Asuhan Keperawatan Psikososial Pada Bayi Dan Toddler

Preview:

Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL

PADA BAYI DAN TODDLER

OLEH: KELOMPOK 1

TEORI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL OLEH ERIK ERIKSON

AKPER WILLIAM BOOTH SURABAYA

PERKEMBANGAN BERLANGSUNG MELALUI DELAPAN TAHAP MENURUT ERIKSON.

TAHAP YANG BERURUTAN ITU TIDAK DITETAPKAN MENURUT SUATU JADWAL KRONOLOGIS YANG KETAT. ERIKSON BERPENDAPAT BAHWA SETIAP ANAK MEMILIKI JADWAL WAKTUNYA SENDIRI.

PERKEMBANGAN BERLANGSUNG SEPANJANG HIDUP, BUKAN SEKEDAR PENGALAMAN MASA KANAK-KANAK YANG MENENTUKAN KESEHATAN PSIKOLOGIS DI MASA DEWASA.

ERIKSON MEMBAGI TAHAP-TAHAP ITU BERDASARKAN KUALITAS DASAR EGO PADA MASING-MASING TAHAP YAITU:TAHAP I : TRUST VERSUS MISTRUST (0-1 TAHUN)TAHAP II: AUTONOMY VERSUS SHAME AND DOUBT (1-3 TAHUN)TAHAP III : INITIATIVE VERSUS GUILT (3-6 TAHUN)TAHAP IV: INDUSTRY VERSUS INFERIORITY (6-12 TAHUN)TAHAP V : IDENTITY VERSUS ROLE CONFUSION (12-18 TAHUN)TAHAP VI : INTIMACY VERSUS ISOLATION (MASA DEWASA MUDA)TAHAP VII : GENERATIVITY VERSUS STAGNATION (MASA DEWASA MENENGAH)TAHAP VIII : EGO INTEGRITY VERSUS DESPAIR (MASA DEWASA AKHIR)

Dalam tahap ini, bayi berusaha keras untuk mendapatkan pengasuhan dan kehangatan, jika ibu berhasil memenuhi kebutuhan anaknya, sang anak akan mengembangkan kemampuan untuk dapat mempercayai dan mengembangkan asa (hope). Jika krisis ego ini tidak pernah terselesaikan, individu tersebut akan mengalamikesulitan dalam membentuk rasa percaya dengan orang lain sepanjang hidupnya, selalu meyakinkan dirinya bahwa orang lain berusaha mengambil keuntungan dari dirinya

Tahap I : Trust versus Mistrust (0-1 tahun)

Perkembangan psikososial bayi yang normal adalah proses perkembangan yang ditandai dengan pemupukan rasa percaya pada orang lain dan diawali dengan kepercayaan terhadap orang tua, khusunya ibu. Rasa aman secara fisik dan psikologis berperan penting dalam pembentukan rasa percaya bayi. Jika rasa percaya tidak terpenuhi, akan terjadi penyimpangan berupa rasa tidak percaya dan setelah dewasa akan menjadi orang yang mudah curiga dan tidak dapat menjalin hubungan baru.

lanjutan

Dalam tahap ini, anak akan belajar bahwa dirinya memiliki kontrol atas tubuhnya. Orang tua seharusnya menuntun anaknya, mengajarkannya untuk mengontrol keinginan atau impuls-impulsnya, namun tidak dengan perlakuan yang kasar. Mereka melatih kehendak mereka, tepatnya otonomi. Harapan idealnya, anak bisa belajar menyesuaikan diri dengan aturan-aturan sosial tanpa banyak kehilangan pemahaman awal mereka mengenai otonomi, inilah resolusi yang diharapkan

Tahap II: Autonomy versus Shame and Doubt (1-3 tahun)

Perkembangan psikososial pada usia anak-anak adalah proses perkembangan kemampuan anak-anak dalam mengembangkan kemandirian dengan cara memberi kebebasan dan membiarkan anak untuk mempelajari dunianya. Jika terlalu dilindungi atau dikendalikan, anak akan merasa ragu-ragu dan malu untuk melakukan aktivitasnya sehingga akan selalu bergantung pada orang lain.

lanjutan

Tahap perkembangan psikososial Erikson

KONFLIK DASAR: TRUST VS MISTRUST

PERISTIWA PENTING: MAKAN

HASIL: ANAK-ANAK MENGEMBANGKAN RASA PERCAYA BILA ORANG-ORANG YANG MENGASUHNYA MEMBERIKAN KEANDALAN, PERHATIAN, DAN KASIH SAYANG. KETIADAAN HAL TERSEBUT AKAN MENIMBULKAN KEPERCAYAAN.

KONFLIK DASAR: AUTONOMY VS SHAME AND DOUBT

PERISTIWA PENTING: LATIHAN KE TOILET

HASIL: ANAK-ANAK PERLU MENGEMBANGKAN RASA PENGENDALIAN PRIBADI ATAS KETERAMPILAN FISIK DAN RASA KEMANDIRIAN. KEBERHASILAN TAHAP INI AKAN MENDORONG PERASAAN OTONOMI, SEDANGKAN KEGAGALAN MENIMBULKAN PERASAAN MALU DAN RAGU.

INFANT/BAYI TODDLER

Asuhan keperawatan psikososial

pada bayi (0-1 tahun)Trust VS Mistrust

pengkajian

Berkembangnya rasa percaya: Tidak langsung menangis saat

bertemu orang asing Menolak saat akan digendong orang

yang tidak dikenalnya Menangis saat digendong orang

yang tidak dikenalnya Menangis saat merasa tidak

nyaman (basah, lapar, haus, sakit, panas)

Bereaksi senang ketika ibunya datang menghampiri

Menangis ketika ditinggalkan oleh ibunya

Memperhatikan/ memandang wajah orang yang mengajak bicara

Mencari suara ibu/ orang lain yang memanggil namanya

Berkembangnya rasa tidak percaya:

Menangis menjerit-jerit saat berpisah dengan ibunya

Tidak mau berpisah sama sekali dengan ibunya

Tidak mau berhubungan dengan orang lain

1. Potensial (normal): berkembang rasa percaya

2. Resiko (penyimpangan): resiko berkembang rasa tidak percaya 

Diagnosa keperawatan

intervensi keperawatan untuk perkembangan psikososial bayi bertujuan:1. Bayi merasa aman dan nyaman2. Bayi dapat mengembangkan

rasa percaya

Intervensi keperawatan

1. Panggil bayi sesuai namanya

2. Gendong dan peluk bayi saat menangis

3. Identifikasi kebutuhan dasar bayi yang terganggu (lapar, haus, basah, sakit) saat menangis dan penuhi kebutuhan tersebut.

4. Buai saat bayi menangis

5. Beri minum atau makan saat bayi lapar

6. Selimuti bayi saat kedinginan

7. Bicara dengan bayi saat merawatnya

8. Bayi menangis saat berpisah dengan ibu, tetapi tidak lama.

9. Ajak bayi bermain (bersuara lucu, memperlihatkan benda berwarna menarik, menggerakkan benda).

Intervensi keperawatan pada perkembangan yang normal (rasa percaya)

1. Penuhi kebutuhan dasar dan rasa aman dan nyaman2. Fokuskan perhatian dan bayi saat menyusui, jangan sambil

melakukan pekerjaan lainnya3. Tidak membiarkan bayi tidur sendiri, tetapi tetap bersama

orang tua.4. Kontak dengan bayi sesering mungkin5. Tidak membiarkan bayi bermain sendirian, tidak memainkan

bayi dengan cara mengganti antara puting dan empeng.6. Tetap memberi ASI sampai 1,5 tahun7. Tidak mengganti pengasuh bayi terlalu sering (bayi bingung

karena harus memupuk kepercayaan pada banyak orang)

Intervensi keperawatan pada penyimpangan perkembangan (rasa tidak percaya)

Intervensi keperawatan untuk keluarga bertujuan :1. Keluarga mampu menjelaskan perilaku yang

menggambarkan perkembangan yang normal dan menyimpang.

2. Keluarga mampu menjelaskan cara menstimulasi perkembangan anaknya.

3. Keluarga mampu mendemonstrasikan cara menstimulasi perkembangan anaknya.

4. Keluarga mampu merencanakan tindakan untuk menstimulasi perkembangan anaknya.

Intervensi keperawatan pada keluarga

1. Jelaskan pengertian perkembangan psikososial, karakteristik perilaku bayi yang normal dan menyimpang.

2. Jelaskan cara memupuk rasa percaya pada ibu/keluarga.- panggil bayi sesuai dengan namanya.- berespons secara konsisten terhadap kebutuhan bayi- susui segera saat bayi menangis.- ganti popok/celana jika basah/kotor- lindungi dari bahaya jatuh

- kurangi stress bayi dengan cara merawat bayi dengan kasih sayang, memeluk, mengendong, mengeloni dengan tulus dan sepenuh hati.

Intervensi keperawatan pada keluarga dengan bayi perkembangan yang normal (rasa percaya)

- berikan lingkungan yang aman dan nyaman bagi bayi- ajak bayi bercermin- ajak bayi bicara saat sedang merawatnya- segera bawa ke pelayanan kesehatan terdekat jika terdapat masalah kesehatan (sakit)

3. Demonstrasikan cara memupuk rasa percaya bayi.-jika ibu akan pergi, jelaskan dan katakanaakan kembali. Pada saat kembali, jelaskan bahwa ibu menepati janji.

4. Rencanakan tindakan untuk memupuk rasa percaya bayi

lanjutan

1. Informasikan penyebab rasa tidak percaya bayi.2. Ajarkan cara menjalin hubungan saling percaya dengan bayi.-penuhi kebutuhan dasar : makan, minum, kebersihan, BAB/BAK, istirahat/tidur, bermain-penuhi rasa aman dan nyaman : lindungi bayi dari rasa sakit /panas, cedera (jatuh), tidak membiarkan sendirian, berikan kasih sayang. 3. Segera membawa ke pelayanan kesehatan saat bayi sakit.

Intervensi keperawatan pada keluarga dengan bayi penyimpangan perkembangan (rasa tidak percaya)

Asuhan keperawatan psikososial pada toddler (1-3 tahun)

Autonomy VS Shame and Doubt

pengkajian

Kemandirian: Mengenal dan mengakui namanya Sering menggunakan kata

“jangan/tidak/ngak” Banyak bertanya tentang hal/benda

yang asing baginya Mulai melakukan kegiatan sendiri

dan tidak mau diperintah Mulai bergaul dengan orang lain Mulai bermain dan berkomunikasi

diluar anggota keluarga Hanya sebentar mau berpisah

dengan orang tua Menunjukkan rasa suka dan tidak

suka Mengikuti kegiatan keagamaan

yang dilakukan keluarga

Ragu-ragu dan malu: Tidak berani

melakukan sesuatu/kegiatan

Merasa takut melakukan sesuatu

Merasa terpaksa dalam melakukan tindakan

Melakukan tindakan dengan ragu-ragu

1. Potensial (normal): potensial mengembangkan kemandirian

2. Resiko (penyimpangan): resiko mengembangkan ragu-ragu dan malu

Diagnosa keperawatan

Intervensi keperawatan untuk perkembangan psikososial kanak-kanak bertujuan:1. kanak-kanak mengembangkan kemandirian

dalam melakukan kegiatan sehari-hari.2. Kanak-kanak berkerjasama dan

memperlihatkan kelebihan diri di antara orang lain.

Intervensi keperawatan

1. Latih anak untuk melakukan kegiatan secara mandiri.

2. Puji keberhasilan yang dicapai anak.3. Tidak mengunakan kata yang memerintah,

tetapi memberikan alternative untuk memilih.

4. Hindari suasana yang membuat anak bersikap negative (memisahkan dengan orang tuanya, mengambil mainannya, memerintah untuk melakukan sesuatu).

5. Tidak menakut-nakuti dengan kata-kata maupun perbuatan.

Intervensi keperawatan pada perkembangan yang normal (kemandirian)

6. Berikan mainan sesuai usia anak (boneka, mobil-mobilan, balon, bola, kertas gambar, dan pensil warna)

7. Saat anak mengamuk (temper tantrum), pastikan dia aman dari bahaya cedera, kemudian tinggalkan dan awasi dari jauh.

8. Beri tahu tindakan yang boleh dan tidak boleh dilakukan, tindakan yang baik dan buruk dengan kalimat positif

9. Libatkan anak dalam kegiatan keagamaan (salat berjamaah, mengaji, berdoa, kegereja, dll.).

Intervensi keperawatan pada perkembangan yang normal (kemandirian)

1. Yakinkan anak bahwa ia mampu melakukan tugas yang diberikan dan dibimbing dalam melakukannya sampai sukses.

2. Berikan tugas yang sederhana dan mampu dilakuakn sendiri (menyimpan mainan, mengambil baju, mengambil minum, mengambil sepatu/sandal).

3. Berikan kepercayaan pada anak untuk melakukan tugas tertentu (yang dapat dilakukannya).

Intervensi keperawatan pada penyimpangan perkembangan psikososial (ragu-ragu dan malu)

4. Berikan kepercayaan pada anak untuk melakukan tugas tertentu (yang dapat dilakukannya).5. Berikan pujian terhadap keberhasilannya.6. Jangan memberi pernyataan negative terhadap perilaku anak.

Intervensi keperawatan pada penyimpangan perkembangan psikososial (ragu-ragu dan malu)

Intervensi keperawatan untuk keluarga bertujuan:1. Keluarga mampu memahami perkembangan

psikososial kanak-kanak yang normal dan menyimpang.

2. Keluarga mampu memahami cara menstimulasi kemandirian anaknya

3. Keluarga mampu mendemonstrasikan cara menstimulasi kemandirian anaknya.

4. Keluarga mampu merencanakan tindakan untuk menstimulasi kemandirian anaknya.

Intervensi keperawatan kepada keluarga

1. Informasikan pada keluarga mengenai cara yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi kemandirian.

2. Berikan kebebasan pada kanak-kanak untuk melakukan sesuatu yang diinginkan, tetapi tetap memberi batasan.

3. Sampaikan aturan umum yang dapat dimengerti oleh kanak-kanak.4. Gunakan kata larangan yang bersifat positif5. Diskusikan dengan keluarga mengenai cara yang akan digunakan

keluarga untuk menstimulasi kemandirian kanak-kanak.6. Latih keluarga melakukan metode tsb dan dampingi saat kelurga

melakukannya.7. Bersama keluarga rencanakan tindakan yang akan dilakukan dalam

melatih kemandirian anak.

Intervensi keperawatan pada keluarga dengan anak perkembangan yang normal (kemandirian)

1. Motivasi dan bimbing anak agar mau bergerak dan bergaul (sesuai dengan keinginannya)

2. Dampingi anak saat bermain atau melakukan kegiatan.3. Ajak anak bermain dan berbicara dengan kalimat

pendek.4. Motivasi dan bimbing anak untuk makan, minum,

memakai baju, BAB dan BAK sendiri.5. Motivasi dan dorong anak untuk bermain dengan anak

lain.6. Berikan pujian terhadap keberhasilan anak.

Intervensi keperawatan pada keluarga dengan anak penyimpangan perkembangan (ragu-ragu dan malu)

Contoh kasus

Ibu Maria adalah seorang penjual baju di online shop. Dengan bisnis yang laku keras, sehingga ibu Maria selalu disibukkan dengan bisnisnya meskipun bisnisnya dijalankan dirumah. Namun, ibu Maria kurang memenuhi kebutuhan bayinya. Misalnya, saat bayi menangis ibunya hanya bilang “Sayang, diam nak. Mama lagi path-an ini.” Bayinya mengompol di celana dibiarkan saja.

Kasus semu pada bayi

ibu Maria harus dapat berusaha untuk memenuhi kebutuhan bayinya dengan cara memberi perhatian, memenuhi kebutuhan dasar, rasa aman dan nyaman, kontak dengan bayi sesering mungkin, tetap memberi ASI sampai 1,5 tahun, fokuskan perhatian pada bayi saat menyusui.

penyelesaian

Anak Afan berusaha mengambil gelas yang ada diatas meja, anak tsb tidak sengaja menjatuhkan gelas kaca yang ada disebelahnya. Sehingga ibunya merasa khawatir kalau anaknya akan memecahkan gelas lagi. Dihari berikutnya, anak mencoba lagi untuk mengambil minum sendiri, namun sang ibu melarang anak untuk mengambil minum sendiri dan diambilkan oleh ibunya. Maka, dikemudian hari ibunya selalu mengambilkan minum dan meminumkan ke anaknya. Hal itu menjadi kebiasaan sehingga anak akan menjadi ragu-ragu dan tidak bisa mandiri.

Kasus semu pada toddler

Ibu harus memperbolehkan dan mempercayakan anaknya untuk melakukan kegiatan sendiri (selama tidak berbahaya) namun tetap dengan pengawasan orang tua. Dan orang tua harus melatih anaknya untuk melakukan kegiatan dimulai dari yang sederhana, dan yakinkan anak bahwa ia mampu melakukan tugas yang diberikan dan dibimbing dalam melakukannya sampai sukses.

penyelesaian

TERIMA KASIH

KELIAT, BUDI ANNA, DKK. MANAJEMEN KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL DAN KADER KESEHATAN JIWA. 2011. JAKARTA: EGC.

UPTON, PENNEY. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN .2012. JAKARTA: ERLANGGA.

SULISTYAWATI, ARI. DETEKSI TUMBUH KEMBANG ANAK. 2014. JAKARTA: SALEMBA MEDIKA.

ADRIANA, DIAN. TUMBUH KEMBANG DAN TERAPI BERMAIN PADA ANAK. 2011. JAKARTA: SALEMBA MEDIKA.

http://id.wikipedia.org/wiki/Erik_Erikson

http://staff.uny.ac.id/bukuajar-final.pdf/perkembangan-psikososial-anak

http://download.garudaportal.com/perkembangan_psikososial_anak

Daftar pustaka