan yaitu sampel diberikan
atas saran guru dan nilai siswa di kelas tersebut lebih rendah dibanding dengan
kelas lainnya. Hal itu mengindikasikan penguasaan konsep siswa masih rendah.
Sehingga diharapkan setelah diberikan perlakuan, kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah meningkat dan berdampak lebih baik pula pada penguasaan
konsep siswa.
C. Instrumen Penelitian
1. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah (TKPM)
Bentuk TKPM yang digunakan pada penelitian ini adalah essay sebanyak
dua soal setiap serinya, dengan lima indikator kemampuan pemecahan masalah
yang diteliti. Soal TKPM yang digunakan pada pretest dan posttest adalah sama
dengan anggapan bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah akan
benar-benar dilihat dan diukur dengan soal yang sama.
Konsultasi dengan pembimbing dan beberapa dosen ahli dilakukan untuk
mendapatkan validitas isi. Aspek yang ditelaah meliputi kesesuaian indikator
kemampuan pemecahan masalah dengan butir soal, aspek bahasa, dan materi.
2. Tes Penguasaan Konsep (TPK)
Bentuk TPK yang digunakan pada penelitian ini adalah pilihan ganda
dengan empat pilihan sebanyak sepuluh soal setiap serinya sesuai dengan
indikator pembelajaran yang hendak dicapai. Soal TPK yang digunakan pada
pretest dan posttest adalah sama dengan anggapan bahwa peningkatan
penguasanan konsep akan benar-benar dilihat dan diukur dengan soal yang sama.
35
Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Perancangan butir soal tes penguasaan konsep berpedoman pada
taksonomi Bloom yang telah direvisi meliputi jenjang kognitif mengingat (C1),
memahami (C2), mengaplikasikan (C3), dan menganalisis (C4). Konsultasi dengan
pembimbing dan beberapa dosen ahli dilakukan untuk mendapatkan validitas isi.
Aspek yang ditelaah meliputi kesesuaian indikator penguasaan konsep dengan
butir soal, aspek bahasa, dan aspek materi.
3. Lembar Observasi Pembelajaran
Lembar observasi pembelajaran digunakan untuk mengetahui
keterlaksanaan model pembelajaran yang diterapkan, yaitu untuk mengamati
sejauh mana tahapan pembelajaran IPA terpadu berbasis masalah yang telah
direncanakan terlaksana dalam pembelajaran. Instrumen lembar observasi dalam
penelitian ini terbagi dua yaitu lembar observasi aktivitas guru dan lembar
observasi aktivitas siswa. Lembar observasi aktivitas guru digunakan untuk
mengamati aktivitas guru selama pembelajaran. Sedangkan lembar observasi
aktivitas siswa digunakan untuk mengamati aktivitas siswa pada saat
pembelajaran. Observasi yang dilakukan adalah observasi terstruktur dengan
menggunakan lembar daftar cek. Sebelum instrumen tersebut digunakan, terlebih
dahulu dikonsultasikan dengan pembimbing.
4. Angket
Angket digunakan untuk memperoleh data mengenai tanggapan siswa dan
guru terhadap pembelajaran IPA terpadu berbasis masalah yang diterapkan dalam
penelitian ini. Angket siswa bertujuan untuk mengungkap beberapa hal meliputi:
a) tahapan–tahapan dalam model pembelajaran berbasis masalah menjadikan
36
Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
siswa lebih aktif dan pembelajaran lebih menyenangkan; b) pembelajaran berbasis
masalah melatih siswa dalam mengkomunikasikan materi pelajaran; c)
pembelajaran berbasis masalah dapat memudahkan siswa memahami konsep.; d)
pembelajaran berbasis masalah dapat melatih kemampuan pemecahan masalah
siswa; dan e) materi pembelajaran IPA terpadu memudahkan dalam mengaitkan
suatu konsep.
Angket tanggapan guru diberikan kepada guru IPA yang kelasnya dipakai
sebagai kelas penelitian. Angket guru bertujuan untuk mengetahui: a) tahapan
dalam pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan ketertarikan dan
keaktifan siswa dalam pembelajaran; b) perlunya persiapan guru dalam penerapan
pembelajaran IPA terpadu berbasis masalah; c) tahapan pembelajaran berbasis
masalah memfasilitasi lebih baik dalam penguasaan konsep; d) tahapan
pembelajaran berbasis masalah memfasilitasi siswa dalam melatih kemampuan
pemecahan masalah; dan e) pembelajaran IPA terpadu menjadikan suatu konsep
lebih bermakna.
Guru dan setiap siswa diminta untuk menjawab pernyataan dengan
jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), atau sangat tidak setuju
(STS). Pengkonversian dengan menggunakan skala Likert dengan anggapan
bahwa skala tersebut dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai variabel penelitian
(Sugiyono, 2012: 134). Kemudian jawabannya akan dikonversi menggunakan 4
titik skala Likert. Untuk pertanyaan positif maka dikaitkan dengan nilai SS = 4, S
37
Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
= 3, TS = 2 dan STS = 1 dan sebaliknya untuk pertanyaan negatif maka dikaitkan
dengan nilai SS = 1, S = 2, TS = 3 dan STS = 4 (Sugiyono, 2012: 135).
Skor dari setiap pernyataan akan dijumlahkan, kemudian dirata-ratakan
dan dinyatakan dalam bentuk persentase pencapaian terhadap skor maksimum.
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui persentase tanggapan siswa dan
guru terhadap pembelajaran dengan pembelajaran IPA terpadu berbasis masalah
pada tema pengaruh energi dalam kehidupan. Sebelum instrumen tersebut
digunakan, terlebih dahulu dikonsultasikan dengan pembimbing.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam lima tahap, yaitu:
1. Tahap Persiapan
a. Studi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kegiatan pembelajaran, hasil
belajar siswa yang diperoleh dari guru dalam buku nilai, dan kendala yang
dihadapi guru dan siswa di sekolah. Studi pendahuluan ini dilaksanakan
dengan cara mengamati pembelajaran, sarana dan prasarana pendukung
pembelajaran, dan menganalisis hasil belajar siswa.
b. Studi literatur dilakukan untuk mencari teori-teori yang berkaitan dengan
pembelajaran IPA Terpadu, Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM),
kemampuan pemecahan masalah, dan penguasaan konsep. Studi ini juga
dilakukan untuk mengkaji temuan-temuan penelitian sebelumnya. Selain itu,
mengkaji Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) untuk
38
Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kemudian dipergunakan dalam penyusunan indikator-indikator pembelajaran
dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
c. Penyusunan RPP serta penyusunan instrumen TKPM dan TPK. Pembuatan
RPP ini mengacu pada SK, KD dan indikator yang ingin diteliti.
d. Pertimbangan (judgment) dosen pembimbing dan beberapa dosen ahli
terhadap instrumen TKPM dan TPK.
e. Ujicoba instrumen TKPM dan TPK yang dilakukan pada subyek yang pernah
mempelajari materi usaha dan energi kelas VIII dan ekosistem kelas VII.
Hasil ujicoba tes dianalisis untuk melihat kualitas instrumen tes yang meliputi
reliabilitas tes, tingkat kemudahan, dan daya pembeda butir soal dalam tes.
f. Penentuan instrumen dan perbaikan instrumen yang akan digunakan sebagai
instrument tes penelitian berdasarkan hasil ujicoba.
2. Tahap penelitian
a. Penjaringan data pretest untuk ketiga seri pembelajaran dilakukan di awal
sebelum subjek penelitian diberikan perlakuan. Instrumen tes yang diberikan
meliputi TKPM dan TPK tema pengaruh energi dalam kehidupan.
b. Pemberian perlakuan kepada subjek penelitian yaitu penerapan pembelajaran
IPA terpadu berbasis masalah untuk seri pembelajaran I selama 80 menit (2
jam pelajaran), keterhubungan konsep dari aspek fisika dan kimia. Untuk
mengetahui keterlaksanaan pembelajaran, ditinjau oleh dua orang observer
melalui lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa. Selanjutnya pada
pertemuan berikutnya (keesokan harinya), dilakukan review konsep yang
telah dipelajari dan posttest TKPM dan TPK seri I.
39
Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c. Minggu berikutnya dilakukan pembelajaran seri II, keterhubungan konsep
dari aspek fisika dan biologi. Ditinjau oleh observer melalui lembar
pengamatan. Keesokan harinya, dilakukan review serta posttest TKPM dan
TPK seri II.
d. Selanjutnya dilakukan pembelajaran seri III, keterhubungan konsep dari
aspek fisika dan biologi. Ditinjau oleh observer melalui lembar pengamatan.
Keesokan harinya, dilakukan review, posttest TKPM dan TPK seri III,
pemberian angket siswa, dan wawancara beberapa orang siswa.
3. Tahap Analisis dan Pembahasan
a. Analisis perbedaan rerata pretest dan posttest melalui uji beda rerata. Analisis
peningkatan kemampuan pemecahan masalah dari rerata N-gain (gain yang
ternormalisasi) untuk TKPM.
b. Analisis perbedaan rerata pretest dan posttest melalui uji beda rerata. Analisis
peningkatan penguasaan konsep dilihat dari rerata N-gain untuk TPK.
c. Pembahasan temuan atau hasil penelitian dengan mempergunakan kajian
pustaka yang menunjang.
4. Tahap Pembuatan Kesimpulan
Kesimpulan dibuat berdasarkan hasil temuan dan data statistik.
5. Tahap Penyusunan Laporan
Penyusunan laporan berdasarkan hasil temuan, analisis, pembahasan, dan
kesimpulan. Penyusunan laporan ini dibuat dalam bentuk tesis.
40
Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
E. Alur Penelitian
Untuk memudahkan langkah-langkah penelitian, maka dibuat alur
penelitian. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian
dapat dilihat alur penelitian pada Gambar 3.1 berikut ini:
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dan Instrumen Penelitian
Ujicoba Instrumen TKPM & TPK
Analisis data dan Pembahasan
Kesimpulan
Analisis Standar Isi mata pelajaran IPA SMP, Studi Kepustakaan Pembelajaran IPA
Terpadu, Studi Kepustakaan Pembelajaran Berbasis Masalah, Studi Kepustakaan
Kemampuan Pemecahan Masalah, dan Studi Kepustakaan Penguasaan Konsep
Gambar 3.1. Alur Penelitian
Penentuan Validitas Isi RPP dan Instrumen Penelitian
Ya
Tidak
Observasi
keterlaksanaan
Pretest
Posttest
TKPM&TPK
Seri I
Implementasi Pembelajaran IPA Terpadu
Berbasis Masalah Seri
Pembelajaran I
(keterhubungan
konsep fisika
dan kimia)
Seri
Pembelajaran II
(keterhubungan
konsep fisika
dan biologi)
Seri
Pembelajaran III
(keterhubungan
konsep fisika dan
biologi)
Posttest
TKPM&TPK
Seri II
Posttest TKPM&TPK
Seri III,
angket&wawancara siswa
41
Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
F. Teknik Analisis Data
1. Teknik Uji Coba Instrumen
a) Validitas Soal
Validitas tes merupakan tingkat keabsahan atau ketepatan suatu tes. Suatu
tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur
(Arikunto, 2008: 64).
Untuk mengetahui tingkat validitas soal TPK dan TPKM yang akan
digunakan dalam penelitian, dikonsultasikan dengan pembimbing dan judgement
tiga dosen ahli.
b) Reliabilitas Tes
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat
dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes berhubungan
dengan masalah ketetapan hasil tes. Atau seandainya hasilnya berubah-ubah
perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti (Arikunto, 2008: 86).
Berdasarkan hasil ujicoba instrumen, untuk mengetahui tingkat reliabilitas
soal TPK dan TPKM dilakukan pengujian dengan menggunakan Software Anates.
Nilai reliabilitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien reliabilitas.
Tabel 3.2
Interpretasi Reliabilitas Tes
Koefisien Korelasi Kriteria
0,80 < r11 1,00 Sangat Tinggi
0,60 < r11 0,80 Tinggi
0,40 < r11 0,60 Cukup
0,20 < r11 0,40 Rendah
0,00 < r11 0,20 Sangat Rendah
(Arikunto, 2008: 108)
42
Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c) Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran suatu butir soal adalah proporsi dari keseluruhan siswa
yang menjawab benar pada butir soal tersebut. Soal yang baik adalah soal yang
tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak
merangsang anak untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal
yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak
mempunyai semangat untuk mencoba lagi di luar jangkauannya (Arikunto, 2008:
207). Berdasarkan hasil ujicoba instrumen TPK dan TPKM, pengujian tingkat
kesukaran soal dengan menggunakan Software Anates.
d) Daya Pembeda Butir Soal
Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai/berkemampuan tinggi dengan siswa yang
tidak pandai/berkemampuan rendah (Arikunto, 2008: 211).
Berdasarkan hasil ujicoba instrumen TPK dan TPKM, pengujian daya
pembeda soal dengan menggunakan Software Anates dengan penggolongan
kriteria seperti pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3
Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal
Nilai D Kriteria
Negatif Soal Dibuang
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Baik Sekali
(Arikunto, 2008: 218)
43
Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Analisis ujicoba instrumen TKPM meliputi uji reliabilitas, uji daya
pembeda dan uji tingkat kesukaran menggunakan software anates uraian ver
4.0.5. Hasil analisis instrumen TKPM tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 3.4
Hasil Analisis Instrumen TKPM Ketiga seri Pembelajaran
No.
Soal
Seri I Seri II Seri III
Kesimpulan Tingkat
Kesukaran
Daya
Pembeda
Tingkat
Kesukaran
Daya
Pembeda
Tingkat
Kesukaran
Daya
Pembeda
1. a Sedang Cukup Sedang Baik Sukar Cukup Terpakai
1. b Sedang Baik Sukar Cukup Sedang Baik Terpakai
1. c Sedang Baik Sangat
Sukar
Jelek Sangat
Sukar
Cukup terpakai
1. d Sedang Baik Sedang Baik
Sekali
Sangat
Mudah
Cukup Terpakai
1. e Sedang Baik Sangat
Sukar
Jelek Sangat
Mudah
Baik Terpakai
2. a Sangat
Mudah
Cukup Sangat
Sukar
Jelek Sukar Baik Terpakai
2. b Sukar Cukup Sedang Baik
Sekali
Sedang Baik
Sekali
Terpakai
2. c Sangat
Mudah
Cukup Sedang Cukup Sukar Cukup Terpakai
2. d Sedang Baik
Sekali
Sedang Baik
Sekali
Sukar Baik Terpakai
2. e Sangat
Sukar
Jelek Sangat
Sukar
Jelek Sangat
Sukar
Jelek Terpakai
Reliabilitas tes TKPM pada seri I yaitu sebesar 0,72 berada pada kategori
tinggi, pada seri II sebesar 0,68 berada pada kategori tinggi, dan seri III sebesar
0,82 berada pada kategori sangat tinggi. Berdasarkan hasil analisis ujicoba
tersebut soal TKPM untuk tiga seri dipakai semua. Hal itu disebabkan dalam tiap
soal, indikator Kemampuan Pemecahan Masalah (KPM) paralel untuk 5 indikator.
Sehingga jika dari hasil ujicoba kurang baik dilakukan revisi dalam hal
44
Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
keterbacaan ataupun redaksi soal. Adapun distribusi indikator kemampuan
pemecahan masalah dari TKPM pada setiap seri dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5
Distribusi Indikator KPM pada Instrumen TKPM
Indikator KPM No. Soal Jumlah
Mengidentifikasi masalah 1. a dan 2. a 2
Menentukan masalah 1. b dan 2. B 2
Mencari alternatif solusi 1. c dan 2. C 2
Melaksanakan strategi 1. d dan 2. D 2
Mengevaluasi strategi 1. e dan 2. E 2
Analisis ujicoba instrumen TPK meliputi uji reliabilitas, uji daya pembeda
dan uji tingkat kesukaran menggunakan software anates pilihan ganda ver 4.0.9.
Hasil analisis instrumen TPK seri I dan III tercantum dalam Tabel 3.6.
Tabel 3.6
Hasil Analisis Ujicoba Instrumen TPK Seri I dan III
No.
Soal
Seri I Seri III
Tingkat
Kesukaran
Daya
Pembeda Kesimpulan
Tingkat
Kesukaran
Daya
Pembeda Kesimpulan
1 Sangat
Mudah Cukup Terpakai Mudah Cukup Terpakai
2 Sukar Cukup Terpakai Mudah Cukup Tidak
Terpakai
3 Sedang Negatif Tidak
Terpakai
Sangat
Sukar Negatif
Tidak
Terpakai
4 Sangat
Sukar Jelek Terpakai
Sangat
Sukar Jelek Terpakai
5 Sedang Baik Terpakai Sedang Jelek Terpakai
6 Sangat
Sukar Cukup
Tidak
Terpakai Sedang Baik
Tidak
Terpakai
7 Sangat
Sukar Jelek
Tidak
Terpakai
Sangat
Sukar Jelek
Tidak
Terpakai
8 Sedang Baik Terpakai Sedang Cukup Terpakai
45
Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.
Soal
Seri I Seri III
Tingkat
Kesukaran
Daya
Pembeda Kesimpulan
Tingkat
Kesukaran
Daya
Pembeda Kesimpulan
9 Mudah Baik Tidak
Terpakai Sukar Baik Terpakai
10 Sangat
Mudah Cukup Terpakai Sedang Jelek
Tidak
Terpakai
11 Sedang Baik
Sekali Terpakai Sedang Baik Terpakai
12 Sangat
Mudah Cukup
Tidak
Terpakai Mudah Baik Terpakai
13 Sedang Baik
Sekali Terpakai Sedang Baik Terpakai
14 Sukar Cukup Terpakai Sedang Baik
Sekali Terpakai
15 Sangat
Mudah Cukup Terpakai
Sangat
Mudah Cukup Terpakai
Reliabilitas tes instrumen TPK seri I yaitu sebesar 0,54 dan berada pada
kategori cukup. Sedangkan reliabilitas tes instrumen TPK seri III sebesar 0,70 dan
berada pada kategori tinggi. Berdasarkan data hasil analisis ujicoba instrumen
TPK seri I dan III pada Tabel 3.6, terdapat masing-masing lima butir soal TPK
yang tidak dipakai. Oleh karena itu, soal TPK yang dipakai pada seri I dan III
sebanyak 10 soal. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.
Hasil analisis ujicoba instrumen TPK seri II tercantum dalam Tabel 3.7.
Tabel 3.7
Hasil Analisis Ujicoba Instrumen TPK Seri II
No.
Soal
Tingkat
Kesukaran
Daya
Pembeda Kesimpulan
1 Sedang Baik sekali Terpakai
2 Sedang Baik Sekali Terpakai
3 Sukar Jelek Terpakai
4 Mudah Cukup Terpakai
46
Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.
Soal
Tingkat
Kesukaran
Daya
Pembeda Kesimpulan
5 Sedang Baik Sekali Terpakai
6 Sedang Baik Terpakai
7 Mudah Cukup Terpakai
8 Sedang Baik Terpakai
9 Sedang Baik Terpakai
10 Sangat Sukar Jelek Terpakai
Reliabilitas tes instrumen TPK seri II yaitu sebesar 0,50 dan berada pada
kategori cukup. Berdasarkan hasil analisis ujicoba instrumen TPK seri II pada
Tabel 3.7, soal terpakai semua sebanyak 10 soal.
2. Teknik Pengolahan Data
1) Penskoran
Skor untuk tes penguasaan konsep (TPK) yang diberikan untuk jawaban
benar adalah 1, sedangkan untuk jawaban salah adalah 0. Skor total dihitung dari
banyaknya jawaban yang cocok dengan kunci jawaban. Sedangkan skor untuk tes
kemampuan pemecahan masalah (TKPM), skor penilaian yang diberikan untuk
tiap item soal dengan skor maksimum 2 dan skor minimun 0.
2) Menentukan nilai
Menentukan nilai kemampuan pemecahan masalah dan penguasaan
konsep siswa dengan rumus sebagai berikut:
Nilai = Jumlah Skor
Skor Maksimal x 100 (3.1)
3) Menghitung rata-rata (mean) skor pretest dan posttest
47
Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Nilai rata-rata (mean) dari skor tes baik pretest maupun posttest dihitung
dengan menggunakan rumus berikut :
𝑋 = ΣX
𝑁 (3.2)
dengan : 𝑋 = nilai rata-rata skor pretest maupun posttest
X = skor tes yang diperoleh setiap siswa
N = banyaknya data
4) Menghitung Gain dan Gain Ternormalisasi
Skor gain (gain aktual) diperoleh dari selisih skor tes awal (Si) dan skor tes
akhir (Sf). Perbedaan skor tes awal dan tes akhir ini diasumsikan sebagai efek dari
treatment (Panggabean, 1996). Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai
gain adalah:
𝐺 = 𝑆𝑓 − 𝑆𝑖 (3.3)
Peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung
dengan gain yang dinormalisasi dengan rumus Hake (1998):
premaks
prepost
SS
SSg
(3.4)
dengan: Spost : Skor posttest
Spre : Skor pretest
Smaks : Skor maksimum ideal
Tabel 3.8
Kategori Tingkat Gain Ternormalisasi
Batasan Kategori
g > 0,7 Tinggi
0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang
g < 0,3 Rendah
48
Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5) Menghitung Persentase Pencapaian Penguasaan Konsep dan Kemampuan
Pemecahan Masalah
Untuk mengetahui persentase pencapaian skor rerata pretest, posttest dan
N-gain kemampuan pemecahan masalah dan penguasaan konsep siswa dianalisis
dengan menggunakan perhitungan persentase terhadap skor maksimum yaitu
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Persentase rata-rata = %100 siswajumlahmaksimumrskoJumlah
siswadiperolehyangskorJumlah
(3.5)
6) Menghitung Uji Rerata Pretest dan Posttest
Untuk menghitung tingkat signifikansi atau keberartian dari penerapan
pembelajaran IPA terpadu berbasis masalah, data pretest dan posttest yang telah
diperoleh terlebih dahulu diuji normalitasnya untuk melihat apakah sampel
berdistribusi normal atau tidak. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan
program SPSS 16. Uji normalitas dihitung dengan menggunakan Kolomogorov-
Smirnov Test. Apabila sampel berdistribusi normal bisa dilanjutkan dengan uji
beda rerata skor pretest dan posttest dengan menggunakan uji t (paired sample t
test), karena uji ini dilakukan terhadap dua sampel yang berpasangan. Sampel
yang berpasangan diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama,
namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda. Jika sampel
tidak berdistribusi normal, maka dapat dilakukan uji nonparametrik sampel
berkorelasi yaitu Wilcoxon Match Pairs Test.
49
Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Bila sampel pasangan lebih besar dari 25, maka distribusinya akan
mendekati distribusi normal. Untuk itu menggunakan rumus z dalam
pengujiannya (Sugiyono, 2002: 133).
𝑧 = 𝑇− 𝜇𝑇
𝜎𝑇 (3.6)
Dengan: T = jumlah jenjang/ranking yang kecil
𝜇𝑇 =𝑛 𝑛+1
4 (3.7)
𝜎𝑇 = 𝑛 𝑛+1 2𝑛+1
24 (3.8)
Apabila taraf kesalahan 0,05 (uji 2 pihak), maka harga z tabel = 1,96. Jika harga z
hitung (harga negatif tidak diperhitungkan karena harga mutlak) lebih kecil
daripada z tabel, mengandung makna bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara rerata skor pretest dan posttest.
7) Menghitung Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis
Masalah
Untuk menentukan persentase keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa
dalam pembelajaran IPA terpadu berbasis masalah digunakan rumus sebagai
berikut:
%100diamatiakan yangaspek n keseluruhaJumlah
a terlaksandiamati yangaspek Jumlah naan keterlaksa Persentase
(3.9)
50
Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
8) Analisis angket
a) Penskoran angket
Hasil jawaban angket tanggapan siswa dan guru yaitu sangat setuju (SS),
setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) dikonversi ke dalam
bentuk angka, masing-masing yaitu untuk pertanyaan positif dikaitkan dengan
nilai SS = 4, S = 3, TS = 2 dan STS = 1 dan sebaliknya untuk pertanyaan negatif
maka dikaitkan dengan nilai SS = 1, S = 2, TS = 3 dan STS = 4.
b) Menentukan skor rata-rata tanggapan siswa dan guru.
c) Menentukan persentase tanggapan siswa dan guru
Untuk menentukan persentase tanggapan guru dan siswa terhadap
pembelajaran IPA terpadu berbasis masalah digunakan rumus sebagai berikut:
%100itemseluruh seluruh untuk idealskor Jumlah
diperoleh yangskor Jumlah respon Persentase
(3.10)
d) Menginterpretasikan tanggapan guru dan siswa
Menginterpretasikan hasil tanggapan guru dan siswa menggunakan skala
likert yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju
(STS) terhadap penerapan pembelajaran IPA terpadu berbasis masalah pada tema
pengaruh energi dalam kehidupan. Angket tanggapan guru dan siswa terdiri dari
dua pernyataan yaitu pernyataan positif dan negatif. Hasil tanggapan guru dan
siswa terhadap pernyataan positif akan diinterpretasikan positif yaitu setuju
dengan pernyataan yang diberikan dan sebaliknya hasil tanggapan guru dan siswa
terhadap pernyataan negatif akan diinterpretasikan negatif yaitu tidak setuju
dengan pernyataan yang diberikan.
51
Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
e) Mengkategorikan persentase tanggapan guru dan siswa dengan kategori
sebagai berikut:
(1) Menentukan rentang (R)
R = persentase maksimum – persentase minimum
R = 100% – 25% = 75%
(2) Menentukan banyaknya kategori (K) yaitu 4 kategori sangat setuju (SS),
setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).
(3) Menentukan panjang kelas (P)
P = K
R= %75,18
4
%75
Maka pengkategorian persentase tanggapan guru dan siswa (%) dapat
dilihat pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9
Pengkategorian Persentase Tanggapan Guru dan Siswa
Batasan Persentase Kategori
25,00 % < tanggapan ≤ 43,75% Sangat Tidak Setuju (sangat negatif)
43,75% < tanggapan ≤ 62,50% Tidak Setuju (negatif)
62,50 % < tanggapan ≤ 81,25% Setuju (positif)
81,25 % < tanggapan ≤ 100% Sangat Setuju (sangat positif)
Recommended