View
245
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
64
BAB 4
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
4.1 Perancangan Topologi Jaringan
Untuk membangun suatu jaringan komunikasi VoIP-SIP yang akan digunakan
sebagai alternatif komunikasi dan pembangkit trafik pada PT. BNA, maka
dibutuhkan sebuah topologi jaringan yang dapat mendukung sistem VoIP-SIP
tersebut. Rancangan topologi jaringan yang diusulkan adalah sebagai berikut :
Gambar 4.1 Rancangan Topologi Jaringan PT. BNA
65
Pada gambar 4.1 di atas dapat dilihat bahwa tidak ada perubahan yang signifikan
pada topologi jaringan PT. BNA, hanya dibutuhkan penambahan VoIP server. VoIP
server ini akan berfungsi sebagai pusat pengaturan dan laporan seluruh aktivitas dari
komunikasi jaringan VoIP pada PT. BNA.
Analog Telephone Adapter (ATA) digunakan untuk menyambungkan telepon
analog ke dalam VoIP server. Jumlah port yang akan digunakan dapat disesuaikan
dengan jumlah user yang akan menggunakan VoIP. Selain menggunakan telepon
analog (hardphone), terdapat alternatif lain yaitu dengan menggunakan softphone
agar user dapat berkomunikasi dengan menggunakan PC.
Sedangkan rancangan untuk komunikasi antara kantor pusat dengan kantor
cabang dapat dilihat dalam rancangan topologi jaringan berikut ini :
Gambar 4.2 Rancangan Topologi Jaringan Kantor Pusat dengan Kantor Cabang
66
Pada gambar 4.2 di atas dapat dilihat bahwa terdapat penambahan satu VoIP
server pada kantor cabang. VoIP server yang terdapat pada kantor cabang berfungsi
sebagai penampung extension yang akan digunakan user di kantor cabang, hal ini
akan membuat jalur komunikasi menjadi lebih maksimal dan proses maintenance
dapat dilakukan di setiap kantor cabang.
4.2 Perancangan Pemilihan Komponen dan Hardware
4.2.1 Pemilihan Komponen
Dalam memilih komponen yang akan digunakan sebaiknya berdasarkan
pada beberapa faktor berikut :
• Functionality : Harus mampu memenuhi kebutuhan user
• Manageability : Harus dapat di manage
• Scalability : Dapat dikembangkan
• Adaptability : Mampu beradaptasi dengan teknologi baru.
Berdasarkan empat faktor di atas, maka komponen yang akan digunakan
untuk VoIP server dan komponen lain dipilih dalam bentuk open source.
Rancangan pemilihan komponen yang diusulkan terdiri dari protokol, VoIP
server, user agent, codec dan sistem operasi.
4.2.1.1 Protokol
Protokol merupakan komponen berupa seperangkat aturan
komunikasi antar User Agent, antar Proxy, atau User Agent dengan
67
Proxy, dan sebaliknya. Dalam perancangan VoIP server PT. BNA,
digunakan SIP sebagai protokol utama untuk melakukan koneksi
VoIP.
Sementara itu dua protokol pendukung dari SIP adalah Session
Description Protocol (SDP) dan Real Time Transport Protocol
(RTP). SDP digunakan untuk melakukan deskripsi session,
autentifikasi, sekuritas, terminal capabilities exchange. Sementara itu
RTP digunakan untuk membawa data-data media, encode, dan
membagi data menjadi paket-paket yang siap dibawa melalui internet.
4.2.1.2 VoIP Server
VoIP Server adalah komponen yang menerima registrasi user
Agent, mengatur penomoran dan call routing, serta melakukan
beberapa fungsi lainnya.
Untuk VoIP server pada PT BNA digunakan Asterisk 1.6.1.6.
Asterisk merupakan PBX yang lengkap dalam bentuk software, selain
itu Asterisk dapat berjalan pada platform Linux, BSD, maupun
Windows serta menyediakan berbagai fitur yang diharapkan terdapat
dalam sebuah PBX seperti Voicemail System, Call Detail Records,
Call Forwarding, Call Transfer, Conference, serta beberapa fitur
lainnya.
68
4.2.1.3 User Agent
User agent merupakan komponen yang digunakan pada sisi
user/client. User agent dapat menerima dan menutup sesi
komunikasi, serta melakukan proses registrasi ke server atau dapat
melakukan komunikasi langsung dengan user agent lainnya. Pada
umumnya, user agent dapat berupa aplikasi (softphone) yang berada
pada komputer user. Namun tidak selalu user agent berupa aplikasi
softphone, melainkan dapat juga berbentuk hardphone yang dapat
berupa telepon seluler, PSTN gateway, dan lain sebagainya.
Komponen user agent yang digunakan pada perancangan VoIP
server PT. BNA adalah softphone X-Lite. X–Lite merupakan salah
satu softphone freeware dan menggunakan protokol SIP, selain itu
semua fitur yang terdapat pada Asterisk didukung oleh X-Lite.
Audio codec yang didukung oleh X-Lite antara lain G.711
ULAW, G.711 ALAW, GSM, iLBC, dan lain sebagainya. Untuk
video, codec yang didukung oleh X-Lite antara lain H.263 dan
H.263+.
Selain softphone, penggunaan hardphone tetap ada namun dengan
penambahan sebuah alat yaitu Analog Telephone Adapter (ATA).
ATA merupakan sebuah alat yang digunakan untuk menghubungkan
satu atau lebih telepon analog standar ke sebuah jaringan komunikasi
berbasis VoIP. Pada perancangan ini, ATA yang digunakan
merupakan tipe Linksys PAP2T.
69
4.2.1.4 Codec
Codec merupakan sebuah alat atau program yang digunakan
untuk encode dan decode dari sebuah suara analog menjadi sinyal
digital dan dibawa melalui internet. Dalam VoIP digunakan berbagai
macam codec suara dengan kualitas suara dan bandwidth yang
berbeda-beda.
Tabel 4.1 Perbandingan Codec
Sumber : http://www.ciscosystem.com
Keterangan :
1. Bit Rate (Kbit/s)
Merupakan jumlah bit per detik yang harus ditransmisikan
untuk mengirim voice call.
Codec Bit Rate (Kbits/s) Delay (ms) Sampling
Rate (Hz) G.711 64 0.125 8000
G.723.1 6.3 37.5 8000 G.726 32 0.125 8000 G.728 16 0.625 8000 G.729 8 15 8000 GSM 13 20 8000 iLBC 15 30 13300
70
2. Delay
Delay merupakan gangguan yang menyebabkan
keterlambatan pengiriman paket data yang dapat
mempengaruhi kualitas suara.
Pada beberapa jenis codec di atas tidak semuanya didapatkan
secara gratis, yang artinya harus memiliki lisensi. Ada atau tidaknya
lisensi, sesuai dengan kualitas suara yang dihasilkan serta besar
bandwidth yang dibutuhkan dalam pengiriman paket-paket suara
tersebut.
Pada perancangan VoIP untuk PT. BNA akan digunakan codec
G711 dan GSM. G711 dipilih karena memiliki kualitas suara yang
jernih, meskipun untuk menghasilkan kualitas suara seperti itu
membutuhkan bandwidth yang cukup besar yaitu 64 Kbps. Sementara
itu GSM dipilih karena hanya membutuhkan bandwidth yang rendah
berkisar 13 Kbps tetapi dengan kualitas suara di bawah G711. Hal ini
dikarenakan paket data yang dibawa oleh codec G711 tidak
dikompres, sedangkan codec GSM membawa paket data yang
dikompres.
4.2.1.5 Sistem Operasi
Pada perancangan VoIP di PT. BNA, sistem operasi yang
digunakan pada VoIP server adalah Linux. Hal ini dikarenakan
71
sistem operasi Linux dapat mendukung semua komponen server yang
dirancang dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
mendapatkannya, distro yang dipilih adalah Fedora core 6.
Pada sisi client sebagian besar menggunakan Windows Xp
Proffesional edition. Hal ini dikarenakan PT. BNA sudah
menggunakan sistem operasi tersebut di komputer-komputer
karyawan.
4.2.2 Pemilihan Hardware
Rancangan pemilihan hardware yang diusulkan antara lain terdiri dari PC
Server, PC Client, dan Media gateway.
4.2.2.1 PC Server
PC server yang akan digunakan harus memenuhi standar untuk
percangan sistem VoIP, hal tersebut dikarenakan PC server akan
mempunyai banyak tugas, antara lain sebagai pusat pengaturan VoIP,
registrasi user agent, mengatur penomoran, call routing, serta
menyimpan dan melaporkan seluruh kegiatan VoIP.
Spesifikasi dari PC server yang digunakan antara lain :
• Processor Intel Pentium IV 2.4 Ghz
• Memory 2 GB DDR2
• Hardisk maxtor 80 GB
• VGA 8 MB (on board)
• Ethernet Card Asus
72
4.2.2.2 PC Client
PC client yang akan digunakan adalah PC yang sudah ada di PT.
BNA, PC tersebut sudah memenuhi kriteria standar VoIP. Hanya saja
perlu beberapa tambahan hardware untuk mendukung VoIP itu
sendiri. Spesifikasi dari PC Client antara lain :
• Processor Intel Dual Core 2.0 Ghz
• Memory 512 MB DDR 2
• Hardisk Seagate 80 GB
• VGA 128 MB
• Ethernet Card
4.2.2.3 Media Gateway
Seperti yang dijelaskan di atas bahwa untuk media gateway yang
akan digunakan adalah Analog Telephone Adapter (ATA) Gateway.
ATA merupakan sebuah alat yang digunakan untuk menghubungkan
satu atau lebih telepon analog standar ke sebuah jaringan komunikasi
berbasis VoIP, ATA berfungsi sebagai converter sinyal digital
menjadi sinyal analog.
ATA berkomunikasi dengan server VoIP dengan menggunakan
protokol VoIP, antara lain H.323, SIP, MGCP atau IAX serta encode
dan decode sinyal suara dengan menggunakan voice codec seperti U-
law, A-law, GSM, ILBC dan lain-lain. Karena ATA beromunikasi
73
secara langsung dengan server VoIP, ATA tidak membutuhkan
software untuk dapat berjalan dalam PC seperti softphone.
Seperti yang telah disebutkan di atas, pada perancangan ini ATA
yang digunakan merupakan tipe Linksys PAP2T. Spesifikasi dari
ATA tersebut adalah :
1. Model PAP2T
2. Standards SIP v2 Session Initiation Protocol (RFC 3261,
3262, 3263, 3264)
3. Ports : Power, Internet (RJ 45), Line 1 (RJ 11), Line 2 (RJ 11)
4. LEDS : Power, Internet, Line 1, Line 2
Gambar 4.3 ATA Linksys PAP2T
74
4.3 Implementasi
4.3.1 Instalasi
4.3.1.1 Proses Instalasi Asterisk
Sistem VoIP server yang dipilih akan menggunakan Asterisk,
yang bersifat open source. Asterisk yang digunakan merupakan versi
1.6.1.6 dan dapat di download secara gratis di
http://www.Asterisk.org/, pada menu download.
Asterisk dapat berjalan pada sistem operasi Linux dengan kernel
2.6 ke atas, sedangkan sistem operasi Linux yang akan digunakan
adalah fedora core 6 yang telah menggunakan kernel 2.6.
Proses instalasi Asterisk versi 1.6.1.6 berjalan seperti proses
instalasi program-program lainnya, yang artinya tidak terlalu sulit
untuk dilakukan. Langkah awal untuk menginstalasi Asterisk pada
VoIP server adalah dengan meng-compile beberapa paket berikut :
• Asterisk-1.6.1.6.tar.gz
• Libpri-1.4.10.2.tar.gz
• Dahdi-linux-complete-2.2.0.2+2.2.0.tar.gz
Untuk dapat meng-compile paket-paket di atas maka paket-paket
tersebut harus di copy ke dalam folder /usr/local/src dengan perintah
sebagai berikut :
# cp Asterisk-1.6.1.6.tar.gz
# cp libpri-1.4.10.2.tar.gz
# cp dahdi-linux-complete-2.2.0.2+2.2.0.tar.gz
75
Setelah paket-paket tersebut di copy, proses selanjutnya adalah
instalasi melalui perintah :
• Asterisk
# tar – zxvf Asterisk-1.6.16.tar.gz
# cd Asterisk-1.6.1.6
# ./configure
# make
# make install
# make samples
• Libpri
# tar – zxvf libpri-1.4.10.2.tar.gz
# cd libpri-1.4.10.2
# ./configure
# make
# make install
# make samples
• Dahdi
# tar – zxvf dahdi-linux-complete-2.2.0.2+2.2.0.tar.gz
# cd dahdi-linux-complete-2.2.0.2+2.2.0
# ./configure
# make
# make install
# make samples
76
4.3.1.2 Proses instalasi X-Lite
Di bawah ini merupakan langkah-langkah untuk menginstalasi X-
Lite versi 3.0. Software X-Lite tersebut dapat didownload secara
gratis pada url berikut :
http://www.voiprakyat.or.id/?inc=files&file=X-
Lite_Win32_1003l_30942.exe
Langkah-langkah proses instalasi :
1. Jalankan X-Lite_Win32_1003l_30942.exe, sehingga akan
muncul tampilan warning seperti di bawah. Pilih “Run” untuk
memulai proses instalasi.
Gambar 4.4 Proses Instalasi X-Lite Tahap 1
77
2. Selanjutnya pilih “Next” untuk melanjutkan proses instalasi.
Gambar 4.5 Proses Instalasi X-Lite Tahap 2
3. Pilihlah “I accept the agreement” untuk menyetujui proses
instalasi. Kemudian pilih “Next” untuk melanjutkan.
Gambar 4.6 Proses Instalasi X-Lite Tahap 3
78
4. Pilihlah letak folder X-Lite 3.0 yang akan di install dengan
menekan tombol “Browse”. Kemudian pilih “Next”.
Gambar 4.7 Proses Instalasi X-Lite Tahap 4
5. Pilih “Next” untuk melanjutkan proses instalasi.
Gambar 4.8 Proses Instalasi X-Lite Tahap 5
79
6. Pilihlah “Finish” untuk menyelesaikan proses instalasi
Gambar 4.9 Proses Instalasi X-Lite Tahap 6
7. Proses instalasi selesai, tampilan pertama X-Lite akan muncul.
Gambar 4.10 Tampilan Awal X-Lite
80
4.3.1.3 Proses Instalasi Analog Telephone Adapter (ATA)
Dibawah ini merupakan langkah-langkah pemasangan ATA
Linksys PAP2T :
1. Sambungkan kabel ethernet RJ 45 ke dalam port internet pada
ATA,
2. Sambungkan power adapter ke power port pada ATA,
3. Dengan menggunakan kabel telepon RJ 11, sambungkan
telepon analog yang akan digunakan ke port line 1 pada ATA,
4. Jika mempunyai account di line 2, telepon dapat
disambungkan ke port line 2 pada ATA dengan menggunakan
kabel RJ 11,
5. LED pada power, ethernet, dan phone akan menyala saat
digunakan.
4.3.2 Konfigurasi
4.3.2.1 Proses Konfigurasi Asterisk
Setelah proses instalasi selesai dan berjalan dengan lancar,
tahapan selanjutnya adalah konfigurasi VoIP server pada Asterisk.
Hal ini dilakukan agar server yang akan digunakan dapat mendukung
fitur-fitur yang diinginkan.
4.3.2.1.1 Konfigurasi sip.conf
File sip.conf menentukan user, baik yang menggunakan
softphone ataupun hardphone yang dapat melakukan
81
registrasi pada VoIP server, serta melakukan konfigurasi
protokol SIP. Secara default file sip.conf terletak di
/etc/Asterisk/sip.conf, konfigurasi sip.conf dilakukan pada
bagian [general] dengan beberapa variabel yang dapat
dikonfigurasi, diantaranya :
• allow = <codec>
Merupakan codec yang digunakan secara berurut
berdasarkan preferensi. Gunakan parameter disallow =
all terlebih dulu sebelum menggunakan parameter
allow = <codec>
• disallow = all
Tidak mengizinkan semua codec untuk digunakan
• allowexternalinvites = yes | no
Mengaktifkan (enable) atau menonaktifkan (disable)
pilihan INVITE & REFER ke non- local domain.
Pilihan default-nya adalah yes
• allowguest = yes | no
Terima atau tolak panggilan dari guest. Pilihan default-
nya adalah yes
• allguest = yes | no
Terima atau tolak panggilan dari guest. Pilihan default-
nya adalah yes
82
• autocreatepeer = yes | no
Jika diatur yes, semua orang dapat dengan mudah
login sebagai peer tanpa password (biasanya
bermanfaat untuk beroperasi dengan SER). Pilihan
default-nya adalah yes
• autodomain = yes | no
Mengaktifkan/menonaktifkan kemampuan Asterisk
untuk menambah local hostname dan alamat IP lokal
(local IP address) ke daftar domain (domain list).
Default-nya adalah no
• bindaddr = IP_Address
Alamat IP yang di-bind (diikat) sebagai tempat untuk
mendengarkan sambungan. Pilihan default-nya adalah
0.0.0.0 (semua interface)
• bindport = Number
UDP port yang diikat untuk mendengarkan sambungan
yang masuk. Pilihan default-nya adalah 5060
• callerid = <string>
Informasi caller ID yang akan digunakan jika tidak
ada informasi lain. Pilihan default-nya adalah Asterisk
• canreinvite = update | yes | no
Jika client mampu mendukung SIP re-invites. Default-
nya adalah yes
83
• checkmwi = number
interval (dalam detik) untuk memeriksa mailbox.
Pilihan default-nya adalah 10 detik
• compactheaders = yes | no
Apakah Asterisk akan mengirim header SIP dalam
bentuk kompak (singkatan) atau lengkap. Pilihan
default-nya adalah no
• context = <contextname>
Ini adalah default context yang akan digunakan bagi
pesawat telepon yang tidak memiliki context. Isi
context dapat diatur di file extensions.conf
• defaultexpirey = number
Lama waktu default (dalam detik) dari registrasi
incoming/outgoing. Pilihan default-nya adalah 120
detik
• dtmfmode = inband | info | rfc2833 (global setting)
Pilihan defaultnya adalah rfc2833
• domain = domains
Daftar domain (ditulis dengan dibatasi oleh koma)
dimana Asterisk harus bertanggung jawab
84
• dumphistory = yes | no
Mengaktifkan dukungan untuk tidak mencatat
transaksi SIP ke LOG_DEBUG. Pilihan default-nya
adalah no
• externip = alamat_IP/Hostname
Alamat yang akan diletakkan di SIP messages jika
berada di belakang NAT. Jika pilihan hostname
digunakan, alamat IP yang terkait dengan hostname
tersebut akan dibaca sekali pada saat membaca file
sip.conf. Jika ingin menggunakan hostname dari
alamat IP dinamis (dynamic IP address), gunakan
parameter externhost
• externhost = hostname.tld
• externrefresh = number
Menentukan berapa sering (dalam detik) pengecekan
DNS dilakukan untuk externhost. Pilihan default-nya
adalah 10 detik
• ignoreregexpire = yes | no
Mengatur apakah tetap menggunakan contact
information dari sebuah peer walaupun informasi
tersebut telah kadarluasa. Pilihan default-nya adalah
no
85
• language = <string>
Bahasa default yang digunakan oleh
Playback()/Background()
• localnet = NetAddress/Netmask
Alamat IP lokal berikut alamat subnetmask-nya
• fromdomain = <domain>
Mengatur isian from: domain default di sip message
pada saat beroperasi sebagai sip ua (klien)
• insecure = very | yes | no | invite | port
Mengatur cara menangani sambungan dengan peer.
Pilihan default-nya adalah no (validasi semua
sambungan)
• maxexpirey = Number
Durasi (dalam detik) dari registrasi incoming. Pilihan
default-nya adalah 3600 detik
• musicclass = salah satu kelas yang digunakan di
musiconhold.conf
• musiconhold = sama dengan musicclass
• nat = yes | no | never | route
Pilihan default-nya adalah no (yang berarti
menggunakan teknik rfc3581)
86
• notifymimetype = mediatype/subtype
Mengizinkan tidak dipakainya tipe MIME di MWI
NOTIFY yang digunakan di Voicemail online
message. Pilihan defaultnya adalah application/simple-
message-summary.
• Notifyringing = yes | no
Memberitahukan bahwa sistem sedang masuk
ketahapan ringing. Pilihan defaultnya adalah yes
• tcpenable = yes | no
Digunakan untuk mengaktifkan atau menonaktifkan
TCP, pilihan defaultnya no
• transport = tcp|udp
Memilih protokol yang digunakan untuk transport.
Pilihan default-nya udp.
Variabel berikut dapat digunakan pada setiap definisi peer :
• Accountcode = <string>
User dapat diasosiasikan ke accountcode
• Allow = <codec>
Codec yang digunakan secara berurut berdasarkan
preferensi. Gunakan parameter disallow = all terlebih
dulu sebelum menggunakan parameter allow =
<codec>
87
• disallow = all
menolak semua codec untuk peer tersebut atau definisi
user
• Allowguest = yes | no
Terima atau tolak panggilan dari orang yang tidak
dikenal. Pilihan defaultnya adalah yes, dapat juga
diatur ’osp’ jika Asterisk dikompilasi untuk
mendukung [OSP]
• Auth = <authname>
Isi dari digest username = pada header SIP
• callerid = <string>
Caller ID yang digunakan jika tidak ada informasi
yang tersedia. Pilihan defaultnya adalah Asterisk
• call-limit = number
Banyaknya sambungan telepon simultan yang dapat
dilakukan ke user/peer tertentu.
• callgroup = num1,num2-num3
Mendefinisikan calling group yang dapat menelepon
ke alamat ini
• callingpress = number | descriptive_text
Mengatur tampilan caller ID terhadap sebuah
sambungan/call. Nilai teks descriptive yang dapat diisi
adalah allowed_not_screened,
88
allowed_passed_screen, allowed_failed_screen,
allowed prohib_not_screen, prohib_passed_screen,
prohib_failed_screen, prohib dan unavailable.
Pilihan defaultnya allowed_not_screened
• canreinvite = update | yes | no
Jika client mampu mendukung SIP re-invites. Default-
nya adalah yes.
• context = <context_name>
Jika type = user, context merupakan panggilan yang
masuk ke definisi user SIP. Jika type = peer, context
merupakan dialplan untuk melakukan panggilan ke
luar/outbound dari definisi peer SIP. Jika type =
friend, context merupakan semua hubungan inbound
dan outbound ke definisi entitas SIP
• defaultip = ip.add.res.s
Alamat IP default untuk pilihan client host = jika tidak
dispesifikasi sebagai dynamic. Pilihan ini dipakai jika
klien belum pernah terdaftar menggunakan alamat IP
yang lain. Pilihan ini hanya berlaku jika isian type =
peer
• dtmfmode = inband | info | rfc2833
Bagaimana client menangani signal DTMF. Pilihan
defaultnya adalah rfc2833
89
• fromuser = <from_ID>
Menentukan user yang diletakkan di isian ”from”
selain caller ID (menimpa caller ID) pada saat
melakukan calls_to_peer (ke SIP proxy lain) berlaku
hanya untuk isian type = peer
• fromdomain = <domain>
pengaturan from: domain default di pesan (message)
SIP pada saat melakukan calls_to_peer. Valid hanya di
bagian [general] atau type = peer
• fullcontact = <sip:uri_contact>
Kontak SIP URI untuk koneksi realtime peer. Berlaku
hanya untuk realtime peers
• host = dynamic | hostname | IPAddr
Alamat IP client atau hostname. Jika ingin telepon
mendaftarkan sendiri, gunakan keyword dynamic
jangan menggunakan host IP
• incominglimit dan outgoinglimit = number
Batasan jumlah panggilan aktif simultan yang dapat
dilakukan oleh client SIP. Berlaku hanya untuk pilhan
type = peer
90
• insecure = very | yes | no | invite | port
Menentukan cara menangani sambungan dengan peer.
Pilihan defaultnya adalah no (otentikasi bagi semua
sambungan)
• ipaddr = ip.addr.dari.peer
Berlaku hanya untuk realtime peer
• language = kode bahasa seperti didefinisikan di
indication.conf
Mendefinisikan bahasa untuk sapaan
• mailbox = mailbox
Extension untuk Voicemail. Berlaku hanya untuk type
= peer
• name = <name>
Nama dari realtime peer. Berlaku hanya untuk
realtime peer saja
• nat = yes | no
Variabel ini menentukan pola aksi Asterisk untuk
client di belakang NAT. Namun masih belum
menyelesaikan masalah jika Asterisk ada di belakang
NAT. Pilihan defaultnya adalah no, yang artinya
menggunakan teknik rfc3581
91
• outboundproxy = alamat IP atau nama DNS SRV
Nama SRV name, hostname, atau alamat IP dari
outbound SIP proxy. Berlaku hanya di bagian
[general] dan type = peer
• progressinband = yes | no | never
Apakah nada dering di inband akan dibangkitkan.
Pilihan defaultnya adalah never
• promiscredir = yes| no
Mengizinkan dukungan untuk 302 Redirects. Pilhan
defaultnya adalah no
• qualify = yes | no | milliseconds
Memeriksa apakah client dapat dihubungi. Jika ya,
pemeriksaan akan dilakukan setiap 2000 millisecond
atau 2 detik. Hanya berlaku dibagian [general] dan
type = peer
• rtptimeout dan rtpholdtimeout = seconds
Putuskan hubungan jika dalam x detik tidak ada
aktifitas RTP atau dalam posisi on hold. Berlaku hanya
untuk bagian [general] dan type = peer
• secret = password
Jika Asterisk berfungsi sebagai SIP server, client SIP
harus login menggunakan password, jika Asterisk
berfungsi sebagai client SIP ke remote SIP server,
92
dibutuhkan otentikasi SIP invite dan isi secret akan
digunakan untuk melakukan otentikasi SIP invite yang
dikirim Asterisk ke remote server
• trustrpid = yes | no
Jika remote-party-ID SIP header perlu dipercaya.
Pilihan defaultnya adalah no
• type = user | peer | friend
Hubungan antara client-outbound provider
• username = <username[@realm]>
Jika berfungsi sebagai client SIP ke remote SIP server
yang membutuhkan otentikasi SIP invite, parameter ini
digunakan untuk otentikasi SIP INVITE yang akan
dikirim Asterisk ke remote SIP server. Untuk peer
yang akan mendaftarkan diri ke Asterisk, username
digunakan di INVITE sampai mereka terdaftar
• vmexten = <string>
Dialplan extension untuk menghubungi mailbox.
Pilihan defaultnya adalah Asterisk. Berlaku hanya di
bagian [general] atau type = peer
Kemudian untuk membuat account yang tersambung ke
dalam VoIP server maka perlu dilakukan konfigurasi pada
93
bagian [general], konfigurasi yang dilakukan sebagai
berikut:
bindport=5060
bindaddr=0.0.0.0
srvlookup=yes
disallow=all
allowsubcribe=yes
allow=gsm
allow=alaw
insecure=port,invite
nat=yes
register=>311:311@202.59.200.214
Setelah melakukan konfigurasi di atas, tahap selanjutnya
adalah konfigurasi user account yang diinginkan pada
sip.conf, apabila akan dibuat sebuah user account dengan
nomor extension 101 maka konfigurasinya adalah :
[101]
type=friend
94
username=101
secret=101
host=dynamic
dtmfmode=rfc2833
context=office
User account yang akan didaftarkan pada VoIP server di
kantor pusat yaitu :
• 101 sampai dengan 121 merupakan extension yang
akan digunakan oleh karyawan PT. BNA di kantor
pusat.
• 100 merupakan nomor extension untuk server kantor
pusat agar dapat terhubung dengan server kantor
cabang.
4.3.2.1.2 Konfigurasi extensions.conf
File extensions.conf berisi nomor extension yang bersifat
unik dan berfungsi sebagai nomor identitas suatu telepon
dalam lingkuangan VoIP server. Pada file ini juga berisi
sekumpulan perintah yang akan menjelaskan apa yang akan
terjadi apabila dilakukan sebuah panggilan. Letak file
extensions.conf secara default sama dengan letak file
sip.conf yaitu di etc/Asterisk/ extensions.conf.
95
File extensions.conf diatur berdasarkan beberapa bagian
yang berisi definisi maupun setting parameter secara statis
yang disebut sebagai context. Context yang selalu ada pada
file extensions.conf adalah context general, sedangkan
context lainnya didefinisikan sendiri sesuai kebutuhan.
Bentuk umum penulisan perintah pada file extensions.conf
adalah :
exten => <nomor extension>,<prioritas>,<command/parameter>
Keterangan dari bentuk umum penulisan di atas adalah :
• nomor extension
Nomor extension dapat berupa sebuah string
(angka, huruf, dan simbol yang diizinkan) atau pola
yang harus dievaluasi secara dinamis untuk
mencocokan pola tersebut dengan banyak
kemungkinan nomor telepon. Setiap command line
yang menjadi bagian dari extension tertentu harus
mempunya nomor extension yang sama.
• Prioritas
Prioritas biasanya berupa angka integer yang
merupakan urutan dari perintah yang harus dijalan
dalam sebuah extension. Perintah pertama yang akan
96
dijalankan harus dimulai dengan prioritas 1, jika tidak
ada prioritas 1, Asterisk tidak akan menjalankan
perintah extension. Setelah prioritas 1 dijalankan,
Asterisk akan melangkah ke prioritas 2 dan seterusnya.
Jika perintah selanjutnya tidak didefinisikan, Asterisk
akan menghentikan proses eksekusi perintah.
• command
Command atau perintah adalah ”aplikasi” yang
akan dijalankan oleh Asterisk.
• parameter
Parameter harus diberikan kepada sebuah perintah
(command). Tidak semua perintah membutuhkan
parameter, beberapa perintah bahkan dapat dijalankan
tanpa parameter.
4.3.2.1.3 Konfigurasi enum.conf
Enum merupakan mekanisme pemetaan nomor telepon
Telkom yang dikenal, seperti +68176665679 atau
+625556665679 agar dikenali di dunia VoIP menggunakan
nomor telepon, seperti 101@202.59.200.213. Konfigurasi
dilakukan pada file enum.conf dengan format konfigurasi
sebagai berikut :
97
search => e164.arpa
search => e164.org
search => e164.id
4.3.2.1.4 Konfigurasi features.conf
Pada file features.conf dilakukan konfigurasi untuk fitur
call transfer dan call parking. Call transfer merupakan fitur
dimana penerima dapat memindahkan saluran ke nomor
extensions yang lain. Untuk fitur call transfer, konfigurasi
tidak hanya dilakukan pada file features.conf melainkan juga
pada file extensions.conf. Sementara itu call parking adalah
fitur dimana pengguna dapat berpindah unit telepon ke
telepon lain dalam lingkungan SIP PBX tanpa perlu adanya
pemutusan komunikasi.
Konfigurasi dilakukan pada parameter-parameter yang
terdapat pada bagian [general] dan [featuremap]. Pada
bagian [general] parameternya adalah sebagai berkut :
• Pada bagian [general]
o parkext => <number>
<number> diisi dengan nomor yang harus di-dial
untuk mendapatkan nomor ruang parking.
o parkpos => <number-number>
Berisi nomor ruang parking yang disediakan.
98
o context => <string>
<string> berisi nama yang digunakan pada
extensions.conf sebagai include.
o parkingtime => <number>
<number> diisi dengan lamanya waktu tunggu
parking. Satuannya detik. Pilihan default-nya
adalah 45 detik. Jika selama waktu yang ditentukan
tidak ada yang menghubungi nomor ruang parking
yang diberikan, maka panggilan akan
dikembalikan kepada penerima semula.
o transferdigittimeout => <number>
<number> diisi dengan lamanya waktu tunggu
antar digit ketika melakukan panggilan transfer.
• Pada bagian [featuremap]
o blindxfer => 0-9 | * | #
Tombol yang ditentukan untuk mengaktifkan fitur
call transfer atau call parking. Setelah melakukan
transfer atau parking maka pihak yang
melakukannya hang-up.
o atxfer => 0-9 | * | #
Tombol yang ditentukan untuk mengaktifkan fitur
call transfer atau call parking. Setelah melakukan
99
transfer atau parking, pihak yang melakukannya
tidak hang-up.
4.3.2.1.5 Konfigurasi meetme.conf
Konfigurasi pada file meetme.conf dilakukan agar
Asterisk memiliki fitur conference. Pada dasarnya ada dua
langkah yang perlu dilakukan untuk mengkonfigurasi
conferencing di Asterisk, yaitu membuat conference room
dan menambahkan conference room itu ke dialplan.
Conference room pada Asterisk dapat dikonfigurasi di
/etc /Asterisk/meetme.conf. Semua conference room harus
terdaftar di bawah header [rooms]. Sintaks yang digunakan
untuk mengkonfigurasi conference room adalah :
Conf => conference_number[,pin][,adminpin]
Contoh setup sebuah conference room dengan nomor
300 dengan PIN 1111, dan PIN admin 2222 adalah
[rooms]
conf => 300,1111,2222
100
Penggunaan PIN administrator disini tidak akan banyak
berguna, karena tidak ada kekuatan khusus yang dimiliki
seorang administrator. Jika akan dikonfigurasi beberapa
conference room, ada baiknya setiap conference room diberi
keterangan (comment) untuk mengingat nomor tersebut
digunakan untuk conference siapa saja, misalnya :
[rooms]
; divisi teknik
conf => 301,1122
; divisi marketing
Conf => 302, 1133
Ada beberapa pilihan yang dapat digunakan, seperti :
• m – penelepon dapat mendengarkan tetapi tidak dapat
berbicara.
• t – penelepon dapat berbicara tetapi tidak dapat
mendengarkan.
• p – penelepon dapat keluar dari conference room
dengan menekan tombol.
• Selain itu, terdapat dua pilihan tambahan yang belum
diimplementasikan, yaitu :
101
o s – Asterisk menjalankan menu ke user jika *
ditekan.
o a - Asterisk memberikan hak administrator
kepada user tertentu pada sebuah conference
room.
4.3.2.1.6 Konfigurasi voicemail.conf
File voicemail.conf dikonfigurasi agar Asterisk dapat
menggunakan fitur voicemail. Voicemail berfungsi sebagai
penampung pesan pihak penelepon jika pihak yang ditelpon
tidak menjawab panggilan dalam kurun waktu tertentu yang
telah diatur pada file extensions.conf. Hal ini menyebabkan
pihak penelepon dapat meninggalkan pesan dan pihak yang
ditelepon dapat mendengarkan pesan tersebut. File
voicemail.conf terletak di /etc/Asterisk/voicemail.conf.
Pengaturan pada voicemail.conf dapat dilakukan pada
bagian [general], [default], ataupun context lainnya. Pada
bagian [general] terdapat beberapa variabel yang dapat
dikonfigurasi, diantaranya :
• maxmsg => <number>
Jumlah maksimum pesan yang dapat disimpan.
Maximum pesan yang dapat disimpan adalah 9999 dan
default-nya adalah 100 pesan.
102
• maxmessage => <number>
Berisi waktu maksimum untuk menyimpan pesan
(satuan detik).
• minmessage => <number>
Berisi waktu mimum agar suatu pesan dapat disimpan.
Default-nya tidak ada waktu minimum.
• maxlogins => <number>
Berisi jumlah maksimum percobaan login
(memasukkan password). Jika melewati jumlah pada
maxlogins, panggilan akan hang-up.
Setiap user yang terdaftar pada file sip.conf memiliki
sebuah mailbox, yang berfungsi sebagai penampung pesan
dari pihak penelepon. Mailbox dibuat pada bagian [default]
atau context lainnya. Perlu diperhatikan bahwa context di
mailbox voicemail dengan context di file extensions.conf
tidak saling berhubungan. Perintah untuk membuat mailbox
voicemail sebagai berikut :
Mailbox_number => password,name,email
• Mailbox_number adalah nomor yang digunakan di
extensions.conf untuk perintah Voicemail().
103
• password (number dengan tidak ada pembatasan
jumlah digit) digunakan ketika pesan akan didengar.
• name (string) diisi dengan nama user yang
menggunakan fitur Voicemail.
• e-mail digunakan untuk memberitahu jika terdapat
Voicemail yang masuk.
4.3.2.2 Konfigurasi X-Lite
Konfigurasi pada X-Lite merupakan proses konfigurasi pada
setiap user yang terdaftar dalam sip.conf. Konfigurasi ini terbagi
menjadi dua bagian, yaitu konfigurasi SIP account dan konfigurasi
Codec.
4.3.2.2.1 Konfigurasi SIP Account
Dibawah ini merupakan langkah-langkah konfigurasi
SIP account pada softphone X-Lite. SIP account yang
diregister pada X-Lite harus sudah dikonfigurasikan pada
sip.conf.
1. Klik kanan pada X-Lite, kemudian pilih menu ”SIP
Account Settings”.
104
Gambar 4.11 Tampilan awal X-Lite 3.0
2. Selanjutnya akan muncul daftar SIP account X-Lite,
jika belum ada proses register sebelumnya maka
label akan terlihat kosong. Karena itu klik button
”Add”.
Gambar 4.12 Tampilan SIP Accounts
105
3. Selanjutnya akan muncul form untuk user, lanjutkan
dengan proses pengisisian Display name, User name,
Password, dan Domain. Setelah proses pengisian
selesai klik button ”Ok”.
Gambar 4.13 Tampilan Pengisiian Account
4. Daftar SIP account pada X-Lite akan bertambah dari
account yang dimasukkan oleh user.
106
Gambar 4.14 Tampilan SIP Account Setelah Di isi.
5. Pada softphone X-Lite akan terlihat proses registrasi
User Account, jika account yang dimasukkan oleh
user tidak terdaftar pada sip.conf maka X-Lite tidak
dapat digunakan dan akan muncul pesan error.
Gambar 4.15 Tampilan Proses Registrasi Pada X-Lite.
107
6. Jika proses registrasi berhasil maka akan muncul
tampilan seperti di bawah ini. Dan X-Lite siap
digunakan.
Gambar 4.16 Tampilan X-Lite Berhasil Registrasi
4.3.2.2.2 Konfigurasi Codec
Konfigurasi Codec pada X-Lite bertujuan untuk
mementukan Codec mana yang akan digunakan, proses
konfigurasinya adalah sebagai berikut :
1. Klik kanan pada X-Lite, kemudian pilih menu
”Options”.
108
Gambar 4.17 Tampilan Awal X-Lite
2. Selanjutnya akan muncul menu option pada X-Lite,
kemudian klik button Advance.
Gambar 4.18 Tampilan Menu Option
109
3. Pada menu “Audio Codecs”, pilih codec yang akan
digunakan. Setelah itu klik button “Apply”, lalu klik
button “Ok”.
Gambar 4.19 Tampilan Menu Audio Codec.
4.3.2.3 Konfigurasi Analog Telephone Adapter (ATA)
Setelah proses instalasi X-Lite berjalan dengan baik, proses
selanjutnya adalah mengkonfigurasi ATA agar dapat terhubung
dengan VoIP server. Dibawah ini merupakan langkah-langkah
konfigurasi pada ATA Linksys PAP2T :
1. Setiap ATA memiliki alamat IP, Subnet, dan alamat Gateway
sendiri. Untuk mendapatkan alamat yang dimiliki oleh ATA
110
tersebut harus menggunakan telepon analog yang tersambung
dengan ATA Linksys PAP2T.
2. Tekan **** pada telepon analog, kemudian tekan 111# untuk
melakukan setting alamat IP ATA yang berada dalam satu
jaringan dengan VoIP server.
3. Tekan **** pada telepon analog, kemudian tekan 131# untuk
melakukan setting IP Gateway yang sama dengan IP Gateway
VoIP server.
4. Pada browser komputer masukkan alamat IP yang telah
disetting pada ATA, http://202.59.200.215 maka akan muncul
tampilan seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.20 Tampilan Menu Awal Konfigurasi ATA
111
5. Setelah itu klik “Admin Login” untuk masuk ke menu Admin.
Gambar 4.21 Tampilan Menu Konfigurasi ATA
6. Pada menu “System” lakukan konfigurasi seperti gambar di bawah ini :
Gambar 4.22 Tampilan Menu System
112
7. Kemudian pilih menu line 1, dan lakukan konfigurasi berikut :
• Line Enable = Yes
• SIP Port = 5060
• Proxy = 202.59.200.213 (merupakan alamat IP VoIP
server)
• Display Name : Extension 104
• Password = 104
• User ID = 104
• Preferred Codec = G711u
Gambar 4.23 Tampilan Menu Line 1
113
8. Jika telepon yang akan disambungkan ke ATA Linksys
PAP2T lebih dari satu, ulangi langkah nomor 7 tersebut pada
menu Line 2.
9. Setelah konfigurasi ATA Linksys PAP2T selesai tekan button
save setting dan tunggu beberapa saat agar telepon dapat
digunakan.
4.4 Pengujian Sistem
Setelah sistem diimplementasikan, tahap selanjutnya dilakukan pengujian untuk
dapat diketahui apakah sistem berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan awal.
Pengujian dilakukan dari berbagai aspek yang berbeda, diantaranya adalah sebagai
berikut :
4.4.1 Pengujian Fungsi Komunikasi
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kehandalan fungsi komunikasi
ditinjau dari beberapa aspek, seperti pengujian fungsi komunikasi pada LAN,
fungsi komunikasi pada jaringan yang berbeda, dan pengujian fitur telepon.
4.4.1.1 Pengujian Fungsi Komunikasi Pada LAN
Pengujian komunikasi yang dilakukan akan melihat apakah antar
user agent dapat mendukung protokol SIP. Pada pengujian ini user
Agent yang digunakan berupa hardphone (telepon analog yang
disambungkan dengan ATA) dan softphone (X-Lite).
114
Gambar 4.24 Topologi Jaringan Komunikasi Pada LAN
Softphone 1 akan menggunakan extension 101, softphone 2 akan
menggunakan extension 102, dan hardphone menggunakan extension
103. Hasil dari pengujian dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Komunikasi Antar User Agent Sebanyak 5
Kali Percobaan
Tujuan
Penelpon Softphone 1 Softphone 2 Hardphone
Softphone 1 Berhasil Berhasil
Softphone 2 Berhasil Berhasil
Hardphone Berhasil Berhasil
115
4.4.1.2 Pengujian Fungsi Komunikasi Pada Jaringan yang Berbeda
Pada pengujian komunikasi ini dilihat apakah antar user Agent
dapat mendukung protokol SIP dalam jaringan yang berbeda. User
Agent yang akan digunakan masih berupa hardphone (telepon analog
yang disambungkan dengan ATA) dan softphone (X-Lite).
Gambar 4.25 Topologi Jaringan Komunikasi Berbeda Jaringan
Pada gambar 4.25 di atas, komunikasi akan menggunakan router
sebagai penghubung dua jaringan yang berbeda (antara dua VoIP
server) dan memodelkan WAN. Extension yang disiapkan untuk
pengujian ini :
• Softphone 1 menggunakan extension 101
• Softphone 2 menggunakan extension 102
116
• Hardphone 1 menggunakan extension 103
• Softphone 3 menggunakan extension 201
• Softphone 4 menggunakan extension 202
• Hardphone 2 menggunakan extesiion 203
Hasil dari pengujian dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini :
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Komunikasi Antar User Agent Pada
Jaringan yang Berbeda
4.4.1.3 Pengujian Fitur Telepon
Pada pengujian fitur telepon akan diuji beberapa fitur yang telah
diimplementasikan ke dalam sistem, diantaranya call transfer, call
parking, call conference, dan voice mail. Pengujian ini dilakukan
secara terus menerus untuk mendapatkan hasil yang stabil, akan tetapi
pada penulisan ini data yang dimasukan sebanyak lima kali.
Tujuan
Penelpon Softphone 3 Softphone 4 Hardphone 2
Softphone 1 Berhasil Berhasil Berhasil
Softphone 2 Berhasil Berhasil Berhasil
Hardphone 1 Berhasil Berhasil Berhasil
117
Gambar 4.26 Topologi Jaringan Pengujian Fitur Telepon
Extension yang disiapkan untuk pengujian ini :
• Softphone 1 menggunakan extension 101
• Softphone 2 menggunakan extension 102
• Hardphone menggunakan extension 103
Dalam pengujian ini digunakan sebuah tools network analyser
wireshark, yang dapat menganalisa kinerja jaringan. Wireshark dapat
menangkap paket-pake data yang masuk dan keluar, serta melakukan
analisis terhadap paket-paket tersebut.
118
4.4.1.3.1 Pengujian Fitur Call Transfer
Pengujian pada fitur call transfer akan dilakukan
dengan dua cara yang akan melibatkan ketiga user agent,
baik berupa hardphone (telepon analog yang
disambungkan dengan ATA) ataupun softphone (X-Lite).
Pada pengujian pertama, softphone 1 akan
menghubungi hardphone, kemudian softphone 1 meminta
untuk di-transfer ke softphone 2. Untuk men-transfer
panggilan, hardphone akan menekan tombol ‘#’ hingga
terdengar suara “transfer”, dilanjutkan dengan menekan
nomer extension yang akan dituju. Hardphone secara
otomatis akan hang-up apabila proses transfer berhasil.
Saat proses transfer berjalan, softphone 1 akan
mendengar nada tunggu dan setelah proses transfer
berhasil, komunikasi softphone 1 dengan hardphone akan
terputus dan panggilan di alihkan ke softphone 2. Berikut
adalah grafik dari pengujian pertama :
119
Gambar 4.27 Signaling Protocol Call Transfer Pengujian Pertama
Pada pengujian kedua, softphone 1 akan
menghubungi softphone 2, yang selanjutnya softphone 2
akan men-transfer panggilan ke hardphone. Berikut
adalah grafik dari pengujian kedua :
120
Gambar 4.28 Signaling Protocol Call Transfer Pengujian Kedua
Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini :
121
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Fitur Call Transfer Selama Lima Kali
Dari kedua pengujian di atas, dapat disimpulkan
bahwa user agent dalam bentuk softphone maupun
hardphone dapat melakukan fitur call transfer.
4.4.1.3.2 Pengujian Fitur Call Parking
Pengujian pada fitur call parking akan dilakukan
dengan melibatkan ketiga user agent, baik berupa
hardphone (telepon analog yang disambungkan dengan
ATA) ataupun softphone (X-Lite).
Pada pengujian pertama, softphone 1 akan
menghubungi hardphone, kemudian hardphone akan
Tujuan
Penelpon
Hardphone
Softphone 2
Softphone 2
Hardphone
Softphone 1 Berhasil Berhasil
Softphone 1 Berhasil Berhasil
Softphone 1 Berhasil Berhasil
Softphone 1 Berhasil Berhasil
Softphone 1 Berhasil Berhasil
122
melakukan call parking dengan menekan tombol “#”
hingga terdengar suara “transfer”, setelah itu hardphone
memasukan nomor extension untuk call parking 500 untuk
mendapatkan nomor ruang parking. Nomor ruang parking
yang didapatkan oleh hardphone akan diberitahukan
kepada softphone 2. Softphone 2 akan menghubungi
nomor ruang parking tersebut sehingga akan terhubung
dengan softphone 1. Berikut adalah grafik dari pengujian
pertama :
123
Gambar 4.29 Signaling Protocol Call Parking Pengujian Pertama
Pada pengujian kedua, softphone 1 akan
menghubungi softphone 2, yang selanjutnya softphone 2
akan melakukan call parking dan memberikan nomor
ruang parking kepada hardphone. Berikut adalah grafik
dari pengujian kedua.
124
Gambar 4.30 Signaling Protocol Call Parking Pengujian Kedua
Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini :
125
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Fitur Call Parking Selama Lima Kali
Dari kedua pengujian di atas, dapat disimpulkan
bahwa user agent dalam bentuk softphone maupun
hardphone dapat melakukan fitur call parking.
4.4.1.3.3 Pengujian Fitur Call Conference
Pada pengujian fitur call conference, ketiga user
agent baik berupa hardphone (telepon analog yang
disambungkan dengan ATA) ataupun softphone (X-Lite),
akan melakukan panggilan ke extension call conference
300, dengan pin number 1111. Berikut adalah grafik dari
pengujian call conference :
Tujuan
Penelpon
Hardphone
Softphone 2
Softphone 2
Hardphone
Softphone 1 Berhasil Berhasil
Softphone 1 Berhasil Berhasil
Softphone 1 Berhasil Berhasil
Softphone 1 Berhasil Berhasil
Softphone 1 Berhasil Berhasil
126
Gambar 4.31 Signaling Protocol Call Conference
127
Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini :
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Fitur Call Conference Selama Lima Kali
4.4.1.3.4 Pengujian Fitur Voicemail
Pada pengujian fitur ini, softphone 1 akan
menghubungi softphone 2, setelah 20 detik panggilan
tersebut tidak dijawab softphone 1 akan masuk ke dalam
fitur Voicemail. Softphone 1 akan meninggalkan pesan
yang diakhiri dengan menekan tombol “#”. Apabila
softphone 2 ingin mendengarkan Voicemail, maka harus
Tujuan
Penelpon Call Extension 300, pin number 1111
Softphone 1, Softphone 2, Hardphone Berhasil
Softphone 1, Softphone 2, Hardphone Berhasil
Softphone 1, Softphone 2, Hardphone Berhasil
Softphone 1, Softphone 2, Hardphone Berhasil
Softphone 1, Softphone 2, Hardphone Berhasil
128
men-dial 9102 beserta password-nya. Berikut adalah
grafik dari pengujian fitur Voicemail.
Gambar 4.32 Signaling Protocol Fitur Voicemail
Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini :
129
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Fitur Voicemail Selama Lima Kali
4.4.3. Pengujian Penggunaan Bandwidth
Pengujian ini menggunakan dua codec, yaitu codec G.711a dan GSM
yang bertujuan untuk melihat besarnya kapasitas saluran yang akan
digunakan oleh kedua codec tersebut. Dalam pengujian ini menggunakan
network access sebagai penghubung ke dalam jaringan PT. BNA dan
menggunakan kapasitas saluran sebesar 64 Kbps.
Tujuan
Penelpon Softphone 2 Voicemail
Softphone 1 Berhasil
Softphone 1 Berhasil
Softphone 1 Berhasil
Softphone 1 Berhasil
Softphone 1 Berhasil
130
Gambar 4.33 Topologi Jaringan Pengujian Kapasitas Saluran WAN
Pada pengujian ini juga mengunakan tools wireshark untuk
mengetahui jumlah bandwidth yang digunakan saat paket suara
ditransmisikan. Pengujian ini dibagi menjadi enam, pengujian
pertama akan menguji koneksi dari hardphone (telepon analog yang
disambungkan dengan ATA) ke hardphone. Pengujian kedua dan
ketiga akan dilakukan koneksi dari hardphone ke softphone (X-Lite).
Pada pengujian keempat akan menguji koneksi dari softphone ke
softphone. Sementara itu pengujian kelima dan keenam akan menguji
dengan penggunaan fitur call conference.
131
Pengujian pertama, baik hardphone 1 maupun hardphone 2
menggunakan codec G.711a. Berikut hasil pengujian yang
didapatkan:
Gambar 4.34 Hasil Penggunaan Bandwidth dengan Codec
G.711a – G.711a
Pengujian kedua, hardphone menggunakan codec G.711a dan
softphone sebagai penerima telepon menggunakan codec GSM.
Berikut hasil pengujian yang didapatkan :
132
Gambar 4.35 Hasil Penggunaan Bandwidth dengan Codec
G.711a – GSM
133
Pengujian ketiga, softphone sebagai penelepon menggunakan
codec GSM dan hardphone sebagai penerima telepon menggunakan
codec G.711a. Berikut hasil pengujian yang didapatkan :
Gambar 4.36 Hasil Penggunaan Bandwidth dengan Codec
GSM – G.711a
134
Pengujian keempat, baik softphone 1 maupun softphone 2
menggunakan codec yang sama yaitu GSM. Berikut hasil pengujian
yang didapatkan :
Gambar 4.37 Hasil Penggunaan Bandwidth dengan Codec
GSM – GSM
135
Pengujian kelima, dengan fitur call conference, tiga user agent
menggunakan codec G.711a melakukan panggilan ke extension call
conference 300, dengan pin number 1111. Berikut hasil pengujian
yang didapatkan :
Gambar 4.38 Hasil Penggunaan Bandwidth fitur call conference
dengan Codec G.711a – G.711a
136
Pengujian keenam, dengan fitur call conference, tiga user agent
menggunakan codec GSM melakukan panggilan ke extension call
conference 300, dengan pin number 1111. Berikut hasil pengujian
yang didapatkan :
Gambar 4.39 Hasil Penggunaan Bandwidth fitur call conference
dengan Codec GSM - GSM
137
Tabel 4.8 Hasil Pengujian Pengggunaan Bandwidth dengan Codec G.711a dan
GSM Melalui Kapasitas Saluran 64 Kbps
Dari tabel hasil pengujian di atas dapat diketahui bahwa bila digunakan
kapasitas saluran sebesar 64 Kbps, maka :
• Suara yang dihasilkan pada komunikasi yang menggunakan codec
G.711a pada kedua sisi (penelpon dan ditelpon) memiliki kualitas
yang rendah.
• Penggunaan bandwidth paling besar terdapat pada komunikasi yang
menggunakan codec G.711a pada kedua sisi, yaitu sebesar 95 Kbps.
Pengukuran
Codec
yang Digunakan
Average
Packet/Second
Average
Bandwidth
(Mbit)/Second
Kualitas Suara
G.711a – G.711a 198.220 0.095 Rendah, Putus – Putus
G.711a – GSM 198.678 0.050 Baik
GSM – G711a 178.344 0.055 Baik
GSM – GSM 196.656 0.034 Baik
G.711a
(Call Conference) 251.270 0.298 Rendah, Putus - Putus
GSM
(Call Conference) 247.249 0.138 Rendah, Putus - Putus
138
• Kualitas suara pada komunikasi yang menggunakan codec GSM pada
kedua sisi terdengar baik.
• Sedangkan penggunaan bandwidth yang paling kecil terdapat pada
komunikasi dengan menggunakan codec GSM pada kedua sisi, yaitu
sebesar 34 Kbps.
Recommended