View
79
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
Ekonomi Pangan
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Struktur perekonomian Indonesia merupakan topik strategis yang sampai
sekarang masih menjadi topik sentral dalam berbagai diskusi di ruang publik.
Tantangan perekonomian di era globalisasi ini masih sama dengan era sebelumnya,
yaitu bagaimana subjek dari perekonomian Indonesia, yakni penduduk Indonesia
sejahtera. Jumlah penduduk yang sangat besar tentunya menjadi pertimbangan utama
pemerintah pusat dan daerah, sehingga arah perekonomian Indonesia dibangun untuk
memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya.
Berdasarkan pertimbangan ini, maka sektor pertanian menjadi sektor penting
dalam struktur perekonomian Indonesia. Karena bisa dikatakan bahwa pertanian
merupakan pilar penopang ketersediaan pangan. Karena itu, perlu langkah aktif untuk
membangun pertanian dengan strategi-strategi tertentu.
Dengan melihat pentingnya sektor pertanian bagi perekonomian indonesia,
khususnya bagi ketahanan dan ketersediaan pangan, maka dalam makalah ini kami
akan membahas mengenai aspek produksi pangan dan permasalahannya dalam
pertanian indonesia, seperti ciri-ciri pertanian di indonesia, prinsip-prinsip ekonomi
dalam usaha tani, serta strategi produksi menurut Mosher.
1
Fungsi produksi adalah suatu bagian fungsi yang ada pada perusahaan yang
bertugas untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang diperlukan bagi terselenggaranya
proses produksi. Dengan mengatur kegiatan itu maka diharapkan proses produksi
akan berjalan lancar dan hasil produksi pun akan bermutu tinggi sehingga dapat
diterima oleh masyarakat pemakainya. Di sini juga akan di bahas mengenai strategi
produksi menurut Mosher.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, kami merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa definisi dari pertanian?
2. Bagaimanakah ciri-ciri pertanian?
3. Bagaimanakah ciri-ciri umum pertanian di Indonesia?
4. Apa sajakah jenis-jenis pertanian?
5. Apa sajakah prinsip-prinsip ekonomi dalam usaha tani?
6. Bagaimanakah strategi produksi menurut Mosher?
C. Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah diatas makalah ini disusun dengan tujuan
mengetahui dan mendeskripsikan :
1. Definisi pertanian
2. Ciri-ciri petanian
3. Ciri-ciri umum pertanian di Indonesia
2
4. Jenis-jenis pertanian
5. Prinsip-prinsip ekonomi dalam usaha tani
6. Strategi produksi menurut Mosher
D. Kegunaan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan pengetahuan dan media
informasi baik bagi kami selaku penulis maupun pembaca.
E. Prosedur Makalah
Makalah ini disusun dengan metode deskriptif. Melalui metode ini penulis
akan menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas dan komprehensif . Data
teoritis dalam makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi pustaka,
artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca yang relevan dengan
tema makalah.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Definisi Pertanian
A.T Mosher (1968;19) mengartikan, pertanian adalah sejenis proses produksi
khas yang didasarkan atas proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Kegiatan-
kegiatan produksi didalam setiap usaha tani merupakan suatu bagian usaha, dimana
biaya dan penerimaan adalah penting. Tumbuhan merupakan pabrik pertanian yang
primer.
Menurut Van Aarsten (1953), agriculture adalah digunakannya kegiatan
manusia untuk memperoleh hasil yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan atau hewan
yang pada mulanya dicapai dengan jalan sengaja menyempurnakan segala
kemungkinan yang telah diberikan oleh alam guna mengembangbiakkan tumbuhan
dan atau hewan tersebut.
Menurut Word Bank Pertanian merupakan pemakai air terbanyak yang
mempunyai andil pada terjadinya kelangkaan air. Pertanian merupakan salah satu
pelaku utama dalam pengurasan air tanah, polusi agrokimia, keletihan tanah, dan
perubahan iklim global, serta penyumbang hingga 30% dari emisi gas rumah kaca
Menurut Karwan A. Salikin Pertanian merupakan bagian agroekosistem yang
tak terpisahkan dengan subsistem kesehatan dan lingkungan alam, manusia dan
4
budaya saling mengait dalam suatu proses produksi untuk kelangsungan hidup
bersama.
B. Pembahasan
2. Ciri-ciri Pertanian
Pada dasarnya ada 12 ciri pertanian, yaitu sebagai berikut :
1. Semua jenis pertanian tanaman memerlukan input fisik yang hampir serupa
Semua jenis tanaman memerlukan input yangdapat dikatakan sama, walaupun
jenis tanaman memerlukan input tersebut berbeda, dimanapun pertanian itu
diusahakan, tanaman memerlukan input-input fisik lahan yang luas, air dan unsur
hara yang umumnya dalam bentuk unsur N, P dan K.
2. Pertanian harus tetap terpencar
Karena energi untuk pertumbuhan berasal dari sinar matahari maka pertanian
tidak dapat dipusatkan dalam pabrik di kota-kota dengan meyediakan energi berupa
bahan bakar atau tenaga listrik. Pertanian akan selalu memerlukan bidang permukaan
bumi yang luas dan terbuka terhadap sorotan sinar matahari.
3. Aspek sumber daya alam
Pembahasan pertanian tidak akan lepas dari pembicaraan mengenai aspek
sumber daya alam yang meliputi matahari, lahan, air dan udara. Kondisi sumber daya
alam ini akan mengakibatkan sitem partanian yang spesifik, yang seringkali disebut
dengan dengan istilah pertanian itu spesifik menurut lokasi (spesifik location).
Perbedaan iklim dan tanah ini mengakibatkan timbulnya tanama-tanaman yang
5
berbeda, yang telah meyesuaikan dari pada perbedaan-perbedan keadaan lingkungan
setempat.
4. Factor waktu untuk melancarkan suatu operasi usaha tani harus diselaraskan
dengan keadaan cuaca dengan serangan hama peyakit.
Produksi pertanian sangat tergantung pada cuaca dan faktor-faktor lainya,
seperti bencana serangan hama, serta peyakit yang berbeda dari waktu kewaktu dan
dari tempat ketempat. Beberapa pekerjaan seperti menjebak tanah hanya dapat
dilakukan ketika keadaan cuaca dan tanahnya cocok.
5. Faktor waktu pada pertumbuhan tanaman dan hewan mendorong adanya
keanekaragaman dalam pertanian
Proses biologis dasar dan pertanian memiliki ukuran waktu dan persyratan
waktu tersendiri, padi, jagung, gandum, juga tanaman lainya memiliki pola
pertumbuhan masing-masing sejak benih disebarkan sampai pemungutan hasil.
Dalam siklus pertanian tersebut tenaga manusia hanya dibutuhkan paada saat-saat
tertentu saja. Apabila pada suatu usaha tani terdapat kombinasi tanaman yang baik
maka para pekerja tidak usah menganggur selama periode menunggu tersebut
6. Interaksi yang amat kuat antara berbagai faktor fisik dan non fisik
Faktor fisik dalam pertanian adalah faktor produksi (input) berbentuk barang
yang meliputi lahan, pupuk, benih, pengairan, dan lain-lain. Factor non fisik adalah
pengolahan atau pengaturan pemakaian faktor-faktor fisik tersebut. Hubungan
timbale balik antara factor tersebut sedemikian kuatnya sehingga pengaruh suatu
paket factor dapat sangat bernilai ketika faktor-faktor tersebut diterapkan sendiri-
sendiri.
6
7. Kebayakan usahawan dan buruh tani harus memiliki keterampilan yang lebih luas
dari pada pekerja pabrik
Pada pabrik-pabrik idustri, musim tidak memegang peranan apa pun dan
tahap-terhap proses produksi yang berbeda dapat dilaksanakan masing-masing pada
saat yang bersamaan oleh kelompok kerja yang berlainan.
8. Usaha tani dalam ukuran kecil yang lemah secara ekonomi dan pengusahaan
secara tradisional.
Petani ini memerlukan peransang dalam bentuk jaminan kepastian hasil,
selain peransang ekonomi lainnya, seperti kredit, subsidi, harga dasar, dll.
9. Komunikasi dua arah yang efektif antara aspirasi petani dan informasi birokrasi
Aspirasi para petani dapat tersalurkan keatas malalui hirarki birokkrasi secara
efesien. Sebaiknya informasi dari dan untuk sesama petani serta informasi dari
lembaga penelitian, pengaturan dan peyuluhan ,dll
10. Musim panen dan luar musim panen meyebapkan perlunya teknologi peyimpanan
Keadaan demikian juga meyebapkan sangat diperlukan teknologi peyimpanan
agar waktu hasil panen dapat disimpan untuk beberapa waktu sampai musim panen
berikutnya.
11. Unit produksi dan unit komsumsi tidak dapat dipisahkan
Dalam usaha tani serta unit produksi dan unit komsomsi tidak dapat
dipisahkan, hal tersebut seringkali membawa kesulitan dalam analisa usaha tani. Pada
keyataannya dalam usaha tani rakyat bayak sistem bertaniyang tujuan utamanya
adalah untuk memenuhi keperluan hidup petani beserta keluarganya atau yang sering
disebut “pertanian subsistem”petani subsistem hanya akan menanami lahannya
7
dengan tanaman yang dibutuhkan untuk kebutuhan komsumsi pangan rumah
tangganya.
12. Pertanian yang progresif selalu berubah
Dengan mengganti pola pertanian primitif dengan yang lebih maju, tidak
berarti bahwa masalah pertanian sudah di teratasi. Pemulian tanaman (plant breeding)
secara ilmiah memungkinkan untuk perbaikan tanaman pertanian menjadi sangat
besar.
3. Ciri-ciri Umum Pertanian di Indonesia
a. Pertanian tropika
Sebagian besar daerah di Indonesia berada di dekat katulistiwa yang berarti
merupakan daerah tropika dengan demikian jenis tanaman, hewan, perikanan, dan
hutan sangat dipengaruhi oleh iklim tropis (pertanian tropika). Di samping itu ada
pengaruh lain yang menentukan corak pertanian kita yaitu bentuk negara
berkepulauan dan topografinya yang bergunung-gunung.
Letaknya yang di antara Benua Asia dan Australia serta antara Lautan Hindia
dan Pasifik, memberikan pengaruh pada suhu udara, arah angin yang berakibat
adanya perbedaan iklim di Indonesia, sehingga menimbulkan ciri pertanian Indonesia
merupakan kelengkapan ciri-ciri pertanian yang lain.
b. Pertanian dataran tinggi dan rendah
Indonesia merupakan daerah volkano (memiliki banyak gunung), sehingga
memungkinkan mempunyai daerah yang mempunyai ketinggian dan dataran rendah.
8
Dataran tinggi mempunyai iklim dingin, sehingga bisa ditanami tanaman beriklim
subtropis.
c. Pertanian iklim basah (Indonesia barat) dan pertanian iklim kering (Indonesia
timur).
Indonesia bagian barat yang (Sumatra, Kalimantan, Jawa, sebagian Sulawesi)
mempunyai iklim basah : banyak hujan, sedangkan bagian Indonesia lain terutama
Indonesia bagian timur (NTB, NTT, Maluku) iklimnya kering.
d. Adanya hutan tropika dan padang rumput.
Karena iklimnya basah dan berada di daerah tropika maka banyak hujan
terbentuk hutan tropika, sedangkan di daerah kering tumbuh padang rumput.
e. Perikanan darat dan laut.
Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau, sehingga
daerahnya terdiri dari darat dan perairan. Keadaan ini memungkinkan terdapatnya
perikanan darat dan laut.
f. Pertanian di Jawa dan Luar Jawa.
Daerah Jawa dan luar Jawa mempunyai spesifikasi yang berbeda,
Jawa umumnya : tanah subur, penduduk padat
luar Jawa umumnya : tanah kurang subur, penduduk jarang
9
Daerah akan mempengaruhi corak pertanian: pertanian di jawa umumnya
merupakan tanaman bahan pangan, berskala kecil, sedangkan pertanian di luar jawa
umumnya perupakan perkebunan, kehutanan, berskala lebih luas
g. Pertanian rawa, pertanian darat/kering, pertanian beririgasi/basah
Daratan Indonesia terbagi menjadi :
• tanah rawa yaitu lahan yang tergenang sepanjang masa,
• lahan kering yaitu lahan yang tidak mendapat air irigasi, dan
• pertanian basah yaitu lahan yang beririgasi.
h. Pertanian / tanah sawah beririgasi, tadah hujan, sawah lebak, sawah pasang
surut.
• Penggolongan ini adalah penggolongan lahan yang ditanami padi. Sawah yang
beririgasi bersumberkan bendung sungai, dam/waduk, mata air, dll.
• Berdasarkan fasilitas teknisnya dibagi menjadi irigasi teknis, setengah teknis,
dan sederhana.
• Lahan/sawah tadah hujan sebenarnya juga mempunyai saluran irigasi tetapi
sumber airnya berasal dari air hujan.
• Sawah lebak mendapat air terus menerus sepanjang masa.
• Sawah pasang surut mendapat air dari air sungai yang pasang karena air laut
yang sedang pasang, sering juga terdapat saluran irigasi.
10
4. Jenis-jenis Pertanian
Jenis-jenis pertanian berdasarkan pengelolaanya, pertanian dibedakan
menjadi dua, yaitu:
1. Pertanian rakyat adalah pertanian yang diusahakan oleh rakyat. Pertanian ini
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik konsumsi sendiri maupun
konsumsi lokal. Ciri-ciri: modal kecil, lahan sempit, dikelola sederhana, tenaga kerja
sederhana, tenaga kerja keluarga sendiri, peralatan sendiri.
2. Pertanian besar adalah pertanian yang diusahakan oleh perusahaan, baik swasta
maupun BUMN. Pertanian ini bertujuan untuk keperluan ekspor atau bahan baku
industri. Ciri-ciri: modal usaha besar, lahan luas, dikelola secara modern.
Jenis-jenis pertanian berdasarkan jenis tanamannya pertanian dibedakan
menjadi dua yaitu:
a. Pertanian tanaman pangan
Adalah usaha pertanian yang berupa bahan pangan. Tanaman pangan
dibedakan menjadi tiga yaitu, jenis padi-padian, jenis palawija (ketela pohon, ketela
rambat, umbi-umbian, kacang tanah dll) dan jenis holtikultura (buah dan sayuran)
b. Pertanian tanaman perkebunan
Adalah usaha pertanian yang bertujuan memenuhi kebutuhan dan
perdagangan besar. Tanaman perkebunan dapat dibedakan menjadi tanaman
perkebunan musiman (tebu, tembakau, dll) dan tanaman perkebunan tahunan (kopi,
karet, coklat,dll)
Jenis-sawah
11
1) Sawah irigasi, yaitu sawah yang menggunakan perairan secara teratur
2) Sawah tadah hujan, aytiu sawah yang menggunakan perairan dengan air
huajan
3) Sawah lebak, yaitu sawah yang diusahakan di bantaran sungai besar saat
penghujan
4) Sawah bancah, yaitu sawah yang diusahakan di daerah pantai dekat muara
sungai. Sawah ini juga dinamakan sawah pasang surut.
Jenis pertanian berdasarkan lahannya pertanian dibedakan menjadi empat,
yaitu:
1. Bersawah adalah usaha bercocok tanam yang dilakukan di sawah dengan jenis
tanaman
2. Berladang adalah usaha bercocok di lahan kering, pada saat musim hujan dan
dilakukan dengan cara berpindah-pindah
3. Bertegal, adalah usaha bercocok tanam di lahan kering dengan memanfaatkan air
hujan. Hasilnya jagung, kacang, ketela dll
4. Berkebun, adalah usaha bercocok tanam yang dilakukan di sekitar rumah
(pekarangan)
12
5. Prinsip-prinsip Ekonomi dalam Usaha Tani
Prinsip ekonomi usahatani sama dengan prinsip ekonomi pada umumnya.
Sependek pengetahuan penulis, paling tidak ada empat prinsip biaya dalam usahatani.
1. Principles of opportunity cost
Prinsip ini didasarkan pada kemungkinan memperoleh pendapatan dari
sejumlah modal yang dimiliki untuk membiayai berbagai cabang usahatani
yang sesuai sumber daya petani. Kita ketahui bahwa modal setiap petani
berbeda-beda jumlahnya, ada petani yang memiliki cukup modal untuk
mengusahakan semua kemungkinan cabang usaha yang tersedia dan paling
menguntungkan. Petani lain memiliki modal terbatas sehingga ia tidak bebas
menentukan tanaman yang akan ditanam ataupun hewan yang akan
diternakkan.
2. Principles of comparative advantage
Prinsip ini diperlukan karena ada perbedaan faktor fisik seperti
kesuburan tanah dan iklim, maka jenis tanaman atau hewan yang cocok
diusahakan pada setiap daerah tidak sama. Satu cabang usahatani pada daerah
tertentu dapat memberikan keuntungan yang lebih tinggi dari daerah lainnya
karena perbedaan biaya produksi. Apabila jaringan transportasi antar daerah
memungkinkan penukaran barang-barang hasil pertanian, maka terbukalah
prinsip keuntungan komparatif. Tiap petani dari suatu daerah akan
memproduksi suatu produk yang diperoleh dengan biaya yang lebih
menguntungkan. Dengan pendapatan yang diperoleh, petani akan membeli
13
produk dari daerah lain yang juga diproduksi di daerah tersebut dengan biaya
yang menguntungkan.
3. Law of deminishing returns
Prinsip ini terjadi dalam produksi dimana setiap tambahan input
variabel pada suatu saat akan memberikan tambahan hasil yang semakin kecil,
setelah mencapai titik balik.
4. Principle of combinating enterprises
Petani umumnya mengusahakan beberapa jenis usahatani dengan
alasan sebagai berikut :
a. Risiko kegagalan dari satu cabang usaha dapat ditutupi oleh cabang usaha
lainnya,
b. Turunnya harga dari satu cabang usaha tidak menyebabkan kerugian yang
sangat besar bagi petani,
c. Penyebaran serangan hama dan penyakit dapat dicegah dengan pergiliran
tanaman,
d. Distribusi tenaga kerja sepanjang tahun dapat merata
14
6. Strategi Produksi Menurut Mosher
Peningkatan produktivitas usahatani berkaitan erat dengan berkembangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi, hal ini merupakan salah satu ciri dalam usahatani
modern. Seperti yang dirumuskan Mosher (1987) bahwa diantara syarat yang harus
dipenuhi untuk dapat hidup dan berkembangnya usahatani modern itu adalah ilmu
pengetahuan dan teknologi yang cocok dengan kondisi setempat. Untuk itu alih
teknologi diperlukan melalui penyuluhan yang efektif dan efisien oleh para penyuluh
kepada kelompoktani/petani. Oleh sebab itu peranan penyuluh dan kelompoktani
dalam merespon alih teknologi pertanian untuk meningkatkan produktivitas usaha
tani perlu mendapat perhatian dalam rangka menjamin kemandirian pangan.
Mosher berpeendapat bahwa perangsang yang sangat efektif untuk mendorong
petani meningkatkan hasil produksinya adalah factor harga dari komoditi yang
bersangkutan.
Menurut mosher (1987) bahwa dalam hubungannya dengan harga,setiap
terjadi perubahan harga, petani akan memberikan respon. Harga yang
menguntungkan akan merupakan insentif untuk meningkatkan produksi.peningkatan
produksi dapat di lakukan melalui peningkatan luas tanam atau peningkatan
produktifitas. Contohnya. Luas tanam kedelai di musim tanam berikutnya di mana
sifat perubahannya adalah searah (hubunganya positif ).
Tenaga kerja manusia tediri tenaga kerja pria, wanita dan anak-anak. Tenaga
kerja hewan digunakan untuk pengolahan tanah dan angkutan. Sedangkan tenaga
kerja mekanik digunakan untuk pengolahan tanah, pemupukan, pengobatan,
penanaman serta panen. Tenaga kerja mekanik bersifat substitusi sebagai pengganti
15
tenaga kerja manusia atau tenaga kerja ternak. Banyak dari penduduk Indonesia
merupakan tenaga kerja pada sektor pertanian. Oleh karena itu petani sebagai sumber
daya manusia, memegang peranan inti di dalam pembangunan pertanian. Peranan
petani adalah memelihara tanaman dan hewan guna mendapatkan hasil-hasilnya yang
bermanfaat serta mempelajari dan menerapkan metode baru yang diperlukan agar
usaha taninya lebih produktif (A.T. Mosher, 1968;34).
Pengaruh harga hasil usaha tani dan harga input terhadap kuatnya daya dorong
petani untuk menaikkan produksi (A.T Mosher, 1965;131-132) dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Petani hanya akan menaikkan komoditi tertentu yang akan dijualnya, apabila
harga komoditi itu cukup menarik baginya.
2. Petani akan memberikan respons terhadap perubahan harga relatif dari
tanaman-tanaman yang sedang diusahakan dengan jalan menaikkan produksi
tanaman yang harganya di pasar lebih tinggi, kecuali hal tersebut akan
membahayakan persediaan makanan keluarganya sendiri.
3. Petani akan memberikan respons terhadap kenaikan harga hasil tanaman
tertentu dengan menggunakan teknologi yang lebih maju untuk menaikkan
produksi tanaman tersebut, jika (1) barang-barang input yang disediakan tersedia
secara lokal, (2) mengetahui bagaimana menggunakan input secara selektif, (3)
16
jika harga input tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan harga yang diharapkan
dari hasilnya.
4. Meningkatkan efisiensi tata niaga untuk menurunkan biaya berbagai mata
rantai tataniaga seperti pengumpulan, pengangkutan dan pengolahan hasil-hasil
usata tani, dapat menaikkan harga setempat yang sampai ke tangan petani atau
menurunkan harga bagi konsumen terakhir atau kedua-duanya.
17
BAB III
SIMPULAN
A. Simpulan
1. Pertanian adalah sejenis proses produksi khas yang didasarkan atas proses
pertumbuhan tanaman dan hewan. Pertanian merupakan bagian agroekosistem
yang tak terpisahkan dengan subsistem kesehatan dan lingkungan alam, manusia
dan budaya saling mengait dalam suatu proses produksi untuk kelangsungan
hidup bersama.
2. Dua belas ciri-ciri pertanian diantaranya yaitu semua jenis pertanian tanaman
memerlukan input fisik yang hampir serupa, pertanian harus tetap terpencar,
aspek sumber daya alam, factor waktu untuk melancarkan suatu operasi usaha
tani harus diselaraskan dengan keadaan cuaca dengan serangan hama peyakit,
faktor waktu pada pertumbuhan tanaman dan hewan mendorong adanya
keanekaragaman dalam pertanian, interaksi yang amat kuat antara berbagai
faktor fisik dan non fisik, kebayakan usahawan dan buruh tani harus memiliki
keterampilan yang lebih luas dari pada pekerja pabrik, usaha tani dalam ukuran
kecil yang lemah secara ekonomi dan pengusahaan secara tradisional,
komunikasi dua arah yang efektif antara aspirasi petani dan informasi birokrasi,
musim panen dan luar musim panen meyebapkan perlunya teknologi
peyimpanan, unit produksi dan unit komsumsi tidak dapat dipisahkan, pertanian
yang progresif selalu berubah.
18
3. Ciri-ciri umum pertanian di Indonesia yaitu pertanian tropika, pertanian dataran
tinggi dan rendah, pertanian iklim basah (Indonesia barat) dan pertanian iklim
kering (Indonesia timur), adanya hutan tropika dan padang rumput, perikanan
darat dan laut, pertanian di Jawa dan Luar Jawa, pertanian rawa, pertanian
darat/kering, pertanian beririgasi/basah, pertanian / tanah sawah beririgasi, tadah
hujan, sawah lebak, sawah pasang surut.
4. Jenis-jenis pertanian berdasarkan pengelolaanya dibedakan menjadi dua, yaitu
pertanian rakyat dan pertanian besar. Jenis pertanian berdasarkan jenis
tanamannya pertanian dibedakan menjadi dua yaitu pertanian tanaman pangan
dan pertanian tanaman perkebunan. Jenis pertanian berdasarkan lahannya
pertanian dibedakan menjadi empat, yaitu: bersawah, berladang, bertegal,
berkebun.
5. Prinsip-prinsip ekonomi dalam usaha tani terdiri dari principles of opportunity
cost, principles of comparative advantage, law of deminishing returns, principle
of combinating enterprises.
6. Mosher berpeendapat bahwa perangsang yang sangat efektif untuk mendorong
petani meningkatkan hasil produksinya adalah factor harga dari komoditi yang
bersangkutan.
19
B. Saran
Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting di Indonesia. Sektor
ini dapat menopang perekonomian apabila proses produksi berjalan dengan baik
sehingga petani dan rakyat menjadi sejahtera. Hal ini hendaknya perlu mendapat
dukungan dari semua pihak baik petani sebagai produsen, masyarakat sebagai
konsumen dan pemerintah sebagai pengatur kebijakan dan regulasi.
20
Recommended