View
235
Download
6
Category
Preview:
Citation preview
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Investasi, Saham, Diversifikasi dan Portofolio
Investasi, saham, diversifikasi dan portofolio dalam adalah beberapa teori dasar yang
perlu diketahui oleh seorang investor, sebagai modal awal mereka untuk terjun dan
berkecimpung ke dalam dunia investasi saham atau portofolio. Investasi, saham,
diversifikasi dan portofolio merupakan istilah yang tidak asing lagi bagi mereka yang
telah lama berkecimpung di dalamnya. Bagi mereka-mereka yang ingin memulai
berinvestasi, sudah menjadi keputusan mutlak untuk mengetahui sedikit tentang teori
dasar tersebut. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahpahaman dan memudahkan
para investor baru untuk bertansaksi. Adapun penjelasan lebih terperinci dari beberapa
judul di atas akan dijelaskan dan dijabarkan pada sub judul di bawah ini:
2.1.1 Investasi
Menurut Erduardus (2001:3) investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau
sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh
sejumlah keuntungan di masa datang. Menurut Husnan (1998:3) investasi adalah
setiap pengguna dana dengan maksud memperoleh penghasilan. Investasi adalah
penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi yang efisien selama
periode waktu yang tertentu (Jogiyanto, 2000:5). Sedangkan menurut Halim investasi
(2003:2) adalah penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang
Universitas Sumatera Utara
Istilah dari investasi itu sendiri berkaitan dengan berbagai macam aktivitas.
Aktivitas investasi yang umum dilakukan adalah menginvestasikan sejumlah dana
pada aset riil seperti tanah, emas, mesin dan bangunan maupun aset-aset finansial
seperti deposito, saham ataupun obligasi. Pihak-pihak yang melakukan kegitan
investasi tersebut disebut investor.
Menurut Erduardus (2001:4) pada umumnya investor digolongkan menjadi
dua, yaitu investor individual yang terdiri dari individu-individu yang melakukan
aktivitas investasi dan investor institusional yang biasanya terdiri dari perusahaan-
perusahaan asuransi, lembaga penyimpanan dana (bank dan lembaga simpan-pinjam),
lembaga dana pensiun, maupun perusahaan investasi.
Dasar keputusan dari investor untuk melakukan investasi adalah tingkat
return yang diharapkan, tingkat risiko yang diterima dan hubungan antara return dan
risiko. Alasan utama seseorang berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan dan
dalam konteks manajemen investasi tingkat keuntungan investasi disebut return.
Sesuatu hal yang sangat wajar bila seorang investor menuntut tingkat return
yang maksimal dari investasi yang dilakukannya. Tetapi, ada hal penting yang harus
selalu dipertimbangkan oleh investor, hal itu adalah berapa besar risiko yang harus
ditanggung oleh seorang investor yang melakukan investasi. Umumnya semakin besar
risiko, maka semakin besar pula tingkat return yang diharapkan. Hubungan tingkat
risiko dan return yang diharapkan merupakan hubungan yang bersifat searah atau
linier. Artinya, semakin besar risiko suatu aset, semakin besar pula return yang
diharapkan atas aset tersebut, dan demikian sebaliknya.
2.1.2 Saham
Pasar adalah sebuah tempat bertemunya antara penjual dan pembeli. Seperti halnya
pasar tradisional yang memperdagangkan aneka jenis barang kebutuhan seperti beras,
cabai, telur, gula, minyak goreng dan semua kebutuhan sehari-hari lainnya. Pasar
modal juga merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli. Bedanya adalah di
Universitas Sumatera Utara
pasar tradisional menjual segala jenis kebutuhan sehari-hari dan secara fisik terjadi
pertemuan atau transaksi langsung antara si penjual dan si pembeli, sedangkan di
pasar modal yang diperdagangkan berupa sertifikat kepemilikan status perusahaan.
Sertifikat-sertifikat itulah disebut dengan saham.
Menurut Habib (2008:105) Saham adalah surat bukti kepemilikan atas suatu
perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (PT). Menurut Gitosudarmo (1999:265)
Sekuritas atau efek adalah surat berharga yang dapat diperjual belikan di pasar modal
primer maupun sekunder. Sedangkan menurut Thian Hin (2001:13) Saham yaitu surat
berharga yang merupakan bukti kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu
perusahaan.
Bagi investor, harga saham dan pergerakannya merupakan faktor penting
dalam investasi di pasar modal. Harga saham dikatakan tidak wajar apabila harganya
ditetapkan terlalu tinggi (overprice) ataupun terlalu rendah (Underprice). Melalui
penilaian saham inilah para investor akan bisa memutuskan untuk menentukan strategi
invetasi melalui keputusan untuk membeli, menjual atau mempertahankan saham
tertentu.
2.1.3 Diversifikasi
Cara konvensional dalam upaya menurunkan risiko investasi adalah dengan
melakukan langkah diversifikasi. Cara ini sampai sekarang masih merupakan cara
yang paling favorit. Pepatah asing mengatakan, “ use investors do not put all their
eggs into just one basket “. Jangan pernah menaruh telur dalam satu keranjang,arti
dari kata-kata tersebut adalah seorang investor disarankan menempatkan aset-aset
yang dimiliki ke dalam berbagai instrumen investasi yang berbeda. Untuk
menjalankan diversifikasi, persoalan yang sering muncul adalah strategi apa yang
harus dilakukan dan bagaimana mengatur porsi penempatan dana investasi.
Strategi diversifikasi sangat dibutuhkan oleh para investor. Tetapi dalam
kenyataannya, sangat sulit menentukan probabilitas suatu kejadian karena
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan ekonomi yang berubah-ubah. Dengan melakukan diversifikasi, akan
banyak peluang keuntungan yang dapat diraih. Akan tetapi, saat kondisi pasar dalam
keadaan melemah atau dalam kondisi yang tidak baik, melakukan diversifikasi tidak
akan efektif dan tidak akan mendapatkan hasil yang optimal apabila tidak dilakukan
secara efektif. (Habib,2008:142)
2.1.4 Portofolio
Menurut Habib (2008:149) portofolio merupakan kumpulan suatu aset yang
jumlahnya lebih dari satu. Misal, seorang investor memiliki 5 atau 10 saham, maka
investor tersebut bisa disebut memegang suatu portofolio. Portofolio secara harfiah
memiliki sekumpulan surat-surat. Teori ini didasarkan pada kenyataan bahwa pemilik
modal akan menginvestasikan uangnya kedalam berbagai jenis surat berharga dengan
tujuan mengurangi resiko.
Mengukur retrun atau risiko untuk sekuritas tunggal memang penting, tetapi
bagi manajer portofolio, retrun dan risiko seluruh sekuritas di dalam portofolio lebih
diperlukan. Perhitungan tingkat keuntungan yang diharapkan dari suatu portofolio
tidak lain merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat keuntungan yang diharapkan
masing-masing saham yang membentuk portofolio tersebut dinyatakan dalam rumus:
................................. (2.1)
di mana :
E(Rp) = tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio
E(Ri) = tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham i
Xi = proporsi dana yang ditempatkan pada saham i ( i = 1, 2, 3,..., n )
Selain menghitung return portofolio seorang investor juga harus menghitung
risiko yang mungkin akan terjadi. Risiko merupakan kondisi dimana investor
menerima keuntungan lebih kecil dari yang diharapkan. Untuk mengukur risiko
sebagai akibat dari ketidakpastian yang muncul, investor harus memahami konsep
Universitas Sumatera Utara
distribusi probabilitas. Menurut Habib (2008:139) Distribusi probabilitas adalah
himpunan yang mungkin terjadi dengan probabilitas yang terjadi. Salah satu
pengukuran risiko adalah deviasi standar atau varian yang merupakan kuadrat dari
deviasi standar.
...............................(2.2)
di mana:
Ri = keuntungan yang terjadi
E(R) = keuntungan yang diharapkan
Xi = probabilitas kejadian
Diversifikasi portofolio dapat juga diartikan sebagai pembentukan portofolio
sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi risiko portofolio tanpa mengorbankan
pengembalian yang dihasilkan. Portofolio diartikan sebagai serangkaian kombinasi
beberapa aktiva yang diinvestasi dan dipegang oleh pemodal, baik perorangan
maupun lembaga. Pembentukan portofolio berangkat dari usaha diversifikasi investasi
guna mengurangi risiko. Terbukti bahwa semakin banyak jenis efek yang
dikumpulkan dalam keranjang portofolio maka risiko kerugian saham yang satu dapat
dinetralisir oleh keuntungan yang diperoleh dari saham lain.
Menurut Sunaryah (2004:195) Tujuan dari pembentukan portofolio adalah:
1. Pada risiko tertentu berusaha mencapai keuntungan semaksimal mungkin.
2. Pada tingkat keuntungan tertentu berusaha mencapai risiko yang minimal.
Prinsip portofolio, selain untuk menghindari (minimalkan) risiko, juga untuk
memaksimalkan hasil, sebab tidak semua jenis investasi keuntungan akan meningkat
bila kita menambahkan modal. Jangan menggunakan seluruh uang anda miliki untuk
membeli satu jenis saham. Belilah berbagai saham untuk memaksimalkan hasil dan
meminimalkan risiko.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Analisis Teknikal
Pengambilan keputusan investor untuk melakukan investasi pada saham selalu
mempertimbangkan faktor perolehan dan risiko. Risiko diidentifikasikan dengan
fluktuasi atau ketidakpastian. Walaupun pertumbuhan dari perolehan diinginkan,
tetapi fluktuasi tajam yang memunculkan risiko tinggi selalu diupayakan ditekan.
Analisis saham dibutuhkan untuk menentukan kelas risiko dan perolehan
surat berharga sebagai dasar keputusan investasi. Analisis tersebut dilakukan dengan
dasar sejumlah informasi yang diterima investor atas suatu jenis saham tertentu.
Keputusan investasi akan berbeda apabila merupakan hasil analisis yang berbeda, dari
susunan informasi yang berbeda, selama dengan kondisi yang berbeda dengan
preferensi risiko yang relevan untuk berbagai investor. Ada dua jenis analisis saham,
salah satunya adalah analisis teknikal. Penjabaran lebih rinci tentang analisis teknikal
akan dijelaskan dan dijabarkan pada sub judul dibawah ini :
2.2.1 Pengertian Analisis Teknikal
Agar tidak keliru membuat keputusan, maka paling tidak seorang investor mengerti
patokan harga saham dan fluktuasi harga saham, apakah saham yang diinginkan layak
untuk dibeli. Analisis yang digunakan untuk memprediksi harga saham disebut
analisis teknikal. Menurut Habib (2008:165) Analisis teknikal ini memakai data runtut
waktu. Artinya, data itu berasal dari data harga saham atau volume yang dikumpulkan,
dicatat dan diobservasi sepanjang waktu secara berurutan. Menurut Stuart Frost
(dalam Fakhruddin dkk, 2001:21) Analisis teknikal adalah studi tentang gerak harga
yang juga mencangkup volume dan hal lain yang lebih luas.
Analisis teknikal tidak mencoba untuk menjelaskan mengapa harga bergerak
seperti yang akan terjadi. Tujuan dari analisis teknikal adalah memperhitungkan
supply dan demand dari sebuah saham sehingga dapat diprediksi. Analisis teknikal
berusaha untuk mendeteksi perilaku pasar yang dapat diidentifikasi karena pernah
Universitas Sumatera Utara
terjadi sebelumnya dan sesuai dengan indikator teknis yang digunakan utnuk
memprediksi harga yang akan datang.
2.2.2 Asumsi Dalam Analisis Teknikal
Data yang didapatkan diolah menggunakan formula tau indikator-indikator, dan
kemudian digunakan sebagai model pengambilan keputusan untuk memprediksi
tingkat harga mendatang dan pergerakannya. Menurut Murphy (dalam Habib
2008:166) dalam pendekatan analisis teknikal terdapat 3 landasan pokok, yaitu:
1. Harga merupakan puncak dari seluruh kekuatan pasar
Hal ini merupakan suatu kemungkinan yang melandasi analisa teknikal. Apabila
penawaran lebih tinggi dibandingkan permintaan, maka harga akan jatuh dan
apabila penawaran lebih rendah dibandingkan permintaan, maka harga akan
meningkat.
2. Harga akan bergerak dalam tren
Harga saham akan bergerak sesuai dengan keadaan pasar, seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya. Apabila suatu harga saham telah bergerak baik naik
ataupun turun maka harga saham tersebut untuk selanjutnya akan mengikuti pola
sebelumnya sampai berita atau isu yang terbaru ada.
3. Pola pengulangan perilaku pasar
Adanya fenomena psikologi perilaku pasar yang berulang-ulang sejak zaman
dahulu hingga sekarang, yang tercermin pada pola harga saham, membuat para
pelaku pasar percaya bahwa gerakan harga saham mempunyai pola tertentu dan
akan berulang-ulang.
2.2.3 Klasifikasi Analisis Teknikal
Secara umum, analisis teknikal digolongkan ke dalam beberapa kelas yang dapat
diamati secara lengkap pada diagram Gambar 2.1 di bawah ini. Penggolongan analisis
teknikal pada 2 kelas utama dibedakan sebagai berikut (Fakruddin dkk, 2001:25) :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Klasifikasi Analisis Teknikal
Dari bagan di atas dapat diketahui bagian-bagian dari analisis teknikal itu
sendiri. Adapun penjelasan tiap-tiap bagian adalah sebagai berikut:
1. Analisis Teknikal Klasik
Pengguna analisis teknikal ini biasa disebut sebagai chartist. Penggunanya percaya
bahwa tren dan sinyal aksi pasar suatu saham dapat diperoleh berdasarkan bentuk dan
pola tertentu dari grafik harga saham. Bentuk lain dari analisis ini adalah penggunaan
garis-garis penganalisis yang diaplikasikan pada grafik harga menurut opini individual
masing-masing pengguna. Mengingat sifat-nya yang sangat subyektif, maka analisis
ini lebih banyak mengandung seni/art dari pada unsur ilmiahnya. Kelompok analis ini
dapat digolongkan ke dalam penganalisis garis gerak harga dan penganalisis pola
2. Analisis Teknikal Modern
Pengguna analisis ini biasa juga disebut sebagai technician. Penggunanya percaya
bah-wa tren dan sinyal aksi pasar suatu saham dapat diperoleh berdasarkan pola grafik
yang di-tentukan atau diindikasikan dari perhitungan kuantitatif, bukan interpretasi
subyektif terhadap suatu bentuk dan pola grafik. Mengingat sifatnya yang bersifat
kuantitatif, maka metode ini secara ilmiah bisa diuji kemampuan dan kinerjanya
dalam menghasilkan keuntungan bagi investor.
Analisis Teknikal Modern
Line Studies
Chart Pattern
Trend Following Indicator
Ocillator Indicator
Miscellaneous Indicator
Analisis Teknikal Klasik
Analisis Teknikal
Universitas Sumatera Utara
Dalam analisis teknikal modern istilah indikator sering ditemui, sebuah
indikator adalah sekumpulan (time series), data (data point) yang dihasilkan dari
penggunaan sebuah formula terhadap data harga suatu sekuritas. Data harga tersebut
dapat berupa kombinasi dari harga pembukaan (open), tertinggi (high), terendah (low),
atau penutupan (close) dalam sebuah rentang periode. Sebuah indicator menawarkan
sebuah perspektif yang berbeda-beda dari cara menganalisis sebuah pergerakan harga
saham. Berdasarkan kompleksitas dari formula yang digunakan, indikator dapat
menyajikan perspektif yang unik dalam menilai aksi pergerakan harga.
(http://elearning.gunadarma.ac.id,2010)
Kelebihan analisis teknikal adalah :
a. Analisis teknikal bisa diaplikasikan pada semua jenis surat berharga atau sekuritas
pada market manapun. Selama sekuritas tersebut memiliki data historis dengan
waktu yang beruntun dan bisa digambarkan grafik dari runtutan waktu tersebut,
maka sekuritas ter-sebut pasti bisa dianalisis dengan analisis teknikal.
b. Analisis teknikal dapat menentukan waktu beli dan jual saham.
c. Analisis teknikal dapat diterapkan untuk berbagai dimensi waktu, baik harian,
minggu-an, maupun untuk jangka waktu yang lebih panjang.
d. Analisis teknikal dapat memberikan return yang tinggi hanya denagn mempelajari
adanya suatu perubahan tertentu pada market sebelum bergerak menuju
keseimbangan baru.
Secara garis besar ada 3 jenis indikator yang merupakan bagian dari analisis
teknikal modern seperti pada bagan di atas yaitu:
a. Price Momentum Indicator (Oscillator) : Jenis indikator ini digunakan untuk
mengidentifikasi situasi oversold atau overbought. Momentum indikator juga
digunakan untuk melihat apakah suatu trend masih akan berlanjut atau semakin
melemah. Contoh indikator: Stochastic Oscillator, Relative Strength Index (RSI),
CommodityChannel Index (CCI)
b. Trend Following Indicator : Indikator ini digunakan untuk mengidentifikasi awal
dan akhir suatu trend atau kapan suatu trend akan berubah sehingga dapat
diketahui kapan waktu terbaik untuk membuka dan menutup posisi. Contoh
Universitas Sumatera Utara
indikator: Moving Average (MA), Moving Average Convergence Divergence
(MACD), Directional Movements Index (DMI), Parabolic SAR
c. Volatility Indicator : Indikator ini digunakan untuk melihat kekuatan pasar yang
dilihat dari fluktuasi harga dalam satu periode waktu tertentu. Pasar dikatakan
memiliki volatility yang tinggi jika pergerakan harga berlangsung naik turun
secara tajam atau sangat fluktuatif di mana terjadi selisih harga yang besar antara
harga tertinggi dan terendah. Contoh indikator: Bollinger Bands
2.2.4 Indikator Teknikal
Indikator teknikal adalah suatu metode kuantitatif atau formula untuk tujuan prediksi
pergerakan harga saham dengan cara mengelola data saham dari serangkaian
pergerakan harga saham sebelumnya yang diaplikasikan dalam bentuk titik-titik data
digrafik. (Hendarto,2005:87). Rangkaian titik data pada periode waktu tertentu
diperlukan untuk mendapatkan referensi yang valid dalam analisis. Dengan adanya
periode waktu, perbandingan dapat dilakukan antara situasi saat ini dengan situasi
masa lalu. Ada beberapa alat bantu indikator yang bisa dipakai, yang beberapa di
antaranya akan dijelaskan berikut ini:
2.2.4.1 Simple Moving Average
Menurut Habib (2008:214) SMA dihitung dengan menggunakan metode rata-rata ukur
(arithmetic mean). Hitungan SMA dengan cara menjumlahkan seluruh harga saham
(data), lalu dibagi dengan periode waktu dan hasilnya digunakan untuk meramal
periode selanjutnya. Menurut Hendarto (2005:94) Metode SMA ini termasuk dalam
kategori Lagging indikator dan garis-garis yang dihasilkan selalu menunjukkan
‘bayang-bayang’ dari harga sebenarnya. Menurut Habibi (2008,210) Formula MA
adalah:
.......................................(2.3)
Universitas Sumatera Utara
di mana:
Yt = harga saham
n = parameter
Beberapa aturan-aturan umum yang harus diperhatikan dalam analisa
moving average adalah :
SMA > Data Aktual berarti signal bearish, harga akan turun
SMA < Data Aktual berarti signal bullish, harga akan naik
2.2.4.5 Relative Strenght Index
Menurut Habib (2008:226) Tujuan RSI adalah untuk membentuk garis momentum
dan menjaga kestabilan. Selain itu RSI juga berfungsi untuk membaca overbought dan
oversold. Overbought adalah kondisi yang menandakan bahwa saham dihargai terlalu
tinggi dan akan mengalami penurunan disarankan pada investor untuk menjual saham
(sinyal jual) dan oversold adalah kondisi yang menandakan bahwa saham dihargai
terlalu rendah dan akan mengalami peningkatan disarankan pada investor untuk
membeli saham (sinyal beli), Formula RSI adalah:
......................................................(2.4)
di mana:
Nilai dari rata-rata saat harga saham naik dan rata-rata harga saham turun
didapat dengan menggunakan rumus dari exponential moving average (EMA).
Sebagai stance, apabila RSI mencapai puncak dan diprediksi harga saham akan turun,
disarankan untuk keluar pasar. Apabila RSI menunjukkan titik rendahnya dan
diprediksi harga saham akan naik, maka disarankan untuk masuk pasar.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4.6 Bollinger Bands
Menurut Habib (2008:199) Ide dasar bollinger band adalah standar deviasi. Data BB
bisa memakai SMA, EMA dan WMA. Bolingger band terdiri dari 3 garis utama. Garis
teratas di namakan upper band, garis tengah di namakan middle band dan yang paling
bawah disebut lower band. Middle band sendiri sebenarnya adalah simple moving
average, sementara upper dan lower band adalah 2 kali standar deviasi dari middle
band. BB bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pergerakan harga saham
mengalami penyimpangan. Sinyal yang dipakai adalah apabila harga saham mendekati
atau di bawah garis batas bawah, hal itu mengindikasikan sinyal untuk masuk pasar
dan begitu sebaliknya. Formula BB:
............................... (2.5)
.............................. (2.6)
di mana:
x = nilai harga saham(data dari SMA,EMA atau WMA)
= standar deviasi
2.3 Multi Agent
Penelitian dan pengembangan agent dan multi agent system (MAS) sudah dimulai
sekitar 20 tahun yang lalu, berawal dari suatu cabang ilmu artificial intelligence (AI)
yang bernama distributed artificial intelligence (DAI). Di bawah ini akan dijelaskan
tentang agent dan multi agent system. Pengorganisasiannya adalah sebagai berikut:
Penjelasan dimulai definisi agent, dan multi agent system dengan tujuan supaya bisa
menyamakan persepsi awal tentang agent yang dibicarakan.
Setelah juga dijelaskan secara lengkap tentang karakteristik, dan kemudian
masuk ke bagian arsitektur agent, akan dibahas tentang arsitektur umum yang dipakai
untuk pengembangan agent dan multi agent system.
Universitas Sumatera Utara
2.3.1 Pengertian Agent dan Multi Agent
Menurut kamus Webster’s New World Dictionary (Guralnik dalam Romi), agent
didefinisikan sebagai: A person or thing that acts or is capable of acting or is
empowered to act, for another. Menurut Romi (http://ilmukomputer.org,2010) dari
defenisi agent tersebut ada dua point yang bisa ambil:
1. Agent mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu tugas/pekerjaan.
2. Agent melakukan suatu tugas/pekerjaan dalam kapasitas untuk sesuatu, atau untuk
orang lain.
Ditarik dari point-point diatas Caglayan (http://ilmukomputer.org,2010)
mendefinisikan software agent sebagai: Suatu entitas software komputer yang
memungkinkan user (pengguna) untuk mendelegasikan tugas kepadanya secara
mandiri (autonomously). Kemudian beberapa peneliti lain menambahkan satu point
lagi, yaitu bahwa agent harus bisa berjalan dalam kerangka lingkungan jaringan
(network environment) (Brenner et. al, dalam Romi). Definisi agent dari para peneliti
lain pada hakekatnya adalah senada, meskipun ada yang menambahkan atribut dan
karakteristik agent ke dalam definisinya.
Pendekatan berbasis agent dapat mempermudah analisa-analisa yang rumit
dengan memecah permasalahan menjadi beberapa bagian dan menugaskan
penyelesaian bagian-bagian permasalahan tersebut kepada beberapa agent sesuai
dengan keahlian masing-masing agent. Agent memiliki kecerdasannya sendiri, mampu
bertukar informasi dan bekerja sama dengan agent lain, dan selalu berusaha
menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya.
Jika banyak hal yang harus ditangani dalam sebuah sistem, maka dibutuhkan
banyak orang yang mengerjakannya. Begitu juga dengan agent, karena banyaknya
analisa yang perlu dipertimbangkan dalam menyelesaikan masalah maka diperlukan
sebuah sistem. Dalam perkembangan aplikasi dan penelitian tentang agent,
bagaimanapun juga dalam suatu komunitas sebuah sistem tidak dapat dihindari akan
dibutuhkannya lebih dari satu agent, seiring dengan semakin kompleksnya tugas yang
dikerjakan oleh sistem tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Romi (http://ilmukomputer.org,2010) Paradigma pengembangan
sistem dimana dalam suatu komunitas sistem terdapat beberapa agent, yang saling
berinteraksi, bernegosiasi dan berkoordinasi satu sama lain dalam menjalankan
pekerjaan, disebut dengan multi agent system (MAS).
2.3.2 Karakteristik Agent
Menurut Romi (http://ilmukomputer.org,2010) Karakteristik yang dimiliki oleh agent-
agent yang ada pada saat ini adalah:
1. Autonomy: Agent dapat melakukan tugas secara mandiri dan tidak dipengaruhi
secara langsung oleh user, agent lain ataupun oleh lingkungan (environment).
Untuk mencapai tujuan dalam melakukan tugasnya secara mandiri, agent harus
memiliki kemampuan kontrol terhadap setiap aksi yang mereka perbuat, baik aksi
keluar maupun kedalam
2. Intelligence, Reasoning, dan Learning: Setiap agent harus mempunyai standar
minimum untuk bisa disebut agent, yaitu intelegensi (intelligence). Dalam konsep
intelligence, ada tiga komponen yang harus dimiliki: internal knowledge base,
kemampuan reasoning berdasar pada knowledge base yang dimiliki, dan
kemampuan learning untuk beradaptasi dalam perubahan lingkungan.
3. Delegation: Sesuai dengan namanya dan seperti yang sudah dibahas pada bagian
definisi, agent bergerak dalam kerangka menjalankan tugas yang diperintahkan
oleh user. Fenomena pendelegasian (delegation) ini adalah karakteristik utama
suatu program disebut agent.
4. Reactivity: Karakteristik agent yang lain adalah kemampuan untuk bisa cepat
beradaptasi dengan adanya perubahan informasi yang ada dalam suatu lingkungan
(enviornment). Lingkungan itu bisa mencakup: agent lain, user, adanya informasi
dari luar, dsb
5. Proactivity dan Goal-Oriented: Sifat proactivity boleh dikatakan adalah kelanjutan
dari sifat reactivity. Agent tidak hanya dituntut bisa beradaptasi terhadap
perubahan lingkungan, tetapi juga harus mengambil inisiatif langkah penyelesaian
apa yang harus diambil. Untuk itu agent harus didesain memiliki tujuan (goal)
Universitas Sumatera Utara
yang jelas, dan selalu berorientasi kepada tujuan yang diembannya (goal-
oriented).
6. Communication and Coordination Capability: Agent harus memiliki kemampuan
berkomunikasi dengan user dan juga agent lain. Masalah komunikasi dengan user
adalah masuk ke masalah user interface dan perangkatnya, sedangkan masalah
komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi dengan agent lain adalah masalah sentral
penelitian Multi Agent System (MAS)
2.3.3 Arsitektur Agent
Arsitektur agent adalah cara kerja dari agent itu sendiri. Seperti yang telah dibahas
sebelumnya bahwa agent itu harus memiliki kemampuan untuk mengenal dan
menerima infomasi dari luar (perception), dan dengan intelligent dari agent itu sendiri
selanjutnya melakukan aksi (action). Arsitektur agent dapat dijelaskan menjadi
beberapa konsep secara fundamental dan umum. (http://ilmukomputer.org,2010)
Menurut Romi Agent dalam konsepsi black-box bisa divisualisasikan
sebagai berikut (http://ilmukomputer.org,2010):
1. Agent mendapatkan input atau perception terhadap suatu masalah,
2. Kemudian bagian intelligent processing mengolah input tersebut sehingga bisa
menghasilkan output berupa action
Gambar 2.2 Agent Secara Black-box
Dalam konsepsi black-box, arsitektur software agent bisa diterima oleh
semua peneliti, karena arsitektur tersebut bersifat sangat umum dan memungkinkan
mencakup semua jenis agent. Tahap berikutnya adalah, berdasar pada konsep black-
box ini harus difikirkan proses kerja apa saja yang harus dimasukkan ke dalam
intelligent processing. Salah satu model menggambarkan isi dari intelligent
Universitas Sumatera Utara
processing untuk agent, ada pun isi tersebut adalah: interaction, information fusion,
information processing dan action yang bisa dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 2.3 Proses Kerja Agent
Apapun keterangan dari gambar di atas adalah (http://ilmukomputer.org,2010):
1. Software agent memiliki modul interaksi (interaction module) yang berguna untuk
melakukan komunikasi (communication), koordinasi (coordination) dan kooperasi
(cooperation) dengan lingkungannya. Lingkungan (environment) dari agent bisa
berwujud agent lain, user atau pengguna, ataupun berupa sumber-sumber
informasi (information sources). Agent menggunakan modul interaksi untuk
mendapatkan informasi dari lingkungan dan juga untuk melakukan aksi. Oleh
karena itu modul interaksi disediakan dalam level input (perception) dan output
(action) (Gambar 2.9).
2. Informasi-informasi yang didapat dari proses interaksi dikumpulkan dalam suatu
tahapan klasifikasi (ontology) yang tepat dalam knowledge-base. Misalnya
informasi hasil interaksi dengan agent lain, tentu mempunyai karakteristik dan
format yang lain dengan informasi yang didapat dari user (pengguna). Disinilah
perlu dikembangkan strategi dan ontologi yang tepat untuk menyusun informasi
informasi yang masuk. Tahapan ini disebut dengan information fusion (Gambar
2.9).
3. Kemudian tahapan berikutnya adalah tahapan pengolahan informasi (information
processing). Seperti dijelaskan sebelumnya, agent mempunyai tujuan (goal)
berhubungan dengan tugas yang dibebankan kepadanya. Tujuan pengolahan
informasi disini adalah untuk membuat interpretasi terhadap informasi yang ada
supaya dengan itu agent bisa berorientasi ke tujuan (goal-oriented) yang
dibebankan kepadanya. Meskipun tentu saja untuk mencapai tujuan yang ingin
dicapai, harus melewati tahapan-tahapan proses seperti planning, scedulling, dsb.
Universitas Sumatera Utara
4. Tahapan berikutnya adalah melakukan aksi (action) berdasarkan kepada tujuan
(goal), planning, dan scedulling yang ada pada agent. Seperti sudah dijelaskan
diatas, agent melakukan aksi dalam lingkungannya, sehingga bagaimanapun juga
dia harus tetap memanfaatkan module interaksi (interaction module) dalam
aksinya.
2.4 Bayesian Network
Model bayesian network memanfaatkan teorema probabilitas yaitu teorema bayes
sebagai landasan utamanya. Bayesian network menghadirkan pendekatan lebih
fleksibel untuk memodelkan peluang kelas bersyarat ( )YXP . Sebagai ganti
mensyaratkan seluruh atribut untuk independen secara bersyarat dengan kelas yang
diberikan, pendekatan ini menspesifikasi pasangan atribut yang independen secara
bersyarat. Dibawah ini akan dijelasan lebih rinci tentang teorema bayes dan bayesian
network.
2.4.1 Teorema Bayes
Sebelum lebih jauh mengenal bayesian terlebih dahulu harus kenal lebih dalam
dengan teorema bayes, yang menjadi landasan utama dalam pendekatan bayesian.
Pertama harus berkenalan dulu dengan Thomas Bayes, seorang pendeta dan
matematikawan berkebangsaan Inggris, yang pertama kali mengemukakan teorema
bayes. Dalam tulisannya yang diterbitkan tahun 1763, 3 tahun setelah kematiannya,
bayes memperkenalkan sebuah versi dari persamaan beberapa probabilitas yang
sekarang dikenal sebagai teorema bayes. Saat paper tersebut pertama kali terbit, hanya
ada sedikit ekspektasi bahwa persamaan sederhana ini bisa memecahkan banyak
permasalahan dalam teori peluang. Namun siapa sangka jika dua ratus tahun
kemudian, teorema bayes telah menjadi sesuatu yang penting dan saat ini menjadi
dasar bagi inferensi statistik Bayesian (http://www.cert.or.id,2010).
Universitas Sumatera Utara
Penerapan teorema bayes pada hakikatnya adalah pendekatan secara
subjektif, dimana pendekatan semacam ini dilakukan melalui pengamatan berdasarkan
sampel, tes, hipotesis, analisa regresi dan lain-lain. Inti dari teorema bayes ialah suatu
penelitian yang cermat tentang tindakan apa atau alternatif tindakan apa yang tersedia,
sesudah itu dilanjut dengan mempertimbangkan resiko (untung/rugi) untuk tiap
keadaan yang bakal terjadi di masa depan (http://library.usu.ac.id,2010).
Teorema bayes adalah sebuah metode untuk mencari sebuah kemungkinan
kejadian baru dari kejadian-kejadian yang sudah diketahui sebelumnya. Antara
teorema bayes dengan teori peluang terdapat hubungan yang sangat erat, karena untuk
membuktikan Teorema Bayes tidak terlepas dari penggunaan teori peluang, dengan
kata lain teori peluang adalah konsep dasar bagi teorema bayes
(http://library.usu.ac.id,2010).
Untuk memahami teorema bayes, harus pahami dulu peluang bersyarat.
Sekarang pikirkan permasalahan ini: jika kita tahu suatu event (peristiwa) telah terjadi,
apakah akan mempengaruhi peluang terjadinya event yang lain? Misal terdapat dua
event A dan B yang saling berpotongan seperti digambarkan dalam diagram Venn di
bawah ini.
Gambar 2.4 Diagram Venn dua event A dan B dalam U (semesta)
Daerah perpotongan disebut irisan, dimana seluruh elemennya adalah
anggota A sekaligus anggota B. Misal A telah terjadi lebih dulu, maka seluruh
kemungkinan di luar peristiwa A menjadi tidak mungkin. Sekarang hanya
memperhatikan seluruh hasil yang hanya ada di dalam event A, digambarkan sebagai
berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.5 U setelah A terjadi
Dari gambar di atas dapat dihat bahwa bagian peristiwa B yang masih
relevan (masih mungkin terjadi) setelah peristiwa A terjadi hanyalah B yang ada di
dalam A. Dengan demikian peluang terjadinya dua peristiwa berturut-turut, dimana A
terjadi lebih dulu lalu B menyusul terjadi adalah:
........................................(2.7)
Dan sekarang misal peristiwa itu dibalik menjadi event B terjadi lebih dulu
baru kemudian event B menyusul terjadi. Maka peluang terjadinya B dengan syarat A
terjadi lebih dulu adalah:
.......................................(2.8)
dimana kita tahu bahwa dalam teori himpunan P(A B) = P(B A) (sifat komutatif),
sehingga diperoleh hubungan antara probabilitas kejadian bersyarat antara A dengan B
secara bolak-balik:
; P(B) ≠ 0 ......................(2.9)
)()()|()|(
BPAPABPBAP =
Universitas Sumatera Utara
Dari teori himpunan juga kita tahu bahwa B = ( A ∩ B ) U ( Ac ∩ B ) dimana
( A ∩ B ) dan ( Ac ∩ B ) adalah disjoint (saling bebas, tidak saling berpotongan), maka
Dengan menggunakan probabilitas bersyarat:
P(B) = P[(A ∩ B) U (Ac ∩ B)]
P(B) = P(A ∩ B) U P(Ac ∩ B)
P(B) = P(A ∩ B) + P(Ac ∩ B)
P(B) = P(A) P + P (Ac) P
sehingga disubtitusikan ke persamaan diatas menjadi:
............................................(2.10)
Hasil diatas adalah bentuk dasar dari teorema bayes.
Yang menjadi catatan diatas bahwa A dan Ac adalah partisi dari semesta
sedemikian hingga A U Ac = S dan A dan Ac adalah disjoint. Sehingga seandainya
pun semesta himpunan dipartisi sejumlah n partisi sedemikian hingga.
Peristiwa A1, A2, …., An merupakan suatu partisi dari ruang sampel S
dengan P(Ai)≠0 untuk i=1,2,…,n maka setiap peristiwa B anggota S berlaku
.................................................(2.11)
maka persamaan teorema bayes diatas disesuaikan menjadi:
...........................................(2.12)
Lebih jelasnya lihat ilustrasi di bawah ini:
Misal S=A1 + A2 + A3 + A4, yang berarti semesta S dipartisi menjadi empat
partisi, kemudian didalam S juga terdapat event B. Digambarkan sebagai berikut:
)A|P(B )(A P + A)|P(B P(A))()|()|( cc
APABPBAP =
∑ ∑= =
=∩=k
i
k
iiii ABPAPBAPBP
1 1)|()()()(
∑∑==
=∩
= k
iiii
k
iABPAP
APABP
BAP
APABPBAP
11)|()(
)()|(
)(
)()|()|(
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.6 Empat event Ai yang mempartisi S dan satu event B
Misal event B terjadi lebih dulu, sehingga seluruh kemungkinan event di luar
B menjadi tidak mungkin terjadi. Sehingga diilustrasikan sebagai berikut:
Gambar 2.7 Semesta terpotong setelah event B terjadi
Bila ingin mengetahui probabilitas dari P(A1|B), P(A2|B)…., P(An|B) maka
dapat digunakan rumus sebagai berikut :
........(2.13)
Contoh :
Suatu generator telekomunikasi nirkabel mempunyai 3 pilihan tempat untuk
membangun pemancar sinyal yaitu di daerah tengah kota, daerah kaki bukit di kota itu
dan derah tepi pantai, dengan masing-masing mempunyai peluang 0.2; 0.3 dan 0.5.
Bila pemancar dibangun di tengah kota, peluang terjadi ganguan sinyal adalah 0.05.
Bila pemancar dibangun di kaki bukit, peluang terjadinya ganguan sinyal adalah
0.06.Bila pemancar dibangun di tepi pantai, pelaung ganguan sinyal adalah 0.08.
nrABPAP
ABPAP
BAP
ABPBAP n
iii
rrn
ii
r ,..2,1;)|()(
)|()(
)(
)()|(
11
==∩
∩=
∑∑==
Universitas Sumatera Utara
a. Berapakah peluang terjadinya ganguan sinyal?
b. Bila diketahui telah terjadinya gangguan pada banyak sinyal, berapa peluang
bahwa operator tersebut ternyata telah membangun pemancar di tepi pantai?
Jawab:
Misal:
A = Terjadi ganguan sinyal
B1 = Pemancar dibangun di tengah kota
B2 = Pemancar dibangun di kaki bukit
B3 = Pemancar dibangun di tepi pantai
Maka :
a. Peluang terjadinya ganguan sinyal
P(A) = P(B1)P(A|B1)+P(B2)P(A|B2)+P(B3)P(A|B3)
= (0,2).(0.05)+(0.3)(0.06)+(0.5)(0.08)=0.001+0.018+0.04=0.068
b. Diketahui telah terjadi ganguan pada sinyal, maka peluang bahwa operator
ternyata telah membangun pemancar di tepi pantai:
Dapat dinyatakan dengan: “Peluang bersyarat bahwa operator membangun
pemancar di tepi pantai bila diketahui telah terjadi ganguan sinyal”:
3.4.2 Bayesian Network
Sebelum mendeskripsikan bagaimana teorema bayes digunakan untuk klasifikasi,
disusun masalah klasifikasi dari sudut pandang statistik. Jika X melambangkan set
atribut data dan Y melambangkan kelas variabel. Jika variabel kelas memiliki
hubungan non deterministic dengan atribut, maka dapat diperlakukan X dan Y
sebagai variabel acak dan menangkap hubungan peluang menggunakan ( )XYP .
588.0068.0/))08.0)(5.0(()(
)|()()(
)()|( 333
3
==
=∩
=AP
BAPBPAP
BAPABP
Universitas Sumatera Utara
Peluang bersyarat ini juga dikenal dengan posterior peluang untuk Y , dan sebaliknya
peluang prior ( )YP (http://www.cert.or.id,2010).
Bayesian network merupakan pendekatan yang lebih fleksibel untuk
memodelkan peluang kelas bersyarat ( )YXP . Sebagai ganti mensyaratkan seluruh
atribut untuk independen secara bersyarat dengan kelas yang diberikan, pendekatan ini
menspesifikasi pasangan atribut yang independen secara bersyarat, kemudian
merepresentasikan dan membangun model peluang tersebut, lalu diikuti dengan
bagaimana membuat inferences dari model tersebut.
Teorema Bayesian dilandaskan pada ide-ide berikut:
1. Ketidak yakinan akan nilai sebenarnya dari parameter, maka parameter dianggap
sebagai suatu random variabel.
2. Aturan probabilitas digunakan secara langsung untuk melakukan inferens tentang
parameter.
3. Pernyataan probabilitas tentang parameter diinterpretasikan sebagai “derajat
kepercayaan”. Distribusi prior adalah subyektif. Setiap orang bisa memilih
priornya sendiri, yang mengandung bobot relatif yang diberikannya pada
parameter tersebut, yang mengukur bagaimana sejauh mana bisa
diterima/dipercaya setiap parameter tersebut sebelum percobaan.
4. Setelah itu menyesuaikan kepercayaan/penerimaan pada parameter tersebut
setelah memperoleh data dengan menggunakan teorema bayes, sehingga akan
menghasilkan distribusi posterior, yang memberikan bobot relatif tiap parameter
setelah data dianalisis. Distribusi posterior diperoleh dari dua sumber, yaitu:
distribusi prior dan data pengamatan.
Dengan pendekatan bayesian ini bisa dibuat pernyataan probabilitas dari
parameter karena memang parameter adalah random variabel. P(a < θ ≤ b) = 0 .9 5
memang berarti peluang nilai parameter θ berada pada interval [a,b] dengan syarat
data seperti pada data observasi adalah 95 persen. Hanya dengan teorema bayes bisa
secara konsisten memperbaiki kepercayaan pada parameter berdasarkan data yang
benar-benar terjadi. Selain itu pendekatan bayesian sangat bermanfaat dalam
Universitas Sumatera Utara
menangani parameter pengganggu (nuisance parameter). Parameter pengganggu
adalah suatu parameter yang tidak tertarik untuk melakukan inferens atasnya, tapi
tidak ingin parameter tersebut mempengaruhi inferens tentang parameter utama.
Dari beberapa penjelasan di atas dapat diketahui bahwa :
1. Bayesian Network atau Belief Network atau Probabilistik Network adalah model
grafik untuk merepresentasikan interaksi antar variabel.
2. Bayesian Network digambarkan seperti graf yang terdiri dari simpul (node) dan
busur (arc). Simpul menunjukkan variabel misal X beserta nilai probabilitasnya
P(X) dan busur menunjukkan hubungan antar simpul.
3. Jika ada hubungan dari simpul X ke simpul Y, ini mengindikasikan bahwa
variabel X ada pengaruh terhadap variabel Y. Pengaruh ini dinyatakan dengan
peluang bersyarat P(Y|X).
(a) (b)
(c)
Gambar 2.8 (a), (b) dan (c) Contoh Bentuk Bayeisan Network
Universitas Sumatera Utara
Contoh :
Diketahui peluang gabungan dari P(R,W). Jika P(R) = 0.4, maka P(~R) = 0.6 dan jika
P(~W|~R) = 0.8.
Jika diketahui bahwa rumput basah, maka peluang hujan dapat dihitung sebagai
berikut :
Universitas Sumatera Utara
Recommended